PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini...

108
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Transcript of PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini...

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

STUDI PERBANDINGAN TENTANG METODE ISTINBATH

HUKUM ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA

NAHDATUL ULAMA, MUHAMMADIYAH, DAN

PERSATUAN ISLAM

JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Pada Fakultas Syariah

Jurusan Peradilan Agama

Oleh

FAZLUR RAHMAN

NPM : 10010107005

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2012 M/ 1433 H

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

ii

PERSETUJUAN

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

H.A. Rifa’i Hasbi, Drs., M.Ag. M. Roji Iskandar, Drs., MH.

Mengetahui:

Dekan Fakultas Syariah Ketua Jurusan

Peradilan Agama

H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. Titin Suprihatin, Dra., M.H.

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “STUDI PERBANDINGAN TENTANG METODE

ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA

NAHDATUL ULAMA (NU), MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN

ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT” telah disahkah oleh sidang panitia ujian

sarjana (S1) Jurusan Peradilan Agama Fakultas Syariah Universitas Islam

Bandung pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2012 dan diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah.

Bandung, Kamis 16 Februari 2012

PANITIA MUNAQASYAH

Ketua Sekretaris

H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. Titin Suprihatin, Dra., M.H.

Tim Penguji

1. Prof. Dr. H.M. Abdurrahman, M.A. ( )

2. H.M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H. ( )

3. N. Eva Fauziah, Dra., M.Ag. ( )

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

iv

ABSTRAK

FAZLUR RAHMAN, NPM : 10010107005

STUDI PERBANDINGAN TENTANG METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA NAHDATUL ULAMA (NU), MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT

Kata Kunci: Islam, Zakat Profesi, Metode Istinbath.

Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga, sebagaimana kita ketahui bahwa tidak akan sempurna keislaman seseorang apabila ia tidak memenuhi rukun-rukun yang telah ditetapkan Islam itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa zakat menempati posisi penting dalam Islam.

Munculnya ide zakat profesi baru-baru ini yang sebelumnya belum pernah dikenal dalam khasanah keilmuan Islam telah menyulut perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait status hukumnya. Di Indonesia sendiri tiga organisasi besar yakni Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis) telah memberikan pandangannya masing-masing. Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah menetapkan bahwa zakat profesi wajib, sedangkan Persatuan Islam menetapkan tidak ada kewajiban zakat profesi yang ada yakni infaq profesi. Berdasarkan hal tersebut tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana metode istinbath hukum dari masing-masing organisasi sehingga sampai pada kesimpulannya masing-masing.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif analitik dan komparatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara langsung. Penelitian ini berusaha memaparkan tentang metode istinbath hukum zakat secara umum sebelum akhirnya mendeskripsikan pembahasan seputar metode istinbath zakat profesi dari tiga organisasi yang diteliti yaitu Nahdatul Ulama, Muhammadiya, dan Persatuan Islam.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dasar istinbath hukum Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah terkait kewajiban zakat profesi ini mengacu pada ayat-ayat umum tentang kewajiban zakat. Mengenai kemana zakat profesi ini diqiyaskan, Nahdatul Ulama belum menetapkan format yang pasti berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan qiyas zakat profesi ke zakat emas. Selain itu hal yang turut mempengaruhi metode istinbath hukum pendukung zakat profesi yakni adanya anggapan bahwa zakat bukan hanya sekedar ibadah mahdoh semata, seperti halnya shalat, namun zakat merupakan ibadah yang memberikan efek sosial sehingga dalam memandang persoalan zakat ini harus lebih dinamis. Adapun Persatuan Islam menetapkan bahwa zakat profesi tidak wajib dikarenakan zakat adalah ibadah mahdoh yang telah ditentukan mustahiqnya, ukurannya, bahkan waktunya. Sehingga Persis tidak menerima zakat profesi sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan karena merupakan pemikiran hukum baru yang tidak terdapat nash-nya dalam Alqur’an maupun Sunnah.

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

v

MOTTO

آلعسر یسرا إن مع فإن مع آلعسر یسرا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Al-Insyirah [94] : 5-6)

Kupersembahkan karya ini kepada:

Orang tua tercinta

Kakak dan adik-adik tersayang

Saudara-saudara dan sahabat-sahabat

yang senantiasa mendoakan dan mencurahkan perhatiannya,

Semoga kita selalu dalam limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya. Amien.

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang senantiasa melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah STUDI

PERBANDINGAN TENTANG METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT

PROFESI DI KALANGAN ULAMA NAHDATUL ULAMA (NU),

MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan dari

berbagaipihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah Swt yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya.

2. Rasulullah Muhammad Saw. yang sangat mencintai ummatnya.

3. Mamah tercinta , kakak dan adik-adik tersayang yang telah mendoakan

dan menyuplai segala kebutuhan penulis selama pengerjaan skripsi ini.

4. Prof. DR. dr. Thaufiq Shiddiq Boesoirie, MS., SpTHT-KL(K) selaku

rektor Universitas Islam Bandung yang sudah bersedia mendedikasikan

diri memimpin kampus perjuangan ini. Banyak hal yang penulis

banggakan dari diri Bapak.

5. Al-Ustadz H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si selaku dekan Fakultas

Syariah dan Ibunda Titin Suprihatin, Dra., M.H. selaku ketua jurusan yang

selalu bersemangat memajukan Fakultas dan jurusan tertua di kampus

perjuangan ini.

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

vii

6. Al-Ustadz H.A.Rifa’i Hasbi, Drs., M.Ag, dan Al-Ustadz H.M. Roji

Iskandar, Drs., MH., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk mengoreksi dan mengarahkan penulis agar

selalu berada di jalan yang benar dalam mengerjakan skripsi. Semoga

Allah Swt. membalas amal kebaikan Bapak dengan amal yang berlimpah.

Amien.

7. Sahabat-sahabat DKM Masjid Al-Asy’ari. Terima kasih atas dukungan,

hujatan, bualan, canda tawa yang telah kalian berikan selama di Al-

Asy’ari. Keep fighting Bosconovitch..!

8. Sahabat-sahabat jurusan Peradilan Agama 2007. Terutama yang masih

belum lulus. Good Bye..!

9. Sahabat-sahabat Keuangan Perbankan Syari’ah 2007. Semoga suatu saat

ada masa dimana kita dapat saling mengenal lebih jauh.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang mungkin ikut terlibat dalam penyelesaian

skripsi ini.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, Februari 2012

Fazlur Rahman

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….iii

ABSTRAK ………………………………………………………………………iv

MOTTO ………………………………………………………………………….v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………...6

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………6

D. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………...6

E. Metode Dan Teknik Penelitian ………………………………………….13

1. Metode Penelitian ……………………………………………….13

2. Teknik Pengambilan Data ……………………………………….14

3. Teknik Analisis Data ……………………………………………15

F. Sistematika Pembahasan ………………………………………………...16

BAB II TINJAUAN UMUM ZAKAT PROFESI …………………………….19

A. Zakat Secara Umum …………………………………………………….19

1. Pengertian Zakat …………………………………………………19

2. Dasar Hukum Zakat ……………………………………………..21

3. Macam-Macam Harta Yang Wajib Dizakati …………………….24

4. Sejarah Perkembangan Zakat Pada Awal Islam …………………30

5. Tujuan Zakat …………………………………………………….33

6. Hikmah Zakat ……………………………………………………34

B. Pengertian Profesi Dan Zakat Profesi ...…………………………………35

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

ix

C. Perbedaan Pendapat Tentang Hukum Zakat Profesi ……………………37

1. Argumen Para Pendukung Zakat Profesi ………………………..37

2. Argumen Penentang Zakat Profesi ………………………………43

BAB III STUDI PERBANDINGAN TENTANG METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA NAHDATUL ULAMA (NU), MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT …………………47

A. Selayang Pandang ……………………………………………………….47

1. Deskripsi Singkat Nahdatul Ulama ………………………………….47

2. Deskripsi Singkat Muhammadiyah ………………………………….50

3. Deskripsi Singkat Persatuan Islam …………………………………..55

B. Ulasan Hasil Penelitian ………………………………………………….59

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI ULAMA NAHDATUL ULAMA (NU), MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT ………………..78

A. Analisis Hasil Wawancara ………………………………………………78

B. Analisis Persamaan Dan Perbedaan Metode Istinbath Hukum Zakat

Profesi Menurut Ulama Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan

Islam ……………………………………………………………………..86

C. Memilih Pendapat Yang Lebih Kuat ……………………………………88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 91

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..94

LAMPIRAN …………………………………………………………………….95

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umat Islam adalah umat yang mulia, umat yang dipilih Allah untuk

mengemban risalah agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat

Islam adalah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram, dan sejahtera di

manapun mereka berada. Karena itu umat Islam seharusnya menjadi rahmat bagi

sekalian alam.

Bahwa kenyataan umat Islam kini jauh dari kondisi ideal adalah akibat

belum mampu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra'du :

11). Potensi-potensi dasar yang dianugerahkan Allah kepada umat Islam belum

dikembangkan secara optimal. Padahal umat Islam memiliki banyak intelektual

dan ulama, di samping potensi sumber daya alam dan ekonomi yang melimpah.

Jika seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi

aqidah Islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat

yang sama, jika kemandirian, kesadaran beragama, dan ukhuwah Islamiyah kaum

muslimin meningkat, maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi

akan makin dapat dipersempit.

Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah

penanggulanagn kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

pendayagunaan zakat. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

2

penerusnya di zaman keemasan Islam. Padahal umat Islam (Indonesia) sebenarnya

memiliki potensi dana yang sangat besar.

Abdullah al-Mushlih (2004 : 474) menjelaskan bahwa “pada masa awal

Islam, yakni masa Rasulullah SAW dan para sahabat, prinsip-prinsip Islam telah

dilaksanakan secara demonstratif, terutama dalam hal zakat yang merupakan

rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat.” Secara nyata, zakat telah

menghasilkan perubahan ekonomi yang menyeluruh dalam masyarakat muslim.

Permasalahan zakat tidak dapat dipisahkan dari usaha dan penghasilan

masyarakat. Demikian juga pada zaman Nabi Muhammad SAW pada tahap awal

Hijriyah di Madinah, zakat belum dijalankan. Pada tahun pertama di Madinah itu,

Nabi dan para sahabatnya beserta segenap kaum Muhajirin masih dihadapkan

bagaimana menjalankan usaha penghidupan di tempat baru tersebut. Sebab tidak

semua orang yang yang ikut hijrah itu berkecukupan, kecuali Utsman bin Affan,

juga karena semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki ditinggal di

Makkah. Pada zaman khalifah Utsman bin Affan, pengumpulan zakat tidak lagi

dipusatkan pada khalifah. Karena, orang-orang sudah memiliki pandangan yang

berbeda dalam menyerahkan zakat, ada yang langsung kepada orang miskin dan

ada pula yang menyerahkannya kepada para utusan Utsman. Di samping itu,

daerah kekuasaan Islam sudah sangat luas sehingga pengantar zakat ditangani

oleh gubernur daerah masing-masing (Muhammad, 2002 : 35).

Selanjutnya, diceritakan dalam sejarah peradaban Islam, bahwa

keberhasilan pemerintahan Islam yang mencapai puncaknya sewaktu dipimpin

oleh khalifah Umar bin Abdul Azis. Diceritakan pula seperti apa yang

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

3

diungkapkan oleh Muhammad (2002 : 37) bahwa “Umar bin Abdul Azis telah

memungut zakat penghasilan yang berasal dari pemberian, hadiah, gaji pegawai,

honorarium, harta sitaan dan lain-lain. Dengan demikian, pada zamannya ini telah

dikenal zakat penghasilan atau zakat profesi, walaupun bentuk-bentuk

pendapatannya masih sederhana dibandingkan dengan kondisi seperti sekarang.”

Sedangkan pada masa nabi harta benda yang dizakati hanya berupa binatang

ternak, kambing, sapi dan unta, barang-barang yang berharga; emas dan perak,

tumbuh-tumbuhan; gandum, anggur kering (kismis) dan kurma.

Yusuf Qardhawi (1999 : 34) membagi perkembangan zakat pada masa awal Islam ke dalam dua periode, yaitu periode Makkah dan Madinah. Dikemukakan olehnya, bahwa bentuk zakat pada periode Makkah adalah zakat tak terikat (bisa dikatakan infaq), karena tidak ada ketentuan batas dan besarnya zakat yang dikeluarkan, tetapi diserahkan saja kepada rasa iman, kemurahan hati dan dengan orang atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nishab.

Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah suatu istilah yang muncul

dewasa ini, kenyataan membuktikan bahwa pada saat ini banyak pekerja profesi

yang dapat menghasilkan uang cukup besar dan dilakukan dengan cara yang

mudah dalam waktu yang relatif singkat. Jika permasalahan ini dikaitkan dengan

pelaksanaan zakat yang sudah berjalan di masyarakat, maka terlihat adanya

kesenjangan atau ketidakadilan antara petani yang banyak mencurahkan tenaga

tetapi memiliki penghasilan kecil dengan para pekerja profesional yang dalam

waktu cepat dapat memperoleh hasil yang cukup besar.

Sementara itu, yang menjadi polemik dalam zakat profesi adalah tidak

adanya dalil yang secara terang-terangan mewajibkan zakat profesi, baik di dalam

al-Quran maupun al-Sunnah. Bahkan, Rasulullah saw tidak pernah menerapkan

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

4

zakat profesi di masa beliau masih hidup. Oleh karena itu, apabila sekarang ada

sebagian ulama' yang mengatakan bahwa tidak ada zakat profesi di syari'at Islam,

hal ini masih dapat diterima. Sebab dasar pengambilan hukumnya memang sudah

tepat, yaitu tidak diajarkan oleh Rasulullah saw dan juga tidak dipraktekkan oleh

para sahabat beliau bahkan oleh para al-salaf al-shalih sekalipun. Hanya saja

terlalu terburu-buru memvonis bahwa zakat profesi adalah bid'ah hanya karena

kita tidak menemukan contoh konkritnya di masa Rasulullah saw, karena tentunya

tidak sesederhana itu masalahnya.

Di Indonesia sendiri di antara organisasi-organisasi keislaman masing-

masing memiliki pandangan yang berbeda tentang hukum zakat profesi walaupun

ada yang sebagian yang berpandangan sama. Menurut Nahdatul Ulama (NU) di

dalam hasil Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdatul Ulama

Tentang Masail Waqi’iyah Ubudiyyah (Muamalat) di Asrama Haji Pondok Gede

Jakarta, 25-28 Juli 2002 M/ 14-17 Rabiul Akhir 1423 H menetapkan zakat profesi

wajib hukumnya, sedemikian halnya Muhammadiyah melalui Musyawarah

Nasional Tarjih XXV tahun 2000 di Jakarta telah menetapkan bahwa zakat profesi

itu hukumnya wajib, sedangkan menurut Dewan Hisbah Persis seperti yang ada

dalam Keputusan Dewan Hisbah Persis tertanggal 26-27 Rabiul Awwal 1412H/ 5-

6 Oktober 1991 di Bandung menetapkan hukum zakat profesi adalah tidak wajib

dan hanya memutuskan bahwa harta yang tidak terkena kewajiban zakat termasuk

hasil profesi dikenai kewajiban infaq yang besarannya tergantung kebutuhan

Islam terhadap harta tersebut. Mungkin di antara kita ada yang bertanya mengapa

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

5

demikian? Mengapa di antara organisasi keislaman berbeda dalam menetapkan

hukum bagi zakat profesi tersebut.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik ingin mengetahui mengapa

terjadi perbedaan tersebut, namun penelitian ini akan mengerucut hanya kepada

tiga organisasi besar yang ada di Indonesia yakni Nahdatul Ulama (NU),

Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis), dan lebih khusus lagi hanya dalam

lingkup Jawa Barat. Walaupun Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki

pandangan akhir sama tentang hukum zakat profesi namun sekiranya mungkin ada

keunikan tersendiri yang membedakan di antara keduanya dalam hal proses

hingga sampai pada kesimpulan hukum. Dan Ulama Persis yang berbeda pendapat

dengan keduanya dalam hal ini akan semakin menambah khasanah keilmuan kita

dalam memahami sebab terjadinya ikhtilaf di kalangan ulama. Maka penulis

menyusun penelitian ini dengan judul: STUDI PERBANDINGAN TENTANG

METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA

NAHDATUL ULAMA, MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM

JAWA BARAT.

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

6

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan oleh ulama Nahdlatul

Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis) tentang

hukum zakat Profesi?

2. Apa persamaan dan perbedaan dari ketiga organisasi Islam tersebut dalam

memandang hukum tentang zakat profesi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan

ulama Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam

(Persis) tentang hukum zakat profesi.

2. Dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari ketiga organisasi

Islam tersebut dalam memandang hukum tentang zakat profesi.

D. Kerangka Pemikiran

Suharsimi Arikunto (2002 : 47) mengatakan bahwa “yang dimaksud

dengan kerangka pemikiran adalah teori dasar yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik.”

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

7

Sedangkan Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) seperti

yang dikutip Sugiyono (2006 : 67) mengemukakan bahwa “kerangka pemikiran

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.”

Adapun yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang dalam Al-Qur’an terdapat

tiga kata yang menunjukkan tentang manusia, yakni insan, basyar dan bani Adam.

Basyar banyak mengacu pada pengertian manusia dari segi fisik dan nalurinya

yang berbeda dengan makhluk lainnya. Sementara insan menunjukkan manusia

dengan segala totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia (insan) yang berbeda antara

seorang dengan seorang yang lain karena perbedaan fisik, mental dan kecerdasan.

Bani Adam menunjukkan pada semua manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam QS. Al-Mu’minun ayat 115:

متسبا أفحمأن اكملقنثا خبع كمأنا ونون ال إليعجر١١٥( ت(

“Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”

Dapat ditemukan dalam konteks ayat tersebut, bahwa “Manusia adalah

makhluk fungsional dan bertanggung jawab”. Artinya manusia berfungsi terhadap

diri pribadinya, berfungsi terhadap masyarakat, berfungsi terhadap lingkungan

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

8

dan berfungsi terhadap Allah Sang Pencipta Manusia (Quraish Shihab, 2000 :

278).

Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

dikarunai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi

orang muslim, pelunasan zakat merupakan cerminan kualitas imannya kepada

Allah SWT. Kepentingan zakat merupakan kewajiban agama seperti halnya shalat

dan menunaikan ibadah haji. Islam memandang bahwa harta kekayaan adalah

mutlak milik Allah SWT, sedangkan manusia dalam hal ini hanya sebatas

pengurusan dan pemanfaatannya saja. Harta adalah amanah yang harus

dipertanggungjawabkan setiap pembelanjaannya di akhirat nanti. Dengan

demikian, setiap muslim yang harta kekayaannya telah mencapai nishab dan haul

berkewajiban untuk mengeluarkan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat maal.

Arti penting zakat bagi perekonomian kaum muslimin diharapkan mampu

menghapus kemiskinan dari masyarakat yang tidak mampu dengan menyadarkan

si kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka miliki dan juga harus dilandasi

dengan hati yang bersih dalam menunaikannya. Dengan itu jarak antara si kaya

dan si miskin tidak lagi seperti langit dan bumi.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin kompleksnya

permasalahan-permasalahan yang muncul, berkembang pula pemikiran manusia,

Khusus dalam bidang agama para mujtahid dituntut untuk selalu dinamis dan

mengikuti perkembangan agar dapat memecahkan setiap permasalahan yang

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

9

muncul di tengah-tengah umat. Karena di tangan mujtahid lah ayat-ayat al-Qur’an

dan hadits akan tergali untuk memberikan hukum pada sesuatu yang baru.

Kaidah fiqih menyebutkan:

نامينكر تغير األحكام بتغير األز ال

“Tidak dapat dipungkiri adanya perubahan hukum karena perubahan zaman” Perbedaan tempat, kebiasaan, situasi dan kondisi mempunyai peranan

yang sangat dominan dalam penetapan hukum-hukum syara’ yang bersifat

ijtihadi, oleh karenanya setiap hukum syara’ yang ditetapkan atas dasar ‘uruf,

didasarkan suatu mashlahah, atau didasarkan situasi dan kondisi suatu tempat,

pastinya hukum tersebut akan berubah sewaktu-waktu karena disebabkan adanya

perbedaan kebiasaan, mashlahah ataupun situasi dan kondisi suatu tempat

tersebut. Sedangkan hukum yang sudah ditetapkan oleh nash yang sudah jelas,

maka hukum tersebut tidak bisa dirubah lagi.

Permasalahan zakat pun tak lepas dari pengaruh berkembangnya

peradaban manusia, baru-baru ini kita mendengar tentang adanya zakat bagi yang

memiliki profesi, atau lebih familiar dengan istilah zakat profesi. Para ulama pun

berbeda pendapat mengenai status hukumnya.

Di antara ulama yang mewajibkan zakat profesi sekaligus pencetus adalah

Yusuf Al-Qardhawi. Profesi seperti pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter,

notaris, wiraswasta, merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak

dikenal di masa generasi terdahulu, oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

10

dibahas, khususnya yang berkaitan dengan zakat. Lain halnya dengan bentuk

kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan, dan perniagaan,

mendapatkan porsi pembahasan yang sangat memadai dan detail.

Yusuf Qardlawi seperti yang dikutip Hafidhuddin (2002 : 28) menyatakan bahwa di antara hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukan sendiri, misalnya Profesi Dokter, Arsitek, Ahli Hukum, Penjahit, Pelukis, mungkin juga Da’i atau Muballigh, dan lain sebagainya. Bentuk zakat ini merupakan langkah maju menyelesaikan perkembangan zaman.

Sedangkan zakat profesi itu sendiri menurut Muhammad (2002 : 58) yakni

“zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang dapat mendatangkan

hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara mudah, melalui suatu keahlian

tertentu”. Maka banyak ulama yang mewajibkan untuk mengeluarkan zakat dari

hasil profesinya tersebut, karena selama ini kewajiban mengeluarkan zakat profesi

hanya sebatas kesadaran individu masing-masing dengan menggunakan ijtihad

hukum masing-masing pula karena belum adanya sandaran hukum yang kuat

mengenai zakat profesi dari segi keberadaan hukumnya dalam nash, baik Al-

Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, atau dari hasil ijtihad ulama dahulu. Dalam

undang-undang zakat pun belum disebutkan secara terperinci mengenai

pelaksanaan zakat profesi.

Fakhruddin (2008 : 136-137) memberikan penjelasan bahwa para ulama yang turut berpendapat bahwa zakat profesi hukumnya wajib mengemukakan bahwa landasan hukumnya berasal dari al-Qur’an. Istilah yang digunakan dalam al-Qur’an terkait dengan zakat profesi ini adalah al-kasab. Profesi pada masa Rasulullah Saw pada realitanya berbeda dengan profesi pada masa sekarang. Namun sebenarnya kewajiban mengeluarkan zakat profesi itu hakikatnya tidak ada hubungannya dengan profesi seseorang. Akan tetapi seseorang itu kaya atau tidak dengan profesinya. Jika ia menjadi kaya dengan profesinya, maka ia berkewajiban

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

11

mengeluarkan zakat apabila telah mencapai nishab. Sebaliknya, apabila ia tidak menjadi kaya dengan profesinya maka ia juga tidak berkewajiban mengeluarkan zakat profesi. Bisa jadi justru ia menjadi mustahiq zakat.

Meskipun demikian sebenarnya kewajiban mengeluarkan zakat itu tidak

disebabkan oleh profesi seseorang. Akan tetapi bukan berarti harta yang

didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat. Alasan utama seseorang

berkewajiban mengeluarkan zakat adalah seseorang itu telah diklasifikasikan

sebagai orang kaya. Sebab zakat itu pada hakikatnya adalah pungutan harta yang

diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin (sesuai

dengan ketentuan syara'). Untuk itulah, batas minimal kepemilikan (nishab)

menjadi standar ukuran seseorang dikatakan kaya yang kemudian lahir kewajiban

mengeluarkan zakat baginya.

Sementara itu yang menolak adanya zakat profesi berpendapat bahwa

zakat profesi tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam klasik. Kewajiban

mengeluarkan zakat profesi tidak ditemukan landasan hukumnya secara qath’i

(pasti), baik dalam al-Qur’an maupun hadits, sehingga ada perselisihan di antara

para ulama kontemporer tentang kewajiban mengeluarkan zakat profesi secara

khusus.

Di dalam fatwa Lajnah Da’imah Li Al Buhuts Al Ilmiyah Wa Al Ifta’

(Lembaga Ulama Untuk Kajian Ilmiah dan Fatwa) (www.almanhaj.or.id, diakses

30 Mei 2011) dipaparkan bahwa “zakat gaji tidak dapat diqiyaskan dengan zakat

hasil bumi. Sebab persyaratan haul (satu tahun) tentang wajibnya zakat bagi dua

mata uang (emas dan perak) merupakan persyaratan yang jelas berdasarkan nash.

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

12

Apabila sudah ada nash, maka tidak ada lagi qiyas.” Berdasarkan hal itu, maka

tidaklah wajib zakat bagi uang dari gaji pegawai sebelum memenuhi haul.

Di antara organisasi-organisasi keislaman di Indonesia masing-masing

memiliki pandangan yang berbeda tentang hukum zakat profesi walaupun ada

yang sebagian yang berpandangan sama. Menurut Nahdatul Ulama (NU) di dalam

hasil Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdatul Ulama Tentang

Masail Waqi’iyah Ubudiyyah (Muamalat) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,

25-28 Juli 2002 M/ 14-17 Rabiul Akhir 1423 H menetapkan zakat profesi wajib

hukumnya, sama halnya dengan Muhammadiyah melalui Musyawarah Nasional

Tarjih XXV tahun 2000 di Jakarta telah menetapkan bahwa zakat profesi itu

hukumnya wajib, sedangkan menurut Dewan Hisbah Persis seperti yang ada

dalam Keputusan Dewan Hisbah Persis tertanggal 12 Sya’ban 1423 H/19 Oktober

2002 menetapkan hukum zakat profesi adalah tidak wajib dan hanya memutuskan

bahwa harta yang tidak terkena kewajiban zakat termasuk hasil profesi, hanya

dikenai kewajiban infaq yang besarannya tergantung kebutuhan Islam terhadap

harta tersebut.

Fenomena perbedaan pendapat dalam masalah furu’ (ijtihadiyah) adalah

fenomena klasik yang sudah terjadi sejak generasi salaf, dan merupakan realita

yang diakui, diterima dan tidak mungkin ditolak atau dihilangkan sampai

kapanpun karena memang sebab-sebab yang melatarbelakanginya akan tetap

selalu ada.

Ahmad Mudzoffar Jufri ([email protected], diakses 22 Juni 2011) menjelaskan bahwa sebab-sebab terjadinya ikhtilaf dapat disimpulkan dan dikelompokkan ke dalam empat sebab utama:

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

13

1. Perbedaan pendapat tentang valid - tidaknya suatu teks dalil syar’i sebagai hujjah

2. Perbedaan pendapat dalam menginterpretasikan teks dalil syar’i tertentu 3. Perbedaan pendapat tentang beberapa kaidah ushul fiqh dan beberapa dalil

(sumber) hukum syar’i (dalam masalah-masalah yang tidak ada nash-nya), seperti qiyas, istihsan, mashalih mursalah, ’urf, saddudz-dzara-i’, syar’u man qablana, dan lain-lain.

4. Perbedaan pendapat yang dilatarbelakangi oleh perubahan situasi, kondisi, tempat , masyarakat, dan semacamnya.

Mungkin akan menarik bagi kita untuk mengetahui persamaan dan

perbedaan istinbath hukum yang dimiliki oleh ketiga organisasi Islam tersbut,

sehingga kita dapat menyikapi dengan arif ikhtilaf yang terjadi.

E. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif

analitik dan komparatif. Penelitian ini berusaha memaparkan tentang metode

istinbath hukum zakat secara umum sebelum akhirnya akan mendeskripsikan

kerangka pendapat tentang zakat profesi dari tiga organisasi yang diteliti yaitu NU

lewat Bahsul Masail-nya, Muhammadiyah dengan Majlis Tarjih-nya, dan

Persatuan Islam dengan Dewan Hisbah-nya. Melalui data yang diperoleh,

kemudian dilakukan analisis interpretasi tentang bagaimana metode pengambilan

keputusan hukum yang dilakukan oleh ketiga organisasi tersebut dengan

membangun korelasi yang dianggap signifikan. Setelah itu dilakukan analisa yang

bersifat membandingkan (komparatif) sehingga dapat diketahui persamaan dan

perbedaan pendapat tentang zakat profesi.

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

14

2. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini, pengumpulan

data dilakukan dengan cara:

a. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu data yang diperoleh langsung

dari objek penelitian untuk memperoleh data primer yang diperlukan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data primer

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Dokumenter, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan berupa dokumen yang

terdapat di lembaga dari ketiga organisasi tersebut. Seperti NU dapat

diteliti melalui hasil Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama

Nahdatul Ulama Tentang Masail Waqi’iyah Ubudiyyah (Muamalat) di

Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, 25-28 Juli 2002 M/ 14-17 Rabiul

Akhir 1423 H, Muhammadiyah dapat diteliti melalui hasil Musyawarah

Nasional Tarjih XXV tahun 2000 di Jakarta, dan Persatuan Islam melalui

Keputusan Dewan Hisbah Persis tertanggal 12 Sya’ban 1423 H/19

Oktober 2002.

2) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

dengan pihak yang menjadi representasi dari ketiga organisasi tersebut

untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

15

b. Studi kepustakaan (Library Reserch), yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengumpulkan data dan bahan-bahan yang berasal dari pustaka, yaitu

buku-buku tentang zakat profesi baik di dalam kitab-kitab klasik maupun

kontemporer dan literatur-literatur yang dapat berupa pendapat-pendapat

ulama, artikel-artikel di internet dan sebagainya yang sesuai dengan masalah

yang akan dibahas sebagai landasan teori masalah yang diteliti.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang terpenting dalam penelitian kualitatif

yang harus selalu disandingkan dengan upaya interpretatif. Masri Singarimbun

dan Sofian Effendi (1987 : 257) menjelaskan bahwa ”Analysing meliputi

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan.”

Dalam menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah terkumpul.

penyusun menggunakan cara berfikir komparasi. Anton Bakker dan Achmad

Charis Zubar (1992 : 71) menjelaskan bahwa “komparasi yaitu

membandingkan sebuah pendapat dengan pendapat yang lain tentang hal yang

sama (hukum zakat profesi), baik yang memiliki nuansa pemikiran yang

hampir sama atau bahkan yang sangat bertentangan.” Dalam penelitian ini,

Pendapat Nahdatul Ulama dikomparasikan dengan pendapat Muhammadiyah

dan Persatuan Islam, sehingga dapat diketahui persamaan maupun perbedaan

pendapat keduanya dan dapat ditarik suatu kesimpulan yang konkrit tentang

persoalan yang diteliti.

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

16

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pokok-pokok bahasan

secara sistematis yang terdiri dari lima bab dan pada tiap-tiap bab terdiri dari sub-

sub sebagai perinciannya. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai

berikut:

Bab satu (I) merupakan pendahuluan yang berisi: pertama, latar belakang

masalah yang memuat alasan-alasan pemunculan masalah yang diteliti. Kedua,

rumusan masalah merupakan penegasan terhadap apa yang terkandung dalam latar

belakang masalah. Ketiga, tujuan yang diharapkan tercapainya penelitian ini.

Keempat, kerangka pemikiran menyangkut pola fikir atau kerangka berfikir yang

digunakan dalam memecahkan masalah. Kelima, metode penelitian berupa

penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengumpulkan dan

menganalisis data. Keenam, sistematika pembahasan sebagai upaya yang

mensistematiskan penyusunan.

Selanjutnya, tahap kedua yaitu isi, terdiri dari tiga bab, yakni bab II, III,

dan IV. Bab kedua mengulas tentang zakat secara umum, pengertian profesi dan

zakat profesi, dan perbedaan pendapat tentang hukum zakat profesi. Bab ini

terbagi atas tiga sub bab. Sub bab pertama terdiri atas enam point yang membahas

mengenai zakat secara umum, pertama, membahas pengertian zakat. Kedua, dasar

yang menjadi hukum zakat. Ketiga, membahas mengenai macam-macam harta

yang wajib dizakati. Keempat, menjelaskan tentang sejarah perkembangan zakat

pada masa awal Islam. Kelima, menerangkan tentang tujuan zakat. Keenam,

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

17

menerangkan hikmah zakat. Adapun sub bab kedua langsung menjelaskan

pengertian profesi dan zakat profesi. Sedangkan sub bab ketiga memaparkan

tentang seputar perbedaan pendapat mengenai hukum zakat profesi, terdiri atas

dua point. Pertama, membahas argumen apa saja yang dipakai para pendukung

zakat profesi. Kedua, argument-argumen penolak zakat profesi.

Sedangkan bab ketiga membahas mengenai studi perbandingan tentang

metode istinbath hukum zakat profesi di kalangan ulama Nahdatul Ulama,

Muhammadiyah, dan Persis Jawa Barat. Bab ini terbagi menjadi menjadi dua sub,

pertama, mengulas tentang selayang pandang yang terdiri dari tiga poin. Masing-

masing poin membahas tentang deskripsi singkat Nahdlatul Ulama,

Muhammadiyah, dan Persatuan Islam. Kedua, menjelaskan ulasan hasil

penelitian.

Selanjutnya, bab keempat terbagi menjadi tiga sub bab. Pertama, analisis

hasil wawancara. Kedua, analisis yang berkenaan dengan segi-segi persamaan dan

perbedaan antara ketiganya tentang zakat profesi dalam kerangka perbandingan

(komparatif) ditinjau dari segi ketentuan hukum dan metode yang digunakan

(istinbatnya). Sehingga dari ulasan ini diharapkan akan ada kejelasan bagaimana

hukum Islam memandang keberadaan zakat profesi. Sedangkan subbab ketiga

memuat pandangan penulis terkait pendapat yang lebih kuat.

Bab kelima (V) sebagai bab terakhir dari keseluruhan rangkaian

pembahasan, memaparkan simpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya

sehingga memperjelas jawaban terhadap persolan yang dikaji serta saran-saran

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

18

dari penulis berkenaan dengan pengembangan keilmuan agar dapat mencapai hal-

hal yang lebih baik dan lebih maju.

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

19

BAB II

TINJAUAN UMUM ZAKAT PROFESI

A. Zakat Secara Umum.

1. Pengertian Zakat.

Zakat menurut pengertian bahasa seperti yang diuraikan dalam kitab

Subulus Salam (1926 : 120) mempunyai beberapa arti kata atau memiliki

pengertian lebih dari satu (Musytarak). “Al-namâ ialah tumbuh , ath-Thaharatu

artinya kesucian dan ash-Shalahu artinya kebaikan. Kata “zakat” itu berlaku

umum bagi shadaqah wajib, shadaqah sunnah, nafaqah, ampunan dan hak.”

Dalam Lisanul ‘Arab (1955 : 358) disebutkan tentang definisi zakat:

اولص كالزاة فالل يغالط ةهةار وماءالن الوركبة وحاملد لكوق هد استعلم ي ف ثيداحلو آنرقال

“Asal dari zakat menurut bahasa adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Semua ini telah digunakan dalam Al Quran dan Al Hadits.”

Definisi zakat telah diuraikan oleh Syaikh Sayyid Sabiq (1991 : 327)

Rahimahullah sebagai berikut:

ا مل اةكز تيمسو .اءرقفال ىلإ اىلعت اهللا قح نم انسناال هجرخي امل مسا ةكالزاكينو فيها من رال اءجبةكرو ،تزكةي سفالن وتنميتالا بهخيرإف. اتنهأا مخةذو من

كالزاةو ،هو الناءم الطوهةار الوبةكر.

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

20

“Zakat adalah benda yang dikeluarkan manusia berupa hak Allah Ta’ala kepada para fuqara. Dinamakan zakat karena di dalamnya terdapat pengharapan terhadap berkah, mensucikan jiwa, dan mengembangkannya dengan kebaikan-kebaikan. Dia diambil dari Az Zakah yaitu tumbuh, suci, dan berkah.”

Didin Hafidhuddin (2002 : 7) menjelaskan bahwa menurut bahasa, “zakat

berasal dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sesuatu itu

zaka, berarti tumbuh dan berkembang dan seorang itu zaka, berarti orang itu

baik.’ Zakat juga mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu ‘keberkahan’, al-

namaa ’pertumbuhan dan perkembangan’, ath-thaharatu ‘kesucian’ dan ash-

shalahu ‘keberesan’.”

Sedangkan menurut terminologi syari’at (istilah) seperti yang dijelaskan

Al-Imam Taqiyuddin dan Abu Bakar Al-Husaini (1984 : 357) di dalam kitab

Kifayatul Akhyar, “zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah

mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.”

Pendapat tersebut juga diamini oleh Abdurrahman al-Jaziri (tt : 304) yang

mengatakan bahwa, zakat adalah pemilikan harta yang dikhususkan kepada

mustahiq (penerima) dengan syarat-syarat tertentu.

Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi (1999 : 34) zakat berarti “sejumlah

harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT yang diserahkan kepada orang-orang

yang berhak.” Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi: “Zakat adalah harta yang wajib

disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim

sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

21

menerimanya”. Menurut Ensiklopedi Islam (1994 : 224), “Zakat adalah sebutan

atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT supaya

diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahak).” Dan hal ini

sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT surat at-Taubah ayat 103 yang

berbunyi:

لهم سكن صالتك إن عليهم وصل بها وتزكيهم تطهرهم صدقة أموالهم من خذاللهو يعمس يمل١٠٣( ع(

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Ayat di atas dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir (2000 : 22), “Allah Swt. memerintahkan Rasul-Nya untuk mengambil zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka melalui zakat itu. Pengertian ayat ini umum, sekalipun sebagian ulama mengembalikan dhomir yang terdapat pada lafaz amwaalihim kepada orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka dan yang mencampurbaurkan amal shaleh dengan amal buruknya.

Dari beberapa pengertian di atas penulis berkesimpulan bahwa zakat

adalah kewajiban atas harta yang telah ditetapkan oleh syariat untuk dikeluarkan

dengan mengikuti aturan-aturan syari’at yang ditujukan untuk golongan-golongan

yang telah ditetapkan oleh syariat.

2. Dasar Hukum Zakat.

Abdurrahman Qadir (1998 : 43) menjelaskan “penggunaan lafadz zakat

seperti yang diutarakan dengan segala bentuknya di dalam al-Qur’an terulang

sebanyak 30 kali, dan 27 kali di antaranya digandengkan dengan kewajiban

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

22

mendirikan shalat.” Hal ini memberi isyarat tentang eratnya hubungan ibadah

zakat dengan ibadah shalat. Ibadah shalat merupakan perwujudan hubungan

dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Perintah wajib zakat turun di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua

Hijrah Nabi SAW. Adapun ayat-ayat yang secara tegas mewajibkan zakat di

antaranya adalah dalam firman Allah SWT dalam al-Qur’an:

Al-Baqarah [2] : 43

)٤٣( الراكعني مع واركعوا الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا

Artinya : “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.”

Ayat ini ditujukan kepada orang-orang Ahli Kitab, “Dan dirikanlah salat”,

merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka salat bersama Nabi Saw.

Dan firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat”, merupakan perintah Allah kepada

mereka agar mereka menunaikan zakat, yakni menyerahkannya kepada Nabi Saw.

Dan firman Allah Swt., “Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk,”

merupakan perintah Allah kepada mereka agar melakukan rukuk (salat) bersama

orang-orang yang rukuk (salat) dari kalangan umat Muhammad Saw (Ibnu katsir,

2000 : 445-446). Dari sini kita dapat melihat bahwa perintah-perintah tersebut

tentu harus menjadi perhatian utama bagi seorang muslim karena hal tersebut pun

bahkan diperintahkan kepada ahli kitab yang notabene bukan Islam.

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

23

Al-Bayyinah [98]: 5

الزكاة ويؤتوا الصالة ويقيموا حنفاء الدين له مخلصني الله ليعبدوا إال أمروا وماكذلو يند ة٥( القيم(

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”

An-Nuur [24] : 56

)٥٦( ترحمون لعلكم الرسول وأطيعوا الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا

Artinya: “dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.”

Di dalam kitab Tafsir Al-Maraghi (1985 : 355) dijelaskan tentang tafsir

surat al-Bayyinah ayat 5 di atas bahwa “yang dimaksud dengan mendirikan shalat

adalah melakukan shalat dengan khusyu terhadap ke-Mahabesaran Allah Sang

Maha Pencipta yang disembah. Dengan demikian, ia selalu berupaya

membiasakan diri menyembah-Nya. dan maksud menunaikan zakat adalah

menginfakkan (membayarkan) harta kepada golongan yang sudah ditentukan,

seperti yang sudah dijelaskan di dalam Kitabullah.” Sedangkan perihal tafsir surat

An-Nuur ayat 56, Al-Maraghi (1993 : 232) memberikan penafsiran bahwa “Allah

menyeru kepada manusia agar mengeluarkan zakat yang diwajibkan untuk

diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, karena di situ terkandung nilai

kebaikan kepada orang fakir, orang miskin, orang yang sedang dalam kesusahan

dan orang yang membutuhkan.”

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

24

Ayat-ayat di atas menerangkan dengan jelas tentang perintah wajib zakat

termasuk orang-orang yang berhak menerimanya dan kepada mereka yang

memenuhi kewajiban ini dijanjikan pahala yang berlimpah di dunia dan di akhirat

kelak. Sebaliknya, bagi mereka yang menolak membayar zakat telah diancam

dengan hukuman keras sebagai akibat kelalaiannya.

Adapun di dalam hadits, kedudukan zakat dijelaskan sebagai salah satu

rukun Islam:

نبإال يالسم على خسم شهادلإ ال نأ ةاهللا الإ ه نأو محمدا رساهللا لو امقإو الالصة إوياءت كالزاة وحال جبيت وصمو رمانض

“Artinya : Islam itu didirikan atas lima: bersaksi bahwa tiada Tuhan

sekain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, Membayar

zakat, menunaikan haji ke baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.

(Muttafaq alaihi).”

3. Macam-Macam Harta Yang Wajib Dizakati

Para ulama sepakat (Ibnu Rusyd, 1995 : 14) bahwa harta yang wajib dizakati

adalah:

a. Dua jenis logam, yaitu emas dan perak yang bukan untuk perhiasan b. Tiga jenis hewan, yaitu unta, sapi, dan kambing. c. Dua jenis tanaman biji, yaitu jagung dan gandum d. Dua jenis buah-buahan, yaitu kurma dan anggur Selain itu pendapat lain (Sayyid Sabiq, 1978 : 34-88) menyebutkan bahwa

jenis harta yang wajib dizakatkan yakni:

a. Zakat mata uang: emas dan perak

b. Zakat perniagaan

c. Zakat tanaman dan buah-buahan

d. Zakat ternak

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

25

e. Zakat rikaz dan barang tambang.

Ulama kontemporer seperti Yusuf Qardhawi (2006, 433-490) menambahkan

selain dari yang lima di atas yakni zakat investasi pabrik, gedung; zakat pencarian

dan profesi; zakat saham dan obligasi.

Selanjutnya akan dibahas secara ringkas mengenai macam-macam zakat di

atas:

a. Zakat Emas dan Perak

Kewajiban zakat emas dan perak (Sayyid Sabiq, 1978 : 34) didasarkan kepada

firman Allah Q.S At-Taubah [9] : 34 :

بالباطل الناس أموال ليأكلون والرهبان األحبار من كثريا إن آمنوا الذين أيها يا سبيل في ينفقونها وال والفضة الذهب يكنزون والذين الله سبيل عن ويصدون

الله مهرشذاب فبيم بع٣٤( أل( Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar

dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar

memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi

(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan

perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah

kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”

“Menurut Malik, Asy-Syafi’i, Abu Hanifah, dan pendukungnya serta

Ahmad dan sejumlah ulama fiqh, nisab emas adalah seberat 20 dinar yang

senilai 200 dirham” (Ibnu Rusyd, 1995 : 23) . Sedangkan nishab perak (Sayyid

Sabiq, 1978 : 36) yakni “jika banyaknya telah mencapai 200 dirham. Para

ulama fiqh juga member syarat yaitu berlalunya waktu satu tahun dalam

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

26

keadaan nishab, juga jumlah yang wajib dikeluarkan ialah dua setengan persen

(2,5%).”

Mengenai perhiasan wanita berupa emas dan perak, terdapat

perbedaan. “Abu Hanifah dan Abu Hazm mengatakan wajib bila sampai

senisab, adapun ketiga imam lainnya, mereka berpendapat bahwa tidak wajib

zakat pada perhiasan-perhiasan wanita, berapa juga banyaknya” (Sayyid

Sabiq, 1978 : 39-41).

b. Zakat Perniagaan

Dasar Kewajiban zakat perniagaan yakni Al-Baqarah[2]: 267:

ياأيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض “Hai orang-orang yang beriman infaqkanlah sebagian dari hasil

usaha kamu yang baik…” Mujahid berkata, tentang firman Allah min thayyibati ma kasabtum,

“maksudnya adalah dari tijarah” (Tafsir at-Thabari, V:555)

Selain itu juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud

dari Samurah bin Jundab yang mengatakan:

أن نخرج الصدقة من الذي فإن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يأمرنا نعد للبيع

“Sesungguhnya Rasulullah saw. memerintah kita untuk mengeluarkan zakat dari barang-barang yang kita sediakan untuk jual-beli.” (H.R. Abu Daud (Sunan Abu Daud, II:95, No. 1562), Ibnu Abdul Barr (at-Tamhid, XVII:130), dan al-Baihaqi (as-Sunan al-Kubra, IV:146). Redaksi di atas menurut riwayat Abu Daud.

Disyaratkan (Muhammad Jawad Mughniyah, 1996 : 185) bahwa

“harga atau nilai barang-barang dagangan tersebut harus mencapai nishab.

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

27

Maka nilai harga yang menjadi standar adalah nilai harga emas dan perak.

Demikian pula “barang-barang tersebut harus genap satu tahun” (Ibnu Rusyd,

1995 : 51).

c. Zakat Tanaman dan Buah-Buahan

Dasar kewajiban zakat tanaman dan buah-buahan yakni berdasarkan

kepda Alqur’an surat Al-An’am [6]: 141 :

وهي وأ الذشأن اتنج اتوشرعم رغيو اتوشرعل مخالنو عرالزفا ولتخم ون أكلهتيالزان ومالرا وابهشتم رغيو ابهشتكلوا م نم رهإذا ثم روا أثمآتو قهح موي هادصال حرفوا وست هال إن بحي نيرفس١٤١( الم(

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Ulama mazhab berbeda pendapat tentang tanaman dan buah-buahan

yang wajib dizakati. “Hanafi: semua buah-buahan dan tanaman yang keluar

dari bumi wajib dizakati, kecuali kayu, rumput, dan tebu Persi. Maliki dan

Syafi’i: setiap tanaman dan buah-buahan yang disimpan untuk kepentingan

belanja wajib dizakati, seperti gandum, beras, kurma, dan anggur. Hambali:

semua tanaman dan buah-buahan yang ditimbang dan yang disimpan wajib

dizakati” (Muhammad Jawad Mughniyah, 1996 : 187).

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

28

“Mengenai besaran zakatnya ada dua macam, ada yang 10%, ada juga

yang 5%. Hal ini bergantung pada pola pengairan pertanian tersebut. Jika

pertanian itu pengairannya mengandalkan air hujan maka zakatnya 10%, tetapi

apabila pengairannya menggunakan tenaga manusia, binatang, atau alat-alat

pengairan maka zakatnya 5% “(Wawan Shofwan Sholehuddin, 2011 : 118).

d. Zakat Ternak

Hewan Ternak yang wajib dizakati yakni : unta, sapi, dan kambing.

1) Zakat unta nishabnya:

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, diriwayatkan bahwasanya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

.ليس فيما دون خمس ذود من اإلبل صدقة

“Tidak ada zakat pada unta yang jumlahnya kurang dari 5 ekor.

Muttafaq 'alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/310, no. 1447) ini

adalah lafazhnya, Shahiih Muslim (II/673, no. 979), Sunan at-Tirmidzi (II/69,

no. 622), Sunan an-Nasa-i (V/17), Sunan Ibnu Majah (I/571, no. 1793).

2) Zakat Sapi

Nishab Dan Ukuran (Jumlah) Yang Wajib Dikeluarkan:

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu, ia berkata,

“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengutusku ke Yaman dan

beliau memerintahkanku agar mengambil zakat dari setiap 40 ekor sapi,

seekor sapi betina berumur dua tahun lebih (musinnah), dan dari setiap 30

ekor sapi, seekor anak sapi berumur setahun lebih (tabi’) yang jantan atau

yang betina.” [Shahih Sunan Abi Dawud (no. 1394)], Sunan at-Tirmidzi

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

29

(II/68, no. 619), Sunan Abi Dawud (IV/457, no. 1561), Sunan an-Nasa-i

(V/26), Sunan Ibni Majah (I/576, no. 1803) dan lafazh ini adalah miliknya,

sedangkan dalam riwayat yang lainnya ada tambahan pada akhir hadits ini.

3) Zakat Kambing

Nishab Dan Jumlah Yang Wajib Dikeluarkan :

Dari Anas bahwasanya Abu Bakar telah menulis surat untuknya yang

berisi kewajiban zakat yang telah diwajibkan Allah dan Rasul-Nya, di antara

isinya, “Zakat kambing yang dilepas mencari makan sendiri, jika telah

mencapai jumlah 40 hingga 120 ekor, zakatnya seekor kambing. Jika lebih

dari 120 hingga 200 ekor, zakatnya dua ekor kambing. Jika lebih dari 200

hingga 300 ekor, zakatnya tiga ekor kambing. Jika lebih dari 300 ekor

kambing, maka setiap 100 ekor zakatnya satu ekor kambing. Apabila jumlah

kambing yang dilepas mencari makan sendiri tersebut kurang dari 40 ekor,

maka tidak wajib atasnya zakat kecuali jika pemiliknya menginginkan hal

tersebut.” [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1375)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul

Baari (III/317, no. 1454, III/316, no. 1453)), Sunan Abi Dawud (IV/431, no.

1552), Sunan an-Nasa-i (V/18), Sunan Ibni Majah (I/575, no. 1800) pada

hadits yang kedua saja.

e. Zakat Rikaz dan Barang Tambang

‘Tidak ada nishab dan haul bagi zakat rikaz. Oleh karena itu setiap

menemukan harta karun langsung dikeluarkan zakatnya 20%” (Wawan

Shofwan Shalehuddin, 2011 : 160). Sedangkan zakat barang tambang yakni

2,5% dari barangnya atau seharga itu, Syafi’i mensyaratkan haul sedangkan

Maliki tidak.

f. Zakat Investasi Pabrik, Gedung

Menurut pencetusnya, qardhawi mendefinisikan zakat investasi ini

sebagai hasil eksploitasi. Hasil eksploitasi menurut beliau adalah, “Kekayaan

yang wajib zakat atas materinya, dikenakan bukan karena diperdagangkan

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

30

tetapi karena mengalami pertumbuhan yang memberikan penghasilan dan

lapangan usaha kepada pemiliknya, dengan menyewakan itu atau menjual

produksinya.” (Yusuf Qardhawi, 2006 : 434). Adapun nishab zakat investasi

gedung ini menggunakan nishab uang yakni seharga 85 gram emas.

g. Zakat Profesi

“Profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang) yang

relatif banyak dengan cara yang mudah, baik melalui sesuatu keahlian tertentu

atau tidak” (Fakhruddin, 2009 : 58). Mengenai pembahasan zakat profesi akan

dibahas lebih detil pada pembahasan selanjutnya.

h. Zakat Saham dan Obligasi

Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan satu perseorangan

terbatas atau atas penunjukan atas saham tersebut. Tiap saham merupakan

bagian yang sama kekayaan itu. Obligasi adalah perjanjian tertulis dari bank,

perusahaan, atau pemerintah kepada pembawanya untuk melunasi sejumlah

pinjaman dalam masa tertentu dengan bunga tertentu pula. (Yusuf Qardhawi,

2006 : 490-491). Adapun mengenai nishab terjadi perbedaan pendapat. Ada

yang mengacu pada zakat uang dan ada pula yang mengacu pada zakat

pertanian.

4. Sejarah Perkembangan Zakat Pada Masa Awal Islam

Pada masa awal Islam, yakni masa Rasulullah SAW dan para sahabat,

prinsip prinsip Islam telah dilaksanakan secara demonstratif, terutama dalam hal

zakat yang merupakan rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat. Secara

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

31

nyata, zakat telah menghasilkan perubahan ekonomi yang menyeluruh dalam

masyarakat muslim (Muhammad, 2002 : 34-35). Permasalahan zakat tidak dapat

dipisahkan dari usaha dan penghasilan masyarakat. Demikian juga pada zaman

Nabi Muhammad SAW pada tahap awal Hijriyah di Madinah, zakat belum

dijalankan. Pada tahun pertama di Madinah itu, Nabi dan para sahabatnya beserta

segenap kaum Muhajirin masih dihadapkan bagaimana menjalankan usaha

penghidupan di tempat baru tersebut. Sebab tidak semua di antara mereka orang

yang berkecukupan, kecuali Utsman bin Affan, juga karena semua harta benda

dan kekayaan yang mereka miliki ditinggal di Makkah (Syukri Ghozali, 1993 :

175-176). Maka pada zaman khalifah Utsman bin Affan, pengumpulan zakat tidak

lagi dipusatkan pada khalifah. Karena, orang-orang sudah memiliki pandangan

yang berbeda dalam menyerahkan zakat, ada yang langsung kepada orang miskin

dan ada pula yang menyerahkannya kepada para utusan Utsman. Di samping itu,

daerah kekuasaan Islam sudah sangat luas sehingga pengantar zakat ditangani

oleh gubernur daerah masing-masing. Utsman membolehkan pembayaran zakat

dengan barang-barang yang tidak nyata seperti uang, emas, dan perak langsung

diberikan kepada yang membutuhkan. Sementara untuk barang yang nyata seperti

hasil pertanian, buah-buahan dan ternak dibayarkan melalui baitul maal, dan yang

bertanggung jawab untuk system pembagiannya adalah Zaid bin Tsabit

(Muhammad, 2002 : 36-37).

Selanjutnya, diceritakan dalam sejarah peradaban Islam, bahwa

keberhasilan pemerintahan Islam yang mencapai puncaknya sewaktu dipimpin

oleh khalifah Umar bin Abdul Azis. Meskipun masa kekhalifahannya cukup

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

32

singkat, hanya sekitar 3 tahun, umat Islam akan terus mengenangnya sebagai

khalifah yang berhasil mensejahterakan rakyat.

Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat

masa itu berkata, "Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut

zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud untuk memberikannya

kepada orang-orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorangpun. Umar bin

Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli budak lalu memerdekakannya.”

(http://media.isnet.org/ : diakses tanggal 5 Oktober 2011)

Kemakmuran itu tidak hanya ada di Afrika, tetapi merata di seluruh

penjuru wilayah Khilafah, seperti Irak dan Basrah. Mungkin indikator

kemakmuran yang ada waktu itu sulit akan terulang kembali, yaitu para amil zakat

berkeliling di perkampungan-perkampungan Afrika, tapi mereka tidak

menemukan seorangpun yang mau menerima zakat. Negara benar-benar

mengalami surplus, bahkan sampai ke tingkat di mana hutang-hutang pribadi dan

biaya pernikahan wargapun ditanggung oleh negara.

Muhammad (2002 : 177) menjelaskan bahwa “Umar bin Abdul Aziz telah

memungut zakat penghasilan yang berasal dari pemberian, hadiah, gaji pegawai,

honorarium, harta sitaan, dan lain-lain. Dengan demikian, pada zaman ini telah

dikenal zakat penghasilan atau zakat profesi, walaupun bentuk-bentuk

pendapatannya masih sederhana dibandingkan dengan kondisi seperti sekarang.”

Sumbangan terbesar yang ia berikan pada umat Islam dalam pengelolaan

zakatnya adalah ia telah berhasil membuat masyarakat menjadi kaya dalam kurun

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

33

waktu tiga puluh bulan, yakni selama masa pemerintahannya, sehingga tidak lagi

ditemukan orang-orang yang berhak menerima zakat. Hal ini membuktikan,

bahwa sistem ekonomi Islam memiliki landasan yang kuat, dan tidak sekedar

konsep dalam pikiran, tetapi juga terasa pengaruhnya terhadap yang

ditimbulkannya.

5. Tujuan Zakat

Berdasarkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati dapat dijadikan sebagai

salah satu sumber hukum yang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

pelaksanaan zakat di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan fungsi

zakat dalam peningkatan martabat hidup manusia. Zakat mempunyai tujuan yang

banyak (multi purpose).

Adapun tujuan dan dampak zakat bagi si pemberi dijelaskan oleh Yusuf

Qaradhawi (2006 : 848) sebagai berikut:

a. Zakat mensucikan jiwa dari sifat kikir.

Zakat yang dikeluarkan karena ketaatan pada Allah akan mensucikan jiwa dari segala kotoran dan dosa, terutama kotornya sifat kikir. Penyakit kikir ini telah menjadi tabiat manusia, yang juga diperingatkan oleh Rasulullah SAW sebagai penyakit yang dapat merusak manusia sekaligus penyakit yang dapat memutuskan tali persaudaraan.

b. Zakat mendidik berinfak dan memberi.

Berinfak dan memberi adalah suatu akhlak yang sangat terpuji dalam al-Qur’an, yang selalu dikaitkan dengan keimanan dan ketaqwaan. Orang terdidik juga siap untuk meninfakkan hartanya sebagai bukti kasih sayang kepada saudaranya dalam rangka kemaslahatan umat, dan tentunya akan sangat jauh sekali dari keinginan mengambil harta orang lain dengan merampas dan mencuri (juga korupsi).

c. Zakat mengembangkan kekayaan batin.

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

34

Dengan mengamalkan zakat mendorong manusia untuk menghilangkan egoisme, menghilangkan kelemahan jiwanya, dan sebaliknya menimbulkan jiwa besar dan menyuburkan perasaan optimisme.

d. Zakat merupakan manifestasi dari rasa syukur atas nikmat Allah SWT karena harta kekayaan yang diperoleh seseorang atas karunia-Nya. Dengan bersyukur, harta dan nikmat itu akan bertambah dan berlipat ganda.

e. Zakat melaksanakan tanggung jawab masalah sosial, karena harta kekayaan yang diperoleh oleh orang yang kaya, tidak terlepas dari adanya andil dan bantuan orang lain baik langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan tujuan dan dampak zakat bagi si penerima atau mustahaq

menurut Abdurrahman Qadir (1998 : 82) adalah:

a. Zakat untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama kebutuhan primer sehari-hari, dan tersucikannya hati mereka dari rasa dengki dan kebencian yang sering menyelimuti hati mereka melihat orang kaya yang bakhil.

b. Zakat akan menimbulkan di dalam jiwa mereka rasa simpatik, hormat, serta tanggung jawab untuk ikut mengamankan dan mendoakan keselamatan dan pengembangan harta orang-orang kaya yang pemurah.

c. Zakat akan mendorong mereka dan memberi kesempatan kepada mereka untuk berusaha dan bekerja keras sehingga pada gilirannya berubah dari golongan penerima zakat menjadi golongan pembayar zakat.

d. Zakat dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh algharimin (orang yang terlilit hutang), ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan), dan para mustahiq lainnya.

e. Zakat dapat membantu mengurangi dan mengangkat kaum fakir miskin dari kesulitan hidup dan penderitaan mereka. Di mana saat ini, dapat kita lihat banyaknya anak kecil di lampu merah, pengemis, pengamen yang berkeliaran dari gang ke gang, maka dengan zakat ini, sedikit banyak membantu penyelesaikan penyakit sosial.

6. Hikmah Zakat

Menurut Nasruddin Razak (1996 : 193), terdapat beberapa hikmah zakat, yaitu:

a. Zakat sebagai manifestasi rasa syukur dan pernyataan terima kasih

hamba kepada Khalik yang telah menganugerahkan rahmat dan nikmat-Nya berupa kekayaan;

b. Zakat mendidik manusia membersihkan ruhani dan jiwanya dari sifat bakhil, kikir, dan rakus dan sebaliknya mendidik manusia menjadi

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

35

dermawan, pemurah, latihan disiplin dalam menunaikan kewajiban dan amanah kepada yang berhak dan berkepentingan;

c. Dalam struktur ekonomi Islam, maka sistem zakat menunjukkan bahwa sifat perjuangan Islam selalu berorientasi pada kepentingan kaum dhuafa (kaum lemah);

d. Ajaran zakat menunjukkan bahwa kemiskinan adalah musuh yang harus dilenyapkan karena kemiskinan salah satu sumber kejahatan dan kekufuran;

e. Zakat menghilangkan perbedaan-perbedaan sosial yang tajam, dapat menjadi alat untuk menghilangkan jurang pemisah antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin.

B. Pengertian Profesi dan Zakat Profesi

Kata profesi berasal dari bahasa Inggris “profession”, yang artinya

pekerjaan dan pernyataan, pengertian seperti ini dapat ditemukan dalam kamus

bahasa Inggris maupun dalam kamu popular, antara lain:

1. John M. Echols dan Hasan Shadily mengatakan dalam bukunya bahwa

pengertian profesi berasal dari kata “Profession” yang berarti: 1)

perkerjaan, seperti ungkapan, what is your profession?, apa pekerjaan mu?

The medical profession, pekerjaan seorang dokter, the teaching profession,

pekerjaan seorang guru, pekerjaan mengajar; the engineering profession,

pekerjaan seorang insinyur, pekerjaan teknik mesin. 2). Pernyataan (of

Faith)” (John M. Echols, 1995 : 449)

2. Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry menjelaskan pengertian profesi

sebagaimana berikut: “ Profesi adalah riwayat pekerjaan: pekerjaan tetap,

pencaharian, pekerjaan yang merupakan sumber pengidupan, jabatan,

kepercayaan agama, pernyataan, keterangan” (Pius A. Partanto, 1994 :

627).

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

36

3. Di dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan: “profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran dan

sebagainya) tertentu. Professional adalah yang bersangkutan dengan

profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.” (KBBI

Online.com : diakses tanggal 1 November 2011)

Dengan demikian, dari definisi tersebut di atas maka diperoleh rumusan,

“profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang) yang

relatif banyak dengan cara yang mudah, baik melalui sesuatu keahlian tertentu

atau tidak.” (Fakhruddin, 2009 : 58):

Sehingga dari kriteria tersebut dapat diuraikan jenis-jenis usaha yang

berhubungan dengan profesi seseorang.

Muhammad (2002 : 58) menjelaskan apabila ditinjau dari bentuknya, usaha profesi tersebut dapat berupa :

a. Usaha fisik seperti pegawai, pengrajin dsb.

b. Usaha pikiran seperti konsultan, desainer dsb.

c. Usaha kedudukan seperti komisi dan tunjangan jabatan

d. Usaha modal seperti investasi.

Sedangkan apabila ditinjau dari hasil usahanya, profesi dapat berupa :

a. Hasil yang teratur dan pasti, baik setiap bulan, minggu atau hari seperti upah pekerja dan gaji pegawai.

b. Hasil yang tidak tetap dan tidak dapat diperkirakan secara pasti seperti kontraktor, pengacara, royalty pengarang, konsultan.

Yusuf Qardhawi (1996 : 459) dalam buku Hukum Zakat menyatakan bahwa pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam. Pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan penghasilan professional seperti

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

37

penghasilan seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lainnya. Kedua adalah pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah. Penghasilan dari pekerjaan itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium.

Bentuk-bentuk usaha tersebut jelas tidak ada pada masa Nabi SAW. dan pada masa ulama’ dahulu, karena pada masa itu masih sangat sederhana. Jadi, berbeda dengan zaman modern sekarang, yang berbagai profesi bermunculan sesuai dengan perkembangan kehidupan modern, yang kiranya tidak pernah terbayangkan oleh para ulama’ pada masa dahulu. Profesi yang dapat mendatangkan rizki secara gampang dan melimpah dewasa ini jumlahnya sangat banyak.

Dari pengertian profesi di atas maka zakat profesi didefinisikan sebagai

“zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik

yang dilakukan sendiri maupun bersama orang atau lembaga lain, yang

mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nishab.” (Didin Hafidhuddin,

2002 : 36)

Zakat profesi merupakan perkembangan kontemporer, yaitu disebabkan

adanya profesi-profesi modern yang sangat mudah menghasilkan uang. Misalnya

profesi dokter, konsultan, advokat, dosen, arsitek, dan sebagainya. Kenyataan

membuktikan bahwa pada akhir-akhir ini banyak orang yang karena profesinya,

dalam waktu yang relatif singkat, dapat menghasilkan uang yang begitu banyak.

C. Perbedaan Pendapat Tentang Hukum Zakat Profesi

1. Argumen Para Pendukung Wajib Zakat Profesi

1.1. Keumuman Dalil-Dalil Zakat

Salah satu argumen para pendukung wajibnya zakat profesi adalah

keumuman nash-nash tentang kewajiban zakat. Di dalam penetapan harta obyek

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

38

zakat, al-Quran dan Sunnah menggunakan dua metode pendekatan, yaitu

pendekatan tafsil dan pendekatan ijmal. Pendekatan tafsil adalah pendekatan rinci

harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya, seperti hewan ternak, emas dan

perak, perdagangan, barang tambang, hasil pertanian dan rikaz atau barang

temuan.

Seperti contoh hadits yang menerangkan tentang prosentase emas yang harus

dikeluarkan zakatnya:

ل عشرين دينارا عن عاأشة أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يأخذ من ك فصاعدا نصف دينار ومن األربعين دينارادينارا

Dari Aisyah bahwasanya Nabi Saw. mengambil zakat dari setiap dua puluh dinar setengah dinar dan satu dinar dari setiap empat puluh dinar.”(HR. Sunan Ibnu Majah)

Pendekatan ijmal adalah pernyataan al-Quran bahwa zakat diambil dari

harta yang dimiliki dan dari setiap hasil usaha yang baik dan halal. (Didin

Hafidhuddin, 2002 : 47)

لهم سكن صالتك إن عليهم وصل بها وتزكيهم تطهرهم صدقة أموالهم من خذاللهو يعمس يمل١٠٣( ع(

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (At- Taubah : 103)

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

39

وال األرض من لكم أخرجنا ومما كسبتم ما طيبات من أنفقوا آمنوا الذين أيها يا غني الله أن واعلموا فيه تغمضوا أن إال بآخذيه ولستم تنفقون منه الخبيث تيمموايدم٢٦٧( ح(

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Baqarah 267)

Ayat-ayat tersebut tidak membedakan antara satu kekayaan dengan

kekayaan lain, satu harta dengan harta lainnya. Maknanya umum mencakup

semua harta hasil usaha, baik barang, harta hasil jasa, dan profesi, sewaan,

kontrakan, hibah, hadiah, warisan, dll.

Karena itu, setiap harta yang memenuhi persyaratan zakat harus

dikeluarkan zakatnya walaupun di zaman Rasulullah saw belum ditemukan contoh

konkretnya. Pendapat ini menjadi salah satu keputusan Muktamar Internasional

pertama tentang zakat di Kuwait tanggal 29 Rajab 1404 H bertepatan 30 April

1984 M. Demikian pula dalam Pasal 11 ayat 2 bab IV Undang-Undang No.

38/1999 tentang Pengelolaan Zakat yang memasukkan obyek zakat yang dianggap

baru seperti perusahaan, pendapat, jasa (profesi).

1.2. Nishab dan Haul Zakat Profesi

Terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan dalam menentukan nishab

dan haul yang ditetapkan para pendukung zakat profesi. Hal ini sangat tergantung

pada qiyas (analogi) yang dilakukan. Oleh karena itu, terdapat beberapa

perbedaan di kalangan ulama’. Karena tidak adanya dalil yang tegas tentang zakat

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

40

profesi (yang sekarang disebut al-mâl almustafad). Sehingga mereka

menggunakan qiyas (analogi) dengan melihat ‘illat (sebab hukum) yang sama

kepada aturan zakat yang sudah ada.

Syaikh Muhammad al-Ghazali menganalogikan zakat profesi kepada zakat

pertanian. Sehingga, berlaku nishab pertanian, tetapi tidak berlaku haul. Zakat

profesi, seperti zakat pertanian, dikeluarkan kapan saja kita memperoleh

penghasilan. Bila pertanian menggunakan irigasi, maka zakatnya 5 %, dan bila

pertanian itu mengambil air dari langit, maka dikeluarkan 10 %. Jadi, kalau

diperkirakan zakat profesi itu seperti sawah yang diairi irigasi atau air hujan, maka

konglomerat tampaknya kebanyakan mengambil air dari langit (Muhammad, 2002

: 64-65).

Lain halnya dengan pendapat Yusuf Qardhawi, yang diperkuat oleh

pendapat Abdur Rahman Hasan, Muhammad Abu Zahrah dan Abdul Wahab

Khalaf, menganalogikan zakat penghasilan dengan nishab emas, yaitu 85 gram.

Dan zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5 %. Yang paling penting dari besar

nishab tersebut adalah bahwa nishab uang diukur dari nishab tersebut. Banyak

orang memperoleh gaji dan pendapatan dalam bentuk uang, maka yang paling

baik adalah menetapkan nishab gaji itu berdasarkan nishab uang (Yusuf

Qardhawi, 1996 : 482-483). Hal ini sesuai dengan yang pernah dipraktekkan oleh

Ibnu Mas’ud, Khalifah Muawiyah dan Umar bin Abdul Aziz.

Zakat profesi dapat dianalogikan pada dua hal secara sekaligus, yaitu pada

zakat pertanian dan pada zakat emas dan perak. Pendapat ini merupakan jalan

tengah dari pendapat yang menganalogikan kepada zakat pertanian dan zakat

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

41

emas dan perak. Dari sudut nishab dianalogikan pada zakat pertanian, yaitu

sebesar lima ausaq atau senilai 653 kg padi atau gandum dan dikeluarkan pada

saat menerimanya. Karena dianalogikan pada zakat pertanian, maka bagi zakat

profesi tidak ada ketentuan hawl. Sehingga ketentuan waktu menyalurkannnya

pada saat menerimanya. Penganalogian zakat profesi dengan zakat pertanian

dilakukan karena ada kemiripan antara keduanya (qiyas syabah).” Jika hasil panen

pada setiap musim berdiri sendiri tidak terkait dengan hasil panen sebelumnya,

demikian juga gaji dan upah yang diterimanya, tidak terkait antara penerimaan

bulan kesatu dan bulan kedua dan seterusnya. Berbeda dengan perdagangan yang

selalu terkait antara bulan pertama dan bulan kedua dan seterusnya sampai dengan

jangka waktu satu tahun atau tahun tutup buku. Dari sudut kadar zakat,

dianalogikan pada zakat uang, karena memang gaji, honorarium, upah dan yang

lainnya, pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Karena itu kadar zakatnya

adalah sebesar rub’ul usyri atau 2,5 %. (Didin Hafidhuddin, 1997 : 97-98).

Kemudian ada pula kelompok yang berpendapat bahwa zakat profesi,

zakatnya adalah 20%, pendapat ini timbul menggugat ketidakpuasan kepada

pendapat yang mewajibkan zakat profesi hanya sebesar 2.5%. ketidak puasan itu

karena melihat para pelaku ekonomi modern, konglomerat dan sebagainya yang

dengan mudah dan cepat memperoleh penghasilan besar, tetapi zakatnya lebih

rendah padahal mereka pendapatannya diatas rata-rata pendapatan masyarakat

umumnya.

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

42

1.3. Al-Maal Al-Mustafaad

Para pembela zakat profesi berhujjah dengan apa yang disebut dengan maal

al-mustafaad (harta penghasilan). Mereka menyatakan bahwa terhadap maal al-

mustafad harus dizakati sebesar 1/40 begitu diterima. Mereka juga menyandarkan

pada pendapat-pendapat para shahabat, semisal Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas’ud, dan

Mu’awiyah; sebagian tabi’in misalnya al-Zuhriy, al-Hasan, Makhul, dan al-

Bashriy. (Yusuf Qardhawi, 2006 : 469-472)

1.4. Zakat Bukan Ibadah Mahdhah

Pendukung zakat profesi beranggapan bahwa zakat bukan merupakan ibadah

mahdah, melainkan muamalah atau ibadah sosial, sehingga pengaturannya dapat

sesuai kebutuhan atau rasa keadilan. “Oleh karena itu pada prakteknya dapat

dilakukan peng-qiyas-an pada zakat-zakat lainnya. Hal ini mengacu kepada

kebutuhan atau maslahatul umah (kemaslahatan umat), atau rasa keadilan.”

(Wawan Shofwan Shalehuddin, 2011 : 208)

1.5. Rasa Keadilan

Untuk memperkuat pendapat mereka pendukung wajibnya zakat profesi juga

memberikan logika bahwa Islam tidak memiliki konsepsi mewajibkan zakat atas

petani yang memiliki lahan lima faddan (1 faddan = ½ ha). Sedangkan atas

dokter yang penghasilannya sehari sama dengan penghasilan seorang petani dalam

setahun dari tanahnya yang atasnya diwajibkan zakat pada waktu panen jika

mencapai nishab. Untuk itu harus ada ukuran wajib zakat atas semua kaum

profesi, dan selama sebab (illat) dari dua hal memungkinkan diambil hukum

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

43

qiyas, maka tidak benar untuk tidak memberlakukan qiyas. (Yusuf Qardhawi,

2006 : 480-481).

2. Argumen Penentang Wajib Zakat Profesi

2.1. Dalil-Dalil Umum Zakat Tidak Berlaku Secara Umum

Ayat-ayat yang dipakai pendukung wajib zakat tidak dapat diberlakukan

secara umum (semua kekayaan atau jenis harta), karena tentang zakat sudah

menggunakan ayat-ayat atau hadits khusus. Sebagaimana ayat tentang shalat itu

mujmal dan baru dapat dilaksanakan dengan tepat dan benar setelah menempatkan

Nabi Saw. sebagai mubayyinul Qur’an (Wawan Shofwan Shalehuddin, 2011

:209-210).

2.2. Pendapat Sahabat Bukan Dalil Syara’

Pada dasarnya riwayat-riwayat yang berbicara tentang maal al-mustafaad,

semuanya berstatus hadits mauquf, yakni hanya bersambung pada thabaqat

shahabat belaka. Dalam konteks seperti ini, maka hadits-hadits tersebut tidak bisa

dijadikan hujjah untuk membenarkan adanya zakat profesi, sebab ia didasarkan

pada pendapat para shahabat. “Pendapat shahabat bukanlah dalil syara’, dan tidak

absah digunakan sebagai hujjah.” (Taqiyuddin Al-Nabhani, tt : 478)

2.3. Zakat Merupakan Ibadah Mahdah

Zakat bukan muamalah yang asalnya serba boleh dan bebas. Zakat adalah

ibadah mahdhah, sama ke-mahdhahannya dengan shalat. Terbukti Allah Swt.

sering sekali menggandengkannya dengan ayat-ayat Alqur’an yang berbicara

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

44

tentang shalat tanpa pemisahan hukumnya, seperti termaktub dalam Alqur’an

surat:

Qs [2] Al-Baqarah 43 dan 277, Q.s [21] Al-Anbiya: 73, Q.s [18] Maryam: 31 dll.

Jika kita bersikap terhadap shalat selalu harus berasaskan dalil yang shahih

untuk menyatakan adanya, maka seharusnya seperti itulah sikap terhadap ada dan

tidak adanya zakat dari suatu benda. (Wawan Shofwan Shalehuddin, 2011 :211-

214)

2.4. Rasa Keadilan Bukan Manusia Yang Menentukan

Rasa keadilan menurut sekelompok orang tidak dapat dijadikan dasar akan

adanya suatu ibadah mahdah. Sebab jika rasa keadilan sekelompok orang

dijadikan dasar adanya ibadah mahdhah, apa yang akan dilakukan jika orang

merasa tidak adil terhadap shalat shubuh yang hanya dua rakaat padahal biasanya

shubuh orang-orang tidak terlalu sibuk, sementara shalat zuhur empat rakaat

padahal umumnya orang sedang sibuk, apalagi Ashar, banyak orang yang

melakukan tidur siang? Demikian pula Ramadhan biasanya cuaca sangat panas,

mengapa tidak diwajibkan pada bulan-bulan yang bercuaca lebih bersahabat? Jadi

keadilan hakiki itu harus ditentukan dan diterapkan benarnya oleh Allah Swt.

Seperti bagian waris laki-laki dua bagian dari perempuan. Inilah keadilan Allah

Swt. Meskipun banyak manusia menolaknya. Demikian pula laki-laki

diperbolehkan beristri sampai empat, mengapa tidak perempuan tidak

diperbolehkan? Maka pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan ketidak

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

45

patuhan kepada ke-Mahatahuan Allah Swt. Dan ke Mahabijaksanaan-Nya

(Wawan Shofwan Shalehuddin, 2011 : 217-218).

2.5. Qiyas Tidak Dapat Diterapkan Dalam Masalah Zakat Profesi

Adapun pengqiyasan antara zakat profesi dengan zakat hasil pertanian,

maupun zakat maal, adalah tertolak. Sebab, tidak ada ‘illat dalam zakat hasil

pertanian, sehingga layak untuk diqiyaskan pada profesi selain petani. Adapun

mengenai ‘illat adanya keadilan dan kesetaraan, sesungguhnya ‘illat semacam ini

tidak bernilai sama sekali untuk membangun hujjah. Sebab, ‘illat yang absah

digunakan untuk qiyas adalah ‘illat syar’iyyah, bukan ‘illat ‘aqliyyah. Padahal,

tidak ada satupun dalil yang menunjukkan bahwa ‘illat zakat adalah untuk

kesetaraan dan keadilan. (http://syamsuddinramadhan.wordpress.com : diakses 17

Januari 2012).

2.6. Upah Dari Jasa Atau Profesi Telah Ada Pada Masa Nabi Saw.

Salah satu bantahan yang dikemukakan penentang zakat profesi bahwa di

antara sahabat-sahabat dan isteri-isteri Rasulullah pun ada yang bekerja di bidang

jasa. Seperti di dalam hadits (Wawan Shofwan Shalehuddin, 2011 : 214-215) dari

Anas yang diriwayatkan di dalam shahih Bukhari:

“Bahwasanya ia ditanya mengenai upah membekam. Ia berkata,

“Rasulullah Saw berhijam, dihijam oleh Abu Thaibah dan beliau member upahnya

dua sha’ dari makanan.”

Disamping itu, para perempuan pada masa Nabi Saw. aktif pula dalam

berbagai bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin seperti

Ummu Salim binti Malhan yang merias antara lain Shafiyah binti Huyay, istri

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

46

Nabi Muhammad Saw., serta ada juga yang menjadi perawat, bidan, dan

sebagainya. “Zainab binti Jahsy juga aktif bekerja menyamak kulit binatang,

dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan. Sementara itu, Al-Syifa', seorang

perempuan yang pandai menulis, ditugaskan oleh Khalifah Umar r.a. sebagai

petugas yang menangani pasar kota Madinah.” (Quraish Shihab, 1996 : 276)

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

47

BAB III

STUDI PERBANDINGAN TENTANG METODE ISTINBATH HUKUM

ZAKAT PROFESI DI KALANGAN ULAMA NAHDATUL ULAMA (NU),

MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT

A. Selayang Pandang

1. Deskripsi Singkat Nahdatul Ulama

Pada anggaran dasar Nahdlatul Ulama’ Bab I Pasal I, dijelaskan bahwa

jam’iyyah ini bernama Nahdlatul Ulama’ dan disingkat menjadi NU. Didirikan di

Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344/31 Januari 1926. Keadaan yang melatar

belakangi berdirinya Nahdlatul Ulama’ adalah munculnya kondisi transisi dari

keterpurukan umat menuju kepada penyadaran pemahaman keagamaan

mengalami puncak kejayaannya.” Nahdlatul Ulama’ sebagai sebuah organisasi

massa lahir dari wawasan keagamaan yang bertujuan memajukan paham Islam

Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Aliran pemikiran Ahlus Usnnah Wal Jama’ah di

bidang sosial kemasyarakatan berlandaskan pada prinsip-prinsip keagamaan yang

bercorak tasamuh (toleran) dan bersifat tawasut (moderat). (Muhammad Shodiq,

2002 : 42-43)

Salah satu langkah yang dilakukan Nahdlatul Ulama’ untuk meraih

tujuannya adalah dengan membentuk Lajnah Bahtsul Masail atau bisa juga

disebut Bahtsul Masail. Lajnah Bahtsul Masail (lembaga pengkajian masalah-

masalah keagamaan) adalah salah satu lembaga dalam jam’iyyah (organisasi)

Nahdlatul Ulama’ yang menghimpun, membahas dan memutuskan masalah

masalah yang menuntut kepastian hukum dengan mengacu pada empat madzhab

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

48

yaitu: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Kegiatan Bahtsul Masail sudah ada

sejak Kongres atau Muktamar I (1926). Berdasarkan rekomendasi Muktamar

XXVIII Yogyakarta (25-28 Nopember 1989) dan halaqah denanyar Jombang (26-

28 Januari 1990), PBNU dengan surat keterangan Nomor 30/A.I05/5/1990

membentuk Lajnah Bahtsul Masail Diniyiyah sebagai lembaga permanen yang

menghimpun para ulama’ dan intelektual muda Nahdlatul Ulama’ untuk

menangani persoalan keagamaan dengan melakukan istinbat jama’iy (penggalian

dan penetapan hukum secara kolektif).

Latar belakang munculnya Bahtsul Masail (pengkajian masalah-masalah

agama), yaitu “adanya kebutuhan masyarakat terhadap hukum Islam praktis bagi

kehidupan sehari-hari yang mendorong para ulama’ dan intelektual Nahdlatul

Ulama’ untuk mencari solusinya dengan melakukan Bahtsul Masail.” (Ahmad

Zahro, 2004 : 68)

Walaupun keputusan hukum yang ditelurkan oleh Bahtsul Masail

Nahdlatul Ulama’ ini ditujukan untuk masyarakat, akan tetapi keputusan dari

Bahtsul Masail tidak mengikat masyarakat secara luas. Menurut Ali Yafie

keputusan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama hanya mengikat pada anggota

organisasi Nahdlatul Ulama’.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa sistem pengambilan keputusan

dalam bahtsul masail NU dirumuskan dalam tiga cara atau prosedur. (Husein,

2002 : 9-10) Pertama melalui apa yang sebut dengan taqrir jama’i. melalui cara

ini permasalahan yang dicarikan jawaban dengan mengutip sumber fatwa dari

kitab-kitab yang menjadikan rujukan.

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

49

Prosedur kedua adalah ilhaq al-masail bi nadzairiha (mempersamakan

hukum suatu kasus/masalah terhadap masalah atau kasus yang serupa yang telah

dijawab oleh ulama). Istilah ini dipakai untuk menggantikan istilah qiyas yang

dipandang tidak patut dilakukan. Pada ilhaq yang diperlukan adalah

mempersamakan persolan fiqh yang belum diketemukan jawabannya dalam kitab

secara tekstual dengan persoalan yang sudah ada jawabannya berdasarkan teks

suatu kitab (mu’tabar). Sementara pada qiyas, persoalan yang belum terjawab

tersebut dirujuk langsung kepada al-Qur’an dan Hadits guna mempersamakan

oleh karena antara kedua memiliki ‘illat yang sama.

Dr. Ahmad Zahro dalam penelitiannya terhadap seluruh keputusan hukum

fiqh Lajnah Bahtsul Masail (1926-1999) menemukan setidaknya 33 keputusan

yang ditetapkan dengan menggunakan metode ilhaqy, 29 keputusan diambil

sebelum Munas Bandar Lampung dan 4 keputusan terjadi sesudahnya. (Ahmad

Zahro, 2004 : 14-16)

Namun secara resmi dan eksplisit metode ilhaqy baru terungkap dan

dirumuskan dalam Munas Bandar Lampung yang menyatakan bahwa untuk

menyelesaikan masalah yang tidak ada qaul/wajh sama sekali, maka dilakukan

prosedur ilhaq al-masail bi nadzairiha secara jama’i (kolektif) oleh para ahlinya.

(Aziz Masyhuri, 1997 : 12-13) Sedangkan prosedur ilhaq adalah dengan

memperhatikan unsur (persyaratan berikut), yaitu mulhaq bih (sesuatu yang belum

ada ketetapan hukumnya), mulhaq alaih (sesuatu yang sudah ada kepastian

hukumnya) dan wajh al-ilhaq (faktor keserupaan antara mulhaq bih dengan

mulhaq alaih) oleh para mulhiq (pelaku ilhaq) yaitu ahli.

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

50

Prosedur ketiga adalah istinbath. Ini adalah istilah lain dari ijtihad yang

hendak dihindari oleh ulama NU. Secara esensial kedua term ini adalah sama,

yakni melakukan kajian intensif dan maksimal dari ahli terhadap persoalan-

persoalan fiqh melalui teori-teori atau kaidah-kaidah fiqh. Inilah yang dikenal

dengan istilah fiqh manhajy atau berijtihad secara manhajy, yakni dengan

menelusuri dan mengikuti metode istinbath hukum atau jalan pikiran dan kaidah

penetapan hukum yang ditempuh oleh madzhab empat, Hanafi, Maliki, Syafi’i,

dan Hambali. (Aziz Masyhuri, 1997: 13-14)

Proses istinbath atau manhaj ini adalah setelah tidak dapat dirujukkan

kepada teks suatu kitab mu’tabar, juga tidak dapat diilhaqkan kepada hukum

suatu masalah yang mirip dan telah terdapat rujukannya dalam suatu kitab

mu’tabar maka digunakanlah metode istinbath atau manhajy dengan mendasarkan

jawaban mula-mula pada al-Qur’an, setelah tidak ditemukan lalu pada hadits dan

begitu seterusnya yang akhirnya sampailah pada jawaban dari qaidah fiqhiyyah

“daf’al-mafasid muqaddam ‘ala jalb al-mashalih” (menghindari kerusakan lebih

didahulukan dari pada upaya memperoleh kemaslahatan). Hal demikian

dimungkinkan karena prosedur istinbath hukum bagi metode manhajy adalah

dengan mempraktekkan qawaid ushuliyyah (kaidah-kaidah ushul al-fiqh) dan

qawaid fiqhiyyah (kaidah-kaidah fiqh). (Aziz Masyhuri, 1997 : 14-15)

2. Deskripsi Singkat Muhammadiyah

Muhammadiyah (Hamdan Hambali, 2006 : 7) adalah “suatu organisasi

kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial keagamaan yang bertujuan untuk

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

51

dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Muhammadiyah didirikan pada tanggal 8

Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah almarhum KH.

Ahmad Dahlan.”

Muhammadiyah memiliki majelis-majelis yang disusun berdasarkan

musyawarah yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan

atau muktamar. Salah satunya adalah Majlis Tarjih. Majlis Tarjih adalah suatu

lembaga dalam Muhammadiyah yang membidangi masalah-masalah keagamaan

khususnya di bidang hukum fiqh. Majelis ini dibentuk dan disahkan pada kongres

Muhammadiyah XVII tahun 1928 di Yogyakarta dengan KH. Mas Mansur

sebagai ketuanya yang pertama. Ijtihad dapat dilakukan secara individual dan

dapat pula dilakukan secara kolektif. Muhammadiyah menilih ijtihad dalam

bentuk yang kedua. Hal ini dapat dilihat dengan dibentuknya sebuah lembaga

yang disebut Majelis Tarjih atau Lajnah Tarjih Majelis Tarjih pertama kali

didirikan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan khilafiyah yang pada waktu

itu dianggap rawan oleh Muhammadiyah. Selain itu tugasnya adalah mengarah

pada penyelesaian persoalan-persoalan baru yang belum pernah dibahas

sebelumnya. Tugas menyelesaikan masalah-masalah kontemporer baru

dilaksanakan secara efektif pada tahun 1968. (Hamdan Hambali, 2006 : 64-66)

Sesuai dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang

Qa’idah Lajnah Majlis Tarjih Muhammadiyah Pasal 2, bahwa tugas Lajnah Tarjih

adalah (Fathurrahman Djamil, 1995 : 166-167):

a. Menyelidiki dan memahami ilmu agama Islam untuk memperoleh

kemurniannya.

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

52

b. Menyusun tuntunan aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah duniyawiyah.

c. Memberikan fatwa dan nasehat, baik atas permintaan maupun Tarjih

sendiri memandang perlu.

d. Menyalurkan perbedaan pendapat atau faham dalam bidang keagamaan ke

arah yang lebih maslahat.

e. Mempertinggi mutu ulama’.

f. Hal-hal lain dalam keagamaan yang diserahkan oleh pimpinan

persyarikatan.

Tidak semua putusan hukum yang diputuskan oleh Majelis Tarjih adalah

permintaan dari para anggota maupun non anggota Muhammadiyah. Adakalanya

Majelis Tarjih memberikan fatwa atau keputusan hukum atas inisatif dari Majelis

Tarjih sendiri yang karena menganggap perlu untuk memecahkan hukum suatu

kasus.

Dari keterangan di atas dapat difahami bahwa keputusan hukum yang

ditelurkan oleh Muhammadiyah tidak mengikat untuk khalayak umum. Ali Yafie

mengatakan bahwa keputusan Majlis Tarjih Muhannadiyah hanya mengikat bagi

warga Muhammadiyah.

Manhaj Majelis Tarjih Muhammadiyah mempunyai tata aturan dalam

metode ijtihad yang dilakukan. Untuk lebih ringkasnya dalam pokok-pokok

Manhaj Majelis Tarjih dijelaskan sebagai berikut (Asjmuni Abdurrahman, 2002 :

12-24):

a. Di dalam beristidlal, dasar utamanya adalah al-Qur’an dan al-Sunnah al-

Shahihah. Ijtihad dan istinbat atas dasar illah terhadap hal-hal yang tidak

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

53

terdapat di dalam nash, dapat dilakukan. Sepanjang tidak menyangkut

bidang ta’abbudi dan memang merupakan hal yang diajarkan dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan kata lain Majelis Tarjih

menerima ijtihad, termasuk qiyas sebagai cara dalam menetapkan hukum

yang tidak ada nashnya secara langsung.

b. Dalam memutuskan suatu keputusan dilakukan dengan cara musyawarah,

dalam menetapkan masalah ijtihad, dilakukan sistem ijtihad jama’iy.

Dengan demikian pendapat perorangan dari anggota majlis tidak dapat

dipandang kuat.

c. Tidak mengikatkan diri pada suatu madzhab. Tetapi pendapat-pendapat

madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum.

Sepanjang sesuai dengan jiwa al-Qur’an dan al-Sunnah atau dasar-dasar

lain yang dipandang kuat.

d. Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya

Majelis Tarjih yang paling benar. Keputusan diambil atas dasar landasan

dalil-dalil yang dipandang paling kuat, yang didapat ketika keputusan

diambil. Dan koreksi dari siapapun akan diterima. Selama dapat

memberikan dalil-dalil lain yang lebih kuat. Dengan demikian Majelis

Tarjih dimungkinkan mengubah keputusan yang pernah ditetapkan.

e. Di dalam masalah aqidah (tauhid) hanya dipergunakan dalil-dalil yang

mutawatir.

f. Tidak menolak ijma’ sahabat sebagai dasar suatu keputusan.

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

54

g. Terhadap dalil-dalil yang terdapat ta’arudh, digunakan cara al-jam’u wa

al-tawfiq. Dan kalau tidak dapat baru dilakukan tarjih.

h. Menggunakan saddu al-zhari’at (amalan yang zhohirnya boleh namun

bisa mengantar kepada sesuatu yang dilarang atau diharamkan) untuk

menghindari terjadinya fitnah dan mafsadah.

i. Menta’lil (member alasan) dapat dipergunakan untuk memahami

kandungan dalil-dalil al- Qur’an dan al-Sunnah selama sesuai dengan

tujuan syari’ah Adapun qaidah “al-hukmu yaduru ma’a 'illatihi wujudan

wa ‘adaman” (hokum tergantung illatnya) dalam hal- hal tertentu dapat

berlaku.

j. Penggunaan dalil-dalil untuk menetapkan suatu hukum dilakukan dengan

cara yang komprehensif, utuh dan bulat serta tidak terpisah.

k. Dalil-dalil umum al-Qur’an dapat ditakhhsis dengan hadits ahad kecuali

dalam bidang aqidah.

l. Dalam mengamalkan agama Islam menggunakan prinsip al-Taysir

(mudah).

m. Dalam bidang ibadah yang diperoleh ketentuan-ketentuannya dari al-

Qur’an dan al-Sunnah penggunaannya dapat menggunakan akal selama

diketahui latar belakang dan tujuannya. Meskipun harus diakui bahwa akal

bersifat nisbi sehingga prinsip mendahulukan nash dari pada akal memiliki

kelenturan dalam menghadapi perubahan situasi dan kondisi.

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

55

n. Dalam hal-hal yang termasuk al-Umuru al-Dunyawiyah (permasalahan

dunia) yang tidak termasuk tugas para Nabi, penggunaan akal sangat

diperlukan demi kemaslahatan umat.

o. Untuk memahami nash yang musytarak, faham sahabat dapat diterima.

p. Dalam memahami nash, makna zhahir didahulukan dari ta’wil dalam

bidang aqidah. Dan ta’wil sahabat dalam hal itu tidak harus diterima.

3. Deskripsi Singkat Persis

Persatuan Islam (Kamiluddin, 2006 : 66) “berdiri pada awal 1920-an,

tepatnya hari Rabu, 1 Shafar 1342 H (12 September 1923 M) di Bandung oleh

sekelompok orang Islam yang berminat dalam studi dan aktifitas keagamaan yang

dipimpin oleh Haji Zamzam, seorang alumnus Dar al-Ulum Mekkah dan Haji

Muhammad Yunus, seorang pedagang sukses yang sama-sama kelahiran

Palembang. Nama Persatuan Islam itu diberikan untuk mengarahkan jihad dan

ijtihad serta mengupayakan segenap potensi, tenaga, usaha, dan pikiran guna

mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak oraganisasi:

persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan usaha Islam, dan

persatuan suara Islam.”

Persis tidak mengikatkan diri pada salah satu imam mazhab tertentu.

Persis berpijak pada keyakinan bahwa hidup harus sesuai dengan Alqur’an dan

Sunnah. Mekanisme ijtihad di kalangan Persis menempuh cara seperti yang

ditempuh oleh sahabat dan para imam mazhab mujtahiddin. Dengan kata lain,

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

56

metodologi pengambilan istinbath hukumnya sebagai berikut (Uyun Kamiluddin,

2006 : 80-81):

1. Mencari keterangan dari Alqur’an, termasuk meneliti tafsir bi al-ma’tsur

dan tafsir bi al-ma’qul al-mahmud. Bila terdapat perbedaan pemahaman

dan penafsiran, penelitian secara sungguh-sungguh segera dilakukan.

Kalau perlu diadakan al-tarjih, thariqat al-jam’i.

2. Bila tidak terdapat dalil Alqur’an, keterangan atau dalil dari Sunnah dicari.

Bila terdapat perbedaan pendapat diadakan penelitian hadits, baik dari segi

sanad maupun matan, sebagai langkah untuk melakukan pentarjihan.

3. Jika tidak terdapat juga dalilnya dalam Sunnah, atsar sahabat dicari dengan

cara yang sama pada butir kedua, tetapi dengan penekanan tidak

berlawanan dengan Alqur’an dan Sunnah yang shahih, termasuk di

dalamnya ijma’ shahabat.

4. Jika tidak terdapat dalil Alqur’an dan Sunnah atau atsar shahabat, metode

Qiyas, istihsan, dan maslahah al-mursalah digunakan dalam masalah-

masalah sosial. Dalam masalah ibadah (mahdhah) digunakan kaidah

“semua dilarang kecuali yang diperintahkan”, sedangkan dalam urusan

sosial keduniaan (maslahah al-mursalah) digunakan “semua boleh kecuali

yang dilarang”. Juga, selalu tidak dilupakan petunjuk dalam masalah

keduniaan “antum a’lamu bi umuri dunyaakum”. Metode ‘urf termasuk

dalam kaidah ini bisa dilakukan sepanjang tidak berlawanan dengan

Alqur’an dan Sunnah.

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

57

Metode (manhaj) resmi yang digunakan oleh Dewan Hisbah dalam

memutuskan atau mengambil keputusan hukum dengan dasar utama Al-qur’an

dan Hadits ditempuh melalui langkah-langkah seperti berikut ini (Dede Rosyada,

1999 : 89-90):

Dalam beristidlal dengan Alqur’an:

1. Mendahulukan dhahir ayat Alqur’an daripada ta’wil dan memilih cara-cara

tafwidl dalam hal-hal yang menyangkut I’tiqhadiyyah.

2. Menerima dan meyakini isi kandungan Alqur’an sekalipun tampaknya

bertentangan dengan ‘aqly dan ‘ady seperti Isra dan Mi’raj.

3. Mendahulukan makna hakiki daripada majazi, kecuali jika ada alasan

(qarinah), seperti kalimat “au lamastumunnisa” dengan pengertian

bersetubuh.

4. Apabila ayat Alqur’an bertentangan dengan Hadits, didahulukan ayat

Alqur’an sekalipun Hadits tersebut diriwayatkan oleh mutaffaqun’alaih,

seperti dalam menghajikan orang lain.

5. Menerima adanya nasikh dalam Alqur;an dan tidak menerima adanya ayat-

ayat yang mansukh (Nasikh al-Kulli)

6. Menerima tafsir dari para sahabat dalam memahami ayat-ayat Alqur’an

(tidak hanya penafsiran ahlul bait), dan mengambil penafsiran sahabat

yang lebih ahli jika terjadi perbedaan penafsiran di kalangan para sahabat.

7. Mengutamakan tafsir bi al-ma’tsur daripada bi al-ra’yi

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

58

8. Menerima hadits sebagai bayan terhadap Alqur’an, kecuali ayat-ayat yang

telah diungkapkan dengan sighat hasr, seperti ayat tentang makanan yang

diharamkan.

Dalam beristidlal dengan Hadits:

1. Menggunakan Hadits Shahih dan Hasan dalam mengambil keputusan

hukum

2. Menerima kaidah al-haditsu al-dla’ifu yuqwa ba’dhuhu ba’dhan, jika

kedlaifan hadits tersebut dari segi hapalan rawi (dhabith) dan tidak

bertentangan dengan Alqur’an atau hadits lain yang shahih. Jika dlaifnya

itu dari segi fisq al-rawi atau tertuduh dusta, kaidah itu tidak dipakai.

3. Tidak menerima kaidah al-haditsu al-dlaifu yu’mahu fi fadla’il al-‘amal

karena menunjukkan fadla’il al-‘amal dalam hadits pun banyak.

4. Menerima hadits shahih sebagai tasyri’ yang mandiri, sekalipun bukan

merupakan bayan dari Alqur’an.

5. Menerima hadits ahad sebagai dasar hukum selama hadits tersebut shahih.

6. Hadits mursal sahabat dan mauquf bi al-hukmi dipakai sebagai hujjah

selama sanad hadits tersebut shahih dan tidak bertentangan dengan hadits

yang shahih

7. Hadits mursal thabi’i dijadikan hujjah bila hadits tersebut disertai oleh

qarinah yang menunjukkan ittishalnya hadits tersebut.

8. Menerima kaidah al-jarhu muqaddamun ‘ala atta’dil dengan ketentuan a)

jika yang menjarah menjelaskan jarahnya didahulukan daripada ta’dil; b)

jika yang menjarah tidak menjelaskan sebab jarahnya didahulukan ta’dil

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

59

daripada jarah; c) jika yang menjarah tidak menjelaskan sebab jarahnya,

tetapi tak seorang pun yang menyatakan tsiqot, jarahnya bisa diterima.

9. Menerima kaidah tentang sahabat “al-shabaatu kulluhum ‘udul”

10. Riwayat orang yang suka melakukan tadlis diterima jika ia menerangkan

bahwa apa yang diriwayatkannya itu jelas shigat tahamul-nya

menunjukkan ittishal, seperti menggunakan kata “haddatsani”.

Dalam masalah-masalah yang tidak ditemukan nash yang sharih dalam

Alqur’an dan Hadits, istinbath ditempuh dengan jalan ijtihad jama’i yang

rumusannnya sebagai berikut (Uyun Kamiluddin, 2006 : 83-84):

1. Tidak menerima ijma’ secara mutlak dalam urusan ibadah, kecuali ijma’

sahabat

2. Tidak menerima qiyas dalam masalah ibadah mahdah, sedangkan dalam

masalah ghair mahdah qiyas diterima selama memenuhi persyaratan qiyas.

3. Dalam memecahkan “ta’arudl al-adilah” diupayakan dengan cara: a)

thariqat al-jam’i, selama masih mungkin dijam’u; b) thariq at-tarjih dari

berbagai sudut dan seginya. ; c) thariqat al-naskhi, jika diketahui mana

yang lebih dulu dan mana yang kemudian.

B. Ulasan Hasil Penelitian

1. Persiapan Penelitian

1.1. Pembuatan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat dengan tujuan memudahkan penulis saat

wawancara. Di antara manfaat dibuatnya pedoman wawancara yakni menjaga

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

60

agar arah pembicaraan tetap pada jalur yang diinginkan sehingga data-data

yang dibutuhkan dapat diperoleh. Dalam hal ini penulis telah membuat

pedoman wawancara yang isinya terdiri dari 16 pertanyaan yang terkait

dengan zakat profesi. Pertanyaan-pertanyaan ini telah mendapat persetujuan

oleh pembimbing 1.

1.2. Permohonan Surat Izin

Sebelum melakukan wawancara dengan ulama Nahdatul Ulama,

Muhammadiyah dan Persatuan Islam yang menjadi responden, terlebih dahulu

penulis meminta surat permohonan izin penelitian yang ditujukan kepada tiga

organisasi yang akan menjadi responden. Surat izin penelitian dibuat oleh staff

administrasi Fakultas Syari’ah Unisba yang ditandatangi oleh dekan fakultas.

Hal ini sebagai bagian dari persyaratan administrasi yang diminta oleh

responden, karena ada responden yang baru bersedia diwawancara apabila

persyaratan administratifnya terpenuhi.

1.3. Ulasan Hasil Wawancara

Berikut ini adalah hasil wawancara yang penulis tulis dalam format tabel:

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

61

PERTANYAAN I

1. Apa yang dimaksud zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Belum ada definisi khas dari NU, seperti pemahaman umum saja yang Saya ketahui.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Zakat dari setiap usaha apapun bentuknya yang menghasilkan keuntungan dana.

3 Ust. Asep Syarif

NU Zakat Profesi itu adalah zakat dari penghasilan yang belum sampai kepada haulnya.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Karena zakat merupakan ibadah Mahdoh yang terkait dengan sosial maka Muhammadiyah tidak terpaku hal yang harus dizakati itu kepada yang lima. Prinsip Muhammadiyah itu yang harus dizakati penghasilan dari usaha.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Zakat profesi adalah zakat dikenakan pada penghasilan yang diperoleh dari profesi.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Jadi yang dimaksud Muhammadiyah orang menyebut zakat profesi itu artinya zakat hasil usaha profesi, jadi bukan profesinya, tapi zakat hasil profesinya.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Profesi itu kan artinya jasa.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Setiap keahlian seseorang dalam bidang tertentu.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Profesi itu kegiatan usaha/ekonomi yang lebih banyak bergulat di dunia jasa.

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

62

PERTANYAAN II

2. Pekerjaan apa saja yang dikenai zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Segala pekerjaan selain yang telah ditetapkan kelompoknya di dalam Qur’an dan Hadits.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Dokter, penyanyi, atau profesi-profesi lainnya di luar yang lima.

3 Ust. Asep Syarif

NU Para karyawan, pekerja, selain yang ditetapkan Al-Qur’an dan Hadits

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Prinsipnya adalah penghasilan. Penghasilan dari kegiatan yang mumpuni dikuasai seseorang secara sangat baik, itu disebutnya orang yang sangat professional.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Setiap pekerjaan yang menghasilkan uang, baik pekerjaan itu dikerjakan sendiri tanpa tergantung orang lain (konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, penjahit, pelukis, dan lain-lain) maupun pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama misalnya pegawai (negeri atau swasta) dengan sistem upah atau gaji.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Profesi itu kan artinya keahlian, ada profesi guru, dokter, dan lain-lain.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Setiap pekerjaan yang bergerak di bidang jasa.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Ya itu pemahamannya jadi luas.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Dosen, karyawan, setiap pekerjaan yang bergulat di bidang jasa.

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

63

PERTANYAAN III

3. Bagaimana hukum zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU NU menerima pemikiran mazhab Hanafi yang rasional sehingga seluruh penghasilan termasuk di luar yang telah ditetapkan kelompoknya wajib zakat. Hanya NU masih kesulitan menentukan formatnya.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Wajib. Namun di kalangan ulama NU ada pula yang berpendapat lain, tidak wajib. Mereka berpegang pada tekstual yang ada pada kitab-kitab kuning yang wajib zakatnya itu hanya yang sudah dikenal

3 Ust. Asep Syarif

NU Wajib, walaupun di kalangan ulama NU sendiri ada perbedaan, ada yang berpendapat tidak wajib.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Profesi yang menjadi kasab yang dengan itu dapat penghasilan itu wajib dikeluarkan zakatnya.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Wajib, sesuai dengan Keputusan Musyawarah Nasional XXV Tarjih Muhammadiyah.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Wajib asalkan sesuai seperti yang Bapak jelaskan tadi.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Tidak ada satupun dalil yang menyebutkan secara tekstual adanya zakat dari jasa ini, adapun sebaliknya secara kontekstual zaman Rasul pun orang-orang yang bergerak di bidang jasa pun banyak tetapi tidak ada ketentuan zakatnya, kalau di qur’an ada zakat itu pasti disebut.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Persis berkesimpulan tidak ada zakat profesi, yang ada istilahnya infaq profesi.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Persis tidak mengenal zakat profesi. Karena zakat itu sebagai ibadah maliyah ijtimaiyah jadi termasuk ibadah mahdah. Karenanya harus ada landasan hukum al-Qur’an dan al-Sunnah.

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

64

PERTANYAAN IV

4. Bagaimana metode istinbath hukum tentang zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Istinbathnya mengacu pada ayat-ayat umum tentang zakat. NU mengikuti paham taklid, cuma taklid itu terbagi dua, taklid qauli dan taklid manhajy. Taklid qauly itu mencari pendapat-pendapat ulama di kalangan fuqoha. Apabila setelah dikaji ternyata benar, maka diterima. Kalau kita tidak terima baru menggunakan taklid manhajy, artinya kita menggunakan metode ijtihad menurut ulama yang dapat dipedomani NU.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Itu berdasarkan firman Allah anfiqu mimma kasabtum yakni Surat al-Baqarah, kemudian juga di ayat lain yakni wa aatu haqqahu yauma hasodih, tunaikan kewajiban2 itu pada hari memetik hasilnya, orang seringkali menterjemahkan yauma hasodih itu pada hari memetiknya, sebenarnya di situ dapat diartikan bukan hanya dikhususkan pada pertanian tetapi ketika kita menghasilkan uang disitulah wajib zakat.

3 Ust. Asep Syarif

NU Istinbath hukum nya itu seperti wa aatu haqqahu yauma hasodih, dari situ ada ketentuan wajib.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Kalau Majelis Tarjih orientasi istinbath hukumnya itu (surat al-Baqarah), kasab itu yang menjadi dalil.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Kewajiban zakat profesi didasarkan kepada nash-nash yang bersifat umum seperti At-Taubah : 103, Al-Baqarah : 267, Adz-Dzariyaat : 19.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Banyak, dalil-dalil nya ayat-ayat umum tentang wajibnya zakat, mengikuti aturan-aturan fiqh yang telah berlaku. Jadi karena si profesi itu punya

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

65

kelebihan harta saja yang menyebabkan cara berpikir jalan istinbathnya ia harus membayar zakat, karena illatnya ia punya duit. Dan sampai nishab.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Tidak ada satupun dalil yang menyebutkan secara tekstual adanya zakat dari jasa ini. Adapun sebaliknya secara kontekstual zaman Rasul pun orang-orang yang bergerak di bidang jasa pun banyak tetapi tidak ada ketentuan zakatnya, baik di qur’an maupun hadits.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Zakat itu sudah ditetapkan secara syar’i baik bentuknya maupun besar sampai presentasenya dan zakat profesi tidak termasuk yang disebutkan oleh nabi karena itu persis berkesimpulan tidak ada zakat profesi

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Zakat itu sebagai ibadah maliyah ijtimaiyah jadi termasuk ibadah mahdah, jadi karena ibadah mahdah harus ada landasan hukum yang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. Sedangkan zakat profesi ini kan tidak dikenal dalam syariat islam

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

66

PERTANYAAN V

5. Di dalam surat al-Baqarah ayat 267 yang berbunyi

Dalam potongan ayat tersebut ada kata , arti kata tersebut

yakni hasil usaha, ada ulama yang menjadikan hal ayat ini sebagai dasar zakat profesi, bagaimana menurut bapak?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Ya, itu sebagai salah satu dalil. 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Seperti yang sudah Saya sebutkan.

3 Ust. Asep Syarif

NU Ya itu juga termasuk dasar hukumnya.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Seperti yang tadi dijelaskan.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Ya, itu masuk dalil-dalilnya.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Ya, itu masuk ke dalam dalil-dalil yang mewajibkan.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Kasabtum itu kan tijaroh.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Kita kembalikan saja kepada keterangan nabi, ada niaga, tijaroh, kemudian barang tambang, itu nabi sendiri yang menjelaskan.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Persoalannya ayat al-Qur’an itu kan perlu penjelasan, penjelasan lewat hadits atau sunnah. Nah ada nggak haditsnya yang menjelaskan bahwa pada saat itu ada orang berprofesi wajib zakat?

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

67

PERTANYAAN VI

6. Para pendukung zakat profesi berargumen bahwa sebagian sahabat

(seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud) dan sebagian tabiin (seperti

Az-Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari

al-maal al-mustafaad (harta perolehan) pada saat menerimanya,

bagaimana menurut Bapak?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU - 2 Ust. Maftuh

Kholil NU -

3 Ust. Asep Syarif

NU -

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah -

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah -

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah -

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis (Penulis Lupa Menanyakan)

8 Ust. Zae Nandang

Persis Untuk hal ini dianggap sebagai barang dagangan, jadi zakat tijaroh.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Zakat dari apa? Ghanimah? Kalau terkait itu masuknya ke dalam luqatah, zakat temuan, karena tanpa usaha. 20% loh, khumus.

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

68

PERTANYAAN VII

7. Apakah jenis-jenis profesi sudah ada pada zaman nabi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Sudah ada 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Ada

3 Ust. Asep Syarif

NU Ada

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Kalau kita lihat ada tukang jahit di zaman Nabi namanya Abu Thalib, itu dimana nabi juga dihidupi oleh Abu Thalib.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Ada

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Ada

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Sudah ada

8 Ust. Zae Nandang

Persis Ada

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Ada

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

69

PERTANYAAN VIII

8. Kalau sudah ada profesi di zaman Nabi, mengapa Nabi tidak

mewajibkan zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Ada tapi belum bisa diandalkan 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Sulit menemukan profesi yang

menghasilkan uang. 3 Ust. Asep

Syarif NU Profesi saat itu belum begitu tenar,

sehingga saat itu belum menjadi profesi/ belum dapat dijadikan sumber kehidupan . sesuai dengan perkembangan saja, kalau dokter kan sekarang penghasilannya bisa jadi sumber kehidupan.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Kasab pada saat itu belum memberikan penghasilan yang besar.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Tidak sampai mendatangkan harta banyak ketika itu.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Makanya di awal bapak jelaskan bahwa zakat profesi itu tidak ada, yang ada zakat uang, kalau zakat uang itu sejak zaman nabi juga sudah ada, asal orang itu punya duit itu harus sampai nishab, baru mengeluarkan zakat.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis -

8 Ust. Zae Nandang

Persis -

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis -

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

70

PERTANYAAN IX

9. Kalau kita lihat ada petani yang penghasilannya kecil namun dikenai

zakat, namun di satu sisi ada dokter ataupun pekerja professional

yang gaji nya besar namun tidak dikenai zakat. Hal ini digunakan

sebagai alasan bagi wajibnya zakat profesi. Bagaimana menurut

pandangan Bapak?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU - 2 Ust. Maftuh

Kholil NU -

3 Ust. Asep Syarif

NU -

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah -

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah -

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah -

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Rasa keadilan menurut sekelompok orang tidak dapat dijadikan dasar akan adanya suatu ibadah mahdah.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Nah disitulah letak keadilannya, kalau ada dokter yang berpenghasilan besar makanya tidak dibatasi 2,5%, silakan lebih besar makanya disebut infaq, infaq itu kan tidak terbatas jumlahnya

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Justru seharusnya bisa lebih besar.

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

71

PERTANYAAN X

10. Apakah qiyas dapat diterapkan dalam masalah zakat profesi?

Bagaimana penerapannya?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Bisa. Kalau tidak tijarah kepada emas.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Ya, bisa.

3 Ust. Asep Syarif

NU Bisa, ke emas

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Bisa, diqiyaskan kepada harta kekayaan sebesar 2,5%

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Ya! Diantara warga Muhammadiyah macam-macam ada yang menggunakan 5%-10% dan 10%-20%

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Diqiyaskan ke perdagangan juga bisa, dagang juga kan, dagangnya dagang ilmu. Zakat penghasilan itu lebih dekat ke situ. Ke emas juga bisa.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Itu tidak ada, jadi kalau masalah ibadah saja diqiyas-qiyaskan nanti shalat pun diqiyas-qiyas kan.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Tidak bisa, Ulama terdahulu mengqiyaskan barangnya bukan zakat itu sendiri

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Seperti pengqiyasan gandum dan kurma menjadi beras, kalau itu kan alatnya yang diqiyaskan, alat itu boleh, bukan persoalan hukumnya. Laa qiyasa fil ibadah. Ini kan persoalan bendanya. Seperti dulu pakai unta sekarang kan pakai mobil.

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

72

PERTANYAAN XI

11. Bagaimana nishab zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Mengikuti kepada yang diqiyaskan. 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Diqiyaskan dengan zakat tijaroh, nanti

disamakan dengan tijaroh dimana disamping itu standarnya emas, ada yang mengatakan 90 dan seterusnya macam-macam.

3 Ust. Asep Syarif

NU Ke emas

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Diqiyaskan kepada harta kekayaan sebesar 2,5%

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Nishabnya 85 gram emas, kadar zakatnya 2,5 %

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Seperti apa yang diqiyaskan.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis -

8 Ust. Zae Nandang

Persis -

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis -

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

73

PERTANYAAN XII

12. Apakah ada haul dalam zakat profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU NU belum memberikan format. Belum ada pembahasan lebih lanjut

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Setiap zakat yang dibayar berulang-ulang itu harus ada haul, di sinilah ada batasnya.

3 Ust. Asep Syarif

NU Ada

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Muhammadiyah mengambil pendapat yang satu tahun.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Haul tidak dipakai karena haditsnya dhaif.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Ada yang sepakat ada yang tidak, kalau Bapak mengambil jalan tengah.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis -

8 Ust. Zae Nandang

Persis -

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis -

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

74

PERTANYAAN XIII

13. Ada ulama yang melemahkan hadits tentang haul, bagaimana

menurut pandangan bapak?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Betul. Memang ada yang mempersoalkan. Namun NU belum memberikan format.

2 Ust. Maftuh Kholil

NU Lemah itu dari sisi apa, saya sendiri belum meneliti. Tetapi di dalam realita kehidupan, ada hadits-hadits yang lemah tetapi rasional. Salah satu contoh, ada hadits yang mengatakan kalau air yang berubah rasa bau dan warna dengan benda suci maka tidak boleh digunakan untuk bersuci. Ini haditsnya lemah, pertanyaannya mau tidak berwudhu dengan air seperti itu? Kemudian juga yang mengatakan haul haditsnya lemah, lalu kapan membayarkan zakatnya itu?

3 Ust. Asep Syarif

NU Kita serahkan pada masing-masing, memang dikalangan NU pun seperti itu. Ada yang mengatakan haul itu lemah, tapi ada pula yang mengatakan bahwa kalau tidak dibatasi haul bagaimana bisa mencapai titik wajib zakat?

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Saya belum meneliti

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Ya.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Ini kan untuk memudahkan, kalau bapak mengambil jalan tengah. Supaya tidak berat dipungut tiap bulan untuk dibayar akhir tahun.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis -

8 Ust. Zae Nandang

Persis -

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis -

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

75

PERTANYAAN XIV

14. Bagaimana perhitungan Zakat Profesi?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Mengikuti apa yang diqiyaskan. 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Mengikuti emas, atau niaga.

3 Ust. Asep Syarif

NU Ke emas

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah 2,5% dari harta kekayaan.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Seperti perhitungan zakat emas.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Kalau ke dagang yak e dagang, kalau ke emas ya ke emas, kalau Bapak lebih sepakat ke dagang.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis -

8 Ust. Zae Nandang

Persis -

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis -

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

76

PERTANYAAN XV

15. Apakah di organisasi Bapak dikenal konsep infaq profesi, jika ada,

apa dasar alasannya? Dan bagaimana perhitungannya?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU - 2 Ust. Maftuh

Kholil NU -

3 Ust. Asep Syarif

NU -

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah -

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah -

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah -

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Silakan baca surat al-Baqarah ayat 3, mengenai ayat ini para ulama berbeda pendapat, antara infaq wajib dan sunat. Sebagian berpendapat infaq pada ayat ini maksudnya zakat karena digandengkan dengan shalat. Sebagian lainnya menyatakan infaq wajib, dan sebagian lainnya memaknainya shadaqah sunat. Ketiga makna ini tercakup ayat tersebut. Kalau Persis sendiri mewajibkan infaq pada penghasilan yang tidak dikenai zakat. Adapun besarannya tidak ada keterangan prosentasenya, diserahkan kepada keimanan, jami’ zakat, atau imam yang berkompeten.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Jadi kita berpendapat bahwa lahirnya wajibnya itu dari bentuk ijab. Jadi kita kumpulkan dalil-dalil, baik itu qur’an dan hadits kemudian kita ambil kesimpulan. Jadi sumber rujukannya yang qur’an kemudian sunnah

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Pertama, juga dari sisi yaa ayyuhal ladzi na amanu angfiqu min thoyyibati kata kata itu sudah menjelaskan al-Ashlu fil amri, istinbath ahkamnya. Jadi

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

77

mengistinbath hukum dari al-Qur’an itu lewat penafsiran ayat itu. Kalau untuk besarannya minimal itu 2,5 %, kalau infaq itu tidak ada ketentuan secara keseluruhan namun itu bisa lebih dari 2,5%, 10% lebih.

PERTANYAAN XVI

16. Apakah perbedaan pendapat mengenai zakat profesi ini dapat

dikategorikan sebagai produk ijtihad sehingga dapat ditolerir?

NO NAMA ORGANISASI JAWABAN

1 Ust. Mujiyo NU Bisa, karena ini kan produk ijtihad. 2 Ust. Maftuh

Kholil NU Ya.

3 Ust. Asep Syarif

NU Menurut bapak itu ijtihad yang dapat ditolerir.

4 Ust. Sanusi Uwes

Muhammadiyah Itu kan biasa saja, shalat saja takbirannya berbeda. Itu kan realitas yang ada di umat Islam. Berbahaya memaksakan pendapat ke orang lain.

5 Ust. Ayat Dimyati

Muhammadiyah Ya.

6 Ust. Abdurrahman

Muhammadiyah Terserah mereka, soal perbedaan itu kan biasa-biasa saja.

7 Ust. Wawan Sofwan

Persis Zakat profesi itu kan masalah baru, justru meledak munculnya itu setelah adanya buku fiqh zakat qardhawi, sebelum itu kan orang tenang-tenang saja, kurang mengenal zakat profesi, setelah kita baca dan kita kaji ternyata zakat tersebut tidak ada dalilnya.

8 Ust. Zae Nandang

Persis Asal jelas rujukan qur’an dan sunnahnya kami tolerir.

9 Ust. Ahmad Hasan

Persis Jadi persis punya pendapat seperti itu atas dasar ijtihad. Persoalan benar dan tidak,nah itu kan persoalan ijtihad, hanya Allah yang tahu. Kalau ada yang berpendapat wajib ya silakan.

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

78

BAB IV

ANALISIS METODE ISTINBATH HUKUM ZAKAT PROFESI ULAMA

NAHDATUL ULAMA (NU), MUHAMMADIYAH, DAN PERSATUAN

ISLAM (PERSIS) JAWA BARAT

Dari hasil wawancara dengan ulama masing-masing organisasi yakni

Nahdatul Ulama yang diwakili oleh Ustadz Mujiyo, Ustadz Asep Syarif, dan

Ustadz Maftuh Kholil, Muhammadiyah yang diwakili oleh Ustadz Ayat Dimyati,

Ustadz Sanusi Uwes, dan Ustadz Abdurrahman, Persis yang diwakili oleh Ustadz

Zae Nandang, Ustadz Ahmad Hasan, dan Ustadz Wawan Sofwan maka penulis

akan menganalisis terkait dengan bagaimana gambaran zakat profesi dari masing-

masing organisasi. Analisis akan dibagi ke dalam beberapa poin penting

diantaranya dari segi definisi zakat profesi, pekerjaan yang terkena zakat, hukum,

metode istinbath, nishab, dan haul zakat profesi.

A. Analisis Hasil Wawancara

1. Analisis Definisi Zakat Profesi

Definisi zakat profesi menurut ulama Nahdatul Ulama (NU) mengikuti

definisi umum yang berkembang, sehingga Nahdatul Ulama tidak memberikan

definisi khusus. Hal tersebut dapat kita pahami dari pendapat Ustadz Mujiyo yang

memberikan keterangan “Belum menemukan definisi khas menurut NU, seperti

pemahaman umum saja yang saya ketahui.” Hal ini sejalan dengan keterangan

yang diberikan Ustadz Maftuh Kholil yang memberikan definisi yang tidak jauh

berbeda dengan pemahaman umum yakni “Zakat dari setiap usaha apapun

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

79

bentuknya yang menghasilkan keuntungan dana.” Adapun definisi yang diberikan

Ustadz Asep Syarif agak sukar untuk dipahami maka dalam hal ini penulis

abaikan.

Definisi zakat profesi menurut ulama Muhammadiyah tak jauh berbeda

dengan pemahaman umum yang berkembang hal ini dapat dipahami dari

keterangan Ustadz Ayat Dimyati, Ustadz Sanusi Uwes, dan Ustadz Abdurrahman

yang jika ditarik intinya yakni “Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada

penghasilan yang diperoleh dari profesi.” Sebagai penjelasan tambahan Ustadz

Abdurrahman memberikan keterangan bahwa bukan profesinya yang dizakatkan

tetapi hasil dari profesi tersebut, apabila telah sampai nishab.

Definisi zakat profesi menurut ulama Persatuan Islam (Persis) sedikit lebih

khusus yakni lebih tertuju pada segala hal yang berhubungan dengan sektor jasa

hal ini dapat dipahami dari keterangan yang diberikan tiga ulama Persis baik itu

Ustadz Zae Nandang, Ustadz Ahmad Hasan, dan bahkan Ustadz Wawan Sofwan

lebih tegas dengan menyebutkan bahwa “Profesi itu kan artinya jasa”.

2. Analisis Pekerjaan Yang Terkena Kewajiban Zakat Profesi

Ketiga Ulama NU pada intinya sepakat bahwa pekerjaan yang dikenai

kewajiban zakat profesi yakni segala pekerjaan selain yang telah ditetapkan

kelompoknya di dalam Qur’an dan Hadits.

Ketiga Ulama Muhammadiyah sepakat bahwa pekerjaan yang dikenai

kewajiban zakat adalah segala profesi yang memberikan penghasilan. Dalam

konteks ini profesi dengan penghasilan yang besar yang telah sampai pada nishab.

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

80

Persis tidak mewajibkan zakat profesi namun mewajibkan infaq, adapun

pekerjaan yang dikenai wajib infaq berarti segala pekerjaan yang terkai sektor

jasa, hal ini sesuai dengan definisi yang telah diberikan Persis seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya.

3. Analisis Hukum Zakat Profesi

Terkait hukum zakat profesi, NU berpendapat bahwa zakat profesi wajib

hukumnya bagi setiap penghasilan di luar yang telah disebutkan secara tegas

dalam Alqur’an dan yang telah mencapai nishab. Namun beberapa ulama di

kalangan NU sendiri ada yang berpandangan tidak wajib, hal tersebut karena

mereka masih berpegang pada tekstual yang ada pada kitab-kitab kuning bahwa

yang wajib dibayarkan zakatnya itu hanya 5 macam yang sudah dikenal. Sebagai

tambahan bahwa mengenai format bagaimana penerapan zakat profesi tersebut

belum ada keputusan yang pasti dari NU hal ini seperti yang diungkapkan Ustadz

Mujiyo.

Terkait hukum zakat profesi, Muhammadiyah berpendapat bahwa zakat

profesi atau yang lebih spesifik seperti yang ditegaskan Ustadz Abdurrahman

bahwa penghasilan dari profesi itu wajib hukumnya untuk dizakati.

Sedangkan menurut Persis berpendapat bahwa tidak ada yang namanya

zakat profesi atau dapat dikatakan bahwa zakat profesi tidak wajib, dan sebagai

alternative mewajibkan infaq. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan

ulama-ulama Persis yang satu suara terkait hal tersebut.

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

81

4. Analisis Metode Istinbath Hukum Zakat Profesi

Ketiga ulama NU sepakat berpegang pada ayat-ayat umum tentang zakat

dalam menetapkan kewajiban zakat profesi. Di antara ayat-ayat umum tersebut

yakni surat Al-Baqarah [2] : 267 yang berbunyi:

وال األرض من لكم أخرجنا ومما كسبتم ما طيبات نم أنفقوا آمنوا الذين أيها يا غني الله أن واعلموا فيه تغمضوا أن إال بآخذيه ولستم تنفقون منه الخبيث تيمموايدم٢٦٧( ح(

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu…”

Juga Surat Al-An’am [6] ayat 141:

وهي وأ الذشأن اتنج اتوشرعم رغيو اتوشرعل مخالنو عرالزفا ولتخم أكله حصاده يوم حقه وآتوا أثمر إذا ثمره من كلوا متشابه وغير متشابها والرمان والزيتون

)١٤١( المسرفني يحب ال إنه تسرفوا وال

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Seperti keterangan yang diberikan Ustadz Maftuh Kholih bahwa orang

seringkali menterjemahkan yauma hasodih pada ayat itu yakni pada hari

memetiknya. Namun menurut beliau sebenarnya boleh saja disitu diartikan bukan

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

82

hanya dikhususkan pada pertanian tetapi ketika kita menghasilkan uang disitulah

wajib zakat.

Sebagai tambahan bahwa NU mengikuti paham taklid, ini berdasarkan

keterangan yang diberikan Ustadz mujiyo “NU mengikuti paham taklid, cuma

taklid itu terbagi dua, taklid qauli dan taklid manhajy. Taklid qauly itu mencari

pendapat-pendapat ulama di kalangan fuqoha. Apabila setelah dikaji ternyata

benar, maka diterima. Kalau kita tidak terima baru menggunakan taklid manhajy,

artinya kita menggunakan metode ijtihad menurut ulama yang dapat dipedomani

NU.”

Adapun terkait adanya profesi yang ada pada zaman nabi ketiga ulama

sepakat bahwa profesi pada saat itu belum tenar, atau belum dapat diandalkan,

sehingga tidak terkena wajib zakat.

Muhammadiyah dalam beristinbath tentang kewajiban zakat profesi

berpegang pada dalil-dalil umum zakat yang diantaranya yakni At-Taubah : 103,

Al-Baqarah : 267, Adz-Dzariyaat : 19.

Surat Al-Baqarah [2] 267:

األرض من لكم أخرجنا ومما كسبتم ما طيبات من أنفقوا آمنوا الذين أيها يا

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan

dari bumi untuk kamu…”

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

83

Seperti yang dipaparkan Ustadz Sanusi Uwes di dalam ayat tersebut

terdapat kata kasab yang dalam hal ini menjadi dalil kewajiban zakat profesi.

Selain itu adanya kewajiban zakat profesi ini karena zakat bukan hanya ibadah

mahdoh semata namun ibadah yang terkait dengan ghoir mahdah sehingga

Muhammadiyah lebih dinamis memandang masalah zakat. Ini sesuai dengan

keterangan dari beliau “Karena zakat merupakan ibadah Mahdoh yang terkait

dengan sosial maka Muhammadiyah tidak terpaku hal yang harus dizakati itu

kepada yang lima.”

Mengenai adanya profesi pada zaman Nabi ketiga ulama Muhammadiyah

sepakat bahwa profesi pada saat itu belum memberikan penghasilan yang besar,

sehingga Nabi tidak membebani wajib zakat.

Sedangkan Persis beristinbath bahwa Tidak ada satupun dalil yang

menyebutkan secara tekstual adanya zakat dari profesi, adapun sebaliknya secara

kontekstual zaman Rasul pun orang-orang yang bergerak di bidang jasa pun

banyak tetapi tidak ada ketentuan zakatnya. Selain itu ulama-ulama Persis

mengkritik dalil-dalil umum tentang zakat yang sering dijadikan acuan dari para

pendukung zakat profesi. Seperti keterangan yang diberikan Ustadz Wawan

Shofwan “Kasabtum itu kan tijaroh.”

Terkait al-maal al-mustafaad ulama Persis beranggapan bahwa hal tersebut

tidak dapat dijadikan dasar kewajiban zakat profesi karena al-maal al-mustafaad

masih termasuk ke dalam salah satu bagian dari kewajiban zakat yang telah

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

84

ditetapkan Alqur’an, dalam hal ini bisa masuk ke dalam zakat tijaroh, dapat pula

merupakan zakat rikaz.

Terkait mengenai konsep keadilan yang sering disinggung para pendukung

zakat profesi bahwa tidak adil apabila petani, terutama saat ini, dimana kehidupan

mereka dapat dikatakan masih kurang sejahtera saja dikenakan wajib zakat,

namun di satu sisi dokter, atau penyanyi, atau pekerjaan yang lain seringkali

bahkan dalam sehari mampu menghasilkan uang yang banyak tidak dikenai wajib

zakat, mengenai hal ini Persis beranggapan bahwa keadilan tidak dapat ditentukan

oleh segelintir orang. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Ustadz Shofwan “Rasa

keadilan menurut sekelompok orang tidak dapat dijadikan dasar akan adanya

suatu ibadah mahdah.” Selain itu sebagai tambahan menurut dua ulama Persis

yang lain bahwa seharusnya pekerjaan seperti dokter, penyanyi dan lain-lain yang

memberikan penghasilan yang besar harus lebih besar dalam mengeluarkan

infaqnya, karena harta akan dimintai pertanggungjawabannya di akherat kelak.

5. Analisis Nishab Zakat Profesi

Terjadi perbedaan pandangan di kalangan ulama NU terkait pengqiyasan

zakat profesi. ada ulama yang mengqiyaskan nishab zakat profesi ke zakat tijaroh

dan ada yang mengqiyaskan ke zakat emas. Namun perbedaan dalam hal ini dapat

dipahami karena seperti yang dipaparkan oleh Ustadz Mujiyo bahwa NU sendiri

belum menetapkan format yang pasti mengenai zakat profesi sehingga hal tersebut

berimplikasi salah satunya pada ketidakpastian pengqiyasan nishab zakat profesi.

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

85

Ulama Muhammadiyah dalam berbicara mengenai nishab pada intinya

lebih mengarah pada pengqiyasan ke zakat emas, walaupun ada juga ulama yang

berpendapat diqiyaskan ke zakat tijaroh. Namun penulis mengambil pendapat

resmi Muhammadiyah yang mengqiyaskan zakat profesi ke emas. Hal ini sesuai

dengan Keputusan Musyawarah Nasional XXV Tarjih Muhammadiyah yang

memutuskan bahwa nishab zakat profesi setara dengan 85 gram emas 24 karat

dengan kadar zakat profesi sebesar 2,5%.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa Persis tidak mewajibkan

zakat profesi sehingga Persis tidak menetapkan nishab zakat profesi, yang ada

yakni infaq profesi. Mengenai besaran infaq profesi seperti yang dipaparkan oleh

Ustadz Ahmad Hasan yakni minimal 2,5 % bahkan bisa lebih.

6. Analisis Haul Zakat Profesi

Sama seperti halnya nishab, karena NU belum menetapkan format yang

pasti, walaupun demikian ada beberapa ulama yang tetap mensyaratkan adanya

haul seperti pemamaparan Ustadz Maftuh Kholil” Setiap zakat yang dibayar

berulang-ulang itu harus ada haul, di sinilah ada batasnya.”.

Meskipun Musyawarah Nasional Tarjih telah menetapkan pengqiyasan

zakat profesi ke emas, dalam hal ini mensyaratkan adanya haul, namun perbedaan

pun tetap terjadi di kalangan ulama Muhammadiyah, ada ulama yang sepakat akan

adanya haul dan adapula yang tidak sepakat karena hadits yang digunakan lemah.

Adapun pemamaparan Ustadz Abdurrahman mengenai jalan tengah maksudnya

beliau mengambil pendapat bahwa ada haul untuk zakat profesi namun dalam

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

86

tataran praktis dikumpulkan setiap bulan untuk menghindari keengganan

membayar zakat apabila disekaliguskan setahun.

Karena Persis menolak tentang kewajiban zakat profesi, maka tidak ada

pembahasan mengenai haul menurut Persis.

B. Analisis Persamaan Dan Perbedaan Metode Istinbath Hukum Zakat Profesi

Menurut Ulama Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam

Pembahasan mengenai persamaan dan perbedaan terkait metode istinbath

hukum zakat profesi akan dibuat per poin seperti halnya pembahasan analisis hasil

wawancara yakni:

1. Analisis Persamaan Dan Perbedaan Definisi Zakat Profesi

Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah dalam hal ini memiliki pendapat

yang sama dalam mendefinisikan zakat profesi yakni pada intinya zakat profesi

adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang diperoleh dari profesi.

Adapun Persatuan Islam lebih spesifik mengarah kepada segala pekerjaan yang

berhubungan dengan jasa.

2. Analisis Persamaan Dan Perbedaan Pekerjaan Yang Dikenai Zakat Profesi

Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sepakat terkait pekerjaan apa saja

yang terkenai wajib zakat profesi yakni segala hal pekerjaan yang memberikan

hasil besar di luar yang telah ditetapkan secara tegas oleh Alqur’an dan Hadits.

Adapun Persatuan Islam terkait hal ini berarti segala pekerjaan yang berhubungan

dalam bidang jasa, namun tidak dikenakan wajib zakat namun infaq profesi.

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

87

3. Analisis Persamaan dan Perbedaan Hukum Zakat Profesi

Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sepakat mewajibkan zakat profesi

bagi profesi-profesi yang mencapai nishab, walaupun beberapa ulama mereka ada

yang berpendapat tidak wajib. Sedangkan Persatuan Islam tidak mewajibkan zakat

profesi dan sebagai alternatif setiap pekerjaan di luar yang telah ditetapkan oleh

Alqur’an dan Sunnah dikenai Infaq Profesi.

4. Analisis Persamaan dan Perbedaan Metode Istinbath Hukum Zakat Profesi

Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sama-sama berpegang pada dalil-

dalil umum tentang zakat dalam mewajibkan zakat profesi. namun dalam hal ini

Muhammadiyah memberikan keterangan lebih lanjut bahwa hal tersebut karena

Muhammadiyah beranggapan zakat bukan hanya ibadah mahdoh semata namun

terkait pula dengan ghair mahdoh yang berarti ibadah yang berimplikasi terhadap

kehidupan sosial sehingga tidak terbatas pada 5 macam zakat yang telah

ditetapkan secara tegas di dalam Alquran dan Hadits.

Adapun Persatuan Islam berpendapat berbeda yakni tidak mewajibkan

zakat profesi dikarenakan tidak adanya dalil yang tegas yang mewajibkan

mengenai zakat profesi.

5. Analisis Persamaan dan Perbedaan Nishab Zakat Profesi

Nahdatul Ulama belum memiliki format yang pasti mengenai zakat profesi

sehingga pembahasan mengenai nishab tidak dapat mendeskripsikan pendapat

resmi Nahdatul Ulama. Berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

88

dalam Musyawarah Nasional XXV Tarjih Muhammadiyah bahwa nishab zakat

profesi setara dengan 85 gram emas 24 karat dengan kadar zakat profesi sebesar

2,5%, dan hal ini menjadi pendapat resmi Muhammadiyah walaupun ada beberapa

ulama Muhammadiyah yang berpendapat lain.

Adapun Persis tidak mewajibkan zakat profesi, sebagai alternatif mereka

mewajibkan adanya infaq profesi yang besarannya tergantung kebutuhan Islam

terhadapnya.

6. Analisis Persamaan Dan Perbedaan Haul Zakat Profesi

Nahdatul Ulama belum memiliki format yang pasti mengenai zakat profesi

sehingga pembahasan mengenai haul tidak dapat mendeskripsikan pendapat

resmi Nahdatul Ulama. Sedangkan Muhammadiyah karena mengqiyaskan kepada

emas maka mengharuskan adanya haul walaupun demikian ada pula ulama yang

berpendapat tidak harus haul karena hadits-hadits tentang haul lemah. Sedangkan

Persis tidak terdapat bahasan mengenai haul.

C. Memilih Pendapat Yang Lebih Kuat

Dari pemaparan yang telah disampaikan, penulis lebih cenderung memilih

pendapat Persatuan Islam yang menyatakan bahwa zakat profesi tidaklah wajib.

Dari kajian yang telah penulis lakukan alasan-alasan yang diberikan para

pendukung zakat profesi dapat dikatakan terdapat banyak kelemahan. Berikut

beberapa alasannya:

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

89

1. Zakat bukan muamalah yang asalnya serba boleh dan bebas. Zakat adalah

ibadah mahdhah, sama ke-mahdhahannya dengan shalat. Terbukti Allah Swt.

sering sekali menggandengkannya dengan ayat-ayat Alqur’an yang berbicara

tentang shalat tanpa pemisahan hukumnya, seperti termaktub dalam Alqur’an

surat:

Qs [2] Al-Baqarah 43 dan 277, Q.s [21] Al-Anbiya: 73, Q.s [18] Maryam: 31

dll.

Jika kita bersikap terhadap shalat selalu harus berasaskan dalil yang shahih

untuk menyatakan adanya, maka seharusnya seperti itulah sikap terhadap ada

dan tidak adanya zakat dari suatu benda.

2. Berdasarkan pemahaman bahwa zakat merupakan ibadah mahdah maka dalil-

dalil umum tentang zakat tidak dapat diberlakukan secara umum untuk semua

kekayaan atau jenis harta. Sebagaimana ayat tentang shalat itu mujmal dan

baru dapat dilaksanakan dengan tepat dan benar setelah menempatkan Nabi

Saw. sebagai mubayyinul Qur’an, maka tidak berbeda pula halnya dengan

zakat.

3. Pengqiyasan zakat profesi kepada zakat hasil pertanian, maupun zakat maal,

adalah tertolak. Sebab, tidak ada ‘illat dalam zakat hasil pertanian, sehingga

layak untuk diqiyaskan pada profesi selain petani. Adapun mengenai ‘illat

adanya keadilan dan kesetaraan, sesungguhnya ‘illat semacam ini tidak

bernilai sama sekali untuk membangun hujjah. Sebab, ‘illat yang absah

digunakan untuk qiyas adalah ‘illat syar’iyyah, bukan ‘illat ‘aqliyyah.

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

90

Padahal, tidak ada satupun dalil yang menunjukkan bahwa ‘illat zakat adalah

untuk kesetaraan dan keadilan.

4. Di antara sahabat-sahabat dan isteri-isteri Rasulullah pun ada yang bekerja di

bidang jasa, namun ternyata Nabi tidak mewajibkan zakat profesi. Adapun

alasan yang mengatakan bahwa penghasilan profesi saat itu tidaklah besar atau

belum dapat dijadikan sebagai mata pencaharian sangatlah lemah, karena

banyak atau tidaknya penghasilan tidak dapat dijadikan dasar penetapan

sebuah hukum.

5. Rasa keadilan menurut sekelompok orang tidak dapat dijadikan dasar akan

adanya suatu ibadah mahdah. Hal tersebut karena standar keadilan menurut

sekelompok orang tentu akan berbeda pula menurut kelompok yang lain.

Contoh mudahnya dalam memandang pembagian waris, menurut orang-orang

barat pembagian waris berdasarkan hukum Islam itu tidak adil, namun bagi

umat Islam tidaklah demikian.

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

metode istinbath hukum tentang zakat profesi dari tiga organisasi Islam yakni

Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis). Selain itu

bertujuan pula untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari ketiga organisasi

Islam tersebut dalam memandang hukum tentang zakat profesi. Berdasarkan data

penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Metode Istinbath Hukum Zakat Profesi

Nahdatul Ulama (NU) berpendapat bahwa hukum zakat profesi wajib,

namun NU belum memiliki format yang pasti terkait teknis pelaksanaan zakat

tersebut. Istinbath hukum wajibnya zakat profesi tersebut didasarkan kepada

ayat-ayat umum tentang zakat di antaranya surat al-Baqarah ayat 267, surat al-

An’am ayat 141, dan sebagainya. Karena belum adanya format yang pasti maka

terjadi perbedaan pendapat terkait pengqiyasan zakat profesi, beberapa ulama NU

mengqiyaskan nishab zakat profesi ke zakat emas yakni sebesar 20 dinar atau

setara dengan 85 gram emas, sedangkan sebagian yang lain mengqiyaskan ke

zakat tijaroh dengan presentase 2,5%, dari senilai 85 gram emas. Sama halnya

dengan nishab, NU pun belum menetapkan format terkait ada atau tidaknya haul,

walaupun demikian ada beberapa ulama NU yang mensyaratkan adanya haul.

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

92

Muhammadiyah dalam Musyawarah Nasional Tarjih XXV tahun 2000 di

Jakarta telah menetapkan bahwa zakat profesi hukumnya wajib, dengan ketentuan

nisab setara dengan 85 gram emas 24 karat, dan kadarnya sebesar 2,5%.

Walaupun Musyawarah Nasional Tarjih telah menetapkan demikian, di kalangan

ulama Muhammadiyah masih ada pula yang berpendapat diqiyaskan ke zakat

tijaroh. Istinbath hukum wajibnya zakat profesi tersebut didasarkan kepada ayat-

ayat umum tentang zakat di antaranya surat al-Baqarah ayat 267, surat al-An’am

ayat 141, dan sebagainya. Sehubungan zakat profesi diqiyaskan kepada emas,

maka disyaratkan adanya haul. Jadi, semua harta yang didapat selama satu tahun

berjalan digabungkan, dan jika ada sisa harta dalam satu tahun yang mencapai

nisab maka wajib dikeluarkan zakatnya. Namun ada pula ulama yang mengatakan

tidak wajib haul dengan argumentasi lemahnya hadits-hadits tentang haul.

Persatuan Islam melalui Keputusan Sidang Dewan Hisbah Persis tanggal 26-

27 Rabiul Awwal 1412H/ 5-6 Oktober 1991 di Bandung telah menetapkan bahwa

zakat profesi tidak wajib namun setiap hasil profesi dikenai kewajiban infaq yang

besarnya tergantung kebutuhan Islam terhadap harta tersebut. Dalam hal ini

ulama-ulama Persis satu pendapat terkait tidak wajibnya zakat profesi. Istinbath

hukum terkait tidak wajibnya zakat profesi ini dikarenakan zakat adalah ibadah

mahdoh yang telah ditentukan mustahiqnya, ukurannya, bahkan waktunya.

Sehingga Persis tidak menerima zakat profesi sebagai suatu kewajiban yang harus

ditunaikan karena merupakan pemikiran hukum baru yang tidak terdapat nash

baik dalam Alqur’an maupun Sunnah.

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

93

2. Persamaan dan Perbedaan

Adapun mengenai masalah persamaan dan perbedaan dari ketiga

organisasi tersebut dalam memadang zakat profesi yakni NU lebih banyak

persamaannya dengan Muhammadiyah walaupun dalam beberapa hal terdapat

perbedaan, sedangkan Persis dapat dikatakan hampir tidak ada persamaan dengan

kedua organisasi lainnya dan lebih sering memiliki pendapat yang cenderung

bersebrangan. Persamaan dan perbedaan ini dapat kita lihat dalam hal

mendefinisikan zakat profesi, penetapan hukum, metode istinbath hukumnya,

penentuan nishab dan haul dari masing-masing organisasi.

B. Saran-Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan terkait

masalah zakat profesi yakni:

1. Perlu adanya dialog antar organisasi dengan lebih memandang kepada

persamaan dan tidak membesar-besarkan perbedaan sehingga tidak terjadi

perpecahan, permusuhan, dan konflik dalam tubuh Islam. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan saling silaturrahim antar organisasi.

2. Perlu adanya usaha yang lebih dari masing-masing organisasi dalam

menjelaskan kepada masyarakat khususnya terkait masalah perbedaan

pendapat mengenai zakat profesi. Hal tersebut agar tidak terjadi kebingungan

dan perpecahan di tubuh umat Islam.

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

94

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Mushlih dkk. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Darul Haq: Jakarta.

Abdurrahman Qadir. 1998. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ahmad Mushthafa Al-Maraghi. 1992. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang : CV. Toha Putra

Ahmad Warson Munawwir. 1997. Kamus al-Munawwir Edisi ke-II. Cet ke-IV. Surabaya : Pustaka Progressif.

Ahmad Zahro,2004. Tradisi Intelektual NU: Lembaga Bahtsul Masail 1926-1999. Yogyakarta : P.T. LKis Pelangi Aksara

Al-Imam Taqiyuddin dan Abu Bakar Al-Husaini. 1984. Kifayatul Akhyar diterjemahkan Anas Tohir Syamsuddin. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Anton Bakker dan Achmad Charis Zubar. 1992. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.

Asjmuni Abdurrahman. 2002. Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

A.Aziz Masyhuri. 2004. Sistem Pengambilan Putusan Hukum dan Hirarki, Himpunan KeputusanBahtsul Masa’il. Jakarta : Qultum Media

Dede Rosyada. 1999. Metode Kajian Hukum Dewan Hisbah Persis. Jakarta : Logos Pusblishing House

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam 5. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.

Didin Hafidhuddin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press.

Fakhruddin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-Malang Press.

Fathurrahman Djamil. 1995. Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jakarta : Logos Publishing House

Fatwa Lajnah Da’imah Li Al Buhuts Al Ilmiyah Wa Al Ifta’. www.almanhaj.or.id

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

95

Hamdan Hambali. 2006. Ideology dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Husein Muhammad. 2002. Tradisi Istinbath Hukum NU: Sebuah Kritik. Jakarta: LAKPESDAM

Http://media.isnet.org

Http://[email protected]

Ibnu Katsir. 2000. Tafsir Ibnu Katsir Juz II Penerjemah Bahrun Abu Bakar, L.C. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Ibnu Mandzhur. 1374 H/ 1955M. Lisanul Arab. Beirut : Dar Shadir.

Ibnu Rusyd. 1995. Bidayatul Mujtahid. Jakarta : Pustaka Amani

John M. Echol dan Hassan Shadily. 1995. Kamus Inggris- Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.

Kamusbahasaindonesia.org/

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Mohamad Taufiq. Quran In Word ver. 1.3. [email protected].

Muhammad. 2002. Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer. Jakarta: Salemna Diniyah.

Muhammad Azhar. 1996. Fiqh kontemporer dalam Pandangan Neomodernisme Islam. Yogyakarta :Lesiska.

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani. 2007. Subulus salam Juz II. Surabaya : Al-Ikhlas

Muhammad Jawad Mughniyah. 1999. Fiqih Lima Madzhab Terjemahan : Masykur AB. dkk. Jakarta: PT. Lentera Basritama

Muhammad Shodiq. 2002. Dinamika Kepimpinan NU: Refleksi Perjalanan K.H. Hasyim Muzadi. Surabaya : Lajnah Ta’lif Wa Nasyr NU Jatim

M. Quraish Shihab. 1997. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.

Nasrudin Razak. 1996. Dienul Islam. Bandung: PT. Al Ma’arif

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

96

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola

Sayyid Sabiq. 1981. Fiqhus Sunnah. Beirut : Darul Fikri

Sugiyono. 2006. Metode Penelitan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: CV. Al Fabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bima Aksara.

Syukri Ghozali. 1993. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta : Proyek Pembinaan Zakat & Wakaf.

Taqiyyuddin al-Nabhani. 2007. Al-Syakhshiyyah al-Islaamiyyah juz III. Jakarta : HTI Press

Uyun Kamiluddin. 2006. Menyorot Ijtihad Persis. Bandung : Tafakur

Wahbah Al-Zuhayly, 2005. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wawan Sofhwan Shalehuddin. 2011. Risalah Zakat Infaq dan Sedekah. Bandung : Tafakur

www.syariahonline.com

Yusuf Qardhawi. 1999. Hukum Zakat. Bandung: Mizan.

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

ANGKET/ PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan-pertanyaan berikut diajukan ke ulama yang menjadi representasi pada

organisasi Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam:

1. Apa yang dimaksud zakat profesi?

2. Pekerjaan apa saja yang dikenai zakat profesi?

3. Apa pendapat organisasi Bapak mengenai hukum zakat profesi?

4. Bagaimana metode istinbath hukum tentang zakat profesi?

5. Apakah ada haul dalam zakat profesi?

6. Ada ulama yang melemahkan hadits tentang haul, bagaimana menurut

pandangan bapak?

7. Bagaimana nishab zakat profesi?

8. Ada yang berargumen bahwa ada sahabat yang mengeluarkan zakat untuk

al-maal al-mustafaad (harta perolehan), dan itu dijadikan sebagai salah

satu dasar kewajiban zakat profesi, bagaimana menurut bapak?

9. Bagaimana perhitungan Zakat Profesi dan apa dasar alasannya?

10. Apakah di organisasi Saudara dikenal konsep infaq profesi, jika ada, apa

dasar alasannya? Dan bagaimana perhitungannya?

11. Apakah qiyas dapat diterapkan dalam masalah zakat profesi? Bagaimana

penerapannya?

12. Kalau kita lihat ada petani yang penghasilannya kecil namun dikenai

zakat, namun di satu sisi ada dokter ataupun pekerja professional yang gaji

nya besar namun tidak dikenai zakat. Bagaimana menurut pandangan

bapak?

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07065.pdf · skripsi ini dapat diselesaikan. Ada pun judul skripsi ini adalah ... keberhasilan pemerintahan

13. Di dalam surat al-Baqarah ayat 267 yang berbunyi

األرض من لكم أخرجنا ومما كسبتم ما طيبات من أنفقوا آمنوا الذين أيها يا

Dalam potongan ayat tersebut ada kata , arti kata tersebut yakni

hasil usaha, ada ulama yang menjadikan hal ayat ini sebagai dasar zakat

profesi, bagaimana menurut bapak?

14. Apakah jenis-jenis profesi sudah ada pada zaman nabi?

15. Kalau kita kaji sejarah maka pada zaman nabi sudah ada yang namanya

tabib atau dokter yang pada zaman sekarang merupakan bentuk profesi,

pertanyaannya mengapa nabi tidak mewajibkan zakat profesi saat itu?

16. Apakah perbedaan pendapat mengenai zakat profesi ini dapat

dikategorikan sebagai produk ijtihad sehingga dapat ditolerir?