STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf ·...

82
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY TERHADAP PEKERJAAN PADA PEGAWAI STAF BIDANG STATISTIK SOSIAL DI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti sidang Sarjana Psikologi Oleh : Aprilia Putri Rahmadini 10050007134 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2011

Transcript of STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf ·...

Page 1: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY TERHADAP

PEKERJAAN PADA PEGAWAI STAF BIDANG STATISTIK SOSIAL

DI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung untuk memenuhi

persyaratan dalam mengikuti sidang Sarjana Psikologi

Oleh :

Aprilia Putri Rahmadini

10050007134

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2011

 

Page 2: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

i

ABSTRAK

APRILIA PUTRI RAHMADINI (10050007134). Studi Deskriptif mengenai Self Efficacy Terhadap Pekerjaan Pada Pegawai Staf Bidang Statistik Sosial di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tujuan didirikannya BPS oleh Pemerintah adalah untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan Negara. Permasalahan yang terjadi BPS Provinsi Jawa Barat tidak dapat mencapai tujuan tersebut, karena BPS Provinsi Jawa Barat tidak mampu menyediakan data statistik sesuai kebutuhan. Data yang diberikan kepada unit kerja atau masyarakat yang membutuhkan adalah data yang lalu (tidak up to date) atau data yang tersedia saat itu saja. Ini mengakibatkan pengguna data bekerja dengan menggunakan data yang tidak akurat. Bidang Statistik Sosial memiliki waktu kerja yang relatif lebih lama dibandingkan dengan Bidang Statistik lainnya, namun memberikan data paling terlambat dengan alasan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya yang semakin meningkat sehingga pengolahan data penduduk secara tidak langsung membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini berkenaan dengan kinerja pegawai yang kurang optimal, ditandai dengan menyelesaikan tugas tidak tepat waktu, waktu kerja kurang efektif sehingga membutuhkan lembur untuk menyelesaikan tugas, kurang mau mengikuti pelatihan yang diselenggarakan BPS, kemudian merasa yakin bahwa mereka kurang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas karena merasa pekerjaan yang dilakukan selalu salah, keterbatasan kemampuan pada usia mereka saat ini (rata-rata usia masih produktif), sehingga dalam rapat pegawai menjadi kurang aspiratif.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu kejelasan mengenai self efficacy terhadap pekerjaan pada pegawai staf bidang Statistik Sosial di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Subjek penelitian ini adalah pegawai staf bidang Statistik Sosial yang berjumlah 11 orang. Alat ukur self efficacy adalah kuesioner yang dikembangkan dari teori Albert Bandura. Pengolahan data menggunakan metode statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh hasil bahwa secara rata-rata pegawai memiliki self efficacy yang tinggi. Dari ketiga dimensi self efficacy, dimensi yang paling menonjol adalah strength, kemudian yang kedua adalah generality, dan yang terakhir adalah level.

Keyword: BPS, Self Efficacy  

Page 3: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

ii  

`ÉààÉ Ÿω ß# Ïk=s3 ムª!$# $ ²¡ ø tΡ ωÎ) $yγ yèó™ãρ 4 $ yγ s9 $ tΒ ôM t6|¡ x. $ pκ ön= tãuρ $ tΒ ôM t6|¡ tFø. $# 3 $ oΨ−/u‘ Ÿω !$ tΡ õ‹ Ï{# xσè?

β Î) !$uΖŠ Å¡ ®Σ ÷ρr& $ tΡ ù'sÜ ÷z r& 4 $oΨ−/u‘ Ÿωuρ ö≅Ïϑ óss? !$uΖ øŠ n=tã # \ô¹Î) $ yϑ x. … çμ tF ù=yϑ ym ’n? tã š⎥⎪Ï% ©! $# ⎯ ÏΒ

$ uΖ Î=ö6 s% 4 $ uΖ −/u‘ Ÿωuρ $ oΨù= Ïdϑ ysè? $tΒ Ÿω sπ s%$ sÛ $ oΨs9 ⎯Ïμ Î/ ( ß# ôã$# uρ $ ¨Ψtã öÏ øî$#uρ $oΨs9 !$ uΖôϑ ymö‘ $#uρ 4 |MΡ r&

$ uΖ9s9öθ tΒ $ tΡ öÝÁΡ $$sù ’n?tã ÏΘöθs) ø9$# š⎥⎪ÍÏ≈x6ø9$# ∩⊄∇∉∪

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami,

janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan

Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana

Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami,

janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami

memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.

Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

(Q.S. Al Baqarah; 286)

Page 4: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

iii  

^âÑxÜáxÅut{~tÇ áxutzt| Ütát {ÉÜÅtà wtÇ átçtÇz~â?

^xÑtwt `tÅt wtÇ ctÑt? ^t~t~@~t~t~~â çtÇz áxÄtÄâ t~â utÇzzt~tÇ?

gxÅtÇ wtÇ ft{tutà? fxÜàt tÄtÅtÅtàxÜ çtÇz àxÄt{ ÅxÇxÅÑt~â?

fxÅÉzt ~tÜçt ~xv|Ä |Ç| ÅxÇ}tw| tãtÄ wtÜ| ~xáâ~áxátÇ wtÇ ~x}tçttÇ ‹

Page 5: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

k

i

m

E

S

B

F

j

s

k

b

p

k

u

m

p

o

h

m

Denga

kehadirat A

indah dan

menyelesaik

EFFICACY

STATISTIK

BARAT, g

Fakultas Psi

Dalam

jauh dari ke

skripsi ini d

khilaf, dan d

bagi penulis

Tidak

pihak yang

kerendahan

untuk dituju

membalas se

Kesem

penulis sada

oleh karena

harapkan da

memperbaik

an segala k

llah SWT y

berkesan.

kan skripsi y

Y TERHAD

K SOSIAL

una meleng

kologi Univ

m hal ini pen

esempurnaan

dapat diman

dapat menja

serta pemba

lupa penulis

telah mem

hati tidak m

ukan pada p

egala kebaik

mpurnaan da

ar akan segal

itu segala s

ari semua p

ki kesalahan

KATA

kerendahan

yang telah m

Atas segal

yang berjudu

AP PEKER

DI BADAN

gkapi persy

versitas Islam

nulis menyad

n, akan tetap

nfaatkan ole

adi teman da

aca pada um

s ucapkan te

mbantu dala

mampu men

pihak-pihak

kannya.

an kebaikan

la kekuranga

saran dan kr

pihak agar d

di masa men

iv

A PENGAN

hati penulis

memberikan

la rahmat

ul STUDI DE

RJAAN PAD

N PUSAT S

aratan dalam

m Bandung.

dari bahwa s

pi meskipun

eh pembaca,

alam menyu

mumnya.

erima kasih y

am penyeles

ngungkapkan

yang telah

hanya milik

an serta kek

ritik yang si

dapat dijadi

ndatang.

TAR

s memanjat

perjalanan

dan hidaya

ESKRIPTIF

DA PEGAW

STATISTIK

m menempu

skripsi ini sa

n demikian p

, dapat men

usun kerangk

yang tiada te

saian skrips

n kata-kata

h membantu

k Dzat yang

khilafan yang

fatnya mem

ikan landasa

Ap

tkan puji d

hidup yang

ah-Nya pen

F MENGEN

WAI STAF

K PROVIN

uh ujian sa

angatlah sed

penulis men

njadi pengin

ka penambah

erhingga kep

si ini. Deng

yang baik d

, semoga A

Maha Kuas

g menyertai

mbangun sang

an bagi pen

Penul

prilia Putri R

dan syukur

luar biasa

nulis dapat

NAI SELF

F BIDANG

NSI JAWA

arjana dari

erhana dan

ngharapkan

ngat dalam

h wawasan

pada semua

gan segala

dan pantas

Allah SWT

sa sehingga

skripsi ini,

gat penulis

nulis untuk

lis,

Rahmadini

Page 6: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

v  

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak dapat berbuat banyak tanpa

adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa tulus dan ikhlas

penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, AKBP (Purn.) H. Amiruddin Mahmud,

SMHK. & Hj. Salamah, yang merupakan sumber kehidupan, kasih sayang,

teladan, motivator terbesar dalam kehidupan penulis yang selalu sabar dan tak

henti-hentinya berdo’a untuk keberhasilan penulis. Terima kasih karena selalu

memberikan kesempatan untuk membuktikan rasa cinta dan kasih sayang

penulis. Selalu mendo’akan ananda. Engkau adalah damai, engkau adalah

cinta, engkau adalah harapan yang selalu menghiasi keindahan langit penulis.

Semoga Mama dan Papa selalu dalam perlindungan Allah SWT.

2. Saudaraku tersayang, Desy Arisandi, S.Psi.Psi, Apriansyah Putra, M.Kom,

Novitri Handayani drg., juga kepada kakak ipar dan keponakanku tersayang,

terima kasih atas perhatian dan pengertian yang selalu diberikan kepada

penulis selama ini, sampai akhirnya penulis sampai pada skripsi ini dan

menyelesaikannya.

3. Ibu Hj. Yuli Aslamawati, Dra., M.Pd. selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, pengetahuan, pemikiran

dan petunjuk kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga

akhir, yang dengan sabar dan tidak pernah bosan ataupun menyerah untuk

Page 7: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

vi  

terus memberi semangat dan bimbingan yang begitu berarti. Terima kasih

untuk segala yang telah ibu berikan, tak ternilai harganya bagi penulis.

Semoga Allah senantiasa melindungi dan memudahkan segala urusan Ibu,

serta membalas semua kebaikan Ibu kepada penulis.

4. Kang Ali Mubarak, M.Psi. selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya memberikan bimbingan, membantu membukakan jalan pikir

penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua yang telah

akang berikan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan segala urusan

akang.

5. Bapak DR. H. Umar Yusuf, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Islam Bandung

6. Kang Oki Mardiawan, M.Psi. selaku dosen wali penulis yang telah

memberi banyak arahan, nasihat, serta semangat kepada penulis selama

menjalankan perkuliahan di Universitas Islam Bandung hingga akhir skripsi.

7. Seluruh Dosen, staf, dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Bandung, yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan ilmu

serta pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

8. Bapak Drs. H. Lukman Ismail, M.A., selaku Kepala BPS Provinsi Jawa

Barat yang telah berkenan memberikan izin penulis untuk melakukan

penelitian di BPS Provinsi Jawa Barat.

9. Ibu Ir. Hj. Sri Daty, selaku Kepala Bagian Statistik Sosial BPS Provinsi

Jawa Barat yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian

di bidang yang beliau pimpin.

Page 8: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

vii  

10. Bapak Drs. H. Agus Praptono, M.Si., selaku Kepala Seksi Statistik

Kesejahteraan Rakyat yang telah banyak membantu penulis selama

melaksanakan penelitian.

11. Bapak Judiharto Trisnadi, S.ST, selaku Kepala Seksi Statistik Ketahanan

Sosial yang telah bersedia membantu peneliti selama melaksanakan

penelitian.

12. Bapak Adang Sutedja, S.Si, selaku Kepala Seksi Statistik Kependudukan,

dan segenap pegawai staf BPS Provinsi Jawa Barat Bidang Statistik Sosial

yang telah berkenan meluangkan waktu, memberi informasi yang dibutuhkan

penulis selama melaksanakan penelitian, serta berbagi pengalaman dan

pengetahuan di dunia kerja kepada penulis

13. Kak Dedy Fahlevi, M.Si., terima kasih atas segala bantuan dan dorongan

semangat yang diberikan kepada penulis, terutama dalam perhitungan

statistik.

14. Lianda Marta, Duan Andela Prisilla Ardi, dan Marissa Yudiasti, sahabat

yang selalu setia memberi semangat, menghibur, bersedia mendengar keluh

kesah penulis dari awal duduk di bangku perkuliahan hingga saat ini, hingga

terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih banyak sahabat-sahabatku

tersayang.

15. Ikram Reza, A.Md., yang setia dan sabar menghadapi perubahan suasana

hati penulis, yang banyak berkorban untuk penulis menempuh jarak Jogja-

Bandung, maaf dan terima kasih banyak atas segala sesuatunya yang tak

Page 9: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

viii  

dapat penulis ungkapkan dan tak ternilai harganya oleh penulis. Semoga

Allah memberikan yang terbaik buat kita.

16. Rista Puspita, Titin Kartini, Dian Ratnasari, Nyi R. Asri Wihani,

Iznarita, dan semua teman-teman Psikologi ’07 yang telah memberi

petuah-petuahnya kepada penulis, memberi semangat, menghibur dan telah

banyak membantu selama perkuliahan penulis. Terima kasih banyak. Semoga

Allah kelak membalas kebaikan kalian semua.

17. Teman-teman Sanggar Bungong Jeumpa dan Asrama Aceh, yang

bersedia menghibur penulis disaat penulis jenuh dan sedih, berbagi

pengalaman dan pengetahuan. Terima kasih banyak atas segala sesuatunya,

meskipun kita baru berkenalan tapi kalian mampu menghibur penulis.

18. Teh Azizah dan Teh Tami, yang selalu setia menghibur penulis, memberi

nasihat, dan berbagi pengalaman kepada penulis. Terima kasih banyak.

Semoga Allah memudahkan segala urusan kalian.

19. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan do’a,

dorongan, dan dukungan kepada penulis, yang jauh secara fisik tetapi

semangatnya selalu terasa dalam hati, terima kasih banyak.

Bandung, Agustus 2011

Penulis

Page 10: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar........................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................. vii

Daftar Tabel……………………………………………………………... x

Daftar Lampiran……………………………………………………….... xi

Bab I. Pendahuluan ………………………......................................... 1

1.1.Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

1.2. Identifikasi Masalah ………………………………………... 7

1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………… 9

1.4. Kegunaan Penelitian………………………………………… 9

Bab II. Tinjauan Teoritis………….…………………………………….. 10

2.1. Self Efficacy ………………………………………………. 10

2.1.1 Pengertian Self Efficacy……………………………… 10

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy.. 11

2.1.3 Dimensi Self Efficacy………………………………… 13

2.1.4 Sumber-Sumber Self Efficacy…………………… 14

2.1.5 Proses-Proses yang Mempengaruhi Self Efficacy 17

2.1.6 Karakteristik Individu yang Memiliki Self Efficacy

tinggi dan rendah ……………………………….. 19

2.2 Kerangka Pikir…………………………………………….. 20

2.3 Skema Pemikiran………………………………………….. 27

Bab III. Metodologi Penelitian………………………………………... 28

3.1 Rancangan Penelitian….………………………………….. 28

Page 11: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

x  

3.2 Variabel-Variabel Penelitian……………………………… 28

3.3 Definisi Konseptual……………………………………….. 29

3.4 Definisi Operasional……………………………………… 29

3.5 Populasi…………………………………………………… 30

3.6 Alat Ukur………………………………………………….. 31

3.7 Validitas Alat Ukur………………………………………... 35

3.8 Uji Reliabilitas…………………………………………….. 36

3.9 Teknik Analisis Data……………………………………… 38

3.9.1Kategorisasi Skor Total dengan Variabel

Self Efficacy........................................................... 39

3.9.2 Kategorisasi Dimensi Pertama Self Efficacy

(Generality)........................................................... 40

3.9.3 Kategorisasi Dimensi Kedua Self Efficacy (Level).. 41

3.9.4 Kategorisasi Dimensi Ketiga Self Efficacy

(Strength).............................................................. 42

3.10 Prosedur Penelitian………………………………………… 43

Bab IV. Hasil dan Pembahasan..………………………………………. 45

4.1 Hasil Penelitian……………………………………………. 45

4.1.1 Deskripsi Statistik Self Efficacy…………………. 45

4.1.1.1 Hasil Kategorisasi Skor Total dengan

Variabel Self Efficacy ……………………. 45

4.1.1.2 Hasil Kategorisasi Dimensi Generality… 46

4.1.1.3 Hasil Kategorisasi Dimensi Level………. 47

4.1.1.4 Hasil Kategorisasi Dimensi Strength…… 48

4.2 Hasil Pengolahan Data……………………………………… 49

Page 12: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

xi  

4.2.1 Uji Normalitas…………………………………… 49

4.2.2 Analisis Faktor Dominan Self Efficacy………... 51

4.3 Pembahasan……………………………………………….. 51

Bab V. Kesimpulan dan Saran ……………………………………….. 58

5.1 Kesimpulan……………………………………………….. 58

5.2 Saran………………………………………………………. 58

Daftar Pustaka

LAMPIRAN

Page 13: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi alat ukur self efficacy

Tabel 3.2 Blue Print Self Efficacy

Tabel 4.1 Data Self Efficacy secara keseluruhan

Tabel 4.2 Dimensi Generality

Tabel 4.3 Dimensi Level

Tabel 4.4 Dimensi Strength

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas Self Efficacy

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi skor faktor dengan skor total Self Efficacy

Page 14: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

xiii  

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Uji Validasi Self efficacy

2. Hasil Uji Reliabilitas Self efficacy

3. Kuisioner Self efficacy

 

 

Page 15: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 1

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya akan berusaha untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang harus

diperhatikan bersama yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam

perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan

teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki

perusahaan, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia.

Sumber daya manusia adalah faktor yang penting dalam menggerakkan dan

mengelola sumber daya lainnya agar berguna bagi kehidupan manusia. Betapa

pun canggihnya peralatan dan teknologi yang ada, bila dibandingkan dengan

peralatan yang sederhana dan dikerjakan secara sungguh-sungguh oleh tenaga

kerja berkualitas, maka hasil yang dicapai akan dapat lebih baik. Oleh karena

itulah tuntutan akan adanya pegawai yang berkinerja tinggi diperlukan dalam

suatu organisasi. Untuk mencapai kinerja yang tinggi dipengaruhi oleh banyak

faktor, yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri

pegawai dan faktor dari luar pegawai. Adapun yang termasuk faktor dari dalam

diri pegawai antara lain, potensi yang dimiliki oleh pegawai sesuai dengan

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, motivasi kerja pegawai, dan hal-hal

lain yang berkenaan langsung dengan pegawai tersebut. Kemudian yang termasuk

Page 16: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 2

 

faktor dari luar diri pegawai antara lain, iklim kerja pegawai, interaksi sosial

pegawai di lingkungan kerja, gaya kepemimpinan atasan, tuntutan pekerjaan dan

upah kerja. Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung

bagaimana proses pencapaian tujuan bersama itu dapat berjalan dengan baik,

disertai dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

Berkaitan dengan organisasi pemerintahan, tidak jarang kita mendengar

opini di tengah masyarakat bahwa kinerja pegawai pemerintah kerap kali

dipandang belum profesional dan belum berbasis kinerja. Pegawai Negeri Sipil

saat ini belum diarahkan untuk meningkatkan kualitas kerjanya agar lebih

memiliki sikap dan perilaku yang berlandaskan kepada pengabdian, kejujuran,

tanggung jawab, disiplin dan keadilan, sehingga dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai pegawai negeri berhasil dengan baik serta dapat memberikan

pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan hati

nurani mereka.

Badan Pusat Statistik merupakan Lembaga Pemerintah Non-Departemen

yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tujuan didirikannya BPS

oleh Pemerintah adalah untuk menyediakan data statistik guna memenuhi

kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan Negara. Dalam hal ini,

BPS Provinsi Jawa Barat tidak dapat mencapai tujuan tersebut, karena BPS

Provinsi Jawa Barat belum mampu menyediakan data statistik sesuai kebutuhan.

Data yang diberikan kepada unit kerja atau masyarakat yang membutuhkan adalah

data yang lalu atau data yang tersedia saat itu saja. Ini merupakan hal yang fatal,

Page 17: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 3

 

karena mengakibatkan pengguna data bekerja dengan menggunakan data yang

tidak akurat.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat terdiri atas sebuah bagian (Bagian

Tata Usaha) dan beberapa bidang, yaitu Bidang Statistik Sosial, Bidang Statistik

Produksi, Bidang Statistik Produksi, Bidang Statitik Distribusi, Bidang Neraca

Wilayah dan Analisis Statistik, Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi

Statistik. Bidang Statistik Sosial memiliki waktu kerja yang relatif lebih lama

dibandingkan dengan Bidang Statistik lainnya, namun membutuhkan waktu yang

lama untuk memberikan data. Salah satu jenis kegiatan di statistik bidang sosial

ini adalah sensus penduduk. Hasil sensus penduduk sering terlambat

dipublikasikan ke masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

terhadap lima orang pegawai dari BPS Provinsi Jawa Barat Bidang Statistik

Sosial, keterlambatan pengumuman hasil pengolahan data Sensus Penduduk dari

tahun ke tahun merupakan hal yang sudah biasa terjadi, dikarenakan pada setiap

tahunnya jumlah penduduk semakin meningkat sehingga pengolahan data

penduduk secara tidak langsung membutuhkan waktu yang lebih lama.

Tugas yang harus dilaksanakan pegawai BPS Provinsi Jawa Barat bidang

Statistik Sosial pada dasarnya adalah melakukan pengumpulan, pengolahan,

analisis sederhana, serta evaluasi dan pelaporan statistik kependudukan, statistik

kesejahteraan rakyat, dan statistik ketahanan sosial. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, para pegawai sampai saat ini belum mampu menyelesaikan tugasnya

dengan tepat waktu. Hampir keseluruhan pegawai di bidang Statistik Sosial ini

tidak memiliki target kerja yang ingin dicapai perhari, perminggu, perbulan,

Page 18: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 4

 

ataupun pertahunnya, sehingga ketika data harus segera disediakan, mereka harus

menambah jam kerja (lembur) atau bahkan membawa tugas pulang ke rumah.

Waktu kerja pegawai pun cenderung tidak digunakan secara efektif. Jam masuk

kantor setiap hari Senin hingga Jum’at pukul 07.30 WIB dengan jumlah jam kerja

8 jam 30 menit per hari (istirahat pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB) dan pulang

pukul 16.00 WIB, khusus hari jum’at jumlah jam kerja menjadi 9 jam (istirahat

11.30 WIB – 13.00 WIB) dan pulang pukul 16.30 WIB. Berdasarkan informasi

yang diperoleh diketahui sebanyak 4 (empat) orang pegawai hadir tepat waktu

setiap harinya, sedangkan sisanya 7 (tujuh) orang sisanya sering datang terlambat.

Waktu istirahat siang sering diperpanjang karena ketika jam istirahat, tidak

seluruh pegawai menggunakannya untuk beristirahat. Namun, ketika jam istirahat

sudah berakhir, pegawai yang belum beristirahat tadi baru hendak beristirahat,

sehingga tak jarang sampai jam 14.00 ada pegawai yang baru kembali ke kantor.

Ketika jam kerja, pegawai juga sering minta izin keluar kantor karena urusan

pribadi. Ketika jam pulang seharusnya pukul 16.00 atau 16.30, mulai dari pukul

15.00 atau 15.30 para pegawai sudah mulai meninggalkan kantor.

Pada dasarnya BPS cukup selektif dalam melakukan penerimaan

pegawainya. Jalur masuk pegawai terbagi menjadi dua, yaitu jalur umum dan

khusus. Jalur umum diperuntukkan masyarakat umum dengan berbagai latar

belakang pendidikan yang diperlukan, sedangkan jalur khusus adalah untuk calon

pegawai yang berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (ikatan dinas). Untuk

pegawai yang diterima melalui jalur umum akan diberikan pelatihan sebelum

mereka mulai bekerja. Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas dari pegawainya.

Page 19: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 5

 

Rata-rata masa kerja pegawai pun lebih dari 5 tahun bahkan ada yang telah

mencapai 15 tahun. Seharusnya dengan hal tersebut pegawai sudah terampil dan

mahir mengerjakan tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai merasa pekerjaan yang telah

dikerjakan selalu salah. Tugas yang mereka kerjakan tidak pernah berhasil

dikerjakan dalam satu kali pengerjaan dan harus berulang kali dikerjakan dengan

ketidaktahuan dimana letak kesalahannya. Akibatnya membuat mereka sering

dimarahi atasan. Hal ini menjadikan pegawai yakin bahwa sesungguhnya mereka

tidak mampu untuk melaksanakan tugas yang diberikan, meski sudah bertahun-

tahun kerja. Keyakinan akan ketidakmampuan mereka semakin diperkuat dengan

seringnya pegawai menolak diikutsertakan dalam pelatihan, karena merasa diri

tidak siap dan tidak mampu mengemban tanggung jawab pelatihan. BPS sering

mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan, namun jumlah peserta

yang diikutsertakan dalam pelatihan seringkali terbatas, sesuai dengan anggaran

dana yang disediakan oleh BPS Pusat dan jenis pelatihan yang akan diadakan.

Pelatihan yang diadakan oleh BPS Pusat Jakarta biasanya dikoordinasikan kepada

setiap BPS Provinsi dalam hal pelaksanaannya. Dalam pemberian utusan

perwakilan peserta, terkadang peserta yang terpilih menolak untuk diikutsertakan

dalam pelatihan dengan berbagai alasan, diantaranya adalah alasan ketidaksiapan

diri baik dari usia dan kemampuan yang dimiliki rendah. Pada kenyataannya,

banyak pegawai yang merasa kapasitas memori dan kemampuan mereka sudah

berkurang, sehingga untuk mengemban tugas dan tanggung jawab pelatihan dirasa

berat, dan lebih memberi kesempatan pada rekan kerja yang lain, yang berminat

Page 20: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 6

 

untuk mengikuti pelatihan yang diadakan dan jika memang terpaksa karena

berkaitan dengan kurangnya Sumber Daya Manusia yang ada, mereka mengikuti

pelatihan tersebut. Berkaitan dengan pekerjaan sehari-harinya pegawai tidak

diberi pelatihan untuk menyelesaikan tugasnya, mengingat masa kerja mereka

yang lama. Mereka tidak mendapatkan umpan balik atas apa yang mereka

kerjakan, pekerjaan selalu dinilai salah atasan, sehingga pegawai kurang memiliki

pengalaman bagaimana seharusnya berhasil dalam bekerja dan kesempatan untuk

memperbaiki kinerja yang dinilai buruk. Hal ini membuat pegawai merasa tidak

memiliki kemampuan bekerja dengan baik. Pegawai pun menjadi tidak aspiratif

dalam rapat yang diselenggarakan BPS.

Berdasarkan hasil wawancara, keterlambatan dalam menyelesaikan tugas

menurut pegawai dikarenakan pegawai terkadang merasa tugas yang diberikan

sulit dan tidak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga sulit

menyelesaikan dengan segera. Ditinjau berdasarkan latar belakang pendidikan

pegawai staff di BPS Provinsi Jawa Barat bidang Statistik Sosial yaitu SMA (tiga

orang), DIV STIS (tiga orang), S1 (satu orang) dan S2 (satu orang). Untuk Kepala

Seksi, DIV STIS (satu orang), S1 (satu orang),dan S2 (satu orang). Bila ditinjau

berdasarkan usia produktif, pegawai BPS Provinsi Jawa Barat di bidang Statistik

Sosial memiliki rata-rata usia berkisar 28 tahun sampai dengan 53 tahun, dengan

masa kerja secara rata-rata lebih dari lima tahun, bahkan ada yang telah bekerja

selama 18 tahun. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan usia para pegawai masih

tergolong usia produktif, tentunya dengan kemampuan yang masih tergolong siap

kerja.

Page 21: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 7

 

Dengan pertimbangan hal-hal di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

“Studi deskriptif self efficacy terhadap pekerjaan pada pegawai staf bidang

statistik sosial di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Saat bekerja, pegawai dihadapkan pada serangkaian tugas dan situasi kerja

yang menuntut karyawan tersebut mampu mengatasi situasi kerja tertentu dan

mampu menyelesaikan tugas. Berdasarkan pengamatan yang diperoleh bahwa

orang-orang yang gigih dalam bekerja akan mampu mengatasi situasi apabila

menemukan hambatan, pantang menyerah, dan selalu berusaha hingga tujuan

yang ditetapkan tercapai dengan baik. Perilaku tersebut salah satunya ditentukan

keyakinan diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Aspek keyakinan akan

kemampuan diri ini merupakan salah satu karakteristik dari kepribadian yang

dinamakan self efficacy. Menurut Bandura, self efficacy merupakan belief atau

keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil

(outcomes) yang positif (Santrock, 2001). Self efficacy menjelaskan bagaimana

orang merasa, berpikir, memotivasi dirinya, dan bertindak.

Seperti yang terjadi di BPS Provinsi Jawa Barat khususnya bidang Statistik

Sosial, pegawai tidak segera menyelesaikan pekerjaannya, sehingga harus

menambah jam kerja atau bahkan membawa tugas pulang ke rumah ketika

mengejar data harus segera disediakan, merasa tidak mampu mengerjakan tugas

dengan optimal karena terkadang tugas yang diberikan atasan tidak sesuai

kemampuan atau terlalu berat, merasa tugas yang dikerjakan selalu salah, bila

diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan sering menolak karena merasa

Page 22: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 8

 

tidak sanggup untuk mengemban tugas, dan ketika rapat pegawai pun kurang

aspiratif.

Bandura mengemukakan ciri-ciri dari individu yang memiliki self efficacy

yang rendah, antara lain menghindar dari tugas-tugas yang sulit, cepat menyerah,

memiliki aspirasi rendah, memikirkan kekurangan, kesulitan tugas, fokus pada

konsekuensi yang merugikan dari kegagalan. Orang dengan ciri seperti ini akan

mengalihkan perhatian dari pemikiran yang efektif, lambat pulih kembali setelah

kegagalan, lebih mudah stress dan depresi. Hal ini berkenaan kondisi yang terjadi

pada pegawai BPS Provinsi Jawa Barat bidang Statistik Sosial seperti yang telah

diungkap sebelumnya.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bandura yaitu perilaku individu

merupakan fungsi dari individu dan lingkungannya (B = f (P.E)). Sehubungan

dengan keyakinan diri (self efficacy) yang terbentuk dalam diri pegawai, pegawai

memiliki keyakinan diri rendah didukung pula oleh kondisi lingkungan kerja

misalnya mengenai sikap atasan terhadap bawahan dimana atasan sebagai contoh

bagi bawahan dalam bekerja, bertindak kurang peduli terhadap bawahan, kurang

mengkontrol pekerjaan bawahan, kurang memberi support dan reward, tidak

memberikan feedback atas hasil kerja bawahan, menyerahkan pekerjaan penuh

terhadap bawahan, membuat pekerjaan yang mereka lakukan kurang bermakna

penting bagi mereka, sehingga mereka tidak bekerja secara maksimal dan

menghambat peran BPS sebagai penyedia data yang andal, efektif, dan efisien.

Page 23: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I P E N D A H U L U A N | 9

 

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas didapatkan perumusan

masalah yaitu ”Studi deskriptif self efficacy terhadap pekerjaan pada pegawai

staf bidang statistik sosial di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan tentang self efficacy terhadap pekerjaan pada pegawai staf bidang

statistik sosial di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya adalah sebagai berikut:

Secara Teoretis

Memberikan sumbangan kajian teoritis pada ilmu pengetahuan khususnya

psikologi industri dan organisasi mengenai self efficacy.

Secara Praktis

a. Bagi Atasan

Agar menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif, agar mampu

meningkatkan self efficacy (keyakinan diri) bawahan dalam bekerja.

b. Bagi Pemerintahan

Untuk memberikan masukan pada instansi pemerintah daerah di Badan

Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat untuk memperhatikan kebutuhan

pegawai sehingga kinerja pegawainya dapat dioptimalkan dan tujuan BPS

dapat terwujud. Kemudian sebagai bahan evaluasi program kerja pegawai.

Page 24: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Self Efficacy

2.1.1 Pengertian Self Efficacy

Myers (1996) juga mengatakan bahwa self-efficacy adalah bagaimana

seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu hal.

Selain itu Schunk (dalam Komandyahrini & Hawadi, 2008) juga

mengatakan bahwa self-efficacy sangat penting perannya dalam mempengaruhi

usaha yang dilakukan, seberapa kuat usahanya dan memprediksi keberhasilan

yang akan di capai.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Woolfolk (1993) bahwa self-

efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat

keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu

tugas tertentu untuk mencapai hasil tertentu.

Baron dan Byrne (2000) mengemukakan bahwa self efficacy merupakan

penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan

suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.

Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang

terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di

seluruh kegiatan dan konteks.

Page 25: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 11

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy adalah

keyakinan seorang individu terhadap kemampuannya untuk mengatur dan

melaksanakan tindakan untuk mencapai suatu tujuan dimana individu yakin

mampu untuk menghadapi segala tantangan dan mampu memprediksi seberapa

besar usaha yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy

  Menurut Bandura (1997) tinggi rendahnya self-efficacy seseorang dalam tiap

tugas sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang

berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri individu. Menurut Bandura

(1997) ada beberapa yang mempengaruhi self-efficacy, antara lain:

1. Jenis kelamin

Orang tua sering kali memiliki pandangan yang berbeda terhadap

kemampuan laki-laki dan perempuan. Zimmerman (Bandura, 1997) mengatakan

bahwa terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetensi laki-

laki dan perempuan. Ketika laki-laki berusaha untuk sangat membanggakan

dirinya, perempuan sering kali meremehkan kemampuan mereka. Hal ini berasal

dari pandangan orang tua terhadap anaknya. Orang tua menganggap bahwa wanita

lebih sulit untuk mengikuti pelajaran dibanding laki-laki, walaupun prestasi

akademik mereka tidak terlalu berbeda. Semakin seorang wanita menerima

perlakuan streotipe gender ini, maka semakin rendah penilaian mereka terhadap

kemampuan dirinya. Pada beberapa bidang pekerjaan tertentu para pria memiliki

Page 26: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 12

self-efficacy yang lebih tinggi dibanding dengan wanita, begitu juga sebaliknya

wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan dengan pria.

2. Usia

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat berlangsung

selama masa kehidupan. Individu yang lebih tua cenderung memiliki rentang

waktu dan pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal yang terjadi

jika dibandingkan dengan individu yang lebih muda, yang mungkin masih

memiliki sedikit pengalaman dan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Individu

yang lebih tua akan lebih mampu dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya

dibandingkan dengan individu yang lebih muda, hal ini juga berkaitan dengan

pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang kehidupannya.

3. Tingkat pendidikan

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat diterima individu

pada tingkat pendidikan formal. Individu yang memiliki jenjang yang lebih tinggi

biasanya memiliki self-efficacy yang lebih tinggi, karena pada dasarnya mereka

lebih banyak belajar dan lebih banyak menerima pendidikan formal, selain itu

individu yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan lebih banyak

mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam mengatasi persoalan-persoalan

dalam hidupnya.

4. Pengalaman

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat terjadi pada suatu

organisasi ataupun perusahaan dimana individu bekerja. Self-efficacy terbentuk

Page 27: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 13

sebagai suatu proses adaptasi dan pembelajaran yang ada dalam situasi kerjanya

tersebut. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi self efficacy yang

dimiliki individu tersebut dalam pekerjaan tertentu, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa self efficacy yang dimiliki oleh individu tersebut justru

cenderung menurun atau tetap. Hal ini juga sangat tergantung kepada bagaimana

individu menghadapi keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya selama

melakukan pekerjaan.

2.1.3 Dimensi self-efficacy

Bandura (1997) mengungkapkan ada tiga dimensi self-efficacy, yakni:

a. Generality

Generality sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai

situasi tugas, mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan

atau situasi tertentu yang tidak pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas

atau situasi sulit dan bervariasi. Generality merupakan perasaan kemampuan yang

ditunjukkan individu pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui

tingkah laku, kognitif dan afektifnya.

b. Level

Level berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi. Penerimaan

dan keyakinan seeorang terhadap suatu tugas berbeda-beda, mungkin orang hanya

terbatas pada tugas yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi setiap individu

akan berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Ada yang

menganggap suatu tugas itu sulit sedangkan orang lain mungkin merasa tidak

Page 28: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 14

demikian. Apabila sedikit rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, maka

tugas tersebut akan mudah dilakukan.

Dalam Zimerman (2003) Level terbagi atas 3 bagian yaitu:

1. Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba, yaitu seberapa besar individu

merasa mampu atau yakin untuk berhasil menyelesaikan tugas dengan pilihan

perilaku yang akan diambil.

2. Menghindari situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas kemampuannya.

3. Menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas-tugas yang sulit.

c. Strength

Strength merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan

yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam

pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang

kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan

dalam usahannya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.

Pengalaman memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini sesesorang.

Pengalaman yang lemah akan melemahkan keyakinan individu itu pula. Individu

yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan mereka akan teguh

dalam usaha untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapi.

2.1.4 Sumber-sumber self-efficacy

Menurut Bandura (1994) ada sumber yang dapat mempengaruhi self

efficacy, yaitu:

Page 29: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 15

1. Enactive mastery experience

Merupakan sumber informasi self-efficacy yang paling berpengaruh. Dari

pengalaman masa lalu terlihat bukti apakah seseorang mengarahkan seluruh

kemampuannya untuk meraih keberhasilan (Bandura, 1997). Umpan balik

terhadap hasil kerja seseorang yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri

seseorang. Kegagalan di berbagai pengalaman hidup dapat diatasi dengan upaya

tertentu dan dapat memicu persepsi self-efficacy menjadi lebih baik karena

membuat individu tersebut mampu utuk mengatasi rintangan-rintangan yang lebih

sulit nantinya.

2. Vicarious experience

Merupakan cara meningkatkan self-efficacy dari pengalaman keberhasilan

yang telah ditunjukkan oleh orang lain. Ketika melihat orang lain dengan

kemampuan yang sama berhasil dalam suatu bidang atau tugas melalui usaha yang

tekun, individu juga akan merasa yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam

bidang tersebut dengan usaha yang sama. Sebaliknya self-efficacy dapat turun

ketika orang yang diamati gagal walaupun telah berusaha dengan keras. Individu

juga akan ragu untuk berhasil dalam bidang tersebut (Bandura, 1997). Peran

vicarious experience terhadap self-efficacy seseorang sangat dipengaruhi oleh

persepsi diri individu tersebut tentang dirinya memiliki kesamaan dengan model.

Semakin seseorang merasa dirinya mirip dengan model, maka kesuksesan dan

kegagalan model akan semakin mempengaruhi self-efficacy. Sebaliknya apabila

individu merasa dirinya semakin berbeda dengan model, maka self-efficacy

menjadi semakin tidak dipengaruhi oleh perilaku model (Bandura, 1997).

Page 30: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 16

Seseorang akan berusaha mencari model yang memiliki kompetensi atau

kemampuan yang sesuai dengan keinginannya. Dengan mengamati perilaku dan

cara berfikir model tersebut akan dapat memberi pengetahuan dan pelajaran

tentang strategi dalam menghadapi berbagai tuntutan lingkungan (Bandura, 1997).

3. Verbal persuasion

Verbal digunakan secara luas untuk membujuk seseorang bahwa mereka

mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan yang mereka cari. Orang yang

mendapat persuasi secara verbal maka mereka memiliki kemauan untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akan mengerahkan usaha yang lebih

besar daripada orang yang tidak dipersuasi bahwa dirinya mampu pada bidang

tersebut (Bandura, 1997).

4. Physiological state

Seseorang percaya bahwa sebagian tanda-tanda psikologis menghasilkan

informasi dalam menilai kemampuannya. Kondisi stress dan kecemasan dilihat

individu sebagai tanda yang mengancam ketidakmampuan diri. Level of arousal

dapat memberikan informasi mengenai tingkat self-efficacy tergantung bagaimana

arousal itu diinterpretasikan. Bagaimana seseorang menghadapi suatu tugas,

apakah cemas atau khawatir (self-efficacy rendah) atau tertarik (self-efficacy

tinggi) dapat memberikan informasi mengenai self-efficacy orang tersebut. Dalam

menilai kemampuannya seseorang dipengaruhi oleh informasi tentang keadaan

fisiknya untuk menghadapi situsasi tertentu dengan memperhatikan keadaan

fisiologisnya.

Page 31: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 17

2.1.5 Proses-proses yang mempengaruhi self-efficacy

Menurut Bandura (1997), proses psikologis dalam self-efficacy yang turut

berperan dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif, motivasional, afeksi dan

proses pemilihan/seleksi.

1. Proses kognitif

Proses kognitif merupaka proses berfikir, didalamya termasuk pemerolehan,

pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Kebanyakan tindakan manusia

bermula dari sesuau yang difikirkan terlebih dahulu. Individu yang memiliki self-

efficacy yang tinggi lebih senang membayangkan tentang kesuksesan. Sebaliknya

individu yang self efficacy-nya rendah lebih banyak membayangkan kegagalan

dan hal-hal yang dapat menghambat tercapainya kesuksesan (Bandura, 1997).

Bentuk tujuan personal juga dipengaruhi oleh penilaian akan kemampuandiri.

Semakin seseorang mempersepsikan dirinya mampu maka individu akan semakin

membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuannnya dan semakin kuat komitmen

individu terhadap tujuannya (Bandura, 1997).

2. Proses motivasi

Kebanyakan motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif. Individu

memberi motivasi/dorongan bagi diri mereka sendiri dan mengarahkan tindakan

melalui tahap pemikiran-pemikiran sebelumnya. Kepercayaan akan kemampuan

diri dapat mempengaruhi motivasi dalam beberapa hal, yakni menentukan tujuan

yang telah ditentukan individu, seberapa besar usaha yang dilakukan, seberapa

tahan mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketahanan mereka dalam

menghadapi kegagalan (Bandura, 1997). Menurut Bandura (1997), ada tiga teori

Page 32: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 18

motivator, teori pertama yaitu causal attributions (atribusi penyebab), teori ini

mempengaruhi motivasi, usaha dan reaksi-reaksi individu. Individu yang memiliki

self efficacy tinggi bila mengahadapi kegagalan cenderung menganggap kegagalan

tersebut diakibatkan usaha-usaha yang tidak cukup memadai. Sebaliknya individu

yang self-efficacy-nya rendah, cenderung menganggap kegagalanya diakibatkan

kemampuan mereka yang terbatas. Teori kedua outcomes experience (harapan

akan hasil), motivasi dibentuk melalui harapan-harapan. Biasanya individu akan

berperilaku sesuai dengan keyakinan mereka tentang apa yang dapat mereka

lakukan. Teori ketiga goal theory (teori tujuan), dimana dengan membentuk

tujuan terlebih dahulu dapat meningkatkan motivasi.

3. Proses afektif

Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi

emosional. Menurut Bandura (1997) keyakinan individu akan coping mereka turut

mempengaruhi level stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi situasi

yang sulit. Persepsi self-efficacy tentang kemampuannya mengontrol sumber stres

memiliki peranan penting dalam timbulnya kecemasan. Individu yang percaya

akan kemampuannya untuk mengontrol situasi cenderung tidak memikirkan hal-

hal yang negatif. Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi

cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan

kekurangan mereka, memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman,

membesar-besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang

sebenarnya jarang terjadi (Bandura, 1997).

Page 33: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 19

4. Proses seleksi

Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut

mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari aktivitas

dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa yakin

bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak

menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu

kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka

(Bandura, 1997)

2.1.6 Karakteristik individu yang memiliki self-efficacy tinggi dan self

efficacy rendah

Karakteristik individu yang memiliki Self-efficacy yang tinggi adalah ketika

individu tersebut merasa yakin bahwa mereka mampu menangani secara efektif

peristiwa dan situasi yang mereka hadapi, tekun dalam menyelesaikan tugas-

tugas, percaya pada kemampuan diri yang mereka miliki, memandang kesulitan

sebagai tantangan bukan ancaman dan suka mencari situasi baru, menetapkan

sendiri tujuan yang menantang dan meningkatkan komitmen yang kuat terhadap

dirinya, menanamkan usaha yang kuat dalam apa yang dilakukannya dan

meningkatkan usaha saat menghadapi kegagalan, berfokus pada tugas dan

memikirkan strategi dalam menghadapi kesulitan, cepat memulihkan rasa mampu

setelah mengalami kegagalan, dan menghadapi stressor atau ancaman dengan

keyakinan bahwa mereka mampu mengontrolnya (Bandura, 1997).

Karakteristik individu yang memiliki Self-efficacy yang rendah adalah

individu yang merasa tidak berdaya, cepat sedih, apatis, cemas, menjauhkan diri

Page 34: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 20

dari tugas-tugas yang sulit, cepat menyerah saat menghadapi rintangan, aspirasi

yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan yang ingin di capai, dalam

situasi sulit cenderung akan memikirkan kekurangan mereka, beratnya tugas

tersebut, dan konsekuensi dari kegagalannya, serta lambat untuk memulihkan

kembali perasaan mampu setelah mengalami kegagalan (Bandura, 1997).

2.2 Kerangka Pikir

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menahan beban

kerja pekerjaannya. Terdapat batasan kemampuan yang mereka miliki untuk

bertanggung jawab pada beban kerja tersebut, bergantung pada tingkat

kematangan atau kedewasaan. Didalam bekerja, pegawai akan dihadapkan pada

serangkaian tugas dan situasi kerja yang menuntut pegawai tersebut mampu

mengatasi situasi kerja tertentu dan mampu menyelesaikan tugas. Pada dasarnya

bawahan di BPS Provinsi Jawa Barat ini dipilih dengan cara yang cukup selektif.

Melalui seleksi nasional dan ikatan dinas dari Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang

salah satu tujuannya juga adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan siap kerja. Untuk pegawai yang lolos seleksi Nasional, akan

diberika pelatihan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja. Pegawai staff di BPS

Provinsi Jawa Barat bidang Statistik Sosial ini telah memiliki masa kerja secara

rata-rata lebih dari 5 tahun. Seharusnya pegawai tersebut sudah mahir dalam

melaksanakan tugas mereka.

Berdasarkan pengamatan yang diperoleh bahwa orang-orang yang gigih

dalam bekerja mampu mengatasi situasi apabila menemukan hambatan, pantang

menyerah, dan selalu berusaha hingga tujuan yang ditetapkan tercapai dengan

Page 35: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 21

baik. Perilaku tersebut salah satunya ditentukan oleh keyakinan diri terhadap

kemampuan yang dimiliki. Aspek keyakinan akan kemampuan diri ini merupakan

salah satu karakteristik dari kepribadian yang dinamakan self efficacy. Dari sudut

pandang teori kognitif sosial (Bandura, 1986), self efficacy dianggap utama dalam

membangun menghubungkan kemampuan dengan kinerja. Self efficacy adalah

kepercayaan diri seseorang untuk merancang dan melaksanakan kegiatan dan

mencapai hasil yang diharapkan.

Ada empat faktor yang mempengaruhi self efficacy individu menurut

Bandura (1997), pertama adalah jenis kelamin. Mayoritas pegawai staff di BPS

bidang Statistik Sosial adalah perempuan. Berdasarkan beberapa penelitian,

semakin seorang perempuan menerima perbedaan perlakuan stereotype gender,

maka semakin rendah penilaian mereka terhadap kemampuan dirinya. Stereotype

mengenai keunggulan laki-laki dibanding perempuan dalam berbagai hal. Kedua

adalah usia, self efficacy terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat

berlangsung selama masa kehidupan. Individu yang lebih tua cenderung memiliki

rentang waktu dan pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal jika

dibandingkan yang lebih muda. Pada kenyataannya, yang terjadi di BPS Provinsi

Jabar ini tidak seperti demikian. Pertambahan usia yang mereka alami dihayati

sebagai hal yang membuat berkurangnya kemampuan yang mereka miliki.

Pegawai merasa menjadi cepat lupa, letih, dan tidak sanggup mengemban

tanggung jawab pekerjaan yang sulit (dalam usia yang tergolong masih produktif).

Ketiga adalah tingkat pendidikan. Individu yang memiliki jenjang pendidikan

yang lebih tinggi biasanya memiliki self efficacy yang lebih tinggi, karena pada

Page 36: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 22

dasarnya mereka lebih banyak belajar dan menerima pendidikan formal. Seperti

yang diketahui bahwa latar belakang mayoritas pegawai staff adalah lulusan SMA

dengan masa kerja di BPS mayoritas lebih dari 5 tahun. Pegawai staff ini

diperoleh melalui seleksi yang cukup ketat, dilakukan training terlebih dahulu

terhadap pegawai baru, dan rata-rata usia pegawai masih tergolong produktif.

Dengan demikian, idealnya pegawai telah memiliki pengalaman yang cukup

dalam bekerja. Mampu menguasai segala bentuk pekerjaan yang diberikan.

Namun, yang terjadi dengan latar belakang pendidikan dan masa kerja yang lama,

pengalaman kerja yang diperoleh pegawai adalah kosong karena tidak ditunjang

dengan keberhasilan dalam bekerja. Hal ini berkaitan juga dengan faktor keempat

yaitu pengalaman. Self efficacy terbentuk sebagai suatu proses adaptasi dan

pembelajaran yang ada dalam situasi kerjanya tersebut. Semakin lama seseorang

bekerja, maka semakin tinggi self efficacy yang dimiliki individu tersebut dalam

pekerjaan tertentu, namun tidak menutup kemungkinan bahwa self efficacy yang

dimiliki individu tersebut justru cenderung menurun atau tetap, tergantung

pengalaman keberhasilan dan kegagalan yang dialami. Pengalaman gagal lebih

didapat pegawai staff dibanding pengalaman keberhasilannya dalam mengerjakan

pekerjaan membuat self efficacy pegawai cenderung rendah, yang sekaligus

menunjukkan kondisi dimana pegawai merasa tidak mampu terhadap apa yang

mereka kerjakan atau apa yang menjadi tugas mereka, pegawai kurang memiliki

keyakinan diri (self efficacy) sehingga usaha dalam mewujudkan harapan mereka

pun kurang.

Page 37: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 23

Self efficacy juga memiliki dimensi-dimensi yaitu Level, berkaitan dengan

derajat kesulitan tugas yang dihadapi. Penerimaan dan keyakinan seseorang

terhadap suatu tugas berbeda-beda, mungkin seseorang hanya terbatas pada tugas

yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi setiap individu akan berbeda dalam

memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Generality, sejauh mana individu

yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas, mulai dari dalam

melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu yang tidak

pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas atau situasi sulit dan bervariasi.

Strength, merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang

dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam

pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang

kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan

dalam usahannya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.  

Selain itu Bandura juga mengemukakan terdapat empat sumber yang

mempengaruhi self efficacy individu, yaitu Enactive mastery experience,

Vicarious experience, Verbal persuasion, dan Physiological state. Enactive

mastery experience, merupakan sumber informasi self-efficacy yang paling

berpengaruh. Dari pengalaman masa lalu terlihat bukti apakah seseorang

mengarahkan seluruh kemampuannya untuk meraih keberhasilan (Bandura, 1997).

Umpan balik terhadap hasil kerja seseorang yang positif akan meningkatkan

kepercayaan diri seseorang. Kegagalan di berbagai pengalaman hidup dapat

diatasi dengan upaya tertentu dan dapat memicu persepsi self-efficacy menjadi

lebih baik karena membuat individu tersebut mampu utuk mengatasi rintangan-

Page 38: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 24

rintangan yang lebih sulit nantinya. Kenyataan yang terjadi di BPS Provinsi

bidang Statistik Sosial ini, pegawai kurang mendapatkan feedback dari atasan.

Sehingga kurang mendapatkan gambaran akan keberhasilan pekerjaan yang

mereka lakukan. Berikutnya adalah Vicarious experience, merupakan cara

meningkatkan self-efficacy dari pengalaman keberhasilan yang telah ditunjukkan

oleh orang lain. Ketika melihat orang lain dengan kemampuan yang sama berhasil

dalam suatu bidang/tugas melalui usaha yang tekun, individu juga akan merasa

yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam bidang tersebut dengan usaha yang

sama. Sebaliknya self-efficacy dapat turun ketika orang yang diamati gagal

walaupun telah berusaha dengan keras. Individu juga akan ragu untuk berhasil

dalam bidang tersebut (Bandura, 1997). Peran vicarious experience terhadap self-

efficacy seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi diri individu tersebut tentang

dirinya memiliki kesamaan dengan model. Semakin seseorang merasa dirinya

mirip dengan model, maka kesuksesan dan kegagalan model akan semakin

mempengaruhi self-efficacy. Sebaliknya apabila individu merasa dirinya semakin

berbeda dengan model, maka self-efficacy menjadi semakin tidak dipengaruhi

oleh perilaku model (Bandura, 1997). Seseorang akan berusaha mencari model

yang memiliki kompetensi atau kemampuan yang sesuai dengan keinginannya.

Dengan mengamati perilaku dan cara berfikir model tersebut akan dapat memberi

pengetahuan dan pelajaran tentang strategi dalam menghadapi berbagai tuntutan

lingkungan (Bandura, 1997). Rekan sekerja merupakan model bagi pegawai. Bila

rekan kerja lain yang dinilai cukup ulet dalam bekerja mengalami hal yang sama

dalam bekerja, selalu ditegur atasan dan mengerjakan pekerjaan berulang kali. Hal

Page 39: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 25

ini membuat sebagian besar pegawai lainnya merasa senasib dan menjadi kurang

terdorong untuk kembali menyelesaikan tugas mereka, karena menganggap akan

mengalami hal yang sama, pekerjaan mereka kembali disalahkan dan harus

dikerjakan ulang. Verbal persuasion, verbal digunakan secara luas untuk

membujuk seseorang bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk mencapai

tujuan yang mereka cari. Orang yang mendapat persuasi secara verbal maka

mereka memiliki kemamuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

akan mengerahkan usaha yang lebih besar daripada orang yang tidak dipersuasi

bahwa dirinya mampu pada bidang tersebut (Bandura, 1997). Pada situasi di BPS

Provinsi Jawa Barat Bidang Statistik Sosial ini, Verbal persuasion dapat diperoleh

pegawai dari sesama rekan kerja dan melalui atasan. Terakhir adalah

Physiological state, kepercayaan seseorang bahwa sebagian tanda-tanda

psikologis menghasilkan informasi dalam menilai kemampuannya. Kondisi stress

dan kecemasan dilihat individu sebagai tanda yang mengancam ketidakmampuan

diri. Level of arousal dapat memberikan informasi mengenai tingkat self-efficacy

tergantung bagaimana arousal itu diinterpretasikan. Bagaimana seseorang

menghadapi suatu tugas, apakah cemas atau khawatir (self-efficacy rendah) atau

tertarik (self-efficacy tinggi) dapat memberikan informasi mengenai self-efficacy

orang tersebut. Dalam menilai kemampuannya seseorang dipengaruhi oleh

informasi tentang keadaan fisiknya untuk menghadapi situasi tertentu dengan

memperhatikan keadaan fisiologisnya. Pada pegawai bawahan bidang Statistik

sosial ini, terbentuk pemikiran bahwa dengan usia mereka saat ini, mudah letih

Page 40: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 26

dan cenderung pelupa, sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan tugas yang

sulit. Sehingga pegawai pun kurang tertarik untuk segera menyelesaikan tugas.

Kondisi yang terjadi pada pegawai adalah pegawai merasa tugas yang diberi

atasan terkadang tidak sesuai, tugas yang diberikan sulit (Level). Pegawai merasa

tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan (Strength). Pegawai

menganggap pekerjaan yang mereka lakukan selalu salah (Generality). Pegawai

bertahan pada situasi kerja seperti demikian dalam kurun waktu tahunan, proses

kerja mereka tidak maksimal. Pegawai merasa tidak berdaya, cepat sedih, cemas,

menjauhkan diri dari tugas-tugas yang sulit, cepat menyerah saat menghadapi

rintangan, aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan yang

ingin di capai, dalam situasi sulit cenderung akan memikirkan kekurangan

mereka, beratnya tugas tersebut, dan konsekuensi dari kegagalannya, serta lambat

untuk memulihkan kembali perasaan mampu setelah mengalami kegagalan.

Sehingga akibat yang muncul terlambat mempublikasi data yang menjadi kegiatan

utama bagi BPS merupakan hal yang fatal. Ini disebabkan karena pegawai kurang

memiliki pengalaman berhasil dalam bekerja. Pengalaman ini memiliki pengaruh

terhadap self-efficacy yang diyakini sesesorang. Pengalaman yang lemah akan

melemahkan keyakinan individu.

Page 41: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I T I N J U A N T E O R I T I S | 27

2.3 Skema Pemikiran

Sumber Faktor

Dimensi

 

1. Enactive mastery experience 2. Vicarious Experience 3. Verbal persuasion 4. Physiological State

1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Tingkat Pendidikan 4. Pengalaman

• Level • Generality • Strength

Self Efficacy Pegawai Rendah

Tampilan perilaku pegawai yang tampak

Pegawai merasa pekerjaan yang dilakukan selalu salah  Pegawai merasa tugas yang diberikan atasan terlalu

sulit  Pegawai kesulitan dalam bekerja dan cepat menyerah  Pegawai merasa tidak berkompeten dalam mengerjakan

tugas yang diberi Tidak menyelesaikan tugas dengan segera  Ketika rapat pegawai tidak mengeluarkan aspirasinya  Ketika diberi pelatihan, menolak diikutsertakan 

Page 42: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memberikan

gambaran mengenai fenomena yang diselidiki.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah berupa survei dan

penggunaan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Metode survei

adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang

ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Penyelidikan dilakukan

dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara

sensus atau dengan menggunakan sampel (M Nazir, metode penelitian 1999).

3.2 Variabel – Variabel Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka diperlukan pengukuran

terhadap variable. Adapun variabel yang diukur pada penelitian adalah Self

Efficacy

Page 43: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 29

3.3 Definisi Konseptual

• Self Efficacy

Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan

dan konteks. (Bandura).

3.4 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional variabelnya sebagai berikut :

• Self Efficacy

Keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatur dan

melaksanakan tindakan untuk mencapai suatu tujuan dimana individu yakin

mampu menghadapi tingkat kesulitan tugas dimana situasinya tidak menentu

mengandung unsur kekaburan, tidak dapat diprediksi dan penuh tekanan (level),

yakin mampu dalam berbagai situasi permasalahan (generality) dan memiliki

keyakinan yang kuat (strength) akan kemampuan yang dimiliki. Dimensi dari

variable self efficacy yaitu:

1. Level, berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi. Penerimaan

dan keyakinan seeorang terhadap suatu tugas berbeda-beda, mungkin orang hanya

terbatas pada tugas yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi setiap individu

akan berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas.  

Page 44: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 30

2. Generality, sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam

berbagai situasi tugas, mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa

dilakukan atau situasi tertentu yang tidak pernah dilakukan hingga dalam

serangkaian tugas atau situasi sulit dan bervariasi. 

3. Strength, merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan

yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam

pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang

kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan

dalam usahannya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.  

3.5 Populasi

Secara teoritis, penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga

semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Penelitian populasi adalah

penelitian yang dilakukan terhadap lingkup yang luas dengan semua subjek

penelitian dan kesimpulan berlaku bagi semua subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 1995: 205) Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Barat Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai staff di BPS Bidang

Statistik Sosial sebanyak 11 orang. Untuk melaksanakan uji coba alat ukur,

diambil seluruh anggota populasi. Hal ini disesuaikan dengan kepentingan

penelitian yang dilakukan maka perlu dilakukan pengamatan terhadap seluruh

subjek penelitian.

Page 45: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 31

3.6 Alat Ukur

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti,

Alat ukur yang digunakan berupa skala psikologis guna mengungkap variabel

yang hendak diteliti, yaitu self efficacy.

Pengukuran mengenai self efficacy dilakukan dengan menggunakan skala

yang dikembangkan berdasarkan aspek-aspek self efficacy dari Albert Bandura

(1995).

Skala dalam penelitian ini menggunakan jenis skala model Semantic

Differential yang telah dimodifikasi berdasarkan aspek-aspek dari variabel self

efficacy. Responden dihadapkan pada sejumlah skala semantik. Responden

diminta untuk melakukan penilaian terhadap suatu konsep tertentu dalam suatu

skala bipolar dengan 10 buah titik. Skala bipolar adalah suatu skala dari dua kutub

yang berlawanan. Penilaian diberikan pada suatu ruangan semantik yang dianggap

paling tepat oleh responden tersebut. Responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini harus memberikan pendapatnya terhadap pernyataan yang diajukan.

Alat ukur pada skala ini berjumlah 35 item yang jawabannya didapat sesuai

dengan skor yang diberikan oleh sampel penelitian. Jawaban bergerak dari 0, 10,

20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100. Semakin mendekati 100, maka menunjukkan

responden memiliki tingkat keyakinan yang tinggi. Semakin mendekati 0, maka

menunjukkan responden memiliki tingkat keyakinan yang rendah.

Page 46: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 32

Tabel 3.1

Kisi- kisi Alat Ukur Self Efficacy

Aspek Indikator Item No. Item

Generality (keluasan tugas) individu yakin

mengenai kemampuannya

menghadapi berbagai situasi permasalahan)

1. Individu yakin dapat melakukan pengumpulan data pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

2. Individu yakin dapat melakukan pengolahan data pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

3. Individu yakin dapat melakukan analisis pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

4. Individu yakin dapat melakukan evaluasi pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

5. Individu yakin dapat melakukan pelaporan pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

6. Individu yakin dapat melakukan pengembangan statistik pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

1. Mengumpulkan data penduduk secara lengkap

1,4,7,10,13,16,19,22,

25,28,31,33, 35

2. Menyediakan data yang diperlukan sebelum waktunya tanpa dimarah atasan terlebih dahulu

3. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengolahan data

4. Menyelesaikan pengolahan data tanpa harus dikontrol terus oleh atasan

5. Mengumpulkan data dan langsung mengolahnya pada saat itu

6. Keakuratan pekerjaan yang saya selesaikan ketika saya menganalisis data

7. Merasa tertantang mengerjakan analisis data yang sulit

8. Mengevaluasi data secara objektif

9. Memperbaiki laporan pertanggungjawaban hingga benar.

10. Menyelesaikan laporan tanpa harus lembur

11. Meskipun dihadapkan pada beberapa tugas oleh atasan, saya tetap mampu mengerjakannya sekaligus.

12. Menyampaikan materi pelatihan pada rekan lain, meskipun hal tersebut bukan merupakan tugas pokok saya,

13. Menciptakan program-program baru yang berhubungan dengan pengembangan statistik di Bidang Sosial ini.

Page 47: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 33

Level (keyakinan

individu terhadap

kemampuannya menghadapi

tingkat kesulitan tugas,

dimana situasinya tidak

menentu mengandung

unsur kekaburan, tidak dapat

diprediksi, dan penuh tekanan)

1. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan pengumpulan data pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

2. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan pengolahan data pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

3. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan analisis data pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

4. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan evaluasi pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

5. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan pelaporan pada masing-masing bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

6. Individu yakin mampu menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan pengembangan statistik pada masing-masing

1. Membantu menyelesaikan tugas rekan kerja dibidang lain.

2,5,8,11,14,17,20,23,26,29

2. Mengumpulkan data meski bukan di bidang saya

3. Mengayomi orang-orang freelance ketika penginputan data sensus penduduk dilakukan

4. Mengendalikan diri untuk tetap bekerja secara optimal ketika penginputan data sensus penduduk memerlukan banyak tenaga kerja.

5. Mengikuti pelatihan apa saja yang diadakan BPS, sekalipun bukan dibidang saya.

6. Bersedia ditempatkan dimana saja ketika proses pemantauan pengumpulan data berlangsung.

7. Berdiskusi dengan rekan lain dalam pembentukan program baru berhubungan yang dengan pengembangan statistik di Bidang Sosial

8. Kelancaran dalam melakukan pengecekan kembali data yang sudah terkumpul di BPS Provinsi

9. Kelancaran dalam mengelompokkan data sensus penduduk berdasarkan informasi yang sudah terkumpul

10. Kelancaran dalam proses pengumpulan data dari BPS Kabupaten berkaitan dengan ketidaklengkapan data yang diminta.

Page 48: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 34

Tabel 3.2

Blue Print Self Efficacy

Aspek No. Item Jumlah Generality 1,4,7,10,13,16,19,22,25,28,31,33,35 13

Level 2,5,8,11,14,17,20,23,26,29 10 Strength 3,6,9,12,15,18,21,27,30,32,34 12

Total Item 35

bidang ( statistik kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, & statistik ketahanan sosial)

Strength (keyakinan

individu terhadap

kemampuan yang dimiliki)

1. Memiliki ketahanan diri 2. Memiliki keuletan diri 3. Memiliki keyakinan &

kemantapan yang kuat 4. Memiliki keteguhan

dalam menghadapi kesulitan

1. Memenuhi tuntutan tugas yang tinggi dari atasan saya.

3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,

32,24

2. Mencapai mutu tinggi apabila target yang ditentukan tinggi

3. Melakukan tugas yang dirasa sulit sekalipun

4. Mempertahankan posisi di bidang yang ditekuni saat ini karena keahlian saya ada disini

5. Mempelajari program analisis hingga mahir menggunakannya

6. Membantu rekan kerja lain dalam mengerjakan tugasnya agar saya juga mampu mengerjakan sendiri ketika tugas tersebut menjadi tanggung jawab saya

7. Mengkoreksi hasil kerja dengan teliti

8. Percaya diri ketika menyerahkan tugas pada atasan

9. Tugas yang dikerjakan terhindar dari kesalahan sehingga tidak perlu dikerjakan berulang kali

10. Bekerja secara optimal dengan kemampuan dimiliki

11. Tetap fokus menyelesaikan tugas sementara atasan mendesak segera menyiapkan data yang diperlukan

12. Pantang menyerah hingga masalah saya teratasi

Page 49: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 35

3.7 Validitas Alat Ukur

Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut: “what the test

measure and how well it does” (Anastasi, 1990), atau “apakah alat tes memenuhi

fungsinya sebagai alat ukur psikologis?” (Nunnaly, 1978).

Cara untuk mengetahui validitas suatu alat ukur adalah dengan cara

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan hasil penjumlahan semua

skor item. Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan

berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila sekiranya skor semua item yang

disusun berdasarkan konsep berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan

bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas atau dengan kata lain bila terdapat

korelasi positif antara skor tiap item dengan skor total, maka hubungan yang ada

sifatnya konsisten atau sejalan dengan konsep teoritiknya. Validitas ini disebut

Validity Constract, yaitu untuk mengetahui apakah alat ukur yang sesuai dengan

teori yang mendasarinya atau apakah definisi operasional yang digunakan, searti

dengan definisi teoritis dari variabel yang diukur (Ulber Silalahi, 1999).

Interpretasi mengenai koefisien korelasi didasarkan pada kriteria menurut

Guillford, yaitu:

Interval Korelasi Tingkat Hubungan 0,9 -1,0 korelasi sangat tinggi dapat digunakan 0,7 -0,9 korelasi tinggi dapat digunakan

0,4-0,7 korelasi cukup dapat digunakan 0,2-0,4 korelasi rendah dapat digunakan 0,0-0,2 korelasi sangat rendah dapat digunakan

Page 50: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 36

Penelitian ini menggunakan studi populasi, oleh karena itu dalam analisis

statistik tidak digunakan uji signifikansi ataupun menggunakan hipotesis statistik.

Penelitian yang melakukan pengujian hipotesis statistik adalah penelitian yang

mnggunakan data sampel. Bila peneliti merumuskan hipotesis penelitian dan ingin

mengujinya dengan menggunakan data populasi (bukan sampel) maka peneliti

tidak akan menguji hipotesis statistik (Sugiono, 2003).

Berdasarkan hasil uji coba alat ukur, didapatkan validitas instrument atau

koefisien validasi untuk skala self efficacy menggunakan SPSS versi 18.0.

Diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan statistik terhadap uji validitas self efficacy

didapatkan 35 item yang valid. Adapun besar koefisien validitasnya sebagai

berikut:

Koefisien Validitas = ∑ nilai korelasi yang valid : ∑ item yang valid

= 24,239 : 35

= 0,692543(item terpakai)

3.8 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang akan digunakan oleh peneliti adalah Single

Administration Methods yaitu dengan cara pengelompokkan random atau acak

yaitu metode pengukuran tunggal yang dilaksanakan melalui proses hanya satu

kali dengan membagi skor subjek menjadi dua bagian. Penggunaan metode ini

dinilai lebih efisien dibandingkan test retest atau pengukuran pengulangan. Satu

kali pengukuran dimaksudkan agar subjek ukur tidak mengalami kelelahan dan

Page 51: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 37

terjadi perubahan performance karena latihan, perkembangan dan kematangan

yang disebabkan dua kali pengukuran (Hasanuddin Noor, 2009:153). Alasan

digunakan uji reliabilitas ini adalah karena proses pengukuran yang dilakukan

hanya satu kali.

Adapun prosedur yang akan digunakan dalam metode ini adalah sebagai

berikut:

- Nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item angket yang valid,

yang tidak valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.

- Adapun kriteria dalam menetapkan derajat reliabilitas dapat digunakan kriteria

hasil penelitian Guilford (1965) dalam (Hasanuddin Noor, 2009:158) yaitu:

Koefisien Derajat Korelasi < 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 Korelasi rendah 0,41 – 0,70 Korelasi tinggi 0,71 – 1,00 Korelasi tinggi sekali

Berikut untuk perhitungan reliabilitas self efficacy dilakukan berdasarkan

teknik Split Half, Alpha Cronbach dilakukan peneliti dengan menggunakan SPSS

18.0 for MS. Windows. Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka didapatkan hasil

untuk skala self efficacy r = 0,971. Dengan demikian instrument ini memiliki

reliabilitas yang baik (korelasi tinggi sekali) sesuai dengan kriteria yang telah

dikemukakan sebelumnya.

Page 52: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 38

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa dengan teknik korelasi

yaitu untuk menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan dengan self

efficacy. Kemudian diolah dengan menggunakan uji regresi, karena data

berbentuk kategorial.

Untuk mengklasifikasikan masing-masing responden dilakukan kategorisasi

terhadap persentase total skor jawaban responden pada masing-masing aspek

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah skor jawaban responden pada masing-masing aspek

2. Menghitung jumlah skor maksimal yang mungkin diperoleh responden

3. Menghitung persentase skor jawaban responden pada masing-masing aspek

tiap variabel menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ Skor

Persentase Skor = X 100

Skor Maksimal

4. Menghitung rata-rata persentase skor jawaban responden pada masing-masing

aspek tiap variabel menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ Persentase Skor

Rata-Rata Persentase Skor = X 100

Jumlah Responden

5. Mengklasifikasikan persentase skor jawaban responden pada masing-masing

aspek variabel dengan menggunakan Distribusi skor.

Page 53: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 39

Setelah diuji secara statistik dapat diketahui hubungan antara gaya

kepemimpinan atasan terhadap self efficacy pegawai staff.

3.9.1 Kategorisasi Skor Total dengan Variabel Self Efficacy

Kategorisasi digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih umum

mengenai self efficacy. Kategorisasi yang dilakukan adalah kategorisasi variabel

dan kategorisasi dimensi. Untuk memudahkan pembahasan dan interpretasi

terhadap data yang diperoleh, maka data tersebut dikategorisasikan ke dalam dua

kategori, yaitu self efficacy rendah dan self efficacy tinggi. Self efficacy yang

tinggi dapat diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan diri yang tinggi bahwa ia

mampu menampilkan perilaku yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaannya.

Sedangkan self efficacy yang rendah diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan

yang rendah bahwa ia mampu menampilkan perilaku yang dibuthkan untuk

menjalankan pekerjaannya.

Kategorisasi diperoleh dengan melakukan distribusi frekuensi, yaitu:

1. Menentukan hasil skor tertinggi yang mungkin dicapai, yaitu seratus dikali

jumlah item yang terdapat dalam alat ukur.

2. Menentukan hasil skor terendah yang mungkin dicapai, yaitu nol dikali

jumlah item yang terdapat dalam alat ukur.

3. Menentukan selisih skor tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan

jumlah kategori yang diinginkan, yaitu dua kategori.

Dari hasil perhitungan maka kategorisasi untuk variabel self efficacy adalah

sebagai berikut:

Page 54: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 40

SELF EFFICACY

Kemungkinan skor terendah = Minimal skor x Jumlah item yg valid

= 0 x 35 = 0

Kemungkinan skor tertinggi = Maksimal skor x Jumlah item yg valid

= 100 x 35 = 3500

Rentang = 3500 - 0

= 3500

Banyaknya kelas = 3500 : 2

= 1750

Kategori

0 1750 3500

3.9.2 Kategorisasi Dimensi Pertama Self Efficacy (Generality)

Dimensi generality terdiri atas 13 item. Kategorisasi yang digunakan dalam

dimensi ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Generality yang

tinggi dapat diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan yang tinggi akan

kemampuannya dalam menggeneralisasikan tugas dan pengalaman dalam

menghadapi tugas lain. Sedangkan generality yang rendah diartikan bahwa subjek

memiliki keyakinan yang rendah akan kemampuannya dalam

menggeneralisasikan tugas dan pengalaman dalam menghadapi tugas lain.

Kategorisasi diperoleh dengan melakukan distribusi frekuensi, yaitu:

Kategori Skor Total

Self efficacy rendah 0 – 1750

Self efficacy tinggi 1751 – 3500

Page 55: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 41

1. Menentukan hasil skor tertinggi yang mungkin dicapai, yaitu seratus dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi generality.

2. Menentukan hasil skor terendah yang mungkin dicapai, yaitu nol dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi generality.

3. Menentukan selisih skor tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan

jumlah kategori yang diinginkan, yaitu dua kategori.

Dari hasil perhitungan maka kategorisasi untuk dimensi self efficacy yaitu

generality adalah sebagai berikut:

Kategori Skor Total

Generality rendah 0 – 650

Generality tinggi 651 – 1300

3.9.3 Kategorisasi Dimensi Kedua Self Efficacy (Level)

Dimensi level terdiri atas 10 item. Kategorisasi yang digunakan dalam

dimensi ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. level yang tinggi

dapat diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan yang tinggi untuk dapat

mengatasi kesulitan dan tantangan dari tugas yang dihadapi. Sedangkan level yang

rendah diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan yang rendah untuk dapat

mengatasi kesulitan dan tantangan dari tugas yang dihadapi.

Kategorisasi diperoleh dengan melakukan distribusi frekuensi, yaitu:

1. Menentukan hasil skor tertinggi yang mungkin dicapai, yaitu seratus dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi level.

Page 56: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 42

2. Menentukan hasil skor terendah yang mungkin dicapai, yaitu nol dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi level.

3. Menentukan selisih skor tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan

jumlah kategori yang diinginkan, yaitu dua kategori.

Dari hasil perhitungan maka kategorisasi untuk dimensi self efficacy yaitu

level adalah sebagai berikut:

Kategori Skor Total Level rendah 0 - 500 Level tinggi 501 - 1000

3.9.4 Kategorisasi Dimensi Ketiga Self Efficacy (Strength)

Dimensi strength terdiri atas 12 item. Kategorisasi yang digunakan dalam

dimensi ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Strength yang

tinggi dapat diartikan bahwa subjek memiliki keyakinan yang kuat sehingga tidak

mudah menyerah dan tetap melakukan berbagai usaha untuk mengatasi situasi

yang sulit dalam pekerjaannya. Sedangkan Strength yang rendah diartikan bahwa

subjek memiliki keyakinan yang lemah mudah menyerah dan kurang melakukan

berbagai usaha untuk mengatasi situasi yang sulit dalam pekerjaannya

Kategorisasi diperoleh dengan melakukan distribusi frekuensi, yaitu:

1. Menentukan hasil skor tertinggi yang mungkin dicapai, yaitu seratus dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi strength.

2. Menentukan hasil skor terendah yang mungkin dicapai, yaitu nol dikali

jumlah item yang terdapat dalam dimensi strength.

Page 57: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 43

3. Menentukan selisih skor tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan

jumlah kategori yang diinginkan, yaitu dua kategori.

Dari hasil perhitungan maka kategorisasi untuk dimensi self efficacy yaitu

strength adalah sebagai berikut:

Kategori Skor Total Strength rendah 0 - 600 Strength tinggi 601 - 1200

3.10 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini terdiri dari empat (4) tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Menetapkan masalah yang akan diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan self

efficacy

b. Menetapkan lokasi dan populasi penelitian.

c. Menentukan teknik pengambilan data

d. Menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian

2. Tahap pengambilan data

a. Mencari data sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan.

b. Mendatangi populasi tersebut untuk menjelaskan maksud penelitian dan

meminta kesediaan untuk bekerja sama dalam penelitian.

c. Melaksanakan pengambilan data dengan meminta subyek penelitian untuk

mengisi atau menjawab beberapa data pendukung penelitian.

Page 58: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I I I M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N | 44

d. Melakukan pengambilan data kepada subyek penelitian untuk mengisi alat

ukur.

3. Tahap Pengolahan data

a. Melakukan skoring hasil pengisian kuesioner

b. Melakukan uji persentase yang mendukung data dalam penelitian ini.

4. Tahap Pembahasan

a. Mendeskripsikan hasil perhitungan statistik

b. Membahas dan menarik kesimpulan dari penelitian.

c. Memberikan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

d. Mengkonsultasikan hasil penelitian yang diperoleh dengan pembimbing

untuk menyempurnakan hasil laporan penelitian.

 

Page 59: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 45

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Statistik Self efficacy

4.1.1.1 Hasil Kategorisasi Skor Total dengan Variabel Self Efficacy

Tabel 4.2

Data Self Efficacy Secara Keseluruhan

NO. Skor Total

Skor Minimal

Skor Maksimal

Kategori

1. 3041 0 3500 Tinggi 2. 2910 0 3500 Tinggi 3. 2565 0 3500 Tinggi 4. 2830 0 3500 Tinggi 5. 3130 0 3500 Tinggi 6. 2300 0 3500 Tinggi 7. 2930 0 3500 Tinggi 8. 3220 0 3500 Tinggi 9. 2490 0 3500 Tinggi 10. 2530 0 3500 Tinggi 11. 2740 0 3500 Tinggi 

Kategori Frekuensi % Self efficacy rendah 0 0% Self efficacy tinggi 11 100%

Page 60: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B

a

s

4

B A B I V

Berd

atau 100% p

self efficacy

4.1.1.2 Hasi

No.

KaGeneraGener

H A S I L

dasarkan tabe

pegawai staf

yang tinggi.

il Kategoris

Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

ategori ality rendah rality tinggi

D A N P E

el perhitung

f bidang Stat

.

asi Dimensi

Dim

Total Sk11351095940

10301160910

10701220915930

1020

0

0.5

1

Self EfRen

E M B A H

gan diatas di

tistik Sosial d

i Pertama S

Tabel 4.3

ensi Genera

kor Tot

0 0

0 0

0

Frekuens0

11

fficacy ndah

Self ETin

A S A N

iketahui bahw

di BPS Prov

Self Efficacy

ality

tal Skor Max1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1300

si

fficacy nggi

wa sebanyak

vinsi Jabar in

y (Generality

x. Kategotinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggi

% 0

100%

| 46

k 11 orang

ni memiliki

y)

ori i i i i i i i i i i i 

%

Page 61: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B

o

m

4

B A B I V

Berdas

orang atau 1

memiliki dim

4.1.1.3 Hasi

R

KaLeveLev

H A S I L

sarkan hasil

100% pegaw

mensi genera

il Kategoris

No. Responden

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

ategori el rendah

vel tinggi

D A N P E

l perhitunga

wai staf bida

ality yang tin

asi Dimensi

Di

Total Skor

879 795 775 810 880 555 840 910 690 760 780

0

0.5

1

GeneRen

E M B A H

an diatas ma

ang Statistik

nggi pada se

i Kedua Self

Tabel 4.4

imensi Leve

Total S

1010101010101010101010

Frekuens0

11

erality ndah

GeneTin

A S A N

aka diketahu

k Sosial di B

elf efficacy m

lf Efficacy (L

el

kor Max.

000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000

si

erality nggi

ui bahwa se

BPS Provins

mereka.

Level)

Kategori

tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 

% 0%

100%

| 47

ebanyak 11

si Jabar ini

%

Page 62: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B

o

m

4

B A B I V

Berdas

orang atau 1

memiliki dim

4.1.1.4 Hasi

No. Re

KaStrengStren

H A S I L

sarkan hasil

100% pegaw

mensi level y

il Kategoris

esponden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

ategori gth rendah

ngth tinggi

D A N P E

l perhitunga

wai staf bida

yang tinggi p

asi Dimensi

Dim

Total Skor1027 1020 850 990

1090 835

1020 1090 885 840 940

0

0.5

1

LeRen

E M B A H

an diatas ma

ang Statistik

pada self effi

i Ketiga Self

Tabel 4.5

mensi Streng

Total S11111111111

Frekuens0

11

evel ndah

LevTing

A S A N

aka diketahu

k Sosial di B

ficacy mereka

lf Efficacy (S

gth

Skor Max. 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200

si

vel ggi

ui bahwa se

BPS Provins

a.

Strength)

Kategotinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggi

% 0%

100%

| 48

ebanyak 11

si Jabar ini

ori i i i i i i i i i i i 

%

Page 63: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B

B

a

d

4

d

d

4

d

C

f

P

m

B A B I V

Berdasarkan

atau 100% p

dimensi stre

4.2 Hasil

Pada b

dengan anali

dan penjelas

4.2.1 Uji No

Beriku

dapat dilaku

Chi Kuadrat

Penguj

for Windows

Pengujian N

Denga

menggunaka

H A S I L

n hasil perhi

pegawai staf

ength yang ti

Pengolahan

bab ini aka

isis dan pem

san-penjelasa

ormalitas

ut dilakukan

ukan untuk m

t untuk meng

ujian normali

s.

Normalitas

an berdasark

an Spss 18.0

0

0.5

1

D A N P E

itungan diat

f bidang Stat

inggi pada se

n Data

an dibahas

mbahasan, ya

an teoritis.

pengujian n

menguji nor

guji normalit

itas data den

Data Self Ef

kan data ten

0, maka didap

0

5

1

Strength R

E M B A H

as maka dik

tistik Sosial d

elf efficacy m

hasil-hasil p

ang didasark

normalitas da

rmalitas data

tas data.

ngan Chi Ku

Efficacy

ntang Self E

patkan hasil

Rendah Streng

A S A N

ketahui bahw

di BPS Prov

mereka.

pengolahan

kan pada hasi

ata. Terdapa

a. Pada kese

uadrat dilaku

Efficacy dila

sebagai beri

gthTinggi

wa sebanyak

vinsi Jabar in

data yang

il perhitunga

at beberapa t

empatan ini

ukan dengan

akukan uji

ikut:

| 49

k 11 orang

ni memiliki

dilengkapi

an statistik,

eknik yang

digunakan

SPSS 18.0

normalitas

Page 64: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 50

 

TABEL 4.8 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

self_efikasi 11 2300.00 3220.00 30686.00 2789.6364 87.90101 291.53465

Valid N (listwise) 11

Test Statistics

self_efikasi

Chi-Square .000a df 10

Asymp. Sig. 1.000 a. 11 cells (100,0%) have expected frequencies less

than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0.

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung =

0,0. Dengan dk = 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrat Tabel =

11,070. Karena nilai Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari nilai Chi Kuadrat Tabel

(0,0 < 11,070) , maka distribusi self efficacy tersebut normal.

Berdasarkan instrumen penelitian, secara statistik didapati bahwa kedua

variabel berasal dari data yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini akan ditempuh teknik statistik parametris. Dengan teknik parametris,

peneliti tidak perlu melakukan pengujian hipotesis.

Page 65: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 51

 

4.2.2 Analisis Faktor Dominan Self Efficacy

Tabel 4.12

Hasil Uji Korelasi Skor Faktor dengan Skor Total

No. ASPEK r 1. Generality 0,713446 2. Level 0,619803 3. Strength 0,731853

Berdasarkan kriteria yang diatas diketahui bahwa dimensi yang memberi

kontribusi terbesar bagi self efficacy adalah dimensi strength yaitu sebesar

0,731853 (korelasi tinggi). Dalam artian dimensi strength memiliki hubungan

yang sangat erat dengan variabel self efficacy. Kemudian dimensi kedua yang

turut memberi kontribusi besar bagi self efficacy adalah aspek generality yaitu

sebesar 0,713446. Perbedaan antara aspek strength dan aspek generality tidak

berbeda jauh. Aspek terakhir yang cukup berkontribusi adalah aspek level yaitu

sebesar 0,619803.

4.3 Pembahasan

Terdapat beberapa dimensi self efficacy pegawai, yaitu generality, level, dan

strength. Strength merupakan dimensi yang paling menunjang tingginya self

efficacy pegawai staf BPS Bidang Statistik Sosial ini memiliki nilai korelasi yang

tinggi sebesar 0,73. Strength merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai

kemampuan yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan

individu dalam pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan

kemantapan yang kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas

Page 66: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 52

 

akan terus bertahan dalam usahanya meskipun banyak mengalami kesulitan dan

tantangan. Pengalaman memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini

sesesorang. Pengalaman yang lemah akan melemahkan keyakinan individu itu

pula. Individu yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan mereka

akan teguh dalam usaha untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapi. Dengan

mengandalkan pengalaman dan masa kerja yang cukup lama di BPS Provinsi

Bidang Statistik Sosial ini, pegawai merasa sangat yakin mampu mengerjakan

tugas yang diberikan, sehingga aspek ini adalah aspek yang paling menunjang

tingginya self efficacy pegawai staf.

Kemudian dimensi kedua yang menjadi indikasi adalah generality sebesar

memiliki nilai korelasi tinggi sebesar 0,71. Pada aspek Generality diketahui sejauh

mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas, mulai

dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu yang

tidak pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas atau situasi sulit dan

bervariasi. Generality merupakan perasaan kemampuan yang ditunjukkan

individu pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkah laku,

kognitif dan afektifnya. Pegawai staf memiliki keyakinan yang tinggi dalam

menghadapi berbagai tugas yang diemban, baik meliputi pengumpulan data,

pengolahan data yang sudah terkumpul, kemudian menganalisisnya,

mengevaluasi, serta melaporkan hasil pengolahan data tersebut dan terakhir

pengembangan statistik. Perbedaan antara aspek strength dan aspek generality

tidak berbeda jauh.

Page 67: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 53

 

Dimensi terakhir yang cukup mendominasi adalah level yang memiliki

korelasi yang tinggi sebesar 0,619. Level berkaitan dengan derajat kesulitan tugas

yang dihadapi. Penerimaan dan keyakinan seseorang terhadap suatu tugas

berbeda-beda, mungkin orang hanya terbatas pada tugas yang sederhana,

menengah atau sulit. Persepsi setiap individu akan berbeda dalam memandang

tingkat kesulitan dari suatu tugas. Ada yang menganggap suatu tugas itu sulit

sedangkan orang lain mungkin merasa tidak demikian. Apabila sedikit rintangan

yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, maka tugas tersebut akan mudah

dilakukan. Demikian halnya yang terjadi di BPS, terdapat variasi dalam

penghayatan tugas yang dimiliki setiap pegawai. Namun sebagian besar pegawai

menghayati bahwa mereka mampu untuk melakukan tugas yang mereka miliki,

hal ini ditunjang dengan masa kerja mereka yang lama di bidang ini dan memiliki

banyak pengalaman dalam menyelesaikan tugas, sehingga aspek ini turut

menunjang self efficacy mereka yang tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik norma ideal mengenai self efficacy

pegawai BPS diketahui bahwa secara keseluruhan pegawai BPS ini memiliki

profil self efficacy yang tinggi. Namun terdapat satu dimensi yang sedikit lebih

rendah dari kedua dimensi lainnya, yaitu dimensi level. Dimensi ini berkenaan

dengan keyakinan seseorang mengenai kemampuan mereka dalam menyelesaikan

tugas. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pegawai memliki

keterampilan dan kemauan yang cukup dalam bekerja namun kurang yakin

mengenai kemampuan yang mereka miliki. Dalam membentuk self efficacy

terdapat beberapa sumber yang perlu diperhatikan, antara lain Enactive mastery

Page 68: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 54

 

experience, Vicarious experience, Verbal persuasion, dan Physiological state.

Pada Enactive mastery experience begitu ditekankan pentingnya feedback atasan

atas pekerjaan yang telah diselesaikan bawahan. Pada Vicarious experience,

pengalaman keberhasilan yang telah ditunjukkan oleh orang lain. Ketika melihat

orang lain dengan kemampuan yang sama berhasil dalam suatu bidang atau tugas

melalui usaha yang tekun, individu juga akan merasa yakin bahwa dirinya juga

dapat berhasil dalam bidang tersebut dengan usaha yang sama. Sebaliknya self-

efficacy dapat turun ketika orang yang diamati gagal walaupun telah berusaha

dengan keras. Individu juga akan ragu untuk berhasil dalam bidang tersebut

(Bandura, 1997). Hal ini didapat pegawai dari rekan sekerja di Bidang Statistik

Sosial ini. Ketika rekan sekerja yang dinilai cukup ulet dalam bekerja, tidak

mendapatkan feedback, membuat rekan lain membandingkan dengan diri mereka

dan mengganggap bahwa mereka juga akan mengalami hal yang sama dengan

rekan kerja yang ulet tersebut. Hal ini cukup membuat pegawai staf kurang

termotivasi untuk segera menyelesaikan tugas. Berikutnya Verbal persuasion,

tidak dipungkiri meskipun pegawai merasa yakin mampu melaksanakan tugas,

adanya kontribusi atasan dalam mengontrol, mengarahkan tugas, dan

pelaksanaannya tetap penting untuk dilakukan. Kemudian Physiological state, hal

ini berkaitan dengan penilaian pegawai staf sendiri terhadap kemampuan yang

dimilikinya berkenaan dengan kondisi psikis mereka, meliputi kondisi fisik dan

kecemasan mereka dalam menghadapi berbagai tugas. Rasa ketertarikan mereka

terhadap tugas yang diemban turut mempengaruhi self efficacy mereka.

Page 69: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 55

 

Diluar hal tersebut terdapat faktor-faktor lain yang sulit dikontrol peneliti,

yang turut mempengaruhi self efficacy pegawai BPS yang secara rata-rata

memiliki self efficacy tinggi antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

dan pengalaman. Berhubungan dengan jenis kelamin, banyak orang tua yang

memiliki pandangan berbeda mengenai jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Zimmerman (Bandura, 1997) mengatakan bahwa terdapat perbedaan pada

perkembangan kemampuan dan kompetensi laki-laki dan perempuan. Di BPS

Provinsi Jawa Barat bidang Statistik Sosial mayoritas pegawainya adalah

perempuan. Ketika laki-laki berusaha untuk sangat membanggakan dirinya,

perempuan sering kali meremehkan kemampuan mereka. Hal ini berasal dari

pandangan orang tua terhadap anaknya. Orang tua menganggap bahwa wanita

lebih sulit untuk mengikuti pelajaran dibanding laki-laki, walaupun prestasi

akademik mereka tidak terlalu berbeda. Semakin seorang wanita menerima

perlakuan streotipe gender ini, maka semakin rendah penilaian mereka terhadap

kemampuan dirinya. Pada beberapa bidang pekerjaan tertentu para pria memiliki

self-efficacy yang lebih tinggi dibanding dengan wanita, begitu juga sebaliknya

wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan dengan pria, seperti yang

terjadi di BPS ini.

Faktor berikutnya adalah usia. Secara rata-rata usia pegawai BPS Provinsi

Jawa Barat Bidang Statistik Sosial ini sekitar 28 tahun sampai dengan 53 tahun.

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat berlangsung

selama masa kehidupan. Individu yang lebih tua cenderung memiliki rentang

waktu dan pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal yang terjadi

Page 70: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 56

 

jika dibandingkan dengan individu yang lebih muda, yang mungkin masih

memiliki sedikit pengalaman dan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Individu

yang lebih tua akan lebih mampu dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya

dibandingkan dengan individu yang lebih muda, hal ini juga berkaitan dengan

pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang kehidupannya.

Selanjutnya bila ditinjau berdasarkan latar belakang pendidikan pegawai

staff di BPS Provinsi Jawa Barat bidang Statistik Sosial yaitu SMA (tiga orang),

DIV STIS (tiga orang), S1 (satu orang) dan S2 (satu orang). Untuk kepala seksi,

DIV STIS (satu orang), S1 (satu orang), dan S2 (satu orang). Latar belakang

pendidikan turut mempengaruhi self efficacy seseorang. Self-efficacy terbentuk

melalui proses belajar yang dapat diterima individu pada tingkat pendidikan

formal. Individu yang memiliki jenjang yang lebih tinggi biasanya memiliki self-

efficacy yang lebih tinggi, karena pada dasarnya mereka lebih banyak belajar dan

lebih banyak menerima pendidikan formal, selain itu individu yang memiliki

jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan lebih banyak mendapatkan kesempatan

untuk belajar dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam hidupnya.

Faktor terakhir yang turut mempengaruhi self efficacy adalah pengalaman.

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari kuisioner yang

dibagikan terhadap sejumlah responden, secara keseluruhan masa kerja pegawai

di BPS Provinsi diatas 5 tahun bahkan mencapai 15 tahun lebih. Self efficacy

terbentuk melalui proses belajar yang dapat terjadi pada suatu organisasi ataupun

perusahaan dimana individu bekerja. Self efficacy terbentuk sebagai suatu proses

Page 71: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B I V H A S I L D A N P E M B A H A S A N | 57

 

adaptasi dan pembelajaran yang ada dalam situasi kerjanya tersebut. Semakin

lama seseorang bekerja maka semakin tinggi self efficacy yang dimiliki individu

tersebut dalam pekerjaan tertentu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa

self efficacy yang dimiliki oleh individu tersebut justru cenderung menurun atau

tetap. Hal ini juga sangat tergantung kepada bagaimana individu menghadapi

keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya selama melakukan pekerjaan. 

Page 72: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 58  

58  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa self efficacy pegawai termasuk dalam kategori tinggi,

baik secara keseluruhan ataupun per dimensi (generality, level, dan strength).

5.2 Saran

Penelitian ini dapat dimanfaatkan maupun dikembangkan dengan

memperhatikan beberapa saran berikut:

1. Saran untuk pengembangan ilmu

a. Bagi penelitian selanjutnya yang sejenis, lebih baik agar ruang lingkup

populasi diperluas dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Diharapkan

dengan populasi yang diperluas, maka hasil yang dicapai dapat diambil

suatu generalisasi yang lebih luas pula.

b. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dicari sampel dengan karakteristik

yang lebih beranekaragam karakteristik individual dan karakteristik

lingkungan kerjanya dengan tetap memperhatikan jumlah dan

pengontrolan variabel-variabel pengganggu. Dengan bervariasinya

karakteristik sampel dapat diperoleh hasil lebih mendalam berkaitan

dengan analisis pembahasan berdasarkan teori self efficacy.

Page 73: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 59  

59  

c. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian mengenai self efficacy dapat

dihubungkan dengan teori psikologi lain, misalnya motivasi kerja

pegawai. Sehingga didapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai

teori self efficacy.

2. Saran Praktis untuk instansi terkait

Berkenaan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan adapun saran yang

dapat diberikan adalah perlunya memberikan pelatihan yang berkaitan

dengan peningkatan keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas, guna

mencapai kinerja yang optimal dan mempertahankan self efficacy yang

sangat tinggi yang dimiliki pegawai staf BPS Provinsi Bidang Statistik

Sosial.

 

Page 74: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Hersey, Paul & Ken Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi:

Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat. Jakarta. Penerbit

Erlangga.

Bandura, Albert. 1997. SELF-EFFICACY: The Exercise of Control. Stanford

University. New York. W.H. Freeman and Company.

Wahjosumidjo. 1933. Kepemimpinan dan Motivasi. Cetakan 3. Jakarta. Penerbit

Ghalia Indonesia.

Rahayu, Makmuroh Sri. 2007. Diktat Kuliah Metode Penelitian I. Bandung.

Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Diktat Psikologi Organisasi. Universitas Islam Bandung: Fakultas Psikologi.

Untuk kalangan sendiri.

Anwar, Astrid Indi Dwisty. 2010. Hubungan antara self efficacy dengan

kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa fakultas psikologi

Universitas Sumatera Utara. Skripsi tidak diterbitkan. Sumatera Utara.

Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 tahun 2001. Organisasi dan

Tata Kerja Perwakilan BPS di Daerah.

Noor, Drs. Hasanuddin, M.Sc. 2009. Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen

Pengukuran Perilaku. Psikometri. Cetakan kesatu. Penerbit Fakultas

Psikologi Unisba. Bandung

Ronald K. Hambleton; Ray Gumpert. The Validity of Hersey and Blanchard’s

Theory of Leader Effectiveness. Group & Organizations Studies (pre-1986);

Jun 1982; 7, 2; ABI/INFORM Global. Page 225

Page 75: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

John E. Jones. Instrumentation. Group & Organization Studies (pre-1986); Dec

1977; 2, 4; ABI/INFORM Global. Page 510

Paul Hersey. Situational Leaders. Leadership Excellence; Feb 2009; 26, 2;

ABI/INFORM Global. Page 12

Gillian Stewart. SITUATIONAL LEADERSHIP. MATCHING TEACHER

TUTOR LEADERSHIP STYLE TO BEGINNING TEACHER

MATURITY LEVEL. Adapted for the Induction/EPD process from Paul

Hersey, Kenneth H Blanchard and Joseph W Keilty. As applied by the

Centre for Leadership Studies (1979).

Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard. Leadership Effectiveness and

Adaptability Description (LEAD)

Prof.Dr.Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan

Metode R & D. Penerbit Alfabeta. Bandung

Sumber lain:

www.bps.go.id

 

 

 

 

 

Page 76: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

LAMPIRAN

Page 77: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

 

1  

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pembuatan skripsi untuk menempuh ujian sarjana di Fakultas

Psikologi Universitas Islam Bandung, saya bermaksud mengadakan penelitian di

Instansi tempat saudara bekerja. Untuk itu saya mohon bantuan dan kerjasama

saudara.

Bantuan dan kerjasama yang saudara berikan sangat berarti bagi perolehan

data yang saya butuhkan. Saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner

yang saya berikan.

Diharapkan saudara memberikan jawaban yang sejujurnya dan sesuai

dengan perasaan, pikiran, dan kebiasaan saudara dalam bekerja. Angket ini bukan

merupakan suatu tes karena tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban-

jawaban yang saudara berikan tidak ada hubungannya dengan penilaian dari

atasan atau perusahaan atau instansi.

Tujuan dari kuesioner ini yaitu hanya akan dijadikan data untuk penelitian

skripsi saya.

Atas kesediaan dan kerjasama saudara saya ucapkan terima kasih.

Page 78: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

 

2  

SELF EFFICACY

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner ini di desain untuk membantu kita memperoleh pemahaman yang lebih

baik mengenai jenis hal-hal yang membuat kesulitan kita (pegawai) dalam melaksanakan

berbagai kegiatan.

Pada halaman berikut terdapat sejumlah pernyataan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pekerjaan saudara sekarang serta situasi dan kondisi kerja di instansi

tempat saudara bekerja.

Harap nilai bagaimana keyakinan anda dalam melakukan sesuatu dengan

menuliskan sejumlah nomor. Jawaban anda akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan

diidentifikasi melalui nama. Nilai tingkat keyakinan anda dengan memilih sebuah angka

dari 0 sampai 100 dengan menggunakan skala yang diberikan dibawah ini:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak dapat Cukup yakin Sangat yakin

mengerjakan semuanya dapat melakukannya dapat melakukannya

Contoh:

Mengendarai motor atau mobil dengan hati-hati. . . .

Bila saudara merasa sangat yakin mampu mengendarai motor atau mobil dengan

hati-hati, maka saudara tuliskan seperti berikut:

Mengendarai motor atau mobil dengan hati-hati. 100

Terima kasih & Selamat Bekerja

Page 79: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

 

3  

No. PERNYATAAN SKOR

1. Mengumpulkan data penduduk secara lengkap

2. Membantu menyelesaikan tugas rekan kerja dibidang lain

3. Memenuhi tuntutan tugas yang tinggi dari atasan saya.

4. Menyediakan data yang diperlukan sebelum waktunya tanpa ditegur

atasan terlebih dahulu

5. Mengumpulkan data meski bukan di bidang saya

6. Mencapai mutu tinggi apabila target yang ditentukan tinggi

7. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengolahan data

8. Mengayomi orang-orang freelance ketika penginputan data sensus

penduduk dilakukan

9. Melakukan tugas yang dirasa sulit sekalipun

10. Menyelesaikan pengolahan data tanpa harus dikontrol terus oleh atasan

11. Mengendalikan diri untuk tetap bekerja secara optimal ketika

penginputan data sensus penduduk memerlukan banyak tenaga kerja.

12. Mempertahankan posisi di bidang yang ditekuni saat ini karena keahlian

saya ada disini

13. Mengumpulkan data dan langsung mengolahnya pada saat itu

14. Mengikuti pelatihan apa saja yang diadakan BPS, sekalipun bukan

dibidang saya.

15. Mempelajari program analisis hingga mahir menggunakannya

16. Keakuratan pekerjaan yang saya selesaikan ketika saya menganalisis

data

17. Melakukan pemantauan secara intensif dalam proses pengumpulan data

yang belum lengkap di BPS Kabupaten

18. Membantu rekan kerja lain dalam mengerjakan tugasnya agar saya juga

mampu mengerjakan sendiri ketika tugas tersebut menjadi tanggung

jawab saya

19. Merasa tertantang mengerjakan analisis data yang sulit

20. Berdiskusi dengan rekan lain dalam pembentukan program baru

berhubungan yang dengan pengembangan statistik di Bidang Sosial

21. Mengkoreksi hasil kerja dengan teliti

22. Mengevaluasi data secara objektif

Page 80: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

 

4  

 

23. Kelancaran dalam melakukan pengecekan kembali data yang sudah

terkumpul di BPS Provinsi

24. Percaya diri ketika menyerahkan tugas pada atasan

25. Memperbaiki laporan pertanggungjawaban hingga benar.

26. Kelancaran dalam mengelompokkan data sensus penduduk berdasarkan

informasi yang sudah terkumpul

27. Tugas yang dikerjakan terhindar dari kesalahan sehingga tidak perlu

dikerjakan berulang kali

28. Menyelesaikan laporan tanpa harus lembur

29. Kelancaran dalam proses pengumpulan data dari BPS Kabupaten

berkaitan dengan ketidaklengkapan data yang diminta.

30. Tetap bekerja secara optimal ketika tubuh kurang fit

31. Meskipun dihadapkan pada beberapa tugas oleh atasan, saya tetap

mampu mengerjakannya sekaligus.

32. Tetap fokus menyelesaikan tugas sementara atasan mendesak segera

menyiapkan data yang diperlukan

33. Menyampaikan materi pelatihan pada rekan lain, meskipun hal tersebut

bukan merupakan tugas pokok saya,

34. Pantang menyerah menyelesaikan tugas, meskipun rekan kerja kerap

kali mencemooh hasil kerja saya

35. Menciptakan program-program baru yang berhubungan dengan

pengembangan statistik di Bidang Sosial ini.

Page 81: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

DATA KESELURUHAN SELF EFFICACY

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 95 87 95 85 80 87 95 90 80 85 97 80 80 90 70 80 90 75 90 75 85 80 90 90 90 75 90 80 80 80 70 80 70 85 70 75 80 80 80 90 60 80 80 80 80 70 90 80 80 80 80 70

100 70 80 80 70 100 80 100 80 100 100 100 80 80 65 70 80 60 80 75 20 70 85 30 50 70 80 80 90 80 80 90 70 80 80 80 90 70 80

100 100 100 100 60 80 100 100 100 100 100 100 10080 50 80 80 50 80 60 70 70 80 80 50 50 80 70 70 80 70 70 60 80 70 100 80 80 7080 80 80 80 80 80 70 80 70 80 80 80 80

0,77823 0,60169 0,78317 0,59028 0,3735 0,59769 0,71441 0,78984 0,82817 0,4192 0,83159 0,80249 0,6882 

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 85 80 85 85 90 80 90 90 90 95 90 90 90 85 80 80 90 70 75 80 80 85 85 80 85 85 85 90 90 75 80 70 75 75 75 75 70 80 70 75 75 70 80 70 80 80 80 80 90 90 90 80 90 90 90 90 100 80 100 80 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 60 60 70 60 70 65 60 70 60 65 80 70 60 70 90 90 90 80 80 80 80 90 90 90 80 90 90 80 100 80 80 100 100 100 100 100 100 100 100 100 70 70 80 70 75 85 70 70 50 80 75 75 80 80 70 80 100 80 70 60 80 80 80 70 70 70 70 70 80 60 80 70 80 70 80 70 80 80 80 70 80 90 80 80

0,58376 0,6602 0,7477 0,7204 0,85623 0,83986 0,86058 0,93728 0,96858 0,81457 0,79937 0,92121 0,63209 0,52799  

Page 82: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF EFFICACY …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.11.50.07134.pdf · untuk menyediakan data statistik guna memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi

DATA KESELURUHAN SELF EFFICACY

 

 

28 29 30 31 32 33 34 35 Skor Total

Skor Maksimal

85 80 85 90 85 85 80 90 3041 3500 90 80 90 85 85 75 90 85 2910 3500 65 70 50 60 60 65 65 55 2565 3500 80 80 80 80 80 80 90 60 2830 3500 80 80 80 80 70 80 100 80 3130 3500 80 75 75 75 60 60 80 40 2300 3500 80 80 90 90 90 80 90 80 2930 3500 100 80 80 80 80 60 100 100 3220 3500 75 80 75 75 75 75 75 40 2490 3500 70 70 60 60 60 70 70 50 2530 3500 80 80 80 80 80 80 80 70 2740 3500

0,68044 0,60982 0,55975 0,61701 0,6524 0,36742 0,77751 0,94225 30686