Warta Bea Cukai Edisi 402

97
PROFIL KUSHARI SUPRIANTO KEPALA KANTOR BUKAN SATU-SATUNYA PENDORONG KEBERHASILAN, TETAPI... INTINYA KOORDINASI DAN KOMUNIKASI WAWANCARA ANNY RATNAWATI MEI 2008 TAHUN XXXIX EDISI 402 PUSDIKLAT DAN DJBC Bersama Kembangkan Kompetensi SDM

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 402

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 402

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILKUSHARI SUPRIANTOKEPALA KANTOR BUKAN SATU-SATUNYAPENDORONG KEBERHASILAN, TETAPI...

INTINYA KOORDINASIDAN KOMUNIKASI

WAWANCARAANNY RATNAWATI

MEI 2008TAHUN XXXIX EDISI 402

PUSDIKLATDAN DJBCBersamaKembangkanKompetensiSDM

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 402

1WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. Hanafi UsmanDirektur Teknis KepabeananIr. Agung Kuswandono, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Kusdirman IskandarDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Penindakan & PenyidikanDrs. R.P. Jusuf IndartoDirektur AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy SetyoTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &Penerimaan KCDrs. Bambang PrasodjoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &Penegakan Hukum KCDrs. Erlangga Mantik, MATenaga Pengkaji Bidang PengembanganKapasitas & Kinerja Organisasi KCSusiwijono, SE

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Kamil Sjoeib, MA

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Sonny Subagyo, S.Sos

DEWAN PENGARAHIr. Harry Mulya, MSi, Drs. Patarai Pabottinggi,Dra. Cantyastuti Rahayu, Muhamad Purwantoro.Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.Hendi Budi Santosa,Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini,Supriyadi Widjaya,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAH` Hulman Simbolon (Medan), Abdul Rasyid

(Medan), Ian Hermawan (Pontianak), DonnyEriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono(Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHAMira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,Untung Sugiarto

IKLANKitty Hutabarat

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 478 65608, 478 60504,4890308 Psw. 154Fax. (021) [email protected]

REKENING GIRO a/n :MIRA PUSPITA DEWIBANK BNI 1946 CABANG CIPINANGRAWAMANGUN, JAKARTA TIMURNomor Rekening : 131339374

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

D A R I R E D A K S I

1WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Think Global, Act Localapat bulanan antara Redaksi dengan Dewan Pengarah untukmempresentasikan rencana penerbitan WBC edisi Mei, yangberlangsung pada akhir Maret lalu berjalan hingga dua jam,lebih lama dari yang biasanya hanya sekitar satu jam.Molornya waktu disebabkan terjadi diskusi menarik soal

pengembangan sumber daya manusia di bea cukai khususnya melaluipendidikan dan pelatihan (diklat), yang redaksi angkat menjadi topik padalaporan utama edisi bulan Mei ini. Diskusi yang panjang dan terbuka ter-sebut menyiratkan concern terhadap pendidikan bagi pegawai bea cukai.

Di edisi ini pula bisa dibaca mengenai pencapaian target penerimaanDJBC triwulan pertama tahun 2008, berikut dengan pencapaian masing-masing kantor wilayah. Hasilnya lumayan bagus, dan semoga hinggapenghujung tahun 2008 seluruh target baik bea masuk maupun cukai bisatercapai dan bukan tidak mungkin melebihi.

Sementara itu, salah satu tulisan yang masuk dalam rubrik kolom diedisi Mei ini membahas mengenai Hari Kebangkitan Nasional (HKN) yangjatuh pada tanggal 20 Mei. Secara visual, hari nasional lainnya sepertiHari Kartini 21 April biasanya diperingati dengan menggunakan busanadaerah (kebaya) bagi kaum perempuan. Hari Pahlawan 10 Nopemberditandai dengan mengheningkan cipta beberapa saat. Hari Kemerdekaan17 Agustus tidak perlu dipertanyakan lagi. Lalu apa yang biasanya warganegara Indonesia lakukan (katakanlah dalam satu hari) ketikamemperingati HKN setiap tanggal 20 Mei ?

Banyak yang berpendapat bahwa nasionalisme Indonesia menunjuk-kan sinyalemen yang mulai terkikis. Betulkah demikian? Berhubung HKNjatuh dibulan Mei, jawaban dari pertanyaan tersebut mungkin bisameminjam bahasa parodi dunia iklan, maybe yes.. maybe no..

Bagaimanapun juga, betul bahwa nasionalisme kini memiliki tantanganyang lebih kompleks. Dari sisi internal misalnya. Indonesia sepertinyatelah menjadi bangsa yang tidak bermartabat. Ketidakmampuanpemerintah hingga masyarakat untuk mengendalikan diri membuatIndonesia ‘berprestasi’ dalam banyak hal. Seorang penulis di mediamassa belum lama ini secara satiris mengungkapkan Indonesia terkenaldi dunia sebagai juara 1 korupsi, juara 2 pornografi, dan juara 3 ekstasi.Bila demikian, masih adakah yang bisa dibanggakan dari Indonesia ?

Menulis masalah nasionalisme dengan tinjauan berbagai bidangkehidupan, ekonomi, hukum, politik, sosial, budaya, seni, olahraga,pendidikan dan lain sebagainya, tidak akan pernah cukup halaman yangada, dan tidak akan pernah habis dibicarakan. Mari kita coba bawapersoalan nasionalisme lebih membumi, kepada lingkungan tempatbekerja, mengabdi dan melayani, yaitu di Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC).

DJBC adalah bagian dari wajah Indonesia. Apa yang bisadibanggakan oleh masyarakat Indonesia dari instansi bea cukai? Dansemangat apa yang bisa dibawa pegawai bea cukai dalam pekerjaansehari-hari ?

Lucky R. Tangkulung

R

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 402

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Laporan Utama5-16

Daerah ke Daerah25-31

Pusdiklat38-39

Pengawasan32-37DJBC kembali berhasilmenegah barang-barangilegal. Rubrikpengawasan kali ini akanmenurunkan keberhasilanDJBC dalam menegahmasuknya barang ilegal,diantaranya dari KPUJakarta, KPPBCSoekarno-Hatta, KPPBCTanjung Mas

Untuk kesekian kalinyaPusdiklat Bea Cukaimenyelenggarakan DTSS,namun DTSS kali ini adalahyang cukup istimewakarena secara bersamaandiselenggarakan diklat jurusita yang telah lima tahunabsen dan diklat teknikpemeriksaan denganmateri yang lebih fokuspada jenis barang.

Mengelola SDM di DJBCbukan hanya menjadiperhatian DJBC, BPPKmelalui Pusdiklat turutjuga berperan.Selengkapnya mengenaiperan Pusdiklat dalamproses pengelolaan SDMDJBC, dapat disimakpada rubrik LaporanUtama Kali ini.

Rubrik Dearah Ke Daerah kaliini, akan menurunkan berita-berita dari daerah,diantaranya Kanwil DJBCBanten yangmenyelengarakan Rakerwiluntuk yang pertama kalinya,KPPBC Sunda Kelapa, danKanwil Jawa Timur I yangmenggelar Hasil tegahannya

1 DARI REDAKSI3 KEEP ON EYE

Juara III Lomba Foto DalamRangka Hari PabeanInternasional

20 INFO PERATURAN21 INFO PEGAWAI

Pegawai Pensiun per 1 Mei2008

22 CUKAIPembukuan dan Audit,Instrumen Pengawasan DiBidang Cukai

24 KONSULTASIKEPABEANAN DANCUKAITentang Premi

38 PUSDIKLATDiklat Juru Sita dan TeknisPemeriksaan

40 SEPUTAR BEACUKAI44 SIAPA MENGAPA

- Diana Angrainy- Cholis Satiri- Augustina Christina Patty

46 SELAKAuditor`s Gathering, KPU BCTanjung Priok

49 KEPABEANANINTERNASIONALSeratus Persen Scanning AtasEkspor Barang Ke AmerikaSerikat

52 PPKCTarget Penerimaan Triwulan ITahun 2008 Tercapai

54 ENGLISH SECTIONC-TPAT

58 MITRA- Peraturan Baru Kaji Kengan

Pertrimbangan Matang- Call Center DHL Express

60 PERISTIWAInkado Gelar Kejurnas DiMakassar

61 KOLOM- Hari Kebangkitan Nasional

dan MembanganNasionalisme Kontemporer

- Ya, Sudah...!!64 OPINI

- Menggali PotensiPenerimaan MelaluiPengawasan TerhadapPembayaran Royalty

- DJBC Sebagai LearningOrganization

71 RUANG KESEHATANPencabutan Gigi GerahamBungsu

72 RENUNGAN ROHANIDi Dalam Dia AdaKemenangan

74 RUANG INTERAKSIHidup Nyaman

80 APA KATA MEREKA- Wulan Guritno- El Manik

D A F T A R NOMOR INI

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 402

3WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat surat, fax ataue-mail. Surat hendaknya dilengkapi dengan identitas diri yang benar danmasih berlaku.

Bersyukur dengan yangtelah diraihnya saat ini,yang sebelumnya tidakpernah ia bayangkan, iawujudkan denganmemberikan yang terbaikbagi DJBC tempatnyamengabdikan diri.Bagaimana kisahperjalanan hidup tokohprofil kita kali ini, simakpada rubrik Profil.

76-79Profil

Wawancara17-20

HASIL PENDIDIKAN DANPELATIHAN PCA

Sehubungan dengan surat Direktur Audit Nomor S-044/BC.6/2008

tanggal 8 Januari 2008 tentang Hasil Pendidikan dan Pelatihan Post

Clearence Audit (PCA) TA 2007 disampaikan hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan surat Direktur Audit tersebut di atas, diharapkan

pegawai yang dinyatakan LULUS yang berasal dari daerah

kewenangan Kantor Wilayah atau KPU untuk dapat ditempatkan di

Bidang Audit dan segera diikutkan dalam program Pemantapan

Audit Kepabeanan pada Bidang Audit pada Kantor Wilayah atau

KPU;

2. Sesuai Peraturan Direktur Jenderal BC Nomor P-37/BC/2007,

bahwa untuk mendapatkan sertifikat auditor dari Direktur Audit

harus mengikuti Program Pemantapan setelah itu diusulkan;

3. Hingga saat ini beberapa peserta diklat PCA tersebut belum pernah

dipanggil untuk mengikuti Program Pemantapan Audit Kepabeanan

dan Bidang Audit pada Kantor Wilayah atau KPU;

4. Menurut saya hal ini sangat disayangkan karena para lulusan

tersebut tidak diberdayakan, selain tidak sebanding dengan

pengorbanan biaya dan waktu juga tidak sejalan dengan keinginan

Direktur Jenderal Bea Cukai maupun Direktur Audit, dimana DJBC

saat ini sedang kekurangan tenaga Auditor;

5. Menurut hemat saya, sebaiknya Direktur Audit saja yang melakukan

pemanggilan para lulusan untuk mengikuti Progran Pemantapan di

Bidang Audit pada Kantor Wilayah atau KPU.

Demikian saya sampaikan, maaf jika kurang berkenan.

KM di S

Merubah mindset danmerubah cara pandangterhadap BPPKmerupakan tantanganyang harus dihadapiBPPK, selengkapnyamengenai langkahyang dilakukan untukmenghadapi tantangantersebut, ada pararubrik Wawancara.

I S I

3WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 402

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Keep on EyeJuara II Lomba FotoDalam Rangka Hari Pabean Internasional 2008Nama : M. Arief Setijo NoegrohoNip : 060089909Unit Kerja : Direktorat Kepabeanan Internasional

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 402

5WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

ndang-Undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang kemudian diubah menjadiUndang-Undang Nomor 43 tahun 1999, digunakansebagai aturan tertinggi dalam menyusun administra-si kepegawaian, disamping peraturan turunannya

seperti Peraturan Pemerintah maupun Keputusan dan SuratEdaran Kepala Badan Kepegawaian Negara, juga digunakandalam sistem administrasi kepegawaian.

Departemen Keuangan (Depkeu) sebagai salah satu instan-si pemerintah yang membawahi unit eselon I salah satunya

adalah DJBC tidak menge-luarkan ketentuan tersendi-ri sepanjang berkaitandengan administrasi kepe-gawaian, namun yang men-jadi perhatian adalah hal-hal yang sifatnya kebijakanumum dalam bidangpengembangan pegawaiDepkeu.

Dalam hal ini DJBC, le-bih banyak melakukankoordinasi dengan Depkeusebagai induk organisasi,sehingga hal-hal yangsifatnya lintas departementerutama yang berhubung-an dengan administrasikepegawaian cukup berko-ordinasi dengan Depkeu.

Untuk melaksanakanurusan kepegawaian padaDJBC yang dijabarkan

dalam pelaksanaan beberapa fungsi yang diantaranya adalahfungsi pengembangan pegawai, DJBC menyerahkan hal terse-but kepada Bagian Kepegawaian DJBC yang berada di bawahSekretariat DJBC. Fungsi pengembangan pegawai menurutKepala Bagian Kepegawaian Azhar Rasyidi meliputi penyiap-an bahan rencana kebutuhan dan penyaringan pegawai dalamrangka pendidikan dan pelatihan, ujian jabatan, sertapendataan hasil pendidikan dan pelatihan. Sedangkan fungsipembinaan pegawai meliputi pelaksanaan urusan pemberianpenghargaan, penindakan dan penjatuhan hukuman disiplin.

Dalam rangka pengelolaan SDM, DJBC lanjutnya,berpedoman pada program dan kegiatan yang telah digariskanoleh Depkeu yang dijabarkan dalam Keputusan Menkeu nomor24/KMK.01/2008 tentang Reformasi Birokrasi Depkeu tahunanggaran 2008. Terkait dengan reformasi birokrasi tersebut,maka masing-masing unit eselon I termasuk didalamnya DJBC,

memiliki kewajiban untuk menyelaraskannya dan melaksana-kan program-program yang berkaitan degan SDM sesuai de-ngan rencana yang telah disiapkan.

Masih menurut Azhar, untuk mengelola masalah kepegawai-an, pihaknya menggunakan beberapa tools yang menurutnyacukup bervariatif. Untuk pengembangan SDM misalnya, BagianKepegawaian telah menggunakan assessment dan profilinguntuk kepentingan pelaksanaan diklat, penempatan pegawai,mutasi dan promosi, penilaian kinerja, serta untuk profilingpegawai itu sendiri. Metode assessment juga dilakukan bagipara pegawai yang akan mengikuti diklat-diklat khusus sepertidiklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan diklat intelijenyang melibatkan pihak ketiga.

Sedangkan untuk melaksanakan fungsi pembinaan pegawaipihaknya lanjut Azhar, menggunakan aturan yang telah baku di-bidang penindakan dan penjatuhan hukuman disiplin pegawai.

Mengenai pengelolaan SDM oleh DJBC menurutSekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai KamilSjoeib, dapat dikelompokan dalam beberapa tahapanyang dimulai pada tahap pengadaan PNS, pengangkatan,penggajian, pendidikan dan latihan, penempatanpegawai, hingga pada masalah pemberhentian PNS.

Sedangkan untuk pe-nempatan pegawai, meng-gunakan uji kompetensibaik soft, maupun hardcompetency. Uji kompe-tensi ini adalah salah satutools yang telah ada.“Namun apabila tools yangkita gunakan belum cukup,maka kami akan mencariinformasi lain seperti dariatasan yang pernah mem-bawahi langsung seorangpegawai, nah informasitersebut kami bandingkandengan database kepega-waian yang ada untukmendapatkan informasilain seperti riwayat jabatan,hukuman disiplin yang per-nah dijatuhkan dan seba-gainya,”urai Kamil.

Mengenai databasekepegawaian, Azhar mengatakan, DJBC telah mulai memba-ngun database kepegawaian yang mengacu pada pada struk-tur database Depkeu. Penyempurnaan terhadap databasekepegawaian DJBC juga terus dilakukan, untuk tahun 2008 iniBagian Kepegawaian melibatkan Direktorat InformasiKepabeanan dan Cukai (IKC) untuk penyempurnaan hal terse-but seperti melakukan validasi,penyempurnaan fitur-fitur dalamdatabase, serta melengkapi content database.

“Database kepegawaian yang terus mengalami penyem-purnaan tersebut diharapkan dapat mendukung pengem-bangan SDM DJBC, dan tahun 2008 ini penyempurnaandatabase dapat selesai,”ujar Azhar. Selain itu ia juga menam-bahkan, dalam perjalanannya nanti unit kerja vertikal dalambatas-batas tertentu juga diberikan otorisasi untuk meng-update database pegawai dilingkungan kerjanya, dan akanon-line secara real time dalam server Kantor Pusat DJBC.

Harus SejalanKUALITAS DAN KUANTITAS SDM

Bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) tugas untuk memberikan

fasilitasi perdagangan, memberikanperlindungan kepada masyarakat dan

juga melakukan pungutan bagipenerimaan negara, tentunya harusdidukung oleh Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitasdengan jumlah yang cukup memadai.

AZHAR RASYIDI. Database kepegawaianterus mengalami penyempurnaan dandiharapkan dapat mendukung pengem-bangan SDM DJBC

KAMIL SJOEIB. Secara kuantitatifpegawai DJBC jumlahnya sudahmencukupi, tapi secara kualitatifmemang kompetensinya belum standar

UFOTO-FOTO : WBC/ATS

5WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 402

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

TIDAK BISA DITENTUKAN SECARA HITAM PUTIH.Jumlah ideal pegawai yang dimiliki oleh DJBC,menurut Ka-

mil tidak bisa ditentukan secara hitam putih, namun ditentukanberdasarkan dinamika organisasi yang selalu berkembang.Menurutnya, jumlah pegawai DJBC yang mencapai kurang le-bih 11.000 orang apabila secara kualitatif memiliki standar kom-petensi yang seragam, jumlah tersebut dinilainya sudah ideal.Namun karena kompetensi yang dimiliki oleh pegawai itu bera-gam dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka ke-san yang timbul adalah terjadi kekurangan pegawai.

Kamil menggambarkan, hingga tahun 2012 jumlah pegawaiyang pensiun mencapai kurang lebih 2300 orang, dan jika tidakdiikuti dengan penambahan pegawai dengan jumlah yang sa-ma, maka pada tahun tersebut DJBC hanya memiliki pegawaisejumlah kurang lebih 8700 orang. Kondisi ini diakuinya cukupmemberatkan bagi organisasi sebesar DJBC, terutama jikadikaitkan dengan beratnya tugas yang harus diemban DJBC.

Mengenai pengadaan PNS, DJBC menurut Azhar Rasyidi,tidak melaksanakan penerimaan secara langsung karena pe-nerimaan PNS saat ini dilakukan secara terpusat olehDepkeu,sementara DJBC hanya menyampaikan informasi me-ngenai formasi SDM yang dibutuhkan seperti jumlah dan kuali-fikasi SDM yang dibutuhkan. Untuk kegiatan lainnya sepertipengangkatan, penggajian dan pemberhentian, DJBC tinggalmelaksanakan aturan baku yang telah ada.

Mengenai penerimaan pegawai menurut Kamil hal itu dise-suaikan dengan kebutuhan organisasi, sehingga DJBC tidakpernah membedakan pegawai laik-laki dan perempuan.Namun karena karakterisitik tugas DJBC yang lebih spesifikdan membutuhkan mobilitas yang tinggi,maka tugas-tugas itumemang lebih cocok jika dilaksanakan oleh pegawai laki-laki.

Begitu pula dengan penenerimaan pegawai dengan latarbelakang pendidikan formal. Dicontohkannya, untukmenjalankan sistem teknologi informasi,Depkeu dalam hal iniDJBC juga menerima pegawai yang mempunyai pendidikanformal teknologi informasi, namun terkadang hal tersebut tidakcukup, sehingga DJBC mengikutsertakan pegawainya yang ti-dak memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi un-tuk mengikuti training dibidang tersebut. “Saat ini kita (DJBC.red)memiliki programmer handal yang berasal dari prodip,”ujar Kamil.

Untuk mengetahui jumlah pegawai yang dibutuhkan padasuatu kantor Bea dan Cukai, menurut Kamil dapat dilakukandengan cara melakukan analisis beban kerja. Melalui cara kerja

tersebut maka akan diketahui berapa jumlah kebutuhan pegawaisecara riil di suatu unit kerja.Ia lebih lanjut mengatakan,pihaknyapernah meminta kepada para kepala unit kerja untuk membuatdan menyampaikan analisis beban kerja di unit kerja masing-masing. Namun yang terjadi adalah permintaan penambahanpegawai tanpa dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan riil.

“Secara kuantitatif pegawai DJBC jumlahnya sudah mencu-kupi, tapi secara kualitatif memang kompetensinya belum standar,sehingga ini sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitaskerja,”papar Kamil kembali.

Hal serupa juga disampaikan oleh Azhar, yang menurutnyakebutuhan akan SDM pada suatu unit kerja disesuaikan denganstruktur organisasi yang modern yang menuntut SDM sebagaipelaksana tugas untuk memiliki standar kompetensi yangdibutuhkan. Untuk itu lanjutnya, guna meningkatkan kualitas SDMDJBC, Bagian Kepegawaian telah menyusun basic training needsyang akan diselenggarakan pada tahun 2008.

Masalah pengembangan dan peningkatan kualitas pegawaiDJBC, tidak semata-mata merupakan tanggung jawab KantorPusat DJBC, kantor vertikal juga mempunyai tanggung jawabuntuk meningkatkan pegawainya. Hal ini dapat dilihat dengandilakukannya secara rutin pelaksanaan Program Pembinaan danKeterampilan Pegawai (P2KP). Para atasan langsung pegawaijuga mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan kemam-puan pegawai, misalnya melalui diskusi terbatas mengenaicurrent issue seputar kepabeanan dan cukai

TANTANGAN PENGELOLAAN SDM DJBCPengelolaan SDM tentunya menjadi suatu tantangan tersen-

diri. Tantangan terbesar dalam pengelolaan SDM di DJBC menu-rut Kamil adalah masih adanya gap antara standar kompetensidengan kompetensi riil yang dimiliki oleh pegawai DJBC. Hal inimenurutnya menjadi salah satu penyebab masih kurangnyakualitas dan produktifitas pegawai. Dari segi kuantitas lanjutnya,jumlah pegawai DJBC sudah mencukupi, namun dari segi kuali-tas ia melihat masih mengalami kekurangan dan perlumengalami peningkatan. “Kalau secara kuantitatif pegawai telahmencapai standar kompetensi, sebenarnya tidak ada lagi alasanuntuk meminta penambahan pegawai,”ujar Kamil.

Salah satu cara untuk menyiasatinya, DJBC melakukan pene-rimaan pegawai secara selektif,misalnya melalui penerimaan pe-gawai dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) program dip-loma (Prodip), yang sejak dari awal seleksinya memang sudah ke-tat, sehingga bisa dikatakan bahwa secara kualitatif lulusan STAN/prodip diharapkan dapat menutup gap produktifitas pegawai.

Mengenai lulusan STAN/Prodip Kamil mengibaratkannya se-

TALENT SCOUTING. Kunjungan Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi keKPPBC Tanjung Perak beberapa lalu untuk mengamati kinerja, bisadigunakan sebagai cara untuk melakukan talent Scouting, yang tidak hanyadilakukan diatas meja, namun dapat pula dilakukan melalui pengamatanlangsung terhadap SDM di lapangan.

TEKNOLOGI INFORMASI. Kemampuan pegawai terutama dalam bidang TIterus dilakukan peningkatan

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 402

7WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

bagai bibit unggul, karena untuk bisa masuk STAN/Prodip seo-rang siswa harus melalui saringan yang cukup ketat. Tidak hanyaujiannya saja yang cukup ketat, dalam proses belajar mengajar-nya pun STAN/Prodip juga cukup ketat sehingga memang telahdipersiapkan untuk memasuki dunia kerja di DJBC.

Namun ia kembali menambahkan, untuk itu STAN/Prodip,harus mengamati perkembangan dinamika yang ada agarlulusannya dapat terjun ke dunia kerja. Salah satu caranya lanjutKamil adalah selalu memperbaharui kurikulum yang ada dansesuai dengan perkembangan jaman.

Selain itu juga yang terpenting menurut Kamil, adalah bagai-mana DJBC membuat lulusan STAN/Prodip menjadi pegawai yanglebih handal dan profesional di bidang tugasnya masing-masingserta memiliki mental dan attitude yang baik.”Saya rasa ini tugaskita semua , bukan hanya tugas Sekretariat DJBC,”papar Kamil.

DJBC menurut Azhar, memposisikan para lulusan STAN/pro-dip sebagai tenaga yang sudah memiliki pengetahuan yang luasmengenai kepabeanan dan cukai, sehingga dengan pengayaandan penyesuaian kurikulum di STAN, keikutsertaan mereka dalamdiklat-diklat yang sifatnya umum sudah tidak diperlukan lagi,namun mereka hanya akan diikutsertakan pada diklat-diklat yangsifatnya spesialistis seperti PPNS, intelejen dan lain sebagainya.

SOFT DAN HARD COMPETENCYKompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai pada suatu

lini pekerjaan tentunya akan berhubungan dengan jenjang kariryang akan diperolehnya. Menurut Kamil Sjoeib, karir seorangpegawai lebih ditentukan pada soft dan hard competency yangdimilikinya. Selain itu juga beberapa parameter dan tools yangcukup bervariatif juga digunakan untuk menentukan jenjang karirpegawai. Banyaknya parameter yang digunakan merupakansarana yang digunakan sebagai bahan pertimbangan karena jikahanya menggunakan satu parameter saja maka hal tersebut tidakmencukupi.

Dengan adanya program reformasi birokrasi yang saat inisedang dijalankan, merupakan suatu hal yang patut direspondengan baik, karena hal tersebut juga berhubungan denganpengembangan karir pegawai, dimana didalamnya menyangkutpenetapan standar kompetensi jabatan, assessment center,penggunaan balance score card dan key performance indicatorsebagai tools untuk menilai kinerja.

Begitu pula pada saat penentuan mutasi, promosi, maupunrotasi pegawai dilingkungan DJBC,yang dijalankan sesuai keten-tuan umum mengenai pengangkatan pegawai dalam jabatanstruktural, dan ketentuan mengenai pengangkatan pegawai yangsecara normal dilakukan dalam kurun waktu dua hingga lima ta-hun. Hal tersebut ujar Kamil, tidak dapat dijalankan secara kaku,sesuai dengan periodesasi pemindahan, karena untuk mengisiformasi jabatan harus dikaitkan jugadengan kompetensi yang dimilikioleh pegawai yang akan ditempat-kan pada jabatan tertentu.

Untuk jabatan eselon II dan III,maka Departemen Keuangan me-miliki Badan Pertimbangan Jabatandan Kepangkatan (Baperjakat) gu-na melakukan penilaian. Sedang-kan pada tataran eselon IV, DJBCbelum mempunyai mekanisme Ba-perjakat. Namun mekanisme yangdigunakan adalah dengan mengum-pulkan informasi sebanyak-banyak-nya mengenai pegawai yang akandipromosikan atau dimutasikan. In-formasi tersebut bisa diperoleh daridatabase kepegawaian atau daripejabat yang pernah membawahipegawai tersebut.

“Dari informasi itu, Bagian Kepe-gawaian dituntut untuk memformu-

lasikan dimana pegawai tersebut sebaiknya dimutasikan ataudipromosikan,”papar Kamil.

PERLU PENYEMPURNAANMengenai pola pengelolaan SDM yang berlangsung saat ini

di DJBC menurut Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, masihperlu dilakukan penyempurnaan. Penyempurnaan merupakansuatu hal yang wajar karena tuntutan dari masyarakat terutamayang berhubungan dengan kepegawaian semakin dinamis.Anwar mencontohkan sistem informasi kepegawaian yang adasaat ini dan sudah cukup baik, supaya lebih disempurnakanlagi agar sistem informasi kepegawaian dapat dijadikan seba-gai salah satu pertimbangan untuk menentukan karir pegawai.

“Dari sana (sistem infromasi kepegawaian,red) saya bisamelihat siapa-siapa saja yang berkompetensi baik dengan peri-laku yang baik pula, agar bisa untuk menduduki suatu jabatan(untuk dijadikan stock untuk menduduki suatu jabatan terten-tu),dan nantinya juga akan di tes, seleksi dan diamati perilaku-nya dilapangan, dan disini talent scouting diperlukan” ujarAnwar menguraikan pentingnya data kepegawaian yang baikuntuk menentukan posisi pegawai pada suatu jabatan tertentu.

Talent scouting lanjutnya tidak hanya dapat dilakukan“diatas meja” namun juga dapat dilakukan dengan cara terjunke lapangan, hal ini menurutnya bisa mendapatkan gambaranriil mengenai SDM yang ada yang berbasis pada manajemeninformasi kepegawaian

Anwar menekankan pada pentingnya talent scouting mela-lui pengamatan langsung terhadap kinerja SDM dilapangan, di-mana berbagai data yang diperoleh dilapangan terhadap SDMbisa dijadikan sebagai referensi bagi pihaknya untuk mengeta-hui kinerja seorang pegawai untuk penempatan selanjutnyayang sesuai dengan kompetensinya, sehingga akan dapat di-peroleh orang yang tepat sesuai dengan kompetensinya padasuatu level jabatan tertentu.”Atau bahkan sebaliknya, kita jugatahu kalau ada pegawai yang tidak berkompeten danberintegritas rendah, maka akan dilakukan tindakan lebih lanjut,tentunya dilakukan secara objektif dan tidak subjektif,” terangAnwar.

Anwar juga menegaskan bahwa kompetensi SDM sajatidak cukup untuk mencapai tujuan suatu organisasi sepertiDJBC. Kompetensi harus juga dibarengi dengan perilaku yangpositif dan berintegritas tinggi. Untuk itu lanjutnya, pendidikandan pelatihan yang sifatnya kontinyu agar kompetensi tersebuttetap terjaga, harus disertai dengan perilaku yang baik. “Disinipimpinan harus bisa menjaga kompetensi SDM yangdimilikinya agar dapat berdaya guna disertai dengan perilakuyang baik agar tujuan organisasi DJBC tercapai dan image kitamenjadi lebih baik lagi di masyarakat,”papar Anwar.

PENERIMAAN PEGAWAI. DJBC menyerahkan seluruh proses rekrutmen kepada Depkeu sebagi induk organisasi

FOTO-FOTO : WBC/ATS

zap

7WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 402

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

ntuk itu Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdik-lat) Bea dan Cukai memiliki peran yang cukupbesar untuk meningkatkan kualitas SDM di DJBCmelalui serangkaian pendidikandan pelatihan yang diselenggara-

kan. Menurut Kepala Pusdiklat (Kapusdik-lat) Bea dan Cukai Endang Tata, lembagayang dipimpinnya memiliki tugas pokok un-tuk membina dan menyelenggarakanpendidikan dan pelatihan keuangan negaradi bidang kepabeanan dan cukai berdasar-kan kebijaksanaan teknis yang ditetapkanoleh Kepala Badan Pendidikan dan Pela-tihan Keuangan (Ka. BPPK).

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu-nya antara Pusdiklat Bea dan Cukaidengan DJBC harus mempunyai visi danmisi yang sama dalam pengembanganSDM. Mengenai hal tersebut, Endang Tatamengatakan, pihaknya bersama denganDJBC telah melakukan pengkajianterhadap pola diklat pegawai DJBC sejakawal tahun 2007 yang ditetapkan dalamsuatu Keputusan bersama SekretarisDJBC dengan Kapusdiklat Bea dan Cukaimelalui surat Keputusan Bersama dengannomor 03/BC.1/2007 dan 036/PP.5/2007pada 31 Januari 2007.

Dengan adanya surat keputusan bersa-ma tersebut, lanjut Endang Tata, untuk mempersiapkan su-atu diklat bagi pegawai DJBC, maka Pusdiklat Bea danCukai mengundang pihak Sekretariat DJBC dan atau direk-torat terkait untuk membahas berbagai hal yang berhubung-an dengan pelaksanaan diklat seperti membahas currentissue, relevansi kurikulum beserta dengan modul atau ba-han ajar,penyediaan tenaga pengajar,serta penentuan kri-teria calon peserta diklat.

Hal serupa juga disampaikan Sekretaris DJBC KamilSjoeib. Menurutnya segala sesuatu yang berhubungan

dengan pelaksanaan diklat, pihaknya selalu membicarakan-nya dengan pihak Pusdiklat, karena DJBC maupun PusdiklatBea dan Cukai mempunyai perhatian yang sama untuk mela-kukan pembenahan SDM di DJBC,”Kalau masih ada keku-rangan disana-sini, secara prinsipil hal itu tidak mengurangikeberhasilan pemanfaatan lulusan diklat Bea dan Cukai, ”te-rang Kamil.

Ia kembali menambahkan, dalam penyelenggaraan diklat,Pusdiklat Bea dan Cukai melaksanakan diklat yang disesuai-kan dengan training needs DJBC. Untuk itu, sekretariat me-minta pendapat dari unit kerja lain mengenai training needstersebut dan juga mengenai kebutuhan diklat dimasa yangakan datang. Pusdiklat Bea dan Cukai maupun DJBC dalamhal ini sekretariat, papar Kamil, menyadari kewajiban yangdimiliki masing-masing,”Pusdiklat sebagai penyelenggaradiklat mempunyai kewajiban untuk memberikan bekal penge-tahuan dan keterampilan kepada pegawai DJBC, sedangkansebagai user, DJBC wajib memberikan masukan, khususnyayang berkaitan dengan penyusunan Tujuan InstruksionalUmum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), Garis BesarProgram Pengajaran(GBPP), penetapan kurikulum,Penetapan Tenaga Pengajar, hingga isi dari modul yang akandigunakan peserta diklat,”papar Kamil menjelaskan mengenai

kewajiban para pihak yang merupakan har-monisasi hubungan dua lembaga tadi. Pan-dangan serupa juga disampaikan EndangTata, menurutnya untuk melakukan sinkroni-sasi program diklat untuk tahun yang akandatang, pihaknya meminta masukan dariDJBC melalui sekretariat. Tidak hanya itu,masukkan juga dimintakan kepada KantorWilayah maupun juga Kantor Pelayanan danPengawasan Bea dan Cukai,”Masukantersebut kemudian kita rapatkan bersamadengan pihak Sekretaris maupun jugadengan direktorat terkait,”ujar Endang Tata.

Untuk tahun 2008 ini, pada saat akan me-nyusun program diklat, Pusdiklat Bea Cukaimeminta masukan dari kantor-kantor BeaCukai, diantaranya adalah Kantor PelayananUtama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A TanjungPriok. KPU Bea Cukai Tanjung Priok lanjutEndang Tata, memberi masukan mengenaiperlunya diadakan diklat untuk Client Coor-dinator (CC) dan Kepatuhan Internal (KI).

“Untuk mempersiapkan diklat yang ren-cananya akan diselenggarakan padapertengahan bulan Mei 2008 ini, Pusdiklatmengundang Sekretaris DJBC, Tim Perce-

patan Reformasi Birokrasi DJBC dan Mantan Kepala KPUBea dan Cukai Tanjung Priok untuk membahas penyusunankurikulum dan materi yang diperlukan sesuai dengan kompe-tensi pegawai CC dan KI serta penunjukkan tenaga penga-jar,” urai Endang Tata.

Bisa dikatakan diklat untuk CC dan KI terbilang lain, kare-na diklat dilakukan setelah adanya penempatan pegawaipada kedua bidang tadi, sementara dalam perjalanannya bi-dang CC dan KI merupakan bidang baru di DJBC khususnyadi KPU. Menurut Kamil, sejak awal terbentuknya KPU, terma-

Perlu ParameterUNTUK PUSDIKLAT

BEA DAN CUKAI YANG MODERNPengembangan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimiliki olehDirektorat Jenderal Bea dan Cukai

(DJBC) tentunya tidak dapat dilakukanoleh DJBC sendiri. Kepiawaian SDM

dalam menjalankan tugas tanpadibarengi dengan pengetahuan yang

memadai, tentunya akan menghasilkankualitas pekerjaan yang tidak sesuaidengan yang diharapkan. Begitu pula

sebaliknya, jika pengetahuan yangdimiliki oleh SDM memadai namun etos

kerja yang dimiliki SDM tidak sesuaidengan apa yang diharapkan, sudah

pasti tidak akan menghasilkan kualitaskerja yang sesuai standar.

U

ENDANG TATA. Jika yang menjadiindikator bagi kemajuan suatu Pusdiklatadalah penyelenggaraan diklat, makapenyelenggara diklat harus sudahmemiliki sertifikasi atau akreditasi

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 402

9WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

suk didalamnya keberadaan CC dan KI,SDM yang berada di-dalamnya telah mendapat pembekalan mengenai bidang-bidang tersebut. Hanya saja, pimpinan DJBC merasa perluuntuk menyelenggarakan kedua diklat tersebut secara formaldi Pusdiklat Bea dan Cukai, karena core business PusdiklatBea dan Cukai memang dalam bidang training.

Kamil lebih lanjut mencontohkan, dalam penyelenggaraandiklat CC, pegawai DJBC akan mendapatkan materi kete-

rampilan berkomunikasi untuk meningkatkan pelayanan,keterampilan bernegosiasi,pengenalan sistem aplikasiKPU, sistem dan prosedur kepabeanan pada KPU danpembangunan karakter.

Sedangkan materi yang akan disampaikan pada diklatKI, pegawai DJBC akan mendapatkan materi mengenaitata laksana organisasi, budaya organisasi KPU, standardsistem evaluasi kinerja KPU dan sistem pengawasaninternal.

TANTANGAN UNTUK MENJADI PUSDIKLAT YANG MODERNMenurut Endang Tata perkembangan organisasi DJBC

yang semakin pesat saat ini menyebabkan semakin tinggipula tuntutan kepada Pusdiklat Bea dan Cukai untuk bisameningkatkan kemampuannya dalam berbagai bidangterutama dalam menghasilkan lulusannya yang berkualitas.

Untuk menjadi suatu Pusdiklat Bea dan Cukai yangideal lanjutnya, tentunya ada suatu parameter yangdigunakan untuk menentukan bahwa Pusdiklat Bea danCukai itu modern. Endang Tata mencontohkan, jika yangmenjadi indikator bagi kemajuan suatu Pusdiklat itu darisegi penyelenggaraan diklat, maka penyelenggara diklatharus sudah memiliki sertifikasi atau akreditasi. Sedangkanbagi lulusannya mempunyai kemampuan sesuai denganstandar yang telah ditetapkan atau bahkan sesuai denganstandar internasional.

“Sedangkan dari segi para widyaiswara atau pengajarmisalnya, harus bisa dan lancar berbahasa Inggris atausetidaknya ada beberapa dari widyaiswara yang bergelarakademis S2 dan beberapa S3, kemudian dari segipembelajaran, harus mengutamakan teknologi informasidan lain sebagainya,”urai Endang Tata mengenai contohbeberapa hal yang bisa dijadikan sebagai standar bagiPusdiklat.

Hingga saat ini standar yang ditentukan dan dijadikanrujukan untuk menunjukkan suatu Pusdiklat itu modernmasih belum ada, sehingga belum bisa dikatakan Pusdiklat

DJBC, maupun Pusdiklat Bea dan Cukai mempunyai perhatian yang samauntuk melakukan pembenahan SDM di DJBC

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI. Terus melakukan perbaikan di berbagai bidang guna mendukung program diklat.

9WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

FOTO-FOTO : WBC/ATS

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 402

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

Bea dan Cukai modern karena rujukannya tersebut belumada, namun ia optimis Pusdiklat Bea dan Cukai dapat men-jadi suatu Pusdiklat Bea dan Cukai yang modern.

“Adanya reformasi birokrasi di Departemen Keuangan,dimana salah satu butirnya adalah peningkatan SDMmelalui diklat, sehingga harapan untuk menjadikan suatuPusdiklat Bea dan Cukai yang modern dapat segera terwu-jud,”ujar Tata.

Ia tidak menampik bahwa dalam pengelolaan Pusdiklatmasih terdapat keterbatasan di berbagai sisi terutama darisegi anggaran yang tidak memadai, sehingga anggaranyang dimiliki tidak cukup untuk membiayai pengadaan danperbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana diklat,menyelenggarakan diklat sesuai dengan kebutuhan usermaupun juga untuk meningkatkan kualitas widyaiswara danpengajar.

Untuk penyelenggaraan diklat, anggaran yang diguna-kan adalah anggaran yang tersedia dalam DIPA (Daftar Isi-an Pelaksanaan Anggaran). Namun apabila user menghen-daki dilakukannya penambahan diklat, maka pendanaandilakukan dengan menggunakan anggaran user.

Tantangan lain tidak kalah pentingnya untuk dihadapi,yaitu sisi infrastruktur, gedung kampus, asrama, aula dankantor pusdiklat masih kurang mendukung untuk dilakukan-nya diklat, karena sebagian besar gedungnya merupakanbangunan yang sudah cukup tua. Untuk itu pihaknya mem-perbaiki infrastruktur tersebut sesuai dengan anggaranyang tersedia menurut skala prioritas. Begitu pula dengansarana pendukung kegiatan diklat seperti komputer danalat multimedia lainnya yang dirasakannya masih kurang,sehingga pengadaan sarana tersebut menggunakan ang-garan yang tersedia dan juga berdasarkan skala prioritas.

“Kami terus mengembangkan diri ditengah berbagaiketerbatasan yang dimiliki agar Pusdiklat Bea dan Cukaibisa menjadi lebih baik lagi,”terang Endang Tata kembali.

BEBERAPA HAL YANG MENJADI PRIORITASUntuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, berba-

gai langkah diambil oleh Pusdiklat Bea dan Cukai danmasuk dalam skala prioritas. Langkah-langkah yang masukprioritas tersebut adalah evaluasi terhadap program diklatyang disesuaikan dengan kebutuhan DJBC yang meliputijenis diklat, kurikulum dan modul atau bahan ajar. Tindaklanjutnya adalah dengan keluarnya surat keputusan bersa-ma antara Sekretaris DJBC dengan Kapusdiklat Bea danCukai Nomor 03/BC.1/2007 dan 036/PP.5/2007.

Prioritas lainnya adalah penataan sarana dan prasara-na yang meliputi perbaikan terhadap ruang kelas dan asra-ma, serta pengadaan perlengkapan pembelajaran sepertilap top, infocus maupun multimedia penunjang kegiatanakademis. Sarana tersebut lanjut Tata kini sebagian sudahtersedia di Pusdiklat Bea dan Cukai termasuk perbaikanbeberapa ruang kelas, asrama dan aula yang harus meng-alami perbaikan.

Peningkatan SDM pada Pusdiklat Bea dan Cukai men-jadi prioritas selanjutnya, yang meliputi peningkatan kuanti-tas dan kualitas widyaiswara maupun juga peningkatankualitas pejabat struktural serta pemberdayaan pegawaipelaksana. Untuk meningkatkan kuantitas widyaiswara,tahun 2008 ini dilakukan rekrutmen widyaiswara yang diha-rapkan dapat meningkatkan kuantitas widyaiswara padaPusdiklat Bea dan Cukai. Sementara untuk peningkatanmutu widyaiswara lanjut Endang Tata, pihaknya menugas-kan para widyaiswara tersebut untuk membuat rencanakerja dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yangtelah ditetapkan, termasuk membuat karya tulis, seminardan penugasan lainnya.

Tidak hanya itu, pejabat stuktural pada Pusdiklat Beadan Cukai juga menjadi prioritas dimana pejabat strukturaldiharapkan melengkapi keterbatasan jumlah dan kompe-

tensi widyaiswara, sehingga diharapkan para pejabat struk-tural tadi dapat mengajar dan agar semua pegawai baikpejabat maupun pelaksana dapat meningkatkan SDM sesuaitujuan reformasi Departemen Keuangan. Begitu pula denganperbaikan lingkungan Pusdiklat Bea dan Cukai yang kini su-dah terlihat lebih baik.

Endang Tata kembali menambahkan, dalam pelaksanaandiklat yang dilakukan oleh Pusdiklat Bea dan Cukai, adasuatu penyesuaian yang dilakukan berdasarkan karakteristikPusdiklat Bea dan Cukai seperti adanya diklat kesamaptaan,dimana selama di Pusdiklat Bea dan Cukai peserta diklat ha-rus mematuhi tata tertib dengan peraturan yang ada di militer,atau semi militer.

Sedangkan untuk metode pembelajaran lanjutnya, secaragaris besar Pusdiklat Bea dan Cukai mengacu pada pedomanBPPK yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkanhasil rapat bersama pada saat persiapan penyelenggaraandiklat yang dilakukan antara pejabat structural Pusdiklat Beadan Cukai, widyaiswara dan pejabat sekretariat DJBC ataupejabat dari direktorat terkait, sehingga metode pembelajar-an tidak hanya semata-mata diserahkan kepada widyaiswara.

Apa yang dilakukan oleh Pusdiklat Bea dan Cukai dalammengembangkan diri menurut Endang Tata, tidak terlepasdari berbagai masukan yang diterimanya dari berbagai pihaktermasuk dari para pembaca WBC.

Ia mencontohkan, terkadang masukkan tersebut datangpada saat penyusunan program diklat dan persiapan penye-lengaraan diklat yang mengundang pihak DJBC dalam hal inisekretariat maupun direktorat terkait. Selain itu masukanyang berkaitan dengan kegiatan diklat seperti masukkan un-tuk para widyaiswara, modul dan hal-hal lain yang berhubu-ngan dengan penyelenggaraan diklat, pihaknya mendapatmasukan dari para peserta diklat yang disampaikan secaratertulis melalui lembar evaluasi widyaiswara.

Kantor Wilayah maupun Kantor Pengawasan dan Pelayan-an Bea dan Cukai, menurut Endang Tata juga memberikanmasukkan yang biasanya dilakukan secara tertulis.

Apa yang dilakukan Pusdiklat Bea dan Cukai untuk me-ngembangkan diri ditengah keterbatasan yang dihadapi, kira-nya bisa menjadikan Pusdiklat Bea dan Cukai menjadi suatuPusdiklat yang modern yang menghasilkan lulusan yang ber-kualitas guna menunjang tujuan organisasi DJBC.

DIKLAT KESAMAPTAAN. Salah satu diklat yang diadakan oleh PusdiklatBea dan Cukai

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

zapFOTO-FOTO : WBC/ATS

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 402

11WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

enanganan Sumber Daya Manusia(SDM) khususnya yang berada da-lam lingkungan Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) bukan hanyamenjadi tanggung jawab DJBC

semata. Begitu pula dengan penyelenggara-an Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) tidakhanya menjadi tanggung jawab dan perhati-an Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdik-lat) Bea dan Cukai atau Badan Pendidikandan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departe-men Keuangan (BPPK) semata. Semua itupastinya berhubungan dan tidak dapat dija-lankan sendiri-sendiri tanpa adanya koordi-nasi diantara tiga instansi tersebut.

Dengan adanya surat keputusan bersa-ma yang ditandatangani antara DJBCdengan Pusdiklat tentang pengkajian terha-dap pola diklat pegawai DJBC, bisa dijadikansebagai satu solusi pemecahan untukmenghadapi dinamika perkembangan SDMoleh DJBC.

Menurut Direktur Jenderal Bea dan CukaiAnwar Suprijadi, pihaknya senantiasa mela-kukan koordinasi dengan pihak PusdiklatBea dan Cukai maupun juga BPPK untuk menyamakan visidan misi yang berhubungan dengan masalah SDM, yangnantinya diharapkan akan terus berlanjut. Melalui koordinasitersebut lanjutnya, berbagai permasalahan yang dihadapiterutama dalam pengembangan SDM yang dilakukan bersa-ma antara DJBC dengan Pusdiklat Bea dan Cukai dapat ter-atasi.

Pada suatu pertemuan yang dilakukan antara DJBC de-ngan Pusdiklat Bea dan Cukai dan BPPK lanjutnya, banyakhal yang dibahas yang intinya bagaimana melaksanakanpengembangan dan pemberdayaan SDM DJBC. Masalahlain yang dibahas diantaranya adalah reformasi danpengembangan SDM yang dikaitkan dengan kebutuhan diklatoleh DJBC, masalah instruktur dan tenaga pengajar sertapembahasan untuk menyiasati berbagai keterbatasan baiksarana, prasarana dan juga anggaran.

Pertemuan tersebut menurut Anwar ditindak lanjutidengan dibentuknya suatu tim kecil yang melibatkan DJBCmaupun juga Pusdiklat Bea dan Cukai dalam menyusun trai-ning needs analysis, menyusun dan menyiapkan kurikulum,dan bahan ajar, menyiapkan sarana terkait, melakukan iden-tifikasi bantuan pendanaan dan fasilitas untuk Pusdiklat Beadan Cukai terutama yang berkaitan dengan penyelenggaraandiklat yang mendesak untuk segera dilaksanakan.

Menurut Anwar, apa yang dilakukan oleh Pusdiklat Beadan Cukai dalam melakukan pengembangan SDM melaluidiklat yang dilakukan sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi.Anwar kemudian menghubungkan hal tersebut dengan refor-

masi dalam tubuh Pusdiklat Bea dan Cukai yang juga ha-rus sejalan dengan reformasi yang ada dalam tubuh DJBCsehingga apa yang menjadi tujuan reformasi DJBC yangsalah satunya pengembangan SDM, dapat sejalan denganreformasi di tubuh Pusdiklat sehingga bisa mencapai tujuanyang sama dalam pengembangan SDM yang dilakukanmelalui diklat yang dilakukan oleh Pusdiklat Bea dan Cukai.

Salah satu pihak yang berhubungandengan diklat yang dilakukan oleh Pusdik-lat Bea dan Cukai adalah Bagian Kepega-waian. Menurut Kepala Bagian Kepega-waian Azhar Rasyidi, untuk meningkatkankualitas SDM DJBC, pihaknya telahmenyusun basic training needs yang akandiselenggarakan pada tahun 2008.Ditambahkannya lagi, disamping menye-lenggarakan diklat yang baru seperti diklatuntuk Client Coordinator (CC) dan BidangKepatuhan Internal (KI), pihaknya jugabekerja sama dengan Pusdiklat Bea danCukai melakukan penyempurnaan kuriku-lum diklat, penyempurnaan modul diklat,meningkatkan kualitas pengajar dan widya-iswara dengan pembekalan berupa pemu-takhiran pengetahuan tenaga pengajar danwidyaiswara. Tidak hanya itu pihaknya lan-jut Azhar, akan menyelenggarakan trainingdan seminar yang diadakan oleh pihakketiga yang berhubungan dengan motivasidan budaya kerja, training manajemenuntuk kepala kantor, sosialisasi ketentuanpegawai dan lain sebagainya.

DIKLAT JARAK JAUHMengenai mekanisme diklat, Pusdiklat Bea dan Cukai

menurut Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai Endang Tata,tidak hanya menjalankan diklat yang dilakukan dalam kelasyang mengharuskan peserta diklatnya hadir dalam kelasnamun juga mengembangkan diklat yang dinamakan DiklatJarak Jauh (DJJ). DJJ ini lanjutnya merupakan programpengembangan diklat sejak tahun 1997 yang disusun ber-sama antara BPPK dan Universitas Terbuka (UT) dan diuji-cobakan pada tahun 2003 dengan serangkaian kegiatanseperti penyusunan modul atau bahan ajar, pedoman pe-nyelenggaraan, pembuatan soal-soal monitoring, evaluasidan laporan.

Setelah di ujicobakan , tahun berikutnya 2004, DJJ mu-lai dilaksanakan di Jakarta, Yogyakarta dan Malang untukDiklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS) Cukai, yangdilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya hingga 2007, yangkemudian diklat tersebut dinamakan DJJ TSS Cukai.Endang Tata lebih lanjut menambahkan, untuk saat ini Pus-diklat Bea dan Cukai baru menerapkan DJJ pada diklat tek-nis substantif spesialisasi cukai. Karena tidak semua diklatdapat dilakukan dengan DJJ, maka diklat DJJ tidak dilaku-kan pada diklat-diklat yang memiliki sifat praktek sepertidiklat intelejen, pemeriksaan sarana pengangkut, PCA,teknik pemeriksaan dan penyidik lanjutan

Mengenai mekanisme pelaksanaan DJJ tersebut lanjutEndang Tata,para peserta diklat menjalani sistem belajarsendiri yang dilakukan selama satu bulan dengan menggu-

Pengembangan SDMJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Tidak hanya sistem dan tata kelolaPusdiklat saja yang mengalamipeningkatan, kemampuan para

widyaiswara juga perlu ditingkatkan,baik dari sisi kualitas

maupun juga kuantitas

ANWAR SUPRIJADI. yang dilakukanoleh Pusdiklat Bea dan Cukai dalammelakukan pengembangan SDMmelalui diklat yang dilakukan sudahbaik dan perlu ditingkatkan lagi

P

11WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 402

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

nakan modul yang dibagikan, yang kemu-dian disusul dengan melaksanakan tutorialselama dua hari dan kemudian diakhiridengan ujian atau evaluasi terhadap materiDJJ yang dilaksanakan selama tiga hari.

“Menurut saya, DJJ lebih tepat diterap-kan untuk diklat yang sifatnya teori, bukanpraktek. Sementara untuk pengerjaantugas dan untuk konsultasi dapat dilakukansecara on-line dengan metode e-learning,”terang Endang Tata.

Mengenai efektifitas DJJ tersebut, iakembali menerangkan, sepanjang dilaku-kan dengan metode yang benar, makaefektifitasnya akan dapat dirasakan. Selan-jutnya juga Pusdiklat Bea dan Cukai akanmengevaluasi efektifitas metode tersebutagar dapat dikembangkan lagi. Secarateori DJJ, mempunyai beberapakeunggulan yaitu, menghemat biaya diklatjika dibandingkan dengan sistempembelajaran klasikal karena peserta diklattidak tinggal lama di Pusdiklat, selain itupeserta diklat dapat belajar mandiri tanpadibatasi oleh jadwal kuliah atau waktu maupun ruang kelas,tidak tergantung pada kesiapan pengajar dan jika dilaksa-nakan dengan menggunakan metode e-learning, maka ma-teri mudah diperoleh dan akan membuat peserta terbiasamenggunakan perangkat teknologi informasi.

Selain sisi positif tadi, Endang Tata juga mengakui bah-wa metode DJJ tersebut masih menghadapi kendala. Darisegi peserta DJJ,kebanyakan mereka sudah mendapat be-berapa diklat teknis seperti, lulusan DPT/DTSD kepabean-an dan cukai sampai dengan kurikulum 2005, DTSSKepabeanan dan cukai kurikulum 2006 dan prodip III Kepa-beanan dan Cukai, yang secara teknis sudah pernahmendapatkan pelajaran cukai. “Dengan demikian, merekaseperti hanya mendapat diklat penyegaran saja,”paparEndang Tata.

Kendala lainnya adalah sistem belajar mandiri yangmasih dilakukan secara manual dan belum menggunakan

metode e-learning, sehingga para pesertatidak bisa dipantau kegiatan belajarnya.Kemudian juga, pada kenyataannya, pesertaDJJ TSS cukai, kebanyakan adalah pesertayang mengulang atau dengan kata lain diikutioleh para peserta yang sudah pernah mengi-kuti pelajaran mengenai cukai.

“Berdasarkan fakta tersebut, maka un-tuk tahun 2008, DJJ untuk sementaratidak dilaksanakan sampai kita (PusdiklatBea Cukai.red) menemukan metode yangsesuai, seperti menggunakan metode e-learning, dimana ada interaksi secara on-line antara peserta diklat yang mengaju-kan pertanyaan dan tutor menjawab, jadiuntuk meningkatkan mutu DJJ, harusmenggunakan metode e-learning,”paparEndang Tata.

Tidak hanya DJJ yang dijalankan, Pus-diklat juga menerapkan metode diklat ke-las jauh yang diselenggarakan di bebera-pa daerah seperti di Yogyakarta danMalang, dimana widyaiswara PusdiklatBea dan Cukai memberikan tutorial ke

daerah-daerah tadi dengan biaya diklat yang berasal dariDIPA Pusdiklat Bea dan Cukai.

WIDYAISWARA PEGANG PERANAN PENTINGMateri diklat yang disampaikan Pusdiklat Bea dan Cukai

kepada para peserta berasal dari para widyaiswara yang me-rupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagaipejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengantugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajardan atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah. Pus-diklat Bea dan Cukai saat ini memiliki sembilan widyaiswarayang memiliki kualifikasi untuk memberikan materi diklat ke-pada para peserta diklat.

Tidak hanya sistem dan tata kelola Pusdiklat saja yangmengalami peningkatan, kemampuan para widyaiswara jugaperlu ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun juga kuan-titas. Untuk kuantitas tahun 2008 ini, Pusdiklat melalui BPPK

melakukan recruitment widyaiswara,sedangkan untuk meningkatkan kuali-tas widyaiswara terang Endang Tata,dilakukan melalui diklat training oftrainer (TOT) dan mewajibkan widya-iswara agar menyusun rencana kerjatermasuk melakukan penelitian ilmi-ah. Tidak hanya itu, para widyaiswarajuga mencari bahan-bahan ajar ataucurrent issue seperti pengumpulandata ke Kantor Pelayanan Utama(KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priokdan Kantor Pelayanan danPengawasan Bea dan Cukai (KPPBC)Soekarno-Hatta.

Salah satu widyaiswara PusdiklatBea dan Cukai Soenarno mengata-kan, jumlah widyaiswara yang ada sa-at ini menurutnya masih belum me-madai. Jumlah tersebut akan terasakurang memadai apabila beberapadiklat dilakukan dalam waktu yanghampir bersamaan, sehingga sangatterasa sekali jumlah widyaiswara itubelum memadai. Untuk menyiasatikekurangan, Pusdiklat Bea dan Cukaidapat meminta widyaiswara yang lainuntuk mengajar atau meminta peng-ajuan tenaga pengajar dari unit lain.

SOENARNO. melakukan up-datingdengan “memburu” peraturan-peraturanyang berkaitan dengan masalahkepabeanan dan cukai

WEBSITE DJBC. Sarana bagi widyaiswara untuk mendapatkan informasi terbaru mengenaiperaturan sebagai bahan ajar yang akan disampaikan.

12WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

DOK. WBC

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 402

13WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Tenaga pengajar dari unit lain baik dari direktorat terkait diDJBC maupun instansi lain menurut Endang Tata memangdiperlukan, terutama pelajaran yang sifatnya praktek sepertidiklat intelijen, PCA, juru sita, teknik pemeriksaan dan lainsebagainya. Tidak hanya dari pihak DJBC saja, jika memangdiperlukan Pusdiklat juga dapat meminta tenaga pengajardari professional dibidangnya yang kebanyakan berasal darikalangan swasta.

Dengan adanya rekrutmen widyaiswara saat ini, diharap-kan kedepannya jumlah widyaiswara pada Pusdiklat Bea danCukai akan sesuai de-ngan jumlah siswa yangmenjalani diklat, sehing-ga kekurangan jumlahwidyaiswara dapat disia-sati. Mengenai up-da-ting pengetahuan widya-iswara lanjut Soenarno,secara otomatis parawidyaiswara selalu beru-paya untuk melakukan-nya.

Soenarno sendirimelakukan up-dating de-ngan “memburu ”per-aturan-peraturan yangberkaitan dengan masa-lah kepabeanan dan cu-kai untuk dapat disam-paikan kembali kepadapara siswa peserta dik-lat.”Kalau dulu “berburu”peraturan melaluiteman-teman di DJBC,sekarang dengan ada-nya fasilitas internet un-tuk widyaiswara, makakami mencarinya melaluiinternet dengan masukpada website BeaCukai,” ujar Soenarno.

Hal serupa juga dilanjutkan oleh rekan-rekannya sesamawidyaiswara, sehingga ketika mendapat suatu peraturanterbaru, maka diskusi diantara mereka sering terjadi sebagaisalah satu materi yang akan disampaikan pada para siswa.“Kalau ada peraturan terbaru agar Bea Cukai bisa cepatmeng-upload-nya ke website agar kita bisa cepat akses dandisampaikan kepada para siswa, atau kita dapat peraturan-nya lebih cepat lagi,”paparnya lagi.

Berbagai fasilitas mengajar menurutnya sudah cukup me-madai dimana peralatan keperluan mengajar modern sudahdimiliki dan memudahkannya melakukan transfer ilmu. Ia punmenyadari bahwa tidak semua widyaiswara memilikikompetensi untuk menyampaikan suatu materi tertentu, untukitu ia menyambut positif kebijakan Pusdiklat Bea dan Cukaiuntuk mengikutsertakan widyaiswara sebagai observer padadiklat-diklat tertentu yang dilakukan oleh pihak luar untuk me-nambah kompetensinya.

Lebih lanjut Soenarno menambahkan, saat ini antara DJBCdengan Pusdiklat Bea dan Cukai telah terjalin sinergi yang kuatmelalui berbagai kesamaan visi dan misi yang dimilikinya, sehing-ga yang berkaitan dengan pengembangan SDM yang berhubu-ngan dengan diklat-diklat selalu dikomunikasikan bersamasehingga tidak terjadi salah sasaran dalam pelaksanaannya.

Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi juga menyadaribahwa keberadaan widyaiswara pada pusdiklat Bea dan Cu-kai secara jumlah maupun kualitasnya sangat penting.Selanjutnya ia mengatakan mengenai adanya suatu wacana,dimana tugas menjadi widyaiswara menjadi bagian dalampenentuan jenjang karir seorang pegawai. Wacana terse-

but lanjutnya harus dicermati dan dikaji lebih dalam lagiagar nantinya bisa memberikan kontribusi positif baik bagiPusdiklat Bea Cukai maupun juga bagi DJBC sendiri.

PERSYARATAN FORMAL MENJADI PERHATIANUntuk menentukan keikutsertaan pegawai dalam salah

satu diklat, berbagai syarat formal yang telah ditentukan ha-rus dipenuhi seperti batasan usia tertinggi, batasan pang-kat, keikutsertaan pada diklat teknis sebelumnya, hukumandisiplin dan lain seba- gainya. Selain syarat formal, Azhar

menambahkan, untukmenentukan keikutser-taan SDM dalam suatudiklat adakalanya pi-haknya juga memper-hitungkan “sisi geog-rafis dan keterwakilan”suatu unit kerja agarpegawai dapat meng-ikuti diklat. Ia mencon-tohkan, untuk diklat Pe-nyidik Pegawai NegeriSipil (PPNS) tahun2007 lalu, pihaknya co-ba untuk mengikutser-takan perwakilan pega-wai dari hampir seluruhunit kerja, denganasumsi, bahwa setiapkantor harus memilikiPPNS.

Demikian pula de-ngan diklat lainnya se-perti diklat Post Clea-rence Audit (PCA, se-hingga kedepannyatidak akan ditemui sua-tu unit kerja yang tidakmemiliki PPNS ataukekurangan tenaga au-ditor. Sedangkan untuk

mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh mitra DJBC,hal itu menurut Azhar disesuaikan dengan kebutuhan orga-nisasi dan juga urgensi serta ketersediaan anggaran.

Untuk evaluasi pasca diklat yang diikuti oleh pegawai DJBCdi Pusdiklat, menurut Sekretaris DJBC Kamil Sjoeib, selamaini dilakukan oleh Pusdiklat Bea Cukai sebagai penyelenggaradengan membuat perbandingan antara materi diklat danpemanfaatan lulusan diklat pada unit kerja pegawai DJBC,karena hal tersebut memang domain Tugas Pokok dan Fungsi(Tupoksi) dari Pusdiklat Bea dan Cukai. Sedangkan evaluasiserupa yang dilakukan agar unit vertical DJBC selalumemberikan informasi yang objektif agar hasil dari evaluasiyang dilakukan tidak bias.Evaluasi pada awal pelaksanaandiklat juga dilakukan oleh DJBC, dengan tujuan agar selalu upto date dan sesuai dengan dinamika yang berkembang.

Setiap diklat yang diikuti oleh para pegawai DJBC,memang diharapkan dapat segera ditempatkan pada posisisesuai dengan diklat yang telah diikutinya. Namun dalamkenyataannya masih ada pegawai yang belum ditempatkanpada posisi sesuai dengan diklat yang diikutinya. Hal terse-but diakuinya, karena masih adanya keterbatasan jumlahdan komposisi pegawai pada unit kerja vertikal di daerah.

“ Untuk menjawabnya kami menggunakan caraberpikir”terbalik,” jadi dalam menempatkan pegawai padabidang pengawasan misalnya, idealnya diambil dari orang-orang yang telah mengikuti diklat PPNS dan intelijen, tapipegawai yang telah mengikuti diklat intelejen dan PPNStidak harus ditempatkan di bidang pengawasan, jadi begitukami mengajak untuk berpikir terbalik,”terang Kamil.

PELAKSANAAN DIKLAT. selain penyampaian materi dalam kelas, juga dilakukan diluar kelas.Seperti pada gambar, saat peserta diklat mendapatkan materi pengajarandari pihak PT Merck untuk materi yang berhubungan dengan kimia

13WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

zap

DOK. PUSDIKLAT BC

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 402

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

usat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bea danCukai adalah lembaga setingkat eselon II yangmerancang dan menyelenggarakan pendidikan danpelatihan (diklat) keuangan negara khususnya dalambidang kepabeanan dan cukai yang berada di bawah

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Departe-men Keuangan Republik Indonesia. Dalam menyelenggarakandiklat dibidang kepabeanan dan cukai, Pusdiklat Bea dan Cukaidipimpin Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai yang didukung olehtiga kepala bidang yaitu Kepala Bidang Rencana dan Program,Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Kepala Bidang Evaluasidan Pelaporan.

Selain misi untuk mengembangkan pengetahuan, keteram-pilan, dan sikap bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cu-kai (DJBC), Pusdiklat Bea dan Cukai mempunyai tugas pokokuntuk membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pela-tihan keuangan negara di bidang kepabeanan dan cukai berda-sarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

BPPK. Sedangkan fungsi yang melekat pada Pudiklat Bea danCukai, seperti fungsi perencanaan dan perumusan kebijaksa-naan teknis pendidikan dan pelatihan di bidang kepabeanan dancukai, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang kepa-beanan dan cukai, dan pelaksanaan evaluasi serta penyusunanlaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepa-beanan dan cukai.

Pusdiklat yang berada tidak jauh dari Kantor Pusat DirektoratJenderal Bea dan Cukai (KP-DJBC) tepatnya di Jalan BojanaTirta Jakarta Timur, memiliki fasilitas yang cukup memadai untukmelaksanakan diklat-diklat yang dibutuhkan oleh user. Fasilitastersebut dapat dilihat dengan adanya tiga asrama, dua asramamasing-masing dapat menampung 120 peserta diklat dan satuasrama menampung 150 peserta diklat. Selain itu asrama putridan mess untuk pelatih juga tersedia dengan daya tampungmasing-masing 60 dan 12 orang.

Untuk kegiatan belajar mengajar, fasilitas yang dimiliki olehPusdiklat Bea da Cukai cukup memadai, dimana untuk ruangkelas saat ini Pusdiklat Bea dan Cukai memiliki 22 ruang kelas,dimana setiap kelas dapat menampung 30 orang peserta diklat.Selain itu juga perlengkapan mengajar seperti laptop, in focusdan lain sebagainya kini sudah dimiliki sehingga proses kegiatanbelajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan diharapkandapat berjalan dengan efektif.

Fasilitas lain yang mendukung terselenggaranya diklatadalah dengan adanya laboratorium untuk diklat yangmemerlukan peralatan praktek seperti laboraturium bahasa,mini office network dan laboratorium komputer. Begitu puladengan perpustakaan yang dapat digunakan oleh pesertadiklat maupun juga para pengajar dan juga widyaiswara un-tuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan materidiklat yang diadakan oleh Pusdiklat Bea dan Cukai.

Koordinasiyang Solid,

GUNA MENCAPAI TUJUANKEBERHASILAN DIKLAT

BPPK dikelola dengan mengacu padaketentuan-ketentuan yang berlaku di

lingkungan pemerintahan secara umumdan Departemen Keuangan secara

khusus. Dalam kaitannya dengan diklatyang diselenggarakan oleh Pusdiklat,BPPK tidak terlepas dari ketentuanyang ditetapkan oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN)dan instansi pembina diklat yaitu

Lembaga Administrasi Negara (LAN).

BPPK. sebagai induk organisasi Pusdiklat Bea dan Cukai, PusdiklatBea dan Cukai juga harus melakukan koordinasi dengan DirketoratJenderal Bea dan Cukai sebagai user KOORDINASI. Selalu dilakukan guna mencapai tujuan akhir diklat

P

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

WBC/ZAP

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 402

15WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Fasilitas lain seperti tempat ibadah, ruang makan dan jugadapur umum juga tersedia untuk memenuhi kebutuhan parapeserta diklat selama mengikuti diklat dilingkungan Pusdiklat Beadan Cukai. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan parapeserta diklat dapat menjalankan masa-masa diklat tanpa khawa-tir tidak terpenuhinya segala keperluannya mulai dari keperluanuntuk kepentingan mengikuti diklat maupun juga keperluan pe-nunjang lainnya.

Untuk pengelolaan, saat ini Pusdiklat Bea dan Cukai memiliki79 pegawai termasuk didalamnya pegawai honor dan jugapetugas keamanan, dengan komposisi jumlah pegawai 20 orangberasal dari pegawai organik DJBC dan 59 pegawai berasal daripegawai organik BPPK.

Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai Endang Tata, menyadaribahwa fasilitas yang dimiliki oleh Pusdiklat Bea dan Cukai masihbelum sepenuhnya memadai karena masih adanya keterbatasanterutama keterbatasan dalam bidang anggaran. Untuk saat iniperbaikan masih difokuskan pada perbaikan sarana seperti kelasdan juga asrama dengan anggaran yang ada dengan mengguna-kan skala prioritas.

Dalam menyelenggarakan diklat selama ini menurut EndangTata, ada beberapa hal yang bisa dijadikan indikator untuk melihatkeberhasilan institusi yang dipimpinnya dalam menyelenggarakandiklat seperti, terlaksananya semua program diklat dengan baikdengan pencapaian 100 persen dan terpenuhinya kompetensipeserta diklat dari hasil diklat. Indikator lainnya adalah user dapatmenggunakan lulusan diklat sesuai dengan hard competencyyang dibutuhkan dan tidak adanya komplain dari user dan marketforces yang berkaitan dengan hard competency

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANKeberadaan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

(BPPK) Departemen Keuangan diatur Sesuai dengan PMK N0.131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKeuangan yang kemudian diubah dengan Peraturan MenteriKeuangan Nomor : 54/PMK 01/2007, dimana BPPK mempunyaitugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuang-an Negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh MenteriKeuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas ini, BPPK menyelenggarakanbeberapa fungsi seperti perumusan kebijakan Menteri Keuangandi bidang pendidikan dan pelatihan keuangan negara dalamrangka pembinaan sumber daya manusia DepartemenKeuangan, pelaksanaan kebijakan Menteri Keuangan di bidang

pendidikan dan pelatihan keuangan negara dalam rangkapembinaan sumber daya manusia Departemen Keuangan, danpenelaahan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaanpendidikan dan pelatihan keuangan negara dalam rangka pem-binaan sumber daya manusia Departemen Keuangan

Fungsi lainnya yang melekat pada BPPK adalah pengkaji-an dan pengembangan pendidikan dan pelatihan di bidangkeuangan negara, melakukan koordinasi pelaksanaan kerjasa-ma pendidikan dan pelatihan dengan lembaga pendidikan da-lam dan luar negeri, lembaga pemerintah, dan lembaga inter-nasional, serta menjalankan fungsi untuk pelaksanaan admi-nistratif BPPK.

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya tadi, dalam strukturorganisasinya BPPK membawahi Sekretariat Badan, yangmempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan adminis-tratif serta pembinaan kepada semua unsur di lingkunganBadan, lima Pusdiklat yang diserahi tugas untuk membina danmenyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pegawai yangberhubungan dengan penjenjangan pangkat dan jabatan, sertamelaksanakan urusan administrasi pendidikan pasca sarjanabagi pegawai Departemen Keuangan berdasarkan kebijakanteknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan.

Dalam struktur organisasi, BPPK membawahi satu sekolahtinggi yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikanprogram diploma keuangan untuk menghasilkan tenaga ahli dibidang keuangan dengan spesialisasi tertentu yang mempu-nyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan serta keahli-an professional sesuai dengan spesialisasinya dalam rangkamemenuhi kebutuhan pegawai dan mencetak kader-kader pe-ngelola keuangan negara pada unit-unit di lingkungan Departe-men Keuangan.

Selain sekolah tinggi, BPPK juga membawahi Balai Pendi-dikan dan Pelatihan Keuangan (BDK) yang merupakan unit pe-laksana teknis yang melaksanakan penyelenggaraan pendidik-an, pelatihan dan penataran keuangan negara di daerahseperti BDK I Medan, BDK II Palembang, BDK III Yogyakarta,BDK IV Malang, BDK V Balikpapan, BDK VI Makassar, BDK VIICimahi, BDK VIII Manado.

Untuk mengarahkan kegiatan dalam menjalankan tugasdan fungsi tersebut, BPPK telah merumuskan visi dan misisejalan dengan Pedoman Strategi dan Kebijakan DepartemenKeuangan (Roadmap Departemen Keuangan 2005-2009).

Untuk menjalankan visi BPPK “Menjadi pusat unggulanbertaraf internasional dalam menghasilkan manusia profesionaldi bidang keuangan negara”, BPPK mewujudkan visi dalam ke-

STRUKTUR ORGANISASI PUSDIKLAST BEA DAN CUKAI

15WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 402

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

L A P O R A N U T A M A

tetapan misi yang mencakup empat bidang kegiatan pokok, yaitu ;l Melalui diklat dan pengembangan untuk meningkatkan

kualitas manusia di bidang keuangan negaral Melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan melalui

pengkajian dan mengembangkan tradisi pengkajian dibidang pendidikan dan pelatihan yang dapat diandalkan.

l Senantiasa memperbaharui diri melalui proses organisasibelajar (learning organization) sesuai dengan dinamikalingkungan internal dan lingkungan eksternal,

l Dari segi sosial, turut berpartisipasi dalam mengembang-kan masyarakat yang sadar keuangan Negara.

Untuk menjalankan visi dan misi tersebut BPPK didukungdengan 931 pegawai yang tersebar di Sekretariat Badan, Pus-diklat, STAN dan Balai Diklat Keuangan, dimana dari jumlahtersebut, 788 orang merupakan pegawai/ pejabat struktural dan143 orang pejabat fungsional.

DJBC, DAN BPPKSelain berkoordinasi dengan BPPK sebagai induk organi-

sasi, Pusdiklat Bea dan Cukai juga harus melakukan koordinasidengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai user. Hal initampaknya berbeda dengan Pusdiklat Bea dan Cukai darinegara-negara lain, dimana Pusdiklat Bea dan Cukai beradalangsung dibawah insitusi kepabeanan suatu negara.

Mengenai koordinasi diantara dua institusi tersebut diaturdalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KMK.01/2001tanggal 21 Maret 2001 tentang Pola Diklat Departemen Keu-angan. Dalam KMK tersebut disebutkan BPPK sebagai penge-lola diklat, menyusun pola diklat dan kurikulum diklat,menyediakan rencana dan program diklat, menyelenggarakandiklat, mengkoordinasikan, mengevaluasi penyelenggaraanhasil dan manfaat diklat.

Begitu pula dengan peran DJBC yang juga diatur dalamKMK tersebut, dimana DJBC sebagai pengguna diklat meru-muskan standar kompetensi jabatan, menyusun monografi ke-pegawaian, perencanaan kepegawaian, merumuskan kebijak-sanaan kepegawaian, menyusun pola promosi dan mutasi,menyusun pola pembinaan danpengembangan pegawai sertamemanfaatkan lulusan diklat.

Selain KMK sebagai instrument koordinasi, instrumenperaturan lain juga dikeluarkan untuk mensolidkan koordinasitadi,melalui kesepakatan bersama Direktur Jenderal Bea danCukai dengan Kepala BPPK pada 15 Juni 2007 tentangkedudukan dan hubungan kerja antara DJBC dengan BPPKdalam penyelenggaraan diklat bagi Pegawai Negeri Sipil DJBCyang meliputi peningkatan koordinasi dan sinergi antara DJBCdan BPPK dalam bentuk pertemuan secara rutin antaraSekretaris DJBC dan Kapusdiklat Bea dan Cukai, tukarmenukar informasi yang berkaitan dengan standar kompetensi

jabatan pegawai, perencanaan kepegawaian, pola pembinaandan pengembangan pegawai dan pemanfaatan lulusan diklat.

Selain peningkataan koordinasi dan tukar menukar informasi,hal-hal lain seperti perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi diklatmenjadi bagian dari kesepakatan tadi. Mengenai hal tersebut makabentuk tindak lanjutnya berupa pembentukan dan penentuan poladan jenis diklat, penyusunan kurikulum sesuai dengan standar kom-petensi jabatan, penyusunan modul diklat, evaluasi pascadiklat,pembahasan current issue sebagai bahan ajar pada pesertadiklat dan pembahasan kerjasama diklat dengan pihak ketiga yangsecara kelembagaan terkait dengan DJBC.

Begitu pula dengan fasilitasi dan pemanfaatan sumber da-ya yang dimiliki oleh kedua belah pihak dalam rangka mendu-kung tercapainya maksud dan tujuan kesepakatan bersama,juga menjadi bagian dari kesepakatan bersama antara DJBCdengan Pusdiklat Bea dan Cukai. sehingga koordinasi dapatberjalan dengan solid untuk mencapai tujuan bersama (lihatrubrik wawancara)

Mengacu pada ketentuan yang berlakuSebagai unit eselon I, BPPK dikelola dengan mengacu pada

ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan pemerintahansecara umum dan Departemen Keuangan secara khusus. Dalamkaitannya dengan diklat yang diselenggrakan oleh Pusdiklat, BPPKtidak terlepas dari ketentuan yang ditetapkan oleh KementerianPendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan instansi pembina diklatyaitu Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Sementara itu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prog-ram diploma yang diselenggarakan Sekolah Tinggi AkuntansiNegara (STAN), BPPK juga harus berpedoman pada ketentu-an-ketentuan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas),khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)

Ketentuan mengenai pendidikan tinggi seharusnyamengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dimana perguruantinggi kedinasan mempunyai ketentuan yang seragam.

Namun demikian, sampai saat ini masing-masingperguruan tinggi kedinasan mempunyai ketentuan-ketentuanyang berbeda yang memang spesifik sesuai dengan indukorganisasinya seperti kementerian atau lembaga masing-masing, termasuk yang diselenggarakan oleh BPPK dalam halini STAN. Ketentuan penyelenggaraan pendidikan tinggikedinasan di STAN secara manajemen mengikuti ketentuanyang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan Kepala BPPK.

Organisasi STAN selaku penyelenggara pendidikan tinggikedinasan di bawah BPPK dengan pola Sekolah Tinggi, namunstruktur organisasinya masih belum sepenuhnya sesuaidengan ketentuan yang berlaku, dengan status pengajarnyasebagai widyaiswara yang berada di bawah pembinaan LAN.

Ada beberapa hal yang menunjukkan kekhasan dari STAN . Halini dapat dilihat dengan program yang sangat spesifik dan belumdilaksanakan oleh Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan TinggiSwasta, dimana program diploma yang diselenggarakan oleh STANadalah kebendaharaan negara, administtrasi perpajakan, penilaiPajak Bumi dan Bangunan,kepabeanan dan cukai, pengurusanpiutang dan lelang negara, akuntansi pemerintahan dan analis efek.

Begitu pula dengan sistem rekrutmen mahasiswa yangsangat selektif dan bebas KKN. Dengan persyaratan nilaiminimal 7.00, jumlah pendaftar pada tahun 2007 mencapai125.770 pendaftar. Setelah melalui seleksi , maka yangditerima hanya 2014 orang atau 1,6 persen.

Selain itu STAN mendidik mahasiswanya agar menjadilulusan yang siap pakai dan profesional dibidangnya. Untukmencapai tujuan tersebut, mahasiswa dipersyaratkan untukmencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75. untukmenjadi SDM yang siap pakai, dalam mengikuti pendidikanmahasiswa dikondisikan menjadi pegawai negeri sipil yangbermoral dan berdedikasi tinggi, sehingga sejak awal paramahasiswa sudah mengetahui atmosfir dunia kerja yang akanmereka terjuni nantinya.

KERJA SAMA. Untuk diklat yang sifatnya praktek, Pusdiklat Bea dan Cukaibekerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan pihakHinabi untuk materi mengenai alat-alat berat

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

zap

DO

K. P

US

DIK

LAT B

C

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 402

17WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Dr. Ir. Anny Ratnawati, MSKepala Badan Pendidikan danPelatihan Keuangan Departemen Keuangan

“...TantanganTerbesarBPPK AdalahBagaimanaMengatasiGap...”

W A W A N C A R A

17WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 402

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Ketika menjabat sebagai Kepala BPPK, apa yang menjadiprioritas Anda dalam mengelola BPPK ?

Sejalan dengan program reformasi birokrasi DepartemenKeuangan (Depkeu), agenda prioritas kami adalahmenyukseskan agenda reformasi di lingkup BPPK. Agenda inimeliputi penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis,pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), danpengembangan sistem pengukuran kinerja. Reformasi birokrasipada tingkat BPPK ini ditujukan untuk memantapkan organisasidan memperbaiki governance-nya agar sesuai dengan tugas,fungsi dan misinya. BPPK dapat memenuhi kebutuhan diklatuntuk pengembangan SDM semua unit eselon I Depkeu yangmengalami perubahan sangat cepat.

Untuk menjalankan reformasi itu kan ada sistem, sistemnyakita perbaiki, kemudian ada standar kerja, ada standar penilaiandan standar operasi. Itu kita perbaiki. Kalau ini sudah bagus,kemudian SDM tidak dilakukan perbaikan, pasti tidak akan jalan,karena yang menjalankan itu semua adalah manusianya. Dalamkonteks reformasi birokrasi ini, SDM menjadi yang utama untukdiperbaiki. Tidak hanya skill dan knowledge-nya, yang paling pen-ting adalah attitude, mind set juga harus dirubah.

Tapi itu tidak mudah, karena merubah mind set yang sudahterbiasa mengerjakan sesuatu dengan pola lama dengan halyang itu-itu saja, apa sudah sesuai dengan SOP apa enggak, itutidak mudah.

Lalu langkah apa yang akan diambil oleh BPPK berkaitandengan masalah tersebut dimana SDM terbiasa dengan polakerja business as usual yang sudah menjadi mind settersebut?

Tentunya ini bukan hanya menjadi tanggung jawab BPPKsaja, tapi semua unit kerja. Kami (BPPK) mendesain training-nyadan mendesain pendidikannya (agar business as usual bisaberubah.red). Jadi ketika kembali ke institusinya, dipastikan jugaunit kerja atau institusinya merubah sistem business as usualtersebut. Ini yang paling penting dari tugas BPPK selain yang adadi dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang BPPK.

Kalau begitu apakah sudah ada perubahan sistem?Sudah, sistem sudah kita perbaiki dengan adanya tim refor-

masi birokrasi pusat. SOP sudah berubah, analisis beban kerja

sudah ada juga, kemudian uraian jabatan juga sudah ada dan te-lah pula dilakukan assessment. Persoalan lainnya adalah apakahanalisis beban kerja, SOP, assessment, uraian jabatan dan lainsebagainya sudah match apa belum? Saat ini kita sudah jalan-kan, dan assessment yang kita jalankan kemarin lebih kepadaperilaku, sehingga dalam assessment perlu juga kita lakukan padaskill dan attitude, karena level-nya sama, tapi dalam prakteknyaberbeda.

Nah saat ini kita mendesain training yang pas dengan kebutuh-an dan kompetensi. Yang harus ditekankan dalam training, dulukita ignorance dengan soft skills, kalau training pajak materinyakebanyakan tentang pajak, Bea Cukai, materi training-nya keba-nyakan bea cukai, sering kali kita lupa bagaimana sih mendidikdisiplin, etika, bagaimana perilaku kita, ini yang sering kita lupa.Nah sekarang kita coba seimbangkan kembali .

Contohnya bagaiman mendidik disiplin yang Anda maksud?Kalau di Bea Cukai ada kesamaptaan, ditempat lain akan kita

coba, saya rasa training kesamaptaan seperti di Bea Cukai itusudah harus dilaksanakan agar lebih disiplin. Selain itu yang se-ring kita lupakan dalam birokrasi adalah bagaimana kita berkomu-nikasi dengan publik. Sehingga orang tidak pernah tahu kemaju-an yang diperoleh suatu instansi, ini yang harus diperhatikan.Kalau di pajak (Direktorat Jenderal Pajak.red) misalnya, harusada Account Representative (AR) kemudian di Bea Cukai adaclient coordinator jadi dia diajari bagaimana menangani keluhan,merespon keluhan, sampai cara tersenyum pada masyarakat, iniharus jadi bagian dari kita yang melayani.

Kembali kepada prioritas yang Anda sampaikan tadi, apa sajayang menjadi tantangan terbesar dalam melakukanpengelolaan BPPK ?

Berdasarkan pemahaman saya, baik sebelum saya menjabatKepala BPPK dan setelah sekitar sebulan ini menjabat, tantanganterbesar BPPK adalah bagaimana mengatasi gap antara kapasi-tas BPPK yang terbatas dan kebutuhan unit-unit eselon I Depkeu(unit pengguna) dalam pengembangan SDM yang sangat besardan sekaligus beragam. Gap ini menyebabkan BPPK terkesanlamban dalam merespons kebutuhan unit-unit pengguna yangterus berkembang cepat seiring dengan perkembangan organisa-si. Persepsi kurang baik ini perlu segera dibuktikan sebagai tidakbenar.

Apakah keberadaan dan peran BPPK saat ini sudahmencerminkan suatu BPPK yang moderen ?

Jika pengertian BPPK yang moderen adalah BPPK yang ber-basis Teknologi Informasi (TI), maka BPPK belum dapat disebutmoderen karena pada saat ini sedang diarahkan menuju ke sana.Manajemen diklat pada dasarnya masih belum berbasiskan TIdan sebagian besar dijalankan secara manual atau konvensional.Sejalan dengan agenda reformasi birokrasi Depkeu, secara ber-tahap BPPK melakukan penataan organisasi dan proses bisnis-nya, termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan teknologi infor-masi dalam rangka otomasi kantor dan manajemen pelayanandiklat.

Lalu seberapa penting peran BPPK dalam meningkatkankualitas SDM di Departemen Keuangan ?

Secara kelembagaan, bidang tugas dan fungsi BPPK adalahmelaksanakan sebagian dari fungsi pengembangan SDM Dep-keu, yaitu pendidikan dan pelatihan, baik dalam rangka menutupgap (ketimpangan) kompetensi SDM saat ini maupun dalamrangka menyiapkan SDM Depkeu untuk menghadapi tantangantugas di masa depan.

Sebagaimana diakui, kinerja organisasi sangat bergantungkepada kinerja SDM-nya. BPPK mengemban sebagian tugaspengembangan SDM, yaitu meningkatkan kualitas SDM Depkeumelalui diklat.

Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Depkeu, BPPKsecara terus menerus berusaha untuk meningkatkan kualitas lulusan,baik dari program diploma sebagai input awal SDM maupun lulus-an pelatihan dari Pusdiklat-Pusdiklat dan Balai Diklat di daerah.

Merubah mindset tentang cara menjalankanpekerjaan di lingkungan birokrasi dan

merubah cara pandang masyarakat terhadapinstitusi yang dipimpinnya, merupakan suatu

pekerjaan yang diakuinya tidak mudah,namun menurutnya perubahan itu perlu

dilakukan untuk bisa menjalankan programreformasi yang tengah dijalankan oleh

Departemen Keuangan. Perubahan tersebuttidak dapat dilakukan tanpa adanya

kerjasama dan koordinasi dengan unit kerjalainnya dilingkungan Departemen Keuanganuntuk meningkatkan kualitas Sumber DayaManusia (SDM). Pendidikan dan pelatihan

serta peningkatan kualitas SDM tidak hanyamenjadi tanggung jawab Badan Pendidikan

dan Pelatihan Keuangan lembaga yangdipimpinnya, namun menjadi suatu

tanggung jawab bersama antar instansidilingkungan Departemen Keuangan.

Bagaimana Badan Pendidikan dan PelatihanKeuangan (BPPK) menghadapi tantangan dan

melakukan berbagai terobosan terutamadalam pengembangan SDM melalui diklat,Kepala Badan Pendidikan dan PelatihanKeuangan Departemen Keuangan Dr. Ir.

Anny Ratnawati, MS memaparkannya kepadaredaktur WBC Zulfril Adha Putra

W A W A N C A R A

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 402

19WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) sebagai salah satulembaga penyedia SDM di Depkeu berupaya meingkatkankualitas lulusan dan pelayanan kepada unit pengguna (stakehold-ers). Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan yang nantinyaakan ditempatkan di lingkungan Depkeu (termasuk lulusan ProdipBea dan Cukai), STAN selalu menyempurnakan proses pembe-lajaran, baik dari fasilitas pembelajaran termasuk alat instruksio-nal, tenaga pengajar, bahan ajar (referens) maupun kurikulumpendidikan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan unit peng-guna sehingga lulusannya berkualitas dan siap pakai untuk meng-isi formasi pegawai di Departemen Keuangan.

Disamping itu, untuk pengembangan pegawai dan peningkat-an kualitas pegawai di lingkungan Depkeu, STAN jugamenyediakan pendidikan lanjutan berupa D IV Akuntansi dan D IIIKhusus Perpajakan dan Akuntansi. Untuk lebih meningkatkankualitas lulusan dan pelayanan saat ini STAN akan menerapkanpengelolaan keuangan Badan Layanan Umum.

Apakah ada persamaan atau perbedaan antara BPPK dansekolah kedinasan lain baik dari segi manajemennyamaupun dalam struktur organisasinya ?

BPPK merupakan diklat dalam Departemen Keuangan yangstruktur dan pengelolaannya ditetapkan berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan. Struktur dan pengelolaan BPPK pada dasar-nya sama dengan lembaga-lembaga sejenis di lingkungan depar-temen lain. Hanya saja, BPPK memiliki STAN (Sekolah TinggiAkuntansi Negara.red) yang merupakan lembaga pendidikantinggi kedinasan yang dari segi organisasi dan pengelolaannya,selain tunduk pada pengaturan Departemen Keuangan, jugatunduk pada pengaturan Depdiknas. Khusus untuk STAN,struktur organisasinya pada saat ini masih belum sesuai denganmodel organisasi yang berlaku untuk suatu sekolah tinggi.

Kalau untuk mengukur keberhasilan BPPK menjalankantugas dan fungsinya, apakah ada indikatornya?

Kita bisa lihat dari complain pengguna kita, ada atau tidak. Kitaharus bisa ukur kepuasan pengguna kita, apakah puas, tidak puasatau bagaimana. Kemudian disampaikan kepada kita, itu jadi indikatorkita . Kemudian yang kita ukur lagi adalah produktifitas, seperti KeyPerformance Indicator untuk individu yang sekarang sedang dibangun.Kalau di Depkeu baru ada KPI Depkeu, namanya Depkeu wide.

Kalau kita bicara widyaiswara contohnya, kita lihat bobot mini-mum mengajar widyaiswara, kemudian kita konversi ke jumlahjam latihan. Selain itu kita lihat apakah widyaiswara menulis (kar-ya ilmiah.red) apa tidak, kalau menulis masuk jurnal apa tidak, sam-pai pada proses dia men-delivered ilmunya ke siswa, bagaimanakomentar yang di training, sampai pada kemampuan dosen.

Lalu bagaimana meng-upgrade materi-materi diklat olehpusdiklat dibawah BPPK?

Kita lihat dari hasil evaluasi yang ada, kemudian kita bahasbersama dengan user dalam suatu pertemuan rutin. Kalau adaperbaikan modul, kita bisa minta user untuk memperbaikibersama BPPK, quality control juga kita perhatikan denganacuan-acuan dari BPPK.

Mengenai keberadaan BPPK dan juga Pusdiklat yang beradadi bawahnya, apakah dalam pengelolaannya menggunakanketentuan yang dikeluarkan BPPK atau Pusdiklat tersebutdiberi kewenangan untuk menyusun sistem pengelolaanPusdiklat dan juga sistem pengajarannya ?

Tugas dan fungsi BPPK dilaksanakan oleh Pusdiklat danSTAN. Untuk ini, Kepala BPPK menetapkan kebijakan umumyang menjadi landasan atau acuan Pusdiklat dan STAN dalammenjalankan tugas masing-masing. Pusdiklat, STAN menetapkansistem pengelolaan maupun penyelenggaraan diklat sesuaidengan kewenangannya masing-masing dengan mengacukepada kebijakan umum Kepala BPPK

Apakah ada perbedaan antara manajemen pendidikan yangdigunakan oleh BPPK maupun juga manajemen yangdikeluarkan oleh Depdiknas ?

Untuk diklat yang dilaksanakan Pusdiklat, pengelolaannyamengacu kepada ketentuan instansi pembinanya, yaitu, LAN.Sementara itu, untuk program diploma STAN, BPPK harus tetapberpedoman pada ketentuan Depdiknas terkait dengan pendidik-an tinggi. Dalam hal ini BPPK memadukan antara ketentuan in-ternal Depkeu, BPPK dan ketentuan Depdiknas.

Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi kedinasanoleh STAN, sebenarnya bukan perbedaan, tetapi mensikronkanantara ketentuan manajemen pendidikan oleh Depdiknas denganketentuan pada lembaga pemerintah penyelenggara pendidikanbaik dari LAN (secara umum) maupun dari Departemen Keuang-an (secara khusus).

Dari segi kurikulum kami mengikuti kurikulum wajib yang telahditetapkan oleh Depdiknas sedangkan kurikulum inti (mata kuliahkeahlian berkarya) mengikuti kebutuhan unit pengguna. Dari segiprogram pendidikan kami menyelenggarakan program yang telahdisetujui atau ditetapkan oleh Depdiknas. Adapun manajemenpendidikannya mengikuti ketentuan baik dari Departemen Keu-angan dan dari Depdiknas.

Apakah BPPK juga melakukan koordinasi denganDepdiknas, mengingat kegiatan yang dilakukan oleh BPPKterkait dengan masalah pendidikan ?

Khusus dalam kaitannya dengan pendidikan tinggi, yakniprogram diploma STAN, BPPK berkoordinasi dengan Depdiknasterutama terkait dengan ketentuan kurikulum, tenaga pengajardan aspek penyelenggaraan pendidikan yang lainnya. Karenadalam hal ini pendidikan tinggi merupakan ranah kewenanganatau pembinaan Depdiknas.

Bagaimana koordinasi yang dilakukan antara DJBC,Pusdiklat dan Juga BPPK dalam melakukan koordinasi yangberkaitan dengan masalah diklat?

Intinya koordinasi dan komunikasi. Itu harus dibangun disega-la level, mulai dari level paling atas hingga paling bawah. Misalnyasaya sebagai Kepala BPPK berbicara dengan Dirjen, kemudiankami masing-masing membawa struktur yang terkait danmemastikan bahwa pada level-level tersebut terjadi koordinasi.Dan koordinasi perlu karena kita harus mengetahui apakebutuhan user dan jangan sampai juga ketika BPPK membuatsesuatu yang kita pandang perlu, ternyata tidak perlu oleh user.Jadi disini koordinasi jadi penting tidak hanya pada tingkat jabatantertentu tapi juga disemua level.

Lalu menurut Anda, bagaimana kualitas SDM yang dimilikioleh BPPK, maupun SDM yang dimiliki oleh Pusdiklat yangberada di bawah BPPK saat ini, apakah sudah mencukupiatau perlu dilakukan perubahan ?

Bersamaan dengan penataan organisasi, akan ada pengu-kuran beban kerja yang hasilnya akan digunakan untuk menen-tukan kebutuhan SDM. Pada saat ini, yang sangat dirasakan olehBPPK adalah kekurangan widyaiswara, baik dari segi kuantitasmaupun dari segi sebaran kompetensi yang sesuai dengankebutuhan penyelenggaraaan diklat. Khusus untuk widyaiswara,BPPK sedang melakukan rekrutmen.

Secara umum, SDM BPPK ditingkatkan terus kualitasnyadengan diklat internal BPPK, seperti diklat pada Pusdiklat danprogram diploma di STAN dan diklat eksternal berupa pengirimantugas belajar jangka pendek (mengikuti kursus-kursus.red)ataupun tugas belajar jangka panjang (program pasca sarjana S2dan S3) di dalam dan di luar negeri.

Bagaimana BPPK meningkatkan mutu widyaiswara BPPK ?BPPK menempuh beberapa cara untuk meningkatkan

kualitas widyaiswara, yaitu Diklat khusus untuk widyaiswara yangdiselenggarakan sendiri oleh BPPK, dalam hal ini Pusdiklat Keu-angan Umum, dan diklat di luar BPPK yaitu dengan pengirimanwidyaiswara untuk mengikuti diklat pada institusi di luar BPPK.Kemudian bisa juga melalui forum diskusi widyaiswara yang dise-lenggarakan secara bulanan dengan membahas isu-isu mutakhiryang relevan dengan materi diklat dan proses pembelajaran. Ataujuga melalui seminar khusus dengan menghadirkan narasumber

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 402

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

atau pakar baik dari lingkungan Depkeu maupun dari luar Depkeu,guna memberikan pencerahan dan wawasan.

Cara lain seperti,penelitian dan pengembangan di bidang keuang-an negara, dan penerbitan karya-karya ilmiah melalui jurnal atau buku-buku teks, sampai pada penugasan-penugasan khusus dalampengembangan diklat, baik yang terkait dengan materi atau bahan ajarmaupun yang terkait dengan manajemen diklat secara umum.

Bagaimana langkah untuk melakukan rekrutmen widyaiswara?Keberadaan widyaiswara sangat diperlukan. Untuk memenuhi

jumlah widyaiswara kita lakukan rekrutmen melalui pengumumankepada unit teknis. Tentunya ada syarat seperti usia, pendidikan,wawancara, seleksi dan dibuat lebih terbuka dan bisa mendapatkanwidyaiswara terbaik. Dan jangan sampai image bahwa posisi widyais-wara itu sebagai “tempat parkir” karena widyaiswara itu bagian terpen-ting bagi pengembangan SDM. Kalau masih kurang keberadaanwidyaiswara, kita bisa mendatangkan pengajar dari pejabat structural.

Bagaimana peminatnya?Saya belum bisa sampaikan secara keseluruhan, tapi kalau

berdasarkan pengamatan saya peminatnya cukup banyak dancukup banyak memenuhi kualifikasi baik dari segi pendidikandanlain sebagainya.

Perlu diingat,menjadi widyaiswara itu merupakan suatu kebangga-an, karena sebagai widyaiswara turut membangun proses pengem-bangan SDM khususnya di Depkeu. Dan BPPK sendiri merubahimage melalui reformasi,dimana BPPK tidak boleh dijadikan sebagaiunit “kelas dua”. Kita rubah bahwa pendidikan, pelatihan,penelitian itusesuatu keharusan untuk membangun SDM yang lebih baik. Danyang berminat menjadi widyaiswara itu adalah peminat yang ingin me-ngembangkan institusi dan SDM dan bukan karena faktor yang lain.

Apakah nantinya profesi widyaiswara tersebut bisa dijadikansebagai salah satu bagian pengembangan karir pegawai?

Sekarang kita tengah membicarakan hal ini dengan DJBCdan Ditjen Pajak, bahwa bagi pegawai yang telah lulus S2 baikdari dalam negeri maupun luar negeri sebelum masuk bagianstruktur organisasi maka pegawai itu akan ada di kita (BPPK.red)selama satu atau dua tahun dan kembali ke unitnya. Nanti jugaada review dari BPPK bagaimana pegawai ini dalammenjalankan tugasnya di BPPK misalnya sehingga bisa pertim-bangan buat unit kerjanya. Semoga ini bisa terlaksana.

Tapi kan tidak semua pegawai bisa mengajar, walaupun diapunya kompetensi terhadap suatu bidang?

Kita sadari itu, untuk itu kita akan berikan mereka trainingpendek atau training of trainers (TOT) mengenai prosesmengajar, berinteraksi dengan peserta didik dan lain sebagainya.Dan kita tidak mungkin juga menyuruh untuk langsung mengajartanpa ada pembekalan.

Apa harapan ibu kepada Pusdiklat dibawah BPPK terutamakepada Pusdiklat Bea dan Cukai ?

Harapan saya kepada Pusdiklat Bea dan Cukai adalah agarPusdiklat Bea dan Cukai berperan dalam melaksanakan reforma-si birokrasi Departemen Keuangan khususnya peningkatan SDMDJBC melalui pendidikan dan pelatihan. Yang kedua,agarPusdiklat Bea dan Cukai menghasilkan lulusan sesuai dengankebutuhan user (DJBC). Untuk jangka panjang saya mengharap-kan agar lulusan BPPK (Pusdiklat-pusdiklat termasuk PusdiklatBea dan Cukai) sesuai dengan standar yang bertaraf internasio-nal. Selain itu juga harapan saya agar pusdiklat tidak hanya ber-peran dalam hal diklat tetapi saya harapkan dapat memberikankontribusi yang dapat mendukung pembangunan dan kemajuanuser (DJBC).

Lalu harapan saya kepada rekan-rekan dilingkungan Dep-keu, proses belajar itu tidak semata-mata dilakukan dalamkelas, proses belajar mandiri tetap dilakukan. Dan harus disa-dari pula bahwa proses belajar itu proses yang tidak pernahberhenti. Dan bukan hanya tanggung jawab BPPK saja yangmenangani masalah pendidikan, tapi juga unit kerja juga mem-punyai tanggung jawab yang sama.

W A W A N C A R A INFO PERATURAN

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 402

21WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

N A M A

Sangidi

Asmadi

Jusl i

Kamto

Suprapto J.B

Bujung Firmansjah Rusli

Samin Sumantri

Suprija

Abdur Rachman

Setyo Budhi

Djatmiko

Margono

Binto

Hidajat

Muqoddam S.H.

Heru Yudanto Wasistyadi

Anes Panauhe

Barita Laut Simandjuntak

Ediwan Makmur

Tagor Mangaradja

Maryadi, SE

A. Hanan, S.Sos

Hasmadi

Tarmiji Asan

Amrial

Pardamean Sidabutar, Drs

Kamis

Mulyadi

Sunadji Effendy

Fauzan, S.E., M.M

Idrus

N I P

060059043

060058892

060057720

060050924

060058213

060051834

060040623

060053982

060048527

060048915

060041373

060035315

120104530

060027508

060035380

060035297

060061665

060056527

060063495

060045436

060035355

060049181

060050908

060059746

060057704

060057652

060045287

060051334

060045836

060035499

060045365

GOL

III/a

II/d

III/a

III/b

II/b

IV/a

III/b

II/d

III/a

III/b

IV/a

IV/a

IV/a

II/d

IV/c

IV/a

III/c

III/b

II/d

II/b

IV/a

III/c

III/b

II/b

II/d

IV/c

II/d

II/d

III/b

IV/b

III/a

J A B A T A N

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai I I

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Seksi Tempat Penimbunan I

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Kantor

Kepala Seksi DTDD

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Subbagian Umum

Korlak Administrasi Tempat Penimbunan Pabean

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Bidang Audit

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Kepala Bidang Pabean dan Cukai

Pelaksana

K E D U D U K A N

KPPBC Tipe A3 Kudus

KPPBC Tipe A1 Belawan

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Purwakarta

KPPBC Tipe A3 Merak

KPPBC Tipe A2 Tangerang

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A1 Belawan

KPPBC Tipe A2 Bandung

KPPBC Tipe A2 Pasuruan

Kantor Wi layah DJBC Jawa Tengah dan DIY

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A3 Surakarta

KPPBC Tipe A3 Surakarta

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Pangkalan Sarana Operasi Tipe A Tanjung Balai Karimun

KPPBC Tipe A3 Tanjung Pinang

KPPBC Tipe A3 Surakarta

KPPBC Tipe A1 Belawan

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A3 Banjarmasin

Pangkalan Sarana Operasi Tipe A Tanjung Balai Karimun

Kantor Wi layah DJBC Jawa Barat

Pangkalan Sarana Operasi Tipe A Tanjung Balai Karimun

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Pasuruan

Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat

Kantor Wi layah DJBC Kepulauan Riau

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluargayang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.

B E R I T A D U K A C I T A Telah meninggal dunia, Hj. RATIMAH RAHMAT, Ibu Mertua dari Hanafi Usman,

Direktur Peraturan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, pada hari Senin, 14 April 2008, pukul 05.00 WIB.Jenazah telah dimakamkan pada hari Senin, 14 April 2008 di Tegal, Jawa Tengah.

PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 MEI 2008

INFO PEGAWAI

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 402

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ukai adalah pungutan negara yang dikenakan ter-hadap barang-barang tertentu yang mempunyaisifat atau karakteristik yang ditetapkan, antara lain :konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannyaperlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan

dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup danpemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demikeadilan dan keseimbangan.

Karena karakteristik tersebut, maka produksi maupunkonsumsinya perlu diawasi. Salah satu tools untuk menge-tahui kepatuhan pengusaha barang kena cukai (BKC)yaitu melalui suatu mekanisme pengawasan yang dilaku-kan dalam sistem pembukuan. Yang dalam undang-undang cukai sebelumnya (No.11 Tahun1995 ) dikenal de- ngan istilah bukupersediaan.

Dan untuk menyesuaikan dengan UUCukai Nomor 39 Tahun 2007 yang meru-pakan amandemen UU No.11 Tahun 1995buku persediaan yang di kalangan pengu-saha rokok khususnya pabrik rokok (PR)kecil dinilai cukup rumit dalam pengisiandatanya dan diberlakukan sama bagisemua golongan PR untuk melaksanakanbuku persediaan, dalam waktu secepatnyaakan dilakukan penyederhanaan (simplifi-kasi) dan penyempurnaan.

Menurut Kepala Seksi Perizinan dan Fa-silitas Hasil Tembakau, Direktorat Cukai,Nur Rusdi SE, saat ini penggolongan PRterdiri dari Golongan I, II, dan III danpembukuannya diberlakukan sama untuksemua golongan, namun dalam waktusegera akan dilakukan pembedaan. Untukgolongan Pengusaha Kena Pajak (PKP)diwajibkan membuat pembukuan.

Sedangkan perusahaan yang non PKP (pengusaha pabrikskala kecil yang tidak dikukuhkan sebagai PKP) diwajib-kan melakukan pencatatan ke dalam buku pencatatan.Yang saat ini, baik untuk pembukuan maupun pencatatansudah dibuatkan formatnya tinggal menunggu pengesahan.

Pembukuan merupakan proses pencatatan yang dila-kukan secara berkala teratur untuk mengumpulkan datadan informasi yang meliputi dan mempengaruhi keadaanharta, hutang, modal, pendapatan dan biaya yang secarakhusus menggambarkan jumlah harga perolehan dan pe-nyerahan barang atau jasa, yang kemudian diikhtisarkandalam laporan keuangan.

Kewajiban melakukan pencatatan dimaksudkan untukmemberi kemudahan dalam memenuhi ketentuanundang-undang ini dengan tetap menjamin pengamananhak-hak negara. Sedangkan yang dimaksud dengan de-ngan pencatatan adalah proses pengumpulan dan penu-lisan data secara teratur tentang:l Pemasukan, produksi dan pengeluaran BKC danl Penerimaan, pemakaian dan pengembalian pita cukai

atau tanda pelunasan cukai lainnya.

Pembukuan maupun pencatatan (yang terdapat dalampasal 16 dan 16 A UU No. 39 Tahun 2007) dilakukansecara berkala dapat berupa harian, mingguan, bulananatau tahunan, yang disesuaikan dengan jenis barangkena cukai, misalnya untuk etil alkohol dan minuman me-ngandung etil alkohol, pengusaha pabrik memberitahukanBKC yang selesai dibuat kepada pejabat bea dan cukaisetiap hari.

Sedangkan untuk hasil tembakau, pengusaha pabrikmemberitahukan BKC yang selesai dibuat kepada pejabatbea dan cukai setiap bulan.

“Tentunya penyederhanaan sistem pembukuan dan pen-catatan ini tetap mengacu kepada standar akuntansikeuangan dan prinsip pembukuan yang moderen yangharus mempertimbangkan aspek data dan bisa dipertang-gung jawabkan, akuntabel serta bisa diandalkan (reli-able), menunjukkan keterbukaan dan transparansi, jujurdan wajar (representative), hal itu dalam rangkapengawasan terhadap produksi BKC, peredaran BKC dannilai cukai yang seharusnya dibayar,” ujar Nur Rusdi yangmenurutnya dari temuan aparat bea cukai, modusoperandi yang dilakukan oleh PR kecil kebanyakan tidakmelaksanakan pembukuan.

Karena menurutnya, rasanya tidak mungkin dilakukanpengawasan terhadap kurang lebih 4700-an PR secarasatu persatu, karena itu salah satu caranya adalah mela-lui pembukuan yang nantinya pemeriksaan terhadap pem-

bukuan ini akan ditingkatkan untuk me-ngetahui kepatuhan pengusaha dan untukmemastikan PR itu sudah menjalankan usa-hanya sesuai dengan aturan.

Terkait dengan hal ini, Direktur Jende-ral Bea dan Cukai telah mengeluarkan Su-rat Edaran Nomor SE 15/BC/2008 tentangPeningkatan Pengawasan Pencatatan/Pembukuan dan Pelaporan Barang KenaCukai yang Diwajibkan. Inti dari suratedaran (SE) tersebut adalah untuk lebihmeningkatkan pemantauan, pengawasandan penelitian terhadap kewajiban pengu-saha terkait kegiatan pencatatan/ pembu-kuan serta pelaporan di bidang cukai yangdiwajibkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam SE tersebut juga disebutkan,untuk mengetahui pengusaha dan memas-tikan kewajiban pencatatan/ pembukuantelah dilaksanakan sesuai ketentuan,maka pejabat Bea dan Cukai dalam hal iniKepala Kantor Pengawasan dan Pelayan-an Bea dan Cukai dapat melakukan peme-

Pembukuandan Audit

INSTRUMEN PENGAWASANDI BIDANG CUKAI

Upaya yang dilakukan DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC)

khususnya mengenai pengawasandibidang cukai terus ditingkatkan. Selain

mekanisme pengawasan melaluiperijinan Nomor Pokok Pengusaha Kena

Pajak (NPPBKC), dokumen cukai dandokumen pelengkap cukai yangdiwajibkan, operasi intelijen dan

penindakan, kini dalam juklak UU No.39Tahun 2007 tentang Cukai yang

sebentar lagi rampung, perusahaanpemegang NPPBKC maupun pemilik

fasilitas dibidang cukai wajibmelaksanakan pembukuan dan

pencatatan. Termasuk pengawasanmelalui audit cukai untuk memastikan

kepatuhan pengusaha terhadapketentuan peraturan di bidang cukai.

C

NUR RUSDI. Pengusaha yang PKPwajib membuat pembukuan. Non PKPwajib membuat buku pencatatan.

CUKAI

WBC/ATS

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 402

23WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

riksaan atau penelitian di lapangan secaraperiodik maupun insidentil, termasuk jugamelakukan pembinaan dan penindakan ter-hadap pengusaha yang melakukan pelang-garan ketentuan pencatatan/ pembukuandan pelaporan sesuai ketentuan yang ber-laku.

“Dengan adanya penyederhanaan ini,diharapkan akan lebih mudah dipraktek-kan terutama untuk pengusaha non PKP,sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidakmembuat pencatatan, sehingga akantercipta tingkat kepatuhan yang tinggi dansebagai alat pengawasan bisa berjalan efek-tif,” tutur Nur Rusdi.

AUDIT CUKAIDalam hal pengawasan dan peningkat-

an kepatuhan pengusaha BKC sesuai UUNo.39 Tahun 2007 selain melakukanpemeriksaan pembukuan dan pencatatan,terdapat juga kegiatan audit cukai yangterdapat di pasal 39, dimana pada pasal ini mempertegasdan mengatur lebih rinci kewenangan pejabat bea cukaiuntuk melaksanakan audit cukai sehingga obyek audit bi-sa kooperatif dalam membantu proses audit.

Menurut Kepala Seksi Pelaksanaan Audit Cukai Direk-torat Audit, Mudji Rahardjo, pada UU No.11 Tahun 1995tentang cukai sebelumnya telah diatur kewenangan peja-bat bea cukai untuk melakukan audit, yaitu pada pasal39 ayat (1) yang dinyatakan bahwa pejabat Bea dan Cukaiberwenang memeriksa buku, catatan, atau dokumen yangdiwajibkan oleh UU ini dan pembukuan perusahaan yangberkaitan dengan BKC serta sediaan BKC dari pabrik, tem-pat penyimpanan atau tempat lainnya sebgaimana dimak-sud dalam pasal 35 untuk keperluan audit dibidang cukai.

Sedangkan yang dimaksud dengan au-dit cukai adalah serangkaian kegiatan pe-meriksaan laporan keuangan, buku, catat-an dan dokumen yang menjadi bukti dasarpembukuan dan surat yang berkaitan de-ngan kegiatan usaha, termasuk data elek-tronik, serta surat yang berkaitan dengankegiatan di bidang cukai dan sediaan ba-rang dalam rangka pelaksanaan ketentuanperundang-undangan di bidang cukai.

Perlunya audit cukai dilakukan, menu-rut Mudji, merupakan konsekuensidiberlakukannya sistem self assessment dibidang cukai, pemberian fasilitas tidak di-pungut cukai, pembebasan cukai atau pe-nundaan cukai serta adanya penggantianbuku persediaan dengan pembukuan yangsesuai dengan prinsip-prinsip akuntansiyang berlaku di Indonesia.

Penggantian yang semula Buku Perse-diaan menjadi Pembukuan yang sesuaidengan prinsip-prinsip akuntansi yang ber-

laku umum di Indonesia pada pengusaha pabrik nonskala kecil, pengusaha tempat penyimpnan, importir BKCdan penyalur non skala kecil, dilakukan karena sudahtidak sesuai dengan perkembangan administrasi perusa-haan moderen.

“ Karena itu audit cukai dilakukan untuk memastikankepatuhan pengusaha-pengusaha tersebut terhadapketentuan peraturan di bidang cukai, apakah yang diberi-tahukan tentang BKC yang selesai dibuat dan yang dima-sukkan telah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,”tutur Mudji.

Lebih lanjut Mudji mengemukakan, audit cukai dalamhal ini dilakukan terhadap pengusaha di bidang cukai yangmeliputi pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpan-

an, importir BKC,penyalur danpengguna BKCyang mendapatfasilitas pembe-basan.

Dalam pelak-sanaannya, me-nurut Mudji, auditcukai dilakukanoleh DirektoratAudit pada KantorPusat dan bidangaudit pada KantorWilayah DJBC.Audit dilakukandengan Surat Tu-gas Direktur Jen-deral dan dilaksa-nakan secaraterencana sesuaidengan DaftarRencana ObyekAudit. Selain itu,audit dapatdilaksanakan se-waktu-waktu atasperintah DirekturJenderal atauatas permintaanDirektur dilingkungan Direk-torat JenderalBea dan Cukaiatau Kepala Kan-tor Wilayah.INDUSTRI CUKAI. Terus ditingkatkan mekanisme pengawasannya.

MUDJI RAHARDJO. Audit cukai, instru-men pengawasan yang komprehensif.

ris

WBC/RIS

DOK. WBC

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 402

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

alam UU No.17 Tahun 2006 terdapat satu babbaru yaitu Bab XVA yang mengatur mengenaipembinaan pegawai. Disebut baru, karena da-lam UU No. 10 Tahun 1995 tidak ada bab yangsecara khusus mengatur mengenai sanksi

bagi pegawai yang melakukan pelanggaran, dan premibagi yang berjasa dalam menangani pelanggarankepabeanan. Berkenaan dengan pasal 113D Bab XVAUU No. 17 Tahun 2006 ada beberapa hal yang ingin sa-ya tanyakan :

1. Apakah setiap denda dari temuan hasil audit bisadimintakan preminya ?

2. Bagaimanakah prosedur mendapatkan premi ? Danunit manakah yang harus mengajukannya ?

3. Bila karena suatu hal, sehingga terdapat tagihanhasil temuan audit suatu perusahaan diberikanjangka waktu pelunasan sampai dengan dua tahun,apakah premi tersebut baru bisa diajukan setelahlunas seluruhnya, atau bisa diajukan sesuai jumlahangsuran yang telah dilunasi ?

Terima kasih atas tanggapan yang diberikan.

ASEP SUNARYAPelaksana pada Kanwil DJBC

Kalimantan Bagian Barat

T a n g g a p a n :

Berkenaan dengan pertanyaan seputar pasal 113DBab XVA UU No.17 Tahun 2006 yang dikirimkan olehpembaca WBC, berikut ini kami berikan jawaban :

1. Apakah setiap denda dari temuan hasil audit bisadimintakan preminya?Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI nomor :241/KMK.01/2002 tanggal 16 Mei 2002 tentangPerubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuang-an Nomor 570/KMK.01/1997 Tentang KetentuanPemberian Uang Ganjaran Kepada Mereka YangTelah Memberikan Jasa Dalam Penyelesaian TindakPidana dan Pelanggaran Administrasi Kepabeanandan Cukai pada Pasal 1 butir 3 disebutkan bahwa“Ganjaran atas pelanggaran yang dikenakan dendaadministrasi diberikan dengan ketentuan penetapanatas pelanggaran dimaksud tidak diajukankeberatan/banding, atau dalam hal diajukan keberat-an/banding telah terdapat keputusan yang final dantetap”.Jadi setiap pelanggaran yang dikenakan denda ad-ministrasi, baik itu denda dari temuan hasil audit bi-sa dimintakan premi/ganjaran sepanjang ketentuan

KONSULTASIKEPABEANAN & CUKAIDengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk keRedaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupun e-mail, agardilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi hanya akanmemproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyebutkanidentitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kamidapat merahasiakan identitas anda. Demikian pemberitahuan ini kamisampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

penetapan atas pelanggaran dimaksud tidak diajukankeberatan/banding, atau dalam hal diajukankeberatan/banding telah terdapat keputusan yangfinal dan tetap dengan batasan paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

2. Bagaimana prosedur mendapatkan premi? Danunit manakah yang harus mengajukannya?Kepala Kantor DJBC setempat mengajukan permo-honan uang ganjaran kepada Menteri Keuangan RIdengan tembusan kepada Direktur Jenderal Bea danCukai dengan disertai lampiran :a) Tembusan/fotokopi Surat Penetapan Sanksi Ad-

ministrasi dan/atau Nota Pembetulan yang ditan-dasahkan oleh Kepala Kantor;

b) Tembusan/rekaman/fotokopi bukti penyetoransanksi administrasi ke Kas Negara (SuratSetoran Bea dan Cukai/SSBC) yang telah ditan-dasahkan oleh Kantor Perbendaharaan dan KasNegara setempat; dan

c) Jumlah uang ganjaran yang dimohon.

3. Bila karena sesuatu hal, sehingga terhadap tagih-an hasil temuan audit suatu perusahaan diberi-kan jangka waktu pelunasan sampai dengan duatahun, apakah premi tersebut baru bisa diajukansetelah lunas seluruhnya, atau bisa diajukan se-suai jumlah angsuran yang telah dilunasi?Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor570/KMK.01/1997 Tentang Ketentuan PemberianUang Ganjaran Kepada Mereka Yang Telah Membe-rikan Jasa Dalam Penyelesaian Tindak Pidana danPelanggaran Administrasi Kepabeanan dan Cukaipada Pasal 4 disebutkan bahwa “Permohonan uangganjaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 1hanya dapat dikabulkan bilamana perkara yangmemberi alasan untuk meminta uang ganjaran itutelah selesai dan semau uang denda serta uanghasil penjualan dimuka umum barang-barangrampasan sehubungan dengan perkara itu, telahdisetorkan seluruhnya ke Kas Negara”.Jadi permohonan premi/uang ganjaran atas dendaadministrasi tersebut baru bisa dikabulkan setelahperkara yang memberi alasan untuk meminta uangganjaran itu telah selesai dan uang dendasehubungan dengan perkara itu telah disetorkanseluruhnya ke Kas Negara.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi

DIREKTUR PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

JUSUF INDARTONIP 060061439

Tentang PremiD

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 402

25WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

JBC seiring dengan bergulirnya program reformasi, kinimemiliki beberapa KPPBC baru yang diharapkan dapatlebih mengoptimalkan pelayanan dan pengawasan lalulintas barang, dan dapat mengantisipasi adanya kebijakan-kebijakan baru yang nantinya akan dijalankan.

Salah satu KPPBC baru yang kini telah eksis memberikan pela-yanan dan pengawasan, adalah KPPBC Tipe A4 Sunda Kelapa yangmasuk di wilayah kerja Kanwil DJBC Jakarta. Seperti diketahui, sebe-lumnya KPPBC Sunda Kelapa dulu sudah masuk ke dalam organisasiDJBC, namun seiring dengan adanya Inpres tahun 1984 makakeberadaan KPPBC Sunda Kelapa berubah fungsi dan hanya sebagaipos bantu saja.

Memang pelabuhan Sunda Kelapa yang telah ada sejak tahun1527, keberadaannya saat itu sangat penting karena sebagai pelabuh-an terbesar dan sebagai pusat perdagangan antar pulau yang meng-hubungankan pulau-pulau di nusantara, hal ini menjadikan pelabuhantersebut sebagai pelabuhan utama antar pulau di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan perekonomian, maka pelabuhanSunda Kelapa hingga saat ini keberadaannya masih tetap dipertahan-kan sebagai pelabuhan antar pulau dan sebagai pelabuhan pendu-kung dari pelabuhan utama Tanjung Priok.

Untuk dapat lebih mengoptimalkan kinerja DJBC dalam memberi-kan pelayanan dan melaksanakan pengawasan perdagangan antarpulau yang peraturan pemerintahnya kini tengah menunggu keputusanuntuk dijalankan oleh DJBC, maka pos bantu Sunda Kelapa yang duluhanya mengawasi pergerakan barang antar pulau, kini menjadiKPPBC Tipe A4 yang bukan hanya sebagai kantor pengawas barangantar pulau, namun juga sebagai kantor pelayanan yang menanganikegiatan kawasan berikat, gudang berikat, MMEA dan lain sebagainya.

WUJUD PROGRAM REFORMASI DAN ANTISIPASI PERATURANANTAR PULAU.

Pembentukan KPPBC Sunda Kelapa merupakan salah satu wu-jud realisasi program reformasi DJBC dibidang organisasi, yang padadasarnya juga meliputi organisasi, peraturan dan ketatalaksanaan di-bidang kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan SDM.

KPPBC Sunda Kelapa dibentuk berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan No. 68/PMK.01/2007 dengan pertimbangan penyempurna-an organisasi dan tata kerja DJBC, dalam rangka optimalisasi fungsiDJBC dibidang fasilitasi perdagangan, perlindungan dan dukunganindustri, perlindungan masyarakat, penerimaan negara dan pelayanankepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai.

“Secara spesifik, pembentukan KPPBC Sunda Kelapa juga dimak-sudkan untuk mengantisipasi pelaksanaan pengawasan barang ter-tentu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2006,”ujar Heru Pambudi sebagai Kepala KPPBC Tipe A4 Sunda Kelapa.

Lebih lanjut Heru Pambudi menjelaskan, saat ini pengawasan ba-rang tertentu sebagaimana diamanatkan Undang-undang No.17tahun 2006, masih belum ditunjuk objeknya (komoditasnya) sehinggabelum dioperasionalkan. Pengawasan antar pulau yang ada baru ter-batas pada pengawasan pergerakan barang berupa CPO dan BBM.Disamping itu, pengawasan melalui kegiatan intelijen juga dilakukanterhadap masuknya barang impor yang belum diselesaikan kewajibankepabeanannya melalui pelabuhan Sunda Kelapa dan Marunda.Untuk pelaksanaannya, KPPBC Sunda Kelapa berkoordinasi denganKPPBC asal barang dan pihak terkait seperti Adpel dan Pelindo.

PELAYANAN DENGAN OTOMASISebagai KPPBC baru, Sunda Kelapa juga memiliki wilayah kerja

yang cukup luas, karena mendapat limpahan kewenangan dari bebe-rapa KPPBC yang ada disekitarnya. Adapun wilayah kerja KPPBCSunda Kelapa adalah, Pelabuhan Laut (PL) Sunda Kelapa, MarinaAncol, Muara Baru (PL), Widuri (PL), Arjuna (PL), Sinta, CintaNatomas, Cilincing, Pertamina, Bogasari, Marunda, Dharma KaryaPerdana, Kali baru, dan Ujung Kerawang.

“KPPBC Sunda Kelapa selain mengawasi tempat penimbunanberikat (TPB), seperti KB dan GB di kawasan berikat nusantara (KBN)Marunda, juga mengawasi dan melayani TPB di luar KBN Marundadan pengusaha barang kena cukai (PBKC). Dalam pelaksanaan serahterima daerah kewenangan pengawasan dan pelayanan terhadappengguna jasa TPB dan PBKC, terdapat tambahan objek pengawas-an dan pelayanan dengan pertimbangan lokasi pengguna jasa lebihdekat jika dilayani oleh KPPBC Sunda Kelapa. Untuk itu, hingga saatini KPPBC Sunda Kelapa mengawasi 51 TPB dan 4 PBKC,” paparHeru Pambudi.

Dengan wilayah pengawasan yang cukup luas dan jumlah objekpelayanan yang cukup banyak, maka KPPBC Sunda Kelapa pun telahmelaksanakan beberapa kegiatan yang terkait dengan optimalisasipelayanan, antara lain menerapkan otomasi pelayanan melalui mediadisket, yaitu terhadap pelayanan impor dari TPB (BC 2.0 disket) danmenjalankan uji coba pelayanan BC 2.3 disket atas pemasukanbarang impor ke TPB. Kedua kegiatan ini dilakukan dengan berkoordi-nasi dan asistensi dari Direktorat IKC dan Direktorat FasilitasKepabeanan, dengan tujuan untuk memperoleh kecepatan pelayanandan ketersedian data. Kegiatan lainnya, melaksanakan sosialisasikepada para pengguna jasa TPB, pengeboran lepas pantai (off shore),dan keagenan serta pemilik kapal niaga.

“Secara umum KPPBC Sunda Kelapa memberikan pelayanan dibidang kepabeanan dan cukai. Di bidang kepabeanan meliputi,memberikan pelayanan atas fasilitas TPB antara lain rekomendasiperijinan pelayanan BC 2.3, importasi barang dari TPB, ekspor minyakdari off shore, ijin impor sementara kapal yang akan beroperasi diwilayah kerja Sunda Kelapa, penyelesaian impor kapal yang selamaini belum diselesaikan kewajiban pabeannya, dan pengawasan antarpulau terhadap barang tertentu (CPO dan BBM). Sementara, dibidang cukai KPPBC Sunda Kelapa juga memberikan pelayanan per-ijinan NPPBKC untuk distributor MMEA,” jelas Heru Pambudi.

PRIORITAS PELAYANAN DAN PENGAWASANDari kegiatan yang dijalankan tersebut, KPPBC Sunda Kepala pun

memiliki perioritas utama baik dibidang pelayanan maupun dibidangpengawasan. Untuk perioritas bidang pelayanan, adalah menciptakan

KPPBC Tipe A4Sunda Kelapa

KPPBC TIPE A4 SUNDA KELAPA. Walaupun belum memiliki gedung sendiri,namun kegiatan pelayanan dan pengawasan sudah efektif dijalankan.

KANTOR BARU DENGANPENERAPAN OTOMASI PELAYANAN

MELALUI MEDIA DISKETSejalan dengan re-organisasi di jajaran

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC), pembentukan Kantor Peng-

awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai(KPPBC) baru diharapkan dapat meng-antisipasi segala tantangan yang ada.

D

DAERAH KE DAERAHWBC/ATS

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 402

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

mekanisme kerja yang mendukung kecepatan pelayanan impor danpelayanan TPB.

Sementara itu untuk prioritas bidang pengawasan kegiatan yangdilakukan adalah, monitoring pergerakan barang antar pulau yangbelum diselesaikan kewajiban pabeannya, mengadakan sosialisasidan pembinaan kepada pemilik kapal untuk segera menyelesaikankewajiban pabean terkait dengan importasi kapalnya yang selama inibelum diselesikan. Dan, pengembangan otomasi monitoring jaminanatas pelaksanaan pekerjaan subkontrak sehingga KPPBC setiap saatdapat mengetahui jaminan yang akan jatuh tempo, disamping bergunasebagai alat bantu pengawasan pelaksanaan subkontrak bagi petugashangar. Informasi ini juga berguna bagi pengusaha sebagaipemberitahuan awal guna menghindari keterlambatan penyelesaian.

“Untuk dapat menjalankan perioritas utama dari pelayanan danpengawasan tersebut, KPPBC Sunda Kelapa kini sedang berusahamemenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Namun demikian, adabeberapa kendala yang masih harus kami atasi antara lain, untukpengawasan di pelabuhan Sunda Kelapa, dimana kondisi kantor lamasudah rusak parah dan senantiasa banjir, KPPBC Sunda Kelapa telahmerencanakan pembangunan pos pengawasan yang permanen sertamengusulkan pengadaan mobil patroli yang tinggi (double cabin),”ungkap Heru Pambudi.

Masih menurut Heru, untuk kendala di bidang pelayanan, KPPBCSunda Kelapa saat ini sedang diusahakan penambahan unit komputerterutama untuk menunjang otomasi BC 2.0 dan BC 2.3 disket.Sementara, yang ada saat ini baru sepuluh unit.”Kendati masih adabeberapa kendala yang harus kami hadapi saat ini, namun kalau darisisi SDM yang ada dengan jumlah 104 pegawai, dengan uraian 1

Kepala Kantor, 5 Kelapa Seksi, dan 98 pelaksa-na, dari evaluasi kami saat ini antara beban kerjayang ada dengan jumlah SDM telah mencukupi,”ujar Heru Pambudi.

TARGET PENERIMAANKPPBC Sunda Kelapa memiliki target pene-

rimaan bea masuk sebesar Rp. 294.740.000.Sementara realisasi saat ini (hingga 31 Maret2008), telah tercapai dengan rincian, bea masukRp. 2.007.782.011, PPN Rp. 1.891.760.324,PPnBM Rp. 1.546.742.670, Pph 21 Rp.472.940.066, denda Rp. 5.000.000, total Rp.5.924.225.071. Pencapaian target ini salah satu-nya dipengaruhi oleh adanya pelimpahanbeberapa TPB ke dalam wilayah kerja KPPBCSunda Kelapa.

Terkait dengan pelimpahan kewenangan daribeberapa KPPBC, KPPBC Sunda Kelapa yangletaknya berdekatan dengan Kantor PelayananUtama Jakarta, juga telah melaksanakan koordi-nasi dalam hal pelayanan dan pengawasan. Halini dirasakan sangat penting, mengingat lokasi-nya yang berdekatan. Untuk itu, baik KPPBCSunda Kelapa mupun KPU Tanjung Priokmasing-masing memiliki wilayah kerja pelayanan

dan pengawasan sebagai mana telah diatur dalam Keputusan DirekturJenderal nomor Kep-105/BC/2007 jo. Kep Menkeu no. 68/PMK.01/2007.

Untuk KPPBC Sunda Kelapa, terutama memberikan pelayanandan pengawasan kepada penerima fasilitas TPB yang berasal daripelimpahan KPU Tanjung Priok, KPPBC Tipe A2 Jakarta dan KPPBCTipe A2 Tanggerang. Disamping itu juga terdapat kegiatan monitoringpemasukan barang-barang melalui pelabuhan Sunda Kelapa danMarunda, terutama atas barang-barang yang diawasi pergerakannyaseperti CPO dan BBM.

“Memang wilayah kerja kami sangat berdekatan, dan itu dapatmenimbulkan potensi birokrasi dan inefisiensi. Untuk mengurangidampak tersebut, telah dilakukan koordinasi guna simplifikasipenyelesaian kewajiban pabean yang melibatkan dua kantor tersebut.Sebagai salah satu contoh adalah simplifikasi prosedur penangananangkut lanjut (BC 1.2) dari KPU Tanjung Priok ke KPPBC lainnya(misalnya KPPBC Belawan) yang melewati pelabuhan Sunda Kelapa,”terang Heru Pambudi.

Selain berkoordinasi dengan KPU Tanjung Priok, KPPBC SundaKelapa pun pada tahap awal operasionalnya telah melakukan koordi-nasi dengan instansi terkait, seperti KP3 Tanjung Priok, Adpel SundaKelapa, dan Pelindo, pengguna jasa. Dari koordinasi tersebut, secaraumum keberadaan KPPBC Sunda Kelapa disambut dengan baik se-bagai partner untuk menjalankan fungsi pelayanan dan pengawasan.

“Secara prinsip saya berharap kedepan nanti, KPPBC SundaKelapa harus dapat menjalankan fungsi pelayanan terutama dalampelayanan kepada investor di TPB dan pengawasan ataspengangkutan barang antar pulau,” tandas Heru Pambudi.

PELABUHAN SUNDA KELAPA. Pergerakan lalu lintas barang antar pulaudi pelabuhan Sunda kelapa, sepenuhnya menjadi wilayah pengawasanKPPBC Sunda Kelapa.

KANTOR LAMA. kondisi kantor pos Bantu Sunda Kelapa lamayang sangat memprihatinkan, kini membutuhkan perhatian yangcukup serius.

SDM. Jumlah 104 pegawai KPPBC Sunda Kelapa dianggap telah mencukupi dibandingkan denganbeban kerja yang dihadapi.

DAERAH KE DAERAHFOTO-FOTO WBC/ATS

adi

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 402

27WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

ewakili Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC JawaTimur I, Harry Budi Wicaksono selaku Kepala BidangPenindakan dan Penyelidikan Kantor Wilayah DJBCJawa Timur I menyampaikan press release tentangkasus penegahan importasi rokok Marlboro palsu dan

beberapa kasus penegahan lain yang dilakukan aparat KantorWilayah DJBC Jawa Timur selama triwulan pertama tahun 2008.

Seperti disampaikan Harry Budi Wicaksono, dalam kurun wak-tu triwulan pertama Tahun Anggaran (TA) 2008 ini, jajaran KanwilDJBC Jawa Timur I, dalam bidang kepabeanan telah meningkat-kan pengawasan terhadap kegiatan importasi, terutama terhadapimportasi barang yang terkena aturan larangan dan pembatasan.

Sedangkan di bidang cukai, pihaknya terus menerus meng-gelar operasi penindakan terhadap pengangkutan (distribusi)barang kena cukai, khususnya rokok yang melanggar ketentuancukai dengan maksud mengelak pembayaran cukai, antara lainrokok tanpa pita cukai (polos), rokok yang diteliti pita cukai bukanhaknya dan/atau bukan peruntukkannya.

Dari peningkatan pengawasan impor dan operasi penindakanbarang kena cukai (BKC) tersebut, lanjut Harry Budi Wicaksono,Kanwil DJBC Jawa Timur I berhasil menegah 2 kasus importasidan 4 kasus cukai serta mendapat pelimpahan 1 kasus penegah-an cukai oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan CukaiTanjung Perak dengan total barang bukti yang ditegah sebanyak642 karton rokok dan satu unit Motor Harley Davidson dengantotal potensi kerugian negara sebesar Rp 1.102.654441 denganrincian sebagai berikut :

ROKOK MARLBORO PALSUPenegahan importasi rokok Marlboro sebanyak 309 karton

masig-masing 64 slop dalam 10 Bungkus yang diberitahukan

sebagai Stove (Kompor Gas), diangkut dengan Konteiner WFHU1264265 / 20 FCL dengan kapal UNI PREMIER 059 W dariPelabuhan Asal Shantou, China, Februari 2008.

Modus operandi yang digunakan pelaku adalah dengan me-malsukan identitas consignee, identitas barang dan mengguna-kan Shipper fiktif. Serta mengemas rokok dengan karton standard(sama dengan karton kompor) dan men-stuffing-nya dibagiandalam kontainer, sedangkan bagian depan kontainer di-shuffingbarang yang berbeda (kompor).

Ketentuan yang dilanggar dalam kasus ini adalah Pasal102 huruf h Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan yang telah diubah dengan Undang-undanga No-mor 17 Tahun 2006 dengan ancaman pidana penjara palingsingkat 1 (satu) tahun dan penjara paling lama 10 (sepuluh)tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.50.000.000. (limapuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.5.000.000.000. (limamilyar rupiah).

Pasal 56 Undang-undang Nomor 11 Tahun I995 tentang cukaiyang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun2007 dengan ancaman hukuman diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 dengan ancaman pidana penjarapaling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali nilai cukai danpaling 10 (sepuluh) kali cukai yang seharusnya dibayar.

Kasusnya saat ini sedang dalam penyelidikan dan potensikerugian negara ditaksir mencapai Rp 859. 069.440.

ROKOK SIGARET KRETEK MESIN (SKM) POLOSSelanjutnya aparat juga melakukan penegahan atas 16 kar-

ton masing-masing 4 Ball dan 20 Slop yang masing-masing 10bungkus rokok merek ICY Mild isi 16 batang ; jenis SigaretKretek Mesin (SKM); produksi PT J.S.T Indonesia, tanpa dilekatiPita Cukai (polos) di ekspedisi CV Putra Segar Jaya, Jl. KaliangetC.2/10-12 Surabaya pada tanggal 28 Februari 2008

Modus operandi Barang Kena Cukai (Rokok) dijual tanpadilekati pita cukai (polos), menyamarkan nama perusahaan(disingkat dan tanpa alamat / kota ) dan menyamarkan namapengirim dan penerima barang.

Ketentuan yang dilanggar dalam kasus ini adalah pasal 54Undang-undang No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai yang telahdiubah dengan Undang-undang No.39 Tahun 2007, denganancaman hukuman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahundan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda sedikit 2(dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilaicukai yang seharusnya dibayar . Kasusnya kini sedang dalamproses penyelidikan dengan perkiraan kerugian negara sebesarRp. 25.299.456.

PERSONALISASI PITA CUKAIPenegahan juga dilakukan terhadap rokok merek ABRAMAS,

SKT isi 12 batang, produksi PR Puncak Makmur SejahteraMalang, dillekati pita cukai SKT 2008 Tarif 0 % + Rp. 30/Btg, HJERp 3.325, personalisasi SUMBTUKO (salah personalisasi) seba-nyak 207 karton dan merek TRIS, SKM isi 16 batang, produksiPR SSS Kudus, dilekati pita cukai SKT 2008 Tarif 0 % + Rp 30HJE Rp 3.500 personalisasi FARADIBO (salah personalisasi) se-banyak 11 karton;

Dalam kasus ini modus operandi yang digunakan pelaku ada-lah Barang Kena Cukai (Rokok) dijual dengan dilekati Pita Cukaiyang bukan haknya.

Ketentuan yang dilanggar dalam kasus ini adalah pasal58 Undang-undang No.11 Tahun 1995 tentang Cukai yang te-lah diubah dengan Undang-undang No. 39 Tahun 2007,dengan ancaman hukuman pidana penjara singkat 1 (satu)tahun dan paling la- ma 5 (lima) tahun dan/atau pidana den-

Gelar Hasil TegahanKANWIL DJBC JAWA TIMUR I

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) Jawa Timur I, pada11 April 2008 melakukan press release

atas kasus penegahan importasirokok Marlboro palsu, disamping juga

gelar hasil penegahan lainnya.

HARRY BUDI WICAKSONO. Dari peningkatan pengawasan impor danoperasi penindakan BKC, Kanwil DJBC Jawa Timur I berhasil menegah2 kasus importasi dan 4 kasus cukai serta mendapat pelimpahan 1kasus penegahan cukai.

M

DOK. KANWIL DJBC JATIM I

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 402

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

da sedikit 2 (dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepu-luh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

Kasusnya kini sedang dalam proses penyelidikan denganperkiraan kerugian negara sebesar Rp. 105.440.000.

MOTOR HARLEY DAVIDSONKasus ini terungkap dengan pelaku Mr. Mario llote & Mrs

Cristiana llote, melakukan importasi barang berupa 5.600 KgPersonal Effect dan 1 unit motor Harley Davidson (bukan baru)dengan PIBT Nomor : 000007 tanggal 07 Januari 2008. Merekamelakukan importasi motor Harley Davidson dengan modus me-makai dokumen Ata Carnet dan diimpor dengan fasilitas barangpindahan (personal effect);

Dari kasus tersebut ketentuan yang dilanggar adalah pasal 3Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 229/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum di bidang Impor.

Pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 137/KMK.05/1997 tentang Pembebasan Bea masuk atas Impor BarangPindahan yang menyatakan bahwa kendaraan bermotor tidaktermasuk dalam barang pindahan.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 06/M-DAG/PER/3/2006 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor03/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG Ketentuan Impor KendaraanBermotor Bukan Baru.

Pasal 27 Keputusan Direktur Jemderal Bea dan Cukai NomorKEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksaan Tatalaksana Kepa-beanan di bidang Impor yang telah beberapa kali diubah terakhirdengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-06/BC/2007, dengan ketentuan barang impor yang tidak dapatmemenuhi persyaratan impor dari instansi teknis dapat dieksporkembali.

Kasusnya kini sedang dalam proses penyelidikan dan per-kiraan kerugian negara belum dapat ditaksir.

ROKOK SKM POLOSSelanjutnya penegahan atas 37 karton masing-masing 4

Ball, 20 Slop masing-masing 10 Bungkus rokok merek NOVA isi16 batang; jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM); produksi PRBERLIANA JAYA INDONESIA, tanpa dilekati Pita Cukai (POLOS)di Ekspedisi Al Qomar, Komplek Pertokoan JL Perak Timur 512 –L6 Surabaya pada 1 April 2008;

Modus yang digunakan pelaku adalah Barang Kena Cukai(Rokok) dijual 1995 Pita Cukai (polos)

Dalam kasus ini ketentuan yang dilanggar adalah pasal 54

Undang-Undang No.11 Tahun 1995 tentang Cu-kai yang telah diubah dengan Undang-undangNo. 39 Tahun 2007, dengan ancaman hukumanpidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun danpaling lama 5 (lima) tahun dan / atau pidanadenda sedikit 2 (dua) kali nilai cukai dan palingbanyak 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seha-rusnya dibayar.

Kasusnya kini dalam proses Penyelidikandengan perkiraan kerugian negara mencapaiRp.60.209.407

PENGANGKUTAN TEMBAKAU SIAP LINTING,ETIKET, SLOP DAN GRENJENG

Penegahan juga dilakukan terhadap 36 kar-ton bahan baku rokok yang sudah terutang cu-kai berupa tembakau Siap Linting, Etiket RokokMerek Aura, Slop Rokok Merek Aura, Etiket 547,Etiket Merek SELEB STAR, Etiket Merek 23,Grenjeng dsb melalui Ekspedisi KSL, KomplekPertokoan jl. Perak Timur 512 – L6 Surabaya pa-da 2 April 2008 .

Modus operandi yang digunakan pelakuadalah dengan melakukan pengangkutan bahanbaku rokok yang sudah terutang cukai tersebuttanpa dilindungi dokumen CK-5.

Ketentuan yang dilanggar dalam hal ini ada-lah Pasal 27 Ayat (1) dan (3) Undang-undang

No.11 Tahun 1995 tentang Cukai yang telah diubah denganUndang-undang No. 39 Tahun 2007, dengan ancaman hukumansangsi administrasi berupa denda paling sedikit 2 (dua) kali nilaicukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharus-nya dibayar dan kini kasusnya sedang dalam proses penyelidikandengan perkiraan kerugian negara sebesar : Rp. 10.937.500.

PELIMPAHAN ROKOK POLOS DARI POLRES KP3 TANJUNG PERAKDalam acara press release tersebut Kanwil Bea dan Cukai

Jawa Timur I juga melakukan pelimpahan perkara rokok polosdari Polres KP3 Tanjung Perak .

Pelimpahan perkara Rokok merek Best Mild Plus sebanyak26 karton yang terdiri dari 4 bal yang berisi masing-masing 200pak. Dalam kasus ini, modus operandi yang digunakan pelakuadalah rokok dijual tanpa dilekati pita cukai atau rokok polos.

Sedangkan ketentuan yang dilanggar adalah Pasal 54Undang-undang No.11 Tahun 1995 tentang Cukai yang telahdiubah dengan Undang-undang No. 39 Tahun 2007, denganancaman hukuman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahundan paling lama 5 (lima) tahun dan / atau pidana denda sedikit 2(dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilai cu-kai yang seharusnya dibayar.

Kasusnya kini sedang dalam proses penyelidikan dan ditak-sir kerugian negara diperkirakan mencapai Rp. 41. 699.138.

IMPORTASI MOTOR HARLEY DAVIDSON dengan modus memakai dokumen Ata Carnet dandiimpor dengan fasilitas barang pindahan (personal effect).

ROKOK MARLBORO palsu sebanyak 309 karton yang dtegah aparatKanwil DJBC Jawa Timur I

mujiono, sby/ris

FOTO-FOTO DOK. KANWIL DJBC JATIM I

DAERAH KE DAERAH

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 402

29WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

ertempat di ruang Loka Muda Gedung B Kantor Pu-sar DJBC, Rabu 9 April 2008 Kantor Wilayah (Kan-wil) DJBC Banten menyelenggarakan rakerwil untukyang pertama kalinya setelah Kanwil ini berdiri.Dengan dihadiri oleh seluruh Kepala Bidang, Kepala

Seksi, dan Kepala Kantor yang berada dibawah jajarannya,seperti Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai(KPPBC) Soekarno-Hatta, Tanggerang, dan Merak, rakeryang bertemakan “Dengan rapar kerja wilayah kita tingkatkancitra dan kinerja Kanwil DJBC Banten”, dan berlangsungsatu hari ini, membahas tiga masalah utama yang dihadapiKanwil DJBC Banten saat ini.

TIGA POKOK BAHASAN UTAMAAdapun tiga besaran masalah yang dibahas kali ini perta-

ma, bidang umum meliputi organisasi, sarana dan prasaranaserta SDM. Kedua bidang pelayanan, mencakup kepabeanandan cukai, yang antara lain materinya, sistem dan prosedur(sisdur), fasilitas kepabeanan, evaluasi target penerimaanserta proyeksi penerimaan tahun 2008. Dan ketiga, bidangpengawasan, dibahas tentang pengawasan baik melaluibidang P2 maupun bidang audit, serta upaya peningkatanpengawasan sehingga semua ketentuan dipenuhi.

Menurut Kepala Kantor Wilayah DJBC Banten, Bachtiar,banyak masalah dan kendala yang dihadapi jajaran KanwilBanten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, namun yangpaling dirasakan adalah masalah sarana dan prasarana.”Masalahsarana dan prasarana merupakan topik yang cukup mengemuka,hampir di setiap unit baik di Kanwil maupun KPPBC yang beradadi wilayah kerja Kanwil Banten,” ujar Bachtiar.

Lebih lanjut Bachtiar mencontohkan, untuk teknologi infor-

masi (TI), saat ini untuk komputer yang lengkap dengan ja-ringan dan aplikasinya masih belum cukup, selain itu jugamasalah kantor, alat transportasi dan lain sebagainya.Namun demikian, Bachtiar mengungkapkan, untuk saranakantor Kanwil Banten, saat ini sudah mendapatkan kantoryang representatife dan strategis, yakni bekas gedung BankCentral Dagang (BCD) yang berada di jalan raya SerpongDamai sektor VI blok 201 no. 2 Bumi Serpong Damai Tange-rang.

“Memang saat ini masih perlu direnovasi dan penyiapanutilities seperti listrik dan air. Isnya Allah renovasi sudah akankita mulai pada akhir April ini, karena DIPA untuk itu jugasudah tersedia. Selain itu, untuk KPPBC Tanggerang juga se-dang merencanakan kantor yang definitife, sebab sekarangmasih menyewa di komplek pertokoan BSD,” terang Bachtiar.

TARGET PENERIMAANSelain masalah sarana dan prasarana, topik yang cukup

menarik pada raker ini adalah masalah target penerimaanyang dibebankan kepada Kanwil Banten. Untuk tahun 2008,Kanwil Banten dibebankan target penerimaan bea masuksesuai dengan APBN sebesar Rp. 1.498.602.460.000, jikatidak ada perubahan Kanwil Banten sangat optimis target iniakan tercapai, karena pada triwulan I target yang telahdicapai sebesar Rp. 487.251.228.000 atau 32,51 persen daritarget keseluruhan.

“Prediksi saya, jika ceteris peribus, Insya Allah tahun 2008Kanwil Banten bisa menyumbangkan penerimaan dari beamasuk lebih dari Rp. 1,6 triliun. Namun demikian, kita jugamemperhitungkan beberapa hal, seperti kebijakan pemerin-tah mengubah tarif bea masuk kedelai dari 10 persen menja-di 0 persen. Untuk diketahui bahwa penerimaan KPPBCMerak untuk tahun 2007, kurang lebih 28 persen bersumberdari bea masuk kedelai, ini akan menjadi loss benefit kita,selain penurunan tarif bea masuk beras dari Rp. 550/kg men-jadi Rp. 450/kg. Selain itu, masih ada kebijakan-kebijakanlain seperti penurunan tarif mesin-mesin untuk industri, CEPT,dan sebagainya,” ungkap Bachtiar.

Namun demikian, dengan usaha yang sungguh-sungguhdari segenap jajaran Kanwil Banten, target tersebut optimis

KOMITMEN BERSAMA. Seluruh jajaran Kanwil Banten sepakat untuk komitmen bersama dalam upaya, kerja keras, kesungguhan dan kebersamaandemi terwujudnya kinerja yang optimal dan citra positif DJBC.

Rakerwil DJBC BantenMASALAH PALING UTAMA SAAT INI ADALAH SARANA DAN PRASARANA

Rapat kerja wilayah (Rakerwil)Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

(DJBC) Banten bertujuanselain mengevaluasi kerja tahun 2007

juga menyiapkan rencana kerjatahun 2008 yang terukur, sistematis,

dan jelas time frame-nya.

B

WBC/ATS

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 402

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

akan tercapai. Sementara itu untuk target cu-kai yang telah ditentukan, saat ini masihdiperlukan pengkajian dari Direktorat PPKC,karena walaupun target yang ditentukansebesar Rp. 221.625,320.000, pada triwulanI ini sudah mencapai Rp. 69.060.076.000atau 31,16 persen dari target keseluruhan,hal ini masih akan dipengaruhi oleh perge-seran penerimaan cukai dari Kanwil Bantenmenjadi penerimaan Kanwil Jabar.

Karena, dari beberapa pengusaha barangkena cukai yang semula di bawah pengawas-an KPPBC Soekarno-Hatta, dialihkan menja-di pengawasan KPPBC Bekasi, dan ada ju-ga yang dialihkan pengawasannya dariKPPBC Soekarno-Hatta menjadi KPPBCTangerang, namun itu masih dalam otoritasKanwil Banten, jadi hanya pergeseran targetper KPPBC Saja.

Sementara itu untuk masalah SDM, Kan-wil Banten juga dirasakan masih memerlukantambahan terutama untuk tenaga auditor,karena untuk dapat memenuhi DROA KanwilBanten, dibutuhkan paling tidak 50 auditor,sementara saat ini baru memiliki 24 orang. Selain itu, saat inijuga masih dibutuhkan tambahan pegawai khususnya untuktenaga pelaksana yang mampu mengoperasikan komputerdan tenaga pelaksana yang mampu bergerak cepat untuk pe-layanan dan pengawasan.

“KPPBC Tangerang saja membawahi lebih dari 130 ka-wasan berikat dan 30-an gudang berikat, sedangkan pega-wainya hanya 137 orang. Memang untuk SDM ini kita tidakhanya terfokus pada kuantitas, tapi juga kualitas yang harusmampu mendukung program kita kedepan, apalagi KPPBC

Soekarno-Hatta yang akan menjadi KPPBCUtama dengan persyaratan-persyaratan ter-tentu,” kata Bachtiar.

Terkait dengan dijadikannya KPPBC Soe-karno-Hatta menjadi KPPBC Utama, Bachtiarmenjelaskan, KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hat-ta sudah diagendakan oleh pimpinan DJBCdan Departemen Keuangan untuk tahun inisebagai KPPBC Utama.”Insya Allah akanlaunching Nopember 2008, untuk itu kita su-dah mempersiapkan dan membantu tim per-cepatan reformasi DJBC agar pada saatnyananti benar-benar sudah siap sebagai kantorunggulan. Bulan Mei kita akan menerapkansistem sebagaimana layaknya KPU, yang di-sebut Pra KPU, diawali dengan pembenahanSDM, sarana dan prasarana, sekaligussistem pelayanannya,” tutur Bachtiar.

KESIMPULAN RAKERWILDari tiga besaran masalah yang dibahas

pada rakerwil Banten tersebut, maka rakerwilmerumuskan beberapa hal antara lain,kinerja dan citra Kanwil Banten beserta

jajarannya sudah cukup baik, namun disepakati untukmeningkatkan lagi, karena semua menyadari, bahwa tekadini harus dibarengi dengan kerja keras dan sungguh-sungguhdari semua pejabat dan karyawan se-Kanwil Banten.

Selain itu, beberapa masalah sudah dapat diselesaikanpada tingkat Kanwil, namun ada pula yang perlu diajukan keKantor Pusat DJBC untuk pembahasan dan pengkajian sertakeputusan lebih lanjut. Seperti, dalam waktu dekat ini akandisampaikan laporan kepada Direktur Jenderal untukditindaklanjuti oleh unit-unit terkait, misalnya usulan untuk

BACHTIAR. Rakerwil ini bertujuanuntuk mengevaluasi kerja tahun 2007dan mempersiapkan rencana kerjatahun 2008.

TIGA BAHASAN UTAMA. Walaupun rakerwil Banten hanya berlangsung satu hari, namun dapat menyelesaikan tiga bahasan utama yang dihadapiKanwil Banten saat ini.

WBC/ATS

WBC/ATS

DAERAH KE DAERAH

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 402

31WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

meninjau kembali beberapaketentuan tentang PJT, apli-kasi manifest untuk bandara,dan lain sebagainya. Sedang-kan untuk masalah SDMserta sarana dan prasaranaKanwil Banten menyerahkansepenuhnya kepada KantorPusat sebagai pemegang oto-ristas.

Untuk lebih mengoptimal-kan kinerja yang ada, sebe-lumnya Kakanwil Bantendan seluruh Kepala KPPBCdan Kepala Bidang P2, pada27 Maret 2008, juga telahmelakukan kunjungan danditerima oleh Gubernur Ban-ten, Hj. Ratu Atut Choisyiah.Pada kunjungan ini, Kakan-wil menjelakan mengenai tu-gas, fungsi, serta peranDJBC, khususnya KanwilBanten dalam pembangun-an provinsi Banten terutamaaspek Bea dan Cukai.

“Dengan penjelasan ka-mi Gubernur sangat antusi-as sekali mendengarkannyadan merespon denganmerencanakan akan menga-rahkan pejabat di jajarannyauntuk selalu berkoordinasi dengan DJBC dan siap membantupelaksanaan tugas Bea dan Cukai di Banten, karena beliaujuga mengetahui bahwa berkat dorongan, peran serta DJBC,industri dan perdagangan di provinsi Banten cukup berkem-bang. Di hari yang sama kami juga mengunjungi KepalaKejaksaan Tinggi Negeri Banten, Larigau Samad, dan berdis-kusi tentang penegakan hukum yang pada akhirnyabermuara pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Bachtiar.

“Dengan terselenggranya rakerwil Banten ini, saya berharapsesuai dengan tema rakerwilyaitu, peningkatan kinerja dancitra Kanwil DJBC Banten,yang pada akhirnya akan ber-dampak pada meningkatnyacitra dan kinerja DJBC secarakeseluruhan. Kami menyadari,bahwa mewujudkan hal initidak semudah mengucapkan-nya. Tapi dengan upaya, kerjakeras, kesungguhan serta ke-bersamaan, Insya Allah ini bisakita wujudkan. Dan saya sudahdapatkan komitmen kawan-ka-wan sejajaran Kanwil Banten,doakan saja kami bisa melak-sanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” tandas Bachtiar.

Seusai terselenggaranyarakerwil Banten, dan dalamrangka mewujudkan hasil ra-ker yang telah disepakati, ma-ka pada 10 April 2008, Kakan-wil Banten didampingi seluruhKepala Kantor dan Kabid P2 dijajaran Kanwil Banten, mela-kukan kunjungan kerja ke Ka-polda Mentro Jaya, dan berte-mu dengan Irjen Pol. AdangFirman. Pada kesempatan itudibahas mengenai peningkat-

an kinerja dalam rangka perlindungan masyarakat dari masuknyabarang-barang yang membahayakan, seperti psikotropika,senjata, dan barang larangan lainnya. Sementara itu, AdangFirman menilai koordinasi antara Polda Metro Jaya denganKanwil DJBC Banten sangat penting, karena banyak tugas-tugas yang bersinggungan antara DJBC dan Kepolisian.Untuk itu, dengan kerjasama dan koordinasi yang baik antarakeduanya, diharapkan pelaksanaan tugas ke depan akan da-pat dilakukan dengan lebih baik lagi.

KUNJUNGAN KE GUBERNUR. Guna peningkatan kinerja dan koordinasi yang baik dengan pihak pemerintah daerah,pada 27 Maret 2008, Kakanwil Banten didampingi oleh seluruh Kepala KPPBC dan Kabid P2, melakukan junjungankerja ke Kantor Gubernur Banten dan bertemu dengan Gubernur Banten, Hj. Ratu Atut Choisyiah.

KERJASAMA BIDANG HUKUM. Sehari setelah terselenggaranya rakerwil Banten, Kakanwil Banten didampingiseluruh Kepala KPPBC dan Kabid P2, melakukan kunjungan kerja ke Polda Metro Jaya, guna berkoordinasi untukpeningkatan kerjasama di bidang hukum.

DOK. KANWIL BANTEN

DOK. KANWIL BANTEN

adi

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 402

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

etugas Kantor Pelayaan Utama (KPU) Bea dan Cu-kai Tanjung Priok, berhasil melakukan penegahandan mengamankan kegiatan importasi illegal atas 24buah benda purbakala dan 136 buah pistol mainan(air soft gun) yang dilakukan oleh pihak-pihak yang

mencoba memanfaatkan kelengahan petugas.Dalam jumpa pers pada 17 April 2008 di Media Centre,

KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, Direktur Jenderal Bea danCukai, Anwar Suprijadi mengatakan, benda purbakala itudiimpor dari Thailand, sementara replika senjata didatangkandari Amerika dan Hongkong.

Benda purbakala yang diselundupkan ini, lanjut Anwar terdiriatas lima jenis yang diimpor tersangka JVB asal Thailand terdiridari hiasan ikan dari abad 14-16 masehi, dua buah pot hiasanmerah dari abad 2-4 masehi, tiga guci berleher bercak puth dariabad 13-14 masehi, enam guci berleher tinggi dari abad ke-11-12masehi dan empat guci kupingan dari abad ke-11-13 masehi.

Sementara itu, terhadap impor illegal senjata mainan se-banyak 133 pucuk berasal dari Hongkong yang diimpor olehPT. AR menggunakan peti kemas berukuran 20 kaki dengannomor GESU-304277 dan tiga pucuk pistol mainan asalAmerika Serikat diimpor oleh DI menggunakan peti kemas 20kaki bernomor CCLU-2684250.

Untuk kasus importasi senjata mainan, pihak KPU telahmenahan empat tersangka masing-masing berinisial R, AB, Sdan D. Dan diketahui harga air soft gun di pasaran gelapberkisar antara Rp3-4 juta.

Dalam kasus ini, menurut Kepala KPU, Kushari Suprianto,importir tidak memberitahukan secara benar dalam manifest

pemberitahuan impor barang atas impor benda purbakala,padahal barang tersebut termasuk dalam kategori baranglarangan dan pembatasan.

“Untuk dapat mengungkap kasus tersebut dan memper-oleh keterangan yang cukup, saat ini sedang dilakukan pe-nyelidikan intensif dan berkoordinasi dengan Dinas Kebuda-yaan dan Permuseuman DKI Jakarta dan Direktorat JenderalSejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwi-sata serta sudah diinformasikan ke kedutaan besar Thailand,”tutur Kushari yang menurutnya, untuk barang purbakala nilaikerugian yang berhasil diselamatkan tidak dapat dihitungsecara fiskal karena merupakan barang yang dilarang ataudibatasi impornya.

Sedangkan untuk kasus impor barang yang dilarang ataudibatasi impornya, pelaku diancam dengan sanksi pidanapenjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 8 tahun danatau pidana denda paling sedikit Rp. 100 juta dan paling ba-nyak Rp. 5 miliar.

Selain dihadiri Direktur Jenderal Bea dan Cukai, AnwarSuprijadi dan Kepala KPU, Kushari Suprianto, hadir puladalam acara tersebut, Kabid P2 KPU Tanjung Priok, HeruSulastiono, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKIJakarta diwakili Indra Riawan, Kepala Polres KP3 TanjungPriok, AKB .AR Yoyol.

PENEGAHAN IMPORTASI

BendaPurbakala &Air Soft Gun

JUMPA PERS hasil tegahan KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, atas 136 senjata api mainan dan 24 buah benda bersejarah.

Sebanyak 24 barang purbakaladan 136 senjata api mainan ditegah

importasinya.

P

SEJUMLAH BARANG TEGAHAN berupa replika air soft gun dan benda-benda purbakala asal Thailand yang berhasil ditegah aparat KPU Bea danCukai Tanjung Priok.

FOTO-FOTO WBC/ZAP

PENGAWASAN

ris

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 402

33WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

kspor kayu ilegal kembali digagalkan oleh petugasBea dan Cukai. Setelah sebelumnya Kantor Wilayah(Kanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)Riau Kepulauan berhasil menggagalkan ekspor kayuasal Indonesia bagian timur ke Malaysia, kini ekspor

kayu jenis merbau asal Papua juga berhasil ditegah petugasKPPBC Tanjung Mas.

Tegahan diawali dengan kecurigaan petugas akan doku-men Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang masuk pada3 dan 4 April 2008 dari PT. Safa Harta Abadi melalui PPJKPT. Seno Makmur, dengan menyebutkan kalau barang yangdiekspor adalah keranjang basket dan kotak surat sebanyak15 kontainer dengan tujuan China. Namun, petugas yangmelihat berat barang tidak sesuai dengan jenis barang, lang-sung menerbitkan Nota Hasil Intelijen (NHI) untuk dilakukanpemeriksaan fisik.

Menurut Kepala Seksi Penindakan dan PenyidikanKPPBC Tipe A2 Tanjung Mas, Budi Iswantoro, dengan NHIyang dikeluarkan tersebut petugas langsung melakukanpenelitian lapangan untuk melihat lebih jauh kemungkinanmasih adanya barang sejenis yang masuk.

“Setelah kami mengeluarkan NHI kami mencoba untuk mene-liti lebih lanjut sambil menunggu kemungkinan masuknya kembalibarang-barang sejenis tersebut, dan hasilnya setelah kamitunggu selama satu hari barang sejenis pun kembali masuk de-ngan dokumen pemberitahuan yang sama,” jelas Budi Iswantoro.

Masih menurut Budi, dari hasil tersebut akhirnya petugaslangsung melakukan pemeriksaan fisik dan kedapatan ke-15kontainer tersebut adalah kayu jenis merbau yang masuk da-lam tataniaga ekspor.

Sementara itu menurut Kepala Kanwil DJBC Jawa Tengah,Ismartono, pada acara press release yang digelar pada 11 April2008 di Tanjung Mas, dari hasil penyelidikan petugas Bea danCukai bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,dipastikan kayu-kayu merbau yang akan diselundupkan ke Chinamerupakan hasil pembalakan liar yang dilakukan di kawasanhutan Papua. Sebab, jenis kayu merbau hanya ada di Papua.

“Tegahan ini merupakan tegahan yang cukup besar diawal tahun 2008 ini, dan dari tegahan tersebut maka kerugi-an negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp. 15 milyar.Untuk selanjutnya kasus ini akan dilakukan penyelidikan lebihlanjut guna mendapatkan para tersangka dari kegiatan illegaltersebut,” papar Ismartono.

Wilayah pengawasan di pelabuhan Tanjung Mas memangsaat ini belum memiliki X-Ray untuk lebih mengoptimalkanpengawasan dan pelayanan yang diberikan oleh jajaran Kan-wil Jawa Tengah. Namun, dengan kinerja yang maksimal daripetugas Bea dan Cukai di jajaran Kanwil Jawa Tengahkhususnya KPPBC Tanjung Mas, optimalisasi pengawasantetap dijalankan dengan baik sehingga berhasil melakukanpenegahan ekspor yang cukup besar.

Ekspor KayuMerbau

DITEGAH PETUGAS KPPBCTANJUNG MAS

Dengan diberitahukan sebagai keranjangbasket dan kotak surat, ekspor kayu

merbau asal Papua sebanyak 15kontainer berhasil digagalkan petugas

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Beadan Cukai (KPPBC) Tipe A2 Tanjung Mas.

Rp. 15 MILYAR. Kakanwil DJBC Jawa Tengah, Ismartono saat pressrelease tegahan kayu merbau senilai Rp. 15 Milyar.

DITEGAH. Sebanyak 15 kontainer kayu jenis merbau berhasil ditegahpetugas KPPBC Tanjung Mas.

E

FOTO-FOTO DOK. KPPBC TANJUNG MAS

adi

BERITA DUKA CITAInna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun

Telah berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu,19 April 2008,

Zubaidah binti MartasikAlmarhumah adalah Ibunda dari Supriyadi Wijaya

(Redaktur Warta Bea Cukai), dan telahdimakamkan pada hari Sabtu, 19 April 2008di TPU Cigugur Tengah Babakan Pesantren,

Cimahi, Bandung.

Keluarga besar Warta Bea Cukai menyampaikanturut belasungkawa. Semoga amal ibadahnya

diterima disisi Allah SWT, dan semoga keluargayang ditinggalkan diberi kekuatan.

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 402

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

PPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta berhasil menegahdua warga negara Thailand yang diduga sebagaikurir karena membawa shabu-shabu sebanyak6,913 kg pada 11 April 2008.

Petugas yang awalnya telah curiga terhadappenumpang pesawat China Airlines dengan nomor pener-bangan CI 679 yang baru tiba dari Hongkong diterminal IID kedatangan internasional, melakukan pemeriksaan fisikbarang milik tersangka KTL dan HYL keduanya warga

negara Thailand. Saat dilakukan pemeriksaan dengan X-Ray, petugas menemukan benda yang mencurigakanyang dibungkus dengan kardus makanan yang dicampurpakaian.

Dari pemeriksaan itu, petugas langsung melakukanpenegahan dan setelah diperiksa lebih lanjut dalam koportersebut ditemukan sebanyak 29 bungkus dengan berat6,913 kg shabu-shabu dengan nilai Rp. 10 milar. Dengantegahan tersebut, petugas langsung mengamankankedua tersangka yang dalam pemeriksaannya mengakubaru kali ini ke Indonesia, sementara dalam paspor menun-jukan kedua warga negara asing tersebut telah dua kalimengunjungi Indonesia.

Menurut Kepala Kantor Wilayah DJBC Banten, Bachtiar,pada acara press release 12 April 2008 di KPPBCSoekarno-Hatta, tersangka mencoba memasukkan psiko-tropika golongan II jenis shabu-shabu ini dengan modusdimasukkan ke dalam koper. Tersangka yang didugamerupakan kurir dari jaringan internasional obat-obatanterlarang ini, dalam pemeriksaan hanya mampu berbaha-sa Mandarin, dan mengaku tidak tahu kalau koper yangdibawanya berisi shabu-shabu.

“Dalam pemeriksaan mereka mengaku dibayar 10.000Yuan (Rp. 10 juta-red) oleh orang yang menyuruhmembawa barang tersebut, sementara pekerjaan merekadi Thailand adalah sebagai juru masak di restoran,” ujarBachtiar.

Sementara itu menurut Kepala KPPBC Tipe A1 Soekar-no-Hatta, Rahmat Subagio, pemeriksaan terhadap keduatersangka hingga kini masih terus dilakukan, gunamengetahui apakah ada hubungan antara tersangka yangtelah ditegah sebelumnya dengan barang yang merekabawa sekarang.

“Saat ini kami tengah berkoordinasi dengan pihak Ke-polisian dan BNN guna menyelidiki kemungkinan adanya

kaitan antara tersangkayang saat ini kami tegah de-ngan tersangka yang sebe-lumnya kami tegah,sementara itu untuk barangbukti dan tersangkaselanjutnya akan kami se-rahkan kepada pihak Kepo-lisian gu- na proses lebihlanjutnya,” papar RahmatSubagio.

Dengan ditegahnya ke-dua tersangka ini, makauntuk tahun 2008 (Januari-April), KPPBC Tipe A1 Soe-karno-Hatta telah berhasilmelakukan penegahannarkotika dan psikotropikasebanyak empat kali, danuntuk menjaga kemungkin-an masuknya kembalibarang haram tersebut, pi-hak KPPBC Soekarno-Hatta akan terus mening-katkan pengawasan yangdibantu dengan sarana danprasarana yang telah dimi-likinya.

Sementara itu, untukkedua tersangka merekadinyatakan telah melanggarUndang-Undang Nomor 5tahun 1997 tentang psiko-tropika dengan ancamanpidana penjara paling lama10 tahun atau denda palingbanyak Rp.300 juta.

Shabu AsalHongkong

DITEGAH PERTUGASKPPBC SOEKARNO-HATTAShabu-shabu sebanyak 6,913 kg asal

Hongkong atau senilai Rp.10 milyar yangdibawa oleh kurir warga negara

Thailand, berhasil ditegah petugasKantor Pengawasan dan Pelayanan Beadan Cukai (KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta, di terminal II D kedatangan

internasional dengan modusdimasukan ke dalam bungkus makanan

yang dicampur dengan pakaian.

K

WARGA NEGARA ASING. Tersangka dua warga negara asing dan sejumlah barang bukti yang berhasil ditegah dandijaga ketat oleh petugas. adi

WBC/ATS

PENGAWASAN

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 402

35WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

etugas Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea danCukai Tanjung Priok, untuk kesekian kalinya ber-hasil menegah dan mengamankan 117 kg pupukbersubsidi yang akan di ekspor secara illegalyang dimuat dalam enam kontainer.

Modus yang dilakukan oleh kedua eksportir ini adalahdengan memberitahukan secara tidak benar nomor HS(pos tarif) barangnya, dimana untuk pos tarif yangdiberitahukan pada Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)bukan merupakan komoditas yang terkena aturanlarangan/ pembatasan dari pemerintah. Ada indikasi pulabahwa pelaku dengan sengaja memasukkan kontainerekspornya ke kawasan pabean pada saat closing timepemuatan barang ke kapal pengangkut.

Komiditas strategis yang bernilai Rp. 528 juta ini ter-ungkap saat hendak dikirim ke Malaysia oleh dua ekspor-tir masing-masing PT CMP yang memberitahukan seba-gai fertilizer namun ternyata dari hasil pemeriksaan fisikdan juga dilakukan pengujian laboratorium pada BalaiPengujian dan Identifikasi Barang Direktorat Jenderal Beadan Cukai, disimpulkan bahwa barang yang akan dieks-por tersebut merupakan pupuk kimia yang mengandungnitrogen jenis urea dalam bentuk padat, serta PT CBC,yang memberitahukan sebagai biji tawas, ternyata darihasil pemeriksaan ditemukan berupa butiran warna putihpada kemasan tertulis pupuk bersubsidi pemerintah.

Dalam acara press release hasil tegahan, KepalaKPU Bea Cukai Tanjung Priok, Kushari Supriyanto yangdidampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Penyidikan,Heru Sulastiono, menjelaskan kepada wartawan, bahwaselain memasukkan barang ke kawasan pabean mende-kati closing time atau mendekati waktu pemberangkatan

kapal guna menghindari pemeriksaan,. Kedua eksportiritu juga memalsukan data pada dokumen PEB denganmencantumkan nomor pos tarif bukan sebagai komoditasyang terkena aturan larangan atau pembatasan dari pe-merintah.

Press release yang juga dihadiri oleh Direktur Jende-ral Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi berlangsung pada 26Maret 2007 di aula X-ray Kontainer, KPU Bea dan CukaiTanjung Priok.

Sebagaimana diketahui, pupuk urea merupakan barangyang diawasi ekspornya dan terkena aturan larangan/ pem-batasan, sehingga untuk eksportasinya wajib untuk dileng-kapi dengan ijin/ rekomendasi dari instansi terkait dalam halini Departemen Perdagangan.

Dari hasil tegahan tersebut pihak Bea dan Cukai KPUTanjung Priok telah menyita 6 kontainer pupuk yangtersimpan di dalam bag sebanyak 2.350 bag dengan be-rat keseluruhannya sebanyak 117.500 kg sebagai barangbukti.

Dalam kasus ini, pelaku telah melanggar beberapa aturanyang antara lain, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03/M-DAG/PER/2/2006 tentang Pengadaan dan PenyaluranPupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Dan juga, Peratur-an Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/2007 tentang Perubahan atas lampiran KeputusanMenteri Perindustrian dan Perdagangan nomor 558/MPP/Kep/12/1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor se-bagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir denganPeraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/4/2005 dimana disebutkan bahwa pupuk urea termasukkomoditas yang diawasi ekspornya atau harus mendapat ijindari Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk.

Sementara itu Heru Sulastiono menambahkan, berda-sarkan UU Kepabeanan No. 17/2006, para tersangka da-pat dijerat dengan pasal tindak pidana kepabeanan seba-gaimana dimaksud dalam pasal 103 huruf (a) UU No.17/2006 tentang Perubahan atas UU No.10/1995 tentang Ke-pabeanan dengan sanksi pidana penjara maksimal dela-pan tahun dan atau pidana denda maksimal Rp. 5 miliar.

Sedangkan nilai barang yang berhasil ditegahdiperkirakan sebesar Rp. 528.750.000. Kerugian yanglebih besar dalam hal ini adalah yang bersifat imateril ya-itu dapat mengakibatkan kelangkaan pupuk di kalanganpara petani yang dapat menyebabkan terjadinya dominoeffect menyangkut masalah penurunan kualitas dankuantitas produksi hasil pertanian dan kegagalan panensehingga pada akhirnya dapat mengganggu stok danketahanan pangan nasional.

PupukBersubsidiGAGAL DISELUNDUPKANPupuk urea merupakan barang yang

diawasi ekspornya dan terkena aturanlarangan/ pembatasan.

P

SEBANYAK 117 KG PUPUK BERSUBSIDI yang akan di ekspor secaraillegal, dimuat dalam enam kontainer.

KUSHARI SUPRIYANTO. Eksportir memalsukan data pada dokumen PEBdengan mencantumkan nomor pos tarif bukan sebagai komoditas yangterkena aturan larangan atau pembatasan dari pemerintah.

ris

FOTO-FOTO WBC/ATS

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 402

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

etelah sebelumnya warga negara Malaysia mem-bawa barang yang masuk dalam kategori larang-an/pembatasan berupa senjata dan alat penya-dap pada tahun 2007, kini tiga warga negaraMalaysia lainnya kembali mencoba memasukan

barang haram ke Indonesia berupa shabu-shabu seberat9.390 gr, pada 29 Maret 2008.

Ketiga warga negara Malaysia, dua laki-laki dan satuperempuan masing-masing Thor Li Hwa (36), Tan SewHua (42), dan Pe Mee Yee (33), mencoba memasukanshabu-shabu seharga Rp. 14 milyar tersebut dengan mo-dus dimasukan kedalam tabung filter air yang dibungkusdengan kardus agar tidak terdeteksi oleh petugas.

Namun petugas yang pada saat itu tengah pergantiantugas pagi dengan malam, sebelumnya telah menaruhcuriga berdasarkan profil penumpang dan risk manage-ment akan penumpang pesawat Cathay Pacific CX 777dari Hongkong yang mendarat pukul 17.00 wib.

Menurut Kepala Seksi Penindakan dan PenyidikanKPPBC Soekarno-Hatta, Eko Dharmanto, kecurigaan petu-gas terbukti pada saat dilakukan pemeriksaan barang padaX-Ray yang menunjukkan adanya jenis barang terlarangyang disimpan pada tabung tersebut.”Sebelumnya merekayang tidak berbahasa Melayu dan Inggris itu mengelak kalaubarang yang dibawanya adalah shabu-shabu, namun denganbekerjasama pihak imigrasi untuk pemanduan bahasaakhirnya mereka tidak dapat mengelak kalau barang yangdibawanya adalah barang psikotropika,” jelas Eko.

Lebih lanjut Eko menambahkan, pihaknya kini terus beru-saha mengembangkan kasusnya bersama-sama pihak Kepo-lisian dan BNN, yang diperkirakan kasus tersebut merupakanjaringan internasional narkotika.”Walaupun Indonesia dinya-takan sudah sebagai produsen, namun untuk kualitas masihjauh dari luar negeri, untuk itu barang-barang haram tersebutdiperkirakan masih akan tetap masuk ke Indonesia denganberbagai cara,” ujar Eko.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Banten, Bachtiaryang didampingi Kepala KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta,Rahmat Subagio, pada acara press release 30 maret 2008menyatakan, prestasi ini telah menyelamatkan banyak orangdan keluarga dari kemungkinan penyalagunaan psikotropika,karena shabu yang ditaksir bernilai sekitar Rp 14 milyartersebut, dalam prakteknya tiap gramnya dapat dipergunakanoleh tiga orang, artinya tegahan ini mencegah peredaranshabu yang dapat digunakan oleh 28.170 orang.

Kini ketiga tersangka yang dinyatakan telah melanggarpasal 61 undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang psiko-tropika, mendapat ancaman hukuman maksimal 10 tahunpenjara dan atau pidana denda maksimal Rp.300 juta.

Sementara itu untuk lebih meningkatkan kinerja daripetugas di KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta yang juga me-rupakan bandara terbesar di Indonesia, kini tengah diaju-kan permohonan untuk menambah sarana dan prasaranayang ada guna mengoptimalkan baik pelayanan yang di-berikan maupun pengawasan barang maupun orang yangkian hari kian meningkat.

Hal ini diungkapkan oleh Eko, menurutnya informasi yangada saat ini sangat minim diterima oleh petugas KPPBCSoekarno-Hatta, untuk itu selain dengan peningkatan kinerjapetugas melalui profiling penumpang dan risk managementyang dijalankan, peningkatan sarana dan prasarana diharap-kan dapat lebih menunjang lagi.

SHABU-SHABU. Petugas saat memperlihatkan tabung filter air yang ternyataberisi shabu-shabu seberat 9.390 gr atau setara dengan Rp 14 milyar.

Tiga warga negara Malaysia kembalimembawa barang haram ke Indonesia,dengan modus dimasukkan kedalam

tabung yang menyerupai filter air,shabu-shabu seberat 9.390 gr akhirnya

berhasil disita petugas KantorPengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai (KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta.

Shabu-ShabuSenilai Rp 14 MilyarBERHASIL DITEGAH PETUGAS

KPPBC SOEKARNO-HATTA

S

TERSANGKA. Tiga warga negara Malaysia yang hanya mampu berbahasamandarin, berhasil ditegah petugas karena membawa barang haram ke Indonesia adi

FOTO-FOTO DOK. KPPBC SOEKARNO-HATTA

PENGAWASAN

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 402

37WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

alam gelar tegahan barang tersebut pada 9 April 2008,di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai(KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta terlihat ribuan ponselsenilai Rp. 1,25 miliar yang diangkut dengan pesawatGaruda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 823.

Keberadaan ribuan ponsel selundupan diketahui petugas se-telah barang bawaan milik pelaku penyelundup, AKJ, seorangwarga negara India diperiksa dengan menggunakan x–ray. Sete-lah itu dilakukan penggeledahan dan ternyata ditemukan sebayakkurang lebih 1.700 ponsel merek Nokia dan Sony Ericcson.

Modus yang digunakan pelaku untuk menyelundupkan ponselillegal ini masuk ke Indonesia dengan cara mengemasnya dalamkardus dan dilapisi serabut dengan tujuan untuk mengaburkanwarna sinar X.

Sedangkan dilakukannya penyitaan atas hanpdhone illegaltersebut dikarenakan masuk dalam golongan sebagai barangyang dibatasi.

Sementara itu, 11 lukisan kuno yang berasal dari Londondisita aparat dikarenakan tidak disertai dokumen pendukung dantidak diberitahukan nilai pabean yang sesuai untuk perhitunganbea masuk dan pajak dalam rangka impor.

Penyelundupan lukisan itu berhasil digagalkan saat hendakdikirim melalui kantor pos udara di Bandara Soekarno-Hatta.

Lukisan yang tergolong lukisan kuno karena dibuat pada tahun1885 , 1913 dan tahun 1914 dilengkapi dengan sertifikasikeaslian. Ukuran lukisan bervariasi dari sekitar 60 cm x 40 cmhingga 120 cm x 100 cm dengan usia lukisan dari 173 tahunsampai yang termuda mencapai puluhan tahun.

“Kesebelas lukisan itu dikirim melalui sebuah jasa pengirimanbarang dengan penerima di Jakarta Selatan berinisial MR,” ujarKepala Seksi Penyidikan dan Penindakan KPPBC Soekarno-Hatta, Eko Darmanto.

Menurut Eko, dikarenakan pengiriman barang berupa lukisanmelanggar UU Kepabeanan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi,apalagi mendapat pengesahan asli dari Sygun Museum of Wales,Inggris, maka aparat KPPBC Soekarno-Hatta akan mengaman-kan terlebih dahulu, sampai pemilik barang datang untuk mengu-rusnya.

Lebih lanjut menurut Eko, nilai dari lukisan itu diperkirakanmencapai miliaran rupiah dan untuk mengetahui lebih lanjutmengenai besarnya nilai kesebelas lukisan itu pihaknya akanberkoordinasi dengan Balai Lelang Indonesia untuk mengetahuinilai barang itu. Sejauh ini pihaknya masih sedang melakukanpengembangan terhadap kasus tersebut.

KE-11 LUKISAN KUNO asal Inggris akan diteliti lebih lanjut mengenaibesarnya nilai lukisan, berkoordinasi dengan Balai Lelang Indonesia.

SEBANYAK 1700 UNIT PONSEL ILEGAL yang berhasil ditegah petugas bea cukai.

Petugas Bea Cukai Tipe A1 BandaraSoekarno-Hatta berhasil menyita 1.700

ponsel selundupan dari Singapura dan 11lukisan kuno dari London Inggris.

D

Penegahan Ponseldan Lukisan Kuno

FOTO-FOTO WBC/ATS

ris

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 402

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

enin 31 Maret 2008 Pusdiklat Bea Cukai membu-ka dua diklat sekaligus bagi pegawai DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC). Untuk diklat kaliini merupakan diklat yang cukup istimewa, yaituDiklat Teknis Subtantis Spesialisasi (DTSS) Juru

Sita dan Teknik Pemeriksaan. Diklat juru sita yang diikutioleh 30 pegawai DJBC dari golongan III, adalah diklatyang telah absen selama lima tahun terakhir di DJBC, dankini kembali diselenggarakan.

Sementara untuk diklat teknis pemeriksaan, diikutioleh 30 pegawai DJBC dari golongan II, merupakan diklatdasar bagi pegawai DJBC dalam melakukan pemeriksaanbarang, materinya kini lebih memiliki warna karena selain

lebih spesifik juga detail terhadap barang yang akan dipe-riksanya.

Diklat yang dibuka langsung oleh Kapusdiklat Bea Cu-kai, Endang Tata dan disaksikan juga oleh pejabat dijajaran Pusdiklat Bea Cukai, dalam sambutannya dijelas-kan, maksud dan tujuan DTSS juru sita adalah untukmemberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepa-da pegawai DJBC dalam rangka melaksanakan tugaspenagihan utang di bidang kepabeanan dan cukai sehing-ga para penanggung yang tidak menyelesaikan pembayar-an utang di bidang kepabeanan dan cukai pada waktu-nya, dapat memenuhi kewajibannya secara cepat dantepat sesuai dengan peraturan dan perundang-undanganyang berlaku.

“Demikian pula halnya dengan diselenggarakannyaDTSS teknik pemeriksaan, dimaksudkan untuk meningkat-kan pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai DJBCdalam melaksanakan tugas pemeriksaan barang secaraprofesional, sehingga mampu melakukan identifikasiterhadap jenis, spesifikasi, kualitas, dan jumlah barang,serta dapat menuangkan ke dalam laporan hasil pemerik-saan secara tepat untuk mendukung penelitian danpenetapan klasifikasi, serta nilai pabean,” papar EndangTata.

DTSS JURU SITADengan absennya DTSS juru sita pada lima tahun

terakhir, maka untuk diklat kali ini yang berlangsung sejak31 Maret hingga 11 April 2008 dengan jumlah keseluruh-an 92 jam latihan, pada materinya banyak mengalamiperubahan dan penambahan, khususnya tentang teknik-teknik penagihan dan penilaian aset.

Adapun mata pelajaran yang diajarkan pada diklat ini,pertama, mata pelajaran pokok yang terdiri dari, ketentu-an umum perpajakan, penagihan pajak dengan surat pak-sa, hak tanggungan atas aset kepemilikan, dan praktek

DiklatJURU SITA DAN

TEKNIS PEMERIKSAANSetelah absen selama lima tahun, akhirnya

diklat juru sita kembali diselenggarakandengan tujuan dapat menciptakan

pengetahuan dan keterampilan pegawaidalam hal penagihan di bidang

kepabeanan. Sementara untuk diklatteknis pemeriksaan sebagai diklat dasar

seorang pemeriksa barang, kali ini memuatmateri yang lebih rinci dan detail.

PEMBUKAAN DIKLAT. Kepala Pusdiklat Bea Cukai, Endang Tata saat membuka diklat juru sita dan teknik pemeriksaan, yang juga merupakan diklatutama bagi kinerja DJBC yang sangat dibutuhkan saat ini.

S

PUSDIKLAT

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 402

39WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

penagihan pajak dengan surat paksa. Ke-dua, mata pelajaran penunjang yang terdi-ri atas, penilaian aset/asset appraisal, ke-pailitan dan kewajiban pembayaran utang.Ketiga, orientasi yang terdiri atas, PBB,peraturan dinas dalam, dan tata upacaramiliter. Dan keempat, ceramah yang terdiriatas, tatacara dan prosedur penagihanutang dengan surat paksa, dan hubungantugas dengan kepolisian.

Menurut Bambang Semedi salah satuwidyaiswara pada kedua diklat tersebut,diklat juru sita merupakan diklat yang sa-ngat penting dimana keuangan negara da-pat ditarik secara jelas dalam arti pencari-an objek dan subjek secara benarsehingga dapat mempermudah proses pe-nagihan.

“Kegiatan juru sita saat ini sudah berja-lan dengan baik dan manfaatnya sangatbagus yang tentunya terkait dengan keten-tuan yang sudah baku. Untuk itu diperlu-kan adanya suatu pendidikan mengenaijuru sita agar para juru sita tidak melang-gar ketentuan yang berlaku dan jikaditemukan hambatan-hambatan di lapangan mereka su-dah paham cara mengatasinya, makanya tidak semua pe-gawai dapat menjadi juru sita tanpa diberikan pendidikandahulu,” ujar Bambang Semedi.

Masih menurut Bambang Semedi, selain tidak semuapegawai dapat menjadi juru sita, selayaknya untuk diklat-nya pun harus dilakukan tes psikologis terlebih dahuluagar dapat melihat kemampuan dari pegawai tersebut.Selain itu, satu hal yang utama pada juru sita ini adalahkekuatan mental dan moral dari pegawai dalam mengha-dapi setiap permasalahan penyitaan dan penagihan.

Sementara itu menurut salah satu siswa yang ikut da-lam diklat juru sita, Tery Zakiar Muslim, diklat juru sitasaat ini hendaknya dilengkapi dengan modul undang-un-dang tentang penyitaan baik pelaksanaan di lapanganmaupun juklaknya, karena waktu dua minggu yang dibe-rikan untuk diklat tersebut dirasakan masih kurang untuk

menjadikan seseorang menjadi juru sita.“Sebenarnya juru sita ini kedepannya

akan tumpang tindih dengan penyidikan,namun jika hal ini dapat disinergikandengan penyidikan khususnya pada pera-turan tertentu, artinya hendaknya para jurusita ini memiliki latar belakang hukum, ka-rena kegiatan menyita erat kaitannyadengan proses hukum, dengan demikianjika objek yang disita mengelak atau mem-punyai dukungan dari pihak lain, makapara juru sita ini akan siap menghadapinya,”jelas Tery.

Sementara itu menurut Tri Novianto,untuk juru sita hendaknya juga didukungpenuh oleh pimpinan atau KPPBC yangmenugasinya, jangan sampai para juru sitaini hanya dibekali surat tugas untukmenyita, namun jika terjadi sesuatu yanglebih jauh misalnya hingga di pra peradil-ankan oleh orang yang akan disita, pimpin-an atau KPPBC menyerahkan sepenuhnyakepada juru sita.

DTSS TEKNIK PEMERIKSAANSementara itu untuk diklat teknik pemeriksaan, pada

tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahunsebelumnya, karena selain materi yang diajarkan lebihspesifik pada jenis barang yang akan diperiksa, tenagapengajarnya pun kini ditambah dari para asosiasi baikyang memproduksi barang tersebut maupun yang selalumengimpor jenis barang tersebut.

Dengan demikian, diklat teknis pemeriksaan yang dimu-lai pada 31 Maret hingga 18 April 2008 ini, cukup padatdalam mata pelajarannya, yaitu teknik pemeriksaan, teknikpenanganan barang berbahaya, teknik pemeriksaan ba-rang kimia (precursor), teknik pemeriksaan barang plastikdan karet sisntetik, teknik pemeriksaan barang tekstil,teknik pemeriksaan barang besi dan logam tidak mulialainnya, teknik pemeriksaan mesin industri, teknik peme-riksaan barang elektronik, otomotif, barang alat berat.

Menurut Bambang Semedi, teknik pemeriksaan merupa-kan diklat dasar bagi kinerja DJBC, dimanasaat ini dibutuhkan ketelitian dan pengetahu-an yang luas terhadap barang tersebut, yangdalam perkembangannya juga mengalamikemajuan yang cukup pesat.

Sementara itu menurut Guntur, salahsatu siswa pada diklat teknik pemeriksaan,saat ini masih banyak pegawai DJBC yangdinyatakan sebagai pemeriksa, namunbelum pernah mengikuti diklat pemeriksa.Hal ini tentunya akan menghambat kinerjadari pegawai tersebut yang kenyataan dilapangan banyak komoditi tertentu denganjenis yang sama namun berbeda tarifnya.

“Seharusnya semua pemeriksa memangterlebih dahulu mengikuti diklat teknik peme-riksaan ini, sehingga mereka selain mampumembedakan jenis barang yang diperiksa,juga tidak akan mengalami hambatan dalammembuat laporan pemeriksaan,” ujar Guntur.

Masih menurut Guntur, untuk diklat kaliini memang jauh berbeda dengan diklatsebelumnya, karena baik dari mata pelajar-an maupun tenaga pengajaranya lebih ter-fokus pada jenis barang dan tatacara pe-meriksaannya. Untuk itu dirinya juga ber-harap dapat menularkan ilmu yang telahditerimanya pada diklat kali ini, kepadapegawai lainya yang belum sempat mengi-kuti diklat teknik pemeriksaan.

BAMBANG SEMEDI. Seharusnya setiappegawai yang akan mengikuti diklatdiwajibkan untuk mengikuti tesspikologis agar dapat diketahui minatdan kemampuan dari pegawai tersebut.

MATERI LEBIH DETAIL. Dengan materi pelajaran diklat yang lebih detail dan terfokus padasasaran, diharapkan para siswa dapat lebih optimal dalam pelaksanaan tugas dan mampumenerapkannya dengan benar.

FOTO-FOTO WBC/ATS

adi

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 402

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

JAKARTA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi pada 29 Pebruari 2008 menyaksikan acara serah terima jabatan pejabat eselon II dilingkunganDJBC. Acara serah terima yang diselenggarakan di Aula Loka Muda gedung B lantai 5 Kantor Pusat DJBC ini diikuti 15 pejabat eselon II (data lengkap lihatedisi April WBC 401) berdasarkan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor /KMK.01/UP.11/2008. Acara diawali penandatanganan naskahjabatan dan penyerahan memorandum jabatan yang dilakukan dalam tiga tahap. Tampak pada gambar kiri, diantaranya penandatangan serah terima jabatanKepala KPU yang lama Agung Kuswandono kepada pejabat baru Kushari Supriyanto yang disaksikan Dirjen BC Anwar Suprijadi. Usai serah terima DirekturJenderal Bea Dan Cukai Anwar Suprijadi memberikan briefing didampingin Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kamil Sjoib (gambar kanan).

JAKARTA. Tujuh pegawai KP-DJBC pada 14 Maret 2008 dilantik dan diangkat sumpah jabatan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadisebagai pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Pengambilan Sumpah Jabatan PPNS dilaksanakan di ruang rapat Kepala Bagian Umum danditandai dengan penandatanganan naskah jabatan. Hadir diacara tersebut Direktur P2 R.P. Jusuf Indarto, Direktur PPKC Hanafi Usman, Kepala KanwilJakarta Heru Santoso, Kepala Kabag Umum Sonny Subagyo, Kepala Bagian Kepegawaian Azhar Rasyidi dan beberapa pejabat eselon III lainnya.

JAKARTA. Kantor PusatDJBC pada 24 Maret 2008mengangkat dan mengambilsumpah pegawai negeri sipil(PNS) di Auditorium gedungB KP-DJBC, dipimpinSekretaris DiretoratJenderal Bea dan CukaiKamil Sjoeib. Pengambilansumpah ditandai denganpembacaan naskah sumpahpegawai negeri dandilanjutkanpenandatanganan naskahpengangkatan pegawai.Hadir dalam acara tersebutKepala Bagian Umum SonnySubagyo, Kepala BagianKepegawaian Azhar Rasyididan beberapa pejabateselon IV lainnya . Acaradiakhiri dengan pemberianselamat kepada parapegawai yang diangat dandiambil sumpahnya.

WBC/ATS

WBC/ATS

WBC/ATS

SEPUTAR BEACUKAI

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 402

41WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

JAKARTA. Enam pejabateselon IV dilingkungan KP-DJBC pada 7 April 2008 dilantikdan diambil sumpah jabatanoleh Sekretaris DJBC KamilSjoeib di aula rapat KepalaBagian Umum gedung utamalantai 2. Acara dihadiri DirekturTeknis Kepabeanan AgungKuswandono dan beberapapejabat eselon III diantaranyaKepala bagia Umum SonnySubagyo, Kepala BagianKepegawaian Azhar Rasyidi danbeberapa pejabat eselon IVlainnya. Acara diawali denganpembacaan naskah sumpahjabatan oleh Kamil Sjoeib dandilanjutkan denganpenandatangan naskah jabatan.

MAKASSAR. Kanwil DJBC Sulawesi pada tanggal 3 Maret 2008 menyelenggarakan acara pisah sambut antara pejabat lama Kakanwil DJBC SulawesiBachtiar dengan pejabat baru, Teguh Indrayana di Hotel Sahid Makassar. Acara berlangsung meriah dengan dihadiri para jajaran Muspida setempat,pejabat di lingkungan Depkeu, pejabat eselon III dan IV serta seluruh pegawai di lingkungan Kanwil Sulawesi. Tampak dalam gambar kiri, Kakanwil yanglama menerima kenang-kenangan dari para pegawai Kanwil Sulawesi berupa karikatur yang diberikan oleh Kabid Kepabeanan dan Cukai, Bambang PK.Dan pada gambar kanan kedua pejabat beserta istri berfoto bersama dengan para hadirin. Don’s, Makassar

MAKASSAR. Bekerjasama dengan PMI Makassar, Kanwil DJBCSulawesi pada tanggal 12 Maret 2008 mengadakan kegiatan aksi sosialdonor darah. Dalam kegiatan ini diikuti oleh 24 orang pendonor.Pegawai yang ikut menyumbangkan darahanya diantaranya adalahpejabat eselon III dan IV serta para pegawai dilingkungan Kanwil DJBCSulawesi dan KPPBC Tipe A3 Makassar. Don’s, Makassar

SURABAYA. Kanwil DJBC Jawa Timur I menyelenggarakan acara pisah sambut Peja-bat Eselon III dan Penghantar Purna Tugas Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJBCJawa Timur I pada 31 Maret 2008. Acara diselenggarakan di Aula Kantor Wilayah DJBCJawa Timur I, Jl. Perak Timur 498 Surabaya, dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah DJBCJawa Timur I C. F. Sidjabat, para Pejabat Eselon III dan IV serta perwakilan pelaksana dilingkungan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I. Selain itu acara juga dihadiri oleh ketuadan perwakilan Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I.Pejabat Eselon III yang pindah tugas ditempat yang baru adalah Drs. Putut Tedjo AsmojoDjati, M.M. (sekarang menjabat Kepala KPPBC Tipe A2 Pasuruan) digantikan Ir. R.Basuki Aribawa, M.A. dan Drs. Abdul Kharis, M.A. (sekarang menjabat Kepala BPIB TipeB Surabaya) digantikan dengan Yudiyanto S.T, sedangkan pejabat yang memasuki masapurna tugas yakni Drs. Mursito,M.M. Kiriman Kanwil DJBC Jawa Timur I.

WBC/ATS

FOTO : DONNY

FOTO : DONNY

FOTO

: KIR

IMA

N

41WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 402

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

BALIKPAPAN. Pada 3 April 2008 bertempat di ruang kerja KepalaKPPBC Tipe A3 Balikpapan dilangsungkan upacara pelantikan danpengambilan sumpah jabatan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yangberjumlah 1 orang yakni Sdr. Acep Herman. Acara dipimpin langsung olehKepala KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Iskandar dengan disaksikan parapejabat eselon IV dan rohaniawan. Tampak dalam gambar, Kepala KPPBCTipe A3 Balikpapan, Iskandar tengah mengambil sumpah jabatan kepadapegawai yang dilantik Muqsith Hamidi, Balikpapan

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1429 Hdengan teman Teladan Akhlaq Rosulullah untuk meningkatkan kualitas ukhuwahislamiyah, Panitia Masjid KP-DJBC menyelenggarakan Tablig Akbar dan Tausiahbersama Ferry Noor (Sekjen Kispa). Acara di selenggarakan di Masjid BaitutTaqwa pada 8 April 2008 dihadiri Direktur Teknis Kepabeanan AgungKuswandono, Ketua DKM Baitut Taqwa Aziz Syamsu Arifin dan Kepala KabagUmum Sonny Subagyo. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh para pejabateselon III dan IV serta para pegawai KP-DJBC.

JAKARTA. Pada 29 Maret 2008, Persekutuan Warga Kristiani kantor Pusat DJBC menyelenggarakan Ibadah dan Perayaan Paskah di Auditorium Gedung BKantor Pusat. Ibadah Paskah yang dihadiri para pegawai Kristiani beserta keluarga itu dipimpin Pdt. Dr. Binsar Nainggolan dengan tema: “Pedulikah kita denganlingkungan hidup kita?.” Selain undangan, terlihat hadir Thomas Sugijata, Frans Rupang dan C.F. Sijabat (gambar kanan). Setelah ibadah usai, panitia perayaanPaskah menyiapkan beberapa lomba untuk anak-anak, termasuk mencari telur Paskah di lapangan upacara. Anak-anak terlihat ceria dan bersemangat mengikutilomba. Agar tidak kecewa, selain pemenang, semua peserta lomba tetap mendapat hadiah Paskah (gambar kiri).

BANTEN. Pada 16 April2008 Ketua DharmaWanita Persatuan (DWP)Banten Ny. Bachtiarmenyelenggarakan acararapat pembentukanpengurus untuk wilayahBanten. Rapat ini dihadiriibu-ibu dan pegawai Beadan Cukai dilingkunganKantor Wilayah Banten.Usai pembentukanpengurus dilanjutkandiskusi membicarakanhal-hal kedepan yangakan dilaksanakan.Tampak pada gambar, NyBachtiar berfoto bersamadengan pengurus DWPyang telah dikukuhkan.

FOTO : MUQSITH HAMIDI WBC/ATS

WBC/PPS

WBC/ATS

SEPUTAR BEACUKAI

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 402

43WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

JAKARTA. Dewan Kemakmuran Mesjid Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAWpada Rabu (26/3) di Aula Gedung Induk Lt. 5 Jalan Pabean nomor 1, Tanjung Priok. Menurut M. Hakim Satria, Ketua DKM, maulid tahun ini mengambiltema ’Mencintai Nabi Dengan Meneladaninya’. Acara tersebut juga diisi dengan tausyiah dari Ustadz Zainal Muttaqin, dengan tema “Rasul teladan sebagaisuami, sebagai bapak, sahabat, guru, panglima perang, keadilan, kepemimpinan, ibadah, diplomat, dan sebagainya,” tampak pada gambar kiri, Kepala KPUKushari Suprianto memberikan sambutan. Sebelumnya pada 6 Maret 2008, dilakukan acara penyerahan beasiswa kepada 62 siswa yang berasal dari 36kepala keluarga dimana 26 diantaranya berasal dari keluarga pegawai cleaning service. Dan gambar kiri, Kepala Bagian Umum KPU Tanjung PriokPadmoyo Triwikanto memberikan beasiswa secara simbolis yang berasal dari DKM KPU Tanjung Priok Kiriman Arie Julianto - KPU Tanjung Priok

ACEH. Kepala Kanwil DJBC Nangroe Aceh Darusalam (NAD) Iswan Ramdana melantik 7 pegawai golongan II dilingkungan Kanwil DJBC Nangroe Aceh Darusalam(NAD) pada 27 Maret 2008 (gambar kiri). Acara dihadiri oleh Kepala KPPBC Banda Aceh dan beberapa pejabat dilingkungan Kanwil NAD. Acara kemudiandilanjutkan dengan peresmian rumah dinas/mess yang terletak di Jl. Reformasi, Desa Santan, Kec. Ingin Jaya, Aceh Besar, NAD dengan ditandai pemotongan pitadan penandatanganan batu prasasti oleh Kakanwil DJBC (NAD) Iswan Ramdana (gambar kanan). Kiriman KWBC Nangroe Aceh Darusalam

ACEH. Pada 27 Maret 2008 di rumahdinas dan mess Bea dan Cukai JalanReformasi, Desa Santan, KecamatanIngin Jaya – Aceh Besar NADdiselenggarakan acara penyambutanKepala Kantor Wilayah (Kakanwil) DJBCNAD yang baru. Iswan Ramdana secaraadat oleh masyarakat Aceh yangdinamakan Peusijuk atau adat tepungtawar yang dilakukan oleh salah satuulama setempat, seperti tampak padagambar kiri. Acara ini dihadiri oleh KepalaKanwil DJBC NAD Iswan Ramdana,Kepala Lurah Desa Santan, tokok pemukaagama dan tokoh adat Tengku Abu Santanserta beberapa pejabat dan pegawaidilingkungan Kanwil. Usai acara yang jugadalam rangka Maulid Nabi MuhammadSAW dilakukan pemberian santunankepada anak yatim piatu dan anakpenyandang cacat SLB disekitar DesanSantan (gambar kanan). Kiriman KWBCNangroe Aceh Darusalam

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

43WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 402

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ulusan D III jurusan Teknisi Medis Pateriner (dokter/mantrihewan) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, sejak kecilmemang sangat gemar memelihara hewan peliharaan,maka tak heran ketika lulus kuliah ia langsung memilihjurusan yang sesuai dengan hobinya sejak kecil. Namun

demikian, Diana mengaku sempat binggung ketika lulus SMA,karena sebagai orang yang paling suka menghapal, dirinya hanyamemiliki pilihan pada fakultas hukum atau ilmu sosial. Sementara,untuk jurusan ekonomi dan akuntansi ia merasa sangat lemah.

Lulus kuliah dari jurusan yang digemarinya sejak kecil, Dianakembali bingung. Karena, jurusan yang dipilihnya adalah jurusanyang masih terbilang asing di negeri ini, otomatis peluang kerjanyapun akan lebih sedikit ketimbang jurusan lainnya.

“Sebenarnya saya senang sekali jika dalam bekerja memilikibaju seragam tersendiri, seperi Polisi atau TNI, karena akan terlihatgagah dan penuh dengan wibawa. Untuk itu saya memberanikandiri melamar menjadi Polisi, namun saya tidak diterima,” ujar Diana.

Sambil mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya,akhirnya Diana mendengar kabar kalau DJBC membuka kesem-patan bagi lulusannya. Dengan keyakinan penuh akhirnya Dia-na mencoba untuk melamar dan akhirnya diterima dan ditem-

SIAPA MENGAPA

uara lantang, tegas, dan merdu merupakan salah satu cirikhas pegawai yang memiliki nama panggilan Nace.Dengan modal suara tersebut ia sering didapuk menjadiseorang pembawa acara di setiap acara baik di kantor,gereja, maupun di hajatan pernikahan. Selain itu, berkat

suaranya ia juga pernah menjadi juara Karaoke dalam rangka HariUlang Tahun Keuangan pada 2004 di Ambon.

Bukan hanya hobbi mengolah suara, Nace pun juga hobi olahraga khususnya senam sehingga pernah juga menjuarai lombapoco-poco Dharma Wanita pada 2003 di Tingkat Provinsi Maluku.Aktifitas pegawai yang satu ini, diluar jam kerja terbilang padat,selain aktif di lingkungan tempat tinggalnya dalam berbagaikegiatan, Nace pun ikut menjadi Tim Penggerak PKK, sebagaiKetua Unit Pelayanan Gereja Protestan Maluku Jemaat Lateri, danMajelis Gereja.” Beta (saya – red) ingin kegiatan yang beta lakukanitu positif dan juga bermanfaat untuk orang lain,” kata ibu tiga orangputra ini.

Walaupun cita-cita nya ingin menjadi pendeta tidak menjadikenyataan, namun demikan ia masih bisa sebagai pelita. “ Biar

enjadi tentara angkatan laut merupakan cita-cita nya se-jak kecil, maka setelah lulus dari STM jurusan mesin, ialangsung mencoba melamar menjadi tentara. Dengansegala persiapan yang cukup matang Cholis akhirnyamenjalani tes demi tes yang diwajibkan untuk menjadi

tentara. Namun Tuhan berkata lain, walaupun lulus dari tes tertulis,tapi ketika tes kesehatan ia dinyatakan gagal.

Kegagalan menjadi tentara tidak membuat putus asa ayah dariempat putra ini, Dirinya tetap berusaha untuk mendapatkan pekerja-an agar dapat menghidupi keluarganya kelak. Maka pekerjaanapapun yang ada saat itu dia lakoni demi menyambung hidup. Takpilih-pilih pekerjaan yang penting halal dan bermanfaat terus digelutiCholis, mulai bekerja di pabrik hingga di sebuah kontraktor ia jalanidengan sepenuh hati.

Tahun 1979 saat Cholis bekerja di sebuah kontraktor, ia menda-patkan informasi kalau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedangmembuka kesempatan dari berbagai lulusan. Kesempatan itu takdisia-siakan oleh Cholis untuk mendaftar walaupun kabar yang dite-rimanya adalah hari terakhir pendaftaran.

“Dengar kabar itu saya langsung menyiapkan ijasah dan doku-men lainnya untuk mendaftar, tapi begitu sampai untuk mengambil

S

L

MC H O L I S S A T I R IC H O L I S S A T I R IC H O L I S S A T I R IC H O L I S S A T I R IC H O L I S S A T I R I

AUGUSTINA CHRISTINA PATTY

DIANA ANGRAINY RAMONA LEURIMA

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 402

45WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

seng (tidak – red) jadi pendeta asal beta jadi pelita ataupelayan firman seng masalah,”ujar Nace dengan dialogAmbon aslinya.

Lulus dari SMA Negeri 1 Ambon tahun 1980, Nacesempat bekerja sebagai kasir di perusahaan bangunan.Setelah itu, tahun 1983 ia mendapat informasi daritetangganya yang bekerja di Bea Cukai bahwa di Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukai ada pembukaan lowongankerja dengan ijasah SMP. Semula ia meragukan karenayang dipakai hanya ijasah SMP, tetapi karena berpikirpanjang tentang masa depan akhirnya memutuskan un-tuk mengikuti tes dan akhirnya lulus.

Penempatan pertama dilalui di Kantor Bea Cukai Am-bon pada 1983 sampai dengan sekarang. “ Mungkin betasatu-satunya pegawai yang seng pernah mutasi di Beadan Cukai, karena hanya di Seksi PerbendaharaanKPPBC Ambon dari awal karir sampai dengan sekarang, “tutur istri Agustinus ini.

Ketika ditanya pengalaman yang berkesan selamaberdinas, ia mengatakan bahwa selama ini pengalaman yangdidapat hanya di bidang perbendaharaan saja sehingga

patkan pada Direktorat Penindakan dan Penyidikan (P2)tepatnya pada unit anjing pelacak. Hal ini tentunya sangatmenguntungkan baginya, karena selain pekerjaan yangsesuai dengan jurusan, hobinya sejak kecil pun akhirnyadapat tetap tersalurkan.

Sebagai dog handler, peran Diana selain melatihanjing pelacak narkotika agar mau mencari dan meresponnarkotika, juga dituntut untuk dapat mengerti tugas DJBClainnya termasuk segala peraturan yang ada.”Tugas sayasekarang ini merupakan tantangan yang sangatmenyenangkan, karena selain kami dituntut untuk dapatmencari barang larangan/pembatasan, juga ditantanguntuk mengetahui psikologis dari pembawa barang haramtersebut, termasuk bagaimana cara orang tersebutmenyembunyikannya,” papar Diana.

Terkait dengan cara melatih anjing pelacak narkotika,menurut Diana hal tersebut gampang-gampang sulit. Un-tuk anjing yang agresif ia mengaku akan enjoy dalam me-latihnya, tapi ketika menemukan anjing yang malas, halinilah yang terkadang membuat ia harus bersabar dantekun dalam melatihnya. Selain itu, untuk anjing pelacakyang baru, Diana mengharapkan agar lebih banyak dibe-rikan kesempatan turun ke lapangan agar kemampuannya

formulir, petugas menyatakan kalau saya sudah terlambatdan formulirnya sudah habis. Hancur rasanya perasaan sayasaat itu, karena membayangkan dua kali kegagalan. Tapi,waktu saya mau pulang karena sudah pasrah dengan keada-an, petugas tadi memanggil saya dan bilang kalau masih adasatu lagi formulir yang terselip. Wah senang banget hati sayadan saya langsung isi formulir tersebut dan saya serahkandengan dokumen lainnya,” cerita Cholis.

Setelah mendaftar akhirnya Cholis mengikuti tes yang di-tentukan, dan dengan rasa syukur akhirnya ia diterima beker-ja di jajaran DJBC tepatnya pada tahun 1980 dengan penem-patan pertamanya adalah KPPBC Sibolga. Pengalaman diSibolga, tidak terlalu banyak bagi Cholis walaupun bertugasselama sepuluh tahun.

“Tugas saya saat itu kebanyakan hanya mengoperasikanspeedboat untuk melaksanakan patroli, karena hanya itu tugassaya maka pimpinan mempercayakan kepada saya untuk mem-bantu di bidang perbendaharaan, verifikasi, rumah tangga,bahkan kalau ada teman yang sakit dan tidak bisa tugas malam,maka saya selalu menjadi penggantinya,” kenang Cholis.

Sepuluh tahun bertugas di Sibolga, tahun 1990 Cholismendapat mutasi pertamanya dan ditempatkan di KantorPusat selama tujuh tahun hingga 1997. Tahun 1997, Cholis

kembali dimutasikan ke KPPBC Soekarno-Hatta dan bertu-gas di bandara terbesar di Indonesia tersebut hingga dua ta-hun lamanya. Tahun 1999, Cholis mendapat promosi eselonV di KPPBC Lhok Seumawe sebagai Kasubsi Informasi, danmenjabat selama satu setengah tahun. Di Lhok Seumawe,Cholis sempat mengalami kondisi yang tidak aman dalammenjalankan tugas, karena saat itu tengah ramainya konflikantara GAM dengan RI, maka sebagian besar orang penda-tang dikembalikan ke asalnya, termasuk Kantor WilayahDJBC Aceh.

Saat ini Cholis bertugas di KPPBC Merak. Ia sempat menja-bat selama tiga tahun sebagai Korlak operasional komputer, kiniia menjabat sebagai Korlak Administrasi Impor. Dari masatugasnya tersebut, Cholis pun telah beberapa kali mengikuti diklatuntuk menunjang karirnya, antara lain diklat perbendaharaan tahun1987, DPT II spesialisasi tahap dasar, spesialisasi pabean danperbendaharaan tahun 1991, lalu UD (ujian Dinas kenaikan go-longan) tingkat II, dan ADUM di Medan.

Diakhir wawancara Cholis berharap, DJBC kedepan dapatlebih maju lagi, karena telah ditunjang dengan sarana danprasarana yang sudah lebih baik. Selain itu, untuk pegawaiyang muda-muda, ia berpesan untuk lebih semangat lagi be-kerja demi kemajuan institusi tercinta ini.

semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, tetapi iamerasa senang selama bekerja di Bea dan Cukai karenadapat merasakan kekompakan kerja antar pegawai.

Selain itu ia punya cerita duka ketika masa kerusuhan diAmbon tahun 1999 hingga 2004. “Untuk menuju dan pulangkantor harus ditempuh dengan memutar melewati gunungdengan waktu tempuh dua jam lebih, sedangkan biasanyalewat jalan raya normal cuma lima belas menit, bahkan ter-kadang harus libur kerja karena kondisi seng aman,”kenangnya

Ketika ditanya mengenai prinsip hidup ia mengatakansingkat Ora et Labora.”Bekerja harus disertai doa karenahasil pekerjaan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa,” tuturpegawai kelahiran 19 Oktober 1961

Pegawai yang pernah mengikuti diklat Prajab pada 1983di Ambon, DPT I pada1984 di Ambon, DPT II pada 1991 diMakasar, dan UD I pada 2007 di akhir wawancaramemberikan saran untuk instansi Departemen Keuangankhususnya DJBC agar melakukan penerimaan pegawai didaerah Ambon setempat karena kalau harus melalui Makasarsangat jauh dan berat biayanya.

dapat selalu terasah dan paham dengan situasi di lapangan.“Apalagi saat ini anjing yang kita latih sebagai anjing

pelacak narkotika adalah anjing yang baru-baru danmereka belum pernah mendapatkan pelatihansebelumnya, disini kami harus pandai-pandai dalam me-latihnya dan memiliki tingkat kesabaran yang ekstra tinggidari para pelatih untuk menghadapi anjing-anjingtersebut,” kata Diana.

Sebagai seorang pelatih, wanita kelahiran 29 Maret 1984ini adalah wanita pertama di DJBC yang menjadi dog handler,hal ini tentu membuat dirinya sangat bangga dan tidak mera-sa canggung jika disekelilingnya adalah para lelaki. Bahkan,Diana selalu mendapat dukungan yang penuh oleh timnyadalam melaksanakan tugas. Namun ia juga tidak dibeda-bedakan dengan teman tim laki-laki jika harus mengerjakantugas yang selayaknya dikerjakan oleh laki-laki.

“Sebenarnya menjadi dog handler ini lebih banyak suka-nya dari pada dukanya, karena selain dapat menyalurkanhobi, kita juga dapat menyelamatkan negara dari masuknyabarang-barang berbahaya. Sementara itu untuk dukanya,struktur unit anjing pelacak saat ini belum jelas, inilah yangmasih kami khawatirkan, padahal jika diluar negeri unit kamiadalah unit yang paling dinomorsatukan,” ungkap Diana.

ats

bambang w. (ambon)

ats

45WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 402

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

an sekarang kami sudah berada di tahun 2008,dimana kami dituntut untuk senantiasa siapmenghadapinya dengan energi dan semangatbaru. Dengan harapan semoga di tahun baru iniakan lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Untuk semua itu sepatutnyalah kita memanjatkan puji dansyukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa dan MahaKuasa, hanya dengan rahmat-Nya kita akan dapat meng-gapai asa dan harapan ke depan. Amin.

Rasanya masih segar dalam ingatan kita, di mediotahun 2007 kami dimutasi ke Kantor Wilayah VII Bea danCukai Tanjung Priok dalam rangka persiapan menuju kan-tor dengan performa dan paradigma baru. Sebuah kantoryang akan memberikan pelayanan prima kepada penggunajasa dengan slogan, mengutip ungkapan kepala kantor, No

Deal, No Money, dan No Bergaining, sehingga diharapkanakan menjadi kantor yang bebas KKN.

Tepat tanggal 2 Juli 2007, diresmikanlah Kantor Pelayan-an Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok yang merupa-kan penggabungan KPBC Tipe A Khusus Tanjung Priok I, II,III dan Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta. Genderang perang

Auditor’sGathering

TEBING buatan yang harus dipanjat MELUNCUR ke bawah dengan seutas taliJALAN diatas tangga

KPU BC TANJUNG PRIOK

Wah…. tak terasa, waktu begitucepat berlalu. Rasanya baru kemarin,

kami menginjakkan kaki dipelabuhan “candra dimuka”.

Pelabuhan laut terbesar di Indonesia,Tanjung Priok namanya.

MENDAYUNG bersama teman, menjaga kekompakan

D

S E L A K

FOTO-FOTO : DOK. PRIBADI

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 402

47WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

telah ditabuh. Perang melawan KKN oleh seluruh aparat KPUTipe A DJBC Tanjung Priok.

Singkat cerita, setengah tahun lebih telah berlalu, dimanasemua bidang dan bagian dalam KPU telah memainkanperannya masing-masing sesuai arahan pimpinan dan aturanmain yang berlaku, suka dan duka, susah dan senang, reladan ikhlas semuanya menyatu menggapai tujuan. Sampaipada kesimpulan, KPU Tanjung Priok telah berhasil melam-paui target penerimaan yang telah ditetapkan pemerintah.Dan tetap masih (selalu) melakukan pembenahan di sana-sini baik fisik, moril, dan sisdur pelayanan yang kelak akandapat memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa.

Nah, salah satu cara dan upaya yang coba dilakukan olehsalah satu bidang di KPU ini dalam rangka menggalang ker-jasama tim agar tetap solid dan tetap dalam visi yang samauntuk mensukseskan program KPU sehingga pada akhirnyamemberikan kontribusi “kinerja yang lebih baik”, adalah dilak-sanakannya sebuah acara gathering (kebersamaan) dengantema: “Auditor’s Gathering for Togetherness” pada pekanpertama tahun baru 2008, tepatnya hari Sabtu, 5 Januari2008. Daerah tempat acara outbond tersebut mengambillokasi tidak jauh dari Jakarta, yakni di Tanah Tingal Ciputat,Tangerang. Kira-kira satu jam perjalanan dari Tanjung Priok.

Acara ini dimaksudkan untuk memberikan semangat barukepada seluruh personil Bidang Audit KPU Tanjung Priok,mulai dari Kabid sampai staf pelaksana. Acara sudahdipersiapkan sebulan sebelumnya dengan pendanaan secaraurunan (swadaya). Maaf, KPU oleh sebagian teman-temandipelesetkan singkatannya menjadi “Kantor Penuh Urunan”,ha.. ha.. ha, memang sih. Tapi asal tujuannya baik dan ikhlas,why not! Insya Allah dapat pahala. Suksesnya acara ini tidakterlepas dari tangan dingin kang Hanif, panggilan akrabKepala Seksi Evaluasi Audit, Hanif Adnan Zunanto, dan tentusaja dibantu oleh Kepala Seksi lainnya, para Auditor dan staf.

MENUJU LOKASITepat hari ‘H’ jam 6.30 WIB, berkumpullah kami di depan

Pusdiklat Bea dan Cukai Rawamangun. Sesuai kesepakatan,kami akan berangkat bersama-sama dari sana jam 7.00pagi. Mulailah satu per satu, dua per dua dan bahkan tiga pertiga datang dan berkumpul di jembatan depan Pusdiklat, se-mentara bis yang akan digunakan sudah standby.

Kelihatan Seksi Konsumsi dan Akomodasi, Si JombloTalik cs. sibuk mondar-mandir mempersiapkan segalasesuatunya. Waktu Talik datang membawa snack, ada ubirebus, jagung rebus, singkong rebus, kacang rebus…. breeetlangsung diserbu anak-anak yang sudah pada nunggu …..lumayan nih buat sarapan pagi, asal nggak ada yang (maaf)buang angin aja, soalnya kebanyakan makan ubi rebus. Wahlucu deh, menjelang keberangkatan ada yang berfoto ria de-ngan hebohnya. Pret, jepret...!

Kurang lebih jam 7.15 kami segera berangkat ke lokasioutbond. Kira-kira jam 8 kami sampai di lokasi setelah sebe-lumnya melewati tol Pondok Aren Bintaro, Jakarta Selatan.

“Itu dia tempatnya, itu dia tempatnya !”, teriak salah seo-rang teman saking semangatnya. Mobil berhenti di halamanparkir Tanah Tingal dan kami pun membereskan barangmasing-masing menuju tempat lokasi yang telah ditentukan.Ternyata sebagian teman-teman sudah ada yang duluansampai di sana. Memang bagi teman-teman yang dekatlokasi, kami sarankan untuk segera saja langsung ke lokasi.

Sambil berberes-beres ria, dan sambil menghirup udarapagi yang bersih dan segar dengan pemandangan alam yangelok dan asri, kelihatan Hanif sibuk mengatur sana-sinidibantu pengelola outbond Tanah Tingal. Kami semua tentusaja menerka-nerka, apa gerangan permainan yang akankami dapatkan dalam outbond. Sambil diberi pengarahanoleh pimpinan outbond, kami menikmati hidangan teh, kopidan snack pagi.

Tibalah saatnya acara akan dimulai. Kami semua berkum-pul di lapangan untuk mendapat pengarahan dan sebelum-

nya Kang Hanif (selaku pembawa acara) mempersilahkanKabid Audit KPU (Uda Hakim) untuk memberikan sedikitsambutan.

Intinya Kabid Audit berpesan agar acara ini dapat diikutisepenuh hati dengan semangat kebersamaan dan keceria-an agar Bidang Audit di tahun 2008 ini mendapatsemangat baru dan kekompakan dalam bekerja serta sa-ling kenal satu sama lainnya hingga pada akhirnya akanmemberikan kinerja yang baik bagi KPU di tahun 2008.

Salah satu auditor Ustadz Arkan (begitu biasa dipanggiloleh teman-teman) memulai acara dengan memimpin doabersama. Selanjutnya Kang Hanif menyerahkan acarasepenuhnya kepada pemimpin Outbond, Mas Ginting, yangdibantu oleh empat orang rekannya. Mulailah kami semuadibuatnya mencair satu sama lain (he he he…. es kali).

Sesekali terdengar pekikan dan teriakan kompaksebagai yel-yel. Hidup Audit… Hidup KPU… Hidup BeaCukai… begitulah kira-kira. Kami kemudian dibagi masing-masing menjadi empat kelompok yang terdiri kurang lebih12 orang per kelompok. Acara ini diikuti oleh empat orangauditor cewek dan lima orang staf yang lucu-lucu (baru ke-tahuan saat pelaksanaan outbond). Masing-masing kelom-pok dipimpin/dipandu oleh satu orang dari Tanah Tingal.Kami disuruh membuat yel-yel yang menggambarkan ke-bersamaan, semangat dan harapan untuk nantinya diper-lombakan. Ternyata lucu-lucu dan ngaco. Euforia kami ter-tumpah ruah dalam outbond ini.

EMPAT PERMAINANAda empat permainan pertama atau boleh dibilang

empat tantangan pertama untuk uji nyali, eh.., uji pakai tali.Pertama, kami harus naik tangga bambu lebih dari 10meter yang disandarkan ke satu pohon kelapa (kami sudahberpakaian outbond lengkap + helm) kemudian sampaidiatas kami harus meluncur ke bawah dengan seutas taliyang telah dibentangkan. Sedikit deg-degan atau bahkandeg-degan beneran plus gemetar saat memanjat dan me-luncur. Tantangan kedua, kami kembali naik tangga bambu

ARI JULIANTO, Auditor Terfavorit 2007 KPU BC Tanjung Priok

47WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 402

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ke pohon kelapa dan harus melewati jembatan tali. Tantang-an ketiga juga sama, kami harus naik pohon kelapa untukmenyeberang lewat tangga tali campur pipa dari satu pohonkelapa ke pohon kelapa lainnya, dan tantangan terakhirkami harus menjadi pemanjat tebing buatan (kurang lebihtinggi 10 m).

Nah, disitulah letak serunya. Disaat sebagian temansedang melakukan tantangan dengan segala ekspresi sokberani padahal lagi gemeteran dan ketakutan, teman-teman di bawah bersorak-sorak sambil teriak-teriak bak tar-zan menyaksikan teman-teman yang bergelantungan meni-rukan gaya berbagai jenis hewan (maaf). “Ayo kamu bisa”,“Ah masa gitu aja nggak bisa”..., pokoknya rame, penuhcanda tawa. Sudah nggak terlihat lagi perbedaan antaraatasan dan bawahan. Dari empat tantangan tadi, ternyatauntuk bisa sukses, kita harus punya tekad yang bulat dankuat dan mengikuti arahan yang diberikan. Orang lain bisakenapa kita tidak? Harap aplikasikan untuk hal-hal positif.Sebagian teman-teman ada juga yang gagal menjalanitantangan-tantangan tadi, tapi yang penting mereka sudahberusaha sekuat mungkin. Seru … seru banget dan kocaktentunya lihat gaya masing-masing.

Selanjutnya acara adu kekompakan antar kelompok 1, 2, 3,dan 4. Pertama kami menampilkan yel-yel masing-masing dandinilai oleh Tim Juri (pemandu outbond). Silih bergantipermainan kami saling beradu satu sama lain. Semua berjuangmati-matian. Saling unjuk kebolehan agar terpilih sebagai yangterbaik, dan terlucu. Tapi juri berkata lain.

Akhirnya, kelompok 1 terpilih oleh Tim Juri sebagaikelompok terfavorit, terheboh, tergila. Kabid dan KasiPelaksanaan Audit adalah bagian dari Kelompok 1. Bahkan

Kabidnya juga main sulap lho, dan membuat teman-temantakjub.

Itulah semua perasaan kami tertumpah ruah dalam ke-bersamaan dan canda tawa, dimana selama ini tidak kamidapatkan di kantor. Sebagai acara terakhir kami berkumpuldi pendopo, di sini pun kami masing-masing unjuk keboleh-an adu suara dan akting. Lagi-lagi kehebohan terjadidimana tiba-tiba ternyata banyak pedangdut berbakat danpenari berbakat dengan goyang ngebor dan ngecor (pakaiangkat kaki segala). Kang Haniflah yang mengawalisebuah lagu sekaligus pembawa acara. Pak Teguh, PakFaisal, dan semua teman-teman auditor, staf pelaksanatumpah ruah di panggung bergoyang dan bernyanyi.

Acara puncak dan sebagai acara penghujung akhir-nya tiba. Pembagian hadiah/doorprize dan bingkisanbahkan medali mulai dibacakan oleh Hanif. Kelompokfavorit adalah kelompok satu. Juga ada MotivatorFavorit yakni saudara Made dan Auditor Terfavorit 2007KPU BC Tanjung Priok jatuh ke tangan Ari Julianto.Sayang Ari nggak bisa hadir karena kampungnya di Bo-jonegoro kena banjir besar. Rumahnya terendam hanyatinggal gentengnya aja. Semoga Allah Swt. berikan rah-mat dan kesabaran dalam menghadapi musibah, dansemoga kita bangsa Indonesia dapat memetik hikmahdari musibah/bencana yang melanda.

Tidak terasa hari sudah larut malam. Kecapekanoutbond masih terasa. Semoga KPU Tanjung Priok bisamenjadi kantor teladan yang bebas KKN dan salingmenghormati satu sama lainnya. Mohon maaf bila adayang kurang berkenan. Wassalam.

M. Hakim Satria, Kepala Bidang Audit KPU BC Tipe A Tanjung Priok

FOTO BERSAMA para peserta outbond dari bidang Audit.

S E L A K

DOK. PRIBADI

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 402

49WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

alam kesempatan ini kami ingin sekedar berbagi infor-masi dengan pembaca Warta Bea Cukai tentang apayang menjadi keprihatinan masyarakat kepabeanansaat ini dalam rangka kerjasama internasional, yaitudengan akan diberlakukannya undang-undang Amerika

Serikat (AS) tentang Security and Accountability for Every Port.Pada saat masyarakat kepabeanan sekarang ini sedang gen-

car-gencarnya membahas tentang international standards yangakan digunakan untuk bekerjasama dalam memfasilitasi perda-gangan internasional dan mengamankan international supplychain melalui inisiatif WCO-SAFE Framework of Standards, ASjustru mengeluarkan undang-undang baru yang mewajibkanscanning 100% atas semua barang ekspor untuk tujuan AmerikaSerikat.

Undang-undang AS tentang Security and Accountability ForEvery Port ini ditandatangi pada tanggal 13 Oktober 2006,yang implementasinya berdasarkan Recommendations of the9/10 Comission Act bulan Juli 2007, mewajibkan dilakukannyaseratus persen scanning (menggunakan container scanningmachine) terhadap semua kontainer yang akan diekspor ke ASdi pelabuhan negara eksportir, sebelum dimuat ke atas kapal.

Ketentuan seratus persen scanning ini akan berlaku mulaitanggal 1 Juli 2012. Ketentuan dalam undang-undang itumenyebutkan bahwa pemberlakuannya dapat ditunda selama 2tahun dan dapat diperpanjang untuk periode 2 tahun lagi, apabilasistem yang diperlukan:1. Tidak tersedia untuk pembelian dan pemasangan; tidak

mempunyai false alarm rate yang sesuai dengan persyaratan;2. Pelabuhan dimana peralatan itu akan ditempatkan tidak mem-

punyai karakteristik fisik yang diperlukan untuk pemasangan;3. Peralatan tersebut tidak dapat diintegrasikan dengan sistem

yang ada;4. Pemasangannya berdampak sangat besar terhadap kemam-

puan perdagangan dan arus barang;5. Apabila sistem tersebut tidak mempunyai notifikasi otomatis

yang memadai untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut olehpetugas pabean.

Jadi, dengan undang-undang ini secara tidak langsung ASingin memaksakan kehendaknya kepada negara-negara lain,agar negara-negara lain tersebut mempunyai keinginan untuk ikutserta mengamankan AS dari kemungkinan serangan terorisme.Masalahnya, tinggal bagaimana negara-negara tersebut danorganisasi internasional yang berkaitan meresponnya.

LATAR BELAKANGSejak terjadinya peristiwa pemboman gedung World Trade

Center pada tanggal 11 September 2001 enam tahun yang lalu,banyak instansi pemerintah di AS menyelenggarakan berbagaiprogram inisiatif untuk melakukan pengamanan bagi negaranya.

Tidak kurang dari otoritas pengamanan pantai, membuat ke-tentuan tentang kewajiban bagi kapal-kapal asing yang akan me-masuki perairan AS untuk memberikan informasi jauh sebelum-nya tentang jenis muatan, negara asal, negara tempat singgah,tujuan berikutnya dan semua informasi lainnya yang diperlukandalam rangka pengamanan; otoritas imigrasi melakukan pendaf-taran khusus penduduk muslim; otoritas perdagangan membuatketentuan tentang pengawasan terhadap barang ekspor teknologitinggi yang berkaitan dengan produksi senjata nuklir, senjata ki-mia dan senjata pemusnah masal ,dan banyak lagi inisiatif lainnya.

Salah satu dari inisiatif-inisiatif tersebut adalah inisiatif yang

ScanningATAS EKSPOR BARANG KE

AMERIKA SERIKAT

PELABUHAN DIAMERIKA SERIKAT

Sejak terjadinya peristiwa pembomangedung World Trade Center pada tanggal

11 September 2001 enam tahunyang lalu, banyak instansi pemerintah

di AS menyelenggarakan berbagaiprogram inisiatif untuk melakukan

pengamanan bagi negaranya.

Seratus Persen

D

FOTO: www.cbp.gov

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 402

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

berasal dari otoritas kepabeanan AS, yaitu dengan apa yangmereka sebut sebagai Container Security Initiative.

WORLD SECURITY FORUMPada bulan Februari tahun 2002, AS mengundang negara-

negara di kawasan Asia Pacific dan badan-badan perbankan du-nia termasuk IMF dan Bank Dunia untuk menghadiri InternationalSecurity Forum di Bangkok Thailand. Forum ini dimaksudkansebagai sarana untuk menciptakan komitmen bersamamasyarakat internasional dalam menghadapi ancaman terorisme.

Namun dalam kesempatan itu juga, AS menawarkan berbagaikerjasama internasional bagi pengamanan terhadap ancamanterorisme berdasarkan inisiatif-inisiatif tersebut di atas, termasukdi dalamnya program Container Security Initiative. Bahkan untukmenghadiri forum tersebut semua biaya untuk perjalanan danakomodasi bagi delegasi negara berkembang yang diundang,ditanggung oleh pemerintah AS.

Dalam forum ini, AS menawarkan bagi yang mau berinisiatifmenerapkan pengamanan ekspor mereka (menggunakancontainer scanning machine), untuk bergabung dalam programContainer Security Initiative tersebut. AS akan memberikanbantuan yang diperlukan dalam melakukan: feasibility study,menyiapkan infrastruktur pelabuhan yang diperlukan; memasangperalatan yang akan digunakan; menentukan risk assessment;dan memberikan pelatihan bagi petugas yang akanmengoperasikan alat tersebut; termasuk menempatkan petugaspabeannya di negara tersebut dalam pelaksanaan pilot project.

Dari semua itu, yang penting adalah bahwa negara yangberminat tentu saja harus menyediakan dana yang diperlukanuntuk pembiayaannya. IMF dan Bank Dunia dalam hal inibersedia memberikan pinjaman dengan bunga yang ringan, bagiyang memerlukannya.

Akan tetapi, pengamanan ekspor bukanlah kepentingan lang-sung dari banyak negara pada saat itu (sekarang pun sebenarnyabukan), sehingga tidak banyak yang meresponnya, kecuali bebe-rapa negara, antara lain Singapura, Hongkong, Jepang dan Ko-rea. Kemungkinan, karena respon yang tidak menggembirakanitulah kemudian AS memutuskan untuk memasukkan kewajibanseratus persen scanning itu ke dalam un-dang-undangnya.

RESPON DARI WCOPembahasan mengenai undang-un-

dang AS tentang ketentuan seratus persenscanning ini dimasukkan dalam agendapertemuan pertama SAFE Framework ofStandards pada tanggal 16-17 Oktober2007. Dalam kata sambutannya SekjenWCO mengemukakan bahwa undang-undang AS yang mengharuskan seratuspersen scanning ini akan menciptakan ke-tidak pastian bagi dunia usaha. Disatu sisimereka harus mengikuti ketentuan interna-sional sebagaimana diatur dalam SAFEFramework of Standards, sedang di sisi la-in ada undang-undang AS yang mengha-ruskan seratus persen scanning.

Sebagian negara anggota mengemu-kakan harapan mereka agar undang-un-dang tersebut dibatalkan atau paling tidakditunda implementasinya, mengingat bah-wa hampir semua instrumen WCO yangada menjadi tidak relevan lagi apabila me-lalui kesepakatan bilateral atau unilateralketentuan seratus persen scanning terha-dap semua kontainer yang akan dieksporke AS tersebut dilaksanakan di sebagianbesar negara anggota WCO.

Sekjen WCO juga mempertanyakansejauhmana undang-undang itu dikatakankompatibel dengan SAFE Framework ofStandard dan Revised Kyoto Convention,

dan menyatakan bahwa undang-undang tersebut harus diaman-demen dan bahwa badan yang menangani SAFE Framework ofStandard dan Revised Kyoto Convention harus berusahadengan keras untuk mengatasi deadlock tersebut.

Dalam pertemuan tersebut juga dilaporkan bahwa Customsand Border Protection (CBP) AS telah melakukan proyek perintisdi tiga pelabuhan yang tidak terlalu besar: Southampton Inggris;Qasim - Pakistan; Cortes - Honduras dan berhasil melakukanseratus persen scanning. Pengujian dengan kapasitas terbatasjuga dilakukan di Busan, Hongkong, Singapore dan Salalah.Berdasarkan projek perintis itu CBP akan melaporkan kepadaKongres AS tentang kemungkinan implementasi dan manfaat dariundang-undang ini pada bulan April 2008.

Respon WCO dalam hal ini adalah membuat semacam reso-lusi yang menentang pemberlakuan undang-undang tersebut.Resolusi ini, setelah disetujui oleh komisi kebijakan akan diajukandalam Sidang Dewan bulan Juni 2008 yang akan datang untukdiadopsi oleh Dewan sebagai suatu hasil kesepakatan bersama.Bagaimana reaksi AS terhadap resolusi ini, tentu saja belumdapat diketahui sampai setelah resolusi itu sendiri ditanda tanganipada Sidang Dewan pada bulan Juni 2008 yang akan datang.

RESPON DARI MASING-MASING NEGARA ANGGOTA Dengan ditetapkannya ketentuan tersebut dalam undang-

undang AS, maka sekarang masalahnya menjadi lain, apakahada inisiatif atau tidak dari negara lain, ketentuan tersebut harusberjalan. Bagaimana meresponnya, kembali kepada kepentinganperdagangan internasional dari masing-masing negara.

Ada beberapa kemungkinan alternatif: Apakah akan membu-ka kerjasama bilateral dengan AS untuk menerapkan ketentuantersebut; apakah tidak perlu mengambil langkah apapun karenaberasumsi bahwa sebagian besar ekspor Indonesia toh tranship-ment di Singapore; apakah akan menunggu respon AS atasresolusi yang akan disepakati dalam sidang dewan WCO padabulan Juni 2008 yang akan datang; atau memutuskan untuk tidaklagi mengekspor barang ke AS. Untuk alternatif yang terakhir ini,tentu saja perlu dicatat bahwa Amerika Serikat sampai saat inimasih merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

KESIMPULANAS nampaknya berpendapat bahwa

untuk mengamankan negaranya dariancaman teroris, mereka tidak dapat meng-andalkan pada keinginan dari negara-ne-gara lain untuk berinisiatif dalam mencegahancaman tersebut, dan bahwa berdasar-kan kekuatan yang dimilikinya ia dapatmenentukan sendiri apa yang seharusnyadiinginkan oleh negara-negara lain, melaluipemberlakuan ketentuan dalam undang-undang tersebut.

Nampaknya AS tidak ingin menunggulebih lama lagi untuk menerapkan ketentu-an scanning 100% terhadap semua barangyang akan diekspor ke negaranya, sampaiinstrumen kerjasama internasional dalamkerangka kerja WCO untuk memfasilitasidan mengamankan perdagangan internasi-onal termasuk didalamnya internasionalsupply chain (WCO-SAFE Framework ofStandards) dapat terealisasi dengan baik.

Masing-masing negara perlu mengam-bil langkah yang diperlukan untuk mengan-tisipasi kemungkinan yang akan terjadi,sesuai dengan kepentingannya dalam per-dagangan internasional, baik sebelum,maupun setelah resolusi untuk menentangkebijakan AS tersebut disepakati dalamSidang Dewan WCO pada bulan Juni 2008yang akan datang.

Maryanto Danuraharjo,Atase Keuangan/Bea & Cukai KBRI Brussel, Belgia

X-RAY KONTAINER. Undang-undang AS tentangSecurity and Accountability For Every Portmewajibkan dilakukannya seratus persen scanning(menggunakan container scanning machine)terhadap semua kontainer yang akan diekspor ke ASdi pelabuhan negara eksportir, sebelum dimuat keatas kapal. Tampak kontainer yang akan masuk kefasilitas Hico Scan di Tanjung Priok.

KEPABEANAN INTERNASIONAL

WBC/ATS

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 402

51WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

etelah sebelumnya kelompok kerja ASEAN Cus-toms Capacity Building merumuskan 15 agendarapat kerja SPCD,s sebagai rencana strategis danpengembangan yang ingin diwujudkan ASEAN, kinikelompok kerja tersebut kembali menggelar rapat

kerja yang diselenggarakan pada 17 hingga 18 April 2008 diMercure Convention Center, Ancol Jakarta. Rapat kerja yanghampir diikuti oleh semua negara anggota ASEAN,membahas tentang percepatan implementasi dari SPCD,s.

Sementara itu, dari beberapa delegasi negara ASEANyang hadir pada rapat kerja kali ini, dua negara (Burmadan Laos) tidak dapat mengikutinya dikarenakanpersoalan teknis dari negara tersebut. Adapun negaraASEAN yang hadir adalah, Thailand (Ms. RashanewanRawirat, Ms. Jannya Rojanadilog), Philipina (Ms. ErlindaPurificacion Lazaro), Singapura (Ms. Shamala Dhevi, Mr.Zulfadhli Gazali, Mr. Ng Chee Siong), Brunei Darussalam(Mr. Ali Rahman bin Haji Tasim, Mr. Haji Amran bin HajiIbrahim), Myanmar (Mr. Myint Zaw), Malaysia (Mr. AbdulWahid bin Sulong), Vietnam (Mr. Tran Vu minh, Mr. VuTuan Anh), dan Indonesia (Mr. Dwi Restu Nugroho, Mr.Azhar Rasyidi, Mr. Agus Hermawan, Mr. Imik Eko Putro,Mr. Moh. Zamroni, Mr. Yulianto, Mr. Panca Putra Jaya).

Acara rapat kerja dibuka oleh Direktur Penindakan danPenyidikan (P2) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC),Jusuf Indarto, yang dalam kata sambutannya menjelaskanbahwa, sebagai bagian dari satu kesatuan, kelompok kerjaCustoms Capacity Building bertanggung jawab dalammenangani SPCD,s.

“Kelompok kerja ini memainkan peran penting untukmencapai kredibilitas, integritas, dan profesionalismepetugas kepabeanan dan cukai dalam suatu administrasikepabeanan, institusi kepabeanan yang profesional yangberintegritas, dan lain sebagainya dalam rangkamembangun administrasi kepabeanan yang maju melaluipengembangan yang baru dalam teknis kepabeanan,”ujar Jusuf Indarto.

Lebih lanjut Jusuf Indarto menjelaskan, berdasarkantugas dan fungsi kelompok kerja Customs Capacity Building,adalah menjadi suatu keharusan bagi kelompok kerja iniuntuk lebih menitikberatkan kegiatannya dalam rangkamenyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada saat ini,terutama yang diharapkan oleh ASEAN Economic Communityagar dapat mencapai suatu kestabilan, kesejahteraan, dandaya saing yang tinggi.

Dengan rapat kerja yang berlangsung selama dua haritersebut, para delegasi selain membahas rencanaimplementasi dari SPCD,s, juga penerapan capacity buildingdi negara masing-masing, sehingga pembahasan tersebutselain akan menjadi masukkan dalam rapat juga akanmenjadi suatu rumusan dari rapat kerja tersebut.

“Diharapkan melalui pertemuan ini akan dihasilkanrekomendasi yang baik dan bermanfaat untuk mengangkatcitra administrasi kepabeanan ASEAN modern yangtransparan, dan pada akhirnya bisa mensejajarkan diridengan adminsitrasi pabean lainya yang didukung denganpejabat dan petugas yang berkompeten.

Percepatan pelaksanaan ASEAN Com-munity dari tahun 2020 menjadi tahun2015, sebagaimana telah disepakati

pada KTT ASEAN ke-12, mengharuskankelompok kerja ASEAN Customs Capac-

ity Building untuk mempercepatpelaksanaan implementasi Strategic

Plans of Customs Development (SPCD,s).

S

Pertemuan Ke-3 Kelompok KerjaASEAN Customs Capacity Building

RAPAT KERJA ASEAN CAPACITY BUILDING. Sebanyak delapan negara yang tergabung dalam tim rapat kerja ASEAN Capacity Building, membahaspersoalan SPCD,s yang pelaksanaannya akan dipercepat.

WB

C/A

TS

adi

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 402

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ahun 2008 boleh dikatakan sebagaitahun yang cukup berat untuk peme-nuhan target penerimaan yang telahdibebankan kepada Direktorat Jende-ral Bea dan Cukai (DJBC), karena di

tahun ini dimana harga minyak terus merangkaknaik ditambah krisis keuangan di negara majuakhirnya berdampak pada perekonomian duniadengan meningkatnya harga kebutuhan pokok,yang pada akhirnya juga akan berdampak padakegiatan ekspor impor Indonesia.

Secara langsung memang krisis global eko-nomi dunia, belum berdampak secara signifikanterhadap kegiatan ekspor impor Indonesia,namun demikian Anggaran Pendapatan BelanjaNegara (APBN) yang telah ditetapkan untuktahun ini, dirasakan sudah tidak sesuai dengankondisi yang ada sehingga perlu adanya revisi.

DJBC yang dalam APBN 2008 telah dite-tapkan target penerimaan bea masuk, pungut-an ekspor/ bea keluar, dan cukainya sebesarRp. 63.433.20 triliun, hingga triwulan I (Janu-ari hingga Maret) pencapaiannya secaranasional sudah berada sedikit di atas targetyang ditentukan sebesar 25 persen, atau kini telah mencapai32 persen.

Secara rinciannya, target bea masuk sebesar Rp.14.940.80triliun sudah terealisasi Rp. 4.598.81 triliun (30,78 persen daritarget APBN). Bea keluar ditargetkan Rp. 4.065.90 triliun sudahterealisasikan Rp. 3. 854.07 triliun (94, 79 persen dari targetAPBN). Dan cukai ditargetkan Rp. 44.426.50 triliun sudahterealisasikan Rp. 12.300.53 triliun (27 persen dari target APBN).Sehingga, total keseluruhan penerimaan telah mencapai Rp.

TARGET PENERIMAANTRIWULAN I TAHUN 2008

TercapaiSecara nasional sesuai dengan

APBN 2008 target penerimaan beamasuk dan cukai pada

triwulan I tahun 2008 tercapai.

T

Realisasi Penerimaan PDRIs.d. 31 Maret 2008

Tabel 1. Pencapaian Target Penerimaan DJBC Periode s.d. 31 Maret 2008 (Miliar Rp)

K e t :* Target Bea Masuk tidak termasuk BM DTP* Target RAPBN-P sesuai kesepakatan Panja DPR-RI

Tanggal 26 MARET 2008* Realisasi s.d. 31 Maret 2008, sumber data MPO* Jumlah Penerimaan belum dikurangi Restitusi* Sumber Data : Dit. PPKC

20.753.41 triliun atau 32 persen dari target APBN. (lihat tabel-I)Menurut Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan

dan Cukai (PPKC), Hanafi Usman, secara nasional memanguntuk triwulan I target penerimaan sudah tercapai, namun demiki-an untuk APBN-P yang kini tinggal menunggu diresmikannya olehDPR, DJBC akan menerima tambahan 10 persen dari targetsemula, yang direncanakan total keseluruhan target penerimaansebesar Rp. 72.696.10 triliun.

“Untuk triwulan I ini baik target APBN maupun rencanaAPBN-P yang akan diresmikan, target penerimaan DJBCmasih di atas rata-rata atau di atas 25 persen. Sementara itu,untuk target bea keluar saat ini tetap kita cadangkan datanyawalaupun untuk penetapannya kini juga masih menunggukeputusan dari Presiden,” ujar Hanafi.

Lebih lanjut Hanafi menjelaskan, untuk target bea masuktriwulan I ini, masih ada lima Kantor Wilayah(kanwil) yang pencapaiannya dibawah 100persen (lihat tabel-II). Sementara itu, untuktarget bea masuk KPU juga kian hari kianbaik dimana untuk target triwulan I ini terpe-nuhi sebesar 126,24 persen.

Jika pada target bea masuk untuk triwu-lan I ada lima Kanwil yang pencapaiannya dibawah 100 persen, untuk target penerimaancukai pada target triwulan I ini ada empatKanwil yang pemenuhannya di bawah 100persen (lihat tabel-III). Sedangkan untuk tar-get bea keluar pada triwulan I ini hanya duaKanwil yang pemenuhannya masih di bawah100 persen (lihat tabel-IV).

“Kegiatan di daerah memang terkadangbersifat insidentil, artinya jika ada importasiberas atau gula maka penerimannya naik, ji-ka tidak maka penerimannya akan turun, na-mun kami tidak akan menilainya seperti itu,bagi Kanwil yang targetnya masih dibawahrata-rata kami akan mengevaluasinya dariberbagai sisi sekaligus melihat apa kelemah-an dari penerimaan target tersebut dan halapa saja yang dapat diupayakan untuk dapat

meningkatkan target penerimaan,” papar Hanafi.Sementara itu, untuk komoditi unggulan penyumbang bea

masuk terbesar menurut Hanafi hingga kini masih dipenga-ruhi oleh 20 komoditas besar, yang tiap tahunnya walaupunterjadi penurunan namun tetap sebagai penyumbang beamasuk terbesar. Sedangkan untuk komoditas penyumbangbea keluar terbesar, hingga kini masih akan dirinci lebih lanjutkarena nilai ekspor dan jumlah importasi satu daerah tidaksama dengan daerah lainnya.

HANAFI USMAN. Walaupun secaranasional target penerimaan bea masuk,bea keluar dan cukai pada triwulan Isudah mencapai 32 persen, namunmasih ada beberapa Kanwil yangpenerimannya di bawah rata-rata.

PPKC

adi

DOK. WBC

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 402

53WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Tabel II. Realisasi Penerimaan Bea Masuk Tahun Anggaran 2008 Per 31 Maret 2008 (Juta Rp)

Tabel III. Realisasi Penerimaan Cukai Tahun Anggaran 2008 Per 31 Maret 2008 (Juta Rp)

Tabel IV. Realisasi Penerimaan Bea Keluar Tahun Anggaran 2008 Per 31 Maret 2008 (Juta Rp)

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 402

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

S Customs and Border Priority (CBP) prioritymission is to prevent terrorists and terroristweapon from entering the United States. Thatextraordinarily important mission means impro-ving security, at not only physical border and

ports of entry, but globally in collaboration with the interna-tional trade community. We must perform this importantsecurity and border-related work while speeding the flowof legitimate trade and travel that is so important to ournation‘s economy. In other words, we have “twin goals”:building more secure and more efficient borders. In protec-ting our border against the threat of terrorism and promo-ting global supply chain security, CBP applies a “layereddefense” strategy. This multi-layered approach includesusing information analysis and targeting, employingadvanced inspection technologies, engaging the privatesector to increase supply chain security and expandingour borders by pre-screening shipments that pose apotential terrorist risk prior to arrival in the United States.

C-TPAT building on the best practices of CBP/industrypartnership to strengthen supply chain security, encouragecooperative relationship and to better concentrates CBPresources on areas of greatest risk. It is a dynamic, flexibleprogram designed to keep pace with the evolving natureof the terrorist threat and the change in the internationaltrade industry, thus ensuring the program‘s continued via-bility, effectiveness and relevance. Flexibility andcustomization are important characteristics of C-TPAT.

This partnership between CBP and the trade is built onCustoms border authority and cooperative relationship. Itis built on knowledge – that the trade partner has demon-strated a commitment to supply chain security, and trust –that the company will continue to do so with minimal CBPexamination. To uphold this relationship, accountability isrequired. The trade partner must be willing to assume res-ponsibility for keeping his supply chain secure to agreedupon security standards through self policing and imple-menting as needs arise.

The current security guidelines for C-TPAT programmembers address a broad range of topics including perso-nnel, physical and procedural security; access controls;education, training and awareness; manifest procedures;conveyances security; threat awareness; and documenta-tion processing. Companies that apply to C-TPAT must besign an agreement with CBP that commits their organiza-tion to the program‘s security guidelines. These guidelinesoffer a customized solution for the members, while provi-

ding a clear minimum standard that approved companiesmust meet.

CBP‘s ability to leverage its customs authority and C-TPAT‘s unprecedented innovation enables the UnitedStates government to positively impact security practicesthroughout the global supply chain on a broad scale. Thisinfluence on security behavior overseas goes well beyondthe conventional expectations or the reach of UnitedStates regulators. This is because private operating in theglobal supply chain, that choose to participate in C-TPAT,agree to implement increased levels of security throughouttheir international supply chains, in exchange for benefitsthat only CBP can provide.

In addition, C-TPAT members must agree to leveragetheir service providers and business partners to increasetheir security practices. This requirement enables C-TPATto improve the security practices of thousands companieslocated around the globe that are not enrolled in the prog-ram. In fact, many companies are demanding that theirbusiness partners enroll in C-TPAT or adhere to its securi-ty guidelines, and they are conditioning their businessrelationship on these requirements.

C-TPAT also enables trade by improving supply chainsecurity and increasing supply chain performance. Theprogram helps companies optimize management of theirassets and functions while enhancing security. Together,enhanced security practices and increased supply chainperformance, reduce the risk of loss, damage and theft,and lessens the threat that terrorist will attack the globalsupply chain. The successful integration of increasedsecurity and enhanced supply chain efficiency is one ofthe great successes of C-TPAT. Through the collaborativework of CBP and the trade community, C-TPAT hasbecome the focal point for all United States governmentand private sector supply chain security efforts.

C-TPAT BENEFITSC-TPAT offer businesses an opportunity to play an ac-

tive role in the war against terrorism. By participating in thisfirst worldwide supply chain security initiative, companieswill ensure a more secure supply chain for their employ-ees, suppliers and customers. In addition, CBP offers thefollowing benefits to C-TPAT members:l A reduced number of inspections and reduced border

wait times.l A C-TPAT supply chain specialist to serve as the CBP

liaison for validations, security issues, proceduralupdates, communication and training.

l Access to the C-TPAT members through the StatusVerification Interface.

l Self-policing and self-monitoring of security activities.l In the Automated Commercial System (ACS), C-TPAT

certified importers receive reduced selection rate for

I n t r o d u c t i o nThe paper below was taken from handout participant manual of Asia Pacific Economic Cooperation – Senior Management Overview ofIndustry Partnership Seminar in Bangkok. This paper describe about a system that has been applied by US Customs to upgradeservice and intensify international trading security as well as maintaining homeland security in USA. Hopefully by rising this informationwould enlarge Indonesian Customs officer and related institution.

C-TPAT(Customs -Trade Partnership Against Terrorism)

(Part I)

The successful integration ofincreased security and enhanced

supply chain efficiency is one of thegreat successes of C-TPAT.

U

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ENGLISHENGLISH

SECTIONSECTION

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 402

55WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Compliance Measurement Examinations (-3X in FY2003) and exclusion from certain trade-related localand national criteria.

l C-TPAT certified importers receive targeting benefits(-7X in FY 2003) by receiving a “credit” via the CBPtargeting system

l Certified C-TPAT importers are eligible for access to theFAST lanes on the Canadian and Mexican borders.

l Certified C-TPAT importers are eligible for the Office ofStrategic Trade‘s (OST) Importer Self Assessment (ISA)Program and have been given priority access to partici-pate in the Automated Commercial Environment (ACE)

l C-TPAT certified highway carriers, on the Canadianand Mexican borders, benefit from their access to theexpedited cargo processing at designated FAST lanes.These carriers are eligible to receive more favorablemitigation relief from monetary penalties.

l C-TPAT certified Mexican manufacturers benefit fromtheir access to the expedited cargo processing atdesignated FAST lanes.

l All certified C-TPAT companies are eligible to attendCBP sponsored C-TPAT supply chain security trainingseminars.

CBP provided benefits are not the only benefits thatcompanies realize by joining C-TPAT. Companies havefound that joining C-TPAT often result in discoveringoutdated procedures and/or discovering areas that needimprove security and efficiency. While performing the re-quired supply chain assessment for C-TPAT membership,companies are able to streamline their operations. C-TPATaids companies in optimizing their internal and externalmanagement of assets and functions while at the sametime enhancing security. When administered together, en-hanced security practices and procedures, and increasedsupply chain performance will mitigate the risk of loss,damage and theft, and reduce the likelihood of theintroduction of potentially dangerous elements into theglobal supply chain.

Other benefits companies have realized by participat-ing in C-TPAT include:l The incorporation of good sound security practices

and procedures into existing logistical managementmethods and processes.

l Greater supply chain integrityl Reduced risk mitigationl Reduced cargo theft and pilferagel Stronger brand equityl Improved asset utilizationl Greater efficiency between internal and external

functions.l Improved security for their workforcel Improved marketabilityl Understanding the end to the end process, including

knowing each entity along the supply chain.

EXTERNAL FACTORSC-TPAT continuously monitors how internal and exter-

nal factors affect the achievement of goal and ultimatelythe success of the program. Monitor these factors, anddeveloping strategies for mitigating them, is accomplishedthrough an analysis of stakeholders, as well as internaland external strengths, weaknesses, opportunities andthreats in the C-TPAT program and its operating environ-ment. These analyses served as the starting point for theC-TPAT strategic planning process and are addressed inthe strategic plan.

Strengths identified in the C-TPAT program include thevoluntary nature of the partnerships, shared CBP/industryresponsibility for supply chain security and the trust engen-dered by external stakeholders as a result of the partner-ships. In addition, C-TPAT offers the ability to influenceand leverage entities in the supply chain that regulationsoften can‘t reach and allows for customization of securityneeds by the trade community. Finally, the vast knowledgeand experience of C-TPAT personnel, and the access toinformation not previously available to CBP, were alsoseen as program strengths.

Opportunities include the ability to enhance internaland external communication with stakeholders, to providecontinuing education for supply chain specialists and tohire additional highly qualified people into the C-TPATprogram. Other opportunities are anticipated from theautomation of C-TPAT, as well as additional information

MOBILEX-RAY

55WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

FOTO : WWW.CBP.GOV

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 402

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

sharing and training for the trade community and withinCBP. Through this strategic plan, CBP will continue toleverage the opportunities and strengths and to mitigatethe weaknesses and threats.

C-TPAT APPROACH AND GUIDING PRINCIPLESC-TPAT is a supply chain security program for interna-

tional cargo and conveyances. It increases security mea-sures, practices and procedures throughout all sectors ofthe international supply chain. Central to the security visi-on of C-TPAT is the core principle of increased facilitationfor legitimate business entities that are compliant traders.All C-TPAT benefits are privileges offered to only the mostsecure and compliant program participants. The followingthree principles define the approach of the C-TPAT prog-ram. CBP will develop and implement the C-TPAT prog-ram of the future consistent with these principles.C-TPAT will continue to develop as a voluntary go-vernment/private sector partnership.

At times, mandatory requirements for security may beboth necessary and efficient – but may not always be themost effective. For example, CBP has extensive experi-ence and knowledge as to how voluntary cooperative part-nership between industry and government guide the deve-lopment and implementation of robust security measures.These measures have directly led to hundreds of narcoticsseizures by carriers and law enforcement entities through-out the world. Additionally, security requirements that allowfor customized application by the individual and/or organi-zation often result in that entity meeting the expectations ofthe requirement and, in most cases, even exceeding theminimal standard. Developing supply chain security stan-dards while maintaining flexibility is critical to the C-TPATprogram, since one size does not fit all.As C-TPAT evolves, the program will continue to workin partnership with the stakeholders of the interna-tional supply chain and cooperatively develop improv-ed systems of security and efficiency.

In the past, increase trade security and facilitation wereviewed as mutually exclusive. Many felt that taking the ne-cessary steps to secure the United States borders againstthe ongoing terrorist threat would only add another barrierto free trade and the efficient movement of cargo. Howe-ver, the success of C-TPAT clearly demonstrates that in-creased security can lead to a more efficient and costeffective flow of trade. C-TPAT is a cooperative endeavor,

which calls upon the trade community to enhance theirexisting security practices and those of their business part-ners involved in their supply chains. Once these proce-dures are in effect, imports of C-TPAT members qualify forexpedited CBP processing and reduced inspections atUnited States ports of entry. C-TPAT builds upon the bestpractices of pro-existing CBP anti-smuggling industry part-nership programs to bolster supply chain security, encou-rage cooperative relationships and focus resources onareas of greatest vulnerability.C-TPAT will continue to take an integrated approach tosupply chain security – focusing on improvingsystems of security and supply chain efficiency.

C-TPAT is flexible and constantly evolving to ensure itscontinued viability, effectiveness and relevance, as theterrorist threat and the nature of international trade evolves.Moreover, C-TPAT enables trade it improves supply chainsecurity and increases the supply performance. C-TPATaids companies in optimizing their internal and externalmanagement of assets and functions while at the same ti-me enhancing security. Taken together, enhanced securitypractices and increased supply chain performance redu-ced the risk of loses, damage, and theft and lessens thelikelihood that terrorists will attack the global supply. Theintegration and alignment of increased security and enhan-ced supply chain efficiency of the great successes of C-TPAT. Through the collaborative work of CBP and the tradecommunity, C-TPAT has become the focal point for all go-vernment and private sector supply chain security efforts.

MEETING PROGRAM EXPECTATIONSEnsure that C-TPAT partners improve the security of

their supply chains pursuant to C-TPAT security criteria.Certify security profiles and security informationprovided by C-TPAT partners.

In joining C-TPAT, companies sign an agreement towork with CBP to protect the supply chain, identify securitygaps and implement specific security measures and bestpractices. Additionally, C-TPAT partners provide CBP witha security profile outlining the specific security measuresthe company has in place. C-TPAT applicants must add-ress a broad range of security topics including personnelsecurity; physical security; procedural security; accesscontrols; education, training and awareness; documentprocessing; business partners and relationships; vendors;and suppliers.

Security profiles also list action plans that companiesimplement to align security throughout their supply chain.A certified partner is a participant that has had their secu-rity profile reviewed and deemed acceptable. The reviewprocess entails a rigorous review of the C-TPAT partici-pant‘s security profile, and upon certification an internalvetting process reviews the compliance and violationhistory of the company.

A C-TPAT participant is not able to receive programbenefits (e.g. reduced inspections) until they become a“certified partner” and are fully vetted by CBP. In the future,the security information requirements for applications andmembers will become more demanding and require morespecific detail. As C-TPAT best practices increase in num-ber and scope, more stringent criteria for security practicesand information submitted to CBP will be required.Enhance validation selection approach using riskfactors, and expand the scope and volume of C-TPATvalidations.

To achieve timely interdiction and enforcement actions,we will immediately pass tactical, perishable informationand intelligence to all border operational units. In order toprovide value-added reports to our operational units, wewill continue systematically reviewing, analyzing and ex-ploiting all-source intelligence. We will identify trends andpatterns on a local, regional and national level to assist in

US CBP. ACBP Officer

directs atruck with a

seaportcontainer to

aninspection

area at aport.

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

FOTO-FOTO : WWW.CBP.GOV

ENGLISHENGLISH

SECTIONSECTION

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 402

57WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

targeting and detecting terrorists and terrorist activities. Weintend to aggressively engage the intelligence community,ensuring that they are aware of our intelligence collectionrequirements, and facilitating the rapid exchange ofterrorism related intelligence that can influence bordersecurity actions. Once a company is certified, it beginsenjoying the benefits associated with C-TPAT.

The next step validation, which allows CBP to verifythat the company‘s security plans are effective and accu-rate. C-TPAT validations enable CBP to review the securitymeasures and procedures of member‘s supply chain foreffectiveness, efficiency and accuracy. Through thevalidation process, CBP and the C-TPAT participant jointlyreview the participant‘s security procedures to ensure thatsecurity measures are effectively executed. The validationprocess also promotes an exchange of information on se-curity issues by both CBP and the company, and the sha-ring of “best practices”, with the ultimate goal of strength-ening the partnership and the security of the internationalsupply chain.

A C-TPAT participant is selected for validation basedon risk management principles. Validations are initiated onthe basis of strategic threat passed by geographic regions,security related anomalies, import volume and value,participation in expedited release program (e.g. FAST), arelative sampling of industry sectors (e.g. carriers, brokers,forwarders and importers) and/or other risk relatedinformation. Alternatively, a validation may be performedas a matter of routine program oversight. Validations willcontinue to be conducted jointly by CBP personnel andthe C-TPAT member. Each will continue to be customizedbased on the member‘s business model and according tothe security profile approved by CBP.

C-TPAT validations continue to expand and adapt inscope. Initially, validations focused on specific portions ofthe supply chain. Today the scope includes manufacturing

sites, foreign logistics providers and foreign ports. C-TPATcontinues to expand incorporating IT security andworkplace security – all targets of supply chain security.Fortunately, C-TPAT is a flexible program able to adapt inscope. It addresses areas of vulnerability and workscooperatively with business to eliminate security weak-nesses. Since C-TPAT is a voluntary program based onpartnership, companies have brought issues to theforefront during meetings that originally the program didnot foresee as part of supply chain security.Formalize the requirements for C-TPAT self-policingtool and implement the process for the submission ofthe C-TPAT periodic self-assessment.

To ensure supply chain integrity, and meet theobligations and standards established under the C-TPATprogram, it is essential that member‘s security practicesand procedures are reviewed on a regular basis andupdated or enhanced as events warrant. C-TPAT willrequire members to provide CBP with a periodic review oftheir company‘s security practices and procedures, bothenacted and proposed. C-TPAT supply chain specialistswill be responsible for coordinating the submission andexecution of these periodic self-assessments.Require participants to engage and leverage allbusiness partners within their supply chains.

The trade community has made C-TPAT participationa requirement for doing business to ensure a minimumstandard of security along their supply chain. Whileparticipation is touted as good “corporate citizenry” manycompanies also realize inherent business benefits ofensuring that all parts of the supply chain are secure.Therefore, participants and future participants in C-TPATwill continue to be required to engage and leverage allbusiness partners throughout their supply chain toimprove security. (continued)Agus Yulianto, Kepala Seksi Penindakan III Direktorat P2 KP-DJBC

WITHCOLLEA-GUES. AgusYulianto,Dit. P2 (farleft) andSofyanHelmi, Dit.KepabeananInternasional(far right)from DJBCposing withcolleaguesfromTaiwan,Philipinaand UnitedStates inseminardiscussingC-TPAT.

57WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

FOTO : DOC.

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 402

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

M I T R A

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

eminar dibuka Kepala Bagian Umum Kantor WilayahDJBC Jawa Barat, Oentarto Wibowo mewakili Kepa-la Kantor Wilayah, yang dalam sambutannyamengatakan bahwa pihak DJBC selalu membuka diridan siap memberikan pelayanan terbaik bagi para

pengusaha. “Apapun kendala yang dihadapi di lapangan yangberkaitan dengan kepabeanan dan cukai, jangan segan-seganmenemui petugas Bea dan Cukai, silahkan datang kami siapmelayani,” ungkapnya.

Sebagai nara sumber pertama, Kusdirman Iskandar yangjuga menjabat selaku Direktur Fasilitas Kepabeanan DJBC,mengatakan bahwa seminar ini merupakan forum komunikasiatau sosialisasi antara pemerintah dalam hal ini DJBC denganpihak pengusaha di KB, untuk menyampaikan RancanganPeraturan Menteri Keuangan tentang Kawasan Berikat, me-nyempurnakan Peraturan Menteri Keuangan No. 291/PMK.04Tahun 2007.

Menurut Kusdirman, latar belakang disusunnya RancanganPeraturan Menteri Keuangan ini, sebagaimana diketahui bahwasetelah UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan diamande-men menjadi UU No. 17 Tahun 2006, ada beberapa hal dalamundang-undang yang baru yang berkaitan dengan kawasanberikat diantaranya, adanya suatu perluasan untuk tempat pe-nimbunan berikat yang diatur dalam pasal 46, dan juga penam-bahan materi berkaitan dengan terminologi penggabunganyang tadinya belum diatur dalam undang-undang sebelumnya.

Mengenai perluasan KB, menurut Kusdirman, dimasa men-

datang KB harus tersentralisasi, demi memudahkan pengawas-an dan pengamanannya. Sehingga dalam rancanganperaturan ini nantinya pendirian KB yang baru dibuat persyarat-an khusus terutama mengenai lokasi dan syarat fisiknya.

Yang menjadi masalah adalah perusahaan yang selama inisudah permanen dan memiliki keterkaitan dengan lingkungan.“Diakui, jika perusahaan tersebut harus masuk dalam kawasanindustri sudah pasti biaya relokasinya sangat mahal dan perluwaktu yang cukup lama, maka untuk itu dibuat pengecualian,”kata Kusdirman.

Dia menambahkan bahwa dalam hal KB tidak berada dikawasan industri, izin berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahundapat diperpanjang dengan mengajukan kembali permohonankepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pada sesi kedua seminar sehari yang juga membahastentang tatalaksana audit, Direktur Audit DJBC, ThomasSugijata sebgai nara sumber mengungkapkan bahwa kendalayang dihadapi pihak auditor selama ini, masih banyak pihakperusahaan di KB yang tidak melakukan pembukuan secarabaik dan benar, sehingga untuk memperoleh bukti-bukti daninformasi yang lengkap dan benar sangat sulit.

“Proses pelaksanaan audit yang semestinya sudah selesaipaling lambat dalam 3 (tiga) bulan terpaksa diperpanjang atauditangguhkan karena bukti dan informasi yang dibutuhkan tidaklengkap. Dalam hal kegiatan audit ditangguhkan, maka harusdibuat berita acaranya sehingga ada kepastian,” kata Thomas.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kawasan BerikatAgus Gumilar mengatakan, dalam membuat keputusan peme-rintah harus mempunyai pertimbangan yang matang dan dise-suaikan dengan situasi dan kondisi ekonomi nasional saat ini.

Diakui Agus, seminar ini sangat bermanfaat untukmenambah wawasan dan ilmu khususnya bagi anggota APKBmaupun rekan-rekan dari forwarder dan sub kontraknya. Untukitu Agus mengharapkan kepada semua KB yang ada diIndonesia kecuali Batam (Otorita) untuk bergabung bersama-sama dengan APKB, karena melalui wadah ini bisa sama-sama maju menempuh jalan yang terbaik.

Harapan senada juga diutarakan Ade Sudrajad, SekretarisAPKB. Tujuan utama pendirian APKB adalah untuk menjem-batani antara pengusaha dengan instansi pemerintah terkait,khususnya membahas permasalahan seputar KB. “Sejak APKBberdiri 6 tahun lalu, kami sudah mengadakan beberapa kalikegiatan baik berupa seminar maupun forum diskusi denganpihak DJBC, tapi baru kali ini kita melibatkan partner kerja kita,seperti subkontraktor, forwarder dan PPJK,” kata Ade.

PeraturanBaru

Pada Senin, 17 Maret 2008 bertempatdi Hotel Grand Preanger Bandung,

pengurus Asosiasi Pengusaha Kawasanberikat (APKB) mengadakan seminar

sehari membahas tentang “TatalaksanaAudit dan Kepabeanan Bea dan Cukai,”

dengan mengundang sekitar 100perwakilan dari pengusaha di kawasanberikat (KB) dan rekanannya serta peja-bat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) yang hadir sebagai nara sumber.

KAJI DENGANPERTIMBANGAN MATANG

SEMINAR APKB, dengan nara sumber pertama Direktur FasilitasKepabeanan, Kusdirman Iskandar (kedua dari kanan).

S

PARA PESERTA SEMINAR pps

FOTO-FOTO WBC/KY

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 402

59WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

ebagai perusahaan ekspres dan logistik terna-ma di dunia, DHL selalu berkomitmen untukmemberikan pelayanan yang terbaik kepadapara pe-langgannya.

Keberadaan callcentre sebagai jem-batan penghubungantara DHL denganpara pelanggannyaadalah salah satubentuk kepeduliandan pelayananterbaik DHL kepadapara pelanggannya,dimana denganadanya call centretersebut parapelanggan DHL da-pat mengetahuiposisi barang kirim-annya yang dikirim-kan melalui DHL,menangani berbagaipertanyaan menge-nai DHL itu sendiri,menyediakan infor-masi pelayanan jasaDHL hingga klarifi-kasi terhadap isu-isu yang berkaitandengan layanan pe-langgan.

Pelayanan callcentre DHL yangberoperasi 24 jam,tujuh hari seminggutersebut mampumemberikan kepu-asan para pelang-gannya, sehinggalayanan pelangganmelalui teleponyang dimiliki DHLExpress Indonesiamendapat penghar-gaan Call CentreAwardTM 2008 untukService Excellencedari The Center forCustomer Satisfac-

Call CenterDHL Express

tion and Loyalty (Carre-CCSL) Indonesia dan majalahMarketing. Penghargaan yang diterima DHL ini merupa-kan penghargaan yang ketiga kalinya dalam kurun wak-tu tiga tahun berturut-berturut, dimana DHL Expressmenjadi satu-satunya pemenang pada kategori ekspresdan logistik.

Erry Kuswary, National Customer Service Manager,PT. Birotika Semesta/DHL Express pada acara pressrelease berkaitan dengan penerimaan penghargaantersebut di kantor pusatnya di Jakarta, 18 Maret 2008mengatakan, pihaknya merasa bangga menerimapenghargaan tersebut yang diperoleh tiga kali berturut-turut, dimana para pelanggan mengakui pelayanan callcentre yang dimiliki oleh DHL Express

Keberhasilan call center DHL Express menyabetpenghargaan bergengsi tersebut menurut Erry terletakdari pengaturan sistem yang tertata rapih dengan baikuntuk perekrutan sumber daya manusia, pelatihanterintegrasi yang sesuai dengan standar internasionaldan teknologi yang canggih untuk memberikan layanandengan kualitas terbaik bagi para pelanggannya.

Dari sisi investasi teknologi informasi yang diguna-kan, DHL Exprestidak mau tanggung-tanggung, alat-alatkomunikasi canggihguna mendukungoperasional callcenter tersedia danterus mengembang-kan serta mencariteknologi terbaruguna mendukungoperasional dari callcenter tersebut. Halini lanjut Erry meru-pakan komitmenDHL Express bagikepuasan parapelanggannya.

Call center DHLExpress yang dapatdiakses melalui no-mor telepon bebaspulsa 0-800-133-333, dapat diguna-kan oleh para pelang-gan diseluruh Indo-nesia, sehingga pa-ra pelanggan diberikemudahan untukmengetahui posisibarang kirimannyabaik itu domestikmaupun internasio-nal. Tidak hanya ituErry juga mengklaim,divisi call centeryang digawanginyatersebut selalu men-jawab telepon yangmasuk dari parapelanggan sehinggatidak ditemukanadanya telepon daripara pelangganyang terabaikan,atau dalamistilahnya zero callabandoned.

TERIMA PENGHARGAANCALL CENTER AWARDTM 2008

Penghargaan Call Centre AwardTM

2008 diterima DHL Express selama tigakali berturut-turut dan satu-satunya

penerima penghargaanuntuk kategori eskpres dan logistik.

ERRY KUSWARY. National Customer Service Manager, PT. Birotika Semesta/DHLExpress memaparkan kepada pers kiat call center DHL dalam memberikan layanankepada para pelanggannya

S

zap

WBC/ATS

59WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 402

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

dara panas yang menyelimuti Gelanggang OlahRaga (GOR) Sudiang Makassar Sulawesi Selatanpada 21 hingga 23 Maret 2008, menambahpanasnya persaingan para atlet karateka untukmerebut medali dan menampilkan permainan yang

cantik. Dengan diikuti 1000 karateka Inkado seluruh Indone-sia, kejurnas ke II dalam rangka memperingati hari jadiInkado ke-35, berlangsung dengan saling susul menyusuldalam perolehan medali.

Kejurnas dibuka langsung oleh Menteri Pemuda dan Olah-raga (Menpora) Adhiyaksa Daud, dan juga dihadiri olehPejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Tanribali Lamo, KetuaUmum PB Inkado, Yorrys TH. Raweyai, para dewan guru Inka-do, dan ketua dari masing-masing Korda seluruh Indonesia.

Dalam kata sambutannya Menpora menyatakan, melaluikejurnas Inkado, maka PB Inkado telah membangun danmemiliki tradisi kompetisi yang rutin. Hal ini merupakan sesu-atu yang baik dan tepat dalam rangka meningkatkan prestasidi bidang olah raga karate.

“Kenyataan ini, mungkin secara tidak langsung telah mem-buat PB Inkado menoreh sejarah bagi prestasi yang gemilangsebagaimana telah dibuktikan pada Sea Games di Thailandtahun 2007. Sehingga, diharapkan dapat terus berlangsungsecara rutin dan pada akhirnya akan dapat memberikan kon-

tribusi secara nyata dan terus menerus bagi kejayaan presta-si karate di tanah air,” papar Menpora.

Sementara itu menurut Ketua Inkado Korda DKI Jaya,Maman Anurachman yang juga sebagai Kasubdit IntelijenDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), timnya padakejurnas kali ini menurunkan 40 atlet junior dan senior, untukmemperebutkan posisi 10 besar.

“Target kami pada kejurnas kali ini adalah posisi kedua,namun kami cukup bangga walaupun kenyataannya beradadi posisi ke tiga dengan merebut 5 emas, 7 perak dan 2perungu. Hal itu kami akui kalau karateka dari wilayah timurmasih mendominasi kejurnas ini, selain itu pembinaan atlet diwilayah timur untuk saat ini memang jauh lebih baik darisebelumnya,” ujar Maman Anurachman.

Lebih lanjut Maman Anurachman yang juga bertindak sebagaiKetua Bidang Pembinaan atlet PB Inkado menyatakan, untuk ke-depan nanti diharapkan para Korda untuk lebih memfokuskan pa-da pembinaan atlet yunior, karena dengan pembinaan yang opti-mal kepada atlet yunior maka masa depan Inkado akan lebih baikkarena ditunjang dengan kayanya atlet-atlet yang berprestasi.

Lain halnya dengan ketua Inkado Korda Jawa Barat,Agustinus Djoko P, yang juga sebagai Kepala Seksi Penin-dakan dan Penyidikan Kantor Pengawasan dan PelayananBea dan Cukai (KPPBC) Belawan, menurutnya walaupun pa-da kejurnas kali ini timnya hanya terdiri dari 15 atlet dan tidakmemiliki target, namun cukup bangga berada di posisi 13.

“Kami juga akui kalau atlet wilayah timur saat ini masihmenguasai kejurnas ini, dan hal itu dikarenakan pembinaancukup baik dan mereka haus akan olah raga. Walaupunberada di posisi 13 dengan 2 perak dan 5 perunggu, kamicukup bangga karena pada kejurnas ini tim kami turun tidakfull dikarenakan separuh tim kami juga mengikuti kejuaraandaerah di Jawa Barat,” ungkap Agustinus.

Masih menurut Agustinus, untuk kejuaraan piala GubernurJawa Barat, timnya hanya menurunkan 24 atlet dan merebut1 perak 5 perunggu. Namun di kejuaraan open tournament initimnya cukup berat menghadapi kekuatan lawan karenamereka jauh lebih siap dan turun dengan full tim.

Untuk kedepan ini baik Maman Anurachman maupunAgustinus Djoko P, juga tengah mempersiapkan timnya untukturun di kejuaraan mahesa yang akan diselenggarakan Meimendatang. Namun demikian untuk tim Jawa Barat masihtetap tanpa target karena timnya juga tengah mempersiapkanuntuk kejuaraan Inkado wilayah barat dan Jawa Baratsebagai tuan rumah harus mampu mempertahankan gelarjuara umum yang ketiga kalinya.

GELAR KERJURNASDI MAKASSAR

Dengan upaya yang maksimal akhirnyaKoordinator Daerah (Korda) DKI Jaya

berhasil merebut posisi ketiga,sementara untuk Korda Jawa-Barat yang

tidak memiliki target dalam kejuaraannasional (kejurnas) Indonesia Karate-Do

(Inkado) ke-II di Makassar, berhasilberada di posisi 13 dari 29 Korda yang

mengikuti kejurnas tersebut.

TANPA TARGET. Walau turun tanpa target, tim Inkado Jawa Baratberhasil meraih 1 Perak 5 perunggu di kejuaraan Gubernur Jabar Cup.

KUDA HITAM. Tim DKI Jaya dan Jawa Barat selalu menjadi kuda hitamyang diperhitungkan kekuatannya pada setiap even kejuaraan.

Inkado

U

adi

FOTO-FOTO : WBC/ADI

PERISTIWA

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 402

61WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

asionalisme sebagai kunci eksis-tensi sebuah bangsa adalah buahkata yang mesti dipupuk danditumbuhkan di setiap nadi warganegara. Namun, bagaimana sebe-

narnya nasionalisme kita, seberapa besarkecintaan kita pada bumi pertiwi?Nasionalisme memang kadang timbul teng-gelam dalam kehidupan sebuah bangsa.Nasionalisme selalu menarik untuk dibahasjika saja terbesit peringatan HariKebangkitan Nasional yang jatuh pada seti-ap tanggal 20 Mei. Saat dr Sutomo bersamarekan seperjuangan mendirikan organisasiBudi Utomo, adalah tonggak dimanakebangkitan secara nasional itu tumbuh.Dari jumlah anggota ia tidak pernah meru-pakan organisasi besar. Namun, pengaruh-nya terhadap gerakan sangat mendalam.

Seratus tahun bukan waktu yang seben-tar, tapi untuk hal nasionalisme apakah kitabenar-benar dalam tahap kematangan.Nasionalisme sendiri adalah paham kebang-saan yang tumbuh karena adanya persa-maan nasib dan sejarah serta kepentinganuntuk hidup bersama sebagai suatubangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,demokratis, dan maju dalam satu kesatuanbangsa dan negara serta cita-cita bersamaguna mencapai, memelihara dan mengab-dikan identitas, persatuan, kemakmurandan kekuatan atau kekuasaan negara yangbersangkutan. (Ensiklopedi Nasional Indo-nesia, 1997)

Bicara nasionalisme saat ini, terdapatancaman yang benar-benar nyata dihadapan. Konflik horizontal yang bahkanhanya karena masalah sepele, tentu dapatdijadikan acuan berapa sebenarnya kadarnasionalisme kini. Belum lagi kasus-kasuskorupsi, penindasan hukum dan keadilan,yang pada dasarnya semua telahberkhianat pada paham kebangsaan. Danpemecahan dari semua itu tentu berkaitdengan nasionalisme. Pananamannasionalisme kontemporer memang layakterpikirkan. Karena tumbuh kembang nasio-

nalisme berbanding lurus dengan berkem-bangnya bangsa secara komprehensif.

Nasionalisme bangsa kita, memangdiakui telah berkurang kemegahannya. Kitatengok nasionalisme dulu dan sekarang.Dulu nasionalisme dikaitkan denganmemanggul senjata dan berperang denganmusuh yang sama dan jelas yaitu penjajah.Karena adanya musuh bersama makanasionalisme kala itu begitu membumbung.Kini justru lebih sulit menentukan apa yangsebenarnya menjadi tujuan darinasionalisme, sehingga rasa itu perlahanterkikis.

Nasionalisme kini memiliki tantanganyang lebih kompleks. Arus informasi begitucepat tanpa batas juga mempengaruhi.Gejala terkikisnya nasionalisme tampakpada kaburnya identitas budaya. Ketikabudaya kita diklaim oleh bangsa lain, disaatitu pula kita seperti kebakaran jenggot. Laludimana langkah nyata pelestarian budayakita tersebut, saat budaya itu hanya diamdan tanpa sentuhan anak bangsa ?

Ada beberapa faktor yang menjadikannilai-nilai kebangsaan kita terkurangikekadarannya. Faktor internal, yaitu faktoryang berasal dari dalam bangsa sendiri.Dapat diambil contoh, Indonesia begituberaneka ragam dan kaya akan alamnya,30% spesies flora dunia ada di negerikhatulistiwa ini, bahkan Indonesia memilikihujan tropis terbesar nomor dua di duniasetelah Brasil, tetapi disaat bersamaan kitadicap sebagai perusak hutan terbesar dibumi ini karena rata-rata dalam waktu satumenit hutan seluas enam kali lapangansepakbola hancur dengan kerugian negaraRp 30,3 triliun per tahun. (Metro Hari Ini,Metro TV, 10 April 2008).

Hal ini anugerah sekaligus menjadibumerang jika kita sebagai warga bangsatidak dapat mengelolanya. Hal di atassebenarnya tidak dapat jadi alasan, karenabangsa ini punya semboyan BhinnekaTunggal Ika dan kearifan lokal dalammenghadapi berbagai masalah sosial. Tapi

K O L 0 M

Oleh:Budiono

Hari KebangkitanNasionalDAN MEMBANGUN NASIONALISMEKONTEMPORER

PENDIDIKANADALAH SARANATEREFEKTIF DARI

PENUMBUHANNASIONALISME

“”

N

61WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 402

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ketika semboyan hanya sebatas simboldan kearifan tersebut tidak teraplikasikan,maka yang terjadi adalah konflik-konflikyang tak terelakaan. Kata nasionalismeseakan terkhianati, saat banyak terjadi ke-ributan Pilkada atau bahkan hanyasekedar menonton pertandingan sepakbo-la.

Fakta historis memang menyebutkanbangsa kita beberapa kali terperosokdalam lubang yang sama. Berupakerusuhan yang melibatkan masyarakatyang kurang tahu apa yang sebenarnyamenjadi akar permasalahan. Sedangkanaktor intelektual dari semua itu justrulenyap tak tergores sedikitpun oleh eksesnegatif dari kebijakan yang dikeluarkan.

Masalah lain yang sering menjadipersoalan adalah pola pikir generasi muda.Banyak dari generasi muda kita yangcenderung menganut individualisme.Ketika rasa sosial pergi dan sikaphedonisme tumbuh, bangga akan budayaluar, budaya seni tradisional jarangtersentuh, maka yang terjadi adalahkekaburan identitas. Program pelestarianbudaya memang mendapat tantangan yangtidak ringan pada era globalisasi saat ini.Arus informasi dengan media yang begitucanggih serta kurang adanya kontrolmenyebabkan generasi muda bingungdalam memilih hingga terjadi krisisidentitas.

Kemudian yang kedua adalah faktoreksternal. Ini tentu yang berhubungandengan pengaruh luar negeri. Ketikamodernisasi malah cenderung kewesternisasi, disana pula kecenderunganterjadi akulturasi yang timpang, danterkikis pelan-pelan budaya bangsa.Contoh kecil adalah anak-anak kita yangterjejali film animasi yang berasal dari luar,padahal sebenarnya kita dapatmemproduksi film serupa. Akan tetapi filmluar lebih laris, dan disini tampak akanfenomena lebih bangga pada produk luardari pada produksi dalam negeri. Ini barupada sebagian kecil produk belum lagidengan hal lain seperti makanan, pakaian,sampai dengan barang-barang elektronik.

Dalam nasionalisme ternyata terdapatpilar-pilar yang harus berdiri tegak. Yangpertama pilar masyarakat, dimana disanaterdapat unsur suku, agama, ras, jugakepentingan. Bila pilar tersebut telahtergelincir di sisi normatifnya akan terjadiketimpangan dalam berbangsa. Di sinidibutuhkan pemikiran dan juga tingkahlaku sebagai negarawan untuk semuawarga bangsa. Ketika dengan kebhinekaandapat menjadi satu jua.

Lalu pilar yang kedua adalah elitepolitik. Ini sangat menentukan terhadap sisinasionalisme pada masyarakat. Jikanasionalisme hanya dipandang dari segipolitik, maka yang terjadi cenderung padakepentingan golongan. Yang ada nanti

hanya sifat-sifat yang mengabaikan kepen-tingan bangsa. Yang patut dipikirkan adalahgenerasi muda kita rindu akan sosokteladan yang dapat dijadikan panutan dalammelangkah.

Bagaimana cara memupuk nasionalis-me? Bagaimana cara menghidupkannya?Saat Ir. Soekarno bertanya dengan gayaretorik dalam pidato pengadilannya di tahun1930, terkemukakan tiga jalan. Yangpertama, kita tunjukan pada rakyat bahwamereka mempunyai suatu masa lampau,suatu masa lampau yang jaya. Yang kedua,kita tingkatkan kesadaran rakyat bahwamereka mempunyai suatu masa sekarang,suatu masa sekarang yang gelap. Ketiga,kita perlihatkan kepada rakyat sinar cahayamasa depan, yang terang benderang, dancara menciptakan masa depan yang penuhharapan.

Ternyata tiga hal yang dikemukakan olehpresiden pertama Indonesia tersebut sangatrelevan dengan keadaan sekarang. Tigadimensi waktu yang mesti dipahami sebagaijalan lurus ke depan, masa lalu sebagaisemangat dan pelajaran, masa sekarangjadikan tonggak sejarah sebuahkebangkitan nasional kontemporer denganmemandang lurus ke depan karena di sanaada sinar harapan bernama bangsa besar,Bangsa Indonesia.

Secara praktis, nasionalisme dapat di-pupuk melalui kegiatan yang bersifatceremonial, seperti upacara bendera disekolah, juga peringatan hari-hari besarkebangsaan, misal Hari Kemerdekaan, HariPahlawan, dan juga Hari KebangkitanNasional yang sebentar lagi kita peringati.Dari acara tersebut sedikit banyakmengingatkan kita pada jasa pahlawan.Bukan cara berjuangnya tetapi lebih padanilai-nilai semangat kepahlawanan yangterkandung.

Cara lain yang dapat ditempuh adalahmelalui pendidikan. Pendidikan adalahsarana terefektif dari penumbuhannasionalisme. Pendidikan kebangsaan ada-lah mutlak pengaruhnya pada kadarnasionalisme. Dan dari sini pula dapat di-ukur berhasilkah pendidikan nasional.Kurikulum dapat lebih mengedepankan ni-lai-nilai kebangsaan. Jangan sampaiterjebak pada pendidikan yang mengede-pankan hasil akhir atau mengusung azaskejar nilai.

Penggugahan nasionalisme mesti meli-batkan semua elemen bangsa, elite politiksebagai penggerak juga sebagai fasilitator,motivator, dan motor. Rakyat sebagaipenumpang yang mesti patuh dan tetapmengawasi, dengan diiringi kearifan duniapers atau media yang dapat dijadikan kacaspion di saat melihat jalan yang telah dilaluioleh gerbong bernama Indonesia untukmenuju kejayaan berbangsa.

Penulis adalahPelaksana di Bagian Umum, Sekretariat DJBC

NASIONALISMEKINI

MEMILIKITANTANGAN

YANGLEBIH

KOMPLEKS

”62 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 402

63WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

undhul, gudhul pacul, cul,gembelengan... Nyunggi,nyunggi wakul, kul, gembe-lengan.... Wakulngglimpang, segane dadi

sak latar... Wakul ngglimpang, segane dadisak latar..”

(Alkisah, seorang anak kecil, kepalaplonthos tanpa rambut, berjalansempoyong- an. Maklum namanya anakkecil, ia belum bisa tegap berjalan sepertikakak-kakaknya yang lulusan LembahTidar. Menyunggi (membawa di ataskepala) bakul nasi, berjalan sempoyongan.Bakul nasi terguling dan nasinya tumpahbertebaran memenuhi halaman rumah).

Oooalaah..........!!! Mbah, Mbah..........!!!Kok tega nian sampeyan menyuruh cucuyang masih kecil memikul tanggung jawab,mengantar nasi ke sawah. Katanya maumensejahterakan para buruh tani, lha kalausampai kejadian kayak gitu, apa parasedulur yang capek bekerja di sawah padanggak kelaparan...??

Pak Raden, priyayi agung yang masihmemiliki trah keraton dari garis ibunya, me-miliki usaha Mal yang cukup besar dansukses. Merasa dirinya sudah tidak lagibisa mengikuti aliran kemajuan jaman yangdemikian dahsyatnya bak arus globalisasi,mempersilahkan anak semata wayangnyauntuk mengambil alih kepemimpinan Malyang diwarisinya dari Mbah Raden, yangmasih keturunan Senopati Keraton.

Si Mata Wayang melihat, bahwa untukmenghadapi persaingan dengan mal-malyang mulai tumbuh bertebaran di sekelilingnyadan ingin tampil beda, berdasarkan pengala-mannya selama belajar di negeri seberang,perlu pakar untuk memenejeri usahanya.

Dengan memanfaatkan UKM sebesartidak lebih dari Rp 1 juta per bulan, sertabanyaknya para pakar yang baru lulus daripadepokan yang terkenal maupun tidakdikenal, dari yang selama pendidikannyabanyak mengalami kesulitan untuk lulusmaupun kesulitan untuk tidak lulus, apasalahnya bila Malnya tampil beda ? Banyakusaha sukses karena menejer, dan arusglobalisasi perlu dihadang...!!!

Para penjaga dan pelayan Mal yangtidak lagi dipandang mampu tampil intelek,karena latar belakang pendidikannya, harusminggir!! Pindah sebagai penjaga danpelayan rumah tangga, bahkan kalau perludi PHK, toh pesangonnya murah saja.

Ganti dengan sebanyak-banyaknya se-

K O L 0 M

TIDAK SEMUAORANG DAPAT

DIPERCAYA,UNTUK MENJAGASTABILITAS KURSI

AGAR TIDAKDIGEROGOTI

TIKUS, PERLU ADAPENJAGA, YANG

SEKALIGUSDAPAT BERMANIS

MUKA DANMANJA PADA

SANG MAJIKAN

Ya, Sudah... !!

Oleh:Fauzan

gala macam pakar menejemen, penjagakonter pakar pertanian, penjaga gudang pa-kar kimia, kasir pakar akuntansi, kebersihanpakar sdm, penjaga malam pakar ini,penjaga parkir pakar itu, ini pakar itu, itupakar ini, ...dst... dst...

Para naker, semua tampil necis, harummewangi. Sesuai dengan latarpendidikannya, maka meriahlah suasanaMal. Setiap yang nampak, jadi bahan disku-si. Semua pakar, semua merenung, semuaberpikir, semua berpendapat, semua ditam-pung, semua berjasa, semua pahlawan, se-mua perlu dihargai, semua patut dihormati,semua dijadikan priyayi.

Dagangan berserakan, gudang terbukalebar, parkir semrawut, sampah bertebaran,bau toilet menebar ke luar Mal,mewangikan kota. Penduduk dan petinggikota resah dan gelisah...

Tidak semua orang dapat dipercaya, un-tuk menjaga stabilitas kursi agar tidak dige-rogoti tikus, perlu ada penjaga, yangsekaligus dapat bermanis muka dan manjapada sang majikan. Maka dipilihlah di anta-ra para kucing, si Manis, yang keturunankampung setempat, si Catty yang keturunanSiam, dan kucing lainnya untuk menjagakursi sang majikan.

Para anjing penjaga lama, yang bertam-pang jelek, yang selama ini setia kepadasang majikan, tetapi dipandang sebagai an-caman, yang sewaktu-waktu bisa saja men-ggigit sang majikan, dipindahkan menjadipenjaga gudang ikan asin (lho, bukannyaanjing biasa tiduran di lantai dan kucing le-bih suka tiduran di kursi ?)

Suatu saat terpikir oleh sang majikan,lho apa bukannya si Pleki kalau lagi laparmau juga makan ikan asin ? Jangan-jangan, jangan-jangan. Demi keamanangudang ikan asin, maka dikirimlah si Cattyuntuk membantu Pleki mengawasi gudang.

Dasar Catty, meski keturunan Siam, tohdari sudah sononya, bila terpancing bauikan asin, akan timbul juga selera kampung-nya. Jadi, begitu ada bau ikan asinmenebar wangi, merengek Catty kepada siPleki untuk membuka gudang.

Dan Pleki, si anjing kampung, yang ter-lalu takut dikasih nilai jelek oleh Catty,kesayangan sang majikan, terpaksa buka gu-dang, dan ikut menemani Catty menikmatikelezatan ikan asin.

Ya, sudah...........Penulis adalah Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai

Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat

“G

” 63WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 402

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

ebagaimana diketahui bahwa pada prinsipnya nilai pabeanadalah nilai transaksi. Dalam article 1 of the WTO ValuationAgreement dinyatakan bahwa nilai pabean barang imporadalah nilai transaksi, yaitu harga yang sebenarnya atauyang seharusnya dibayar dari barang yang dijual untuk di-

ekspor ke negara pengimpor yang disesuaikan dengan ketentuan-ke-tentuan dalam pasal 8, sepanjang memenuhi persyaratan tertentu.

Berdasarkan butir 1 General Introductory Commentary of theWTO Valuation Agreement dinyatakan bahwa article 1 harus dibacabersama-sama dengan article 8 yang mengatur penyesuaian-penyesuaian terhadap harga yang sebenarnya atau yang seharusnyadibayar dalam hal terdapat unsur-unsur yang ditanggung / dibayaroleh pembeli yang membentuk sebagian nilai pabean tetapi tidaktermasuk di dalam harga yang sebenarnya atau yang seharusnyadibayar dari barang impor yang bersangkutan.

Penyesuaian-penyesuaian yang diatur dalam article 8, termasukdiantaranya adalah royalty. Royalty sebagai komponen penyesuaianterhadap nilai yang sebenarnya atau seharusnya dibayar yang diaturdalam article 8 butir 1 (c) adalah sebagai berikut : “royalties andlicense fees related to the goods being valued that the buyer must pay,either directly or indirectly, as a condition of sale of the goods beingvalued, to the extent that such royalties and fees are not included inthe price actually paid or payable”.

Ketentuan mengenai nilai pabean yang diatur dalam the WTOValuation Agreement sebagaimana diuraikan diatas, telah diatur dalampasal 2 ayat (1), pasal 3 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1) huruf cKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Kep-81/BC/1999tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Nilai Pabean untuk Penghi-tungan Bea Masuk.

Dalam Lampiran I Kep-81/BC/1999 dinyatakan bahwa royalty danlisensi adalah pembayaran yang berkaitan antara lain dengan paten,merk dagang dan hak cipta.

Dalam Interpretative Note of article 8 butir 1 (c) disebutkan bahwaroyalty dan license fee antara lain termasuk pembayaran berkaitandengan patent, trademark dan copyright. Namun demikian lingkuproyalty dan license fee belum jelas diatur dalam agreement.Permasalahan ini sedang didiskusikan oleh the Technical Committeeon Customs Valuation.

Berdasarkan OECD Model Double Taxation Convention, royaltydidefinisikan sebagai berikut :

Royalty is the payment of any kind received as consideration forthe use of, or the right to use, any copy right or literary, artistic orscientific work including cinematography films, any patent, trade mark,design or model, plan, secret formula or process, or for the use of, orthe right to use, industrial, commercial, or scientific equipment, or forinformation concerning industrial, commercial or scientific experience.

Dalam transaksi impor, pada umumnya royalty agreementdituangkan dalam kontrak yang terpisah dengan kontrak penjualan,dimana secara eksplisit akan diatur ketentuan untuk membayar royalty

atau biaya lisensi. Namun demikian, tidak selalu secara eksplisitdinyatakan bahwa royalty merupakan persyaratan penjualan sebagaiakibat pembelian barang impor.

Perjanjian royalty dapat saja terjadi antara seller sebagai licenserdengan buyer sebagai licensee. Jika royalty atau lisensi dibayarkepada seller untuk memenuhi ketentuan dalam kontrak penjualan, inijelas-jelas persyaratan penjualan atas barang impor tersebut. Dalamkasus lain, royalty dapat juga dibayarkan kepada pihak ketiga(licenser) sebagai konsekuensi dari perjanjian royalty antara pembelidengan pihak ketiga.

Sebagaimana dinyatakan dalam article 8 butir 1 (c), royalty ditam-bahkan ke dalam nilai yang sebenarnya / seharusnya dibayarsepanjang memenuhi kondisi tertentu. Dalam Advisory Opinion of theWTO Valuation Agreement dicontohkan berbagai kasus tentangroyalty, yaitu pada butir 4.1 s.d. 4.13. Advisory Opinion merupakaninstrumen yang disiapkan oleh The Technical Committee on CustomsValuation, sehingga contoh kasus yang disajikan dapat dijadikansebagai referensi dalam hal terdapat kasus serupa tentang royalty.

Jarang sekali atau boleh dikata tidak ada PIB yang mencantumkannilai royalty ataupun adanya pemberitahuan tentang pembayaran royal-ty yang belum diperhitungkan dalam nilai pabean (nilai invoice). Ada-nya pembayaran royalty oleh suatu perusahaan, umumnya ditemukanmelalui proses audit kepabeanan. Hal ini dapat disebabkan karenapembayaran royalty pada umumnya dihitung atas dasar pendapatanyang diperoleh dari penjualan atau penggunaan barang impor, sehing-ga besarannya dapat diketahui setelah proses penjualan kembalibarang impor tersebut. Kalaupun ada pemberitahuan yang langsungmencantumkan nilai royalty, biasanya penghitungannya menggunakanestimasi berdasarkan jumlah penjualan tahun-tahun sebelumnya.

Terdapat beberapa kasus yang diterima oleh Subdit Nilai Pabean,Direktorat Teknis Kepabeanan, baik yang ditanyakan secara lisan olehtim Audit maupun secara tertulis oleh kantor wilayah terkait ataspermasalahan pembayaran royalty. Case-case tersebut dapat digam-barkan sebagai berikut :

Kasus 1 :PT. WI yang sebelumnya bernama PT. WE, melakukan kegiatan

impor berupa susu bubuk dari seller W, Singapura. PT. WI juga terikatdalam suatu license agreement dengan AHPC, yang berkedudukan diAmerika Serikat. License agreement tersebut dibuat pada saat PT. WImasih bernama PT. WE. Perubahan nama dari PT. WI menjadi PT.WE juga atas persetujuan AHPC. License agreement tetap berlakuwalaupun terjadi perubahan nama dari PT. WE menjadi PT. WI. Dalamakte perubahan nama disebutkan bahwa 90% saham perusahaandimiliki oleh AHP Holdings B.V, Amerika Serikat. Berdasarkan compa-ny profile yang diperoleh dari situs perusahaan diketahui bahwa AHPCmemiliki 10% saham atas perusahaan afiliasi yang tersebar dibeberapa negara. Berdasarkan license agreement, PT. WI diwajibkanuntuk membayar royalty kepada AHPC atas penjualan produk susubermerk “W”, besarnya royalty tersebut adalah 11 % dari harga pen-jualan bersih sebelum pajak.

Kasus 2 :Kasus serupa juga terjadi pada PT. MJI yang juga melakukan

importasi produk sejenis dengan PT. WI. PT. MJI melakukan importasisusu bubuk dalam kemasan siap jual dari MJ, Filipina. MJ, Indonesiadan MJ, Filipina merupakan perusahaan multi nasional dibawah BMSCompany, Amerika Serikat. PT. MJI terikat dalam Trademark LicenseAgreement dengan MJ & Co, Amerika Serikat, yang merupakan salahsatu divisi dari BMS, Amerika Serikat. Dalam license agreementtersebut, PT. MJI diharuskan membayar royalty sebesar 4,5 % dari netsales atas penggunaan trademark terkait dengan penjualan dandistribusi produk tersebut di Indonesia. Berdasarkan akte pendirianperusahaan, BMS memiliki 45 % saham pada PT. MJI.

Dari kedua kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa royaltydibayarkan kepada pihak ketiga (licenser) sebagai konsekuensi dariperjanjian royalty antara pembeli dengan pihak ketiga. Dalam hal ini,pihak ketiga merupakan pihak yang saling berhubungan baik denganbuyer sebagai licensee maupun seller. Pengertian pihak-pihak yangsaling berhubungan adalah sebagaimana diatur dalam article 15 butir4 of the WTO Valuation Agreement jo. pasal 1 Kep-81/BC/1999.

S

O P I N I

Oleh :Nanik Susilawati Rizain

MENGGALI POTENSI PENERIMAANMELALUI PENGAWASAN TERHADAP

PembayaranRoyalty

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 402

65WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Bahwa contoh kasus serupa yang ditemukan pada kedua perusahaantersebut, dicontohkan dalam butir 4.11 of the Advisory Opinion of theWTO Valuation Agreement, sebagai berikut :

Pabrik pakaian olah raga M dan importir I keduanya berhubungandengan parent company C, sebagai pemilik hak atas merk dagangatas pakaian olah raga tersebut. Dalam sales contract antara Mdan I tidak dipersyaratkan untuk pembayaran royalty. Namundemikian, I dalam perjanjian terpisah dengan C, diharuskan mem-bayar kepada C terkait dengan hak untuk menggunakan merk da-gang atas pakaian olah raga yang dibeli I dari M.

The Technical Committee on Customs Valuation memberikantanggapan atas kasus ini sebagai berikut :

Sales contract antara M dan I tentang trade mark barang importidak menjelaskan kondisi yang spesifik terkait dengan pembayar-an royalty. Namun demikian, pembayaran tersebut merupakanpersyaratan penjualan jika I diharuskan membayar royalty kepadaparent company sebagai akibat dari pembelian barang. Artinya, Itidak mempunyai hak untuk menggunakan merk dagang tersebuttanpa pembayaran royalty ke parent company, sehingga royaltyyang dibayar oleh pembeli merupakan komponen yang harusdimasukkan ke dalam nilai yang sebenarnya/seharusnya dibayar.

Berdasarkan materi yang diperoleh dalam The Focused Trai-ning Course on Customs Valuation for ASEAN, pada Desember2004 di Jepang, digambarkan mengenai condition of sale yangdimaksudkan dalam article 8 butir 1 (c) sesuai bagan berikut :

Dengan mengacu pada contoh kasus dalam butir 4.11 AdvisoryOpinon of the WTO Valuation Agreement dan penjelasan pada baganno. 4 diatas, maka royalty yang dibayarkan oleh kedua perusahaanPT. WI dan PT. MJI diatas merupakan komponen yang harusditambahkan ke dalam nilai pabean sebagaimana dimaksud dalamarticle 8 butir 1 (c).

Dari kasus royalty yang ditemukan pada kedua perusahaan terse-but, terdapat kekurangan BM dan PDRI dari pemberitahuan sebesartotal Rp. 12 miliar untuk PT. WI, namun karena PPN impor ataspembayaran royalty tersebut telah dibayar perusahaan setiap periodetriwulan, maka tim audit memberikan rekomendasi untuk dilakukanpembayaran atas kekurangan BM dan PDRI sebesar total Rp. 5,4miliar, sebesar Rp. 3,3 miliar diantaranya adalah tagihan Bea Masuk.

Sedangkan untuk PT. MJI terdapat kekurangan pembayaranBM dan PDRI sebesar total Rp. 1,6 miliar. Adapun kedua besarantagihan tersebut sudah dikurangi dengan PIB-PIB yang sudah ka-daluarsa / melebihi batas waktu penetapan kembali, yaitu 2 tahundari tanggal PIB.

Memperhatikan besaran tagihan yang ditemukan tersebut, penga-wasan terhadap pembayaran royalty merupakan hal yang layakdiperhatikan untuk meningkatkan penerimaan negara di bidang BeaMasuk dan PDRI.

Dengan diangkatnya kasus royalty ini diharapkan agar kasus-kasus tentang royalty lainnya dapat terungkap, khususnya padaperusahaan multinasional dan perusahaan lainnya pada umum-nya. Untuk selanjutnya, mengingat pemeriksaan yangkomprehensif untuk mengetahui adjustment-adjusment terhadapnilai yang sebenarnya/seharusnya dibayar hanya dapat dilakukanmelalui proses audit kepabeanan, diharapkan agar tim auditdapat lebih jeli melihat kasus-kasus serupa, baik itu menyangkutroyalty ataupun adjustment-adjusment lain yang dimaksud dalamarticle 8 of the WTO Valuation Agreement.

Perlu disampaikan bahwa kedua kasus yang diuraikan di atas,ditemukan oleh satu tim audit yang sama yang pada saat itu bertugasdi KWBC Jakarta.

Diharapkan juga agar dapat disediakan suatu forum diskusisebagai sarana bertukar pengalaman dan memecahkan perma-salahan tentang royalty ataupun adjustment-adjustment lainnyayang dimaksud dalam article 8 of the WTO Valuation Agreement,sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman ten-tang permasalahan nilai pabean. Setidaknya, pengalaman terse-but dapat disalurkan melalui media ini.

Harapan yang tidak kalah pentingnya adalah agar terhadaptim-tim yang telah dengan susah payah menemukan tagihan daripembayaran royalty dapat diberikan semacam reward sebagaimotivasi bagi tim penemu atau tim-tim audit lainnya untuk dapatmenghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

Untuk menghindari adanya temuan yang tidak dapat ditagih kare-na lewatnya jangka waktu untuk penetapan kembali, diharapkan jugauntuk dilakukan pengawasan dan pembinaan yang berkesinambung-an terhadap perusahaan yang sudah jelas-jelas ditemukan adanyapembayaran royalty sebagaimana diuraikan diatas. Jika perlu dapatjuga disediakan petugas semacam client coordinator, untuk membim-bing dan mengawasi pembayaran BM dan PDRI atas pembayaranrolyaty oleh perusahaan bersangkutan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan yangmembacanya...

Penulis adalah Pelaksana pada Subdit Nilai Pabean,Direktorat Teknis Kepabeanan

SELLER=

LICENSER

Royalty

Cargo, Invoice

Payment

s

s

s

1. In cases where Seller is Licenser

2. In cases where Licenser gives Seller a consent of use ofthe patent, etc.

3. In cases of the existing Agreement of the payment of Royaltybetween Seller & Buyer

s

s

............................... License Agreement

SELLER

LICENSER

....

t

s RoyaltyCargo, Invoice s

ss

SELLER=

LICENSER

LICENSER

License Consent

Cargo, Invoice

Payment

s

s

....

t

ss

Royalty

4. In cases where Seller is related to or subcontractor of Licenser

5. In cases where Seller is Sub-license

SELLER

LICENSER

......

.....

t

s

Cargo, Invoice

Payment

s

s

t

Related CompanyorSubcontractFactory

....................................................

s License Agreement

Royalty

SELLER=

Sub-LICENSEE

LICENSER s

Cargo, Invoice

Payment

s

..................................................

s License Agreement

Royalty

Agreement of payment of royalty

Payment s...............................

s

Sub-License Agreement

s...........................

s

BUYER=

LICENSEE

BUYER

BUYER

BUYER

BUYER=

LICENSEE

65WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 402

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

O P I N I

erubahan-perubahan dari lingkungan eksternal maupuninternal organisasi memaksa organisasi untuk ikutberubah. Organisasi yang mampu bertahan hanyalahorganisasi yang mampu mentransformasikan dirinyauntuk menyesuaikan diri menghadapi perubahan-

perubahan. Terkait dengan tuntutan tersebut maka berkembangteori learning organization.

Menurut Marquardt, kemampuan organisasi beradaptasidengan lingkungannya ditentukan oleh keberadaan supra-struktur yaitu sumber daya manusia (SDM), dan infrastrukturberupa iklim organisasi. Organisasi akan beradaptasi secaracepat bila memiliki SDM yang sensitif terhadap perubahandiluar organisasi dan mampu belajar secara cepat, serta apa-bila organisasi memiliki lingkungan yang kondusif untuk men-dorong proses belajar.

Perubahan di lingkungan bisnis juga sangat berpengaruh ter-hadap perkembangan potensi-potensi pajak di masyarakat.Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai instansi pe-merintah yang mengemban tugas revenue collector dan membe-rikan pelayanan kepada masyarakat di bidang Kepabeanan danCukai dituntut untuk senantiasa mengembangkan diri agar dapatmeningkatkan kinerja dalam menggali potensi-potensi penerima-an melalui pengawasan yang ada disamping meningkatkanpelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, DJBC dituntut un-tuk terus menerus mencari cara dalam menciptakan dan mewu-judkan nilai (value) agar mampu menyesuaikan diri menghadapiperubahan lingkungan.

Saat ini upaya yang telah dilakukan adalah Reorganisasi ins-tansi vertikal yang pada tahun 2007 telah dua kali dilakukan, yaitu,pertama pada Januari melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor :133/PMK/01/2006 dan pada Juli melalui Peraturan MenteriKeuangan Nomor : 68/PMK/01/2007 yang secara prinsip adanyaperubahan pada sistem dan prosedur pelayanan, kebijakan di bi-dang pengawasan dan kebijakan di bidang sumber daya manusia.

Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai yang diben-tuk dengan melebur 3 KPBC di Tanjung Priok dijadikan sebagaipiloting models reorganisasi yang menitikberatkan pada pelaksa-naan tugas di bidang pelayanan, dimana untuk tugas yangbersifat pengawasan dilaksanankan secara sistemik (built-insystem) pada sistem aplikasi pelayanan, sehingga dapat mengu-rangi hambatan dalam proses pelayanan kepabeanan dan cukai(WBC 2007, edisi 394).

Pembentukan KPU ini juga ditujukan untuk melakukanperbaikan kualitas pelayanan dan kinerja dalam menghimpun pe-nerimaan, bebas pungli serta diarahkan untuk mendukung penca-paian visinya, yakni menjadi model pelayanan prima kepadamasyarakat pengguna jasa kepabeanan dengan menyelenggara-kan sistem dan manajemen kepabeanan bertaraf internasional,

dengan dukungan SDM yang berkualitas dan berkompetensi ser-ta berintegritas tinggi .

Awal perjalanan KPU, seluruh elemen di pelabuhan dari mulaitukang parkir, instansi terkait hingga pengguna jasa kepabeananmerasakan dampak yang sangat luar biasa dari perubahantersebut. Slogan yang dikumandangkan oleh para pejabat di KPUyakni “Pelayanan Prima Tanpa Pungli” seakan bergema dipelosok pelabuhan Tanjung Priok, sampai-sampai ada sebagianmarket forces berseloroh, “Waduh tanda-tanda kiamat sudahdekat, sekarang pegawai Bea dan Cukai nggak doyan duit.”

Dari pernyataan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwapertama, DJBC telah berhasil menanamkan nilai-nilai untuk mem-bangun citra dan kinerja melalui KPU sehingga terpatri di benakelemen di pelabuhan bahwa DJBC telah berubah, atau yangkedua bermakna konotasi, memang citra DJBC terlampau burukdi mata mereka sehingga bila berbicara tentang DJBC tidak terle-pas dari uang.

KPU sebagai learning organization dituntut untuk berupayamemiliki suatu struktur organisasi yang sesuai, sumber dayamanusia yang berpengetahuan luas dan memiliki kemampuan,teknologi yang mendukung, serta upaya pembelajaran yang terusmenerus. Reformasi organisasi yang dilakukan yaitu perubahandan penataan struktur, desain dan aplikasi organisasi yang diran-cang berdasarkan fungsi agar organisasi lebih efektif dan efisiendalam memberikan pelayanan dan pelaksanaan administrasikepabeanan dan cukai.

Terdapat sejumlah faktor yang mendukung KPU sebagaiLearning Organization, sebagai berikut :

Pertama, Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan CukaiTanjung Priok terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pe-layanan dan kinerja yang diimplementasikan melalui modernisasi,yang dapat diartikan sebagai suatu fenomena learning organiza-tion. Salah satu bentuk implementasi organisasi pembelajar ituantara lain adalah melalui reformasi organisasi yaitu penataanstruktur, desain dan aplikasi organisasi berdasarkan fungsi yangditujukan agar organisasi dapat berlaku secara efektif dan efisiendalam meningkatkan pelayanan dan kinerja.

Kedua, SDM yang berkualitas, yang memiliki kemampuandan pengetahuan, yang diberdayakan di KPU. Pegawai yangditempatkan di KPU adalah pegawai terbaik yang dimiliki DJBC,melalui serangkaian tes yang dilakukan oleh organisasi indepen-den diperoleh hasil sekitar 850 orang yang layak terpilih untukditempatkan di KPU memberikan pelayanan dan pengawasanyang tadinya dilayani oleh sekitar 1.300 orang. Salah satuperubahan penting lainnya yaitu adanya jabatan Client Coordina-tor (CC) yang memerlukan SDM yang tanggap terhadap perubah-an, dan memiliki keinginan untuk terus memperluas pengetahu-annya, karena terkait dengan tugasnya sebagai penghubungmarket forces dengan KPU. Terlaksananya pemenuhan hak dankewajiban pelayanan di bidang kepabeanan akan sangat tergan-tung dengan kapabilitas CC. Sehingga dalam hal ini terdapataktualisasi learning organization yaitu pemberdayaan SDM yangsecara kontinyu melakukan pembelajaran, agar dapatmeningkatkan kapabilitasnya untuk terus menggali potensipenerimaan pajak di lingkungan bisnis yang terus berkembang,disamping pemberian pelayanan prima kepada market forces.

Ketiga, penerapan Sistem Informasi dan Aplikasi KPU(SIAP-KPU) sebagai sarana dan fasilitas kerja yang berbasis pa-da sistem teknologi komputer, merupakan suatu konsep tekno-logi tinggi yang berkaitan langsung dengan teknis pelayanankepada market forces dan pengadministrasian data-datakepabeanan dan cukai yang akurat sebagai sarana pengawasan.

Selain terdapat faktor pendukung juga ada hambatan dalamproses learning tersebut antara lain di level organisasi, yaituberupa struktur organisasi dengan birokrasi yang kaku. Sepertidikemukakan Peters dalam Marquardt (1996 : 186) bahwa priori-tas utama dalam mendirikan suatu organisasi pembelajar adalahmengurangi adanya birokrasi, dimana hal yang dapat menjadi

DJBC Sebagai

LearningOrganization“KPU ADALAH BENTUK PERUBAHAN

MANAJEMEN DJBC MENUJULEARNING ORGANIZATION”

Oleh :Ricky Mohamad Hanafie

P

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 402

67WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

pertimbangan dalam menciptakan suatu organisasi pembelajarsalah satunya adalah menyatukan seluruh bentuk aktifitas-akti-fitas fungsional menjadi satu kesatuan dalam organisasi.

Hal ini dirasakan kaku dan tidak efektif dalam mendukungtingkat pelayanan yang semakin dituntut oleh kecepatan,kemudahan, ketepatan dan keakuratan. Birokrasi yang kakujuga menyebabkan lambannya arus informasi sehingga meng-hambat proses pengambilan keputusan serta pengembanganpengetahuan.

Hambatan penerapan learning organization di level individuyaitu tidak dimilikinya budaya belajar untuk mengembangkankapasitas diri, karakter individu yang sulit bekerjasama secara timdengan orang lain, serta kepemimpinan yang bersikap kurangkomunikatif dan bersikap kaku sehingga tidak memiliki sikap yangmemberdayakan, melayani, sebagai teman belajar, instruktur, ko-ordinator dan kurang memberikan dorongan serta bimbingan da-lam pembelajaran terhadap bawahannya.

Hambatan lainnya adalah kesulitanmembangun belief pada setiap unsur pe-gawai di KPU. Seiring dengan berjalannyaproses reformasi di KPU terdapat sejumlahekspektasi dari setiap pegawai KPU yangtidak dapat dipenuhi oleh organisasi,seperti tingkat remunerasi yang hampir se-taraf dengan KPPBC lainnya, tuntutan mo-ral hazzard yang sangat luar biasa diban-dingkan dengan di luar KPU, sarana danprasarana yang belum memadai untuk me-nunjang kinerja setiap pegawai sehinggameruntuhkan sebagian keyakinan merekauntuk tetap dapat bertahan membangunsistem dan budaya organisisai yang me-nuju pada suatu proses learning tadi.

Pengertian learning organization diper-kaya oleh berbagai definisi para ahli.Marquardt (1996:2) mendefinisikan organi-sasi yang terus belajar (Learning Organiza-tion) secara singkat sebagai berikut :

Learning Organizations are companiesthat are continually transformingthemselves to better manage knowledge, utilize technology,empower people, and expand learning to better adapt andsucced in the changing environment. (Marquardt, 1996 : 19)

Definisi organisasi pembelajaran secara sistematik menurutMarquardt sebagaimana dikemukakan diatas, yaitu suatu organi-sasi yang belajar secara bersungguh-sungguh dan bersama-sama, dan secara terus menerus mentransformasikan dirinyamenjadi lebih baik dalam mengumpulkan, mengelola, danmenggunakan pengetahuan untuk kesuksesan organisasi. Orga-nisasi memberdayakan manusia didalam dan diluar organisasiuntuk belajar sebagaimana mereka bekerja. Teknologi dimanfaat-kan organisasi untuk mengoptimalkan pembelajaran maupunproduktifitas.

Menjadi organisasi pembelajaran merupakan suatu cara or-ganisasi dalam menghadapi perubahan dan persaingan.Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari perubahan karena duaalasan yaitu bahwa perubahan sebagai pemicu pembelajarandan pembelajaran pada dasarnya perubahan itu sendiri.

Berger dan Sikora mengemukakan bahwa perusahaanyang ingin sukses di abad ke-21 ini memiliki tingkatan;komitmen, kemampuan merespons dan pembentukan kete-rampilan. Pengelolaan perubahan didefinisikan oleh Bergersebagai proses berkelanjutan untuk menyelaraskanorganisasi dengan lingkungan pasar dengan cara melakukansegala hal yang perlu dengan lebih responsif dan efektifdibandingkan para pesaing. Penyelarasan, pada dasarnyamerupakan sinkronisasi yang berkelanjutan terhadap empatkunci pengungkit manajemen-strategi, operasi, budaya dansistem penghargaan.

Berdasarkan pendapatnya tersebut, Berger mengajukanmodel pengelolaan perubahan yang menggambarkan alur

perkembangan yang terjadi dalam situasi di mana perubahanterjadi seperti digambarkan oleh Model Manajemen Perubah-an menggambarkan arus perkembangan dalam situasiperubahan. Lingkaran dalam menunjukkan rentetan pelaksa-naan tindakan yang dimulai dari deteksi pemicu perubahanlewat langkah yang membuahkan respon dan mencapai pun-caknya pada restabilisasi perusahaan. Lingkaran luarmenunjukkan lingkungan di mana perusahaan menolak ataumendorong perubahan.

Masa paling krisis adalah zona kebohongan diri yang langsungterlihat setelah pemicu perubahan ditemukan. Terlalu lama didalam zona ini dapat berbahaya. Ini merupakan masa non-aksipada saat persaingan dan disfungsi internal meningkat dankerugian di pasar tidak dapat diperoleh kembali. Semakin cepatperusahaan keluar dari zona kebohongan diri dan memasukizona tindakan, maka semakin baik reaksinya terhadap perubahan.

Berger dan Sikora menyatakan bahwa keselarasan meru-pakan kata kunci yang membedakan organisasi yang mampubertahan dengan organisasi-organisasi lain yang terpaksamenyerah kalah kepada para pesaing mereka bahkan setelahorganisasi-organisasi ini mampu membukukan keuntungandan kesuksesan yang luar biasa besar. Weintraub dalamBerger dan Sikora mendefinisikan kesalarasan sebagai peng-operasian semua elemen-elemen kunci organisasi dalam su-atu harmoni satu dengan yang lain. Termasuk dalam elemen-elemen kunci adalah :l Visi yang jelas, misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi.l Proses penyebaran yang didesain dengan baik untuk mem-

bantu pencapaian tujuan.l Metode untuk mengukur kemajuan (dan keselarasan) terma-

suk proses, hasil dan kepuasan pelangan.l Komitmen baik di dalam maupun di luar organisasi – dari

level atas sampai bawah dan sebaliknya, horisontal antarfungsi dalam organisasi – mengenai tujuan-tujuanterpenting organisasi, bagaimana mancapai tujuan terse-but, bagaimana semua anggota organisasi dilibatkan da-lam pencapaian tujuan, bagaimana sistem penilaian sertapengupahannya.

l Pengenalan akan dunia luar termasuk para pelanggan, pema-sok, pesaing dan pelaku-pelaku terbaik dalam industri yangsama.

Kotter dalam studinya yang meneliti tingkat keberhasilantransformasi seratus perusahaan dengan kategori pengelolaanunggul menyimpulkan bahwa lebih dari setengahnya meng-alami kegagalan dalam fase awal upaya transformasi yangmereka lakukan dengan catatan bahwa sedikit yang berhasildan sedikit pula yang benar-benar gagal. Selebihnya, mayoritas

MODEL MANAJEMEN PERUBAHAN

(Sumber :Berger dan Sikora, 1994 : 8)

67WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 402

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

perusahaan-perusahaan tersebut berada diantara keduanya.Penelitian Arthur D.Litle dan McKinsey & Co., pada tahun

1990-an membuktikan bahwa dari ratusan perusahaan yangmenerapkan konsep total quality dalam organisasi mereka,tidak lebih dari satu pertiganya yang berhasil mencapai apayang mereka harapkan. Begitu pula, perusahaan yang mene-rapkan konsep rekayasa ulang (reengineering) juga mengala-mi nasib yang sama, dengan tingkat kegagalan mencapaitujuh puluh persen (70%).

Menurut Senge, bahwa untuk dapat mengerti sebab-se-bab kegagalan tersebut maka seseorang harus berpikirseperti seorang ahli biologi dan tidak seperti seorang mana-jer, dimana dari waktu ke waktu, inisiatif perubahan akan te-rus membentuk siklus hidup generik seperti gambar berikut :

SIKLUS HIDUP INISIATIF PERUBAHAN

Grafik tersebut menunjukkan bahwa upaya pengelolaan orga-nisasi dengan istilah apapun, akan menguat pada awalnya namuncenderung melemah atau bahkan mati pada akhirnya. Sengemengemukakan bahwa penjelasan gambar tesebut diambil dariilmu biologi yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang tumbuhsecara alamiah akan mengalami kematian, bahkan kematianawal; bahwa semua organisme pada awalnya akan mengalamipertumbuhan yang signifikan dan terakselerasi dengan baik se-belum akhirnya mengalami masa-masa penurunan dan berakhirstagnan atau mati sebelum pola yang sama berulang kembali.

Para ahli biologi menyebut proses bentuk S semacam inidengan istilah “sigmodial”. “Kematian” atau kegagalan organisasiuntuk mentransformasikan dirinya manjadi organisasi yangvisionaris, adaptif, inovatif ataupun menurut Senge disebabkanoleh tidak dimilikinya pengetahuan tentang dinamika pertumbuh-an sehingga organisasi-organisasi tersebut terpaku hanya padaproses pertumbuhan tanpa memahami kekuatan serta penolakanyang menghadangnya (limiting prosesses).

Perubahan ekonomi, sosial, teknologi dengan peningkatan in-tensitasnya yang signifikan telah mengubah lingkungan bisnis se-cara dramatis. Organisasi besar di masa lalu tidak dapat bernafasdan bertahan hidup dalam atmosfer baru persaingan yang intensifdan cepatnya perubahan. Marquardt mengemukakan bahwasemboyan “bertahan hidup bagi yang terkuat (survival of thefittest)” telah berubah secara cepat menjadi “bertahan hidup bagiyang terkuat dan belajar (survival of the fittest to learn)”.

Organisasi yang dapat mentransformasikan dirinya menjadientitas yang lebih cerdas dan pintar akan bertahan dalammemasuki era milenium berikutnya. Organisasi yang baru munculakan menikmati pengetahuan, fleksibilitas, kecepatan, kekuatan,dan kemampuan yang lebih besar untuk menghadapi denganlebih baik perubahan kebutuhan lingkungan baru, permintaan daripelanggan, dan pekerja-pengetahuan yang lebih pintar.

Marquardt telah menganalisa lebih dari 500 perusahaan-perusahaan yang menjadi learning organization di seluruh dunia,artikel-artikel serta buku-buku mengenai learning organization,sehingga sampai kepada kesimpulan bahwa terdapat lima sub-

sistem learning organization yang mendasar yaitu : learning,organization, people, knowledge dan technology. Kelima dimensitersebut saling terkait dan saling mendukung satu sama lain da-lam membangun, memelihara dan mempertahankan pembelajar-an serta produktifitas di dalam organisasi pembelajaran.

Dimensi-dimensi tersebut diatas merupakan bagian darimodel learning organization yang terdiri dari lima subsistemyang saling berkaitan. Marquart telah membuat suatu rancang-an sistem dimana semua sub sistemnya banyak diperolehdari perpaduan pendapat-pendapat pakar lain, seperti PeterM. Senge, Chris Argyris dan Ikujiro Nonaka, bahwa secarasistem karakteristik model organisasi disusun atas lima subsistem yang sangat saling terkait serta saling bertemu danmendukung satu sama lain sebagaimana model di bawah ini.

SYSTEM LEARNING ORGANIZATION MODEL

Kekuatan dari pembelajaran organisasi merupakan perpa-duan dari lima subsistem yang berbeda, yaitu :pembelajaran (learning), organisasi (organization), manu-sia (people), pengetahuan (knowledge), dan teknologi(technology).

Untuk sisi keterampilan belajar secara organisasi yangdiperlukan untuk dapat memaksimalkan pembelajaran secaraorganisasi adalah: “Kelima Disiplin” yang dikemukakan olehSenge, yaitu :

a. System Thinking (Berpikir Sistem)Menurut Senge, system thinking adalah dicipline for seeing

wholes, yang diartikan sebagai :A framework for seeing interrelationship rather than linearcause effect chains, for seeing underlying structures ratherthan events, for seeing patterns of change rather thansnapshots (Senge, 1990 : 68)

System thinking merupakan disiplin yang mengintegrasikandisiplin-disiplin lain, menggabungkannya menjadi suatubangunan teori yang koheren dan praktif. Dengan berpikir sistem,keempat disiplin lainnya akan diramu sebagaimana ansamble,sehingga akan didapat cara berpikir yang komprehensif sampaimendetail. System thinking merupakan suatu kerangka konsep-tual yang membantu kita untuk memahami sesuatu secara me-nyeluruh dan membantu kita untuk melihat dan menemukan carabagaimana melakukan suatu perubahan dengan lebih efektif.

Cara berpikir sistem pada organisasi pembelajar dapat dilihatdari cara melihat kelemahan dan kekuatan organisasi dalammencari solusi yang realistis dari suatu peristiwa yang kompleks.Berpikir sistem lebih terpusat kepada bagaimana cara meman-dang suatu fenomena sebagai sesuatu yang saling berkaitan(interconnectedness) bukan dengan cara sebab akibat. Sehinggasystem thinking atau secara lebih khusus adalah sytem dynamicsdapat menjadi alat yang sangat kuat dalam memfasilitasi organi-sasi pembelajar.

System dynamics melihat bahwa organisasi-organisasi ada-

(Sumber : Marquardt, 1996 : 21)

O P I N I

(Sumber : Senge, 1999:7)

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 402

69WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

lah merupakan suatu rangkaian yang sangat besar dan salingberkaitan, dan direncanakan ataupun tidak organisasi akan selalumengalami perubahan yang akan memberikan pengaruh bagiorganisasi.

b. Personal Mastery (Keahlian Pribadi)Personal mastery dapat membantu dalam memotivasi pribadi

untuk belajar secara terus menerus tentang akibat dari suatu tin-dakan individu yang diambil terhadap lingkungannya. Sengemelihat personal mastery sebagai essential cornerstone dari or-ganisasi pembelajar, dimana besarnya komitmen organisasi dankapasitas untuk pembelajaran dihasilkan dari masing-masinganggota organisasi.

c. Team Learning (Pembelajaran Tim)Team learning merupakan suatu proses pengembangan ka-

pasitas dari suatu tim dalam menciptakan pembelajaran danmencapai sesuatu yang diinginkan oleh tim tersebut. Apabila ka-pasitas anggota tim seluruhnya menyatu maka akan tercapai su-atu keselarasan atau harmonisasi dan upaya yang telah diusaha-kan tidak akan sia-sia.

Pembelajaran tim melibatkan seluruh anggota yang ma-sing-masing saling berpikir sehingga akan timbul pandangan-pandangan, inovasi maupun tindakan-tindakan baru yanglebih baik, bahkan mencapai hasil yang terbaik. Sebaliknyaapabila permasalahan hanya melibatkan satu pemikir sajadan tidak melibatkan para anggota timlainnya, maka akan sulit diperoleh pemikiran-pemikiran yang lebih baik.

d. Mental Model (Model Mental)Mental models adalah bayangan, cara pan-

dang atau perspektif seseorang terhadap suatukejadian, situasi, aktifitas atau persepsi terhadapsuatu konsep. Mental models menunjukkan dandan mengasumsikan bagaimana seseorangdapat memahami sekelilingnya dan bagaimanaseseorang dalam mengambil keputusanataupun tindakan . Setiap orang memiliki mentalmodels yang berbeda-beda mengenai apa yangboleh dan tidak boleh dilakukan dalam situasitertentu.

Unsur pokok mental models adalah terciptanya keterbukaanyang akan mempermudah proses pengambilan keputusan mela-lui diskusi yang optimal. Mental models yang dimiliki seseorangakan sangat mempengaruhi apa yang akan dilakukan karenatergantung dari apa dan bagaimana cara seseorang tersebut me-mandang sesuatu.

e. Shared Vision (Visi bersama)Visi bersama timbul dari visi pribadi yang harus didorong

melalui penciptaan iklim yang kondusif oleh para pemimpin.Membangun visi bersama adalah komitmen jangka panjangdari suatu organisasi. Visi bersama merupakan gambaranyang diterima para anggota organisasi sebagai masa depanbersama.

Visi bersama merupakan hal penting dalam organisasipembelajar karena memberikan fokus, arah dan energi untukbelajar. Amat sulit bagi suatu organisasi mencapaikesuksesan tanpa dukungan visi yang mendalam sebagaipengikat dan penyatu para anggota-anggota organisasi agarmereka mersa memiliki satu identitas dan tujuan yang sama.

f. DialogMarquart menambahkan lima keterampilan belajar dengan

Keterampilan dialog. Dialog dilakukan secara intens yangmelibatkan semua unsur dalam organisasi. Dialog ini merupakanpusat dari organisasi pembelajar.

Selain visi, juga diperlukan budaya (culture) perusahaan da-lam upaya transformasi organisasi. Budaya dalam suatu organi-sasi diartikan sebagai cara yang unik yang dimiliki organisasimengenai kepercayaannya, cara berpikir, dan bertindak, yang di-

manifestasikan dalam bentuk simbol, kepahlawanan, ritual, ideo-logi dan nilai-nilai. Didalam organisasi pembelajaran, budayamemegang peranan penting untuk keberhasilan organisasi.Budaya belajar harus diciptakan agar menjadi kebiasaan sehing-ga tercipta kondisi dimana pembelajaran akan sangat dihargai.

Selanjutnya unsur lain dari pemberdayaan manusia yang jugamemegang peranan penting dalam keberhasilan organisasiadalah pemberdayaan pemimpin. Peran pemimpin saat ini sudahbanyak mengalami perubahan. Pemimpin saat ini adalah yangmempunyai cara pandang yang luas ke masa depan untukmengantisipasi perubahan. Marquardt menyatakan bahwa dalamorganisasi pembelajar diperlukan pimpinan yang memfasilitasipembelajaran.

Pimpinan harus merubah perannya dari controlling menjadiempowering, dari sebagai commander menjadi steward, dan darisikap sebagai transitional managers menjadi transformationalleader. Gaya transformational leader adalah gaya kepemimpinanyang memberdayakan manusia, melayani, sebagai temanbelajar, instruktur, koordinator dan selalu memberikan dorongandan bimbingan dalam pembelajaran.

LANGKAH-LANGKAH MENJADI LEARNING ORGANIZATIONMarquardt mengatakan bahwa untuk membangun sebuah Le-

arning Organization dituntut pemahaman dan komitmen untukmenggerakkan seluruh lima subsistem dari Learning Organiza-tion. Hal ini tidak mudah dilakukan melainkan dan merupakan

suatu hal yang penting dilakukan untuk memas-tikan suatu organisasi akan bertahan dan men-capai sukses.

Dalam bukunya “Building The Learning Or-ganization” tahun 1996, Marquardt menjelaskanbeberapa langkah yang dapat dipergunakanuntuk membangun organisasi pembelajar,dimana langkah-langkah tersebut dapat dipilihdengan disesuaikan pada organisasi. Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut :

a.Komitmen menjadi organisasipembelajaran

Sangat penting bagi suatu organisasi pem-belajar memililiki komitmen dari manajemenpuncak untuk menjadi organisasi pembelajar.

Komitmen ini harus bersifat kontinyu dan bukan bersifatsementara. Para pimpinan puncak harus dapat meyakinkan selu-ruh anggota organisasi bahwa tanpa proses belajar yang terusberkelanjutan organisasi tidak akan mencapai kesuksesan.

b. Menghubungkan organisasi belajar dengan operasionalbisnisDalam menerapkan proses belajar kedalam operasionalisasi

bisnis harus mengkaitkan penerapan proses belajar ke dalamtujuan-tujuan strategis organisasi. Sehingga dalam hal ini perludibentuk suatu tim pembelajar yang dapat memberikan nasihat,konseling serta melakukan review terhadap proses dan pencapai-an keseluruhan tujuan.

c. Menilai kemampuan organisasi dalam setiap subsistem dari model organisasi pembelajarTahapan ini merupakan upaya yang paling penting, yaitu

mengukur status organisasi untuk mengidentifikasi kekuatandan kelemahan yang ada, sumber-sumber daya maupunkensenjangan-kesenjangan dalam organisasi. Salah satu alatyang dapat dipertimbangkan untuk menilai status dan kondisiorganisasi adalah melalui penilaian dengan instrumenLearning Organization Profile.

d. Mengkomunikasikan visi organisasi-organisasipembelajarSangat penting untuk mengkomunikasikan visi organisasi

pembelajar kepada seluruh anggota organisasi maupunstakeholders diluar organisasi, agar mereka dapat mengerti,merasa tertarik dan termotivasi.

MENJADI ORGANISASIPEMBELAJARAN

MERUPAKAN SUATUCARA ORGANISASI

DALAM MENGHADAPIPERUBAHAN DAN

PERSAINGAN

69WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 402

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

e. Mengenali pentingnya berpikir sistem dan mengambiltindakan Sangat penting bagi anggota-anggota organisasi un-

tuk berpikir dan bertindak sebagai satu kesatuan sistem. Halini dilakukan dengan memusatkan perhatian pada bagaimanaseluruh bagian dalam organisasi saling bergantung, danmelihat permasalahan serta pemecahannya dalam konteksyang luas dan saling berkaitan secara sistematis. Suatuorganisasi tidak dapat menjadi organisasi pembelajar jika ha-nya memfokuskan pada salah satu subsistem ataupun salahsatu bagian dari organisasi.

f. Pemimpin menunjukkan dan menjadi model dalamkomitmen untuk belajarOrganisasi pembelajar membutuhkan dukungan, contoh

dan keterlibatan dari para pemimpinnya. Sehingga dalam halini terlihat pentingnya peranan manajer dalam mensukseskanorganisasi pembelajar. Watkins dan Marsickmerekomendasikan bahwa para pemimpin dapat menempuhlangkah-langkah dalam mempromosikan organisasipembelajar maupun menciptakan suatu budaya perusahaanatau iklim organisasi, yaitu sebagai berikut :l Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan praktek

pembelajaran organisasi.l Memberikan dukungan dan motivasi agar para pegawai tidak

perlu takut dan malu melakukan kesalahan, karena hal terse-but merupakan bagian dari prosespembelajaran.

l Memberikan bimbingan dan penghar-gaan atas upaya-upaya yang telah di-lakukan, dengan membuat aturanpemberian penghargaan bagi pemikir-an-pemikiran serta upaya-upaya yanginovatif.

g. Mentransformasikan budaya organi-sasi menjadi budaya yang terusmenerus belajar dan mengembang-kan diriProses pembelajaran yang terus me-

nerus harus menjadi suatu budaya danperilaku yang menyenangkan, dansebagai bagian dari pekerjaan dalam organisasi.Terdapat be-berapa pendekatan yang diambil untuk mentransformasikanbudaya organisasi menjadi budaya pembelajaran danpengembangan diri yang berkesinambungan, yaituperbaikan yang terus menerus (continuous improvment) danproses pembelajaran yang terus menerus (continuouslearning).

h. Beradaptasi, memperbaiki, dan belajar secaraberkelanjutan.Suatu organisasi pembelajar harus menyadari bahwa pro-

ses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan.Organisasi pembelajar akan terus melakukan perbaikan-perbaikan, menyadari bahwa pengetahuan harus selalu diper-baharui dengan belajar, dan bahwa perubahan akan terusmenerus berlangsung.

KESIMPULANDJBC sebagai suatu organisasi administrasi kepabeanan yang

memiliki visi sejajar dengan institusi kepabeanan internasionalakan selalu dinamis melakukan perubahan dengan penyelerasan(alignment) pada setiap elemen di dalamnya menuju suatu lear-ning organization.

Menjadi organisasi pembelajaran merupakan suatu caraorganisasi dalam menghadapi perubahan dan persaingan.Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari perubahan karenadua alasan yaitu bahwa perubahan sebagai pemicu pembela-jaran dan pembelajaran pada dasarnya perubahan itu sendiri.Pengelolaan perubahan adalah proses berkelanjutan untukmenyelaraskan organisasi dengan lingkungan eksternalnya

dengan cara melakukan segala hal yang perlu dengan lebihresponsif dan efektif dibandingkan para pesaing.Penyelarasan, pada dasarnya merupakan sinkronisasi yangberkelanjutan terhadap empat kunci pengungkit manajemen-strategi, operasi, budaya dan sistem penghargaan.

Membentuk organisasi pembelajar harus mencakup limasubsistem learning organization yang mendasar yaitu :learning, organization, people, knowledge dan technology.Kelima dimensi tersebut saling terkait dan saling mendukungsatu sama lain dalam membangun, memelihara danmempertahankan pembelajaran serta produktifitas didalamorganisasi pembelajaran. Disamping itu juga harusmembangun “Lima Disiplin” yakni System Thinking (BerfikirSistem), Personal Mastery (Keahlian Pribadi), Team Lear-ning (Pembelajaran Tim), Mental Model (Model Mental),Shared Vision (Visi bersama) dan Dialog.

KPU sebagai model dari change management‘dalamorganisasi DJBC menuju suatu learning organizationdapat menjawab tantangan dan ancaman (triggers) denganmembangun lima sub sistem learning organization secaraberkesinambungan dan yang terpenting adalah membangunbelief/keyakinan dari setiap elemen dalam KPU, karena halini merupakan hambatan yang paling utama dalam prosespembelajaran.

Seiring dengan berjalannya proses reformasi di KPU ter-dapat sejumlah ekspektasi dari setiap pegawai KPU yang

tidak dapat dipenuhi oleh organisasi,seperti tingkat remunerasi yang hampirsetaraf dengan KPPBC lainnya, tuntutanmoral hazzard yang sangat luar biasa,sarana dan prasarana yang belummemadai untuk menunjang kinerja setiappegawai sehingga dapat menjadi satufaktor pendorong merosotnya sebagiankeyakinan mereka untuk tetap dapatbertahan membangun sistem dan budayaorganisisai dan tetap menjaga trust danconfidence masyarakat pengguna jasakarena “the real regulation is in the nameof people” (WBC 396, 2007) sehinggadiperlukan effort memililiki komitmen darimanajemen puncak dan seluruh elemen di

dalam KPU maupun di luar KPU untuk menjadi organisasipembelajar.

Komitmen ini harus bersifat kontinyu dan bukan bersifat se-mentara. Para pimpinan puncak harus dapat meyakinkan seluruhanggota organisasi bahwa tanpa proses belajar yang terus berke-lanjutan organisasi tidak akan mencapai kesuksesan.

DAFTAR PUSTAKABerger, Lance A, and Martin J. Sikora. 1994. The Change Management Handbook: ARoad Map to Corporate Transformation. London: Irwin Professional Publishing.David, Osborne and Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government. Singapore: WilliamPatrick Book.Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.E.S. Savas. 1987. Privatization - The Key To Better Government. Chatham, NewJersey: Chatham House Publishers, Inc.Hersey, Paul dan Ken Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta:Penerbit Erlangga.Huseini, Martani, 1989, Perencanaan Strategik Dalam Organisasi, Jakarta, PAU Ilmu-ilmu Sosial UI.Lovell, Roger. 1994. Managing Change in The New Public Sector. England: Longmanin association with The Civil Srvice College.Marquadt, Michael J. 1996. Building the Learning Organizations: A System Approachto Quantum Improvement and Global Studies. New York: Mc Graw Hill.Senge, Peter. M, 1999. The Dance of Change. New York : Doubleday.Senge, Peter. M, 1990. The Fifth Disciplin : The Art and Practice of The LearningOrganization. New York : Doubleday.Senge, Peter. M, 1994. The Fifth Disciplin : Strategies and Tols for Building LearningOrganization. New York : Doubleday.Wilson, Phil. 2000, The Learning Organization,Broadstairs, Kent, UK : ScitechEducational.Kasim, Azhar, Reformasi Administrasi negara Sebagai Prasyarat Upaya PeningkatanDaya Saing Nasional, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap pada FISIP-UI, 1998.

Penulis adalah Kepala Seksi Pabean dan Cukai KPU Bea Cukai Tanjung Priok

ORGANISASI YANG DAPATMENTRANSFORMASIKAN

DIRINYA MENJADI ENTITASYANG LEBIH CERDAS DANPINTAR AKAN BERTAHANDALAM MEMASUKI ERA

MILENIUM BERIKUTNYA

O P I N I

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 402

71WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

okter, anak saya perempuan, berusia 11 tahun.Menurut dokter gigi yang pernah menanganianak saya, hasil giginya menunjukkan gambaranrontgen ;gigi geraham terakhirnya (gigi bungsu )Nya bentuknya tumbuh miring kearah gigi di de-

pannya tetapi gigi tersebut belum keluar (belum kelihatan)Apakah gigi tersebut sebaiknya dicabut / dioperasi darisekarang, agar tidak mengganggu dikemudian hari danapa yang menyebabkan gigi anaksaya seperti itu ? Atas jawabannyadiucapkan terima kasih.

Jawab :Gigi yang belum keluar, tetapi po-

sisi tumbuhnya tidak sesuai denganposisi tumbuh yang normal disebutdengan gigi impaksi

Gigi impaksi adalah gigi yang ga-gal untuk erupsi (tumbuh) dalamlengkung rahang pada waktu yangdiharapkan. Umumnya penyebabgigi impaksi adalah panjang lengkungtulang alveolar / tulang rahanglebih kecil dari pada panjang totallengkung gigi.

Sering kali dijumpai kesulitan da-lam pengangkatan gigi impaksi, baikitu disebabkan oleh posisi gigi,lokasi dan bentuk anatomusny. Gigiimpaksi tidak semuanya impaksi to-tal, dapat juga impaksi sebagian (di-dalam mulut gig terlihat sedikit)

Gigi geraham bungsu disebut ju-ga geraham ke 3 atau gigi yangpaling belakang sebaiknya dilakukan pengangkatan bila :a ) karies (lubang) besar dan sudah tidak dapat ditambalb ) Kelainan saluran akar yang sudah tidak dapat dirawat

lagic ) Kelainan periodontal (jaringan penyangga gigi) yang

berat serta luasd ) Malposisi (kesalahan posisi tumbuh)e ) Fraktur akarf ) Kelainan patologisg ) Impaksi dan tidak dapat erupsi sempurna

Dilakukan pencabutan gigi impaksi juga karena factor :- Pencegahan terjadinya karies di gigi sebelahnya- Kelainan periodontal- Resorbsi akar gigi sebelahnya- Kista odontogen- Tumor- Rasa sakit- Fraktur rahang- Perawatan ortodonsi- Pembuatan gig palsu

Pengangkatan dini dari geraham ke-3 impaksi sebaik-nya dilakukan pada usia muda yaitu dibawah 26 tahun.Adanya mineralisasi tulang, hilanya follicular Space akanmempersulit pengangkatan gigi pada usia diatas 26 tahun

Saat paling ideal (golden period) untuk pengangkatan

/pencabutan gigi geraham bungsu adalah apabila pemben-tukan akar belum sempurna sekali yaitu telah terbentukantara S! sampai T! dari akar gigi dan usia berkisar anta-ra 16 sampai 18 tahun

Pencabutan gigi geraham bingsu pada Golden periodmengurangi mortabiditas dan penyembuhan yang terjadiakan baik. Pasien muda lebih dapat menerima proseduroperasi, penyembuhan lebih cepat dan hampir tidak meng-

ganggu kehidupan mereka sehari-hari. Penyembuhan ja-ringan periodontal (jaringan yang menyangga gigi) lebihbaik dan sempurna serta perlekatan gusi terhadap gigi ju-ga lebih baik.

Gambaran rontgen foto perlu dilakukan untuk menge-tahui factor-faktor penyulit yang mungkin akan timbul danguna klasifikasi impaksi. Foto rontgen yang digunakanumunya adalah radiograf periapeks atau rontgen penora-mik, agar memberikan gambaran dari seluruh regio gigi

Pencabutan geraham bungsu pada anak ibu sebaik-nya ditunda terlebih dahulu, selain terlalu dini, anak ibuditakutkan akan mengalami trauma terhadap tindakanoperasi bila gigi belum erupsi (keluar dari gusi0 pembuka-an gusi atau pembuangan tulang kadang dilakukan sete-lah anak ibu cukup umur ± 16 - 18 tahun, kalau menurutdokter gigi dianggap perlu dilakukan tindakan operasi,sebaiknya segera dilakukan, karena tanpa tindakan pen-cabutan dengan operasi kecil maka gig impaksi tersebutsuatu saat (dikemudian hari0 dapat menjadi masalah,misalnya Adanya pembengkakan, sakit sampai kesulitanmembuka mulut jadi kesimpulanya, ibu tidak usah terlalukhawatir, belum tentu gigi anak ibu disaat dewasa tidakdapat tumbuh normal. Kalaupun tidak tumbuh normal(impaksi), sebaiknya gigi tersebut dicabut oleh dokter gigidengan atau tanpa tindakan operasi kecil, untuk menghin-dari akibat yang lain.

Drg. IG. A Heni, Poliklinik Kantor Pusat DJBC

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

PencabutanGigi GerahamBungsu

DGIGI GERAHAM BUNGSU IMPAKSI SEBAGIAN

LengkunRahang Bawah Belakang

GigiImpaksi

GigiBerlubang

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 402

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah,

bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas,namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami

dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskannamun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian

Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadinyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini,

terus menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya jugahidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

Di dalam Dia ada Kemenangan( 2 Korintus 4: 7-11)

RENUNGAN ROHANI

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 402

73WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

emua orang bilang, kita sekarang ini hi-dup dalam era globalisasi. Saudaratentunya lebih tahu, apa saja ciri khasdari era ini. Salah satu ciri yang menon-jol adalah adanya persaingan. Persaing-

an ketat yang sering kali tidak sehat, keras danamat kejam terjadi antar pribadi, kelompok maupunantar negara.

Yang menjadi kata kunci dalam persaingan ituadalah : menang. Anda menang maka anda akanmelesat maju. Anda kalah maka anda akantersingkir. Sehingga anda harus menang! Mestimenang! Tidak boleh kalah!

Sesungguhnya hidup pada zaman ini cukup su-sah dan amat berat. Banyak menimbulkan stress.Yang menang pun stress karena setiap hari diaberusaha bagaimana supaya ia dapat menang te-rus dan berada pada posisi atas. Apalagi bagi yangkalah.

Ketika semua orang menjadi saingan yangmesti dikalahkan, maka akan ada lebih banyakpenjilat dan pengkhianat daripada sahabat.Bahkan ketika kemenangan adalah satu-satunyaukuran kunci sukses dan keberhasilan dalam hi-dup maka kita akan menyaksikan semakin banyakorang atau kelompok yang bersaing ketat. Segalacara akan dihalalkan untuk menghasil-kan suatu kemenangan.

Orang-orang demikian diliputi kepo-ngahan dan kesombongan, sikap men-tang-mentang sehingga menjadi seme-na-mena, sewenang-wenang. Pokoknyamenang, berhasil dan sukses.

Dalam iman Kristen, kemenanganitu juga penting, bahkan amat penting.Menurut Rasul Paulus orang percayaadalah orang yang lebih daripada orangyang menang. Kemenangan itu penting!Tetapi kalau kita berbicara kemenanganberdasarkan Alkitab, ia berbicara tentang keme-nangan yang lain. Tidak ada kekerasan,kemunafikan, saling menjegal. Kemenangan ituyaitu kemenangan bersama Kristus dan menang didalam Kristus. Kemenangan yang memerdekakandan membebaskan. Menang atas kuasa dosa.

Dalam pembacaan kita, pada ayat 7 Paulusmengatakan, “Tetapi harta ini kami punyai dalambejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatanyang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukandari diri kami.”

Ibarat bejana tanah liat, artinya pada diri kitaringkih, mudah retak, gampang pecah. Bukanberarti bahwa kita kita tidak berharga. Kita berhar-ga. Dalam kitab Yesaya dikatakan bahwa kita iniberharga di mata Tuhan. Berharga karena di dalambejana tanah liat itu, di dalam diri kita tersimpanharta karunia ilahi yang luar biasa. Keselamatan,kehidupan, dan kebenaran Allah yang abadi. Hartailahi inilah yang membuat bejana itu, yangsekalipun cuma terbuat dari tanah liat, berharga.

Sehingga, disatu pihak orang Kristen tidak bo-leh merasa kecil hati, tidak boleh merasa tidak ber-daya apa-apa, tidak boleh merasa tidak bisa apa-apa. Jangan! Di dalam diri kita – kalau saja kita sa-dari dan kita manfaatkan ada kekuatan yang me-limpah. Tetapi di pihak lain kita tidak boleh menjadipongah, merasa diri kuat, dan karena itu menjadilengah – kita ini bejana tanah liat saja.

Kemenangan orang Kristen tidak selalu identikdengan sukses dan kegemilangan duniawi. Malahsebaliknya. “Dalam segala hal kami ditindas,

namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidakputus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggal-kan sendirian, kami dihempaskan, namun tidakbinasa.”

Orang percaya adalah lebih dari orang-orangyang menang namun kemenangan itu tidak mem-bebaskannya dari penindasan, habis akal,dianiaya, dihempaskan. Sebaliknya kemenanganitu justru terbukti dan harus dibuktikan ketika iaditindas, ia tidak kehabisan akal, ia tidak putusasa; ketika dianiaya, ia tidak merasa ditinggalkansendirian; ketika dihempaskan, ia tidak binasa.

Apa artinya? Kita tidak menang karena kita ber-hasil mengalahkan orang lain, menindas oranglain, menjepit orang lain, namun kita menang ka-rena kita berhasil mengalahkan diri sendiri. Menga-lahkan kecenderungan-kecenderungan naluriahdan alamiah manusiawi kita yang gampang lupadaratan ketika menang, namun gampang putusasa ketika kalah. Ini yang mesti dikalahkan.Dikalahkan dengan kekuatan dan kuasa Kristus.

Ayat 10 mengatakan, “Kami senantiasa mem-bawa kematian Yesus di dalam tubuh kami …”.Secara tubuh, secara jasmani, menurut ukuranobjektif manusia, kita kecil, kita bisa ditindas, kitahabis akal, kita bisa dihempaskan – namun tidak

boleh merasa kalah. Seperti halnyayang dikatakan oleh Napoleon bahwapeperangan yang paling besar dan pa-ling sulit yaitu peperangan mengalahkandiri sendiri, melawan kecenderungan-kecenderungan yang ada di dalam dirikita.

Firman Tuhan mengatakan melaluikematian dan kebangkitanNya, karyakeselamatan yang telah Ia kerjakan didunia ini telah nyata. Dimana YesusKristus telah menyelesaikan segala tu-gas pelayananNya di muka bumi

bahkan Ia telah mengorbankan diriNya di kayusalib untuk keselamatan manusia. Ia telahmenang melawan kuasa maut dan iblis. Ia telahmengalahkan kuasa maut yaitu dosa.

Melalui kenaikanNya ke sorga merupakan su-atu kesaksian kemuliaan Allah dan bahwa Ia masihsenantiasa menyertai manusia dalam kehidupanini. Ia mempersiapkan bagi kita kehidupan yangkekal. Ia tetap ada bersama kita yang percaya.KehidupanNya menjadi nyata di dalam tubuh danhati kita.

Kehidupan Yesus yang bagaimana yang ha-rus menjadi nyata di dalam tubuh atau hidupkita? Tidak lain adalah hidup bukan hanya bagidiri sendiri, melainkan menyalibkan dan menyang-kal diri.

Inilah salah satu makna dari kenaikan yang pa-ling dalam. Peristiwa kenaikan adalah peristiwakemenangan. Yesus memberi teladan yang samasekali lain. PrinsipNya adalah hidup yangbermakna dan berguna ketimbang sekedar hiduptanpa makna. Berkorban, kalau perlu. Pikul salib,kalau mesti. Pantang lari menghadapi tantangan,bila memang harus dihadapi.

Inilah hidup yang tak sekedar hidup, tetapi hi-dup yang bermakna, hidup yang berguna. Hidupyang tidak kalah oleh tantangan. RohNya telahIa berikan untuk senantiasa menuntun sehinggakita dimampukan untuk dapat menang melawanke’aku’an, egoisme dan egosentrisme kita.

Pendeta Deby Asadama,saat ini ditempatkan di GPIB Koinonia, Jakarta

PERISTIWAKENAIKANADALAH

PERISTIWAKEMENANGAN

“”

S

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 402

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

erjalanan dalam kehidupan dapat dipersepsikan se-bagai nyaman dan tidak nyaman oleh setiap orang.Siapa yang membuat hidup menjadi tidak nyaman ?Salahkan lingkungan, salahkan orang lain, salahkanstruktur tempat tinggal dan Negara… dan hasilnya

akan senantiasa tidak nyaman. Lalu bagaimana kenyamanandapat diraih dan dimiliki ? Mari kita telusuri lorong-lorongkehidupan kita.

Orangtua berupaya membuat setiap anaknya bahagia,artinya masuk dalam kenyamanan hidup. Merekamemberikan makanan sehat, meluangkan waktu memberikankesenangan, membelikan alat-alat permainan, alat-alatpembelajaran dan melakukan prosesnya bersama. Ketikaanak memasuki usia dewasa, orangtua menghentikanpemberian dengan sebuah nasehat, hiduplah mandiri, carikesenangan untuk dirimu dan lingkungan hidupmu, bekerjadan tempuhlah karir, menikah dan bentuklah keluarga.

Saat seperti itu anak telah menjadi dewasa dan demikianharapan orangtua, maka suasana permainan digantikandengan lebih banyak berpacu dalam karir. Berlari, terus ber-lari mencapai cita-cita. Kapan kita boleh menikmatikenyamanan lagi ? Noah Weinberg, melukiskannya kepadakita sebagai berikut :

ANALOGI NAIK PESAWAT UDARABayangkan kita menumpang pesawat udara. Begitulah ki-

ta membuat persamaan atas kenyamanan. Kita memilih,sesuai dengan harga tiket, mau duduk di kursi kelas ekono-mi, kelas satu atau kelas bisnis atau kelas lainnya. Kelas eko-

P

Oleh: Ratna Sugeng

nomi dengan fasilitas bagi kebanyakan orang. Kelas bisnis,kelas dengan lebih sedikit orang. Mengapa kita memilih kelastempat duduk? Karena kita memikirkan uang dalam saku, danmempertimbangkan untung rugi lainnya, serta hanya dudukdi kelas bisnis pada keadaan istimewa. Siapa yang menem-patkan anda dalam posisi ‘orang kebanyakan’ dan ‘orang is-timewa’? Diri sendiri atau orang lain? Terpaksa dan diterima?

Demikian juga kenyamanan hidup, kita sendiri memilihsesuai dengan kemampuan kita dan goal kita.

UKURAN KENYAMANANSetiap tingkat kenyamanan mempunyai nilai tersendiri

bagi setiap individu, artinya tidak ada nilai tukarnya untukmasing-masing jenis. Bila kita tak nyaman di suatu tingkat,maka tidak dapat digantikan dengan lima kali nyaman ditingkatan lainnya. Sebagai contoh jika kenyamanan tidur kitaterganggu maka tidak dapat digantikan dengan lima kalikenyamanan makan enak di restoran mahal.

Kenyamanan memberikan kita energi atau tenaga. Jikakita merasa nyaman maka energi kita besar untuk melakukansesuatu. Sehingga rasa harga diri meningkat. Rasa harga dirimeningkat membuat kenyamanan menjadi lebih besar.Kenyamanan akan suatu keadaan bersifat relatif dari satuorang ke orang lain. Semisal, berapa besar kenyamanan an-da menikmati makanan ikan bakar? Makin besar rasa nya-man makin tinggi nilainya bagi pendorong semangat anda.

KENYAMANAN SEMUKadang seseorang merasa telah mencapai rasa nyaman,

Hidup NyamanLife is full of pleasures.But some are a quantum leap above the rest.(R. Noah Weinberg dari AishAudio.com)

RUANG INTERAKSI

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 402

75WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

atau seolah telah mencapai rasa nyaman, artinya ia menca-pai kenyamanan semu. Misalnya hubungan pasutri merupa-kan kenyamanan nyata, sementara pornografi merupakankenyamanan semu. Pornografi hanya menggoda hasrat,maka hasilnya bukanlah peningkatan energi melainkankelesuan. Mula-mula ia begitu menggoda dan menggairah-kan, namun ia tak sama dengan peningkatan energi barang-kali malah membingungkan.

Jika kenyamanan kita artikan sebagai tidak merasa sakitatau nyeri. Nyeri merupakan keadaan tidak nyaman, tetapitidak merasa nyeri bukan selalu berarti merasa nyaman. Jaditidak sakit atau tidak menderita tidak selalu identik dengannyaman. Namun penderitaan atau tepatnya berkorban dapatjuga menghantar seseorang pada kenyamanan. Pikirkanketika menghadapi ujian, beberapa waktu kita merasa tidaknyaman, dan lulus ujian merupakan kenyamanan, hadiahnyaman setelah sebelumnya merasa tidak nyaman. Artinyakenyamanan sejati perlu upaya.

HARGA KENYAMANANKenyamanan selalu dicari, dikejar dan diperjuangkan. Ini

menimbulkan upaya dan perhatian terpusat. Bayangkan se-buah tim sepak bola, berlari mengejar bola keliling lapangan,menghambat lawan memperoleh bola, menendang bolakepada teman atau membawanya berlari menuju gawang,suatu permainan yang melelahkan. Adakah para pemain bolamenikmati hal ini? Para pemain, wasit, bahkan penontonsangat terpusat pikirannya pada permainan yang merekanikmati meski melelahkan dan membuat mereka berupaya.Perasaan senang menguasai seluruh pikiran dan perasaan.

Bayangkan jika sekumpulan orang disuruh berlari sekeli-ling lapangan, tanpa bola, seolah mereka bermain bola. Makamungkin mereka hanya bermain sebentar dan kemudiankelelahan. Ini lebih disebabkan karena ketiadaan bola yangmenjadi fokus semua pemain dan wasit. Fokus menujugawang. Dalam hidup ini fokus menuju goal akan membawaindividu berupaya mencapai kenyamanan.

PEMBELAJARAN MENIKMATI KENYAMANANKenyamanan tidak datang dengan sendirinya. Suatu contoh

sederhana, orang tak dapat menikmati musik yang tak pernah iakenal, artinya ada pembelajaran mengenal musik sebelum musikdapat membuat kita senang atau nyaman. Misalnya mereka yangtak pernah mengenal musik gendang ditabuh, akan aneh ditelinga bunyi gendangnya, lalu perlu belajar untuk dapat kelakmerasakan nyaman dengan musik gendang. Demikian jugamakanan. Pembelajaran mengenali citarasa makanan membuatindividu dapat menikmati makanan dengan nyaman.

Dunia penuh dengan kenyamanan. Indera mata, telinga,lidah, kulit , bibir, semua terampil merasakan sensasi kenikmatanmelalui proses pembelajaran. Bayi dielus, dibelai, diusap, dipijat,membuat ia belajar mengenal sentuhan dengan berbagaigradasi, sehingga kelak ia akan merasakan bedanya berbagaisensasi yang sampai pada kulit dan ototnya. Dapatkah kini andamembedakan sentuhan kasih, pijatan dengan tekanan ataucubitan? Melalui proses pembelajaran kita mengenal sentuhandan menghubungkannya dengan emosi kenyamanan.

Mata belajar menikmati kenyaman atas berbagai bendayang terlihat dimata. Bagi beberapa orang bunga warna-warnimerupakanan kenyamanan tiada tara, bagi orang yang lainmelihat adu jotos merupakan kenyamanan. Demikian jugatelinga, lidah dan bibir.

SIMPULANKenyamanan dapat digolongkan atas tiga hal yakni tidak

adanya nilai tukar antara berbagai jenis kenyamanan,waspadai kenyamanan semu, dan setiap kenyaman hanyaakan dicapai melalui upaya. Selamat mencari kenyamanandan berupayalah mencapainya dengan tetap fokus pada goaldan konsisten dalam proses.

Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]

Ukuran(Cm)

Cover II(Hal Dalam

depan)

Cover III(Hal dalamBelakang

Cover IV(Hal

Belakang)

1 Hal(21 x 28)

1/2 Hal(12 x 18)

1/4 hal(8,5 x 12)

1 x Edisi

Tarif(Rp)

6.000.000,-

5.000.000,-

7.000.000,-

4.500.000,-

3.500.000,-

2.500.000,-

Tarif/edisiRp)

5.500.000,-

4.500.000,-

6.500.000,-

4.250.000,-

3.250.000,-

2.250.000,-

Total(Rp)

33.000.000,-

27.000.000,-

39.000.000,-

25.500.000,-

19.500.000,-

13.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

5.000.000,-

4.000.000,-

6.000.000,-

4.000.000,-

3.000.000,-

2.000.000,-

Total(Rp)

60.000.000,-

48.000.000,-

72.000.000,-

48.000.000,-

36.000.000,-

24.000.000,-

A. B e r w a r n a ( F C )6 x E d i s i 1 2 x E d i s i

Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambattanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksidan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukaisesuai pada kolom redaksi.

Informasi hubungi :K i t t y , t e l p (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353

B. H i t a m P u t i h ( B W )Ukuran

(Cm)

1 Hal(21 x 28)

1/2 Hal(12 x 18)

1/4 hal(8,5 x 12)

1 x Edisi

tarif(Rp)

3.500.000,-

2.500.000,-

1.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

3.250.000,-

2.250.000,-

1.250.000,-

6 x E d i s i

Total(Rp)

19.500.000,-

13.500.000,-

7.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

3.000.000,-

2.000.000,-

1.000.000,-

Total (Rp)

36.000.000,-

24.000.000,-

12.000.000,-

1 2 x E d i s i

TARIFIKLAN

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 402

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

P R O F I L

ushari Suprianto, lahir di Madiun, Jawa Timur, 2 Oktober1966. Kushari, nama panggilannya, merupakan sulungdari enam bersaudara. Dibesarkan dalam lingkungan ke-luarga yang demokrat. Betapa masih diingatnya, semasakecil dulu, kedua orang tuanya tidak pernah memaksakan

keinginan enam anaknya ingin menjadi apa kelak mereka dewasa.Mereka berenam diberikan kebebasan untuk menekuni bidangnyamasing-masing. Bahkan urusan bermain pun orang tuanya tidakpernah membatasi anak-anaknya harus selesai dengan waktu yangditentukan.

Namun yang cukup membanggakan kedua orang tuanya,anak-anaknya sadar akan kewajibannya masing-masing, seperti be-lajar, berangkat sekolah tepat waktunya dan mengikuti pelajaran disekolah untuk mendapatkan nilai baik.

“Masa kecil dengan adik-adik cukup menyenangkan karenaorang tua tidak memaksakan kami untuk belajar ini atau itu. Bahkanseingat saya orang tua tidak mewajibkan kita untuk tidur siang atausegala macam aturan. Karena masa anak-anak menurut orang tuasaya merupakan dunia yang harus dinikmati dan masa itu tidak bo-leh hilang hanya karena dibatasi dengan bermacam aturan,” kenangKushari tentang masa kecilnya.

Ayahnya, Koes Amin Sunyoto, semula berprofesi sebagai guru,namun pekerjaan itu kemudian ditinggalkannya dan lebih memilihmenjadi wiraswasta. Ibunya, Soelamini, semula juga bekerja, na-mun seiring dengan bertambahnya jumlah anak mereka dankeenam anaknya semakin tumbuh besar, otomatis membutuhkanperhatian khusus, maka Soelamini memutuskan untuk berhentibekerja dan menjadi ibu rumah tangga.

Kushari, menghabiskan waktu sekolahnya dari SD, SMP hinggaSMA-nya di Kota Madiun. Lulus dari SMA, selanjutnya ia mulai me-rasakan yang namanya hidup merantau, jauh dari orang tua karenakemudian ia diterima di salah satu universitas negeri di Jawa Timur,yaitu Universitas Brawijaya, Malang. Pilihannya jatuh pada FakultasEkonomi, jurusan Akuntansi. Alasan ia memilih jurusan akuntansidikarenakan ketika itu bidang akuntansi masih agak langka.

Demikian juga dengan adik-adiknya, mayoritas mereka meng-ambil kuliah selepas dari SMA di Madiun dengan memilih Malangatau Surabaya, kota tempat mereka melanjutkan sekolah ke pergu-ruan tinggi. Dua orang saudaranya melanjutkan kuliah di Surabayasedangkan 4 orang lagi termasuk Kushari melanjutkan kuliah diMalang.

ENGGAN KE JAKARTATahun 1990, Kushari berhasil meraih gelar sarjana ekonomi.

Dan satu keberuntungan bagi Kushari bahwa ia tidak pernah meng-alami yang namanya menganggur selepas kuliah. Di masa kuliahpun sudah diajak bekerja di Kantor Akuntan Publik milik salah satudosennya.

Selesai kuliah, berbekal ijasah S1-nya, Kushari diterima bekerjadi kota Surabaya di PT. Miwon. Setelah lulus ia tidak langsung me-

rantau ke Jakarta seperti rekan-rekannya yang lain dikarenakan me-mang sudah dari awalnya Kushari kurang berminat untuk ke Jakara.

“Pemikiran saya ketika itu, karena kita dari kampung, saya kuliahdi Malang jadi cari pekerjaan di sekitar Jawa Timur saja dan akhirnyaditerima bekerja di PT Miwon. sebagai asisten manager untuk internalcontrol dan itu sesuai dengan bidang ilmu saya,” demikian alasankeengganannya untuk ke Jakarta.

Baru sekitar 6 bulan bekerja di PT. Miwon, lalu ada pembukaanun- tuk pegawai negeri. Ia pun coba-coba untuk mengajukan lamarantersebut yang dikirim ke Lembaga Manajemen Universitas Indonesia.Jujur diakuinya, ia tidak mengetahui bahwa lamaran itu ditujukan untukmengisi formasi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dikarenakanberkas lamaran di kirim ke Lembaga Manajemen UI. Dan setelah kinimenjadi pegawai Bea dan Cukai, rekan-rekan seangkatannya yaituangkatan 91 mulanya juga banyak yang tidak mengetahui kalau ituuntuk kebutuhan pegawai Bea dan Cukai dan seperti apa Bea danCukai itu.

Kembali ke saat Kushari mengajukan lamaran pekerjaan. Bebe-rapa waktu kemudian ada balasan atas lamaran yang telah dikirimkan-nya yang menyatakan dirinya berhak untuk mengikuti test saringanpenerimaan pegawai . “Saya ingat betul waktu itu tes hari pertamajatuh pada hari Senin sedangkan hari Jumat saya masih di Surabaya,saya santai saja karena memang engak mau stres, lagian memangsaya tidak minta ke Jakarta. Tetapi dorongan orang tua menyuruhsaya ke Jakarta, lalu malah mereka yang sibuk mencarikan tiketkereta api, akhirnya ya terpaksa saya berangkat. Mau enggak mausaya ke Jakarta, masalahnya mereka sudah beli tiket kereta api atasnama saya,” kenangnya saat ia dengan berat hati meninggalkan kotaSurabaya untuk berkompetisi dengan para peserta lain yang akanmengikuti tes penyaringan penerimaan pegawai.

Waktu keberangkatannya memang mepet, bayangkan minggupagi berangkat, sampai di Jakarta minggu malam dan hari Senin pagiharus tes. Ternyata saat di Jakarta tidak hanya ikut test untuk Bea danCukai saja, tetapi ternyata sampai di Jakarta ada beberapa panggilantes dari beberapa instansi yang dilamarnya, antara lain yang diingat-nya adalah tes di Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan,Badan Moneter Fiskal termasuk juga untuk Pertamina.

DITERIMA MENJADI PEGAWAI BEA CUKAIKushari pun dinyatakan lulus dan diterima menjadi calon pegawai

negeri sipil di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Lulus tespenyaringan, ia dan beberapa rekannya yang kurang lebih 70-anorang dan semuanya laki-laki wajib masuk asrama dan menjalanimasa awal sebagai CPNS di asrama Pusdiklat, Bojana Tirta selamahampir satu tahun setengah.

“Akhirnya dorongan keras orang tua membuahkan hasil. Mungkinkalau tidak dipaksa ke Jakarta dengan dibelikan tiket kereta api,mungkin saya tidak jadi seperti sekarang ini dan kalau tidak beginisaya tidak mengerti Bea Cukai dan tidak tahu Jakarta,” Kusharimengingat lagi dorongan keras orang tuanya.

Berbagai materi yang terkait dengan masalah kepabeanan dancukai mereka terima atau diklat Pra Jabatan maupun diklat teknisselama di kampus Bojana Tirta, Rawamangun Jakarta Timur,termasuk pendidikan kesamaptaan dengan instruktur dari Kopasus,Angkatan Darat.

Mengikuti diklat bukan berarti lulus untuk menjadi pegawai negeridi DJBC, karena selama mengikuti diklat, mungkin dikarenakan mentalbeberapa rekannya tidak kuat dan mulai dibayang-bayangi kejenuhan,akhirnya 6 orang rekan seangkatan Kushari mengundurkan diridengan berbagai alasan, antara lain ada yang terkena litsus (penelitiankhusus) dan lain-lain sehingga totalnya tinggal 72 orang.

Setelah masa pendidikan di kampus berakhir tepatnya pada Juni1992 bersama rekan-rekannya, Kushari ditempatkan di Kantor PusatDJBC. Ia sendiri ditempatkan di Bidang Pengkajian PeraturanDirektorat Perencanaan dan Penerimaan (sekarang Direktorat PPKC).“Dibidang pengkajian peraturan ketika itu ada Pak Eddy Abdurachmansebagai ketua Tim Rancangan UU Kepabeanan dan Cukai, sayabersama beberapa teman seangkatan diikutkan di sekretariat.”

Tahun 1993, ia mendapat promosi sebagai Kepala Sub SeksiHanggar Entrepot II, di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Kemayoran

Drs. Kushari SupriantoKepala KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok

“MinimalMempertahankanApa yang Telah

Diraih Sebelumnya...”Membuat pimpinan bisa menilai

dirinya bekerja dengan baikmerupakan prinsipnya dalam bekerja

dimanapun ia ditempatkan.

K

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 402

77WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008 77WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 402

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

P R O F I L

tepatnya ia ditempatkan pada Kawasan BerikatNasional (KBN) Cakung selama empat tahun.

Pada Agustus 1997, Kushari diangkatsebagai Kepala Seksi Verifikasi Impor I padaDirektorat Verifikasi dan Audit suatu bidangyang sesuai dengan bidang yang dipelajari-nya semasa kuliah.

TERLIBAT DI KEGIATAN KADIKetika menjadi Kasi Verifikasi Impor, ber-

samaan dengan itu ia ditunjuk mewakili Depar-temen Keuangan (Depkeu) melakukan peme-riksaan dumping, dibawah naungan KomiteAnti Dumping Indonesia (KADI) suatu bidangbaru yang pertama kali dibentuk pada tahun1996. KADI beranggotakan unsur dari bebera-pa departemen diantaranya yang dominanyaitu Departemen Perindustrian dan Perdaga-ngan dan Depkeu.

Negara anggota World Trade Organization(WTO) termasuk Indonesia, telah menyepakatipengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)atau Bea Masuk Imbalan (BMI) sebagai instru-ment penting untuk menangkis perdaganganyang tidak fair dalam bentuk penjualan ekspordengan harga dumping. Sebagai unsur dariDepkeu, menurut Kushari, DJBC berada da-lam KADI tidak saja berada pada level KADItetapi juga pada level Tim Operasional AntiDumping, yaitu unit organisasi dalam tubuhKADI yang tugasnya melaksanakan operasio-nal, yaitu melaksanakan investigasi/penyelidik-an anti dumping/ subsidi.

Beberapa produk impor yang terbuktidumping antara lain produk besi baja, pro-duk kimia dan farmasi yang berasal dari bebe-rapa negara antara lain Rusia, Ukraina, Turki,India, Australia, Jepang dan RRC. Ini merupa-kan hasil penelitian atas permohonan penye-lidikan anti dumping yang ditangani KADIyang menghasilkan pengenaan BMAD.

Dalam pengungkapan dumping, Kusharidiikutkan dalam tim investigator untuk melakukan pemeriksaanpada beberapa perusahaan asing. Dalam tim investigator saat itudibutuhkan tenaga akuntan, Kushari pun mendapatkan kesempatanuntuk ikut terlibat di dalam kegiatan KADI.

Investigator yang bisa dikatakan sebagai ujung tombak dariKADI merupakan pelaksana penyelidikan anti dumping/subsisdidalam rangka melakukan kajian adanya injury dan di BidangPengkajian Hubungan Kausul dan Hukum melakukan kajian adanyahubungan kausul antara dumping dan injury.

“Sebagai investigator, saya melakukan pemeriksaan ke bebera-

pa perusahaan asing antara lain di Rusia (Mos-kow), Jepang, Polandia, Perancis dan beberapanegara lainnya. Terkesan saja saya, karena halitu jauh dari pemikiran saya bisa melakukaninvestigasi (audit) sampai ke luar negeri . Yangterkesannya lagi karena saya punya kendalakomunikasi karena bahasa Inggris saya hanyapasif dengan membaca, namun teman dariDepartemen Perdagangan cukup membantusaya berkomunikasi, sebaliknya dia kurangmengerti accounting, jadi kami salingmelengkapi. Disitulah saya terkesan karena inimerupakan pekerjaan tim,”ujarnya.

Ia pun tidak menyangka kalau dirinya bisamewakili Departemen Keuangan di dalam kegi-atan KADI, karena masih banyak akuntan yanglebih senior dari dirinya di DJBC, namun karenakesibukan para senior yang rata-rata sudahmenjabat Esselon III maka dia lah yang ditunjuk.

Berkecimpung dengan kegiatan KADIdijalaninya selama empat tahun. Disamping jugamenjalankan tugasnya sebagai Kasi Audit Impordi Kantor Pusat DJBC pada tahun 1998. Padatahun 2001, Kushari mendapat promosi eselonIII sebagai Kepala Bidang Verifikasi dan AuditKanwil IX DJBC Pontianak yang juga dijalaninyaselama empat tahun. Lalu pada tahun 2005menjadi Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Audit.Dit. Verifikasi dan Audit. Menjadi Kasubdit Pelak-sanaan Audit Direktorat Audit juga pernah ia pe-gang, tepatnya pada tahun 2006.

Dari Kantor Pusat, ia ditugaskan ke KantorPelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 Tanjung PriokII sebagai kepala kantor, pada tahun 2007 tepat-nya pada saat uji coba Kantor Pelayanan Utama(KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok. Keti-ka pada 1 Juli KPU mulai diterapkan dan terjadipenggabungan KPPBC di sekitar wilayahTanjung Priok menjadi satu, lalu Kushari dipin-dahkan dalam arti waktu itu ia belum mendapatskep akan ditugaskan dimana sehinggaotomatis ia tidak memiliki job hampir selama dua

bulan. Kondisi ini sangat dinikmatinya karena dapat pulang tepatwaktu dan tidak terlalu dibebani masalah pekerjaan, sehingga banyakwaktu untuk bermain dengan anak-anak.

MENJADI KEPALA KPUDisaat yang bersamaan, Batam juga dalam proses pemben-

tukan KPU. Kushari, salah satu yang ikut terlibat dalam memper-siapkan pembentukan KPU Bea dan Cukai Batam. Di Batam,Kushari mendapat promosi eselon II B sebagai Kepala KPU Beadan Cukai Tipe B Batam, yaitu pada 11 Juli 2007.

“Yang saya lakukan ketikaitu, salah satunya mempersiap-kan kantor karena kantor sajaketika itu belum selesai direno-vasi karena sempat terhenti.Bedanya dengan di TanjungPriok yang merupakan pengga-bungan kantor, sedangkan diBatam merupakan pemecahanKantor Wilayah Tanjung BalaiKarimun (TBK). Kurang lebihbeberapa bulan persiapan (se-jak 20 Agustus 2007 KPUBatam telah beroperasi) , tepat-nya pada 15 Februari 2008,KPU Tipe B Batam diresmikanoleh Dirjen Bea dan Cukai,Anwar Suprijadi,” ujar Kushari.

BERSAMA KELUARGA menikmati liburan,salah satu cara Kushari melakukankegiatan dengan istri dan ketiga anaknyadiwaktu senggang.

SAAT PERESMIAN KPU BEA DAN CUKAI TIPE B BATAMoleh Dirjen Bea dan Cukai, Kushari ketika itu menjabatsebagai Kepala KPU Bea dan Cukai Batam.

MENJADI KEPLA KPU TIPE A TANJUNG PRIOK, saatmelakukan gelar tegahan atas penyelundupan eksporpupuk bersubsidi.

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

DO

K. P

RIB

AD

I

DOK. WBC

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 402

79WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

Kesulitan yang sempat ditemui dalam rangka mempersiapkanKPU Batam, memang diakui Kushari karena berbeda karakteristiknya.Jika Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan besar denganvolume kegiatan yang besar dan batas wilayah yang jelas, berbedadengan Batam, yang dari sisi volume kegiatan tidak terlalu besar danwilayah kerjanya tidak hanya di pulau Batam, tetapi ditambah jugadengan Pulau Bintan (eks KPBC Tanjung Uban).

“Memang waktu itu ada sedikit kendala mengenai pelayanan. Ke-pala Bidang Pelayanannya hanya satu, maka oleh Bapak Dirjenditunjuklah untuk Tanjung Uban seorang seksi untuk mendelegasikantugas pelayanan, karena tidak mungkin pelayanan yang di TanjungUban ditarik ke Batam dan harus lewat jalur laut,” ujarnya.

Kushari cukup merasa senang, karena sebelum diresmikan padaFebruari 2008 lalu, penerapan konsep KPU telah diterapkan di KPUBatam dan itu mendapat tanggapan yang baik dari para pengusaha disekitar wilayah Batam, hal itu bisa terlihat dari hasil survei yang dilaku-kan oleh Lembaga Survei Hay Group yaitu adanya kenaikan kualitaspelayanan yang cukup signifikan. Jadi pada prinsipnya beberapaasosiasi pengusaha di Batam cukup responsif dengan program yangdilaksanakan KPU Batam.

Hanya saja menurut Kushari, permasalahan di Batam adalah da-lam hal pengawasan. Hal ini dikarenakan, pertama dari segi geogra-fisnya dekat dengan Singapura. Batam memiliki wilayah pengawasanyang banyak pulaunya, disamping itu jarak tempuh dengan negaraSingapura dekat, sehingga lalu lintasnya cukup padat. Untuk itudalam hal pengawasan KPU Batam di back up oleh Kanwil TBK. Dansudah ada beberapa hasil tegahan penyelundupan yang merupakankerjasama dengan Kanwil Tanjung Balai Karimun, salah satunyategahan atas 83 000 buah Handphone.

Tak kurang dari seminggu, setelah peresmian KPU Batam, Kusha-ri mendapat promosi eselon II a untuk selanjutnya diangkat sebagaiKepala KPU Tipe Tanjung Priok, tepatnya pada 21 Februari 2008.

Ketika WBC menanyakan apa yang menjadi prioritas utamanyasebagai Kepala KPU Tanjung Priok ia menegaskan masalah peme-nuhan target penerimaan menjadi point pertama yang ia prioritaskankarena hal itu merupakan salah satu key performance--nya. Prioritasselanjutnya, mengenai kepuasan market forces, minimal bisa mem-pertahankan apa yang telah dilakukan kepala kantor sebelumnya.Prioritas yang lain adalah koordinasi antar internal aparat KPU Tan-jung Priok, serta dengan instansi terkait di pelabuhan yang ia meng-istilahkannya sebagai supporting pihak terkait.

“Saya rasa Pak Agung Kuswandono sudah cukup bagus memulaiKPU dan tugas saya paling tidak minimal mempertahankannya, kare-na wilayah kerja KPU Tanjung Priok, terutama di pelabuhannya sa-ngat padat volume kegiatannya.” ujar Kushari yang tengah mempersi-apkan tesis S2-nya di MPKP Universitas Indonesia,walaupun sebenarnya kushari sudah mempunyaipendidikan Magister Managemen. Namun karenaprinsipnya bahwa belajar adalah untuk menambahpengetahuan maka ijasah S2 tersebut tidak didaf-tarkannya dalam kedinasan.

Ia menanamkan konsep pada dirinya bahwakantor tidak akan berjalan kalau hanya ada kepalakantor saja, karena kepala kantor bukan satu-satu-nya pendorong dalam keberhasilan tetapi sebalik-nya kepala kantor harus bekerjasama denganseluruh elemen kantor, mulai dari petugas cleaningservice sampai pegawai yang berpangkat tinggi.Kantor akan berjalan dengan baik, kalau semuaelemen berfungsi dengan baik sesuai tugas ma-sing-masing. Karena itu didalam memimpin kantor,justru elemen yang paling penting adalah berfung-sinya semua unit-unit di dalam kantor tersebut, se-hingga walaupun suatu saat tidak ada kepala kan-tor atau adanya pergantian pejabat maka kantortetap berjalan dengan baik.

“Saya berharap dengan adanya KPU Bea danCukai akan lebih baik lagi ke depan. Saya yakin ituakan terjadi. Reformasi adalah suatu proses yangterus menerus dan sudah dimulai oleh para se-

nior , dan saat ini KPU adalah suatu bentuk reformasi di DJBCyang merupakan kesinambungan dari reformasi sebelumnya yangtelah dirintis oleh senior dengan segala kelebihan dan kekurangan-nya. Saya sekarang pada posisi meneruskan tahap reformasi yangsudah digariskan pimpinan. Dalam setiap periode pasti adakekurangan ataupun kelebihan dan itu wajar saja dalam reformasikarena terjadi pada kondisi dan waktu yang berbeda,” tuturnya.

Kushari berharap disetiap penempatan tugas hingga berakhirtugasnya di suatu tempat paling tidak ia berharap bisa memberikanyang terbaik dan bisa lebih memajukan institusi, dari pada yangsebelumnya karena memang roda kehidupan harus seperti itu. Danharapannya jika berpindah tugas maka komunikasi dengan rekan-rekan kerja tetap terbina. Itu prinsipnya, karena orang bekerja tidakhanya menempatkan seseorang pada satu tempat, tetapi jugamembina silaturahmi dan komunikasi dengan lingkungan tempatnyabekerja.

MENDIDIK ANAK DENGAN POLA YANG SAMAKushari, menikahi Adwiena Dwiyanti tahun 1994. Adwiena ada-

lah gadis yang dijumpainya pada saat ‘berkampus’ di Bojana Tirtasaat dirinya dinyatakan lulus tes penerimaan pegawai DJBC,sedangkan Adwiena adalah lulusan dari STAN Prodip IV. Dari perni-kahan mereka kini telah dikaruniai tiga orang anak yang kesemua-nya laki-laki, Arya Bagus Pratama yang lahir pada 30 Desember1995. Anak kedua, Arya Dimas Prakoso yang lahir pada 30 Juli2000. Sedangkan, anak ketiga, Arya Ditya Prawira yang lahir pada7 Oktober 2002.

Kepada ketiga anaknya, Kushari menerapkan pembinaan samaseperti yang ia alami sewaktu kecil. Kushari tidak ingin dunia anak-

anak bagi ketiga putranya hilang begitu sajalantaran harus mengikuti kegiatan di luar sekolahhanya karena ambisi orang tuanya yang inginmembentuk anak sesuai keingianan orang tua.

“Saya hidup dengan cara natural. Saya jugamenerapkannya pada anak-anak, mau merekatidur siang atau tidak, itu tidak dipaksakan. Mere-ka laki-laki semua biasanya tidak ada yang tidursiang malah main bola dan ikut beladiri tetapi itumemang dunia mereka yang tidak boleh hilang.Harus les ini dan itu, harus tidur siang, itu tidaksaya paksakan pada mereka. Jadi saya mendidiksecara moderat seperti orang tua saya. Yangpenting bagaimana cara kita mengontrolnya”ujarnya.

“Begitu juga dalam hal pendidikan, saya ju-ga tidak memaksakan harus rangking satu tetapipaling tidak dia harus bertanggung jawab, danAlhamdulilah mereka bisa diatur. Untuk waktudengan keluarga setiap minggu, mengajak mere-ka makan atau pergi jalan-jalan. Yang pentingIntensitas harus terus ada, saya sendiri jugamasih senang tenis, tetapi sepak bola sudah ti-dak karena kondisi sudah tidak memungkinkan,”tandasnya.

REHAT SEJENAK, sesaat setelahmelakukan investigasi ke salah satuperusahaan di Moskow (Rusia).

MENJADI KEPALA KPPBC TANJUNG PRIOK II, mendampingi MenteriPerhubungan dan Menteri Keuangan saat melakukan kunjungan kerjake Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2007

79WARTA BEA CUKAIEDISI 402 MEI 2008

DOK. PRIBADI

DO

K. W

BC

ris

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 402

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

EL MANIK

A P A K A T A M E R E K A

Membagi waktu antara karir dengan mengurus anak tunggalnyaShalom, ternyata bukanlah suatu masalah buat Wulan Guritno. Walaujadwal shooting yang cukup padat namun memantau perkembanganbuah hati yang mulai beranjak dewasa menjadi suatu keharusan bagisalah satu pemeran dalam film Nagabonar Jadi Dua. Tidak jarang pulaia mengajak anak semata wayangnya tersebut ke lokasi shooting ataumemantau melalui pembicaraan melalui telepon genggam.

Menjadi selebriti tentunya memberi banyak keuntungan baginya,salah satunya adalah mendapat kesempatan untuk mengunjungibeberapa negara baik untuk kepentingan film, liburan, maupun jugaatas ajakan dari para sponsor. Tercatat beberapa negara telah iakunjungi, salah satunya adalah Inggris tempat dimana orang tuaWulan tinggal.

“Tahun ini ibu saya datang dari Inggris, gantian sebelumnya sayake Inggris melihat orang tua,”ujar Wulan kembali.

Ketika ditanya pengalamannya pulang dari luar negeri dan harusberhadapan dengan petugas Bea Cukai di bandara, Wulan menjawabbiasa-biasa saja, tidak mendapat perlakuan istimewa dan cenderungdilayani dengan ramah. “Petugasnya dari jauh kelihatannya agaksangar, tapi waktu giliran aku harus melalui pemeriksaan petugas,petugasnya menyapa dengan ramah dan bertanya, “habis jalan-jalanya mbak?”ujar Wulan menirukan pertanyaan petugas.

Wulan bahkan mengaku agak sedikit canggung kalau iamendapat perlakuan istimewa karena ia seorang public figure,”Tapikalau diperlakukan istimewa gak menolak sih, tapi saya lebihsenang diperlakukan sama seperti masyarakat lain, tapi selama inisama oleh petugas Bea Cukai saya diperlakukan sama dan gakpernah dapat keistimewaan,”ujar Wulan kembali.

Perkembangan film Indonesia yang kini sudah mulai bangkit menurut ElManik merupakan suatu kebanggan bagi dirinya dan juga bagi Indonesia.Dari pengamatannya film Indonesia bisa dibilang sudah bisa sejajar denganfilm-film impor, begitu pula dengan penontonnya yang tidak kalah pula banyak-nya dengan film-film asing yang beredar di bioskop-bioskop Indonesia.

Ia mengatakan bangga dengan banyaknya para sineas muda yang bisamenghasilkan film Indonesia yang menurutnya bagus dan dapat diterima olehpara penontonnya. El Manik pun mengaku banyaknya sineas muda dan bintangfilm muda bukanlah suatu persaingan baginya, karena ia menganggap generasimuda sudah saatnya berpartisipasi dalam perkembangan film Indonesia.

Mengenai Bea Cukai, aktor yang pernah membintangi film Bintang Kejorapada dekade ’80-an mengaku hanya mengetahui dari pemberitaan bahwainstansi pemerintah ini selalu menggagalkan upaya penyelundupan dan jugapenegahan narkoba dari luar negeri. “Saya salut sama Bea Cukai yang bisamenggagalkan penyelundupan barang dari luar negeri yang merugikannegara,” ujarnya kepada WBC.

Selain itu El Manik yang pernah beberapa kali melakukan perjalanan ke luarnegeri dan melalui pemeriksaan pabean mengaku melihat petugas Bea Cukaisudah menjalankan tugasnya dengan professional.

“Saya lihat petugas Bea Cukai sudah semakin baik dalam menjalankantugas, dan saya ketika melalui pemeriksaan Bea Cukai tidak pernah menda-pat masalah karena barang yang saya bawa dari sana (luar negeri.red)barang biasa, karena saya tidak hobi bawa barang-barang yang tidak perlu,”ujar El Manik mengakhiri pembicaraan dengan WBC.

“Petugasnya Profesional”

Diperlakukan SamaSeperti Masyarakat Lain

GURITNOWULAN

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 402 MEI 2008

zap

zap

FOTO

-FOTO

: ISTIM

EWA

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 24/PMK.03/2008

TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN

SURAT PAKSA DAN PELAKSANAANPENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS

MENTERI KEUANGAN,M e n i m b a n g :bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (9), Pasal 10A dan Pasal20 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak denganSurat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000dan ketentuan Pasal 27 ayat (10) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentangTata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara PelaksanaanPenagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus;

M e n g i n g a t :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4740);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3569);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan SuratPaksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3987);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan

1

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3988);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hakdan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 169, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4797);

6. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

M E M U T U S K A N :M e n e t a p k a n :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PELAKSANAANPENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA DAN PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKADAN SEKALIGUS.

P a s a l 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,dan menjual barang yang telah disita.

2. Pejabat Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Pejabat adalah pejabatyang berwenang mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak, sertamenerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa, SuratPerintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita, Pengumuman Lelang,Surat Penentuan Harga Limit, Pembatalan Lelang, Surat Perintah Penyanderaan,dan surat lain yang diperlukan untuk Penagihan Pajak, sehubungan denganPenanggung Pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurutketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat yangditerbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan Wajib Pajak untukmelunasi utang pajaknya.

4. Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan Penagihan Pajak yangdilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggutanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semuajenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak.

2

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

5. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya PenagihanPajak.

6. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan Penagihan Pajak yang meliputiPenagihan Seketika dan Sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan,dan penyanderaan.

P a s a l 2 Dalam rangka pelaksanaan Penagihan Pajak, Menteri Keuangan menunjuk :a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Madya, dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DirektoratJenderal Pajak Jakarta Khusus sebagai Pejabat untuk Penagihan Pajak yangmeliputi Pajak Penghasilan serta Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa danPajak Penjualan atas Barang Mewah;

b. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagai Pejabat untuk Penagihan Pajakyang meliputi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa danPajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak selain Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b sebagai Pejabat untuk Penagihan Pajak yangmeliputi Pajak Penghasilan serta Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa danPajak Penjualan atas Barang Mewah;

d. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai Pejabat untukPenagihan Pajak yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan.

P a s a l 3

Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

P a s a l 4 (1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a

melaksanakan Penagihan Pajak dalam hal utang pajak sebagaimana tercantumdalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, sertaPutusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayarbertambah, tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

3

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

(2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf bmelaksanakan Penagihan Pajak dalam hal utang pajak sebagaimana tercantumdalam:a. Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, sertaPutusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harusdibayar bertambah, untuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan NilaiBarang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

b. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STPPBB), untuk Pajak Bumidan Bangunan;

c. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar(SKBKB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan BangunanKurang Bayar Tambahan (SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan (STB), dan Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali,yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, untuk BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,

tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

(3) Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf cmelaksanakan Penagihan Pajak dalam hal utang pajak sebagaimana tercantumdalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), danSurat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding,serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yangharus dibayar bertambah, tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

(4) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 huruf d melaksanakan Penagihan Pajak dalam hal utang pajak sebagaimanayang tercantum dalam:a. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STPPBB), untuk Pajak Bumi

dan Bangunan;b. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar

(SKBKB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan BangunanKurang Bayar Tambahan (SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan (STB), dan Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali,yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, untuk BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,

tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

4

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

P a s a l 5

(1) Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), sertaSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat KeputusanPembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta PutusanPeninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertam-bah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(2) Bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, jangka waktu pelunasansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang menjadi paling lama 2(dua) bulan.

P a s a l 6

(1) Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STPPBB) harus dilunasi dalamjangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterima oleh Wajib Pajak.

(2) Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar(SKBKB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan KurangBayar Tambahan (SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan (STB), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlahBea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang harus dibayar bertambah, harusdilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterima oleh Wajib Pajak.

P a s a l 7(1) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 untuk jumlahpajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan sebesar pajak yang tidakdisetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, tertangguh sampai dengan1(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatansehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), jangka waktu pelunasan pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 atau pada ayat (1), tertangguh sampaidengan 1(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

P a s a l 8

(1) Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilakukan dengan terlebihdahulu menerbitkan Surat Teguran oleh Pejabat.

5

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

(2) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diterbitkan terhadapPenanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menundapembayaran pajak.

P a s a l 9

(1) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yangmasih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan Wajib Pajaktidak mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada WajibPajak disampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1),setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pengajuan keberatan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yangmasih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Wajib Pajaktidak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungandengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan PajakKurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada Wajib Pajak disampaikan SuratTeguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), setelah 7 (tujuh) hari sejaksaat jatuh tempo pengajuan banding.

(3) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajakyang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, danWajib Pajak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatansehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada Wajib Pajakdisampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1),setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harusdibayar berdasarkan Putusan Banding.

(4) Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayardalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, kepada Wajib Pajak disampaikan SuratTeguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), setelah 7 (tujuh) hari sejaksaat jatuh tempo pelunasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(5) Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan PajakKurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT) setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterimaSurat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak, kepada Wajib Pajakdisampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), setelah7 (tujuh) hari sejak tanggal pencabutan pengajuan keberatan tersebut.

6

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

P a s a l 10 Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dalam rangka PenagihanPajak atas utang Pajak Bumi dan Bangunan dan/atau Bea Perolehan Hak atas Tanahdan Bangunan sebagaimana tercantum dalam :a. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STPPBB);b. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar

(SKBKB);c. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar

Tambahan (SKBKBT);d. Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (STB); ataue. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding,

yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,disampaikan kepada Wajib Pajak setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempopelunasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

P a s a l 1 1

Penyampaian Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10dapat dilakukan:a. secara langsung;b. melalui pos; atauc. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

P a s a l 1 2

Apabila jumlah utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Surat Paksa diterbitkan oleh Pejabat dandiberitahukan secara langsung oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak.

P a s a l 1 3

(1) Jurusita Pajak melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus tanpa menunggutanggal jatuh tempo pembayaran berdasarkan Surat Perintah Penagihan Seketikadan Sekaligus yang diterbitkan oleh Pejabat apabila:a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama - lamanya atau

berniat untuk itu;b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai

dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, ataupekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;

7

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

c. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badanusaha, atau menggabungkan usaha, atau memekarkan usaha, ataumemindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, ataumelakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara; ataue. terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat

tanda-tanda kepailitan.(2) Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya memuat:

a. nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;b. besarnya utang pajak;c. perintah untuk membayar; dand. saat pelunasan pajak.

P a s a l 1 4

Penerbitan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus oleh Pejabatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :a. diterbitkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran;b. diterbitkan tanpa didahului Surat Teguran;c. diterbitkan sebelum jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak Surat Teguran

diterbitkan; ataud. diterbitkan sebelum penerbitan Surat Paksa.

P a s a l 1 5

Selain kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Surat Paksa juga dapatditerbitkan dalam hal :a. terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13; ataub. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam

keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

P a s a l 1 6

(1) Surat Paksa yang diterbitkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12dan Pasal 15 diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan pernyataan dan penyerahanSalinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak.

(2) Pemberitahuan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan dengan membacakan isi Surat Paksa oleh JurusitaPajak dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai pernyataan bahwa SuratPaksa telah diberitahukan.

8

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

(3) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya berisihari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yangmenerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa serta ditandatangani olehJurusita Pajak dan Penanggung Pajak.

P a s a l 1 7

Surat Paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada :a. Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang

memungkinkan;b. orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di tempat

usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidakdapat dijumpai;

c. salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus hartapeninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belumdibagi; atau

d. ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi.

P a s a l 1 8

Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:a. pengurus meliputi Direksi, Komisaris, pemegang saham pengendali atau mayoritas

untuk perseroan terbuka, pemegang saham untuk perseroan tertutup, dan orangyang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/ataumengambil keputusan dalam menjalankan perseroan, untuk perseroan terbatas;

b. kepala perwakilan, kepala cabang, atau penanggung jawab, untuk Bentuk UsahaTetap;

c. direktur, pemilik modal, atau orang yang ditunjuk untuk melaksanakan danmengendalikan serta bertanggung jawab atas perusahaan, untuk badan usahalainnya seperti kontrak investasi kolektif, persekutuan, firma, dan perseroankomanditer;

d. ketua atau orang yang melaksanakan dan mengendalikan serta bertanggung jawabatas yayasan, untuk yayasan;

e. pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutanapabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksudpada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.

P a s a l 1 9

(1) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, Surat Paksa diberitahukan kepada Kurator,Hakim Pengawas, atau Balai Harta Peninggalan.

9

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

(2) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksadiberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani untuk melakukanpemberesan atau likuidator.

(3) Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untukmenjalankan hak dan kewajiban perpajakan, Surat Paksa dapat diberitahukankepada penerima kuasa.

P a s a l 2 0

(1) Dalam hal Penanggung Pajak atau pihak-pihak yang dimaksud dalam Pasal 17,Pasal 18, dan Pasal 19 menolak untuk menerima Surat Paksa, Jurusita Pajakmeninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam Berita Acara bahwaPenanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa, dan Surat Paksa dianggaptelah diberitahukan.

(2) Apabila pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal18, dan Pasal 19 tidak dapat dilaksanakan, Surat Paksa disampaikan melaluiPemerintah Daerah setempat.

(3) Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya,tempat usaha, atau tempat kedudukannya, penyampaian Surat Paksa dilaksanakandengan menempelkan salinan Surat Paksa pada papan pengumuman di kantorPejabat yang menerbitkannya, dengan mengumumkan melalui media massa, ataudengan cara lain.

P a s a l 2 1

(1) Dalam hal pelaksanaan Surat Paksa harus dilakukan di luar wilayah kerja Pejabat,Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa meminta bantuan kepada Pejabat yangwilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa.

(2) Dalam hal di 1(satu) kota terdapat lebih dari 1(satu) wilayah kerja dari beberapaPejabat, Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa dapat memerintahkan JurusitaPajaknya untuk melaksanakan Surat Paksa di luar wilayah kerjanya sepanjangmasih berada di kota tersebut.

(3) Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)wajib memberitahukan pelaksanaan Surat Paksa yang telah dilakukankepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan SuratPaksa.

(4) Dalam hal pelaksanaan Surat Paksa harus dilakukan di luar kota tempatkedudukan kantor Pejabat namun masih dalam wilayah kerjanya, Pejabat yangmenerbitkan Surat Paksa :a. meminta bantuan untuk melaksanakan Surat Paksa kepada Pejabat yang

wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa; atau

10

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

b. memerintahkan Jurusita Pajaknya untuk melaksanakan Surat Paksa secara langsungtanpa meminta bantuan kepada Pejabat setempat disertai dengan pemberitahuankepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa.

(5) Pejabat yang diminta bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4)huruf a wajib membantu dan memberitahukan tindakan yang telah dilaksanakannyakepada Pejabat yang meminta bantuan.

P a s a l 2 2

(1) Dalam hal terjadi keadaan di luar kekuasaan Pejabat atau sebab lain, Surat Paksapengganti dapat diterbitkan oleh Pejabat karena jabatan.

(2) Surat Paksa pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kekuataneksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan Surat Paksa.

P a s a l 2 3

(1) Penanggung Pajak dapat mengajukan permohonan pembetulan atau penggantiankepada Pejabat terhadap Surat Teguran dan/atau Surat Paksa yang dalampenerbitannya terdapat kesalahan atau kekeliruan.

(2) Pejabat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterimapermohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberi keputusan ataspermohonan yang diajukan.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pejabat tidakmemberikan keputusan, permohonan Penanggung Pajak dianggap dikabulkan danPenagihan Pajak ditunda untuk sementara waktu.

(4) Pejabat karena jabatan dapat membetulkan Surat Teguran, Surat PerintahPenagihan Seketika dan Sekaligus, dan Surat Paksa yang dalam penerbitannyaterdapat kesalahan atau kekeliruan.

(5) Tindakan pelaksanaan Penagihan Pajak dilanjutkan setelah kesalahan ataukekeliruan dibetulkan oleh Pejabat.

P a s a l 2 4

(1) Apabila setelah lewat waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak SuratPaksa diberitahukan kepada Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud dalam

11

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

Pasal 12 dan utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Pejabatmenerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

(2) Berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Jurusita Pajak melaksanakan penyitaan terhadap barang milik penanggungpajak.

P a s a l 2 5(1) Dalam hal objek sita berada di luar wilayah kerja Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa,

Pejabat dimaksud meminta bantuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputitempat objek sita berada untuk menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

(2) Dalam hal di 1 (satu) kota terdapat lebih dari 1(satu) wilayah kerja dari beberapaPejabat, Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa dapat memerintahkan JurusitaPajaknya untuk melaksanakan penyitaan terhadap objek sita yang berada di luarwilayah kerjanya sepanjang masih berada di kota bersangkutan.

(3) Pejabat yang memerintahkan Jurusita Pajaknya untuk melaksanakan penyitaansebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memberitahukan pelaksanaan Penyitaanyang telah dilakukan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat objeksita berada.

(4) Dalam hal objek sita terletak berjauhan atau di luar kota tempat kedudukan kantorPejabat namun masih dalam wilayah kerjanya, Pejabat dimaksud:a. meminta bantuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya juga meliputi tempat objek

sita berada untuk menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; ataub. memerintahkan Jurusita Pajaknya untuk melaksanakan penyitaan secara

langsung tanpa meminta bantuan Pejabat setempat, disertai denganpemberitahuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempatpelaksanaan Surat Paksa.

(5) Pejabat yang diminta bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4)huruf a wajib membantu dan memberitahukan pelaksanaan Surat PerintahMelaksanakan Penyitaan dimaksud kepada Pejabat yang meminta bantuan.

P a s a l 2 6

Apabila setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaanpenyitaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), Penanggung Pajaktidak melunasi utang pajak dan biaya Penagihan Pajak, Pejabat melakukanpengumuman lelang.

P a s a l 2 7

Pengumuman lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 untuk barang bergerakdilakukan 1(satu) kali dan untuk barang tidak bergerak dilakukan 2 (dua) kali.

12

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

P a s a l 2 8

Apabila setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak Pengumuman Lelangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Penanggung Pajak tidak melunasi utangpajak dan biaya Penagihan Pajak, Pejabat melakukan penjualan barang sitaanPenanggung Pajak melalui kantor lelang negara.

P a s a l 2 9

Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penagihan dengan Surat Paksa yangdiperlukan dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini diatur denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak.

P a s a l 3 0

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku:

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 tentang Tata CaraPelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksadinyatakan tidak berlaku, kecuali untuk hak dan kewajiban perpajakan untukMasa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya.

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.04/2000 tentang Tata CaraPelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yangMenerbitkan Surat Paksa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

P a s a l 3 1

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan MenteriKeuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 6 Februari 2008

MENTERI KEUANGAN,

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

13

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 26/PMK.04/2008

TENTANG

PENUNDAAN PELUNASAN KEKURANGANPEMBAYARAN BEA MASUK DAN/ATAU SANKSI

ADMINISTRASI BERUPA DENDA

MENTERI KEUANGAN, M e n i m b a n g :a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995

tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17Tahun 2006, atas permintaan orang yang berutang, Direktur Jenderal Bea dan Cukaidapat memberikan persetujuan penundaan atau pengangsuran kewajiban membayarbea masuk dan/atau denda administrasi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan dalamrangka melaksanakan ketentuan Pasal 37A ayat (4), perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Penundaan Pelunasan Kekurangan Pembayaran BeaMasuk Dan/Atau Sanksi Administrasi Berupa Denda;

M e n g i n g a t :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4355);

5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

M E M U T US K A N :M e n e t a p k a n :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENUNDAAN PELUNASANPEMBAYARAN BEA MASUK, DAN/ATAU SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA.

P a s a l 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : 1. Penanggung bea masuk adalah orang yang berutang atas bea masuk dan/atau

sanksi administrasi berupa denda.2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

14

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

3. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukaitempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-UndangNomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

P a s a l 2

(1) Penundaan dapat diberikan kepada penanggung bea masuk atas tagihankekurangan pembayaran bea masuk dan/atau sanksi administrasi berupa dendasebagai akibat dari : a. penetapan pejabat bea dan cukai;b. penetapan kembali Direktur Jenderal atas penetapan pejabat bea dan cukai;

atauc. keputusan Direktur Jenderal atas keberatan.

(2) Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :a. pengunduran jangka waktu pembayaran tagihan kekurangan pembayaran bea

masuk dan/atau sanksi administrasi berupa denda; ataub. pembayaran secara bertahap tagihan kekurangan pembayaran bea masuk dan/

atau sanksi administrasi berupa denda.

P a s a l 3

Penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan dalam hal penanggung beamasuk memenuhi kriteria sebagai berikut :a. penanggung bea masuk mengalami kesulitan likuiditas namun mampu untuk

melunasi kekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; danb. penanggung bea masuk memiliki kredibilitas yang baik.

P a s a l 4

(1) Penundaan dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulanterhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan.

(2) Atas penundaan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan, bagian dari bulandihitung satu bulan penuh, terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan.

(3) Perhitungan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada :a. pokok utang dalam hal pengunduran jangka waktu pembayaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a; ataub. sisa utang dalam hal pembayaran secara bertahap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b.

P a s a l 5

(1) Untuk mendapatkan penundaan, penanggung bea masuk harus mengajukanpermohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan laporankeuangan tahun terakhir.

(2) Berdasarkan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DirekturJenderal menetapkan jenis jaminan yang harus diserahkan.

(3) Dalam hal penanggung bea masuk belum diwajibkan untuk membuat laporankeuangan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, jaminan yangdiserahkan harus berupa bank garansi.

15

Page 97: Warta Bea Cukai Edisi 402

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 402 MEI 2008

(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan paling lama 40(empat puluh) hari sebelum tanggal jatuh tempo keputusan penetapansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

P a s a l 6

(1) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), DirekturJenderal menerbitkan surat keputusan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejakpermohonan diterima secara lengkap.

(2) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa mengabulkan atau menolak permohonan yang bersangkutan.

(3) Dalam hal permohonan dikabulkan, keputusan Direktur Jenderal sebagaimanadimaksud pada ayat (2) termasuk menetapkan jenis jaminan yang harusdiserahkan oleh penanggung bea masuk.

P a s a l 7

Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) adalah sebesarkekurangan pembayaran bea masuk dan/atau sanksi administrasi berupa denda.

P a s a l 8

(1) Keputusan pemberian penundaan dicabut dalam hal penanggung bea masuk :a. tidak membayar angsuran sesuai dengan jumlah atau waktu yang telah

ditetapkan; ataub. dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.

(2) Apabila keputusan pemberian penundaan dicabut sebagaimana dimaksud padaayat (1) maka :a. jaminan dicairkan untuk membayar kekurangan bea masuk dan/atau sanksi

administrasi berupa denda; ataub. dilakukan penagihan aktif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

P a s a l 9

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan PeraturanMenteri Keuangan ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.

P a s a l 1 0

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan MenteriKeuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 11 Februari 2008

MENTERI KEUANGAN,ttdSRI MULYANI INDRAWATI

16