PROSES OPERASIONAL PUBLIC RELATIONS UNTUK...
-
Upload
vuongkhanh -
Category
Documents
-
view
223 -
download
1
Transcript of PROSES OPERASIONAL PUBLIC RELATIONS UNTUK...
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
PROSES OPERASIONAL PUBLIC RELATIONS UNTUK MEMBENTUK
IMAGE POSITIF BANDUNG TV DI MATA PENGIKLAN
Studi Deskriptif Analisis dengan Data Kualitatif di PT Bandung Media Televisi
Indonesia (Bandung TV)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi
Oleh :
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian Ilmu Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2005
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PROSES OPERASIONAL PUBLIC RELATIONS
UNTUK MEMBENTUK IMAGE POSITIF
BANDUNG TV DI MATA PENGIKLAN
Sub Judul : Studi Deskriptif Analisis Dengan Data Kualitatif
di PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung
TV)
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
DR.Hj. Neni Yulianita, Dra., M.S Maman Chatamalah, S.Sos
Mengetahui : Ketua Bidang Kajian
Ilmu Hubungan Masyarakat
Sri Setiawati, Dra., M.Si
Tanggal Lulus : 25 Agustus 2005
Motto :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. Al-Hasyr : 18)
Alhamdulillah Dengan Penuh Syukur Kupersembahkan Skripsi ini
Untuk Keluaragaku yang Senantiasa Menyayangiku sebagai
Satu Langkah Kecil yang Lahir dari Sebuah Harapan Besar.
Allah Dipatuhi dengang Ilmu Karena Daun pun tak’an jatuh tanpa seizin-Nya
ABSTRAK
Meningkatnya kebutuhan akan informasi mendorong pemerintah maupun swasta untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut dengan membangun sarana dan prasarana baik struktur maupun infrastruktur. Salah satu bentuk layanan informasi adalah melalui media televisi yang sampai saat ini selalu menjadi media audio-visual yang paling diminati masyarakat akhirnya mulailah bermunculan stasiun-stasiun televisi dengan visi, misi dan identitas yang berbeda satu sama lain. Semakin banyaknya televisi swasta di tanah air tentu saja meningkatkan persaingan masing-masing stasiun televisi untuk mendapatkan pembagian porsi iklan yang paling layak. Persaingan di antara stasiun televisi sebenarnya lebih pada program acara yang ditawarkan. Untuk mencapai tujuannya maka proses operasional PR semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para pengiklan, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.
Berdasarkan latar belakang masalah dia atas maka penulis tertarik untuk melihat “Bagaimanakah Proses Operasional Public Relations Untuk Membentuk Image Pengiklan “. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan data kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan proses operasional PR di Bandung TV kemudian menganalisis dan menyimpulkan proses tersebut. Data diperoleh melalui kepustakaan, observasi dan wawancara langsung dengan beberapa key informants yaitu Public relations,marketing, keuangan, program, pengiklan(lokal) yang merupakan jalur komunikasi antara Bandung TV dengan pengiklan.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa indikasi, sebagai berikut : 1. Proses fact finding yang dilakukan oleh PR Bandung TV masih banyak
kekurangannya karena data diambil berdasarkan metode yang belum pasti. 2. Proses planning and programming yang dilakukan oleh PR Bandung TV
belum melalui proses yang jelas dalam susunan suatu perencanaan dan program PR yang ideal hal tersebut karena Bandung TV sendiri masih dalam tahap memulai untuk berkembang.
3. Proses communicating yang dilakukan oleh Bandung TV saat ini dirasakan sudah efektif dengan melakukan lebih banyak teknik-teknik persuasive dan edukatif dengan cara door to door memberikan penjelasan dan keterangan kepada klien.
4. Proses evaluation yang dilakukan oleh PR belum menyeluruh karena proses evaluasinya lebih terfokus pada evaluasi marketing dan target pasar, bukan terfokus terhadap komunikasi yang dijalankan PR dalam proses kerjasama dengan pengiklan.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji dan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT
Tuhan pemilik semesta alam dan sumber dari segala ilmu pengetahuan, shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang akan kita mintai Syafa’atnya diakhir
zaman, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Proses Operasional Public Relations Untuk Membentuk Image Positif Bandung
TV di Mata Pengiklan : Studi Deskriptif Analisis Dengan Data Kualitatif di PT
Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)” ini terselesaikan tepat waktu.
Dimana skripsi ini akan digunakan oleh penulis sebagai prasyarat untuk mencapai
gelar Sarjana pada jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung.
Atas izin Allah SWT tersebut dan berkat usaha, Do’a, bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada :
1. Dosen Pembimbing I sekaligus Dekan FIKOM UNISBA Ibu DR.Hj. Neni
Yulianita, Dra., M.S. Terima kasih atas bimbingan, saran serta waktu yang
telah ibu curahkan untuk kemajuan skripsi ini.
2. Dosen Pembimbing II Bapak Maman Chatamallah, Drs, S.sos. Terima
kasih atas bimbingan , saran, serta waktu yang telah bapak luangkan untuk
kemajuan skripsi ini.
3. Ketua Bidang Kajian Ilmu Hubungan Masyarakat Ibu Sri Setiawati, Dra.,
M.Si. Terima kasih atas bimbingan, konsultasi dan saran yang telah
diberikan selama ini.
4. Dosen Wali Bapak Septiawan Santana, Drs. Terima kasih atas bimbingan
yang telah diberikan selama ini.
ii
5. Ibu Yuni Irasianti selaku Public Relations Bandung TV. Terima kasih atas
informasi dan waktu yang ibu berikan di tengah-tengah kesibukan ibu
demi kelancaran skripsi ini.
6. Ibu Pulung Suci handayani selaku Marketing bandung TV. Terima kasih
atas informasi dan waktu yang ibu berikan demi kelancaran skripsi ini.
7. Seluruh staff Bandung TV dan Pengiklan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan informasi demi kelancaran skripsi ini.
8. Bapak dan Mama tercinta yang sangat penulis hormati dan sayangi yang
senantiasa mendukung dan mencurahkan doa, waktu, tenaga, pikiran serta
kasih sayangnya dalam setiap langkah kehidupan ananda. Alhamdulillah
janji ateh telah ditepati.
9. Alm. Kakek Uwas Somantri atas semua teladan, kasih sayang, perhatian
dan dukungan yang selalu diberikan sepanjang hidupnya. Semoga “Apa”
ditempatkan di sisi-Nya yang terindah
10. Yang terkasih Akang J. Sumarna yang selalu memberikan dukungan, doa,
perhatian, kesabaran dan pengertian serta kasih sayang yang tak putus-
putusnya selama ini .
11. Adik-adikku tersayang Rini, Astri, dan Lani atas semua canda tawa yang
menjadi pelepas lelah teteh di rumah.
12. Seluruh Keluarga Besar di Majalaya terima kasih atas motivasi, doa,
dukungan, saran serta nasehat yang selalu diberikan selama ini.
13. Sahabatku Lie-lie dan Sui, yang selalu menjadi teman terbaikku berbagi
tawa dan sedih. Makasih untuk semua waktu dan saran yang telah kita
habiskan untuk bercerita dan berkarya selama ini.
14. Sahabat-sahabat terbaikku Anggi, Vera, Mila, Ria Alhamdulillah kita
barengan lulus yaa dan Rita,Tema, Hilma, Dewi cepetan nyusul. Terima
kasih atas semangat, dukungan, perhatian, persahabatan dan kenangan
yang tak akan tergantikan selama ini.
15. Teman seperjuangan Maya dan Tessa, terima kasih atas informasi dan
kebersamaannya selama bimbingan, juga Icha, Erik, Zein, Fanny, Lina
Ramadhan, terima kasih atas semuanya.
iii
16. Teman-temanku Ika, Ani, Nisa, Nenden, Susi, Reni, Tantri, Novi, Nina,
kiki dan semua kelas D. terima kasih atas seluruh perhatiannya selama ini.
17. Pak Jajang, Bu Eli, dan seluruh fakultas Fikom Unisba terima kasih atas
segala informasi yang diberikan selama ini.
18. Seluruh teman-teman KOPMA UNISBA, Diklatsar angkatan 13 dan
semua pengurusnya, terimakasih atas semua ilmu, perhatian, pengalaman
dan penghargaan yang tak ternilai selama ini.
19. Teman-teman HIMA HUMAS FIKOM UNISBA 2003-2004. atas semua
pengalaman, kerjasama dan canda tawanya selama ini.
20. Teman-teman BEM FIKOM, Top Man dan seluruh Panitia BSM FIKOM
2004. atas pengalaman yang tak ternilai harganya.
21. Teman-teman Job Trainning Sky Learning & Sharing angkatan 13,
makasih atas semua candanya terutama anak-anak RAMA Nani, Dik-dik,
Feri, dan Yuti.
22. Teman-teman Job Trainning TVRI Mei Nova, Yayuk, Eka,dan Aul terima
kasih atas persahabatan yang hangat dari kalian.
23. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas doa dan dukungannya selama ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Ilmu
Komunikasi khususnya di bidang Public Relations, serta dapat menjadi semangat
bagi peneliti-peneliti berikutnya. Akhir kata tiada gading yang tak retak
begitulah yang dapat penulis kiaskan, semoga apa yang telah dilakukan ini
mendapat ridho-Nya.
Ammin ya robalaalamin
Bandung, Agustus 2005
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR MOTTO
LEMBAR DEDIKASI
ABSTRAK………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...…..ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….…….x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xi
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………..……...……………………..…1
1.2 Masalah Penelitian…………..……………………………………..……...7
1.3 Pertanyaan Penelitian……………………………………………………...8
1.4 Tujuan Penelitian……………………...………………………………..…8
1.5 Kegunaan Penelitian……………………..……………………………...…9
1.5.1 Kegunaan Teoritis…………………………………………………9
1.5.2 Kegunaan Praktis………………………………………………….9
1.6 Alasan Pemilihan Masalah………………………....…………………….10
1.7 Pembatasan Masalah dan Pengetian Istilah………………………...…….11
1.7.1 Pembatasan Masalah……………………………………………..11
1.7.2 Pengertian Istilah……………….………………………….……..11
1.8 Kerangka Pemikiran……..…………………………………………….....12
1.9 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……………..……..…16
1.9.1 Metode Penelitian………………………………………….……..16
1.9.2 Teknik Pengumpulan Data……………………………………….18
1.10 Key Informants…………………………………………………………...20
v
1.11 Fokus Penelitian………………………………………………………….21
1.12 Organisasi Karangan……………………………...………………….…..23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA…………...……………………………….…………...25
2.1 Pengertian Public Relations………………………………………….…..25
2.2 Fungsi Public Relations………………………………………………….28
2.3 Tujuan Public Relations…………………………………………………29
2.4 Lingkup Public Relations………………………………………………...31
2.4.1 Hubungan Publik Internal (Internal Public Relations)…………...31
2.4.2 Hubungan Publik Eksternal (External Public Relations)………...32
2.5 Proses Operasional Public Relations…………………………………….33
2.5.1 Proses Fact Finding……………………………………………...34
2.5.2 Proses Planning and Programming……………………………...37
2.5.3 Proses Communicating…………………………………………...40
2.5.4 Proses Evaluation………………………………………………...41
2.6 Public Relations Perusahaan……………………………………………..43
2.7 Tinjauan Image (Citra)…………………………………………………...44
2.8 Tinjauan Televisi……………………….………………………………...47
2.9 Tinjauan Pengiklan…………………………………………………….…49
2.9.1 Pengertian Iklan………………………………………………….49
2.9.2 Jenis Iklan…………………………………………………….…..50
2.9.3 Pengertian Pengiklan………………………………………….….50
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN…………………...………………….…52
3.1 Sekilas Singkat PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV)……………………...……………………...…………….52
3.1.1 Rasional……………………………………………………….….53
3.1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………...….54
vi
3.2 Spirit, Visi, Misi, dan Strategi
PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)……………..……55
3.2.1 Spirit………………….…………………………………………..55
3.2.2 Visi……………………………………………………………….56
3.2.3 Misi………………………………………………………………56
3.2.4 Strategi…………………………………………………………...57
3.3 Orientasi Program dan Khalayak………………………………………...58
3.4 Tahapan-tahapan Persiapan……………………………………………...59
3.4.1 Ijin frekuensi……………………………………………………..59
3.4.2 Jaringan dan Peralatan Transmisi………………………………...59
3.4.3 Gedung Perkantoran……………………………………………...60
3.5 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Struktur Organisasi
Perusahaan………………………………………………………………..60
3.6 Persiapan Peralatan Operasional Studio dan Lapangan………………….61
3.7 Coverage Area…………………………………………………………....61
3.8 Segmentasi (Segmentations)……………………………………………..61
3.9 Rate Card………………………………………………………………...62
3.10 Aktivitas-aktivitas Ruang Lingkup Departemen Public Relations
PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) ………………….63
3.11 Proses Operasional Public Relations PT Bandung Media
Televisi Indonesia (Bandung TV)……………………………………..…65
3.12 Data Pengiklan…………………………………………………………...66
3.12.1 Nasional………………………………………………………….67
3.12.2 Lokal……………………………………………………………..67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………...…………...69
4.1 Analisis Sumber Data Informan………………………………………….70
4.2 Analisis Data Penelitian……………………………………………….…72
vii
4.3 Proses Operasional Public Relations untuk membentuk image Positif
PT Bandung Media Televisi Indonesia
di Mata pengiklan………………………………...…………..…………..75
4.3.1 Proses fact finding Public Relations untuk membentuk
image positif Bandung TV
di mata pengiklan………………..……….………………………76
4.3.2 Proses planning dan programming Public Relations
untuk membentuk image positif Bandung TV
di mata pengiklan……………….…………………..……………84
4.3.3 Proses communicating Public Relations
untuk membentuk image positif Bandung TV
di mata pengiklan………………………………...……………....92
4.3.4 Proses evaluation Public Relations
untuk membentuk image positif Bandung TV
di mata pengiklan…………………………………………...…..100
BAB V
PENUTUP…………………..………………………………………………….104
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..104
5.2 Saran-saran……………………………………………………………...108
5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu…………….………………………..108
5.2.2 Saran Pengembangan Praktis…………………………………...108
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….110
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………112
viii
DAFTAR TABEL
1. Coverage Area Bandung TV……………………………………………61
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Empat Tahap Proses Operasional Public Relations………………………….42
2. Model Analisis Citra Tanggapan Khalayak………………………………….83
3. Model Analisis Citra Tanggapan Khalayak………………………………….99
4. Logo Bandung TV…………………………………………………………..134
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Penulis…………………………………………………………….113
2. Formulir Pengajuan Judul Skripsi………………………………………114
3. Formulir Pengajuan Masalah……………………………………….…..115
4. Surat Keterangan Menyusun Skripsi……………………………………116
5. Surat Permohonan Izin Pra-Riset/ Riset…………………………….…..117
6. Surat Izin Riset/ Penulisan skripsi………………………………………118
7. Press Release……………………………………………………………119
8. Struktur Organisasi……………………………………………………...120
9. Naskah Wawancara……………………………………………………..122
10. Surat Pernyataan Wawancara…………………………………………...129
11. Logo…………………………………………………………………….133
12. Program Acara………………………………………………………….134
13. Rundown Program Bandung TV………………………………………..135
14. Standar Operasional Prosedur (SOP)…………………………………...140
15. Artikel internet………………………………………………………….146
16. Curriculum Vitae………………………………………………………..150
17. struktur organisasi………………………………………………………154
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era milenium, globalisasi semakin eksis menyatukan ruang dan
waktu , mengawali kehidupan manusia di berbagai belahan dunia. Dalam konteks
globalisasi, informasi tetap memegang peranan penting dalam memfasilitasi
manusia untuk merefleksikan peradaban, sehingga kebutuhan layanan informasi
bagi masyarakat semakin meningkat.
Secara tidak langsung meningkatnya kebutuhan akan informasi
mendorong pemerintah maupun swasta untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
tersebut dengan membangun sarana dan prasarana baik struktur maupun
infrastruktur. Salah satu bentuk layanan informasi adalah melalui media televisi
yang sampai saat ini selalu menjadi media audio-visual yang paling diminati
masyarakat.
Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang sangat efektif
dalam menyampaikan pesan. Televisi mengandung semua aspek yang menjadi
tujuan komunikasi yaitu memberikan informasi atau pesan, menghibur, mendidik
dan tentu saja murah, mudah dan meriah.
Sebagai media yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, televisi
akhirnya dianggap sebagai salah satu kebutuhan masyarakat yang mampu
mengatasi masalah kekurangan informasi, baik itu informasi yang bersifat
regional, nasional maupun global.
2
Atas pertimbangan tersebut, akhirnya mulailah bermunculan stasiun-
stasiun televisi dengan visi, misi dan identitas yang berbeda satu sama lain.
Seiring dengan berkembangnya gaya hidup manusia yang sarat dengan
pembaharuan atau modernisasi, maka masing-masing stasiun televisi saling
berlomba manyajikan program-program acara terbaik, teraktual dan mampu
memberikan program-program yang diinginkan oleh masyarakat sebagai
konsumen tidak terikat. Dengan semakin banyaknya televisi swasta di tanah air
tentu saja meningkatkan persaingan masing-masing stasiun televisi untuk
mendapatkan pembagian porsi iklan yang paling layak
Untuk mendapatkan keuntungan yang besar serta mendapatkan image
yang positif dari masyarakat, maka setiap stasiun televisi memiliki manajemen
yang baik. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, stasiun televisi dapat
memanfaatkan tim marketing sebagai pemasar program-program televisi mereka
sedangkan yang bertugas sebagai pencipta image positif perusahaan adalah Public
Relations Officer (PRO) atau humas stasiun televisi tersebut itu.
Di tengah revolusi teknologi yang melanda masyarakat, Bandung TV hadir
sebagai perwujudan kreativitas seni budaya masyarakat Sunda dalam menemukan
jati diri melalui media televisi. Media televisi dipilih dengan asumsi televisi
sebagai perwujudan audio visual memiliki pengaruh besar terhadap perilaku
masyarakat sebagai suatu komunitas konsumsi. (Company profile Bandung TV).
PT Bandung Media Televisi Indonesia yang dikenal sebagai Bandung TV
oleh masyarakat kota Bandung saat ini merupakan suatu stasiun televisi lokal
swasta pertama di Bandung sebagai wadah kreativitas masyarakat Sunda yang
3
menitik beratkan program acaranya pada upaya pencerahan masyarakat dalam
segala aspek kehidupan dengan fondasi seni budaya.
Titik berat Bandung TV ini dipilih karena seni budaya merupakan poros
kehidupan yang menggerakkan dimensi dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut
diwujudkan dengan 70% program acara budaya lokal Bandung, 20% nasional dan
10% program internasional.(Wawancara dengan Ibu. Yuni Irasianti selaku
Secretary Direktur yang berperan sebagai Humas/Public Relations PT Bandung
Media Televisi Indonesia, Bandung TV, 20 Mei 2005).
Dengan kondisi yang sangat kompetitif saat ini, perusahaan melalui tangan
PR berupaya merebut dukungan publik dengan melalui program yang
dilakukannya agar perusahaan tetap mampu bersaing dan berkembang terus.
Strategi-strategi dan proses operasional dijalankan oleh PR agar eksistensi
perusahaan tetap terjaga.
Sebuah stasiun televisi siaran memiliki kebutuhan akan operasionalnya
sehari-hari dan tentu saja salah satu penunjang bagi eksistensinya adalah adanya
dukungan dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Salah satu pendukung
eksternal yang sangat penting bagi PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV) adalah adanya para pengiklan. Maka dari itu praktisi Public
Relations (PR) Bandung TV akan menentukan strategi “apa dan bagaimana” yang
akan digunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi/
lembaga. Program kerja (actions plan) merupakan salah satu strategi PR yang
dijabarkan dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan) dan
juga menyangkut unsur yang paling menentukan yaitu unsur anggaran (budget)
4
yang sudah dipersiapkan. Hal tersebut sekaligus merupakan “dana dan daya”
sebagai pendukung yang bersifat khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya
suatu strategi program kerja PR.
Public Relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu
“citra yang menguntungkan” (favourable image) bagi organisasi / perusahaan,
atau produk barang dan jasa terhadap para stakeholdersnya sasaran yang terkait
yaitu publik internal dan publik eksternal.
Citra pengiklan terhadap Bandung TV secara sementara telah terbentuk
positif. Hal tersebut terlihat dengan adanya beberapa perusahaan nasional yang
membuat kontrak tetap dalam jangka waktu yang panjang serta perusahaan lokal
yang secara bertahap mengadakan kerjasama dengan pihak Bandung TV
walaupun Bandung TV belum secara resmi mengadakan publikasi dan launching
baik di masyarakat maupun pengiklan. (wawancara dengan Yuni Irasianti selaku
secretary direktur/ Humas Bandung TV, 20 Mei 2005).
Untuk mencapai tujuannya maka proses operasional kegiatan PR
semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap
tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu
berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari
stakeholder sebagai khalayak sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan
citra yang menguntungkan.
Dalam suatu rencana strategis, perusahaan menerapkan garis-garis besar
tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu kedepan, hal
tersebut juga dengan rencana jangka panjang. Berapa lama waktu yang akan
5
dicakup dalam penerapan strategi tersebut tentunya amat bervariasi. Rencana
jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi para praktisi PR untuk
menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil
sehari-hari.
Untuk dapat bertindak secara strategis kegiatan PR harus menyatu dengan
visi dan misi organisasinya, dari sinilah seorang praktisi PR dapat menetapkan
objectivenya dan bekerja berdasarkan objective tersebut.
Untuk mempermudah pelaksanaan proses operasional dalam menentukan
strategi, seorang praktisi PR akan menggunakan konsep-konsep manajemen.
Konsep tersebut seperti membuat rencana, melakukan persiapan, melakukan aksi
komunikasi dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evaluasi.
Karena peranan PR dalam sebuah organisasi akan selalu berkaitan dengan tujuan
utama dan fungsi manajemen dalam perusahaan.
Fungsi dasar manajemen merupakan suatu proses kegiatan atau penciptaan
suatu tujuan pokok organisasi/ lembaga dan biasanya berkaitan dengan
memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber (Sumber daya) yang dimiliki oleh
organisasi/ lembaga yang bersangkutan.
Perusahaan dapat mengetahui tepat tidaknya strategi yang diterapkan
dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk mengukur keberhasilan dari
strategi yang diterapkan pada program tersebut. Jika harapan yang diinginkan
perusahan dan persepsi yang muncul di masyarakat sesuai dengan rencana semula
perusahaan, maka dapat dikatakan strategi yang diterapkan berhasil. Namun, jika
sebaliknya citra yang terbentuk di mata pengiklan kurang baik maka masih
6
banyak hal yang perlu dikaji ulang dan kembali dilakukan pencarian ide-ide baru
yang dapat diterapkan dalam penentuan program yang akan datang.
Memahami sikap dan perilaku masyarakat serta klien dari perusahaan
dengan memahami sungguh-sungguh latar belakang dari sikap tersebut,
mengidentifikasikan siapa publiknya, apa bentuk dan segmentasi publik tersebut,
mengidentifikasi siapa publiknya akan mempermudah dan memperkecil
kemungkinan kegagalan dalam menentukan strategi yang tepat dapat
menghasilkan suatu opini publik yang positif.
PR Bandung TV tentu saja memiliki strategi dalam proses operasionalnya
untuk tetap membina hubungan baik yaitu dengan mengadakan kontak secara
informal dan berkala terhadap pengiklan yang telah datang saat ini agar tetap
dikemudian hari menjadi mitra kerja Bandung TV.
Proses operasinal Public Relations inipun merupakan usaha yang
dilakukan oleh PR Bandung TV untuk terbentuknya kepercayaan pengiklan
terhadap Bandung TV, sehingga pengiklan percaya bahwa dengan beriklan di
Bandung TV segmentasi pasar mereka justru lebih terfokus .
Melihat keberadaannya yang masih sangat muda membuatnya harus
mampu membuat suatu program-program yang inovatif dan tentu saja pendukung
yang sangat menunjang yaitu melaksanakan proses operasional PR untuk
membentuk image positif sehingga dapat menarik minat pengiklan.
Bandung TV masih banyak melakukan berbagai perubahan dan berbagai
perbaikan dalam teknis siaran dan jaringannya. Hal tersebut agar Bandung TV
tetap mendapat citra dan kepercayaan yang positif di mata pengiklan.
7
Proses operasional PR mulai dari proses pencarian data sampai dengan
proses evaluasi adalah suatu proses untuk membentuk image positif sehingga
dapat menarik minat pengiklan, untuk bekerjasama yang didasarkan pada reputasi
(aktivitas dan baik buruknya nama perusahaan) yang telah terbentuk secara
sementara di mata pengiklan.
Opini yang positif yang akan memberikan suatu bentuk citra positif bagi
perusahaan terhadap masyarakat internal maupun eksternal. citra positif
merupakan hal yang akan selalu dan harus dijaga oleh perusahaan manapun,
karena citra yang melekat menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Public Relations PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
membutuhkan proses operasional PR yang tepat untuk diterapkan, terutama untuk
menciptakan citra positif dan kepercayaan publik bahwa keberadaannya dapat
memberikan kerjasama yang saling menunjang diantara kedua belah pihak yaitu
PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) dengan para pengiklan.
1.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapatlah
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
“ Bagaimanakah Proses Operasional Public Relations untuk Membentuk Image
Positif Bandung TV di Mata Pengiklan “
8
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan masalah penelitian yang telah penulis
sampaikan di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian, sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses fact finding Public Relations untuk membentuk image
positif Bandung TV di mata pengiklan ?
2. Bagaimana proses planning dan programming Public Relations untuk
membentuk image positif Bandung TV di mata pengiklan ?
3. Bagaimana proses communicating Public Relations untuk membentuk
image positif Bandung TV di mata pengiklan ?
4. Bagaimana proses evaluation Public Relations untuk membentuk image
positif Bandung TV di mata pengiklan ?
I.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis proses fact finding
Public Relations untuk membentuk image positif Bandung TV di mata
pengiklan.
2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis proses planning
dan programming Public Relations untuk membentuk image positif
Bandung TV di mata pengiklan.
9
3. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis proses
communicating Public Relations untuk membentuk image positif Bandung
TV di mata pengiklan.
4. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis proses evaluation
Public Relations untuk membentuk image positif Bandung TV di mata
pengiklan.
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu komunikasi khususnya komunikasi eksternal dalam
proses operasional Public Relations (PR) untuk membangun image positif
dalam suatu perusahaan/ lembaga/ instansi yang bergerak di bidang media
khususnya televisi.
2. Kegunaan praktis
a. Memberi masukan bagi PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV) mengenai Komunikasi Eksternal dalam upaya
meningkatkan Eksternal Relations dengan pengiklan.
b. Memberikan masukan dan solusi dalam proses operasional Public
Relations (PR) untuk membangun image positif dalam suatu
perusahaan/ lembaga/ instansi. sehingga menghasilkan output yang
diharapkan dan sesuai dengan sasaran dan tujuan jangka panjang
program kerja PR di masa datang.
10
1.6 Alasan Pemilihan Masalah
Penulis tertarik untuk meneliti masalah di atas didasarkan beberapa alasan:
1. PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) sebagai stasiun
televisi lokal swasta pertama di Bandung yang belum mengadakan
launching secara resmi sampai saat ini tetapi telah memiliki iklan lokal
dan nasional merupakan fenomena yang menarik.
2. Televisi merupakan salah satu media untuk berkomunikasi yang disini PT
Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) memiliki program
acaranya yang menitik beratkan pada upaya pencerahan masyarakat dalam
segala aspek kehidupan dengan fondasi seni dan budaya.
3. Melihat bahwa pengiklan atau investor sebagai salah satu komponen yang
menjadi tombak bagi kelangsungan operasionalisasi sebuah stasiun
televisi. Maka dibutuhkan proses operasional PR yang tepat serta strategi-
strategi Marketing dan Public Relations untuk dapat menarik minat
pengiklan, mengingat PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung
TV) merupakan stasiun televisi lokal baru.
4. Melihat bahwa peran pengiklan sebagai pendukung bagi (Bandung TV)
sangat berperan dalam kelangsungan opersionalisasi siaran televisi, disini
sebagai sebuah stasiun televisi lokal baru telah memiliki reputasi yang
baik sehingga menimbulkan kepercayaan para pengiklan baik lokal
maupun nasional sebagai investor. Reputasi dan image yang baik
dikarenakan adanya proses operasional Public Relations yang baik.
11
5. Sebagai seorang public relations suatu perusahaan/ organisasi pada media
komunikasi massa seperti televisi, keterlibatannya adalah dalam upaya
membangun image positif PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV) bersangkutan, karena itu seorang PR harus memahami dan
melakukan berbagai upaya untuk menciptakan kepercayaan publik salah
satunya adalah para pengiklan.
1.7 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah
1.7.1 Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini membahas, menggambarkan (deskriptif) suatu situasi, proses
atau gejala-gejala tentang proses operasional PR
2. Sasaran penelitian dibatasi adalah PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV).
3. Lokasi penelitian pada PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung
TV) di Jl. Sumatra No. 19 Bandung- 40011.
1.7.2 Pengertian Istilah
1. Public Relations is the management function which evaluates public
attitudes identifies the policies and procedures of an individual or an
organizations with the public interest and executes a program of actions
to earn public understanding and acceptance. Artinya PR adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, menyatakan kebijaksanaan dan
prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik, dan
12
melaksanakan program kerja untuk memperoleh pengertian dan
pengakuan dari publiknya.(Yulianita, 2001: 25).
2. Image atau Citra dalam bahasa komunikasi adalah “The Picture In
Ourhead” atau gambar yang ada dalam kepala kita. Gambar disini
dimaksudkan adalah “mental picture” atau gambar mental, yakni gambar
mental yang mengandung unsur positif dan negatif (Yulianita, 2001: 43).
3. Televisi adalah salah satu bentuk Mass Media yang memancarkan suara
dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang
disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik sehingga dapat
diterima oleh pesawat penerima di rumah-rumah. (Yulianita, 2001:147).
4. Iklan adalah pesan komunikasi yang disebarluaskan kepada khalayak
untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan barang atau jasa
dengan jalan menyewa media massa (Effendy, 1989 : 8).
5. Pengiklan adalah orang (perusahaan dsb) yang mengiklankan atau orang
yang memasang iklan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Orang yang
bekerjasama/ sponsor bagi Bandung TV.
1.8 Kerangka Pemikiran
Paradigma Harold D. Laswell (1984) tentang proses komunikasi yng
berbunyi “Who Says what, to whom, in which channel, and with what effect?”,
secara langsung menggambarkan bahwa proses komunikasi seseorang
memerlukan media.
13
Memasukan paradigma laswell dalam komunikasi massa media televisi,
secara tegas memperlihatkan bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan
televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan
umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung.(Kuswandi, 1996: 17).
Televisi merupakan media audio visual yang berperan dalam
mempengaruhi khalayak secara masal. Bandung TV sebagai media tersebut
diharapkan dapat menjadi penghubung antara pengiklan dengan khalayak.
Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya
nonpersonal secara teoritis melaksanakan fungsi-fungsi yang diemban media
massa lainnya. Namun, pengiklan berperan sebagai investor bagi kelangsungan
media televisi seperti Bandung TV. Maka, diperlukan proses operasional public
relations untuk membentuk image positif sehingga dapat menarik minat
pengiklannya.
Dalam proses operasionalnya, Public Relations menurut Cutlip & Center
(1961) harus melalui 4 tahapan aktivitas seorang public relations yaitu :1. Fact
Finding, 2. Planning and Programming, 3. Communicating, 4. Evaluation.
Keempat proses ini dapat dideskripsikan dalam berbagai ilustrasi atau kegiatan.
Fact Finding yaitu mengumpulkan data sesuai dengan kenyataan yang
ada.(Yulianita, 2001:115). Pada tahap ini PR Bandung TV harus mencari data-
data dan berbagai fakta serta pengenalan situasi yang dapat mendukung program-
programnya juga opini masyarakat tentang Bandung TV dan hal apa saja yang
dibutuhkan oleh pengiklan sehingga menarik minatnya untuk menjadi mitra kerja
atau investor.
14
Kemudian setelah mengetahui data dan fakta PR Bandung TV disini akan
mempertimbangkan berbagai program yang akan diputuskan. Berdasarkan data
dan fakta tersebut PR melakukan berbagai pengamatan terhadap pengiklan untuk
mencapai tujuannya.
Planning dan Programming yaitu tahap merencanakan dan membuat
program sesuai dengan apa yang telah diketahuinya dalam tahap fact finding
(Yulianita, 2001:116). Pada tahap ini PR Bandung TV mulai merencanakan
langkah apa saja yang akan ditempuh untuk mulai membentuk image pengiklan
tentang Bandung TV.
Perencanaan menurut GR Terry adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang di inginkan (Hasibuan,1996 : 94).
Disamping merencanakan langkah apa saja PR Bandung TV juga mulai
membuat program sesuai dengan waktu, fasilitas,media dan teknik apa saja yang
dipilih serta sumber daya yang dimiliki, agar kegiatannya dapat berjalan secara
efektif. Program PR tersebut ada yang sifatnya jangka panjang dan jangka pendek.
Communicating yaitu tahap pelaksanaan komunikasi (Yulianita,
2001:117). Dalam tahap ini PR Bandung TV melaksanakan apa yang telah
menjadi perencanaan dan program yaitu melakukan berbagai kegiatan-kegiatan
yang dapat menunjang terbentuknya image positif pengiklan.
Dalam tahap komunikasi ini juga PR menetapkan berbagai teknik-teknik
komunikasi yang dapat mendukung pelaksanaan rencana dan program yang telah
ditetapkan oleh PR sebelumnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
15
Evaluation yaitu tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Dalam hal ini dilakukan pengevaluasian apakah tahap-tahap tersebut telah dilakukan secara baik atau apakah tahap demi tahap yang telah dilalui tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak (Yulianita, 2001:117).
Dalam tahap evaluasi ini PR Bandung TV akan melakukan suatu evaluasi
berkala untuk menilai sejauh mana proses operasional PR yang telah berjalan.
Disini dapat dilihat kekurangan dan kelebihannya, serta apakah program tersebut
sesuai dengan perkembangan Bandung TV dan masyarakat.
Dengan melihat kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam program-
program yang telah ditetapkan sebelumnya, dapat menjadi masukan pada proses
penetapan program selanjutnya agar lebih efektif lagi untuk membentuk citra
pengiklan.
Evaluasi dilakukan dalam proses operasional PR untuk mengukur
keberhasilan, manfaat, kekurangan dan perbaikan dari proses operasional PR.
Serta untuk menentukan langkah apa yang akan diambil oleh PR untuk
memperbaiki dan meningkatkan efektifitasnya tersebut.
Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat ada
beberapa jenis citra, yakni :citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku
(current image), citra yang diharapkan (wish image), citra perusahaan (corporate
image) serta citra majemuk (multiple image).(Jefkins, 2004:20).
Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang dalam atau anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya..(Jefkins,2004:20)
Citra yang berlaku adalah kebalikan dari citra bayangan yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya
16
informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.(Jefkins, 2004:20)
Citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen., secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.(Jefkins, 2004:21).
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang usaha PR keuangan.(Jefkins, 2004:22).
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memuculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.variasi citra (multiple image) harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahan secara keseluruhan harus ditegakkan. Banyak cara antara lain dengan mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas, symbol, lencana dll (Jefkins, 2004:22).
PR Bandung TV melalui perencanaannya ingin lebih menonjolkan citra
yang diharapkan (wish Image) dan citra perusahaan (corporate image) serta
menghindari citra majemuk (corporate image). Sehingga terbentuk minat dari
para pengiklan.
1.9 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.9.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, berdasarkan keperluan untuk memahami,
menggambarkan dan menjelaskan keterkaitan variabel, maka digunakan metode
penelitian deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
menggambarkan, menganalisis dan mengklasifikasikan gejala-gejala atau
17
fenomena yang didasarkan atas hasil pengamatan dari beberapa kejadian dan
masalah actual yang terjadi pada masa sekarang.
Metode deskriptif, yaitu metode penulisan yang melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik bidang tertentu secara faktual dan cermat, yaitu:
1. Mengumpulkan informasi faktual secara terperinci yang melukiskan
gejala-gejala yang ada. Disini PR Bandung TV berusaha
menggunakan berbagai teknik komunikasi untuk mengumpulkan data-
data mengenai opini publik tentang citra Bandung TV khususnya di
mata pengiklan.
2. Mengidentifikasi masalah atau menganalisa situasi-kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku. PR Bandung TV mengklasifikasikan
dan menganalisa berbagai persoalan yang dihadapi oleh para
pengiklan dan publik konsumen. Mencari hal apa saja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan opersional PR sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan masalah yang dihadapi.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi. Disini PR Bandung TV menilai
seberapa efektif proses operasional yang sudah dijalani selama ini dan
membandingkannya untuk menentukan dan meningkatkan operasional
PR selanjutnya.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah dan belajar dari pengalaman untuk dapat menetapkan rencana
dan keputusan pada masa yang akan datang (Rakhmat, 2002:25).
18
Adapun data yang diambil dalam metode deskriptif analisis ini adalah data
kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan data naratif,
deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan
lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tapes, transkip (Moleong, 2004 : 35).
Dalam penelitian ini akan memaparkan bagaimana proses operasional PR
PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) dijalankan untuk
membentuk image yang positif di mata pengiklan.
1.9.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
melalui :
1. Studi kepustakaan
Yaitu usaha mencari data dan mengumpulkan data serta informasi
berdasarkan penelaahan literature atau referensi, baik yang bersumber dari
buku-buku, majalah-majalah, harian umum, artikel-artikel, maupun
catatan-catatan penting hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
2. Wawancara
Yaitu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara
garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara
terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara
19
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, wawancara
terbuka(opended interview), wawancara etnografis. Wawancara tak
terstruktur mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan
memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua responden,
tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap
responden (Mulyana, 2002: 180-181). Dalam penelitian ini menggunakan
wawancara yang tidak terstruktur dimana peneliti mengadakan wawancara
sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Observasi
Observasi adalah metode ilmiah untuk mengumpulkan data dalam bentuk
pengamatan, pencatatan secara sistematis terhadap feneomena yang
sedang diteliti, sehingga apa yang diperoleh dari hasil penemuan dapat
dijadikan rujukan untuk mendeskripsikan permasalahan yang menjadi
fokus utama dalam penelitian ini.
Peneliti melakukan observasi dalam berbagai aktivitas internal manajemen
dan eksternal PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) yaitu
dengan memperhatikan bagaimana proses terjadinya kerjasama dan lebih
memfokuskan pada kegiatan eksternal PR dalam menarik minat para
pengiklan. Observasi ini dilakukan dari bulan Mei-Juli yang berlokasi di
Jl. Sumatra No.19 Bandung 40011.
20
1.10 Key Informants
Merupakan metode atau cara lain yang dilaksanakan oleh seorang Public
Relations untuk mengorek informasi dari orang-orang yang dianggap penting dan
mengusai persoalan yang sedang diteliti sebagai sumber berita. Disini peneliti
menyeleksi siapa saja yang menjadi key informants yang dianggap representatif
dalam memberikan informasi tentang proses operasional PR perusahaan dalam
membentuk image pengiklan. Adapun yang menjadi key informants dalam
penelitian ini adalah :
a. Public Relations
Yuni Irasianti, selaku Secretary Direktur yang berperan sebagai Humas/
PR dimana beliau berperan sebagai penghubung antara perusahaan dengan
pengiklan dalam melakukan suatu kontrak kerjasama diantara kedua belah pihak.
b. Marketing
Jabatan ini dipegang oleh empat orang yaitu Fredrik Yanto, Dian Sandi,
Ruli Ardiansyah dan Pulung Suci Handayani. Diwakili oleh Pulung Suci
Handayani karena beliau dianggap sebagai orang yang paling sering berperan
dalam menawarkan kerjasama antara perusahaan dengan pengiklan, terutama
menawarkan program acara yang ada di Bandung TV disesuaikan dengan
kebutuhan segmentasi pasar dari pengiklan.
c. Keuangan
Jabatan ini dipegang oleh empat orang yaitu Bapak Gunggek, Bapak
Gungmas, Ibu Cherawati dan Ibu Liani. diwakili Liani, yang sangat berperan
21
dalam melakukan pembayaran atas harga pemasangan iklan yang telah menjadi
menjadi kesepakatan diantara pihak perusahaan dengan pengiklan.
d. Program
Gugum, sebagai kepala bidang program yang dianggap sangat berperan
dalam menyesuaikan penempatan iklan dalam program acara yang ada di
Bandung TV. Dan bapak Dicky sebagai traffic
e. Pengiklan
Disini peneliti akan mencoba mencari informasi dari perusahaan nasional
atau lokal. Peneliti dapat mengetahui informasi tentang seberapa besar image dan
image apa saja yang telah terbentuk di pengiklan sebagai publik eksternal
perusahaan melalui proses operasional PR Bandung TV. Melalui evaluasi ini
dapat dilihat apakah proses operasional yang telah dijalankan PR sudah sesuai
dengan harapan yang diinginkan oleh Bandung TV. Keduanya diambil sebagai
tolak ukur minat atau evaluasi atas keberhasilan proses operasional public
relations Bandung TV.
1.11 Fokus Penelitian
Pada penelitian ini, penulis hanya akan memfokuskan perhatian pada
proses operasional public relations di PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV) dalam membentuk image pengiklan. Hal tersebut akan dijabarkan
melalui berbagai tahapan-tahapan yang diwujudkan dalam proses-proses
operasional public relations empat tahap dari Cutlip & Center yang merupakan
bagian dari aktivitas-aktivitas seorang public relations.
22
Tahap pertama adalah proses fact finding dimana public relations Bandung
TV mengadakan berbagai metode dalam upaya pengenalan situasi. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui situasi apa saja yang sedang berkembang di
lingkungan Bandung TV. Mencari data dan fakta serta berbagai opini, sikap dan
perilaku yang ada di pubik eksternal dan internal perusahaan.
Tahap kedua adalah proses planning and programming merupakan proses
dimana Public relations Bandung TV membuat langkah-langkah perencanaan dan
program, dimana langkah tersebut diambil berdasarkan data dan informasi yang
didapatkan dari proses fact finding. Kemudian PR Bandung TV membuat program
secara rinci tentang langkah-langkah yang akan diambil. Menentukan waktu atau
timming serta budgeting seperti apa yang tepat untuk melaksanakannya.
Tahap ketiga yaitu prose communicating dimana PR Bandung TV
mengadakan langkah nyata atau pelaksanaan atas perencanaan dan program yang
telah ditetapkan sebelumnya. Berbagai teknik-teknik komunikasi yang dijalankan
oleh PR dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuannya.
Tahap terakhir adalah proses evaluation yaitu proses dimana PR Bandung
TV menilai kembali proses operasional yang telah dijalankan. Dalam proses ini
PR dapat mengukur keberhasilan, manfaat, kekurangan dalam proses operasional
yang telah dijalankan. Dan kemudian menentukan langkah operasional PR
selanjutnya.
23
1.12 Organisasi Karangan
Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan organisasi
karangan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Latar belakang masalah,
Masalah Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Alasan Pemilihan Masalah, Pembatasan Masalah, Pengertian Istilah,
Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian dan teknik Pengumpulan Data, Key
Informants dan fokus penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini penulis mengemukakan pembahasan secara teoritis
tinjauan mengenai Pengertian Public Relations, Fungsi Public Relations, Tujuan
Public Relations, Lingkup Public Relations baik Internal maupun Eksternal,
Proses Operasional Public Relations dari mulai proses Fact Finding, Planning and
Programming, Communicating dan Evaluation. Disini juga dibahas mengenai
Public Relations perusahaan, Tinjauan Image atau citra, Tinjauan Televisi dan
Tinjauan iklan serta pengiklan.
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini terdiri dari perkenalan dan sekilas perusahaan yaitu PT
Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV), Rasional, Maksud dan Tujuan
perusahaan, Spirit, Visi, Misi dan Strategi perusahaan, Orientasi Program dan
Khalayak, Tahapan-tahapan persiapan, Sumber Daya Manusia dan Struktur
organisasi perusahaan, Persiapan Peralatan Operasional Studio dan Lapangan,
24
Coverage Area, Segmentasi (Segmentations), Rate Card, ruang lingkup
departemen Public Relations PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung
TV), Proses Operasional Public Relations PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV) serta Data Pengiklan.
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
Hasil penelitian dan pembahasan secara mendalam terdiri atas penjelasan
analisis sumber data informan dan analisis data penelitian secara Deskriptif
Analisis yang didasarkan pada data kualitatif.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran-saran untuk pengembangan ilmu dan
pengembangan praktis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Public Relations
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan public relations, maka
terlebih dahulu harus dilihat dari pengertian yang terdapat dalam kata “public”
dan “relations” itu sendiri. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan diuraikan
pengertian dari “public”, “relations” dan “public relations”.
Public secara universal diartikan sebagai “sekelompok orang yang
mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”. Sedangkan
relations diartikan sebagai “hubungan-hubungan”. Jadi, public relations secara
etimologis adalah “hubungan-hubungan antar publik”.
Sedangkan secara terminologis pengertian public relatios adalah :
Edward L. Bernays
Menyatakan bahwa public relations sebuah profesi yang berkenaan
dengan relasi-relasi sebuah unit dengan publik atau publik-publiknya yang
merupakan relasi yang menjadi dasar berlangsungnya kehidupan.
(Iriantara, 2004 : 43).
DeFleur dan Dennis (1988:298)
Menyatakan bahwa pada dasarnya public relations merupakan proses
komunikasi, dimana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk
menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik
dengan tujuan tertentu. (Iriantara, 2004: 43-44).
25
Dr. Carter McNamara
Mendefinisikan public relations aktivitas berkelanjutan untuk menjamin
perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik (Iriantara, 2004: 44)
Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
menyatakan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar
kepentingan publik, dan melaksanakan program kerja untuk memperoleh
pengertian dan pengakuan dari publiknya.(Yulianita, 2001 : 25).
Public relations dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi manajemen. Hal ini
menunjukkan bahwa public relations sangat erat kaitannya dengan manajemen,
dimana ia mempunyai fungsi yang melekat dengan kegiatan manajemen, dalam
arti jika ada suatu sistem manajemen sudah pesat,di dalamnya terkandung
kegiatan public relations yang memfungsikan manajemen tersebut. Hal ini
memberikan konsekuensi bahwa public relations merupakan hal yang harus
terlembaga atau institutional. Sebagai fungsi manajemen, Public Relations berarti
mempunyai kontribusi yang sangat penting untuk kelancaran dalam penyampaian
manajemen dan kebijksanaan organisasi/ perusahaan dari public internal ke public
eksternal maupun sebaliknya.Untuk itu seorang PRO dituntut harus dapat
menyatakan kemudian mengetahui dan menanggapi sikap publiknya dengan cara
mengatur dan menekankan tanggung jawab manajemen guna melayani
kepentingan publiknya.
Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
26
pengertian.(Jefkins, 2004: 10). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa PR
merupakan suatu kegiatan manajemen yang dijalankan berdasarkan tujuannya dan
hasil yang dicapai oleh PR merupakan hasil yang nyata, yang dapat diukur jadi
tidak bersifat abstrak.
Yosal Iriantara dalam bukunya Manajemen Strategis Public Relations
mengutip (Wells,et.al.,1995:619) bahwa sebagai fungsi manajemen, public
relations memampukan organisasi untuk mencapai hubungan yang efektif dengan
berbagai khalayaknya melalui pengertian sikap, nilai, dan opini khalayak. Karena
itu pada dasarnya semua organisasi yang memiliki manajemen akan
mempraktekkan public relations tersebut. Seorang PRO harus mempunyai
kreativitas yang tinggi, sehingga ia dapat membuat program-program kerja yang
mempunyai kualitas demi keuntungan dan kepuasan publik-publiknya.
definisi PR menurut Institute of Public Relations (IPR) di Inggris adalah:
Praktik PR adalah usaha yang direncanakan serta dilakukan secara kontinu untuk menciptakan dan menjaga nama baik (goodwill) dan kesepahaman bersama antara suatu organisasi dengan publiknya. PR berkaitan dengan reputasi-hasil dari apa yang Anda lakukan, Apa yang Anda katakana dan apa yang dikatakan orang lain tentang Anda.
DanPraktik PR adalah disiplin ilmu yang memelihara reputasi dengan tujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan dukungan serta untuk mempengaruhi opini serta perilaku. (Gregory, 2004 : 2-3).
Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa PR dalam menjalankan
aktivitas, fungsi dan peranannya akan selalu berusaha memberikan pelayanan
yang terbaik bagi publik-publiknya agar senantiasa dapat menjaga reputasi dan
nama baik perusahaan agar tetap baik. Reputasi dan nama baik yang dimiliki oleh
perusahaan merupakan hasil atau efek dari aktivitas PR itu sendiri dan opini yang
27
positif di mata publik merupakan nama baik bagi perusahaan. PR akan selalu
mengupayakan saling pengertian diantaranya dan kesepahaman untuk
mendapatkan dukungan sehingga tercipta opini positif di publik yang akan
mempengaruhi pada perilaku publiknya.
Dari berbagai definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
public relations merupakan suatu kegiatan atau aktivitas-aktivitas manajemen
yang salah satunya adalah perencanaan dalam membina hubungan-hubungan
dengan publik-publik dalam upaya mencapai citra atau image yang baik di mata
publik-publiknya.
2.2 Fungsi Public Relations
Public relations dalam upayanya membina hubungan-hubungan dengan
seluruh publiknya memiliki berbagai fungsi seperti yang dikemukakan oleh
beberapa ahli sebagai berikut :
Bertrand R. Canfield, dalam bukunya PR Principles and Problems, mengemukakan tiga fungsi Public Relations:
a. It should serve the public interest (mengabdi kepada kepentingan publik)
b. Maintain good communications (memelihara komunikasi yang baik)
c. And stress good morals and manners (menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik) (Yulianita,2001:49)
Menurut Cutlip and Center dalam bukunya “Effective PR” mengemukakan tiga fungsi Public Relations, yaitu :
a. To ascertain and evaluate public opinion as it relates to his organization (menjamin dan menilai opini public yang ada dari organisasi)
b. To counsel executives on way of deling with public opinion as it exist (untuk memberikan nasihat atau penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini public yang ada)
28
c. To use communications to influence public opinion (untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik) (Yulianita, 2001:50)
2. Peranan humas secara umum dalam suatu badan atau organisasi itu terlihat dengan adanya aktivitas pokok dari seseorang humas yaitu :
a. Mengevaluasi sikap atau opini publik b. Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi/ perusahaan
dengan kepentingan publiknya c. Merencanakan dan melaksanakan panggilan aktivitas humas/public
relations. (Ruslan, 2003:24)
Dari ketiga fungsi diatas, pada dasarnya dapat ditarik suatu kesimpulan
tentang fungsi Public Relations secara universal sehingga mudah untuk dipahami
dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu humas
menyangkut dua fungsi Public Relations yang prinsipnya adalah:
1. Menyampaikan kebijakan manajemen kepada publik
2. Menyampaikan opini publik kepada manajemen
2.3 Tujuan Public Relations
Public Relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur
organisasi public relations merupakan salah satu divisi atau bagian dari organisasi
. karena itu, tujuan public relations sebagai bagian struktural organisasi tentu saja
tidak bisa lepas dari tujuan organisasinya sendiri.
Secara tegas Oxley (1987:38) itu kemudian menyatakan bahwa objective
PR tidak akan pernah terlepas objective organisasi. “Objective public relations
tidak akan pernah merintangi pencapaian objektif penting apa pun dari
organisasi”. DalamYosal Iriantara bukunya Manajemen Strategis Public Relations
dibuat uraian secara rinci oleh Lesly, yang mencakup hal sebagai berikut:
1. Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya
29
2. Promosi produk atau jasa 3. Mendeteksi dan menghadapi isu dan peluang 4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Good will karyawan atau anggota organisasi 6. Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan 7. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi bagiannya 8. Good will para stakeholder dan konstituen 9. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangkas 10. Mencegah serangan 11. Good will para pemasok 12. Good will pemerintah 13. Good will bagian lain dari industri 14. Good will para dealer dan menarik dealer lain 15. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang 18. Good will para customer atau para pendukung19. Investigasi sikap pelbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan 21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan. (Iriantara,2004 : 56-57)
Ke-22 hal yang di atas yang merupakan tujuan kegiatan public relations
yang pada gilirannya akan memberi manfaat terhadap organisasi. Prestise atau
citra yang baik akan berdampak manfaat yang sangat besar bagi perusahaan
karena setiap perusahaaan sadar betul bahwa citra atau image yang baik
merupakan asset besar perusahaan.
Secara universal tujuan dari public relations adalah untuk menciptakan,
memelihara, meningkatkan dan memperbaiki citra organisasi apabila telah
menurun atau rusak di mata publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi
daripada publik yang bersangkutan.Dengan demikian ada empat tujuan public
relations, yaitu :
1. Menciptakan citra yang baik 2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik
30
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi menurun atau rusak.(Yulianita, 2001: 43)
Pada umumnya tujuan pokok dari public relations menekankan pada
aspek pencitraan , yaitu pada citra positif. Hal tersebut diwujudkan dengan
membina goodwill dan saling pengertian diantara publik-publiknya.
2.4 Lingkup Public Relations
Pada umumnya ruang lingkup atau jagat public relations meliputi
aktivitas-aktivitas dalam membina hubungan baik dengan publik internal
perusahaan dan publik eksternal perusahaan.
2.4.1 Hubungan Publik Internal (Internal Public Relations)
Yang termasuk kedalam publik internal adalah khalayak/ publik yang
menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan usaha pada suatu perusahaan atau
organisasi itu sendiri. Dalam dunia bisnis Purel, publik internal ini disesuaikan
dengan bentuk daripada perusahaan yang bersangkutan. Apakah organisasi
tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah, ataupun
lembaga pendidikan.
Jadi, tergantung dari jenis, sifat, karakter dari organisasi atau perusahaan
Jadi publik yang termasuk ke dalamnya pun menyesuaikan diri dengan bentuk
dari organisasinya dan umumnya khalayak atau publiknya adalah yang menjadi
bagian dari kegiatan usaha perusahaan. Umumnya contoh dari publik internal dari
suatu perusahaan adalah Publik pegawai (employee public), Publik manajer
(manager public), Publik pemegang saham (stockholder public), Publik buruh
(labour public), dsb.
31
Selanjutnya tujuan dibinanya hubungan dengan publik internal adalah:
Untuk menciptakan hubungan baik yang harmonis, dalam rangka memperoleh kesediaan kerjasama (cooperation) diantara orang-orang yang menjadi bagian dari organisasi/ instansi/ perusahaan serta memungkinkan orang-orang tersebut untuk ikut berpartisipasi dan berprestasi lebih tinggi dengan mendapatkan kepuasan dari hasilnya. (Yulianita, 2001: 59)
Sementara menurut Oemi Abdurrachman mengutip pendapat Griswold
tentang tujuan dibinanya hubungan dengan pulik internal adalah mencapai
karyawan yang mempunyai kegairahan kerja. Dengan terciptanya hubungan yang
baik dalam publik internal akan menciptakan pula citra positif di mata karyawan
sehingga efektifitas kerja dapat meningkat.
2.4.2 Hubungan Publik Eksternal (External Public Relations)
Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik yang berada di luar
organisasi/ perusahaan yang harus diberikan penerangan/ informasi untuk dapat
membina hubungan baik (membina goodwill). Sama halnya dengan publik
internal maka publik eksternal juga menyesuaikan dengan bentuk, jenis dan
karakter perusahaan.
Dengan demikian maka yang menjadi publik eksternal perusahaan akan
berbeda dengan organisasi lainnya. Berikut contoh publik eksternal yang umum
meliputi :
1. Publik pers (Press public) 2. Publik pemerintahan (Government public) 3. Publik masyarakat sekitar (Community public) 4. Publik rekanan/ pemasok (Supplier public) 5. Publik pelanggan (Costumer public) 6. Publik konsumen (Consumer public) 7. Publik bidang pendidikan (Educational Public) 8. Publik umum (General public), (Yulianita, 2001: 69)
32
Selanjutnya, tujuan dibinanya hubungan dengan publik eksternal adalah :
Untuk memperoleh dan meningkatkan citra yang baik dari publik eksternal terhadap organisasi/ instansi/ perusahaan serta untuk mendapatkan kepercayaan dan penilaian yang positif dari publiknya dan bila perlu untuk memperbaiki citra tersebut. (Yulianita, 2001: 70)
Sementara menurut Oemi Abdurrachman dalam bukunyaPublic Relations
menyatakan bahwa tujuan dibina bagi publik eksternal adalah untuk mengeratkan
dengan orang-orang diluar badan/ instansi hingga terbentuklah opini publik yang
favourable terhadap badan itu. Dengan meningkatkan hubungan dengan publik
eksternal dapat mempertahankan citra dan eksistensi perusahaan di mata publik-
publiknya.
2.5 Proses Operasional Public Relations
Operasional public relations merupakan proses dimana seorang PR
melaksanakan aktivitas-aktivitas PR yang berhubungan dengan publik-publiknya
baik eksternal maupun internal. Proses operasional bertujuan untuk mencapai efek
yang tinggi dalam kegiatan komunikasi public relations. Cutlip & Center
mengemukakan empat tahapan dalam proses operasional public relations yaitu : 1.
Fact finding, 2. Planning and Programming, 3. Communicating, 4. Evaluation.
Pada pelaksanaannya untuk memperoleh efek yang maksimal proses operasional
tersebut harus dilaksanakan dengan proses putaran (cyclical process) dengan
disesuaikan kebutuhan.
33
2.5.1 Proses Fact Finding
Proses Fact Finding yaitu mengumpulkan data sesuai dengan kenyataan
yang ada.(Yulianita, 2001:115). Disini PR berusaha mencari dan mengumpulkan
data serta fakta melalui berbagai cara yaitu dengan menganalisis situasi yang
sedang terjadi, mengidentifikasikan masalah-masalah, mengumpulkan berbagai
pendapat serta opini yang diperlukan dalam pencapaian tujuannya. Menurut Ir.
Kusmantoro, D, MPA data dan informasi diartikan sebagai berikut :
Data adalah factor kadar yang berdiri sendiri-sendiri (kata-kata, angka-angka, gambar, symbol, dan sebagainya) jika dikumpulkan serta dioleh akan menghasilkan suatu pengertian. Pengertian itu disebut informasi, yang dimanfaatkan penerimanya guna menambah pengetahuan, pengertian, dan intelegensinya.(Ruslan, 2003:101). Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan dating.(Hasibuan, 1996: 258).
Upaya PR untuk memperoleh data dan informasi tersebut, seorang PR
dapat menggunakan beberapa metode yaitu metode formal dan metode informal.
Kedua metode ini dilakukan oleh PR untuk mengetahui berbagai situasi berupa
opini, sikap dan perilaku khalayak dan publik perusahaan. Berikut dijelaskan
metode pengumpulan data tersebut :
1. Metode In-Formal
Merupakan metode pengumpulan data yang didapatkan dari berbagai
pihak yang berkepentingan dengan yang diteliti. Data yang didapatkan dalam
metode informal ini memungkinkan resonden yang menjadi sumber informasi
lebih terbuka dalam memberikan gambaran informasi. Sehingga responden lebih
34
nyaman dalam mengungkapkan fakta-fakta. Data dan fakta yang didapatkan
dalam metode in-formal ini dapat berupa data primer dan data sekunder.
a. data primer
untuk mendapatkan data primer ini peneliti langsung mendapatkan datanya dari
sumber-sumber data yang dianggap kredibel. Dalam buku Dasar-dasar Public
Relations Neni Yulianita terdapat pendapat yang dikemukakan oleh Cutlip,
Center, and Broom (1985 : 108-215) bahwa beberapa kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan pengumpulan data dengan cara metode informal melalui data primer,
yakni sebagai berikut :
Personal Contacts (Kontak pribadi) Key Informants Community Forums Focus Groups Advisory Committees and Boards The Ombudsman Call in Telephone Lines Mail Analysis (Yulianita, 2001: 122)
Berikut di bawah ini akan dijelaskan metode informal melalui data primer : Personal Contacts (Kontak pribadi) Metode ini, merupakan metode informal yang sangat mudah dilaksanakan khususnya dalam kegiatan Bisnis Public Relations. Personal Contacts ini dilaksanakan untuk memperlancar suksesnya perusahaan. Metode ini dilaksanakan oleh seorang PRO karena ia dapat menembus tembok-tembok formalitas baik dari organisasi maupun perorangan yang umumnya sering dirasa sulit. Key Informants Merupakan cara lain yang dilaksanakan dalam Personal Contacts (Pendekatan Personal Contacts). Untuk itu dalam pelaksanaannya untuk mengorek informasi dari orang-orang yang dianggap sebagai sumber informasi. Selain PRO harus dapat menyeleksi orang yang ahli dalam mengorek informants, seorang PRO pun harus dapat menentukansiapa-siapa saja key informantsnya. Community Forums & Focus Groups Dalam hal ini perusahaan mengangkat orang-orang dari masyarakat sekitar yang dianggap dapat membantu perusahaan. Kelompok-kelompok yang dibentuk ini dapat berpengaruh bagi kepentingan perusahaan, karena pada prinsipnya jika perusahaan memerlukan adanya masukan opini dari orang-
35
orang yang berpengaruh atau ada hal-hal yang tidak diinginkan, maka mereka harus bersedia untuk memberikan pengaruh bagi publik-publik yang diharapkan dapat memberikan bantuan pada perusahaan. Selain Community forum PR juga dapat membentuk kelompok-kelompok yag dianggap berpengaruh didalam lingkup perusahaan atau organisasi, dimana kelompok-kelompok ini akan dianggap sebagai kelompok acuan yang mungkin pendapatnya dianggap sebagai representasi dari publiknya sehingga seringkali pendapat, sikap atau perilaku mereka dapat memberikan masukan yang berarti bagi kepentingan kebijakan perusahaan. The Ombudsman Adalah orang-orang yang ditunjuk oleh organissi atau perusahaan sebagai orang perusahaan yang bertugas untuk mengumpulkankeluhan-keluhanmasyarakat mengenai suatu organisasi. Advisory Committees and Boards Orang terkemuka yang dibentuk oleh perusahaan untuk dijadikan dewan komite yang dapat memberikan nasehat-nasehat yang sebagian besar bukan dari perusahaan kita melainkan dari perusahaan lain yang mempunyai kepentingan dan kerjasama dengan perusahaan kita. Call in Telephone Lines Metode informal dari kegiatan public relations untuk dapat mengumpulkan data melalui kegiatan pelayanan telepon. Mail Analysis Metode mengolah surat-surat yang masuk langsung dikirim ke organisasi kita baik yang memuji/ mengkritik organisasi kita. (Yulianita, 2001: 122-127)
b. data sekunder
merupakan metode pengumpulan data yang berbeda dengan data primer, dimana
dalam data primer data yang didapatkan langsung dari sumber-sumber datanya
tetapi dalam data sekunder tidak demikian. Data yang didapatkan dalam data
sekunder pengumpulan data dilakukan dari orang-orang yang telah mengolah dari
data langsung tersebut berupa tulisan atau laporan yang sudah dipublikasikan
seperti buku-buku, majalah-majalah dan skripsi dari penelitian mahasiswa yang
dianggap sah.
36
2. Metode Formal
Merupakan metode dari seorang public relations melalui sebuah riset atau
penelitian ilmiah yang melalui berbagai tahap uji coba yang didasarkan pada
fakta-fakta di lapangan.
Proses penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data yang ada dalam kaitanya dengan permasalahan Public Relations. Dari hasil analisis dan perubahan ini diharapkan dapat diketahui penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. Dalammelakukan kegiatan dilakukan melalui riset secara formal sesuai dengan langkah-langkah metodologi penelitian secara ilmiah. (Yulianita, 2001: 128)
Untuk melakukan metode riset formal ini public relations harus
mempertimbangkan berbagi hal yang dibutuhkan dalam pelaksanakannya. Seperti
bagaimana sumber daya yang ada dalam perusahaan dan dana yang dibutuhkan
untuk melaksanakan metode formal yang relatif tidak sedikit tersebut.
2.5.2 Proses Planning and Programming
Proses Planning secara sederhana dapat diartikan sebagai perencanaan yaitu
perincian secara teratur dan berurutan tentang langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan rencana. Dalam suatu rencana ditetapkan berbagai tujuan yang
ingin dicapai dan cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Programming
adalah acara atau susunan acara yaitu perincian waktu atau timming secara teratur
dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah demi langkah sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan pada planning. (Yulianita,2001:132-133).
Public Relations sangat penting melakukan berbagai perencanaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, baik itu dalam hubungannya dengan pihak eksternal
37
maupun internal. Seperti dikatakan oleh Hasibuan tentang pentingnya membuat
suatu perencanaan adalah :
1. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan.
3. Rencana adalah dasar pengendalian, Karena tanpa ada rencana pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses manajemen pun tidak ada.(Hasibuan, 1996:93)
Pada dasarnya sebuah perencanaan harus berorientasi pada pencapaian
tujuan. Jika tujuan tersebut tidak tercapai mungkin disebabkan kurang matangnya
sebuah rencana. Perencanaan juga harus mempertimbangkan berbagai kebijakan
perusahaan, prosedur dan anggaran serta rasional agar dalam pencapaian tujuan
dapat efektif. Tujuan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar mudah dipahami dan
tujuan juga harus rasional, wajar, ideal dan cukup menantang sehingga dapat
diperjuangkan oleh seluruh komponen perusahaan.
Tujuan perencanaan PR adalah menciptakan, memelihara, meningkatkan
dan memperbaiki citra atau image jika citra atau image perusahaan menurun atau
rusak di mata khalayaknya. Pada prinsipnya, Neni Yulianita mengemukakan
dalam planning harus jelas dirumuskan :
1. Apakah yang hendak dicapai dengan komunikasi itu. 2. Untuk mencapai tujuan, maka haruslah ditetapkan secara jelas bentuk
komunikasi yang bagaimanakah yang harus dilaksanakan. 3. Jika komunikasi itu memerlukan media, maka harus ditetapkan secara
kelas, media yang bagaimanakah yang harus dipersiapkan untuk menyalurkan komunikasi itu.
4. Untuk mencapai target secara efektif, harus pula ditetapkan secara jelas publik yang manakah yang dijadikan sasaran strategis dari kegiatan komunikasi, juga siapakah komunikator yang dianggap kredibel dalam memberikan kontribusi terhadap target yang akan dicapai.
38
5. PRO harus dapat menetapkan rancangan pesan komunikasi yang seuai dengan target sasaran.
6. Harus dapat menentukan konteks komunikasi yang tepat sehingga pada saat pelaksanaannya nanti tidak mengalami kesulitan.
7. Dapat menetapkan efek komunikasi yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi ini.
8. Dapat menetapkan schedule dan anggaran yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan ini.(Yulianita, 2001:133-135)
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations edisi enam,
terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya perencanaan PR.
Keempat alasan tersebut adalah :
1. untuk menetapkan target–target operasi PR yang nantinya akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
2. untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
3. untuk menyusun skala prioritas guna menentukan (i) jumlah program dan (ii) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program PR yang telah diprioritaskan itu.
4. untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan (i) staf pendukung atau personil yang mencukupi, (ii) dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor ,mesin cetak,kamera,kendaraan, dan sebagainya, serta (iii) anggaran dana yang tersedia (Jefkins, 2004 : 56)
Selanjutnya setelah proses perencanaan dibutuhkan program public relations yang
jelas. Menurut Neni Yulianita program operasional PR secara praktis pada
umumnya dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a. Program Rutin Yaitu program PR yang tersusun menurut urutan situasi dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan perkembangan daripada organisasi.
b. Program Insidental Yaitu program PR yang disusun jika sewaktu-waktu perlu dilaksanakan, program ini sebagai program tambahan dari kegiatan PR.
c. Program Darurat Yaitu program PR yang disusun jika tiba-tiba organisasi kita mengalami musibah, kecelakaan, atau apapun namanya yang sifatnya mendadak dan harus segera diatasi. (Yulianita, 2001 : 136)
39
2.5.3 Proses Communicating
Proses Communicating yaitu tahap pelaksanaan komunikasi (Yulianita,
2001:117). Disini PR mulai melakukan berbagai aksi atau tindakan nyata yang
disesuaikan dengan planning dan programming yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelaksanaan tersebut diupayakan sesuai dengan rencana dan program agar dalam
pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.
Dalam proses communicating ini Public Relations disini harus berperan
aktif dalam memberikan keterangan dan menceritakan segla sesuatu dari awal
sampai akhir. Dalam arti ia harus memberikan berbagai teknik-teknik komunikasi
dan berbagai strategi yang telah tersusun dalam perencanaan dan program kerja
yang dapay mendukung upaya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Seperti yang dikemukakan oleh Neni yulianita bahwa pada prinsipnya tahp
ketiga ini adalah menjabarkan dan menjawab pertanyaan “What do I do?” dan ”
How and when do we do and say it?” (Yulianita, 2001: 151).
Dalam proses communicating ini, Public relations Bandung TV
melaksanakan berbagai strategi dan aktivitas-aktivitas PR yang dapat menunjang
pelaksanaan perencanaan dan program yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan perusahaan yaitu mencapai image dan citra positif di masyarakat sehingga
dapat menarik minat pengiklan untuk mempromosikan produk ataupun jasanya
melalui Bandung TV serta bekerjasama untuk mencapai keuntungan di kedua
belah pihak.
40
2.5.4 Proses Evaluation
Evaluation yaitu tahap melakukan suatu penilaian terhadap apa yang telah
dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Dalam hal ini dilakukan
penilaian apakah proses-proses yang dilalui tersebut telah dilakukan secara baik
dan sesuai dengan yang diharapkan. Tahap evaluasi dilakukan antara lain untuk :
1. Mengevaluasi dan mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Apakah kegiatan komunikasi telah mencapai target sesuai dengan rencana.
2. Mengevaluasi manfaat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam arti seberapa besar kegiatan ini memberikan manfaat baik bagi organisasi maupun bagi publiknya.
3. Mengevaluasi kekurangan atau kelebihan (keuntungan atau kerugian) dari program kegiatan yang telah dilaksanakan baik bagi organisasi atau perusahaan maupun bagi publiknya.
4. Mengevaluasi kegiatan yang sifatnya menyimpang dai rencana, sehingga dapat dicatat apa yang harus diperbaikinya, sehingga pada tahap pelaksanaan proses public relations berikutnya diharapkan akan terlaksana secara lebih sempurna.(Yuliaita, 2001 : 154)
Evaluasi dilaksanakan untuk mengontrol proses operasional yang telah
dilaksanakan oleh public relations. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai kontrol
dalam menentukan langkah selanjutnya yang akan di ambil oleh public relations,
agar di kemudian hari tidak melakukan kesalahan yang sama dan selanjutnya
dapat mempertahankan citra psitif yang telah ada di khalayak seperti tujuan PR
yang utama.
Proses operasional dari public relations seperti dikemukakan di atas,
merupakan proses yang sifatnya sirkuler atau cyclical process. Artinya prosesnya
berputar dimana proses di tahap evaluasi ini dapat menjadi data kembali di proses
fact finding.
41
Empat Tahap Proses Operasional Public Relations Cutlip & Center (1961)
Defining Metode Informal Opini Public Relations Metode Formal Sikap
Problems Perilaku (Situations Analysis)
mengacu padatahap 1
Proposal Pelaku & sasaran Komunikasi
Planning & Programming Pesan Komunikasi (Strategy) Media Komunikasi
Konteks/ setting Komunikasi Efek Komunikasi Metode & Teknik komunikasi Schedule & Anggaran
mengacu padatahap 2
Taking Actions & Komponen Actions Communicating Komponen omunikasi (Implementation) Pelaksanaan
mengacu pada tahap 1,2 dan 3
Evaluasi/ mengukur kerhasilan Evaluasi Manfaat
Evaluation the Program Evaluasi Kekurangan (Assesment) Evaluasi Perbaikan dll
Defining Public Relations Problems (Situations Analysis)
Planning & Programming (Strategy)
Taking Actions & Communicating (Implementation(( )
Evaluation the Program (Assesment(( ) t
Opini Sikap Perilaku
(Yulianita, 2001 : 119)
42
2.6 Public Relations Perusahaan
Tugas-tugas seorang public relations selalu dikaitkan dengan tempat
dimana ia berada. Tugas PR perusahaan akan mempunyai titik berat yang berbeda
dengan tugas PR di sebuah organisasi masyarakat atau PR di suatu lembaga
pemerintahan. Kesemuanya mempunyai fokus yang berbeda dalam melakukan
tugas, fungsi dan peranannya. Hal tersebut karena berkaitan dengan proses
pelaksanaan tugas-tugasnya. Adapun yang menjadi tugas-tugas pokok dari public
relations perusahaan menurut Colin Coulson-Thomas dalam bukunya Public
Relations Pedoman Praktis Untuk PR adalah :
1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan, juga ancaman dan peluangnya; mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui sarana-sarana public relations; mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka.
2. Memberi nasehat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern, yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi perusahaan tersebar.
3. Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan, baik intern maupun ekstern. Dengan cara mempertahankan para ahli, baik yang sudah ada maupun yang baru masuk, sehubungan dengan teknik-teknik yang relevan dan kemudahan-kemudahan serta kontak-kontak yang mungkin digunakan mereka.
4. Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting. Selain itu, menontak pula para pencetus ide dan sumber-sumber informasi lain.
5. Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpilih, guna memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang cocok buat mereka, seperti buku, majalah keluarga, surat kabar, radio, televisi, brosur, wawancara dan lainnya.
6. Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus, agar dapat menentukan dan memperkirakan situasi dan masalah, atau untuk mengukur efektivitas program-program dari public relations yang telah dilaksanakan.
7. Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas public relations, sehingga dapat memberikan laporan-laporan yang teratur kepada pihak manajemen.
43
8. Merencanakan dan memanaj kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan. Misalnya, pameran, kunjungan, pertemuan, dan lain sebagainya.
9. Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis maslah-maslah komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan baik dengan audio visual maupun sarana-sarana pendukung lain serta berkerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah ditentukan.
10. Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan sesuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
Dengan demikian tugas seorang PR dalam suatu perusahaan meliputi
kegiatan manajemen dimana ia harus memiliki keterampilam manajemen yang
luas karena ia akan banyak berhubungan dengan seluruh komponen perusahaan.
Sebab, ia senantiasa memberikan nasehat kepada seluruh tingkatan manejemen.
2.7 Tinjauan Image (Citra)
Berkaitan dengan citra menurut Philip Kotler (2000:553), yaitu:
“Image is the set of beliefs, ideas and impressions a person holds regarding an object. People’s attitude and actions toward an object are highly conditioned by that objects image” Secara garis besar bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek tersebut. (Ruslan, 2003 : 301).
Seperti telah dijelaskan di atas dalam pengertian citra bahwa citra
merupakan suatu kesan yang timbul dalam benak seseorang terhadap sesuatu.
Jadi, image adalah hasil dari persepsi. Image adalah kesan yang timbul karena
adanya pemahaman akan suatu kenyataan.
Dalam hal ini citra yang diteliti yaitu berkaitan dengan citra suatu
perusahaan di mata publiknya, dimana dalam penelitian ini publik yang diteliti
yaitu publik eksternal perusahaan khususnya para pengiklan sebagai klien dari
perusahaan yang mendukung kelangsungan program acara di dalam perusahaan.
44
Pembinaan citra atau image perusahaan merupakan tugas praktisi PR. PR
berperan dalam menegakkan citra atau image perusahaan yang diwakilinya agar
tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat
merugikan. Kerugian yang paling fatal tentunya adalah muncul atau timbulnya
benih-benih ketidakpuasan dari pihak-pihak yang berhubungan dengan
perusahaan. Ketidakpuasan itu dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan dapat
diwujudkan dalam bentuk penarikan diri, penarikan pinjaman, dan kerjasama,
tidak mau jadi pelanggan lagi, sampai pada bentuk fisik, seperti pemogokan,
pengrusakan dan lain-lain yang sifatnya merugikan. Citra yang baik dimaksudkan
agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di dalamnya dapat terus
mengembangkan kreativitasnya dan bahkan dapat memberikan manfaat dengan
lebih berarti bagi orang lain.
Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat ada
beberapa jenis citra, yakni :citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku
(current image), citra yang diharapkan (wish image), citra perusahaan (corporate
image) serta citra majemuk (multiple image).(Jefkins,2004:20).
Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang dalam atau anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat , bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan atau pun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak dari luar.(Jefkins,2004:20)
Citra yang berlaku adalah kebalikan dari citra bayangan yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.(Jefkins, 2004:20)
45
Citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada; walaupun dalam keadaan tertentu citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun, secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.(Jefkins, 2004:21).
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang , keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab social dan komitmen mengadakan riset. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang usaha PR keuangan.(Jefkins, 2004:22).
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memuculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.variasi citra (multiple image) harus ditekan semiimal mungkin dan citra perusahan secara keseluruhan harus ditegakkan. Banyak cara antara lain dengan mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas, symbol, lencana dll (Jefkins, 2004:22).
Agar perusahaan kita memperoleh image yang baik maka seorang PR
harus melakukan berbagai upaya atau cara untuk memperolehnya demi
tercapainya tujuan perusahaan. Dimana image/ citra tersebut dapat diperoleh
dengan cara sebagai berikut:
1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian belum tentupersetujuan/ penerimaan. Dalam hal ini publik memahami organisasi/ perusahaan/ instansi apakah dalam produk/ jasanya, aktivitas0aktivitasnya, reputasi, perilaku manajemennya, dsb.
2. Public confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi kita). Publik percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan organisasinya/ instansi adalah benar adanya apakah itu dalam hal kualitas produk atau jasanya, aktivitas-aktivitas yang positif , reputasi baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan, dsb.
46
3. Public support (adanya unsure dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun spiritual (dalam bentuk pendapat/ pikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita).
4. Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap organisasi kita) jika ketiga tahapan di atas dapat terlalui maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap organisasi guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. (Yulianita, 2001: 47)
2.8 Tinjauan Televisi
Televisi adalah sebuah media dimana media memiliki peran sangat
penting dalam periklanan, karena media bertujuan untuk menjangkau pasar.
Media televisi merupakan media terbaik untuk menjangkau pasar karena dalam
televisi mencakup semua aspek audio-visual yang memunculkan keunggulan
suatu produk sehingga dapat merangsang minat khalayak untuk memiliki sesuatu
yang dilihatnya.
Televisi adalah salah satu bentuk Mass Media yang memancarkan suara
dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya
melalui gelombang-gelombang elektonik sehingga dapat diterima oleh pesawat
penerima di rumah-rumah. (Yulianita, 2001:147).
Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibandingkan radio dan
media cetak , ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi-sisi
pergaulan kehidupan manusia saat ini.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa
media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Pada
akhirnya, media televisi menjadi alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup
manusia,baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan
47
perubahan ideology serta tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak
lama.
Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat,
tidak berbeda dengan cetak dan radio. Robert K. Avery dalam bukunya
“Communication and The Media” dan Sanford B. Wienberg Dalam “Messages-A
Reader in Human Communication”, Random House, New York 1980,
mengungkapkan tiga fungsi media :
1. The Surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan. 2. The correlation of the part of society in responding to the
environment, yaitu mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.
3. The transmission of the social heritge from one genertion to the next,maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.(Kuswandi, 1996:24-25)
Ketiga fungsi di atas pada dasarnya memberikan satu penilaian pada
media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara
untuk menyambung atau menyampaikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.
Seperti yang dikutip oleh Kuswandi dalam bukunya Komunikasi Massa
sebuah analisis media televisi bahhwa bagi Wilbur Schramm, media massa juga
berfungsi sebagai “to sell goods for us”. Dalam hal ini, Wilbur menekankan
bahwa media massa menjadi sarana efektif untuk mempropagandakan hasil
produksi dalam mencari keuntungan secara materi atau bentuk promosi barang di
media massa dalam kemasan iklan.
Media massa dalam hal ini televisi dapat memberikan keuntungan yang
besar bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produknya. Televisi dapat
48
menjadi media yang sangat efektif dalam hal tersebut karena media televisi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat saat ini.
Televisi dalam perkembangannya sesuai dengan jangkauan dari
pemancarnya dapat dikategorikan sebagai televisi lokal dan nasional. Kelebihan
dari televisi lokal diantaranya dapat menjangkau pasar konsumen secara lebih
terfokus bagi perusahaaan untuk memasarkan produk dan jasanya. Televisi lokal
juga bertujuan untuk lebih memberdayakan masyarakat di wilayahnya dan lebih
menonjolkan budaya atau berbasiskan budaya dimana televisi lokal tersebut
berada.
2.9 Tinjauan Pengiklan
2.9.1 Pengertian Iklan
Iklan adalah pesan komunikasi yang disebarluaskan kepada khalayak
untuk memberikan sesuatu atau untuk menawarkan barang atau jasa dengan jalan
menyewa media massa Menurut Kuswandi Terdapat dua kepentingan mengapa
iklan masuk dalam acara televisi yakni :
1. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan dana bagi kelancaran serta keberlangsungan materi acara bai dari segi kualitas maupun kuantitas (film, sinetron, musik).
2. Media televisi merupakan alat informasi tentang suatu barang produksi untuk diketahui pemisa/ masyarakat.(Kuswandi, 1996: 81)
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan mempunyai
pengaruh yang luar biasa terhadap kelangsungan suatu media massa dalam
penelitian ini adalah televisi. Dengan adanya iklan maka memberikan kontribusi
terhadap masukan atau suntuikan dana perusahaan. Dan dengan banyaknya iklan
49
di perusahaan akan memberikan suatu image positif bahwa Bandung TV sebagai
televisi lokal memiliki hubungan baik dengan para pengiklan atau pemasang
iklan.
2.9.2 Jenis Iklan
Jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian yaitu :
1. Iklan Komersial
Adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa melalui media
massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah
melalui film maupun berita. Contoh : iklan obat, pakaian dan makanan.
2. Iklan Layanan Masyarakat
Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik maupun
bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran untuk
berbuat seperti dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan pariwisata,
sumbangan bencana, membayar iuran televisi, kesehatan dan
sebagainya.
2.9.3 Pengertian Pengiklan
Iklan menurut Kotler & Amstrong dalam bukunya Manajemen pemasaran
berpendapat bahwa iklan adalah salah satu bentuk presentasi atau penyajian non
personal, promosi ide-ide, promosi barang produk jasa yang dilakukan oleh
sponsor tertentu yang dibayar.
Kasali dalam bukunya Manajemen Periklanan menyatakan bahwa tujuan
iklan pada umumnya mengandung misi komunikasi. Iklan adalah suatu
50
komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan
informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan
yang menguntungkan bagi pengiklan. Sangat penting untuk memahami iklan
sebagai komunikasi massa yang merupakan bagian dari keeluruhan aktivitas
pemasaran.
Pengiklan adalah orang (perusahaan dsb) yang mengiklankan atau orang
yang memasang iklan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pengiklan disini pun
dapat dirtikan sebagai pihak eksternal perusahaan yang bekerjasama dengan pihak
perusahaan.
Pengiklan merupakan komponen penting dalam suatu perusahaan yang
bergerak di bidang media terutama media massa seperti televisi. Sebab, dalam
media televisi terdapat beberapa komponen yang menjadi komponen dalam
mendukung suatu program acara di televisi.
Pengiklan dapat dikategorikan berdasarkan geografis dimana segmentasi
masing-masing perusahaan yaitu :
1. Pengiklan Nasional
2. Pengiklan Lokal
51
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sekilas Singkat PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
PT Bandung Media Televisi Indonesia berdiri sejak November 2003
sebagai Perseroan Terbatas, yang kemudian baru dapat direalisasikan
operasionalnya pada Oktober 2004.
Sebagai stasiun televisi lokal pertama di Bandung dan Jawa Barat, PT
Bandung Media Televisi Indonesia atau lebih dikenal dengan Bandung TV,
mempunyai maksud dan tujuan ingin menegakkan ajen inajen budaya Sunda yang
adiluhung sebagai landasan peningkatan harkat dan martabat warga Bandung dan
Jawa Barat secara keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan.
Bandung TV sebagai sebagai stasiun televisi lokal yang mempunyai motto
“Jati Diri Pasundan”, lebih mengedepankan aspek budaya Sunda yang diselingi
dengan acara bermuatan lokal (local content), maksudnya adalah dengan
memasukkan segala macam muatan lokal baik dari segi berita, bahasa, hingga
tayangan film atau sinetron yang berlatar belakang budaya setempat.
Stasiun televisi yang mulai mengudara pada tanggal 3 Januari 2005 ini
berada di kanal frekuensi 38 UHF, dengan jangkauan siaran meliputi wilayah
Bandung, Cimahi, Padalarang, dan Cianjur.
53
3.1.1 Rasional
Kehadiran Bandung TV dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan
berikut. Pertama, kehadiran beberapa stasiun televisi swasta nasional semula
diharapkan mampu menyediakan pilihan informasi dan hiburan secara lebih
variatif, namun ketatnya persaingan antar stasiun dalam merebut perhatian
khalayak telah mendorong munculnya acara yang semata-mata mengejar rating
dan menafikan akal sehat. Duplikasi acara pun terjadi dengan amat kentara. Gejala
ini selain mempersempit ruang kreativitas juga membatasi hak publik untuk
mendapatkan informasi, pendidikan, dan hiburan yang bermanfaat bagi
pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan kekuatan bangsa, serta
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya.
Kedua, peluang demokratisasi kehidupan sosial politik yang lahir
menyertai penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam
menumbuhkan industri penyiaran di daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2002 tidak bisa diabaikan lagi. Peluang ini bernilai
strategis baik untuk kepentingan “melindungi” entitas budaya warga Bandung
khususnya dan Jawa Barat pada umumnya yang kaya akan khasanah budaya dan
kearifan lokal namun menghadapi keterbatasan saluran untuk mengaktualisasikan
diri maupun untuk kepentingan pengembangan kehidupan yang bertumpu pada
potensi alam, wisata, kependudukan, social, budaya dan geopolitik yang
diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran warga Bandung khususnya dan
Jawa Barat umumnya.
54
Ketiga, menjadi saluran bagi kreativitas warga Bandung khususnya dan
Jawa Barat umumnya, sekaligus menjadi bagian dari pranata sosial yang berperan
memelihara dan mengembangkan budaya dan kehidupan warga Bandung
khususnya dan Jawa Barat umumnya dari serbuan arus penyeragaman global,
yang didesain menurut selera Jakarta sedemikian rupa sehingga seakan-akan
tertawa saja harus menirukan orang Jakarta. Padahal, sebagaimana daerah lainnya
di Jawa Barat, Bandung memiliki khasanah budaya yang diyakini mampu
menawarkan oase bagi kemunculan kreativitas antara lain melalui revitalisasi
nilai-nilai dan kearifan lokal dalam konteks negara-negara Indonesia.
Oleh karena itu, selain menjanjikan informasi, hiburan dan pendidikan
yang kontekstual, kemunculan Bandung TV sebagai televisi lokal pertama di Jawa
Barat akan menawarkan pilihan acara yang lebih variatif sesuai potensi, selera dan
kebutuhan khalayak di Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.
Kebutuhan dan selera warga kota diyakini sebagai elan vital dunia penyiaran di
daerah dalam mewujudkan keseimbangan informasi antardaerah serta antara
daerah dan pusat. Sebagai media pemberdayaan Bandung TV diharapkan menjadi
bagian penting upaya peningkatan kemelekwacanaan dan prakarsa sendiri
(teledemokrasi) warga Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya guna
ikut serta membangun daerah dan bangsanya.
3.1.2 Maksud dan Tujuan
1. Menyelenggarakan penyiaran yang berlandaskan budaya komunikasi
warga Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya yang
55
menempatkan cara berkomunikasi sama pentingnya dengan isi
komunikasi.
2. Menegakkan ajen inajen budaya Sunda yang adiluhung sebagai landasan
peningkatan harkat dan martabat warga Bandung dan Jawa Barat secara
keseluruhan dalam segala lapangan kehidupan.
3. Menyediakan pilihan informasi, hiburan, dan pendidikan yang menjadi
motivasi bagi khalayak di Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya
untuk memberdayakan diri dan bersama-sama dengan anggota masyarakat
lainnya membangun bangsa dan negara Indonesia.
3.2 Spirit, Visi, Misi, dan Strategi PT Bandung Media Televisi Indonesia
(Bandung TV)
3.2.1 Spirit
Spirit yang membidani kehadiran Bandung TV adalah sebagai berikut.
1. Amanah, memanfaatkan spektrum frekuensi sebagai dominan publik yang
terbatas secara bertanggung jawab sebagai sumbangan nyata dalam
memajukan kehidupan serta memelihara dan mengembangkan budaya
warga Bandung dan Jawa Barat sebagai bagian dari upaya memperkukuh
integrasi nasional, membina watak dan jati diri bangsa yang beriman dan
bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis,
adil dan sejahtera.
56
2. Etis, menjunjung tinggi norma agama dan nilai-nilai budaya di dalam
mengukur baik-buruk dan layak-tidaknya materi siaran sehingga setiap
“tontonan menjadi tuntunan” bagi khalayak, antara lain dengan memegang
teguh budaya komunikasi yang berlandaskan prinsip caina herang laukna
beunang, hade ku omong goring ku omong, hade tata hade titi hade
duduga peryoga sebagai upaya menegakkan pranata social warga
Bandung dan Jawa Barat secara keseluruhan yang silih asah, silih asoh
dan silih asuh.
3. Sinergis, menempatkan diri , menjalin hubungan dan memandang elemen
sistem penyiaran lain yang ada di Jawa Barat layaknya sebagai sebuah
orkestra bagi tercapainya asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran nasional
sebagai upaya mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum di
dalam Undang-undang Dasar 1945.
4. Egalitarian, menjunjung tinggi kesederajatan khalayak dan mitra kerja
sehingga setiap gagasan dan kepentingan dapat ditimbang secara jujur dan
adil dalam suasana yang demokratis sehingga tercapai kebaikan bersama.
3.2.2 Visi
Bandung TV menjadi media pencerahan dan pemberdayaan warga
Bandung dan Jawa Barat yang masagi.
3.2.3 Misi
Menyediakan informasi, pendidikan dan hiburan bagi penguatan ajen
inajen budaya dan warga Bandung dan Jawa Barat melalui sajian yang bermakna
57
bagi pematangan dan aktualisasi potensi insani, serta menjadi inspirasi bagi
penciptaan akses terhadap perkembangan manusia yang utuh, kesejahteraan, dan
keadilan secara berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan ekologi
manusia serta menempatkan informasi dan prakarsa yang kreatif sebagai kekuatan
utamanya dengan melakukan upaya-upaya berikut :
1. Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, dan hiburan khususnya
kepada warga Kota Bandung dan warga Jawa Barat lainnya yang
terjangkau siaran.
2. Mengembangkan jati diri dan nilai budaya warga serta memperbaiki taraf
hidup seluruh warga Bandung dan Jawa Barat melalui kegiatan research
and development yang mendasari perancangan program Bandung TV.
3. Melaksanakan kontrol sosial melalui berbagai acara liputan dan investigasi
yang cermat dan professional.
4. Turut serta membangun kompetensi sosial warga bagi terbentuknya
kehidupan sosial yang harmonis melalui tayangan yang interaktif
berlandaskan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan,
keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kemerdekaan, dan tanggung
jawab.
3.2.4 Strategi
1. Mengedepankan sajian dengan muatan lokal tanpa mengabaikan orientasi
kebudayaan nasional, sehingga mendorong terbentuknya orientasi
bikultural metropolitan superorientation (orientasi kebangsaan yang
didasarkan atas apresiasi terhadap budaya daerah).
58
2. Mengangkat agenda publik secara berimbang dengan melibatkan peran
serta masyarakat setempat sebagai warga negara (Citizen).
3. Mendorong peningkatan fungsi yang melekat pada infrastruktur sosial
politik di daerah bagi perluasan peran serta masyarakat dalam
pembangunan daerah tanpa mengorbankan independensi dan keharusan
menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan sosial politik yang ada
dengan menyajikan materi siaran yang mengandung pembelajaran sosial,
pemberdayaan masyarakat, membangun kompetensi dan kesalehan sosial
warga guna mempercepat pencapaian visi Jawa Barat sebagai propinsi
termaju di Indonesia dan mitra terdepan ibu kota Negara tahun 2010.
3.3 Orientasi Program dan Khalayak
Program yang ditayangkan akan mencerminkan posisi Bandung TV
sebagai TV niaga. Positioning ini dimaksudkan bukan hanya untuk membedakan
Bandung TV dari stasiun televisi yang sudah ada dan dapat dijangkau di wilayah
Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga memenuhi kebutuhan warga dan para
pengguna jasa di Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya akan
informasi tentang jenis barang dan jasa sehingga makin menggairahkan kehidupan
Bandung sebagai kota jasa dan Jawa Barat secara keseluruhan sebagai mitra
terdepan ibu kota negara.
Mengingst keterbatasan jangkauan siaran, Bandung TV akan membidik
penonton di Kota Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya sebagai
khalayak strategis, sehingga program acara informasi, pendidikan, dan hiburan
59
akan berorientasi pada kebutuhan khas penduduk kota yang kritis dan multikultur
dengan khasanah budaya lokal yang kaya dan unik.
3.4 Tahapan-tahapan Persiapan
Bandung TV direncanakan sudah mengudara paling lambat akhir bulan
November 2004 yang diawali dengan siaran percobaan. Pada tahap awal setiap
harinya direncanakan akan mengudara selama sembilan jam dengan komposisi
acara terlampir. Beberapa tahapan persiapan yang telah dan sedang ditempuh
adalah sebagai berikut :
3.4.1 Ijin frekuensi
Proses perijinan frekuensi telah menempuh prosedur yang ditetapkan
namun sebagian tahapan tengah ditempuh.
3.4.2 Jaringan dan Peralatan Transmisi
Pada tahap pertama Bandung TV akan mengudara dengan menggunakan
saluran UHF pada frekuensi 38 UHF yang ditunjang oleh satu buah pemancar
berkekuatan 2 KW. Dengan dukungan stasiun pemancar tersebut, siaran Bandung
TV diharapkan pada tahap awal sudah dapat menjangkau wilayah Kota Bandung
dan sebagian wilayah Kabupaten Bandung, dengan batas jangkauan sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Ciasarua
Sebelah Selatan : Pangalengan, Soreang, Ciwidey
Sebelah Timur : Cileunyi
Sebelah Barat : Padalarang
60
3.4.3 Gedung Perkantoran
Studio penyiaran
Beralamat di Jalan Sumatra No. 19 Kelurahan Braga Kecamatan Sumur
Bandung, Jawa Barat 40011.
Kantor Penyiaran
Beralamat di Jalan Sumatra No. 19 Kelurahan Braga Kecamatan Sumur
Bandung, Jawa Barat 40011.
3.5 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Struktur Organisasi Perusahaan
SDM yang dimiliki terdiri atas berbagai macam tingkatan pendidikan dan
Total pegawai yang dimiliki berjumlah 107 orang
1. Tenaga professional dalam bidang siaran terdiri atas 14 orang
berpendidikan SLTA
2. Pemberitaan terdiri atas 37 orang, masing-masing berpendidikan S1
(22 orang), D3 (13 orang), dan D1 (2 orang),
3. Teknik studi terdiri atas 9 orang berpendidikan S1 (4 orang) dan D3
(5 orang),
4. Teknik transmisi terdiri atas 6 orang lulusan S1 (2 orang) dan SLTA
(4 orang),
5. Tata usaha/ umum 41 orang, berpendidikan S1 (25 orang), D3 (5
orang), D1 (1 orang) an SLTA (10 orang).
Struktur organisasi Bandung TV terlampir
61
3.6 Persiapan Peralatan Operasional Studio dan Lapangan
Persiapan peralatan operasional studio dan lapangan tercermin dari
kesiapan data teknik sebagai berikut.
Studio penyiaran, terdiri atas 1 buah sudio produksi dan 1 buah studio
continuity. Dilengkapi demgan peralatan pemancar merek itelco italy tipe
itelco 25/KW dengan daya pemancar (STL)menggunakan STL
Microwave/UHF.
3.7 Coverage Area
CHANNEL UHF SURROUNDING AREA TOTAL AREA
38
607.250 MHz
(5 KW)
Transmisi :
Cisarua Jawa Barat
Cisarua, Purwakarta,
Subang, Cianjur, Cimahi,
Soreang, Bogor, Bandung
8
3.8 Segmentasi (Segmentations)
Demographic
Gender : Male & Female
Age :- Primary : 20-50 years old
- Secondary : pre school, age up to 12 years old
Teens between 13-19 years old
- Tertiary : Adult 30+
62
Family life cycle : Both single and Married
Occupations :Student, Housewife, Professional, Executives,
Handicraftmen, interpreneur
Psyco graphic
Social Class : Middle to upper class
Lifestyle : Modern
Personality : Friendly and Energetic
Cognitive & Behavioral
Attitude : Positive and Neutral
Benefit Sought : Attractive and Various
Readiness Stage : Well informed, down earth
Perceveid Risk : Moderate
Innovativeness : Early Adopter
Involvement : High
3.9 Rate Card
Kategori
1. Jam 15.50 – 18.00 WIB : SILVER
2. Jam 18.00 – 22.00 WIB : GOLD I
3. Jam 22.00 – 23.00 WIB : GOLD II
Harga
a. GOLD I : Rp. 400.000,-
b. GOLD II : Rp. 300.000,-
63
c. SILVER : Rp. 150.000,-
Keterangan
1. Harga belum termasuk PPn 10%
2. Harga berdasarkan 30 detik per spot
a. 60” rate = 2 x 30” rate
b. 45” rate = 1,5 x 30” rate
c. 15” rate = 0,6 x 30” rate
3.10 Aktivitas-aktivitas Ruang Lingkup Public Relations PT Bandung
Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Public Relations merupakan kedudukan atau tempat yang sangat penting
dalam suatu perusahaan. Melihat hal tersebut, tempat seorang Public Relations
haruslah strategis di perusahaan. Selain untuk tetap menjaga hubungan baik
dengan publik-publiknya, seorang Public Relations harus dapat menjadi seorang
yang kompeten di bidangnya dan mengetahui semua informasi yang ada dalam
perusahaan. Public Relations juga harus mempunyai wewenang yang lebih dalam
pengambilan keputusan di banding staf lainnya yang menyangkut kepentingan
publik-publiknya yang vital dan mengambil tindakan yang cepat terhadap
keputusan tersebut.
PT Bandung Media Televisi Indonesia atau yang kini lebih dikenal dengan
Bandung TV menyadari betul fungsi dan kedudukan seorang Public Relations
(PR). Namun, karena Bandung TV itu sendiri adalah sebuah perusahaan yang
masih sangat baru sehingga kedudukan PR belumlah secara personal dalam
64
departemen tersendiri. Posisi Public Relations kini masih dipegang oleh sekretaris
direktur, kenapa demikian alasannya adalah karena beliau selain mengetahui
tentang seluk-beluk perusahaan, membawahi bagian marketing dan promotions
juga.
Bandung TV disini pada posisi PR di pegang oleh sekretaris direktur selain
alasan di atas, alasan yang utama adalah untuk mengokohkan dan memantapkan
fungsi kehumasannya karena dengan posisi tersebut humas dapat dikatakan dekat
dengan posisi puncak perusahaan. Posisi yang dekat dengan puncak perusahaan,
akan memberikan manfaat karena disini PR dapat secara optimal melaksanakan
fungsinya. Dimana seorang PR sebagai komunikator dan mediator bagi
perusahaan dalam berhubungan dengan publiknya harus mengetahui sejauh mana
batas-batas pesan/ informasi dari lembaga yang dapat dipublikasikan, atau pesan
yang tidak dapat dipublikasikan secara terbuka kepada publiknya, khususnya
kepada pers atau media. Disini PR juga mengetahui seluk beluk dan latar
belakang, kebijaksanaan, arah dan hingga tujuan organisasi yang ingin dicapai
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Walaupun kegiatan atau aktivitas-aktivitas PR di Bandung TV
berbarengan dengan kerja marketing namun dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
PR, marketing dan promosi tetap memiliki batasan job descriptions. Namun PR
disini memiliki wewenang yang lebih karena posisinya yang saat ini belum
tersendiri dan dipegang oleh sekretaris direksi dimana PR memiliki wewenang
yang dapat menyentuh batas-batas puncak perusahaan.
65
Fungsi Public Relations, marketing dan promotions di Bandung TV sangat
penting dan berkaitan erat. Disini karena PR harus mengetahui kemana arah
perusahaan ini mau dibuat, sedangkan marketing dan promotions berhubungan
dengan kepentingan klien. Jadi, fungsi Public Relations yang berhubungan dengan
klien untuk menjaga hubungan baiknya harus berbarengan dengan kerja marketing
dimana disini PR harus tetap menjaga kemana arah Bandung TV dan kemana arah
klien atau pengiklan dalam mengadakan kerjasama dengan marketing dan
promotions.
3.11 Proses Operasional Public Relations PT Bandung Media Televisi
Indonesia (Bandung TV)
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyambung lidah atau
penghubung antar publik-publiknya, PR Bandung TV melaksanakan berbagai
aktivitas PR dan operasional PR. Proses operasional PR di Bandung TV sampai
saat ini belum terprogram dengan teratur. Hal tersebut terjadi disebabkan karena
rencana-rencana PR yang aktivitas pelaksanaannya masih dalam konteks
bersamaan dengan kerja marketing dan faktor usia Bandung TV yang masih
seumur jagung. Walaupun PR tidak dalam departemen tersendiri tapi aktivitas PR
sudah banyak dilakukan oleh Bandung TV. Untuk operasionalnya dengan public
internal seperti karyawan, aktivitasnya masih dipegang oleh manajemen
perusahaan. Sedangkan aktivitas dengan pihak eksternal terutama dengan pihak
pengiklan sampai saat ini banyak dilaksanakan secara tidak langsung oleh
marketing.
66
Adapun yang menjadi Visi dan Misi PR Bandung TV adalah senantiasa
dapat menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak baik internal perusahaan
maupun pihak eksternal perusahaan khususnya adalah pengiklan.
Untuk mencapai tujuannya PR Bandung TV melalui program jangka
panjang adalah lebih meningkatkan hubungan baik dengan publik internal dan
dengan publik eksternal perusahaan. Sedangkan yang menjadi fokus jangka
pendeknya salah satunya adalah sebagai sebuah stasiun televisi yang menjadi
corong bagi pemerintah kota Bandung dan masyarakat Jawa Barat. Pemerintah
kota Bandung dapat menyampaikan berbagai informasi dan kebijakan-kebijakan
melalui Bandung TV Sehingga masyarakat kota Bandung khususnya dan Jawa
Barat pada umumnya akan mendapatkan berbagai informasi tentang Bandung
lengkap hanya dari Bandung TV. Program yang tidak kalah pentingnya adalah
membuat berbagai media promosi untuk dapat mempublikasikan Bandung TV
lebih baik dari saat ini. Karena PR Bandung TV sadar betul dengan media
publikasi dan promosi yang baik masyarakat akan lebih tahu tentang Bandung TV
dan bagaimana Bandung TV akan memiliki reputasi dan image yang baik apabila
masyarakat tidak mengetahui keberadaan Bandung TV.
3.12 Data Pengiklan
Pengiklan di Bandung TV adalah salah satu publik dari sekian publik-
publik eksternal dari perusahaan. Namun, yang menjadi pengiklan pun bukan
semata-mata pihak perusahaan yang ingin menjual atau mempromosikan barang
67
hasil produksinya tapi juga pihak-pihak yang bergerak di bidang jasa,
pemerintahan dan pendidikan.
Pengiklan di Bandung TV ini mengadakan kerjasama dan hubungan yang
baik melalui berbagai cara tidak saja dalam bentuk nominal materi tapi lebih
kepada bagaimana hubungan ini dapat berjalan secara kontinyu dalam arti
memulai hubungan baik.
Adapun berikut data pengiklan Bandung TV sampai pertengahan bulan
Juli 2005 baik nasional maupun lokal.
3.12.1 Nasional
1) PT. Garuda Food
2) PT. HM. Sampoerna
3) PT. Dian Pratama
4) PT. Gudang Garam
5) PT. Impurema / Universal McCann
6) Bianglala
7) Ariwani
8) Motorolla
9) Caring Make-up
10) dll
3.12.2 Lokal
1) Bank Jabar
2) Harian Umum Pikiran Rakyat
3) Harian Umum Galamedia
68
4) Dinas Koperasi
5) BPLHD
6) Mingguan Sunda Kujang
7) Universitas Widyatama
8) Universitas Pasundan
9) SMA Taman Siswa
10) Universitas Nasional Bandung
11) UNIKOM
12) IAIN
13) STM Prakarsa Internasional
14) BPPMD Bandung
15) Villour Promo Internasional
16) Papa Ronz Pizza
17) Adira Finance
18) TK Tridaya
19) MM The Nice Shop
20) Warning Clothing
21) Skater’s Clothing
22) Purikanti
23) PLN
24) PDAM
25) Air Minum OASIS
26) Dll.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV merupakan laporan hasil penelitian mengenai masalah penelitian
yang telah dibahas dalam bab sebelumnya yaitu “ Bagaimanakah Proses
Operasional Public Relations Untuk Membentuk Image Positif Bandung TV di
Mata Pengiklan “. Penelitian ini dilakukan di sebuah stasiun televisi swasta lokal
di Bandung yaitu PT Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal
dengan Bandung TV. Bab ini juga merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian,
data-data penelitian dan apa yang menjadi fokus penelitian, dimana data-data
penelitian sebagian besar didapatkan dari hasil wawancara dengan sumber-sumber
yang menjadi key informant di Bandung TV. Adapun yang menjadi sumber atau
key informant adalah Public Relations, Marketing, Keuangan, Program Bandung
TV dan Pengiklan sebagai publik eksternal dari Bandung TV.
Berdasarkan urutan pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya,
maka urutan dalam bab ini akan membahas terlebih dahulu analisis sumber data
responden secara mendalam dan analisis data penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang berusaha
menggambarkan masalah yang menjadi fokus penelitian dan memaparkan
permasalahan yang telah dijadikan pertanyaan dalam penelitian yang kemudian
dianalisis serta disimpulkan. Disini peneliti hanya menggambarkan proses
operasinal Public Relations di Bandung TV dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
70
Adapun alasan penulis memilih Bandung TV sebagai objek penelitian,
karena Bandung TV merupakan stasiun televisi lokal pertama di Bandung, yang
kegiatan Public Relationsnya masih sedikit atau belum berjalan lama. Bandung
TV baru berjalan selama delapan bulan dan mereka masih meraba-raba kemana
arah tujuan, identitas dan image perusahaan akan di bentuk terutama untuk
membentuk image positif di mata pengiklannya.
Bandung TV sebagai stasiun televisi yang berbasiskan budaya mempunyai
visi yaitu sebagai media pencerahan dan pemberdayaan warga Bandung dan Jawa
Barat yang masagi.(dalam company profile).
4.1 Analisis Sumber Data Informan
Sumber data dalam penelitian ini diambil berdasarkan data-data yang
diperoleh dari wawancara dengan berbagai key informants yang dianggap
kompeten dan masuk ke dalam jalur hubungan eksternal antara perusahaan dalam
hal ini Bandung TV dengan para pengiklan nasional maupun lokal.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pimpinan
dari empat bagian yang terdiri dari :
Public Relations
Ibu Yuni Irasianti, merupakan seseorang yang mempunyai jabatan
langsung sebagai sekretaris direksi. Beliau juga menjabat sebagai Public
Relations Bandung TV karena beliau mengetahui berbagai informasi
tentang perusahaan dimana beliau dekat dengan pimpinan puncak,
memiliki wewenang khusus dalam pengambilan keputusan. Dalam proses
71
operasional PR ini beliau merupakan sumber utama yang kredibel untuk
diminta penjelasannya karena mencakup semua sumber informasi untuk
mengetahui proses operasional PR di Bandung TV di masa tahap awal
perusahaan ini.
Marketing
Ibu Pulung Suci Handayani, merupakan sumber yang memiliki jabatan
sebagai marketing. Beliau bertanggung jawab dalam mencapai target
marketing perusahaan. Selain itu beliau juga melaksanakan aktivitas-
aktivitas PR dalam melakukan kerjasama dengan pengiklan atau klien.
Beliau yang memegang tanggung jawab dalam membina hubungan bisnis
dengan pengiklan nasional yang ada di Jakarta khususnya dan lokal
Bandung.
Keuangan
Ibu Liani, merupakan staff bagian keuangan yang hanya dimintai
keterangannya seputar hubungannya dengan pengiklan dalam pembayaran
jalur masuk keuangan.
Program
Bapak Gugum, memiliki jabatan di bagian iklan atau program. Beliau
bertanggung jawab atas penyusunan program acara, dimana iklan masuk
dalam rundown acara yang telah ditentukan.
Pengiklan
Yang menjadi wakil dari pengiklan adalah beberapa iklan lokal yang telah
melakukan kerjasama dalam bentuk apapun dengan pihak Bandung TV.
72
Pemilihan lokal didasarkan pada pertimbangan dari tujuan Bandung TV
dan jumlah pengiklan lokal yang mendominasi dibandingkan dengan
pengiklan nasional.
Alasan pemilihan key informants di atas yang berasal dari bagian tersebut,
dikarenakan bagian itulah jalur yang dilalui oleh pengiklan. Masing-masing
bagian memiliki job descriptions yang berbeda namun memiliki keterkaitan yang
erat. Dan mereka pula yang menyusun serta melaksanakan berbagai kerjasama
dengan pengiklan.
4.2 Analisis Data Penelitian
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi membuat
masyarakat haus akan informasi. Dan dengan berlakunya otonomi daerah
memberikan kesempatan bagi setiap daerah untuk mengembangkan budayanya.
Kebutuhan masyarakat akan hal tersebut menimbulkan banyaknya televisi-televisi
swasta nasional dan lokal yang muncul dengan visi dan misi yang beraneka
ragam.
Dengan semakin banyaknya televisi swasta di tanah air tentu saja
meningkatkan persaingan masing-masing stasiun televisi untuk mendapatkan
pembagian porsi iklan yang paling layak. Persaingan di antara stasiun televisi
sebenarnya lebih pada program acara yang ditawarkan.
Namun ada hal lain yang dapat menarik minat pengiklan atau klien untuk
bekerjasama salah satunya adalah citra atau image dari stasiun televisi tersebut.
Dan hal inilah yang sekarang ini sedang dibangun oleh Bandung TV sebagai
73
stasiun televisi lokal pertama di Bandung yang ingin senantiasa menempatkan
dirinya sebagai stasiun televisi yang memegang teguh kebudayaan Sunda yang
modern. Perusahaan yang mempunyai citra baik di mata konsumen, produk dan
jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak
mempunyai citra. Perusahaan yang memiliki citra positif di mata konsumen
cenderung survive pada masa krisis. Dampak positif lainnya terhadap
karyawannya sendiri. Karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan citra
positif memiliki rasa bangga sehingga dapat memicu motivasi mereka untuk
bekerja lebih produktif. Dengan demikian, pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan meningkat. Selain itu, citra perusahaan yang baik juga menjadi
incaran para investor yang otomatis akan semakin yakin terhadap daya saing dan
kinerja perusahaan ini. Sejumlah perusahaan besar nasional yang membangun
citra perusahaan dengan baik terbukti mampu menjadi penguasa pasar dan jasa
yang dimasukinya.(www.google.com)
Bandung TV merupakan stasiun televisi yang masih meraba-raba kemana
arah perusahaan dan identitas perusahaan yang akan dituju. Semuanya masih
dalam proses dan tidaklah mudah bagi sebuah stasiun televisi berskala lokal untuk
tetap eksis apalagi dengan kenyataan bahwa semuanya masih belum ada
kepastian. Maka dari itu untuk menciptakan dan mempertahankan citra dan image
yang telah terbentuk sekarang ini diperlukan sentuhan operasional public relations
yang matang sehingga dengan situasi seperti sekarang ini khalayak dapat
menerima keberadaannya dan memiliki citra atau image yang positif, terutama
74
khalayak pengiklan sebagai komponen penunjang dari operasional sebuah stasiun
televisi.
Proses operasional PR Bandung TV diupayakan untuk membentuk image
Bandung TV sebagai stasiun televisi lokal di Bandung dan Jawa Barat yang ingin
menjadi media pencerahan masyarakat Bandung dan Jawa Barat. Media
pencerahan dalam arti, Bandung TV menjadi wadah bagi para pengusaha maupun
pemerintah untuk dapat memberikan kemajuan bagi Bandung dan Jawa Barat.
Penyajian analisis data penelitian ini berasal dari hasil wawancara dan
studi kepustakaan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses
operasional PR yang didukung oleh marketing Bandung TV untuk membentuk
image pengiklan. Data yang dianalisis adalah data-data yang sudah terkumpul
selama penelitian berlangsung .
Agar aktivitas-aktivitas PR Bandung TV dapat berjalan dengan efektif,
efisien dan tepat sasaran, maka diperlukan suatu operasional PR yang pada
dasarnya melalui empat proses yaitu :
1. Proses fact finding
2. Proses planning and programming
3. Proses communicating
4. Proses evaluation
75
4.3 Proses Operasional Public Relations untuk membentuk image Positif
PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) di Mata
Pengiklan
Praktik PR merupakan sebuah aktivitas-aktivitas yang terencana dimana
aktivitas tersebut berorientasi tujuan yang sejalan dengan tujuan perusahaan.
Adapun tujuan dari sebuah perencanaan kerja PR adalah menciptakan hubungan
yang baik diantara publik-publik yang ada di lingkungan perusahaan, baik publik
internal maupun publik eksternal.
Dalam praktik kerjanya di Bandung TV, proses operasional Public
Relations diartikan sebagai “aktivitas public relations untuk selalu menjaga
hubungan baik dengan tujuan mencapai image dan reputasi positif di mata
khalayak sehingga dapat menarik pengiklan”1.
Dari pernyataan di atas, diambil kesimpulan bahwa PR Bandung TV
melakukan berbagai aktivitas kehumasannya bersama dengan marketing dengan
tujuan untuk selalu membina hubungan dengan klien-klien yang melakukan
kerjasama, hubungan tersebut diharapkan dapat berjalan lama, sehingga pada
akhirnya akan melahirkan kepercayaan pengiklan sendiri untuk tetap bekerjasama
dengan Bandung TV. Karena Bandung TV merupakan stasiun televisi yang masih
dalam tahap awal, maka penekannya ada pada komunikasi pemasaran dimana
pertumbuhan perusahaan adalah prioritas utama bagi organisasi.
1 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 6 Juli 2005
76
Aktivitas internal PR Bandung TV dipegang oleh manajemen, sedangkan
untuk aktivitas eksternal PR dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas marketing
terutama dalam hubungannya dengan pengiklan.
4.3.1 Proses fact finding Public Relations untuk membentuk image Positif
Bandung TV di Mata pengiklan.
Dalam proses fact finding ini akan dibahas mengenai berbagai aktivitas-
aktivitas seorang PR yang dapat membentuk image positif pengiklan sebagai
public eksternal perusahaan khususnya dan masyarakat pada umunya terhadap
Bandung TV.
Dalam proses ini akan dibahas berbagai teknik pengumpulan data oleh PR
untuk menilai opini, sikap dan perilaku dari khalayak. Dalam PR terdapat dua
metode untuk pengumpulan data yaitu Metode Formal dan Metode Informal.
Namun PR Bandung TV belum menggunakan metode formal untuk mengetahui
sejauhmana opini, sikap dan perilaku khalayaknya. Opini dinilai atau dilihat dari
berbagai jawaban atas pertanyaan terhadap khalayak tentang Bandung TV. Sikap
adalah wujud yang diperlihatkan setelah berpendapat atau beropini. Dan perilaku
dapat diukur dengan tindakan seperti semakin bertambahnya jumlah pengiklan
yang mulai mempercayakan produk atau jasanya melalui Bandung TV.
Dalam pengumpulan data, PR Bandung TV disini menganggap bahwa
metode informal lebih efektif dilakukan oleh Bandung TV karena penelitian
formal harus mempertimbangkan waktu perusahaan berdiri,dan tentu saja dana
yang tidak sedikit apalagi mengingat bahwa Bandung TV sendiri sampai saat ini
baru berjalan 8 bulan jadi, dianggap belum perlu untuk melakukan penelitian
77
secara formal. Disini akan dibahas berbagai metode pengumpulan data dalam
menganalisis situasi, pengumpulan sumber data informal dalam bentuk data
primer yang digunakan, dan media apa saja yang dipakai PR untuk mendapatkan
berbagai informasi tentang citra atau image yang telah terbentuk di mata
khalayak.
1. Analisis situasi
Analisis situasi merupakan hal pertama yang diperlukan oleh seorang PR,
apalagi mengingat Bandung TV sebagai stasiun televisi lokal di Bandung yang
pertama. PR disini harus mengenal betul siapa saja publik-publik yang
dihadapinya di masa awal pendirian. Dengan menganalisis situasi publik-publik di
sekitarnya, maka PR Bandung TV akan mengetahui berbagai permasalahan yang
ada di lingkungannya salah satu fokusnya adalah publik pengiklan sebagai salah
satu kontribusi penting dalam perusahaan pertelevisian.
Untuk menganalisis situasi, “Bandung TV belum mempunyai survei atau
format metode resmi yang khusus dan pasti untuk secara terfokus menentukan
tujuan atau segmen yang dituju”2.
PR Bandung TV hanya melakukan semacam metode informal yang
dilakukan secara random atau acak dan tidak terstruktur. Mencari berbagai data
dan informasi mengenai berbagai opini publik-publiknya pun melalui metode
yang sama. Adapun metode Informal berupa data primer tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Personal Contacts (Kontak pribadi)
2 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 6 Juli 2005
78
PR Bandung TV menyebutnya semacam survei jajak pendapat. Cara ini
dilakukan bersamaan dengan survei marketing dimana untuk mencari informasi
tentang kebutuhan dan permasalahan yang di inginkan oleh klien, pihak Bandung
TV mengadakan pertemuan secara tatap muka dengan klien-klien. Dari pertemuan
tersebut pihak Bandung TV dapat mendeskripsikan bahwa keinginan klien seperti
apa, dan berada dimana posisi Bandung TV saat itu.
Metode ini dapat membuka jalan bagi pihak Bandung TV dengan kliennya
karena dengan pertemuan dan hubungan yang baik diantara keduanya, akan
membuka kunci hubungan yang informal ini menuju hubungan yang formal di
masa datang yang akan melahirkan kerjasama.
b. Hot Line (Call-in Telephone Lines) dan SMS
Merupakan metode PR untuk mendapatkan informasi melalui layanan
telepone. Dalam pelayanan telephone ini, dilakukan dalam rangka mendapatkan
informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan publik Bandung
TV. Layanan telephone ini di aktifkan di setiap waktu dan setiap program acara
yang ada di Bandung TV. Namun tidak hanya terbatas pada telephone interaktif
saja, khalayak juga dapat menyampaikan opini melalui SMS dari ponsel,
mengingat layanan SMS saat ini merupakan media yang dinilai efektif dan lebih
murah bagi masyarakat. Dengan adanya polling lewat layanan telephone dan SMS
ini, kita dapat mengetahui sejauh mana respon masyarakat terhadap Bandung TV
dan sekaligus untuk mengetahui respon masyarakat mengenai juga mengenai
program yang sedang ditayangkan pada saat layanan telepon dan SMS tersebut
79
sedang diaktifkan. Keuntungan memakai metode ini seperti yang disebutkan oleh
Neni Yulianita dalam bukunya Dasar-Dasar Public Relations adalah :
1. Memelihara kecepatan hubungan 2. tidak terjadi miss understanding 3. untuk mencegah hubungan-hubungan yang tidak penting atau
negatif.(Yulianita, 2001 : 125) Media telephone ini digunakan baik oleh klien sebagai pengiklan maupun
masyarakat. Sehingga mereka dapat dengan bebas menyampaikan kritik, saran
serta keinginan dan harapan-harapannya terhadap Bandung TV.
Melalui metode ini PR Bandung TV melihat perkembangan antusias
pemirsa terhadap penayangan Bandung TV dan terlihat bahwa semakin hari
jumlah pemirsa bertambah. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
Bandung TV semakin diketahui oleh khalayak. Hal tersebut sangat berpengaruh
pula kepada antusias pengiklan karena dengan khalayak yang semakin banyak,
kemungkinan adanya segmen pengiklan di Bandung TV semakin besar. Hal
tersebut dapat menjadi nilai lebih bagi penawaran kerjasama dengan pengiklan.
c. Surat / Mail Analysis
Ini merupakan metode lain dari Bandung TV untuk mendapatkan
informasi mengenai khalayak/ publiknya. Dari metode ini Bandung TV lebih
banyak mendapatkan berbagai masukan dan kritikan tentang keberadaannya yang
di nilai kurang publikasi dan promosi.
Melalui metode surat ini, PR Bandung TV dapat mengolah berbagai opini
dan pendapat khalayak pengiklan ataupun masyarakat tentang Bandung TV.
Menganalisis berbagai gejala dan permasalahan yang timbul di masyarakat dan
berbagai harapan-harapan serta keinginan dari klien.
80
Metode ini memang sangat sederhana namun memiliki efek yang cukup
besar untuk mengetahui sejaumana Bandung TV dikenal oleh masyarakat. Dari
surat ini PR dapat mengukur sejauhmana citra perusahaan, sejauhmana
ketertarikaan klien local maupun nasional terhadap Bandung TV sebagai TV local
yang berbasiskan budaya Sunda.
d. Faximile
Ini merupakan metode yang dipilih oleh PR dam marketing Bandung TV
untuk menawarkan bentuk kerjasama bagi pengiklan yang berada di luar coverage
area Bandung TV. Metode ini juga biasanya digunakan oleh PR untuk
memberikan informasi atau mengirimkan press release kepada sejumlah instansi
atau media untuk memberikan informasi keberadaan Bandung TV di awal
penanyangannya.
Dari metode ini PR bandung TV mendapatkan informasi bahwa khalayak
pemerintah atau instansi/ dinas pemerintah yang menjadi tujuan penyampaian
informsi, ternyata banyak yang tidak mengetahui keberadaan Bandung TV. Begitu
pula dengan pengiklan Nasional.
Metode di atas hanyalah sebagian kecil dari metode PR yang seharusnya
dapat dioptimalkan oleh Bandung TV sebagai perusahaan yang bergerak dalam
bidang media. Terdapat metode-metode yang dapat digunakan oleh PR Bandung
TV salah satunya adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
didapatkan melalui riset informal lainnya. Namun, PR Bandung TV masih belum
mempunyai data sekunder. Seyogyanya, dalam sebuah metode analisis situasi
81
khalayak berupa opini, sikap dan perilaku yang idealnya terdapat metode informal
PR yang lainnya dalam bentuk data sekunder.
Data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan terhadap mereka yang telah mengolah dari data langsung tersebut berupa tulisan-tulisan atau laporan yang sudah di publikasikan misalnya dari buku-buku, skripsi-skripsi mahasiswa, laporan-laporan hasil penelitian yang dianggap sah, surat-surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, dan sebagainya.(Yulianita, 2001:128)
Hal tersebut wajar karena mengingat keberadaan Bandung TV yang masih
sangat baru sehingga metode riset pun masih banyak yang belum dilaksanakan.
Salah satunya pencarian data sekunder ini. Data sekunder pun sebenarnya dapat
dilakukan dalam menganalisis situasi pengiklan yang ingin dituju karena untuk
mengetahui situasi opini pengiklan pun dapat dilakukan oleh PR maupun
marketing melalui media massa maupun jurnal-jurnal yang beredar di masyarakat.
Metode Formal untuk menganalisis pun belum digunakan oleh PR
Bandung TV. Menurut Anne Gregory, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk memperoleh data primer melalui riset formal, antara lain :
a. Pengisian kuesioner oleh responden b. Wawancara tatap muka c. Wawancara lewat telepon d. Focus groupe. Internet group (Gregory, 2001 : 52)
Alasan dari PR mengapa belum mengadakan riset formal telah dikemukakan di
atas, selain karena waktu yang masih relatif singkat untuk mengadakan penelitian
formal dan dana yang cukup besar untuk mengadakan suatu riset, alasan lainnya
adalah karena penekanan tujuan perusahaan adalah pada perkembangan
perusahaan sehingga metode face to face atau langsung dirasakan lebih efektif.
Namun metode formal akan sangat membantu kelangsungan PR dalam
82
menentukan program kerjanya ke depan karena dengan metode formal dapat
memberikan masukan yang teoritis serta di dukung oleh metode informal yang
jauh lebih persuasive dalam membina hubungan jangka panjang dengan klien
sehingga menciptakan image perusahaan yang positif di mata klien khususnya dan
masyarakat umumnya.
2. Analisis Citra yang telah terbentuk
Dalam tahap ini peneliti telah mengadakan berbagai pembicaraan dengan
beberapa pengiklan dari Bandung TV. Citra atau image yang terbentuk di
pengiklan sampai saat ini baik, hanya saja keberadaan Bandung TV itu sendiri
masih banyak belum diketahui oleh pengiklan. “Saya tahu adanya Bandung TV
justru dari berbagai isu yang berkembang di masyarakat, bukan dari upaya PR
sendiri”3. Dari berbagai metode yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa
image yang terbentuk masih bersifat multiple image artinya image Bandung TV
masih serba aneka. Khalayak belum tahu apa sebenarnya yang menjadi tujuan
utama dari Bandung TV. Hal tersebut disebabkan karena informasi yang
didapatkan masyarakat sangat minim dari pihak Bandung TV. Multiple image
sangat berbahaya bagi image perusahaan karena akan menimbulkan berbgai
prasangka dan spekulasi tentang perusahaan yang akan menjadi pemicu timbulnya
image negatif di masyarakat sehingga mempengaruhi image pengiklan juga.
Disini PR Bandung TV harus mengupayakan lebih banyak lagi dari segi promosi
kepada pengiklan agar terbentuk image positif sebagai stasiun televisi atau media
3 Wawancara dengan Edri Siswandi, Marketing Manager MM The Nice Shop, 29 Juli 2005dan wawancara dengan Tika Novianti, Public Relations Villour, 30 Juli 2005
83
yang selalu memegang visi dan misinya namun tanpa menghindari adanya
perkembangan, dan meyakinkan khalayak pengiklan bahwa dengan beriklan di
Bandung TV akan memberikan keuntungan bagi perusahaan mereka. Berikut
untuk melihat sejauhmana tanggapan khalayak terhadap Bandung TV dalam
proses fact finding ini yang merupakan gambaran dari model Grid Analisis Citra
(Tanggapan khlayak).
Point A, merupakan tingkat (grade) citra perusahaan atau penilaian pelayanan dalam posisis yang ideal atau positif, dan dikenal sangat baik oleh semua orang, para pelanggan atau publik (khalayak) yang menjadi sasarannya. Point B, tingkat (grade) citra perusahaan atau pelayanan cukup positif, tetapi lembaga bersangkutan hanya disukai dan dikenal oleh kalangan atau khalayak tertentu (kurang dikenal). Point C, tingkat (grade) citra perusahaan buruk atau penilaian terhadap pelayanan kurang baik. Tetapi lembaga yang bersangkutan kurang dikenal oleh semua orang atau khalayaknya. Point D, tingkat (grade) atau penilaian terhadap nama perusahaan dengan hingga tingkat pelayanannya sangat terkenal kurang baik, dan memiliki citra buruk dimata setiap orang atau khalayaknya.
Analisis Citra Tanggapan khalayak
CITRA BAIK
A B SANGAT KURANG
DIKENAL DIKENAL
C D
CITRA BURUK
(Ruslan, 2003: 302)
84
Bandung TV ada di tahap point B dimana khalayak belum mengenal
Bandung TV, dan hanya dikenal beberapa kelompok saja karena dalam
menyebarkan informasi dan publikasinya masih sedikit. Namun disini tidak
mengakibatkan Bandung TV memilki citra yang negatif di khalayaknya.
4.3.2 Proses planning dan programming Public Relations untuk membentuk
image Positif Bandung TV di Mata pengiklan.
Setelah melakukan pengumpulan data dan informasi serta mendefinisikan
berbagai situasi khalayaknya dan analisis citra atau image yang sementara telah
terbentuk dalam proses fact finding di atas maka, akan dilakukan rencana dan
program untuk mencapai tujuan yang disesuaikan dengan data tersebut.
“PR bandung TV dalam membuat suatu perencanaan belum ada suatu
perencanaan secara teknis yang khusus berurutan disusun dalam catatan khusus”
4. Namun dalam proses planning and programming ini akan dibahas mengenai
tujuan yang ingin dicapai melalui operasional PR Bandung TV, sasaran atau
segmen khalayak yang ingin dicapai, pihak-pihak yang terlibat sebagai jalur yang
dilalui dan siapa saja yang berperan dalam membina hubungan dengan para
pengiklan. Teknik komunikasi dan media yang digunakan untuk mencapai tujuan,
dan program jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai PR dan
perusahaan. Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan dalam fact finding
maka ada beberapa tujuan yang ditetapkan oleh PR di bawah ini.
4 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 23 Juli 2005
85
1. Tujuan yang ingin dicapai Public Relations
Public Relations merupakan fungsi dari manajemen dimana dalam PR
merupakan bagian dari divisi perusahaan. Maka dari itu PR sebagai bagian dari
organisasi/ struktur perusahaan, tujuannya akan selalu sejalan dengan tujuan
perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan PR Bandung TV
terdapat adalah tujuan Bisnis, Publikasi dan tujuan PR sebagai berikut :
Tujuan Bisnis
Bandung TV sebagai media massa memiliki fungsi mempropagandakan
hasil produksi dalam mencari keuntungan secara materi atau bentuk
promosi barang dan jasa salah satunya dalam bentuk kemasan iklan5. Hal
ini merupakan tujuan bisnis Bandung TV untuk mendapatkan pengiklan
sebagai pendukung operasional perusahaan sekaligus membantu
perusahaan tersebut untuk memproduksikan hasil perusahaannya baik
berupa barang maupun jasa.
Tujuan Publikasi
Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan, bandung TV masih
belum banyak diketahui oleh khalayak baik masyarakat maupun
pengiklan. Oleh karena itu PR mempunyai tujuan publikasi terhadap
semua khalayak yang menjadi sasarannya.
5 Wawancara Pulung Suci H, Marketing Bandung TV, 30 Juli 2005
86
Tujuan PR
Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah selalu menjaga hubungan baik
dengan klien untuk mencapai citra/ image positif di masyarakat dan klien
yang sesuai dengan Visi, Misi dan jati diri Pasundan.6
Tujuan bisnis yang ditetapkan oleh PR bandung TV bukanlah semata-mata
untuk mendapatkan keuntungan berupa finansial. Tujuan ini berhubungan dengan
operasional sebuah media televisi. Dimana sebuah media televisi lokal akan hidup
dengan adanya dukungan berupa sponsor dari pemasang iklan atau pengiklan.
Karena Bandung TV sebagai televisi lokal yang tidak mendapatkan subsidi dari
pemerintah.
Tujuan bisnis juga berkaitan dengan fungsi televisi sebagai sebuah media
dimana media memiliki peran sangat penting dalam periklanan, karena media
bertujuan untuk menjangkau pasar. Media televisi merupakan media terbaik untuk
menjangkau pasar karena dalam televisi mencakup semua aspek audio-visual yang
memunculkan keunggulan suatu produk sehingga dapat merangsang minat
khalayak untuk memiliki sesuatu yang dilihatnya. Dengan fungsi tersebut dapat
dijadikan sebuah angin segar bagi masyarakat lokal khususnya untuk memasarkan
produk ataupun jasanya. Bagi pengiklan nasional pun Bandung TV sebagai
televisi lokal dapat dijadikan sebagai media untuk menjangkau pasar mereka
dengan lebih terfokus. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh MOTOROLLA
6 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 6 Juli 2005
87
yang saat ini sedang mempunyai target pasar lokal, sehingga Bandung TV sangat
cocok untuk bekrejasama.
Tujuan publikasi ada kaitannya dengan tujuan PR untuk membangun dan
membentuk image. Karena citra tentu saja harus terbentuk dari informasi yang
didapatkan. Bagaimana mungkin khalayak memilki citra jika khalayak tersebut
tidak mengetahui Bandung TV. Namun hal tersebut diwujudkan pula dengan
membuat perencanaan media yang akan dipergunakan oleh PR untuk publikasi
tersebut.
Tujuan PR yang lebih khusus dinyatakan DalamYosal Iriantara bukunya
Manajemen Strategis Public Relations dibuat uraian secara rinci oleh Lesly, yang
mencakup hal sebagai berikut:
1. Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya 2. Promosi produk atau jasa 3. Mendeteksi dan menghadapi isu dan peluang 4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Good will karyawan atau anggota organisasi 6. Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan 7. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi bagiannya 8. Good will para stakeholder dan konstituen 9. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka 10. Mencegah serangan 11. Good will para pemasok 12. Good will pemerintah 13. Good will bagian lain dari industri 14. Good will para dealer dan menarik dealer lain 15. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang 18. Good will para customer atau para pendukung19. Investigasi sikap pelbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan 21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan. (Iriantara,2004 : 56-57)
88
Tujuan PR Bandung TV yang umum pada dasarnya adalah membentuk
atau mencapai citra/ image positif di masyarakat dan klien yang sesuai dengan visi
dan misi perusahaan sebagai jati diri pasundan. salah satu cara menciptakan citra
adalah dengan menciptakan berbagai media yang dapat menciptakan identitas
perusahaan. Salah satu media tersebut adalah dengan menciptakan logo dan warna
yang memberikan ciri khas dari Bandung TV.” Dengan tujuan pencapaian citra/
image tersebut diharapkan Bandung TV mendapatkan banyak faedahnya seperti
rating yang bagus dan rating didapatkan dengan program yang bagus, program
yang bagus juga harus didukung dengan sponsor yang bagus jadi balik lagi ke
iklan, karena tanpa iklan,tanpa program yang bagus Bandung TV tidak akan
memilki image yang bagus” 7.
Public Relations Bandung TV sadar betul bahwa dunia pertelevisian
merupakan bisnis dan bisnis memerlukan uang dan uang datang dari sponsor dam
sponsor masuk apabila acara bagus, jadi bila perusahaan tidak bagus berarti tidak
akan bisa bertahan lama. Tujuan di atas adalah tujuan yang realistis dan biasa
dilakukan oleh seorang PR dalam melakukan sebuah perencanaan.
2. Sasaran atau segmen yang ingin dicapai
Pada saat ini PR Bandung TV tidak memberikan segmen khusus bagi
pengiklan. Segmen di tujukan baik bagi pengiklan Nasional maupun Lokal. Untuk
awal ini Bandung TV berusaha meraup seluruh segmen, dalam arti
perencanaannya justru lebih banyak iklan lokal, karena kembali kepada tujuan di
7 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 23 Juli 2005
89
masa awal berdirinya yaitu, sebagai media pencerahan masyarakat Bandung dan
Jawa Barat.
3. Pihak-pihak yang terlibat sebagai jalur hubungan antara perusahaan
dengan pengiklan
Public Relations
Fungsi Public Relations dalam hal ini tidak secara langsung mengadakan
kerjasama. Fungsinya berkaitan dengan teknik-teknik komunikasi yang
digunakan secara persuasive dimana PR meyakinkan keberadaannya dan
mempromosikan Bandung TV. PR lebih banyak berada di belakang,
namun apabila ada keluhan atau komplain dari klien barukemudian PR
bersama dengan marketing mengadakan klarifikasi. Jadi, fungsinya lebih
kepada sebagai penghubung dan handling complaint.
Marketing
Merupakan bagian yang secara langsung berhubungan, menghubungi dan
bekerjasama dalam mengadakan presentasi dan negosiasi bisnis dengan
pihak pengiklan baik local maupun nasional.
Keuangan
Merupakan bagian yang menangani masalah jalur masuk dan keluar uang
saja, termasuk pembayan pajak.
Program
Merupakan jalur masuknya iklan ke program acara atau rundown dari
pengiklan. Bagian ini pula yang menyesuaikan suatu iklan baru masuk
dalam rundown off.
90
Pengiklan
4. Media PR yang dipergunakan
PR Bandung TV menggunakan berbagai media yang dipergunakan untuk
mencari data dalam tahap fact finding. Namun, ada beberapa media yang khusus
digunakan oleh PR dalam aktivitas-aktivitasnya yaitu :
a. Internet
Merupakan salah satu media PR yang sampai saat ini masih dalam tahap
pembuatan. Media ini belum dapat aktif namun kendati media ini belum aktif,
khalayak sudah mulai mengetahui keberadaan website ini nantinya. Hal tersebut
dapat dilihat dari besarnya animo khalayak baik masyarakat ataupun klien yang
menggunakan media telphone dan media lainnya untuk bertanya tentang
keberadaan website ini.
b. Media Promosi
Media PR disini membuat suatu media promosi yang bekerjasama dengan
beberapa instansi pemerintah dan kadin (Komisi Dagang Indonesia). Bentuknya
dengan pencantuman logo Bandung TV di kelengkapan instansi yang
bersangkutan .Pemasangan media promosi ini berkaitan dengan tujuan PR yang
ingin berperan sebagai corongnya informasi pemerintah kota Bandung dan Jawa
Barat. Media promosi tersebut juga dengan mencantumkan logo Bandung TV di
setiap event-event besar maupun kecil.
91
c. Radio dan Media Cetak
Radio dan Media cetak seperti surat kabar dipandang sangat berperan
sebagai media dalam mempublikasikan Bandung TV.Karena sebagai suatu media
yang baru, Bandung TV ingin memperkenalkan diri kepada segmen dari radio dan
media cetak tersebut. Media radio dipilih karena radio biasanya radio telah
memiliki segmen pendengar yang khusus pendengar mereka sudah memiliki
identitas sendiri, contohnya yang berbasiskan budaya sesuai dengan visi dan misi
bandung TV. Sedangkan media cetak bandung TV bekerjasama dengan Pikiran
Rakyat yang sudah mempunyai segmen khusus, Pikiran Rakyar telah mempunyai
segmen yang terfokus. Dengan harapan “segmen dari radio dan media cetak
tersebut dapat juga menjadi segmen dari Bandung TV” 8.
5. Program jangka pendek dan jangka panjang PR dan perusahaan
Program jangka panjang yang ingin dicapai dalam perencanaan PR
Bandung TV kembali yaitu pada “bagaimana menjaga hubungan baik baik
internal maupun eksternal dengan karyawan, klien, dan masyarakat”. Sedangkan
untuk program jangka pendeknya masih berkaitan dengan menciptakan citra/
image itu sendiri yaitu dengan mengadakan berbagai promosi, event, publikasi.
Disini Bandung TV menjadi sponsor dari event-event di Bandung yang diadakan
baik oleh pemerintah maupun masyarakat, sehingga Bandung TV benar-benar
dapat dikenal oleh masyarakat dan sebagai saluran pemirsa dimana image tersebut
8 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 23 Juli 2005 Wawancara Pulung Suci H, Marketing Bandung TV 30 Juli 2005
92
dapat mengarah pada pembentukan identitas Bandung TV itu sendiri yang tidak
jauh-jauh dari ke khasannya sebagai Jati Diri Pasundan.
4.3.3 Proses communicating Public Relations untuk membentuk image
Positif Bandung TV di Mata pengiklan.
Proses Communicating yaitu tahap pelaksanaan komunikasi. Public
Relations memperluas peranannya dalam bidang pemasaran produk dan jasa. Di
Bandung TV pengelola marketing menerapkan PR sebagai pendukung unsur
promosi dalam marketing mix (bauran pemasaran terdiri dari product, price, place,
promotion).
Untuk tujuan bisnis yang berkaitan dengan pencapaian segmen Nasional,
bagian marketing dan promosi memiliki strategi marketing komunikasi yang
dijalankan bersama oleh PR dan marketing yaitu dengan mencoba mendirikan
Biro Iklan Bandung TV di Jakarta. Hal tersebut dilakukan karena Bandung TV
sadar bahwa “untuk mencapai segmen nasional mereka harus memiliki kantor
yang dekat dengan klien nasional itu sendiri” 9
Dari segi teknik komunikasi PR hal tersebut menguntungkan karena
dengan adanya biro iklan tersebut akan memudahkan PR dengan klien dalam
memaintance hubungan dengan cepat. Sehingga segala masukan, pendapat dan
keluhan dari klien dapat dengan segera ditanggulangi oleh perusahaan. Dengan
adanya biro iklan tersebut dapat dijadikan tempat bagi Bandung TV untuk
9 Wawancara, Yuni Irasianti Public relations Bandung TV, 6 Juli 2005
93
mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan baru terhadap klien begitu pun
sebaliknya klien terhadap Bandung TV dengan cepat.
Untuk mencapai segmen lokal, “pihak marketing mempunyai strategi
dengan memberikan rate card yang jauh dari normal, yaitu berupa paket-paket
harga murah” 10. PR Bandung TV sadar bahwa untuk mendapatkan segmen lokal
kita harus menyesuaikan antara kemampuan mereka dengan perusahaan. Teknik
komunikasi yang digunakan lebih ke teknik persuasive dan informative. Artinya
marketing menggunakan teknik-teknik membujuk atau mengajak dan memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhak pengiklan lokal itu sendiri. Hal tersebut
dipilih karena Bandung TV masih belum banyak diketahui oleh khalayak
sehingga dengan mendatangi langsung klien atau pengiklan dirasakan jauh lebih
efektif. Hal tersebut pun dilakukan untuk menghindari kesalahan informasi dari
pihak lain.
Dalam proses communicating ini akan dibahas mengenai langkah PR
dalam mengkomunikasikan atau melaksanakan berbagai perencanaan dan
program yang telah dikemukakan sebelumnya. Dimulai dari teknik komunikasi
yang dijalankan. Bauran antara strategi marketing yang didukung oleh
pendekatan-pendekatan oleh PR.
1. Teknik Komunikasi
Public Relations Bandung TV dalam menjalankan aktivitas public
relationsnya masih bersamaan dengan aktivitas kerja dari marketing. Namun tetap
dalam menjalankan job descriptionsnya masing-masing. “Teknik komunikasi PR
10 Wawancara Yuni Irasianti Public Relations Bandung TV 23 Juli 2005
94
disesuaikan dengan teknik marketing yaitu door to door dalam arti marketing
datang bersama PR ke klien menawarkan iklan yang selanjutnya dapat di follow
up dan hasilnya berupa“ok atau tidak ok””.11
Karena PR mempunyai tujuan untuk menciptakan hubungan yang baik
dan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawabnya terhadap
publik khususnya klien, maka disini PR memiliki beberapa teknik komunikasi/
pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
a. Strategi operasional Melalui pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme social cultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pemabaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media massa. Artinya pihak Humas mutlak bersifat atau berkemampuan untuk mendengar (Listening), dan bukan sekedar mendengar (hear) mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.
b. Pendekatan persuasive dan edukatif Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasive, agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya.
c. Pendekatan tanggung jawab sosial humas Menumbuhkan sikap tanggung jawab social bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
d. Pendekatan Kerja sama Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations), dan untuk memperoleh opini publik serta perubahan sikap positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding). (Ruslan, 2003: 119-120)
11 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 23 Juli 2005
95
Pendekatan strategi opersional disini PR melakukan pendekatan
berdasarkan latar belakang dari klien yang dituju melalui berbagai pembicaraan
dengan pihak-pihak yang pernah bekerjasama. Sebelum melakukan kerjasama, PR
terlebih dahulu mendengarkan berbagai opini yang disampaikan dari klien dan
semua yang di inginkan berkaitan dengan perusahaannya. Setelah mengetahui
opini dari klien kemudian disusun rencana untuk menyesuaikannya dengan
Bandung TV. Apabila klien seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maka PR
akan mendekati dari sisi budayanya yaitu dengan menawarakan program yang
bernuansa budaya. Hal tersebut tentu saja sejalan dengan visi dan misi Bandung
TV. Lain halnya apabila PR bertemu dengan klien yang mempunyai latar
belakang penghasil produk dimana segnem mereka nasional seperti PT Garuda
food. PR disini lebih memberikan pendekatan marketing dimana PR bersama-
sama dengan marketing meyakinkan bahwa segmen pasar mereka ada di segmen
Bandung TV dan target market mereka pun sesuai ada di wilayah yang menjadi
coverage area Bandung TV.
Setelah mendengar apa yang menjadi keinginan dan ketertarikan dari klien
melalui strategi operasioal, disini PR dan marketing bersama-sama melakukan
teknik secara psikologis, komunikasi dua arah dimana ketika klien tidak
mengetahui tentang keberadaan Bandung TV fungsi PR adalah memberikan
informasi dalam bentuk memberikan penerangan-penerangan sehingga
menimbulkan saling pengertian dan ketertarikan pada Bandung TV dan program-
program yang disajikan.
96
Pendekatan persuasive dan edukatif dilakukan pada setiap kerjasama yang
dilakukan dengan pihak pengiklan. Hal ini penting mengingat dalam setiap
marketing mempresentasikan program acaranya harus menyesuaikan dengan
keinginan dari klien sebagai pengiklan.
Pendekatan kerjasama dititik beratkan pada bagaimana PR menawarkan
berbagai bentuk hubungan kerjasama, dimana tujuan PR Bandung TV harus
memberikan keuntungan juga bagi klien. “Pendekatan ini berjalan ketika PR
Bandung TV melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah atau dinas-dinas” 12.
Dalam hal ini Bandung TV tidak mengambil keuntungan dengan pihak-pihak
tersebut secara sepihak. Pihak Bandung TV memberikan keuntungan dengan
pencantuman logo Bandung TV dalam media atau alat-alat pemerintah sebagai
media promosi Bandung TV dan begitupula pemerintah dapat melakukan fungsi
informasi kepada masyarakat melalui Bandung TV.
Pendekatan ini tentu saja dalam rangka membina hubungan baik dengan
publik Bandung TV. Bandung TV melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah
salah satunya dengan Dinas Koperasi Kota Bandung. Dimana mereka bertindak
sebagai pembicara dalam sebuah program acara dialog di Bandung TV sehingga
dalam program dialog tersebut pihak Bandung TV dapat memberikan informasi
dan kompensasi bagi Bandung TV sendiri adalah dalam bentuk nominal yang
telah disesuaikan menurut rate card.
Bentuk kerjasama ini juga diwujudkan dengan mensponsori event-event
seperti olah raga. Kerjasama yang dilakukan dalam bentuk joint promo atau barter
12 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 23 Juli 2005
97
promo seperti yang dilakukan oleh Villour sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang retail pakaian olah raga. “ Villour mengadakan kerjasama dengan
kompensasi pengadaan pakaian olah raga dalam program acara PERSIB dimana
kompensasi terhadap Villour sendiri adalah dengan running teks yang disesuaikan
dengan nilai nominal ratecard ”13 Kerjasama yang sama dalam bentuk barter
promo pun dilakukan oleh pihak MM The Nice Shop dengan menyediakan
pakaian untuk hadiah dalam kuis acara PERSIB.
Untuk mencapai tujuan PR lainnya yaitu menciptakan identitas
perusahaan adalah dengan dilaksanakan berbagai kegiatan dan program acara
yang berbasiskan budaya. Menciptakan logo dan berbagai atribut kantor dengan
warna sesuai dengan logo Bandung TV merupakan upaya dari PR sendiri.
Namun berdasarkan analisis observasi peneliti, Bandung TV masih belum
menemukan identitasnya atau masih mencari arah serta ciri khas Bandung TV
salah satu yang terlihat adalah dari berbagai macam bentuk dan warna dari
seragam karyawan Bandung TV.
2. Jenis / bentuk kerjasama yang dilaksanakan dengan pengiklan
a. Joint Promo
Merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Bandung TV terhadap
pengiklan yang bergerak di bidang retail dan makanan. Dimana mereka
memberikan suatu kerjasama dalam bentuk pemberian atas produk yang mereka
hasilkan untuk mendukung suatu program acara yang nominal atas pemberiannya
sama dengan nilai nominal ratecard bagi pemunculan running teks di bandung TV
13 wawancara Tika Novianti Public Relations Villour, 30 Juli 2005
98
pada saat program yang mereka sponsori. Contohnya adalah Paparons Pizza yang
mensponsori acara PERSIB yang diliput oleh Bandung TV. “Mereka memberikan
sejumlah makanan serta voucher hadiah pada saat program kuis PERSIB”14.
b. Barter Promo
Merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Bandung TV dengan
perusahaan produk maupun jasa untuk mengadakan pertukaran dalam bentuk
promo atau publikasi. Nominalnya disesuaikan dengan jumlah produk yang
diberikan perusahaan. Sedangkan untuk jasa disesuaikan dengan negosiasi yang
telah disepakati kedua belah pihak. Contohya dengan pengadaan pakaian oleh
Bianglala dan Purikanti dalam program acara berita. Mereka tidak memberikan
pakaian tapi meminjamkannya dengan kompensasi title mereka dalam program
berita tersebut.
c. Free 1 bulan beriklan
Merupakan bentuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh marketing
Bandung TV untuk memberikan kesempatan bagi pengiklan nasional untuk
menayangkan produknya free atau gratis selama satu bulan. Hal tersebut diberikan
untuk memberi kesempatan kepada pengiklan untuk melihat segmen pasar mereka
di Bandung TV dan untuk mempertimbangkan kerjasama dengan Bandung TV.
Tetapi dalam pelaksanaannya pengiklan tidak menentukan sendiri program acara
dimana iklan tersebut ditempatkan. Iklan di tayangkan sesuai dengan rundown
Bandung TV sendiri dan tetap dalam batasan kebijakan dari program Bandung
TV.
14 Wawancara Pulung Suci H, Marketing Bandung TV, 30 Juli 2005
99
d. Paket Murah
Merupakan kerjasama yang ditawarkan oleh Bandung TV terhadap
pengiklan local. Hal tersebut untuk menjangkau pasar local yang menjadi tujuan
Bandung TV. Terdapat urutan harga yang disesuaikan dengan kemampuan dari
pengiklan local tersebut.
e. Analisis Citra/ Image yang telah terbentuk
Dalam tahap ini peneliti mengadakan pembicaraan kembali dengan
beberapa pengiklan dari Bandung TV. Citra atau image yang terbentuk di
pengiklan sampai saat terjadinya kerjasama diantara kedua belah pihak dipandang
baik atau positif. “Hal tersebut karena pihak Bandung TV selalu menepati apa
yang telah menjadi kesepakatan awal dalam negosiasi, dan mereka selalu
memaintance hubungan walaupun kerjasama telah selesai” 15. Citra Bandung TV
setelah melalui proses communicating masih tetap pada point B dimana citra
perusahaan baik namun masih kurang dikenal. Analisis Citra Tanggapan khalayak
CITRA BAIK
A B SANGAT KURANG DIKENAL DIKENAL
C D
CITRA BURUK
(Ruslan, 2003: 302)
15 Wawancara dengan Edri Siswandi, Marketing Manager MM The Nice Shop, 29 Juli 2005
100
4.3.4 Proses evaluation Public Relations untuk membentuk image Positif
Bandung TV di Mata pengiklan.
Pengevaluasian bukan tahap terakhir dalam proses operasionalisasi public
relations. Pengevaluasian dapat dijadikan masukan, pertimbangan dan pedoman
bagi kegiatan berikutnya. Itulah sebabnya proses operasionalisasi public relations
ini disebut sebagai cycling process karena merupakan proses yang
berkesinambungan.
Dalam proses evaluation ini dibahas mengenai berbagai efek dari proses
operasional PR yaitu citra atau image yang terbentuk di khalayak terutama
pengiklan, efektivitas teknik komunikasi dalam membina hubungan, tolak ukur
keberhasilan dan efektivitas media PR yang digunakan serta langkah yang akan
diambil untuk peningkatan efektifitas PR di masa datang.
“Belum ada teknis evaluasi yang baku dalam mengukur keberhasilan dari
perencanaan. Namun proses evaluasi selalu terjadi pada setiap akhir bulan pada
saat meeting rutin” 16.
Proses evaluasi terhadap pembentukan citra Bandung TV dilakukan di
setiap pelaksanaan Marketing ketika berhubungan dengan pengiklan. Sedangkan
proses evaluasi yang rutin dilaksanakan yaitu setiap akhir bulan dimana
dilakukannya meeting rutin untuk membicarakan target yang telah dicapai oleh
marketing dan PR apakah sesuai dengan perencanaan dan program.
16 Wawancara Pulung Suci H, Marketing Bandung TV, 30 Juli 2005
101
Perencanaan PR yang baik akan menimbulkan hasil yang dapat diukur
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif yaitu dengan melihat
sejaumana efek yang dihasilkan melalui perencanaan terhadap pembentukan citra/
image di khalayak yang akan menimbulkan minat pengiklan untuk memasang
iklan di Bandung TV.
Sampai saat ini PR Bandung TV dapat memandang bahwa image Bandung
TV kini khususnya di mata pengiklan baik hal tersebut dapat diukur salah satunya
melihat PT Garuda Food.
PT Garuda Food pada awal Bandung TV mengiklankan produknya
sebanyak dua brand saja. Namun, dalam kurun waktu beberapa bulan kedepannya
mereka menambah sebanyak 3 brand lagi. Dari hal tersebut ” Bandung TV dapat
berpikir positif bahwa dengan kerjasama tersebut mereka telah memilki citra
positif dan memiliki kepercayaan terhadap Bandung TV” 17. Hal serupa pun
terjadi dengan semakin bertambahnya pengiklan lokal dari bebagai segmen baik
perusahaan komersil maupun non komersil.
Efek atau hasil yang timbul setelah dilaksanakan proses operasional oleh
Public Relations Bandung TV secara kuantitatif adalah dengan semakin
banyaknya respon dari pemirsa Bandung TV melalui jumlah polling SMS dan
telfon serta media lainnya yang semakin banyak digunakan oleh pemirsa untuk
berkomunikasi dengan Bandung TV dan semakin banyaknya minat pengiklan
untuk mengiklankan produknya melalui Bandung TV.
17 Wawancara Yuni Irasianti, Public Relations Bandung TV, 6 Juli 2005
102
Dalam mengevaluasi ada empat hal yang menjadi petimbangan yaitu
pertama mengevaluasi dan mengukur keberhasilan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Apakah kegiatan komunikasi telah mencapai target sesuai dengan
rencana. Berdasarkan penelitian di atas bahwa kegiatan komunikasi yang
dilakukan PR dan marketing dengan teknik-teknik persuasive dan edukatif lebih
efektif dibandingkan dengan melalui media. Pendekatan marketing dengan cara
door to door lebih memberikan efek yang tinggi daripada sekedar memberikan
penawaran kerjasama kepada klien melalui media seperti faximile yang
dipergunakan. Hal tersebut mungkin karena dengan bertatap muka langsung face
to face pengiklan baik local maupun nasional dapat lebih efektif bertanya
langsung. Dengan cara tersebut pengiklan juga dapat melihat secara jelas
profesionalisme kerja dari Bandung TV.
Kedua. mengevaluasi manfaat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam arti
seberapa besar kegiatan ini memberikan manfaat baik bagi organisasi maupun
bagi publiknya. Manfaat proses operasional PR ini memberikan faedah yang besar
karena dengan pelaksanaan operasional melalui berbagai teknik pendekatan
kepada klien dan membuat strategi pemasaran yang tepat yang disesuaikan
dengan kebutuhan khalayak yang dituju memberikan hasil yang dapat membantu
kelangsungan operasional dalam bentuk nominal maupun hubungan dalam upaya
pencapaian image positif Bandung TV yaitu dengan kerjasama dengan para
pengiklan.
Ketiga, mengevaluasi kekurangan atau kelebihan (keuntungan atau
kerugian) dari program kegiatan yang telah dilaksanakan baik bagi organisasi atau
103
perusahaan maupun bagi publiknya. Berdasarkan evaluasi dan wawancara dengan
pengiklan, masih terdapat kekurangan dari pihak Bandung TV yang kurang sigap
dalam menangani kebutuhan pengiklan. Hal ini terlihat dengan pendapat dari klien
yang pernah bekerjasama dengan Bandung TV yang menyatakan bahwa dari
pihak Bandung TV hanya memberikan data sebatas kerjasama yang di bina
padahal dalam mengadakan kerjasama tersebut, PR dapat memanfaatkannya untuk
membina hubungan atau relationship marketing. Evaluasi atas kelebihan dari
Bandung TV adalah dengan selalu adanya informasi yang up to date dan tetap
menjaga komitmen dalam kerjasama. Kelebihan lainnya adalah cara atau strategi
marketing yang selalu membuat program acara yang diselaraskan dengan
kebutuhan atau target pasar dari klien sehingga pengiklan dengan sendirinya
datang untuk bekerjasama.
Keempat, mengevaluasi kegiatan yang sifatnya menyimpang dari rencana,
sehingga dapat dicatat apa yang harus diperbaikinya, sehingga pada tahap
pelaksanaan proses public relations berikutnya diharapkan akan terlaksana secara
lebih sempurna. Namun, karena perencanaannya belum secara tertulis sampai saat
ini tidak ada yang menyimpang dari tujuan. Dan kalau ditanya apakah tujuan yang
diharapkan dalam operasional ini sudah tercapai, jawabannya tidak karena seluruh
operasional ini masih jauh dari sempurna apalagi ideal. Namun jika secara
perlahan-lahan dapat dikatakan langkah yang diambil dalam operasional ini cukup
baik untuk perkembangan Bandung TV ke depannya.
104
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini Penulis mencoba untuk mengemukakan rangkuman
berdasarkan uraian-uraian terdahulu, kemudian mengambil suatu kesimpulan yang
general dari apa yang telah diperoleh sebelumnya atau yang menjadi tujuan dari
penelitian. Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis mencoba untuk
mengemukakan saran-saran konkret dan rasional yang diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan kegiatan dalam proses operasional
public relations di Bandung TV.
5.1 Kesimpulan
Keberadaan Public Relations bagi suatu organisasi maupun perusahaan
memang memegang peranan penting sekali, karena dengan adanya PR, maka PR
tersebut dapat membantu organisasi atau perusahaan untuk menciptakan,
memperbaiki, menjaga dan mempertahankan image / citra dari organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan. Dan citra atau image merupakan suatu hal
terpenting, karena melalui image atau citra tersebutlah publik, baik publik internal
maupun publik eksternal memandang serta menilai organisasi atau perusahaan
tersebut.
Public Relations dapat memperluas peranannya dalam bidang pemasaran
produk dan jasa. Banyak pengelola marketing menerapkan PR sebagai pendukung
unsur promosi dalam marketing mix (bauran pemasaran terdiri dari product, price,
place, promotion).
105
Alat dan teknik public relations yang sering digunakan untuk menunjang
marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis disebut “Komunikasi Marketing”
atau “Marketing Public Relations” . Masuknya bidang PR ke dalam marketing,
karena peningkatan kebutuhan dan minat konsumen serta harga yang semakin
kompetitif, sehingga perlu memperluas distribusi, banyaknya promosi dari
produk/jasa sejenis.
Perusahaan yang mempunyai citra baik di mata konsumen, produk dan
jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak
mempunyai citra Selain itu, citra perusahaan yang baik juga menjadi incaran para
investor yang otomatis akan semakin yakin terhadap daya saing dan kinerja
perusahaan ini
Dalam praktik kerjanya di Bandung TV, proses operasional Public
Relations diartikan sebagai aktivitas dari PR untuk selalu menjaga hubungan baik
dengan tujuan mencapai image dan reputasi positif di mata khalayak sehingga
dapat menarik pengiklan.
Dengan data yang diperoleh di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa proses operasional public relations untuk membentuk image pengiklan
masih belum matang dilaksanakan oleh PR ini terlihat dari berbagai metode dan
teknik yang digunakan dalam setiap proses PR dimana mereka belum
mengadakan metode-metode yang khusus dilakukan oleh seorang PR.
106
1. Proses fact finding Public Relations untuk membentuk image Positif
Bandung TV di Mata pengiklan.
Peran PR hanya sebatas melihat dari berbagai media yang digunakan.
Metode yang digunakan oleh PR pun masih sedikit. PR menggunakan
metode-metode yang sifatnya lebih informal dan persuasive karena metode
formal masih belum dapat digunakan karena alasan waktu dan biaya yang
tersedia.
2. Proses planning dan programming Public Relations untuk membentuk
image Positif Bandung TV di Mata pengiklan.
Dalam proses ini, PR Bandung TV tidak merencanakan dan
memprogramkan segala bentuk tujuan dengan resmi dalam sebuah
perencanaan kerja yang matang.
3. Proses communicating Public Relations untuk membentuk image
Positif Bandung TV di Mata pengiklan.
Dalam proses pelaksanaan ini PR melaksanakan bentuk-bentuk dan
teknik-teknik komunikasi untuk melaksanakan berbagai tujuan yang
diinginkan oleh Bandung TV sehingga memiliki citra yang positif di
khalayakanya. PR Bandung TV juga menggunakan media-media PR
seperti internet walaupun sampai saat ini belum dapat aktif digunakan.
Dalam prosesnya sampai saat ini, telah dilaksanakan berbagai kerjasama
yang dapat menarik minat pengiklan dan strategi yang diterapkan telah
memberikan kontribusi bagi Bandung TV. Untuk mencapai identitasnya
sebagai Jati diri Pasundan dilakukan dengan selalu membuat acara atau
107
program-program yang bernuansa budaya. Tujuan Bisnis dari PR sampai
saat ini berjalan baik dan masih dalam proses yang harus melalui berbagai
perbaikan. Sedangkan tujuan PR sampai saat ini beberapa hal telah
berjalan namun masih harus meningkatkan berbagai strategi-strateginya
agar tercipta citra atau image yang baik di mata khalayak sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan dan menarik minat pengiklan.
4. Proses evaluation Public Relations untuk membentuk image Positif
Bandung TV di Mata pengiklan.
Dalam proses evaluasi PR Bandung TV belum melaksanakan teknik
evaluasi yang efektif. Proses evaluasi berjalan dengan pelaksanaan
marketing ketika berhubungan dengan klien. Namun berdasarkan proses
evaluasi yang dijalankan PR Bandung TV dapat melihat sejauhmana
kepercayaan klien pengiklan terhadap Bandung TV dengan kepercayaan
klien menambah jangka waktu kerjasama dan semakin bertambahnya
pihak-pihak yang mengadakan kerjasama. Evaluasi yang detail adalah
evaluasi yang menilai manfaat, kekurangan, kelebihan, serta melihat
apakah ada yang menyimpang dari perencanaan dalam
pelaksanaannya.Evaluasi yang baik akan memberikan manfaat bagi
penentuan langkah PR kedepannya dalam melaksanakan proses
operasional public relations.
108
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian mengenai
“Proses Operasional Public Relations untuk membentuk image pengiklan” yang
dilaksanakan di PT Bandung Media Televisi Indonesia atau bandung TV, maka
Penulis mencoba memberikan masukan serta saran, sebagai berikut :
5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu
Untuk pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang Public
Relations di masa depan terdapat buku pedoman sebagai berikut :
1. Bagi seorang Public Relations dalam melaksanakan proses operasional public
relations yang bekerja di sebuah media massa seperti televisi sehingga dapat
memberikan petunjuk terhadap perannya sebagai komunikator di media
massa.
2. Buku tentang televisi lokal khususnya dan Nasional agar dapat menjadi acuan
dalam mengetahui pengetahuan tentang dunia pertelevisian.
5.2.2 Saran Pengembangan Praktis
1. Bandung TV dapat mempertahankan Visi dan Misinya sebagai media
pencerahan warga Bandung. Hal tersebut untuk tetap menjaga identitas
Bandung TV sebagai stasiun televisi yang berbasiskan budaya.
2. Kedudukan Public Relations di perusahaan akan lebih baik dalam posisi
tersendiri. Karena dengan posisi tersendiri PR dapat bekerja lebih efektif
dengan harapan perkembangan perusahaan akan lebih meningkat dengan
dukungan berbagai aktivitas Public Relations. Dan peran PR harus dibedakan
109
dengan marketing karena aktivitas PR bukan bagian dari marketing dan
promosi tetapi aktivitas yang dapat mendukung kerja Marketing.
3. Dalam proses Fact Finding kerja PR tidak hanya di fokuskan pada pencarian
data marketing atau riset pemasaran tetapi juga adanya riset PR tersendiri
untuk menilai sejauhmana image yang terbentuk.
4. Dalam proses Planning and Programming sebaiknya terdapat perencanaan
anggaran PR dan program yang tersusun minimal untuk satu tahun masa tugas
PR.
5. Dalam proses Communicating PR tidak hanya menggunakan teknik-teknik
persuasive tapi juga teknik propaganda dan publisitas yang lebih gencar
dengan melaksanakan event-event besar atau kecil yang dapat menciptakan
image positif Bandung TV.
6. Dalam proses Evaluation tidak hanya evaluasi target marketing tetapi PR lebih
menekankan pada evaluasi manfaat, kekurangan, kelebihan, dan hambatan-
hambatan untuk menentukan langkah operasional PR selanjutnya agar lebih
baik untuk perkembangan perusahaan.
110
DAFTAR PUSTAKA
Coulson, Colin – Thomas. 2002. Public Relations Pedoman Praktis Untuk PR. , Jakarta : Bumi Aksara..
Djuharie, Otong Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, disertasi.Bandung : Yrama Widya.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu,,Teori dan Filsafat Komunikasi. PT Citra Bandung.: Aditya Bakti.
Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Jakarta : Erlangga.
Hasibuan, Malayu SP. 1996. Manajemen Dasar,Pengertian dan masalah. Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. .Jakarta : Ghalia Indonesia Anggota IKAPI.
Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. , Jakarta : Edisi kelima, Erlangga.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1996. Edisi kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : Balai Pustaka.
Kasali, Rhhenald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia Jakarta : Pustaka Utama Graffiti.
Kotler, P. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. 19th. Jakarta : PT Prenhallindo.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : PT Rineka Cipta..
Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
_______________2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
111
Ruslan, Rosady 2003. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan aplikasi. Edisi revisi.Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Yulianita, Neni. 2001. Dasar-dasar Public Relations,. Fakultas Ilmu Komunuikasi Universitas Islam Bandung.
Sumber Lain :
Company profile PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Press Realese Bandung TV
www.google.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
112
DATA PENULIS
A. Data PribadiNama Lengkap : Novi Nurwiyanti
Nama Panggilan : Viee
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Tempat Tanggal Lahir : Bandung/ 26 November 1983
Alamat : Jl. Moh Toha Gg. Aki Ahman No 36 A/
203 D Bandung 40255
e-mail : [email protected]/
B. Pendidikan Formal
TK DAHLIA 1988-1989SD SDN PAMOYANAN 1989-1995
SMP SMP NEGERI 10 BANDUNG
1995-1998
SMU SMU NEGERI 18 BANDUNG
1998-2001
UNIVERSITAS UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG (FAKULTAS
ILMU KOMUNIKASI-HUMAS)
2001
C. Pendidikan Informal
B.INGGRIS LB LIA,ETC DIKLATBROADCASTING
AL ANSALIN COMMUNICATIONS SCHOOL
D. Pengalaman Organisasi
OSIS SMU Kordinator bidang 8 KOPMAUNISBA
Divisi Humas, BSC
HIMAHUMAS
Bendahara Umum
Panitia Sekretaris 2 BSM Fikom 2004
113
122
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Ibu Yuni Irasianti Jabatan : Public Relations Officer Bandung TV Tanggal Wawancara : 6 Juli 2005
Topik: Kedudukan PR
1. Bagaimana kedudukan PR di Bandung TV?
2. Sudah idealkah kedudukan PR dalam perusahaan?
3. Apa Visi dan Misi dari PR Bandung TV?
4. Seberapa besar peran PR di Bandung TV dalam upaya membentuk image
pengiklan?
5. Bagaimana peranan PR di Bandung TV dalam hubungannya dengan
Pengiklan?
6. Bagaimana proses operasional PR di Bandung TV?
7. Sudah efektifkah proses operasional PR Bandung TV?
8. Wewenang seperti apa yang dipegang oleh PR di Bandung TV?
9. faktor-faktor apa saja yang menjadi penunjang dalam kerja PR dalam
hubungannya dengan pengiklan?
10. kendala apa saja yang anda hadapi dalam proses operasional PR
123
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Ibu Pulung Suci Handayani
Jabatan : Marketing
Tanggal Wawancara : 29 Juli 2005
Topik: Kedudukan PR
1. Seberapa besar peran PR dalam membantu kerja marketing di Bandung
TV?
2. Bagaimana peran PR terhadap marketing di Bandung TV?
3. Sudah sejalankah perencanaan yang dibuat oleh PR dengan marketing di
Bandung TV?
4. Apa yang menjadi wewenang PR terhadap marketing di Bandung TV
dalam hubungannya dengan pengiklan?
5. faktor-faktor apa saja yang menjadi penunjang dalam kerja marketing
dalam hubungannya dengan pengiklan?
6. faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam kerja marketing
dalam hubungannya dengan pengiklan?
124
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Ibu Yuni Irasianti Jabatan : Secretary/ Public Relations Bandung TV Tanggal Wawancara : 6 Juli 2005 23 Juli 2005
Topik: Tahap Fact Finding1. Metode pengenalan situasi seperti apa yang digunakan oleh Bandung TV
dalam menarik minat para pengiklan?
2. Sejauhmanakah khalayak masyarakat dan pengiklan mengenal Bandung
TV sebagai sebuah stasiun televisi swasta lokal baru?
3. Teknik komunikasi apa yang digunakan oleh PR BTV untuk mendapatkan
informasi tentang pengiklan?
4. bagaimana teknik-teknik yang digunakan oleh PR Bandung TV untuk
mengetahui citra atau image (corporate image) Bandung TV di mata
pengiklan?
5. bagaimana teknik-teknik untuk mengetahui sejauhmana kepercayaan
publik terhadap Bandung TV?
6. Media apa saja yang digunakan oleh PR BTV untuk memperoleh data
pengiklan?
7. Bagaimana opini, sikap dan perilaku khalayak pengiklan terhadap BTV?
Topik: Tahap Planning and Programming1. Apa definisi perencanaan PR bagi PR Bandung TV?
2. Apa tujuan dari program perencanaan PR Bandung TV?
3. Bagaimana bentuk komunikasi dalam upaya mencapai tujuan perencanaan
PR Bandung TV?
4. Media seperti apa yang digunakan untuk mencapai tujuan perencanaan PR
Bandung TV?
125
5. Media apa yang dipergunakan oleh PR Bandung TV dalam upaya
membentuk image pengiklan?
6. Apa yang menjadi target sasaran dalam perencanaan program PR Bandung
TV?
7. bagaimana proses perencanaan anggaran yang dibutuhkan untuk program
PR?
8. Apa program jangka pendek dan jangka panjang dari PR?
Topik: Tahap Communicating1. Bagimana teknik-teknik yang digunakan oleh PR Bandung TV untuk
membentuk citra atau image (corporate image) Bandung TV di mata
pengiklan?
2. Bagaimana teknik-teknik yang digunakan oleh PR Bandung TV untuk
membentuk kepercayaan publik (public confidence) terhadap Bandung
TV?
3. teknik komunikasi atau pendekatan seperti apa yang dilakukan oleh PR
Bandung TV untuk membentuk image pengiklan terhadap Bandung TV?
4. Siapa saja yang berperan dalam penyampaian tujuan perencanaan PR
untuk membentuk image pengiklan?
Topik: Tahap Evaluation
1. Kapan evaluasi di adakan?
2. Sejauhmana efektifitas kerja dari operasional PR?
3. Apa manfaat, hambatan, kekurangan dan kelebihan dari operasional PR ?
4. Tercapaikah apa yang menjadi tujuan dari perencanaan program PR?
5. Apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan dan kegagalan dari perencanaan
PR?
6. Langkah yang diambil untuk peningkatan efektifitas operasional PR?
126
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Ibu Pulung Suci Handayani Jabatan : Marketing Tanggal Wawancara : 29&30 Juli 2005
Topik: Tahap Fact Finding
1. Metode pemasaran seperti apa yang digunakan oleh marketing Bandung TV dalam menarik minat para pengiklan?
2. Sejauhmana ketertarikan pengiklan terhadap program yang ada di BTV? 3. Segmentasi pengiklan yang seperti apa yang menjadi tujuan marketing
Bandung TV? 4. Segmentasi pasar yang bagaimanakah yang diminati oleh pengiklan? 5. program apa saja yang diminati oleh pengiklan?
Topik: Tahap Planning and Programming
1. Bagaimana strategi marketing (perencanaan) yang dijalankan dan apa tujuan dari strategi tersebut?
2. Bagaimana bentuk komunikasi dari strategi marketing yang dijalankan? 3. Bentuk kerjasama seperti apa yang di tawrkan oleh marketing Bandung
TV terhadap pengiklan? 4. kerjasama bagaimana yang diminati oleh para pemasang iklan? 5. Media apa yang digunakan sebagai penghubung antara marketing bandung
TV dengan pengiklan? 6. Apa yang menjadi program jangka pendek dan jangka panjang dari
marketing untuk tetap menjaga konsistensi pelanggan/ pengiklan?
Topik: Comunicating
1. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan oleh PR dalam menyampaikan kebijakan perusahaan kepada pengiklan ?
2. Bagaimana teknik persuasive yang dilakukan? 3. Bagaimana cara mengatasi hambatan, keluhan dari pengiklan?Melalui
media apa pengiklan menyampaikannya?
Topik: Tahap Evaluation
1. Kapan evaluasi di adakan? 2. Apa saja yang di bahas dalam evaluasi ?3. Apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan?
127
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Ibu Liani
Jabatan : Keuangan-Pajak
Tanggal Wawancara : Juli 2005
1. Apa peranan anda dalam hubungannya antara perusahaan dengan
pengiklan?
2. Wewenang apa yang anda pegang dalam hubungannya dengan pengiklan?
Ditujukan : Bapak. Gugum
Jabatan : Program
Tanggal Wawancara : Juli 2005
1. Apa peranan dan tugas anda dalam hubungannya antara perusahaan
(Bandung TV) dengan pengiklan?
2. Wewenang apa yang anda pegang dalam hubungannya antara Bandung TV
dengan pengiklan ?
3. Terhadap pengiklan atau klien baru, Bandung TV memberikan harga
khusus atau free. Bagaimana teknisnya dan apakah klien dapat memilih
program acaranya? Berapa kali dapat tayang dan di program apa?
128
NASKAH WAWANCARA
Ditujukan : Pengiklan Jabatan : - Tanggal Wawancara : Juli 2005 Topik : IMAGE BANDUNG TV
1. Apakah benar perusahaan anda adalah salah satu pengiklan dari Bandung
TV ?
2. Perusahaan Anda bergerak dalam bidang apa?
3. Kenapa memilih media televisi salah satunya Bandung TV sebagai televisi
local untuk memasarkan atau mengiklankan produk/ jasa anda ?
4. Darimana perusahaan anda mendapatkan informasi tentang keberadaan
Bandung TV ? a. Media Massa c. Public Relations Bandung TV
b. Mitra Bisnis d. lain-lain……(sebutkan)
5. Sejak kapan anda memiliki kerjasama dalam pemasangan iklan produk/
jasa perusahaan anda dengan Bandung TV?
6. Kerjasama seperti apa yang anda lakukan dengan pihak Bandung TV ?
jangka panjang atau jangka pendek?
7. Keuntungan apa yang anda dapatkan ketika bekerjasama dengan Bandung
TV?
8. Apa yang ada di benak anda begitu mendengar Bandung TV?
9. Apa opini anda tentang Bandung TV?
10. Program acara apa yang menjadi minat anda sebagai perusahaan untuk
memasang iklan di Bandung TV?
11. Seberapa besar peran PR dalam memberikan informasi terhadap anda
sebagai pengiklan?
12. Fasilitas informasi apa yang anda dapatkan dari PR ketika anda menjadi
pengiklan di Bandung TV?
13. Bagaimana Citra atau image Bandung TV di mata perusahaan anda sampai
saat ini ?
129
SURAT PERNYATAAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yuni Irasianti
Jabatan : Secretary/ PR Bandung TV
Telah diwawancarai oleh :
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung
Perihal :
1. Kedudukan PR di Bandung TV
2. Proses Operasional PR di Bandung TV
Pada hari/ Tanggal : Rabu/ 15 Juni 2005
Rabu/ 06 Juli 2005
Sabtu/ 23 Juli 2005
Tempat : Kantor PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Jl. Sumatera No. 19 Bandung
( Yuni Irasianti ) (Novi Nurwiyanti )
130
SURAT PERNYATAAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Pulung Suci Handayani
Jabatan : Marketing Bandung TV
Telah diwawancarai oleh :
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung
Perihal :
1. Kedudukan PR & Marketing di Bandung TV
2. Marketing di Bandung TV
Pada hari/ Tanggal : Jum’at/ 29 Juli 2005
Sabtu/ 30 Juli 2005
Tempat : Kantor PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Jl. Sumatera No. 19 Bandung
( Pulung Suci Handayani ) (Novi Nurwiyanti )
131
SURAT PERNYATAAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Edry Siswandi
Jabatan : Marketing Manager
Instansi : MM Nice Shop
Sebagai Narasumber Telah diwawancarai oleh :
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung
Perihal :
1. Pengiklan di PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Demikian surat pernyataan ini saya buat demi kelancaran penelitian ini. Atas
kesediaan dan kerjasama Bapak/ Ibu selaku perwakilan dari perusahaan, Saya
ucapkan Terima Kasih
Bandung,29 Juli 2005
( Edry Siswandi ) (Novi Nurwiyanti )
132
SURAT PERNYATAAN WAWANCARA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tika Novianti
Jabatan : PR
Instansi : PT VILOUR PROMO INDONESIA
Sebagai Narasumber Telah diwawancarai oleh :
Nama : Novi Nurwiyanti
NPM : 10080001207
Bidang Kajian : Ilmu Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung
Perihal :
1. Pengiklan di PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)
Demikian surat pernyataan ini saya buat demi kelancaran penelitian ini. Atas
kesediaan dan kerjasama Bapak/ Ibu selaku perwakilan dari perusahaan, Saya
ucapkan Terima Kasih
Bandung, 30 Juli 2005
( Tika Novianti ) (Novi Nurwiyanti )
133
140
JOB DESCRIPTION, PERSYARATAN, DAN STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)
PROFESI JOBDESCRIPT
ION
KUALIFIKASI
SOP URAIAN
EDITOR/AUDIO-VIDEO
Bertugasmenyunting visual/gambar baik audiomaupun video,berdasarkannaskah yang telahdisusun oleh Reporter.
1. Memahami kaidahdasarproduksitelevisi.
2. Mematuhi danmelaksanakan policy pemberitaan.
3. Mempunyai wawasan luas
4. Jujur dan berintegritas tinggi.
5. Memilki kreativitasdaninovatif di bidangnya.
6. Dapatbekerjasama.
7. Memiliki sense of news.
8. Cakap di bidangnya.
1. Persiapanediting.
2. Laporkan pada atasan bila ada kelainan pada alat.
3. HubungiEIC?CDE?Produser untuk tugas hari itu.
4. Laporkan pada EIC?CDE?Produser bila ada visual yang rusak/tidaklayak siar.
5. Teliti apakah materi yang diedit sudah sesuai dengan naskah.
6. Teliti urutan hasil editing, apakah sesuai dengan yang tercantum pada daftar di papan redaksi.
7. Proses editing baikaudio/videoharusselesai1harisebelum siaran.
Kamerawan Berita (News Cameraman)
Bertugasmencari/merekam audio/visualselengkap
1. Cakapdibidangnya
2. Mempunyai
1. Menerima penugasan dari atasan yang berkompeten.
2. Mempersiapkan
Penugasan berbentuk surat tugas, jadwal tugas, dan atau lisan.
Menyiapkan kamera
141
mungkinmencari visuallainnyagunamendukung naskahuntuk acara siaranpemberitaan.
wawasanluas
3. Jujurdanberintegritas tinggi.
4. Memiliki sense of news.
5. Memahami kaidahdasarproduksitelevisi
6. Memilkikreativitasdaninovatif di bidangnya
7. Mematuhi dan melaksanakan policy pemberitaan.
8. Dapatbekerjasama.
kamera dan kelengkapannya.
3. Melaksanakan kegiatanproduksi.
4. Memeriksa hasil liputan bersama reporter/pengarah acara.
5. Saksikan, pada saat karya Anda disiarkan, dan pelajariketidaksempurnaan yang terjadi.
dan kelengkapannya.
Memeriksa dan mengetes Memesan pita
Mengikuti pertemuan produksiBerangkat bersama kerabat kerja lainnya Dalam hal mengejar aktualitas, dimungkinkan mengambil objek lain Bertanggungjawabterhadap peralatannya
Meliput sesuai arahan Membuat shooting listMengisi log book
PengarahAcara(ProgramDirector)
Bertanggung jawab secarateknis atas kelancaranproduksidan siaran pemberitaan, dan untuk itu harus terlibat dalam prosesproduksisampai
1. Cakap di bidangnya
2. Mempunyai wawasan luas
3. Jujur dan berintegritas tinggi.
4. Memiliki sense of news.
5. Memahami kaidahdasarproduksi
A.PenyiaranBerita1. Siap di news
room 2 jam sebelum siaran berita.
2. Menelitikembali ketepatansusunan naskah berita.
3. KonsultasidenganME/EIC/CDEbila
1. Mempelajari naskah yang akan diproduksi.
2. Hunting.3. Mengikuti
productionmeeting.
4. Menyusunshooting script.
5. Menentukanscreen direction pada saat pelaksanaan shooting di lapangan.
142
penyelesaian akhir satu mata acara pemberitaan yangditugaskanpadadirinya.
televisi. 6. Memilki
kreativitasdaninovatif di bidangnya
7. Mematuhi danmelaksanakan policy pemberitaan.
8. Dapatbekerjasama.
menemukan hal-hal yang meragukan.
4. Memberikan saran kepada EIC?CDE untuk kebaikan dan kelancaran siaran berita.
5. Melakukankoordinasi kerja dengan satuan kerja lain.
6. Memeriksa hasil editing/ liputan bersama reporter/pengarah acra
7. Siap di news studio 15 menit sebelum waktu siaran berita
8. Laporakan pada ME?EIC?CDE bila ada gangguan teknis dan non teknis pada saat siaran beritaberlangsungsecepatnya atau padakesempatan pertama.
9. Membuat laporan tertulis di buku tentang kesiapan, dan pelaksanaan hasil kerja.
10. Mengikuti rapat redaksi harian dan evaluasi mingguan.
B.Penyiaran Paket 1. Menerima
6. Mendampingi editor dalam editing.
7. Melakukanperlakuan teknis sesuai dengan kemampuan peralatan untuk suatu paket produksi.
8. Mendampingi soundman sewaktu dubbing dan pemberian ilustrasi
9. Memberikan titling dan Kerabat kerja sertakelengkapanlainnya.
10. Melaksanakan checking terakhir sebelum paket ditayangkan.
143
dan mengecek materi paket yang akan ditayangkan.
2. Selalumengikuti jadwalsiaranberdasarkan rundown.
3. Siapdi productioncontrol 30 menit sebelumjam penayangan.
AsistenPengarahAcara(FloorDirector)
Membantu pengarahacara untuk mendukung kelancaranproduksidan siaran pemberitaan
1. Cakap di bidangnya.
2. Mempunyai wawasan luas.
3. Jujur dan berintegritas tinggi.
4. Memiliki sense of news.
5. Memahami kaidahdasarproduksitelevisi
6. Memilki kreativitasdaninovatif di bidangnya.
7. Mematuhi danmelaksanakan policy pemberitaan.
1. Siap di news room 1,5 jam sebelum siaran berita.
2. mengetik urutan materi berita yang telah tersusun di redaksi.
3. Mengaturnaskah berita sesuai dengan urutan.
4. Memberi nomor naskah berita sebagai kode penyiaranberita.
5. Mencabutnaskah berita yang ternyata tidak ada visualnya,dansekaligusmerapikan susunan naskah.
6. Mendistribusikan naskah atau perintah PD.
7. Siap di news studio 15 menit
1. Mempelajari naskah yang akandiproduksi.
2. Mengikutiproductionmeeting.
3. melaksanakan semua komando PD.
144
sebelum waktu siaran berita.
8. Melaksanakan semua komando PD
REPORTER
Bertugasmencari, mengumpulkan,mengolah danmenyunting berita serta menuangkannyamenjadi naskahberita siap siar sinkron denganvisual aids yangtersedia.
1. Cakap di bidangnya.
2. Mempunyai wawasan luas.
3. Jujur dan berintegritas tinggi.
4. Memiliki sense of news.
5. Memahami kaidahdasarproduksitelevisi.
6. Memilki kreativitasdaninovatif di bidangnya.
7. Mematuhi danmelaksanakan policy pemberitaan.
8. Dapatbekerjasama
1. Memperoleh danmengusulkan gagasan/ ide untuk liputan
2. Merencanakan tugaspeliputan dan atau hunting.
3. Melaksanakan kegiatanproduksi.
1. Memperoleh gagasan/ ide dari dinas.
2. Mengusulkangagasan/ ide atas usaha sendiri.
1. Mengumpulkan bahan referensi
2. membuat komitmen dengan nara sumber.
3. Menetapkanjadwal, kerabat kerja produksi, peralatan dan biaya serta pertemuan produksi.
1. Teliti/ baca data yang diperoleh .
2. Lengkapi data lain yang relevan dari kepustakaanatau referensi yang dimiliki.
3. Mengarahkanpelaksanaan liputan.
4. Melengkapivisualisasi daridokumentasi (jika perlu).
5. Menyusunnaskah
145
4. Saksikan pada saat karya Andadisiarkan dan pelajariketidaksempurnaan yang terjadi.
berdasarkandata lapangan, referensi yang relevan, visual aids yang tersedia, tepat, ringkas, jelas, sederhana dan dapatdipercaya.
6. Ceck and rechecknaskah yang telah disusun, sampai yakin tidak ada kesalahan dan serahkankepadaEIC/CDEDinas.
7. Dampingi/ beri pesan lisan atau tertuliskepada editor .
8. Naskah dan gambar harus sinkron.
9. Laprkannaskah dan visual siap siar kepada EIC/CDEDinas.
146
KONSEP MEMBANGUN TV LOKAL DARI PENGALAMAN MASYARAKAT AMERIKA
Musim durian telah tiba, demikian ungkapan yang bisa menggambarkan munculnya TV lokal di berbagai kota di Indonesia. Awalnya di satutempat, lalu di tempat lain hingga di berbagai tempat. Namun demikian hanya beberapa yang menjual durian enak. Demikian juga hanya akan ada beberapa TV lokal yang bagus, baik dari segi tontonan atau dari segi bisnis.
sebaiknya TV Lokal baru pada 3 tahun pertamanya berorientasi pada revenue sebagai orientasi utamanya, baru Station Identity sebagai orientasi keduanya sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini. Jika ini disebut sebagai ¡§konsep¡¨, maka sebuah stasiun TV, misalnya, akan memperhitungkan tayangan yang akan dipasangberdasarkan berapa stasiun itu akan mendapat revenue, bukan terpaku pada station identity yang harus dipertahankan atau dibangun. Olehkarena itu stasiun TV yang memposisikan dirinya di segment yang lebih umum, bukan segment tertentu, akan lebih mudah melakukan manuver dalam business development strategy-nya. Meski demikian menurut Public Relations strategy, dibutuhkan public campaign yang menyatakan bahwa stasiun ini berorientasi pada kepentingan publik (misalnya).
Konsep membangun stasiun TV lokal ini dibawah ini diringkas dari buku Broadcasting in America. Konsep ini digambarkan berdasarkan department di sebuah stasiun TV yang paling penting beserta job description-nya. Di bawah ini adalah department yang penting menurut urutannya.
1. Research & Development #8222;³ untuk merancang business development serta merancang brand (segmentasi) dan image. i. Market Survey #8222;³ audience profile: a. Social Economic Status (Economic Class) b. Sex (ini cukup penting dilihat dari kacamata pemasang iklan)c. Age (ini juga penting dari kacamata pemasang iklan)d. Education (paling belakang karena kadang meski berpendidikan tinggi tetapi SES-nya tinggi dan kurang dipandang penting olehpemasang iklan)ii. Market Survey #8222;³ audience tendency terhadap program-program TV iii. Major Audience Mapping #8222;³ tiap-tiap jam bisa memiliki audience profile tertentu yang menonjol iv. Menentukan Station Identity v. Memberi rekomendasi dalam merancang programming untuk tiap- tiap jam yang berbeda berdasarkan hari, seperti, hari kerja, sabtu dan minggu vi. Memberi rekomendasi untuk pembentukan perilaku penonton(audience tendency)
147
vii. Mensupport department lain, misalnya Promotion Department, bagaimana merancang promotion strategy untuk membentuk brand image atau awareness di benak audience.
2. Programming #8222;³ Merancang programming strategy i. Menciptakan program yang bisa memiliki multiplier effect, seperti reality program ii. Bekerja sama dengan Production Department untuk merancang Local Program iii. Menentukan dan merencanakan program yang harus dibeli dari pihak luar iv. Membangun kerjasama atau networking dengan pihak luar dalam hal programming v. Merancang budget untuk membeli dan memproduksi program vi. Bersama dengan R&D mengevaluasi programming setiap bulansekali atau setiap periode waktu yang ditentukan vii. Mengantisipasi setiap perubahan situasi rating dari setiap stasiun TV yang ada viii. Bekerja sama dengan Promotion Department dan Marketing Department untuk program yang akan datang
3. Promotion #8222;³ untuk memperoleh rating juga untuk membangun brand image dan awareness. i. Merancang off-air event #8222;³ penting untuk kota kosmopolitan seperti Jakarta a. Untuk memikat target audience yang sudah ditentukan b. Untuk membangun brand image dan awareness c. Untuk mempertahankan brand awareness dengan melakukan kegiatan sosial, misalnya sebagai menjadi fasilitator untuk bantuan kemanusiaan pada saat terjadi bencana d. Merancang promotion tools, seperti souvenir, sticker, T- shirt, topi, pen, payung dan lain-lain. ii. Bekerja sama dengan Programming Department merancang on-airpromotiona. Program promotion #8222;³ mengingatkan atau menginformasikan tentang program yang sudah ada atau yang akan ditayangkan b. Merancang promotion untuk target audience tertentu, misalnya berdasarkan usia atau audience dari kelompok masyarakat tertentu iii. Merancang promotion melalui semua media yang ada; cetak dan elektronik iv. Bekerja sama dengan Marketing Department membangun relationship dengan pemasang iklan; agency dan advertiser v. Melakukan pekerjaan Public Relations (jadi PR di bawah Promotion Department) a. Merancang PR Strategy b. Mengumpulkan dan mengelola informasi atau profile perusahaan,
148
serta menerapkannya seperti: #8222;Ï Vision #8222;Ï Mission #8222;Ï Short and long term business development and plans c. Membuat company profiles dalam berbagai format d. Melakukan Publication i. Regular: - Membuat dan mengelola company website - Mengelola newsletter, in-house magazine ii. Irregular: - Menulis articles atau press release. - Mendorong pihak lain atau penulis lain untuk menulis artikel ataumembuat exposure tertentu yang bisa ikut mendorong business development e. Company analyses atau SWOT analyses f. Menjadi juru bicara untuk media and pihak lain (mediarelations and spokesperson)
4. Marketing #8222;³ Membuat strategy untuk mendapatkan revenue secaramaksimal meskipun perolehan rating-nya rendah i. Merancang Comprehensive Brochure yang berisi mengenai company profile dan programming strategy hingga beberapa tahun ke depan. Jugaada gambaran mengenai audience profile dan perolehan rating danprojection-nya.ii. Merancang paket iklan berdasarkan a. Social Economic Status b. Age c. Sex d. Education e. Gabungan dari beberapa atau semua audience profile categorydi atas iii. Merancang paket iklan berdasarkan waktu tayang; Early Morning (7:00-10:00 A.M.), Daytime (10:00 A.M.-6:00 P.M.), Early Fringe (6:00- 7:00 P.M.), Prime Access (7:00-8:00 P.M.), Prime Time (8:00-11:00),Late Fringe (11:00-11:30 P.M.), Late Night (11:30 P.M.-12:30 A.M.), Overnight (12:30-7:00 A.M.)iv. Merancang paket iklan berdasarkan program type v. Merancang marketing strategy untuk mendapatkan pemasang iklan pada program-program yang memiliki rating rendah. vi. Menentukan pemasang iklan potensial dan mempersuasi untukberiklanvii. Membangun relationship dengan pemasang iklan; agency danadvertiser
5. Management & Technical support
Semua pekerjaan di atas tidak ada artinya jika tanpa management atau administrative support, seperti Traffic Section untuk mengelola
149
penayangan iklan. Semua pekerjaan tersebut harus ada sistem untuk mengevaluasi dan mempertahankannya.
Sebuah stasiun TV dengan programming yang baik saja belum cukup tanpa didukung oleh technical support yang baik pula. Tidak mungkin sebuah program yang baik akan ditonton jika terus menerus ada gangguan dalam siarannya, baik itu gambar atau suaranya. Begitu juga ketepatan waktudalam setiap tayangan, pergantian dari satu program ke program lain. Jeda lebih dari 2 detik akan terasa amat lama di mata penonton yang bisa berakibat pindahnya penonton ke channel lainnya.
Sumber : www.google.com
150
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi Nama : Yuni Irasianti
Alamat : Jl. Idi Adimaja I/ 10 Bandung
Telpon/ Handphone : -
Tempat dan Tanggal lahir : Bandung, 13 Juni 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Sarjana Komunikasi
Pekerjaan : Corporate Secretary & Public Relations
Jabatan : -
Instansi/ perusahaan : PT Bandung Media Televisi Indonesia
B. Riwayat Pendidikan : FIKOM-UNPAD, Jurusan Public Relations
.…………………………………………………
..………………………………………………...
..………………………………………………...
………………………………………………….
C. Riwayat Pekerjaan : Bandung TV as corporate secretary & PR
Manulife Financial as manager marketing
Grand Hotel Preanger as PR Secretary
Event Organizer as marketing
151
CURRICULUM VITAE
A.Data Pribadi Nama : Pulung Suci Handayani
Alamat : Jl. Pasir Mulya Pangalengan
Telpon/ Handphone : -
Tempat dan Tanggal lahir : Jakarta/ 14 Juli 1981
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik
Pekerjaan : Marketing Bandung TV
Jabatan : -
Instansi/ perusahaan : PT Bandung Media Televisi Indonesia
B. Riwayat Pendidikan : S1
.…………………………………………………
..………………………………………………...
..………………………………………………...
………………………………………………….
C. Riwayat Pekerjaan : Marketing Bandung TV
CURRICULUM VITAE
152
Data Pribadi Nama : Edry Siswandi
Alamat : JL. Cigadung Selatan No. 102 Bandung
Telpon/ Handphone : -
Tempat dan Tanggal lahir : Bandung / 7 Oktober 1971
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S2
Pekerjaan : Marketing
Jabatan : Manager
Instansi/ perusahaan : MM The Nice Shop
B. Riwayat Pendidikan : S2- MM Universitas Gajah Mada (UGM)
.…………………………………………………
..………………………………………………...
..………………………………………………...
………………………………………………….
C. Riwayat Pekerjaan : - MM The Nice Shop- Marketing Manager
- ALPHA Media Asia-Sales&Marketing Manager
- Reebok Ind.- Marketing Coordinator - Royal Sporting Home Ptc.ltd.- Shop
Manager- British America Tobbaco- Supervisor - Unilever Indonesia- Regional Account
Spv
CURRICULUM VITAE
153
A. Data Pribadi Nama : Tika Novianti
Alamat : Komplek. Pasadena E III No. 6
Telpon/ Handphone : -
Tempat dan Tanggal lahir : Bandung/ 27 November 1977
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Universitas-S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Jabatan : Public Relations
Instansi/ perusahaan : PT Vilour Promo Indonesia
B. Riwayat Pendidikan : FISIP ANI UNPAD
.…………………………………………………
..………………………………………………...
..………………………………………………...
………………………………………………….
C. Riwayat Pekerjaan : PT Vilour Promo Indonesia
……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..