Warta Bea Cukai Edisi 382

97
SEPTEMBER 2006 TAHUN XXXVIII EDISI 382 PROFIL NANANG TADJUDIN “BANYAK HIKMAH YANG BISA DIPEROLEH DENGAN BERPINDAH-PINDAH TUGAS” SECARA TEKNIS SISTEM APLIKASI, BANDAR UDARA SUDAH SIAP WAWANCARA ANWAR SUPRIJADI Setelah Laut, Angkutan Udara Siap Terapkan

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 382

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 382

SEPTEMBER 2006TAHUN XXXVIII EDISI 382

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILNANANG TADJUDIN“BANYAK HIKMAH YANG BISA DIPEROLEHDENGAN BERPINDAH-PINDAH TUGAS”

SECARA TEKNIS SISTEM APLIKASI,BANDAR UDARA SUDAH SIAP

WAWANCARAANWAR SUPRIJADI

Setelah Laut, Angkutan UdaraSiap Terapkan

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 382

1WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

DARI REDAKSI

KOMPETENSI & KOMPETISICompetition is the whetstone of talent

(traditional proverb)

ada pertengahan Agustus lalu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) hadir dalam sebuah forum bisnis yang diselenggarakan olehsatu perusahaan jasa titipan skala multinasional (hal. 63). Dalam

forum tersebut, Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi menyampaikan katasambutan disusul Kasubdit Impor Ekspor, Bachtiar tampil sebagaipembicara, menjelaskan kepada mitra bisnis yang hadir tentang kebijakanterkini DJBC di bidang impor ekspor di Indonesia.

Selama kurang lebih 20 menit, Dirjen Bea Cukai menjelaskan secarasingkat tentang instansi yang telah dipimpinnya selama hampir empat bulan.Salah satu poin yang dikemukakan oleh dirjen adalah tentang upayapembenahan yang dilakukan menyangkut SDM. Nantinya, penilaianpegawai akan berdasarkan kompetensi, sehingga diharapkan tidak akanada lagi apa yang dirjen istilahkan dihadapan para undangan sebagaiPGPS, alias “Pintar Goblok Pendapatan Sama”.

Di perusahaan-perusahaan swasta yang telah established, penilaiankaryawan berdasarkan kompetensi adalah sesuatu yang jamak. Bila andabertemu dengan HRD sebuah perusahaan swasta, coba tanyakanbagaimana performance appraisal terhadap karyawan di perusahaannya?Biasanya mereka akan secara lugas menyampaikan bagaimanaperusahaan tersebut melakukan standar penilaian terhadap karyawannyayang tentu saja berujung pada promosi hingga kenaikan gaji atausebaliknya.

Kompetensi setiap individu bisa memperlihatkan sejauhmana pegawaitersebut mampu mengeluarkan yang terbaik (atau terburuk) yang dimilikinyadalam bekerja. Sering terjadi kompetensi timbul akibat adanya persainganatau kompetisi.

Persaingan antar karyawan secara sehat dan fair untuk suatu posisikerap dikembangkan oleh perusahaan swasta untuk melihat siapa yanglebih potensial, lebih cerdas, lebih kreatif, inovatif, responsif, dan berbagaikelebihan lainnya yang dimiliki setiap calon.

Bagaimana di DJBC? Menyimak pernyataan dirjen, jelas terlihat DJBCakan terus dikembangkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.Secara pribadi saya percaya, DJBC saat ini diisi oleh begitu banyakpegawai yang punya kompetensi yang sangat mumpuni dalampekerjaannya. Jangankan untuk yang sifatnya kedinasan, bahkan cukupbanyak tulisan-tulisan yang masuk ke WBC baik yang sifatnya teknismaupun non-teknis, yang mempunyai standar penulisan cukup baik.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana DJBC memformulasikansuatu kompetisi yang sehat bagi pegawainya untuk suatu posisi yangstrategis.

Ketika sedang memberikan penjelasan tentang kebijakan bea dan cukai,Bachtiar mengatakan, DJBC sedang merencanakan membuat kantor-kantor pelayanan utama. Sebagai pegawai bea cukai, mungkin Anda sudahlama mendengar kabar tersebut. Ada beberapa hal yang membuat kantorutama ini berbeda dengan kantor bea cukai lainnya, misalnya dari soalpelayanan hingga kepada gaji yang akan diterima oleh pegawai yangbekerja di kantor tersebut, yang kabarnya lumayan besar, jauh di atas rata-rata.

Apabila kantor pelayanan utama bea cukai benar-benar terwujud,pertanyaannya kemudian, siapa yang akan ditempatkan di kantor tersebut?Sekali lagi, menyimak pernyataan dirjen, penilaian pegawai berdasarkankompetensi sepertinya adalah jawabannya. Tidak ada perusahaan yangmau menggaji besar seorang karyawan yang tidak mampu bekerja. Dan darisekian banyak individu dengan kompetensi yang menonjol, semogakompetisi yang sehat dan fair menjadi kunci utamanya, bukan kedekatanpribadi apalagi ‘bingkisan terima kasih’.

Selamat bekerja, selamat berkompetisi, dan memasuki bulan suciRamadhan di akhir September nanti, selamat menjalankan ibadah puasabagi umat muslim.

Lucky R. Tangkulung

1WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

P IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Ibrahim A. KarimDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Pencegahan & PenyidikanDrs. Endang TataDirektur Verifikasi & AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. Kamil Sjoeib, M.A.Direktur Informasi Kepabeanan & CukaiDrs. Jody KoesmendroKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Sofyan PermanaInspektur Bea dan CukaiDrs. Bambang Heryanto, Ak

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Sjahrir Djamaluddin

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A., Drs. Hanafi Usman,Drs. Patarai Pabottinggi,Drs. Bachtiar, M.Si., Dra. Cantyastuti Rahayu,Drs. Nasar Salim, M. Si.,Drs. Nirwala Dwi Heryanto,Ir. Agung Kuswandono, M.A.,Ir. Agus Sudarmadi, M. Sc.,Drs. Ahmad Dimyati

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini, Supriyadi Widjaya,Ifah Margaretta Siahaan,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAHDonny Eriyanto (Balikpapan),Bendito Menezes (Denpasar),Bambang Wicaksono (Surabaya)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHANiko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO WARTA BEA CUKAI

BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTANomor Rekening : 8910841

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MISI:MISI:MISI:MISI:MISI:Membimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertakesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendeeeeeral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat JendeeeeeralralralralralBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakat

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 382

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Laporan Utama5

Wawancara18

Daerah ke Daerah34

Pengawasan22

DAFTAR ISI

Penegahanhandphone ilegaldan pelatihan anjingpelacak narkotikaDJBC, merupakandua topik yangdiangkat dalamrubrik pengawasan.Selengkapanyadapat disimakdalam rubrik ini.

Laporan Utama WBCkali ini akanmengangkatmengenai MandatoriNasional SAP PDEManifes. Lebih lanjutmengenai MandatoriSAP PDE manifesdapat dilihat padarubrik laporan utama.

“Mengalir bagai air,apa adanya…”merupakan prinsipyang dipegang olehtokoh porfil WBC kaliini, Nanang Tadjudin.Selengkapnyamengenai kiprahnyadi DJBC, dapatdisimak dalam rubrikprofil kali ini.

76Profil

Selak66Perbatasan Indonesia-Malaysia jika dikelola secarabersama dapat dijadikansebagai tempat wisata yangmenarik sekaligus memberikankontribusi bagi pendapatan duanegara. Untukmembandingkan perbatasanRI-Malaysia dengan AmerikaSerikat-Kanada, dapat disimakdalam rubrik selak kali ini.

Direktur Jenderal Beadan Cukai Drs. AnwarSuprijadi,MSi dalamrubrik wawancara kali iniakan menuturkanmengenai pentingnyapenerapan SAP PDEManifes di DJBC.Selengkapnya dapatdisimak dalam rubrikwawancara.

Dalam rangka meningkatkan SDMdalam penanganan masalahnarkoba, terutama aparat penegakhukum yang berada di bandara,Bareskrim POLRI bekerja samadengan DEA mengadakanpelatihan pada anggota satgas AIyang diselenggarakan di Bali.Selengkapnya dapat disimakdalam rubrik daerah ke daearah.

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 382

3WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR28 PPKC

Penerimaan Bae Masuk dan CukaiSemester I 2006, Tidak MencapaiTarget

30 PERISTIWA- Pengenaan Pajak Untuk

Kawasan berikat- RAPBN 2007, Pertumbuhan

Ekonomi 6.3 Persen- Upacara Hari Proklamasi RI Ke-

61 Departemen Keuangan41 SEPUTAR BEACUKAI44 SIAPA MENGAPA

- Suyono- Erni- Adil Rianto

46 KONSULTASIKEPABEANAN DAN CUKAIHBL Sebagai DokumenPelengkap Pabean

47 INFO PEGAWAIPegawai Pensiun per1 September 2006

48 KEPABEANANMengenal Lebih jauh TentangDumping dan Komite AntiDumping Indonesia (KADI)

51 ENGLISH SECTIONa Virtuous Circle: CustomsModernization, Foreign DirectInvestment, and TradeLiberation

53 INFO PERATURAN56 KOLOM

- Mungkinkah FasilitasKepabeanan Diberikan LebihBesar bagi Kawasan TimurIndonesia ?

- Meningkatkan Daya SaingProduk dalam Negeri

60 OPINI“Kita dan Perubahan”

63 MITRA- Forum Bisnis Bersama

Pengusaha, DJBC danPerdagangan

- PT. Transdata Mitra Solusi65 RUANG KESEHATAN

Sulit BAB72 RENUNGAN ROHANI

Ramadhan, Madrasah Muttaqin74 RUANG INTERAKSI80 APA KATA MEREKA

- Jupiter Fourtissimo- Nia Dinata

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

KEMBALI KE KAMPUNG HALAMANAkhir-akhir ini sering sekali kita mendengar beberapa pegawai Bea

Cukai yang ingin/telah kembali (pulang kampung) ke daerahnya masing-masing untuk bertugas di tanah kelahiran mereka. Seperti pengalaman sayayang pernah bertugas di suatu kantor A yang mana rata-rata pegawainyaadalah asli orang setempat (putera daerah), karena banyaknya merekayang telah kembali dari perantauan (walaupun hanya 1 atau 2 tahun).

Di satu sisi hal itu memang suatu kewajaran (masalah manusiawi) jikaada pegawai yang ingin kembali ke kampung halamannya. Namun menurutsaya, jika suatu kantor telah dipenuhi oleh putera daerahnya akanberdampak buruk terhadap kemajuan kantor. Karena dengan pengalamansaya di kantor A tersebut, hanya sedikit sekali mereka yang bekerja, danlebih banyak pegawai yang selalu menganggur. Hal ini dikarenakankegiatan (khususnya ekspor/impor) di kantor itu memang/telah minim,sementara jumlah pegawainya kian hari makin bertambah. Ironisnya diKantor Pusat sendiri diketahui masih banyak menerima usulan (waiting list)dari putera daerah yang bertugas di luar berupa permohonan untuk kembalike kantor A itu.

Alhasil mereka yang bukan orang asli disana malah ingin keluar(kemana saja) asalkan mereka mendapatkan kesibukan/peran di bidangnyamasing-masing sesuai dengan potensi yang dimiliki, karena suasana kantorsendiri menjadi vakum dengan terus bertambahnya jumlah pegawai.

Namun timbul pemikiran saya yang akhirnya saya tuangkan sendiri kedalam surat ini, dengan berbagai pertanyaan untuk kita renungkan bersama.

1. Bagaimana nasib seorang pegawai Bea Cukai seperti salah seorangteman angkatan saya, yang mana jika ingin kembali ke daerahnyanamun tidak ada kantor Bea Cukai sama sekali (Kanwil, KPBC, apalagiPos Bantu) ?

2. Setiap pegawai punya keluarga (ayah, ibu, istri, anak, dan kerabatlainnya), dan jika alasan ini yang membuat pegawai tidak ingin dimutasikeluar dari daerahnya lalu bagaimana dengan para Pejabat Bea Cukaiyang sudah bertahun-tahun tidak bahkan belum pernah sama sekalimerasakan nikmatnya bekerja di tempat asal mereka ?

3. Dan bukan hanya satu, dua, si A, si B bahkan juga saya sendiri, tapi adaberibu-ribu pegawai Bea Cukai di sana-sini (dari Sabang sampaiMerauke) yang ingin kembali ke kampung halamannya.

Saya berharap (mudah-mudahan juga seluruh pegawai Bea Cukai) agardikemudian hari kita mau dan/atau lebih menikmati dimana saja tempat kitabertugas (walaupun bukan di daerah masing-masing tentunya). Dan bagiDJBC sendiri kita mengharapkan kedepannya nanti agar penataan danpelaksanaan dalam pemindahan pegawai dapat dijalankan dengan lebihbaik.

Demikian kritik dan saran dari saya, atas perhatian dan tanggapannyadiucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Deni bin Umar

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 382

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 20064 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

KARIKATUR

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 382

5WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

ada penerapan PDE manifest udarayang akan mandatori mulai 1Oktober 2006, Kantor Pelayanan

Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A Soekarno-Hatta ditunjuk sebagai pilot project pelak-sanaan sistem tersebut. Pertimbangan itudiambil antara lain karena secara umum,bandara terbesar di Indonesia adalah me-mang Bandara Soekarno-Hatta denganfrekuensi lalu lintas barang sedemikiantinggi dengan varian maskapai yang bera-gam dan multi internasional. Namundemikian, menurut Kepala KPBC Tipe AKhusus Soekarno Hatta, Achmad Riyadi,yang menjadi pertimbangan utama adalahkesiapan terhadap sarana dan prasaranayang diperlukan dalam penerapan PDEManifes terutama aspek market forcesyang ada.

Untuk Kantor Pelayanan yang telahmenerapkan PDE tentunya diharapkantidak akan menghadapi kendala-kendala,terutama mengingat pengalaman padasaat penerapan Pemberitahuan ImporBarang, Elektronic Data Interchange (PIBEDI) maupun Pemberitahuan EksporBarang (PEB) EDI di KPBC Tipe A KhususSoekarno Hatta.

Untuk menghadapi itu, lanjut Riyadi,pihaknya melakukan beberapa persiapanantara lain, melakukan sosialisasi secarakomprehensif kepada market forces yangdikoordinir oleh Tim SAP PDE Manifes,sosialisasi ke dalam berupa P2KP kepadaseluruh pegawai KPBC, menyelenggara-kan pelatihan kepada petugas yangmenangani PDE Manifes dan menyiapkanposko 24 jam.

Disamping itu juga, secara rutinpihaknya telah mengadakan pertemuandengan pihak yang terkait di bandaraterutama dengan pihak penerbangan dandapat dikatakan bahwa semua pihak telahmendukung penerapan PDE Manifes.

Namun demikian, lanjut Riyadi, parapihak yang terkait dengan penerapan PDEManifes Udara, misalnya airlines asing,mengharapkan sosialisasi sampai denganpelaksanaan, baik yang bersifat piloting

maupun mandatori dapat mempunyai ke-rangka waktu yang jelas, mengingat pro-ses adaptasi atas pelaksanaan akanmembutuhkan investasi tambahan sepertisoftware/ hardware yang memerlukankoordinasi dengan kantor pusat di negaramasing-masing.

Dalam melakukan pembicaraan de-ngan instansi terkait dan unsur yang terli-bat dalam penerapan PDE manifest, adamasukan-masukan untuk pemerintahdalam hal ini Bea dan Cukai, yaitu kekha-watiran pada saat pelaksanaan PDE PIBditemukan kendala teknis yang ternyataakan menambah waktu proses penyele-saian pemberitahuan Bea Cukai sehinggauntuk itu diharapkan aplikasi tersebut da-pat dikembangkan secara matang.

Mengacu kepada karakteristik pengi-riman barang melalui pesawat tentunyaidentik dengan variabel kecepatan pengi-riman. Dengan dasar karakteristik itulah,lanjutnya, pada prinsipnya penerapan se-cara mandatori pada 1 Oktober tidakakan terkendala mengingat penyajian in-formasi dan data memang secara otoma-tis telah tersedia. Namun demikian untukmemperkuat keyakinan, perlu kiranya di-lakukan sinkronisasi data-data yang perludikembangkan secara intensif dalam kait-annya dengan penerapan PDE Manifes.

“Secara garis besar, administrasipembongkaran tersebut ditanganilangsung oleh cargo operator (PT.JAS,PT. Gapura dan lain-lain). Dapat sayatambahkan, salah satu cargo operatoryang ada, menyatakan bahwa seluruhplatform data yang ada pada PDEmanifes sudah ada di database merekatermasuk rincian datanya (data HAWB)sehingga hal ini memudahkanpertukaran data elektronik,” ujar Riyadi.

Dalam hal melaksanakan sistempengawasan PDE Manifes, KPBC ini me-lalui Seksi P2-nya melakukan beberapalangkah, antara lain;l mempertajam analisis melalui me-

kanisme online sistem dalam waktuyang singkat atas kedatangan suatu

barang sekaligus mengembangkandatabase profiling

l Diupayakan untuk melakukan pe-ngembangan internal systemmenyangkut pengawasan terhadapproses pembongkaran melaluimekanisme rekonsiliasi

l Melakukan penertiban secara lang-sung dan tegas terhadap setiap ada-nya pelanggaran atas ketentuanpelaksanaan penyampaian manifes.

Sehubungan dengan belum ter-install-nya aplikasi inhouse SAP manifest, pihakKPBC mengupayakan untuk mensosiali-sasikan pengetahuan mengenai aplikasiyang telah dikembangkan dandisampaikan oleh Tim SAP PDE Manifes,meskipun hanya dalam bentuk hardcopymedia pelatihan kepada petugas yangterkait dengan manifes, namun demikianbeberapa pegawai KPBC Soekarno-Hattatelah mencoba untuk mengenal aplikasitersebut melalui sistem dummy data.

Dengan diberlakukannya PDE Manifestentunya akan lebih cepat dan mudahmemperoleh data-data mengenai ekspor-impor. Data-data yang diperoleh, menurutRiyadi, tentunya diharapkan akan mem-permudah sistematika fungsi pelayananmaupun dalam fungsi pengawasan yangada. Untuk proses pelayanan dapatlangsung mengadopsi data-data ke dalamdokumen formalitas kepabeanan yangdigunakan sedangkan dalam fungsi peng-awasan, secara prinsip terdapat beberapakomponen data yang sangat mungkinuntuk digunakan dalam kaitannya denganpemantauan alur suatu barang.

“Data-data pada manifest, sepertishipper, consignee, negara asal, deskripsibarang dan banyak data-data lainnyayang dapat kita gabungkan dan dianalisuntuk proses profiling guna kepentinganpengawasan melalui mekanisme preventifmaupun represif,” ujar Riyadi.

Disinggung mengenai redress yangdalam aturan baru mengenai PDEManifes ditegaskan kembali bahwa cukup

MANDATORI NASIONALSAP PDE ManifesSetelah mandatori untuk Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) Pertukaran DataElektronik (PDE) manifest (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) +inward) yang full implementasi di Pelabuhan Tanjung Priok, 3 Juli 2006,kini mulai 1 September 2006 mandatori RKSP + Inward di pelabuhan lautserentak secara nasional. Menyusul 1 Oktober 2006, DJBC akan mandatori RKSP+ Inward di pelabuhan udara (bandara) juga serentak secara nasional.

P

LAPORAN UTAMA

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 382

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

diselesaikan di Kantor Pelayanan, Riyadimenjelaskan, pada dasarnya sebelumsistem PDE Manifes akan diterapkan pun,penyelesaian redress consignee cukupdiselesaikan di Kantor Pelayanan namuntetap mengacu kepada Surat DirekturJenderal Nomor : S-85/BC/2005 tanggal28 Januari tentang perubahan penerimabarang (consignee) dan atau notify party.Pada surat tersebut, telah diatur jelaskoridor proses redress tersebut mengingatredress sangat dimungkinkan sebagaisalah satu celah yang dapat dipergunakanoleh penerima barang sebagai upayauntuk pelarian terhadap kepentingan per-ijinan yang diperlukan mendalam terhadapproses redress tersebut. Dengan adanyaPDE manifest diharapkan pemantauanterhadap proses redress akan lebih termo-nitor secara komprehensif.

Terhadap pelaksanaan PDE Manif-es, Riyadi memberikan beberapamasukan, yaitu:l Percepatan proses pelaksanaan PDE

Manifes diharapkan pihak Bea Cukaidan market forces untuk lebih menjalinkomunikasi intensif gunamendapatkan persamaan pandanganmaupun dalam bentuk format-formatlain dalam pelaksanaan tersebut.

l Mempersiapkan kebijakan-kebijakanteknis dalam hal terdapat kendalapengiriman data secara PDE manifesttidak berjalan sepenuhnya

l Adanya penilaian tersendiri untukkepatuhan dari market forces yangmelaksanakan PDE Manifes

l SAP Manifes dapat mengukur efisiensidari rekonsiliasi barang yang keluar(antara lain PIB, BC.2.3, PIBT, BC 1.2dan Reekspor) dengan jumlah PUyang ditutup (Rekap perhari, perming-gu, perbulan)

l Permasalahan Pos-pos PU yangterbuka dapat diminimal, khusus padaperusahaan Jasa Titipan

l Proses BCF 1.5 akan lebih maksimall Mengingat market forces yang ada

di bandara internasional multinasional, tidak berlebihan kiranyajika ketentuan-ketentuan hukumPDE Manifes dapat diterjemahkandalam bahasa internasional (Inggrisdan atau Jepang)

Ketentuan hukum yang berbahasainternasional akan memudahkan pihakagen penerbangan asing yang ada diIndonesia untuk mempertegaspelaksanaan PDE Manifes denganpihak principal mereka di luar negeri.

FLEKSIBEL SESUAIKAN KONDISI UDARASingapore Airlines, maskapai pener-

bangan yang memiliki wilayah operasi diJakarta, menanggapi secara positif ren-cana pemberlakuan PDE Manifes. Sepertidiungkapkan salah seorang narasumberyang mewakili Singapore Airlines Cargo,bahwa program ini merupakan suatukemajuan dan lompatan besar bagi BeaCukai Indonesia. Seperti yang ia lihat saat

ini berjalan di Amerika Serikat yang me-nerapkan Advance Manifest System(AMS), dimana semua airline yang akantiba di Amerika sebelum mendarat di sana,maka seluruh manifest ataupun detil ba-rang yang dibawa kapal tersebut diterimapihak Customs Amerika sehingga cust-oms dapat mengetahui jenis barang apasaja yang dibawa, apakah barang berba-haya, larangan atau pembatasan. Jadilebih mengarah pada security dan khusus-nya pihak custom berkaitan denganpengenaan biaya pajak dan sebagainya.

Sejauh ini, lanjutnya, provider dariBea dan Cukai adalah PT EDI Indonesia ,sedangkan dari pihak maskapai bernomorpenerbangan SQ ini, sebagai perantaraadalah Cargo Community Network (CCN).Kedua belah pihak dalam hal ini PT.EDIIdan CCN sudah melakukan kerjasama,terutama dalam hal proses detilnya agar

sistem itu bisa me-link atau mentransferdata dari SQ kepada pihak Bea Cukai.Jika kedua belah pihak ini sudah berhasilmensinergikan proses data tersebut,maka pihak SQ yakin hal ini tidak jadimasalah lagi.

Menyinggung masalah teknis, diakuipihaknya (SQ) tidak ada masalah, sebabdalam sistem penerbangan, ketika pesa-wat itu terbang maka SQ akan mengirim-kan data secara computerize, dikirimlangsung dan diterima di pihak yang dituju, misalnya SQ mengirim ke bea cukai,maka akan bisa langsung terkirim ke beacukai. Hanya saja kuncinya adalahbagaimana data ini akan bisa langsungotomatis.

SQ berharap dalam implementasi,masalah karakteristik pengangkutan udaradiperhatikan, sebab memiliki karakteristikwaktu yang cepat dan terbatas. Misalnya,SQ yang start dari Singapura memiliki 8kali penerbangan dalam sehari hanyamenempuh satu jam waktu penerbangan,maka itu pihaknya berharap seluruh pro-ses dapat benar-benar berjalan otomatis.

Tentunya semua pihak yang terkaitdengan penerapan sistem ini berharapbahwa idealnya data harus ditransmisikansecara otomatis, jangan sampai menim-bulkan dua kali kerja, dalam arti misalnyaada kendala otomasi maka harus inputlagi di Jakarta dan akhirnya waktu akanterbuang, sehingga tidak confined dantujuan dari elektronik menjadi kabur, se-bab sistem elektronik akan menstransferdata dengan cara cepat. Maka itubagaimana data bisa ditransmit transmisidengan lancar.

Kendala dalam penerapan sistem barupasti akan ditemui, menurut pihak SQ, ke-tika memulai PDE pada 1 Oktober, pastikondisinya tidak langsung ideal, perlu ujicoba minimal satu minggu atau lebih, darihasil uji coba tadi akan terlihat hal-hal apasaja yang memerlukan revisi atauperbaikan untuk menemukan kondisi yangdiinginkan.

Mengenai identifikasi masalah yangakan dihadapi dalam penerapan SAPPDE Manifes, pihaknya telah melakukanhal itu, seperti masalah rutin yang ditemuiSQ dengan pihak AMS Amerika, misalnyadata tidak lengkap atau data terlambatdikirim, karena airlines dalam proses inilebih ke aspek kelengkapan data, yaitusejauhmana airlines bisa mem-providedata selengkapnya yang dibutuhkan beadan cukai, misalnya data penerima.

Sedangkan untuk kelengkapan doku-men sebenarnya standar saja karena adaAirWay Bill dan manifes dari airlines,sedangkan jika yang menerima adalahforwarder maka memiliki dokumen sendiri,sedangkan dari airlines sebenarnya tidakterlalu banyak dokumen, hanya AirWayBill dan manifest.

Lantas, untuk mengantisipasi identifi-kasi masalah, maka pihak SQ berusahamemenuhi kelengkapan datanya. SQmengusahakan sejak dari pertama barangdikirimkan misalnya ada barang dari

ACHMAD RIYADI. “mempertajam analisismelalui mekanisme online sistem dalam waktuyang singkat atas kedatangan suatu barangsekaligus mengembangkan database profiling”

M. ZULKARNAEN. Karena sampai proses terakhirdilakukan secara elektronik maka lebih mudahdimonitoring dibandingkan sebelumnya masih se-cara manual dan menggunakan kertas.

WBC/ZAP

WBC/ZAP

LAPORAN UTAMA

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 382

7WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Jepang tujuan ke Jakarta, maka sebelumbarang tiba di Jakarta datanya sudah ha-rus di-provide secara lengkap. Sebabketidaklengkapan data akan menyebab-kan keterlambatan ke tujuan dan itu jugamerugikan pihak SQ, jadi tidak hanyapihak Bea Cukai.

SQ mendukung program yangakan mulai mandatori pada 1 Oktober2006, untuk selanjutnya dilakukan evalu-asi setelah mandatori tersebut. Dalam halini Bea Cukai harus terbuka dengan kon-disi kenyataan di lapangan bahwa di bis-nis udara berbeda dengan bisnis di laut.Yang penting fleksibel untuk menyesuai-kan diri dengan kondisi udara. Karenadiperlukan cepat maka datanya diotomasidan ini tidak bisa dihindari karena setiapnegara dari waktu ke waktu cenderungakan mengimplementasikan sistem PDE.

CARGO HANDLINGBagi JAS Airport Service, ketika Bea

dan Cukai akan memberlakukan sistembaru terutama untuk bandara, pihaknyaaktif ikut serta dalam setiap rencana ter-sebut. Seperti yang diungkapkan Zulkar-naen, Cargo Development Project JASAirport Service, bahwa sejak tahun 1996saat rencana pemberlakuan PIB EDI danmelakukan survey ke Malaysia, pihak JASyang bergerak di bidang cargo handling inidiikutsertakan dan beberapa keikutsertaanlainnya termasuk dalam rencana penerap-an PDE manifes untuk jalur Udara.

Menurut Zulkarnaen, secara teori se-benarnya sistem PDE akan mempersing-kat waktu pelayanan, namun itu dikembali-kan lagi kepada Bea Cukai mengenai ko-mitmen tujuan utama diterapkannya PDEmanifes. Dan perlu diketahui juga bahwadata-data yang nantinya diminta oleh BeaCukai untuk kepentingan manifes,ternyata selama ini sudah tersedia disistem JAS. Namun dikarenakan datatersebut tidak pernah diminta, makaselama ini hanya memberikan data yangdiminta Bea Cukai. Maka itu, iamenegaskan untuk sistem yang baru inipihak JAS tinggal merubah data yangditerima dari luar negeri bersama denganpenyelenggara dokumen data.

Mengenai kegiatan sosialisasi yangdilakukan DJBC menjelang 1 Oktober2006 penerapan sistem ini, ternyata PT.JAS, sesuai dengan permintaan BeaCukai dijadikan pilot run sekitarpertengahan Agustus, dan pada 1 Oktobersudah harus running. “kalau dalam ujicoba itu ditemui error atau masalah nantiakan dilakukan perbaikan, jadi ada waktu2 minggu. Diharapkan sesuai dengankeputusan dirjen harus sudah runningotomasi,” ujar Zulkarnaen.

Sementara itu dari sisi teknis dan sis-tem aplikasi, IT Support Operation PT. JASAirport Service, M Zulkarnaen menyata-kan, dari segi kultur mungkin akan lebihmemudahkan dalam proses karena sam-pai proses terakhir dilakukan secara elek-tronik sehingga lebih mudah dimonitoringdibandingkan sebelumnya masih secaramanual dan menggunakan kertas.

“Mungkin habit dari manual ke kompu-ter yang harus dibiasakan, karena di JASsendiri selama ini mengoperasikannyadengan menggunakan komputer dan ti-dak masalah buat kita. SDM kita sudahsiap, karena sehari-hari telah mengope-

rasikan komputer dan JAS telah memilikisistem pengecekan barang, petugas punsudah biasa mengoperasikan. Jadi hanyamerubah beberapa aspek saja tidakbanyak dari segi kita,” ujar M. Zulkarnaen.

Diakui M Zulkarnaen, dalam persiapanmenjelang pilot run ini untuk aplikasisistem, PT JAS masih melakukanmodifikasi sistem PDE Manifes yang telahberjalan untuk laut. Mengingat volumedata PT.JAS sangat tinggi, maka pihaknyaberusaha menghindari peng-entry-an,untuk itu dengan pihak airlines PT. JAShanya menerima intervisi saja.

“Data airlines kita masukan dalamdata server lalu diolah untuk kepentingankita. Nah dengan adanya PDE manifesakan kita cover lagi dalam bentuk datayang dibutuhkan disesuaikan dengankebutuhan customs. 90 persen elemendata dapat di outsources untuk sisi kargoudara. Hanya beberapa sisi perubahansaja diperlukan. Sistemnya masih samaseperti yang di Tanjung Priok. Modifikasiini, pada akhirnya akan lebih sederhanadibandingkan di laut dimana banyak partyyang terlibat,” tambah M. Zulkarnaen.

Saat ini yang telah mengirimkankelengkapan data untuk PDE Manifeskepada PT. JAS, baru dua airlines yaituSingapore Airlines dan KLM, dari sembilanmaskapai penerbangan asing yang meng-gunakan jasa PT.JAS, yaitu Qantas, EvaAir, Lutfhansa, Cathay Pacific, Emirate,Qatar, Etihad, termasuk Thailand. Untukitu, pada kesempatan pertemuan dengantim dari Bea Cukai, pihak airlines memintadikeluarkannya rekomendasi atau permin-taan resmi dari Bea dan Cukai agar per-usahaan airlines asing wajib mengirimkanpersyaratan data yang diminta Bea danCukai yaitu FFM, FWB dan FHL, dimanadata-data itu akan dikonfersikan ke dalambentuk PDE manifes.

“Jika tiga hal itu sudah ada maka akanmudah dan tidak ada masalah.Sebetulnya mereka bukan enggan mem-berikan data, sebab selama ini tidak adapermintaan untuk data itu. Kita keAmerika saja bisa, mengapa ke Indonesiakita tidak bisa. Jadi sebetulnya data sudahada dan sistemnya sama,” tegasnya.

ZULKARNAEN. secara teori, PDE mempersingkatwaktu pelayanan, namun dikembalikan lagikepada Bea Cukai mengenai komitmen tujuanutama diterapkannya PDE manifest

DIPILIHNYA BANDARA SOEKARNO HATTA menjadi Pilot Project, yang menjadi pertimbangan utama adalah kesiapan terhadap sarana dan prasaranayang diperlukan dalam penerapan PDE Manifes terutama aspek market forces yang ada.

WBC/ZAP

ris

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 382

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

enjelang dimandatorikannyaSistem Aplikasi Pelayanan PDEManifes, Kepala KPBC Tipe A

Batam, Padmoyo Triwikanto,menyatakan, saat ini KPBC Batam tengahmengadakan persiapan-persiapan dalammenghadapi penerapan PDE manifesyang secara mandatori diterapkan pada 1September 2006 untuk pelabuhan lautdan 1 Oktober untuk pelabuhan udara,baik persiapan sarana sepertipemasangan jaringan, pengadaankomputer maupun persiapan SDM berupapelatihan kepada para pegawai.

KPBC Batam yang mendapat skalaprioritas A, dalam penerapan PDE Mani-fes, tentunya merupakan kebanggaan se-kaligus menjadikan tantangan bagi KPBCini untuk melaksanakan sistem PDEmanifes dengan sebaik-baiknya meskipundengan waktu yang relatif singkat.

Untuk itu, menurut Padmoyo, persiap-an sarana seperti pemasangan jaringan,pengadaan komputer maupun persiapanSumber Daya Manusia (SDM) yang me-nangani pelayanan PDE manifes berupapelatihan kepada para pegawai telah dila-kukan. Disamping itu, upaya sosialisasikepada pengguna jasa juga sedang dilak-sanakan secara formal antara lain berupapelatihan dengan bimbingan tim dari Di-rektorat. Informasi Kepabeanan dan Cukai(IKC) Kantor Pusat DJBC, maupun secarainformal seperti meminta masukan kenda-la-kendala apa yang dihadapi para peng-guna jasa jika sistem ini dilaksanakan

Perlu diketahui, penerapan sistemPIB disket pada KPBC Batam, baikuntuk laut maupun udara telah dilaksa-nakan sesuai dengan ketentuan Lam-piran III Keputusan Direktur JenderalBea dan Cukai nomor 07/BC/2003.Beberapa hal yang bersifat ketentuankhusus yang berlaku di Pulau Batam,antara lain pengenaan Bea masuk un-tuk 4 komoditi barang, besarnya pro-

sentase penetapan jalur merah diban-ding jalur hijau akibat registrasi impor.

Maka itu dengan adanya sistem PDEmanifes perbedaan mendasar dibandingsistem sebelumnya adalah cara penyerah-an yang sebelumnya masih manual digan-tikan dengan media elektronik/ disket.“Hal ini sangat mempermudah tugas kamidimana selama ini setiap hari harus meng-administrasikan kurang lebih 50 buahmanifes. Kemudahan lainnya adalahkeseragaman format dan kejelasan jenisbarang dengan dilaksanakannya PDEmanifes nanti sehingga akan sangatmembantu melakukan analisa manifes,”ungkap Padmoyo.

Terhadap data manifes yang lamatetap disimpan dan diadministrasikan olehSeksi P2 dan dimanfaatkan untukkepentingan pengecekan data barang

yang masuk atau keluar Pulau Batam apa-bila sewakti-waktu diperlukan. Sementaraitu dengan diterapkannya PeraturanMenteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 dan Peraturan Direktur Jenderal Beadan Cukai Nomor P-10/BC/2006 diharap-kan dapat lebih mengefektifkan pengawa-san barang impor dengan analisa manifesmaupun penutupan pos BC1.1 yangsebelumnya dilaksanakan secara manual.

Diakui Padmoyo, meskipun terdapatkeraguan dari pihak pengguna jasamengenai efektifitas diterapkannya PDEmanifes, pihaknya menilai hal itu merupa-kan hal yang biasa terhadap sesuatupenerapan yang baru apalagi denganperbedaan yang cukup mendasar. Namunsuatu perubahan ke arah perbaikan pastiakan sangat menguntungkan bagi keduabelah pihak.

“Tentu saja pengguna jasa akanmerasakan sendiri keuntungannya setelahsistem ini dilaksanakan.Keuntungan yangakan didapatkan oleh pengguna jasaantara lain kecepatan pelayanan yangdiberikan oleh pihak Bea dan Cukaisehubungan dengan kemudahan yangdidapatkannya,” ujarnya.

Sementara bagi KPBC sendiri denganditerapkannya PDE manifes, cukupbanyak keuntungan yang didapatkan olehKPBC, misalnya tidak diperlukan lagi ru-angan untuk menyimpan hard copy BC1.1yang jumlahnya cukup banyak. Sampaiakhir Juli 2006 saja KPBC Batam sudahmenerima penyerahan manifes sebanyak10.337 buah yang terdiri dari 8.067 mani-fes kapal luar negeri dan 2.270 manifesantar pulau.

Keuntungan lain adalah keamanandata, dimana dengan PDE manifes tidaklagi memungkinkan hilangnya lembaranBC1.1 baik karena kelalaian maupun ke-sengajaan. Pengisian data manifes yangseragam juga sangat mempermudah pet-ugas melakukan analisa manifes sebelum

KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI,JELANG MANDATORI

SAP PDE ManifesUntuk keakuratan dan validitas data dari pengangkut (perusahaan pelayaran danpenerbangan) bagi keperluan manifes, maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) membuat standar sistem yang dapat memudahkan pengisian data-databarang niaga ke dalam manifes dan memudahkan penyampaiannya ke KPBC(Kantor Pelayanan Bea dan Cukai). Hanya saja kondisinya saat ini, KPBC masing-masing memiliki karakteristik dalam pengolahan data manifes. Ada KPBC yang telahmenggunakan pengolahan data manifes secara elektronik, disket bahkan manual

M

PADMOYO TRIWIKANTO. Suatuperubahan ke arah perbaikanpasti akan sangat menguntungkanbagi kedua belah pihak.

LAPORAN UTAMA

DOK. WBC

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 382

9WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

diajukannya pemberitahuan pabean. Pe-nutupan pos BC1.1 akan lebih mudah di-lakukan secara elektronik daripada secaramanual.

“Mekanisme pengawasan terhadapbarang impor, ekspor, maupun barang Ka-wasan Berikat tetap dilaksanakan sepertibiasa, namun kami kira dampaknya akanlebih baik seiring dengan beberapakemudahan yang didapat dari penerapanPDE manifes ini,” ungkap Padmoyo.

Penerapan PDE manifes yang akandilaksanakan dengan media disket padaKPBC Batam telah diinventarisir perma-salahannya dan saat ini sedang diberikanmasukan-masukan kepada DirektoratP2 maupun kepada tim asistensi yangdatang ke KPBC Batam. Sedangkanmengenai kendala-kendala yang dihadapiKPBC Batam adalah antara lain ; kedekat-an Pulau Batam dengan Singapurasecara geografis. Jarak Singapura yangtidak terlalu jauh dari Pulau Batam hanyamemerlukan waktu kurang lebih 1 jam pe-layaran mengakibatkan terdapat banyak-nya pelayaran yang pengelolaan manaje-mennya masih tradisional. Hal ini jugamemungkinkan kedatangan kapal yangsama lebih dari satu kali dalam satu hari.

Kendala lain adalah, tersebarnya pela-buhan di seluruh pulau Batam. Seperti di-ketahui bahwa KPBC Batam melayaniseluruh pelabuhan yang berada di seluruhPulau Batam yang jumlahnya cukupbanyak (4 pelabuhan resmi dan sekitar 20pelabuhan tidak resmi). Agen pelayaranpada pelabuhan yang jaraknya jauh dariKantor Pelayanan akan membutuhkanwaktu yang lama (hingga 1 jam) untukmenyerahkan RKSP dan BC1.1 ke KPBCBatam.

Kurang tersedianya sarana TPS jugamasih menjadi kendala, karena tidaksemua pelabuhan memiliki TPS sehinggamenyulitkan pengawasan pihak KPBCBatam. Kemudian kendala selanjutnya,

banyaknya pelayaran tradisional dan ka-pal antar pulau dimana sifat dari pelayaranini berpotensi menimbulkan permasalahandikarenakan keterbatasan prasarana danSDM.

Jika nantinya PDE manifest sudahterintegrasi dengan PDE PIB dikatakanPadmoyo, mungkin tidak ada sarana yangharus dipersiapkan karena hanyamemerlukan penambahan software saja.Persiapan personil memang harusdiupayakan dan pihaknya yakin denganSDM yang ada sekarang mampu untukmelaksanakannya. Disinggung mengenaipendistribusian modul pengangkut danmodul entry data, diakuinya semuanyaberjalan lancar dan sampai saat ini telahdibagikan 25 modul kepada pesertapelatihan, ditambah lagi dengan 5 agenpelayaran yang telah mengajukanpermohonan maupun datang langsung keKPBC. Ini berarti sudah hampir separuhdari sekitar 70-an agen pelayaran yangdilayani. Terhadap sisanya akan segeradibagikan dalam kesempatan pertama.

Mengenai pelatihan atas inhouse apli-kasi SAP manifes untuk petugas KPBCtelah dua kali dilaksanakan. Pertama pa-da 28 Agustus 2006 untuk Kepala SeksiP2, Kepala Seksi OKDD bersama korlakyang dibawahinya, dan pada 8 Agustus2006 untuk pelaksana yang dipersiapkanuntuk menerima dan menutup manifesserta petugas analis.

Sedangkan pelatihan untuk penggunajasa dilaksanakan pada hari yang samadengan pegawai KPBC. Dari uji cobayang dilaksanakan pada umumnya berja-lan dengan lancar, hanya ditemui bebera-pa kendala mengenai cara pengisian datamanifes.

Terhadap penerapan PDE manifes ini,Padmoyo mengatakan bahwa hal ini me-rupakan langkah besar yang dibuat Direk-torat Jenderal untuk memberikan pelayan-an yang terbaik kepada masyarakat.“Sementara ini akan kami lihat dulu aplika-sinya di lapangan dan kendala yang diha-dapi nantinya, baru diadakan perbaikan-perbaikan yang akan semakin memberi-kan pelayanan prima kepada penggunajasa sehingga pada akhirnya akan mem-berikan citra yang semakin baik kepadaDJBC,” demikian harapannya.

DETEKSI DINI YANG HANDAL, DAPATDIPERCAYA, DAN ACCESSABLE

Sejak diterimanya Peraturan DirjenBea dan Cukai No: P-10/BC/2006 tanggal16 Juni 2006, Kepala KPBC Tipe CBengkulu, Rudi Aji Hermawan, sudahmengadakan sosialisasi ke pengguna jasamengenai adanya peraturan baru tentangTata Cara Penyerahan danPenatausahaan RKSP, Inward Manifest,dan Outward Manifest sekaliguspembinaan ke dalam melalui programP2KP supaya sinkron dalam pelaksanaandi lapangan berkaitan dengan pelayananKPBC Bengkulu yang selama ini masihmenggunakan tata cara penyerahan danpenatausahaan dokumen secara manual.

“Saat ini masih tahap sosialisasi, baikditujukan ke internal DJBC maupuneksternal yaitu para pengguna jasa. Kitasudah berkomitmen kuat melaksanakansekaligus mengamankan perintah DirjenBC dalam hal implementasi PDE Manifest.Mengenai kegiatan teknis berikutnya,biasanya akan ada follow up lanjutan, baikberupa rapat maupun install infrastruktursistem dan kami masih menunggu untukitu. Karena target yang ditetapkan yaitu 1September 2006 untuk laut sudah manda-tori, maka harus sungguh-sungguh kita u-payakan supaya tidak meleset,” ujar Rudi.

Mengingat pelayanan yang diberikankepada pengguna jasa masih secaramanual, persiapan yang saat ini dilakukanhanyalah sebatas perencanaan penunjuk-an personel, penyiapan ruangan, pema-haman materi. Sedangkan persiapanmenyangkut infrastrukturnya yang meliputiHardware, Software, dan saranapendukung lainnya menunggu perintahdan instruksi lebih lanjut dari pimpinan,mengingat hal teknis seperti ini biasanyadilakukan oleh personel yang ahli dankompeten dari Kantor Pusat DJBC.

“Semuanya diberikan kepada peng-guna jasa dan pegawai KPBC, denganharapan ke depan apabila tiba saatnyadiperintahkan menggunakan PDE dalampelayanan kepabeanan, para penggunajasa tidak kaget dan kita sudah siap sertamemiliki pemahaman yang memadaiguna menghindari ekses yang tidak perludi lapangan,” demikian menurutnya.

Selama ini KPBC Bengkulu menerap-kan sistem PIB manual, mengingat KPBCBengkulu belum menerapkan PDE dalampelayanan kepabeanan dan cukai. Sepertibiasa prosedur PIB Manual padapelaksanaannya tunduk pada KeputusanDirjen Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003 tanggal 31 Januari 2003, Intinyamedia yang disampaikan kepada petugasKPBC berupa pemberitahuan pabean

DJUMALIN. Pada dasarnya cara untukmelakukan pengawasan tetap sama karena PDEmerupakan satu sistem dalam mempermudahmelakukan pengawasan.

WBC/ADI

RUDI AJI HERMAWAN. Menjadi ‘turning point’yang luar biasa dan harus digarap dengandisiplin tinggi dan sungguh-sungguh, karenamenyangkut keamanan negara.

DOK. PRIBADI

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 382

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

masih menggunakan media formulir danharus diantar sendiri, kemudian dicatatatau diregistrasi.

Kemudian, setelah kewajiban menge-nai pelunasan bea masuk, cukai, dan Pa-jak Dalam Rangka Impor (PDRI) selesaiserta barang yang diberitahukan kedapat-an sesuai fisiknya dengan dokumen,kemudian diberitahukan kepada petugasP2 untuk menutup pos BC 1.1 sebagaitanda bahwa prosedur dan formalitaskepabeanan sudah diselesaikan danbarang secara sah dapat dimasukkan kedalam daerah pabean Indonesia.

“Singkat kata semuanya “full manual”yang tentu saja bukan suatu kebanggaandi zaman yang serba Electronic DataProcessing. Dengan adanya PDEmanifest, nantinya proses penutupan pos-nya memakai prosedur elektronik,mengingat media manifes dan responsyang diberikan dalam bentuk dataelektronik dan ini hanyalah pergeseransedikit prosedur saja,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan Rudi, bahwadengan adanya sistem PDE manifes,tujuannya sama yaitu menyerahkan salahsatu jenis pemberitahuan pabean kepadainstansi Bea dan Cukai sebagai bentuksarana pengawasan untuk memenuhiketentuan sebagaimana diatur undang-undang, namun medianya saja yang ber-beda. Sistem lama yang manual masihmenggunakan media formulir dalam pe-nyampaian pemberitahuan pabean,sedangkan pada PDE Manifest, penyam-paian pemberitahuan pabean mengguna-kan data elektronik.

Sementara itu, dikatakan Rudi, un-tuk pemanfaatan data pada sistemyang lama dengan tujuan salah satunyasebagai sarana pengawasan, sebenar-nya sudah bagus dan berdayaguna,artinya segala informasi yang diperlu-kan tersedia. Hanya saja untuk kantorutama yang begitu sibuk karena volu-menya yang tinggi, menurut hematnya

sistem yang lama sudah menjadi usangdan kurang efisien.

Sedangkan pendapatnya mengenaipemanfaatan data pada sistem yang baruini, Rudi menyatakan, pada sistem yangbaru lebih mengedapankan kecepatan,baik penyelesaian pemberitahuan mau-pun akses penggunaan data sebagai ba-han pengawasan, statistik, maupunpenyelesaian impor.

Bagi pengguna jasa pun dengan ada-nya sistem ini, maka respon pemberitahu-an pabean dapat dilakukan dengan cepat,jaminan kepastian penyelesaian dokumenyang tinggi, dan efisiensi waktu serta biayapengurusan.

Sedangkan keuntungan bagi KPBCatas penerapan sistem ini, KPBC akanmendapat keuntungan yang sangat sig-nifikan. Pemikiran dan penerapan kebijak-an PDE Manifest adalah terobosan brilianyang berorientasi masa depan. PDE Mani-fes akan membawa suatu kondisi padasistem deteksi dini yang handal, dapatdipercaya, dan accessable sesuai otorisa-si user, khususnya di bidang pengawasan.

Hal tersebut, lanjutnya, dimungkinkankarena bentuknya sebagai data elektronikyang online sesuai kebutuhan, dan sangatmudah diakses. Hal utama yang sangatkrusial dan menentukan adalah dalam halpengelolaan profil tertentu melalui metodestatistisk tertentu untuk data ManajemenResiko.

Mengingat pemeriksaan pabean me-nganut sistem pemeriksan selektif sesuaiprofil resiko tertentu, maka output profilyang andal dan dapat dipercaya, mudahdiakses sesuai tingkat otorisasi user, dandapat dipertukarkan sesuai kebutuhanadalah berbanding lurus dengankeamanan dan penerimaan negara.

“Sekali lagi, ini menjadi ‘turningpoint’ yang luar biasa dan harus digarapdengan disiplin tinggi dan sungguh-sungguh, karena menyangkutkeamanan negara,” ungkap Rudi.

Mengenai mekanisme pengawasandalam penerapan PDE manifes, Rudimengemukakan pendapatnya, bahwadalam mekanismenya nanti berjenjangsesuai otorisasi dan yang utama harusaccessable. Pada sistem lama, pertukaraninformasi memakan waktu lamamengingat masih menggunakan mediaformulir, namun dengan data elektronik haltersebut tidak akan terjadi lagi dan hanyamembutuhkan waktu dalam hitungan detikuntuk mendapatkan informasi yangdikehendaki sebagai data untuk kegiatandan tujuan tertentu. “Akses data harusdiatur secara ketat sedemikian rupa darilevel Direktur Jenderal sampai dengansatuan terkecil pengambil keputusan,dengan tujuan untuk menghindaripenyalahgunaan penggunaan data olehpihak yang tidak sah.”

Mengenai kesiapan KPBC Bengkulujika nantinya PDE manifes sudah terinteg-rasi dengan PDE PIB, menurutnya itu bu-kan sesuatu yang berat, mengingat SDM,Hardware, Software, Networking, Usersudah dimiliki dan hanya dibutuhkan pe-ngembangan dan integrasi dari sub sistemyang ada. Namun ini membutuhkanpenelaahan yang memadai supaya hasilyang diharapkan dari integrasi tersebutsesuai harapan dan tujuan Bea dan cukai.

“Tidak ada sistem yang sempurna,kecuali sistem ilahiyah dalam penciptaanalam semesta. DJBC harus senantiasamembuka diri menerima saran dan kritikdemi kesempurnaan sistem tersebut,”tandas Rudi.

TIDAK BANYAK PERBEDAAN Pendapat yang sama juga disampai-

kan Ary Untung Sutoto, Kepala Seksi P2KPBC Tipe B Pangkalpinang, bahwadengan adanya pemberlakuan manifessecara PDE sebenarnya tidak banyakperbedaan dengan sistem yang manual.Menurutnya penyerahan manifes di KPBCini masih dilakukan secara manual.

Mengenai upaya-upaya yang dilaku-kan dalam rangka persiapan tersebut,secara teknis sudah dipersiapkanperalatan untuk penerapan PDE manifes,berupa komputer, demikian juga denganSDM yang telah mengikuti sosialisasi danpelatihan PDE Manifes yang diadakan diKPBC Batam pada 27-28 Juli 2006.Sedangkan untuk market forces, antaralain pelayaran, importir dan eksportir telahdijadwalkan untuk diberikan sosialisasidan pelatihan modul pengangkut sekitarpertengahan bulan Agustus 2006.

Selama ini, lanjut Ary, prosedurpemberitahuan impor barang (PIB)dilakukan dengan penyerahan PIB secaramanual berupa hardcopy, kemudiandilakukan proses pelayanan PIB secaramanual meliputi pemeriksaan dokumen,penetapan jalur, pemeriksaan fisik danpenerbitan SPPB, hingga pengeluaranbarang.

Dan dengan adanya pemberlakukansistem PDE manifes, maka untuk PDEmanifes yang penyerahannya secara

SOSIALISASI PDE MANIFES untuk pegawai dan stakeholder di wilayah kerja DJBC Bandung danKanwil IX DJBC Pontianak.

LAPORAN UTAMAWBC/ADI

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 382

11WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

manual, tidak terlalu banyak perbedaan,yaitu hanya terletak pada kewajibanpengangkut untuk menggunakan modulpengangkut untuk mencetak hardcopymanifes yang akan diserahkan ke KPBC.Sedangkan PDE yang penyerahannyamenggunakan disket cukup banyakperbedaan, selain hal di atas, perbedaanjuga meliputi administrasi manifes,pelayanan perubahan manifes (redress),penutupan pos dan rekonsiliasi PEB.

Sedangkan untuk pemanfaatandatanya dari dari sistem yang lama tentuterpisah dari sistem yang baru karenaharus tetap menggunakan sistem manual.Jadi untuk PDE manifes yang diserahkansecara manual, maka pemanfaatandatanya akan sama saja dengan sistemyang lama, sedangkan PDE manifesdengan disket, datanya dapat dimanfaat-kan lebih optimal, karena kemudahanfasilitas searching dan query.

”Mengenai keuntungan yang akandiperoleh para pengguna jasa denganadanya PDE manifes, tentunyapengangkut akan memperoleh manfaatberupa tersedianya database manifesyang lebih rapi di perusahaan mereka,disamping akan mendapatkan pelayananKPBC yang lebih cepat,” ujar Ary.

Sedangkan bagi KPBC sendiri, manfa-at yang diperoleh adalah adanya kesera-gaman manifes sehingga memudahkandokumentasi, sedangkan apabila telahmengggunakan disket, manfaat yangdiperoleh akan jauh lebih besar baik itudari segi pelayanan, pengawasan maupunkeperluan manajemen.

Dari sisi pengawasan, lanjut Ary, de-ngan adanya sistem ini diharapkan peng-awasan akan lebih efektif. Dalam hal im-por, manifes merupakan sumber informasiyang pertama akan adanya importasi sua-tu barang. Dengan tersedianya databasemanifes akan memudahkan dalam mela-kukan analisa. Dari database manifes bisadi-generate lagi menjadi profil pemasok,profil importir dan profil komoditi. Demikianjuga halnya dengan manifes ekspor.

Ketika WBC tanyakan mengenai kesi-apan KPBC ini jika PDE manifes sudahterintegrasi dengan PDE PIB. ” Dari segiteknis maupun SDM, saya kira tidak adamasalah, dan menurut saya, mau tidakmau arahnya harus kesana,” tegas Ary.

LEBIH MUDAH PENGAWASANNYASementara itu dari lokasi sosialisasi

penerapan PDE Manifes bagi pegawaiKPBC Tipe A Merak dan para stakeholder,yang berlangsung selama dua hari dari 31Juli-1 Agustus 2006 bertempat di HotelSari Kuring Indah, WBC berkesampatanmeminta pendapat Kepala Seksi P2,KPBC Tipe A Merak, Djumalin, sehubung-an dengan pemberlakuan PDE Manifesper 1 September 2006 (pelabuhan laut)dan 1 Oktober 2006 (pelabuhan udara).Menurutnya, di KPBC Tipe A Merakselama ini dalam hal penyerahan manifesmasih dilakukan secara manual.

Maka dengan adanya pemberlakuan

PDE manifes, pihaknya sudah melakukanpersiapan, baik itu dari segi perangkat,personil, maupun ketentuan yang saat iniberlaku, sudah disiapkan untuk parapegawai, termasuk melakukan sosialisasipada 31 Juli-1 Agustus 2006.

“Jadi begitu diberlakukan itu kita su-dah running. Perangkat seperti komputerkita sudah siap, karena pada dasarnyaada program atau sistem dari PT.EDImaka Insyaallah mulai hari ini sudah siapdan sudah betul-betul siap,”ujar Djumalin.

Mengenai pengolahan manifes sela-ma ini yang dilakukan, Djumalin, menje-laskan, bahwa sesuai dengan ketentuansebelumnya menyebutkan RencanaKedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)merupakan ijin bongkar, makanya RKSPbisa saja dilakukan kapan saja sebelumkapal datang ke Indonesia. Jadi RKSPdibukukan dalam BC.1.0 dan diberi tandaterima untuk mendapat ijin bongkarapabila pada saat kapal tiba di Merak,misalnya. Namun untuk sekarang, RKSPhanya merupakan pemberitahuanrencana adanya kedatangan saranapengangkut dan RKSP tidak berlaku lagisebagai ijin bongkar, sebab yang berlakusebagai ijin bongkar adalah manifes.

“Begitu manifes dimasukkan ke KPBCMerak maka akan mendapat bukti bahwadia sudah masukkan manifes, denganbukti tanda terima BC.1.1 dari kami, akanmenjadi ijin bongkar. Jadi nantinya dalamPDE ini yang menjadi ijin bongkar adalahBC.1.1,” demikian dijelaskan Djumalin.

Mengenai kendala dalam pengawas-an, selama ini dikatakannya memang ada,tetapi masih dapat diatasi, seperti misal-nya dalam dalam pemberitahuan barangdisampaikan sebagai sundry goods, ataugeneral merchandise, yang tidak menun-jukkan jenis barang yang sesungguhnyaada di dalam kontainer atau di dalamsarana pengangkut. “Dengan sistem baru

ini, minimal akan menuliskan 5 itembarang atau lebih, sebab dalam manifesminimal disebutkan 5 item barang. Nahdengan itu kita dari awal sudah bisamendeteksi,” ujar Djumalin.

Jika dulu disebutkan general merchan-dise sulit untuk memastikan isi kontainer,lanjut Djumalin, namun demikian pihaknyaselalu mengantisipasinya dengan carapada saat pemberitahuan impor barangdeclare-nya mereka harus betul-betulmeng-apply semua jenis barang yang adadi dalam kontainer. Kemudian dilakukanpemeriksaan fisik 100 persen, cara ini jadijalan satu-satunya untuk melakukanpengawasan jika pihaknya tidak maukecolongan.

“Karena ini merupakan sistem barukami juga sambil belajar mencari dimanatitik lemahnya. Nah dititiklemah itu kamiakan tutup, kalau sistemnya bagus kamiteruskan berjalan sebab merupakanprioritas, tetapi kalau ada kelemahan kamitutup kelemahannya dan kami inventarisirsesuai dengan fungsi kami di pencegahanpenyidikan,” demikian Djumlain, yangmenurutnya saat ini di KPBC Merak untukSDM bidang pengawasan sudah cukupmemadai, baik dari segi kualitas maupunkuantitas.

“Kalau pengawasan, kami tetapmaksimal sesuai standar prosedur, kamitidak main-main di lapangan, sekecilapapun ada informasi tetap kita lanjuti.Kami ada sistem analisis, jadi kita lihatbobotnya berdasarkan prioritas. Denganadanya sistem PDE ini akan lebihmempermudah pengawasan. Jadi saat inilebih cepat, kapal pengangkut belum tibasudah dikirim informasi mengenai muatankapal. Begitu masuk ke wilayah pabeanIndonesia sudah siap dibongkar. Dan darilaporan itu paling tidak bidangpengawasan sudah bisa mengantisipasi,”demikian tegasnya.

KPBC BATAM mendapat skala prioritas A, dalam penerapan PDE Manifes, tentunya kebanggan sekaligustantangan untuk melaksanakan PDE manifes dengan sebaik-baiknya meski persiapannya relatif singkat.

risDOK. WBC

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 382

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

engenai pemberlakuan PDE Mani-fes per 1 September 2006, SefriWendy, Business Manager Cargo

Community Network (CCN) mengemuka-kan bahwa dengan adanya pemberlakuanPDE Manifes, Bea Cukai Indonesia bisamendapatkan manifest yang lebih akuratsecara lebih efisien dan on-time.

Khusus untuk angkutan udara, me-nurutnya, dikarenakan waktu perjalananalat pengangkut lebih cepat dibanding-kan angkutan laut, maka hal inimembutuhkan kemampuan pengirimansemua data yang dibutuhkan sesingkatmungkin. Sejak Bea Cukai AmerikaSerikat memulai AMS (AdvanceManifest System) pada tahun 2005,beberapa negara lain juga memulai,contohnya Bea Cukai India, Bea CukaiKanada dan Bea Cukai Afrika Selatan.

Hal ini menunjukkan bahwa BeaCukai Indonesia juga telah melaku-kan langkah maju dalam pencapaianbeberapa hal sebagai berikut :

1. Kontrol penegakan keamanan yanglebih ketat

2. Pre-clearance sebelum kedatanganpesawat untuk mempersingkat cargoclearance secara keseluruhan.

3. Meningkatkan efisiensi dalam prosesekspor impor sehingga makinmembantu negara dalam mengontrolperdagangan.

Mengenai sosialisasi yang dilakukanDJBC mengenai PDE Manifes, sebenar-nya, pada tahun 2003 Bea Cukai telahmemperkenalkan PDE Manifes, namundikemukakan Sefri, implementasinyatertunda. Setelah lewat tiga tahun, rasanyabukan hal yang mengagetkan kalau BeaCukai akhirnya mengimplementasikannya.

Menurutnya, pengenalan PDEManifes harus dilakukan dan Bea Cukaibutuh penerapan yang bertahap. Selaindapat membantu mengurangi timbulnyakontra, juga dapat memberikan kesem-patan kepada semua pihak untuk menye-

suaikan diri dalam implementasinya.“Kami percaya apabila hal tersebut

dilakukan dengan cara yang mudahdimengerti dan user friendly, maka industriairfreight akan dengan senang hatibekerja sama dan memenuhinya. Hal inidapat mengurangi berbagai kontra yangdapat timbul,” ujarnya.

Dari pengalaman CCN dalam memfa-silitasi hal yang sama untuk Bea CukaiIndia dan Kanada telah memberikanpengetahuan dan pengertian teknis dalammeminimalkan data entry dan data dupli-kasi sehingga manifes yang lebih akuratdapat dikirim secepat mungkin.

“Dengan keberadaan CCN sejaktahun 2000 di Indonesia, airlines dan agencargo telah dapat melakukan pertukarandata seperti Master Air Waybill data(FWB), Consol Manifest (FHL) dan seba-gainya melalui one stop cargo portal kami,CCNhub. Dengan sedikit perubahan padaalur operasi yang ada, CCN dapat menye-diakan data manifest seperti ditentukan

oleh Bea Cukai,”ungkap Sefri.

Lebih lanjut me-ngenai kesiapan-kesiapan Bea danCukai dalam mela-kukan sosialisasikepada penggunajasa, Sefri mengemu-kakan, secara umumsemua pihak diairfreight telah me-ngerti mengenaiPDE Manifes dantelah mempunyaipengalaman dalammemenuhinya untukBea Cukai AmerikaSerikat. Namun pe-raturan dan elemendata yang dibutuh-kan oleh Bea CukaiIndonesia sedikitberbeda dengan BeaCukai AmerikaSerikat, sehinggadibutuhkan beberapapenyesuaian.

Kendala-kendaladi lapangan yangmasih ditemui sehu-bungan dengan

Cargo Community Network (CCN) :MENGINTEGRASIKAN SISTEM AIRLINESDENGAN SISTEM BEA CUKAIUntuk kepentingan ini, CCN menggunakan sistem web solution bea cukaiyang sudah ada sehingga airlines, ground handling agent dan Bea Cukai dapatmelakukan pengiriman data melalui PT EDII.

M

WORK FLOW yang diterapkan oleh CargoCommunity Network (CCN) untuk mensinergikansistem airlines dengan sistem bea cukai.

DO

K. C

CN

LAPORAN UTAMA

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 382

13WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

pengiriman data manifes kepada pihakBea dan Cukai, tentunya dapat dimaklumisebab butuh penyesuaian terhadappenerapan sistem baru. Untuk hal itu Sefrimenyatakan, pihaknya mengerti bahwaairlines dan ground handling agent tidakmenyukai manual data entry atau doubledata entry untuk PDE manifest. Dengansejumlah besar data yang dibutuhkan BeaCukai dan batas waktu yang singkat,manual data entry berakibat negatif untukcargo clearance. Maka dari itu CCNbekerja sama dengan PT EDII (ElektronikData Interchange Indonesia) untukmengintegrasikan sistem airlines dengansistem Bea Cukai Indonesia.

IDENTIFIKASI MASALAHDari upaya mengintegrasikan sistem

itu, maka pihak CCN telah mengiidenfitika-si masalah-masalah seputar penerapansistem tersebut. Menurut Sefri, tantanganuntuk PDE Manifest adalah menyediakandata yang lengkap sebelum kedatanganpesawat dan beberapa saat setelah kebe-rangkatan pesawat. Jika masih melakukanmanual data entry, akan membutuhkantambahan sumber daya manusia untukmelakukan input data dan masih juga adaresiko kesalahan penginputan yang dapatmengganggu integritas data. Hal ini akanmengakibatkan keterlambatan bongkarmuatan atau pengenaan dendaadministrasi yang dapat menimbulkanmasalah serius kalangan usaha.

Karena itu, dengan automatisasi data,lanjutnya, semua data yang telah dima-sukan oleh agen dan airlines ke dalamsistemnya masing-masing akan dikirimkansecara online ke PT EDII untuk kemudiandikirimkan secara online ke Bea Cukai.Semua transaksi tersebut berjalan secara

otomotis melalui sistem tanpa menggang-gu proses operasional yang ada.

Dalam hal ini CCN merupakanjembatan penghubung sistem antara sis-tem Bea cukai dengan Airlines, untuk ituCCN telah menyiapkan hardware,teknologi dan jaringan infrastruktur yangdibutuhkan untuk mengakomodasi PDEManifes. CCN telah menempatkaninfrastruktur tersebut untuk koneksitas keBea Cukai. Yang lebih penting lagi CCNterus bekerja keras dengan airlines danground handling agent dalam menjaminkualitas tinggi transmisi data. “Kami me-mandang PDE Manifes sebagai hal yangpenting dan untuk itu sistemnya sangatkami monitor. Kami mempunyai backupdan disaster recovery procedure yang di-tempatkan untuk berjaga-jaga apabilatimbul situasi yang tidak diinginkan, ”ung-kap Sefri.

Untuk kepentingan itu, CCN menggu-nakan sistem web solution bea cukai yangsudah ada sehingga airlines, groundhandling agent dan Bea Cukai dapatmelakukan pengiriman data melalui PTEDII. CCN menyesuaikan sistem tersebutagar dapat memenuhi persyaratan BeaCukai. Termasuk juga online webapplication untuk perubahan, penarikandata dan manajemen data manifes.Sebagai tambahan, PDE Manifes akandiintegrasikan juga dengan beberapafungsi aplikasi yang lain sehingga dapatdigunakan dengan lebih nyaman dan userfriendly untuk cargo agent dan airlines.

Ditegaskan Sefri, pihaknya bekerjasama untuk memudahkan prosespemenuhan PDE manifes danmengurangi gangguan pada proses yangtelah ada, sehingga dapat menciptakannilai tambah untuk industri airfreight.

Berdasarkan pengalaman CCN di BeaCukai negara lain dalammengimplementasikan PDE Manifest,maka Sefri menyampaikan masukannya,

bahwa Bea Cukai Indonesia harus tegasdan adil dalam penerapan PDE Manifes.Tegas dalam tahap-tahapimplementasinya dan tegas dalammenjamin bahwa pemenuhannya dapatdimengerti dan cocok. Selain itu BeaCukai harus adil dalam memberikanjangka waktu penerapannya, jugamemberikan periode waktu yang masukakal untuk tahap uji coba sehinggamasalah-masalah yang timbul dapatdiselesaikan sebelum Bea Cukaimenerapkan denda administrasinya.Dengan begitu program PDE Manifesdapat berjalan sukses dan mencapaitujuannya.

Saat ini 25 airlines yang sudah ter-koneksi dengan CCN adalah providerterdepan untuk secure and carrierneutral portal yang memberikan sejum-lah jasa komprehensif bagi komunitasairfreight. CCN secara dramatismenekan biaya-biaya bagi pihak-pihakdi industri airfreight dan menyediakansolusi terdepan dalam menjalankanfree sales booking, analisa flightschedule, dan track and trace untukmemonitor keberadaan barang secaraproaktif.

CCN merupakan satu-satunya cargoportal yang dapat menangani e-invoicingand payment, dan pendistribusian NeutralAWB secara elektronik. CCN adalahvendor yang terakreditasi Cargo 2000untuk syarat-syarat Common DataManagement Platform. CCN menanganihampir 2 juta e-booking pada tahun 2005,ini lebih banyak dari cargo portal lain.

CCN, yang baru saja memperkenal-kan CCNhub, didirikan pada tahun 1991.CCNhub adalah versi upgrade Ezycargoyang diperkenalkan pada tahun 2003.CCN berpusat di Singapore danberoperasi di Australia, Cina, India,Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, SriLanka, Thailand dan Vietnam.

Neutral AWB Printing

SEFRY WENDY. CCN merupakan jembatanpenghubung sistem antara sistem Bea Cukaidengan airlines, untuk itu CCN telahmenyiapkan hardware, teknologi dan jaringaninfrastruktur yang dibutuhkan untukmengakomodasi PDE Manifes.

DOK. PRIBADI

ris

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 382

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

elalui sistem ini, perusahaanpengangkut (shippinglines atauairline) berkewajiban

menyampaikan Rencana KedatanganSarana Pengangkut (RKSP) danManifest (daftar muatan berupa barangexport/import) baik pada saatkedatangan maupun keberangkatankepada KPBC setempat.

Cara penyampaian dokumen-dokumen tersebut disesuaikan denganinfrastruktur dan metode yangditerapkan oleh masing-masing KPBCa. Untuk KPBC yang telah

menerapkan sistem PDEKepabeanan maka pengirimandokumen dilakukan melaluijaringan sistem PDE Kepabeanan.

b. Untuk KPBC yang menerapkansistem disket maka penyampaian

dokumen menggunakan mediapenyimpan elektronik (disket,flashdisk, CD)

c. Untuk KPBC yang masihmenerapkan sistem manual,penyerahan dokumen dilakukansecara manual denganmenyerahkan manifest dalamformat yang seragam / standard.(print-out dari modul pengangkut).

Modul Pengangkut sebagai salahsatu pilar dalam SAP PDE Manifestmerupakan program aplikasi komputeryang berfungsi sebagai alat bantu(tools) bagi perusahaan pengangkutanuntuk menyiapkan dan melakukanpengelolaan data dari dokumen-dokumen yang harus diserahkankepada Kantor Pelayanan Bea Cukai.

Fungsi-fungsi pokok yang terdapatdalam aplikasi ini adalah :1. Entry data RKSP dan Manifest2. Browse (explore) data RKSP dan

Manifest3. Loading dan Generate Flat File

sebagai dukungan untukpenggabungan data manifest dari/ke partner shipping line

4. Penyiapan, pengiriman data danpenerimaan respon dari KPBCmelalui jaringan PDE (mode PDE)

5. Penyiapan data untuk dikirim dalambentuk disket (mode disket)

RKSPRKSP (Rencana Kedatangan

Sarana Pengangkut) merupakanpemberitahuan yang harusdisampaikan kepada Kantor

Pelayaranan Bea Cukaisebelum kedatangansarana pengangkut (kapal /pesawat). Screen layoutdari isian RKSP adalah sbb: (lihat gambar 1)

Kegunaan masing-masing tombol fungsi yangada di bagian kiri bawahscreen entry tersebut dapatdilihat pada gambar berikutini. (gambar 2)

Beberapa elemen datayang harus diperhatikanadalah :a. No./Tgl. Agenda,

elemen data ini akanterisi otomatis ketikamulai membuatdokumen baru

b. KPBC, adalah kodeKantor Pelayanan BeaCukai dimana data akandikirimkan

c. No./Tgl. BC 1.0 akanterisi otomatis setelahsistem aplikasi inhouse

Modul PengangkutSEBAGAI DUKUNGAN IMPLEMETASISISTEM APLIKASI PELAYANAN (SAP) MANIFES

Pengoperasian

Sistem Aplikasi Pelayanan PDE Manifest untuk laut telah dimandatorikan sejak3 Juli 2006 untuk KPBC Tanjung Priok dan sedang dilakukan persiapan mandatoridi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) lainnya di seluruh Indonesia.

M

Gambar 1. Screen Entry Data RKSP

LAPORAN UTAMA

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 382

15WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

KPBC memberikan jawaban /respon berupa nomor dan tanggalpenerimaan dokumen.

Gambar 2. Tombol Navigasi Sreen Entry RKSP

Navigasi Record Membuat data baru Menghapus data Membatalkan Perubahan

Memperbaiki Data Menyimpan Data

d. Agen adalah nama Agen Peng-angkut (pihak yang bertanggungjawab dalam pengiriman data)

e. Pemberitahu : Orang dari perusaha-an pengangkut yang menyampaikanpemberitahuan ke KPBC

f. Nama Sarana Pengangkut (NamaKapal) pengisiannya dilakukandengan memilih dari data referensiyang telah direkam terlebih dahulu.

g. Data-data pendukung yangberkaitan dengan informasi tentangkapal seperti GT, LOA, bendera,batas maximum draft depan dandraft belakang akan terisi secaraotomatis pada saat user memilihnama kapal (sarana pengangkut).

h. Informasi tentang pelabuhan yangpernah dan akan disinggahiantara lain :

1. Pelabuhan Asal : yaitu titik awalsarana pengangkut berangkat(port of origin)

2. Pelabuhan Sebelumnya adalahpelabuhan singgah terakhir sebe-lum memasuki Kawasan Pabean

3. Pelabuhan Bongkar adalahpelabuhan di mana kapalmelakukan penyandaran aktualuntuk pembongkaran barang

4. Pelabuhan Berikutnya adanyaadalah pelabuhan tujuanberikutnya (next port to call)

i. Informasi perkiraan waktu(tanggal dan jam) kedatangandan keberangkatan

INWARD MANIFESTInward Manifest adalah daftar muat-

an barang ekspor/impor pada saat sa-rana pengangkut memasuki Kawasan

Pabean. Dalam ModulPengangkut datamanifest dibagi dalam3 segmen yaitu :

a. Data Header yangberisi informasi ten-

t ang sarana peng-angkut, agen peng-angkut, waktu keda-tangan, rute kapaldan lain-lain sebagai-mana biasa disam-paikan dalam lembarpengantar dokumenmanifest hardcopy.

b. Data Pos Manifestberisi data manifestpos per pos yangantara lain berisiinformasi tentangdetail pos manifes

c. Data Containerberisi informasicontainer yang adadi masing-masingpos manifest.

Berikut ini adalahformat screen darimasing-masingsegmen data manifest(gambar 3)

Gambar 3b. Pos Manifest

Gambar 3a. Manifest Header

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 382

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Gambar 3c. Uraian Barang dan Container

OUTWARD MANIFESTScreen operasional dalam Out-

ward Manifest hampir sama denganInward Manifest, kecuali padapengelompokan pos-nya. Kelompok

pos dalam Outward Manifest adalahsebagai berikut : (gambar 4)

LOADING DAN PENGGABUNGAN DATADARI PARTNER SHIPPING LINE

Dalam menyiapkan satu set datamanifest (daftar muatan dalam satukapal), pengangkut harus mengumpul-kan data dari para partnernya. Hal inidisebabkan adanya praktek joint slot(penggunaan bersama) space dalamkapal oleh lebih dari satu perusahaanpengangkut (shipping line).

Di samping itu shipping line jugamenerima data manifest dari forwarderberupa barang-barang konsolidasi.Data dari forwarder ini masih harusdilakukan pemecahan (melaporkandata detail-nya). Dalam hal ini forwardersudah dilengkapi dengan satu modul

tersendiri yang bisa digunakan untukmelakukan entry data manifest (ModulEntry Data Manifest) danmenyerahkan hasil outputnya (berupaflat file) kepada pengangkut.

Pola pengumpulan data manifestdapat digambarkan sbb :( gambar 5)

Untuk mendukung kebutuhan ini,Modul Pengangkut telah dilengakapi

fasilitas untuk melakukanpembacaan (loading) flatfile untuk keperluanpenggabungan data daripara partner-nya. Berikutini adalah bentuk screenloading flatfile :( gambar 6)

PENYIAPAN PENGIRIMANDATA

Setelah penyiapandokumen RKSP danManifest selesaidilakukan, baik dengancara entry data maupunload flat file, maka yangharus dilakukan oleh agenpengangkut adalah

Gambar 4. Kelompok Pos Outward Manifest

Gambar 5. Pola Pengumpulan Data Manifest

LAPORAN UTAMA

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 382

17WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

mengirimkan databaik melaluijaringan PDEmaupun disket ataumedia penyimpanelektronik lainnya.

A. PengirimanData MelaluiJaringan PDE.

Dokumen yangtelah lengkapisiannya akanberstatus “READY”.Selanjutnyadokumen denganstatus READY harusdiubah terlebihdahulu ke dalambentuk EDIFACTsebelum dikirimkanmelalui jaringanPDE. Berikut iniadalah form screenuntuk mengubahdata ke dalambentuk EDIFACTdan proseskomunikasi.(gambar 7)

B. Penyiapan Datadalam bentukDisketUntuk KPBC

yang masihmenerapkan penerimaan data dari disket, makapengangkut harus menyiapkan format data yang bisadibaca (Load data dari disket) oleh aplikasi inhouseKPBC. Berikut adalah tahapan untuk men-generate fileyang akan dikirmkan ke KPBC menggunakan mediadisket. (gambar 8)

Gambar 6. Loading Flat File

Gambar 7a. Pembentukan EDIFACT

Gambar 7b. Komunikasi Data

Johan Pratyaksono - PT. EDI Indonesia

Gambar 8. Transfer Manifest ke Disket

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 382

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Melanjutkan program penerapanSistem Aplikasi Pelayanan (SAP)PDE Manifes di Tanjung Priok,mulai 1 September 2006 akandimandatorikan secara nasionalsistem PDE Manifes untuk Lautdan rencananya 1 Oktober 2006untuk Udara. Sudah sampaisejauhmana persiapannya ?

Penerapan SAP PDE Manifes dariawal memang sudah direncanakanuntuk dilakukan secara bertahapsupaya masyarakat usaha lebih pu-nya kesempatan untuk mempersiap-kan diri dan dari sisi teknis ditujukanuntuk memastikan bahwa sistemyang baru tersebut sudah dicobapada satu kantor sebelumdiberlakukan secara nasional.

Untuk persiapan penerapan diPelabuhan Laut secara nasional per1 September 2006, Tim KerjaPenerapan SAP PDE Manifes sudahmempersiapkan sejak awal Juli yang

lalu dengan melakukan sosialisasi keseluruh Kanwil dan KPBC gunamenyampaikan semua hal yangterkait dengan PDE Manifes kepadapara pejabat/ pegawai di KantorWilayah (Kanwil) Bea dan Cukai danKantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) serta kepada seluruhpengguna jasa dan asosiasi usahayang terkait.

Pada kesempatan itu juga telahdilakukan persiapan secara teknisberupa instalasi dan set-up sistem dikomputer KPBC dan bahkansekaligus telah dilakukan pelatihankepada para pejabat dan pegawaidan kepada stakeholder yang terkaitlangsung (perusahaan pelayaran,penerbangan dan forwarder).

Untuk penerapan SAP PDEManifes di Pelabuhan Udara(Bandara), rencananya baru akanmulai diterapkan per 1 Oktober 2006,namun demikian pada awal Septem-

ber 2006 ini akan kita mulai penerap-an secara pilotting dengan segeramenerapkan tahapan Pilot-Run diKPBC Soekarno-Hatta.

Sebenarnya secara teknis sistemaplikasi untuk pelabuhan udara su-dah siap, namun demikian ada be-berapa substansi aturan didalam Per-Menkeu maupun PerDirjen yang ha-rus direvisi dan disesuaikan, mengi-ngat alur proses bisnis melalui udaramemang sangat berbeda denganproses pengangkutan melalui laut.

Mengenai penerapan PDE Manifesdi Bandar Udara, yang tadi dije-laskan sangat berbeda prosesnyadengan yang di Pelabuhan Laut,bagaimana perbedaan tersebutsehingga harus merevisiPerMenkeu dan PerDirjen tentangManifes ?

Memang pada saat perumusankedua aturan tersebut kita mencoba

Prosedur kepabeanan yang sederhana, efisien, dan predictable, diharapkanmampu menjadi titik sentra dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi melaluipartisipasi sektor usaha nasional dalam perdagangan internasional. Hal itu dapatterwujud dengan melakukan penyempurnaan sistem, seperti yang saat inisedang dilakukan DJBC, yaitu melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) Manifes.Setelah mandatori sistem PDE Manifes untuk pengangkutan laut pada 3 Juli 2006,selanjutnya DJBC segera akan memandatorikan sistem PDE Manifes untukpengangkutan udara pada 1 Oktober 2006. Sudah sejauhmana perkembanganpelaksanaan PDE Manifes untuk pengangkutan laut dan bagaimana persiapan yangdilakukan menjelang diterapkannya PDE Manifes Udara, Redaktur WBC, ArisSuryantini, melakukan wawancara dengan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Drs.Anwar Suprijadi MSi. Berikut petikan wawancaranya.

Drs. Anwar Suprijadi MSiDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

“SIAPAPUN PASTI SEPAKAT,

Sangat Bermanfaat...”PENERAPAN SAP PDE MANIFES

WAWANCARA

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 382

19WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006 19WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 382

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

membuat suatu aturan yang kompre-hensif yang dapat menampungsemua aturan yang dibutuhkan dalamrangka administrasi pelayanan mani-fes, baik yang melalui laut maupunudara. Namun kenyataannya,memang karakteristik dari keduajenis proses pengangkutan tersebutberbeda. Dan memang di banyak ne-gara lain, aturan manifes untuk laut,udara dan darat dibeda-bedakan ka-rena karakteristiknya yang memangberbeda.

Untuk di bandar udara, adabeberapa ketentuan yang harusdisesuaikan dengan realitas yangada di lapangan, terutama yangterkait dengan masalah batasanwaktu penyerahan dokumen, dimanamasalah waktu ini menjadi titik kritisdan sangat sensitif di pengangkutanudara. Contohnya, kalau kitawajibkan mereka menyerahkandokumen pemberitahuan paling lama1 (satu) jam sebelum kedatanganpesawat, padahal ada beberapaInternational-Flight yang waktu tem-puhnya nggak sampai 1 jam, sepertidari Polonia ke Penang (Malaysia)yang hanya 40 Menit, sehingga untukkondisi tertentu aturan tersebut haruskita revisi karena nggak akanmungkin bisa diterapkan.

Dengan masih akan dilakukannyapenyempurnaan aturan untukmanifes di Bandara, apakahBapak optimis target Pilot-Run diKPBC Soekarno Hatta awalSeptember 2006 dan penerapanmandatory secara nasional pada1 Oktober 2006 dapat dilakukan?

Saya selalu memonitor tugas TimKerja Manifes tersebut dan kemarinsaya sudah menerima laporanlengkap yang sudah kita bahas dirapat staf inti, sehingga saya yakintarget waktu yang saya tetapkanakan dapat dipenuhi oleh Tim Kerjatersebut. Kalau dibandingkan dengandi pelabuhan laut (Tanjung Priok)dimana waktu itu hanya sempatdilakukan pilot-run selama 1 minggu,untuk di bandara dengan jangkawaktu pilotting yang lebih lama makasaya lebih optimis untuk dapatdimandatorikan secara nasional 1Oktober nanti.

Kalau kita berbicara mengenaisistem dan proses pengangkutan me-lalui udara, pada dasarnya stake-

holder kita (Airlines dan Cargo-hand-ling) sudah jauh lebih siap dibanding-kan yang di laut. Apalagi sistem ad-ministrasi mereka secara internasio-nal tunduk kepada standard IATA(International Air Transport Associa-tion) sehingga akan lebih mudah bagiTim Kerja manifes untuk segeramemandatorikan penerapan SAPPDE Manifes.

Untuk percepatan revisi aturan yangterkait dengan masalah udara, TimKerja sudah secara intensif melakukanpertemuan dan pembahasan dengankomunitas stakeholder yang ada dibandara, termasuk dengan beberapaasosiasi yang ada disana sepertidengan AOC (Air Operation Center),ACRB (Airlines Cargo Representative

Board), Gafeksi serta secara langsungdengan Airlines, Cargo-handling danPengusaha PJT (Perusahaan JasaTitipan) di Cengkareng.

Untuk persiapan dan sosialisasipenerapan mandatori secaranasional di laut sudah dilakukansecara serentak, bahkan perluwaktu sebulan lebih, lantasbagaimana dengan persiapanuntuk udara ? Selain BandaraSoekarno-Hatta, Bandara manasaja yang akan menerapkan PDEManifes ?

Persiapan dan sosialisasi menge-nai sistem dan ketentuan tentangPDE Manifes yang telah dilakukanoleh Tim Kerja sejak awal Julikemarin, tidak hanya untuk laut tapisekaligus juga untuk udara. Jadisecara teknis persiapan merekasudah cukup matang, apalagi jumlahbandara yang melayani International-

Flight tidak sebanyak jumlah pela-buhan laut.

Sekali lagi perlu ditegaskanbahwa yang akan direvisi itu hanyabeberapa ketentuan tertentu karenaadanya karakteristik khusus untukpengangkutan udara, supaya aturandan sistem tersebut applicable untukditerapkan di lapangan. Dengandemikian nggak akan berpengaruhbanyak terhadap persiapan secarateknis bagi penerapan mandatory dibandara.

Mengenai penerapan PDE Mani-fes untuk udara, akan kita terapkandi semua bandara yang melayanipenerbangan Internationl-Flight, ka-rena untuk bandara-bandara sepertiitu sudah pasti secara infrastrukturmereka sudah siap untuk mendukungpenerapan PDE Manifes.

Untuk penerapan mandatorisecara nasional di pelabuhan lautyang dilakukan secara serentakpada 1 September 2006, kalauada permasalahan di beberapatempat, bagaimanapenanganannya ?

Untuk memberlakukan secaraserentak PDE Manifes di pelabuhanlaut tersebut, sudah diperhitungkandengan persiapan yang matang,dimana di beberapa pelabuhan besarterutama untuk yang menerapkansistem PDE (Tanjung Perak, TanjungMas dan Belawan) sudah dilakukantahapan Pilot-Run terlebih dahuludan para pejabat yang ada disana(Kasi P2 dan Kasi OKDD) secarakhusus sudah dipersiapkan untukmampu mengatasi masalah-masalahtertentu yang mungkin akan munculpada saat mandatori.

Sedangkan untuk mengantisipasimunculnya beberapa permasalahan,di Kantor Pusat sudah dibentuksemacam Posko Nasional olehDirektorat P2 dan Direktorat IKCyang akan menangani semuapermasalahan selama 24 jam sehari,sehingga diharapkan akan dapatmenyelesaikan semua permasalahanyang mungkin akan muncul padasaat mandatori nanti.

Bagaimana dengan persiapan daripihak pengguna jasa ? Kalau adayang belum siap, bagaimanamereka akan mengirimkan RKSPdan Manifes ke KPBC, padahal

DIHARAPKAN SAPPDE MANIFES INIAKAN MAMPUMENJADI LANGKAHAWAL MELAKUKANREFORMASIBIROKRASI DANADMINISTRASIPELAYANANKEPABEANAN.

WAWANCARA

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 382

21WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

setelah mandatori nanti KPBC(yang menerapkan PDE) hanyabisa menerima manifes secaraelektronik ?

Secara umum kesiapan pihakpengguna jasa, dalam hal iniperusahaan pelayaran dan forwarder,kepada mereka telah dibagikanModul Pengangkut (untuk pelayaran)dan Modul Entry Data (untuk for-warder) dan telah diberikan pelatihansecara intensif oleh Tim Kerja padasaat sosialisasi selama sebulan lebihkemarin. Jadi pada dasarnyaperangkat dan sistem mereka telahsiap, demikian juga dengan SDMmereka sudah bisa mengoperasikanmodul yang harus digunakan dalamsistem PDE Manifes.

Untuk pengguna jasa yangmungkin saja belum siap, maupunpengguna jasa yang mungkin secaraekonomis merasa tidak efisien kalauharus menyiapkan sistem daninfrastruktur PDE Manifes, sudahdisiapkan yang namanya PDEService Center sesuai yang diaturdengan PerDirjen No. P-12/BC/2006tanggal 15 Agustus 2006.

PDE Service Center inimerupakan tempat usaha yangmenyediakan jasa layanan PDEKepabeanan sehingga dapatdimanfaatkan oleh pengguna jasauntuk membantu pengiriman datasecara elektronik ke KPBC. Jaditempat ini berbeda dengan Warung-EDI ataupun PPJK karena jasalayanannya betul-betul hanya akanmenyediakan media/ sarana untukmelakukan transfer data ke KPBCdan tidak terkait sama sekali denganisi/content data RKSP maupunManifes.

Diharapkan segera akan tersediaPDE Service Center tersebut diTanjung Priok, Tanjung Perak,Tanjung Emas dan Belawan,sehingga akan dapat menyediakanalternatif media/ sarana pengirimandata untuk pelayaran yang tidakmempunyai sistem ataupun yangkarena kondisi darurat sistemnyasedang rusak akan dapat men-transfer data melalui PDE ServiceCenter ini.

Secara umum, apa saja manfaatyang diperoleh dengandiberlakukannya SAP PDE Manifesini secara nasional ?

Pada dasarnya, siapapun pastisepakat bahwa Penerapan SAP PDEManifes ini akan sangat bermanfaatuntuk DJBC, baik dari sisi pelayanan,apalagi kalau ditinjau dari sisipengawasan, karena manifes adalahdokumen Pemberitahuan Pabeanyang pertama kali diserahkan kepadaBea Cukai dan berisikan semua databarang impor/ ekspor yang masuk keKawasan Pabean, maka sudah pastimanifes ini akan dijadikan acuanatau rujukan dari semua dokumendan semua bentuk kegiatanpelayanan kepabeanan.

Dengan adanya SAP PDEManifes akan sangat membantudalam proses pelayanan danpenatausahaan manifes, mengingat

selama ini administrasi manifes inimenjadi beban tersendiri yang tidakterpecahkan bagi KPBC, sehinggadiharapkan akan dapat secaraotomatis menghilangkan berbagaipermasalahan yang terkait denganadministrasi manifes.

Dari sisi pelayanan, dengandiintegrasikannya SAP Manifesdengan SAP impor dan SAP ekspor,akan sangat membantu dalammenegakkan berbagai ketentuanyang selama ini tidak bisa dijalankansehingga akan dapat mewujudkansistem pelayanan yang cepat danefisien, namun tidak mengorbankankepentingan administrasikepabeanan.

Dari sisi pengawasan, sudah jelasbahwa dengan adanya data-datamanifes yang akurat dan sudah bisaditerima sebelum proses pelayanankepabeanan, akan sangat membantutugas-tugas unit pengawasan dalam

MENGENAIPENERAPAN PDEMANIFES UNTUKUDARA, AKAN KITATERAPKAN DISEMUA BANDARAYANG MELAYANIPENERBANGANINTERNATIONAL-FLIGHT

melakukan analisis, risk-assessmentdan targetting, dan dengan datamanifes ini dapat digunakan sebagaitools untuk melakukan kontrol lalulintas barang impor-ekspor.

Sedangkan bagi perusahaanpelayaran, pengiriman manifestdapat dilakukan secara elektronikdari sistem komputer di kantorperusahaan tersebut sehingga tidakperlu datang menyerahkan print-outmanifes ke KPBC dan pengirimandapat dilakukan kapan saja ( 7X24Jam Seminggu ) dan langsungmendapatkan jawaban dan respondari sistem di KPBC, sehinggatentunya akan lebih menghematwaktu dan biaya.

Kalau DJBC sudah menerapkanSAP PDE Manifes secara nasional,kira-kira apa rencana ke depanuntuk memanfaatkan data-datamanifes yang sudah di sistemkomputer DJBC ?

Sesuai dengan pemikiran awalpada saat merencanakan penerapanSAP PDE Manifes dimana DJBCsudah merencanakan penerapannyasejak kira-kira 10 tahun yang lalupada saat awal penerapan UU No. 10Tahun 1995, maka penyempurnaansistem pelayanan manifes inimerupakan tonggak dasar daripenyempurnaan seluruh sistemadministrasi pelayanan kepabeanan.

Karena itu, kalau SAP PDEManifes ini nanti sudah mulaiberjalan lancar maka akan segeradilakukan integrasi sistem dengansemua sistem pelayanan yang lain(SAP Impor, Ekspor, BC2.3, BCF1.5dan lain-lain) dan integrasi dengansistem yang ada di Pelindo danPengusaha TPS. Tanpa adanyaintegrasi sistem tersebut makakeberadaan SAP PDE Manifes ininanti tidak akan banyak manfaatnya,terutama terkait dengan upayamelakukan reformasi birokrasipelayanan kepabeanan.

Jadi, ke depan nanti dengan telahberjalannya SAP PDE Manifes, kitaakan segera melakukanpenyempurnaan besar-besaran disemua sistem pelayananKepabeanan, sehingga diharapkanSAP PDE Manifes ini akan mampumenjadi langkah awal melakukanreformasi birokrasi dan administrasipelayanan kepabeanan.

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 382

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ome… find it…good boy…good girl…” itulah kata-katayang kerap terlontar ketika pa-

ra calon handler (pawang anjing-red)memerintahkan para anjing untukmengikuti instruksinya. Ada yang agre-sif mondar-mandir mencari narkotikadiantara kotak-kotak kardus, ada yangterlihat santai, ada pula yang malasbergerak. Tingkah laku tersebutditunjukan para anjing dalam pelatihanunit Anjing Pelacak Narkotika (APN) diKantor Pusat DJBC pada 17 April - 31Juli 2006.

Pelatihan itu sendiri diikuti oleh limaorang calon handler dan lima ekor ca-lon anjing pelacak narkotika (2 jantandan 3 betina) jenis Labrador Retriveryang usianya antara 2 – 3 tahun.Menurut Rico Poltak Tuahot Hutasoit,pegawai Direktorat P2 yang jugasebagai handler senior, kelima anjing

tersebut merupakan pemberian dariAustralia Customs Service (ACS).

“Sebenarnya anjing-anjing tersebutmerupakan request saya 10 tahun yanglalu sewaktu saya mengikuti pelatihanhandler di Australia Customs. Tapiwaktu itu mereka belum bisa memberi-kan karena belum ada anjingnya,”imbuh Rico yang menambahkan bahwaAustralia Customs memiliki breeder(pengembangbiakan-red) anjing sendirisehingga, semua kebutuhan akananjing di seluruh instansi yang ada diAustralia (seperti imigrasi, polisi dansebagainya) di supply dan dilatih olehACS.

Ditemui WBC saat pelatihan,instruktur APN BC Tri Yapiyanto atauyang biasa dipanggil Yapi inimengatakan, pelatihan APN tersebuttidak hanya dilakukan diluar ruangan,tapi juga didalam ruangan. Tujuannya

adalah untuk menyosialisasikan padaanjing bahwa dimananpun ia (anjing-red) berada dan dalam situasi apapun,ia bisa mendapatkan narkotika.

Pelatihan itu sendiri dibagi dalam 2tahap, yang pertama tahap marijuana andhashis detection. Tahap ini terdiri daribasic, practical dan advance training.Pada tahap basic ini, calon handler dananjing melakukan latihan visual yaitumelempar dummy (berupa handuk yangdigulung dan diikat menyerupai tongkatpendek serta pipa pvc yang sudahdilubangi sekelilingnya dan didalamnyaberisi narkotika jenis hashis dan marijuanayang dibungkus dengan amplop) sambildilihat oleh anjing untuk kemudiananjingnya mengejar, menggigit danmembawa dummy tersebut berlari.Tujuannya adalah untuk memperkenalkanbau marijuana dan hashis pada anjing.

Penggunaan pipa pvc sebagai dummy

ANJING PELACAK NARKOTIKABEA DAN CUKAI

PELATIHAN

September 2006, DJBC membeli 17 ekor anjing jenis Labrador Retriver untukmemperkuat unit Anjing Pelacak Narkotika DJBC.

“C

PENGAWASAN

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 382

23WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

dianggap aman untuk menghindari bocor-nya narkotika kalau digigit anjing (jikabocor dan tertelan, bisa berakibat kemati-an pada anjing-red). Setelah itu tahapberikutnya adalah nonvisual retrieve,dummy tersebut dilempar ditempat yangtersembunyi sehingga anjing harus meng-gunakan penciumannya untuk melacak-nya. Seterusnya, tahapan tersebut akansemakin sulit.

Delapan minggu kemudian dilaku-kan mid-term evaluation yakni ujianbagi para anjing untuk mencari mari-juana dan hashis ditempat-tempat yangsulit seperti di koper, kardus, tembokdan sebagainya. Saat pelatihan, satuorang handler memegang satu ekoranjing secara bergantian, sambil dinilaidari segi kecocokan antara anjingdengan handler. Jika kurang cocokmaka akan terus di switch diantaramereka hingga cocok.

Menurut Yapi, idealnya satu oranghandler memegang dua ekor anjing.Tujuannya untuk berjaga-jaga kalauditengah jalan ada anjing yang gagalmengikuti step-step latihan (sehinggaharus mengulang dari awal-red), makamasih ada sisa satu ekor lainnya yangmenjadi cadangan.

Tahap kedua adalah heroin, cocainedetection yang terdiri dari basic,practical dan advance training. Padatahap ini, anjing semakin sulit untukmencari jenis narkotika yang baunyahalus, seperti heroin dan cocaine (yangbaunya tidak sekeras hashis danmarijuana-red). Oleh sebab itu dibutuh-kan keahlian handler untuk menunjukanpada anjing dimana tempat-tempatyang diperkirakan menjadi lokasipersembunyian narkotika jenis tersebut.

Empat minggu kemudian dilakukanfinal evaluation atau ujian akhir. “Padatahap akhir, tingkat penyembunyianbarang lebih dipersulit. Contohnya, kitamasukan hashis, marijuana, morphine,cocaine atau heroin kedalam koper,kemudian kita tambah denganmembungkusnya dengan plastik danbau-bauan parfum, kopi dansebagainya, sehingga makin sulit untukdilacak,” ujar Yapi. Selama melakukanpelatihan tersebut para calon APN jugadiujicobakan dilapangan (termasukpesawat dan kapal kargo) seperti diBandara Soekarno Hatta, PelabuhanTanjung Priok atau Kantor Pos PasarBaru sehingga mereka (calon APN-red)nantinya akan terbiasa.

Setelah lulus, anjing-anjing tersebutberhak menyandang nama AnjingPelacak Narkotika (APN) atau drugdetector dogs Bea dan Cukai. Demikianpula dengan para handler yang setelahlulus berhak menyandang jabatan se-bagai handler Anjing Pelacak NarkotikaBea dan Cukai.

Selama melatih, Yapi mengakumengalami kesulitan, terutama dalamhal fisik para calon handler. Pasalnya,selain harus memiliki fisik yang kuat,

handler juga harus cerdas untuk mem-bantu anjing mencari barang-barangyang mungkin menjadi tempatpersembunyian drugs. “Jadi, kalaufisiknya tidak kuat maka otak pun tidakbisa connect,” tutur Yapi.

KOMPOSISI PSIKOTROPIKA DANNARKOTIKA HAMPIR SAMA

Dalam pelatihan tersebut, para an-jing dilatih untuk membaui narkotikajenis heroin, morphine, marijuana, has-his dan cocaine. Sutikno, Kepala SeksiNarkotika dan Psikotropika, Dit. P2, me-ngatakan, “Kami tidak secara khususmelatih anjing pelacak narkotika de-ngan jenis psikotropika karena keterba-tasan sarana latihan berupa ecstasy,shabu dan jenis psikotropika lainnya.”

Namun demikian, anjing pelacaknarkotika tetap mampu melacak jenis

psikotropika. Karena, pada dasarnyakomposisi drugs itu hampir sama,demikian pula dengan baunya.Sehingga ketika anjing-anjing tersebutdicoba untuk melacak jenis psikotropika(ekstasi), anjing-anjing tersebut jugaberhasil melacaknya.

Ketika ditanya apakah Bea danCukai memiliki bahan-bahan narkotikadan psikotropika yang lengkap untukmendukung pelatihan, Sutikno mene-rangkan bahwa DJBC memiliki heroindan cocaine tiruan (pseudo heroin danpseudo cocaine), hashis, ganja, shabudan ecstasy. Tapi untuk psikotropikabahan yang dimiliki hanya sedikit.Selama ini DJBC mendapat bantuanbahan-bahan narkotika tersebut daripihak kepolisian dan beberapa waktuyang lalu, Polda Metro Jaya memberi-kan bantuan 10 kg ganja pada unit APN

MENGENDUS BAU NARKOTIKA. Saat pelatihan di KP DJBC, calon anjing pelacak narkotika sibukmengendus, mencari-cari dummy narkotika di antara tumpukan kardus.

WBC/ATS

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 382

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Bea Cukai (canine/K-9 BC) untuk diper-gunakan pada saat pelatihan.

“Kami juga sedang mengupayakanuntuk mendapatkan bantuan saranalatihan berupa psikotropika (ecstasy danshabu) dari Polda Metro Jaya,” imbuhSutikno. Dengan demikian, untukpelatihan 17 anjing pelacak narkotika yangakan datang, dapat juga dilatih secarakhusus untuk mendeteksi psikotropika.

Hingga kini, DJBC memiliki 29 ekorAnjing Pelacak Narkotika (APN)berjenis Labrador Retrievers, GoldenRetrievers, German Shepherds danMallenois, yang tersebar di beberapakantor pelayanan, seperti Batam (2ekor), Medan (3 ekor), Bali (6 ekor),Surabaya (2 ekor), Soekarno Hatta (4ekor) dan Kantor Pusat (7 ekor),ditambah 5 ekor anjing baru pemberianAustralia Customs Service. Jumlahtersebut akan bertambah karena padaSeptember 2006, DJBC membeli 17ekor anjing jenis Labrador Retriver dariEropa. Sehingga total jumlah APN yangdimiliki DJBC menjadi 46 ekor.

Menurut Rico, ke-17 anjing jenisLabrador Retriver yang akan dibeli dariEropa tersebut memiliki beberapakualifikasi. Diantaranya, usia minimal 2tahun, memiliki keingintahuan yangtinggi, daya penciuman yang tinggi,intelligency yang tinggi, posesif, senangbermain dengan dummy dengan caramelakukan tarik-menarik (tug of wargame) dummy bersama tuannya, sukamengejar barang yang dilempar lalumengembalikan barang tersebut padatuannya (sifat retrieve-nya).

Dalam pemilihan anjing-anjingtersebut, DJBC memang tidak memilihanjing yang agresif atau galak, tidakseperti anjing-anjing yang dimiliki olehkepolisian. Anjing-anjing milikkepolisian biasanya harus yang agresifdan galak karena tujuannya untuk

menghadapi para pendemo atau penja-hat. Jenis Labrador Retriver yangdipilih DJBC pun karena jenis tersebutmemiliki ciri khas tertentu sepertitenang, familiar dengan orang, patuhpada tuannya dan tidak temperamensehingga bagus untuk melakukan pela-cakan narkotika.

DIBUTUHKAN KOORDINASI DENGAN UNITPENGAWASAN LAINNYA

Sutikno menjelaskan, setelah pela-tihan tersebut selesai, anjing besertahandlernya akan diuji coba untukmelacak narkotika di tempat-tempatyang akan ditentukan. Untuk tahappermulaan, lima ekor anjing pelacaknarkotika baru tersebut akan dilibatkandalam pelacakan di Bandara SoekarnoHatta, Halim Perdana Kusuma, TanjungPriok dan Pasar Baru. Jadi, APN barutersebut tidak langsung ditempatkan.

“Setelah kita mendapatkan 17 ekoranjing pelacak baru dan melatihnyamulai September hingga Desember2006, kita akan review seluruh unit APNyang kita miliki, seperti yang diSoekarno Hatta, Hang Nadim, Juanda,Ngurah Rai dan Medan,” kata Sutikno.

Rencananya, unit APN didaerahakan diganti dengan yang baru.Kemudian, unit APN lama akan dilatihkembali (re-train). Kalau berhasil, anjingtersebut tetap dipakai untuk melacaknarkotika. Tapi jika gagal dan tidak bisadigunakan lagi sebagai APN, anjingtersebut diusulkan untuk dihapuskandari daftar inventaris supaya tidakmembebani anggaran untuk makan,pemeliharaan dan perawatan. Setelahada ada persetujuan dari SekretarisDJBC, bekas Anjing Pelacak Narkotikatersebut diserahkan kepada yayasanpenyayang binatang atau InstitutPertanian Bogor sebagai bahanpenelitian.

Saat disinggung apakah dari segijumlah APN yang dimiliki DJBC cukupmemadai untuk melakukanpengawasan? Sutikno menjawab, padadasarnya entry point di Indonesiasangat banyak, jadi jelas jumlah APNyang dimiliki DJBC tidak mencukupi.Untuk itu DJBC melihat pada skalaprioritas, unit K-9 BC hanyaditempatkan pada entry point yangberesiko tinggi (yang melayani rutepenerbangan internasional) seperti diPolonia, Soekarno Hatta, Juanda danNgurah Rai. Namun tidak menutupkemungkinan bandara internasionallain juga akan ditempatkan unit APN.

Ada beberapa bandara di Indonesiayang mulai ramai dengan penerbanganinternasional seperti Bandara SultanSyarif Kasim-Pekanbaru, Sepinggan-Balikpapan dan Juwita-Tarakan. Namunhal tersebut masih menjadi programkedepan, melihat kemampuan jumlahunit APN dan kesiapan KPBC setempatakan fasilitas untuk unit APN sepertikennel (kandang anjing), gudang

penyimpanan bahan proficiencytraining, gudang bahan makanan dangudang penyimpanan bahan narkotikadan psikotropika untuk latihan. Sertayang tak kalah pentingnya adalahdukungan dari KPBC setempatterhadap unit APN.

Sikap kooperatif yang baik dandukungan dari kantor pelayanansetempat memang sangatdibutuhkan, mengingat tugas dariunit APN adalah melakukan upayapencegahan terhadap masuknyaillegal drugs ke Indonesia. Untuk ituSutikno berharap agar aplikasidilapangan dalam hal operasionalharus saling back up antara unit APNdengan unit pengawasan di kantorsetempat. Para handler pun harusselalu berkoordinasi dengan unitpengawasan di kantor setempat da-lam melakukan pelacakan. Pasalnya,pemahaman terhadap APN dari unitpengawasan kantor pelayanansetempat agak kurang. Padahal,tugas melakukan pelacakan danpencegahan terhadap penyelundup-an narkotika merupakan tugasbersama.

Sutikno menambahkan, anjingpelacak merupakan salah satu alatyang paling efektif untuk mendeteksinarkotika disampaing x-ray machinedan kemampuan pegawai itu sendiri.Dengan demikian, kerjasama yang baikantara pegawai BC (yang mempunyaikemampuan membaca dan mendeteksiberbagai indikator resikopenyelundupan narkotika danpsikotropika) dan dukungan Unit APN,diharapkan dapat menghasilkanprestasi penangkapan yang lebihbagus.

“Jadi, kalau unit APN melakukanpelacakan, mohon kerjasamanya,sebab kita bukan ingin mengambil porsi

SUTIKNO. Berharap agar dalam haloperasional harus saling back up antara unitAnjing Pelacak Narkotika dengan unitpengawasan di kantor setempat.

RICO HUTASOIT. Dari segi kualitas instruktur, DJBCtelah memiliki instruktur dan standar pelatihanberkualitas internasional. Infrastruktur dan fasilitasyang lengkap juga dimiliki oleh unit APN DJBC.

WBC/ATS WBC/ATS

PENGAWASAN

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 382

25WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Data Tangkapan Narkotika/PsikotropikaUnit Anjing Pelacak Narkotika Bea dan Cukai

Tgl. 25 - 10 - 2003Lokasi : Bandara Polonia Medan.Jumlah/Jenis : 68 kapsul @ 14,2 gr (brutto) = 965,6 gr heroin.Tersangka : Okonkwo Nonso Kingsley. WN: Sierra Leone, Afrika Barat.Rute : Kuala Lumpur – Medan, MAS MH 860.Modus Operandi : Ditelan/Swallowed.Keterangan : Penangkapan berdasarkan reaksi positif Anjing Pelacak

Narkotika DJBC. Kasusnya dilimpahkan ke Poltabes Medanuntuk penyidikan lebih lanjut.

Tgl. 14 - 01 - 2004Lokasi : Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional

Ngurah Rai.Jumlah/Jenis : 31 capsules = 461,7 gr heroin.Tersangka : Emmanuel O Ihejerika. WN: Repblik of Sierra Leone.Rute : Karachi – Kuala Lumpur – Hongkong – Kuala Lumpur –

Denpasar (Malaysia Airlines MH-715).Modus Operandi : Ditelan.Keterangan : Penangkapan berdasarkan hasil analisis intelijen, profil

penumpang dan Anjing Pelacak Narkotika DJBC. Barangbukti dan pelaku diserahkan ke Polda Bali.

Tgl. 08 - 10 - 2004Lokasi : Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai.Jumlah/Jenis : 4,2 kilogram marijuana.Tersangka : Schapelle Leigh Corby, WN: Australia.Rute : Sydney – Brisbane – Ngurah Rai Indonesia.Modus Operandi : Dikemas dalam kantong plastik dan dimasukan kedalam

pembungkus boogie boards.Keterangan : Penangkapan dilakukan berdasarkan reaksi Anjing Pelacak

Narkotika DJBC. Serah terima ke Polda Bali dengan BeritaAcara Penyerahan tersangka dan barang bukti pada 08Oktober 2004.

Tgl. 17 - 04 - 2005Lokasi : Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Ngurah Rai,

Bali.Jumlah/Jenis : 10,9 kg heroin (12 kantong).Tersangka : Stephens Martin Eric, WN: Australia. Lawrence Renae, WN:

Australia, Michael William, WN: Australia, Scott AnthonyRush, WN: Australia.

Rute : Denpasar – Australia (Australian Air AO 7830)Modus Operandi : Barang dikemas dengan kantong plastik dan dililitkan pada

pinggang dan kedua paha dengan menggunakan lakbanwarna coklat dan diluar bungkusan ditaburi bubuk merica.

Keterangan : Penangkapan berdasarkan reaksi Anjing Pelacak NarkotikaDJBC. Tersangka dan barang bukti diserahkan ke Polda Bali.

mereka tapi kita ingin melakukankerjasama yang bagus. Sehingga kalaumemperoleh hasil, kan untuk Bea Cukaijuga. Kalaupun anjingnya salah, kitabisa koreksi salahnya dimana sehinggakesalahan tersebut tidak terulang,” kataSutikno.

Selain ingin meningkatkan kinerjaanjing pelacak itu sendiri dan tanpamelupakan tugas inti, Unit K-9 BC jugaingin membuat struktur organisasi UnitAPN yang lebih bagus dilingkungan unitK-9 BC. Struktur organisasi Unit APNtersebut seperti dibawah ini:

Bagi Kantor Pusat :Supervisory/Koordinator K9, Chief

instructor, Senior K9 Instructor(Operasional), Drug Controller Officer,K9 Instructor, K9 Assistant Instructor(training), New handler.

Bagi Unit APN di daerah :Chief Instructor, Senior K9 Instructor

Operasional, Drug Controller Officer,Handler operasional.

Namun untuk pelatihan, dipilih lagiasisten instructor untuk pelatihan danoperasional. Sutikno juga berharapagar unit K-9 BC dapat dilihat dandikenal oleh masyarakat luas supayamasyarakat tahu bahwa DJBC memilikiunit APN, seperti yang dilakukanCustoms dinegara-negara maju. SepertiCustoms Jepang dan Australia yangsecara rutin mengadakan demo anjingpelacak bagi siswa playgroup atau TK(taman kanak-kanak) bahkan orangdewasa yang datang berkunjung.

Walaupun begitu, Unit K-9 BC kerapdiundang untuk melakukan demo atauatraksi ketangkasan, diantaranya padasaat Presiden SBY berkunjung keKantor Pusat (awal tahun 2005), saatultah BNN, saat DJBC menjadi pembi-

cara pada diklat serse narkotika dansaat memperingati Hari Bhayangkara.

PERKEMBANGAN UNIT APN BCJika melihat perkembangn unit APN

BC di level Asia Tenggara, kualitas APNBC hampir sama dengan yang dimilikiSingapura dan Malaysia. Sebabanjingnya sama-sama berasal dariEropa dan Amerika.

“Jadi, kalau di level Asean kita bisaberbangga dengan unit kita, untuk levelAsean Unit APN DJBC termasuk dijajaran terdepan drug detector. DenganJepang pun kita hampir sama karenasejak tahun 1979 Jepang sudahmemiliki unit dog detector dan kitamemilikinya sejak tahun 1980. Hanya

saja, dalam perkembangannya kita me-ngalami pasang surut,” imbuh Sutikno.

Rico menambahkan, sebetulnyadari segi kualitas instruktur, DJBC telahmemiliki instruktur dan standarpelatihan berkualitas internasionaldengan seringnya para handler dikirimkeluar negeri untuk mengikuti pelatihan.Infrastruktur dan fasilitas yang lengkapjuga dimiliki oleh unit APN DJBC.Hanya saja, untuk vehicle search ataupelacakan pada kendaraan penum-pang, dirasa masih kurang. “Selamaini kita hanya menggunakan mobilpick up untuk latihan pelacakan padakendaraan penum-pang, padahalmobil penumpang itu kan berbedadengan mobil pick up,” lanjut Rico.

TRI YAPIYANTO. Idealnya, satu orang handlermemegang dua ekor anjing untuk berjaga-jagakalau ditengah jalan ada anjing yang gagalmengikuti step-step latihan.

WBC/ATS

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 382

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Saat ini unit K-9 BC Kantor PusatDJBC memiliki 2 unit mobil khususpengangkut APN BC, Medan (1 unitmobil) dan Bali (1 unit mobil). “Tapitahun ini rencananya DJBC akanmenyediakan tambahan 2 unit mobilyang bisa mengangkut 4 anjing perunitnya. Kita juga sudah minta ke BNNdan mereka menyanggupi akanmemberikan 3 unit mobil pengangkutAPN tapi hal itu belum terealisasi,” jelasSutikno.

Hingga saat ini, Unit APN BCKantor Pusat selalu mengadakanoperasi rutin dengan melakukanpelacakan seperti di Sekarno Hatta,Tanjung Priok, Kantor Pos PasarBaru dan Halim. Pelacakan tersebutdilakukan tidak pada semua barangtapi berdasarkan indikator resikokarena tidak mungkin untuk melacakseluruh kontainer, cargo maupunkapal yang ada.

Indikator resiko tersebut diantara-nya memilih cargo yang berasal darinegara sumber narkotika, sepertiThailand, Myanmar dan Laos yangterkenal sebagai golden trianglesource heroin. Kemudian dari nega-ra-negara di Asia Barat seperti Pakis-tan, India dan Afghanistan. Belandajuga masuk prioritas sebagai sumberdari psikotropika seperti ecstasy.Cargo yang berasal dari negara sum-ber cocaine seperti Colombia,Bolivia, Peru, ataupun alat angkutyang datang dari daerah sumbernarkotika maupun singgah di negarasumber narkotika, juga menjadi prio-ritas sumber pelacakan. Tapi tidaktertutup kemungkinan untuk melaku-kan pelacakan pada penerbangan

yang non beresiko. (Lihat boks, pres-tasi yang telah diraih Unit APN BC).

Selain karena rutinitas, pelacakantersebut juga dilakukan jika adainformasi intelijen dari unit lain atau P2.Sutikno menambahkan, hampir semuamedia dapat dideteksi untuk melacakdrugs, seperti cargo kapal laut danudara, kendaraan biasa, baggagemaupun penumpang. Pada penumpangbiasanya drugs disembunyikan dengancara ditelan, dimasukan dalam tubuhmanusia (misalnya dubur-red) ataubody strapping (dilekatkan di paha,pinggang, perut dan sebagainya).

Sebenarnya, lanjut Sutikno, adahambatan religius di Indonesia yangmayoritas penduduknya muslim,sehingga tidak semua orang beranidengan anjing. Oleh sebab itu unit K-9BC jarang melakukan pelacakan diareal penumpang. Kalaupun dilakukanpelacakan di terminal penumpang,harus menggunakan anjing yang pasifbukan agresif. Sebab, anjing yang pasifakan duduk disebelah penumpangyang menyembunyikan drugs ditubuhnya, anjing yang pasif tidakmelakukan scratching (penggarukan).

UNIT APN BC BUKA PRAKTEKKONSULTASI

Ketika diwawancara WBC, DianaAnggraini, calon handler, mengatakan,ia merasa senang menjadi handlersebab sambil bermain dengan anjing, iajuga harus bisa mempertahankan agaranjing tersebut tetap mengikutiperintahnya dan mau melacaknarkotika. Untuk itu ia mempersiapkanfisik yang sedemikian rupa agar mampumemegang anjing-anjing tersebut.

Sebagai seorang muslim, ia menga-ku tidak ragu atau takut bersentuhandengan anjing. “Menurut buku yangkami baca, bagi orang yang pekerjaan-nya berkecimpung dengan anjingmemang ada keringanan, jadi dicucidengan air dan sabun saja sudahcukup,” katanya.

Hal senada juga diucapkan olehNugroho wahyu wibowo, calon handler.Ia menambahkan, selain latihan fisik, iajuga diberikan pembekalan mengenainarkotika, modus operandi dan seba-gainya. Ia pun tidak merasa kesulitanmenangani anjing-anjing tersebut.Pasalnya, selain ia lulusan dari ilmuKedokteran Hewan atau veteriner,anjing-anjing tersebut sangat friendly.

Rico menambahkan, karena para5 (lima) orang handler tersebut meru-pakan lulusan dari ilmu kesehatanhewan atau veterinary ditambahdokter hewan dari RSPAD yang sela-ma ini menangani kesehatan AnjingPelacak Narkotika Bea Cukai, makaUnit APN membuka konsultasi bagisiapapun yang ingin berkonsultasimengani hewan.

“Kami siap untuk menjawabpertanyaan siapa saja yang inginberkonsultasi mengenai hewan apapun,entah itu mengenai kesehatan,perawatan hewan dan sebagainya,”ujar Rico. Pertanyaan tersebut dapatdikirim melalui surat/fax ke WBC ataulangsung ke unit APN Bea Cukai diKantor Pusat DJBC.

(Edisi selanjutnya, WBC akanmengulas lebih lanjut mengenai anjingpelacak, diantaranya, mengenal anjinglebih dalam dan melihat perkembanganunit K-9 di Australia dan Amerika).

HASIL TEGAHAN UNIT K-9 BC. Emmanuel O Ihejerika, kedapatan membawa 461,7 gr heroin dalam bentuk 31 kapsul yang ditelan. Berdasarkan hasilanalisis intelijen, profil penumpang dan Anjing Pelacak Narkotika DJBC, pria warga negara Republik of Sierra Leone, Afrika Barat tersebut berhasilditangkap di Bandara Ngurah Rai-Bali.

PENGAWASAN

ifa

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 382

27WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

emakin ketatnya pengawasanyang dijalankan DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC)

terhadap upaya penyelundupan, ru-panya tidak membuat oknum penye-lundup berkecil hati dan berhentimelakukan kegiatan haramnya. Ber-bagai modus terus dicoba dan diupa-yakan agar barang yang merekamasukan dapat dengan bebas bere-dar di pasaran.

Hal ini dapat dibuktikan dengan ha-sil tegahan yang dilakukan oleh petu-gas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) Tipe A Khusus Tanjung Priok Idan petugas Kantor Wilayah (Kanwil) IVDJBC Jakarta, belum lama ini.

Kejadian ini berawal dari adanyainformasi danhasil analisaintelijen, pada15 Juli 2006lalu, terhadapkedatanganparty barangimpor yangdimuat dalamkapal MV. PacPahlawan Voy.750S dari Si-ngapura. Ba-rang tersebutdalam pembe-ritahuanya di-jelaskan seba-gai barangpindahan (per-sonal effects)milik TKI yangbekerja di Si-ngapura.

Denganmodus ini ter-sangka yangberinisial NJNyang mewakiliPT.GMP danSS selakupemberi order,terlebih dahulumengajukanpermohonanimpor dengandokumenpemberitahuanimpor barangtertentu (PIBT),dengan pene-

rima barang adalah Kasirah binti War-jo, Warsiem, dan Parti Kromoteto.Atas dokumen tersebut, petugaslangsung melakukan pemeriksaanfisik, dan dari hasil pemeriksaan fisikternyata isi party barang tersebutadalah 63 carton berisi hand phonedan accessories sebanyak 26.000unit, dengan merk sebagian besaradalah Nokia berbagai tipe.

Atas temuan ini, petugas langsungmelakukan penyegelan karena terhada-p barang tersebut merupakan barangyang masuk kedalam barang larangandan pembatasan (Lartas), dan menang-kap dua tersangka yang mengajukandokumen barang tersebut.

Menurut Kepala Bidang Pencegah-

an dan Penyidikan (P2) Kanwil IV DJBCJakarta, Rahmat Subagio, modus yangmereka lakukan memang terbilang barukarena dalam pengajuan PIBT yangmereka lakukan juga dilampiri pasporatas nama ketiga TKI yang dinyatakansebagai penerima barang.

“Para tersangka adalah warga ne-gara Indonesia, dan hingga kini kamimasih terus menelusuri pemilik aslibarang tersebut. Selain itu kami jugamasih menelurusi kemungkinanadanya pihak asing yang mendam-pingi para tersangka ini,” jelas Rah-mat Subagio.

Akan pelanggaran ini tersangkadinyatakan telah melakukanpelanggaran tindak pidana dibidangkepabeanan, melanggar pasal 103huruf a Undang-Undang Nomor 10tahun 1995 tentang Kepabeanan,dengan kerugian negara diperkirakansekitar Rp 4,7 milyar.

Selain itu tersangka juga dinyatakantelah melanggar Peraturan Men teriPerhubungan Nomor, KM.10 tahun1005 tentang sertifikasi alat danperangkat telekomunikasi, karena atasparty barang yang diimpornya tidakdilampiri sertifikat alat telekomu-nikasiyang diterbitkan oleh DirektoratJenderal Pos dan Telekomunikasi.

Agar barang kirimannya luput dari pemeriksaan petugas,tersangka menggunakan modus sebagai barang pindahan miliktenaga kerja Indonesia (TKI), yang ternyata berisikan ribuanhand phone lengkap dengan accessoriesnya.

Berdalih Barang Pindahan,RIBUAN HAND PHONE BERUSAHA DIMASUKANMELALUI PELABUHAN TANJUNG PRIOK

63 KARTON BERISI HANDPHONE. Dengan diberitahukan sebagai barang pindahan (personal Effect), handphone tanpa ijin DitjenPostel berhasil ditegah petugas.

S

WBC/ZAP

adi

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 382

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ada APBN tahun 2006, DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC)ditargetkan untuk menghimpun

pendapatan dari sektor Bea Masuk (BM)sebesar Rp16,5 triliun,dengan target padasemester satu atau per 30 Juni 2006sebesar Rp.8,286 triliun. Sementarapenerimaan dari sektor cukai, ditargetkanmenghimpun pendapatan sebesar Rp36,5triliun dengan target pada semester satusebesar Rp.18,25 triliun.

Target yang ditentukan dalam APBNper semester tersebut pada kenyataannyatidak tercapai. Menurut Direktur Penerima-an dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai(PPKC) Drs. M Wahyu Purnomo,Mscdalam wawancaranya dengan WBC pada2 Agustus 2006 mengatakan, realisasipenerimaan dari sektor BM mencapaiRp.5,636 triliun dari target semester yangditentukan. Sementara untuk Cukai, DJBCberhasil menghimpun pendapatansebesar Rp. 18,089 triliun dari target yangtelah ditentukan tadi.

Dikatakan Wahyu, tidak tercapainyatarget penerimaan pada semester satuini lebih dikarenakan faktor pertumbuh-an ekonomi di Indonesia yang lambat,sehingga dampaknya padakemampuan untuk mengimpor barangyang semakin berkurang. Sementaraharmonisasi tarif yang berujung pada

turunnya BM juga mempengaruhi targetBM,” Impor sekarang menurun,karenapertumbuhan eknomi yang tidaktercapai seperti yang ditetapkan dalamAPBN,selain pertumbuhan ekonomi,harmonisasi tarif yang berujung pada

penurunan BM, juga mempengaruhi,”papar Wahyu.

Saat ini alat elektronik, mesin,kendaraan bermotor dan barang modalmenjadi andalan bagi penerimaannegara dari sektor BM. Sementara darisektor cukai, industri rokok masihmenjadi andalan disamping pengenaancukai pada produk MinumanMengandung Etil Alkohol (MMEA) danjuga produksi Etil Alkohol (EA)

Menteri Keuangan (Menkeu) SriMulyani Indrawati menurut Wahyu,cukup prihatin dengan kondisi sepertiini, namun Menkeu, lanjutnya memaha-mi faktor-faktor yang menyebabkantidak tercapainya target tadi.Berdasarkan data-data yang dimilikioleh DJBC lanjut Wahyu, pihaknyaakan menganalisa faktor penyebabnya.

REVISI APBNPerkembangan penerimaan negara

pada semester satu yang kurangmemuaskan tersebut berujung padausulan revisi penerimaan negara tahun2006 dari kedua sektor tadi. Dalam rapatdengan anggota Panitia Anggaran DPR,Menteri Keuangan menurut Wahyu,menyampaikan faktor-faktor penyebabtidak tercapainya target penerimaan,sementara DPR melalui Panitia Anggaran

PENERIMAAN BEA MASUK DAN CUKAISEMESTER I 2006,

Tidak Mencapai TargetPertumbuhan ekonomi yang belum stabil dan penurunan tarif untuk komodititertentu,menjadi variabel yang menyebabkan tidak tercapainya target penerimaandari sektor Bea Masuk dan Cukai.

REALISASI PENERIMAAN BEA MASUK SEMESTER I TAHUN 2006 (Juta Rp)TargetAPBN

345,282.43305,584.30231,28.03

9,848,051.142,677,488.32

438,994.322,036,446.31

64,360.9143,908.44

368,805.50121,678.6072,128.8518,662.86

16,572,600.00

Januari

27,347.939,431.976,346.11

549,984.83137,902.2940,271.43

107,432.039,776.651,991.51

23,485.6314,879.114,238.575,411.83

938,499.89

Februari

33,237.8612,444.227,860.72

564,130.40140,359.2136,428.2095,716.321,141.412,475.88

14,844.454,459.607,211.191,487.34

921.796.79

Maret

30,918.8511,877.8630,808.91

577,412.11139,545,4930,900.91

106,154.86665.79

2,717.0817,250.211,294.195,341.28

14.16

954,901.70

April

30,303.3526,609.6636,745.59

544,717.36132,849.5427,325.43

111,704.333,085.303,123.54

14,473.68632.90

7,314.1215.73

938,900.54

Mei

31,744.028,952.52

14,767.44519,880.86134,187.0725,814.07

112,300.191,255.413,039.67

29,905.912,284.815,302.971,065.00

890,499.94

Juni

33,383.2511,183.769,570.32

585,355.90153,204.9730,278.60

129,121.831,771.895,774.44

26,347.87698.20

4,321.15425.91

991,438.08

SemesterI

186,935.2680,500.00

106,099.103,341,481.46

838,048.57191,018.64662,429.5617,696.4419,122.11

126,307.7624,248.8033,729.298,419.97

5,636,036.95

% DariTarget

Tahunan

54.1426.3445.8933.9331.3043.5132.5327.5043.5534.2519.9346.7645.12

34.01

KantorWilayah

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXIXIIXIII

MEDANTB. KARIMUNPALEMBANGJAKARTABANDUNGSEMARANGSURABAYADENPASARPONTIANAKBALIKPAPANMAKASARAMBONBANDA ACEH

JUMLAH

M. WAHYU PURNOMO. Perkembangan ekonomiIndonesia dan harmonisasi tarif dua variabel yangmenentukan penerimaan negara dari sektor BM.

PDOK. WBC

PPKCS

UM

BER

: DIT. P

PK

C

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 382

29WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

memahami dan menyetujui revisi APBNyang disampaikan pemerintah dalam halini Menteri Keuangan. Dalam rapattersebut disepakati berubahnya komposisitarget penerimaan negara dari keduasektor tadi. Dimana sebelumnya DJBCyang ditargetkan menghimpunpendapatan negara sebesar Rp.53,092triliun, setelah direvisi menjadi Rp.52,105triliun, dengan komposisi penerimaan dariBM sebesar Rp.13,583 triliun dan cukaisebesar Rp.38,522 triliun. Mengenai revisitarget untuk masing-masing Kanwil,menurut Wahyu akan ditentukankemudian setelah menunggu disahkannyaundang-undang yang mengatur mengenairevisi APBN tahun 2006 oleh DPR

TETAP OPTIMISUntuk semester kedua, Wahyu

mengatakan optimis bisa mengikuti targetyang telah ditentukan tadi. Untuk semesterkedua menurutnya, Indonesia akan meng-hadapi tiga event penting yaitu Lebaran,Natal dan tahun baru. Pada tiga eventtersebut menurutnya kegiatan impor diper-kirakan cukup banyak terjadi, sehinggabisa meningkatkan penerimaan dari sektorBM. “Apakah dengan event tersebut akantercapai penerimaan dari sektor BM, kitaharus kerja keras,” paparnya lagi.

Optimisme Wahyu tersebut juga dapatdilihat dari penerimaan dari sektor cukaipada semester satu ini sebesar 99,1 per-sen dari target yang ditetapkan. Menurut-nya jika digabungkan antara penerimaanBM dengan cukai ia optimis penerimaannegara tahun 2006 dari kedua sektor tadiakan tercapai sesuai dengan target.

Untuk meningkatkan kinerja dalampenerimaan negara. Wahyu menjelaskan,Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijaditelah menginstruksikan seluruh KepalaKantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)melalui para Kepala Kantor Wilayah(Kanwil) DJBC di seluruh Indonesia untuklebih bekerja keras dan meningkatkanpelayanan. Melalui peningkatanpelayanan maka penerimaan negara akan

dapat diserap secara optimal. Selain ituDirjen juga mengatakan agar parapetugas dapat bekerja seteliti mungkindalam mengenakan bea terhadap barangyang masuk dari luar negeri.

Lebih lanjut Wahyu juga mengata-kan bahwa DJBC melalui KPBCsebagai ujung tombak penerimaannegara harus menyadari bahwa dalammenjalankan tugasnya dibebani dengantarget penerimaan. Target itu tidak akanterpenuhi jika kinerja atau performance-nya masih biasa-biasa saja.

“Jadi harus betul-betul lebih teliti.Dan pembeaan itu harus dilakukandengan benar oleh Pejabat FungsionalPemeriksa Dokumen (PFPD). Begitujuga dengan pemeriksaan barang olehPejabat Fungsional Pemeriksa Barang(PFPB), harus dilakukan dengan benar

juga karena pengaruhnya terhadappenentuan nilai pabean dan klasifikasibarang. Itu yang disampaikan Dirjenkepada para Kepala Kanwil untukditeruskan kepada Kepala KPBC-nya,”papar Wahyu.

Untuk melihat kinerja KPBC dalammenghimpun penerimaan dari sektorBM dan Cukai pada semester keduananti, Dirjen menurut Wahyu, rencana-nya akan melakukan pertemuan rutindengan para Kepala Kanwil dan KepalaKPBC seluruh Indonesia setiap bulan-nya. Pertemuan tersebut dilakukanagar dapat mengidentifikasi faktor-fak-tor penyebab tidak tercapainya targetpenerimaan negara di masing-masingKPBC. Dan untuk KPBC yang bisamencapai target penerimaan agar terusmeningkatkan kinerjanya.

REALISASI PENERIMAAN CUKAI SEMESTER I TAHUN 2006 (Juta Rp)KantorWilayah

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXIXIIXIII

MEDANTB. KARIMUNPALEMBANGJAKARTABANDUNGSEMARANGSURABAYADENPASARPONTIANAKBALIKPAPANMAKASARAMBONBANDA ACEH

JUMLAH

TargetAPBN

284,643.594,335.81

703.36170,466.16

1,024,151.048,929,406.16

26,104,277.97581.67

0.0015.47

1,117.551.220.00

36,519,700

Januari

25,145.79221.2127.24

1,286.3582,342.62

442,883.071,679,193.83

33.930.000.00

49.120.000.00

2,231,183.16

Februari

41,680.043.42

27.1616,568.9297,248.08

932,824.242,411,066.23

34.160.00

14.4050.120.000.00

3,499,516.75

Maret

12,348.82275.4633.57

12,450.1475,617.65

1,145,351.001,996,693.01

71.950.002.33

37.710.000.00

3,242,881.65

April

19,876.40394.6825.08

13,012.1991,611.16

668,601.171,929,548.05

56.180.00

15.8486.050.000.00

2,723,226.80

Mei

35,664.92247.8631.41

16,666.98120,052.00

1,212,003.032,839,960.09

63.800.008.88

52.540.000.00

4,224,751.51

Juni

10,236.90367.5226.58

10,251.1460,823.40

535,103.401,559,511.70

56.130.000.00

51.170.000.00

2,176,427.93

SemesterI

144,952.871,510.14

171.0470,235.72

527,694.914,936,765.92

12,415,972.90316.15

0.0041.45

326.700.000.00

18,097,987.79

% DariTarget

Tahunan

50.9234.8324.3241.2051.5355.2947.5654.35

267.9329.230.000

49.56

INDUSTRI ROKOK. Masih menjadi andalan penerimaan negara dari sektor cukai

DOK. WBC

zap

SU

MB

ER : D

IT. PP

KC

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 382

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

alah satu permasalahan yanghingga kini masih terus bergulirdan menjadi pembahasan di

setiap acara diskusi dan seminar untukkawasan berikat, adalah permasalahanperpajakan yang dinilai cukup membe-bani karena antara kebijakan dan ke-nyataan di lapangan tidak selalu sama.

Dengan melihat adanyapermasalahan tersebut, belum lama iniCenter for Tax Education (CTE) ataulembaga konsultan yang bergerak dibidang perpajakan, menyelenggarakanseminar sehari tentang perpajakan dankepabeanan, dengan mengambil tema“Aspek perpajakan dan kepabeananuntuk kawasan berikat”.

Seminar yang diselenggarakan pa-da 28 Juli 2006 lalu di hotel Shangri-LaJakarta ini, mendapat sambutan yangcukup antusias dari para pengusahakawasan berikat maupun pengusahayang berencana mengajukan menerima

fasilitas ini. Hadir sebagai pembicarauntuk sisi perpajakan, Untung Sukardi,yang merupakan widyaiswara BPPK-Pusdiklat perpajakan Departemen Keu-angan, dan Sutardi, yang merupakanKasubdit Tempat Penimbunan BerikatDirektorat Teknis Kepabeanan,memaparkan materi seputar kepabean-an khususnya untuk kawasan berikat.

Menurut S. Suyanto Rahardjo,selaku ketua penyelenggara seminarsekaligus sebagai Direktur CTE,permasalahan perpajakan memanghingga kini menjadi kendala utama bagipara investor. Terkait dengan kawasanberikat, permasalahan perpajakan jugamenjadi kunci utama permasalahandimana penerima fasilitas kawasanberikat yang dalam ketentuannyamendapatkan pem- bebasan beberapapajak, namun kenyataannya masihdapat dikenakan juga.

“Dengan seminar ini kami meng-

inginkan agar para investor atau peng-usaha kawasan berikat dapat memaha-mi dengan benar apa yang menjadikewajiban dan apa yang menjadihaknya, selain itu kami juga berusahamenjadi partner pengusaha untukmemberikan bimbingan terkait denganpersoalan pajak yang harus merekaselesaikan,” ujar Suyanto Rahardjo.

Sementara itu menurut Sutardi, darisisi DJBC sebenarnya telah jelas diaturdalam Peraturan Pemerintah Nomor33 Tahun 1996 tentang Tempat Penim-bunan Berikat dan Keputusan MenteriKeuangan Nomor : 291/KMK.05/1997Tanggal 26 Juni 1997 Tentang KawasanBerikat; Barang yang dimasukkan keKawasan Berikat dari luar daerahpabean adalah barang yang mendapatfasilitas penundaan Bea Masuk (BM)dan tidak dipungut Pajak DalamRangka Impor (PDRI), dan oleh karenaitu secara teknis maupun yuridis,

Dari Seminar PerpajakanDan Kepabeanan

PENGENAAN PAJAKUNTUK KAWASAN BERIKATMasih adanya ketidaksinkronisasian kebijakan antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) terhadap penarikan pajak di daerah kawasan berikat, menyebabkan parapenerima fasilitas ini menjadi terbebani antara dibebaskan namun tetap dikenakan pajak.

S

PERISTIWA

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 382

31WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

barang-barang tersebut belum diman-faatkan/ dikonsumsi di dalam negeri(peredaran bebas), dan oleh karena itustatusnya masih berada di bawahpengawasan pabean.

Sehingga meskipun barang-barangtersebut telah “diimpor” sebagaimanapengertian impor pada butir 13 pasal 1Undang-undang Nomor 10/ 1995, akantetapi terhadap barang-barang tersebutbelum dikenai BM dan PDRI karenabarang-barang tersebut belum direleasedengan tujuan diimpor untuk dipakai.

Menurut International best Customspractices bahwa kawasan berikat secaraimajiner dianggap perpanjangan wilayahluar negeri yang ditarik ke dalam wilayahpabean Indonesia. Revised KyotoConvention mendefinisikan KawasanBerikat sebagai ”Free Zone” yangdijabarkan sebagai : “Suatu bagian daridaerah Contracting Party dimana setiapbarang yang dibawa masuk kedalamnyasepanjang menyangkut bea masuk danpajak, pada umumnya dianggap sebagaiberada diluar daerah pabean”

Kalau dalam kenyataannya hinggakini masih terjadi perbedaan pendapatantara beberapa pejabat DJBC danbeberapa pejabat DJP hal-tersebutsemata-mata hanya dikarenakan perbe-daan interprestasi saja.

“Teman-teman dari DJP berpenda-pat bahwa barang yang berasal dariluar daerah pabean yang dimasukkanke Kawasan Berikat sudah dianggap”diimpor”. Mereka berpegang pada pe-ngertian impor sebagaimana tercantumpada pasal 1 butir 13 Undang-UndangKepabeanan, yang menyatakan bahwaimpor adalah kegiatan memasukkanbarang ke dalam Daerah Pabean.

Memang barang yang telahmelewati perbatasan sudah terhutangBM dan PDRI akan tetapi belum wajibmembayar/melunasi BM dan PDRI,karena barang tersebut harus dibawakepelabuhan tujuan dan itu masihpanjang jalannya. Berdasarkan pasal 7ayat (1) bahwa barang impor harusdibawa ke Kantor Pabean tujuanpertama melalui jalur yang ditetapkandan kedatangan tersebut wajibdiberitahukan oleh pengangkutnya.

Lebih jauh dikatakan dalam ayat (6)bahwa barang impor sebagaimanadimaksud pada ayat (1), sementaramenunggu pengeluarannya dari KawasanPabean, dapat ditimbun di TempatPenimbunan Sementara (digudang/lapangan penimbunan di pelabuhan).

Kemudian dalam ayat (7) dinyatakanbahwa terhadap barang-barangimpor(yang telah melewati batas negara)yang kemudian ditimbun di TempatPenimbunan Sementara ( digudang/lapangan penimbunan dipelabuhan)tersebut, dapat dikeluarkan dari KawasanPabean ( pelabuhan) dalam arti dilepasdari pengawasan pabean di KawasanPabean (di pelabuhan bongkar), setelahdipenuhinya Kewajiban Pabean untuk :

a. diimpor untuk dipakai;b. diimpor sementara;c. ditimbun di Tempat Penimbunan

Berikat;d. diangkut ke Tempat Penimbunan

Sementara di Kawasan Pabeanlainnya;

e. diangkut terus atau diangkut lanjut;atau

f. diekspor kembali.Dari ketentuan pasal 7 ayat (7) terse-

but apabila dikaji lebih mendalam, sangatjelas bahwa hanya terhadap barang yangdiimpor untuk dipakai saja (huruf a) yangwajib dilunasi Bea Masuk dan pungutannegara lainnya (Pajak Dalam Rangka Im-por), sedangkan terhadap kegiatan lanjut-an yang lain sebagaimana dimaksud padapasal 7 ayat (7) huruf b sampai dengan f,merupakan barang dalam pengawasanBea Cukai (Under Customs Control),belum dimanfaatkan, sehingga dianggapmasih dalam proses pengangkutan dan/atau penimbunan, sehingga terhadap

barang-barang tersebut belum wajib dilu-nasi Bea Masuk dan pungutan negaralainnya, karena atas barang-barang terse-but tidak/ belum diimpor untuk dipakai(belum dimanfaatkan didalam daerah pa-bean), meskipun barang-barang sebagai-mana dimaksud pada pasal 7 ayat (7)huruf a sampai dengan f adalah sudahmerupakan barang impor sebagaimanadimaksud pada butir 13 pasal 1 Undang-undang Nomor 10/ 1995, akan tetapi jikabarang tersebut diproses di kawasanberikat dengan tujuan ekspor kembali,maka barang tersebut sama sekali tidakdikenakan BM dan PDRI,” jelas Sutardi.

Lebih lanjut Sutardi menyatakan untukbarang-barang yang masih berada dibawah pengawasan pabean, merupakanbarang yang belum subjek pada BM danPDRI, demikian juga barang yang dima-sukkan ke Kawasan Berikat, hal tersebut-lah yang sebenarnya menjadi intipermasalahan. Jika barang tersebut telahdiimpor untuk dipakai maka pembebananpajak sudah dapat dikenakan padabarang tersebut.

Jadi baik DJP maupun DJBC sebe-narnya telah memiliki visi yang sama,yaitu barang yang diimpor namunbelum dimanfaatkan maka belum dapatdikenakan pajak. Pengenaan pajakdapat dilakukan pada barang tersebutjika telah dimanfaatkan.

Hal ini berdasarkan prinsip”Thedestination of taxation” dimana dalamprinsip tersebut dianut bahwa ”No indirecttaxes should be levied on goods that arenot destined for domestic consumption”,artinya bahwa pajak tidak langsunghanya dikenakan terhadap barang-barangyang diimpor untuk dipakai, sedangkanbarang yang dimasukkan ke KawasanBerikat walaupun sudah diimpor menurutpengertian pasal 1 butir 13 UU No.10/1995 Tentang Kepabeanan, namun ba-rang tersebut belum Diimpor Untuk Dipa-kai, sehingga timbulnya kewajibanmembayar BM dan PDRI tersebut yaitupada waktu barang dikeluarkan dari KB keDaerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL).

Hal ini diperkuat dengan adanyaterminologi yang dipakai oleh UU 10/1995;PP 33/1996 dan KMK 291/1997; serta KepDJBC 63/1997 yang selalu menyebutkan :” Barang dari TPB/KB yang diimpor untukdipakai....dst ”. Disamping itu semuapengeluaran barang dari KB ke DPIL(diimpor Untuk Dipakai) berlaku KetentuanUmum di Bidang Impor.

Dari penjelasan-penjelasan yangdiberikan oleh dua nara sumbertersebut, cukup membuat puas parapeserta seminar, hal ini dapat dilihatdari gencarnya pertanyaan-pertanyaanyang dilontarkan oleh mereka.

Namun demikian persoalan belumdapat terselesaikan dengan sempurna,karena masih ada beberapa kendala dilapangan yang harus dihadapi olehpara pengusaha kawasan berikat dika-renakan adanya perbedaan interpreta-si tersebut.

SUTARDI. Revised Kyoto Convention mendefinisi-kan Kawasan Berikat sebagai Free Zone.

S. SUYANTO RAHARDJO. Permasalahan pajakmasih menjadi kendala bagi investor adi

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 382

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

erkembangan perekonomian Indone-sia tahun 2006 masih dipengaruhioleh faktor internal dan eksternal. Hal

ini disampaikan Menko PerekonomianBoediono dalam acara konfrensi persmengenai Pokok-Pokok RAPBN tahun2007 dan nota Keuangannya yang jugadihadiri oleh para menteri perekonomiandi Gedung Departemen Keuangan, Rabu16 Agustus 2006. Menurut Boediono,faktor eksternal seperti ketidak seimbang-an global, tingginya harga minyak mentahdunia dan tingginya tingkat bunga di luarnegeri akibat penerapan kebijakan mone-ter yang relatif ketat terutama di AmerikaSerikat, telah mengakibatkan pemerintahdan Bank Indonesia melakukan kebijakanantisipasi.

Sedangkan dari sisi internal misalnya,masalah klasik seperti belum pulihnyakepercayaan konsumen dan dunia usahayang dibarengi dengan daya beli masya-rakat, belum terciptanya iklim usaha yangkondusif dan bencana alam di beberapatempat di Indonesia juga menjadi bagiandalam perjalanan perekonomian Indone-sia tahun 2006.

Boediono memaparkan, laju pertum-buhan ekonomi Indonesia pada tahun2006 diperkirakan hanya akan mencapai5,8 persen. Atau lebih lambat dari perkira-an semula sebesar 6,2 persen. Perlam-bahan tersebut telah terlihat dari tingkatpertumbuhan triwulan II tahun 2006 yanghanya mencapai sebesar 5,2 persen, lebihrendah dibandingkan dengan lajupertumbuhan ekonomi periode yang

sama tahun 2005 sebesar 5,6 persen.Sementara untuk pertumbuhan eko-

nomi tahun 2007, pemerintah memperki-rakan akan mencapai 6,3 persen lebihtinggi dibanding tahun 2006 yang tumbuhsebesar 5,8 persen. Hal ini menurutBoediono dapat dilihat dari membaiknyapertumbuhan ekonomi, membaiknyakonsumsi masyarakat, meningkatnyakegiatan investasi dari sektor swasta danbelanja modal pemerintah, sertameningkatnya ekspor karena membaiknyastabilitas perekonomian.

RAPBN 2007Mengenai Rancangan Anggaran Pen-

dapatan dan Belanja Negara (RAPBN)Tahun 2007 Boediono mengatakan, hal itumerupakan pelaksanaan tahun ketigaRencana Pembangunan Jangka Mene-ngah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009yang disusun berdasarkan visi dan misipresiden dalam rangka mewujudkansasaran agenda pembangunan KabinetIndonesia Bersatu.

Penyusunan RAPBN tahun 2007menurutnya sesuai dengan ketentuanUndang-Undang nomor 17 tahun 2003tentang Keuangan Negara, yangberpedoman pada Rencana KerjaPemerintah (RKP) tahun 2007, KerangkaEkonomi Makro, dan pokok-pokokkebijakan fiskal tahun 2007 yang telahdisepakati antara pemerintah denganDewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Berbagai besaran RAPBN tahun 2007dihitung berdasarkan asumsi dasar

ekonomi makro seperti, laju inflasi sebesar6,5 persen membaik dibandingkandengan proyeksi inflasi dalam tahunbberjalan sebesar 8 persen.

Asumsi lainnya seperti nilai tukar rupi-ah terhadap Dollar Amerika Serikat diper-kirakan Rp.9300, nilai suku bunga SBI 3bulan diperkirakan 8,5 persen, rata-rataharga minyak mentah Indonesia dipasarInternasional US$65 per barel dan rata-ra-ta lifting (produksi) minyak mentah Indone-sia sebesar 1,0 juta barel per hari. Hal tadimenjadi asumsi bagi pemerintah untukmenentukan besaran RAPBN tahun 2007.

Dalam RAPBN tahun 2007 Boedionomenjelaskan, pendapatan negara danhibah diperkirakan sebesar Rp. 713,4triliun atau naik 14,1 persen dari sasaranpendapatan negara dan hibah dalamAPBN tahun 2006. Rencana pendapatannegara tersebut bersumber daripenerimaan perpajakan Rp.505,9 triliundan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) sebesar Rp.204,9 triliun.

Lebih tingginya sasaran penerimaannegara pajak tersebut selain berkaitandengan perkembangan kondisi ekonomimakro yang diperkirakan lebih baik diban-ding kondisi tahun sebelumnya, jugakarena adanya langkah-langkah reformasiadministrasi perpajakan, kepabeanan dancukai, yang akan dilakukan melalui mo-dernisasi fungsi penyuluha dan pelayan-an, modernisasi fungsi pengawasan, mo-dernisasi fungsi pendukung serta penyem-purnaan administrasi dan prosedur kepa-beanan dan cukai.

DalamRAPBN 2007,PertumbuhanEkonomi

DalamRAPBN 2007,PertumbuhanEkonomi6,3 Persen6,3 Persen

P

Pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2007 bisa lebih baikdengan berbagai faktor yang ada didalamnya

KONFRENSI PERS. Para Menteri perekonomian yang dipimpin oleh Menko Perekonomian memaparkan RAPBN tahun 2007.

PERISTIWAWBC/ZAP

zap

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 382

33WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

enteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 17 Agustus 2006 memimpin langsung upacara bendera memperingati HariUlang Tahun Kemerdekaan RI ke-61 di halaman Departemen Keuangan Lapangan Banteng Jakarta Pusat. Dalamupacara kali ini, pelaksanaan tugas-tugas upacara didelegasikan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

diantaranya dalam pembacaan naskah Proklamasi, pembacaan naskah Pancasila, sebagai komandan upacara yaitu KasubditKerjasama Internasional II Direktorat Kepabeanan Internasional Agung Kuswandono, dan dimeriahkan dengan Marchine BandBea dan Cukai. Hadir dalam upacara tersebut pejabat eselon I, II, III dan IV dilingkungan Departemen Keuangan. Upacarayang dimulai pada pukul 08.00 WIB berlangsung secara khidmat dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.

Upacara Hari Proklamasi RI Ke-61 Departemen Keuangan

Mats

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 382

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ari masih pagi (2/8), ketika WBC tibadi Kantor Wilayah I DJBC Medan.Hari itu seharusnya WBC

dijadwalkan mewawancarai Kepala KantorWilayah I DJBC Medan. Namun karenakesibukannya, wawancara dilakukan padakeesokan hari. Di ruang kerjanya,Djasman Sutedjo, Kakanwil I DJBCMedan, menerima WBC dengan ramah.

Dalam perbincangan kami, Djasmanmengatakan bahwa saat ini tidak adaprogram baru yang sedang dilaksanakanoleh Kanwil I. Yang pasti ia hanyamengikuti instruksi Dirjen Bea dan Cukaidalam melaksanakan pekerjaannya,terutama dalam hal meningkatkanintegritas pegawai.

Tak bisa dipungkiri, integritas pegawaisangat diperlukan sebab banyak pegawaiyang belum memiliki integritas yang tinggi.Padahal, keberhasilan DJBC terletak padaintegritas pegawainya. Kalau pegawaimemiliki integritas yang tinggi, citra Beadan Cukai akan berubah, pandanganmasyarakat yang negatif terhadap DJBCakan sirna.

“Jadi, seharusnya pegawai itu menya-dari bahwa DJBC adalah tempat dimanaia (pegawai-red) bekerja dan menghidupikeluarganya. Kalau pegawai sudah me-ngerti hal itu dan menjaga institusi Bea Cu-kai dengan rasa tanggung jawab dan rasamemiliki, saya kira masyarakat tidak akanmenganggap DJBC negatif,” katanya.

Ia sendiri merasa kesulitan untukmerubah tabiat para pegawai kalau bukandari kesadaran pegawai itu sendiri. Selainitu, ia berharap agar para pimpinanmemberikan contoh yang baik bagi anakbuahnya. Sebab, pimpinan jugamemegang peran dan tanggung jawabyang besar bagi kedisiplinan anakbuahnya. Pasalnya, apapun yangdikerjakan oleh pimpinan, akan menjadiacuan dan panutan bagi anak buah.

Djasman sendiri mengaku tidakterbebani dalam tugasnya meningkatkanintegritas pegawai. Baginya, para pegawaibea cukai merupakan pegawai negeri sipilyang mempunyai hak dan kewajiban yangjelas. Sehingga dalam pelaksanaannyatergantung pada hati nurani masing-masing pegawai.

Ketika ditanya apakah gaji pegawaibea cukai harus dinaikan agar integritaspegawai semakin tinggi, Djasmanmenjawab, dirinya hanya mengacu padaperintah Dirjen BC dimana sedangdiupayakan suatu kebijakan perubahanterhadap gaji pegawai untuk memperbaikikesejahteraan pegawai. “Harus diakuiwalaupun itu masalah klasik tapi memangitu problema kita,” tandas Djasman.

PENERIMAAN PALING BANYAK DARIKPBC BELAWAN

Saat disinggung mengenai targetpenerimaan, Djasman mengatakan bahwa

target penerimaan untuk Semester I(hingga Juli 2006) telah mencapai target.Untuk Bea Masuk (BM) sebesar345.282.430 rupiah atau 58,16 persen daritarget yang ditetapkan. Penerimaan BMtersebut paling banyak berasal dari KPBCBelawan yakni sebesar 303.260.920rupiah. Sedangkan untuk penerimaan darisektor cukai jumlahnya adalah284.643.590 rupiah atau 54,07 persen daritarget yang ditetapkan. Untuk cukai,penerimaan terbesar berasal dari KPBCPematang Siantar, sebesar 213.340.370rupiah.

Keberhasilan tersebut dicapai berkatberbagai upaya yang dilakukan parapegawai dilapangan, diantaranya denganpeningkatan pelayanan pada stakeholderdan peningkatan efektifitas pengawasan.Untuk itu, Kanwil I kerap memintamasukan masukan atau feedback darimasyarakat mengenai bagaimanapelayanan yang dilakukan KPBC-KPBCyang berada di bawah Kanwil I Medan.Hingga saat ini, Djasman mengaku belumada masyarakat yang mengeluhmengenai pelayanan BC.

“Mengacu pada kinerja berbasis codeof conduct, berarti kita mengacu padaprilaku, citra, yang nilainya itu bukan darisegi kuantitatif tapi kualitatif yakni baikatau buruk. Sebenarnya kita sudah meng-adakan suatu perbaikan-perbaikan yangdisebut reformasi, hanya saja mungkinkurang sosialisasi pada masyarakat,” ujarDjasman.

Djasman menganalisa, kalau dilihatdari sudut institusi Bea dan Cukai itusendiri, sebenarnya DJBC itu berbedadengan Ditjen Pajak. Orang-orang ataumasyarakat yang berkepentingan denganDJBC adalah orang-orang tertentu, misal-nya eksportir dan importir. Tetapi kalaumasyarakat umum ditanya mengenai Beadan Cukai, banyak yang tidak mengerti.

Djasman mencontohkan, masyarakatumum pasti mengenal Ditjen Pajak lewat

Kantor Wilayah I DJBC Medan

TARGET PENERIMAANSEMESTER I TERLAMPAUIBerkat kerjasama (team work) penyelundupan makin berkurang.

H

DJASMAN SUTEDJO. Kalau kita masing-masingsadar betapa pentingnya DJBC bagi kita, InsyaAllah Bea dan Cukai akan menjadi baik.

DAERAH KE DAERAHWBC/ATS

WBC/ATS

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 382

35WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

NPWP, PPN. Hal itu dikarena-kan pajak memang terbilangakrab ditelinga masyarakat. Te-tapi tidak demikian halnya de-ngan Bea dan Cukai. Banyakmasyarakat umum yang tidakmengetahui tugas dan fungsiBea dan Cukai. Jadi, untuk me-rubah image masyarakat me-ngenai institusi BC sangat sulit.Oleh karenanya, integritas pe-gawai perlu dioptimalkan, salahsatu caranya dengan menga-dakan sosialisasi, seperti semi-nar yang dilakukan bersamaKPK beberapa waktu lalu (Juli-red) di Gedung Depkeu, Medan.

Saat ditanya apakah caralain untuk meningkatkan integ-ritas pegawai adalah dengantidak membebankan DJBCdengan target penerimaan BeaMasuk, Djasman mengatakanbahwa pemerintah lebih me-ngerti mengenai hal itu. Seba-gai pelaksana dilapangan, iahanya melaksanakan kebijakan pimpinan.Tetapi kalau dilihat kedepan, tugas Beadan Cukai memang bukan lagi sebagaipengumpul penerimaan (fiskal) melainkanmemfasilitasi perdagangan, melindungiindustri dalam negeri, serta melakukanpengawasan barang berbahaya dan se-lundupan. Dengan demikian, target pene-rimaan akan mengecil dimana kemudianakan diserahkan pada Ditjen Pajak.

Ketika disinggung dengan kesiapanstakeholder di Medan menghadapi NSW(National Single Window), Djasman meng-aku dirinya belum mengadakan sosialisasimengenai hal tersebut dikarenakan NSWsendiri masih dalam tahap piloting diBatam. Namun demikian ia sudah me-nyampaikan secara lisan pada stake-holder di Medan, tetapi memang belumbanyak yang mengerti mengenai hal ter-sebut. “Kita harus memberikan sosialisasiterutama pada internal kita dulu, harusada persamaan persepsi antar pegawaimengenai apa yang dimaksud dengansingle window,” tambah Djasman.

PENYELUNDUPAN MAKIN BERKURANGSelama menjabat sebagai Kakanwil I

DJBC Medan sejak Oktober 2005,Djasman mengakui bahwa tantangan danhambatan yang dihadapi adalah masalahpenyelundupan. Saat ini, penyelundupanmelalui Pelabuhan Belawan relatif jauhberkurang. Hal itu disebabkan pembinaanyang terus diberikan pada para pengusa-ha dan masyarakat yang sebelumnyaberpikir dengan pola tradisional.

“Dulu mereka memasukan barangimpor, biasanya dari Malaysia, melaluidermaga-dermaga kecil milik peroranganatau pelabuhan tidak resmi. Dan juga ba-nyak orang-orang yang tidak berkepen-tingan kerap menghalangi tugas pegawaibea cukai. Akibatnya kegiatan merekatidak bisa dikontrol,” kata Djasman.

Untuk mengatasi kondisi tersebut,

Djasman meminta bantuan pada KantorPusat DJBC (dalam hal ini Dit. P2) danKanwil II DJBC TBK untuk mengatasimasalah tersebut. Hasilnya, pengusaha-pengusaha yang “nakal” diminta menyele-saikan prosedur pabeannya di TBK.Dengan demikian, jika terdapat masalah,pengusaha “nakal” tersebut tidak menya-lahkan KPBC Belawan terhadap masalahyang dihadapinya karena prosedur kepa-beanannya tidak diselesaikan di Belawan.

Upaya tersebut berhasil. Penyelun-dupan melalui Belawan menjadiberkurang. Akibatnya penerimaan punmeningkat karena masyarakat mulaimelakukan importasi lewat Belawan (jalurresmi-red). “Jadi, orang-orang yangberkepentingan itu tidak lagi meneror anakbuah saya sehingga sekarang kita amandan itu sudah hampir berjalan selama 7bulan,” imbuh Djasman.

Hal senada juga terjadi di KPBC TelukNibung. Sebelumnya penyelundupan diTeluk Nibung sulit untuk diberantas.Padahal Teluk Nibung merupakan salahsatu etalase Sumatera Utara dimanadaerah tersebut juga merupakan salahsatu sarang penyeludupan. Untukmenertibkan penyelundupan tersebut,upaya juga dilakukan dengan membentukteam work yang terdiri dari Kantor PusatDJBC (dalam hal ini Dit. P2), Kanwil IMedan dan Kanwil II TBK.

Hasilnya, 2 unit kapal patroli (speedboat) yang dimiliki KPBC Belawan,diserahkan pada Kanwil II TBK. Tujuannyauntuk mengefisiensikan operasionalspeed boat tersebut. Selama ini, dalammelakukan operasi pengawasan laut(menggunakan speed boat) daerah yangselalu dilalui kapal patroli Bea dan CukaiTBK diantaranya adalah Belawan danTeluk Nibung. “Sehingga, saya usulkanpada Pusat agar speedboat yang dimilikiKanwil I diberikan saja ke TBK, tapi bahanbakarnya tetap dari kami. Kan sama saja,

kalau mereka patroli lewatBelawan dan Teluk Nibungjuga,” papar Djasman.

Dengan demikian, pe-gawai yang tadinya melaku-kan pengawasan laut diBelawan dan Teluk Nibung,dapat dioptimalkan ditempatyang lain, misalnya melaku-kan pengawasan dipelabuhan dan itu berhasil.Hasilnya, sejak 6 bulan lalupenyelundupan di TelukNibung semakin berkurang.“Jadi, yang kita lakukan ituadalah suatu strategi bagai-mana agar kita melakukanefisiensi dan tidak mengor-bankan pegawai karenadisini faktor psikologisnyaberat,” imbuh Djasman.

Sementara itu, untukpengawasan di BandaraPolonia, selama ia menja-bat sebagai Kakanwil, be-lum ada tegahan narkotika.

Hal itu disebabkan tim Satgas AirportInterdiction telah melakukan pekerjaannyadengan baik. Sedangkan untuk importasi,barang yang melalui Polonia jumlahnyahanya sedikit.

Berbicara mengenai importasi, komo-diti impor yang paling banyak di SumateraUtara adalah barang-barang yang biasadipakai oleh masyarakat sehari-hari se-perti pupuk, bahan baku, makanan ternak,tepung gandum, gula, kacang kedelai,beras, jagung serta bijih plastik.Sedangkan untuk komoditi ekspor yangpaling besar adalah CPO (crude palm oil),karet, pinang, kayu, biji kopi dan udang.Diperkirakan, produk CPO makinmeningkat kedepannya dimana selamaini pemasarannya ke Malaysia dan Eropa.

Ketika disinggung mengenai produkChina yang membanjiri pasaran Indone-sia, Djasman berkomentar, kalaumengacu pada ketentuan internasional,importasi dari China tidak boleh dilarangsepanjang memenuhi peraturan yang ada.Apalagi Indonesia masih membutuhkanbarang-barang produk China karenaharganya yang murah dan adanya faktorkedekatan budaya. Namun Djasmanmengakui bahwa di seluruh dunia produkChina kini menjadi suatu masalah.

Indonesia sendiri tidak bisa lepas daridunia perdagangan internasional, dimanafree trade area atau perdagangan bebasakan menjadi kenyataan. “Apakah Indo-nesia mampu bersaing di dunia internasio-nal? Hal itu kembali pada industri didalamnegeri. Namun demikian, untuk menyiasa-ti banjirnya barang-barang dari China ini,proteksi dari pemerintah sangat diperlukanagar barang-barang tersebut jangan sam-pai membanjiri Indonesia,” saran Djasman.

OPERASI CUKAI YANG PERTAMASaat dikonfirmasi mengenai operasi

cukai, Djasman menjelaskan, selama inikendala dalam melakukan operasi cukai

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 382

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

emberikan pelayanan yang terbaikdan prima, kini sudah bukan lagislogan yang hanya didengungkan

oleh para pegawai di lingkungan DJBC.Upaya untuk mewujudkan itu, kini jugaterus dilakukan sehingga citra negatif yangmelekat di instansi ini sedikit demi sedikitdapat pudar dengan pelayanan yang se-makin memuaskan bagi para stakeholder.

Salah satu upaya yang dilakukan ada-lah dengan memberikan penilaian kepadaseluruh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) yang ada di Indonesia, sehinggawujud pelayanan tersebut dapat terlihatdengan nyata. Hal ini terbukti kalau KPBCyang memberikan pelayanan terbaiknyaakan menjadi contoh bagi seluruh KPBCyang ada.

Penilaian terhadap kantor percontoh-an memang tidak mudah diberikan begitusaja kepada KPBC, penilaian tersebutmemiliki kriteria tersendiri yang melibatkanbanyak pertimbangan, khususnya pertim-bangan akan pelayanan yang diberikanoleh KPBC tersebut. Sebagai contoh,walaupun dengan bangunan yang cukupsederhana namun pelayanan yangdiberikan dapat cepat dan memuaskanpara pengguna jasa, sudah menjadi satupoin penting yang mendapat nilai lebih.

SEMBILAN INOVASIUntuk tahun 2006, setelah melalui

tahapan penilaian yang cukup ketat olehtim penilaian dari Kantor Pusat DJBC,akhirnya penilaian terbaik diberikankepada KPBC Tipe A Bekasi yangdikukuhkan menjadi kantor pelayananpercontohan terbaik di lingkungan DJBC.

Penilaian ini memang tidak semata-mata karena gedung KPBC yang baru,namun KPBC Tipe A Bekasi dalam mem-berikan pelayanannnya selalu memuas-kan para stakeholder dan komitmen untukterus berupaya menjadi yang terbaik dibidang pelayanan. Selain itu KPBC Tipe ABekasi juga terus berinovasi dalammemberikan pelayanan. Menurut KepalaKPBC Tipe A Bekasi, Istyastuti WuwuhAsri atau yang lebih dikenal denganpanggilan Isti, saat ini KPBC Tipe A Bekasimemiliki 9 inovasi pelayanan yang terusdiupayakan dan dilaksanakan sehinggadapat menciptakan inovasi baru lagi.

Ke 9 inovasi tersebut pertama, menga-tur jadwal petugas dan mengumumkan

bahwa pelayanan dilakukan 24 jamseminggu. Dua, menerapkan pelayananPIB disket untuk pengeluaran barang darigudang berikat ke DPIL yang berlakusejak 1 April 2006. Tiga, menyediakanlayanan informasi bagi pengguna jasaagar dapat memonitor perkembanganproses PIB (status PIB) sejak April 2006.Empat, menyediakan loket pelayananfungsional agar dapat mempercepatpelayanan sejumlah lima loket sejak Mei2006. Lima, menetapkan motto KPBCBekasi untuk memotivasi pegawai dalammenjalin komunikasi antar pegawai.Enam, menetapkan pesan pelayanan bagipengguna jasa. Tujuh, memanfaatkantempat untuk perpustakaan sejak Mei2006. Delapan, menyediakan poliklinikuntuk menjaga kesehatan pegawai sejakJuni 2006. Sembilan, membentukkoperasi pegawai untuk meningkatkankesejahteraan pegawai dengan nama“Mukti Sejahtera” sejak Juli 2006.

“Pada zaman/era globalisasi ini suatuindustri dihadapkan pada persaingan yangsangat keras. DJBC sebagai fasilitatorperdagangan dituntut dapat memecahkanmasalah bukan menimbulkan masalah,akan hal ini KPBC Bekasi sadar, olehkarenanya harus dapat mendukungkelancaran arus barang impor-eksporpengusaha sehingga tidak mengganggujadwal dan dapat memenuhi order tepatwaktu. Untuk itu KPBC Bekasi melakukaninovasi-inovasi tersebut,” ujar Isti.

Lebih lanjut Isti menjelaskan, salahsatu syarat yang diperlukan namun seringdilupakan oleh kantor-kantor pelayananlain, adalah membuat motto untuk parapegawainya. Hal ini telah ditetapkan olehperaturan Menteri PendayagunaanAparatur Negara (PAN), denganmenciptakan motto dilingkungan kerja kita,maka diharapkan dapat menjadi ajangkomunikasi antar pegawai.

Selain hal tersebut, hal yang jugamenjadi pertimbangan bagi tim penilaiadalah, adanya publikasi dari pihak KPBCkepada masyarakat sekitar baik menyang-kut keberadaannya maupun pelayananyang diberikannya, sehingga denganadanya publikasi seluruh masyarat akantahu bahwa KPBC memiliki peran pentingdalam meningkatkan perekonomiandaerah tersebut.

“Saat ini memang masih banyak yang

KPBC Tipe A BekasiJUARA I KANTORPERCONTOHANUpaya untuk meningkatkan pelayanan menjadi yang terbaik danprima, akhirnya membuahkan hasil sebagai kantor percontohanterbaik di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

M

adalah masalah dana untuk melaku-kan operasi. Namun setelah turundana dari Kantor Pusat DJBC, operasicukai dapat dilaksanakan pada 6 – 30Juni 2006. Operasi tersebut meliputiwilayah kerja KPBC Teluk Bayur (Sum-bar), KPBC Sibolga, KPBC PematangSiantar, KPBC Teluk Nibung, KPBCPangkalan Susu dan KPBC Belawan.

Hasil dari operasi tersebut cukupsignifikan. Barang bukti yang berhasilditegah diantaranya, 979 karton dan3.977 tin hasil tembakau dengan jenispelanggaran, pita cukai yang dilekat-kan tidak sesuai personalisasi sertatidak dilekati pita cukai. Barang buktitersebut disimpan di KPBC Teluk Ba-yur. Kemudian sejumlah 154 kartondan 622 tin hasil tembakau denganjenis pelanggaran, pita cukai yangdilekatkan tidak sesuai personalisasiserta tidak dilekati pita cukai. Barangbukti tersebut disimpan di KPBCSibolga. Lalu sejumlah 7 karton hasiltembakau dengan jenis pelanggaran,pita cukai yang dilekatkan tidak sesuaipersonalisasi. Barang bukti tersebutdisimpan di Gudang Agen Jl. MadioSantoso Komplek Taman Madio San-toso Prima Blok A No. 70, KrakatauMedan. Terakhir, sejumlah 7 kartonhasil tembakau dengan jenis pelang-garan pita cukai yang dilekatkan tidaksesuai personalisasi dimana barangbukti tersebut disimpan di Kanwil IDJBC Medan. (Lihat data)

Akibat pelanggaran tersebut, keru-gian negara dari sektor cukai menca-pai 272.352.952 rupiah disamping ke-rugian imateriil lainnya, yakni tergang-gunya industri hasil tembakau dalamnegeri dan ketidakpatuhan pelakuusaha terhadap UU No. 11 tentangCukai. Sepanjang pengetahuan WBC,operasi cukai yang dilakukan olehKanwil I DJBC merupakan operasicukai yang pertama kalinya diSumatera Utara. Hal tersebut diaminiDjasman. Dari operasi tersebut tidakada satupun pelaku yang ditahanmengingat produksi hasil tembakautersebut dilakukan di luar P. Sumatera,dalam hal ini P. Jawa.

“Jadi, operasi ini akan membantupabrik cukai yang ada di Sumut dima-na selama ini pemasarannya kalahdengan rokok illegal. Dengan operasiini omset mereka akan terbantu danotomatis mereka akan membayarcukai lebih besar,” kata Djasman.

Di akhir wawancara Djasman ber-harap agar kedepannya citra Bea danCukai menjadi baik di mata masyara-kat. Apalagi kedepannya DJBC lambatlaun tidak terfokus pada penerimaan.“Jadi kita jangan mentang-mentang.Kita harus sadar bahwa kita hidup dariDJBC, keluarga kita makan dari DJBC.Kalau kita masing-masing sadarbetapa pentingnya DJBC bagi kita,Insya Allah Bea dan Cukai akanmenjadi baik,” tandas Djasman.

DAERAH KE DAERAH

ifa

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 382

37WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

belum memahami apa saja yang dinilaiuntuk menjadi kantor percontohan, semuahanya berorientasi pada fisik, padahalpenilaian fisik hanya mendapat porsi 25persen saja. Yang utama adalah bagaima-na pelayanan yang diberikan selama ini,seperti contoh disini kami membuat janjiwaktu pelayanan yang dapat dijadikanpatokan penguna jasa untuk menerimapelayanan kami. Misalnya waktu untukmengurus pelayanan PIB adalah 25menit, tapi disini ada catatan jarak antaraKPBC dengan KB adalah 0,5 sampaidengan 25 Km, disini tidak ada angkutanumum dan terkadang ada kemacetan, nahuntuk hal ini kami menyatakan kalau jamtidak berjalan (berlaku-Red) untuk perja-lanan petugas ke KB atau GB,” jelas Isti.

PENYERAHAN PIALA KANTORPERCONTOHAN.

Akhirnya melalui Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-84/

BC/2006, memutuskan pe-menang utama pemilihankantor pelayanan percon-tohan di lingkungan DJBC,adalah KPBC Tipe A Bekasisebagai juara I, KPBC TipeA Batam sebagai juara II,dan KPBC Tipe A Jakartasebagai juara ke III.

Acara penyerahan pialabergilir yang dilaksanakanpada 15 Agustus 2006 diKPBC Tipe A Bekasi, dise-rahkan langsung oleh DirjenBea dan Cukai, AnwarSuprijadi, juga dihadiri oleh Sekditjen Beadan Cukai, Sjahrir Djamaluddin, KakanwilV DJBC Bandung, Joko Wiyono, Kabid P2Bandung, Kepala KPBC Bandung, KepalaKPBC Bogor, Kepala KPBC Purwakarta,para Kepala kantor yang mendapatkanjuara, Kepala KPBC Malang, dan KepalaKPBC Pontianak.

Sebelum piala bergilir diserahkan ke-pada KPBC Bekasi, terlebih dahulu KPBCMalang yang juara pada tahun 2004,menyerahkan piala bergilir ke KPBCPontianak sebagai juara pada tahun 2005.Hal tersebut dilakukan karena pada tahun2005, KPBC Pontianak yang mendapatjuara I kantor percontohan, namun karenasatu dan lain halnya, acara penyerahanpiala bergilir tidak dapat dilaksanakan.Dan setelah penyerahan itu, maka pialabergilir diserahkan kepada KPBC Bekasioleh Dirjen Bea dan Cukai.

Dalam kata sambutannya Dirjen me-ngatakan, prestasi yang telah diraih olehKPBC Tipe A Bekasi dapat dikembangkanterus, karena citra bea cukai merupakansesuatu yang didambakan dan perluditingkatkan.

“Berbicara soal pelayanan memangtidak terlepas dari kompetensi dari pejabatyang menangani terhadap pelayanan ini,pengertian kompetensi tidak hanya

pengetahuan dan keterampilan saja, tetapiyang sangat penting adalah sikap danperilaku kita, jangan kekuasaan dankewenangan kita untuk masyarakatdisalahgunakan, marilah kita wujudkanbahwa kewenangan kita denganmemberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat,” ujar Dirjen.

Lebih lanjut Dirjen mengatakan, peme-nang kantor percontohan tahun 2006 ini,dapat juga merebut penghargaan ditingkatDepartemen Keuangan dan tingkatnasional, untuk kantor pelayanan primayang diselenggarakan oleh Menteri PAN.Untuk dapat meraih itu semua maka harusdijalankan pelayanan prima dengankepastian, baik kepastian akan waktu,kepastian akan biaya terhadap pelayanan,dan kepastian akan syarat-syarat yangdiperlukan untuk pelayanan.

Dengan upaya dan inovasi yang telahdijalankan, memang layak jika tahun 2006ini predikat kantor percontohan diberikankepada KPBC Tipe A Bekasi. Dan sesuaidengan motto dari KPBC Tipe A Bekasi“Jadikan tempat kerja sebagai rumahkedua kita” maka dengan rendah hatiKPBC Tipe A Bekasi menyambutpenghargaan ini bukan akhir, tapi awaldari peningkatan citra pelayanan primadari Bea dan Cukai.

ISTYASTUTI WUWUH ASRI. Jangan jadikan fisikbangunan sebagai modal untuk meraih kantorpercontohan, tapi jadikan peningkatan mutupelayanan sebagai kunci dari pelayanan prima.

ANWAR SUPRIJADI. Memberikan kepastiankepada pengguna jasa adalah wujud untukmeningkatkan citra.

PIALA BERGILIR. Untuk tahun 2006 KPBC Tipe A Bekasimendapat juara I kantor percontohan dilingkungan DJBC danberhak atas piala bergilir DJBC.

KPBC TIPE A BEKASI. Dengan sembilan inovasi diharapkanpelayanan prima dapat terwujud.

WBC/ATS WBC/ATS

WBC/ATS

DO

K. W

BC

adi

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 382

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ever football atau demamsepakbola melanda dunia seiringdihelatnya pesta sepakbola

empat tahunan terakbar yang lebihterkenal dengan FIFA WORLD CUPyang tahun ini diselenggarakan dinegeri Bavaria Jerman. 32 negaradari berbagai belahan duniabertanding memperebutkan tempatterhormat yaitu menjadi jawara padapiala dunia kali ini, mulai dari timtangguh seperti tim samba Brazilsampai tim underdog seperti TimMagribi Tunisia.

Berbagai macam kejutan menghi-asi perjalanan setiap tim, mulai daripenalti kontroversional Totti padainjury time yang meloloskan Italiadari hadangan tim Socceroos Austra-lia, sampai peristiwa tandukkan maut

maestro sepakbola Zinedine “Zizou”Zidane terhadap bek Italia MarcoMaterazzi. Sungguh demamsepakbola menulari semua orang,tidak terkecuali para pegawai yangberada dilingkungan Kanwil VIIIDJBC Denpasar.

Untuk mengalang kebersamaandan persaudaraan diantara pegawai,maka bertempat diaula Kanwil VIII,diselenggarakan sebuah acara yangbertema “ Sport for Togetherness”yang dihadiri oleh semua pegawaidilingkungan Kanwil VIII dan KPBCNgurah Rai.

Acara ini dimeriahkan dengan livemusic, pertandingan sepakboladunia maya “ playstation 2: winningeleven 10 “ antara tim KPBCNgurah Rai dan Tim Kanwil VIII,lelang lagu, dan diakhiri dengannonton bareng partai final PialaDunia 2006 antara tim Azzurri Italiadan Tim Les Blues Perancis, sertapembagian doorprize.

Dalam sambutannya diawalacara, Kakanwil VIII Heryanto BudiSantoso menegaskan pentingnyaacara seperti ini untuk memperkuatdan mempererat tali persaudaraandan kebersamaan diantara semuapegawai dilingkungan Kanwil VIII.Selain itu Heryanto juga menyambutbaik terselenggaranya acara tersebutdan berharap acara seperti ini tidakhanya diadakan empat tahun sekali,tetapi kalau bisa setahun sekali atausebulan sekali.

Dalam pertandingan winningeleven 10, tim KPBC Ngurah Raiyang memegang tim Italy harusmengakui keunggulan dari tim KanwilVIII yang memegang tim Prancisdengan skor akhir 2:4.

Dalam acara lelang lagu, tampilsebagai peserta lelang adalahKakanwil VIII Heryanto Budi Santoso,

Sport ForTogetherness

NONTON BARENG FINAL PIALA DUNIA 2006KANWIL VIII DJBC DENPASARBertemakan Sport for togetherness

LUAPAN KEMENANGAN. Kakanwil VIIIDenpasar, Heryanto bersorak saat timpujaannya memenangkan pertandingan.....

FOTO BERSAMA. Pegawai di lingkungan Kanwil VIII Denpasar berfoto bersama setelah mengikutiacara nonton bareng piala dunia.

F

FOTO : BENDITO

FOTO : BENDITO

DAERAH KE DAERAH

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 382

39WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

alam rangka peningkatan sumberdaya manusia ( aparat penegakhukum), maka pemerintah Ameri-

ka Serikat melalui DEA (Drugs En-forcement Administration) bekerja samadengan pemerintah Indonesia, yakniBARESKRIM (Badan Reserse Kriminal)POLRI menyelenggarakan seminaryang bertajuk SEMINAR AIRPORTINTERDICTION, yang berlangsung se-lama 5 (lima) hari, mulai dari hari Senin10 Juli sampai dengan Jumat 14 Juli2006 di Jakarta Room Hotel WestinResort Nusa Dua, Bali.

Seminar ini di ikuti oleh peserta dariKepolisian Republik Indonesia danDirektorat Jenderal Bea dan Cukai.

Peserta dari Bea dan Cukai berasal dariKPBC Juanda, KPBC Ngurah Rai,KPBC Balikpapan, KPBC Makasar, danKPBC Manado. Sebagai pengajardalam seminar ini adalah para agenDEA antara lain : George S.Karountzos (Kepala Unit PelatihanInternasional Tim A), Daniel S. Perez (Agen Khusus), Kevin Blair (agenKhusus), Jim Balcom (agen khusus,kantor perwakilan Singapura).

Hari Senin 10 Juli 2006, seminardibuka secara resmi oleh Kapolda BaliIrjen Pol. Sunarko. Dalam sambutannyayang dibacakan oleh Kapolda Bali,Kepala Badan Reserse Kriminal POLRIKomjen Pol. Makbul Padmanegara

SEMINAR

AirportInterdictionNUSA DUA BALIKejahatan Narkotika telah menjadi sebuah ancaman serius bagisetiap umat manusia dibelahan bumi manapun, oleh sebab ituupaya pencegahan terhadap peredaran gelap narkotika menjadikewajiban dan tugas setiap orang khususnya aparat penegakhukum yang secara khusus mengemban tugas ini.

SEMINAR AIRPORT INTERDICTION. Dibuka oleh Kapolda Bali, Irjen Polisi Sunarko yang mewakili,Bareskrim Polri, Makbul Padmanegara.

DKabid Kepabeanan dan CukaiNgadiman, Kabid Verifikasi danAudit Aziz Syamsu Arifin dan KasiImpor, Nunik. Setiap pesertalelang akan melakukan apa saja (wajar dan patut ) yang dimintaoleh pemenang lelang. Semuauang yang terkumpuldisumbangkan sebagai kas timsepakbola Kanwil VIII.

Suasana dalam ruang KanwilVIII semakin semarak ketikawaktu menunjukkan pukul 03.00wita yang berarti kick off babakpertama partai final piala duniasegera dimulai, supporter keduatim yang berlaga meneriakkannama tim unggulannya masing-masing. Pendukung Perancisbersorak ketika Zinedine Zidanemenaklukkan Buffon PenjagaGawang Italia lewat kotak penalti,yang merubah kedudukanmenjadi 1:0. Pendukung Italiayang sempat terdiam, sontakkegirangan ketika tandukanMarco Materazzi menyamakankedudukan menjadi 1:1. Akhirnyapendukung Perancis harusmengakui keunggulan Italiamelalui adu penalti setelahGrosso berhasil merobek gawangBhartez sehingga kedudukanakhir menjadi 5:3. PendukungItalia bersorak gembira setelahtimnya berhasil memastikan dirimenjadi “Campione del mundo”untuk keempatkalinya.

Acara nonton bareng inidiakhiri dengan pembagian door-prize dan foto bareng tim pendu-kung Italia.

Piala dunia 2006 telah usai,namun semangat kebersamaanharus terus ditumbuhkan. VivaBravo Charlie 8 – sport for toge-therness.

PEMBERIAN CINDERAMATA. Kakanwil VIIIDJBC Denpasar, Heryanto Budi Santoso, saatmemberikan cinderamata kepada pegawai diacara nonton bareng.piala dunia 2006

Adito Koresponden Denpasar

FOTO : BENDITO

FOTO : BENDITO

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 382

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

FOTO BERSAMA peserta dan pembicara seminar Airport Interdiction Nusa Dua, Bali.

menegaskan pentingnya pelatihan inibagi peningkatan kemampuan aparatpenegak hukum dalam rangka perangmelawan kejahatan narkotika.

Lebih lanjut Makbul meminta keserius-an dari semua peserta dalam mengikutiseminar airport interdiction tersebut serta,Makbul menyampaikan terima kasihkepada Pemerintah USA dalam hal iniDEA yang bersedia membantu memberi-kan pelatihan serta berbagi pelatihan me-lalui seminar seperti ini. Diakhir sambut-annya Makbul mengharapkan kerjasamaseperti ini senantiasa terus digalakkanuntuk kepentingan bersama. Setelah fotobersama dan perkenalan peserta, selan-jutnya George Karountzos memaparkansejarah DEA dan ditutup denganperkenalan kasus oleh Daniel Perez.

Selasa, 11 Juli 2006, seminar dimu-lai dengan presentasi dari GeorgeKarountzos tentang operasi pencegat-an, kemudian laporan perwakilan DEASingapura oleh Jim Balcom dan diahkirioleh Daniel Perez dengan materiPemalsuan Dokumen.

Rabu, 12 Juli 2006, sebagai pembi-cara pertama, Daniel Perez denganmateri pengawasan atau surveillance,kemudian Kevin Blair menjelaskan ten-tang tatacara mengidentifikasi Narkoti-ka dengan menggunakan narkotest,dan operasi pengendalian pengirimanatau Delivery Control.

Kamis, 13 Juli 2006, peserta dibe-kali pengetahuan tentang metode –metode penyelundupan dan penyem-bunyian narkotika oleh George Karoun-

tzos serta materitentang informanoleh Daniel Perez.Acara hari kamisdikhiri dengan prak-tek pelatihan dibandara Internasio-nal Ngurah Rai Bali,yaitu bagaimana m-elakukan pengawa-san terhadappenumpang yangdatang melalui ban-dara tersebut.

Jumat, 14 Juli2006 adalah hariyang paling dinan-tikan oleh semuapeserta, yaitu harikelulusan, setelahmelewati sesi tinjau-an ulang prakteklapangan, kritik dansaran pelatihan,acara diakhiri de-ngan upacara penu-tupan dan penye-rahan sertifikat tan-da kelulusan kepa-da semua pesertaseminar.

Seminar bolehberakhir, namun

tugas kita untuk mencegah peredar-an gelap narkotika tidak pernah usai.Setiap saat narkotika mengancamdan setiap waktu ada saja generasimuda kita yang menjadi korban. “Evilman always a step ahead,” penjahatselalu selangkah didepan kitabarangkali makna dari kalimattersebut, namun dengan semangatdan kerja keras, niscaya segalakendala akan teratasi.

Tidak perduli seberapa lama atauberapa kali seorang penjahat dapatmeloloskan diri, tetapi yakinlah bahwapada akhirnya ia akan menjadipecundang, sebab sepandai-pandainyatupai meloncat, akhirnya jatuh juga. Sayno to drugs and viva bravo Charlie.

Adito Koresponden Denpasar

UJIAN ULANG. Setelah mendapatkan materi tentang modus-modus darimafia narkoba, peserta diharuskan mengikuti ujian agar lebih memahamimateri yang diberikan.

TIM DEA. Banyaknya modus yang dijalankanoleh mafia narkoba, Tim DEA menjadi pembicara utamadalam seminar airport interduction.

FOTO : BENDITO FOTO : BENDITO

FOTO : ISTIMEWA

DAERAH KE DAERAH

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 382

41WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

JAKARTA. Direktur Pencegahan dan Penyidikan (P2), Endang Tata, pada Jumat 4 Agustus 2006 menutup secara resmi pendidikan danpelatihan anjing pelacak narkotika angkatan X tahun 2006. Pelatihan yang berlangsung sejak 17 April hingga 31 Juli 2006, juga mendapatbantuan dari Australian Customs Service dalam penyampaian materi teknis pelatihan yang sangat berguna bagi para Handler baru dalammelaksanakan tugasnya di lapangan. Acara yang berlangsung di aula wisma anjing pelacak ini juga di hadiri oleh beberapa undangan,diantaranya Kepala Seksi P2, KPBC Tanjung Priok I, II, dan III, KPBC Pasar Baru, KPBC Sokerno-Hatta, dan beberapa undangan laindilingkungan Direktorat P2. Dikesempatan itu juga, Kasubdit Intelijen, Nasar Salim yang bertindak selaku ketua panitia memberikanlaporannya seputar pelatihan yang dilanjutkan dengan penyematan tanda K9 oleh Direktur P2 kepada peserta yang telah lulus mengikutipelatihan. Dan sebagai penutup acara diakhiri dengan demontrasi dari para Handler dengan memperlihatkan kemampuan anjing pelacaknya.

SURABAYA. Pada 20 Juli 2006 diselenggarakan sosialisasipenerapan PDE manifest di Kanwil VII DJBC Surabaya. Sosialisasidua hari ini diselenggarakan di aula Kanwil VII DJBC Surabayadipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah VII DJBC SurabayaZeth Likumahwa, menampilkan dua pembicara dari Kantor Pusatyakni Susiwiyono, Kasubdit Menejemen Resiko Dit InformasiKepabeanan dan Cukai, dan M. Zein Kasubdit Penyuluhan Dit. PPKC.Acara dihadiri para pengusaha ekspor dan impor yang menjadi mitrakerja Kanwil VII DJBC Surabaya. Bambang Wicaksono, Surabaya

BALIKPAPAN. Bertempat di Aula Kanwil X DJBC Balikpapan,pada 19 Juli 2006 diadakan Sosialisai Penerapan SAPPendeteksian Pita Cukai dan PDE Manifes. Acara tersebutdibuka oleh Kabag Umum, Rudy Hernanto, diikuti oleh seluruhKasi P2 dan Cukai KPBC-KPBC dilingkungan Kanwil XBalikpapan. Dalam acara tersebut, disampaikan juga sosialisasiberkaitan dengan integritas pegawai. Don’s, Balikpapan

JAKARTA. Di Aula Loka Mu-da gedung B lantai 5 diseleng-garakan Rapat Koordinasi(Rakor) Kantor Pusat Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukaipada 25 Juli 2006. Rapat di-pimpin langsung oleh MenteriKeuangan Sri MulyaniIndrawati dengan didampingiDirektur Jenderal Bea danCukai Anwar Suprijadi, dihadiripejabat inti, pejabat eselon IIdan III. Rakor yang memba-has kinerja Bea dan Cukaidan permasalahan-permasa-lahannya selama dibawahMenteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati ini dihadiri juga duapejabat senior yang menjabatsebagai Pemimpin Tim Pra-karsa dan ReformasiPeningkatan Kinerja bidangPajak dan Bea Cukai yakniMar’ie Muhammad danMarsilam Simanjuntak.

SEPUTAR BEACUKAIWBC/ATS

WBC/ADI

FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO : DONNY ERIYANTO

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 382

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ACEH. Pertandingan final sepakbola antara tim kesebelasan KPBC Sabang (jongkok) dengan tim kesebelasan gabungan KPBC IskandarMuda danKPBC Meulaboh (berdiri) dalam rangka HUT RI ke-61 berlangsung pada 30 Juli 2006. Sebelumnya kedua tim foto bersama denganKakanwil XIII DJBC Aceh M. Chariri (foto kiri). Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 4 – 1 untuk KPBC Sabang. Foto kanan,penyerahan piala bergilir juara umum yang diserahkan oleh Kakanwil XIII DJBC Aceh kepada tim kesebelasan KPBC Iskandar Muda yangditerima oleh Kepala KPBC Iskandar Muda, Mochamad Munif,. Kiriman Kanwil XIII DJBC Aceh - Handoko Nindyo

JAKARTA. Pertandingan final sepak bola dalam rangka memperingati HUT RI ke-61 antara kesebelasan Direktorat P2 (berdiri kostum me-rah) melawan kesebelasan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai (jongkok kostum putih) berlangsung pada 19 Juli 2006 di Stadion Beadan Cukai Bojana Tirta Jakarta Timur. Pertandingan yang berlangsung selama 2 X 30 menit dengan skor 3 – 1 dimenangkan kesebelasanDirektorat P2 sebagai juara I (gambar kiri). Gambar kanan, penyerahan piala bergilir kepada Direktorat P2 diterima oleh Sutikno (kiri).

JAKARTA. Walaupun turun tanpa full tim, akhirnya tim InkadoKorda DKI Jaya pimpinan Kepala Bidang Pencegahan danPenyidikan Kantor Wilayah V DJBC Bandung, MamanAnurachman, berhasil keluar sebagai runner up di kejuarankarate Bang Fauzi Cup I 2006. Pada kejuaran yang berlangsungdi GOR Jakarta Timur pada 3 hingga 6 Agustus 2006 ini, timInkado Korda DKI Jaya cukup mendapat perlawanan yang beratdari tim FORKI DKI. Dengan perjuangan yang keras, akhirnyatim Inkado DKI Jaya berhasil meraih 5 medali emas, 7 medaliperak, dan 9 medali perunggu. Dengan hasil ini, maka tim InkadoDKI Jaya berhak atas posisi runner up di kejuaran karate ini.

JAKARTA. Warta Bea Cukai menyelenggarakan acara perpisahandengan Kepala Bagian Umum KP-DJBC sekaligus PenanggungJawab WBC, Soedirman A. Ghani, yang pertanggal 1 Agustusmemasuki masa purna bakti. Tampak dalam foto Pemimpin RedaksiMajalah Warta Bea dan Cukai (WBC) Lucky R. Tangkulung (tengah)menyerahkan cinderamata kepada Soedirman A. Ghani (kanan).Acara perpisahan yang diselenggarakan pada 9 Agustus 2006 diRestoran Handayani Matraman Jakarta Timur ini dihadiri oleh seluruhkru WBC, perwakilan pt Bhinneka Dirgantara Loka, Sungkono sertabeberapa pejabat seperti Kepala Seksi Rumah Tangga, Wahyudi, danKasubbag Tata Usaha Kearsipan dan Dokumentasi Niko Budi Dharma.

SEPUTAR BEACUKAIFOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

WBC/ADI WBC/ATS

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 382

43WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

JAKARTA. Sebanyak 80 mahasiswa Fakultas Hukum Perdata Universitas Lampung pada 19 Juli 2006 melakukan kunjungan keKantor Pusat DJBC dalam rangka kuliah umum. Kunjungan yang dipimpin oleh Ibu Melly Aida didampingi beberapa dosen diterimadan dibuka oleh Manahara Manurung, Kasubag Tata Usaha Dit. PPKC dengan para staf. Mahasiswa diberikan makalah tentang DJBCdisertai penjelasan oleh Erwin Situmorang, Kasi Peraturan Kepabeanan Dit. PPKC,dan Mulyadi Kasi Penyidikan I dari Dit P2. Usaipemaparan kedua belah pihak saling menyerahkan cindera mata, dimana dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diserahkan olehManahara Manurung kepada pimpinan Universitas Lampung. Acara dilanjutkan ramah tamah dengan makan bersama..

ACEH. Kakanwil XIIIDJBC Banda Aceh M.Chariri (berdiri ditengahbaju putih) foto bersamadengan panitiapenyelenggara kegiatanolahraga HUT RI ke-61KWBC XIII. Acara dibukapada 28 Juli 2006 olehKakanwil XIII dilapanganKeutapang, Mata’ie BandaAceh dengan serangkaiankegiatan olah raga yaknisepak bola, bola voli,tennis meja dan caturmemperebutkan pialabergilir. Kiriman KanwilXIII DJBC Aceh -Handoko Nindyo

JAKARTA. Pertandingan final Bulu Tangkis KantorPusat DJBC dalam rangka memperingati HariKemerdekaan RI ke-61 berlangsung antara timbulutangkis Sekretariat (kostum orange) melawantim Direktorat PPKC (kostum biru) pada 11 Agustus2006 di aula gedung B lantai dasar. Tampak dalamgambar R. Evy Suhartantyo (ketua panitiapenyelenggara yang mewakili BAPORS KP-DJBC)dan beberapa hakim garis, berfose bersama keduatim, dimuka serta trophy piala bergilir DirekturJenderal Bea dan Cukai.

JAKARTA. Dihalaman Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Jl.Gerbang Pemuda Senayan Jakarta, Deputi bidang Pemberdayaan OlahragaKementerian Negara Pemuda dan Olah Raga pada 10 Agustus 2006menyelenggarakan lomba Senam Kebugaran Jasmani (SKJ ‘2004) dalam rangkamemperingati Hari Kemerdekaan Republik ke-61 dan Hari Olahraga Nasional(HAORNAS) XXII tahun 2006. Lomba diikuti oleh instansi pemerintah BUMN,perusahaan swasta dan organisasi social dari seluruh Indonesia memperebutkanpiala Menpora. DJBC mengirimkan 1 (satu) tim putra yang terdiri dari 7 orangsebagai tim inti dan 3 (tiga) orang cadangan. Dari hasil lomba SKJ tersebut TimDJBC memperoleh juara harapan II dan menerima hadiah Trophy Menpora sertauang sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu. Dalam foto bersama didepan KantorMenpora tim DJBC didampingi tiga official dari BAPORS DJBC yakni Mira PuspitaDewi (baris depan no. 3 dari kiri), R. Evy Suhartantyo (baris depan no. 2 darikanan) dan Sri Woroningsih (baris depan no 3 dari kanan) serta seorang pelatihyakni Nike (baris depan bertopi). Kiriman BAPORS KP-DJBC

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS FOTO : KIRIMAN

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 382

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

A D I L R I A N T OTakdir manusia adalah rahasia Tuhan, manusia tidak mengetahui apa yang

akan terjadi, begitu juga dengan Adil, panggilan bagi pegawai yang bertugas diKPBC Tipe B Sintete. Ia tidak pernah menyangka nasib baik berpihak padanyadengan menjadi pegawai Bea dan Cukai.

Adil, salah satu contoh manusia yang hidup dalam keprihatinan dan tak putus asadalam berusaha. Sebagai juru parkir ia mengawali pekerjaannya untuk mempertahankanhidup. Prinsipnya setiap bekerja, akan memuaskan orang yang dilayaninya, maka tidakcukup tugasnya sebagai juru parkir hanya mencarikan tempat parkir mobil, melainkanjuga pelayanan prima, begitu ia menyebut pelayanannya yang diberikan padapelanggannya. “Kalau mobil atau kacanya kotor saya lap pakai kain basah. Jika mobilmau keluar saya seberangkan sampai benar-benar aman jalannya dan rata-rata puasdengan pelayanan saya,” ujarnya memulai perbincangan.

Ternyata, profesinya sebagai juru parkir di pasar Singkawang, menjadijembatan bagi Adil untuk berkenalan dengan salah satu pegawai bea cukai. “Diaalmarhum Jesajas Hitijaubessy yang setiap parkir saya berikan pelayanan prima.Karena puas dengan pelayanan saya kemudian saya ditawari pak Jesajas untukbekerja sebagai tukang cuci mobil.”

“Ya saya siap pak, langsung saya jawab. Pikir saya kalau dapat gaji bulanan akansaya celengi untuk biaya hidup sehari-hari. Akhirnya saya jadi tukang cuci mobil. Bukanitu saja, Alhamdulillah saya juga diangkat cleaning service di KPBC Sintete tempat pakJesajas bekerja tepatnya mulai tahun 1992 bekerja di KPBC Sintete,” ujar Adil.

Saat diajak diajak masuk ke mobil alm. Jesajas, Adil menerka-nerka profesialm. Jesajas. Dari seragam yang dikenakan alm. Jesajas ia menebak bahwaprofesinya polisi, karena belum mengerti tentang Bea dan Cukai. Setelah mulaibekerja baru mengetahui bahwa ia bekerja di kantor bea cukai.

Adil anak ke-7 dari 9 bersaudara, merupakan lulusan SMA, namun jika setiapditanya teman-temannnya selalu mengaku lulusan SMP. Itu dilakukannya lantaranmalu sebagai lulusan SMA hanya menjadi tukang parkir mobil. Setelah didesakakhirnya setelah 3 tahun di KPBC Sintete dia mengaku kalau ia lulusan SMA. Sejakitu ia mulai diperbantukan di bagian verifikasi. Di tempat inilah ia mulai memperolehilmu dari teman-teman pegawai, mulai dari mengetik dokumen, membuat SE-11bahkan untuk menghitung Bea Masuk sudah ia kuasai. Jika tidak ada pekerjaan diverifikasi maka ia menjalani kembali profesinya sebagai cleaning service.

“Rumah saya jauh, jadi bersih-bersih kantor dilakukan sore selepas jam kerja.Paginya bantu-bantu di verifikasi dan cuci mobil. Hanya anak saya sering bertanyakok bapak kerja di bea cukai tetapi gak pakai seragam ?,” begitu kenang ayah duaanak yang lahir di Singkawang, 14 Maret 1969 dan berpedoman hidup “Semelehsaja, harus seimbang urusan dunia dan akhirat.”

E R N IBegitu singkat dan mudah diingat namanya. Pegawai wanita ini tidak

asing bagi seluruh pejabat dan pegawai Kanwil IX DJBC Pontianak.Bagaimana tidak, dia adalah salah seorang protokoler Bea dan Cukai diBandara Supadio Pontianak. Ketika WBC berkunjung ke Pontianak pun diayang pertama kali menyongsong kedatangan di Bandara.

Erni merupakan puteri daerah yang berkesempatan mengabdikan dirinyadi DJBC, bermula dari tenaga honorer selama delapan tahun dengan tugasmembantu administrasi di KPBC Pontianak. Ikut tes PNS menggunakanijasah SMA dilaluinya bulan Desember 2004, setelah dinyatakan lulus iamenerima SK CPNS terhitung 1 Januari 2005. Dan sekarang ia telah resmimenjadi pegawai negeri sipil terhitung masa tugas per 1 April 2006.

Karena memiliki banyak teman di bandara maka dia lebih banyakditugaskan oleh pimpinan di Bandara Internasional Supadio. Meskipun satuhari hanya melayani satu pesawat internasional kedatangan penumpang dariMalaysia,tapi dia selalu standby sebagai seorang protokoler. Bahkan Minggudan hari besar pun harus masuk.

Selama masa bertugas, ia punya kisah menarik anatara lain ketikaHari Raya Idul Fitri.” Waktu itu saya harus segera bergegas ke Bandarauntuk melayani kedatangan penumpang. Begitu selesai menunaikan shalatIdul Fitri di sekitar bandara saya langsung bertugas. Jadi berhari raya di Ban-

S U Y O N O , S.Sos, MM.Pria kelahiran Purworejo, 17 Februari 1959 ini mengaku pengalaman

kerjanya selama berkarier di Bea Cukai standar-standar saja. Pasalnya,menurut Suyono, dia pasrah saja menerima tugas ditempatkan dimana saja.Meskipun selama kariernya banyak dihabiskan diluar jawa.

Suyono masuk di Bea Cukai melalui penerimaan pegawai tahun 1980.Penempatan pertamanya pada tahun 1980 dijalani selama enam tahun diKPBC Makassar. Tahun 1986, ia dipindahkan ke KPBC Bitung, SulawesiUtara. Sama seperti di Makassar, di Bitung ia sehari-hari bertugasmenangani perbaikan kapal patroli.

Bagi pria yang telah dikaruniai tiga anak dari hasil pernikahannyadengan Ari Pinasti ini, bertugas di Bitung memberikan suatu pengalamanmenarik ketika ia mendapat tugas dalam Operasi Patroli Bersama “JaksaMasuk Laut (JML)”. Bersama-sama instansi lain, seperti Kejaksaan, Polisi,dan Angkatan Laut, kapal patroli yang ditumpangi Suyono tiba-tiba mesinmotor kapalnya mati mendadak. Selama kurang lebih satu hari, dia bersamarombongan terombang-ambing di tengah lautan di sekitar Kepulauan Malu-ku.”Untung akhirnya kapal bisa diperbaiki, meski kapal hanya dapat berjalandengan kecepatan hanya 1 knot saja. Jadi jarak antara Ternate ke Bitungditempuh dalam waktu dua hari,”kenang pria ramah dan sederhana ini.

Tahun 1990, ia dipindahtugaskan di Pangkalan Sarhub Tanjung Prioksebagai Bendaharawan rutin. Selama bekerja di Jakarta, ia menyempatkan diri

SIAPA MENGAPA

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 382

45WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Dengan gaji sebesar Rp. 25. 000 sebulan sebagaicleaning service, ia tidak tinggal diam namun terus belajardari para seniornya. Pikirnya ketika itu sederhana saja, kalauia diangkat menjadi pegawai bea cukai sudah bisamenguasai ilmu kebeacukaian, jadi kalau ada orang bertanyatentang ekspor-impor paling tidak ia dapat menjawabnya.

Atas doa keluarga dan almarhum ibunya yang sebelummeninggal selalu berharap dan berdoa agar anaknya bisadiangkat sebagai pegawai negeri, akhirnya Adil diangkatmenjadi pegawai bea cukai tepatnya pada 2003, saatusianya 34 tahun, batas usia akhir seseorang diangkatmenjadi pegawai negeri sipil.

“Alhamdulillah bahagia sekali saat resmi jadi PNS. Apayang diberikan DJBC pada saya banyak sekali, tetapi sayabelum bisa membalasnya. Maka itu saya ingin berbaktikepada DJBC, sesuai dengan slogan di Bea Cukai do andthink the best for Directorate General Customs and Exice,semboyan saya sampai sekarang dan sebagai rasaterimakasih saya kepada DJBC saya berusaha kerja sebaikmungkin, ingin jadi pegawai yang profesional,” ujar pegawaiyang saat ini sedang meneruskan kuliah S1-nya denganmengambil jurusan hukum dan keinginannya untuk sekolahlebih tinggi dari S1 selalu mendapat dukungan darikeluarganya.

Ditanya tentang pengalaman berkesannya setelah menjadipegawai bea cukai, ia bercerita saat dirinya ikut dalam kegiatanjoint operations dengan Kastam Diraja Malaysia. Saat itu adabeberapa peserta diperintahkan menulis naskah untukpembacaan doa. Meski Adil tidak memiliki dasar sekolah agama,maka ditulisnya bait-bait doa tadi dan ternyata dipilih untukdibacakan dalam acara penutupan joint operation tersebut.,“Waah senang sekali, naskah saya bahkan diminta oleh orangMalaysia. Mereka bilang kata-kata milik saya bagus. Jadi banggakarena bait naskah saya bisa menginternasional, “ ujar Adilyang juga pernah terdampar bersama E.Rizal (Kasubag Umum)saat ke perbatasan Temajuk dan hanya minum air bekas dariorang yang juga pernah terdampar di pulau itu. Temajuk berjarak7 km dari Sintete dan medan yang harus dilintasi untuk keperbatasan itu antara lain sungai, hutan, pantai dan cadas.

untuk mengambil kuliah di LAN sampai berhasilmenyandang gelar S.Sos. Pada 1998, ia mendapatpromosi menjadi Kaur Umum merangkap KasubsiPabean di KPBC Tarakan. “Pada waktu itu, masyarakatsana belum memahami peraturan (Kepabeanan). Jadisering sekali mereka protes ke kita, bahkan sampai-sampai mereka menyerang kantor kita. Tapi,Alhamdulillah sekarang mereka sudah lebih mengertiperaturan,”cerita Suyono yang berkesempatan meraihgelar S2 di Tarakan melalui program kuliah jarak jauhUniversitas Soedirman Purwokerto. Berikutnya tahun2001, ia dipromosikan lagi menjadi KasiPerbendaharaan di KPBC Balikpapan sampai sekarang.

“Jangan pernah menunda pekerjaan”, itulah mottohidup Suyono dalam bekerja. Dan memang dikalanganpegawai yang mengenalnya, ia dikenal sebagai pekerjakeras dan ‘saklek’( taat ) dalam memegang peraturan.

Kepada institusi DJBC, ia mempunyai suatu harapan.“Saya berharap agar pola karier di DJBC ini, kalau bisa,seperti di ABRI (TNI, red) dimana jenjang kariernya lebihbisa diprediksi,”demikian harapan pria yang juga menjadistaf pengajar di BDK Balikpapan ini.

dara , “kenang Wanita kelahiran Pontianak tahun 1976.Pengalaman lucu pun ia alami semasa menjadi

PNS, “Saya pernah merasa canggung dan kaku ketikadiajarkan baris-berbaris di lingkungan Kanwil IXPontianak semasa CPNS, karena sudah lama tidakpernah mengikuti sejak meninggalkan bangku SMA,”tutur wanita yang masih single ini.

Di luar tugas kantor Erni memiliki aktivitas antara lainmengikuti olah raga bola voli bersama di lingkunganpegawai bandara karena rumah tinggalnya yang memangtidak jauh dari Bandara Supadio.

Di usia yang menginjak 30 tahun ini Erni merasabersyukur dan bangga menjadi pegawai DJBC dan akanselalu berpikir dan berbuat yang tebaik bagi institusi yangdicintainya.

Di akhir wawancara Erni yang memiliki motto hiduplakukanlah suatu pekerjaan itu dengan doa, sabar, danikhlas insyaallah Tuhan akan memberikan yang terbaik,mengungkapkan harapannya pada institusi Bea dan Cukai.Ia berharap di masa yang akan datang Bea dan Cukaiakan lebih maju dan lebih baik lagi.

ris

Bambang Wicaksono

dons, balikpapan

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 120.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2005Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (EdisiJanuari - Desember)

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 382

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

KONSULTASIKEPABEANAN & CUKAI

Dengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupune-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukandengan menyebutkan identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

Pada WBC edisi Agustus 2006, yanglaporan utama tentang penerapan MandatoryPDE Manifest sejak tangal 3 Juli 2006, pada hal8 kolom satu, disebutkan semua prosespelayanan kepabeanan yang dilakukanoleh KPBC akan mengacu ke dalam dokumenmanifest. Mulai dari proses pengeluaran barangdengan penyelesaian kewajiban pabean (PIB).

Kolom dua, setiap inward manifest terdiridari pos-pos dimana setiap pos tersebut mewa-kili satu dokumen BL sehingga dapat dikatakansatu pos tersebut mewakili satu party barangtersendiri atau satu transaksi impor/ekspor.

Hal. 14 kolom 3, untuk pos yangdiselesaikan dengan PIB dan pemberian atensiterhadap analisis data yang ada pada manifest.

Perusahaan kami dalam penyelesaianformalitas kepabeanan impor menggunakanHouse Bill of Lading (HBL) sebagai dokumenpelengkap pabean untuk kondisi Full CotainerLoad (FCL).

Inward manifest yang dikirim secarasoftcopy oleh agen pelayaran adalah NomorMaster Bill of Lading (MBL), dengan shipperdan consignee atas nama forwarder.

Pertanyaan saya adalah :1. Apakah sejak berlakunya PDE Manifest

dengan dikeluarkannya Kep Dirjen BCNo 10/2006 HBL tidak dapat dipakaisebagai dokumen pelengkap pebeanpenyelesaian formalitas impor ?(hanya untuk memastikan, memang padaSK tersebut tidak disebutkan akan hal ini)

2. Jika HBL dapat digunakan sebagaidokumen pelengkap pabean, apakah MBLharus disertakan dan pada Notify Partydicantumkan nama perusahan kamisebagai pemilik barang ?

3. Jika MBL harus disertakan, apakahfotocopy dapat diterima ?

Mengingat kondisi MBL adalah TelexRelease atau Surrendered (release car-go without presentation of original BL)

Tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan inisangat saya tunggu dari Bapak Endang Tata.Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkanterima kasih.

Hormat saya,

Hera Y MelatiJl. Bukit Duri Putaran No.14

Jak Sel 12840

Jawaban :1. Menjawab pertanyaan saudari mengenai

dapat/tidak House B/L digunakan sebagaidokumen pelengkap pabean, sehubungandengan pemberlakuan SAP PDE Manifestsecara Mandatory, perlu kami jelaskansebagai berikut :a. Pada dasarnya seluruh ketentuan di

bidang kepabeanan tidak pernahmenyatakan secara rinci mengenaipenyebutan Master atau House B/Ldalam proses pengurusan dokumen

kepabeanan. Ketentuan di bidangkepabeanan hanya menyebut Bill ofLading (B/L) dan Air Way Bill (AWB)sebagai salah satu dokumenpelengkap dokumen kepabeanan.

b. Hal tersebut dapat kita lihat padapenjelasan Pasal 28 Undang-UndangNomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan yang menyatakan bahwa“Yang dimaksud dengan dokumenpelengkap pabean adalah semuadokumen yang digunakan sebagaipelengkap Pemberitahuan Pabean,misalnya : invoice, bill of lading,packing list dan manifest”;

c. Perlu diketahui bahwa data-data yangtercantum dalam dokumen pelengkappabean digunakan sebagai dasarpengisian dokumen PemberitahuanPabean, sehingga data yang tercantumdalam dokumen pemberitahuanpabean harus sesuai dengan datayang tercantum dalam invoice, bill oflading, packing list dan manifest;

d. Manifest sesuai pada butir 1.3. tersebutdi atas diberitahukan oleh pihakpengangkut (shipping line) dan setelahmendapat nomor dari pejabat pabeanmenjadi dokumen pabean (BC 1.1.);

e. Yang menjadi permasalahan padapenggunaan House B/L adalah adanyaperbedaan antara data yang tercantumdalam dokumen pemberitahuanpabean dengan data dalam BC 1.1(terutama mengenai nama consignee).Namun consignee di dokumen pembe-ritahuan pabean adalah nama realconsignee (sesuai dengan house B/L)sedangkan di BC 1.1 adalah forwarder;

f. Pasal 5 huruf d Kep Dirjen Bea danCukai No. 07/BC/2003 menyatakanbahwa perbaikan manifest mengenainama consignee dan atau notify partydilakukan apabila terdapat kesalahanpenulisan dalam manifest, yang dapatdibuktikan dengan dokumen pelindungberupa : Bill of Lading (B/L)/Airway Bill(AWB), invoice, packing list, certificateof insurance, dsb;

g. Menunjuk pasal 5 huruf d tersebut diatas, House B/L (dimana pada HouseB/L tersebut dicantumkan nama realconsignee) seharusnya dipakaisebagai salah satu alat bukti untukperbaikan BC. 1.1 (redress consignee);

h. Berdasarkan uraian pada butir asampai dengan h pada prinsipnya tidakada ketentuan mengenai pelaranganpenggunaan House B/L sebagaipelengkap dokumen kepabeanan.Pelayanan kepabeanan dapat dilaksa-nakan sepanjang data-data yangtercantum dalam dokumen pemberita-huan pabean sesuai dengan data-datayang tercantum di BC 1.1. Apabilaterdapat perbedaan data antara doku-men pemberitahuan pabean dengan

data yang tercantum di BC. 1.1.,maka harus dilakukan perbaikan BC1.1. (redress) terlebih dahulu,dengan salah satu bukti pendukungadalah House B/L;

i. Mengenai hal yang tersirat padapertanyaan Saudari bahwapemberlakuan ketentuan mengenaiperbaikan manifest (biasanya berkaitandengan penggunaan house B/L)seolah-olah baru dilaksanakan setelahdiberlakukannya SAP PDE manifestsecara mandatory, perlu dijelaskanbahwa hal tersebut tidak sepenuhnyatepat. Ketentuan mengenai perbaikanBC 1.1 (redress consignee) berlakusejak diterbitkan peraturan di bidangkepabeanan beserta aturan pelaksana-annya. Dengan diberlakukannya SAPPDE Manifest, data pemberitahuanpabean akan terkoreksi dengan dataBC 1.1. secara otomatis sehinggadapat terkontrol, dan apabila terdapatperbedaan antara data-data tersebutakan dilakukan atensi untuk dilakukananalisis lebih lanjut;

j. Ketentuan yang mengatur masalahpenerapan SAP PDE Manifest diaturlebih lanjut di Peraturan MenteriKeuangan Nomor 39/PMK.04/2006tanggal 19 Mei 2006 tentang Tatalak-sana Penyerahan Pemberitahuan Ren-cana Kedatangan Sarana Pengangkutdan Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut dan Peraturan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor 10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentangTata Cara Penyerahan PemberitahuanRencana Kedatangan Sarana Peng-angkut dan Manifes KeberangkatanSarana Pengangkut.

2. Pertanyaan Nomor 2 telah dijawab denganmerujuk pada jawaban nomor 1. Apabilatelah dilakukan perbaikan BC 1.1., makadata pada House B/L telah sama dengandata yang tercantum di DokumenPemberitahuan Pabean maupun di BC 1.1.

3. Dalam hal data yang tercantum di dokumenpemberitahuan pabean telah sesuaidengan BC 1.1., maka fotocopy, telexrelease, surrendered B/L (master) dapatdigunakan sebagai dokumen pelengkappabean sepanjang telah diendorse(ditandasahkan) oleh agen pelayaran sertadilengkapi surat keterangan tentangkeaslian dokumen yang dibuat oleh importir(consignee) sesuai dengan Surat EdaranDirjen Bea dan Cukai Nomor SE-21/BC/2003 tanggal 20 Juni 2003.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

Direktur Pencegahan & PenyidikanENDANG TATANIP 060044462

HBL SEBAGAI DOKUMEN PELENGKAP PABEAN

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 382

47WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

RALAT DATA KEPEGAWAIANPada rubrik Info Pegawai di WBC Edisi 381/Agustus 2006 terdapat kesalahan penulisan pada nomor urut 30.Data yang sebenarnya adalah seperti tersebut di bawah ini :Nama : SuratnoNip : 060045530Gol : III/aDemikian kami perbaiki, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

BERITA DUKA CITATelah meninggal dunia, DIBYO SUSILO (61), pensiunan Bea dan Cukai, terakhir menjabat

sebagai Manager Toko Kopesat DJBC, pada hari Rabu, 2 Agustus 2006 di RS. Mitra Keluarga Jakarta.Jenazah telah dimakamkan pada hari Kamis, 3 Agustus 2006 di Klaten, Jawa Tengah.

Segenap Pimpinan dan Karyawan Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukaimengucapkan turut belasungkawa.

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga yang ditinggalkansemoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 SEPTEMBER 2006 PERIODE T.A 2006

NO

1234

56

7

8

910

1112131415

16

17

1819

20

21

222324

N A M A

IR. MARWAN KUSUMA, MMDRS. SOENARDI DJOKO WARSONOBUDI SANTOSAMUHADI

HIRZON RAHIMDRS. MARSONO

TRISNO WARDOYO, SH

SARITO

DULBAKRIAGUSTAM

MUHAMMAD JUSUF KAMARPILANGNO WIBOWOTOTO SUPRIYANTOSUKARNOIRMAN IBNU HAJAR

ARISMAN BUDI PURNOMO

ENAN

AMIRRUDIANTO

SURYA SUSETYO

ABDUL LATIF

MUSTAFABAKAREFENDI

NIP

060058749060054086060035517060035314

060034178060035296

060034199

060064454

060045468060040583

060041430060040279060047899060052336060045356

060052652

060041269

060056640060052356

060071169

060056616

060057715060060184060057630

GOL

IV/cIV/cIV/bIV/a

IV/aIV/a

III/d

III/c

III/cIII/b

III/bIII/bIII/bIII/aIII/a

III/a

III/a

III/aIII/a

II/d

II/d

II/cII/bII/b

KEDUDUKAN

Kanwil V DJBC BandungKanwil IV DJBC JakartaKanwil I DJBC MedanKanwil VI DJBCSemarangSekretariat KP DJBCKPBC Tipe A Juanda

KPBC Tipe A Malang

KPBC Tipe A Dumai

KPBC Tipe A PalembangKPBC Tipe A KhususTg. Priok IIIKPBC Tipe A BatamKPBC Tipe A SurakartaKPBC Tipe A BandungKPBC Tipe A BekasiKPBC Tipe ATg. Balai KarimunKPBC Tipe A KhususTg. Priok IIKPBC Tipe A KhususSoekarno – HattaDit. P2 KP DJBCKPBC Tipe A KhususTg. Priok IIIKPBC Tipe A KhususSoekarno – HattaKPBC Tipe CPasar BaruKPBC Tipe C Pare-pareKPBC Tipe C Tg. UbanKPBC Tipe BPangkal Pinang

JABATAN

Kepala Bagian UmumKepala Bidang AuditKasubbag TU & RTKepala Seksi Ekspordan CukaiKasubag Pengadaan IIKepala Seksi TempatPenimbunan IVKepala SeksiPerbendaharaanKorlak DistribusiDokumenKorlak Adm. TPBPelaksana

PelaksanaPelaksanaPelaksanaPelaksanaPelaksana

Pelaksana

Pelaksana

PelaksanaPelaksana

Pelaksana

Pelaksana

PelaksanaPelaksanaPelaksana

INFO PEGAWAI

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 382

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

asih segar dalam ingatan kitaketika negara-negara UniEropa mengenakan tarif bea

masuk anti dumping atas produksepatu dari Cina dan Vietnam yangmengakibatkan produsen-produsensepatu yang berada di kedua negaratersebut merelokasi pabriknya keIndonesia. Jumlah pabrik yang akandirelokasi sampai dengan saat initelah mencapai 15 pabrik dengantotal kapasitas produksi 11 jutapasang per tahun, suatu jumlah yangluar biasa besar terutama dari segipenyerapan tenaga kerja. Dengandampak yang demikian besar daripengenaan tarif bea masuk antidumping tersebut tentunya sebagianorang akan bertanya-tanya ‘apakahdumping itu?’

APA DAN UNTUK APA DUMPING?Dumping merupakan praktek

perdagangan yang tidak fair yangdilakukan oleh eksportir negara lainyang menjual atau mengeksporbarang hasil produksinya ke Indone-sia dengan harga yang lebih rendahdari harga jual di dalam negerinyasendiri atau nilai normal dari barangtersebut.

Berdasarkan kesepakatanperdagangan dunia (World TradeOrganization/WTO), dumping adalahkegiatan yang dilarang. Karena itu,setiap negara anggota WTOdiperkenankan untuk melakukantindakan perlindungan terhadap industridi dalam negeri yang menjadi korbanbarang impor yang dijual dengan hargatidak wajar dengan mengenakan BeaMasuk Antidumping sesuai denganAgreement On Implemention of ArticleVI of GATT 1994. Kesepakataninternasional tersebut telah diratifikasioleh Indonesia dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1994.

Adapun praktik dumping tersebutpada umumnya dilakukan dengantujuan sebagai berikut:1. Memperbesar pangsa pasar

(market-expansion dumping)

2. Mematikan industri pesaing agardapat memonopoli (predatorydumping)

3. Menjual barang yang kelebihanproduksi akibat permintaanmenurun (cycling dumping)

4. Memperoleh valuta asing (state-trading dumping)

5. Mencapai tujuan strategis tertentu(strategic dumping)

STRUKTUR, TUGAS DAN PERAN KADIKADI dibentuk oleh Menteri

Perindustian dan Perdaganganberdasarkan Peraturan PemerintahNomor 34 Tahun 1996 Tentang BeaMasuk Anti Dumping dan Bea MasukImbalan untuk menangani permasa-

lahan yang berkaitan dengan upayapenanggulangan importasi barangdumping. Saat ini KADI dipimpin olehseorang ketua yang membawahi tigakepala bidang dan empat oranginvestigator.

Berdasarkan PP No 34 Tahun1996 tersebut KADI mempunyaitugas pokok sebagai berikut:1. Melakukan penyelidikan terhadap

Barang Dumping dan BarangMengandung subsidi

2. Mengumpulkan, meneliti dan me-ngolah bukti dan informasi

3. Mengusulkan pengenaan Bea Ma-

suk Antidumping dan Bea MasukImbalan

4. Membuat laporan pelaksanaantugas

KADI berperan dalam melindungiindustri dalam negeri yangmengalami kerugian akibat adanyabarang impor yang dijual secaradumping. Setiap industri dalamnegeri secara perorangan ataukelompok yang mengalami kerugianatau ancaman kerugian karenaadanya barang impor yang dijualsecara dumping tersebut dapatmengajukan permohonanperlindungan kepada KADI.

Atas dasar permohonan tersebutKADI melakukan penyelidikan untukmembuktikan kebenaran adanyadumping dan terjadinya kerugianatau ancaman kerugian yangdisebabkan oleh barang importersebut. Beberapa hal pokok yangditeliti KADI dalam membuktikanterjadinya kerugian yaitu penurunanharga, penurunan penjualan,kehilangan pangsa pasar, penurunanproduksi, penurunan keuntungan,dan unsur-unsur lain yangmengalami kesulitan.

Apabila terbukti, akan ditetapkanbesarnya perlindungan yang dapatdiberikan dengan menaikkan beamasuk impor atas barang yangdimaksud.

PERKEMBANGAN KINERJA KADISejak berdiri tahun 1996 sampai

dengan Juni 2006 baru terdapat 33kasus yang masuk untuk ditanganiKADI. Dari jumlah tersebut 12 kasustelah dikenakan Bea Masuk AntiDumping, 12 kasus tidak dikenakanBea Masuk Anti Dumping (BMAD), 5kasus ditutup karena tidak memenuhisyarat untuk dilakukan penyelidikanlebih lanjut, 3 kasus telahdirekomendasikan untuk pengenaanBMAD, dan 1 kasus masih dalamproses penyelidikan. Jumlah tersebutterasa kecil bila dibandingkan

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG

DUMPING DAN KOMITEANTIDUMPING INDONESIA (KADI)Oleh: Dheni Wiguna, SE, SST, Ak, MMBerdasarkan kesepakatan perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO),dumping adalah kegiatan yang dilarang.

KADI BERPERANDALAM MELINDUNGIINDUSTRI DALAMNEGERI YANGMENGALAMIKERUGIAN AKIBATADANYA BARANGIMPOR YANG DIJUALSECARA DUMPING

M

KEPABEANAN

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 382

49WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

dengan jumlah tuduhan dumpingnegara-negara lain terhadap Indone-sia yang sampai dengan akhir tahun2005 sudah mencapai angka 121kasus. (Lihat Tabel 1)

Rendahnya jumlah kasus yangditangani KADI disebabkan olehtingkat kesadaran dan pengetahuanprodusen di Indonesia yang masihrendah mengenai fungsi dan perandari KADI itu sendiri. Padahal setiaptahun tidak kurang dari 10 kali KADImelakukan penyuluhan terhadappengusaha-pengusaha dan universi-tas-universitas di daerah tentangfungsi, peran dan prosedur-proseduryang dilaksanakan oleh KADI untukmelakukan penyelidikan akan adanyadugaaan dumping tersebut.

PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEHPERLINDUNGAN

Permohonan perlindungan diajukankepada KADI dengan melengkapipengisian formulir yang telahdisediakan. Pemohon harus mewakilisebanyak 25% dari total produksidalam negeri untuk produk yang samadengan produk yang dijual secaradumping dan didukung oleh produsenlainnya sehingga paling kecil mencapai50% dari total produksi. KADImemutuskan untuk melakukan inisiasi(penyelidikan) atau menolakpermohonan tersebut dalam 30 hari

Data-data yang harus disiapkanoleh pemohon adalah sebagai berikut :

1. Data Umum yang terdiri dari :a. Latar belakang permohonanb. Data pemohonc. Penjelasan bahwa pemohon

merupakan bagian dari industridalam negeri di Indonesia

d. Barang yang dituduh dumpinge. Negara pengekspor dan

produsen/eksportirf. Importir yang diketahuig. Total barang impor yang

diduga dumping

2. Dugaan Dumping, yang berisikana. Perhitungan Normal Value

Perhitungan normal value dinegara produsen bisadilakukan dengan dua carayaitu berdasarkan hargadomestik dan berdasarkanbiaya produksi.Contoh perhitunganberdasarkan harga domestik :-- Harga

domestik : USD100 / MT-- Biaya

Transportasi : USD 5 / MT-- Biaya

Handling : USD 2 / MTHargaDomestikeks-pabrik : USD 93 / MT

Apabila pemohon tidakmemperoleh harga domestik dinegara eksportir, maka normalvalue dapat dihitungberdasarkan biaya produksiseperti contoh berikut :-- Biaya bahan

mentah : USD 45 / MT-- Biaya pekerja

langsung : USD 10 / MT-- Biaya

overheadpabrik : USD 15 / MT

-- Jumlahbiayaproduksi : USD 80 / MT

-- Biayapemasarandanadministrasi : USD 8 / MT

-- Financingcharges : USD 2 / MT

-- TotalBiaya : USD 90 / MT

-- Profit (5%) : USD 5 / MT-- Normal

Value : USD 95 / MT

b. Harga EksporAgar diperoleh perhitunganyang setara, maka harga eks-por harus dihitung berdasar-kan harga ekspor eks-pabrik.Contoh perhitungannya adalahsebagai berikut:

Tabel 1 FREKUENSI NEGARA DITUDUH DAMPING

Sumber : www.wto.org

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 382

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

-- Harga Ekspor CIF :USD105 / MT

-- Sea Freight :USD 20 / MT

-- Inland Freight :USD 2 / MT

Harga Ekspor eks-pabrik :USD 83 / MT

c. Marjin DumpingMerupakan selisih antaraHarga Domestik eks-pabrikdengan harga ekspor eks-pabrik yaitu sebesar USD 93 –USD 83 = USD 10. Dengandemikian marjin dumpingterhadap harga Ekspor CIFadalah sebesar (USD10 :USD105) x 100 % = 9,52 %.

Perhitungan sebenarnyamengenai normal value, hargaekspor dan marjin dumping akandilakukan oleh KADI berdasarkandata yang diperoleh dalampenyelidikan jika permohonantersebut disetujui untuk di inisiasi.

3. Kerugian (Injury)Pemohon mengemukakan

kerugian yang diderita akibatadanya barang impor yang didugadumping, baik kerugian materialyang telah terjadi maupunkerugian yang dianggap akan

terjadi dalam waktu dekat.Indikator kerugian tersebut adalahsebagai berikut:a. Penurunan penjualan dalam

negerib. Penurunan profit atau malah

mengalami lossc. Penurunan produksid. Penurunan utilitasi kapasitase. Penurunan pangsa pasarf. Penurunan / tidak mampu

meningkatkan produktivitasg. Gangguan terhadap Return On

Investmenth. Faktor-faktor yang

mempengaruhi harga dalamnegeri

i. Dampak dari marjin dumpingj. Gangguan terhadap cash flowk. Meningkatnya tingkat

persediaanl. Terjadinya penurunan jumlah

upah kerjam. Terjadinya pengurangan

tenaga kerjan. Penurunan pertumbuhan

secara menyeluruho. Gangguan terhadap

peningkatan modal daninvestasi

4. Hubungan sebab akibat antaradumping dengan kerugian (injury)

Pemohon harus memberikanringkasan bahwa barang yang

diduga dumping telah menyebab-kan kerugian pada industri dalamnegeri sebagaimana dikemukakanpada butir 3. Hubungan sebabakibat ini sering dihubungkandengan efek volume dan efekharga. Efek volume diukur denganterjadinya peningkatan impor darinegara-negara tertuduhsedangkan efek harga terdiri dari3 indikator, yaitu price undercut-ting, price depression dan pricesuppression.

5. Faktor lain penyebab kerugianpada perusahaan pemohon

Pemohon harus menjelaskansemua faktor yang dapatmengakibatkan masalah yangsedang dihadapi. Dumpingmungkin saja bukan penyebabutama kerugian yang dideritaindustri dalam negeri, tetapi jikasedang resesi maka barangdumping dapat membuat keadaanbertambah buruk.

6. Prospek dan pandangan ke depanPemohon hendaknya memberi-

kan penjelasan mengenai kemung-kinan hal-hal yang akan terjadi dikemudian hari apabila tidakdikenakan tindakan anti dumping.

PENUTUPDalam era perdagangan bebas ini

mau tidak mau industri dalam negeriharus siap bersaing secara sehatdengan barang-barang impor. Namundemikian, bila barang yang diimporharganya tidak wajar disebabkanadanya praktek dumping makapemerintah tidak boleh berdiam dirimengingat hal tersebut dapatmerusak industri dalam negeri.Dengan tulisan ini penulis berharapdapat memberikan gambaran singkatserta masukan mengenai praktikdumping dan cara menanganinya.Untuk informasi lebih lanjut dapatmenghubungi :

Komite Anti Dumping Indonesia(KADI)Departemen PerdaganganGedung II Lantai 10Jl. MI Ridwan Rais No. 5Jakarta 10110Telp : (021) 3850541Fax : (021) 3850541

Sumber Data :1. Agreement On Implemention of Article VI of

GATT 19942. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 1996

Tentang Bea Masuk Anti Dumping dan BeaMasuk Imbalan

3. Pedoman Permohonan PenyelidikanDumping – KADI

4. Http : www.wto.org

Penulis adalah Pelaksana Pengendali TeknisAudit pada Kanwil IV Jakarta dan Investigator

pada Komite Anti Dumping Indonesia

PABRIK SEPATU. Akibat negara-negara Uni Eropa mengenakan tarif bea masuk anti dumping atasproduk sepatu dari Cina dan Vietnam, produsen-produsen sepatu yang berada di kedua negaratersebut merelokasi pabriknya ke Indonesia.

KEPABEANANFOTO : ISTIMEWA

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 382

51WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

n line with Keppres 3/2006, lately theworld business organizations, urgesgovernments, and in particular trade

and finance ministers, to recognize thatmodernization of customs administra-tions - both of their own countries andof their trading partners - is an impor-tant catalyst to economic development.Modernization of a country’s internalcustoms administration benefits growthand investment, while modernization ofthe customs administrations of tradingpartners is necessary to ensure the fullrealization of negotiated trade benefits.

As tariff and other trade barriers arereduced or eliminated through globaland regional trade negotiations,customs modernization becomes moreand more important to each country’sinterest in attracting foreign directinvestment. As tariff barriers fall,multinational and other companies lookincreasingly to the existence of busi-ness friendly policies in deciding whereto invest. Countries that fail to keeppace with world class standards forcustoms administration will find thatinvestors simply cannot afford the highlogistics costs imposed by customsinefficiencies.Finance ministers in these countries willfind foreign direct investment (FDI)migrating to nations with more sophisti-cated customs administrations. More-over, customs inefficiency imposes asignificant tax, hidden but very real, onconsumers and traders - taxes whose“revenues” are not realized by thegovernment, but rather comprise adead waste to the economy.

Because customs administrationcan be an important barrier to trade,countries with inefficient customsadministrations are breaking faith withtheir partners who have made tariffconcessions. Absent a uniformly highstandard of customs efficiency, thebenefits of market opening are unfairlydenied to those countries that haveefficient customs administrations andtrade with neighbors whose inefficientcustoms administrations act as non-tariff barriers. Trade ministers incountries with forward looking customs

administrations must insist on themodernization of the customs adminis-trations of their trading partners if theyare to realize the benefit of the bargainsthey strike with their neighbors.

Understanding the competitive costsassociated with tolerance of inefficientcustoms administration, trade andfinance ministers should be stronginternal advocates for customs improve-ment. Much can be done unilaterallyand voluntarily to improve prospects forattracting foreign investment andincreasing trade. Additional gains areavailable from the synergies engen-dered by an across-the-board improve-ment in customs efficiency.

Consequently, trade and financeministers should support multilateraland regional initiatives to modernizecustoms administrations as well. Theseinclude World Trade Organization

(WTO) initiatives to simplify andimprove trade procedures; the work ofthe World Customs Organization(WCO) on revision of the KyotoConvention on the Simplification andHarmonization of Customs Procedures;and regional efforts to simplify andharmonize customs procedures.

THE VIRTUOUS CIRCLEThe accelerating trend toward trade

liberalization, both globally and region-ally, puts customs modernization at theheart of a mutually beneficial “race tothe top” in a form of virtuous circle infour steps:l Improving customs administrations

enables further trade liberalizationby ensuring that countries will reapthe rewards of negotiated tradeconcessions. Higher levels of tradeliberalization increase the competi-

a Virtuous Circle:CUSTOMS MODERNIZATION, FOREIGN DIRECTINVESTMENT, AND TRADE LIBERALIZATION

As the world moves increasingly toward trade liberalization, the cost of tolerating an inefficientcustoms administration will become too great to bear

Oleh: Nasir Adenan

I

CUSTOMS ADMINISTRATION. Can be an important barrier to trade

DOK. WBC

ENGLISH SECTION

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 382

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

tive benefits of customs moderniza-tion, and so on

l Trade liberalization eases the needto invest behind tariff barriers, andinvestors are freer to seek business-friendly environments, rather thanbeing forced to invest behind hightariff barriers in each country wherethey hope to do business.

l Countries that modernize theircustoms administrations seeincreasing flows of FDI, puttingpressure on their trading partners torespond in kind.

l Increasing levels of trade liberalizationbecome a worldwide reality throughWTO and regional negotiations.

While this virtuous circle encom-passing trade liberalization, FDI, andcustoms modernization benefits all whoparticipate in it, the costs of non-participation will become increasinglyburdensome in terms of lost investmentand increasing economic isolation.

TREND TOWARD TRADE LIBERALIZATIONThe initial condition for realization of

the virtuous circle is a trend toward tradeliberalization, and it is clear that thatcondition holds in today’s world. Tradeliberalization at the multilateral and regio-nal levels is progressing at an acceleratedpace. The Uruguay round and creation ofthe WTO have resulted in substantial,continuing tariff reductions, and ongoingwork in the WTO will further market libera-lization on many fronts.

Regional arrangements, such as theNorth American Free Trade Agreement

(NAFTA), the Association of South EastAsian Nations Free Trade Area (AFTA),the Asia Pacific Economic Cooperation(APEC), the European Union (EU) and itsassociation agreements, numerous LatinAmerican trade arrangements, and thenegotiation of the Free Trade Area of theAmericas also contribute to the downwardpressure on trade barriers. And the spirit ofliberalization has taken firm root; in theface of the Asian financial crisis, membersof the Association of South East AsianNations did not abandon, but rather acce-lerated duty reduction schedules underAFTA.

At the same time, economicturbulence has the potential to arouseprotectionist sentiments that are self-defeating and lead to a vicious circlethat can trigger worldwide trade warsand economic depression. Customsfrequently is a favored tool of protec-tionists. Countries must guard againstemploying their customs administra-tions as barriers to trade.

FDI AND THE BUSINESS ENVIRONMENTTraditionally, FDI has been driven in

substantial part by the need to invest

behind tariff barriers. High trade barriersin a country create an incentive forinvestment to serve consumers of thatcountry that does not depend onefficiency of the workforce, availabilityof world-class material suppliers,access to other markets, or the mainte-nance of an effective system ofcommercial law. Even the advantagesto be gained from economies of scaleare overwhelmed, often requiring theconstruction of small, inefficient plantsin each of several markets that could beserved collectively by a single, scale-efficient factory. Markets traditionallyprotected by trade barriers often fallbehind world standards because thegoods and services they provide are nottested by international competition.

When tariff and non-tariff barriers totrade are removed, investment decisionsincreasingly are made on the basis of theability of the market to provide an environ-ment that is conducive to the establish-ment and maintenance of a world-classmanufacturing operation to serve theregional market and often to produce forworldwide export.

Workforce availability, a stableeconomic system, and an effective legalsystem all assume greater importancein making investment decisions. Equallyimportant is logistics - the ability tomaintain a reliable, low-cost flow of rawmaterials and components into amanufacturing facility, and an effectivesystem to distribute finished productsflowing out of the facility.

CUSTOMS MODERNIZATION AS NA-TIONAL COMPETITIVE ADVANTAGE

Logistics - the efficient movement ofgoods to and from a manufacturing facilityis critically important. Any world-classmanufacturing facility must have access toworld-class sources of raw materials andcomponents. Certainly, many inputs will beavailable locally in quantities and qualityneeded to support such manufacturing.

However, no single market eitherdeveloped or emerging, can produce all ofthe world-class inputs needed for acomplex manufacturing operation. Aidedby rapid improvements in the speed ofinformation exchange, global corporationsare creating sophisticated internationalsupply chain management systems tomove goods quickly and economicallyaround the world. Countries that stop orslow down these supply chains will be leftout of the process.

Consequently, access to importedraw materials and components is animportant consideration in plant siting.And customs administration is criticallyimportant to this access in many ways:l Clearance time - In order to support

world-class manufacturing, customsclearance time must be measurednot in weeks, or even days, but inhours. Any customs administrationthat can provide reliable, timely cus-

“THE IMPORTANCEOF CUSTOMSADMINISTRATION TOFDI DECISIONS ISNOT HYPOTHETICAL”

FOREIGN Direct Investment

DOK. WBC

ENGLISH SECTION

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 382

53WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

toms clearance, or immediate rele-ase based on pre-clearance, crea-tes an enormous competitive advan-tage in attracting manufacturing.

l Predictability - Delayed delivery of akey input can shut down an entiremanufacturing line, at enormouscost. Unpredictable delivery due tocustoms administration can requirethe maintenance of excessivelylarge “safety stock”, with unaccept-able inventory carrying costs.Arbitrary or unpredictable customsclearance delays are incompatiblewith efficient manufacturing.

l Transparency - Arbitrary or unex-plained changes in classification orvaluation of goods can disruptlogistical flows and marketing plans,thereby seriously detracting fromefficient operation.

The importance of customs adminis-tration to FDI decisions is not hypotheti-cal. Case studies of real-world deci-sions have been done to illustrate theimportance of customs in making plant-siting decisions.

REAPING THE BENEFITSCountries that are early in recognizing

the competitive advantage of customsmodernization will reap the lion’s share ofthe rewards. Experience in the developedworld includes several examples ofsmaller countries that have taken advan-tage of such factors as favourable location,modern transportation, trade culture andservices industries to rank among thelargest trading economies. Thesesuccesses would not have been possiblewithout modern customs services.

In the developing world, there aresome more recent examples that arefollowing this pattern. The experience inthese countries already demonstratesthat customs modernization and tradefacilitation are compatible with revenuecollection and enforcement. It isnoteworthy that customs revenues haveincreased with modernization effortsbecause greater volumes of trade areprocessed more efficiently.

CONCLUSIONGovernments have an important stake

in the modernization of their customsadministrations and those of their tradingpartners. As the world moves increasinglytoward trade liberalization, the cost oftolerating an inefficient customs adminis-tration will become too great to bear. TheInternational Chamber of Commerceurges governments, and in particular tradeand finance ministers, to become ardentadvocates of internal customs reform andvocal demandeurs of regional andworldwide rules to ensure multilateralmovement toward a uniformly highstandard of customs administration.

* Nasir Adenan, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok I

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer Agustus 2006

K E P U T U S A NNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 51/PMK.02/2006 07-07-06 Perubahan Ketiga Atas PeraturanMenteri Keuangan Nomor : 92/PMK.02/2005 Tentang PenetapanJenis Barang Ekspor Tertentu DanBesaran Tarif Pungutan Ekspor.

2. 54/PMK.04/2006 12-07-06 Pembebasan Bea Masuk DanTidak Dipungut Pajak DalamRangka Impor Atas PengeluaranBarang Dari Kawasan Berikat danPengusaha Penerima FasilitasKemudahan Impor Tujuan Ekspor(KITE) Yang Disumbangkan UntukKorban Bencana Alam Di PropinsiJawa Tengah Dan DaerahIstimewa Yogyakarta.

3. 56/PMK.02/2006 13-07-06 Tata Cara Pembayaran DomesticMarket Obligation Fee Dan Over/Under Lifting Di Sektor Minyak DanGas Bumi.

4. 57/PMK.01/2006 13-07-06 Perubahan Penyebutan DirekturJenderal Lembaga Keuangan,Direktorat Jenderal LembagaKeuangan, Direktur PembinaanAkuntan Dan Jasa Penilai DalamKeputusan Menteri KeuanganYang Mengatur Jasa AkuntanPublik Dan Penilai.

SURAT EDARANDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Per Agustus 2006 S U R A T E D A R A N

No. P E R I H A L Nomor Tanggal

1 SE-24/BC/2006 10-07-06 Ralat Surat Edaran Nomor SE-14/BC/2006 Tentang PetunjukPelaksanaan PenetapanKenaikan Harga Jual EceranHasil Tembakau Dan PelayananPemesanan Pita Cukai

INFO PERATURAN

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 382

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Tabel 1 Perbandingan Fasilitas 135/BKPM dan KAPET Jenis Fasilitas Bentuk Insentif Objek Fasilitas Jangka Waktu FasilitasFasilitas 135/BKPM Keringan Bea Masuk Mesin, barang dan bahan (bahan baku) Mesin 2 tahun pengimporan,

tarif akhir 0-5% apabila menambah kapasitas >30%, barang/bahan 2 tahun produksikecuali suku cadang dan komponen dan 2 tahun pengimporan

Fasilitas KAPET Mesin 2 tahun pengimporan,barang/bahan 4 tahun produksidan 4 tahun pengimporan

ebagaimana telah kita ketahui, bah-wa dalam dekade terakhir ini peme-rintah telah menetapkan kebijakan-

kebijakan guna memacu pertumbuhanekonomi di Kawasan Timur Indonesia(KTI). Berdasarkan Keputusan PresidenRI (Kepres) No. 44 Tahun 2002 tanggal 1Juli 2002, telah ditetapkan 14 propinsiyang berada di Kalimantan, Sulawesi, Nu-sa Tenggara, Maluku dan Papua sebagaiKTI yang perlu dilakukan percepatanpembangunan guna mewujudkan keseta-raan akses ekonomi, sosial serta keberda-yaan masyarakat dengan Kawasan BaratIndonesia (KBI).

Sebagai tindak lanjut meningkatkanpelaksanaan kebijakan dan strateginasional percepatan pembangunan KTItelah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres)No. 7 tahun 2002 tanggal 27 November2002. Upaya percepatan pembangunandilakukan dalam lima bidang kegiatan,diantaranya bidang insentif melaluipemberian insentif bagi investor yangmembangun usaha di KTI.

Institusi Kepabeanan sebagaimanadiamanatkan dalam Undang-Undang No.10 tahun 1995, selain memiliki tugasberupa pengawasan atas lalu lintasbarang dan pemungutan Bea Masuk sertaperlindungan kepentingan masyarakat,juga mempunyai tugas sebagai fasilitatorperdagangan dan industri. Sebagaifasilitator, Direktorat Jenderal Bea danCukai melaksanakan tugas-tugas yangdidelegasikan oleh Menteri Keuangandalam memberikan insentif berupakeringanan/pembebasan Bea Masuk sertafasilitas kemudahan pabean lainnya

Pembahasan penulis, akanmenekankan fasilitas kepabeanan dari sisi

insentif berupa keringanan/pembebasanBea Masuk.

KONDISI EKSISTING KTIKawasan Timur Indonesia terdiri dari

beberapa pulau dan kepulauan denganluas wilayah daratan 1.293.215 kilometerpersegi atau sebesar 67,91% dari seluruhwilayah Indonesia. KTI yang luas ini,masih kurang didukung oleh prasaranadan sarana fisik yang memadai.Berdasarkan Lampiran Inpres 7 tahun2002, dijelaskan pada tahun 1998/1999rasio jalan di KTI sebesar 0,11 Km/Km2sementara di KBI sebesar 0,375 Km/Km2,rasio elektrifikasi sebesar 47,74% di KTIsementara di KBI sebesar 76,16%.

Selain masalah infrastruktur KTI yangmasih tertinggal dibandingkan KBI, dalamInpres 7 tahun 2002 dijelaskan permasa-lahan produktivitas yang relatif rendah,peran serta masyarakat dan swasta belumoptimal, kualitas sumber daya manusiayang rendah, jumlah penduduk relatifsedikit dan distribusi yang tidak merata,tingkat pembangunan daerah dan kondisiekonomi wilayah yang belum memadai.

Berbagai keterbatasan yang adamenyebabkan investasi di KTI akan relatifmahal dan kurang diminati. Hal ini digam-barkan pada tahun 2000 porsi penanamanmodal asing KTI sebesar 11,69%sedangkan untuk penanaman modaldalam negeri sebesar 40,29% dari seluruhkawasan di Indonesia.

Karakter kegiatan investasi di KTI ma-sih tertumpu pada komoditi-komoditi de-ngan kandungan teknologi rendah dan le-bih berorientasi pada produk akhir bahanmentah atau setengah jadi. Analisis penu-lis terhadap produk ekspor dan penanam-

an modal di KTI diluar migas dan pertam-bangan, terdiri dari komoditi hasil hutan(kayu dan rotan), hasil laut (perikanan,udang rumput laut dan mutiara), perke-bunan (kakao, mete, lada, kopi dan peng-olahan kelapa/sawit), serta sejenisnya.

Mencermati kondisi-kondisi tersebut,perlu dilakukan bentuk-bentuk insentifyang lebih besar bagi KTI agar kawasantersebut memiliki keunggulan komparatifdaripada KBI dan menarik investoruntuk melakukan investasi di KTI sertamampu menggeser jenis industri denganpadat karya dan bernilai tambah tinggi.

Persoalannya bentuk insentif apa yangperlu dipertimbangkan, mengingat peme-rintah telah mengeluarkan paket-paket in-sentif guna memacu pertumbuhan kawas-an tertentu seperti fasilitas Kawasan Pe-ngembangan Ekonomi Terpadu (KAPET).

Analisis Fasilitas Kepabeanan bagiKegiatan Investasi

Fasilitas kepabeanan berupa insentifBea Masuk yang ditetapkan pemerintahdengan orientasi pertumbuhan ekonominasional, terdiri antara lain fasilitasKemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE),Kawasan Berikat, impor mesin barangdan bahan dalam rangka pembangunan/pengembangan industri (sering disebutfasilitas BKPM atau fasilitas 135), KAPET,fasilitas untuk industri-industri tertentu(industri komponen otomotif, pesawatterbang, perkapalan, kelistrikan, industrialat-alat besar, dan sebagainya).

Berangkat dari berbagai fasilitas yangtelah ada, menurut penulis, yang terkaitlangsung dalam upaya mendorongkegiatan investasi adalah :1. Fasilitas keringanan Bea Masuk atas

impor mesin, barang dan bahan dalam

KOLOM

Oleh: Djanurindro Wibowo, ST, MT

MungkinkahFASILITAS KEPABEANANDIBERIKAN LEBIH BESAR BAGIKAWASAN TIMUR INDONESIA?

S

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 382

55WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

rangka pembangunan/pengembanganindustri/industri jasa sebagaimanadiatur dalam Keputusan MenteriKeuangan (KMK) No. 135/KMK.05/2000 tanggal 1 Mei 2000 jis No. 47/PMK.04/2005 tanggal 17 Juni 2005,No. 28/KMK.05/2001 tanggal 26Januari 2001 (fasilitas 135/BKPM).

2. Fasilitas Kepabeanan di KAPET (PPNo 20 Tahun 2000 jis. KMK No 200/KMK.04/2000 tanggal 6 Juni 2000,KMK No. 11/KMK.04/2001 tanggal 12Januari 2001 (fasilitas KAPET).Fasilitas KAPET berdasarkan KepresNo 9 tahun 1998 ditetapkan untukSabang, Sanggau, Batulicin, DASKakab, Sasamba, Manado-Bitung,Batui, Pare-Pare, Bukari, Seram, Biak,Bima dan Mbay. Dua belas kawasanterakhir berada di KTI.

Insentif yang diberikan bagi fasilitas135/BKPM dibandingkan fasilitas KAPETmemiliki kemiripan yaitu keringanan BeaMasuk dengan tarif akhir 0 – 5%,perbedaannya terletak besarnya fasilitasbarang dan bahan (bahan baku) KAPETuntuk 4 tahun produksi dan 4 tahunpengimporan sebagaimana dijelaskandalam tabel 1.

Efektivitas pemberian insentif BeaMasuk perlu untuk dicermati. Pada saatsekarang ini tarif Bea Masuk untuk mesinrata-rata sudah 0% dan untuk barang danbahan berkisar 5-20%. Berarti manfaatinsentif yang signifikan terletak padafasilitas barang dan bahannya. Namunsesuai ketentuan fasilitas 135 danKAPET, pemberian fasilitas barang danbahan atas pemberian fasilitas mesinnya.

Sebagaimana diuraikan diatas, sifatinvestasi KTI yang masih tertumpu padakomoditi pengolahan bahan-bahan produkpertanian, kehutanan dan kelautan. Jenisindustri demikian, tidak membutuhkanbarang dan bahan impor dalam prosesproduksinya namun memerlukan barangdan bahan sebagai penolong dalamjumlah terbatas seperti barang-barangkimia yang miliki tarif Bea Masuk rata-rata5%. Barang lain yang dibutuhkan dengantarif Bea Masuk di atas 5% berupapengemas/pengepak.

Sehingga, insentif barang dan bahanmenjadi tarif akhir Bea Masuk rata-rata 0-5% untuk barang penolong yang tarif BeaMasuk awalnya 5% menjadi tidak efektif/tidak terjadi penurunan tarif. Hal inimendorong adanya wacana untukmemberikan insentif yang betul-betullangsung dirasakan manfaatkan untukkondisi investasi di KTI.

KASUS PEMBERIAN FASILITASKEPABEANAN SECARA ZONASI DI THAI-LAND

Pemerintah Thailand dalam upayauntuk menarik investasi asing melakukanpemberian fasilitas khusus di bidangkepabeanan dan perpajakan melaluiBoard of Investment/ BOI (semacamBKPM) dengan masukan dari pihak Bea

Cukai. Bentuk insentif fiskal yangdiberikan oleh BOI secara zonasi adalah :

Gambar Zonasi Insentif Fiskal

Zona 1 : meliputi Bangkok, SamutPrakan, Samut Sakhon, Nakhon Pathom,Nonthaburi dan Pathum Thani.

Bentuk Insentif :1. Pembebasan dan pengurangan pajak

diberikan apabila nilai ekspor tidakkurang dari 80% dari penjualan ataulokasi pabrik di Industrial Estate atauPromoted Industrial Zone.Pengurangan Bea Masuk 50% untukmesin (tidak termasuk penurunan tarifdari Menteri Keuangan) dan diberikanjika nilai tarif Bea Masuk lebih besaratau sama dengan 10%.

2. Pembebasan dan pengurangan PPhperusahaan/badan apabila nilai eksportidak kurang dari 80% dari penjualanatau lokasi pabrik di Industrial Estateatau Promoted Industrial Zone dandiberikan untuk 3 tahun pembebasan.

3. Pembebasan Bea Masuk atas bahanbaku dan penolong yang digunakanuntuk produk ekspor selama 1 tahun.

Zona 2 : meliputi Samut Songkhram,Ratchaburi, Kanchanaburi, Suphanburi,Angthong, Ayutthaya, Saraburi, NakhonNayok, Chachoengsao, and Chonburi.

Bentuk Insentif :1. Pengurangan Bea Masuk atas mesin

sebesar 50% (tidak termasuk penu-runan tarif dari Menteri Keuangan) dandiberikan jika nilai tarif Bea Masuklebih besar atau sama dengan 10%.

2. Pembebasan PPh perusahaan/badan

selama 3 tahun dan dapat diperpan-jang 7 tahun terhadap lokasi pabrik diIndustrial Estate atau Promoted Indus-trial Zone.

3. Pembebasan Bea Masuk atas bahanbaku dan penolong yang digunakanuntuk produk ekspor selama 1 tahun.

Zona 3 : meliputi 61 propinsi sisanya d-itambah Laem Chabang Industrial Estate.

Bentuk Insentif :1. Pembebasan Bea Masuk mesin2. Pembebasan PPh perusahaan

selama 8 tahun3. Pembebasan Bea Masuk atas bahan

baku dan penolong yang digunakanuntuk produk ekspor selama 1 tahun.

(sumber : www.customs.go.th danwww.boi.go.th)

REKOMENDASI BENTUK FASILITASKEPABEANAN GUNA MEMACUPEMBANGUNAN EKONOMI KTI

Menyadari berbagai keterbatasan in-vestasi di KTI dari sisi infrastruktur, sumberdaya manusia, aksesibilitas dan faktor la-innya seperti diuraikan diatas, akan men-ciptakan beban biaya yang lebih tinggi dandaya saing industri yang makin rendah.

Menurut penulis, beban biaya ini perludikompensasi dengan memberikan insen-tif di sektor fiskal yang lebih besar diban-dingkan dengan KBI. Permasalahannya,insentif yang ada tidak secara khususmembedakan KTI dan KBI serta kendalainvestasi di KTI. Selain itu, insentifdiharapkan mampu menjadi daya tarikinvestasi di KTI.

Belajar dari strategi BOI Thailand un-tuk mengembangkan investasi dalambentuk zonasi yang memperoleh perlaku-an berbeda insentif fiskalnya, agaknyaperlu dilakukan pendekatan bentuk insen-tif yang membedakan KTI dalam satuzona dengan KBI dalam zona lainnya.

Prinsip insentif yang diberikan di KTImenurut penulis, seyogyanya mempertim-bangkan : insentif yang lebih besar dansignifikan, terjadinya pergeseran jenisindustri yang padat karya, padat modalserta bernilai tambah tinggi, dan insentifyang mampu meningkatkan petumbuhanindustri eksisting yang berbasiskehutanan, kelautan/perikanan, pertanian/perkebunan, dan hasil alam lainnya.

Langkah-langkah untuk mencapaiprinsip di atas, menurut penulis perlu di-pertimbangkan wacana pemberian insentifkhusus bagi KTI, antara lain :

1. Memberikan insentif fiskal yang lebihbesar dan signifikan berupa pembe-basan Bea Masuk untuk mesin danperalatan yang terkait langsung de-ngan kegiatan industri termasuk ke-pentingan penyimpanan material sertasuku cadang pendukung sebesar 5%dari nilai mesin dan peralatan (konsepfasilitas suku cadang pernah diberla-kukan secara nasional sebelum 1 Mei2000). Pertimbangannya manfaat

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 382

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ada era globalisasi sulit untuk me-nentukan suatu negara yang be-nar-benar dapat mandiri dan dapat

memenuhi kebutuhannya dari hasilproduksi negaranya sendiri. Langsungatau tidak langsung, membutuhkan danmelakukan pertukaran barang dan jasadengan negara lain.

Kenyataan ini membuktikan betapapentingnya perdagangan internasionalpada saat ini dan pada saat mendatangdemi kepentingan pemasukan devisanegara untuk menunjangpembangunan nasional suatu negara.Hal tersebut hanya dapat dicapai jikahasil produksi dalam negeri memilikidaya saing global.

Upaya meningkatkan produksidalam negeri yang berdaya saingglobal, diperlukan interaksi yangkonstruktif diantara tiga domain, yaitupemerintah, sektor pengusaha (swasta)dan masyarakat. Dari ketiga domaintersebut, tampaknya domainpemerintah memiliki peranan yangcukup penting dalam meningkatkanproduk ekspor Indonesia melalui fungsipengaturan yang memfasilitasi domainsektor dunia usaha dan masyarakat,namun demikian dunia usaha juga tidakkalah pentingnya.

Akan tetapi kebanyakan sektor-sektor industri di negara-negaraberkembang, termasuk Indonesiamenghadapi kendala dalam melakukanefisiensi proses produksi, seperti apayang dikatakan oleh Gerald yangdikutip Todaro (2000:73) mengatakansebagai berikut :

...persoalan yang dihadapi dinegara-negara Dunia Ketiga adalahterlalu seringnya tercipta sektor-

sektor industri yang tidak efisien,beroperasi jauh di bawah kapasitasterpasang, sedikit sekalimenciptakan kesempatan kerja,sangat boros devisa, danprospeknya bagi pertumbuhanproduktivitas lebih lanjut sangatkecil. Oleh karena itu, tujuankebijakan di negara-negara DuniaKetiga sekarang ini harus segeradisesuaikan dan diupayakan agarsecara bertahap mampumenciptakan struktur insentif yanglebih baik bagi berbagai aktivitasindustri agar semuanya menjadilebih produktif dan efisien, sehinggadengan demikian hal itu akanmendorong terbentuknya sektor-sektor industri manufaktur barangmodal dan barang setengah jadi didalam negeri yang benar-benartangguh, dan benar-benar bisamengisi kebutuhan aneka produkyang semula harus diimpor, sertapada akhirnya menumbuhkansektor-sektor industri manufakturtangguh yang diharapkan mampumenggalakkan ekspor.

Pendapat tersebut menjelaskansecara gamblang persoalan yangdihadapi oleh kebanyakan negara-negara dunia ketiga, dan negaraberkembang termasuk Indonesia didalamnya, serta memberi pedomanatau arah kebijakan yang harusdilakukan oleh pemerintah untukmengatasi persoalan-persoalantersebut.

Kebijakan pemerintah untukmenggalakkan ekspor adalahmerupakan jawaban strategis atas

KOLOM

Oleh: Hasanuddin, S.Sos., M.Si.

MENINGKATKANDAYA SAING PRODUKDALAM NEGERIMELALUI IMPLEMENTASI KEBIJAKANKAWASAN BERIKAT SECARA EFEKTIF

P

insentif diperoleh secara signifikanpada peralatan pendukung (sepertiperalatan transpor material) dansuku cadang;

2. Menciptakan insentif fiskal yangmampu mendistribusikan investasipadat karya dan bernilai tambahtinggi seperti Tekstil dan ProdukTekstil, sepatu dan perakitan. Upa-ya yang diberikan dengan membe-rikan insentif tambahan berupapembebasan Bea Masuk untukbarang dan bahan termasuk ba-han baku penolong untuk industritertentu yang memberikan dampakyang besar bagi penyerapan tena-ga kerja dan pertumbuhan ekono-mi daerah (trackling dawn effect).Bagi industri tertentu di KTI dapatdiberikan pembebasan barang danbahan serta bahan baku penolonguntuk 4 tahun kapasitas produksiriil terpasang. Selain itu bagi in-dustri yang memiliki nilai investasitertentu (misalnya diatas USD 1juta.) perlu memperoleh tambahaninsentif barang dan bahantermasuk bahan baku penolonguntuk 1 – 2 tahun kapasitasproduksi riil terpasang. Beberapanegara menetapkan minimalinvestasi sebagai persyaratanfasilitas. Dengan insentif inidiharapkan terjadi pergeseranindustri yang berbasis padat karyadan padat modal ke KTI.

3. Meningkatkan kegiatan investasieksisting yang bertumpu pada ha-sil kehutanan, kelautan dan perta-nian atau sejenisnya denganmemberikan insentif tambahanberupa pembebasan Bea Masukatas barang dan bahan serta ba-han baku penolong untuk 2 tahunkapasitas produksi riil terpasang.

KESIMPULANMemaklumi adanya keterbatasan

daya dukung investasi di KTI serta be-lum adanya perbedaan yang signifikaninsentif fiskal di KTI dengan KBI, perludilakukan kompensasi biaya yang le-bih tinggi melalui bentuk insentif fiskal.Salah satu bentuknya adalah insentifkepabeanan yang secara signifikanharus mampu dinikmati bagi investordi KTI mengingat fasilitas 135/BKPMmaupun KAPET masih memberikanperlakukan yang hampir sama.

Insentif yang diberikan juga seka-ligus sebagai daya tarik bagi kegiataninvestasi dan mampu menciptakanpola pergeseran industri padat karya,padat modal dan bernilai tambah tinggike KTI. Kondisi ideal yang perludipertimbangkan adanya insentif kepa-beanan juga perlu diiringi pemberianinsentif di bidang perpajakan yangkhusus bagi KTI.

Penulis adalah Kasi Impor Kanwil XI Makassar

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 382

57WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

persoalan tersebut, sekaligus untukmengimbangi penerimaan negara disektor minyak dan gas alam (migas)yang cenderung menurun semakintajam dari tahun ke tahun. Indonesiatidak lagi bisa mengandalkanpenerimaan negara dari sektor migas,sehingga perlu dicari alternatif lainsebagai produk pengganti, dan pilihanitu nampaknya jatuh kepada ekspornon-migas.

Menciptakan produk ekspor yangberdaya saing tinggi, perlu didukungketersediaan bahan baku yangberkualitas baik. Persoalannya bahanbaku tersebut harus didatangkan dariluar daerah pabean (impor). Sesuaidengan Undang-undang Nomor 10tahun 1995 tentang Kepabeanan,setiap barang impor umum (nonfasilitas) diwajibkan membayar Beamasuk (BM), Bea Masuk Tambahan(BMT), serta pungutan lainnya dalamrangka impor berupa PajakPertambahan Nilai (PPN), PajakPenjualan Barang Mewah (PPnBM),dan Pajak Penghasilan (PPh) impor.

Selain itu sesuai Undang-undangNomor 8 tahun 1983 tentang PajakPertambahan Nilai Barang dan Jasadan Pajak Penjualan Barang Mewah,ditetapkan bahwa terhadap penyerahanbarang kena pajak di dalam negeri(lokal) diwajibkan untuk membayar PPNdan PPnBM. Pungutan-pungutantersebut dalam skala besar cukupmengganggu posisi cash flowperusahaan.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, dan gunameningkatkan daya saing hasil industridalam negeri di pasar global sertadalam rangka memberikan suasanainvestasi yang bergairah bagi investorasing agar mau melakukan investasi diIndonesia, pemerintah mengeluarkandan mengembangkan sebuahkebijakan yang dikenal dengan fasilitasKawasan Berikat (bonded zone).Fasilitas yang diberikan berupa :

1. Terhadap bahan baku impor yangdimasukkan ke Kawasan Berikat (KB)untuk diproduksi, diberikanpenangguhan Bea Masuk, Cukai, dantidak dipungut pajak-pajak impor.

2. Terhadap bahan baku lokal yangdimasukkan ke Kawasan Berikat untukdi produksi, diberikan pembebasanPPN, dan PPnBM.

3. Terhadap barang impor/ekspor yangdimasukkan/dikeluarkan ke/dariKawasan Berikat, diberikankemudahan pelayanan kepabeanan.

Pemerintah dalam hal ini hanyasebagai fasilitator bagi tumbuh danberkembangnya roda perekonomian,maka persoalan bisa atau tidaknyasebuah perusahaan menjadi perusahaanKawasan Berikat semata-mata bukan sajabergantung dari sisi pemerintah, namun

faktor-faktor yang berada di dalamperusahaan itu sendiri juga turutmenentukan dan menjadi pertimbanganapakah suatu perusahaan layak menjadiperusahaan Kawasan Berikat.

POKOK PERMASALAHANHarapan pemerintah, dengan fasilitas

atau kemudahan yang diberikan kepadaeksportir produsen melalui kebijakanKawasan Berikat adalah terjadipeningkatan daya saing yang signifikanatas produk ekspor Indonesia. Filosofinya,dengan memberi fasilitas kepabeanan danperpajakan, efesiensi proses produksiakan lebih terpacu, dan pada gilirannyapara investor akan lebih terangsang untukmelakukan kegiatan bisnisnya secaraterpadu, serta hasil produknya dapat lebihbersaing di pasar internasional, dengandemikian akan meningkatkan ekspor non-migas secara signifikan.

Sampai disini pertanyaan terbesaradalah sudah seberapa besarkah

kebijakan Kawasan Berikat berpengaruhterhadap peningkatan ekspor non-migasdan peningkatan investasi di Indonesia ?Mampukah kebijakan tersebut membuatsektor industri menjadi produktif danefisien ? Dan apakah kebijakan tersebuttelah diimplementasikan secara efektif ?Mari kita lihat kondisi riil di bawah ini ;

Pertama, komunikasi (communication)kebijakan belum diimplementasikansecara efektif. Kebijakan Kawasan Berikatditinjau dari aspek finansial maupunadministrasi, banyak memberi keuntungandan kemudahan bagi dunia usaha. Dariaspek finansial, dengan diberikanpenangguhan Bea Masuk danpembebasan pajak impor tentunya akanmembawa keuntungan bagi cash flowperusahaan. Dari aspek administrasi(pelayanan) terjadi penghematan waktudan biaya terhadap aktivitas ekspor danimpor barang.

Melalui keunggulan-keunggulantersebut semestinya para pengusahaberlomba-lomba menentukan pilihanuntuk menjadikan fasilitas KawasanBerikat sebagai satu-satunya kebijakanyang dapat meningkatkan hasilproduksinya. Namun kenyataannyaharapan tersebut belum menampakkan

hasil yang maksimal. Sebagai contoh, diKabupaten/Kota Bandung, dari sekitar tigaratusan eksportir aktif, hanya empat puluhperusahaan yang menggunakan fasilitasKawasan Berikat. Hal tersebutdisebabkan, masih banyak para eksportirprodusen yang belum mengetahui danmemahami manfaat serta keunggulan-keunggulan kebijakan Kawasan Berikat.

Dapat diindikasikan bahwa desiminasiatau sosialisasi kebijakan yangmerupakan proses dari komunikasikebijakan, belum dilaksanakan secaramaksimal oleh Bea dan Cukai, kalaupuntelah dilaksanakan, namun belum optimal.

Kedua, kebijakan KB tidak didukungoleh sumber-sumber (resources) yangdapat mendukung tercapainya tujuankebijakan. Agar tujuan kebijakan dapattercapai, implementasi kebijakan tentunyaharus didukung oleh sumber-sumber(resources), yang meliputi jumlah pegawaiyang memadai serta keahlian-keahlianyang memadai bagi pelaksanaan tugas-tugas mereka, serta ditunjang olehwewenang yang diperlukan gunamelaksanakan pelayanan publik.

Hari ini kita bisa melihat, masih banyakpetugas di Kawasan Berikat melakukantugas rangkap, jelas-jelas hal ini sangatberpengaruh terhadap efisiensi danefektifitas kerja. Belum lagi tingkatkeahlian dan keterampilan masing-masingpegawai yang tidak merata, sertapembagian wewenang dan tanggungjawab yang kurang tegas antara masing-masing pejabat/pegawai yang bertugas diKawasan Berikat.

Ketiga, kurangnya kecenderungan(disposition) pegawai terhadap kebijakan.Secara pribadi kita tidak memilikikecenderungan untuk mengedepankankualitas pelayanan kepada stakeholders,keluhan tentang mutu pelayanan yangdiberikan oleh aparat Bea dan Cukaimerebak dimana-mana. Terlibatnyaoknum Bea Cukai dalam kasus eksporfiktif yang membobol uang negara melaluirestitusi PPN pada awal tahun 2006merupakan contoh kurangnyakecenderungan pegawai terhadap tujuankebijakan untuk senantiasa bekerja sesuaisistem.

Keempat, struktur birokrasi (bureau-cratic structure) masih sentralistik.Disadari atau tidak struktur birokrasi(bureaucratic structure) di Bea danCukai masih sangat commanding dansentralistik. Contoh, masih banyakkebijakan-kebijakan menyangkutKawasan Berikat yang sifatnyaoperasional masih ditentukan olehKantor Pusat. Kondisi seperti ini sudahtidak sesuai lagi dengan kebutuhanzaman mondial kini dan masa depan,dimana dibutuhkan kecepatan danakurasi pengambilan keputusan.

Artinya, organisasi dan manajemenyang dibutuhkan lebih ke empowering(pemberdayaan). Pemberdayaan ini padagilirannya dapat menciptakan figur-figurpelaku birokrasi profesional yang

SUDAH SEBERAPABESARKAH KEBIJAKANKAWASAN BERIKATBERPENGARUH TER-HADAP PENINGKATANEKSPOR NON-MIGASDAN PENINGKATAN IN-VESTASI DI INDONESIA ?

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 382

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

menguasai keilmuan, mampu mentransferilmu menjadi keterampilan dan memilikiintegritas yang baik di setiap lapisan.

Bertitik tolak dari masalah-masalah diatas, maka yang menjadi permasalahanpokok sekaligus sebagai perumusanmasalah dalam tulisan ini adalah bagai-mana memberdayakan peran KawasanBerikat sebagai instrumen kebijakan pub-lik yang efektif dan efisien melalui imple-mentasi kebijakan secara efektif dalamrangka meningkatkan daya saing produkdalam negeri di pasar global. Sehinggapada gilirannya akan meningkatkan pene-rimaan devisa negara serta dapat mem-bangkitkan gairah investasi di Indonesia.

FAKTOR KRUSIAL DALAMIMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Perumusan kebijakan tidak lagimenjadi dominasi pemerintah, namun kinitelah melibatkan semakin banyak warganegara dan kelompok-kelompokkepentingan. Dengan demikian,pemerintah dihadapkan pada tuntutan-tuntutan yang semakin beragam. Paraleldengan kondisi tersebut adalah bahwaglobalisasi informasi telah melahirkan tipemasyarakat yang semakin kritis.Akibatnya, warganegara sekarang inisemakin peduli terhadap kebijakan-kebijakan publik yang berpengaruh secaralangsung terhadap kehidupannya baiksecara pribadi maupun organisasi,sehingga pemerintah harus semakinresponsif dan akomodatif.

Membuat atau merumuskan suatukebijakan, apalagi kebijakan negara,bukanlah suatu proses yang sederhanadan mudah. Setelah kebijakan selesaidibuat, selanjutnya harusdiimplementasikan, karena implementasikebijakan adalah sesuatu yang sangatpenting, seperti dikemukakan oleh Udodji(1981:32), “The execution of policies is asimportant if non more important than policymaking. Policies will remain dreams orblue prints file jackets unless the areimplemented”.

Pendapat tersebut menegaskan,sebaik apapun sebuah kebijakan jika tidakdiimplementasikan tidak ada artinya, untukitulah sebuah kebijakan setelah selesaidibuat, harus diimplementasikan agarkebijakan tersebut dapat mencapai tujuansecara efektif.

Implementasi kebijakan merupakanproses yang rumit dan kompleks. Namun,dibalik kerumitan dan kompleksitasnya,implementasi kebijakan memegang peranyang cukup vital dalam proses kebijakan.Tanpa adanya tahap implementasikebijakan, program-program kebijakanyang telah disusun hanya akan menjadicatatan-catatan resmi di meja parapembuat kebijakan.

Edward III (1980:9-10) mengatakan :“Four critical factors or variable is imple-menting public policy : Communication,resources, disposition, and bureaucraticstructure” (empat faktor atau variabelkrusial dalam implementasi kebijakan

publik yaitu, komunikasi, sumber-sumber,kecenderungan, dan struktur birokrasi).

1. Komunikasi (Communication)Ada tiga hal penting dalam proses

komunikasi kebijakan Kawasan Berikatyaitu transmisi, konsistensi dan kejelasan.Faktor pertama yang berpengaruhterhadap komunikasi kebijakan adalahtransmisi. Bagi para implementorpemahaman maksud dan tujuankebijakan adalah sesuatu yang sangatpenting. Banyak sekali ditemukankeputusan-keputusan yang telahdikeluarkan, diabaikan oleh parapelaksana, atau jika tidak demikian,seringkali terjadi kesalahpahamanterhadap keputusan-keputusan yangdikeluarkan. Hal tersebut disebabkan olehterhambatnya proses transmisi kebijakan.Biasanya hambatan yang timbul dalammentransmisikan perintah-perintahimplementasi adalah, informasi melewatiberlapis-lapis hierarkhi birokrasi.

Seperti kita ketahui birokrasimempunyai struktur yang ketat dancenderung sangat hierarkhis. Kondisi inisangat mempengaruhi tingkat efektivitas

komunikasi kebijakan yang dijalankan.Penggunaan sarana komunikasi yangtidak langsung dan tidak adanya saluruan-saluran komunikasi yang ditentukanmungkin juga menjadi faktor penyebabdistorsi perintah-perintah pelaksanaan.

Faktor kedua yang berpengaruhterhadap implementasi kebijakan adalahkejelasan. Jika kebijakan-kebijakandiharapkan membawa hasil sesuaidengan tujuan yang diinginkan, tentunyapetunjuk-petunjuk pelaksanaan tidakhanya harus diterima oleh para pelaksanakebijakan, tetapi juga komunikasikebijakan tersebut harus jelas. Seringkaliinstruksi-instruksi yang diteruskan kepadapelaksana-pelaksana di lapangan kaburdan tidak jelas.

Ketidakjelasan pesan komunikasiyang disampaikan berkenaan denganimplementasi kebijakan akan mendorongterjadinya interpretasi yang salah bahkanmungkin bertentangan dengan maknapesan awal. Faktor-faktor yang mendo-rong terjadinya ketidakjelasan komunikasikebijakan biasanya disebabkan oleh,

kompleksitas kebijakan, kurangnya kon-sensus terhadap tujuan-tujuan kebijakan,menghindari pertanggungjawabankebijakan.

Faktor ketiga yang berpengaruhterhadap komunikasi kebijakan adalahkonsistensi. Jika implementasi kebijakaningin berlangsung efektif, maka perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten danjelas. Walaupun perintah-perintah yangdisampaikan kepada para pelaksanakebijakan mempunyai unsur kejelasan,tetapi bila perintah tersebut tumpang tindihmaka perintah tersebut tidak akanmemudahkan para pelaksana kebijakanmenjalankan tugasnya dengan baik.

Di sisi lain perintah-perintah implemen-tasi kebijakan yang tidak konsisten akanmendorong para pelaksana mengambiltindakan yang sangat longgar dalammenafsirkan dan melaksanakankebijakan. Bila hal ini terjadi, maka akanberakibat pada ketidakefektifanimplementasi kebijakan karena tindakanyang sangat longgar besar kemungkinantidak dapat digunakan untuk mencapaitujuan-tujuan kebijakan.

2. Sumber-Sumber (Resources)Tanpa sumber-sumber, kebijakan-

kebijakan yang telah dirumuskan di ataskertas mungkin hanya akan menjadirencana saja dan tidak pernah adarealisasinya. Sumber-sumber yang akanmendukung kebijakan secara efektif terdiridari jumlah staf yang cukup, staf memilikiketerampilan yang memadai, sertamemiliki kewenangan.

Persoalan yang timbul dalamimplementasi kebijakan Kawasan Berikatadalah, sering dijumpai jumlah pegawaiyang kurang memadai untuk melakukanpekerjaan. Akibat yang ditimbulkan darikekurangan personil ini adalahketidakefektifan dalam melaksanakankebijakan-kebijakan secara langsung.

Beberapa kasus menyangkutpelayanan di Kawasan Berikat, bukanberasal dari kurangnya jumlah pegawai,namun lebih disebabkan oleh kurangnyatenaga profesional. Karena semakinteknis kebijakan yang dilaksanakan dansemakin besar keahlian yang dibutuhkandari para pelaksana, maka semakin besarpula kekurangan personil yangmempunyai keterampilan yang memadaidan hal ini akan menghambatpelaksanaan kebijakan.

Kewenangan merupakan sumber lainyang penting bagi implementasi kebijakan.Kewenangan erat hubungannya dengansahnya suatu perbuatan atau tindakanyang diambil. Kebijakan yang dikeluarkanoleh orang yang tidak berwenang adalahtidak sah dan tidak mempunyai kekuatanhukum. Kewenangan itu biasanya sejaksemula sudah ditetapkan dalamketentuan-ketentuan pokok organisasitentang hak-kewajiban, wewenang dantanggung jawab.

Kewenangan secara vertikal danhorizontal harus dihormati oleh pihak lain,

BAGAIMANAMEMBERDAYAKANPERAN KAWASANBERIKAT SEBAGAIINSTRUMENKEBIJAKAN PUBLIKYANG EFEKTIF DANEFISIEN...

KOLOM

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 382

59WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

sehingga dapat terhindar pengambilanwewenang dari pihak yang satu oleh pihaklain. Menghormati dan sekaligus menjagakewenangan pihak lain merupakantindakan koordinasi yang sangatdiperlukan dalam implementasi kebijakan.

Agar kebijakan Kawasan Berikat dapatmencapai tujuan secara efektif,dibutuhkan kecepatan dan akurasiwewenang pengambilan keputusan.Artinya, organisasi dan manajemen yangdibutuhkan lebih ke empowering(pemberdayaan). Pemberdayaan ini padagilirannya dapat menciptakan figur-figurpelaku birokrasi profesional yangmenguasai keilmuan, mampu mentransferilmu menjadi keterampilan dan memilikiintegritas yang baik di setiap lapisan.

Untuk itu perlu dilaksanakanpendelegasian wewenang lebih banyak ditingkat Kantor Pelayanan, otomatisdimungkinkan pengambilan keputusanyang lebih cepat dan (diharapkan) lebihakurat. Wewenang yang memadaiseringkali langka terutama dalam halmengatasi masalah-masalah baru yangtimbul di lapangan yang tidak terakomodiroleh standard operating procedure yangada.

3. Kecenderungan (Disposistion)Kecenderungan dari para pelaksana

kebijakan merupakan faktor krusial ketigayang mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi implementasikebijakan Kawasan Berikat. Jika parapelaksana bersikap baik terhadap suatukebijakan, dan hal ini berarti adanyadukungan, kemungkinan besar merekamelaksanakan kebijakan sebagaimanayang diinginkan oleh para pembuatkebijakan.

Demikian pula sebaliknya, bila tingkahlaku atau perspektif para pelaksanaberbeda dengan para pembuatkeputusan, maka proses pelaksanaansuatu kebijakan menjadi semakin sulit.Dalam beberapa kasus di KawasanBerikat, seringkali suatu kebijakan atauperaturan bersifat multi interpretasi.

Hal ini berakibat pada semakin ter-bukanya kecenderungan para pelaksa-na untuk melakukan bermacam-macaminterpretasi terhadap kebijakandimaksud, dan bila hal ini benar-benarterjadi maka akan berakibat pada se-makin sulitnya implementasi kebijakan,sebab interpretasi yang terlalu bebasdari para pelaksana terhadap kebijakanatau peraturan, akan semakinmempersulit implementasi yang efektifdan besar kemungkinan implementasiyang dijalankan menyimpang daritujuan awalnya.

Oleh karena itu para pelaksanamemegang peran penting dalamimplementasi kebijakan, maka usaha-usaha untuk memperbaikikecenderungan-kecenderungan pegawaimenjadi sangat penting. Langkah yangdapat dilakukan, hendaknya setiap KantorWilayah/Pelayanan melakukan secara

konsisten dan terencana programpembinaan peningkatan keterampilanpegawai (P2KP).

4. Struktur Birokrasi (BureaucraticStructure)Pada dasarnya para pelaksana

kebijakan mungkin mengetahui apa yangdilakukan dan mempunyai cukup keingin-an serta sumber-sumber untuk melaku-kannya, tetapi dalam pelaksanaannyamereka mungkin masih dihambat olehstruktur-struktur birokrasi di mana merekamenjalankan kegiatan tersebut.

Struktur birokrasi pada organisasipublik pada dasarnya tidak berbedadengan organisasi publik pada umum-nya, namun bagi Direktorat JenderealBea dan Cukai yang orientasinyakepada pelayanan dan pengawasan,ada sedikit perbedaan dalam penerap-annya, karena antara pelayanan danpengawasan merupakan sesuatu yangparadoks dan sulit berjalan secarasimultan, sehingga dalam implementa-sinya sangat banyak menimbulkanpersoalan yang multi kompleks.

Oleh karena itu struktur birokrasi yang

dimaksud di sini tidak semata-mata dalamperwujudan susunan organisaasi,melainkan lebih banyak pada pengaturandan mekanisme kerjanya yang harusmampu menghasilkan pelayanan yangmemadai sekaligus menghasilkanpengawasan yang efektif. Untuk mencapaitujuan tersebut perlu adanya saranapendukung yang berfungsi memperlancarmekanisme itu. Sarana pendukung ituialah sistem dan prosedur yang berfungsisebagai tata cara atau tata kerja agarpelaksanaan pekerjaan dapat berjalanlancar dan berhasil baik.

Sistem dan prosedur merupakandwitunggal yang tak terpisahkan, karenasatu sama lain saling melengkapi. Sistemmerupakan kerangka mekanismenyaorganisasi sedang prosedur adalah rinciandinamikanya mekanisme sistem. Jaditanpa sistem, prosedur tidak ada landasanberpijak untuk berkiprah dan tanpaprosedur, suatau mekanisme sistem tidakakan berjalan. Demikian eratnyahubungan antara sistem dan prosedursehingga keduanya sering digabung

dalam peristilahan menjadi sistem danprosedur (sisdur).

Sistem adalah susunan atau rakitankomponen atau bagian-bagian yangmembentuk satu kesatuan yang utuhdengan sifat-sifat saling tergantung, salingmempengaruhi dan saling berhubungan.Susunan atau rakitan komponen ataubagian-bagian tersebut yang membentuksistem, demikian eratnya sehinggakerusakan pada salah satu komponenatau bagian akan mengakibatkanterganggunya seluruh sistem.

Contoh sistem yang paling sempurnaadalah sistem yang ada pada tubuhmanusia yang terdiri dari ratusan bahkanribuan sub sistem yang semuanyamenyatu menjadi global system. Jikasalah satu sub-sistem tidak berfungsi baik,maka akan mempengaruhi daya kerjasub-sistem yang lain, dan pada akhirnyaakan mengganggu efektifitas kerja sistemsecara keseluruhan.

Prosedur biasa diterjemahkan sebagaitata cara yang berlaku dalam organisasi.Kedudukannya demikian penting sebabsah atau tidaknya perbuatan orang dalamkaitan organisasi ditentukan oleh tingkahlakunya berdasarkan prosedur itu. Sekaliprosedur ditetapkan siapapun yang tidakmengikutinya, tidak menghasilkan apayang dituju, atau apa yang mungkindiperoleh menjadi tidak sah. Karenaprosedur bersifat mengatur perbuatan baikke dalam (intern) maupun ke luar(ekstern), maka ia harus diketahui dandipahami oleh orang yangberkepentingan, baik pegawai/pekerjamaupun pihak-pihak di luar organisasi.

Pandangan Edward tersebut di atascukup memberikan referensi untukmengkaji keberhasilan dan kegagalanimplementasi kebijakan Kawasan Berikatyang sangat dipengaruhi oleh empatfaktor. Pemahaman tentang tujuankebijakan bukan hanya dominasi paraimplementor atau para pelaksanakebijakan, akan tetapi seluruh masyarakatusaha yang menjadi sasaran darikebijakan Kawasan Berikat perlumemahami makna kebijakan yangdikeluarkan pemerintah (DJBC).

Proses pemahaman secara luas dapatdilakukan melalui desiminasi kebijakan,karena desiminasi juga merupakan bentukkomunikasi yang disyaratkan Edward.Fasilitas sumber daya, baik sumber dayamanusia maupun sumber daya lainnyadalam implementasi kebijakan KawasanBerikat sangat menentukan, sertakecenderungan para implementor jugasangat berpengaruh terhadapkeberhasilan implementasi kebijakanKawasan Berikat.

Di sisi lain struktur birokrasi sangatmembantu mempercepat prosespelaksanaan kebijakan KawasanBerikat dalam upaya meningkatkandaya saing produk dalam negeri dipasar global serta menggairahkan ikliminvestasi di Indonesia.

Penulis adalah Korlak pada KPBC Soekarno Hatta

MASIH BANYAK KEBI-JAKAN-KEBIJAKANMENYANGKUTKAWASAN BERIKATYANG SIFATNYAOPERASIONAL MASIHDITENTUKAN OLEHKANTOR PUSAT

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 382

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

LATAR CERITAlkisah, di suatu Negara yang ber-nama animuscentrik, Lion theKing sang raja yang bergelar

lionyangbersihhatidansaktisekalix,sedang gundah gulana memikirkanrespon dan tingkah rakyat animuscen-trik dalam sebuah rapat parlemen.Rapat tersebut adalah rapat maha pen-ting yang diadakan dalam rangkamembahas usulan kebijakan pemerin-tahannya untuk memindahkan batusakti di tengah pusat pemerintahan.

Konon dengan menggeser batu saktitersebut, pelayanan publik kerajaankepada masyarakat akan meningkat danakan menjadikan kerajaannya menjadibersih dan berwibawa. Ragam responyang diberikan oleh rakyatnya,berdasarkan hasil pengamatan bagindaLion the King sebagai berikut :

l Monyetkutranix sepanjang harihanya berjumpalitan loncat kiri,loncat kanan dan mundar mandirtidak karuan dalam ruang sidang.

l Jerapahumanix hanya diamdengan leher panjangnya dan tidakmemberikan reaksi apapun, terusmengamati batu sakti sambilmengunyah dan terus mengunyahdaun di dekatnya.

l Gajahgedebangetix hanya sibukmenggeleng-gelengkan kepala danmemainkan belalainya sepanjangrapat dilangsungkan.

l Kutubusuksangitix terus berjalandari satu kursi ke kursi lainnyasambil memainkan tajinyamenusuk- nusuk dari bawah kursi.

l Sementara, burunghantukukuktixdiam sepanjang pertemuan danhanya sesekali kali mengeluarkansuara khasnya “kukuk” yang terasaaneh dan terkadang menyakitkanpeserta rapat.

l Dan terakhir semuthitamanisixdengan barisan panjangnyaberjalan teratur rapih dan saling

berkomunikasi satu sama lainya un-tuk menuju ke batu sakti.

Walhasil, karena bingung dan pu-sing tujuh keliling melihat dan memaha-mi fenomena reaksi rakyatnya terse-but, Lion the King sang raja memanggilempu kapekapanoramix, untuk meng-analisis fenomena tersebut sekaligusdiharapkan dapat memberikan saranalternatif pemecahan masalahnya.

Atas penunjukkan tersebut, akhir-nya sang empu kapekapanoramixangkat bicara dan menyampaikanpendapatnya :

“Ehm, Baginda Lion the King yangmulia, setelah bersemedi danmelakukan studi banding ke Negaratetangga bernama pabeanpahitma-nisix yang pernah mengalami hal ter-sebut, Hamba berhasil mendapat ja-waban atas fenomena tersebut, namunsebelumnya hamba perlu menyampai-kan sesuatu kepada baginda.”

“Baiklah empu, silahkan sampaikanpendapat anda,” titah Lion the King,sang raja.

“Begini paduka, menggeser batusakti tersebut adalah suatu pekerjaanyang maha besar dan akanmempengaruhi masa depan bangsa ini,karena sekali batu itu bergeser akanberdampak kepada kehidupankeseharian bangsa ini. Baginda kantahu, kalau batu ini digeser kononpelayanan kita kepada masyarakatakan menjadi lebih baik sehingga iklimpemerintahan kita akan menjadi bersihdan berwibawa, sementara kalau kita

lihat kondisi sekarang, waduh waduh….jauh panggang dari api.”

“Baginda nampaknya kurang berha-ti-hati, tidak memperhatikan situasi dankondisi rakyat pada saat itu danterburu-buru ketika menyampaikanmaksud mulia tersebut. Hal itu terlihatjelas dari reaksi rakyat baginda,menurut hasil pengamatan saya persisseperti kejadian di negara tetanggapabeanpahitmanisix ketika meluncur-kan suatu program pembersihan nega-ranya. Mari kita analisis satu persatubaginda,” ujar sang empu.

l Tingkah monyetkutranix yangjumpalitan, jalan kiri kanan tanpatujuan yang jelas, adalah sifat khasrakyat Negara tetangga. Setiap kaliada perubahan, pasti adasekelompok rakyat disana yangterlihat aktif bergerak, bahkancenderung reaktif tapi tanpa arahyang jelas… kelihatannya istilahnyasok sibuk gitu loh! Namun hasilnyatidak ada. Hanya buang-buangenergi karena tidak sejalan antaragerakkan dan tujuan. Tujuan kitamenggeser batu, namunmonyetkutranix bukannya bergerakmenggeser batu tapi jumpalitantidak karuan. Jaka sembung naikojek, alias nggak nyambung jek.

l Jerapahhumanix lain lagi baginda.Berdasarkan pengamatan hamba,monyetkutranix masih lumayan, adagregetnya, ada gerakannya. Kalaudi Negara tetangga, tingkahjerapahumanix adalah tingkah khasrakyat yang tidak perduli apapunyang terjadi. Mereka hanya melihatdari jauh keriuhan yang terjadisambil menatap dari ketinggian,dan berkata : ngapain itu orangpada sibuk?, nggak ada kerjaan kaliya. Buat gue yang penting “gue bi-sa makan…”, begitu kira-kira. Tidakada greget, tidak ada gerakkan,

OPINI

Oleh: Agus Sudarmadi

“Kita danPerubahan”(SEBUAH CERITA DARI NEGERI ANIMUSCENTRIK)

KERJANYA HANYAMENGHISAP DARAHRAKYAT YANG LAIN …

A

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 382

61WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

adem ayem, istilah ekstrimnya ti-dak perduli, I don’t care.

l Gajahgedebangetix, ini khas sipenolak. Pokoknya geleng kepalaterus. Baginda bicara apapun ataupunya program apapun pokoknyageleng kepala dahulu alias tidaksetuju, mau baginda benar, atautidak itu tidak penting. Yang penting“daku berkata tidak”. Oposisi ismy way of life, kira-kira begitufalsafah hidupnya. Parahnya lagi,sambil berkata tidak, denganbelalainya yang halus dia mainkanjurus mengelus dan mengelitik agarrakyat lainnya terpengaruh, beliaubikin program yang kelihatannya okbanget dan sejalan dengan programbaginda, namun ujung-ujungnyadipastikan akan menjerumuskanbaginda, karena rata-rata program-nya tidak membumi alias tidak apli-kable, benefit costnya tidak jelas,dalam banyak kasus seringkaliresep yang diberikan adalah obatsakit kepala padahal penyakitnyaadalah penyakit panu. Ini kan ber-bahaya baginda, bisa banyak rakyatkita yang mati karena salah resepalias salah obat. Jadi, Bagindaharus berhati-hati dengan tipeseperti ini, karena cara bermainnyasangat halus, maklum kan memangtujuannya hanya untuk oposisi.

l Kutubusuksangitix, wah namanyajuga kutu busuk berbau sangit. Tipeyang ini jelas, merupakan musuhNegara nomor satu. Kerjanya hanyamenghisap darah rakyat yang lain,kelihatan rajin bergerak namun hanyauntuk kepentingan dirinya sendiri.“Coba baginda lihat, batu sakti kanada di tengah, ini kok dia dankomplotannya hanya bergerak dibawah kursi sambil menghisapdarah. Ini jelas berbahayabaginda. Saran saya pites saja yangseperti ini. Hanya satu judul untukkutubusuksangitix…. yaitu Pites!!Libas!!. Hehehehe.. sadis bangetsaran saya ya baginda!

l Burunghantukukutix, wah ini tipeyang paling tidak jelas. Baginda,bisa lihat sepanjang rapat diadiam. Terlihat mengamati denganseksama, kelihatannya menyimakdengan penuh perhatian, tapijangan percaya dulu lihat aksinyasetiap palu akan dipukul untukmendapatkan persetujuan. Sayapastikan dia akan bersuara‘kukuk”. Kalau di negara sebelahkukuk itu artinya, sebentarjangan diputuskan dulu. Setelahbersuara kukuk, si burunghantuku-kutix ini akan berceramah panjanglebar dengan sejuta teori danpengetahuannya, yang dapat dipas-tikan ujung kalimatnya seperti ini:

Secara prinsip saya setuju dengankonsep bla, bla, bla, TETAPI/NAMUN menurut saya sebaiknyabla bla bla… alias menyampaikanpendapat lain yang tidak sejalandengan keputusan yang akandiambil.“Baginda! Saya paham berpendapatadalah hak rakyat yang paling asasi,hanya sayangnya, kenapa selalupendapatnya disampaikan pada saatterakhir, setiap kali keputusan akandiambil dan selalu mengajukan alter-natif yang berbeda. Kok tidak dari tadigitu loh! Rapat kan akhirnya nggakpernah selesai dan tidak pernah adakeputusan. Ujung-ujungnya berdebattidak karuan. Kalau baginda hitung,ini kukuk yang keseribu dari seribu ra-pat yang sudah kita adakan.

l Semuthitamanisix, wah bagindamereka itu kelompok rakyat jelata,rakyat kebanyakan alias rakyatkecil, karena memang bentuk tu-buhnya kecil. Tapi mungkin baginda, rakyat kita seharusnya bisamencontoh tingkah laku mereka.Mereka kelihatannya aktif, salingberkomunikasi, dan arahnya jelas,mereka menuju batu sakti yangsangat besar itu. Dan ada upayauntuk menggeser batu itu, dengan

badan kecil yang mereka miliki.Hanya kalau melihat upayanyayang hanya dilakukan oleh merekasendiri dan tidak didukung olehyang lain, saya pesimis akanhasilnya. Maksud semuthitamnisixbaik tapi kan kekuatannya tidak ada.Mana mungkin mereka bisamenggeser batu itu dengan tubuhdan kekuatan yang kecil seperti itu.

Mendengar penuturan empu kape-kapanoramix, Lion the King sang raja,semakin bingung, dari mana akan me-mulai perubahan, karena berdasarkanhasil environmental scanning sang em-pu, kondisi rakyatnya tidak mendukungprogram mulia untuk menggeser batusakti. Hanya dengan menggeser batusakti tersebut, negara animussentrixakan bersih dan berwibawa. Padahalprogram itu sudah sangat mendesakkalau negaranya tidak mau hancur.

Pada akhirnya karena tidak tahu lagiharus berbuat apa Lion the King sangRaja, hanya bisa bernyanyi: “..bingungbingung aku bingung tra la lala tralalala”. Beliau bernyanyi dan terus

bernyanyi. Karena hanya itulah yangbisa menghibur hatinya. Sambil terusberfikir, kok untuk meningkatkankinerja pelayanan dan pengawasanpublik rakyatnya susah banget ya ?

ULASAN CERITAMerujuk kepada dongeng diatas,

setiap pembaca mungkin akanmempunyai kesimpulan dan persepektifyang berbeda atas tingkah polah rajabeserta rakyat animuscentrix.

Yang pasti, Penulis tidak akanmenghakimi apupun pendapat kita,karena memang tidak memilikiotoritas apapun untuk menilai manayang benar mana yang salah.Namun, jika kita dekatkan dengankeseharian kita dimanapun dan apapunprofesi kita, kejadian seperti itu koknampaknya mirip dengan situasikeseharian kita. Terlebih lagi kalaumenyangkut apapun yang dinamakanrencana ataupun tindakan perubahan.

Baik itu perubahan di diri kita sendiriataupun lingkungan kita atau bahkanorganisasi tempat kita bernaung ataubekerja. Baik itu perubahan yangbersifat revolusi, reformasi maupunhanya yang bersifat reparasi, (lihat:tulisan penulis terdahulu di WBCtentang reformasi atau reparasi)

Menyikapi hal itu, penulis teringatpelajaran fisika dasar di SMP tentanghukum Newton, yang mungkin dapatdigunakan untuk melakukanpendekatan terhadap situasi diatas.

NEWTON 1ST LAW OF MOTION:An object at rest tends to stay atrest. An object in motion to stayin motion with the same speed anin the same direction unlessacted by an in balance force.

Hukum fisika dasar tersebut kalaudiartikan kurang lebih :1. Setiap benda/situasi/kondisi/

lingkungan memiliki kecenderunganuntuk tetap dalam kondisi saat ini/kondisi kekinian mereka beradadan tetap berusaha untuk memper-tahankan hal itu.

2. Sudah menjadi hukum alam setiapbenda/situasi/kondisi/lingkunganuntuk menentang/berlawanan arahdengan setiap perubahan yangakan merubah kekinian. Merekaakan tetap diam dan memberikandaya tentang sampai ada kekuatanyang lebih besar yang melebihikekuatan daya tentang yangdimilikinya. Daya tentang terhadapperubahan itu didalam hukum fisikadinamakan: INERTIA

NEWTON 3RD LAW OF MOTIONFor every action there is an equaland opposite reaction.

Hukum tersebut dapat diartikansebagai berikut :

DIPERLUKAN ADANYAKEINGINAN BERUBAHYANG DITERJEMAHKANDALAM BANYAK AKSI

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 382

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

1. Sudah menjadi hukum alam bahwasetiap ada aksi pasti ada reaksi.

2. Manajemen aksi dan reaksi inilah yangakan menentukan arah pergerakkan.Dalam proses aksi reaksi ini akanmenimbulkan satu gaya yangdinamakan friksi (pergesekan ataubenturan). Besar mana gaya aksi,atau gaya reaksi. Hal itu yang akanmenentukan arah gerak, ke arah aksiatau ke arah reaksi.

3. Untuk mempermulus pergerakkan kearah aksi yang diinginkan, diperlukankekuatan yang mampu meminimalisirfriksi hingga ke tingkat yang palingminimal. Karena memang sudahmenjadi hukum alam, kita tidak akanbisa menghilangkan friksi. Karenasetiap ada aksi ada reaksi dan pastiada friksi.

Penulis berpendapat bahwa inilahapa yang dinamakan denganSunnatullah atau hukum Allah terhadapalam semesta.

Mungkin tingkah polah rakyat animus-centrik memang alamiah dan sesuaikehendak alam, Sang Raja melancarkanaksi dan rakyatnya memberikan reaksi.Maka pasti akan timbullah friksi. Terlebihlagi program sang raja akan mengusikkekinian yang ada. Sekuat apa aksinya,sekuat apa reaksinya, dan sebesar apareaksinya, nah itu yang penulis belumtahu, dikarenakan sang empunya ceritabelum memberikan lanjutan ceritanyakepada penulis.

Terlepas dari selesai atau tidaknyacerita diatas, mungkin dapat disimpulkanbahwa membuat suatu aksi nampaknyamudah namun kesiapan untuk menerimaadanya reaksi dan adanya friksi itu yangtidak mudah, dan disitulah tantangan parapemimpin atau siapapun yang menjadiinisiator adanya aksi.

Kalau dalam ilmu fisika yangmenyangkut benda mungkin isu yang adahanya sebatas kekuatan gaya, baik itugaya tolak, gaya dorong ataupun gayaperlawanan. Namun kalau itu sudahmenyangkut organisasi, pekerjaan, hajathidup, cita-cita, idealisme atau apapunyang menyangkut “MANUSIA DANKEMANUSIANNYA”, maka persoalannyabukan hanya sebatas gaya aksi, reaksiataupun friksi saja. Ada faktor lain yaitu :Human Interest. Inilah yang membuatberbeda antara fisika kebendaan denganfisika kemanusiaan. Menyikapi hal ini,mungkin benar tutur sebuh lagu: ‘Rockerjuga Manusia, punya hati punya rasa.’

PENUTUP CERITASebagai akhir cerita yang cukup

panjang dan mungkin melelahkanini, dan dalam rangka menyikapigaung program reformasi (atau repa-rasi?) di tubuh DJBC institusi tercin-ta kita, penulis mencoba menarikbenang merah atas cerita fiktif di atasdengan kondisi kekinian insititusi kitamelalui sebuah perenungan :

l Akhir-akhir ini ada keinginan yangsangat kuat dari internal maupuneksternal agar kita segeramelakukan perubahan. Dan kitapun sangat menyadari perubahanyang diinginkan oleh stakeholderkita yang pada intinya adalah:meningkatnya pelayanan publikDJBC, meningkatnya GovernanceDJBC dan meningkatnyaakuntabilitas DJBC.

l Untuk itu diperlukan adanyakeinginan berubah yangditerjemahkan dalam banyak aksi.

l Keinginan itu akan mengakibat-kan adanya perubahan yang padagilirannya akan memunculkanSunatullah seperti yang ada padahukum Newton, karenaperubahan yang diharapkan akanmerubah kekinian kita.

l Dalam Menghadapi perubahantersebut, aksi apa yang tepat yangharus kita lakukan tanpa menim-bulkan reaksi yang berlebihanyang pada gilirannya akanmenimbulkan friksi yang tidaktertahankan.

l Dimana letak akar permasalahan in-stitusi kita, yang harus dirubah ge-

dung kantorkah? Struktur organisa-sikah? Teknologinyakah? Sistem-nyakah? Atau mungkin tidak usahmerubah semuanya tetapi cukupmerubah manusianya – dalam arti-an pola tindak dan perilakunya.

l Kalau masalah pelayanan yangsering dikeluhkan, kalau masalahpengawasan yang banyak dikomplain, apakah layak HANYAgedung kantor yang harus disalah-kan? Apakah teknologi yang harusdisalahkan? Atau hanya strukturorganisasi yang menjadi biangkeladi? Atau lebih ekstrimnya sistempelayanan atau pengawasannyayang harus dirombak??

l Berbicara kinerja pelayanan danpengawasan yang baik, siapa yangharus bertanggung jawab,manusianya? Atau kantornya? Atausistemnya?

l Dalam hukum fisika, setiapproses di alam ini adalah fana,tidak ada yang abadi ataupunkekal. Semua bergerak ke arahperubahan. Jadi yang abadiadalah perubahan itu sendiri.

Sebagai sebuah konklusi sederhanadan mungkin bekal bagi kita untukberubah menuju peningkatan kualitaspelayanan dan pengawasan kita,

mungkin ada manfaatnya penulissampaikan sebuah pakta pelayananpelanggan dari sebuah institusiswasta**) yang coba penulis rekontruksiuntuk kita renungkan dengan harapanbermanfaat bagi kita semua:

SIAPAKAH PENGGUNA JASA DJBC ?l Pengguna jasa adalah orang yang

paling penting dalam institusi kita;l Pengguna jasa adalah bukan

beban pekerjaan kita;l Pengguna jasa adalah tujuan dan

alasan mengapa kita bekerja, kitabukan diharuskan melakukansesuatu pekerjaan untuk merekatetapi merekalah yang memberikesempatan kita untuk bekerja;

l Pengguna jasa tidak bergantungpada kita, tetapi kitalah yangbergantung kepada mereka;

l Pengguna jasa adalah bukan“orang luar” dari institusi kita,tetapi mereka adalah bagianutama institusi kita;

l Pengguna jasa adalah bukansekedar deretan nama, tetapiadalah pribadi-pribadi yangmempunyai perasaan, kemauandan prasangka;

l Pengguna jasa datang ke kantorkita tidak untuk diajak bertengkar,atau disakiti hatinya tetapi untukdilayani dan dihormati. Tidakseorang pun dari kita berhakuntuk berbuat semena-menaterhadap mereka;

l Pengguna jasa adalah orang yangberhak datang ke institusi kitadengan berbagai kehendak, tugaskita adalah melaksanakankehendaknya dengan baik;

l Pengguna jasa pada dasarnyabenar dan tidak salah, karenakalau mereka bertindak salahmereka tidak akan datang kepadakita tetapi akan bertindak tanpakita atau mencari bantuan dariselain kita (menyelundup).

l Yang paling penting: Penggunajasalah yang membayar kitamelalui pajak yangdibayarkannya, tanpa merekatidak mungkin ada institusi ini dantidak ada pekerjaan yang kitatangani sekarang.

Demikianlah akhir serita kita kali ini,Wallahu alam bissawab. Lebihkurangnya mohon maaf, Long LifeCustoms Reform, Hidup Perubahan.Viva DJBC.

*) Terinspirasi dari komik Asterix ,retraining integritas, ESQ dan Ceramahmotivasi Bapak Andre Wongso.

**) Dikutip, Diformulasikan dan disarikan daripakta pelayanan pelanggan “Impressions”sebuah pusat pelayanan perawatan tubuhdan kesehatan, di Jakarta.

Penulis adalah Kepala Subdirektorat OtomasiSistem dan Prosedur Kepabeanan dan Cukai, Dit. IKC

PENGGUNA JASAADALAH BUKAN BEBANPEKERJAAN KITA

OPINI

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 382

63WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

WBC/KY

egiatan mengimpor barang bukan-lah hal yang mudah. Banyak halyang harus dipersiapkan, seperti

pembayaran tagihan dan transfer biayakepada supplier di negara asal yangkerap dihantui isu perbedaan nilai tukar.Belum lagi masalah yang berkaitandengan kelengkapan dokumentasi dankepabeanan.

Untuk itu, pada 15 Agustus 2006,bertempat di Ballroom Hotel Mulia,Jakarta, DHL sebagai penyedia layananekspress dan logistik, menyelenggara-kan forum bisnis mengenai peraturan-peraturan Bea dan Cukai sertamanfaatnya bagi komunitas ekspor danimpor di Indonesia. Forum bertemaExpanding Your Business to TheInternational Market ini bertujuan untukmemberikan informasi yang mendetilmengenai peraturan-peraturan Bea danCukai. Tak hanya itu, forum ini jugasebagai sarana untuk menyampaikanpada importir dan eksportir bagaimanacaranya memanfaatkan peraturan-peraturan yang ada untuk meningkat-kan daya saing.

Edi Prayitno, National MarketingManager, PT. Birotika Semesta/DHLExpress mengatakan, sebagai fasilitator

perdagangan, DHL ingin menyosialisa-sikan dan mengimplementasikan per-aturan-peraturan yang ada di Bea danCukai karena hal tersebut sangat pen-

ting bagi komunitas bisnis, terutamabagi mereka yang bergerak di bidangimpor dan ekspor. Pasalnya, terkadangpelaku bisnis kurang memahamiperaturan yang ada sehinggamenyulitkan mereka dalam melakukankegiatan bisnis.

Forum bisnis itu sendiri dihadirioleh eksekutif bisnis dari berbagaimacam industri di Indonesia. Hadirdalam acara tersebut adalah DirekturJenderal Bea dan Cukai, AnwarSuprijadi dan dua pembicara utama,yakni Bachtiar, Kasubit Impor danEkspor Dit. Teknis Kepabeanan dariDirektorat Jenderal Bea dan Cukaidan Harmen Sembiring, DirekturFasilitas Ekspor dan Impor dari De-partemen Perdagangan.

Dalam pidatonya, Anwar Suprijadimengatakan, forum bisnis semacam inisangat menarik. Melalui forum tersebut,pengusaha dan pemerintah dapatmengantisipasi pasar internasionalmelalui customs reform, diantaranyadengan memangkas sistem birokrasi.Untuk itu kedepannya yang harusdikembangkan adalah single adminis-tration di Bea dan Cukai. Salah satuprogram single administration tersebutadalah PDE Manifest untuk inward diPelabuhan Tanjung Priok yang dimandatory pada 3 Juli 2006.

Saat ditemui WBC disela-sela aca-ra, Bachtiar mengatakan kegembiraan-nya dengan adanya forum bisnis sema-cam ini. Pasalnya, ada pengusaha ataupelaku bisnis yang memang masih ku-rang mengerti dengan peraturan-pera-turan di Bea dan Cukai. ia juga menam-bahkan, lewat acara tersebut, ia jugabisa memperkenalkan website DJBCdimana pengusaha dapat mengakses-nya jika ingin mencari dan mengetahuilebih jauh tentang peraturan-peraturanyang ada di Bea dan Cukai.

DIRJEN BEA DAN CUKAI ANWAR SUPRIJADI saat memberikan kata sambutannya.

K

SESI TANYA JAWAB. Edi Prayitno, National Marketing Manager PT. Birotika Semesta/DHL Express danBachtiar, Kasubit Impor dan Ekspor Dit. Teknis Kepabeanan, DJBC, saat sesi tanya jawab dengan pengusaha.

Memanfaatkan peraturan yang ada di Bea dan Cukai dalammengembangkan bisnis.

FORUM BISNISBERSAMA PENGUSAHA, DJBCDAN PERDAGANGAN

WBC/KY

MITRA

ifa

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 382

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

enurut Chief Executive Officer PTTransdata Mitra Solusi AmiruddinBudiman, pihaknya mencoba

menjembatani PJT dengan DJBC dalamhal PDE, mengingat DJBC melaluiPeraturan Dirjen nomor P-10/BC/2006telah mengeluarkan aturan mengenaiPDE .”Kami mencoba menjembatani PJTdengan DJBC dalam melakukan PDEmelalui produk TI kami,”ujar Amiruddindisela-sela Soft Launching produk mereka

yang dinamakan EXPRESS dihadapananggota Asperindo pada 14 Agustus 2006di Hotel Sheraton Bandara.

Amiruddin lebih lanjut mengatakan,bahwa produk mereka ini tidak hanya ditu-jukan kepada PJT yang melakukan Pem-beritahuan Impor Barang Tertentu (PIBT)dalam jumlah besar, namun juga bagi PJTyang melakukan PIBT dalam jumlah kecil.Produk yang dihasilkan oleh Transdataadalah EXPRESS GEARS yang diran-cang untuk PJT yang telah mempunyaiSistem Informasi yang mapan, databaseyang terintegrasi dan penanganandokumen dalam jumlah besar per harinya.

Produk lainnya adalah EXPRESSWEB, dimana produk ini ditujukan kepadaPJT yang ingin melakukan PDE namuntidak memungkinan diterapkannya solusipertama atau EXPRESS GEAR sebagaisolusi pertama. Solusi ini menurutnyadapat digunakan selama pengguna dapatterhubung dengan koneksi internet.

EXPRESS ZONE, merupakan solusiyang dirancang bagi PJT yang tidak ingindirepotkan dengan masalah teknologi. De-ngan bantuan Express Agent, sebutan ba-gi tenaga ahli TI terlatih yang diminta PJTdalam melakukan PDE secara elektronik,dapat dengan mudah dilaksanakan.

“Kami mempunyai komitmen untukmembantu PJT dalam penyediaan TIyang berkualitas yang diperlukan olehPJT dalam menjalankan PDE,tentunya semua itu hanya dapat diper-

oleh dari produk kami,”ujar Amiruddin.Mengenai manfaat yang didapat oleh

PJT dengan produk EXPRESS ini ia me-ngatakan, bahwa pengurusan dokumenkepabeanan akan menjadi lebih cepat danefisien. Selain itu alternatif yang disedia-kan melalui beberapa produk tadi bisa di-gunakan oleh PJT. Selain itu juga ia me-nambahkan, PJT tidak memerlukan tam-bahan investasi untuk dapat mengaksesproduk mereka karena perubahan yangdilakukan pada sisi PJT sangat sedikit danbisa dibilang tidak ada. Sementaradokumen pendukung dapat disertakandalam format elektronik, dan fasilitas batchup load yang memungkinkan data entrydapat dilakukan secara bersamaan.

SANGAT MENDUKUNGSyarifuddin Direktur Eksekutif Asperin-

do mengatakan, pihaknya yang menaungi140 PJT di Indonesia, menyambut positifproduk yang ditawarkan oleh PT.Transdata Mitra Solusi, mengingat produkyang ditawarkan oleh Transdata dapat di-gunakan oleh anggotanya, mulai dari PJTyang menangani dokumen dalam jumlahbesar maupun juga dalam jumlah kecil.

Namun, masih menurutnya apakahseluruh anggotanya akan menggunakanproduk Transdata itu dikembalikan lagi ke-pada anggotanya. “Tentunya kami mendu-kung produk Transdata sejauh produkmereka itu bisa digunakan oleh anggotakami dan yang terpenting link denganDJBC,”ujar Syarifuddin.

Chandra Soerjowibowo, KasiOpersional Komputer dan DistribusiDokumen (OKDD) KPBC Soekarno-Hattamengatakan, bahwa dengan adanyaPDE ini maka pihaknya akan lebihdimudahkan dalam hal pengumpulandata yang berasal dari PJT. Ia lebihlanjut mengatakan bahwa prosespengurusan yang tadinya manual danmemerlukan dokumen yang banyak,nantinya tidak akan diperlukan dan si-fatnya akan paperless.

SYARIFUDDIN. Tiga produk Transdatabisa menunjang PDE antaraPJT dengan DJBC.

AMIRUDDIN BUDIMAN. Menyediakan produk TIyang dapat digunakan oleh PJT baik besarmaupun menengah.

M

SOFT LAUNCHING. Mendengarkan paparan dan demo produk EXPRESS dihadiri oleh anggotaASPERINDO dan Bea Cukai.

PT Tansdata Mitra Solusi sebagai perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi Informasi (TI), menawarkan solusi mengenaiPertukaran Data Elektronik (PDE) yang mereka hasilkan bagiPerusahaan Jasa Titipan (PJT) yang tergabung dalam AsosiasiPerusahaan Jasa Titipan (Asperindo).

PT. Transdata Mitra SolusiSIAP JEMBATANI PDE ANTARA PJT DENGAN DJBC

WBC/KY

WBC/KY WBC/KY

MITRA

zap

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 382

65WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

aya (18) setiap kali menjalani sembelit atau susahbuang air besar pasti di barengi dengan rasanyeri di kepala. Apakah ini bisa dihindarkan dok dan

makanan apa saja yang bisa menghilangkan rasa sakitkepala saya saat sembelit ?

DONNY – JakartaJAWAB :

Sembelit atau susah buang air besar yang dalam bahasakedokterannya disebut KONSTIPASI, merupakan suatukesulitan defekasi (buang air besar) akibat hambatanperjalanan (passorgi) tinja melalui usus. Normalnya dalam 24jam usus besar harus dikosongkan secara teratur. Tetapibeberapa orang sehat melakukan difikasi 2-3 kali sehari, danada pula kebiasaan defekasi dalam 2 hari sekali.

Beberapa sebab yang menimbulkan hambatan, passorgitinja melalui usus besaradalah adanya kebi-asaan yang salah misalnyatidak teratur atau selalumenunda-nunda waktu de-fekasi, sehingga lamakelamaan dapat menyebab-kan hambatan pada“pasange” di usus besar.

Demikian juga pada ke-biasaan tidak teraturnyawaktu defekasi, perubahanrutin sehari-hari misalnyabepergian kelain tempat,kesibukan dan lain-lain.

Terdapat juga pada ke-biasaan makan makananyang tidak mengandungserat (selulose) sehinggadapat timbul konstipasi. Ke-mungkinan lain pada kebia-saan minum yang kurang(intake cairan yang kurang)dan makan makananhanya sedikit sekali sehing-ga menimbulkan sisamakanan diusus besar (lowresidue diet).

Gangguan dalam ham-batan ini menyebabkanfungsi usus besar menjaditidak baik.Fungsi usus be-sar diantaranya melakukanabsorpsi cairan, zat-zat or-ganic seperti gula, protein,lemak dari zat-zat makanandimana absorpsi air initerus berjalan sampai dibagian usus paling bawah.

Jika pada anda yangsering menjalani konstipasi,sebagai akibat dari absorpsicairan yang terus berlang-sung selama 24 jam itumaka tinjanya akan menjadilebih padat dan mengeras.

Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnyadefekasi (BAB), sehingga ada kemungkinan akan menimbulkanambeian (wasir). Absorpsi zat-zat organik dari bahan makananprotein dalam keadaan konstipasi dipecahkan dalam ususmenjadi zat-zat indol dan skatol yang dapat menjadi zat-zat racun(toksin) dalam usus, yang disebut : Intestinal Toksemia.

Intestinal Toksemia inilah yang menyebabkan sakit kepa-la, perut selalu dirasa penuh serta dirasa mendesak ke atas,kembung, berbunyi, mual-mual. Oleh sebab itu Sdr. Donnyharus cari tahu sebab timbulnya sembelit, karena yangDonny keluhkan sakit kepala disaat sembelit hanya sebagaiakibat sedangkan sebabnya adalah kebiasaan-kebiasaanyang baik dalam memperbaiki fungsi usus besar.

Ada 4 (empat) langkah praktis untuk membantu Sdr. Don-ny memperbaiki fungsi usus besar dan mengatasi sembelit.

1. Minum 1 gelas air putihsaat perut kosongdipagi hari.

2. Jadwalkan setiap BABanda, hal ini untukmembentuk kondisirefleks untuk kebelakang. BAB 1 kalisehari bukanlah suatukeharusan, pastikansaja bahwa fungsi ususbesar anda normal/teratur.

3. Lakukan olah ragayang cukup, yangdapat merilekskan otot-otot perut (yoga) ataumemperkuat ototseperti fitness, jogging,berenang.

4. Pengaturan diet perlusekali, terutama diettinggi serat yang cu-kup yaitu makan ma-kanan yang banyakmengandung sayur-sayuran, buah-buah-an dan roti gandum,karena ini bergunauntuk memperlancardefekasi.Dianjurkan minum ba-nyak, sekurang-ku-rangnya 1 liter sehari.Minum susu tiap hariadalah baik. Jikamungkin kurangi pe-das, minum beralkohol,kopi dan merokok. Di-larang makan makan-an yang menyebabkantimbulnya konstipasimisal-nya : pasta,kentang, pala, salak,tepung beras, kue-kue,dan roti putih.

Sulit BABdan Nyeri KepalaS

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 382

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

erbatasan sebuah negara, ataustate’s border, dikenal bersamaandengan lahirnya negara. Negara

dalam pengertian modern sudah mulaidikenal sejak abad ke-18 di Eropa.Perbatasan sebuah negara tidak hanyamembelah etnisitas yang berbeda. Iabahkan membelah etnis yang sama,karena mengalami sejarah kebangsaanyang berbeda oleh warga etnis yangsama. Misalnya, hubungan wargaperbatasan Entikong-Indonesia danTebedu-Malaysia sangat erat, meskipunbeda negara tetapi terjalin hubungankekerabatan. Hubungan kekerabatan diantara mereka diwujudkan dengantradisi perayaan Gawai sebagaiungkapan syukur setelah keberhasilanmasa panen. Pada perayaan Gawaimasyarakat kedua batas negara salingmengunjungi.

Di Indonesia, kajian atau studitentang perbatasan masih berada padatahap paling awal. Kajian yang adaumumnya masih dilakukan denganpendekatan konvensional, dalam artibelum menggunakan konsep-konsepdari kerangka teoritis yang mulai dikem-bangkan oleh berbagai pusat kajiantentang perbatasan, baik di Eropa mau-

pun Amerika. Dalam pendekatan yangkonvensional, daerah perbatasanmasih dipandang dalam kacamata per-tahanan keamanan suatu negara, ataudilihat sebagai sekedar daerah frontieryang masih harus dikembangkan seca-ra ekonomi.

Berikut penulis akan bercerita danberbagi pengalaman ketika melintasperbatasan Indonesia dengan Malaysiadan perbatasan Amerika denganKanada.

Selepas tugas meliput di KPBC En-tikong pada 2 Juni 2006 penulis bersa-ma-sama Aris Suryantini (redakturWBC) dan rekan-rekan KPBC Entikong( Ahmad Taufik, Ponthas Aritonang,Susila Brata, dan Clemens ) berkesem-patan melintas perbatasan negara Enti-kong-Indonesia dengan Tebedu-Malay-sia menuju Kota Kuching, Serawak-Ma-laysia dengan menempuh jalur daratdengan waktu kurang lebih 2 jam.

Secara geografis Kalimantan Baratmemiliki lima pintu perbatasan denganSarawak, Malaysia. Kelima perbatasanitu adalah Entikong di KabupatenSanggau, Jagoi Babang di KabupatenBengkayang, Nanga Badau KapuasHulu, Senaning di Kabupaten Sintang,

dan Sajingan terletak di KabupatenSambas. Dari kelima pintu tersebut,Entikong menjadi pusat perdagangandan keluar masuknya warga, Sedang-kan Nanga Badau baru saja diselesai-kan sarana penunjang administrasi.

Melewati pos pengawasan lintas batasMalaysia nampak banyak perbedaan, inidapat dilihat dari segi ketertibanpelayanan dan kebersihan bangunan.Masuk gate in awal setiap kendaraanyang masuk, rodanya terlebih duludisemprot air dan diinsekfetan. Kemudiankami melewati pos imigrasi dan KastamDiraja Malaysia untuk pengecekandokumen/ paspor. Kami ditanya mengenaimaksud dan tujuan ke Malaysia dan akanberapa lama tinggal di sana. Berdasarkanperjanjian Sosek Malindo kita dapatmelintas batas sekaligus membawakendaraan pribadi dengan jangka waktu30 hari dan dapat diperpanjang 30 hari.

Di Pos Pengawas Lintas Batas(PPLB) Malaysia tidak terdapat polisimaupun tentara, yang berjaga hanyasecurity atau satpam saja. Beda halnyadengan di Pos PPLB Entikong, polisidan TNI terlibat di dalamnya. Selepaspemeriksaan kami disambut denganjalan halus layaknya jalan tol. Nampakpemandangan bukit dan perkebunansepanjang jalan. Perbatasan bagianMalaysia benar-benar menunjukkanwajah muka dari negaranya. SementaraIndonesia terkesan kurang tersentuhpembangunan, bahkan semak dantanaman liar tidak tertata menyambutwarga Malaysia yang masuk ke wilayahEntikong, Indonesia.

Setiba di Kuching, menunjukkanpukul 12.00 siang atau pukul 11.00waktu Indonesia Bagian Barat. Kamisempatkan untuk makan Canai atauCane (sejenis makanan India) di salahsatu sudut kota. Cane merupakanmakanan khas Malaysia biasanyaketurunan India, merupakan sejenismartabak telor yang diberi gulai dagingdan rasanya masih cocok dengan lidahorang Indonesia.

Setelah rehat sejenak kemudiankami melanjutkan perjalanan ke TamanBuaya “Jong’s Crocodile Farm”, di sini

Melintas BatasDua NegaraJika penulis bandingkan antara perbatasan dua negara di Amerika-Kanada dengan Indonesia-Malaysia, alangkah baiknya jika Malaysia dan Indonesia bekerjasama menjadikanperbatasannya menjadi suatu tempat obyek wisata yang dapat memberikan masukan devisa bagikedua negara dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

PEMANDANGAN Kota Kuching di malam hari.

P

FOTO : BW/SBY

SELAK

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 382

67WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

terdapat berbagai jenis buaya yangdikoleksi dan dipelihara. Tiket masukuntuk dewasa RM( Ringgit Malaysia)8.00 atau sekitar Rp. 20.000 ( 1 RM =Rp 2500 ) sedangkan untuk anak RM4.00. Di Kuching, kami menginap diHotel Borneo.

KUCHING, KOTA YANG ASRITerdapat berbagai cerita tentang

asal usul nama Kuching. Dalam bahasamelayu, Kuching artinya binatangkucing tetapi kota ini sepertinya tidakada hubungan dengan binatang terse-but. Jadi ada orang lain yang mengata-kan Kuching berasal dari kata Mandarin“Gu Chin” yang berarti pelabuhan. Adayang bilang kuching adalah namabuah yang bentuknya seperti lycheeyang bernama “mata Kuching”.

Kota ini diresmikan namanyasebagai Kuching pada bulan Agustus1872 dan menjadi sebuah kota pada 1Agustus 1988. Kuching dulunya adalahsebuah pusat perdagangan dimanaselama berabad-abad yang lalu telahdatang orang-orang dari berbagainegara untuk menetap di sini. OrangChina, India, Eropa dan lain-lain telahmenjadi sebuah kelompok di daerah inidan membangun sebuah kota denganbudaya yang unik dan kaya.

Menurut majalah Asiaweek,Ranking 17 kota terbaik di Asia untukdidiami adalah kota Kuching yangmerupakan satu diantara kota di AsiaTenggara yang paling bersih dan hijau.Anda akan takjub dengan lingkunganhijaunya yang menawan.

Selain itu yang cukup mengesankanadalah ketertiban berlalu lintas yangtidak nampak kemacetan satu pun.Jarang kami melihat sepeda motor ataubahkan angkutan umum kecuali bebe-

rapa taksi. Tidak beda jauh dengan Ku-ala Lumpur, ibukota Malaysia yangpernah penulis kunjungi sebelumnya ,pemerintah Malaysia sangat concerndengan penataan kota-kotanya. Andatidak akan pernah melihat pengemis,gelandangan, atau bahkan kaki lima disepanjang jalan.

Malaysia, negara berkembang yangdigolongkan berpenghasilanmenengah, selain itu posisi mata uangringgit cukup tangguh menempatiurutan ke-10 terkuat.Penyangga utamakeberhasilan negeri ini adalah hasilbuminya yaitu timah dan karet, di manasebagai penghasil utama dunia ataskedua komoditi tersebut. Malaysiamemiliki luas wilayah 2,5 kali pulaujawa. Terdiri dari 13 negara bagian yaitu: Johor, Kedah, Kelan tan, Pahang,Perak, Perlis, Selangor, Trenggano,

MELIHAT DARI dekat air terjun Niagara Falls dgn kapal Maid of The Mist.

RAINBOW BRIDGE menghubungkan Kanada dan Amerika.

Negeri Sembilan, Malaka, Penang, Sa-bah, dan Serawak. Kuching sendirimerupakan kota bagian Serawak.

Penduduk kota Kuching (kira-kira450.000 orang) bangga dengan kotayang mereka tinggali, kebanggaan itu digambarkan melalui sikap merekaterhadap wisatawan-wisatawan yangdatang. Penduduk Kuching terdiri daribermacam-macam suku: Melayu,China, India dan penduduk pribumiDayak, terdiri dari suku-suku pribumiseperti Bidayuh, Iban (yang juga dikenal sebagai Dayak Laut), Orang Ulu,orang Kayan, orang China (yang jugaterdiri dari bermacam-macam suku –seperti hakka, hokkien, foochow, teociu,heng hua, mandarin atau kantonis),Juga ada beberapa pendatang asingdari Jerman, Inggris dan Australia.Agama-agama yang ada di Malaysia

FOTO : BW/SBY

FOTO : BW/SBY

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 382

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

adalah Islam, Kristen, Buddha, Taoismedan Hindu. Semua suku hidup denganharmonis dan dikenal oleh para wisata-wan dengan keramahan dan sikap sukamenolong. Bermacam-macam dayatarik wisata di Kuching, seperti pusatperbelanjaan yang bagus, tempat jajan-an makanan dan museum-museum.

Kuching terletak di Sarawak, merupa-kan negera bagian terbesar di Malaysia,yang berada di pulau Borneo (Kaliman-tan). Sarawak memiliki pesisiran pantaiyang mencapai kepanjangan 720 kmmenghadap Laut China Selatan, dibatasinegara Brunei Darussalam di bagianUtara, Sabah (negeri Malaysia yang lain)di bagian timur laut dan Kalimantan Indo-nesia di bagian selatan. Seperti bagianMalaysia lainnya, Kuching memiliki cuacatropik dengan temperatur rata-rata di si-ang hari antara 24-32 derajat Celsius. Ku-ching mengalami hujan sepanjang tahun.

Dari pusat kota Kuching, anda dapatpergi ke suatu tempat indah dinamakanPantai Damai. Disini anda dapatmelihat pantai dan pasir, hutan lebatyang merupakan rumah bagi beratus-ratus spesies flora dan fauna dansebagai museum hidup Taman BudayaSarawak, dimana anda bisa menjelajahiSarawak dalam waktu setengah hari.Museum ini melambangkan kehidupankelompok-kelompok suku yang ada diSarawak dan melukiskan cara hidupmereka di sebuah daerah seluas 14hektar.

Anda juga bisa menyaksikan festivalmusik Rainforest Dunia setiap tahun,festival 3 hari yang unik yang memba-wa semua ahli musik dunia terkenaldan legenda musik dari pulau borneo.Anda akan dapat menyaksikan pertun-jukan ini di bulan Juli setiap tahun.

Setelah puas pusing-pusing (istilah

jalan-jalan untuk masyarakat melayu)mengelilingi kota dan belanja di mallkami mampir makan malam di FoodTerminal . Banyaknya pengunjungmembuat kami agak kesulitan mencaritempat dan harus rela antre untuk naiklift karena letaknya di lantai enam. Disini terdiri dari berbagai outlet makananyang bisa dipilih sesuai selera, jadisemacam foodcourt.

Masakan Malaysia biasanya sangatpedas. Makanan di Kuching biasanyaterdiri dari nasi atau mie dandihidangkan dengan mangkok kecil,

dengan sup. Beberapa macam makan-an biasanya dimakan dengan sendokkecil (ditangan kiri) dan sumpit(ditangan kanan). Hidangan yang biasaterdiri dari: Kolo Mie, Nasi Lemak (NasiSantan), Laksa, Sayap ayam, NasiAyam, Roti Canai, Sate, Belacan Bihun,Mie Sua, Kam Pua, Kari Ayam,Rendang Sapi, Yew Cha Kueh, dan se-bagainya. Anda juga bisa menemukanbermacam makanan barat di Kuching,seperti, KFC, Mc Donalds, CoffeeBean, Pizza Hut dan sebagainya.

Jika anda mencari buah-buahanlokal, coba rambutan, atau durian (“rajabuah” yang memiliki bau yang kuat),pepaya, pisang, ciku, manggis, langsat,belimbing, dan sebagainya. Anda jugabisa mengunjungi pasar di Jalan Satok,dimana anda bisa menjumpaibermacam-macam makanan lokal yangenak, buah-buahan dan sayur-sayuran.

PANORAMA SUNGAI SERAWAKMalam menunjukkan pukul 8.30 ketika

kami sampai di Waterfront, untukmenikmati indahnya suasana SungaiSerawak. Cuaca malam yang cerah danditerangi lampu-lampu hias sangatmendukung untuk berjalan kaki sambilmelihat pemandangan di tepi sungai. Disini juga terdapat bazaar yang menjualberbagai barang cinderamata berupakerajinan, pakaian, makanan khas, dansebagainya. Anda juga jangan segan-segan menawar untuk dapat harga yanglebih murah. Disini juga terdapat beberapabangunan bersejarah di sepanjang tamandan bangunan-bangunan modern, teaterterbuka dan pancuran air berirama.

Tempat lain yang tak kalah menarikuntuk dilihat adalah Kelenteng China

KANTOR US CUSTOMS di perbatasan Niagara Falls.

POSE SEJENAK dengan Kastam Diraja Malaysia yang sedang berjaga di perbatasan Tebedu.

FOTO : BW/SBY

FOTO : BW/SBY

SELAK

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 382

69WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

tertua di Sarawak, Tua Pek Kong yangdipercayai sudah ada sejak 1843walaupun record resmi hanya mengakuikemunculannya pada 1876. Kelentengyang berada di tengah kota ini menjaditempat masyarakat etnis Chinabersembahyang di sana memohonkedamaian dan kemakmuran.Kelenteng ini terletak di tengah rambulalu-lintas dekat jalan besar.

Bangunan lainnya, Main Bazaar, terdiridari dua deretan bangunan ruko 2 tingkatyang terletak di sebuah jalan tertua diKuching yang didirikan sejak 1864.Sekarang ia bisa disebut sebuah pusatantik yang menjual bermacam-macambarang antik dan barang kerajinan tangan.Pembeli dapat mencari sebuah koleksiperhiasan tradisional, produk-produktembaga, patung-patung, keramik, senilokal dan sebagainya.

Ada juga bangunan SteamshipSarawak dibangun pada 1930,sebelumnya adalah kantor dan gudangperusahaan steamship Sarawak.Setelah diperbaiki, sekarang merupakansebuah restoran dan toko. SedangkanMenara Persegi Empat (Square Tower)dibangun pada 1879 sebagai tempattahanan. Sekarang tempat itu menjadipusat informasi multimedia dan teatervideo yang menyediakan informasitentang pariwisata Sarawak. Kantor pospusat bangunan pada 1931 ini berdiridengan megah dan unik. Bangunan iniakan di jadikan Museum Seni.

Di Kuching, kami menginap satumalam, dan keesokan harinya, 3 Juni2006 kami berkemas dari hotel menujuairport, kami berpisah denganrombongan rekan-rekan KPBCEntikong. Kami menggunakan pesawatBatavia Air menuju Pontianak. Satu-satunya penerbangan yang menujuPontianak dari Kuching dan hanya satukali dalam sehari yaitu pada pukul 9.30waktu Malaysia. Sedangkan rekan-rekan dari KPBC Entikong kembali keEntikong via darat. Terima kasih yangsebanyak-banyaknya untuk rekan-rekan KPBC Entikong yang berkenanmendampingi kami “pusing-pusing” diKuching yang tentunya menambahpengalaman baru dan tak terlupakan.

MELINTAS PERBATASAN AMERIKA DANKANADA

Untuk memasuki wilayah negaraAmerika sangatlah tidak semudahdahulu ketika penulis berkesempatanmengunjungi pada 1995. Pasca pele-dakan gedung WTC tahun 2001, Ameri-ka memperketat kunjungan orang asingke negerinya terutama untuk negara-negara yang dipandang sebagai biangteroris. Sekarang dalam mengurus visaharus ada sponsorship dari orang yangada di Amerika, mengisi kuisioner tertu-lis,wawancara khusus, dan biaya visaUS$ 100/ orang. Apabila tidak lulus da-lam wawancara tersebut uang tersebuttidak kembali. Tapi syukur Alhamdulillah

penulis mendapat visaselama lima tahun ter-hitung dari tahun 2003sampai dengan 2008.

Maret 2003 meru-pakan musim semi diAmerika, mataharibersinar terangdengan udara yangmasih dingin menu-suk tulang. Perjalanancukup melelahkankarena harus transit diKuala Lumpur, Malay-sia dan Dubai, UEA.Untuk waktu tempuhperjalanan 24 jam didalam pesawat Malay-sia Airlines, belumditambah waktu transitdi Malaysia kurang le-bih 12 jam dan di Du-bai satu jam.

Pemeriksaan Cus-toms Dubai sangatlahketat sampai sepatudan sabuk pun harusdilepas untuk penge-cekan di x-ray. Pasporsaya sempat ditahanbeberapa waktu untukdicek lebih mendalamoleh petugasberpakaian preman.Saya menduga mere-ka orang Amerikayang bertugas menge-cek orang yang transitdan akan masuk kenegaranya. Mereka meragukan visasaya karena mungkin orang Indonesiamendapat visa cukup lama. Syukurakhirnya situasi dapat terkendali danpaspor saya dikembalikan. Tiba di Ban-dara Newark, New Jersey waktu masihmenunjukkan pukul 10 pagi.Beruntung, di tengah antrian yang pan-jang imigrasi dan US Customs kamimendapat ‘jalur prioritas’ karenadijemput oleh petugas US Customs.

Dua – tiga hari sejak kedatanganmasih terasa jet-leg maklum perbedaanwaktu antara Indonesia dan Amerikaadalah 12 jam, jika di Indonesia jam 12siang maka di Amerika 12 malam. Jadiwaktu orang-orang tidur saya bangunsedangkan waktunya orang bangunsaya tidur dengan pulasnya.

Beberapa kendala perbedaan antaralain misalnya, dalam hal makanan punperlu adaptasi yang mendalam karenakebanyakan restauran dan rumah makanbermenu western yang tidak ada nasinya.Mc Donald pun tidak menjual ayampotong dan nasi, yang ada nugget ayamdan kentang goreng. Sebagai orangIndonesia-jawa yang berteman dengannasi sangatlah tidak afdol kalau tidakmakan nasi. Jadi satu-satu jalan keluarnyaadalah cari restaurant chinesse-food pastikita akan bertemu nasi.

Salah satu yang agak sulit adalah

kalau datang waktu shalat lima waktu,kita tidak mungkin menjumpai mushallaatau masjid di setiap tempat seperti diIndonesia Solusinya shalat di kendara-an atau dijama’. Kalau mau melaksana-kan ibadah shalat Jumat di pinggiranNew York ada Masjid Al Hikmahtepatnya di 48-01 31 ST Avenue, LongIsland, NY, yang didirikan olehMasyarakat Indonesia di sana. Masjidini didirikan di atas lahan kurang lebih400 m2 dan didanai secara swadana.Penceramah, Imam, dan Jamaahnyakebanyakan orang Indonesia danbeberapa orang muslim Amerika. Jikaanda di Washington D.C. anda bisasholat di Kedutaan Besar Republik In-donesia atau di Islamic Centre.

Penulis berkesempatan mengunjungikeluarga yang sedang bertugas diPerwakilan Tetap Republik Indonesiauntuk PBB New York. Selama di sanapenulis berkesempatan menembusperbatasan Amerika dan Kanada melewatiNiagara Falls, Waktu tempuh dari kotaNew York kurang lebih sekitar delapan jamdengan menggunakan mobil pribadi.

Sebelum menuju perbatasan kitaharus membawa paspor dan mengurusvisa di Kedutaan Kanada di Amerikajika ingin melintas perbatasan. Hal inidikecualikan untuk warga Amerika,meskipun tidak membawa paspor pun

MASJID AL HIKMAH - Indonesian Muslim Community.

FOTO : BW/SBY

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 382

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

tetap diperkenankan melintas di perba-tasan dengan hanya membawa identi-tas lainnya, misalnya driving licenseatau birth certificate atau naturalizationpaper. Untuk mata uang kita bisamembawa dollar Amerika maupundollar Kanada, karena dua mata uangini dapat diterima di perbatasan keduabelah negara. Seperti diketahui bahwaNiagara Falls terletak persis diperbatasan Amerika Serikat denganKanada. Persisnya di antara negarabagian New York, Amerika Serikat, dankota Ontario, Kanada

Hal yang unik di perbatasan ini adalahtidak hanya sebagai batas antar keduanegara tetapi juga sebagai obyek wisatayang menghasilkan devisa bagi negara.Batas utama dua negara ini dihubungkanoleh jembatan yang membentangbeberapa ratus meter diantara air terjunNigara Falls. Jembatan tersebut bernamaRainbow Bridge. Di tengah jembatantersebut berkibar bendera Amerika, PBB,dan Kanada. Pada akhir pekan liburanmusim panas biasanya jembatan tersebutramai dan menimbulkan kemacetan. Jikasudah macet bisa membutuhkan waktusatu jam untuk melintas jembatantersebut. Apabila anda ingin berjalan kakimelintas jembatan tersebut juga bisa,tetapi jangan lupa tetap membawa pasporkarena petugas Customs dan Imrigasikedua Negara akan menanyakannya.

Setelah melewati pemeriksaanpetugas US Customs dan Imigrasipenulis melewati Rainbow Bridge me-nuju Kanada, hari masih terang mes-ki pun agak berkabut karena percik-an air dari air terjun Niagara. Mung-kin karena masih awal musim semi,pohon-pohon masih gundul. Daun-daun baru mulai tumbuh. Udara puncukup dingin, sekitar 10 derajat Cel-sius.. Pemandangannya ... Wow! ! !

Setibanya di seberang jembatandisambut oleh petugas CanadaCustoms dan diwajibkan melaporkansegala dokumen dan barang-barangbawaan. Petang itu penulis tidak mem-punyai banyak waktu untuk mengagumiair terjun Niagara dari jendela kamar dilantai 10 Sheraton Hotel. Penulis hanyamempunyai waktu untuk mandi ataurefreshing sebentar dan harus segeraturun jalan-jalan. Setelah kembali barukami mempunyai kesempatan untuksejenak menikmati pemandangan airterjun Niagara yang disinari lampu sorotwarna warni dari jendela kamar. Tepatjam 12 malam, lampu-lampu sorotdimatikan. Namun pantulan dari lampu-lampu jalan, lampu-lampu rumah danlampu-lampu dari kamar-kamar hotel diair terjun memberikan illuminasi yangcukup indah.

SEKILAS NIAGARA FALLSMeski pun bukan air terjun terbesar

di dunia, Niagara merupakan air terjunyang paling terkenal. Air terjun yangpaling besar adalah air terjun Guairia diperbatasan Argentina - Brazil dengandebit 13.000 meter kubik per detik,sedangkan debit air terjun Niagara“hanya” kurang dari 6000 meter kubikper detik.

Air terjun Niagara terletak di SungaiNiagara yang berhulu di Danau Eriedan bermuara di Danau Ontario.Berdasarkan penelitian, air terjun initerbentuk 12.000 tahun lalu ketikalempeng-lempeng es raksasa mencairdan meluberkan Danau Erie.

Luapan air itu kemudian memben-tuk Sungai Niagara dan mengalir keUtara memotong bukit-bukit danmenyebabkan munculnya air terjun.Namun air terjun itu baru “ditemukan”pada tahun 1678 oleh Louis Hennepin,

seorang imam (pastor) katolik yang ju-ga seorang penjelajah (explorer).

Air terjun Niagara ada dua.Maksudnya terdiri atas dua bagian,yaitu “American Falls” milik AmerikaSerikat dan “Horseshoe Falls” milikKanada. American Falls, meski punlebih tinggi dua meter, tetapi lebih kecildibandingkan dengan Horseshoe Fallsmilik Kanada yang melengkung sepertitapal sepatu kuda. Itulah sebabnyamengapa air terjun milik Kanada itudisebut “Horseshoe Falls”.

Di antara kedua air terjun ituterdapat sebuah pulau bernama “GoatIsland” (Pulau Kambing). Bila pulau itutenggelam atau terkikis habis, entahberapa ribu atau juta tahun lagi, keduabagian air terjun itu bisa menyatu.

Tinggi Horseshoe Falls 53 metersedangkan tinggi American Falls 55meter. Untuk menjaga keindahan airterjun, antara Pemerintah Kanada danAmerika Serikat bersepakat agar padamusim-musim wisatawan (touristseasons) debit air terjun (HorseshoeFalls milik Kanada) diatur sedemikianrupa sehingga tidak kurang dari 2.800meter kubik per detik, sedangkan padaoff season debit air tidak kurang dari1.400 meter kubik per detik.

Keesokan harinya penulis mencobanaik di menara pandang Skylon Towersehingga dapat menikmati pemandang-an yang luar biasa, seperti menikmatialiran air yang tiada henti berjatuhanmengisi aliran sungai di bawahnya.Derasnya air yang jatuh menimbulkanpantulan yang membumbung tinggi,sehingga nampak seolah air terjun ituselalu diselimuti awan.

Selanjutnya penulis sempatkanmengunjungi toko-toko penjualcenderamata yang berderetmenyambut para wisatawan di kawasantersebut. Mulai berjualan kartu pos,gantungan kunci, kaus bergambarNiagara, sampai buku dan sendok keciluntuk hiasan dinding. Di seberang jalannampak sebuah kereta kencanadengan empat kuda putih dan kusirberpakaian hitam tampak menunggupelanggannya yang bersediamembayar US$ 10 per orang.

Perjalanan pun sampai pada bagianatas Air Terjun Niagara. Pemandanganutama yang selalu dikagumi dunia inibenar-benar membuat orang berdecakkagum. Air yang jatuh ke bawahsedalam 52 meter itu bergemuruh.Butir-butir air (halimun) terbang keudara, membasahi pengunjung. Parapengunjung bisa melihat keajaibanalam ini dari tepian yang dibatasi pagarsetinggi dada. Dengan memasukkanuang receh US$ 25 sen, Anda bisamelihat air terjun lebih dekat,menggunakan teropong.

Bila kurang puas, Anda bisamendekati air terjun di bawah sana,dengan kapal angkut bernama Maidof the Mist (Perawan Halimun).SETELAH PUAS mengelilingi kota kami mampir makan malam di Food Terminal .

FOTO : BW/SBY

SELAK

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 382

71WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

J

TIPS BEPERGIANKE LUAR NEGERI

alan-jalan memang menyenangkan, tapi kadang-kadang bisamerepotkan jika tidak dipersiapkan dengan baik, apalagi perjalanan keluar negeri. Bahasa yang tidak akrab telinga, perbedaan aturan dan

kebiasaan dapat serta merta mendatangkan masalah buat traveler. Namundengan sedikit perencanaan ke luar negeri bisa jadi pengalaman palingberkesan selama hidup. Berikut tipsnya :

n Rencanakan Perjalanan Anda :1. Lakukan riset dan pelajari sebanyak mungkin fakta tentang destinasi

anda2. Cek juga cuaca di Negara tersebut sehingga anda bersiap untuk

menyesuaikannya3. periksa apakah ada travel warning untuk pergi ke Negara tujuan anda4. Pastikan paspor masih berlaku. Beberapa Negara bahkan menolak jika

paspor akan kadaluwarsa dalam waktu enam bulan5. Cari tahu apakah diperlukan visa atau dokumen lain untuk masuk ke

Negara tersebut6. Lakukan riset tentang harga-harga di sana sehingga bisa merancang

anggaran belanja. Cek kolom bisnis surat kabar untuk perbandingankurs mata uang

7. pelajari beberapa patah kata dalam bahasa lokal

n Uang di Perjalanan1. Bawa kartu kredit dengan merek-merek terkenal seperti visa,

mastercard, dan American express2. Pastikan itu kartu kredit, bukan sekedar kartu debet dengan logo

perusahaan kartu kredit di atasnya. Banyak lokasi yang mensyaratkankartu kredit bukan kartu debet

3. Dengan kartu kredit kadang mendapat memungkinkan anda mendapatharga tukar lebih baik daripada menukar secara langsung

4. Dengan kartu kredit tidak perlu membawa uang tunai secara banyak5. Kartu ATM juga bisa mendapatkan uang tunai karena mereka

memberikan uang dalam mata uang lokal. Hubungi bank anda untukmemastikannomor PIN bisa digunakan di luar negeri

6. Jangan tunggu hingga benar-benar uang habis sebelum pergi ke ATM

n Menjaga Kesehatan1. Jika anda alergis terhadap makanan tertentu cari tahu nama makanan

tersebut dalam bahasa lokal untuk berjaga-jaga2. Sebaiknya pergi ke dokter gigi sebelum melakukan perjalanan jika

sudah lama tidak melakukannnya. Pengalaman membuktikan adaseorang teman lebih baik pulang ke Indonesia untuk berobat ke doktergigi sekalian menengok keluarga karena harga tiket PP lebih murahdaripada berobat di sana.

3. Jika perut anda sensitif sebaiknya tetap minum air dalam kemasan atauminuman ringan

4. Hindari makanan mentah karena bisa menjadi jalan untuk masuknyapenyakit

n Menjaga Keamanan1. Berpakaian wajar dan berusaha membaur2. Hati-hati ketika memilih hotel dan moda transportasi3. jangan mengenakan perhiasan berlebih atau memamerkan uang tunai4. Hindari berpergian sendiri5. Hati-hati berbagi rencana perjalanan anda dengan orang asing6. Selalu waspada kepada keadaan sekeliling7. Jangan menerima hadiah atau paket dari orang tak dikenal8. Untuk menghindari copet hindari jalan-jalan kecil

Selanjutnya dengan membayar tiketUS$ 12, Anda akan memasuki jembatanraksasa yang sampai ke sebuah menaraberisi dua lift. Dari sini, Anda akan dibawaamblas turun ke bumi sedalam 55 meter.Lalu seorang penjaga memberi jas hujanwarna biru, dan menyilakan Anda menujukapal. Perjalanan selama 15 menit ituterasa berjam-jam, karena kapalsenantiasa bergoyang hebat, dihantamombak Sungai Niagara.

Presiden Franklin D. Roosevelt melu-kiskan perjalanan itu dengan kata-kata:‘’Sampai Anda melihat Niagara Falls darianjungan kapal Maid of the Mist, Andatidak tahu betapa hebatnya kekuatanalam. Tatkala kapal semakin mendekati airterjun, seluruh penumpang basah kuyupdidera embun yang jatuh seperti hujangerimis. Embun yang menerpa wajah an-da, deru mesin diesel kapal, dan hantam-an ombak membuat kita tidak akan melu-pakan pengalaman ini.’’

DAERAH PERBATASAN, ALTERNATIFTUJUAN WISATA

Jika penulis bandingkan antaraperbatasan dua negara di Amerika-Kanada dengan Indonesia-Malaysia.Alangkah baiknya jika Malaysia danIndonesia bekerjasama menjadikanperbatasannya menjadi suatu tempatobyek wisata yang dapat memberikanmasukan devisa bagi kedua Negaradengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada.

Pembangunan daerah perbatasanEntikong,Indonesia merupakan bagianintegral dari pembangunan nasional.Pengelolaan daerah perbatasanmenghendaki adanya perhatian yanglebih fokus agar terjadi peningkatankualitas pembangunan dan kualitaspenduduk di wilayah tersebut. Secaragaris besar, permasalahanpembanguanan daerah perbatasanmencakup : permasalahan kondisigeografis dan topografi wilayah;permasalahan yang berdimensi lokalberupa kemiskinan; permasalahanyang berdimensi nasional berupakegiatan ekonomi ilegal; danpermasalahan yang berdimensiregional seperti kesenjangan sosialantara penduduk negeri sendiri denganpenduduk negara tetangga, sertapergeseran garis tapal batas; danpermasalahan berdimensi ekonomi,yaitu belum berkembangnya komoditasunggulan yang sinergis dengan industripengolahan sehingga dapatmengakibatkan terjadinyapenyelundupan dan pemasaran yangberorientasi ke luar.

Pembangunan daerah perbatasanmemerlukan kerangka penangananyang menyeluruh meliputi berbagaisektor pembangunan, koordinasi, sertakerja sama yang efektif mulai dari pusatsampai ke tingkat kabupaten/kota, yangdijabarkan melalui kebijakan makroyang pelaksanaannya bersifat strategis

dan operasional dengan mempertim-bangkan aspek waktu yang ketat.

Dalam pencapaiannya,pembangunan daerah perbatasan perludilandasi semangat, konsistensi, sertaetika/moral yang baik dari pihak

penyelenggara baik dari pusat maupundi daerah kabupaten/kota, demimengabdi kepada bangsa dan negara,serta keutuhan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Bambang Wicaksono/Surabaya

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 382

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

urat Al Baqarah ayat 183 yangmenjadi landasan dasar daripelaksanaan puasa merupakan

suatu ibadah yang didirikan ataslandasan keimanan kepada AllahSWT m,elalui jalan pengendalian diriuntuk tidak berpaling dari Allah SWTdengan tujuan untuk mencapai suatuderajat yang paling mulia di sisiAllah SWT, yaitu taqwa, dengan de-mikan kita bisa memahami betapaibadah puasa menempati kedudukanyang sangat istimewa dalam ajaranIslam.

Berdasarkan penjelasan darisurat Al Baqarah ayat 183 tersebut diatas minimal ada tiga unsir yangsangat penting untuk senantiasa kitarenungkan, lebih-leboh ditengahkesulitan, kesem-pitan, kesusahanyang sedangmelanda umat ini,ketiga unsur ter-sebut adalah ke-imanan, pengen-dalian diri dan ke-taqwaan.

UNSUR KEIMANANJika kita telu-

suri penjelasanAllah SWT dalamAl Qur’an kita akan menemukan ba-nyak sekali sifat-sifat orang-orangberiman. Namun ada beberapa sifatyang sangat istimewa yaitu sifat-sifatyang menggambarkan tentang ke-imanan yang sempurna. Kami sebutdengan sifat-sifat istimewa, karenaAllah AWT menggambarkan sifat-sifattersebut dengan redaksi yangmengandung pengkhususan, yaitumenggunakan kalimat ‘innama’yang artinya adalah ‘Hanya’. Olehkarena itu sudah seharusnya bagisetiap individu muslim agar senanti-asa berusaha bersungguh-sungguh

untuk meningkatkan keimanannyasampai ke tingkat yang sempurna.

Allah SWT menegaskan bahwaorang-orang yang memiliki iman yangsempurna adalah mereka yangsenantiasa bergetar hatinya jikadisebut Asma Allah, senantiasabertambah keimanan mereka jikamembaca atau mendengar ayat-ayatAllah SWT, senantiasa bersandarkepada Allah SWT dalammenghadapi persoalan apapun sertaberibadah kepada Allah SWT (Qs. Al-anfal:2-4). Mereka yang senantiasamenjaga adab-adabterhadapRasullulah, menjadikanbeliau sebagai panutan, berpegangteguh dengan sunnah beliau sertamenjauhi perbuatan-perbuatan yang

bertentangandengan sunnahbeliau (An-Nur:62). Mereka yangsenantiasamemperkokohjalinan talipersaudaraanantar sesamamuslim (Al-Hujurat:10).Mereka yangsenantiasaberiman kepada

Allah SWT dan RasulNya kemudiantidak ada keraguan sedikitpun dalamhati mereka untuk berjuangdenganharta dan jiwa mereka di jalan AllahSWT (QS. Al-Hujurat:15)

UNSUR PENGENDALIAN DIRIPengendalian diri merupakan

sesuatu yang sangat penting bagikehidupan umat manusia, karena iamerupakan jalan untuk mencapaikebahagiaan dalam kehidupan. Kitatidak pernah bisamembayangkanbagaimana akhir darikehidupan umat manusia ini kalau

PENGENDALIAN DIRIMERUPAKANSESUATU YANGSANGAT PENTINGBAGI KEHIDUPANUMAT MANUSIA

“““““Hai orang-orang yangberiman, diwajibkanatas kamu berpuasa

sebagaimanadiwajibkan atas orang-orang sebelum kamuagar kamu bertaqwa(Qs. Al Baqarah 183)

S

MADRASAH

RENUNGAN ROHANI

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 382

73WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

KEUTAMAANORANGYANG

BERPUASAAda beberapa keutamaan

yang akan didapatkan olehorang-orang yang berpuasa dibulan Ramadhan, keutamaanyang tidak akan didapatkanoleh siapapun selain mereka.Diantara keutamaan ituadalah;

1. Kekhususan pahalapuasaDari abu hurairah,Rasulullah SAW bersabda:“Allah SWT berfirman,bahwa semua amalperbuatan anak Adamuntuknya kecuali puasa,maka itu untuk-Ku, dan Akusendiri yang akanmembalasnya.” (HR.Bukhari-Muslim)

2. MemperolehKegembiraanDari Abu Hurairah,Rasulullah SAWbersabda:”Bagi orang yangberpuasa (akanmerasakan) duakegembiraan. Jika berbukaia bergembira, dan jikaberjumpa denganTuhannya ia akan gembirakarena puasanya (HR.Bukhari-Muslim)

3. Masuk Surga melaluipintu Ar-RoyyanDari Sahl Ra, Rasulullahbersabda: “Sesunggunya disurga itu ada sebuah pintubernama Ar-Royyan. Yangmasuk dari pintu itu padahari kiamat hanyalahorang-orang yangberpuasa. Tidak bolehmasuk daripintu itu selainmereka. Lalu dipanggil:Dimanakah orang-orangyang berpuasa? Makabangunlah mereka danmsuk ke pintu itu, dan tidakboleh masuk dari situselain mereka. Jika sudahsemuanya, maka ditutupdan tidak boleh orang lainmasuk.” (HR.Bukhari-Muslim)

Dengan keikhlasan,semata-mata karena AllahSWT, semoga puasa kitamengantarkan kita untukmemperoleh keutamaan yangdemikian besar di sisi-Nya.

seandainya manusia hidup tanpapengendalian diri.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalamkitab Al-Fawa’id menjelaskan betapapentingnya sebuah pengendalian inibagi umat manusia lebih-lebih bagiseorang muslim dengan mengatakan“Pengembaraan dalam mencari Allahserta negeri akherat tidak akan lurusperjalanannya kecuali dengan duapengendalian. Pengendalian hatiuntuk tidak berpaling kepada selain-Nya dan pengendalian lisan dariucapan yang tidak bermanfaat danmemaksanya untuk senantiasaberdzikir kepada Allah dengansesuatu yang senantiasa menambahkeimanan serta pengetahuantentang-Nya dan juga mengendalikanseluruh anggotatubuh darikemaksiatan dansyahwat sekali-gus memaksanyauntuk senantiasamelaksanakankewajiban-kewa-jiban sertaanjuran-anjuranIslam. Ia tidakberhenti daripengendalian inisampai iaberjumpa dengan Robbnya, ia keluardari penjara dunia yang sempit inimenuju keluasan serta keindahanakherat”

Sejarah telah membuktikanbahwa umur pengetahuan tentangpengendalian diri ini berbandingtegak lurus dengan perkembanganperadaban umat manusia. Jika kitatelusuri, kita akan menemukanbetapa banyak bentuk pengendaliandiri yang ada ditengah masyarakat,namun sungguh sangat disayangkanbahwa banyak bentuk usahapengendalian diri ini yang telah

menyimpang dari tujuan yangsesungguhnya. Oleh karena itu Islamdengan segala kesempurnaannyatelah meluruskan usahapengendalian diri ini dengan konsepkeseimbangannya untukmengembalikan manusia kepadafitrahnya, yang sesungguhnya, dansalah satu bentuk usahapengendalian diri yang disyari’atkandalam islam adalah pelaksaanibadah puasa.

UNSUR KETAQWAANPara ulama telah memberikan

berbagai definisi tentang taqwadiantaranya Ali bin Abi Thalib. Beliaumenjelaskan bahwa orang yangbertqwa itu adalah orang-orang yang

tidak takutsedikitpun kecualikepada AllahSWT, orang-orang yangbertqwa ituadalah orang-orang yangsenantiasamenjadikan AlQur’an sebagaiway of life dalamseluruh dimensikehidupan

mereka, orang yang bertqwa ituadalah orang-orang yang senantiasabersyukur dan ridho terhadapketentuan Allah SWT sekaligusberusaha dengan sungguh-sungguhmempersiapkan diri mereka untukmenghadapi kesulitan yang dahsyatpada hari kiamat nanti. Terkahir,semoga Allah SWT memberikankesempurnaan iman serta taqwakepada kita sehingga kita menjadiorang-orang yang mampu meraihkemuliaan di bulan Ramadhan ini.Wallahua’alamu bishshawab.

Hendriyardi. Lembaga Dakwah Ruhamah

ORANG YANG BER-TAQWA ITU ADALAHORANG-ORANG YANGTIDAK TAKUTSEDIKITPUN KECUALIKEPADA ALLAH SWT

MUTTAQIN

73WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 382

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

ergi ke sekolah bagi kebanyakan orang merupakanaktivitas yang menyenangkan, mereka tak sabaruntuk hadir di sekolah dengan berbagai alasan. Dua

persen dari anak usia sekolah mengalami penolakansekolah. Bukan membolos, tetapi sama sekali menolakpergi ke sekolah, suatu fobia sekolah. Anak yangpembolos mempunyai karakter yang berbeda, merekamempunyai perilaku antisosial, dan tidak cemas kalau takmengikuti pelajaran, dan mereka tak berada di dekatorangtua atau kontak dengan guru ketika membolos.

Danu, 23 tahun, mahasiswa sebuah perguruan tinggiteknik negeri di Bandung, menolak pergi kuliah setelahsemester V. Waktu kecil ia pernahmenolak sekolah dan kemudianditemani ibunya mulai sekolahkembali. Karena ia menolak kuliah diBandung, oleh ayah dan ibunya iadipindahkan ke Jakarta. Setelahsemester 2 ini, kembali ia menolakpergi sekolah. Ia anak yang cukuppandai.

Dono, 18 tahun, menolak sekolahdengan alasan tak jelas. Ia kemudianbelajar sendiri di rumah denganbantuan seorang guru. SMP ia lulusdengan ujian paket B. Itupun ia ujiandi dalam mobil, karena tak mau ke ’sekolah’ tempat ujian.Ia anak yang cerdas.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN FOBIA SEKOLAH ?Fobia sekolah merupakan suatu fakta bahwa anak

sangat cemas dan menolak pergi sekolah. Fobia sekolaherat hubungannya dengan menolak sekolah, dikenalsebagai school avoidance. Fobia digambarkan sebagaiketakutan yang luar biasa tanpa sebab yang jelas. Fobiadapat menyebabkan kecemasan besar atau seranganpanik. Serangan panik merupakan keadaan cemas sangatbesar, dimana orang merasa waktunya mati sudah dekat,tercekik tak mampu bernafas, bukan disebabkan karenagangguan fungsi tubuh.

Fobia sekolah banyak dimulai pada usia 5-7 tahun,juga remaja. Seringkali fobia sekolah dimulai sesudahliburan atau tak masuk sekolah karena sakit. Ketakutanpergi sekolah menimbulkan stres besar pada anak sendiridan orangtuanya. Dalam kehidupan seseorang yang

pernah fobia sekolah, dikemudian hari dapat mendorongterjadinya kecemasan dan depresi pada orang tersebut.

APA PENYEBAB FOBIA SEKOLAH ?Salah satu sebab anak tidak mau pergi sekolah

adalah ketakutan berpisah dari orangtua atau orangdimana ia nyaman melekatkan diri. Dalam istilah psikologidikenal sebagai cemas perpisahan. Meski ibu atau ayahtempat ia melekat marah besar kepadanya, ia tetap takakan pergi ke sekolah.

Penyebab lainnya adalah sakit, kecelakaan ataukematian, juga ‘kematian’ dari anggota keluarga.

‘Kematian’ anggota keluarga dialamioleh kasus Dono. Ketika ia sedang diAmerika bersama ayah-ibu yangmengasuhnya, ibu kandungnyamenelponnya dan mengatakan bahwaDono bukan anak dari ibu yangmengasuhnya melainkan anakkandungnya. Saat itu Dono syok,terdiam dan mogok sekolah. Ia dapatkembali sekolah atas dorongan ibuyang mengasuhnya sampai SMPkelas 2. Di SMP kelas 3, ibukandungnya menjemputnya dan takmemperkenankan ia kembali ke

rumah ayah-ibu asuhnya.Perceraian, kehadiran adik baru lahir, dan

berpindahnya tempat tinggal merupakan penyebablainnya dari fobia sekolah. Selain penyebab yang berasaldari rumah juga dimungkinkan penyebab dari sekolahseperti ketakutan pada guru atau murid-murid lain, takutmengerjakan tugas dimuka kelas atau diolok-olok disekolah.

APA TANDA AWAL ANAK MENOLAK SEKOLAH ?Jika ia masih diijinkan menangis, ia akan menangis

ketika tiba waktunya untuk pergi ke sekolah. Orangtuasangat sulit memaksanya berangkat sekolah, meski telahmenjanjikan bermacam hadiah sebagai iming-iming. Iaakan deg-degan, berkeringat dingin, sakit kepala, mual,muntah, diare, gemetar atau kejang.

Ketika memikirkan sekolah pun gejala mual, muntah,diare, sakit kepala sudah muncul. Anak menjadi menarikdiri tak mau berhubungan dengan siapapun, sedih, tak

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

KETAKUTAN PERGISEKOLAHMENIMBULKANSTRES BESAR PADAANAK SENDIRI DANORANGTUANYA

MENOLAK

P

Jika anak menolak pergi sekolah, periksa apa yangmelatarbelakanginya

Pergi Sekolah

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 382

75WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

dapat bermain ataupunmelakukan kegiatan.

APA YANG TERJADI JIKAMENOLAK PERGI SEKOLAHDIABAIKAN ?

Jika tidak ditangani,penolakan pergi sekolahdalam jangka panjangakan memberi stres besarpada keluarga. Dapatterjadi kemerosotan ke-mampuan berpikir, buruk-

nya interaksi dengan orang, penolakan mandiri dengantidak mau menolong kehidupan diri sendiri, gangguanpsikologik dan psikiatrik.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN ?Lakukanlah konseling dengan psikiater atau psikolog

klinis guna membantu menghilangkan kecemasan danmenumbuhkan rasa percaya diri. Kunjungan konseling,atau lebih tepatnya psikoterapi dapat dijadwalkan olehorangtua dan anak secara intensif danberkesinambungan. Terapi ini tidak dapat dijalani hanyadengan datang dua atau tiga kali, namun memerlukanpenjadwalan sesuai kebutuhan anak dan orangtua.

Seringkali psikiater akan memberikan obat untukditelan jika dijumpai gejala yang memerlukan terapi anticemas, antidepresi, pemulihan mood. Bagi anak dengangangguan atensi dan konsentrasi mungkin diberikanpsikostimulan untuk memperbaiki energinya.

Membuat diri orangtua menerima anak yang menolaksekolah sangat berat. Seringkali orangtua menjadijengkel, marah, sedih dan ini menambah ketakutandan kecemasan pada anak. Para terapis akanmemberikan pedoman akan apa yang perlu dilakukan dirumah dan aktivitas apa yang dapat membantupemulihan. Dalam banyak situasi, perubahan sikap,pikiran dan tindakan orangtua dan orang yang dekatdengan anak perlu direalisasikan.

BAGAIMANA MENGHADAPI ANAK YANG MENOLAKSEKOLAH ?

Jika anak menolak pergi sekolah, periksaapa yang melatarbelakanginya. Dokterakan mungkin membantu pemeriksaankesehatannya. Jika ia sehat, periksa apakahada peristiwa pemicu tak mau sekolah .Kadang anak dapat didorong kembali ke se-kolah oleh teman-teman yang merasamembutuhkannya. Bilamana anakmengeluhkan hal tentang tes, ulangan,menyontek atau hal spesifik lainnya,maka ajaklah guru membicarakan solusi,terutama wali kelas dan guru konseling.Strategi yang dilakukan beberapa orangtuaadalah memberikan rasa aman pada anak denganmenemaninya ke sekolah atau memberikannya aktivitasyang disenangi sesudah sekolah dijalani.

Bilamana upaya ini tak lagi berhasil, maka mutlakdiperlukan pendekatan terapis profesional danmengubah beberapa sikap perilaku orangtua yangmeningkatkan kecemasan atau menurunkan rasa percayadiri anak.

Terapi sangat tergantung kasusnya. Banyak anakyang menolak sekolah karena suatu alasan seperti takutdisiplin sekolah, merasa tak mampu bergaul, kemudiantinggal di rumah asyik dengan permainan dengan dirisendiri (menonton TV, bermain video game).Perencanaan terapi yang memerlukan dukungan penuhorangtua akan sangat menolong. Tanpa perbaikan sikapperilaku orangtua, keberhasilan dipertanyakan.

FOBIA SEKOLAHERATHUBUNGANNYADENGANMENOLAKSEKOLAH

FOBIA SEKOLAH.Banyak dimulai padausia 5-7 tahun

75WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

FOTO: ISTIMEWA

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 382

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

barat bertemu dengan teman yangsudah lama tidak bersua, pembicaraankami pun berlangsung dengan hangat.

Sesekali guyonan Nanang membuatsuasana semakin akrab padahal, hari itucuaca diluar sangat panas.

Saat ditanya mengenai pengalamanhidupnya, Nanang bertutur, ia merupakananak pertama dari 6 bersaudara.Orangtuanya bekerja sebagai petani dantinggal di sebuah kampung di KecamatanBanjaran, Bandung Selatan, yang terletakdi lembah Gunung Malabar. Sejak kecil,orangtuanya mendidiknya dengan kerasdan cenderung otoriter. Walaupun begitu,ia dan adik-adiknya tetap patuh menurutiperintah orangtua.

Sikap keras orangtuanya yang cukupmembekas ia alami ketika duduk di bang-ku SMP kelas 1. “Waktu itu di rapor sayaada angka 5 untuk pelajaran menuliskarena tulisan saya jelek. Padahal seumurhidup saya belum pernah mendapatangka 5 di rapor. Orangtua saya tidak maumenandatangani rapor saya. Akhirnya,tandatangan orangtua saya dipalsu olehpaman yang prihatin melihat saya,”kenang Nanang.

Namun demikian, buah dari didikanorangtuanya yang keras membuatNanang menjadi siswa yang berprestasidisekolah. Usai menamatkan SMA-nya diBandung (1968), Nanang tidak tahu haruskuliah dimana, ia hanya mengikuti teman-temannya. Akhirnya, ia memutuskankuliah di Akademi Geologi Pertambangan,Bandung, itu pun tidak tamat, hanyasampai tingkat II.

Setelah itu ia memilih untuk kuliah diAkademi Bank Nasional, Bandung. Saatsedang menunggu hasil ujian akhir (Maret1972), Departemen Tenaga Kerja menge-luarkan pengumuman penerimaan pega-wai untuk Departemen Keuangan.Nanang lalu mendaftar dengan menggu-nakan ijasah SMA (karena pada waktu ituia belum lulus kuliah-red). Semasamenunggu pengumuman penerimaan,Nanang berhasil menyelesaikan kuliahnyadan sempat mengikuti training di Dago,Bandung, selama 3 bulan untuk bekerja dikapal pesiar Holland American Lines.

Desember 1972, Nanang mendapat

panggilan dan diterima bekerja di Depar-temen Keuangan. Ia ditempatkan sebagaiCPNS Bea Cukai di Kantor Inspeksi Beadan Cukai Pekanbaru. “Tiga hari sebelumberangkat ke Pekanbaru, saya baru bilangke orangtua bahwa saya diterima diDepartemen Keuangan,” ujar Nanang.Terang saja orangtuanya kaget dan mera-sa berat untuk melepaskannya pergi.Apalagi dikampungnya belum pernah adamasyarakatnya yang merantau. Denganberat hati, orangtuanya merelakanNanang berangkat ke Pekanbaru.

PINDAH DULU, SKEP MENYUSULDi Kinsp Pekanbaru ia ditempatkan di

Sekretariat (sekarang Subbag Umum), ke-mudian rolling ke bagian-bagian lainnya.Saat bertugas di Pekanbaru, Nanangsempat dikumandah ke Kantor InspeksiBea dan Cukai Bengkalis. Waktu itu jalanmenuju Bengkalis memakan waktu 1 hari1 malam melalui sungai dengan menggu-nakan kapal pong-pong (kapal kayu yangkecil).

Nanang mengaku terkesan ketika ber-tugas di Bengkalis. “Pada waktu itu, jalanberaspal di kota Bengkalis panjangnyahanya 100 m saja, itupun jalan menuju ru-mah Bupati Bengkalis,” kenangnya.

Selama bertugas di Bengkalis, iamenyempatkan diri melihat Pos Bea CukaiBantan Tua yang berhadapan langsungdengan pantai Barat Malaysia. Denganmengayuh sepeda, Nanang menuju posyang berjarak 16 km dari Bengkalis. Saatitu pos Bantan Tua berupa menaradengan ketinggian sekitar 10 m dari atastanah. Dari puncak menara terlihat lautlepas dan kota Malaka yang indah dimalam hari.

Setelah kumandah di Bengkalis,Nanang kembali ke Pekanbaru. Dua bulankemudian, ia mengikuti pendidikan Puspla(sekarang DPT 2-red) di Kantor PusatDJBC, Jakarta, untuk menjadi pemeriksabea cukai. Usai pendidikan, akhir tahun1975 ia ditempatkan untuk pertama kali-nya sebagai PNS di Kantor Cabang Beadan Cukai Tingkat I Magelang (sekarangKPBC Tipe C-red) sebagai pemeriksa.

Di Magelang itulah Nanang menikahpada 1978 dengan pujaan hatinya,

seorang gadis asal Tasikmalaya bernamaNina Rafaldina. Pada 1979, saat istrinyasedang mengandung anak pertama,Nanang dipindahkan ke Kantor WilayahBea dan Cukai Semarang sebagai peme-riksa (saat itu Kanwil Semarang masihmelakukan pelayanan-red). Seminggu diSemarang, sang istri melahirkan anakyang pertama.

Setelah Inpres No. 4 Tahun 1985 kelu-ar, untuk pertama kalinya DJBC melaku-kan re-organisasi. Nanang ditempatkan diKantor Inspeksi Bea Cukai Kudus sebagaiKasubseksi Entrepot. Saat di Kudus, iamendapat kesempatan untuk mengikutiSGS Training Course di Jakarta danSingapura.

Setelah mengikuti training (1990),Nanang kembali ke Kudus. Saat istirahatmakan siang ia menerima telepon dariKantor Pusat. Orang dari Kantor Pusattersebut mengatakan, besok ia harusberada di Kantor Pusat dan menghadapDirektur Pabean (saat itu Daeng Nasir-red). “Katanya, keberangkatan saya iniberkaitan dengan customs fast releasesystem (CFRS), sistim komputerisasi yangpertama kali di Bea Cukai. Sebab waktuitu saya juga baru selesai mengikutikursus CFRS di Surabaya sebagaipemeriksa dokumen,” terang Nanang.

Begitu menghadap Dir. Pabean,ternyata hari itu juga ia harusberangkat ke Cengkareng. “Sayabingung, apa saya dimutasi tapikatanya saya sudah menandatanganisurat pernyataan siap ditempatkandimana saja makanya saya dilarangbertanya dimutasi atau tidak,” imbuhNanang.

Akhirnya Nanang berangkat keCengkareng, saat itu untuk pertamakalinya realease barang menggunakankomputer (1990) dan sebagai PejabatFungsional, Nanang bekerjamenandatangani, memeriksa danmeneliti dokumen. Untuk itu ia harusbekerja kadang-kadang sampai pukul24.00 dan sewaktu-waktu diawasilangsung oleh Menteri Muda Keuangan(waktu itu dijabat NasrudinSumintapura-red).

Setelah bekerja selama 3 bulan di

Nanang TadjudinKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAH I DJBC MEDAN

“Mengalir Bagai Air, Apa Adanya...”Senyum mengembang dan sapaan hangat menyambut WBC, saat bertemu dengan NanangTadjudin, Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah I DJBC Medan di kantornya. Memang, sosokNanang begitu ia biasa dipanggil, sudah tidak asing lagi bagi WBC. Pasalnya pada tahun 2004 lalu(sebelum gempa dan tsunami melanda Aceh-redredredredred), WBC pernah bertemu dengannya di Aceh saatia bertugas di Kanwil XIII DJBC Banda Aceh.

I

PROFIL

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 382

77WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Cengkareng, keluarlah SK Dirjen BC bah-wa ia dikumandah ke Cengkareng selama3 bulan. Kumandah tersebut terus diper-panjang sampai akhirnya ia telah diku-mandah di Cengkareng selama 1,5 tahun.Setelah itu keluarlah Kep yang menyata-kan bahwa Nanang ditetapkan bertugas diCengkareng sebagai Pejabat Fungsional.

April 1995, Nanang dimutasi sebagaiKepala Kantor Tipe C Amamapare, Pa-pua. Ia sempat bingung karena tidak tahuletak Amamapare. Untunglah secara ke-betulan anak tetangga disebelah rumah-nya adalah pegawai PT. Freeport. Anaktersebut datang kerumahnya dan mena-warkan untuk berangkat bersama menujuAmamapare. Seminggu setelah SK muta-si keluar, ia berangkat ke Amamapare.

Ketika pesawat hendak landing diTimika, Nanang terkagum-kagum denganpemandangan dibawahnya. Sepanjangmata memandang yang terlihat hanyahutan yang ‘keriting’ (sangat lebat-red).Di Timika, kendaraan dari PT. Freeportsudah menunggu. Melewati jalan berbatu,sepanjang jalan menuju Amamapare(sekitar 60 km) yang ada hanyalah hutanyang lebat dan gelap. Beberapa jamkemudian perjalanan berhenti tepat dibibir pantai. Di pantai tersebut hanyaterdapat sebuah terminal kecil. Dariterminal tersebut, perjalanan dilanjutkandengan menyeberangi selat karena KPBCAmamapare berada di suatu delta.

Yang menarik, saat bertugas di Ama-mapare Nanang menemukan suatukeganjilan saat ada pengiriman barangmenggunakan tongkang dengan tujuanEtna Bay (Teluk Etna). Biasanya, barangyang dikirim melalui Amamapare tujuan-nya adalah Tembaga Pura dan tanpamenggunakan tongkang. Ia penasarandan ingin mengetahui lebih jauh dimanaletak Etna Bay. Namun keinginannya itutidak bisa terlaksana karena menurutpegawai Freeport, untuk menuju Etna Baydibutuhkan waktu sekitar 20 jam perjalan-an laut dengan menggunakan tongkang.

Dengan diliputi rasa penasaran,Nanang membongkar dokumen mengenailetak konsesi PT. Freeport. Dalam doku-men tersebut, Etna bay tidak terdapat di-dalamnya. Lewat peta, ia berhasil mene-mukan kata ‘Etna’ berada dileher bawahkepala burung Pulau Papua, dekat kotaKaimana. Nanang langsung berinisiatifmenghubungi Topografi Angkatan Darat diTimika untuk meminta tolong mencariletak Etna Bay. “Akhirnya ketahuan kalauEtna Bay ini berada disekitar Kaimana,Fak-Fak sebelah selatan” tandasnya.

Akhirnya, begitu ada pengiriman ba-rang berikutnya dengan tujuan Etna Bay,pengiriman tersebut untuk sementaradihentikan. Nanang pun bersikeras untukpergi ke Etna Bay. Empat hari kemudian,dengan menggunakan fasilitas PT. Free-port, Nanang bersama seorang Kasub-sinya, bergerak menuju Etna Bay dariTimika dengan menaiki pesawat amphibi.

Sebelum menaiki pesawat, Nanangdiperkenalkan dengan dua orang asing

WBC/ATS

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 382

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

yang juga akan pergi ke Etna Bay (bela-kangan baru ketahuan bahwa keduaorang itu adalah vice president PT.Freeport yang ada di Houston, Amerika).Sekitar 2 jam perjalanan udara, pesawatpun mendarat di teluk. Begitu turun daripesawat, ia melihat banyak kontainerberjejer di pinggir teluk. Suasana disekitarteluk tersebut tampak ramai denganpegawai perusahaan yang hilir mudik,seperti berada di sebuah kampung.

“Saya rasa harus ada Kantor Bantuditempat itu karena suasananya ramaidan kegiatannya banyak. Saya sendiri ti-dak mengerti apakah ada hubungannyadengan PT. Freeport,” ucap Nanang. Na-mun ia mengakui bahwa transportasi un-

tuk menuju Etna Bay sangat sulit. Pasal-nya, lokasi Etna Bay berada di pedalamanhutan, dekat teluk dan hanya bisa dilaluioleh tongkang dan pesawat amphibi.

Setelah kejadian itu, Nanang melapor-kan pada pimpinan dan memberanikandiri untuk memeriksa barang-barang imporyang datang lewat Amamapare dengansistem acak, random. Hasilnya, terdapatbanyak kesalahan. Namun untuk meng-hindari keterhambatan atas produksi, pe-ngeluaran terhadap barang-barang importersebut tetap dilakukan dan harusdisertai dengan jaminan tunai.

Kemudian setelah ada persetujuandari Menteri Keuangan, khusus untukKPBC Amamapare, Inpres No. 4 Tahun

1985 tidak berlaku alias dicabut. Sebagaigantinya, dikeluarkan Kepres No. 85 yangmenyatakan bahwa barang-barang impormelalui KPBC Amamapare tidak diperiksalagi oleh surveyor (SGS) melainkan olehBea dan Cukai.

Sekitar Oktober 1996, Nanang mene-rima telepon dari Sekretaris DJBC agarsegera berangkat ke Jakarta untuk meng-ikuti suatu kursus. “Pada saat itu sayaberpikir, dengan kursus ini kayanya sayadicabut nih dari Amampare,” kata Nanang.Benar saja, usai kursus (1997) ia tidakkembali lagi ke Amamapare. Ia diinstruk-sikan untuk bertugas di Tanjung Peraksebagai PFPD. Pada saat itu TanjungPerak baru menerapkan sistem kompu-terisasi dalam memeriksa dokumen.

Setelah 3 bulan bertugas, barulah ke-luar SK yang menyatakan bahwa ia diku-mandah di Tanjung Perak. Dengan demi-kian, ia merangkap dua jabatan sekaligus,sebagai Kepala KPBC Amamapare danPFPD. Akibatnya, 3 minggu sekali iaberangkat ke Amamapare untuk melihatkondisi disana. Barulah Oktober 1997 iadikukuhkan sebagai PFPD di TanjungPerak, Surabaya, hingga April 2000.

TERKESAN DI ACEHJumat pagi yang indah, Nanang baru

saja selesai senam pagi di kantor (Tg.Perak, Surabaya). Tiba-tiba ada teleponuntuknya dari Kepala Bagian UmumKanwil IV Tanjung Priok. “Katanya nantisiang saya akan dilantik oleh Kakanwil IVtapi kenapa saya belum melapor? Lha,saya kan bingung, apakah sayadipindah? Tapi saya kok tidak terimaskepnya?” kata Nanang. Uniknya, padasaat itu biasanya untuk PFPD hanya adapencabutan dan pengangkatan PFPD,tidak ada mutasi PFPD. Setelah melaporpada Kakanwil Surabaya (saat itu EddyAbdurrachman-red), hari senin ia sudahberdinas di Tanjung Priok.

Dari Tanjung Priok Nanang dimutasike Pusdiklat. Sekitar tahun 2002, iadimutasi ke Kantor Wilayah XIII DJBCBanda Aceh sebagai Kepala BagianUmum. Desember 2005 ia dipindahkan keKanwil I DJBC Medan juga sebagaiKepala Bagian Umum.

Dari sekian banyak mutasi, Nanangmengaku terkesan ketika menjabat seba-gai Kabag Umum Kanwil XIII DJBC BandaAceh. Pasalnya dengan jabatan yangsama, sebagai Kabag Umum Kanwil XIII,ia bertugas di 3 tempat yang berbeda, se-muanya dalam keadaan darurat dan me-nata kantor baru. Pertama, Kantor Pusatkarena saat itu Aceh masih dalam keada-an darurat militer makanya Kanwil XIII ber-markas di Kantor Pusat, Jakarta. Kedua,di Banda Aceh dan yang ketiga, di Medan(saat gempa dan tsunami melanda Aceh,Kanwil XIII dipindahkan ke Medan-red).

Ada hal lain yang membuat Nanangterkesan saat bertugas di Aceh.Saat pulang kantor tiba (waktu itumasih darurat militer), jalan dari UleeLheuee menuju Mess Bea Cukai di Banda

BERSAMA KELUARGA. (Ki-ka) Armand Priya Pramudana (putra kedua), Evan Satria Indrawila(putra ketiga), istri (Nina Rafaldina), Nanang Tadjudin, Okki Bunga Arsianti (putri pertama).

SGS TRAINING COURSE. Bersama Mr. Marlow, instruktur SGS (dari Inggris Customs) saatmengikuti SGS Training Course di Pusdiklat Bea dan Cukai (1990).

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

PROFIL

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 382

79WARTA BEA CUKAIEDISI 382 SEPTEMBER 2006

Aceh, sudah dibarikade oleh polisi. Saatitu Banda Aceh seperti kota mati karenapada Pkl. 20.00, masyarakat tidak adayang berani keluar rumah.

Saat gempa dan tsunami meluluhlan-takan Aceh, Nanang membentuk poskoevakuasi di Medan untuk para pegawaibea cukai yang bertugas di Aceh.Evakuasi melalui jalan darat dilakukanmulai dari Meulaboh menuju Tapak Tuanyang berjarak sekitar 200 km. Kemudiandari Tapak Tuan menuju Meukik, terus keBakongan. Di Bakongan jalan terputus,akibatnya Nanang harus mengirimkendaraan jenis L300 dari Medan untukmengangkut pegawai yang tertahan diBakongan pada pkl. 02.00 dini hari.Sementara yang terluka parah dievakuasidengan menggunakan pesawat carter.

Sepanjang bekerja di Bea dan Cukai,Nanang merasa beruntung denganadanya mutasi. Lewat mutasi ia menjadisalah satu manusia yang jarang dijumpaiyang ada di DJBC. “Sampai tingkat eselonIII bisa dihitung dengan jari orang-orangyang pernah bertugas dari ujung timursampai ujung barat Indonesia. Di ujungtimur saya pernah ke kilometer akhir yangberbatasan dengan PNG dan Australia. Diujung barat saya pernah ke kilometer noldi Sabang, Aceh,” ujar pria yang hobi jalankaki ini.

Yang jelas dari sekian banyak mutasitersebut, beberapa diantaranya tidak iaketahui bahwa akan dimutasi. Tiba-tibasaja ia dipindahkan tanpa pemberitahuanyang jelas. “Tapi saya menjalanisemuanya bagaikan air mengalir, apaadanya,” ujarnya.

Ia mengaku banyak pelajaran yangbisa dipetik dari pengalamannya tersebut.Diantaranya, ia mengetahui karakteristikmasyarakat Indonesia yang berbhinekatunggal ika. “Jadi, pengalaman tersebutbisa saya jadikan pelajaran untuk sayasampaikan pada anak-anak saya, dimanabumi dipijak disitu langit dijunjung,” begitupetuahnya.

Selain dari pengalaman, Nanang ingin

agar anak-anaknya selalu bersemangatuntuk menimba ilmu dan menjadi anakyang berguna, terutama dalam hal agama.Saat ini anak pertamanya Okki BungaArsianti telah menyelesaikan S2 di MMU,Malaysia. Sementara anak keduanya,Armand Priya Pramudana telah menyele-saikan S1 di Universitas Pasundan, Ban-dung dan anak ketiga, Evan Satria Indra-wila masih kuliah di Universitas Maranat-ha, Bandung, jurusan Teknik Elektro.

Sebagai ayah, Nanang mengaku ku-rang berperan dalam mendidik anak-anaknya. Pasalnya, terakhir kali ia ber-kumpul dengan anak-anaknya adalah sa-at anak pertamanya duduk di bangkuSMP. Jadi, sang istrilah yang sangat ber-peran dalam mendidik anak-anaknya. Un-tuk itu Nanang menyarankan pada pega-wai yang masih aktif agar menyadari pen-tingnya peran istri dalam mendidik anak-anak.

Nanang sendiri merasa bangga bisamelanjutkan kuliah sambil bekerja danberhasil meraih gelar Sarjana Hukum dariUniversitas 17 Agustus (Untag), Sema-rang. Berhubungan dengan kuliahnya diUntag, ia mengaku punya pengalamanmenarik. Waktu itu ia sedang mengikutiDPT 3. Pada saat mengabsen siswanya,seorang pengajar, menyebut namanyalengkap, “Nanang Tadjudin SH.” Lalupengajar itu bertanya ia bertugas dimana.Nanang menjawab di Soekarno Hatta.Tiba-tiba pengajar itu nyeletuk, “Eh,Soekarno Hatta itu kan singkatannya SH,jangan ditambahkan dibelakang namakamu dong, jadi seolah-olah SH itu gelardi belakang nama kamu.”

Hari berikutnya pengajar tersebutmengatakan, “Saudara Nanang… SH ituapa?” Nanang menjawab, “SarjanaHukum pak.” Kemudian pengajar itubertanya tempat kuliahnya. Saat Nanangmenjawab di Untag, Semarang, pengajartersebut kembali nyeletuk, ”Saudara-saudara… untuk saudara ketahui,Universitas 17 Agustus itu adalahuniversitas yang sangat susah bagimahasiswanya untuk tidak lulus.” Kontansemua siswa yang mendengar hal itutertawa. “Berarti kan saya termasuk siswayang sulit untuk tidak lulus,” ujar Nanangsambil tertawa.

BANYAK HIKMAH DARI MUTASIDi akhir wawancara Nanang

berharap agar pimpinanmemanfaatkan semaksimal mungkinSDM yang dimiliki DJBC. “Banyakorang-orang di Bea Cukai yangmasih muda dan pintar sehinggamereka bisa dimanfaatkan seoptimalmungkin,” katanya.

Ia juga menyarankan pada pegawaiyang selama ini takut dimutasi agar janganmenganggap hal itu sebagai beban.“Banyak hikmah yang bisa diperolehdengan berpindah-pindah tugas. Yangjelas, pengalaman adalah pelajaran yangberharga, baik untuk menjalani hidupmaupun agama karena bagaimanapun

juga pengalaman itu sangat penting,” im-buh Nanang.

Jadi, seorang pejabat, sepintar apa-pun ia, setinggi apapun jabatannya tapikalau hanya bertugas disuatu tempat saja,misalnya Jakarta, Nanang menganggaphal itu kurang pas. Pasalnya, dengan mu-tasi ke beberapa daerah, berbagai macamkarakter pegawai, mulai dari bagian baratIndonesia hingga bagian Timur Indonesia,bisa diketahui. “Sehingga, kalau suatusaat pegawai tersebut ditempatkan dibagi-an kepegawaian, ia akan tahu bagaimanakarakter orang-orang di berbagai daerah,”imbuhnya.

Per tanggal 1 Oktober Nanangmemasuki masa purna bhakti. Setelahpensiun, ia ingin menikmati hidup danmenjalaninya apa adanya. Ia tidak inginmerencanakan kegiatannya saat pensiunnanti. “Biasanya kalau kita rencanakansuka tidak kesampaian seperti ketika sayaberharap dipindah ke kampung halamansaya menjelang pensiun, ternyata tidakdipindah,” katanya. Untuk itu iamenyarankan pada pimpinan di BC kalauada pengawai yang ingin pensiun, agarpindahkan ke kampung halamannya,jangan dijauhkan dari keluarga. Sebab iapernah menemui pegawai yang sudah tuadan menjelang pensiun, meninggal duniapada saat bertugas. Tapi karena jauh darikeluarga maka tidak ada satupun keluargayang mengurus jenazahnya.

Ia juga mengaku, dirinya sangatprihatin dengan kondisi DJBC saat ini.“Kita harus introspeksi kenapa Bea Cukaisampai dianggap negatif seperti itu?jawabannya ada didalam diri kita masing-masing,” tandas Nanang. Ia mencontoh-kan banyak pegawai yang masih mudatapi hidup eksklusif dan bermewah-mewahan sehingga masyarakat semakinmencibir. Seharusnya, dalam suasanayang seperti ini pegawai dapat membawadiri, mengimbangi diri dengan tidak hidupbermewah-mewahan dan pimpinan punharus memberi contoh hidup sederhana.

“Jadi kalau ada yang komplain de-ngan Bea Cukai ya jangan marah tapitanya pada diri sendiri kenapa kita de-mikian. Jadi yang wajar sajalah. Tuhankan Maha Penyayang,” tutur Nanangmengakhiri perbincangan.

STUDI BANDING. Berpose di depan CustomsHouse saat studi banding ke Australia Customsdi Canberra.

ETNA BAY. Saat melakukan tinjauan lokasi ke PT.Irja Mining di Etna Bay, yang terletak di dekatKaimana, Fak-Fak, Papua.

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

ifa

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 382

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006

Setelahsekian lamamenghilangdari dunia si-netron, JupiterFourtissimoJansen Talla-ga, kini kem-bali muncul didunia yangmengharum-kan namanya.Lewat sinetronberjudul ‘Pink’,Jupiter beraduakting denganartis sinetronyang juga pe-nyanyi, AgnesMonica. Sela-ma menghi-lang, cowokberdarah Ba-tak ini menga-ku mempunyaikegiatan lain,yakni berke-cimpung dise-buah stasiunradio sebagaipenyiar dalamsebuah acararohani.

Saat dite-mui WBC

disebuah café di bilangan Jakarta Pusat, Jupitermengaku tidak pernah bermasalah dengan petugasbea cukai di Bandara Soekarno Hatta. “Sampaisaat ini barang-barang aku belum pernah ada yangditahan oleh petugas bea cukai, paling yang sukadiperiksa itu barang-barang yang terbuat daristainless atau besi, biasanya petugas langsungtanya barang itu untuk apa,” kata Jupiter.

Ia juga mengaku pernah dipermudah olehpetugas saat pulang dari Malaysia. Waktu itu iatidak diperiksa oleh petugas. “Jadi aku tidakdiperiksa lagi, langsung disuruh lewathehehe…,” ucapnya. Ia sendiri tidak mengertiapakah hal itu disebabkan petugas mengenaldirinya sebagai seorang artis sinetron sehinggadipermudah.

Tetapi ia pernah merasa kesal dengan petugasyang kerap tidak membantu kembali merapihkanbarang-barangnya yang telah dibongkar/diperiksa.“Jadi kita yang ngeluarin, kita juga yang masukinsendiri. Udah gitu mereka nyuruhnya kadang kasaratau petugasnya gak sabaran,” ujarnya. Namun iamenyadari bahwa hal itu merupakan bagian daritugas, hanya saja ia menyarankan agar petugasmembantu kembali merapihkan barang karenayang dibelakang masih banyak yang mengantri.

Ketika ditanya mengenai pendapatnya soalkinerja petugas bea cukai di bandara, Jupiterberterus terang kalau dirinya tidak mengerti soalBea dan Cukai. Sehingga, ia merasa tidak berkom-peten untuk menilai kinerja petugas bea cukai. “Akujuga nggak bisa ngasih saran karena aku nggakbegitu tahu tugas bea cukai, ntar salah lagihehe…,” aku cowok yang biasanya pergi keluarnegeri dalam rangka liburan.

Namun demikian, cowok yang punya hobiberenang dan membaca ini mengungkapkan bahwasejauh ini airport Indonesia masih tertinggal jauhdengan negara tetangga seperti Singapura danMalaysia. Apalagi kalau dilihat dari kerapihan,kebersihan dan prosedurnya.

“Kitanya sendiri masih kurang tertib, ngantrinyamasih gak benar, berebutan, kalau disuruh harusberada dibelakang garis kadang kita malah sukangelewatin garis. Tidak seperti diluar negeri dimanapenumpangnya tertib. Apa mungkin itu karenapetugasnya juga ya yang kurang disiplin?” tanyaJupiter. Untuk itu ia berharap agar petugas maupunpenumpang belajar dari negara tetangga sehinggasemuanya bisa terlihat rapih dan prosedur yangada dibuat lebih sistematis.

Setelah sukses menjadi sutradara pada film Arisan yang berhasil menggondolpiala citra, Maret lalu Nia Dinata kembali meluncurkan film terbarunya yang berjudulBerbagi Suami. Saat ditemui WBC di kantornya, Kalyana Shira Film, Nia yang mem-punyai nama lengkap Nurkurniati Aisyah Dewi, menuturkan bahwa dalam setahun iasering pergi ke luar negeri (bisa 3-4 kali).

Kepergiannya ke luar negeri biasanya untuk mengikuti festival film atau melaku-kan prosesing untuk film layar lebarnya. Setiap kepergiannya keluar negeri, Niaselalu melengkapi film-nya dengan surat-surat pendukung, seperti surat dariDepartemen Pariwisata dan Kebudayaan. “Sebab saya suka ditanyai sama petugasmengenai surat-suratnya. Jadi kalau ada yang mau coba-coba silahkan saja. Sayapunya surat-surat lengkap,” tuturnya.

Nia mengaku selama ini, perjalanannya ke maupun dari luar negeri tidak selaluberjalan lancar. “Ada aja yang iseng, koper saya ditandain lah karena film itu kan berat.Kadang petugas mau lihat film-nya, lha mau lihat dimana? Itu kan negatif film?” tanya Niayang mengaku bahwa hal tersebut sudah beberapa kali ia alami.

Menurutnya hal tersebut terjadi karena dari individu petugasnya kurang mendapatkanpengetahuan atau seminar mengenai bagaimana harus menghormati film sebagai suatubagian dari budaya Indonesia. “Lewat film kita bisa mempromosikan Indonesia di luarnegeri. Jadi, kalau kita bawa film untuk diproses di luar negeri kemudian kita bawa lagi keIndonesia untuk diputar di Indonesia dimana nantinya film tersebut mungkin diundanguntuk mengikuti festival film di luar negeri, maka tolong dihormati karena itu adalahkebudayaan, jadi jangan dipersulit,” tandasnya.

Nia mengaku agak trauma dengan pengalaman pahitnya berurusan dengan petugasbea cukai di Bandara Soekarno Hatta. Waktu itu ada sebuah festival fim di Italy. Niaberhalangan untuk menghadiri festival tersebut, tapi ia tetap mengirim filmnya ke Italy lewatPerusahaan Jasa Titipan (PJT). Setelah festival itu selesai, film tersebut dikirim kembali keIndonesia (kepada Nia-red) melalui PJT juga. Namun, sete-lah menunggu selama satu bulan, Nia belum juga mene-rima film tersebut.

Nia memutuskan untuk bertanya pada panitia fes-tival film di Italy mengenai nasib film-nya. Pihakpanitia mengatakan, film tersebut sudah sampai diIndonesia sekitar 30 hari yang lalu. Nia pun mela-kukan pengecekan, ternyata film tersebut tertahandi Bandara Soekarno Hatta. Untuk mengeluarkan-nya, Nia harus membayar sejumlah uang.

“Saya kaget, lha saya saja ikut festival tidakdibayar, ini kan non profit,” imbuh Nia. Setelahdiselidiki, ternyata pihak panitia di Italy tidakmengisi formulir yang menanyakan apakah filmtersebut memiliki commercial value atau tidak.Akhirnya Nia menelepon pihak panitiafestival agar membuat surat yang menyatakanbahwa film tersebut non profit dan diputaruntuk festival film di Italy.

Setelah surat tersebut selesai dandiberikan pada petugas, tetap sajaNia harus membayar sejumlahuang. “Waktu itu saya tidak mauribut karena saya yang salah.Saya juga takut kalau tidaksegera diambil, film tersebut bisarusak karena terlalu lamadisimpan digudang yang panas.Sejak saat itu, semua film untukfestival yang saya kirim melaluikurir service, pihak panitiafestival harus mengisi formulirbahwa film ini non commercial,”ujarnya.

Untuk itu Nia berharap agarBea dan Cukai memilikiperaturan yang ikut memikirkanbarang-barang untuk perfilman.Sehingga ada koordinasi, kalaufilm untuk festival tidak bolehdi charge. Selain itu kalau adakesalahan pada pengisianformulir, ia juga berharap adaperaturan tertulisnya bahwakesalahan tersebut bisa diperbaikidan tidak ada hak untuk mencharge-nya.

“Saya tidak tahu, apakah kalaukesalahan tersebut sudah kitaperbaiki lantas kita harus tetapmengeluarkan uang? Seharusnyakan tidak. Kalau ada peraturan-nya saya mau lihat hitam diatasputihnya, peraturan yangmana?” tandasnya.

NIA DINATA“Film Saya Tidak Mempunyai Nilai Komersil”

JupiterFourtissimo“PernahDipermudah...”

APA KATA MEREKA

ifa ifa

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 1

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 39/PMK.04/2006

TENTANGTATALAKSANA PENYERAHAN PEMBERITAHUANRENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT,

MANIFES KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DANMANIFES KEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :a. bahwa pengangkut yang sarana pengangkutnya akan memasuki Kawasan Pabean

atau akan meninggalkan Kawasan Pabean, wajib menyerahkan pemberitahuanrencana kedatangan sarana pengangkut dan/atau manifes kedatangan saranapengangkut atau manifes keberangkatan sarana pengangkut;

b. bahwa penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diperlukanuntuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan di bidang kepabeanan serta untukmelakukan pengamanan hak-hak negara;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tatalaksana PenyerahanPemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes KedatanganSarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1995 Nomor 3612);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan SanksiAdministrasi Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3627);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis PenerimaanNegara Bukan Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4313);

5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana

Pengangkutan Terus Atau Pengangkutan Lanjut Barang Impor Atau Barang Ekspor;7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan

Pabean sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan MenteriKeuangan Nomor 48/PMK.04/2005;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang TatalaksanaKepabeanan Di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 20062

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang TatalaksanaKepabeanan Di Bidang Ekspor;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang TatalaksanaPembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku padaDirektorat Jenderal Bea dan Cukai;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA LAKSANA PENYERAHANPEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, MANIFESKEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DAN MANIFES KEBERANGKATAN SARANAPENGANGKUT.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.2. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari Daerah Pabean untuk dibawa

atau dikirim ke luar negeri.3. Barang diangkut terus adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut

melalui Kantor Pabean tanpa dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.4. Barang diangkut lanjut adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut

melalui Kantor Pabean dengan dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.5. Kantor Pabean adalah Kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

tempat dipenuhinya kewajiban Pabean.6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.7. Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam

jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-UndangNomor 10 Tahun 1995.

8. Pengangkut adalah orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab ataspengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang.

9. Sarana Pengangkut adalah kendaraan/angkutan melalui laut, udara, atau daratyang dipakai untuk mengangkut barang dan/atau orang.

10. Pelabuhan adalah pelabuhan laut dan pelabuhan udara.11. Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentang rencana

kedatangan sarana pengangkut yang disampaikan oleh pengangkut ke suatu KantorPabean.

12. Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentang rencanakedatangan sarana pengangkut yang mempunyai jadwal kedatangan secara teraturdalam suatu periode tertentu, yang disampaikan oleh pengangkut ke suatu KantorPabean.

13. Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (inward Manifest) adalah daftar barangniaga yang diangkut oleh sarana pengangkut melalui laut, udara dan darat padasaat memasuki Kawasan Pabean.

14. Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest) adalah daftarbarang niaga yang diangkut oleh sarana pengangkut melalui laut, udara, dan daratpada saat meninggalkan Kawasan Pabean.

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 3

15. Saat kedatangan sarana pengangkut adalah :a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebut

lego jangkar di perairan pelabuhan;b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebut

mendarat di landasan bandar udara;c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebut

tiba di Kawasan Pabean di daerah lintas batas.16. Saat keberangkatan sarana pengangkut adalah :

a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebutangkat jangkar dari perairan pelabuhan dalam Kawasan Pabean;

b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebutlepas landas dari landasan Bandar udara dalam Kawasan Pabean;

c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebutmeninggalkan Kawasan Pabean di daerah lintas batas.

Pasal 2(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari :

a. luar Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/

atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabeanlainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan SaranaPengangkut (RKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan disinggahi,paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan sarana pengangkut.

(2) Pengangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang sarana pengangkutnyamempunyai jadwal kedatangan secara teratur dalam suatu periode tertentu, cukupmenyerahkan Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat disetiap Kantor Pabean yang akan disinggahi paling lambat 24 (dua puluh empat)jam sebelum kedatangan yang pertama dalam jadwal tertentu.

(3) Pengangkut wajib memberitahukan setiap perubahan :a. RKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat pada saat

kedatangan sarana pengangkut;b. JKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling lambat pada saat kedatangan

pertama sarana pengangkut.(4) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

berlaku bagi sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean melalui darat.

Pasal 3(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari :

a. luar Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean dengan mengangkut barang impor, barang ekspor dan/

atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabeanlainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Manifes Kedatangan SaranaPengangkut (Inward Manifest) dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggriskepada Pejabat di Kantor Pabean.

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 20064

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan paling lama :a. pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang, untuk sarana pengangkut

yang melalui laut dan udara;b. pada saat kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana pengangkut yang

melalui darat.(3) Dalam hal pembongkaran tidak dapat segera dilakukan, kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu:a. paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana pengangkut,

untuk sarana pengangkut yang melalui laut;b. paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana

pengangkut yang melalui udara.(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara rinci dalam pos-pos

serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan sebagai berikut :a. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean

setempat;b. barang impor yang akan diangkut lanjut;c. barang impor yang akan diangkut terus;d. barang ekspor yang dibongkar kemudian diangkut lanjut;e. barang ekspor yang akan diangkut terus; dan/atauf. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke

Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean.(5) Selain Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama pada

saat kedatangan sarana pengangkut, Pengangkut wajib menyerahkanpemberitahuan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronik ataumanual kepada Pejabat di Kantor Pabean, berupa:a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut;b. Daftar bekal kapal;c. Stowage plan;d. Daftar senjata api; dane. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan

pengobatan.(6) Untuk sarana pengangkut yang tiba melalui udara, Pengangkut wajib menyerahkan

Daftar Penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a paling lambat 1(satu) jam sebelum kedatangan sarana pengangkut.

(7) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean, apabilasarana pengangkutnya tidak mengangkut barang sebagaimana dimaksud padaayat (1), wajib menyerahkan pemberitahuan nihil.

(8) Dalam hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat, pengangkut dapat melakukanpembongkaran barang terlebih dahulu, dan wajib:a. melaporkan keadaan darurat tersebut ke Kantor Pabean terdekat pada

kesempatan pertama; danb. menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(5) paling lama 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah pembongkaran.(9) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi

sarana pengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan:

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 5

a. berlabuh/lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk saranapengangkut laut; atau

b. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk sarana pengangkut udara.

Pasal 4(1) Sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung, pengangkut

atau pihak-pihak la in yang bertanggung jawab atas barang dapatmengajukan perbaikan Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (InwardManifest) dalam hal :a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek , ukuran dan jenis kemasan dan/

atau petikemas;b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta jumlah

barang curah;c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada Manifes;d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan

syarat :1) pos Inward Manifest yang akan digabungkan berasal dari Inward Manifest

yang sama;2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify party,

dan pelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing pos yang akandigabungkan;

3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.

(2) Perbaikan Manifes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan denganpersetujuan Kepala Kantor Pabean.

(3) Dalam hal diperlukan perincian lebih lanjut atas pos Manifes dari barang imporyang dikirim secara konsolidasi, Pengangkut atau pihak-pihak lain yangbertanggung jawab atas barang dapat mengajukan perbaikan ManifesKedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest) tanpa persetujuan KepalaKantor Pabean.

Pasal 5(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan berangkat menuju:

a. ke luar Daerah Pabean; ataub. ke dalam Daerah Pabean dengan membawa barang impor, barang ekspor dan/

atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabeanlainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut (Outward Manifest) dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggriskepada Pejabat di Kantor Pabean.

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak keberangkatan saranapengangkut.

(3) Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkansecara terpisah dengan pengelompokan sebagai berikut :

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 20066

a. barang ekspor yang dimuat di Kantor Pabean setempat;b. barang ekspor yang diangkut terus;c. barang impor yang diangkut lanjut;d. barang impor yang diangkut terus; dan/ataue. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke

Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean.(4) Pengangkut, yang sarana pengangkutnya menuju ke luar Daerah Pabean dengan

tidak mengangkut barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menyerahkanpemberitahuan nihil.

(5) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagisarana pengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan :a. lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk sarana pengangkut

laut; ataub. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk sarana pengangkut udara.

Pasal 6Atas pelayanan Manifes, Pengangkut wajib membayar jasa pelayanan berupaPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 7(1) Pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 2

ayat (1), ayat (2) atau ayat (3), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuaiketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan.

(2) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean, yangtidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2),ayat (3), ayat (7) atau ayat (8), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuaiketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan.

(3) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari dalam Daerah Pabean, yangtidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2),ayat (3), atau ayat (8), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuanyang diatur dalam Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan.

(4) Pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3ayat (5) atau ayat (6) dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuanyang diatur dalam Pasal 91 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan.

(5) Pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 5ayat (1), ayat (2) atau ayat (4), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuaiketentuan yang diatur dalam Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan.

(6) Pengangkut yang mengajukan perbaikan Manifes sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1) huruf b :a. Dalam hal jumlah kemasan dan/atau jumlah petikemas atau jumlah barang curah

yang dibongkar kurang dari yang diberitahukan dan tidak dapat membuktikan

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 7

bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, disamping wajibmembayar Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) atasbarang yang kurang dibongkar, dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuaiketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan.

b. Dalam hal jumlah kemasan dan/atau jumlah petikemas atau jumlah barang curahyang dibongkar lebih banyak dari yang diberitahukan, dikenai sanksi administrasiberupa denda sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Pasal 8(1) Penyerahan pemberitahuan berupa Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (In-

ward Manifest) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan pemberitahuanberupa Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest)sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan :a. melalui sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE) Manifes, untuk Kantor-kantor

Pelayanan Bea dan Cukai yang menerapkan sistem PDE Kepabeanan.b. melalui sistem media disket, untuk Kantor-kantor Pelayanan Bea dan Cukai

yang menerapkan sistem pertukaran data dengan disket;c. secara manual untuk Kantor-kantor Pelayanan Bea dan Cukai lainnya.

(2) Pemberlakuan penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 9Ketentuan teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan MenteriKeuangan ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Beadan Cukai.

Pasal 10Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, sepanjang mengenaiPemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan SaranaPengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, berlaku ketentuansebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 11Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan MenteriKeuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 19 Mei 2006

MENTERI KEUANGANttd.SRI MULYANI INDRAWATI

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 20068

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR : P- 10/BC/2006

TENTANGTATA CARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN

PEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGANSARANA PENGANGKUT, MANIFES KEDATANGAN

SARANA PENGANGKUT, DAN MANIFESKEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,Menimbang :a. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/

2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana KedatanganSarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut perlu diatur ketentuan teknis untukpelaksanaan peraturan tersebut;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang Tata CaraPenyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan SaranaPengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan NegaraBukan Pajak (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1997Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1996 tentang PengenaanSanksi Administrasi Kepabeanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1996 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3627);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas JenisPenerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea danCukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313);

5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana

Pengangkutan Terus Atau Pengangkutan Lanjut Barang Impor Atau BarangEkspor;

7. Keputusan Menter i Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentangPemberitahuan Pabean sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.04/2005;

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 9

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang TatalaksanaKepabeanan Di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang TatalaksanaKepabeanan Di Bidang Ekspor;

10 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang TatalaksanaPembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlakupada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang TatalaksanaPenyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut,Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut;

12.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 35/BC/2000 tentangPetunjuk Pelaksanaan Tatacara Pengangkutan Lanjut Kargo Udara MelaluiBandar Udara Internasional;

13.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 151/BC/2003 tentangPetunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor;

14.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 152/BC/2003 tentangPetunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor YangMendapat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor;

15.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 07/BC/2003 tentangPetunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Impor sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai NomorP-19/BC/2005;

16.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-27/BC/2004 tentangPetunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan NegaraBukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATA CARAPENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN RENCANAKEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, MANIFES KEDATANGAN SARANAPENGANGKUT, DAN MANIFES KEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT.

Pasal 1Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.2. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari Daerah Pabean untuk

dibawa atau dikirim ke luar negeri.3. Barang diangkut terus adalah barang yang diangkut dengan Sarana Pengangkut

melalui Kantor Pabean tanpa dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.4. Barang diangkut lanjut adalah barang yang diangkut dengan Sarana Pengangkut

melalui Kantor Pabean dengan dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.5. Kantor Pabean adalah Kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai tempat dipenuhinya kewajiban Pabean.

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 200610

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.7. Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk

dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkanUndang-undang Nomor 10 Tahun 1995.

8. Pengangkut adalah orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab ataspengoperasian Sarana Pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang.

9. Sarana Pengangkut adalah kendaraan/angkutan melalui laut, udara, atau daratyang dipakai untuk mengangkut barang dan/atau orang.

10.Pelabuhan adalah pelabuhan laut dan pelabuhan udara.11. Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentang

rencana kedatangan Sarana Pengangkut yang disampaikan oleh pengangkutke suatu Kantor Pabean.

12.Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentangrencana kedatangan Sarana Pengangkut yang mempunyai jadwal kedatangansecara teratur dalam suatu periode tertentu, yang disampaikan olehpengangkut ke suatu Kantor Pabean.

13.Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest), untuk selanjutnyadisebut Inward Manifest adalah daftar muatan barang niaga yang diangkutoleh Sarana Pengangkut melalui laut, udara, dan darat pada saat memasukiKawasan Pabean.

14.Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest), untukselanjutnya disebut Outward Manifest adalah daftar muatan barang niaga yangdiangkut oleh Sarana Pengangkut melalui laut, udara, dan darat pada saatmeninggalkan Kawasan Pabean.

15.Sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE) adalah proses pertukaran datadengan menggunakan hubungan langsung antar komputer melalui sistempertukaran data elektronik.

16.Media Penyimpan Data Elektronik adalah disket atau media penyimpan dataelektronik lainnya.

17.Secara manual adalah proses penyerahan data tanpa menggunakan saranakomputer.

18.Saat kedatangan Sarana Pengangkut adalah:a. untuk Sarana Pengangkut melalui laut pada saat Sarana Pengangkut

tersebut lego jangkar di perairan pelabuhan;b. untuk Sarana Pengangkut melalui udara pada saat Sarana Pengangkut

tersebut mendarat di landasan bandar udara;c. untuk Sarana Pengangkut melalui darat pada saat Sarana Pengangkut

tersebut tiba di Kawasan Pabean di daerah lintas batas.19. Saat keberangkatan Sarana Pengangkut adalah:

a. untuk Sarana Pengangkut melalui laut pada saat SaranaPengangkut tersebut angkat jangkar dari perairan pelabuhan dalamKawasan Pabean;

b. untuk Sarana Pengangkut melalui udara pada saat Sarana Pengangkuttersebut lepas landas dari landasan bandar udara dalam Kawasan Pabean;

c. untuk Sarana Pengangkut melalui darat pada saat Sarana Pengangkuttersebut meninggalkan Kawasan Pabean di daerah lintas batas.

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 11

Pasal 2(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari :

a. luar Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean yang mengangkut Barang impor, Barang ekspor

dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam DaerahPabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan SaranaPengangkut (RKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akandisinggahi, paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatanganSarana Pengangkut.

(2) Pengangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang sarana pengangkutnyamempunyai jadwal kedatangan secara teratur dalam suatu periode tertentu, cukupmenyerahkan Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat disetiap Kantor Pabean yang akan disinggahi paling lambat 24 (dua puluh empat)jam sebelum kedatangan yang pertama dalam jadwal tertentu.

(3) Pengangkut wajib memberitahukan setiap perubahan:a. RKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat pada saat

kedatangan Sarana Pengangkut;b. JKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling lambat pada saat

kedatangan pertama Sarana Pengangkut.(4) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) tidak berlaku bagi Sarana Pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabeanmelalui darat.

(5) Pemberitahuan RKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan JKSPsebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah diterima dan mendapat nomorpendaftaran di Kantor Pabean merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.0.

Pasal 3(1) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

dan ayat (2) dilakukan :a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE

Kepabeanan;b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang

menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan DataElektronik;

c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf adan b.

(2) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan RKSP/JKSP secaramanual adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan DirekturJenderal ini.

(3) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan RKSP/JKSP melaluiMedia Penyimpan Data Elektronik adalah sebagaimana ditetapkan dalamLampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan RKSP/JKSP melaluisistem PDE adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III PeraturanDirektur Jenderal ini.

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 200612

Pasal 4(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari :

a. luar Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean dengan mengangkut Barang impor, Barang ekspor

dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam DaerahPabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Inward Manifest dalambahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean.

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), dilaksanakan paling lama:a. pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang, untuk Sarana

Pengangkut yang melalui laut dan udara;b. pada saat kedatangan Sarana Pengangkut, untuk Sarana Pengangkut yang

melalui darat.(3) Dalam hal pembongkaran t idak dapat segera di lakukan, kewaj iban

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu:a. paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan Sarana

Pengangkut, untuk Sarana Pengangkut yang melalui laut;b. paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan Sarana Pengangkut, untuk

Sarana Pengangkut yang melalui udara.(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara rinci dalam

pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan sebagaiberikut:a. Barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean

setempat;b. Barang impor yang akan diangkut lanjut;c. Barang impor yang akan diangkut terus;d. Barang ekspor yang dibongkar kemudian diangkut lanjut;e. Barang ekspor yang akan diangkut terus;f. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke

Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean.(5) Pos-pos sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibuat atas dasar Bill of Lad-

ing/Seaway Bill atau Airway Bill dengan uraian barang yang dapat menunjukkanklasifikasi sekurang-kurangnya 4 (empat) digit pos Harmonized Systemsebagaimana contoh dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini.

(6) Dalam hal elemen data uraian barang dalam satu pos sebagaimana dimaksudpada ayat (5) lebih dari 5 (lima) jenis barang, Pengangkut mencantumkanuraian barang sekurang-kurangnya 5 (lima) jenis barang yang paling besarnilai atau volume barangnya.

(7) Selain Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama padasaat kedatangan Sarana Pengangkut, Pengangkut wajib menyerahkanpemberitahuan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronikatau manual kepada Pejabat di Kantor Pabean, berupa :a. Daftar penumpang dan/atau Awak Sarana Pengangkut;b. Daftar bekal kapal;c. Stowage plan;

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 13

d. Daftar senjata api; dane. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan

pengobatan.(8) Untuk Sarana Pengangkut yang tiba melalui udara, Pengangkut wajib

menyerahkan Daftar Penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) hurufa paling lambat 1 (satu) jam sebelum kedatangan Sarana Pengangkut.

(9) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean,apabila sarana pengangkutnya tidak mengangkut barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), wajib menyerahkan pemberitahuan nihil.

(10)Dalam hal Sarana Pengangkut dalam keadaan darurat, pengangkut dapatmelakukan pembongkaran barang terlebih dahulu, dan wajib:a. melaporkan keadaan darurat tersebut ke Kantor Pabean terdekat pada

kesempatan pertama; danb. menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (7) paling lama 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah pembongkaran.(11) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Sarana Pengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan:a. berlabuh/lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk

Sarana Pengangkut laut; ataub. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk Sarana Pengangkut udara.

(12)Inward Manifest sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang telah diterimadan mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean merupakan PemberitahuanPabean BC 1.1 dan berlaku sebagai persetujuan pembongkaran barang.

Pasal 5(1) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

dilakukan :a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE

Kepabeanan;b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang

menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan DataElektronik;

c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf adan b.

(2) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Inward Manifestsecara manual adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V PeraturanDirektur Jenderal ini.

(3) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Inward Manifestmelalui Media Penyimpan Data Elektronik adalah sebagaimana ditetapkandalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Inward Manifestmelalui sistem PDE adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIIPeraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 6(1) Sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung, pengangkut atau

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 200614

pihak-pihak lain yang bertanggungjawab atas barang dapat mengajukanperbaikan terhadap BC 1.1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (12)dalam hal:a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan

dan/atau petikemas;b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta

jumlah barang curah;c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau not i fy party pada

Manifes;d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan

syarat :1) pos BC 1.1 yang akan digabungkan berasal dari BC 1.1 yang sama;2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify

party, dan pelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing posyang akan digabungkan;

3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.(2) Perbaikan terhadap BC 1.1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan persetujuan Kepala Kantor Pabean.(3) Dalam hal diperlukan perincian lebih lanjut atas pos BC 1.1 dari Barang impor

yang dikirim secara konsolidasi, Pengangkut atau Pihak-pihak lain yangbertanggungjawab atas barang dapat mengajukan perbaikan terhadap BC 1.1tanpa persetujuan Kepala Kantor Pabean.

(4) Tanggung jawab berkenaan dengan pengajuan perbaikan terhadap BC 1.1sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dibebankan pada pihakyang mengajukan perbaikan.

Pasal 7Tata cara perbaikan terhadap BC 1.1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Peraturan DirekturJenderal ini.

Pasal 8(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan berangkat menuju:

a. ke luar Daerah Pabean; ataub. ke dalam Daerah Pabean dengan membawa Barang impor, Barang ekspor

dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam DaerahPabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Outward Manifest dalam bahasaIndonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean.

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), dilaksanakan paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak keberangkatanSarana Pengangkut.

(3) Outward Manifest sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara rincidalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokansebagai berikut :

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 2006 15

a. Barang ekspor yang dimuat di Kantor Pabean setempat;b. Barang ekspor yang diangkut terus;c. Barang impor diangkut lanjut;d. Barang impor yang diangkut terus; dan/ataue. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke

Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean.(4) Pos-pos dalam Outward Manifest sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dibuat atas dasar Bill of Lading/Seaway Bill atau Airway Bill dengan uraianbarang yang dapat menunjukkan klasifikasi sekurang-kurangnya 4 (empat)digit pos Harmonized System sebagaimana contoh dalam Lampiran IVPeraturan Direktur Jenderal ini.

(5) Dalam hal elemen data uraian barang dalam pos sebagaimana dimaksud padaayat (4) lebih dari 5 (lima) jenis barang, Pengangkut mencantumkan uraianbarang sekurang-kurangnya 5 (lima) jenis barang yang paling besar nilai atauvolume barangnya.

(6) Pengangkut, yang sarana pengangkutnya menuju ke luar Daerah Pabeandengan tidak mengangkut barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajibmenyerahkan pemberitahuan nihil.

(7) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlakubagi Sarana Pengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan:a. lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk Sarana

Pengangkut laut; ataub. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk Sarana Pengangkut udara.

(8) Outward Manifest sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang telah diterimadan mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean merupakan PemberitahuanPabean BC 1.1.

Pasal 9(1) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)

dilakukan :a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE

Kepabeanan;b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang

menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan DataElektronik;

c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf adan b.

(2) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Outward Manifestsecara manual adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX PeraturanDirektur Jenderal ini.

(3) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Outward Manifestmelalui Media Penyimpan Data Elektronik adalah sebagaimana ditetapkandalam Lampiran X Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4) Tata cara penyerahan dan penatausahaan pemberitahuan Outward Manifestmelalui sistem PDE adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XIPeraturan Direktur Jenderal ini.

Page 97: Warta Bea Cukai Edisi 382

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 382 SEPTEMBER 200616

Pasal 10(1) Penutupan pos BC 1.1 dapat dilakukan secara manual atau secara elektronik.(2) Penutupan pos BC 1.1 adalah dengan mencantumkan nomor dan tanggal

pemberitahuan pabean atau dokumen lain yang digunakan untuk penyelesaiankewajiban pabean.

Pasal 11(1) Ketentuan mengenai RKSP/JKSP dan Inward Manifest dalam Peraturan

Direktur Jenderal ini, untuk:a. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok I, II, dan III,

mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006;b. Kantor Pabean lainnya, mulai berlaku pada tanggal 1 September 2006.

(2) Ketentuan mengenai Outward Manifest dalam Peraturan Direktur Jenderal ini,mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2006.

Pasal 12(1) Hari dan jam kerja Kantor Pabean diberlakukan sesuai Keputusan Menteri

Keuangan tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Departemen Keuangan.(2) Kantor Pabean memberikan pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari

terhadap kegiatan penerimaan RKSP/JKSP, Inward Manifest, dan OutwardManifest.

(3) Kepala Kantor Pabean mengatur penempatan petugas yang melayani kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 13Pengajuan RKSP/JKSP, Inward Manifest, dan Outward Manifest melalui sistemPDE dilayani berdasarkan kesepakatan antara Pengangkut dengan Kepala KantorWilayah yang dituangkan dalam Nota Perjanjian Penggunaan Sistem PDE.

Pasal 14Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini maka Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-61/BC/2000 dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanDirektur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik In-donesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Juni 2006DIREKTUR JENDERAL,ttdANWAR SUPRIJADINIP 120050332