BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

35
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen Menurut J.F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. 1 Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan harga atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan. 2 Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan akan memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam memperolehnya. Sementara motivasi yang memberi tenaga atau dorongan untuk menggerakkan seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang dimunculkan oleh konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi dari dalam diri konsumen tersebut. Perilaku yang dapat diamati oleh pemasar adalah seperangkat dari keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya. Keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya. Minat berbelanja termasuk suatu perilaku konsumen. Kosumen akan merespon suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga yang rendah akan menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung meningkatkan minat yang tinggi. Promosi yang intens akan membangkitkan keinginan konsumen untuk tertarik 1 Hani Handoko dan Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPEE, 2000), 10. 2 Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), 41.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumen

Menurut J.F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan,

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.1 Perilaku konsumen adalah

bagaimana konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan

harga atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan.2

Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan akan

memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk

memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam

perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam memperolehnya.

Sementara motivasi yang memberi tenaga atau dorongan untuk menggerakkan

seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang dimunculkan oleh

konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi dari dalam diri

konsumen tersebut. Perilaku yang dapat diamati oleh pemasar adalah seperangkat dari

keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan

keinginanya. Keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas

kebutuhan dan keinginanya.

Minat berbelanja termasuk suatu perilaku konsumen. Kosumen akan merespon

suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga yang rendah akan

menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung meningkatkan minat yang tinggi.

Promosi yang intens akan membangkitkan keinginan konsumen untuk tertarik

1 Hani Handoko dan Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen,

(Yogyakarta: BPEE, 2000), 10. 2Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), 41.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

9

membeli suatu produk. Dan tempat yang strategis akan membuat konsemen ingin

berbelanja di tempat tersebu.

1. Etika perilaku Konsumen dalam Islam

Dalam agama Islam, anugerah Allah SWT merupakan milik semua manusia.

Dan ketika sebagian diantara anugerah itu berada di antara orang-orang tertentu itu

bukan berarti orang tersebut dapat memanfaatkan anugerah yang Allah SWT berikan

untuk mereka sendiri dengan sesuka hatinya.

Setiap orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan cara mematuhi

perintah Allah SWT dan memuaskan diri sendiri dengan barang-barang dan anugerah

yang diciptakan Allah SWT untuk umat manusia demi kemaslahatan umat. Konsumsi

berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan

tidak diperbolehkan dalam Islam dan disebut dengan ișraf 3 atau tabżir.

4 Ajaran Islam

menganjurkan pola konsumsi yang mengunakan harta secara wajar dan berimbang.5

Etika Islam dalam prilaku konsumen sebagai berikut:

a) Tauhid

Di dalam agama Islam kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka

ibadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam hukum Islam.

Oleh karena itu seorang muslim harus senantiasa mencari kenikmatan dengan

menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.

b) Amanah (Responsibility/Pertanggungjawaban)

Menusia merupakan khaliyyfah6 di bumi sebagai pengemban amanah

dari Allah SWT. Manusia diberikan kekuasaan untuk melaksanakan tugasnya

sebagai khaliyyfah dan untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-

3Ișraf adalah pemborosan yang berarti penggunaan harta secara berlebihan untuk hal-hal yang

melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, gaya hidup dan sebainya. 4Tabżir adalah menghambur-hamburkan harta tanpa guna yang berarti menggunakan harta

dengan cara yang salah, yaitu menuju tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar

hukum atau dengan cara yang tapa aturan. 5 Euis Amalia dan Nur Rianto, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan

Ekonomi Konvensional. (Jakarta: Kencana, 2010), 90. 6Khaliyyfah adalah pemimpin.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

10

banyaknya atas ciptaan Allah SWT. Dalam hal ini melakukan konsumsi,

manusia dapat berkehendak bebas tetapi akan mempertanggung jawabkan atas

kehendak bebas tersebut.7

c) Halal

Dalam ajaran agama Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi

hanyalah barang-barang yang menunjukan nilai-nilai kebaikan, kesucian,

keindahan, serta akan menimbulkan kebaikan untuk umat. Sebaliknya, benda-

benda yang buruk, tidak suci (najis), tidak bernilai, tidak dapat digunakan dan

juga tidak dapat dianggap sebagai barang-barang konsumsi dalam Islam serta

dapat menimbulkan keburukan apabila dikonsumsi. Sesuai dengan firman

Allah surat Al-Baqarah ayat 173.

artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,

daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain

Allah.tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia

tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada

dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir ayat ini yaitu, Bangkai adalah binatang bernyawa yang mati

karena tidak disembelih. Baik mati karena terjatuh, terjepit, sakit, dan

sebagainya. Darah adalah sekalian macam darah, walaupun darah binatang

yang mati karena disembelih. Daging babi, dagingnya atau lemaknya, ataupun

tulangnya yang disatukan dengan dagingnya, baik babi liar atau daging babi

jinak yang dipelihara. Menurut keterangan ahli tafsir al-Qurthubi adalah

7Euis Amalia dan Nur Rianto, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan

Ekonomi Konvensional ... , 90.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

11

sepaham di antara ulama bahwa daging babi haram, kecuali bulunya. Sebab

bulunya tidak dimakan orang.8

Akal dapat menerima bahwa bangkai memang keji dan jijik tidak baik

untuk dimakan. Dan Allah SWT melarang umatnya untuk memakan bangkai.

Ahli-ahli kesahatan juga memberikan peringakatan bahwasanya dalam

bangkai terdapat banyak penyakit di dalamnya. Meminum darah atau

memakan darah yang telah dibekukan, digoreng, digulai merupakan kebiasaan

manusia dulu yang hidup di gua batu di zaman purba. Dan dalam darah

mengandung banyak bakteri dan kuman yang bias berakibat buruk bagi

kesehatan. Babi adalah binatang yang paling kotor dan najis, babi memakan

segala makanan termasuk kotoran. Dari kotoran itu babi menjadi gemuk dan

dalam daging babi terdapat parasit yang hidup yang apabila dimakan oleh

manusia akan berbahaya bagi kesehatan walaupun sudah dimasak parasit itu

tidak akan mati.9

Tetapi barang siapa yang terpaksa bukan melanggar dan bukan

melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.10

Jika terpaksa memakan

karena tidak ada lagi pilihan lain, dan jika tidak memakan makanan tersebut

akan meninggal dunia. Pada saat itu diperbolehkannya memakan makanan

terlarang itu. Karena hanya semata-mata untuk menyelamatkan nyawanya.

d) Free Will (kehendak bebas)

Manusia diberi kebebasan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya apa

yang ada di bumi. Dalam agama Islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam

rangka ibadah kepada Allah SWT. Manusia diberi kebebasan untuk

mengambil keuntungan dan manfaat yang sebanyak-banyaknya sesuai dengan

kemampuannya atas segala karunia dan barang-barang ciptaan Allah SWT.

Atas segala kebebasan yang Allah SWT berikan bukan berarti manusia

8Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟ II, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1983), 58.

9Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟ II ... , 59.

10Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟ I I... ,60.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

12

terlepas dari qadha11

dan qadar12

yang merupakan hukum sebab dan akibat

yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Allah SWT.

e) Sederhana

Islam sangat melarang perbuatan yang sia-sia, pemborosan, berlebih-

lebihan atau bermewah-mewahan, menghamburkan harta tanpa adanya

manfaat dan hanya mengikuti hawa nafsu semata. Sebaimana dalam ayat al-

quran surat Al-„arâf ayat 31.

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Dan dalam ayat al-Quran surat Al-„Isrâ´ ayat 26-27 harus berbagi, tidak

boleh bersikap boros dan pemboros adalah sahabat sari syaitan.

Artinya: (26) “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”

(27) “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Tafsir ayat 26 surat al- Israa´ yaitu, dalam ayat ini di samping berbakti,

menanamkan kasih sayang dan cinta kepada orang tua, hendaklah pula

memberikan kepada keluarga yang karib itu akan haknya. Karena mereka

11

Qadha adalah ketetapan, hukum, perintah, kehendak Allah SWT tentang segala sesuatu yang

berkenaan dengan mahluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. 12

Qadar adalah perwujudan taat qadha terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan mahluk-

Nya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

13

berhak untuk di tolong, atau di bantu. Kaum kerabat atau keluarga terdekat

adalah orang yang mepunyai ikatan darah. Terkadang tidaklah sama pintu

rezeki yang terbuka diantara kerabat atau keluarga terdekat sehingga ada yang

berlebihan, berkecukupan, dan kekurangan. Maka hendaklah yang kekurangan

mendapat bantuan dari yang mampu. Selain itu juga harus memberikan atau

berbagi dengan orang miskin dan anak perjalanan. Orang miskin adalah orang

yang serba kekurangan. Anak perjalanan adalah orang yang meninggalkan

rumahnya, kampung halaman adan rumah tangganya untuk berbuat baik.13

Dalam penggalan terakhir kalimat ayat ini “dan janganlahn kamu boros

terlalu boros” kata boros memiliki arti dari kalimat “mubaẓir” atau “tabẓir”.

Menurut imam Syafi’I adalah membelanjakan harta tidak pada jalannya.

Menurut Imam Maklik mubaẓir adalah mengambil harta dari jalan yang

pantas, akan tetapi mengeluarkan dengan jalan yang tida pantas. Tabẓir

menurut Qatadah adalah menafkahkan harta pada jalan maksiat kepada Allah

SWT atau pada jalan yang tidak baik atau merusak.14

Tafsir ayat 27 surat al-Israa yaitu, dijelaskan bahwa orang yang

pemboros adalah kawan-kawan dari syaiṭân, teman dekat akan memberikan

pengaruh kepada orang yang ditemaninya. Orang yang sudah berkawan

dengan syaiṭân sudah kehilangan pedoman dan tujuan hidup, sehingga

meninggalkan taat kepada Allah dan menggantinya dengan maksiat.15

B. Minat Beli

13

Hamka, Tafsir Al-Azhar (Juzu‟15) jilid 6, (Singapura: Pustaka Nasioanal PTE LTD, tt), 4039. 14

Hamka,Tafsir Al-Azhar (Juzu‟15) jilid 6 ... , 4040. 15

Hamka, Tafsir Al-Azhar (Juzu‟15) jilid 6 ... , 4041.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

14

Minat secara bahasa adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu

atau gairah atau keinginan.16

Pengertian minat menurut istilah adalah kecenderungan

atau arah keinginan terhadap sesuatu untuk memenuhi dorongan hati, dorongan dari

dalam diri tersebut yang mempengaruhi gerak dan kehendak terhadap sesuatu, dan

dorongan yang kuat tersebut akan mempengaruhi bagi seseorang untuk melakukan

segala sesuatu dalam mewujudkan keinginan dan pencapaian tujuan dan cita-cita

yang menjadi keinginan.17

Menurut Loudon minat merupakan hasil suatu pemikiran seseorang di mana

setelah melihat tentang spesifikasi suatu produk atau jasa, dan memiliki keinginan

untuk mencoba memenuhi sebuah kebutuhan atau keinginan. Dalam hal ini

konsumen akan cenderung memikirkan, memilih dan menilai produk atau jasa,

apabila produk atau jasa tersebut sesuai dengan ekspektasi konsumen maka akan

timbul minat untuk mencoba produk atau jasa tersebut.

Menurut Hurlock menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika dalam

keadaaan bebas memilih. Stijipto menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran

seseorang terhadap suatu objek, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan

dengan dirinya. Maka minat dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat

merupakan aspek psikologi seseorang untuk menaruh perhatian terhadap sesuatu.

Menurut Kotler minat beli adalah sebuah perilaku konsumen di mana

konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk

berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau

bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Howard minat beli adalah sesuatu

yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

berapa banyak unit produk atau jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menurut

Engel minat membeli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang

16

Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

774. 17

Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2009), 32.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

15

bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara

spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada suatu produk untuk

kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.18

Minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dirasakan oleh konsumen terhadap

suatu produk yang dijual oleh produsen dipengaruhi oleh faktor internal dari diri

konsemen dan faktor eksternal dari luar diri konsumen. Minat timbul setelah

menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan

untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk

membeli agar dapat untuk memilikinya. Lebih lanjut dikatakan bahwa minat beli

merupakan instruksi dalam diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu

produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti

mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan

untuk melakukan pembelian.

Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler, yaitu :

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternativ yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat

negative orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi

konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut

tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam

memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Berdasarkan keterangan di atas maka pengertian minat beli adalah pemusatan

perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang

tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul

perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga

individu ingin memiliki barang tersebut.

18

Engel, dkk. Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto, (Jakarta: Binarupa Aksara, 2005),

123.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

16

Menurut teori Schiffman dan Kanuk faktor-faktor yang mempengaruhi minat

beli yaitu:

a. Kesadaran akan kebutuhan

Di mana kebutuhan akan mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat beli

terhadap apa yang dibutuhkan.

b. Pengenalan Produk

Apabila seseorang menganal suatu produk tertentu akan cenderung

mempengaruhi minat beli terhadap produk tertentu.

c. Evaluasi Alternatif

Dengan munculnya alternative pilihan makan akan terjadi evaluasi alternative

yang akan mempengaruhi minat beli.

d. Pengaruh Eksternal

1) Usaha Pemasaran

Usaha pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yaitu produk, harga,

promosi, dan lokasi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan

respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.

2) Sosial

Faktor social ini lebih kepada faktor lingkungan yang mempengaruhi minat

beli.

3) Budaya

Budaya yang tertanam pada suatu daerah akan mempengaruhi minat beli

seseorang.

Menurut Ferdinand minat beli dibagi menjadi, sebagai berikut:19

a. Minat refrensial yaitu, minat seseorang untuk mereferensikan pada orang lain.

b. Minat Exploratif yaitu, minat seseorang mencari informasi.

19

Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap

Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus pada Pencucian Mobil Levi Auto Semarang) … , 17.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

17

c. Minat Transaksional yaitu, keecenderungan sekarang untuk membeli produk.

d. Minat Preferensial, minat menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki

preferensi utama pada produk tersebut.

C. Harga

Di dalam teori ekonomi pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep

yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility adalah suatu atribut yang

melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi

kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong

harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai

yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk tersebut. Menurut Basu Swastha “Sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”20

Menurut Philip Kotler “Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar

pelanggan untuk produk itu.” Sedangkan menurut Simamora “Harga adalah jumlah

uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa.” Menurut

definisi di atas, kebijakan mengenai harga sifatnya hanya sementara, berarti produsen

harus mengikuti perkembangan harga dipasar dan harus mengetahui posisi

perusahaan dalam situasi pasar secara keseluruhan.21

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan pengertian harga adalah variabel

penting yang digunakan oleh konsumen karena berbagai alasan, baik karena alasan

ekonomis yang akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu

berkompetisi merupakan salah satu variabel yang penting untuk meningkatkan kinerja

pemasaran, maupun juga alasan psikologis dimana harga sering dianggap sebagai

indikator kualitas dan oleh karena itu penetapan harga sering dirancang sebagai salah

20

Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern, (Jakarta:

Liberty, 2000), 135. 21

Bilson, simamora, Panduan Riset dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2007), 574.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

18

satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi yang menentukan

dalam pemasaran.

Sebagai salah satu elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan

pertimbangan cermat, sehubungan dengan sejumlah dimensi strategis harga berikut

ini:22

1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).

Nilai adalah rasio atau perbandingan antara persepsi terhadap manfaat

(perceived benefits) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

produk.

2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli. Tidak

jarang harga dijadikan semacam indikator.

3. Harga adalah determinan utama permintaan. Berdasarkan hukum permintaan

(the law of demand), besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk

yang dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah

permintaan atas produk yang bersangkutan dan sebaliknya.

4. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba. Harga adalah satu-

satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi

perusahaan, yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecilnya laba dan

pangsa pasar yang diperoleh.

5. Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat. Dari empat

unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah

diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar.

6. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Dalam pemasaran jasa

prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan ekslusivitas, harga menjadi

unsur penting. Harga yang mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang

tinggi dan sebaliknya.

22

Aprilia Nia Fardiani, Analisi Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Promosi terhadap

Kepuasan Pelanggan Dyriana Bakery Cake Pendanaran Semarang, Skripsi Fakultas Ekonomika dan

Bisnis, (Semarang: Universitas Diponogoro, 2013) 20-21.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

19

7. Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para manajer.

Setidaknya ini ditunjukkan oleh adanya empat level konflik potensial

menyangkut aspek harga: konflik internal perusahaan, konflik dalam saluran

distribusi, dan konflik dengan pesaing.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah sebagai

berikut: 23

1. Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga,

karena dengan adanya perubahan harga dapat berpengaruh pada tingkat

jumlah permintaan pada pasar.

2. Identifikasi faktor-faktor pembahas adalah faktor-faktor yang dapat menjadi

alasan perusahaan dalam membatasi penetapan harga.

3. Menetapkan sasaran yang menjadi umum adalah memperoleh keuntungan

untuk harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.

4. Analisis potensi keuntungan, dalam menjalankan suatu usaha perlu juga

diketahui seberapa besar keuntungan yang ingin mereka peroleh.

5. Penentuan harga awal perlu disepakati bahwa harga awal bagi produk baru

yang pertama kali diluncurkan yang berdasarkan kesepakatan bersama.

6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terjadi di pasar

yang selalu berubah, oleh karena itu dalam menetapkan harga harus bisa

menyesuaikan juga.

Sebagian besar konsumen mempertimbangkan harga sebagai kriteria yang

paling penting dalam dalam memilih produk. Harga yang rendah akan cenderung

menstimulasi atau memunculkan minat untuk mentukan suatu pembelian. Menurut

Lewinson pada pengusaha ritel memandang harga sebagai beriku:

1. Profitabilitas, yaitu keuntungan yang akan didapatkan setelah

memperhitungkan harga beli dan harga oprasional perusahaan.

23

Simamora, Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Cetakan

2. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), 200.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

20

2. Volume penjualan, yaitu berapa unit barang dagangan yang dapat perusahaan

ritel jual pada berbagai tingkat harga.

3. Lalu lintas konsumen, yaitu berapa banyak konsumen yang dapat

mempergunakan berbagai toko dan strategi pasar.

4. Citra toko, yaitu jenis citra apa yang akan dimunculkan kepada konsemen

melalui kebijaksanaan penetapan harga.

Harga mempunyai peranan yang yang penting bagi perusahaan dalam

persaingan. Karena konsumen akan cenderung memilih perusahaan yang menjual

produk yang lebih rendah harganya. Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan

harga, yaitu tujuan yang berorientasi pada laba, tujuan yang berorientasi pada volume

penjualan, tujuan yang berorientasi pada citra, dan tujuan berorientasi pada

penjualan.24

Berikut adalah penjelasan dari empat tujuan penetapan harga:

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini

dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Ada perusahaan yang

menggunakan target laba, yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang

diharapkan sebagai sasaran laba. Perusahaan mencari keuntungan tertinggi

memalui penetapan harga yang tinggi.

2. Tujuan berorientasi pada volume penjualan

Perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang

berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah

volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat

24

Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2012),

15

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

21

mencapai target penjualan volume. Biasanya perushaan akan menerapkan

harga yang rendah untuk mendapatkan volume penualan yang tinggi.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat

digunakan untuk membentuk nilai tertentu (image of value).

4. Tujuan penjualan

Harga ditetapkan untuk mencapai atau meningkatkan pertambahan

penjualan dan mempertahankan penjualan saat ini. Selain itu harga dapat

digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan memelihara pangsa

pasar perusahaan.

5. Tujuan Persaingan

Dalam menetapkan harga dengan tujuan persaingan ini ada beberapa

sasaran, yaitu untuk mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.

Menurut Lewinson Penetapan harga jual yang layak memungkinkan penjualan

eceran dapat mempunyi profit yang layak, dengan memeberikan konsumen suatu

kepuasan tertentu, baik sebelum, selama, atau setelah penjualan. Kebijakan

menentukan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapan harga,

karena penetapan harga akan mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga

merupakan faktor utama penentuan posisi dimana diputuskan sesuai sasaran, bauran

ragam produk, dan persaingan.25

Keinginan perusahaan dalam menetapakan strategi harga dan volume penjualan

yaitu strategi harga tinggi dengan volume penjualan yang tinggi, akan tetapi

keduanya akan sulit tercapai. Kencenderungan perusahaan ritel menentukan strategi

25

Bob Foster, Manajemen Ritel, (Bandung: Alvabeta, 2008), 56.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

22

harga yang tinggi dan volume penjualan yang rendah. Atau strategi harga yang

rendah volume penjualan yang tinggi.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para

pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

1. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan

2. Berdasarkan daya belinya.

3. Peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam menjaring konsumen

mengenai faktor-faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai

faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku

adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Zeithalm dan Bitner mengemukaan teori penerapan harga yang digunakan

dalam menentukan harga produk, yaitu:26

a) Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing)

b) Penetapan harga berdasarkan persaingan (competition-based pricing)

c) Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based)

Harga juga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran

suatu produk karena harga adalah satu dari empat buran pemasaran. Harga adalah

suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan

moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari

penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu

tinggi akan menyebabkan penjualan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan

mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

26

Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung: Alvabeta, 2010),

54.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

23

Strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam tiga

situasi berikut ini:27

1. Ketika harga suatu produk baru sedang ditetapkan

2. Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan jangka panjang

bagi suatu produk yang telah mapan, dan

3. ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan harga jangka

pendek.

Penetapan harga sering juga dikaitkan dengan upaya harga promosi, dimana

pemberian harga diskon dimaksudkan agar pelanggan merasa bahwa produk itu

berharga murah. Permasalahan yang sering dihadapi adalah penetapan harga diskon

harga yang diberikan, sehingga pemebeli dapat merasa bahwa diskon besar. Dengan

demikian diharapkan pembeli akan tertarik atau berminat untuk membeli produk itu.

Umumnya apabila produsen melakukan introduksi28

produk baru dengan cara

promosi, dilakukan dengan cara yang murah selama introduksi jangka pendek.

Kegiatan ini merupakan taktik penetapan harga yang dilakukan dengan satu objek

yaitu untuk dapat menarik minat orang-orang agar membeli produk tesebut.

Dimensi dari variabel harga adalah menurut Akshay R rao dan Kent B. Monroe,

yaitu:29

1. Harga terjangkau

Dalam suatu perusahaan sangat penting memenuhi keinginan konsumen

dalam bentuk harga. Harga yang di tetapkan dalam suatu produk harus

mampu dijangkau oleh konsumen. Ketika harga mampu dijangkau itu

berarti harga yang ditetapkan dapat bersaing di pasaran. Karena dalam

dunia usaha tidak lepas dari persaingan antara perusahaan. Dalam hal ini

harga yang ditetapkan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang lain,

27

Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen ... , 55. 28

Perbuatan memperkenalkan atau melancarkan untuk pertama kalinya, dalam konteks ini

adalah kegiatan memperkenalkan suatu produk baru untuk pertama kali. 29 Bob Foster, Manajemen Ritel … , 72

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

24

karena konsumen akan cenderung memilih produk dengan harga yang lebih

rendah.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas.

Harga yang ditetapkan harus sesuai dengan kualitas produk yang dijual.

Dengan harga yang tinggi produk juga harus memiliki kualitas yang tinggi.

Dimana konsemen akan merasa uang yang dibayarkan sebanding dengan

kualitas yang di bayarkan.

D. Harga Dalam Perspektif Islam.

Menurut Rachmat Syafei harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang

direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang.

Biasanya, harga dijadikan penukar barang yang disetujui oleh kedua pihak yang

akad.30

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu

kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa di mana kesepakatan

tersebut disetujui oleh kedua belah pihak.

Konsep harga adalah taktik penetapan harga jual. Penetapan ini tidak

mementingkan keinginan pedagang sendiri, tapi juga harus mempertimbangkan

kemampuan daya beli masyarakat. Pada ekonomi barat, ada taktik menetapkan harga

setinggi-tingginya yang disebut skimming price. Dalam istilah Islam tidak dibenarkan

mengambil keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan.

Dan tidak boleh melakukan perang harga dengan niat menjatuhkan lawan, tetapi

besainglah dengan fair.31

Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik

lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang atau jasa yang ditawarkan

oleh pihak penjual kepada pihak pembeli. Selanjutnya Qardhawi menyatakan bahwa

jika penentuan harga dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak

30

Rachmat Syafei, MA. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 87. 31

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,

2009). Hal 272

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

25

mereka setujui, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama. Namun, jika

penentuan harga itu menimbulkan suatu keadilan bagi seluruh masyarakat, seperti

menetapkan Undang-undang untuk tidak menjual di atas harga resmi, maka hal ini

diperbolehkan dan wajib di terapkan.32

Sehingga intervensi harga boleh dilakukan karena ada beberapa faktor, antara

lain:33

1. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu melindungi

penjual dalam hal profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal

purchasing power.

2. Intervensi harga mencegah terjadinya ikhtikar atau ghaban faa-hisy.

3. Intervensi harga melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas

karena pembeli biasanya mewakili masyarakat yan lebih luas karena

pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan

penjual mewakili kelompok yang lebih kecil.

E. Promosi

Komunikasi dengan konsumen adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk

merangsang, dan mendorong penjualan produk, dan memelihara citra toko. Menurut

Simamora promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli

melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran.34

Sedangkan menurut Griffin

dan Ebert promosi adalah setiap teknik yang dirancang untuk menjual

produk.35

Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman promosi adalah suatu

komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan

32

Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1997), 257. 33

Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: IIIT, 2002). Hal 143 34

Bilson, Simamora. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2007), 614. 35

Griffin, dkk. Bisnis Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007), 419.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

26

tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga

menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut.36

Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberikan informasi dan

memperngaruhi konsumen tentang produk perusahaan, sehingga konsumen dapat

mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Tujuan yang

diharapakn dari promosi adalah konsumen dapat mngetahui produk yang dijual

perusahaan tersebut, mempengaruhi konsumen agar berminat untuk membelinya,

untuk mendorong pembelian terhadap produk lama maupun produk baru,

menciptakan pengujian produk diantara non pemakai, dan menarik pelanggan yang

beralih.

Promosi penjualan merupakan suatu bentuk promosi yang bersifat jangka

pendek dan bertujuan untuk menciptakan pembelian segera terhadap produk atau

jasa, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah. Sasaran

promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam

melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi

yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi

yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan.

Kotler berpendapat bahwa promosi mempunyai empat indikator yaitu:

advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation.37

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah kegiatan promosi. Dalam melakukan kegiatan periklanan

yaitu satu hal yang harus diperhatikan adalah “truth in advertising” yaitu tidak

boleh menipu atau memberi keterangan yang berlainan dengan keadaan barang

yang diiklankan. Agar menjaga dampak negative yang akan terjadi dan

mempertahankan citra perusahaan, dan menjaga kepercayaan konsumen.

Kegiatan periklanan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti: papan

36

Djaslim, dkk. Intisari Pemasarandan Unsur-Unsur Pemasaran, Cetakan Kedua, (Bandung:

Penerbit Linda Karya, 2002), 123. 37

Bob Foster, Manajemen Ritel … , 67..

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

27

reklame, poster, iklan di televisi, iklan di majalah atau koran, iklan di radio, dan

spanduk.

Kegiatan periklanan dilakukan dengan disertai oleh dua kegiatan alat

promosi yaitu promosi penjualan (sales promotion), dan kehumansan (public

relation). Tugas dari periklanan (advertising) sendiri yaitu untuk memberi

ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal, membujuk, memberikan

pengaruh kepada calon konsumen agar berminat membeli produk tersebut.

Sedangkan promosi penjualan (sales promotion) mengajak calon konsumen agar

membeli produknya sekarang (sales promotion offers reasons to buy now).

Berbagai cara promosi penjualan (sales promotion) yang ditawarkan yaitu:

member sample gratis, kupon, rabat, diskon, premi, kontes, tranding stamps,

demontrasi, bonus, hadiah uang, perlombaan, penyalur, dan sebagainya.38

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah aktivitas pemasaran yang memberikan nilai lebih

atau insentif kepada tenaga penjual, distributor, atau konsumen akhir dan dapat

mestimulasi penjualan langsung. Semntara Schoell, et. al. menyatakan “sales

promotion is any activity that offers an incentive for a limited period to induce a

desired response from target customers, company sales people or

intermediaries.” Yaitu promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif

dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para

penjual, atau perantara.39

Berbeda dengan periklanan yang bertujuan untuk kesadaran dan citra

dalam jangka panjang, perusahaan ritel butuh suatu alat perangsang konsumen

agar mempercepat pembelian. Alat tersebut adalah promosi penjualan. Dimana

promosi penjualan digunakan agar konsumen melakukan pembelian sekarang.

Promosi penjualan mempunyai nilai lebih kepada konsumen untuk mengunjungi

toko atau melakukan pembelian dalam periode tertentu.

38

Bob Foster, Manajemen Ritel ... , 68. 39

Bob Foster, Manajemen Ritel ... , 69.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

28

Kotler dan Amstrong menyatakan tujuan digunakannya promosi penjualan

yaitu:

a) Menarik para pembeli baru

b) Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen langganan lama

c) Meningkatkan daya beli ulang konsumen

d) Menghindarkan konsemen berpindah kepada perusahaan lain

e) Mempopulerkan merek

f) Meningkatkan volume penjualan untuk jangka pendek, dan untuk

jangka panjang memperluas “market share”

Menurut Kotler dan Keller alat- alat promosi penjualan meliputi:40

a) Diskon; pemberian potongan harga dengan persentase.

b) Kupon; sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk

mendapat pengurangan harga atau dalam bentuk lain.

c) Tawaran uang kembali (rabat); memberikan pengurangan harga

setelah pembelian terjadi dan bukan pada saat ditoko.

d) Paket harga (transaksi potongan harga); menawarkan kepada

konsumen penghematan dari harga biasa dengan mendapatkan suatu

produk yang tertera pada label kemasan.

e) Premi (hadiah pemberian); barang yang ditawarkan dengan relatif

rendah atau gratis sebagai insentif bila member produk tertentu.

f) Hadiah (kontes, undian, permainan); hadiah adalah tawaran

kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang

barang karena membeli sesuatu.

g) Hadiah loyalitas pelanggan; hadiah berupa uang tunai atau bentuk

lain yang proposional dengan loyalitas seorang atau sekelompok

pemasok.

40

Kotler, dkk. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1dan 2, Alih Bahasa: Benjamin Molan,

(Jakarta: PT. Indeks Gramedia, 2008), 6.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

29

h) Pajangan dan demonstrasi di tempat pembelian (point-of-purchase-

POP); pajangan dan demonstrasi POP berlangsung ditempat

pembelian atau penjualan.

Beberapa cara promosi penjualan (sales promotion) adalah display, show,

exposition, demonstration, tranding stamps, pack-aging, labeling, dan special sales.41

a) Display

Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh

seseorang tapi didorong oleh daya tarik, oleh penglihatan oleh perasaan

lainnya. Atau memberikan rangsangan berupa daya tarik memalui

penglihatan. Display dilakukan dengan memajang barang di toko atau etalase,

agar calon konsumen melihat dan berminat untuk membeli.

b) Show

Show adalah yang sering digunakan oleh sales promotion misalnya mode

show, batik show, dan sebagainya.

c) Exposition

Exposition merupakan cara yang digunakan untuk promosi tingkat

internasional. Expo adalah cara promosi dengan cara memamerkan barang

yang akan dijual.

d) Demonstration

Adalah kegiatan memperlihatkan kepada banyak orang, cara menggunakan

suatu produk, menjelaskan keunggulan produk tersebut. Misalnya menjual

mesin cuci atau rice cooker sering didemonstrasikan didepan ibu-ibu.42

e) Tranding Stamps

Adalah cap dagang yang diberikan pada bon penjual. Cap tersebut akan

disimpan oleh para pelanggan dan bila sudah terkumpul dengan jumlah

41

Bob Foster, Manajemen Ritel ... ,72. 42

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, edisi enam (Bandung: Alvabeta,

2004), 192.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

30

tertentu, akan bisa ditukar dengan hadiah, uang tunai, atau potongan harga

untuk produk tertentu.

f) Packaging

Adalah kemasan luar dimana konsumen akan lebih tertarik pada kemasan luar

yang lebih bagus dengan kualitas isi yang sama.

g) Labeling

Adalah suatu keterangan yang tertera pada suatu produk.

h) Jual Obral

Jual obral biasanya ditawarkan dalam menjual barang-barang yang mengalami

penurunan harga dan pada umunya konsumen sangat berminat pada barang-

barang obral.

3. Kehumasan (Public Relation)

Adalah suatu kegiatan komunikasi dengan tujuan untuk membangun citra yang

baik terhadap perusahaan, dan menjaga kepercayaan pemegang saham. Publikasi

adalah pemuatan berita dimedia massa tentang perusahaan, pegawai, produk, dan

tanpa dipungut bayaran. Perbedaaan publisitas dengan iklan adalah iklan dengan

pembayaran, untuk publikasi tanpa bayaran. Kehumasan ini biasanya dilakukan

dengan diadankanya acara amal atau sosial, dan perusahaan ikut berkontribusi dalam

pembangunan desa sekitar.

4. Penjualan tatap muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka adalah komunikasi langsung dengan cara tatap muka

antara penjual dan pembeli untuk membujuk calon konsumen dan memperkenalkan

produk yang dijual. Penjualan tatap muka merupakan salah satu cara promosi yang

efektif pada tahap tertentu dalam proses penjualan, khususnya untuk mempengaruhi,

membangun keyakinan agar konsumen membeli produk tersebut. Sedangkan menurut

Boyd, el. al. yaitu salah satu proses membantu dan membujuk calon konsumen untuk

membeli barang atau jasa dengan menggunakan presentasi oral (komunikasi tatap

muka).

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

31

Bentuk-bentuk penjualan tatap muka (personal selling) menurutt Buchari Alma

secara garis besar yaitu:43

a) Di toko

b) Di rumah-rumah (penjual datang kerumah)

c) Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi pedagang

eceran.

d) Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang

besar atau pedagang eceran.

e) Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langganan penting.

f) Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industri

untuk memberikan nasihat dan bantuan.

Adapun pada perusahaan ritel personal selling biasanya hanya dilakukan

ditoko, dimana konsumen datang langsung ketoko. Tujuan dari pada perusahaan

melakukan promosi yaitu untuk menginformasikan mempengaruhi dan membujuk

serta mengingatkan pelangggan tentang perusahaan dan strategi promosinya.

Sistaningrum menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan

diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali

tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.44

Pada prinsipnya antara

keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka

perusahaan memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat

ini ada produk baru. Perusahaan harus mampu memutuskann kegiatan promosi yang

tepat bagi perusahanya.

43

Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... , 142. 44

Edyningtyas, Sistaningrum. Manajemen Penjualan Produk, (Yogyakarta; Kanisius, 2002),

98.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

32

F. Promosi dalam perpektif Islam

Dalam perpektif Islam promosi mempunyai nilai-nilai syariah yang mengambil

konsep dari keteladanan sifat Rasulallah SAW, yaitu:

1. Ṣidiq, artinya kejujuran dan akan selalu melandasi ucapan, keyakinan, dan

perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada satu ucapan pun yang saling

bertentangan dengan perbuatan atau kenyataan yang ada. Dimana perusahaan

dalam mempromosikan produknya harus di landaskan kepada kejujuran.

Tidak boleh ada kebohongan agar tercipta kepercayaan dari konsumen kepada

perusahaan yang nantinya akan meningkatkan penjualan.45

2. Faṭanah, artinya mengerti, memahami atau menguasai secara mendalam

segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Faṭhanah berkaitan

dengan kecerdasan. Dalam melakukan promosi perusahaan atau orang yang

ditugaskan dalam melakukan promosi harus memiliki kecerdasan, memahami,

dan menguasi benar mengenai promosi dan produk yang akan dipromosikan.

Agar calon konsumen dengan cepat memahami dan cepat tertarik untuk

membeli produk yang di promosikan.

3. Amânah, artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas

dan kewajibanya. Amânah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran,

pelayanan prima, dan berupaya menghasilkan hasil terbaik. Dalam melakukan

promosi haruslah menampilkan Amânah.46

4. Tabliyygh, artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain

untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam gerak aktivitas

ekonomi. Sebuah perusahaan harus mampu memposisikan dimana tidak hanya

mempromosikan produk yang dijual tetapi harus mampu menjadi juru dakwah

dalam pengembangan ekonomi Islam.47

45

Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah ... , 25 46

Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah ... , 27. 47

Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah ... , 28.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

33

5. Istiqomah, artinya konsisten. dimana dalam melakukan promosi harus terus

menerus. Ketika penjualan perusahaan sudah meningkat bukan berarti

promosi di hentikan karena akan berakibat pada minat yang menurun ketika

promosi di hentikan. Dengan demikian promosi harus konsisten dilakukan.

G. Tempat

Menurut Lupiyoadi tempat merupakan keputusan yang dibuat perusahaan

dimana perusahaan harus bertempat dan beroperasi.48

Sedangkan menurut Tjiptono

tempat akan sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan

yang erat dengan pasar potensial yang akan dituju. Salah memilih lokasi perusahaan

akan berakibat fatal bagi perusahaan. Menurut Heizer tujuan strategi lokasi adalah

untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.49

Keputusan mengenai lokasi bagi suatu perusahan ritel memegang peraan

penting. Lokasi sangat mempengaruhi profitabilitas dan keberhasilan uasaha dalam

jangka waktu panjang. Menurut Kotler “Retalling are accustomd to saying that the

three keys to success are location, locationn and location” Pernyataan tersebut

menjelaskan bahwa tiga kunci sukses pagi pedagang eceran adalah lokasi, lokasi, dan

lokasi. Hal ini menegaskan bahwa lokasi sangat berperan penting dalam perusahaan

ritel.50

Lokasi akan sangat mempengaruhi jumlah konsumen yang tertarik untuk

berbelanja, dan lokasi juga akan mempengaruhi jenis konsumen yang akan tertarik

untuk datang ke toko. Lokasi akan mempengaruhi citra toko, lokasi juga akan

menciptakan daya tarik dari toko tersebut. Keputusan lokasi sering bergantung

kepada tipe bisnis.Pada analisis lokasi di sektor industry perdagangan strategi yang

dilakukan terfokus pada minimimalisir biaya, dan fokus ditujukan untuk

memaksimalkan pendapatan.

48

Rambat, Lupioyadi. Manajemen Pemasaran Jasa. ( Jakarta: Salemba Empat, 2001), 61-62. 49

Heizer, dkk. Manajemen Operasi, Edisi tujuh, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 112. 50

Bob Foster, Manajemen Ritel ... , 52.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

34

Menurut Davidson apa bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir sama,

calon konsumen akan cenderung memilih toko yang lebih dekat, hal ini akan

memeberikan kenyamanan dan penghematan waktu, tenaga dan biaya transportasi.

Menurut Lewinson masalah penentuan lokasi pada perusahaan ritel terdiri dari

mengidentifikasi, menggambarakan, mengevaluasi, dan akhirnya memilih lokasi yang

digambarakan sebagai berikut.

1. Retalling market, yaitu lokasi pasar eceran.

2. Trading areas, yaitu daerah geografis dimana pedagang eceran dekat atau

berusaha mendekati sebagian besar pelanggan sasaranya.

3. Retail sites, yaitu posisi dimana dalam tranding areas tempat pedagang eceran

beroprasi.

Kotler menyatakan bahwa perusahaan ritel dapat menempatkan tokonya di

lokasi sebagai berikut:

1. Daerah pusat bisnis merupakan daerah kota yang paling padat, arus lalu

lintasnya disebut pusat kota.

2. Pusat perbelanjaan lingkungan, ini merupakan mal-mal yang lebih kecil dari

satu toko utama tersiri dari 20-40 toko kecil.

3. Pusat perbelanjaan regional, merupakan mal-mal besar daerah pinggiran yang

terdiri dari 4-10 toko dan menarik pengunjung dengan jarak 5-10 mil.

4. Jalur pembelanjaan, merupakan suatu kelompok toko-toko yang melayani

kebutuhan suatu lingungan.

Engel mengemukakan beberapa komponen yang menjadi pertimbangan

pemilihan lokasi, adalah:51

1. Penggambaran tempat (ukuran, bentuk)

2. Persyaratan sewa/harga tanah

3. Rasio parkir

4. Arus pejalan kaki

51

Engel, dkk, Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto (Jakarta: Binarupa Aksara, 2005),

123.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

35

5. Arus lalu lintas (jumlah dan rata-rata kecepatan)

6. Jalan keluar/jalan masuk

7. Akses transportasi umum

8. Visitabilitas, penandaan, keadaan sekitar

9. Daya gabung dan afisitas (tetangga)

10. Akses kearah perdagangan

Menurut Tjiptono pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat

terhadap beberapa faktor berikut:52

1. Akses

Yaitu kemudahan untuk menjangkau lokasi tersebut. Lokasi tersebut dilalui

kendaraan umum yang memadai.

2. Visitabilitas.

Yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang

normal.

3. Lalu-lintas (traffic)

menyangkut dua pertimbangan utama berikut :

1) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar

terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang

seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui

usaha-usaha khusus.

2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan.

4. Tempat parkir

Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

5. Ekspansi.

Yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian

hari.

52

Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap

Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus pada Pencucian Mobil Levi Auto Semarang) … , 42-43.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

36

6. Lingkungan.

Yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang dijual, lingkungan yang

tepat akan sangat mempengaruhi keberlangsungan perusahan tersebut.

7. Kompetisi.

Yaitu perusahaan harus melihat pesaing yang ada dilokasi tersebut. Jika lokasi

salah memilih akan sangat fatal akibatnya, misalnya memilih lokasi yang

terdapat perusahan pesaing yang sudah jelas lebih besar, lebih murah, atau

lebih baik dalam segala hal maka perusahaan tersebut memiliki kemungkinan

yang kecil untuk berkembang pesat.

8. Peraturan pemerintah

Terdapat peraturan pemerintah yang harus ditaati dalam pembangunan

perusahaan.

Menurut Lupiyoadi konsumen akan mempertimbangkan pembelian berdasarkan

sebagai berikut:53

1. Akses

Adalah kemudahan mencapai lokasi. Akses dapat dilihat dari akses lalu lintas,

akses kendaraan umum, dan akses pejalan kaki.

2. Tata letak bangunan

Bagaimana keadaan toko atau perusahaan. Tata letak bangunan dapat dilihat

dari tempat parkir kendaraan, tempat berbelanja, toilet, tempat beribadah,

tempat duduk untuk beristirahat, dan mesin ATM.

Alasan pemilihan lokasi adalah lingkungan masyarakat berada, kedekatan

dengan pasar, ketersediaan tenaga kerja, kedekatan lainnya. Tempat juga mempunyai

arti penting karena lingkungan di mana jasa disampaikan, dan bagaimana jasa

disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan. Para

pemasar harus berupaya mengembangkan pendekatan-pendekatan penyampaian yang

sesuai, yang menghasilkan keunggulan kompetitif.

53

Engel, dkk, Perilaku Konsumen … , 123.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

37

Suatu tempat disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi,

kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran

lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin

menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis,

perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa

pasar. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan

komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi

kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal.

H. Penelitian Terdahulu

Setelah penulis melakukan penelusuran untuk mengetahui koleksi skripsi yang

ada di Jurusan Muamalah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, penulis tidak menemukan

skripsi yang serupa dengan judul skripsi penulis yaitu: “Pengaruh Harga, Promosi,

dan Tempat Terhadap Minat Berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana” Penulis hanya

menemukan judul skripsi yang masih berkaitan dengan judul penelitian penulis,

diantaranya;

Ahmad Muzakki, dalam penelitian skripsi ini menyatakan bahwa yang

mempengaruhi minat beli ulang pada pencucian mobil Levi Auto Semarang yaitu

kualitas pelayanan, lokasi, harga, dan fasilitas. Dalam penelitian ini, populasi

penelitian mengacu pada seluruh pelanggan yang telah menggunakan jasa Levi Auto.

Sampel yang diambil sebanyak 71 responden dengan menggunakan teknik non

probability sampling. Berdasarkan analisis data statistik, indikator - indikator pada

penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi

klasik, model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan

terdistribusi secara normal.54

54

Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap

Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus pada Pencucian Mobil Levi Auto Semarang), Skripsi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, (Semarang: Universitas Diponogoro, 2013).

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

38

Febby Swistiani, dalam penelitian ini menunjukan bahwa minat beli konsumen

pada Zalora dipengaruhi oleh persepsi harga, efektifitas iklan internet dan promosi

penjualan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi pada penelitian ini

adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

menjadi member dan pernah berbelanja di Zalora. Metode pengambilan sampelnya

adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang. Data

dikumpulkan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik

analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.55

Ari Susanto Wibowo, dalam penelitian skripsi ini berpendapat bahwa faktor

yang mempengaruhi kepuasan konsumen di rumah makan Semarang adalah harga,

kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan. Populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen yang berada pada Rumah Makan di Kota Purwokerto. Sampel ditentukan

dengan teknik accidental sampling, dengan responden sebanyak 169 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner (angket). Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrume (uji validitas dan uji reliabilitas),

uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien

determinasi dengan menggunakan program SPSS 16. Kesimpulan dalam penelitian

ini adalah ada pengaruh secara parsial dan simultan antara harga, kualitas pelayanan,

dan nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen.56

Okky Wenkia Widodo, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kualitas produk, kualitas layanan, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan

pembelian 123 design and photography dan menganalisis faktor yang paling dominan

dalam mempengaruhi keputusan pembelian 123 Design and Photography. Populasi

dalam penelitian ini adalah pelanggan 123 Design and Photography yang diambil

sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik

55

Febby Swisstiani, Pengaruh Persepsi Harga, Efektifitas Iklan Internet dan Promosi

Penjualan Terhadap Minat Beli Konsuen pada Toko Online Zalora, Skripsi Fakultas Ekonomi,

Jurusan Manajemen, (Yogyakarta: Universitar Negri Yogyakarta, 2014). 56

Ari Susanto Wibowo, Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, dan Nilai Konsumen Terhadap

Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan di Kota Semarang, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen, (Semarang: Universitas Diponogoro).

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

39

penentuan sampel berdasarkan responden yang sudah pernah membeli produk 123

Design and Photography. Ini dimaksudkan agar responden benar-benar paham

dengan produk 123 Dissign and photography. Berdasarkan analisis data statistik,

indikator indikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel.

Pada pengujian asumsi klasik, model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi

heteroskedastisitas.57

Bangun Adi Wibowo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Suasana Toko, Promosi dan Lokasi Terhadap Minat Beli di Planet Distro Kota

Banjarnegara. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakam

kuesioner sebagai instrumennya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsumen Planet Distro di kota Banjarnegara. Sampel yang digunakan adalah

konsumen Planet Distro di kota Banjarnegara yang berjumlah 130 orang dengan

menggunakan metode Purposive Sampling. Uji validitas instrumen menggunakan

Confirmatory Factor Analysis dan uji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian

menemukan bahwa: (1) Suasana Toko berpengaruh positif terhadap minat beli. (2)

Promosi tidak berpengaruh terhadap minat beli. (3) Lokasi berpengaruh positif

terhadap minat beli. (4) Suasana Toko, Promosi dan Lokasi berpengaruh positif

terhadap minat beli. Besarnya pengaruh Suasana Toko, Promosi dan Lokasi terhadap

Minat Beli (adjusted R2) adalah sebesar 0.467.58

Berdasarkan pennelitian terdahulu yang di kemukakan diatas terdapat

perbedaan antara penelitian penulis dan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

variabel. Variabel yang digunakan penulis pada penelitiannya yaitu harga, promosi,

pelayanan dan minat. Penelitian penulis menganai pengaruh harga, promosi, dan

pelayanan terhadap minat berbelanja. Perbedaaan lainnya yaitu terletak pada objek

57

Okky Wenkyca, Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan Kualitas Produk, Kualitas

Layanan, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelia (Studi Kasus pada 123 Dissign and

Photography), Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Semarang: Universitas Diponogoro,2012). 58

Bangun Adi Wibowo, Pengaruh Suasana Toko, Promosi, dan Lokasi Terhadap Minat Beli Di

Planet Distro Kota Banjarnegara, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, (Yogyakarta;

Universitas Negri Yogyakarta, 2015).

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

40

penelitian dimana penulis menetapkan objek penelitiannya di Fajar Toserba

Jalaksana.

I. Kerangka pemikiran

Di era globalisasi sekarang ini persaingan usaha sangat pesat. Perusahaan harus

mampu bersaing antara satu sama lain. Strategi pemasaran yang harus diterapkan

pada perusahaannya yaitu harus berorientasi pada konsumen. Strategi pemasaran

harus mampu menarik konsumen agar melakukan pembelian diperusahaan tersebut.

Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap

sesuatu hal dan disertai keinginan untuk mengatahui dan mempelajari maupun

tindakan lebih lajut.59

Harga merupakan nilai pertukaran barang dan jasa atau sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk.60

Harga merupakan salah satu faktor pertimbangan

konsumen dalam memilih atau menentukan pilihan terhadap pengambilan keputusan.

Perusahaan harus mampu menentukan harga dari produk yang dijual dapat bersaing

dipasaran. Harga yang diberikan perusahaan harus mampu bersaing dipasaran.

Seharusnya dengan harga yang semakin bersaing maka akan mempengaruhi minat

beli yang akan semakin tinggi. Harga yang rendah akan menimbulkan minat yang

tinggi. Atau semakin kompetitif harga makan akan semakin menimbulkan minat yang

tinggi.

Promosi merupakan suatu fungsi untuk memberikan informasi, dengan tujuan

meyakinkan dan mengetahui, sebuah keputusan pembelian.61

Sebagian besar tujuan

promosi adalah untuk menstimulasi permintaan atau keinginan tertentu terhadap

merek tertentu. Dengan tujuan akhir untuk meninngkatkan penjualan. Seharusnya

59

Bimo Walgito, Pengantar Pisikologi Umum, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1981), 18. 60

Terjemahan Boone Loouis, Krutz, Contemporary Business, 11𝑡ℎ Edition, penerjemah Shirly

Tiolina, Hapsary (Jakarta: Salemba empat, 2007),160. 61

Terjemahan Boone Loouis, Krutz, Contemporary Business, 11𝑡ℎ Edition ... , 159.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

41

dengan alat-alat promosi yang digunakan secara intens akan mempengaruhi minat

beli yang akan semakin meningkat.

Tempat merupakan lokasi dimana berdirinya suatu perusahaan, atau lokasi

dimana perusahaan menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya. Tempat akan

sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan yang erat

dengan pasar perusahaan. Seharusnya dengan semakin strategis dan semakin baik tata

letak bangunan maka akan mempengaruhi minat beli yang akan meningkat.

Berangkat dari teori yang dikemukakan diatas maka penulis membuat kerangka

pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

J. Hipotesis teoretik

Hipotesis penelitian adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau

kesimpulan yang masih belum sempurna. Penggunaan hipotesis dalam penelitian

karena hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil

penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penulis dalam penelitian ini

menjadi jelas arah pengujianya, hipotesis akan membimbing peneliti dalam

Harga (𝑋1)

Promosi (𝑋2)

Tempat (𝑋3)

Minat Berbelanja

di Fajar Toserba Jalaksana

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen

42

melaksanakan penelitian dilapangan sebagai objek pengujian maupun dalam

pengumpulan data.62

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho1: Tidak ada pengaruh harga terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba

Jalaksana.

Ha1: Ada pengaruh harga terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana.

Ho2: Tidak ada pengaruh promosi terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba

Jalaksana.

Ha2: Ada pengaruh promosi terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana.

Ho3: Tidak ada pengaruh tempat terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba

Jalaksana.

Ha3: Ada pengaruh tempat terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana.

62

Andi Supangkat, Statistika, (Bandung: Kencana, 2007), 85.