IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf ·...

156
IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS OFFICER DALAM MERENCANAKAN PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN Studi Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi mengenai Aktivitas PRO dalam Bekerja di PT. PERTAMINA EP Region Jawa SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Oleh: ANGGITA PUSPITA SARI 10080006006 BIDANG KAJIAN PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2010

Transcript of IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf ·...

Page 1: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS

OFFICER DALAM MERENCANAKAN PEMBENTUKAN CITRA

PERUSAHAAN

Studi Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi mengenai Aktivitas PRO dalam Bekerja

di PT. PERTAMINA EP Region Jawa

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung

Oleh:

ANGGITA PUSPITA SARI

10080006006

BIDANG KAJIAN PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2010

Page 2: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Impression Management pada Aktivitas Public Relations Officer dalam

Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan

Sub Judul : Studi Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi mengenai Aktivitas PRO dalam

Bekerja di PT. PERTAMINA EP Region Jawa

Nama : Anggita Puspita Sari

NPM : 10080006006

Bidang Kajian : Public Relations

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Neni Yulianita, Dra., M.S.

Mengetahui,

Ketua Bidang Kajian

Public Relations

Maman Suherman Drs., M.Si

Page 3: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

��� أ����� �� ل��� و� �����

… dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas

pada jiwa mereka …

(Alquran Q.S An(Alquran Q.S An(Alquran Q.S An(Alquran Q.S An----Nisa : 63)Nisa : 63)Nisa : 63)Nisa : 63)

Page 4: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

ALHAMDULILLAH …ALHAMDULILLAH …ALHAMDULILLAH …ALHAMDULILLAH …

Puji syukuPuji syukuPuji syukuPuji syukur Hamba ucapkan kehadiratMu YA ALLAH …r Hamba ucapkan kehadiratMu YA ALLAH …r Hamba ucapkan kehadiratMu YA ALLAH …r Hamba ucapkan kehadiratMu YA ALLAH …

atas segala kekuatanatas segala kekuatanatas segala kekuatanatas segala kekuatan, kemudahan, kemudahan, kemudahan, kemudahan dan hikmahdan hikmahdan hikmahdan hikmah

yang Engkau berikan, yang Engkau berikan, yang Engkau berikan, yang Engkau berikan, dalam menjalani semua perjuangan ini …dalam menjalani semua perjuangan ini …dalam menjalani semua perjuangan ini …dalam menjalani semua perjuangan ini …

Kupersembahkan hasil karya iniKupersembahkan hasil karya iniKupersembahkan hasil karya iniKupersembahkan hasil karya ini …………

Untuk Orangtua dan KeluUntuk Orangtua dan KeluUntuk Orangtua dan KeluUntuk Orangtua dan Keluaaaarga Tercintarga Tercintarga Tercintarga Tercinta

Yang Menjadi Saksi atas Yang Menjadi Saksi atas Yang Menjadi Saksi atas Yang Menjadi Saksi atas SSSSeluruh eluruh eluruh eluruh PERJUANGANPERJUANGANPERJUANGANPERJUANGAN----kukukuku Selama ISelama ISelama ISelama Ini…ni…ni…ni…

Page 5: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

i

ABSTRAK

Anggita Puspita Sari pada tahun 2010 telah melakukan penelitian dengan judul “Impression Management pada Aktivitas Public Relations Officer dalam Upaya Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan”. Penelitian dilakukan di PT. PERTAMINA EP Region Jawa selama Bulan Maret hingga Bulan Juli 2010. Impression management (pengelolaan kesan) adalah sebuah upaya yang lumrah dilakukan oleh setiap manusia, dalam menjalankan peran-peran sosialnya ketika berinteraksi dengan orang lain dalam segala aspek kehidupan ini, yang bertujuan untuk memperoleh citra yang positif di benak dan hati manusia lainnya terhadap diri dan objek-objek yang manusia ciptakan untuk kepentingan manusia bersama.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui impression management (pengelolaan kesan) dari back stage (panggung belakang) peran PRO dalam upaya membuat perencanaan untuk membentuk citra perusahaan dan untuk mengetahui impression management (pengelolaan kesan) dari front stage (panggung depan) peran PRO dalam upaya membentuk citra perusahaan.

Setelah melakukan penelitian ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa aktivitas subjek penelitian saat bekerja di panggung belakang, dalam upayanya membuat perencanaan yang berawal dari ide dan gagasannya sendiri untuk membentuk citra perusahaan, terdapat banyak melakukan serangkaian pengelolaan kesan yang dipersiapkan sedemikian rupa. Dalam melaksanakan persiapan-persiapan tersebut, subjek penelitian tidak bekerja sendiri, namun selalu mengajak rekan-rekan sekerjanya untuk ikut ambil bagian, karena merasa rekan-rekannya adalah bagian dari sebuah tim, agar dapat menciptakan sebuah hasil kreatifitas bersama sebagai ‘ajang’ aktualisasi diri. Aktivitas subjek penelitian saat bekerja di panggung depan, yang berawal dari ide dan gagasannya sendiri dalam upaya membentuk citra perusahaan, terdapat banyak melakukan serangkaian pengelolaan kesan sebagai sebuah ‘standar keharusan’. Hampir semua aktivitas pengelolaan kesan yang dilakukan subjek penelitian di panggung depan melibatkan rekan-rekan sekerjanya untuk ikut mensukseskan ‘pertunjukkan’. Sejauh ini, usaha pengelolaan kesan yang dilakukan berhasil membentuk citra yang positif di mata publik internal dan eksternal perusahaan terhadap citra diri (self image) subjek penelitian, terlebih kepada citra perusahaan (corporate image). Selain itu, setiap usaha pengelolaan kesan yang dilakukan oleh subjek penelitian di panggung depan adalah sebagai ‘ajang’ aktualisasi diri.

Page 6: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil‘alamin segala puji kepada Allah SWT, shalawat dan

salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan para sahabatnya. Hanya dengan rahmat dan ridho-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Impression Management pada

Aktivitas Public Relations Officer dalam Upaya Merencanakan Pembentukan

Citra Perusahaan”. Hasil skripsi disusun untuk disajikan pada sidang skripsi

sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi di

Universitas Islam Bandung.

Selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

rasa syukur, ucapan terima kasih, rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Allah SWT, Sang Khaliq yang telah memberi kekuatan, kemudahan dan

inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena Allah SWT

adalah tempat penulis untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan,

2. Orangtua tercinta, yang selalu memberikan doa, semangat, serta

memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tulus ketika penulis ’jatuh

bangun’ dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala kebaikan dan kebahagiaan

yang mama papa berikan kepada Anggi selama ini sungguh tak ternilai, tak

Page 7: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

iii

sanggup terbalas dan tergantikan oleh apapun di dunia ini. Hanya doa dalam

setiap sujud kepada Allah SWT-lah yang bisa Anggi berikan.

3. Keluarga, kakakku Mbak Devi dan adikku Irfan yang bisa mengerti akan

kesibukan penulis, meskipun terkadang juga ’kesal’ karena penulis terlalu

sibuk. Namun kakak dan adikku juga menghibur di kala penulis merasa

kurang bersemangat dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi

ini. Abangku Mas Yudha, ’teman senasib’ yang juga sedang menyelesaikan

tesisnya, semoga kita mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam

menyelesaikan semuanya, sebagai bentuk pengabdian kepada orangtua

tercinta.

4. Mbak Andar Titi Lestari, sebagai subjek dan objek penelitian yang baik hati

dan ’gokil’. Terima kasih karena telah bersedia diteliti sehingga

menghasilkan sebuah hasil karya skripsi yang bermanfaat bagi semua orang.

Terima kasih karena telah sangat banyak membantu dan memberikan

inspirasi untuk penulis. Biar Allah SWT yang membalasnya dengan

kebaikan dan kebahagiaan yang berlipat ganda, AMIN.

5. Seluruh Tim Hupmas, Mbak Sari, Linggar, Mas Mugi, Mas Wawan, Pakde

Wargono, Pakde Sukiman, Om Aris dan Pakde Bambang yang selalu

bersedia membantu dengan tulus dalam hal apapun yang dibutuhkan oleh

penulis dan memberikan semangat penuh untuk keberhasilan studi penulis

menjadi sarjana.

6. Ila, teman ’senasib seperjuangan’ yang mengambil jobtraining dan skripsi di

tempat yang sama. Orang yang telah berjasa sebagai pemberi inspirasi dan

Page 8: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

iv

mengarahkan penulis dalam pemilihan masalah skripsi ini. Terima kasih,

berawal dari ide-mu kawan, alhamdulillah aku berhasil.

7. Ibu Dr. Hj. Neni Yulianita, Dra., M.Si, selaku pembimbing skripsi penulis,

yang telah bersedia membimbing dan memberikan segala inspirasi dan

semangatnya untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.

8. Bapak Maman Suherman, Drs., M.Si, selaku ketua Bidang Kajian Public

Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung.

9. Ibu Anne Maryani, Dra., M.Si, selaku dosen wali penulis di Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Bandung.

10. Bapak Dr. O. Hasbiansyah, Drs., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Bandung.

11. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi dan para staf akademik serta

karyawan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung.

12. Semua teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini.

Terima kasih kawan.

Penulis mohon masukan kritik dan saran bagi perbaikan penyusunan

skripsi ini, karena skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis juga

memohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak, karena mungkin

penulis membuat banyak kesalahan dan kekhilafan, baik yang disengaja maupun

tidak sengaja.

Akhir kata, semoga hasil karya skripsi penulis ini, dapat memberikan

inspirasi dan manfaat bagi semua pihak dan semua orang yang membaca hasil

karya ini.

Page 9: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

v

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 6 Agustus 2010

Penulis

Page 10: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 7 1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 7 1.4 Alasan Permmilihan Masalah ...................................................... 7 1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 1.6 Kegunaan Penelitian .................................................................... 9

1.6.1 Kegunaan Praktis ................................................................ 9 1.6.2 Kegunaan Teoritis ............................................................... 10

1.7 Pembatasan Masalah .................................................................... 10 1.8 Kerangka Pemikiran .................................................................... 11 1.9 Narasumber (Subjek Penelitian) .................................................. 13 1.10 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................... 15 1.11 Organisasi Karangan ................................................................. 19

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 21

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 21 2.1.1 Matriks Penelitian Terdahulu ............................................ 24 2.2 Public Relations Officer (Humas) .............................................. 29 2.3 Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication) ....... 35 2.3.1 Model Komunikasi Antarpribadi (Hubungan Interpersonal) 37 2.3.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi ...................................... 39 2.4 Interaksi Simbolik Antarmanusia ............................................... 40 2.4.1 Pendekatan Dramaturgi dan Impression Management

(pengelolaan kesan) .......................................................... 43 2.4.2 Penggunaan Tim ................................................................ 47 2.5 Citra ............................................................................................ 48 2.5.1 Jenis-jenis Citra ................................................................. 49 2.5.2 Citra Diri (Self Image) ....................................................... 51 2.5.3 Citra Perusahaan (Corporate Image) ................................. 52

BAB III METODOLOGI DAN SUBJEK PENELITIAN ........................ 54 3.1 Penelitian Kualitatif .................................................................. 54 3.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif ............................................ 57 3.3 Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif ............................................ 60 3.4 Pendekatan Dramaturgi ............................................................. 66 3.5 Subjek Penelitian ....................................................................... 68 3.5.1 Key Informan (Subjek Penelitian) .................................... 68 3.5.2 Key Informan Pelengkap 1 ............................................... 71

Page 11: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

vii

3.5.3 Key Informan Pelengkap 2 ............................................... 72 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 73

4.1 Deskripsi Peran sebagai PRO dan sebagai Pegawai PERTAMINA ............................................................................. 75 4.2 Upaya PRO dalam Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan ................................................................................ 88 4.3 Impression Management PRO pada Upaya Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan dalam Dramaturgi .................. 96 4.4 Pembahasan Umum .................................................................. 129

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 135

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 135 5.2 Saran .......................................................................................... 136

5.2.1 Saran Teoritis ................................................................... 136 5.2.2 Saran Praktis .................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ix LAMPIRAN

Page 12: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pengajuan Judul Skripsi Bidang Kajian Public Relations

Lampiran 2 Formulir Perbaikan Judul Skripsi Bidang Kajian Public Relations

Lampiran 3 Surat Riset / Pra Riset

Lampiran 4 Izin Riset Untuk Skripsi

Lampiran 5 Pertanyaan Wawancara

Lampiran 6 Riwayat Hidup Subjek Penelitian

Lampiran 7 Buletin Internal PERTAMINA

Lampiran 8 Press Release yang Dibuat Andar

Lampiran 9 Advertorial yang di Publikasikan di Koran Radar Cirebon

Lampiran 10 Berita Media Gatehring di Koran Mitra Dialog

Lampiran 11 Foto-Foto

Page 13: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak pernah bisa terlepas untuk

saling berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam

bersosialisasi dengan sesamanya, manusia menggunakan komunikasi sebagai alat

pertukaran pesan, yaitu antara komunikator (penyampai pesan) dengan

komunikan (penerima pesan). Tanpa adanya komunikasi, kita tidak dapat

memaknai hubungan dengan orang lain. Lebih jauh, kita tidak dapat mengerti dan

memahami maksud dan tujuan orang lain, begitu pula sebaliknya.

Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena komunikasi merupakan sebuah media sosial manusia. Tidak ada

sesuatu hal yang tidak melibatkan komunikasi dalam kehidupan ini, untuk itulah

komunikasi hadir di setiap aktivitas manusia sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu aktivitas manusia adalah bekerja.

Di sekitar kita, banyak sekali profesi yang diperankan manusia dalam bekerjanya,

yang mana profesi tersebut mempunyai tanggung jawab dan peranan masing-

masing yang dapat berguna bagi dirinya sendiri maupun untuk orang banyak.

Salah satu profesi yang mengutamakan penggunaan komunikasi secara intens

adalah public relations officer (PRO), karena aktivitas utama dari public relations

adalah berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal dengan

Page 14: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

2

menyampaikan informasi-informasi atau pesan-pesan yang bermakna yang

disampaikan kepada komunikannya (publik internal dan eksternal).

Dalam hidup bersosialisasi, kita dapat melihat beragam karakter individu

yang semuanya terbentuk berdasarkan lingkungan dan pengalaman masing-

masing. Adapun sifat yang membentuk karakter seseorang sangat beragam, mulai

dari sifat yang buruk dan sifat yang baik. Kedua sifat tersebut pada dasarnya alami

dimiliki oleh setiap manusia, karena tidak ada manusia yang sempurna. Oleh

karena itu, dalam bersosialisasi atau berinteraksi, individu disituasikan dan

dikondisikan agar dapat menjaga hubungannya dengan individu lain, yaitu dengan

cara saling memahami dan menghargai akan sifat dan karakter masing-masing,

sehingga tercipta suatu hubungan yang baik.

Salah satu contoh dari hubungan adalah hubungan antara PRO dengan

publik internal dan eksternalnya, dimana dalam hal ini kerap kali terjadi

kesalahpahaman dalam menciptakan suatu hubungan baik, oleh karenanya

keterampilan komunikasi dengan interaksi simbolik adalah kesatuan sinergis yang

harus dimiliki oleh seorang PRO dalam menjalankan fungsi-fungsi dari peran-

peran yang telah ditentukan oleh perusahaan, agar komunikan (publik internal dan

eksternal) dapat memahami dan memaknai apa maksud dan tujuan perlunya

menciptakan sebuah hubungan baik, yaitu agar tercapainya keinginan-keinginan

bagi semua pihak.

Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan pasti

melakukan berbagai hal untuk memajukan perusahaannya agar mampu bersaing

dengan perusahaan-perusahaan lain. PRO sebagai sebuah profesi yang memliki

Page 15: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

3

tanggungjawab dan loyalitas tinggi terhadap kelangsungan hidup sebuah

perusahaan, dituntut untuk mampu memainkan perannya dengan baik. Fungsi

peran PRO diantaranya adalah memberikan motivasi, menjadi jembatan

informasi, membangun relasi, memfasilitasi dan menjadi komunikator di setiap

kegiatan disertai tindakan yang bermakna kepada publik internal dan eksternal

perusahaan.

Setiap perusahaan dalam mengembangkan bisnis, memerlukan adanya

jalinan hubungan yang baik dengan stakeholders perusahaan. Banyak hal yang

dapat dilakukan oleh seorang PRO untuk menciptakan, meningkatkan serta

memelihara citra positif perusahaan di mata publik, salah satunya adalah dengan

melakukan impression management (pengelolaan kesan) ketika melakukan setiap

interaksi dengan publiknya. Hal ini bisa dilakukan oleh PRO dengan didasarkan

pada pembentukan self image (citra diri) terlebih dahulu, artinya seorang PRO

dituntut untuk bersikap seprofesional mungkin agar bisa dinilai positif di mata

publik.

Layaknya setiap manusia yang hidup di muka bumi ini memiliki

peranannya masing-masing dalam setiap interaksinya dengan manusia lain. Begitu

pula dengan seorang PRO yang menjalankan perannya sebagai fungsi-fungsi yang

telah ditentukan oleh perusahaan. Impression Management (pengelolaan kesan)

merupakan hal yang secara sadar atau tidak sadar selalu kita lakukan, apa pun

peran yang kita mainkan dalam kehidupan ini dan kepada siapa pun kita

memberikan kesan tersebut.

Page 16: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

4

Dalam pengelolaan kesan, kita berusaha untuk memberikan petunjuk-

petunjuk terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita, sehingga timbul kesan

yang sengaja ingin kita bentuk atau citra yang dibentuk oleh masyarakat sendiri

berdasarkan informasi-informasi yang mereka terima dan temukan mengenai diri

kita. Itulah salah satu hal yang menarik dalam hidup ini, bagaimana kita

mengelola kesan dalam membentuk citra diri (self image).

Dalam upaya meningkatkan kemampuan PRO dalam membina hubungan

dengan seluruh publiknya, seorang PRO harus menyadari betapa pentingnya

melakukan sebuah drama-drama pengelolaan kesan (impression management).

Fungsi drama yang dilakukan adalah untuk menjaga nama perusahaan yang

diwakilinya, agar mendapatkan citra yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.

Apabila pengelolaan kesan itu dapat memukau serta merubah sikap atau persepsi

publik yang dihadapinya menjadi positif, maka drama pengelolaan kesan tersebut

dikatakan berhasil.

Seorang PRO dalam fungsinya sebagai wakil perusahaan adalah

membangun relasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan secara internal

maupun eksternal, termasuk dengan para stakeholders. Sebuah perusahaan tidak

akan dapat dikenal di mata masyarakat apabila tidak menjalin hubungan baik

dengan publik eksternal perusahaan. Untuk melakukan hubungan baik dengan

masyarakat dan stakeholders yang lain, seorang PRO harus memliki etika dan

etiket kehumasan yang meliputi cara berpakaian, cara berjalan, bersikap, cara

berbicara di depan publik, maupun cara membangun sebuah hubungan dengan

pihak lain agar bisa mendapatkan citra yang positif bagi perusahaan.

Page 17: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

5

Dalam mengelola kesan, manusia berusaha untuk menampilkan petunjuk-

petunjuk tertentu yang diyakininya akan menimbulkan suatu kesan tertentu pada

diri orang lain, tindakan seperti ini oleh Erving Goffman disebut sebagai

pengelolaan kesan (impression management). Erving Goffman adalah salah satu

sosiolog dari kubu interaksionisme simbolis yang mengungkap istilah dramaturgi

untuk kehidupan manusia. Menurut Goffman, pada hakikatnya interaksi

antarpribadi mengambil setting diatas sebuah panggung. Manusia adalah para

aktor yang menyusun penampilan mereka untuk memberikan kesan tertentu

terhadap khalayak yang menontonnya.

Pada intinya, dramaturgi adalah ilmu tentang peran. PRO di mata publik

internal dan eksternal umumnya adalah orang-orang yang ramah, penuh etika,

mudah bergaul dan mampu bekerjasama serta menjalin hubungan dengan baik

dalam bekerja. Sisi ini dalam dramaturgi disebut front stage (panggung depan),

yang mana dalam hal ini seorang PRO dituntut untuk memainkan peran-perannya

kepada orang lain dan terhadap sesuatu, agar menciptakan kesan-kesan yang

memang diinginkan perusahaan maupun dirinya sendiri.

Namun di balik semua itu, seorang PRO juga manusia biasa, tentu Ia juga

mempunyai banyak sisi ketidaksempurnaan yang tidak banyak orang lain ketahui.

Back stage (panggung belakang) adalah tempat dimana seluruh proses persiapan

menuju ‘pertunjukan’ (panggung depan) dilakukan. Sisi ini mengungkap seluruh

kehidupan manusia di balik peran-perannya, dalam hal ini peran seorang PRO.

Back stage disini adalah bagaimana persiapannya dalam memerankan

seorang PRO tersebut, mulai dari persiapan diri, persiapan dibalik setiap

Page 18: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

6

pekerjaannya, hingga persiapannya menuju panggung depan yang ditonton oleh

khalayak. Panggung belakang juga mengungkap karakter asli dan kebiasaan

seseorang yang tak bisa Ia tampilkan di panggung depan, seperti bersikap cuek,

omongan yang tidak terkontrol, malas-malasan, menggunakan bahasa gaul, duduk

dan berdiri dengan sembrono, berpenampilan seenaknya dan lain sebagainya.

Fungsi peran PRO adalah menjadi jembatan komunikasi antara perusahaan

dengan seluruh publiknya, yaitu dalam membangun hubungan, menyampaikan

informasi, kebijakan dan lain sebagainya yang seluruhnya bertujuan untuk

meningkatkan usaha kerjasama, rasa solidaritas dan saling pengertian antarpublik

dengan perusahaan. Seorang PRO harus bekerja secara aktif dan kreatif. Ia harus

mampu mempersuasi publiknya. Oleh karena itu, PRO memegang peranan

penting dalam membangun hubungan baik dengan relasi-relasi (stakeholders)

yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di segala bidang dalam memajukan

perusahaan.

Oleh karena itu, tuntutan profesionalitas PRO dalam mengemban seluruh

tugas-tugasnya, tidak lepas dari strategi impression management (pengelolaan

kesan) yang Ia lakukan, agar bisa mendapatkan citra positif di mata publik internal

dan eksternal terhadap perusahaan. Dengan mencermati fenomena-fenomena

tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana

impression management (pengelolaan kesan) yang dilakukan oleh seorang PRO

PT. PERTAMINA EP Region Jawa, yang dilihat dalam Perspektif Dramaturgis.

Page 19: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

7

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

dapat merumuskan masalah sebagai berikut, “Bagaimana Impression

Management (pengelolaan kesan) pada Aktivitas PRO dalam Upaya

Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan”

1.3 Pertanyaan Penelitian

Setelah merumuskan masalah, maka penulis membuat pertanyaan

penelitian yang menjadi acuan penulis dalam mengerjakan penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana Impression Management (pengelolaan kesan) dari back stage

(panggung belakang) peran PRO dalam upaya membuat perencanaan untuk

membentuk citra perusahaan?

2. Bagaimana Impression Management (pengelolaan kesan) dari front stage

(panggung depan) peran PRO dalam upaya membentuk citra perusahaan?

1.4 Alasan Pemilihan Masalah

Adapun alasan penulis memilih permasalahan dalam penelitian kualitatif

ini adalah sebagai berikut :

1. Public Relations Officer sebagai salah satu profesi dimana citra sangat

berperan didalamnya, karena seorang PRO dianggap sebagai komunikator

yang handal dan sangat kredibel di bidangnya sehingga dituntut untuk

mempertahankan citra sebagai individu yang mempunyai intelektual yang

tinggi, kemampuan etika berbahasa yang bisa mempersuasi dan mampu

Page 20: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

8

menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dengan publik internal dan

eksternal perusahaan. Pengelolaan citra adalah inti dari mempelajari Ilmu

Public Relations yang menjadi jurusan kuliah penulis,

2. Impression Management (pengelolaan kesan) adalah sebuah usaha yang sudah

menjadi bagian dari pekerjaan seorang PRO sehari-hari untuk membentuk

citra diri (self image) dan citra perusahaan (corporate image),

3. Dalam pengelolaan kesan yang dilakukan ketika berperan sebagai seorang

PRO, tidak terlepas dari adanya sisi panggung belakang (back stage) dan

panggung depan (front stage) dari perspektif dramaturgi,

4. PT. PERTAMINA EP Region Jawa adalah perusahaan dengan deskripsi kerja

melakukan pengeboran minyak dan gas bumi di daerah-daerah (lokasi)

pedalaman seperti desa-desa (kampung) yang mana masyarakat masih awam

dengan jenis pekerjaan ini. Oleh karena itu peran PRO sangat dibutuhkan

untuk mengadakan sosialisasi guna menjelaskan apa maksud dan tujuan

perusahaan menggunakan sekitar wilayah mereka (warga desa) dan

menjelaskan dampak yang akan ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan

perusahaan. Kesadaran atas dampak yang ditimbulkan di sekitar wilayah

pemukiman masyarakat desa tersebut, perusahaan merasa bertanggungjawab

pula atas kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu, sudah menjadi tugas

seorang PRO-lah untuk memberikan bantuan kepedulian serta melakukan

pembinaan hubungan baik dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi.

Page 21: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

9

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan dramaturgi ini penulis

memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Impression Management (pengelolaan kesan) dari back

stage (panggung belakang) peran PRO dalam upaya membuat perencanaan

untuk membentuk citra perusahaan.

2. Untuk mengetahui Impression Management (pengelolaan kesan) dari front

stage (panggung depan) peran PRO dalam upaya membentuk citra

perusahaan.

1.6 Kegunaan Penelitian

Pembuatan penelitian dengan judul “Impression Management

(pengelolaan kesan) pada Aktivitas PRO dalam Upaya Merencanakan

Pembentukan Citra Perusahaan” ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

Kegunaan Praktis :

1. Sebagai sarana untuk belajar bagi penulis agar dapat memberikan suatu

penelitian yang lebih baik di kemudian hari yang dapat berguna bagi semua

pihak.

2. Sebagai masukan bagi Humas UNISBA, yang berhubungan dengan

pengelolaan kesan, untuk dapat memperbaiki kualitas diri, kinerja dan

lembaga.

3. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna khususnya bagi Ilmu Komunikasi

dan umumnya bagi Ilmu Sosial.

Page 22: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

10

Kegunaan Teoritis :

1. Untuk mengetahui aplikasi dari Ilmu Metode Penelitian Kualitatif yang telah

didapatkan di bangku kuliah.

2. Mengungkap mengenai Impression Management (pengelolaan kesan).

3. Menjelaskan tentang Impression management (pengelolaan kesan) seorang

PRO dalam Perspektif Dramaturgis.

1.7 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis membuat

batasan masalah agar penelitian ini menjadi lebih fokus, yaitu :

1. Membahas tentang bagaimana Impression Management (pengelolaan kesan)

dari back stage (panggung belakang) peran PRO dalam upayanya membuat

serangkaian aktivitas perencanaan menuju panggung depan (front stage) untuk

membentuk citra perusahaan.

2. Membahas tentang bagaimana Impression Management (pengelolaan kesan)

dari front stage (panggung depan) peran PRO dalam upayanya membentuk

citra perusahaan.

3. Penulis ingin lebih fokus mengungkap hanya dari apa saja ide dan gagasan

yang telah pernah dibuat dan dilaksanakan oleh PRO semenjak Ia menjadi

Pegawai PERTAMINA EP Region Jawa hingga batas Bulan Juli 2010.

4. Public relations officer yang diteliti adalah seorang wanita bernama Andar Titi

Lestari, yang bekerja sebagai public relations internal dan data di Bagian

Hupmas Fungsi Legal&Relation.

Page 23: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

11

5. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Maret hingga Bulan Juli 2010 di PT.

PERTAMINA EP Region Jawa-Klayan, Cirebon.

6. Penulis mencoba membahas penelitian ini dengan menggunakan Metode

Penelitian Kualitatif dengan pendekatan Impression Management Dramaturgi

dari Teori Erving Goffman.

7. Lokasi penelitian bersifat kondisional, penulis ikut terjun langsung ke lapangan

melihat aktivitas kegiatan Andar Titi Lestari dalam bekerja di dalam dan

diluar kantor. Penulis juga beberapa kali mengikuti aktivitas Andar Titi Lestari

selama berada di dalam dan di luar rumah.

1.8 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran disini bukanlah untuk menguji teori, akan tetapi

dijadikan panduan atau landasan agar penelitian ini lebih terarah dan lebih fokus

kepada masalah yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis akan berpedoman pada perspektif Teori dari

Erving Goffman, tokoh sosiolog asal Amerika yang terkenal dengan pendekatan

dramaturginya, di samping juga terdapat teori-teori pendukung dari tokoh-tokoh

sosiolog lain. Pendekatan Dramaturgi ingin mengungkap kehidupan sosial

seseorang, sebagai serangkaian aksi pertunjukkan drama di panggung. Goffman

mencoba menungkap sisi kehidupan manusia dalam panggung depan (front stage)

dan panggung belakang (back stage).

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu ingin berinteraksi dengan manusia

lainnya sebagai suatu kebutuhan. Dalam interaksinya, manusia ingin

Page 24: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

12

menunjukkan suatu gambaran diri berupa petunjuk-petunjuk tertentu yang akan

diterima orang lain. Upaya ini dinamakan pengelolaan kesan (impression

management), yakni “teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-

kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu” (Mulyana,

2006 : 112).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kesan adalah

simbol-simbol yang merepresentasikan makna yang dibangun oleh individu yang

berperan sebagai ‘aktor pertunjukkan’ tertentu. Simbol-simbol itu sendiri berupa

kata-kata, benda-benda, bahasa, sikap, tingkah laku dan lain sebagainya.

Interaksionisme simbolik mengarahkan perhatian pada interaksi antarindividu dan

bagaimana individu bisa mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan

kepada individu.

Ketika berinteraksi maka individu akan melakukan drama-drama

pengelolaan kesan tertentu yang akan ditafsirkan di benak publik. Makna-makna

tertentu akan tercipta dari sebuah pengelolaan kesan (impression management)

yang telah disiapkan sebelumnya, dengan tujuan untuk membentuk citra yang

positif. Melalui pemilihan kata yang digunakan, menjaga bahasa tubuh, perilaku

verbal dan non verbal, sampai pada pemilihan busana yang cocok dan sesuai

sebagai tampilan di depan panggung.

Selain membawakan peran dan karakter secara individu, aktor-aktor sosial

yang Goffman sebut sebagai “tim pertunjukkan” (performance team) juga

berusaha mengelola kesan orang lain terhadap kelompoknya, baik itu keluarga,

Page 25: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

13

tempat bekerja, organisasi dan lain sebagainya yang mereka wakili. Mereka

berperan untuk bekerjasama dalam mensukseskan pertunjukan.

Public relations officer dalam upayanya mencapai tujuan, Ia akan

megelola kesan dengan menjalin hubungan baik kepada seluruh publik internal

dan eksternalnya, sehingga akan membentuk hingga meningkatkan citra yang

positif terhadap diri (self image) dan perusahaan (corporate image).

1.9 Narasumber (Subjek Penelitian)

Narasumber yang menjadi subjek penelitian penulis adalah seorang wanita

multi talented bernama Andar Titi Lestari, seorang internal public relations dan

data yang telah bekerja di PT. PERTAMINA EP Region Jawa-Cirebon selama

lebih dari 2,5 tahun. Dikatakan multi talented karena wanita yang selalu tampak

enerjik ini memang serba bisa. Andar adalah orang yang aktif, selain pintar

bernyanyi dan memasak, Ia juga senang berolahraga ekstrim seperti diving.

Wanita kelahiran 6 Agustus 1979 silam ini juga mendapat kepercayaan menjadi

MC untuk kegiatan dan acara perusahaan, mulai dari kegiatan hiburan sampai

acara sangat formal perusahaan. Meskipun baru bekerja selama 2,5 tahun lebih,

kredibilitasannya dalam bekerja sudah tidak diragukan lagi, selain aktif berperan

sebagai internal public relations dan data, banyak penugasan-penugasan khusus

jangka panjang dari atasan dan perusahaan untuk Andar, beberapa diantaranya

yaitu :

Page 26: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

14

1. Bekerja dalam Tim Accesor/Auditor yang ditunjuk langsung oleh

PERTAMINA (PERSERO), bertugas untuk menilai dan mengevaluasi hasil

kinerja unit-unit lain dalam lingkup PERTAMINA.

2. Bekerja dalam Tim Kategori Kepemimpinan PQA, yang ditunjuk oleh GM

(General Manager) PERTAMINA EP Region Jawa melalui SDM, bertugas

untuk bekerjasama dengan GM PERTAMINA EP Region Jawa dalam

membuat, mengarahkan, memberi saran dan pendapat atas kinerja

kepemimpinan GM PERTAMINA EP Region Jawa.

Wanita yang lahir dan dibesarkan di Kota Metropilitan Jakarta ini

mengawali karirnya di PERTAMINA EP Region Jawa dengan menjabat sebagai

external public relations. Beliau adalah anak sulung dari 2 bersaudara lulusan

Sarjana Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo (BERAGAMA) Jakarta.

Sebelum bekerja di PT. PERTAMINA EP Region Jawa, wanita berdarah Jawa ini

mengawali karir di banyak bidang diantaranya beliau pernah bekerja di Event

Organizer, PR Consultant, Radio, Advertising dan lain-lain.

Seseorang yang cerdas, berwawasan luas dengan karakter yang supel

(mudah bergaul), enerjik, pemberani, easy going, percaya diri dan cekatan inilah

yang telah mengantarkan kredibilitas perusahaan terhadapnya, yang didukung

pula oleh segudang talenta dan kegiatan yang Ia miliki sebagai wanita yang masih

single. Begitu menariknya bagi penulis untuk meneliti seorang Andar Titi Lestari

karena melihat keunikan karakter yang dimiliki dan begitu besarnya talenta yang

Ia punya serta peran-peran yang bisa Ia mainkan dalam kehidupan ini.

Page 27: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

15

1.10 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Penelitian yang sifatnya kualitatif memberikan keleluasaan bagi penulis

untuk berinteraksi langsung dengan subjek yang diteliti. Tujuan penelitian ini

adalah bukan untuk menguji sebuah teori seperti penelitian kuantitatif, melainkan

dengan teori-teori yang telah ada, penelitian kualitatif berusaha untuk

mengembangkannya bahkan hingga dapat menciptakan teori-teori baru. Jadi,

teori-teori dalam penelitian kualitatif ini hanyalah sebagai landasan bagi penulis

untuk dipelajari dan selebihnya digunakan untuk mengembangkan serta

mengungkap semua yang terjadi dalam realitas kehidupan manusia.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007 : 6).

Adapun pendekatan yang digunakan adalah dramaturgi yang menerapkan

metode pemecahan yang ilmiah dengan meneliti tentang peran yang mendukung

tentang Impression Management (pengelolaan kesan) pada diri seorang public

relations officer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan atau studi literatur digunakan untuk memperoleh data yang

bersifat teoritis dengan mencari informasi tertulis yang sistematis dari berbagai

ahli yang dapat memperluas wawasan berpikir yang berhubungan dengan

Page 28: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

16

masalah yang sedang diteliti. Hal ini relevan dengan apa yang dikemukakan

oleh Suharsimi Arikunto (1990 : 75) bahwa “kegiatan mendalami, mencermati,

menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa disebut dengan

istilah mengkaji bahan pustaka atau disingkat dengan kaji pustaka atau telaah

pustaka (literatur review)”.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah mencari dan membaca

buku-buku, contoh skripsi dan tesis yang berkaitan dengan masalah yang

penulis teliti di perpustakaan UNISBA, di Palasari dan buku-buku milik kakak

dan saudara penulis. Buku-buku tersebut diantaranya adalah :

1. Buku Metodologi Penelitian Kualitatif tahun 2006 dari Deddy Mulyana

sebagai buku wajib (pedoman utama) karena mencakup seluruh teori

Dramaturgi mulai dari diri, impression management, interaksionisme

simbolik dan lain-lain.

2. Buku Public Relations tahun 1995 dari Frank Jefkins, Dasar-Dasar Public

Relations tahun 1993 dari Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public

Relations 2007 dari Neni Yulianita dan Etika Kehumasan sebagai buku

pegangan kedua karena mencakup mengenai seluruh konsep dan aplikasi

public relations.

3. Buku Komunikasi Antarmanusia tahun 1997 dari Joseph A. Devito,

Komunikasi Antarpribadi tahun 1997 dari Dr. Alo Liliweri dan Human

Communication sebagai buku dasar mengenai konsep-konsep komunikasi

dalam kehidupan antar manusia.

Page 29: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

17

4. Dan masih banyak buku-buku penunjang lainnya yang melengkapi sebagai

landasan teori dari penelitian ini.

Kemudian penulis juga mencari dan membaca contoh skripsi dan tesis yang

berkaitan dengan masalah yang penulis teliti sebagai gambaran penulis dalam

penelitian ini. Contoh skripsi dan tesis yang penulis dapatkan di perpustakaan

UNISBA, diantaranya :

1. “Impression Management Public Relations Officer sebagai Upaya

Pembentukan Citra”, suatu studi Dramaturgi Public Relations Officer

melalui Hubungan Internal dan Eksternal dalam Konteks Komunikasi

Antarpribadi di Darul Hikam Bandung. Tesis yang ini diteliti oleh Indah

Kurniawati, Fakultas Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas

Islam Bandung, pada tahun 2008.

2. “ Impression Management Dosen dalam Perspektif Dramaturgis”, suatu

studi kualitatif dengan pendekatan dramaturgi mengenai impression

management (pengelolaan kesan) pada diri dosen. Skripsi ini diteliti oleh

Anisa Hidayat, Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Bandung, pada tahun 2005.

3. Dan masih ada beberapa contoh skripsi lainnya yang berkaitan, yang

penulis baca dan pelajari sebagai gambaran dalam membuat penelitian ini.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara yang dilakukan bisa berupa wawancara riwayat secara lisan.

Wawancara semacam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga orang yang di

wawancarai berbicara terus-menerus, sedangkan penulis duduk mendengarkan

Page 30: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

18

dengan baik, diselingi dengan sekali-kali mengajukan pertanyaan. Maksud

utamanya yaitu untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu dan yang sedang

dikerjakan saat ini. Penulis juga dapat memperhatikan dan menilai secara

langsung bagaimana perilaku dan sikap key informan saat di wawancara.

Wawancara mendalam dilakukan dengan sumber-sumber terkait yaitu dengan

key informan dalam penelitian ini adalah Andar Titi Lestari itu sendiri dan

rekan-rekan sekerjanya yang berkaitan sebagai informan pelengkap.

Wawancara kepada informan-informan terkait bisa dilakukan dimana saja,

dalam keadaan formal seperti saat bekerja di kantor, saat melakukan kegiatan

bekerja di luar kantor, dan saat sedang santai seperti di rumah dan di tempat-

tempat nongkrong lainnya. Wawancara dilakukan secara terang-terangan

maupun terselubung. Hal ini sangat diperlukan dalam penelitian agar

mendapatkan kelengkapan data-data sesuai fakta dan apa adanya.

c. Pengamatan Berperan Serta

Pengamatan berperan serta yaitu berdasarkan keterlibatan langsung penulis

dalam mengamati dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan subjek penelitian,

baik kegiatan kerja di kantor dan di luar kantor maupun kegiatan sehari-hari

subjek penelitian di luar kantor. Penulis berusaha mengakrabkan diri (berada

sedekat mungkin) dengan subjek penelitian guna mendapatkan data sesuai

kenyataan yang sebenarnya. Penulis ikut berpartisipasi dalam rutinitas subjek

penelitian baik mengamati apa yang Ia lakukan, mendengarkan apa yang Ia

katakan dan menanyai orang-orang lain disekitarnya mengenai beliau selama

jangka waktu tertentu, yang akhirnya sampai pada tahap penilaian.

Page 31: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

19

d. Dokumentasi

Pengambilan data diperoleh melalui dokumen-dokumen (data-data) dari

perusahaan, seperti hasil-hasil pekerjaan dan yang sedang dikerjakan oleh

subjek penelitian, pengambilan gambar, seperti saat beliau sedang melakukan

kegiatannya di luar kantor, pencarian data terkait melalui internet, yaitu

mencari teori-teori seperti interaksionisme simbolik dan lain-lain. Pengambilan

data melalui dokumentasi ini juga sangat membantu penulis dalam melengkapi

penelitian skripsi ini.

1.11 Organisasi Karangan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri atas pembahasan tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Alasan Permmilihan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian yang terdiri dari Kegunaan Praktis

dan Kegunaan Teoritis, Pembatasan Masalah, Kerangka Pemikiran,

Narasumber (Subjek Penelitian), Metode Penelitian dan Teknik

Pengumpulan Data serta Organisasi Karangan.

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri atas pembahasan tentang Penelitian Terdahulu beserta

Matriksnya, Public Relations Officer (Humas), Teori Komunikasi

Antarpribadi (Interpersonal Communication), Model Komunikasi

Antarpribadi (Hubungan Interpersonal), Tujuan Komunikasi

Antarpribadi, Teori Interaksi Simbolik Antarmanusia, Pendekatan

Page 32: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

20

Dramaturgi dan Teori Impression Management (pengelolaan kesan),

Penggunaan Tim, Citra, Jenis-jenis Citra, Citra Diri (Self Image) dan

Citra Perusahaan (Corporate Image).

BAB III METODOLOGI DAN SUBJEK PENELITIAN

Pada bab ini terdiri atas pembahasan tentang Teori Penelitian Kualitatif,

Karakteristik Penelitian Kualitatif, Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif

yang terdiri dari Tahap Pra-Lapangan dan Tahap Penelitian di Lapangan,

Pendekatan Dramaturgi, Data mengenai Subjek Penelitian yang terdiri

dari data Key Informan (Subjek Penelitian), data Key Informan

Pelengkap 1 dan data Key Informan Pelengkap 2.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini terdiri atas pembahasan tentang Deskripsi Peran sebagai

PRO dan sebagai Pegawai PERTAMINA, Upaya PRO dalam

Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan, Impression Management

PRO pada Upaya Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan dalam

Dramaturgi dan Pembahasan Umum.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis memaparkan Kesimpulan dan Saran yang terdiri

dari Saran Teoritis dan Saran Praktis yang didapat dari hasil penelitian.

Page 33: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

21

BAB II

PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan sekilas bahwa pada penelitian

sebelumnya telah ada beberapa penelitian yang mengangkat mengenai masalah

yang penulis angkat, yaitu Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi

dan landasan Teori Impression Management (pengelolaan kesan).

Meskipun dalam pendekatan dan landasan teori yang dipakai sama, namun

tentu saja dalam kesempatan ini penulis ingin meneliti dalam masalah yang

berbeda, mengungkap realitas kehidupan manusia dari sisi-sisi lain yang belum

pernah ada. Adapun fungsi dari perujukan terhadap karya penelitian ini adalah

“ untuk membangun pembenaran (justifikasi) atas penelitian yang dilakukan,

yakni penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada yang menelitinya.”

(Alwasilah, 2002 : 125)

Pada penelitian sebelumnya, penulis melihat bahwa ada beberapa peneliti

yang tertarik dan telah meneliti masalah komunikasi dalam pendekatan

Dramaturgi, khususnya dalam dunia pofesi. Berikut ini penulis akan menjabarkan

secara singkat beberapa judul penelitian yang berhubungan dengan dunia profesi,

yang penulis lihat dalam lingkungan terdekat penulis, yaitu masih dalam

lingkungan Universitas Islam Bandung, sebagai berikut :

Judul Penelitan : Impression Management Public Relations Officer

sebagai Upaya Pembentukan Citra

Page 34: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

22

Sub Judul : Suatu Studi Dramaturgi Public Relations Officer melalui

Hubungan Internal dan Eksternal dalam Konteks

Komunikasi Antarpribadi di Darul Hikam Bandung.

Keterangan Peneliti : Tesis ini diteliti oleh Indah Kurniawati, Fakultas Ilmu

Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Islam

Bandung, pada tahun 2008.

Fokus Penelitian : Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengelolaan

kesan untuk menciptakan citra ramah dan pengelolaan

kesan untuk membentuk citra islami, selain itu perilaku

verbal maupaun non verbal juga dimasukkan sebagai

penggolongan kategori perilaku, penggunaan bahasa dan

gaya bahasa digolongkan ke dalam simbol perilaku

verbal, sedangkan nada suara, gerakan dan isyarat tubuh,

penampilan serta ekspresi wajah dikategorikan ke dalam

bagian simbol nonverbal. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kesan dapat

membentuk citra serta kesan tersendiri bagi publik suatu

yayasan.

Judul Penelitian : Impression Management Dosen dalam Perspektif

Dramaturgis

Sub Judul : Suatu Studi Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi

mengenai Impression Management (pengelolaan kesan)

pada diri dosen.

Page 35: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

23

Keterangan Peneliti : Skripsi ini diteliti oleh Anisa Hidayat, Jurusan Manajemen

Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Bandung, yang ditulis pada tahun 2005.

Fokus Penelitian : Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana tindakan dari

personal front (peralatan untuk menampilkan diri) dan

untuk mengetahui kerangka perilaku yang terbentuk

dalam masyarakat atau lingkungan (social framework)

dalam impression management (pengelolaan kesan) pada

diri dosen.

Page 36: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

24

2.1.1 Matriks Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

Posisi

Penulis

1 Indah

Kurniawati

Impression

Management

Public

Relations

Officer

sebagai Upaya

Pembentukan

Citra

Kualitatif,

pendekatan

dramaturgi dengan

teori impression

management PRO

Yayasan Darul

Hikam-Bandung

Impression management yang dilakukan

oleh PRO di Yayasan Darul Hikam

tersebut lebih banyak ketika Ia melakukan

interaksi dengan publiknya, terutama

dengan publik eksternal yang

dianggapnya memiliki peranan penting

dalam membentuk citra serta kesan yang

diinginkan. Pada kondisi front stage

perilakunya sangat kental dengan upaya-

upaya menarik perhatian publiknya, hal

itu terlihat saat Ia mengendalikan diri dan

situasi yang dikelola melalui nada suara,

penampilan, isyarat dan gerakan tubuh

serta ekspresi wajah yang sangat

terkendali. Namun ada pula hal-hal yang

tampak berbeda saat berada pada kondisi

Judul penelitian penulis adalah “Impression

Management Public Relations Officer dalam Upaya

Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan”

suatu Studi Kualitatif dengan Pendekatan

Dramaturgi mengenai Aktivitas PRO dalam Bekerja

di PT. PERTAMINA EP Region Jawa, sedangkan

judul penelitian Indah adalah “Impression

Management Public Relations Officer sebagai

Upaya Pembentukan Citra” suatu Studi Dramaturgi

Public Relations Officer melalui Hubungan Internal

dan Eksternal dalam Konteks Komunikasi

Antarpribadi di Darul Hikam Bandung.

Pada subjek penelitian Indah adalah seorang Public

Relations Bagian Internal dan Eksternal (sekaligus)

di Yayasan Darul Hikam Kota Bandung, yang

bekerja rangkap yaitu mengurusi seluruh publiknya

Page 37: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

25

back stage, beberapa perilaku yang tidak

dilakukan di front stage misalnya, nada-

nada suara yang kurang terkendali,

ekspresi wajah yang dinamis, serta

penampilan yang apa adanya.

baik internal maupun eksternal. Sedangkan subjek

penelitian penulis disini adalah seorang Public

Relations Bagian Internal dan Data saja di PT.

PERTAMINA EP Region Jawa Kota Cirebon.

Jika fokus penelitian Indah meneliti bagaimana

pengelolaan kesan PRO sebagai upaya pembentukan

citra, yaitu untuk menciptakan citra ramah dan

membentuk citra islami yang dilihat dari wilayah

depan dan wilayah belakang, dengan mengungkap

perilaku verbal maupaun non verbal juga

dimasukkan sebagai penggolongan kategori

perilaku, penggunaan bahasa dan gaya bahasa

digolongkan ke dalam simbol perilaku verbal,

sedangkan nada suara, gerakan dan isyarat tubuh,

penampilan serta ekspresi wajah dikategorikan ke

dalam bagian simbol nonverbal, maka berbeda

dengan penulis yang mengambil fokus penelitian

jauh ke belakang sebelum ingin membentuk suatu

citra tertentu, yaitu pada bagaimana upaya-upaya

yang dilakukan PRO dalam membuat serangkaian

Page 38: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

26

aktivitas perencanaan untuk membentuk citra

perusahaan. Perusahaan membutuhkan peran

seorang PRO untuk membuat dan melaksanakan

berbagai macam aktivitas perencanaan untuk

membentuk citra perusahaan yang tentu saja di

dalamnya terdapat usaha pengelolaan kesan yang

sengaja dibuat oleh seorang PRO. Pengelolaan kesan

pada wilayah depan meliputi berbagai aspek

komunikasi baik komunikasi verbal maupun non

verbal yang akan mengungkap simbol-simbol

komunikasi secara keseluruhan yang dilakukan oleh

PRO, sedangkan pada wilayah belakang ingin

mengungkap bagaimana persiapan dan rencana yang

dilakukan PRO untuk menuju wilayah depan. Disini

penulis ingin menunjukkan hal terpenting dalam

sebuah penelitian kualitatif, yaitu mengungkap

sebuah proses.

2 Anisa

Hidayat

Impression

Management

Dosen dalam

Kualitatif,

pendekatan

dramaturgi dengan

Setiap tindakan dari personal front

(peralatan yang digunakan untuk

menampilkan diri (appeareance, manner,

Judul penelitian penulis adalah “Impression

Management Public Relations Officer dalam Upaya

Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan”

Page 39: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

27

Perspektif

Dramaturgis

teori impression

management

Dosen Planologi

UNPAS dan

Dosen Fakultas

Mesin ITENAS

dan setting) dalam pengelolaan kesan

yang dilakukan dosen, dikarenakan

adanya tujuan tertentu untuk membuat

kelancaran proses belajar-mengajar dan

terciptanya suasana belajar yang sangat

kondusif bagi kedua belah pihak.

Kemudian walaupun mereka dalam

mengelola kesan mempunyai tujuan yang

baik dan secara moral merasa

berkewajiban untuk memberikan

perubahan kualitas mengajar dan lebih

inovatif, akan tetapi tidak dapat diterima

dengan mudah mengingat adanya

kerangka perilaku yang terbentuk dalam

masyarakat atau lingkungan (social

framework), ini menunjukan bahwa ada

kalanya dalam pengelolaan kesan tidak

dapat merubah dengan mudah suatu

keadaan dan menunjukan suatu image

yang berbeda dari image yang sudah ada

suatu Studi Kualitatif dengan Pendekatan

Dramaturgi mengenai Aktivitas PRO dalam Bekerja

di PT. PERTAMINA EP Region Jawa, sedangkan

judul penelitian Anisa adalah “Impression

Management Dosen dalam Perspektif Dramaturgis”

Studi Kualitatif dengan Pendekatan Dramaturgi

mengenai impression management (pengelolaan

kesan) pada diri dosen.

Pada subjek penelitian Anisa adalah dua orang

dosen, yaitu Dosen Planologi UNPAS dan Dosen

Fakultas Mesin ITENAS Kota Bandung. Sedangkan

subjek penelitian penulis adalah seorang Public

Relations Internal dan Data PT. PERTAMINA EP

Region Jawa Kota Cirebon.

Jika fokus penelitian Anisa meneliti bagaimana

tindakan dari personal front (peralatan untuk

menampilkan diri) dan bagaimana kerangka perilaku

yang terbentuk dalam masyarakat atau lingkungan

(social framework) dari impression management

(pengelolaan kesan) pada diri dosen dengan

Page 40: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

28

dikarenakan adanya social framework

yang sudah terbentuk lama. dari

impression management (pengelolaan

kesan) pada diri dosen.

mengungkap wilayah depan dan wilayah belakang

berdasarkan appeareance, manner dan setting serta

menganalisanya, maka berbeda dengan penulis yang

mengambil fokus bagaimana upaya-upaya yang

dilakukan PRO dalam membuat serangkaian

aktivitas perencanaan untuk membentuk citra

perusahaan yang mana akan penulis bahas

bagaimana Ia mengelola kesan pada wilayah depan

dan wilayah belakang dalam aktivitas perannya

sebagai PRO.

Page 41: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

29

Dari apa yang penulis lihat dan temukan mengenai penelitian-penelitian

terdahulu, penulis tidak menemukan kesamaan subjek maupun fokus objek

penelitian dengan apa yang penulis teliti sekarang ini yaitu subjek penelitian

adalah seorang public relations internal dan data dan memfokuskan objek

penelitian pada bagaimana impression management dari panggung belakang (back

stages) seorang PRO dalam upayanya membuat serangkaian aktivitas perencanaan

menuju panggung depan (front stage) untuk membentuk citra perusahaan.

Dengan demikian, walaupun adanya persamaan dalam penggunaan tema,

metode dan pendekatan yang diangkat untuk diteliti, namun dengan adanya

perbedaan subjek dan fokus objek penelitian, diharapkan akan memberikan suatu

variasi yang menarik dalam penelitian kualitatif, serta penulis berharap akan ada

peneliti-peneliti baru (generasi penerus) yang membuat penelitian yang lebih baik

dari penelitian-penelitian yang pernah ada di kemudian hari.

2.2 Public Relations Officer (Humas)

Adanya peran public relations officer (humas) dalam sebuah perusahaan

sangatlah penting untuk menunjang kemajuan perusahaan. Kehidupan perusahaan

yang akan terus berkembang mengikuti masyarakat sebagai konsumennya yang

juga semakin dinamis menuntut sebuah perusahaan untuk menjalankan strategi-

strategi agar masyarakat menerima keberadaan perusahaan, mendukung, sampai

menggunakan secara terus-menerus produk atau jasa (layanan) perusahaan

tersebut. Jika telah sampai pada ketergantungan masyarakat terhadap perusahaan,

artinya masyarakat telah menaruh kepercayaan dan harapan besar terhadap

Page 42: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

30

perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Seperti yang

diungkapkan Howard Bonham, seorang Vice Chairman dalam American National

Red Cross, bahwa :

Public relations is the art of bringing about better public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization. Maksudnya, Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi (Suhandang, 2004 : 44-45).

Oleh karena itu, selain kualitas barang atau jasa (layanan) yang harus terus

ditingkatkan, adanya jalinan hubungan baik kepada masyarakat adalah hal yang

sangat penting pula untuk dikembangkan, agar keberadaan perusahaan tetap

melekat di hati dan benak masyarakat. Disinilah peran orang-orang humas (PRO)

sangat dibutuhkan. Bertrand R. Canfield (1956 : 19) dalam bukunya Public

Relations, Principles Cases and Problems, mengemukakan bahwa fungsi Public

Relations adalah :

1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik)

2. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)

3. Stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik)

Perusahaan tidak hanya sekedar menjual produk atau jasa (layanan) saja

kepada publik kemudian mendapat keuntungan dari masyarakat dan begitu

seterusnya, namun masyarakat yang demokratis menginginkan adanya perhatian

lebih dari perusahaan untuk memenuhi kebutuhun-kebutuhan mereka yang lain.

Public relations officer (humas) menyadari betapa pentingnya membuat jalinan

Page 43: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

31

komunikasi dan hubungan baik kepada masyarakat, agar tercapai rasa saling

pengertian dan saling mendukung untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.

PRO tidak hanya bekerja untuk menjalin hubungan baik dan

menjembatani informasi perusahaan dengan masyarakat dan stakeholders

eksternal lainnya, namun juga menjalin hubungan baik, menjembatani informasi,

menjadi komunikator pada kegiatan-kegiatan perusahaan, mencari solusi terhadap

masalah-masalah yang dihadapi sampai memenuhi kepentingan-kepentingan

publik internal perusahaan sendiri.

Pada intinya, kegiatan PRO bertujuan untuk mempengaruhi pendapat,

sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan

pengertian dari publik. Sebagai abdi masyarakat, PRO harus selalu

mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat umumnya, menggunakan

moral atau kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya komunikasi yang

menyenangkan di dalam masyarakat. Komunikasi yang baik didasarkan atas

strategi dan teknik berinteraksi yang mengarah pada terciptanya suatu keadaan

yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya.

Jadi, inti dari tugas dari seorang PRO adalah menjalankan upaya-upaya

dalam menjalin hubungan yang baik, saling menguntungkan serta menanggapi

reaksi apapun dari publik (internal dan eksternal) sehingga mencapai suasana

yang menyenangkan, saling pengertian dan dukungan untuk mencapai tujuan

bersama. Publik perusahaan terbagi dua, yaitu :

Page 44: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

32

a. Internal Public Relations

Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan diperlukan untuk memupuk

adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawan dalam bekerja.

Komunikasi antara bawahan dan atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku,

serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Keserasian hubungan diantara para pegawai, baik vertikal maupun horizontal

diharapkan akan memperkuat kerja tim dalam perusahaan.

Tujuan dibinanya hubungan dengan publik internal adalah untuk menciptakan hubungan baik yang harmonis, dalam rangka memperoleh kesediaan kerjasama (cooperation) diantara orang-orang yang menjadi bagian dari perusahaan serta memungkinkan orang-orang tersebut untuk ikut berpartisipasi dan berprestasi lebih tinggi dengan mendapatkan kepuasan dari hasilnya (Yulianita, 2007 : 59).

Oleh karena itu adalah tugas seorang PRO untuk menyelenggarakan

komunikasi yang sifatnya informatif dan persuasif. Adanya sebuah tuntutan

profesionalisme seorang PRO dalam bekerja, mengharuskannya untuk

bersikap dan bertindak adil, jujur dan cekatan dalam memenuhi kepentingan

publik-publiknya.

Internal public relations yang baik adalah yang memperlakukan tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat pendidikan, juga bertindak adil, tidak memihak suatu golongan,jujur dan bijaksana, sebab setiap anggota mulai dari pemimpin sampai dengan pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan badan itu (Abdurrachman, 1993 : 35-37).

b. Eksternal Public Relations

Bagi sebuah perusahaan, hubungan dengan publik luar merupakan suatu

keharusan yang mutlak. Hubungan yang harmonis dan baik dapat tercapai

Page 45: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

33

hanya dengan pengertian yang ikhlas, tidak dengan paksaan, apalagi

hubungan itu berkembang dalam masyarakat yang demokratis. Komunikasi

dengan publik eksternal hendaknya juga dilakukan secara informatif dan

persuasif, karena publik berhak untuk mengetahui suatu keadaan yang

berhubungan dengan kepentingannya. Hubungan eksternal tidak hanya ke

masyarakat, tetapi juga kepada pemerintah, aparatur negara, perusahaan dan

industri serta lembaga terkait lainnya, untuk menciptakan relasi dan

kesinergisan dalam membangun dan mengembangkan bisnis perusahaan.

Sebagai suatu profesi, di dalam melaksanakan tugas-tugasnya PRO seperti

juga profesi-profesi lainnya, baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang

sosial, perusahaan tidak boleh lepas dari yang namanya faktor integrity

(integritas) sebagai landasan utamanya. Ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

dalam Buku Howard Stephenson Handbook of Public Relations, yang

mengartikan suatu profesi sebagai “the practice of a skilled art or service based

on training, a body of knowledge and adherence to agree on standards of ethics”

(Abdurrachman, 1993 : 17).

Sehubungan dengan sifat profesi dan sifat publiknya, maka public

relations officer harus memperhatikan dan menjaga tingkah lakunya, bahkan

kehidupan pribadinya, karena hal ini dapat membawa suatu dampak bagi

perusahaan. Dalam situasi bagaimanapun, public relations officer harus tetap

mengindahkan kepentingan kelompok atau organisasi yang melayani kepentingan

publik. Seorang PRO wajib menghormati dan mentaati janji dan

“enggagements”, selalu bertindak jujur dan loyal, agar mereka tetap mendapat

Page 46: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

34

kepercayaan publik. Ada empat hal yang menjadi prinsip tujuan public relations

secara universal, yaitu :

1. Menciptakan citra yang baik, 2. Memelihara citra yang baik, 3. Meningkatkan citra yang baik 4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak

(Yulianita, 2007 : 43).

Posisi Humas sangatlah strategis untuk membentuk citra pimpinan dan

perusahaan yang dinaunginya. Untuk membentuk citra yang positif, PRO

diharuskan membangun komunikasi secara sinergis terhadap berbagai lembaga

dan elemen masyarakat termasuk dengan jajaran pers. “Citra ialah seperangkat

impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu obyek

bersangkutan” (David A. Aaker dan John G. Myers dalam Shahandra Hanitiyo,

2008). Oleh karena itu, PRO harus dapat memposisikan diri sebagai penyambung

lidah antara masyarakat dan perusahaan.

Peran Humas ditengarai memiliki fungsi penguatan dalam bidang

kelembagaan. Humas cepat bergerak menguasai semua teknologi komunikasi dan

tentu saja mensinergiskannya dengan media tradisional. Diperlukan kompetensi

dalam menjalankan posisi sebagai Humas, citra dan transparansi, keduanya

menjadi tanggung jawab Humas baik kepada perusahaan maupun masyarakat.

Humas harus berada di posisi penting dan fungsional dalam struktur

lembaga untuk menjaga citra dari instansi yang bersangkutan. Kemudahan akses

dari pucuk pimpinan akan membuat Humas lebih efektif dan mampu

mengakomodasikan kepentingan lembaga. Selama ini Humas masih sering

Page 47: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

35

ditempatkan pada posisi yang marginal. Humas baru terlihat meriah jika instansi

yang bersangkutan mengadakan acara. Posisi humas sebenarnya sangatlah penting

adanya, karena dewasa ini masyarakat sudah semakin kritis terhadap setiap

produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Tidak hanya terbatas pada hal itu saja, public relation officer juga harus

berperan sebagai pembangun citra (image building institusion) serta berkewajiban

untuk menerangkan atau melakukan layanan informasi (obligation to tell) sebagai

upaya pemenuhan hak publik dalam mengetahui kebijakan perusahaan (right to

know).

“Action speak louder than words” (Cutlip, Center & Broom, 2006).

Artinya, peran public relation officer perusahaan disini dimaksudkan tidak hanya

sebagai penyambung lidah antara publik internal kepada publik eksternal saja,

melainkan juga untuk membantu manajemen perusahaan, memberikan alternatif

pemecahan masalah, menjadi fasilitator komunikasi yang menjembatani

perusahaan dengan penerima layanan dan kewajiban untuk memberikan

penerangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi publik.

2.3 Komunikasi Antarpribadi ( Interpersonal Communication)

Komunikasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication), sebagai bagian dari kegiatan

komunikasi yang dilakukan antara PRO dengan orang-orang di dalam perusahaan

(publik internal) dan orang-orang di luar perusahaan (publik eksternal) yang

memerlukan komunikasi secara langsung tatap muka, dimana pada saat itulah

Page 48: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

36

impression management (pengelolaan kesan) PRO berlangsung dan disaat itu pula

publik sebagai komunikan melihat dan menilai sampai membangun sebuah citra

diri (self image) PRO dan citra perusahaan (corporate image).

Pergaulan antarmanusia merupakan salah satu bentuk peristiwa

komunikasi dalam masyarakat. Di antara manusia yang saling bergaul, ada yang

saling berbagi informasi, ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Dalam

pergaulan antarmanusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan

simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Dalam prosesnya yang tatap

muka, kemampuan seseorang dalam berbahasa baik secara verbal maupun non

verbal menjadi faktor utama dalam keberhasilan komunikasi antarpribadi.

Menurut Joseph A. Devito, komunikasi antarpribadi adalah “ proses pengiriman

dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil

orang-orang dengan beberapa efek dan umpan balik seketika” (Effendy, 2003 :

60).

Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya

memungkinkan komunikasi berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk

komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Komunikasi

yang dialogis dilakukan agar tercipta saling pengertian bersama (mutual

understanding) dan empati. Disinilah timbul rasa saling menghormati bukan

disebabkan karena status sosial ekonomi, melainkan didasarkan pada anggapan

bahwa manusia wajib, berhak, pantas dan wajar untuk dihargai dan dihormati

sebagai manusia yang mempunyai hati nurani.

Page 49: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

37

Sifat dialogis itu ditunjukkan melalui komunikasi lisan (bahasa verbal)

dalam percakapan antarindividu dengan umpan balik yang langsung. Jadi

komunikator dapat mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang Ia kirimkan

itu diterima atau ditolak dan berdampak positif atau negatif, dari tanggapan yang

diantaranya berupa ekspresi wajah dan gaya berbicara.

Oleh karena keefektifan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan

perilaku komunikan itulah, maka komunikasi antarpribadi seringkali

dipergunakan dalam menjalankan komunikasi persuasif (persuasive

communication), yakni suatu teknik komunikasi yang sifatnya halus, luwes berupa

ajakan, bujukan atau rayuan. Konteks komunikasi antarpribadi ini biasa dilakukan

dalam komunikasi antara orangtua dan anak, atasan dan bawahan, pegawai

dengan rekan sejawatnya, pedagang dan pembeli, suami dan isteri, komunikasi di

ruang rapat, dosen dan mahasiswa di kelas dan lain sebagainya yang terjalin

antara dua orang atau sekelompok kecil orang secara tatap muka.

2.3.1 Model Komunikasi Antarpribadi (Hubungan Interpersonal)

Ada beberapa model (jenis) dalam hubungan antarpribadi sebagai

ragam bentuk motif manusia dalam berhubungan dengan manusia lainnya

yang abstrak. Coleman dan Hammen dalam Buku Psikologi Komunikasi

karangan Jalaluddin Rakhmat mengungkap empat model dalam hubungan

antarpribadi, yaitu :

1. Model Pertukaran Sosial (social exchange model) Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi dasar model ini adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup

Page 50: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

38

memuaskan ditinjau dari segi ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan.

2. Model Peranan (role model) Model peranan melihat hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan (role expectation) dan tuntutan peran (role demands), memiliki keterampilan peranan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan.

3. Model Permainan (the “games people play” model) Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia – Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult, Child). Dalam hubungan interpersonal, kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita (Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak) dan orang lain membalasnya dengan saling mengisi dari salah satu aspek tersebut juga.

4. Model Interaksional (interactional model) Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya, kita harus melihat pada karakteristik-individu-individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok dan sifat-sifat lingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan. Singkatnya, model interaksional mencoba menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

Komunikasi antarpribadi yang efektif mensyaratkan kita untuk

lebih memahami orang lain. Memahami orang lain bertujuan untuk

mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction) dan perbandingan

sosial (social comparison), terutama bagi orang lain yang baru saling

mengenal. Upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri

kita telah membuat kita menerapkan sejumlah strategi impression

management yang mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk

mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya. Hubungan antarpribadi

memainkan peran sangat penting dalam membentuk kehidupan kita karena

Page 51: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

39

sifat interaksinya yang tatap muka. Khususnya dalam hal ini adalah

pentingnya hubungan antarpribadi untuk memainkan peran seorang PRO

dalam bekerja menghadapi publiknya.

2.3.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Seperti komunikasi pada umumnya yang dilakukan oleh setiap

manusia tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu, demikian pula halnya

dengan komunikasi antarpribadi yang dilakukan antaramanusia ini, paling

tidak tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang lain agar bertindak

sesuai dengan keinginannya. Devito (1997) mengemukakan beberapa

tujuan dalam komunikasi antarpribadi sebagai berikut :

1. Personality Discovery (penemuan diri) Belajar mengenal diri sendiri dan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi setiap orang dapat lebih mengenal dirinya. Hal itu diperoleh dari respons-respons yang diberikan oleh teman berkomunikasinya. Melalui komunikasi antarpribadi yang intensif, seseorang akhirnya dapat menyadari bagaimana dirinya. Demikian juga melalui komunikasi ini, seseorang dapat lebih mengenal diri orang lain khususnya lawan bicaranya. Melalui komunikasi antarpribadi, pesan verbal dan nonverbal lebih mudah untuk dimaknai karena intensitas komunikasi tatap muka langsung.

2. Discovery of The External World (menemukan dunia luar) Informasi yang diperoleh melalui media massa berinteraksi dengan informasi yang diperoleh melalui interaksi komunikasi antarpribadi. Banyak informasi yang diperoleh dari berbagai media komunikasi dapat juga digali lebih dalam melaui komunikasi antarpribadi dengan orang-orang yang ahli atau kompeten di bidang yang diminati untuk dibicarakan. Melalui komunikasi antarpribadi pada akhirnya akan diketahui banyak hal yang berkaitan dengan dunia kita.

3. Establishing Meaningful Relationship (membina hubungan yang berarti) Melakukan komunikasi antarpribadi berarti memelihara hubungan sosial antarmanusia, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Hubungan sosial yang baik dapat terbina dengan selalu menjaga komunikasi antarpribadi, sehingga komunikasi antarindividu ini dapat

Page 52: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

40

menjadi embrio bagi hubungan manusia yang lebih luas, lebih dalam dan lebih berarti lagi.

4. Changing Attitudes and Behaviour (merubah sikap dan perilaku) Komunikasi antarpribadi bertujuan untuk merubah sikap dan perilaku seseorang untuk berbuat sesuatu, membeli produk tertentu, meyakinkan bahwa sesuatu itu salah atau benar. Komunikasi antarpribadi efektif dalam mempengaruhi seseorang karena dalam proses komunikasi terjadi interaksi yang melibatkan intensitas emosional yang tinggi. Totalitas pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan dalam komunikasi antarpribadi ini memungkinkan seseorang dapat memprediksi pesan seperti apa yang dapat diterima oleh teman berkomunikasinya.

Di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan antarpribadi

memainkan peran sangat penting bahkan bisa menjadi faktor utama dalam

mengembangkan diri seorang individu, lebih jauh lagi dalam membentuk

kehidupan masyarakat. Terutama ketika hubungan antarpribadi itu mampu

memberi dorongan kepada seseorang yang berhubungan dengan perasaan,

pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang

mempengaruhi citra diri seseorang serta juga dapat membantu individu

dalam memahami harapan-harapan orang lain.

2.4 Interaksi Simbolik Antarmanusia

Kehidupan seorang manusia akan hampa dan tidak akan berkembang

menjadi lebih baik tanpa kehadiran orang lain sebagai teman atau lawan

komunikasinya. Dengan kata lain, tanpa ada manusia lain dalam kehidupan ini,

maka tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Adanya interaksi antarmanusia

menandakan adanya kehidupan sebagai kebutuhan utama manusia yang tidak bisa

tidak berkomunikasi dengan orang lain.

Page 53: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

41

“Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas

manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna” (Mulyana,

2006 : 68). Hal ini akan berkaitan dengan pemeranan karakter dari seorang

individu tertentu. Pembahasan mengenai ini penting karena interaksi simbolik

tidak luput dari aktivitas manusia yang saling berkomunikasi dengan manusia

lainnya, khususnya dalam hal ini dalam pembahasan manusia dalam dramaturgi.

Interaksionisme simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan

kegiatan sosial dinamis manusia. Oleh karena individu terus berubah, maka

masyarakat pun ikut berubah melalui interaksi. Jadi, interaksilah yang dianggap

komponen terpenting dalam menentukan dan membentuk perilaku manusia, bukan

karena struktur masyarakat. Struktur itu sendiri tercipta dan berubah karena

adanya interaksi manusia, yaitu ketika individu-individu saling bertukar pikiran

dan bertindak secara aktif terhadap objek-objek yang ada di sekelilingnya.

Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya atau tuntutan peran. Manusia bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek-objek di sekeliling mereka (Mulyana, 2006 : 70).

Kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan

menggunakan simbol-simbol. Teori interaksi simbolik membahas tentang cara

manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan makna dan apa

yang manusia maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga

Page 54: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

42

pengaruh yang ditimbulkan atas penafsiran simbol-simbol tersebut terhadap

perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial, seperti yang diringkas

oleh Deddy Mulyana dalam Bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif berikut ini:

Pertama, individu merespons suatu situasi simbolik. Mereka merespons lingkungan, termasuk objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) berdasarkan makna yang dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka. Kedua, makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu, bukan hanya objek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa itu), namun juga gagasan yang abstrak. Ketiga, makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial. Perubahan interpretasi dimungkinkan karena individu dapat melakukan proses mental, yakni berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Manusia membayangkan atau merencanakan apa yang akan mereka lakukan (Mulyana, 2006 : 71-72).

Dari ketiga dasar dalam pemaknaan interaksi simbolik diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa manusia dalam menjalankan aktivitasnya terhadap manusia

lain pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dan keinginan-keinginan mereka sebagai hal yang wajar memiliki hasrat yang

lumrah dan hati nurani sebagai manusia. Lebih jauh manusia dalam mewujudkan

tujuan-tujuannya tersebut menyebabkan timbulnya proses pengambilan peran

tertutup (covert role taking), meskipun hal itu tidak teramati. Oleh karena itu,

kaum interaksionisme simbolik mengakui adanya tindakan tertutup dan terbuka

sebagai motif tindakan manusia dan menganggap tindakan terbuka sebagai

kelanjutan dari tindakan tertutup.

Page 55: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

43

Disisi lain, sebelum manusia bisa berpikir, manusia membutuhkan bahasa.

Bahasa menjadi komponen utama dalam berkomunikasi secara simbolik. Bahasa

sebenarnya bukan hanya sebagai ‘alat pertukaran pesan’ semata, tetapi

interaksionisme simbolik melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide

yang dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik. Perbedaan penggunaan

bahasa pada akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir manusia tersebut.

Contoh sederhana adalah cara pikir orang yang berbahasa Indonesia berbeda

dengan cara berpikir orang yang berbahasa Jawa. Begitu pula orang yang

berbahasa Indonesia akan berbeda cara berpikirnya dengan orang yang berbahasa

Inggris.

Akan tetapi, walaupun pemaknaan suatu bahasa banyak ditentukan oleh

konteks atau konstruksi sosial, seringkali interpretasi individu sangat berperan di

dalam memodifikasi simbol yang ditangkap dalam proses berpikir tersebut dan

dilontarkan ke dalam interaksinya. George Herbert Mead berpendapat bahwa :

Cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya, yakni melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dan perilaku manusia, yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Interaksi itu membuat Ia mengenal dunia dan dirinya sendiri, pikiran dan masyarakat (society) atau proses-proses interaksi (Ruslan, 2001 : 28).

2.4.1 Pendekatan Dramaturgi dan Impression Management

(pengelolaan kesan)

Inilah inti pokok bahasan yang akan diungkap dalam penelitian ini.

Dramaturgi membahas mengenai pandangan atas kehidupan sosial sebagai

suatu rangkaian pertunjukkan drama yang mirip seperti pertunjukan drama

Page 56: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

44

di atas panggung teater. Pendekatan Dramaturgi dari Erving Goffman ini

berintikan bahwa, ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, manusia

(ingin) melakukan pengelolaan kesan (impression management) yang Ia

harapkan tumbuh pada benak orang lain untuk dirinya. Kesan yang

diberikan oleh orang lain terhadap dirinya berdasarkan sikap dan perilaku

yang Ia tunjukkan, baik secara sengaja maupun spontan. Dalam pengantar

bukunya, The Presentation of Self in Everyday Life, Goffman membahas :

Cara individu menampilkan dirinya sendiri dan aktivitasnya kepada orang lain, cara Ia memandu dan mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadapnya dan segala hal yang mungkin atau tidak mungkin Ia lakukan untuk menopang pertunjukkannya di hadapan orang lain (Mulyana, 2006 : 107).

Pendekatan Dramaturgi sebagai salah satu jenis bahasan dalam

interaksionisme simbolik sering menggunakan konsep ‘peran sosial’

ketika menganalisis peran seseorang dalam interaksi sosial yang dipinjam

dari khasanah teater. Peran adalah “ ekspektasi yang didefinisikan secara

sosial yang dimainkan seseorang dalam suatu situasi untuk memberikan

citra tertentu kepada khalayak yang hadir” (Mulyana, 2006 : 108-109).

Menjadi seorang public relations officer berarti memainkan suatu

peran tertentu di depan seluruh karyawan perusahaan (publik internal)

maupun di depan khalayak di luar perusahaan (publik eksternal) yang

terdiri dari tindakan-tindakan tertentu yang dikemas sedemikian rupa,

dipersiapkan dan direncanakan secara baik agar bisa mendapatkan kesan

dan citra yang positif terhadap nama perusahaan yang dibawanya.

Page 57: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

45

Dalam memelihara citra diri, seseorang seolah tertuntut untuk

selalu melakukan ‘pertunjukan’ (performance) kepada orang lain. Misi

kaum dramaturgis adalah menganjurkan kepada orang-orang yang

berpartisipasi dalam interaksi ‘pertunjukkan’ tersebut untuk membuka

topeng para pemainnya dengan maksud untuk memperbaiki kinerja

mereka. Makna atas suatu simbol, penampilan atau perilaku sepenuhnya

bersifat serbamungkin, sementara dan situasional, maka fokus pendekatan

dramaturgi adalah bukan apa yang orang lakukan, apa yang ingin mereka

lakukan, atau mengapa mereka melakukan, melainkan bagaimana cara

mereka melakukannya.

Ketika seorang public relations officer berada di lingkungan

teman-teman ‘sepermainan’ di luar pekerjaannya, maka Ia memainkan

peran sebagai seorang manusia yang mungkin bertindak dan bersikap

secara tidak terkontrol atau sembrono atau berbusana seenaknya sesuai

dengan karakater dan kebiasaannya yang tidak dituntut peran-peran formal

seperti di dalam pekerjaannya. Inilah cara bagaimana sang aktor

berperilaku, bergantung pada peran sosialnya dalam situasi tertentu.

Goffman membagi kehidupan sosial menjadi “wilayah depan” (front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Mereka seperti sedang memainkan suatu peran diatas panggung sandiwara di hadapan khalayak penonton. Sebaliknya, wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedangkan wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri atau berlatih

Page 58: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

46

untuk memainkan perannya di panggung depan (Mulyana, 2006 : 114).

Manusia sebagai makhluk sosial, ‘haus’ akan aktivitas berinteraksi

dengan manusia lainnya. Dalam manusia berinteraksi, Ia ingin

memperlihatkan suatu gambaran dirinya yang akan diterima orang lain.

Dalam pendekatan dramaturgi, upaya ini dinamakan pengelolaan kesan

(impression management), yakni “ teknik-teknik yang digunakan aktor

untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu” (Mulyana, 2006 : 112).

Dalam proses pengelolaan kesan, manusia berusaha menampilkan

petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu di benak

orang lain, dari petunjuk-petunjuk yang diberikan individu kepada orang

lain itulah akan tercipta suatu penilaian terhadap dirinya dan dengan hasil

itu orang lain memperlakukan individu tersebut. Segala sesuatu yang

terbuka mengenai diri kita sendiri dapat digunakan untuk memberi tahu

orang lain siapa kita dan itu kita lakukan secara sengaja ataupun spontan

dari situasi ke situasi.

Cara seorang public relations officer berpenampilan dan

berperilaku ketika rapat dengan para manajer perusahaan akan berbeda

dengan cara Ia berpenampilan dan berperilaku dengan teman-teman

‘sepermainan’nya di luar kantor. Pendek kata, kita ‘mengelola’ informasi

yang akan kita berikan kepada orang lain.

Kita mengendalikan pengaruh yang akan ditimbulkan dari busana kita, penampilan kita dan kebiasaan kita terhadap orang lain supaya orang lain memandang kita sebagai orang yang ingin kita

Page 59: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

47

tunjukkan. Kita sadar bahwa orang lainpun berbuat hal yang sama terhadap kita. Jadi diri kita bukan hanya sebagai pelaku, tetapi sekaligus juga sebagai khalayak (Mulyana, 2006 : 112).

Goffman berpendapat bahwa, karena dalam interaksinya sang

‘aktor’ berusaha menampilkan diri mereka sebaik dan sesempurna

mungkin di dalam ‘pertunjukan’ mereka di atas panggung, maka mereka

merasa bahwa harus menyembunyikan hal-hal tertentu untuk

menyempurnakan aksi pertunjukkan mereka. Hal-hal tersebut adalah :

Pertama, aktor mungkin ingin menyembunyikan kesenangan-kesenangan tersembunyi, seperti meminum minuman keras, yang dilakukan sebelum pertunjukan atau kehidupan masa lalu. Kedua, aktor mungkin ingin menyembunyikan kesalahan yang dibuat saat persiapan pertunjukan, juga langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Ketiga, aktor mungkin merasa perlu menunjukkan hanya produk akhir dan menyembunyikan proses memproduksinya. Keempat, aktor mungkin perlu menyembunyikan “kerja kotor” yang dilakukan untuk membuat produk akhir itu dari khalayak. Kelima, dalam melakukan pertunjukan tertentu, aktor mungkin harus mengabaikan standar lain. Akhirnya, aktor mungkin perlu menyembunyikan hinaan, pelecehan, atau perundingan yang dibuat sehingga semua fakta tersebut dapat tersembunyikan dari khalayak dan pertunjukan dapat berlangsung. (Mulyana, 2006 : 116)

Beberapa alasan diatas menjadi pertimbangan ‘aktor’ dalam

usahanya melakukan pengelolaan kesan ketika ‘memainkan’ suatu peran

di atas ‘panggung’ kehidupan ini. Presentasi diri yang ditampilkan

individu di atas panggung merupakan suatu hasil penyajian diri yang

kolektif. Artinya, individu melakukan berbagai macam pengaturan,

penampilan dan cara berinteraksi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang dihadapinya dan menyembunyikan hal-hal yang bisa

‘merusak’ kesan diri yang ingin Ia wujudkan tersebut.

Page 60: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

48

2.4.2 Penggunaan Tim

Selain fokus penelitian pada diri individu, Goffman juga

mengemukakan tentang masalah kelompok atau apa yang Ia sebut sebagai

tim dalam upaya manusia menciptakan kesan terhadap orang lain. Selain

membawakan peran dan karakter secara individu, ‘aktor-aktor’ sosial yang

Goffman sebut sebagai “tim pertunjukan” (performance team) juga

berusaha mengelola kesan orang lain terhadap kelompoknya, baik itu

keluarga, tempat bekerja, organisasi dan lain sebagainya yang mereka

wakili.

Sebelum berangkat menuju panggung depan, para anggota tim

biasanya akan selalu melakukan latihan (rehearsal) terlebih dahulu tanpa

kehadiran khalayak, agar dalam pertunjukan yang sebenarnya semua kesan

yang baik dan positif dapat terpelihara. Mereka mempersiapkan

perlengkapan pertunjukan, bahkan sampai pada jalannya pertunjukan pun

juga dengan matang. Setiap anggota harus saling mendukung, bila perlu

memberi arahan lewat isyarat nonverbal, seperti isyarat mata dan tangan

agar pertunjukan semakin dekat pada keberhasilan.

2.5 Citra

Citra adalah tujuan utama yang mutlak ingin diciptakan oleh setiap

manusia dalam kehidupan sosialnya dengan manusia lain. Tidak hanya manusia,

namun seperangkat objek yang manusia ciptakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia lain pun juga tak luput ‘haus’ akan pembentukan citra, seperti lembaga,

Page 61: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

49

institusi, yayasan, organisasi dan perusahaan. Berikut penulis akan memaparkan

beberapa pendapat mengenai citra menurut beberapa tokoh komunikasi :

Frank Jefkins, dalam Bukunya Public Relations Technique, menyimpulkan bahwa secara umum, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Dalam Buku Essential of Public Relations. Jefkins menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam Bukunya, Psikologi Komunikasi menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Solomon, dalam Rakhmat, mengemukakan sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau objek tersebut (Soemirat&Ardianto, 2003 : 114).

Dari beberapa pendapat diatas mengenai citra, maka penulis dapat

mendeskripsikan bahwa citra merupakan suatu kesan yang melekat pada diri

seseorang dan seperangkat objek berupa penilaian positif atau negatif berdasarkan

apa yang dilakukan keduanya dalam menghadapi realitas kehidupan.

2.5.1 Jenis-jenis Citra

Ada beberapa macam jenis citra yang dirumuskan oleh para ahli

komunikasi untuk lebih memfokuskan ragam maksud dan tujuan manusia

dalam menghadapi kehidupannya dengan manusia lain. Disini penulis

mencoba menggabungkan beberapa tulisan mengenai jenis-jenis citra

menurut dua ahli komunikasi, yaitu Frank Jefkins dalam bukunya Public

Relations edisi keempat tahun 1995 dan Neni Yulianita dalam Bukunya

Dasar-Dasar Public Relations tahun 2007 sebagai berikut :

1. Citra Bayangan (mirror image) Citra ini melekat pada seseorang sebagai dampak statusnya sebagai anggota dari suatu kelompok atau organisasi tersebut. Dengan kata lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam

Page 62: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

50

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak sesuai dengan keadaan individu yang sebenarnya di dalam organisasi. Citra ini cenderung positif, karena kita biasa membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kitapun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita.

2. Citra yang Berlaku (current image) Citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra yang berlaku ini tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak adil. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas pokok public relations officer dalam menginterpretasikan sikap-sikap pihak luar terhadap manajemen yang mungkin juga keliru menebak pandangan khalayak tersebut terhadapnya. Citra kehumasan bersumber dari kesan atau impresi yang benar.

3. Citra yang Diharapkan (wish image) Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra yang diharapkan ini lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada, walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang relatif baru, misalnya produk baru atau pelayanan baru.

4. Citra Perusahaan (corporate image) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal yang positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah reputasi (baik buruknya nama perusahaan), aktivitas (kegiatan perusahaan) dan perilaku manajemen perusahaan.

5. Citra Majemuk (multiple image) Setiap perusahaan pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak dan sadar atau tidak, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. Dengan mempromosikan identitas perusahaan pada setiap pegawai, kegiatan

Page 63: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

51

dan produk yang dihasilkan, maka akan ada kekhasan tersendiri di benak khalayak mengenai perusahaan sehingga akan mencapai citra positif terhadap perusahaan secara utuh.

2.5.2 Citra Diri (Self Image)

Citra diri merupakan salah satu unsur terpenting untuk menunjukan

siapa diri kita sebenarnya baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun

lingkungan perusahaan. Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan

pengalaman masa lalu, masa sekarang, keberhasilan dan kegagalan,

pengetahuan yang dimilikinya dan bagaimana orang lain telah menilainya

secara objektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita,

atau secara sederhana citra diri adalah gambaran sebuah potret diri. Apa

yang kita kenakan, apa yang kita katakan, apa yang kita kerjakan dan apa

yang menjadi prinsip hidup kita, semua hal ini membentuk kesan

keseluruhan diri kita.

Namun dalam penelitian dramaturgi ini, untuk mencapai tujuan

yang diharapkan para pelaku komunikasi, yakni mendapatkan citra yang

positif terhadap diri, maka dalam interaksi-interaksi terdapat teknik-teknik

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. “ Untuk memelihara citra diri yang

stabil, orang melakukan “pertunjukkan” (performance) di hadapan

khalayak” (Mulyana, 2006 : 106).

Jadi, biasanya citra diri yang sesungguhnya seseorang tunjukkan

hanya pada lingkungan sosialnya di masyarakat, namun berbeda lagi jika

seseorang tersebut hidup dalam lingkungan organisasi, terlebih

pekerjaanya yang menuntut untuk tampil sebaik dan sesempurna mungkin

Page 64: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

52

di depan khalayak untuk membawa nama baik perusahaannya, dalam hal

ini yang dimaksud adalah pekerjaan seorang public relations officer.

2.5.3 Citra Perusahaan (Corporate Image)

Di zaman masyarakat modern dan berkembang seperti sekarang

ini, banyak sekali perusahaan yang memahami akan perlunya memberikan

perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan

bagi kehidupan sebuah perusahaan. Tidak lagi melepaskan diri terhadap

terbentuknya suatu kesan publik yang negatif terhadap perusahaan, namun

adalah sudah menjadi kewajiban tugas public relations officer dalam

merencanakan membentuk hingga mendapatkan citra yang positif dari

khalayak terhadap perusahaan. Kebanyakan perusahaan meyakini bahwa

citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan

dalam jangka panjang.

Agar perusahaan memperoleh citra yang baik, maka public

relations officer dapat mengupayakan dengan jalan menciptakan sesuatu

yang baik untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Ada beberapa

cara memperoleh citra seperti yang dikemukakan oleh Neni Yulianita

dalam Bukunya Dasar-Dasar Public Relations sebagai berikut :

1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian belum berarti persetujuan atau penerimaan, persetujuan belum berarti penerimaan. Dalam hal ini publik memahami perusahaan apakah itu dalam hal produk dan jasanya, aktivitasnya, reputasinya, perilaku manajemennya dan lain sebagainya.

2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap perusahaan) Publik percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan adalah benar adanya apakah itu dalam kualitas produk/jasanya, aktivitas yang positif, reputasinya yang baik, perilaku manajemenya yang dapat diandalkan dan lain sebagainya.

Page 65: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

53

3. Public Support (adanya unsur dukungan publik terhadap perusahaan) Publik mendukung baik dalam bentuk material (membeli produk perusahaan) maupun spiritual (dalam bentuk mengemukakan pendapat/pikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan).

4. Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap perusahaan) Jika ketiga tahapan sebelumnya dapat terlalui, maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap perusahaan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. (Yulianita, 2007 : 47)

Terdapat banyak macam tentang citra positif perusahaan yang

biasa kita tangkap dalam kehidupan sosial sehari-hari, misalnya :

perusahaan yang siap membantu, inovatif, sangat memperhatikan

karyawannya, produknya berkualitas, memelihara lingkungan,

memperhatikan masyarakat sekitar dengan baik, membangun bangsa dan

lain sebagainya. Tugas perusahaan dalam rangka membentuk citra adalah

dengan merencanakan upaya-upaya atau kegiatan-kegiatan seperti apa

yang dilakukan oleh perusahaan agar bisa mendapatkan citra yang baik,

positif di mata masyarakat.

Page 66: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

54

BAB III

METODOLOGI DAN SUBJEK PENELITIAN

3.1 Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian mengenai “Impression Management pada Aktivitas Public

Relations Officer dalam Upaya Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan” ini,

penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Alasannya karena dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif ini, penulis bebas melihat segala gejala-

gejala sosial yang terjadi secara lebih terbuka, dengan memandangnya dari segala

aspek kehidupan secara lebih dekat, lebih mendalam dan lebih detail, untuk

mengungkap kesadaran manusia akan sesuatu yang terjadi di sekitar kita dalam

realitas kehidupan ini.

Penelitian yang sifatnya kualitatif juga memberikan keleluasaan bagi penulis

untuk berinteraksi langsung dengan subjek yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah

bukan untuk menguji sebuah teori seperti penelitian kuantitatif, melainkan dengan

teori-teori yang telah ada, penelitian kualitatif berusaha untuk mengembangkannya

bahkan hingga penciptaan teori-teori baru. Jadi, teori-teori dalam penelitian kualitatif

ini hanyalah sebagai landasan bagi penulis untuk dipelajari dan selebihnya digunakan

untuk mengembangkan serta mengungkap semua yang terjadi dalam realitas

kehidupan manusia.

Page 67: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

55

Fokus penelitian kualitatif ada pada prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar

timbulnya sebuah makna dari gejala-gejala sosial yang sesungguhnya hidup di

masyarakat. Oleh sebab itu, dalam penggunaan metode penelitian kualitatif ini,

peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiahnya dan berusaha

membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang lazim

digunakan oleh subjek penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

kualitatif adalah :

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Mulyana, 2007 : 6).

Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini diarahkan pada latar

belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh). Sehingga dalam penelitian ini

peneliti tidak melakukan pengisolasian individu atau organisasi ke dalam variabel

atau hipotesis, tetapi memang perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu

keutuhan. Lebih jauh lagi tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan

pengertian dan konsep-konsep yang telah ada.

Namun penulis juga menyadari, bahwa apapun metodologinya akan tetap

memiliki keterbatasan, karena mempunyai fokus masing-masing dalam menelaah

sesuatu, seperti yang dinyatakan oleh Deddy Mulyana berikut ini :

Page 68: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

56

Meskipun suatu perspektif mungkin lebih mendekati realitas yang dimaksud daripada persepktif lainnya, semua perspektif itu mungkin menangkap setidaknya sebagian dari realitas tersebut, yakni menonjolkan aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Tidak satu perspektif pun dapat menangkap keseluruhan realitas yang diamati. Jadi, suatu perspektif bersifat terbatas dan mengandung bias, karena hanya memungkinkan manusia melihat satu sisi saja dari realitas “di luar sana”. Dengan kata lain, tidak ada perspektif yang memungkinkan manusia dapat melihat semua aspek realitas secara simultan (Mulyana, 2006 : 16).

Namun, pemilihan cara penelitian dengan menggunakan metodologi

khususnya metodologi penelitian kualitatif juga menawarkan beberapa kemudahan

yang signifikan untuk menentukan fokus dalam penelitian komunikasi ini. Sebagai

peneliti, penulis lebih dimudahkan untuk memahami realitas-realitas ganda dalam

proses penelitian karena adanya interaksi yang diusahakan bisa sedekat mungkin

(intim) dengan yang diteliti, subjek penelitian mengerti dan memahami maksud dan

tujuan yang peneliti utarakan dan lain sebagainya.

Dalam penelitian kualitatif ini, penulis berusaha sedekat mungkin dan

menyesuaikan dengan keadaan subjek penelitian. Hubungan yang dibangun oleh

penulis dengan subjek penelitian ini didasari oleh saling pengertian dan menjaga

kepercayaan, ini dilakukan agar bisa melakukan penelitian secara lebih mendalam

lagi.

Metode penelitian kualitatif juga memiliki pandangan bahwa, sebaiknya

sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat diteliti secara lebih mendalam, holistik

dan interpretif. “ Memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data,

Page 69: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

57

rancangan penelitiannya bersifat sementara dan juga hasil penelitiannya disepakati

oleh kedua belah pihak” (Moleong, 1988 : 27), yaitu penulis dan subjek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif ini, realitas dipandang sebagai sebuah kesatuan

yang utuh, memiliki dimensi yang banyak namun bisa berubah-ubah, hal ini berakibat

pada penelitian yang tidak disusun secara detail, seperti lazimnya suatu penelitian.

Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku

manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, tidak mengandalkan bukti-bukti

berdasarkan logika matematis.

3.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif

Dalam setiap penelitian tentu masing-masing mempunyai ciri-ciri atau

karakteristik yang berbeda-beda agar tercipta sebuah kekhasan. Begitu pula dengan

jenis penelitian kualitatif yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat

fokus penelitian ini, juga memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya

dengan penelitian-penelitian yang lain. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik

penelitian kualitatif hasil kajian Bogdan dan Biklen (1982 : 27-30) serta Lincoln dan

Guba (1985 : 30-44) :

1. Latar Alamiah Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah, yaitu pada konteks suatu keutuhan (entity). Lincoln dan Guba mengatakan hal ini dilakukan karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan, yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

Page 70: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

58

2. Manusia sebagai Alat (instrumen) Hanya manusia yang melakukan penelitian itu sendirilah yang dapat melakukan penyesuaian dan memahami akan adanya interaksi fakta (di lapangan) dan konteks penelitian (kenyataan). Demikian pula interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian adalah tonggak utama dalam keberhasilan penelitian kualitatif, agar bisa mengetahui dan memahami makna-makna dari objek penelitian, responden dan kaitannya dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pengetahuan sebelumnya, perasaan, bahkan intuisi (peneliti) justru mempertajam pengumpulan data penelitian kualitatif. Oleh karena itu, peneliti haruslah terlibat langsung (pengamatan berperanserta) secara aktif dalam mengikuti setiap kegiatan yang ingin diteliti dari subjek penelitian.

3. Metode Kualitatif Metode kualitatif diantaranya yaitu pengamatan, wawancara, penelaahan dokumen dan lain sebagainya. Metode-metode ini digunakan karena beberapa manfaat. Pertama, peneliti akan merasa lebih mudah menggunakan metode kualitatif apabila dihadapkan dengan kenyataan-kenyataan yang jamak di lapangan (benar salahnya asumsi peneliti disesuaikan dengan fakta). Kedua, metode ini ingin merasakan adanya kedekatan ‘emosi’ secara langsung antara peneliti dengan subjek penelitian, karena diharapkan dapat saling menghargai hakikat nilai hubungan antara keduanya. Ketiga, metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Hal ini berkaitan dengan proses penelitian yang hasilnya tidak dapat ditebak. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari proses penelitian yang dilakukan tersebut, yang mana peneliti harus mampu melakukan penyesuaian dengan teknik-teknik penelitian. Oleh karena interaksi antara peneliti dan subjek penelitian berjalan secara dinamis dalam penelitian kualitatif, maka seringkali interaksi tersebut mempengaruhi rancangan penelitian yang mengharuskan peneliti untuk melakukan perubahan-perubahan. Apa yang telah dirancang dan direncanakan dalam usulan penelitian, dapat berubah guna mengakomodasi temuan-temuan baru di lapangan. Fleksibilitas ini justru merupakan kelebihan penelitian kualitatif (emergent design).

4. Analisis Data secara Induktif Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data secara induktif untuk beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak seperti yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan subjek penelitian menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang bisa atau tidaknya pengalihan kepada latar-latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam tentang hubungan. Kelima, analisis ini dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Page 71: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

59

5. Teori dari Dasar (grounded theory) Pencarian data dalam penelitian kualitatif bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian, tetapi lebih kepada pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompok-kelompokkan.

6. Deskriptif Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Sehingga dalam laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data-data dalam penelitian kualitatif ini berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, alat perekam, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Khususnya data-data dalam penelitian “impression management PRO” ini berasal dari wawancara langsung dengan PRO dan key informan pendukung, dokumen-dokumen resmi perusahaan, hasil rekaman, catatan di lapangan dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

7. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil Penelitian kualitatif sangat mementingkan segi proses ketimbang hasil, karena hubungan antara bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam prosesnya. Mengingat interaksi antara peneliti dan subjek penelitian berjalan secara dinamis dalam penelitian kualitatif, maka seringkali interaksi tersebut mempengaruhi apa yang sudah dirancang sebelum penelitian ke lapangan yang mengharuskan peneliti untuk melakukan perubahan-perubahan. Apa yang telah dirancang dan direncanakan dalam usulan penelitian, dapat berubah untuk mengakomodasi temuan-temuan baru di lapangan. Oleh karena proses yang bisa berubah setiap saat sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan inilah yang disebut penting dalam penelitian kualitatif, karena tujuan penelitian kualitatif sendiri adalah mengembangkan teori dan menemukan hal-hal baru untuk disadari dan dipelajari dalam realitas kehidupan manusia. Sedangkan hasil akhir bisa saja berubah tergantung pada bagaimana kenyataan (pemerolehan data) di lapangan.

8. Adanya Batas yang Ditentukan oleh Fokus Penelitian kualitatif juga menghendaki adanya batas-batas penelitian atas dasar harus ada fokus sebagai konsentrasi dalam suatu penelitian. Oleh karena sifat penelitian kualitatif yang mengarah pada pemahaman yang terbuka dari penelitinya, maka agar tidak semakin meluas penelitiannya, diperlukan adanya batasan-batasan penelitian dengan meletakkan fokus dengan maksud agar terkonsentrasi dengan pendekatan penelitian yang digunakan.

9. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data Kriteria pencapaian keabsahan data dalam penelitian kualitatif bersumber pada validitas, reliabilitas dan objektivitas. Dimana penetapan ketiga hal tersebut berbasis pada kriteria truth value, aplikabilitas, konsistensi dan netralitas. Truth

Page 72: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

60

value adalah mempertanyakan apakah hasil penelitian valid atau mencerminkan the truth, sedangkan aplikabilitas berkaitan dengan apakah hasilnya dapat diterapkan kepada subjek atau konteks yang lain (aplikabel). Dua kriteria yang lain adalah apabila penelitian tersebut direplikasi kepada subjek dan konteks yang serupa, apakah hasilnya akan konsisten (konsistensi) dan pengaruh karakter peneliti terhadap hasil yang diperoleh (netralitas). Isu mengenai validitas dan reliabilitas dikenal dengan istilah trustworthiness, yang secara umum berarti apakah hasil penelitian ini trustworthy (dapat dipercaya) atau worth to trust (bermanfaat untuk dipercaya).

10. Desain yang Bersifat Sementara Mengingat dalam penelitian kualitatif ini banyak hal yang tidak terduga yang sering ditemui peneliti saat melakukan penelitian di lapangan (perubahan-perubahan data), maka susunan desain akan terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Selain itu unsur nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Di sisi lain, terlebih lagi saat interaksi dan stabilitas sebagai peneliti yang kerap kali menurun juga dapat mempengaruhi fokus desain yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itulah apa yang telah dirancang sifatnya hanya sementara, bisa dibilang hanya untuk pemandu di awal saja.

11. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama Terakhir, dalam penelitian kualitatif yang memang memiliki kekhasan yang membuatnya unik dan sangat berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya adalah bahwa ada kehendak penciptaan ‘emosi’, yaitu ingin adanya rasa saling pengertian dan memahami antara peneliti dengan subjek penelitian, dalam mengungkap realitas manusia dalam kehidupan, sehingga hasil yang diperoleh adalah rundingan dan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak yang selama penelitian mengalami hubungan kedekatan yang khusus. Tentu alangkah baiknya, meski apapun hasilnya, dapat terkonfirmasi dengan baik dapat saling memahami dan menghargai maksud dan tujuan masing-masing pihak, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.

3.3 Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif

Dalam subbab ini, penulis akan menjelaskan secara singkat tahap-tahap yang

dilakukan dalam upaya melaksanakan penelitian skripsi yang berjudul “Impression

Management PRO dalam Upaya Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan” ini

sebagai berikut :

Page 73: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

61

1. Tahap Pra-Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Yang dimaksud rancangan penelitian disini yaitu konsep mentah yang dibuat

oleh penulis dalam memberikan dasar gambaran akan penelitian yang akan

dilakukan, lebih tepatnya yaitu bab satu dari skripsi ini yang merupakan

rancangan penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Setiap situasi, aspek-aspek kehidupan sosial dalam lapangan penelitian

kualitatif merupakan laboraturium bagi penulis. Disisi lain, satu hal yang

harus diingat oleh penulis, bahwa jangan berpaku pada teori dalam

melaksanakan penelitian kualitatif ini, tetapi biarkanlah hal itu dikembangkan

pada saat pengumpulan data. Penulis menetapkan beberapa lapangan

penelitian, yaitu : kantor, tempat subjek penelitian bekerja dan melakukan

interaksi bersama rekan-rekan perusahaan. Tempat kegiatan, yaitu tempat-

tempat di dalam dan diluar kantor dimana subjek penelitian berinteraksi dan

menjalankan aktivitasnya dengan publik internal dan eksternal perusahaan.

Rumah, tempat subjek penelitian tinggal dan berinteraksi dengan pembantu

dan tetangganya.

c. Mengurus Perizinan

Dalam proses perizinan ini, yang pertama sekali penulis meminta izin

tentunya adalah kepada subjek penelitian ini, yang akan menjadi aktor dalam

penelitian dramaturgi ini.

Page 74: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

62

Penulis tentu saja harus membicarakan terlebih dahulu tentang maksud

mengapa memilih Ia sebagai subjek dan objek penelitian ini, serta

membicarakan secara singkat tentang bagaimana penelitian ini, seperti

ketentuan dalam penelitian kualitatif, yaitu agar hasil yang diperoleh nanti

dapat dirundingkan dan disepakati bersama atas dasar saling pengertian dan

menghargai. Kedua, setelah subjek penelitian menyetujui, barulah penulis

mengajukan surat permohonan izin dari kampus penulis, bahwa akan

mengadakan penelitian tugas akhir terhadap subjek penelitian di perusahaan

tersebut selama beberapa waktu.

d. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahap ini belum sampai titik yang menyikapkan bagaimana penelitian masuk

ke lapangan, dalam arti mulai mengumpulkan data yang sebenarnya. Tetapi,

tahap ini merupakan orientasi lapangan, namun dalam hal-hal tertentu telah

menilai keadaan lapangan. Penulis dalam hal ini akan mencari informasi

terlebih dahulu secara singkat mengenai bagaimana pekerjaan public relations

perusahaan itu, kemudian tentang subjek penelitian dan situasi serta

lingkungan seperti apa yang akan menjadi lapangan penelitian penulis

nantinya.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, setidaknya Ia harus

mempunyai cukup pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban

Page 75: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

63

secara sukarela menjadi anggota tim penelitian meskipun sifatnya informal.

Ini dimaksudkan agar penulis mempunyai data-data penguat atau pelengkap

tentang subjek penelitian. Key informan yang penulis orientasi ada dua orang

dari perusahaan, namun tidak menutup kemungkinan bisa lebih dari itu.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Perlengkapan penelitian yang harus dipersiapkan antara lain adalah buku

catatan dan alat tulis untuk mencatat kegiatan pengamatan dan data yang

diperoleh dari perusahaan, serta alat perekam berupa MP4 dan handphone

penulis untuk merekam pembicaraan dalam setiap wawancara yang dilakukan

dan mendokumentasikan beberapa kegiatan yang diikuti, serta flashdisk untuk

menyimpan data-data resmi (softcopy) perusahaan.

g. Persoalan Etika Penelitian

Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau

instrumen yang mengumpulkan data. Hal ini dilakukan dalam pengamatan

berperanserta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto dan lain

sebagainya. Penulis akan berhubungan langsung dengan subjek penelitian

khususnya, serta orang-orang dalam perusahaan (publik internal) dan orang-

orang di luar perusahaan (publik eksternal) pada umumnya.

Persoalan etika akan muncul ketika peneliti masuk ke dalam lingkungan-

lingkungan tersebut yang masing-masing mempunyai peraturan, norma

agama, nilai sosial, budaya, hak dan nilai pribadi, adat, kebiasaan, tabu dan

lain sebagainya yang hidup dalam lingkungan-lingkungan tersebut. Oleh

Page 76: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

64

karena itu, sebagai peneliti haruslah setidaknya mengetahui apa-apa saja yang

harus dipatuhi dan dihormati dalam upaya menyesuaikan diri, yaitu dalam hal

ini hubungannya dengan etika yang berlaku dalam perusahaan, subjek

penelitian dan lingkungan lainnya yang terkait.

2. Tahap Penelitian di Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Dalam hal ini penulis harus menempatkan diri, mengerti adanya latar terbuka

dan latar tertutup dari subjek dan objek penelitian ini. Pada kesempatan ini,

peneliti mengadakan penelitian di PT. PERTAMINA EP Region Jawa-

Cirebon pada latar tertutup. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam

tahap ini yaitu : Pembatasan latar dan peneliti, disini penulis akan berusaha

untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang akan disesuaikan dengan

kondisi di lapangan. Penampilan, dalam menyesuaikan dengan lingkungan

perusahaan yang mempunyai peraturan, etika dan budaya, maka peneliti selalu

berpenampilan secara formal dan memenuhi batas-batas kesopanan.

Penampilan disesuaikan dengan norma yang berlaku di setiap lingkungan

yang peneliti hadapi. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, penulis

memanfaatkan pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam ini agar

hubungan yang terjalin antara penulis dan subjek penelitian bisa lebih akrab.

Sebelum melakukan penelitian untuk skripsi, penulis memang sudah terlebih

dahulu melakukan kerja praktek di perusahaan tempat PRO bekerja, sehingga

telah mengenal satu sama lain dengan karyawan dan subjek penelitian dan

Page 77: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

65

hubungan pun telah terjalin cukup baik dan akrab. Jumlah waktu studi, dalam

melakukan penelitian ini penulis menargetkan penelitian dimulai dari Bulan

Maret hingga Bulan Juni 2010.

b. Memasuki Lapangan

Saat memasuki lapangan ini, penulis harus berusaha mengakrabkan diri

dengan subjek penelitian, memasuki pembicaraan mengenai penelitian yang

akan dilakukan, menjelaskan maksud dan tujuan secara perlahan. Penulis juga

harus berperan sebagai orang yang mempunyai hubungan dekat dengan subjek

penelitian, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dalam

kenyataan di lapangan, penulis diperkenalkan sebagai peserta kerja praktek

dalam Bagian Hupmas agar diperbolehkan mengikuti kegiatan-kegiatan

subjek penelitian.

c. Berperanserta sambil Mengumpulkan Data

Tahap ini merupakan tahap dimana penulis telah mulai melakukan

pengamatan langsung secara aktif, mengikuti kegiatan-kegiatan subjek

penelitian, pencatatan dan pengambilan data serta wawancara mendalam,

yang seluruhnya dimaksudkan untuk sambil mengumpulkan data dan

mengolahnya sedikit demi sedikit di waktu senggang setiap penelitian itu

selesai dilaksanakan di hampir setiap harinya.

Page 78: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

66

3.4 Pendekatan Dramaturgi

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

Pendekatan Dramaturgi Erving Goffman. Dramaturgi adalah sebuah pandangan atas

realitas kehidupan sosial manusia yang dilihat sebagai serangkaian ‘pertunjukkan

drama’ yang mirip dengan pertunjukkan drama di panggung teater. Pandangan ini

berintikan bahwa, ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain, Ia ingin

mengelola kesan yang Ia harapkan tumbuh pada orang lain tersebut terhadap dirinya,

untuk itulah mengapa setiap orang melakukan pertunjukkan bagi orang lain. Dalam

pengantar Bukunya, The Presentation of Self in Everyday Life, Goffman membahas

cara individu menampilkan dirinya sendiri dan aktivitasnya kepada orang lain, cara Ia

memandu dan mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadapnya.

Untuk memelihara citra diri agar tetap stabil, seseorang seakan harus terus

melakukan “pertunjukkan” (performance) di hadapan orang lain. Misi kaum

dramaturgis adalah memahami dinamika sosial dan menganjurkan kepada orang-

orang yang ikut andil dalam interaksi tersebut untuk membuka topeng

pertunjukkannya dengan maksud untuk lebih memperbaiki kinerja mereka. Makna

atas suatu simbol, penampilan atau perilaku sepenuhnya bersifat serbamungkin,

sementara dan situasional, maka fokus pendekatan dramaturgis adalah bukan apa

yang orang lakukan, apa yang ingin mereka lakukan, atau mengapa mereka

melakukan, melainkan bagaimana mereka melakukannya.

Page 79: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

67

Pendekatan dramaturgis sebagai salah satu varian interaksionisme simbolik

sering menggunakan konsep “peran sosial” dalam menganalisis interaksi sosial, yang

dipinjam dari khasanah teater. Peran adalah “ekspektasi yang didefinisikan secara

sosial yang dimainkan seseorang dalam suatu situasi untuk memberikanitra tertentu

kepada khalayak yang hadir” (Mulyana, 2006 : 108-109).

Menjadi seorang public relations officer adalah memainkan suatu peran

tertentu di depan seluruh karyawan perusahaan (publik internal) maupun di depan

orang-orang di luar perusahaan (publik eksternal) yang terdiri dari tindakan-tindakan

tertentu terhadap publik-publik tersebut yang sesuai dengan statusnya sebagai public

relations officer. Ketika seorang public relations officer ini berada di lingkungan

teman-teman mainnya di luar pekerjaannya, maka Ia memainkan peran sebagai

seorang anak muda yang mungkin bertindak dan bersikap dengan tidak terkontrol

atau sembrono dan berbusana seenaknya sesuai dengan karakter aslinya yang tidak

dituntut peran-peran formal seperti di dalam pekerjaannya. Inilah cara bagaimana

sang aktor berperilaku bergantung pada peran sosialnya dalam situasi tertentu. Peran,

seperti juga norma dan jabatan, adalah sekedar kerangka yang memungkinkan

interaksi berlangsung.

Menurut Goffman, kehidupan sosial itu dibagi menjadi “wilayah depan” (front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Mereka seperti sedang memainkan suatu peran diatas panggung sandiwara di hadapan khalayak penonton. Sebaliknya, wilayah belakang belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah

Page 80: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

68

depan ibarat panggung sandiwara bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedangkan wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri atau berlatih untuk memainkan perannya di depan panggung. (Mulyana, 2006 : 114)

Dalam penelitian ini, penulis akan mengungkap bagaimana pengelolaan kesan

yang dilakukan seorang public relations officer pada panggung depan (front stage)

dan panggung belakang (back stage), dalam upayanya membuat serangkaian kegiatan

(aktivitas) perencanaan untuk pembentukan citra perusahaan (corporate image).

3.5 Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, peran subjek penelitian (key informan)

sangatlah penting karena menjadi sumber data utama dalam penelitian kualitatif yang

meneliti tentang bagaimana peran individu dalam kehidupan ini. Selain peran subjek

penelitian (key informan) sebagai sumber data utama, dibutuhkan pula peran orang

lain sebagai data-data penunjang dan pelengkap dalam penelitian ini yaitu yang

disebut dengan key informan pelengkap yang fungsinya adalah sebagai sumber

pelengkap dan penyempurna data-data dalam penelitian ini.

3.5.1 Key Informan (Subjek Penelitian)

Subjek penelitian (key informan) yang penulis teliti dalam penelitian

ini adalah seorang wanita multi talented bernama lengkap Andar Titi Lestari

Page 81: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

69

yang bekerja sebagai public relations internal dan data di Fungsi

Legal&Relation Hupmas PT. PERTAMINA EP Region Jawa-Cirebon. Andar

mengawali karirnya di PERTAMINA EP Region Jawa pada Bulan Januari

2008 dengan menjabat sebagai staf eksternal, kemudian berpindah jabatan

menjadi Public Relations Internal dan Data pada akhir tahun 2009 saat

berganti atasan.

Andar dikatakan multi talented, karena wanita yang selalu tampak

enerjik ini memang serba bisa. Andar adalah orang yang sangat aktif,

disamping hobinya membaca, Ia juga pintar bernyanyi dan memasak. Beliau

juga senang berolahraga, seperti senam dan juga olahraga ekstrim seperti

diving. Wanita kelahiran 6 Agustus 1979 silam ini juga mendapat kepercayaan

menjadi MC di banyak acara dan kegiatan perusahaan, mulai dari kegiatan

hiburan yang non formal sampai acara sangat formal perusahaan.

Meskipun Andar belum genap 3 tahun berkarir, namun

kredibilitasannya dalam bekerja sudah tidak diragukan lagi oleh perusahaan.

Wanita yang hobi travelling ini selain aktif berperan sebagai internal public

relations dan data, Ia juga banyak mendapatkan penugasan khusus jangka

panjang dari perusahaan, beberapa diantaranya yaitu :

Page 82: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

70

1. Bekerja dalam Tim Accessor/Auditor yang ditunjuk langsung oleh

PERTAMINA (PERSERO), bertugas untuk menilai dan mengevaluasi

hasil kinerja unit-unit lain dalam lingkup PERTAMINA.

2. Bekerja dalam Tim Kategori Kepemimpinan PQA, yang ditunjuk oleh

GM (General Manager) PERTAMINA EP Region Jawa melalui SDM,

bertugas untuk bekerjasama dengan GM PERTAMINA EP Region Jawa

dalam membuat, mengarahkan, member saran dan pendapat atas kinerja

kepemimpinan GM PERTAMINA EP Region Jawa, yang akan

dikompetisikan dalam PERTAMINA Quality Award, yaitu ajang penilaian

kualitas kinerja manajerial seluruh unit PERTAMINA seluruh Indonesia,

yang mana PERTAMINA EP Region Jawa berhasil mendapatkan

peringkat kedua.

Andar yang lahir dan dibesarkan di Kota Metropilitan Jakarta adalah

anak sulung dari 2 bersaudara, lulusan Sarjana Komunikasi Universitas

Prof.Dr.Moestopo (BERAGAMA)-Jakarta yang jago berbahasa Inggris.

Sebelum bekerja di PT. PERTAMINA EP Region Jawa, wanita berdarah Jawa

ini mengawali karirnya di banyak bidang, diantaranya beliau pernah bekerja di

Event Organizer, PR Consultant, Radio, Advertising dan lain-lain.

Andar adalah sosok wanita yang cerdas dan supel, dengan karakter

yang agak tomboy, enerjik, pemberani, easy going, percaya diri dan cekatan

inilah yang telah mengantarkan kredibilitas perusahaan terhadapnya,

Page 83: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

71

didukung pula oleh segudang talenta yang Ia miliki sebagai wanita yang

masih berstatus single. Begitu menariknya bagi penulis untuk meneliti

seorang Andar Titi Lestari karena melihat keunikan karakter yang dimiliki

dan begitu banyaknya talenta serta peran-peran yang bisa Ia mainkan dalam

kehidupan ini.

3.5.2 Key Informan Pelengkap 1

Sumber data pelengkap yang penulis wawancara dalam penelitian ini

adalah atasan dari Andar Titi Lestari yang bernama lengkap Dian Hapsari

Firasati yang tak lain adalah Asisten Manajer Hupmas Fungsi Legal&Relation

PT.PERTAMINA EP Region Jawa-Cirebon. Wanita ramah dan bersahaja ini

mengawali karir di PERTAMINA pertama kali sebagai staf media dan data

tahun 2003 di PT. PERTAMINA EP Region Sumatera-Prabumulih, Sumatera

Selatan.

Kemudian karirnya berkembang pada posisi Humas Internal di tahun

2005 dan posisi Humas Eksternal di tahun 2006 hingga 2007. Di tahun 2006,

wanita yang akrab di sapa dengan panggilan Sari ini meraih anugerah

penghargaan sebagai “Pekerja Berprestasi”. Dari hasil kerja keras dan

ketekunan wanita yang sangat hobi membaca buku tentang karakter manusia

inilah yang akhirnya mengantarkan kepindahan karir beliau hingga diangkat

menjadi Asisten Manajer Hupmas Legal&Relations di PERTAMINA EP

Region Jawa, Cirebon pada Bulan Desember 2009 hingga saat ini.

Page 84: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

72

3.5.3 Key Informan Pelengkap 2

Selanjutnya sumber data pelengkap yang penulis wawancara dalam

penelitian ini adalah seorang wanita muda yang baru masuk PERTAMINA

bernama lengkap Linggar Budi Anggraeni. Ia adalah staf CSR Hupmas

Fungsi Legal&Relation PT. PERTAMINA EP Region Jawa, Cirebon. Wanita

yang hobi membaca komik dan tidur ini mengawali karirnya di PERTAMINA

EP Region Jawa sebagai staf CSR, baru selama 5 bulanan hingga saat ini.

Sebelum Ia dilantik menjadi Pegawai PERTAMINA, selama kurang lebih 3

bulan Ia mengikuti pendidikan dan OJT (On The Jobtraining) di Kantor PEP

Region Jawa. Setelah itu secara resmi pada 1 Maret 2010 Ia resmi dilantik

menjadi Pegawai PERTAMINA. Semenjak OJT hingga bekerja saat ini, Ia

banyak sekali mendapat pembelajaran (diajarkan bagaimana bekerja di

Hupmas) oleh Andar. Peran Andar terhadap perkembangan dirinya selama ini

sangatlah bermanfaat dan membuat kemajuan yang pesat terhadap kinerjanya.

Page 85: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

73

BAB IV

PEMBAHASAN

Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena komunikasi merupakan sebuah media sosial manusia. Tidak ada

sesuatu hal yang tidak melibatkan komunikasi, untuk itulah komunikasi hadir

dimana-mana. Secara sederhana, komunikasi dikatakan sebagai suatu proses

penyampaian pesan ataupun informasi dari penyampai pesan (komunikator) ke

penerima pesan (komunikan), baik secara verbal maupun non verbal, secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga pesan atau informasi tersebut

memunculkan efek setelahnya.

Adanya interaksi antarmanusia menandakan adanya kehidupan sebagai

kebutuhan utama manusia yang tidak bisa tidak berkomunikasi dengan manusia

lain. Manusia sebagai makhluk sosial, selalu ‘haus’ akan aktivitas berinteraksi

dengan manusia lain. Banyak hal dan cara-cara yang manusia lakukan untuk dapat

berinteraksi dan diterima dalam kehidupan sosial manusia lain. Hal utama yang

menjadi komponen mutlak dalam interaksi sosial manusia adalah bagaimana cara

kita menjalin hubungan dengan orang lain.

Komunikasi mementingkan arti sebuah proses. Dalam upaya manusia

menjalin hubungan dengan orang lain, hal pertama yang harus dilakukan sebagai

seorang insan komunikasi yang baik adalah bagaimana cara kita berkenalan

terlebih dahulu dengan orang lain. Proses selanjutnya adalah bagaimana caranya

Page 86: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

74

agar diri kita bisa diterima oleh orang lain dan diterima dalam kehidupan sosial

orang lain tersebut. Proses terpenting yang dimaksud adalah sejak awal

perkenalan bagaimana kita memberikan kesan yang baik di benak orang lain, agar

proses-proses selanjutnya menjadi lebih mudah dalam mencapai sesuatu yang kita

inginkan.

Ketika manusia berinteraksi, ada hal-hal tertentu baik yang di sengaja

maupun tidak sengaja yang Ia lakukan sehingga ‘tertanam’ pada benak orang lain

sebagai suatu gambaran dirinya. Gambaran diri yang ditunjukkan seseorang tentu

memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam rangka memenuhi keinginan-keinginannya

sebagai fitrah manusia yang memiliki nafsu dan hasrat. Upaya manusia yang

seperti ini dinamakan pengelolaan kesan (impression management), yaitu “ teknik-

teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi

tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyana, 2006 : 112)

Upaya seorang manusia dalam memupuk kesan kepada orang lain, berarti

sama halnya dengan proses penciptaan citra diri (self image). Lebih jauh

penelitian ini ingin membahas bagaimana upaya seorang individu dalam

menciptakan citra diri (self image) dalam peran yang Ia jalankan dan mengungkap

bagaimana citra diri (self image) tersebut ‘mengantarkan’ dirinya untuk

melakukan serangkaian proses pencitraan demi nama baik perusahaan (corporate

image) yang mana hal itu adalah tuntutan dari profesinya.

Berangkat dari hal itulah, penulis merasa tertarik ingin meneliti bagaimana

upaya seorang manusia dalam melakukan semua proses tersebut, dengan

Page 87: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

75

berlandaskan pada Teori Impression Management dan Pendekatan Dramaturgi.

Pendekatan Dramaturgi ingin mengungkap bagaimana manusia yang di

ilustrasikan sebagai ‘sang aktor’ ini menjalankan peran-perannya dalam

kehidupan yang mirip dengan serangkaian pertunjukkan drama teater, yang

dibahas oleh Goffman dengan istilah panggung depan (front stage) dan panggung

belakang (back stage).

Dalam penelitian dramaturgi ini penulis mengambil fokus penelitian pada

bagaimana pengelolaan kesan yang dilakukan seorang public relations officer

pada panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage), dalam

upayanya membuat serangkaian aktivitas perencanaan untuk pembentukan citra

perusahaan (corporate image).

4.1 Deskripsi Peran sebagai PRO dan sebagai Pegawai PERTAMINA

PT. PERTAMINA (PERSERO) sebagai sebuah perusahaan milik negara

yang memegang peranan penting dalam bisnis pertambangan dan migas di Negara

Indonesia ini menyadari pentingnya fungsi Humas atau Public Relations Officer

dalam mendukung proses bisnis negara. PT. PERTAMINA EP Region Jawa-

Cirebon adalah anak perusahaan PT. PERTAMINA (PERSERO) dari PT.

PERTAMINA EP (Eksplorasi Produksi) yang bergerak di sektor hulu minyak dan

gas bumi untuk mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) PERTAMINA.

Wilayah PT. PERTAMINA EP meliputi Region Sumatera, Region Jawa dan

Region KTI (Kawasan Timur Indonesia).

Page 88: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

76

PT. PERTAMINA EP (PEP) Region Jawa yang berpusat di Kota Cirebon

ini, memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan

pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas dalam negeri untuk terus

dipertahankan demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan migas

perusahaan-perusahaan dan industri-industri untuk kegiatan kerja mereka.

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Wilayah Jawa ini merupakan bentuk dari

pusat Daerah Operasi Hulu (DOH) yang merupakan wilayah eksplorasi dengan

penghasil migas terbesar se-PERTAMINA EP, sehingga sangat diperlukan adanya

hubungan baik antara PEP Region Jawa dengan masyarakat sekitar, agar dapat

terjalin kerjasama yang menguntungkan semua pihak.

Dalam menangani pemeliharaan dan pengembangan hubungan kerjasama

antara perusahaan dan pihak eksternal serta stakeholders, diperlukan orang-orang

yang profesional dalam bidang kehumasan, sehingga terdapat Bagian Humas di

PT. PERTAMINA EP Region Jawa ini. Humas PT. PERTAMINA EP Region

Jawa dinamakan Hupmas (Hubungan Pemerintah dan Masyarakat). Bagian

Hupmas sangat berperan penting dalam hal terjadinya hubungan baik dengan

masyarakat dan koordinasi dengan publik internal yang wilayahnya tersebar,

menangani permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan operasional

PT. PERTAMINA EP Region Jawa yang berdampak secara langsung maupun

tidak langsung terhadap masyarakat sekitarnya.

Bagian Hupmas PT. PERTAMINA EP Region Jawa ini berada dibawah

pimpinan dan pengawasan Manajer dari Fungsi Legal&Relation. Fungsi

Legal&Relation membawahi 3 bagian, yaitu Bagian Hupmas, HKP (Hukum dan

Page 89: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

77

Pertanahan) dan Security. Hupmas sendiri dipimpin oleh Asisten Manajer Hupmas

Legal&Relation. Asisten Manajer Hupmas Legal&Relation membawahi tiga

jabatan, yakni jabatan eksternal, internal dan data dan juga CSR. Selain

bertanggungjawab kepada Manajer Legal&Relation, Hupmas tentu juga

bertanggung jawab kepada General Manager PERTAMINA EP (PEP) Region

Jawa.

Dalam artian, bagian Hupmas pun memiliki otoritas untuk memberikan

masukan kepada pihak GM (General Manager) PEP Region Jawa secara langsung

perihal penyelesaian konflik yang terjadi di lapangan maupun mengenai

kepentingan internal. Secara organisatoris, karena Bagian Hupmas ini berada pada

posisi Region, maka Hupmas PT. PERTAMINA EP Region Jawa ini juga

membawahi Hupmas di field yang berada di daerah cakupan Region Jawa, yaitu

Field Subang, Field Jatibarang, Field Cepu dan Field Tambun.

Peran resmi Andar Titi Lestari dalam strukturisasi organisasi perusahaan

adalah sebagai public relations internal dan data. Sebagai satu-satunya orang yang

memegang jabatan public relations internal dan data tanpa ada staf lain di

bawahnya, mengindikasikan bahwa Andar adalah satu-satunya orang yang

dipercaya dapat diandalkan oleh para atasan dan pemimpin perusahaan untuk

memegang kendali pekerjaan yang menyangkut kebutuhan dan kepentingan

orang-orang atau para pegawai (publik internal) dalam perusahaan ini.

Batas cakupan wilayah kerja yang diurusi oleh Andar tidak hanya wilayah

dimana tempat Ia berkantor (Klayan-Cirebon) saja, namun Andar juga harus

mengurusi seluruh pegawai yang wilayah kerjanya tersebar se-Pulau Jawa

Page 90: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

78

(Region Jawa), yakni di Field Tambun (Bekasi), Field Subang, Field Jatibarang

(Indramayu) dan Field Cepu (perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur). Namun,

seluruh pegawai yang wilayah kerjanya tersebar dan jumlahnya ratusan tersebut

tidak serta merta membuat Andar bekerja sendiri mengurusi kebutuhan dan

kepentingan seluruh pegawai secara langsung, tetapi tentu setiap lapangan

tersebut mempunyai perwakilan yang mengurusi pekerja-pekerja di lapangan yang

dinamakan Layanan Operasi (LO).

Dalam upayanya mengelola informasi, kebijakan perusahaan, sosialisasi,

koordinasi dan lain sebagainya dari PERTAMINA EP (pusat) ke setiap wilayah

kerja yang tersebar, Andar sebagai public relations internal dan data bekerjasama

dengan para LO setiap lapangan tersebut dalam proses koordinasinya dengan

seluruh pekerja PEP Region Jawa. LO adalah Humas untuk wilayah lapangan

(operasi) yang bekerja untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang

tempat tinggalnya berada di sekitar wilayah pemboran (operasi) PERTAMINA.

Tugas Andar pula yang membantu memberi pembinaan untuk kinerja dan kualitas

kerja para LO ini dengan mencarikan training dan lain sebagainya.

Selain itu, masih ada ‘segudang’ pekerjaan sehari-hari Andar sebagai

seorang public relations internal dan data. Berikut ini adalah job description yang

telah ditetapkan oleh perusahaan untuk dikerjakan oleh Andar dalam perannya

sebagai seorang public relations internal dan data di PT. PERTAMINA EP

Region Jawa :

Page 91: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

79

1) Meningkatkan citra perusahaan dan membina hubungan baik dengan

stakeholders,

2) Menyusun, menyiapkan dan mengelola materi informasi untuk publikasi

kepada pers/publik dalam bentuk pers conference, press release, artikel dan

lain-lain untuk mensosialisasikan aktifitas operasi, kinerja, kebijakan serta

kegiatan penting perusahaan untuk dimuat/ditayangkan di berbagai media

massa,

3) Melaksanakan kegiatan press clipping setiap hari terhadap pemberitaan tentang

PERTAMINA dan perkembangan dunia Migas Internasional maupun

Nasional dengan segala aspeknya,

4) Melaksanakan standar protokoler perusahaan baik yang diadakan di dalam

maupun ke luar (kunjungan kehormatan/countessy call),

5) Mendokumentasikan acara/kegiatan perusahaan dan memelihara hasil

dokumentasinya,

6) Pembuatan media informasi perusahaan seperti buletin, leaflet, spanduk, plakat

dan lain-lain,

7) Membuat dan mengirimkan berita tentang aktivitas operasi, kinerja dan

kegiatan penting di Region Jawa ke media internal PERTAMINA.

Adanya peran public relations officer (PRO) dalam sebuah perusahaan

adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara

berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah perusahaan

Page 92: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

80

dengan masyarakat. Public Relations adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial

dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan

pengarahan kepada pimpinan perusahaan dan melaksanakan program-program

terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik perusahaan, instansi dan

lembaga serta masyarakat yang terkait, serta merupakan fungsi manajemen untuk

mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang

jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga

mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.

Dalam hal memberikan pengarahan kepada pimpinan perusahaan, Andar

yang berperan sebagai public relations internal dan data difungsikan pada

kegiatan-kegiatan, seperti ketika GM PEP Region Jawa akan memberikan kata

sambutan pada sebuah acara, maka Andar dipercaya untuk memberikan arahan

untuk isi pidato beliau dan membuatkan naskah pidatonya. Selain itu, ada pula

tugas Andar dimana ketika GM diminta langsung oleh BP MIGAS (Badan

Pemeriksa Minyak dan Gas) untuk presentasi ke DPR RI Komisi VII di Bandung,

Hupmas ditunjuk sebagai koordinator dan Andar ditugaskan untuk

mempersiapkan isi materi (sesuai dengan permintaan BP MIGAS) untuk

dipresentasikan ke DPR RI Komisi VII Bandung tersebut. Selain GM dan

Manager Senior Eksploitasi yang terlibat langsung dalam pembuatan isi materi,

Andar juga memberikan arahan sehubungan dengan sistematika presentasi.

Sehubungan dengan target kerja, Andar sebagai public relations internal

dan data pun mempunyai target kerja yang telah Ia susun dan harus Ia capai dalam

Page 93: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

81

jangka waktu satu tahun, yang terangkum dalam SMK (Sistem Manajemen Kerja)

Andar, beberapa diantaranya yaitu :

1. Media tour ke fasilitas produksi PERTAMINA EP Region Jawa. Target media

kurang lebih sepuluh media. Dengan target dalam satu tahun sebanyak dua

kali media tour,

2. Media training dalam bentuk pembinaan hubungan dengan wartawan berupa

press release dan advertorial. Dengan target sebanyak tiga kali dalam satu

tahun,

3. Perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian, pengkoordinasian program

pemberdayaan masyarakat untuk mendukung PROPER (Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan) Hijau setiap

field di wilayah kerja PERTAMINA EP Region Jawa. Dengan target realisasi

sebanyak tiga program,

4. Survei citra perusahaan di wilayah lokasi kerja pemboran. Dengan target tiga

kali survei dalam setahun,

5. Pembuatan buletin, kaleidoskop dan survei buletin sebanyak satu kali. Target

cetak buletin dalam satu tahun adalah dua puluh kali cetak,

6. Perbaikan STK (Sistem Tata Kerja), kegiatan dalam Tim PQA (PERTAMINA

Quality Award) dan lain-lain.

Setiap pegawai PERTAMINA diwajibkan membuat target kerja sesuai

dengan job description yang telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap pegawai

(terutama yang masih muda) juga dituntut berperan aktif untuk ikut ambil bagian

dalam peran-peran lain selain peran (jabatan) resmi dalam strukturisasi organisasi

Page 94: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

82

perusahaan, seperti peran-peran Andar yang bergengsi, yaitu anggota dalam Tim

PQA (PERTAMINA Quality Award) dan anggota dalam Tim Assessor/Auditor.

Tim PQA adalah penunjukkan kepada pegawai PEP Region Jawa yang

muda dan berkualitas oleh Tim Manajemen Mutu PEP Region Jawa, yang

bertugas untuk bekerjasama dengan GM PEP Region Jawa dalam membuat,

mengarahkan, memberi saran dan pendapat atas kinerja kepemimpinan GM PEP

Region Jawa, yang akan dikompetisikan dalam PERTAMINA Quality Award,

yaitu ajang penilaian kualitas kinerja manajerial seluruh unit PERTAMINA

seluruh Indonesia, yang mana terakhir PEP Region Jawa berhasil mendapatkan

peringkat kedua.

Tim Assessor/Auditor adalah penunjukkan secara langsung oleh

PERTAMINA (PERSERO) kepada pegawai PERTAMINA yang muda dan

berkualitas, yang bertugas untuk menilai dan mengevaluasi hasil kinerja unit-unit

lain dalam lingkup PERTAMINA (seluruh Indonesia). Selain itu masih banyak

lagi peran yang Andar jalani sebagai Pegawai PERTAMINA, seperti anggota

BAZMA (Badan Zakat PERTAMINA), anggota BDI (Badan Dakwah Islam),

BAPOR dan Serikat Pekerja.

Penunjukkan perusahaan terhadap peran para pegawai PERTAMINA

diluar peran (jabatan) resmi dalam strukturisasi organisasi perusahaan seperti

yang diikuti oleh Andar dan Pegawai PERTAMINA lainnya, bertujuan agar para

Pegawai PEP Region Jawa dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya di

segala bidang, mampu bekerjasama dengan baik, serta berperan aktif dalam

memajukan dan meningkatkan citra positif untuk perusahaan.

Page 95: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

83

Di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan antarpribadi

memainkan peran sangat penting, bahkan bisa menjadi faktor utama dalam

mengembangkan diri seorang individu, lebih jauh lagi dalam membentuk

kehidupan masyarakat. Terutama ketika hubungan antarpribadi itu mampu

memberi dorongan kepada seseorang yang berhubungan dengan perasaan,

pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang

mempengaruhi citra diri seseorang serta juga dapat membantu individu dalam

memahami harapan-harapan orang lain.

Andar sebagai seorang public relations internal dan data tentu sangat

mengutamakankan adanya komunikasi antarpribadi yang terjalin sebagai sudah

menjadi kebiasaan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan dari setiap

pekerjaannya. Komunikasi antarpribadi sangat berkualitas karena bentuknya

adalah dialog, tatap muka, yang memberikan jawaban dan pendapat bahkan

terpacu untuk mengemukakan ide-ide spontan secara langsung, sehingga dapat

terjadi sebuah diskusi hingga pemecahan masalah secara lebih efektif, yang tentu

saja hal ini sangat bermanfaat dan menguntungkan semua pihak.

Pergaulan antarmanusia merupakan salah satu bentuk peristiwa

komunikasi dalam masyarakat. Di antara manusia yang saling bergaul, ada yang

saling berbagi informasi, ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Dalam

pergaulan antarmanusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan

simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Dalam prosesnya yang tatap

muka, kemampuan dan keterampilan seseorang dalam berbahasa, baik secara

Page 96: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

84

verbal maupun non verbal menjadi faktor utama dalam keberhasilan komunikasi

antarpribadi.

Andar yang telah memiliki segudang pengalaman di bidang komunikasi

dan pengalaman dalam kegiatan-kegiatan ke-PR-an sebelum dirinya bekerja di

PERTAMINA, membuat kemampuannya di bidang komunikasi sudah tidak

diragukan lagi oleh atasannya. Hal ini baru terlihat oleh atasan dan para pimpinan

ketika Andar selalu bisa membuktikan bahwa Ia bisa mengerjakan setiap

pekerjaan bahkan memberikan masukan-masukan dan inovasi baru pada setiap

pekerjaannya dengan baik.

Berpegang pada kemampuannya yang dapat diandalkan itulah, saat itu

Andar diawarkan untuk pertama kalinya menjadi MC di sebuah acara perusahaan.

Di kantor, tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa sebelum masuk

PERTAMINA Ia telah sering menjadi MC, jadi bukan merupakan kesulitan lagi

bagi dirinya. Setelah melihat aksinya, semua pekerja saat itu langsung

memberikan apresiasi yang sangat baik. Semenjak saat itulah, Andar sering

dimintai peran sebagai MC dalam acara-acara dan kegiatan formal maupun non

formal perusahaan. Acara formal itu, seperti ketika kunjungan kerja direktur,

kegiatan formal, seperti sosialisasi dan acara non formal, seperti perlombaan

melukis serta kegiatan non formal, seperti family gathering. Berikut ini adalah

petikan wawancara penulis dengan Andar perihal perannya sebagai MC :

“Kalo MC waktu itu aku di challenge sama Manager SDM untuk MC. Saat itu aku ditanya sama Asman ku, “Berani gak MC?” aku jawab aja dengan modal PEDE “Siap pak!!”. Nah dari situ langsung aku latihan sama mba Ocha (SDM). Untung waktu masa pendidikan OJT sempet

Page 97: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

85

diajarin cara MC bagaimana. Dan sebelumnya di Makassar juga pernah MC. Sebelum masuk PERTAMINA juga pernah ngeMC, jadi ya sedikit banyak PEDE nya agak-agak lumayan lah, hehehee…..Orang-orang di PERTAMINA belum tau kalo aku dah pernah ngeMC, jadi tinggal aku buktiin aja sama mereka kalo aku bisa. Dan alhamdulillah terbukti bisa. Dan gak sangka orang-orang pada applause. Man.SDM juga saat itu langsung kasih selamat, Asmanku juga kasih selamat, temen-temen bilang bagus! Ya alhamdulillah semua orang seneng..NAH!!!! Dari situ dehh!!!! Setiap MC aku terus yang diminta..” (wawancara lewat email pada Hari Kamis, 15 Juli 2010)

Jauh sebelum Andar resmi menjadi pegawai PERTAMINA, ketika Ia

masih OJT (on the jobtraining) di Makassar, Ia pun sudah membuat

pembaharuan, yaitu terhadap kegiatan press clipping dengan membuat media

monitoring dan analisanya. GM Pemasaran PERTAMINA Makassar pada saat itu

memberinya apresiasi dengan langsung datang ke ruangan Andar. Berikut ini

adalah petikan wawancara penulis dengan Andar perihal apresiasi tersebut :

“Alhamdulillah..dan aku gak nyangka, aku dapet apresiasi langsung dari GM-nya. Beliau sampe dateng ke ruangan ku, Cuman bilang selamat dan monitoring ini dipertahankan. “Terus melakukan improvisasi, ya…“ gitu katanya hehehe..” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli 2010)

Sebuah apresiasi kecil, namun berdampak besar dalam memotivasi dan

mendukung kinerja Andar agar semakin baik lagi ke depannya. Namun, hal ini

tidak lantas membuat Andar puas dan merasa sombong. Meskipun Ia belum genap

3 tahun bekerja di PEP Region Jawa, namun semua publik internal telah mengenal

dirinya sebagai tipe pekerja yang aktif, supel, cerdas, cekatan dan enerjik.

Di Bagian Hupmas, pegawai yang bekerja ada tujuh orang. Seorang yang

mengepalai Hupmas, yaitu Asisten Manajer Hupmas dan enam orang staf yang

Page 98: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

86

berada di bawahnya, yaitu terdiri dari satu orang yang menjabat sebagai public

relations internal dan data, satu orang menjabat sebagai staf CSR dan empat orang

yang menjabat sebagai staf eksternal. Ketujuh orang inilah yang disebut sebagai

Tim Hupmas. Oleh karena itu, dalam setiap pekerjaan yang Andar buat dan

lakukan, yang sangat erat kaitannya dengan pencitraan perusahaan, Ia berusaha

ikut melibatkan rekan-rekan kerjanya untuk saling bekerjasama, ada yang berbagi

pendapat, ide, gagasan, saran dan kritik terhadap setiap kegiatan yang Andar

lakukan yang berhubungan dengan pencitraan perusahaan.

Meskipun dalam sebuah kegiatan tertentu adalah tugas yang diberikan

oleh atasan ataupun perusahaan untuk Andar, namun sering kali dalam melakukan

persiapannya hingga pelaksanaan, Andar selalu mengajak rekan-rekannya untuk

ikut mengambil peran, apakah itu sebagai pemberi pendapat, penasihat, sampai

dilibatkan langsung dalam kegiatannya. Andar adalah orang yang sangat

menjunjung tinggi arti sebuah kerjasama, sebab baginya, Ia dan rekan-rekannya

adalah sebuah tim, yang ketika sebuah kegiatan di persembahkan untuk publik

(publik internal dan eksternal), maka semua itu adalah sebuah karya atas nama

Tim Hupmas, meskipun rekan-rekannya sifatnya hanya membantu, karena

penyumbang ide dan gagasan terbesar adalah Andar.

Kerap kali Andar mengajak rekan-rekannya untuk terbuka dalam

mengemukakan pendapat. Pertama tujuannya adalah ingin melihat rekan-rekannya

juga bisa berkembang dan maju bersama dirinya untuk bersama memajukan dan

meningkatkan citra perusahaan. Kedua, Andar merasa mempunyai tanggungjawab

dengan komitmen yang telah dibuat bersama dalam sebutan nama, “Tim

Page 99: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

87

Hupmas”. Dan yang terakhir yaitu yang memang telah menjadi tugas dan

kewajiban Andar sebagai seorang public relations internal dan data adalah untuk

selalu menjaga hubungan yang baik dan harmonis antarrekan-rekan dan seluruh

publik internal PEP Region Jawa. Jadi, di dalam setiap kegiatannya, Andar tidak

ingin menunjukkan dan menampilkan peran bahwa “One Man Show”, tetapi

“Team Show”, meskipun yang ditunjuk sebagai koordinator dan

penanggungjawab kegiatan adalah tetap dirinya.

Istilah ‘peran’ sebenarnya diambil dari khasanah dunia teater (sandiwara). Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu. Dalam posisinya sebagai seorang tokoh itu, Ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu pula. Posisi aktor dalam dunia teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang di dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana halnya dalam posisi panggung teater, posisi seseorang di dalam kehidupan masyarakat sama halnya dengan posisi aktor di dalam panggung teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut dalam menjalankan peran tersebut (Sarwono, 2004 : 215).

Begitu banyak peran yang bisa Andar mainkan sebagai seorang ‘aktor

sosial’ dalam kehidupan ini, khususnya dalam kehidupan kerja di perusahaan

tempat Ia bekerja. Maka berbeda-beda pula cara Andar dalam menghadapi

khalayaknya yang juga berbeda sesuai dengan tujuan khalayak di setiap peran

yang Ia lakoni tersebut. Hal ini serupa dengan apa yang telah dikemukakan oleh

Goffman bahwa,

Kehidupan sosial bagaikan teater yang memungkinkan sang aktor memainkan berbagai peran di atas suatu atau beberapa panggung dan memproyeksikan citra-diri tertentu kepada orang yang hadir, sebagaimana yang diinginkan sang aktor dengan harapan bahwa khalayak bersedia menerima citra-diri sang aktor dan memperlakukannya sesuai dengan citra diri itu. Seringkali sang aktor melakukan pengelolaan kesan tersebut tanpa

Page 100: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

88

sadar, ada kalanya setengah sadar, namun terkadang juga dengan kesengajaan penuh demi kepentingan pribadi, finansial, sosial, atau politik tertentu (Mulyana, 2002 : 119-120).

4.2 Upaya PRO dalam Merencanakan Pembentukan Citra Perusahaan

Salah satu karakteristik Penelitian Kualitatif adalah ‘adanya batas yang

ditentukan oleh fokus’. Maka dalam penelitian ini, penulis memberi batasan

penelitian dengan mengambil fokus tentang bagaimana upaya yang dilakukan

PRO dalam membuat perencanaan untuk pembentukan citra perusahaan. Dalam

membuat perencanaan citra yang dimaksud disini, adalah ide-ide dan gagasan apa

saja dari Andar Titi Lestari dan bagaimana usaha-usaha yang Ia lakukan sebagai

seorang PRO (bukan sebagai Pegawai PERTAMINA) dalam melaksanakan ide-

ide dan gagasan tersebut yang bertujuan untuk membentuk citra yang positif bagi

perusahaan.

Banyak hal yang dilakukan oleh Andar Titi Lestari dalam upaya membuat

perencanaan untuk pembentukan citra yang positif bagi perusahaan. Mulai dari

pengungkapan ide-ide dan gagasan baru, mengembangkan gagasan yang telah ada

atau mengimprovisasinya, sampai kepada membuat kegiatan baru yang belum

pernah dilakukan sebelumnya oleh perusahaan.

Andar adalah tipe pekerja yang aktif, berani dan cerdas. Modal diri ini Ia

tunjukkan ketika Ia mempunyai sebuah ide atau gagasan, maka akan segera Ia

utarakan kepada atasannya di Hupmas dan Manajer Legal&Relation dengan cara

komunikasi antarpribadi yang informal, yaitu di sela-sela kesibukan kerja masing-

Page 101: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

89

masing pihak. Obrolan informal ini sudah biasa dilakukan antarpegawai dengan

para atasannya, karena sudah terbina hubungan kekeluargaan di antara mereka.

Tidak harus selalu di forum formal pegawai bisa mengemukakan ide dan

pendapatnya, namun dengan obrolan dan pertemuan di sela-sela kesibukan

masing-masing pekerja pun kerap kali dilakukan.

Saling keterbukaan dan tanpa merasa ada kesenjangan status jabatan inilah

yang lantas membuat orang-orang di dalam Hupmas maupun orang-orang di

bawah Fungsi Legal&Relation, baik staf maupun atasannya menjadi tim-tim yang

solid dalam bekerja, sehingga seolah tidak ada kekakuan dalam mengemukakan

ide dan pendapat, semua mengalir begitu saja dengan porsi-porsi komunikasi yang

tepat, dalam arti tetap menjunjung norma-norma etika dan kesopanan.

Sebelum resmi diangkat dan dilantik menjadi Pegawai PERTAMINA,

Andar telah melalui serangkaian tes, ujian hingga pendidikan terlebih dahulu

selama lebih dari satu tahun di Jakarta dan PERTAMINA Unit Pemasaran (UPms)

Makassar. Setelah dilantik pada Januari 2008 Andar resmi menjadi Pegawai

PERTAMINA dan mengawali karirnya sebagai seorang PRO di Bagian Hupmas

Legal&Relation PEP Region Jawa-Cirebon dengan menjabat sebagai staf

eksternal.

Diawal bekerja, Andar mempelajari semua hal mulai dari strukurisasi

organisasi perusahaan hingga job descriptionnya sebagai seorang staf Hupmas

eksternal. Sambil belajar, Ia pun mulai memahami karakteristik kinerja orang-

orang PERTAMINA yang kebanyakan sudah senior (usia tua), yang ternyata dari

Page 102: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

90

hal inilah jalan pikiran Andar mulai terbuka untuk mencetuskan ide-ide baru dan

mengembangkan gagasan untuk memajukan perusahaannya, yang Ia sebut, karena

keadaan.

Diawali dengan melihat keadaan, kemudian tercetuslah ide-ide dan

gagasan yang cemerlang di otaknya, dalam usahanya membuat perencanaan untuk

pembentukan citra perusahaan. Gagasan Andar yang pertama adalah membuat

video company profile, yang Ia kembangkan berdasarkan idenya dan

pembuatannya adalah hasil kerjasama dengan Tim Hupmas. Company profile PEP

Region Jawa telah 2 tahun tidak diperbaharui dan desainnya yang terdahulu tidak

up to date. Kemudian Andar bersama tim membuat dan mengemas sedemikian

rupa dan ditampilkan ketika acara gala dinner perusahaan, hasilnya mendapatkan

apresiasi yang sangat baik.

Setelah itu ide Andar selanjutnya adalah membuat program publikasi.

Publikasi untuk internal adalah pembuatan buletin, sedangkan publikasi untuk

ekstertnal adalah pembuatan press release dan advertorial. Buletin internal PEP

Region Jawa sebelumnya hanya berisi 8 halaman dengan desain seperti koran,

namun sekarang Andar membuatnya menjadi 20 halaman dengan desain seperti

majalah. Perubahan ini pun mendapat sambutan yang sangat baik, sehingga publik

internal pun mulai ‘melihat’ sosok Andar.

Publikasi untuk eksternal sebelumnya perusahaan biasanya hanya

memberikan berita kepada wartawan jika ada wartawan yang datang untuk

meliput berita. Namun kini, Andar ingin mengubahnya menjadi perusahaanlah

Page 103: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

91

yang berinisiatif untuk selalu memberikan berita kepada wartawan melalui press

release dan advertorial. Ada lagi kegiatan yang belum pernah dilakukan oleh

perusahaan sebelumnya, yaitu media gathering. Media gathering yang dibuat oleh

Andar berada di dua lokasi, yaitu di gedung pertemuan perusahaan dan lokasi

pemboran PERTAMINA. Hasil dari media gathering pun cukup memuaskan,

banyak peliputan berita tentang PERTAMINA di berbagai media. Berikut ini

adalah petikan wawancara penulis dengan Andar perihal program publikasi untuk

eksternal tersebut :

“Yang dulu seringnya wartawan yang datang untuk meliput, bukan karena kita undang, tapi kalo perusahaan lagi ada masalah. Sekarang aku buat kita yang ke wartawan dengan cara buat media gathering, buat advertorial. Gak papa lah bayar, yang penting aku dapet hubungan baik dengan mereka.” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli 2010)

Selanjutnya ide-ide lain pun bermunculan ketika Andar kembali melihat

keadaan, bahwa PERTAMINA seolah ‘dimanfaatkan’ oleh masyarakat dalam hal

pemberian bantuan (charity), tanpa ada dokumentasi yang jelas dan bantuan yang

dinilai kurang ‘mengena’ untuk mendapatkan citra perusahaan. Andar berfikir,

jika keadaan ini terus dibiarkan, maka akan terus merugikan perusahaan baik dari

segi finansial maupun citra. Ide Andar untuk membuat sebuah program yang lebih

terukur dan ‘mengena’ di hati dan benak masyarakat pun muncul, yaitu

mengadakan sebuah program pemberdayaan masyarakat (Program CSR).

Atasan Andar pun langsung menyetujui usulan Andar yang dinilai sangat

baik ini. Lantas, atasannya memberikan kepercayaan dan dukungan penuh untuk

proses selanjutnya dikelola oleh Andar. Atasan Andar, yaitu Ibu Sari yang baru

Page 104: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

92

menjabat sebagai Asisten Manajer Hupmas Legal&Relations PEP Region Jawa

saat itu langsung memberikan penugasan khusus kepada Andar untuk fokus

mengelola program pemberdayaan masyarakat ini untuk terus dikembangkan

dalam program kerjanya ke depan dan seterusnya. Program pemberdayaan

masyarakat adalah salah salah satu bentuk Program CSR PERTAMINA kepada

masyarakat setempat yang wilayahnya berada dekat dengan wilayah operasional

PERTAMINA, dalam mengemban tanggung jawab sosial untuk mengembangkan

bakat dan potensi, serta membentuk masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Seketika itu pula terjadi perubahan jabatan Andar dan rekan sekerjanya di

Hupmas oleh Ibu Sari, Asisten Manajer Hupmas Legal&Relations. Andar berganti

jabatan dari staf eksternal menjadi Public Relations Internal dan Data. Pertanyaan

pun muncul dalam benak penulis, mengapa saat Andar menjadi staf eksternal,

tetapi lebih banyak mengerjakan pekerjaan internal, seperti buletin dan press

release. Berikut ini adalah petikan wawancara penulis kepada Andar perihal

kejanggalan tersebut :

“Aku di eksternal tapi saat itu aku lebih berfikir ke internal, gitu loh. Itu sebenernya pemetaan dari SDM aku nggak tau seperti apa gitu ya. Sebetulnya aku aja tuh berfikir untuk orang baru, anak baru seperti aku tuh jangan langsung tarok di eksternal, gitu loh. Harusnya aku kenal dulu di internal seperti apa. Jadi akhirnya, nggak efektif. Namaku eksternal, tapi kegiatan yang aku lakukan adalah kegiatan internal, tapi itu di support aja, gitu loh. Atasanku waktu itu nggak terlalu ambil pusing, walaupun aku eksternal tapi melakukan kegiatan internal nggak papa juga, yang penting kerjaanku beres, gitu.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Page 105: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

93

Oleh karena itulah ketika berganti atasan yang lebih muda, yang pola

pikirnya lebih maju dari atasan sebelumnya, yaitu Ibu Sari. Beliau melihat ada

kesalahan posisi di Bagian Hupmas yang akhirnya diperbaiki semua dan Andar

menurutnya ‘bagus’ di internal. Hal ini justru membuat tumpuan kepercayaan

perusahaan bertambah kepada Andar. Atasannya mengatakan, bahwa di jabatan

ini Andar adalah sebagai manajemen mutunya PEP Region Jawa, manajemen

mutunya Hupmas ada di Andar. Artinya, beliau (Ibu Sari) sangat mengandalkan

kemampuan yang Andar miliki karena telah mempunyai banyak pengalaman di

bidang komunikasi dan juga melihat kemampuannya dalam bekerja, dibandingkan

dengan rekan sekerjanya yang lain di Hupmas. Berikut ini adalah petikan

wawancar penulis dengan Ibu Sari perihal pergantian jabatan Andar tersebut :

“Saya masukkan Andar di internal, karena kemarenkan memang ada kesalahan posisi yang Andar ini dari awal seharusnya dia masuk ke internal, jangan di eksternal dulu, gitu. Kemudian saya bertumpu kepada Andar sebagai manajemen mutunya PERTAMINA, manajemen mutunya Hupmas di Andar. Selama inikan banyak program tapi tanpa disusun dengan dokumentasi yang baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan rencana ke depannya, jadi untuk ini saya bertumpu sama Andar.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 8 Juli 2010)

Andar, yang telah diberi kepercayaan oleh perusahaan untuk menempati

jajaran PRO dengan posisi sebagai seorang public relations internal dan data,

tentu merasa mempunyai tanggungjawab profesionalitas dalam menjaga nama

baik perusahaannya. Ia hanya ingin terus berusaha dalam tindakan, untuk

membuktikan bahwa PR PERTAMINA juga tidak kalah dengan PR-PR

perusahaan lain, terutama perusahaan-perusahaan swasta tempat Ia pernah bekerja

sebelumnya. Andar bercerita, bahwa PERTAMINA selalu terbiasa dengan

Page 106: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

94

melakukan rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja, jarang sekali ada pembaharuan.

Oleh karena keadaan itulah, semenjak Ia masuk PERTAMINA hingga saat ini,

semangat Andar terus terpacu untuk terus mengembangkan sesuatu yang ada di

dalam perusahaan dan juga menciptakan ide-ide dan gagasan serta inovasi baru

untuk semakin memajukan dan meningkatkan citra perusahaannya.

Andar Titi Lestari, beserta seluruh pegawai muda lainnya di perusahaan

PERTAMINA ini, memang merupakan sebuah ‘aset negara’ yang sangat

diandalkan dan dibanggakan oleh PERTAMINA sebagai penerus bisnis negara

yang mempunyai semangat juang dengan pola pikir yang cerdas, modern dan

global. Sebab pada ‘otak-otak’ merekalah PERTAMINA memberikan

kepercayaan dan tumpuan harapan, untuk menjadikan PERTAMINA semakin

berkembang maju dan pesat, menuju perusahaan kelas dunia (world class) di

tahun 2014.

Manusia hidup tidak bisa tidak berkomunikasi. “We cannot not

communicate”. Jelas dipandang dari sudut manapun, komunikasi memegang

peranan utama dalam kehidupan manusia, khususnya dalam berinteraksi sosial

dengan manusia lain. Banyak sekali fungsi komunikasi bagi kehidupan manusia.

Dari sekian banyak fungsi komunikasi menurut para ahli, penulis berpegang pada

sebuah perspektif yang dikemukakan oleh Thomas M. Scheidel, bahwa ,“ kita

berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk

membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi

orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan”.

(Mulyana, 2007 : 5)

Page 107: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

95

Ketika para pekerja PERTAMINA membaca buletin internal PEP Region

Jawa dan melihat nama Andar Titi Lestari dalam Tim Redaksi sebagai

Koordinator Redaktur Pelaksana, maka para pekerja tentu akan bertanya-tanya

hingga akhirnya mengetahui bahwa Andar bekerja sebagai seorang public

relations internal dan data. Ini merupakan salah satu cara komunikasi Andar

dalam bentuk komunikasi tulisan dalam menyatakan identitas diri kepada seluruh

karyawan PEP Region Jawa yang wilayahnya tersebar. Didukung pula ketika Ia

aktif mengumpulkan data ke setiap fungsi dalam setiap kegiatannya membuat

materi presentasi untuk GM PEP Region Jawa melalui komunikasi antarpribadi,

maka publik internal akan semakin mengetahui identitas Andar.

Ada pula cara yang Andar lakukan dengan mengajak rekan-rekannya

untuk ikut mengambil peran dalam setiap kegiatan yang Ia lakukan, maka artinya

Andar ingin membangun sebuah kontak sosial dalam komunikasi dengan rekan-

rekan sekerjanya sebagai sebuah Tim Hupmas. Dalam upayanya merencanakan

citra, ketika Andar mengungkapkan ide-ide dan gagasan kepada atasannya, Andar

berusaha mempresentasikannya sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa

program yang Ia buat itu layak untuk direalisasi. Menggunakan komunikasi

persuasi adalah salah satu keterampilan komunikasi yang Andar miliki untuk

mempengaruhi orang lain agar merasa, berpikir hingga berperilaku seperti apa

yang Ia inginkan.

Jadi, upaya yang Andar buat dan lakukan dalam merencanakan

pembentukan citra perusahaan pertama adalah membuat program publikasi.

Program publikasi terdiri dari dua macam, yaitu program publikasi untuk internal

Page 108: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

96

dan program publikasi untuk eksternal. Program publikasi untuk internal yang

Andar buat adalah buletin internal, sedangkan program publikasi untuk eksternal

adalah press release, advertorial dan media gathering. Upaya yang kedua adalah

Andar membuat program CSR, yaitu program pemberdayaan masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat ini adalah sebuah usaha yang sangat besar

untuk mendapatkan citra positif bagi perusahaan.

Sebenarnya tentu masih banyak upaya-upaya yang Andar lakukan dalam

membuat perencanaan untuk pembentukan citra perusahaan, hanya saja apabila

diukur dari bobot skala keefektifan dalam membentuk citra, upaya-upaya yang

lain ini masih kurang menonjol dibandingkan dengan kedua upaya diatas. Namun,

penulis akan mencoba membahasnya dalam subbab selanjutnya.

Semua upaya perencanaan citra yang dibuat dan dilakukan oleh Andar ini

akan terus dilaksanakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dengan tujuan

pembentukan citra dan lebih jauh lagi agar meningkatkan citra yang positif bagi

perusahaan. Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis dengan Andar Titi

Lestari, terlihat dan terbukti bahwa Andar adalah seorang pekerja yang sangat

aktif, berbakat dan selalu bisa bekerja secara profesional. Ia membuktikannya

dengan terus melakukan aktualisasi diri dan mengupayakan dalam setiap

aktivitasnya agar bisa membentuk citra yang positif di mata publik, baik internal

maupun eksternal perusahaan.

Page 109: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

97

4.3 Impression Management pada Aktivitas PRO pada Upaya Merencanakan

Pembentukan Citra Perusahaan dalam Dramaturgi

Ketika seorang individu bekerja dalam sebuah perusahaan, maka Ia harus

berperan sebagai apa yang telah ditentukan dan diharapkan oleh perusahaannya

seprofesional mungkin. Setiap pekerjaan dari peran yang Ia lakoni merupakan

sebuah tugas dan tanggungjawab yang harus diembannya dan dilaksanakan sebaik

mungkin. Sama halnya dengan peran PRO, dalam hal ini Andar Titi Lestari yang

bekerja sebagai public relations internal dan data. Sebagai seorang PRO, Andar

tentu mempunyai segudang kesibukan dan target pekerjaan yang harus Ia

selesaikan setiap harinya.

Pengelolaan kesan tampaknya sudah menjadi suatu hal yang biasa

dilakukan dan sudah melekat dalam diri seseorang dalam aktivitasnya berinteraksi

dengan orang lain. Tidak hanya individu yang ingin mengelola kesan terhadap

orang lain, namun juga objek-objek yang manusia ciptakan untuk kebutuhan

sesamanya juga tak luput dari melakukan pengelolaan kesan yang dilakukan oleh

manusia-manusia itu sendiri. Dalam proses pengelolaan kesan, manusia berusaha

menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu di

benak orang lain. Dari petunjuk-petunjuk yang diberikan seseorang kepada orang

lain itulah, maka akan tercipta suatu penilaian terhadap diri seseorang dan dengan

hasil itu pula mereka memperlakukan seseorang tersebut.

Kita melakukan pengelolaan kesan kepada orang lain agar mereka

memperlakukan kita seperti apa yang kita inginkan. Sebaliknya, orang lain pun

Page 110: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

98

melakukan hal yang sama terhadap kita. Dengan kata lain, selain sebagai pelaku,

kita juga sebagai khalayak. Segala sesuatu yang terbuka mengenai diri kita, dapat

digunakan untuk memberi tahu orang lain siapa kita dan itu kita lakukan secara

sengaja maupun spontan dari situasi ke situasi. Pengelolaan kesan (impression

management) adalah “ teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-

kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu” (Mulyana,

2006 : 112).

Menjadi seorang public relations officer berarti memainkan suatu peran

tertentu di depan seluruh karyawan perusahaan (publik internal) maupun di depan

khalayak di luar perusahaan (publik eksternal), yang terdiri dari tindakan-tindakan

tertentu dan dikemas sedemikian rupa, dipersiapkan dan direncanakan secara baik

agar bisa mendapatkan kesan dan citra yang positif terhadap nama perusahaan

yang dibawanya. Melalui interaksi simbolik inilah, seorang PRO melakukan

seluruh aktivitasnya terhadap orang lain.

Dramaturgi juga menekankan sisi ekspresif aktivitas manusia, yakni

bahwa makna kegiatan manusia terdapat dalam cara mereka mengekspresikan diri

dalam interaksinya dengan orang lain yang juga ekspresif. Oleh karena perilaku

manusia yang bersifat ekspresif inilah, maka perilaku manusia pula bersifat

dramatik, dengan kata lain, banyak yang ‘dibuat-buat’. Berkat daya ekspresifnya,

manusia mampu menegosiasikan segala makna dengan orang lain yang juga

ekspresif dalam suatu situasi. Jadi, tindakan manusia tidak dipandang sebagai

akibat dari kekuatan-kekuatan luar yang mempengaruhi mereka, melainkan

manusia sebagai tuan dari nasibnya sendiri.

Page 111: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

99

Pada subbab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana saja pengelolaan

kesan yang dilakukan oleh Andar Titi Lestari sebagai seorang PRO, dalam

upayanya membuat perencanaan untuk pembentukan citra perusahaan, yang akan

dibahas dalam panggung belakang dan panggung depan. Dalam panggung

belakang yaitu, bagaimana Andar melakukan pengelolaan kesan ketika Ia

membuat dan melakukan serangkaian aktivitas dan kegiatan dari hasil ide dan

gagasannya dalam mempersiapkan rencana untuk membentuk citra perusahaan.

Sedangkan di panggung depan, yaitu bagaimana Andar melakukan pengelolaan

kesan dalam upayanya melaksanakan apa yang telah Ia persiapkan dalam rangka

membentuk citra perusahaan.

Dalam penelitian ini, penulis mengikuti bagaimana aktivitas dan kegiatan

yang Andar lakukan dalam kesehariannya bekerja sebagai PRO di PT.

PERTAMINA EP Region Jawa selama beberapa bulan. Tiada hari tanpa progress

yang dibuat dan dilakukan oleh Andar. Namun, bagi Andar semua itu sudah biasa,

Ia hanya menganggap semua kesulitan hanya sebagai tantangan untuk dirinya.

Penulis melihat Andar pun bisa menikmati pekerjaannya.

Andar memang terlihat totalitas dalam bekerja. Ia selalu merangkum semua

pekerjaannya dalam apa yang Ia sebut sebagai ‘things to do’ dan ‘skema report’.

Hal apapun bisa menjadi inspirasi baginya. Semua kendala dan kesulitan Ia buat

supaya bisa menjadi mudah. Pengalaman-pengalaman bekerja sebelumnya telah

membuat Andar banyak belajar dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekannya

dalam Tim Hupmas. Namun juga sebaliknya, pengalaman-pengalaman para

Page 112: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

100

seniornya di Hupmas pula yang Ia jadikan guru dan penasihat dalam melakukan

setiap aktivitas pekerjaannya.

Di panggung belakang, Andar adalah sosok individu yang bebas, karena

statusnya yang masih single. Di rumah, Ia hanya tinggal dengan pembantunya

saja. Orangtua dan adiknya tinggal di Jakarta. Karakternya yang cuek, easy going,

blak-blak-an, bisa dibilang selenge’an dan agak tomboi ini terlihat ketika penulis

bermain ke rumahnya dan juga beberapa kali penulis diajak jalan bersamanya. Di

panggung depan saat bekerja, Ia tentu harus mengontrol semua karakter dan

kebebasannya tersebut sesuai dengan situasi dan tututan peran yang dijalaninya

ketika sedang berhadapan dengan pimpinan dan khalayak eksternal tertentu.

Ketika di kantor, di ruangan Hupmas, jika tidak ada Andar, akan terasa

sepi, karena sosok Andar di kantor terkenal rame, heboh dan selalu bisa

mencairkan suasana yang sedang kaku dan tegang. Tertawa, mimik muka dan

celetukannya yang khas, disambut balas-balasan celetukan dari rekan-rekannya

yang juga gokil, membuat suasana di Ruangan Hupmas yang idealnya sebagai

tempat yang serius bekerja, berpadu menjadi panggung hiburan dan lawakan.

Penulis pun merasa betah berada di Ruangan Hupmas, karena orang-orangnya

yang ramah dan rame. Setting-an tata letak meja kerja pun dibuat senyaman

mungkin tanpa sekat dan sangat rapat, sehingga akan lebih memudahkan dalam

komunikasi. Tradisi berjabat tangan (salam pagi) kepada setiap orang dalam

Hupmas ketika masuk kantor di pagi hari pun semakin mengindikasikan

kehangatan kekerabatan antarpekerja dalam Tim Hupmas.

Page 113: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

101

Dalam penampilan, Andar adalah orang yang sederhana, style pakaiannya

casual saja, mungkin lebih terlihat tomboi. Menurutnya, meskipun Ia harus tampil

formal, namun penilaian penampilan pertama baginya adalah masalah

kenyamanan, kedua barulah memikirkan standar kerapihan dan formal. Seperti

yang pernah Ia lontarkan kepada penulis di sela-sela persiapan ketika Ia akan

menjadi MC, bahwa “Kalo pake baju tuh yang penting kita comfort, kalo nggak

ngerasa comfort, mending gak usah aja!” (pembicaraan langsung pada Hari

Selasa, 29 Juni 2010).

Di panggung depan, ketika ke kantor, Ia memakai pakaian seragam kantor,

kemeja dan sepatu pantofel plus kaus kaki. Di panggung belakang, ketika Ia di

rumah memakai pakaian rumah, seperti kaos dan celana tidur, serta membuka

jilbabnya. Berikut ini wawancara penulis dengan Andar seputar penampilannya.

“Humas itu kayak artis. Humas itu corongnya perusahaan. Meskipun everybody’s PR, tapi pemegang citra yang ke masyarakat itukan kita. Jadi, penampilan dari pergi ke kentor sampe pulang tuh penampilan harus ada-lah. Kita ke kantor nggak mungkin pake kaos, itu citra diri, kan? Kita ke kantor nih kerja nggak mungkin pake jeans kan, kecuali kalo di lapangan. Itu memang persiapan.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Penulis melihat, mengamati, mengikuti hingga mewawancarai seluruh

aktivitas yang Andar lakukan selama bekerja sebagai seorang PRO, khususnya

sebagai seorang PR internal dan data di PT. PERTAMINA EP Region Jawa.

Hampir seluruh aktivitas pekerjaan yang Ia lakukan tak luput dari perencanaan

untuk pembentukan citra perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara

penulis bersama Andar dan beberapa rekannya untuk mengetahui bagaimana dan

Page 114: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

102

apa saja upaya yang dilakukan oleh Andar dalam aktivitas bekerjanya membuat

perencanaan untuk pembentukan citra perusahaan, tentu banyak hal dan upaya

yang Andar lakukan sebagai fungsi peran PRO, yaitu untuk membentuk dan

meningkatkan citra positif bagi perusahaan.

Berawal ketika Andar menjadi pegawai baru di PT. PERTAMINA EP

Region Jawa, Klayan-Cirebon. Sebagai pegawai baru, layaknya individu yang

baru masuk dalam sebuah kelompok sosial interaksi manusia, selain belajar

mengetahui struktur organisasi perusahaan dan mempelajari karakteristik kinerja

perusahaan dan melihat keadaan perusahaannya, Andar pun seperti pegawai baru

pada umumnya, merasa ingin dirinya dikenal dan ‘dilihat’. Ini merupakan

kebutuhan aktualisasi diri manusia. Kemudian Ia pun berfikir untuk membuat

sesuatu agar dirinya dikenal oleh publik internal. Meskipun saat itu Ia menjabat

sebagai staf eksternal, namun dirinya banyak melakukan pekerjaan internal,

mungkin ini efek dari aktualisasi diri Andar tersebut. Berikut ini adalah petikan

wawancara penulis dengan Andar perihal aktualisasi diri tersebut,

“Gatau mungkin mmm..sifatku juga kali ya..aku punya sifat yang ingin diliat orang, gitu..gatau loe liat aja deh, sifatnya orang Leo tuh pengen diliat orang. Jadi perempuan Leo itu tuh kalo kerja, makanya dia lebih cocok berada di lingkungan masyarakat. Semakin dia diliat semakin dia yang semangat. Semakin semangat untuk bikin apalagi-apalagi, gitu. Itu tuh sifat karakternya. Jadi, pada saat aku masuk, yang aku pikirkan, aku harus buat apa nih supaya aku diliat, dikenal, tapi aku tidak mau seperti terlihat aku mencari muka, nggak!! Aku harus memperlihatkan dari tindakan kerjaku.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Berawal dari itu, target pembentukan citra positif saat itu Ia targetkan

untuk publik internal, yaitu pekerja dan mitra. Andar pun melihat keadaan kinerja

Page 115: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

103

orang-orang di PERTAMINA yang selalu melakukan rutinitas yang monoton,

jarang sekali ada pembaharuan. Andar pun mencoba membuat beberapa

‘gebrakan’ terkait hal untuk pembentukan citra di internal perusahaan, hal

pertama uang Ia lakukan, yaitu membuat video company profile yang baru dan

membuat buletin internal dengan desain dan gaya baru.

Di panggung belakang, ide Andar membuat video company profile

tercetus ketika salah seorang pekerja menyuruhnya membuat company profile

dalam bentuk power point untuk dipresentasikan ke stakeholder. Andar pun

mengembangkannya menjadi bentuk video dan dalam proses pembuatannya

dibantu oleh rekannya di Hupmas untuk membuat isi materi, content dan editing

video. Kemudian Andar melaporkan hasil video company profile tersebut ke

atasannya di Hupmas dan beliau setuju. Di panggung depan, pada saat ada acara

gala dinner perusahaan (syukuran) dalam rangka kenaikan produksi perusahaan,

video yang Andar buat bersama rekannya tersebut ditampilkan dan mendapat

apresiasi yang baik oleh tim manajemen. Publik internal pun mulai ‘melihat

keberadaan’ Andar.

Pengelolaan kesan di panggung belakang dilakukan oleh Andar pada saat

pembuatan video tersebut, mulai dari mencari data-data mentah, mengedit data

hingga menjadi serangkaian kata-kata dan tulisan yang bagus, menarik dan layak

untuk dipresentasikan, kemudian mengeditnya menjadi video oleh rekannya. Di

panggung depan, semua isi content, desain, warna, layout, narasi hingga musik

yang dikemas menjadi sebuah video company profile tersebut dibuat untuk

menggambarkan dan menunjukkan identitas perusahaan, agar pekerja PEP Region

Page 116: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

104

merasa bangga terhadap perusahaannya karena melihat kemajuan dari segi

kualitas pencitraan. Itu adalah ide Andar dan juga hasil kerjasama tim, sehingga

hasilnya memuaskan banyak pihak. Bermula dari situlah Andar kemudian

dipercaya untuk membuat pekerjaan-pekerjaan yang lain lagi. Ini merupakan

pembentukan citra diri yang positif untuk Andar.

Upaya Andar yang kedua adalah membuat program publikasi. Pertama Ia

membuat program publikasi untuk internal, yaitu buletin dengan dengan style

design dan gaya bahasa yang baru. Di panggung belakang, Andar membuat

rencana pengelolaan kesan dalam serangkaian persiapannya, sebagai upaya

mengubah tampilan dan isi buletin agar lebih menarik dan tidak kalah dengan

buletin internal perusahaan lain. Andar pun membuat survey terlebih dahulu

mengenai tanggapan pekerja tentang buletin internal yang selama ini telah mereka

baca. Beberapa hasil survey adalah bahwa dari tampilan dan warna buletin yang

sangat tidak menarik, desain foto yang hanya mengangkat foto berjabat tangan

saja atau berdiri berderet dan gaya penulisan yang sangat kaku.

Berdasarkan hasil survey tersebut, juga dari pengalamannya serta beberapa

masukan dari teman-teman di advertising dan publishing company, menjadi

pemicu Andar untuk merubah tampilan buletin. Selanjutnya Andar mencari

beberapa majalah internal Sampoerna, Garuda Indonesia dan Osram di rumahnya

untuk kemudian mendiskusikan dengan teman-teman mitra di Hupmas yang biasa

membuat desain-desain souvenir, marchendise dan buletin sebelumnya untuk

mencontoh konsep majalah-majalah tersebut hingga akhirnya mereka setuju.

Sebelum membuat konsep yang matang, Andar pun menghadap ke atasannya di

Page 117: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

105

Hupmas dan beliau sangat mendukung serta langsung memberikan kepercayaan

kepada Andar untuk mengelolanya.

Andar pun membuat konsep mulai dari latar belakang membuat buletin,

tujuan, desain, gaya bahasa, target cetakan hingga keseluruhan tampilan buletin

akan seperti apa, sampai penetapan waktu target launching buletin (diskusi

dengan teman-teman mitra). Kemudian dengan sepengetahuan atasannya, Andar

mempresentasikan konsep yang telah Ia buat tersebut ke Manajer Fungsi Business

Support (sekarang Legal&Relation). Berikut ini adalah petikan wawancara

penulis dengan Andar perihal pengalamannya mempresentasikan konsep buletin

tersebut ke Manajer,

“Hadduuh nggi…. itu aku pikir akan ditanyakan detil sama beliau. Ternyata setelah dia baca konsepku dan dengerin sekilas tentang planning aku gini, “Pak, saya boleh nggak bikin buletin?”, “Kan udah ada ndar..”, “Nggak pak, bentuknya kayak majalah, jadi ada rubrik-rubriknya, profil pekerja itu kita angkat satu orang, kita wawancara, kita tanya dari kepemimpinannya dia, pengalamannya dia sampe keluarganya dia.” Komentar dia cuman gini, “Saya mau lihat hasilnya, gak cuman ngomong doang!”, “Oh, oke pak!” Waaa aku denger dia ngomong gitu langsung tertantang dan memicu aku untuk membuktikan!” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli dan wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010).

Setelah itu Andar langsung membuat rencana untuk buletin edisi pertama

‘versinya’. Untuk rubrik profil pekerja, Ia mewawancarai Vice President

PERTAMINA EP Region Jawa saat itu dan menceritakan juga sekilas tentang

buletin versi baru tersebut. Beliau pun menyambut dengan antusias. Sebelum

memulai wawancara, jauh sebelum Andar menghadap beliau, ternyata ada

persiapan lagi dibalik itu. Andar membaca-baca profil dari majalah-majalah

Page 118: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

106

seperti Femina, Tempo dan lain-lain terlebih dahulu. Berikut ini adalah petikan

wawancara penulis dengan Andar perihal pengalamannya mewawancarai ‘orang

nomor satu’ di perusahaannya tersebut,

“Waduh, lumayan deg-deg-an loh waktu menghadap beliau. Akhirnya aku menghadap dan menceritakan sekilas tentang buletin ini. Alhamdulillah beliau menyambut dengan antusias! Dia malah memberi masukan “Kalo bisa bahasanya pake bahasa yang popular, jangan yang kaku” katanya. Akhirnya interview pertama dimulai. Pertanyaannya pun seputar gaya kepemimpinannya beliau, hingga keseharian beliau.” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli 2010)

Selesai wawancara, Andar langsung menulis kembali untuk kemudian

dimasukkan ke dalam content rubrik profil pekerja. Pada saat itu, giliran Andar

menantang teman-teman mitra untuk membuat buletin yang sebelumnya

berjumlah 8 halaman, ditambah menjadi 12 halaman atau 18 halaman. Ternyata

teman-teman mitra masih belum berani, akhirnya Andar menuruti saja kemauan

mereka untuk tetap 8 halaman.

Di panggung depan, saat ‘edisi versi baru’ terbit, sambutan dari para

pekerja ‘heboh’, semua bertanya-tanya tentang siapa yang membuat buletin

tersebut dan lain sebagainya. Berikut ini adalah petikan wawancara penulis

dengan Andar perihal sambutan buletin ‘edisi versi baru’ tersebut,

“Alhamdulillah sambutannya lumayan. Lumayan bikin kaget maksudnya. Gimana enggak, semua orang nanya, ini siapa yang buat? Wah model baru yah? Sampai, kok cuman gini doang?? Macem-macemlah reaksinya. Nah dari situ, Manajer sama Asmenku langsung kasih tantangan lagi. “Ndar, kamu coba buat 20 halaman! Terus ini.. terus itu…!! Wahh masukan dari Manajer ku tuh nggi! Dari yang aku challenge temen-temenku maksimal 18 halaman, malah nambah jadi 20 halaman. Oke deh..tampaknya harus lebih serius nih. Alhamdulillah dapet support juga dari temen-temen.

Page 119: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

107

Temen-temen dari field jadi sering kirim, pekerja-pekerja juga jadi sering kasih tulisan ke kita. Wah seneng deh…Alhamdulillah. Cuman emang sayangnya, kita kurang apresiasi ke mereka. Seharusnya kita kasih mereka souvenir buat yang nulis, tapi karena terbatasnya biaya, jadinya souvenir itu gak bisa kami adakan.” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli 2010)

Kembali ke panggung belakang, dalam membuat perencanaan citra untuk

buletin, Andar dan tim membuat rubrik peristiwa yang diisi dengan berita-berita

dari kegiatan dan acara internal perusahaan. Andar dan teman-teman mitra saling

bekerjasama untuk mencari dan membuat berita. Setiap kegiatan dan acara

internal pun memang selalu diliput oleh teman-teman mitra sendiri, sehingga tidak

ada kesulitan dalam membuat content isi buletin. Untuk membuat profil pekerja,

terkadang Andar menyuruh mahasiswa/i yang sedang PKL (termasuk penulis)

untuk membuat pertanyaan wawancara, mewawancarai dan membuat hasilnya

kemudian di edit oleh Andar dan tim. Buletin selalu terbit setiap bulan sebanyak

1000 eksemplar. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar perihal

teknis proses pembuatan buletin untuk pengelolaan kesan menuju panggung

depan,

“Kalo cover dan isinya aku yang minta. Jadi memang aku yang minta untuk menghindari kebosenan pekerja. Dalam buletin ini memang kerjasama tim, jadi ada content ini dan itu tuh atas kesepakatan bersama, gitu. Dalam membuat isi, kita bener-bener nyari, dengan bergantung pada kegitan-kegiatan dan acara internal. Kalau masih kurang, kita tambah entah dengan artikel tentang kesehatan, browsing di internet, atau kita buat tulisan sendiri, atau kita ajak temen-temen yang udah bikin tulisan ke kita. Setelah temen-temen mitra sudah buat 20 halaman, terus ke aku, aku edit kalo misalnya ada tulisan yang salah-salah, penempatan layout, tata letak fotonya juga kadang aku yang ngatur, kalo foto-fotonya sendiri aku serahkan ke mereka (mitra), aku percayalah! Aku juga harus tau buletinku ini keluar kapan, kalo mo dipastikan keluarnya akhir bulan, berarti dari minggu pertama sampe minggu kedua itu cari berita, nulis berita. Minggu

Page 120: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

108

ketiga itu desain dan editing. Minggu keempat, approval (atasan), cetak, sebar. Itu kalo sebulan sekali. Kalo sebulan dua kali, diperpendek. Terus rencana itu sama rubrik-rubriknya itu harus ada. Aku kerjasama sama temen-temen mitra. Mereka kasih masukan tentang rubrik-rubrik gitu.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Di panggung depan, pengelolaan kesan yang Andar buat mulai dari cover,

Andar memasang foto profil pekerja yang akan diangkat di dalamnya, supaya

pembaca penasaran melihat sosok yang ada di cover itu siapa, sehingga tertarik

untuk membaca, karena biasanya profil pekerja adalah orang-orang penting di

PERTAMINA EP Region Jawa. Ada juga tulisan-tulisan di cover sebagai point-

point penting yang mewakili isi berita di dalam buletin. Template-template yang

wajib ada di setiap buletin terbit, adalah logo perusahaan, layout nomor dan

tanggal edisi buletin, visi dan misi perusahaan, identitas tim redaksi buletin

lengkap pula dengan identitas perusahaan, prinsip-prinsip EKB (Etika Kerja dan

Bisnis), tips HSE (Health, Safety and Environment) of the week dan prinsip

budaya perusahaan di cover belakang. Tujuan template wajib ini selain agar

menjadi ciri khas buletin itu sendiri, juga bertujuan agar data-data, tips dan

prinsip-prinsip kerja yang penting tersebut tertanam di benak para pekerja

PERTAMINA EP Region Jawa.

Desain tampilan isi buletin pun seperti majalah dengan full colour yang

menarik dan background di setiap halamannya agar terasa lebih hidup, serta

rubrik-rubrik yang sudah ditetapkan sebagai fokus dalam membuat content isi

setiap buletin yang terbit, adalah rubrik profil pekerja, peristiwa (berita-berita),

warta CSR dan kolom (artikel). Untuk penulisan dan gaya bahasa dibuat dengan

Page 121: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

109

kata-kata yang lebih natural, tidak kaku dan senetral mungkin, sehingga lebih

mudah dimengerti dan tidak bosan untuk dibaca oleh pembaca untuk semua

kalangan. Foto-foto yang ditampilkan tentu dipilih yang terbaik dan terbagus yang

bisa mewakili isi berita sehingga jelas terlihat dan dapat dimengerti sesuai dengan

isi berita.

Namun secara pembentukan citra, (terbukti dari hasil survey) secara citra

sudah cukup baik untuk internal, walaupun masih ada masukan-masukan yang

sifatnya membangun. Informasi dan kebijakan perusahaan pun dapat dibaca dan

diketahui oleh seluruh pekerja PERTAMINA EP Region Jawa hingga yang

lokasinya jauh di lapangan sekalipun. Bagi Andar, yang paling Ia rasakan dirinya

mendapat apresiasi yang luar biasa sehingga Ia semakin dikenal dan ‘dilihat’ oleh

banyak orang (khalayak internal) adalah ketika membuat buletin ini. Berikut ini

adalah petikan wawancara penulis dengan Andar perihal keberhasilan dari hasil

pengelolaan kesan dari upayanya membuat perencanaan citra tersebut,

“Ketika kita sudah membuat sesuatu yang berbeda, trus orang-orang tau, gitu, keberadaan kita tuh diliat. Nggak cuman aku nih, tapi temen-temen yang lain juga, sama. Aktualisasi pasti! Jadi, prinsip ku nih, kita bekerja ikhlas, kita senang dengan pekerjaan kita, gak peduli-lah orang mo nilai kita seperti apa, tapi yang pertama selama pekerjaan kita itu positif, itu InsyaAllah positif juga dinilainya sama orang lain. Aktualisasi itu tuh fungsinya untuk diri kita sendiri, karir kita sendiri, citra diri. Jadi kalo citra diri sudah baik di mata orang, kita pertahankan, jangan sampek citra diri kita itu tertoreh dengan sesuatu yang akhirnya reputasi kita turun. Kita nggak dipercaya, karir kita mentok, gitu. Karena mempertahankan itu lebih sulit, kan, gitu.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Page 122: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

110

Seraya membuat buletin, program publikasi lainnya pun Andar perbaharui

dan kembangkan (pada saat itu) untuk target eksternal, yaitu membuat press

release dan advertorial. Di panggung belakang, dalam persiapannya membuat

press release dan advertorial, Andar mengidentifikasi terlebih dahulu mengenai

karakteristik media-media lokal dan media nasional itu seperti apa. Isi press

release dan advertorial yang biasa Andar buat adalah seputar program-program

CSR. Dalam proses pengerjaannya, Ia langsung mengerjakan sendiri di komputer.

Dalam membuat tulisan, Andar terkadang meminta pendapat dari seniornya dalam

membuat kata-kata yang baik, biasanya Ia menyelesaikan tulisannya kurang lebih

selama 15 menit, kemudian diserahkan kepada atasan untuk di approve untuk

kemudian dikirim lewat email ke wartawan.

Di panggung depan, pengelolaan kesan dalam press release dan

advertorial yang Andar buat, bahasanya Ia kemas secara formal dan tidak terlihat

seperti promosi, padahal baik press release maupun advertorial yang Andar buat

tujuannya adalah untuk kepentingan promosi perusahaan juga. Setelah berita

sampai ke wartawan, mereka pun tidak serta merta langsung mempublikasikannya

di media, namun ada pula bahasa-bahasa yang mereka edit lagi sesuai dengan

gaya bahasa penulisan mereka, baru mereka publikasikan di media. Berikut ini

adalah petikan wawancara penulis dengan Andar perihal press release dan

advertorial,

“Ada bahasa yang di hiperbolakan, gitu. Hasil yang aku buat biasanya sebelum wartawan publikasikan di Koran, ada yang mereka edit dulu juga. Terus aku kirimkan ke media yang memang isi beritanya, kegiatannya kita lakukan di tempat itu, misalnya ada kegiatan di Indramayu, aku kirimkan ke Radar Indramayu, gitu. Biasanya aku kirim beritanya ke media-media

Page 123: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

111

lokal, karena lebih ‘mudah’, kalo nasional itu masih ‘sulit’.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Seorang PRO haruslah kreatif dalam membuat sesuatu agar dapat

membentuk dan meningkatkan citra untuk nama baik perusahaannya. Begitu pula

dengan Andar, ketika Ia akan mempublikasikan sebuah berita dalam bentuk

advertorial, Ia kreatif untuk mengidentifikasi dan menganalisa beritanya terlebih

dahulu, apakah unsur-unsur dari isi berita tersebut layak dan bagus untuk

dipublikasikan. Jadi, setiap Andar membuat advertorial ke wartawan, Ia tidak

‘asal kirim’, tetapi juga dipilih yang benar-benar memiliki ‘nilai jual’. Berikut ini

adalah wawancara dengan Andar seputar analisanya tersebut,

“Aku membuat advertorial dengan dua kondisi. Kondisi pertama : kalau aku menjalankan sebuah program, terutama program-program yang memiliki nilai jual, artinya secara citra program itu memiliki nilai yang positif dimata khalayak, aku akan buatkan advertorial. Kondisi kedua : bila program itu dijalankan sama temen-temen yang lain dan aku menilai bisa memiliki nilai tambah dan nilai jual, secara citra bisa meningkat, maka akan aku buatkan advertorial. Seberapa besar efek dari advertorial yang kita buat tadi bisa membentuk citra dan persepsi positif di mata khalayak. Kita harus melihat, menilai dan menganalisa, apakah program tersebut bagus untuk dipublikasikan atau tidak. Kalau bagus akan aku buatkan advertorial, bahkan aku akan undang rekan wartawan untuk meliput. Kalau tidak terlalu bagus, ya buat apa ya aku buatkan publikasinya. Intinya, PR itu salah satu tugasnyakan mempublikasikan. Nah, apapun bisa kita publikasikan, dengan catatan kita harus melihat dan menilai apakah yang dipublikasikan memiliki efek positif ke depannya atau enggak. gitu....” (wawancara lewat email pada Hari Minggu, 25 Juli 2010)

Di panggung belakang, tentu bahasa tulisan yang Andar tuangkan ke

dalam press release dan advertorial berbeda dengan bahasa tulisan sehari-harinya

di SMS yang informal. gaul, bebas dan banyak penyingkatan kata. Sedangkan di

Page 124: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

112

panggung dalam press release dan advertorial, Andar menggunakan bahasa yang

formal, sesuai dengan ejaan EYD, huruf besar, kata sambung dan tanda baca

sangat diperhatikan, serta mengikuti gaya dan standar penulisan yang baku.

Tujuan Andar membuat press release dan advertorial ke wartawan tentu

adalah untuk menjalin hubungan baik, sekaligus ingin membentuk citra yang

positif bagi perusahaan. Ternyata ide-ide dan pembaharuan-pembaharuan yang

Andar lakukan untuk citra diri (self image) dan citra perusahaan (corporate

image) tersebut tanpa disadari olehnya telah membuahkan hasil untuk nilai

kinerjanya yang dinilai baik oleh para atasannya. Pertama kalinya nilai SMK

(Sistem Manajemen Kerja) Andar tertinggi daripada rekan-rekannya di Tim

Hupmas. Berikut ini adalah petikan wawancara penulis dengan Andar perihal

keberhasilannya tersebut,

“Pas atasan ku bilang, “Ndar, nilai SMK-mu paling tinggi tuh!”, “Ah apaan sih pak?”, “Eh, dibilangin kok..” Aku kagetkan, kata atasanku, ”Pertahankan ya!” Waduh! Ya seneng sih, tapi sesaat, udahannya mikir, gua harus ngapain lagi nih, ga bisa nih kayak gini terus, harus ditingkatin lagi-tingkatin lagi…” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Penulis pun mewawancarai rekan sekerja Andar dalam Tim Hupmas, yang

juga dirinya banyak belajar dari Andar, karena berhubung Ia juga pegawai yang

baru masuk PERTAMINA sekitar 5 bulanan. Berikut ini adalah wawancara

penulis dengan Linggar Budi Anggraeni sebagai Staf CSR, perihal penilaiannya

seputar keahlian Andar dalam komunikasi tulisan,

Page 125: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

113

“Mbak Andar itu kreatif bikin tulisan, berbakat dalam lisan mau tulisan. Dia juga sering bikin-bikin tulisan yang dikirimin ke PERTAMINA corporate untuk dimasukkan ke Warta PERTAMINA juga media internal PERTAMINA lainnya. Dia orangnya sangat aktif.” (wawancara langsung pada Hari Rabu, 7 juli 2010)

Andar pernah mengungkapkan kepada penulis, bahwa Ia dinilai oleh

rekan-rekan pekerja memiliki bakat keterampilan dalam berbahasa yang baik. Hal

ini terlihat dan Ia buktikan dalam keaktifannya membuat tulisan (menulis), seperti

menulis berita dan mengirimkannya ke media internal PERTAMINA, membuat

press release dan advertorial yang dikirim ke wartawan, serta membuat artikel

berdasarkan pengalaman hidupnya sampai pengalaman hidup orang lain pun bisa

dijadikan inspirasi buat Andar untuk mengisi rubrik kolom (artikel) dalam buletin.

Bakatnya dalam membuat tulisan (menulis) ini ternyata telah menjadi sebuah hobi

bagi Andar, terbukti karena Andar pun mempunyai dua buah blog untuk

menuangkan hasil karya menulisnya di dunia maya.

Bakatnya dalam berbahasa lisan juga tampak ketika Andar menjadi MC,

bernegosiasi dengan siapapun dan dalam hal apapun dengan gaya bahasa, cara

berbicara, nada suara sampai bahasa mimik muka yang mampu mempersuasi

orang lain. Andar memang wanita yang multi talented dan kreatif. Segala hal yang

menurut orang lain sulit untuk dilakukan, namun oleh Andar sesuatu yang sulit

tersebut bisa dibuatnya supaya lebih mudah. Keaktifan dan bakatnya dalam

berbahasa lisan maupun tulisan, selain bertujuan untuk citra perusahaan, sekaligus

pula sebagai ‘ajang’ aktualisasi diri bagi Andar.

Page 126: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

114

Andar pun tidak lantas merasa puas dan ‘terlena’ akan keberhasilan nilai

tertinggi yang diraihnya, namun Andar terus berusaha untuk mempertahankan

citra diri positif yang dipercayakan orang-orang dalam perusahaan untuknya. Otak

kreatif Andar pun selalu menunjukkan adanya ide-ide, gagasan dan membuat

pembaharuan-pembaharuan dalam bekerjanya, kali ini pengabdiannya lebih

kepada untuk membentuk dan meningkatkan citra yang positif bagi perusahaan.

Di panggung belakang, ketika Andar kembali melihat keadaan bahwa

hubungan perusahaan dengan wartawan kurang baik, Ia berfikir untuk membuat

sebuah kegiatan agar antara para wartawan dan perusahaan bisa saling mengenal.

Selama ini, para wartawan kerap kali membuat pemberitaan tentang aktivitas

perusahaan yang cenderung ‘menjatuhkan’ nama perusahaan. Andar pun

berinisiatif untuk membuat kegiatan media gathering. Tujuan media gathering

sendiri adalah agar dapat membina hubungan baik dan saling pengertian antara

wartawan dengan perusahaan sehingga terbina hubungan yang saling

menguntungkan. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar perihal

idenya tersebut,

“Jadi aku pikir kita harus mengumpulkan mereka, kita harus mengundang mereka dan berkenalanlah dengan mereka satu-satu, gitu yah. Gak papa lah bayar, yang penting aku dapet hubungan baik dengan mereka. Jadi ada connected-nya, jadi pemberitaan wartawan itu tidak satu pihak, gitu. Dulu itu ketika kita ada masalah, kita tuh udah pasrahlah gitu dibuat salah. Wartawan tuh jarang ada yang minta penjelasan, gitu. Kalaupun bertanya, ujung-ujungnya tuh beritanya negatif, bahasa yang mereka buat cenderung memojokkan kita sekali, bahkan salah. Tapi bukan berarti hubungan kita dengan wartawan tidak baik ya, tapi lebih emang dari kitanya aja yang ga mo berhubungan dengan mereka ‘mungkin’, atau kitanya tidak kenal mereka dan mereka juga tidak kenal kita, jadinya mungkin wartawan nulisnya seadanya aja,

Page 127: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

115

gitu. ” (wawancara lewat email pada Hari Rabu, 7 Juli dan wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Andar pun mulai menyusun rencana. Di panggung belakang ini, Andar

bersama Tim Hupmas menyusun segala persiapannya. Kegiatan media gathering

yang Andar buat bersama Tim Hupmas tidak hanya sekedar berkenalan antara

kedua belah pihak, namun juga sebagai ‘ajang silaturahmi’. Dalam rangkaian

kegiatan media gathering tersebut tentu juga harus ada ‘sesuatu’ yang bisa

wartawan ‘bawa pulang’. Mulai dari berita, identitas perusahaan, hingga

connected-nya. Andar bersama tim juga mempersiapkan seluruh isi materi yang

akan disampaikan saat gathering tersebut. Untuk nilai berita, Andar mengangkat

masalah bagi hasil Migas, agar pemerintah dan masyarakat daerah dapat

mengetahui secara jelas, wilayah sekitar tempat tinggal mereka yang selama ini

terdapat aktivitas pertambangan PERTAMINA, masyarakat dan daerah juga

mendapatkan keuntungannya.

Persiapan dimulai dari Andar membuat konsep acara hingga estimasi

biaya, kemudian dipresentasikan ke atasan dan manajer, setelah disetujui, barulah

Andar menjalankan konsepnya dibantu bersama tim. Pertama Andar

menghubungi temannya di BP MIGAS untuk membicarakan isi materi, beliau

setuju, kemudian Andar membuat undangan untuk wartawan dan berangkatlah Ia

menuju basecamp-nya para wartawan lokal maupun nasional di Kota Cirebon.

Pengelolaan kesan pun Andar lakukan ketika berkenalan satu persatu dengan

mereka kemudian menjelaskan maksud kedatangannya. Keterampilan Andar

dalam berbahasa lisan pun kembali terbukti ketika Ia dapat mempersuasi para

Page 128: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

116

wartawan hingga dapat ‘menggandeng’ seorang wartawan Indosiar untuk

mempermudah koordinasinya dengan seluruh wartawan undangan lainnya.

Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar saat menceritakan

pengalamannya seputar obrolannya dengan para wartawan,

“Nih kita punya kegiatan ini nih, aku minta tolong wartawan diundang untuk peliputan, karna kita menganggap media sebagai ilmu pengetahuan juga, jadi kita berharap warga dan masyarakat bisa membaca, apa sih PERTAMINA EP itu, apa sih bagi hasil Migas itu, gimana sih cara perhitungannya. Nanti kita ajak juga ajak temen-temen wartawan ke tempat lokasi pemboran kita.” Itu tuh aku yang dateng, kenalan juga baru disitu, sebelumnya ga pernah ketemu, gitu loh..udalah, pede-pede aja! Hehehe… And it works!” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Media gathering yang intinya untuk mensosialisasikan aktifitas operasi,

kinerja dan kebijakan perusahaan ini mengundang sekitar 60 orang wartawan se-

Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan), yang terdiri

dari wartawan media cetak dan elektronik. Proses selanjutnya adalah menjalankan

birokrasi internal yang cukup memakan waktu. Sambil menunggu uang

perusahaan cair, Andar bersama tim membuat susunan acara, souvenir untuk

wartawan dan membuat backdrop, poster dan lain-lain. Media gathering ini juga

termasuk media tour, yaitu selain sosialisasi di gedung pertemuan PERTAMINA,

wartawan juga langsung diajak jalan-jalan ke lapangan untuk melihat secara

langsung aktivitas operasi PERTAMINA.

Dalam kegiatan media gathering dan tour ini, Andar berperan sebagai

PIC-nya, Ia yang mengendalikan semuanya mulai dari undangan (wartawan,

pejabat PERTAMINA EP Region Jawa dan pengisi materi), sampai desain

Page 129: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

117

backdrop hingga catering. Dalam bekerja, Andar tidak pernah lupa untuk

membuat semacam catatan, Andar menyebutnya report progress, tujuannya agar

setiap tahap yang Ia kerjakan dapat terkontrol dan tersusun dengan baik, tidak ada

yang terlewat sampai pelaksanaannya. Andar pun sangat terbuka jika ada yang

ingin memberikan masukan, bahkan Ia ‘memancing’ rekan-rekan dalam tim-nya

untuk speak up.

Untuk koordinasi di lapangan, Andar mengandalkan rekannya yang staf

eksternal, mengukur bahwa beliau telah ‘hebat’ hubungannya dengan teman-

teman di lapangan, jadi Andar percayakan kepada rekannya tersebut untuk

mengurusnya. Yang mendesain backdrop dan souvenir seperti tas, topi dan kaos

adalah teman-teman mitra. Jadi semua staf, mitra sampai atasan di Hupmas ikut

ambil bagian dalam mempersiapkannya. Persiapannya kurang lebih sebulan. Bagi

Andar, persiapan yang paling ribet itu justru birokrasi di internal perusahaan

sendiri. Berikut ini petikan wawancara penulis dengan Andar perihal perasaannya

selama mengurus kegiatan media gathering dan tour, “Media gathering yang

paling ribet tuh birokrasi di internalnya sendiri, riibet banget dah! Kita harus

sabaaar gitu” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010).

Di panggung depan, pengelolaan kesan pertama mulai dari settingan tata

letak meja dan kursi dan peralatan presentasi. Andar mempertimbangkan bahwa

para wartawan pasti akan ada kegiatan menulis dan mencatat, maka Ia siapkan

kurang lebih 10 meja bundar dengan masing-masing meja ada 8 kursi, memakai

taplak yang dihias renda dengan warna biru dan putih menyesuaiakan dengan

warna gorden dan dinding ruangan. Peralatan presentasi berupa meja untuk para

Page 130: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

118

pengisi materi di depan, layar OHP dan sound system yang cukup untuk kapasitas

ruangan dan jumlah orang di dalamnya. backdrop yang besar disusun berjejer di

depan agar semuanya bisa melihat. Layout power point dan backdrop pun

dikemas semenarik mungkin yang mencerminkan identitas perusahaan dan

wartawan. Tim Hupmas sendiri saat itu sangat kompak dengan memakai seragam

kantor khas lokasi PERTAMINA, sedangkan beberapa pengisi materi ada yang

memakai dasi.

Masih di panggung depan, Andar tampil menjadi MC acara media

gathering. Penampilannya pun sudah ‘setelan’ lokasi (meskipun menjadi MC),

kompak dengan Tim Hupmas. Sebelum para wartawan datang, Tim Hupmas

sekaligus panitia acara telah meletakkan souvenir seperti kaos, tas (berisi amplop,

company profile dan materi seminar) dan topi di masing-masing kursi wartawan.

Souvenir tersebut tentu ada logo PERTAMINA EP Region Jawa-nya, dengan

asumsi bahwa dengan pekerjaan wartawan yang setiap hari berada di jalan

(outdor), artinya mereka selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat, yang

mengindikasikan bahwa ketika wartawan memakai souvenir dengan logo

perusahaan, maka akan dapat menanamkan identitas perusahaan di benak

masyarakat. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar perihal tujuan

wartawan diberikan souvenir tersebut,

“Kita juga ngasih gimik-gimik gitu, ada topi, kaos, tas. Di dalem tasnya aja dikasih company profile, dikasih materi seminarnya gitu, sama ‘amplop’. Kita bikin tas, kaos topi tuh kita berharapnya itu semua di pake sama temen-temen wartawan buat liputan kemana-mana, gitu. Jadikan ada nama kita disitu.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010).

Page 131: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

119

Acara media gathering di ruangan berlangsung dari pagi hingga siang hari.

Di sela-sela acara diberikan pula snack untuk wartawan dan pengisi acara dan

makan siang prasmanan masih di dalam ruang pertemuan tersebut. Tujuan makan

siang prasmanan ini agar semakin mengakrabkan suasana karena susunan

makanannya lengkap di satu meja khusus untuk makanan dan minuman, jadi

semua peserta dapat mengambilnya ‘berbarengan’. Usai makan siang, acara

dilanjutkan ke lapangan (media tour). Wartawan di fasilitasi kendaraan bis dan

mobil oleh perusahaan untuk berangkat ke lapangan. Setiba di lapangan, para

wartawan disambut oleh para pekerja lapangan dan duduk dalam keadaan kursi

dan suasana lokasi yang keadaannya tidak senyaman di ruangan sebelumnya,

namun tetap teduh. Pekerja lokasi memberi pengarahan tentang aktivitas

pengeboran dan selanjutnya diberikan helm safety memulai tour di lapangan

bersama para pekerja lapangan dan Tim Hupmas. Berikut ini adalah wawancara

penulis dengan Andar seputar pengalamannya dalam acara media gathering,

“Lokasinya pun dipilih yang terdekat, karena supaya lebih efisien aja untuk wartawan, karnakan wartawan punya dateline. Waktu itu tuh 60 wartawan nggak semuanya bisa dateng, karna ada yang harus ngasih berita dululah ke kantor, ada yang tiba-tiba harus liputan juga ke tempat lain, tapi trus dateng lagi ke acara kita, gitu. Jadi, kita harus ngertilah pekerjaan mereka. Pas diajak ke lapangan pemboran mereka exited banget, karna banyak yang blom pernah liat aktivitas pemboran tuh seperti apa. Tujuannya supaya mereka tuh melihat, susahnya temen-temen pemboran disana. Jadi, ketika ada kejadian-kejadian efek dari kegiatan pemboran, kayak blow out, itu mereka bisa ngerti, gitu. Penutupan pas makan malem aja.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Hasil dari program media gathering dan tour tersebut sangat memuaskan,

banyak liputan di media-media cetak dan elektronik. Bahkan ada sebuah media

Page 132: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

120

yang membuat tulisan satu halaman penuh. Padahal uang yang perusahaan kasih

untuk wartawan hanya ratusan ribu saja, tidak sebanding dengan jika orang lain

meminta diliput, satu kolom saja harganya bisa mencapai jutaan. Ini merupakan

sebuah hasil yang cukup membanggakan. Hasil jerih payah Tim Hupmas

membuahkan hasil yang memuaskan. Semenjak itu, hubungan dengan para

wartawan dirasakan Andar semakin baik saja. Hal ini juga tidak terlepas dari

seluruh pengelolaan kesan yang dibuat dan dilakukan oleh Andar bersama Tim

Hupmas. Semua persiapan perencanaan citra dilakukan dengan baik dan matang,

sehingga di panggung depan dapat membentuk citra yang positif untuk

perusahaan.

Menjadi seorang public relations officer, berarti memainkan suatu peran

tertentu di depan seluruh karyawan perusahaan (publik internal) maupun di depan

khalayak di luar perusahaan (publik eksternal) yang terdiri dari tindakan-tindakan

tertentu yang dikemas sedemikian rupa, dipersiapkan dan direncanakan secara

baik agar bisa mendapatkan kesan dan citra yang positif terhadap nama

perusahaan yang dibawanya.

Di tahun 2010 ini Andar semakin aktif dalam pekerjaannya sebagai

seorang PRO, khususnya PR internal dan data. Andar terus melihat keadaan, hal

apalagi di dalam perusahaannya ini yang memerlukan pembentukan dan

peningkatan citra. Andar pun ’menangkap’ adanya ’kejanggalan’ dalam program-

program bantuan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat selama ini, yang

menurutnya tidak ’mengena’ di hati masyarakat, bahkan PERTAMINA cenderung

’dimanfaatkan’. Ide Andar pun tercetus untuk membuat sesuatu agar nama

Page 133: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

121

perusahaan bisa lebih melekat di hati masyarakat sekaligus juga bisa

mensejahterakan mereka.

Lantas, Andar pun berdiskusi dengan atasannya untuk mengadakan social

mapping. Social mapping adalah usaha melakukan pemetaan terhadap kebutuhan

masyarakat dan potensi apa yang ada pada sebuah wilayah yang berada di Ring 1,

yaitu wilayah tempat tinggal masyarakat setempat yang lokasinya berada dekat

dengan kegiatan operasional Pertamina EP (Sumur, Stasiun Pengumpul, Stasiun

Kompressor Gas, PPP, Water Plant), Kantor, Komplek dan Mes PERTAMINA

EP. Ring 1 merupakan wilayah prioritas utama dalam penyelenggaraan program

CSR perusahaan.

Di panggung belakang, upaya social mapping pun mulai dilakukan. Andar

bersama seniornya di Tim Hupmas berdiskusi dengan Disnaker (Dinas Tenaga

Kerja) dan juga mengunjungi desa-desa yang berada di wilayah Ring 1, untuk

mengetahui potensi wilayah dan warga setempat. Hasil mapping menyatakan

kurangnya pelatihan keahlian di kecamatan tersebut. Setelah mengadakan

beberapa kali pertemuan bersama Disnaker, Camat dan para Kades setempat,

akhirnya dapat disimpulkan atas musyawarah bersama untuk mengadakan

program pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan otomotif roda dua dengan

target peserta yaitu pemuda SMK Otomotif. Andar bersama seniornya tersebut

langsung berfikir untuk mengadakan kerjasama dengan Honda Motor, untuk

pelatihannya.

Page 134: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

122

Proses dimulai dari mencari contact person Honda Motor (dibantu oleh

penulis) dan Andar langsung mengatur pertemuan. Saat pertemuan pertama

berlangsung, pengelolaan kesan pun Andar lakukan ketika berkenalan dan

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, yaitu ingin mengajak Honda

bekerjasama sebagai sesama perusahaan besar, dituntut untuk memberikan dan

menunjukan kepeduliaan perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Andar

mengajak Honda untuk membuat program sinergitas CSR antara PERTAMINA

dan Honda. Honda pun menyambut baik rencana tersebut. Proses selanjutnya

seperti biasa, Andar membuat konsepnya. Apa, bagaimana, kapan, dimana,

dengan latar belakang konsep yang juga harus jelas, hingga estimasi biayanya,

kemudian Ia serahkan ke atasan dan manajernya dan beliau setuju. Birokrasi

untuk pencairan dana untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini pun dilakukan

hingga menunggu dana cair.

Ada beberapa lobi yang Andar lakukan dengan Honda, yaitu saat meminta

Honda untuk sharing masalah biaya yang berhubungan dengan teknis

pelatihannya dan juga untuk magang selama satu bulan. Berikut ini adalah

wawancara penulis dengan Andar perihal komunikasi persuasi yang Ia lakukan

dengan pihak Honda (namun tidak sama persis dengan bahasa yang Andar

lontarkan ketika mempersuasi pihak Honda, ini adalah inti cuplikan bahasa

wawancara Andar untuk penulis),

“Pak, inikan program sinergi, kalo sinergi diantara kitakan berarti ada unsur pengeluarannya juga, sinergikan gak cuma dari teknikkan, sinergi itu juga dari biayanya.” Terus aku ajak, “kalo sinergi kayak gini jangan semua biayanya ke kita donk, kalo kita yang bayar semuanya ini berarti programnya PERTAMINA pure, Honda nggak dapet nama. Jadi, supaya

Page 135: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

123

sama-sama dapet nama, Honda kerjasamalah sama kita”, gitu. Biaya-biaya teknis untuk pelatihan dan magang itu Honda aja”. Waktu itu aku hanya modal surat sama mulut! heheh...” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Proses selanjutnya adalah mencari peserta pelatihan otomotif, yaitu

lulusan SMK dan wilayahnya berada di Ring 1 PERTAMINA. Kemudian Andar

mengundang dan mengadakan pertemuan di ruang meeting perusahaan dengan

para Kades dan pihak Disnaker untuk berdiskusi bersama mengenai kondisi desa

dan warga desanya seperti apa. Andar mengikutsertakan para Kades supaya

mereka mempunyai tanggungjawab terhadap kesejahteraan warganya, mereka

juga sekaligus bisa ikut berpartisipasi atau paling tidak merasa dihargai, karena

warga mereka juga yang akan mendapat kesempatan baik ini.

Disnaker membantu dalam hal penyaringan pesertanya, Kades dan Camat

membantu untuk mengumpulkan warga dengan lulusan SMK otomotif. Ketika

waktu dan tempat untuk penyeleksian sudah ditetapkan, PERTAMINA dan Honda

tinggal meunggu saja siapa yang lulus dalam penyaringan tersebut. Saat itu

permintaan dari Honda maksimal quotanya adalah 20 orang, kemudian oleh

Andar dikomunikasikan ke Disnaker dan Kades bahwa PERTAMINA dan Honda

hanya akan memilih 20 orang pesertanya.

Sambil menunggu, Andar pun membuat tentative acara dan planing teknis

program secara keseluruhan. Disinilah Andar kembali mengajak Tim Hupmas

untuk persiapannya, mulai dari diskusi hingga eksekusinya. Untuk para seniornya

di Hupmas, Ia libatkan sebagai pemberi saran dan nasihat, sedangkan untuk yang

Page 136: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

124

masih muda, Ia libatkan langsung untuk ikut mengurus persiapan kegiatannya.

Seperti biasa, Andar bersama tim menyiapkan souvenir, seperti kaos, topi

kemudian transport peserta sampai persiapan backdrop, spanduk dan lain-lain.

Memikirkan siapa saja yang akan diundang dari internal perusahaan sampai

bupati. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini memerlukan proses yang panjang

dan keuletan, karena berhubungan dengan nama baik 3 organisasi dan mengurus

masyarakat yang tidak mudah dengan segala keinginannya. Acara ini terdiri dari 4

tahap, yaitu ceremonial (pembukaan), pelatihan, pemagangan dan penutupan

(closing). Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar yang bercerita

seputar pengalamannya mempersiapkan acara ini,

“Persiapan yang paling ribet dari pemberdayaan otomotif ini birokrasinya yang ribet. Karna kitakan berhubungan dengan manusia, jadi cara kita berbicara ke mereka, meyakinka mereka. Kayak ke Honda itu nggak gampang, kita bolak balik kesana, kita presentasi, telfon-telfonan. Sebenernya sih yang paling ribet itu di internal. Kita harus buat memo, disetujuin apa nggak, nunggu parafnya aja, kalo orang-orang yang mo dimintai parafnya ada di tempat, kalo nggak, nunggu lagi. Ini yang paling ribet, bikin bête. Tapi emang harus ngerti juga sih, inikan perusahaan besar, harus melalui birokrasi ini itu tuh karna berhubungan dengan uang. Goal-nya cuma satu kok untuk menyelesaikan birokrasi ini tuh supaya uangnya keluar, gitu. Betenya lagi, ribetnya lagi, keluar uang dari keuangan juga butuh waktu, nggak bisa langsung keluar. Jadinya sambil nunggu, kita pake uang kas dulu untuk bikin gimik-gimik kayak topi, kaos dan lain-lain karna itukan butuh waktu juga.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

“Untungnya kita punya temen-temen yang seneng dengan kegiatan macam gini. Jadi sangat gampang berkolaborasi dengan mereka, spiritnya dah nyambung..Oh ya, aku selalu membuat things to do, jadi aku bisa melihat mana pekerjaanku yang masih progress, mana yang sudah selesai dan mana yang belum aku kerjakan. Setiap minggunya, aku selalu report ke atasan termasuk dengan kendalanya apa aja. Biasanya 2 minggu sebelum acara pembukaan atau penutupan, aku sudah mulai wara wiri untuk memastikan semua yang berhubungan dengan acara sudah lengkap dan selesai. (makanya perlu ada things to do itu)..dari susunan acara, undangan, dari sambutan, sampai sewa tempat, makanannya apa, hingga

Page 137: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

125

pengamanannya, dari dekorasi ruangan hingga desain backdrop atau spanduk dan lain-lain yang bersifat teknis, semua itu aku siapkan sendiri dibantu sama staf CSR dan temen-temen mitra. Selebihnya temen-temen hanya mengingatkan dan kasih masukan, tapi untuk kendali eksekusi ada di aku. Aku selalu berpatokan dengan things to do ku, itu adalah cheklist untuk persiapan pekerjaanku. Aku inget banget, waktu pembukaan aku sedang PQA, karena aku sudah buat things to do dan cheklist pekerjaanya, ketika pekerjaan itu diserahkan ke orang lain, mereka tinggal jalanin saja. Alhamdulillah semua tidak ada kendala.” (wawancara lewat email pada Hari Minggu, 25 Juli)

Hasil wawancara penulis dengan Andar diatas membuktikan bahwa betapa

sulitnya dalam mengelola sebuah kegiatan dengan serangkaian persiapan

perencanaan untuk pengelolaan kesan, yang tujuannya hanya satu, yaitu agar

dapat membentuk dan meningkatkan citra yang positif untuk perusahaan. Terbukti

pula bahwa dalam bekerja, Andar adalah orang yang sangat detail, semua

pekerjaan yang tampak sulit, Ia buat agar lebih mudah, karena Ia mampu

mempersiapkan segala sesuatunya dengan berpatokan pada catatan-catatannya

(things to do) itu. Dalam mempersiapkan acara, jika timbul ide-ide pada saat di

rumah, Andar pun langsung menulis di catatannya tersebut.

Di panggung depan, pada saat pembukaan (ceremonial) mengambil tempat

di aula pertemuan Disnaker. Karyawan Disnaker yang mengurus dekorasi ruangan

dan tempat duduk, sedangkan isi acara oleh pihak PERTAMINA dan Honda. Ada

snack dan makan siang. Pengelolaan kesannya, agar masyarakat luas mengetahui,

meskipun secara tidak langsung, karena banyak warga yang setiap hari datang ke

Disnaker, ada yang mencari lowongan pekerjaan dan kepentingan-kepentingan

lain. Andar berasumsi bahwa, pasti warga akan melihat ‘ada acara apa’ di Aula

Disnaker, karena pintu aula terbuka lebar. Jadi, masyarakat akan mengetahui,

Page 138: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

126

dengan membaca tulisan di poster, spanduk dan backdrop yang berlogokan

PERTAMINA EP Region Jawa, Honda dan Disnaker. Mungkin juga masyarakat

akan bertanya kepada karyawan di Disnaker pada saat itu, sehingga dapat pula

membentuk citra yang positif bagi perusahaan.

Giliran Honda berperan dalam pelatihan selama seminggu (terdiri dari

class room dan praktek) dan proses pemagangan selama sebulan di Bengkel

Honda AHASS. Selama proses ini, Andar bersama tim juga tentu ikut melihat,

memantau dan meliput. Kaos, topi dan name tag sudah diberikan untuk peserta

pakai. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Andar perihal tujuannya

selalu membuat souvenir-souvenir tersebut dalam setiap kegiatan yang Ia buat,

“Ide bikin baju, kaos dan lain-lain untuk otomotif ini ide dari kita, untuk dapet nama di mata masyarakat, karna langsung atau tidak langsung, kalo umpamanya kita punya kegiatan dan nama kita tersebar dimana-mana, pasti orang akan melihat, pasti orang akan notice gitu, ini ada nama PERTAMINA kok ada acara apa, gitukan..ini emang sengaja kita buat baju dengan ada tiga nama instansi ini, karna mereka pasti kepengen punya nama jugakan, jadi kita fasilitasi untuk angkat nama Honda dan Disnaker juga. Jadi menandakan bahwa PERTAMINA dengan kedua instansi ini sudah membuat ini. Kan orang akan bertanya-tanya, ini ada tulisan ini apaan sih? Gitukan. Jadi ada istilah, mouth to mouth advertising, efek dari mulut omongan orang ke orang itu justru lebih besar daripada hanya kayak membuat billboard atau poster. Jadi dengan adanya ini kita berharaplah..kan orang yang make pasti berkeliaran kemana-mana dan orang melihat ada tulisan ini, gitu..” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Kembali ke panggung depan, acara penutupan (closing). Pengelolaan

kesannya, karena andil paling besar dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat

otomotif ini adalah dari pihak PERTAMINA, maka penutupan diadakan di ruang

pertemuan PERTAMINA. Selain itu juga karena mengundang bupati yang

Page 139: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

127

diasumsikan akan bersama ajudannya, untuk internal, pejabat-pejabat

PERTAMINA yang diundang juga banyak. Andar juga mengundang wartawan

untuk meliput acara penutupan.

Di panggung depan ini, settingan tempat duduk untuk peserta diatur

berjajar dan tanpa meja karena tidak ada kegiatan menulis sesuatu, hanya

menyaksikan sambutan penutupan dan menonton video (film otomotif). Berikut

ini adalah wawancara penulis dengan Andar perihal idenya membuat film

otomotif tersebut,

“Jadi aku lagi maen ke PERTAMINA TV kantor Jakarta, terus aku mikir, kenapa nggak kita jadiin untuk promosiin kegiatan disini. Awalnya pingin mempublikasi kegiatan otomotif ke PERTAMINA TV Jakarta. Biar tau tuh, kalo Region Jawa juga punya kegiatan yang gak kalah bagusnya dengan programnya Jakarta. Jadi aku bilang ke temen-temen mitra untuk “tolong donk ambil gambar-gambar pelatihan, mereka diwawancara, aku mo bikin film”, gitu. Alhamdulillah mereka support dan emang hubungan kita tuh udah gini (sambil menggenggam kedua telapak tangannya, artinya hubungannya erat). Hasilnya ada-lah yang aku edit-edit juga. Aku buat narasi. Trus di approve sama atasan…Ternyata dikembangkan sama temen mitra, kalo film ini bisa diangkat saat penutupan otomotif tersebut, ya sudah lah..jadi deh tuh! Sekarang udah kelar akan kita kirim ke PERTAMINA TV Jakarta.” (wawancara lewat yahoo messenger pada Hari Jumat, 16 Juli 2010 dan wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Untuk tamu VIP dan undangan, tempat duduknya paling depan memakai

sofa dengan meja bertaplak dan bunga. Dekorasi panggung, dihias seperti taman.

Semua itu untuk memberikan kesan yang nyaman, indah dan asri. Seperti biasa di

tengah acara, tamu dan peserta yang datang diberikan snack. Peserta juga

diberikan lagi kaos, kali ini hanya berlogokan PERTAMINA EP Region Jawa dan

dipakai saat acara penutupan. Makan siang seperti biasa dengan bentuk

Page 140: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

128

prasmanan. Disini, hasil dari pelatihan dan pemagangan, atas diskusi

PERTAMINA dan Honda, terpilih 3 orang terbaik dari peserta untuk langsung

dipekerjakan di Bengkel AHASS Honda. Peserta lainnya bisa menyalurkan

keahlian dan sertifikat yang telah mereka dapat untuk melamar kerja.

Namun, PERTAMINA juga tidak ‘tinggal diam’, Andar bersama tim saat

ini sedang mempersiapkan sebuah lahan, bekerjasama dengan Disnaker untuk

mendirikan bengkel bagi para peserta agar bisa mandiri untuk masa depan

mereka. Ini adalah kali pertamanya bagi Andar dalam mengelola secara utuh

sebuah program pemberdayaan masyarakat, berkat kerjasama Tim Hupmas juga.

Baginya, ini adalah pengalaman dan tantangan yang luar biasa. Berikut ini adalah

wawancara penulis dengan Andar perihala pengalamannya ketika bekerjasama

dengan Tim Hupmas,

“Makanya kerja di Humas itu kreatifnya jangan sendirian. Perlu punya sence of team work. Alhamdulillah temen-temen mitra Hupmas itu gak takut buat ngeluarin idenya.. mungkin karena dari awal aku selalu minta mereka buat think out of the box. Aku selalu seneng mendengar ide mereka. Mungkin dari situ, mereka juga seneng punya ide yang aneh-aneh, hahahaa… tapi bagus kok!!” (wawancara lewat yahoo messenger pada Hari Jumat, 16 Juli 2010)

Program ini pula ternyata benar-benar dirasakan oleh warga desa, terutama

para Kades-nya, sehingga hasilnya dapat membentuk citra yang positif di mata

masyarakat untuk perusahaan. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan Ibu

Sari (Ast.Man.Hupmas) perihal hasil dari program tersebut,

“Ternyata program pemberdayaan ini lebih dirasakan oleh Kades-kades. Seperti pelatihan otomotif kemarin, Kades bilang, “Selama 70 tahun ini

Page 141: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

129

(kan ngomongnya dari Zaman Belanda mulu, hahaha…) baru inilah ada program seperti ini dari PERTAMINA!”. Jadi, memang sebanyak apapun yang kita berikan kalau sifatnya hanya partisipasi-partisipasi tidak akan kelihatan, mending sekalian satu tapi besar dan terlihat programnya. Oleh karena itu, ini yang akan terus diperbanyak dan dikembangkan dan otomatis akan lebih fokus ke Andar.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 8 Juli 2010)

Masih banyak program-program yang akan Andar lakukan dalam

upayanya membuat serangkaian perencanaan untuk pembentukan citra yang

positif bagi perusahaan. Menurut Andar, hal yang paling penting, yang

mempunyai ‘bobot’ paling besar untuk membentuk dan meningkatkan citra yang

positif bagi perusahaan adalah melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Andar pun telah mempunyai beberapa program ke depan dan

bekerjasama dengan berbagai lembaga untuk mensukseskan idenya dalam

membuat program pemberdayaan masyarakat. Inilah yang akan Ia kembangkan

terus ke depan dalam program kerjanya sebagai seorang PRO, khususnya public

relations internal PERTAMINA EP Region Jawa.

Atasan Andar, Ibu Sari pun memberikan penilaian yang baik atas kinerja

Andar selama ini dan penilaian positif terhadap citra diri (self image) Andar.

Selain atasannya, penulis juga meminta pendapat dari rekannya di staf CSR,

Linggar mengenai penilaiannya terhadap kinerja dan terhadap citra diri Andar

yang juga dinilai positif. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Ibu Sari

dan Linggar mengenai Andar,

“Ide-ide Andar itu saya senengnya bagaimana sih supaya program ini tuh baik. Mungkin mulai dari mapping, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasinya itu harus disusun secara sistematis. Jadi kalau misalnya izin

Page 142: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

130

prinsip tadinya hanya judul program dan nilainya sekian, namun sekarang harus ada ada latar belakangnya seperti apa, apa tujuan program tersebut, biayanya juga, hasilnya akan seperti apa. Untuk semua ini aku mengandalkan Andar, karena pertama dia punya background komunikasi, kedua dia masih semangat muda, untuk menyusun proposal, survey butuh waktu yang panjang, ulet dan logika berpikir yang baik. Kalau mau dibuat nilai, andar saya kasih 8, tapi nilai itukan bukan berarti terbaik, masih ada 9 dan 10, artinya tetap harus belajar lagi. Disini saya membandingkan dari masukan2 dari LO, selama ini belum ada yang komplain tentang andar, tapi meskipun begitu andar tetap harus belajar juga. Kalau dari cara berkomunikasi dan berkoordinasi menurut saya baik karena andarkan juga mengumpulkan data-data dari LO-LO dan fungsi yang lainnya juga, kalau komunikasinya tidak baik, tidak mungkin mereka mau memberi data. Seperti juga kunjungan DPR kemarin, atau kunjungan pemda yang lain, saat pak GM atau manajer harus presentasi, andarkan yang harus mengomfile semua file-filenya dari fungsi-fungsi yang terkait, kalau andar tidak enak cara memintanya tentu orang juga males mau ngasih data, jadi disitu ada juga pointnya.” (wawancara langsung dengan Ibu Sari pada Hari Kamis, 8 Juli 2010)

“Kinerjanya dia sangat cepat, tanggap kalau punya program, dia selalu meneliti dari hal yang terkecil sampai yang terbesar, detail orangnya. Pernah waktu ada pembukaan otomotif dia tiba-tiba harus dinas, saat itu dia PIC, otomatis mau tidak mau dia harus menyerahkan tugasnya sama orang lain, nah dia selalu mengecek apakah ini sudah atau belum dan seterusnya, dia tidak pernah lepas kontrol, apalagi kalau dia sendiri yang nanganin...Mbak Andar itu baik banget. Dia selalu ngasih support ke aku untuk jangan bingung, tenang aja, kita pikirin dulu baik-baik, nanti lama-lama selesai sendiri, gitu. Wejangan lain dari mbk andar, kalau ada sesuatu kamu baca dulu kamu ngertiin, baru nanti kalau ada yang nggak tau kamu tanya. Dan banyak-banyaklah menulis, karena humas itu harus pandai menulis. Dia pinter sih dalam komunikasi, karena basicnyakan di komunikasi, caranya berkoordinasi itu by phone, by email, memo. Kalo sudah terkirim dia telfon nanya apakah sudah sampai dan bagaimana-bagaimana, gitu. Dia orang yang cepet akrab dengan orang lain. Kalo ngeMC dia bisa menghidupkan suasana dengan menyuruh atau mengerjai audiencenya. Dia bisa melihat dan memposisikan diri sesuai situasi audience yang dia hadapi itu siapa.” (wawancara dengan Linggar pada Hari Rabu, 7 Juli 2010)

Page 143: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

131

Pada intinya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PRO bertujuan

untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan

menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik, baik secara internal

maupun eksternal. Sebagai abdi masyarakat, PRO harus selalu mengutamakan

kepentingan publik atau masyarakat pada umumnya, menggunakan moral atau

kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di

dalam masyarakat. Komunikasi yang baik didasarkan atas strategi dan teknik

berinteraksi yang mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara

perusahaan dengan publiknya.

4.4 Pembahasan Umum

Menjadi seorang public relations officer berarti memainkan suatu peran

tertentu di depan seluruh karyawan perusahaan (publik internal) maupun di depan

khalayak di luar perusahaan (publik eksternal) yang terdiri dari tindakan-tindakan

tertentu yang dikemas sedemikian rupa, dipersiapkan dan direncanakan secara

baik agar bisa mendapatkan kesan dan citra yang positif terhadap nama

perusahaan yang dibawanya. Fungsi peran seorang PRO adalah menciptakan

(membentuk), memelihara, meningkatkan serta memperbaiki citra perusahaan.

Dalam melaksanakan semua itu, PRO tidak pernah lepas dari usaha-usaha

pengelolaan kesan (impression management).

Seperti aktor panggung, aktor sosial pun membawakan peran,

mengasumsikan karakter dan bermain melalui adegan-adegan ketika Ia terlibat

Page 144: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

132

dalam interaksi dengan orang lain. Aktor sosial, seperti juga aktor teater,

bergantung pada busana, make-up, pembawaan diri, dialek, pernak-pernik dan alat

dramatik lainnya untuk memproduksi pengalaman dan pemahaman realitas yang

sama. Aktor sosial (PRO) tentu akan mengemas apa yang ingin mereka tampilkan

kepada orang lain sedemikian rupa, agar dapat memberikan kesan-kesan yang Ia

inginkan, dengan tujuan untuk membentuk citra diri (self image) dan citra

perusahaan (corporate image) yang positif.

Antara panggung belakang dan panggung depan, ketika Andar berinteraksi

dan berhadapan dengan rekan-rekan sekerja khususnya di Hupmas dan orang-

orang di rumah, dengan ketika Andar berinteraksi dan berhadapan dengan para

pimpinan perusahaan dan stakeholder eksternal (Disnaker, Kades, Camat,

masyarakat) terlihat adanya perbedaan sikap, kebiasaan dan penampilan yang

Andar lakukan dan tunjukkan. Berikut ini adalah wawancara penulis dengan

Andar perihal pengelolaan kesannya tersebut,

“Kita kan tau ya, kalo ke lapangan orang yang kita hadapi itu seperti apa, kalo kita lagi MC yang kita hadapi tuh orang seperti apa. Jadi kalo audience kita itu tim manajemen atau pekerja PERTAMINA-lah ya paling tidak kita harus menyesuaikan-lah, gitu. Tapi kalo kita udah di lapangan, yang penting kita sopan, gak berlebihan, tidak mencerminkan kita ini orang kaya, nggak glamour, kita harus merendah diri, gitu. Karna kalo di lapangan kita bertemu dengan masyarakat yang notabenenya mohon maaf gitu kan…secara tingkat dan status sosialnya juga di bawah, jadi kita harus lebih merendah, gitu loh. Cara bicaranya pun juga sebetulnya sih kalo bisa bahasa mereka ya sukur, itu jadi bisa memudahkan kita juga. Tapi kalo kayak aku kan gak bisa bahasa Sunda, gatau bahasa Sunda. Jadi kita cuma senyum aja, itu tuh mengarahkan bahwa kita tuh dalam bahasa Indonesia yang bener, gitu loh, bukan bahasa daerah. Jadi bahasa-bahasa yang kita gunakan di masyarakat itu memang bahasa-bahasa rakyat. Kita nggak bisa asal ngaco teriak-teriak gitu, tapi kita harus, “oh iya pak, iya..” ngayomi gitu..Aku liat juga orangnya, ini orangnya formal atau bisa diajak informal. Sebetulnya aku tuh bukan tipe orang yang terlalu suka dengan

Page 145: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

133

yang formal-formal, aku lebih seneng informal, jadi kita ngomong tuh apa adanya, bukan penampilan apa adanya. Kalo penampilankan kita harus menyesuaikan dengan siapa kita berhadapan. Tapi kalo dari cara penyampaiannya itu buat aku bahasa tidak yang terlalu kaku, tidak terlalu formal, bisa diajak ketawa, guyon, tuh lebih rileks, kita pun ngomongnya pun bisa lebih explore, gitu. Daripada yang ngomongnya diem, kaku, ngomongnya pun kita jadi susah, gitu. Tapi akukan liat-liat lagi juga orang yang aku ajak ngobrol tuh seperti apa.” (wawancara langsung pada Hari Kamis, 29 Juli 2010)

Dalam aktivitas persiapannya di panggung belakang, penulis melihat

bagaimana Ia menyelesaikan seluruh pekerjaannya dengan overtime. Ia kerap kali

melebihi jam-jam kantor yang telah ditetapkan untuk beristirahat. Pukul 11.30

hingga 12.30 adalah waktu istirahat siang, namun kerap kali penulis melihat

Andar seolah mengabaikan jam istirahat tersebut. Andar selalu terlihat ‘asyik’

menyelesaikan pekerjaannya di depan komputer, meskipun rekan-rekan

sekantornya telah ‘berhamburan’ keluar untuk beristirahat. Andar terlihat selalu

membawa bekal dari rumah untuk di makan di saat jam istirahat kantor. Di rumah,

setelah Andar mempunyai pembantu, pekerjaan rumah seperti menyapu,

mengepel, mencuci dan menyetrika pakaian hingga memasak dikerjakan oleh

pembantunya. Namun, sebelum Andar mempunyai pembantu, semua pekerjaan

rumah tersebut dikerjakan sendiri olehnya, termasuk menyiapkan bekal di pagi

hari untuk istirahat makan siangnya.

Baik di panggung depan saat Ia melakukan aktivitas kerjanya maupun di

panggung belakang saat Ia berada di rumah, Andar adalah sosok pribadi yang

mandiri, percaya diri, enerjik, cekatan dan supel. Seperti di panggung depan,

Page 146: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

134

dimana Andar terlihat akrab dengan rekan-rekan kerja maupun stakeholders-nya,

di panggung belakang pun Andar terlihat akrab dengan para tetangganya.

Di panggung belakang, demi menyelesaikan semua pekerjaan yang

menurutnya jika Ia tunda-tunda akan menjadi terbengkalai, maka Andar pun rela

pulang terlambat dari kantor hingga bisa mencapai lebih dari satu jam, demi

mempersiapkan dan menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia ingin saat di rumah

adalah total untuk beristirahat dan melakukan aktivitasnya yang lain selain

pekerjaan, sedangkan rekan-rekan yang lain, banyak yang lebih memilih

membawa pekerjaan mereka ke rumah atau melanjutkan pekerjaannya esok hari.

Perbedaan yang menonjol terlihat pada kebiasaannya. Di panggung

belakang, di kantor, ketika Andar merasa pusing atau jenuh dengan pekerjaannya,

tiba-tiba Andar mengerjai teman-temannya, mondar-mandir dengan gaya berjalan

yang ‘selenge’an’, memukul-mukul meja, berteriak, meringis hingga tertawa

terbahak-bahak. Kebiasaan Andar yang lain di panggung belakang adalah, gaya

berjalan dan duduk yang sembrono, bersendawa, bersenandung, hingga

berpakaian seenaknya. Namun, di panggung depan, ketika Andar sedang bersama

stakeholders-nya, Ia terlihat bisa mengontrol kebiasaannya tersebut, mengelola

kesan untuk citra diri (self image).

Dalam berbahasa sehari-hari dengan rekan-rekannya di kantor, Andar

menggunakan bahasa anak muda yang gaul, modern, celetukan bahasa dan logat

daerah, serta cara ngomongnya yang ‘blak-blak-an’ dan ‘ceplas-ceplos’. Namun,

bahasa bergaul antara rekan yang sama-sama masih muda dengan rekan yang

Page 147: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

135

umurnya jauh lebih tua Andar bisa menempatkan diri. Kepada sesama rekan yang

masih muda, Andar memakai bahasa “Gue dan elo” atau “aku dan kamu”,

sedangkan kepada rekan-rekan sekantor dan stakeholders yang jauh lebih tua,

Andar menggunakan bahasa “aku dan bapak/ibu”.

Menurut apa yang telah penulis teliti mengenai Andar dalam panggung

belakang dan panggung, mengenai penampilan, sikap, gaya berbicara dan caranya

menghadapi orang lain, Andar tidak banyak melakukan pengelolaan kesan. Andar

tidak ingin melebih-lebihkan atau pun mengurang-ngurangi sesuatu apa pun yang

ada dalam dirinya, Ia berusaha menunjukkan diri apa adanya. Andar hanya

berusaha menampilkan sesuatu atau hal apapun dari dirinya untuk memenuhi

kesesuaian standar keformalan di setiap situasi dan kondisi yang Ia hadapi.

Di panggung belakang, dalam mempersiapkan setiap kegiatan kerjanya

menuju panggung depan, Andar bersama tim dan atasannya selalu mengadakan

technical meeting, untuk membahas proses persiapannya, membuat progress,

sharing mengenai kendala-kendala yang dihadapi, hingga memberikan solusi

untuk menyelesaikan masalah. Proses tersebut sangatlah penting, agar

pertunjukkan di panggung depan berjalan dengan baik dan lancar, sehingga dapat

sukses membentuk sampai meningkatkan citra yang positif bagi perusahaan.

Selain membawakan peran dan karakter secara individu, aktor-aktor sosial

yang Goffman sebut sebagai “tim pertunjukkan” (performance team) juga

berusaha mengelola kesan orang lain terhadap kelompoknya, baik itu keluarga,

Page 148: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

136

tempat bekerja, organisasi dan lain sebagainya yang mereka wakili. Mereka

berperan untuk bekerjasama dalam mensukseskan pertunjukan.

Dalam menjalankan fungsi perannya sebagai seorang PRO, Andar tidak

selalu bekerja sendiri, namun kerap kali dibantu oleh orang lain yang disebut Tim

Hupmas. Selain beberapa pekerjaan yang menuntut kemampuan individu, dalam

beberapa pekerjaan lain Andar pun juga memerlukan adanya kerjasama tim, agar

semuanya ikut berperan dalam mensukseskan tujuan bersama, untuk sama-sama

menjaga nama baik perusahaan.

Dalam interaksi simbolik, kehidupan sosial manusia pada dasarnya adalah

interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Semua kata-kata, benda-

benda, bahasa, sikap, tingkah laku dan lain sebagainya adalah simbol yang

manusia ciptakan dalam mengungkapkan tujuan-tujuannya. Teori ini tertarik pada

cara manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan makna dan

apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga

pengaruh yang ditimbulkan atas penafsiran simbol-simbol tersebut terhadap

perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial tersebut.

Dalam menjalankan seluruh pekerjaan dalam perannya sebagai seorang

PRO, Andar telah melakukan serangkaian pengelolaan kesan dalam upayanya

membuat perencanaan pembentukan citra perusahaan, baik dalam panggung

belakang maupun panggung depan, dengan tujuan untuk aktualisasi diri,

membentuk citra diri (self image) dan citra yang positif bagi perusahaan

(corporate image).

Page 149: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

137

Adanya komunikasi sosial yang dilakukan seseorang terhadap orang lain

itu sangat penting, untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh apa yang diinginkan, antara lain lewat

komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan baik dengan orang lain.

Melalui interaksi sosial pula, kita bekerjasama dengan seluruh anggota

masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

Page 150: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

138

BAB V

PENUTUP

Dalam bab terakhir ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah

penulis teliti selama kurang lebih empat bulan di PT. PERTAMINA EP Region Jawa-

Cirebon. Penelitian ini ingin mengungkap tentang bagaimana pengelolaan kesan yang

dilakukan oleh seorang public relations officer dalam merencanakan pembentukan

citra perusahaan, yang dibahas dalam panggung belakang dan panggung depannya.

Berikut ini adalah kesimpulan serta saran dari hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Banyak hal yang dapat penulis jadikan pembelajaran dari seluruh penelitian

ini. Penulis bisa melihat, mendengar, mengamati, merasakan hingga menilai subjek

dan objek penelitian ini. Berikut ini adalah kesimpulan penelitian penulis berdasarkan

hasil dari pertanyaan penelitian :

1. Aktivitas subjek penelitian saat bekerja di panggung belakang, dalam upayanya

membuat perencanaan yang berawal dari ide dan gagasannya sendiri untuk

membentuk citra perusahaan, terdapat banyak melakukan serangkaian

pengelolaan kesan yang dipersiapkan sedemikian rupa. Dalam melaksanakan

persiapan-persiapan tersebut, subjek penelitian tidak bekerja sendiri, namun selalu

Page 151: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

139

mengajak rekan-rekan sekerjanya untuk ikut ambil bagian, karena merasa rekan-

rekannya adalah bagian dari sebuah tim, agar dapat menciptakan sebuah hasil

kreatifitas bersama sebagai ‘ajang’ aktualisasi diri.

2. Aktivitas subjek penelitian saat bekerja di panggung depan, yang berawal dari ide

dan gagasannya sendiri dalam upaya membentuk citra perusahaan, terdapat

banyak melakukan serangkaian pengelolaan kesan sebagai sebuah ‘standar

keharusan’. Hampir semua aktivitas pengelolaan kesan yang dilakukan subjek

penelitian di panggung depan melibatkan rekan-rekan sekerjanya untuk ikut

mensukseskan ‘pertunjukan’. Sejauh ini, usaha pengelolaan kesan yang dilakukan

berhasil membentuk citra yang positif di mata publik internal dan eksternal

perusahaan terhadap citra diri (self image) subjek penelitian, terlebih kepada citra

perusahaan (corporate image). Selain itu, setiap usaha pengelolaan kesan yang

dilakukan oleh subjek penelitian di panggung depan adalah sebagai ‘ajang’

aktualisasi diri.

5.2 Saran

Penulis ingin menyampaikan saran dari hasil penelitian ini, agar dapat

memberikan pembelajaran dan pencerahan untuk para pembaca dan penikmat karya

ini.

Page 152: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

140

5.2.1 Saran Teoritis

Dalam penelitian dramaturgi ini, penulis tidak hanya ‘terpaku’ pada

perspektif Goffman yang membahas peran-peran individu dalam kehidupan

sosial yang mengelola kesannya di panggung depan dan panggung belakang,

dengan cenderung membahasnya dari segi tindakan, bahasa verbal, bahasa

tubuh dan kebiasaan seorang individu. Namun, penulis mengembangkan

perspektif Goffman ini dengan lebih membahas pada bagaimana sikap,

tindakan, simbol-simbol dan seluruh komunikasi verbal maupun non verbal

tersebut di bahas dalam suatu konteks, yaitu dalam upaya dari persiapan-

persiapan yang individu lakukan, berupa aktivitas dan kegiatan kerjanya di

panggung belakang, dalam melakukan serangkaian rencana pengelolaan kesan

menuju panggung depan.

Inti dari metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan

konsep dan teori yang telah ada, Jadi, saran dari penulis adalah untuk peneliti-

peneliti selanjutnya jangan ragu untuk bisa mengembangkan teori-teori dari

metode penelitian kualitatif yang telah ada menjadi sesuatu hal yang lebih

berkembang baru lagi.

5.2.2 Saran Praktis

Untuk subjek penelitian, penulis tidak mempunyai saran apapun,

karena menurut pandangan penulis, semua yang telah dilakukan oleh subjek

Page 153: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

141

penelitian sudah baik. Namun, penulis mempunyai beberapa saran untuk

semua pihak yang membaca hasil karya ini, yaitu sebagai berikut :

1. Hasil penelitian penulis ini hanyalah segelintir dari sekian banyak karya-

karya penelitian yang baik lainnya, dimana penulis merasa masih terdapat

banyak kelemahan. Mungkin banyak hal yang tidak terbahas oleh penulis

untuk menyempurnakan hasil karya ini, dikarenakan keterbatasan waktu.

Penulis berharap kepada peneliti selanjutnya bisa menyempurnakan hasil

karya yang lebih baik lagi dari hasil karya ini.

2. Penulis merasa bahasa-bahasa yang penulis gunakan dalam penelitian ini

masih kurang ilmiah, untuk peneliti selanjutnya lebih diperhatikan lagi.

Page 154: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

ix

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Proffesional Books.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2000. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 155: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

x

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relations Perusahaan. Bandung: Nuansa.

Yulianita, Neni. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: P2U-LPPM UNISBA.

Karya Ilmiah:

Andhita, Pundra Rengga. 2007. Presentasi Diri Seorang “Mami Kampus”. Bandung: Skripsi.

Hidayat, Anisa. 2005. Impression Management Dosen dalam Perspektif Dramaturgis. Bandung: Skripsi.

Page 156: IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC …elibrary.unisba.ac.id/files2/skr.10.80.06006.pdf · Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas ... terhadap diri dan objek-objek yang manusia

xi

Kurniawati, Indah. 2008. Impression Management Public Relations Officer sebagai Upaya Pembentukan Citra. Bandung: Skripsi.

Sumber Lain :

Arianto, Erwin. 2008. Citra Diri . http://erwin-arianto.blogspot.com/2008/05/citra-diri.html.

Yearry. 2008. Teori Interaksionisme Simbolik. Referensi dari: Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003