Lidah Buaya Di Pontianak

34
Usaha Tani Dan Industri Minuman Dari Lidah Buaya Salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang sekarang ini sedang marak dikembangkan adalah industri pengolahan komoditas lidah buaya. Komoditas lidah buaya adalah salah satu peluang investasi di sektor pertanian, khususnya tanaman panganhortikultura yang sangat prospek untuk dikembangkan karena permintaan pasar terhadap komoditas tersebut semakin meningkat. Pengembangan agribisnis lidah buaya memiliki prospek sangat bagus dilihat dari segi keterlibatan masyarakat dan manfaat yang ditimbulkannya, antara lain: (1) Cara pembudidayaan lidah buaya relatif mudah; (2) Mendorong tumbuhnya industri pedesaan baik sektor hulu maupun sektor hilir, sehingga dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan; (3) Penganeka-ragaman produknya sangat beragam dari mulai makanan dan minuman, bahan baku kosmetika, dan bahan baku obat-obatan;

Transcript of Lidah Buaya Di Pontianak

Page 1: Lidah Buaya Di Pontianak

Usaha Tani Dan Industri Minuman Dari Lidah Buaya

Salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang sekarang ini sedang marak dikembangkan adalah industri pengolahan komoditas lidah buaya.

Komoditas lidah buaya adalah salah satu peluang investasi di sektor pertanian, khususnya tanaman panganhortikultura yang sangat prospek untuk dikembangkan karena permintaan pasar terhadap komoditas tersebut semakin meningkat.

Pengembangan agribisnis lidah buaya memiliki prospek sangat bagus dilihat dari segi keterlibatan masyarakat dan manfaat yang ditimbulkannya, antara lain:(1) Cara pembudidayaan lidah buaya relatif mudah;(2) Mendorong tumbuhnya industri pedesaan baik sektor hulu maupun sektor hilir, sehingga dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan;(3) Penganeka-ragaman produknya sangat beragam dari mulai makanan dan minuman, bahan baku kosmetika, dan bahan baku obat-obatan;(4) Nilai tambah produk hilirnya cukup besar;(5) Permintaan produk olahannya mempunyai pasar yang bagus.

Pengembangan agribisnis lidah buaya di Indonesia terpusat di Pontianak Propinsi Kalimantan Barat. Lidah buaya juga banyak diusahakan di Pulau Jawa, tetapi skala usahanya relatif sempit dan lokasinya terpencar.

Page 2: Lidah Buaya Di Pontianak

Pengembangan lidah buaya di Jawa Barat berada di daerah Bogor dan Parung. Lidah buaya di daerah tersebut dibudidayakan secara organik. Hasil produksinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman kesehatan lidah buaya.

Potensi & Permasalahan Lidah Buaya PurworejoKabupaten Purworejo merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang berpotensi dalam pengembangan usaha tani lidah buaya. Pengembangan lidah buaya di Kabupaten Purworejo tepatnya di Desa Winong, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo.

Produksi dan luas lahan lidah buaya di Kecamatan Winong Kabupaten Purworejo menempati urutan pertama di Propinsi Jawa Tengah. Hal ini merupakan kenyataan yang menunjukkan betapa pentingnya peranan lidah buaya bagi ekonomi petani, kelangsungan produksi agroindustri berbasis lidah buaya.

Kebanyakan pengolahan lidah buaya menjadi minuman lidah buaya di Kabupaten Purworejo dilakukan oleh industri skala kecil yang masih menggunakan teknologi pengolahan yang cukup sederhana. Hasil akhir yang nantinya akan dijual dalam bentuk minuman kesehatan, minuman lidah buaya (nata de aloe).

Pada umumnya, pengusaha belum menjalankan usahanya tersebut berdasarkan pembukuan keuangan yang rapi, sehingga nilai keuntungan yang diperoleh masih bersifat kasar.

Oleh karena itu, kiranya perlu dilakukan analisis finansial yang lebih terinci agar pihak manajemen mengetahui omzet dan keuntungan yang sebenarnya

Mutiara Hijau Kalimantan BaratLidah buaya/Mutiara Hijau (Aloevera) merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman terlaris didunia yang telah dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di benua Eropa. Salah satu daerah sentra lidah buaya di Indonesia adalah Kalimantan Barat.  Memang lidah buaya merupakan komoditas unggulan Kalimantan Barat yang unik dan telah menjadi ciri khas Provinsi ini.

Intensitas penyinaran matahari yang baik di daerah ini sangat sesuai untuk pertumbuhan Lidah Buaya. Tanaman lidah buaya yang berasal dari Kalimantan Barat merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman Lidah Buaya Kalimantan Barat dapat mencapai berat rata-rata 1,2 kg per helai daunnya dalam umur 8 bulan sampai 1 tahun. Di Kalimantan Barat, per kilogram lidah buaya dijual dengan harga Rp 1.500-Rp 2.000.

Lidah buaya memang dikenal kaya manfaat. Selain ditanam sebagai tanaman hias, lidah buaya bermanfaat untuk kesehatan maupun kecantikan. Gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4 persen padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat. Khasiat hebat yang dimiliki aloevera sangat terkait dengan 75 komponen tersebut secara

Page 3: Lidah Buaya Di Pontianak

sinergis. Kegunaan lidah buaya antara lain penyubur rambut, penyembuh luka (luka bakar/tersiram air panas), obat bisul, jerawat/noda hitam, pelembab alam, antiperadangan, antipenuaan, obat cacingan, susah kencing, susah buang air besar (sembelit), batuk, radang tenggorokan, hepatoprotektor (pelindung hati), imunomodulator (pembangkit sistem kekebalan), diabetes mellitus, menurunkan kolesterol dan penyakit jantung koroner.

Dalam perkembangannya, lidah buaya banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi berbagai makanan dan minuman, karena daging dari pelepah daun ternyata juga enak untuk dikonsumsi. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya sangat berpotensi sebagai makanan/minuman kesehatan.

Lidah buaya yang diolah menjadi makanan adalah lidah buaya dengan daging tebal. Sentra produksi Lidah Buaya di Kalimantan Barat ada di Kota Pontianak dan sebagian daerah Kabupaten Kubu Raya. Kini berbagai makanan olahan dari lidah buaya sudah menjadi oleh-oleh khusus bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat.

Berbagai olahan lidah buaya itu  seperti manisan, juice, dodol, nata de aloe, selai, minuman segar, dawet, sirup, teh, dll.Bahkan kini ada suguhan cemilan baru yaitu kerupuk lidah buaya. Bagi kita yang berada di Luar Kalimantan mungkin jarang bahkan belum pernah mendengar nya? Kerupuk lidah buaya memang terbilang jenis kerupuk baru yang beredar di pasaran.  Jenis kerupuk ini diyakini kaya manfaat bagi kesehatan organ pencernaan perut. Cocok bagi orang yang kerap mengalami sembelit atau kesulitan buang air besar (BAB).

Cara membuat kerupuk lidah buaya ini boleh dibilang gampang-gampang susah. Untuk membuatnya memang perlu ketekunan dan kejelian agar didapatkan resep yang pas. Secara garis besar langkah –langkah membuatnya adalah daging atau gel lidah buaya diambil, lalu sisihkan getahnya, kemudian diblender hingga halus. Selanjutnya blenderan daging lidah buaya itu dicampur dengan tepung tapioka menjadi tepung setengah kering. Campur adonan tersebut dengan telur dan susu. Adonan itu kemudian dikukus sampai matang, lalu potong-potong sesuai selera. Setelah itu keringkan untuk menghilangkan kandungan air, dengan dijemur diterik matahari antara 3 – 4 jam lamanya, baru kemudian dikemas. Jika proses pembuatannya benar, kerupuk lidah buaya ini bisa awet sampai satu tahun. Peluang pasar kerupuk lidah buaya cukup besar, karena produk ini masih jarang dipasaran.

(Sumber gambar: http://lenterahati.web.id/wp-content/uploads/lidah_buaya-300×278.jpg)

Page 4: Lidah Buaya Di Pontianak

Potensi Bernilai Jutaan di Balik Lidah Buaya

Kini lidah buaya tak lagi identik sebagai penyubur rambut. Banyak produk makanan dikembangkan dari tumbuhan yang menjanjikan potensi bernilai puluhan jutaan rupiah ini.

Besarnya potensi pertumbuhan tanaman lidah buaya (aloe vera), membuat kelompok-kelompok usaha tani di Kabupaten Siatan Hulu, Pontianak Kalimantan Barat ini serius mengembangkannya. Salah satunya Koperasi Tani Kontak Khatulistiwa Utama yang membuka usaha produk olahan tanaman lidah buaya.

Olahan tanaman lidah buaya yang dikembangkan pada kelompok tersebut antara lain seperti dodol lidah buaya, selai lidah buaya, jeli lidah buaya, minuman lidah buaya, cokelat lidah buaya, teh lidah buaya, stick lidah buaya, hingga kerupuk lidah buaya.

Dalam sebulan, kelompok yang beranggotakan sekitar 25 petani memiliki omzet penjualan produk sekitar Rp 10 juta. Angka tersebut akan meningkat saat menjelang acara perayaan adat, karena sebagian masyarakat di sana mengonsumsi produk-produk tersebut untuk suguhan upacara adat. Peningkatannya bisa mencapai 20-30% dari penjualan sehari-harinya.

Page 5: Lidah Buaya Di Pontianak

Kelompok usaha yang dikelola oleh Dinas Pengolahan Hasil Pertanian Provinsi Kalimantan Barat tersebut awalnya hanya menanam tanaman lidah buaya untuk konsumsi sendiri. Lama kelamaan muncul gagasan untuk mengembangkan potensi besar pada tanaman yang jadi andalan kelompok tani tersebut.

Bahar Samsara, staf pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Provinsi Kalimantan Barat, menyebut Koperasi Tani Kontak Khatulistiwa Utama sebagai kelompok yang konsisten mengembangkan produk dari tanaman lidah buaya tersebut. Tak hanya mengembangkan tapi juga berambisi mengenalkannya ke pasar ekspor. “Koperasi tersebut, salah satu kelompok yang mengembangkan dan mengelola tanaman lidah buaya dengan target penjualan ke pasar internasional,” ungkapnya.

Dengan memanfaatkan lahan seluas 25 X 10 meter, kelompok tani tersebut bisa memanen lidah buaya setiap saat. Setiap panen setidaknya dihasilkan 50 hingga 100 kilogram lidah buaya.

Diakui cukup banyak kendala yang dihadapi dalam menanam lidah buaya, di antaranya serangan hama tikus. Ini sangat memengaruhi jumlah panenan.

Daging tumbuhan lidah buaya itulah yang kemudian diolah hingga menghasilkan aneka produk olahan seperti dodol lidah buaya, selai lidah buaya, hingga cokelat dan kerupuk lidah buaya. Selai lidah buaya dijual seharga Rp 15 ribu, sedang cokelat lidah buaya Rp 20 ribu, dan minuman kemasan botol Rp 15 ribu.

Produk olahan lidah buaya berlabel Isun Vera itu masih dipasarkan di kota-kota besar seperti Surabaya, Batam, dan Jakarta. Targetnya, bisa menembus pasar Singapura dan Malaysia.

Sumber Artikel: Surabaya Post

DIJUAL LIDAH   BUAYA

Lidah Buaya telah dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan. Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada keunggulan komparatif. Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di dalam industri dikarenakan komponen-komponen yang dimilikinya cukup lengkap dan bermanfaat.

Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir dalam lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K, Fe dan vitamin seperti Vitamin A, B1, B2, B12, C dan E, Inositol, asam folat, dan kholin. Djuebaedah (2003), menyebutkan bahwa gel lidah buaya mengandung 17 jenis asam amino penting. Berdasarkan kandungan nutrisi yang demikian lengkap dan bervariasi maka peluang diversifikasi produk lidah buaya sangat besar.

Page 6: Lidah Buaya Di Pontianak

Pengembangan agroindustri lidah buaya di Indonesia terpusat di Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak (Aloevera chinensis) merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman jenis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap bulan sejak bulan ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun ke 5.

Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah buaya yang di budidayakan di luar Pontianak, seperti Amerika dan Cina, setiappelepahnya memiliki berat hanya 0,5-0,6 kg dan di panen hanya 1 kali setahun karena kendala musim dingin.Hingga kini luas areal lahan yang telah ditanami lidah buaya di Kalimantan Barat mencapai 75 Ha, dimana sebagian besar di tanam oleh petani di Kotamadya Pontianak, sedangkan luas potensi wilayah pengembangan adalah 20 ribu hektar. Dalam satu hektar lahan dapat ditanami sekitar 7500 tanaman lidah buaya. Produksinya dapat mencapai rata-rata 6-7 ton per hektar tiap kali panen atau 24-30 ton/ ha per tahun dengan harga daun lidah buaya segar ditingkat petani mencapai Rp. 800-1500 per kg.Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya diolah menjadi makanan dan minuman atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan yang terbatas dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan sedikit nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah menjadi produk yang dibutuhkan industri makanan, kosmetik farmasi dan lainlain.

Bila kita cermati hal ini merupakan potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian berbasis komoditas tanaman lidah buaya di Pontianak.Lidah buaya dalam bentuk tepung mempunyai beberapa keuntungan, yaitu kandungan nutrisinya tidak mudah rusak serta memudahkan dalam penyimpanan dan transportasi dibandingkan dengan masih dalam bentuk gel. Rasio bahan baku dan tepung yang dihasilkan cukup besar, yakni sekitar 150 : 1 atau 150 kg pelepah basah menghasilkan 1 kg tepung. Tepung lidah buaya ini banyak digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika (Furnawanthi, 2004).

Produk Olahan Lidah Buaya :1. Minuman Lidah Buaya

2. Kerupuk Lidah Buaya

3. Selai Lidah Buaya

4. Jelly Lidah Buaya

5. Manisan Lidah Buaya

6. Teh Lidah Buaya

Page 7: Lidah Buaya Di Pontianak

Dijual Lidah buaya dengan harga : Rp. 2.000/Kg, min pemesanan : 200 Kg. Berminat, silahkan sms ke : 085252615026 atau 085245378835

Profil Daerah Kota Pontianak

Kota Pontianak merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan terbagi menjadi 29 (dua puluh sembilan) kelurahan dengan luas 107,82 km. Kota Pontianak terletak di antara garis 0 02' 24" - 0 01' 37" Lintang Selatan dan 109 16' 25" - 109 23' 04" Bujur Timur. Wilayah Kota Pontianak di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pontianak Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pontianak Timur, sebelah barat berbatasan Kecamatan Pontianak Barat sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pontianak Selatan. Sebagian besar perekonomian kota Pontianak bertumpu pada industri, pertanian, dan perdagangan. Di sektor pertanian, Kota Pontianak memiliki beberapa komoditi unggulan. Tanaman pangan tersebut meliputi tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi rambat, kacang tanah, ubi kayu, Ubi Rambat, tanaman jagung. Khusus untuk tanaman sayursayuran, tampak bahwa tanaman kangkung, petsai/sawi dan bayam merupakan komoditi yang dominan. Tanaman buah-buahan yang ada di Kota Pontianak antara lain nangka/cempedak, pisang, nanas, alpokat, jambu air, dan duku/langsat.Di sektor industri, Jumlah unit usaha industri, tenaga kerja, besarnya nilai investasi dan nilai penjualan dari sentra industri kecil jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) terlihat bahwa sentra industri kecil jenis IHPK terbanyak adalah usaha industri makanan ringan yang terpusat di Kelurahan Sungai Bangkong. Sedangkan industri anyaman keladi air terletak di Tanjung Hulu, Pontianak Timur.Perdagangan merupakan salah satu usaha yang berkembang pesat di Kota Pontianak. Perdagangan modern mulai berkembang pada awal tahun 2000, dengan berdirinya Matahari Mal di Pontianak Kota. Pusat perbelanjaan modern mulai dibangun di berbagai sudut kota, seperti Mal Pontianak (Pontianak Selatan), Mal Gajah Mada (Pontianak Selatan), dan Mega Mal A Yani (Pontianak Selatan). Berbagai perusahaan retail nasional mulai mendirikan usahanya di Pontianak.Pariwisata Kota Pontianak didukung oleh keanekaragaman budaya penduduk Pontianak, yaitu Dayak, Melayu, dan Tionghoa. Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Naik Dango dan masyarakat Tionghoa memiliki kegiatan pesta tahun baru Imlek dan perayaan sembahyang kubur (Cheng Beng atau Kuo Ciet) yang memiliki nilai atraktif turis.

Page 8: Lidah Buaya Di Pontianak

Potensi Lidah buaya di Kota PontianakPengembangan tanaman Lidah Buaya berpusat di Kota Pontianak karena kawasan ini terdapat hamparan lahan gambut yang cukup luas, sementara tanaman Lidah Buaya dapat tumbuh subur pada lahan gambut. Di samping itu Kota Potianak terdapat pusat penelitian tanaman Lidah Buaya ini.

Batas WilayahArah Timur Kubu Raya Arah Barat Kubu Raya Arah Utara Kabupaten Pontianak Arah Selatan Kubu Raya

Potensi Lidah buaya di Kabupaten Pontianak

Produksi Lidah Buaya berupa daun pelepah, pada satu pohon tanaman lidah buaya dapat di panen 12 pelepah setiap bulannya.

Produksi 2006 (Ton) 17.203

Sumber Data:

Page 9: Lidah Buaya Di Pontianak

LegendaPropinsi Kabupaten

Lidah buaya

 Re-Draw Map

Komoditi Lidah buayaHalaman ini memuat informasi mengenai Potensi Investasi komoditi Lidah buaya di Daerah di Indonesia.

Page 10: Lidah Buaya Di Pontianak

Komoditi Lidah buaya

Institusi Terkait

Daftar Institusi Terkait Komoditi Lidah buaya di Kota Pontianak

Nama InstitusiBidang Pelayanan Institusi

Alamat

Badan Ketahanan Pangan dan Penanaman Modal

- Jl. R. Kusno MempawahTel: 0561-691895

Page 11: Lidah Buaya Di Pontianak

Badan Ketahanan Pangan dan Penanaman Modal Kabupaten Pontianak

Izin Prinsip Jl. R. Kusno MempawahContact Person: Masmudi, SETel: (0561) 691895

Dinas LHESDM HO. AMDAL Jl. Dg. Menambon MempawahContact Person: J. Sinurat, SH, MMTel: (0561) 692121

Dinas Perindagkop - Jl. Raden Kusno No.5-6 MempawahTel: 0561 - 691063 - 691036

Dinas PU Kabupaten Pontianak IMB Jl. Dg. Menambon MempawahContact Person: Firdaus, ST, MMTel: (0561) 691139

Disperindagkop Kabupaten Pontianak SITU, SIUP, TDP, TDI

Jl. R. Kusno MempawahContact Person: A, MoodTel: (0561) 691074

Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kabupaten Pontianak

- Jl.Hijas Komp.Gajah mada Mall PontianakContact Person: H. Syafrudin Nasution, SH.Tel: 62-561736315

Setda Bagian Pemerintahan Izin Lokasi Jl. Dg. Menambon MempawahContact Person: Drs. Suwanda MstTel: (0561)691136

Sumber Data: Peluang Investasi Pertanian Provinsi kalimantan barat 2009Pemerintah Provinsi Kalimantan barat

Page 12: Lidah Buaya Di Pontianak

PONTIANAK

Kota Pontianak didirikan dengan permohonan Ridho Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 23 Oktober 1771 dibawah Garis Khatulistiwa didaerah tiga cabang sungai, mempunyai hasil dasar Karet dan Kelapa dengan sifat – sifatnya yang terpuji, menuju masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila sesuai dengan Falsafah Negara Republik Indonesia.

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Khun Tien oleh etnis Tionghoa di Pontianak.Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak, simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.

Page 13: Lidah Buaya Di Pontianak

Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin ia menikah dengan adik sultan. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur dan Pontianak berdiri.

Lambang Kota Pontianak digambarkan sebagai berikut:

Page 14: Lidah Buaya Di Pontianak

Bentuk Lambang Bulatan Kubah- Pada sisi sebelah kanan 23 lembar daun Kelapa dan di sisi kiri 10 lembar daun Karet- Diantara daun-daun tersebut menyinar dari bawah keatas 5 sinar dan pangkal sinar ditulis angka 1771- Ditengah-tengah melintang garis Khatulistiwa diatas sungai bercabang tiga- Tulisan KOTA PONTIANAK membentang dari pangkal daun Karet sampai kepangkal daun Kelapa- Bentuk dari keseluruhan Lambang Daerah ialah bulatan Kubah bertumpu pada pita bertulisan KOTA PONTIANAK, yang berarti KOTA PONTIANAK didirikan dengan ditandai berdirinya sebuah Masjid sebagai lambang Keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Dari Sudut Warna dan MaknaWarna dasar kuning emas melambangkan KeagunganHijau daun melambangkan kesuburanBiru laut melambangkan keyakinanMerah melambangkan keberanianPutih melambangkan kesucianHitam menunjukkan Garis KhatulistiwaBulatan Kubah melambangkan harapanLima garis sinar berarti Dasar Negara PancasilaGaris melintang hitam ditengah – tengah maksudnya Kota Pontianak terletak tepat pada Garis KhatulistiwaDaun karet dan kelapa melambangkan usaha pokok masyarakat untuk mencapai kemakmuranSungai bercabang tiga melambangkan Kota Pontianak dibelah sungai bercabang tigaDaun karet 23 lembar dan daun kelapa 10 lembar berarti berdirinya Kota Pontianak pada tanggal 23 OktoberAngka 1771 adalah Tahun Masehi berdirinya Kota Pontianak. Tulisan Kota Pontianak adalah kedudukan Pemerintah Daerah Kotamadya Pontianak

Kota Pontianak terletak pada Lintasan garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter diatas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak. Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan dengan luas 107,82 km2.

Struktur tanah kota merupakan lapisan tanah gambut bekas endapan Lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang hari 30 °C).Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000-4000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.

Page 15: Lidah Buaya Di Pontianak

Secara administratif, kota Pontianak dibagi atas beberapa kecamatan, yaitu: Pontianak Selatan, Pontianak Timur, Pontianak Barat, Pontianak Utara, Pontianak Kota dan Pontianak Tenggara.

Daftar Kode Pos Kota PontianakPontianak BaratTengah 78111Mariana 78112Sungai Jawi Luar 78113Sungai Beliung 78113Pal Lima 78114Sungai Jawi Dalam 78115Sungai Bangkong 78116Darat Sekip 78117

Pontianak SelatanParit Tokaya 78121Benua Melayu Darat 78122Benua Melayu Laut 78123Bangka Belitung 78124

Pontianak TimurParit Mayor 78231Saigon 78232Banjar Serasan 78233Tambelan Sampit 78234Dalam Bugis 78235Tanjung Hilir 78236Tanjung Hulu 78237

Pontianak UtaraSiantan Hulu 78241Siantan Tengah 78242Siantan Hilir 78243Batu Layang 78244

Jumlah penduduk tetap Kota Pontianak tahun 2006 hasil Proyeksi yang menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006 dan Sensus Penduduk tahun 2000 berjumlah 510.687 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 256.750 jiwa dan penduduk perempuan 253.937 jiwa.

Sedangkan dari hasil Sensus Penduduk tahun 2000 penduduk kota Pontianak berjumlah 464.534 jiwa, hal ini berarti bahwa telah terjadi peningkatan penduduk selama 4 (empat) tahun terakhir (tahun 2000- 2004), yaitu sebesar 1,76 persen pertahunnya.

Page 16: Lidah Buaya Di Pontianak

Suku bangsa penduduk Kota Pontianak terdiri dari Dayak, Tionghoa, Melayu, Bugis, Suku Jawa, Suku Madura dan lainnya. Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam (65%), Buddha dan kepercayaan Kong Hu Cu (23,2%), Protestan (4%), Katolik (2,8%), Hindu (0,4%) dan lainnya.

Penduduk sebagian besar memahami bahasa Indonesia dan bahasa ibu masing-masing yakni bahasa Melayu, bahasa Tiociu, bahasa Khek dan berbagai variasi bahasa Dayak.

Pariwisata Kota Pontianak didukung oleh keanekaragaman budaya penduduk Pontianak, yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa. Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Naik Dango dan masyarakat Tionghoa memiliki kegiatan pesta tahun baru Imlek dan perayaan sembahyang kubur (Cheng Beng atau Kuo Ciet) yang memiliki nilai atraktif turis.

Kota Pontianak juga dilintasi oleh garis khatulistiwa yang ditandai dengan Tugu Khatulistiwa di Pontianak Utara. Selain itu kota Pontianak juga memiliki visi menjadikan Pontianak sebagai kota dengan pariwisata sungai.

Pontianak juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner. Keanekaragaman makanan menjadikan Pontianak sebagai surga kuliner. Makanan yang terkenal antara lain:Sambal Goreng TempoyakPekasamSotong PangkongBubur PadasPacri NanasLemang (ketan yang dibakar)Ikan asam pedas (sup ikan pedas dengan bumbu asam)Kwe Tiau (sejenis mie, ada yang goreng dan kuah)Chai Kue (semacam pastel yang tidak digoreng, berisi bengkuang, kuchai, talas atau kacang. ada yang kukus dan goreng)Kwe Cap (sup dengan kulit babi, semacam kwe tiau, tahu, kacang dan kadang-kadang ditambah daging)Kwe Kia Theng (sup dengan isi jeroan babi)Yam Mi (sejenis mie namun sangat kecil dengan lauk khas di atasnya)Gwek Pia (dikenal dengan nama kue bulan. kue ini diisi dengan kacang hijau)Ka Lo Ci (kue yang dibuat dari tepung kanji dan luarnya diselimuti biji wijen dan gula)Sio Bi (seperti siomay, namun memiliki cita rasa tersendiri dengan sausnya yang juga berbeda rasanya)Tau Swan (sup kacang hijau ditambah potongan-potongan kue yang digoreng dan mirip kerupuk)Peng Kang (sejenis lemper, diisi hebi)Bak Pao (kue yang diisi dengan kacang hijau, ayam atau sapi)Bak Cang (ketan yang dikukus dan diisi daging ayam, sawi asin, kacang tanah dan hebi. Terkadang ditambahkan lauk lainnya)Ki Cang (ketan yang dikukus, digolongkan kue dan cara menikmatinya dengan menaburkan gula)

Page 17: Lidah Buaya Di Pontianak

Ie atau Jan (sup manis yang dibuat dari tepung kanji dengan bola-bola kecil berwarna merah dan putih)He Keng (daging goreng yang dibuat dari udang)Kuan Chiang (sejenis sosis, berwarna merah)Hu Ju (tahu yang dengan kuah berwarna merah yang asin)Koi peng atau Nasi Campur (nasi campur dengan kuah khas dan campuran lauk khas tionghua di atasnya)Pwe Ki Mue atau bubur pesawat (bubur yang ditambahkan telur, daging babi dan lemak dengan cita rasa khas)Cap Chai (nasi dengan banyak jenis sayur)Tun Koi (sup sari pati ayam dengan kunyit dan ginseng)Keng Ci Kue TiauKeladiAir Tahu yang lebih dikenal dengan Susu SoyaMinuman lidah buaya

Page 18: Lidah Buaya Di Pontianak
Page 19: Lidah Buaya Di Pontianak
Page 20: Lidah Buaya Di Pontianak
Page 21: Lidah Buaya Di Pontianak

Pontianak Unggulkan Tanaman Lidah BuayaPameran MTQ XXIII Provinsi Kalbar

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXIII Tingkat Provinsi Kalbar tidak hanya sebagai ajang kompetisi qori dan qoriah, namun juga sebagai sarana mempromosikan potensi yang dimiliki daerah masing-masing. Salah satunya melalui penampilan stand pameran yang diikuti oleh kabupaten/kota se-Kalbar. Pameran ini merupakan rangkaian dari kegiatan MTQ XXIII Tingkat Provinsi Kalbar.“MTQ disamping sebagai ajang silaturrahmi antar peserta juga merupakan media promosi dalam memperkenalkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah,” ujar Gubernur Kalbar, Cornelis saat meresmikan pameran MTQ, Minggu (9/5).Pameran tidak hanya diikuti 14 kafilah kabupaten/kota se-Kalbar namun panitia juga menyediakan 30 stand pameran bagi sektor UKM untuk mendorong dan menumbuhkembangkan sektor ini.Stand kafilah Kota Pontianak yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak, tampil dengan berciri khas melayu serta tak ketinggalan tanaman unggulan yakni lidah buaya atau aloevera yang menghiasi depan pintu masuk stand.Saat pengunjung memasuki stand Kota Pontianak, sepasang Bujang dan Dare Kota Pontianak akan menyambut dengan penuh senyum ramah mempersilakan pengunjung melihat atau jika tertarik bisa membeli produk atau hasil kerajinan khas Pontianak diantaranya souvenir berupa miniatur Tugu Khatulistiwa dan meriam karbit, tas dari serat pisang, barang-barang kerajinan dari akar keladi air, bahan kain corak insang dan lainnya.Menurut salah seorang penjaga stand Kota Pontianak, Yadi, jumlah transaksi yang diperoleh stand ini pada hari pertama saja bisa mencapai hingga Rp 1 juta lebih. “Saking membludaknya jumlah pengunjung stand kami tutup hingga jam 24.00 WIB,” pungkasnya. (12)

Lidah Buaya dari Pontianak untuk Pasokan Sejumlah Negara

Minimal 40 ton lidah buaya produksi Pontianak Kalimantan Barat setiap bulannya dipasok ke sejumlah negara seperti Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Produksi Pontianak tersebut baru memenuhi sebagian kebutuhan pasar internasional. Kapasitas produksi lidah buaya dari lahan pertanaman di Pontianak itu seluas 52,75 hektar pada sekitar beberapa tahun lalu baru mencapai 1.274 ton lebih per bulannya. Sebagian dari produksi inilah yang digunakan untuk memenuhi pasar ekspor, dan sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang kecenderungannya kian meningkat dari waktu ke waktu. (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 0815 8441 4991

Page 22: Lidah Buaya Di Pontianak

Aloevera atau lebih di kenal dengan nama Lidah buaya merupakan tumbuhan yang memiliki banyak sekali manfaatnya , dari untuk kecantikan, kesehatan , dan juga bisa untuk menjadi bahan makanan, tumbuhan ini bisa tumbuh subur dan menjadi besar jika ada di lahan gambut yang baik.

Kalimantan Barat tepatnya di Pontianak adalah salah satu daerah di mana Aloevera menjadi salah satu tanaman andalan, Karena di Pontianak memiliki lahan gambut yang luas .Lahan gambut adalah lahan yang tanahnya terbentuk dari kumpulan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk.

Di sinilah tanaman lidah buaya sangat cocok tumbuh. Dari sekitar 175 hektar kebun lidah buaya di Kalimantan Barat, 90 persennya berada di Kota Pontianak. Karena itu Kota Pontianak yang berlahan gambut ini dikenal sebagai penghasil tanaman lidah buaya super.

Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak adalah tanaman yang berjenis Aloevera chinensis.

Jenis ini merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman Aloevera chunensis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap bulan sejak bulan ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun ke 5. Keunggulan lidah buaya Pontianak sudah diakui dunia. Oleh karena itu, lidah buaya Pontianak banyak diekspor ke luar negeri.

http://beritadaerah.com/admin/images/aloe-vera-3_jpg-bd.gif

Tanaman Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.

http://beritadaerah.com/admin/images/aloe-vera-5_jpg-bd.gif

Catatan sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian!

Tidak hanya itu, seorang tabib dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet.

Selain manfaat kesehatan lidah buaya juga bisa untuk di jadikan minuman yang menyegarkan.. dan sangat di gemari oleh penduduk setempat.

Page 23: Lidah Buaya Di Pontianak

Aloevera atau lebih di kenal dengan nama Lidah buaya merupakan tumbuhan yang memiliki banyak sekali manfaatnya , dari untuk kecantikan, kesehatan , dan juga bisa untuk menjadi bahan makanan, tumbuhan ini bisa tumbuh subur dan menjadi besar jika ada di lahan gambut yang baik.

Kalimantan Barat tepatnya di Pontianak adalah salah satu daerah di mana Aloevera menjadi salah satu tanaman andalan, Karena di Pontianak memiliki lahan gambut yang luas .Lahan gambut adalah lahan yang tanahnya terbentuk dari kumpulan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk.

Di sinilah tanaman lidah buaya sangat cocok tumbuh. Dari sekitar 175 hektar kebun lidah buaya di Kalimantan Barat, 90 persennya berada di Kota Pontianak. Karena itu Kota Pontianak yang berlahan gambut ini dikenal sebagai penghasil tanaman lidah buaya super.

Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak adalah tanaman yang berjenis Aloevera chinensis.

Jenis ini merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman Aloevera chunensis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap bulan sejak bulan ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun ke 5. Keunggulan lidah buaya Pontianak sudah diakui dunia. Oleh karena itu, lidah buaya Pontianak banyak diekspor ke luar negeri.

Tanaman Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.

Catatan sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian!

Tidak hanya itu, seorang tabib dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet.

Selain manfaat kesehatan lidah buaya juga bisa untuk di jadikan minuman yang menyegarkan.. dan sangat di gemari oleh penduduk setem

Page 24: Lidah Buaya Di Pontianak

Pontianak Butuh Investor Bangun Pabrik Lidah BuayaPemerintah Kota Pontianak membutuhkan investor untuk membangun pabrik lidah buaya sekaligus menggairahkan kembali petani di daerah tersebut yang sebagian telah beralih membudiyakan tanaman lain.

"Saat ini Pemkot telah menyediakan lahan seluas 500 hektare di Kecamatan Pontianak Utara untuk investor yang bersedia membangun pabrik tanaman lidah buaya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Pontianak Ayu Haro di Pontianak, Rabu.Menurut Ayu Haro, lidah buaya merupakan komoditas unggulan Kota Pontianak. Namun saat ini banyak petaninya yang beralih menanam tanaman lain.

Ayu menilai, ekspor lidah buaya ke negara lain dari Kalbar, berbeda dengan negara Thailand yang tidak dikenai pajak bea masuk. Sementara di Indonesia dikenai pajak sebesar 14 persen untuk ekspor ke negara Brunei Darussalam, Kuching dan Jepang.

"Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan Dirjen Perdagangan Luar Negeri untuk meninjau kembali perjanjian antara Indonesia dan Jepang mengenai pajak bea masuk untuk mengurangi kendala ekspor ke luar negeri. Karena menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri, perjanjian yang sudah ada itu tidak termasuk untuk komoditas lidah buaya," ungkap Ayu Haro.

Walaupun secara skala nasional nilainya kecil, kata dia, tetapi mengingat potensi yang besar komoditas lidah buaya di Kota Pontianak, pihaknya akan terus memperjuangkan peninjauan ulang perjanjian tersebut.

"Jangan sampai kendala pajak membuat matinya ekspor lidah buaya ke luar negeri mengingat potensi besar yang ada apalagi kualitas lidah buaya Pontianak dinilai cukup bagus," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Hazairin Haderi menilai seharusnya Kota Pontianak tidak hanya mengandalkan industri lidah buaya itu saja."Tetapi juga mengandalkan industri rumah tangga lain yang berstandar ekspor," ungkap Hazairin.

Seperti di Filiphina, kata dia, ada banyak industri pengolahan dodol durian di sana. Tetapi, ketika dibeli standar jual masing-masing industri pengolahan tersebut sama dengan biaya yang berbeda.

Page 25: Lidah Buaya Di Pontianak

"Sehingga ada ratusan merek dengan produk yang sama pun itu tidak masalah. Tetapi, pilihannya sama karena memiliki standarisasi," jelas Mantan Kepala Dinas Urusan Pangan kota Pontianak itu.Untuk itu, tambahnya, sudah waktunya Kota Pontianak mengembangkan industri-industri kecil yang ada dengan standar industri besar.(bbcom)

LIDAH BUAYA PONTIANAK KE JEPANG

PONTIANAK, TRIBUN – Usaha Kecil Menengah (UKM) sektor agrobisnis berpeluang besar untuk menambah volume ekspor ke Jepang. Hal tersebut berkaitan dengan musibah yang radiasi reaktor nuklir yang melanda negara tersebut. Hal tersebut diungkapkan Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementrian Koperasi dan UKM RI, Neddy Rafinaldy Halim, ketika meninaju Nusantara Expo 2011 ke di PCC, Rabu (6/4).

Menurutnya banyak produk agrobisnis berupa sayur dan buah bisa masuk ke Jepang, termasuk lidah buaya yang banyak ditanam di Pontianak. Harusnya Indonesia bisa memanfaatkan musibah yang melanda Jepang untuk meraup keuntungan. Hal ini harus bisa dilihat UKM, khususnya yang ada di Pontianak sebagai peluang yang baru untuk penngerak roda perekonomian masyarakat. “Yang akan bekerja melihat celah-celah dan peluang bisnis adalah UKM sendiri,” ujarnya kepada Tribun.

Ia mencontohkan beberapa waktu ke belakang banyak produk argo yang sudah diminati Jepang, karena produk pertanian di Jepang sendiri dicuriagi sudah terkontaminasi bocornya Reaktor Nuklir Fukushima.

Masyarakat Jepang menjadi khawatir dan meminta bantuan menyedian hasil pertanian ke beberapa negara termasuk Indonesia. Diharapkannya UKM pontianak bisa berperan untuk menyuplai kebutuhan produk pertanian ke Jepang, termasuk lidah buaya (alloevera).

Ia juga membantah penurunan volume ekspor yang dikirim ke Jepang, justru ekspor hasil UKM terus mengalami peningkatan. Ini disebabkan semua produk UKM diolah di Indonesia sehingga bebas dari zat radioaktif. Meskipun belum ada angka signifikan yang menunjukan peningkatan ekspor, namun kementrian koperasi dan UKM melihat adanya kecenderungan peningkatan volume ekspor ke Jepang.

PONTIANAK KEMBANGKAN LIDAH BUAYA DI LAHAN GAMBUT

Para petani di Kota Pontianak terus mengembangkan lidah buaya di lahan gambut. Pertanian lidah buaya ini merupakan andalan petani untuk mendapatkan nafkah hidup

Page 26: Lidah Buaya Di Pontianak

Para petani di Kota Pontianak terus mengembangkan lidah buaya di lahan gambut. Pertanian lidah buaya ini merupakan andalan petani untuk mendapatkan nafkah hidup, selain upaya memanfaatkan lahan gambut yang tidak sebarang dapat ditanami.

Kini di Kalimantan Barat terdapat sekitar 175 hektar kebun lidah buaya dan 90 persennya berada di Kota Pontianak. Lidah buaya yang ditanam berjenis Aloe vera chinensis dengan umur produktif 12-13 tahun.

Produktivitas rata-rata tiap hektar sekitar 12,8 ton pelepah per bulan. Adapun harga pelepah di tingkat petani Rp 1.000-Rp 1.300 per kilogram.

”Terobosan semacam ini sangat perlu untuk menyiasati alam yang tidak terlalu menguntungkan. Lahan gambut sering kali dikenal tidak terlalu subur, tetapi ternyata bisa dimanfaatkan sebagai lahan lidah buaya,” kata Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Rabu (12/10) di Pontianak.

Dalam kunjungannya di Pusat Pengkajian dan Pengembangan Lidah Buaya Nasional (Aloe Vera Center), Menneg Ristek meninjau peran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT), di antaranya membuat kultur jaringan dan teknologi pembuatan aloe powder.

Di Kalbar sebenarnya terdapat tiga juta hektar lahan gambut yang pernah ditawarkan untuk ditanami lidah buaya. Lahan gambut tersebut terletak di Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Sambas. Walau demikian, butuh penelitian mendalam untuk pemanfaatan lahan gambut bagi lidah buaya.

Sejak beberapa tahun terakhir, lidah buaya Pontianak telah diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Hongkong dalam bentuk pelepah utuh. Lidah buaya digunakan untuk minuman, sampo, jus, dodol, dan makanan.