01 COVER SIDANG REVISIx -...

114
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Transcript of 01 COVER SIDANG REVISIx -...

Page 1: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

STUDI DESKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA WANITA KELOMPOK ARISAN

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Melengkapi Salah Satu Persyaratan Menempuh Ujian Sidang

Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Oleh :

Deary Tachira Gladiani

NPM : 10050006009

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2013

Page 3: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI DESKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYESUAIAN PERNIKAHAN SEBELUM USIA 23 TAHUN

PADA WANITA ANGGOTA SITUS BELANJA ONLINE X DI KOTA BANDUNG

NAMA : DEARY TACHIRA GLADIANI

NPM : 10050006009

Bandung, Januari 2013

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI

Menyetujui,

Drs. H. Agus Sofyandi Kahfi, M.Si. Fanni Putri, M.Psi. Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. H. Umar Yusuf, M.Si., Psikolog Dekan Fakultas Psikologi

Page 4: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

iii

ABSTRAK Deary T Gladiani 10050006009. Studi Deskriptif Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita Kelompok Arisan di Bandung. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah terdapat suatu perkumpulan arisan yang merupakan anggota dari suatu situs belanja online x yang sering melakukan kegiatan temu sapa diluar kegiatan jual beli pada situs tersebut. Seringnya bertemu sapa tersebut menyebabkan para wanita tersebut mengabaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Perilaku yang ditunjukkan seperti mengabaikan kebutuhan gizi anak, mengabaikan keamanan anak, sering menitipkan anak pada orang tua ataupun baby sitter, tidak mematuhi aturan suami, melakukan perselingkuhan, sering pergi hingga larut malam tanpa kehadiran suami, kerap kali mengajukan cerai setiap kali menghadapi masalah dalam rumah tangga, dan mengabaikan tugas-tugas di rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang memberikan kontribusi tinggi pada penyesuaian pernikahan yang dimiliki para wanita kelompok arisan di kota Bandung sehingga perilaku-perilaku tersebut tampak pada kehidupan para wanita tersebut. Metoda yang digunakan adalah metoda deskriptif. Populasi dari penelitian ini terdiri dari 80 orang wanita yang menjadi anggota suatu situs belanja online X di Bandung, sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian dan yang menjadi sampel dari penelitian adalah sebanyak 37 orang wanita dengan karakteristik menikah sebelum usia 23 tahun, ibu rumah tangga dan telah memiliki anak. Alat ukur yang disusun peneliti berdasarkan teori penyesuaian pernikahan yang dikembangkan oleh Hurlock (2002) berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan teknik skala, terdiri dari 136 item. Hasil dari kuesioner responden diolah menggunakan teknik validitas konstruk dan didapatkan item yang valid memiliki validitas minimum -0,061 dan validitas maksimum 0,792. Perhitungan reliabilitas menggunakan teknik split half dan didapatkan reliabilitas 0,981 sehingga dapat diartikan alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapat responden dengan penyesuaian pernikahan yang buruk sebanyak 23 orang (62,16%) dan responden dengan penyesuaian pernikahan yang baik sebanyak 14 orang (37,84%). Pada responden yang memiliki penyesuaian pernikahan yang baik, faktor-faktor dengan kontribusi tinggi adalah Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda, dorongan seksual dan sikap terhadap kehamilan. Pada responden yang memiliki penyesuaian pernikahan yang buruk, faktor-faktor dengan kontribusi tinggi adalah kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi, sikap terhadap seks, konsep mengenai peran seksual, dan keterlibatan dengan anggota keluarga pasangan.

Keyword : faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Page 5: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya yang tiada

henti kepada penulis, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa rahmat dan salam tercurah kepada rasul kita Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusanSarjana Fakultas Psikologu Universitas Islam Bandung dengan judul :

“Studi Deskripstif Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan

Pada Wanita Kelompok Arisan di Kota Bandung”.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan-kesalahan, hal ini disebabkan oleh

kekurangan-kekurangan yang ada pada diri penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak guna menyempurnakan

skripsi ini.

Bandung, Januari 2013

Penulis

Page 6: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, serta

dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan, keimanan, ketangguhan,

kesehatan dan kesabaran yang luar biasa kepada penulis.

2. Mom dan Beb, Siti Rokhani, Amd dan Wawan Softan Tanoepradja (Alm)

yang selalu menyayangi, mendoakan, dan memberikan dukungan baik

secara moril maupun materil yang tak terhingga nilainya sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Strata 1

3. Drs. H. Agus Sofyandi Kahfi, M. Si, Selaku pembimbing 1 yang selalu

meluangkan waktu di sela kesibukannya dan kesabarannya dalam

membimbing serta mengarahkan penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT menjadikan semua

kebaikan dan kesabaran Bapak sebagai amal jariyah yang pahalanya tidak

pernah terputus. Amin.

4. Fanni Putri, S. Psi, M. Psi, selaku pembimbing 2 yang selalu

memberikan ilmu, masukan, dukungan serta semangat kepada penulis agar

tidak menyerah selama proses penulisan skripsi ini.

5. Drs. Alfin Ruzhendi, M. Si (Alm), Selaku dosen wali yang selama masa

hidupnya tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah. Semoga amal ibadah beliau di

terima di sisi Allah SWT. Amin.

Page 7: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

vi

6. Dr. H. Umar Yusuf, M.si, Psikolog, selaku dekan fakultas psikologi

Universitas Islam Bandung

7. Para wanita perkumpulan situs belanja online X bandung, selaku sampel

dari penelitian ini yang telah berbaik hati memberikan kesempatan, waktu

serta ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian sampai pada proses

pengambilan data.

8. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis

selama penulis melakukan perkuliahan, serta karyawan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Bandung yang telah membantu dalam penyelenggaraan

perkuliahan selama ini.

9. Handy Hertandy Hidayat, S.E., terima kasih atas segala dukungan,

nasihat, waktu, kesabaran dan kasih sayangnya kepada penulis hingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta: Deoy, Nty, Leka, Delia, Echa, Boof, Eva, Yaya,

Baby, dan Gishy atas seluruh dukungan, semangat, doa, serta waktu yang

diberikan kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman angkatan 2006 yang tidak dapat penulis tuliskan satu per

satu, terima kasih atas segala kebersamaannya sejak awal kuliah hingga

kelulusan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Bandung, Januari 2013

Penulis

Page 8: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

vii

DAFTAR ISI Abstrak ...........................................................................................................iii Kata Pengantar ................................................................................................ v Ucapan Terima Kasih .................................................................................... vii Daftar Isi ....................................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 9 1.3 Tujuan Penelitian ….......……….. ..................................................... 12 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 12

A. Manfaat Teoritis .............................................................................. 12 B. Manfaat Praktis .............................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan .................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian perkembangan.......................................................... 14 2.1.2 Tugas-tugas Perkembangan ........................................................ 15 2.1.3 Ciri Kematangan Dewasa Awal ................................................. 17

A. Ciri Perkembangan Dewasa Awal ......................................... 18 B. Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Awal ............................ 21

2.2 Pernikahan ........................................................................................... 23 2.2.1 Pengertian Pernikahan ............................................................... 23 2.2.2 Pernikahan di Indonesia .............................................................. 24 2.2.3 Faktor-faktor yang Memotivasi Pernikahan ............................... 26 2.2.4 Penyesuaian Pernikahan ............................................................. 27 2.2.4.1 Karakteristik Penyesuaian Pernikahan ........................... 30 2.2.4.2 Aspek-aspek Penyesuaian Pernikahan............................ 32

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 38 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 45 3.2 Identifikasi Vaiabel .............................................................................. 46 3.2.1 Definisi Konseptual Variabel ..................................................... 46 3.2.2 Definisi Operasional Variabel .................................................... 53 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 59 3.4 Instrument Penelitian ........................................................................... 60 3.5 Kisi-kisi Alat Ukur .............................................................................. 62 3.6 Metode Pengambilan Data................................................................... 65 3.7 Uji Coba Alat Ukur.............................................................................. 65 3.7.1 Validitas ...................................................................................... 65 3.7.1 Reliabilitas .................................................................................. 67

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 68 3.8.1 Reliabilitas .................................................................................. 70

3.9 Prosedur Penelitian .............................................................................. 71

Page 9: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil…… ............................................................................................. 73 4.1.1 Gambaran Penyesuaian Pernikahan ............................................ 73

4.1.2 Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan yang Buruk ............................................................. 75

4.1.3 Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan yang Baik ................................................................ 77

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 79 4.2.1 Pembahasan Penyesuaian Pernikahan ....................................... 79

4.2.2 Pembahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan yang Buruk ............................................................. 81

4.2.3 Pembahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan yang Baik ................................................................ 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ......................................................................................... 90 5.2 Saran ................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ix LAMPIRAN .................................................................................................... xi

Page 10: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam setiap aspek kehidupannya, individu akan mengalami

perkembangan dengan tahap yang memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.

Karakteristik ini meliputi ciri-ciri fisik, psikis dan sosial dengan tugas-tugas

perkembangan yang spesifik yang harus ditempuh agar suatu tahap perkembangan

dapat dipenuhi dengan baik. Masa dewasa awal adalah masa dimana terdapat

motivasi yang sangat tinggi untuk meraih sesuatu dan didukung oleh kekuatan

fisik yang prima. Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-

tugas perkembangan dewasa awal. Tugas perkembangan menurut Robert J.

Havighurst adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam

kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan

kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Menurut Havighurst

(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal

adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,

mendidik atau mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara,

membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu

pekerjaan.

Dalam kehidupan manusia, pernikahan pada umumnya dilakukan oleh

orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa,

tingkat ekonomi maupun tempat tinggal. Dalam kehidupan manusia pernikahan

Page 11: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

2

bukanlah bersifat sementara tetapi untuk seumur hidup. Sayangnya tidak semua

orang bisa memahami hakekat dan tujuan dari pernikahan yang seutuhnya yaitu

mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam berumah-tangga. Batas usia dalam

melangsungkan pernikahan adalah penting karena di dalam pernikahan tidak

hanya menuntut kematangan fisik biologis tetapi juga menuntut kematangan fisik

psikologis.

Berdasarkan data statistik Indonesia (2007), di tahun 1970 pada umumnya

pasangan yang berasal dari pedesaan hingga kota-kota kecil di Indonesia menikah

di usia antara 17-23 tahun. Wanita pada umumnya menikah di usia antara 17-20

tahun dan pria menikah antara usia 19-23 tahun. Penduduk kota-kota besar pada

dasarnya menikah pada usia sekitar 19-23 tahun untuk wanita dan 21-25 tahun

untuk pria. Setelah memasuki tahun 2000, penduduk desa dan kota-kota kecil

semakin banyak berpindah ke kota-kota besar, sehingga usia menikah pun

semakin mundur. Berdasarkan data statistik Indonesia pada tahun 2000, usia

umum pernikahan terjadi pada wanita sekitar usia 23-27 tahun dan pada pria

pernikahan terjadi pada usia sekitar 25-30 tahun (www.bps.go.id / di akses pada

25 November 2011).

Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 7, mensyaratkan bahwa

pernikahan dapat dilakukan jika seseorang telah berusia 21 tahun dan telah

memiliki kematangan psikologis. Pernikahan dibawah usia 21 tahun memang di

ijinkan tetapi jika mendapatkan ijin dari orang tua atau walinya. Motif Pernikahan

yang dilakukan sebelum usia 22-23 tahun, biasanya didasari oleh faktor

kebudayaan dan tradisi yang berlaku di suatu daerah tertentu. Hal ini biasanya

Page 12: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

3

didasari oleh adanya kebanggaan dalam mendekatkan hubungan keluarga, faktor

pendidikan yang rendah, faktor pengaruh tradisi serta adat kebiasaan, faktor

kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat, faktor keadaan ekonomi dan

faktor perbuatan nekat sehingga terjadi hamil di luar nikah.( Maryani, 2002).

Dari hasil survey awal, peneliti dapatkan suatu perkumpulan arisan yang

terdiri dari 86 wanita anggota premium X Bandung yang sering melakukan acara

temu sapa secara rutin diluar dunia maya sebagai penjual atau pembeli pada situs

belanja online x tersebut. Pertemuan tersebut pada awalnya diadakan satu bulan

sekali untuk melaksanakan kegiatan arisan, sampai pada akhirnya pertemuan

tersebut menjadi semakin sering yaitu setiap hari sabtu atau hingga tiga kali dalam

seminggu. Situs belanja online x adalah salah satu situs belanja online terbesar di

Indonesia yang menawarkan kegiatan jual beli secara online. Kepada seluruh

masyarakat Indonesia. Situs belanja online x ini pada dasarnya dibuat murni untuk

melakukan kegiatan jual beli secara maya. Temu sapa antara penjual dan pembeli

tidak disyaratkan oleh pembuat situs dan sepenuhnya menjadi pilihan para

pengguna situs. Dalam situs ini tiap anggota bisa saling mengirim pesan atau

komentar pada profil produk yang ditawarkan penjual. Kontak secara lebih

mendalam adalah melalui SMS ataupun telepon antara masing-masing anggota

apabila penjual mencantumkan nomor telepon pada profil penjualan. Pada

awalnya mereka berkomunikasi melalui pesan dan komentar profil saja sampai

akhirnya pertemanan mereka kerap kali menjadi ajang bercerita masalah-masalah

pribadi satu sama lain, dan pertemanan kian meluas antar sesama anggota di

Bandung yang di anggap memiliki minat serta lifestyle yang sama, hal ini

Page 13: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

4

membuat mereka memiliki ide untuk melakukan acara pertemuan rutin. Dari 80

orang anggota, 37 orang di antaranya telah menikah sebelum usia 23 tahun. Kini

mereka telah memiliki anak dengan usia anak antara 7 bulan hingga 3 tahun.

Beberapa anggota lainnya ada yang bercerai sebelum memasuki usia 30 tahun dan

sebagian besar dari wanita pada perkumpulan ini adalah homoseksual (lesbian)

atau biseksual atau pernah menjadi salah satu keduanya. Seluruh anggota dari

perkumpulan ini berada pada kelas ekonomi menengah ke atas dan sangat aktif

dalam komunikasi dunia maya. Hal tersebut ditunjang dengan peralatan

komunikasi yang canggih seperti Blackberry, iPhone, iPad, Tablet, Android dan

Laptop. Mereka mengatakan bahwa internet lah yang mempertemukan sebagian

besar dari mereka. Sebelum perkumpulan ini terbentuk dan mereka bertemu

secara langsung diluar dunia maya, mereka mengaku bahwa kegiatan mereka

cenderung monoton dan waktu yang mereka habiskan di dunia maya khususnya

pada situs X itu sendiri tidak intens.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan 37 orang wanita dari kelompok

arisan yang menikah sebelum usia 23 tahun, sebanyak 20 orang wanita sama

sekali tidak memberikan asupan ASI kepada anaknya dengan alasan ingin

langsung mengkonsumsi obat pelangsing badan.Empat belas orang wanita

memberikan ASI pada beberapa bulan awal usia anak, kemudian melanjutkan

dengan susu formula. Tiga wanita lainnya menggunakan ibu lain untuk menyusui

anaknya, akan tetapi tidak sampai anak mencapai usia 2 tahun. Sebagian besar

dari wanita pada kelompok ini mengatakan bahwa keputusan untuk menikah

sebelum usia 23 tahun diantaranya untuk menghalalkan hubungan dengan lawan

Page 14: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

5

jenis, beberapa karena merasa telah siap secara mental untuk menikah, beberapa

karena kecocokkan dengan pasangannya. Tiga orang mengaku sengaja melakukan

hubungan suami istri tanpa perlindungan agar mereka bisa hamil yang pada

akhirnya pernikahan harus dilaksanakan. Secara garis besar, keputusan menikah

pada para wanita perkumpulan ini adalah murni keinginan diri sendiri tanpa

adanya desakan orang tua ataupun pihak-pihak lain.

Seluruh anggota dalam perkumpulan ini adalah ibu rumah tangga.

Sebagian besar wanita pada kelompok ini sering melakukan suatu kegiatan

pertemuan dengan teman-teman sesama anggota dari perkumpulan tersebut

hingga larut malam. Anak mereka diasuh oleh baby sitter ataupun dititipkan

kepada orang tuanya. Seringnya pertemuan dilakuan pada hari sabtu. Kegiatannya

adalah arisan dengan sesama anggota dari perkumpulan atau sekedar merokok

sambil melakukan kegiatan makan bersama. Apabila mendapat kabar bahwa

anaknya sulit tidur ataupun sedang sakit, para ibu muda ini hanya menghubungi

anaknya melalui telepon, kemudian melanjutkan aktivitas berkumpul seperti

biasa. Apabila mereka mengadakan acara liburan bersama seluruh anggota

perkumpulan, anak tidak pernah turut disertakan, melainkan dititipkan kepada

orang tuanya, bahkan pada beberapa kesempatan suami tidak ikut serta. Beberapa

orang di antaranya bahkan sempat membicarakan untuk memberikan anak mereka

obat tidur agar tidak rewel, sehingga para wanita tersebut dapat menjalankan

aktivitas rumah tangga dengan tenang dan tentram.

Berdasarkan wawancara dari beberapa wanita tersebut, mereka mengaku

enggan untuk mengurus anaknya apabila sedang terjadi perselisihan dengan

Page 15: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

6

suami. Mereka lebih memilih menyerahkan anaknya sementara kepada orang

tuanya. Salah satu dari mereka pernah pergi dari rumah selama beberapa hari

tanpa sepengetahuan suami saat sedang berselisih dan meninggalkan anak dengan

sang suami. Mereka mengaku bahwa hal-hal tersebut mereka lakukan karena

sebelumnya mereka mendengar atau mendapatkan masukan dari sesama anggota

perkumpulan tersebut. Beberapa orang mengakui bahwa mereka pernah

membiarkan anak saat anak mengalami kecelakaan kecil seperti terjatuh dari

kasur ataupun kepalanya terbentur perabotan rumah. Alasannya, mereka sedang

sibuk dengan handphone atau laptop yang digunakan untuk melansir situs belanja

dan melihat perkembangan profil keanggotaan mereka pada situs tersebut atau

sekedar berbelanja secara online. Para wanita ini kerap berbelanja untuk

perlengkapan anaknya bersama teman-teman anggota, memasang foto anaknya

pada profil blackberry messenger, dengan tujuan ingin menunjukkan suatu

perilaku bahwa mereka sangat memperhatikan dan menyayangi anaknya,

meskipun tidak benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila suami sedang dinas keluar kota atau keluar negeri, para wanita ini

kerap kali bertemu dengan teman pria yang mereka kenal dari sesama anggota

ataupun melakukan hal-hal tanpa memberitahu suami mereka karena dipengaruhi

oleh godaan dari teman-teman sesama anggota. Beberapa mengaku melakukan

perselingkuhan dengan pria yang sebelumnya mereka kenal sebagai anggota

penjual dan pembeli dari situs X, akibat kekecewaan terhadap suami mereka dan

terkadang mereka mengajak pria selingkuhannya tersebut saat berkumpul dengan

para anggota perkumpulan ini. Mereka mengaku perselingkuhan itu bisa terjadi

Page 16: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

7

setelah mereka melakukan transaksi pembelian secara langsung (Cash On

Demand) dengan pria-pria tersebut.

Sebagian besar wanita pada kelompok ini melakukan aktivitas rumah

tangga seperti memasakkan makanan untuk suami, membersihkan & merawat

rumah, memcucikan pakaian dan lain sebagainya. Sebagian dari ke-37 wanita ini

adalah perokok aktif, namun beberapa orang mengaku sudah berhenti. Wanita

yang aktif merokok mengakui, bahwa mereka merokok hanya jika sedang tidak

bersama suami atau saat suami sedang tidak ada di rumah, dan terkadang mereka

selalu mengadakan pertemuan di luar hari Sabtu hanya agar mereka dapat

merokok. Wanita yang memiliki pembantu rumah tangga enggan untuk

melakukan kegiatan rumah tangga terutama merawat rumah. Para wanita ini

mengaku sebagai wanita emansipasi yang tidak ingin diperintah ataupun

diperbudak oleh suami. Hal tersebut menyebabkan mereka merasa harus

memegang kendali dalam rumah tangga. Mereka merasa perlu membuat suami

mereka tunduk kepada mereka dan lebih memilih sang suami untuk merujuk

kepada mereka setiap kali terjadi pertengkaran atau salah paham. Mereka

senantiasa ingin dimanjakan oleh suami mereka. Mereka mengatakan dengan

tetap terlihat menarik dan bisa memuaskan kebutuhan seksual suami, suami

mereka tidak akan keberatan atas apapun yang para wanita ini lakukan. Mereka

pun mengaku dengan seringnya mendengar cerita dari sesama anggota mengenai

kehidupan rumah tangga mereka membuat mereka kian kali merasa perlu turut

campur dalam urusan rumah tangga mereka. Hampir seluruh anggota dalam

perkumpulan ini mengatakan bahwa mereka tidak mendapat bimbingan ataupun

Page 17: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

8

ketegasan mengenai kehidupan beragama dari suami mereka sehingga mereka

menganggap bahwa rumah tangga mereka belum cukup religius.

Penyesuaian pernikahan khususnya penyesuaian menjadi peran sebagai ibu

ditunjukkan dengan : 1) merawat suami sesuai kewajiban-kewajibannya seperti

mendampingi suami dalam keadaan sehat maupun sakit, mematuhi perintah

suami, memberi dukungan moril kepada suami, memenuhi kebutuhan suami

terutama secara batin. 2) membina dan menjaga keharmonisan hubungan rumah

tangga seperti menjaga komunikasi dengan suami dan anak, mencari solusi yang

baik terhadap masalah rumah tangga yang dialami, menjaga perasaan suami dan

anak, menyayangi suami dan anak. 3) menjadi orang tua yang baik seperi

memenuhi hal-hal yang dibutuhkan oleh anak terutama pada lima tahun pertama

usia anak seperti gizi, perhatian & kasih sayang, serta perlakuan yang layak

didapatkan seorang anak serta menjaga keselamatan anak selama masa belajar dan

eksplorasi, mendidik anak dengan baik, dan memberikan dukungan kepada anak.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil interview pada para wanita muda yang

tergabung dalam perkumpulan, pada dasarnya mereka menikah atas keinginan

sendiri.Peneliti mendapatkan bahwa perilaku yang ditujukkan oleh para wanita

usia ini muda ini, tidak sejalan dengan apa yang dituntut dari masyarakat sebagai

tugas seorang istri dan ibu rumah tangga.

Berdasarkan fenomena yang didapat, peneliti berasumsi bahwa terdapat

suatu permasalahan dalam penyesuaian pernikahan para wanita kelompok arisan

ini sehingga mereka sering melakukan berbagai aktivitas berkumpul dengan

sesama kelompok arisan di luar rumah yang mengakibatkan terabaikannya tugas-

Page 18: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

9

tugas dan kewajiban-kewajiban mereka sebagai seorang istri dan ibu dan untuk

mengetahui permasalahn tersebut perlu digali secara mendalam mengenai

penyesuaian pernikahan pada para wanita kelompok arisan ini sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelititan yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita

Kelompok Arisan di Kota Bandung”

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Pernikahan membutuhkan suatu penyesuaian tersendiri yang dapat

membantu kelancaran serta kerharmonisan baik hubungan antara pasangan suami

dengan istri, maupun orang tua dengan anak. Konsep penyesuaian pernikahan

menurut Hurlock (1991) adalah proses adaptasi antara suami dan istri, dimana

suami dan istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan

konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri. Jadi yang dimaksud dengan

penyesuaian pernikahan dalam penelitian ini adalah; kemampuan untuk menjalani

tuntutan sehari-hari, dan tanggung jawab dalam pernikahan dengan apapun derajat

efisiensi emosi yang dibutuhkan pada saat itu. Hal tersebut termasuk beradaptasi

dan menikmati adanya pasangan, partisipasi dalam berbagai minat dan aktivitas

pada kelompok keluarga, menerima berbagai tanggung jawab lain yang bertambah

selama pernikahan terjadi, dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan

perubahan hidup berkeluarga.

Page 19: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

10

Dengan adanya penyesuaian pernikahan pada pasangan maka perceraian

pun dapat dihindari. Penyesuaian pernikahan sangat dibutuhkan oleh setiap

pasangan yang telah menikah, terlebih pada pasangan yang menikah di usia awal

dewasa awal yang belum memiliki banyak pengetahuan mengenai peran-peran

sebagai suami/istri ataupun sebagai ayah/ibu sehingga perlu adanya saling

pengertian antar pasangannya. Maraknya fenomena pasangan menikah karena

kehamilan dan perjodohan dewasa ini memunculkan suatu persepsi bahwa

penyesuaian pernikahan hanya dibutuhkan bagi pasangan-pasangan yang menikah

karena alasan-alasan tersebut. Pasangan yang menikah atas pertimbangan

kesiapan dan keinginan pun tetap harus menyesuaikan diri dengan kehidupan

pernikahan, karena pernikahan bukan sebuah titik akhir, tetapi sebuah perjalanan

panjang untuk mencapai tujuan yang disepakati berdua.

Penyesuaian pernikahan memiliki lima aspek penting yang dapat

mempengaruhi berhasil atau tidaknya pasangan dalam mencapai penyesuaian

pernikahan yang baik. Aspek yang pertama adalah penyesuaian dengan pasangan.

faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pasangan diantaranya

kemampuan dan kemauan untuk menunjukkan afeksi, kemampuan dan kemauan

untuk berkomunikasi, konsep pasangan ideal, kesamaan latar belakang, minat dan

kepentingan, serta konsep peran yang dimiliki. Aspek kedua adalah penyesuaian

Seksual. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual diantaranya sikap

terhadap seks, konsep mengenai peran seksual, dorongan seksual, dan sikap

terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Aspek ketiga adalah penyesuaian

Keuangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian keuangan diantaranya

Page 20: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

11

pengelolaan uang dan keterbukaan pasangan mengenai masalah keuangan. Aspek

keempat adalah penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan yaitu sikap terhadap

keluarga yang lebih tua, keinginan pasangan untuk mandiri, kerlibatan dengan

anggota keluarga pasangan. Aspek yang terakhir yaitu Penyesuaian Terhadap

Peran Sebagai Orang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian

terhadap peran sebagai orang tua diantaranya sikap terhadap kehamilan, sikap

terhadap peran sebagai orang tua, harapan orang tua terhadap anak, perasaan

keseimbangan tugas orang tua, dansikap terhadap perubahan peran.

Di suatu situs belanja online terdapat 37 wanita muda yang menjadi

anggota premium dan merupakan kelompok arisan rutin. Dari 37 anggota yang

menikah sebelum usia 23 tahun atas dasar keinginan sendiri, menunjukkan

perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan sebagai seorang

istri/ibu. Perilaku-perilaku yang tidak sesuai itu di antaranya seringnya mereka

menelantarkan dan mengabaikan pengurusan anak demi mempertahankan

kehidupan sosial mereka, mengabaikan suami dan cenderung berbohong atau

melakukan hal tanpa ijin dari suami, kurang tampaknya kepedulian mereka dalam

menjaga keharmonisan rumah tangga mereka, seringnya mengabaikan tugas-tugas

rumah tangga bukan karena karir tapi karena mampu secara ekonomi untuk

memperkerjakan pembantu rumah tangga, kurangnya kesadaran diri dalam

mengatur prioritas peran diri.

Page 21: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

12

Dari pernyataan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

”Faktor-faktor apa yang bisa mempengaruhi penyesuaian pernikahan yang

terbentuk pada wanita kelompok arisan di kota Bandung?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan pada wanita

kelompok arisan di kota Bandung.

1.4 MANFAAT PENELITIAN.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun

secara praktis

a. Manfaat Teoritis :

Memberikan informasi terhadap kajian mengenai penyesuaian pernikahan,

khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan bagi

bidang ilmu psikologi perkembangan.

b. Manfaat Praktis :

1. Wanita Kelompok Arisan yang Menjadi Anggota situs belanja

Online X di Bandung

Memberikan informasi dan gambaran mengenai faktor-faktor yang

diperlukan untuk mempertahankan rumah tangga yang harmonis

Page 22: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab I Pendahuluan

13

serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha untuk menjadi

istri serta ibu yang baik

2. Masyarakat

Memberikan informasi dan gambaran mengenai hal-hal yang

penting dalam pernikahan kepada wanita yang berniat untuk

melakukan pernikahan agar dapat lebih memantapkan kesiapan

untuk menikah serta dapat belajar mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian pernikahan sehingga mampu

menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Page 23: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang sudah diuraikan dalam bab sebelumnya, tujuan dari penelitian

ini adalah memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penyesuaian pernikahan pada wanita arisan di Kota Bandung. Untuk itu agar lebih

memahami konstruk penelitian ini, dalam bab ini akan disampaikan mengenai

penjelasan tentang teori perkembangan, konsep pernikahan, teori penyesuaian

sosial dalam penelitian ini terfokus pada teori penyesuaian pernikahan.

2.1 PERKEMBANGAN

2.1.1. Pengertian Perkembangan

• Santrok Yussen (1992)

Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal

pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.

Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya

individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung

sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri

individu.

• E.B. Harlock (1990 : 8)

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas

serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Page 24: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

15

Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu

yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal)

dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan

lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif

( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.

• Kasiram (1983 : 23)

Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang

baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti

bahwa perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu menuju

kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat

sebelumnya.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

perkembangan yaitu perubahan individu ke arah yang lebih sempurna yang terjadi

dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus

menerus.

2.1.2. Tugas-Tugas Perkembangan

Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase

perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase

perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan

tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.

Page 25: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

16

Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan

keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase

perkembangannya. Abin Syamsuddin Makmun, (2009 : 24) memberikan

pengertian tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada jangka waktu

tertentu dalam kehidupan seorang individu, pencapaian yang sukses ditandai

dengan kebahagiaan individu dan keberhasilan tugas-tugas perkembangan setelah

itu, sedangkan kegagalan ditandai dengan kesedihan dalam diri individu,

penolakan sosial, dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan

berikutnya.

Menurut Arnold Gessel (2000 : 36) tugas perkembangan adalah tugas dari

suatu aspek perubahan yang dialami oleh individu dan bersifat kualitatif menurut

peredaran masa. Dan menurut Havighurst (1961 : 36), tugas perkembangan

adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode

kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,

tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau

masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

Sedangkan Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini

sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan

anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola

perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Page 26: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

17

2.1.3. Ciri Kematangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut

Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi,

ringkasnya sebagai berikut:

i. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang

berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada

perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

ii. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien;

seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara

jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu

mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.

iii. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir

perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya

dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak

mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-

perasaan orang lain.

iv. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha

mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.

v. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang

realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka

terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya

vi. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang

mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya

Page 27: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

18

untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal

tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh,

sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia

brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.

vii. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang

memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-

kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

a. Ciri Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola

kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa

awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja,

sehingga ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan

remaja. Menurut Hurlock (2002), ciri-ciri perkembangan dewasa awal

adalah:

i. Usia reproduktif (Reproductive Age)

Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan

membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa

alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai

mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan

tertentu.

Page 28: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

19

ii. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan

pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas

seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-

perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau

masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan

emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana

seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya.

Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai

karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima

tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

iii. Usia Banyak Masalah (Problem age)

Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak

siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap

perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan

pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan,

semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.

iv. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension

Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang

berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti

persoalan jabatan, pernikahan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan

emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau

kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini

Page 29: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

20

pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap

persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh

mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

v. Masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam

pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, pernikahan dan rumah tangga,

hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi

renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan

kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk

pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan

mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan

(Erikson:34).

vi. Masa komitmen

Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan hamper tidak mungkin orang

mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu

tanggungajwab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen

yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua, anda

menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat

dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk

selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik

disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai

akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar.

Page 30: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

21

vii. Masa Ketergantungan

Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa

dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua,

lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh

atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk

membiayai pendidikan mereka.

viii. Masa perubahan nilai

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah

karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok

sosial dan ekonomi orang dewasa.

ix. Masa Kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan

tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk

mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan

sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi,

ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan

ekspresi kreativitas.

b. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Mengenai tugas Masa Dewasa Awal, menurut Havighurst (1961, 42) adalah

sebagai berikut :

• Mulai bekerja

• Memilih pasangan hidup

Page 31: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

22

• Belajar hidup dengan suami/istri

• Mulai membentuk keluarga

• Mengasuh anak

• Mengelola/mengemudikan rumah tangga

• Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara

• Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

Dan menurut Farida Harahap (2009 : 36), tugas Masa Dewasa Awal adalah

sebagai berikut :

• Memilih pasangan hidup

• Belajar hidup bersama sebagai pasangan suami isteri

• Hidup dalam satu keluarga, pasangan dan anak

• Belajar mengasuh anak

• Mengelola rumah tangga

• Bekerja dan membangun karir

• Bertangung jawab sebagaiwarga Negara

• Bergabung dengan suatu aktivitas atau perkumpulan sosial

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tugas

perkembangan dewasa awal pada individu diantaranya adalah hidup dalam satu

keluarga, mengelola keluarga, dan belajar mengasuh anak. Dengan demikian,

kehidupan pernikahan yang dilakukan seorang wanita di bawah usia 23 tahun

termasuk ke dalam tugas perkembangan dewasa awal.

Page 32: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

23

2.2 PERNIKAHAN

2.2.1. Pengertian Pernikahan

Duvall dan Miller (1985) mengatakan bahwa pernikahan adalah

monogamous, hubungan berpasangan antara satu wanita dan satu pria. Sehingga

bisa didefinisikan sebagai suatu kesatuan hubungan suami istri dengan harapan

bahwa mereka akan menerima tanggung jawab dan memainkan peran sebagai

pasangan yang telah menikah, dimana didalamnya terdapat hubungan seksual,

keinginan mempunyai anak dan menetapkan pembagian tugas antara suami istri.

Dyer (1983) menyatakan bahwa pernikahan adalah bagaimana hubungan

dibentuk dan dipertahankan, dan bagaimana hubungan ini kemungkinan akan

diakhiri. Dyer mengatakan bahwa warga Amerika pada umumnya berpikir bahwa

perniakahan adalah hubungan dua orang dewasa dengan jenis kelamin yang

berbeda menetapkan komitmen untuk hidup bersama sebagai suami istri.

Menurut Azar (dalam Walgito, 1984) pernikahan atau nikah artinya

melakukan suatu aqad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang

lakilaki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua

belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk

mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang

dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhai Allah.

Pernikahan bukan sematamata untuk memenuhi kebutuhan biologis,

melainkan untuk memenuhi kebutuhan afeksional, yaitu kebutuhan mencintai dan

dicintai, rasa kasih sayang, rasa aman dan terlindungi, dihargai dan diperhatikan

oleh pasangannya. Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan

Page 33: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

24

wanita yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan,

kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang (Papalia &

Olds, 1998).

Beberapa definisi lain dari pernikahan yang dipandang dari sisi psikologi,

diantaranya sebagai berikut : Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci yang

bertujuan membentuk keluarga dan meneruskan generasi. (Akbar, dalam Medyasti

2005). Pernikahan merupakan tugas perkembangan orang yang memasuki tahap

dewasa atau perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal, seperti yang

diungkapkan oleh Santrock (2002) ialah tergabung menjadi keluarga melalui

pernikahan. Sedangkan masa untuk melakukan pernikahan saat usia dewasa awal

yaitu 20 - 40 tahun (Papalia, 1998) atau pada usia 18 - 40 tahun ( Hurlock ,1980).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan penyatuan hubungan

antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk

membentuk keluarga secara sah dimana didalamnya terdapat pemenuhan

kebutuhan biologis, kebutuhan afeksional dan adanya pembagian peran sebagai

pasangan yang telah menikahi.

2.2.2. Pernikahan di Indonesia

Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seorang muslim

dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya

terhadap orang yang paling berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan.

Pernikahan memiliki manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-

Page 34: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

25

kepentingan sosial lainnya. Kepentingan sosial itu adalah memelihara

kelangsungan jenis manusia, memelihara keturunan, menjaga keselamatan

masyarakat dari segala macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupan

manusia serta menjaga ketenteraman jiwa.

Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu

keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal

ini sesuai dengan rumusan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 1

tahun 1974 pasal 1 bahwa: "Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin antara

seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa."

Sesuai dengan rumusan itu, pernikahan tidak cukup dengan ikatan lahir

atau batin saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir dan batin

inilah pernikahan merupakan satu perbuatan hukum di samping perbuatan

keagamaan. Sebagai perbuatan hukum karena perbuatan itu menimbulkan akibat-

akibat hukum baik berupa hak atau kewajiban bagi keduanya, sedangkan sebagai

akibat perbuatan keagamaan karena dalam pelaksanaannya selalu dikaitkan

dengan ajaran-ajaran dari masing-masing agama dan kepercayaan yang sejak

dahulu sudah memberi aturan-aturan bagaimana pernikahan itu harus

dilaksanakan.

Page 35: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

26

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Pernikahan

Setiap individu mungkin mempunyai pertimbangan yang berbeda ketika

hendak melakukan pernikahan. Secara umum hal tersebut dapat dikategorikan ke

dalam dua faktor utama, push factors, yaitu faktor-faktor yang mendorong

seseorang untuk segera melakukan pernikahan; dan pull factors, yaitu faktor-

faktor daya tarik yang menetralisir kekhawatiran individu untuk terikat dalam

pernikahan (Turner & Helms, dalam Domikus, 1999).

Adapun yang termasuk push factors, antara lain:

a. Konformitas. Orang memutuskan untuk menikah karena menikah dilakukan

oleh mayoritas masyarakat. Konformitas menjadi hal utama dalam struktur

kebudaya di seluruh dunia.

b. Cinta. Cinta merupakan komitmen emosional manusia yang perlu

diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang lebih nyata dan permanen, yaitu

pernikahan.

c. Legitimasi seks dan anak. Secara tradisional, masyarakat memberikan

dukungan terhadap hubungan seksual hanya kepada mereka yang telah

menyatakan komitmennya secara legal atau sah. Sedangkan lahirnya anak-anak

yang tidak berasal dari pernikahan yang sah akan menimbulkan persepsi atau

pandangan sosial yang buruk, baik terhadap pasangan maupun terhadap anak.

Sementara yang termasuk dalam pull factors, antara lain:

a. Persahabatan. Salah satu harapan terhadap pernikahan adalah terjadinya

persahabatan yang terus-menerus. Banyak pasangan menyatakan bahwa hal

terpenting dalam pernikahan sesungguhnya adalah terjalinnya suatu persahabatan.

Page 36: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

27

b. Berbagi. Berbagi gaya hidup, pikiran-pikiran dan juga berbagi penghasilan

(income) dianggap sebagai daya tarik seseorang untuk memasuki pernikahan.

c. Komunikasi. Pasangan suami istri perlu terlibat dalam komunikasi yang akrab

dan bermakna. Pasangan yang bahagia adalah mereka yang dapat berkomunikasi

dengan baik secara verbal maupun nonverbal dan peka terhadap kebutuhan

masing-masing.

2.2.4. Penyesuaian Pernikahan

Hurlock (1991) mendefinisikan penyesuaian perkawinan sebagai proses

adaptasi antara suami dan istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah

terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses

penyesuaian diri.

Lasswell dan Lasswell (1987) mengatakan bahwa konsep dari

penyesuaian perkawinan adalah bahwa dua individu belajar untuk saling

mengakomodasikan kebutuhan, keinginan, dan harapan.

Dyer (1983) menyatakan penyesuaian perkawinan adalah adanya

bermacam-macam proses dan penyesuaian didalam hubungan perkawinan antar

pasangan, dimana adanya proses untuk mengakomodasikan situasi sehari-hari,

menyeimbangkan kebutuhan masing-masing, ketertarikan, role-expectation, dan

pandangan, dan beradaptasi untuk perubahan kondisi perkawinan dan kehidupan

keluarga.

Page 37: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

28

Menurut LeMasters (dalam Dyer, 1983) penyesuaian perkawinan bisa

dikonseptualisasikan sebagai kapasitas penyesuaian atau adaptasi, sebagai

kemampuan untuk memecahkan masalah daripada kemangkiran dari masalah.

Schneiders (1964) mengatakan bahwa konsep dari penyesuaian

perkawinan adalah suatu seni kehidupan dan bermanfaat dalam kerangka

tanggung jawab, hubungan, dan pengharapan yang merupakan hal mendasar

dalam pernikahan.

Duvall dan Miller (1985) mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan itu

adalah proses membiasakan diri pada kondisi baru dan berbeda sebagai hubungan

suami istri dengan harapan bahwa mereka akan menerima tanggung jawab dan

memainkan peran sebagai suami istri. Penyesuaian perkawinan ini juga dianggap

sebagai persoalan utama dalam hubungan sebagai suami istri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian perkawinan

adalah suatu tahap dimana dua orang memasuki tahap perkawinan dan mulai

membiasakan diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang saling

menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling

mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan harapan.

Orang menikah bukan hanya mempersatukan diri, tetapi seluruh keluarga

besarnya juga ikut. Wismanto (2005) menyatakan bahwa proses pengenalan antar

pasangan itu berlangsung hingga salah satu pasangan mati, dan dalam pernikahan

terjadi proses pengembangan yang didasari oleh LOVE yaitu Listen, Observe,

Value dan Emphaty.

Page 38: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

29

Peran penting dalam pernikahan dimainkan oleh hubungan interpersonal

yang tentunya jauh lebih rumit bila dibandingkan dengan hubungan persahabatan

atau bisnis. Makin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal antara pria

dan wanita yang dimiliki individu, makin besar pengertian wawasan sosial yang

telah mereka kembangkan, dan semakin besar kemauan mereka untuk bekerja

sama dengan sesamanya, serta semakin baik mereka menyesuaikan diri satu sama

lain dalam pernikahan.

Tantangan di periode awal pernikahan adalah masa-masa perjuangan

untuk memperoleh kebahagiaan dan kemapanan hidup. Antara suami dan istri

sama-sama bekerja keras untuk bisa memenuhi tuntutan hidup. Ini sangat bisa

mengurangi kualitas kebersamaan sehingga akhirnya salah satu pihak merasa

terabaikan (Hassan, 2004). Ketika suami dan istri berikrar untuk menikah, berarti

masing-masing ‘mengikatkan diri’ pada pasangan hidup. Kebebasan sebagai

individu ‘dikorbankan’.

Pernikahan bukan sebuah titik akhir, tetapi sebuah perjalanan panjang

untuk mencapai tujuan yang disepakati berdua. Tiap pasangan harus terus belajar

mengenai kehidupan bersama. Tiap pasangan juga harus kian menyiapkan mental

untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangannya dengan kontrol diri

yang baik. Pentingnya penyesuaian dan tanggung jawab sebagai suami atau istri

dalam sebuah pernikahan akan berdampak pada keberhasilan hidup berumah

tangga. Keberhasilan dalam hal ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

adanya kepuasan hidup pernikahan, mencegah kekecewaan dan perasaan-perasaan

bingung, sehingga memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam

Page 39: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

30

kedudukannya sebagai suami atau istri dan kehidupan lain di luar rumah tangga

(Hurlock, 2002).

Tahun-tahun pertama pernikahan merupakan masa rawan, bahkan dapat

disebut sebagai era kritis karena pengalaman bersama belum banyak. Menurut

Clinebell & Clinebell (2005), periode awal pernikahan merupakan masa

penyesuaian diri, dan krisis muncul saat pertama kali memasuki jenjang

pernikahan. Pasangan suami istri harus banyak belajar tentang pasangan masing-

masing dan diri sendiri yang mulai dihadapkan dengan berbagai masalah. Dua

kepribadian (suami maupun istri) saling menempa untuk dapat sesuai satu sama

lain, dapat memberi dan menerima.

2.2.4.1. Karakteristik Penyesuaian Pernikahan Menurut Hurlock

(1980)

1) Kebahagiaan suami dan istri

Suami dan istri yang bahagia memperoleh kepuasan dari peran-peran yang

mereka jalankan. Mereka juga memiliki cinta yang matang dan stabil,

mempunyai penyesuaian seksual yang baik dan menerima peran sebagai

orangtua.

2) Hubungan yang baik antara orangtua dan anak

Bagi yang sudah mempunyai anak maka hubungan yang baik antara

orangtua dengan anak menunjukkan penyesuaian yang baik. Bila

hubungan antara orangtua dan anak tidak baik maka suasana rumah akan

ditandai dengan adanya friksi.

Page 40: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

31

3) Penyesuaian yang baik pada anak

Pada anak keberhasilan mereka menyesuaiakan diri dengan teman-

temannya, sekolahnya, akan menunjukkan keberhasilan penyesuaian

pernikahan orangtuanya.

4) Mampu menghadapi perbedaan pendapat dengan baik

Perbedaan pendapat di dalam keluarga merupakan hal yang tidak dapat

dihindari. Penyesuaian pernikahan yang baik ditandai dengan adanya

kemampuan dari anggota keluarga untuk memahami pandangan yang

berbeda dari anggota keluarganya. Penyesuaian yang baik akan tercapai

dengan cara demikian dibandingkan bila ada salah satu anggota keluarga

yang harus mengalah atau perbedaan pendapat didiamkan saja.

5) Kebersamaan

Dalam penyesuaian pernikahan yang baik, masing-masing anggota akan

menikmati saat-saat kebersamaan mereka.

6) Penyesuaian keuangan yang baik

Pada umumnya, masalah keuangan merupakan masalah yang sering

menimbulkan masalah. Terlepas dari besarnya penghasilan, hal terpenting

yang harus dilakukan suatu keluarga adalah mengatur pemasukan dan

pengeluaran rumah tangga, sehingga keluarga terhindar utang.

7) Penyesuaian dengan keluarga pasangan yang baik

Penyesuaian yang baik dengan keluarga pasangan akan menghindari

konflik di dalam kehidupan rumah tangga.

Page 41: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

32

2.2.4.2. Aspek-Aspek Penyesuaian Pernikahan

Menurut Hurlock (2002 : 290), terdapat lima aspek dalam penyesuaian

pernikahan beserta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aspek-aspek

tersebut

1) Penyesuaian dengan pasangan. Masalah penyesuaian paling pokok

yang pertama kalidihadapi oleh keluarga baru adalah penyesuaian

terhadap pasangannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuain

dengan pasangan yaitu :

a. Kemampuan dan kemauan untuk menunjukkan afeksi.

kesanggupan untuk membentuk hubungan yang mesra dan saling

memberi serta menerima cinta masing-masing sehingga mereka

tidak mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang

hangat dan intim.

b. Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi. Kemampuan

pasangan untuk saling mengkomunikasikan kebutuhan, minat dan

harapan-harapan sehingga mereka dapat menghindari kesalah

pahaman dalam hubungan rumah tangga.

c. Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep

pasangan ideal dengan keadaan. Kemampuan pasangan untuk

menyesuaikan antara konsep pasangan ideal yang dimiliki dirinya

dengan kondisi pasangan yang ada. Dalam memilih pasangan, baik

pria maupun wanita dibimbing oleh konsep pasangan ideal yang

dibentuk selama masa dewasa.

Page 42: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

33

d. Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan

kepentingan yang berbeda. Setiap Pasangan memiliki

kecenderungan latar belakang budaya, agama dan pola asuh, selain

itu berbeda juga dalam hal minat dan kepentingan yang dimiliki

oleh kedua pasangan. Oleh karena itu, setiap pasangan dituntut

untuk bisa menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan

tersebut.

e. Konsep peran. Setiap pasangan memiliki harapan dan konsep

mengenai peran suami atau istri. Dalam hal ini, bagaimana

kemampuan pasangannya untuk memainkan peran sesuai dengan

harapan dan konsep yang dimiliki pasangannya. Jika harapan

terhadap peran tidak terpenuhi, akan mengakibatkan konflik dan

penyesuaian yang buruk.

2) Penyesuaian Seksual. Masalah ini merupakan salah satu masalah yang

paling sulit dalam pernikahan dan salah satu penyebab yang

mengakibatkan pertengkaran dan ketidakbahagiaan dalam pernikahan

apabila penyesuaian ini tidak dicapai dengan memuaskan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual yaitu :

a. sikap terhadap seks. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cara pria dan

wanita dalam menerima informasi mengenai seksual selama masa

anak dan remaja. Dalam hal ini, bagaimana pasangan bisa memiliki

sikap menyenangkan dalam pnyesuaian seksual dengan

pasangannya.

Page 43: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

34

b. Konsep mengenai peran seksual. Hal ini mencangkup peran yang

dimainkan oleh pasangan dalam pernikahan. Dalam hal ini

bagaimana pasangan bisa membuat kesepakatan mengenai

harapan-harapan peran seksual yang dimainkan dalam rumah

tangga. Peran tersebut terdiri dari konsep tradisional dimana

terdapat perbedaan hak antara wanita dengan pria, serta konsep

egalitarian dimana terdapat persamaan hak antara pria dan wanita.

c. Dorongan seksual. Variasi dalam minat dan kenikmatan dalam

hubungan seksual dapat mempengaruhi penyesuaian seksual.

Dalam hal ini kesepakatan pasangan dalam hal, variasi, minat, dan

bagaimana kemampuan pasangan mengendalikan emosi ketika

mencari kenikmatan dalam hubungan seksual.

d. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Kesepakatan

pasangan mengenai alat kontrasepsi dapat mengurangi konflik dan

ketegangan dalam penyesuaian seksual, terutama apabila keduanya

mempunyai perasaan yang sama tentang sarana tersebut.

3) Penyesuaian Keuangan. Masalah keuangan mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap penyesuaian diri orang dewasa dengan pernikahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian keuangan yaitu ;

a. Pengelolaan uang. Kemampuan pasangan untuk mengelola

keuangan, baik itu pemasukan yang digabungkan maupun

pengeluaran yang berubah sebelum pasangan menikah. Baik pada

Page 44: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

35

pasangan yang keduanya bekerja maupun pada pasangan dengan

hanya suami yang bekerja.

b. Keterbukaan pasangan mengenai masalah keuangan. Kemampuan

pasangan untuk saling terbuka mengenai masalah-masalah

keuangan seperti harapan-harapan pasangan dalam pemenuhan

kebutuhan, bagaimana pasangan menggunakan penghasilan yang

ada, penggabungan pendapatan pasangan dan lain sebagainya.

4) Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan. Pernikahan menyatukan

tidak hanya dua individu tetapi juga dua keluarga. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan yaitu :

a. Sikap terhadap keluarga yang lebih tua. Kemampuan pasangan

untuk menunjukkan sikap yang positif terhadap mertua dan pihak

keluarga lain yang memiliki usia lebih tua.

b. Keinginan pasangan untuk mandiri. Kemampuan pasnagan untuk

mandiri dalam mengatur kehidupan rumah tangga dan menolak

dengan cara baik terhadap campur tangan keluarga dalam urusan

rumah tangga. Pasangan yang menikah muda cenderung menolak

berbagai saran dan masukan dari orang tua mereka, khususnya

mereka menolak campur tangan dari keluarga pasangan.

c. Kerlibatan dengan anggota keluarga pasangan. Kesediaan

pasangan untuk merawat anggota keluarga pasangan dan mengatur

pemberian bantuan keuangan kepada anggota keluarga pasangan.

Pasangan yang harus merawat anggota keluarga pasangan dan

Page 45: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

36

memberikan bantuan keuangan kepada anggota keluarga pasangan

akan menghadapi banyak kesulitan dan ketegangan dalam

mencapai penyesuaian yang baik terhadap pihak keluarga

pasangan.

5) Penyesuaian terhadap peran sebagai orang tua. Dengan lahirnya

seorang anak, keluarga terkadang bingung dan mengalami stres dengan

tingkat yang berbeda-beda terutama saat kehadiran anak pertama

karena hal tersebut mengubah hubungan kelurga yang dwitunggal

menjadi tritunggal. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian

terhadap peran sebagai orang tua yaitu :

a. Sikap terhadap kehamilan. Kemampuan pasangan untuk

memberntuk sikap positif terhadap kehamilan. Sikap wanita

terhadap peran sebagai orang tua diwarnai dengan kondisi fisik dan

emosional terutama selama mengandung. Apabila sikap yang

terbentuk tidak menyenangkan akan terlihat setelah anak lahir.

b. Sikap terhadap peran sebagai orang tua. Kemampuan pasangan

untuk menunjukkan kesadaran bahwa anak merupakan unsur

penting yang akn membentuk kebahagiaan suatu pernikahan.

c. Harapan orang tua terhadap anak. Kemampuan pasangan untuk

menerima anak yang kurang sesuai dengan harapan. Misalnya,

jenis kelamin, jumlah anak, dan lain sebagainya.

d. Perasaan keseimbangan tugas orang tua. Kemampuan pasangan

untuk mengasuh dan membesarkan anak. Konflik tentang

Page 46: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

37

bagaimana mengasuh dan membesarkan anak dapat menimbulkan

masalah dan rasa cemas yang dapat mempengaruhi penyesuaian

terhadap peran sebagai orang tua.

e. Sikap terhadap perubahan peran. Kemampuan pasangan untuk

belajar memainkan peran yang lebih berorietasi kepada keluarga

daripada pasangan.

Penyesuaian dalam pernikahan akan berjalan terus sejalan dengan

perubahan yang terjadi, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Oleh

karena itu, perlu usaha untuk mengabadikan pernikahan terutama dalam

pembinaan keluarga sehat. Keluarga yang sehat akan mampu menghadapi

tantangan yang tidak ada hentinya, baik tantangan positif maupun negatif. Upaya

mengabadikan pernikahan ini bisa berkembang dengan baik jika diikuti dengan

kemampuan komunikasi yang sehat dalam keluarga, baik antara suami-istri,

maupun anak-anak.

Page 47: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

38

2.3. KERANGKA PEMIKIRAN

Pernikahan merupakan tugas perkembangan individu yang memasuki

tahap dewasa atau perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal,

seperti yang diungkapkan oleh Santrock (2002), ialah tergabung menjadi keluarga

melalui pernikahan. Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci yang bertujuan

membentuk keluarga dan meneruskan generasi (Akbar, dalam Medyasti 2005).

Pernikahan sebagai salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal terjadi

pada usia 20 - 40 tahun (Papalia, 1998) atau pada usia 18 - 40 tahun ( Hurlock

,1980). Pernikahan tidak hanya menuntut kematangan fisik biologis tetapi juga

menuntut kematangan psikologis, karena pernikahan bukan sebuah titik akhir

tetapi sebuah perjalanan panjang untuk mencapai tujuan yang disepakati oleh

kedua belah pihak. Oleh karena itu, individu yang melakukan pernikahan di

anggap telah memiliki kemampuan baik secara fisik maupun psikologis untuk

menjalani kehidupan berumah tangga.

Dalam kehidupan rumah tangga, tiap pasangan harus terus belajar

mengenai kehidupan bersama. Tiap pasangan juga harus kian menyiapkan mental

untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangannya dengan kontrol diri

yang baik. Sehingga penyesuaian dalam pernikahan atau kehidupan berumah

tangga sangat penting. Pentingnya penyesuaian dan tanggung jawab sebagai

suami atau istri dalam sebuah pernikahan akan berdampak pada keberhasilan

hidup berumah tangga. Keberhasilan dalam hal ini mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap adanya kepuasan hidup pernikahan, mencegah kekecewaan dan

perasaan-perasaan bingung, sehingga memudahkan seseorang untuk

Page 48: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

39

menyesuaikan diri dalam kedudukannya sebagai suami atau istri dan kehidupan

lain di luar rumah tangga (Hurlock, 2002).

Penyesuaian dalam pernikahan atau penyesuaian pernikahan adalah suatu

bentuk penyesuaian yang akan di alami oleh setiap pasangan suami istri dalam

kehidupan berumah tangga sejak hari pertama mereka sah menjadi sepasang

suami istri. Dyer (1983) menyatakan penyesuaian pernikahan adalah adanya

bermacam-macam proses dan penyesuaian didalam hubungan pernikahan antar

pasangan, dimana adanya proses untuk mengakomodasikan situasi sehari-hari,

menyeimbangkan kebutuhan masing-masing, ketertarikan, role-expectation, dan

pandangan, dan beradaptasi untuk perubahan kondisi pernikahan dan kehidupan

keluarga. Hurlock (1991) mendefinisikan penyesuaian perkawinan sebagai proses

adaptasi antara suami dan istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah

terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses

penyesuaian diri. Dari definisi tersebut jelas bahwa penyesuaian dalam pernikahan

adalah penting dan sangat diperlukan agar dapat membentuk pernikahan dan

rumah tangga yang harmonis dan ideal.

Penyesuaian pernikahan memiliki lima aspek yang ditunjang dengan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasian terhadap masing-masing dari

ke lima aspek tersebut. Aspek pertama adalah penyesuaian dengan pasangan,

menunjukkan bagaimana masing-masing pihak saling menyesuaikan diri satu

sama lain selama pernikahan berlangsung. Hal tersebut seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya, termasuk bagaimana masing-masing individu menerima

kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam upaya membentuk dan

Page 49: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

40

mempertahankan hubungan yang mesra dan intim. Pada penelitian ini, terdapat 37

orang wanita yang sebelum menikah telah merasa cocok dengan pasangannya

yang menjadikan hal tersebut sebagai dasar kesiapan mereka dalam memutuskan

untuk melakukan pernikahan. Namun demikian, mereka kerap kali mengajukan

cerai apabila bertengkar dengan suami, memutuskan untuk pergi dari rumah

selama beberapa hari, dan kerap kali tidak mematuhi aturan dari suami. Aspek

kedua adalah penyesuaian seksual. Pada aspek ini, pasangan yang berhasil akan

menghasilkan pengalaman seksual yang memuaskan dan menyenangkan dengan

pasangan dan cenderung akan mempertahankan perasaan itu. Perasaan

memuaskan dan menyenangkan itu pada akhirnya dapat menghindari berbagai

macam penyimpangan seperti perselingkuhan. Setiap wanita pada anggota ini

merasa bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, namun sebagian

besar dari mereka pernah melakukan perselingkuhan.

Aspek ketiga adalah penyesuaian keuangan. Aspek ini menekankan

penyesuaian dengan kondisi ekonomi pasangan dalam kehidupan rumah tangga.

Bagaimana suami menyikapi istri yang bekerja, bagaimana istri menyesuaikan

kebutuhan pribadi dengan penghasilan suami. Pada fenomena ini, 37 orang wanita

ini tidak bekerja secara formal melainkan menjalankan bisnis kecil yang dianggap

dapat memenuhi kebutuhan tersier mereka dan sekaligus sebagai sarana aktivitas

sosial yang dapat menghilangkan kejenuhan dalam kegiatan sebagai ibu rumah

tangga. Secara finansial mereka tidak mengalami kesulitan yang menyebabkan

konflik, namun kegiatan tambahan mereka dalam bisnis kecil ini lah awal mula

mereka melakukan perselingkuhan dan pengabaian tugas utama mereka sebagai

Page 50: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

41

ibu rumah tangga. Aspek keempat yaitu penyesuaian dengan pihak keluarga

pasangan. Setiap pasangan harus bisa beradaptasi dengan pihak keluarga

pasangan. Pasangan yang berhasil beradaptasi dengan baik dapat membentuk

hubungan yang harmonis, akrab dan saling mengerti dengan setiap anggota

keluarga pasangan. Hal tersebut pada akhirnya membantu menghindari masalah

atau konflik yang mungkin muncul dan dapat mempengaruhi keharmonisan

rumah tangga pasangan apabila tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan

pihak keluarga pasangan. Seluruh wanita pada anggota ini memiliki hubungan

yang akrab dengan mertua mereka. Mereka dapat berkomunikasi dengan baik dan

merasa dapat memenuhi kriteria menantu yang ideal bagi mertuanya. Meskipun

demikian, sebagian besar memiliki pendapat pribadi bahwa mertua mereka terlalu

turut campur dalam urusan rumah tangga mereka, dan mereka secara pribadi lebih

memilih untuk menghindari komunikasi dan pertemuan yang intens dengan pihak

keluarga suami.

Aspek terakhir adalah penyesuaian terhadap peran sebagai orang tua.

Setiap pasangan suami istri akan dihadapkan dengan kehadiran anak, sehingga

peran mereka dalam pernikahan pun ikut berubah bersamaan dengan kehadiran

anak. Penyesuaian yang baik pada aspek ini ditujukkan dengan keberhasilan

setiap pihak pasangan dalam membentuk hubungan yang harmonis baik antara

suami dengan istri maupun orang tua dengan anak. Tiga puluh tujuh orang wanita

anggota ini mengaku bahwa kehamilan pertama mereka adalah kehamilan yang

diharapkan, sehingga mereka memiliki kesiapan untuk menjalankan peran sebagai

orang tua. Perilaku yang muncul setelah anak lahir adalah para wanita ini

Page 51: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

42

mengabaikan kebutuhan gizi utama anak, lebih memilih untuk mengabaikan anak

saat mereka sedang sibuk dengan aktivitas sosial mereka dengan sesama anggota

perkumpulan ini, dan apabila mereka merasa tidak bisa menghadapi kondisi anak

yang rewel mereka memilih orang tua mereka untuk mengambil alih tugas

mengurus anak selama beberapa jam sampai kondisi anak sudah membaik.

Apabila kelima aspek penyesuaian pernikahan tersebut dapat dicapai

dengan baik, maka dapat dikatakan pasangan berhasil mencapai penyesuaian

pernikahan yang baik. Karakteristik keberhasilan penyesuaian pernikahan

menurut Hurlock diantaranya terdapat kebahagiaan antara suami dan istri yang

ditunjukkan dengan pasangan yang bahagia memperoleh kepuasan dari peran-

peran yang mereka jalankan. Mereka juga memiliki cinta yang matang dan stabil,

mempunyai penyesuaian seksual yang baik dan menerima peran sebagai orangtua.

Selain itu juga adanya hubungan yang baik antara orangtua dan anak. Ketiga

adalah penyesuaian yang baik pada anak, yang ditunjukkan dengan keberhasilan

anak dalam menyesuaiakan diri dengan teman-temannya dan sekolahnya. Selain

itu, penyesuaian pernikahan yang baik ditandai dengan adanya kemampuan dari

anggota keluarga untuk memahami pandangan yang berbeda dari anggota

keluarganya. Dalam penyesuaian pernikahan yang baik, masing-masing anggota

akan menikmati saat-saat kebersamaan mereka. Karakteristik kelima adalah

penyesuaian keuangan yang baik. Terlepas dari besarnya penghasilan, hal

terpenting yang harus dilakukan suatu keluarga adalah mengatur pemasukan dan

pengeluaran rumah tangga, sehingga keluarga terhindar utang. Karakteristik yang

terakhir adalah penyesuaian dengan keluarga pasangan terjalin dengan baik.

Page 52: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

43

Tiga puluh tujuh orang wanita yang menjadi subjek penelitian ini menikah

sebelum usia 23 tahun dan tanpa paksaan dari pihak lain. Biasanya pasangan

suami istri yang menikah atas dasar keinginan sendiri lebih memungkinkan untuk

membentuk keluarga dan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Akan tetapi,

perilaku yang muncul setelah 37 orang wanita itu menikah berlawanan dengan

anggapan kesiapan mereka sebelum melakukan pernikahan. Wanita-wanita ini

tidak memberikan ASI, Sering melakukan pertemuan sampai larut malam dengan

mengabaikan perhatian kepada anak dan suami. Mereka melakukan hal-hal yang

dilarang oleh suami secara sembunyi-sembunyi, bahkan mengabaikan

keselamatan anak saat sedang sibuk berinteraksi dengan sesama anggota

perkumpulan. Selain itu, mereka kurang menjaga keharmonisan rumah tangga

dengan mengabaikan perintah suami, mengabaikan tugas-tugas sebagai Ibu rumah

tangga dan sebagai seorang Ibu, hingga melakukan perselingkuhan, dan kerap kali

mengajukan cerai jika situasi tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka.

Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh 37 wanita tersebut menunjukkan

penyesuaian pernikahan yang buruk.

Page 53: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

44

Skema Kerangka Pikir

ASPEK-ASPEK PENYESUAIAN PERNIKAHAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pasangan : 1. Kemampuan dan

kemauan untuk menunjukkan afeksi

2. Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi

3. Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep pasangan ideal dengan keadaan

4. Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda

5. Konsep peran : mengabaikan perintah suami, melakukan perselingkuhan, sering pergi hingga larut malam, sering menggugat cerai

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual : 1. Sikap terhadap

seks 2. Konsep

mengenai peran seksual

3. Dorongan seksual

4. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi

Faktor –faktor yang mempengaruhi penyesuaian keuangan : 1. Pengelolaan

uang : penghasilan istri tidak digunakan untuk keperluan rumah tangga, hanya untuk aktivitas sosial

2. Keterbukaan mengenai keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan : 1. Sikap terhadap

keluarga yang lebih tua : akrab namun memandang mertua sebagai pihak yang selalu turut campur

2. Keinginan pasangan untuk mandiri

3. Keterlibatan dengan anggota keluarga pasangan: menghindari komikasi dan menghabiskan waktu bersama mertua dan keluarga suami

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap peran sebagai orang tua : 1. Sikap terhadap

kehamilan : takut gemuk, tidak memperhatikan gizi

2. Sikap terhadap peran sebagai orang tua

3. Harapan orang tua terhadap anak

4. Perasaan keseimbangan tugas orang tua : mengabaikan kebutuhan gizi anak, mengabaikan keselamatan anak

5. Sikap terhadap perubahan peran

Karakteristik keberhasilan penyesuaian pernikahan : 1. Kebahagiaan suami-istri 2. Hubungan yang baik antara

anak dan orang tua 3. Penyesuaian yang baik dari

anak-anak 4. Mampu menghadapi

perbedaan pendapat dengan baik

5. Adanya kebersamaan 6. Penyesuaian keuangan yang

baik 7. Penyesuaian dengan keluarga

pasangan yang baik

Penyesuaian pernikahan yang baik

Penyesuaian pernikahan yang buruk

Page 54: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini

digunakan rancangan penelitian non-eksperimental, dengan metode studi

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian

deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya

menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan

(Arikunto, 2009).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi

atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat yang diselidiki (Nazir, 1988). Penelitian deskriptif mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut: (1) berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu, (2)

menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu

persatu, dan (3) variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada

perlakuan (treatment) (Kountur, 2003).

Variabel yang akan diteliliti adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian pernikahan pada wanita kelompok arisan di kota

Bandung.

Page 55: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

46

3.2. Indentifikasi Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan pada wanita kelompok arisan

di kota Bandung. Karena bersifat deskriptif, maka dalam penelitian ini tidak

ada variabel bebas (dependent variable) maupun variabel terikat. Teori

penyesuaian pernikahan dalam penelitian ini mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Elizabeth Hurlock.

Untuk memperoleh data yang relevan, maka perlu dilakukan

pengukuran terhadap variabel yang telah didefinisikan secara konseptual.

Pengukuran tersebut dapat dilakukan setelah terlebih dahulu dibuat definisi

operasionalnya. Melalui definisi operasional ini, kemudian akan ditetapkan

pelaksanaan pengukuran variabel yang akan diukur.

3.2.1. Definisi Konseptual Penyesuaian Pernikahan

Penyesuaian pernikahan adalah proses adaptasi antara suami dan

istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan

menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri

(Hurlock, 2002)

Hurlock membagi penyesuaian pernikahan ke dalam lima aspek

penyesuaian, yaitu :

Page 56: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

47

1. Penyesuaian Terhadap Pasangan

Penyesuaian dengan pasangan adalah penyesuaian yang pertama kali

dihadapi oleh setiap individu yang menikah. Hubungan interpersonal

memainkan peran penting dalam pernikahan dan hal tersebut lebih sulit

daripada dalam kehidupan pekerjaan sebab dalam pernikahan terdapat

banyak permasalahan yang diakibatkan oleh banyak faktor yang tidak

muncul dalam kehidupan individual. Aspek ini memiliki banyak faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilannya, diantaranya :

a. Kemampuan dan kemauan untuk menunjukkan afeksi

kesanggupan untuk membentuk hubungan yang mesra dan saling

memberi serta menerima cinta masing-masing sehingga mereka

tidak mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang

hangat dan intim.

b. Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi

Kemampuan pasangan untuk saling mengkomunikasikan

kebutuhan, minat dan harapan-harapan sehingga mereka dapat

menghindari kesalah pahaman dalam hubungan rumah tangga.

c. Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep

pasangan ideal dengan keadaan

Kemampuan pasangan untuk menyesuaikan antara konsep

pasangan ideal yang dimiliki dirinya dengan kondisi pasangan

yang ada.

Page 57: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

48

d. Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan

kepentingan yang berbeda.

Setiap Pasangan memiliki kecenderungan latar belakang budaya,

agama dan pola asuh, selain itu berbeda juga dalam hal minat dan

kepentingan yang dimiliki oleh kedua pasangan. Oleh karena itu,

setiap pasangan dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan

perbedaan-perbedaan tersebut.

e. Konsep peran

Setiap pasangan memiliki harapan dan konsep mengenai peran

suami atau istri. Dalam hal ini, bagaimana kemampuan

pasangannya untuk memainkan peran sesuai dengan harapan dan

konsep yang dimiliki pasangannya.

2. Penyesuaian seksual

Penyesuaian ini merupakan penyesuaian yang paling sulit dalam

pernikahan dan salah satu penyebab pertengkaran dan

ketidakbahagiaan dalam pernikahan apabila pasangan tidak dapat

membentuk kesepakatan yang memuaskan. Biasanya pasangan tidak

memiliki pengalaman yang cukup dan mungkin mereka tidak mampu

mengendalikan emosinya. Fakor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan aspek ini, yaitu :

Page 58: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

49

a. Sikap terhadap seks

Hal ini sangat dipengaruhi oleh cara pria dan wanita dalam

menerima informasi mengenai seksual selama masa anak dan

remaja. Dalam hal ini, bagaimana pasangan bisa memiliki sikap

menyenangkan dalam penyesuaian seksual dengan pasangannya.

b. Konsep mengenai peran seksual

Hal ini mencangkup peran yang dimainkan oleh pasangan dalam

pernikahan. Dalam hal ini bagaimana pasangan bisa membuat

kesepakatan mengenai harapan-harapan peran seksual yang

dimainkan dalam rumah tangga. Peran tersebut terdiri dari

konsep tradisional dimana terdapat perbedaan hak antara wanita

dengan pria, serta konsep egalitarian dimana terdapat persamaan

hak antara pria dan wanita.

c. Dorongan seksual

Variasi dalam minat dan kenikmatan dalam hubungan seksual

dapat mempengaruhi penyesuaian seksual. Dalam hal ini

kesepakatan pasangan dalam hal, variasi, minat, dan bagaimana

kemampuan pasangan mengendalikan emosi ketika mencari

kenikmatan dalam hubungan seksual.

d. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi

Kesepakatan pasangan mengenai penggunaan alat kontrasepsi.

Page 59: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

50

3. Penyesuaian Keuangan

Cukup tidaknya keuangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

terutama kebutuhan primer dan sekunder memberikan pengaruh yang

kuat terhadap penyesuaian individu dengan pernikahan. Faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan aspek ini, yaitu :

a. Pengelolaan uang

Kemampuan pasangan untuk mengelola keuangan, baik itu

pemasukan yang digabungkan maupun pengeluaran yang

berubah sebelum pasangan menikah. Baik pada pasangan yang

keduanya bekerja maupun pada pasangan dengan hanya suami

yang bekerja.

b. Keterbukaan pasangan mengenai masalah keuangan

Kemampuan pasangan untuk saling terbuka mengenai masalah-

masalah keuangan seperti harapan-harapan pasangan dalam

pemenuhan kebutuhan, bagaimana pasangan menggunakan

penghasilan yang ada, penggabungan pendapatan pasangan dan

lain sebagainya.

4. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan

Dengan pernikahan, setiap individu secara otomatis memperoleh

kelompok keluarga baru. Mereka itu adalah anggota keluarga pasangan

dengan usia yang berbeda, yang kerapkali memiliki minat dan nilai

Page 60: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

51

yang berbeda, bahkan mungkin memiliki perbedaan dari segi

pendidikan, budaya, dan latar belakang sosialnya. Suami istri harus

dapat mempelajari dan menyesuaikan diri dengan hal-hal tersebut

apabila mereka menginginkan hubungan yang akrab dengan sanak

saudara mereka. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

aspek ini, yaitu :

a. Sikap terhadap keluarga yang lebih tua

Kemampuan pasangan untuk menunjukkan sikap yang positif

terhadap mertua dan pihak keluarga lain yang memiliki usia lebih

tua.

b. Keinginan pasangan untuk mandiri

Kemampuan pasnagan untuk mandiri dalam mengatur kehidupan

rumah tangga dan menolak dengan cara baik terhadap campur

tangan keluarga dalam urusan rumah tangga.

c. Kerlibatan dengan anggota keluarga pasangan

Kesediaan pasangan untuk merawat anggota keluarga pasangan

dan mengatur pemberian bantuan keuangan kepada anggota

keluarga pasangan.

5. Penyesuaian terhadap peran sebagai orang tua

Dengan lahirnya seorang anak, keluarga terkadang bingung dan

mengalami stres dengan tingkat yang berbeda-beda terutama saat

Page 61: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

52

kehadiran anak pertama karena hal tersebut mengubah hubungan

kelurga yang dwitunggal menjadi tritunggal. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan aspek ini, yaitu :

a. Sikap terhadap kehamilan

Kemampuan pasangan untuk memberntuk sikap positif terhadap

kehamilan.

b. Sikap terhadap peran sebagai orang tua

Kemampuan pasangan untuk menunjukkan kesadaran bahwa anak

merupakan unsur penting yang akan membentuk kebahagiaan

suatu pernikahan.

c. Harapan orang tua terhadap anak

Kemampuan pasangan untuk menerima anak yang kurang sesuai

dengan harapan. Misalnya, jenis kelamin, jumlah anak, dan lain

sebagainya.

d. Perasaan keseimbangan tugas orang tua

Kemampuan pasangan untuk mengasuh dan membesarkan anak.

e. Sikap terhadap perubahan peran

Kemampuan pasangan untuk belajar memainkan peran yang lebih

berorietasi kepada keluarga daripada pasangan.

Page 62: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

53

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Penyesuaian pernikahan merupakan proses wanita kelompok arisan

yang menjadi anggota situs belanja online X yang menikah sebelum usia 23

tahun dalam menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sebagai seorang

istri, ibu rumah tangga dan sebagai seorang ibu. Proses adaptasi tersebut

merupakan keseluruhan dari penyesuaian dalam menghadapi segala

permasalahan dan konflik-konflik yang mungkin dihadapi dalam kehidupan

rumah tangga seperti menghadapi dan menanggapi suami sebagai kepala

rumah tangga, masalah-masalah seksual, keuangan dalam rumah tangga,

keluarga dari pihak suami, dan peran baru sebagai orang tua.

1. Penyesuaian pernikahan yang pertama kali muncul adalah penyesuaian

dengan pasangan atau suami sebagai kepala rumah tangga dalam

keluarga yang baru. Aspek ini terdiri dari item-item yang

menggambarkan bagaimana para wanita dalam menyesuaikan diri

dengan suami. Penyesuaian ini memiliki faktor-faktor sebagai berikut

:

a. Kemampuan dan kemauan dalam menunjukkan afeksi

Faktor ini mengukur kemampuan dan kemauan istri dalam

menunjukkan afeksi, yaitu kemampuan dan kemauan istri dalam

membangun hubungan yang hangat dan intim dengan suami, meliputi

kemampuan dan kemauan istri dalam membentuk hubungan yang

mesra, saling memberi dan menerima cinta dari suami.

Page 63: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

54

b. Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi

Dalam faktor ini diukur kemampuan dan kemauan istri untuk

berkomunikasi dengan suami, yaitu kemampuan dan kemauan istri

untuk menghindari kesalahpahaman dalam hubungan berumah tangga.

meliputi kemampuan dan kemauan istri dalam mengkomunikasikan

kebutuhan, minat dan harapan-harapannya kepada suami.

c. Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep

pasangan ideal dengan keadaan

Faktor ini mengukur kemampuan istri untuk menyesuaikan antara

konsep pasangan ideal yang dibentuk selama masa hidupnya dengan

keadaan nyata yang ada pada suami.

d. Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan

kepentingan yang berbeda

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri dalam

membentuk penyesuaian dengan latar belakang agama, minat dan

kepentingan suami yang berbeda yang meliputi perbedaan budaya,

kelas sosial, ekonomi dan pendidikan.

e. Konsep peran

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri menghindari

konflik yang timbul akibat konsep peran yang terbentuk. Konsep peran

tersebut meliputi harapan-harapan istri mengenai peran yang

dimainkan suami dalam kehidupan berumah tangga.

Page 64: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

55

2. Penyesuaian yang kedua adalah penyesuaian seksual. Aspek ini terdiri

dari item-item yang menggambarkan kemampuan penyesuaian istri

dalam kehidupan seksual dengan pasangannya dalam pernikahan,

apakah memuaskan atau tidak. Faktor-faktor yang mempengaruhi

aspek ini diantaranya :

a. Sikap terhadap seks

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri untuk memiliki

sikap yang positif mengenai penyesuaian seksual dengan suami.

b. Konsep mengenai peran seksual

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri untuk membuat

kesepakatan mengenai harapan peran seksual yang dimainkan dalam

pernikahan, baik dalam konsep tradisional ataupun egalitarian.

c. Dorongan seksual

faktor ini mengukur kemampuan istri dalam menjaga

keharmonisan rumah tangga melalui variasi seksual istri yang

cenderung periodik atau tidak tetap bersama suami. Variasi seksual

tersebut meliputi minat-minat dan kenikmatan-kenikmatan seksual istri

dalam melakukan hubungan seksual bersama suami.

d. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri membentuk

sikap yang positif terhadap penggunaan alat kontrasepsi, dalam hal ini

meliputi upaya istri dalam menghindari konflik dan ketegangan dalam

Page 65: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

56

rumah tangga. terutama dalam membentuk kesepakatan dengan suami

mengenai penggunaan alat kontrasepsi.

3. Penyesuaian yang muncul selanjutnya adalah penyesuaian keuangan.

Aspek ini berisi item-item yang menggambarkan pengelolaan

keuangan dalam rumah tangga para wanita. Faktor-faktor yang

mempengaruhi aspek ini diantaranya :

a. Pengelolaan keuangan

Faktor ini mengukur kemampuan istri untuk Mengelola keuangaan

dengan baik. Upaya tersebut dilihat dari bagaimana istri mengelola

penghasilan, baik yang digabungkan dengan suami maupun hasil dari

pihak suami saja, dan bagaimana istri dalam mengelola pengeluaran

setelah menikah.

b. Keterbukaan pasangan mengenai masalah keuangan

Dalam faktor ini mengukur keterbukaan istri mengenai masalah

keuangan dalam rumah tangga. keterbukaan tersebut meliputi

keterbukaan mengenai harapan-harapan dalam pemenuhan kebutuhan,

keterbukaan penggunaan keuangan, keterbukaan mengenai

penggabungan penghasilan apabila istri memiliki penghasilan.

4. Penyesuaian selanjutnya adalah penyesuaian dengan pihak keluarga

pasangan. Aspek ini berisi item-item yang menggambarkan bagaimana

Page 66: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

57

istri beradaptasi dengan keluarga dari suami. Baik itu orang tua

(mertua), saudara sekandung dari suami, maupun beradaptasi dalam

situasi-situasi yang melibatkan keluarga dari suami. Faktor-faktor yang

mempengaruhi aspek ini di antaranya :

a. Sikap terhadap keluarga yang lebih tua.

faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri dalam

membentuk sikap yang positif terhadap mertua dan keluarga suami

yang berusia lebih tua.

b. Keinginan pasangan untuk mandiri

faktor ini mengukur kemampuan istri dalam membentuk rumah

tangga yang mandiri bersama suami. Kemandirian tersebut dinilai dari

sejauh mana istri dapat membangun rumah tangga tanpa adanya turut

campur dari pihak keluarga, dan dinilai melalui reaksi istri terhadap

bantuan dan masukan yang diberikan keluarga, serta reaksi yang baik

atas keluarga yang turut campur dalam urusan rumah tangga .

c. Keterlibatan dengan anggota keluarga pasangan

faktor ini mengukur kesediaan istri untuk terlibat dengan anggota

keluarga pasangan, yaitu upaya untuk menghindari kesulitan dan

ketegangan dengan keluarga pasangan. Keterlibatan istri tersebut

meliputi merawat dan memberikan bantuan baik fisik maupun finansial

kepada anggota keluarga pasangan.

Page 67: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

58

5. Penyesuaian yang terakhir adalah penyesuaian terhadap peran sebagai

orang tua. Aspek ini berisi item-item yang mengukur bagaimana

proses istri dalam beradaptasi dengan peran baru sebagai orang tua.

proses tersebut mencakup sikap, harapan-harapan, dan perasaan istri

dalam kaitannya dengan peran baru sebagai orang tua dan dalam

tugasnya mengurus anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek ini

diantaranya :

a. Sikap terhadap kehamilan.

faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri membentuk sikap

yang positif selama masa kehamilan. Pembentukan sikap ini meliputi

kondisi fisik dan emosional istri selama masa kehamilan.

b. Sikap terhadap peran sebagai orang tua.

Faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri membentuk sikap

yang positif terhadap peran sebagai orang tua, yakni upaya untuk

membentuk pernikahan yang bahagia. Pernikahan yang bahagia

tersebut terbentuk dari kesadaran istri mengenai pentingnya kehadiran

anak dalam pernikahan.

c. Harapan orang tua terhadap anak.

faktor ini mengukur kemampuan istri untuk menerima anak yang

kurang sesuai dengan harapan. Harapan-harapan tersebut meliputi jenis

kelamin anak, jumlah anak, karakteristik anak, dan lain sebagainya.

Page 68: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

59

d. Perasaan keseimbangan orang tua.

faktor ini mengukur kemampuan istri untuk mengasuh dan

membesarkan anak dengan tidak menimbulkan rasa cemas sebagai ibu.

e. Sikap terhadap perubahan peran.

faktor ini mengukur bagaimana kemampuan istri membentuk Sikap

yang positif terhadap perubahan peran sebagai seorang ibu.

3.3. Populasi dan Sampel

Karakteristik Populasi :

a. Anggota perkumpulan situs belanja Online X di Bandung yang

mengikuti arisan secara rutin.

b. Berada pada usia tahap dewasa awal / dini.

Karakteristik Sampel :

a. Anggota perkumpulan situs belanja Online X di Bandung yang

mengikuti arisan secara rutin.

b. Menikah sebelum usia 23 tahun.

c. Menikah atas dasar keinginan sendiri dan kesiapan mental.

d. Memiliki anak.

e. Menganut konsep peran seksual tradisional dari segi fungsi, namun

cenderung membentuk konsep peran seksual egalitarian dari segi

perilaku.

Page 69: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

60

Teknik sampling yang digunakan adalah non random sampling

dengan jenis sampling purposive, yakni jenis sampling yang digunakan

berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian.

3.4. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian

pernikahan pada wanita kelompok arisan di bandung, digunakan alat ukur

yang peneiliti buat sesuai dengan konsep teori dari Hurlock (2002).

Responden diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut

sesuai atau tidak sesuai dengan kebiasaan dirinya. Setiap item memiliki

alternatif jawaban yang menunjukkan frekuensi tingkah laku yang

dilakukan oleh responden dalam kehidupan nyata sehari-hari. Setiap item

dapat dikelompokkan sebagai item favorable (yang memihak pada objek

ukur atau yang mengindikasikan tingginya atribut yang diukur) atau

sebagai item un-favorable (yang tidak memihak pada objek ukur atau yang

mengindikasikan rendahnya atribut yang diukur.

Dalam ilmu statistik, jenis data dibedakan menjadi empat macam

skala pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala nominal

merupakan skala yang paling lemah dari semua skala pengukuran yang ada.

Skala ini membedakan suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain

berdasarkan nama. Pada skala ordinal semua data dianggap bersifat

kualitatif dan setara. Skala ordinal pengukuran didasarkan pada jumlah

relatif beberapa karakteristik khusus yang dimiliki oleh setiap peristiwa.

Page 70: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

61

Oleh karena itu, pengukuran skala ordinal memungkinkan penyusunan

peringkat dari masing-masing peristiwa yang terjadi. Pada skala ordinal

terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatan.Pada skala interval,

pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat satu dengan yang

lain memiliki arti. Dengan kata lain, selain bisa dibuat dalam peringkat data

dapat pula dikuantitatifkan. Skala rasio merupakan pengukuran yang paling

tinggi. Skala rasio adalah hasil pengukuran untuk nilai yang sesungguhnya,

bukan kategori seperti pada skala nominal, ordinal maupun interval.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert,

suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan

merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.

Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu

laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi

pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan

mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan

yang tersedia. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang

mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu

pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner

skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan

"netral" tak tersedia. Disediakan empat pilihan skala dengan format seperti

Page 71: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

62

ALTERNATIF JAWABAN

NILAI PERNYATAAN FAVOURABLE

NILAI PERNYATAAN UNFAVOURABLE

1 = Tidak Pernah 1 4 2 = pernah 2 3 3 = Sering 3 2

5 = Selalu 4 1

Pernyataan-pernyataan pada alat ukur tersebut diturunkan

berdasarkan pada subaspek-subaspek sebagai berikut, keseluruhannya

terdapat 19 kombinasi. Penyesuaian pernikahan yang dimaksudkan dalam

konsep teori dalam perhitungan tersebut sebagai total positif. Penyesuaian

pernikahan yang baik dapat dilihat dari jumlah skor tertinggi yang

diperoleh (total positif tinggi) dan semakin rendah jumlah skor yang

diperoleh semakin buruk penyesuaian pernikahan yang dimilikinya (total

positif rendah).

Untuk menentukan penyesuaian pernikahan yang baik dan buruk

dengan menggunakan nilai tengah dari alat ukur yaitu dari skor minimal

diurutkan sampai dengan skor maksimal, lalu diambil nilai tengahnya.

Page 72: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

63

3.5. KISI-KISI ALAT UKUR ASPEK FAKTOR INDIKATOR NOMOR ITEM

(+) (-)

Penyesuaian

dengan pasangan

Kemampuan dan kemauan dalam

menunjukkan afeksi

Membentuk hubungan yang mesra

1,3,5 7,9,11

Memberi dan menerima cinta

2,4,6 8,10,12

Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi

mengkomunikasikan kebutuhan, minat,

dan harapan-harapan

13,16,17,19

21,23,25,27

Konsep pasangan ideal

Menyesuaikan antara konsep pasangan

ideal dengan keadaan nyata

14,15,18,20

22,24,26

Kesamaan latar belakang, minat, dan

kepentingan

Penyesuaian dengan perbedaan-perbedaan

yang dimiliki

28,30,32,34

36,38,29,40

Konsep peran Harapan-harapan peran suami

29,31,33,35

37,41,42,43

Penyesuaian seksual

Sikap terhadap seks Sikap positif mengenai

penyesuaian seksual dengan suami

44,46,48,50

51,53,55,57

Konsep mengenai peran seksual

Kesepakatan peran seksual dalam rumah

tangga

45,47,49 52,54,56

Dorongan Seksual Minat-minat dan kenikmatan-

kenikmatan seksual

58,60,2 63,65,67

Sikap Terhadap Penggunaan alat

kontrasepsi

Sikap positif penggunaan kontrasepsi

59,61 64,66

Kesepakatan penggunaan alat

kontrasepsi

70,72 75,77

Penyesuaia Keuangan

Pengelolaan Keuangan

Mengelola pemasukandan pengeluaran

68,69,71, 73

74,76,78

Page 73: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

64

ASPEK FAKTOR INDIKATOR NOMOR ITEM

(+) (-)

Keterbukaan pasangan mengenai masalah keuangan

Keterbukaan Harapan-harapan

pemenuhan kebutuhan

79.81,83,85 86,88,90

Keterbukaan Penggunaan keuangan

80,82,84 87,89,91

Penyesuaian dengan pihak

keluarga pasangan

Sikap terhadap keluarga yang lebih

tua

Sikap positif terhadap mertua dan anggota keluarga lain yang berusia lebih tua

92,94,96,98 99,100, 102,103

Keinginan pasangan untuk mandiri

Reaksi terhadap bantuan, masukan dan campur tangan

keluarga

93,95 101,104

Keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan

Merawat keluarga yang lebih tua

106,108, 109

112,114

memberikan bantuan fisik dan finansial

105,107, 110

111,113, 115

Penyesuaian terhadap peran

sebagai orang tua

Sikap terhadap kehamilan

Sikap positif terhadap kondisi fisik kehamilan

116,118, 120,122,

124

125,127, 129,131,

133

Sikap positif terhadap kondisi emosional

kehamilan

117,119, 121,123

126,128, 130,132

Sikap terhadap peran sebagai orang

tua

Kesadaran esensial tentang kehadiran

anak

135,137, 139,141

4,146, 148,149

Harapan orang tua terhadap anak

menerima jenis kelamin, jumlah dan karakteristik anak

134,136, 138,140,

142

143,145, 147,150

Perasaan keseimbangan orang

tua

Perasaan tidak cemas dalam mengasuh dan membesarkan anak

151,153, 155,157,

158

159,161, 163,165,

167

Sikap terhadap perubahan peran

Sikap positif terhadap peran ibu

152,154, 156

160,162, 164,166

Page 74: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

65

3.6. Metoda Pengambilan Data

Untuk memperoleh informasi peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner terdiri dari 136 item yang disusun

berdasarkan teori penyesuaian pernikahan yang dikembangkan oleh

Hurlock (2002)

3.7. Uji Coba Alat Ukur

3.7.1 Validitas

Uji validitas alat ukur adalah untuk mengatahui apakah alat ukur

yang digunakan memiliki taraf kesesuaian dan ketepatan dalam melakukan

penilaian, atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut sudah benar-

benar mengukur apa yang ingin diukur. Prosedur pengujian validitas yang

digunakan adalah construct validity, yaitu metode validitas yang digunakan

untuk melihat antara hasil pengukuran satu alat tes dengan konsep teoritik

yang dimilikinya.

Langkah-langkah pengujian validitas adalah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada alat ukur penyesuaian pernikahan setiap item

dari responden..

2. Membuat rangking dari skor setiap item pada alat ukur faktor-faktor

yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan dari setiap responden.

Page 75: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

66

3. Menghitung korelasi antara skor item pada setiap faktor dengan skor

total keseluruhan item dari seluruh responden dengan menggunakan

rumus koefisien korelasi dari rank Spearman (rs), yaitu

Keterangan :

rs : koefisien korelasi rank Spearmen

R(Xi) : rank pada data X untuk data yang ke-i (rank pada skor setiap item

setiap aspek dari seluruh responden)

R(Yi) : rank pada data Y untuk data yang ke-i (rank pada skor total

keseluruhan item setiap aspek dari seluruh responden)

n : banyaknya data

I : 1,2, …. , n

6. Menentukan validitas untuk setiap item, apakah item dapat dipakai,

direvisi atau tidak dapat dipakai dengan membandingkan nilai

koefisien korelasi yang dapat diperoleh dengan kriteria dari Guilford

(1995), yaitu:

0,00 – 0,19 = item tidak dapat dipakai

0,20 – 0,39 = item direvisi

0,40 – 1,00 = item dapat dipakai

Page 76: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

67

3.7.2. Reliabilitas

Konsep reliabilitas berlandaskan pada konsistensi skor yang

dicapai individu yang sama dalam atribut psikologis yang sama, walaupun

diukur pada waktu yang berbeda ataukah menggunakan instrument yang

berbeda (Noor, 2009). Karena alat ukur yang digunakan merupakan data

ordinal dan jumlah item positif serta item negatifnya tidak seimbang maka

rumusan Koefesien Reliabilitas untuk instrumen penelitian yang berupa

skor berskala ukur ordinal, digunakan persamaan koefesien-α ( Cronbach,

1951) untuk menghitungnya. Teknik reliabilitas dalam penelitian adalah

teknik split half.

−=

∑2

2

11

x

j

S

S

k

Keterangan :

k adalah banyaknya belahan item

2xS adalah varians dari item ke-i

∑ 2jS adalah total varians dari keseluruhan item

Si2

2( )

( 1)iX X

n

−−

∑=

3.8. Teknik Analisis Data

Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

Page 77: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

68

dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. Untuk sampai pada analisis data,

sebelumnya dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data.

Pengumpulan data yaitu pencarian data yang diperlukan,

yang dilakukan terhadap berbagai jenis data dan berbagai bentuk

data yang ada pada tangan peneliti serta melakukan pencatatan data

di lapangan.

2. Reduksi data.

Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehigga

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles, 1992:

15-16). Dengan mereduksi data, data-data yang ada baik hasil

pengamatan, wawancara maupun yang berasal kuesioner dan

diadakan pemilihan-pemilihan untuk menggolongkannya ke dalam

suatu pola yang lebih luas.

3. Sajian data.

Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan atau sekumpulan

Page 78: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

69

informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data

dikumpulkan dan diorganisasikan dengan memilah-milah data

yang dibutuhkan kemudian disajikan dalam bentuk uraian-uraian

naratif.

4. Penarikan kesimpulan.

Kesimpulan atau verifikasi yaitu merupakan suatu tinjauan

ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau

sebagai makna yang muncul dari data yang harus diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang merupakan

validitas (Miles, 1992: 16) atau dapat juga diartikan sebagai

kesimpulan dari data-data yang diperlukan atau dikumpulkan atau

kemudian diorganisasikan melalui reduksi data dan sajian data.

Model analisis interaktif menunjukkan bahwa komponenen

pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan saling berinteraksi. Berdasarkan hal tersebut maka

peneliti bergerak dari pengumpulan data yang berupa kalimat-

kalimat yang diperoleh dari wawancara, observasi dan kuesioner.

Setelah terkumpul dimulailah mereduksi data yaitu menyeleksi,

memfokuskan, menyederhanakan data kasar yang diperoleh.

Selanjutnya peneliti merakit informasi data yang telah direduksi

secara teratur agar mudah dilihat, dimengerti, dalam bentuk yang

Page 79: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

70

lengkap, sehingga pada akhirnya penarikan kesimpulan dapat

dilakukan dengan mudah.

Bila kesimpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti dapat

kembali mengadakan pengamatan untuk mengumpulkan data

kembali kemudian mereduksi dan menyajikan data kembali dan

pada akhirnya menarik kesimpulan yang lebih tepat dan mantap

yang sesuai dengan harapan peneliti.

3.8.1. Median

Median menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut

urutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol

untuk median adalah Me. Dengan median Me, maka 50% dari banyak data

nilainya paling tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainya

paling rendah sama dengan Me. Dalam mencari median, dibedakan untuk

banyak data ganjil dan banyak data genap. Untuk banyak data ganjil,

setelah data disusun menurut nilainya, maka median Me adalah data yang

terletak tepat di tengah. Median bisa dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut:

Page 80: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

71

3.9. Prosedur Penelitian

Secara keseluruhan prosedur dari penelitian ini terdiri dari 5 (lima)

tahap, yaitu :

1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan surat ijin yang diperlukan untuk melakukan

penelitian dari Fakultas Psikologi UNISBA.

b. Melakukan observasi dan wawancara awal pada wanita kelompok

arisan yang menjadi anggota perkumpulan situs belanja online X di

bandung penelitian untuk menjaring masalah yang akan diteliti.

c. Melakukan studi kepustakaan.

d. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan permasalahan yang

akan diteliti.

e. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

f. Menetapkan rancangan penelitian dan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian.

g. Menetapkan jadwal pengambilan data.

2. Tahap Pengambilan Data

a. Menemui seluruh sampel penelitian untuk meminta kesediaan

untuk mengambil data dari responden.

b. Melakukan pengambilan data penyesuaian pernikahan pada seluruh

sampel.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring dari data yang telah diperoleh.

Page 81: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 3 Metodologi Penelitian

72

b. Melakukan tabulasi data dan memasukkannya ke dalam table.

c. Mengolah data.

4. Tahap Pembahasan

a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik

berdasarkan teori yang digunakan.

b. Membahas dan menarik kesimpulan dari hasil interpretasi.

c. Memberikan saran atas manfaat dari hasil penelitian yang telah

dilakukan.

5. Tahap Akhir

a. Penelitian secara menyeluruh dilaporkan dalam bentuk tertulis.

b. Melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan terhadap

laporan hasil penelitian sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban

dari peneliti atas penelitian yang dilakukan.

Page 82: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

73

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian berupa gambaran

hasil dan pembahasan data yang diperoleh dari penyebaran angket sebagai

data primer. Adapun data lain yang diperoleh melalui data sekunder yaitu

melalui wawancara dan studi kepustakaan yang digunakan sebagai data

penunjang untuk melengkapi dan mengembangkan analisis data primer.

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui pembentukan penyesuaian

pernikahan yang diukur melalui faktor-faktor yang mempengaruhi

penyesuaian pernikahan wanita kelompok arisan yang menjadi anggota

perkumpulan situs belanja online X di Bandung.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Penyesuaian Pernikahan

Berdasarkan pengukuran terhadap 37 wanita subjek penelitian

didapatkan data mengenai penyesuaian pernikahan. Data penyesuaian

pernikahan ini diperoleh dengan memberikan kuesioner dari item-item

mandiri yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang dikembangkan

oleh Hurlock (2002). Berikut ini hasil dan gambaran pengukuran terhadap

37 subjek :

Page 83: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

74

Tabel 4.1 Persentase Penyesuaian Pernikahan

Variabel Rendah Tinggi Total

F % F % F % Penyesuaian Pernikahan 23 62.16 14 37.84 37 100

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penyesuaian pernikahan

memiliki median 340, sehingga subjek yang memiliki nilai kurang dari

340 dapat dikatakan memiliki penyesuaian pernikahan yang rendah, dan

subjek yang memiliki nilai lebih dari 340 dapat dikatakan memiliki

penyesuaian pernikahan yang tinggi.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa 23 wanita

memperoleh hasil di bawah median dan 14 orang wanita memperoleh hasil

di atas median. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat 62,16%

wanita kelompok arisan yang menjadi anggota perkumpulan situs belanja

online X ini memiliki penyesuaian pernikahan yang buruk dan 37,84%

wanita memiliki penyesuaian pernikahan yang baik. Data di atas di

visualisasikan dalam diagram bundar sebagai berikut :

Page 84: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

75

Diagram 4.1 Diagram frekuensi dan Presentase Penyesuaian Pernikahan

4.1.2. Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian yang

Buruk

Berdasarkan perhitungan skor pada setiap faktor yang

mempengaruhi penyesuaian pernikahan, didapatkan faktor-faktor yang

memberikan pengaruh paling besar pada 37 orang responden yang

mengindikasikan penyesuaian pernikahan yang buruk. Dari perhitungan

skor tersebut kemudian di dapatkan median (nilai tengah), dari nilai tengah

tersebut kemudian di hitung jumlah responden dengan skor mentah yang

berada di bawah median. Semakin tinggi frekuensi jumlah responden yang

memiliki nilai di bawah median pada suatu faktor mengindikasikan

semakin besar faktor tersebut memberikan kontribusi pada terbentuknya

penyesuaian pernikahan yang buruk. Hasil tersebut dapat dilihat dari tabel

4.2 sebagai berikut.

Page 85: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

76

Tabel 4.2 Persentase Skor Faktor-faktor pada Penyesuaian Pernikahan yang Buruk

Faktor Rendah

Median F %

Kemampuan dan kemauan untuk menunjukkan afeksi 21 56.76 25

Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi 23 62.16 15

Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep pasangan ideal

dengan keadaan 21 56.76 15

Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan kepentingan yang

berbeda 20 54.05 17.5

Konsep peran 21 56.76 12.5 Sikap terhadap seks 23 62.16 15

Konsep mengenai peran seksual 23 62.16 15 Dorongan seksual 20 54.05 15

Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi 22 59.46 15 Pengelolaan uang 22 59.46 17.5

Keterbukaan mengenai keuangan 21 56.76 20 Sikap terhadap keluarga yang lebih tua 21 56.76 17.5

Keinginan pasangan untuk mandiri 21 56.76 10 Keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan 23 62.16 25

Sikap terhadap kehamilan 20 54.05 32,5 Sikap terhadap peran sebagai orang tua 22 59.46 17.5

Harapan orang tua terhadap anak 22 59.46 17.5 Perasaan keseimbangan tugas orang tua 21 56.76 25

Sikap terhadap perubahan peran 22 59.46 12.5

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh faktor memiliki persentase

di atas 50% dari jumlah responden yang memiliki nilai di bawah median.

Hal tersebut menandakan bahwa seluruh faktor memberikan kontribusi

pada terbentuknya penyesuaian pernikahan yang buruk pada responden.

Faktor dengan jumlah responden sama dengan atau lebih dari 62,16%

yang memiliki nilai dibawah median dianggap sebagai hal yang

memberikan kontribusi tinggi pada terbentuknya penyesuaian pernikahan

Page 86: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

77

yang buruk. Fakor-faktor dengan kontribusi tinggi berada pada jumlah

frekuensi responden sebanyak 23 orang, diantaranya adalah kemampuan

dan kemauan untuk berkomunikasi yaitu kemampuan untuk

mengkomunikasikan kebutuhan, minat, dan harapan-harapan, sikap

terhadap seks yaitu kemampuan untuk membentuk sikap positif mengenai

penyesuaian seksual dengan suami, konsep mengenai peran seksual yaitu

kesepakatan peran seksual dalam rumah tangga, dan keterlibatan dengan

anggota keluarga pasangan yaitu kesediaan untuk merawat keluarga yang

lebih tua dan kesediaan untuk memberikan bantuan fisik dan finansial.

4.1.3. Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian

Pernikahan yang Baik

Berdasarkan perhitungan skor pada setiap faktor yang

mempengaruhi penyesuaian pernikahan, didapatkan faktor-faktor yang

dianggap memberikan kontribusi paling besar pada 37 orang responden

yang mengindikasikan penyesuaian pernikahan yang baik. Dari

perhitungan skor tersebut kemudian di dapatkan median (nilai tengah),

dari nilai tengah tersebut kemudian di hitung jumlah responden dengan

skor mentah yang berada di atas median. Semakin tinggi frekuensi jumlah

responden yang memiliki nilai di atas median pada suatu faktor

mengindikasikan semakin besar faktor tersebut memberikan kontribusi

pada terbentuknya penyesuaian pernikahan yang baik. Hasil tersebut dapat

dilihat dari tabel 4.3 sebagai berikut

Page 87: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

78

Tabel 4.3 Persentase Skor Faktor-faktor pada Penyesuaian Pernikahan yang Baik

Faktor Tinggi

Median F %

Kemampuan dan kemauan untuk menunjukkan afeksi 16 43.24 25

Kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi 14 37.84 15

Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan antara konsep pasangan ideal

dengan keadaan 16 43.24 15

Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar belakang, minat, dan kepentingan yang

berbeda 17 45.95 17.5

Konsep peran 16 43.24 12.5 Sikap terhadap seks 14 37.84 15

Konsep mengenai peran seksual 14 37.84 15 Dorongan seksual 17 45.95 15

Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi 15 40.54 15 Pengelolaan uang 15 40.54 17.5

Keterbukaan mengenai keuangan 16 43.24 20 Sikap terhadap keluarga yang lebih tua 16 43.24 17.5

Keinginan pasangan untuk mandiri 16 43.24 10 Keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan 14 37.84 25

Sikap terhadap kehamilan 17 45.95 32,5 Sikap terhadap peran sebagai orang tua 15 40.54 17.5

Harapan orang tua terhadap anak 15 40.54 17.5 Perasaan keseimbangan tugas orang tua 16 43.24 25

Sikap terhadap perubahan peran 15 40.54 12.5

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang memiliki

persentase lebih dari 50% dari jumlah responden yang memiliki nilai di

atas median. Hal tersebut menandakan bahwa keseluruhan faktor

memberikan kontribusi rendah terhadap pembentukan penyesuaian

pernikahan yang baik pada responden. Faktor dengan jumlah responden

sama dengan atau lebih dari 45,95% yang memiliki nilai di atas median

dianggap sebagai hal yang memberikan kontribusi tinggi terhadap

Page 88: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

79

pembentukan penyesuaian pernikahan yang baik. Fakor-faktor dengan

pengaruh paling besar berada pada jumlah frekuensi responden sebanyak

17 orang, diantaranya adalah Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar

belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda yaitu penyesuaian dengan

perbedaan-perbedaan yang dimiliki, dorongan seksual yaitu minat-minat

dan kenikmatan-kenikmatan seksual, dan sikap terhadap kehamilan yaitu

kemampuan untuk membentuk sikap positif terhadap kondisi fisik dan

emosial kehamilan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Penyesuaian Pernikahan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

wanita kelompok arisan yang menjadi anggota perkumpulan situs belanja

online X di kota Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 37 orang wanita yang

menjadi anggota pada perkumpulan ini, diperoleh data mengenai

penyesuaian pernikahan yang terbentuk yang mana sejumlah 62,16%

memiliki penyesuaian pernikahan yang buruk dan 37,84% wanita

memiliki penyesuaian pernikahan yang baik. Hal tersebut memberikan

gambaran bahwa sebagian besar wanita anggota perkumpulan situs belanja

online X ini cenderung memiliki penyesuaian pernikahan yang buruk.

Kondisi penyesuaian yang buruk ini sejalan dengan ciri-ciri perkembangan

Page 89: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

80

dewasa awal seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (2002) yang

diantaranya merupakan usia banyak masalah, usia tegang dalam hal emosi

serta masa perubahan nilai. Hal tersebut menandakan bahwa pasangan

yang menikah di usia dewasa awal lebih rentan terhadap terjadinya

kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan

pernikahan, dan reaksi emosi yang ditunjukkan biasanya berupa

kekhawatiran-kekhawatiran dan rasa ketakutan. Kegagalan individu dalam

menyelesaikan persoalan pernikahannya menandakan bahwa individu

tersebut belum siap untuk memasuki tahap ini. Seorang dosen dari

Universitas Negeri Yogyakarta, Farida Harahap (2009: 36) menyatakan

bahwa tugas perkembangan dewasa awal diantaranya adalah hidup dalam

satu keluarga, mengelola keluarga, belajar mengasuh anak, dan bergabung

dengan suatu aktivitas atau perkumpulan sosial. Dengan gambaran kondisi

subjek penelitian menandakan bahwa yang terjadi pada wanita dalam

perkumpulan ini adalah mereka belum mampu menjaga keseimbangan

keseluruhan tugas perkembangan sehingga terjadi masalah terutama yang

mengakibatkan penyesuaian pernikahan yang terbentuk menjadi buruk.

Sejalan dengan pernyataan-pernyataan tersebut di atas, maka yang

terjadi pada 37,84% responden yang membentuk penyesuaian pernikahan

yang baik adalah mereka telah dapat memenuhi salah satu tugas

perkembangan dewasa awal yakni membangun rumah tangga dan

menyesuaikan diri dengan peran barunya sebagai seorang istri dan seorang

ibu. Di saat pasangan melakukan penyesuaian terhadap satu sama lain

Page 90: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

81

muncul ketegangan emosional, kemudian akan muncul masalah lain

karena melakukan penyesuaian dengan kedudukan pasangan sebagai orang

tua (Hurlock, 1993). Sejalan dengan pernyataan tersebut maka para wanita

tersebut telah dapat menyesuaikan diri satu sama lain baik itu dengan

pasangan maupun dengan peran-peran barunya dan para wanita ini telah

dapat mengontrol emosinya selama penyesuaian tersebut berlangsung.

Kriteria penyesuaian pernikahan menurut Hurlock (1980) diantaranya

Kebahagiaan suami dan istri, hubungan yang baik antara orang tua dan

anak, penyesuaian yang baik pada anak, mampu menghadapi perbedaan

pendapat dengan baik, adanya kebersamaan, penyesuaian keuangan yang

baik, dan penyesuaian dengan keluarga pasangan yang baik. Sejalan

dengan pernyataan tersebut maka, yang terjadi pada para wanita ini adalah

mereka mampu membentuk hubungan yang baik antara orangtua dan anak,

mampu mengatasi perbedaan pendapat di dalam keluarga, mampu

menikmati saat-saat kebersamaan di dalam keluarga, mampu mengatur

pemasukan dan pengeluaran rumah tangga, dan mampu menghindari

konflik dengan keluarga pasangan.

4.2.2 Pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian

Pernikahan yang Buruk

Terdapat Sembilan belas faktor yang mempengaruhi penyesuaian

pernikahan dari aspek-aspek penyesuaian pernikahan berdasarkan teori

Hurlock (2002). Berikut akan dibahas mengenai faktor-faktor yang

Page 91: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

82

memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan penyesuaian yang

buruk pada seluruh wanita kelompok arisan yang menjadi anggota

perkumpulan situs belanja online X ini. Beberapa faktor yang dipersepsi

para wanita sebagai faktor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap

pembentukan penyesuaian pernikahan yang buruk, diantaranya

kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi, sikap terhadap seks,

konsep mengenai peran seksual, dan keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan. Sedangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai faktor yang

memberikan kontribusi kecil terhadap pembentukan penyesuaian

pernikahan yang buruk diantaranya kemampuan untuk beradaptasi dengan

latar belakang, minat, dan kepentingan berbeda, dorongan seksual, dan

sikap terhadap kehamilan. Berikut pembahasan mengenai masing-masing

faktor.

Pertama adalah faktor kemampuan dan kemauan untuk

berkomunikasi. Secara keseluruhan sebagian besar wanita pada

perkumpulan ini memiliki kesulitan dalam membentuk hubungan

interpersonal yang baik dengan pasangannya. Kesulitan tersebut apabila

dilihat dari faktor berasal dari kemampuan dan kemauan istri untuk

berkomunikasi dengan suami, yaitu kemampuan dan kemauan istri untuk

menghindari kesalahpahaman dalam hubungan berumah tangga. meliputi

kemampuan dan kemauan istri dalam mengkomunikasikan kebutuhan,

minat dan harapan-harapannya kepada suami, serta kemampuan dan

kemauan untuk berkomunikasi yang buruk. Sadarjoen (2005) menyatakan

Page 92: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

83

bahwa konflik cenderung diasosiasikan sebagai komunikasi yang rusak

atau pecah. Jika persoalan perbedaan karakter di antara kedua orang

sebagai pasangan suami istri dapat diupayakan untuk memperoleh

kejelasan melalui keterbukaan dalam berkomunikasi, maka kedua belah

pihak dapat memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenali karakter

masing-masing. Hasil penelitian Sriningsih (2005) juga membuktikan

bahwa berkomunikasi langsung dengan orang yang dianggap sebagai

sumber penyebab masalah merupakan cara utama untuk melakukan

antisipasi ketika terlibat masalah dalam pernikahan.

Selanjutnya pada faktor sikap terhadap seksual, lebih dari 60%

wanita pada perkumpulan ini juga tidak dapat membentuk kesepakatan

seksual yang memuaskan bersama suami. Hal tersebut menandakan bahwa

mereka membentuk sikap terhadap seks yang negatif. Secara umum,

seksual bisa menjadi masalah dalam terbentuknya penikahan yang

harmonis dan seksual pun menjadi alasan masyarakat melakukan

pernikahan, oleh sebab itu sikap positif mengenai masalah seksual menjadi

salah satu kunci terbentuknya keharmonisan rumah tangga. Menurut

konsultan seksologi Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, Mkes (2012),

masalah seksual sering muncul dikarenakan tidak ada keterbukaan antara

suami istri mengenai masalah seksual. Selain itu suami istri kerap

mengabaikan masalah-masalah seksual karena menganggap seks bukan

satu-satunya syarat keharmonisan maupun kebahagiaan rumah tangga.

Menurut Ferryal pada dasarnya hubungan seksual merupakan manifestasi

Page 93: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

84

hubungan perasaan kasih sayang paling mendalam di antara suami istri.

Hingga, dengan hubungan seksual terganggu, bukan tak mungkin

keretakan rumah tangga perlahan-lahan muncul apabila masing-masing

tidak saling berterus-terang. (www.tabloitnova.com).

Faktor selanjutnya adalah konsep mengenai peran seksual.

Maksudnya disini adalah bagaimana kesepakatan yang terbentuk antara

suami istri mengenai peran yang akan mereka mainkan dalam rumah

tangga. konsep peran seksual menurut Hurlock (1998) adalah konsep

tradisional dan konsep egalitarian, yang pada masing-masing memiliki

perbedaan tugas dan fungsi baik pada istri maupun pada suami dalam

kehidupan rumah tangga. Kemungkinan yang terjadi adalah, konsep peran

seksual yang terbentuk tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati atau

harapan yang diinginkan para wanita ini, sehingga terbentuk

ketidakpuasan istri pada peran yang dimainkannya atau pada peran yang

dimainkan suami.

Faktor terakhir yang akan dibahas adalah faktor keterlibatan

dengan anggota keluarga pasangan. Keterlibatan yang dimaksud adalah

kesediaan istri untuk terlibat dengan anggota keluarga pasangan, yaitu

upaya untuk menghindari kesulitan dan ketegangan dengan keluarga

pasangan. Keterlibatan istri tersebut meliputi merawat dan memberikan

bantuan baik fisik maupun finansial kepada anggota keluarga pasangan.

Masalah pihak ketiga (Ipar, Mertua, dan lain-lain) memang seringkali

menjadi persoalan yang sensitif, terutama jika menyangkut masalah

Page 94: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

85

keuangan. Seorang konsultan hukum dan pernikahan Erly Marliah, SH

(2009) menyatakan, sebelum melaksanakan pernikahan, penting untuk

berfikir bahwa pihak keluarga dari pasangan adalah juga merupakan

keluarga yang patut dihormati dan sayangi. Akan tetapi keterlibatan

ataupun campur tangan pihak lain yang terlalu dalam, seperti halnya

mertua ataupun ipar dalam urusan rumah tangga, dapat mengakibatkan

keretakan hubungan pernikahan. Dalam hal ini pasangan haruslah

mempunyai prinsip yang kuat dan memilah bahwa perkataan dari pihak

ketiga, baik itu mertua ataupun ipar tidak selamanya benar dan tidak

mendukung hubungan perkawinan. Terutama apabila mertua ataupun ipar

mempunyai sifat dan kebiasaan yang buruk, yang justru memperuncing

masalah dengan pasangan. Perlu bersikap waspada perihal masalah dalam

rumah tangga sekecil apapun jangan sampai terdengar dan diketahui oleh

pihak lain karena hal tersebut dapat memancing pihak lain untuk terlibat

dalam persoalan rumah tangga yang sedang terjadi. Doktor Psikologi

Fakults Psikologi UI, Sukiat (2010) menyatakan konflik tersebut bisa

timbul dikarenakan perbedaan kultur. Kehidupan rumah tangga memang

tak bisa dilepaskan dari keberadaan ipar. Terutama perkawinan di

Indonesia yang pada dasarnya adalah perkawinan yang melibatkan

keluarga besar. Dengan demikian, baik adik, kakak, ayah, maupun ibu,

seringkali terlibat atau melibatkan diri ke dalam hidup perkawinan.

Bahkan, dalam soal-soal yang pribadi pun seperti masalah keuangan,

mereka pun biasanya ikut terlibat. Dikarenakan kepentingan keluarga

Page 95: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

86

besar tersebut masih sering diperhitungkan, maka membantu ipar dalam

soal keuangan pun sering dilakukan. Kemudian, ada juga keluarga yang

mengharuskan perlunya saling tolong-menolong, terutama dalam masalah

keuangan. Apabila suami dan istri berasal dari kultur dan memiliki

kebiasaan yang sama bahwa dalam persoalan membiayai ipar dan boleh

dilakukan kapan saja serta untuk keperluan apapun, maka hal tersebut

tidak akan menjadi masalah dalam rumah tangga. Namun, apabila satu

pihak berkeberatan dengan tradisi tersebut, maka hal tersebut bisa

menimbulkan konflik dan tak jarang menjadi penyebab perceraian dalam

rumah tangga. Menurut Sukiat, toleransi baik semasa pacaran maupun

setelah menikah diperlukan untuk mengatasi masalah keterlibatan ipar dan

keluarga lain dalam keuangan rumah tangga yang artinya adanya saling

menghargai dan menghormati. Keterbukaan pasangan mengenai kebiasaan

membiayai, sistem nilai yang dianut dalam keluarga dan konsep mengenai

kekerabatan yang di anut, dapat mengurangi timbulnya konflik

keterlibatan pihak ketiga (seperti ipar, mertua, dan lain-lain) dalam rumah

tangga. Apabila diperlukan, maka bersikap tegas lah kepada pihak ketiga

mengenai keterlibatannya tersebut, hal tersebut dapat membantu

menciptakan saling pengertian di antara kedua belah pihak untuk

menghindari terjadi perpecahan dalam dua keluarga. Terakhir, bersikap

saling terbuka dengan suami dalam mencari solusi salah satunya adalah

dengan membuat dan mengatur kembali skala prioritas dalam rumah

tangga agar tindakan-tindakan yang diakukan baik itu mengenai keuangan

Page 96: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

87

maupun hal lain tidak menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Sejalan

dengan pernyataan-pernyataan tersebut, maka yang terjadi dengan para

wanita ini adalah belum memiliki prinsip yang kuat, belum mampu

menanamkan rasa toleransi dengan suami mengenai bantuan yang

diberikan kepada pihak keluarga pasangan, belum mampu bersikap tegas

mengenai keberatan istri dalam memberikan bantuan-bantuan tersebut, dan

belum bisa bersikap terbuka dalam mencari solusi perihal keterlibatan

pihak keluarga pasangan ini.

4.2.3. Pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian

Pernikahan yang Baik

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang

dianggap sebagai faktor-faktor yang memberikan kontribusi tinggi dan

rendah terhadap pembentukan penyesuaian pernikahan yang baik. Faktor-

faktor yang dipersepsi para wanita kelompok arisan sebagai faktor yang

memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan penyesuaian

pernikahan yang baik adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan latar

belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda, dorongan seksual, dan

sikap terhadap kehamilan. Sedangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai

faktor yang memberikan kontribusi rendah terhadap pembentukan

penyesuaian pernikahan yang baik adalah kemampuan dan kemauan untuk

berkomunikasi, sikap terhadap seks, sikap terhadap peran seksual, dan

keterlibatan dengan anggota keluarga pasangan.

Page 97: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

88

Faktor pertama adalah Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar

belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda. Adaptasi yang dimaksud

meliputi perbedaan budaya, kelas sosial, ekonomi dan pendidikan.

Wismanto (2005) menyatakan bahwa proses pengenalan antar pasangan

itu berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Sehingga

adaptasi antara suami istri berlangsung sepanjang hidupnya dalam

pernikahan. Pasangan suami istri harus banyak belajar tentang pasangan

masing-masing dan diri sendiri yang mulai dihadapkan dengan berbagai

masalah. Dua kepribadian (suami istri) saling menempa untuk dapat sesuai

satu sama lain, dapat memberi dan menerima (www.jawaban.com).

Menurut Adriana S. Ginanjar, psikolog dari Universitas Indonesia dalam

buku Mari Bicara, masalah terumum pada awal pernikahan adalah dalam

penyesuaian diri terhadap peran baru sebagai suami dan istri. Bukan hal

mudah, karena akan ada perbedaan dari kebiasaan sehari-hari, harapan

terhadap pernikahan, cara berkomunikasi, serta nilai-nilai kehidupan.

Salah satu kunci keberhasilan penyesuaian diri adalah menyadari

perbedaan di antara keduanya merupakan hal normal dan penting bagi

pemenuhan kebutuhan masing-masing. Saat memilih pasangan di masa

pacaran, pasti terjadi pemilihan kualitas agar merasa lebih penuh. Maka,

agar tidak memperbesar masalah, jangan lari dari hal itu, tetapi pegang

dalam pikiran, bahwa tak akan terdapat kesamaan visi jika sama-sama

bersikeras. Disarankan untuk sama-sama memperbesar toleransi dan

penerimaan. Bila pasangan berusaha saling menerima perbedaan dan

Page 98: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

89

akhirnya menghargai keunikan masing-masing, maka pernikahan akan

berjalan harmonis. Berdasarkan pernyataan berikut, maka keberhasilan

para wanita dalam beradaptasi dengan perbedaan-perbedaan yang dimiliki

pasangan berasal dari penerimaan, rasa toleransi, komunikasi yang baik,

dan rasa menghargai.

Faktor kedua adalah dorongan seksual. Maksudnya disini adalah

kesepakatan yang terbentuk mengenai mengenai variasi dan minat seksual

serta dapat mengendalikan emosi ketika mencari kenikmatan dalam

hubungan seksual bersama suami. Menurut Waltigo (1984) adanya saling

pengertian antara suami istri mengenai dorongan seksual yang akan

menghindarkan ketidakpuasan dalam melakukan hubungan seksual.

Sehingga jelaslah bahwa kesulitan para wanita ini terletak pada adanya

saling pengertian mengenai dorongan seksual masing-masing individu.

Meskipun demikian, kecilnya frekuensi wanita yang memiliki kesulitan

pada faktor-faktor di atas menandakan bahwa faktor ini kemungkinan

besar bukan merupakan penyebab terbentuknya penyesuaian pernikahan

yang buruk. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa hal-hal yang menyebabkan para wanita dapat mencapai

kepuasan pada variasi dan minta-minat seksual berasal dari adanya saling

pengertian mengenai dorongan seksual masing-masing individu.

Faktor terakhir adalah sikap terhadap kehamilan. Nia Nurdiansyah

dalam buku Buku Pintar Ibu & Bayi (2011) menyatakan bahwa kondisi

emosional ibu selama hamil mempengaruhi perkembangan janinnya.

Page 99: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 4 Hasil & pembahasan

90

Perasaan takut dan cemas berlebihan selama periode kehamilan

berpengaruh buruk bagi pembentukan sikap ibu terhadap kehadiran

bayinya kelak. Beberapa ibu menyimpan ketakutan menjadi gemuk akibat

kehamilan dan masa menyusui. Sebagian lagi menyimpan perasaan takut

berlebihan akan sensasi sakit yang akan dialami saat proses kehamilan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

yang terjadi pada 17 orang wanita ini adalah mereka mampu mengatasi

dan mengontrol perasaan takut dan cemas berlebih, serta para wanita

tersebut dapat menjaga kondisi emosi selama masa hamil.

Page 100: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 5 Simpulan & Saran

91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan, dan memberikan saran praktis sesuai dengan hasil

penelitian tersebut.

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan kepada 37 orang wanita

arisan di Bandung, dapat disimpulkan bahwa :

1. Faktor-faktor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan

penyesuaian pernikahan yang buruk yaitu : kemampuan dan kemauan

untuk berkomunikasi yaitu kemampuan untuk mengkomunikasikan

kebutuhan, minat, dan harapan-harapan, sikap terhadap seks yaitu

kemampuan untuk membentuk sikap positif mengeni penyesuaian seksual

dengan suami, konsep mengenai peran seksual yaitu kesepakatan peran

seksual dalam rumah tangga, dan keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan yaitu kesediaan untuk merawat keluarga yang lebih tua dan

kesediaan untuk memberikan bantuan fisik dan finansial.

2. Faktor-faktor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan

penyesuaian pernikahan yang baik yaitu: Kemampuan untuk beradaptasi

dengan latar belakang, minat, dan kepentingan yang berbeda yaitu

penyesuaian dengan perbedaan-perbedaan yang dimiliki, dorongan seksual

Page 101: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 5 Simpulan & Saran

92

yaitu minat-minat dan kenikmatan-kenikmatan seksual, dan sikap terhadap

kehamilan yaitu kemampuan untuk membentuk sikap positif terhadap

kondisi fisik dan emosial kehamilan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti merumuskan beberapa hal yang

dapat disarankan sebagai berikut:

1. Wanita dengan penyesuaian pernikahan yang buruk

Para wanita ini diharapkan untuk dapat memperbaiki hal-hal yang

memberi kontribusi tinggi terhadap pembentukan penyesuaian pernikahan

yang buruk pada mereka. Seperti memperbaiki cara berkomunikasi dengan

suami sehingga bisa lebih efisien dan terbuka salah satunya adalah dengan

saling terbuka mengenai apa yang dirasakan masing-masing mengenai

ketidaksetujuan terhadap suatu hal, terbuka mengenai hal-hal yang dapat

mempengaruhi pandangan para wanita mengenai aktivitas seksual bersama

suami, membicarakan dan membentuk suatu kesepakatan bersama suami

mengenai konsep peran seksual yang akan dimainkan dalam rumah tangga

mereka termasuk terbuka mengenai ketidaksetujuan mereka terhadap

konsep peran seksual yang saat ini dimainkan dalam rumah tangga,

terakhir adalah membicarakan rasa keberatan para wanita mengenai

keterlibatan-keterlibatan pihak ketiga dalam kehidupan rumah tangga, dan

membentuk kesepakatan mengenai prioritas dalam rumah tangga.

2. Wanita dengan penyesuaian pernikahan yang baik

Page 102: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Bab 5 Simpulan & Saran

93

Para wanita ini diharapkan untuk mempertahankan hal-hal yang

memberikan kontribusi tinggi pda pembentukan penyesuaian pernikahan

yang baik pada mereka, dan memperbaiki hal-hal yang bisa menyebabkan

terbentuknya penyesuaian pernikahan yang buruk. Seperti

mempertahankan rasa saling menerima, toleransi, saling menghargai

bersama suami, mempertahankan variasi-variasi dan minat-minat dalam

melakukan aktivitas seksual bersama suami agar kehidupan seksual dapat

semakin baik, yang terakhir adalah mejaga stabilitas emosi, mengontrol

perasaan takut dan cemas apabila sedang hamil.

3. Peneliti yang tertarik.

Kepada peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

penyesuaian pernikahan untuk dapat lebih menjelaskan secara detail dan

mempelajari lagi secara mendalam mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian pernikahan dengan menggunakan rujukan dari

teori lain, serta dapat memberikan saran yang lebih spesifik kepada objek

penelitian yang memiliki penyesuaian pernikahan yang buruk.

Page 103: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

ix

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan 5th edition. Erlangga: Jakarta. Beardsley, W & Sanford, C. (1994). Membina Hubungan Yang Harmonis

(terjemahan). Jakarta: Arcan. Clinebell, H.J. & Clinebell, C.H. (2005). The happiness Marriage Dyer, E.D,. (1983). Courtship, Marriage, and Family: American Style. Illionis:

The Dorsey Press. Gunarsa, S.D. (1982). Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung

Mulia. Hassan, R. (2004, 19 Juni). Usia Lima Tahun Perkawinan Rawan. Diakses 28

Pebruari 2012 dari http://www.republika. Ajzen, I. 1984. Attitudes. In R. J. Corsini (Ed.), Wiley ecyclopedia of Psychology,

vol. 1: 99-100. New York: Wiley. Orbuch, Terri L. 2009. 5 Simple Steps to Take Your Marriage From Good to

Great. New York: Random House Publishing Group Schwartz, P. 2006. Finding Your Perfect Match. London: Penguin Group Coleman, P. 2005. The Complete Idiot’s Guide to Intimacy. New York: Alpha

Books Kirton, M. 1989. Adaptors and Innovators: Styles of Creativity and Problem

Solving. New York: Routledge McWalters, Malcolm. 1990. Understanding Psychology. Australia: McGraw-Hill

Book Company. Siegel, Sidney. 1997. Statistika Nonparametrik. PT. Gramedia : Jakarta. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Edisi Keenam. Bogor : Ghalia Indonesia Nurdiansyah, Nia. 2011. Buku Pintar Ibu & Bayi. Jakarta : Bukune

Page 104: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

x

Internet : http://kosmo.vivanews.com , di akses pada 30 Oktober 2011 http://islandsexualhealth.org/ , di akses pada 26 Maret 2012 www.bps.go.id, di akses pada 25 November 2011 http://carapedia.com/pengertian_definisi_peran_info2184.html , di akses pada 12 Juni 2012 http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/cyberman/detail.aspx?x=Tips&y=cyberman|0|0|8|92 , di akses pada 9 November 2012 http://www.bidakaraweddingexpo.com/strategi-beradaptasi-di-awal-pernikahan/ , di akses pada 18 November 2012 http://blog.ub.ac.id/rakamahendras/2012/03/14/mean-median-modus-dan-standar-deviasi/ , di akses pada 18 November 2012 http://konsultasihukumperkawinan.blogspot.com/2009/07/alasan-umum-penyebab-perceraian.html , di akses pada 18 November 2012 http://beta.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/Ipar-Menggerogoti-Keuangan-Keluarga , di akses pada 18 November 2012

Page 105: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

xi

LAMPIRAN

Page 106: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 1

Uji Validitas Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan

No rs Keterangan

No rs Keterangan

No rs Keterangan

Item Item Item

1 0.736 Diterima 36 0.736 Diterima 71 0.742 Diterima 2 0.763 Diterima 37 0.792 Diterima 72 0.725 Diterima 3 0.235 Ditolak 38 0.776 Diterima 73 0.529 Diterima 4 0.161 Ditolak 39 0.018 Ditolak 74 0.550 Diterima 5 0.654 Diterima 40 0.416 Diterima 75 0.467 Diterima 6 0.444 Diterima 41 0.649 Diterima 76 0.721 Diterima 7 0.561 Diterima 42 -0.060 Ditolak 77 0.696 Diterima 8 0.681 Diterima 43 0.224 Ditolak 78 0.699 Diterima 9 0.538 Diterima 44 0.511 Diterima 79 0.255 Ditolak

10 0.508 Diterima 45 0.515 Diterima 80 0.690 Diterima 11 0.770 Diterima 46 0.160 Ditolak 81 0.667 Diterima 12 0.702 Diterima 47 0.778 Diterima 82 0.160 Ditolak 13 0.062 Ditolak 48 0.476 Diterima 83 0.495 Diterima 14 0.686 Diterima 49 0.637 Diterima 84 0.078 Ditolak 15 0.474 Diterima 50 0.201 Ditolak 85 0.534 Diterima 16 0.700 Diterima 51 0.548 Diterima 86 0.745 Diterima 17 0.451 Diterima 52 0.605 Diterima 87 0.774 Diterima 18 0.527 Diterima 53 0.442 Diterima 88 0.155 Ditolak 19 0.231 Ditolak 54 0.624 Diterima 89 0.195 Ditolak 20 0.463 Diterima 55 0.742 Diterima 90 0.645 Diterima 21 0.713 Diterima 56 0.511 Diterima 91 0.449 Diterima 22 0.476 Diterima 57 0.433 Diterima 92 0.555 Diterima 23 0.438 Diterima 58 0.594 Diterima 93 0.672 Diterima 24 0.687 Diterima 59 0.324 Diterima 94 0.578 Diterima 25 -0.036 Ditolak 60 0.464 Diterima 95 0.487 Diterima 26 0.569 Diterima 61 0.218 Ditolak 96 0.791 Diterima 27 0.454 Diterima 62 0.541 Diterima 97 0.731 Diterima 28 0.659 Diterima 63 0.558 Diterima 98 0.143 Ditolak 29 0.421 Diterima 64 0.532 Diterima 99 0.666 Diterima 30 0.553 Diterima 65 0.270 Ditolak 100 0.546 Diterima 31 0.426 Diterima 66 0.484 Diterima 101 0.679 Diterima 32 0.177 Ditolak 67 0.361 Diterima 102 0.468 Diterima 33 0.710 Diterima 68 0.399 Diterima 103 0.487 Diterima 34 0.563 Diterima 69 0.637 Diterima 104 0.251 Ditolak 35 0.502 Diterima 70 0.637 Diterima 105 0.481 Diterima

Page 107: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 2

Lanjutan Uji Validitas Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan

No rs Keterangan

No rs Keterangan

Item Item

106 0.754 Diterima 137 0.601 Diterima 107 0.440 Diterima 138 0.455 Diterima 108 0.405 Diterima 139 0.640 Diterima 109 0.686 Diterima 140 0.737 Diterima 110 -0.035 Ditolak 141 0.501 Diterima 111 0.558 Diterima 142 0.415 Diterima 112 0.431 Diterima 143 0.561 Diterima 113 0.645 Diterima 144 0.279 Ditolak 114 0.422 Diterima 145 0.474 Diterima 115 0.576 Diterima 146 0.294 Ditolak 116 0.422 Diterima 147 0.528 Diterima 117 0.197 Ditolak 148 0.545 Diterima 118 0.710 Diterima 149 0.532 Diterima 119 0.577 Diterima 150 0.601 Diterima 120 0.553 Diterima 151 0.474 Diterima 121 0.745 Diterima 152 0.428 Diterima 122 0.819 Diterima 153 0.380 Diterima 123 0.763 Diterima 154 0.619 Diterima 124 -0.065 Ditolak 155 0.617 Diterima 125 0.434 Diterima 156 0.697 Diterima 126 0.657 Diterima 157 0.725 Diterima 127 -0.061 Ditolak 158 0.541 Diterima 128 0.263 Ditolak 159 0.495 Diterima 129 0.503 Diterima 160 0.498 Diterima 130 0.512 Diterima 161 0.753 Diterima 131 0.139 Ditolak 162 0.722 Diterima 132 0.786 Diterima 163 0.719 Diterima 133 0.486 Diterima 164 0.221 Ditolak 134 0.636 Diterima 165 0.676 Diterima 135 0.207 Ditolak 166 0.650 Diterima 136 0.551 Diterima 167 0.127 Ditolak

Page 108: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 3

Lanjutan Uji Reliabilitas Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan

No Item Ganjil Item Genap

Subjek

1 187 189 2 162 161 3 192 190 4 167 168 5 170 175 6 95 96 7 169 170 8 105 106 9 167 170

10 153 151 11 199 200 12 176 211 13 169 163 14 95 94 15 116 115 16 185 180 17 186 184 18 147 145 19 259 260 20 168 122 21 81 97 22 110 107 23 98 124 24 174 175 25 82 84 26 165 160 27 237 236 28 231 230 29 237 230 30 167 174

rstt 2 (rstt) 1 + rstt rstot

0.962 1.924 1.962 0.981

Page 109: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 4

Data Mentah beserta Kriteria Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan

Subjek Skor Kriteria

1 376 Tinggi 2 323 Rendah 3 382 Tinggi 4 335 Rendah 5 345 Tinggi 6 191 Rendah 7 339 Rendah 8 211 Rendah 9 337 Rendah

10 304 Rendah 11 399 Tinggi 12 387 Tinggi 13 332 Rendah 14 189 Rendah 15 231 Rendah 16 365 Tinggi 17 370 Tinggi 18 292 Rendah 19 519 Tinggi 20 290 Rendah 21 178 Rendah 22 217 Rendah 23 222 Rendah 24 349 Tinggi 25 166 Rendah 26 325 Rendah 27 473 Tinggi 28 461 Tinggi 29 467 Tinggi 30 341 Tinggi 31 233 Rendah 32 320 Rendah 33 367 Tinggi 34 287 Rendah 35 266 Rendah 36 307 Rendah 37 242 Rendah

Median 340

Page 110: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 5

Tabel Frekwensi dan Prosentase Penyesuaian Pernikahan

Variabel Rendah Tinggi Total

F % F % F % Penyesuaian Pernikahan 23 62.16 14 37.84 37 100

Rendah

Tinggi

Page 111: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 6

Data Mentah beserta Kriteria Aspek-aspek Alat Ukur Penyesuaian Pernikahan

No Aspek 1 Aspek 2 Aspe 3 Aspek 4 Aspek 5

Subjek Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

1 94 Tinggi 66 Tinggi 41 Tinggi 59 Tinggi 116 Tinggi

2 81 Rendah 57 Rendah 36 Rendah 50 Rendah 99 Rendah

3 96 Tinggi 67 Tinggi 42 Tinggi 59 Tinggi 118 Tinggi

4 83 Rendah 57 Rendah 37 Rendah 52 Rendah 106 Tinggi

5 84 Rendah 63 Tinggi 38 Tinggi 53 Tinggi 107 Tinggi

6 48 Rendah 34 Rendah 21 Rendah 29 Rendah 59 Rendah

7 83 Rendah 65 Tinggi 36 Rendah 52 Rendah 103 Rendah

8 53 Rendah 37 Rendah 23 Rendah 33 Rendah 65 Rendah

9 83 Rendah 62 Tinggi 37 Rendah 54 Tinggi 101 Rendah

10 76 Rendah 53 Rendah 34 Rendah 47 Rendah 94 Rendah

11 100 Tinggi 70 Tinggi 44 Tinggi 62 Tinggi 123 Tinggi

12 97 Tinggi 67 Tinggi 43 Tinggi 60 Tinggi 120 Tinggi

13 83 Rendah 54 Rendah 37 Rendah 51 Rendah 107 Tinggi

14 47 Rendah 33 Rendah 21 Rendah 29 Rendah 59 Rendah

15 58 Rendah 41 Rendah 25 Rendah 36 Rendah 71 Rendah

16 91 Tinggi 65 Tinggi 40 Tinggi 56 Tinggi 113 Tinggi

17 93 Tinggi 65 Tinggi 41 Tinggi 57 Tinggi 114 Tinggi

18 73 Rendah 52 Rendah 32 Rendah 45 Rendah 90 Rendah

19 130 Tinggi 92 Tinggi 57 Tinggi 80 Tinggi 160 Tinggi

20 73 Rendah 50 Rendah 32 Rendah 45 Rendah 90 Rendah

21 45 Rendah 31 Rendah 20 Rendah 27 Rendah 55 Rendah

22 54 Rendah 38 Rendah 24 Rendah 34 Rendah 67 Rendah

23 56 Rendah 39 Rendah 24 Rendah 34 Rendah 69 Rendah

24 87 Tinggi 62 Tinggi 38 Tinggi 54 Tinggi 108 Tinggi

25 42 Rendah 29 Rendah 18 Rendah 26 Rendah 51 Rendah

26 81 Rendah 56 Rendah 33 Rendah 48 Rendah 107 Tinggi

27 118 Tinggi 83 Tinggi 52 Tinggi 74 Tinggi 146 Tinggi

28 116 Tinggi 81 Tinggi 51 Tinggi 71 Tinggi 142 Tinggi

29 117 Tinggi 82 Tinggi 52 Tinggi 72 Tinggi 144 Tinggi

30 87 Tinggi 55 Rendah 38 Tinggi 53 Tinggi 108 Tinggi

31 58 Rendah 41 Rendah 26 Rendah 36 Rendah 72 Rendah

32 80 Rendah 56 Rendah 35 Rendah 49 Rendah 100 Rendah

33 92 Tinggi 65 Tinggi 40 Tinggi 57 Tinggi 113 Tinggi

34 72 Rendah 51 Rendah 31 Rendah 44 Rendah 89 Rendah

35 67 Rendah 47 Rendah 29 Rendah 41 Rendah 82 Rendah

36 77 Rendah 54 Rendah 34 Rendah 47 Rendah 95 Rendah

37 61 Rendah 42 Rendah 27 Rendah 37 Rendah 75 Rendah

Median 85 60 37.5 52.5 105

Page 112: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Tabel Frekwensi dan Prosentase Aspek2 Penyesuaian Pernikahan

Variabel

Penyesuaian dgn Pasangan Penyesuaian Seksual Penyesuaian Keuangan Penyesuaian dgn Pihak Keluarga PasanganPenyesuaian thd Peran sebagai Orang Tua

Penyesuaian dgn Pasangan

Penyesuaian Seksual

Penyesuaian Keuangan

Penyesuaian dgn Pihak Keluarga Pasangan

Penyesuaian thd Peran sebagai Orang Tua

Tabel Frekwensi dan Prosentase Aspek2 Penyesuaian Pernikahan

Rendah Tinggi

F % F %24 64.86 13 35.1422 59.46 15 40.5423 62.16 14 37.84

Penyesuaian dgn Pihak Keluarga Pasangan 22 59.46 15 40.54Penyesuaian thd Peran sebagai Orang Tua 20 54.05 17 45.95

0 10 20 30 40 50

Penyesuaian dgn Pasangan

Penyesuaian Seksual

Penyesuaian Keuangan

Penyesuaian dgn Pihak Keluarga Pasangan

Penyesuaian thd Peran sebagai Orang Tua

Lampiran - 7

Tabel Frekwensi dan Prosentase Aspek2 Penyesuaian Pernikahan

Total

% F % 35.14 37 100 40.54 37 100 37.84 37 100 40.54 37 100 45.95 37 100

60 70

Tinggi

Rendah

Page 113: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 8

Tabel Frekwensi dan Prosentase Faktor faktor-faktor Penyesuaian Pernikahan

Faktor Rendah

Median F %

Kemampuan dan kemauan untuk

menunjukkan afeksi 21 56.76 25

Kemampuan dan kemauan untuk

berkomunikasi 23 62.16 15

Kemampuan dan kemauan untuk

menyesuaikan antara konsep pasangan ideal

dengan keadaan

21 56.76 15

Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar

belakang, minat, dan kepentingan yang

berbeda

20 54.05 17.5

Konsep peran 21 56.76 12.5

Sikap terhadap seks 23 62.16 15

Konsep mengenai peran seksual 23 62.16 15

Dorongan seksual 20 54.05 15

Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi 22 59.46 15

Pengelolaan uang 22 59.46 17.5

Keterbukaan mengenai keuangan 21 56.76 20

Sikap terhadap keluarga yang lebih tua 21 56.76 17.5

Keinginan pasangan untuk mandiri 21 56.76 10

Keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan

23 62.16 25

Sikap terhadap kehamilan 20 54.05 32,5

Sikap terhadap peran sebagai orang tua 22 59.46 17.5

Harapan orang tua terhadap anak 22 59.46 17.5

Perasaan keseimbangan tugas orang tua 21 56.76 25

Sikap terhadap perubahan peran 22 59.46 12.5

Page 114: 01 COVER SIDANG REVISIx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.13.50.06009.pdflembar pengesahan studi deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan

Lampiran - 9

Faktor Tinggi

Median F %

Kemampuan dan kemauan untuk

menunjukkan afeksi 16 43.24 25

Kemampuan dan kemauan untuk

berkomunikasi 14 37.84 15

Kemampuan dan kemauan untuk

menyesuaikan antara konsep pasangan ideal

dengan keadaan

16 43.24 15

Kemampuan untuk beradaptasi dengan latar

belakang, minat, dan kepentingan yang

berbeda

17 45.95 17.5

Konsep peran 16 43.24 12.5

Sikap terhadap seks 14 37.84 15

Konsep mengenai peran seksual 14 37.84 15

Dorongan seksual 17 45.95 15

Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi 15 40.54 15

Pengelolaan uang 15 40.54 17.5

Keterbukaan mengenai keuangan 16 43.24 20

Sikap terhadap keluarga yang lebih tua 16 43.24 17.5

Keinginan pasangan untuk mandiri 16 43.24 10

Keterlibatan dengan anggota keluarga

pasangan

14 37.84 25

Sikap terhadap kehamilan 17 45.95 32,5

Sikap terhadap peran sebagai orang tua 15 40.54 17.5

Harapan orang tua terhadap anak 15 40.54 17.5

Perasaan keseimbangan tugas orang tua 16 43.24 25

Sikap terhadap perubahan peran 15 40.54 12.5