Teori perilaku konsumen (ordinal)

19
Pendekatan Ordinal

Transcript of Teori perilaku konsumen (ordinal)

Page 1: Teori perilaku konsumen (ordinal)

Pendekatan Ordinal

Page 2: Teori perilaku konsumen (ordinal)

KARDINAL ORDINAL• Dinyatakn dalam angka

(1, 2, 3…………..dst )

• Berapa jumlahnya

Mana yang dipilih karena jumlahnya

Besaran

(Kuantitatif )

• Dinyatakan dalam “Urutan”

( ke-1, ke-2, ke-3…….dst )

• Mana yang lebih tinggi sama

atau lebih rendah

Mana yang dipilih karena tingkatannya

Urutan (Order of

Preference )

><

Page 3: Teori perilaku konsumen (ordinal)

SYARAT-SYARAT UNTUK DAFTAR URUTAN PREFERENSI/ORDINAL

• Untuk setiap untai komoditi, misalnya A dan B, bila A memberikan kepuasan yang lebih besar dibanding B, maka A harus dipilih dan bukan B ( A is prefered to B ) dan begitu pula sebaliknya. Bila A dan B memberikan kepuasan yang sama maka konsumen dapat memilih A , dan/atau B ( A and B are indiferent).

• Bila harus A dipilih dan bukan B, sedang B harus dipilih dan bukan C, maka A harus dipilih dan bukan C. Jadi dalam menentukan preferensi, berlaku hubungan yang bersifat transitif.

• Bila untai komoditi A terdiri dari unsur-unsur yang sama dengan B, sedangkan setiap unsurnya untai A lebih besar dari B ( A is strictly large than B ), maka A harus dipilih dan bukan B. Tetapi bila hanya beberapa unsur saja yang lebih besar, sedang unsur yang lain lebih kecil atau sama, maka tidak dapat dikatakan begitu saja bahwa A harus dipilih dan bukan B.

Page 4: Teori perilaku konsumen (ordinal)

Contoh :

UNTAI Jumlah –x(Kg)

Jumlah –Y(meter)

U=XY Kedudukan Dalam Urutan

A 55 25 1375 10

B 50 23 1150 8

C 40 29 1160 8

D 35 25 875 5

E 25 30 750 5

F 18 40 720 5

G 20 30 600 3

Ada dua barang konsumsi yaitu : X ( beras ) dan Y (kain)Preferensi ( pilihan ) konsumen terhadan kedua barang tersebut sesuai dengan tabel sebagai berikut :

• Guna yang diperoleh dari barang - X dan barang – Y, dapat dinyatakan dalam suatu fungsi guna, yaitu :

U = X Y•

(Tingkat guna yang diperoleh adalah hasil perkalian X dan Y yang di konsumsikan)

Page 5: Teori perilaku konsumen (ordinal)

URUTAN PREFERENSI(PREFERENCE RANKING )

• U = X Y X = 10 dan Y = 10 atau

100 = X Y X = 20 dan Y = 5 atau

X = 100 dan Y = 1

• Fungsi guna dinyatakan dalam pengertian ordinal konsumen

mempunyai beberapa bentuk fungsi guna yang lain.

Misalnya : U = ( X Y ) 2

X = 10 dan Y = 10

X = 20 dan Y = 5 ---- U = 10.000 unit guna

X = 100 dan Y = 1 (Menunjukan preference ranking

yang lebih tinggi )

• Bentuk grafik berdimensi 3 ( tiga) , disebut dengan bidang guna

( Utility surface )

Page 6: Teori perilaku konsumen (ordinal)

BIDANG GUNA• Fungsi guna dapat dilukiskan kedalam grafik, karena

dalam fungsi guna ini ada 3 ( tiga ) variabel yaitu : X, Y, dan tingkat guna U,maka bentuk grafiknya berdimensi tiga yang disebut bidang guna ( Utility surface )

y

Y

DC Z

H

RQ

B

D1

P

G

SA

R1

P1

Q1 Ey2

y1

0 X1 X2

XF

• OXZY adalah bidang guna

• X OX1

y Oy1

• X OX2

y Oy2

PP’

QQ’

S1

Page 7: Teori perilaku konsumen (ordinal)

DEFINISI : Kurva Indiference adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi ( a set of combination ) dari sejumlah barang tertentu yang menghasilkan tingkat guna total yang sama kepada konsumen, dengan demikian konsumen dalam keadaan indiference .

I (10)II (19)III (26)

IV (30)

• Fungsi Guna : U=f(X1,X2,….Xn)

• Kurva indiference :

U=f(X1,X2,….X3) = C

C = Constanta, tingkat guna tertentu

(10, 19,26, 30 )

• C : ditulis dalam ordinal (makin

besar Tingkat guna makin tinggi )

Jumlah X

Jum

lah

Y

O

Kurva Indiferen

Page 8: Teori perilaku konsumen (ordinal)

SIFAT-SIFAT KHUSUS KURVA INDIFEREN

• Mempunyai nilai kemiringan negatif ( Negatively Sloped), dari kiri atas ke kanan bawah pada bidang komoditi dimensi X – Y. Dalam hal tertentu ( Ekstrim ), kurva dapat berbentuk garis mendatar atau vertikal yang merefleksikan persyaratan ( C ) harus memilih yang lebih besar.

• Melewati semua titik-titik yang ada dalam bidang X-Y, merefleksikan persyaratan (a), dapat membedakan mana yang dipilih dan mana yang indiferen. Setiap komoditi dihubungkan dengan tingkat guna total.

• Tidak mungkin berpotongan antara kurva yang satu dengan yang lainnya, berdasarkan pada persyaratan (b) sifat hubungan transitif.

• Berbentuk cembung kearah titik O sebagai akibat dari batas kemampuan komoditi X untuk menggantikan komoditi y, makin menurun dengan makin banyaknya komuditi X (Marginal rate of substitution of X for Y : MRSX-

Y )

Page 9: Teori perilaku konsumen (ordinal)

KURVA INDIFEREN TIDAK MUNGKIN KURVA INDIFEREN TIDAK MUNGKIN BERPOTONGANBERPOTONGAN

PK ( II)

Q

I

O Jumlah X

Jum

lah

y

II. Tingkat guna total pada titik P sama dengan pada titik K

I. Tingkat guna total pada titik P sama dengan pada titik Q

K seharusnya indiferen dengan Q

Komoditi K seharusnya lebih dipilih dibanding dengan komoditi Q karena K terdiri dari X dan Y dalam jumlah yang lebih besar.

Page 10: Teori perilaku konsumen (ordinal)

PERILAKU KONSUMENSETIAP KONSUMEN BERUSAHA MENGALOKASIKAN PENGHASILAN YANG TERBATAS JUMLAHNYA UNTUK MEMBELI BARANG DAN JASA YANG MEMBERIKAN TINGKAT KEPUASAAN YANG MAKSIMUM

SETIAP KONSUMEN MENGATUR PENGHASILANNYA UNTUK

MEMAKSIMUMKAN KEPUASAN

PERILAKU

(Permintaan konsumen akan suatu barang )

DIPENGARUHI

* ADANYA PERUBAHAN HARGA BARANG

* PENGHASILAN/PENDAPATAN KONSUMEN

M ≥ x. Px + y.Py

Page 11: Teori perilaku konsumen (ordinal)

CONTOHCONTOH KONSUMEN MEMPUNYAI PENGHASILAN : MKONSUMEN MEMPUNYAI PENGHASILAN : M HANYA ADA DUA BARANG YAITU : BARANG X dan BARANG YHANYA ADA DUA BARANG YAITU : BARANG X dan BARANG Y HARGA BARANG X HARGA BARANG X Px, HARGA BARANG Y Px, HARGA BARANG Y Py Py JUMLAH PEMBELIAN UNTUK BARANG X JUMLAH PEMBELIAN UNTUK BARANG X X.Px DITAMBAH X.Px DITAMBAH

PEMBELIAN BARANG Y PEMBELIAN BARANG Y Y.Py, TIDAK MELEBIHI PENGHASILAN : Y.Py, TIDAK MELEBIHI PENGHASILAN : M M

M ≥ X.Px + Y.Py…………………………….M ≥ X.Px + Y.Py……………………………. (1)(1)

M = X.Px + Y.Py………………………..M = X.Px + Y.Py……………………….. (2)(2)

Y = Y = 1 1 . M – X . M – X PxPx…………………………………………………… (3)(3) Py PyPy Py

1 1 M =M = MENUNJUKAN TITIK POTONG GARIS PERSAMAAN MENUNJUKAN TITIK POTONG GARIS PERSAMAAN DENGAN DENGAN

PyPy SUMBU VERTIKAL ( Y )SUMBU VERTIKAL ( Y )-- PxPx = = NILAI KEMIRINGAN GARIS PERSAMAANNILAI KEMIRINGAN GARIS PERSAMAAN

PyPy MINUS ( PERBANDINGAN HARGA BARANG- MINUS ( PERBANDINGAN HARGA BARANG-BARANG )BARANG )

Page 12: Teori perilaku konsumen (ordinal)

Y = 1 M – Px . X

Py Py

A

BX

O Jumlah - X

1 Py

- OA = - OB 1

Px.

. M

. M

= - Px …………………..(4)

Py

Jum

lah

- Y

Y

Page 13: Teori perilaku konsumen (ordinal)

GARIS ANGGARAN ( BUDGET LINE )

Garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi komoditi yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan yang tertentu besarnya. Nilai kemiringan adalah “minus” perbandingan harga komoditi

RUANG ANGGARAN

Himpunan (set) dari semua komoditi yang mungkin dapat dibeli dengan sebagian atau seluruh penghasilan konsumen yang terbatas jumlahnya. Ruang anggaran hanya meliputi sebagian ( Subset ) dari ruang komoditi

Page 14: Teori perilaku konsumen (ordinal)

PERGESERAN SATUAN GARIS ANGGARANStudi perbandingan ( comparative Study ),mengenai perubahan jumlah barang yang dibeli konsumen, sebagai akibat perubahan penghasilan atau perubahan harga barang.

O B B1 X

A

A1Y

O

A

Y

B1 B X

. M

. M

. M1 (OA1)

. M1 (OB1)

Px1 > - Px

Py Py

Jumlah Komoditi X : OB OB1 ( OB1 < OB )

* Jml.y maks : 1Py

* Jml.X maks : 1 Px

1Py

1 Px

Perubahan Harga X1 > X

Perubahan Penghasilan M1 > M

Page 15: Teori perilaku konsumen (ordinal)

III

III

IV

• I

• II

• III

• IV

Jumlah X M

Jum

lah

Y

O

KESEIMBANGAN KONSUMENL

Peta indiferen konsumen

• LM = Garis Anggaran

• Konsumen tidak dapat mencapai kurva indiferen diluar garis anggaran IV

• Q,P,R Adalah tiga dari sekian banyak gabungan komoditi yang dapat dibeli sesuai garis anggaran.1. Titik Q kekiri kepuasan menurun ( I )

kekanan Kepuasan bertambah ( belum maks II )

2. Titik P Kepuasan bertambah kurva indiferen III

Kekanan Kepuasan menurun ( dibawah III )

3. Titik R Kekanan Kepuasan menurun ( dibawah II )

4. Kepuasan maksimum/ Titik keseimbangan konsumen terjadi pada titik P

( Kurva indiferen ( III ) menyinggung garis anggaran LM.

P

Q

R

Page 16: Teori perilaku konsumen (ordinal)

O M M1 M2

X

L

L1

L2

Kurva Penghasilan Konsumsi

P

Q

R

I

II

III

PERUBAHAN PENGHASILAN TINGKAT KONSUMSI

• Perubahan penghasilan, harga tetap mengakibatkan perubahan jumlah barang yang dibeli.

• Untuk barang”Normal”/Superior kenaikan penghasilan mendorong naiknya konsumsi.

• Bertambahnya penghasilan garis anggaran bergeser ke”kanan”

* Kurva penghasilan konsumsi ( income consumption Curve ) adalah garis yang menghubungkan berbagai titik kombinasi X dan Y dalam keseimbangan yang dibeli pada berbagai tingkat penghasilan, dimana harga barang dianggap tetap.

X X1 X2

Page 17: Teori perilaku konsumen (ordinal)

OM

M2 X

L

Y

Kurva Harga Konsumsi

PQ R

I II

III

• Reaksi konsumen terhadap adanya perubahan harga, lebih penting dibandingkan dengan reaksi konsumen akan adanya perubahan penghasilan.

• Analisis selanjutnya berdasarkan asumsi bahwa yang berubah harganya adalah barang X, sedangkan barang Y dan penghasilan tetap.

Definisi :

Kurva harga konsumsi dari suatu barang adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat harga dengan penghasilan konsumennya tetap.

PERUBAHAN HARGA BARANG

M1X1 X2 X3

Page 18: Teori perilaku konsumen (ordinal)

DEFINISI :Kurva permintaan dari suatu barang, menghubungkan keseimbangan jumlah barang yang dibeli konsumen dan tingkat harga pasar, yang penghasilan konsumennya dan harga nominal barang lain dianggap tidak berubah.

PRINSIP :

Jumlah barang yang diminta konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan harga, dengan anggapan penghasilan dan harga nominal barang-barang lain tetap.

DEFINISI :

Elastisitas harga adalah perubahan proposional tingkat konsumsi konsumen dibagi dengan perubahan proporsional tingkat harga barang

Π = _______ =

∆Q Q

∆P P

∆Q x P ∆P Q

Page 19: Teori perilaku konsumen (ordinal)

EFEK PENGGANTIAN DAN EFEK PENGHASILAN

Perubahan harga barang mengakibatkan 2 hal yang berpengaruh terhadap jumlah yang diminta konsumen :

• Adanya perubahan harga relatif / harga barang lain tetap, konsumen mengubah penggunaan barang yang satu ( mahal ) dengan barang yang lain( murah ). Jadi perubahan harga relatif mengakibatkan/mendorong efek penggantian ( Substitution Effect )

• Adanya perubahan harga nominal suatu barang ( penghasilan tetap ) mengakibatkan berubahnya penghasilan riil ( daya beli ) mendorong efek penghasilan ( income effect ). Konsumen merasa lebih miskin dan cenderung mengurangi pembeliannya/permintaannya.

“Kurva Indiferen”

Besarnya Efek Penggantian Besarnya efek Penghasilan