tetanus
-
Upload
mahardika-putra -
Category
Documents
-
view
226 -
download
6
description
Transcript of tetanus
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
Tentang
Tetanus Neonatorum
DISAHKAN OLEHDIREKTUR
Dr. Zul Indra, MM
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL :
REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL
A. Pengertian(Definisi)
Penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus dengan gejala klinis yang khas
dimana timbul kekakuan seluruh tubuh yang di tandai dengankeuslitan
membuka mulut dan menetek, serta kejang kejang pada saat beberapa hari
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh infeksi dari toksin yag dihasilkn oleh
clostridium tetani yang mengeni sistem saraf.
B. Anamnesis Persalinan yang kurang higienis terutama yang ditolong oleh tenaga
non medis yang tidak terlatih
Perawatan tali usat yang tidak higienis, pemberia dan enambahan
suatu zat pada tali pusat
Bayi sadar, sering mengalami kekaukan (spasme), terutam bila
terangsang atau tersentuh
Bayi malas minum, mulut sukar dibuka
C. Pemeriksaan Fisik
Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang
Mulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth)
Trismus (mulut sukar terbuka)
Perut teraba keras (perut papan)
Opistotonus (ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi
ditidurkan)
Tali pusat biasanya kotor dan berbau
Anggota gerak spastik (boxing position)
D. Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis da gejala khas sering tidak perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, kecuali
pada keadaan meragukan untuk membuat diagnosis banding dapat dilakukan
pemeriksaan antara tetanus neonaturm dengan sepsis neonatorum, atau meningitis,
dapat dilakukan pemeriksaan:
Pungsi lumbal
Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus atau kultur dan sensitivitas
E. Diagnosa Kerja Tetanus Neonatorum
F. Diagnosa 1. Sepsis Neonatorum
Banding 2. Meningitis
G. Prognosis Penatalaksanaan yan tepat dan dilakuka secara insentif dapat menurunkan angka kematian pada kasus Tetanus Neonatorum
H. Terapi Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan
Berikan diazepam 10mg/kg/hari secara IV dalam 24 jam atau dengan bolus V
setiap 3 jam (denga dosis 0,5 ml/kg/pemberian), maksimum 40 mg/kg/hari
- Bila jalur iv tidak terpasang,pasang pipa lambung dan berikan diazepam
melalui pipa atau melauli rectum
- Bila perlu, beri tambahan dosis 10mg/kg/6 jam
- Bila frekuesi napas kurang 30kali/menit, obat dihentikan, meskipun bayi
mengalami spasme
Bila bayi mengalamai henti napas selama spasme atau sianosis sentral setelah
spasme, berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang, bila belum
bernapas lakukan resusitasi, bila tidak berhasil dirujk kerumah sakit yang
mempunyai fasilitas NICU
Berikan bayi
- Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau tetanus antitoksin 5000 U
IM
- Tetanus toxoid ).5 ml IM pada tempat yang berbeda dengan pemberian
antitoksin
- Bensilpenisilin G 100.000 U/kg IV dosis tunggal selama 10 hari
Biila terjadi kemerahan dan/ aau pembengkakan pada kulit sekitar pangkal tali
pusat, atau keluar nanah dari permukaan tali pusat, atau bau busuk dari area
tali pusat, berikan pengobata untuk infeksi lokal tali pusat
Berikan ibunya imunisasi tetanus toksoid 0,5 ml (untuk meindungi ibu dan
bayi yang dikandung berikutnya) dan minta datang sebulan kemudian untuk
pemberia dosis kedua
a. Edukasi - Persalinan sebaiknya ditolong oleh tenaga medis yang terlatih.
- Segera bawa bayi untuk periksa, apabila ada tanda bahaya pada bayi baru
lahir
b. Kepustakaan 1. Arnon SS. Tetanus (clostridium tetani). Dalam: Kliegman RM, Behrman RE,
Jenson HB, Stanton BF, Penyunting. Nelson Textbook of peditrics. Edisi ke-18.
Philadephia: Elsevier; 2007.h.1228-30
2. Tetanus dan teanus neonatorum. Dalam: Garna H. Nataprawira HM,
penyunting. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak edisi ketiga.
Bandung Bagian Ilmu Kesehatan Anak – Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, RS Hasan Sadikin; 2005. h. 209-12
3. Tetanus Dalam: Soedarmo SSp, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI,
Penyunting. Buku ajar infeksi dan penyakit tropis. Edisi kedua. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2008. h.322-30