BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

11
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen i) Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan produk/jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen akan mempengaruhi proses keputusan yang diambil oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk/jasa. Pengertian prilaku konsumen dapat kita lihat pada pendapat beberapa ahli seperti berikut. Schiffman and Kanuk (1994), menyatakan bahwa ”motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan.”. Setiadi (2003), menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan”, Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa. ii) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2000), bahwa “keputusan pembelian dari pembeli merupakan suatu hasil hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli”. a. Faktor Budaya Budaya adalah penyebab yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Dalam faktor-faktor kebudayaan kita akan melihat peranan yang diberikan oleh kebudayaan, sub-budaya, dan kelas sosial faktor penentu. b. Faktor Sosial

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen

i) Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang mengarahkan

mereka untuk memilih dan mempergunakan produk/jasa yang diinginkannya. Perilaku

konsumen akan mempengaruhi proses keputusan yang diambil oleh konsumen dalam

pembelian sebuah produk/jasa. Pengertian prilaku konsumen dapat kita lihat pada pendapat

beberapa ahli seperti berikut.

Schiffman and Kanuk (1994), menyatakan bahwa ”motivasi sebagai kekuatan dorongan

dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan.”.

Setiadi (2003), menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan”,

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan

barang atau jasa.

ii) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2000), bahwa “keputusan pembelian dari pembeli merupakan suatu hasil

hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara faktor kebudayaan, sosial, pribadi

dan psikologi dari pembeli”.

a. Faktor Budaya

Budaya adalah penyebab yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Dalam faktor-faktor kebudayaan kita akan melihat peranan yang diberikan oleh kebudayaan,

sub-budaya, dan kelas sosial faktor penentu.

b. Faktor Sosial

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

7

Perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti:

kelompok referensi, keluarga, peran dan status sosial. Kelompok referensi seseorang terdiri dari

seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang.

c. Faktor Pribadi

Selanjutnya perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti: umur dan

tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan

konsep diri. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus keluarga. Pekerjaan yang

dimiliki seseorang juga menentukan jenis produk yang akan dibelinya. Keadaan ekonomi yang

dimaksudkan adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya,

kemampuan untuk meminjam. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang

diekpresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang secara psikologis dipengaruhi oleh motivasi, persepsi,

proses belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi merupakan sesuatu yang dapat mendorong

seseorang melakukan sesuatu, termasuk pembelian. Persepsi didefenisikan sebagai proses

dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masuknya informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Proses belajar menjelaskan perubahan

dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Kepercayaan adalah suatu gagasan

deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Menurut Kotler (2000), bahwa “proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan

kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian”.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

8

Gambar 2.1 mengenai proses pengambilan keputusan, menyiratkan bahwa konsumen

melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang

lebih rutin konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Model

tersebut menunjukkan semua pertimbangan muncul ketika konsumen menghadapi situasi

membeli yang kompleks dan baru.

Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan Sumber: Kotler (2000)

2.2. Teori Tentang Strategi Bauran Pemasaran Jasa

2.2.1. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran jasa

Salah satu konsep utama dalam lembaga pendidikan adalah kebijakan bauran pemasaran

jasa yang merupakan kombinasi dari tujuh variabel inti dalam sistem pemasaran jasa

pendidikan yang dapat digunakan untuk menjangkau konsumen sebagai pasar sasaran.

Variabel-variabel dalam bauran pemasaran jasa perlu dikombinasikan dan

dikoordinasikan agar lembaga pendidikan dapat melakukan tugas se-efektif mungkin. Jadi

lembaga pendidikan tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus

mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari variabel bauran pemasaran jasa tersebut

untuk melaksanakan kebijakan dan program progamnya secara tepat.

Zeithaml dan Bitner (2001:18), menyatakan bahwa ” “Bauran pemasaran adalah elemen

pada organisasi perusahaan yang mengkontrol dalam melakukan komunikasi dengan konsumen

atau dipakai untuk mencapai kepuasan konsumen. Dimana bauran pemasaran tersebut terdiri dari

7P, yaitu: Product, place, promotion, people, physical evidence, and process”.

Selanjutnya menurut Lupiyoadi (2001), bahwa “sebagai suatu bauran pemasaran

jasa, elemen tersebut (produk, harga promosi, tempat, orang proses, pelayanan) saling

mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan

mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan”.

Bauran pemasaran jasa sebagaimana dikemukakan di atas terdiri dari tujuh elemen,

yaitu : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion), orang (people),

bukti fisik (physical evidence), dan Proses (process).

Mengenali Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca

Pembelian

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

9

2.3. Klasifikasi Bauran Pemasaran Jasa

2.3.1. Pengertian dan Faktor-faktor Produk (Product)

i) Pengertian Produk (Product)

Produk merupakan sebuah konsep yang sulit dan harus dirumuskan dengan hati-hati.

Kotler (2011:147), menyatakan bahwa “Atribut produk adalah factor-faktor yang

dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli produk seperti harga, kualitas, kelengkapan

fungsi (fitur), desain, layanan purna jual, dan lain-lain”.

Sedangkan Kotler dan Armstrong (2011:4), menyatakan bahwa “produk adalah segala

sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi

yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi dan ide”.

Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa “ada empat karakteristik produk jasa, yaitu :1).

Intangibility; Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, 2). Heterogenity/Variability; bersifat non-

standar dan sangat variable, 3). Inseparability; umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang

bersamaan dengan partisipasi konsumen dalam prosesnya, 4). Perishability; Jasa tidak mungkin

disimpan dalam bentuk inventori”.

Pernyataan tersebut menyimpulkan bahwa produk, khususnya jasa dalam kajian ini

produk studi merupakan elemen yang terpenting dari sebuah pemasaran jasa pendidikan,

dengan upaya untuk memuaskan para konsumen atas keinginan dan kebutuhannya yang bersifat

tidak berwujud, yang dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dengan partisipasi konsumen

dalam prosesnya dan tidak mungkin disimpan. Jadi dalam hal ini jasa diarahkan pada tindakan

intangible atau diarahkan kepada mental manusia, yaitu pendidikan.

ii) Faktor-Faktor Produk (Product)

Dalam permasalahan produk, yang perlu diperhatikan adalah bahwa konsumen tidak

hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut.

Simamora (2001), menyatakan bahwa ”factor-faktor yang berhubungan dengan produk adalah

kualitas, fitur dan desain”.

Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2003:36), menyatakan bahwa “faktor-

faktor yang terdapat pada produk dalam pemasaran jasa adalah : fiture, fisik barang, tingkat

kualitas, asesoris, pembungkusan, garansi, lini produk dan penentuan merek”.

Selanjutnya menurut Lupiyoadi (2001:96), bahwa “analisis terhadap jasa pendidikan

dapat dilakukan berdasarkan pada tingkatan produk, yaitu core offer (penawaran inti),

tangible offer, dan augmented offer”.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

10

Lembaga perguruan tinggi tersebut juga memahami produk yang ada sekarang, seperti

kurikulum pendidikan, kesesuaian produk atas kebutuhan pasar tenaga kerja, dan sebagainya

guna meningkatkan mutu pendidikan dari lembaga pendidikan tersebut. Bila hal tersebut

dapat dipenuhi maka lembaga pendidikan dalam memasarkan produk berupa jasa

pendidikan akan mendapat respon yang positif. Respon ini tentunya keputusan mahasiswa

dalam memilih perguruan tinggi sebagai tempat ia belajar selama menempuh pendidikannya.

2.3.2. Pengertian dan Faktor-faktor Harga (Price)

i) Pengertian Harga (Price)

Harga memainkan peranan penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan

harga memberikan penghasilan bagi bisnis. Menurut Lupioyadi (2001), bahwa “keputusan

penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan

layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra”.

Purnama (2001), menyatakan bahwa “suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk

pertama kalinya, yakni ketika: 1). Perusahaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu

produk baru, 2). Perusahaan tersebut baru pertama kalinya memperkenalkan produk regulernya ke

saluran distribusi atau daerah baru, 3). Perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja

baru”.

Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran,

karena penetapan harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh

perusahaan.

i) Faktor-Faktor Harga (Price)

Keputusan-keputusan penetapan harga mempunyai dampak pada seluruh

pasokan/pemasaran, dan lebih jauhnya penetapan harga dapat mempengaruhi persepsi pembeli

dari jasa yang ditawarkan.

Menurut Payne (2001), bahwa ”faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa terdiri dari :

a). Positioning jasa, b). Tujuan-tujuan korporat, c). Sifat kompetensi, d). Daur hidup jasa, e).

Elastisitas permintaan, f). Struktur biaya, g). Sumber daya yang digunakan, h). Kondisi ekonomi

yang berlaku, i). Kapasitas jasa, j). Sasaran perusahaan yang dicapai”.

Sedangkan Nagle dalam Purnama (2001), menyatakan bahwa ”faktor-faktor yang

mempengaruhi kepekaan harga pembeli dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengaruh nilai unik

2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti

3. Pengaruh perbandingan yang sulit

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

11

4. Pengaruh pengeluaran total

5. Pengaruh manfaat akhir

6. Pengaruh biaya yang dibagi

7. Pengaruh investasi yang tertanam

8. Pengaruh kualitas harga

9. Pengaruh persediaan

Menurut Lupioyadi (2001), komponen harga di pendidikan swasta menyangkut: 1). Uang

registrasi/registrasi ulang tiap awal semester, 2). Uang perkuliahan yang meliputi uang biaya

penyelenggaraan pendidikan juga hal yang berhubungan dengan pengembangan dan pembinaan

kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler seperti uang buku, peralatan, dan sebagainya per semester,

3). Biaya per SKS (Satuan Kredit Semester), 4). Uang sumbangan pembangunan gedung yang

hanya sekali dibayar pada saat diterima di lembaga pendidikan tersebut, 5). Uang ujian negara

dan lain-lain”.

2.3.3. Pengertian dan Faktor-faktor Promosi (Promotion)

i) Pengertian Promosi (Promotion)

Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat

untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pengukuran dalam pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2004) bahwa ”pemasaran

adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan

sasaran untuk membelinya”.

Sedangkan menurut Evans dan Berman dalam Simamora (2001), bahwa ”promosi

adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform),

membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang orang tentang produk yang dihasilkan

organisasi, individu ataupun rumah tangga”. Kemudian Stanton (1996), menyatakan bahwa

”pada dasarnya promosi adalah sesuatu kegiatan memberitahukan, membujuk, dan

mempengaruhi”.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan

kegiatan perusahaan untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pihak lain

akan perusahaan dan produk yang dihasilkan dengan harapan agar pihak lain melakukan

tindakan pembelian terhadap produk perusahaan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

12

ii) Faktor-Faktor Promosi (Promotion)

Adapun faktor-faktor promosi dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli berikut ini.

George dan Berry dalam Payne (2001), menyatakan bahwa ”ada enam pedoman untuk

pemasaran jasa yang bener-benar dapat diterapkan untuk kebanyakan unsur bauran promosi, yaitu :1).

Memberikan petunjuk berwujud, 2). Membuat jasa dimengerti, 3.) Kesinambungan komunikasi, 4).

Menjanjikan apa yang mungkin diberikan, 5). Mengkapitalisasi word of mouth, 6). Komunikasi

langsung kepada konsumen”.

Selanjutnya Lupioyadi (2001), menyatakan bahwa ”untuk mengembangkan promosi yang efektif,

maka diperlukan produk sebagai berikut : 1). Mengidentifikasi target audience, 2). Menentukan

tujuan promosi, 3). Merancang pesan, 4). Menyeleksi saluran komunikasi, 5). Menetapkan

jumlah anggaran promosi, 6). Menentukan bauran promosi, 7). Mengukur hasil-hasil promosi, 8).

Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi/promosi”.

2.3.4. Pengertian dan Faktor-faktor Tempat (Place)

i) Pengertian Tempat (Place)

Masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu masalah yang sangat penting.

Sebab kesalahan dalam pemilihan distribusi dapat memperlambat bahkan dapat

menghentikan usaha penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Nitisemito (1999), menyatakan bahwa ”saluran distribusi adalah lembaga-

lembaga distribusi atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegunaan untuk

menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen”.

Kemudian Kotler dan Armstrong (2004), bahwa ”Place (distribusi) mencakup aktivitas

perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran”.

ii) Faktor-faktor Tempat (Place)

Menurut Payne (2001), menyatakan bahwa ”tempat yang digunakan untuk memasok

jasa kepada pelanggan sasaran merupakan dua bidang keputusan kunci. Keputusan-

keputusan tempat (lokasi dan saluran distribusi) meliputi pertimbangan mengenai cara

menyampaikan jasa kepda pelanggan dan dimana jasa harus ditempatkan”.

Lupioyadi (2001), bahwa keputusan tentang lokasi dan system penyampaian harus

sejalan dengan stratregi lembaga pendidikan secara keseluruhan. Jika strateginya adalah

spesialisasi menawarkan produk pada pasar tertentu, ini dapat menunjukkan lokasi yang

pasti. Contohnya sekolah seni menawarkan produk yang beragam karena lokasi dekat

museum seni, galeri, teater dan sebagainya yang memperkaya peluang tersebut.

Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat interaksi yang terlibat.

Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan tersebut terdiri dari: pelanggan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

13

mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau penyedia jasa dan

pelanggan mentransaksikan bisnis dalam jarak jauh.

2.3.5. Pengertian Proses (Process)

Menurut Lupioyadi (2001), bahwa ”proses merupakan gabungan semua aktivitas,

umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa

dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen”.

Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu :

1. Complexcity, hal ini berhubungan dengan langkah dan tahap dalam proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau tahap

proses.

Sedangkan menurut Yazid (2003), bahwa ”proses adalah semua prosedur aktual,

mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem

penyajian atau operasi jasa”.

Jadi dalam hal ini yang dimaksud dengan proses yang sesuai dengan penelitian di

Perguruan Tinggi ini adalah dimulai dari prosedur penerimaan mahasiswa baru sampai

dengan proses daftar ulang untuk menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian dan Bisnis

UKSW.

2.3.6. Pengertian dan Faktor-faktor Orang (People)

i) Pengertian Orang (People)

Lupioyadi (2001), menyatakan bahwa ”dalam hubungannya dengan pemasaran jasa,

maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa

yang diberikan”. Keputusan dalam people ini berarti berhubungan dengan seleksi, training,

motivasi dan sumber daya manusia.

Jadi orang (people) yang dimaksud disini adalah staf perguruan tinggi yang terdiri yang

terdiri dari staff pengajar dan staff administrasi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan

tersebut, yang memainkan peranannya selama berlangsungnya proses dan komunikasi jasa.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

14

ii) Faktor -faktor Orang (People)

Salah satu aspek penting dalam memandang orang sebagai unsur bauran pemasaran

adalah memahami berbagai peranan dimana orang mempengaruhi tugas pemasaran dan

kontak pelanggan.

Pada dasarnya ada dua jenis staff di perguruan tinggi , yakni staff akademi yang

melakukan pekerjaan mengajar, meneliti dan menjalankan layanan masyarakat dan staff

pendukung yang meliputi pekerja profesional di bidang tertentu, staff administrasi,

keamanan, teknis dan lain - lain. Jadi dalam pembahasan people nantinya menyangkut

kedua staff perguruan tinggi tersebut.

2.3.7. Pengertian dan Faktor-faktor Pelayanan (Service)

i) Pengertian Pelayanan (Service)

Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan

distribusi, logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan.

Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2003), menyatakan bahwa “peran

orang yang dalam hal penyajian jasa terdiri dari karyawan lini depan dan yang mendukungnya

dibagian belakang, sangat penting bagi keberhasilan organisasi jasa”.

Dalam pembahasan pelayanan jasa pendidikan disini berdasarkan karakteristik proses

seperti : konsumen dilayani dalam kelompok kecil, konsumen dilayani secara individual, atau

konsumen dilayani dirinya sendiri.

ii) Faktor–faktor Pelayanan (Service)

Pemasaran interaktif membangun kualitas layanan dalam usahanya mendapatkan

keunngulan bersaing jangka panjang. Pada dasarnya kriteria kualitas sulit diukur.

Menurut Parasuraman, Zheitaml, dan Berry dalam Purnama (2001), menyatakan bahwa ”suatu

dimensi atau faktor – faktor penentu yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai kualitas

ada 5, yaitu :1).Tangibles merupakan penampilan fisik layanan, contohnya : gedung, peralatan,

perlengkapan, dan sebagainya, 2). Empathy merupakan kesediaan dan keinginan untuk melayani

secara ramah, hangat, dan bersahabat, 3). Responsiveness merupakan kesediaan dan kesiapan

karyawan untuk memberikan layanan, 4). Assurance merupakan patut dipercaya, dapat

dipercaya, jujur dan menarik hati konsumen, 5).Reliability, yaitu konsistensi dalam performa dan

dapat dipercaya”.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Rahardjo dan Firdaus pada tahun 2015 dengan judul

“Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Status Sosial Ekonomi Dan Motivasi Terhadap

Keputusan Mahasiswa Dalam Memilih Kuliah (Studi Pada Lembaga Pendidikan Dan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

15

Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Business College – Cabang Banjarmasin)”. Populasi

dalam penelitian ini seluruh jumlah mahasiswa LP3I Bussiness College Banjarmasin sebanyak

173 orang dan sampelnya sebanyak 121 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah

asosiatif. Model analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitiannya

manunjukkan bahwa proses, biaya, latar belakang, social, ekonomi, motivasi dan promosi

mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di LP3I Bussiness College

Banjarmasin.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Harjanto (2004), dengan judul “Pengaruh

Lingkungan Individu Mahasiswa dan Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan

Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Serta Implikasinya Pada Nilai Jasa Pendidikan : Studi

Kasus pada Perguruan Tinggi swasta Komputer di DKI Jakarta”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan ilmu manajemen pemasaran jasa.

Secara lebih khusus ditinjau dari aspek perilaku konsumen dalam proses keputusan

pembelian yang dipengaruhi oleh lingkungan individu dan kinerja bauran pemasaran., serta

dampaknya pada nilai jasa pendidikan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan

verifikatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatory

terhadap 770 mahasiswa PTS Komputer di DKI Jakarta dan 54 pemimpin PTS Komputer di DKI

Jakarta. Pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner, sedangkan pengolahan datanya

menggunakan Structural Equetion Modelling (SEM) dengan software lisrel 8.30.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan individu lebih berpengaruh terhadap

proses keputusan mahasiswa memilih perguruan tinggi dibandingkan kinerja bauran pemasaran

jasa pendidikan. Sementara nilai jasa pendidikan tidak dipengaruhi oleh lingkungan individu

mahasiswa tetapi oleh kinerja bauran pemasaran jasa pendidikan dan proses keputusan

mahasiswa. Terhadap ketidaksesuaian/gap antara kinerja bauran pemasaran jasa pendidikan

dengan tingkat harapan dan tingkat dirasakan mahasiswa. Oleh karena itu untuk Pimpinan

PTS Komputer di DKI Jakarta harus memperhatikan perubahan perilaku konsumennya agar

program bauran pemasaran jasa pendidikannya dapat lebih meningkatkan nilai jasa pendidikan.

2.5 Kerangka Berpikir

Strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan, sebab

harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan

dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Menurut Stanton (1996),

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ...

16

bahwa “tingkat harga yang ditetapkan suatu produk akan mempengaruhi permintaan dan

kuantitas yang terjual”. Selanjutnya menurut Payne (2001), bahwa “keputusan-keputusan

penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan

peran sangat penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut”.

Penggunaan promosi sebagai bagian dari strategi pemasaran di perguruan tinggi.

Kegiatan promosi dilakukan dengan memasang spanduk di kampus atau di jalan raya,

iklan di surat kabar, menempel pengumuman di tempat ramai, dan pengiriman brosur ke

alamat calon mahasiswa.

Menurut Sastradipoera (2003), menyatakan bahwa ”promosi adalah setiap upaya

marketing yang fungsinya adalah untuk memberikan informasi atau meyakinkan para

konsumen aktual atau potensial mengenai kegunaan (merits) suatu produk atau jasa tertentu

dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan atau memulai pembelian

produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu”.

Tempat juga mempunyai arti penting karena lingkungan dimana jasa itu

disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan, merupakan bagian dari nilai dan manfaat

jasa yang dipersepsikan. Menurut Payne (2001), bahwa ”lokasi berkenaan dengan

keputusan perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan”.

Untuk memperjelas pengaruh yang telah diuraikan dapat dilihat dalam kerangka

berpikir pada Gambar berikut: