Warta Bea Cukai Edisi 381

96
IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72 TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483 PELINDUNG Direktur Jenderal Bea dan Cukai: Direktur Jenderal Bea dan Cukai: Direktur Jenderal Bea dan Cukai: Direktur Jenderal Bea dan Cukai: Direktur Jenderal Bea dan Cukai: Drs. Anwar Suprijadi, MSc PENASEHAT Direktur Penerimaan & Peraturan Kepabeanan dan Cukai: Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc Direktur Teknis Kepabeanan Drs. Teguh Indrayana, MA Direktur Fasilitas Kepabeanan Drs. Ibrahim A. Karim Direktur Cukai Drs. Frans Rupang Direktur Pencegahan & Penyidikan Drs. Endang Tata Direktur Verifikasi & Audit Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM Direktur Kepabeanan Internasional Drs. Kamil Sjoeib, M.A. Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai Drs. Jody Koesmendro Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai Drs. Sofyan Permana Inspektur Bea dan Cukai Drs. Bambang Heryanto, Ak KETUA DEWAN PENGARAH Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai: Drs. Sjahrir Djamaluddin WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/ PENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian Umum: Soedirman A. Gani, S.E. DEWAN PENGARAH Drs. Nofrial, M.A., Drs. Hanafi Usman, Drs. Patarai Pabottinggi, Drs. Bachtiar, M.Si., Dra. Cantyastuti Rahayu, Drs. Nasar Salim, M. Si., Drs. Nirwala Dwi Heryanto, Ir. Agung Kuswandono, M.A., Ir. Agus Sudarmadi, M. Sc., Drs. Ahmad Dimyati PEMIMPIN REDAKSI Lucky R. Tangkulung REDAKTUR Aris Suryantini, Supriyadi Widjaya, Ifah Margaretta Siahaan, Zulfril Adha Putra FOTOGRAFER Andy Tria Saputra KORESPONDEN DAERAH Donny Eriyanto (Balikpapan), Bendito Menezes (Denpasar), Bambang Wicaksono (Surabaya) KOORDINATOR PRACETAK Asbial Nurdin SEKRETARIS REDAKSI Kitty Hutabarat PIMPINAN USAHA/IKLAN Piter Pasaribu TATA USAHA Niko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto IKLAN Wirda Renata Pardede SIRKULASI H. Hasyim, Amung Suryana BAGIAN UMUM Rony Wijaya PERCETAKAN PT. BDL Jakarta ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur Telp. (021) 47865608, 47860504, 4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353 E-Mail : - [email protected] - [email protected] REKENING GIRO WARTA BEA CUKAI BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTA Nomor Rekening : 8910841 Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,- TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968 MISI: MISI: MISI: MISI: MISI: DARI REDAKSI Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta kesadaran karyawan Direktorat Jend kesadaran karyawan Direktorat Jend kesadaran karyawan Direktorat Jend kesadaran karyawan Direktorat Jend kesadaran karyawan Direktorat Jenderal Bea dan ral Bea dan ral Bea dan ral Bea dan ral Bea dan Cukai terhadap tugas negara Cukai terhadap tugas negara Cukai terhadap tugas negara Cukai terhadap tugas negara Cukai terhadap tugas negara Mendekatkan Hubungan antara atasan dan Mendekatkan Hubungan antara atasan dan Mendekatkan Hubungan antara atasan dan Mendekatkan Hubungan antara atasan dan Mendekatkan Hubungan antara atasan dan bawahan serta antara karyawan Direktorat Jend bawahan serta antara karyawan Direktorat Jend bawahan serta antara karyawan Direktorat Jend bawahan serta antara karyawan Direktorat Jend bawahan serta antara karyawan Direktorat Jenderal ral ral ral ral Bea dan Cukai dengan masyarakat Bea dan Cukai dengan masyarakat Bea dan Cukai dengan masyarakat Bea dan Cukai dengan masyarakat Bea dan Cukai dengan masyarakat KEMERDEKAAN DI TENGAH BENCANA arta Bea Cukai dan keluarga besar Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya kepada para korban gempa bumi dan tsunami yang melanda sebagian pantai selatan Jawa. Belum usai duka akibat bencana gempa dan banjir, bencana baru kembali datang. Siapapun berharap semoga bencana ini menjadi yang terakhir di bumi Indonesia. Namun tentu saja kita tidak akan pernah tahu bagaimana alam bekerja, bagaimana Tuhan berkehendak. Rabu, 19 Juli sekitar pukul 18.00 WIB, Jakarta diguncang gempa, termasuk ruangan tempat saya mengetik tulisan ini di lantai 2 gedung WBC yang mendadak bergoyang. Hanya sekitar 5 detik memang, namun getarannya lumayan terasa. Padahal, ketika gempa yang pertama mengguncang pada Senin sore 17 Juli, tidak terasa apapun di tempat kami. Akankah ada bencana lagi ? Saya ingin sedikit menyinggung peristiwa menarik yang terjadi di Kantor Pusat Bea Cukai pada akhir Juni dan awal Juli lalu ketika DJBC bekerjasa- ma dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan retraining integritas dan sosialisasi Gratifikasi dan LHKPN (hal. 54). Upaya DJBC secara organisasi untuk membangun tata kelola institusi yang baik harus benar-benar didukung, dibudayakan dan diperlihatkan secara nyata oleh para individu yang bekerja di dalamnya dari level pimpinan sampai pegawai tingkat bawahan. Salah satu aspek yang berkaitan erat dengan masing-masing individu tersebut dalam menjalankan pekerjaannya dalam bidang apapun adalah, kejujuran. Tahun lalu di sebuah harian nasional, muncul tulisan berjudul “Kiat Berbisnis Tanpa Suap”. Dalam artikel tersebut penulis mengungkapkan bahwa, kejujuran sangat bergantung pada integritas personal. Masalahnya, integritas personal tak mungkin diregulasikan. Aspek kejujuran ini juga yang berkaitan dengan masalah gratifikasi dan laporan kekayaan, seperti yang disosialisasikan oleh KPK. Sosialisasi tersebut diakui oleh para peserta sangat besar manfaatnya, seperti misalnya mengetahui apa yang harus dilakukan berkaitan dengan pemberian. Beberapa waktu lalu saya pernah berbincang dengan seorang pegawai mengenai pemberian hadiah, sebuah pengakuan yang jujur, yang justru saya salut karenanya. Sedikit melihat ke instansi lain, Ketua Mahkamah Agung belum lama ini di media massa dengan gamblang menyatakan memperbolehkan anggotanya untuk menerima hadiah, dalam bentuk yang tidak mempengaruhi keputusan, misalnya karangan bunga. Sebuah pernyataan yang justru mendapat banyak kritikan. Dalam tataran pemikiran logis, kaum awam katakanlah, mungkin banyak yang bisa memaklumi pernyataan Ketua MA, toh hanya karangan bunga yang hanya bisa dipajang, bahkan bila menggunakan bunga hidup, paling hanya bisa bertahan 2-3 hari. Lain soalnya bila disela-sela ranting bunga, terselip sebuah cek bertuliskan enam hingga bahkan sepuluh digit angka, apalagi dengan kurs USD atau EUR. Disinilah kejujuran yang disebut bagian dari integritas personal dipertaruhkan. Indonesia pada bulan Agustus ini merayakan hari kemerdekaan yang ke 61 tahun. Enam puluh satu tahun yang penuh tantangan dan cobaan. Dirgahayu Republik Indonesia, semoga Tuhan beserta kita. Lucky R. Tangkulung 1 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 W

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 381

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 381

1WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Ibrahim A. KarimDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Pencegahan & PenyidikanDrs. Endang TataDirektur Verifikasi & AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. Kamil Sjoeib, M.A.Direktur Informasi Kepabeanan & CukaiDrs. Jody KoesmendroKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Sofyan PermanaInspektur Bea dan CukaiDrs. Bambang Heryanto, Ak

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Sjahrir Djamaluddin

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Soedirman A. Gani, S.E.

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A., Drs. Hanafi Usman,Drs. Patarai Pabottinggi,Drs. Bachtiar, M.Si., Dra. Cantyastuti Rahayu,Drs. Nasar Salim, M. Si.,Drs. Nirwala Dwi Heryanto,Ir. Agung Kuswandono, M.A.,Ir. Agus Sudarmadi, M. Sc.,Drs. Ahmad Dimyati

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini, Supriyadi Widjaya,Ifah Margaretta Siahaan,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAHDonny Eriyanto (Balikpapan),Bendito Menezes (Denpasar),Bambang Wicaksono (Surabaya)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHANiko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO WARTA BEA CUKAI

BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTANomor Rekening : 8910841

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MISI:MISI:MISI:MISI:MISI:

DARI REDAKSI

Membimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertakesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendeeeeeral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat JendeeeeeralralralralralBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakat

KEMERDEKAANDI TENGAH BENCANA

arta Bea Cukai dan keluarga besar Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC) menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnyakepada para korban gempa bumi dan tsunami yang melanda

sebagian pantai selatan Jawa. Belum usai duka akibat bencana gempa danbanjir, bencana baru kembali datang. Siapapun berharap semoga bencanaini menjadi yang terakhir di bumi Indonesia.

Namun tentu saja kita tidak akan pernah tahu bagaimana alam bekerja,bagaimana Tuhan berkehendak. Rabu, 19 Juli sekitar pukul 18.00 WIB,Jakarta diguncang gempa, termasuk ruangan tempat saya mengetik tulisanini di lantai 2 gedung WBC yang mendadak bergoyang. Hanya sekitar 5detik memang, namun getarannya lumayan terasa. Padahal, ketika gempayang pertama mengguncang pada Senin sore 17 Juli, tidak terasa apapun ditempat kami. Akankah ada bencana lagi ?

Saya ingin sedikit menyinggung peristiwa menarik yang terjadi di KantorPusat Bea Cukai pada akhir Juni dan awal Juli lalu ketika DJBC bekerjasa-ma dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakanretraining integritas dan sosialisasi Gratifikasi dan LHKPN (hal. 54).

Upaya DJBC secara organisasi untuk membangun tata kelola institusiyang baik harus benar-benar didukung, dibudayakan dan diperlihatkansecara nyata oleh para individu yang bekerja di dalamnya dari levelpimpinan sampai pegawai tingkat bawahan. Salah satu aspek yangberkaitan erat dengan masing-masing individu tersebut dalam menjalankanpekerjaannya dalam bidang apapun adalah, kejujuran.

Tahun lalu di sebuah harian nasional, muncul tulisan berjudul “KiatBerbisnis Tanpa Suap”. Dalam artikel tersebut penulis mengungkapkanbahwa, kejujuran sangat bergantung pada integritas personal. Masalahnya,integritas personal tak mungkin diregulasikan.

Aspek kejujuran ini juga yang berkaitan dengan masalah gratifikasi danlaporan kekayaan, seperti yang disosialisasikan oleh KPK. Sosialisasitersebut diakui oleh para peserta sangat besar manfaatnya, seperti misalnyamengetahui apa yang harus dilakukan berkaitan dengan pemberian.Beberapa waktu lalu saya pernah berbincang dengan seorang pegawaimengenai pemberian hadiah, sebuah pengakuan yang jujur, yang justrusaya salut karenanya.

Sedikit melihat ke instansi lain, Ketua Mahkamah Agung belum lama inidi media massa dengan gamblang menyatakan memperbolehkananggotanya untuk menerima hadiah, dalam bentuk yang tidakmempengaruhi keputusan, misalnya karangan bunga. Sebuah pernyataanyang justru mendapat banyak kritikan.

Dalam tataran pemikiran logis, kaum awam katakanlah, mungkin banyakyang bisa memaklumi pernyataan Ketua MA, toh hanya karangan bungayang hanya bisa dipajang, bahkan bila menggunakan bunga hidup, palinghanya bisa bertahan 2-3 hari. Lain soalnya bila disela-sela ranting bunga,terselip sebuah cek bertuliskan enam hingga bahkan sepuluh digit angka,apalagi dengan kurs USD atau EUR. Disinilah kejujuran yang disebutbagian dari integritas personal dipertaruhkan.

Indonesia pada bulan Agustus ini merayakan hari kemerdekaan yangke 61 tahun. Enam puluh satu tahun yang penuh tantangan dan cobaan.Dirgahayu Republik Indonesia, semoga Tuhan beserta kita.

Lucky R. Tangkulung

1WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

W

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 381

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Laporan Utama5

Wawancara19

Daerah ke Daerah22

Pengawasan51

DAFTAR ISI

Memperingati Hari AntiNarkoba Internasionalpada 24 Juni 2006menjadi salah saturangkaian materi dalamrubrik pengawasan,disamping juga hasilliputan mengenaiPelatihan ComputerBased Training Kanwil IVDJBC Jakarta.

Pemerintah melalui DJBC padaOktober mendatang akan member-lakukan sistem Pertukaran DataElektronik Manifest. Sejauhmanakesiapan yang telah dilakukan, baikperangkat peraturan, sistemmaupun kesiapan unsur yangterkait dengan penerapan sistemini. Kami angkat menjadi laporanutama WBC edisi bulan ini.

Masukan dari para staf dalammembantu dan menjagakelancaran tugas institusi yangdipimpinnya, merupakan halyang penting bagi EfrathaSimanjuntak. Baginya, stafadalah ujung tombak dalammenjalankan tugas. Tanpadukungan mereka ia tidak dapatmenjalankan tugasnya sendiridengan hasil yang diharapkan.

76Profil

Selak72Wilayah perbatasan Indonesiadan Malaysia, khususnya di da-erah Entikong, kondisinya ham-pir dialami daerah-daerah lain.Jalan yang rusak dan sebagianbelum tersentuh pembangunanmemberi tantangan dan kisahmenarik. Menempuh jalan tikussampai jalan mulus keperbatasan Malaysia menjadicerita kami dalam rubrik selak.

Sistem SAP PDE Manifes, disam-ping berfungsi sebagai administrasipelayanan juga akan menjadi toolsyang sangat penting dalam sistempengawasan Bea dan Cukai, ma-ka itu kontrol atas lalu lintas barangimpor dan ekspor akan lebih mu-dah dilakukan. Demikian disampai-kan Direktur P2, DJBC, Drs. En-dang Tata. Simak wawancara leng-kapnya dalam rubrik wawancara.

Bekasi, Pontianak dan Entikongserta berbagai kabar mengenaiaktivitas Kantor Pelayanan Beadan Cukai di wilayah ini.Sementara dari Kanwil X Balik-papan telah dilakukan sosiali-sasi Jalur Prioritas dan ImporBarang Kiriman melalui PJTdan catatan perjalanan kores-ponden WBC di Surabaya.

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 381

3WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR37 PUSDIKLAT

Penutupan DTSS I angkatan I,Peserta Harus Siap HadapiTantangan Tugas.

38 SEPUTAR BEACUKAI44 SIAPA MENGAPA

- Donatus Dananto- Hendra- Karyanto

45 INFO PERATURAN46 CUKAI

Sosialisasi Cukai Untuk InternalDJBC

48 INFORMASI KEPABEANANDAN CUKAIPerkembangan Virus W32/MYBRO Varian Dari VirusRontokbro.

50 INFO PEGAWAIPegawai Pensiun per 1 Agustus2006.

54 SEKRETARIATMenuju Good Governance DJBC

57 KEPABEANAN- Studi Banding Single Window

di Swedia- Nota Kesepahaman TPS

Online Aptesindo dan DJBC60 KONSULTASI

KEPABEANAN DAN CUKAISeputar PenyelesaianKepabeanan Impor.

61 RUANG KESEHATANCara Bijak menurunkan BeratBadan.

62 RUANG INTERAKSISepakbola dan Perilaku.

64 KOLOM- Sisi Unik Bola dan Bea Cukai- Intrep

69 OPINI- Biaya Pendidikan Tinggi,

Semangat Tetap Tinggi.- Penghapusan Asset.

69 APA KATA MEREKA- Andry Wongso- Henry Yosodiningrat

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

RALAT DATA PEGAWAI

Sehubungan dengan pemuatan data pegawai pensiun dalamrubrik info pegawai di WBC edisi 379 Juni 2006 yang bahannyaRedaksi terima dari bagian Kepegawaian, terdapat kesalahanpenulisan pada nomor urut 9. Data yang sebenarnya adalahseperti tersebut di bawah ini :

Nama : Kansil Elwinto R., S.SosNIP : 060059443Gol : III/cJabatan : Korlak Distribusi DokumenKedudukan : KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok II

Demikian kami perbaiki, atas perhatiannya kami ucapkanterima kasih.

Redaksi

RALAT TEKS FOTO

Pada rubrik Profil WBC edisi 380 Juli 2006, pada penulisanteks foto di halaman 78, keterangan foto yang seharusnya tertulisadalah seperti tersebut di bawah ini :

DI KPBC BOGOR. Posman Siahaan (tengah, baju safari) berfotobersama dengan para staff, ketika menjabat sebagai KepalaKPBC Tipe B Bogor. (Foto : Dok. WBC)

Demikian kami perbaiki agar dapat dimaklumi, atasperhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Redaksi

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 381

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 20064 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

KARIKATUR

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 381

5WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

erkembangan teknologi informa-si (TI) yang begitu pesat dewasaini, tentunya membawa manfa-

at yang begitu besar bagi kehidupanmanusia di dunia ini. Selaindapat memudahkan hubung-an antara negara, jugabermanfaat bagi penyampai-an informasi yang saat inidituntut cepat dan akurat.

Di dalam suatu organisasiatau institusi pemerintah,pemanfaatan teknologi infor-masi diharapkan akan dapatmeningkatkan kinerja,sehingga mampu mewujudkankinerja yang baik dan tatakelola pemerintahan yang baik(good governance) pula.Namun demikian, berbagaikondisi empirik menunjukanbahwa sebagian besar institusipemerintahan di Indonesiabelum mampu mendayaguna-kan potensi TI dengan baik,sehingga perlu dilakukanterobosan untuk dapat secaraefektif mempercepat pendaya-gunaan TI, terutama dalambirokrasi pemerintahan, terma-suk dalam pelayanan manifeskedatangan(inward) dankeberangkatan (outward) sara-na pengangkut.

Hal ini dirasakan sangatpenting, mengingat saat initelah bergulirnya era globalisa-si ekonomi dan liberalisasiperdagangan, sehingga sema-kin meningkatnya intensitasdan volume perdagangan inter-nasional yang secara langsung

mengakibatkan semakin tingginya fre-kuensi lalulintas barang ekspor/impordari dan ke suatu negara.

Melihat perkembangan ini, maka

kiranya dibutuhkan adanya suatu sis-tem dan mekanisme kontrol secaranasional terhadap lalulintas barangekspor/impor, yang dibangun, dikelola,

dan dijalankan oleh suatuinstitusi pemerintah dan swastayang terkait dengan prosesperdagangan internasional danlalulintas barang ekspor/impor.Untuk dapat mewujudkan haltersebut, maka langkah awalyang sangat diperlukan adalahmembangun sistem manaje-men dan adminsitrasi manifessebagai suatu dokumen yangmempresentasikan datalalulintas barang-barang niagaantar negara.

PERAN BEA DAN CUKAI DALAMPERDAGANGAN INTERNASIONAL

Direktorat Jendaral Beadan Cukai (DJBC) adalahinstitusi yang mutlak harus adadalam pergerakan danlalulintas barang melewatibatas suatu negara. DJBCmempunyai pengaruh yangsangat signifikan terhadapperdagangan internasional danindustri nasional sertamemberikan kontribusi yangsangat besar terhadapperekonomian di Indonesiasendiri.

Sistem dan prosedur yangefektif dan efisien sehinggamampu menjamin kelancaranarus barang, tentunya jugaakan mampu menciptakandaya saing dan peran sertaindustri nasional dalam pasar

PDEManifesSEBAGAI ALAT KONTROL LALULINTASBARANG EKSPOR IMPORSistem aplikasi pelayanan dengan menggunakan sistem pertukaran data elektronik(PDE) dalam pelayanan manifes, merupakan sistem pelayanan di bidangkepabeanan terhadap penyerahan dan penatausahaan dokumen inward/outwardmanifes melalui media elektronik dan jaringan pertukaran data elektronik.

IJIN BONGKAR. Sebelum pihak pelayaran menyerahkan manifes secaraPDE, maka ijin bongkar atau BC 1.1 tidak akan dikeluarkan oleh bea cukai.

P

WB

C/A

TS

LAPORAN UTAMA

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 381

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

global, yang tentunya juga akanmemberikan kontribusi nyata dalampeningkatan daya saing nasional,memicu terciptanya investasi danpengembangan industri, sertameningkatkan peran usaha kecil danmenengah dalam perdaganganinternasional.

Dengan pentingnya peran DJBCdalam perdagangan internasional, yangsaat ini telah mengacu pada sistemperdagangan yang modern, tentunyajuga mensyaratkan akan pentingnyasistem administrasi yang sederhana,efisien, dan predictable dalam prosesCustoms Clearance, sambil secarasimultan tetap memperhatikan langkah-langkah pengamanan terhadapkepentingan nasional dan kebutuhanmasyarakat internasional untukmenjamin kepatuhan terhadapperundang-undangan nasional,konvensi dan kesepakataninternasional serta menjamin masalahkeamanan.

MANIFES SEBAGAI BAGIAN DARIPELAYANAN KEPABEANAN

Dalam lingkungan bisnisinternasional saat ini, masalah prosedurkepabeanan yang sederhana, efisien,dan predictable, diharapkan akan

mampu menjadi titik sentra dalampeningkatan pertumbuhan ekonomimelalui partisipasi sektor usahanasional dalam perdaganganinternasional. Untuk mewujukan inisemua, tentunya hanya dapat dilakukandengan penyempurnaan sistem sepertiyang saat ini telah dilakukan olehDJBC, yaitu melalui PDE Manifes.

Untuk mendukung rencanamelakukan otomasi pelayanan manifesdi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) ini, maka Menteri Keuangantelah mengeluarkan Keputusan Nomor39/PMK.04/2006 tertanggal 19 Mei2006, tentang tatalaksana penyerahanRKSP (Rencana Kedatangan SaranaPengangkut), Inward manifes danOutward manifes, sebagai dasar hukumpenerapan SAP (Sistem AplikasiPelayanan) PDE Manifes secaramandatory di Tanjung Priok.

Kebijakan ini juga didukungsepenuhnya oleh Peraturan Dirjen Beadan Cukai nomor P-10/BC/2006tertanggal 16 Juni 2006 yang padadasarnya mengatur mengenai dua hal,yaitu mengatur hal-hal yang sifatnyamerupakan ketentuan teknis lebih lanjutyang menjelaskan secara rinci subtansidari PerMenkeu, dan menetapkanbatasan waktu pemberlakukan SAP

PDE Manifes yang diberlakukan secarabertahap di KPBC seluruh Indonesia.

Menurut Kasubdit ManajemenRisiko, yang juga bertindak selaku wakilketua tim kerja penerapan SAP PDEManifes, Susiwiyono, penerapan SAPPDE Manifes secara mandatorydiberlakukan di Tanjung Priok pada 1Juli 2006, namun mengingat tanggaltersebut bertepatan dengan hari liburdan sesuai dengan hasil rapat tim kerjaDJBC dengan stakeholder, makadisepakati SAP PDE Manifes mulaidiberlakukan secara mandatory padaSenin 3 Juli 2006.

“Ada beberapa hal yang terkaitdengan rencana penerapan SAP PDEManifes ini, diantaranya, penyerahanRKSP dan inward manifes atas kapal/sarana pengangkut yang melakukanpembongkaran barang impor/ekspor dipelabuhan Tanjung Priok, mulai 3 Juli2006 harus diserahkan secara elektro-nik melalui sistem PDE kepabeanan,pengangkut atau perusahaan pelayaranatau pihak yang bertanggung jawabatas pengoperasian saranapengangkut, bertanggung jawab ataspengiriman data RKSP dan inwardmanifes secara elektronik ke KPBC,batas waktu penyampaian RKSP keKPBC, sesuai dengan PerMenkeu dan

LAPORAN UTAMA

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 381

7WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

PerDirjen, adalah paling lambat 24 jamsebelum kedatangan saranapengangkut, dan atas perubahannyawajib disampaikan paling lambat padasaat kedatangan sarana pengangkut.Sedangkan untuk penyerahan inwardmanifes, paling lama sampai denganpada saat sebelum dilakukanpembongkaran barang dari saranapengangkut,” jelas Susiwiyono.

Lebih lanjut Susiwiyonomenambahkan, penyerahan datasecara elektronik dilakukan olehpengangkut (perusahaan pelayaran)dengan mengoperasikan modulpengangkut yang sudah di-instalpada sistem komputer mereka danmengirimkan melalui jaringankomunikasi data secara elektronik keKPBC. Sedangkan untuk penyerahanoutward manifes masih dilayanisecara manual (penyerahanhardcopy) dan akan mulaidiberlakukan kewajiban penyerahandata elektronik secara mandatorymulai tangal 1 Oktober 2006.

Agar keseluruhan itu dapattercapai dengan baik, maka di dalampembangunan otomasi sistempelayanan PDE manifes, DJBCberupaya semaksimal mungkin untukdapat menerapkan prinsip-prinsipgood governance, dengan sejak awalpenyusunan konsepnya telahmelibatkan stakeholder yang terkait,yaitu perusahaan pelayaran, danbeberapa organisasi atau asosiasiyang terkait (DPP INSA Jaya danbeberapa anggota OSRA), GAFEKSI,GINSI, GPEI, PT.Pelindo II danbeberapa penyedia jasa pengirimandata elektronik.

MANIFES SEBAGAI KONTROL DARISELURUH KEGIATAN PELAYANANKEPABEANAN.

Sebegitu pentingkah manifes ini

sebagai alat kontrol lalulintas barangekspor/impor? Jika pemerintah telahmenetapkan untuk memandatorykanPDE manifes, tentunya pemerintahtelah memikirkan masak-masak akanapa keuntungan yang dihasilkan jikasistem ini diterapkan, baik dari segipenerimaan negara maupun dari segipengawasannya. Jika demikian apakahdefinisi manifes ini juga akan tetapsama atau adakah perubahan definisidari manifes ini?

Manifes (kargo manifes) atau yangsering dikenal dengan kargo declara-tion menurut Convention on Facilitationof International Maritime Traffic 1965(FAL Convention of 1965), merupakandokumen yang berisikan semuainformasi yang berkaitan denganbarang-barang niaga (kargo) yangdiangkut sarana pengangkut (kapal)pada saat kedatangan, ataupunkeberangkatan. Dengan demikian makasemua barang ekspor dan impor yangdibawa oleh saranan pengangkut akanterdata (recorded) semua ke dalamkargo manifes.

Karena itulah setiap pergerakanbarang dalam perdagangan,seharusnya dapat dikontrol melaluidokumen manifes tersebut yang secaraumum (dalam konteks kepabeanan)dapat dikelompokan:

Inward manifes, adalah dokumen

manifes yang wajib diserahkan padasaat kedatangan sarana pengangkut disuatu pelabuhan yang berisi daftarmuatan kargo alat angkut tersebut padasaat datang di suatu pelabuhan.Sementara untuk kargo manifes, iniadalah dokumen manifes selamasarana pengangkut tersebut dalamperjalanan berangkat dan menuju suatupelabuhan, yang berisi daftar muatankargo alat angkut tersebut selamamelakukan perjalanan dan membawabarang-barang tersebut.

Lalu bagaimana dengan outwardmanifes, dokumen manifes ini adalahdokumen yang wajib diserahkan padasaat keberangkatan sarana pengangkutdari suatu pelabuhan yang berisi daftarmuatan kargo alat angkut tersebut padasaat berangkat dari suatu pelabuhanuntuk menuju pelabuhan lainnya.

Sistem aplikasi pelayanan denganmenggunakan sistem pertukaran dataelektronik dalam pelayanan manifesatau yang sering dikenal dengan istilahSAP PDE Manifes, merupakan suatusistem pelayanan di bidangkepabeanan terhadap penyerahan danpenatausahaan dokumen inward/outward manifes melalui mediaelektronik dan jaringan pertukaran dataelektronik.

Dengan SAP PDE Manifes ini, halterpenting yang dapat dicatat adalah

SUSIWIYONO. Dengan PDE Manifes, DJBCberusaha semaksimal mungkin untuk dapatmenerapkan prinsip-prinsip good governance.

SOSIALISASI. Dengan jangka waktu yang cukup singkat, DJBC berusaha untuk terus melakukansosialisasi kepada para pengguna jasa terkait dengan penerapan PDE Manifes secara madatory diPelabuhan Tanjung Priok

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 381

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

adanya kemudahan dalam penyerahandata-data manifes yang sedemikianbanyak dimana kalau sebelumnya ha-rus menyerahkan data print-out (hard-copy) sekian banyak, maka dengansistem ini hanya cukup menyampaikandata softcopy melalu jaringan elektro-nik, sehingga tidak perlu lagi meng-copy sekian banyak set untuk keperlu-an institusi-institusi yang berbeda.

Dari pengertian tersebut, makasemua proses pelayanan kepabeananyang dilakukan oleh KPBC akanmengacu ke dalam dokumen manifesini. Mulai dari proses pengeluaranbarang dengan penyelesaian kewajibanpabean (PIB), pengeluaran ke tempatpenimbunan berikat (TPB, KB, GB,TBB), pengeluaran ke kawasanpabean/TPS lainya dan semua prosespelayanan kepabeanan lainnya harusmenunjuk dan rekonsiliasi dengan pos-pos yang ada dalam inward manifes.

Dengan demikian, pada saatkedatangan kapal ke suatu pelabuh-an, maka perusahaan pelayaran(shipping lines) akan mengajukaninward manifes ke KPBC yang berisipemberitahuan atas semua barangniaga (ekspor/impor) yang diangkut-nya. Dari data yang ada pada inwardmanifes inilah kemudian akan timbulberbagai bentuk pelayanankepabeanan (di bidang impormaupun ekspor) sehingga setiap satutransaksi (satu proses) pelayananakan menunjuk kepada satu pos(satu record) pada inward manifes.

Demikian halnya pada saatkeberangkatan kapal dari suatupelabuhan. Pengangkut wajibmenyerahkan outward manifes keKPBC yang berisi barang-barangniaga yang diangkutnya, yangnantinya akan direkonsiliasi dengandokumen penyelesaiannya. Karenaitulah untuk mendorong efisiensipelayanan dan efektifitaspengawasan terhadap lalulintasbarang ekspor/impor, sangatdiperlukan manajemen pengelolaandata manifes yang baik sehinggaakan memudahkan kontrol terhadappenanganan dan pemenuhankewajiban yang dipersyaratkan ataslalulintas barang ekspor/impor.

Menurut Susiwiyono, dalammelakukan kontrol dan pengawasanterhadap dokumen manifes tersebut,tidak hanya sebatas apakah barang-barang tersebut telah dilindungidengan dokumen manifes, namunyang lebih penting adalah kontrol danpengawasan dengan melakukanpengecekan.

“Kita akan mengecek, apakah jenisbarang yang diangkut oleh saranapengangkut tersebut (fisik barang)sesuai dengan yang tercantum dalammanifes, lalu apakah jumlah barangyang diangkut oleh sarana pengangkuttersebut (fisik barang) sesuai dengan

yang tercantum dalam manifes,” paparSusiwiyono.

Dengan adanya mekanisme ini,maka untuk menghindari adanyamanipulasi dan rekayasa terhadapjumlah dan jenis barang, untuk itu sejakawal pihak pengangkut yangbertanggungjawab mengoperasikanalat angkut tersebut harusmenyampaikan pemberitahuan/declaration ke KPBC secara elektronikdan setelah diproses dan dilayani olehKPBC, maka akan di-upload ke internetuntuk dapat dipantau dan dikontrolsecara langsung oleh seluruh stake-holder terkait dan masyarakat luas.

INWARD MANIFESBerkaitan dengan hal tersebut,

Susiwiyono menambahkan, awal darisuatu kegiatan pelayanan kepabeanandimulai dengan pelayanan atasdokumen RKSP atau dokumen BC 1.0yang memberitahukan akan tibanyasarana pengangkut (kapal ataupesawat udara) ke suatu pelabuhanlaut/udara di Indonesia.

Atas barang-barang niaga yangdimuat sarana pengangkut tersebut,wajib dicantumkan dalam kargomanifes yang sudah harus diserahkansebelum sarana pengangkut tersebutmelakukan pembongkaran barang.Kargo manifes yang diserahkan padasaat kedatangan inilah yang disebutdengan inward manifes (dokumen BC1.1) yang berisi daftar seluruh barangniaga yang diangkut oleh saranapengangkut.

Setiap inward manifes terdiri daripos-pos dimana setiap pos tersebutmewakili satu dokumen Bill of Lading(B/L) sehingga dapat dikatakan satupos tersebut mewakili satu party barangtersendiri atau satu transaksi impor/ekspor. Karena itulah setiap pos dalaminward manifes tersebut harusdiselesaikan dengan satu jenispenyelesaian kewajiban pabean ataudengan kata lain satu pos dalam inwardmanifes akan ditutup dengan satudokumen penyelesaian kewajibanpabean.

Jenis dokumen penyelesaiankewajiban pabean yang digunakanuntuk menutup pos-pos dalam inwardmanifes tersebut, tergantung kepadastatus barang niaga dan tujuanpemasukannya. Misalkan untuk barangimpor yang akan langsung dikeluarkanke peredaran bebas, maka harusmenggunakan PIB atau BC 2.0, untukbarang impor yang akan dikeluarkandengan tujuan kawasan berikat harusmenggunakan dokumen BC 2.3, untukbarang impor yang ternyata tidaksesuai pesanan/salah kirim dan akan dire-ekspor harus menggunakan PEBatau BC 3.0 dan masih banyakdokumen-dokumen lainnya.

Dari keterangan di atas maka dapatdisimpulkan, bahwa seluruh proses

pelayanan kepabeanan, apapun bentukproses pelayanannya akan mengacu kepos-pos dalam inward manifes dansebagai bentuk pertanggungjwabanadministrasi kepabeanan, maka semuapos-pos tersebut harus ditutup dan di-rekonsiliasi dengan dokumenpemberitahuan pabean.

“Karena itulah aspek yang terpen-ting dari dokumen inward manifes iniadalah sebagai alat kontrol terhadapsemua bentuk penyelesaian kewajib-an dan formalitas kepabeananterhadap seluruh barang niaga yangdiangkut oleh sarana pengangkutdan dimasukan kedalam daerahpabean Indonesia,” ujar Susiwiyono.

Hal lain yang tidak ketinggalanjuga disampaikan oleh Susiwiyono,bahwa dengan penerapan PDEmanifes ini maka akan mengurangikontak poin antara pengguna jasakepabeanan dengan para pegawaibea cukai yang memberikan pelayan-an manifes sehingga diharapkanakan dapat mengeliminasi praktek-praktek penyalagunaan yang mung-kin dapat terjadi.

Untuk itu, dengan adanya PDEmanifes ini selain akan sangatmembantu dari sisi pelayanankepabeanan, yang lebih penting lagiadalah PDE manifes ini akan dapatmenjadi tools untuk saling kontrolterhadap lalulintas barang, terutamayang terkait dengan pengangkutan,pemasukan dan pengeluaran barang-barang impor/ekspor. Selain itu juga,data-data manifes juga dapatmenjadi referensi untuk melakukankontrol oleh institusi lainnya yangmemerlukan data-data lalulintasbarang ekspor/impor seperti pihakperbankan, Bank Indonesia, BPS,Ditjen Pajak, dan institusi-institusipenegak hukum yang memerlukandata yang valid dan akurat tentanglalulintas barang ekspor/impor.

Dengan membangun SAP PDEManifes yang berbasis jaringanpublik/internet (web-based) makaakan memudahkan akses bagiseluruh instansi pemerintah untukmendapatkan data yang terkaitdengan lalulintas barang ekspor/impor, sesuai dengan domaintugasnya masing-masing. Selain itu,dengan pilihan platfom web-basedakan membantu instansi-instansipemerintah yang belum mempunyaiin-house sistem sendiri untuk dapatmengakses data base dimaksud.

Keuntungan lain denga platfomteknologi web-based tersebut akanmendorong transparansi akses datalaulintas barang ekspor/impor olehseluruh pihak yang terkait, bahkanoleh masyarakat luas, sesuai denganhirarki otoritas dan keperluannyamasing-masing, sehingga akansangat mendukung penerapan prin-sip-prinsip good governance.

LAPORAN UTAMA

adi

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 381

9WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

erbicara soal pertukaran dataelektronik (PDE) manifes, memangdirasakan tidak asing lagi bagi

instansi Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC). Rencana yang lamatertunda ini sebenarnya sudah sejak lamadidengung-dengungkan oleh DJBC akanditerapkan, namun baru kali ini sistemtersebut dapat terwujud.

Rencana penerapan PDE manifessebenarnya sudah dimulai pada tahun2000, yaitu sejak diterbitkannya suratkeputusan Dirjen Bea dan Cukai nomor61/BC/2000 tentang tatacara penyerah-

an dan penatausahaan pemberitahuanrencana kedatangan sarana pengang-kut, pemberitahuan kedatangan barangimpor dan pemberitahuan kedatanganbarang ekspor.

Berdasarkan prosedur yang ada padasurat keputusan tersebut, sebenarnyatelah dibuat sistem aplikasi yang padadasarnya masih bersifat mengganti prosespenatausahaan manifes yang masihmanual menjadi penatausahaan manifessecara elektronik. Akan tetapi penerapandan aplikasi tersebut tidak dapat berjalansesuai yang diharapkan.

SETELAH TERTUNDA, 2004 PDE MANIFESMULAI DIRANCANG KEMBALI

Setelah tertunda beberapa waktudengan berbagai kendala yang ditemui,akhirnya pada tahun 2004 Dirjen Bea danCukai kembali mengeluarkan keputusannomor 33/BC/2004 yang isinyamembentuk tim kerja dalam rangkapenerapan otomasi sistem dan prosedurtatakalsana penyerahan danpenatausahaan rencana kedatangansarana pengangkut (RKSP) dan manifes.

Dengan keputusan tersebut, maka timmemiliki tugas antara lain, melakukanevaluasi dan pengkajian terhadap sistemdan prosedur serta aplikasi RKSP danmanifes yang telah ada, penyusun konsepkeputusan Dirjen Bea dan Cukai tentangtatalaksana penyerahan danpenatatusahaan pemberitahuan RKSPmanifes kedatangan sarana pengangkutdan manifes keberangkatan saranapengangkut, selain itu juga mengkaji danmemberikan masukan terhadap prosespenyusunan sistem aplikasi pelayananRKSP dan manifes.

Dari keputusan Dirjen tersebut, makadalam kurun waktu bulan April sampaidengan November 2004, tim telahmelakukan kegiatan dalam rangkapelaksanaan tugas tersebut, diantaranyamenyusun konsep keputusan Dirjententang tatalaksana penyerahan danpenatausahaan pemberitahuan RKSP danmanifes kedatangan sarana pengangkutdan manifes keberangkatan saranapengangkut, melakukan rapat denganstakeholder, yaitu perusahaan pelayarandalam rangka koordinasi danpembahasan semua permasalahan yangmungkin timbul dalam rangka penerapansistem tersebut, dan menyempurnakanprogram aplikasi yang telah ada bersama

PDEManifesMANDATORY DI PELABUHANTANJUNG PRIOK

EVALUASI HARI PERTAMA. Dirjen yang didampingi tim PDE manifes, saat melihat pelaksanaan haripertama PDE Manifes di pelabuhan Tanjung Priok.

Sesuai dengan ketentuan dari Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-10/BC/2006,maka sejak 1 Juli 2006 untuk pelabuhan Tanjung Priok seluruh proses pengajuanRKSP/JKSP, inward manifes dan outward manifes harus dilakukan melalu sistemPDE Kepabeanan, dalam hal ini menggunakan SAP PDE Manifes.

B

WBC/ATS

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 381

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

PT. EDI Indonesi selaku pelaksana pem-buatan sistem aplikasi pelayanan (SAP)PDE manifes.

TAHAP UJI COBA PENERAPAN SAP PDEMANIFES

Dari ketiga kegiatan yang dilakukantersebut, maka pada tahap awal telah di-selesaikan penyempurnaan sistem aplika-si pelayanan PDE manifes, dari penyele-saian tersebut maka langkah selanjutnyaadalah menerapkan rencana SAP PDEmanifes melalui tahapan uji coba.

Uji coba yang dilakukan ini dimaksud-kan untuk menguji dan memonitor prosespenyiapan dan pengiriman data manifessecara elektronik oleh shipping linepeserta uji coba, termasuk proses penya-tuan data dari slot charter dan/ataushipping partner lain ke server inhouse

bea cukai serta mengetahui kendala-ken-dala yang mungkin terjadi.

Selain itu juga dilakukan tahap pararelRun, tahap ini berfungsi sebagai pararelsystem antara hard copy dan (data elek-tronik), termasuk untuk menguji fungsi-fungsi interaktif aplikasi inhouse (redress,pemecahan/penggabungan pos, penutup-an pos, dan lain-lain). Tahapan terakhirsebelum PDE manifes diberlakukansecara mandatory, adalah dilakukan tahappilot run yang merupakan tahapan pertu-karan data elektronik yang sudah berfung-si penuh, namun belum mandatory. Dansetelah mandatory, tahapan yangdilakukan adalah penyampaian dokumenmanifes ke KPBC yang telah menerapkanPDE manifes wajib dilakukan secaraelektronik untuk semua shipping line.

Pada tahapan uji coba ini juga, Dirjentelah mengeluarkan keputusan nomor100/BC/2004 yang menetapkan, tempatpelaksanaan uji coba PDE manifes adalahKPBC Tipe A khusus Tanjung Priok I, II,dan III yang dimulai sejak 1 Dsember2004, dengan melibatkan 19 perusahaanagen pelayaran,.shipping line, dan 1perusahaan jasa pengiriman data menifessecara elektronik.

Dengan ketetapan tersebut, maka timkerja melakukan koordinasi denganKepala KPBC Tipe A khusus Tanjung PriokI, II, dan III yang didasari pada surat nomorS-39/BC.51/2004 tentang pelaksanaan ujicoba sistem aplikasi pelayanan PDEmanifes. Setelah berjalan selama satutahun, maka ketua tim operasional timkerja otomasi sisdur manifes punmengirimkan hasil uji coba tersebutkepada Dirjen degan ND-22/BC.9/2005,yang berisikan antara lain:

Telah selesai disiapkan ruangan pela-yanan di UPTK I, yang diperuntukan bagipelayanan manifes untuk KPBC TanjungPriok I, II, dan III. Telah selesai dilakukaninstalasi dan pemasangan perangkatkomputer dan jaringan sebanyak 15 unitditambah 2 unit printer. Telah dilakukaninstalasi sistem aplikasi pelayananmanifes di server KPBC Tanjung Priok danserver Kantor Pusat DJBC. Pengirimandata manifes secara elektronik dari modulpengangkut perusahaan pelayaran/shipping line peserta uji coba ke inhousesistem KPBC telah dapat berjalan denganbaik. Dalam kaitannya dengan kewajibanpencantuman nomor dari pos BC 1.1 padaPIB, maka untuk kemudahan eksportir,importir maupun pengguna jasa kepabea-nan yang lain dalam memperoleh informa-si nomor dan pos BC 1.1, telah dibangunsarana yang setiap saat bisa diaksesmelalui internet dan juga melalui SMS.

Namun demikin beberapa kendalapada tahap uji coba itu masih ditemui olehtim, antara lain, bisnis proses dari agenpelayaran yang memungnkinkan adanyaslot charter dan barang konsilidasi dariforwader, merupakan kendala utama darisisi pengangkut/agen pelayaran.Sebagian agen pelayaran merupakanperusahaan asing, sehingga diperlukan

waktu untuk koordinasi antara “local office”dengan kantor pusat/principal-nya dalampembuatan converter data manifes untukmenghasilkan format data yang sesuaidengan modul pengangkut.

Adanya perubahan “perilaku” sistempenanganan manual dibandingkan elek-tronik memerlukan tinjauan ulang terha-dap sisdur dan juklak petugas di lapang-an. Untuk kepentingan integrasi, perluadanya penyesuaian dan penyempurnaanpada sistem aplikasi pelayanan impor.Perlu adanya sosialisasi yang lebih inten-sif terhadap pengangkut, importir, eksportirdan pengguna jasa lainnya, terutamaberkaitan dengan kewajiban pencatumannomor dan pos BC 1.1 pada PIB.

UJI COBA DENGAN 19 PERUSAHAANPELAYARAN

Melihat masih banyaknya hambatanyang dialami pada saat uji coba tersebut,maka untuk mempercepat prosespenerapan PDE manifes ini, Dirjenmengeluarkan keputusan nomor 35/BC/2005 tentang pembentukan tim pelaksanadalam rangka penerapan SAP PDEmanifes, yang tugasnya merumuskan danmelaksanakan semua kegiatan/pekerjaandalam rangka tahapan pelaksanaanpenerapan SAP PDE manifes, sejak ujicoba sampai dengan tahapan mandatory,termasuk evaluasi dan monitoring.

Tugas lainnya yang teremban dalamkeputusan tersebut adalah, penyempur-naan dan pengembangan terhadap SAPPDE manifes serta hal-hal lain yang terkaitdengan permasalahan integrasi dengansistem SAP impor, ekspor dan SAP lain-nya. Dengan dua tugas ini, maka DirekturInformasi Kepaberanan dan Cukai (IKC)berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wila-yah IV DJBC Jakarta, untuk melaksana-kan rencana pelaksanaan pararel run danpilot run dalam rangka SAP PDE manifes.

Dengan ditetapkannya rencanatersebut, maka dengan melibatkan 19perusahaan pelayaran/agen pelayaran,

ANWAR SUPRIJADI. Rencana kedepan adalahmandatory di seluruh pelabuhan dan penerapanoutward manifes.

SAIPULLAH NASUTION. Dengan terintegrasinyasemua sistem, maka sistem pengawasan akanberjalan lebh baik lagi.

RAHMAT SUBAGIO. Kedepan semuasistem harus terintegrasi antara satusama lainnya.

LAPORAN UTAMAWBC/ATS

WBC/ATS WBC/ATS

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 381

11WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

pada 1 April 2005 dilaksanakanlahtahapan pararel run dan pilot run dengantahapannya sebagai berikut, pelayananmanifes (BC 1.1) tetap dilakukan secaramanual, akan tetapi untuk 19 perusahaan/agen pelayaran yang telah ditunjuksebagai peserta pararel run, pelayananmanifes hanya dapat dilakukan setelahmereka mengirimkan data manifes secaraelektornik/soft copy mengunakan modulpengangkut yang bersangkutan melaluiSAP PDE manifes.

Untuk perusahaan pelayaran diluaryang 19 perusahaan (non peserta pararelrun), mulai didorong untuk ikut sertamencoba melakukan pengiriman datamanifes secara elektronik.

Dari kedua tahapan ini ternyatahambatan masih tetap saja terjadi,baik dari segi teknis maupun darisegi peraturan/dasar hukum akanmelaksanaan PDE manifes ini.

Hambatan teknis yang dialami adalah,masih adanya kendala dalam pembentuk-an EDI flat-file di modul pengangkut padabeberapa shipping line. Masih adanyakendala dalam penggabungan data elek-tronik untuk menggabungkan slot-charterpada beberapa shipping line. Banyaknyakendala dalam pengiriman data secaraelektronik ke inhouse system di KPBC,sehingga terjadi perbedaan data yang

mencolok antara data hard copy dengansoft copy. Perlunya dibuatkan feedbackatau respon kepada pihak pengirim datamanifes secara elektronik yang berisiinformasi mengenai status data elektronikyang dikirim, apakah telah diterimadengan baik oleh inhouse di KPBC.

Menurut Kepala Sub DirektoratManajemen Risiko, yang juga merupakanWakil Ketua Tim kerja SAP PDE Manifes,Susiwiyono, faktor utama dari timbulnyakendala-kendala tersebut, adalah terkaitdengan bisnis proses dari sistempengangkut barang/kontainer pada suatusarana pengangkut/kapal pengangkutyang dalam hal ini diwakili oleh perusaha-an pelayaran yang menjadi penanggung-jawab pengoperasian suatu kapal yangpada dasarnya bukan merupakan pemiliktunggal terhadap barang yang diangkutdalam kapalnya.

“Barang/kontainer tersebut dapatmerupakan milik dari agen pelayaranlain yang menjadi slot-charter ataupunjoint-partner dan sebagian lagi adalahmilik forwaders, sehingga kendalautama yang dialami oleh agenpelayaran yang menjadi agen suatukapal adalah dalam hal pengumpulan/meng-collect data soft copy manifesdari perusahaan slot-charter maupunforwader yang merupakan bagian dari

kapal yang diageninya,” papar Susiwi-yono.

Lebih lanjut Susiwiyono menambah-kan, hal tersebut sebenarnya oleh timpelaksana telah dibuatkan solusipemecahannya, yaitu telah dibuatkanmodul pengangkut untuk perusahaan slot-charter atau joint partner maupun forwaderyang fungsinya adalah untuk entry datahard copy menifes sehingga menjadi datasoft copy. Dengan modul ini sebenarnyaslot charter maupun forwader dapatmenyerahkan data manifes dalam bentuksoft copy kepada perusahaan pelayaranyang mengageni kapal tersebut, setelahdata manifes dalam satu kapal terkumpulbarulah pengangkut/agen pelayaran yangmenjadi penanggung jawab dari kapaltersebut mengirim data soft copy manifeske KPBC melalui PDE Manifes.

Dengan adanya solusi tersebut, makatim melanjutkan tahapannya kepadatahapan pilot run yang pada dasarnyatahapan ini sudah sama dengan tahapanmandatory, namun yang berbedahanyalah dilakukan oleh sebagianperusahaan pelayaran (peserta pilotting)dan belum dilakukan untuk seluruhperusahaan pelayaran. Selain itu tahapanini lebih ditujukan untuk melakukanevaluasi atas semua kondisi danpermasalahan yang mungkin akan terjadi

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 381

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

apabila dilakukan penerapan secara pe-nuh (mandatory), sehingga masih mung-kin dilakukan perbaikan dan penyempur-naan.

Pada tahapan ini juga, perusahaanpelayaran peserta pilotting dalammengirimkan data manifes sudah harussepenuhnya memulai sistem elektronik,dan data elektronik yang diterima di KPBCsudah resmi dan sudah sah secara formalmenjadi dokumen pemberitahuan pabean(BC 1.1). Karena itulah untuk dapatmenerapkan tahapan pilot-run ini sudahharus ada dasar hukum penerapan SAPPDE Manifes berupa peraturan Menkeudan peraturan Dirjen.

Setelah kedua dasar hukum terbit,maka dalam tahapan pilot run dilakukanpenetapan atas 5 perusahaan/agenpelayaran yang ditunjuk sebagai pesertapilotting melalui keputusan Dirjen nomor69/BC/2006 tentang penetapanperusahaan pelayaran yang ditunjuksebagai peserta pilot run. Kelimaperusahaan tersebut adalah, PT.Samudera Indonesia, PT. Tresna MudaSejati, PT. Layar Sentosa Shipping, PT.Andal Lautan, dan PT. APL Indonesia.

1 JULI MANDATORY DI PELABUHANTANJUNG PRIOK

Dengan dikeluarkannya dasar hukumakan penerapan SAP PDE Manifes, makaseluruh pengiriman data manifes dariseluruh perusahaan pelayaran harusdilakukan secara elektronik dan semuabentuk pelayanan manifes di KPBC harusdilakukan melalui SAP PDE Manifes, ataudengan kata lain telah dilakukanpenerapan secara penuh SAP PDEManifes di KPBC Tanjung Priok I, II, danIII, sehingga kegiatan pelayanan yangditerima di KPBC adalah berupa dataelektronik yang tersimpan di data basepada server KPBC.

Dengan dimandatorykannya SAP PDEManifes ini, hal penting yang juga harusdilakukan adalah keharusan untukmelakukan integrasi sistim antara SAPPDE Manifes dengan SAP PDE impor danSAP PDE ekspor, sehingga setiapdokumen impor yang ada akan menunjukke dalam salah satu pos pada BC 1.1 danproses menutupan pos BC 1.1 juga akandapat dilakukan secara otomatis melaluiprogram komputer. Demikian juga denganmasalah administrasi pengelolaan barangtidak dikuasai yang secara otomatis akandi generate dari SAP PDE Manifes.

Satu hal yang cukup penting dengandimandatorykannya SAP PDE Manifes dipelabuhan Tanjung Priok, maka untukidealnya selain pengiriman data dariperusahaan pelayaran ke KPBC sudahdilakukan secara elektronik, juga harusada sistem petukaran data elektronikantara KPBC dengan pihak pengelolapelabuhan (terminal operator/Pelindo),karena ada beberapa ketentuan yangenforcement-nya baru dapat secara efektifdilakukan kalau sudah ada koneksijaringan data antara KPBC denganpengelola pelabuhan.

Menurut Direktur Jenderal Bea danCukai, Anwar Suprijadi, denganditetapkannya PDE manifes ini secaramandatory, maka DJBC tidak akankompromi lagi kembali kepada sistemmanual dan jika penerapan di TanjungPriok sudah dapat berjalan dengansempurna tinggal di pelabuhan lainnyayang juga akan di mandatorykan.

“Dari kendala-kendala yang kitahadapi syukur Alhamdulillah dapat kitaselesaikan dengan baik, dan untukperusahaan-perusahaan pelayaran yangmemang belum memiliki sistem, kamiharap itu dapat disesuaikan dengansecepatnya,” ujar Dirjen

Lebih lanjut Dirjen menjelaskan,

dengan melihat semangat yang ada seka-rang, DJBC optimis akan dapat menjalan-kan sistem ini dengan sempurna danuntuk masa transisi ini dimana tim barusatu bulan menyempurnakan sistemnya,untuk itu diharapkan kemaklumannya jikamasih ada beberapa hal yang menjadikendala yang dalam waktu dekat jugaakan langsung diselesaikan dengan baikoleh tim.

Sementara itu menurut KepalaBidang Pencegahan dan PenyidikanKantor Wilayah IV DJBC Jakarta yangjuga bertindak selaku penanggungajawab IV sub tim kerja PDE manifes,Rahmat Subagio, dengan ditetapkanyaPDE manifes secara mandatory, makapara pengguna jasa akan memilikikeuntungan yang terkait denganpelayanan yang efisien dimana parapengguna jasa tidak perlu lagi datangke bea cukai dengan setumpuk hardcopy manifes, namun cukup mengirimdata dari kantor masing-masing kesistem KPBC.

“Hingga 10 hari pelaksanaan manda-tory PDE manifes, tidak ada kendaladalam pengiriman data, jadi sistem telahberjalan dengan baik namun yang masihbanyak terjadi saat ini adalahketidaksiapan beberapa pengangkut/forwader dalam melaksanakan prosesPDE manifes,” ujar Rahmat Subagio.

Hal ini juga diamini oleh Kepala SeksiPencegahan dan Penyidikan KPBC Tipe AKhusus Tanjung Priok II, SaipullahNasution, menurutnya KPBC Tipe AKhusus Tanjung Priok II yang ditunjukselalu pilot projec dari penerapan SAPPDE manifes, dari sisi sarana danprasarana sudah siap, sedangkan untuksoft ware dimana PT. EDI yangmenyiapkan juga sudah siap, sehinggasebagai user sumber daya yang ada diKPBC ini telah siap semua.

“Karena ini program baru, jadi masihada beberapa kendala yang kita hadapimisalnya dalam pengiriman data kitamenerimanya tidak utuh dari satu kapalyang seharusnya 900 pos tapi yang kitaterima hanya beberapa pos, hal inimerupakan kendala teknis dan sebagaiuser kita tidak bisa menanganinya,” paparSaipullah Nasution

Lebih lanjut baik Rahmat Subagiomaupun Saipullah Nasution menjelaskan,hingga saat ini secara sistem memangPDE manifes belum terintegrasi denganPDE impor, mereka berharap kedepannanti dengan penerapan PDE manifesyang telah berjalan dengan sempurnamaka sudah dapat terintegrasi denganPDE impor maupun ekspor.

Begitu juga dalam hal penutupanpos BC 1.1, memang penutupan pos initidak banyak berbeda antara sistemmanual dengan PDE manifes, namundengan penerapan PDE manifes kece-patan dan keakuratan data akan lebihbaik, sehingga bila semua telah terin-tegrasi maka penutupan terutama untukPIB sudah secara otomatis juga.

SISTEM PDE MANIFES. Satu bulan penerapan mandatory, kendala masih akan dapat terjadi.

LAPORAN UTAMA

adi

WBC/ATS

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 381

13WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

rosedur pelayanan kepabeananyang efektif dan efisien, saat inidituntut agar benar-benar dapat

terwujud, sehingga mampu menjaminkelancaran arus barang. Dengantuntutan ini, maka diharapkan jugadengan pelayanan yang efektif danefisien, akan mendorong efisiensipelayanan dan efektifitaspengawasan terhadap lalulintasbarang ekspor/impor. Satu hal yangterkait dengan efisiensi danefektifitas yang ternyata sangatdiperlukan, yaitu manejemenpengelolaan data manifes yang baiksehingga akanmemudahkan kontrolterhadap penanganandan pemenuhankewajiban yangdipersyaratkan ataslalulintas barangekspor/impor.

Adanya tuntutanpelayanan danpengawasan saat ini,memang didasarkanatas berbagai isunasional yang terkaitdengan masalahkepabeanan yangdalam tataran makroberhubungan denganaspek lalulintasbarang ekspor/impor.Isu tersebut munculkarena permasalahanmendasar yang saatini perlu mendapatperhatian dariberbagai pihak agardapat teratasi.

Permasalahanmendasar tersebut,misalnya belumadanya sistem atauperangkat yangsecara nasional dapatdigunakan untukmelakukan kontrolyang jelas terhadap

lalulintas dan pergerakan barangeksapor/impor. Belum adanyaintegrasi sistem dan belumterwujudnya proses checks danbalances yang mengakibatkan tidakadanya proses rekonsiliasi data antarinstansi pemerintah yang terkait,sehingga menciptakan potensi risikoyang sangat besar terhadap praktekpenyalagunaan.

PEMANFAATAN DATA SEBAGAISUMBER UTAMA PENGAWASAN.

Untuk mewujudkan itu semua,tentunya diperlukan suatu

mekanisme sistem dan dasar hukumyang dapat mengikatnya, sehinggapelayanan yang prima dapat terwujuddan pengawasan yang efektif jugaakan terlaksana dengan baik. Untukitulah dengan penerapan sistemaplikasi pelayanan (SAP) pertukarandata elektronik (PDE) manifes, bisamenjadi kunci utama atas persoalanmendasar yang memangmembutuhkan penanganansecepatnya.

Dengan dimandatorykannya SAPPDE manifes pada 1 Juli 2006 lalu dipelabuhan Tanjung Priok, maka

MEKANISME DAN SISTEMPENGAWASAN

SAP PDE ManifesPada dasarnya data-data yang ada pada manifes merupakan pangkalatau sumber data yang digunakan dalam dua fungsi utama kegiatan bea dancukai yaitu administrasi pelayanan dan pengawasan.

P

SDM PERLU PENYESUAIAN. Dengan diterapkannya PDE Manifes, maka SDM di lapangan perlu penyesuaian, sehinggaanalisa intelijen dan pengawasan barang akan lebih optimal.

WBC/ATS

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 381

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

otomatis segala bentuk pelayananyang diberikan dan dilayani olehKantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) Tipe A Khusus Tanjung PriokI, II, dan III secara keseluruhan akanmengunakan sistem elektronik.Dengan penerapan ini jugadiharapkan kedepan nantimekanisme pengawasannya jugaakan semakin jauh lebih baik danefektif.

Menurut Kasubdit IntelejenDirektorat Pencegahan danPenyidikan (P2) yang jugamerupakan penanggung jawab subtim penerapan SAP PDE Manifes,Drs. Nasar Salim, Msi, jikadipandang dari sudut bidangpengawasan, data manifesmerupakan salah satu sumberinformasi yang penting dalammekanisme pengawasankepabeanan. Walaupunpemberitahuan dalam manifes masihbersifat umum, akan tetapi manifesmerupakan dokumen pemberitahuanpabean yang pertama kalidiberitahukan oleh pengangkutkepada bea cukai, tentunya setelahrencana kedatangan saranapengangkut (RKSP). Dalam rangkapengawasan, banyak sekali analisa-analisa yang dapat dilakukan daridata-data yang ada dalam manifes.

“Dengan diberlakukannya PDEmanifes maka data manifes yang adapada bea cukai sudah berbentukelektronik (soft copy) sehinggapencarian dan pemanfaatan dataakan jauh lebih mudah dilakukan.Dengan kondisi ini maka mekanismepengawasan akan dapat dilakukan

lebih efektif lagi, yaitu dengan lebihmemanfaatkan data-data yang adapada manifes untuk kepentingananalisis intelijen dan untukmemonitoring lalulintas pergerakanbarang impor maupun ekspor,” paparNasar Salim.

DATA SEBAGAI DUA FUNGSI UTAMAKEGIATAN BEA CUKAI

Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa dengan adanyasistem PDE manifes tentunya akanlebih mendukung sistem pengawasanyang sudah ada, sehingga kedepannanti sistem dan mekanismepengawasan akan lebihdisempurnakan dengan tujuan untukmenjamin hak-hak serta kepentinganmasyarakat dan negara.

Data memang menjadi dasaruntuk melakukan suatu analisis dandengan data pula mekanismepengawasan dapat ditentukankeberhasilannya. Menanggapai halterserbut, Nasar Salim mengatakan,pada dasarnya data-data yang adapada manifes merupakan pangkalatau sumber. Dari data tersebut jugadigunakan pada dua fungsi utamakegiatan bea cukai, yaituadministrasi pelayanan danpengawasan.

Untuk administrasi pelayanan,manifes merupakan alat kontrolterhadap semua dokumenpemberitahuan pabean dan semuabentuk kegiatan pelayanankepabeanan, sehingga semuadokumen pelayanan kepabeanan,seperti BC 2.0, BC 2.3, BC 3.0 danlain-lain, harus me-reffer ataumerujuk/rekonsiliasi dengan pos-posyang ada pada manifes.

Sedangkan untuk kepentinganpengawasan, akan sangat membantudalam proses analisis intelijen danuntuk memonitoring lalulintaspergerakan barang ekspor dan impor.Dengan demikian, diterapkannyaPDE manifes tentunya pemanfaatandata-data tersebut akan sangat lebihoptimal untuk kepentingan adminis-

trasi pelayanan danpengawasan.

“Sebagai gam-baran pemanfaatandata tersebut, yaitudalam tahap selan-jutnya penutupanpos manifes akandilakukan secaraelektronik terutamauntuk pos yangdiselesaikan denganPIB dan pemberianatensi terhadapanalisis data yangada pada manifes,dapat dilakukan dandikirimkan secaraelektronik baik kesistem aplikasipelayanan impormaupun ke pejabatyang bekepenting-an, sehinggainformasi yang adadapat segeraditindaklanjuti,” jelasNasar Salim.

Melihat begituberperannya data

Drs. NASAR SALIM, Msi. Dengan diberlakukannyaPDE Manifes, mekanisme pengawasan dapatdilakukan lebih efektif, dengan lebihmemanfaatkan data-data yang ada pada manifes.

ANALISIS INTELIJEN. Dapat dilakukan lebih awal, jika PDE Manifes telah berjalan dengan sempurna.

LAPORAN UTAMAWBC/ATS

WBC/ATS

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 381

15WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

yang ada di da-lam manifes dansaat ini DJBCsudah dapat me-ngetahui jauhlebih awal darisebelumnya akandata-data terse-but, maka denganadanya PDEmanifes tentunyadiharapkan kebo-coran-kebocoranpenerimaan ne-gara dapatditekan sekecilmungkin, teruta-ma kerugian ne-gara yang dikare-nakan lemahnyasistem adminis-trasi pelayanandan sistem peng-awasan

Memang darihasil uji coba se-belumnya, bah-kan sampai de-ngan tahap awalpemberlakukanmandatory pada 1Juli 2006, timpenerapan PDEmanifes danKPBC TanjungPriok masih ber-konsentrasi padakendala-kendalateknis terutamadari sisi aplikasi,sehingga evalu-asi kearah kebo-coran penerima-an negara saat inimasih belum dila-kukan.”Akan teta-pi bila ditinjau dari sistem yang adamaka jika sistem PDE manifes inisudah dapat berjalan dengan baikdan sesuai dengan konsep awal yangtelah dirumuskan, maka hak-haknegara pasti akan lebih terjamin,”kata Nasar Salim.

Lalu bagaimana dengan penetapanjalur, apakah dengan PDE manifes ini jugaakan cukup berpengaruh? Menurut NasarSalim, penetapan jalur dalam SAP impordidasarkan pada beberapa indikatorresiko, yang telah dipakai saat ini yaituprofil importir dan profil komoditi, sehinggapenetapan jalur saat ini akan sangattergantung dari tingkat resiko importir dantingkat resiko komoditi yang diimpor. Akantetapi, kedepan nanti tentunya PDEmanifes akan mem-pengaruhi penetapanjalur, karena dengan penetapan PDEmanifes ini akan memperlancar prosespelayanan bea cukai.

SDM SEBAGAI PENENTUKEBERHASILAN

Satu hal yang terpenting juga

dalam mekanisme pengawasan PDEmanifes ini adalah, SDM yang terkaitlangsung baik dengan data yang adamaupun dengan analisis dari data-data tersebut. Untuk itu dengandiberlakukannya PDE manifes, SDMdi lapangan tentu perlu penyesuaian-penyesuaian dalam tugas. Pertamatim PDE manifes bekerjasamadengan Kantor Wilayah dan KPBCakan terus mengadakan sosialisasikepada petugas di lapangan. Kedua,mensimulasikan proses operasionalSAP PDE manifes. Ketiga,menyiapkan hardware yangdiperlukan untuk proses pelayanan.

“Pemanfaatan informasi sebagaiunsur pengawasan tentunya akanlebih efektif, karena dengan sistemini informasi dapat diterima dandianalisis lebih cepat darisebelumnya, sehingga analisisintelijen dan pengawasan barangekspor dan impor akan jauh lebihoptimal,” ungkap Nasar Salim.

Dengan penerapan SAP PDE

manifes diharapkan kedepan nantimekanisme pengawasan akan jauhlebih baik seperti yang telahdiungkapkan oleh Nasar Salim.Namun demikian, tentunya kendalabaik dari segi sistem maupun darisegi pelaksanaan di lapangan masihakan membayangi penerapanmekanisme pengawasan dari SAPPDE manifes ini.

Untuk itu proses penyempurnaanPDE manifes masih memerlukaneffort dan waktu, karenakesempurnaan sistem ini sangattergantung dan membutuhkandukungan teknis, yaitu integrasisistem baik dari sistem intern yangtelah ada seperti SAP impor danekspor maupun sistem yang adapada instansi lain terutama yang adadi area pelabuhan. Sehinggasistem dan mekanisme pengawasanterkait dengan sistem PDE manifesnanti, tentunya akan tergantungpada kesempurnaan SAP PDEmanifes.

MENEKAN KEBOCORAN NEGARA. Dengan lebih sempurnanya lagi sistem administrasi pelayanan dan sistem pengawasan,diharapkan kebocoran negara akan dapat lebih ditekan.

WBC/ATS

adi

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 381

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

engenai dimandatorikannya PDEmanifes pada 1 Juli 2006 lalu,Capten Nugroho Subroto, Jakarta

Terminal Manager, PT. APL Indonesia,menyatakan, penerapan PDE manifesoleh pemerintah (DJBC), adalah tepatdalam meningkatkan pelayanan, utama-nya pelayaran yang mana di beberapanegara, penerapan sistem seperti inisudah berlangsung lama. Pelayaran-pelayaran besar terutama internasional,menurut Nugroho sudah siap untukmenjalankan PDE manifes.

Menyinggung pemberlakuan manda-tory untuk PDE, menurutnya waktu yangdiberikan dirasa sangat sempit, denganpilot run yang hanya satu minggulangsung mandatory. Rencana pemberla-kuan PDE manifes sudah cukup lamayaitu sejak 2000. Hanya saja ketika itumasih menunggu payung hukum. Saat ini

payung hukum itu sudah keluar pada 19Mei 2006 melalui Surat Keputusan MenteriKeuangan dan diperintahkan segeramandatori pada 1 Juli 2006.

SK Menkeu ini, menurut Nugroho ke-luar 3 bulan sebelum pemberlakuan dan 3bulan setelah pemberlakuan mungkinmasih ada waktu bagi Bea Cukai, forwar-der, pelayaran dan PT. EDI untukmenyempurnakan sistem. Menurutnya,memang tidak semua pelayaranestabilished dengan sistem di internalmasing-masing, namun PT. APL sendirisiap dan telah menggunakan EDI (Elec-tronik Data Interchange), sebab menyada-ri di beberapa negara lain pelabuhannyasudah menggunakan EDI , sepertiSingapura, Hongkong dan Amerika.

Lebih lanjut Nugroho menjelaskan,sistem PDE manifes tidak terlalu rumit.Jika tidak memiliki sistem bisa saja dilaku-kan di PDE Service Center (semacamwarung EDI) dengan email, jadi dapatdisimpulkan, untuk sistem tidak membe-ratkan, namun dari pelaku bisnis shippingada sedikit kesulitan, misalnya APLmemiliki kapal, isinya selain kontainer darikapalnya, juga kontainer dari pelayaranlain, bukan satu perusahaan pelayaranmelainkan lebih dari 5. Lantas bagaimanamenggabungkan manifes yang adamenjadi satu. Hal seperti inilah jika tidakditangani secara serius maka tujuanpenerapan PDE tidak akan tercapai.

Jika semua pihak terkait telah tahudan memahami soal PDE, maka tinggalbagaimana mengkonversi sistem daripelayaran menjadi data EDI. Dari bahasayang dipakai masing-masing pelayarandikonversi ke bahasa internasional untukpertukaran data. Dalam hal ini PT.EDImembuat satu modul pengangkut yangdipakai seluruh pelayaran untuk mentran-sfer data dimana jaringan data base BeaCukai dibangun PT . EDI.

Masalahnya sekarang, lanjut Nugroho,bagaimana memasukkan data yang adadi pelayaran untuk bisa di up load kemodul pengangkut ke data base-nya beacukai, sebab itu menjadi tugas pemilikkapal. Setelah digabung dan diresponBea Cukai, keluarlah BC.1.1 untuk mela-kukan pembongkaran kapal.

KENDALA PADA PENGGABUNGANMANIFES

Sementara itu, menurut Tresna Par-dosi, Operation & Claim Manager perusa-haan pelayaran PT Pacific InternationalLines (PIL), menghadapi pemberlakuanPDE, pihaknya yang bergerak di bidangpelayaran telah siap bahkan sejak tahun2000 begitu mendengar akan diberlaku-kannya PDE. Hanya saja, baru sekarangdiwujudkan dan memang harusdipaksakan dibuat mandatory, sebagai

PDEManifesPELAYANAN DAN PENGAWASANMAKIN SEIMBANGPerusahaan pelayaran, pengusaha TPS, dan forwarder adalah unsur terkait yang terlibatdalam penerapan Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk manifes atau PDE Manifes.Dari beberapa pihak ini umumnya mereka nyatakan siap untuk menjalankannya.

CAPT. NUGROHO SUBROTO. Di beberapa negaratelah lama menerapkan sistem PDE Manifes.

TRESNA PARDOSI. Sejak awal rencana penerapanPDE manifes pihak pelayaran telah siap.

M

LAPORAN UTAMA

WBC/ATS WBC/ADI

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 381

17WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

awal menuju Asean Single Window danNational Single Window (NSW).

Sama dengan pendapat sebelumnyayang juga dialami pelayaran lain, untukmenggabungan data dengan partner yangmenjadi langganan di perusahaanpelayarannya, sebelumnya manifes PT.PIL dapat digabung dengan sistemsendiri, namun pada saat dikirim ke BeaCukai belum dapat direspon sehinggaharus ditangani PT.EDI. “Kami rasa karenamasih baru jadi pasti ada kendala. Pihakkami tidak ada masalah dan kita memangharus siap,” ujar Tresna yang mengakupihaknya selalu dilibatkan dalammembahas draft Peraturan Dirjen BeaCukai sebagai tindak lanjut dariKeputusan Menkeu tentang PDE manifes.

Mengenai cepatnya menetapkan sta-tus PDE menjadi mandatori, menurutnyaitu tidak menjadi masalah dan bukan sua-tu hal yang dipaksakan karena rencana-nya memang sudah cukup lama. Meskiada yang pro dan kontra, namun mautidak mau harus setuju meski dikeluhkantentang waktunya yang terlalu mendesak.

Terhadap penerapan sanksi, Tresnamemberi masukan, agar pengenaansanksi jangan langsung diterapkan,karena saat ini masih dalam masa transisimaka sulit untuk berjalan sempurna. Darisegi teknis ia menilai, PT EDI harus aktifdalam menyempurnakan sistem karenabanyak sekali yang belum tercakup danmasih banyak yang harus disempurnakandari sistem tersebut.

PELAYANAN 24 JAM, 7 HARI KERJAMengenai kesiapan PT. JICT (Jakarta

International Container Terminal) sebagaiterminal operator, menurut YantiAgustinova, Senior Manager Account &Customer Service, pihaknya selalumengikuti setiap peraturan dari Bea Cukai,termasuk mengenai penerapan PDEmanifes yang saat ini sudah mandatori.Apalagi dengan adanya PDE manifesmaka lebih efisien lagi waktu danbiayanya. “Dengan adanya PDE manisfes,kita sangat support kalau ini bisa berjalan,dan kita terus memantau sampai prosestrial berjalan sempurna,” ujar Yanti.

Hanya saja, menurut Yanti, mungkinkarena kebetulan di Pelabuhan TanjungPriok bisa dikatakan hampir 60 persenkegiatan bongkar muatnya di JICT dan ituselalu dimonitor pelaksanaannya, makajika ada masalah terutama di pelayaranmaka refleks komplain akan dilayangkanke JICT.

Keterlambatan bagi JICT sangatlahesensial karena waktu up load merupakanwaktu bagi pihaknya menunggu eksekusikegiatan.

“Kalau terhambat ya terminal yang ke-na efeknya, Yang paling enggak enaknya,misalnya ada masalah dengan pengirimandata, walaupun mereka kirim soft copydan kapal sudah sandar tetapi tidak bolehbongkar. Nah proses pengiriman infor-masi ke terminal dari Bea Cukai kelihatan-nya belum diatur secara pasti, pakai apa ?

Misalnya pakai surat, telepon, email, pakaion line, itu mungkin baru akan dibahasdalam seminar nanti,” ujar Yanti.

Menurutnya, mungkin bagi Bea Cukai,melihat ini sebagai kebijakan, jadisebelum data manifes sampai, makakapal tidak boleh dibongkar, tetapiterminal sangat mengkhawatirkan kondisiseperti itu, sebab jika kapal sudah sandardi terminal, lantas ada perintah tidak bolehdibongkar maka sudah merugi ribuandolar. Jika 2 jam mungkin tidak masalah,namun kalau lebih maka komplaindilayangkan ke JICT. “Nah tidak efisiensiinilah sudah jadi trademark-nya terminal.Maka itu proses bongkar muat harus pasti,selain biaya juga ada faktor lainnya,seperti schedule, jadi efeknya panjang.Saya melihat Bea Cukai di sini cukup jelijadi tidak terlalu kaku untuk proses trial ini.Saya lihat semua pihak pasti akan menco-ba supaya jalannya lancar,” Ujar Yanti

Untuk itu Yanti optimis, waktu tigabulan bisa dipastikan sistem dapatberjalan dan Bea Cukai harus siap selama24 jam. Hal itu ia tekankan, sebab selama

ini Bea Cukai hanya memberikan waktusampai jam kerja kantor untuk sistemclearance-nya. Padahal di negara lainseperti Malaysia sistem clearance selama24 jam, bahkan 7 hari seminggu dapatclearence termasuk pada hari minggu.Untuk hal ini, usulan JICT adalahmenambah waktu clearance.

Hal ini, lanjutnya sangat penting bagiBea Cukai, sebab melihat polaperdagangan di Indonesia terutamaTanjung Priok, kapal paling banyakdatangnya pada Jumat, Sabtu danMinggu, ini justru kritis. Sebaliknya, BeaCukai pada hari minggu tidak ada prosesclearance kecuali posko yang menerimamanifest. Akibatnya proses pengeluaranbarang berhenti pada hari Minggu, kecualibagi yang telah mendapat Surat PerintahPengeluaran Barang (SPPB).

“Usulan kami proses pengiriman datajuga bisa online dan Bea Cukai pada hariminggu juga kerja, jadi 24 jam 7 hari. Mes-ki saat ini ada posko tapi saya baca hanyapenerimaan manifes saja sedangkanpelayanan hanya pada hari kerja. Nah itu,sebenarnya yang ideal 7 hari 24 jam,sebab waktu setelah direspon baru akanbergerak, jika sudah dapat SPPB, tetapisebaliknya tidak bisa bongkar karenasudah hari minggu, tidak bisa clearance,artinya bagi terminal, peti kemas akanmenumpuk di lapangan, padahal ekspor-tirnya sudah butuh.,” begitu usulannya.

SEGERA ATASI KENDALASementara itu INSA, melalui Sekreta-

ris Jenderal, Sungkono Ali, menyatakantelah siap dan mendukung penuh kebijak-an DJBC menerapkan PDE manifes.Secara sistem sebenarnya INSA telahmemiliki sistem yang telah lama dibangununtuk menjalin hubungan dengan DJBC.Untuk itu bagi para pengusaha pelayaranyang belum memiliki perangkat sistemnya,INSA akan membantu menyediakannya.

Mengenai uji coba yang mulai dilaku-kan DJBC, Sungkono Ali berpendapat,bahwa dalam uji coba masih banyakkendala dihadapi, bahkan hinggaditetapkan mandatory. Namun pihaknyayakin dengan semangat yang dimiliki timdari DJBC kendala itu akan cepat teratasi.

“Masukan INSA, agar persoalan yangditemui harus segera ditindaklanjuti, inisangat penting karena dengan mensuk-seskan program PDE manifes, maka PRDJBC yang lebih besar lagi yaitu NSWdapat cepat terlaksana. Secara keseluruh-an kendala yang dihadapi tidak ada,namun untuk penerapan PDE manifestkendala teknis pada DJBC dengan sistemaplikasinya, kalau kami hanya tinggalmengikuti saja,”demikian Sungkono.

Mengenai sanksi, senada denganyang lain Sungkono Ali menyatakan, se-baiknya penerapan sanksi janganlangsung diterapkan, karena akan sangatmenyulitkan pihaknya. DJBC sendiri be-lum lancar dalam masalah teknis aplikasi-nya tentunya berimbas pada pihaknya.Untuk itu DJBC jangan kaku menerapkan

SUNGKONO ALI. Sejak lama INSA memilikijaringan elektronik dengan pihak DJBC.

YANTI AGUSTINOVA. Dengan respon yang cepatdari bea cukai, maka tidak akan ada kendalaketerlambatan bongkar muat kapal.

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 381

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

sanksi. Sanksi dapat diterapkan apabilasudah tidak menemui hambatan-hamba-tan teknis seperti yang terjadi saat ini.

Menurutnya, PDE Manifes adalah alatkontrol, semua pihak harus siap dengansistem ini. Instansi di pelabuhan sudahsiap, namun ia belum yakin sekali bahwaAdministrator Pelabuhan telah siap. Tetapiitu bisa dibantu dengan Pelindo yangakan mensuport segala perangkatnya.Untuk hal ini kepada DJBC agar terusberkoordinasi dengan instansi terkait, su-paya pelaksanaannya dapat terwujud baikdan segera teratasi dan tidak menjadikendala yang lebih besar dan sulit lagi.

POOLING DATA LEBIH CEPAT DANAKURAT

Penerapan PDE Manifes seharusnyatidak langsung mandatori, tetapi ada wak-tu jeda sosialisasi atau katakan melalui pola Pilot project sebagaimana telah dite-rapkan pada MLO (Mine Line Operator)sebelumnya. Demikian disampaikan Is-kandar Zulkarnaen, Wakil Ketua UmumGafeksi. Tujuannya, agar periode transisidari hard paper ke elektronik ada ’sedikitwaktu’ penyesuaian dari para operatornya.

“Secara umum sebagai pelaku usaha,kami bisa terima, walaupun sebagian be-sar dari teman-teman forwarder menjadi selalu lembur dalam minggu-minggu ini,mungkin ini karena belum terbiasa, selainitu dari sisi program PDE-nya sendirimasih belum semuanya siap,”ungkapIskandar.

Ia mencontohkan, seperti yang terjadimelalui Pelayaran Wanhai, Yang Ming,dan Tresna yang sudah kirim data ke BeaCukai melalui email tetapi padaserver Bea Cukai belum diterima, berartimasih terjadi trouble, termasuk masihadanya perbaikan pada program,seperti kurangnya space digit pada uraianbarang, juga di-marking, Jadi sekarangseperti masih uji coba saja, padahalstatusnya sudah mandatori.

Maka itu sarannya, karena sudahmandatori hal-hal teknis seperti contoh di

atas harus cepat diperbaiki dengan crashprogram oleh PT.EDI . “Ini tidak bisadengan kerja biasa, kalau tidak segeradiperbaiki maka kami user yang kenaakibatnya,harus kerja lembur terus pulangdinihari,” ungkap Iskandar.

Sehubungan dengan hal itu, pihaknyatelah menyampaikan masukan ke DJBC,terutama sejak terbitnya Kepmenkeu danKep. Dirjen. Namun usulan Gafeksi belumdiakomodir. Ketika membahas rancanganPeraturan Menkeu tentang TatalaksanaPenyerahan Pemberitahuan RKSP,Manifes Kedatangan Sarana Pengangkutdan Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut, di Depkeu, pihaknyadijanjikan,usulan Gefeksi akan ditampungdalam Peraturan Dirjen Bea Cukai karenaadanya keterbatasan waktu untuk meng-ubah Rancangan Permenkeu tersebut.

Menurut Iskandar, ketika membahasRancangan Peraturan Dirjen Bea Cukai,ditegaskan oleh pejabat Bea Cukai, usul-an Gafeksi akan masuk menjadi salahsatu pasal pada Peraturan Dirjen tersebut,namun kenyataanya Peraturan DirjenNo.P.10 tahun 2006 tidak memasukkanusulan Gafeksi, jadi ada dua janji daripejabat Bea Cukai yang tidak dipenuhi,padahal usulan Gafeksi untuk kelancaranarus pengeluaran barang impor.

Gafeksi meminta agar penjelasanlebih lanjut (juklak) atas pasal ini dimuatdalam SE Dirjen. Di samping itu, SEdimaksud juga memberi petunjuk bahwaperubahan consignee dari yang semulanama forwarder menjadi nama realconsignee untuk barang FCL yangdiangkut forwarder bukanlah perbaikanmanifes karena kesalahanmelainkan nature of business-nyamengharuskan perubahan seperti itu.Karena itu perubahan nama consigneeseperti dimaksud seyogyanya tidakmemerlukan persetujuan Kepala KPBC.

HARAPAN

Perbaikan suatu sistem tentunya akanlebih menuju iklim pelayanan yang lebihbaik lagi. Dan itu tentunya menjadiharapan setiap stakeholder Bea danCukai. Seperti disampaikan Nugroho yangberharap agar Bea Cukai memberikantenggang waktu sehingga masalah teknisdapat teratasi. Dan lebih memperhatikanlagi kendala teknis di lapangan, karenabisa jadi kendala bagi semua pihak,termasuk pelayaran.

Sementara mewakili JICT, Yantimengharapkan kerjasama yang sudahterjalin antara Bea Cukai , pelayaran danJICT terus terjalin. Ia menilai saat ini BeaCukai sangat proaktif. “Kalau bicara sosi-alisasi sangat proaktif, banyak sekaliimprovisasinya, ke terminal dan customer,jadi lebih memperhatikan apa yang menja-di kebutuhan market forces dan itu jadikeinginan semua pihak di pelabuhan.”

“Bea Cukai saat ini sedang menjadi-kan dirinya bukan hanya sebagai gover-nment tetapi juga sebagai rantai ekonomi.Bahwa keberhasilan bagi dirinya juga

keberhasilan bagi pelabuhan, importir daneksportir untuk mempercepat arus barang.Bea Cukai harus terus melaju, janganberhenti di PDE manifes saja, kita masihpunya lagi agenda pemerintah, yaitusingle window yang pada akhirnya semuakegiatan di pelabuhan bisa dimonitor BeaCukai melalui komputer dan online secaratersistem. Saya lihat progress-nya akanlebih baik,” begitu harapannya.

PENGAWASANDengan PDE Manifest menurut

Nugroho, dari sisi pengawasan adalahmengamankan hak negara sehinggaberbagai bentuk penyimpangan akan lebihdiminimalisir lagi. Yang jelas hal ini akansangat berguna. Ia sudah dapatmembayangkan dengan adanya PDEManifest, Bea Cukai punya databasemuatan yang masuk dan keluar.

” Kalau ingin tahu kapalnya apa,muatannya apa dan BL, tinggal enterakan ditemukan mudah, termasuk tujuanbarangnya apa saja, itu dari Bea Cukai,belum lagi dari instansi lain yang diberikanakses masuk ke database Bea Cukai, bisamengetahui data impor, jadi tidak adayang namanya fiktif, karena sourcedatanya dari pelayaran dan pelayarantidak mungkin memasukan data fiktif.“Sehingga tidak ada lagi informasi kapalfiktif, atau ekspor fiktif. Sehingga akanmempercepat dan mempermudahkerjanya Bea Cukai dan pelayaran jadimudah, tinggal klik, apalagi setelahadanya modul pengangkut akan lebihmudah lagi.” Kata Nugroho.

Dari Gafeksi sendiri mengemukakanbahwa sistem pengawasan adalah halutama dari tugas Bea Cukai. Dalam hal ini Gafeksi siap dan ingin mensinergikan program dengan Bea Cukai ketika membi-carakan SE nanti. Jika membicarakanpengawasan maka harus ada pihak yangdiberi kewenangan untuk itu, maka sesuaidengan KM10/88 tentang kewenangandari forwarder, hendaknya hanya forwar-der anggota Gafeksi yang bisa melaksa-nakan clearance melalui PDE Manifest,karena ini menyangkut keamanandan juga tanggung jawab atas barang,tentunya Gafeksi sebagai asosiasi akanmemberikan prasyarat uang jaminan.

Tanpa melibatkan asosiasi dan peng-awasan bersama seperti ini, lanjut Iskan-dar maka akan sulit menghindari pelang-garan terutama penyelundupan oleh peru-sahaan-perusahaan forwarder ‘gelap’yang sangat banyak sekarang yang nota-bene bukan anggota Asosiasi Gafeksi.

“Kami siap dijadikan mitra Bea Cukaidalam pengawasan arus barang melaluipenertiban anggota. Terkait dengan PDEManifest supaya dibuatkan programsebagaimana di email ada semacamreceipt verify sehingga jika data sudahdikirimkan maka diterima atau tidaknyaemail yang sudah dikirimkan dapatdiketahui oleh sender dengan acknow-ledgement electronic receipt tersebut,”tandas Iskandar.

ISKANDAR ZULKARNAIN. Mandatory PDE Manifesmasih terkesan terlalu terburu-buru.

adi

LAPORAN UTAMAWBC/ATS

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 381

19WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

DengandikeluarkannyaKeputusan MenteriKeuangan Nomor39/PMK.04/2006yang ditandatanganipada 19 Mei 2006,dan berdasarkanPeraturan DirekturJenderal Bea danCukai Nomor 10/BC/2006, tanggal16 Juni 2006,Sistem AplikasiPelayanan (SAP)Pertukaran DataElektronik (PDE)Manifes, mulai 1 Juli2006 ditetapkanmandatory dipelabuhan TanjungPriok.Setelah tertundasekian tahundengan berbagaihambatan yangditemui, kini kebijak-an yang memangsangat mendesakuntuk diterapkan itu,mulai berjalandengan baik. Hal-halapa saja yangmelatar belakangihingga tertundanyakebijakan ini, danapa saja kendala-kendala yangdihadapi oleh timkerja SAP PDEManifes? Untukmengetahui hal-haltersebut, reporterWBC Supriyadi. Wdan fotografer AndiTria Saputra, mewa-wancarai DirekturPencegahan danPenyidikan, yangjuga bertindakselaku Wakil KetuaTim Pengarah SAPPDE Manifes,Endang TataEndang TataEndang TataEndang TataEndang Tata diruang kerjanya.Berikut petikanwawancaranya :

Endang TataDIREKTUR PENCEGAHAN DAN PENYIDIKAN

“Selama Ini, Masalah Pengumpulan Data

MENJADI KENDALAYANG UTAMA”

19WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

WAWANCARA

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 381

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Bisa diceritakan bagaimana akhir-nya PDE Manifes dimandatorykanpada tanggal 1 Juli 2006 setelahtertunda beberapa tahun ?

Rencana penerapan PDE Manifessebenarnya sudah dimulai pada tahun2000, yaitu sejak diterbitkannyaKeputusan Dirjen BC Nomor 61/BC/2000 tentang Tatacara Penyerahan danPenatausahaan Pemberitahuan RKSP,Pemberitahuan Kedatangan Barang Im-por dan Pemberitahuan KeberangkatanBarang Ekspor, akan tetapi penerapandari sistem dan aplikasi tersebut masihbanyak kendala dan tidak berjalansesuai yang diharapkan.

Kemudian pada tahun 2004 mulaidirintis kembali, yaitu dengan beberapakali dibentuknya Tim Kerja DalamRangka Penerapan Otomasi Sistemdan Prosedur Tatalaksana Penyerahandan Penatausahaan RKSP dan Manifesoleh Dirjen BC. Tim kerja inilah yangmelakukan tugas menyusun peraturandan membangun konsep sistemaplikasinya secara simultan, tentunyadengan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang terkait, misalnya dariPelayaran, Penerbangan, Asosiasi, danlain-lain

Pekerjaan ini sangat membutuhkanwaktu dan tenaga terutama dari sisipembangunan sistem aplikasi yangdapat menjembatani kepentingan danbusiness process dari pihakpelayaran, penerbangan, Forwarderdan pihak lain yang terkait, sehinggatidak menimbulkan resitensidikemudian hari.

Proses penyusunan peraturan danpembangunan aplikasi PDE Manifestelah dapat diselesaikan yaitu dengantelah diterbitkannya Permenkeu No. 39/PMK.04/2006 dan PerDirjen No. P-10/BC/2006, yang mengaturpemberlakukan penerapan PDEManifes mulai tanggal 1 Juli 2006secara bertahap.

Sebenarnya apa kendala utama daripenerapan PDE Manifes ini? Dandari sisi siapa sebenarnya yangbelum siap apakah DJBC atau darisisi pelayaran ?

Dari seluruh rangkaian kegiatanpersiapan yang selama ini telah dilaku-kan oleh Tim, kendala utama yang di-hadapi adalah masalah prosespengumpulan softcopy/data elektronikmanifes. Dalam satu kapal yang datangdari luar negeri, tanggung jawab peng-angkutan atas barang-barang tersebutdapat melibatkan puluhan hingga ra-tusan pihak/perusahaan baik perusaha-an Main Carrier dalam hal ini sebagaioperator kapal, perusahaan partnernyayaitu dapat merupakan slot charter ataujoint slot, maupun perusahaan For-warder. Sedangkan pengiriman inwardmanifes harus sudah lengkap danmerupakan tanggung jawab pengang-kut dalam hal ini adalah main carrier.

Dari banyaknya pihak tersebutdapat dibayangkan bagaimana rantaiatau proses dari pengumpulan databarang yang ada dalam satu kapaluntuk dijadikan pos-pos dalam inwardmanifest. Jika diantara pihak tersebutada satu saja yang tidak siap atausama sekali tidak care dengan sistemini maka akan menghambat prosespengiriman manifes yang pada akhirnyamenghambat proses pembongkaranbarang. Harus kita ketahui bersama,bahwa pihak-pihak yang terlibat dalampengangkutan barang tersebut sangatbervariasi yaitu dari perusahaan besarsampai dengan perusahaan kecil yangbahkan komputer saja tidak punya.

Dengan melihat fakta yang demikianmaka Tim Kerja khususnya Sub TimSistem Aplikasi telah menjembatanidengan membangun sistem pengum-pulan data baik dengan pembentukanconverter maupun pembuatan modulpengangkut dan modul entry datamanifes, yang dapat dipakai pihak-pihak tersebut sebagai tools untuk entrydan pengumpulan data.

Kalau kita lihat masalah kesiapandalam penerapan PDE Manifes inisebenarnya tidak dapat dilihat darisatu sisi saja. Kesiapan Bea dan Cukaiadalah termasuk ketika Bea dan Cukaibisa membantu apa yang menjadikendala dan permasalahan di sisipelayaran seperti membantumembangun converter, karenakeberhasilan penerapan sistem inisangat ditentukan oleh pihak-pihakyang terkait terutama Bea dan Cukaidan pihak pelayaran sebagai satukesatuan sistem yang salingmendukung.

Bagaimana dengan kondisi saat ini,apakah DJBC benar-benar sudahsiap baik dari segi sistem maupunsegi pelayanan ?

Saat ini baik DJBC maupunpelayaran sudah siap baik dari segisistem maupun dari aspek pelayanan.Akan tetapi dalam proses penerapansuatu sistem aplikasi pasti masih akanmengalami perbaikan dan penyesuaianterutama untuk menampungpermasalahan-permasalah yang timbul,apalagi permasalahan dalam kegiatanpelayanan manifes ini relatif kompleks

dan beragam. Tetapi kedepan DJBCoptimis bahwa penerapan SistemAplikasi Pelayanan (SAP) PDE Manifesini akan berjalan sebagaimana yangtelah diharapkan yaitu akanmempercepat pelayanan, memperbaikiadministrasi pelayanan dan mendukungsistem pengawasan.

Dari beberapa pihak yang kamiwawancarai berkaitan denganpenerapan PDE Manifes ini,umumnya menyatakan kalaudimandatorykannya PDE Manifesterkesan terburu-buru, karenahingga saat inipun masih adakendala yang ditemui dalampenerapannya, bagaimana menurutBapak akan hal ini ?

Kalau dibilang terburu-burusepertinya tidaklah, karena rangkaiankegiatan persiapan dan tahapanpemberlakukan sudah ditempuh sejakbeberapa tahun lalu. Akan tetapimemang selama ini sepertinya yangjuga menjadi kendala dari tahapanpemberlakukan yaitu tahapan uji cobadan Paralel Run adalah masalah dasarhukum, sehingga Bea dan Cukai belumdapat ‘memaksa’ pengangkut untukmengirimkan data elektronik manifessecara lengkap, karena sifatnya hanyamenghimbau atau kerja sama. Dengandiberlakukannya Permenkeu No. 39/PMK.04/2006 dan PerDirjen No. P-10/BC/2006, maka mau tidak maupengangkut wajib mengikuti sistemPDE Manifes ini. Mungkin dengankewajiban ini, bagi perusahaan yangkemarin-kemarin tidak serius bahkantidak care dengan rencanapemberlakuan PDE Manifes,menganggap penerapan ini terburu-buru.

Dalam penerapan sistem baru pastikendala-kendala akan timbul, tentunyaTim Kerja Penerapan PDE Manifesbekerja sama dengan Kanwil IV danKPBC Tanjung priok telah menyiapkanlangkah-langkah antisipatif danpenyempurnaan SAP PDE Manifes.Disamping itu penerapan SAP PDEManifes ini dibuat secara bertahap, halini juga merupakan salah satu langkahyang ditempuh dalam rangka antisipasidan penyempurnaan Sistem.

Tentunya DJBC sejak awal rencanapenerapan PDE Manifes juga telahduduk bersama dengan instansiterkait untuk membahasnya. Apamasukan yang paling utama darimereka terhadap PDE Manifes ini ?

Segala bentuk koordinasi dalamrangka penerapan SAP PDE Manifestelah dilakukan oleh Tim KerjaPenerapan SAP PDE Manifes, baikberupa rapat pembahasan,konsinyering, sosialisasi, seminarmaupun kunjungan. Rapatpembahasan intensif telah dilakukanTim dengan pihak pelayaran,

HARUS KITA KETAHUIBERSAMA, BAHWAPIHAK-PIHAK YANGTERLIBAT DALAMPENGANGKUTANBARANG TERSEBUTSANGAT BERVARIASI.

WAWANCARA

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 381

21WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

penerbangan dan Asosiasi (INSA,GAFEKSI/INFA, GINSI) dari sejakmembuat Rancangan Peraturan yaituPerMenkeu dan Perdirjen, serta dalamproses penyusunan konsep SistemAplikasi. Koordinasi juga telahdilakukan Tim dengan instansi yangterkait yaitu PELINDO, OperatorPelabuhan (JICT, MTI, TPK Koja, dansebagianya), dan perusahaan bongkarmuat.

Masukan paling utama padadasarnya adalah bahwa sistem PDEManifes yang dibangun dapatmenampung kepentingan dan prosesbisnis dari pihak-pihak yang terkaitseperti Pelayaran, Penerbangan,Forwarder, dan Importir. Dengan sistemini harapan semua pihak adalahterciptanya simplifikasi danmempermudah proses administrasibaik dari sisi Bea dan Cukai maupundari sisi Pelayaran, Penerbangan,Forwarder, dan Importir. Dan tentunyaSAP PDE Manifes juga diharapkandapat mendukung integrasi sistemKepelabuhanan.

Apakah hingga saat ini masih adapihak-pihak terkait yang belum siapdengan penerapan PDE Manifes ?

Kalau dilihat dari segi kesiapan,saat ini semua pihak terutamaPelayaran dan Forwarder yangberoperasi di Tanjung priok, menurutsaya sudah siap. Hal ini dapat dilihatdari perkembangan pelaksanaanMandatory yang sudah berjalan hampirdua minggu. Memang pada minggupertama penerapan masih saja adapihak yang masih belum tahu terutamauntuk perusahaan forwarder, karenajumlah perusahaan forwarder ini kansangat banyak, bisa mencapai ribuanperusahaan, jadi wajar kalau adabeberapa yang belum tahu. Akan tetapiseiring dengan berjalannya sistem ini,pasti dengan cepat mereka akan tahudan segera menyesuaikan.

Bagaimana hasil selama uji cobadan Pilot-Run kemarin ?

Uji coba dimulai sejak tahun laludan diikuti 19 perusahaan pelayaranbesar, sebenarnya proses pengirimandata elektronik manifes untukperusahaan-perusahaan ini relatifsudah lancar. Yang menjadi keluhanmereka dan memang masih sulitdilakukan pada saat itu adalah masalahpengumpulan dan penggabungan datadari pihak Partner dan dari pihakForwarder, karena belum ada dasarhukum, maka 19 perusahaan pelayarantidak dapat ‘memaksa’ pihak Partnerdan pihak forwarder untukmenyerahkan data softcopy darimanifes yang mereka punyai.

Untuk tahapan Pilot Run relatifsudah berjalan dengan baik, karenapenerapan tahapan ini setelah terbitnyaPermenkeu No. 39/PMK.04/2006 dan

PerDirjen No. P-10/BC/2006 sehinggasudah pasti ada keseriusan daripelayaran, karena dengan terbitnyaperaturan tersebut sudah jelas kapanpemberlakukan Mandatorynya.

Apa keuntungan dari pengguna jasadengan diterapkannya PDE Manifesini ?

Sangat banyak keuntungan yangdapat diperoleh oleh pengguna jasadengan diterapkannya PDE Manifes ini.Bagi perusahaan pelayaran pengirimanmanifes dapat dilakukan secara elektro-nik dari sistem di kantor perusahaantersebut sehingga tidak perlu datang keKPBC dan pengiriman dapat dilakukankapan saja dan langsung mendapatrespon BC 1.1 sebagai ijin bongkar,sehingga tentunya akan lebihmenghemat waktu dan biaya. Bagiimportir/PPJK yaitu penutupan pos-pos manifes yaitu terkait dengan pindahlokasi/ Over Brengen, BC 2.3 akandapat dilakukan dengan cepat sehinggatidak akan antri lebih lama.

Kedepan nanti keuntungan yang

optimal akan diperoleh dari SAP PDEManifes ini yaitu ketika sudahditerapkannya integrasi sistem denganaplikasi pelayanan yaitu SAP Impor danSAP Ekspor, sehingga sistempelayanan dan adminstrasinya akandapat berjalan dengan baik.

Bagaimana dengan sistempengawasan dari PDE Manifes ini ?

Sistem SAP PDE Manifes inidisamping berfungsi sebagaiadministrasi pelayanan juga akanmenjadi salah satu tools yang sangatpenting dalam sistem pengawasan Beadan Cukai. Apabila sistem ini telahberjalan dengan baik dan telah berlakunasional, maka kontrol atas lalu lintasbarang impor dan ekspor akan lebihmudah untuk dilakukan.

Dengan diterapkannya PDE Manifestentunya akan lebih cepat danmudah lagi DJBC menerima data-data impor maupun ekspor. Apakahyang akan dilakukan DJBC dengandata-data tersebut ?

Dari sisi kami, sebagai unit yangmenjalankan fungsi pengawasan, data-data dalam manifes sangat penting

sebagai data awal yang diberitahukanoleh pengangkut, apalagi data-datatersebut dengan adanya SAP PDEManifes akan lebih mudah dan lebihcepat diperoleh karena sudahberbentuk data elektronik. Kondisi datayang demikian tentunya akan sangatmendukung dalam proses analisis,sehingga akan lebih menjamin akurasidan kecepatan dalam proses analisisdata sebagai bahan masukan/informasidalam sistem pengawasan barangimpor dan ekspor.

Bagaimana integrasi dengan sistemyang lainnya, seperti impor danekspor ?

Setelah sistem berjalan denganstabil dan lancar, maka integrasidengan Sistem Aplikasi Pelayanan(SAP) akan segera dilakukan, karenaini adalah kebutuhan yang sudahmendesak. Tahap pertama yang akandiintegrasikan adalah dengan SAPImpor yaitu dengan dokumen PIB,karena SAP impor ini yang relatif sudahsiap untuk diintegrasikan dengan SAPManifes. Tahap selanjutnya adalahdengan SAP Ekspor dan dengan SAPlainnya seperti BC 2.3.

Bagaimana dengan SDM yangmendukungnya, apakah semuasudah siap ?

Dari sisi Sumber Daya Manusia,Bea dan Cukai telah siap, sebelumperberlakuan sistem ini pegawai diKPBC Tanjung priok I, II dan III yangterlibat langsung dalam operasionalpelayanan manifes sudah diberikanpelatihan mengenai fungsi operasi dariSistem Aplikasi ini. Dan sepertinyamereka dengan cepat dapatmenyesuaikan dan mengaplikasikansistem baru ini. Hal ini tentunya akansegera dilakukan terhadap pegawai diKPBC lainnya agar pada saatpenerapan nanti pegawai yang terlibatlangsung sudah dapat mengoperasikansistem aplikasi dengan lancar.

Untuk penerapan mandatory secaranasional nanti, apa kira-kirahambatan yang akan dialaminya ?

Karena ini pemberlakukan sistemaplikasi baru dan jangkauannya adalahnasional, maka yang menjadi kendalautama adalah masalah waktu danjumlah pegawai yang dapat melakukanasistensi ke KPBC-KPBC yang akandiberlakukan SAP Manifes ini. Karenawaktu yang relatif terbatas maka harusdiatur strategi yang matang dalampemberlakuan mandatory secaranasional ini. Terkait dengan pegawai,karena ini permasalahan sistemaplikasi yang benar-benar baru makauntuk proses asistensi penerapan SAPPDE Manifes ini tentunya dibutuhkanpegawai yang tahu dan mengerti pro-ses instalasi maupun operasional sis-tem aplikasi ini terutama dari DIKC.

SAAT INI BAIK DJBCMAUPUNPELAYARAN SUDAHSIAP BAIK DARI SEGISISTEM MAUPUNDARI ASPEKPELAYANAN.

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 381

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ika selama ini KPBC Bekasi selaludipimpin oleh laki-laki dan saat inidipimpin oleh seorang perempuan,

tentunya ini bukan suatu kebetulanmelainkan kompetensi dan pemikiranyang dimilikinya untuk memimpin danmemajukan KPBC Tipe A Bekasi yangmenjadi alasan mengapa ia dipilihuntuk menduduki jabatan KepalaKantor Tipe A.

Berbagai upaya pun telahdilakukan Dra Istyastuti Wuwuh AsriM.Si selama enam bulan setelahdilantik, ia dipercaya memimpin KPBCBekasi. Upaya-upaya yang telahdilakukannya antara lain mulai daripeningkatan pelayanan kepadastakeholder sampai pada perubahansuasana yang tujuannya untukmemperindah penampilan fisik kantortempat ia dan para stafnya bekerja.

Bagi pembaca yang pernahberkunjung ke KPBC Bekasi pasti akanmelihat suasana baru dengan konsepinterior yang tertata rapi dan asri. Danrasanya pendapat tentang keterlibatanperempuan dalam memberikan suasa-na lebih indah dan nyaman memangbenar, sebab dalam soal estetika parapakar dan kritikus mengakuiketerampilan perempuan melebihi laki-laki. Perempuan, rata-rata berhasilmemadukan aspek nalar dan aspekperasaan dalam berbagai karya mere-ka. Jadi dapat penulis simpulkan antaramenjalankan kewajiban sebagaiKepala KPBC, Isty, demikian panggilan-nya bisa memadukan unsur seni dankeindahan yang tentunya banyakmemberi kesan positif bagi lingkungandi sekitarnya termasuk stakeholder.

Dalam suatu kesempatanwawancara dengan Isty, point pertamayang WBC tanyakan adalah mengenaiprioritasnya untuk KPBC Bekasi setelahdilantik sebagai Kepala Kantor. Iamengatakan akan menerapkanpengetahuannya tentang standarpelayanan prima yang ditetapkan olehMENPAN Tahun 2002 Nomor 58/KEP/M.PAN 19/2002 yaitu dengan prinsip:1) Prosedur tetap/ standar operasionalpelayanan, 2) Keterbukaan informasi

pelayanan, 3) Kepastian pelaksanaanpelayanan, 4) Mutu produk pelayanan,5)Tingkat profesional petugas, 6) Tertibpengelolaan administrasi danmanajemen pelayanan, 7) Sarana danfasilitas pelayanan, 8) Prestasi lain.

PENINGKATAN PELAYANAN DANPENGAWASAN

Kebijakan-kebijakan teknis tentangpelayanan kepabeanan dan pengawas-annya merupakan kewenangan KantorPusat DJBC, dalam hal ini KPBC hanyamengimplementasikan kebijakantersebut. Namun begitu, KPBC Bekasitelah melaksanakan beberapa programyang tujuannya untuk meningkatkanpelayanan dan pengawasankepabeanan dan cukai yang berada diwilayah kerjanya.

Untuk meningkatkan pelayanan,beberapa langkah telah dilakukanantara lain;l menerapkan tata laksana impor

sesuai KEP- 07/BC/2003(sebelumnya tidak sesuai)

l menerapkan pelayanan PIB disket

untuk barang dari GB ke DPIL sejak1 April 2006.

l menata fisik kantor sesuai ketentu-an sarana dan fasilitas standarpelayanan prima

l membudayakan bahwa Bea danCukai adalah pelayan PenggunaJasa Kepabeanan dan Cukai bukanotoritas namun tetap harusmenegakkan hukum.

l mengumumkan pelayanan KPBCBekasi 24 jam seminggu bagi yangingin dilayani diluar jam kerja normaldiharapkan memberitahukan 2 harikerja sebelumnya, agar pegawaitidak harus piket (berkumpul dengankeluarga) jika tidak ada pelayanan

“Bea cukai jangan menonjolkan oto-ritasnya tetapi kita melayani, misalnyabegini, ada orang melanggar peraturan,di berita acara kita sampaikan mohonmaaf dengan sangat terpaksa kamiakan menjatuhkan sanksi karena andamelanggar pasal ini yang sanksinya ini,bayangin orangnya yang bersalah tapidia yang dimintakan maaf, jadi begituloh. Orang di loket melayani dokumenminta dilayani kita, setelah selesai kitabilang terimakasih pak jika ada yangmasih kurang silahkan kembali, kitayang melayani tetapi kita yang mengu-capkan terimakasih. Jika bertemustakeholder ucapkan selamat pagi apayang bisa saya bantu,” papar Isty.

Untuk meningkatkan pengawasanbeberapa langkah juga telah dilakukan,antara lain;l menginventaris jumlah Pengguna

Jasa Kepabean dan Cukai(Kawasan Berikat (KB), GudangBerikat (GB), danTempatPenimpunan Sementara (TPS) darihasil itu telah diusulkan untukdiaudit sampai dicabut izinnya

l menertibkan penyimpanan gembokdan kunci Gudang Berikat sesuaiketentuan, terdiri dari 2 disimpanBea dan Cukai dan dengan yangbersangkutan.

l mengajak pegawai untuk lebihpeka dan tanggap atas kemung-kinan tindakan pelanggaran.

KPBC Tipe A Bekasi

Setelah Sentuhan PerempuanSelama 6 BulanSetelah dilantik Direktur Jenderal Bea dan Cukai, pada 25 Nopember 2005 lalu, KantorPelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A Bekasi kini di pimpin seorang perempuan. Merupakansuatu keistimewaan bagi KPBC Tipe A Bekasi karena wilayah kerjanya bisa dibilang wilayah kerjayang padat dengan kegiatan industri dengan orientasi ekspor dan impor.

MENERAPKAN KETELADANAN dan taat aturanpada anak buahnya.

JWBC/ADI

DAERAH KE DAERAH

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 381

23WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Selain upaya-upaya peningkatanuntuk pelayanan dan pengawasan,juga dilakukan pembenahan secarainternal yang dianggap mendasar, baikyang telah maupun yang akandilakukannya. Pembenahan internalyang telah dilakukan antara lain ;l Pemisahan wewenang Kepala Seksi

Kepabeanan dan Kepala SeksiTempat Penimbunan yangsebelumnya bercampur aduk

l Pembagian wilayah kerja secaraseimbang menjadi 6 bagian sesuaijumlah Kasi Tempat Penimbunan.

l Mengusulkan gudang yang adauntuk ditetapkan sebagai TempatPenimbunan Pabean untuk barangyang tidak bertuan atau dikuasaiNegara

l Pencatan surat masuk dan keluarsecara online dengan para KepalaSeksi

Sedangkan pembenahan internalyang masih akan dilakukan antara lain;l Menghimbau Pengusaha KB dan

GB untuk mendaftarkan diri masukDaftar Putih karena di KPBCBekasi hanya 15 pengusaha sajadari 400-an yang ada.

l Menghimbau Pengusaha KB danGB untuk melakukan registrasiimportir

PENERIMAAN SEMESTER ITujuan pembentukan KPBC Bekasi

yang utama adalah mendekati lokasikawasan industri untuk memberikanfasilitas perdagangan. Menurut Isty,jika diuraikan tugas pokok customssecara universal di dunia ada 7, yaitu :1) Memungut bea masuk, cukai danpajak dalam rangka impor, 2)Pemberian fasilitas perdagangan, 3)Kepatuhan terhadap aturan-aturanperdagangan, 4) Perlindunganterhadap masyarakat. 5) Perlindunganterhadap lingkungan, 6) Perlindungan

terhadap warisan budaya, 7)Pengumpulan informasi statistik

Dalam hal ini, maka KPBC Bekasilebih kepada point 2 dan 3. Dari 112KPBC diseluruh Indonesia, KPBCBekasi yang paling banyak melayaniKawasan Berikat dan Gudang Berikat(KB 336 dan GB 123) selain KPBCBatam. Jadi konstribusi penerimaannegara terhadap DJBC sangat kecil jikahanya dilihat dari hitungan desimaltetapi kontribusi terhadap fasilitasiperdagangan sangat besar.

“Target Bea Masuk nampaknyabelum tentu tercapai, hingga 30 Juni2006 baru terkumpul Rp. 76.018.604.814 atau 37,18 persen. Tapitarget cukai pasti akan dicapai danbahkan mungkin melebihi target,

hingga 30 Juni 2006 sudah mencapaiRp. 8.855.450.000. atau 56,35 persen,”ujarnya Isty yang untuk TA 2006, KPBCBekasi dibebankan target sebesar Rp.224.463,231 miliar, terdiri dari BeaMasuk sebesar Rp. 208. 749,862 miliardan Cukai sebesar Rp. 15.714,379miliar.

KETELADANAN DAN TAAT ATURANKetika ditanya pedomannya dalam

memimpin kantor, ia menuturkanbahwa pedomannya sederhana sajayaitu keteladanan dan mentaatiketentuan yang berlaku. Dan untukmerangkul anak buah sehinggamereka merasa menjadi bagian dariorganisasi yang dipimpinnya, Isty punmengemukakan tips-tipsnya.

KEPALA KANTOR saat memberikan presentasi ketika kunjungan Dirjen.

BERSAMA DIRJEN meninjau tempatpenyimpanan file PIB.

DIRJEN, melakukan tanya jawab kepada stakeholder yang sedangmengurus dokumen di KPBC Bekasi.

DOK. KPBC BEKASI

DOK. KPBC BEKASIDOK. KPBC BEKASI

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 381

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

“Saya menerapkan motto KPBCBekasi : “Jadikan tempat kerja sebagairumah kedua kita”, maksudnya atasan,teman kerja dan bawahan dianggapsebagai keluarga sendiri sehinggadapat berkomunkasi formal maupuninformal dengan lancar dan tujuanorganisasi dapat tercapai. Pada saatbicara urusan dinas ya formal, saatistirahat makan bersama atau senambersama ya bicara informal, bercandabahkan kadang-kadang ada kritikankonstruktif dari mereka kepada saya,”demikian tipsnya.

Sebagai perempuan yang menjabatsebagai kepala kantor, sejauh inidirinya merasa lancar-lancar sajadalam menjalankan tugas danmeyakinkan para stakeholder. Ia punsama sekali tidak menemui kendalakarena dirinya perempuan “Janganstereotip, saya tidak menemukanmasalah dalam kepemimpinan selamaini di sini dan stakeholder juga tidakmempermasalahkannya,” ujar Isty,satu-satunya perempuan sebagaiKepala KPBC Tipe A di DirektoratJenderal Bea dan Cukai.

Begitu juga kepada anak buahnya,menurutnya tidak ada hal istimewayang ia lakukan untuk meyakinkanmereka, sejauh ini diakuinya semuatugas ia kerjakan dengan lancar tanpakendala. “Saya rasa staf akanmenjalankan tugas atau perintah sayakarena substansinya benar danrasional bukan karena atasan laki-lakiatau perempuan,” begitu pendapatnya.

NYAMAN, TERTIB, BERSIH DANMEMUASKAN

Memasuki KPBC Bekasi, kesan rapidan asri begitu terasa. Penataanruangan maupun taman diatur serasidan menarik. Dan itu merupakanbagian dari kepribadian Isty.

Menurutnya, tampil serasi dan menarikadalah kepribadiannya. Ketika ia harusmenata kantor pelayanan, maka unsur

tadi melengkapi ketentuan standarpelayanan prima. “Bersyukur sayamerasa mendapat dukungan dariseluruh jajaran KPBC Bekasi kalautidak mana mungkin semuanya sayakerjakan sendiri. Begitu juga dukungandan semangat terus menerus dariKepala Kanwil V Bandung atasan sayayang membuat spirit kerja kita tinggi”

“Ya kalau boleh saya sebutkan hasilkuesioner penilaian kinerja yang kamisediakan dalam 2 bulan ini dominanmengatakan nyaman, tertib, bersih danmemuaskan walaupun masih adasaran-saran. Ada yang komentar ruangtunggunya kayak ruang tunggu hotel,tapi itu semua masih harusdipertahankan bahkan ditingkatkanterus. Karena yang dimaksud serviceexellent ini adalah lebih baik darimemuaskan, jadi kalau memuaskannilainya 100 tapi excellent nilainya 120,maka masih harus ditingkatkan terus,”ujarnya mengenai pendapat parastakeholder terhadap perubahan yangterjadi di KPBC Bekasi.

Aktivitas untuk menciptakankebersihan dan kerapihan khususnya dilingkungan tempatnya bekerja

KPBC BEKASI, melayani 336 Kawasan Berikat dan 123 Gudang Berikat.

KEPALA KANTOR bersama para staf.

WBC/ADI

DOK. KPBC BEKASI

DAERAH KE DAERAH

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 381

25WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

merupakan hal yang biasa bagi dirinya.Maka tak heran terkadang Istymemandu petugas cleaning service,tentang bagaimana cara membersihkanyang baik, dan berapa kali waktu yangtepat. Ia pun ikut terlibat memilih danmenempatkan dekorasi yang cocokdisatu lokasi yang tepat. Sementarauntuk menyimpan dokumen ia mengan-jurkan agar dilakukan dengan caramembungkus dengan plastik setiapbetch PIB agar aman dari debu dan airjika mungkin tempat penyimpanandokumen suatu saat bocor. Hal itudilakukan karena dokumen PIB harusdisimpan selama 10 tahun sehinggaterhindar dari kerusakan.

PERLAKUAN SAMA, LAKI-LAKI DANPEREMPUAN

Meski dirinya kepala kantor yangnota bene perempuan, namun bukanberarti ia memberi perlakuan khususbagi pegawai wanita ataupunsebaliknya. Isty menjelaskan, bahwadefinisi Pegawai Negeri Sipil (PNS)pada undang-undang sama sekalitidak menyebutkan laki-laki atauperempuan, jadi dalam hal ini sama.

“ Jadi wahai para perempuanjangan minta diistimewakan, pelayanandisini 24 jam seminggu, kalau haruslembur ya tetap dijalankan. Bahwakoordinator pelaksana khususnya laki-laki mengatur petugas perempuanbekerja hanya sampai pukul 20.00 sajamisalnya, hal itu manusiawi dan sayasampaikan terimakasih atas pengertianini,” tutur Isty.

Khusus kepada pegawai perempu-an, untuk memberdayakan merekadilakukan beberapa cara, antara laindengan mensosialisasikan tentang hak-hak perempuan kepada seluruhpegawai baik laki-laki ataupunperempuan agar mereka mengerti hakperempuan telah diatur UUD Pasal 28dan UU No.39/1999.

“Saya kumpulkan pegawaiperempuan secara khusus untukmenyampaikan pesan saya bahwa kita(perempuan) lebih teliti dan lebih punyarasa malu untuk grafitikasi dan itumerupakan modal utama kita.Tingkatkan kompetensi dan kualitaskerjamu hingga minimal sama denganrata-rata laki-laki. Jangan mintadiistimewakan dan bekerja samalahdengan laki-laki untuk hasil yangoptimal,” demikian pesannya kepadapara pegawai perempuan.

Mengenai tingkat kemampuanbekerja antara laki-laki denganperempuan, menurutnya hal itu mestimelalui penelitian yang mendalam.“Nanti dikira saya diskriminasi. Pegawailaki-laki yang biasa-biasa saja jugabanyak kok, sebaliknya pegawaiperempuan yang cerdas dan cepattanggap juga ada.”

Sebuah harapan ia sampaikan khu-susnya kepada seluruh pegawai perem-

Arahan Dirjen Bea dan CukaiSaat Kunjungan ke KPBC Bekasi,

29 Juni 20061. Ajak semua untuk meningkatkan citra Bea dan Cukai2. Jika perlu kita pasang spanduk di kantor “BEBAS KKN”3. Jangan sampai ada lagi pegawai kita yang diperiksa Jaksa atau Polisi4. Yang dapat menolong kita ada dua yaitu : Tuhan dan Peraturan-peraturan,

oleh sebab itu kalau saudara bekerja sesuai dengan peraturan-peraturanyang ada saya sudah menang

5. Lakukan cek lapangan, misalkan harus ada gembok ternyata tidak adagembok seperti peristiwa di KPBC lain.

6. Jika ada kesalahan kecil jangan dibiarkan agar segera diselesaikan supayatidak menjadi besar

7. Pelayanan kita berbeda dengan manufacturing, kalau dalam manufacturingada 4 P yaitu Product, Promosi, Place, Personil sedangkan dalampelayanan ditambah physicological impact, misalkan kita memberi contohuntuk selalu tersenyum dan mengucapkan terimakasih

8. Tugas DJBC ini banyak godaan oleh sebab itu jika ada perintah dari atasanyang salah jangan dilaksanakan. Dalam melaksanakan tugas harus sesuaidengan peraturan-peraturan yang berlaku dan berpegang pada kode etikdan perilaku pegawai yang sudah ada

9. Tingkatkan Pelayanan terus dengan :l Trust - Kepercayaan dari atasan, bawahan, stake holder dan juga

kepercayaan politik, contohnya jangan sampai terulang kembali tugasDJBC diserahkan kepada surveyor (SGS)

l Kualitas - Dengan meningkatkan pengetahuan/ kemampuan dalammelaksanakan tugas, misalkan perilaku cara menangani barangautomotive, elektronik dan tekstil berbeda.

l Jejaring - Berjejaring dengan instansi-instansi lain misal Karantina, POMdll

l Tahu visi kita ke depan yaitu sejajar dengan institusi Kepabeanan danCukai dunia dalam kinerja dan citra untuk menuju Good Governancedengan kode etik dan prilaku pegawai- Perhatikan juga anak-anak kita, masa depan mereka- Draft buku profile KPBC Bekasi sudah saya baca akan saya tanda

tangani setelah ditandangani Kepala Kanwil V, harap ditambahstandar waktu pelayanan kepada setiap jenis pelayanan.

puan. Harapannya. “Pada saat diberikesempatan untuk tampil, tunjukkanbahwa anda mampu dan berusahalahuntuk tidak mengecewakan.Bekerjasamalah dengan siapapun (laki-laki dan perempuan) sehingga dapatmemperoleh hasil yang optimal.” Saatini KPBC didukung oleh 242 SumberDaya Manusia, dengan jumlah eselonIII (satu orang), Eselon IV (17 orang),Korlak (51 orang), PelaksanaPemeriksa (108 orang), PelaksanaAdministrasi (65 orang).

KUNJUNGAN DIRJEN BEA DAN CUKAIBeberapa waktu lalu, tepatnya pada

29 Juni 2006, secara mendadakDirektur Jenderal (Dirjen) Bea danCukai, Anwar Suprijadi melakukankunjungan ke KPBC Bekasi. Tujuankunjungan tersebut adalah untukmelihat secara langsung mengenaikinerja KPBC Bekasi, termasukpelayanan yang diberikan KPBC inikepada para stakeholder.

Secara informal dalam suasanasantai, Dirjen berbincang-bincangkepada para stakeholder yangkebetulan sedang berada di ruang

pelayanan dokumen pemberitahuanimpor barang. Dirjen melakukan tanyajawab langsung kepada mereka,tentang pelayanan yang diberikanaparatnya di KPBC Bekasi.

Dalam kesempatan itu juga, diruang rapat KPBC Bekasi, Isty,melakukan presentasi kepada dirjenmengenai tugas dan fungsi yangdijalankan KPBC Bekasi selama ini.Setelah memaparkan presentasinya,dirjen kemudian memberikan arahankepada para pegawai. Dalam arahantersebut ada sembilan poin yangdisampaikan dirjen kepada parapegawai, yang secara garis besarmengajak seluruh pegawai bea cukaiumumnya, dan pegawai KPBC Bekasikhususnya untuk meningkatkan kinerjadan citra Bea dan Cukai (lihat boks).

Acara dilanjutkan dengankunjungan ke tempat-tempat kerja parapegawai untuk melihat secara langsungkegiatan para pegawai di KPBC, tempatpenyimpanan dokumen kepegawaiandan dokumen pelayanan, termasukmelihat-lihat kondisi fisik gedung dankelengkapan sarana dan prasaranayang dimiliki KPBC Bekasi. ris/adi

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 381

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ntuk mencapai harapan perusahaandi atas diperlukan sebuah solusiyang tepat. Salah satu solusi yang

diberikan oleh Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) adalah pemberianfasilitas Jalur Prioritas. Dengan diberlaku-kannya Peraturan Direktur Jenderal Beadan Cukai Nomor P-11/BC/2005 tentangJalur Prioritas dan Peraturan DirektoratJenderal Bea dan Cukai Nomor P-06/BC/2006 tentang perubahan KeputusanDirektur Jenderal Bea dan Cukai NomorKEP-11/BC/2005 tentang Jalur Prioritas,diadakan sebuah sosialisasi mengenaiperaturan baru tersebut.

Sosialisasi yang diselenggarakanpada 19 Juni 2006 di ruang Aula Kanwil XDJBC Balikpapan, dibuka oleh KabagUmum Kanwil X Balikpapan, Rudy Her-nanto mewakili Kakanwil dengan menam-pilkan dua sesi. Sesi pertama untuksosialisasi Jalur Prioritas, sedangkan

pada sesi kedua untuk sosialisasi ImporBarang Kiriman melalui Perusahaan JasaTitipan (PJT). Semua sesi dipresentasikanoleh Bachtiar, Kasubdit Impor danEkspor, Direktorat Teknis Kepabeanan,dibantu oleh tiga orang staff.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WITAselain dihadiri oleh para pegawai Kanwil XDJBC Balikpapan dan KPBC-KPBC dilingkungan Kanwil X Balikpapan, jugamengundang sebanyak kurang lebih 50orang pengguna jasa. Kegiatan sosialisasidi Balikpapan ini merupakan rangkaiankegiatan sosialisasi yang telah diadakansebelumnya di Jakarta dan Medan.

Diawal presentasinya, Bachtiar terlebihdulu menyoroti tentang permasalahanperusahaan terhadap proses pengeluaranbarang (clearance). Menurutnya, perma-salahan perusahaan tersebut antara lainwaktu (lamanya waktu pengeluaranbarang sehingga memperlambat proses

produksi), biaya (terdapat banyak elemen-elemen biaya yang harus ditanggung per-usahaan dalam setiap importasi), keama-nan barang dan pengurusan clearance.

Lebih lanjut Bachtiar menguraikanbahwa biaya yang dikeluarkan olehperusahaan meliputi biaya pindah lokasi,demorage, biaya handling, move on danlift on/lift off. Bahkan berdasarkan HarianBisnis Indonesia edisi 16 Januari 2003,biaya yang dikeluarkan oleh setiap peru-sahaan berkisar sampai dengan 2 jutalebih/ kontainer.

Dengan sejumlah biaya-biaya yangharus dikeluarkan tersebut, tentunyaperusahaan mempunyai suatu harapanpada DJBC dalam efisiensi waktudengan peningkatan kecepatan pelayanandan kepastian waktu pelayanan, penghe-matan biaya dengan penguranganekonomi biaya tinggi serta kemudahanprosedur dalam proses pelayanan yangcepat dan sederhana. “Kalau dulu adaparadigma, ‘kalau bisa dipersulit kenapaharus dipermudah’, itu dulu, sekarangbeda. Percaya tidak percaya, sekarangberubah, ‘kalau bisa dipermudah, kenapadipersulit,” tegas Bachtiar.

Berangkat dari harapan perusahaan diatas, solusi yang tepat bagi DJBC dalammemenuhi harapan tersebut adalahdengan pemberian jalur prioritas. Apa itujalur prioritas ? Berdasarkan pasal 1 butir1 Peraturan Dirjen BC No. P-11/BC/2006,definisi dari Jalur Prioritas adalah fasilitasyang diberikan kepada importir yangmemenuhi persyaratan yang ditentukanuntuk mendapatkan pelayanan khusus,sehingga penyelesaian importasinyadapat dilakukan dengan lebih sederhanadan cepat.

Sejalan dengan Inpres Nomor 3 tahun2006 tentang paket kebijakan perbaikaniklim investasi dan perbaikan peraturanyang berkaitan dengan penggunaan jalurprioritas serta didukung dengan peralatandan teknologi yang tepat sehingga dalampengembangan jalur prioritas sampai saatini pemakai jalur tersebut bertambah dari71 importir menjadi 100 importir (Juni2006). Kedepannya dalam Desember2006 diharapkan mencapai 130 importir.

Secara kualitas, pengembangan jalurprioritas dilakukan dengan percepatanpelayanan terhadap permohonan jalurprioritas. Importir langsung mengajukanpermohonan kepada Dirjen BC melaluiDirektur Teknis Kepabeanan. Selain itudengan perluasan fasilitas dengan peng-gunaan PPJK dalam kegiatan importirjalur prioritas.

Sekarang apa saja keuntungan dariJalur Prioritas? Sangat banyak. Secaragamblang, Bachtiar menjelaskanperusahan yang memakai jalur ini akanmendapatkan kepastian, sederhana dankecepatan dalam penyelesaian impor.”Artinya impor kini bisa diperkirakan,dihitung, diukur dan terukur waktunya.Perusahaan bisa membuat perencanaanterhadap importasinya,” tambahnya.

Selain itu adanya penurunan biaya

U

Kanwil X DJBC Balikpapan

SOSIALISASI JALUR PRIORITASDAN IMPOR BARANG KIRIMANMELALUI PJTEfisiensi waktu, penghematan biaya dan kemudahan prosedurmenjadi harapan perusahaan terhadap perbaikan kinerja dancitra institusi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

FOTO : DONNY ERIYANTO

DAERAH KE DAERAH

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 381

27WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

dalam clearance dan inventory sertakeuntungan financial berupa kreditsampai dengan maksimal 2 bulanuntuk pembayaran berkala. Dengandemikian hal ini akan dapat menjadibargaining ke business partnerskarena adanya efisiensi dan efektifitasperusahaan.

IMPOR PJTSetelah istirahat sekitar 5 menit,

acara kembali dilanjutkan lagi. Dalamsesi kedua untuk sosialisasi imporbarang kiriman melalui perusahaanjasa titipan (PJT) ini tetap dipresenta-sikan oleh Bachtiar. Sosialisasi inisejalan dengan diberlakukannyaPeraturan Dirjen BC Nomor P-05/BC/2006 tanggal 25 April 2006.

Menurut Bachtiar, hal yangmelatarbelakangi terbitnyaperaturan tersebut adalah dari hasilevaluasi terhadap pelayanan danpengawasan impor barang kirimanmelalui PJT. Hasilnya, perlu suatupengaturan kembali untuk penegas-an ketentuan, tertib administrasi danterjaminnya penerimaan negara.Sehingga ada sebuah legalitaspenerapan sistem otomasi dalampelayanan impor barang kiriman.

“Selama ini tidak adapenyampaian laporan-laporanmengenai dengan PIBT, sehinggadata kita di BPS dan Bank Indonesiaitu sangat berbeda dengan data yangdilaporkan oleh banyak pengamatinternasional,” jelas Bachtiar.

Istilah PJT sendiri menurut P-05/BC/2006 adalah perusahaan yangmenangani layanan kiriman secaraekspres atau peka waktu, memiliki ijinpenyelenggaraan jasa titipan dariinstansi terkait serta mendapatkan per-setujuan untuk melaksanakan kegiat-an kepabeanan dari Kepala KantorPelayanan. Hal terpenting yakni berat-nya tidak melebihi 100 kg netto untuksetiap House AwB atau House B/L.

Selain menyampaikanpresentasi, acara juga diisi dengankegiatan tanya jawab dari pesertasosialisasi. Peserta sendiri, baik daripegawai maupun kalanganpengguna jasa, tampak antusiasdengan kesempatan ini. Sepertipertanyaan dari Dede Hendra, KasiAudit. Ia menanyakan mengenaipenetapan oleh Pejabat SeksiPabean bersifat final apakah masihbisa diaudit. Menjawab pertanyaanini, Bachtiar mengatakan bahwasepanjang barang kiriman itubersifat personal (perorangan) tidakbisa diaudit lagi. Tapi kalau barangkiriman lainnya masih bisa diaudit.

”Kenapa? Karena ada yang tidakkita ketahui, yaitu (harga) transaksi-nya. Jadi meskipun penetapan bersifatfinal, namun terhadap barang kirimanmelalui PJT masih dimungkinkan (di-audit),” tegasnya.

emang tidak ada yang berubahdengan dengan pola kehidupandan aktivitas masyarakat kota

Yogyakarta pasca gempa yang terjadipada 27 Mei 2006 lalu . Sepanjang pusatkota kerusakan bangunan tidak begituparah, hanya terdapat beberapa retakandinding, andaikata ada tembok yangroboh itupun hanya sebagian.

Tetapi lain halnya di bagian PropinsiDaerah Istimewa Yogyakarta (DIY)lainnya, misalnya , di Kabupaten Bantul

dan Kabupaten Imogiri yang sempat kamikunjungi, kondisinya sangatmemprihatinkan, rumah-rumah pendudukroboh rata dengan tanah. Sekedardiketahui Provinsi DIY terdiri dari limakabupaten yaitu : Bantul, Gunung Kidul,Kulon Progo, Sleman, dan Yogya (kota)dengan total luas wilayah 3.142 km2 danjumlah penduduk kurang lebih 5 juta jiwa.

Penulis ( Bambang Wicaksono ) danCahyo Wibowo mendapat tugas dariKepala Kantor Wilayah VII DJBC Suraba-

MENENGOKDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PascaGEMPA“...“...“...“...“...Masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabatpenuh selaksa makna ... ... ... ... ...Suasana Yogya... Ramai kaki lima,menjajakan sajian khas berselera orang duduk bersila. Musisijalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu…….”Itulah sepotong lirik lagu Yogyakarta yang pernah dilantunkanoleh Kla Project di tahun 90-an. Lagu ini pun sedang dilantunkanoleh pengamen jalanan, ketika kami rehat sejenak melepaspenat di lesehan Malioboro, Yogyakarta selepasmendistribusikan bantuan bencana alam seharian.

SEORANG PENDUDUK sedang membersihkan rumahnya setelah gempa merobohkan rumah mereka.

M

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

dons, balikpapan

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 381

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ya dengan Surat Tugas Nomor : ST- ST-169/WBC.07/2006 Tanggal 29 Juni 2006untuk mengikuti pendistribusian barangbantuan untuk korban gempa dan sekali-gus memberikan laporan tentang kegiatanbersama Yayasan Pondok Kasih.

Yayasan Pondok Kasih merupakanorganisasi sosial yang beralamat di JalanKendangsari II/69 Surabaya. Yayasan inimerupakan salah satu importir yangmengimpor barang bantuan dari luar ne-geri untuk misi-misi sosial kemanusiaan.

Pada kesempatan kali ini pihak yaya-san mengajukan permohonan kepadaKanwil VII DJBC Surabaya untuk ikut sertamelihat langsung pendistribusian barangbantuan tersebut kepada pihak-pihakpenerima yang berhak secara langsung.Dalam tulisan ini, penulis mengabadikantugas pendistribusian bantuan tersebut,baik dengan tulisan, foto, dan sekaligusgambar video. Sayang untuk yang terakhirpenulis tidak dapat berbagi denganpembaca.

Bagi penulis ini merupakan tiga sisitugas yang menjadi satu, yaitu : tugaskantor, tugas sosial, dan tugas jurnalis-tik. Berikut penulis akan menceritakansemua kegiatan dalam liputan day-per-day :

KAMIS, 29 JUNI 2006Tiba di Bandara Adi Sucipto, Yogyaka-

rta pukul 20.00 langsung menuju lokasigempa di Desa Kabregan, KecamatanPiyangan, Kabupaten Bantul. Desa iniberpenduduk sekitar 800 orang. Rumahpenduduk 90 persen rusak berat dankorban meninggal 6 orang. Pada malamitu diadakan hiburan lawak menampilkan“Den Bagus Ing Ngarso” Yogyakarta.Acara ini terselenggara atas kerjasama

Yogya Bangkit, Yayasan Pondok Kasih,dan Yayasan Theodora.

Pihak terkait merasa perlu memberi-kan bantuan yang tidak hanya berupamateri tetapi juga dapat berupa hiburanyang mampu membantu menghilangkanstres dan trauma pasca gempa. Di akhiracara dibagikan bingkisan Samaritan’spurse untuk 70 orang anak berumur 4-12tahun. Samaritan merupakan paket yang

berisi beraneka ragam mainan, alat tulis,boneka, dan sebagainya.

Paket itu merupakan sumbangan darianak-anak di luar negeri yang jugaberumur 4-12 tahun baik laki–laki maupunperempuan. Mereka, anak-anak pendonordi luar negeri, dididik oleh orang tuanyauntuk menyisihkan uang saku untukberbagi dengan sesama anak yangmembutuhkan.

JUMAT, 30 JUNI 2006Rombongan yang terdiri dari : DR.

Hana A.V. Ananda, Hari Ananda, Kristin (Yayasan Pondok Kasih ), Abdul Hamid (Satkorlak ), Bambang Wicaksono, CahyoWibowo ( Bea dan Cukai ), dan HengkyGo ( Yayasan Thedora ) bersama-samamenuju Kepatihan kantor Wakil Gubernur(Wagub) Sri Sultan Paku Alam IX untukbersama Wagub menuju lokasi gempa diDusun Tombratan, Desa Wirokerten,Kecamatan Banguntapang, KabupatenBantul.

Setiba di lokasi kami telah ditungguoleh penduduk setempat yang berada ditenda-tenda. Kondisi perumahan rusakberat hanya tertinggal puing-puing sisarumah mereka. Menurut LurahWirokerten, Hendro S, tercatat 1547rusak total, 987 rusak berat, 10.064 rusakringan, korban meninggal 64 orang, lukaberat 89 orang dan 5 diantaranya masihdirawat di rumah sakit.

Untuk sementara mereka tinggal ditenda-tenda pengungsian. Bantuan yangdiberikan berupa semabako, alatpertukangan, pakaian , paket ibu/balitadan Samaritan’purse. Seusaimenyerahkan bantuan Wagub menyalami

WAGUB DIY YOGYAKARTA, Sri Sultan Paku Alam IX (no.4 dari kanan), sesaat sebelum ke lokasipengungsi berfoto bersama rombongan Pondok Kasih dan Yayasan Thedora.

PENDISTRIBUSIAN sumbangan bagi korban bencana alam gempa bumi oleh Yayasan Pondok Kasih.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 381

29WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

para pengungsi dan berkeliling ke tenda-tenda tempat tinggal mereka sembarimemberikan dukungan moral.

“Yang tabah ya, yang kuat…singgedhe atine,” sapa Wagub berkali-kalikepada pengungsi yang tidak bisamenahan air mata. “Sekarang kita sedangdiuji dengan kesusahan. Marilah kitabersama-sama menghadapi dan bangkitmembangun masa depan,”katanya.

Waktu menunjukkan pukul 12.00acara ditutup dan rombongan menujugudang/posko Pondok Kasih di GejayanYogyakarta, sedangkan Wagub kembalike Kepatihan untuk melanjutkan tugas.Gudang Pondok Kasih menampungberbagai barang-barang bantuan dari luarnegeri yang terdiri dari kursi roda, pakaian,makanan, air mineral, dan sembako. Luasgudang kurang lebih 400 m2.

Pukul 14.00 rombongan denganmembawa dua truk besar, tiga mobil, dandua pick up membawa barang bantuandisalurkan secara langsung kepadapengungsi di lokasi-lokasi antara lain :a. Desa Jonggrangan, Kecamatan

Pundo, Kabupaten Bantul, korbanmeninggal 8 orang

b. Desa Wonolopo, Kecamatan Jetis,Kabupaten Bantul, korban meninggal8 orang

c. Desa Kiringan, Kecamatan Jetis,Kabupaten Bantul, korban meninggal5 orang

Waktu telah menunjukkan pukul 17.00rombongan beralih tujuan untuk menujupengungsian di kaki Gunung MerapiDesa Umbulharjo, KecamatanCangkringan, Kabupaten Sleman. Kuranglebih terdapat 1000 orang pengungsi yangtinggal di tenda-tenda darurat.

SABTU, 1 JULI 2006Pagi hari bertolak dari gudang/posko

Yayasan Pondok Kasih, rombongandengan membawa dua mobil, satu truk,dan satu pick up menuju Wisma Elfata,Kaliurang, Kabupaten Sleman yangberjarak 25 km dari kota Yogyakarta. Disini merupakan dataran tinggi salah satutempat pengungsian penduduk Merapi.

Suasana sekitar nampak sedikit gelaptertutup kabut tebal sehingga puncak Gu-nung Merapi pun tidak nampak, padahaljarak dengan Gunung Merapi hanya seki-tar 10 km. Abu putih menutupi genting ru-mah, jalan, dan pepohonan,. Lokasi Wisa-ta Gua Cerme di Kaliurang pun ditutuptotal, suasana desa tersebut seperti desamati yang tidak ada aktivitas sama sekali

Pukul 12.00 kami kembali ke poskoYayasan Pondok Kasih untuk mengambilbarang-barang untuk disalurkan lebihlanjut ke tempat bencana gempa di dae-rah Imogiri dan Bantul. Bekerja sama puladengan Yayasan Kasih Peduli MasyarakatIndonesia ( YKPMI ) kami menyalurkan ketitik-titik korban Gempa antara lain :a. Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri,

Kabupaten Bantul, jumlah 31 KK /107 penduduk

b. Desa Kerto, Kecamatan Pleret,Kabupaten Bantul, jumlah 150 orang

Musibah bencana alam berupa gempabumi berkekuatan 5,9 skala richter (SR)yang terjadi pada 27 Mei 2006 di JawaTengah dan Daerah Istimewa Yogyakartatelah menelan korban jiwa kurang lebih6000-an orang dan 305.502 rumah rusak.Sekitar 129.000 rumah roboh dan rusakberat serta 172.854 rumah rusak sedang.Diperkirakan biaya untuk rehabilitasi danrekrontruksi tersebut sebesar Rp 1,2 triliunakan dikeluarkan oleh pemerintah.

Bea dan Cukai sebagai salah satuinstitusi pemerintah, khususnya Kanwil VIIDJBC Surabaya selain memiliki fungsirevenue collector, trade fasilitator, dancommunity protector telah berperan sertasecara aktif membantu saudara-saudarakita yang tertimpa musibah tersebut

GEMPA BUMI berkekuatan 5,9 skala richter (SR) terjadi pada 27 Mei 2006 di Jawa Tengah danDaerah Istimewa Yogyakarta.

dengan memberikan bantuan uang tunai,barang, dan tenaga.

Hal ini juga terlihat, Pada 9 Juni2006 Kanwil VII DJBC Surabayamelalui perwakilan KPBC Yogyakartatelah menyalurkan sumbangan berupauang tunai, kompor, selimut, makanan,dan mie instant. Semoga segala peranserta Kanwil VII DJBC Surabayamenjadi nilai positif dan berguna bagiwarga yang tertimpa musibah danmendapat pahala di sisi Tuhan YangMaha Esa. Amin !

Minggu pagi 2 Juli 2006 pukul07.00 kami meninggalkan kotaYogyakarta ,dengan harapan DIY dapatbangkit kembali dari bencana yangmenimpa. Semoga masyarakat DIYjuga tabah dalam menghadapi cobaanini dan mengambil hikmahnya.

Bambang Wicaksono. Koresponden Surabaya

PEMBERIAN bingkisan Samaritan”s purse untuk tujuh puluh orang anak berumur 4-12 tahun.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 381

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

antor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) Tipe A Pontianak, terletak diibukota Kalimantan Barat. Lokasi

kantornya tidak jauh dari pelabuhanDwikora Pontianak, berada di tepi SungaiKapuas. Suasana kantor yang bersih danterawat ini menjanjikan rasa nyaman bagipara pengguna jasa kepabeanan yangdatang ke KPBC Pontianak. Lantai putihkeramik yang mengkilap, tata ruang yangrapi dengan hiasan tanaman hidup disetiap sudut ruangan menambah suasanamakin asri. Tak heran kalau KPBC inipernah meraih gelar Kantor PelayananTerbaik pada tahun 2005 lalu.

Untuk melaksanakan tugas pokok danfungsinya, KPBC Pontianak telahmenetapkan visi yaitu : “MenjadikanKantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe APontianak Terbaik dalam Kinerja danCitra” dengan misi “Pelayanan Prima DiBidang Kepabeanan dan Cukai DenganPengawasan Yang Efektif”.

Artinya, suatu pandangan jauh kedepan dan cita-cita menempatkan KPBCTipe A Pontianak yang merupakan bagiandari DJBC menjadi yang terbaik diantaraKPBC di seluruh Indonesia dalammelakukan pelayanan dan pengawasanlalu lintas barang impor dan ekspor sertapemungutan bea masuk, cukai dan pajakdalam rangka impor dan selalu mendapatpenilain serta kesan yang baik dari parastakeholder.

Dalam menjalankan fungsinya seba-gai pemungut penerimaan negara padatahun 2005 kemarin, KPBC ini berhasilmengumpulkan penerimaan negara dariBea Masuk (BM) sebesar lebih dari 35miliar rupiah atau tepatnya Rp.35.651.929.868. atau 88,54 persen daritarget penerimaan BM revisi kedua yangditetapkan sebesar Rp. 40. 265.740.008.Dan kalau dibandingkan dengan BM yangberhasil dipungut pada Tahun Anggaran(TA) 2004 sebesar Rp. 30.747.777.130.Maka terjadi peningkatan sebesar 15,95persen.

Untuk target penerimaan TA 2006 inimenurut Kepala KPBC Tipe A Pontianak,Posman Pohan Siahaan, besarnya targetyang dibebankan kepada KPBCPontianak sebesar Rp. 39.170,720,000yang sudah terkumpul pada catur wulan

pertama sebesar Rp. 7.722,395 000 atau19,71 persen.

Menurut Pohan, kendala yang dihada-pi dalam pencapaian target penerimaansaat ini berupa adanya larangan, pemba-tasan dan pengaturan komoditi penyum-bang penerimaan bea masuk terbesar,yaitu gula dan beras. Demikian jugaberkurangnya komoditi andalan daerah,berupa kayu olahan dan hasil hutan, dan

investasi di bidang kehutanan turut mem-pengaruhi dalam usaha pencapaian targetpenerimaan.

Namun demikian KPBC ini tetap opti-mis target yang telah ditetapkan akantercapai. Pohan pun mengatakan “Kamitidak ingin pesimis, karena jika demikianmaka kami akan layu sebelum berkem-bang,” begitu katanya.

EKSPOR DAN IMPORKegiatan ekspor di wilayah yang ber-

ada di bawah pengawasan KPBC Pontia-nak dilakukan melalui Pelabuhan LautDwikora Pontianak, Pelabuhan UdaraSupadio dan melalui darat. Komoditi yangdieskpor umumnya, kayu olahan dan hasil

industri perkebunan seperti minyak sawitmentah (CPO) dan karet dengan tujuanMalaysia . Sedangkan ekspor melaluidarat yang tujuannya Malaysia Timur dila-kukan di KPBC Entikong.

Selama periode TA 2005, pelayanandan pengawasan ekspor oleh KPBCPontianak sebanyak 4.460 PEB denganvolume ekspor sebesar 611,388.44 MetrikTon dengan nilai ekspor sebesar Rp. 549,207.890. Dibandingkan KPBC-KPBC laindi lingkungan Kanwil IX Pontianak, biladilihat dari jumlah PEB, volume eksporataupun nilai ekspor terbesar dilakukanmelalui KPBC Pontianak.

Sama dengan kegiatan ekspor, kegiat-an impor dilakukan melalui PelabuhanLaut Pontianak, Pelabuhan Udara Supa-dio dan Kantor Pos Lalu Bea Pontianak.Komoditi yang diimpor melalui KPBCPontianak pada umumnya berupa baranguntuk keperluan operasional perusahaanindustri kayu (plywood), barang untukkeperluan operasional perusahaan indus-tri minyak sawit, barang kebutuhan pokokterutama beras dan gula. Namun untukkomoditi gula dan beras saat ini sedangdiberlakukan larangan, pembatasan danpengaturan komoditi tersebut.

Selama periode TA 2005, pemasukanbarang impor yang dilayani dan diawasiKPBC Pontianak sebanyak 1,976 Pembe-ritahuan Impor Barang/PemberitahuanImpor Barang Tertentu dengan volumeimpor sebesar 107.641,92 ton.

Lebih lanjut disampaikan Pohan, untukmeningkatkan kinerjanya, maka KPBC initelah mengambil langkah-langkah yangdianggap perlu, guna menghadapitantangan yang dihadapi. Gunamendukung misi Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) terutama dalam halmasalah pencapaian target penerimaandan pelayanan, jajaran KPBC Pontianaksejak TA 2005 memutuskan untukmelakukan monitoring target penerimaandan mengevaluasinya secara periodik,serta melakukan pengawasan danpengendalian guna memastikan bahwapelayanan kepada pengguna jasa sudahdilaksanakan sesuai peraturan.

CUKAIDijelaskan Pohan, bahwa di wilayah

KPBC Tipe A Pontianak

INGIN JADI YANG TERBAIK DALAMKINERJA DAN CITRADalam hal penerimaan, KPBC ini merupakan tulang punggung bagi Kantor Wilayah IX DJBCPontianak, sebagai pengumpul penerimaan terbanyak di jajaran KPBC di lingkungan KanwilPontianak, disusul KPBC Sampit, KPBC Pangkalan Bun, KPBC Entikong dan KPBC Pulang Pisau.

LARANGAN, PEMBATASAN dan pengaturanpada tahun ini untuk komoditi penyumbangpenerimaan bea masuk terbesar di KPBCPontianak, yaitu gula dan beras, salah satukendala pencapaian target penerimaan.

K

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 381

31WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

kerja KPBC Pontianak tidak ada pengusa-ha barang kena cukai maupun pabrikHasil Tembakau , maka KPBC ini tidakdibebankan target penerimaan dari cukai.

“Penerimaan cukai di kami nihil, jadikami hanya melakukan operasi pasar,caranya sedehana saja, kami beli dulu lalukami teliti pita cukainya. Sempat ketika ituada pita cukai yang kami duga palsu dankebetulan memang seksi cukai yang kamimiliki sangat aktif. Temuan itu selanjutnyadikirim ke Kantor Pusat untuk diteliti lebihlanjut ke Peruri, namun ternyata hasilnyaadalah pita cukai asli,” ujar Pohan yangmenyatakan bahwa KPBC Pontianakhingga saat ini belum memiliki alat untukmendeteksi keaslian pita cukai.

Upaya yang dilakukan KPBCPontianak dibidang cukai saat ini ada-lah dengan melakukan operasi pasaruntuk mencegah peredaran BarangKena Cukai dengan pita cukai palsuatau dipalsukan dan Barang Kena Cu-kai yang dibuat oleh pabrikan-pabrikantanpa ijin, sesuai dengan tugas yangdiemban KPBC ini yaitu perlindungankepada masyarakat dan pengamananpenerimaan negara serta pencegahanterhadap terjadinya perdaganganbarang ilegal.

“Sedangkan untuk minuman beral-kohol tidak ditemukan adanya peredar-an minuman ilegal atau tanpa pita cu-kai, begitu juga tidak ada impor MMEA,

selain importirnya terdaftar juga jelasnama perusahaannya,” tambah Pohan.

SUMBER DAYASebagai fasilitator perdagangan, peng-

himpun penerimaan negara, pengawaslalu lintas perdagangn serta penegakhukum di bidang kepabeanan dan cukai,

maka diperlukan Sumber Daya Manusia(SDM) yang tangguh, profesional danberintegritas tinggi.

Jumlah pegawai di KPBC Pontianaksebanyak 80 orang. Disadari sepenuhnyabahwa komposisi itu memang belumsepenuhnya ideal untuk mencapai pelak-sanaan tugas pokok dan fungsi yang opti-

KEGIATAN EKSPOR di wilayah yang berada di bawah pengawasan KPBC Pontianak salah satunyadilakukan melalui Pelabuhan Laut Dwikora Pontianak.

DENGAN OPTIMISME, para pegawai di KPBC Pontianak berusaha untuk semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang terbaik kepada parapengguna jasa kepabeanan

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 381

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

erjalanan menuju KPBC Entikongdari Pontianak dapat dilaluidengan jalan darat selama kurang

lebih enam sampai tujuh jam denganjarak tempuh sekitar 400 km. Jalanantar kota yang membentang tidaklahselebar dan seramai di pulau Jawa.

Dalam perjalanan WBC ke KPBCini awal Juni 2006 lalu, hanya sesekalikami berpapasan dengan kendaraanroda dua, mobil dan sesekali bis.Perkebunan kelapa sawit dan jerukkhas Pontianak menjadi pemandangansepanjang jalan, disamping juga lahan-lahan yang ditanami pohon nanas.

Entikong merupakan daerahsetingkat kecamatan yang dipimpinseorang camat di bawah Kabupaten

Sanggau. Suasana di Entikong bisadikatakan masih belum banyak tersen-tuh pembangunan. Bagi pendatangyang berkunjung ke wilayah ini mungkinakan sulit mencari penginapan yangnyaman dan lebih layak. Di Entikonghanya ada satu penginapan kelasmelati yang bisa dikatakan lumayannyaman untuk menginap, sedangkanpenginapan kelas melati lainnya belumbisa menjamin kenyamanan menginap.

Bila semakin mendekati perbatasandengan Malaysia, tepatnya di Pos Per-batasan Entikong, akan terlihat gedungkantor milik instansi pemerintah yangmulai tertata rapi. Meski sederhananamun terlihat rapi dan asri, tetapi jauhdari kesan megah. Mendekati pos

KPBC Tipe B Entikong

TAK KENALISTILAH LIBURKantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe B Entikongmerupakan kantor pelayanan di bawah Kantor Wilayah IXPontianak. KPBC ini memiliki tugas yang sangat penting karenaterletak di batas darat negara Indonesia dan Malaysia.

mal. Namun dari struktur dan kompo-sisi SDM yang ada dapat dikembang-kan untuk optimalisasi pelaksanaantugas pokok dan fungsi KPBC.

Mengingat karakteristik tugasDJBC sebagai suatu institusi yangberfungsi sebagai fasilitatorperdagangan dan yang seperti telahdisebutkan di atas, maka pegawaidituntut bertindak secara tepat,efektif dan efisien. Oleh karena itumerupakan tugas dari Kepala Kan-tor dan staf pimpinan untuk senanti-asa mendorong dan meningkatkankualitas SDM KPBC Pontianak,sehingga dapat diharapkan parapegawai yang telah meningkatkualitasnya dapat dipakai sebagaimotor penggerak roda organisasi,yang pada gilirannya dapat tercapaikondisi yang ideal.

Untuk hal itu, Pohan punya kiattersendiri. Ia selalu meminta kepadapegawai agar selalu menjadi teamdan jaringan kerja, sehingga setiaphambatan yang ditemui dapatdipecahkan bersama. Dan kepadapengguna jasa jika menemuimasalah agar dicarikan jalan keluardengan baik, sehingga mencapaiwin-win solution.

Dengan optimisme, para pega-wai di KPBC Pontianak berusahauntuk semaksimal mungkin membe-rikan pelayanan yang terbaik kepa-da para pengguna jasa kepabeanandan ini terus ditanamkan Pohankepada para pegawai. Pembinaanyang dilakukan Pohan kepadapegawai dilakukan melalui P2KPsebanyak dua kali dalam sebulandilengkapi dengan ceramah agamauntuk bimbingan rohani pegawaisekali dalam sebulan. Dan itu dira-sakan sangat mendukung pelaksa-naan tugas sehari-hari pegawaiKPBC Pontianak

Menyinggung masalah saranadan prasarana yang ada di KPBCini, banyak yang berumur lebih dari20 tahun, bahkan barang-barangyang tidak bergerak berupa bangun-an tempat kerja, banyak yang telahberusia lebih dari 30 tahun. Begitujuga dengan barang-barang berge-rak lainnya yang berumur lebib dari10 tahun. Namun demikianditegaskan Pohan, KPBC ini dalammelakukan kegiatan sehari-hariberupaya mengoptimalkan saranadan prasarana yang ada tersebut.

Untuk mengantisipasi perkem-bangan di bidang teknologi informa-si, transportasi dan telekomunikasi,maka sudah saatnya dilakukanmodernisasi atas sarana dan prasa-rana yang ada sehingga dapatmemenuhi syarat untuk mendukungpelaksanaan tugas dengan baik,yang pada akhirnya akan mem-pengaruhi dan meningkatkan kinerjaKPBC Tipe A Pontianak.

P

DAERAH KE DAERAH

ris

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 381

33WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

perbatasan maka akan terlihat, KantorPelayanan Bea dan Cukai, BalaiKarantina, Kantor Polisi, Imigrasi danbeberapa kantor pemerintah lainnya.

Kami berangkat dari Singkawangmenuju Entikong, pukul 09.00 WIBsetelah sehari sebelumnya melakukanwawancara ke KPBC Sintete.Sepanjang perjalanan untuk melepaspenat, kami sempatkan berhenti untukberistirahat siang dan kami makan disalah satu rumah makan khas Jawayang merupakan milik perantauan dariBlitar, Jawa Timur.

Tiba di Entikong, sekitar pukul 17.00WIB. Pertama-tama pandangan kamitertuju pada bangunan gedung KPBCdengan atap bercat biru dan dindingnyadidominasi warna putih, tak lamakemudian kami disambut Kepala KPBCEntikong, Eisenhower. Kami punlangsung dipersilahkan masuk ke ruangkerjanya.

Sempat sebelum masuk ke ruanganKepala Kantor, kami lihat di ruangutama terdapat ruang tunggu untukpengguna jasa saat menunggupenyelesaian dokumennya. Ruangtunggu tersebut meskipun tidakdilengkapi AC tapi cukup sirkulasi udarakarena banyak jendela, dilengkapi pulatempat duduk bersandar, tempat airminum, information desk, dan tvberwarna. Para pengguna jasa benar-benar mendapat pelayanan yang baiksehingga merasa nyaman dan betah.

Di samping kantor terdapatbeberapa rumah dinas yang nampakasri berdiri di atas tanah pekaranganyang luas karena masih banyak tanahyang kosong, sebagian dipakai untuksarana olah raga seperti sepak bola,bulu tangkis, dan volley. Bahkan untuk

jangka panjang akan dibuat drivingrange untuk berlatih golf, taman, dankolam ikan. “Rencananya ini akanmenjadi suatu konsep Kantor Wisata .Di sela-sela waktu senggang pegawaidapat menikmati fasilitas yang adasehingga merasa betah dinas diperbatasan,”tutur Eisenhower memulaiperbincangan dengan kami.

Ketika lebih jauh kami tanyakanmengenai konsep kantor wisata,Eisenhower menjelaskan, bahwa itubermula dari pemikirannya, bahwasudah menjadi keinginan setiappegawai termasuk dirinya saat mudadulu, tujuan pegawai jika dimutasikan

selalu inginnya berada di wilayah PulauJawa, seperti Tanjung Perak atauTanjung Priok dan Cengkareng. Lantasyang dimutasi ke daerah-daerah perba-tasan atau daerah terpencil seolah-olahmerasa dibuang jauh.

“Nah untuk kita yang di Entikongharus menciptakan suasana kerja agarmereka tidak merasa dibuang. Taruhlahbahwa benar ada yang kerja di Priok,tetapi yang ditugaskan di sini janganmenjadi beban bahwa mereka sedangdi hukum,” begitu Eisenhower menje-laskan latar belakang pemikirannya.

Eisenhower merasa bahwa Tuhantelah memberi kemudahan baginyamengenai angan-angannya itu. Kebe-tulan ketika itu ia bertemu Kakanwil IXDJBC Pontianak yang waktu itu dijabatoleh Teguh Indrayana dan Eisenhowersaat itu baru saja dilantik menjadiKepala KPBC Entikong. Karena belummemiliki jadwal dinas yang padat, iakemudian diajak Teguh Indrayana kesuatu pertemuan para pimpinanPemda di Pontianak. Dalam pertemuanitu, oleh Teguh Indrayana ia diperkenal-kan kepada para pimpinan yang hadir,seperti Gubernur, unsur Kepolisian danbeberapa pejabat lainnya.

“Positifnya, saya ketemu pejabat-pejabat kepolisian, polda, pemda diPontianak dimana suatu saat pasti sayamemerlukan mereka,” kenangnya.

Kemudian disuatu waktu,Eisenhower bertemu kembali denganGubernur Kalimantan Barat di BandaraSupadio dikarenakan pesawat yangakan ditumpanginya mengalamipenundaan (delay). Pada kesempatanmenunggu itu, ia mengatakan kepadaGubernur bahwa sebenarnya daerahperbatasan dapat segera dibangunagar lebih maju dan itu memerlukansuatu percepatan.

PPLB ENTIKONG terletak 3 km dari Tebedu Malaysia, yang merupakan kota terdekat dengan Indonesia

PEMERIKSAAN barang pelintas melalui X-ray.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 381

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Eisenhower yang asli dari sukudayak ini mengatakan pada Gubernur,bahwa disekitar wilayah perbatasanantara Indonesia-Malaysia memilikipotensi yang bagus jika dikembangkan,baik untuk resort (penginapan) maupunwisata penelitian mengingat biota airmaupun tanaman sangat kaya di HutanKalimantan yang dapat mendatangkandevisa. Misalnya di lokasi DanauSentarum maupun Danau Luar.Bahkanada sekelompok peneliti asingberistirahat di sekitar lokasi Batang Airuntuk melakukan penelitian yangterisolasi dan sangat menikmatikesunyian. Selain untuk wisatapenelitian, lanjut Eisenhower, bisa sajadi lokasi perbatasan dibuat wisataseperti di Genting Island maupunMacao.

“Jalan kita siapkan yang bagus danbisa saja kerjasama dengan pengem-bang di Kuching (Malaysia) untukmembuat sarana akomodasi. Kuncinya,bagaimana menghidupkan perekono-mian masyarakat di sana, sebabsesungguhnya potensi wilayah ini kayaakan wisata alam, seperti air terjun,dan akhirnya pegawai yang ditempat-kan di sini pun akan betah,” ujarEisenhower yang mensyukuri bahwapegawai di Entikong tidak ada yangstres, dikarenakan selain rutin menja-lankan tugas mereka juga diselingi ke-

giatan seperti olahraga maupun meng-hilangkan kejenuhan dengan berpetua-langan ke perbatasan lewat jalan tikusyang tentunya sangat menantang.

Kepada Kakanwil IX DJBCPontianak yang baru pun yaituIsmartono, Eisenhower jugamenyampaikan pemikirannya untukmenjadikan KPBC menjadi tempatwisata. Karena dengan begitu, Bea danCukai bisa dekat dengan masyarakat.Jika perlu didatangkan hiburan musikdari Jakarta, sehingga dengan begitumasyarakat bisa mengetahui Bea danCukai.

“Yang utama adalah bagaimanapegawai disini bisa enjoy, merekatidak merasa jauh dari keluarga,malahan bila selesai ditempatkan diwilayah lain, jika sampai di Entikongbisa membandingkan bahwa diEntikong jauh lebih nyaman dan betah.Karena itu saya sebagai pimpinanuntuk permulaan harus memberikanyang terbaik. Saya ingin visimenjadikan KPBC ini sebagai tujuanwisata dapat terwujud,” begitukeinginannya.

PEMERINTAH DAN SWASTA HARUSBERPERAN

Melihat perbedaan kondisiperbatasan dengan negara tetanggamenjadikan semangat tersendiri bagi

Eisenhower. Ia meng-inginkan gerbang diborder (perbatasan)Entikong tidak kumuh.Pemeriksaan antarabarang, bus dariKuching maupunpenumpangnya bisadipisahkan.

Kemudian disekitar lokasi KPBCEntikong yanglahannya masih luasolehnya ingin dibuatsemacam kebun danberternak. “Selainmenampilkan nuansaalam yang tertata rapidan bersih yangsetiap hari dilihatwarga Malaysia yangdatang ke Indonesia,suasana seperti itujuga akan membuatsemakin betahpegawai bea cukai,”ujar Eisenhower yangdiakuinya untuk saatini dirinya baru seba-tas untuk memberikanwawasan.

Tetapi apa yangmenjadi pemikiranEisenhower memangsesuai dengan visitentang pengembang-an wilayah perbatas-an. Salah satu visi

tersebut adalah wilayah perbatasan se-bagai pusat pertumbuhan yang berartiperbatasan dapat dikembangkansebagai kawasan ekonomi dan perda-gangan bekerjasama dengan pihakinvestor dalam maupun luar negeri se-cara legal yang berkelanjutan. Prosespembangunan di kawasan perbatasanpun harus memperhatikan aspekpengelolaan sumberdaya alam, sepertihutan lindung dan laut secaraseimbang dan memperhatikan dayadukung alam yang tujuannya untukmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat lokal di perbatasan dan didaerah sekitarnya.

WILAYAH KERJA DAN TARGETPENERIMAAN

Wilayah kerja KPBC Tipe B Enti-kong berada digaris Perbatasan antaraKabupaten Sanggau dan KabupatenKapuas Hulu dengan Wilayah Tebedudan Seriaman Serawak Malaysia.KPBC Entikong membawahi satuKantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukaiyaitu Kantor Bantu Nanga Badau danlima Pos Pengawasan, yaitu; PosPengawasan Merakai Panjang, PosPengawasan Nanga Bayan, PosPengawasan Segumun , PosPengawasan Simpang Tiga LubukSabuk , Pos Pengawasan Bantan.

Jarak KPBC Entikong dengan pos-

KEPALA KPBC, Eisenhower bersama camat dan aparatnya, serta Danton Lintas Batas saat meninjau dan melakukan pengukuranuntuk pos pengawasan di wilayah Segumun.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 381

35WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

pos Bea dan Cukai tersebut ditempuhmelalui jalur darat Indonesia, antaralain; Bantan kurang lebih 50 Km, Segu-mun kurang lebih 75 Km, Simpang TigaLubuk kurang lebih 60 Km, Nangaba-yan kurang lebih 410 Km, Merakai Pan-jang kurang lebih 300 Km dan NangaBadau kurang lebih 335 Km.

Dengan wilayah kerja yang luastersebut diperlukan Sumber DayaManusia (SDM) yang handal didukungsarana dan prasarana yang memadaiuntuk mencapai tingkat pelayanan yangprima dan efektif. Saat ini KPBCEntikong memiliki pegawai sejumlah 55orang.

Sebagai pelaksanaan fungsirevenue collector untuk mendapatkanpenerimaan bagi negara dari sektorbea masuk dan cukai maka KPBCEntikong diberi beban target. Targetpenerimaan Bea Masuk TA 2006sebesar Rp.768.400.000. Realisasi dariJanuari sampai dengan 10 Mei 2006adalah Rp. 260.354.521. atau 33,88persen, dengan jumlah PIB sebanyak23 berkas, 95 berkas Customs Declara-tion dan pelunasan SPKPBM sebanyaksatu buah.

Sementara tahun lalu, targetpenerimaan Bea Masuk pada periodeTA 2005 sebesar Rp.1.740.258.000dan yang terealisasi sampai denganakhir tahun adalah Rp 1.032.706.824.atau 59,34 persen tercapai.

Meski besarnya target penerimaanditurunkan pada TA 2006 ini dibanding-kan TA 2005, namun realisasi peneri-maan bea masuk sampai dengan 10Mei 2006 sudah mencapai target rata-rata perkuartal yang ditetapkan sehing-ga dapat diprediksikan penerimaan beamasuk untuk KPBC Tipe B Entikongdapat tercapai. Sedangkan penerimaancukai di KPBC Entikong nihil, karena diwilayah ini tidak ada pengusaha BarangKena Cukai .

KENDALA DI LAPANGANKPBC Entikong yang memiliki

peran sangat penting, yaitu menjagaperbatasan darat langsung denganMalaysia di daerah yang terpencilsetingkat kecamatan, tidak terlepas dariberbagai kendala di lapangan.

Kendala tersebut dapat terjadi dariinternal maupun eksternal. Di manafaktor sarana, prasarana, komunikasi,berbagai peraturan , dan dinamikamasyarakat setempat perlu menjadiperhatian khusus agar tugas dan fungsiBea dan Cukai tetap berjalan secaraoptimal.

Beberapa kendala itu antara lainsebagai berikut ;

Pertama, Penyetoran PenerimaanHarian. Terdapat kendala ketepatanwaktu antara realisasi penerimaan yangdilaporkan oleh KPBC Entikong denganpenerimaan yang sampai ke kasnegara yang dilaporkan oleh KantorPerbendaharaan dan Penerimaan

Negara (KPPN) Sanggau. Permasalah-an disebabkan penerimaan yang dila-kukan secara tunai oleh KPBC Entikongtidak dapat disetorkan langsung padahari yang sama ke Bank Persepsi dika-renakan tidak adanya Bank Persepsiyang on line di Entikong.

Sampai saat ini BM, PDRI, danPNBP disetorkan sebagai titipansementara di unit pembantu BankPersepsi terdekat di Balai Karanganuntuk diteruskan ke Bank Persepsi diSanggau pada hari kerja yang tidakdapat ditentukan. Diusulkan agar BRIunit Balai Karangan bisa menjadi BankPersepsi dengan fasilitas on line.

Kedua, kendaraan dinasoperasional roda empat kurang. Saatini kendaraan dinas operasional rodaempat cuma ada dua unit. Dengankomposisi Pejabat KPBC Entikong 1(satu) orang Kepala Kantor dan 8(delapan) orang Kasi/Kasubag, denganvolume kerja cukup tinggi, dan terdapat5 (lima) Pos Pengawasan Bea danCukai yang masih aktif, maka jumlahkendaraan roda empat yang ada saatini dirasa masih kurang

Ketiga, Kawasan Pabean PPLBEntikong. Di perbatasan darat seringtimbul upaya coba-coba untukmemasukkan barang yang dibatasi ataudiatur tata niaga impornya, berartikawasan ini bisa dikatakan belum steril.Jika ketahuan petugas Bea Cukai makaresikonya mereka akan diminta untukmere-ekspor atau mengirim kembali keMalaysia. Belum sterilnya di wilayahperbatasan ini dapat diartikan, masihbanyak orang-orang yang tidakberkepentingan bebas lalu-lalang di

dalam kawasan pabean, termasukgudang pemeriksaan menjadi tempatberdagang dan peristirahatan tukangpikul, parkir kendaraan yang menuggumuatan dan tempat berkumpulnya paramoney changer.

Empat, produk pertanian/peternakan yang dibatasi/ dilaranguntuk diimpor. Adanya pemaksaankehendak dengan cara perlawanandarimasyarakat setempat untuk impordaging segar, telur, ayam, gula yangmelebihi kebutuhan hidup sehari-hari(FOB MYR 600/orang/bulan). Keadaanmasyarakat yang kurang mengerti akanperaturan-peraturan dari instansi terkaitmenjadi kendala dalam pelaksanaantugas pengawasan , maka perlu adanyasosialisasi peraturan-peraturan kepadamasyarakat di Kawasan Pabean PPLBEntikong

Kelima, Importasi Gula. Tidak bolehdiimpor kecuali oleh importir yangditunjuk oleh Deperindag. Dalam hal iniBea Cukai tidak mendapat dukungandari instansi lain untuk menghentikanimpor gula. Kemudian, penimbunangula di wilayah Kecamatan Sekayamdan Entikong. Kebijakan kepadamasyarakat Kecamatan Entikong danSekayam diijinkan 1 karung/bulan=50kg setiap orang. Penentuan jumlah gulapasir yang diperbolehkan dalam BukuPas Barang Lintas Batas (BPBLB/BukuBiru) tersebut berdasarkan hasilkesepakatan Muspida Sanggau,Deperindag dan Instansi terkait. BukuPas Barang Lintas Batas (BPBLB/BukuBiru) saat ini telah diterbitkan sebanyak3.111 buku untuk masyarakatKecamatan Entikong dan Kecamatan

POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS, aktivitasnya dimulai sejak pukul 5 pagi.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 381

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Sekayam Balai Karangan. Pemasukangula pasir dengan Buku Pas BarangLintas Batas (BPBLB/Buku Biru) tidakdikenakan pungutan impor

Keenam, mobil wisata dari Malaysia/ Brunei. Masih ada mobil wisata yangbelum kembali karena pemilik/pembawa mobil wisata tidakmempertaruhkan jaminan sehinggapada waktu kembali tidak ada doronganuntuk melaporkan kembali pada beacukai. Untuk itu saat ini telahdiberlakukan Single Documentberdasarkan Kesepakatan SosekMalindo 2006 yang PemberlakuanSingle Document telah disepakati mulaitanggal 20 Mei 2006. Disamping itujuga telah diadakan pertemuanbersama di Tebedu antara pihakIndonesia (KPBC Entikong, UnitPerhubungan Entikong, Pos LantasEntikong) dan pihak Malaysia (KastamDiraja Malaysia, Polis dan JPJ Tebedu).Dan telah disebarkan kepada parapemilik / pengemudi kendaraanwisatawan tentang adanya prosedurbaru Pemberlakuan Single Document

Ketujuh, registrasi importir . Masihbanyak terdapat Pedagang / Importiryang belum teregister sehingga dalamdokumen Impor (PIB) masih memakaidata identitas pengenal diri seperti KTP, PASPORT & PLB. Kendalanya adalahketerbatasan dalam melakukan tertibadministrasi ( pembukuan ) yangmerupakan syarat mutlak dalammengajukan registrasi. Maka itudisarankan untuk menggunakanperusahaan yang telah teregistrasi

Delapan, Pelayanan Ekspor.Pembatasan ekspor produk industrikehutanan, sehubungan denganadanya adanya Peraturan MenteriPerdagangan Nomor : 02/M-DAG/PER/2/2006 tanggal 02-02-2006 (berlaku 30hari setelah ditetapkan), yang padaintinya mengatur bahwa setiap kegiatan

ekpor produk industri kehutanan:harusdilakukan oleh ETPIK (EksportirTerdaftar Produk Industri Kehutanan)dan wajib dilakukan verifikasi/penelusuran teknis oleh surveyordengan diterbitkannya LaporanSurveyor. Sedangkan saat ini eksporproduk industri kehutanan tersebutdiberlakukan ketentuan perdaganganlintas batas berdasarkan Surat KepalaDinas Perindustrian, Perdagangan danKoperasi Propinsi Kalimantan BaratNomor : 510/382/DAGLU/III/2006 tgl29-03-2006

Kendala yang terakhir adalahkekosongan Jabatan Kasi OKDD.Belum terisinya jabatan Kepala SeksiOKDD sehingga tugas dan tanggungjawab dirangkap Kepala SeksiPerbendaharaan yang mengakibatkantidak optimalnya pekerjaan

AKTIVITAS DI PERBATASANWaktu menunjukkan pukul 05.00

pagi WIB suasana masih gelap belumnampak matahari bersinar dan udaradingin menusuk sampai ke tulang. Pintupagar perbatasan Entikong dan Tebedu(Malaysia) mulai dibuka. PosPengawasan Lintas Batas (PPLB)Entikong terletak 3 km dari TebeduMalaysia, yang merupakan kotaterdekat dengan Indonesia. SelainPPLB Entikong juga terdapat lebih 64pintu masuk-keluar tidak resmi yangsering digunakan pelintas batas untukmenyelundupkan komoditi yangdilarang masuk ke Indonesia.

PPLB Entikong nampak ramaidipenuhi orang-orang dengan berbagaipekerjaan masing-masing dari peda-gang asongan, penjaja money changer,penjemput sampai dengan Polisi, TNI,Imigrasi, termasuk Bea dan Cukaiterlibat dalam komunitas kehidupan dipagi hari sampai sore pukul 17.00.

Di bagian gate in satu per satu

pelintas batas yang berjalan kakidatang membawa barang bawaan,mobil angkutan penumpang/ travel, busantri berjajar menjalani pemeriksaanbaik oleh petugas imigrasi yangmengontrol paspor / kartu pelintasbatas maupun Bea dan Cukai.Pemeriksaan barang bawaan dilakukandengan cara menggunakan x-ray ataumanual. Para money changer hilirmudik menawarkan penukaran uangringgit dan rupiah. Biasanya RinggitMalaysia dibeli seharga Rp 2.530.Sebaliknya Ringgit Malaysia dijualseharga sekitar Rp 2.500.

Komoditi yang biasa dibawa pelintasbatas masuk ke Indonesia (importasi)antara lain; makanan-makanan ringandan minuman kaleng buatan Malaysia,gula pasir yang dibatasi satu karung/bulan=50 kg setiap orang, susu,mentega, terigu, buah-buahan, ikan,telur dan daging. Untuk ikan, telur, buahsegar, daging sapi, daging ayam ,sosis, sayuran, kacang hijau, kedelai,kacang tanah dan bawang putih adalahkomoditi wajib periksa karantina untukmendapat sertifikat dari badankarantina di PPLB Entikong.

Disamping komoditi yangdimasukkan ke wilayah Indonesia,komoditi yang dibawa masyarakatIndonesia ke Malaysia (eksportasi)antara lain; lada hitam/putih, karetbasah, kacang tanah, jahe, kusen pintu,rotan, mie instan dan buah-buahan.Dari komoditi-komoditi tadi adabeberapa komoditi yang rawan untukdiselundupkan antara lain untukpenyelundupan impor pada komoditigula, tepung terigu, telur, daging danobat-obatan. Sedangkanpenyelundupan ekspor pada komoditikayu gergajian dan pupuk urea.

Di sisi lain bagian gate out juganampak deretan orang berbaris di loketimigrasi antri mengurus dokumen untukmelintasi batas negara menuju Malay-sia. Petugas Bea dan Cukai pun jugamelayani dan mengawasi barang danorang dengan ramah. Dalam satu harirata-rata ada 15 bus keluar dariMalaysia masuk ke Indonesia dan 15bus yang ke luar dari Indonesia masukke Malaysia. Sementara itu, dalamsehari, warga negara Indonesiaberangkat ke Malaysia sekitar 550orang dan masuk kembali 450 orangper hari. Sedangkan warga negaraasing masuk ke Indonesia sekitar 50orang dan kembali ke Malaysia sekitar40 orang.

Perbatasan Entikong-Tebedu ditutupjam 17.00 WIB atau 18.00 (waktuMalaysia), otomatis segala kegiatanlintas batas berhenti dan akan dimulailagi keesokan harinya mulai pukul 5pagi. Meskipun perbatasan hanyadibuka 12 jam, tapi tidak kenal istilahlibur untuk aktivitas di perbatasan baikitu hari Minggu maupun hari besarnasional.

ADANYA KANTOR WISATA, tujuan yang utama adalah membuat pegawai di KPBC Entikong bisa enjoy,sehingga tidak merasa jauh dari keluarga.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

bambang wicaksono/ris

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 381

37WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

ntuk meningkatkan kemampuan pe-tugas dalam menjalankan tugasnyakhususnya yang berkaitan dengan

masalah Kepabeanan, Pusat Pendidikandan Pelatihan (Pusdiklat DJBC) mengada-kan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi I(DTSS I) angkatan pertama. DTSS terse-but diikuti oleh 90 peserta dari berbagaikantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)dan Kanwil dari seluruh Indonesia.

DTSS tersebut berlangsung selamakurang lebih tiga bulan yang dimulai pada11 April 2006 yang dibuka langsung olehKapusdiklat DJBC Sofyan Permana danditutup pada 5 Juli 2006 di Pusdiklat DJBCJakarta oleh kabid Penyelengaraan MaruliSitompul. Para peserta mendapatkan pe-latihan dari para pengajar yang terdiri dariwidyaiswara DJBC maupun juga pejabatDJBC dengan jumlah jam latihan yang ha-rus diikuti peserta selama 552 jam latihandengan materi mengenai kepabeanan.

Materi tersebut diantaranya teknis Ke-pabeanan, teknis cukai, pengantar hukumkepabeanan dan cukai, teknis verifikasidan audit, teknis perdagangan internasio-nal dan lain sebagainya. Pelatihantersebut pada akhirnya akan disimpulkanoleh para peserta melalui karya tulis.

Maruli Sitompul dalam acara penutup-an tersebut mengatakan, diklat yang diikutioleh para peserta ini merupakan suatuupaya untuk menyiapkan Sumber DayaManusia (SDM) dilingkungan DJBC yangsiap untuk menghadapi tugas tantangankedepan yang dihadapi oleh DJBC. Selainitu juga ia menambahkan agar parapeserta dapat mengimplementasikan ma-teri pelatihan yang didapat dalammenjalankan tugas kesehariannya danmenyampaikannya kepada rekan-rekan-nya di tempat tugasnya.

Selain itu Maruli juga menambahkantuntutan dunia industri agar terciptanyapelayanan yang baik dan memuaskan pa-ra stake holder agar terus dijaga. Denganadanya pelayanan yang baik tentunyacitra DJBC akan semakin baik dimatamasyarakat dan mampu untuk menseja-jarkan diri dengan instansi Kepabeanan didunia internasional.

Rusdin peserta DTSS I yang menda-pat peringkat pertama kepada WBCmengatakan bahwa dirinya baru pertamakali mengikuti DTSS ini. Ia yang bertugasdi pangkalan Sarana Operasi TanjungBalai Karimun sebagai staf seksi perkapal-an mengatakan, dalam menjalankan diklat

dirinya selalu berusaha untuk menyerapmateri yang diberikan, walaupun selamaini ia bertugas di pangkalan sarana opera-si yang pekerjaannya tidak bersinggunganlangsung dengan masalah Kepabeanan

Pada awalnya Rusdin hanya bertekad

untuk bisa mengikuti DTSS I ini denganbaik, dan ternyata ia bisa mengikutinyadan mendapatkan peringkat pertama. Iakembali mengatakan walaupun selama inihanya mengurus masalah perkapalan, na-mun ia mampu menguasai masalah teknisKepabeanan melalui ujian akhir dan karyatulis sebagai syarat kelulusan DTSS I.

Mengenai materi yang disampaikanselama DTSS I ini ia mengatakan, bahwapara pengajarnya merupakan orang yangtelah berpengalaman dibidangnyasehingga ia merasa mudah untukmenyerap materi yang disampaikan parapengajar baik itu widyaiswara maupunjuga pejabat fungsional di DJBC.

Ketika ditanya langkah selanjutnyasetelah mengikuti DTSS, ia mengatakanbahwa dirinya tidak mempunyai ambisiuntuk segera pindah ke bidang lain sesuaidengan apa yang diperolehnya dalamDTSS tersebut. Namun sebagai pegawainegeri sipil ia selalu siap untuk ditempat-kan dimana saja, apakah itu sesuai de-ngan pendidikan yang telah diperolehnyamelalui DTSS I ataupun tidak. Diakhirpembicaraan ia mengatakan akanberusaha untuk mengimplementasikanapa yang diperolehnya pada DTSS dalampekerjaannya.

Penutupan DTSS I Angkatan I

PESERTA HARUS SIAPHADAPI TANTANGAN TUGASPeserta DTSS I ini diharapkan dapat menghadapi tantangan dan dinamika dalam menjalankantugasnya sebagai pegawai DJBC.

U

PENYEMATAN TANDA PANGKAT. Dilakukan oleh Kabid Peerencanaan Maruli Sitompul sebagai tandaberakhirnya masa Diklat selama tiga bulan.

RUSDIN. siap mengimplementasikan apa yangdiperolehnya dalam pekerjaannya.

WBC/ZAP

WBC/ZAP

PUSDIKLAT

zap

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 381

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

JAKARTA. KantorPusat Direktorat Jen-deral Bea dan CukaimengadakanRetraining Integritasbagi pejabat eselon II,III dan IVdilingkungan KantorPusat dan sekitarnyadi Aula Gedung Bpada 30 Juni 2006.Acara dibuka olehDirektur Jenderal Beadan Cukai AnwarSuprijadi denganmenampilkan duapembicara yakniAbdullah Hehamahuadari penasehatKomisiPemberantasanKorupsi (KPK) danAndry Wongso, pakarMotivator. Tampakpada gambar,Direktur Jenderal Beadan Cukai AnwarSuprijadimenyerahkankenang-kenangankepada AndryWongso.

JAKARTA. Para Pejabat eselon II, III, IV DJBC dilingkungan KP-DJBC dan Juga KPBC Soekarno-Hatta dan Bekasi mengikuti pengenalan ESQ diAuditorium KP-DJBC pada 17 Juni 2006. Pengenalan ESQ yang dibawakan oleh ESQ Leadership Center pimpinan Ary Ginanjar Agustian, dibuka olehSekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sjahrir Djamaluddin. Tampak hadir dalam acara tersebut yakni Direktur Fasilitas Kepabeanan Ibrahim A.Karim, Direktur Kepabeanan Internasional Kamil Sjoieb, Direktur Pencegahan dan Penyidikan, Endang Tata, Direktur Verifikasi dan Audit Thomas Sugijata,Kakanwil IV DJBC Jakarta, Erlangga Mantik dan Kakanwil V DJBC Bandung Djoko Wiyono serta Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. Acara diakhiridengan penyerahan cinderamata kepada salah satu pembicara ESQ, yang diserahkan oleh Sjahrir Djamaluddin.

DENPASAR. Pada 27 Juni 2006 dihadapan seluruh pegawai KPBC Ngurah Rai Kepala KPBC Ngurah Rai Adam R. Kembuan menyampaikanpengarahan yang berkaitan dengan masalah Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Acara tersebut diselenggarakan di aulaKPBC Ngurah Rai dihadiri juga para pejabat dilingkungan KPBC Ngurah Rai. Adito, Denpasar

WBC/ATS

SEPUTAR BEACUKAI

WBC/ATS

FOTO : ADITO

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 381

39WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

DENPASAR. Kantor Wilayah VIII DJBC Denpasar pada 16 Juni 2006 dikunjungi oleh Menteri Negara (Meneg) Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN)Taufik Effendi bersama anggota DPR RI dari Komisi 11. Kedatangan Meneg PAN dan rombongan diterima langsung oleh Kakanwil VIII Heryanto BudiSantoso diruang kerjanya. Dalam kunjungan ini, selain meminta masukan mengenai revisi UU no. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan, Meneg PAN jugamemberikan arahan bagaimana menjadi institusi birokrat yang ideal (gambar kiri). Gambar kanan, Kakanwil (no. 3 dari kiri) foto bersama denganrombongan yang dipimpin Meneg PAN (no.2 dari kanan). Adito, Denpasar

DENPASAR. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Ngurah Rai pada 23 Mei 2006 melaksanakan pemusnahan terhadap barang-barang yang tidak dikuasai.Pemusnahan dilakukan di tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Kangin Denpasar (gambar kanan), yang sebelumnya dilakukan penandatangan naskahpemusnahan dengan dihadiri selain pejabat Bea dan Cukai juga dihadiri instansi terkait (gambar kiri). Adito, Denpasar

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-61 Bapors (Badan Pelaksana Olaraga) Kantor Pusat DJBC menyelenggarakanbeberapa pertandingan olahraga yakni sepak bola, voli dan bulutangkis. Untuk pertandingan sepak bola pelaksanaannya dimulai/dilaksanakan pada 15 Juni2006, pertandingan voli pelaksanaannya dimulai pada 16 Juni 2006, dan Tampak dalam gambar kanan, pertandingan bulutangkis yang pelaksanaannyadimulai pada 20 Juni 2006 bertempat di aula gedung B dan pada pertandingan awal tim bulutangkis Sekretariat melawan Dit PPKC dengan skor akhir 3 –0, dan gambar kiri kedua tim foto bersama dengan Ketua Bapors DJBC (berdiri no. 3) dan Revy Suhartantyo selaku ketua panitia pelaksana.

FOTO : ADITO

FOTO : ADITO

WBC/ATS

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 381

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 381

41WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 381

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

JAKARTA. Dalam rangka kepedulianterhadap korban bencana gempa bumi diPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta danJawa Tengah, Koperasi Pegawai KP-DJBCyang dipimpin oleh R. Evy Suhartantyo(ketua pelaksana donor darah) bekerjasamadengan Palang Merah Indonesia (PMI) telahmenyelenggarakan donor darah sebanyakdua kali di Auditorium Kantor Pusat DJBC.Donor pertama diselenggarakan pada 1 Juni2006 dengan 100 orang pendonor dankegiatan kedua diselenggarakan pada 26Juni 2006 juga di Auditorium GedungUtama KP-DJBC. Sebanyak 52 orang daripejabat eselon II, III, IV serta pelksanadilingkungan KP- DJBC dan sekitarnya ikutberpartisipasi menyumbangkan sebagiandarahnya seperti tampak pada gambar.Selain donor darah juga ada sumbanganberupa barang senilai Rp. 18.325.850 yangtelah diserah terimakan melalui poskoBencana Gempa Bumi di Kantor PusatDJBC pada 13 Juni 2006. Barang-barangsumbangan berupa 9 dos (pakaian anak-anak, makanan anak-anak dan susu untukbayi), 42 buah terpal plastik berukuran 4X6meter dan 15 ikat tali tambang.

KOTABARU. KPBC Tipe B Kotabaru pada 3 Juni 2006 Ikut berpartisipasi dalam rangka HUT Kotabaru ke 56 dengan mengikuti pameran dalam Ekspo56 Tahun Saija’an di Siring Laut Kotabaru. Pameran Ekspo 56 Tahun ini diselenggarakan selama dua minggu, dibuka oleh Bupati Kotabaru H. Drs.Sjachrani Mantaja, MBA dan diikuti sebanyak kurang lebih 210 stand. Bupati Kotabaru dan Wakil Bupati menyempatkan diri mengujungi stand Bea danCukai dan dengan antusias menyimak penjelasan dari Kasi. Pabean Redy Bambang. Pameran dihadiri pula oleh Meneg. PAN Taufik Effendi. Bea danCukai khususnya KPBC Tipe B Kota Baru dalam pameran tersebut tentang tugas-tugasnya diantaranya pencegahan narkoba, memerangi illegal loggingdan pencegahan penambangan batubara liar. Tampak pada gambar kiri, Korlak Pabean Yuliansyah (batik), pelaksana Subbagian Umum Lili Sardiansyah(kemeja putih) dan Pelaksana OKDD (baju safari) foto bersama didepan stan Bea dan Cukai, dan gambar kanan Korlak Pabean Yuliasyah tersenyummenyambut kedatangan pengunjung ingin melihat gambar dan barang-barang yang dipamerkan oleh Be dan Cukai. Kiriman KPBC Kotabaru,

JAKARTA. KantorPelayanan Bea dan CukaiTipe A Khusus Soekarno-Hatta, pada 8 hingga 21 Juni2006 lalu, mengadakanprogram pelatihan ComputerBased Training (CBT) yangbekerjasama dengan PusatDukungan Penegak HukumPelaksana Harian BadanNarkotika Nasional (Pus DukGakkum Lakhar BNN).Pelatihan yang diikuti oleh30 peserta dari delapaninstansi ini, terlaksanaberkat adanya bantuan dariUnited Nation Office OnDrugs and Crime (UNODC),dimana KPBC Soekarno-Hatta telah ditunjuk sebagaisalah satu dari delapan CBTCenter di seluruh Indonesia.

WBC/ATS

WBC/ADI

FOTO : REDY BAMBANG

SEPUTAR BEACUKAI

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 381

43WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

PALEMBANG. Kanwil III DJBC Palembang pada hari Kamis, 13 Juli 2006 menyelenggarakan Sosialisasi Retraining Integritas Pegawai untuk parapejabat dilingkungan Kanwil III DJBC Palembang di Aula Kanwil III DJBC Palembang. Tampak dalam gambar Kakanwil III DJBC Palembang Heru Santososedang memberikan arahan, didampingi sebelah kiri Kabag Umum Syamsul Bahri dan sebelah kanan Kabid P2 Argandiono dan gambar kanan, parapeserta Sosialisasi Retraining Integritas Pegawai yang terdiri dari perwakilan Kepala KPBC, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kasubag, dan KoordinatorPelaksana dilingkungan kerja Kanwil III DJBC Palembang tengah antusias mengikuti acara tersebut. Kiriman Kanwil III DJBC Palembang,

JAKARTA. Berkaitan dengan keluarnyaPeraturan Dirjen Bea dan Cukai nomor P-05/BC/2006 tentang petunjuk pelaksanapenyelesaian impor barang kiriman melaluiperusahaan jasa titipan (PJT), dan peraturanDirjen nomor P-06/BC/2006 tentang jalurprioritas yang menggantikan keputusanDirjen nomor Kep-11/BC/2005, tim kerja dariDirektorat Teknis Kepabeanan, yang terdiridari Kasubdir Impor, Bahctiar dan KepalaSeksi Impor, Heru Pambudi, pada 15 Juni2006 lalu, melakukan sosialisasi di KantorWilayah IV DJBC Jakarta. Acara yang dibukaoleh Kabid Kepabeanan dan Cukai, Muryadi,berlangsung di lantai 5 gedung induk KPBCTanjung Priok, dan diikuti oleh pegawai dilingkungan Kanwil IV Jakarta. Padakesempatan sosialisasi ini, tim menjelaskanmengenai mekanisme yang ada pada jalurprioritas termasuk hal-hal yang diubah padaperaturan sebelumnya. Sementara untukperaturan mengenai PJT, tim jugamenjelaskan hal-hal yang baru yang terkaitdengan peraturan tersebut.

MANADO. Pada kejuaran terbuka karate POR Maesa yangkembali diselenggarakan di GOR KONI Sario Manado pada 28Juni hingga 1 Juli 2006 lalu, perguruan karate Inkado korda JawaBarat yang dipimpin oleh Agustinus Djoko Pinandojo yang jugamerupakan Kepala Seksi Pencegahan dan Penyidikan KantorPelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Soekarno-Hatta,berhasil menduduki peringkat ke enam dari 40 perguruan karateseluruh Indonesia. Inkado korda Jawa Barat yang pada event kaliini hanya menurunkan lima atletnya di kelas kadet, berhasilmeraih medali perak di kelas kata beregu kadet putri kadet, danmedali perunggu di kelas komite + 40 Kg. Putri.

JAKARTA. Pelatihan Computer Based Training kerjasama Bea danCukai (Kanwil IV DJBC Jakarta) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN)yang diselenggarakan selama 10 hari ditutup pada 30 Juni 2006. Acarapenutupan diawali dengan kata sambutan dari Kakanwil IV DJBC Jakartayang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Seksi P2 Kanwil IV DJBC JakartaGH Sutedjo dan sambutan Kepala Pusat Dukungan dan Penegakan Hukum(Kapusdukgakum) BNN Joko Satrio (Baju Safari) yang sekaligus menutupacara pelatihan. Dalam acara tersebut dilakukan pelepasan atribut pesertadan penyerahan sertifikat kepada 30 peserta yang berasal dari pegawaiDJBC dilingkungan Kanwil IV Jakarta. Acara dilanjutkan dengan ramahtamah dam makan siang bersama.

WBC/ADI WBC/ATS

WBC/ADI

FOTO : TOUPIK KUROHMAN

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 381

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

DONATUS DANANTOBerawal dari kakeknya yang banyak kenal dengan pegawai Bea dan

Cukai membuat ia ingin menjadi pegawai Bea dan Cukai. Setelah tamatSMA maka ia pun mengikuti kursus komputer di Pontianak. Setelah lulusdia mencoba untuk menjadi honorer karena belum ada lowonganakhirnya ia kembali ke kampungnya di Sontas, Entikong untuk berkebun.

Pada akhir 1999 ia mendapat panggilan dari KPBC Pontianak untukmenjadi tenaga honorer dengan tugas membantu administrasi danpengetikan surat-surat. Pada kesemapatan tes pertama CPNS diasempat gagal. Tetapi kegagalan tersebut tidak membuat dia patahsemangat. Pada saat ada test CPNS di Bea dan Cukai untuk keduakalinya akhirnya berhasil. Dengan demikian dia berhasil membuktikanmotto hidupnya “Gagal dalam perujuangan belum berarti kemunduran.Karena setiap permasalahan ada pemecahannya”.

Penempatan tugas pertamanya sejak menjadi PNS pada 2005adalah di KPBC Entikong seksi P2. Sedangkan sekarang dia bergeserdi bawah seksi Pabean dalam kantor yang sama. Ketika WBCmewawancarainya, Dananto, demikian panggilannya sedang bertugas diPos Pengawasan Lintas Batas Entikong dimana aktivitas kesibukan di

K A R Y A N T OPenempatan tugas bagi pegawai tidak bisa ditebak. Tiga belas tahun

berkarir di DJBC Karyanto telah mengalami tiga perpindahan tugas yakniKPBC Soekarno-Hatta, KPBC Tanjung Priok II dan Direktorat Cukai KP-DJBC. Saat ditanya WBC mengenai penempatan ini, dengan lugasKaryanto menjawab “Saya hanya mengikuti garis tangan saja,” ujarnya.

Pengalaman yang berkesan dalam menjalankan tugas yakni ketika ber-tugas di KPBC Tanjung Priok. Ditempat itu situasi kerja mempunyai dinami-ka yang sangat tinggi dan cepat, volume kerja sangat besar, serta memilikipermasalahan-permasalahan yang sangat kompleks. Dengan modal pendi-dikan yang dimiliki dan sarat dengan pengalaman dilapangan, ”Kontainer-kontainer yang ada benar-benar saya periksa dengan teliti walaupun adasebagian orang yang memandang saya agak sinis karenanya,” tuturnya.

Menurutnya, setiap orang memiliki motivasi dalam bekerja. “Untuk itu,dimanapun ditugaskan, kita harus bekerja sebagus mungkin, dan kita harusmenciptakan iklim kerja yang kondusif bagi pegawai. Untuk menciptakaniklim kerja yang kondusif tersebut, tanggungjawab dan prestasi kerja bukanmengarah pada individu tetapi kerjasama tim,” katanya lagi

Karyanto sendiri mulai berkarir di Bea dan Cukai melalui penerimaanprodip III angkatan 6 tahun 1993. Setelah diterima, ia langsung mengikutipendidikan kesamaptaan. Usai mengikuti pendidikan kesamaptaan,Karyanto langsung mengikuti pendidikan PPNS. Penempatanpertamanya di KPBC Soekarno Hatta selama satu tahun. Kemudiandipindahkan ke Kantor Pusat selama delapan tahun. Pada 2002 hinggasaat ini, ia ditempatkan dibagian P2 KPBC Tanjung Priok II.

H E N D R ABegitu singkat nama pria kelahiran Palembang, 28 Juni 1977 ini.

Alumni Prodip III angkatan 11 ini menjalani penempatan pertamanyasebagai pegawai Bea dan Cukai di Kanwil IX DJBC Pontianak.

Pegawai golongan II/d ini, Sekarang bertugas sebagai auditor diKanwil IX DJBC Pontianak. “Sebenarnya cita-cita saya dulu ingin jadiakuntan, tapi meski gak kesampaian, tugas auditor juga tidak jauhberbeda,” ucap pegawai yang menyelesaikan sarjana hukumnya diUniversitas Tanjung Pura, Pontianak.

Hendra, yang juga tercatat sebagai atlet nasional cabang olahragakempo, merupakan salah satu atlet yang dimiliki Propinsi KalimantanBarat. Berbagai juara dan penghargaan telah diraihnya dari cabang olahraga ini. Dunia beladiri kempo memberi warna sendiri dalam hidupnyadisamping menjadi pegawai negeri. “Belum lama saya ikut kejuaraanpra PON, tetapi gagal sewaktu bertanding Bali,” ujar pemegang sabukhitam yang pada 2003 berhasil menyabet 3 medali emas padakejuaraan nasional di Pontianak dan 1 buah perak pada kejuaraannasional di Jakarta.

Kegemarannya pada beladiri kempo, diakuinya mulai dilakoni sejakduduk di bangku SMP, namun sempat terhenti. Baru kemudian setelahia menjadi pegawai bea cukai keinginan untuk aktif lagi di kempotimbul.

“Menurut saya beladiri bagi pegawai perlu, sebab tantangan kerja

SIAPA MENGAPA

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 381

45WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

border ini berlangsung mulai pukul lima pagi danDananto mengaku karena sudah menjadikebiasaannya bangun pagi jadi rasanya tidak adamasalah.

Selama masa bertugas, ia punya kisah takterlupakan setelah dirinya menjadi pegawai beacukai, yaitu ketika KPBC Entikong mendapatserangan penduduk sekitar. “ Waktu itu kantormendapat serangan dari warga yang tidak senangterhadap aturan yang diemban oleh Bea dan Cukaiterakhir pada akhir puasa tahun lalu, saya ikutmerasakan bagaimana diintimidasi warga setempatyang tidak puas. Tetapi itulah tantangan dalampekerjaan,”kenang bapak satu ini.

Dananto memiliki suatu harapan kepada pega-wai DJBC “Saya mengharapkan citra Bea dan Cukaiakan semakin baik tidak seperti anggapan masyara-kat saat ini. ” harap pria kelahiran Sontas, Entikong7 Oktober 1978 ini.

yang kadang membutuhkan ketahanan mental danfisik, disebabkan karakter orang yang kita hadapibermacam-macam, itulah alasan mengapa saya ak-tif lagi. Alhamdulillah sekarang sudah terbentuk DoJo Ccustoms IX di Kanwil Pontianak, tetapi belumresmi baru beberapa kali latihan, tapi sudah terben-tuk dan rencananya akan diresmikan,” ujar pendiriperkumpulan kempo di Kanwil IX DJBC Pontianakyang juga hobi berat pada olah raga menyelam.

Meskipun tantangan dalam bekerja cukup berat,lanjut Hendra, namun tugas tetap dijalankan berda-sarkan koridor hukum. Untuk itu dalam menghindarihal-hal yang bersifat anarkis perlu diberikan bekalbeladiri.

Pegawai yang berpedoman hidup “bekerjalahsesuai aturan yang berlaku dan hiduplah sesuaidengan aturan agama yang ada, sehingga urusandunia dan akhirat bisa berjalan” ini, ingin merasakanditugaskan di tempat yang baru. “ Saya hanya berharapada kejelasan sistem mutasi, urusan penempatan itusudah menjadi kebijakan pimpinan. Yang jelas, sayasiap ditempatkan dimana saja,” ujar auditor yang telahmengikuti diklat verifikator dan diklat PCA ini.

Ketika ditanya kenapa memilih bekerja di Bea danCukai, dijawabnya dengan jujur, ia mengaku sebenar-nya tidak mengenal Bea dan Cukai sebelumnya. Ia ha-nya mengenal STAN Prodip yang didalamnya terdapatjurusan Bea dan Cukai, dimana salah satu persyarat-anya adalah lulusan IPA. Karyanto yang tertarik padapelajaran eksakta pun memilih jurusan Bea dan Cukai.

Saat ini sibuk dalam tim PDE Manifest yang berlakumulai 1 Juli 2006. Mengenai hal ini, “Satu-satunya caramelakukan kontrol yang efektif mengenai pergerakanbarang dan kontainer di pelabuhan besar sepertiTanjung Priok, adalah dengan melakukan pertukarandata secara elektronik dengan para stake holder DJBCdan instansi terkait lainnya,” tuturnya tanpa bermaksudmengabaikan cara-cara pengawasan lainnya.

Anak bontot dari tiga bersaudara kelahiran Ponoro-go, 20 Mei 1970 ini, diakhir pembicaraannya berpesan,“Bea dan Cukai terus-menerus menjadi sorotan tajamoleh masyarakat, media, maupun unit pengawasanlainnya. Zaman sudah berubah, kita harus lebih terbukadalam memberikan informasi kepada masyarakatmengenai apa yang telah kita lakukan untuk mempe-rbaiki citra dan mengenai kelemahan-kelemahan yangmasih kita miliki,” ujar pria yang menikah tahun 1998dengan Yuninarita dan dikaruniai dua orang anak. ats

Bambang Wicaksono (Surabaya)

ris

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer Juli 2006

KEPUTUSANNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 26/PMK.02/2006 23-03-06 Tata Cara PengembalianCukai Dan/Atau DendaAdministrasi

2. 37/PMK.02/2006 16-05-06 Tata Cara Penyediaan,Pelaksanaan DanPertanggungjawabanAlokasi Dana IuranAsuransi Kesehatan DanTunjangan PemeliharaanKesehatan Veteran NonTunjangan VeteranTahun Anggaran 2006.

3. 42/PMK.010/2006 19-06-06 Pengenaan Bea MasukAnti Dumping (BMAD)Terhadap Impor TepungGandum (HS.1101.00.10.00) DariNegara Uni Emirat Arab.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Juli 2006

PERATURANNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. P-09/BC/2006 09-06-06 Perubahan PeraturanDirektur Jenderal Beadan Cukai Nomor P-05/BC/2006 TentangPetunjuk PelaksanaanPenyelesaian ImporBarang Kiriman MelaluiPerusahaan Jasa Titipan.

2. P-10/BC/2006 16-06-06 Tata Cara PenyerahanDan PenatausahaanPemberitahuan RencanaKedatangan SaranaPengangkut, ManifesKedatangan SaranaPengangkut, DanManifes KeberangkatanSarana Pengangkut.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Juli 2006

SURAT EDARANNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1 SE-22/BC/2006 21-06-06 Pedoman ProsesPenetapan KlasifikasiBarang

2 SE-23/BC/2006 04-07-06 Penegasan PungutanEkspor Atas KayuOlahan Jointed DalamBentuk S4S, E2E, E3E,E4E Dan End Jointed

INFO PERATURAN

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 381

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ada 29 Juni 2006, bertempat diAula Gedung B, Kantor PusatDJBC, diselenggarakan sosialisasi

pendeteksian pita cukai dan permasa-lahan cukai lainnya. Sosialisasi tersebutdiselenggarakan atas kerjasama antaraDJBC, PT. Pura Nusapersada, Peruridan PT. Kertas Padalarang.

Sosialisasi kali ini diperuntukan bagikalangan internal atau pegawai DJBC.Sejumlah 109 orang peserta yang ber-asal dari seluruh Kantor Wilayah danKantor Pelayanan Bea dan Cukai hadirpada hari itu. Selain oleh DirektoratCukai dan P2, pemaparan pendeteksi-an pita cukai dan permasalahan cukailainnya juga dilakukan oleh tiga timyang berasal dari PT. Pura Nusapersa-da, Peruri dan PT. Kertas Padalarang.

Dalam sosialisasi tersebut, parapeserta diberikan pembekalanpengetahuan mengenai pita cukaiseperti ciri-ciri pita cukai yang asli danyang palsu dilihat dari kertas, cetakanmaupun hologram dan sebagainya.Peserta juga diberikan alat pendeteksipita cukai seperti sinar lampu ultra

violet, loop (kaca pembesar), cairanatau larutan organik, serta pena.Dengan menggunakan alat-alattersebut, pegawai DJBC bisa denganmudah mendeteksi pita cukai apakahitu palsu atau asli.

Saat diwawancara WBC, DirekturCukai Frans Rupang menjelaskan, tujuandari sosialisasi ini dikarenakan adanyakesan bahwa peredaran rokok illegalsemakin banyak dan mengkhawatirkan.Untuk memperkecil peredaran rokokillegal tersebut, harus dilakukan operasipasar yang diharapkan menimbulkan duakemungkinan. Pertama, berhenti menjadirokok illegal dan kedua, tetap berproduksitetapi menjadi legal.

“Namun, sebelum melakukanoperasi, para pegawai harus betul-betuldibekali dengan langkah-langkah apasaja yang harus dilakukan. Sebab,bagaimana pegawai mau melakukanoperasi kalau pemahamannya terhadaprokok yang palsu dan yang asli belumbaik?” kata Frans.

Ia menambahkan, akibat adanyapergantian tugas atau mutasi, ada

SOSIALISASI PENDETEKSIAN PITA CUKAI DAN PERMASALAHAN CUKAI LAINNYA. Selain dari Direktorat Cukai dan P2, pengarahan juga diberikan olehtim dari PT. Pura Nusa Persada, PT. Kertas Padalarang dan Peruri.

FRANS RUPANG. Sebelum melakukan operasi,para pegawai harus betul-betul dibekalidengan langkah-langkah apa saja yang harusdilakukan.

PPeserta sosialisasi diberikan alat pendeteksi pita cukai.

Sosialisasi Cukai Untuk Internal DJBC

CUKAI

WBC/ATS

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 381

47WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

pegawai yang baru memahami cukai,seperti dirinya yang bertugas selamapuluhan tahun di pelabuhan (dimanatidak pernah terkait dengan cukai-red).“Setelah masuk ke cukai saya jadi barutahu bagaimana cukai itu,” imbuhFrans.

Menurut Frans, ide untukmenyelenggarakan sosialisasi bagikalangan internal ini berawal dariadanya pertemuan di Semarang (Mei2006) yang menghasilkan MoU antaraKanwil IV DJBC Semarang dan PoldaJawa Tengah diantaranya mengenaikoordinasi dalam menegah rokokillegal. Selain itu juga adanya keinginanDJBC untuk melakukan operasi cukai diluar Pulau Jawa dimana selama inioperasi selalu dilakukan di Pulau Jawa.

Tak hanya itu, adanya informasi dariinstansi terkait (seperti DepartemenPerindustrian, kejaksaaan, polisi-red)maupun asosiasi rokok, mengenaibanyaknya peredaran rokok illegal danadanya anggapan masyarakat bahwaDJBC tidak gencar melakukan operasicukai (padahal saat ini operasi cukaisudah mulai berjalan di seluruhIndonesia dibawah komando DirekturP2) juga merupakan salah satupenyebab diselenggarakannyasosialisasi tersebut. Oleh karena itu,lanjut Frans, seluruh Kanwil Bea danCukai yang ada di seluruh Indonesiadiundang untuk menghadiri sosialisasi.

Dalam pelaksanaan operasi cukaitersebut, selain detterent effect (efekjera), DJBC tidak menargetkan berapayang harus ditegah melainkan lebihkepada memperkecil peredaran rokokillegal. Namun demikian, kalau dalamperjalanannya ada pihak-pihak yangtertangkap tangan melakukanperedaran rokok illegal dan selama ada

bukti-buktinya, maka akan diproseshingga ke pengadilan.

Oleh sebab itu, Frans berharap agarpara peserta sosialisasi akan melaku-kan penyuluhan dikantornya masing-masing sehingga, semua pegawaidapat memahami masalah rokok illegal,sekaligus melakukan operasi cukai.Apalagi para peserta telah dibekalialat-alat pendeteksi pita cukai.

SARANA YANG KURANG MEMADAISaat diwawancara WBC mengenai

sosialisasi cukai tersebut, Yoko RudyS, Kepala Seksi Pabean dan Cukai,KPBC Kendari, mengatakan bahwasosialisasi tersebut sangat bermanfaatbaginya, sebab ia jadi mengetahui per-edaran rokok illegal serta bagaimanacara mengantisipasi, menindaklanjutidan mendeteksi kalau terjadi suatupelanggaran yang menyangkut cukaiseperti pemalsuan pita cukai.

Berdasarkan informasi dari P2 diMakassar, saat ini Kendari menjadisalah satu kota yang dituju parapengedar rokok illegal. “Sebab, saat iniMakassar sudah ditutup, jadi kabarnyabanyak yang lari atau pindah keKendari, tapi kita belum mendeteksiapakah itu memang benar,” lanjut Yoko.

Ia sendiri mengaku bahwa KPBCKendari kerap mengalami kesulitan da-lam melakukan operasi ataupun patroli.Pasalnya, dengan wilayah pengawasanyang begitu luas, KPBC Kendari hanyamemiliki dua unit mobil dinas danhanya satu unit mobil yang layak pakai.Ditambah lagi dengan satu unit kapalpatroli yang juga tidak layak pakai.

“Jadi, cost untuk menggunakankapal patroli itu lebih tinggi daripadahasil yang didapat malah kadang tidakmendapatkan hasil sama sekali,” ujarYoko yang menambahkan sepanjangpengetahuannya, di Kendari pernahada kasus rokok yang salah tarifcukainya. Namun hal itu sudah selesaidiputus oleh pengadilan.

Untuk itu ia berharap agarsosialisasi cukai tersebut didukung puladengan realisasi, apakah dalam bentuksuatu keputusan Menteri Keuanganatau skep Dirjen Bea dan Cukai. Sebabmenurut Yoko, selama ini aturan yangada masih bersifat ngambang atautidak secara spesifik menjelaskantindakan-tindakan apa yang harusdiambil kalau terjadi pelanggaran.

Sementara itu, saat dimintakomentarnya, Bambang Purwaka,Korlak Pabean dan Cukai, KPBCProbolinggo, mengatakan bahwasosialisasi ini sangat bermanfaat bagipegawai. Pasalnya, selama ini operasiyang dilakukan KPBC Probolinggo tidakpernah optimal. Hal itu disebabkankurangnya peralatan untuk mendeteksipita cukai.

“Selama ini kita hanya meraba saja,apakah ini palsu atau tidak. Tapisekarang setelah diberikan alat

pendeteksi pita cukai, kita bisa denganmudah dan cepat mendeteksi apakahitu palsu atau tidak. Sekarang kan yangpalsu atau asli itu sulit dideteksi kalautidak pakai alat,” imbuhnya.

Di Probolinggo sendiri, rokok illegalyang paling banyak beredar adalahrokok yang tidak memakai pita cukaiatau rokok polos yang diproduksi olehhome industry. Hampir 25 persen rokokyang beredar di Probolinggomerupakan rokok polos golongan III B.Namun demikian, sejak adanyakemudahan peraturan perijinanmendirikan pabrik rokok, hingga saat inisudah 40 lebih pengusaha rokok yangmendaftar (dua bulan lalu baru 23pengusaha yang mendaftar-red).Dengan begitu, peredaran rokok polosmenjadi berkurang.

Selain masalah rokok polos, diProbolinggo pernah terjadi kasus rokokproduksi Pasuruan yang meniru kemas-an sebuah rokok produksi Probolinggo.“Pitanya tidak tahu dari mana tapikemasan rokoknya itu persis sama.Ketika dicek ternyata rokok palsu ituproduksi Pasuruan. Pelaku hanyadikenakan denda saja, tidak sampai kepengadilan,” lanjut Bambang.

Untuk itu ia berharap agar, produksirokok di Probolinggo makin tumbuhberkembang dengan mulai banyaknyaantusias pengusaha yang mengajukanperijinan. Ia pun berharap agarsosialisasi seperti ini terus ditingkatkanlagi karena ia (yang hampir 13 tahunbekerja di pelabuhan-red) harus terusbelajar mengerti dan memahami lebihlanjut mengenai cukai. Ia pun menya-rankan agar sosialisasi tak hanya diselenggarakan di Kantor Pusat DJBCtapi juga di Kanwil karena lebih dekatdengan kantor pelayanan.

BAMBANG PURWAKA. Di Probolinggo sendiri,rokok illegal yang paling banyak beredar adalahrokok yang tidak memakai pita cukai ataurokok polos.

YOKO RUDY S. Selama ini aturan yang ada masihbersifat ngambang atau tidak secara spesifikmenjelaskan tindakan-tindakan apa yang harusdiambil kalau terjadi pelanggaran.

ifaWBC/ATS WBC/ATS

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 381

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ontokbro merupakan suatu viruslokal pertama yang menyebarmelalui e-mail dengan melakukan

update melalui internet sehingga virusini memiliki varian-varian yang semakinbanyak, hal ini sangat membingungkanuser untuk dapat menghapus virustersebut.

Setiap varian dari virus ini memilikiperbedaan dalam penamaan file danaksi yang dilakukan sehingga useragak bingung dalam menghapus virustersebut tetapi pada dasarnya karakte-ristik dari virus ini untuk masing-masingvarian hampir sama. Virus Rontokbrosampai saat ini belum surut bahkansaat ini virus tersebut mengeluarkanversi/varian terbaru yaitu W32/MyBro.

Menurut keterangan dariperusahaan antivirus PT.Vaksincomdalam keterangannya yang tertulis danditerima oleh detiknet, selasa(11/4/2006) mengatakan bahwa Mybro telahberkembang menjadi 24 varian.Penyebaran yang dilakukan oleh virusMybro ini menyebar melalui e-mail danmenurut catatan perusahaanPT.Vaksincom, Rontokbro besertavariannya menimbulkan 31.038 insidenatau 55,25 % dari total insiden virus diIndonesia.

MyBro memiliki kemampuan untukmemperbaharui diri via internet me-mungkinkan virus ini melakukan down-load script atau file tertentu dimanascript yang di download tersebut berisikode-kode tertentu. MyBro secara fisiktidak terlihat perbedaannya denganRontokbro versi sebelumnya dansecara fisik masih menggunakan iconfolder, namun apabila virus tersebut digali lebih dalam maka perbedaantersebut akan tampak cukup besar.

Perbedaan yang cukup mendalamterdapat pada pemrograman. Dahuluvirus Rontokbro menggunakan pem-rograman Visual Basic namun kini di-perkirakan menggunakan bahasa C++,hal ini bisa dilihat dari badan virusyang menggunakan run time library.Virus Mybro akan melakukan beberapaperubahan pada pada lokasi file induk.

Salah satu hal yang paling berba-haya yang dilakukan oleh virus W32/

MyBro adalah merename MSVBM60.dll (Microsoft Visual Basic Virtual Machi-ne) yaitu suatu virus yang menyerangaplikasi VB(Visual Basic) sehingga se-mua virus lokal maupun tools pembas-mi virus lokal yang pada umumnyadibuat menggunakan Visual Basic(VB)akan terserang virus ini. Akibat daritindakan yang dilakukan oleh virus iniadalah semua aplikasi yang dibuatdengan Visual Basic tidak berfungsi.Akibat dari tindakan virus ini merenameMSVBM60.dll yaitu diantaranya:

1. Semua virus yang ditulis dalam VBakan lumpuh dan tidak berfungsi

2. Semua tools removal yang ditulisdalam VB akan lumpuh dan

3. Semua aplikasi non virus yangditulis dalam VB juga akan lumpuh.

sehingga hal ini merupakan suatu halyang menakutkan bagi penggunaaplikasi VB.

Virus W32/MyBro telah menyebardengan sangat luas di masyarakat. Vi-rus ini pun memiliki kemampuan untuksocial engineering atau rekayasa sosialartinya virus ini menyebar dengan me-nyamarkan diri ini sebagai sebuah fol-der. Rekayasa social ini dilakukan de-ngan memanfaatkam sebuah icon fol-der sebagai sebuah icon program virus.

PENYEBARAN W32/MYBROSelain penyebaran virus ini melalui

internet dan e-mail virus ini menyebarmelalui media-media lain seperti disketdan flash. Selain itu, penyebaran jugamelalui penggunaan jaringanpengguna komputer yaitu apabila suatukomputer terhubung ke jaringan makaia akan meng-copy-kan dirinya kesetiap folder yang di sharing.

Virus ini akan mengumpulkan setiapalamat e-mail yang ditemukan daribeberapa file ekstensi seperti ppt, cfm,eml, txt, xls, doc, dan pdf file tersebutdikumpulkan pada directory tertentu,setelah itu pengiriman virus ini di kirimdengan menggunakan SMPT engineberupa sebuah Trojan downloadersehingga apabila penerima e-mailmengeksekusi maka program tersebut

akan melalukan monitoring pada aksesinternet tersebut dan akan berusahamengambil file dari situs tertentu,dansebenarnya file yang diambil tersebutadalah virus.

BERMAIN DENGAN REGISTRYRegistry merupakan suatu tool pada

windows, registry mengadung informasiwindows selama beroperasi sepertiinformasi mengenai profile setiapuser,aplikasi apa saja yang terinstallpada komputer dan tipe dari sebuahdokumen. Registry juga mengandunginformasi tentang hardware yangsedang bekerja pada sistem danmerupakan informasi mengenai portyang sedang digunakan.

Registry merupakan salah satukomponen penting dalam Windows se-hingga virus lebih menyenangi tempatini. Virus masuk ke dalam registry danmelakukan perubahan dengan men-disable-kan registry editor, hal ini dila-kukan agar proses scanning tidak ber-jalan secara realtime. Pada MyBro fol-der option pada registry tidak di-disable, namun kita tidak bisa mengaksesnyakarena virus ini akan segera men-terminate process explorer.exe yangmerupakan suatu shell dari Windows.

Hal serupa akan terjadi saat meng-akses Schedule Task virus ini melaku-kan perubahan di registry dengan tidakmenampilkan ekstensi dari setiap filedan menyembunyikan file-file hiddendari system. Terdapat suatu perubahanyang berpengaruh yaitu dengan adanyapenambahan value pada beberapasection di registry yang dijadikanautorun. Virus ini pun menginfeksivalue pada run in safe mode padaHKLM\SYSTEM\CurrentControl-Set\Control\SafeBoot\AlternateShell,dengan mengalihkan nilai dari valuetersebut ke program utama virus.Artinya virus ini dapat aktif walaupundalam safe-mode.

Virus ini akan aktif pada saat startwindows dan virus tersebut akan aktif dimemory. Mybro akan melakukan blokakses ke Task Manager artinya apabilaterdapat suatu proses dan prosestersebut akan /ingin di kill dari Task

PERKEMBANGAN

Perkembangan virus saat ini semakin cepa. Tahun lalu sekitar bulan oktober 2005 munculsuatu virus lokal baru yang mulai beraksi yang kita kenal dengan virus Rontokbro, dan diantaravirus-virus lokal yang ada menurut sumber di suatu situs menyatakan bahwa virus Rontokbromerupakan virus yang paling ganas.

R

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

VIRUS W32/MYBROVARIAN DARI VIRUS RONTOKBRO

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 381

49WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Manager maka hal itu tidak dapatdilakukan karena virus ini melakukanblok akses ke Task Manager.

YANG DILAKUKAN OLEH W32/MYBROVirus W32/Mybro tidak hanya

bermain pada registry, virus ini jugamelakukan perubahan pada file hostmilik Windows. File host ini digunakanoleh Windows untuk menterjemahkansebuah hotname menjadi sebuahalamat IP, virus ini mengalihkan setiapIP dari hostname atau alamat situsinternet ke IP 127.0.0.22, angka 22pada akhir alamat IP ini merupakanversi dari virus ini.

Virus ini selalu mencoba untuk me-nyingkirkan program-prog-ram antivirus atau securityyang terdapat padakomputer.Varian-varian darivirus ini selalu melakukanupdate un tuk data seputardata program apa saja yangdisingkirkan.

Pada sisi lain virus inipun dapat bertindak meng-untungkan yaitu denganmenghapus virus-virus yanglain contohnya RomanticDevil, NoBron dan beberapavirus-virus lokal lainnya.Namun hal seperti ini tidakmungkin dilakukan karenauntuk menghilangkan suatuvirus dengan menggunakanvirus lagi. Hal ini tetapmerugikan karena walaupunsebagian virus telah hilangnamun virus baru muncullagi dikomputer kita.

Hal-hal yang dilakukanoleh virus W32/MyBro yangtidak dilakukan olehpendahulunya diantara-nya :l Komputer tidak Restart

ketika menjalankanfungsi/tools tertentuseperti: ProceeXP, TaskManager atau RegistryEditor

l W32/Mybro tidakmembuat file duplikatpada Lokal Disk, tetapihanya membuat fileduplikat pada mediaDisket/USB

l W32/Mybro akanmematikan setiapprogram yang dijalankan,jika program tersebutmasuk dalam daftarhitamnya virus ini [Blacklist]

l W32.Mybro akan ber-usaha untuk memati-kan service dari anti-virus seperti Norton,Norman, Mcaffe, AVG,Trendmicro, Panda, PCCilin dan Bit Difender

Selain menghapus virus Nobron,Mybro juga akan menghentikansetiap langkah dari virus-virus lokallainnya seperti Kangen, Pesin, Fawn,Riani_jangkaru, Romdil, Pluto sertaDecoy (Decoil) .

CARA MEMBASMILangkah yang dapat dilakukan

untuk membasmi virus W32/MyBroini cukup sulit karena virus ini akanmematikan setiap antivirus yangberbasikan Vb seperti Norton,Norman dan lain-lain sehingga saatsuatu komputer terinfeksi virus inidan antivirus mencoba untukmelakukan scanning maka secara

otomatis komputer akan ter-Restartsendiri sehingga proses scanningtidak dapat dilakukan.

Terdapat cara untuk membasmivirus W32/MyBro ini yaitu melaluisafemode namun prosesnya cukuprumit dan cukup memakan waktukarena banyak file yang harus dibuatdengan script/kode program khususdan caranya pun cukup rumit selainitu diperlukan juga suatu toolspengganti Task manager seperti[IKnowProcess] yang dapatdidownload di internet dengan alamathttp://iknowprocess.com/

Untuk lebih mencoba denganmenggunakan cara membasmi lewat

safemode dapat dilihatdengan mengakses inter-net di alamat www.vaksin.com pada situs tersebutdi gambarkan secaradetail script yang harusdibuat dan file apa yangharus dibuat denganmenggunakan script ter-sebut.

Cara lain untukmembasmi virus ini adalahdengan menggunakansatu komputer yangbelum terinfeksi virus inisebagai media atau sara-na untuk melakukanscanning dengan menggu-nakan antivirus yang telahter-update sehingga jika discan virus ini dapat terde-teksi.

Misal: terdapat suatukomputer yang terinfeksivirus W32/mybro langkahyang diambil sebaiknyakeluarkan harddisk yangterinfeksi tersebut setelahitu pasang hard disktersebut di sebuah kompu-ter yang belum terinfeksivirus ini dan memilikiantivirus yang telah ter-update. Setelah dipasangmaka lakukan scanningpada harddisk tersebutsetelah itu biarkan antivi-rus menghapus virustersebut. Sebaiknya untukpembersihan virus secaraoptimal dan mencegahterinfesi ulang gunakanantivirus yang sudah me-ngenali virus lokal denganbaik dan cepat. Salahsatunya Norman virusControl yang telah dapatmendeteksi lebih dari 20varian Mybro. Lakukan lahupdate terhadap antivirusanda agar dapatmencegah komputerterinfeksi virus. Referensi :www.vaksin.com.

Puni Puspita - DIKC/OSPKCLAKUKAN LAH UPDATE terhadap antivirus anda agar dapat mencegahkomputer terinfeksi virus.

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 381

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

N A M A

Soedirman A. Ghani, SE

Tatang

Sri Hartini

Achmad Suhendi

Djoko Wardoyo

Hermawan Budiono

Husin Sjamsudin

M. Halim

Bambang Rochadi

Bambang Mursito

Wasiman

Slamet

Yusuf Rembon

Tony Arsad

Andang Djaya

Syafril

Ketut Sumiarta

Alexander

Mastur

Sjam Sutrisno

Sutrisno

Muchid

Kuwat Satoto

Humisar Lumban Toruan

Ismiati

Jade Oksin Bulahari

Abu Hanifah

Muh. Arsjad

Ramli

Suratno

N I P

060034883

060040540

060040375

060034190

060035999

060035501

060026691

060045399

060032083

060052397

060044818

060044069

060052270

060052367

060052562

060045244

060052335

060057939

060045246

060058264

060058114

060058298

060058804

060058964

060071326

060057611

060052820

060057519

060063288

060045530

GOL

IV/c

IV/a

IV/a

IV/a

IV/a

III/d

III/c

III/c

III/c

III/b

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

III/a

II/d

II/d

II/d

II/d

II/d

II/d

II/d

II/c

II/c

II/a

J A B A T A N

Kepala Bagian Umum

Ke pala Seksi Kepabeanan III

Kasubbag Gaji & Kesra

Kepala Seksi Tempat Penimbunan V

Kepala Seksi Cukai II

Kepala Seksi Tempat Penimbunan III

Korlak Adm. Keuangan & RT

Korlak Adm. Ekspor

Korlak Adm. Impor

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 AGUSTUS 2006 PERIODE T.A 2006

KEDUDUKAN

SekretariatDJBCKPBC Tipe AJuandaSekretariatDJBCKPBC Tipe ABandungKPBC Tipe ABandungKPBC Tipe ATg. PerakKPBC Tipe ATeluk BayurKPBC Tipe ATg. Balai KarimunKPBC Tipe ABandungKanwil IV DJBCJakartaKPBC Tipe BYogyakartaKPBC Tipe A KhususTg. Priok IIIKPBC Tipe A KhususTg. Priok IIIKPBC Tipe A KhususTg. Priok IKPBC Tipe ATg. PerakKanwil II DJBCTg. Balai KarimunKPBC Tipe A KhususSoekarno-HattaKPBC Tipe ABitungKPBC Tipe APekanbaruKPBC Tipe ABandungKPBC Tipe ATg. EmasKPBC Tipe ATg. PerakKPBC Tipe ATg. PerakKPBC Tipe A KhususSoekarno-HattaKPBC Tipe AJakartaKPBC Tipe CManadoKPBC Tipe ABatamKPBC Tipe AMakassarKPBC Tipe ATeluk BayurKPBC Tipe BBogor

INFO PEGAWAI

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 381

51WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

enyalahgunaan narkoba di Indone-sia kini sudah pada taraf yangmeresahkan. Hal ini terungkap dari

hasil survei yang dilakukan BadanNarkotika Nasional (BNN) bekerja samadengan Lembaga Penelitian PranataUniversitas Indonesia mengenai SurveyNasional Penyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba padaKelompok Rumah Tangga di Indonesia”.

Dari hasil survey yang dilakukan padatahun 2005 tersebut terungkap, bahwapenyalahgunaan narkoba rata-rata sudahdimulai pada usia 10 sampai 19 tahun dantertinggi pada kelompok umur 20-29. Parapenyalahguna narkoba ini masih menurutsurvey tersebut, sering dan banyakdilakukan di rumah kost dari pada dirumah tangga. Survey dilakukan di 23lokasi yang terdiri dari 16 kota dan tujuhdesa di 16 propinsi ini juga melibatkan4355 rumah tangga dan 20.303 orangresponden yang terdiri dari 47 persen laki-laki dan 53 persen perempuan.

Demikian disampaikan Kalakhar BNNIrjen Pol I Made Mangku Pastika dalamacara renungan malam sejuta lilin diBundaran HI Jakarta 24 Juni 2006 dalamrangka memperingati Hari Anti NarkobaInternasional dengan tema “Drugs are notChild’s play”.

Lebih lanjut ia mengatakan, hasilpenelitian lain dilakukan oleh BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian KesehatanUniversitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun

2004 mengenai biaya ekonomi dan sosialakbat penyalahgunaan narkoba di 10 kotabesar di Indonesia. Menurutnya biayaekonomi yang ditimbulkan akibat darikonsumsi narkoba di Indonesia tahun2004 mencapai Rp. 23, 6 triliun denganperincian rata-rata biaya satuan per orangdikalangan pemakai baru sebesar Rp.68ribu rupiah, yang teratur memakai sebesarRp.1,5 juta dan pecandu sebesar Rp.7,8juta dalam satu tahun.

Masih menurut Made, jika angkatersebut dikalikan dengan jumlah seluruhpenyalahpengguna narkoba, makadiperkirakan minimal uang yang beredardari bisnis narkoba mencapai Rp.12 triliunrupiah per tahun, dengan biaya sosialpenyalahgunaan narkoba akibatkriminalitas diperkirakan mencapai Rp.4,2triliun. Saat ini jumlah penyalahguna nar-koba sebanyak 1,5 persen atau sebesar3,256 juta dari jumlah penduduk Indonesiayang berjumlah 217.076.600 jiwa.

PEMERINTAH SERIUSPemerintah dalam hal ini Kepolisan ,

BNN dan instansi lainnya menanggapiserius dampak yang ditimbulkan daripenyalahgunaan dan peredaran gelapnarkoba Indonesia. Hal ini terlihat darikeberhasilan pemerintah dalam mengung-kap pabrik ecstasy dan shabu ketiga didunia dan yang terbesar yang terletak diCikande Serang, Banten. Pengembangandari kasus tersebut menghasilkan temuanbaru dimana beberapa daerah di Indone-sia juga terdapat pabrik narkoba yaitudaerah Batu dan Banyuwangi.

Begitu pula dalam proses penegakanhukum, para pelaku peredaran narkobayang tertangkap mendapat ganjaranhukuman yang sangat berat yaituhukuman mati. Made kepada parawartawan mengatakan, pihaknya merasapuas dengan sanksi yang dijatuhkankepada para pelaku, dan berharapeksekusi mati terhadap para pelaku dapatdilakukan sesegara mungkin.

Tidak kurang Jaksa Agung Adurrah-man Saleh menyatakan hal serupa, iamengatakan pihaknya tidak akanberkompromi dengan masalah narkoba,dan tidak segan-segan untuk menuntutmati para pelaku peredaran narkoba jikamereka terbukti mengedarkan narkoba.

Begitu juga dengan peran Bea Cukaidi BNN. Menurut Arman Singgih, mantanKepala KPBC Semarang yang kini menja-bat sebagai ketua koordinator satgas

Pemerintah Serius TanganiMasalah NarkobaSaat ini jumlah penyalahguna narkoba sebanyak 1,5 persenatau sebesar 3,256 juta dari jumlah penduduk Indonesia yangberjumlah 217.076.600 jiwa.

KALAKHAR BNN I MADE MANGKU PASTIKA.biaya ekonomi yang ditimbulkan akibat darikonsumsi narkoba di Indonesia tahun 2004mencapai Rp. 23, 6 triliun.

P

PABRIK ECSTASY. Pengungkapannya melibatkan berbagai instansi terkait.

PENGAWASANDOK. WBC

DOK. WBC

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 381

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

antor Wilayah (Kanwil) IV DJBCJakarta bekerja sama dengan BadanNarkotika Nasional (BNN)

menyelenggarakan Pelatihan ComputerBased Training yang berlangsung selama10 hari dari tanggal 19-30 Juni 2006.Pelatihan tersebut melibatkan pegawai

Bea Cukai dilingkungan tugas Kanwil IVDJBC Jakarta dengan para pelatih yangberasal dari BNN dan juga dari Bea Cukai.Pembukaan pelatihan tersebut dibukaoleh Kakanwil IV DJBC Jakarta ErlanggaMantik dan (Kepala Pusat Dukungan danPenegakan hukum (Kapusdukgakum)BNN Joko Satrio serta dihadiri para peja-bat dilingkungan Kanwil IV DJBC Jakarta

Dalam sambutan pembukaanpelatihan tersebut Kepala Kanwil IV DJBCJakarta Erlangga Mantik mengatakansalah satu tugas Bea Cukai sebagaiborder protection dimana harusmelindungi masyarakat dari dampaknegatif dalam perdagangan Internasionalyang semakin berkembang. Bukan hanyamelakukan pengawasan terhadappenyelundupan yang bisa merusakperekonomian Indonesia, tetapi juga tugaslainnya adalah memerangi narkoba yangmasuk ke Indonesia melalui pintu masukseperti bandara dan pelabuhan laut.

Lebih lanjut Erlangga mengatakan,penanganan masalah narkoba ini bukanhanya menjadi tanggung jawab BNN,Polisi atau Bea Cukai,namun menjaditanggung jawab bersama dan harusdilakukan secara terkoordinir. Begitu jugadengan peran masyarakat yang jugamemiliki peran yang cukup besar dalammemerangi peredaran narkoba.

Airport Interdiction di BNN mengata-kan, Bea Cukai mempunyai peranpenting dalam meredam masuknyanarkoba dari luar negeri melaluibandara internasional. Masih menurut-nya, keberhasilan pemerintah meng-ungkap pabrik ecstasy dan shabu-shabu di Cikande beberapa waktu lalu,tidak terlepas dari peran bea cukai,kepolisian dan instansi terkait lainnya.

Lebih lanjut Arman mengatakan,pihaknya kini tengah mengupaya-kan untuk menempatkan parangkatteknologi informasi di wilayah per-batasan Indonesia dengan negaratetangga untuk dapat meredammasuknya narkoba ke Indonesia.Untuk itu kini kajian dan penelitiantengah dilakukan untukmempersiapkan segala sesuatunyaagar dapat digunakan dan efektif.Mengenai instansi mana yang akanmendapatkan tugas untukmengoperasikan perangkat terse-but, Arman mengatakan, haltersebut masih dalam penelitian.“Apakah nantinya Bea Cukai atauinstansi lain yang mengoperasi-kannya, itu harus disesuaikandengan tugas dan keperluannya,”papar Arman.

PERAN KELUARGAWakapolri Jenderal Adang Doro-

jatun dalam acara tersebut menga-takan pihaknya akan melakukantindakan hukum terhadap tempatyang dijadikan produksi narkobayang ancamannya sangat seriusbagi generasi muda. Selain itu jugaia menyampaikan bahwa untukmemerangi narkoba bukan hanyaperan pemerintah dengan instansiterkait melainkan juga perankeluarga dalam menjaga anak-anakdari bahaya ancaman narkoba.

Lebih lanjut Adang mengatakanpenanganan masalah narkoba yangdilakukan oleh BNN yaitu langsungmenuju pada akar masalah, sepertitindakan preemptive, preventif danrepresif. Untuk itu ia mendukung acarayang dilakukan oleh BNN melaluiacara renungan malam maupun jalansantai yang menurutnya merupakanupaya preventif, dimana keluarga yangterlibat dalam acara yang diselengga-rakan BNN diajak untuk menjagaanak-anak mereka dari penyalahguna-an narkoba, tanpa melupakantindakan preemtif, dan represif yangdilakukan oleh pihak keamanan.

Lebih lanjut Adang mengatakanbahwa jalur masuk narkoba keIndonesia diantaranya berasal darikawasan Golden triangle danGolden Crescent, pihak kepolisianmelakukan kerja sama denganorganisasi Interpol dikawasantersebut sehingga upaya masuknyanarkoba ke Indonesia dari kawasantersebut dapat diminimalisir.

Computer Based TrainingPelatihan

di Lingkungan Kanwil IV DJBC Jakarta

PEMBUKAAN PELATIHAN. Dibuka langsung oleh Kakanwil IV DJBC Jakarta.....

Para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan pelatihanyang telah didapat dalam lingkungan kerja.

M. ALI AZHAR. Pelatihan diberikan kepadainstansi terkait.

K

PENGAWASANWBC/ATS

WBC/ATS

zap

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 381

53WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Pelatihan Computer Based Trainingujarnya lagi, merupakan salah satu bentukkerjasama yang terjalin dengan baikantara BNN dengan DJBC, dimanamelalui pelatihan ini petugas dilapanganmendapatkan pengetahuan yang cukupmengenai pendeteksian narkoba yangcoba untuk dimasukan ke Indonesiamelalui pelabuhan dan tempat lainnyadengan menggunakan teknologi komputeryang telah dimiliki oleh DJBC danditempatkan dibeberapa titik yangstrategis,salah satunya berada diPelabuhan Tanjung Priok. Selain ituErlangga menambahkan bahwa pihaknyadalam hal ini DJBC akan selalu siap untukmembantu pihak Kepolisian dalam hal iniBNN dalam mengungkap jaringannarkoba jika dikemudian hari ditemukan.

SANGAT BERGUNAAnhar salah satu peserta training dari

Kanwil IV DJBC Jakarta mengatakan,materi yang didapatnya dinilai sangatberguna dan sangat membantu tugasnyadilapangan. Selain materi yang sudahpernah didapatnya dari berbagai pelatihanyang diselenggarakan oleh DJBC sendiri,ia mengatakan bisa lebih berimprovisasilagi dalam menjalankan tugasnya denganilmu tambahan yang didapatnya dari BNN.

Semua materi masih menurutnyamudah diikuti mengingat para pelatihmerupakan orang-orang yang kompetendalam bidangnya baik yang berasal dariBNN maupun juga dari DJBC sendiri.Anhar kembali melanjutkan walaupuntidak ada kegiatan praktek dalampelatihan ini, ia bisa dan siap untukmengimplementasikannya dilapangan.Menurutnya materi pelatihan yang

menarik menurutnya adalah pemeriksaankontainer yang menurutnya prosesnyapanjang dan modul yang diperlukan jugabanyak sehingga diperlukan nalar yangcukup baik untuk bisa mempelajarinya.

Materi tersebut lebih panjang dari apayag pernah didapatnya dalam pelatihanlain yang pernah ia ikuti, mengingatnarkoba sangat mudah untuk disamarkandengan benda lain, sehingga prosesnyaagak lebih panjang.

Sementara M. Ali Azhar ketuapenyelenggara pelatihan mengatakanpelatihan ini bertujuan untuk mening-katkan pengetahuan, kemampuan danprofesionalisme petugas dalam bidangpenegakan hokum terutama dalammengungkap kejahatan narkoba.Program ini lanjutnya kembalimerupakan bantuan dari PBB UnitedNations on Drugs and Crime (UNODC)kepada negara ASEAN khususnyaIndonesia.

Pelatihan ini masih menurut Azhardiberikan kepada berbagai instansi terkaityang berada di laut seperti di pelabuhan,di udara dalam hal ini bandara udara dandi darat dalam hal ini kepada pihakKepolisian. Implementasi kedepannyaadalah para petugas penyidik Polisimaupun Pegawai Negeri Sipil (PPNS)dapat mengungkap kasus kejahatannarkoba. Menurut Azhar, materi-materiyang diajarkan diantaranya adalahmengenai identifikasi barang yangmempunyai unsur narkoba, teknikpencegahan, proses investigasi,pemeriksaan dokumen sampai padaproses wawancara dengan tersangka.

Mengenai peran komputer dalamproses pengungkapan kejahatan narkoba

Azhar menyatakan bahwa komputermerupakan alat bantu yang mendukungpraktek petugas dilapangan. Iamencontohkan, petugas dapat melacaksebuah kapal beserta dengan isinya,berdasarkan informasi yang diperoleh darikomputer yang telah on-line dengannegara asal kapal tersebut.

“Jika ada sesuatu yangmencurigakan berdasarkan informasidari komputer, petugas dapat dengansegera melakukan tindakan preventifdan kegiatan investigasi lainnyaterhadap barang maupun pelakutadi,”ujar Azhar Selain itu BNN jugaakan memberikan pelatihan serupakepada kembaga terkait lainnya yangmemiliki PPNS. Para pelatih lanjutAzhar adalah para pelatih yang telahmengikuti berbagai pelatihan yangdiselenggarakan oleh PBB,sehinggadiharapkan para peserta dapat denganmudah mengimplementasikannyadilapangan. Sementara para pesertamasih menurutnya antusias mengikutipelatihan ini.

Hal senada juga diungkapkanKapusdukgakum BNN Joko Satrio, iamengatakan diharapkan upayapencegahan akan lebih maksimal lagidengan adanya pelatihan tersebutsehingga peredaran dan penyalahgunaannarkoba dapat diminimalisir.

Pelatihan tersebut ditutup pada 3Juli 2006 di aula Kanwil IV Jakarta olehKasi P2 GH Sutedjo mewakili KakanwilIV DJBC Jakarta dan juga Kapusduk-gakum BNN Joko Satrio denganpeserta yang berjumlah 30 orangberasal dari pegawai DJBC dilingkung-an Kanwil IV Jakarta.

PESERTA PELATIHAN. Diharapkan dapat mengimplementasikan pelatihan tersbeut dalam praktek dilapangan.

WBC/ATS

zap

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 381

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

rogram “Retraining Integritas Peja-bat/Pegawai dan Good Governance”yang diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai bekerja samadengan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) pada 30 Juni 2006 di Aula GedungB KP-DJBC dibuka langsung olehDirektur Jenderal Bea dan Cukai AnwarSuprijadi dan diikuti oleh pejabat eselonII,III dan IV dilingkungan KP-DJBC danbeberapa Kantor Wilayah DirektoratJenderal Bea dan Cukai (Kanwil DJBC).

Selain retraining integritas dan good

governance pada 30 Juni 2006, DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) jugamenyelenggarakan sosialisasi mengenaigratifikasi dan cara pengisian LaporanHasil Kekakayaan Pejabat Negara(LHKPN) dengan mengundang pembicaraEririana Harja Pamengkas, Wakil KetuaKPK.

Yusuf Indarto, Kepala Kepagawaianyang juga salah satu panitia acara dan ju-ga peserta retraining mengatakan, ide me-ngadakan acara retraining tersebut meru-pakan ide yang disampaikan oleh Dirjen

Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, termasukdidalamnya ide untuk mengundang parapembicara mulai dari KPK sampaimotivator terkenal Andry Wongso.”Acaraini merupakan bagian dari berbagai acarayang sifatnya serupa seperti (EmotionalSpiritual Quotient (ESQ) dan lainsebagainya,”ujarYusuf. Acara seperti inirencananya juga akan diselenggarakan diberbagai Kanwil di Indonesia dan tinggalmenunggu realisasinya.

Yusuf kembali mengatakan,tujuandiselenggarakan acara retraining tersebutadalah agar para pejabat dilingkunganDJBC mampu membangun rasa dan ko-mitmen untuk menjadi pejabat dan pela-yan yang melayani stake holder denganbaik.

Abdullah Hehamahua yang mendapatkesempatan pertama pada programtersebut menyampaikan pendapatnyamengenai integritas dan good Gover-nance. Menurutnya untuk bisamemastikan suatu kepemerintahantergolong baik (Good Governance) adatiga tolok ukur yang harus digunakansecara berbarengan yaitu sistem yangditerapkan, keperluan anggota dan wargamasyarakat, dan kualitas anggota danwarga masyarakat.

INTEGRITAS PEJABAT DAN PEGAWAINEGERI SIPIL

Dari ketiga tolok ukur yang disampai-kan tersebut menurut Abdullah, tolok ukurmengenai kualitas anggota dan wargamasyarakat harus mendapat perhatianpada program retraining tersebut, yangberarti pula membicarakan kualitaspejabat dan pegawai DJBC. Lebih lanjut iamengatakan Menteri Keuangan, khusus-nya Dirjen Bea dan Cukai harus memper-hatikan proses rekrutmen pegawai dimanaberbagai faktor harus mendapat perhatianseperti kualitas ilmu, keterampilan,pengalaman dan perilaku calon pegawai.Penempatan pegawai harus sesuaidengan kompetensi sesuai dengan prinsipright man on the right place.

Hal lain yang menurutnya harus men-dapat perhatian adalah kejujuran pejabatdan pegawai, kualitas pengabdian pejabatdan pegawai, dan kedisiplinan pejabatdan pegawai yang menurutnya merupa-kan salah satu modal dasar dalammemajukan setiap program, khususnyadalam membangun good governance.

Diakhir ceramahnya Abdullahmemberikan suatu kiat untukmeningkatkan integritas pegawai dimanaia mengatakan, agar selalu mencintaisetiap pekerjaan yang digeluti, tidakmeninggalkan pekerjaan yang harusdiselesaikan hari ini untuk dikerjakankeesokan harinya. Mengenai hak yangdiperoleh dan kompensasi, ia mengatakanagar selalu melihat kebawah, dan untukberprestasi agar selalu melihat ke atas.

Kiat lain yang disampaikannya adalahtidak mengambil sesuatu dari kantor yangbukan haknya meskipun itu sangat kecildan agar melindungi anak dan istri de-

RETRAINING INTEGRITAS. Dibuka langsung oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadimengundang penasehat KPK Abdullah Hehamahua sebagai pembicara dan Andry Wongso.

Menuju GoodGovernance DJBCDJBC bekerja sama dengan KPK menyelenggarakanprogram retraining integritas dan good governanceserta sosialisasi gratifikasi dan LHKPN selama dua haripada 30Juni dan 3 Juli 2006

P

SEKRETARIATWBC/ATS

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 381

55WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

ngan makanan, minuman, pakaian, rumahdan kendaraan yang berasal dari sumberyang halal. Pada sesi ini juga diselingidengan tanya jawab yang dilakukan olehpara peserta dengan pembicara menge-nai berbagai hal yang berkaitan denganmasalah integritas dan good governance.

“LUAR BIASA”Pada sesi selanjutnya retraining diisi

oleh Andry Wongso, seorang motivatoryang telah berhasil memberikan motivasikepada masyarakat melalui buku-bukukarangannya. Dalam acara tersebut,Andry mengatakan bahwa sangat pentinguntuk menanamkan nilai-nilai kebaikandalam menjalankan tugas sehari-hari.

Andry pada sesi tersebut mencerita-kan pengalamannya dan kisah suksesorang-orang yang memulai kesuksesandari titik nol. Dari pemaparannya tersebutyang ingin disampaikan disampaikanbahwa kerja keras serta kemauan yangbesar dapat mengalahkan segala-galanyayang pada awalnya dirasakan tidakmungkin terjadi, termasuk didalamnyakemampuan untuk berubah.

Lebih lanjut ia mengatakan untukmenjalankan segala sesuatu pekerjaanharus senantiasan dilakukan dengansemangat dan harus memandang jauhkedepan, karena yang berlalu sudahmenjadi sejarah. Dalam retraining tersebutpara perserta selalu diajak untukmengatakan dengan lantang ucapan “LuarBiasa!” setiap Andry menanyakan “BeaCukai…Apa Kabar?” Menurut Andry yangditemui WBC disela-sela retrainingtersebut, ucapan lantang tersebut mampumenyemangati dan menimbulkankeinginan untuk memberikan yang terbaikkepada DJBC.

SOSIALISASI GRATIFIKASI DAN LHKPNPada dasarnya orang yang melakukan

korupsi itu ada penyebabnya. Orangtersebut memang ingin melakukankorupsi, atau karena dipaksa olehlingkungan untuk melakukan korupsi, ataukarena dipaksa oleh sistem yang adauntuk melakukan korupsi. Demikianpenjelasan Eririana RianaharjaPamengkas, Wakil Ketua KPK padaacara sosialisasi Gratifikasi dan LHKPN,yang diselenggarakan di Aula Gedung B,Kantor Pusat DJBC pada 3 Juli 2006.

Sosialisasi atas kerjasama antaraDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)dan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) tersebut dihadiri oleh seluruhpejabat eselon II, III dan IV di lingkunganKantor Pusat DJBC, Kepala Kanwil IVDJBC Jakarta, Kepala KPBC TanjungPriok I, II dan III, Kepala BPIB Jakarta,Kepala Pangsarop Tanjung Priok, KepalaKPBC Bogor, Kepala KPBC SoekarnoHatta, Kepala KPBC Bekasi, KepalaKPBC Purwakarta, serta para auditor dilingkungan Kantor Pusat DJBC.

Pada hari itu, untuk pertama kalinyatim KPK yang terdiri dari Eririana HarjaPamengkas (Wakil Ketua KPK), LambokH. Hutauruk (Direktur Gratifikasi KPK) danM. Sigit (KPK), memang sengajamenyambangi DJBC untuk memberikansosialisasi mengenai gratifikasi dan hal-halyang terkait didalamnya, sertamemberikan penjelasan mengenaiLaporan Harta Kekayaan Pegawai/pejabatNegara (LHKPN) dan bagaimana caramengisi formulir pelaporan gratifikasi.

Dalam sambutannya, Dirjen Bea danCukai, Anwar Suprijadi mengatakan,sejalan dengan program reformasi dibidang kepabeanan, DJBC memiliki pilaryang terus ditingkatkan, seperti code ofconduct, mengurangi contact person,meningkatkan law enforcement danintegritas pegawai bea cukai. Untukpeningkatan integritas pegawai ini,menurutnya tidak mungkin dilakukantanpa perbaikan sistem remunerasi PNS.

Untuk itu, lanjut Anwar, sosialisasitersebut sangat penting bagi parapegawai, terutama dalam hal pemahamangratifikasi, dimana ada hal-hal tertentuyang ternyata harus dilaporkan ke KPK.Untuk itu ia berharap dengan adanyasosialisasi ini kepercayaan masyarakatpada institusi pemerintah, terutama DJBC,akan meningkat. Ia juga meminta padaKPK agar sosialisasi ini tidak hanyadisampaikan pada saat ini saja tapi jugadilakukan di daerah-daerah lainnya, sebabjumlah pegawai bea cukai saat inimencapai sekitar 10.500 orang yangtersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Didalam mengisi laporan hartakekayaan mungkin ada yang serba salahya, kalau tidak diisi atau tidak ditulissemuanya nanti dikira ngumpetin, tapikalau diisi semua nanti dikira macam-macam. Untuk itu saya inginmenyampaikan pada teman-temanpegawai bea cukai agar mengisinyadengan baik sesuai dengan arahan yangdiberikan oleh KPK,” himbau Anwar.

Ketika diminta komentarnya seputarsosialisasi ini, Kepala KPBC Bekasi,Istyastuti Wuwuh Asri mengatakan,manfaat yang diperoleh dari sosialisasi inisangat besar. Ia jadi mengetahui apa yangdimaksud dengan gratifikasi. “Denganmengetahui gratifikasi kita akan berpikirdua kali bahwa sebenarnya memberikanhadiah atau menerima hadiah tertentudapat menjerumuskan kita. Sepertimisalnya kalau kita memberikan ataumenerima hadiah pada saat perkawinananak, ternyata hadiah itu termasukgratifikasi dan harus dilaporkan,” ujarnya.

Ketika masih menjabat sebagaiKasubdit Kerjasama Internasional diDirektorat Kepabeanan Internasional, Istymengaku belum diwajibkan untuk mengisilaporan kekayaan. Tetapi setelah iamenjabat sebagai Kepala KPBC Bekasi,dirinya wajib untuk mengisi formulirpelaporan gratifikasi. Untuk itu, usaisosialisasi ia ingin mengisi dengan baikdan benar formulir tersebut agar dirinyatidak diduga menerima gratifikasi dansebagainya.

Dengan demikian ia berharap agarsosialisasi ini bisa merubah prilaku dirinyadan seluruh pegawai bea cukai lainnya. Iajuga berharap agar gratifikasi ini bisamenjadi warning bagi para pegawai beacukai agar bisa bersikap baik. Namundemikian, ia meminta agar pemerintahjuga harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder para PNSyang selama ini belum terpenuhi.

Oleh sebab itu ia menyarankan agarremunerasi dapat dipertimbangkanmenjadi lebih besar. Pasalnya, dalamkesehariannya pegawai bea cukai bekerjaberhadapan dengan importir yangcenderung ingin mendapatkankeuntungan yang sebesar-besarnya.“Jadi, importir tersebut berpikir dari padamembayar besar kepada negara lebih

YUSUF INDARTO. Acara serupa rencananyajuga akan diselenggarakan di beberapa Kanwildi Indonesia

ABDULLAH HEHAMAHUA. agar selalu mencintaisetiap pekerjaan yang digeluti, tidak meninggalkanpekerjaan yang harus diselesaikan hari ini

WBC/ATS DOK. WBC

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 381

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

baik ia bayar separuh saja. Kemudiansisanya untuk ia sendiri dan bea cukai.Jadi godaan itu sangat besar,” katanya.

Ia mencontohkan, sekitar tahun 1969,pegawai yang bekerja di DepartemenKeuangan memperoleh gaji 9 kali lipatdibandingkan departemen lain. Sementarasaat ini yang tinggal hanyalah tunjangankhusus saja. Padahal, pegawai bea cukaiyang tergabung dalam WCO memiliki gajiyang sangat besar. Sebagai contoh, gajipegawai bea cukai Indonesia sekitarseperduapuluh gaji pegawai bea cukaiFilipina.

Dengan demikian Isty berharap,Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi,dapat menjadi teladan dan contoh bagibawahan. “Biasanya akan lebih efektifkalau atasan kita menjadi teladan,”imbuhnya.

Senada dengan Isty, Kepala SeksiAudit Impor Dit. Verifikasi dan Audit, IrwanDjuhais mengatakan, manfaat yangdiperolehnya dari sosialisi ini adalah bisalebih mengetahui arti gratifikasi dan apasaja yang dapat dikategorikan sebagaigratifikasi. “Untuk itu, usai sosialisasi kitaakan mencoba untuk mengikuti apa yangtelah disampaikan dan melaporkan sesuaidengan aturan yang ada,” katanya.

Menurutnya, seseorang melakukantindak korupsi diantaranya dikarenakankebutuhan. Untuk itu ia menyarankan agartingkat penghasilan PNS dapat menutupikebutuhan hidup. “Banyak yang bilang gajikita itu hanya cukup untuk 2 minggu saja.Ini kan bisa digambarkan kalau pegawai

itu inginnya gaji itu cukup untuk sebulanbahkan kalau bisa ada saving,” ujarnya.

Ketika ditanya keikutsertaan paraauditor dalam sosialisasi ini, Irwanmenjawab, kalau dilihat dari pesertasosialisasi seharusnya tidak hanyaeselon I hingga eselon IV dan paraauditor saja yang mengikuti sosialisasitersebut. Sebab, berdasarkan UU yangmengatur tentang gratifikasi, gratifikasiadalah pemberian dalam arti luaskepada pegawai negeri atau pejabatpenyelenggara negara, makaseharusnya seluruh pegawai bea cukaimenjadi objek pelaporan.

“Nah kalau sekarang yang diundangini hanya auditor saja dan eselon saja,saya tidak tahu dasarnya apa, tapi kalaumenurut arti dari gratifikasi seharusnyasemuanya diundang dan mengisi formulirpelaporan gratifikasi,” tandas Irwan.

PENGERTIAN GRATIFIKASIBerdasarkan UU No.20 tahun 2001

tentang Gratifikasi dan kewajiban pela-porannya, Gratifikasi adalah pemberiandalam arti luas kepada pegawai negeriatau pejabat penyelenggara negara.Pemberian dalam arti luas tersebutmeliputi pemberian uang, barang, rabat(diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga,tiket perjalanan, fasilitas penginapan,perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasitersebut berlaku untuk yang diterima didalam negeri maupun di luar negeri danyang dilakukan dengan menggunakan

sarana elektronik atau tanpa saranaelektronik.

Setiap gratifikasi kepada pegawainegeri atau penyelenggara negaradianggap suap, apabila berhubungandengan jabatannya dan yang berla-wanan dengan kewajiban atau tugas-nya dengan ketentuan sebagai berikut:l Yang nilainya Rp. 10 juta atau lebih,

pembuktian bahwa gratifikasitersebut bukan merupakan suap,dilakukan oleh penerima gratifikasi(pembuktian terbalik).

l Yang nilainya kurang dari Rp. 10juta, pembuktian bahwa gratifikasitersebut bukan suap, dilakukan olehpenuntut umum.Namun demikian, ketentuan

tersebut diatas tidak berlaku jikapenerima melaporkan gratifikasi yangditerimanya kepada KPK, paling lambat30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggalgratifikasi tersebut diterimanya.

Sanksi atas pelanggaran gratifikasiadalah pidana bagi pegawai negeri ataupenyelenggara negara sebagaimanadimaksud dalam pasal 12b ayat 1, UU No.20 tahun 2001 adalah pidana penjaraseumur hidup atau pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun dan paling lama20 (dua puluh) tahun, dan pidana dendapaling sedikit Rp. 200.000.000; (dua ratusjuta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000; (satu miliar rupiah).

Contoh-contoh pemberian yang dapatdikategorikan sebagai gratifikasi:l Pemberian hadiah atau uang

sebagai ucapan terima kasih karenatelah dibantu.

l Hadiah atau sumbangan pada saatperkawinan anak dari pejabat olehrekanan kantor pejabat tersebut.

l Pemberian tiket perjalanan kepadapejabat atau keluarganya untukkeperluan pribadi secara cuma-cuma.

l Pemberian biaya atau ongkos naik hajidari rekanan kepada pejabat.

l Pemberian hadiah ulang tahun ataupada acara-acara pribadi lainnyadari rekanan.

l Pemberian hadiah atau souvenir ke-pada pejabat pada saat kunjungankerja.

l Pemberian hadiah atau parsel kepadapejabat pada saat hari raya keagama-an, oleh rekanan atau bawahannya.

l Seluruh pemberian tersebut diatasdapat dikategorikan sebagaigratifikasi, apabila ada hubungankerja atau kedinasan antarapemberi dengan pejabat yangmenerima, dan/atau semata-matakerna keterkaitan dengan jabatanatau kedudukan pejabat tersebut.

Seluruh pemberian tersebut diatas,dapat dikategorikan sebagai gratifikasi,apabila ada hubungan kerja ataukedinasan antara pemberi dengan pejabatyang menerima, dan/atau semata-matakarena keterkaitan dengan jabatan ataukedudukan pejabat tersebut.

SOSIALISASI GRATIFIKASI DAN LHKPN. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini kepercayaanmasyarakat pada institusi pemerintah, terutama DJBC, akan meningkat.

SEKRETARIAT

zap/ifa

WBC/IFA

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 381

57WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

erusahaan Tempat Penimbunan Se-mentara (TPS) yang juga merupakananggota Asosiasi Pengusaha Tempat

Penimbunan Sementara Indonesia(APTESINDO) diantaranya yaitu PT. Berdi-kari, PT AIRIN, PT Transportindo LimaPerkasa dan PT Mustika Alam Lestarimenyatakan kesiapannya menjalankansistem pertukaran data elektronik denganDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)yang difasilitasi oleh Finnet Indonesiayang tertuang dalam penandatanganannota kesepahaman antara DJBC denganAptesindo tentang pemberlakuan TempatPenimbunan Sementara (TPS) On line.

Penandatanganan nota kesepahamantersebut dilakukan oleh Direktur InformasiKepabenanan dan Cukai Jody Koesmen-dro dengan masing-masing pimpinanperusahaan pengelola TPS yang disaksi-kan oleh Dirjen Bea dan Cukai AnwarSuprijadi, Kakanwil IV Jakarta ErlanggaMantik, pejabat Kantor Pusat DJBC danpejabat dilingkungan Kanwil IV DJBC Ja-karta, pada 12 Juli 2006 di Kanwil IVDJBC Jakarta.

Dalam sambutannya Kakanwil IVJakarta Erlangga Mantik mengatakanpihaknya sangat mendukung upayaAptesindo memberlakukan TPS on-line ini,mengingat sistem ini sangat bergunauntuk memperlancar arus barang yangmasuk ke Indonesia melalui Pelabuhan

Tanjung Priok, sehingga permasalahanyang timbul dapat diminimalisir.

Ketua Aptesindo Suryantono mengata-kan perkembangan teknologi di Indonesiakhususnya teknologi informasi mendapatperhatian dari DJBC, salah satu penerap-annya adalah TPS online yang menurut-nya inisitif awal berasal dari Bea Cukai.TPS online ini lanjutnya, merupakan apli-kasi pertukaran data secara on line antaraTPS dengan DJBC terkait dengandokumen Surat Perintah Pengeluaran

Barang (SPPB) atau juga Persetujuanekspor, pengiriman laporan status barangtimbun dan laporan keluar masukkontainer yang kesemuanya dapatdiakses melalui TPS on line.

Dengan pemberlakuan TPS on line inimaka proses pengeluaran barang akanberlangsung dengan cepat dan menekanbiaya pengeluaran barang.“Kalauprosedur secara manual memakan waktu,maka dengan TPS on line ini kami tinggalmengamati dari monitor dalam hitunganjam,”papar Suryantono. Hal lainnya yangtercakup dalam TPS on line ini masihmenurut Suryantono adalah pergerakanbarang dan pengamanannya yang dapattermonitor dengan baik.

DIDUKUNG OLEH FINNET INDONESIAUntuk kelancaran sistem TPS on line

ini, PT. Finnet Indonesia memfasilitasinyamelalui penyediaan sistem jaringankomputer yang dibutuhkan oleh Aptesindodan Bea Cukai. Menurut Budi SiswantoMuljadi Presiden Direktur PT FinnetIndonesia, nantinya setiap TPS dapatmemonitor kondisi kontainer setiap saat,dimana sebelumnya pengusaha TPSharus melakukan rekap terlebih dahulu.

Dalam acara penandatanganan inipihak PT. Finnet Indonesia sebagai penye-dia sistem jaringan pada TPS on line me-lakukan presentasi mengenai keunggulanTPS on line dihadapan rombongan DirjenBea Cukai, para pengusaha TPS dan paraundangan

Lebih lanjut Suryantono mengatakanaplikasi TPS On line mempunyai bebera-pa fitur unggulan seperti pencatatan tran-saksi dan pelaporan perpindahan kontai-ner antar TPS, Transaksi yang terjadi ber-langsung secara real time dengan basisinternet, yang kesemuanya berlangsungsecara online sehingga bisa diakses darimana saja dengan koneksi internet.

TPS on-line ini rencananya akandiberlakukan pada bulan Septemberdan untuk sementara akan dijalankan diTanjung Priok, menyusul nantinyakedepan beberapa pelabuhan besarlainnya di Indonesia.

NOTA KESEPAHAMANTPS On line Aptesindo dan DJBCPenerapan Sistem TPS on line merupakan salah satu bentuklangkah nyata untuk meningkatkan daya saing Indonesia menujuperdagangan Internasional.

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN. Dilakukan oleh pengusaha yang tergabung dalam Aptesindodengan DJBC yang dilakukan oleh Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Jody Koesmendro yangdisaksikan oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi dan Kakanwil IV DJBCD Jakarta Erlangga Mantik.

P

PRESENTASI . PT. Finnet mempresentasikan TPS online kepada para undangan.

WBC/ATS

WBC/ATS

zap

KEPABEANAN

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 381

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Medio Juli lalu, tepatnya 19-21 Juli2006, ASEAN Sekretariat dibawahprogram The ASEAN-EU Programme forRegional Integration Support (APRIS)project, mengorganisir kegiatan studikomparatif tentang penerapan singlewindow di otoritas kepabeanan Swedia.Kegiatan tersebut diikuti oleh 7 negaraanggota ASEAN, ASEAN Sekretariat danTechnical Expert on single window dariAPRIS.

Agus Sudarmadi, Kasubdit OtomasiSistem dan Prosedur Kepabeanan danCukai, Direktorat IKC, yang turut sertadalam studi banding tersebutmengatakan, dalam upaya mendukungpelaksanaan ASEAN single window,APRIS juga membiayai dan mengadakanworkshop yang terkait dengan singlewindow bagi negara-negara ASEAN.Workshop yang pertama dilakukan diManila, lalu di Bangkok, kemudian diManila kembali, dan studi banding keSwedish Customs atau Swedia Customs.

Studi banding single window tersebutdilakukan oleh customs. “Jadi, yangberangkat melakukan studi banding hanyadari customs saja karena dibanyaknegara, customs merupakan lead darisingle window,” terang Agus.

Agus menjelaskan, tujuan dari studibanding tersebut adalah dalam rangkamenggali dan memahami :1) Pengalaman Otoritas Kepabeanan

Swedia didalam membangun danmenerapkan Single Window.

2) Design dan arsitektur dari SingleWindow di Swedia.

3) Kerjasama dengan instansi lintas sek-toral yang terkait dalam hal pena-nganan cargo clearance di Swedia.

Pada studi banding tersebut, disam-ping saling bertukar pikiran, juga disam-paikan informasi pada customs Swediamengenai bentuk single window yangdisepakati oleh ASEAN yakni automated

information transaction system, dimanaNSW dibangun dengan menggunakansebuah mediator yang dinamakanAplication Service Provider (ASP) dengantidak menghilangkan sistem ICT(Informasi, Komunikasi dan Teknologi)masing-masing instansi yang sudah ada.

Single window yang digunakan diSwedia sendiri menggunakan bentuksingle authority, dimana satu instansi (da-lam hal ini Swedia customs -red) diberikewenangan penuh untuk mengatasna-makan instansi terkait lainnya didalam me-lakukan kegiatan pengambilan keputusanterhadap kegiatan perdaganganinternasional. Dengan demikian, seluruhkegiatan single window menggunakaninfrastruktur teknologi komunikasi daninformasi yang dibangun Swedia customs.

Untuk itu studi banding tersebut jugabertujuan untuk melihat, mempelajari ma-najemen dan pelaksanaan single windowyang dilakukan oleh customs Swedia.Didalam pelaksanaannya, instansi terkaithanya memerlukan akses ke sistem yangdimiliki oleh otoritas kepabeanan dalam

hal melakukan proses pengambilan kepu-tusan, distribusi data dan informasiperijinan, perpajakan, keamanan dansebagainya.

Implementasi single window di Swediatidak hanya mencakup kegiatan pengelu-aran barang saja, tetapi juga mencakupfasilitasi pergerakan moda transportasidan orang melalui perbatasan, dimanahampir 96 persen kegiatan telah menggu-nakan sistem elektronik dan rata-rata timerelease cargo clearance hanya memakanwaktu 90 menit.

“Sembilan puluh menit itu waktu palinglama yang dibutuhkan untuk cargo clea-rance. Waktu 90 menit tersebut juga su-dah termasuk inspeksi dan sebagainya,”imbuh Agus.

PROGRAM STAIRWAYSejak tahun 2002 customs Swedia

mengembangkan program Stairway (yangkalau di Indonesia mirip jalur prioritas-red)yang digabungkan dengan program TheStairsec (program keamanan).Pengembangan konsep Stairway tersebutdilandasi oleh adanya kebutuhan fasilitasiperdagangan internasional di Swedia.Keunikan dari konsep Stairway ini terletakpada kedua fokusnya yakni keamanandalam hal pergerakan logistik dankemudahan dalam hal customs prosedur.

Konsep Starway ini adalah penyediaansystem cargo clearance yang mengako-modasi Customs to Customs Pillar yangterdiri atas sebelas standar, yakni Integ-rated Supply Chain Management, CargoInspection Authority, Modern Technologyin Inspection Equipment, Risk Manage-ment system, High Risk cargo or contai-ner, Advance Electronic Information, Tar-getting and Communication, Performance

Studi Banding Single Window di SwediaSetelah bulan lalu menurunkan laporan utama mengenai perkembangan National Single Window(NSW) di Indonesia, kali ini WBC hendak mengulas studi banding single window di Swedia yangbeberapa waktu lalu diikuti DJBC.

THE LAW ENFORCEMENT PROCESS

RUANG MEETING SWEDIA CUSTOMS. Agus Sudarmadi (kedua dari kiri-red) di ruang meetingSwedia Customs.

DOK. SWEDISH CUSTOMS

DOK. PRIBADI

KEPABEANAN

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 381

59WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Measures, Security assessment, Emplo-yee integrity dan Outbound Security Ins-pection.

Yang kemudian di integrasikandengan Customs to Bussiness Pillar yangterdiri atas 6 standar, yakni partnership,security, authorization, technology,communication dan facilitation.

Secara umum, The Stairway systemadalah sistem kepabeanan yang didasar-kan atas prinsip quality assurance yangdikombinasikan dengan security. Untukmenjamin tingkat kualitas pelayanan,otoritas kepabenan membangun front enddan back end process yang terintegrasidengan program Stair-Sec.

Didalam program stairway,perusahaan yang memenuhi persyaratanyang di set didalam sistem akan diberiakreditasi oleh Otoritas KepabeananSwedia, untuk selanjutnya bagi yangterkareditasi akan menerima berbagaikemudahan dan fleksibilitas didalampelayanan kepabeanannya. Didalamprogram stairway, seluruh kegiatankepabenan dilakukan secara elektronikyang berbasiskan single window dansudah 100 persen paper less.

Seluruh perusahaan dapatmengajukan diri untuk diakreditasi tanpamembedakan besar kecilnya perusahaanatau kontribusi terhadap penerimaannegara, sepanjang memenuhi syaratdapat menjadi perusahaan terakreditasi.Tentunya, level akreditasi setiapperusahaan tidak sama, tergantung padahasil analisis manajemen resiko yangdilakukan oleh pihak pabean Swedia.

Pada gilirannya otoritas kepabeananakan membimbing perusahaan untuksetapak demi setapak meningkatkan levelcompliancenya dimana pada level tertinggi(level 5, skala 0-5), perusahaan yangterakreditasi akan mendapat kepercayaanpenuh. Pihak otoritas pabean hanya akanmelakukan post clearance audit saja, atausedikit pemeriksaan (dokumen maupunfisik) bilamana hal itu diperlukan.

DIVISI IT YANG KUATDalam pengembangan teknologi ko-

munikasi dan informasi (ICT), otoritas ke-pabeanan Swedia melakukan pengem-bangan dan pembuatan sendiri (inhousedevelopment). Hal ini dikarenakan secara

struktur organisa-si, customs Swe-dia memiliki divisipengembangandan pembangun-an ICT tersendiridi kota Lulea.Divisi tersebut ju-ga memiliki kele-luasaan pengelo-laan anggarantersendiri.

“Swedia inimemang agakunik, customsnyabeda dengan kita.Mereka punyadivisi IT sendiriyang sangat kuatdimana divisi ITtersebut bisa men-jadi software ho-use dan sebagai-nya, pendanaan-nya juga tersendi-ri. Jadi merekamerekrut tenaga ahli IT lalu dididik masa-lah kepabeanan dan mereka dipekerjakansebagai IT atau engineer, tidak bekerja dilapangan, jadi jalur karirnya khusus,” jelasAgus.

Agus menambahkan, divisi IT tersebutmemiliki sistem analisis yang kuat danpara programmer. Namun demikian, jikaprogrammer yang mereka miliki tidakcukup memadai, customs Swedia akanmelakukan outsourcing dengan tetapmenggunakan sistem analisis daricustoms Swedia. Divisi IT tersebut yangmembuat sistem single window yang kinidipakai oleh customs Swedia.

Seluruh kegiatan kepabeanan diSwedia sudah menerapkan konsep singledocument didalam pemberitahuanpabeannya. Lebih jauh lagi prosesinformasi dan pengelolaan data untukkepentingan customs clearance telahterintegrasi dalam konsep single window.Konsep single window di Swedia sangatsukses dalam memfasilitasi perdaganganinternasional di Swedia dan terbuktimampu meningkatkan kinerja penerimaannegara, dimana pada saat yangbersamaan juga mampu meningkatkankepatuhan pengguna jasa.

Menurut Agus, dari studi bandingtersebut, ada beberapa ide menarik yangbisa dikembangkan di Indonesia.Diantaranya penggunaan mobile devices,dimana customs declaration dapat dikirimdan direspon dengan menggunakan smsmelalui handphone. “Teknologi mobiledevices tersebut ternyata available di kita.Benefitnya juga banyak dan murah darisegi pembangunan infrastruktur, hanyamenggunakan jaringan provider danlainnya,” kata Agus.

Ide lain yang akan dikembangkanadalah menggunakan sistem Stairway dikantor pelayanan bea cukai utama, dalamhal ini KPBC Tanjung Priok. KPBCTanjung Priok akan dijadikan liaisonultimate office.

SEKILAS SWEDISH CUSTOMSSwedish Customs telah berdiri sejak

1636. Total jumlah pegawai yang bekerjadi Swedish Customs hingga akhir tahun2005 adalah 2.186 pegawai, terdiri dari1.012 pegawai perempuan dan 1.174pegawai laki-laki.

Sebanyak 96 persen pendanaanSwedish Customs berasal dari negara,sisanya sebanyak 4 persen dari customs

MANAGING THE TRADE PROCESS

AGUS SUDARMADI. Studi banding tersebut juga bertujuan untuk melihat,mempelajari manajemen dan pelaksanaan single window yang dilakukanoleh customs Swedia.

DOK. SWEDISH CUSTOMS

DOK. PRIBADI

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 381

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Perusahaan kami PT. Green Planet rutin melakukan importasi pupuk organic(mineral). Hal-hal yang kerap ditemukan pada waktu penyelesaian formalitaskepabeanan impor yang kami lakukan sendiri di KPBC adalah :

1. Surat Tugas Bermeterai,(Surat Tugas dari tempat saya bekerja. Hal ini menyebabkan saya harus selalumempersiapkan 2 jenis yang bermeterai dan tidak. Sekali waktu tak bermeteraiseperti yang diminta petugas Pendok, saya berargumen. Hasilnya petugasngambek dan tidak menerima berkas PIB kami. Menurut ketentuan umum SuratTugas tidak perlu bermeterai)

2. Certificate of Origin, yang dimintakan petugas Pendok(Petugas kerap meminta SKA sebagai dokumen pelengkap pabean tanpamengerti Rules of Origin, bahwa impor kami tidak ada preferential tarif, bukanobjek PP tentang BMAD BMI, dll)

3. Pemeriksaan FisikUntuk saksi, diharuskan juga mendaftar ke P2 KWBC. Pada waktu pemeriksaanpelaksana tersebut tidak dapat hadir, akibatnya menghambat prosespemeriksaan barang.Apakah pelaksana P2 KPBC tidak cukup sebagai saksi pada unit levelpengawasan ?Memang dimungkinkan pengawasan oleh tiga level, jika ada operasi rutin,namun saksi P2 KWBC kerap harus dihadirkan.Catatan : LHP kami selama periode 5 tahun terakhir sejak berdirinya

perusahaan adalah sesuai.

Demikian pertanyaan pertanyaan ini saya ajukan dengan maksudmendapatkan jawaban secara tertulis, dengan bermaksud juga agar dapat diklipping di Konsultasi Kepabeanan yang saya lakukan sejak 1996.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.Hormat saya,Irwan Susantio

JAWABAN :Sehubungan dengan surat dari Irwan Susantio yang disampaikan melalui

Redaksi WBC perihal pertanyaan penyelesaian formalitas kepabeanan di bidangimpor yang dilakukan oleh PT. Green Planet dengan komoditi pupuk organic,dengan ini disampaikan jawaban sebagai berikut :

1. Terkait dengan pertanyaan yang bersangkutan tentang Surat Tugas bermeterai,dapat ditegaskan bahwa pengurusan dokumen impor yang dilakukan olehpegawai yang mendapat Surat Tugas dari Perusahaan tertentu, Surat Tugastersebut tidak perlu bermeterai. Namun demikian perlu dituangkandalam format surat resmi dengan kop perusahaan tersebut.

2. Untuk pertanyaan nomor 2 tentang Certificate of Origin dapat ditegaskan bahwaCertificate of Origin tidak diperlukan untuk importasi yang dilakukan olehPerusahaan Saudara, karena komoditas impornya bukan merupakan objek dariperaturan perundang-undangan yang mengharuskan adanya Certificate ofOrigin (contoh : CEPT, BMAD, BMI dll).

3. Untuk pertanyaan nomor 3 mengenai Pemeriksaan Fisik dapat dijelaskanbahwa berdasarkan Kep-07/BC/2003 tanggal 31 Januari 2003 tentang PetunjukPelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor dan SE-05/BC/2003tanggal 31 Januari 2003 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Fisik BarangImpor, tidak mengharuskan Importir untuk menghadirkan Saksi dari P2.

Demikian jawaban dari kami, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.Direktur Teknis KepabeananTeguh IndrayanaNIP. 060054090

KONSULTASIKEPABEANAN & CUKAI

Dengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke RedaksiWarta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupun e-mail, agar dilengkapi dengan identitasyang jelas dan benar. Redaksi hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan dengan menyebutkan identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuaipermintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda. Demikian pemberitahuan ini kamisampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

SEPUTAR PENYELESAIAN KEPABEANAN IMPOR

duties dan pungutan lainnya. Untuk ta-hun 2005, pendanaan yang diberikanpemerintah untuk Swedish Customsmencapai sekitar SEK 1,3 miliar.

Swedish Customs mampumengumpulkan penerimaan sebesarSEK 48 miliar (tahun 2005) yangberasal dari duties, taxes dan otherfees. Sementara hasil dari penegahanterhadap drugs mencapai SEK 1,7miliar. Area kerja Swedish Customsmulai dari Ystad yang terletakdisebelah selatan hingga Karesuandodi sebelah utara.

Swedish Customs bertugas untukmemberikan kontribusi terhadap ke-amanan dan keselamatan masyara-kat. Hal tersebut dilakukan denganmencegah produk-produk sepertidrugs, weapons, hazardous chemical,radioactive material, alcohol, tobaccodan binatang illegal masuk maupunmeninggalkan Swedia. Swedish Cus-toms juga bertugas mengumpulkancustoms duties, taxes selain customsduty and charge pada saat perusaha-an maupun pengusaha swastamelakukan kegiatan ekspor impordengan negara-negara diluar EU.

Kegiatan operasi yang dilakukanSwedish Customs terdiri dari dua halyang utama, yakni law enforcementdan managing the trade. Lawenforcement terdiri dari anti-smugglingdan customs investigation. Salah satutugas utama law enforcement adalahmemerangi penyelundupan drugs.The anti-smuggling dan investigationstaff bertanggung jawab atas seluruhrantai mulai dari mengontrol hinggamenyelesaikan investigasi. Dalammelakukan tugas mengontrol dan in-vestigasi crime, mereka juga melibat-kan analisis, inteijen dan surveillanceoperation.

Untuk mendukung pengawasan,Swedish Customs dilengkapi denganmobil dan peralatan fixed X-ray,detector dan fibre optics. Salah satualat yang terbaik yang dimiliki SwedishCustoms adalah anjing pelacaknarkotika (drug detector dogs), yangbersama-sama dengan handlernyamendeteksi hampir setengah darijumlah seluruh drugs yang berhasilditemukan. Swedish Customs memilikisekitar 50 ekor anjing, diantaranyaberjenis Alsatians, springer spanielsdan Labradors.

The law enforcement processbekerjasama dengan polisi, Swedishtax agency, penjaga pantai danlainnya. Untuk meningkatkankeamanan masyarakat, kerjasamajuga dilakukan dengan emergencymanagement agency.

Sedangkan dalam hal managingthe trade, Swedish Customs mengum-pulkan taxes, duties dan pungutanlainnya. Untuk menyederhanakan tu-gas tersebut, Swedish Customs mem-bangun sistem The Stairway. ifa

KEPABEANAN

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 381

61WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

aya seorang ibu (30) yang setahunlalu melahirkan anak. Setelahmelahirkan berat badan saya terus

bertambah, tidak terkontrol. Sekarangberat badan saya 75 kg padahal tinggisaya 164 cm. Saya sudah berusahaberhati-hati untuk menahan napsu makansaya, tetapi hanya berlangsung sesaat,karena yang ada diwaktu kemudian sayaakan makan lebih banyak lagi karenamerasa tersiksa menahan-nahan keinginuntuk makan. Yang ingin saya tanyakan,bagaimanan cara menurunkan beratbadan dengan bijaksana tanpa menyiksadiri dan selain penampilan menjadi lebihbaik ? Apa manfaat kehilangan ataumenurunkan berat badan saya ?

RISKA-Malang

JAWAB :Ibu Riska, dalam kehamilan,

melahirkan dan menyusui boleh dikatakanhampir semua ibu mengalami kenaikanberat badan yang ber-makna. Puncak kenaikan beratbadan pada saat hamil tua karenabertambah dengan berat bayi dikandungan. Setelah melahirkanakan terjadi penurunan lagi,kemudian dapat bertambah ataumenetap pada saat ibu menyusui.Yang penting diperhatikan adalahgizi yang cukup pada ibu selamamenyusui anak.

Bila asupan gizi sudah berle-bihan maka akan disimpan tubuhdalam bentuk lemak yang kemu-dian menyebabkan kegemukan.Berdasarkan Indeks Massa Tubuh(IMT) yang dimodifikasikan olehLembaga Nasional untukPedoman Klinis Kesehatan tahun1998 maka IMT ibu yang baikberkisar 52,5 kg-66 kg.

Pada dasarnya kenaikan be-rat badan tejadi akibat asupanmakan berlebih dan kurangnya olahraga.Cara terbaik untuk menurunkan beratbadan adalah mengubah gaya hidup.Perlu punya niat yang kuat untukmengurangi berat badan. Kurangi beratbadan secara perlahan-lahan (2-4 kg/bulan) dan berusahalah mengubahkebiasaan makan berkalori tinggi danberolah raga secara teratur.

Bila ibu cenderung atau tergodamemilih jenis makanan yang salah,mulailah membuat daftar makanan danmembeli makanan sehat saja. Untukmempermudah memilih jenis makananmaka “Piramida Pedoman Makanan” yang

bertujuan untuk mengatur menu makananrendah lemak yang kaya serat, vitamin,mineral dan zat gizi dapat membantu ibu.

Dasar piramida adalah jenis makananyang boleh dimakan lebih banyak danmakin ke atas adalah jenis makanan yangharus dibatasi.l Kelompok I : (dasar piramid); roti,

sereal, nasi, pastal Kelompok II : Sayur-sayuran atau

buah-buahanl Kelompok III : kelompok daging,

ayam, ikan, kacang-kacangan, telur,yoghurt, susu, keju.

l Kelompok IV : (puncak piramida)kelompok lemak, minyak dan manis-manis. Ini adalah kelompok yangdigunakan dalam jumlah sedikit.

Tubuh akan melakukan pembaharuanpada cadangan lemak tubuh bila kalorimakanan yang masuk tidak memenuhikebutuhan energinya, sehingga secara

bertahap berat badan akan turun denganberkurangnya cadangan lemak tubuh.Karena itu kurangi asupan kalori makanan500-1000 kalori/ hari dengan mengurangimakanan berlemak tinggi (keju, kue,gorengan) dan konsumsi makanan kalorirendah seperti sayur dan buah-buahan.

Perhatikan jumlahmakanan.Mengkonsumsi makanan kalorirendah tapi dalam jumlahnyang besarmaka hasilnya tidak berbeda. Olahragapada dasarnya tidak usah terlalu berat,yang penting adalah teratur (minimal 3-4kali seminggu). Hati-hati karena olahragajuga dapat meningkatkan nafsu makan,

maka tetap bertahan dengan pola makan-an yang baru. Ada beberapa pilihanolahraga yang bisa dijadikan pertimbang-an untuk menentukan jenis olahragaberdasarkan keuntungannya. Lihat padatabel.

Manfaat menurunkan berat badanyang pasti akan membuat rasa lebihnyaman terhadap diri sendiri baikpenampilan dan kebugaran. Sedangkandalam segi kesehatan memberikeuntungan antara lain dapat mengurangiresiko tekanan darah tinggi, jantung,penyakit gula, gangguan persendian, nyeripunggung, batu empedu, gangguanpernapasan dan lain-lain.

Beberapa tips yang bisa digunakansebelum menjalankan diet :l Jangan mulai program pengendalian

berat badan bila sedang depresil Tentukan sasaran penurunan berat

badan yang masuk akal (jangkapendek dan jangka panjang)

l Cermati asupan makananl Belajar menikmati makanan

sehat (gunakan piramidamakanan)

l Kurangi lemak pada makananhingga kurang dari 30 persen

l Jangan lewatkan waktumakan. Makan pada waktunyamembuat napsu makan danpilihan makanan lebihterkendali.

l Buat catatan dan juga catatanolahraga

l Catat faktor yang mempenga-ruhi usaha pengendalian beratbadan, apakah tergantungmood, waktu, jenis makananatau kegiatan tertentu.

l Perhatikan apa yang diminum,alkohol mengandung banyakkalori yang meningkatkannafsu makan dan menurunkanniat .

l Batasi gula dan yang manis-manisl Makan perlahan-lahan, dengan de-

mikian porsi yang dimakan akan lebihsedikit, sebab sudah merasa kenyang

l Jangan makan sambil melakukansesuatu, misalnya membaca ataumenonton TV

l Gunakan piring kecill Kendalikan diri bila ada makanan

kesukaan. Keinginan itu akansegera hilang

Mudah-mudahan tips ini dapatmembantu Ibu menurunkan berat badan.Semoga berhasil.

Keterangan : Jumlah * menunjukkan tinggikeefektifitasannya

K E U N T U N G A N kegiatan daya kelenturan kekuatan

tahan

aerobik * * * * * * * * *sepeda * * * * * * * * *naik tangga * * * * * * * *golf * * * *jogging * * * * * * * *berenang * * * * * * * * * * * *tenis * * * * * * *jalan * * * *yoga * * * * * *

S

Cara Bijak Menurunkan

Berat Badan

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 381

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

emam sepak bola di seluruh duniaterasa dimana-mana, kegiatanapapun seakan dinomor duakan

untuk kepentingan dunia yang satu ini.Penduduk seluruh dunia seakanterbius, terfokus, mengikuti pemilusiapa yang bakal memimpin dunia.Senang, sedih, kecewa, perasaan yangikut mengimbas dunia kerja selamapertandingan ditayangkan di layar kaca.Bahkan di Indonesia layar kaca pundikuasai oleh sponsor tunggal diIndonesia. Tak ada stasiun lain yangdapat menyiarkannya langsung.Kuatnya imbas sepakbola ini memberiinsipirasi untuk menulis artikel ini tentusaja dari sudut pandang seorangpengamat hubungan manusia.

Menjadi penggemar denganmenjagoi satu klub, seakan membuatseseorang percaya diri bahwa ia orangyang diperhitungkan dalam masyarakatkarena pengelompokkan sosialnya.Siapa yang tak bangga kalau ia betulmemahami bagaimana sepak terjangpemain, galaknya wasit, tekananpelatih, hebatnya presenter mengolah,memprediksi dan menyajikanpermainan?

Inilah topik yang menguasai seluruhnafas kehidupan. Bahkan para pacaratau pendamping pemain pun menjadibuah bibir. Makanan enak buat parapengelola dunia hiburan danpemasaran, barang berlogo, beraksenataupun hanya sedikit sentuhan bolamenjadi laris terjual. Dengan demikianbola, membentuk perilaku khusus bagipenggemarnya.

KEBERHASILAN TIM ADALAHKEBERHASILAN PENGGEMAR

Pengamatan atas kelompokpenggemar membuktikan bahwa

keberhasilan tim sepakbola dijiwakansebagai keberhasilan penggemarnya,demikian juga kegagalannya. Orangyang sedang merasa gagal sekalipun,akan merasa terangkat kenyamanandirinya ketika tim sepak bola yangdijagoinya menang.

Suatu terapi mengangkat moodyang boleh dijadikan booster juga. Inidiperkuat oleh pernyataan pemimpinklub sepakbola Collingwood Australia,Eddie McGuire, ”The great thing aboutthis football club is we celebrate

together, we cry together, we lovetogether and we hate together but asour theme song says ‘side by side westick together».

PERSAINGAN ANTAR KLUB ATAUPERSAINGAN ANTAR PENDUKUNG ?

Prasangka antar klub dituliskan olehTajfel, H. and Turner, JC (1986) - ”Thesocial identity theory of intergroupbehaviour”. Salah satu teorimengatakan bahwa seorang individuyang menjadi bintang akan mewarnaiciri khas kelompok seperti Beckhammewarnai klubnya, sekaligusmeningkatkan status kelompok. Sertajuga meningkatkan rating penonton dilayar kaca bagi seluruh penggemar danmeluas ke keluarga penggemar.

Persaingan antar klub seringkalimelebar ke persaingan antarpendukung. Persaingan dapat tampildalam kemeriahan dandanan, memoleswajah, menata rambut, bahkan umbul-umbul dan daya tarik lainnya. Kitasering menyaksikan bagaimanaJakMania berdandan baju oranyesambil membawa umbul-umbul danpenarik perhatian lainnya duduk di atapmetro mini sambil meneriakkan kata-kata kebanggaan mengunggulkan klubPersija. Sementara itu ketikapendukung klub Arema munculberiringan dengan mereka dapatterlihat persaingan kemeriahan soraksorai dan riuh rendah berbagai bunyi-bunyian serta teriakan dari memuji dirisampai mengejek lawan.

PERMUSUHAN DALAM PERMAINANBOLA, PERMUSUHAN PENDUKUNG

Musuh bebuyutan di lapangan hijau,dapat mengimbas permusuhan parapendukung di luar lapangan hijau. Lihatkelompok pendukung yang langsungturun ke lapangan di luar lapanganhijau karena keteguhan membela timkesayangannya membuahkan sakit hatipada kelompok pendukung tim lawan.

Bila terjadi perdebatan tentangbintang pujaan, yang tersinggungadalah status kelompok, maka mungkinterjadi perdebatan bahkan perkelahianseru membela mati-matian bintangpujaannya. Semangat yang terbakarkemudian menjadi sulit dikendalikandan bahkan sering berbuah huru-harayang amat merugikan.

Pengamat bola di Australiamengatakan bahwa permusuhan antarklub sangat besar bilamana citra klubmereka serupa. Misalnya tentang klubCollingwood’s yang berival besar

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

Sepak BolaDAN PERILAKU“Image is a powerful force in football and, once“Image is a powerful force in football and, once“Image is a powerful force in football and, once“Image is a powerful force in football and, once“Image is a powerful force in football and, oncecemented in people’s minds, can linger far longer thancemented in people’s minds, can linger far longer thancemented in people’s minds, can linger far longer thancemented in people’s minds, can linger far longer thancemented in people’s minds, can linger far longer thanreality, even when that reality is at complete oddsreality, even when that reality is at complete oddsreality, even when that reality is at complete oddsreality, even when that reality is at complete oddsreality, even when that reality is at complete oddswith the mythology” with the mythology” with the mythology” with the mythology” with the mythology” (Rohan Connolly)

D

PERSAINGAN ANTARKLUB SERINGKALIMELEBAR KEPERSAINGAN ANTARPENDUKUNG

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 381

63WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

dengan Carlton and Richmond, karenakeduanya berakar dari tempat yangsama, dan dari kelas masyarakat yangsama. Rivalitasnya akan kecil bilamanaakarnya berbeda termasuk stratamasyarakatnya, seperti kata pelatihCollingwood, Mick Malthose. Akar yangsama membuat para pemuja ataupendukung sulit mempunyai batastegas citra antar klub.

Dengan melontarkan makian atauhinaan, mereka membangun jarak gunamemudahkan pembedaan antarmereka dan klub pesaingnya. Simaksaja apa yang dikatakan dalam puisiRobert Frost, “Good fences make goodneighbours”. Konflik muncul jika batastidak jelas, seperti penggemarCollingwood menyatakan kebencianpada klub Richmond, ”Kamisangat membencinya, sebabmereka seperti kita - bernafsuuntuk menang, bersungguh-sungguh dan salingmendukung”.

BOLA MENGGELINDING-KAN REJEKI

Para ahli pema-saran sangat mema-hami bahwa bolapunya nilai jualtinggi. Jasa idepembuat iklan di-minta untuk men-curi perhatian pe-nonton akan pro-duk yang dipasar-kan, seperti kitalihat disepanjangtepi lapanganterpampangiklan berbagaiproduk. Jugaproduk yangmenginspirasipemain bolaagar diluaskanpasarnya untukdibeli masyara-kat. Mengguna-kan produk di-maksud mengang-kat harkatpendukung bahwa iasetara dengan bintangbola pujaannya.

Bagi tim sepak bola,ide digunakan untukmeraih kemenangandan meningkatkanluasnya penggemar,yang berimbas me-ningkatnya hargadiri, kepuasan.Sementara itu darisisi komersial juga

meningkatkan nilai kontrak dari berba-gai sumber yang dapat diiklankanmelalui diri bintang persepak bolaanatau timnya. Masih ada sisi lain yangjuga menggelindingkan rejeki karenamenjadi trendsetter berbagai gayadandanan dari kepala sampai sepatu.

Sebagai contoh ketika David Beck-ham mengunjungi Jepang, ia disambutoleh ribuan penggemarnya sepertilayaknya superstar. Para remaja danbahkan orang lebih tua menggunakangaya rambutnya, dan banyakpenggemar menge-n a - kan

kaus baju bertuliskan Manchester Uni-ted di punggungnya.

Surat kabar Jepang bahkanmengemukakan bahwa paraperempuan Jepang menggunakandandanan rambut Beckham Mohicanuntuk rambut pubisnya. Majalahmingguan Shukan Jitsuwa,memberitakan bahwa gaya Beckhampopular dikalangan pekerja kantoranperempuan.

PEMAIN MENGIDOLAKAN PEMAINRonaldinho, pemain Brazilia

diberitakan mengagumi kapten sepakbola Perancic Zinedine Zidane, se-perti yang diberitakan oleh zaman.com pada 1 Juli 2006. Ronaldhino

bahkan mengatakan bahwa iasangat memujanya dan ang-

gota tim sepak bola Braziliajuga menaruh hormat

pada Zidane. Ia berjuangkeras untuk dapat

menyamai permainanyang baik dari idola-nya. Suatu dorong-an keberhasilan.

MEMILIH KLUBPUJAAN SEBUAHPERHITUNGANATAS FAKTA ?

Fakta yangterambil daripendukung klubFremantleDockers,menunjukkanbahwa mereka

adalah kaumpekerjadengan peng-hasilan ting-gi. Sementarapara pendu-kung sebahklub bola yangjuga seringbertanding di

Jakarta, lebihbanyak berasal

dari kelompokberbulat tekad

tanpa cukup mem-bawa bekal. Mereka

tak segan hidupseadanya di Jakarta,asal dapat mendukungklubnya.

Astrid, psikologkonselor untuk anak mu-da di Surabaya, mence-ritakan kepada sayabahwa cara memilihklub pujaan bagi perem-puan lebih didasarkanatas tampilan fisikpemain yang mempeso-na, sementara laki-laki

lebih memilih atas dasarstrategi permainan.

TREN. Dandanan rambut alaDavid Beckham sempatmenjadi tren di kalangan anakmuda di Jepang.

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 381

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

npredictable, bola itu bundar,wow …. adalah beberapaungkapan yang terucap apabila

salah memprediksi atau mengobatihati bila ada sesuatu yang tidaktercapai atau malah-malah itu sudahrahasia Illahi. Piala dunia 2006sudah berlalu, tim Italia akhirnyamerebut juara setelah mengalahkantim ayam jantan Perancis lewatdrama adu penalti. Jagoan penulisyang mengusung strategi totalfootball sudah kalah oleh Portugal dibabak perdelapan final.

Kembali ke pokok permasalahan,kenapa penulis mengemukakan danberbicara panjang lebar mengenaisepak bola. Mengapa sepak bola?Ngomong kok bola melulu? La wongsatu bola kok diperebutkan 22 orang? Kenapa mereka tak dikasih satuorang satu bola? Apa hubungannnyadengan Bea Cukai? Why don’t wediscuss our job? Talk about ourwork?

Hal inilah membuat penulis yangmengumpulkan dari berbagai sumbermerasa tertarik untukmengungkapkan beberapa sisihubungan sepak bola denganmanajemen dan fungsi tugas BeaCukai. Sepakbola adalah permainanyang sederhana. Tetapi dalamkalimat sederhana itu mengandungbanyak aspek atau bagian yangmasing-masing diperlukan perhatiankhusus. Ingatkah anda akan

permainan puzzle? Sepak bola terdiridari banyak kepingan puzzle. Bagiandari puzzle tersebut perlu disatukanuntuk membuat satu kesatuan yangutuh dan kuat

Yang akan dipaparkan dalam tulisankali ini dan Insya Allah akan berlanjutke tulisan berikutnya adalah :

1. PEMANFAATAN WAKTUDalam Al Quran surat Al Asr

begitu jelas Allah SWT menekankan

betapa pentingnya waktu danbagaimana memanfaatkan waktu itudengan sebaik-baiknya.Pertandingan bola juga hanya satukali saja. Kalaupun bertemu lagidengan tim yang menjadi lawannyadulu, tentu situasinya berbeda.Waktu juga demikian, ia tak akansama. Pertandingan bola mempunyaiwaktu tertentu dengan klasifikasisesuai usia pemain. Untuk yangdewasa 2 X 45 menit. Mana ada mainbola yang tidak dibatasi waktu?

Mungkin main bola sewaktu kita kecildulu. Main di lapangan desa berhentiketika pak Imam masjidmengumumkan lewat pengeras suarasebentar lagi waktu magrib. He..he..he... indahnya kenangan masa lalu.

Dalam waktu yang ditentukantersebut pemain bola harus tahu be-nar bagaimana memanfaatkanwaktu dengan sebaik-baiknya. Kalaudalam keadaan unggul, tim harusmenggunakan cara mengulur waktudengan tepat, tentu dengan menghin-dari hukuman dari wasit. Apalagikalau ketinggalan gol, tim sudah pas-ti harus mengejar ketinggalantersebut.

Piala Champions Eropa tahun2005 salah satu contohnya. AC Milanvs Liverpool, ketika itu Liverpooltertinggal 0–3. Tetapi dengansemangat dan kerja sama yang satutujuan akhirnya Liverpool bisamenyamakan kedudukan bahkanmenang lewat adu penalti.

Nah sekarang kita lihat dari sisiBea Cukai. Akhir-akhir ini, salah satuyang menjadi perbincangan hangatadalah mutasi. Pengumuman mutasidan promosi lewat situs internetadalah sebuah terobosan bagaimanamemanfaatkan teknologi yang ada.Sampai- sampai kalau ada mutasi,situs www.beacukai.go.id terasalambat koneksinya, saking banyak-nya yang mengakses, he..he..he.Itulah salah satu usaha untuk membi-

KOLOM

Oleh: Suko Wibowo

Sisi Unik

BolaDAN BEA CUKAI

U

PEMIMPIN JUGASALAH SATU FAKTORSESEORANG BETAHATAU GELISAH DILAPANGAN KERJA

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 381

65WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

asakan atau mengenalkan internetBea Cukai. Walau hanya sekedarinfo mutasi, paling tidak para pega-wai tahu menu utama situswww.beacukai.go.id.

Ada yang senang, sedih, tetapibagaimana? Itulah romantika dandinamika kerja. Apakah pola mutasisudah berjalan dengan baik? Sesuaidengan kebutuhan SDM? Apadiperlukan kuesioner pilihan pertama,kedua, dan ketiga kantor untukmasing-masing pegawai?

Tentunya pihak yang berwenangtelah berusaha sebaik-baiknyamengatur dan berbuat yang terbaikuntuk kemajuan Bea Cukai. Kitasendiri bagaimana? Bila kita bisamemanfaatkan waktu yang ada,tidaklah rugi dimanapun berada.Istilah dalam bahasa Jawa “Eman –eman“ , witing tresno jalaran sokokulino.

2. MANAJEMEN SDMSalah satu komponen yang

terpenting dalam sebuah organisasiadalah SDM. Manajemen SDMadalah proses memperoleh, melatih,menilai, dan memberikan kompensa-si kepada karyawan, memperhatikanhubungan kerja mereka, kesehatandan keamanan, serta masalahkeadilan (Gary Dessler).

Di dalam sepakbola terkandung kon-sep-konsep dan teknik yang menentukanaspek “personil”/ manusia dalampekerjaan manajemen, diantaranya :

l Melakukan analisa pekerjaan(menentukan tugas setiappemain)

l Merencanakan kebutuhan tim danmerekrut pemain

l Memilih calon pemainl Mengarahkan dan melatih pemain

barul Pengaturan upah dan gaji (

kompensasi kepada pemain)l Menilai prestasi ( reward and

punishment )l Kesempatan yang sama dalam

pelatihan dan pengembanganpemain

l Membangun komitmen dankebersamaan

Berikut ini adalah sebuah ilustrasidalam hal The Right Man on theRight Place, Comfortable in working.Siapa tidak kenal dengan MichaelOwen, pemain muda asal Inggris.Owen ditransfer ke Real Madrid dariLiverpool dengan nilai transfer yangtinggi dan gaji pun besar, namun diReal Madrid sendiri sudah berjejer 3nama striker. Jadi Owen harus

bersaing dengan mereka. Ditambahlagi, ia sering rindu ke keluarga dikampung halaman,“ home sick “, “nohome like my home village” (istilahkalau penulis ingat indahnyakampung halaman), sehingga keha-dirannya kurang berpengaruh untukkemajuan sebuah tim.

Akhirnya Owen balik ke Inggristepatnya di Newcastle United. Di timini, Owen bertemu dengan AlanShearer mantan striker timnas Inggrisyang begitu setia dengan klubNewcastle United. Lingkungan yangcocok, merasa nyaman dan tentramadalah jawabannya, walaupun AlanShearer sendiri juga belummemberikan sesuatu yang terbaikuntuk klubnya. Sebuah contoh lainakan dedikasi pemain terhadapklubnya adalah Paolo Maldini di ACMilan merasa nyaman dan betah diklub Milan.

Ilustrasi lain adalah ketika pelatihFabio Capello pindah ke Juventus,beberapa pemain AS Roma ikutpindah. Ketika Jose Maurinho masukChelsea beberapa pemain Portugalmengikuti kepindahannya. Contohlain di Indonesia, ketika Beny Dollopindah ke tim kebanggaan publikMalang, Firman Utina punmengikutinya. Dan yang paling anyar

yaitu pelatih Rahmad Darmawan kePersija dengan membawa beberapapemain Persipura.

Pelatih merupakan salah satufaktor penyebab besar kepindahananak asuhnya. Pemain juga akanmerasa nyaman bila bekerja samadengan orang yang sudah diketahuivisi dan misinya. Ngapain melanjut-kan bekerja dengan seseorang yangvisi dan misinya beda. Pelatihmempunyai kewenangan untukmengganti pemain-pemain, membeli

pemain baru, juga menjual pemain.Tentunya pelatih yang sangatdirindukan pemain adalah yang bisamemotivasi pemain secara bersaha-bat dan manusiawi, mengayomi sertamenyayangi mereka.

Dari ilustrasi di atas, apa yangbisa diambil, alasan yang membuatseseorang betah di lapangan kerjayang mungkin saja, kurangmemuaskan (bonafid) atau bergajikecil. Mungkin banyak tempat yangmenawarkan pendapatan yang besar,fasilitas yang memadai, tapi tetapsaja tak bisa ke lain hati.

Pemimpin juga salah satu faktorseseorang betah atau gelisah dilapangan kerja. Bukankah pimpinanyang mengayomi dan melindungiakan membuat suasana kerjamenyenangkan? Semoga pimpinanatau level manajemen Bea Cukaibisa membawa kesuksesan danperubahan yang berarti. Lebih baikmenjadi bintang di tim kecildaripada cadangan di klub besar. Tohselama pekerjaan itu halal, sesuaireward dan punishment, mengapatidak?

Rencana Kantor PelayananUtama dengan sistem rewardpunishment yang jelas sungguhsebuah harapan tersendiri. Seorangpegawai senior bilang kepadapenulis “kamu itu alah bisa karenabiasa “ ( mulanya bisa karenaterbiasa ), itu menjadi modal utamadan berharga. Kalimat tersebutmerupakan salah satu kalimatsemangat yang membuat seseorangterlecut, tentunya perlu dibedakan“sikap mental sedang sedang saja“,“rata–rata mau yang biasa saja”, “nrimo ing pandum“ tidak mauberkembang dan belajar.

Succes is no accident. It is hardwork, perseverance, learning,studying, sacrifice and most of all,love what you are doing or learningto do. Sukses bukanlah sebuahkebetulan, tapi sebuah kerja keras,ketabahan, pengertian, pembelajar-an, pengorbanan, dan lebih dari itu,kecintaan pada apa yang kamulakukan atau kamu pelajari. (Pele,legenda sepak bola Brasil).

Akhirnya, hormati yang tua,sayangi yang muda, komitmenbersama untuk maju, tak ada oneman show (tidak ada seseorangyang bisa bekerja sendiri), semuasama saja demi kemajuan BeaCukai. Berdoa dan berusahalah. BeaCukai bisa. Enjoy dan nikmati yangada, maju terus… mohon maaf.

Penulis adalah pelaksana DIKC,wasit C2 Pengda PSSI DKI Jaya

LEBIH BAIK MENJADIBINTANG DI TIM KECILDARIPADA CADANGANDI KLUB BESAR

BILA KITA BISAMEMANFAATKANWAKTU YANG ADA,TIDAKLAH RUGIDIMANAPUN BERADA

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 381

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

enjadi kurikulum tidak resmi dalamdiklat Bea Cukai pada setiappertemuan hari pertama selalu ada

perkenalan antara peserta dan instruktur/pengajar. Khusus diklat intelijenperkenalannya tidak hanya data pribaditetapi peserta diberikan basic test untukmengetahui bakat dan kemampuanpeserta sebagai calon customs intelli-gence officer (CIO).

Tes tersebut sangat sederhana,sebagai illustrasi, peserta dimintamembuat daftar kegiatan apa saja yangdilakukan sejak bangun pagi sampaiberangkat ke kantor kecuali pekerjaanmempersiapkan sarapan pagi danmembersihkan rumah, menyapu, pellantai dan menyiram taman.

Diklat pengawasan/intelijen dimulaitahun 1994 sebagai angkatan pertamasampai tahun 2005 (5 angkatan).Jawaban para peserta pada umumnyasama hanya berbeda dalam urut-urutannya. Rata-rata peserta menjawab;bangun pagi jam 04.30, shalat subuh bagiyang muslim, ke toilet untuk urusanbelakang, sikat gigi, mandi, mengenakanpakaian, sarapan pagi, memanaskanmesin kendaraan, pakai sepatu danberangkat ke kentor.

Walaupun instruktur meminta agarpara peserta mencatat semua kegiatanbagaimanapun kecilnya tetapi esensial(sebenarnya walaupun tidak esensialtetap diperlukan untuk analisis dansebagai informasi tetap akan difilter) danini dimaksudkan bahwa seorang CIOharus mengetahui hal-hal yang sekecilapapun di bidang tugasnya, tetapi dalamlima angkatan diklat pengawasan/intelijen tidak seorang pun peserta yangmencantumkan kegiatan tentangmematikan lampu teras atau lamputaman rumahnya. Justru ada yang hebatkarena masih sempat mencuci mobilsebelum berangkat ke kantor. Kealpaanmematikan lampu tadi bukan berartipeserta tersebut tidak berbakat/mampu,justru merupakan informasi bagiinstruktur untuk menekankan hal-halyang perlu pembahasan lebihmendalam dalam diklat itu.

Selama penulis menjadi instrukturada hal yang perlu dikoreksi tentang apa

yang disampaikan selama ini mengenaikegiatan intelijen Nabi Musa a.s. sampaimenduduki Canaan di Palestina dandalam tulisan ini juga akan disampaikanbeberapa hal yang dalam dilklat belumdibahas secara luas, pembahasannyasecara garis besar saja. Pembahasansecara garis besar tersebut terpaksaditempuh karena terbatasnya jamlat yangdisediakan dalam diklat (kurang dari 60jamlat - tidak termasuk praktek lapangandan presentasi).

Dalam diklat tersebut selalu dijelaskanbahwa Nabi Musa a.s. yang terkenaldengan Mosesinto System-nyamelakukan kegiatan intelijen untuk dapatmemasuki Canaan di Palestina setelahmeninggalkan Mesir sebagai tempatpemukiman baru bagi umatnya. Ternyataberdasarkan sumber informasi yang baru

kami dapatkan -dari Presiden Direktursalah satu bank BUMN di Jakarta- bahwamenurut beberapa buku yang beliau baca,Nabi Musa a.s. setelah diusir oleh Firauntertahan di gurun Sinai selama 40 tahundan meninggal disana, jadi dengandemikian Nabi Musa a.s. tidak sempatmemasuki Canaan.

Sepeninggal Nabi Musa a.s. umatnyadipimpin oleh Nabi Harun a.s. yang masihsaudara Nabi Musa a.s. sendiri. NabiHarun pun tidak berhasil mendudukiCanaan. Yang berhasil menaklukkanCanaan adalah Nabi Daud a.s. putra dariNabi Harun a.s. yang meneruskankegiatan Nabi Musa a.s. dan atas bantuantentara Thalut dibawah pemerintahan rajaThalut yang berperang melawan raja Jalutyang berkuasa pada saat itu. Dan dalampeperangan itu Nabi Daud a.s. sendiriyang membunuh raja Jalut penguasaPalestina. Kemudian Nabi Daud a.s. danumatnya menduduki Canaan.

Kemungkinan umat Daud inilah nenekmoyang dari agen-agen rahasia Mosadsekarang ini. Untuk lebih akurasinyainformasi ini beliau mencocokkan dengan

beberapa ayat dalam Al- Quran antaralain, surat Asy-Syura ayat 56-66, suratTaahaa ayat 42-47, surat Almaidah ayat20-26 dan Al Baqarah ayat 248-252.

DINAS INTELIJENPemberantasan Penyelundupan

(Tasdup) cukup seram untuk dilaksanakankarena berkaitan dengan tantangan yangmemerlukan pengorbanan, mungkinmelebihi pengorbanan untuk merebut IrianBarat (Papua dan Irian Jaya Barat) daritangan Belanda. Merebut Irian Barathanya memerlukan beberapa tahun sejakpenyerahan kedaulatan. Irian Barat sudahmenjadi bagian NKRI, memberantaspenyelundupan nampaknya memerlukanwaktu yang lebih panjang.

Tasdup ini merupakan tugas utamaDJBC, untuk itu dalam struktur organisasiDJBC, dilengkapi unit tasdup (Direktoratdi tingkat Pusat, Bidang di tingkat Wilayahdan Seksi di tingkat Kantor Pelayanan).Nomenklatur PemberantasanPenyelundupan (P2) menurut cerita yangberedar, diciptakan oleh para senior BeaCukai yang dikenal dengan sebutanangkatan TP/TRIP (Bapak PadangSudirdjo Alm. Cs).

Pada tahun 80-an nomenklatur P2 inikemudian berubah menjadi P3(Pencegahan dan PenyidikanPenyelundupan) dimana pada saat itupimpinan DJBC didominasi oleh angkatanSekolah Pengamat Pabean (BapakSoehardjo cs). Setelah berlakunya UU No.10 tahun 1995 tentang Kepabeanan danUU No. 11 tahun 1995 tentang Cukai, P3berubah lagi menjadi Pencegahan danPenyidikan (P2), tetapi berbeda P2sebelumnya secara nomenklatur.

Perubahahan dari P2 80-an ke P3konon ceritanya bahwa nomenklaturPemberantasan Penyelundupan terlaluberat untuk dilaksanakan sehingga diubahmenjadi Pencegahan dan pada saat yangbersamaan DJBC dapat melakukanpenyidikan dengan berlakunya KUHAP,sedangkan perubahan dari P3 ke P2 eraUU No. 10 tahun 1995 konon katanyauntuk mengembalikan citra P2 seperti P280-an walaupun singkatan itu berbeda.

Perubahan nomenklatur itu tidak terla-lu berarti, pertanyaannya adalah sanggup-

KOLOM

Oleh: Abdul Rachman

INTREP

...MUSUH BEA CUKAITIDAK TERDUGA

M

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 381

67WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

kah DJBC melakukan tasdup walaupunistilahnya pencegahan. Pencegahandapat dikonotasikan hanya sebagai upayauntuk mencegah agar tidak terjadi sesua-tu, namun bagaimana kalau sudah terjadi,tentu masih diperlukan tindakan untukmemberantasnya, pemberantasan lebihluas sesuai nomenklaturnya berarti dibe-rantas habis sampai keakar-akarnya. Apa-pun nomenklatur yang dipakai yang pen-ting adalah DJBC harus dapat melakukanpengawasan yang efektif dan efisien.

Seperti selalu dikemukakan bahwaada 4 faktor yang menentukan keberhasil-an pengawasan yaitu; peraturan perun-dang-undangan, sistem dan prosedur (sis-dur), SDM (sumber daya manusia) danfasilitas (sarana dan dana). Disampingkeempat faktor itu pengawasan juga harusdidukung oleh kegiatan intelijen yang efek-tif dan efisien. Efisien disini tidak sepenuh-nya berkaitan dengan efisiensi anggaran.Kenapa diperlukan kegiatan intelijen?Jawabnya adalah karena hanya denganmemiliki dan melaksanakan peraturanperundang-undangan, sisdur, SDM danfasilitas tidak dapat menjamin tercapainyatujuan organisasi dalam hal ini salahsatunya pemberantasan penyelundupan.

Sebagai illustrasi, Bea Cukai Inggrispada tahun 1995 yang sudah memilikidan melaksanakan dengan baikkeempat faktor tersebut diatas namunmasih kecolongan. Atas hasil kegiatanintelijen yang dilakukan akhirnya dapatmengungkap penyelundupan yangdilakukan oleh suatu importir dengantehnik yang kemudian dikenal dengannama “hiding data”.

Importir tersebut dalam melaksanakanpendataan (pembukuan yang diwajibkanbagi perusahaan) impornya mengguna-kan program aplikasi komputer gandasehingga pada saat pegawainya mengin-put data impor ke dalam data basenyamaka secara otomatis data tersebuttercatat dalam dua tempat, satu sesuaidata sebenarnya dan satu lagi data yanglebih rendah dari data sebenarnya (jumlahdan harga barang serta pajak yang harusdibayar secara otomatis menjadi lebihsedikit). Apabila petugas Bea Cukai atauPajak Inggris memeriksanya maka datayang muncul adalah data yang lebih kecil.

Tidak diketahui kapan tepatnyastruktur organisasi DJBC dilengkapidengan unit Intelijen. Pertama kali unitintelijen DJBC dengan nomenklatur DinasIntelijen dan Kepala Dinasnya yangpertama adalah Bapak Drs. Soeharnomoyang pensiun pada saat menjabatSekretaris DJBC. Menurut beliau, padasaat itu tidak ada yang berminat untukmenduduki jabatan itu, namun iamemandang bahwa jabatan itu pentinguntuk melakukan pemberantasanpenyelundupan sehingga ia menerimaperintah itu untuk menduduki jabatantersebut walaupun belum tahu persisbagaimana melaksanakan tugas intelijen.Dinas Intelijen itulah cikal bakal dari SubDirektorat Intelijen saat ini.

Bagaimana intelijen yang efektif danefisien? Berdasarkan teori harusmengikuti “siklus intelijen” yang meliputiperencanaan, pengumpulan, evaluasi,penilaian, analisis, penyebaran danevaluasi. Pelaksanaan siklus intelijendipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:l Kemampuan mengelola sumber

informasi.l Struktur organisasi (garis komando,

span of control, kedudukan handler,status informan, wewenang setiapunit dan lain-lain).

l Kuantitas dan kualitas CIO.l Pengelolaan data base (pangkalan

data).

LAPORAN INTELIJENRencana untuk menerapkan Asean

Single Window (ASW) dan NationalSingle Window (NSW) merupakantambahan sumber informasi bagi unitintelijen Bea Cukai yang selanjutnya dapatmenghasilkan produk intelijen untuktasdup. Baik ASW maupun NSW padadasarnya bertujuan untuk kelancaranpelayanan dan efisiensi. Sebagai sumberinformasi bagi unit intelijen akan sangatmembantu jika isi kedua sistem itu berupa“Customs Declaration” dari AdministrasiPabean negara pengekspor. Jika elemendata dari kedua sistem itu berupa“General Declaration“ dari pengangkutyang secara luas dikenal dengan istilahmanifest, maka bagi unit intelijen hanyamerupakan raw data.

Dalam era serba canggih sekarang inipara ahli menyarankan agar unit intelijenmelakukan kerjasama dengan stakeholderuntuk melakukan tasdup bahkan kalauperlu memberikan wewenang kepadanyauntuk melakukan pengawasan. Sebagaiillustrasi, hingga saat ini pengawasan

yang dianggap efektif terhadap hasiltembakau/ rokok adalah dengan melekatiproduk rokok itu dengan pita cukai.Melekati pita cukai berarti memerlukanbiaya bahkan menambah tugaspengawasan yaitu jangan sampai pitacukai itu dipalsukan, sehinga menurut teoriintelijen hal ini tidak efisien.

Pengawasan efektif dan efisienterhadap hasil tembakau/ rokokkhususnya produk dari pabrik rokok yangtergolong pabrik besar dan sebagaipembayar pajak yang patuh dan besarjumlahnya seperti PT Gudang Garam Tbk,PT HM Sampoerna, PT Phillip Morris, PTBAT, Djarum dan lain-lain ialah denganmelibatkan mereka dalam mengawasihasil produksi masing-masing jangansampai ada yang dipalsukan dengan caratidak perlu dilekati pita cukai tetapi dilekatibanderol yang didesain, dicetak dandilekatkan sendiri oleh pabrik rokok yangbersangkutan.

Keuntungan dari sistem ini adalahtidak perlu mencetak pita cukai dan tidakperlu khawatir dipalsukan, pabrik rokokyang bersangkutan mengenal betul jikaproduknya dipalsukan termasuk banderolyang dilekatkannya sebagai alat kontrol.Pemerintah tidak perlu mengeluarkanbiaya pencetakan pita cukai yang kalaupun itu dibebankan kepada pabrik makabiaya cetak banderol lebih murah daribiaya cetak pita cukai. Mungkin ada yangbertanya bagaimana mengontrolpembayaran cukainya, jawabnya sangatmudah yaitu Bea Cukai cukup memasangalat penghitung pada mesin packingpabrik rokok atau “counter”.

Bahkan saat ini mesin-mesin pabrikrokok dapat didesain sehingga secaraelektronik menampilkan jumlah produksi-nya dalam ukuran, pak, slop atau kartontergantung mana yang dikehendaki.Dengan demikian Bea Cukai cukupmenyegel alat penghitung atau pencatattadi agar jumlah produksi sebagai dasarperhitungan jumlah cukai yang harusdibayar tidak dimanipulasi. Demikian pulahalnya dengan pabrik bir, dengan alatpencatat tadi petugas dapat mengetahuiberapa botol/liter yang telah diproduksi.

Teori intelijen ini adalah teori yangmasih sangat sederhana katakanlahmasih setingkat dengan teori siskamlingatau pamskawarsa di kawasan perumah-an atau pabrik. Tentu tidak semua pabrikrokok atau pabrik bir diperlakukan ataudilayani seperti itu, hanya kepada yangtermasuk dalam white list tadi. Bahkanbeberapa pabrik yang masih harusdiawasi dengan sistim DOANE (Bea Cukaiera tahun 60-an), yaitu menempatkanpegawai pencacahan hasil produksi dipabrik rokok atau pabrik bir.

BIDANG IMPORDibidang impor dengan adanya

pelayanan jalur prioritas dan jalur hijauada baiknya pengawasannya melibatkanimportir yang bersangkutan agar tidakdisalahgunakan pihak-pihak yang tidak

LAPORAN INTELIJENMENGGAMBARKANAPA YANG TELAH,SEDANG DAN AKANTERJADI...

MENURUT DATATAHUN 2000 BEA CUKAIPERANCIS DENGANJUMLAH PEGAWAISEKITAR 17.000, LEBIHDARI SEPARUHNYABERTUGAS DI BIDANGPENGAWASAN/INTELIJEN

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 381

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

bertanggung jawab. Caranya antara lainsetiap kali melakukan importasi harusmemberitahukan kepada unit pengawas/intelijen bahwa barangnya telah sampai ditempat tujuan/ di gudangnya.Pemberitahuan itu dapat dalam bentukSMS atau melalui fax misalnya.

Demikian pula importir yang mendapatfasilitas KITE, importir di Kawasan Berikatdan Gudang Berikat. Risiko bagi BeaCukai yang lebih tinggi sebenarnya terjadidi bidang ekspor karena hampir semuaeksportasi dilayani dengan jalur hijau.

Musuh intelijen Bea Cukai tidak sepertimusuh militer yang bisa diperkirakankekuatannya (jumlah personil, senjata,kendaraan, pesawat, kapal, logistik dansebagainya) dan kemampuan tempur(kualitas persenjataan dan SDMnya),tetapi musuh Bea Cukai tidak terduga.Kenapa tidak terduga, bayangkan sajaseseorang yang memiliki uang banyaktiba-tiba berangkat ke Singapura dantergiur membeli permata berlian sebanyaksetengah kilogram. Karena dia tau bahwapermata itu bea masuknya tinggi/mahalmaka dia sembunyikan di badannya agartidak terdeteksi oleh petugas Pabean.

Pada awalnya orang tersebut tidakberniat untuk belanja apalagi berniat untukmenyelundup atau pekerjaannya memangbukan penyelundup tetapi hal itudilakukannya. Dari seribu penumpangmisalnya diantara mereka tidak satu punmusuh Bea Cukai atau hanya ada satuyang membawa narkotika, itulah musuhBea Cukai, jadi tidak dapat diperkirakan.Berdasarkan contoh ini karena jumlahmusuh tidak dapat diperhitungkan makajumlah CIO yang diperlukan susah ditetap-kan tetapi yang pasti adalah kualitas CIOharus melebihi intelijen bidang lainnya.

Berbeda dengan organisasi intelijenyang bertujuan menanggulangi gangguankeamanan atau kriminal ringan, setelahmengetahui jumlah penduduk yangmenganggur dan penyebaran serta karak-teristiknya maka langsung dapat ditetap-kan jumlah personil intelijen yang diperlu-kan bahkan pemecahaannya sekaligusyaitu siskamling tadi. Bayangkan hebatnyaAmerika, tetapi tetap pusing mengawasijalur narkotika antara San Diego (di USA)dan Tijuana (di Mexico).

Sebagai gambaran, itu sebabnyamenurut data tahun 2000 Bea CukaiPerancis dengan jumlah pegawai sekitar17.000, lebih dari separuhnya bertugasdi bidang pengawasan/intelijen. Jikadibandingkan dengan jumlah pegawaiBea Cukai Indonesia kurang dari12.000, berapa yang bertugas di bidangpengawasan / intelijen?

Biasanya separuh dari kekuatanintelijen bergerak di bidang pengumpulaninformasi dan pembuatan laporan intelijendalam berbagai tingkatan penugasan(strategis, operasional dan taktis) danhanya sedikit yang bertugas di bidanganalisis karena bidang analisis inimembutuhkan keahlian setingkat lebihtinggi dari petugas intelijen lainnya.

Pada setiap tahap dalam siklusintelijen, hasil post seizure analysis,penyidikan, keputusan peradilan, bahkanselama pelaku dipenjara dan setelahselesai dipenjara, hasil audit, hasilverifikasi, hasil patroli, pengawasanpenumpang dan sebaginya harus dibuatlaporan intelijen. Disamping faktor RAT(relevan, akurat dan tepat), laporanintelijen juga harus memperhatikan hal-halyang berkaitan dengan:l Periode laporan dan saat pelaporan

(per-jam, hari, minggu, bulan, triwulan,semester, tahun atau perperistiwa/kejadian atau obyek)

l Klien yang berhak menerima (primer,sekunder)

l Bentuk laporan (lisan/briefing/debriefing, tertulis)

l Media yang digunakan (buku laporan,HP, telepon, fax, disket, internet)

l Cara penyampaian laporan (langsung,tidak langsung, normal, segera, sangatsegera)

l Keamanan laporan (berkaitan denganpenyadapan)

l Klasifikasi laporan (biasa, rahasia, toprahasia)

l Pemusnahan dokumen laporan(dimusnahkan, disimpan berapa lama,diarsipkan)

l Tempat menyampaikan laporan(kantor, tempat tertentu, tempat transit/drop area)

KLIEN PRIMER NO.1Direktur Jenderal Bea dan Cukai

sebagai klien primer no.1 menerimalaporan intelijen melalui pejabat khususyang ditunjuk untuk itu, biasanya disebutKepala Intelijen Bea Cukai (KIBC). Jadimelalui satu pintu dan hanya menerimaproduk intelijen, bukan laporan intelijenseperti yang disebutkan di atas. KIBCtersebut ada pada tingkat Pusat, Wilayahdan Kantor Pelayanan.

Laporan intelijen menggambarkan apayang telah, sedang dan akan terjadibahkan kadang-kadang laporan tersebutsekaligus memuat risiko yang dihadapipegawai pada setiap bagian yangberkaitan dengan obyek yang dilaporkan(misalnya penyalahgunaan fasilitas KITE).Laporan intelijen pabean tidak meluludibidang penyelundupan tetapi intelijenjuga melakukan analisis terhadap sisdurbahkan sebelumnya yaitu sisdur masihdalam bentuk draf surat keputusan, inteli-jen sudah harus bekerja dan mempelajarikelemahan draf tersebut dan melaporkan-nya kepada klien primer nomor 1.

Jarang terdengar mengenai laporanintelijen yang menyangkut hasil analisis

intelijen terhadap sisdur barang imporyang mendapat fasilitas seperti fasilitasKITE, KB atau GB. Barang impor yangtujuannya tempat penimbunan milik yangmendapat fasilitas KITE, KB atau GByang diselesaikan baru persyaratanpabean (dokumen yang dipersyaratkan)belum diselesaikan kewajiban pabeannya(BM +PDRI). Kalau kita menggunakananalisis intelijen dengan logika induktifmaka perlu dibuat suatu laporan intelijenyang menyatakan bahwa seharusnyabarang impor tersebut masih menjaditanggung jawab pengangkut karenatujuannya belum merupakan wilayahperedaran bebas.

Artinya pengangkut harus membawabarang tersebut ke tujuan akhir atau finaldestination sebagaimana selalu tercantumdalam B/L atau AWB. Jika laporan intelijenseperti ini disajikan kepada klien primerno.1 atau klien sekunder no.1 (MenteriKeuangan) dengan sendirinya klientersebut mungkin akan menetapkankebijakan/ sisdur bahwa importasi tujuantempat-tempat tersebut diatas menjaditanggung jawab pengangkut. Disampingitu laporan intelijen semacam ini tidakmuncul karena tidak pernah ada laporanintelijen kepada kedua klien tersebutdiatas mengenai apa yang telah terjadidan kelemahan sisdur.

Hasil analisis intelijen kadang-kadang,bahkan sering, menyimpulkan bahwasuatu peristiwa penyelundupan telahterjadi, sedang terjadi dan akan terjadi lagiyang dilakukan oleh kelompok yangberbeda, lebih celaka lagi hasil analisis itumenyatakan dilakukan oleh kelompokyang sama dan berulang terus menerusnamun tidak dibuatkan laporan intelijentertulis kepada klien.

Hal ini sebenarnya telah diaturketentuannya dalam bentuk Nota Dinas,Instruksi dan Surat Keputusan DirekturJenderal, tetapi nampaknya ketentuantersebut yang ditujukan kepada para COIdan Kepala Intelijen Bea Cukai (Direktur,Kasubdit, Kabid dan Kasi ) tidakterlaksana sebagaimana mestinya.

Laporan CIO juga belum mencakupkinerja pejabat pelayanan di KPBCapalagi kinerja stakeholder yang berkaitandengan kepabeanan dan cukai. Apakahseorang CIO mengerti dengan jelasmengenai proses pembuatan danpengelolaan pita cukai? Laporansemacam ini juga tidak pernah kita dengarbagaimana pita cukai dikelola oleh pihaklain? Laporan yang ada berkisar tentangpemalsuan pita cukai yang mungkin tidakdisertai analisis yang mendalam termasukmenjawab 5W+1H. Pemalsuan pita cukaimerupakan kejadian yang selalu berulang.

Laporan intelijen harus disampaikansecara periodik. Kalau saja CIOmenyampaikan laporan intelijen secaraperiodik bahwa pabrik rokok yangdisebutkan sebagai contoh diatas, merekatermasuk dalam white list dan sudah 25tahun berpredikat seperti itu mungkinsaja pengambil kebijakan mengambil

BAGAIMANA INTELIJENYANG EFEKTIF DANEFISIEN ?

KOLOM

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 381

69WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

keputusan bahwa hasil produksinyatidak perlu dilekati pita cukai tetapicukup dibanderol oleh mereka sendirisebagaimana diuraikan diatas.

Kenapa laporan intelijen tidakberjalan? Untuk menjawab pertanyaanini perlu dianalisa kembali yangberkaitan dengan:l Struktur organisasil Uraian Tugasl Sisdur di bidang pengawasan

(SOP)l Jumlah dan kualitas SDM (CIO)

BASIC TESTPembaca yang budiman (kecuali

yang pernah mengikuti diklat intelijen)apabila mempunyai minat untuk me-ngembangkan bakat intelijen dipersi-lahkan menjawab basic test berikut:

Anda bersama isteri Claudy (30tahun) dan anak-anak anda, Jhon (5tahun), Andrew (3 tahun), Grace (1 ta-hun) serta mertua laki-laki anda Philips(56 tahun) dan mertua perempuananda Jenny (54 tahun). Anda dankeluarga anda tersebut bertamasya keDanau Toba. Dalam tamasya andatersebut semua sepakat untuk naikperahu dan berencana untukmengelilingi Pulau Samosir.

Di danau Toba biasanya tidak adaatau jarang sekali ada ombak, kalau-pun ada, ombaknya tidak setinggiombak di laut yang dapat menengge-lamkan perahu sehingga perahu andatidak dilengkapi dengan alatpelampung dan keluarga anda puntidak mempersiapkannya karenapengalaman selama ini di Danau Tobatidak pernah terjadi sampai perahuterbalik karena ombak.

Pada saat anda dan kelurgasedang asyik berlayar tiba-tiba datangangin kencang bertiup danmenimbulkan gelombang yang sangattinggi. Sedikit beruntung karena jarakperahu dengan daratan belum terlalujauh, tetapi apa mau dikata perahuyang anda tumpangi langsung terbalikdan kondisi yang menambahketidakberuntungan anda karenahanya anda saja yang dapatberenang. Pertanyaan, dari enamkeluarga anda tersebut, siapakah yanganda tolong pertama kali, kedua,ketiga dan seterusnya, berikan alasanmasing-masing sesuai urut-urutanyang ditolong.

Apabila anda dapat menjawabdengan tepat berarti anda termasukorang yang mempunyai caraberpikir, mengambil keputusan danbertindak secara logis dan sistimatisserta dapat menetapkan skalaprioritas sebagai syarat utama untukmenjadi CIO. Dan kepada klien CIO,anggaplah tulisan ini sebagailaporan intelijen yang lebih dikenaldengan instilah INTREP (Intelli-gence Report). Selamat bekerja.

Penulis adalah pensiunan pegawai Bea Cukai

Oleh: Hotmauli Simamora

OPINI

BIAYAPENDIDIKANTINGGI,

emerintah usahakan anggaranpendidikan 20% pada 2007.Aku tersenyum membaca judul

berita di sebuah situs internet.Pikiranku melayang ke masa belasantahun silam, saat ayahku menekan-kan betapa pentingnya pendidikanitu. Aku ingat kala itu, teman-temanku mengeluhkan tidak diberiuang oleh orang tuanya untukmembeli bukupelajaran karenatidak punya uang.Aku sempatheran, karena disaat yang samamereka memakaijam tangan CasioBaby-G yanglumayan mahal pada masa itu ataumemiliki roller blade ataupun mainantamagotchi yang menjamur saat itu.

Sekali lagi aku tersenyum.Bohong bila pada saat itu aku tidakmenginginkan benda-benda sepertiitu. Aku sangat menginginkannya,apalagi aku tahu sekali orang tuakumemiliki kemampuan yang jauh lebihdari itu. Tapi orang tuaku tidakpernah mau memberikanku benda-benda seperti itu. Saat itu mereka

beralasan, kita harus hidup sederha-na, jangan membuat teman-temanyang lain iri hati.

Apakah masa kecilku kurangbahagia? Wah masa kecilku sangatbahagia, tidak ada bukit atau sungaidi kotaku yang belum aku kunjungi.Berenang di kali, memanjat pohonjambu sudah sering aku lakoni.Mainanku selalu disediakan oleh

alam ini. Dansekarang akumerasa bersyu-kur sekali. SelainBaby-G, RollerBlade, atauTamagotchi,kebutuhan pendi-dikanku semua-

nya terpenuhi. Buku pelajaran yanglengkap, pembayaran uang sekolahatau uang kursus yang tidak pernahterlambat.

Aku juga teringat kepada bebera-pa teman kuliahku yang selalu sibukmencari pinjaman di saat pemba-yaran uang semester yang kala ituRp 600.000 per semesternya.Namun, sekali lagi aku teringat padagaya penampilan mereka yang selalumengikuti tren mode saat itu, nonton

NEGARA-NEGARAMAJU MENGRATISKANPENDIDIKAN UNTUKWARGANYA

Semangat Tetap Tinggi

P

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 381

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

OPINI

bioskop (di kota besar, nontonbioskop itu cukup mahal), jalan-jalan ke mall, makan di restorancepat saji yang kalau aku hitung-hitung minimal bisa mencapai Rp100.000 tiap bulannya. Sungguhsebuah ironi.

Aku sangat setuju dengan niatbaik pemerintah untuk menaikkananggaran pendidikan. Karenanegara-negara maju mengratis-kan pendidikan untuk warganyaNamun demikian, bukankah seti-ap orang tua seharusnya sangatmenginginkan anak-anaknyamemiliki pendidikan yang cukuptinggi. Apakah dengan mahalnyabiaya pendidikan merupakanalasan pemakluman jika anak-anak kita tidak bersekolah? Bilaiya, sepertinya kita sudah mulaitergantung pada orang lain.

Di suatu ketika, hatiku mirissekali melihat jajanan anak dibeberapa Sekolah Dasar seka-rang seperti nugget, sosis, dansebagainya. Selain dikarenakanalasan kesehatan, bukankah bilaingin menghemat, merekamembekali anak-anaknya denganmakanan yang mereka buatsendiri. Sekali lagi, sungguhsebuah ironi.

Pemerintah kita berusahauntuk terus menganggarkan lebihuntuk sektor pendidikan. Merekaberharap terciptanya kecerdasanbangsa di bumi Indonesia tercintaini. Sungguh niat yang mulia,apalagi jika didukung oleh masya-rakat yang memiliki semangatjuang yang tinggi.

Mengharapkan pendidikanyang murah bahkan gratis bukan-lah hal yang salah, namun apakahkita juga harus kehilangan se-mangat berjuang kita untuk me-ngenyam pendidikan yang tinggi?Terkadang tanpa kita sadari, disaat kita memprotes melangitnyabiaya pendidikan, kita tidak meng-ajarkan pola hidup sederhanapada anak-anak kita. Ya, semogasaja kita tidak seperti itu.

Penulis adalah pegawaipada SubDit OSPKC, Dit.IKC

MENGHARAPKANPENDIDIKAN YANGMURAH BAHKANGRATIS BUKANLAHHAL YANG SALAH...

Oleh: Julius Agung Prijono, SE

PENGHAPUSANASSET

KEJANGGALANINILAH YANGMENJADI TEMUANTIM AUDIT KAMI

agi pegawai bea dan cukai yangpernah bertugas di bagianumum / rumah tangga tentu per-

nah mengalami bagaimana sibuknyauntuk mempersiapkan proses peng-hapusan asset (pelelangan asset)terhadap barang-barang (asset)“inventaris” kantor yang sudah tidaklayak pakai secara de jure meskipunsecara de facto barang-barangtersebut masih bisa berfungsi danbernilai ekonomis terutama bagipihak lain di luar instansi DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC).

Dengan analogi proses penghapus-an asset pada direktorat kita, penulisakan mencoba berbagi pengetahuandan pengalamantentang pengha-pusan asset padaperusahaan pe-ngelola asset ne-gara di bawah“otoritas” Perta-mina (BP Migas)yang pernah pe-nulis alami ketikabertugas di KanwilX DJBC Balikpapan selama melakukanaudit pada salah satu perusahaanpemegang Kontrak Production Sharing(KPS) perminyakan dan gas denganPertamina/ BP Migas (pemerintah) diwilayah Muara Badak - KalimantanTimur.

Bagi Kantor Pelayanan Bea danCukai (KPBC) yang menjadi tempatpelaksanaan impor maupun eksporPertamina/ BP Migas, sudah pastipaham dengan fasilitas-fasilitas(kemudahan-kemudahan) prosedur danproses impor dan ekspor yang dimilikiPertamina/ BP Migas. Demikian halnyadengan Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai yang ada di wilayah KalimantanTimur (KPBC Balikpapan, KPBC Sam-arinda dan KPBC Bontang).

Pelayanan impor dan ekspor terha-dap Pertamina/ BP Migas di wilayahKalimantan Timur biasanya melaluiperusahaan-perusahaan pemegangKontrak Production Sharing sepertiChevron (Unocal), Total, dan VicoIndonesia, meskipun ada juga sebagiantransaksi yang langsung diurus olehPertamina/ BP Migas.

Pada prinsipnya importasi yangdilakukan oleh setiap perusahaanpemegang Kontrak Production Sha-ring di bawah “otoritas Pertamina/BP Migas“ dibebaskan dari pungutan

impor, selamamemenuhipersyaratan yangtelah ditentukan.

Terhadapbarang-barangdimaksud,selanjutnya wajibdipergunakansemata-matauntuk kepentingan

pertambangan minyak dan gas sesuaikontrak antara mereka denganpemerintah (Pertamina/ BP Migas).Selama barang-barang tersebut masihdapat berfungsi sebagaimana mestinyadan “belum diserahkan kembali kepadapemerintah (Pertamina/ BP Migas)”,mereka berkewajiban mutlak untukmenyimpan, merawat serta mengadmi-nistrasikan secara tepat. “Nyata sekalibahwa terhadap barang-barangtersebut masih mengandung pungutanimpor yang belum terpungut”. Olehsebab itu perlu dilaksanakan penga-wasan terhadap kepatuhan prosedurtersebut melalui post clearance audit.

B

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 381

71WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

SECARA DE JUREASSET YANG TELAHDIHAPUSKAN TIDAKLAYAK PAKAI LAGI,NAMUN SECARA DEFACTO BANYAKSEKALI PIHAK LAINYANG TERTARIKUNTUK MEMILIKINYAKARENA SANGATBERNILAI EKONOMIS

PROSEDURSecara sederhana proses pengha-

pusan asset “negara” yang dikelolaoleh Pertamina/ BP Migas dapatdigambarkan sebagai berikut;

Setiap perusahaan pemegangKontrak Production Sharing (KPS)tunduk pada kebijakan yang ditetapkansecara standar/baku oleh Pertamina/BP Migas tentang pengelolaan asset.Setiap perusahaan memiliki suatu divisiyang bertugas secara internal untukmengelola asset yang “dikuasakan”Pertamina/ BP Migas kepada mereka,divisi tersebut diberi label Supply ChainManagement (SCM).

Salah satu tugas mereka adalahmemantau pergerakan (mutasi) barang-barang yang dipakai dalam operasipertambangan. Untuk setiap jenisbarang yang tidak aktif selama kurunwaktu lebih dari tiga tahun diajukandalam daftar rencana penghapusanasset. Adapun penyebab tidak aktifnyabarang-barang tersebut antara lainkarena pada saat ini barang tersebutsudah tidak cocok lagi/ menjadi kurangefisien dibanding barang substitusinya.Untuk diketahui, tidak selalu barang-barang tersebut merupakan barangbekas, ada kemungkinan barang yangsama sekali baru belum pernah dipakai.

Sebagai solusi untuk mengurangipemborosan biaya merawat barangyang tidak bisa dipakai lagi, (sebagaigambaran, secara materil nilai daribarang-barang tersebut relatif besar,mencapai ratusan milyar bahkanmungkin bisa mencapai trilyun rupiahuntuk satu perusahaan pemegangKontrak Production Sharing) terhadapbarang-barang seperti dimaksud,secara periodik oleh SCM diajukanproposal penghapusan asset kepadadireksi.

Secara prosedural, proposalpenghapusan asset ini harusdiketahui dan mendapat ijin dariDepartemen Pertambangan danEnergi (sekarang Departemen Energidan Sumber Daya Mineral) danDepartemen Keuangan (Depkeu).Oleh sebab itu divisi SCM selalumengirim data-data rencanapenghapusan asset ini selain kepadaDireksi yang bersangkutan jugamengirimkannya kepada Deptamben.melalui Pertamina (BP Migas) dankepada Departemen Keuanganmelalui Direktorat JenderalPerbendaharaan Negara.

Setelah semua ijin ini diperoleh,direksi memutuskan untuk “menghapusasset” dimaksud. Dengan terbitnyakeputusan penghapusan asset, secaratertulis perusahaan pemegang KontrakProduction Sharing tidak lagi memilikihak maupun wewenang atas assettersebut. Selanjutnya wewenang, hakmaupun kewajiban atas barangtersebut menjadi tanggung jawabPertamina/ BP Migas sepenuhnya.

PENGAWASANSebenarnya tugas pengawasan

instansi kita pada point ini terasamenjadi lebih mendesak, karenaterhadap barang-barang yang telahdihapuskan, kemungkinan untukdipakai selain untuk tujuansebagaimana dipersyaratkan dalamMaster List Impor, menjadi sangatterbuka. Barang-barang tersebuttidak lagi dicadangkan untukkeperluan “proses produksi“pertambangan minyak dan gas.

Kondisi yang terjadi di lapanganselanjutnya adalah penanggung jawabdivisi SCM membuat berita acarapenyerahan barang yang ditandatanganibersama-sama, antara pihak yangmenyerahkan dan pihak yang menerimabarang, dan Pertamina/ BP Migas sebagaipihak yang mengawasi serta mengetahui.Dimana pihak yang menyerahkan barang

berstatus sebagai penjual ( adalah KPS )dan pihak penerima barang adalah pihakketiga yang berstatus sebagai pembeliatau penerima hibah, sama sekali bukanmewakili pemerintah.

Kejanggalan inilah yang menjadi te-muan tim audit kami terlebih atas transaksijual beli ini tidak dilaporkan kepada KPBCsetempat untuk diperhitungkan pungutanimpornya yang masih “belum terpungut”.“Secara de jure asset yang telahdihapuskan tidak layak pakai lagi, namunsecara de facto banyak sekali pihak lainyang tertarik untuk memilikinya karenasangat bernilai ekonomis”.

Ijin yang diberikan oleh DepartemenKeuangan (induk dari DJBC)merupakan ijin untuk menghapuskanasset bukan ijin untuk memberikanpembebasan pungutan impor ataspenjualan asset. Salah satu klausuldalam ijin yang diberikan Depkeu(Direktorat Jenderal PerbendaharaanNegara) menyebutkan bahwa prosespenjualan asset tersebut harus sesuaidengan prosedur Kepabeanan.

Sesuai pasal 27 dari Keputusan

Bersama Menteri Pertambangan DanEnergi, Menteri Keuangan dan MenteriPerindustrian Dan Perdagangan No1122.K/92/M.PE/1997; 321/KMK.01/1997 dan 251/MPP/Kep/7/1997tanggal 18 Juli 1997 tentang TatacaraDan Penyelesaian Impor Barang YangDipergunakan Untuk OperasiPertambangan Minyak Dan Gas BumiDan Pengusahaan Sumberdaya PanasBumi menyatakan bahwa “Hibah ataupenjualan oleh Pertamina kepada pihaklain atas Barang Operasi Golongan I,dikenakan Bea Masuk dan Pajak dalamrangka impor sesuai ketentuan yangberlaku”.

Untuk periode 1 Januari 2000 - 31Mei 2004 nilai tambah bayar yangharus dilunasi oleh Vico Indonesia Co.(Pertamina/ BP Migas) sebagai akibatadanya penjualan asset yang telahdihapuskan mencapai lebih dari 116milyar rupiah.

Di seluruh wilayah Indonesia ini BPMigas membawahi puluhan perusahaanpemegang Kontrak Production Sharing(KPS). Secara baku proses penghapus-an asset ditetapkan seragam sepertiuraian di atas. Vico Indonesia Co.merupakan perusahaan pertama yangterungkap penjualan assetnya,bagaimana dengan KPS yang lainnyadengan nilai asset yang relatif lebihbesar nilainya dibanding dengan VicoIndonesia Co. ?

Berpijak dari pemikiran ini,menurut hemat penulis ada “wilayahkerja baru” yang memang menjadiwewenang kita dan selama ini belumpernah kita kerjakan karena data daninformasinya sama sekali tidaksampai ke direktorat kita. Kerjaanbaru itu adalah :

1. Pelayanan penjualan asset BPMigas, dimana transaksi ini rutinterjadi secara periodik.Pelayanan ini diperlukan untukmenghitung dan menetapkanpungutan impor (persepsi Bea danCukai) yang harus dibayar.Barangkali data dan laporannyabisa disampaikan secara terpusatmelalui Sub.Dit PertambanganKantor Pusat DJBC oleh BP Migasuntuk mendapatkan petunjuk teknisperhitungan pungutan impornyaberkaitan dengan adanyakemungkinan penyusutan nilaibarang, sedangkan penerimaanpungutan impornya tetap melaluiKPBC setempat.

2. Pengawasan penjualan asset BPMigas, baik melalui bidang P2maupun bidang Audit, mengingatbesarnya nilai asset yang dijualdiperlukan pengawasan yang lebihintensif, untuk itu perlu kiranyapengawasan ini dimasukkan dalamSOP secara baku.Penulis adalah Pegawai pada KPBC Tipe A Gresik

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 381

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

ontianak merupakan ibu kota propin-si Kalimantan Barat, dari kota inipula kisah perjalanan kami dimulai.

Kami, Bambang Wicaksono (Korespon-den WBC) dan Aris Suryantini (RedakturWBC), mendarat di Bandara Supadiopagi hari ketika waktu masih menunjuk-kan pukul 07.20 WIB setelah satu jampenerbangan dari Jakarta, Senin 29 Mei2006. Dari bandara kami harusmenempuh jarak sekitar 20 km untuk tibadi pusat kota. Tidak sehijau seperti yangterlihat dari atas pesawat, jalan menujupusat Pontianak bahkan terlihat gersangdengan hamparan ilalang di beberapa sisijalan.

Kota yang terkenal dengan sebutankota Khatulistiwa memiliki populasi sekitar600 ribu penduduk dengan komposisi 30persen etnis Tionghoa, 30 persen Dayak,30 persen Melayu dan 10 persen etnislainnya seperti Jawa, Madura, Bugis, danlain sebagainya.

Untuk mengakomodasi kultur yangberagam banyak, arsitektur bangunanpemerintahan di kota ini memadukanrumah panjang yang merupakan rumahtradisional Dayak dengan pilar-pilar rumahpanggung Melayu. Contohnya bisa dilihatpada kantor gubernuran.

Sepanjang mengunjungi tempat-tem-pat tujuan untuk melakukan tugas wawan-cara, kami selalu ditemani Pak Memed,pegawai Kanwil IX DJBC Pontianak, mulaike Sintete, Entikong sampai hari terakhirkami di Pontianak. Dan disetiap sisi kotayang menarik untuk disinggahi PakMemed selalu menunjukkan danmengajak kami singgah sejenak sambilmengabadikan momen lewat foto.

Dalam perjalanan tersebut, kamiberkesempatan mengunjungi MonumenTugu Khatulistiwa. Tugu ini merupakantanda bahwa Pontianak tepat berada padagaris 0 derajat yang membelah bumi

KotaKhatulistiwa

CATATAN KECIL DARIWEST BORNEO

Secara estafet kami singgahdari satu kota ke kota lain dariIndonesia sampai ke Malaysia,mulai dari jalan tikus sampaijalan mulus menuju negaratetangga Malaysia. Meskiistirahat kurang, tetapisemangat kami mengalahkanrasa lelah karena kurang tidur.Barulah setibanya di Jakarta,rasa lelah yang amat sangatbenar-benar kami rasakan.

P

TUGU KHATULISTIWA. Monumenini pertama kali dibangun pada1928 oleh tim ekspedisi Astronomidari negeri Belanda.

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

SELAK

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 381

73WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

bagian utara dan selatan. Monumen inipertama kali dibangun pada 1928 oleh timekspedisi Astronomi dari negeri Belanda.Pada 1938 monumen ini dibangunkembali menggunakan kayu ulin setinggi4,2 meter oleh arsitek Opzichter Silaban.Selanjutnya untuk melindungi monumentersebut, pada 1990 dibangun monumenbaru yang terbuat dari semen di luarbangunan setinggi 17 meter. Monumenterdiri dari empat tiang dengan lingkaranbumi dan panah yang menunjukkan arahmata angin di puncaknya.

Menurut tradisi, festival bumi khatulis-tiwa selalu diadakan di lokasi ini setiap 21-23 Maret atau 21-23 September.Perayaan ini merupakan agenda tahunanpemerintah Pontianak bertepatan denganterjadinya fenomena alam di mana padatanggal tersebut semua bayanganmenghilang beberapa saat tepat pukul12.00WIB. ketika matahari tepat di ataskepala. Sayangnya di sekitar tempat tugutersebut kurang terawat padahalmerupakan salah satu asset tujuan wisata,dimana beberapa meter di depan juganampak indahnya aliran Sungai Kapuasyang dilalui kapal dan perahu nelayan.

Malam hari di kota Pontianak nampakramai. Kedua sisi jalan Gajah Mada, jalanutama kota ini, bisa jadi pilihan. Sejak sorehari jalan ini ramai dipenuhi oleh kedaipenjual makanan mulai dari makananChina, penjual buah, seafood, minumansegar, roti bakery, serta jajanan lain.Kedai-kedai tersebut baru tutup padapukul 23.00 atau bahkan lebih malam,tergantung pengunjungnya.

SINGGAH DI KOTA ‘SERIBU KUIL’Kali ini tujuan kami adalah KPBC

Sintete. KPBC Sintete merupakan kantorpelayanan di bawah Kanwil IX Pontianak.Perjalanan dimulai pukul 07.30 pagi padaSelasa, 30 Mei 2006 dari Hotel KapuasPalace tempat kami menginap. Ditemanioleh pegawai KPBC Pontianak, Memedkami melintas di atas Sungai Kapuas,Sungai terpanjang di Indonesia, denganairnya yang coklat. Perkebunan kelapasawit dan jeruk khas Pontianak menjadipemandangan yang menemani perjalankami. Jalan antar kota yang membentangtidaklah selebar dan seramai di pulauJawa. Hanya sesekali kami berpapasandengan kendaraan roda dua atau empat.

Perjalanan Pontianak–Sintete dapatditempuh dalam waktu empat jam dengankendaraan pribadi atau lima jam denganbus umum melalui Singkawang. Sebelummemasuki kota Singkawang terbentangPantai Pasir Panjang dengan pasirputihnya dan nampak pulau-pulau kecil dilepas lautnya yang merupakan perairanLaut Cina Selatan. Selesai melakukantugas ke KPBC Sintete, malamnya kamimenginap di Hotel Khatulistiwa di KotaSingkawang yang berjarak kurang lebih40 km dari Sintete.

Kota Singkawang terkenal denganjulukan Kota Seribu Kuil, kota kecil dengan60 persen penduduknya beretnis

Tionghoa. Nama Singkawang diambil daribahasa Cina ‘Shan Keu Jong’ yang berartilembah subur yang dialiri sungai dandiapit laut serta gunung sesuai dengankondisi geografisnya. Untuk memudahkanpengucapan akhirnya nama itu menjadiSingkawang. Julukan kota ini adalah kotaseribu kuil, tidak mengherankan karenadengan luas hanya 54.000 ha,Singkawang memiliki lebih dari 600 kuilyang tersebar di seluruh kota.

Menyandang slogan Anchiang yangdalam bahasa Cina berarti cantik, kota initerlihat begitu bersih dengan nuansa Cinakental yang terasa dari bangunan ruko-ruko tua di sepanjang jalan. Kuil tertua , TriDarma Bumi Raya, terletak tepat di pusatkota. Kuil ini menjadi pusat perayaan hari-hari besar masyarakat Tionghoa sepertiimlek dan cap go meh.

Pesta terbesar kota singkawang terjadi

saat perayaan Cap Go Meh yang dilaku-kan lima belas hari setelah tahun baru Im-lek. Perayaan Cap Go Meh Singkawangsangat khas dan tidak bisa ditemukan ditempat lain. Tak heran jika banyak orangTionghoa perantauan dari daerah lainbahkan negara lain datang khusus untukperayaan ini.

Kalau di Jakarta atau kota besar diIndonesia lainnya kita lebih sering melihatorang Tionghoa berkulit putih dan bergayatrendi dengan telepon selular terbaru hilirmudik di mall, jangan kaget di Singkawanganda menemukan orang Tionghoadengan kulit coklat pekat terlihatmencangkul di ladang. Awal kedatanganmereka di Singkawang menurut sejarahdimulai sejak abad XVI karena daerah inidikenal sebagai penghasil emas.Kemudian mereka mendulang emas disini dan menguasai perekonomian kota.

BERSAMA CAMAT SEKAYAM di batas Sungai yang memisahkan batas negara Indonesia-Malaysia.....

SAAT BERADA DI SINGKAWANG, salah satu kuil terbesar di kota seribu kuil bernama Kuil Sebakau.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 381

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Namun akibat perdagangan candu,terjadi penurunan moral yang mengakibat-kan pengaruh kepada perekonomianmereka. Untuk melanjutkan kehidupan,banyak dari mereka yang kemudianberalih profesi menjadi petani, peternak,pedagang serta membuat keramik. Seper-ti di daerah Sekok setengah kilometerarah selatan Singkawang, anda akanmenjumpai pengrajin keramik tradisionalyang masih menggunakan tungku apipembakarannya dengan lukisan dandesain bergaya cina. Namun begitukeramik berhuruf arab atau kaligrafi jugadiproduksi oleh para pengrajin.

Pasir Pantai Panjang yang telah kamilewati sebelumnya sesuai namanyaPantai Pasir Panjang memiliki garis Pantaiyang mencapai 20 km dengan pasir putih-nya. Pantainya yang landai membuatnyamenjadi tempat yang cocok untuk bere-nang. Sayangnya abrasi yang belakanganterjadi membuat pantai nampak tidakterawat. Untuk yang menyukai olah ragamenyelam, pulau Randaian yang terletaktak jauh dari pantai bisa dijadikan tujuan.Atau sekedar menikmati matahari terbe-nam, gazebo yang menjorok ke pantaijuga bisa menjadi pilihan.

MENEMBUS BATAS NEGARA MELALUI‘JALAN TIKUS’

Setelah bermalam di Singkawang,esok harinya Rabu 31 Mei pukul 09.00kami melanjutkan perjalanan. Kali initujuan kami adalah Entikong yaitu wilayahperbatasan antara Indonesia dengan Ma-laysia. Setelah menempuh perjalanan ku-rang lebih enam jam melalui darat denganjarak tempuh sekitar 400 km, akhirnyakami sampai, tepatnya pukul 17.15 WIB .Setelah melakukan wawancara dan

makan malam bersama, selanjutnya kamiberistirahat di penginapan.

Kami ingin memulihkan tenaga danfisik setelah seharian melakukan perjalan-an supaya keesokan harinya kondisi kamifit kembali karena, sebab dalamperbincangan kami dengan Kepala KPBCEntikong, Eisenhower, bahwa besok pagikami akan diajak melihat perbatasan yangrencananya juga akan dilakukan pengu-kuran tanah untuk lokasi pembangunanpos lintas batas di Segumun.

Pagi hari, Kamis, 1 Juni pukul 08.30WIB kami beserta rombongan yangdipimpin Kepala KPBC Entikong,

Eisenhower melakukan perjalanan keSegumon menempuh waktu kurang lebih2 jam. Dalam perjalanan ini rombonganpertama, menggunakan mobil jenis rangergardan ganda yang dalam istilah orangMalaysia disebut mobil ‘setengah jadi’ dantiga buah motor trail. Dalam kendaraanpertama ditumpangi empat orang, masing-masing, Eisenhower, Sumadi Haryoko(Camat Segumon), Aris Suryantini danpengemudi, Sedangkan rombongankedua menggunakan kendaraan jenistroper terdiri dari Bambang Wicaksono,Ahmad Taufik ( Kasi Pabean ), SusilaBarata (Kasi Pabean ), Pontas Aritonang (Kasubbag. umum ), Abeng ( Kasi P2 ),dan petugas dari Badan PertanahanNasional (BPN) serta beberapa pegawaiyang menggunakan motor trail.

Di tengah jalan, kami bertemurombongan mobil kedua yang ternyatamengalami kerusakan dan tidak bisamelanjutkan perjalanan. Mau tidak mauakhirnya mobil harus diganti. Mobil perta-ma tiba di Pos Lintas Batas (Poslinbas). Dipos kami bertemu dengan KomandanPleton Lintas Batas (Dantonlinbas), LettuSugino dengan 20 anak buahnya yangmendapat gilir tugas di poslinbas setiaptiga bulan sekali. Kami menunggukedatangan mobil kedua, tetapi tidakkunjung tiba. Setelah kurang lebih 1 jammenunggu akhirnya mobil kedua tiba, kaliini mobil diganti dengan jenis Toyota jepHardtop yang dikendarai ‘Pak Cik’ begiturekan-rekan pegawai memanggilnya.

Setelah semua rombongan tiba, kamiselanjutnya makan siang bersama. Kamimemakan dengan lahapnya nasi kotakyang telah dipersiapkan sebelumnya.Suasana penuh keakraban berbaurmenjadi satu antara aparat bea cukaidengan anggota TNI Tonlinbas.

Selesai makan siang, kami bersamadengan Dantonlinbas berangkat ke lokasi

SELESAI PENGUKURAN TANAH, kami semua berpose mengabadikan momen bersejarah ini karenaakan dibangun pos pengawasan untuk para pelintas batas.

DI POS PLETON LINTAS BATAS, sesaat akan melanjutkan perjalanan ke lokasi pengukuran.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

SELAK

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 381

75WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

pengukuran tanah tempat lokasi akandidirikan Pos Pengawas Segumun yangjaraknya kurang lebih 1,5 kilometer dariPoslinbas. Sedangkan Jarak antaraKPBC Entikong dangan lahan PosSegumon kurang lebih 75 km denganwaktu tempuh satu setengah jam. Tapijalan yang dilalui tidak dapat dilewati olehsembarang kendaraan karena medanyang sangat berat karena banyak lubangdan tanah berlumpur. Jadi hanyakendaraan jenis double gardan dan motortrail yang mampu menembusnya.

Kawasan Segumun, sebagian besaradalah hutan-hutan, bayangkan jika PosPengawasan Bea dan Cukai nantinyasudah berdiri dan ditempatkan pegawaiantara 3-4 orang di sana, kesunyian dansuara jangkrik saja yang menemanimereka, sesekali para pelintas batasmelewati jalan itu. Namun memang sudahmenjadi konsekuensinya, siap tidak siapmau tidak mau pegawai bersediaditempatkan dimana saja, termasuk ditengah hutan belantara.

Segumun merupakan desa yangterpencil di bawah Kecamatan Sekayam.Penduduknya rata-rata bekerja sebagaipetani dan pedagang kecil. Rumah-rumahpenduduk kebanyakan dari kayu danberatap seng, listrik hanya dibantu dengangenset karena PLN belum masuk.Segumun merupakan daerah perbatasanlangsung dengan Mongkos,Serawak-Malaysia. Perbatasan kedua negarahanya dipisahkan aliran sungai kecil yanglebarnya hanya satu meter.

Hubungan warga Segumun denganwarga Mongkos (Malaysia) sangat erat,selain ada hubungan kekerabatan jugahubungan perekonomian perdagagangan.Hubungan kekerabatan di antara merekadiwujudkan dengan tradisi perayaanGawai yang merupakan ungkapan rasasyukur setelah keberhasilan masa panen.Pada perayaan Gawai masyarakat keduabatas negara saling mengunjungi.Hubungan mereka dilakukan denganmenembus perbatasan, baik denganmotor atau jalan kaki melalui jalan tikus.Jalan tikus ini berjarak kurang lebih 5 kmdengan dikelilingi pepohonan yang lebatdan jalan tanah yang berlumpur, licin danbanyak celukan-celukan yang bisamembenamkan ban motor.

Karena rasa ingin tahu dan penasarankami dan beberapa rekan antara lainSusila Brata, Ahmad Taufik, P. aritonang,Tri Novian,Riyanto,Kusmayana,Nanda,Ageng dan Tri Nugroho, akhirnya menco-ba menaklukkan jalan tikus tersebutdengan motor trail melewati medan yangberat, tidak jarang kami harus turun danterperosok dari kendaraan. Bahkanteriakan-teriakan rekan Aris Suryantinispontan keluar dari mulutnya karenanyaris terpeleset melewati jalan tanahyang licin. Dengan penuh perjuangan dankelelahan, kami akhirnya tiba di KampungMongkos, Serawak Malaysia.

Di Mongkos, kami sempatkan rehatsejenak dengan minum di kedai terdekat.

Di kedai itu kami diminta untuk menuliskannama kami dalam buku terima tamu satupersatu. Ternyata itu ada tujuannya adalahuntuk menunjukkan bahwa kedai ini telahdikunjungi warga dari negara seberangdan untuk penilaian dinas pariwisata diMongkos bahwa kedai ini ramai dikunjungidan menjadi salah satu tujuan wisatawan.

Di kedai, kami minum dan sesekalibergurau, bahkan gurauan-gurauanPontas Aritonang dan Susila Brata menye-mangati kami supaya pulang kembali keSegumun kami semua masih dalamkondisi bersemangat. Tidak terasa haritelah menunjukkan pukul 16.00 WIB atau17.00 Waktu Malaysia (perbedaan satujam) dan telah ditunggu oleh timpengukuran pos Segumun.

Akhirnya kami kembali dengan oleh-oleh pakaian dan sepatu penuh nodaLumpur. Pulang ke Segumun punbukannya tanpa perjuangan, karena kamiharus melewati jalan semula. DenganNoda Kotor yang melekat kami banyakdapat pembelajaran berpetualang.So….Noda Kotor…siapa takut ?! Meskipakaian kotor dan semua anggotarombongan tampak lelah, tetapi semuanyagembira. Untuk menghemat waktu, karena

hari mulai malam, Eisenhower memerin-tahkan rombongan langsung ke rumahmakan.

Lucu juga, ibarat pasukan pulangdari perang, kami makan denganlahapnya sambil mengeluarkanceletukan-celetukan lucu menceritakankembali petualangan kami tadi, meskisepatu dan pakaian kotor. Bahkansempat ada pengunjung rumah makanterheran-heran melihat penampil-an sepatu-sepatu kami yang dihiasilumpur yang telah mulai mengering.

Waktu menunjukkan pukul 20.15ketika WBC tiba di penginapan diantarsemua rekan-rekan. Tak terasa, kamiberdua telah memulai aktifitas padatdan menantang mulai pagi hinggamalam. Maka tak heran, sampai dipenginapan, rasa lelah dan mengantukmulai menghinggapi. Dan tidak buang-buang waktu, setelah membersihkanbadan dari lumpur dan menunaikansholat, saya langsung tidur sampaipulas untuk mengumpulkan tenagasupaya besok harinya tenaga sudahpulih untuk melanjutkan perjalanan keKuching Malaysia.

Bambang Wicaksono/Koresponden Surabaya

MENUNTUN MOTOR DAN TERPELESET kerap kami alami untuk ke Mongkos Malaysia.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 381

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

idak pernah terlintas dipikirannyaketika itu, jangankan jadi pegawaiBea Cukai, cita-cita pun ia akui tidak

terpikirkan bahkan sampai tamat SMA.Efratha Simanjuntak, tokoh profil kita kaliini, ketika itu hanya berpikir bagaimanabisa membantu ibunya untuk membiayaikehidupan ia dan adik-adiknya setelahayahnya meninggal pada akhir tahun1971, tepat setelah ia menamatkan SMAdi Tasikmalaya.

“Ayah saya seorang tentara denganpangkat rendah, sementara anak-anakbeliau jumlahnya tujuh orang, jadi setelahsaya tamat SMA saya tidak terpikir untukmelanjutkan sekolah atau bekerja,pokoknya yang ada dipikiran saya adalahmembantu ibu saya membesarkan anak-anaknya, karena ayah saya meninggalketika saya lulus SMA” ujar anak keduadari tujuh bersaudara.

Dalam perjalanan hidupnya, Efrathademikian panggilannya, mengaku cukupprihatin, sampai akhirnya sebuah iklanharian yang juga terbit di kota Tasikmala-ya tempat dimana ia menghabiskan masakecilnya hingga remaja mengubah jalanhidupnya. Tanggal terbit koran itu masihdiingatnya, yaitu 23 Desember 1971.

Di koran tersebut memuatpengumuman yang mengusik hatinya. Pe-ngumuman tersebut ternyata beisi pembu-kaan penerimaan mahasiswa baru diInstitut Ilmu Keuangan (IIK) di Jakarta. Halitulah yang membuka pikirannya dan me-macunya untuk menggali informasi lebihlanjut mengenai IIK dari berbagai sumber.

“Saya baru tahu dari koran bahwa IIKada ikatan dinasnya, saya langsung terta-rik dan mempersiapkan segala sesuatuuntuk mendaftar di IIK. Terus terang sajaitu yang membuat saya tertarik masukIIK,”ujar Efratha yang kini menjabatsebagai Kepala KPBC Tipe A Surakarta.

MENJADI KOPAT DI TBKMasih jelas diingatan awal dirinya

menuju Jakarta untuk mendaftar di IIK.Setelah merayakan Natal bersama keluar-ga, pada malam harinya ia pergi menujuJakarta untuk mendaftar kuliah di IIK.“Karena saya takut telat mendaftar, jadisaya putuskan untuk pergi ke Jakartapada malam hari 25 Desember setelahmerayakan natal bersama keluarga,”ujarEfratha kembali. Orang tua ketika ituhanya bisa merestui saja keberangkatan-nya ke Jakarta tepat pada hari Natal,dengan harapan agar ia bisa lulus tes danditerima di IIK.

Setelah menempuh perjalanan selama12 jam dari Tasikmalaya ke Jakarta ketikaitu, sampailah ia di Jakarta dan tinggalbersama salah seorang kerabat tempat iamenumpang di Jakarta. Mereka turutgembira dan mendukung keinginan Efrat-ha untuk masuk IIK. Berbagai masukan iadapatkan termasuk saat memilih jurusandi IIK. Ketika itu ia berminat masuk jurusanakuntansi karena jurusan itu yang palingbanyak peminatnya selain jurusan, BeaCukai, Pajak dan Perbendaharaan.

Namun keinginannya untuk masukjurusan akuntansi berubah setelahpamannya memberikan masukan bahwaBea Cukai adalah jurusan yang bagusselain jurusan yang ada. Pamannya yanganggota TNI AL sering bergaul danbanyak mempunyai kenalan pegawai BeaCukai. Setelah mendapat masukan darisang paman, Efratha pun mencoba men-daftar pada jurusan Bea Cukai. Serangkai-an tes harus dilalui, mulai dari tes ilmu pe-ngetahuan, psikologi sampai pada test fi-sik yang kesemuanya itu dapat ia lalui danmengantarkannya ke bangku kuliah di IIK.

Ketika ia dinyatakan lulus dan diterimapada jurusan Bea Cukai, sempat terlintasdi pikirannya apakah ia mampu mengikutikuliah mengenai Bea Cukai mengingat iatidak mengetahui secara mendalammengenai Bea Cukai. Yang ia tahu ketikaitu Bea Cukai adalah Duane yang betugasdi pelabuhan. Berkat tekad dan keinginan

untuk bisa menguasai mata kuliah dibare-ngi dengan ketekunan dan keseriusanbelajat, akhirnya ia bisa mengalahkan se-mua keraguan, hingga akhirnya bisa lan-car mengikuti perkuliahan dan menamat-kan sarjana muda IIK.

Setelah lulus Sarjana Muda tahun1975, penempatan pertamanya ketika ituadalah di Tanjung Balai Karimun (TBK)sebagai Komandan Patroli (Kopat) yangbertugas melakukan patroli di wilayah lautantara perbatasan Indonesia dengannegara tetangga Malaysia dan Singapura.Tugas sebagai Kopat ia jalani walaupunketika itu ia berusia 23 tahun sementarapara Anak Buah Kapal (ABK) terbilangberusia diatasnya.

Walaupun ia memiliki para ABK yangsudah lama melaut, namun Efratha dapatbergabung dan menyesuaikan diri danbekerjasama dengan mereka dalammenjalankan tugas patroli, walau padaawalnya masih ada ABK yang bisa dibi-lang tidak peduli. “Walaupun awalnya adaABK yang cuek, tapi pada akhirnya kamibisa bersama dan menjalankan tugaspatroli,” kenang Efratha.

Menjadi Kopat adalah pengalamanpertamanya bertugas di lingkungan BeaCukai, Efratha mengisahkan, karena ja-batannya sebagai kopat, ia berhak meng-gunakan senjata api tipe FN, “Waktu sayabertugas pertama kali, saya mendapatpistol. Tapi rasanya gak pantas, karenabadan saya kurus, jadi kalau ada pistol dipinggang rasanya badan saya miring kekiri, mungkin karena pistolnya lebih beratdari berat badan saya,”seloroh Efratha.Setelah 1,5 tahun bertugas di TBK,Efratha kemudian mendapat tugas belajarlagi di IIK untuk program sarjana yangberhasil ia tamatkan pada tahun 1980.

JATUH BANGUN DI BANJARMASINSetelah menamatkan kuliah program

sarjana di IIK, Efratha langsung membuatkomitmen untuk hidup bersama dengan

Efratha SimanjutakKEPALA KPBC TIPE A SURAKARTA

“...Hadapi KritikanDengan Perilaku yang Baik...”Ditengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai pegawai negeri sipil, tidakmembuatnya lupa memantau perkembangan pendidikan anak-anaknya, karena menurutnyapendidikan adalah investasi tak ternilai.

T

PROFIL

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 381

77WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006 77WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 381

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Marlene, wanita pilihannya dalam ikatanperkawinan yang dilakukan di Jakartapada 1980. Ia mengisahkan hubungannyadengan Marlene sudah berlangsungcukup lama, yaitu semenjak ia masuk IIK.Hubungan jarak jauh sempat mereka jala-ni selama satu tahun lebih, tepatnya ketikaEfratha mendapat tugas sebagai kopat diTBK, sementara Marlene di Jakarta.

“Dulu kami sempat tidak pernahketemuan selama satu tahun karena jarakkami yang berjauhan, mau telepon ketikaitu belum ada sambungan langsung jarakjauh seperti sekarang, jadinya kami surat-suratan aja,” kenang Efratha mengisahkanhubungannya dengan Marlene ketika itu.

Tidak lama setelah mereka menikah,Efratha mendapat promosi sebagaiKepala Seksi di Kanwil Banjarmasin (duluKantor Inspeksi Bea dan Cukai). Mau ti-dak mau ia langsung memboyong istrinya

ke Banjarmasin untuk turut serta bersama-nya. Di Banjarmasin lah anak pertamamereka Albert lahir pada 25 September1982, sehingga lengkaplah kebahagianmereka sebagai pasangan muda.

Dinamika menjalankan bahtera rumahtangga dan pekerjaan juga ia rasakandisana. Ia mengatakan sebagai pasanganmuda, tidak jarang suatu permasalahanharus mereka hadapi bersama dan dicarijalan keluarnya, mulai dari permasalahanbesar sampai masalah kecil, semua iahadapi bersama dengan sang istri tercintadan jarang melibatkan sanak saudarauntuk diajak membantu memecahkan ma-salah selain mereka berdua.

Dari sana ia yakin bahwa Tuhan itumemang adil dan sayang kepada mereka,karena mereka harus menjalani kehidup-an yang telah digariskan Tuhan danmenghadapinya dengan penuh keikhlas-

an. Selang dua tahun kemudian satu ke-bahagian lagi mereka dapatkan yaitulahirnya putra kedua yang merekanamakan Jesse. Lahirnya kedua anakmereka di sana bisa dibilang suatukebahagiaan baginya ditengah dinamikakehidupan yang mereka hadapi.

“Terus terang Banjarmasin mempunyaikesan tersendiri buat saya, disampingsaya mendapat anugrah dari Tuhan ataslahirnya kedua putra kami, di Banjarmasinitu pula-lah saya bersama dengan istri dananak-anak jatuh bangun menjalanikehidupan,”papar Efratha. Selain pernahbertugas di Banjarmasin perjalanan karirEfratha sebelum ditempatkan di Surakartaiapun pernah bertugas di Balikpapan,Kediri, Jakarta dan Medan.

Banyak pelajaran yang dipetiknyadalam kehidupan yang ia jalani bersamakeluarga. Berbagai dinamika yang iahadapi tersebut menuntutnya menjadiseorang yang sabar dan belajar lagi untukmenjadi orang berhasil baik dalamkehidupan maupun juga dalam berkarir.Efratha mengatakan dalam menjalanikehidupannya tidak usah terlalu ambisiuntuk mengejar sesuatu yang sifatnyaduniawi. “Toh kalau kita sabar danmenjalani kehidupan dengan wajar yangnamanya rejeki duniawi akan kitadapatkan, tinggal bagaimana kitamencarinya. Terlalu ambisi juga tidak baikkarena itu menyebabkan stres yangberujung pada menurunnya kesehatanfisik dan psikis,”ujar penggemar olahragajoging dan renang.

Sedikit berfilosofi, ia mengatakan, “Tu-han telah mengatur rejeki masing-masingumat Nya, bahkan burung pipit yangterbang di udara, yang tidak menanamdan tidak menuai bahkan juga tidak mem-punyai lumbung, masih diberi kehidupanoleh Tuhan, konon pula manusia,” Prinsipitulah yang kemudian ia jadikan “referensi”dalam menjalani kehidupan.

BAHU MEMBAHUDalam menjalankan tugasnya, Efratha

selalu menghargai masukan dari para stafuntuk membantunya menjaga kelancarantugas institusi di kantor yang dipimpinnya.Menurutnya staf adalah ujung tombakdalam menjalankan tugas, dan tidak bisasemua pekerjaan kepabeanan dan cukaiia jalankan sendiri tanpa adanya dukung-an dari para staf.

“Kepala kantor atau pejabat lainnyatidak akan mungkin menguasai seluruhaturan mengenai Kepabeanan dan Cukaiyang jumlahnya begitu banyak. Terkadangsalah satu staf menguasai suatu permasa-lahan dan mampu memecahkannya,sehingga masukan dari para staf sangatberarti dan saya sangat menghargaipekerjaan dari para staf saya, walaupunkeputusan akhir tetap berada ditangansaya,”ujar Efratha.

Ia juga menceritakan mengenaipenanganan bantuan dari luar negeri keYogyakarta saat terjadinya gempa pada27 Mei 2006 lalu. Ketika terjadi gempa,

BERSAMA KELUARGA. Berdiri dari ki-ka, Jesse, Efratha, Albert. Bawah ki-ka. Embun, Marlene

MENERIMA KUNJUNGAN. Efratha (depan ke-empat dari kiri) bersama dengan staff KPBC Tipe BCilacap saat menerima kunjungan Direktur Fasilitas Kepabeanan ketika itu Kamil Sjoeib besertapejabat dilingkungan kanwil VI DJBC Semarang tahun 2005

DOK. PRIBADI

PROFIL

DOK. WBC

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 381

79WARTA BEA CUKAIEDISI 381 AGUSTUS 2006

keadaan di Yogyakarta menurutnya dalamkeadaan yang serba tidak pasti, dan kegi-atan disana bisa dibilang lumpuh. Tidaklama setelah berita mengenai gempasampai ke negara sahabat, bantuan darisanapun mulai mengalir, dan BandaraAdisumarmo Solo menjadi tempat untukpendaratan pesawat militer dari negarasahabat yang membawa bantuan.Sementara bandara Adisucipto Yogyakartapada 27 Mei ditutup untuk penerbanganumum dan baru dibuka pada 1 Juni 2006.Pada tanggal tersebut otomatis semuabantuan mendarat di Adisumarmo.

Efratha kembali mengisahkan, sambilmenunggu surat keputusan mengenaiprosedur kepabeanan untuk penangananbantuan dari luar negeri turun dari pusat,ia segera mengambil suatu langkah pen-dataan singkat, dengan cara mengambilgeneral declaration dari pesawat militeryang membawa barang bantuan. Dan me-merintahkan para staf untuk terus standbydi bandara melakukan pendataan,mengingat jadwal kedatangan pesawatdari luar negeri yang membawa bantuantidak tetap dan bisa datang kapan saja.

“Saya mendapat masukan dari PakEdy (Edy Setyo. Kabid P2 Kanwil VI DJBCSemarang.red) mengenai mekanismeproses kepabeanan terhadap bantuan luarnegeri untuk Aceh yang mendarat diPolonia, karena beliau pernah tugas disa-na. Dan masukan mengenai mekanismeitu saya perhatikan untuk dapat saya ja-lankan bersama dengan para staf,” terangEfratha kembali.

Ia juga mencontohkan peran stafnyaketika ia menjadi Kepala KPBC Cilacap.Ketika itu masyarakat di wilayah Cilacapdan sekitarnya yang relatif banyak peng-usaha tembakau sangat kecil, mengang-gap bahwa aturan mengenai cukai yangdijalankan oleh KPBC Cilacap menyulit-kan usaha mereka. Mendapat tanggapantersebut Efratha bersama dengan parastaf berusaha memberikan pengertianbahwa usaha mereka tersebut harussesuai dengan Undang-Undang Nomor 11tahun 1995 tentang Cukai.

“Saya bersama para staf berusahamemberikan pengertian kepada masyara-kat bahwa mereka harus mengurusNPPBKC (Nomor Pokok PengusahaBarang Kena Cukai) sendiri, agarpengurusannya cepat dan mereka dapatmenjalankan usahanya dengan sah. Disiniperan staf sangat berarti dan tidak mung-kin semuanya saya kerjakan sendiri”paparEfratha mengenai peran staf dalammembantunya menjalankan tugas. Padaakhirnya mampu meyakinkan masyarakatmengenai pentingnya NPPBKC untukmenjalankan usaha.

Tugasnya di jajajaran DJBC tidak ja-rang pula mendapat kritikan dari masyara-kat. Untuk menghadapi hal tersebut,Efratha mempunyai sikap untuk tidak me-nanggapi kritikan tersebut dengan suatuperdebatan yang menurutnya tidak akanberujung pada penyelesaian. ”Kalau kitaberdebat dengan mereka, tidak akan kete-

mu solusinya, bahkan mereka akan me-mojokkan kita terus. Hadapi kritikan de-ngan perilaku yang baik”ujarnya kembali.

Efratha mengatakan, ia lebih memilihmenjawab kritikan masyarakat melaluiperilaku dan prestasi kerja. “Karena de-ngan cara itu, masyarakat akan mengertibahwa penilaian mereka itu salah, berikansemacam sosialisasi kepada keluargamaupun lingkungan mengenai pekerjaankita dan berperilakulah terpuji di masyara-kat,”ujarnya kembali.

PERHATIKAN PENDIDIKAN ANAKWalaupun sibuk dengan rutinitas

pekerjaannya, Efratha mengatakan iasangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Sejak anak-anaknya mulaimasuk bangku sekolah ia tidak segan-segan memantau perkembangan mereka,bahkan memilih guru les untuk anak-anaknya ia lakukan sendiri, sementarasang istri hanya mengurus kepentingananak-anak mereka. “Saya ingin anak-anakkami menjadi orang yang berhasil, karenapendidikan merupakan investasi yangtidak ternilai harganya, kalau anak sayakurang di satu mata pelajaran tertentu,saya cari tahu penyebabnya dan sayalangsung carikan guru privat,” ujar ayahdari Albert Raymond Samuel Simanjuntak

(24), Jesse Rajabosi Simanjuntak (22) danEmbun Marintan Simanjuntak (15)

Ketekunan dan keseriusan memantauperkembangan pendidikan anak-anaknyabisa dibilang berhasil, kedua anaknyaditerima kuliah di Universitas Indonesia,anak pertamanya kuliah di Fakultas IlmuSosial dan Ilmu politik dan kini sudahlulus, sementara anak keduanya kuliah diFakultas Farmasi.

Tidak hanya dua anak mereka sajayang berhasil, anak ketiganya pun jugamempunyai nilai bagus di bangkusekolahnya. Ketika berbincang-bincangdengan WBC, awal Juli 2006, ia menceri-takan putri bungsunya telah lulus SMPdengan nilai rata-rata 9 lebih dan telahditerima di salah satu SMA di Jakarta.

Untuk urusan karir dan masa depananak-anak, Efratha memberikan kesem-patan luas kepada anak-anaknya, karenamereka yang akan merasakan dan yangmenjalani kehidupan, sedangkantugasnya hanya memberi pendapat danmasukan mengenai langkah yang akandiambil anak-anaknya. ”Untuk urusan karirsaya tidak memaksa mereka harus jadipegawai negeri atau yang lainnya, seba-gai orang tua saya hanya memberikanmasukan yang terbaik untuk mereka,”ujarnya mengakhiri perbincangan.

OUTBOND. Menjadi peserta outbond bersama dengan pejabat eselon III DJBC seluruh Indonesia diPuncak Jawa Barat

MENGIKUTI PENATARAN. Foto bersama dengan para peserta penataran keterampilan manajemenyang diikuti oleh seluruh pejabat eselon III se Indonesia di Pusdiklat DJBC tahun 2004

zap

DOK. WBC

DOK. PRIBADI

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 381

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

Mempunyai tekad dan keinginan yang kuatmerupakan salah satu kunci sukses bagi sese-orang untuk bisa meraih cita-cita. Demikian haltersebut disampaikan Andry Wongso didepanpeserta retraining integritas pada 30 Juni 2006lalu di Kantor Pusat DJBC. Menurut tokohmotivator yang sukses memotivasi masyarakatini, kunci sukses tersebut ia peroleh berdasar-kan pengalamannya ketika masih muda.Hasilnya, ia berhasil ke Hongkong menjadibintang film laga. “Karena saya mempunyaikeinginan dan tekad yang kuat, akhirnya sayabisa pernah menjadi bintang film laga, karenawaktu dulu cita-cita saya memang ingin menjadibintang film laga,”ujar pria kelahiran Malang ini.

Karena keberhasilan dirinya memotivasi dirisendiri akhirnya ia kini lebih dikenal sebagaiseorang motivator daripada seorang bintang filmlaga. Ketika ditanya kesannya setelahmemberikan motivasi pada acara retraining diBea Cukai Andry mengatakan bahwa, ada suatukeinginan atau niat luhur dari para peserta untukmelakukan suatu perubahan yang luar biasabersama dengan pemimpin yang baru.

Lebih lanjut ia mengatakan perubahan itudapat dilihat dengan diundangnya ia untukmemberikan motivasi di depan para pejabat BeaCukai dan antuisiasnya para peserta mengikutiacara tersebut. “Setelah saya memberikantraining saya yakin dalam waktu dekat akan adaperubahan, dalam arti ada keinginan untukmaju dan terlepas dari stigma negatif yang adadi masyarakat,”ujar Andry kembali.

Untuk menghilangkan stigma negatifmasyarakat terhadap Bea Cukai, ia mengatakanharus ada perubahan dalam kinerja, danpeningkatan pelayanan karena hal itu yangdituntut oleh masyarakat. “Kalau sudah berubahsudah pasti stigma negatif tersebut akan hilangdari pandangan masyarakat. Untuk berubahmenuju kepada suatu hal yang lebih baik,keinginan dan tekad yang kuat harus dimiliki,tidak hanya Dirjennya, eselon dua-nya atautiganya tapi semua pihak,”ujar Andry mengakhiriperbincangan dengan WBC.

Walaupun sudah dikenal sebagai seorang pengacara handal, Henry memilikikewajiban moral kepada masyarakat yaitu mengajak masyarakat memeranginarkoba. Menurutnya ia sendiri pernah mengalami bagaimana narkoba telahmembuat salah satu anaknya kecanduan dan hampir tidak memiliki masa depan.Berbagai usaha pun ia lakukan demi kesembuhan anaknya tersebut.

Mulai sejak itulah ia bersama dengan rekan-rekannya masyarakat dan juga paraselebriti mendirikan suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus padausaha memerangi peredaran gelap narkoba. “Kami tidak ingin semakin banyakpemuda kita yang rusak karena narkoba,”ujarnya kepada WBC ditengah acara malamsejuta lilin dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional pada 25 Junidi Bundaran HI Jakarta.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah sepertiPolisi menangkap para gembong narkoba harus mendapat dukungan darimasyarakat. Dan ia juga berharap agar eksekusi mati terhadap para pengedarnarkoba dapat dilaksanakan secepat mungkin agar memberikan efek jera.

Mengenai Bea Cukai, pengacara yang selalu menolak mendampingi klien dalamkasus narkoba mengatakan, bahwa ia salut dengan Bea Cukai karena selalu berhasilmenegah masuknya narkoba dari luar negeri,”Saya salut dengan Bea Cukai karena

beberapa kasus penyelundupannarkoba selalu berhasil

diungkap, dan BeaCukai selalu

menjalin kerja-sama dengan

instansiterkait dalam halpenanganan pe- nyelundupannarkoba dari

luar negeri, ”tutur

Henry.

PERANG LAWAN NARKOBAHenry Yosodiningrat

zap

zap

Andry Wongso

ADA KEINGINANUNTUK BERUBAH

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

APA KATA MEREKA

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 1

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 33/PMK.02/2006

TENTANG

TATA CARA REVISI DAFTAR ISIANPELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :a. bahwa dalam rangka menyesuaikan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dengan perubahan

kebutuhan dan percepatan pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga, perlu dilakukanrevisi/perubahan/ pergeseran anggaran dalam DIPA Tahun 2006;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2005 tentangRincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat, perubahan rincian Anggaran Belanja PemerintahPusat Tahun 2006 ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi Daftar Isian PelaksanaanAnggaran Tahun 2006;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2005 tentang Angggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 133 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4571);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dananggaran Kementerian Negara/Lembaga;

5. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2005 tentang Rincian Anggaran Belanja PemerintahPusat Tahun 2006;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunandan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Tahun2006;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk Penyusunan,Penelaahan, Pengesahan dan Revisi DIPA Tahun Anggaran 2006;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIANPELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1(1) Revisi DIPA adalah perubahan/pergeseran Anggaran Belanja Pemerintah Pusat sebagaimana

dimuat dalam DIPA sebagai akibat perubahan rincian anggaran menurut alokasi anggaranper satuan kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2005tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2006.

(2) Revisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. Pergeseran anggaran belanja :

(1) antar unit organisasi dalam satu bagian anggaran;(2) antar kegiatan dalam satu program sepanjang pergeseran tersebut merupakan hasil

optimalisasi; dan/atau(3) antar jenis belanja dalam satu kegiatan;

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 20062

b. Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari peningkatan penerimaan negara bukanpajak (PNBP); dan/atau

c. Perubahan pagu pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sebagai akibat dari luncuranPHLN.

Pasal 2(1) Hasil optimalisasi dari pergeseran anggaran belanja antar kegiatan dalam satu program

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a (2) merupakan hasil lebih atau sisadana yang diperoleh setelah pelaksanaan dari suatu kegiatan yang target sasarannya telahtercapai.

(2) Hasil optimalisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk meningkatkansasaran atau untuk kegiatan lainnya dalam program yang sama.

(3) Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari peningkatan PNBP sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1 ayat (2) huruf b merupakan kelebihan realisasi penerimaan dari target yangdirencanakan dalam APBN.

(4) Peningkatan PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat digunakan oleh KementerianNegara/Lembaga penghasil sesuai dengan ketentuan yang perundangan yang berlaku.

(5) Perubahan pagu PHLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf c merupakanpeningkatan pagu PHLN sebagai akibat adanya luncuran pinjaman proyek dan hibah luarnegeri yang bersifat multi years.

(6) Luncuran pinjaman proyek dan hibah luar negeri sebagaimana dimaksud ayat (3) tidakmencakup PHLN yang belum disetujui dalam APBN tahun berjalan dan pinjaman yangbersumber dari kredit ekspor;

(7) PHLN yang belum disetujui dalam APBN tahun berjalan sebagaimana dimaksud padaayat (6) adalah pinjaman luar negeri yang naskah perjanjiannya belum ditandatanganisampai dengan APBN 2006 ditetapkan.

Pasal 3Revisi DIPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangialokasi anggaran untuk :a. Gaji dan berbagai tunjangan yang melekat dengan gaji;b. Belanja untuk langganan listrik, telepon, gas dan air;c. Pembayaran untuk berbagai tunggakan;d. Belanja Barang untuk pengadaan bahan makanan (kode MAK 521113); dane. Belanja mengikat perwakilan RI termasuk perwakilan Kementerian Negara/Lembaga di luar

negeri,

BAB IIREVISI DIPA ANTAR PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Pasal 4(1) Revisi DIPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat dilakukan sepanjang masih dalam

satu provinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka tugas pembantuan,atau dalam satu provinsi untuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka dekonsentrasi.

(2) Revisi DIPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat dilakukan antar provinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat pusatmaupun oleh instansi vertikal di daerah.

(3) Kegiatan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kegiatan yangdidanai dari belanja pegawai mengikat dan belanja barang mengikat dalam rangka menunjangpelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

BAB IIITATA CARA REVISI DIPA

Pasal 5(1) Revisi DIPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan setelah ditetapkannya perubahan

rincian anggaran menurut alokasi anggaran/satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK).(2) Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian Negara/

Lembaga selaku kuasa pengguna anggaran menyampaikan usulan revisi DIPA sebagaimanadimaksud pada ayat (1) kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 3

(3) Usulan revisi DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya dilampiri:a. Format 1.5 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) yang

memuat usulan perubahan/pergeseran anggaran per kegiatan, baik yang dananya bersumberdari Rupiah Murni maupun dari luncuran PHLN;

b. Perhitungan anggaran yang diusulkan untuk dilakukan perubahan/pergeseran, termasukpenyediaan dana pendamping untuk Luncuran PHLN yang mensyaratkan adanya danarupiah pendamping;

c. Rincian sisa dana PHLN yang ditandatangani oleh kepala satuan kerja dan diketahuioleh Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat, khusus untukperubahan pagu PHLN sebagai akibat dari luncuran PHLN;

d. Data Pendukung yang terkait.

Pasal 6(1) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan menetapkan

perubahan SAPSK.(2) Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan menyampaikan surat penetapan perubahan

SAPSK kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian Negara/Lembaga selaku kuasa pengguna anggaran.

(3) Berdasarkan surat penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian Negara/Lembaga selaku kuasapengguna anggaran menyusun dan menandatangani revisi DIPA untuk selanjutnyadisampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.

(4) Surat penetapan perubahan SAPSK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadidasar pengesahan revisi DIPA oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan.

BAB IVPELAPORAN PERUBAHAN SAPSK KEPADA DPR-RI

Pasal 7(1) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaporkan oleh Direktur Jenderal Anggaran

dan Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan kepada DPR-RI sebelumdilaksanakan dan dilaporkan pelaksanaannya dalam APBN-Perubahan (APBN-P) dan/atauLaporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

(2) Pelaporan oleh Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan atas nama MenteriKeuangan kepada DPR-RI sebelum dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan cara mengirimkan tembusan surat penetapan perubahan SAPSK dariDepartemen Keuangan kepada DPR-RI berdasarkan usulan Kementerian Negara/Lembaga.

(3) Yang dilaporkan pelaksanaannya dalam APBN-P sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahuntuk perubahan SAPSK yang dilakukan sebelum APBN-P diajukan kepada DPR-RI.

(4) Yang dilaporkan pelaksanaannya dalam LKPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahperubahan SAPSK yang dilakukan sepanjang tahun berjalan.

(5) Diagaran tata cara revisi DIPA digambarkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.

BAB VKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 8Perubahan/pergeseran Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yang memerlukan persetujuan DPR-RI diajukan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan PerimbanganKeuangan untuk selanjutnya dimintakan persetujuan DPR-RI.

Pasal 9Ketentuan teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan iniditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dan DirekturJenderal Perbendaharaan secara bersama-sama atau secara sendiri-sendiri sesuai dengan bidangtugas masing-masing.

Pasal 10Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini maka ketentuan mengenai revisi/perubahan/pergeseran anggaran yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan RKAKL Tahun 2006 dan

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006

DIAGRAM TATA CARA REVISI DIPA TAHUN 2006

No. Uraian Kegiatan Kementerian Dep. Keuangan Dep. Keuangan DPR-RILembaga (DJAPK) (DJPBN)

1. Usulan Revisi DIPA2006

2. Penelaahan UsulanRevisi

3. Penetapan PerubahanSatuan AnggaranPer Satuan Kerja(SAPSK)

4. PenyampaianPerubahan SAPSK

5. Penyusunan KonsepRevisi DIPA

6. Penyampaian KonsepRevisi DIP

7. Pengesahan RevisiDIPA

8. Pelaporan PerubahanRincian AnggaranBelanja PemerintahPusat

4

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan,Pengesahan dan Revisi DIPA Tahun Anggaran 2006 sepanjang belum diatur dan tidak bertentangandengan Peraturan Menteri Keuangan ini dinyatakan tetap berlaku.

Pasal 11Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuanganini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 11April 2006

MENTERI KEUANGAN,ttd,-SRI MULYANI INDRAWATI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2006TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

s

s

ss

s

s

s

s

s

s

s

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 5

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 39/PMK.04/2006

TENTANGTATALAKSANA PENYERAHAN PEMBERITAHUANRENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT,

MANIFES KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DANMANIFES KEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :a. bahwa pengangkut yang sarana pengangkutnya akan memasuki Kawasan Pabean atau akan

meninggalkan Kawasan Pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan rencana kedatangansarana pengangkut dan/atau manifes kedatangan sarana pengangkut atau manifeskeberangkatan sarana pengangkut;

b. bahwa penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diperlukan untukmeningkatkan pelayanan dan pengawasan di bidang kepabeanan serta untuk melakukanpengamanan hak-hak negara;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tatalaksana Penyerahan PemberitahuanRencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut danManifes Keberangkatan Sarana Pengangkut;

Mengingat :1. Undang-Undang nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1995 Nomor 3612);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997 Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi AdministrasiKepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 37, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3627);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan NegaraBukan Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4313);

5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana Pengangkutan

Terus Atau Pengangkutan Lanjut Barang Impor Atau Barang Ekspor;7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor48/PMK.04/2005;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan DiBidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan MenteriKeuangan Nomor 112/KMK.04/2003;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan DiBidang Ekspor;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang Tatalaksana Pembayarandan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Direktorat JenderalBea dan Cukai;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA LAKSANA PENYERAHANPEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DAN MANIFESKEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 20066

2. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari Daerah Pabean untuk dibawa atau dikirimke luar negeri.

3. Barang diangkut terus adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui KantorPabean tanpa dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.

4. Barang diangkut lanjut adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui KantorPabean dengan dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.

5. Kantor Pabean adalah Kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempatdipenuhinya kewajiban Pabean.

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.7. Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan

tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995.

8. Pengangkut adalah orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab atas pengoperasian saranapengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang.

9. Sarana Pengangkut adalah kendaraan/angkutan melalui laut, udara, atau darat yang dipakaiuntuk mengangkut barang dan/atau orang.

10. Pelabuhan adalah pelabuhan laut dan pelabuhan udara.11. Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentang rencana kedatangan

sarana pengangkut yang disampaikan oleh pengangkut ke suatu Kantor Pabean.12. Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut adalah pemberitahuan tentang rencana kedatangan

sarana pengangkut yang mempunyai jadwal kedatangan secara teratur dalam suatu periodetertentu, yang disampaikan oleh pengangkut ke suatu Kantor Pabean.

13. Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest) adalah daftar barang niaga yangdiangkut oleh sarana pengangkut melalui laut, udara dan darat pada saat memasuki KawasanPabean.

14. Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest) adalah daftar barang niagayang diangkut oleh sarana pengangkut melalui laut, udara, dan darat pada saat meninggalkanKawasan Pabean.

15. Saat kedatangan sarana pengangkut adalah :a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebut lego jangkar

di perairan pelabuhan;b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebut mendarat

di landasan bandar udara;c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebut tiba di

Kawasan Pabean di daerah lintas batas.16. Saat keberangkatan sarana pengangkut adalah:

a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebut angkatjangkar dari perairan pelabuhan dalam Kawasan Pabean;

b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebut lepaslandas dari landasan Bandar udara dalam Kawasan Pabean;

c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebutmeninggalkan Kawasan Pabean di daerah lintas batas.

Pasal 2(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari :

a. luar Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau

barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabean lainnya melaluiluar Daerah Pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana KedatanganSarana Pengangkut (RKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akandisinggahi, paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan saranapengangkut.

(2) Pengangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang sarana pengangkutnya mempunyaijadwal kedatangan secara teratur dalam suatu periode tertentu, cukup menyerahkan JadwalKedatangan Sarana Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akandisinggahi paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan yang pertama dalamjadwal tertentu.

(3) Pengangkut wajib memberitahukan setiap perubahan:a. RKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat pada saat kedatangan sarana

pengangkut;b. JKSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling lambat pada saat kedatangan pertama

sarana pengangkut.

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 7

(4) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlakubagi sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean melalui darat.

Pasal 3(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari :

a. luas Daerah Pabean; ataub. dalam Daerah Pabean dengan mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang

asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabean lainnya melalui luar DaerahPabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut(Inward Manifest) dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di KantorPabean.

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakanpaling lama:a. pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang, untuk sarana pengangkut yang

melalui laut dan udara;b. pada saat kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana pengangkut yang melalui

darat.(3) Dalam hal pembongkaran tidak dapat segera dilakukan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu:a. paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana

pengangkut yang melalui laut;b. paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana

pengangkut yang melalui udara.(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara rinci dalam pos-pos serta

dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan sebagai berikut:a. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean setempat;b. barang impor yang akan diangkut lanjut;c. barang impor yang akan diangkut terus;d. barang ekspor yang dibongkar kemudian diangkut lanjut;e. barang ekspor yang akan diangkut terus; dan/atauf. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean

lainnya melalui luar Daerah Pabean.(5) Selain Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama pada saat

kedatangan sarana pengangkut, Pengangkut wajib menyerahkan pemberitahuan dalambahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronik atau manual kepada Pejabat di KantorPabean, berupa:a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut;b. Daftar bekal kapal;c. Stowage plan;d. Daftar senjata api; dane. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan.

(6) Untuk sarana pengangkut yang tiba melalui udara, Pengangkut wajib menyerahkan DaftarPenumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a paling lambat 1 (satu) jam sebelumkedatangan sarana pengangkut.

(7) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean, apabila saranapengangkutnya tidak mengangkut barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajibmenyerahkan pemberitahuan nihil.

(8) Dalam hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat, pengangkut dapat melakukanpembongkaran barang terlebih dahulu, dan wajib:a. melaporkan keadaan darurat tersebut ke Kantor Pabean terdekat pada kesempatan

pertama; danb. menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (5) paling

lama 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah pembongkaran.(9) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi sarana

pengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan:a. berlabuh/lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk sarana pengangkut

laut; ataub. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk sarana pengangkut udara.

Pasal 4(1) Sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung, pengangkut atau pihak-pihak lain

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 20068

yang bertanggung jawab atas barang dapat mengajukan perbaikan Manifes KedatanganSarana Pengangkut (Inward Manifest) dalam hal :a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan dan/atau

petikemas;b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta jumlah barang

curah;c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada Manifes;d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan syarat:

1) pos Inward Manifest yang akan digabungkan berasal dari Inward Manifest yangsama;

2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify party, danpelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing pos yang akan digabungkan;

3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.

(2) Perbaikan Manifes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan persetujuanKepala Kantor Pabean.

(3) Dalam hal diperlukan perincian lebih lanjut atas pos Manifes dari barang impor yang dikirimsecara konsolidasi, Pengangkut atau pihak-pihak lain yang bertanggung jawab atas barangdapat mengajukan perbaikan Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest) tanpapersetujuan Kepala Kantor Pabean.

Pasal 5(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan berangkat menuju:a. ke luar Daerah Pabean; ataub. ke dalam Daerah Pabean dengan membawa barang impor, barang ekspor dan/atau barang

asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabean lainnya melalui luar DaerahPabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut (Outward Manifest) dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabatdi Kantor Pabean.

(2) Kewajiban menyerahkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakanpaling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak keberangkatan sarana pengangkut.

(3) Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest) sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah denganpengelompokan sebagai berikut:a. barang ekspor yang dimuat di Kantor Pabean setempat;b. barang ekspor yang diangkut terus;c. barang impor yang diangkut lanjut;d. barang impor yang diangkut terus; dan/ataue. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean

lainnya melalui luar Daerah Pabean.(4) Pengangkut, yang sarana pengangkutnya menuju ke luar Daerah Pabean dengan tidak

mengangkut barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menyerahkan pemberitahuannihil.

(5) Kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi saranapengangkut yang tidak melakukan kegiatan bongkar/muat dan:a. lego jangkar tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam untuk sarana pengangkut laut;

ataub. mendarat tidak lebih dari 8 (delapan) jam untuk sarana pengangkut udara.

Pasal 6Atas pelayanan Manifes, Pengangkut wajib membayar jasa pelayanan berupa Penerimaan NegaraBukan Pajak (PNBP) sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 7(1) Pengangkut yang t idak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 2

ayat (1), ayat (2) atau ayat (3), dikenal sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuanyang diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan.

(2) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean, yang tidak

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 9

memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (7)atau ayat (8), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan yang diatur dalamPasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

(3) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari dalam Daerah Pabean, yang tidakmemenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2), ayat (3); atau ayat(8), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 11ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

(4) Pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (5)atau ayat (6) dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan yang diatur dalamPasal 91 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

(5) Pengangkut yang t idak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 5ayat (1), ayat (2) atau ayat (4), dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuanyang diatur dalam Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan.

(6) Pengangkut yang mengajukan perbaikan Manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) huruf b:a. Dalam hal jumlah kemasan dan/atau jumlah petikemas atau jumlah barang curah yang

dibongkar kurang dari yang diberitahukan dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahantersebut terjadi di luar kemampuannya, disamping wajib membayar Bea Masuk, Cukaidan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) atas barang yang kurang dibongkar, dikenai sanksiadministrasi berupa denda sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

b. Dalam hal jumlah kemasan dan/atau jumlah petikemas atau jumlah barang curah yangdibongkar lebih banyak dari yang diberitahukan, dikenai sanksi administrasi berupa dendasesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan.

Pasal 8(1) Penyerahan pemberitahuan berupa Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut (Inward Mani-

fest) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan pemberitahuan berupa ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut (Outward, Manifest) sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1) dilakukan :a. melalui system Pertukaran Data Elektronik (PDE) Manifes, untuk Kantor-kantor Pelayanan

Bea dan Cukai yang menerapkan system PDE Kepabeanan;b. melalui system media disket, untuk Kantor-kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang

menerapkan system pertukaran data dengan disket;c. secara manual untuk Kantor-kantor Pelayanan Bea dan Cukai lainnya.

(2) Pemberlakuan penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkandengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 9Ketentuan teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan inidiatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 10Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, sepanjang mengenai PemberitahuanRencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri Keuangan ini.

Pasal 11Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuanganini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 19 Mei 2006

MENTERI KEUANGANttd,SRI MULYANI INDRAWATI

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 200610

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR : P-08/BC/2006

TENTANGPEMBERIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI ATAS

PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,Menimbang :a. bahwa berdasarkan Pasal 3 dan 4 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:

240/KMK.05/1996 tanggal 1 April 1996 tentang Pelunasan Cukai, persyaratan untukmendapatkan penundaan pembayaran cukai serta petunjuk pelaksanaan teknis keputusantersebut diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai;

b. bahwa dalam rangka mempercepat proses pemberian persetujuan penundaan pembayarancukai, petunjuk pelaksanaan pemberian penundaan pembayaran yang telah dikeluarkansebelumnya dipandang perlu disempurnakan kembali guna kepentingan perencanaanpenerimaan negara di bidang cukai;

c. bahwa untuk melakukan penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada huruf b perlu ditetapkandalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Mengingat :1. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);2. Undang–Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indone-

sia Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi;4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 105/KMK.05/1997;5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.06/2003 tentang Pelimpahan Wewenang

Kepada Pejabat Eselon I Di Lingkungan Departemen Keuangan Untuk Dan Atas Nama MenteriKeuangan Menandatangani Surat Atau Keputusan Menteri Keuangan;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PEMBERIAN PENUNDAANPEMBAYARAN CUKAI ATAS PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU

Pasal 1(1) Kepada Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau yang termasuk sebagai Pengusaha Kena Pajak

atau Importir Hasil Tembakau dapat diberikan penundaaan pembayaran cukai atas pemesananpita cukai selama-lamanya dua bulan terhitung sejak dari tanggal dilakukan pemesanan pitacukai.

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pengusaha PabrikHasil Tembakau yang termasuk sebagai Pengusaha Kena Pajak dapat diberikan penundaaanpembayaran cukai atas pemesanan pita cukai untuk produksi hasil tembakau selain darijenis Sigaret Kretek Mesin (SKM ) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) selama – lamanya tigabulan terhitung sejak dari tanggal dilakukan pemesanan pita cukai.

Pasal 2Pemberian penundaan pembayaran cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh:a. Kepala Kantor Pelayanan a.n. Direktur Jenderal untuk jumlah sampai dengan Rp

2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah);b. Kepala Kantor Wilayah a.n. Direktur Jenderal untuk jumlah lebih dari Rp 2.000.000.000,00

(dua milyar rupiah) sampai dengan Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);c. Direktur Cukai a.n. Direktur Jenderal untuk jumlah lebih dari Rp 20.000.000.000,00 (dua

puluh milyar rupiah).

Pasal 3(1) Untuk mendapatkan pemberian penundaan pembayaran cukai sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf a, Pengusaha Pabrik atau Importir Hasil Tembakau mengajukan permohonankepada Kepala Kantor Pelayanan setempat dengan menggunakan formulir sebagaimanacontoh dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 11

(2) Untuk mendapatkan pemberian penundaan pembayaran cukai sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 huruf b, Pengusaha Pabrik atau Importir Hasil Tembakau mengajukan permohonanKepada Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai setempat melalui Kantor Pelayanan Bea danCukai yang mengawasi dengan menggunakan formulir sebagaimana contoh dalam LampiranII Peraturan Direktur Jenderal ini.

(3) Untuk mendapatkan pemberian penundaan pembayaran cukai sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 huruf c, Pengusaha Pabrik atau Importir Hasil Tembakau mengajukan permohonankepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p Direktur Cukai melalui Kepala Kantor PelayananBea dan Cukai yang mengawasi dengan menggunakan formulir sebagaimana contoh dalamLampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) wajib dilampiridengan :a. Laporan Keuangan Perusahaan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.b. Daftar pemesanan pita cukai tiap – tiap jenis hasil tembakau dari Pabrik atau Importir

Hasil Tembakau yang bersangkutan selama enam bulan terakhir.c. Perhitungan besarnya penundaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai yang

diminta sebagaimana contoh dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 4Perhitungan besarnya penundaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai sebagaimanadimaksud dalam pasal 3 ayat (4) huruf c dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) sebanyak dua kali dari

nilai cukai rata – rata per bulan yang dihitung dari pemesanan pita cukai dalam masa 6(enam) bulan terakhir atau dua kali dari nilai cukai rata-rata per bulan yang dihitung daripemesanan pita cukai 3 (tiga) bulan bulan terakhir.

b. Untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kelembak Kemenyan (KLM), Sigaret Klobot (KLB),Tembakau Iris (TIS), Cerutu (CRT) dan Hasil Tembakau lainnya sebanyak tiga kali dari nilaicukai rata – rata per bulan yang dihitung dari pemesanan pita cukai dalam masa 6 (enam)bulan terakhir atau tiga kali dari nilai cukai rata – rata per bulan yang dihitung dari pemesananpita cukai 3 (tiga) bulan bulan terakhir.

c. Hasil penjumlahan perhitungan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan/atau huruf bditambah dengan separuh (50%) dari hasil penjumlahan tersebut.

Pasal 5(1) Kepala Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkewajiban, dalam jangka

waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonansecara lengkap dan benar, memberi keputusan atas permohonan tersebut. Dalam hal jangkawaktu 14 (empat belas) hari dilampaui, permohonan yang bersangkutan dianggap diterima.

(2) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkewajiban, dalam jangka waktupaling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan secaralengkap dan benar, memberi keputusan atas permohonan tersebut. Dalam hal jangka waktu21 (dua puluh satu) hari dilampaui, permohonan yang bersangkutan dianggap diterima.

(3) Direktur Cukai berkewajiban, dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitungsejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap dan benar, memberi keputusan ataspermohonan tersebut. Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari dilampaui, permohonanyang bersangkutan dianggap diterima.

(4) Setiap persetujuan pemberian penundaan pembayaran atas pemesanan pita cukai diberikanuntuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya.

Pasal 6(1) Dalam hal terjadi perubahan Peraturan Menteri Keuangan atas Harga Jual Eceran dan/atau

Tarif yang mengakibatkan kenaikan nilai cukai yang wajib dibayar, maka jumlah penundaanyang telah diberikan berdasarkan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,disesuaikan sebesar prosentase perubahan Harga Jual Eceran dan/atau Tarif baru.

(2) Untuk kenaikan jumlah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperlukanpermohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

(3) Direktur Jenderal menetapkan keputusan kenaikan jumlah penundaan pembayaran cukaisebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 7(1) Bagi Importir Hasil Tembakau yang telah mendapat persetujuan penundaan pembayaran

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, wajib menyerahkan jaminan bank atau jaminan

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 200612

asuransi yang masing-masing berlaku tersendiri untuk setiap dokumen pemesanan pita cukai(CK-1) yang diajukannya.

(2) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh bank atau perusahaanasuransi yang berlokasi di wilayah pengawasan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setempat.

Pasal 8Persetujuan pemberian penundaaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai sebagaimanadimaksud dalam pasal 2:a. Dibekukan, dalam hal pengusaha yang bersangkutan tidak melunasi pembayaran cukai pada

tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada pasal 9 dan pasal 10, sampai denganpengusaha yang bersangkutan melunasinya;

b. Dibekukan untuk jangka waktu enam bulan, terhitung sejak tanggal pencabutan, dalam halpengusaha yang bersangkutan melanggar ketentuan larangan penjualan hasil tembakau berhadiah;

c. Dibekukan selama enam bulan dalam hal pemeriksaan atau hasil audit yang dilakukan PejabatBea dan Cukai kedapatan selisih kurang jumlah pita cukai yang seharusnya ada, sesuaiBuku Daftar Pita Cukai (BDCK-4);

d. Dicabut, dalam hal dari hasil pemeriksaan atau audit yang dilakukan oleh Pejabat Bea danCukai terbukti bahwa lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) ternyata tidakbenar. Atas pencabutan ini pengusaha yang bersangkutan dapat mengajukan permohonankembali setelah 6 (enam) bulan, terhitung sejak tanggal pencabutan; atau

e. Dicabut, dalam hal terhadap pengusaha yang bersangkutan berdasarkan putusan tetap daripengadi lan di jatuhi sanksi pidana karena melakukan pelanggaran peraturanperundangundangan di bidang Cukai.

Pasal 9(1) Pembayaran cukai atas pemberian penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat

(1) paling lama pada tanggal yang sama dengan tanggal pengajuan dokumen pemesananpita cukai (CK-1) dari bulan kedua setelah bulan pengajuan CK-1 bersangkutan.

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap :a. Dokumen pemesanan pita cukai (CK -1) dari setiap tanggal 31, kecuali yang ditentukan

pada huruf b ayat ini, ditetapkan tanggal akhir pembayaran selambat lambatnya padaakhir bulan kedua setelah bulan pengajuan CK-1 yang bersangkutan.

b. Dokumen pemesan pita cukai (CK-1) dari setiap tanggal 29 sampai dengan tanggal 31dalam bulan Desember ditetapkan tanggal akhir pembayaran selambat-lambatnya padatanggal terakhir bulan Pebruari tahun berikutnya.

(3) Pembayaran cukai atas pemberian penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat(2) paling lama pada tanggal yang sama dengan tanggal pengajuan dokumen pemesananpita cukai (CK-1) dari bulan ketiga setelah bulan pengajuan CK-1 bersangkutan.

(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terhadap:a. Dokumen pemesanan pita cukai (CK-1) dari setiap tanggal 31, kecuali yang ditentukan

pada huruf b ayat ini, ditetapkan tanggal akhir pembayaran selambat lambatnya padaakhir bulan ketiga setelah bulan pengajuan CK-1 yang bersangkutan.

b. Dokumen pemesan pita cukai (CK-1) dari setiap tanggal 28 sampai dengan tanggal 30dalam bulan Nopember ditetapkan tanggal akhir pembayaran selambat-lambatnya padatanggal terakhir bulan Pebruari tahun berikutnya.

Pasal 10Dalam hal tanggal akhir pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 jatuh pada harilibur, hari diliburkan, atau bukan hari kerja dari Bank Persepsi, Bank Devisa Persepsi, dan/atauPT (Persero) Pos Indonesia, maka pembayaran cukainya wajib dilakukan paling lama pada harikerja sebelum tanggal akhir pembayaran

Pasal 11Keputusan Persetujuan Penundaan yang telah diberikan berdasarkan keputusan Direktur JenderalBea dan Cukai Nomor KEP-58/BC/1999 tentang Pemberian Penundaan Pembayaran Cukai AtasPemesanan Pita Cukai Hasil tembakau sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-52/BC/2001 dinyatakan tetap berlakusampai habis masa berlakunya

Pasal 12Pada saat berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, maka Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-58/BC/1999 tentang Pemberian Penundaan Pembayaran

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 13

Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-52/BC/2001 dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan ini denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 30 Mei 2006

DIREKTUR JENDERAL,ttdANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Lampiran IPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-08/BC/2006 Tanggal : 30 Mei 2006

………, …………...........………………..Nomor : .…………….......Lampiran : ………………....Perihal : Permohonan Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan

Pita Cukai Hasil Tembakau

Kepada :Kepala Kantor PelayananDirektorat Jenderal Bea dan Cukaidi …………………………………

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………………………….Jabatan : ……………………………….Alamat : ............................................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ........................ NPPBKC ......... berkedudukan di........................... dengan ini mengajukan permohonan Penundaan Pembayaran Cukai ataspemesanan pita cukai hasil tembakau sebesar Rp ................................(........................................................................................) dengan lampiran sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan Perusahaan tahun.... yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.2. Daftar pemesanan pita cukai selama 6 (enam) bulan terakhir.3. Perhitungan besarnya nilai cukai yang dapat diberikan penundaan pembayaran dan

perhitungan rasio keuangan perusahaan.

Demikian surat permohonan ini dibuat dengan sebenarnya dan kami menyatakan sanggupmenerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku apabila di kemudian hari ternyatapermohonan ini tidak benar.

Pemohon

(Materai)

(………………………….)Tembusan:1. Kepala Kantor Wilayah ... (nama kantor Wilayah)2. Direktur Cukai.

DIREKTUR JENDERAL,ttdANWAR SUPRIJADINIP 120050332

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 200614

Lampiran IIPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-08/BC/2006 Tanggal : 30 Mei 2006

………, …………………………..Nomor : .……………...Lampiran : ……………….Perihal : Permohonan Penundaan Pembayaran

Cukai Atas Pemesanan Pita CukaiHasil Tembakau

Kepada :Yth. Kepala Kantor Wilayah………Direktorat Jenderal Bea dan Cukaidi …………………………………

Melalui :Kepala Kantor Pelayanan..............Direktorat Jenderal Bea dan Cukaidi …………………………………

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………………………….Jabatan : ……………………………….Alamat : ............................................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ........................ NPPBKC ......... berkedudukan di........................... dengan ini mengajukan permohonan Penundaan Pembayaran Cukai ataspemesanan pita cukai hasil tembakau sebesar Rp .................................................(........................................................................) dengan lampiran sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan Perusahaan tahun.... yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.2. Daftar pemesanan pita cukai selama 6 (enam) bulan terakhir.3. Perhitungan besarnya nilai cukai yang dapat diberikan penundaan pembayaran dan

perhitungan rasio keuangan perusahaan.

Demikian surat permohonan ini dibuat dengan sebenarnya dan kami menyatakan sanggupmenerima sanksi sesuai dengan ketentuaan yang berlaku apabila di kemudian hari ternyatapermohonan ini tidak benar.

Pemohon

(Materai)

(………………………….)

Tembusan:Direktur Cukai.

DIREKTUR JENDERAL,ANWAR SUPRIJADIttdNIP 120050332

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 2006 15

Lampiran IIIPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-08/BC/2006 Tanggal : 30 Mei 2006

………, …………………………..Nomor : .……………...Lampiran : ……………….Perihal : Permohonan Penundaan Pembayaran

Cukai Atas Pemesanan Pita CukaiHasil Tembakau

Kepada :Yth. Direktur CukaiDirektorat Jenderal Bea dan Cukaidi …………………………………

Melalui :Kepala Kantor PelayananDirektorat Jenderal Bea dan Cukaidi …………………………………

Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : ……………………………….Jabatan : ……………………………….Alamat : ............................................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ........................ NPPBKC ......... berkedudukan di........................... dengan ini mengajukan permohonan Penundaan Pembayaran Cukai ataspemesanan pita cukai hasil tembakau sebesar Rp .................................................(.........................................................................) dengan lampiran sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan Perusahaan tahun.... yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.2. Daftar pemesanan pita cukai selama 6 (enam) bulan terakhir.3. Perhitungan besarnya nilai cukai yang dapat diberikan penundaan pembayaran dan

perhitungan rasio keuangan perusahaan.

Demikian surat permohonan ini dibuat dengan sebenarnya dan kami menyatakan sanggupmenerima sanksi sesuai dengan ketentuaan yang berlaku apabila di kemudian hari ternyatapermohonan ini tidak benar.

Pemohon

(Materai)

(………………………….)

Tembusan :Kepala Kantor Wilayah ...... (nama kantor Wilayah)

DIREKTUR JENDERAL,ttdANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 381

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 381 AGUSTUS 200616

Lampiran IVPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-08/BC/2006 Tanggal : 30 Mei 2006

PERHITUNGAN BESARNYA PENUNDAAN

Nama Pengusaha/Importir : ………………………………………………….

Nama Perusahaan : …………………………………………(NPPBKC......)

Alamat Perusahaan : ……………………........………………………………

Data pemesanan pita cukai dalam 6 (enam) bulan terakhir :

No Bulan Jumlah Cukai (Rp)

SKM / SPM Selain SKM / SPM Jumlah

1 Pebruari 214.500.000,00 79.920.000,00 294.420.000,002 Maret 534.900.000,00 152.820.000,00 687.720.000,003 April 218.700.000,00 75.600.000,00 294.300.000,004 Mei 187.200.000,00 71.280.000,00 258.480.000,005 Juni 624.000.000,00 71.280.000,00 695.280.000,006 Juli 468.000.000,00 118.320.000,00 586.320.000,00

Jumlah 3 bulan 426.400.000,00 86.960.000,00 1.540.080.000,00

Jumlah 6 bulan 374.550.000,00 94.870.000,00 2.816.520.000,00

1) Pesanan pita cukai rata-rata per bulan :

a. Dalam 6 (enam) bulan terakhirSigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar Rp. 374.550.000,00Selain SKM / SPM sebesar Rp. 94.870.000,00

b. Dalam 3 (tiga) bulan terakhirSigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar Rp. 426.400.000,00Selain SKM / SPM sebesar Rp. 86.960.000,00

2) Kredit maksimum + cadangan 50% diperhitungkan sebagai berikut :

a. untuk SKM/SPM : ( 2 x Rp. 426.400.000,00) x 150% = Rp. 1.279.200.000,00

b. untuk selain SKM/SPM : ( 3 x Rp. 86.960.000,00) x 150% = Rp. 391.320.000,00 +

c. Plafon kredit diperhitungkan a + b sebesar Rp. 1.670.520.000,00

Pemohon

(………………………….)

DIREKTUR JENDERAL,ttdANWAR SUPRIJADINIP 120050332