TENGGELAM
-
Upload
erwin-christianto -
Category
Documents
-
view
22 -
download
1
description
Transcript of TENGGELAM
ABORSIProlive
Oleh:Hukniatiku Diana
Caria Putut Mayang SariRatna Indriyani
Pembimbing:dr. Iwan Aflanie, Sp. F, M.Kes
BAGIAN / UPF ILMU KEDOKTERAN FORENSIKFK UNLAM – RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
2
September, 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Lengkap sudah musibah di jalur transportasi indonesia setelah berbagai
kecelakaan pada angkutan darat, dan disusul jatuhnya beberapa penerbangan, kini
musibah di jalur airpun tak terelakan. Tenggelamnya kapal laut senopati dan terbakarnya
levina . beberapa pecan lalu tak luput meminta korban jiwa. Mereka yang menjadi korban
hamper seluruhnya teridentifikasi meninggal akibat tenggelam.
Tenggelam merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian
jika terlambat mendapat pertolongan. Tenggelam sendiri dapat terjadi pada air laut
maupun air asin. Banjir yang menimpa DKI Jakarta , .awal februari lalu, .misalnya
meminta korban jiwa akibat tenggelam air tawar.
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2000 di seluruh dunia ada
400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya angka ini menempati urutan kedua
setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of disease (GBD) menyatakan
bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dbanding seluruh kematian akibat
tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya.
Ditaksir, selama tahun 2000, 10 persen kematian di seluruh dunia adalah akibat
kecelakaan, dan 8 persen akibat tenggelam tidak sengaja yang sebagian besar terjadi di
Negara-negara berkembang.
2
Dari catatan ini , afrika menempati posisi terbanyak kasus tenggelam di dunia,
dan lebih dari sepertiga kasus terjadi di kawasan pasifik. Sementara , amerika merupakan
kawasan yang mengalami kasus tenggelam terendah, kejadian di Negara berkembang
lebih tinggi dibanding Negara maju. Tapi d.i Negara berkembang seperti di Indonesia
angka kejadiannya belum dapat diketahui.
Prof Yunus mencontohkan , rerata angka kematian tenggelam di Afrika adalah 8
kali lebih tinggi disbanding Amerika dan Australia. Di kedua Negara maju tersebut,
rerata kematian akibat tenggelam lebih tinggi pada penduduk pribumi daripada penduduk
kulit putih. Sementara itu, di cina dan di India rerata kematian akibat tenggelam sangat
tinggi, yaitu 43 persen dari seluruh kasus di dunia (1).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tenggelam (drowning) adalah suatu suffocation dimana jalan napas terhalang
oleh air/cairan sehingga terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru (2).
Tenggelam adalah merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian
tubuh ke dalam cairan, tenggelam merupakan salah satu bentuk kematian asfiksia,
dimana bila pada asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit dalam darah,
sedangkan pada tenggelam perubahan tersebut ada,, baik tenggelam dalam air tawar
maupun tenggelam dalam air asin (3).
B. Klasifikasi (2)
Berdasarkan posisi mayat dibagi dua :
1. Submerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat
masuk ke dalam air, seperti bagian kepala mayat.
2. Immerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat
masuk ke dalam air.
Berdasarkan penyebab kematian dibagi dua :
1. spasme laring (menimbulkan asfiksia)
2
2. Vagal refleks/cardiac arrest/kolaps sirkulasi
Berdasarkan penyebab kematian pada kasus wet drowning dibagi tiga :
1. Asfiksia
2. Fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam dalam air tawar
3. Edema paru pada kasus tenggelam dalam air asin (laut)
Berdasarkan cara kematian dibagi empat :
1. Kecelakaan (paling sering)
2. Undeterminate
3. Pembunuhan
4. bunuh diri
C. mekanisme tenggelam
Mekanisme kematian pada tenggelam pada umumnya adalah asfiksia, mekanisme
kematian yang dapat juga terjadi pada tenggelam adalah karena inhibisi vagal, dan
spasme larynx. Adanya mekanisme kematian yang berbeda-beda pada tenggelam, akan
memberi warna pada pemeriksaan mayat dan pemeriksaan laboratorium,, dengan kata
lain kelainan yang didapatkan pada kasus tenggelam tergantung dari mekanisme
kematiannya (2).
Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan, baik kecelakaan secara
langsung berdiri sendiri, maupun tenggelam yang terjadi oleh karena korban dalam
keadaan mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau ppada mereka yang tersering
epilepsy. Pembunuhan dengan cara menenggelamkan jarang terjadi, korban biasanya bayi
2
atau anak-anak , pada orang dewasa dapat terjadi tanpa sengaja, yaitu korban
sebelumnya dianiaya, disangka sudah mati, padahal hanya pingsan. Untuk
menghilangkan jejak korban dibuang ke sungai, sehingga mati karena tenggelam (2)
Bila seorang yang tidak dapat berenang dan jatuh dalam air , ia berusaha
mencapai permukaan air, waktu kepala timbul, ia menghirup udara dan air yang
menyebabkan korban batuk keras, kekurangan zat asam menyebabkan korban menghirup
dan menelan lebih banyak lagi air, muka menjadi biru, pergerakan anggota gerak,
menjadi tidak teratur, apa yang dapat dipegangnya, dipegang erat sekali. Dalam keadaan
demikian, korban dapat mengeluarkan kencing dan kotoran. Bergelut dengan maut ini
dapat berlangsung kurang lebih 5 menit (4).
Bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri juga merupakan peristiwa yang
jarang terjadi, korban sering memberati dirinya dengan batu atau besi, baru kemudian
terjun ke air.
Dengan demikian di dalam menghadapi kasus tenggelam, selain pemeriksaan
ditujukan untuk menentukan sebab kematian karena ditujukan untuk mengetahui cara
kematiannya , kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri.
Berapa lama orang yang tenggelam akan menemukan ajalnya, ditentukan oleh
keadaan lingkungan misalnya kondisi fisik dan kesehatan korban, sifat reaksi korban
sewaktu terbenam dan jumlah air yang terinhalasi (3) :
- waktu akan menjadi lebih singkat, pada terbenam yang tak terduga, kondisi fisik
yang buruk serta korban yang tidak bisa berenang.
- Kematian terjadi segera, bila kematiannya oleh karena inhibisi kardial.
2
- Orang yang cepat panic akan lebih cepat tenggelam bila dibandingkan dengan
orang yang tenang, walaupun ke duanya perenang yang baik.
- Air yang dingin akan mempercepat kematian pada orang yang terbenam, oleh
karena terjadi hypothermia, kematian pada kasus ini karena gaggal jantung, oleh
karena terjadi peningkatan tekanan didalam vena dan arteri.
- Biasanya orang akan menjadi tidak sadar setelah terbenam selama 2 atau 3 sampai
10 menit, sebelum terjadi kematian korban dapat berada dalam keadaan mati suri,
sehingga upaya untuk melakukan resusitasi sering membawa hasil baik.
Pada orang yang tenggelam, tubuh korban dapa beberapa kali berubah posisi,
umumnya korban akan tiga kali tenggelam, ini dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1. pada waktu pertama kali orang terjun ke air oleh karena gravitasi ia akan
terbenam untuk pertama kali.
2. oleh karena berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis air, korban akan timbul,
dan berusaha untuk bernafas mengambil udara, akan tetapi oleh karena tidak bisa
berenang , air akan masuk tertelan dan terinhalasi, sehingga berat jenis korban
sekarang menjadi lebih lebih besar dari berat jenis air,dengan demikian ia
tenggelam untuk kedua kalinya.
3. sewaktu berada pada dasar sungai, laut atau danau,, proses ppembusukan akan
berlangsungdan terbentuk gas pppembusukan.
4. waktu yang dibutuhkan agar pppembentukan gas ppembusukan data
mengapungkan tubuh korban sekitar 7 – 14 hari.
5. pada waktu tubuh mengapung oleh karena terbentuknya gas pembusukan, tubuh
dapat pecah terkene benda-benda di sekitarnya, digigit binatang atau oleh karena
2
proses pembusukuan itu sendiri, dengan demikian gas pembusukan akan keluar,
tubuh korban terbenam untuk ketiga kalinya dan yang terakhir.
Mekanisme pada kasus tenggelam, bukan hanya sekedar masuknya cairan ke
dalam saluran pernapasan, akan tetapi merupakan hal yang cukup kompleks, mekanisme
tenggelam dalam air seni berbeda dengan tenggelam dalam air tawar.
Tenggelam dalam air tawar :
1. air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar, sehingga terjadi
hemodilusi yang hebat sampai 72 persen yang berakibat terjadinya hemolisis.
2. oleh karena terjadi perubahan biokimia yang serius, dimana kalium dalam plasma
meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia yang hebat pada
myocardium.
3. hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah atau sirkulasi menjadi
berlebhan, terjadi penurunan tekanan systole, dan dalam waktu beberapa menit
terjadi fibrilasi ventrikel.
4. jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia
cerebri yang hebat, hal ini yang menerangkan mengapa kematian terjadi dengan
cepat.
Tenggelam dalam air asin :
1. terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi dapat tertarik keluar sampai sekitar
42 persen, dan masuk ke dalam jaringan paru-paru, sehingga terjadi edema
pulmonum yang hebat dalam waktu yang relative singkat.
2
2. pertukaran elektrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan meningkatnya
hematokrit dan peningkatan kadar natrium pplasma.
3. fibrilasi ventrikel tidak terjadi, terjadinya anoksia pada my6cardium dan disertai
peningkatan viskositas darah, akan menyebabkan terjadinya payah jantung.
4. tidak terjadi hemolisis, melainkan hemokonsentrasi, tekanan sistolik akan
menetap dalam beberapa menit.
Kematian mendadak pada tenggelam dalam air yang dingin
Mati mendadak segera setelah seseorang masuk ke dalam air yang dingin, sering
disinggung, walaupun tanpa penyebab langsung, oleh karena spasme larynx atau vagal
refkek yang menyebabkan cardiac arrest.
Keadaan tersebut, yaitu yang mendadak tadi, hanya dapat dijelaskan oleh karena
terjadinya fibrilasi ventrikel pada korban, dan dapat dibuktikan bahwa pada orang yang
masuk ke air yang dingin atau tersiram air yang dingin, dapat menimbulkan ventricular
ectopic beat.(2)
D. Autopsi pada kematian akibat tenggelam
Pada kasus kematian akibat tenggelam (drowning), harus dapat dibuktikan masuknya
air ke dalam paru mencapai bagian paru yang paling distal yaitu alveoli, karena pada
peristiwa tenggelam, masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan adalah karena di
hirup secara aktif oleh paru.
Pembuktian adanya air dalam alveoli Dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium kadar elektrolit dalam darah yang berasal dari jantung sebelah kiri
dibandingkan dengan darah yang berasal kanan, karena peristiwa tenggelam akan
2
menimbulkan terjadi hemodilusi atau hemokonsentrasi, tergantung pada tekanan
osmotic cairan tempat tenggelam. Atau pemeriksaan adanya diatome, suatu jenis
ganggang bersel tunggal yang merupakan penghuni dalam hamper seluruh air yang
terdapat di bumi, melalui pemeriksaan getah paru atau destruksi jaringan (paru atau
ginjal).
Pada pemeriksaan mayat dapat ditemukan kedua paru yang mengembang berisi
air. Lambung yang juga terisi air serta adanya benda asing yang turut tertelan ketika
tenggelam pada mayat dapat ditemukan gambatan cutis anserine ( goose skin) akibat
kontraksi mm.erecctor pilli. Bila cukup lama mayat terendam dalam air. Dapat
ditemukan gambaran washer womens hand berupa kulit telapak tangan dan kaki
yang berkeriput akibat terjadinya imbisi air ke dalam jaringan kulit (5)..
Bila terdapat spasme kadaverik, dalam tangan mayat dapat ditemukan benda atau
tumbuhan air yang tenggelam.
Pemeriksaan luar pada kasus tenggelam (3)
- penurunan suhu mayat,berlangsung cepat, rata-rata 5 F per menit, suhu tubuh
akan sama dengan suhu lingkungan dalam waktu 5 atau 6 jam.
- Lebam mayat akan tampak pada dada bagian depan, leher dan kepala, lebam
mayat berwarna merah terang yang perlu dibedakan dengan lebam mayat yang
terjadi pada keracunan CO
- pembusukan sering tampak, kulit berwarna kehijauan atau merah gelap, pada
pembusukan lanjut tampak gelembung-gelembung pembusukan, terutama bagian
atas tubuh, dan scrotum serta penis pada pria dan labia mayora pada wanita,
telapak tangan dan kaki mengelupas
2
- Gambaran kulit angsa sering dijumpai, keadaan ini terjadi selama interval
kematian somatic dan seluler, atau merupakan perubahan post-mortal karena
terjadinya rigor mortis pada mm. ere.ctor pili.
- Cutis anserine tidak mempunyai nilai sabagai criteria diagnostic
- Busa halus putih yang berbentuk jamur tampak pada mulut atau hidung atau
keduanya.
- Terbentuknya busa halus tersebut adalah sebagai berikut masuknya cairan ke
dalam saluran pernafasan merangsang terbentuknya mucus, substansi ini ketika
bercampur dengan air dan surfaktan dari paru-paru dan terkocok oleh karena
adanya upaya pernapasan yang hebat.
- Pembusukan akan merusak busa tersebut dan terbentuk pseudofoam yang
berwarna kemerahan yang berasal dari darah dan gas pembusukan.
- Perdarahan berbintik dapat ditemukan pada kelopak mata, terutama kelopak mata
bagian bawah.
- Pada pria genitalianya dapat mengerut, ereksi atau semi ereksi, yang sering
dijumpai semi ereksi.
- Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan, yang merupakan tanda
bahwa korban berusaha untuk hidup, atau sedang terjadi epilrpsi, sebagai akibat
dari masuknya korban ke dalam air.
- Cadaveric spasme , biasnya jarang dijumpai, dan dapat diartikan bahwa berusaha
untuk tidak tenggelam, sebagaimana sering didapatkannya dahan, batu atau
rumput yang tergenggam , adanya cadaveric spasme menunjukkan bahwa korban
masih dalam keadaan hidup pada saat terbenam.
2
- Luka-luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bagian depan dapat terjadi
bagian depan dapat terjadi akibat persentuhan korban dengan dasar sungai, atau
terkena benda-benda di sekitarnya ; luka-luka tersebut seringkali mengeluarkan
darah, sehingga tidak jarang memberi kesan korban dianiaya sebelum
ditenggelamkam.
- Pada kasus bunuh diri dimana korban dari tempat yang tinggi terjun ke sungai ,
kematian dapat terjadi akibat benturan yang keras sehingga menyebabkan
kerusakan pada kepala atau patah tulang leher.
- Bila korban yang tenggelam adalah bayi, maka dapat dipastikan bahwa kasusnya
merupakan kasus pembunuhan.
- Bila seorang dewasa ditemukan mati dalam empang yang dangkal, maka harus
dipikirkan kemungkinan adanya unsure tindak pidana, misalnya setelah diberi
racun korban dilempar ke tempat tersebut dengan maksud mengacaukan
penyidikan.
Pemeriksaan dalam pada kasus tenggelam (3)
- dalam keadaan mayat telah mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan dan
pengambilan kesimpulan menjadi sulit.
- Pemeriksaan terutama ditujukan pada system pernafasan, busa halus putih
terdapat mengisi trakea dan cabang-cabangnya , air juga dapat ditemukan,
demikian pula halnya dengan benda-benda asing yang ikut terinhalasi bersama air.
- Benda asing dalam trakea dapat tampak secara makroskopik misalnya, pasir,
Lumpur, binatang air, tumbuhan air dan lain sebagainya; sedangkan yang tampak
secara mikroskopik diantaranya telur cacing dan diatome (gangguan kersik).
2
- Untuk mencari diatomie, paru-paru harus didestruksi dahulu dengan asam sulfat,
asam sitrat kemudian di sentrifuse dan endapannya dilihat di bawah mikroskop.
- Diatomie dapat juga dicari dalam darah jantung yang telah diencerkan dengan air
agar terjadi hemolisa dan baru kemudian disentrifuse dan endapannya diperiksa.
- Pada keadaan dimana tubuh korban sudah sedemikian busuknya yaitu sudah
terbenam untuk ketiga kalinya, dan baik kulit maupun organ-organ telah hancur,
maka pemeriksaan diatomie diambil dari sumsum tulang panjang, dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama.
- Pemeriksaan diatomie dikatakan positif bila dari sediaan paru-paru dapat
ditemukan diatomie sebanyak 5 per LPB, atau bila dari sumsum tulang sebanyak
1 LPB.
- Oleh karena diatomie banyak terdapat di alam dan tergantung musim, maka tidak
ditemukannya0 diatomie tidak dapat menyingkirkan bahwa korban bukan mati
tenggelam, relevansi diatomie terbatas pada tenggelam dengan mekanisme
asfiksia.
- Adanya diatomie hanya menunjukkan bahwa korban semasa hidupnya pernah
kemasukan ganggang kersik tersebut.
- Pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik kemerahan ,
perdarahan ini dapat terjadi karena adanya kompresi terhadap septum inter
alveoli, atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen.
- Bercak perdarahan yang besar (diameter 3-5 sentimeter), terjadi karena robeknya
partisi inter alveolar, dan sering terlihat di bawah pleura; bercak ini disebut bercak
paltauf (1882), sesuai dengan nama yang pertama mencatat kelainan tersebut.
2
- Bercak paltauf berwarna biru kemerahan dan banyak terlihat pada bagian bawah
paru-paru, yaitu pada permukaan anterior dan permukaan antar bagian paru-paru.
- Kongesti pada larynx merupakan kelainan yang berarti, paru-paru biasanya sangat
mengembang, seringkali menutupi pericardium dan pada permukaan tampak
adanya jejas dari tulang iga, pada perabaan kenyal,
- Edema dan kongesti paru-paru dapat sangat hebat, sehingga beratnya dapat
mencapai 700-1000 gram, dimana berat paru-paru normal adalah sekitar 250-300
gram.
- Paru-paru pucat dengan diselingi bercak-bercak merah di antara daerah yang
berwarna kelabu, pada pengirisan tampak banyak cairan merah kehitaman
bercampur buih keluar dari penampang tersebut, yang ada keadaan paru-paru
normal, keluarnya cairan bercampur busa tersebut baru tampak setelah dipijat
dengan dua jari.
- Gambaran paru-paru seperti tersebut di atas dikenal dengan nama emphysema
aquosum atau emphysema hydroaerique.
- Emphysema aquosum dijumpai pada sekitar 80 persen kasus tenggelam, dan
adanya kelainan tersebut merupakan bukti yang kuat bahwa kematian korban
karena tenggelam.
- Mekanisme terjadinya emphysema aquosum dan adanya busa dalam saluran
pernapasan, merupakan kelainan yang khusus untuk tenggelam, terinhalasinya air
akan mengiritasi membran mukosa dari saluran napas dan menstimulir sekresi
mucus, pergerakan pernapasan, dari udara yang ada dalam saluran pernafasan
mengocok substan tersebut sehingga terbentuk busa.
2
- Obstruksi pada sirkulasi paru-paru akan menyebabkan distensi jantung kanan dan
pembuluh vena besar dan keduanya penuh berisi darah yang berwarna merah
gelap dan air, tidak ada bekuan
E Test kimiawi pada kasus tenggelam
- Gettler, menunjukkan adanya perbedaan kadar khlorida dari darah yang diambil
dari jantung kanan dan jantung kiri. Interpretasinya adalah korban yang tenggelam
di air tawar mengandung Cl lebih rendah pada jantung kiri daripada jantung
kanan. Kadar Na menurun dan kadar K meningkat dalam plasma. Korban yang
tenggelam di air laut mengandung Cl lebih tinggi pada jantung kiri daripada
jantung kanan . kadar Na meningkat dan kadar K sedikit meningkat dalam plasma
(2).
- Durlacher, menyatakan test yang lebih dipercaya adalah penentuan perbedaan
berat jenis plasma dari jantung kiri dan kanan.
- Polson dan gee, berpendapat bahwa kedua test tersebut dapat dipakai sebagai data
konfirmatif dalam tenggelam, dengan catatan pemeriksaan dalam beberapa jam
setelah terbenam (3).
2
F. analisa diatomae
Diagnosis mati tenggelam merupakan salah satu yang tersulit pada patologi porensik
dan sebelumnya kami mengusulkan criteria untuk pemeriksaan jaringan berdasarkan
investigasi diatomae baik secara kualitatif maupun kuantitaf. Pada kasus mati tenggelam,
kami mempelajari reliabilitas penetapan lokasi tenggelam dengan membandingkan
diatom yang ditemukan pada sampel paru-paru dan sampel air, atau jika sampel air tidak
dapat dipergunakan diatomae perairan setempat .dalam penelitian ini menggunakan dua
kelompok kasus, yang pertama berupa korban mati tenggelam karena kecelakaan atau
bunuh diri dengan lokasi kecelakaan diketahui, sedangkan kelompok kedua berupa
korban dengan mati tenggelam yang tidak diketahui. Hasilnya menunjukkan kesesuaian
antara diatomae di dalam jaringan dibandingkan dengan diatomae pada lokasi tenggelam
dan distribusinya relative sekitar 65 % pada lokasi tenggelam yang diketahui, dan 35%
pada kelompok lain. Kesesuaian distribusi diatomae pada paru-paru setiap korban dapat
menjadi metode yang menarik untuk mengarahkan ppenyelidikan guna menentukan
lokasi tenggelam. Dua factor yang mengendalikan ppenelitian adalah konsentrasi
diatomae pada paru-paru dan pengembangan program monitoring sungai di daerah
penelitian (6).
pemeriksaan diatomae merupakan pemeriksaan yang ppada akhir-akhir ini banyak
dikerjakan, karena cukup relevan; dengan pengertian : pada tenggelam dappat ditemukan
diatomae, tidak diketemukannya diatomae tidak dapat menyingkirkan bahwa kematian
korban bukan karena tenggelam (3)
2
BAB III
PENUTUP
Mati tenggelam adalah suatu kematian akibat masuknya cairan ke dalam saluran
pernafasan sehingga terjadi kegagalan pengaliran udara ke paru-paru. Mekanisme
kematian, akibat asfiksia, fibrilasi ventrikel (akibat tenggelam air tawar), dan refleks
vagal. Tanda-tanda mati tenggelam adalah jenazah basah dan benda air menempel pada
tubuh, kutis anserine, Washer womens hand, cadaveric spasme, luka-luka akibat
benturan dengan benda air dan tanda-tanda asfiksia. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
benda asing dalam trakea, secara mikroskopis adanya telur cacing dan
diatomae(ganggang kersik), pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik
perdarahan, kongesti pada larynx, paru-paru sangat mengembang, edema, paru-paru pucat
dengan diselingi bercak-bercak merah di antara daerah yang berwarna kelabu yang
disebut emphysema aquosum.
2
DAFTAR PUSTAKA
1. Andra. Tatalaksana Penderita Tenggelam. Forum diskusi formacia :www. Majalah farmacia. Com. Update 7 januari 2008.
2. Al-fatih, Muhammad. Tenggelam. Ilmu kedokteran kehakiman FKUNHAS, Makasar, www. Klinik Indonesia.. com/forensic . update 20 April 2007.
3. Idries, Abdul Mun’in . pedoman .Ilmu kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Bina rupa aksara : Jakarta, 1997
4. Hamdani, Djowito. Ilmu kedokteran Kehakiman Edisi kedua. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1992
5. Brata D. Otopsi . Kumpulan kuliah dalam petunjuk praktisi Otopsi, Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Universitas Airlangga;
6. Ludes B, dkk. Diatom analysis in Victim’s Tissues as an Indikator of the Site of Drowning : Original article : 19 Agustus 1998
2