01 COVER TAx -...

65
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Transcript of 01 COVER TAx -...

Page 1: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG

GEL DAUN LIDAH BUAYA ( Aloe vera (L.) Webb) DENGAN BASIS

Virgin Coconut Oil (VCO)

SKRIPSI

Oleh :

SATRIAS APGAR NPM : 10060306054

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1431H/2010M

Page 3: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA ( Aloe vera Linn.) DENGAN BASIS VCO (Virgin coconut oil) NAMA : SATRIAS APGAR NPM : 10060306054

Setelah membaca Skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai Skripsi

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Ernita, M.Si., Apt. Fitrianti Darusman, S.Si., Apt. NIK. D. 08.0.476

Mengetahui

Dekan F-MIPA Unisba Ketua Program Studi M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. Embit Kartadarma, DR., M.AppSc., Apt. NIP. 131. 626. 700 NIK. D. 06.0.437

Page 4: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

Kutipan atau saduran baik sebagian ataupun seluruh naskah, harus menyebutkan nama pengarang dan sumber aslinya, yaitu Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung.

Page 5: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sabun mandi cair yang mengandung gel daun lidah buaya (Aloe vera Linn.) dengan berbagai konsentrasi VCO. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sabun mandi cair yang mengandung gel daun lidah buaya yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengujian kualitas sabun mandi cair yang telah dibuat disesuaikan dengan aturan SNI yang meliputi pengamatan organoleptik, kadar alkali bebas, pelepasan bahan aktif, angka lempeng total, dan pH selama waktu penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan selama penyimpanan, gel daun lidah buaya dan sabun mandi cair relative stabil baik secara fisika, kimia, dan mikrobiologi. Sabun mandi cair yang sesuai dengan SNI dan aman digunakan adalah formula yang mengandung gel daun lidah buaya dengan konsentrasi VCO 20%. Kata kunci: Sabun mandi cair, gel daun lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb), VCO

Page 6: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

ABSTRACT

Research on liquid soap formulations containing aloe vera leaf gel (Aloe vera Linn.) with various concentrations of virgin coconut oil (VCO) has been conducted. This research aims to created a formula for liquid soap that contains aloe vera leaf gel in accordance with the Indonesian National Standard (SNI). Testing the quality of liquid bath soap includes observation about organoleptic, free alkali levels, release of active materials, total plate count, and pH levels during the storage time. Results showed that during the storage time, aloe vera leaf gel and liquid bath soap were relatively stable of physical, chemical, and microbiological. Formulation of the liquid bath soap that contains aloe vera leaf gel with 20% concentration of VCO is in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) and safe to use. Key words: Liquid soap, Aloe vera leaf gel (Aloe vera (L.) Webb), VCO

Page 7: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan

rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Formulasi Sabun Mandi Cair yang

Mengandung Gel Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Webb) dengan Basis Virgin

coconut oil (VCO)” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi Universitas Islam Bandung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak

yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka

dalam kesempatan ini, diucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Ernita, M.Si., Apt. dan Fitrianti Darusman, S.Si., Apt. sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dari awal

sampai akhir dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Embit Kartadarma, M.AppSc., Apt. sebagai Ketua Program Studi Farmasi

beserta staf, para dosen serta seluruh karyawan Universitas Islam Bandung yang

telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

3. Kiki Mulkiya Y., S.Si., Apt., yang telah sabar memberikan nasihat akdemik

selama 4 tahun.

4. Kasie laboratorium farmasetika, Kasie laboratorium farmakologi, Kasie

laboratorium farmasi bahan alam, dan Kasie laboratorium kimia farmasi analisis

yang telah memberikan izin untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam

melakukan penelitian.

Page 8: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

ii

5. Para petugas laboratorium yang telah membantu dalam pengadaan fasilitas

laboratorium selama penelitian.

6. Kedua orangtua yaitu Bapak H. Saman dan Ibu Utih Purwatini; adik, Kerti

Sakinah, yang telah banyak memberikan doa dan dukungan baik secara moril

maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Melati Hidayanti atas pengertian dan dukungan selama 4 tahun ini.

8. Keluarga besar Bapak Hidayat yang telah memberikan doa dan dukungannya.

9. Teman-teman angkatan 2006 yang telah memberikan bantuan dan semangat

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Mengingat bahwa skripsi ini merupakan pengalaman belajar dalam

merencanakan, melaksanakan serta menyusun suatu karya ilmiah, maka skripsi ini

masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat

diharapkan. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat

bagi kepentingan masyarakat luas pada umumnya dan ilmu kefarmasian pada

khususnya.

Bandung, Agustus 2010

Penulis

Page 9: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

iii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………..…………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………...……….. iii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………......... vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii

PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

BAB

I TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………..……....... 4

1.1. Kulit ………………...……………...……………………….…….. 4

1.1.1. Anatomi Kulit Secara Histopatologi .…...………..……..…... 5

1.1.2. Fungsi Kulit ……..……………………..………….………... 5

1.2. Tinjauan Tentang Lidah Buaya ……………………….……..……. 7

1.2.1. Manfaat Lidah Buaya Pada Kulit …………….…………..…. 10

1.3. Pengertian Sabun ………………....…………..……………..……. 11

1.3.1. Cara Pembuatan Sabun ……………..…………………..…... 12

1.3.2. Prinsip Kerja Sabun ……………..…………..…………..….. 13

1.3.3. Jenis Sabun ……………………..…………………..………. 14

1.3.4. Formula Umum Sabun …………………..……………..….... 15

1.4. Tinjauan Tentang Minyak Kelapa Murni (VCO) …..………..…… 17

1.5. Tinjauan Tentang Madu dan Kecantikan ..…….….………..……... 18

1.5.1. Komposisi Madu ………………..…………….…………..… 19

II METODOLOGI PENELITIAN ………………………...….……..........21

III BAHAN DAN ALAT ………….…………… …..…………………….. 22

3.1. Bahan ……………………………….……...………………........... 22

3.2. Alat-alat …………….…………………………...………………....22

3.3. Hewan Percobaan ………….............................................................22

IV PROSEDUR PENELITIAN ………..…………………..……….…….. 23

4.1. Pengambilan Sampel Bahan dan Determinasi ………....……….… 23

Page 10: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

iv

4.2. Perlakuan Terhadap Tanaman ……………....……………...……... 23

4.2.1. Pengumpulan Gel Daun Lidah Buaya …………....…………. 23

4.2.2. Uji Kualitas Gel Daun Lidah Buaya ………..……..………... 24

4.3. Pembuatan Sabun Mandi Cair …….………………...……………. 26

4.4. Uji Kualitas Sabun Mandi Cair ………….……...........…….……... 27

4.5. Uji Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair ……....………..……… 31

V HASIL DAN PEMBAHASAN …………..…....………………….…... 32

5.1. Uji Kualitas Gel Daun Lidah Buaya ……......…..……..………….. 32

5.1.1. Organoleptis …………………………………………...……. 32

5.1.2. Bobot Jenis, Kadar Air, dan Kadar Abu …..……………..…. 33

5.1.3. Viskositas dan pH Gel Daun Lidah Buaya ….…………….... 34

5.2. Uji Kualitas Sabun Mandi Cair ………….……………………..…. 35

5.2.1. pH ……………………………………..………………..…… 35

5.2.2. Viskositas …………………………..…………………..…… 36

5.2.3. Tinggi dan Kestabilan Busa ………..…………………..…… 37

5.2.4. Kadar Alkali Bebas …………………..………………..……. 38

5.2.5. Pelepasan Bahan Aktif ……………..…………………..…… 38

5.2.6. Bobot Jenis ……………………..……………………..…….. 39

5.2.7. Angka Lempeng Total …………..……………………..…… 40

5.3. Uji Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair ………….….........…… 41

VI KESIMPULAN DAN SARAN ……..……………………………...…. 42

6.1. Kesimpulan ……………....…………………………………..…… 42

6.2. Saran ………………....……………………………………..…….. 42

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 43

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 45

Page 11: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ……………………... 45 2. Surat Keterangan Determinasi …………………………….. 46 3. Gambar-gambar Penelitian ………………………………... 47

Page 12: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I.1. Syarat Mutu Sabun Mandi Cair Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-4085-1996) ....…………..…..………..... 15

IV.1. Formula Sabun Mandi Cair ……………..…………………. 26 V.1. Hasil Pengamatan Organoleptis Gel Daun Lidah Buaya

Selama 56 Hari Waktu Penyimpanan ................................... 32 V.2. Hasil Pengamatan Bobot Jenis, Kadar Air, dan Kadar Abu

Gel Daun Lidah Buaya ………………………….……….... 33 V.3. Pengamatan Viskositas dan pH Gel Daun Lidah Buaya

Selama 56 Hari Waktu Penyimpanan ……………………... 34 V.4. Hasil Pengamatan pH Sabun Mandi Cair Selama 30 Hari

Waktu Penyimpanan ………………………………………. 35 V.5. Hasil Pengamatan Viskositas (cP) Sabun Mandi Cair

Selama 30 Hari Waktu Penyimpanan ...…………..……….. 36 V.6. Hasil Pengamatan Tinggi (mm) dan Kestabilan Busa Sabun

Mandi Cair Selama 5 Menit Waktu Pengamatan ….…...….. 37 V.7. Hasil Pengamatan Kadar Alkali Bebas Sabun Mandi Cair ... 38 V.8. Hasil Pengamatan Pelepasan Bahan Aktif Sabun Mandi

Cair ………………………………………………………… 38 V.9. Hasil Pengamatan Bobot Jenis Sabun Mandi Cair ............... 39 V.10. Hasil Pengamatan Angka Lempeng Total (koloni/g) Sabun

Mandi Cair Pada Hari ke-14 Penyimpanan .......................... 40 V.11. Hasil Pengujian Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair

Pada Kelinci Galur New Zealand ......................................... 41

Page 13: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

I.1. Struktur Kulit …………………………………………….... 4

I.2. Lidah Buaya ……………………………………………….. 7

VI.1. Gel Daun Lidah Buaya …………………………………….. 47

VI.2. Madu ………………………………………………………. 47

VI.3. Pengujian Viskositas Sabun Mandi Cair …………………... 48

VI.4. Pengujian Tinggi Busa Sabun Mandi Cair ………………… 48

VI.5. Pengujian Kadar Alkali Bebas …………………………….. 49

VI.6. Pengujian Pelepasan Bahan Aktif dan Lapisan Lilin ……… 49

VI.7. Pengujian Angka Lempeng Total …………………………. 49

VI.8. Pengujian Iritasi Pendahuluan Pada Kelinci Galur New

Zeland ……………………………………………………... 50

Page 14: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

1

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ tubuh esensial dan vital yang terletak paling luar

serta merupakan cermin kesehatan seseorang. Seiring dengan perkembangan zaman,

banyak masalah yang dapat terjadi pada kulit. Hal ini disebabkan oleh polusi udara

yang semakin meningkat, gaya hidup dan kondisi psikis yang tidak baik, serta

penggunaan kosmetika yang tidak aman. Penyebab ini dapat memberikan dampak

negatif terhadap kesehatan kulit, seperti muncul ruam merah pada kulit, urtikaria,

bahkan dapat mengakibatkan rasa panas dan membakar pada kulit.

Dengan permasalahan kulit yang kian kompleks, maka dicari suatu bahan

alternatif yang berasal dari alam untuk menjaga kesehatan kulit. Salah satu tanaman

Indonesia yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit adalah lidah buaya. Lidah

buaya (Aloe vera Linn.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki beberapa

keuntungan, diantaranya adalah sebagai bahan yang berguna untuk regenerasi sel

kulit, antioksidan, astringen, dan antiseptik. Lidah buaya tersebut akan efektif bagi

kesehatan kulit apabila digunakan pada konsentrasi 6-15% (Purbaya, 2003).

Kandungan lidah buaya yang memiliki kegunaan untuk kulit antara lain lignin,

aloectin B, saponin, aloe-emodin, asam krisofan, asam amino, enzim, vitamin,

mineral, serta hidrazon.

Penggunaan lidah buaya untuk kesehatan kulit dapat dilakukan dengan

beberapa cara, salah satunya adalah dengan penambahan gel daun lidah buaya dalam

formula sabun cair. Kelebihan sabun mandi cair dibandingkan dengan sabun mandi

padat adalah proses pembuatannya yang relatif lebih mudah dan biaya produksinya

Page 15: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

2

relatif lebih murah, mudah digunakan, dibawa dan disimpan, tidak mudah rusak atau

kotor, serta penampilan kemasan yang eksklusif. Jika dilihat dari segi kesehatan,

sabun mandi padat dapat menjadi media penularan penyakit kulit, sehingga tidak

dianjurkan untuk digunakan secara bersama-sama. Sedangkan penggunaan sabun

cair lebih aman serta lebih hemat secara ekonomis.

Sabun mandi cair dengan penambahan gel daun lidah buaya merupakan

kosmetika yang aman, karena menggunakan bahan alami yang berasal dari alam.

Selain itu juga ditambahkan bahan alam lain yang memiliki khasiat terhadap

kesehatan kulit yaitu minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dan madu. Minyak

kelapa murni digunakan sebagai basis sabun cair. Kandungan utamanya adalah asam

laurat (45%-55%) dan asam kapriat 7%. Kedua asam tersebut merupakan asam

lemak jenuh rantai sedang yang bersifat antimikroba (antivirus, antibakteri, dan

antijamur) (Alamsyah, 2005).

Bahan alami lain yang digunakan dalam formulasi sabun cair adalah madu.

Menurut pustaka madu juga diketahui dapat bermanfaat bagi kulit dan kecantikan,

terutama sebagai humektan yang dapat melembabkan dan melindungi kulit dari sinar

UV. Penggunaan madu untuk kecantikan kulit telah lama digunakan bahkan sejak

zaman ratu Mesir yang terkenal kecantikannya yaitu Cleopatra.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dibuat

formulasi sabun mandi cair dengan zat aktif gel daun lidah buaya dan penambahan

minyak kelapa murni sebagai basis serta madu sebagai humektan. Formulasi tersebut

dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah formulasi sabun mandi cair yang

Page 16: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

3

dibuat dalam penelitian ini memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI)

serta mencari formula dengan komposisi terbaik sesuai SNI.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sabun mandi cair dari gel

daun lidah buaya dengan komposisi formula terbaik dan memenuhi persyaratan SNI.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi ilmiah mengenai

formulasi sabun mandi cair terbaik yang memenuhi persyaratan SNI.

Page 17: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

4

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m² dengan berat kira-kira

15% berat badan. Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin

kesehatan dalam diri seseorang. Kulit juga sangat kompleks, elastik dan sensitif;

jenis kulit bervariasi sesuai keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada

lokasi tubuh (Djuanda, 2002).

Gambar I.1 Struktur Kulit (www.wordpress.com)

Kulit merupakan organ tubuh penting, terdapat di permukaan luar

organisme yang membatasi lingkungan dalam tubuh dengan bagian luar (Mutschler,

1991). Kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan

longgar terdapat di palpebra, bibir dan preputium; kulit yang tebal dan tegang

Page 18: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

5

terdapat di telapak kaki dan tangan orang dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada

muka, yang lembut pada leher dan badan, yang berambut kasar terdapat pada kepala

(Djuanda, 2002).

1.1.1. Anatomi Kulit Secara Histopatologik

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu

(Djuanda, 2002) :

1. Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada

epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan

elemen-elemen selular dan folikel rambut.

3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar

berisi sel-sel lemak didalamnya.

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis

ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

1.1.2. Fungsi Kulit

Fungsi utama kulit adalah proteksi, ekskresi, absorpsi, persepsi, pengaturan

suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan

keratinisasi.

Page 19: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

6

1. Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik dan mekanis,

gangguan kimiawi, gangguan yang bersifat panas, dan gangguan infeksi luar

terutama kuman/bakteri maupun jamur.

2. Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa

metabolisme dalam tubuh berupa natrium klorida, urea, asam urat, dan amonia.

3. Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi

cairan yang mudah menguap, lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh

Kulit mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal.

7. Fungsi keratinisasi

Keratinisasi terjadi melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk.

8. Fungsi pembentukan vitamin D

Dimungkinkan dengan mengubah 7-dehidro kolesterol dengan pertolongan sinar

matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal

tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan

(Djuanda, 2002).

Page 20: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

7

1.2. Tinjauan Tentang Lidah Buaya

Klasifikasi tanaman Lidah Buaya (Tjitrosoepomo, 1996) :

Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Liliales

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

Jenis : Aloe vera (L.) Webb

Gambar I.2. Gambar Lidah Buaya (Dalimartha, 2002)

Lidah buaya merupakan tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau

ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Ciri-ciri daun

lidah buaya yaitu daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi

atau berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang

panjangnya 60-90 cm, berwarna kuning kemerahan (jingga), dan bunga biasanya

muncul bila ditanam di pegunungan. Banyak terdapat di Afrika bagian Utara, Hindia

Barat.

Page 21: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

8

Tanaman lidah buaya berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena

tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui

batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadi anakan. Lidah buaya

yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak

daun. Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman.

Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya,

kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan.

Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang.

Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat

sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lender (gel)

sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di

dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu

kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing,

permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat

mencapai 50 – 75 cm, dengan berat 0,5 – 1 kg, daun melingkar rapat disekeliling

batang (Tjitrosoepomo, 1996).

Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang

mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam

rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bias mencapai 1 meter. Bunga biasanya

muncul bila tanaman ditanam di pegunungan. Akar tanaman lidah buaya berupa akar

serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50

– 100 cm. Tanaman tumbuh baik pada tanah yang subur dan gembur di bagian

atasnya (Tjitrosoepomo, 1996).

Page 22: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

9

Kandungan kimia lidah buaya adalah aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-

emodin, aloenin, aloesin. Untuk pemakaian luar, daun digunakan untuk koreng,

eksim, bisul, terbakar, tersiram air panas. Selain itu, gel lidah buaya sering

digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetika.

Dari bermacam-macam zat kimia yang terkandung dalam tanaman lidah

buaya, yang paling luas penggunaannya adalah glikosida saponin sebagai bahan

pencuci dan penyubur rambut.

Menurut beberapa sumber senyawa yang terdapat dalam tanaman lidah

buaya yang berguna bagi kulit adalah :

a. Lignin/selulosa dalam gel daun lidah buaya mampu menembus dan meresap ke

dalam kulit, menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit, sehingga

kulit tidak cepat kering serta terjaga kelembabannya (Wijayakusuma, 2004).

b. Aloectin B dalam gel daun lidah buaya yang mampu menstimulasi sistem imun

sehingga efektif untuk menyembuhkan luka, luka bakar, borok/eksim,

memberikan lapisan pelindung pada bagian yang rusak dan mempercepat tingkat

penyembuhan (Wijayakusuma, 2004).

c. Saponin yang memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik sehingga

efektif mengobati luka terbuka (Wijayakusuma, 2004).

d. Aloe-emodin yang berguna untuk membantu menyembuhkan dan memperbaiki

jaringan kulit yang rusak sehingga mempercepat penyembuhan kerusakan yang

terdapat pada kulit dan membran mukosa (Purbaya, 2003).

Page 23: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

10

e. Asam krisofan dan enzim protease di dalam getah kulit daunnya yang mampu

memecah bradiklin, yaitu senyawa penyebab timbulnya rasa nyeri pada luka

sampai nyeri tersebut hilang (Furnawanthi, 2002).

f. Asam amino, enzim, vitamin, dan mineral

Asam amino tersebut berfungsi untuk membantu menyusun protein pembentuk

jaringan kulit baru atau pengganti sel kulit yang sudah tua atau rusak. Sedangkan

vitamin dan mineral yang terdapat didalamnya berfungsi untuk memberi

ketahanan terhadap penyakit, menjaga kesehatan, memberikan vitalitas, serta

menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat. Enzim yang berfungsi

sebagai pemicu proses kimia yang sedang terjadi atau berlangsung di dalam

tubuh. Lidah buaya mengandung 18 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh

untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tubuh dan sebagai sumber energi

(Purbaya, 2003).

g. Hidrazon dalam gel lidah daun buaya berfungsi membantu mempertahankan

kelembaban pada permukaan kulit secara mendalam, dan mencegah penguapan

serta mempertahankan keseimbangan kadar air di dalam kulit (Purbaya, 2003)

Gel daun lidah buaya yang berupa getah kering daun lidah buaya di

perdagangan dikenal sebagai Aloe curacao. Dalam gel daun lidah buaya ini

mengandung tidak kurang dari 50% sari yang larut dalam air. Secara organoleptik,

semua jenis gel daun lidah buaya (aloe) berasa pahit dan menimbulkan rasa mual

jika dimakan (Depkes RI, 1980).

Page 24: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

11

1.2.1. Manfaat Lidah Buaya Pada Kulit

Pada kulit, lidah buaya memiliki khasiat tersendiri, sehingga dapat

digunakan untuk mengatasi gangguan pada kulit, seperti (Purbaya, 2003) :

1. Psoriasis, yakni penyakit kulit yang sering menyebabkan kulit menjadi kering

dan bersisik serta menimbulkan flek hitam.

2. Dermatitis (radang atau infeksi kulit), contohnya kulit kemerahan yang mungkin

disebabkan karena kulit yang sensitif.

3. Memperlambat proses penuaan (seperti fungsi antioksidan/antiaging) pada

manusia.

4. Pelembab (Moisturizer), kandungan berbagai macam zat dalam gel daun lidah

buaya yang berfungsi membantu mempertahankan kelembaban pada permukaan

kulit secara mendalam, dan mencegah penguapan serta mempertahankan

keseimbangan kadar air di dalam kulit.

5. Mengikis sel-sel kulit mati secara lembut, dimana hasilnya kulit akan menjadi

lebih halus, lembut dan terlihat bersih.

6. Menstimulasi pergantian sel-sel kulit baru atau rejuvenikasi (meremajakan kulit)

serta reaktivasi (menunda proses pengerutan atau penuaan kulit). Sehingga

kegunaannya akan bertambah, khususnya untuk mempertahankan elastisitas,

keseimbangan dan regenerasi kulit sejak dini.

Penggunaan lidah buaya sebagai bahan kosmetika, pada sebagian orang

tidak dapat digunakan secara langsung atau secara alami, sebab cairan getah atau

gelnya, bila dioleskan dengan begitu saja pada kulit tubuh atau pada permukaan

wajah seringkali menimbulkan rasa gatal (Purbaya, 2003).

Page 25: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

12

1.3. Pengertian Sabun

Sabun adalah surfaktan yang digunakan bersama air untuk membersihkan

atau mencuci yang tersedia dalam bentuk padat dan cair. Dilihat dari segi kimia

sabun adalah garam dari asam lemak. Sedangkan secara tradisional sabun dibuat

dengan mereaksikan antara lemak atau minyak dan basa (natrium hidroksida atau

kalium hidroksida). Reaksi yang terjadi disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.

Sabun dapat bermanfaat sebagai alat pembersih sebab molekul sabun

mengandung gugus polar (berikatan dengan air) dan non polar (berikatan dengan

minyak) sehingga dapat membersihkan lemak atau kotoran yang tidak dapat

langsung terangkat oleh air.

1.3.1. Cara Pembuatan Sabun

Proses pembuatan sabun secara umum dilakukan dengan cara dingin

dimana lemak atau minyak langsung direaksikan dengan suatu basa. Tetapi banyak

juga dilakukan pembuatan sabun dengan cara panas sehingga dihasilkan sabun jenis

khusus seperti sabun transparan yang pada proses pembuatannya perlu ditambahkan

alkohol atau isopropilalkohol (Ashar, 2006).

Sabun cair adalah jenis sabun yang berbentuk liquid (cairan) sehingga

mudah dituangkan dan menghasilkan busa yang lebih banyak dan tampak lebih

menarik. Berbeda dengan sabun padat atau ’opaque soap’, sabun cair dibuat dengan

semi boiled process yang menggunakan bantuan panas pada proses pembuatannya

(Mabrouk, 2005).

Page 26: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

13

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan

sabun hasil saponifikasi (pengendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai

sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah natrium

klorida (garam) dan bahan aditif. Natrium klorida merupakan komponen kunci dalam

proses pembuatan sabun. Kandungan natrium klorida pada produk akhir sangat kecil

karena kandungan natrium klorida yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat

memperkeras struktur sabun. Natrium klorida yang digunakan umumnya berbentuk

air garam (brine) atau padatan (kristal). Natrium klorida digunakan untuk

memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan

dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap.

Natrium klorida harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun

yang berkualitas. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam

sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik

konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain: pengisi, pengental, anti oksidan,

pewarna, dan pewangi (Mabrouk, 2005).

1.3.2. Prinsip Kerja Sabun

Molekul sabun terdiri dari bagian besar hidrokarbon nonpolar yang bersifat

hidrofobik dan ion karboksilat yang bersifat hidrofilik. Jika sabun dilarutkan dalam

air, ujung hidrofilik dari molekulnya ditarik ke dalam air dan melarutkannya, tetapi

bagian hidrofobik ditolak oleh molekul air. Akibatnya suatu lapisan terbentuk di atas

permukaan air dan secara drastis menurunkan tegangan permukaan air. Jika larutan

sabun tersebut mengenai barang yang berlemak atau berminyak (sebagian besar

Page 27: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

14

kotoran merupakan suatu lapisan film atau lapisan tipis minyak yang melekat), maka

bagian molekul sabun langsung terorientasi. Bagian hidrofobik membalut kotoran

yang bersifat minyak, sedangkan bagian hidrofilik tetap larut dalam fasa air. Dengan

gerakan mekanik membilas, maka minyak tersebut terproyeksi keluar, permukaan

misel menjadi larut dalam air dan terbuang bersama air pembilas. Proses

pembersihan ini berlangsung dengan menurunkan tegangan permukaan air dan

mengemulsikan kotoran (Ashar, 2006).

Salah satu faktor yang sangat menggangu dalam penggunaan sabun adalah

adanya ion logam tertentu dalam air sadah. Ion kalsium dan magnesium membentuk

endapan dengan ion karboksilat atau asam lemak. Endapan ini dapat dilihat sebagai

bath up ring pada tempat mandi (bath up), kerak pada tangki uap. Sehingga jika di

dalam air sadah, sabun tidak dapat berbusa karena daya pembersihannya kecil atau

harus menggunakan sabun yang lebih banyak (Marzoeki, 1980).

1.3.3. Jenis Sabun

Perkembangan sabun yang diproduksi lebih ditekankan pada bentuk dan

penggunaannya. Adapun klasifikasi sabun menurut bentuknya yaitu bentuk padat,

bentuk cair, dan bentuk bubuk (Marzoeki, 1980).

Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit yang dibuat dari bahan

dasar sabun dengan penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk

mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun mandi yang dikategorikan baik

jika sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan

Page 28: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

15

Republik Indonesia. Adapun syarat mutu sabun mandi cair adalah sebagai berikut

(Depkes RI, 1996):

Tabel I.1 Syarat Mutu Sabun Mandi Cair Menurut Standar Nasional Indonesia

(SNI 06-4085-1996)

No. Kriteria Uji Persyaratan (Satuan)

1. Keadaan - Penampilan - Bau - Warna

Cairan homogen

Khas Khas

2. pH pada 25°C 8-11

3. Alkali bebas Maksimal 0,1%

4. Bahan aktif Minimal 15%

5. Bobot jenis pada 25°C 1,01-1,1 g/ml

6. Cemaran Mikroba : Angka lempeng total

Maksimal 1x105 koloni/gram

1.3.4. Formula Umum Sabun Mandi

a. Basis Sabun

1. Asam Lemak (Minyak/Lemak/Ester); Contoh : Minyak zaitun dan minyak

kelapa murni.

2. Basa; Contoh : natrium hidroksida dan kalium hidroksida

b. Zat Tambahan

1. Pewangi

Zat pewangi berfungsi untuk memberikan keharuman pada sabun. Digunakan

dengan kadar 1-2% (American Pharmaceutical Association, 2003).

Contoh : minyak jeruk, minyak mawar, dan minyak lavender.

Page 29: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

16

2. Pewarna

Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik. Digunakan

dengan kadar 1-2% (American Pharmaceutical Association, 2003).

Contoh : untuk pewarna hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau

marin hijau.

3. Pelembut (emollient)

Zat pelembut digunakan untuk memberikan efek kelembutan pada kulit.

Digunakan kadar 6% (American Pharmaceutical Association, 2003).

Contoh : lanolin dan setaseum.

4. Penetral

Zat penetral berfungsi untuk menetralkan basis sabun apabila proses

penyabunan tidak sempurna. Digunakan 1-2% (American Pharmaceutical

Association, 2003).

Contoh : asam stearat, asam oleat, dan asam borat.

5. Antioksidan

Zat antioksidan berfungsi sebagai pencegah bau tengik. Digunakan 1-2%

(American Pharmaceutical Association, 2003). Contoh : butil hidroksi anisol

(BHA) dan butil hidroksi toluen (BHT).

6. Pengawet

Zat pengawet berfungsi untuk mencegah timbulnya kontaminasi mikroba

pada fasa air. Digunakan 0,1-0,5% (American Pharmaceutical Association,

2003).

Contoh : natrium benzoat dan benzalkonium klorida.

Page 30: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

17

7. Pengisi dan Pengental

Zat pengisi dan pengental berfungsi untuk mengisi massa sabun dan

menambah kekentalan pada sabun. Digunakan 2-4% (American

Pharmaceutical Association, 2003).

Contoh : karboksi metil selulosa (CMC) dan natrium karboksi metil selulosa

(Na CMC).

1.4. Tinjauan Tentang Minyak Kelapa Murni/Virgin Coconut Oil (VCO)

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak

lemak yang telah mengalami proses fraksinasi dan pemurnian dan diperoleh dari

pengepresan bagian padat kering dari endosperma Cocos nucifera L. Fungsi minyak

kelapa murni ini adalah sebagai minyak pembawa. Konstituen minyak kelapa

mengandung trigliserida dengan komponen penyusun asam lemak jenuh rantai

pendek dan rantai sedang, terutama adalah asam oktanoat dan asam dekanoat (Gani,

2005).

Dalam bidang farmasi, biasanya minyak kelapa murni digunakan sebagai

obat-obatan dan bahan tambahan dalam kosmetika. VCO mempunyai tekstur krim

alami yang hampir selalu bebas dari pestisida, bahan kimia dan kontaminan lainnya.

Struktur molekul yang kecil memudahkan penyerapannya, serta memberikan tekstur

yang lembut pada kulit (Alamsyah, 2005; Fife, 2005).

VCO memiliki sifat fisik berupa suatu lipid yang cair pada suhu kamar.

Namun, apabila terjadi penurunan suhu penyimpanan, maka akan menyebabkan

perubahan bentuk fisik dari minyak menjadi lemak (padat). Kerusakan pada VCO

Page 31: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

18

dapat disebabkan oleh air, cahaya, panas, oksigen, logam, asam, basa dan enzim

sehingga dapat mengubah bau dan rasa (flavour) (Alamsyah, 2005).

1.5. Tinjauan Tentang Madu dan Kecantikan

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu (lebah pekerja)

dari nektar bunga. Madu sebenarnya merupakan sumber cadangan makanan bagi

lebah, yang dapat digunakan sebagai sumber energi pada kondisi udara dingin atau

saat sumber makanan berkurang.

Nektar dari bunga yang dihisap oleh lebah dicerna untuk akhirnya

dikeluarkan kembali dan disimpan ditempat penyimpanannya. Gerakan atau kipasan

sayap lebah yang cepat menyebabkan terjadinya evaporasi nektar sehingga

mengurangi kadar air dari nektar. Kadar air yang sedikit inilah yang menyebabkan

timbulnya efek penghambatan proses fermentasi dari madu (Soelarto, 1994).

Madu merupakan cairan kental yang higroskopis dan memiliki tegangan

permukaan yang rendah sehingga memiliki efek humektan. Selain itu, madu mudah

mengalami kristalisasi karena pengaruh dari tingginya kadar gula (Soelarto, 1994).

Sejak zaman dahulu, madu telah dianggap sebagai salah satu sumber

kesehatan. Madu dapat menjadi sumber gizi bagi kulit serta dapat membuat kulit

menjadi lebih putih dan cerah. Madu juga dapat melindungi kulit dari bakteri

(Hamad, 2007). Sejak zaman Cleopatra pun madu telah banyak digunakan untuk

tujuan kecantikan. Penggunaan madu untuk kecantikan masih popular hingga kini,

karena madu merupakan pelembab alami yang dapat menambah dan

mempertahankan kelembaban kulit. Kelembaban kulit ini sangat penting untuk

Page 32: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

19

kesehatan dan kecantikan kulit karena dapat mempengaruhi kehalusan, kelembutan

dan elastisitas kulit. Kelebihan lainnya adalah madu merupakan bahan alami yang

tidak mengiritasi kulit, sehingga dapat digunakan meski untuk kulit yang sangat

sensitif sekalipun (Honey in Beauty).

Pengaruh sinar UV dari matahari dapat berdampak buruk pada kulit karena

menyebabkan kerusakan kulit, penuaan dini, bahkan menyebabkan kanker kulit.

Madu memiliki efek antioksidan untuk melindungi kulit dari sinar UV dan

membantu peremajaan kulit, sehingga dapat mencegah kerusakan kulit, penuaan dini

ataupun kanker kulit (Soelarto, 1994).

Madu juga memiliki efek sebagai antimikroba karena memiliki

karakteristik tingkat keasaman yang tinggi, gula dengan konsentrasi tinggi,

kandungan protein rendah dan mengandung hidrogen peroksida. Dengan karakter

tersebut maka pada dunia kesehatan kulit, madu dapat digunakan untuk mencegah

ataupun mengobati jerawat (Hamad, 2007).

Dalam dunia farmasetika, melalui suatu penelitian, madu terbukti dapat

digunakan sebagai pengganti gliserin dalam sediaan krim malam (Soelarto, 1994).

1.5.1. Komposisi Madu

Pada umumnya komposisi kimia madu adalah sebagai berikut (Direksi

Perum Perhutani, 1986; Rizana, 1997):

a. Gula, komponen utama mencapai ±75-83% berat, terdiri dari 80-90% gula

pereduksi dan sisanya sukrosa. Gula melalui pemanasan akan berubah menjadi

Page 33: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

20

HMF (hidroksimetilfurfural), menunjukkan perlakuan panas selama pemrosesan

madu.

b. Air, berkisar antara 18-30%.

c. Mineral, jumlahnya berkisar antara 0,1-1%, dilihat dari kadar abunya.

d. Vitamin, berperan sebagai nilai gizi madu.

e. Antimikroba, diantaranya inhibina dan lisozina.

f. Protein, jumlahnya di bawah 1% dan royal jelly mencapai 45%.

g. Lain-lain seperti gum, dekstrin, alkohol, enzim yang berperan sebagai

biokatalisator, seperti enzim diastase yang berperan dalam pengubahan tepung

menjadi maltosa.

Page 34: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

21

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini diawali dengan penyiapan bahan dan proses pengolahan serta

evaluasi organoleptis, viskositas, dan pH gel daun lidah buaya selama 56 hari,

selanjutnya dilakukan formulasi sabun mandi cair yang mengandung gel daun lidah

buaya dengan basis Virgin coconut oil (VCO) serta bahan tambahan lain yang sesuai.

Kemudian formulasi sabun mandi cair tersebut dievaluasi berdasarkan persyaratan

SNI, yang meliputi pH, kadar alkali bebas, pelepasan bahan aktif dan bobot jenis

selama 30 hari, serta uji cemaran mikroba yang dilakukan pada hari ke 14. Pada

tahap akhir dilakukan uji iritasi pendahuluan sabun mandi cair pada hewan

percobaan (kelinci, galur New Zealand) (Lampiran 1).

Page 35: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

22

BAB III

BAHAN, ALAT, DAN HEWAN PERCOBAAN

3.1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah gel daun lidah buaya,

VCO, kalium hidroksida, natrium karboksi metil selulosa, natrium bisulfit, natrium

benzoat, asam stearat, asam sitrat, madu (Perhutani), pewarna, pewangi, aquades,

indikator fenolftalein, alkohol 70%, alkohol 96%, dan nutrient agar.

3.2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah viskometer Brookfield, pH

meter, gelas piala, gelas ukur, tabung sedimentasi, kaca arloji, maktan, batang

pengaduk, spatula, pipet tetes, erlenmeyer, waterbath, timbangan analitik, labu takar,

cawan petri, inkubator, autoklaf.

3.3. Hewan Percobaan

Kelinci (Lepus cunniculus) galur New Zealand dengan berat 2 – 3 kg.

Page 36: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

23

BAB IV

PROSEDUR KERJA

4.1. Pengambilan Sampel Bahan dan Determinasi

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun lidah

buaya (Aloe vera Linn.) yang diperoleh dari ketinggian 1200 m di atas permukaan

laut, di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Lidah buaya

dideterminasikan di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati,

Institut Teknologi Bandung (Lampiran 2).

4.2 Perlakuan Terhadap Tanaman

4.2.1 Pengumpulan Gel Daun Lidah Buaya

Gel daun lidah buaya yang akan digunakan distabilisasikan terlebih dahulu.

Adapun tahap stabilisasi gel daun lidah buaya adalah :

1. Daun lidah buaya sebanyak ± 2 kg dibersihkan dari kotoran yang melekat,

dan dicuci dengan air mengalir, kemudian permukaan daun dikeringkan.

2. Daun lidah buaya dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai dengan posisi

tegak lurus terhadap atas wadah, dan eksudatnya dibiarkan keluar beberapa

lama.

3. Bagian sisi daun yang berduri dibuang dan pangkal daun dipotong sekitar 1

cm, kemudian dikuliti hingga melampaui bagian sel parenkim luar.

Selanjutnya daging (gel) daun lidah buaya dibilas dengan air panas beberapa

kali.

Page 37: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

24

4. Daging (gel) daun lidah buaya kemudian diblender dengan cepat dan hasilnya

disaring menggunakan kain kasa. Gel daun lidah buaya yang didapat diuji

kualitasnya terlebih dahulu sebelum dilakukan formulasi.

4.2.2 Uji Kualitas Gel Daun Lidah Buaya

a. Organoleptis

Pengujian organoleptis ini dilakukan untuk mengevaluasi kualitas gel

daun lidah buaya secara fisik meliputi penampilan, warna dan bau pada hari

ke 1, 3, 7, selanjutnya setiap 7 hari selama 56 hari pengamatan.

b. Bobot Jenis

1. Piknometer dibersihkan dengan cara membilas dengan aseton kemudian

dengan dietil eter, selanjutnya piknometer dikeringkan dan ditimbang.

2. Air dimasukkan ke dalam piknometer dan didiamkan pada suhu 25°C

selama 10 menit, setelah itu piknometer diangkat dan ditimbang.

3. Pekerjaan diulangi dengan memakai sampel gel daun lidah buaya sebagai

pengganti air.

Bobot Jenis = Bobot piknometer sampel – Bobot pikometer kosong

Bobot piknometer aquades – Bobot piknometer kosong

c. Kadar Air

Kadar air gel daun lidah buaya ditentukan dengan metode Gravimetri,

yaitu kurang lebih 10 gram gel daun lidah buaya ditimbang secara seksama

dalam botol timbang yang telah ditara, kemudian dikeringkan pada suhu 110°

C selama 5 jam, lalu botol ditimbang kembali.

Page 38: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

25

Kadar air = Kehilangan bobot (berat awal – berat akhir) x 100% Berat Awal

d. Kadar Abu

Krus ditimbang dengan teliti, kemudian sampel gel daun lidah buaya

yang telah ditimbang dengan seksama seberat ±10 gram dimasukkan dan

ditimbang kembali. Krus tersebut kemudian dipijar pada Furnace (tanur

pemanas) pada suhu 600°C hingga diperoleh isi berupa abu putih dengan

berat yang konstan.

Kadar abu = Sisa pengabuan (berat awal – berat akhir) x 100% Berat awal

e. pH

Untuk menentukan nilai pH digunakan pH meter. pH diukur pada hari

ke 1, 3, 7, selanjutnya setiap 7 hari selama 56 hari pengamatan.

f. Viskositas

Gel daun lidah buaya diukur viskositasnya dengan viskometer sebagai

berikut : sampel dimasukkan ke dalam wadah, kemudian spindel dimasukkan

kedalamnya hingga tanda batas dan klep pengaman dilepaskan, rotor

dihidupkan. Dibiarkan selama beberapa lama hingga skala menunjukkan

angka yang stabil, dan viskositas dapat dihitung dengan mengalikan dengan

faktor pengali. Viskositas diukur pada hari ke 1, 3, 7, selanjutnya setiap 7 hari

selama 56 hari pengamatan.

Page 39: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

26

4.3 Pembuatan Sabun Mandi Cair

Sabun mandi cair dibuat dengan variasi konsentrasi VCO, dengan formula

sebagai berikut :

Tabel IV.1. Formula Sabun Mandi Cair

No Komposisi Formula 1 Formula 2 Formula 3

1. Gel daun lidah buaya 10% b/v 10% b/v 10% b/v

2. VCO 10% v/v 20% v/v 30% v/v

3. Kalium hidroksida 16% v/v 16% v/v 16% v/v

4. Natrium karboksi metil selulosa 0,5% b/v 0,5% b/v 0,5% b/v

5. Asam stearat 0,5% b/v 0,5% b/v 0,5% b/v

6. Natrium bisulfit 0,05% b/v 0,05% b/v 0,05% b/v

7. Natrium benzoat 0,5% b/v 0,5% b/v 0,5% b/v

8. Madu 2,5% b/v 2,5% b/v 2,5% b/v

9. Natrium Lauril Sulfat 5% b/v 5% b/v 5% b/v

10. Pewangi q.s q.s q.s

11. Aquades Ad 100% v/v Ad 100% v/v Ad 100% v/v

- Sabun mandi cair dibuat dengan prosedur sebagai berikut :

a. Ditimbang gel daun lidah buaya sebanyak 10 gram, kemudian ditimbang

natrium karboksi metil selulosa sebanyak 0,5 gram, asam stearat 0,5 gram,

serta madu 2,5 gram.

b. Dimasukkan VCO sebanyak 10 mL, 20mL, 30 mL ke dalam gelas kimia,

kemudian ditambahkan dengan kalium hidroksida 67% sebanyak 16 mL sedikit

demi sedikit sambil terus dipanaskan pada suhu 50°C hingga mendapatkan

basis sabun.

Page 40: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

27

c. Basis sabun ditambahkan dengan 25 mL aquades, kemudian dinetralkan

dengan larutan asam sitrat 10% b/v lalu dimasukkan natrium karboksi metil

selulosa yang telah dikembangkan dalam aquades panas, diaduk hingga

homogen.

d. Tambahkan asam stearat, diaduk hingga homogen.

e. Masukkan natrium bisulfit dan natrium benzoat, lalu diaduk hingga homogen.

f. Masukkan gel daun lidah buaya, diaduk hingga homogen.

g. Masukkan madu, pewarna dan pewangi yang sesuai kemudian diaduk hingga

homogen.

h. Campuran tersebut kemudian ditambahkan natrium lauril sulfat, setelah itu

ditambahkan aquades hingga volumenya 100 mL, lalu diaduk hingga homogen.

i. Masukkan ke dalam wadah bersih yang telah disiapkan

j. Pembuatan sabun cair, masing-masing formula, dibuat secara triplo.

4.4. Uji Kualitas Sabun Mandi Cair

a. pH

Untuk menentukan nilai pH digunakan pH meter. pH diukur pada hari ke

1, 3, 7, selanjutnya setiap 7 hari selama 30 hari pengamatan.

b. Viskositas

Sabun mandi cair diukur viskositasnya dengan viskometer sebagai

berikut: sampel dimasukkan ke dalam wadah, kemudian spindel dimasukkan

kedalamnya hingga tanda batas dan klep pengaman dilepaskan, rotor

dihidupkan. Dibiarkan selama beberapa lama hingga skala menunjukkan angka

Page 41: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

28

yang stabil, dan viskositas dapat dihitung dengan mengalikan dengan faktor

pengali. Viskositas diukur pada hari ke 1, 3, 7, selanjutnya setiap 7 hari selama

30 hari pengamatan.

c. Tinggi dan Kestabilan Busa

Sampel sabun mandi cair sebanyak 2 mL dimasukan ke dalam tabung

berskala dan kemudian ditutup. Tabung dikocok selama 20 detik dan dibaca

tinggi busa yang terbentuk. Tinggi dan kestabilan busa diamati pada waktu

setelah pengocokan (t0) dan setelah 5 menit pengocokan (t5)

d. Alkali Bebas

Sampel sabun mandi cair ditimbang sekitar 5 gram, kemudian

dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Selanjutnya ditambahkan 100 ml

alkohol 96%, batu didih serta beberapa tetes larutan penunjuk fenolftalein. Lalu

dipanaskan diatas penangas selama 30 menit sampai mendidih. Bila larutan

berwarna ungu kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dalam alkohol

sampai warna ungu tepat hilang.

Kadar Alkali Bebas = V x N x 0,056 x 100% W

Keterangan :

V : Volume HCl yang digunakan dalam titrasi (ml)

N : Normalitas HCl (N)

W : Bobot sampel (gram)

e. Bobot Jenis

1. Piknometer dibersihkan dengan cara membilas dengan aseton kemudian

dengan dietil eter.

2. Piknometer dikeringkan dan ditimbang.

Page 42: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

29

3. Air dimasukkan ke dalam piknometer dan didiamkan pada suhu 25°C

selama 10 menit.

4. Piknometer diangkat dan ditimbang.

5. Pekerjaan diulangi dengan memakai sampel sabun mandi cair sebagai

pengganti air.

Bobot Jenis = Bobot piknometer sampel – Bobot pikometer kosong

Bobot piknometer aquades – Bobot piknometer kosong

f. Pelepasan Bahan Aktif

1. Sampel yang telah ditimbang sekitar 10 gram dimasukkan ke dalam gelas

piala kemudian ditambahkan 100 m air suling, beberapa tetes larutan

penunjuk metil jingga dan asam sulfat 20% sampai semua lemak

dibebaskan yang ditunjukkan dengan timbulnya warna merah.

2. Diaduk dengan batang gelas ukur agar homogen dan ditutup dengan kaca

arloji.

3. Larutan dipanaskan terus sampai terbentuk dua lapisan jernih.

4. Tambahkan 10 gram parafin dan dipanaskan beberapa jam hingga

seluruh campuran menjadi jernih kembali.

5. Larutan didinginkan cepat dalam bak air hingga campuran menjadi

padat.

6. Keluarkan dari gelas piala dan timbang lapisan lilin dengan kaca arloji

yang sudah diketahui beratnya.

Page 43: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

30

Perhitungan :

Bahan Aktif = �����

� x 100%

Keterangan :

W : Bobot sampel (gram)

W2 : Berat lapisan lilin (gram)

W1 : Berat parafin asal (gram)

g. Uji Cemaran Mikroba (Angka Lempeng Total)

1. Siapkan alat untuk penyiapan sampel sabun mandi cair. Untuk wadah plastik,

pada bagian yang akan dibuka dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian

dibuka secara aseptik.

2. Lakukan homogenisasi sampel sabun mandi cair dengan memipet 1 mL

sampel yang dimasukkan ke dalam labu takar kemudian ditambahkan larutan

pengencer hingga 10 mL (diperoleh pengenceran 1 : 10), dikocok dengan

baik kemudian dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.

3. Pipet 1 mL dari masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri steril.

Kemudian ke dalam setiap cawan petri dituangkan nutrient agar steril

sebanyak 12-15 mL yang telah dicairkan.

4. Cawan petri digoyangkan dengan hati-hati hingga nutrien agar tercampur rata

dengan sampel sabun mandi cair yang sudah diencerkan. Kemudian cawan

petri dibiarkan dalam posisi terbalik dalam inkubator dan diinkubasikan pada

suhu 37°±1°C selama 24-48 jam.

5. Pertumbuhan koloni dicatat pada setiap cawan yang mengandung 25-250

koloni setelah 48 jam.

Page 44: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

31

6. Angka lempeng total dihitung dalam 1 gram/1 mL sampel dengan

mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor

pengenceran yang sesuai.

4.5. Uji Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair

Uji iritasi pendahuluan sabun mandi cair dilakukan pada hewan kelinci

galur New Zealand jantan sebanyak 2 ekor, dengan cara sebagai berikut :

1. Kelinci dipelihara selama kurang lebih 1 minggu dan dikontrol

perkembangan berat badannya. Kelinci yang akan digunakan berat

badannya tidak boleh naik atau turun sebesar 10% dari bobot awal.

2. Kelinci yang akan digunakan untuk pengujian iritasi, dicukur bagian

punggungnya dengan diameter ± 8 cm.

3. Bagian yang telah dicukur dioleskan sediaan sabun mandi cair. Lihat

perkembangan pada kulit kelinci setelah 24 jam, apabila ada

kemerahan pada kulit, mengindikasikan bahwa sabun mandi cair

tersebut bersifat iritan atau mengiritasi.

Page 45: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

32

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Uji Kualitas Gel Daun Lidah Buaya

5.1.1. Organoleptis

Hasil pengamatan perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau dari gel

daun lidah buaya selama 56 hari waktu penyimpanan, yaitu:

Tabel V.1. Hasil Pengamatan Organoleptis Gel Daun Lidah Buaya

Selama 56 Hari Waktu Penyimpanan

Hari Bentuk Bau Warna 1 Ck bk Hp 3 Ck bk Hp 7 Ck bk Hp 14 Ck bk Hp 21 Ck bk Hp 28 Ck bk Hp 35 Ck bk Hp 42 Cak bk k 49 Cak bk k 56 Cak bk k

Keterangan: ck : cairan kental cak : cairan agak kental bk : bau khas hp : hijau pucat k : kekuningan

Gel daun lidah buaya diamati perubahan organoleptisnya selama 56 hari

masa penyimpanan. Hal ini dilakukan untuk melihat kualitas gel daun lidah buaya

yang digunakan sebagai zat aktif dalam membuat sabun mandi cair. Gel adalah

bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun lidah

Page 46: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

33

buaya setelah eksudat dikeluarkan. Gel sangat mudah rusak karena mengandung

bahan aktif dan enzim yang sangat sensitif terhadap suhu, udara, dan cahaya, serta

bersifat mendinginkan. Sifat gel daun lidah buaya sangat mudah teroksidasi karena

adanya enzim oksidase.

Adanya kontak bahan dengan udara (oksigen) akan mempercepat proses

oksidasi, sehingga gel akan berubah menjadi kuning hingga coklat karena terjadinya

browning reaction.

Getah lidah buaya yang terkandung dalam gel bersifat koloidal seperti

lendir, terutama jika pH-nya mendekati basa (saat daun masih segar), bentuknya

berupa gel (mirip agar-agar) yang lekat. Namun, jika pH-nya mendekati asam (saat

daun mulai layu), akan berubah wujud menjadi sol yang bersifat lebih encer seperti

sirup.

5.1.2. Bobot Jenis, Kadar Air dan Kadar Abu

Tabel V.2. Hasil Pengamatan Bobot Jenis, Kadar Air, dan Kadar Abu

Gel Daun Lidah Buaya

No Pengamatan Hasil 1 Bobot Jenis 0,997 g/ml 2 Kadar air 98,780% 3 Kadar abu 0,001%

Gel daun lidah buaya yang digunakan memiliki bobot jenis 0,997 g/ml,

sedangkan pada literatur, bobot jenis gel daun lidah buaya adalah 0,996029 g/ml. Nilai

bobot jenis gel daun lidah buaya yang digunakan pada penelitian ini mendekati nilai

bobot jenis gel daun lidah buaya yang ada dalam literatur (Anggraini, 2005).

Page 47: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

34

Komponen yang terkandung dalam gel daun lidah buaya sebagian besar

adalah air yang mencapai 98,5% - 99,5% (Padmadisastra, 2003). Pada percobaan

yang telah dilakukan, gel daun lidah buaya yang digunakan memiliki kadar air

98,78%, sehingga dapat dikatakan bahwa kadar air gel daun lidah buaya yang

digunakan dalam penelitian sudah memenuhi persyaratan.

Gel daun lidah buaya yang digunakan memiliki kadar abu 0,001%,

sedangkan pada literatur yang ada, kadar abu dari gel daun lidah buaya maksimal

4%. Hal ini menunjukkan bahwa gel yang digunakan dalam penelitian memenuhi

syarat untuk kadar abu.

5.1.3. Viskositas dan pH Gel Daun Lidah Buaya

Tabel V.3. Pengamatan Viskositas dan pH Gel Daun Lidah Buaya

Selama 56 Hari Waktu Penyimpanan

Pengamatan Pengamatan Hari Ke- 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56

Viskositas (cP) 60 50 50 50 45 40 35 35 35 20 pH 6,63 6,62 6,60 6,53 6,41 6,33 6,22 6,09 5,82 5,69

Dari data pengamatan viskositas dan gel daun lidah buaya selama 56 hari

penyimpanan tampak bahwa penurunan viskositas dari gel daun lidah buaya

disebabkan karena tidak ditambahkannya zat penstabil yang menyebabkan tidak

stabilnya viskositas gel, selain itu karena terjadinya interaksi antar komponen dalam

gel dengan adanya pengaruh tekanan mekanik dari alat yang digunakan selama

pengujian.

Page 48: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

35

Gel daun lidah buaya mengalami penurunan pH setiap minggunya. Hal ini

disebabkan karena pada saat daun masih segar (bentuknya berupa gel), pH-nya

mendekati basa.Tetapi, apabila daun sudah mulai layu (wujudnya berubah menjadi

cairan yang lebih encer), pH-nya mendekati asam.

5.2. Uji Kualitas Sabun Mandi Cair

5.2.1. pH

Tabel V.4. Hasil Pengamatan pH Sabun Mandi Cair

Selama 30 Hari Waktu Penyimpanan

Hari Suhu (ºC) Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 25,6 7,89 8,44 7,98 25,9 7,82 8,52 7,86 25,6 7,84 8,43 7,94 3 25,6 7,78 8,31 7,86 25,4 7,72 8,33 7,80 25,3 7,81 8,42 7,79 7 25,5 7,66 8,24 7,68 25,8 7,62 8,16 7,80 25,7 7,37 8,11 7,71

14 26,3 7,33 8,09 7,68 25,9 7,29 8,04 7,57 25,4 7,31 8,07 7,63

30 26,3 7,22 8,04 7,58 25,9 7,18 8,01 7,49 25,4 7,25 8,02 7,47

Dari tabel terlihat bahwa selama proses penyimpanan sabun mandi cair

semakin asam atau terjadi penurunan pH. Hal ini disebabkan karena sabun mandi

cair tersebut mengandung getah yang berada di dalam gel daun lidah buaya.

Page 49: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

36

Walaupun terjadi penurunan pH pada sabun mandi cair yang dibuat, penurunan pH

tidak signifikan yang berarti bahwa pH sabun mandi cair relatif stabil.

Apabila ketiga formula sabun mandi cair yang mengandung berbagai

konsentrasi VCO dibandingkan, maka formula sabun mandi cair yang memiliki pH

yang paling mendekati SNI adalah pH yang mengandung VCO 20%. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sediaan sabun mandi cair yang memenuhi persyaratan SNI

berdasarkan nilai pH-nya adalah sabun mandi cair yang mengandung VCO 20%.

5.2.2 Viskositas

Tabel V.5. Hasil Pengamatan Viskositas (cP) Sabun Mandi Cair

Selama 30 Hari Waktu Penyimpanan

Hari Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 88,5 90,2 100,3 87,9 89,7 99,7 88,3 90,4 100,4 3 87,5 89,2 99,8 87,8 87,6 98,6 86,8 88,9 98,7 7 86,7 89,1 99,3 83,4 85,7 98,7 81,3 88,8 99,8

84,6 87,4 97,4 14 81,9 83,8 97,2

80,7 86,9 95,8 80,8 82,9 93,2

30 79,6 80,1 93,8 79,2 81,7 92,7

Dari tabel terlihat bahwa selama penyimpanan terjadi penurunan viskositas

sabun mandi cair. Hal tersebut terjadi karena zat aktif di dalam sabun mandi cair,

Page 50: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

37

yaitu gel daun lidah buaya mengalami pemutusan rantai polimer, baik karena proses

pembuatan maupun adanya reaksi dengan bahan tambahan lainnya. Berdasarkan

literatur, viskositas sediaan sabun mandi cair yang memenuhi persyaratan adalah

antara 60-90 cP (Harry, 1973).

Apabila viskositas ketiga formula dibandingkan, maka formula yang

mengandung VCO 20% yang memenuhi persyaratan. Walaupun terjadi penurunan

viskositas pada sabun mandi cair yang dibuat, tetapi penurunan viskositas tidak

signifikan yang berarti bahwa viskositas sabun mandi cair relatif stabil.

5.2.3 Tinggi dan Kestabilan Busa

Tabel V.6. Hasil Pengamatan Tinggi (mm) dan Kestabilan Busa Sabun Mandi Cair

Selama 5 Menit Waktu Pengamatan

No Formula 1 Formula 2 Formula 3 t0 t5 t0 t5 t0 t5 1 84,5 72,3 105,4 80,6 114,4 60,8 2 85,7 73,5 105,7 82,5 114,1 61,2 3 85,2 72,6 104,6 81,8 112,7 61,5

Keterangan:

t0 : Waktu awal pengocokan

t5 : Waktu setelah 5 menit pengocokan

Tinggi busa sabun mandi cair pada saat t0 dan t5 telah memenuhi

persyaratan, dimana pada literatur disebutkan bahwa sediaan memenuhi syarat jika

tinggi busanya 13-220 mm (Harry, 1973). Selain itu, kestabilan tinggi busa setelah

didiamkan selama 5 menit, jika ketiga sediaan dibandingkan, maka sabun mandi cair

yang mengandung VCO 20% memiliki angka yang tertinggi. Hal ini berarti dalam

Page 51: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

38

formula sabun mandi cair dengan VCO 20%, zat pembusa (natrium lauril sulfat)

memiliki efektivitas yang paling optimum.

5.2.4. Kadar Alkali Bebas

Kadar = � �� � �� �,���

������ ����� x 100%

Tabel V.7. Hasil Pengamatan Kadar Alkali Bebas Sabun Mandi Cair

No Formula

1 Formula

2 Formula

3 1 0% 0% 0% 2 0% 0% 0% 3 0% 0% 0%

Pada semua formula sabun mandi cair tidak terdapat alkali bebas. Hal ini

ditunjukkan dari hasil pemanasan sabun mandi selama 30 menit menghasilkan warna

bening berarti mengindikasikan bahwa di dalam sabun mandi tidak terkandung alkali

bebas. Hal ini disebabkan karena pada pembuatan basis sabun cair dilakukan

pemanasan yang lama hingga sabun menjadi pasta yang kering sehingga kalium

hidroksida yang merupakan salah satu pembentukan basis sabun sudah bereaksi

sempurna dengan VCO. Indikasi dari reaksi antara VCO dan kalium hidroksida

sudah sempurna adalah dengan tidak adanya alkali bebas yang terkandung dalam

sabun mandi cair.

Page 52: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

39

5.2.5 Pelepasan Bahan Aktif

Kadar = � ������ ��� � �������

� ����� x 100%

Tabel V.8. Hasil Pengamatan Pelepasan Bahan Aktif Sabun Mandi Cair

No Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 18,681% 25,724% 30,634% 2 18,524% 25,122% 30,290% 3 17,857% 23,687% 29,613%

Rata-rata 18,354% 24,844% 30,179%

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata jumlah bahan aktif yang

dilepaskan dari basis sabun mandi cair dengan VCO 10% adalah 18,354%. Kadar

bahan aktif yang dilepaskan ini di atas standar minimal yang telah ditetapkan oleh

SNI yaitu 15%. Semakin tinggi kadar VCO, maka semakin tinggi pula kadar zat aktif

yang dilepaskan walaupun penambahan gel daun lidah buaya dan madu dalam

jumlah yang sama. Hal ini disebabkan karena di dalam VCO yang berfungsi sebagai

basis juga memiliki kandungan bahan aktif, yaitu golongan asam lemak seperti asam

stearat, asam palmitat, dan asam laurat.

Apabila semua formula sabun mandi cair dibandingkan, maka formula yang

mengandung VCO 30% memiliki rata-rata kadar pelepasan bahan aktif yang paling

tinggi yaitu 30,179%. Namun secara keseluruhan, semua formula sabun mandi cair

memenuhi persyaratan kadar bahan aktif menurut SNI.

Page 53: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

40

5.2.6 Bobot Jenis

Tabel V.9. Hasil Pengamatan Bobot Jenis (g/mL) Sabun Mandi Cair

No Formula

1 Formula

2 Formula

3 1 1,018 1,060 1,082 2 1,020 1,050 1,070 3 1,022 1,048 1,060

Rata-rata 1,020 1,053 1,071

Terlihat dari tabel di atas, bahwa semakin banyak penambahan VCO, maka

dapat menyebabkan nilai bobot jenis sabun mandi cair meningkat. Konsentrasi VCO

menentukan kekentalan sabun mandi, sehingga dengan semakin tinggi konsentrasi

VCO maka akan mengakibatkan nilai bobot jenis sabun mandi cair meningkat.

Bobot jenis untuk sabun mandi cair yang dipersyaratkan dalam SNI adalah

antara 1,01-1,1 g/ml. Apabila ketiga formula dibandingkan, formula dengan VCO

10%, VCO 20%, dan VCO 30% sudah memenuhi persyaratan SNI. Peningkatan

bobot jenis disebabkan karena semakin besar penambahan VCO, maka akan

meningkatkan kekentalan sehingga meningkatkan nilai bobot jenis sabun mandi cair.

5.2.7 Angka Lempeng Total

Tabel v.10. Hasil Pengamatan Angka Lempeng Total (koloni/g) Sabun Mandi Cair

Pada Hari ke-14 Penyimpanan

No Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0

Page 54: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

41

Pada penelitian, sabun mandi cair dibuat dengan penambahan gel daun

lidah buaya sebanyak 10% dan madu 2,5%, dimana keduanya mempunyai aktivitas

untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dikarenakan gel daun lidah buaya

mengandung berbagai macam zat seperti kompleks antrakuinon, aloin, barbaloin,

isobarbaloin, antranol, aloe emodin, antrasen, asam aloat, ester asam sinamat, asam

krisofanat, minyak eteral, dan resistanol yang memiliki efek sebagai senyawa

antibakteri dan mempunyai kandungan antibiotik (Furnawanthi, 2002). Madu juga

memiliki efek sebagai antimikroba karena memiliki karakteristik tingkat keasaman

yang tinggi, gula dengan konsentrasi tinggi, kandungan protein rendah dan

mengandung hidrogen peroksida. Oleh karena itu, pertumbuhan bakteri dapat

dihambat dengan ditambahkannya gel daun lidah buaya dan madu.

Pada SNI, angka lempeng total yang dipersyaratkan untuk sabun mandi cair

adalah maksimal 1x105 koloni/g. Dengan demikian, semua formula sabun mandi cair

yang dibuat sudah memenuhi persyaratan angka lempeng total.

5.3 Uji Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair

Tabel V.11. Hasil Pengujian Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair

Pada Kelinci Galur New Zeland

No Formula 2 1 Tidak iritan 2 Tidak iritan 3 Tidak iritan

Dari tabel diatas setelah dilakukan pengujian terhadap dua ekor kelinci

jantan, diketahui bahwa sabun mandi cair formula 2 yang mengandung gel daun

Page 55: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

42

lidah buaya dan madu tidak menimbulkan iritasi pada kulit kelinci. Sehingga dapat

diasumsikan bahwa sabun mandi cair dari formula 2 aman untuk digunakan jika

dilihat dari hasil uji iritasi pendahuluan.

Page 56: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

43

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian formulasi sabun mandi cair yang mengandung gel

daun lidah buaya dengan konsentrasi VCO 10%, 20%, dan 30% dapat disimpulkan

bahwa sabun mandi cair yang mengandung gel daun lidah buaya dengan konsentrasi

VCO 10%, 20%, dan 30% relatif stabil selama penyimpanan. Selain itu, sabun mandi

cair dengan gel daun lidah buaya pada konsentrasi VCO 20% memberikan hasil

terbaik yang memenuhi persyaratan SNI.

6.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan, dapat disarankan agar dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai pemanfaatan daun lidah buaya dalam bidang farmasi,

khususnya dalam hal formulasi dan uji iritasinya secara farmakologi.

Page 57: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

44

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah, A. N., 2005, Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Aneka Penyalut, Agro Media Pustaka, Bogor, 21-27, 43, 64.

2. Anggraini, I., Boesro S., Sriwidodo, 2005, Formulasi Sabun Mandi Cair dengan Lendir Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) , Hasil Penelitian Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Padjadjaran, Bandung, 20-25.

3. DepKes RI, 1980, Kodeks Kosmetika Modern, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 16-20.

4. Direksi Perum Perhutani, 1986, Pembudidayaan Lebah Madu Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Prosiding Lokakarya, Direksi Perum Perhutani, Jakarta, 129-131.

5. Direksi Perum Perhutani, 1994, Kumpulan Hasil Penelitian, Direksi Perum Perhutani, Jakarta, 3-15.

6. DepKes RI, 1996, Mutu dan Cara Uji Sabun Mandi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 45-52.

7. American Pharmaceutical Association, 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 4th. Ed., Pharmaceutical Press, Chicago, London, 61, 97, 549, 616, 639.

8. Ashar, T., 2006, Various Techniques of Soap Making, Journal a Day, 338015.

9. Dalimartha, S., 2002, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakarta, 105-109.

10. Djuanda, dkk., 2002, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin , Edisi ketiga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 67-69.

11. Fife., Bruce, C. N., 2005, Coconut Oil Miracle, Gramedia, Bhuan Ilmu Populer, Jakarta, 254-257.

12. Furnawanthi, I., 2002, Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya, Ed.1, Agro Media Pustaka, Jakarta, 12-17.

13. Gani, Z., Yuni Harlinawati, Dede, 2005, Bebas Segala Penyalut dengan VCO, Cetakan Kesatu, Puspa Swara, Jakarta, 6-8.

14. Hamad, S., 2007, Terapi Madu; Resep Praktis untuk 84 Penyakit plus Stamina Mental, Pustaka Iman, Surabaya, 14-18.

15. Harry, R.G., 1973, Harry’s Cosmeticology., Leonard Hill Books An Intertext Publ., London. Hal. 235-250, 378-407.

16. Mabrouk, S. T., 2005, Making Usable Quality and Transparant Soap, Journal of Chemical Education, Vol 82 No.10.

17. Marzoeki, A., 1980, Teknologi Pembuatan Sabun, Ujung Pandang. Hal. 56-64.

18. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Penerjemah: M.B.Wudiyanto dan A. Ranti. Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung, 580.

19. Natural Beauty with Honey, www.jeannsisoap.com (13 November 2009) 20. Purbaya, R., 2003, Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Aloe Vera,

Cetakan Pertama, Pionir Jaya, Bandung, 5-11.

Page 58: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

45

21. Rizana, S. M., 1997, Pengaruh Pengentalan Madu Dengan Menggunakan Evaporator Vakum Terhadap Mutu Madu yang Dihasilkan, Tesis, Institut Pertanian Bogor, 6-14.

22. Padmadisastra, Y., Sidik., Sumi A., 2003, Formulasi Sediaan Cair Gel Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) Sebagai Minuman Kesehatan, Simposium Nasional Kimia Bahan Alam III, Bandung, 3.

23. Soelarto, Sri Ardiani, dkk., 1994, Pengaruh Pemakaian Madu Sebagai Pensubstitusi Gliserin dalam Formulasi Beberapa Jenis Krim Malam terhadap Kestabilan Fisiknya, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian FMIPA UNPAD, Bandung, 17.

24. Tjitrosoepomo, G., 1996, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 35-41

25. Wijayakusuma., H. M. Hembing., 2004, Lidah Buaya, http:www.pondokrenungan.com. (15 Desember 2009)

Page 59: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

46

LAMPIRAN 1. DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN

Penyiapan Bahan/sampling (Daun Lidah Buaya dan bahan tambahan lainnya)

Determinasi Tanaman Lidah Buaya

Pengolahan gel daun lidah buaya

Uji kualitas gel lidah buaya : Organoleptik, bobot jenis, kadar air, kadar abu, pH, viskositas

Formulasi Sabun Mandi Cair (dibuat secara triplo)

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Uji Kualitas Sabun Mandi Cair

Organoleptik, viskositas, pH, tinggi dan kestabilan busa, kadar alkali bebas, kadar

bahan aktif, bobot jenis, cemaran mikroba (angka lempeng total)

Uji iritasi pendahuluan sabun mandi cair pada kelinci jantan galur New Zealand

Page 60: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

47

LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN DETERMINASI

Page 61: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

48

LAMPIRAN 3 GAMBAR-GAMBAR PENELITIAN

Gambar VI.1. Gel Daun Lidah Buaya

Gambar VI.2. Madu

Page 62: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

49

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

Gambar VI.3. Pengujian Viskositas Sabun Mandi Cair

t0

t5

Gambar VI.4. Pengujian Tinggi Busa Sabun Mandi Cair pada t0 dan t5

Page 63: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

50

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

Gambar VI.5. Pengujian Kadar Alkali Bebas

Gambar VI.6. Pengujian Pelepasan Bahan Aktif dan Lapisan Lilin

Gambar VI.7. Pengujian Angka Lempeng Total

Page 64: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

51

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

(a) (b)

Gambar VI.8. Pengujian Iritasi Pendahuluan Pada Kelinci galur New Zealand

Keterangan:

a. Kulit kelinci sebelum diberi sabun mandi cair

b. Kulit kelinci setelah diberi sabun mandi cair dan didiamkan selama 24 jam

Page 65: 01 COVER TAx - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/...skr_2010_Formulasi_Sabun_Mandi.pdf · JUDUL : FORMULASI SABUN MANDI CAIR YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Satrias Apgar Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 7 September 1990 Alamat : Bumi Cipacing Permai (Puskopad) Blok AK 04 Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Suku Bangsa : Sunda Golongan Darah : O E-mail : [email protected] No.telepon/HP : 0227795318/085722300044 Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara Nama Ayah : H. Saman Nama Ibu : Utih Purwatini DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD NEGERI ABDI NEGARA (Tahun 1994-2000) 2. SMP NEGERI 2 CILEUNYI (Tahun 2000-2003) 3. SMA NEGERI 1 RANCAEKEK (Tahun 2003-2006) 4. UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG, Prodi Farmasi (Tahun 2006-2010)

Bandung, 21 Agustus 2010 (Satrias Apgar)