STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM …repo.apmd.ac.id/140/1/382-IK-IV-2017-NI KETUT SRI WIDIA...
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM …repo.apmd.ac.id/140/1/382-IK-IV-2017-NI KETUT SRI WIDIA...
1
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN UNIT RUMAH DI PERUMAHAN ROYAL MANSION
BANGUNTAPAN
( SuatuPenelitianDeskriptifKualitatif di PT JogjaGrahaSelaras )
DisusunOleh:
Ni Ketut Sri WidiaMahayani
14530030
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN UNIT RUMAH DI PERUMAHAN ROYAL MANSION
BANGUNTAPAN
( SuatuPenelitianDeskriptifKualitatif di PT JogjaGrahaSelaras)
DisusunOleh:
Ni Ketut Sri WidiaMahayani
14530030
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2017
3
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 13 April 2017
Tempat : Ruang Ujian Skripsi Gedung STPMD APMD Yogyakarta
TIM PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
Ade Chandra . S.sos, M.Si
KetuaPenguji/ Pembimbing
__________________
PengujiSamping I
Tri Agus Susanto, S. Pd, M.Si
__________________
PengujiSamping II
Dra. MC. Ruswahyuningsih, MA.
__________________
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
4
Ade Chandra, S.Sos, M.Si
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi sebagai syarat memperoleh
gelar sarjana bukan merupakan hasil karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Saya menyatakan bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai
peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi dalam
skripsi ini.
Yogyakarta, 2April 2017
Ni Ketut Sri Widia Mahayani
14530030
5
Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Unit
Rumah Di Perumahan Royal Mansion Banguntapan
( Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di PT Jogja graha Selaras )
Ni Ketut Sri Widia Mahayani
ABSTRAK
Penelitianinidilakukandenganmaksudmenganalisisstrategi komunikasi
pemasaran dalam meningkatkan penjulan unit rumah di Perumahan Royal
Mansion Banguntapan.Metode yang
digunakandeskriptifkualitatifdenganteknikwawancaradan observasi lapangan
ketujuh informan yang ditentukanlewatteknikpurposivesampling yang terdiri dari
informan direktur PT Jogja Graha Selaras dan staf pegawai di Perumahan Royal
Mansion Banguntapan sebagai sebagai key informan.
Dari hasilanalisamenunjukkanbahwahasilpenelitian yang telahdilakukan,
strategikomunikasipemasarandalammeningkatkanpenjualan unit rumah di
Perumahan Royal Mansion BagnuntapandapatdisimpulkanbahwaPerumahan
Royal Mansion
Banguntapanpadaelemenkomunikasipemasarandimanagarisbesarnyaterdiridariadv
ertaising( periklanan ), sales promotion ( promosipenjualan ), public relation
(hubunganmasyarakat ), personal selling ( penjulan personal ) dandirect and
internet marketing.
Kata Kunci :komunikasi pemasaran
6
HALAMAN MOTTO
Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
Siapa yang bersabar pasti beruntung
Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan
7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karyatulisinikupersembahkanuntuk :
Orang tua saya yang telah mendukung, sehingga terciptanya karya ini
Calon Suami Ku tercinta
Semuateman-teman yang sudahberkontribusibaikmorildanmateriil
yangtakbisadisebutkansatupersatu – Terimakasih
Almamaterku, SekolahTinggi Pembangunan MasyarakatDesa “APMD”
8
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ Strategi
Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Unit Rumah Di
Perumahan Royal Mansion Banguntapan ( Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif
di PT Jogja Graha Selaras ) dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam mmeperoleh gelar sarjana
dari Program Studi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa “ APMD “ Yogyakarta.
Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi penulis untuk
menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
9
1. Ade Chandra, S.Sos.,M.Si., selaku Ketua Prodi Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD’ Yogyakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi;
2. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD’ Yogyakarta;
3. Bapak Aditya Yulla Samawi yang telah memberikan informasi;
4. Staf Karyawan di Perumahan Royal Mansion Banguntapanyang telah
memberikan informasi dan data;
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 20 April 2017
Penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Kerangka Teori ....................................................................................... 8
1. Komunikasi ...................................................................................... 8
2. Komunikais Pemasaran .................................................................11
3. Strategi Pemasaran ......................................................................... 18
E. Kerangka Berpikir ................................................................................ 25
F. Metode Penelitian ................................................................................ 26
1. Jenis/ Pendekatan Penelitian ............................................................ 26
2. Subyek dan Obyek Penelitian .......................................................... 26
3. Unit Analisis ..................................................................................... 26
4. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 27
1. Wawancara ................................................................................. 27
11
2. Observasi....................................................................................
27
3. Dokumenter................................................................................
27
G. Metode Analisis
Data............................................................................27
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ...................................................... 30
B. Bidang Usaha PT Jogja Graha Selaras ................................................. 33
1. Visi dan Misi .................................................................................... 33
2. Lokasi Perusahaan ........................................................................... 33
3. Tipe dan harga Perumahan Royal Manison banguntapan ............... 34
4. StrukturOrganisasi ............................................................................ 37
5. Logo Perusahaan .............................................................................. 41
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sajian Data Penelitian .......................................................................... 42
B. Pembahasan/ Analisa Data .................................................................... 55
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................................................................... 68
12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini sesuai dengan berkembangnya zaman, Kota Yogyakarta
mengalami perkembangan yang sangat meningkat, baik dari segi Ekonomi dan
Sumber Daya Manusia. Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta belakangan ini
sangat berkembang, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan dunia usaha mulai dari
usaha kecil sampai usaha yang berbasis infrastruktur. Pada tahun 2012 kota
Yogyakarta mengalami perkembangan infrastruktur dengan berdirinya banyak
tempat perbelanjan, apartemen serta hotel-hotel yang terus berkembang di Kota
13
Yogyakarta. Hal tersebut mengingat jumlah penduduk yang semakin banyak
menghuni kota Yogyakarta sehingga timbul berbagi macam masyarakat
konsumtif. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusaahan developer melakukan
berbagai terobosan untuk faktor pendukung sesuai dengan berkembangnya
infrastruktur di Kota Yogyakarta. Salah satunya adalah munculnya usaha properti
pembuatan rumah atau perumahan di lahan-lahan yang memenuhi kriteria layak
agar masyarakat dapat menikmati hunian yang nyaman dan tenang dengan
fasilitas-fasilitas perumahan yang mendukung.
Perusahaan developer bermunculan di Kota Yogyakarta dengan
menawarkan berbagi hunian yang menarik, dengan akses yang tidak jauh dari kota
namun memiliki suasana yang nyaman dan masih jauh dari aktivitas masyarakat
sangat banyak disuguhkan dikalangan masyarakat untuk kalangan menengah ke
atas. Daerah Yogyakarta bagian selatan dan barat merupakan target sasaran
perusahaan developer untuk memasarkan rumah yang dijual karena letak lokasi
yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan, perkantoran, kampus, rumah sakit serta
tempat tempat lainnya. Perusahaan-perusahaan developer saat ini harus bergerak
aktif karna banyak bermunculan perumahan maka tidak dapat dijalankan hanya
berdasarkan intuisi dan kejelian tetapi harus melalui manajemen yang baik serta
teknik pemasaran yang tepat. Teknik pemasaran yang tepat tidak dapat jalan tanpa
adanya komunikasi yang baik dari perusahaan yang nantinya akan disampaikan
pada konsumen, karena komunikasi dan pemasaran merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan.
Komunikasi memegang peran yang penting dalam proses pertukaran.
Pada tingkat dasar, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen
potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat
berusaha membujuk konsumen potensial agar berhasrat masuk ke dalam
hubungan pertukaran. ( Sutisna, 2001:271)
Komunikasi pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan
penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan mengenai
komunikasi pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat dihadapkan
pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya pendapatan perusahaan yang
14
disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu jasa sehingga
mengakibatkan melambatnya pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Komunikasi pemasaran dibutuhkan sebagai elemen yang penting di dunia bisnis
yang tidak bisa dipisahkan. Fungsi dari komunikasi pemasaran tersebut adalah
sebagai perantara dan pertukaran nilai suatu produk antar perusahaan dengan
konsumen agar keduanya saling menguntungkan. Salah satu hal yang sangat
penting adalah komunikasi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting
sebagai persaingan antar bisnis atau perusahaan, bahkan bagaimana perusahaan
tersebut memiliki cara agar perusahaan tersebut memiliki loyalitas dan kepuasaan
dimata konsumen. Komunikasi pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini,
dimana usaha yang kita dirikan bukanlah satu-satunya usaha dengan model dan
tampilan seperti demikian, banyak diluar sana usaha-usaha yang lain yang
mungkin hampir sama ataupun sejenis dengan usaha yang didirikan.
( Tjiptono, 2008:305) menjelaskan bahwa pada dasarnya ada keterkaitan
antar posisi bersaing dan strategi bisnis, dimana setiap perusahaan menempati
posisi bersaing yang berbeda-beda. Perusahaan konsultan Arthur D. Liitle (
dalam Jain, 1990; kotler, etal, 1996) menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan
menempati salah satu posisi bersaing dalam industri merek, yaitu:
1. Dominan ( Dominant )
Perusahaan pada posisi ini mampu mengendalikan perilaku atau strategi
pesaing –pesaing lainnya sera memiliki banyak pilihan strategis, tanpa
terpengaruh tindakan-tindakan pesaingnya.
2. Kuat ( Strong )
Perusahaan yang berada di posisi kuat mampu bertindak bebas tanpa
membahayakan posisi jangka panjangnya, walaupun para pesaing berbuat
apa saja.
3. Baik ( favorable )
Perusahaan ini memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan dengan
strategi-strategi tertentu bilamana kondisi industri membaik dan
15
mempunyai kemampuan dan peluang di atas rata-rata industri untuk
meningkatnya posisinya.
4. Sedang ( Tenable )
Pada perusahan ini perusahaan mempunyai kekuatan dan prsestasi yang
cukup memuaskan untuk menjamin kelangsungan usahanya. Namun
perusahaan ini sering kalah bersaing karena ulah perusahaan yang
dominan serta memiliki peluang yang lebih rendah dari rata-rata industri
untuk meningkatkan posisinya.
5. Lemah ( Weak )
Prestasi perusahaan pada posisi ini tidak memuaskan, tetapi masih
memiliki peluang dan kekuatan untuk perbaikan. Perusahaan ini harus
mengubah dirinya. Kalau tidak ia terpaksa keluar dari industri.
6. Tidak Ada harapan ( Non- Viable )
Perusahaan yang berada pada posisi ini prestasinya sangat tidak
memuaskan dan tidak memiliki peluang untuk perbaikan.
Posisi-posisi di atas akan banyak membantu dalam proses pengambilan
keputusan bisnis, yang berada pada gilirannya akan membentuk perilaku
perusahaan di dalam industri, apa ia memimpin, menantang, mengikuti, atatu
menggarap sebagian kecil dari seluruh pasar yang tersedia. Sehubungan dengan
permasalahan di atas, secara umum keadaan inilah yang menyebabkan setiap
perusahaan harus mempunyai strategi komunikasi pemasaran yang merupakan
keseluruhan menyeluruh dari konsep komunikasi marketing dan suatu strategi
adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan,
guna mencapai tujuan.
Hal tersebut harus dilakukan agar pemasaran yang dilakukan berjalan intensif agar
perusahaan mampu bersaing dan memberikan fasilitas serta menunjukan kualitas
yang baik terhadap calon pembeli serta memiliki rasa kesadaran yang tinggi
dalam mempelajari cara-cara pemasaran dan mengetahu hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pemasaran.
Hal tersebut pun dilakukan oleh PT Jogja Graha Selaras dalam
melakukan strategi dan upaya dalam menjual produk agar mencapai target market.
16
PT Jogja Graha Selaras merupakan perusahaan yang bergerak dibidang unit
perumahan yang berkonsep Real Estate yang berubah kepemilikannya pada
tanggal 26 Agustus 2015 oleh Grup Kedaulatan Rakyat. Perubahan kepemilikan
oleh Grup Kedaulatan Rakyat membawa dampak yang baik dari segi pemasaran
serta pengolahan keuangan manajemen sebelum PT Jogja Graha Selaras di pegang
oleh Kedaulatan Rakyat Grup. Pada tahun 2014 PT Jogja Graha Selaras
membangun Perumahan Royal Mansion Banguntapan dengan jumlah 121 unit
rumah yang berlokasi di Banguntapan Bantul Yogyakarta dengan konsep rumah
mewah dengan fasilitas yang memadai di kawasan perumahan tersebut dengan
luas perumahan 2 hektar. Fasilias-fasiltas yang ditawarkan berupa akses One Gate
System, keamanan 24 jam, listrik underground, kolam renang, Musholla serta
taman bermain. Hal tersebut diupayakan agar menambah daya tarik dan
meningkatkan keuangan PT. Jogja Graha Selaras serta menciptakan peluang
bisnis ditengah maraknya berdirinya perumahan di daerah Yogyakarta bagian
selatan agar tetap bereksistensi menjaga kelangsungan hidup
perusahaan.Terjaganya eksistensi perusahaan, tergantung dari perusahaan tersebut
dalam melakukan pemasaran berupa kegiataan penganalisaan, perencanaan,
kegiatan kegiatan yang mendukung agar sasaran pasar mencapai tujuan
perusahaan jangka panjang maka dari itu diperlukan sebauh strategi pemasaran
yang baik. Strategi pemasaran merupakan strategi yang penting dalam
meningkatkan daya saing antar perusahaan.
Dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan di Perumahanh Royal
Mansion Banguntapan kegiatan-kegiatan pemasaran yang dilakukan tersebut
dapat meningkatkan jumlah pembeli agar provit perusahaan selalu berada dititik
puncak dengan banyaknya pesaing di daerah Bantul khususnya daerah
Banguntapan. Selain itu nilai pemasaran juga didukung dengan letak daerahnya
yang tidak jauh dari pusat kota namun masih memeiliki suasana yang asri
sehingga tercipta suasana hunian yang nyaman dan aman. Berikut adalah
presentase jumlah pembeli Perumahan royal mansion Banguntapan dari awal
17
launching 2014:
Gambar 1.1 Jumlah pembeli Perumahan Royal Mansion Banguntapan 2016
Dari hasil data di atas dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah pembeli
adalah pada bulan November 2013 dan Januari 2104, hal itu dikarenakan bahwa
antara bulan November dan bulan Desember merupakan awal kalinya Perumahan
Royal Mansion Resmi dipasarkan. Hal tersebut perlu diperhatikan karna waktu
pertama dipasarkan apakah jumlah pembeli dipengaruhi oleh strategi pemasaran
yang dilakukan sudah baik dan tepat, atau strategi pemasaran yang dilakukan
tidak tepat atau ada faktor lain sehingga pembeli tidak tertarik karena sudah
mempunyai referensi unit rumah yang lainnya sehingga memnyebabkan jumlah
pembeli berkurang.
Bisnis property di Yogyakarta saat ini sangatlah pesat karena Ikon kota
Jogja sebagai kota pelajar memang tak bisa begitu saja dilepaskan dari proses
perkembangan properti di Jogja. Disadari atau tidak sektor pendidikan mengambil
peranan cukup besar terhadap daya serap penyaluran rumah kepada konsumen. Tiap
awal ajaran baru Jogja selalu ramai dikunjungi mereka yang ingin melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Para pendatang baru inilah yang menjadi lahan
0
5
10
15
20
25
30
Nop…
Jan
-14
Mar…
Mei-…
Jul-
14
Sep-…
Nop…
Jan
-15
Mar…
Mei-…
Jul-
15
Sep-…
Nop…
Jan
-16
Mar…
Mei-…
Jul-
16
Axi
s Ti
tle
Laporan Penjualan Penjualan Perumahan Royal Mansion
Banguntapan
jumlah pembeli
18
basah bagi pengembang dalam menawarkan produknya. Keadaan ekonomi daerah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variasi jumlah unit terjual suatu
produk rumah dalam kurun waktu tertentu di suatu daerah. Realisasi pembangunan
rumah sederhana di Yogyakarta seperti dapat dilihat pada tabel 1.2, belum bisa
memenuhi target, sedangkan kebutuhan penduduk DI Yogyakarta akan rumah
sederhana masih cukup tinggi.
Target dan
realisasi
pembangunan
rumah di Daerah
Istimewa
Yogyakarta tahun
2013-2014 Tahun
Target Realisasi
2013 4000 1600
2014 4000 1600
Jumlah 8000 3200
Sumber: Koran Kedaulatan Rakyat, 16 Januari 2015
Respon pasar properti Yogyakarta yang cukup tinggi memberikan
peluang bagi developer untuk terus berusaha memenuhi kebutuhan pasar. Semakin
terbatasnya porsi lahan untuk residence membuka kesempatan bagi para pengembang
properti untuk menawarkan hunian dengan konsep pemukiman yang hanya terdiri
dari 4 sampai 10 rumah saja di Yogyakarta. Tahun ini Pertumbuhan hunian baik
apartemen, kondotel maupun pemukiman di Yogyakarta cukup menggairahkan
PT. Jogja Graha Selaras adalah salah satu perusahaan properti di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang memiliki konsep perumahan modern yang minimalis
dengan harga terjangkau dan kualitas tetap diutamakan, karena harga (price) dan
lokasi perumahan (place) yang strategis merupakan faktor penting yang dijunjung
tinggi oleh perusahaan ini agar target pasar dari PT. Jogja Graha Selaras.
Melihat hal yang digambarkan di atas maka penulis ingin meneliti
“Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Unit
Rumah Di Perumahan Royal Mansion Banguntapan”.
19
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan satu pokok
rumusan masalah sebagai berikut:
“ Bagaimana Strategi komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan
Unit Rumah Di Perumahan Royal Mansion Banguntapan?”.
3. Tujuan Dan kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian:
a. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan di Perumahan
Royal Mansion Banguntapan.
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang di alami Perumahan Royal
mansion Banguntapan dalam menjalankan strategi pemasaran.
Kegunaan Penelitian:
a. Kegunaan Teoritis
Untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menempuh
pendidikan mahasiswa di STPMD APMD Yogyakarta dan menambah
pengetahuan mengenai strategi pemasaran.
b. Kegunaan Praktis
Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan sebagai
bahan pertimbangan PT Jogja Graha Selaras dalam mengelola Perumahan
Royal Mansion Banguntapan untuk melakukan strategi komunikasi
pemasaran di proyek berikutnya.
1. Kerangka Teori
Untuk mendukung hal tersebut di atas, maka landasan teori dalam penelitian ini
berisi teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis hasil penelitian yang
didapatkan di lapangan. Selain itu, penggunakan teori dimaksudkan untuk
memperkuat gagasan atau argumen untuk penelitian secara ilmiah. Adapun teori-
teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Definisi Komunikasi
Menurut Handoko (2009:272) mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
20
seseorang ke oarang lain, yang melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakakn dalam percakapan, tetapi juga ekpresi wajah, intonasi, titik putus
lokal dan sebaginya. Menurut Mulyana (2009:12) bahwa komunikasi didefiniksan
sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku. Bila
seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberiukan makna, komunikasi
telah terjadi terlepas dari apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak
mengejanya dengan baik. Bila kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari
bahawa tidak mungkin bagi kita untuk tidak berperilaku. Setiap perilaku memiliki
potensi komunikasi, maka tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berkomunikasi;
dengan kata lain, kita tidak dapat berkomunikasi. Ngalimun ( 2017 : 20: 21 )
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994: 10) bahwa para peminat
komunikais sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society.Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikais ialah dengan menjawab pertanyaan sebagi berikut: Who Say What In
Which Channel To Whoam With What Effect?
Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahawa komunikasi meliputi
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
1. Komunikator ( siapa yang mengatakan?)
2. Pesan ( mengatakan apa? )
3. Media ( melalui saluran/ media apa? )
4. komunikasi ( kepada siapa?)
5. Efek ( dengan dampak/efek apa? )
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk ( encode ) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu. ( Ngalimun, 2017:22 )
Menurut Effendi Gazali ada empat fungsi utama komunikasi adalah :
21
To inform ( menginformasikan ), memberikan informasi kepada orang lain
tentang suatu peristiwa, masalah, pendapat, pikiran, segala tingkah laku orang
lain dan apa yang disampaikan orang lain.
To aducate ( mendidik ), sebagai sarana pendidikan karena melalui
komunikasi, manusia dalam suatu lingkungan masyarakat dapat menyampaikan
segala bentuk pengetahuan ide, gagagasan kepada orang lain sehingga orang
lain dapat menerima segala bentuk informasi yang kita berikan.
To entertain ( meghibur ), komunikais juga berfungsi untuk menghibur orang
lain dan menyennagkan hati orang lain.
To influence ( mempengaruhi ), selain sebagai sarana untuk menyampaikan
pendidikan, informasi dan sebagai saran dalam menghibur orang lain,
komunikasi jugs berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada orang lain.
Saling mempengaruhi segala bentuk sikap dan perilaku orang lain agar
mengikuti apa yang diharapkan.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku
yang terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-
pihak yang terlibat berkomunikasi. Komunikasi bersifat simbolis, komunikasi
pada dasarya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-
lambang. Menurut Denis McQuail, secara umu kegiatan komunikasi dalam
masyarakat berlangsung dalam enam tingkatan sebagai berikut:
1. Komunikasi intra pribadi ( Intrapersonal Communication )
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan
informasi melalui panca indra dan sistem syaraf. Contoh : berfikir,
merenung, dan menggambar.
2. Komunikasi antar pribadi
Kegiatan komunikasi secara langsung anatar seseorang dengan orang
lainnya. Misal percakapan tatap muka, korespondensi, dan percakapn
melaui telepon.
3. Komunikasi dalam kelompok
22
Kegiatan komunikasi yang berlangsung dianatar suatu kelompok. Pada
tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi
sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau
informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh
anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Contoh: obrolan antara ayah
dan ibu.
4. Komunikasi antar kelompok
Kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibt boleh jadi hanya dua atau
beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya
sebagai wakil dari kelompok masing-masing.
5. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu
organisasi dan komunikasi anatar organisasi. Bedanya dengan komunikasi
kelompok adalah bahwa sifat organisasi-organisai lebih formal dan lebih
mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegitan
komunikasi.
6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas
Pada tingkatan ini komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk
kegitan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara: komunikasi
massa yaitu radio, televisi, surat kabar dll. Langsung atau tanpa melalui
media massa. Contoh : ceramah atau pidato di lapangan terbuka.
7. Komunikasi sebagai ilmu
Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek aksiologi, epistomologi, dan
ontologi. Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas ( faedah, peranan dn
kegunaan ). Epistomologi menjelaskan norma-norma yang digunakan ilmu
pengetahuan untuk mebenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi
mengenai struktur material atau ilmu pengetahuan.
8. Komunikasi sebagai kiat atau keterampilan
Komunikasi dipandang sebagai skill yang oleh individu dipergunakan
untuk melakukan profesi komunikasi. Perkembangan dunia komunikasi di
23
Indonesia pada yang masa akan datang menunjukkan prospek yang
semakin cerah. Dengan demikian, masalah-masalah yang berhubungan
dengan profesi tetap menjadi agenda penting. ( Ngalimun, 2017: 42:43:44
)
2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. ( Tjiptono, 2008: 219)
Sutisna, (2002:264) menjelaskan bahwa konsep pemasaran sebagai
konsep pertukaran merupakan konsep yang sudah lama disetujui oleh para pemilik
pemasaran artinya, inti dari proses pemasaran adalah adanya pertukaran dari satu
pihak dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang
sifatnya luas dan kompleks.
Komunikasi pemasaran (Marketing Communication )yang tepat dapat
menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi
yang tidak efektif dan efisien. Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang
efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagaikonsep dalam bauran komunikasi
pemasaran. ( Marketing Communication Mix). ( Soemanegara, 2012:1)
Bauran komunikasi pemasaran selalu dikaitkan dengan sejumlah
penyampaian pesan tentang barang jasa pelayanan, pengalaman, kegiatan, orang,
tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan kegiatan
pemasaran ini tidak terlepas dari peran komunikasi. Karena pada dasarnya, bentuk
penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk-bentuk media penyaluran pesan
dan pesan itu sendiri. Pentingnya pemahaman tentang komunikasi ini ditunjukan
agar informasi yang disampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan dan
mencapai sebauah kesamaan kehenak ( Soemanegara, 2012:2)
Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari enam model
komunikasi dalam pemasaran, yaitu Advertaising (periklanan), Sales Promotion (
24
Promosi Penjualan ), Public Relations ( hubungan masyarakat ), Personal Selling
(penjulan personal ), Direct and Internet Marketing ( penjualan langsung dan
penjualn melalui internet).
a. Advertaising ( Periklanan )
Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat
merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, entah
untuk membanguan prefensi merek atau untuk mendidik orang. ( Kotler,
2007 :244 )
Menurut Sutisna, ( 2002: 275) menyatakan bahwa selain iklan yang
harus disampaikan dibayar, dalam iklan juga terjadi proses identifikasi
sponsor. Iklan bukan hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan
produk yang ditawarkan, tapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar
konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang
ditawarkan itu, sehingga kita sering mendengar atau melihat iklan yang
selain menawarkan produknya tapi juga menyampaikan siapa
produsennya.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keunggulan suatu produk, yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa meneyenangkan yang akan
mengubah pikiran seseorang untuk melakuakn pembelian. Iklan dapat
diklarifikasikan berdasarkan berbagai aspek dianataranya aspek isi pesan,
tujuan dan pemilik iklan.
1. Dari aspek isi pesan
a. Product advertaising, yaitu iklan yang berisis informasi produk (
barang atau jasa ) suatu perusahaan. ada dua jenis iklan yang
termasuk dalam katagori, yaitu:
Direct-action advertaising, yaitu iklan produk yang
didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan
segera dari khalayak pemirsa.
25
Indirect-action advertaising, yaitu iklan produk yang
didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka
panjang.
b. Institutional advertaising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi
informasi tentang usaha binis pemilik iklan dan membangun
goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional
advertaising terdiri atas:
Patronage advertaising, yaitu iklan yang
menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan.
Iklan Layanan Masyarakat ( Public Service Advertaising ),
yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah
warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap
masyarakt dan lingkungan. Iklan ini bersifat non komersil,
tidak bersifat kagamaan, non-politik, berwawasan nasional,
dapat diterima seluruh lapisan masyarakat dan mempunyai
dampak dan kepentingan yang tinggi.
2. Dari Aspek Tujuan
a. Pioneering Advertaising( Informative Advertaising ), yaitu iklan
yang berupaya menciptakan permintaan awal ( primary demand),
misalnya iklan permen untuk senam wajah ( sebelumnya belum
terpikirkan bagi masyarakat besar untuk melakukan senam wajah
melalui makan permen).
b. Competitive Advertaising( persuasive Advertaising ), yaitu iklan
yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Ada
suartu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukan
kelebiahan/ keunggulan produk merek tertentu dibandingkan
produk merek lain ( merek pesaing ). Bentuk iklan seperti ini
biasanya disebut comparative advertaising.
c. Reminder Advertaising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan
nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
26
Reinforcement Advertaising merupakan suatu bentuk reminder
advertaising yang meyakinkan atau menetapkan pilihan pembeli.
3. Dari Aspek Pemilik Iklan
Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu:
1. Vertical Coorperative Advertaising, yaitu iklan bersama para
anggota saluran distribusi, misalnya di anatara para produsen,
pedagang grosir, agen, dan penegcer.
2. Horisontal Cooperative Advertaising, yaitu iklan bersama dari
beberapa perusahaan sejenis. ( Tjiptono, 2008: 227-228 )
b. Sales Promosi ( Promosi Penjualan )
Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. ( Tjiptono, 2008:229)
Menurut Sutisna,( 2002:300 ) sebagi salah satu bauran promosi,
promosi penjualn dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru,
dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra
perusahaan. Tiga tujuan dari dari promosi penjulan adalah:
1. Merangsang permintaaan oleh pengguna industri atau konsumen
rumah tangga.
2. Memperbaiki kinerja pemasaran dari penjual kembali.
3. Sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan
masyarakat dan pemasaran langsung.
Terdapat banyak tipe promosi penjualan yang umum dipakai oleh
pemasar untuk mempromosikan produknya. Secara umum ada dua tipe
promosi penjualan, yaitu:
a. Promosi Penjualan Bagi Konsumen Akhir
Potongan harga
Kupon
Kontes dan undian
27
Program berkelanjutan ( Continuity Programs )
Pemberian premium
Rabat
Periklanan khusus
Sampel Gratis
b. Promosi penjualan bagi penjual kembali ( Reseller )
Point-of-purchase Display ( POP)
Kontes dan Undian Dealer
c. Public Relations ( Hubungan Masyarakat )
Public Relations merupakan upaya komunikasi meneyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengarauhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksudkan
dengan kelompok-kolompok tersebut adalah mereka yang terlibat,
mempunyai kepentingna, dan dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kelompok tersebut-kelompok
tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham,
pelanggan, khalayak/ orang-orang yang tinggal di sekitar organisasi,
pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Dalam pelaksaannya
public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dri suatu perusahaan
dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro,
departemen, maupun seksi public relations dalam struktur organisasi. (
Tjiptono, 2008:230 )
Menurut Effendy, ( 1993: 116 ) menyatakan bahwa Cutlip dan
Center dalam bukunya terbaru dengan judul yang sama, tetapi kali ini
bersama Glen M. Broom menyatakn bahwa Public Relations adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengindentifikasikan
kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan
publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertiandan dukungan publik. Banyak pakar mendefiniskan
28
pengertian Public Relationsberdasarkan sudut pandang masing-masing.
Kegiatan-kegiatan Public Relations meliputi hal-hal berikut:
1. Press relations
Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi
yang pantas/ layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian
publik terhadap seseorang, produk, jasa atau organisasi.
2. Product Publicity
Aktifitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produk-
produk tertentu.
3. Corporate Communication
Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan ekternal, serta
mempromosikan pemahaman tentang organisasi
4. Lobbying
Lobbying merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat
undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan
mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga. Bahkan
kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang
akan diambil
5. Counseling
Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapatan
kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
publik dan mengenai posiis dan citra perusahaan.
d. Personal Selling ( Penjualan Personal )
Personal Selling adalah komunukasi langsung ( tatap muka ) anatara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga produk meraka kemudian akan mencoba dan membelinya. Sifaf-
sifat personal selling anatara lain :
1. Personal Confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung,
dan interaktif antara 2 oarang atau lebih
29
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala
macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai
dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan
untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi.
Metode ini mempunyai kelebihan anatara lain operasinya lebih
fleksibel karena dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan
pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang
berminat biasanya langsung mebeli, dan penjual dapat membina hubungan
jangka panjang dengan pelangganya. Penjual yang ditugaskan untuk
melakukan personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai
seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan
presentasi dan demontrasi, mengatasi penolakan pelanggan dan
mendorong pembelian.
2. Negotiating
Penjaual harus mempunyai kemapuan untuk bernogosiasi tentang
syarat-syarat penjualan.
3. Relationship Marketing
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik
dengan para pelanggan.( Tjiptono, 2008:224-225)
e. Direct and Internet Marketing
Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing,
komunikasi promosi ditunjukan langsung kepada konsumen sevara
individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen
30
yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung
ke tempat pemasaran.
Internet Marketing adalah pemasaran produk atau layanan melalui
internet yang mampu memberi keuntungan unik dengan meminilisasi
budget dan menjangkau distribusi informasi global, Internet Marketing
dalam ruang lingkup pemasaran basis web dikenal dengan istilah Web
Advertaising atau Web Marketing.(Sulianta,2009: 24)
3. Strategi Pemasaran
Istilah strategi berasal dari kata yunani strategeia ( stratos = militer ; da
nag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral.
Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai dengan
perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar
dapat selalu memenangkan perang.
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr (1995) (Tjiptono, 2008:3), konsep
strategi dapat didefinisakan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu:
a. Perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan ( intends to do )
b. Perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan ( evantually does )
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat di definisikan sebagi
program yang menguntukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandumng dari strategi ini adalah
bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam
merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu
mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan pada
perspektif kedua, stategi didefiniskan sebagai poila tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap
organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah
dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang
bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapai dan menyesuaikan diri terhadapa
lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Dalam suatu perusahaan terdapat
tiga level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level
31
fungsional ( Hayes dan wheelwright, 1984 dalam Stoner, Feerman dan Gilbert, Jr.,
1995 ) ( Tjiptono, 2008: 3 )
a. Strategi Level Korporasi
Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur
kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih
dari satu. Pertanyaan- pertanyaan pokok yang mungkin muncul pada level
koperasi adalah bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan? Apa
sasaran dan harapan atas masing-masing bisnis? Bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran
tersebut? Dalam mengembangkan sasaran level korporasi, setiap
perusahaan perlu menentukan salah satu dari beberapa alternative berikut :
1. Kedudukan dalam pasar
2. Inovasi
3. Produktivitas
4. Sumber daya fisik dan finansial
5. Profitabilitas
6. Prestasi dan pengembangan manajerial
7. Prestasi dan sikap karyawan
8. Tanggung jawab sosiaal
b. Strategi Level unit Bisnis
Strategi level bisnis lebih diarahkan kepada pengelolaan kegiatan dan
operasi suatu bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis
berupa menentukan pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu
bisnis terhadap pasar dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan dalam kondisi pasar
tertentu. Pertanyaan-pertanyaan pokok dalam strategi ini antara lain:
Bagaimana perusahaan bersaing dalam pasarnya? Produk atau jasa apa
saja yang harus ditawarkan? Pelanggan sasaran mana yang harus dilayani?
Bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam bisnis tersebut? Salah
satu contoh strategi level bisnis adalah model yang dikemukakan oleh
32
Porter (1980) dimana ada tiga strategi generik yang dapat dipilih, yaitu:
defrensisi, fokus, dan cost leadersh.
c. Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-
fungsi manajemen (secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan,
keuangan, produksi, dan operasi, pemasaran, personalia atau sumber daya
manusia) yang dapat mendukung strategi level unit bisnis. Sebagai contoh,
bila strategi level bisnis menghendaki agar diadakan pengembangan
produk baru, maka departemen riset dan pengembangan berupaya
menyusun produk baru, maka departemen riset dan pengembangan
berupaya menyusun rencana cara mengembangkan produk terbaru
tersebut.
Strategi fungsional umumnya lebih terperinci dan memiliki jangka waktu
yang lebih pendek dari pada strategi organisasi. Tujuan pengembangan strategi
fungsional adalah untuk mengkomunikasikan tujuan jangka pendek, menentukan
tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai jangka pendek dan untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencapaian tujuan tersebut. Strategi
fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk menghindari terjadinya
konflik kepentingan dalam organisasi. Sebagai contoh: konflik yang kerap kali
terjadi, pemasaran berkeinginan untuk memberikan fasilitas kredit sebesar
mungkin kepada semua pelanggan, namun departemen keuangan menghendaki
kredit yang diberikan dibatasi karena bisa menimbulkan biaya pengumpulan
piutang besar.
PERUSAHAAN
MULTIBISNIS
UNIT BISNIS STRATEGIS UNIT
BISNIS
STRATEGIS
UNIT BISNIS STRATEGIS
33
Gambar 1. 2 Tiga Level Strategi
Strategi pemasaran merupakan suatu manajemen yang disusun untuk
mempercepat pemecahan persoalan pemasaran dan membuat keputusan-
keputusan yang bersifat strategis. Setiap fungsi manajemen memberikan
kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda.
Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi.
Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk
mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok, yaitu (
Tjiptono, 2008:6)
a. Bisnis ada yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang
dapat dimasuki di masa mendatang.
b. Bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan
sukses dalam lingkunganuiu yang kompetitif atas dasar perspektif produk,
harga promosi dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar
sasaran.
Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki 2 dimensi, yaitu
dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan
hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan
Riset Dan
Pengembanga
n
Produksi
Pemasaran Keuangan
34
dimensi masa yang akan datang mencak\up hubungan dimasa yang akan datang
yang diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Coray (dalam Dolan, 1991) (Tjiptono, 2008; 6-7), dalam strategi
pemasaran terdiri atas lima elemen-elemen yang saling berkait.
1. Pemelihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didasarkan pada faktor (Jain, 1990 ) :
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang
dapat diproteksi dan didominasi
b. Keterbatasan sumbar daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan ( fokus) yang sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-aud-error di dalam
menanggapi peluang dan tantangan
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langka atau pasar yang terproteksi.
2. Perencanaan produk, meliputi spesifik yang terjual, pembentukan lini
produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk
itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu
sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi,
jasa reparasi dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan
personal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual. jkjh
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing dan publick relations.
35
Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan pendekatan
analistis. Maka dari bauran antara strategi dan pemasaran terdapat empat variabel
yang mempengaruhi pemasaran ( Marketing mix ) yaitu:
Produk
Penetapan harga
Distribusi
Promosi
Pendekatan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap
perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-
faktor berikut ini (Tjiptono, 2008;7)
a. Faktor lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan
peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pangaruh yang
ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti
perkembangan teknologi, tingkat inflasi dan gaya hidup juga tidak boleh
diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus
dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.
b. Faktor pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap
perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli,
permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat
dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.
c. Faktor persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami
siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa
strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya
pesaing, dan kapaistas produksi pesaing .
d. Faktor analisis kemampuan internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahan dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor
36
seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan,
kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki;
e. Faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan
harga, pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi.
Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset
pasar), baik melalui observasi maupun metode survai;
f. Faktor analisis ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh
setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba.
Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang
diperlukan, analisis BEP (break even point), penilaian resiko/laba, dan
analisis faktor ekonomi pesaing.
5.Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur yang akan dilakaukan oleh
peneliti sebagai dasar penelitian, supaya peneliti fokus terhadap apa yang akan
diteliti. Berikut adalah gambar bagan dari kerangka pemikiran peneliti:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan
Unit Rumah Di Perumahan Royal mansion Banguntapan
Strategi Pemasaran
37
Sumber: Pemikiran Peneliti
Komunikasi Pemasaran
Advertaising Promosi
Penjualan
Public
Relations
Personal
Selling Direct And
Internet
Mark
Strategi Komunikasi Pemasaran
Jumlah Pembeli:
Meningkat
Tetap
Menurun
38
6. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan dilakaukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, artinya adalah
peneliti meneliti gambaran perusahaan secara kualitatif fakta, data atau
obyek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan peneliti
mengembangkan menjadi ungkapan bahasa atau wawancara yang tepat
dan sistematis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilakan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif
dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsional organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan .(
Ghony dan Almanshur, 2012: 25 )
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian disini adalah adalah pihak pengembang yaitu PT
Jogja Graha Selaras sebagai pengembang yang mengelola manajemen
Perumahan Royal mansion Banguntapan. Subyek yang dimaksud adalah
pihak yang bisa memberikan informasi seluas-luasnya dan sedalam-dalam
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan untuk menjual unit
Perumahan royal mansion Banguntapan. Adapun obyek penelitian ini
adalah strategi komunikasi pemasaran yang dilakaukan oleh PT Jogja
Graha Selaras dalam meningkatkan penjualan Perumahan Royal Mansion
Banguntapan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
purposive sampling dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya
melalui sumber informan. Informan yang pertama adalah Direktur PT.
Jogja Graha Selaras, Aditya Yulla Samawi dan dua staff karyawan Team
Marketing Perumahan Royal Mansion Bnaguntapan, Anang laksana dan
Oc. Nurbayu.
3. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji seluruh
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak PT Jogja Graha
39
Selaras, sebagai spefikasinya peneliti akan menjelaskan mengenai
komunikasi pemasaran yang meliputi; Advertaising ( periklanan ), Sales
Promotion ( promosi penjualan ), Public Relations ( hubungan masyarakat
), Personal selling ( penjualan personal ), Direct and Internet Marketing (
penjualan langsung dan internet marketing ).
4. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Penelitian ini akan menggunakan metode wawancara campuran,
artinya kombinasi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur,
dimana sebelumnya disiapkan pertanyaan umum dan poin-poin
tertentu sebagai landasan pertanyaan untuk wawancara. Wawancara
adalah sebagai bentuk komunikasi langsung anatar peneliti dan
responden. Komunuikasi langsung dalam bentuk tanya-jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.
Karena itu, wawancara tidak hanaya menangkap perasaan, emosi,
motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkuatan. ( Gulo, 2000:
119 )
Sebagai langkah awal peneliti akan melakukan wawancara
dengan pihak PT Jogja Graha Selaras, pada saat peneliti melakukan
kajian dan bekerja maka peneliti menetapkan informan yaitu Bapak
Aditya Yulla Samawi sebagai Direkur utama perusahaan yang peneliti
kaji. Adapaun sebagai wawancara penguat, peneliti juga
mewawancarai staff yang bekerja di PT Jogja Graha Selaras dalam
melakukan penjualan Perumahan Royal Mansion Banguntapan.
2. Obseravasi
Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data dengan cara
mengamati segala bentuk informasi yang dirasakan., seperti melihat
langsung, mendengar dan memperhatikan menjadi sumber obyektif.
Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk
40
menggunakan pengamatannya terhadap lingkungan sekitar dalam
melakukan penelitian.
3. Dokumenter
Dokumenter merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan
informasi dari berbagai sumber, seperti buku yang memuat berbagai
ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti, majalah, naskah
sejarah dan dekomuntasi. Termasuk didalamnya adalah rekaman
berita, radio dan televisi.
7. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis Interaktif Miles dan Huberman
yang dikutip oleh Idrus ( 2009:147 ), model analisis ini terdiri dari tiga hal
utama yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang mucul dari catatan-catatan tertulis dan lapangan. Reduksi data
berlangsung secara terus-menerus sejalan pelaksanaan penelitian
berlangsung. Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis
sehingga penelitian-penelitian peneliti tentang bagian data mana yang
dikode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian tersebut,
cerita cerita apa saja yang berkembang, merupakan pilhan analisis.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersususun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penfambilan
tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah
memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya
apakah peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil
sebauh tindakan dengan memperdalam temuan tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
41
Tahap akhir adalah verrifikasi dan penarikan kesimpulan, yang
dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Peneliti dalam
kaitan ini masih harus mengkomfirmasi, mempertajam, atau mungkin
merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada
kesimpulan final berupa proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas
yang diteliti.
42
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Perkembangan Perusahaan
Sekitar tahun 2009 mengiringi kemajuan Properti di Yogyakarta, mulailah banyak
bermunculan Perumahan di berbagai penjuru daerah Yogyakarta. PT Jogja Graha
Selaras sampai sekarang (2016) berhasil mengembangkan banyak Perumahan di
Yogyakarta khususnya daerah Banguntapan. PT Jogja Graha Selaras sengaja hadir
untuk merespon animo masyarakat yang sangat tinggi dalam pemenuhan akan
kebutuhan perumahan dan permukiman. Rumah bukan sekedar bangunan untuk
tempat beristirahat setelah seharian melakukan berbagai aktivitas, akan tetapi
rumah merupakan keseimbangan yang harmonis antara bangunan, lingkungan dan
penghuninya. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dan permukiman harus
dirancang sedemikain rupa sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman,
aman, tenang, dan damai bagi para penghuninya. Pemilihan bahan bangunan
dengan kualitas terbaik, dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, dan
aksesibilitas yang tinggi serta lingkungan yang asri merupakan komitmen
Property dalam melayani masyakarat, khususnya masyarakat kota Yogyakarta
akan kebutuhan perumahan dan permukikan yang berkualitas. PT Jogja Graha
Selaras berdiri sesuai dengan Akta No. 29 tanggal 26 Desember 2009 salah satu
pemegang Saham yaitu Bapak Drs. Agus Farkhan.
Pada Tahun 2013 PT Jogja Graha Selaras berpindah tangan sesuai dengan Akta
Perubahan No. 83 tanggal 26 Agustus 2015 dengan Komisaris dan Direksi yang
tercantum adalah sebagai berikut:
1. Direktur
Aditya Yulla Samawi
2. Komisaris Utama
Gun Nugroho Samawi
43
3. Komisaris I
Imam Satriyadi
4. Komisaris II
Linsiana
Pada Akhir tahun 2013, PT Jogja Graha Selaras dengan Managemen Baru
mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan Perumahan Real
Estate yang bernama Royal Mansion Banguntapan yang terletak di Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta. Pengembangan tahap pertama di Perumahan ini meliputi
Perumahan Cluster dengan Fasilitas yang memadai sehingga penghuni merasa
nyaman tinggal di lokasi perumahan ini. Fasilitas tersebut diantaranya Keamanan
24 Jam, Akses jalan yang lebar, Tempat Ibadah, CCTV, Wifi, Tempat Bermain
serta Kolam Renang. Lokasi Perumahan berletak di Pinggir kota yang masih jauh
dari pemukiman warga namun lokasi perumahan tidak terlalu jauh untuk Akses
Tempat Berbelanja, Perkantoran, Rumah sakit , Bandara, serta Tempat Umum
lainnya.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Properti Di Yogyakarta
Yogyakarta merupakan kota budaya dan kota pelajar, sehingga menarik minat
pendatang terutama mahasiswa dan pelajar untuk bersekolah di Yogyakarta.
Banyaknya mahasiswa dan pelajar menyebabkan industri properti berkembang
pesat di Yogyakarta terutama dalam bidang perumahan dan apartemen. Selain itu,
banyaknya pendatang juga membawa peluang usaha berupa tempat kos atau
kontrakan, terutama di daerah sekitar kampus.
Harga tanah dan properti di Yogyakarta berkembang cukup pesat.
Informasi dari salah satu rekan yang menjadi developer real estate, perkembangan
harga tanah dan properti mencapai 15-40% setiap tahunnya. Selain itu, sebagian
besar konsumen real estate di Yogyakarta adalah masyarakat di luar Yogyakarta.
Mereka sekedar berinvestasi dan mempersiapkan tempat tinggal bagi anak-
anaknya apabila akan bersekolah atau kuliah di Yogyakarta.
44
Perkembangan Yogyakarta berkembang pesat terutama di daerah utara
(Sleman) karena banyak kampus-kampus besar di daerah tersebut, UGM, UPN,
UII, Atmajaya, STIPER, dan masih banyak lagi. Banyak perumahan dan
apartemen bermunculan di daaerah tersebut, sehingga daerah utara menjadi
sebuah daerah yang padat penduduk, terutama pendatang.
Perkembangan tersebut membawa dampak yang tidak kecil terhadap tata
guna lahan. Banyak tanah-tanah produktif di jalur hijau, karena berbagai sebab,
berubah menjadi lahan-lahan perumahan. Kondisi ini memancing keprihatinan
berbagai pihak khususnya pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Apabila hal ini
tidak dihentikan, maka lahan-lahan produktif akan semakin menyusut, berubah
menjadi perumahan dan real estate. Pada era tahun 2000-an, pemerintah
kabupaten Sleman berupaya untuk melakukan antisipasi dengan menetapkan
kebijakan untuk memperketat perijinan alih fungsi lahan pertanian dengan
melibatkan 7 SKPD, dan ijin prinsip pembangunan perumahan di Kabupaten
Sleman.
Ketatnya kebijakan alih fungsi lahan pertanian tersebut, dan kebijakan
pemerintah untuk menjadikan wilayah utara sebagai wilayah konservasi,
menyebabkan perkembangan perumahan beralih ke wilayah barat (seputar Jl.
Godean) dan wilayah selatan (Kabupaten Bantul). Maka di era tahun 2000-an
akhir, mulailah terjadi perkembangan perumahan di wilayah-wilayah tersebut. Hal
ini juga didukung dengan perkembangan kampus di wilayah tersebut, diantaranya
kampus terpadu UMY, STIKES 'Aisyiyah, dan yang terbaru dan sudah selesai
proses pembebasan lahan adalah rencana pembangunan kampus terpadu UIN
Sunan Kalijaga di daerah Guwosari.
Hal ini menyebabkan perkembangan yang cukup pesat di daerah-daerah
tersebut. Perumahan tumbuh dengan cepat, yang diikuti dengan harga tanah di
daerah tersebut. Infrastruktur juga berkembang dan atau mengalami perbaikan,
misalnya jalan-jalan. Gang-gang dilakukan betonisasi dan jalan-jalan kabupaten
diperbaiki. Berbagai fasilitas belanja berkembang pesat. Untuk Kabupaten Bantul,
komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkan pasar tradisional dan tidak
mengijinkan adanya mall, supermarket, dan sejenisnya, menyebabkan minimarket
45
waralaba berkembang pesat di wilayah tersebut. Alfamart, Indomaret, dan
sejenisnya menjamur di wilayah Kabupaten Bantul, khususnya di daerah kampus
dan wilayah-wilayah yang menjadi lahan perumahan dan real estate.
Perlahan-lahan wilayah Godean dan Kabupaten Bantul khususnya di
sekitar Ringroad selatan, berkembang pesat. Walaupun masih relatif tertinggal
dengan wilayah Utara, tapi perlahan mulai berusaha mengimbangi.
C. Bidang Usaha PT Jogja Graha Selaras
1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi pengembang properti terbaik yang mengutamakan inovasi untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Misi Perusahaan
1. Membangun rumah yang mengesankan, di lokasi strategis, sesuai
dengan
kaidah pembangunan, sesuai dengan ketentuan pemerintah serta sesuai
dengan
harapan masyarakat.
2. Menjaga dan meningkatkan nilai properti yang dikembangkan
Perusahaan secara berkesinambungan.
3. Menjaga serta meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.
2. Lokasi Perusahaan
Akta Perubahan Nomer 83 tanggal 26 Agustus 2106
Pengesahan Pendirian oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Nomer AHU-0009485.AH..01.09 Tahun 2014 tanggal 11 Februari 2014
NPWP Nomer 02.780.947.4.543.000
Terdaftar Di kabupaten Bantul Nomer 504/DP/PT/17/II/2010
TDP Nomer 120117000601
46
SIUP Nomer 510/DP/B/07/II/2010
Izin Gangguan ( HO ) Nomer 02000/DP/001/I/2012
Rei Nomer 02/kep-rei/10/2011
Alamat Kantor : Jalan Pleret Km 2.2 Jambidan Banguntapan Bantul Yogyakarta
55195
Telp. 0274- 4537581
Hari Dan Jam Kerja : Senin – Sabtu
: 08.00-16.00
C. Type dan Harga Perumahan Royal Mansion Banguntapan
1. Type 40
Harga Rp. 499.000.000
2. Type 50
Harga Rp 560.000.000
48
Catatan:
Harga Sudah termasud Biaya BPHTB, Balik Nama sertifikat, PPN , IMB )
Harga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan pangsa pasar.
D. Struktur Organisasi Persuahaan
49
Dewan Komisaris
- Gun Nugroho Samawi- Imam Satriyadi- Linsiana
Direktur Utama
- Aditya Yulla S Samawi- Herry GH
Keuangan
1. Andi Hakim2. Gita Puspita
Marketing
1. Oc.Nurbayu2. Ni Ketut Sri Widya
Logistik
1. Toto Budi Purwanto2. Anang Laksana
Quality Control 1. Abdul Aziz2. Munawir3. Yusuf Sutanto
Security
1. Joko2. Aji3. Harjono
Cleaning Service
1. Sri2. Iker
E. JOB DESCRIPTION
50
A. Komisaris Utama
Tugas:
Mengawasi kondisi dan jalannya perusahaan
Wewenang:
Berhak meminta pertanggungjawaban sewaktu-waktu dari direktur
tentang kondisi dan jalnnya perusahaan.
B. Direktur Utama
Tugas Dan Tanggung jawab:
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan
Bertugas pengnaggung jawab proyek dan jalannya pemasaran
Mewakili perusahaan dalam bertanggung jawab secara hukum,
baik di dalm maupun diluar pengadilan
Mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan perusahaan kepeada
Komisaris n
Wewenang:
Meminta pertanggung jawaban sewaktu-waktu dari tim
Finance, Keuangan dan Marketing serta Lapangan
Memutuskan kebijakn-kebijakan dan seluruh aktivitas
perusahaan
C. Marketing
Tugas:
Memasarkan perumahan sesuai dengan target yang sudah
ditetapkan oleh direktur
Menjalin hubungan relasi dan bertanggung jawab atas kerja sama
dengan perusahaan dan Bank yang sudah bekerjasama
Melakukan koordinasi denagn team lain dalam menyelesaikan
administasi konsumen
Memebuat Laporan pemasuakn harian administarasi konsumen
51
D. Keuangan
Tugas dan tanggung jawab:
Mengatur pemasukan kas masuk dan keluar perusahan.
Melakukan pembayaran pajak perusahaan dan pajak per kavling
rumah
Penerbitan kuitansi untuk pembayaran gaji, pemasukan stok
bangunan
Mencatat semua transkasi dari konsumen yang masuk
E. Direktur Lapangan
Tugas dan wewenang :
Mengawasi jalannya proses pembangunan unit perumahan
berlangsung
Bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi meneyelsaikan
unit rumah dan fasilitas selama batas waktu yang ditentukan
Mempunyai wewenang mengatur jalnnya qualty kontrol dalam
pengawasan rumah
Membuat laporan RAB masuk baik dalam satu bulan, setahun
kepada bagian
keungan
F. QUALITY Contorl
Tugas:
Mempunayi kewajiban menghendel logistik bangunan masuk
Mengawasi kinerja para perkerja dalam membangun unit rumah
Bertanggung jawab menyelesaikan ruamh
G. Logistik
Tugas:
Mengawasi dan mengecek barang bangunan masuk dari suplier
52
Membuat rekapan barang bangunan masuk setiap hari kepada
bagian keuangan
H. Satpam dan Cleaning Servis
Tugas:
Menjaga kantor tetap bersih
Menjaga keamanan lingkungan
Mengawasi truck keluar masuk proyek
F. Denah Lokasi Perumahan Royal Mansion banguntapan
54
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sajian Data Penelitian
Dalam bab ini penulis akan membahas secara analisis dan menyajikan data
untuk mendukung penelitian yang penulis telah lakukan mengenai strategi
komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan unit rumah di
Perumahan Royal Mansion Banguntapan, hal yang dilakukan adalah
mewawancarai Direktur dan Team Marketing PT Jogja Graha Selaras serta
penulis terlibat langsung dalam memasarkan Perumahan Royal Mansion
Banguntapan dan telah bekerja selama 2 tahun di Perumahan Royal Manison
Banguntapan. Sajian data yang penulis teliti berdasarkan strategi pemasaran
dan komunikasi pemasaran yang penulis sampaikan.
“ Untuk tercapainya sebuah target penjualan diperlukannya sebuah
produk yang meyakinkan agar calon pembeli merasa tertarik untuk
membeli maka diperlukan strategi pemasaran yang baik, caranya
adalah dengan menggunakan komunikasi pemasaran maka aktifitas
pemasaran akan berjalan sesuai harapan . dengan strategi pemasaran
yang telah direncanakan perusahaan.” ( Sumber : wawancara direktur
PT Jogja Graha selaras, aditya yulla samawi.)
Kutipan di atas merupakan hasil wawancara dari direktur PT Jogja Graha
Selaras, Aditya Yulla Samawi yang penulis lakukan ketika bekerja .Strategi
pemasaran pemasaran yang dilakukan berhubungan erat dengan komunikasi
pemasaran di dalam sebuah perusahaan. Perusahaan akan tercapai targetnya
apabila produk tersebut tepat sasaran sesuai dengan produk yang dipasarkan
dikalangan masyarakat. Proses penyusunan strategi pemasaran dalam
memasarkan Perumahan Royal Mansion Banguntapan disesuaikan dengan
target market pasaran sesuai yang di ungkapkan kembali oleh Aditya Yulla
Samawi ( direktur PT Jogja Graha Selaras ) bahwa:
“ Saya menjelaskan bahwa proses pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan harus menggunakan target market yang tepat dalam
memasarkan unit rumah dengan strategi pemasaran yang telah
dilakukan agar hasilnya efektif. Situasi keadaan pasar serta persaingan
55
usaha yang bergerak di bidang yang sama diantaranya seperti
pengambilan lokasi yang tidak jauh dari kota tapi memiliki suasana yang
nyaman dan fasilitas di dalam perumahan harus memadai, seperti
keamanan lingkungan dengan adanya portal dan pos jaga dilengkapi
dengan CCTV, sarana ibadah, akses jalan yang lebar, taman bermain,
kolam renang serta tata lingkungan yang asri menjadi salah satu daya
pengikat agar konsumen tertarik untuk membeli unit rumah di
perumahan ini. Selain itu juga, segi penetapan harga juga harus
difikirkan mengingat persaingan properti di kota yogyakarta saat inii
sangat tinggi maka kualitas bangunan rumah yang bagus namun
memiliki harga yang terjangkau harus ditawarkan kepada konsumen,
semua itu dirangkum dalam bagaimana cara kita mempromosikannya
kepada pembeli ”. ( sumber : wawancara direktur PT Jogja Graha
Selaras, Aditya Yulla Samawi.)
Strategi pemasaran dalam memasarkan sebuah produk harus memiliki
konsep strategi pasar yang matang yang meliputi dari segi segmentasi,
targeting dan postioning agar terjadinya alur perubahan serta dapat diukur
dengan riset komunikasi pemasaran dalam mengukur keberhasian. Dalam
mengembbangkan strategi pemasaran di PT Jogja Graha Selaras dalam
memasarkan unit di Perumahan Royal Mansion Banguntapan, strategi
komunikasi pemasaran efektif dibagi menjadi tiga bagian yaitu marketing
communaction, sales marketing, serta marketing event dimana hal tersebut
merupakan bagian dari strategi komunikasi pemasaran yang terdiri dari
advertaising ( periklanan ), sales promotion ( promosi penjualan ), public
relation (hubungan masyarakat ), personal selling ( penjulan personal ) dan
direct and internet marketing.
Adapun strategi komunikasi pemasaran dari ketiga bagian marketing
dalam memasarkan Perumahan Royal Mansion Banguntapan diantaranya
adalah :
1. Marketing Communication
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan dalam Perumahan Royal
Mansion Banguntapan adalah harus membangun brand yang kuat
mengingat bahwa proyek perumahan ini termaksud hal yang baru
56
dilaksanakan oleh anak perusahaan dari Kedaulatan Rakyar Groub. Produk
unit rumah yang dihasilkan harus mampu menarik perhatian dan pikiran
konsumen untuk membeli unit rumah dan perusahaan harus mampu
bersaing dengan perusahaan properti lainnya. Strarategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan Perumahan royal Mansion Banguntapan waktu
launching pemasarannya adalah bekerjasama dengan koran kedaulatan
rakyat sebagai media partner dalam release iklan yang digunakan dalam
mempromosikan Royal Mansion Banguntapan. Seperti yang disampaikan
Aditya Yulla Samawi selaku direktur utama mengatakan bahwa:
“ Pada akhir desember 2013 peletakan batu pertama oleh ketua
komisaris utama Bapak Gun Nugroho saya sudah diberikan tugas
untuk mengelola perumahan ini agar dapat dipasarkan dan dikelola
dengan baik sehingga tanah seluas 2 hektar ini bisa dibangun unit
rumah dengan nuansa kelas menengah ke atas dengan konsep hunian
,mcluster mewah beserta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai di
dalam perumahan. Waktu awal pemasaran saya beserta tim
marketing mempunyai ide untuk langsung berlangganan iklan di
koran Kedaulatan Rakyat dan cukup Team Marketing stay di kantor
pemasaran saja. Hal ini menjadi ide kami karena target pasar kami
merupakan pembaca setia yang memiliki banyak profesi dari
kalangan pembisnis, pejabat, pengsiunan, orang tua yang anaknya
sedang berkuliah di koya Yogyakarta dan para pembisnis properti di
seluruh indonesia dengan melihat iklan di koran KR memiliki kesan
baik dan awereness terhadap Perumahan Royal Mansion
Banguntapan sehingga ingin berinvestasi properti di perumahan
ini.”( Sumber: wawancara direktur PT jogja Graha Selaras, aditya
yulla samawi )
Dan keseluruhan strategi pemasaran yang dilakukan di Perumahan Royal
Mansion Banguntapan di kemukakakn oleh Aditya Yulla Samawi selaku
Direktur Utama adalah:
“ Cara kami memasarkan unit rumah ini adalah mengemasnya
menjadi product knowledge yang baik di mata konsumen dengan
bauran strategi pemasaran yang dapat dilihat dari segi produk, segi
ketetapan harga, segi distribusi serta segi promosi yang dilakukan PT
Jogja Graha Selaras. Dalam produk yang kami tawarkan adalah
sebuah hunian cluster mewah dan nyaman dengan aspek bangunan
57
yang mahal dan berkualitas. Lokasi yang berada di depan jalan raya
pleret ini memiliki luas bidang 2 hektar dengan jumlah 121 unit
rumah. Perumahan ini di dukung juga dengan fasilitas one gate
system ( satu pintu ), sarana ibadah, tempat bermain, kolam renang,
jalan yang lebar serta listrik underground ( bawah tanah ). Lokasi
perumahan ini juga tidak jauh dari fasilitas umum, seperti jarak ke
bandara hanya butuh waktu 15 menit saja, dekat dengan rumah sakit,
dekat dengan pasar tradisonal, dekat dengan sarana pendidikan dan
dekat dengan pertokoan. Harga yang kami tawarkan di perumahan ini
tergantung setiap tipe bangunan lantai satu atau dua dan tergantung
luas bangunan serta luas tanah yang diminati. Harga yang
ditawarkan kadang tidak jauh dari harga pesaing di sekitar wilayah
jalan pleret banguntapan namun perumahan kami memiliki point
untuk harga yang di pasarkan sudah include untuk pajak ppn, pajak
balik nama serta pemasangan listrik. Cara pelayanan terhadap
konsumen baik calon pembeli ataupun sudah membeli unit rumah
kami lakukan di kantor pemasaran royal mansion yang bertepat
persis berada di depan komplek Perumahan Royal Mansion
Bnaguntapan. ( Sumber : wawancara direktur Perumahan Royal
Mansion banguntapan. Aditya yulla samawi )
Hasil penerapan dari strategi komunikasi pemasaran dari Perumahan Royal
Mansion Banguntapan adalah:
Release pada:
a. Koran Kedaulatan Rakyat
b. Majalah Rumah Jogja
c. Situs iklan di Internet
d. Media Sosial
Agar semua strategi pemasaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang
di harapkan maka Anang Laksana selaku marketing Support menjelaskan
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat design untuk iklan agar
konsumen tertarik untuk membaca iklan tersebut.
“ Dalam membuat iklan haruslah memiliki pesan yang tepat untuk
disampaikan ke konsumen maka dari itu saya diberikan tugas oleh
Bapak Aditya Yulla Samawi mengemas iklan tersebut dengan design
yang menarik. Pada waktu wawancara dengan media pun saya harus
memberikan informasi selengkap mungkin tentang produk yang kami
tawarkan. Penetapan hari dan waktu pada saat iklan pun harus
58
diperhitungkan. Biasanya kami mengadakan event-event pameran di
hari besar dan memuat iklan pada waktu menjelang hari raya atau
moment-moment tertentu pada saat banyak orang berkunjung di kota
yogyakarta.” ( sumber : wawancara marketing support, Anang
laksana)
2. SalesPromotion
Sales Promotion atau yang biasanya disebut dengan promosi penjualan
merupakan point yang sangat penting untuk pemasaran di Perumahan Royal
Mansion Banguntapan, dimana unsur ini merupakan bagian terpenting
dalam melaksanakan kegiatan promosi produk atau jasa yang ditawarkan
serta mempunyai tujuan menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk
konsumen, serta meyakinkan konsumen agar percaya dengan produk yang
telah ditawarkan. Selain itu sales promotion harus memberikan citra yang
baik terhadap konsumen agar konsumen merasa tertarik sehingga promosi
yang dilakukan akan menimbulkan pelanggan yang baru tanpa di duga
karena telah menimbulkan kepuasan konsumen. Seperti yang telah
disampaikan Oc. Nurbayu selaku Team Marketing Perumahan royal
Mansion Banguntapan bahwa:
“Promosi penjualan yang dilakukan hendaknya dibuat dengan ide-ide
yang menarik agar konsumen tertarik untuk membeli produk rumah
yang ditawarkan. Seperti promosi iklan dengan tampilan yang
menarik serta dibuat beda setiap minggunya. Hal itu dapat
mempengaruhi daya peminat pembeli karena promosi tidak dapat
dilakukan dengan satu ide saja yang mengakibatkan tidak ada daya
tariknya bagi pembeli. Selain media dalam promosi, skill seorang
marketing juga harus diperlukan untuk membuat daya tarik kepada
calon pembeli di perumahan Royal Mansion Banguntapan karena
penentu akhir dalam pendapat perusahan ditentukan dalam negosiasi
yang dilakukan marketing.”( Sumber: wawancara Team marketing,
Oc. Nurbayu )
Adapun bentuk strategi komunikasi pemasaran yang ditangani langsung
oleh tim marketing Perumahan Royal Mansion Banguntapan untuk
meningkatkan jumlah pembeli yang dikemukakan oleh Oc. Nurbayu selaku
kordinator tim marketing adalah:
59
“ Strategi yang kami laksanakan saat ini selain menggunakan media
pemasangan iklan di koran kedaulatan rakyat dan majalah, kantor
pemasaran kami langsung berada di depan proyek perumahan
sehingga memudahkan calon konsumen untuk mencari lokasi serta
menanyakan tentang segala aspek tentang perumahan. Selain itu,
kami juga memasang billboard di perempatan ring road timur menuju
jalan pleret, umbul-umbul disepanjang jalan pleret dan sekitar lokasi
perumahan. Stretegi berikutnya adalah potongan diskon Rp.
5.000.000,- untuk sistem pembayaran secara cash tempo ( DP 30 %
sisa dilunasi 12 bulan) dan sistem pembayaran cash keras ( DP 40 %
rumah siap huni di bayar lunas ). Promo program pembelian unit
rumah selama bulan juli sampai agustus bonus AC dan TV 28 inc.
Program bagi parcel selama pembelian unit rumah selama bulan
puasa menyambut idul fitri 2014. Program diskon Rp 10.000.000,-
dan Bonus AC plus TV 28 inc dengan ketentuan pembayaran Booking
Fee selama event pameran properti berlangsung. Kemudian dengan
strategi personal selling marketing cukup ditempat kantor pemasaran
saja karena efek media yang begitu kuat untuk hasil akhir pemasaran
dan tim marketing wajib mempunyai databese calon konsumen yang
telah berkunjung ke kantor pemasaran agar bisa di follow up kembali
untuk membeli perumahan royal mansion. Kemudian untuk Direct
marketing yaitu konsumen menghubungi nomer telefon marketing
atau kantor langsung yang telah di cantumkan diiklan atau media
internet yang kemudian membuat jadwal janji untuk melakukan
negosiasi pembelian unit rumah di kantor pemasaran” ( Sumber:
wawancara Team Marketing, Oc Nurbayu )
Secara detailnya strategi yang telah dijelaskan diatas dituliskan oleh peneliti
sebagai berikut
1. Promosi Penjualan
Bentuk promosi penjualan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Kantor pemasaran di Depan Proyek Perumahan
Strategi penempatan kantor pemasaran langsung di depan proyek
perumahan Royal Mansion Banguntapan dibuat dan dirancang pada saat
awal memasarkan perumahan tersebut. Hal tersebut dilakukan karena
mengingat ada beberapa developer properti lain di daerah Yogyakarta
yang memiliki proyek jauh dari kantor pemasaran, maka dari itu
managemen PT Jogja Graha Selaras menciptakan suatu tempat kantor
60
pemasaran yang mudah dicari agar waktu pengunjung menanyakan
informasi tentang unit rumah tidak merasa kesulitan.
2. Potongan Diskon Pembelian
Strategi promosi penjualan dengan cara yang dimaksud dengan
potongan diskon merupakan cara agar calon konsumen menjadi tertarik
yaitu potongan diskon Rp. 5.000.000,- untuk sistem pembayaran secara
cash tempo ( DP 30 % sisa dilunasi 12 bulan) dan sistem pembayaran
cash keras ( DP 40 % rumah siap huni di bayar lunas. Promo ini sangat
menguntungkan juga untuk perusahaan karena pendapatan modal dan
keuntungan perusahaan sehingga aliran dana dalam membangun rumah
dapat berjalan dengan baik.
3. Promo program Juli dan Agustus 2014
Khusus bulan juli sampai dengan Agustus 2014 management
Perumahan Royal Mansion Banguntapan mengadakan promo bonus Ac
dan TV 28 inc setiap pembelian unit rumah hal ini berlaku untuk semua
calon konsumen yang langsung datang ke kantor pemasaran dan
melaksanakan Booking Fee.
4. Program Parcel Ramadhan
Program Strategi bagi parcel ini bertujuan untuk ditujukan bagi calon
konsumen yang Booking Fee atau langsung datang ke kantor pemasaran
sekedar untuk menanyakan informasi rumah saja. Promo ini di muat di
koran Kedaulatan Rakyat selama edisi bulan ramadhan tahun 2014 agar
informasi ini dapat tersampaikan dengan cepat dan pengunjung banyak
berdatangan di kantor Pemasaran Royal Mansion Banguntapan.
5. Program Diskon Event Pameran
Diskon ini ditujukan kepada calon konsumen yang mengunjungi stand
Perumahan Royal mansion Bnaguntapan selama ada event pameran
properti berlangsung yang diselenggarakan di pusat perbelanjaan kota
yogykarta. Event ini biasanya diadaakan menjelang hari libur idul fitri
atau menjelang hari libur natal dan tahun baru. Diskon yaitu berupa
61
potongan harga Rp. 10.000.000,- dan bonus AC serta TV 28 inc dengan
ketentuan Booking fee selama event pameran berlangsung. .
2. Periklanan
Dalam hal ini Perumahan Royal Mansion Banguntapan melakukan
promosi outdoor dan indoor sebagai usaha menarik minat pembeli dan
mengenalkan lokasi perumahan seperti yang dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini:
1. Billboard
Billboard merupakan bentuk promosi iklan yang sangat efektif yang
dilakukan Perumahan Royal Mansion Banguntapan karena terletak
sangat strategis yaitu berada di perempatan lampu merah Ring Road
Timur berukuran sangat besar sehingga orang-orang yang sedang
berhenti di Lampu merah dapat dengan jelas melihat billboard tersebut.
Billboard ini juga sebagai penanda ketika calon konsumen akan
berkunjung dan meninjau Perumahan Royal mansion Banguntapan.
2. Umbul-umbul
Umbul-umbul ini berada di sepanjang jalan raya pleret sehingga orang-
orang yang melewati jalan ini bisa mendapat informasi serta yang
melihat menjadi tertarik untuk berkunjung ke Perumahan Royal
Mansion Banguntapan. Umbul-umbul ini dipasang di pohon-pohon
sepanjang jalan dan iklan yang dimuat berisi mengenai setiap tipe dan
harga yang ditawarkan di perumahan Royal mansion Bangunatapan
3. Brosur
Brosuryang disajiakan merupakan cara promosi yang sangat penting
untuk memasarkan perumahan Royal Mansion Banguntapan. Brosur ini
berisikan mengenai informasi semua tipe, harga, jumlah kavling serta
fasilitas yang berada di perumahan Royal mansion Banguntapan. Brosur
harus dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik konsumen dan
tertarik untuk membeli. Brosur biasanya diletakkan di kantor pemasaran
62
sehingga calon konsumen bisa menghubungi salah satu kontak
marketing untuk menanyakan informasi lebih lanjut.
4. Media cetak
Dalam hal ini Kedaulatan Rakyat menjadi salah satu media partner yang
menjadi salah satu media iklan indoor yang dilakukan perumahan Royal
mansion Banguntapan. Dengan media cetak koran dan majalah promosi
iklan dapat tersebar rata diseluruh penjuru kota Yogyakarta .
3. Personal Selling
Personal selling yang dilakukan team marketing Perumahan Royal
Mansion Bnaguntapan adalah komunikasi tatap muka secara langsung
terhadap calon konsumen di Kantor pemasaran Royal Mansion
Banguntapan atau ketika bertemu dengan calon konsumen pada saat event
pameran. Marketing harus bisa menawarkan dan menjelaskan semua
tentang informasi mengenai perumahan dari segi harga, aspek bangunan
serta fasilitas yang memadai di Perumahan Royal Mansion Banguntapan.
Personal skill diperlukan sekali dalam menarik konsumen agar tertarik
membeli atau berinvestasi di Perumahan Royal Mansion Banguntapan
sebagi tempat hunian yang nyaman.
4. Direct Marketing
Direct marketing yang dilakuakn team marketing kami, dimana
semua organisasi marketing terlibat langsung dalam dengan target konsumen
untuk membujuk dan menawarkan unit rumah untuk menghasilkan respon
atau sebuah transaksi. Respon yang dihasilkan bisa berupa informasi saja atau
transaksi jual beli sesuai dengan target audience dengan cara terlibat langsung
dalam bentuk kunjungan konsumen ke kantor pemasaran karena hasil dari
iklan yang telah di iklankan ke banyak media. ( direct selling, direct mail,
telemarketing, advertasing, personal selling ) dengan tujuan menghasilkan
respon lewat telepon yang kemudian berkunjung ke kantor pemasaran Royal
Mansion Banguntapan. Bentuk direct selling di Perumahan Royal Mansion
63
Banguntapan rata rata konsumen berkunjung dari hasil advertaising dan
media sosial yang kemudian secara langsung menghubungi lewat telefon.
5. Marketing Event
Marketing event dilakukan oleh tim marketing Perumahan Royal
mansion Banguntapan dengan bekerjasama dengan Event Organizer
penyelenggara Pameran properti. Event ini biasanya dilaksanakan di mall-
mall mengingat di tempat perbelanjaan banyak sekali orang-orang berkunjung
dari semua kalangan. Event marketing yang dilaksanakan harus memiliki
pengaruh ( impact ) dan kesan mendalam kepada setiap pengunjung yang
berkunjung di stand pameran. Tujuannya adalah agar calon konsumen atau
konsumen yang mempunyai potensial bisa cukup lama mengingat apa yang
telah informasi yang diberikan dan dijelaskan secara menyeluruh mengenai
Perumahan Royal Mansion Banguntapan. Strategi ini digunakan Perumahan
Royal Mansion Banguntapan dalam menarik jumlah pengunjung sebagai
calon konsumen. Seperti yang dikatan Oc . Nurbayu selaku tim Marketing
Perumahan Royal Mansion Banguntapan menjelaskan bahwa:
“ Event Pameran memiliki pengaruh yang besar karena keterlibatan
pengunjung di dalamnya sehinggga banyak orang jadi mengetahu
produk yang diperkenalkan dan pameran memiliki peranan yang
cukup besar dalam kegiatan komunikasi pemasaran.” ( Sumber:
wawancara dengan Team marketing, Oc.Nurbayu )
Adapun strategi pelaksanaan event pameran tersebut dilaksanakan
dalam memasarkan Perumahan Royal Mansion Banguntapan adalah sebagai
berikut:
1. Strategi pelaksaan berdasarkan moment menjelang libur hari perayaan
Event ini dilaksankan berdasarkan adanya moment liburan
atau pun perayaan hari-hari besar karena moment hari besar ini sangat
baik digunakan untuk membuat event pameran, dengan alasan pada
kesempatan ini sebagian keluarga lebih banyak meluangkan waktunya
untuk liburan dan berjalan santai dengan keluarga untuk berbelanja,
lokasi yang digunakan dalam melakukan pameran ini adalah pusat
64
perbelanjaan seperti mall. Pada hari raya menyambut Idul Fitri, Hari
Natal serta Tahun Baru merupakan moment biasanya dilaksanakanya
pameran Perumahan Royal Mansion Banguntapan. Adapun
kelengkapa di stand pameran sebagai pendukung untuk memasarkan
produk unit rumah yaitu berupa brosur dan maket tipe rumah.
2. Strategi pelaksanaan berdasarkan Pameran Perkumpulan Anggota
Persatuan REI
Event ini dilksanakan berdasarkan adanya moment hari-hari
tertentu yang telah dipilih oleh penyelenggara yaitu Persatuan REI (
Real Estate Indonesia ). Dalam strategis ini Perumahan Royal
Mansion Banguntapan ikut tergabung dalam anggota persatuan REI
sehingga secara langsung setiap ada pameran properti Perumahan
Royal Mansion Banguntapan ikut berpartisipasi untuk
menyelanggarakan event pameran bersama anggota-anggota Real
Estate yang lainnya. Dalam kesempatan ini Perumahan Royal
Mansion mempunyai peluang yang sangat besar karena perumahan
lain juga melaksanakan pameran sehingga menjadi tolak ukur untuk
harga pasaran serta lebih meningkatkan citra perusahaan dimata
perusahaan lain serta konsumen yang berkunjung ke stand pameran.
Dalam hal ini Perumahan Royal Mansion Banguntapan harus
mempunyai konsep yang menarik dari segi layout pameran dan harga
yang dipasarkan.
Agar event yang diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar dan
sukses maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti yang dikemukakan
oleh Oc.Nurbayu selaku team marketing di Perumahan Royal Mansion
Bnaguntapan bahwa:
“ Dalam menjalankan event ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pertama kali adalah konsep yang akan di pamerkan.,
konsep merupakan hal yang snagat krusial dan penting dalam
65
pameran karena tanpa konsep perusahaan tidak dapat meraih tujuan
yang diinginkan, selain itu yang diperlukan adalah tema yang
dihadirkan dalam pameran baik berupa promo harga, tampilan layout
pameran serta informasi yang menarik pengunjung yang datang ke
stand pameran.” ( Sumber: wawancara dengan Team marketing, Oc.
Nurbayu)
Adapun faktor penghambat yang biasanya terjadi pada saat pelaksanaan
strategi komuniaksi pemasaran terjadi di perumahan Royal Mansion
Bnaguntapan adalah :
1. Penyampaian pesan yang tidak tepat pada sasaran
Penyampain pesan yang dimaksudkan disini adalah ketika team marketing
menawarkan produk unit rumah terhadap calon konsumen yang sedang
mencari hunian namun respon yang dihasilkan dari calon konsumen
hanya sekedar ingin mengetahui informasi unit yang ditawarkan dari segi
aspek banguanan, harga serta fasiliats yang mencakup di Perumahan Royal
Mansion Banguntapan, atau mereka memiliki maksud hanya ingin survey
dan berkunjung untuk membandingkan harga dengan perumahan lainnya
untuk memilih hunian terbaik mereka.
2. Masalah internal perusahaan
Faktor penghambat ini merupakan masalah yang sering kali menjadi
masalah umum di perusahaan. mulai dari tingkat individu, kelompok team
marketing dengan team lapangan samapi unit. Pemicu masalah ini
terkadang hanya masalah perbedaan prinsip, kurangnya respon antara
individu dan perbedaan keinginan yang kurang disampaikan namun dalam
sebuah perusahaan harus bisa di selesaikan dengan baik serta di diskusikan
agar tidak terjadi kesalah pahaman yang berlkanjut.
3. Kurangnya Sumber Daya Manusia ( SDM )
Kurangnya SDM ini dirasakan sekali oleh team marketing yang hanya
terdiri dari dua orang saja dan dibantu oleh Direktur Perusahaan sebagai
penengah dalam menyampaikan ide-ide pemasaran dalam memasarkan
66
Perumahan Royal Mansion Banguntapan. Seperti yang diungkapan Oc.
Nurbayu selaku team marketing Perumahan Royal Mansion Banguntapan
menyampaikan bahwa:
“ secara keseluran yang menjadi penghambat tema marketing dalam
mempromosikan unit rumah adalah keterbatasan SDM sehingga kami
harus dengan full time melayani konsumen ketika berkunjung ke
kantor Pemasaran Royal Mansion Banguntapan, apalagi ketika hari
libur kami sangat ramai tamu sekedar ingin menanyakan informasi
atau menengok perkembangan pembangunan unit rumah mereka.” (
Sumber : wawancara dengan Team Marekting, Oc. Nurbayu )
4. Kurangnya fungsi Jobdisk dalam satu perusahaan
PT Jogja Graha Selaras merupakan perusahaan yang terhitung baru ketika
memegang proyek Perumahan Royal Mansion Banguntapan dibawah
naungan Kedaulatan Rakyat Groub, sehingga staff karyawan pun masih
terhitung baru. Tidak memungkinkan sering terjadinya miss komunikasi
dan jobdisk yang tidak sesuai dengan bidangnya kadang ikut andil dalam
menangani keadaan terjadi. Sepertinya contoh Team marketing yang harus
merangkap menjadi Team Legal untuk mengurus semua berkas pajak ke
notaris.
Dari seleuruh kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
Perumahan Royal Mansion Banguntapan tidak serta merta membawa dampak
pada diamana pembeli unit rumah meningkat secara terus menerus di Perumahan
Royal Mansion Banguntapan, halini dapat dilihat pada gambar 1.6 sebagai
berikut:
67
Sumber: dokument pribadi PT Jogja Graha Selaras Untuk Proyek
Perumahan Royal mansion Bnaguntapan
Dari hasil data di atas dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah pembeli
adalah pada bulan November 2013 dan Januari 2104, hal itu dikarenakan bahwa
antara bulan November dan bulan Desember merupakan awal kalinya Perumahan
Royal Mansion Resmi dipasarkan. Hal tersebut perlu diperhatikan karna waktu
pertama dipasarkan apakah jumlah pembeli dipengaruhi oleh strategi pemasaran
yang dilakukan sudah baik dan tepat, atau strategi pemasaran yang dilakukan
tidak tepat atau ada faktor lain sehingga pembeli tidak tertarik karena sudah
mempunyai referensi unit rumah yang lainnya sehingga memnyebabkan jumlah
pembeli berkurang.
B. Analisis dan Pembahasan
Pada sajian data yang telah disajikan diatas maka penulis menganalisis
bahwa di Perumahan Royal Mansion Banguntapan mengacu pada elemen
komunikasi pemasaran dimana garis besarnya terdiri dari advertaising (
periklanan ), sales promotion ( promosi penjualan ), public relation (hubungan
0
5
10
15
20
25
30
Nop…
Jan-…
Mar…
Mei…
Jul-
14
Sep…
Nop…
Jan-…
Mar…
Mei…
Jul-
15
Sep…
Nop…
Jan-…
Mar…
Mei…
Jul-
16
Axi
s Ti
tle
Laporan Penjualan Penjualan Perumahan Royal Mansion
Banguntapan
jumlah pembeli
68
masyarakat ), pmersonal selling ( penjulan personal ) dan direct and internet
marketing. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum pernah mendengar dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi
meraka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya
promosi adalah suatu bentuk komunikais pemasaran. Yang dimaksud
komuniaksi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha memberikan
informasi, mempengaruhi, atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis hal yang sama terjadi
pada Perumahan Royal Mansion Banguntapan dimana dalam peran strateginya,
pemasaran mencakup usaha untuk mencapai kesesuaian anatara perusahaan
dalam lingkungannya di dalam mencari pemecahan masalah dalam mencapai
jumlah pembeli dalam unit rumah yang di pasarkan. Namaun sebelum
melangkah ke strategi komunikasi pemasaran di Perusahan Royal Mansion
Banguntapan maka harus diperhatikan dahulu dari segi segmentasi, targeting,
dan postioning sebagai acuan dalam melaksanakan strategi komunikasi
pemasaran.
1. Segmentasi
Segmentasi secara garis besar adalah mengklarifikasi konsumen
yang tersebar dipasaran. Segmentasi berguna dalam mengkelompokan
satu kesatuan produk sasaran. Dengan hal ini maka akan mendapat
keuntungan seperti mengenal khalayak secara spesifik terhadap
karakteristik dan kebutuhan. Segmentasi dari sasaran pembeli Perumahan
Royal Mansion Banguntapan adalah banyak profesi dari kalangan
pembisnis, pejabat, pengsiunan, orang tua yang anaknya sedang
berkuliah di kota Yogyakarta dan para pembisnis properti di seluruh
indonesia.
2.Targeting
69
Targeting merupakan upaya menetapkan target pasar yang mau di
bidik, tahap ini adalah kelanjutan dari tahapan segmentasi. Produk dari
targeting adalah pasar sasaran, yaitu satu atau beberapa segmen pasar
yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Target konsumen
yang dibidik oleh Perumahan Royal mansion Banguntapan adalah para
calon konsumen yang ingin mmeiliki hunian mewah dan nyaman dengan
berbagai pertimbangan aspek yaitu pengambilan lokasi yang tidak jauh
dari kota tapi memiliki suasana yang nyaman dan fasilitas di dalam
perumahan harus memadai, seperti keamanan lingkungan dengan adanya
portal dan pos jaga dilengkapi dengan CCTV, sarana ibadah, akses jalan
yang lebar, taman bermain, kolam renang serta tata lingkungan yang asri
menjadi salah satu daya pengikat agar konsumen tertarik untuk membeli
unit rumah di perumahan ini. Selain itu juga, segi penetapan harga juga
harus difikirkan mengingat persaingan properti di kota yogyakarta saat inii
sangat tinggi maka kualitas bangunan rumah yang bagus namun memiliki
harga yang terjangkau harus ditawarkan kepada konsumen.
3. Positioning
untuk melakukan positioning diperlukan strategi yang tepat, karena ini
berkaitan erat dengan bagaimana cara kita melakukan komunikasi agar di
dalam benak konsumen tertanam citra tententu. Perumahan Royal Mansion
Banguntapan tidak hanya menawarkan fasilitas sebagai hunian yang
berkelas serta nyaman saja namun dari segi pelayanan dari Team marketing
harus memberikan kesan yang baik sehingga konsumen merasa puas telah
berinvestasi unit rumah di Perumahan Royal mansion banguntapan.
Dalam perjalanannya meningkatkankan jumlah pembeli di
Perumahan Royal Mansion Banguntapan mengusahakan serangkaian strategi
yang dapat mendukung segala usahanya dalam meningkatkan jumlah
pengunjung, namun perkembangan teknologi, ekonomi, dan pasar kemudian
mendorong terjadinya persaingan yang lebih ketat. Persaingan pasar yang ada
juga membesar dari tingkat kecil dilingkungan penduduk menjadi ketingkat
70
global, sehingga strategi yang dibuat harus pula didukung dengan komunikasi
yang memadai dan dapat diterima oleh masyarakat, hal ini pula yang dirasakan
oleh Perumahan Royal Mansion Banguntapan dan strategi pemasaran berupa
promosi saja tidak cukup memadai dengan apa yang diharapkan sehingga
dibuatlah strategi yang memiliki konsep lebih luas dari sekedar promosi dan
konsep tersebut diwujudkan dalam beberapa devisi marketing selaku ujung
tombak dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan. Devisi marketing
ini dibagi menjadi tiga devisi utama yaitu :
1. Marketing Communication
2. Sales Marketing
3. Marketing Event
Ketiga devisi marketing yang telah ada pada Perumahan Royal mansion
Banguntapan ini memilki tugas dan fungsinya masing-masing dalam
meningkatkan jumlah pembeli .
1. Marketing Communication
Devisi Marketing Communiation ini lebih memperhatikan bagaimana
perusahaan menjalin hubungan yang baik dalam lingkup internal maupun
eksternal perusahaan, sementara itu aktivitas marketingnya adalah membentuk
dan memelihara pamasaran yang ada. Dilihat dari kacamata marketing devisi
ini lebih ditekankan untuk mendorong terbentuknya pasar dalam arti
mengedukasi dan memelihara konsumen atau dalam hal ini adalah pengunjung
mengingat tidak semua pengunjung adalah pelanggan yang setia. Mereka bisa
loyal bila ada pihak yang selalu memperlakukannya dengan proporsional serta
terus mempersuasi, disinilah marketing communication menjalakan strategi
komunikasi sebagai usaha meningkatkan jumlah pengunjung.
71
Strategi yang digunakan oleh marketing communication ini untuk
tetap mempersuasif pengunjung dan menjalin hubungan yang baik dengan pers
adalah dengan mengeluarakan press realise pada :
a. Koran Kedaulatan Rakyat
b. Majalah Rumah Jogja
c. Situs iklan di Internet
d. Media Sosial
Mengingat bahwa tujuan dari marketing communication ini sangat
dibutuhkan untuk mengiringi kemajuan Perumahan Royal mansion
banguntapan. Pasang surut Perumahan Royal Mansion banguntapan salah
satunya ditentukan dari kemampuan devisi marketing communication
menghadapi berbagai perubahan social, dimana press release ini tidak hanya
berfungsi menarik perhatian public tetapi juga menggerakkan mereka yang
melihatnya pada media untuk datang berkunjung dan ingin membeli
Perumahan Royal Mansion Banguntapan.
Oleh sebab itu dalam pemberitaan yang dikeluarkan marketing
communication kerap memantau dan mengelompokkan berita untuk melihat
kemungkinan penciptaan brand melalui isu-isu dari pemuatan pemberitaan
yang ada. Disamping itu seiring perkembangan kemajuaan teknolgi marketing
communication memanfaatkan internet untuk pengembangan strategi
komunikasi internal perusahaan, baik secara nasional atau internasional.
Dengan terciptanya komunikasi internal perusahaan yang kuat, maka akan
sangat membantu memperkuat komunikasi pemasaran eksternal perusahaan.
Dengan pengembangan komunikasi internal, antar staf dan pegawai dapat
berbagi pengalaman, pertemanan dan strategi.
2. Sales Promotion
Salah satu devisi yang ada pada Perumahan Royal mansion Banguntapan
adalah sales promotion atau biasa diebut dengan promosi penjulan. Promosi
penjualan adalan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
intensif yang dapat diatur untuk dapat merangsang pembeliaan produk dengan
72
segara dan atau meningkatkan jumlah pengunjung. Sesuai hasil penelitian yang
diperoleh tujuan dari devisi ini adalah :
a. meningkatkan dan meransang keinginan konsumen untuk mencoba
promosi yang ditawarkan
b. membentuk goodwill
c. dapat menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang
lama sehingga teteap menjadi konsumen Perumahan Royal mansion
Banguntapan untuk proyek berikutnya.
d. meningkatkan impluce buying ( pembelian tanpa rencana sebelumnya )
Adapun strategi yang dilaksanakan dari sales promotion ini adalah:
a. Kantor Pemasaran di depan Proyek Perumahan
b. Potongan Diskon Pembelian
c. Promo Program Juli dan Agustus 2014
d. Program Parcel Ramadhan
e. Program Diskon pameran
f. Periklanan :
Billboard
Umbul-umbul
Media cetak
g. Personal selling
h. Direct Marketing
Dari strategi-strategi yang dilakasanakan devisi sales promotion
diatas terkandung sifat-sifat diantaranya adalah komunkasi. Insentif,dan
undangan (invitation). Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi
penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang
memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat intensif yaitu memberikan
keistimewahan dan rangsangan yang bernilai pada pengunjung ataupun calon
73
pengunjung. Sedangkan sifat undang adalah mengundang khalayak untuk
membeli saat itu juga
secara keseluruhan yang dapat dilihat oleh penulis selama penelitian
berlangsung bahwa strategi sales promotion ini merupakan pemasaran yang
meneyeluruh sekaligus menegnalkan perumahan Royal Mansiobn banguntapan
ke khalayak public agar untuk proyek-proyek berikut masyarakt jadi
menegtahui dengan baik dan meiliki citra yang positf.
3.Marketing Event
Devisi terakhir yang ada dalam bagian marketing Perumahan Royal
Mansion Banguntapan adalah marketing event, devisi ini memfokuskan
pemasaran melalui cara mempengaruhi (impact) serta memberikan kesan
mendalam kepada setiap orang yang hadir pada saat event diselanggarakan.
Tujuannya agar pengunjung maupun potential calon pembeli bisa cukup lama
mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut dan event pameran
memiliki kekuatan dalam kegiatan komunikasi pemasaran.
Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh penulis ada beberapa strategi
yang dilakukan oleh devisi marketing event Perumahan Royal Mansion
Banguntapan ini dengan tujuan bahwa strategi komunikasi pemasaran lewat
event ini dinilai efektif untuk meningkatkan awareness. Event juga efektif
untuk meningkatkan product image & meningkatkan sales berkomunikasi
dengan target market dan menambah calon konsumen baru. Adapun jenis
strategi yang dilaksanakan oleh Perumahan Royal Mansion Banguntapan
adalah :
1. Strategi pelaksaan berdasarkan moment menjelang libur hari perayaan
Event ini dilaksankan berdasarkan adanya moment liburan atau
pun perayaan hari-hari besar karena moment hari besar ini sangat baik
digunakan untuk membuat event pameran, dengan alasan pada kesempatan
ini sebagian keluarga lebih banyak meluangkan waktunya untuk liburan
dan berjalan santai dengan keluarga untuk berbelanja, lokasi yang
digunakan dalam melakukan pameran ini adalah pusat perbelanjaan
74
seperti mall. Pada hari raya menyambut Idul Fitri, Hari Natal serta Tahun
Baru merupakan moment biasanya dilaksanakanya pameran Perumahan
Royal Mansion Banguntapan. Adapun kelengkapa di stand pameran
sebagai pendukung untuk memasarkan produk unit rumah yaitu berupa
brosur dan maket tipe rumah
1. Strategi pelaksanaan berdasarkan Pameran Perkumpulan Anggota
Persatuan REI
Event ini dilksanakan berdasarkan adanya moment hari-hari
tertentu yang telah dipilih oleh penyelenggara yaitu Persatuan REI ( Real
Estate Indonesia ). Dalam strategis ini Perumahan Royal Mansion
Banguntapan ikut tergabung dalam anggota persatuan REI sehingga secara
langsung setiap ada pameran properti Perumahan Royal Mansion
Banguntapan ikut berpartisipasi untuk menyelanggarakan event pameran
bersama anggota-anggota Real Estate yang lainnya. Dalam kesempatan ini
Perumahan Royal Mansion mempunyai peluang yang sangat besar karena
perumahan lain juga melaksanakan pameran sehingga menjadi tolak ukur
untuk harga pasaran serta lebih meningkatkan citra perusahaan dimata
perusahaan lain serta konsumen yang berkunjung ke stand pameran.
Dalam hal ini Perumahan Royal Mansion Banguntapan harus mempunyai
konsep yang menarik dari segi layout pameran dan harga yang dipasarkan.
Sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan Faktor-faktor apa yang
turut menentukan keberhasilan Marketing event adalah konsep acara
menjadi hal yang sangat krusial, karena tanpa konsep perusahaan tidak
dapat meraih tujuan yang ingin dicapai, Penentuan tema perlu
memperhatikan juga isu yang berkembang di masyarakat, perusahaan
dapat mengangkat tema yang relevan dengan isu tersebut. Komunikasi
pemasaran juga menjadi faktor yang penting. Dengan komunikasi
pemasaran yang baik, informasi tentang adanya suatu event dapat sampai
ke target yang dituju. Dengan demikian, event dapat dihadiri oleh audience
yang tepat.Selain itu kemampuan SDM, hubungan baik dengan Event
Organizer (EO), dan besarnya budget juga menentukan keberhasilan
75
sebuah marketing event, dan perlu diperhatikan dalam membuat suatu
event, perusahaan perlu memperhatikan budget yang akan dikeluarkan dan
menyesuaikan antara tujuan perusahaan dengan event yang akan
dilakukan.
Adapun faktor penghambat dalam melaksanakn strategi
komunikasi pemasaran di Perumahan Royal mansion Banguntapan adalah
Penyampain pesan yang tidak tepat sssasaran yang dimaksudkan disini
adalah ketika team marketing menawarkan produk unit rumah terhadap
calon konsumen yang sedang mencari hunian namun respon yang
dihasilkan dari calon konsumen hanya sekedar ingin mengetahui informasi
unit yang ditawarkan dari segi aspek banguanan, harga serta fasiliats yang
mencakup di Perumahan Royal Mansion Banguntapan, atau mereka
memiliki maksud hanya ingin survey dan berkunjung untuk
membandingkan harga dengan perumahan lainnya untuk memilih hunian
terbaik mereka. Faktor penghambat masalah internal
perusahaanmerupakan masalah yang sering kali menjadi masalah umum di
perusahaan. mulai dari tingkat individu, kelompok team marketing dengan
team lapangan samapi unit. Pemicu masalah ini terkadang hanya masalah
perbedaan prinsip, kurangnya respon antara individu dan perbedaan
keinginan yang kurang disampaikan namun dalam sebuah perusahaan
harus bisa di selesaikan dengan baik serta di diskusikan agar tidak terjadi
kesalah pahaman yang berlkanju. Kurangnya SDM ini dirasakan sekali
oleh team marketing yang hanya terdiri dari dua orang saja dan dibantu
oleh Direktur Perusahaan sebagai penengah dalam menyampaikan ide-ide
pemasaran serta PT Jogja Graha Selaras merupakan perusahaan yang
terhitung baru ketika memegang proyek Perumahan Royal Mansion
Banguntapan dibawah naungan Kedaulatan Rakyat Groub, sehingga staff
karyawan pun masih terhitung baru. Tidak memungkinkan sering
terjadinya miss komunikasi dan jobdisk yang tidak sesuai dengan
bidangnya.
76
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, strategi
komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan unit rumah di
Perumahan Royal Mansion Bnaguntapan dapat disimpulkan bahwa
Perumahan Royal Mansion Banguntapan pada elemen komunikasi
pemasaran dimana garis besarnya terdiri dari advertaising ( periklanan ),
sales promotion ( promosi penjualan ), public relation (hubungan
masyarakat ), pmersonal selling ( penjulan personal ) dan direct and
internet marketing dalam mencari pemecahan masalah dalam mencapai
jumlah pembeli dalam unit rumah yang di pasarkan. Namun sebelum
melangkah ke strategi komunikasi pemasaran di Perusahan Royal Mansion
Banguntapan maka harus diperhatikan dahulu dari segi segmentasi,
targeting, dan postioning. Dari segi Segmentasi dapat dilihat perumahan ini
ditawarkan kepada calon pembeli dengan target sasaran yaitu pasangan
suami istri, adalah banyak profesi dari kalangan pembisnis, pejabat,
pengsiunan, orang tua yang anaknya sedang berkuliah di kota Yogyakarta
dan para pembisnis properti di seluruh indonesia. Sedangkan, untuk
targeting konsumen yang dibidik oleh Perumahan Royal mansion
Banguntapan adalah para calon konsumen yang ingin mmeiliki hunian
mewah dan nyaman dengan berbagai pertimbangan aspek yaitu
pengambilan lokasi yang tidak jauh dari kota tapi memiliki suasana yang
nyaman dan fasilitas di dalam perumahan harus memadai, seperti keamanan
lingkungan dengan adanya portal dan pos jaga dilengkapi dengan CCTV,
sarana ibadah, akses jalan yang lebar, taman bermain, kolam renang serta
tata lingkungan yang asri. Kemudian dari segi postioning adalah dari segi
pelayanan dari Team marketing harus memberikan kesan yang baik
77
sehingga konsumen merasa puas telah berinvestasi unit rumah di Perumahan
Royal Mansion Banguntapan.
Strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah
unit rumah di Perumahan Royal Mansion Banguntapan di bagi menjadi tiga
devisi marketing dalam mempromosikan unit rumah, dianataranya adalah
marketing communication, sales promotion, marketing event. Dalam hasil
yang telah penulis teliti maka adapun kesimpulnya adalah sebagai berikut:
Pertama, Strategi yang digunakan oleh marketing communication
ini untuk tetap mempersuasif pengunjung dan menjalin hubungan yang baik
dengan pers adalah dengan mengeluarakan press realise pada koran Kedaulatan
Rakyat, Majalah Rumah Jogja, Situs Iklan di Internet dan Media Sosial.
Kedua, strategi sales promotion yang dilakukan Perumahan Royal
Mansion yang sudah dilakukan untuk meningkatkan jumlah pembeli antara lain
dengan cara membuat kantor pemasaran di depan Proyek Perumahan
,Potongan Diskon Pembelian , Promo Program Juli dan Agustus 2014, Program
Parcel Ramadhan , Program Diskon pameran. Kemudian dari segi periklanan di
Perumahan Royal Mansion Banguntapan dilakukan dengan cara memasang
Billboard di Perempatan Riong Road Timur, memasang Umbul-umbul
sepanjang jalan Pleret menuju Perumahan Royal Mansion Banguntapan, iklan
di Media cetak, Personal selling dan Direct Marketing .
Ketiga, adapun jenis markting event yang dilaksanakan
Perumahan Royal mansion Banguntapan adalah memfokuskan pemasaran
melalui cara mempengaruhi (impact) serta memberikan kesan mendalam
kepada setiap orang yang hadir pada saat event diselanggarakan. Adapaun
event tersebut disenggarakan berdasarkan strategi pelaksaan berdasarkan
momen menjelang hari libur atau peryaan dan srategi pelaksanaan berdasarkan
Pameran Perkumpulan Anggota Persatuan REI.
78
Adapun faktor penghambat yang biasanya terjadi pada saat
pelaksanaan strategi komuniaksi pemasaran terjadi di perumahan Royal
Mansion Bnaguntapan adalah penyampaian pesan yang tidak tepat pada
sasaran, masalah internal perusahaan, kurangnya sumber daya manusia, dan
kurangnya fungsi jobdisk dalam satu perusahaan. salah satu hambatan di
Perumahan Royal Mansion Banguntapan sepertinya terjadi perbedaan persepsi
antara komplain konsumen yang disampaiakan ke team Lapangan namun team
marketing ikut andil menyelesaikan masalah yang terjadi.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dijelaskan di atas maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan promosi penjualan hendaknya strategi komunikasi
pemasaran disususun terlebih dahulu dan terencana sehingga team
marketing bisa secara individu maupun kelompok melaksanakan tugas dan
memasarkan unit rumah.
2. Dalam memsarkan unit rumah diperlukannya sebuah periklanan. Penulis
menyarankan untuk proyek berikutnya PT Jogja Graha Selaras tidak hanya
menggunakan Koran Kedaulatan Rakyat saja namun semua media Release
digunakan dalam memperkenalkan produk unit rumah yang tawarkan
kepada masyarakat.
3. Dalam pelaksanaan event pameran yang penulis amati, seringnya
penggunaan stand cendrung dijaga oleh team bukan marketing melainkan
devisi lain sehingga kurang efektif dalam memasarkan Perumahan Royal
Mansion Banguntapan. Penulis menyarakan untuk efektifnya pengenalan
produk dan menawarkan unit rumah adanya penambahan sales freelance
yang sudah berkompeten dibidangnya.
4. Dalam hambatan yang terjadi di Perumahan Royal Mansion Banguntapan
baik internal maupun indivudu, hendaknnya bisa diselasikan dengan
musyawarah dan diselesaikan secara baik dan ada komunikasi sehingga
tidak terjadi kesalah pahamaan
80
DAFTAR PUSTAKA
Ghony,M. Djunaidi & Almanshur, Fauzan. 2012.Metode Peneletian Kualitatif.
Ar.ruzz Media: Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Andi Ofset: Yogyakarta
Kotler,P & Keller, Kevin Lane 2007. Manjemen Pemasaran,Jilid 2 Edisi 12
(Terjemahan). Indeks:Jakarta
Littlejohn, Stephen W.Foss,Karen,A. 2009. Teori Komunikasi, edisi 9
(Terjemahan ). Salemba Humainika: Jakarta
MA Prof. Efenndy, Onong Uchjana . 1993. Human Relations dan Public
Relations, Mandar Maju: Bandunng
SE. ME Sutisna . 2002. Perilaku Konsumen dan Komuniaksi Pemasaran.
Remaja Rosdakarya Offset: Bandung
Soemanegara, Rd.2012. Strategic Marketing Comunication. Alfabeta:Bandung
Sulianta,Feri.2009.Web Marketing.PT Flex Media Komputindo: Jakarta
Website:
Skripsi Chairunisa Rahman “Strategi Komunikasi Pemasaran Bugis Waterpark
Adventure Dalam Menarik Jumlah Pengunjung “ Universitas Hasanuddin
Makasar Jurusan Ilmu Komunikasi