TENGGELAM

27
ABORSI Prolive Oleh: Hukniatiku Diana Caria Putut Mayang Sari Ratna Indriyani Pembimbing: dr. Iwan Aflanie, Sp. F, M.Kes 2

description

hyy

Transcript of TENGGELAM

Page 1: TENGGELAM

ABORSIProlive

Oleh:Hukniatiku Diana

Caria Putut Mayang SariRatna Indriyani

Pembimbing:dr. Iwan Aflanie, Sp. F, M.Kes

BAGIAN / UPF ILMU KEDOKTERAN FORENSIKFK UNLAM – RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

2

Page 2: TENGGELAM

September, 2008

BAB I

PENDAHULUAN

Lengkap sudah musibah di jalur transportasi indonesia setelah berbagai

kecelakaan pada angkutan darat, dan disusul jatuhnya beberapa penerbangan, kini

musibah di jalur airpun tak terelakan. Tenggelamnya kapal laut senopati dan terbakarnya

levina . beberapa pecan lalu tak luput meminta korban jiwa. Mereka yang menjadi korban

hamper seluruhnya teridentifikasi meninggal akibat tenggelam.

Tenggelam merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian

jika terlambat mendapat pertolongan. Tenggelam sendiri dapat terjadi pada air laut

maupun air asin. Banjir yang menimpa DKI Jakarta , .awal februari lalu, .misalnya

meminta korban jiwa akibat tenggelam air tawar.

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2000 di seluruh dunia ada

400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya angka ini menempati urutan kedua

setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of disease (GBD) menyatakan

bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dbanding seluruh kematian akibat

tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya.

Ditaksir, selama tahun 2000, 10 persen kematian di seluruh dunia adalah akibat

kecelakaan, dan 8 persen akibat tenggelam tidak sengaja yang sebagian besar terjadi di

Negara-negara berkembang.

2

Page 3: TENGGELAM

Dari catatan ini , afrika menempati posisi terbanyak kasus tenggelam di dunia,

dan lebih dari sepertiga kasus terjadi di kawasan pasifik. Sementara , amerika merupakan

kawasan yang mengalami kasus tenggelam terendah, kejadian di Negara berkembang

lebih tinggi dibanding Negara maju. Tapi d.i Negara berkembang seperti di Indonesia

angka kejadiannya belum dapat diketahui.

Prof Yunus mencontohkan , rerata angka kematian tenggelam di Afrika adalah 8

kali lebih tinggi disbanding Amerika dan Australia. Di kedua Negara maju tersebut,

rerata kematian akibat tenggelam lebih tinggi pada penduduk pribumi daripada penduduk

kulit putih. Sementara itu, di cina dan di India rerata kematian akibat tenggelam sangat

tinggi, yaitu 43 persen dari seluruh kasus di dunia (1).

2

Page 4: TENGGELAM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tenggelam (drowning) adalah suatu suffocation dimana jalan napas terhalang

oleh air/cairan sehingga terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru (2).

Tenggelam adalah merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian

tubuh ke dalam cairan, tenggelam merupakan salah satu bentuk kematian asfiksia,

dimana bila pada asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit dalam darah,

sedangkan pada tenggelam perubahan tersebut ada,, baik tenggelam dalam air tawar

maupun tenggelam dalam air asin (3).

B. Klasifikasi (2)

Berdasarkan posisi mayat dibagi dua :

1. Submerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat

masuk ke dalam air, seperti bagian kepala mayat.

2. Immerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat

masuk ke dalam air.

Berdasarkan penyebab kematian dibagi dua :

1. spasme laring (menimbulkan asfiksia)

2

Page 5: TENGGELAM

2. Vagal refleks/cardiac arrest/kolaps sirkulasi

Berdasarkan penyebab kematian pada kasus wet drowning dibagi tiga :

1. Asfiksia

2. Fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam dalam air tawar

3. Edema paru pada kasus tenggelam dalam air asin (laut)

Berdasarkan cara kematian dibagi empat :

1. Kecelakaan (paling sering)

2. Undeterminate

3. Pembunuhan

4. bunuh diri

C. mekanisme tenggelam

Mekanisme kematian pada tenggelam pada umumnya adalah asfiksia, mekanisme

kematian yang dapat juga terjadi pada tenggelam adalah karena inhibisi vagal, dan

spasme larynx. Adanya mekanisme kematian yang berbeda-beda pada tenggelam, akan

memberi warna pada pemeriksaan mayat dan pemeriksaan laboratorium,, dengan kata

lain kelainan yang didapatkan pada kasus tenggelam tergantung dari mekanisme

kematiannya (2).

Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan, baik kecelakaan secara

langsung berdiri sendiri, maupun tenggelam yang terjadi oleh karena korban dalam

keadaan mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau ppada mereka yang tersering

epilepsy. Pembunuhan dengan cara menenggelamkan jarang terjadi, korban biasanya bayi

2

Page 6: TENGGELAM

atau anak-anak , pada orang dewasa dapat terjadi tanpa sengaja, yaitu korban

sebelumnya dianiaya, disangka sudah mati, padahal hanya pingsan. Untuk

menghilangkan jejak korban dibuang ke sungai, sehingga mati karena tenggelam (2)

Bila seorang yang tidak dapat berenang dan jatuh dalam air , ia berusaha

mencapai permukaan air, waktu kepala timbul, ia menghirup udara dan air yang

menyebabkan korban batuk keras, kekurangan zat asam menyebabkan korban menghirup

dan menelan lebih banyak lagi air, muka menjadi biru, pergerakan anggota gerak,

menjadi tidak teratur, apa yang dapat dipegangnya, dipegang erat sekali. Dalam keadaan

demikian, korban dapat mengeluarkan kencing dan kotoran. Bergelut dengan maut ini

dapat berlangsung kurang lebih 5 menit (4).

Bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri juga merupakan peristiwa yang

jarang terjadi, korban sering memberati dirinya dengan batu atau besi, baru kemudian

terjun ke air.

Dengan demikian di dalam menghadapi kasus tenggelam, selain pemeriksaan

ditujukan untuk menentukan sebab kematian karena ditujukan untuk mengetahui cara

kematiannya , kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri.

Berapa lama orang yang tenggelam akan menemukan ajalnya, ditentukan oleh

keadaan lingkungan misalnya kondisi fisik dan kesehatan korban, sifat reaksi korban

sewaktu terbenam dan jumlah air yang terinhalasi (3) :

- waktu akan menjadi lebih singkat, pada terbenam yang tak terduga, kondisi fisik

yang buruk serta korban yang tidak bisa berenang.

- Kematian terjadi segera, bila kematiannya oleh karena inhibisi kardial.

2

Page 7: TENGGELAM

- Orang yang cepat panic akan lebih cepat tenggelam bila dibandingkan dengan

orang yang tenang, walaupun ke duanya perenang yang baik.

- Air yang dingin akan mempercepat kematian pada orang yang terbenam, oleh

karena terjadi hypothermia, kematian pada kasus ini karena gaggal jantung, oleh

karena terjadi peningkatan tekanan didalam vena dan arteri.

- Biasanya orang akan menjadi tidak sadar setelah terbenam selama 2 atau 3 sampai

10 menit, sebelum terjadi kematian korban dapat berada dalam keadaan mati suri,

sehingga upaya untuk melakukan resusitasi sering membawa hasil baik.

Pada orang yang tenggelam, tubuh korban dapa beberapa kali berubah posisi,

umumnya korban akan tiga kali tenggelam, ini dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1. pada waktu pertama kali orang terjun ke air oleh karena gravitasi ia akan

terbenam untuk pertama kali.

2. oleh karena berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis air, korban akan timbul,

dan berusaha untuk bernafas mengambil udara, akan tetapi oleh karena tidak bisa

berenang , air akan masuk tertelan dan terinhalasi, sehingga berat jenis korban

sekarang menjadi lebih lebih besar dari berat jenis air,dengan demikian ia

tenggelam untuk kedua kalinya.

3. sewaktu berada pada dasar sungai, laut atau danau,, proses ppembusukan akan

berlangsungdan terbentuk gas pppembusukan.

4. waktu yang dibutuhkan agar pppembentukan gas ppembusukan data

mengapungkan tubuh korban sekitar 7 – 14 hari.

5. pada waktu tubuh mengapung oleh karena terbentuknya gas pembusukan, tubuh

dapat pecah terkene benda-benda di sekitarnya, digigit binatang atau oleh karena

2

Page 8: TENGGELAM

proses pembusukuan itu sendiri, dengan demikian gas pembusukan akan keluar,

tubuh korban terbenam untuk ketiga kalinya dan yang terakhir.

Mekanisme pada kasus tenggelam, bukan hanya sekedar masuknya cairan ke

dalam saluran pernapasan, akan tetapi merupakan hal yang cukup kompleks, mekanisme

tenggelam dalam air seni berbeda dengan tenggelam dalam air tawar.

Tenggelam dalam air tawar :

1. air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar, sehingga terjadi

hemodilusi yang hebat sampai 72 persen yang berakibat terjadinya hemolisis.

2. oleh karena terjadi perubahan biokimia yang serius, dimana kalium dalam plasma

meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia yang hebat pada

myocardium.

3. hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah atau sirkulasi menjadi

berlebhan, terjadi penurunan tekanan systole, dan dalam waktu beberapa menit

terjadi fibrilasi ventrikel.

4. jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia

cerebri yang hebat, hal ini yang menerangkan mengapa kematian terjadi dengan

cepat.

Tenggelam dalam air asin :

1. terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi dapat tertarik keluar sampai sekitar

42 persen, dan masuk ke dalam jaringan paru-paru, sehingga terjadi edema

pulmonum yang hebat dalam waktu yang relative singkat.

2

Page 9: TENGGELAM

2. pertukaran elektrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan meningkatnya

hematokrit dan peningkatan kadar natrium pplasma.

3. fibrilasi ventrikel tidak terjadi, terjadinya anoksia pada my6cardium dan disertai

peningkatan viskositas darah, akan menyebabkan terjadinya payah jantung.

4. tidak terjadi hemolisis, melainkan hemokonsentrasi, tekanan sistolik akan

menetap dalam beberapa menit.

Kematian mendadak pada tenggelam dalam air yang dingin

Mati mendadak segera setelah seseorang masuk ke dalam air yang dingin, sering

disinggung, walaupun tanpa penyebab langsung, oleh karena spasme larynx atau vagal

refkek yang menyebabkan cardiac arrest.

Keadaan tersebut, yaitu yang mendadak tadi, hanya dapat dijelaskan oleh karena

terjadinya fibrilasi ventrikel pada korban, dan dapat dibuktikan bahwa pada orang yang

masuk ke air yang dingin atau tersiram air yang dingin, dapat menimbulkan ventricular

ectopic beat.(2)

D. Autopsi pada kematian akibat tenggelam

Pada kasus kematian akibat tenggelam (drowning), harus dapat dibuktikan masuknya

air ke dalam paru mencapai bagian paru yang paling distal yaitu alveoli, karena pada

peristiwa tenggelam, masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan adalah karena di

hirup secara aktif oleh paru.

Pembuktian adanya air dalam alveoli Dilakukan dengan pemeriksaan

laboratorium kadar elektrolit dalam darah yang berasal dari jantung sebelah kiri

dibandingkan dengan darah yang berasal kanan, karena peristiwa tenggelam akan

2

Page 10: TENGGELAM

menimbulkan terjadi hemodilusi atau hemokonsentrasi, tergantung pada tekanan

osmotic cairan tempat tenggelam. Atau pemeriksaan adanya diatome, suatu jenis

ganggang bersel tunggal yang merupakan penghuni dalam hamper seluruh air yang

terdapat di bumi, melalui pemeriksaan getah paru atau destruksi jaringan (paru atau

ginjal).

Pada pemeriksaan mayat dapat ditemukan kedua paru yang mengembang berisi

air. Lambung yang juga terisi air serta adanya benda asing yang turut tertelan ketika

tenggelam pada mayat dapat ditemukan gambatan cutis anserine ( goose skin) akibat

kontraksi mm.erecctor pilli. Bila cukup lama mayat terendam dalam air. Dapat

ditemukan gambaran washer womens hand berupa kulit telapak tangan dan kaki

yang berkeriput akibat terjadinya imbisi air ke dalam jaringan kulit (5)..

Bila terdapat spasme kadaverik, dalam tangan mayat dapat ditemukan benda atau

tumbuhan air yang tenggelam.

Pemeriksaan luar pada kasus tenggelam (3)

- penurunan suhu mayat,berlangsung cepat, rata-rata 5 F per menit, suhu tubuh

akan sama dengan suhu lingkungan dalam waktu 5 atau 6 jam.

- Lebam mayat akan tampak pada dada bagian depan, leher dan kepala, lebam

mayat berwarna merah terang yang perlu dibedakan dengan lebam mayat yang

terjadi pada keracunan CO

- pembusukan sering tampak, kulit berwarna kehijauan atau merah gelap, pada

pembusukan lanjut tampak gelembung-gelembung pembusukan, terutama bagian

atas tubuh, dan scrotum serta penis pada pria dan labia mayora pada wanita,

telapak tangan dan kaki mengelupas

2

Page 11: TENGGELAM

- Gambaran kulit angsa sering dijumpai, keadaan ini terjadi selama interval

kematian somatic dan seluler, atau merupakan perubahan post-mortal karena

terjadinya rigor mortis pada mm. ere.ctor pili.

- Cutis anserine tidak mempunyai nilai sabagai criteria diagnostic

- Busa halus putih yang berbentuk jamur tampak pada mulut atau hidung atau

keduanya.

- Terbentuknya busa halus tersebut adalah sebagai berikut masuknya cairan ke

dalam saluran pernafasan merangsang terbentuknya mucus, substansi ini ketika

bercampur dengan air dan surfaktan dari paru-paru dan terkocok oleh karena

adanya upaya pernapasan yang hebat.

- Pembusukan akan merusak busa tersebut dan terbentuk pseudofoam yang

berwarna kemerahan yang berasal dari darah dan gas pembusukan.

- Perdarahan berbintik dapat ditemukan pada kelopak mata, terutama kelopak mata

bagian bawah.

- Pada pria genitalianya dapat mengerut, ereksi atau semi ereksi, yang sering

dijumpai semi ereksi.

- Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan, yang merupakan tanda

bahwa korban berusaha untuk hidup, atau sedang terjadi epilrpsi, sebagai akibat

dari masuknya korban ke dalam air.

- Cadaveric spasme , biasnya jarang dijumpai, dan dapat diartikan bahwa berusaha

untuk tidak tenggelam, sebagaimana sering didapatkannya dahan, batu atau

rumput yang tergenggam , adanya cadaveric spasme menunjukkan bahwa korban

masih dalam keadaan hidup pada saat terbenam.

2

Page 12: TENGGELAM

- Luka-luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bagian depan dapat terjadi

bagian depan dapat terjadi akibat persentuhan korban dengan dasar sungai, atau

terkena benda-benda di sekitarnya ; luka-luka tersebut seringkali mengeluarkan

darah, sehingga tidak jarang memberi kesan korban dianiaya sebelum

ditenggelamkam.

- Pada kasus bunuh diri dimana korban dari tempat yang tinggi terjun ke sungai ,

kematian dapat terjadi akibat benturan yang keras sehingga menyebabkan

kerusakan pada kepala atau patah tulang leher.

- Bila korban yang tenggelam adalah bayi, maka dapat dipastikan bahwa kasusnya

merupakan kasus pembunuhan.

- Bila seorang dewasa ditemukan mati dalam empang yang dangkal, maka harus

dipikirkan kemungkinan adanya unsure tindak pidana, misalnya setelah diberi

racun korban dilempar ke tempat tersebut dengan maksud mengacaukan

penyidikan.

Pemeriksaan dalam pada kasus tenggelam (3)

- dalam keadaan mayat telah mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan dan

pengambilan kesimpulan menjadi sulit.

- Pemeriksaan terutama ditujukan pada system pernafasan, busa halus putih

terdapat mengisi trakea dan cabang-cabangnya , air juga dapat ditemukan,

demikian pula halnya dengan benda-benda asing yang ikut terinhalasi bersama air.

- Benda asing dalam trakea dapat tampak secara makroskopik misalnya, pasir,

Lumpur, binatang air, tumbuhan air dan lain sebagainya; sedangkan yang tampak

secara mikroskopik diantaranya telur cacing dan diatome (gangguan kersik).

2

Page 13: TENGGELAM

- Untuk mencari diatomie, paru-paru harus didestruksi dahulu dengan asam sulfat,

asam sitrat kemudian di sentrifuse dan endapannya dilihat di bawah mikroskop.

- Diatomie dapat juga dicari dalam darah jantung yang telah diencerkan dengan air

agar terjadi hemolisa dan baru kemudian disentrifuse dan endapannya diperiksa.

- Pada keadaan dimana tubuh korban sudah sedemikian busuknya yaitu sudah

terbenam untuk ketiga kalinya, dan baik kulit maupun organ-organ telah hancur,

maka pemeriksaan diatomie diambil dari sumsum tulang panjang, dan

selanjutnya dilakukan proses yang sama.

- Pemeriksaan diatomie dikatakan positif bila dari sediaan paru-paru dapat

ditemukan diatomie sebanyak 5 per LPB, atau bila dari sumsum tulang sebanyak

1 LPB.

- Oleh karena diatomie banyak terdapat di alam dan tergantung musim, maka tidak

ditemukannya0 diatomie tidak dapat menyingkirkan bahwa korban bukan mati

tenggelam, relevansi diatomie terbatas pada tenggelam dengan mekanisme

asfiksia.

- Adanya diatomie hanya menunjukkan bahwa korban semasa hidupnya pernah

kemasukan ganggang kersik tersebut.

- Pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik kemerahan ,

perdarahan ini dapat terjadi karena adanya kompresi terhadap septum inter

alveoli, atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen.

- Bercak perdarahan yang besar (diameter 3-5 sentimeter), terjadi karena robeknya

partisi inter alveolar, dan sering terlihat di bawah pleura; bercak ini disebut bercak

paltauf (1882), sesuai dengan nama yang pertama mencatat kelainan tersebut.

2

Page 14: TENGGELAM

- Bercak paltauf berwarna biru kemerahan dan banyak terlihat pada bagian bawah

paru-paru, yaitu pada permukaan anterior dan permukaan antar bagian paru-paru.

- Kongesti pada larynx merupakan kelainan yang berarti, paru-paru biasanya sangat

mengembang, seringkali menutupi pericardium dan pada permukaan tampak

adanya jejas dari tulang iga, pada perabaan kenyal,

- Edema dan kongesti paru-paru dapat sangat hebat, sehingga beratnya dapat

mencapai 700-1000 gram, dimana berat paru-paru normal adalah sekitar 250-300

gram.

- Paru-paru pucat dengan diselingi bercak-bercak merah di antara daerah yang

berwarna kelabu, pada pengirisan tampak banyak cairan merah kehitaman

bercampur buih keluar dari penampang tersebut, yang ada keadaan paru-paru

normal, keluarnya cairan bercampur busa tersebut baru tampak setelah dipijat

dengan dua jari.

- Gambaran paru-paru seperti tersebut di atas dikenal dengan nama emphysema

aquosum atau emphysema hydroaerique.

- Emphysema aquosum dijumpai pada sekitar 80 persen kasus tenggelam, dan

adanya kelainan tersebut merupakan bukti yang kuat bahwa kematian korban

karena tenggelam.

- Mekanisme terjadinya emphysema aquosum dan adanya busa dalam saluran

pernapasan, merupakan kelainan yang khusus untuk tenggelam, terinhalasinya air

akan mengiritasi membran mukosa dari saluran napas dan menstimulir sekresi

mucus, pergerakan pernapasan, dari udara yang ada dalam saluran pernafasan

mengocok substan tersebut sehingga terbentuk busa.

2

Page 15: TENGGELAM

- Obstruksi pada sirkulasi paru-paru akan menyebabkan distensi jantung kanan dan

pembuluh vena besar dan keduanya penuh berisi darah yang berwarna merah

gelap dan air, tidak ada bekuan

E Test kimiawi pada kasus tenggelam

- Gettler, menunjukkan adanya perbedaan kadar khlorida dari darah yang diambil

dari jantung kanan dan jantung kiri. Interpretasinya adalah korban yang tenggelam

di air tawar mengandung Cl lebih rendah pada jantung kiri daripada jantung

kanan. Kadar Na menurun dan kadar K meningkat dalam plasma. Korban yang

tenggelam di air laut mengandung Cl lebih tinggi pada jantung kiri daripada

jantung kanan . kadar Na meningkat dan kadar K sedikit meningkat dalam plasma

(2).

- Durlacher, menyatakan test yang lebih dipercaya adalah penentuan perbedaan

berat jenis plasma dari jantung kiri dan kanan.

- Polson dan gee, berpendapat bahwa kedua test tersebut dapat dipakai sebagai data

konfirmatif dalam tenggelam, dengan catatan pemeriksaan dalam beberapa jam

setelah terbenam (3).

2

Page 16: TENGGELAM

F. analisa diatomae

Diagnosis mati tenggelam merupakan salah satu yang tersulit pada patologi porensik

dan sebelumnya kami mengusulkan criteria untuk pemeriksaan jaringan berdasarkan

investigasi diatomae baik secara kualitatif maupun kuantitaf. Pada kasus mati tenggelam,

kami mempelajari reliabilitas penetapan lokasi tenggelam dengan membandingkan

diatom yang ditemukan pada sampel paru-paru dan sampel air, atau jika sampel air tidak

dapat dipergunakan diatomae perairan setempat .dalam penelitian ini menggunakan dua

kelompok kasus, yang pertama berupa korban mati tenggelam karena kecelakaan atau

bunuh diri dengan lokasi kecelakaan diketahui, sedangkan kelompok kedua berupa

korban dengan mati tenggelam yang tidak diketahui. Hasilnya menunjukkan kesesuaian

antara diatomae di dalam jaringan dibandingkan dengan diatomae pada lokasi tenggelam

dan distribusinya relative sekitar 65 % pada lokasi tenggelam yang diketahui, dan 35%

pada kelompok lain. Kesesuaian distribusi diatomae pada paru-paru setiap korban dapat

menjadi metode yang menarik untuk mengarahkan ppenyelidikan guna menentukan

lokasi tenggelam. Dua factor yang mengendalikan ppenelitian adalah konsentrasi

diatomae pada paru-paru dan pengembangan program monitoring sungai di daerah

penelitian (6).

pemeriksaan diatomae merupakan pemeriksaan yang ppada akhir-akhir ini banyak

dikerjakan, karena cukup relevan; dengan pengertian : pada tenggelam dappat ditemukan

diatomae, tidak diketemukannya diatomae tidak dapat menyingkirkan bahwa kematian

korban bukan karena tenggelam (3)

2

Page 17: TENGGELAM

BAB III

PENUTUP

Mati tenggelam adalah suatu kematian akibat masuknya cairan ke dalam saluran

pernafasan sehingga terjadi kegagalan pengaliran udara ke paru-paru. Mekanisme

kematian, akibat asfiksia, fibrilasi ventrikel (akibat tenggelam air tawar), dan refleks

vagal. Tanda-tanda mati tenggelam adalah jenazah basah dan benda air menempel pada

tubuh, kutis anserine, Washer womens hand, cadaveric spasme, luka-luka akibat

benturan dengan benda air dan tanda-tanda asfiksia. Pada pemeriksaan dalam ditemukan

benda asing dalam trakea, secara mikroskopis adanya telur cacing dan

diatomae(ganggang kersik), pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik

perdarahan, kongesti pada larynx, paru-paru sangat mengembang, edema, paru-paru pucat

dengan diselingi bercak-bercak merah di antara daerah yang berwarna kelabu yang

disebut emphysema aquosum.

2

Page 18: TENGGELAM

DAFTAR PUSTAKA

1. Andra. Tatalaksana Penderita Tenggelam. Forum diskusi formacia :www. Majalah farmacia. Com. Update 7 januari 2008.

2. Al-fatih, Muhammad. Tenggelam. Ilmu kedokteran kehakiman FKUNHAS, Makasar, www. Klinik Indonesia.. com/forensic . update 20 April 2007.

3. Idries, Abdul Mun’in . pedoman .Ilmu kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Bina rupa aksara : Jakarta, 1997

4. Hamdani, Djowito. Ilmu kedokteran Kehakiman Edisi kedua. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1992

5. Brata D. Otopsi . Kumpulan kuliah dalam petunjuk praktisi Otopsi, Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Universitas Airlangga;

6. Ludes B, dkk. Diatom analysis in Victim’s Tissues as an Indikator of the Site of Drowning : Original article : 19 Agustus 1998

2