Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

44
Tenggelam Dalam Lautan Cinta Syaikh Ali Ath-Thanthawi dalam bukunya "Rijalun min al-Tarikh¡" mengajak pembacanya untuk merenungi sejenak tentang kisah seorang pemuda kaya-raya yang karena tenggelam dalam lautan cinta akhirnya justru menjadi sengsara. Pemuda sukses yang saudagar itu pada mulanya seluruh hidupnya hanya diabdikan untuk berdagang. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, bahkan mimpinya sendiri hanyalah soal dagang. Di luar dunia dagang, ia nyaris tidak memperhatikannya. Orang tuanya mulai gundah, sebab sang putera sudah cukup umur untuk menikah, sementara ketertarikannya kepada wanita nyaris tidak ada. Berkali-kali ditawari menikah, ia menolaknya. Kedua orangtua pemuda itu tak putus asa. Hampir setiap hari keduanya mendatangkan wanita-wanita cantik nan terhormat di rumahnya, dengan harapan agar anaknya tertarik dan memilih salah satunya untuk dijadikan istri. Bujuk rayu orangtuanya tidak berhasil mencuri perhatian sang putera. Tak satu pun wanita- wanita cantik itu yang menarik perhatiannya. Namun yang mengejutkan, tiba-tiba pada di suatu hari, sang pemuda pergi ke pasar budak. Di pasar itu ia menjumpai seorang budak wanita, lalu jatuh cinta ia jatuh cinta kepada budak wanita tersebut. Setelah dibelinya budak itu lalu dibawanya pulang dan diperistrinya. Sejak saat itu berubahlah seluruh dimensi kehidupannya. Sang pemuda yang biasanya setiap pagi sudah pergi ke pasar dan baru larut malam ia kembali pulang, kini tidak seperti itu lagi. Ia tidak lagi mau pergi ke pasar, mengurus perdagangan dan meraup keuntungan. Ia kini hanya menyibukkan diri untuk mencintai sang isteri. Siang malam ia hanya bercumbu dengan isterinya, sampai akhirnya ia lupa segala-galanya. Kejadian ini tidak hanya berlangsung dalam hitungan hari dan pekan. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun terus bergerak, tapi pola kehidupan pasangan itu tidak berubah. Hingga sampai pada saatnya seluruh kekayaannya habis, bahkan perabot rumahtangga pun sudah mulai digadai. Ketika orang-orang sekitarnya mengingatkan agar ia kembali berdagang, ia berkomentar sederhana, "Tujuan dagang itu untuk apa? Mengejar keuntungan. Lalu jika keuntungan itu sudah diperoleh, digunakan untuk apa? Untuk memperoleh ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Ketahuilah, ketiganya kini telah kudapatkan pada isteriku, lalu untuk apa aku berdagang lagi?" Sampai akhirnya ketika sudah tidak ada lagi miliknya yang bisa dijual, kecuali rumahnya yang tinggal tiang, dinding, dan atapnya saja, ia mulai menyadari. Kesadaran yang terlambat itupun datangnya bersamaan dengan saat-saat kritis menjelang kelahiran bayi pertamanya. Ketika sang istri akan melakukan persalinan, ia sudah tidak punya apa-apa lagi, hatta ke dukun bayi sekalipun ia tak mampu membayarnya.

Transcript of Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Page 1: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Tenggelam Dalam Lautan Cinta

Syaikh Ali Ath-Thanthawi dalam bukunya "Rijalun min al-Tarikh¡" mengajak pembacanya untuk merenungi sejenak tentang kisah seorang pemuda kaya-raya yang karena tenggelam dalam lautan cinta akhirnya justru menjadi sengsara.

Pemuda sukses yang saudagar itu pada mulanya seluruh hidupnya hanya diabdikan untuk berdagang. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, bahkan mimpinya sendiri hanyalah soal dagang. Di luar dunia dagang, ia nyaris tidak memperhatikannya. Orang tuanya mulai gundah, sebab sang putera sudah cukup umur untuk menikah, sementara ketertarikannya kepada wanita nyaris tidak ada. Berkali-kali ditawari menikah, ia menolaknya.

Kedua orangtua pemuda itu tak putus asa. Hampir setiap hari keduanya mendatangkan wanita-wanita cantik nan terhormat di rumahnya, dengan harapan agar anaknya tertarik dan memilih salah satunya untuk dijadikan istri. Bujuk rayu orangtuanya tidak berhasil mencuri perhatian sang putera. Tak satu pun wanita-wanita cantik itu yang menarik perhatiannya.

Namun yang mengejutkan, tiba-tiba pada di suatu hari, sang pemuda pergi ke pasar budak. Di pasar itu ia menjumpai seorang budak wanita, lalu jatuh cinta ia jatuh cinta kepada budak wanita tersebut. Setelah dibelinya budak itu lalu dibawanya pulang dan diperistrinya.

Sejak saat itu berubahlah seluruh dimensi kehidupannya. Sang pemuda yang biasanya setiap pagi sudah pergi ke pasar dan baru larut malam ia kembali pulang, kini tidak seperti itu lagi. Ia tidak lagi mau pergi ke pasar, mengurus perdagangan dan meraup keuntungan. Ia kini hanya menyibukkan diri untuk mencintai sang isteri. Siang malam ia hanya bercumbu dengan isterinya, sampai akhirnya ia lupa segala-galanya.

Kejadian ini tidak hanya berlangsung dalam hitungan hari dan pekan. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun terus bergerak, tapi pola kehidupan pasangan itu tidak berubah. Hingga sampai pada saatnya seluruh kekayaannya habis, bahkan perabot rumahtangga pun sudah mulai digadai.

Ketika orang-orang sekitarnya mengingatkan agar ia kembali berdagang, ia berkomentar sederhana, "Tujuan dagang itu untuk apa? Mengejar keuntungan. Lalu jika keuntungan itu sudah diperoleh, digunakan untuk apa? Untuk memperoleh ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Ketahuilah, ketiganya kini telah kudapatkan pada isteriku, lalu untuk apa aku berdagang lagi?"

Sampai akhirnya ketika sudah tidak ada lagi miliknya yang bisa dijual, kecuali rumahnya yang tinggal tiang, dinding, dan atapnya saja, ia mulai menyadari. Kesadaran yang terlambat itupun datangnya bersamaan dengan saat-saat kritis menjelang kelahiran bayi pertamanya. Ketika sang istri akan melakukan persalinan, ia sudah tidak punya apa-apa lagi, hatta ke dukun bayi sekalipun ia tak mampu membayarnya.

Saat itulah sang isteri meminta dengan iba agar suaminya pergi mencari minyak dan peralatan persalinan. Atas permintaa itu sang suami keluar rumah, tapi sayangnya sudah tidak ada lagi orang yang dikenali.

Demi keselamatan sang isteri dan bayi yang akan lahir, ia terus berjalan, namun ia sudah lupa bagaimana cara mendapatkan setetes minyak dan peralatan persalinan lainnya. Lelaki itu hampir saja putus asa. Sekiranya ia tak segera sadar bahwa agama melarangnya untuk bunuh diri, tentu ia sudah mencebur ke sungai atau melemparkan badannya di tengah jalan ramai.

Lelaki itu terus berjalan dan semakin menjauhi rumah dan tempat sang isteri akan melakukan persalinan. Meskipun demikian, bayangan isterinya yang menangis dengan mengiba-iba agar sang suami pergi mencari minyak dan peralatan persalinan tak bisa hilang dari pikiran dan

Page 2: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

perasaannya. Justru bayangan itu mendorongnya untuk semakin jauh berjalan menyusuri jalan-jalan yang tak berujung.

Kisah pasangan ini sengaja diputus hanya sampai di sini, sebab yang menjadi fokus perhatian kita adalah sebuah pertanyaan, kenapa cinta berakhir dengan sengsara? Bukankah CINTA ITU SEBUAH ENERGI YANG DAPAT MENDORONG SESEORANG UNTUK BERBUAT DAN BERPERILAKU YANG JAUH LEBIH DAHSYAT DARIPADA SEBELUMNYA? Mengapa justru cinta mematikan potensi, energi, dan semangat yang ada dalam diri?

Cinta itu memang indah, ibarat taman yang dipenuhi bunga yang berwarna-warni. Ada orang yang datang menikmati keindahannya, mencium bau harumnya, menghirup udara segarnya, dan kemudian pulang untuk suatu saat kembali lagi. Akan tetapi ada juga orang sekali datang ke tempat itu, menikmati keindahannya, kemudian tak mau pergi lagi. Ia ingin menguasai taman itu, sekalipun banyak orang yang juga ingin menikmatinya.

Cinta itu kadang berubah menjadi semacam alkohol yang memabukkan. Sekali mencoba ingin terus mengulangi, hingga sampai pada titik tertentu ia kemudian mencandu. Jika sudah pada tingkatan ini, maka dari hari ke hari kadar alkoholnya semakin dinaikkan, dosisnya semakin tinggi, sampai pada saatnya orang tersebut sakit dan mati justru oleh sesuatu "yang dicintai".

Jika cinta kepada manusia bisa seperti itu akibatnya, bagaimana dengan cinta kepada Allah? Dalam kaitan ini, banyak kaum sufi berpendapat bahwa cinta itu bahasa universal, berlaku pada siapa saja dan untuk apa saja. Berlaku universal untuk semua subyek dan obyek.

CINTA KEPADA ALLAH YANG DILAKUKAN DENGAN CARA YANG SALAH BISA JUGA MENYENGSARAKAN, BAHKAN MEMATIKAN, sebagaimana kisah di atas. Untuk itu, para sufi berpesan terutama kepada para pemula agar lebih hati-hati. JIKA CINTA KEPADA ILAHI ITU DIIBARATKAN SAMUDERA, MAKA ORANG YANG SELAMAT ADALAH MEREKA YANG BERENANG. ADAPUN ORANG YANG TENGGELAM DALAM "LAUTAN CINTA" ITU JUSTRU TAK AKAN PERNAH SAMPAI KE TEPI.

Di masyarakat kita banyak dijumpai para pecinta Allah yang menenggelamkan diri. Mereka asyik masyuk berdzikir kepada Allah berjam-jam lamanya di masjid, kemudian ia lakukan da¡Çwah dari rumah ke rumah berhari hari, berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai hitungan tahun dengan meninggalkan keluarganya, bahkan kadang tanpa bekal apapun. Mereka tenggelam dalam lautan cinta.

Tenggelam di lautan itu memang mengasyikkan, terutama bagi mereka yang bisa menikmati keindahan taman laut. Di sana ada gugusan karang yang tertata alamiah dengan sangat indahnya. Di sana pula dijumpai warna-warni ikan hias yang luar biasa indahnya. Belum lagi ombak, bening, hangat dan dinginnya air laut. Semuanya indah, tapi BUAT APA KEINDAHAN ITU BAGI ORANG-ORANG YANG TENGGELAM?

Untuk itu Allah menurunkan syari¡Çat. DALAM SYARI'AT ITU ALLAH MENGENALKAN BATASAN-BATASANNYA, HINGGA KAUM BERIMAN SELAMAT DALAM MENGARUNGI BAHTERA KEHIDUPANNYA SAMPAI KE TEMPAT TUJUANNYA, BUKAN TENGGELAM LALU TIDAK DIKETAHUI DI MANA KEBERADAANNYA.

Boleh saja orang menikmati khusyunya shalat sebagai sarana komunikasi dialogis dengan Allah swt. Akan tetapi shalat itu dibatasi dengan bacaan dan gerakan-gerakan. Orang yang shalat tidak boleh hanya menikmati rukunya saja, atau sujudnya saja, atau duduk tahiyyatnya saja. Semua gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam harus dinikmati semuanya secara proporsional. Inilah yang membedakan meditasi, baik meditasi agama-agama bumi maupun meditasi hasil karya cipta para spritualis yang kini berkembang bak jamur di musim hujan itu.

Boleh saja shalat itu dilakukan berlama-lama di masjid, akan tetapi syari¡Çat Allah tetap memberi batasan. Sehabis shalat kaum Muslimin harus segera pergi untuk menyebar di

Page 3: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

permukaan bumi, mencari karunia Allah berupa rizki. Dalam kaitan ini secara khusus Allah menyorotinya dalam firman-Nya: "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung". (Surat Al-Jumu¡'ah: 10).

Apa bedanya orang yang berenang di lautan cinta Ilahi dengan mereka yang tenggelam di dalamnya? Orang yang berenang sadar bahwa ia sedang kepada Allah. Ia menikmati segala karunia yang disediakan Allah sambil terus berenang agar bisa sampai ke tujuan (Allah SWT). Adapun orang-orang yang tenggelam itu merasa dirinya sudah sampai kepada Allah. Ia tidak perlu lagi berenang, sebab tujuannya telah sampai. Ia tidak perlu lagi bersusah payah, karenanya ia menenggelamkan diri.

Kini, apakah kita termasuk kelompok perenang atau orang yang tenggelam? (Author: Abu Zifora - Maraji': Suara Hidayatullah 01/XVI 2003)

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Janda Jelata

Seorang janda tua pernah mengundang saya untuk selamatan di rumahnya. Perempuan yang sudah nenek-nenek itu saya tahu mata pencahariannya hanya berdagang kue keliling kampung yang hasilnya tidak seberapa. Ia hidup sendirian di Jakarta, tanpa sanak keluarga. Dan ia tinggal di emperan rumah orang lain atas kebaikan hati si tuan rumah. Hari itu, selepas salat Jum'at ia ingin mengadakan syukuran.

Saya pun segera datang tepat pada waktunya. Tidak berapa lama kemudian datang pula ketua RT, imam masjid, dan seorang merbotnya. Disusul dengan kehadiran si tuan rumah yang selama bertahun-tahun memberikan emperan rumahnya untuk ditempati.

Sudah setengah jam saya tunggu yang lainnya tidak ada yang datang lagi. Jadi saya tanya, "Masih ada yang ditunggu Nek?" Nenek itu menggeleng, "Tidak ada, Ustadz. Yang saya undang hanya lima orang, termasuk Ustadz. Maklum, tempatnya sempit."

Saya tersentuh. Orang kecil ini masih juga ingin mengadakan syukuran kepada Allah dalam ketidakberdayaannya, sementara banyak orang lain yang rumahnya besar-besar tidak pernah diinjak tetangganya untuk selamatan.

"Apa tujuan syukuran ini, Nek?" saya bertanya pula. "Begini, Ustadz," jawab si nenek. "Saya bersyukur kepada Allah karena sejak bulan depan saya bisa mengontrak kamar ini, sebulan tiga ribu rupiah. Tadinya tuan rumah menolak, tidak mau menerima uang saya. Tapi akhirnya ia tidak keberatan, sehingga utang budi saya tidak terlalu berat."

Masya Allah. Alangkah mulianya hati nenek itu. Ia yang sebetulnya masih perlu disedekahi, tidak mau membebani orang lain tanpa imbalan. Dan alangkah mulianya pula si tuan rumah yang tidak mau mengecewakan hati seorang nenek yang ingin terbebas dari perasaan bergantung pada orang lain. (KH. A. Arroisi)

Jikalah Pada Akhirnya...

Page 4: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa meski dibiarkan meracuni jiwa. Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama

Jikalah kebencian dan kemarahan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti diumbar sepenuh jiwa Sedangkan memaafkan dan menahan diri adalah lebih berpahala

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa meski ingin memiliki dan selalu bersama Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti

Jika hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nantinya

Jika kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa tidak dinikmati saja Sedang ratap tangis tidak dapat mengubah apa-apa

Jika kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti tenggelam didalamnya Sedang taubat itu lebih utama

Jika harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri Sedang kedermawanan itu akan melipat gandakannya

Jika kegagalan akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti menghantui jiwa Sedang usaha dan ketabahan justru memberikan manfaat

Jika kekurangan dan kelemahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya Mengapa mesti terus disesali Sedang bersyukur akan memberi nikmat dan kekuatan

Lakukanlah yang terbaik yang bisa kau lakukan Karena waktu dan kesempatan tidak bisa di tebak

(icha_dr1985)

Page 5: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Jika Aku Jatuh Cinta

Cinta.... Sebuah kata singkat yang memiliki makna luas. Walaupun belum teridentifikasi secara pasti, namun eksistensi cinta diakui oleh semua orang. Al-Ghazali mengatakan cinta itu ibarat sebatang kayu yang baik. Akarnya tetap di bumi, cabangya di langit dan buahnya lahir batin, lidah dan anggota-anggota badan. Ditujukan oleh pengaruh-pengaruh yang muncul dari cinta itu dalam hati dan anggota badan, seperti ditunjukkanya asap dalam api dan ditunjukkanya buah dan pohon.

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertempuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin. Tapi cinta itu tentu porsinya tidak melebihi cinta kita pada Allah, karena Allah mengatakan, “Katakanlah! ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta-benda yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatiri akan merugi dan rumah tangga yang kamu senangi (manakala itu semua) lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjiha di jalan-Nya, maka tunggulah keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”

Prestasi kepahlawanan para pejuang tidak terlepas dari pengaruh cintanya seorang pemuda kepada pemudi. Umar bin Abdul Aziz berhasil memenangkan pertarungan cinta sucinya kepada Allah dari pada cinta tidak bertuannya kepada seorang gadis. Tidak ada yang salah pada cinta. Berusahalah menempatkannya pada tempat, waktu dan sisi yang tepat.

Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Page 6: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

(Yesi Elsandra, special untuk yang saling mencintai karena-Nya) Dimuat juga di eramuslim.com

Do'a Untuk Orang TuaYa Allah, Rendahkanlah suaraku bagi mereka, Perindahlah ucapanku di depan mereka, Lunakkanlah watakku terhadap mereka, Dan lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah, Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya, atas didikan mereka padaku. Dan pahala yang besar, atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku. Peliharalah mereka, sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah, Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan, atau kesusahan yang mereka derita karena aku, atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku. Jadikanlah itu semua penyebab rontoknya dosa-dosa mereka, meningginya kedudukan mereka, dan bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah. Sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kebaikan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah, Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku, izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku. Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku, maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka. Sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu Di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Karunia Maha Agung, Serta anugerah yang tak berakhir Dan Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

****

Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita. Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita. Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.

Istighfar, istighfarlah. Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya. Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang memperdulikan dan mendoakannya. Percayalah bahwa anak yang durhaka pada orang tua, maka siksanya akan didahulukan di dunia ini.

Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.

(Syahifah as-Sajjadiyah)

Page 7: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Diam Pada Saat Yang Tepat

Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki miskin yang mencari nafkahnya hanya dengan mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya di pasar. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang-kadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi, ia terkenal sebagai orang yang sabar.

Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah cukup lama dia berhasil mengumpulkan sepikul besar kayu bakar. Ia lalu memikulnya di pundaknya sambil berjalan menuju pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan. Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang agak runcing, ia lalu berteriak, "Minggir... minggir! kayu bakar mau lewat!."

Orang-orang pada minggir memberinya jalan dan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara, ia terus berteriak mengingatkan orang. Tiba-tiba lewat seorang bangsawan kaya raya di hadapannya tanpa mempedulikan peringatannya. Kontan saja ia kaget sehingga tak sempat menghindarinya. Akibatnya, ujung kayu bakarnya itu tersangkut di baju bangsawan itu dan merobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah kepadanya, dan tak menghiraukan keadaan si penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menyeret lelaki itu ke hadapan hakim. Ia ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.

Sesampainya di hadapan hakim, orang kaya itu lalu menceritakan kejadiannya serta maksud kedatangannya menghadap dengan si lelaki itu. Hakim itu lalu berkata, "Mungkin ia tidak sengaja." Bangsawan itu membantah. Sementara si lelaki itu diam saja seribu bahasa. Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada lelaki tukang kayu bakar itu. Namun, setiap kali hakim itu bertanya, ia tak menjawab sama sekali, ia tetap diam. Setelah beberapa pertanyaan yang tak dijawab berlalu, sang hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu, sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi."

Bangsawan itu agak geram mendengar perkataan hakim itu. Ia lalu berkata, "Tidak mungkin! Ia tidak bisu wahai hakim. Aku mendengarnya berteriak di pasar tadi. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi. "Pokoknya saya tetap minta ganti," lanjutnya.

Dengan tenang sambil tersenyum, sang hakim berkata, "Kalau engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir?" Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang memperdulikan peringatannya."

Mendengar keputusan hakim itu, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung. Ia baru menyadari ucapannya ternyata menjadi bumerang baginya. Akhirnya ia pun pergi. Dan, lelaki tukang kayu bakar itu pun pergi. Ia selamat dari tuduhan dan tuntutan bangsawan itu dengan hanya diam. (Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia - alislam.or.id)

Page 8: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Cinta Itu Sama Seperti Orang Yang Menunggu Bis...

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

-----

Moral dari cerita ini : sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri'! dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia. Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu? :-) [Annisa Riyanti (bped@...)]

Page 9: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Buah Prasangka

Alkisah seekor anjing yang sangat setia kepada tuannya. Kemanapun tuannya pergi ia selalu mengikutinya untuk melindungi sang tuan. Ia sangat patuh dan selalu menuruti perintah tuannya. Anjing ini memang jenis anjing yang langka. Ia juga bisa berkomunikasi dengan manusia segala umur. Kebetulan sang tuan mempunyai anak kecil yang mulai bisa bermain. Anjing itu kadang ikut bermain dengannya. Jadilah anjing itu sangat disayang tuannya sebagaimana sang anak.

Suatu ketika sang tuan pergi untuk berbelanja besar ke pasar yang biasa ia lakukan setiap akhir pekan. Kali ini ia tidak mengajak anjing kesayangannya. Sebab, ketika itu anaknya sedang pulas tidur di kamarnya. Dan ia tugaskan anjingnya untuk menjaga sang anak. Anjing itu menuruti apa kata tuannya walaupun raut mukanya menyiratkan sedikit kekecewaan karena tidak bisa pergi bersama tuannya. Ia kemudian naik ke tempat tidur di mana anak tuannya sedang pulas mendengkur. Ia juga ikut tidur bersamanya untuk menemani dan menjaganya.

Mulailah sang tuan pergi menuju pasar. Sesampainya di sana, ia beli barang-barang yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Tak lupa pula beberapa mainan kesayangan anaknya ia beli semua. Terakhir untuk sang anjing, ia belikan tulang-tulang dan daging kesukannya. Kemudian ia pulang dengan ceria karena ia telah dapat membeli semua barang sesuai rencana.

Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh anjing kesayangannya dengan penuh suka dan gembira. Tapi sang tuan justru menampakkan ketidaksukaannya --sikap yang tidak pernah ia tunjukkan selama ini. Ia heran melihat mulut anjingnya yang belepotan darah pertanda baru saja ia habis makan besar. Ia mengira bahwa anjingnya telah memangsa sang anak yang ditinggalkannya. Perasaan marah dan sedih berbaur jadi satu. Dengan pikiran kalut ia amat menyesalkan dirinya sendiri mengapa ia tidak mengajak anjing pergi bersamanya atau pergi bersama anaknya atau...

Dengan penuh marah dan geram, langsung saja ia ambil sebilah golok panjang dan tanpa pikir lagi ia ayunkan golok itu ke leher anjing yang selama ini selalu menemaninya. Tak ada perlawanan sedikitpun dari sang anjing yang sedang gembira menyambut tuannya datang. Darah muncrat membanjiri halaman rumah. Tubuh anjing itu langsung tergelepar, tergolek,.. dan akhirnya tak bergerak lagi, mati. Ia merasa puas telah membinasakan anjing yang telah merenggut nyawa anaknya. Tapi perasaan sedih tetap saja tidak bisa ia pendam. Dengan air mata yang menggenang di pelopak matanya, ia pergi menuju kamar tempat tidur sang anak. Ia ingin melihat sisa-sisa mayat dan tulang belulang anaknya.

Dibukalah pintu kamar dan langsung ia lemparkan pandangannya ke atas ranjang. Namun, dengan mata melotot dan terbelalak-heran ia temukan seekor ular besar tercabik-cabik di atas ranjang bekas tempat tidur anaknya semula. Kemudian ia cepat bergegas menuju taman di belakang rumah tempat anak dan anjingnya biasa bermain. Ia lihat di sana sang anak tertawa riang bermain di taman itu.

Sekarang, barulah ia menyadari semuanya bahwa ia salah sangka terhadap anjingnya yang selalu setia kepadanya. Sesungguhnya anjing itu sangat gembira ketika menyambut kedatangannya untuk menunjukkan keberhasilannya menjaga anaknya dari gangguan ular berbisa. "Anjing itu ternyata tetap setia dan prasangka itu telah membuatku lupa semuanya.." sesalnya. [pesantrenonline.com]

Page 10: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Nikmat Seteguk Minuman

Dikisahkan bahwa ada orang yang benar-benar miskin, dan dia merasa penat dan mengeluhkan keadaannya itu. Ketika tidur dia bermimpi, seakan-akan ada orang yang bertanya kepadanya, "Sukakah jika kami membuatmu lupa surat Al-An'am, dan engkau akan mendapatkan seribu dinar?"

Orang miskin menjawab, "Tidak." "Bagaimana kalau surat Hud?" "Tidak." "Bagaimana kalau surat Yusuf?" "Tidak." "Berarti engkau kini mempunyai kekayaan senilai seratus dinar. Lalu bagaimana mungkin engkau masih mengeluh?"

Pagi harinya dia bangun dengan perasaan yang segar dan dalam keadaan riang.

Suatu kali Ibnus Sammak menemui Harun Ar-Rasyid, lalu dia memberinya nasihat, hingga membuat Ar-Rasyid menangis. Lalu dia meminta air minum. Ibnus-Sammak bertanya, "Wahai Amirul-Mukminin, andaikata minuman Tuan itu tidak bisa diminum kecuali harus ditukar dengan dunia dan seisinya. Apakah Tuan akan menebusnya?"

"Ya," jawab Ar-Rasyid.

Ibnus-Sammak berkata, "Kalau begitu minumlah dengan penuh kenikmatan, semoga Allah memberkahi bagi Tuan."

Setelah Ar-Rasyid meminumnya, Ibnus-Sammak bertanya lagi, "Wahai Amirul-Mukminin, bagaimana pendapat Tuan jika minuman itu tidak bisa dikeluarkan dari tubuh Tuan kecuali dengan dunia dan seisinya, apakah Tuan akan menebusnya?"

"Ya," jawab Ar-Rasyid.

Ibnus-Sammak berkata, "Apa yang Tuan lakukan terhadap seteguk minuman itu, maka itulah yang terbaik."

Hal ini menjelaskan bahwa nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba, berupa seteguk minuman saat haus, lebih besar nilainya daripada seluruh kekayaan dunia. Kemudian keluarnya kotoran dari badan dengan cara yang mudah juga merupakan kenikmatan yang besar. Ini merupakan isyarat yang sangat sederhana tentang nikmat yang bersifat khusus.

Tidaklah ada seorang hamba yang memusatkan perhatiannya, melainkan dia pasti akan melihat nikmat-nikmat Allah yang teramat banyak, yang banyak orang lain tidak mampu melihat seperti yang dilihatnya. Tapi siapa yang berbuat seperti yang diperbuatnya, tentu akan melihat seperti yang dilihatnya pula. Tidaklah ada seorang hamba melainkan dia ridha terhadap Allah yang telah memberinya akal, dan dia merasa yakin bahwa dialah orang yang paling berakal, padahal Allah tidak mempertanyakan akalnya, maka dia harus bersyukur kepada Allah atas yang demikian itu.

Itu baru nikmat atas air dan pembuangannya saja, belum dihitung dengan nikmat-nikmat lainnya. Dengan cara apa kita bersyukur atas seluruh nikmatnya?? Wallahu'alam bishowab. [Anisa Riyanti (bped@...)]

Page 11: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Apa Yang Paling ..... di Dunia?

1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia?2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia?3. Apa yang paling besar di dunia?4. Apa yang paling berat di dunia?5. Apa yang paling ringan di dunia?6. Apa yang paling tajam di dunia?

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya.... pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185).

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya menjawah "gunung, bumi dan matahari". Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?" Ada yang menjawab "besi dan gajah". Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Shalat. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan shalat, gara-gara aktivitas kita meninggalkan shalat.

Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang". Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. [mujahadah.cjb.net]

Page 12: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Pengantin Itu Menikah di Hadapan Jenasah Ayahnya

Pada tahun 1987 ada sepasang muda-mudi, Fulan dan Katrina yang mencoba untuk menjalin hubungan...... Sepertinya keduanya tidak mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan... karena di antara mereka banyak kesamaan.

Tetapi ada yang sesuatu perbedaan yang sangat prinsipal yang apabila difikirkan, sama sekali mereka tidak mungkin bersatu. Perbedaan itu adalah perbedaan agama. Fulan adalah seorang muslim sedangkan Katrin adalah non muslim.

Pada saat itu keduanya masih tidak menyadari arti dari perbedaan itu.. Yang mereka fikirkan hanya rasa rindu dan keinginan untuk selalu bertemu. Karena mereka belum berfikir ke arah hubungan yang lebih tinggi atau ke jenjang pernikahan.

Ada satu kemudahan yang diberikan oleh orang tua Katrina tersebut.

Putrinya tidak dilarang berhubungan dengan kekasihnya walaupun dia beda agama, karena mereka berfikir kalau hubungan putrinya adalah bersifat sementara.

Selain itu kemudahan yang lain adalah kekasih putrinya itu diberikan kemudahan untuk menjalankan kewajibanya mendirikan shalat lima waktu di rumahnya apabila masuk waktu shalat. Dan itu dilaksanakan dari awal behubungan.

Dengan berjalannya waktu tidak disadari hubungan mereka telah memasuki tahun ke 8 dan pada saat itu kebetulan mereka sama-sama berada di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, satu fakultas dan satu kelas.

Namun perbedaan tersebut sudah mulai mengganggu perasaan keduannya. Perlu diketahui bahwa keduanya berasal dari keluarga yang sama-sama memegang teguh keyakinannya. Tetapi Fulan maupun Katrina tidak berani saling mempengaruhi untuk masuk agamanya salah satu di antara mereka, karena mereka takut apabila masalah itu di bahas maka akan menimbulkan pertengkaran yang berujung dengan perpisahan.

Pada suatu hari dalam perjalanan menuju kampus di dalam bis seperti hari-hari biasanya banyak pedagang asongan yang sedang menjajakan dagangannya. Ada salah satu pedagang yang menawarkan buku-buku keagama'an (belajar sholat, Iqro', dll) yang kesemuanya berjumlah 5 buah buku. Katrina tiba-tiba berkata "Mas, aku beli'in itu dong". Fulan tidak menyadari apa yang diinginkan oleh kekasihnya karena disitu banyak pedangan yang lain." Yang mana??" tanya Fulan. "Itu yang itu tu...." kata Katrina. Ketika menyadari apa yang ditunjuk kekasihnya itu, Fulan sangat terkejut dan memandangi pasangannya dengan wajah penuh keheranan. Tanpa ada yang berbicara Katrina menganggukkan kepalanya. Sepertinya mereka sedang berbicara dengan bahasa batin.

Lalu Katrina berkata "Mas mau ngajarin aku Shalat nggak???" Dengan rasa haru yang mendalam dan dengan mata yang berkaca-kaca Fulan itu mengangguk tidak bisa berkata apa-apa. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia bersyukur "Tuhan terima kasih Engkau telah melepaskan beban di pundakku yang selama ini menggangu fikiranku, Engkau telah mengabulkan do'aku selama ini dan Engkau telah membukakan hidayah kekasihku untuk memeluk Agama yang aku yakini kebenarannya".

Mulai hari itu Fulan mengajarkan tentang Shalat, Puasa, semua kewajiban-kewajiban seorang Muslim. Serta hukum-hukum di dalam Islam dan lain sebagainya Dengan demikian Fulan bertambah yakin bahwa kekasihnya itu memang diciptakan untuknya.

Page 13: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Tetapi masih ada masalah yang masih menggagu keduannya yaitu bagaimana berbicara kepada kedua orang tua Katrina, pasti mereka akan mendapat marah besar. Selama itu Katrina belajar dengan cara sembunyi-sembunyi di rumahnya.

Tetapi rupanya Tuhan berkehendak lain..

Pada suatu hari Kakak lelaki Katrina membuat suatu keputusan berbicara kepada Bapaknya bahwa dia ingin pindah agama dan memeluk agama Islam. Subhanallah, Bapaknya tidak melarangnya.

Mendengar kakaknya masuk Islam dan diperbolehkan Bapaknya, Katrina kemudian memberanikan untuk membicarakan hal yang sama yaitu bahwa dia juga ingin memeluk agama Islam..... Bapaknya juga mengijinkan.

Bukan main gembiranya hati Katrina dan Fulan, dengan demikian sudah tidak ada lagi beban yang mengganjal di hati mereka, dan Fulan semakin yakin dapat mempersunting Katrina karena mereka bisa se-iman yaitu Islam.

Berarti di rumah Katrina yang terdiri dari 4 orang itu yang 2 orang telah memeluk Islam. Dan pada suatu hari terjadi berita yang menggemparkan dalam keluarga Katrina.. Ketika tiba-tiba Ayah Katrina pada suatu sore pergi dengan menggunakan sarung dan baju putih menuju ke Masjid terdekat di sekitar rumahnya. Tentu saja ini membuat anggota keluarganya baik yang Muslim dan yang non muslim menjadi keheranan.

Bagi Katrina dan Kakaknya ini adalah suatu Rahmat yang tidak ternilai harganya karena kini Ayah mereka juga memeluk agama Islam, tapi tidak demikian dengan Ibunya, tentu saja hal ini menjadi kesedihan yang sangat mendalam baginya.

Dengan demikian di dalam satu rumah itu hanya Ibunya saja yang non muslim. Ibunya mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin pindah agama karena sejak kecil agama yang diyakininya adalah agama yang dianutnya sekarang.

Namun demikian baik Katrina, Kakaknya serta Fulan memberi tahu kepada Ibunya bahwa ibunya tidak usah kawatir mereka akan tetap berbakti kepada ibunya. Ayahnya sendiri berkata bahwa bersedia untuk mengantarkan istrinya ke tempat peribadatan yang diyakini Istrinya. Dan tidak satupun dari mereka yang berusaha untuk mempengaruhi ibunya untuk masuk agama Islam.

Dengan kata lain mereka sekeluarga tidak memaksa ibunya untuk pindah agama apalagi memusuhinya bahkan tetap menghormatinya sebagai seorang ibu.

Dalam benak seorang suami (bapaknya Katrina) selalu berharap agar istrinya dapat seiman dengannya tetapi tidak diutarakannya untuk menjaga perasaan istrinya.

Kehidupan keluarga itupun kesehariannya tidak ada masalah karena toleransi yang cukup tinggi yang diterapkan oleh keluarga tersebut dan sudah berjalan selama satu setengan tahun.

Namun Bapaknya Katrina setiap tengah malam selalu bangun untuk shalat Tahajud. Dan di dalam shalatnya itu ia berdo'a dengan tulus dan ikhlas. Dia memohon kepada Allah SWT. agar dibukakan pintu Hidayah bagi istrinya untuk dapat seiman dengannya. Hal ini dilaksanakan secara terus menerus selama empat puluh malam berturut-turut tanpa alpa satu malam pun.

Pada suatu malam, tepatnya malam keempat puluh Ayahnya Katrina melaksanakan shalat Tahajud, di sebelahnya Istrinya sedang terlelap. Di dalam tidurnya (ibu Katrina) bermimpi di datangi seseorang dengan wujud Pocongan. Tetapi Ibunya Katrina tidak bilang kepada siapa-siapa tentang mimpinya kecuali kepada Katrina yang diteruskan kepada kekasihnya, Fulan.

Page 14: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Kemudian malam berikutnya kembali Ibu Katrina bermimpi didatangi seseorang pria dengan memakai Jubah dan mengenakan sorban putih dengan wajah tampan dan bersinar memandanginya dengan tersenyum.

Mimpi didatangi pria bersorban dan berjubah putih itu dialami ibunya Katrina selama tiga malam berturut-turut. Ibunya masih tidak mengerti apa arti dari mimpinya itu, begitu juga dengan Katrina yang menjadi curahan hati ibunya dalam berbagi cerita mengenai mimpinya.

Malam ke lima Ibunya Katrina bermimpi, kali ini dia bermimpi kalau dia melakukan suatu gerakan-gerakan yang tidak dia mengerti. Gerakan-gerakan tersebut setelah diceritakan kepada Katrina ternyata adalah gerakan shalat.

Malam berikutnya kembali Ibunya Katrina bermimpi, kali ini ia bermimpi bahwa dia sedang membaca Al-Qur'an dengan lancar. Luar Biasa.......

Akhirnya tepat di malam yang ke tujuh Ibunya kembali bermimpi, yang terakhir ini Ia bermimpi sedang melaksanakan Ibadah Haji.... Subhanallah......

Dan disetiap mimpinya itu ibunya selalu bercerita kepada Katrina, hingga disuatu hari tepatnya malam minggu di pertengahan tahun 1996 dimana Fulan dan Katrina sedang berbincang-bincang di teras rumah, Ibunya ikut bergabung. Tiba-tiba ibunya berbicara kepada Katrina.

Dik (karena Katrina anak bungsu, dia selalu dipanggil adik oleh orang tua dan kakanya), Dik.. kembali ibunya mengulangi ucapannya...

Dik aku pinjem buku kamu dong...

Buku yang mana jawa Katrina di depan Fulan..

Buku kamu yang dari Mas Fulan... Buku tentang shalat dan lain-lain...

Mendadak Fulan dan Katrina terperangah dan tersenyum, tanpa bicara apa-apa Katrina langsung berlari dan menghampiri ibunya lalu memeluknya erat-erat sambil berkata lirih.. Allaahu Akbar.. Subhanallah...

Tentu saja berita sangat mengejutkan, karena ibunya pernah berkata bahwa ia tidak akan pindah agama walau apapun yang terjadi. Dan berita inipun menyebar di lingkungan keluarganya dan disambut dengan suka cita apalagi dengan Ayahnya. Karena ayahnya Katrina merasa bahwa do'anya di dalam shalat telah didengar dan dikabulkan Allah SWT.

Maka tanpa diduga dan hanya karena kehendak Allah SWT. Seluruh keluarga tersebut menjadi Mualaf.. Subhanallah...

Dan pada awal tahun 1998 kedua orang tua Fulan dan Katrina sepakat akan melanjutkan hubungan putra-putri mereka ketingkat yang lebih tinggi yaitu pernikahan. Tepatnya pernikahan itu akan dilangsungkan pada bulan Oktober 1998. Dan persiapan pernikahan itupun mulai dilaksanakan.

Namun Allah punya rencana lain Akhir bulan Juli 1998 setelah memasuki tahun ke tiga Ayahnya Katrina memeluk agama Islam dan di tengah-tengah persiapan pernikahan putrinya, tiba-tiba Beliau terserang stroke dan setelah sembilan hari dirawat di rumah sakit Ayahnyapun berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 29 Juli 1998 pukul 16:00. Dan sampai akhir hayatnyapun sewaktu di rumah sakit beliau selalu melaksanakan shalat Wajib walaupun dengan berbaring, sampai-sampai pada saat beliau tidak sadar, tangan selalu bergerak-gerak seperti orang sedang shalat.

Page 15: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Akhirnya Fulan dan Katrina atas persetujuan kedua belah pihak dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menjaga Ibu mereka maka Keduanya dinikahkan di depan Jenazah Ayahnya sesaat sebelum Ayahnya dikebumikan...

Itulah kehendak Allah SWT....

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa. [Rahma Liza (rahmaliza@...)]

Al-Bashri dan Gadis Kecil

Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Rupanya ia sedang bersantai makan angin. Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat

Page 16: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak. Rambutnya tampak kusut dan terurai, tak beraturan.

Al-Bashri tertarik penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan. Ia berjalan di belakang gadis kecil itu.

Di antara tangisan gadis itu terdengar kata-kata yang menggambarkan kesedihan hatinya. "Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini." Hasan al-Bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, "Ayahmu juga sebelumnya tak mengalami peristiwa seperti ini."

Keesokan harinya, usai shalat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sebagaimana biasanya Al-Bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kemudian, gadis kecil kemarin melintas ke arah makam ayahnya. "Gadis kecil yang bijak," gumam Al-Bashri. "Aku akan ikuti gadis kecil itu."

Gadis kecil itu tiba di makan ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.

"Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam? Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?"

"Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalam, ayah? Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikan tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah? Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?"

Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.

"Hai, gadis kecil! jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah, "Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkan kain kafan itu, atau telah tercabik-cabik, Ayah? Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, Ayah?"

"Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?"

"Ulama mengatakan bahwa mereka yang mati akan diganti kain kafannya dengan kain kafan dari sorga atau dari neraka. Engkau mendapat kain kafan dari mana, Ayah?"

"Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?"

Page 17: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

"Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?"

"Jika kupanggil, engkau selalu menyahut. Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, Ayah?"

"Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti."

Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata, "Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai."

Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis. [Maraji': Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah (Al-Islam)]

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Page 18: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Ada Yang Memperhatikan Kita

Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dengan tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus. Dengan tangannya yang lain dia meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos bus. Lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku yang kosong dengan tangannya. Setelah yakin bangku yang dirabanya kosong, dia duduk. Meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang tongkat.

Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu, mengalami buta. Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya, dan menghilangkan penglihatannya untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yang penuh dengan ambisi menaklukan dunia, aktif di segala perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di linkungannya.

Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan itu dialaminya. Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya. Hilang sudah masa depan yang selama ini dicita-citakan. Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yang sanggup menolongnya selalu membisiki hatinya. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" dia menangis. Hatinya protes, diliputi kemarahan dan putus asa. Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh dan menangis, sebanyak apa pun dia protes, sebanyak apapun dia berdo'a dan memohon, dia harus tahu, penglihatannya tak akan kembali. Di antara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai suami yang begitu penyayang dan setia, Burhan.

Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yang bekerja sebagai security di sebuah perusahaan. Dia mencintai Yasmin dengan seluruh hatinya. Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang. Justru perhatiannya makin bertambah, ketika dilihatnya Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan. Burhan ingin menolong mengembalikan rasa percaya diri Yasmin, seperti ketika Yasmin belum menjadi buta. Burhan tahu, ini adalah perjuangan yang tidak gampang. Butuh extra waktu dan kesabaran yang tidak sedikit.

Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di perusahaannya. Dia berhenti dengan terhormat. Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile. Dengan harapan, suatu saat bisa berguna untuk masa depan. Tapi bagaimana Yasmin bisa belajar? Sedangkan untuk pergi ke mana-mana saja selalu diantar Burhan? Dunia ini begitu gelap. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan. Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja dan ke mana saja sendirian. Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia naik bus sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yang akan melindunginya ketika sendirian? Begitulah yang berkecamuk di dalam hati Yasmin yang putus asa.

Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yang sedang frustasi dengan sabar. Dia merelakan dirinya untuk mengantar Yasmin ke sekolah, di mana Yasmin musti belajar huruf Braile. Dengan sabar Burhan menuntun Yasmin menaiki bus kota menuju sekolah yang dituju. Dengan susah payah dan tertatih-tatih Yasmin melangkah bersama tongkatnya. Sementara Burhan berada di sampingnya. Selesai mengantar Yasmin dia menuju tempat dinas. Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan mengantar dan menjemput Yasmin. Lengkap dengan seragam dinas security.

Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya Yasmin harus diantar; pulang dan pergi. Bagaimanapun juga Yasmin harus bisa mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya. Sebab dia juga punya pekerjaan yang harus dijalaninya. Dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin tak tersinggung dan merasa dibuang. Sebab Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dengan musibah yang dialaminya.

Seperti yang diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu. Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan. "Saya buta, tak bisa melihat!" teriak Yasmin. "Bagaimana saya bisa tahu saya ada di mana? Kamu telah benar-benar meninggalkan saya." Burhan hancur hatinya

Page 19: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

mendengar itu. Tapi dia sadar apa yang musti dilakukan. Mau tak mau Yasmin musti terima. Musti mau menjadi wanita yang mandiri.

Burhan tak melepas begitu saja Yasmin. Setiap pagi, dia mengantar Yasmin menuju halte bus. Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat sendiri ke halte. Berjalan dengan tongkatnya. Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera pendengarannya, di manapun dia berada. Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dengan tenang Burhan pergi ke tempat dinas.

Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia mempunyai suami yang begitu setia dan sabar membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu menemani setiap saat ke manapun dia pergi. Tak mungkin juga selalu diantar ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yang harus dilakoni. Dan dia adalah wanita yang dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yang tak bisa diam saja. Kini dia harus menjadi Yasmin yang dulu, yang tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja dan belajar.

Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa minggu Yasmin menjalani rutinitasnya belajar, dengan mengendarai bus kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata, "Saya sungguh iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir itu bicara padanya. "Anda bicara pada saya?"

" Ya", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu". Yasmin kebingungan, heran dan tak habis berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yang berjalan terseok-seok dengan tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain merasa iri?

"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu.

"Kamu tahu," jawab sopir bus, "Setiap pagi, sejak beberapa minggu ini, seorang lelaki muda dengan seragam militer selalu berdiri di seberang jalan. Dia memperhatikanmu dengan harap-harap cemas ketika kamu menuruni tangga bus. Dan ketika kamu menyebrang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu. Begitu kamu masuk gedung sekolahmu, dia meniupkan ciumannya padamu, memberimu salut, dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada yang memperhatikan dan melindungimu".

Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yang lebih berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yang tak perlu untuk dilihat; kasih sayang yang membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan. [Anisa Riyanti (bped@...)]

Page 20: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Kiat Menjumput Maut

Alkisah menurut sirah (sejarah kehidupan Nabi), pernah Nabi Ibrahim AS berdialog dengan malaikat Maut soal sakaratul maut. Nabi Ibrahim bertanya kepada malaikat maut, "Dapatkah engkau memperlihatkan rupamu saat engkau mencabut nyawa manusia yang gemar berbuat dosa?". Malaikat menjawab pendek, "Engkau takkan sanggup". "Aku pasti sanggup", timpal Ibrahim. "Baiklah, berpalinglah dariku", ujar sang malaikat.

Saat Nabi Ibrahim AS berpaling kembali, dihadapannya telah berdiri sosok berkulit legam dengan rambut berdiri, berbau busuk dan berpakaian serba hitam. Dari hidung dan mulutnya tersembur jilatan api. Seketika itu pula Nabi Ibrahim AS jatuh pingsan !

Ketika tersadar kembali, berkata beliau kepada malaikat maut, "Wahai Malaikat Maut, SEANDAINYA PARA PENDOSA ITU TAK MENGHADAPI SESUATU YANG LAIN DARI WAJAHMU DISAAT KEMATIANNYA, NISCAYA CUKUPLAH ITU MENJADI HUKUMAN UNTUKNYA."

Di kesempatan lain, kisah yang diriwayatkan oleh 'Ikrimah dari Ibn 'Abbas ini, Nabi Ibrahim AS meminta Malaikat Maut mengubah wujudnya saat mencabut nyawa orang-orang beriman. Dengan mengajukan syarat yang sama kepada Ibrahim AS sang malaikat kemudian mengubah wujudnya. Dihadapan Nabi yang telah membalikkan badannya kembali, telah berdiri seorang pemuda tampan, gagah, berpakaian indah yang darinya tersebar harum wewangian. "SEANDAINYA ORANG BERIMAN MELIHAT RUPAMU DISAAT KEMATIANNYA, NISCAYA CUKUPLAH ITU SEBAGAI IMBALAN AMAL BAIKNYA", komentarnya.

Dari nukilan kisah itu, apakah bisik-bisik misteri tentang penampakkan Malaikat Maut menjelang ajal seseorang benar adanya? Dalam pergaulan sehari-hari, kadang sering kita mendengar dari mulut ke mulut, misalnya salah satu anggota kelaurga dari orang yang tengah menghadapi maut bercerita bahwa saudaranya itu melihat sesuatu. Apakah itu berupa bayangan hitam, putih atau hanya gumaman dialog mirip seperti orang yang tengah mengigau.

Namun yang pasti dari beberapa riwayat, selain Nabi Ibrahim AS., Nabi Daud AS. dan Nabi Isa AS. juga pernah dihadapkan pada fenomena penampakkan Malaikat Maut itu. Kisah pra sakaratul maut itu belum seberapa dibandingkan dengan peristiwa sakaratul mautnya itu sendiri. SAKARATUL MAUT ADALAH SEBUAH UNGKAPAN UNTUK MENGGAMBARKAN RASA SAKIT YANG MENYERANG INTI JIWA DAN MENJALAR KE SELURUH BAGIAN TUBUH, SEHINGGA TAK SATUPUN BAGIAN YANG TERBEBAS DARI RASA SAKIT ITU. Malapetaka paling dahsyat di kehidupan paripurna manusia ini memberi rasa sakit yang berbeda-beda pada setiap orang.

Untuk menggambarkan rasa itu, pernah Rasulullah SAW. bersabda: "Kematian yang paling mudah adalah serupa dengan sebatang duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang terkoyak?"

Di bagian lain Rasulullah seperti yang dikisahkan Al-Hasan pernah menyinggung soal kematian, cekikan dan rasa pedihnya. "Sakitnya sama dengan tiga ratus tusukan pedang". Diriwayatkan, pernah Nabi Ibrahim AS. ketika ruhnya akan dicabut, Allah SWT bertanya kepada Ibrahim: "Bagaimana engkau merasakan kematian wahai kawanku?". Beliau menjawab, "Seperti sebuah pengait yang dimasukkan kedalam gumpalan bulu basah yang kemudian ditarik". "Yang seperti itulah, sudah kami ringankan atas dirimu", firman-Nya.

Tentang sakaratul maut, Nabi SAW bersabda, "Manusia pasti akan merasakan derita dan rasa sakit kematian dan sesungguhnya sendi-sendinya akan mengucapkan selamat tinggal satu sama lain seraya berkata: "Sejahteralah atasmu; sekarang kita saling berpisah hingga datang hari kiamat kelak".

Tentang sakaratul maut itu Rasulullah SAW sendiri menjelang akhir hayatnya berdo'a: "Ya Allah ringankanlah aku dari sakitnya sakaratul maut" berulang hingga tiga kali. Padahal telah ada jaminan dari Allah SWT bahwa beliau akan segera masuk surga. MULAI DETIK INI MARILAH

Page 21: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

KITA KOMPARASIKAN KEKHAWATIRAN BELIAU YANG MEMILIKI TINGKAT KEIMANAN DAN KESHALEHAN SEDEMIKIAN SEMPURNANYA, DENGAN KITA YANG HANYA MANUSIA BIASA INI.

KEMATIAN MESTINYA TAK PERLU MENJADI SESUATU YANG DITAKUTI, MALAH SEBALIKNYA HARUS SENANTIASA DIRINDUKAN. Jika sesuatu itu begitu dirindukan, logikanya berarti ingin cepat-cepat pula ditemui. "Barang siapa membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah akan benci bertemu dengannya" sabda Rasulullah SAW.

Ini bukan berarti, kita dianjurkan untuk selalu mengharap kematian. Bukhari meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seorang diantaramu mengharap kematian".

Cukuplah sepanjang hayat ini, kita selalu mengingat-ingat maut. Caranya dengan senantiasa tanpa lelah memerangi hawa nafsu, merenung dan melindungi hati dari silaunya kemegahan duniawi.

UNTUK SEKEDAR MENGINGAT MAUT SAJA, ALLAH TELAH MENDATANGKAN PAHALA DAN KEBAIKAN. Ikut bertakziah mendoakan kematian orang lain, menengok jenazah atau ikut menyaksikan penguburan; bukankah ritual itu mendatangkan pahala?.

Orang yang mengingat maut dua puluh kali dalam sehari semalam, pesan Nabi Muhammad SAW, di hari akhir nanti akan dibangkitkan bersama-sama dengan golongan syuhada. (Original Title: Kiat Menjemput Maut - Author: Cecep Yusuf Pramana (Ketua DPC PK Pesanggrahan, Jakarta Selatan)

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Page 22: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Wahai Manusia!

Wahai manusia!

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria.

Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggung jawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta.

Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.

Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani hidupnya dengan bersantai-santai.

Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.

Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.

Aku heran orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.

Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya.

Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya, tapi ia berbuat durjana.

Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggung jawaban seluruh amal perbuatannya, tapi ia berharap belas kasih orang lain.

"Sungguh . . tiada Tuhan kecuali Aku . . dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku."

Wahai manusia!

Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadari. Setiap hari Aku datangkan rejeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memuji-Ku. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.

Wahai manusia!

Setiap hari Aku datangkan rejeki untukmu. Sementara setiap malam malaikat datang kepada-Ku dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rejeki-Ku, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepada-Ku.

Aku kabulkan jika engkau memohon kepada-Ku. Kebaikan-Ku tak putus-putus mengalir untukmu. Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepada-Ku tiada henti.

Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagi-Ku. Kau raup segala apa yang Ku-berikan untukmu. Ku-tutupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan.

Aku sungguh malu kepadamu, sementara engkau sedikitipun tak pernah merasa malu kepada-Ku. Engkau melupakan diri-Ku dan mengingat yang lain.

Page 23: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Kepada manusia engkau merasa takut , sedangkan kepada-Ku engkau merasa aman-aman saja. (Ani Said)

Setapak Ukhuwah

Gelap malam memburu sinarMenjelajah di tengah hitamPupil memuai tersengat suarKuhampiri suar cahya menepis kelamSekonyong, bagai hadir dalam dunia bingarKeriangan canda ceria masa kecil terselam

Begitu cerah ceria o senangnyaBahagia, tergelak, tertawaMakhluk mungil manis bercanda tanpa beban mindaAlunan suara nyanyian musik gembiraAntara hati kita akrab, berbungaOh indahnya dunia!

Betapa kuingin kembali Masa-masa indah lagiMeski dunia begitu misteriMengapa kudu begitu dan beginiAnak kecil mesti banyak mengkajiNamun bermain adalah seni

Ternyata, ceria tak selalu cerahSi kecil nan kini besar gerahMendengar dunia penuh kesahYang tampak kecil pasti kalahDi tengah arus api global yang memerahManusia hidup, wajib memilahKawan kecilku dulu, enggan ikut dan marahKumeniti tapak sendiri melemah

Aku kesalMenyesalSendiri, pedih dalam lautan massalDahaga akan jejak berasal

Pintu terbuka hangat menyambutTerjalin rantai hati terkuak dalam senyum-senyum lembutLapang hati, dada terangkat beban tak lagi semputSeronok memahami arti cinta kubersujudYa Allah, terangilah jalanku sebelum aku Kau jemput

(Lia)

Page 24: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Do'aku Hari Ini

Ya Allah.... Seandainya telah Engkau catatkan.... Dia milikku tercipta buatku.... Satukanlah hatinya dengan hatiku.... Titipkanlah kebahagiaan antara kami... Agar kemesraan itu abadi....

Ya Allah ...Ya Tuhanku yang Maha Mengasihi....Seiringkanlah kami melayari hidup ini....Ke tepian yang sejahtera dan abadi....Maka jodohkanlah kami....

Tetapi ya Allah....Seandainya telah Engkau takdirkanDia bukan milikku....Bawalah dia jauh dari pandanganku....Luputkanlah dia dari ingatanku....Dan peliharalah aku dari kekecewaan...

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti....Berikanlah aku kekuatan....Menolak bayangannya jauh ke dada langit....Hilang bersama senja yang merah....Agarku sentiasa tenang....Walaupun tanpa bersama dengannya...

Ya Allah yang tercinta...Pasrahkanlah aku dengan takdirMu...Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan....Adalah yang terbaik untuk ku...Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui....Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini....

Ya Allah.....Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku....Di dunia dan di akhirat....Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhaif ini...Janganlah Engkau biarkan aku sendirian....Di dunia ini maupun di akhirat...Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran....Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman....Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup... Ke jalan yang Engkau redhai....Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah....

Ya Allah.....Berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat...Dan peliharalah kami dari azab api neraka....

[Anisa (bped@...)]

Page 25: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Kematiannya...

Diam,tubuh itu diam tak bergerakditutupi dengan selembar kain jarikdi atas sebuah kursi kayu panjang

Hampir 2 minggu yang lalutubuh itu masih tergolek lemas di rumah sakittubuh itu koma,karena kecelakaan...

Kepalanya terlukaakibat terbentur dinding jurang yang kerasdan batang-batang pohon yang kuatseketika itu juga dia tak sadarkan diri

Kini, di depan mata,tubuh itu sudah tidak koma lagitubuh itu sudah tinggal tubuhtanpa ruh...

Kuangkat tubuh ituuntuk dimandikan...tubuh itu begitu kaku dan dingin

Masih ada darah di kepalanyayang keluar dari bekas jahitan

Tiba-tiba merinding diri inimembayangkan bilamana tubuh itu, adalah diri ini....

Terbujur kakuTak bisa bicaraTak bisa berkataSekedar untuk menyapaTerlebih untuk meminta pertolongan,dari azab kubur...

Ya Allah,ampuni diri iniampuni jiwa inidari kebodohan dan kejahatanyang pernah dan sering aku lakukan

Ampuni diri ini,jika pernah sombong, jika pernah angkuh dan menjauh,dari cinta-Mu...

Ampuni dan bersihkan diri ini Ya Rabbkudari menyekutukan-Mudengan sesuatu yang aku sadarimaupun yang tidak aku sadari

Page 26: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Dan jadikan diri inidiri yang selalu mengingat-Mudiri yang selalu menyebut nama-Mudan yang mencintai-Mu,melebihi apapun di dunia ini...

Kabulkanlah doa ini Ya Rabbkukabulkanlah...

Catatan: Saudaraku... Buka hati ini, sadarkan jiwa ini bahwa mau tidak mau kita pasti akan mati. Persiapkan dari sekarang...!! (hamba)

History of Prayer

Ketika kumohon pada Allah kekuatanAllah memberiku kesulitan, agar aku menjadi kuat...

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaanAllah memberiku masalah,untuk kupecahkan...

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraanAllah memberiku akal,untuk berpikir...

Ketika kumohon pada Allah keberanianAllah memberiku kondisi bahaya,untuk kuatasi...

Ketika kumohon pada Allah sebuah cintaAllah memberiku orang-orang bermasalah,untuk kutolong...

Ketika kumohon pada Allah bantuanAllah memberiku kesempatan...

Aku tidak pernah menerima apa yang kuminta!!!Tapi aku menerima segala apa yang kubutuhkanDo'aku terjawab sudah... (hamba)

Page 27: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Cinta-Nya Padaku

Dua tahun yang lalu,wajahnya selalu adadalam benakku....

24 bulan yang laluberpuluh-puluh smsnya adadalam ponselku....Berisi kata sayang, cinta, dan kangen....

Dia,dia bukan temanku, bukan!!Dia lebih dari itu...

Wajahnya yang cantik, cempluk dan putihMasih terekam cukup jelas dalam ingatankuhingga kini....

Rambutnya panjang, dan merahmatanya bulat....Dan senyumnya terlihat jelas dalam foto yang masih kusimpandi balik baju-bajukudi lemari...

Dia, adalah mawar....yang pernah tumbuh dalam ruang-ruang jiwakuJiwa yang luluh oleh cinta...bukan cinta-Nyatapi cintanya....

Lama jiwa ini merasakan sesaksesak karena rindu Rindu yang sangat padanyadan bukan pada-Nya

Jiwa ini sakitJiwa ini berontak atas kenyataan bahwa,kami terpisah oleh jarak....

Jiwa ini takutbila cintanya,berpaling dari hatikuHati yang pernah berjanjiuntuk tetap setiasampai kapanpun

Mungkin sudah takdir,kala itu jugasesak ini terluapkanoleh emosi yang terhempasdari hati yang tersakiti

Bunga itu layu,sebelum berkembang....Bunga itu hancur....Bunga itu tak akan pernah mekar

Page 28: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

karena bunga itu telah layuoleh hama di kotanya yang merampas "kehormatannya",atas nama cinta!!!!......

Bulan-bulan itu telah terlewatidan perlahan,jiwa yang hampir mati, tumbuh kembali....oleh karena, sebuah cintaCinta yang lama kuabaikan....cinta-Nya.....

Ternyata,bukan cintanya, cinta dia, dia, atau dia yang lainYang mesti kucari....bukan sayangnya, sayang dia atau dia yang lain Yang mesti kuraih....

Cinta-Nyalah yang mesti kuraih karena Dialah yang menciptakannyaYang menciptakan dia atau dia yang lainYang menyayangi diri inihingga diri ini diizinkan untuk dapat bernapasDiizinkan untuk dapat melihat dan mendengarYang memelihara diri inimelalui ayah dan ibukuDan yang mencintai diri inidengan hidayah yang pernah datang padakuYaitu dengan cinta pada dia,mawar.....

Catatan: Teruntuk saudaraku yang pernah tersakiti oleh cinta. Jangan membenci cinta. Hanya saja bencilah cinta yang dipenuhi oleh nafsu ingin memiliki........Dan janganlah putus asa dengan kegagalan cinta kita, karena dibalik kegagalan cinta itu ternyata disiapkan cinta yang lain untuk kita, yaitu cinta-Nya...... (hamba)

Page 29: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Aku Dimakamkan Hari Ini

Perlahan, tubuhku ditutup tanah, perlahan, semua pergi meninggalkanku, masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang, sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi, Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal, Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang-orang lain, aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian, Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga, Tangan kananku menghibur mereka, kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan, tetapi aku tetap sendiri, disini, menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin, Tobat tak lagi dianggap, dan ma'af pun tak bakal didengar, aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku, (entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya), jika kau beri aku satu lagi kesempatan, jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu, beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka, yang selama ini telah merasakan zalimku, yang selama ini sengsara karena aku, yang tertindas dalam kuasaku. yang selama ini telah aku sakiti hati nya yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini, yang kukumpulkan dengan wajah gembira, yang kukuras dari sumber yang tak jelas, yang kumakan, bahkan yang kutelan. Aku harus tuntaskan janji-janji palsu yang sering ku umbar dulu

Dan Tuhan, beri lagi aku beberapa hari milik-Mu, untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta, teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan hati mereka, maafkan aku ayah dan ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu beri juga aku waktu, untuk berkumpul dengan istri dan anakku, untuk sungguh-sungguh beramal soleh, Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu, bersama mereka...

Page 30: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

begitu sesal diri ini karena hari-hari telah berlalu tanpa makna penuh kesia-siaan kesenangan yang pernah kuraih dulu, tak ada artinya sama sekali mengapa ku sia-sia saja, waktu hidup yang hanya sekali itu andai ku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak terma'afkan, dan semua menjadi terlambat, dan aku harus sendiri, untuk waktu yang tak terbayangkan ... (Riza P.N.)

Tatkala Aib Dibentangkan

Betapa Merah Wajah ini Betapa Geram Hati ini Betapa Hina Diri ini

Mau kemana mencari perlindungan Menghindar dari cemooh dan ejekan Tiada lagi kehormatan itu Tiada lagi nama besar itu Tiada lagi pangkat itu Tiada lagi wajah rupawan itu... Tiada lagi ..... Tiada lagi .....

Tatkala Aib dibentangkan

Siapakah Kita ini? Manusia Mulia ataukah Binatang Jalang Ambilah Cermin Hati dan Tanyalah pada Hati Nurani Siapakah Diri ini?

Marilah bercermin sekali lagi Untuk Bersihkan Diri dan Hati Nurani Sebelum ditelanjangi oleh dosa-dosa

Ya Alloh Maha suci engkau yang telah menutupi aib aib kami Ya Alloh Ampuni kami yang selalu bersembunyi dibalik topeng dunia Ya Alloh Ampuni jika hati kami tidak ikhlas dalam beribadah dan beramal kepada Mu Ya Alloh berilah maaf kami yang kurang bertawakal kepada Mu Ya Alloh kami sadar bahwa pahala yang kami dapat tidak cukup untuk membeli Surga Mu Ya Alloh kami sadar bahwa karena dosa yang kami perbuat, kami tidak pantas untuk mencium harumnya Surga Mu. Ya Alloh betapa hina nya kami ini, betapa angkuhnya hati ini.... Ya Alloh kami memohon Ridho Mu... Ridho Mu dan Ridho Mu.

(Unknown)[Anisa Riyanti (bped@...)]

Suara Hati Seorang Ikhwan

Wanita suci,Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli?Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak perlu mengenalku.

Page 31: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun.Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna dan tertinggi.Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Wanita suci,Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh, karena akan membuatku mengingatmu.Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Wanita suci,Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung.Ada ingin tapi tak ada henti.Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kaupertaruhkan.Mungkin kau tak peduliTapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah.Dan tak lebih dari wanita biasa.

Wanita suci,Jangan pernah kautatapku penuhBahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk melihatku.Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor.Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan pakaian sutra emas.Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari Lumpur.Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi.Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Wanita suci,Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu.Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.

Wanita suciBariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kaubangun dengan segala kekhusyu'an tangis do'amu.

Wanita suciPilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,seperti kisah seorang wanita sudi di masa lalu yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cintadalam setiap denyut nadi kita. (Uknown)

Bingkisan Buat Sahabatku

Page 32: Tenggelam Dalam Lautan Cinta.doc

Sahabat,Mohon maaf sejuta, jika dalam pembicaraan ku ini bisa menyentuh rasa, menyentuh jiwa murni mu yang kesunyian. Aku tahu siapalah aku ini yang berbicara dihadapanmu. Tapi aku rasa perlu dan terdesak untuk memberitahu khusus kepada mu tentang berita ini, semoga kau mengerti…

Sahabat,Izinkan aku bertanya… Apakah tujuan kita di sini? Apakah tujuan kita dihidupkan? Apakah tujuan hidup kita? Kemanakah hidup kita selepas ini? Apakah kesudahannya?

Sahabat,Ku titipkan bingkisan ini, khusus buat mu agar kau mengerti… Betapa kita semua akan MATI… Bila tiba saat dan tibanya nanti…

Sahabat,Mohon maaf sekali lagi jika persoalan ini, dapat menyentuh sudut hati mu yang sunyi…

Sahabat,Aku ingat kepada pesan Allah, surat Adz-dzariyaat ayat 56 “Tidak AKU jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menghambakan diri kepada-KU”Apakah kau juga ingat pesan ini, sahabat? Apakah kau juga tau sebagaimana aku tau? Ya…! Betapa pesan dari “Yang Maha Agung” tidak dapat kita pungkiri.Yang kita perlukan hanyalah kita taat dan patuh padaNya… karena kita sendiri dijadikan oleh-NYA… dan kita akan kembali kepada-NYA… Kapan? Hanya DIA jua yang mengetahuinya…

Sahabat,Aku rasa… dan aku yakin bahwa tujuan kita… kehidupan kita… dan kesudahan seluruhnya hanya kepada-NYA, “Yang Maha Pencipta.”Jadi… aku mohon kepada mu, sahabat… jika engkau menganggap ini sebagai satu permohonan. Dan, aku meminta kepada mu, sahabat… jika boleh engkau anggap ini sebagai permintaan Fahamilah bahwa…

Dari ALLAH kita datang… dan hanya kepada-NYA kita akan kembali…Dari itu, bersiaplah…Bersiaplah dari sekarang…

Dengan bekal mu yang secukupnya, karena hari itu tidak bernilai lagi uang, emas dan harta benda, tidak berharga keluarga, dan sanak-saudara, tidak bermakna sahabat-handai tolan, Melainkan… mereka yang datang menghadap ALLAH SWT dengan amal soleh, taqwa dan iman penuh di dada. Hanya mereka yang akan beroleh bahagia… Hidup Kekal Selamanya Di Syurga…

Sahabat,Semoga kita jua… Dapat bersama seperti mereka…Insya Allah!