Teori Perilaku Konsumen
-
Upload
allbab-ulill -
Category
Documents
-
view
230 -
download
2
description
Transcript of Teori Perilaku Konsumen
![Page 1: Teori Perilaku Konsumen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5482b12eb4af9f7f688b478a/html5/thumbnails/1.jpg)
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Nilai Guna Konvensional Dan Teori Nilai Guna Syariah
Teori perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen menggunakan
sumber daya yang ada (uang ) dalam rangka memuaskan keinginannya/ kebutuhannya dari
suatu/beberapa produk. Penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif baik bagi pemakai
langsung atau pun bagi penilai. Secara teori, tingkah laku konsumen dalam upayanya memuaskan
diri dapat dijelaskan melalui 2 teori nilai guna yaitu : Pertama : Teori nilai guna konvensional yang
terdiri atas niali guna Kardinal (TNGK), teori nilai guna ordinal (TNGO) dan teori preferensi yang
diungkapkan (Revealed Preferensi - RP) dan kedua : Teori niali guna Syariah adalah teori nilai
guna yang menjelaskan nilai guna suatu barang dalam kerangka ajaran dan prinsip – prinsip
syariah (petunjuk kebenaran dalam ajaran agama – agama samawi )
TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK)
Teori niali guna Kardinal (TNGK) memberikan penilaian subjektif akan pemuasan
kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung dari subjek yang
memberikan penilaian, dengan kata lain bahwa suatu barang akan memberikan nilai suatu guna
yang tinggi bila barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi si pemakai.
Teori nilai guna kardinal mengukur kepuasan atas konsumsi barang,baik yang tidak ada
hubungan (misalnya kepuasan mengkonsumsi film di premier tidak berhubungan dengan
kepuasannya mengkonsumsi baju merk terkenal) maupun yang ada hubungannya misal kepuasan
mengkonsumsi sepatu merek terkenal berkaitan dengan kepuasan mengkonsumsi baju merek
terkenal .
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam teori ini adalah :
Daya guna ukur dalam satuan barang, yaitu jumlah uang yang harus tersedia dibayar
oleh konsumen dalam rangka menambah barang yang dikonsumsi
Daya guna marginal dari uang tetap. Maksudnya adalah bahwa nilai suatu uang dalam
satuannya adalah sama untuk setiap orang tanpa memandang statusnya. Uang senilai Rp.
1000 rupiah memberikan kepuasan yang sama bagi si miskin maupun si kaya
Additivitas yaitu bahwa nilai guna total adalah keseluruhan konsumsi dari barang.
Daya guna bersifat independent artinya daya guna barang X1 tidak dipengaruhi oleh
mengkonsumsi barang lain misalnya X2
Periode konsumsi berdekatan.
![Page 2: Teori Perilaku Konsumen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5482b12eb4af9f7f688b478a/html5/thumbnails/2.jpg)
TNGK untuk 1 Macam Barang
Dalam TNGK yang mengkonsumsi 1 macam barang dikenal istilah kepuasan total (TU=
Total Utility) yaitu kepuasan total sebagai akibat dari mengkonsumsi sejumlah barang dan
kepuasan marginal (MU=Marginal Unitility) yaitu tambahan kepuasan sebagai akibat dari
menambah unit input/barang sebagai faktor pemuas.
Secara teoritis maupun praktis nilai kepuasan dalam waktu konsumsi yang berdekatan
jelas akan memberikan dampak pada penurunan nilai kepuasan (dalam sehari-hari disebut
“Bosan”) sehingga apabila konsumsi terus ditambah maka tambahan kepuasan itu semakin lama
semakin menurun (semakin bosan).
U MU=0
U5
U3
U2
U1 TU Curve
I II III IV V VI
0 X1 X2 X3 X4 X5 X
Perhatikan bahwa pada tahap I, utilitasnya tiinggi, demikian juga pada tahap II, namun
semakin memasuki tahap III utilitas itu menurun dan minus memasuki tahap V. Antara tahap IV
dan V tambahan konsumsi tidak memberikan tambahan kepuasan, kondisi inilah yang disebut
sebagai kepuasan maksimum karena tambahan kepuasannya, MU= 0
Tabel kepuasan total dan marginal dari mengkonsumsi unit barang X
KONSUMSI (x) KEPUASAN
TOTAL
KEPUASAN MARGINAL TOTAL KEPUASAN
MARGINAL UNIT
0 0 - -
2 20 20 20/2=10
4 30 10 10/2=5
6 35 5 5/2=2,5
7 37 3 2/1=2
8 37,1 0,1 0,1/1=0,1
![Page 3: Teori Perilaku Konsumen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5482b12eb4af9f7f688b478a/html5/thumbnails/3.jpg)
10 30 -7 -7/2=3,5
12 10 -20 -20/2=-10
Rumus:
, , TEORI NILAI GUNA ORDINAL(TNGO)
Kalau dalam teori nilai guna kardinal kepuasan mengkonsumsi suatu barang penilaiannya
bersifat subjektif(tergantung siapa yang menilai),yang setiap orang memiliki penilaian yang
berbeda,maka dalam teori nilai guna ordinal tingkat kepuasan diurutkan dalam tingkatan-tingkatan
tertentu,misal rendah,sedang dann tinggi,dengan demikian setiap kepuasan yang diperoleh
terukur.
Asumsi/asas yang mendasari teori nili guna ordinal:
1. Rasionalitas,dimana konsumen akan berusaha meningkatkan kepuasan atau akan
memilih tingkat kepuasan yang tertinggi yang bisa dicapai.
2. Konveksitas,yaitu garis kurva indefference haruslah kontinyu(tidak terputus-putus)
3. Nilai guna tergantung,dari jumlah barang yang dikonsumsi.
4. Transitivitas,yaitu konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dari
beberapa pilihan.
TEORI PREFERENSI YANG DIUNGKAPKAN (REVEALED PREFERENCE - RP)
Teori preferensi yang di ungkapkan (RP) diperkenalkan oleh Samuel untuk menerangkan
prilaku konsumen dalam berkonsumsi tanpa harus mendekatinya melalui daya guna.Pada
dasarnya teori ini tidak ingin mengesampingkan TNGO, akan tetapi hanya berbeda dalm
pendekatannya saja, dimana dalam teori ini preferensi konsumenlah yang dikedepankan baru
kemudian menentukan daya guna / tingkat utilitinya, artinya bila konsumen sudah memiliki
preferensi untuk mengkonsumsinya maka konsumen tersebut tidak akan berpindah ke lain
preferensi karena adanya perubahan harga barang.
Pada TNGO bila konsumen ingin memperbesar kapuasannya maka ia harus menambah
anggarannya,padahal tanpa harus menambah anggaran konsumen bisa saja mendapatkan daya
guna yang sama besarnya dengan penambahan anggaran itu.
![Page 4: Teori Perilaku Konsumen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5482b12eb4af9f7f688b478a/html5/thumbnails/4.jpg)
Berdasarkan penjelasan singkat dan sederhana maka dapat kita simpulkan bahwa 3 teori
daya guna konvensional tetap berpegangan dan patuh pada asas rasionalitas, additivitas,
konveksitas, non satietas, dan konsistensi.
TEORI NILAI GUNA SYARIAH
Dalam perspektif syariah, semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia baik
sebagai individu maupun sebagai masyarakat haruslah di dasarkan pada kemaslahatan umat
manusia.Mengkonsumsi baik karena kebutuhan atau karena keinginan haruslah didasarkan pada
kemampuan baik jiwa,raga maupun keuangan
Konsumsi harus didasarkan pada prioritas pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu baru
kemudian memenuhi sesuai dengan keinginan. Kemampuan raga mensyaratkan bahwa setiap
melakukan konsumsi manusia tidak terlalu berlebihan dan diusahakan jangan sampai kekurangan.
Kemampuan keuangan mensyaratkan bahwa manusia harus lebih sadar dan “tahu diri ”
dalam mengkonsumsi sehubungan dengan kondisi keuangannya. Manusia diajarkan untuk
bersikap sederhana dan tidak mengumbar harta dalam hal yang mubazir. Sangat dianjurkan dan
disyaratkan manusia mengimbangi konsumsi duniawinya dengan konsumsi “akhiratnya”, misalnya
sedekah, infak, wakaf, zakat dan konsumsi bijak lainnya yang dianjurkan syariah.
Pilihan konsumsi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dibatasi dengan 2 kendala,yaitu:
1. Kepuasan mengkonsumsi yang lebih dari atau minmal sama dengan.
2. Kepuasan mengkonsumsi yang kurang dari atau maksimal sama dengan.
Syariah tidak melarang manusia melakukan konsumsi dalam jumah yang banyak,asalkan
konsumsi itu berimbang yaitu untuk konsumsi dunia dan akherat.
![Page 5: Teori Perilaku Konsumen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5482b12eb4af9f7f688b478a/html5/thumbnails/5.jpg)
PERTANYAAN!!!!!!
1. Berikan 1 contoh tentang Teori Nilai Guna Kardinal!
2. Berikan 1 contoh tentang Teori nili guna Kardinal untuk 1 macam barang!
3. Mengapa untuk tambahan kepuasan total teori nilai guna kardinal mengasumsikan
pendapatan konsumen tetap?
4. Apakah ada teori nilai guna yang realistis dan rasional?
5. Apa yang membedakan TNGO dengan teori prefensi yang diungkapakan?
JAWABAN!!!!
1. Misalkan saja sebuah dayung perahu akan memberikan daya guna yang tinggi bagi
nelayan(untuk mendayung perahu tentunya)ketimbang bagi pemain badminton,oeh karena
itu nilai guna dayung lebih tinggi nilainya bagi si nelayan dari pada si pemain badminton.
2. Contoh dalam keseharian banyak dilakukan atau dipraktekn,sebagai misal seorang yang
akan menonton film bioskop dengan membayar tiket yang relatif mahal(katakanlah
Rp.175.000/film)maka kepuasan yang diharapkannya setimpal dari menonton film
tersebut(layanan,fasilitas dan kualitas suara atau gambar).
3. Karena bila pendapatan konsumen berubah(1 individu) maka kepuasan maksimum tidak
akan pernah tercapai.
4. Ada,misalkan saja seorang ingin mengkonsumsi barang X dengan harga 5/unit dan Y
dengan harga 10/unit,uang yang dimiliki maksimum 200,kepuasan konsumen tercapai bila
kedua barang dikombinasikan.ini bisa dilakukan untuk pemenuhan kepuasan asalkan
realistis.
5. Yang membedakan hanya dalam pendekatannya saja,dimana dalam teori preferensi
konsumenlah yang dikedepankan baru menentukan daya guna/tingkat utilitinya,artinya bila
konsumen sudah memiliki preferensi untuk konsumsinya maka konsumen tersebut tidak
akan berpindah ke lain preferensi karena adanya perubahan harga barang.
SUMBER:BUKU EKONOMI MIKRO
PENERBIT ERLANGGA