Warta Bea Cukai Edisi 375

96
FEBRUARI 2006 TAHUN XXXVII EDISI 375 PROFIL ANTHON DEGEY “HARAPAN SAYA, ADA PUTRA DAERAH YANG JADI PEJABAT DI PAPUA” “UNTUK KEUANGAN SENDIRI, MASIH BANYAK YANG HARUS KITA BERESKAN...” WAWANCARA SRI MULYANI INDRAWATI 2006 EKONOMI INDONESIA MENANTI PERTUMBUHAN, HADAPI TANTANGAN MENANTI PERTUMBUHAN, HADAPI TANTANGAN

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 375

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 375

FEBRUARI 2006TAHUN XXXVII EDISI 375

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILANTHON DEGEY“HARAPAN SAYA, ADA PUTRA DAERAHYANG JADI PEJABAT DI PAPUA”

“UNTUK KEUANGAN SENDIRI, MASIH BANYAKYANG HARUS KITA BERESKAN...”

WAWANCARASRI MULYANI INDRAWATI

2006

EKONOMIINDONESIAMENANTI PERTUMBUHAN,HADAPI TANTANGANMENANTI PERTUMBUHAN,HADAPI TANTANGAN

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 375

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Laporan Utama5

Wawancara18

Daerah ke Daerah30

Kepabeanan56

DAFTAR ISI

Tingginya tingkat inflasidan kurangmendukungnyaperekonomian di dalamnegeri menjadi penyebabutama realisasi targetpenerimaan tidakterpenuhi.

Pertumbuhan ekonomi Indone-sia sepanjang tahun 2005sekalipun berat masih lebihtinggi jika dibandingkan tahun2004. Untuk itu pada laporanutama kali ini, WBCmengangkat tema PerkonomianIndonesia pada 2005.

Ditunjuknya Sri Mulyanisebagai Menkeu mampumemberikan efek cerah padaperekonomian Indonesia.Terbukti ketika ia dan timekonomi dilantik oleh SBY, nilaitukar rupiah langsung menguatdan nilai indeks harga sahamgabungan juga meningkat.

Pada rubrik ini WBCkembali menampilkanKPBC Tipe AJayapura. Selain ituperingatan satu tahunbencana tsunami diNanggroe AcehDarussalam.

Profil kali ini menampilkanAnthon Degey, seorangpegawai bea cukai yangjuga merupakan seorangkepala suku di bumiPapua. Ikuti perjalanankisah hidup danharapannya pada DJBC.

76Profil

Selak52Kali ini WBCmengajakpembaca untukjalan-jalan ke KotaKansai, Jepang.Simak keunikankota ini dalamrubrik Selak.

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 375

3WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR24 INFO PEGAWAI

- Pegawai Pensiun per1 Februari 2006

- Siaran Pers DepartemenKeuangan

26 PENGAWASANPenembangan KemempuanAnalisa Intelijen ACS-DJBC

29 INFO PERATURAN38 SEPUTAR BEACUKAI42 MITRA

Hasil Baru Dari PertemuanBulanan APKB Dengan DJBC

43 KONSULTASIKEPABEANAN DAN CUKAIMekanisme Pengeluaran barang

44 SIAPA MENGAPA- C. Ken Indarto- Alan Marton- Fitra Harsanti Ega Putri

46 INFORMASI KEPABEANANDAN CUKAILokal Area Network dan Maintenance

49 OPINI- Mutasi Anugerah dan Bencana- Promosi, Mutasi dan Koneksi

52 SELAKYokoso Kansai - Japan

55 RENUNGAN ROHANIMakan Bersama Sebagai SimbolPersekutuan

59 RUANG KESEHATANKeracunan Makanan

60 PERISTIWA- The 9 Th Asiana and Nuae

International Open Para-chuting Championship

- Indonesia MenandatanganiEnam MOU Dengan Jordania

64 RUANG INTERAKSIAdiksi Cinta

66 KEPABEANANINTERNASIONAL- Konferensi Tingkat Menteri Ke-

6 WTO di Hongkong- Juara II Lomba Karya Tulis

Bahasa Inggeris- Juara II Lomba Karya Tulis

Bahasa Indonesia80 APA KATA MEREKA

- Dena- VJ Daniel

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

R A L A TDalam rubrik wawancara WBC dengan Direktur Kepabeanan

Internasional, Drs. Kamil Sjoeib, MA, edisi 374 Januari 2006 hal18, terdapat kesalahan pengutipan, tepatnya di pertanyaanpertama pada alinea kedua. Semua kalimat yang berbunyiRatifikasi seharusnya menjadi Klasifikasi. Demikian kesalahanini telah kami perbaiki.

Redaksi

Anjing Pelacak dan Anti SuapKami mengharapkan agar dalam rangka memperingati Hari

Pabean Internasional mendatang, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) mampu mensponsori/mempelopori lomba yang bersifattingkat nasional, yakni Lomba Ketangkasan Anjing atau CustomsDog On The Road, dan lomba ini terbuka bagi masyarakat umummaupun lintas instansi. Anjing boleh terdiri dari jenis Herder, Labra-dor, Root Willer, Doberman, Golden Ret maupun anjing biasa(kampung).

Dalam hal ini selain DJBC sebagai pionir, juga berperan aktifdalam menyikapi keadaan, penegakan security serta mewujudkansalah satu daripada butir-butir pernyataan visi bersama (VisionStatement) pada Asean Customs Vision 2020, yaitu meningkatkanefektifitas pengawasan dalam rangka mengurangi penyelundupanserta pelanggaran di bidang kepabeanan lainnya.

Kami percaya dengan momen seperti ini, mengadakankontes terbuka, semua elemen masyarakat dan para pengusahaakan mendukung. Sehingga terciptanya keadaan yang aman dankondusif. Indikasinya dapat dilihat dengan banyaknya investor yangmasuk dan DJBC mendapatkan citra/image yang baik di mata publik,bahwa DJBC bukan hanya sebagai pengejar target APBN saja, tetapimenciptakan suasana yang sejuk dan sehat dengan kinerja lebihprofesional serta mengutamakan penegakan security dalam rangkamemerangi tindak terorisme. Karena anjing-anjing itu kalau dilatihkhusus mendeteksi bom, amunisi atau jenis-jenis bahan peledak(explosive materials) sangat mumpuni, serta bisa (all round).

Disamping itu anjing punya kelebihan, yaitu tidak maudisuap sebab binatang tersebut memang tidak doyan duit, doyannyadaging mentah. Betul tidak ? Bravo BC.

SARGIYATNOSolo

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 375

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

KARIKATUR

JUARA II LOMBA KARIKATURHARI PABEAN INTERNASIONAL KE-54TAHUN 2006lllll KARYA : REDY BAMBANG SG. SH, MAlllll NIP : 060067184lllll UNIT KERJA : KPBC TIPE B KOTABARU

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 375

5WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

etelah terpilih menjadi presidendan wakil presiden pada 20Oktober 2004, duet Susilo

Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla(SBY-JK) menyatakan siap untukmeningkatkan perekonomianIndonesia. Untuk itu pemerin-tahan SBY-JK membuatbeberapa prioritaspembangunan ekonomi yangbertumpu pada tiga hal yaitu;revitalisasi sektor pertanian,pedesaan dan usaha kecilmenengah (UKM) dalamrangka penciptaan lapanganpekerjaan dan pengentasankemiskinan, penguatan dayasaing nasional, dan perce-patan iklim investasi yang se-hat, menjadi agenda pentingduet pemimpin bangsa yangterpilih dalam pemilihanpresiden dan wakil presidenyang demokratis.

Pertumbuhan ekonomi diIndonesia dalamperjalanannya mengalamiberbagai tantangan eksternaldi luar kendali, diantaranya,bencana tsunami di Aceh dansebagian Sumatera Utara,kenaikan suku bunga Ameri-ka Serikat, kenaikan hargaminyak dunia dan peristiwapemboman di Bali.

Walaupun mengalamitekanan cukup berat, peme-rintah mengklaim ekonomiIndonesia masih tumbuhdengan cukup baik, dimana

investasi dan ekspor menjadi pendo-rong utama pertumbuhan menggan-tikan sektor konsumsi yang dominanpada tahun sebelumnya.

Pemerintah juga menyatakan

bahwa pertumbuhan ekonomi Indo-nesia tahun 2005 yang lalu mengala-mi peningkatan dari tahun 2004sebelumnya. Tingkat kepercayaaninvestor kepada Indonesia terlihat

dengan meningkatnya IndeksHarga Saham Gabungan(IHSG) di pasar modal yangnilainya mencapai 1104. Nilaiini merupakan nilai tertinggiyang pernah tercatat dalamsejarah pasar modal Indone-sia.

Dalam hal investasirealisasi investasi domestikdan asing sampai periodeJanuari hingga September2005 tumbuh sebesar 123persen. Total investasitersebut terdiri dari investasiPenanaman Modal DalamNegeri (PMDN) Rp 11,97triliun atau naik 20,97 persendibandingkan periode yangsama tahun sebelumnya,sementara untuk investasiPenanaman Modal Asing(PMA) sebesar Rp. 72,53triliun atau naik 159,62persen jika dibandingkanperiode yang sama tahunsebelumnya.

HARGA MINYAK DUNIABERPENGARUH

Walaupun investasidalam negeri dan asingmeningkat, padakenyataanya pemerintahmenghadapi dua tantangan

Indonesia 2005Ekonomi

MASIH JADI PENGHAMBATTANTANGAN EKSTERNAL

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2005 sekalipun berat masihlebih tinggi jika dibandingkan tahun 2004.

S

BANK INDONESIA memperkirakan perekonomian tumbuh sekitar 5,3 - 5,6%.

DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 375

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

eksternal yaitu kenaikan hargaminyak dunia dan tingkat suku bungaFed (suku bunga Bank sentralAmerika, Federal Reserve) Hargaminyak dunia yang sempat mencapaiUS$ 70 per barrel telah membuatbeban subsidi BBM menjadimeningkat tajam dan juga menekanrupiah.

Harga minyak dunia yang tinggiini diakui pemerintah memberikandampak yang cukup berat bagi

keuangan negara. Pemerintahberalasan jika harga minyak duniayang meroket dan sempat menyentuhUS$60 bila tidak diikuti dengankenaikan harga BBM dalam negeri,akan menyebabkan terjadinyapembengkakan anggaran untuksubsidi BBM yang bisa mencapaiRp.120 triliun lebih.

Kenaikan harga minyak duniayang masih tetap tinggi, tentunyaakan berpengaruh terhadap APBN2006, terutama pada pos subsidiBBM. Untuk mengurangi bebansubsidi BBM tersebut, pemerintahpada 5 Oktober 2005 yang lalu telahmenaikan harga BBM di dalam negerikhususnya BBM bersubsidi sepertiminyak tanah, premium dan solar,yang rata-rata kenaikannya sebesar107 persen dengan kenaikantertinggi terjadi untuk minyak tanahyang mencapai 185 persen.

Untuk mengurangi dampaknegatif kenaikan harga BBM pada 5Oktober 2005, pemerintahmengeluarkan kebijakan yangbernama paket insentif 1 Oktober2005 yang ditujukan pada empatkelompok sasaran, yaitu pendu-duk miskin, petani,pekerja konsumendan kelompok industri, perdaganganserta Usaha Kecil Menengah (UKM)

Untuk kelopok miskin, menurutpemerintah, paket insentif yangdiberikan dalam bentuk subsidilangsung tunai (SLT) kepada 15,5juta rumah tangga dengan jumlahdana Rp.5 triliun pada tahun 2005.

PERTUMBUHAN EKONOMI MASIHCUKUP BAIK

Walaupun tantangan eksternalyang dihadapi berat, namunpertumbuhan ekonomi Indonesiatahun 2005 masih tetap tinggi jikadibandingkan dengan tahunsebelumnya. Adanya tekananeksternal ini juga diakui oleh BankIndonesia (BI).

Pada Evaluasi PerkembanganEkonomi 2005, BI mengatakankondisi perekonomian global kurangmenguntungkan, terutama padameningkatnya harga minyak duniadan siklus pengetatan kebijakanmoneter global yang menyebabkanupaya menjaga momentumpertumbuhan ekonomi dan stabilitasmakro mengalami gangguan yangcukup berarti.

Ketergantungan kegiatan ekonomidomestik pada impor menyebabkankondisi perekonomian secarastruktural cukup rentan terhadapperubahan kondisi eksternal.Ekspansi ekonomi menjadi lebihlambat ketika kegiatan investasiterkendala oleh membumbungnyabiaya produksi akibat kenaikan hargaBBM dan belum tuntasnya berbagaiperaturan-peraturan di bidanginvestasi dan pembangunaninfrastruktur.

Sementara itu, kegiatan konsumsijuga mengalami penurunan karenamelemahnya daya beli masyarakatdan mulai meningkatnya suku bunga.Di sisi lain, kinerja ekspor juga belum

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMIDESEMBER 03 - JUNI 05

KONSUMSI INVESTASI EKSPOR KONSUMSI PEMERINTAH

DIO

LAH

DA

RI D

ATA

BP

S

KWIK KIAN GIE. Walaupun pertumbuhan ekonomiIndonesia 2005 hanya mencapai 5,5 persen,namun masih lebih tinggi jika dibandingkan pada2004 yang hanya mencapai 5,1 persen.

DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 375

7WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

begitu menggembirakan seiringdengan kondisi permintaan globalyang menurun dan melemahnya dayasaing. Untuk keseluruhan tahun2005, Bank Indonesiamemperkirakan perekonomiantumbuh sekitar 5,3 - 5,6%.

Pemerintah mencatat,pertumbuhan ekonomi Indonesiapada triwulan IV dan triwulan I 2005sebesar 6,7 persen dan 6,2 persen.Pertumbuhan ini merupakanpertumbuhan yang tertinggi sejakkrisis ekonomi melanda Indonesia.Kekhawatiran pemerintah akanpertumbuhan ekonomi Indonesiayang hanya berasal dari sektorkonsumsi tidak terbukti.Pola pertumbuhan ekonomi dari polakonsumsi bergeser ke arahinvestasi, hal ini dimulai sejaktriwulan ke-3 tahun 2004. (lihattabel).

Lebih lanjut pemerintahmengatakan, sampai dengan semes-ter I tahun 2005, ekonomi tumbuhsebesar 5,9 persen dimanapertumbuhan ekonomi pada triwulanII tahun 2005 ekonomi tumbuhsebesar 5,5 persen.

Dari sisi produksi pemerintah jugamencatat, hingga triwulan II tahun2005 semua sektor mengalamipertumbuhan positif, kecuali sektorpertambangan dan penggalian.Pertumbuhan paling tinggi beradapada sektor pengangkutan dankomunikasi, yang diikuti olehperdagangan, hotel dan restoran.Begitu juga dengan sektor industripengolahan yang juga mengalamipertumbuhan sebesar 6,7 persen.

Pengamat Ekonomi yang jugamantan Menteri Perencanaan Pem-bangunan Nasional Ketua Bappenas,Kwik Kian Gie memperkirakan, wa-laupun pertumbuhan ekonomi Indo-nesia 2005 hanya mencapai 5,5 per-sen, namun ini masih lebih tinggi jikadibandingkan pada tahun 2004 laluyang hanya mencapai 5,1 persen.

Lebih lanjut Kwik mengatakan,kenaikan harga minyak dunia di satusisi berdampak negatif terhadapperekonomian nasional karenaIndonesia telah menjadi net oilimporter, akan tetapi secarakeseluruhan Indonesia masihberstatus sebagai net energy ex-porter jika didalamnya termasuk gasalam, sehingga kenaikan hargaminyak berdampak positif terhadapperekonomian.

Sementara itu pengamat ekonomidari Universitas Indonesia, FaisalBasri mengatakan, pertumbuhanekonomi Indonesia tahun 2005 masihlebih tinggi dari tahun lalu, namunmeningkatnya pertumbuhan ekonomiini tidak berarti segala sesuatunyaberjalan mulus.

Faisal mengatakan,ketidakdisiplinan dalam mengelolaekonomi dan adanya konflikkepentingan dalam pengelolaanekonomi menjadi penyebabperkembangan ekonomi Indonesiatidak meningkat.

“Kalau kita disiplin, kalau baikmengelola ekonomi, tidak ada konflikkepentingan, sebetulnya ekonomikita lebih tinggi growth-nya,”paparFaisal. Lebih lanjut ia mengatakan,meningkatnya pertumbuhan ekonomiIndonesia diikuti denganmemburuknya indikatorperekonomian yang antara lain sukubunga, current account dan rateaccount yang balance, serta kursyang tinggi terhadap rupiah.

HOTEL. Selain sektor pengangkutan, komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran juga mengalamipertumbuhan paling tinggi.

SPBU. harga BBM di dalam negeri khususnya BBM bersubsidi seperti minyak tanah, premium dansolar, yang rata-rata kenaikannya sebesar 107 persen dengan kenaikan tertinggi terjadi untukminyak tanah yang mencapai 185 persen.

FOTO : ISTIMEWA

DOK. WBC

zap

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 375

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

arga minyak Internasional yangcukup tinggi pada tahun 2006,masih membayang-bayangi

perekonomian Indonesia. Bukan hanyaIndonesia, dunia pun masih harusberada dibawah bayang-bayang hargaminyak Internasional. Perkiraan inimenurut analis ekonomi Kwik Kian Giedisebabkan pada tekanan permintaanterutama permintaan yang berasal dariChina dan India yang masih tetapbesar. Perkembangan harga minyakinternasional pada tahun 2006 dantahun berikutnya, masih menurutnya,juga diakibatkan oleh faktor penawarandan ketidakpastian mengenai biayaproduksi minyak dunia dimasa yangakan datang.

Implikasi kenaikan harga minyakyang tinggi pada saat ini masih menurutKwik, dapat bersifat permanen ataupaling tidak dapat bertahan dalambeberapa tahun ke depan. Sehinggadengan kondisi seperti iniperekonomian dunia pada tahun 2006tidak berbeda jauh dengan perkiraanperekonomian pada tahun 2005.

Pertumbuhan ekonomi dunia tahun2006 menurut Kwik diperkirakansebesar 4,3 persen atau sama denganperkiraan tahun 2005. Pertumbuhanekonomi di negara maju secarakeseluruhan diperkirakan sedikitmembaik menjadi 2,7 persen,sebaliknya pertumbuhan ekonomi dinegara-negara sedang berkembang dikawasan Asia diperkirakan menjadi 7,2persen. Sedangkan volume

perdagangan dunia pada tahun 2006tumbuh sedikit lebih baik dibandingkantahun 2005 dan diperkirakan dapatmencapai 7,4 persen.

Mengenai pertumbuhan ekonomiIndonesia tahun 2006, pemerintahmemperkirakan akan terus membaikdan dapat mencapai 6,2 persen.Stabilitas ekonomi domestik yangdiperkirakan relatif terjaga, berbagaiupaya pembenahan di sektor riil serta

dukungan membaiknya perekonomianglobal diperkirakan menjadi faktor-faktor penting bagi penguatan kinerjaekonomi nasional tahun 2006.

Konsumsi masyarakat menurutpemerintah, masih tumbuh relatif tinggisekitar 5,3 persen. Hal ini disebabkanantara lain oleh relatif terkendalinyatingkat harga domestik dan perkiraanmeningkatnya pendapatan masyarakat.Sementara itu suku bunga domestikyang masih terkendali pada tingkatyang relatif rendah diperkirakan dapatmendorong kredit konsumsi makanan.

Kinerja investasi diperkirakan akanterus berlanjut dalam tahun 2006,dimana Pembentukan Modal TetapBruto (PMTB) diperkirakan dapattumbuh sebesar 15,2 persen. Perkiraanpenguatan ini terutama diharapkanberasal dari realisasi tindak lanjutinfrastructure summit dan juga akibatperkiraan peningkatan kinerja industrimanufaktur terutama sub sector industriperlatan dan perlengkapan transportasi.

Sementara laju pertunbuhan ekspordalam tahun 2006 diperkirakan sekitar10,2 persen. Tantangan eksternalmaupun internal masih mempengaruhiperkiraan pertumbuhan ekspor.Sementara seiring denganmeningkatnya konsumsi masyarakatdan investasi, impor barang dan jasadiperkirakan dapat tumbuh sebesar13,4 persen.

PEMERINTAH HARUS SERIUSPengamat ekonomi dari Universitas

BekerjaPEMERINTAH HARUS

KKerasDI TAHUN 2006Walaupun dibayang-bayangi oleh harga minyak dunia yang tetap tinggi, pemerintahoptimis bisa menjalankan perekonomian Indonesia tahun 2006

H

MENKO PEREKONOMIAN BOEDIONO. Indonesiabisa melewati masa rawan tersebut

LAPORAN UTAMA

WBC/ATS

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 375

9WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Indonesia, Faisal H. Basri mengatakan,bahwa dirinya tidak membuat prediksimengenai pertumbuhan ekonomi tahun2006. Menurutnya, jika mengacu padariset dan penelitian yang dilakukan olehlembaga survey internasional dan jugalembaga survey di Indonesia,pertumbuhan ekonomi tahun depanlebih rendah dari tahun ini, atausetidaknya sama dengan tahun 2005.“Growth-nya sama dengan tahun 2005bahkan lebih rendah,” papar Faisal.

“Jika pertumbuhannya hanyamencapai 5-5,3 persen pengangguranakan mencapai 12 juta, akibatnyajumlah orang miskin makin banyak,orang makin tidak bisa menjagakesehatan dan timbul masalah-masalahsosial yang tidak bisa dikendalikan lagi.Maka itu kita harus bertekad dan sayatidak mau berproyeksi, ingat! Minimalkita mencapai 5,8%,” demikian ujarnya.

Lebih lanjut Faisal mengatakan, jikamelihat dari sisi tradable (sektorperdagangan) dan non tradable (bukanperdagangan) yang masing-masingpertumbuhannya 3,8 persen dan 8,5persen, hal ini menurutnya sudahcukup baik dan tidak perlu diutak-atiklagi, selanjutnya road base dari keduasisi tersebut dibenahi.

Namun menurutnya, ini tidak cukupmengingat tenaga kerja yang diseraptidak cukup banyak. Untuk itu Faisalmengatakan yang harus dilakukanpemerintah adalah meningkatkankualitas pertumbuhan ekonomi agardapat memberikan kontribusi atausumbangan yang berarti bagipenyelesaian masalah-masalah sosialyang ada.

Untuk manufaktur yang komoditinyaantara lain pakaian, elektronik, mobildan lain sebagainya, Faisalmengatakan, perlu ada identifikasiuntuk menentukan potensi mana sajayang besar, yang dimulai denganmelakukan identifikasi potensi terlebihdulu.

Sedangkan untuk pertanian, harusdiberdayakan oleh pemerintah karenasebagian besar pengangguran beradadi pedesaan, sehingga sektor pertanianmenjadi target pemerintah.

Untuk pemberdayaan masyarakatpedesaan, Faisal mempunyaiperhitungan sendiri. Menurutnyapemerintah memiliki dana sebesar Rp.20 triliun dari sisa harga Bahan BakarMinyak (BBM) yang dinaikan dan Rp.10 triliun lainnya berasal dari subsidiyang tidak jadi dikeluakan dan juga sisadari anggaran yang lalu-lalu, sehinggatotalnya mencapai Rp.30 triliun.

Menurutnya jika anggaran tersebutdimasukkan ke sektor pertanian danpedesaan untuk membangun proyekpadat karya, ada sejuta orang bekerjadari nilai Rp30 triliun, termasuk untukupah para pekerja.

Faisal menjelaskan jika upahtersebut sebagian dikonsumsi orang-

orang di pedesaan tadi, maka akan adamulti player. Artinya, jika uang‘dibenamkan’ di desa dan pertaniansebesar Rp.30 triliun, makakemungkinan naiknya bisa mencapai10 kali lipat atau menjadi 300, sebaborang desa butuh makan. Selanjutnya

masih menurut Faisal, masyarakatpedesaan yang bergerak dibidangkonsumsi makanan akan meningkatkanproduksinya.

“Jika produksi meningkat maka adatenaga kerja. Orang di pedesaan danpertanian akan membeli barangkebutuhan dasar mereka yang nilaieknomi dan teknologinya rendah dan inibisa dihasilkan oleh Usaha KecilMenengah (UKM),”papar Faisal.

Lebih lanjut ia menyoroti mengenaikestabilan makro ekonomi Indonesia.Menurutnya kestabilan makro ekonomijika berhasil tidak secara optimalmenciptakan dampak bagikesejahteraan bangsa secarakeseluruhan. Untuk itu masihmenurutnya harus ada keberpihakan,dan keberpihakan itu hanya tergantungpada politisi.

“Maunya politisi itu apa? Jadipilihlah atau berpihaklah pada yanglebih memihak rakyat dan yang lebihmembutuhkan. Masalahnya sekarangyang penting rupiah stabil. Memangmenyenangkan bagi yang punya uang.Karena jika punya uang, dia (pemilikmodal.red) kabur ke tempat lain, jadi inimelayani siapa? Melayani satugolongan apa melayani rakyat secarakeseluruhan,?” kata Faisal.

Mengenai kinerja DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC), Faisalmenyatakan dirinya sependapat

FAISAL H. BASRI. Pilihlah atau berpihaklahpada yang lebih memihak rakyat dan yang lebihmembutuhkan.

HARGA MINYAK INTERNASIONAL yang cukup tinggi pada tahun 2006, masih membayang-bayangiperekonomian Indonesia.

WBC/ATS

DOK. WBC

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 375

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

dengan hasil survey yang dilakukanoleh beberapa lembaga survey diIndonesia dan Internasional yangmengatakan bahwa DJBC merupakansalah satu lembaga yang bermasalah.Namun dirinya mengatakan bahwapermasalahan yang ada di DJBCjangan dibuat menjadi semacam ‘hantu’yang harus ditakuti karena bea cukai itususah untuk dibereskan. “Enggak

sampai seburuk itu kok,”papar Faisal.Menurutnya DJBC dan Direktorat

Jenderal Pajak banyak dikeluhkan olehbanyak pihak karena kedua instansitersebut merupakan sumberpenerimaan negara. “Negara kitatermasuk negara yang paling korup diAsia, bea cukai itu bukan terisolasipada satu sistem, tapi bagian dari satusistem dimana pengusaha dan

masyarakat juga permisif karenasangat mudah untuk memberikan uangpada aparat penegak hukum. Jadi kitamulai start dari urat nadi mana yangharus dibenahi,” papar Faisal.

KEMBALI PADA PRIORITAS UTAMALebih lanjut Faisal menyayangkan

program unggulan duet SusiloBambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-Kalla) (lihat tulisan 1 ) yang tidaktersentuh dan hanya sebatas retorikabelaka. Faisal mengatakan realisasiprogram unggulan tersebut melesetdari tujuan. Ia mencontohkankontroversi impor beras yang tidakberpihak pada petani, kebijakan UMKMtak terdengar, orang miskin danpengangguran meningkat.

Sementara itu daya saing nasionalterus merosot, sementara menurutnyayang terlebih dahulu menyodok adalahInfrastructure Summit. Bahkan dalamwaktu dekat akan digelar yang kedua.Untuk itu Faisal mengatakan agarpemerintah fokus pada suatupermasalahan yang dianggapnyasebagai urat nadi permasalahan, jikaurat nadi permasalahan tadi dapatditangani dengan baik dan fokus, makasudah pasti keadaan perekonomianakan membaik,”Bukan hanyaekonominya saja yang membaik tapisecara keseluruhan akanmembaik.”lanjut Faisal.

Menanggapi upaya promosi untukmenarik para investor yang salah

satunya dilakukanPresiden SoesiloBambang Yudhoyonodengan melakukanlawatan ke beberapanegara, Faisalmengatakan,sebenarnya lawatanke luar negeri tidakperlu dilakukan, parainvestor sudahmengetahui Indonesiadan seluk beluknya.

Menurutnya yangterpenting, saat iniadalah pembenahandi dalam negeri. Ibaratdapur, demikianFaisalmengumpamakan,benahi dulu dapurnya.Jika dapur sudahbersih, pasti orangmau datang. Karenainformasi apa sajamengenai Indonesia,investor asingmemilikinya.

“Jadi investor akantetap datang walauSBY tidak melakukanlawatan ke berbagainegara, artinyamereka mengetahuisemua tentang

EKSPOR INDONESIA. Dalam tahun 2006 diperkirakan sekitar 10,2 persen

ELEKTRONIK. Untuk manufaktur yang komoditinya antara lain pakaian, elektronik, mobil dan lain sebagainya, perlu adaidentifikasi untuk menentukan potensi mana saja yang besar, yang dimulai dengan melakukan identifikasi potensi terlebih dulu.

LAPORAN UTAMADOK. WBC

WBC/ATS

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 375

11WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Indonesiadikarenakan informasisaat ini sudah sangatterbuka,”lanjut Faisal.

Solusi untuksemua masalahnegeri ini khususnyadalam hal kebijakan dibidang ekonomi,Faisal Basrimenekankan perluadanya reformasibirokrasi yangdirasakannya sudahmendesak dandirasakan belumtersentuh olehPresiden SusiloBambang Yudhoyono,bahkan mulai daripemimpinsebelumnya, baik ituera MegawatimaupunAbdurrachman Wahid.

Reformasibirokrasi yangdimaksud Faisal Basridi sini adalah adanyamekanisme check andbalances dari dalam.Disamping itu, perluada eksternal auditoryang menjaga jarakdan independen,termasuk juga gaji pegawai yang perludibenahi agar mereka dapat bekerjasecara tenang tidak diburu-buru olehkeperluan pribadi.

Menko Perekonomian Boediono,seusai acara serah terima dari pejabatlama Aburizal Bakrie di Jakarta pada 7Desember 2005, menyatakan, presidenfokus pada masalah iklim investasi.Sehingga perlu melakukan reformasikeadaan atau aturan-aturan yang adasehingga gairah untuk melakukaninvestasi meningkat diberbagai bidangseperti perpajakan, hukum,perburuhandan aturan daerah. Hal seperti ini yangperlu ada reformasi untukmeningkatkan iklim investasi. Lebihlanjut Boediono mengatakan, reformasidilakukan jika ada yang menghambatinvestasi, menuju ke iklim yangmendorong investasi.

TETAP OPTIMISMengenai kondisi di tahun 2006,

Faisal mengatakan bahwa dirinya tetapoptimis menjalani tahun 2006 ini.Menurutnya kemerosotan berbagaiindikator makro ekonomi belakangan initerjadi bukan karena semakinmemburuknya fondasi ekonomi,melainkan lebih karena buruk laku, takdisiplin, terlalu percaya diri, dan adanyaconflict of interest sehingga gagalmemanfaatkan momentum percepatan.

Dari sisi Pemerintahan SBY yangbaru setahun Faisal menyampaikan,seharusnya SBY menyadari bahwa

menunda penyelesaian masalah samasaja dengan membuat tumpukansampah kian menggunung, sehinggamakin sulit diatasi, sehinggamempersempit peluangnya jika majukembali pada pemilihan presiden pada2009.

Setelah Presiden Susilo BambangYudhoyono mengumumkan resuflekabinet khususnya pada tim ekonomipada 7 Desember 2005, masyarakatpun optimis dan menyambut gembirabahwa perekonomian akan maju,bahkan indicator perekonomian sepertiIHSG dan nilai tukar rupiah menguat.

Hal yang sama juga disampaikanFaisal, menurutnya penunjukan MenkoPerekonomian Boediono dan MenteriKeuangan Sri Mulyani Indrawati olehpresiden sudah tepat, keduanyamemenuhi syarat yang tak dimilikisosok-sosok yang digantikannya,sehingga kerangka makro ekonomiakan lebih jelas dan terukur, sehinggatak eksperimental.

Mengenai langkah yang akandiambilnya setelah dilantik menjadiMenko Perekonomian Boedionomengatakan, akan mencoba untukmenormalkan kembali ekonomiIndonesia ketingkat yang stabil.Menurutnya Stabil bukan berartimandeg, tetapi artinya seimbang.

“Inilah yang presiden katakan,pertumbuhan ekonomi kita genjot, tapijangan melupakan stabilitas, janganmelupakan keseimbangan, terus

genjot, tapi jangan sampai jatuh karenatidak seimbang. Itulah tema di menkoperekonomian untuk dijabarkan dalamlangkah-langkah yang akan kita ambil,”ujar Boediono.

Menyinggung soal upaya untukmenurunkan tingkat kemiskinan,Boediono mengakui hal itu tidak bisadilakukan sendiri tanpa adanyapertumbuhan ekonomi. “Itu jelasdisinggung juga oleh presiden danharus disadari bahwa di Indonesiasedang mengalami inflasi tinggi danproses kemiskinan,”ujar Boediono.

Boediono selalu optimis. Ketikadirinya menjabat sebagai MenteriKeuangan, situasi keuanganpemerintah maupun di luar pemerintahmasih sangat rawan, namun Indonesiabisa melewati masa rawan tersebut.Tantangan lain yaitu politik dan ekono-mi ia rasa perlu dimasukkan dalamkonteks pengambilan keputusan.

Kondisi lain yang harus tetap dijagamenurut Boediono adalah koordinasifiskal moneter yang harus serasidengan Bank Indonesia pada sukubunga dan kredit, jika tetap ingin inflasidapat diturunkan, karena dampaknyaakan ke beberapa aspek lain, termasukgoods dan suku bunga pada danapembiayaan dan pertumbuhanekonomi.

“Inflasi ini adalah masalah makro,jadi ‘obat’ makro yang telah ditetapkanpada masa lampau akan tetap kitajalankan,”tegasnya.

PERTANIAN sektor pertanian menjadi target pemerintah.

zap

FOTO : ISTIMEWA

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 375

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

antangan berat yang dihadapioleh pemerintah pada tahun2005 lalu, memberi dampak

besar bagi kehidupan masyarakat.Harga minyak dunia yang meningkattajam mau tidak mau harus diikutidengan kenaikan harga BBM dalamnegeri dan berimbas pula kepadaberbagai faktor perekonomian yanglain. Kebijakan pemerintah menaikanharga BBM dalam negeri dinilai tidakpopuler oleh masyarakat, karenaberimbas pada kenaikan harga-hargakebutuhan lain.

Sedangkan bagi pengusaha,kenaikan ini akan membebani usahadan menimbulkan biaya produksiyang tinggi. Namun pemerintahberalasan, ini merupakan obat pahit

yang harus ditelan jika ingin sembuhdari sakit.

Sofyan Wanandi, pimpinankelompok usaha Gemala Groupmengatakan, dirinya masih bisamemaafkan keadaan perekonomiantahun 2005 karena adanya faktoreksternal dan faktor umurpemerintahan SBY-JK yang masihmuda dan masih baru.

Menurut Sofyan, ketika KabinetIndonesia bersatu terbentuk, dirinyaberharap pemerintah dapatmelakukan ‘coba-coba’ untuk bisamembawa Indonesia keluar darikrisis ekonomi yang dinilainya tidakkunjung usai. Namun kenyataannyapemerintah kehilangan prioritaskarena menghadapi tantanganeksternal seperti; bencana alamtsunami, flu burung, bom Bali danlain sebagainya.

Selanjutnya kabinet yang terdiridari berbagai macam latar belakangseperti partai politik dan lainsebagainya, dinilainya turutmemberikan dampak ketidakfokusanpemerintah menanganipermasalahan yang ada sehinggatidak ada koordinasi dan cenderungmenciptakan konflik yang ditakutioleh kalangan dunia usaha.

“Kalau ada tantangan eksternalyang dihadapi pemerintah,semestinya bisa membuat kabinetkompak dan fokus untukmenyelesaikan suatu permasalahanyang ada, tapi kenyataannya tidakkelihatan dan tidak kompak,”ujarSofyan kembali.

Ketua Gabungan PengusahaEkspor Indonesia (GPEI), TotoDirgantoro mengatakan, tahun 2005merupakan tahun yangmemprihatinkan bagi dunia usaha.Menurutnya industri menghadapikendala dimana produk dari industri

tersebut tidak dapat bersaingkarena negara kompetitor semakinbanyak. Selain itu kendala dalamnegeri juga memberikan dampak bagiindustri.

Toto menunjukkan beberapakendala didalam negeri yangdihadapi oleh industrti sepertikendala infrastruktur, sarana danprasarana yang memang harusmendapat perhatian khususpemerintah seperti transportasi danjuga sarana kepelabuhan.

Tahun 2005 lalu menurut Toto,banyak pengusaha yang berpikirrealistis untuk menahan diri atautidak berinvestasi dan menanamkanuangnya karena kondisiperekonomian yang berat. “Dari pada

Di Mata Dunia UsahaPemerintahKebijakan Ekonomi

Sejak duet kepemimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK)terbentuk, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan di bidangekonomi yang berupaya mengakomodir kepentingan banyak pihak. Namun buatpara pungusaha khususnya, implementasi dilapangan masih dirasakan lemah.

T

SOFYAN WANANDHI. Pemerintah kehilanganprioritas karena menghadapi tantanganeksternal seperti; bencana alam tsunami, fluburung, bom Bali dan lain sebagainya.

TOTO DIRGANTORO. DJBC lebihmenggiatkan lagi penekanan terhadapberbagai peraturan yang ada kepadapara petugas di lapangan.

LAPORAN UTAMA

DOK. KY DOK. WBC

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 375

13WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

para investor menanamkan modaluntuk investasi dengan kondisi yangberat, yang pada nantinyamengakibatkan tidak bisa membayarpesangon pekerjanya atau terjadiPHK karena menutup pabrik, lebihbaik mereka menahan uang. Tahun2005 menurut saya cukup signifikanterjadi pemutusan hubungankerja,”lanjut Toto

Dari pengamatan Toto, dampakmarket dalam negeri tahun 2005 bisadikatakan perekonomiannya tidakberjalan stabil dimana pasar menjadilesu, daya saing juga berkurang danbanjirnya barang impor. Dampakyang dirasakan terjadi pada saatmomen yang bisa dibilang panenbagi industri dalam negeri yaitu saatmenjelang hari raya dan tahun baruterjadi kelesuan. “Untuk produkkhususnya tekstil sulit melemparproduknya ke pasar. Itu kondisi yangkita alami tahun 2005,”jelas Toto.

Muhaimin Mufti Ketua GabunganPengusaha Rokok Putih Indonesia(Gapprindo) mengatakan, tahun 2005memang cukup berat, namun secara

umum pabrik rokok masih bisamengikuti keadaan pada saat itu.Pada saat harga BBM naik dan lainsebagainya naik, secara umum dayabeli menurun. Namun tingkatmenurunnya ini dikategorikannya adayang menurun sekali ada yangmenurun sedikit. Hal ini tergantungpada merek rokok tersebut dansegmen dari rokok tersebut.

“Kalau suatu merek rokokkonsumennya menurun sekali akibatkenaikan BBM, kita harus lihatmenurunnya sampai sejauh mana,apakah menurunnya ini sampai padapengurangan pegawai atautidak,”ujar Mufti. Namun iamengatakan pengurangan pegawaidan penutupan pabrik akibatkenaikan harga BBM tidak ditemuisejauh ini, namun ia mengatakankemungkinan itu ada.

Gapprindo mensinyalir akibatkenaikan BBM yang berimbas kesegala lini ini memungkinkan subur-nya pertumbuhan rokok-rokok ilegaldan rokok selundupan dari luar neg-eri. Akibatnya menurut Mufti, banyak

pabrik rokok legal yang kembangkempis dan tutup, karena peminatnyalebih cenderung membeli rokokselundupan yang murah. “Ini setidak-nya harus diantisipasi oleh DJBCmelalui pengawasannya,”ujar Mufti.

Teguh Trihono, Production ControlExport and Import Division ToyotaMotor Manufacturing Indonesia(TMIN) mengatakan, untuk tahun2005 memang menghadapitantangan cukup berat dari sisiperekonomian domestik, namunpihaknya kembali menyerahkankebijakan menghadapi perekonomian2005 lalu kepada pemerintah.

Ia mengatakan TMIN masih bisamenjalani keadaan tahun 2005 lalumengingat pasar domestik Indonesiacukup bagus untuk pemasaranToyota Inova dan ekspor ke beberapanegara berlangsung sesuai dengantarget yang dimilikinya, untuk jenisarmada Toyota Avanza.

HARUS CARI TEROBOSANBelajar dari mini krisis yang

dihadapi oleh pemerintah pada tahun

INDUSTRI OTOMOTIF. Pasar Domestik masih bagus.

DOK. WBC

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 375

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

2005, Sofyan mengharapkan agarpemerintah mampu membuat suatuterobosan yang sangat signifikanuntuk bisa bangkit dari keterpurukanekonomi yang tidak kunjung usai.Terobosan yang dimaksud Sofyanadalah terobosan dibidang anggaran,ia berpendapat anggaranpembangunan yang sudah ada ituharus cepat dikeluarkan. Menurutnyaanggaran saat ini selalu keluar padaakhir-akhir tahun danpengeluarannya benar-benar ketat

“Anggaran ini harus cepatdikeluarkan, dan uangnya harussudah ada, investment daripadaproyek-proyek itu harus cepatdilaksanakan, itu yang menurut sayaharus dikeluarkan supayapembangunan jadi bisa cepatdilaksanakan,”papar Sofyan.

Lebih lanjut Sofyan mengatakan,ketika diangkat menjadi presiden,Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)sudah memiliki terobosan yang ada(lihat Laput 1), namun amatdisayangkan terobosan itu hanyasekedar terobosan dan tidakdijalankan dengan tepat, malah yangterjadi kemunduran dari beberapaaturan yang dinilainya kontraproduktif dengan terobosan yangdimaksud presiden.

“Beberapa undang-undang tidakmendukung terobosan tersebut, lihatsaja UU Pajak, UU Tenaga Kerja danlain sebagainya, itu tidakmemihak,”papar Sofyan.

Sedangkan Toto melihat, kinipemerintah sudah mulai membuatsuatu terobosan yang cukupsignifikan yaitu penurunan tarif THC(Terminal Handling Charge) dariUS$150 menjadi US$95.Menurutnya, terobosan inimemberikan dampak penghematankepada para pengusaha nantinya.”Inimerupakan terobosan pemerintahyang berdampak sangat baik bagipengusaha karena akan berdampakpada penghematan perusahaan,”ujarToto.

Masih menurut Toto, hal itu sajatidak cukup, pemerintah dalam hal inipresiden harus mempunyai targetyang jelas, ”Gak usah banyak-banyak targetnya, cukup dua.Misalnya, SBY sebagai presiden RImentargetkan untuk bisa menyeraptenaga kerja dan menciptakanlapangan kerja. Yang kedua,pemerintah mentargetkan agarproduk kita bisa bersaing di pasarglobal,”papar Toto.

Lebih lanjut Toto mengatakan, jikaini menjadi perhatian pemerintah,maka BKPM (Badan KoordinasiPenanaman Modal) harusmemangkas habis-habisan prosedurbirokrasi untuk perizinan yangmemakan waktu sehinggamempermudah investasi masuk.

Disamping itu pemerintah harusberupaya meningkatkan jaminankeamanan.

”Jika presiden mencanangkan haltersebut maka semua menterinyaakan bekerja kearah tersebutsehingga investasi bisa masuk keIndonesia, pengangguran dapatditanggulangi dan ekonomi berjalanlancar,”papar Toto.

“Seandainya presiden mempunyaiagenda seperti ini, saya yakininvestor akan banyak yangmenanamkan modalnya Indonesia.Presiden gak usah repot-repottandatangani MoU dengan negaralain, mereka akan datang sendiri,melihat bahwa Indonesia pantas

untuk dijadikan tempat berinvestasi,”tukas Toto.

PERLU REFOMASI BIROKRASISofyan mengatakan bahwa

reformasi di tubuh birokrasi memangperlu dilakukan agar iklim usaha bisamenjadi kondusif, namun secarakeseluruhan Sofyan tidak melihatbentuk nyata dari reformasi di tubuhbirokrasi dan ia mengatakan bahwasemua itu masih dirasanya masihsekedar lips service belaka danbelum melihat bentuk konkrit dariupaya pemerintah tersebut.

Sementara Toto lebih menyorotpada Otonomi Daerah (Otda) yangdinilainya tumpang tindih dengankebijakan yang dikeluarkanpemerintah pusat yang akibatnyamembuat panjang jalur birokrasi.Menurutnya banyak kebijakan pusatyang ditolak oleh daerah, sehinggainvestor menahan diri untukmenanamkan modalnya di Indonesiakarena pusat dan daerah memilikikebijakan yang berbeda.

Toto mengatakan, jika investorakan menanamkan modalnya diIndonesia, waktu yang diperlukansangat banyak untuk melakukanpengurusan tersebut mulai daritingkat pusat hingga daerahmemakan waktu hingga ratusan hari.Namun jika dibandingkan dengannegara lain, waktu yang diperlukanuntuk pengurusan investasisangat singkat, tidak mencapairatusan hari.

Ketika ditanya mengenai upayaDepartemen Keuangan dalammenghapus beberapa Perda yangdinilai tidak kondusif bagi investasi,Toto melihat hal itu belum dirasakanoleh pengusaha dan belum terlihathasil nyatanya. Untuk itu reformasidi tubuh birokrasi mendesakdilakukan sehingga dapat memberikepastian usaha bagi pengusaha danmasuknya investasi baik dari dalammaupun luar negeri.

Dari segi kebijakan yangdikeluarkan pemerintah, Toto menilai,hal itu sudah mengakomodirkepentingan pengusaha, namun iamenyayangkan implemetasi dilapangan masih belum mengenakepada pengusaha akibat daripanjangnya jalur birokrasi tersebut.

KEBIJAKAN DJBCKetika ditanya mengenai

kebijakan DJBC saat ini, Totomengatakan bahwa kebijakan yangdikeluarkan oleh DJBC sudah bagusdan mulai menuju ke arah perbaikan.Namun disini Toto menyampaikanbahwa kebijakan tersebut harusdidukung dengan Sumber DayaManusia (SDM) yang terampil pulasehingga kebijakan tersebut bisamemberikan keuntungan bagi

MUHAIMIN MUFTI. akibat kenaikan BBM yangberimbas ke segala lini ini memungkinkansuburnya pertumbuhan rokok-rokok ilegal danrokok selundupan dari luar negeri.

TEGUH TRIHONO. Menyerahkan kebijakankepada pemerintah.

LAPORAN UTAMADOK. WBC

DOK. ZAP

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 375

15WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

pengusaha dan juga bagi pendapat-an negara.

Mengenai SDM, Toto menekankanagar DJBC lebih menggiatkan lagipenekanan terhadap berbagaiperaturan yang ada kepada parapetugas di lapangan. Hal ini agartidak terjadi salah persepsi ketikapelaksanaan di lapangan. Selama inimenurutnya, jika ada suatu aturanbaru, pengusaha selalu mendapatsosialisasi terlebih dahulu sedangkanpetugas di lapanganmendapatkannya setelah itu, hal inisering mengakibatkan terjadinyaketidaksiapan petugas dilapangan.

Menurutnya, Undang-Undangnomor 10 tahun 1995 tentangKepabeanan, sudah cukup baik danharus dijalankan dengan konsekuen,sehingga tidak akan ada keluhan daribeberapa pelaku usaha. Totomencontohkan keluhan yang pernahia temui seperti nilai pabean.Menurutnya, nilai pabean adalah nilai

transaksi, namun kadang-kadangPFPD (Pejabat FungsionalPemeriksa Dokumen) menentukanlain karena instruksi dari pusatplafonnya harus sejumlah nilaitertentu, sehingga pengusaha kenatambah bayar. Ini yang dikeluhkanpengusaha.

“Kalau DJBC menjalankan ketentu-an yang ada dalam undang-undang,tidak usah khawatir mengenai adanyaunder value, karena ada post audit, jaditinggal audit saja,”papar Toto.

Hal senada juga disampaikanTeguh ketika ditanya mengenaikebijakan yang dikeluarkan DJBC.Menurutnya kebijakan yangdikeluarkan oleh DJBC sudahmengakomodir pihaknya danbeberapa pengusaha lainnya, iamencontohkan adanya jalur prioritasyang sangat membantu usahanyadalam menjalankan produksi.Mengenai hambatan di lapanganmenurutnya memang ditemui, namun

pihak DJBC responsif sehinggahambatan dapat diselesaikan tanpamengganggu produksi.

Sementara Mufti mengatakan,DJBC sudah menjalankan tugas danfungsinya dengan maksimal.Kerjasama antara asosiasi denganDJBC pun terjalin sehingga hambatan-hambatan yang ditemui di lapangandapat diselesaikan bersama. Bahkanmenurut Mufti, dalam amandemenUndang-Undang Cukai yang kini masihdalam pembahasan di DPR, pihaknyamerasa cukup didengar dan diakomodirkepentingannya.

“Namun memang, masih adabeberapa hal yang harus dibahaslebih lanjut mengenai Undang-Undang Cukai yang kini tengahdibahas di DPR, dan secarakeseluruhan Undang-Undangtersebut sudah baik,”papar Muftiyang juga terlibat sebagai tim reviewdalam pembahasan amandemenUndang-Undang Cukai.

TPT. Tekstil dan produk tekstil sulit melempar produknya ke pasar

DOK. WBC

zap

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 375

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

erekonomian Indonesia pada awaltahun 2006 masih dirasa agakmemberatkan bagi masyarakat dan

juga dunia usaha. Hal ini menurut DirekturLembaga Penyelidikan EkonomiMasyarakat Universitas Indonesia (LPEMUI) M. Chatib Basri, lebih dikarenakanmasih dibayangi harga minyak dunia yangtinggi pada tahun 2005 yang berdampakpada masalah sosial di masyarakat,seperti kenaikan harga kebutuhan pokokyang dipicu dari kenaikan harga BBMdalam negeri.

Namun Chatib Basri mengatakan,pemerintah dalam hal ini presiden sudahmampu melihat dan mengamatikeinginan masyarakat termasuk jugapelaku pasar. Hal ini terbukti denganmeningkatnya nilai tukar rupiah danmeningkatnya pula nilai Indeks SahamGabungan di bursa saham ketikadilantiknya Boediono dan Sri MulyaniIndrawati menjadi Menko Perekonomiandan Menteri Keuangan.

Ia kembali menambahkan,pemerintah harus bisa menjaga sentimenpositif yang ada di masyarakat tersebut,jangan sampai pemerintah kembalimelakukan suatu langkah mundur dibidang perekonomian denganmengeluarkan suatu statement yang bisamengundang reaksi negatif pelaku pasar.

Selanjutnya Chatib Basrimengatakan, beberapa survey mengenaiperekonomian yang dilakukannyaterhadap beberapa lembaga salahsatunya DJBC, Chatib mengatakan hal ituharus bisa dijadikan sebagai masukanuntuk bisa meningkatkan kinerja.

Mengenai kondisi perekonomianIndonesia dan sarannya tentang langkahapa saja yang harus diambil pemerintahuntuk bisa menjaga kepercayaanmasyarakat, berikut petikan wawancaradengan Chatib Basri

Bagaimana menurut anda ekonomiIndonesia tahun 2005 yang lalu?

Kalau dari segi pertumbuhan masihlebih baik dari tahun 2004. Tahun 2004lalu pertumbuhan ekonomi kita 5,1 persen,sedangkan kalau tahun 2005 perkiraan

saya bisa mencapai 5,5 persen sampai5,6 persen. Tapi efek dari harga minyakdunia mengakibatkan kita harus meng-ambil kebijakan memotong subsidi. Danimplikasi dari hal tersebut adalah inflasi.

Inflasi kita pada tahun 2005 meningkattajam, kalau saya lihat ini adalahfenomena jangka pendek dan ini berlanjuthingga semester I 2006. Pada semeseter Ijuga perekonomian masih melambat, tapisetelah itu saya melihat growth-nya akankembali membaik.

Kadang-kadang dalam bahasaekonomi dikatakan pertumbuhanekonomi membaik, tapi dalam prak-teknya, masyarakat melihat shockterbesar ada pada kenaikan hargaBBM, bagaimana menurut Anda?

Kalau dari segi shock terbesar daridampak kenaikan BBM memang terasa,seperti konsumsi menurun. Dan bisa dili-hat dari indikator impor mengalami penu-runan, itu yang saya katakan tadi, efeknyaakan masih dirasakan hingga semester I.dan pada semseter II tahun 2006konsumsi akan kembali meningkat lagi.

Bagaimana menurut anda tim eko-nomi baru dalam Kabinet IndonesiaBersatu dimana disitu duduk PakBoediono dan Ibu Sri Mulyani?

Saya tidak mau komentar mengenaimbak Ani (Sri Mulyani.red) karena beliaujuga orang LPEM UI, nanti kalau sayakomentar tentang beliau akan bias. Sayaakan komentar mengenai Pak Boed. Sayalihat Pak Boediono merupakan orangyang memiliki reputasi baik dibidangmakro ekonomi. Ketika beliau menjadiMenteri Keuangan kinerjanya juga cukupbaik. Dan bisa lihat juga ekspektasi daripasar yang indeksnya menguat, nilai tukarRupiah menguat, responnya juga positif.

Justru saya disini mengingatkan agarharus ada kehati-hatian. Orang sangatpercaya pada Pak Boed, kalau orangpercaya pada beliau maka ekspektasinyajuga tinggi. Seperti yang tadi saya bilang,dalam enam bulan ke depan pertumbuhanekonomi akan melambat. Jangan sampaiekspektasi orang berlebihan, nantinyaorang menganggap Pak Boed menjadimenko bagus, kok dalam tiga bulangrowth tidak naik, belum ada lapanganpekerjaan? Kalau ekspektasi darimasyarakat tidak terpenuhi maka nantiorang akan bilang tim ekonominya gagal.Padahal ini masalah ekspektasi yangterlalu tinggi.

Seberapa jauh ekspektasimasyarakat berpengaruh padaekonomi Indonesia?

Menurut saya mengelola ekspektasi iniadalah sangat penting. Jangan bikinkebijakan yang “aneh-aneh” dalam artikata yang membuat sentimen pasarmenjadi terganggu. Seperti isu yang lagiramai dibicarakan orang mengenaiapakah betul pemerintah mau buy backIndosat? Itu hal yang sensitif buat pasar,kemudian juga mengenai kebijakan utang,kok tiba-tiba kita mau minta debt relief.Buat pasar itu sensitif !

Kalau debt relief itu diminta berartiratting kita turun dimata investor. Merekaakan meninggalkan Indonesia. Merekayang saya maksud adalah investor yangbermain di pasar uang atau modal, mere-

“Setelah Semester I,Growth perekonomian IndonesiaAkan Kembali Membaik”Menjaga ekspektasi masyarakat adalah sangat penting untuk bisa meningkatkanperekonomian Indonesia, karena pasar sangat sensitif terhadap statement yangdikeluarkan pejabat. Jika statement tersebut tidak sesuai dengan ekspektasimereka, diperkirakan ekonomi akan kembali porak poranda.

P

CHATIB BASRI. Dengan adanya on-line sistem ini,maka kemungkinan untuk melakukan manuvertentu akan jauh lebih berkurang

LAPORAN UTAMA

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 375

17WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

ka akan meningalkan Indonesia dengangampang. Jadi menurut saya kebijakanyang baik itu adalah kebijakan yang hati-hati. Begitu juga dengan membuatstatement, harus hati-hati, karena pasarsangat sensitif dengan ini, kalau satu kalisaja ada statement yang mengatakanketidakpercayaan, atau menyatakankesalahan…responnya bisa cepat.

Yang tahu kondisi di sini (Indonesia)ya orang yang ada disini. Kalau pemain-pemain itu kan dapat info begitu banyakdan tidak bisa dikontrol. Ketika adastatement yang aneh-aneh tadi misalnya,mereka dengan uang yang banyak harusbikin keputusan yang cepat.

Kalau tadi anda katakan jagan buatkebijakan yang “aneh-aneh”rencana kenaikan Tarif DasarListrik (TDL) apakah akan membikinshock yang cukup kuat juga?

Kalau menurut saya begini, saya gaktahu ya pemerintah maunya apa, lihat duluperkembangan inflasinya, kalau sudahstabil baru boleh naikan TDL. Saya meli-hat inflasi ada kemungkinan akan naik ka-rena harga beras. Kalau harga beras naikmaka inflasi masih mungkin akan naik.Jadi kita musti hati-hati lihat perkembang-an berapa bulan, kalau inflasi sudah stabilbisa dinaikan, toh kenaikannya tidakterlalu tinggi menurut perkiraan saya.

Jadi Hal krusial apa saja yang harusdilakukan oleh pemerintahmenghadapi semester I tahun 2006ini dibidang ekonomi?

Menurut Saya kebijakan fiskal. Karenadalam semester pertama investasi swas-tanya akan turun, konsumsi swastanyaakan melemah, ekspornya juga akanmelemah. Jadi satu-satunya yang bisameng-counter hal tersebut adalah penge-luaran pemerintah, disitu peran menterikeuangan menjadi sangat penting.

Mengenai masalah investasi, kitakayaknya masih susah bikinkebijakan yang mempermudah izin-izin, bagaimana menurut Andamasalah birokrasi ini?

Saya setuju dengan hal tersebut danitu juga menjadi streamline yang mesti di-perbaiki. Persoalannya adalah wewenang-nya tidak disatu Departemen di BadanKoordinasi Penanaman Modal (BKPM).Misalnya yang berkaitan dengan masalahketenagakerjaan, ada urusan denganPerda, deal dengan pemerintah daerahada urusan dengan macam-macam . Jadiada masalah belum terintegrasi.

Kalau saya lihat untuk menanganimasalah ini dengan cepat adalahdebirokratisasi, kalau aturannyadipermudah itu akan lebih gampang,investor akan masuk.

Bagaimana menurut Anda kinerjaBea Cukai satu tahun terakhir ini,dan apa masukan anda buat Beadan Cukai tahun 2006?

Isu yang paling penting ke depanadalah hal mengenai production network,cirinya ini, satu barang diproduksi dan“dikeroyok” oleh banyak negara. Kalauproduction network inventori yang dimilikiperusahaan itu harus tepat waktu. Kalautepat waktu maka institusi kepabeanan itumenjadi sangat penting. karena delayeddisini akan menjadi persoalan.

Di Indonesia menurut sayapersoalannya bukan hanya di instiusikepabeanannya karena ada port clear-ance-nya juga, jadi dalam hal ini perludilakukan perbaikan-perbaikan juga. Jadisaya sambut baik adanya on-line sistemkarena itu akan memperbaiki ataumempermudah prosesnya. Belum lagi adaupaya ASEAN Single Window itu harus didukung, karena dengan adanya ini makasegala macam proses yang menyangkutproduksi akan sangat cepat.

Dengan adanya on-line sistem ini, ma-ka kemungkinan untuk melakukan manu-ver tentu akan jauh lebih berkurang sepertiadanya contact person antara penggunajasa dengan petugas di lapangan. Lalusaya melihat direction ke arah pengurang-an manuver yang saya sebutkan tadisudah mulai dijalankan, tapi kalaumasalah pungli, itu masih tetap ada, danstudi yang pernah kita lakukan (LPEM UI)

Salah satu isu menarik adalahmengenai Customs Broker, mungkinkarena peraturan mengenai masalahkepabeanan itu sulit, sehingga pengusahamembutuhkan konsultan. Kalauperaturannya mudah dan dimengertimungkin kebutuhan akan customs brokeritu tidak akan tinggi, sehingga biayanyadapat dikurangi.

Beberapa waktu lalu LPEM UImelakukan penelitian mengenaiadanya biaya tidak resmi di DJBC,dan Transparancy InternationalIndonesia juga mengkategorikanIndonesia sebagai negara yangkorup dan institusi Bea Cukai jugadisebut disana, Apakah ini hanyasekedar persepsi?

Saya kira begini, Bea Cukai dan Pajakitu dua institusi yang berada di

Departemen Keuangan yang selaluberhubungan langsung dengan proyekbisnis. Jadi mau gak mau tudingan sepertiitu ada. Kalau ada institusi DepartemenKeuangan yang tidak ada hubungandengan bisnis seperti yang dipimpin olehPak Anggito (Anggito Abimayu KetuaBAPEKI.red) gak akan ada orang yangribut memperebutkan itu.

Nah Bea Cukai dan Pajak ituisntrumen, sehingga kalau dari instrumenitu ada ketidakpuasan maka timbul surveyini. Ini harus dihadapi dengan tenangdalam arti, kalau ada masalah, maka duainstitusi itu harus buat improvement apayang harus dilakukan. Saya melihatsekarang sudah menuju ke arah sana.

Seperti ASEAN Single window, kalauini bisa dilaksanakan dan dijalankan de-ngan konsekuen, maka pungli akan turunsangat jauh. Jadi kalau survey bilangseperti itu, yang paling penting dilakukanintrospeksi. Dan saya kira Bea Cukai pu-nya langkah strategis dalam rencananya.

Waktu saya menghadiri suatuseminar, Bea Cukai bersama JapanInternational Cooperation Agency (JICA)memaparkan mengenai rencananya ataulangkah strategisnya. Kalau ini sudahdijalankan maka saya yakin Bea Cukaiakan sangat baik sekali.

Jadi apa yang harus dilakukan olehDJBC menghadapi survey tersebut?

Menurut saya, survey tersebut harusdilihat ini secara konstruktif, misalnyabegini ada survey yang bilang Bea Cukaibegini…, maka kita harus cari langkahyang baik untuk memperbaikinya.

Kalau begitu langkah apa yangharus dilakukan oleh Bea Cukaiterlebih dahulu, memberitahukankepada masyarakat mengenailangkah-langkah tersebut ataumemperlihatkan kepadamasyarakat langkah yang telahdiambil?

Saya rasa harus dua-duanya, kalauada progres pasti orang akan bilang, jadilakukan saja yang terbaik untuk menujuhal yang terbaik.

DJBC. Survey yang dilakukan oleh lembaga survey termasuk LPEM UI harus dilihat secara konstruktif.

zap/ky

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 375

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 200618 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

WAWANCARA

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 375

19WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Apa yang menjadi prioritasketika anda diangkat sebagaiMenteri Keuangan ?

Ya pertama tentu memperkuatstruktur dari pengelolaan keuangannegara sehingga dia tidakmenambah atau menciptakantambahan resiko di dalamperekonomian dan itu dilihat dari sisiAnggaran Penerimaan dan BelanjaNegara (APBN), yang berartimemperbaiki prestasi daripenerimaan negara, baik itu daripajak maupun non pajak, termasukcukai dan mengurangi berbagaibentuk kebocoran yang selama inidideteksi. Kemudian memperbaikisisi pengeluaran, baik dari sisiprosedurnya, efisiensinya maupunefektifitasnya, dan dari sisi financing-nya (pembiayaannya)mengoptimalkan sumber-sumberpembiayaan APBN, yang selama inimenjadi sumber pembiayaan yangsecara historis sudah cukup lamadirintis, baik itu dalam bentuk hutangdalam negeri maupun luar negeri.

Dari prioritas yang disampaikantadi, bagaimana implementasinyadi lapangan?

Contoh implementasinya, pertamakita lihat manajemen APBN-nya,data-data tidak terkonsolidasi secaratepat waktu dan tepat kualitas,artinya seluruh eselon I DirektoratJenderal dibawah DepartemenKeuangan harus mampu untukmemproduce atau menghasilkandata-data mengenai area-area yangmereka harus manage secara tepatwaktu dan dengan kualitas yang lebihbaik, dan kemudian data itu dikelolaatau diolah untuk bisa menghasilkanmasukan terhadap kebijakan secaralebih struktural atau secara lebihbaik.

Kedua, memperbaiki sistem,sistem itu berhubungan denganleadership, berhubungan denganinstitusinya, kapasitasnya. Dikeuangan tentu saja dari sisi kapa-sitas SDM-nya dengan tantanganbaru yang makin meningkat danmakin dinamis, sebetulnya masalah

kemampuan dari SDM-nya itu untukbisa mengelola resiko dan mengelolakeuangan negara secara lebih baik,sangat perlu ditingkatkan.

Bagaimana hubungan denganlembaga terkait yang merupakanmitra kerja DepartemenKeuangan?

Hubungan kerja dengan berbagailembaga-lembaga yang selama inimenjadi mitra kerja kita juga perludiperbaiki, apakah dalam hal ini BI,dan Menko Perekonomian, atauBappenas sebagai pengelolakebijakan secara makro maupundengan berbagai share holder yanglain, seperti investor yang membelibond atau surat hutang negaramaupun masyarakat secara umum.Dan tentu saja ini adalah mengubahetos dari Departemen Keuanganyang selama ini relatif tertutup dankurang dianggap responsiveterhadap kebutuhan kebijakan makroataupun mikro ekonomi, sekarangharus menjadi Departemen

DR. Sri Mulyani IndrawatiMENTERI KEUANGAN RI

“Integritas KitaTIDAK BISA DIPERJUALBELIKAN,APALAGI DIKOMPROMIKAN...!”Ditunjuknya Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan yang baru olehPresiden Susilo Bambang Yudhoyono, mampu memberikan efek cerah padaperekonomian Indonesia. Hal ini terbukti dengan menguatnya nilai tukar rupiah danmeningkatnya nilai indeks harga saham gabungan tidak lama setelah ia (dan timekonomi lainnya) dilantik oleh presiden. Namun itu saja belum cukup untukmemajukan perekonomian Indonesia. Tugas besar dan segala permasalahan yangkompleks dibidang fiskal menunggu untuk diselesaikan oleh Menteri Keuangan yangbaru. Untuk melihat ekonomi Indonesia tahun 2005 dan 2006, berikut wawancaraRedaktur WBC Zulfril Adha Putra dengan Menteri Keuangan DR. Sri MulyaniIndrawati mengenai perekonomian Indonesia diruang kerjanya.

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 375

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Keuangan yang menjadi lebihterbuka dan harus mampu memberiservices kepada pihak lain secaratepat waktu, tepat kualitas danmengurangi biaya semaksimalmungkin.

Bagaimana anda melihatperekonomian Indonesia tahun2005 yang lalu ?

Tahun 2005 banyak persoalanyang dihadapi oleh kita, baik yangsifatnya shock eksternal maupunyang berasal dari dalam negeri.Shock eksternal kita sudah bacadibanyak media seperti bencanaalam dan tsunami sampai kepadaharga minyak yang meningkat secaratajam, dari harga asumsi APBN yanghanya US$24 perbarel naik hampir3 kali lipatnya dan ini menyebabkanperubahan yang luar biasa di dalamstruktur APBN kita.

Di dalam negeri sendiri tentushock ini menimbulkan tantanganyang makin rumit karenaberhubungan dengan pos-pospengeluaran pemerintah yang tidakbisa diubah secara mudah, karenaharus merubah keputusan politik jadiharus melalui konsultasi. Denganshock-shock ini pemerintah membuatpilihan-pilihan kebijakan yangmungkin tidak populer, tetapimungkin hasilnya dari jangkamenengah panjang dianggap bisamemberikan ruangan yang lebih baik.

Kebijakan pengurangan subsidiatau dengan menaikkan hargaminyak memang berdampak padadua hal, yaitu dunia usaha dan sektormasyarakat, mereka harus dipulihkankembali. Jadi disisi ini kelihatansekali disaat pemerintah harusmemperbaiki kesehatan keuangannegara, dampaknya tidak mudah bagisektor usaha dan sektor masyarakat.Ketika pemerintah memiliki‘ruangan’setelah menaikan hargaBBM, maka pemerintah mulai lagiharus berangsur-angsur memperbaikisituasi dimasyarakat dan di duniausaha supaya mereka bisa pulihkembali.

Saya rasa itu yang merupakanesensi penting dari tahun 2005, danapabila mekanisme ini berjalansecara konsisten dan kontinyumungkin akan menimbulkan kembaliharapan dan confidence yang lebihbaik dari masyarakat dan duniausaha untuk bisa lagi menjalankankegiatan-kegiatan ekonomi mereka.

Apakah Tahun 2006 ini,masihdibayang-bayangi dengan hargaminyak dunia yang tinggi?

Ya, berbagai prediksi mengenaiharga minyak dunia tidak akanpernah bisa dipastikan secara 100persen, tetapi berbagai prediksimenggambarkan bahwa harganya

masih berkisar di atas US$50, danharga itu sebetulnya relatif hampirsama dengan asumsi APBN 2006yang kita miliki, sehingga memangkita tidak mengharapkan adanyashock yang terlalu besar dari hargaminyak. Meskipun kalau meleset dariangka 57 dollar, dan melesetnya itukebawah sangat besar pengaruhnyaterhadap revenue kita, sehingga kitaharus siap-siap paling tidakmengurangi pengeluaran supayadefisitnya tidak menggelembungterlalu besar. Tapi kalau hargaminyak itu lebih tinggi tapi disisi lainpenerimaan kita lebih banyak, tetapsubsidinya juga akan meningkatsecara lebih besar.

Nah ini semuanya juga harus kitaperhatikan dari sisi optimalisasiruangan ataupun optimalisasi darikemampuan APBN untuk 2006.Diharapkan bisa menjadi pendorongpertumbuhan ekonomi karena sepertisaya katakan tadi background-nyatahun 2005 dengan adanya kenaikanharga Bahan Bakar Minyak (BBM)dan pengurangan subsidi sektorusaha dan sektor masyarakat

menjadi relatif lemah kemampuanmereka untuk menjadi pendorongpertumbuhan ekonomi.

Jadi untuk satu semester, APBNkita masih harus menjadi salah satusumber pendorong pertumbuhanekonomi.

Nah harga minyak ini tentu kitatidak harapkan menimbulkanpersoalan yang banyak terhadapstruktur APBN sehingga dia akanmempengaruhi policy secara drastisdari APBN kita.

Secara keseluruhan bagaimanaanda melihat ekonomi Indonesiatahun 2006?

Seperti saya sebutkan tadi bahwapemerintah untuk tahap awal ini,akan mencoba mengkompensirberbagai perlemahan ekonomi yangterjadi baik karena adanya trendsecara cukup bersistem semenjakakhir tahun 2004, maupun dalam halini tidak adanya faktor-faktoreksternal yang menyebabkan sumberpertumbuhan ekonomi mengalamiperlemahan. Jadi pemerintah secaraumum, policy secara garis besarnyaadalah, menjaga supaya

pertumbuhan ekonomi tidak semakinmelemah.

Yang kedua, melakukanoptimalisasi dari berbagai instrumenyang dimiliki, baik itu instrumenfiskal, instrumen policy secarastructural untuk mempermudahsektor-sektor usaha dan masyarakatuntuk bisa kembali memiliki daya belidan memiliki daya mampu untukmenghasilkan apa yang kita sebutsumber-sumber pertumbuhanekonomi alternatif.

Apakah masih ada PekerjaanRumah yang tidak terselesaikanpada tahun 2005 yang lalu?

Banyak, karena di tahun 2005seperti yang disebutkan tadi,suasananya adalah suasana emer-gency yang banyak sekali, karenaadanya shock eksternal yang begitubanyak maupun yang karena tahun2005 pemerintahan baru relatif masihbanyak yang harus dieja dari sisimekanisme kerja dan lain-lain.

Lantas tahun 2006 meneruskanpersoalan yang belum terselesaikan,katakanlah dulu kita punya prosesanggaran terlambat, 2006 sudah bisakita atasi dengan lebih awal. Tetapitahun 2005 katakanlah persoalanbahwa investasi belum meningkatseperti yang kita harapkan karenaadanya persepsi tentang resikomaupun iklim investasi yang belumcukup, itu semuanya harus masukkepada prioritas 2006, apakah ituberhubungan dengan masalah ikliminvestasi yang berhubungan dengankeseimbangan ekonomi sepertistabilitas, tenaga kerja, masalahperpajakan, masalah arus barangdan jasa yang berhubungan denganpelabuhan, bea cukai, dan lain-lain,kemudian masalah perijinan,masalah yang berhubungan denganpersoalan-persoalan yang ada didalam persetujuan investasi.

Untuk keuangan sendiri masihbanyak hal yang harus kita bereskan,pertama manajemen APBN yanglebih pasti, atau lebih aman, lebihkecil resikonya, berarti inimembutuhkan informasi yang lebihberkualitas, perencanaan kebijakanyang lebih predictable dan jugakomunikasi yang lebih baik. Yangkedua, kapasitas dan institusinya.Banyak masalah-masalah baik itudari sisi pengelolaan utang,pengelolaan anggaran, pengelolaanpenerimaan semuanya membutuhkankemampuan untuk memperbaikikinerjanya.

Kemudian masalah hutang negarayang berhubungan dengan bonddalam negeri kita masih punyaketerbatasan dari sisi pasar utangdalam negeri yang dianggap masihsangat dangkal. Ini semua adalahPR-PR yang belum terselesaikan

“SAYA RASATANTANGAN PALINGBESAR DARI BEA DANCUKAI ADALAHREPUTASI”

WAWANCARA

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 375

21WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

yang akan menjadi salah satuagenda besar dalam pelaksanaan2006 ini.

Bea Masuk agak turun dari tahunlalu, sementara penerimaan darisektor cukai mengalami surplus,apakah saat ini kita masih bisamenambah obyek cukai baru?

Kalau policy-policy mengenaiapakah kita akan melakukan cukaibaru atau tidak, tentu sangattergantung sebetulnya dari policyindustri kita, pembangunan industrimaupun keberpihakan kita pada yangmana? Antara keberpihakan padakonsumen versus produsen atauberpihak pada produksi dalam negeriversus ekspor, itu semuanya memilikiberbagai macam pilihan-pilihan atautrade off.

Saya katakan bahwa instrumencukai maupun instrumen Bea Masuktidak hanya merupakan instrumenrevenue (penerimaan), tetapi dia jugamerupakan instrumen untukpembangunan yang berarti untukmemperbaiki daya saing,mempermudah arus barang dan lain-lain. Karena adanya pilihan yangtujuannya tidak hanya satu, tidakhanya revenue, maka tidak hanyakita berfokus pada bagaimana kitameningkatkan revenue saja, dengancost konsekuensinya akan banyak.

Oleh karena itu saya rasa untukberbagai kemungkinan apakah akanmemperluas basis cukainya, ataukahakan makin menurunkan bea masuksesuai dengan terutama perjanjian-perjanjian regional maupuninternasional yang kita tanda tanganiatau kita akan kembalikan padapolicy pemerintah secara umumnasional, yaitu dari sisi industriapakah kita akan menggunakan itusebagai instrumen untukmemperbaiki daya saing danmembangun industri-industri dalamnegeri.

Dalam hal ini saya akanbekerjasama dengan MenkoPerekonomian dan menteri-menteriteknis terkait seperti dengan MenteriPerdagangan dan MenteriPerindustrian untuk melihat berbagaikonsekuensi dari instrumen-instrumen cukai maupun bea masukyang kita miliki.

Bagaimana melihat institusi Beadan Cukai saat ini ?

Bea dan Cukai sebagai salah satusumber penerimaan negara tetapijuga pada saat yang sama menjadisalah satu sumber policy untukmenciptakan perbaikan dan ikliminvestasi maupun memfasilitasiberbagai kemudahan arus barangdan jasa, menjadi salah satu institusiyang tantangannya sangat besar.

Saya rasa tantangan paling besar

dari Bea dan Cukai adalah reputasi.Selama ini masyarakat menganggapBea dan Cukai merupakan institusiyang banyak terdapat kebocoran didalamnya, kemudian tidakmemberikan fasilitasi mengenai arusbarang dan jasa secara efisien danbaik, dan juga dari sisi optimalisasirevenue yang seharusnya diperoleh.Hal-hal ini yang harus menjadisalah satu prioritas dari pimpinanBea dan Cukai untukmemperbaikinya.

Tentu yang paling sulit adalahuntuk membangun reputasinya ataukepercayaan karena itu tidak bisadilakukan dalam waktu sehari atausemalam, baik itu dalam hal investasidi sistem, peningkatan pengawasansecara lebih efektif terhadappelanggaran-pelanggaran yangdilakukan, perbaikan dari sisikebijakan supaya tidak menimbulkanberbagai salah tanggapan maupunsalah implementasi di tingkataparatnya, itu semuanya menjadibagian yang harus menjadi prioritas.

Saya rasa masih jauh kita

mengatakan bahwa kita merasacukup puas dan bangga dengankinerja Bea dan Cukai selama ini,jadi ini berarti masih menjadi PR kitabersama antara menteri, dirjen danaparatnya.

Bagaimana tanggapan andatentang adanya kasus eksporfiktif yang melibatkan beberapaoknum di jajaran DepartemenKeuangan?

Kasus yang sekarang ini terjadi,sebenarnya jika dalam pandanganmasyarakat seperti mengkonfirmasiversi yang selama ini sudah ada atauada di dalam masyarakat, yaitu didalam Bea dan Cukai dan Pajak, adaatau cukup banyak permainan, baikitu dilakukan pengusaha yangreputasinya jelek bekerjasamadengan aparat kita yang reputasinyajelek juga, sehingga mereka bisabersama-sama melakukanmanipulasi maupun mengambilsumber-sumber penerimaan negarayang seharusnya dikuasai

pemerintah atau negara dalam halini.

Tentu saja kasus ini merupakansuatu puncak gunung es daripersoalan mendasar di Bea danCukai maupun jajaran perpajakankita. Kalau mereka melakukan inikarena insentif atau gaji yang kurang,kemudian gaji atau insentif merekadinaikkan 4 kali, tetap ini tidak akancukup karena jumlah sogokan yangmereka terima jauh lebih tinggi darijumlah kenaikan gaji berapapun yangkita naikkan.

Kemudian yang berhubungandengan lemahnya pengawasan. Sayabisa mengatakan barangkali atasanyang seharusnya melakukan(pengawasan.red) atau lapisan-lapisan pengawasan yang sudah adadalam sistem kita, gagal melakukanpengawasan tersebut, mungkinkarena pura-pura tidak tahu, dalamhal ini tidak mau menindak. Merekajadi lemah dalam bertindak karenamereka tidak cukup punya keyakinanbahwa kalau mereka menindakdalam hal pengawasan itudampaknya akan sangat efektif, danmereka tidak menyadari bahwamereka di-back up secara hukum,secara birokrasi maupun secarapolitis. Karena inilah, sehinggamereka tidak melakukan tindakanapa-apa

Kalau mungkin persoalannyaseperti itu maka presiden, menteri,kita semua jajaran direktorat,dirjennya, eselon satunya harusmemberikan keyakinan bahwamereka harus melaksanakanfungsinya dan kalau melaksanakanfungsinya efektif mereka akanmendapatkan reward yang baik,sehingga mereka tidak lagi merasatakut atau terhalangi oleh persepsiitu. Kalau persoalannya itu.

Kalau bukan itu persoalannya?Yang saya khawatir kalau

persoalannya masuk dalam jenisyang kedua, yang bahkan sampaipada seluruh layer-layer pengawasanmelindungi penyelewengan itu, jadibukan hanya pura-pura tidak tahuatau membiarkan, tetapi sudahmasuk di dalam sistem yang burukitu, sehingga mereka secaraberlapis-lapis bukannya mengawasitetapi berlapis-lapis melindungi.

Memang yang melakukanbarangkali aparat yang paling bawahyang langsung pelaksana, itu merekamengatakan ”oh itu pelaksanasatu..dua..dan seterusnya.”Pelaksana ini bisa melakukanpenyelewengan setahun dua tahunbahkan sampai 10 tahun. Ini hanyaakan terjadi kalau mereka tidakditindak, lemah atau merekadilindungi. Nah kalau yang dilindungiini, berarti sudah terjadi sangat

“SAYA RASA MASIHJAUH KITA MENGATA-KAN BAHWA KITAMERASA CUKUP PUASDAN BANGGA DENGANKINERJA BEA DANCUKAI SELAMA INI…”

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 375

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

sistematis. Nah inilah menurut sayayang harus betul-betul diwaspadaioleh kita.

Lalu apa yang akan dilakukan?Kalau persoalannya ini, ya berarti

seluruh sistemnya harus dilakukanperombakan secara total. Kalau yangdisini berarti kita hanya memberikanassurance policy untuk memperkuatproses pelaksanaan itu. Saya sudahkatakan kepada Dirjen Bea dan Cukai,kalau persoalannya adalah policy, sayabertanggungjawab untuk memberikanpolicy yang clear sehingga bagipimpinan maupun aparat di bawah tidakmerasakan adanya kebingungan ataupaling tidak keluhan bahwa policy-nyajelek sehingga aparat saya bisa punyaruangan untuk memanipulasi.

Pertanyaan pertama saya apakahpolicy-nya sudah benar? Apakah adapersoalan di dalam policy-nya atausistemnya? Kalau persoalannyamemang ada sistem atau policy yangjelek,..perbaiki itu! sehingga tidak adaalasan karena sistemnya jelek semuaorang bisa melakukan pelanggaran.

Tapi kalau persoalannya padamanusianya, pada orang-orangnyayang tidak melakukan fungsipengawasan, tidak exercise(menjalankan tugas-red),makapersoalannya ini adalah konsekuensi,insentif atau punishment hanya padamasalah itu.

Nah kita akan lihat tentu sajapersoalan-persoalan ini terhadap kasusyang sekarang terjadi maupunkeseluruhannya karena masih restitusiekspor hanya di satu kantor saja,sementara orang yang melaksanakanrestitusi ekspor hampir di seluruhkantor pajak dan berhubungan denganbanyak sekali kantor Bea dan Cukaiyang meng-endorse dokumen-dokumen ekspor. Berarti itu evaluasi.

Bagaimana anda melihat reformasiyang sedang dijalankan DJBC ?

Ya reformasi dari sisi investasidatabase, kemudian investasi darimembangun sistem supaya ada singlewindow, adanya electronic transactionsehingga mengurangi interface ataubersentuhan antara aparat kita denganyang kita layani sehingga mengurangikemungkinan terjadinya pelanggaran,saya rasa itu cukup baik dan harusdioptimalkan tetapi sudah merupakaninisiatif di tempat yang benar, yaitumemperbaiki investasi dari sisi data-base dan sistem perangkatnya maupundari sisi orangnya.

Namun seperti yang saya katakantadi, investasi ini atau reformasi dari sisidatabase, sistem dan mengurangiinteraksi ternyata tidak mengurangipersoalan sistemik yang lain yang tidakdisebutkan, kelemahannya ada didalam sebuah sistem check andrecheck atau check and balances yang

selama ini masih dianggap tidakberjalan secara seharusnya.

Nah tentu tidak semuanya ada didalam kewenangan DJBC, mereka jugadititipi oleh misi-misi yang lain,katakanlah seperti departemen teknisyang harus melakukan fungsi-fungsinyakarena Bea dan Cukai adalah gateterakhir dalam hal ini atau gatepertama kalau kita berhubungandengan yang mau masuk, maka kitadihadapkan pada berbagai macampolicy-policy yang berasal daridepartemen lain yang meminta supayagate ini diamankan. Apakah itu dalambentuk supaya mencegah barangdiselundupkan ke luar atau mencegahbarang di selundupkan masuk.

Nah reformasi di Bea dan Cukai inisedang mengarah kepada bagaimanamemperlakukan para eksportir maupunimportir yang memang sudah punyakredibilitas bagus untuk mendapatkanfasilitas yang optimal, mengurangiberinteraksi, maupun berbagai macamdari sisi prosedur maupun waktu danbiaya.

Tetapi persoalannya adalah,database atau track record darieksportir atau importir kita masihbanyak yang masuk dalam kategoriyang tidak green atau prioritas ini yangmasuk dalam kategori merah, artinyakarena barangnya sensitif, entahperusahaannya tidak kredibel atau tidakmemiliki track record yang baiksehingga memang mereka masihmenjadi obyek berbagai macampemeriksaan.

Obyek pemeriksaan ini bisamemunculkan berbagai macampossibility pelanggaran, oleh karena itumasih banyak yang masuk dalamkategori merah atau yang hijaudiperiksa, maka kita harus memperkuatpengawasannya. Jadi walaupunmereka melakukan tugas untukmelakukan pengecekan, bukan berartimereka punya kesempatan untukmelakukan abusing of power. Nah iniyang salah satu menurut sayareformasi Bea dan Cukai maupunkeseluruhan Departemen Keuanganmasih sangat lemah di bidangpengawasan dan enforcement terhadappengawasan itu.

Secara keseluruhan, apakah andasudah puas melihat kinerja Bea danCukai dengan program-programnya?

Ya..tidak puas dong, kalau sayapuas, saya tidak akan menekankanpada build resiko Saya baru sebulanmenjabat dan itu adalah salah satureputation problem yang terus terangtidak bisa diselesaikan dalam jangkawaktu pendek. Kalau saya dari awalpuas, saya tidak perlu memberikansemacam tolok ukur yang tinggi kepadaaparat maupun dirjen bea cukai untukmemperbaiki dirinya dan memperbaikisistem yang ada di dalamnya.

Masih jauh. Kalau semua orangsudah memberikan apresiasi yang baikpada DJBC maka saya pantas untukpuas. Kalau kita disebutkan diberbagaisurvei internasional maupun nasionalbahwa dua institusi kita, Bea Cukai danPajak termasuk yang paling burukreputasinya, tidak ada alasan sayapuas pada hari-hari ini tentunya.

Pesan-pesan dan harapan Andakepada pegawai DepartemenKeuangan khususnya DJBC ?

Pesan saya mungkin tugas yangpaling berat dari DepartemenKeuangan adalah menjaga fungsistabilitas sambil membangun reputasiatau integritas. Menjaga stabilitasberarti ada kontinuitas yang harus kitajaga dari sisi makro, kerangkanyamaupun angkanya, tetapi di sisi lainadalah memperbaiki reputasi danmembangun integritas, itumembutuhkan berbagai macamtantangan yang sifatnya manusia,kebijakan maupun institusinya.

Mungkin, keduanya sama beratnya,saya tidak ingin mengatakan bahwakalau kita mau menjaga stabilitas,berarti yang kedua dihilangkan, tetapisaya rasa sudah pada saatnya bahwajajaran Departemen Keuangan perlu,karena saya anggap DepartemenKeuangan relatif dari sisi pendapatan,sistemnya jauh lebih baik dibandingkandepartemen lain sehingga alasan untukmengatakan bahwa kita tidak memilikipendapatan yang cukup mungkin tidakterlalu dibenarkan untuk posisi kita.

Sehingga mungkin yang palingpenting untuk Departemen Keuanganadalah membangun integritas.Menurut saya integritas tidak bisadibangun sehari dan dia tergantungattitude kita. Saya rasa untukDepartemen Keuangan dan BeaCukai mereka harus sudah punyasikap ini. Integritas kita tidak bisadiperjualbelikan, apalagidikompromikan. Kalau integritas bisadiperjualbelikan atau dikompromikanya sebetulnya kita sudah pada levelyang paling buruk dari kinerjaDepartemen Keuangan.

Nah sekarang saya akantanyakan kepada DepartemenKeuangan dan jajaran Bea Cukai danlain-lain, apakah kita sudah padatahap bahwa kita memiliki prinsipbahwa power integrity adalahpertahanan pertama kita? Kalau itusudah dijualbelikan atau mudahuntuk dikompromikan, seluruhpertahanan lain akan mudah sekaliturun. Mau dikasih peraturan lebihbesar, mau dikasih berbagai macampengawasam lebih tinggi, kalausemua lapisan ini memiliki prinsipbahwa integritas mudahdikompromikan dan bisa dijualbeli-kan, maka seluruh upaya itu menjaditidak akan sesuai kenyataan.

WAWANCARA

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 375

23WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

idampingi Menteri Keuangan, Dr. SriMulyani Indrawati (Menkeu),Presiden SBY memberikan

pengarahan secara tertutup di aulaDepartemen Keuangan, Graha Sawala,selama kurang lebih dua setengah jam,mulai pukul 14.00 WIB sampai denganpukul 16.30 WIB.

Hadir dalam pengarahan tersebutantara lain; Menteri Energi dan SumberDaya Manusia, Purnomo Yusgiantoro,Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional/ KetuaBappenas, Paskah Suzetta, KepalaBadan Pengkajian Ekonomi Keuangandan Kerjasama Internasional (Bappeki)Depkeu, Anggito Abimanyu, DirekturJenderal Bea dan Cukai, EddyAbdurrachman beserta para staf inti,Direktur Jenderal Pajak, Hadi Purnomobeserta staf inti, Sekretaris Kabinet, SudiSilalahi, serta Juru Bicara Kepresidenan,Andy Malarangeng.

Selesai melakukan pengarahan, SBYmengadakan jumpa pers mengenai intidari pertemuan tersebut. Dikatakan SBY,kunjungan kerja dirinya untuk mende-ngarkan laporan dan paparan dari Men-keu tentang tugas Depkeu, baik berkaitandengan reformasi di bidang keuanganpengelolaan APBN dan penyiapan APBNtahun 2007 serta sejumlah langkah terkaitkebijakan fiskal dan penyelamatan ataupendayagunaan aset negara.

Dikatakan presiden, Depkeu memilikiperan penting membantu presiden dalammengembangkan kebijakan fiskal danfungsi lainnya, diantaranya; mendesain,menyiapkan dan mengelola APBN, baikpada tahun berjalan maupun menujutahun berikutnya.

Disamping meningkatkan pendapatannasional dari sumber-sumber yang telahditetapkan, Depkeu juga mengelola danmendayagunakan pendapatan dengansebaik-baiknya dan terus mengupayakanpemikiran setiap waktu sebagai upayamengembangkan kebijakan agar lebihmeningkatkan pendapatan ataupenerimaan negara, termasukmendayagunakan, mengalokasikan danmendistribusikannya secara tepat gunademi kepentingan pemerintahan dantujuan pembangunan nasional.

TIGA HAL PENTINGSetelah mendengarkan paparan yang

gamblang dan komprehensif dari Menkeu,SBY menyampaikan tiga hal penting. Per-tama, ingin supaya Menkeu dan MenteriKoordinator Perekonomian beserta paramenteri ekonomi untuk ke depan melaku-kan langkah lebih inovatif memanfaatkanpotensi yang ada di negeri ini, termasukpotensi SDM, bertujuan supaya negaratidak gagal mendayagunakan semuasumber daya yang dimiliki.

Kedua ditegaskan presiden, Menkeubeserta jajarannya harus mulaimempersiapkan, mendesain danmenentukan agenda dan prioritas APBN2007. Tentunya ini akan dikomunikasikanlebih dulu dengan DPR-RI. Tahun 2005menurut SBY, khususnya bidang ekonomimemang tidak mudah, banyak faktoreksternal dan internal mengganggupencapaian sasaran tadi yang kondisinyamasih berlanjut hingga 2006.Sebagaimana ditetapkan di APBN 2006,DPR dan pemerintah masih harusmengelola dengan serius dampakperekonomian Indonesia 2005 secarafokus untuk mengurangi kemiskinan dankesenjangan sosial dengan menambahlapangan kerja, meningkatkanpertumbuhan ekonomi, pendidikan,kesehatan dan pertanian dan lain-lainyang tentunya membutuhkan kerja kerassemua pihak.

Tahun 2007, lanjut SBY, kita punyaekspektasi dengan telah melakukanbanyak hal pada tahun 2006. Untuk ituharus sudah mulai meletakkan dasar-dasar APBN yang lebih sehat, agarpertumbuhan distribusi dan pertumbuhanmakro ekonomi yang lebih sehat bisadicapai pada RAPBN 2007 nanti.

Di poin ketiga, SBY meminta semuafungsi tugas kewajiban Depkeu danjajarannya dilaksanakan dengan baik.Presiden ingin good governanceditegakkan di Depkeu untuk menjadilembaga yang responsif, bersih, efektif,efisien dan akuntabel yang dapatberkomunikasi baik dengan lembaga-lembaga lain, agar tidak terjadiketerlambatan dan semua mengalir tepatwaktu sesuai sasaran, sehingga APBNyang telah ditetapkan dapat digunakan

dengan baik dan mencapai sasaran.Pada arahan yang disampaikannya,

SBY menyatakan dirinya menyambut baikusulan Menkeu untuk melakukan penata-an organisasi agar tugas yang cukup ba-nyak dapat dikelola dengan baik. Sehing-ga tidak ada kemandekan di Depkeudalam rangka kelancaran tugas, baikpembuatan dan pengelolaan APBN yangsedang berjalan, sekaligus memikirkanisu mendasar tentang penyelesaianhutang melalui peningkatan kinerjasumber-sumber pendanaan negara danlain-lain yang berada di jajaran Depkeu.

Ditekankan SBY, penataan organisasiditujukan untuk memberi peluang danpenyegaran bagi pejabat lain dalammeningkatkan kinerja lembaga tersebut.Ini menyangkut banyak hal, karena tidakboleh sebuah Direktorat Jenderalmenangani masalah berlebihan, akibatnyakewalahan, tidak tertangani, menghambatdan akhirnya terjadi keterlambatan.Karena itu, dipastikan beban tugas harussesuai kapasitas dan kemampuan untukmelaksanakannya..

“Kalau ada dirjen yang overload, makamenteri bisa mengusulkan pada presidenuntuk memisah atau menambah fungsi.Dengan demikian semua pekerjaan bisadilakukan dengan tepat waktu dan lancar,”tegas SBY.

Diakhir arahannya SBY juga menying-gung sasaran untuk Bea Cukai dan Pajak.Ia menginginkan kedua instansi ini betul-betul mendapat penghasilan yang riil.Kalaupun itu tidak bisa tercapai, bisa kare-na faktor kemunduran ekonomi,penyimpangan dan lain-lain.

“Kita pastikan, sesuai dengan arahansaya tadi. Semua sasaran dapat dicapaidan sasaran itu harus realistismencerminkan potensi yang kita miliki.Sementara itu menyangkut personil, jikasuatu saat terjadi penyegaran personil,bisa kita lihat, pertama, memang sudahsaatnya terjadi pergantian pejabat ataubarangkali ada pejabat yang lalai ataumembuat kesalahan dan harus mendapatsanksi,” tegas SBY.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada 23 Januari2006 melakukan kunjungan kerja ke Departemen Keuangan(Depkeu) di Lapangan Banteng Jakarta Pusat untuk memberiarahan pada para pejabat Eselon I dan II di lingkunganDepartemen Keuangan.

DARI KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN RIKE DEPARTEMEN KEUANGAN :

D KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN. Untuk memberiarahan, menanggapi laporan dan paparan dariMenteri Keuangan.

Good GovernanceHarus Ditegakkan di Depkeu

ris

WBC/RIS

NASIONAL

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 375

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 PEBRUARI 2006 PERIODE T.A 2006

NO. NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN

1. Drs. Suparman, MM 060035515 IV/b Kepala Seksi Pemantauan Direktorat PPKC KP DJBC

Penerimaan

2. Gusti Muhamad Jusuf 060035284 IV/a Kasubbag Keuangan Kantor Wilayah IV DJBC Jakarta

3. Dra. Imronah 060032210 IV/a Kepala Seksi Tempat KPBC Tipe A Khusus Tg. Perak

Penimbunan

4. Abang Ichsan 060034180 IV/a Kepala Seksi Tempat KPBC Tipe A Khusus Soekarno-Hatta

Penimbunan I

5. Mochamad Jamin 060034196 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan KPBC Tipe A Khusus Tanjung Perak

dan Cukai I

6. Abdullah M. Farid 060051852 III/d Kepala Seksi Pabean dan KPBC Tipe A Khusus Tanjung Perak

Cukai VII

7. Sjarifuddin 060034176 III/c Korlak Administrasi TPB KPBC Tipe A Tanjung Mas

8. Siti Harmini 060045551 III/c Pelaksana KPBC Tipe A Malang

9. Muhammad 060045837 III/c Korlak Administrasi Ekspor KPBC Tipe A Banjarmasin

10. Nurhana 060040205 III/b Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok II

11. Samingin 060040221 III/b Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok II

12. Ester Sumbung 060032138 III/b Pelaksana KPBC Tipe C Pantoloan

13. Muhajar Jacob 060044074 III/b Pelaksana Kantor Wilayah I DJBC Medan

14. Umar Lamani 060048923 III/a Korlak Administrasi KPBC Tipe B Ternate

Penyidikan+Barang Bukti

15. Eduard Wetangky 060059106 III/a Kepala Kantor Pangkalan Sarana Operasi Tg. Priok

16. Zainal Abidin. M 060049183 III/a Pelaksana KPBC Tipe A Merak

17. Soaduon Lubis 060052580 III/a Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok II

18. Asmudin 060052250 II/d Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok III

19. Amir Hasan 060061733 II/c Pelaksana KPBC Tipe A Balikpapan

20. Tukidjo Bin Paimin 060045419 II/b Pelaksana Pangkalan Sarana Operasi Tg. Balai

Karimun

21. Syamsir 060056598 II/b Pelaksana KPBC Tipe A Medan

22. Samin 060056612 II/b Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok III

23. Frits Bastian Masoara 060058181 II/b Pelaksana KPBC Tipe C Manado

BERITA DUKA CITATelah meninggal dunia, G. SUCIPTO, Mantan Direktur Cukai, pada hari Selasa, 27 Desember 2005. Jenazah telah

dimakamkan pada hari Rabu, 28 Desember 2005, pukul 13.00 WIB di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluargayang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

INFO PEGAWAI

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 375

25WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

SIARAN PERS DEPARTEMEN KEUANGAN RIDugaan Pemalsuan Dokumen Ekspor

Terkait dengan Restitusi PajakBeberapa hari terakhir ini, pada beberapa media massa ramai dimuat masalah tentang dugaan pemalsuan dokumen ekspor yangberkaitan dengan restitusi pajak, yang masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh Polda Metro Jaya.Atas hal tersebut, Departemen Keuangan memandang perlu menyampaikan sebagai berikut :1. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kapolri dan jajarannya (Polda Metro Jaya & KPPP Tanjung Priok), karena dengan

tindakan tersebut, kami memperoleh data adanya ekspor fiktif dan juga mengetahui modus operandi-nya. Di samping itu,Departemen Keuangan sangat mendukung segala tindakan dan gerakan pemberantasan KKN.

2. Berdasarkan sistem perpajakan yang dianut Indonesia saat ini, yaitu prinsip self assessment, Wajib Pajak diberi kepercayaanpenuh untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Sedangkan fungsipemerintah (dalam hal ini aparat pajak) adalah memberikan pelayanan, penyuluhan, dan pengawasan kepada Wajib Pajak.

3. Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pada dasarnya PPN dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam negeri.Sedangkan untuk mendorong ekspor, Pemerintah telah memberikan banyak insentif, diantaranya kebijakan restitusi pajak,yaitu bahwa atas ekspor barang yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dikenakan PPN (Pajak Keluaran) dengantarif pajak sebesar 0% (nol persen). Dengan demikian PPN (Pajak Masukan) atas perolehan barang yang diekspor tersebutdapat direstitusi (diminta kembali dari DJP).

4. Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) mengatur jangka waktu penyelesaian permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) paling lambat 12 (dua belas) bulan. Namun dalam rangka melaksanakankebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak, maka terhadap WajibPajak yang melakukan ekspor diberikan insentif berupa kemudahan dan percepatan penyelesaian restitusi PPN menjadi palinglambat 2 (dua) bulan sejak saat diterimanya permohonan, dengan syarat :a. Wajib Pajak mengajukan permohonan restitusi.b. Dokumen yang dilampirkan :

1) Faktur Pajak Masukan dan Faktur Pajak Keluaran yang berkaitan dengan kelebihan pembayaran PPN yang dimintakanpengembalian;

2) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;3) Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill;4) Wesel ekspor atau bukti transfer.

Setelah melalui Pemeriksaan Sederhana Kantor dan Wajib Pajak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka permohonanrestitusi tersebut akan dikabulkan.

5. Kantor Pajak menerima dokumen PEB, B/L atau airway bill dan wesel ekspor atau bukti transfer tersebut dikemudian hari,karena transaksi/kegiatan ekspornya sudah terjadi, sehingga pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Pajak hanya meliputikeabsahan dan kebenaran dokumen-dokumen tersebut (post audit).Jadi untuk melakukan penelitian/pemeriksaan terhadap permohonan restitusi ekspor yang diajukan oleh Wajib Pajak, aparatpajak hanya berdasar dokumen-dokumen PEB, dan B/L atau Airway Bill, serta wesel ekspor atau bukti transfer tersebut.Karena pemeriksaan yang dilakukan merupakan post audit, maka aparat pajak tidak dapat melakukan pemeriksaan fisikterhadap barang yang diekspor dan hal itu di luar kewenangan mereka untuk memeriksanya.

6. Apabila suatu permohonan restitusi telah diajukan sesuai dengan Standar Operasional Procedure (SOP) dan dengan dilampiridokumen-dokumen yang disyaratkan, dan post audit dilakukan, maka permohonan restitusi tersebut dikabulkan.

7. Untuk mengefektifkan penerimaan negara, langkah-langkah yang sedang dan segera dilakukan oleh jajaran DepartemenKeuangan, adalah :a. Direktorat Jenderal Pajak

1. Meneliti, mengevaluasi dan memperbaiki ketentuan, sistem dan prosedur pemberian restitusi dalam rangka ekspor;2. Memeriksa ulang pemberian restitusi yang berasal dari ekspor;3. Mempercepat penerapan sistem administrasi modern di seluruh Indonesia guna meningkatkan pelayanan dan peng-

awasan, termasuk sistem manajemen SDM, hingga konsep reward and punishment dapat berjalan dengan optimal.4. Mengembangkan pertukaran data elektronik dengan perusahaan pelayaran dan semua pihak terkait.

b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai1. Menciptakan sistem dan prosedur ekspor yang dapat memberikan keyakinan atas kebenaran ekspor barang sehingga

tidak memberi peluang terjadinya ekspor fiktif;2. Melakukan rekonsiliasi dokumen PEB dengan dokumen-dokumen pelayaran (outward manifest);3. Mengembangkan pertukaran data elektronik dengan perusahaan pelayaran dan semua pihak terkait.

8. Departemen Keuangan akan memberikan bantuan penuh untuk keberhasilan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan olehPolri atas kasus-kasus ini dan telah menyusun langkah-langkah tegas untuk melakukan tindakan-tindakan hukum terhadapsemua pejabat dan pegawai Departemen yang terlibat sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.Demikian penjelasan dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Departemen Keuangan dalam menangani kasus dugaan

pemalsuan dokumen ekspor (ekspor fiktif) yang saat ini sedang dalam tahap penyelidikan dan penyidikan oleh pihak Kepolisian.

INFO PEGAWAI

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 375

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

I. LATAR BELAKANGasar pemikiran tentang perlunyaprogram yang kemudian secararesmi disebut Special Travel

Security Fund (STSF) under AusAIDini berawal dari survei yangdilaksanakan di Jakarta pada 2 - 20Pebruari 2004 oleh Graham Kishohos,Manager Compliance Assurance ofMelbourne Office Australian CustomsServices (ACS), dan Basil Sawczuk,Manager International CooperationACS. Survei dimaksud bertujuan untukmengidentifikasi kebutuhan DJBCdalam upaya untuk meningkatkankinerja institusi, khususnya dalamkerangka reformasi kepabeanan.

STSF menekankan pokok-pokokpermasalahan pada bidang maritimesecurity, cargo identification danintelligence, yang didasarkan padapengalaman ACS dalam bidang-bidangtersebut. Hasil konsultasi dan evaluasilebih lanjut mengidentifikasi empatbidang utama yang menjadi fokus yaitu:a. Pengembangan kemampuan

analisa intelijen (skill developmentin intelligence analysis);

b. Pengembangan kemampuan tatacara pemeriksaan kapal (skilldevelopment in ship search);

c. Pengembangan teknik identifikasinarkotika dan bahan peledak(explosive in ship search);

d. Memperkuat teknik pengamatan dipelabuhan laut (strengtheningtechnical capacity ini surveillance atsea port).Sebagai bentuk keseriusan akan

pentingnya STSF Project,permasalahan ini kemudian dibahasdalam diskusi formal Australia andIndonesia Seventh Customs toCustoms Talk, pada 13-14 Mei 2004 diSydney dan Customs to Customs Talkke 8 di Bandung bulan Agustus 2005.Sesuai proporsal yang telah disetujuioleh AusAID, STSF Project dimaksudharus dapat diselesaikan paling lamapada akhir tahun 2006.

Berikut ini adalah progress STSFProject dari keempat bidang yangmenjadi fokus (Lihat Tabel).

II. TRAINING INTELIJENTraining Analisa Intelijen dalam

kerangka STSF merupakan tindaklanjut nyata dari ProgramPengembangan Kemampuan AnalisaIntelijen. Pelaksanaan Training AnalisaIntelijen ini dibagi dalam dua tahapyaitu: Training on Trainers di Australiadan Training Analisa Intelijen bagipegawai DJBC di Jakarta.

Training on Trainers (ToT) di Austra-lia mengambil topik Customs Intelli-gence Analysis Course telah dilaksana-kan pada 12 – 26 November 2005.Sedangkan tahap kedua dari training inidirencanakan akan dilaksanakan duakali di Jakarta yaitu pada Desember2005 dan Januari 2006, dimana empatorang pegawai DJBC telah mengikutiToT di Australia akan bertindak sebagaiinstruktur dan dibantu oleh dua oranginstruktur dari ACS.

ToT sendiri terdiri dari duakegiatan yaitu Class Room Study danOn The Field Study sehinggadiharapkan akan memberikan gam-baran secara utuh kepada persertatraining mengenai teori dan konsepproses intelijen yang dilakukan ACSserta penerapannya di lapangan.

Analisa IntelijenACS-DJBC

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN

(DALAM KERANGKA STSF PROJECT)(Bagian I)

NO. P R O G R A M TINDAK LANJUT STATUS

1. Pengembangan Kemampuan Pemeriksaan Kapal a. Training on Trainers Selesaib. Pelatihan Petugas Patroli Selesai

2. Pengembangan Kemampuan Analisa Intelijen a. Training on Trainers Selesaib. Pelatihan Analis Intelijen Proses

3. Pengembangan Teknik Identifikasi Narkotika dan Bahan Peledak a. Pengadaan Itemizer Finalisasi(exsplosive and narcotics) b. Training on Trainers In Progress

c. Pelatihan Operator Proses

4. Memperkuat Teknik Pengamatan di Pelabuhan Laut a. Instalasi CCTV Finalisasib. Training on Trainers In Progressc. Pelatihan Operator CCTV Proses

PROGRESS STSF PROJECT

D

PENGAWASAN

Tulisan ini disusun pada saat KPDJBC menyelenggarakan Inteligence Analysis Training Course pada Desember 2005.

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 375

27WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

A. Class Room StudyKegiatan Class Room Study

dilaksanakan pada minggu pertamatraining. Materi pada Class Room Studyadalah teori dan konsep dari prosesintelijen, yaitu bagaimana membuatsebuah produk intelijen yang baik danakan berguna dalam memberikanpengetahuan yang mendalam, tentangsesuatu hal yang dibutuhkan olehpemberi tugas (client) serta bergunadalam pengambilan keputusan. Clientdapat merupakan unsur pimpinan yangmembutuhkan analisa intelijen tentangpotensi-potensi negatif sehingga dapatmengambil tindakan antisipatif yangtepat. Proses intelijen sesuai materitraining sendiri merupakan sebuahsiklus intelijen (intelligence cycle) yangberkesinambungan, yaitu meliputi:

1. Perencanaan (Planning)Mempelajari proses dimana suatu

pekerjaan intelijen direncanakan dandipersiapkan. Pada tahap ini, hal yangpaling ditutamakan adalah komunikasiyang baik dari pemberi tugas dengananalis sebagai pelaksana tugas, karenadari komunikasi tersebut akan didapatpengetahuan dan uraian yang jelastentang hal-hal yang diinginkan olehpemberi tugas kepada analis (misalnya,tentang hasil apa yang ingin didapat,batas waktu pelaksanaan tugas,informasi awal yang diketahui, bentukdari laporan dan lain sebagainya). Jugadari komunikasi antara pemberi tugasdengan analis akan diketahui jugatentang hal-hal yang akan menjadikendala dan sumber daya yangdiperlukan dalam pelaksanaan tugastesebut.

Adanya proses perencanaa ini,diharapkan akan membuat pekerjaananalis menjadi efektif dan efisien sertameminimalkan kemungkinan timbulnyaketidakpuasan dari pemberi tugas atashasil pekerjaan analis.

2. Pengumpulan informasi(Collection)Mempelajari teknik dan proses

pengumpulan informasi denganmemperhatikan informasi apa sajayang dibutuhkan, sumber informasi,batasan waktu dan ketersediaaninformasi tersebut. Secara garis besarkita dapat membagi sumber informasimenjadi 4 bagian yaitu:- Internal Customs.- Jaringan instansi penegak hukum.- Instansi pemerintah lainnya dan

perusahaan swasta/asosiasi- Sumber informasi lainnya misalnya

hotline telepon, internet, suratkabar.

3. Evaluasi Informasi (Evaluation)Mempelajari proses menilai

informasi yang telah dikumuilkandengan menggunakan AdmiraltySystem (merupakan matrik kombinasi

untuk menilai Relliability dari sumberinformasi dan Accuracy dari informasi).Informasi itu sendiri dapat dibagimenjadi 3 kategori, yakni:1. Fact yaitu sesuatu yang diketahui

terjadi dan dapat dibuktikan2. Opinion yaitu penilaian atau

pendapat yang belum pasti, tapi halterasebut mungkin terjadiberdasarkan kenyataan yang ada.

3. Allegation yaitu pernyataan yangdiyakini benar namun belumdibuktikan kebenarannya.

4. Penyusunan Informasi (Collation)Collation adalah bagaimana

memanage dan menyusun sejumlahinformasi yang telah dikumpulkan danakan digunakan dalam melakukananalisis. Penyusunan informasi tersebutmeluputi kegiatan sorting, indexing danfiling.

Kegiatan ini akan membantu dalammengidentifikasikan hal-hal pentingyang ditemukan, langkah awal dalammenemukan keterkaitan antar informasiyang telah dikumpulkan.

Adanya proses collationmemungkinkan pengalihan tugaskepada orang lain (analis lain) untukmelanjutkan proses intelijen yang telahdilakukan (misalnya apabila si analisberhalangan/sakit maka terhadap tugasyang telah berjalan dapat dialihkankapada analis lain).

Proses collation akan memberikankemudahan mengakses dalam melihatkembali atas semua informasi yangtelah dikumpulkan sehingga apabila

ada pertanyaan yang berkaitan dengankasus yang tengah ditangani dapatdiberikan jawaban dengan cepat.

5. Analisa (analysis)Proses analisis adalah proses

mengidentifikasi dan mengolahberbagai bagian informasi yang telahdikumpulkan dan membangunnyamenjadi sebuah pengetahuan baruuntuk memahami suatu kasus secarabaik dan jelas. Langkah-langkah yangdilakukan dalam melakukan prosesanalisa adalah:1. Meneliti, menguji dan memeriksa

informasi yang telah dikumpulkan.2. Membuat hipotesa.3. Mengumpulkan, mengevaluasi dan

menyusun informasi tambahan yangdiminta dan diterima.

4. Mengidentifikasi alasan/premis yangmendukung hipotesa.

5. Membuat kesimpulan.6. Membuat argumen/penalaran atas

kesimpulan yang telah dibuat.

Untuk membantu dalammelakukan analisa, perlu dibuatbeberapa diagram sebagai alat bantuproses analisa, yaitu :1. Diagram jaringan dan keterkaitan.2. Diagram alur kejadian.3. Diagram alur kegiatan.4. Diagram alur komoditi.

6. Pelaporan (Reporting)Pelaporan (reporting) bertujuan

untuk menyampaikan hasil analisayang telah dilakukan pada proses

PARA TRAINER dari DJBC Saat berada di class room/training room di Canbera, Australia.

FOTO: HENDRY DARNADI

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 375

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

intelijen termasuk didalamnya jugaadalah memberikan rekomendasi yangrelevan kepada pemberi tugas (client)atau pihak-pihak lain yang berkepen-tingan untuk membantu mereka dalammembuat suatu keputusan.

Bentuk pelaporan ada 2 macam,yaitu :1. Laporan tertulis.2. Laporan lisan.Pada laporan tertulis yang perludiperhatikan adalah:1. Akurat.2. Penyampaian alasan yang tepat.3. Kejelasan Penyampaian.4. Ringkas.5. Sopan.6. Selektivitas dalam penyampaian

data.Semua bentuk laporan tersebut (tertulismaupun lisan) harus diklasifikasikanmenurut tingkat keamanan dan kepen-tingan dari informasi yang disampaikan.Pada laporan lisan yang perludiperhatikan adalah:1. Ketepatan waktu.2. Akurat.3. Ringkas.4. Menyampaikan informasi yang

relevan.5. Menggunakan format penyampaian,

intonasi suara dan bahasa yangtepat.

7. Penyebaran Informasi(Dissemination)Hal yang perlu diingat pada proses

penyebaran produk intelijen adalahbahwa salah satu karakteristik produkintelijen yang baik adalah tepat waktudan juga bahwa produk intelijentersebut diperlukan dalam kerangkamenunjang keberhasilan perencanaandan pelaksanaan tugas.

Dalam penyebaran informasi yangperlu dipertimbangkan adalah:

1. Perjanjian dengan instansiterkait.

2. Persyaratan legal.3. Persyaratan keamanan.4. Prinsip “Need to Know”.

8. ReviewReview atas proses intelijen dapat

dilakukan pada saat proses intelijenmasih berlangsung ataupun setelahterdapat laporan/hasil atas pelaksanaanproses intelijen.

Review atas hasil dan prosesintelijen dapat dilakukan oleh tigatingkatan yang berbeda:1. Review oleh analis lain.2. Review oleh pemberi tugas.3. Review oleh lingkup yang lebih

tinggi dari pemberi tugas (client).

B. On The Field StudyKegiatan On The Field Study

dilakukan pada minggu kedua programtraining, yaitu dengan melihatpenerapan dari proses intelijen yangdilakukan oleh ACS pada kantorsetingkat Kantor Wilayah (RegionalBranch Office) adan kantor setingkat

Kantor Pelayanan (Distric Office).Tempat yang dikunjungi dalam

rangka On The Field Studi tersebutadalah satu Regional Branch Officeyaitu di Queensland dan dua DistricBranch Office yaitu di Townsville danCairns.

1. Queensland Regional BranchOffice.Unit intelijen pada Regional Branch

Office terbagi menjadi beberapa subunit yaitu:1. Collecting Information.

Sub unit ini bertugas untkmengumpulkan informasi darisemua sumber informasi sepertiyang telah disebutkan diatas danuntuk kemudian meneruskannyapada analis intelijen.

2. Liaison Officers.Sub unit ini beranggotakan petugasdari instansi penegak hukum yangterkait (misal: polisi, imigrasi,Austrac) yang ditempatkan padaRegional Branch Office ACS.Mereka bertugas sebagaipenghubung antara customsdengan instansi penegak hokumlainnya dalam rangka pencarianataupun pertukaran informasi.

3. Vessel Risk Assessment.Sub unit ini melakukan tugas untukmelakukan analisa terhadap kapal-kapal yang memasuki wilayahnegara bagian Queensland, baikmengenai muatan maupunmengenai identitas awak kapal(crew) serta juga alur perjalanankapal tersebut.

4. Profiling.Sub unit ini melakukan tugas untukmelakukan analisa terhadapkegiatan impor dan ekspor yangdikaitkan dengan profil yangterdapat dalam database ACS daninstansi penegak hukum terkait,dimana hasil dari profiling ini akanmenentukan dalam penetapan jalurpemeriksaan terhadap importasi/eksportasi dimaksud ataupun bisadalam bentuk memberikan atensi(alert) terhadap sesuatu kegiatanimpor/ekspor.

Setiap importasi atau eksportasiyang mengena kepada profil yangsudah dibuat akan terkena alert untkkemudian diambil tindakan yangbersesuaian (pemeriksaan fisik,penegahan, dsb).

Data statistik dari Brisbane DistricOffice menunjukan prosentaseimportasi yang terkena alert systemkarena memenuhi profil yangditargetkan rata-rata hanya 5 persensaja dari volume total impor. Sebagaiperbandingan di Indonesia rata-rataprosentasi volume impor yang terkenapemeriksaan fisik rata-rata 30 persen.

2. Townsville Distric OfficeTOWNSVILLE CUSTOMS MEETING

FOTO: HENDRY DARNADI

PENGAWASAN

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 375

29WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Townsville Distric Office adalahkantor setingkat Kantor Pelayanan yangrelatif kecil (jumlah pegawai 15 orang).Melayani satu Bandar udarainternasional dan beberapa pelabuhanlaut. Kegiatan utama kantor ini adalahmemberikan pelayanan pada bidangindustri yang banyak terdapat diwilayah tersebut.

Pada kantor ini terdapat satu orangpegawai yang bertugas sebagai analisintelijen. Mengingat jumlah pegawaiyang terbatas dengan wilayahpengawasan yang cukup luas, adabeberapa hal yang dilakukan oleh ACSdi wilayah ini dalam rangka optimalisasipelaksanaan tugasnya yaitu:1. Penggunaan CCTV pada setiap

dermaga/pelabuhan yang beradadalam wilayah pengawasan.

2. Penggalangan dengan masyarakatsetempat untuk membantu ACSdalam melakukan tugasnya.

3. Penggalangan dengan instansiterkait yang terdapat pada wilayahtersebut.Untuk pelayanan terhadap Bandar

udara, ACS Townsville Distric Officetidak menempatkan petugas secaratetap di bandar udara tersebut,melainkan hanya mengirimkan petugasbila ada kedatangan pesawat udara.

3. Cairns Distric Office.Cairns Distric Office adalah kantor

setingkat Kantor Pelayanan yang lebihbesar dari Townsville Distric Office(dengan jumlah pegawai sekitar 100orang). Melayani satu Bandar udarainternasional dan beberapa pelabuhan.

kegiatan utama atau yang menjadifokus adalah pelayanan terhadapindustri pariwisata. Pada kantor inimemiliki unit intelijen sendiri yang terdiridari beberapa orang pegawai yangmempunyai tugas secara spesifik untukmelakukan analisa terhadap beberapahal, antara lain:a. Passanger Analysis di airport.b. Vessel and Smallcraft Analysis di

pelabuhan.c. Cargo Analysis.

Dalam pelaksanaan pengumpulaninformasi kantor ini juga dibantu olehsebuah unit yang disebut coastwatch(seperti unit patroli, udara dan laut).

( B E R S A M B U N G )M. Nur Eko Yuwono, Kasi Pencegahan

dan Penyidikan KPBC Yogyakarta, salah satu trainerIntelligence Analysis Training Course dari DJBC

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer Januari 2006

NO. KEPUTUSAN P E R I H A L

NOMOR TANGGAL

1. 87/PMK.010/2005 30-09-05 Pemberian Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku Dan Bagian

Tertentu Untuk Pembuatan Bagian Alat-Alat Besar Serta Bagian Tertentu

Untuk Perakitan Alat-Alat Besar Oleh Industri Alat-Alat Besar

2. 116/PMK.04/2005 25-11-05 Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2003

Tentang Tata Laksana Pembayaran Dan Penyetoran Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Januari 2006

NO. KEPUTUSAN P E R I H A L

NOMOR TANGGAL

1. P-23/BC/2005 12-12-05 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 87/PMK.010/2005 Tentang Pemberian Pembebasan Bea Masuk

Atas Impor Bahan Baku Dan Bagian Tertentu Untuk Pembuatan Bagian

Alat-Alat Besar Serta Bagian Tertentu Untuk Perakitan Alat-Alat Besar

Oleh Industri Alat-Alat Besar.

2. P-24/BC/2005 16-12-05 Desain Dan Warna Pita Cukai Hasil Tembakau.

3. P-25/BC/2005 16-12-05 Perubahan Kedua Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor KEP-205/BC/2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Dan Pengawasannya.

INFO PERATURAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 375

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

arena sebagian orang di Jayapuraberasumsi Merauke itu berada padadaerah selatan dan Jayapura

berada tepat di daerah timur (lihat peta).Tapi cukuplah sudah perdebatan ini bukansuatu yang harus memisahkan tapi tetapmengikat jiwa raga bangsa Indonesiayang didalamnya ada Bea Cukai Indone-sia atau DJBC termasuk Bea CukaiJayapura.

KPBC Jayapura sudah pernah penulisjelaskan dalam tulisan beberapa tahun

lalu.Hanya tulisan pada saat ini lebihdifokuskan pada kinerja KPBC Jayapuradalam nuansa “ada dan tiada”. Mungkinpembaca merasa kaget dan bertanyadalam hati seperti kata lagu milik groupband Peterpan “Ada Apa Denganmu,KPBC Jayapura”? sehingga posisimusekarang antara ada dan tiada.

KOMPOSISI DAN KINERJA BEA CUKAIJAYAPURA

Dengan melihat pada tabel I,

komposisi pegawai KPBC Jayapura.perlahan namun pasti terjawabsedikit demi sedikit masalah yangada di KPBC Jayapura. Mengacupada Kep.No.444/KMK.01/2001Tanggal 23 Juli 2001 tentangOrganisasi dan Tata Kerja KanwilDJBC, KPBC Jayapura merupakanKPBC yang berada dibawahPengawasan Kanwil XII DJBC Ambondengan klasifikasi digrade/tipe A.

Bukan rahasia umum, semua orang

KPBC TIPE A JAYAPURAKPBC TIPE A JAYAPURA

MAKSI PELAYANANMINI JUMLAH PEGAWAI,Matahari mulai bersinar di ufuk timur dan daerah di Indonesia yang pertama merasakan hangatnyasang surya di pagi hari adalah kota Jayapura. Banyak orang di kota ini yang berkata sembaribergurau, lagu dengan judul “ Dari Sabang sampai Merauke” “ Dari Sabang sampai Merauke” “ Dari Sabang sampai Merauke” “ Dari Sabang sampai Merauke” “ Dari Sabang sampai Merauke” yang menjelaskan dari barat sampaitimur Indonesia, mungkin itu salah. Seharusnya dari Sabang sampai Jayapura.

K

FOTO : LANSER

DAERAH KE DAERAH

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 375

31WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Bea Cukai setuju KPBC Jayapurapastilah sibuk dan memiliki jumlahpegawai yang cukup sebagai kantorbertipe A. Ternyata tidaklah demikian.

Dilihat dari jumlah pegawai yanghanya 27 orang termasuk didalamnyaKepala Kantor dan para kepala seksi,bisa dikatakan aneh bin ajaib,kenapa? Sangat terasa di Jayapurapelaksana yang ada sebagianmenempati 2 kantor Bantu denganjumlah pegawai 5 orang. 1 pos lintasbatas laut dan 1 pos laut denganjumlah pegawai 3 orang. Serta 1 poslalu bea dengan jumlah pegawai 1orang. Jumlah seluruh pegawai yangbertugas pada kantor-kantor Bantudan pos-pos pengawasan ini adalah9 0rang. Sisanya 18 orangmenempati KPBC Jayapura.

Dengan situasi dan kondisi yangada, dari 18 pegawai yang tersisa diKPBC Jayapura kadang-kadang terlihat7 sampai dengan 10 pegawai karenaKepala Kantor atau para kepala seksiada yang cuti ataupun dinas,katakanlah 2 orang. Pelaksana yangada jarang masuk lagi denganbermacam alasan cuti, sakit, ijin, tanpaketerangan plus bolos, katakanlah 6orang. Berarti sisa pegawai yang ada10 orang yang terdiri dari 3 (Ka.Kantordan para kasi) serta 7 orang pelaksanadi kantor yang mau bekerja.

Bisa dibayangkan bagaimana sisa10 pegawai yang ada bila tidak bekerjaberarti tiadalah KPBC Jayapura yanggedungnya sangat besar biladibandingkan dengan kantor-kantor laindi area pelabuhan Jayapura. Tapidibandingkan jumlah pegawai KPBCJayapura sangat minim untukmenempati gedung kantor yang besarini yang mana pernah dilihat olehKepala Kantor Wilayah XII saat itu Drs.Ismartono (Sekarang Ka.KanwilPontianak-Red) yang berencanamenjadikan lantai 2 KPBC Jayapurasebagai Kantor Wilayah XII DJBCAmbon apabila situasi di Ambon belumjuga aman.

Hal ini mungkin diilhami olehkarena sedikitnya pegawai KPBCJayapura sedangkan gedungnyabesar. Namun rencana inipun gagalkarena kota Ambon kembali pulihkeamanannya dan akhirnya KPBCJayapura kembali sepi kantornyadengan minim pegawai. Padahalkabarnya di era tahun 1980 sampaidengan 2000 KPBC ini pernahmemiliki pegawai berjumlah 80orang.

Dari sisi pegawai yang ada dapatpenulis dengan lantang katakan punyaetos kerja yang tinggi. Walaupun setiapbulan di rolling dan para pelaksanamenempati tugas diseksi masing-masing namun kenyataannya dalambekerja semua disesuaikan dengansikon yang ada. Sebagai contoh, seringterjadi 1 atau 2 orang pegawai di rolling

menempati posisi pada seksiperbendaharaan namun pada saat adakegiatan importasi bisa saja pelaksanadi seksi P2 atau pabean tidak masuk. 2orang pegawai ini bisa bekerjamembantu seksi yang kosong sehinggatidak ada gap antara seksi yang satudengan yang lainnya. Yang ada hanyasatu seksi yakni seksi bekerja sama.

Hal inilah yang membuat KPBCJayapura memiliki pegawai yangfleksibel karena pegawai-pegawainyadapat bekerjasama disemua seksi,tanpa harus ada gengsi. Dengandemikian sedikit banyaknya telahmembuat Bea Cukai Jayapura itudinilai oleh para pengguna jasa tetapada pelayanannya, yang tidakpernah katakan tunggu/nanti esok

baru kembali karena Kasi atau pelak-sana sedang tidak ada.

Diharapkan hal ini menjadipedoman bagi KPBC-KPBC lain yangada di Republik ini. Jangan berharapThe Right man on the right place tapitidak mau bekerjasama membantuseksi lain, alangkah baik bekerjasamamembantu seksi lain on the right placein the right way.

TARGET PENERIMAAN FLUKTUATIFDAN PELAYANAN PRIMA

Dengan jumlah pegawai yang adaKPBC Jayapura tetap eksis dalammengemban tugas sebagai aparatfiskal negara. Khusus untuk KPBCJayapura dalam 2 tahun terakhir,target yang diembankan yakni tahun2004 Bea Masuk sebesar Rp.1.353.144 milyar realisasinyasebesar Rp. 1.318.510.952 miyaratau persentasenya 97,44%.(lihattabel II) Dapat dikatakan cukupmaksimal. Adapun penerimaandidapat dari importasi mobil eksJepang , yang beberapa waktu lalumengalami kebuntuan akibat salahprosedur terhadap pemahamanaturan Menteri Perdagangan. Namunsetelah sekian lama terbengkalaiakhirnya mobil eks Jepang ini atasdasar surat Menperindag dapatdiselesaikan sesuai prosedur pabeandalam tahun 2004 itu juga. Importasilain berasal dari impor vanili asalPapua New Guinea (PNG) yangcukup menambah kas penerimaanKPBC Jayapura. Hanya masalahimportasi vanili di Jayapura walaupundapat dikatakan rutin namun tidakdapat diandalkan karena merupakanproduk pertanian yang harganyasudah pasti fluktuatif dari tahun ketahun plus Bea Masuk cuma 5persen. Dalam tahun 2004 jumlahdokumen PIB yang terbit 111, PIBT 7,dan PEB 37.

Penerimaan dalam tahun 2005,dimana target Bea Masuk yangdiemban KPBC Jayapura sebesarRp.1.672.590.000 milyar realisasinyasebesar Rp. 717.500.295 juta ataupersentasenya 42,89 persen. Berartidapat disimpulkan mengalamipenurunan cukup drastis biladibandingkan dengan tahun 2004.Adapun masalah yang dihadapi dalamhal penerimaan di tahun 2005 inikarena importasi yang ada hanyaimportasi vanili asal PNG yang untuktahun ini harganya turun sangatsignifikan. Disisi lain walaupun tahun2005 realisasi penerimaan turun namundapat dikatakn berhasil secarapelayanan karena hanya 1 jenis barangimpor, berbeda dengan tahun 2004yang ada impor mobilnya. Pelayanan ditahun 2005 berhasil indikasinya karenadokumen yang terbit PIB sebanyak 121lebih banyak dibandingkan tahun 2004.Jumlah PIBT 6, dan PEB 30. Intinya

SUDARDJO, SH, Kepala KPBC Jayapura. Tetapmeningkatkan kinerja Bea dan Cukai di Jayapura.

Drs. WELLINGTON SE,MM, Mantan KepalaKPBC Jayapura. Pelayanan prima danperlindungan hokum harus terus diperhatikan.

FOTO : LANSER

FOTO : LANSER

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 375

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

kegiatan importasi di Jayapura kadang-kadang tidak ada.

Sisi lain penerimaan PNBP yangbaru digalakan DJBC dalam tahun 2004dapat terlaksana dengan baik. Dalamtahun 2004 PNBP yang dikumpulkansebesar Rp.12.401.400 juta dan dalamtahun 2005 PNBP yang berhasildikumpulkan meningkat sebesarRp.21.763.800 juta.

TINGKATKAN YANG TELAH ADADalam tahun 2005 terjadi mutasi

eselon III di DJBC. Dalam 2 tahunterakhir ini KPBC Jayapura dipimpinoleh Drs. Wellington, SE.MM yangsekarang menjabat sebagai KepalaKPBC Bitung.

Dalam wawancara singkatmenjelang keberangkatannya ketempat tugas baru, Wellingtonmemberikan tanggapan terhadapkinerja KPBC Jayapura dalam 2tahun kepemimpinannya. Menurutnyatarget 2004 yang didapat 80 persendari importasi mobil eks Jepang,selebihnya dari importasi vanili asalPNG. Dibandingkan tahun 2005,mengalami penurunan karena cumaada impor vanili asal PNG.

Namun menurut pria yang pernahbertugas sebagai Kepala KPBC

Ambon dan Teluk Nibung ini, semuapenerimaan yang didapat khususnyaimportasi vanili asal PNG, adalahkarena pelayanan yang primaterhadap pengguna jasa. Pelayananprima menurutnya termasukdidalamnya mengarahkan importir kearah yang lebih baik dan utamanyaperlindungan hukum atau lawenforcement terhadap importir harusterus ditingkatkan.

Tambahnya, walaupun dokumen/prosedur pabean sudah jelas khususuntuk impor vanili asal PNG masih

saja dalam perjalanannya melewatiperbatasan darat atau laut tetaptersendat akibat ulah oknumkeamanan yang mencoba memeriksadokumen, barang, orang, termasukpetugas Bea Cukai yang bertugasmengawal barang tersebut danoknum aparat ini mempunyaipersepsi yang berbeda terhadapbarang yang menurut Bea Cukaisudah sah tapi bagi mereka belumtentu.

Seringkali Wellingtonmenyarankan kepada importirsekiranya dokumen sudah sesuaiprosedur pabean yang benar dankalau ada oknum aparat yangmencoba menahannya, biarkan sajadan tempuhlah jalur hukum, pastilahdibantu.

Dan hal ini sudah dibuktikannya.Sehingga walaupun jumlah pegawaiKPBC Jayapura minim bahkan dimata oknum aparat mungkindipandang sebelah mata namun daribeberapa kasus yang terjadimerupakan tamparan keras buatoknum-oknum aparat ini, imbasnyaBea Cukai Jayapura dipandang adadengan kedua kelopak mata. BagiWellington, prinsipnya, jika benarharus dibantu dan jika salah harus

TABEL IKOMPOSISI PEGAWAI

KPBC JAYAPURA No. Eselon/ Jumlah Urut Non Eselon

1. Eselon III 12. Eseslon IV 43. Korlak 44. Pelaksana 18

JUMLAH PEGAWAI 27

PEGAWAI JAYAPURA. Sedikit namun fleksibel saling membantu.

FOTO : LANSER

DAERAH KE DAERAH

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 375

33WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

ditindak. Reward and Punishmenttetap dijalankannya.

Sementara itu, Kepala KPBCJayapura yang baru. Sudardjo, SH,yang terakhir menjabat sebagaiKa.KPBC Jogyakarta, menurutnyabelum memiliki gambaran yang jelastentang Bea Cukai Jayapura karenabaru saja bertugas di Jayapura.

TABEL IIPERKEMBANGAN DAN PERBANDINGAN PENERIMAAN T.A. 2004/2005

No. Jenis Target Realisasi Target Realisasi Urut Penerimaan 2004 2004 2005 2005

1. Bea Masuk 1.353.144.000,- 1.318.510.952,- 1.672.590.000,- 717.500.295,-2. Penerimaan --- --- --- 5.000.000.-

PabeanLainnya3. PPN Impor --- 755.081.173,- --- 1.402.410.768,-4. PPn Bm Impor --- 1.024.488.420,- --- ---5. Pph Pasal 22 --- 240.031.535,- --- 382.666.289,-

J U M L A H 3.338.112.080,- --- 2.507.568.352,-

Namun baginya yang pasti tetapmemperhatikan kinerja terbaik dariKepala KPBC Jayapura yang lamadan kalau bisa ditingkatkan.

Tambahnya lagi, mungkin perludiadakannya sosialisasi ekspor danimpor di Jayapura yang manadibutuhkan kerjasama yang baikantara impotir, Bea Cukai, dansemua intansi terkait. Gambarannyabahwa daerah timur Indonesiakhususnya Jayapura merupakan arahpembangunan bangsa Indonesiakedepan dalam rangkapengembangan kawasan timurIndonesia (KTI), yang terkenal akansumber daya alamnya.

Saran Sudardjo, bahwa sekiranyaada ekspor dari Jayapura kenapatidak ada impor ke Jayapura?Sebagai masukan, ekspor dariJayapura tidak ada yang langsung kenegara-negara tujuan tapi harusmelewati pelabuhan transit sepertiMakasar, Surabaya, ataupun Jakarta.Begitu juga sebaliknya imporsebagian besar penyelesaiannya dipelabuhan-pelabuhan transit di atas,pada hal nyatanya barang importersebut dipakai di Papua khususnyaJayapura.

Harapan Kepala KPBC Jayapurayang baru ini, kiranya ditahun-tahunmendatang seirama denganpercepatan pembangunan kawasantimur Indonesia akan ada kapalekspor dari Jayapura dan kapal itujuga yang akan mengimpor barangdari luar ke Jayapura. Semuaharapan hanyalah waktu yangmenjawab. KPBC Jayapura tetapakan lebih serius meningkatkankinerja dan koordinasinya dengansemua instansi yang terkait. Khususdengan aparat Kepolisian diharapkantahun-tahun ke depan koordinasilebih ditingkatkan lagi.

Tentang jumlah pegawai yang adayang bila dibandingkan dengan tipekantor berskala “A” tidaklah sepadan,ketika hal ini ditanyakan kepadaWellington dan Sudardjo, kedua

pejabat ini kurang lebih memilikipendapat yang sama. Menurutkeduanya jumlah pegawai yang adaini dirasakan cukup apabiladibandingkan dengan volume kerjaKPBC Jayapura yang hanya monotonmelayani impor vanili asal PNG.

Namun kedua pejabat ini jugamemberikan masukan bahwa tidakmenutup kemungkinan suatu saatnanti ada kegiatan kepabeanan diJayapura yang terus meningkat. Mautidak mau pegawai KPBC Jayapuraharus ditambah. Akibat minimpegawai rumah dinas Bea Cukai diJayapura banyak yang kosong,fatalnya banyak yang rusak akibattidak ditempati. Ditakutkan asetrumah dinas ini hilang. Demikianharapan kedua pejabat ini sekaligusmerupakan masukan bagi DJBC.

Akhirnya, dari KPBC Jayapura,penulis ingin sampaikan di KPBCJayapura penulis belajar menjadiseorang PNS Bea Cukai. Disini jugaantara hidup dan mati pernahdipertaruhkan. Perlu diketahuisetelah bertugas kira-kira 4 tahun,penulis dan beberapa teman harusmenjalani proses mutasi danakhirnya harus meninggalkan kotamatahari terbit ini. Penulis (LeksiAndre. Serumena dan Amaludindimutasikan ke KPBC Tg. Priok II,Dominggus.R.Olua dan Arfin KeKPBC Tg.Priok I serta Presley danTomy ke KPBC Juanda. Sementaraitu ada juga 5 (lima) pegawai yangberlatarbelakang D1 Bea Cukaidimutasikan ke Jayapura yangbarangkali menggantikan kami ber-6.

Sekali lagi. Selamat tinggal KPBCJayapura. Selamat Tinggal KantorBantu Skow di perbatasan RI-PNG.Selamat tinggal hutan belantara yangmasih perawan. Selamat tingal lautanyang belum dijelajah. Selamat tinggalmasyarakat yang baik hati dan penuhkasih. Karena kasih kita bertemu dankarena kasih jugalah kita berpisah.Sampai ketemu lagi Jayapura.Leksi Andre. Serumena, Koresponden Jayapura

LEKSI ANDRE SERUMENA (kiri/ penulis) bergaya didepan KPBC Jayapura yang akan ditinggalkan.

FOTO : LANSER

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 375

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

REFLEKSI SATU TAHUN

TsunamiT S U N A M IPagi yang tenang…Tawa terdengar menyambut pagiUlas senyum menghantar sejutamakna bahagiaTeduh dan tenang laksana pagilainnyaTiba-tiba ……Rrrrrhh……..krakTanah bergerak dan bergetarRumah berderak-derak seakansegera rubuhTiap detik terasa semakin kuatdan semakin kuatAllahu Akbar……..Allahu AkbarYa Allah, gempa ini kuat sekaliDetik-detik berlalu dalam histerisMenit-menit dalam tangisan danteriakanSesaat bumi diam dalam jedaLalu………………Dingin yang mendirikan bulu romaTiba-tiba datang menusuk tulangGemuruh terdengar dekatAir laut naik!…… air laut naik!Ya Allah, berita buruk apa lagi ini.Belum hilang debaran jantungKeringat dingin belum tersekaKini menjadi hangat oleh air lautOmbak besar menjemput datangTsunami......................Nyawa seperti kapas….. putihRingan beterbanganPulang padaMu yaa Rabbi

Banda Aceh, 26 Desember 2004Safuadi

ak terasa satu tahun sudah berlalu.Di pesisir pantai India, Thailand,Srilangka, Malaysia dan Indonesia,

khususnya di Nanggroe Aceh Darussalam(NAD), terjadi bencana Tsunami yangmengguncangkan dan meluluhlantakkanpropinsi NAD.

Pada hari minggu, 26 Desember 2004pukul 07.57 WIB gempa berkekuatan 9,0skala richter mengguncang NAD. Takberapa lama kemudian, pada pukul 08.16WIB menyusul ombak yang menggunungsetinggi 10 – 20 meter menyapu semuayang ada di depannya. Dalam waktusingkat (sekitar 30 menit) dimana-manaterlihat pemandangan memilukan. Daritotal penduduk NAD sebanyak 4.372.000orang, kurang lebih 137.000 orangmeninggal, lebih dari 70.000 orangdilaporkan hilang, serta lebih dari 500 ribuorang lainnya kehilangan tempat tinggal.

Infrastruktur di propinsi Aceh yangberada di sepanjang 800 km garis pantaipun rusak dan binasa. Tak hanya itu, jalanraya sepanjang 600 km, 199 jembatanutama, 122 fasilitas kesehatan, 64 ribuhektar lahan pertanian, dan 15 ribu hektartambak perikanan, hancur tak tersisa.Hasil perhitungan kerusakan (DamageAssessment) yang dilakukan Bank Duniamengungkapkan, total kerugian gempadan tsunami Aceh sebesar US$ 5,1 miliar.Angka tersebut berarti melampaui ProdukDomestik Bruto (PDB) Aceh tahun 2003sebesar US$ 4,5 miliar (Rp. 38,6 trilyun).

Keberadaan Kantor Wilayah XIIIDJBC, KPBC Ulee-Lheue (pelabuhan laut)dan KPBC Iskandar Muda (pelabuhanudara) yang berada dalam satu bangunanbeserta rumah dinas pegawai yangberada disekelilingnya pun tak luputdilanda guncangan gempa dan terjanganombak yang dahsyat. Pasalnya, lokasikantor hanya berjarak sekitar 15 – 35meter dari garis pantai Laut Ulee-Lheue.Tak ayal lagi, kantor, mess dan rumahdinas pun menjadi rata dengan tanah.Bahkan sebagian bangunan mess danrumah dinas tenggelam tanpa bekaskarena telah menjadi laut. Maha BesarAllah, tempat berdiri imam pada musholakantor yang berdindingkan gambar Ka’bahmasih utuh.

KPBC Meulaboh pun mengalami halyang tidak jauh berbeda. Kantor beserta

rumah dinas musnah diterjang tsunami.KPBC Sabang juga tidak luput daribencana, sebagian kantor dan rumahdinas retak akibat gempa dan sebuahKantor Pos Bantu yang berada diPelabuhan Balohan hancur diterjangtongkang yang hanyut oleh gelombangtsunami. Hingga kini tongkang tersebutmasih belum dipindahkan.

Keadaan Saudara-saudara kita se-korps Bea dan Cukai pasca bencana jugacukup memilukan. Pegawai DJBC diKanwil XIII Aceh dan KPBC di lingkunganKanwil XIII yang meninggal dan tidakdiketahui keberadaannya sebanyak 25orang, ditambah dengan 26 pegawaihonorer dari Kanwil maupun KPBC.Dengan demikian, total jumlah anggotakeluarga besar Kanwil XIII yangmeninggal dan hilang sebanyak 51 orang.

Selain itu, jumlah keluarga pegawaibea dan cukai yang meninggal pun cukupbanyak, terutama pegawai-pegawai yangberasal dari Nanggroe Aceh Darusalam.Dari 25 orang pegawai bea cukai dalamlingkungan Kanwil XIII yang meninggalmaupun hilang, tercatat 13 anggotakeluarga yang kini menjadi yatim maupunyatim piatu dan menjadi tanggungankeluarga yang ditinggalkan. Umumnya,ketiga belas anak yatim tersebut masih dibangku SD hingga SMA.

MASA TANGGAP DARURATDunia pun terhentak oleh bencana

paling besar dari bencana apapun dalamseabad ini. Perhatian internasional sontaktertuju ke Aceh. Solidaritas kemanusiaantiba-tiba mengental begitu cepat. Acehseolah menjadi “milik” dunia. Entah darimana ia datang, warna kulitnya,perbedaan agama dan bahasa, tidakmenjadi penghambat. Tiba-tiba, BandaraSultan Iskandar Muda menjadi sangatsibuk dengan lalu lintas pesawat yangmencapai 190 penerbangan dalam sehari(diluar penerbangan helikopter). Yangpasti, semuanya berkumpul di sini, diBumi Serambi Mekah.

Mereka mencari, mengumpulkan danmenguburkan jenazah para korban,memberi obat-obatan disertai mengobatiyang sakit dan terluka, memberi tendauntuk mereka yang kehilangan tempattinggal, makanan, air, pakaian dan

T

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

DAERAH KE DAERAH

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 375

35WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

berbagai keperluan pokok lainnya. Setiaphari semua pihak berkejaran denganwaktu untuk menghindari kondisi lebihburuk pasca bencana, yakni mewabahnyapenyakit kolera yang menakutkan. Semuaorang yang terlibat dalam masa tanggapdarurat bekerja tanpa mengenal waktu.Bahkan malam hari pun digunakan untukbekerja, membuat laporan perkembanganpekerjaan di pendopo Gubernur.

Solidaritas kemanusiaan punmenghinggapi keluarga besar Bea danCukai yang turut tergugah hatinya untukmembantu saudara-saudaranya diNAD. Bantuan tersebut berupapenggalangan dana di lingkunganDJBC dan pengiriman pegawai dari KPDJBC ke Aceh sebagai tim relawan.

Setelah tiba di Banda Aceh, tim rela-wan membantu pegawai-pegawai di ling-kungan Kanwil XIII yang bertahan di NADuntuk mencari pegawai yang meninggalmaupun hilang. Tim relawan juga mem-bantu meringankan beban pelaksanaantugas yang pada saat itu sangat tinggivolume kerjanya, terutama pelayananpemasukan barang bantuan baik melaluibandar udara maupun pelabuhan laut. Takhanya itu, tim relawan turut menghidupkankembali pekerjaan kantor terutamamengamankan arsip-arsip negara.

Mengingat gedung kantor sudah tidakada lagi, maka Kantor Wilayah XIII DJBCAceh dipindahkan ke Gedung KeuanganNegara unit II Lantai 6 di Medan.Sedangkan KPBC Ulee-Lheue dan KPBCIskandar Muda menyewa satu rumahuntuk dijadikan kantor di Jl. T. NyakMakam No. 7 Lampineung Banda Aceh.Begitu juga KPBC Meulaboh menyewa

sebuah rumah yang berfungsi sebagaikantor di Meulaboh Aceh Barat, dengantujuan agar kegiatan kantor tetap berjalandengan baik.

Secara psikologis, pegawai lamamasih dihinggapi oleh rasa trauma. Oleh

karena itu, Sekretaris DJBC memutasikan34 pegawai lama ke tempat yang baru diluar NAD dan mengangkat 28 pejabat dan20 pegawai pelaksana baru dari luar NAD.Target penerimaan dari Kanwil XIII Acehpun ditetapkan menjadi nol, tanpa meng-abaikan segi pelayanan dan pengawasanpada masyarakat.

SATU TAHUN KEMUDIANSenin, 26 Desember 2005,

bertempat di bekas pelabuhan Ulee-Lheue yang hancur diterjang tsunami,diadakan peringatan satu tahun tsunamiyang dipimpin langsung oleh PresidenRI. Acara tersebut juga dihadiri olehKetua MPR RI, 37 Duta Besar (Utusan)dari berbagai Negara, Menteri-MenteriNegara, Plt Gubernur NAD, PanglimaTNI, Kapolda Aceh, Ketua BRR, LSM,Pegawai-pegawai Pemerintah, takterkecuali dari DJBC yang diwakili olehIskandar (KaKPBC Ulee-Lheue),Safuadi (KaKPBC Sabang) dan FebraFaturrahman (Kasi Kepabeanan danCukai II KPBC Sabang). Tema yangdiambil pada peringatan itu adalah Acehdan Nias Remember Rebuild: NationalCommunication of the Tsunami.

Pukul 08.16 WIB, acara peringatantersebut dimulai denganmengheningkan cipta yang dipimpinlangsung oleh Presiden RI. Kemudiandilanjutkan dengan nyanyian oleh anak-anak yatim NAD yang menyentuh kalbusiapapun yang mendengarkan.

Sebagian bait syair lagu “AneukYatim” tersebut adalah :

TINGGAL PUING-PUING. Gedung Kanwil XIII DJBC, KPBC Iskandar Muda dan KPBC Ulee Lheue yangberada dalam satu atap, kini tinggal puing-puing yang berserakan.

GAMBAR KA’BAH YANG TERSISA. Tempat berdiri imam pada mushola kantor Kanwil XIII DJBC yangberdindingkan gambar Ka’bah masih utuh, tidak tersapu tsunami.

FOTO : FEBRA

FOTO : FEBRA

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 375

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Jino lon kisah Sekarang sayasaboh riwayat kisahkan satu

riwayatKisah barö that... Kisah yang barubarö that sekali.. baru sekalidi Aceh Raya di Aceh RayaLam karu Aceh, Dalam keributantimu ngon barat Aceh timur dane…barat baratBak saboh Di suatu tempat,tempat... tempat beginilahmeuno caritra ceritanyaNa sidroe aneuk Ada seorang anakjimo siat at terus menangisLam jeut-jeut Pada setiapsaat...saat dua saat berdua ibungon pomaDitanyëng bak Ditanyakan padama, ayah jinoe ibu, ayah dimanapat sekarangUlon rindu Saya rindu sekalithat... keuneuk ingin melihateu rupa wajahnyaNyoe manteng Kalau masih hiduphudep meupat diketahuilahalamat alamatnyaUlon jak seutët... Saya akan cari’oh watee raya ketika dewasaNyoe ka Jika telahmeuninggai meninggal dimanameupat keuh jrat makamnyaUlon jak siat… Saya datangi untuklon baca do’a memanjatkan do’a

Berikutnya, Presiden RI memberikansambutan yang intinya mengenang parakorban tsunami dan mensyukuri kekuatanrakyat Nanggroe Aceh Darussalam untukbangkit kembali. Presiden juga tak pernahmenduga bahwa bencana tsunami diAceh telah menumbuhkan semangatsolidaritas yang menghasilkan bibit-bibitpersaudaraan global. Hal itu dapat dilihatdari pengerahan angkatan bersenjata dari44 negara yang merupakan operasi militer

non perang terbesar yang belum pernahterjadi sesudah perang dunia kedua,kemudian bantuan dari para donaturasing serta Non Government Organiza-tion (NGO) asing dan lokal.

Presiden juga mengajak seluruhmasyarakat semua untuk bersama-sama berbuat yang terbaik terhadapmereka yang telah kehilangan orang-orang yang disayangi dan dicintai,terutama kepada anak-anak yatimpiatu. “Dengan kasih sayang, kitadapat membantu mereka melangkahke depan untuk hari esok yang lebihcerah dan terus mendorong merekauntuk terus bersekolah, beribadah,berpengetahuan dan berketrampilan,

agar memiliki hari esok yang lebihbaik,” imbuh Presiden.

Sekretaris DJBC Sjahril Djamaluddindan Kakanwil XIII DJBC Aceh MuhammadChariri beserta rombongan, pada Rabu,28 Desember 2005, berkesempatandatang ke Banda Aceh untuk melakukanpeninjauan rencana pembangunan kantordan rumah dinas baru Kanwil XIII sertameninjau lokasi kantor dan rumah dinasBea dan Cukai yang terkena bencanatsunami. Selain itu juga merencanakanpenyewaan kantor dan rumah dinasselama satu tahun untuk para pegawai dilingkungan Kanwil XIII, KPBC Ulee Lheuedan KPBC Iskandar muda.

Pada Jumat, 6 Januari 2006, keluar-ga pegawai bea cukai yang menjadikorban tsunami berinisiatif berkumpul diUlee Lheue, Banda Aceh, untukmengenang dan memanjatkan doa bagimereka yang telah lebih dahulu berpu-lang ke rahmatullah. Dalam kunjungantersebut muncul keinginan untuk salingmembantu dan saling memperhatikankeluarga korban tsunami.

Status mereka yang kini menjadi jandapegawai dengan 13 anak anggotakeluarga pegawai yang telah menjadiyatim/yatim piatu, memerlukan bantuanuntuk bertahan hidup terutama biayasekolah. Pada kesempatan itu, merekamenyampaikan harapannya agar keluargabesar Bea dan Cukai memperhatikannasib ke-13 anak-anak pegawai tersebut.

Bencana tsunami memberikanpelajaran bagi kita bahwa bencana dapatterjadi tanpa diduga, menimpa siapa saja,dimana saja berada dan kapan saja.Membuktikan betapa lemahnya manusia,tidak ada kekuatan yang lebih besarkecuali Kuasa Tuhan. Allahu Akbar.

Febra Faturrahman, Kepala SeksiKepabeanan dan Cukai II, KPBC Sabang

BEKAS KANTOR. KaKPBC Sabang, KaKPBC Ulee Lheue dan Kasi Kepabeanan dan Cukai II KPBCSabang, berpose di atas reruntuhan kantor Kanwil XIII DJBC.

KAPAL TERDAMPAR DI TENGAH KOTA. Sekretaris DJBC dan Kakanwil XIII DJBC berpose di depansebuah kapal listrik terapung milik PLN yang terdampar di tengah-tengah Kota Banda Aceh.

FOTO : FEBRA

FOTO : FEBRA

DAERAH KE DAERAH

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 375

37WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

SEGENAP RELASI DAN MITRA KERJADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MENGUCAPKAN

26 JANUARI 2006

DirgahayuHari Kepabeanan Internasional

Ke-54

DirgahayuHari Kepabeanan Internasional

Ke-54

Ventura Building 7th. Fl, Jl. R.A. Kartini Kav. 26, Cilandak, Jakarta 12430,Phone : 62 21 750 4406, Fax : 62 21 750 4415-16

Website : http://www.schneider-electric.co.id

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 375

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

SURABAYA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Eddy Abdurrahman (no. 4 dari kiri, duduk) didampingi Direktur Teknis Kepabeanan Teguh Indrayana (no 5 dari kiri,duduk), Direktur IKC Jody Koesmendro (no. 2 dari kiri, duduk), Direktur P2 Endang Tata (no 6 dari kiri, duduk) dan Kepala Subdirektorat Manajemen ResikoSusiwiyono, melakukan kunjungan kerja ke Kanwil VII DJBC Surabaya pada kamis 22 Desember 2005. Kunjungan ini diterima oleh Kepala Kanwil VII DJBCSurabaya Zeth Likumahwa dan para pejabat Kepala Kantor BC dilingkungan Kanwil VII DJBC Surabaya seperti tampak pada gambar.

JAKARTA. Panitia Masjid Baitut Taqwa pada 10 Januari 2006 menyelenggarakan sholat Idul Adha di lapangan Kantor Pusat DJBC (gambar kiri). Sholat Ied dihadiripegawai dan masyarakat sekitar lingkungan KP-DJBC dengan menghadirkan penceramah Syaparuddin Tanjung dari Bina Imtaq Korps Mubaligh Akbar Utan Kayu.Hadir dalam sholat tersebut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Eddy Abdurrachman, Direktur P2 Endang Tata, Kanwil V DJBC Bandung Djoko Wiyono, Direktur TeknisKepabeanan Teguh Indrayana dan beberapa pejabat eselon III, IV. Usai ceramah Idul Adha, Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan pejabat lainnya menuju tempat pe-motongan hewan kurban yang berada di belakang kantor. Tahun ini hewan yang kurban sebanyak 18 ekor sapi dan 58 ekor Kambing dengan membagikan kupon ke-pada warga yang kurang mampu sebanyak 1700 kupon. Gambar kanan, hewan kurban milik Direktur Jenderal Bea dan Cukai Eddy Abdurrachman sedang dipotong.

JAKARTA. Bertempat di Aulagedung B diselenggarakanpisah sambut pejabat eselon III,IV di lingkungan DirektoratVerifikasi dan Audit pada 22Desember 2005. Acarabertemakan “Ingat Hari Ini”,selain dihadiri oleh DirekturVerifikasi dan Audit ThomasSugijata beserta ibu, juga hadirpara pejabat, pegawai danDharma Wanita serta mitrakerja Bea dan Cukai. Padagambar, Thomas Sugijatabeserta ibu memberikancindera mata sebagai kenang-kenangan kepada para pejabatyang pindah tugas dandilakukan foto bersama

SEPUTAR BEACUKAIFOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 375

39WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

JAKARTA. Usai sambutan dari perwakilan pejabat eselon IV lama dan baru, Direktur Fasiliatas Kepabenan Ibrahim A. Karim juga memberikan wejangankepada pejabat yang lama dan baru dalam acara pisah sambut pejabat eselon IV pada akhir desember 2005 di Aula Dit. Fasilitas. Acara dilanjutkan denganpemberian cindera mata sebagai kenang-kenangan dari Ibrahim A. Karim dan Nyonya. Usai pemberian cindera mata acara dilanjutkan ramah tamahdengan makan siang bersama. Tampak pada gambar kiri, Ny Ibrahim A Karim menyerahkan cinderamata dan gambar kanan, Direktur Fasilitas Ibrahim A.Karim foto bersama dengan pejabat yang akan bertugas ditempat yang baru.

JAKARTA. Pada 5 Januari 2006 dilakukan acara pisah sambut pejabat eselon III, IV dan pelaksana di lingkungan Direktorat Cukai yang diselenggarakan diAuditorium KP-DJBC gedung B, dan dihadiri Ketua Gappri, Ketua Gaprindo dan pejabat Peruri. Pejabat eselon III yang pindah tugas sebanyak dua orang, eselon IVsebanyak 4 orang dan pelaksana sebanyak delapan orang. Usai beberapa sambutan acara dilanjutkan dengan penyerahan cindera mata dari Direktur Cukai FransRupang sebagai kenang-kenangan kepada pegawai yang akan menempati tugas baru.

JAKARTA. Senin 2 Januari 2006 berlangsung acara pisah sambut jabatan Kabag Umum Kantor Pusat DJBC dari yang lama Ariohadi kepada Kabag Umum yangbaru Soedirman A. Ghani di Auditorium gedung B Kantor Pusat. Acara pisah sambutyang juga sekaligus acara serah terima jabatan wakil ketua dewan pengarahsekaligus penanggung jawab WBC ini, berlangsung dengan cukup sederhana. Dalam Kata sambutannya , Ariohadi mengatakan rasa terimakasihnya kepada seluruhjajaran secretariat khususnya uang berada di bagian umum, akan dukungannya selama ini, begitu juga kepada para mitra kerja yang selama ini menjadi bagian daripekerjaannya sehari-hari. Kepada WBC, Ariohadi juga mentampaikan rasa terimakasihnya atas kepercayaan dan dukungannya selama menjabat sebagai wakil ketuadewan pengarah sekaligus penanggung jawab. Komunikasi yang selalu terbuka dan rasa kekeluargaan yang terjalin selama ini merupakan kenangan yang tidakmungkin dapat terlupakan. Sementara itu Kabag Umum yang baru Soedirman A. Ghani dalam kata sambutannya meminta kepada seluruh jajaran secretariat maupunWBC akan dukungan yang selama ini diberikan kepada Kabag Umum yang lama , juga tak kalah baiknya diberikan kepada nya, karena hanya dukungan itulah yangdapat membuat kinerja semuanya menjadi baik. “Gaya kepemimpinan mungkin boleh beda, tapi saya berusaha untuk sebaik-baiknya agar jajaran sekeretariatkhusunya bagian umum tetap lebih baik dari hari ke hari,”. Acara yang dihadiri oleh seluruh jajaran yang berada di bawah bagian secretariat, dilanjutkan denganpemberian cindera mata dari para staf yang berada di bawah bagian umum kepada kabag umum yang lama, dan ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah.

WBC/ATS

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 375

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

PALEMBANG. Kantor Wilayah III DJBC Palembang menyelenggarakan pemotongan hewan kurban pada 11 Januari 2006 bertempat di Kantor Wilayah III DJBCPalembang. Dengan segala keterbatasan yang dihadapi, kegiatan pemotongan hewan kurban dapat berlangsung dengan lancar yang diawali oleh sambutan danpenyerahan secara simbolis hewan kurban oleh Kakanwil III DJBC Palembang yang diwakili oleh Ir. Purwidi, Kabid Verifikasi dan Audit (baju Safari coklat). Dalamsambutannya, Purwidi berharap kegiatan ini dapat menjadi wahana silaturahim sekaligus pemicu mulai tumbuhnya kembali syiar Islam di lingkungan Kanwil IIIPalembang melalui pemakmuran Mushola Al Barokah yang berada di lingkungan Kanwil III . Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban olehpara pegawai yang dilanjutkan dengan pendistribusian kepada yang berhak. Daging hewan tersebut disalurkan kepada para pegawai, tenaga honorer, dan tenagacleaning service. Kiriman Kanwil III DJBC Palembang

TULUNGAGUNG. Baru-baru ini pada 20 Desember 2005dalam rangka mengisi Program Pembinaan Ketrampilan Pegawai(PPKP), KPBC Tulungagung mengundang Petugas PemadamKebakaran (PMK) untukmemberikan pelatihan kepada parapegawai KPBC Tulungagung dan ibu-ibu Dharma WanitaPersatuan (DWP) dalam menanggulangi bahaya kebakaran.Pelatihan ini dimaksud untuk mengantisipasi terjadinya kebakarandi kantor yang mana penuh dengan dokumen dan pita cukai yangjumlahnya milyaran rupiah, serta buat ibu-ibu DWP yang sebagianbesar menempati rumah dinas guna mengantisipasi dalammengamankan aset negara. Tampak pada gambar,para pegawaidan ibu-ibu DWP dengan antusias melihat dan mendengarkaninstruktur PMK memberi pelatihan secara teori dan praktek.Kiriman KPBC Tulungagung

MALILI. Pada 22 Desember 2005 diselenggarakan pisah sambut Kepala Kantor PelayananBea dan Cukai Tipe C Malili dari pejabat lama Robi Toni kepada pejabat baru MasSundrijoprodjo. Acara diselenggarakan di Aula KPBC Tipe C Malili. Acara berlangsung denganmeriah walaupun dalam keadaan padam listrik. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan fotobersama di halaman KPBC Malili yang diikuti juga oleh Karyawan dari PT. International NickelIndonesia Tbk. Kiriman KPBC Malili

JAKARTA. Korps Mahasiswa Bea dan Cukai (STAN Prodip BC) pada 16 Januari 2006- 27 Januari 2006 menyelenggarakan Invitasi Futsal Antar Universitas PialaDirektur Bea Dan Cukai 2006 bertemakan ”Be The Real Champion”. Invitasi Futsal Antar Universitas yang berlangsung selama 12 hari ini diselenggarakan di KampusSTAN, Bintaro Jakarta Selatan, bertujuan Membina Rasa Sportivitas Dalam Bidang Keolahragaan, Membina Hubungan Persahabatan Antar Universitas, MeningkatkanRasa Kekompakkan Dan Kebersamaan Antar Angkatan Prodip Bea Cukai dan Pelaksanaan Proram Kerja KMBC 2005-2006.Acara ini diikuti UNJ (Juara Bertahan), STEIRawamangun (Juara Liga Futsal Indonesi Difamata 2005), STAN A & STAN B (Tim Tuan Rumah), Universitas Trisakti, Universitas Indonesia (UI), AkademiMeteorologi Geofisika (AMG), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) dan STIE BP, STMT Trisakti, Universitas Katolik Atmajaya, Universitas Kristen Indonesia (UKI), SekolahTinggi Ilmu Penerbangan Indonesia (STPI), Universitas Budi Luhur (UBL), USNI, dan Universitas Swadharma. Selain invitasi ini juga diselenggarakan dua pertandinganpersahabatan yakni STAN Prodip BC vs Alumni Prodip (Sebelum Pertandingan Semi Final), All Stars Turnamen vs Timnas PSSI (Sebelum Pertandingan Grand Final).Tampak pada gambar kiri foto bersama panitia penyelenggara dan gambar kanan pertandingan futsal. Kiriman STAN Prodip BC

SEPUTAR BEACUKAIFOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 375

41WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

JAKARTA. Pada 21 Januari 2006 Sekolah Yayasan Kesejahteraan Bhakti Tugas menyelenggarakan acara syukuran dalam rangka memperingati HUT SD Bhakti Tugaske-39 (20 Januari 1967 – 20 januari 2006) dan HUT Sekolah TPA Bhakti Tugas ke-6 (20 Januari 1999 – 20 Januari 2006) dengan melakukan upacara di halaman sekolahBakti Tugas Pasar Minggu. Acara diawali kata-kata sambutan dari Kepala Sekolah Yohanes dan Ny. Yayok, dihadiri oleh seluruh pengurus Yayasan Bhakti Tugas dan IbuDharma Wanita Persatuan yang dalam hal ini diwakili oleh Ny. Maimun. Acara dilanjutkan dengan pemotongan dua tumpeng (gambar kanan), seperti terlihat padagambar. Acara dimeriahkan pula dengan penampilan siswa dan siswi dalam paduan suara yang diiringi oleh grup musik dan juga beberapa tarian. Selanjutnya acaradilanjutkan dengan pemberian hadiah juara-juara lomba mewarnai dari sekolah TK yang berada disekitar sekolah (gambar kiri) dan diakhiri dengan acara ramah tamah.

JAYAPURA. Kepala KPBC Jayapura Sudardjo, SH Pada 20Desember 2005, bertempat di Aula KPBC Jayapura melantik danmengambil sumpah Endro Sudarmanto SH sebagai Kepala SeksiKepabeanan I KPBC Jayapura. Acara pelantikan yangdiselenggarakan secara sederhana ini berjalan lancer, dihadiriseluruh pejabat dilingkungan KPBC Jayapura dan pegawai. Acaradiakhiri dengan ramah tamah. Koresponden Jayapura, Leksi AS

JAKARTA. Sejumlah kurang lebih 15 ribu botol minuman MMEA Impor hasil tegahan bulanApril 2005 oleh petugas Bea dan Cukai Kanwil IV DJBC Jakarta dimusnahkan di halamanpool kendaraan Kantor Pusat pada 29 Desember 2005. Acara pemusnahan yang dilakukandengan cara dihancurkan dengan mesin giling, disaksikan langsung oleh KasubditPenyidikan F. C. Sidjabat dan beberapa pejabat eselon IV lainnya.

JAKARTA. Sabtu, 21 Januari 2006, Panitia Bakti Sosial Hari Pabean Internasional ke-54 mengadakan Sumbangan Buku Layak Baca ke Perpustakaan Rumah CahayaDepok. Buku yang disumbangkan adalah buku dan bacaan layak baca berupa Buku Pelajaran Sekolah, Buku Ilmu Pengetahuan Populer / Hobi, Buku Cerita, danMajalah. Perpustakaan Rumah Cahaya didirikan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) yang mencoba menawarkan konsep berupa RUMAH MEMBACA DAN MENULIS.Rumah baca ini diberi nama Rumah CAHAYA, yang artinya Rumah (tempat) BaCA dan HAsilkan KarYA. Perpustakaan ini memberikan kesempatan bagi kalanganumum, khususnya kaum dhuafa untuk membaca lebih banyak buku, majalah dan sebagainya sehingga wawasan mereka akan lebih berkembang. Tampak dalamgambar Panitia Bakti Sosial Sumbangan Buku Hari Pabean Internasional, Fitra Krisdianto, menyerahkan Sumbangan yang terkumpul dari para pegawai di lingkunganKantor Pusat DJBC kepada Penanggung Jawab Perpustakaan Rumah Cahaya Depok, Denny Prabowo (gambar kiri) serta foto kanan foto bersama Panitia Bakti Sosialbersama Penanggung jawab Perpustakaan Rumah Cahaya Depok. Kiriman Direktorat Kepabeanan Internasional (Dua Foto gandeng Dibesarkan)

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 375

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

PERTEMUAN RUTIN. Tampak dalam gambar Direktur Tenis Kepabeanan, Direktur IKC, Kakanwil IV DJBC Jakartadan Kakanwil V DJBC Bandung, saat menjadi pembicara yang di dampingi oleh ketua dan sekretaris APKB.

Hasil Baru Dari Pertemuan BulananAPKB Dengan DJBCSetelah berjuang untuk mendapatkan beberapa fasilitas yanglebih mendukung dunia industri, Asosiasi Pengusaha KawasanBerikat (APKB) akhirnya mendapatkan beberapa hasil yangmemuaskan setelah mengadakan pertemuan bulanan denganDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

ejak berdirinya APKB pada 21 Mei2002 yang merupakan wadah bagipara pengusaha kawasan berikat,

sudah banyak disampaikan beberapamasukan baik kepada DJBC maupunkepada instansi lain. Beberapa yangdisampaikan juga berupa keluhan karenaketidakadilan terhadap pengusaha baikmengenai kebijakan yang dikeluarkanoleh pemerintah maupun keluhan akanfasilitas yang mereka dapatkan selama ini.

Untuk memperjuangkan itu, APKBselalu berkonsultasi terlebih dahuludengan jajaran DJBC, hal ini dikarenakan

selain DJBC sebagai fasilitator dalamperdagangan juga fasilitas yang merekadapatkan selama ini dapat dinikmatimelalui DJBC.

Beberapa keluhan yang disampaikanitu, kini dijadikan sebagai pertemuan rutintiap dua atau tiga bulan sekali denganDJBC dan menjadi agenda tetap mereka.Pertemuan yang juga dimanfaatkansebagai ajang diskusi dan pendalamanterhadap kebijakan-kebijakan di bidangkawasan berikat, selalu membuahkan ha-sil-hasil baru baik terhadap fasilitas yangdidapatkan, maupun harapan akan kemu-

S

DOK. APKB

adi

MITRA

dahan dari instansi pemerintah lainnya.Seperti pada 21 Desember 2005 lalu,

APKB juga mengadakan pertemuan rutindengan jajaran DJBC diantaranya denganDirektur Teknis kepabeanan, DirekturInformasi Kepabeanan dan Cukai,Kakanwil IV DJBC Jakarta, dan sebagaituan rumah Kakanwil V DJBC Bandung.

Pada pertemuan kali ini yang salahsatu agendanya membahas masalahperubahan terakhir Kepmen no. 291/KMK.05/1997 menjadi kep no 101/PMK.04/2005 tentang kawasan berikat,cukup menarik bagi para anggota karenabegitu banyak hal-hal baru yang merekabelum ketahui dan dapat menjawabkeluhan yang selama ini mereka rasakan.

Menurut Sekretaris APKB, Ade R.Sudrajat pada pertemuan kali itu cukupmemuaskan, karena salah satu keluhanmereka dapat terjawab, bahkan harapanmereka akan kemudahan dari instansi pe-merintah lain juga akan segera terjawab.

“Kami sangat puas sekali padapertemuan itu, karena seperti untukmasalah BBM yang selama ini sangatmemberatkan kami sebagai pengusaha,pada pertemuan itu sudah ada titikterangnya dan DJBC menjanjikan akanmeneruskannya ke instansi yangberwenang,” papar Ade Sudrajat.

SOSIALISASI DI KPBC BEKASIJika di Kanwil V DJBC Bandung

diadakan acara pertemuan rutin antaraAPKB dan DJBC, di Kantor PelayananBea dan Cukai (KPBC) Tipe A Bekasi,pada 18 Januari 2006 lalu juga mengada-kan acara sosialisasi dengan parapengusaha yang berada di wilayahnya.Acara sosialisasi yang dibarengi denganacara perkenalan dengan jajaran di KPBCBekasi, mendapat respon yang cukup baikdari kalangan pengusaha.

Acara yang terbagi menjadi 2 sesi ini,selain difokuskan sebagai ajang perkenal-an, juga sebagai ajang diskusi danpendalaman terhadap segala peraturanyang ada di DJBC. Acara yang sederhananamun cukup antusia ini berlangsungdengan baik, ini terlihat dari parapengusaha yang menanyakan berbagaipersoalan yang selama ini mereka hadapidan menjadi kendala bagi mereka.

Menurut Kepala KPBC Tipe A Bekasi,Istyastuti Wuwuh Asri, sosialisasi sudahmenjadi kewajiban bagi setiap KPBC,untuk itu di momen yang cukup baik ini,KPBC Bekasi memanfaatkannya sebagaiacara diskusi dan pendalaman segalaperaturan yang ada di DJBC.

“Mayoritas industri disini adalahkawasan berikat jadi untuk lebihmeningkatkan pengetahuan merekaterhadap peraturan yang ada, kamimengadakan acara sosialisasi ini. Selainitu di acara ini kami juga menyebarkankuesioner kepada mereka untukmengetahui sejauhmana pelayanan yangdiberikan selama ini dan apa tanggapanmereka terhadap pelayanan yang kamiberikan,” ujar Istyastuti Wuwuh Asri.

SOSIALISASI. Kepala KPBC Tipe A Bekasi, Istyastuti Wuwuh Asri saat memberikan sambutan padaacara sosialisasi yang didamping oleh beberapa pejabat lainnya.....

WBC/ATS

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 375

43WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

KONSULTASIKepabeanan & CukaiDengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukaibaik melalui pos, fax ataupun e-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksihanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyebutkan identitas danalamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

Dengan ini saya ingin mengajukan pertanyaan sebagaiberikut :

Pada saat PKB atau PDKB akan mengeluarkan bahanbaku dalam rangka sub kontrak ke Pengusaha di DPIL,PKB/PDKB perlu mengirimkan beberapa barang contoh(sample) yang merupakan produk jadi PKB/PDKBtersebut ke Pengusaha di DPIL sebagai contoh barangjadi hasil sub kontrak dan barang contoh (sample)tersebut selanjutnya akan dikembalikan ke PKB/PDKBsebelum atau setelah proses sub kontrak selesai.

Pertanyaannya adalah, bagaimana mekanisme danatau dokumen yang harus digunakan untuk pengeluaranbarang contoh (sample) berupa produk jadi tersebut dariPKB/PDKB ke Pengusaha di DPIL dan pada saat barangtersebut masuk kembali ke PKB/PDKB ?

Atas perhatian dan jawabannya saya ucapkan terimakasih

YUS YULIUS, S.E.PT Dewhirst Menswear

Jl. Raya Rancaekek Km. 27Sumedang 40394

Jawaban :

Sehubungan dengan pertanyaan yang diajukan,dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. PKB/PDKB PT Dewhirts Menswear berencana akanmemberikan pekerjaan sub kontrak kepadaperusahaan industri di DPIL. Sebelum sub kontrakdilaksanakan, PT. Dewhirst Menswear perlumengirimkan beberapa barang contoh (sample)sebagai contoh barang jadi hasil sub kontrak. Barangcontoh tersebut akan dikembalikan ke KB sebelum/sesudah proses sub kontrak selesai.

2. Untuk itu PT. Dewhirst Menswear mengajukanpertanyaan mengenai tatacara pengeluaran barang

contoh berupa barang jadi KB dari KB ke perusahaandi DPIL penerima pekerjaan sub kontrak dan tatacarapengembaliannya.

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997 dan Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-63/BC/1997tanggal 25 Juli 1997 tidak mengatur secara tegasmengenai tatacara pengeluaran barang hasil produksiPDKB ke DPIL untuk kemudian dimasukkan kembalike PDKB tanpa adanya pengolahan lebih lanjut diDPIL.

4. Namun pengeluaran barang contoh dalam rangkamendukung pekerjaan sub kontrak dari KB ke DPILdapat diberikan dengan kebijakan Direktur JenderalBea dan Cukai dengan ketentuan :a. Pengeluaran barang contoh dari KB ke DPIL

dilakukan dengan menggunakan dokumen BC 2.3;b. Setiap pengeluaran barang contoh tersebut wajib

dipertaruhkan jaminan sebesar bea masuk danpajak dalam rangka impor yang terutang.

c. Setiap pengeluaran barang contoh dimaksuddilakukan pemeriksaan fisik oleh Pejabat Bea danCukai di KB

d. Pemasukan kembali barang contoh dimaksud dariDPIL ke KB dilakukan dengan dokumen BC 2.3dengan dilampiri copy BC 2.3 pengeluaranterdahulu dan dilakukan pemeriksaan fisik olehPejabat Bea dan Cukai di KB.

e. Jaminan dikembalikan setelah barang contohdimaksud dikembalikan ke KB

Demikian untuk dimaklumi.

Direktur Jenderalu.b.

Direktur Teknis Kepabeanan

TEGUH INDRAYANA060054090

MEKANISMEPENGELUARAN BARANG

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 375

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

SIAPA MENGAPA

F I T R A H A R S A N T Y E G A P U T R IBuah hati pasangan Efriadi dan Muharni yang berkerja di Bea dan Cukai

Soekarno-Hatta ini sering disapa Ega..Berkat kerja keras, semangat tinggidan disiplin, Ega berhasil mengantongi beberapa prestasi dalam duniaolahraga tenis meja. Misalnya saja pada PORSENI SD 2003 ia berhasilmenjadi juara I Kodya Padang, di Sumatera Barat. Kemudian pada 2004kembali menyabet juara I Sumatera Barat. Lalu pada Agustus 2004 iaberhasil masuk 9 besar untuk tingkat Nasional di Jakarta. Pada 2005 iaberhasil meraih juara I Jawa Timur. Sedangkan untuk tingkat nasional diJakarta yang diadakan Agustus 2005, ia meraih Juara III. Tak hanya itu,pada November 2005, ia berhasil meraih juara I tingkat SD untuk kejuaraanPORDA Jatim di Malang. Pada bulan yang sama ia pun memenangkanturnamen open di Solo, Jateng, tingkat SD.

Ega mengaku, sederet keberhasilannya tersebut tak lepas daridukungan para guru, teman-teman, orang tua (sekaligus manager) sertakontribusi pelatih di Teluk Bayur dan Kediri yaitu Musran Chai. Selain itu jugaberkat dukungan dari Koordinator PTM (Persatuan Tenis Meja) Bea danCukai Drs. Nofrial MA, Drs. Erlangga Mantik MA dan Maimun SH, MBA.Untuk itu ia sangat bersyukur dengan keberadaan PTM Bea dan Cukai(didirikan pada 7 Januari 2001) yang tetap eksis hingga saat ini.

Ia juga merasa bahwa keberhasilannya ini tak terlepas dari motivasiyang ditanamkan dalam dirinya. Ia yakin kalau orang lain bisa mengapa ia

A L A N M A R T O NSosok pegawai yang kalem dan pendiam ini sudah tak asing lagi di lingkungan

Kantor Pusat Bea dan Cukai. Kemahirannya memainkan organ tunggal pada acara-acara resmi di Kantor Pusat seperti acara pisah sambut pejabat, sudah tidak diragukanlagi. Alan selalu mengiringi artis dalam bernyanyi dan melayani request lagu dari siapasaja, bahkan untuk mengiringi pegawai yang “ditodong” untuk bernyanyi.

Bagi Alan, bermain organ tidak hanya di lingkungan Bea dan Cukai saja. Di rumahpun ia kerap menghilangkan stressnya dengan bermain organ. Bahkan pada waktu libur,ia kerap mengisi acara pada pesta khitanan dan pernikahan.

Kebolehan Alan memainkan organ ini dirintis sejak masih di bangku SD. Awalnya, iadibelikan sebuah organ kecil dari orangtuanya. Lantaran melihat bakatnya bermain organitulah, orang tuanya pun memberikan organ yang lebih bagus. Sejak saat itu pula Alanyang pada awalnya belajar secara otodidak, mulai serius dan giat belajar bermain organdengan mengikuti kursus.

Akhirnya, ketika duduk di bangku SMP, ia sudah bisa mencari penghasilan sendiriberkat bermain organ tunggal pada acara pesta pernikahan maupun khitanan dikampungnya. Dan sejak bekerja di Bea dan Cukai, Alan pun terus mengembangkankemampuannya bermain organ dengan mengikuti kursus di Purwacaraka.

Diluar kedinasan, ia pernah mengikuti lomba band sejabotabek bersamadengan kelompok band Bea dan Cukai yang diselenggarakan oleh SevenProduction. Kelombok band Bea dan Cukai yang bernama Borneo mendapat juaraI dan dijanjikan rekaman album kompilasi. “Ternyata album tersebut hingga kininggak keluar,” ujarnya mengenang.

Mendengar namanya yang berbau Perancis, WBC sempat mengira ia diberikannama tersebut berdasarkan nama orang Perancis. Padahal, menurut organis Beadan Cukai ini, nama tersebut diberikan oleh orang tuanya berdasarkan kepanjangandari Anak Lanange Martono yang artinya Anak Bapak Martono.

C. K E N I N D A R T O“Segala sesuatu itu pasti ada suka dan dukanya. Kalau kita lebih

cenderung ke sukanya maka kita harus lebih banyak bersyukur dengandemikian kalau ada duka maka dukanya insyaallah akan tertutup dengansendirinya,” itulah yang keluar dari mulut pegawai yang satu ini ketikaditanya suka dukanya bekerja di Bea dan Cukai.

Pegawai yang biasa dipanggil Ken ini mulai bekerja di Bea dan Cukaisejak lulus dari STAN pada 1996. Awalnya ia ditugaskan di Kanwil IV DJBCbagian verifikasi. Kemudian pada 2002 ia dipindahkan ke bagian P2 KanwilIV DJBC sebagai pelaksana hingga saat ini.

Selama bekerja di Bea dan Cukai, Ken yang pada 2001 menyelesaikan S1-nya di STEI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia) Jakarta, jurusan akutansi,merasa pengalaman yang paling banyak ia peroleh adalah ketika bertugas dibagian P2. Pasalnya, ia harus tahu banyak hal seperti pemeriksaan terhadapbarang, prosedur kepabeanan, patroli laut dan sebagainya. “Untuk tugas-tugas diluar kantor kita juga harus stand by 24 jam,” ujar Ken.

Selama menjalankan tugas, ia mengaku tidak mengalami kendalaselama ia mengikuti perintah atasan. Ia merasa, tugasnya di P2membuatnya semangat untuk belajar lebih banyak tentang peraturan danbelajar bergaul dengan orang lain.

Ken yang lahir di Malang, tepatnya 24 Mei 1974 ini merupakan salahsatu pegawai di lingkungan Bea dan Cukai yang aktif dalam menekuniolahraga terjun payung. Bisa dikatakan, Ken mempunyai spesialisasitertentu dalam olahraga terjun payung yakni sebagai wasit atau juri untukkategori accuracy (ketepatan mendarat).

Keterlibatannya sebagai wasit dimulai ketika pada September 2002 iamenggantikan posisi wasit yang kosong pada kejuaraan terjung payung di

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 375

45WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

tidak. “Dan kalau kita mau kita pasti bisa,” ujar Ega yangjuga memiliki hobi berenang dan membaca ini. Tak hanyamotivasi, giat berlatih dan mengkonsumsi makanan yangsehat serta istirahat yang cukup juga dilakoninya.

Ega, yang lahir pada 22 April 1994 ini mengaku bahwasejak duduk di bangku kelas 2 SD, ia sudah menggelutidunia olahraga tenis meja. Awalnya ia hanya melihat-lihatsaja, lama kelamaan ia pun mulai ikut-ikutan kakaknyabermain tenis meja. Setelah mencoba, ia merasa ketagihandan senang.

Ia pun mulai menggeluti olahraga tenis meja tanpa per-nah mengikuti kursus tennis meja. Namun, sejak menjadijuara beberapa kali dan pindah ke Kediri (Juli 2004),barulah ia mengikuti pendidikan khusus tenis meja. Ia pundiasramakan dengan mengikuti program Nusantara di PTMSurya Gudang Garam Kediri yang dipimpin oleh Diana W.Tedjasukmana, SH, MM (mantan atlet dan pelatih nasional).

Saat ini, Ega sedang menambah jam latihan untukikut International Open Table Tenis Of Indonesia SoloOpen I 2006 pada 16 - 19 Pebruari. “Kedepannya, akuingin jadi juara Sea Games,” harap Ega yang bercita-cita ingin menjadi dokter.

Tenggarong, Kalimantan Timur. “Waktu itu saya belum satu ta-hun menjadi penerjun dan baru pertama kali pula menjadi wa-sit,” ucap Ken. Alhasil, ia pun banyak belajar dan bertanya padapara seniornya bagaimana menjadi wasit, walaupun pada waktuitu tugasnya sebagai wasit hanyalah mengantarkan hasil juri.

“Saya memang ingin tahu lebih jauh mengenai terjunpayung. Jadi saya terima saja ditugaskan sebagai wasitmaupun atlit, saya siap,” ungkap Ken yang kini memiliki jamterjun sebanyak 100 kali lompatan.

Ketika ditanya apakah ia pernah mengikuti pendidikansebagai wasit terjun payung, Ken mengaku bahwa selama initim nasional belum pernah mengadakan pendidikan wasit. Iasendiri tidak tahu apa penyebabnya. Namun demikian, padaajang international open parachuting championship yangdiselenggarakan di Manado pada tahun lalu, Ken yang saatitu bertugas sebagai wasit, berkesempatan mengikuti kursuswasit yang diselenggarakan oleh FAI (FederationAeronautique Internationale) untuk kategori accuracy. Dari15 orang peserta kursus wasit, hanya lima orang yang lulusdan Ken salah satu diantaranya.

Hingga kini, tercatat sudah enam kali ia pernah bertugassebagai wasit. Dari enam kali menjadi wasit, ia sangatterkesan dengan kejuaraan di Manado. Pasalnya, selainmengikuti kursus sebagai wasit, ia benar-benar merasakansepenuhnya tugas sebagai wasit. “Sebab, tadinya kan tugassaya sebagai wasit hanya mencatat nilai dan mengantarhasilnya saja,” imbuh Ken.

Ketika ditanya mengenai karirnya di Bea dan Cukai, ia mencerita-kan bahwa pada awalnya, ia dan orang tuanya ingin mencari sekolahyang lulusannya langsung bisa bekerja. Maka, ia pun mencoba ikut tesSTAN program D1 Bea dan Cukai di Malang. Setelah ikut tes ia punberhasil lulus dan pergi ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya.

Setelah mengikuti pendidikan dan lulus pada 1997, ia langsungbekerja di Direktorat Pabean Kantor Pusat DJBC sampai tahun 2005.Kemudian pada awal 2006, ia dipindahkan ke Direktorat P2 KPDJBC. Ia mengaku, selama bekerja di Kantor Pusat ia tidakmemperoleh banyak pengalaman, berbeda dengan pegawai yangbekerja di lapangan. Namun demikian, bekerja di Kantor Pusatmembuat ia harus banyak membaca peraturan. Pasalnya, kalau dikantor pelayanan ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, makakantor pelayanan pasti akan berkonsultasi ke Kantor Pusat.

“Itu berarti, Pusat menentukan porsi kebijakan. Sehingga,kita harus banyak membaca peraturan, baik itu peraturan dariBea dan Cukai juga peraturan di luar Bea dan Cukai sepertiPeraturan Perdagangan, Kehutanan dan lain sebagainya,” jelaspegawai yang bermotokan bekerja adalah ibadah, jadi berbuatdan berpikirlah yang terbaik untuk DJBC.

Alan mengakui, dalam menyelesaikan masalah pada awalnyaia mengalami kendala lantaran belum pernah bertugas di lapangan.Namun demikian, kalau ada kasus di lapangan maka ia akanmencari solusinya dengan cara mempelajari laporan dari oranglapangan yang dipaparkan secara tertulis. “Dari situ kita berusahamencari bagaimana cara penyelesaiannya,” kata Alan, kelahiranBondowoso,1 Desember 1974, diakhir wawancara.

ats

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 120.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2005Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (EdisiJanuari - Desember)

ats

ats

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 375

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

aringan computer lokal atau LocalArea Network (LAN) relatif memilikijangkauan yang kecil, kebanyakan

LAN dirancang untuk suatu kantor(bangunan/gedung), meskipun suatuLAN dapat terhubung dengan LAN lainyang jaraknya berjauhan dapatterhubung oleh media komunikasiseperti lease line atapun wireless,jaringan antar LAN dengan LAN yangterhubung, kita sebut WAN (wide areanetwork).

Pembahasan LAN kali ini akan kitabatasi sejauh mana keberadaan LANyang ada di kantor kita (DJBC).Kebanyakan kantor yang terpasangLAN memiliki konfigurasi (topologi) star.Topologi adalah suatu susunan deviceatau perangkat yang tekoneksi. Jenistopologi star yaitu topologi ataususunan network yang menyerupaibintang.

Sebelum lebih jauh kita akan mene-laah apa sebenarnya LAN itu. KoneksiLAN antara server dan PC, dengan PCyang memiliki CPU sendiri-sendiri, yangberguna untuk mengeksekusi program,akses data dari perangkat manapunyang terhubung dengan LAN, yang ar-tinya banyak PC atau user yang dapatberbagi apa saja termasuk printer, dataatau informasi, chatting, berkirim emaildan banyak jenis komunikasi lainnyakita akan menelusuri bagaimana se-jarah suatu jaringan itudapat begitu popular danbanyak dipakai.

SEJARAH LANKonsep jaringan kom-

puter lahir pada tahun1940-an di Amerika darisebuah proyek pengem-bangan komputer MODEL Idi laboratorium Bell dangroup riset HarvardUniversity yang dipimpinprofesor H. Aiken. Padamulanya proyek tersebuthanyalah ingin meman-faatkan sebuah perangkatkomputer yang harusdipakai bersama. Untukmengerjakan beberapaproses tanpa banyakmembuang waktu kosong

dibuatlah proses beruntun (Batch Pro-cessing), sehingga beberapa programbisa dijalankan dalam sebuah komputerdengan dengan kaidah antrian.

Ditahun 1950-an ketika jenis komputermulai membesar sampai terciptanya superkomputer, maka sebuah komputer mestimelayani beberapa terminal. Untuk ituditemukan konsep distribusi prosesberdasarkan waktu yang dikenal dengannama TSS (Time Sharing System), makauntuk pertama kali bentuk jaringan(network) komputer diaplikasikan. Padasistem TSS beberapa terminal terhubungsecara seri ke sebuah host komputer.Dalam proses TSS mulai nampak perpa-

duan teknologi komputer dan teknologitelekomunikasi yang pada awalnyaberkembang sendiri-sendiri (Gambar 1).

Memasuki tahun 1970-an, setelahbeban pekerjaan bertambah banyak danharga perangkat komputer besar mulaiterasa sangat mahal, maka mulailahdigunakan konsep proses distribusi(Distributed Processing). Seperti padaGambar 2., dalam proses ini beberapahost komputer mengerjakan sebuahpekerjaan besar secara paralel untukmelayani beberapa terminal yangtersambung secara seri disetiap hostkomputer. Dala proses distribusi sudahmutlak diperlukan perpaduan yang

mendalam antara teknologikomputer dantelekomunikasi, karenaselain proses yang harusdidistribusikan, semua hostkomputer wajib melayaniterminal-terminalnya dalamsatu perintah dari komputerpusat (Gambar 2).

Selanjutnya ketikaharga-harga komputer kecilsudah mulai menurun dankonsep proses distribusisudah matang, makapenggunaan komputer danjaringannya sudah mulaiberagam dari mulaimenangani proses bersamamaupun komunikasi antarkomputer (Peer to PeerSystem) saja tanpa melaluikomputer pusat. Untuk itu

Local Area Networkdan MaintenanceSekian lama kita bekerja dengan dukungan teknologi computerize yang saling terhubung, tapiapakah kita sudah cukup mengetahui apakah itu komputer-komputer yang saling terhubung satusama lain dalam satu ruangan, antar ruangan, kantor bahkan antar kantor atau gedung?

TIME SHARING SYSTEM

HostComputer Terminal Terminal Terminal Terminal

Terminal Terminal Terminal Terminal

Terminal Terminal Terminal Terminal

Terminal Terminal Terminal Terminal

Host Computer

HostCom-puter

Host Computer

DISTRIBUTED PROCESSING

J Gambar 1

Gambar 2

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 375

47WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

mulailah berkembang teknologi jaringanlokal yang dikenal dengan sebutan LAN.Demikian pula ketika Internet mulaidiperkenalkan, maka sebagian besar LANyang berdiri sendiri mulai berhubungandan terbentuklah jaringan raksasa WAN.

Sebetulnya LAN itu dapat dibedakan dari beberapa perbedaanyang mendasar seperti :- Topology; yaitu susunan geometric

dari perangkat kerasnya yangmenyusun konfigurasinya, sepertitopology star, bus atau ring.

- Protokol; aturan dan pengkodeanuntuk mengirim data. Protokol dapatmenentukan jenis layanan data dariarsitektur peer-to-peer atau clientserver.

- Media komunikasi; perangkatkeras dapat dihubungkan denganjenis kabel twisted pair, coaxial ataufiber optik bahkan dengangelombang radio.

LAN mampu mentransmisikan datasangat cepat bahkan kecepatannyamelebihi transmisi data menggunakanline telepon hanya saja LAN memilikiketerbatasan ruang dan keterbatasanjumlah user yang dapat terhubungdalam suatu ruang lingkup LAN itusendiri.

FAKTOR-FAKTOR MENDESAIN LANUntuk mendesain suatu LAN,

desain jaringan harus sesuai yang kitaperlukan. Apakah jaringan yang akankita bangun akan berbentuk garis lurus(bus), bintang (star), lingkaran (ring),ataukah jaring (mesh) yang palingrumit? Juga apakah kecepatantransmisi jaringan kita merupakanjaringan rendah sampai menengah(beberapa M s/d 20Mbps), jaringanberkecepatan tinggi (ratusan Mbps)atau berkecepatan ultra tinggi (lebihdari 1Gbps)? Demikian pula media apayang akan kita gunakan, apakaiberbentuk jaringan kabel (wireline) ataumemanfaatkan gelombang radio (wire-less)? Yang terakhir, apakah jaringankita untuk jaringan utama (backboneLAN) ataukah jaringan biasa (floorLAN) yang tentu saja memerlukan pra-sarana yang berbeda (Lihat tabel 1).

TOPOLOGYSeperti yang telah di

jelaskan diatas padapenyusunan Lan di diDJBC menggunakanbeberapa teknikkonfigurasi diantaranyayang paling mendasaradalah topology star.Topology star yaitu suatupenyusunan networkyang mirip denganbentuk bintang.Kelebihan dari topologyini dapat disusun dengandevice dengan node

yang tidak beraturan namunkelemahannya apabila salah satu mediakomunikasi putus (cable) maka node yangada diseberangnya akan putus. Olehkarena itu untuk mengantisipasinyadilakukan pengabelan secara redundan(kabel ganda), jadi kabel yang terpasangada dua. Dari pengembangan itu makatopology ini dapat berubah sesuai dengankebutuhan akan kenyamanan network,menjadi topology mesh bahkan full meshdimana semua node terhubung satudengan yang lainnya.

PROTOKOL DAN REFERENSI OSIProtokol yang digunakan untuk PC

ke PC yaitu protokol TCP/IP (transportcontrol protocol/internet protocol).Protokol ini berguna untuk menyama-kan bahasa dalam beberapa deviceberbeda dalam suatu network. Jadiprotokol itu seperti panyatuan bahasa,dengan sejumlah device yang berbeda.

Dibawah ini adalah tabel untukprotokol-protokol dan refernsi OSI(Lihat tabel 2).

MEDIA KOMUNIKASIMedia komunikasi yang banyak dan

umum kita gunakan yaitu teknikpengabelan (cabling) yang terdiri darikabel UTP dan fiber optic (sebagaibackbone) dan wireless denganmenggunakan frekuensi radio.

MAINTENANCEUntuk merawat network butuh sekali

biaya yang banyak, namun bagaimanauntuk menurunkan cost (biaya) dalammaintenance ini. Karena dalam perwatansuatu network banyak sekali dibutuhkandaya dan upaya mengingat jaringanbeacukai tersebar di pelosok negeri. Cobaanda bayangkan betapa lelah nyaseorang admin bahkan sekelompokadmin untuk memantau setiap kegiatandalam jaringan yang besar, bahkandengan teknologi yang tinggi belumlahcukup untuk mengontrol itu semua (infra-struktur network dan PC). Itu dibutuhkanbantuan dari para user sebagai pengguna.Ada beberapa hal pokok yang harusdilakukan dan dimiliki oleh para user

dimana saja berada.1. merasa memiliki;apabila kita telah merasamemiliki kita akan menjagadari segala kerusakanyang dapat terjadi,misalkan saja apabilaterdapat virus pada PC,kita akan menyegerakanuntuk mencari antivirusnya. Kami telahmemfasilitasi denganmenyediakan layanandownload antar LAN yangmelewati portal beacukaidengan alamat http://helpdesk.customs.go.id

Tabel 1.FAKTOR-FAKTOR MENDESAIN LAN

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 375

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

cara mendownload antivirus pun telahkami sajikan beberapa edisi WBCyang lalu, namun untuk menyegarkananda akan kami coba ingatkankembali cara awal dari download antivirus norton 2005 tersebut.a. Unistall terlebih dahulu Norton anti

virus yang ada di PC anda dengancara sbb : click start ,setting,control panel pilih add or removeprograms dan hapus semua antivirus yang ada di pc anda - restartPC anda.- Download file anti virusdari : http://helpdesk.customs.go.id, -> pilih Download – antivirus –avg (Gambar 2)untuk lebih jelasnya carapengisntalan dapat dibaca file SOPdi download – Symantecantivirus – SOP install clientantivirus. Dapat anda save ataupun hanya buka (open).

2. peduli; ini adalah suatu sifat yangsangat penting sekali dimiliki setiapuser. Bukan sekedar sebagai pemakaitapi juga harus dapat mengantisipasisegala keadaan yang mungkin terjadi,dengan memberikan perawatan harianpada PC seperti defrag atau cleanfiles. Peduli ketika PC kotor, dapatmembersihkannya secara fisik dantelaten.

3. bertanggungjawab; apabila dalamsuatu jaringan yang terhubung keinternet, rasa tanggung jawab itu harusdimiliki, itu mutlak tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena dengan mengalirkeluar suatu komunikasi makaterbukalah beberapa port, yang dapatmenjadi pintu masuk juga bagi paranetter atau hacker dari luar. Apalagidengan seringnya anda ber-email, iniharus diwaspadai dengan perhatianyang lebih. Karena ketika andamembuka email saja, peluangterinsfeksi worm dari spam-spam yangterdapat dari email anda itu sangatriskan. Begitu anda buka emial andamaka otomatis anda akanmembangunkan ”singa tidur”. Danbekerjalah virus worm di PC anda.Seperti yang terjadi akhir-akhir ini.Begitu banyak PC yang terserangworm BRONTOK.A atau dengan namalain RONTOK.BRO, padahal wormseperti ini sangat mudah anda kuasaidengan menjalan kan antivirus norton2005 ter-update. Nah sekarang tinggalbagaimana anda menjalaninya. Lebihaktif untuk merawat atau acuh kepadakeadaan yang terjadi. Karena semuajalan hidup harus memilih begitupunpernagkat yang tersaji denganteknologi tertinggi di meja anda.

Akhir kata tanpa itu semua apalahartinya teknologi tinggi dan perangkatyang mahal, itu menjadi sia-sia, karenaselain hardware dan software yangterintegrasi tinggi faktor brainware-lahyang menentukan teknologi itu tinggi atautidak, bermanfaat atau tidak.

Tabel 2PROTOKOL DAN REFERENSI OSI

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

dit. ikc

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 375

49WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

MutasiANUGERAH DAN BENCANA

J

Oleh: Gunawan, S.E.

udul di atas selalu menjadi issueutama di institusi ini. Sesuatu yangsangat dinanti-nantikan oleh

mereka yang berada di tempat jauhterpencil, mereka yang bertugas ditempat yang “kering”, mereka yang jauhdan sepi dari sanak keluarga, pendek-nya mereka yang sedang “menderita”.Mereka yang mengalami salah satu“penderitaan” tersebut barangkali hari-harinya hanya dipakai untukmenghitung hari. Kapan saya pindah ?

Keadaan akan berbeda seratusdelapan puluh derajat bila kita melihatkepada mereka yang sedang berada dikutub yang berbeda. Mereka yangberada di tempat yang “basah”, ataumereka yang berada dekat, berkumpuldengan keluarga dan sanak famili.Wajar apabila mutasi menjadi sesuatuyang mungkin harus dihindari. Mudah-mudahan saya tidak pindah !

Masih dalam hitungan belasantahun, belum puluhan tahun, penulisbekerja pada direktorat tercinta ini. Halyang tidak pernah terpikirkan sebelum-nya sewaktu masih dalam masa pendi-dikan, kebetulan keterima di PRODIPKeuangan, dengan pola mutasi yangada seperti sekarang ini. Ternyatasetelah menjadi pegawai betulan harusmenghadapi kenyataan bahwasepanjang karier kita harus berurusandengan yang namanya mutasi siap atautidak, suka atau tidak. Sesuatu yangtidak sederhana menurut saya.

Banyak hal yang justru menghasilkanmasalah baru berkaitan denganperpindahan tempat tugas tersebut.Betapa rumit masalah harus dihadapi.Saya kira dua kutub yang berbeda di atasakan menghadapi masalah yang sama.Secara pribadi, tugas baru, tempat tugasbaru, rekan kerja baru, tempat tinggalbaru, tetangga baru. Bagaimana denganmereka yang telah berkeluarga? Ternyatamasalah yang dihadapi jauh lebihkompleks. isteri atau suami dan anak-anak menjadi faktor penyebabnya.

BAGAIMANA BISA MERENCANAKANMASA DEPAN ?

Seseorang yang mendapat sebuahtugas struktural yang lebih tinggi (pro-

mosi) pada kenyataannya belum tentuakan merasa nyaman dan bahagiadengan anugerah jabatan itu. Seorangkepala kantor di daerah terpencilbahkan berniat untuk mengajukanpensiun dini karena keinginannya untukkembali ke pulau Jawa tidak kesampai-an menjelang masa pensiun yangsebenarnya, setelah bertahun-tahun diahanya muter-muter di wilayah yangdianggapnya membuat dia menderita.Sudah banyak kita mendengar sese-orang yang bersedia untuk melepaskanjabatannya asalkan bisa kembaliberkumpul dengan keluarganya. Biarmenjadi pelaksana tapi dekat dengankeluarga, begitu kira-kira.

Tidak berlebihan jika dikatakansepanjang karier kita harus berurusandengan masalah mutasi. Artinya, se-panjang masa kerja kita sampai waktupensiun tiba, kita akan menghadapisuatu ketidakpastian dalam hidup kita.Satu hal, kita tidak bisa merencanakandengan baik masa depan kita.Berlebihankah? Tidak! Bagaimana kitabisa merencanakan hidup kita denganbaik kalau sepanjang waktu kita harusberpindah dari satu tempat ke tempatyang lain. Di mana saya harusmembangun sebuah tempat tinggal,bagaimana seandainya isteri atausuami kita kebetulan juga bekerja, danyang paling utama bagaimana meren-canakan pendidikan anak-anak kita.Semuanya kompleks dan tidak mudah.

Sementara, apa sebenarnya yangmenjadi kriteria seorang pegawai untukdimutasi? Faktor-faktor penentu untuklayak atau tidaknya pegawai dimutasipun masih menjadi “misteri”. Bisasebagai sarana untuk promosi, karenapegawai yang bersangkutan sudahsekian tahun ditempat yang sama,pegawai yang terkait dengan kasustertentu, atau untuk kemerataan antaratempat “basah” dan “kering”, ataukarena rekomendasi dari seorangpejabat? Wallahuallam. Bagi saya, polamutasi yang ada selama ini cukupmenimbulkan pertanyaan tentangkriteria dan dasar yang dipakai untukmelakukan mutasi seorang pegawai.

Bukankah itu sebuah konsekuensi dari

kontrak yang kita teken sewaktu diangkatmenjadi pegawai negeri ? Menurut saya,kalau kita berpendapat demikian, samadengan kita beranggapan bahwasemuanya sudah menjadi garis tangan,nasib, atau takdir kita. Dalam suatupertandingan, kalau kebetulan kita kalah,apakah itu semata-mata memang sudahdigariskan bahwa kita bakal kalah? Tidakbijaksana apabila kita tidak berpikir untukmencari penyebabnya, kenapa kita kalah?Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?Bukankah mereka yang berwenang danperaturan-peraturan yang ada seharusnyamampu memberikan sesuatu yang lebihadil dan pasti.

Sebagai ilustrasi sederhana tentangpentingnya sebuah kepastian. Ketikakrisis ekonomi terjadi, nilai tukar sangatfluktuatif dan tidak menentu. Siapapunakan sulit untuk mengambil keputusanatau membuat sebuah perencanaandalam situasi seperti itu. Sebaliknya,jika nilai tukar stabil (pasti) pada leveltertentu maka keputusan danperencanaan akan mudah dilakukan.

Hal yang paling utama adalah kitamembutuhkan suatu kepastian yangselama ini terabaikan. Sehingga palingtidak kita bisa merencanakan(menyusun) masa depan dengan lebihbaik. Adanya perubahan pola mutasiyang dapat memberikan sebuahharapan tentang masa depan yanglebih pasti merupakan sebuah cita-cita.Memang tidak sesederhana itu. Tetapikenapa tidak dilakukan kalau hal ituuntuk sebuah perbaikan.

Mungkin wacana ini kedengarannyaklise, namun bagi mereka yang telahmerasakan akan menjadi sebuah pilih-an yang sangat sulit. Mustikah kita pas-rah seperti syair dalam salah satu laguEbit G. Ade yang sepenggal lirirknyaberbunyi “Anugerah dan Bencana...adalah kehendak-Nya. Kita mesti tabahmenjalani….”. Mudah-mudahan tulisansingkat ini mampu menjadi penghiburbuat mereka yang saat ini belumberkesempatan untuk pindah setelahsekian lama menanti dan selamat buatmereka yang “akhirnya” pindah.

Penulis adalah pelaksana pada Bagian Organisasidan Tata Laksana Sekretariat KP DJBC

OPINI

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 375

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

OPINI

Oleh: Dian Jusriyati, S.E.

dalah suatu kebutuhan yangmendasar bagi seorangpegawai untuk bisa merasakan

kehidupan yang tenang, damai danbahagia bersama seluruh anggotakeluarganya. Unsur dari adanya rasatenang itu di antaranya adalah fungsiperencanaan hidup keluarga di masadepan serta kepastian akan apa yangtelah dan akan diperbuat dikemudian hari, tingkat pencapaianyang diinginkan serta fungsi jaminanhidup bagi keluarganya.

Dalam berbagai kesempatan,kebutuhan-kebutuhan mendasartersebut dapat saja terkalahkandengan apa yang sering disebutsebagai kewajiban, yang secaraterstruktur beralur dapat dijadikansebagai alat untuk menekankeseimbangan perolehan hak dankewajiban.

Dalam ruang lingkup ini,senatiasa akan selalu ada alasan dimana peraturan tentangkepegawaian serta kebijaksanaanyang ditempuh digunakan untukmemposisikan seseorang atausekelompok orang pegawai padakeadaan take it or leave it, keadaandi mana memang secara sadardibiaskan menjadi standar gandadalam menangani sejumlahkeinginan yang tidak tertampungdengan penyelesaian prioritasberdasar unsur like and dislike sertaabsurditas dari subyektivitas pemberikebijakan.

Dalam hal pemenuhan hak men-dasar itulah sebenarnya dibutuhkansuatu acuan yang didasarkan padakajian-kajian profesionalisme yangtinggi dengan integritas pengabdianterhadap kemanusian secaramenyeluruh, mengakomodasikansebanyak mungkin keinginan yang

bisa ditampung dengan memberikanbatasan-batasan, kriteria-kriteria,acuan suatu pencapaian targettertentu dan konsekuensi logis daripilihan-pilihan yang diberikan denganberlandaskan pada pola-pola yangtelah ditentukan.

Kesadaran diri akan pentingnyakeseimbangan antara hak dankewajiban serta penghormatanterhadap nilai-nilai kemanusian yangdiberikan dalam pelaksanaankebijakan kepegawaian akanberdampak pada peningkatan upayaprofesionalisme kerja dan jugapeningkatan dengan apa yang saat

ini sangat sering didengung-dengungkan namun implementasinyamasih menjadi tanda tanya besar –integritas – suatu kohesivitas yangdiinginkan terlaksana pada seluruhlapisan pegawai.

Menilik lebih lanjut padaperenungan kalimat-kalimat di atas,kompetensi dari suatu kebijaksanaan(terutama kebijakan yang cenderungsubyektif dan tidak ada tolok ukurtertulisnya) dapat menimbulkandistorsi penilaian secara umum padadiri tiap-tiap pegawai untuk selanjut-nya masing-masing mengambillangkah-langkah kompulsif yang bisajadi justru pada gilirannya akan

saling merugikan di antara merekasendiri.

Jadi, saat ini, dirasakan sangatmendesak untuk dilakukanperumusan secara tertulis(konseptual) pada bagian-bagianyang secara langsung bersinggungandengan kebutuhan dasar pegawaiagar fungsi perencanaannya dapatdijalankan.

PROMOSISudah jamak terjadi bahwa

promosi merupakan alur yang ditujukebanyakan pegawai, akan tetapi,sudah jamak pula bahwa kriteria apayang menjadikan seorang pegawaimendapatkan promosi tidak akanselalu sama. Memang telah adaaturan mengenai kepangkatan danjabatan, tapi itu semua biasanyahanya sekedar syarat formalitas,sedangkan syarat utamanya setelahitu adalah adanya “prestasi” yangtelah diraih oleh yang bersangkutan.Pengertian prestasi di sini bisadiartikan dengan bermacam maknaleksikal.

Ambil contoh, seorang pegawaiyang bekerja di bidang tertentu yangsaat ini banyak digemari, kemudiandia berhasil mengamankan sejumlahbarang yang diduga akan diselun-dupkan atau menyalahi prosedurkepabeanan, atas kinerjanya itu diamendapatkan penghargaan. Padahaldi bidang tersebut biasanya yangdiamankan tidak lebih dari seperlimadari total barang yang dengansengaja maupun agak sengajadilepas begitu saja.

Kemudian ada pegawai yangditempatkan di bagian arsip bekerjakeras setiap hari untukmengamankan arsip dan membenahipenataannya sehingga terlihat rapi

PROMOSI,MUTASI danKONEKSI

...SEHARUSNYALAHDIBUAT TOLOK UKURYANG BAKU PADATIAP-TIAP BAGIANPEKERJAAN...

A

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 375

51WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

dan teratur, adakah penghargaanuntuknya? Prestasi di sini juga bisasaja diartikan sebagai sering nongolunjuk badan, unjuk kerja, unjuk gigidan yang paling menyesakkanadalah adanya unjuk dana.

Tidak bisa dipungkiri hal-haltersebut akan mempermudahseseorang untuk mendapatkanpromosi dibanding dengan yang tidakmempunyai kemampuan memberikanprestasi seperti dimaksud di atas.Saat ini apabila ditanyakan kepadasebagian pegawai mengenaigambarannya tentang bagaimanacara seseorang agar bisamendapatkan promosi maka akandijawab dengan gelengan kepalasebagai tanda ketidaktahuannya.

Guna memberikan gambarankepada seluruh pegawai bagaimanacaranya agar bisa mendapatkanpromosi, seharusnyalah dibuat tolokukur yang baku pada tiap-tiap bagianpekerjaan sehingga semua hasilkerja pegawai dapat dinilai denganseadil-adilnya untuk memenuhikriteria kecakapannya mendapatkanpromosi sebagai penghargaan atasprestasi kerja kerasnya.

Sebelumnya bisa diberikangambaran mengenai tahapan-tahapan yang harus ditempuh untukmendapatkan promosi, peniliaian-penilaian yang akan diberikan,mekanisme pemberian penghargaanserta pemberian pengakuan atasprestasi yang telah dicapainya.Rumusan mengenai semua itu dapatdisusun dengan melibatkan unsurkepegawaian yang berkompeten danmempunyai cukup pengalamandalam menetapkan kebijaksanaanmendasar bagi seluruh pegawaisecara adil.

MUTASISiapa yang tahu esok hari kita

mau dipindah tugaskan ke mana?Apa salah saya hingga saat ini tidakdipindah? Kenapa saya dipindah jauhsementara si A yang jelas-jelasbersalah hanya dimutasikan ketempat tertentu yang bisa ditempuhtanpa uang SPPD? Mengapa sayahanya setahun di sini sementarayang lain sudah sepuluh tahun?Mengapa si B selalu mendapattempat pindah yang enak sementarasaya tidak?

Masih banyak pertanyaan yangdapat dihubungkan dengankepindahan pegawai, baik darijajaran pelaksana biasa maupunyang telah menduduki suatu jabatan.Mutasi selalu saja menjadi momokbagi sebagian besar pegawai,tentunya ada juga sebagian kecilpegawai yang tidak takut denganmutasi karena telah memiliki jurustertentu untuk menaklukkankedahsyatan mutasi tersebut.

Lalu apa yang diharapkan darimutasi? Transparansi tentunya.Harus ada suatu pedoman atauacuan yang dapat dijadikanpegangan pegawai untuk bertindak.Acuan maupun pedoman itu harusdibuat dengan mengakomodasikankeinginan-keinginan berbeda yangtimbul pada diri masing-masingpegawai, toh tidak semua pegawai didaerah ingin pindah ke kota, tidaksemua pegawai ingin ditempatkan dikantor pelayanan tertentu, bahkanada juga sebagian pegawai yangingin sampai pensiun tetap di kotakelahirannya.

Sangat wajar apabila pilihan-pilihan itu diakomodasikan makaakan menimbulkan konsekuensi logisyang harus ditanggung oleh pegawaiyang bersangkutan. Demikian halnyadengan acuan untuk menentukan“hukuman” mutasi bagi sebagianpegawai yang dianggap lalai dalammelaksanakan tugasnya. Inipunharus ada pedoman yang jelas dan

transparan untuk menghindariadanya pilih kasih terhadap pegawaiatau sekelompok pegawai tertentuyang saat ini lebih sering disebutsebagai “orang kuat” sehinggahampir tidak tersentuh olehsiapapun.

Mutasi pada hakekatnya harusdikembalikan pada maknasesungguhnya yaitu “tour of duty”,bukan pada makna lainnya yangpada gilirannya menyengsarakankehidupan pribadi maupun keluargasekelompok pegawai tertentu.Penyengsaraan kehidupan pegawaiyang diakibatkan oleh mutasi padahakekatnya adalah kejahatanterhadap kemanusiaan itu sendirikarena pada dasarnya seluruhpegawai mempunyai hak dankewajiban yang sama dalammengemban tugas negara yangmenjadi tanggung jawabnya.

Soal berapa besar atau kecilnyatugas itu, berapa besar tingkatkesalahan yang dilakukannya,berapa besar pengaruh dan kekua-saan yang dimilikinya, semua itutidak menjadi pembenaran terhadap“hukuman” mutasi seperti yangselama ini berjalan. Pada kriteria-kriteria tertentu memang dibenarkanadanya mutasi yang disebabkan

oleh akibat langsung dari pengenaanhukuman kepegawaian, akan tetapibagaimana standarisasi tingkathukuman dan jauh dekatnya mutasiitu, tidak ada tolok ukur yang secaratertulis dapat dimengerti semuapihak. Perlu juga dipikirkan mengenaijangka waktu mutasi, keinginan untuktidak dimutasikan, keinginan untukdimutasikan, keterkaitan antarapentingnya mutasi denganpembinaan kepegawaian sertakehidupan keluarganya.

KONEKSIDalam pengertian gramatikalnya

bisa diartikan sebagai hubungan.Terkait dengan judul di atas, koneksiyang dimaksud berhubungan denganpromosi dan mutasi. Koneksi didalam permasalahan ini tidak hanyaterbatas pada hubungan masing-masing pribadi sebagai makhluksosial, akan tetapi melebar padapengertian pemberian pelayananatau akomodasi tertentu, pemberiansejumlah barang atau uang untuktujuan tertentu, kedekatan primodialmaupun bentuk lainnya padakelompok tertentu, serta bentuk-bentuk nepotisme kepegawaian yangmemberi keutamaan tertentu.

Muara dari keseluruhanpermasalahan yang timbul dariadanya mutasi maupun promosidapat dikaitkan dengan adanyakoneksi, baik yang berpengertianpositif maupun yang berkonotasidengan hal-hal yang bersifat negatif.Apakah dengan demikian koneksi inidapat dihapuskan sama sekali?

Tentu saja tidak, bagaimanapunkoneksi antar pegawai akan tetapterjadi, hanya saja apabila adastandarisasi secara tertulis tata carauntuk mendapatkan promosi sertamutasi maka dengan sendirinyasegala macam bentuk koneksi dalamkonotasi negatif dapat ditekanseminimal mungkin, apalagi bilamemang ada political will daripegawai-pegawai yang mempunyaikekuasaan untuk semaksimalmungkin memberikan pelayanankepegawaian denganmengedepankan norma-normakemanusiaan, agama dan sosialyang tinggi sehingga keluhan-keluhan yang bernada sinis ataskinerja bagian kepegawaian dapatdihilangkan.

Bagaimanapun juga kita sepakatuntuk menyadari bahwa hidup initidak hanya di dunia, makaselayaknyalah apabila kita harusselalu berusaha untuk berguna danmenyenangkan kehidupan sesama.Tetapi, mungkinkah tulisan ini bisaditerima berbagai pihak denganlapang dada? Wallahualam.

Penulis adalah Pelaksana padaKantor Pusat DJBC

…MUNGKINKAHTULISAN INI BISADITERIMA BERBAGAIPIHAK DENGANLAPANG DADA?

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 375

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

YokosoKANSAI - JAPANWELCOME TO KANSAI - JAPANKerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia denganPemerintah Jepang khususnya yang diwakili oleh JICA (JapanInternational Cooperation Agency), telah menghasilkan beberapatenaga ahli yang cukup memiliki peranan dalam menjalankantugasnya. Untuk kali ini negeri sakura kembali menerimabeberapa calon tenaga ahli untuk mengikuti pendidikan yangoleh JICA program tersebut diberi nama Youth InvitationProgramme, khusus untuk bidang Asean Country Finance.

engingat Jepang selintas pikiran kitamaka akan terbayang teknologicanggih, sakura yang mekar indah

di musim semi atau group-group bandberaliran J-Rock yang sekarang lagi naikdaun di Indonesia. Memang Jepangbegitu banyak memiliki asset yangmemberi pengaruh bagi banyak negara didunia. Lepas dari contoh yang telahdisebutkan, ternyata Jepang masihmenyimpan banyak potensi lain yangbegitu mengagumkan. Parawisatamisalnya, kita harus mengacungkan ibujari bagi Jepang.Sebut saja Kansai sebagai daerah yangmenyimpan begitu banyak potensi yangdigarap dan ditata dengan sangat rapi danprofesional. Daerah yang meliputibeberapa distrik seperti Osaka, Kyoto,Kobe, dan Nara ini begitu mempesonadengan keunggulannya masing-masing.Pada setiap distrik kita dapat menemukantempat-tempat yang sangatmenarik untuk dikunjungi,dari mulai tempat bersejarahhingga pusat perbelanjaanmodern yang sangatdisayangkan jika tidakkita singgahi.

MENGIKUTI SELEKSIJICA

Perjalanan penuliske negeri sakuradiawali dengan adanyatawaran dari pihakJICA kepada beberapainstansi pemerintah,bank, maupunswasta untukpublikfinance,atau

Oleh: Miskam

M

SELAK

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 375

53WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

yang disebut dengan Youth InvitationProgramme, khususnya pada bidangAsean Country Finance. Kesempatan inimerupakan kesempatan emas bagipenulis untuk dapat mengembangkanketerampilan dalam bidang finance,karena tugas yang dijalankan saat ini diDJBC berkaitan dengan bidang finance.

Dari hasil seleksi yang dilakukan olehJICA, akhirnya penulis dapat memenuhisegala persyaratan yang telah ditentukan,bahkan penulis ditunjuk sebagai subleader dari delegasi Indonesia, yang jugaberanggotakan, Kurniawan dari Deplu,Dewi Kartika dari Pemda DKI, dan PutraHanhika dari Sekneg. Suatu pengalamanyang tiada nilainya karena pelatihan yangberlangsung mulai 16 Mei 2005 hingga 28Juni 2005, tidak hanya diikuti oleh pesertadari Indonesia saja, melainkan juga olehASEAN Countries Member And Japan.

Karena ini merupakan pengalamanpenulis yang pertama di negeri sakura,maka kesan kagum akan keindahan dankebersihan negeri sakura yang selama inihanya terdengan melalui kabar saja, dapatpenulis rasakan dengan penuh rasa harudan penulis ingin menggambarkannyamelalui tulisan ini.

KOTA TERBESAR KE-II DI JEPANGMengawali perjalanan dari Osaka

sebagai kota megapolitan yangmenggabungkan antara fasilitas moderndengan warisan budaya, merupakandaerah pertama yang paling strategisuntuk selanjutnya mengunjungi distrik-distrik lainnya. Dengan menggunakanKansai Airport Rapid Service selama 50menit dan membayar tiket seharga ¥1,160 kita akan sampai ke pusat kota ini.Bayangan akan Jepang sebagai negarayang unggul dalam banyak hal meskisudah tergambar sejak menginjakan kakidi Bandara Internasional Kansai akhirnyatersaji juga di depan mata.

Osaka sebagai pusat perdaganganterbesar ke-dua di Jepang setelah Tokyoterus berkembang, keunikan geografiyang terus ditata dengan sangat apik dancermat menjadikan Osaka kota modernyang begitu indah. Dengan banyak kanalyang saling menyilang serta sungai yangmengelilingi, membuat kota ini dikenaldengan sebutan ”Water City” yang bukanberarti Kota Banjir. Kita harus banyakbelajar dan bertekad menerapkan disiplintinggi agar kota Jakarta tercinta bisamenjadi seperti Osaka.

Osaka sebagai kota modern yangindah, semakin lengkap denganbanyaknya tourist spot yang tersebardengan fasilitas penunjang yang sangatbaik dan canggih, menjadikan kota inisebagai kota yang harus masuk dalamagenda liburan. Dari mulai wisata budaya,kota ini memiliki kebudayaan yang tinggidan terus dipegang teguh oleh parawarganya. Di sini kita dapat mengunjungiOsaka Castle Museum of History yangmemamerkan bermacam-macam hasilkarya seni yang berhubungan dengan

kota Osaka, begitu juga dengan NationalBunraku Theater yaitu gedung theateryang menampilkan bunraku (pertunjukankesenian tradisional Jepang). Masihtentang sejarah dan budaya, kita jugadapat mengunjungi Osaka Castle Park(Osaka Castle). Tempat ini merupakanbenteng yang dibangun pada abad ke16oleh Toyotomi Hideyoshi yaitu salahseorang kesatria perang dan pemersatubangsa Jepang,

PUSAT HIBURAN TERBESAR.Jika Anda menyukai wisata tekhnologi

dan hiburan, maka Osaka-lah tempatnya!Banyak sekali pilihan tempat yangmenggoda untuk segera dikunjungi.Universal Studios Japan dan UniversalCity Walk mungkin menjadi must visitplaces bagi pecinta film dan tempatpermainan. Dengan membeli tiket masukseharga minimal ¥ 5,500 belum termasukpermainan, kita dapat bersenang-senang

di pusat hiburan yang menampilkanreplika dan proses pembuatan dari seri-seri film box office dunia yang dibuat diHollywood. Meskipun harus mengeluarkanbiaya tiket masuk yang tidak murah tetapisemua terbayarkan ketika kita memasukipusat hiburan ini. Sungguh menghibur danmenyenangkan atraksi-atraksi yangdisajikan, serta bersiap-siaplah untukbertemu dengan tokoh-tokoh film idolaAnda.

Untuk sampai di tempat tujuan ini, kitadapat memilih dua jalur yang bisa kitasesuaikan dengan waktu yang kita miliki.Jika kita ingin lebih menikmati, kita bisamengambil jalur melalui Osaka AquariumKaiyukan. Sebelum melanjutkan keUniversal Studios Japan dan UniversalCity Walk, terlebih dahulu kita mampir keOsaka Aquarium Kaiyukan sebagai salahsatu aquarium terbesar di dunia denganmengangkat tema Asia-Pacific VolcanicZone, dengan membeli tiket masuk ¥

KOTA OSAKA. Kota terbesar nomor dua di Jepang yang syarat dengan aneka ragam pariwisatanya.

FOTO : ISTIMEWA

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 375

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

2,200 Anda bisa melihat pemandangankehidupan satwa-satwa di bawah laut asia- pasifik. Jika ingin menikmatipemandangan Osaka dari ketinggian,Anda tidak perlu ragu untuk memilihTempozan Giant Wheel sebagaisarananya, kincir yang sangat besar dantinggi dapat menghantarkan kitamenikmati keindahan Osaka dari ataspuncak ketinggian giant wheel ini. BilaAnda pecinta belanja, jangan pernahkhawatir karena tepat disebelah GiantWheel ini terdapat ATC (Asia & PacificTrade Center) sebagai pusat entertain-ment lengkap dengan pertokoan,restaurant dan pusat berbagaipertunjukan.

Selanjutnya, kita dapat menujuUniversal Studios Japan dan UniversalCity Walk dengan menggunakan kapalpenyeberangan khusus yang berada didermaga Osaka Bay. Kapal-kapalpenyeberangan ini disiapkan khususuntuk melayani pengunjung yang inginberangkat ke Universal Studio. Denganmembeli tiket seharga ¥ 5,000 Andabisa mengendarai kapal yang sangatnyaman ini untuk sampai ke tempattujuan.

WARISAN BUDAYA YANG TAK PERNAHPUDAR.

Setelah puas mengelilingi Osaka,maka kota lain yang juga harus kitakunjungi adalah Kyoto. Kyotomerupakan ibu kota dari Kyoto Prefec-ture yang memiliki luas wilayah4.612,97 km² dan dihuni 2.563.773

jiwa. Kyoto dulu merupakan Ibu kotaJepang sebelum dipindahkan ke Tokyo,maka Kyoto dikenal juga dengansebutan The Oldest Capital of Japan.Kyoto merupakan pusat kebudayaanyang penting dan artistic lebih dariribuan tahun. Selain dikenal sebagaikota budaya, Kyoto juga sekarangdikenal dengan kota pendidikan.Dimana terdapat banyak sekaliperguruan-perguruan tinggi di kota inidengan mutu yang sangat baik.

Karena dikenal dengan warisanbudaya lampaunya, maka tujuan wisatakota ini pun banyak dipusatkan padatempat-tempat bersejarah dankebudayaan. Seperti Golden Templeatau dalam bahasa Jepang-nya disebutKinkaku-ji Temple, pasti sebuah namayang sudah tidak asing lagi bagipendengaran kita. Kuil yang terkenalkarena dilapisi emas ini dijadikansebagi pusat kebudayaan dunia yangterus dirawat dan dilindungi.

Untuk sampai ke tempat tujuantermasyur di dunia ini, dari Osaka kitadapat menggunakan kereta JR TokaidoLine atau kereta Hankyu Kyoto Line.Dengan harga tiket yang tidak mahal,kita dapat mengendarai kereta yangnyaman ke stasiun kereta (JR Kyotostation) dan pusat kota Kyoto. Jangandibayangkan sama dengan kereta diJakarta karena memang sangat kontrasuntuk dibandingkan, mungkin secarateknologi dan jenis kereta sama, tetapikereta ini lebih nyaman karena bersih,tidak coret-moret, bermuatan

penumpang sesuai kapasitas,disamping itu penumpangnya pundisiplin dan memanfaatkan waktunya didalam kereta dengan membaca,mendengarkan musik atau beristirahatsehingga tidak menimbulkan suasanahiruk-pikuk.

Setelah sampai di JR Kyoto Stationkita menuju ke Kyoto City Bus denganberjalan kaki karena jaraknya sangatdekat. Kemudian dilanjutkan denganmengendarai bus sekitar 25 menit kitaakan sampai ke Golden Temple atauKinkaku-ji temple, dengan membayartiket masuk ¥ 400 kita dapat melihatsalah satu warisan budaya yangterkenal di dunia. Selain GoldenTemple, Kyoto masih memiliki warisanbudaya lainnya yang bernilai tinggiyaitu Kyoto Imperial Palace. Istanakediaman penguasa yang berdiri lebihdari 1100 tahun ini terlihat begituelegant dan kokoh.

Masih banyak tempat menariklainnya yang dapat dikunjungi diwilayah Kansai, dan masing-masingmempunyai pesona tersendiri. Kobe,Nara, Shin-Osaka, Koyasan danbeberapa kota lainnya mempunyaiobyek wisata yang dapat dihandalkan.Masalah profesionalitas dalampengelolaannya? Anda tidak perlumeragukannya lagi, begitu pula dengankenyaman dan keamanan selama diJepang tidak perlu dikhawatirkan. JikaAnda mempunyai kesempatan, silahkanmenikmati pesona Kansai dan berbagiceritalah dengan sahabat di sekelilingkita untuk sama-sama belajar sepertiJepang untuk kemajuanbersama.YOKOSO KANSAI –JAPAN!!!...

Penulis adalah Pegawai Pada KPBC Tipe ATanjung Priok III

GOLDEN TEMPLE. Kuil yang dilapisi emas dan dijadikan pusat kebudayaan dunia.

SELAK

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

UNIVERSAL STUDIOS JAPAN. Penulis dengan latarbelakang universal studios Japan, yang jugamerupakan pusat hiburan yang menampilkan replikadan proses pembuatan dari film-film box office.

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 375

55WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Makan BersamaSEBAGAI SIMBOL PERSEKUTUAN

isah dalam ayat ini merupakan ceritatentang Yesus memanggil seorangpemungut cukai yang bernama

Matius yang dikenal juga dengan namaLewi (Lukas 5:27-32). Adapun tugas daripemungut cukai adalah mengumpulkanbea yang dikenakan pada barang–barangyang diangkut melalui jalan raya.

Pada jaman itu pemungut cukai ada-lah sebuah pekerjaan yang sangat dibencioleh masyarakat Yahudi pada jaman itu.Hal itu dikarenakan mereka memunggutcukai lebih kejam dari apa yangpemerintah tetapkan. Oleh sebab itujabatan pemungut cukai merupakan satuhal yang sangat hina dari pada penjahat.di masyarakat Yahudi pada waktu itu.

Namun demikian, Tuhan Yesusdengan penuh belas kasihan memanggilMatius dan menerima dia apa adanya.Alhasil, Matius mau menjadi pengikutKristus. Sebagai tanda untuk meresponipanggilan sebagai murid Yesus, Matiusmengundang Tuhan Yesus dan murid-muridnya untuk singgah sebentar danmakan bersama dirumahnya bersamadengan beberapa rekan-rekan pemungutcukai dan orang–orang berdosa.

Bila kita melihat kebudayaan Yahudipada waktu itu, makan bersama memilikiarti persekutuan. Melihat Yesusbersekutu dengan para pemungut cukaidan orang-orang berdosa menimbulkanreaksi keras dari orang-orang Farisi.Mereka merasa keberatan dengantindakan Yesus dan menyampaikannyakepada murid-murid Yesus denganmengatakan, “Mengapa gurumu makanbersama–sama dengan pemungut cukaidan orang-orang berdosa?” (ayat 11).

Ketika keberatan hati dari orang-orangYahudi diungkapan maka Yesus menja-wab dengan sangat arif dan bijaksana,“Bukan orang sehat yang memerlukantabib tetapi orang sakit (ayat 12).

Yesus bersekutu dengan pemungutcukai dan beberapa orang yang berdosamemiliki arti yang sangat penting. Artipenting pertama adalah Yesus tidakmenginginkan adanya dosa melekatpada pemungut cukai dan beberapaorang–orang yang berdosa. Ia datangdengan kasih Bapa untuk memberikankeselamatan dan hidup yang kekal bagimereka yang percaya kepadaNya.

Hal ini seirama dengan Yohanes 3 :16yang mengatakan, ”Karena begitu besarkasih Allah akan dunia ini, sehinggaIa telah mengaruniakan Anak Nya yang

tunggal, supaya setiap orang yang per-caya kepadaNya tidak binasa, melain-kan beroleh Hidup kekal”. Kunci untukmendapatkan berkat dan perjanjianNyaadalah mau mengakui serta disucikan darisegala dosa yang kita perbuat.Selanjutnya, perkara-perkara besar dapatmengalir dalam setiap orang yangpercaya kepada Bapa kita Yesus Kristus.

Arti kedua dari makan bersama ada-lah Keterbukaan hati untuk menerimaTuhan dengan apa adanya. Matiusmembuka hati kepada Kristus ketika Iadipanggil untuk menjadi muridNya. Ia tidakmemperhatikan resiko apa yang akanterjadi pada dirinya melainkan matanyahanya tertuju kepada Yesus pada waktuitu. Sebagai akibat, ia menerima kasih

anugerah Allah. Bahkan arti nama Matiusdisebut dengan Anugerah Allah (Mary H.Widiasih, Biodata tokoh-tokoh AlkitabPerjanjian Baru).

Allah kita adalah Allah yang memilikikasih karunia. Dia dapat masuk dalam hatikita jika kita mau membuka hati untukmenerimaNya dengan segenap hati. Halini dapat kita dilakukan dengan membukahati kita dengan berkomunikasi kepadaDia baik dalam susah maupun sukacita.

Komunikasi ini dapat diwujudkandengan merenungkan firmanNya dan doasetiap hari. Sebab dengan merenungkanfirmanNya maka kita mendapatkanrancangan Allah yang jelas dalam kehi-dupan kita. Hal ini persis seperti yangdikemukakan oleh Daud dalam Mazmur119:105: FirmanMu itu pelita bagikakiku dan terang bagi jalanku.

Selanjutnya, hal lain yang pentingberhubungan dengan komunikasi denganTuhan adalah doa. Doa merupakan alatkomunikasi yang menjembatani kita seba-gai anak-anakNya dengan Tuhan. Dida-lam doa, kita dapat mengutarakan segalapergumulan kita kepada Dia. Seperti Bapasayang anakNya, Dia akan menjawab se-

tiap doa kita menurut kekayaan dan kemu-lianNya yang sempurna. Karena janjifirmanNya tetap dalam Filipi 4:19 menye-butkan, Allahku akan memenuhi segalakeperluanMu menurut kekayaan dankemuliaanNya dalam Kristus Yesus.

Arti ketiga dari makan bersamaadalah transformasi (perubahan).Kehidupan dari Matius sebelum bertobatadalah seorang pemungut cukai. Sikapdan sifat pemungut cukai seringkalimengecewakan masyarakat Yahudi padawaktu itu. Hal ini disebabkan merekasecara semena-mena dalam memunggutcukai dari masyarakat setempat, melebihidari apa yang Pemerintah tetapkan.

Namun perubahan besar terjadi padasaat Matius menerima ajakan Yesus. Iamengalami perubahan dari hidup lamadan mendapatkan kehidupan yang barusebagai hamba Allah. Sebagai cintakasihnya kepada Yesus ditujukan denganmengadakan perjamuan besar untukTuhan (lihat Matius 9:10, Lukas 5:29).

Lebih jauh, bukan saja Matius yangmenikmati perubahan dalam hidupnyanamun ada beberapa pemungut cukai danorang–orang berdosa mengikuti perjamu-an yang diselenggarakan oleh Matius. Halini mengingatkan kita bahwasanya kitaadalah umat ciptaan yang sangat spesialdi hadapan Allah. Allah memiliki kerinduanyang sangat besar untuk merubahkehidupan lama untuk digantikan menjadikehidupan yang dibaharui serta berkenankepadaNya. Dia tidak pernah terlambatuntuk memperbaharui kita secara total.Yesus adalah Allah pembaharu dalamsetiap keadaan.

Selanjutnya, pembaharuan itu tidakdirasakan untuk diri kita sendiri namunjuga bagi lingkungan sekitar kita mulai darikeluarga, kampung, kota, dan yangterbesar adalah bangsa.

Yesus adalah Allah yang sempurnadalam jalanNya. Makan bersama yang di-lakukan oleh Matius dengan Yesus memi-liki arti persekutuan dalam penghapusandosa, keterbukaan hati kita terhadapKristus, dan transformasi. Hanya denganmemiliki persekutuan tersebut maka adajaminan yang tidak tergoyahkan dalammengarungi dunia yang kelam ini.Sebagai hasil, kita akan menerima berkatdan janji yang luar biasa di bumi dan disurga. Amin

Petrus Titus R Spd, M.hum, Alumnus pengkajianAmerika, UGM Jogjakarta dan Jemaat

Surabaya International Christian Fellowship

(MATIUS 9:9-13)Makan bersama yang dilakukan oleh Matius dengan Yesus memiliki arti persekutuan dalampenghapusan dosa, keterbukaan hati kita terhadap Kristus, dan transformasi.

DIA AKAN MENJAWABSETIAP DOA KITAMENURUT KEKAYAANDAN KEMULIANNYAYANG SEMPURNA

K

RENUNGAN ROHANI

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 375

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

PENENTU PEMENUHAN TARGET PENERIMAAN

KondisiPerekonomianTingginya tingkat inflasi dan kurang mendukungnya perekonomian di dalam negeri, menjadipenyebab utama realisasi target tidak terpenuhi. Sementara itu kebijakan internasionaldi bidang perdagangan, kian tahun kian menjadi kendala yang terus membayangi pemenuhantarget penerimaan.

udah menjadi suatu keharusan padainstansi pemerintah, yang tugas nyasebagai pemungut sumber keuang-

an negara, dapat memenuhi semua targetpenerimaan yang telah ditetapkan..

Salah satu pemungut sekaliguspengawas dalam hal perdagangan dalamdan luar negeri, Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) dalam lima tahunterakhir ini, untuk target penerimaannyamenunjukan peningkatan yang cukupsignifikan. Hal ini tidak lain karenapemerintah telah memberikan kepercaya-an penuh kepada DJBC yang tidak hanyasebagai memungut pajak bea masuk dancukai tapi juga sebagai fasilitatorperdagangan dalam dan luar negeri.

Mengenai target penerimaan baik beamasuk maupun cukai yang dibebankankepada DJBC di tahun 2005, pada awaltahun 2005 ditetapkan sebesar Rp12,017,900 triliun untuk bea masuk danRp 28,933,600 triliun untuk cukai, atausecara keseluruhan menjadi Rp.40,951,500 triliun. Target ini dalam kurunwaktu sembilan bulan mengalami dua kaliperubahan yang disesuaikan denganadanya perubahan pada AnggaranPendapatan dan Belanja NegaraPerubahan (APBN-P) oleh pemerintah.

Perubahan pertama pada APBN-P I,target penerimaan DJBC berubah menjadiRp 14,646,500 triliun untuk bea masuk

dan Rp 31,439,600 triliun untuk cukai atauseluruhnya menjadi Rp. 46,086,100 triliun,atau mengalami kenaikan sebesar 12,54persen. Angka ini rupanya tidak cukupsampai disitu. Dengan banyaknya faktorperekonomian yang memang sangatmembutuhkan dana bagipenyelenggaraan negara, maka pada tiga

bulan berikutnya pemerintah mengubahAPBN-P kembali dan menjadi APBN-P II.

Di APBNP-II target yang ditetapkanbagi DJBC cukup besar. Dalam kurunwaktu tiga bulan DJBC ditargetkan meng-hasilkan penerimaan baik bea masukmaupun cukai sebanyak Rp 48,835,300triliun, atau Rp 16,590,500 triliun untukbea masuk dan Rp 32,244,800 triliununtuk cukai, ini mengalami kenaikansebesar 5,97 persen. (Lihat Tabel-I)

Menurut Direktur Perencanaan danPeraturan Kepabeanan dan Cukai(PPKC), Wahyu Purnomo, hingga 30 De-sember 2005 target penerimaan baik beamasuk maupun cukai yang berhasil terpe-nuhi adalah Rp 48.318,129,95 triliun, de-ngan demikian secara keseluruhan, targetbea masuk maupun cukai yang berhasildicapai oleh DJBC pada tahun 2005secara prosentase adalah 98,90 persen.

“Banyak hal yang mempengaruhi me-ngapa target tersebut tidak tercapai, salahsatunya adalah tingginya inflasi di dalamnegeri dan kurang baiknya perekonomiankita pada tahun 2005 kemarin. Selain itudengan adanya kebijakan internasional dibidang perdagangan seperti AFTA dimanabeberapa komoditi tarif nya berubah anta-ra 5 hingga 0 persen, juga ikut menentu-kan ketidak tercapaiannya target peneri-maan DJBC,”papar Wahyu Purnomo.

Sementara itu dari dalam negeri sendi-

NO

1

1

2

TABEL-IPERBANDINGAN TARGET PENERIMAAN TAHUN 2005

MULAI DITETAPKAN APBN HINGGA APBN-P II (JUTAAN RUPIAH)

URAIAN

2

BEA MASUK

CUKAI

TOTAL

APBN

3

12,017,900

28,933,600

40,951,500

APBN-P I

4

14,646,500

31,439,600

46,086,100

APBN-P II

5

16,590,500

32,244,800

48,835,300

APBN-P I

6=(4-3)/3

21,87%

8.66%

12.54%

APBN-P II

7=(5-4)/4

13,27%

2,56%

5,97%

TOTAL

8=(5-3)/3

38,05%

11,44%

19,25%

T A R G E T K E N A I K A N T A R G E T

Sumber Data : Dit.PPKC

WAHYU PURNOMO. Upaya optimal DJBC dilakukandengan melakukan intensifikasi penerimaan danmenekan segala kebocoran-kebocoran yang ada.

S

KEPABEANAN

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 375

57WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

KANTOR WILAYAHI MEDANII TB. KARIMUNIII PALEMBANGIV JAKARTAV BANDUNGVI SEMARANGVII SURABAYAVIII DENPASARIX PONTIANAKX BALIKPAPANXI MAKASARXII AMBONXIII BANDA ACEH

J U M L A H

TABEL-IITARGET DAN REALISASI PENERIMAAN BEA MASUK

TIAP KANWIL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2005POSISI PER 30 DESEMBER 2005 (Juta Rupiah)TARGET APBN-P II

352,277.47332,050.98463,070.59

9,751,117.552,477,965.76443,016.13

2,078,160.1271,844.9848,512.95

348,269.50147,386.9555,292.2421,534.52

16,590,500.00

TOTAL PENERIMAAN305,609.06222,793.21190,826.51

9,119,111.312,539,400.10429,256.77

1,668,762.7646,763.7941,039.26

367,157.1993,444.2171,060.8416,859.02

15,112,084.03

% DARI TARGET86.75%67.10%41.21%93.52%

102.48%96.89%80.30%65.09%84.59%

105.42%63.40%

128.52%78.29%91.09%

+/- DARI TARGET TAHUNAN-46,668.68

-109.257.77-272,244.08-632,006.2561,434.34-13,759.36

-409,397.35-25,081.18-7,473.6918,887.69-53,942.7415,768.60-4,675.50

-1,478,415.972000.

ri beberapa faktor yang ikut menjadipenyebab ketidak tercapaiannya targetpenerimaan bea masuk adalah daribeberapa komoditi seperti minyak yangterhitung sejak 1 Januari 2005 lalu tarifnyaberubah menjadi 0 persen, padahalminyak juga merupakan salah satuandalan dalam penerimaan bea masuk.Sedangkan untuk komoditi beras, guladan terigu yang mempunyai andil dalampenerimaan bea masuk masih belum da-pat diandalkan.

“Untuk cukai target yang ditetapkan

malah melebihi ini cukup membuat kitabangga juga, karena disaat-saat akhiryang sekiranya kita pastikan kelebihan cu-kai hanya beberapa milyar, namun kenya-taannya melebihi hingga satu triliun,”ujarWahyu Purnomo.

Di tahun 2006 target penerimaanDJBC kembali ditingkatkan, namun untuktarget bea masuk sedikit mengalamipenurunan namun tidak signifikan,sedangkan cukai mengalami kenaikanyang cukup signifikan. Untuk bea masuktahun 2006 ini DJBC ditetapkan sebesar

Rp 16,572,600 triliun, sementara itu cukaisebesar Rp 36,519,700 triliun Atau secarakeseluruhan target DJBC di tahun 2006adalah sebesar, Rp 53,092,300 triliun.

Jika dibandingkan dengan targetpenerimaan di tahun 2005 secarakeseluruhan memang mengalamikenaikan sebesar 8,72 persen (LihatTabel-IV), dan kenaikan hanya pada cukaisaja sementara untuk bea masuk sedikitmengalami penurunan. Namun demikiandipertengahan tahun nanti pemerintahkemungkinan akan kembali merubah

KANTOR WILAYAHI MEDANII TG B. KARIMUNIII PALEMBANGIV JAKARTAV BANDUNGVI SEMARANGVII SURABAYAVIII DENPASARIX PONTIANAKX BALIKAPAPANXI MAKASARXII AMBONXIII BANDA ACEH

J U M L A H

Tabel-IIITARGET DAN REALISASI PENERIMAAN CUKAI

TIAP KANWIL BEA dan CUKAI TAHUN ANGGARAN 2005POSISI PER 30 DESEMBER 2005 (Juta Rupiah)TARGET APBN-P II

263,976.211,282.88481.06

116,164.21969,051.15

8,461,646.2422,431,364.25

589.410.00

20.27242.44

1.890.00

32,244,800.00

TOTAL PENERIMAAN224,897.82

2,247.501,037.45

114,775.99876,197.42

9,068,077.6222,886,877.79

738.940.00

16.461,169.12

27.790.00

33,206045.92

% DARI TARGET85.19%

175.19%215.66%124.63%90.42%

107.17%102.03%129.77%

0.00%81.20%

482.23%1470.48%

0.00%102.98%

+/- DARI TARGET TAHUNAN-39,096.39

964.62556.39

28,611.78-92,853.73606,431.38455,513.54

169.530.00-3.81

926.6825.900.00

961,245.91

- Sumber Data : Instruksi Direktur Jenderal Nomor INS-09/BC/2000 tanggal 31 Maret 2000. - Belum dikurangi restitusi

- Sumber Data : Instruksi Direktur Jenderal Nomor INS-09/BC/2000 tanggal 31 Maret 2000. - Belum dikurangi restitusi

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 375

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

JENIS PAJAK

a. PPN Imporb. PPnBM Imporc. PPh Impor

Total Bruto

Restitusi

Total Netto

Tabel-VREALISASI PENERIMAAN PDRI TAHUN ANGGARAN 2005 (Juta Rupiah)

JANUARI

2,880,334.79192,716.72850,379.28

3,923,430.80

0.00

3,923,430.80

FEBRUARI

3,214,502.45201,142.29971,244.74

4,386,889.48

944,482.91

3,442,406.57

MARET

3,884,375.20245,129.09

1,137,773.84

5,267,278.13

4,278.52

5,262,999.62

APRIL

3,607,854.78211,872.17

1,072,480.56

4,892,207.51

9,503.75

4,882,703.76

MEI

3,884,473.90208,300.75

1,196,092.05

5,288,866.70

10,414.20

5,278,452.50

JUNI

3,687,126.38230,946.77

1,114,889.82

5,032,962.97

988,09

5,031,974.88

JENIS PAJAK

a. PPN Imporb. PPnBM Imporc. PPh Impor

Total Bruto

Restitusi

Total Netto

JULI

3,679,830.65226,829.11

1,116,175.32

5,022,835.08

13,871.41

5,008,963.67

AGUSTUS

4,126,793.09244,350.19

1,219,753.14

5,590,896.42

2,077.89

5,588,818.53

SEPTEMBER

4,652,338.38220,715.87

1,347,156.31

6,220,210.55

2,222.44

6,217,988.11

OKTOBER

4,382,792.74193,338.73

1,332,673.46

5,908,804.93

6,490.32

5,902,314.61

NOVEMBER

3,663,311.04188,549.98995,587.30

4,847,4468.32

13,834.25

4,833,614.07

DESEMBER

4,189,375.91139,687.18

1,179,448.61

5,508,511.70

13,545.65

5,494,966.05

Sumber Data :Ditjen. Per-bendaharaanper 30Desember2005

TOTAL

45,853,1092,503,578

13,533,654

61,890,342

1,021,709

60,868,633

APBN dan target DJBC kembali dinaikan.“Melihat performan DJBC di tahun

2005 yang belum dapat memenuhi targetyang telah ditetapkan, kemungkinankenaikan itu ada saja, namunkemungkinan juga naik tapi tidak terlalubesar,” ujar Wahyu Purnomo.

Satu hal yang cukup menggembirakanjuga di tahun 2005, adalah walaupuntarget hanya 98 persen terpenuhi, namun

DJBC juga berhasil memungut beberapasektor pajak dalam rangka impor (PDRI)hingga mencapai Rp 60 triliun (LihatTabel-IV). Ini menunjukan kinerja DJBCsebagai pemungut pajak bea masuk dancukai, dapat terimbangi dengan pungutanpajak lainnya yang disertakan pada saatkegiatan ekspor-impor.

Upaya DJBC untuk dapatmemenuhi target penerimaan baik bea

1

I MEDAN

II TG. BALAI K.

III PALEMBANG

IV JAKARTA

V BANDUNG

VI SEMARANG

VII SURABAYA

VIII DENPASAR

IX PONTIANAK

X BALIKPAPAN

XI MAKASSAR

XII AMBON

XIII BANDA ACEH

JUMLAH

Tabel-IVPERBANDINGAN TARGET PENERIMAAN BEA MASUK DAN CUKAI

TIAP KANTOR WILAYAH PERIODE TA. 2005 DAN 2006 (dalam juta Rupiah)

2005

2

352,277.74

332,050.98

463,070.59

9,751,117.55

2,477,965.76

443,016.13

2,078,160.12

71,844.98

48,512.95

348,269.50

147,386.95

55,292.24

21,534.52

16,590,500.00

2006

3

345,282.43

305,584.30

231,208.03

9,848,051.14

2,677,488.32

438,994.32

2,036,446.31

64,360.91

43,908.44

368,805.50

121,678.60

72,128.85

18,662.86

16,572,600.00

% PER-

UBAHAN

4((3-2)/2)

-1.99%

-7.97%

-50.07%

0.99%

8.05%

-0.91%

-2.01%

-10.42%

-9.49%

5.90%

-17.44%

30.45%

-13.34%

-0.11%

2005

5

263,976.21

1,282.88

481.06

116,164.21

969,051.15

8,461,646.24

22,431,364.25

569.41

0.00

20.27

242.44

1.89

0.00

32,244,800.00

2006

6

284,643.59

4,335.81

703.36

170,466.16

1,024,151.04

8,929,406.16

26,104,277.97

581.67

0.00

15.47

1,117.55

1.22

0.00

36,519,700.00

% PER-

UBAHAN

7((6-5)/5)

7.83%

237.97%

46.21%

46.75%

5.69%

5.53%

16.37%

2.15%

0.00%

-23.68%

360.96%

-35.31%

0.00%

13.26%

2005

8

616,253.95

333,333.86

463,551.65

9,867,281.76

3,447,016.91

8,904,662.37

24,509,524.37

72,414.39

48,512.95

348,289.77

147,629.39

55,294.13

21,534.52

48,835,300.00

2006

9

629,926.02

309,920.10

231,911.39

10,018,517.30

3,701,639.36

9,368,400.48

28,140,724.27

64,924.58

43,908.44

368,820.97

122,796.15

72,130.07

18,662.86

53,092,300.00

% PER-

UBAHAN

10 ((9-8)/8)

2.22%

-7.02%

-49.97%

1.53%

7.39%

5.21%

14.82%

-10.32%

-9.49%

5.89%

-16.82%

30.45%

-13.34%

8.72%

masuk maupun cukai memang sudahseoptimal mungkin, denganmeningkatkan intensifikasi penerimaandan berusaha untuk menutup segalakebocoran-kebocoran yang ada,termasuk meningkatkan peranan audit,diharapkan target dapat terpenuhi.Namun sekali lagi kondisi perekonomi-an dalam negeri ikut menjadi penentusemua itu.

T A R G E T P E N E R I M A A N

BEA MASUKKANTORWILAYAH

CUKAI TOTAL

Sumber Data : Dit.PPKC

KEPABEANAN

adi

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 375

59WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

aya ingin menanyakan pada dok-ter bagaimana untuk melakukanpertolongan pertama pada orang

yang mengalami keracunan makanan ?Lantas langkah-langkah apa saja untukmenghindari kita dari keracunan makan-an ? Dan bagaimana untuk merawat sisakit yang keracunan ?

LINDA – Jakarta

JAWAB :Keracunan makanan adalah keluhan

atau gejala mendadak timbulyang disebabkan karenamengkonsumsi makananminuman terkontaminasi olehracun atau bakteri. Makananminuman tersebut dapat sajaterasa biasa. Mendiagnosakeracunan makanan mudah,antara lain bila sekelompokorang setelah mengkonsumsimakanan yang samamengalami gejala yang samaantara lain muntah dan diare.

Gejalanya dapat timbuldalam hitungan beberapa jamatau hari. Biasanya gejalayang timbul berhubungandengan saluran pencernaan.Tapi dalam beberapa kasusgejala yang timbul bisa dalambentuk kelemahan otot,kelumpuhan, gejala seperti fludan lain-lain.

Biasanya gejala keracunanyang ringan akan hilang atausembuh sendiri dalam waktu1-2 hari. Bila sudah melebihi 3-4 hari konsultasikan padadokter. Prinsip menolongorang yang keracunan adalahmencegah terjadinyakekurangan cairan tubuh(dehidrasi) lebih lanjut padaorang tersebut. Langkah-langkahnya antara lain :l Banyak minum boleh oralit,

teh manis, air soda atauminum pengganti ion tubuh lainnya.

l Makan diberi makanan lunak (bubur)dan yang mudah dicerna.

l Usahakan konsumsi air sekitar 500 mlsetiap 1-2 jam selama gejala diaremasih ada.

l Jangan berikan susu pada anak-anak karena dapat meningkatkanfrekwensi diarenya kecuali untukASI dapat diteruskan.

l Hindari udara panas atau matahari

untuk menghindari berkurangnya cair-an tubuh melalui keringatPada bayi, anak-anak dan orang tua

sangat rentan untuk terjadi dehidrasi. Yangmempunyai penyakit kronis dan gangguanimunitas, keracunan makanan dapat men-jadi fatal. Maka pada kelompok beresikoini sebaiknya segera konsultasikan.Gejala-gejala lain yang perlu dikonsultasi-kan ke dokter antara lain bila terjadi :l Kesulitan makan, berbicara atau

bernapas, gangguan penglihatan,

kelemahan otot/kelumpuhanl Suhu tubuh meningkat panasl Muntah-muntah yang berlebihan

sehingga makanan atau minumantidak dapat masuk

l Diare yang berlanjut lebih dari 1atau 2 hari

l Nyeri perut yang terus menerusl Diare terdapat darahl Ada tanda-tanda dehidrasi yaitu rasa

haus berlebihan, mulut kering, buang

air kecil berkurang, dan saat mencubitkulit di punggung tangan kulitnya tetapdalam bentuk saat dicubit ataukembali keposisi semulanya lambat.Untuk mencegah atau menghindari

kita terkena keracunan makanan, caranyadengan menjaga kebersihan makananminuman dari mulai persiapan,penyimpanan dan pengolahan makananminuman tersebut.

Bakteri dalam makanan akanberkembang lebih cepat bila makanan

berada di ruangan dengantemperatur kamar. Akan lebihaman bila tersimpan dalamlemari es (suhu dingin) karenadapat menghambatpengembangbiakan bakteri.

Yang dapat dilakukanuntuk mengurangi resikomakanan terkontaminasiantara lain :l Cuci tangan dengan airhangat dan sabun palingsedikit 20 detik sebelum dansesudah mengelolamakanan. Terutama setelahmemegang daging mentahdan telur. Bila ada infeksiatau luka ditangan gunakansarung tangan plastik.l Penyimpanan daging,ikan, ayam mentah dilemaries ditutup dan terpisah daribahan makanan lain.l Menyimpan bahanmakanan sedapat mungkindalam wadah kedap udaradan perhatikan tanggalkaduluarsa makanan.l Makanan beku bila akandimasak dibiarkan dulusampai tidak membeku lagi.Sesudah diolah jangandibekukan lagi.l Makanan tersisa setelahdingin disimpan dalamkeadaan tertutup dilemari es.l Perhatikan suhu lemari

es agar sesuai seperti yang direko-mendasi dan secara rutin dibersihkan.

l Cuci papan pemotong dagingdengan air hangat dan sabun.Setelah itu keringkan.

l Bersihkan bagian permukaan dapurdengan air hangat dan disinfektan(cairan anti kuman).Mudah-mudahan saran-saran ini

dapat membantu anda dalammenghadapi keracunan makanan.

KeracunanMakanan

S

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 375

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

ada 1 – 10 Desember 2005 yanglalu, bertempat di kota Umm AlQuwain, United Arab Emirates

(UAE), diselenggarakan duakejuaraan internasional terjungpayung, yakni The 9th Asiana Para-chuting Championship dan NUAEInternasional Open ParachutingChampionship.

Asiana Parachuting Champion-ship merupakan agenda rutinkejuaraan terjun payung yanganggotanya adalah negara-negara dikawasan Asia. Sementara NUAEmerupakan ajang internasional bagipara penerjun diseluruh dunia.Dengan demikian, para peserta yangambil bagian dalam Asiana Parachut-ing Championship secara otomatisikut serta dalam kejuaraan NUAEInternational Open.

Kategori yang dilombakan dalamajang tersebut antara lain accuracy(untuk men and women), formationskydiving (FS), canopy formation(CF) dan style. Untuk kategori CFdan FS masing-masing tim terdiri dari4 penerjun plus satu orangkameramen. Sedangkan untukaccuracy (ketepatan mendarat), satutim terdiri dari 5 penerjun yangberhak ikut bertanding dalamkategori style.

Para peserta yang ikutberpartisipasi dalam ajang tersebutantara lain berasal dari Thailand,Malaysia, Mesir, Rusia, Singapura,Kazakhstan, Morocco, UAE, China,DPR Korea (Korut), Austria, Indone-sia, Syria, Kanada, Slovakia,Jordania, Great Britain, Hongkong,Italy, Jerman, Australia, Jepang danCzecho.

Selain mengirimkan penerjunnya,setiap tim diminta untuk mengirimsatu orang wasit internasionalnyadalam ajang tersebut. Demikian pulatim dari Indonesia, FASI (FederationAero Sport Indonesia) mengirimseorang wasitnya yang berasal dariPTPBC yakni C. Ken Indarto. Padakejuaraan itu sendiri Indonesiadiwakili oleh tim dari Polri yang terdiridari 10 penerjun yang ikut bertandingdalam kategori accuracy (men andwomen) dan dua orang official(sebagai team leader dan head ofdelegation).

C. Ken Indarto yang jugamerupakan pelaksana P2 Kanwil IVDJBC mengakui, pengalamannyasebagai wasit di ajang internationalopen parachuting championship diManado beberapa waktu lalu, yang

INTERNATIONAL OPEN

Championship

Tim Persatuan Terjun PayungBea dan Cukai (PTPBC)mengirim seorang wasitnyapada kejuaraan internasionaltersebut.

THE 9th ASIANA AND NUAE

Parachuting P

ACCURACY. Peserta dari Indonesia mendaratdi atas electric pad untuk kategori accuracy(ketepatan mendarat).

PERISTIWA

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 375

61WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

menjadi bekalnya selama menjadiwasit di UEA. Sebab pada saat diManado, selain menjadi wasit iasekaligus mengikuti kursus wasitinternasional dan berhasilmemperoleh sertifikat pengakuansebagai wasit dari FAI (FederationAeronautique Internationale).

Hasil dari pertandingan tersebutadalah sebagai berikut, untukkategori CF dijuarai oleh Thailand,Malaysia dan Mesir. Untuk FSdimenangkan oleh Russia, Singapuradan Kazakhstan. Sedangkan untukaccuracy individual womenseluruhnya dimenangkan oleh China.Sementara untuk accuracy individualmen disabet oleh Syria, China danKorea. Untuk kategori accuracy teamwomen diraih China, Kazakhstan danKorea, dan untuk accuracy team mendiraih oleh China, UAE dan Korea.Juara untuk kategori style womendimenangkan oleh China danKazakhstan (juara II dan III).Sedangkan style men diraih China(juara I dan II) dan Kazakhstan.

INDONESIA JAUH LEBIH BAIKMenurut Ken, penyelenggaraan

kejuaraan internasional parachutingdi Manado, jauh lebih baik dari UEA.Pasalnya, walaupun kala itu Indone-sia baru pertama kalimenyelenggarakan kejuaraaninternasional parachuting, namunsecara organisasi, Indonesia jauhlebih baik dari UEA.

“Contohnya saja, sejak kami tibadi bandara, saya harus menunggu 16jam untuk keluar dari bandara danselama itu pula kami tidakditemani oleh satu orang-pun pihak panitia disana,”ungkap Ken.

Tak hanya itu, setiba-nya di hotel, para penerjuntermasuk official dan wasitditempatkan di satu kamardengan kapasitas yanghanya cukup untuk empatorang saja. Kemudianpada saat pertandingandimulai, tidak satupun pa-nitia dari UEA yang mun-cul. Akhirnya, pihak Asia-nia mengambil alihdengan mengeluarkanberbagai macam kebijak-sanaan. Demikian pulauntuk urusan manifest, pi-hak panitia tidak ada yangmenghandle, alhasilpara wasit mengambil alihkegiatan itu.

“Sehingga, saya hanyamenjadi wasit pada duapertandingan accuracy sa-ja, sebab selebihnya sayabekerja di manifest, pada-hal manifest bukan urusanwasit,” jelas Ken. Namun

demikian diluar itu semua, seluruhpertandingan berjalan denganlancar, tidak ada protes dari pesertadan zero accident.

Yang patut dicatat, untukmenghindari kecurangan oleh parapenerjun kategori lomba accuracy,pihak penyelenggara pertandinganmenggunakan electric mat (yanglebarnya 1,4 x 1,4 m) yang diletakandibawah electric pad, sehingga ketikapenerjun menyentuh electric matmaka pada layar electric langsungterlihat angka yang diperoleh.

Dalam pertandingan itu sendiri,

tim dari Indonesia tidak berhasilmemperoleh juara. Namun hal itudiakui Ken karena kurangnya jamterjun para penerjun. Sebagaicontoh, untuk penerjun senior di timPolri, jam terjunnya hanya 2500 kalilompatan. Sedangkan tim China,sekedar untuk latihan saja terjunsebanyak 600 kali lompatan.

Tim PTPBC sendiri tidakmenurunkan para penerjunnya padapertandingan itu. Pasalnya, PTPBCtengah mempersiapkan diri untukevent serupa di Malaysia. Tetapiternyata Malaysia membatalkanevent tersebut. Alhasil karenaPTPBC sudah terlanjur menolak,akhirnya tim Polri yang kemudianmengisi event Asiana.

Diakhir wawancara Kenmengatakan bahwa tim PTPBCsangat potensial untuk mengangkatnama instansi Bea dan Cukaisekaligus nama bangsa Indonesia.Menurutnya, fasilitas untuk berlatihterjun banyak tersedia dan tidakmahal. Sebab ketika latihan,penerjun bisa bekerjasama dengantim lainnya sehingga biaya yangdikeluarkan bisa lebih minimdibandingkan dengan berlatih terjunsendiri.

“Jadi, disini tinggal kemauan darianggota PTPBC saja untuk memaju-kan dirinya dan juga dukungan dariatasan masing-masing. Saya sendirimengucapkan terima kasih atasdukungan yang selama ini diberikanoleh ketua PTPBC, Dirjen Bea danCukai dan Ketua FASI,” imbuh Kenmengakhiri pembicaraan.

KEN INDARTO. penyeleggaraan kejuaraanparachuting di Manado, Indonesia, masih lebihbaik dari UEA.

WASIT. Ken (paling kiri bawah) berpose bersama para wasit dari berbagai negara

FOTO : KEN

WBC/ATS

ifa

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 375

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

ndonesia mempunya nilai penting bagiJordania dalam hal perekonomian, halini terbukti dengan terus meningkatnya

nilai ekspor dan impor dari kedua negarayang hingga kini masih berstatus sebagainegara berkembang. Kerjasama Indone-sia dengan negara timur tengah khusus-nya dengan Jordania, memang sudahterjalin sejak lama, bahkan kunjungan ma-sing-masing kepala negara sudahberlangsung sejak sepuluh tahun lalu.

Dari pertemuan delegasi Indonesiake Jordania di tahun 1996 dimana nega-ra ini menginginkan kerjasama yanglebih baik lagi, disambut dengan baikoleh Indonesia sebagai patner dalamberbisnis. Kendati dari kerjasama terse-but belum terwujud dalam bentukMemodandum of Understanding (MoU),namun peningkatan nilai ekspor dan im-por dari kedua negara terus meningkat.

JORDANIA, PASAR YANG MENJANJIKANBerdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS), hubungan perdagangankedua negara selama lima tahunterakhir (2000-2004) menunjukanpeningkatan dengan tren rata-rata 31,08persen, dengan nilai ekspor mencapaiUS$ 333,1 juta dan impor mencapaiUS$ 22,5 juta, yang keseluruhannyaadalah bidang non migas.

Sementara dalam periode Januari-September 2005, total perdagangankedua negara mencapai US$ 137,7 juta,di mana nilai ekspor Indonesia tercatatsebesar US$ 119,8 juta, sementara untukimpor US$ 17,8 juta. Dengan hasil inineraca perdagangan kedua negaraselama priode tersebut selalu menunjukansurplus bagi Indonesia.

Untuk komoditi utama yang dieksporIndonesia ke Jordania adalah, minyak

sawit, plywood, whiteboard, partical board,kertas, alat tulis lainnya, tekstil, alatkeperluan rumah tangga, gelas, keramik,ban mobil, suku cadang mobil, furniture,tuna dalam kaleng, teh, kopi dan rempah-rempah, serta produk plastik lainnya.

Sementara impor Indonesia dariJordania sebagian besar adalah pupukbuatan pabrik dan pupuk alam kasar ataucalcium phosphate. Dengan komoditi yangcukup banyak diekspor oleh Indonesiamencerminkan potensi pasar Jordaniamemang cukup menjanjikan, hal ini terlihatdari GDP Jordania di tahun 2004mencapai US$ 11,51 milyar danpendapatan perkapita JD (Jordan Dinar)2,173 atau sekitar US$ 3.100, dengantingkat pertumbuhan ekonomi mencapaikurang lebih 7,5 persen.

Melihat potensi yang besar tersebut,baik Indonesia maupun Jordania

INDONESIA MENANDATANGANIENAM MOU DENGAN JORDANIA

DITANDATANGANI. Enam dari enam belas perjanjian kersama Indonesia dengan Jordania berhasil ditandatangani oleh masing-masing Sekjen perdagangan.

Sejak pertemuan kedua di tahun 1996, Indonesia dan Jordania sepakat akan melakukankerjasama di bidang ekonomi, namun tidak kunjung terwujud. Akhirnya setelah sepuluh tahun daripertemuan itu, sebanyak enam dari 16 bidang kerjasama ekonomi antara Indonesia denganJordania disepakati dan ditandatangani.

I

PERISTIWAWBC/ATS

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 375

63WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

berusaha untuk menjadikan jalinan kerja-sama itu menjadi lebih baik lagi. Masihbanyaknya faktor teknis diantara keduanegara menyebabkan perjanjian tersebuttertunda hingga 10 tahun. Kini setelahmelakukan beberapa kali pertemuan,akhirnya kedua negara sepakat untukmembuat kesepakatan bersama yangdinilai menguntungkan bagi kedua negara.

Perundingan yang berlangsungselama dua hari 17-18 Januari 2006 danbertempat di Hotel Borobudur Jakarta,akhirnya membuahkan hasil yang cukupmenggembirakan. Sebanyak enam dari16 perjanjian kesepakatan ditandatangioleh kedua negara. Untuk Indonesiapenandatangan diwakili oleh SekterarisJenderal Departemen Perdagangan,Hartanto, sementara untuk Jordaniadiwakili oleh Sekretaris JenderalDepartemen Perdagangan, DR. Mutaser.

ENAM KESEPAKATAN YANG BERHASILDITANDATANGANI

Menurut Direktur Jenderal Perdagang-an Internasional Departemen Perdagang-an, Heru Susanto, perjanjian tersebutmasih menyisakan 10 bidang lagi karenabelum ada kesepahaman antara keduanegara.”Ke 10 bidang itu masih berkaitandengan perdagangan dan salah satunyaadalah bidang kepabeanan. Untuk bidangkepabeanan ini kita masih menunggukesepakatan antara kedua MenteriKeuangan dari Indonesia dan Jordania,sedangkan yang lainnya masih dalamproses penelitian,” papar Heru Susanto.

Hal tersebut juga di amini oleh SekjenDepartemen Perdagangan, Hartanto,yang menurutnya kerjasama di bidangkepabeanan memang sangat diperlukan,apalagi ke depan nanti Indonesia jugaakan menganut sistem Asean SingleWindow (ASW), namun karena belumadanya kesepahaman akan sistemtersebut maka perjanjian di bidangkepabeanan belum dapat dilakukan.

Adapun ke enam pejanjian kesepakat-an yang berhasil di tandatangai pada The3’ Joint Commission Meeting on Trade andEconomic Cooperation Between TheRepublic of Indonesia and The HashemiteKingdom of Jordan, adalah :A) Mou Between Jordan Enterprise

Development Cooperation (JEDCO)and National Agency for ExportDevelopment (NAFED). Tujuanperjanjian kerjasama ini adalah untukmeningkatkan pengembangan dandiversifikasi perdagangan yangbermanfaat bagi dunia usaha di keduanegara (misalnya promosi danpertukaran informasi)

B) MoU Between the Investmentcoordinating Board of the RepublicIndonesia and the Jordan Invest-ment Board of the HashemiteKingdom of Jordan Concerning theEstablishment of the joint Invest-ment Committee and FosteringBusiness Partnership between theIndonesia and Jordan Private Firms.Tujuan perjanjian kerjasama ini adalahuntuk memperkuat business partner-ship antara kalangan pengusahaIndonesia dan Jordania melalui pem-bentukan komite investasi bersama(Joint Investment Committee).

C) MoU between Batam IndustrialDevelopment Agency (BIDA) andJordan Free Zone Cooperation(JFZC). Tujuan perjanjian kerjasamaini adalah memperkuat danmemperluas dalam kerangkakerjasama free zone.

D) MoU between the Ministry ofEnvironment of the Republic of

Indonesia and the Ministry ofEnvironment of the HashemiteKingdom of Jordan in the field ofEnvironment Protection andResources Preservation. Tujuanperjanjian kerjasama ini adalah untukmengembangkan dan memeliharaperlindungan lingkungan hidup,preservasi lingkungan sertapenurunan tingkat polusi.

E) MoU between the Ministry of Healthof the Republic of Indonesia and theMinistry of Health of the hashemiteKingdom of Jordan in the field ofHealth. Tujuan perjanjian kerjasamaini adalah untuk upayapengembangan di bidang kesehatan(seperti pertukaran SDM, informasidan lain-lain)

F) MoU on Cooperation Between theNational Standarization Agency ofIndonesia (BSN) and JordanInstitution for Standars and Metrol-ogy (JISM) on Standarization andMetrology and Other Related Acti-vities. Tujuan dari perjanjian kerjasa-ma ini adalah untuk peningkatankerjasama teknis dan ilmiah di bidangstandarisasi, metrologi, sertifikasi,akreditasi dan pertukaran informasi.

Dengan ditandatanganinya ke enamperjanjian kerjasama tersebut, makaIndonesia dan Jordania berharapperekonomian kedua negara dapat lebihbaik lagi. Sementara untuk ke sepuluhperjanjian yang masih belum dapatterlaksana, kedua negara berharap dalamwaktu yang tidak lama lagi semuanyadapat terwujud.

HERU SUSANTO. Untuk bidang kepabeananmasih menunggu kesepakatan MenteriKeuangan kedua negara.

KONPRENSI PERS. Kedua delegasi saat memberikan konprensi pers tentang apa yang baru sajaditandatangani oleh kedua negara

adi

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 375

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

eberapa bulan ini saya kembalibekerja di kalangan adiksi.Addiction dalam bahasa Indone-

sia oleh kalangan terapis kitaditerjemahkan sebagai adiksi, yangberarti ketergantungan. Tentu sajapemerintah membuat Rumah SakitKetergantungan Obat karenabanyaknya kasus ketergantunganobat, bukan membuat rumah sakitketergantungan cinta.

Cinta, seperti juga adiksi lainnyamenimbulkan gangguan fisik danpsikologik serta membuatpenderitaan bagi individu itu sendiridan lingkungannya. Dalamperjalanan berhadapan sertaberproses dengan klien dankeluarga, terapis di seluruh dunia,akan berhadapan dengan adiksilainnya, termasuk adiksi cinta.

Penulis tersentuh pikiran tentanghal ini ketika teman dari FEMINAmengajak berdiskusi tentang hiper-seksualitas, yang identik denganadiksi seks dan lebih lebar lagi,adiksi cinta. Kami menelusuri kasusyang masuk dalam benak kami,menemukan hal-hal menarik daripecandu cinta, dari para love-addict.Untuk hal ini saya juga ingin berbagidengan teman-teman WBC.

Rita, bukan nama sebenarnya, 37tahun, telah berulang kali datangpada saya untuk konseling tentangpenderitaan dirinya kecanduan cinta.Ia menikah, mempunyai dua oranganak, suaminya warga negara asing.Rita tak pernah berhenti mencaricinta, kemanapun ia beraktivitasseperti ke pesta, salon, klinik, rumahsakit ia selalu mencari perhatian laki-laki dan harus dapat mendekatinya.

Mendekati baginya bukan halsulit, karena ia memang pandaibercerita dengan topik menarik. Apayang dicari dari setiap orang yangdidekatinya adalah kehangatanperhatian, kekaguman, dankeintiman. Berkali ia mencari,berulangkali ia merasa mendapatkan,berulangkali ia menyesal, merasabersalah atau kecewa. Rasa taknyaman ini ia tutupi lagi denganmencari cinta baru, demikianlingkaran yang tak pernah putus.Hubungan dengan suami tetapbertahan sampai saat ini. Suaminya

seorang wiraswasta berhasil yangwaktunya habis untuk bisnis dan judi.

Lain lagi cerita Herman, bukannama sebenarnya, sekarang 52tahun. Ia senantiasa haus akan cinta.Ia menikah dengan dua orangperempuan, mempunyai banyakanak. Ia pengusaha cukup berhasil.Ia datang pada saya karena masalahanak-anaknya yang kecanduanheroin, kemudian klien sayabertambah dengan dirinya yangkecanduan cinta.

Ia senantiasa memikatperempuan di kesempatan apa sajasejak usianya masih belia. Ia selaluberhasil. Hubungan keterpikatan

tidak pernah bertahan lama, karenamemang tak dapat mempertahankankekaguman dalam jangka panjang. Iaselalu gagal memuaskan dirinyauntuk memperoleh kehangatanhubungan relasi antar manusia,seperti memberikan atensi, berbagiperasaan dan pikiran, salingmendukung dalam suka dan duka.

Ia hanya memperoleh kebutuhanfisik, yang mula-mula meningkatkanharga dirinya, menurunkankecemasan atau stres daripekerjaannya, kekaguman sesaatdari ’pemuja’nya. Setelah itu iamerasa kosong, hampa, tak berdayasecara psikologik. Sampai pada titikini ia merasa menyesal, tak ingin lagimengulang, menjauhkan diribeberapa saat dari ketertarikan cinta,namun hal ini tak pernah bertahanlama, terulang lagi kisah sebelumnyadengan perempuan lainnya.

ADIKSI CINTADalam beberapa Jurnal Psikologi

dan Psikiatri didefinisikan sebagaipengalaman ketidak berdayaan atasdorongan yang tak terkendali untukmendapatkan cinta. Jika doronganterlampiaskan, apa yang didambakantak pernah terujud, menimbulkanrasa bersalah, dan berjanji pada diriuntuk tak mengulang, memahamikonsekuensi buruk atas dampakperilakunya, namun tak kuasamengendalikan dorongan untukmengulang lagi.

Adiksi cinta bukan sematadorongan nafsu seks atau ditentukanoleh jenis aktivitas seksual danfrekuensi melakukan aktivitastersebut, namun suatu dorongan tak

ADIKSICINTAMungkinkah ?Dalam beberapa Jurnal Psikologi dan Psikiatri didefinisikansebagai pengalaman ketidak berdayaan atas dorongan yang takterkendali untuk mendapatkan cinta.

BAGI TEMAN KERJA,HINDARI BERADAHANYA BERDUADENGANNYA...

B

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 375

65WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

terkendali, berulangkali terjadi,disadari konsekuensinya, tindakanini merespon kebutuhan emosionalyang bersifat non seksual. Hubunganitu sendiri dapat berjalan denganbaik, namun tak mampu memenuhi‘pencarian’ guna memenuhikebutuhan dibalik itu. Ketertarikancinta hanya pada saat memulaikontak, namun tak dapat memenuhiharapan mental emosionalnya.

GEJALAPara ahli berpendapat bahwa

cinta atau hubungan intim hanyadigunakan sebagai alat untukmelarikan diri menghindari stress,kendala emosi, kecemasan, rasamalu, ketersingkiran dari lingkungan.Hubungan intim dirasakan sebagaipeningkat rasa keberda-yaan atau peningkatanpenguasaan atasdiri seseorang.Biasanya adiksiatauketergantunganini tak berdiritunggal, iadisertai denganketergantunganlainnya sepertiadiksi kerja ataubahan kimia.Para pecandumeningkatkanrasa percayadirinya darirasa infe-rioritas,disingkir-kan ataudiabaikanlingkungandekatnya.

KONSEKU-ENSI

Ling-kungan sekitarpecandu cinta mene-rima dampak dariperilaku adiksi ini, se-perti pemaksaan danpelecehan seksual padateman sekerja, teman lain danpasangannya. Ini akan membuatpara pecandu cinta merasa ditolak,depresi dan mungkin terdorong untukmengakhiri kehidupan. Sementaradalam berhubungan cinta parapecandu seringkali mengabaikanpengamanan diri dari berbagaikonsekuensi kesehatan sepertipenularan HIV/AIDS dan penyakitinfeksi menular seksual lainnya,dengan demikian jugamembahayakan pasanganseksual lainnya termasukpasangan di rumahnya. Sepertipara pecandu jenis lainnya,mereka amat jarang

mempertimbangkan hubunganpersahabatan, kesehatan, pekerjaandalam mengejar impuls yang takterkendalikan.

HIDUP DENGAN PECANDU CINTAPecandu cinta juga memberi

dampak perilakunya pada keluarga,pasangan dan rekan kerja. Parapecandu cinta seringkali mendorong-kan desakan impuls takterkendalinya untukberakhir padahubungan intim.Orang sekeliling-nya sering menja-di target sasaran,sehingga kerap-kali orang seputar

merasaterancamdan taktahu ka-pan waktu-nya men-

jadi sa-saran.Bagi

rekan kerja pelecehan seksual lebihmudah diatasi dengan penghindaran,namun bagi pasangan hidup dankeluarga, situasinya sangat berbeda,karena itu terapi atas perilaku iniperlu mendapat perhatian orangsekitarnya.

Bagi pasangannya, pastikan hu-bungan intim yang akan berlangsungaman dari penyakit, lindungi diri anda

dari serangan berbagai penyakitakibat hubungan intim. Bagi

teman kerja, hindari beradahanya berdua dengannya,usahakan melindungi diri

dari hal-hal yangmembuat ketertarikan

secara seksualseperti sentuhan,pakaian, cara bicaratermasuk humor,sikap duduk dan se-bagainya.

Untuk jatuh cintatentu saja berbagai

alasan emosi dan sosialdapat dikemukakan, jugapara pecandu cinta.

Kebanyakan pecandu,apa saja jenis ke-canduannya, mem-punyai akar masa-lah pada riwayatkeluarga dengan

kekerasanseksual danketergantungan(alkohol, nar-kotika, zat la-innya). Terapi

dapat dimulaidari konseling,juga programterapi bagi ke-tergantungan zatlainnya sesuaisituasi dan kondi-si kesehatanmental mereka,dan psikoterapi.Pasangan darimereka jugaperlu mendapat-kan dukunganpsikologi daripara terapis.

Terapi untukpecandu cintatidak sematadapat meng-hentikan peri-laku mereka,tetapi lebihmenempatkanrelasi antarmanusia yanglebih sehat,bermakna,dan bukan do-rongan kom-pulsif tak ter-kendali.

65WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

PECANDU CINTA. Seringkali mendorongkandesakan impuls tak terkendalinya untuk berakhirpada hubungan intim.

FOTO

: ISTIM

EWA

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 375

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

ejak tahun 1995, WTO telah melak-sanakan 5 (lima) kali KTM yaitu diSingapura pada tahun 1996, Jenewa

tahun 1998, Seattle tahun 1999, Doha-Qatar tahun 2001, dan Cancun-Meksikotahun 2003. KTM VI WTO diselenggara-kan di Hong Kong – China pada tanggal13 s.d. 18 Desember 2005. Secara umumKTM diselenggarakan sekurang-kurang-nya satu kali setiap dua tahun dengantujuan untuk memberikan arah bagiorganisasi WTO. KTM VI WTO ini sangatpenting terutama untuk penyelesaianputaran perundingan Agenda Pembangu-nan Doha (Doha Development Agenda –DDA) pada akhir tahun 2006.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukaimerupakan anggota Tim PerundinganPerdagangan Internasional (PPI) sesuaidengan Keputusan Presiden RI Nomor 28Tahun 2005 tentang Pembentukan TimNasional Untuk Perundingan Perdagang-an Internasional.

Salah satu tujuan dari pembentukanTim PPI adalah untuk mempersiapkandan merumuskan posisi dan strategisuatu perundingan perdaganganinternasional berdasarkan kepentingannasional secara terpadu danterkoordinasi sehingga secaramaksimal mampu mengamankanrencana, program dan pelaksanaanpembangunan nasional, khususnyaguna meningkatkan akses pasarinternasional maupun pertumbuhanekonomi nasional serta merundingkandan memperjuangkan posisi danstrategi berdasarkan kepentingannasional sebagaimana tersebut diatasdalam setiap perundingan perdaganganinternasional.

Anggota Delegasi RI (DELRI)berdasarkan surat persetujuan dariSekretaris Kabinet RI Nomor : KL.0703/UMPL/6311 tanggal 06 Desember 2005berjumlah 75 orang. DELRI untuk KTM VIini dipimpin oleh Menteri Perdagangan,Marie Elka Pangestu. Para anggotaDELRI terbagi atas Kelompok PerundingBidang Jasa, Bidang Akses Pasar ProdukNon-Pertanian (Non Agricultural MarketAccess – NAMA), Bidang Pertanian,Bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual(Trade Related Aspect of IntellectualProperty Rights – TRIPs), Bidang FasilitasiPerdagangan, Bidang Trade and Environ-ment, Development, and Special &Differential Treatment, dan Bidang Rules.

Dibidang Fasilitasi Perdagangan,Direktorat Jenderal Bea dan Cukaimenugaskan 3 (tiga) orang pejabatnya,antara yaitu; Asan Sitanggang (kepalaBidang Keuangan/ Bea dan Cukai padaKonsulat Jenderal RI Hongkong, SamsuarSaid (mantan Kepala Bidang Keuangan/Bea dan Cukai pada PRIME Brussel danFitra Krisdinato (mantan Kepala SeksiKerjasama WTO pada DirektoratKepabeanan Internasional DJBC).

AGENDA DAN TUJUAN KTM VI WTOKTM VI WTO diselenggarakan selama

enam hari (13 s.d. 18 Desember 2005)

bertempat di Hong Kong Convention andExhibition Center (HKCEC). Konferensidipimpin oleh Mr. John Tsang, SekretarisMenteri Perdagangan, Industri dan Tekno-logi Hong Kong, China dan dihadiri olehdelegasi-delegasi dari 149 anggota WTO,76 Organisasi Internasional (termasukWCO) serta 40 negara yang belum men-jadi anggota WTO sebagai pengamat.Agenda dalam KTM VI WTO antara lainadalah pandangan umum mengenaikegiatan-kegiatan WTO, proposal yangdiajukan oleh para anggota, aksesiterhadap perjanjian-perjanjian WTO, dantindakan-tindakan yang akan dilakukanpara Menteri.

Tujuan dari penyelenggaraan KTM VIWTO ini adalah untuk mencapai kesepa-katan Agenda Pembangunan Doha yangdijadwalkan berakhir pada bulanDesember 2006. Agenda PembangunanDoha meliputi perundingan untuk berbagaiisu, diantaranya pertanian, akses pasarproduk non-pertanian (NAMA), perdaga-ngan jasa, dan fasilitasi perdagangan.

JALANNYA KTM VI WTODalam kesempatan tersebut, Indone-

sia memberikan statement yang antaralain berisikan pandangan Indonesiaterhadap perkembangan perundinganPutaran Doha. Dalam pandangannya,Indonesia menyatakan bahwa perkemba-ngan Putaran Doha menunjukankemajuan yang cukup berarti setelahterjadinya kegagalan perundingan padaKTM V WTO di Cancun. Berkenaandengan itu Indonesia mengingatkan untuktidak melupakan kata “pembangunan” (D– Development) yang terdapat dalamDDA, mengingat pembangunan adalahjantung dari perundingan saat ini dansekaligus merupakan tulang punggungdari Putaran Doha. Dalam kaitannyadengan pembangunan, Indonesiamenyatakan antara lain bahwa perdaga-ngan merupakan hal yang fundamentaldalam proses pembangunan danreformasi perdagangan, pembangunanmerupakan dasar putaran perundingan,dan Special & Differential Treatment(S&DT) harus terus diperlakukan sebagaijantung dari setiap perundingan.

Hasil KTM VI WTO, walaupun belummenelorkan suatu agreement, namuntelah berhasil menyetujui suatu DeklarasiTingkat Menteri yang dapat dijadikansebagai suatu pendorong untuk tetap me-lanjutkan negosiasi putaran DDA kearahpenyelesaian berbagai isu perundingan,antara lain bidang Pertanian, NAMA,Services, dan fasilitasi perdagangan. Isupertanian, NAMA, dan jasa merupakanisu-isu yang sifatnya contentious yangberjalan alot dan banyak mengundangperdebatan, menyita banyak waktu sertaperhatian. Sementara isu FasilitasiPerdagangan merupakan satu-satunyaisu yang telah diadopsi dan sekaligusmerupakan isu yang deliverable yangmodalitas berikut rencana implementasi-nya dapat dibahas lebih lanjut dalampertemuan-pertemuan pasca Hong Kong.

Negosiasi isu pertanian merupakan isuyang paling banyak mendapat perhatiandari seluruh negara anggota, mengingatmasih banyaknya perbedaan pendapatantara negara berkembang dengannegara maju, khususnya yang terkaitdengan isu akses pasar, subsidi domestic,dan subsidi ekspor. Mengenai aksespasar, negara berkembang yang dimotorioleh kelompok G-33 yang dipimpin Indo-nesia dan G-20 telah berhasil menggolkan

KONFERENSI TINGKAT MENTERI KE-6

DI HONGKONG, CHINAKonferensi Tingkat Menteri (KTM) dalam struktur WTO merupakan pemegang kekuasaantertinggi dan merupakan tempat pengambilan keputusan untuk berbagai hal berkaitan denganperjanjian perdagangan multilateral.

WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

S

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 375

67WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

usulannya tentang Special Products Perta-nian (SP) dan Special Safeguard Mea-sures (SSM). Dengan demikian kepadanegara berkembang diberikan fleksibilitasdidalam menetapkan beberapa tariff linesSP-nya dan berhak menggunakan volumetrigger serta price trigger gunamengantisipasi membanjirnya impor yangakan merugikan para petani. Disampingitu pula kepada negara berkembangdikecualikan dari penurunan tarif maupunkuota tarif. Sementara dibidang subsididomestic, kepada negara berkembangyang tidak memiliki subsidi AggregateMeasurement of Support (AMS) telahdiberikan kemudahan untuk dikecualikandari pemotongan subsidi de minimis dandibidang subsidi ekspor disepakati untukmenghapuskan seluruh berbagai bentuksubsidi pada tahun 2013, separuhnyapada tahun 2009, dengan ketentuanadanya full parallelism dibidang food aiddan praktek state trading enterprisesyang mendistorsi pasar. Kondisisebagaimana tersebut diatassangat diperlukan guna me-ningkatkan upaya pengentasankemiskinan, ketahanan pangan,dan pengembangan pedesaan.

Dalam perundingan isuNAMA, negara anggotamenyepakati untuk mengguna-kan Swiss Formula denganmulti-coefficient, penerapanprinsip penurunan tariff sektoralyang sifatnya tidak mandatory,mekanisme penangan hamba-tan non-tariff, dan perlakuanterhadap unbound tariff.

Tentang negosiasi isu jasatelah terjadi perdebatan yangalot antara negara maju dan ne-gara berkembang. Negara majumenuntut dibukanya aksespasar yang lebih luas dari ting-kat komitment yang telah ada;sementara negara berkembang(termasuk Indonesia) meng-hendaki agar liberalisasi yanglebih luas hanya dapat dilaku-kan atas dasar fleksibilitas, tingkat per-tumbuhan ekonomi, dan prioritaskebijakan pembangunan nasional. Padaakhirnya negara maju dapat menerimarumusan liberalisasi yang lebih mengako-modir keterbatasan negara berkembang.

Berkaitan dengan negosiasi isu Fasi-litasi Perdagangan, para Menteri WTOtelah mengadopsi rekomendasi laporanNegotiating Group on Trade Facilitation(NGTF) kepada Trade NegotiatingCommittee (TNC) sebagaimana tersebutdalam Annex E: Trade Facilitation, butir3,4,5,6 dan 7. Pada dasarnyarekomendasi dimaksud berisikan hal-halsebagai berikut:1. Ajakan agar negara anggota dapat

berbagi pengalamannya didalammelakukan proses reformasi nasionaldalam rangka meningkatkan upayamenfasilitasi perdagangan.

2. Mengembangkan sejumlah komitmen

yang sifatnya multilateral dalam rang-ka memperjelas dan menyempurna-kan GATT Articles V/VIII/X, meningkat-kan kerjasama antara Customs danLembaga terkait lainnya guna menfa-silitasi perdagangan, dan meningkat-kan derajat kepatuhan terhadapperaturan perundangan dibidangkepabeanan.

3. Melaksanakan berbagai bidangkegiatan lainnya yang sifatnya “cross-cutting” dalam rangka meningkatkanupaya menfasilitasi perdagangan.Untuk itu kepada negara anggotadiminta untuk berupaya agar prosesnegosiasi trade facilitation dapatdiselesaikan secepatnya pasca HongKong, sehingga text-based negotia-tions diberbagai bidang kegiatantersebut dapat diselesaikan sebagai-mana mestinya.

4. Selanjutnya kegiatan-kegiatan tersebutdiatas perlu diperjelas dan dikaji lebih

lanjut guna mengenali “needs andpriorities” upaya menfasilitasiperdagangan yang diperlukan olehmasing-masing negara anggotaberikut implikasi biayapelaksanaannya. Untuk itu didalampelaksanaannya direkomendasikanuntuk melibatkan organisasiinternasional terkait yang dikenali telahmemberikan kontribusi konkritnya.

5. Guna mendorong negara-negaraberkembang/kurang berkembangdapat berperan serta aktif didalamsetiap proses negosiasi tradefacilitation, maka direkomendasikanagar pemberian bantuan teknis (TA)dan pengembangan sendi-sendikapasitas (CB) kepada negara-negaratersebut dapat dilaksanakan dengancara-cara yang tepat, efektif danoperasional sesuai masing-masingneeds and priorities-nya. Untuk itu

kepada negara maju yang telahmemberikan bantuannya dimintauntuk tetap meningkatkandukungannya secara komprihensif,jangka panjang, danberkesinambungan yang didukungdengan ketersediaan pembiayaannya.

6. Berikutnya guna menghadirkanketentuan-ketentuan Special andDifferential Treatment (SDT) secaratepat, efektif, dan operasional yangpelaksanaannya bersifat fleksibeldirekomendasikan untuk lebih menda-lami dan mengintensifkan prosesnegosiasi ketentuan SDT dalamrangka pelaksanaan GATT Articles V/VIII/X serta kegiatan-kegiatan lainyang sifatnya cross-cutting.

PENGAMATANProses negosiasi dibidang trade faci-

litation sejauh ini telah berjalan lancar danefektif yang ditandai dengan diadopsinya

laporan NGTF kepada TNColeh para Menteri dalam KTMVI WTO. Laporan tersebut padadasarnya berisikan berbagaiproposal negara anggotadidalam mengupayakankemudahan perdagangansebagaimana tersebut dalamAnnex E: Trade Facilitation.

Apabila berbagai proposaltersebut yang jumlahnya enampuluhan, dicermati secaraseksama, maka dapatlah disim-pulkan bahwa pada prinsipnyaproposal-proposal tersebuttelah diakomodir didalam ber-bagai instruments internasionalyang ada antara lain UN/EDIFACT, UNCTAD ColumbusDeclaration, World Bank Tradeand Transport Facilitation Tool-kit, WTO Agreements, WCOConventions, IMO Conventions,ICAO Conventions, ICCInternational Customs Guide-lines, dan ISO Standards.

Disamping itu perludiketahui bahwa core dari pada upayakemudahan perdagangan tersebut padadasarnya terfokus kepada kegiatan-kegiatan yang sifatnya “trade-bordermanagement” yang implementasinyamemerlukan upaya koordinasi tinggi.Selanjutnya untuk memudahkan rencanaimplementasinya kepada masing-masingnegara anggota diminta untuk segeramenyusun “needs and priorities-nya”.

Dari perspektif Indonesia, khususnyaDitjen. Bea dan Cukai, needs and prioritiesIndonesia pada tingkat ini adalah AdvanceRulings, Appeal System, Single Window,Risk Management and Post ClearanceAudit, dan Authorized Traders. Dalam ka-itan ini, TA & CB seyogyanya dapat lebihdifokuskan kepada elemen SingleWindow, Risk Management, dan Autho-rized Traders.

Disela-sela KTM VI WTO tersebut,DELRI yang terlibat dibidang Fasilitasi

KONFERENSI TINGKAT MENTERI ini diselenggarakan selama enam hari(13 s.d. 18 Desember 2005) bertempat di Hong Kong Convention andExhibition Center (HKCEC).

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 375

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Perdagangan berkesempatan menghadiriSimposium bertajuk : Trade Facilitationand Development: What Will and Won’tthe DDA Accomplish. Simposium tersebutyang merupakan kegiatan sampingan(side activities) dari rangkaian perunding-an pada KTM VI diselenggarakan olehBank Dunia dengan mengambil tempat diHong Kong Exhibition Center.

Dalam kesempatan tersebut telahdihadirkan lima orang pembicara dariakademisi, Bank Dunia, Sektor Swasta,dan LSM (Non-Governmental Organiza-tion – NGOs) dengan topic pembahasanmengenai isu Fasilitasi Perdagangandalam kaitannya dengan perundinganWTO saat sekarang dan yang akan da-tang. Mengenai yang akan datang,pembicara dari Bank Dunia antara lainmenyatakan agar negara anggota dapatmelakukan persiapan negosiasi yang lebihmatang, mengingat hasil negosiasi men-datang bersifat binding secara hukum.

Disamping itu DELRI jugaberkesempatan menghadiri pertemuaninformal yang diselenggarakan oleh WorldCustoms Organization (WCO) untukmembahas isu fasilitasi perdagangan. Hal-hal yang dibahas antara lain mengenaidampak isu fasilitasi perdagangan terha-dap administrasi pabean, redefinisi darifasilitasi perdagangan, dan koordinasiantara WCO dan WTO. Sebagai organi-sasi internasional yang mempunyai misiuntuk meningkatkan efektivitas dan efisi-ensi dari administrasi pabean, WCO me-nyatakan dukungannya terhadap WTOdalam isu fasilitasi perdagangan. Meng-ingat banyaknya elemen yang terkandungdalam isu fasilitasi perdagangan sertaadanya perbedaan level of developmentdari masing masing negara disepakatibahwa Bantuan Teknis dan PeningkatanSendi-Sendi Kapasitas (Technical Assis-tance and Capacity Building – TA & CB)secara komprehensif dan berkesinambung-an sangat diperlukan dalam rangka imple-mentasinya, terutama bagi negara-negaraberkembang dan negara-negara terbela-kang (Least Deveoping Countries – LDCs).

Sebagai salah satu organisasiinternasional yang diminta kontribusinyapada perundingan WTO terutama dalamisu Fasilitasi Perdagangan, WCO telah

memberikan suatu Information Noteberkaitan dengan instrumen WCO danArtikel V, VIII, dan X GATT 1994. Selain ituWCO juga memberikan kontribusi berupaChecklist for WTO Trade FacilitationNegotiation untuk mempermudah paranegara anggota dalam melakukan self-assessment atas implementasi isufasilitasi perdagangan. Jepang sebagainegara donor meminta kepada negaraberkembang dan negara-negaraterbelakang untuk dengan seksamamelakukan analisa tentang bantuan teknikdan prioritas yang diperlukan.

Sementara Canada telah menyatakankesediaannya untuk memberikan bantuandalam rangka TA & CB. Untuk itu kepadanegara anggota yang memerlukanbantuan diminta untuk segeramenyampaikan needs and priorities-nyaguna memudahkan donor countriesdidalam pemberian bantuan tersebut.

Sementara Indonesia mengusulkanagar kiranya WCO dapat membantumerumuskan suatu language yangsifatnya fleksibel yang terkait denganhasil-hasil negosiasi yang nantinyasifatnya mengikat secara hukum,mengingat sejauh ini donor countrieshanya memberikan sekedar komitmentsaja. Ditegaskan bahwa hasil-hasilnegosiasi tidak akan dapat berjalan efektif,tanda adanya bantuan yang sifatnyakonkrit dari donor countries.

Disamping itu diusulkan juga agardidalam upaya menfasilitasi perdagangan,peran WTO dapat lebih difokuskan kepa-da upaya perumusan kebijakan perdaga-ngan; sementara peran WCO seyogyanyadapat lebih difokuskan kepada upaya pe-laksanaan kegiatan kebijakan perdagang-an. Dengan demikian terdapat pembagiantugas yang jelas antara WTO dan WCO.

KESEPAKATANKTM VI WTO telah berhasil

menyepakati Program Kerja Doha (DohaWork Program) yang dituangkan dalambentuk Deklarasi Menteri (MinisterialDeclaration). Deklarasi Menteri tersebutsecara umum telah menghasilkan kema-juan yang berarti bila dibandingkandengan KTM V WTO di Cancun, namunnegara-negara anggota termasuk Indone-sia masih perlu bekerja lebih keras lagiuntuk menyelesaikan perundingan lanjut-an di semua isu untuk mencapai tujuan-tujuan dari Agenda Pembangunan Doha.

Dalam bidang fasilitasi perdagangan,pokok-pokok hasil kesepakatan yangtercantum dalam Deklarasi Menteri adalahmenyepakati untuk melakukan perunding-an lanjutan untuk membahas elemen-elemen/proposal dalam isu fasilitasi per-dagangan, yaitu yang berkaitan denganAnnex E: Trade Facilitation, berikutrencana implementasinya.

Mengingat isu fasilitas perdagangandalam Deklarasi Menteri ini sebagianbesar berkaitan erat dengan tugas danfungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,maka disarankan agar Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai memperhatikan hal-halsebagai berikut :a. Perlu melakukan self-assessment

untuk menentukan needs & prioritiesyang diperlukan untuk mendukungfungsinya sebagai fasilitatorperdagangan. Untuk itu questionnairetentang needs & priorities harussegera diselesaikan dan disampaikankepada Departemen Perdagangan.

b. Perlu memberikan masukan secaraberkesinambungan kepada tim perun-ding bidang Fasilitasi Perdagangandalam menyelesaikan perundinganPutaran Doha sehingga hasilkesepakatan Agenda PembangunanDoha pada akhir tahun 2006 dapatmemberikan kontribusi positif padapembangunan nasional.

c. Perlu melanjutkan upaya modernisasidan reformasi kepabeanan yang telahberjalan selama ini dengan melakukanevaluasi dan penyempurnaan secaraberkesinambungan, mengingat mo-dernisasi dan reformasi kepabeananpada hakekatnya merupakan inti dariupaya menfasilitasi perdagangan.

d. Untuk mewujudkan keberhasilanpemberian fasilitas perdagangansebagaimana mestinya danmengingat pula bahwa core dari upayamenfasilitasi perdagangan padadasarnya adalah trade-border mana-gement, maka mutlak diperlukanadanya upaya koordinasi yang kom-prehensif dan efektif dari suatu instansiyang ditunjuk sebagai coordinator.Dalam kaitan tersebut pada hematkami akan lebih baik apabila Ditjen.Bea dan Cukai dapat ditunjuk sebagaikoordinatornya, mengingat Ditjen. Beadan Cukai memiliki kapasitas, kapabi-litas dan pengalaman yang lebih luasdibidang pelaksanaan kebijakanperdagangan. Berkenaan dengan ituperlu diketahui bahwa Ditjen. Bea danCukai adalah salah satu instansipokok yang menggerakkan kebijakanperdagangan di lapangan. Untuk itukepada Ditjen. Bea dan Cukai telahdipercayakan melaksanakan lebih dari120 peraturan titipan dari berbagaiinstansi terkait. Disamping itu upayamenfasilitasi perdagangan tersebutharus juga melibatkan semua instansiterkait antara lain DepartemenPerdagangan, Departemen Keuangan(Bea dan Cukai), DepartemenPerhubungan (Ditjen. PerhubunganLaut, Darat dan Udara), DepartemenPertanian ( Badan Karantina), Perban-kan dan Kamar Dagang Indonesia.Atas dasar itu selanjutnya dapatdisusun mekanisme upaya koordinasi,kegiatan dan jenis-jenis informasiyang akan dikoordinasikan.

- Samsuar Said ( Mantan Kepala Bidang Keuangan/Bea dan Cukai pada PRIME Brussel)

- Fitra Krisdianto (mantan Kasi kerjasama WTOpada Dit. Kepabeanan Internasional DJBC

- Asan sitanggang (Kabid Keuangan/BC padakonsulat Jenderal RI Hongkong

DITJEN. BEA DAN CUKAI telah dipercayakanmelaksanakan lebih dari 120 peraturan titipandari berbagai instansi terkait.

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 375

69WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

SUSTAINING A STRONG CAPACITY BUILDING

To Support CustomsOfficers’ IntegrityWITHIN THE INDONESIAN CUSTOMSPrepared by: Yulia Anna Surya, S.S, MA.

INTRODUCTIONhe rapid advances in the fields of transportation,communications and information technology make theworld a lot smaller. It has also eased the flow of

information, goods and people across borders, which in turn,have become increasing porous. This development has led toa progressive rise in the level of trade. All of these develop-ment converged to pose a unique challenge to customsadministrations (Ray, Debraj, 1998). The increased level andrate of trade slows impose work burdens that would be closeto impossible to address without the use of the moderntechniques and technology. This has given rise to a strongimpetus for many to modernize customs administrations,despite of having to face tight budget constraints.

Customs modernization relates to the full range ofCustoms operations. Its main objective is to ensure thatCustoms administrations constantly keep pace with develop-ments in international trade, whether of a technological, legalor economic nature. The modernization program for Customsadministrations seeks to develop a competent and efficientadministration, determine the optimum management of staffand available technical resources, and in still a culture ofgood governance and integrity to facilitate the crucial roleplayed by Customs in the global trading systems. Without anefficient and effective Customs administration, governmentwill not be able to meet their policy objectives in respect pfrevenue collection, trade facilitation trade security, and theprotection of society from a range of social and nationalsecurity concerns.

The Customs modernization program is accelerated bythe parallel introduction of a customized capacity buildingplan to enable a Customs administration to implement thenecessary changes to its management and operationalenvironment. In the customs context, capacity building iscommonly understood to mean developing or acquiring theskills, competencies, tools, process and resources needed toimprove the capacity of the administrations to carry out itsallotted functions and achieve its objectives (OCO, 2003).

CAPACITY BUILDING IN INDONESIAN CUSTOMSIndonesian Customs has formulated capacity building

program by establishing a Working Team for CustomsReform in early 2002. The program consists of 4 group,namely Trade Facility Improvement Program, Smuggling andUnder-invoicing Elimination Program, Improvement Coordina-

tion among Stakeholders Program, and Promoting IntegrityProgram. In the early 2004 a new Task Force Team wasestablished to deal with tasks on Designing of Excises Policy,Improvement of Trade Facility, Settlement of Smuggling, andImprovement of Integrity.

While there is no universally, accepted model for amodern Customs administrations the key principles of theRevised Kyoto Convention provide a recommended focus forimproving Customs performance through capacity buildingactivities (OCO, 2003). The Revised Kyoto Convention, whichshall enter in to force on February 3, 2006, provides prin-ciples for capacity building such as integrity, transparency,accountability, predictability, facilitation and control, clientservice, standardization, simplification, minimum intervention,information and communication technology, co-operation andpartnership, continuous improvement, and complianceimprovement.

The scheduling to accede to the Revised Kyoto Conventionon April 2006 is indeed a big leap for Indonesian Customs toaccelerate the customs modernization program as well asincrease the quality of the existing capacity building program.What has to be realized is that by acceding to the Revised KyotoConvention Indonesian Customs obliges to conform to theStandards, Transitional Standards and Recommended Practicesin the Annexes of the Convention. It means Indonesian Customsis bounded to promote simplification and harmonization ofcustoms procedures in accordance with the provisions of theRevised Kyoto Convention.

The Indonesian Customs Law Number 10/1995 and nationallegislation concerning customs have been reviewed and com-pared to the Revised Kyoto Convention to study the possibility toaccede the Convention. The result is very promising since theregulations in customs law and national legislations haveprovided principles of simplification and harmonization of customsprocedures and practices, which is then essential to make a majorcontribution to facilitating of international trade.

Acceding to Revised Kyoto Convention demonstrates astrong political will of Indonesian Customs to build a world-class customs administration with a fully functional civilservice. The response from clients and stakeholders for sure,would be very staggering for public trust.

WHAT HAPPEN TO THE INDONESIAN CUSTOMS INTEGRITY ?It has been widely spread that the Indonesian Customs has a

sensitive image in terms of public trust and integrity. People will

JUARA II LOMBA KARYA TULIS BAHASA INGGRISDALAM RANGKA HARI PABEAN INTERNASIONAL KE-54

T

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 375

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

INDONESIAN CUS-TOMS HAS FORMU-LATED CAPACITYBUILDING PROGRAMBY ESTABLISHING AWORKING TEAM FORCUSTOMS REFORMIN EARLY 2002.

tend to judge that most of Customs officers are corrupt. It is quiteannoying when people identify customs officers they come to apicture of wealthy and prosperous government officers ever.

The Indonesian Customs employees more than 11.000officers posted in a network of 13 Regional Officers and about125 Customs Service Offices throughout the nation. Thisyear, the Indonesian Customs has to achieve revenuetargeted by the government, in terms of customs duty andexcise, as much as US$ 5 billion approximately. The figureillustrates how demanding the ask every single officer has tocarry on; assuming that one customs officer is entitled to bearthe responsibility to collect national revenue approximatelyUS$ 500,000 per year. On the other hand, frankly speaking,the Indonesian Customs officers receive insufficient salary.The receive vary, depending upon their rank or status, that isfrom US$1,800 to 12,000 per year.

The fact of insufficient salary has triggered Customs officers toreceive bigger income to support their needs. They cannot rely onthe monthly salary and incidental premium received. On the otherhand, due to the high rate of import tariff duty the importer tendsto avoid paying as least tax as possible. These two interests haveflourished the corruption and collusion as a mutual beneficialpractice to take place.

Stakeholders always closely observe customs officers’integrity, in terms of service and officer. This is sensible recogni-zing the vital rules of customs; revenue collection, trade facilitator,industrial assistance, and community protector. The IndonesianCustoms is an essential instrument for theeffective management of nationaleconomy. The strategic issue facing theIndonesian Customs organisation is how togain the public trust.

The Indonesian Customs HumanResource Management has been facingongoing integrity issue within theorganisation. The issue is mostly causedby the following existing conditions:l Unfair reward and punishment schemel Non purely merit-based promotion

system and uncertain rotation schemel Lack of training follow-upl Segmentation (grouping) behaviourl Insufficient salary

Regarding insufficient salary, the solution will be difficult toaddress. Increasing officers’ salary or having adequate remunera-tion will not simply solve the problem. The problem is thatIndonesia implements a single remuneration system designedand decided by the National Budget Agency. Therefore, it is noteasy overcome the salary problem and there is nothing muchIndonesian Customs can do have adequate remuneration.

1. Unfair reward and punishment schemeThe 2002 Code of Conduct of Indonesian Customs has to be

evaluated to provide a clear rule of things to do and not to do. TheCode must also contain the consequences of breaking it. Sinceorganization has put integrity as major issue concerned, it has toimplement serious punishment scheme and fair reward system.On the other hand, every single officer has to start to shift theirparadigm on integrity issue. Last but not least, the consistency inimplementing reward and punishment scheme is a must to gainpublic and employee’s trust.

2. Non-purely merit-based promotion system anduncertain rotation schemeTo be frank, there has not been any open, fair, planned, and

collectively agreed promotion and rotation scheme designed bythe Human Resource Management. The idea of making it openand accessible by all officers may enlighten the Human ResourceManagement’s tasks. A scheme has to be developed to enableofficers to have a clear picture of where they are going to after oneposition and what criteria they have a clear picture of where they

are going to after one position and what criteria they have to fulfilto hold a certain position. By doing so, we will drive the officers tocompete fairly. Anyone who get promoted or rotated to a certainposition will be acknowledged due to his or her capacity, capabil-ity, skill, education background and other criteria.

3. Lack of training follow-upAccording to the Arusha Declaration, customs officials should

receive adequate professional training throughout their careers,which should include coverage of ethics and integrity issues. Thishas been done by the Indonesian Customs. The training that hasbeen designed together by Customs Human Resources, Ministryof Finance Training Centre and Customs Training Centre resultingbetter quality of training and higher skill and competence of theofficers. Things need to be more re-evaluated are trainingselection process ( no more favouritism) and officers should beposted to the unit relevant with his skill and expertise. It is of useto avoid any appearance of tiresome feeling of being posted ininappropriate position, not considering of no use functions skillobtained from the training. More concern is how to follow up thetraining itself, since, to be honest, there is only a few adequatepost-training evaluation program designed to measure theeffectiveness of the training outcomes.

4. Segmentation behaviourIt is acknowledged that the Indonesian Customs officers are

segmented into groups, which compete to each other to gain thekey position within the organization. Theemergence of this segmentation behaviourhas been initiated from the recruitmentprocess. An officers tends to have a strongbrotherhood or sense of belonging to otherofficers who were recruited at the sameperiod, or graduating the Customs Diplomaat the same year. Once an officer whobelongs to a certain (informal) group hasbeen promoted to assume responsibility ofa key manager position, her or she will tendto favour or benefit his or her groupmembers.

This problem is closely related topromotion and rotation scheme, as amongthose groups is attempting to compete toeach other in promotion and rotation of

officers. The recommendation to design an open, clear and fairpromotion and rotation scheme as mentioned earlier will eradicatethis segmentation problem. More importantly, a new ethicalbehaviour and organizational culture has to be forced to shift theparadigm that we are one, a member of Indonesian Customs, nota member of certain group within Customs. At the end, thesegmentation problem in Indonesian Customs will be graduallyvanished.

INTRODUCING VIRTUE ETHICS IN INDONESIAN CUSTOMS AND ITSCONSISTENT IMPLEMENTATION.

The strong will to modernize customs administrations interm of simplification and harmonization of system andprocedure would be meaningless if it is not equipped withprofessional personnel with integrity. Again, no matter howgood the policy, structure, regulation or system is it willdepend on ‘the man behind the gun’.

The existence of an indispensable scheme is of importance toenable ‘the men behind the gun’ to conform to the laws with theintention of driving them to create a new organization culture,which contain high level mental awareness and appropriatebehaviour. The given scheme is to introduce virtue ethics and itsconsistent implementation within Indonesian Customs.

Virtue ethics is a character-based account of ethics. Preston,et.al. (2002) quote what Mac Intyre defines virtue as an acquiredhuman quality the possession and exercise of which tends toenable us to achieve those good, which are internal to practice,and the lack of which effectively prevents us from achieving any

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 375

71WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

ACCORDING TO THEARUSHA DECLARA-TION, CUSTOMS OFFI-CIALS SHOULD RE-CEIVE ADEQUATEPROFESSIONAL TRAI-NING THROUGHOUTTHEIR CAREERS,...”

such goods. Virtue ethics is quite suitable to describe what kind ofpublic servant should be. Since public sector has a coercivepower to regulate or influence citizen, therefore, the man behindthe gun, the public managers and public servant, should besomeone who has good traits. This is to ensure that every policy,regulation and law created will have an excellent output andoutcome to the whole clients.

Conversely, if they are corrupt, have less integrity, and haveno good moral traits, then the service delivery and implementationof government policies and regulations may benefit their personalinterests, or do not reflect what clients need.

Almost all public agencies put character building as animportant element in one of its core values and strategies.Preston, et. Al. (2002) argue that virtue theory commends itself forits relevance to public sector ethics. Their contention is becausevirtue theory has potential for code development and subsequentethics education, provides support for the communitarianperspective which may be aligned with institutional emphasis, is auseful tool for identifying core values in an organization or pluralistcommunity, and emphasizes character-building or the agent’spersonal or institutional response to moral situations.

The Indonesian Customs has introduced many policies andregulations to eradicate corruption within the organization. Itsvision, mission, objective, and strategy have already containedwith the value of moral integrity. However, those initiatives are notmore than just jargons and lip services as the corruption problemremains. The initiatives are just well framed-nice words hung onthe wall. They are not embedded in officers’heart and mind.

To implement the virtue ethics withinthe organization, the IndonesianCustoms should initiate the following twoapproaches :

a. Role modelling by top managers andpotential leadersSince virtue ethics is to determine what

kind of person one should be, thereforemanagers and potential leaders withinorganization play significant function to bea role model. Leaders and managers mustbehave and conduct the virtuous values soas to attract staff to follow their actions.Participative leaderships and role modellingare sometimes more effective than lawsand regulations. This will require the managers to be consistent intheir policies and actions. It happens that sometimes managersask the staff not to breach the law and not to take or receive illegalmoney, but secretly the managers do. How can the managers askthe staff to obey the law while they do not ? What mostly happenis that staff will tend to behave more intolerantly.

One reason is that they might think that their boss will notpunish them for acting so, because the staffs know the secret ofthe boss. Another reason is because they feel frustrated, nothingmuch they can do to make things better and so they will behaveconversely, worsening the condition. One of the Indonesiacultures is that young people should honour the older, and thatolder people should be able to be role model for the young.Therefore, role modelling by managers and potential leaderswithin the Indonesian Customs is an important step to initiate theimplementation of virtue ethics.

b. New model reward and punishment approachThe approach to compliment the role modelling approach is to

have a new model reward and punishment approach within theorganization. Reward should be given to those who performvirtuous values and behave conform to the law. It should not onlybe given to those who achieve measurable output such asseizure, inventing new system or procedures, etc. The rewarddoes not have to be monetary rewards. It can be things likeEmployment of the Month program, certificate or plague signed bythe Director General. Imagine how happy and prestigious an

officer may feel, if he has been announced as the officer of themonth, in a monthly ceremony. His name will be called during theceremony to receive the reward from the Director General,shaking hands, stand by him, taken pictures to be displayed in thein-house magazine distributed and read by all officers throughoutthe country. This kind of reward is more powerful than money orsimilar form or rewards. On the other hand, the punishmentshould be treated in the similar way.

Thing that may become the obstacle in implementing thevirtue ethics within the Indonesian Customs is that if the programsmentioned above were only implemented by the IndonesianCustoms, while other Indonesian public bodies do not do thesame thing, it will be useless. There should be a nationwideprogram initiated by the President, Parliament or at least theCoordinating Ministry for Public Sector Reform. This is becausecorruption and moral crisis in Indonesia is a national epidemic inboth private and public sectors.

CONCLUSIONThe Indonesian Customs is endeavouring to become more

effective against a background of ever-faster globalisation and anincreasing complex international trade environment. Capacitybuilding, along with integrity, is prerequisite for the properfunctioning of a customs administration. Reforms will only havelasting effects if they are accompanied by a solid foundation ofwell-designed capacity building and effective integrity. Thescheduling to accede to the Revised Kyoto Convention on April

2006 is indeed a big leap for IndonesianCustoms to accelerate the customsmodernization program as well as increasethe quality of the existing capacity buildingprogram. Acceding to the Revised KyotoConvention will gain public trust, especiallyfrom clients and stakeholders.

Is it true that corruption needsnational efforts to deal with, since ithappens not only in a single administra-tion and not just in public sectors. TheIndonesian Customs can start to dealwith its own corruption and integrityissues by setting up some HumanResources policies, which enable toencounter factors affecting customsofficers’ integrity at the maximum point.Meanwhile, moral issue, which is in fact

the core problem, should be dealt in a more fundamentalaction by implementing virtue ethics in order to create thedesired and environment.

It is also important to correct the existing vision into asimple and realistic one; a vision with a picture of a desirablefuture using a mechanism to control organization’s consis-tency in designing policies, which are accordance with theinternational customs principles of timeliness, transparency,and fairness. When the given vision is embedded in officers’hearts and minds, the maximum performance of task incollecting revenue and facilitating trade will be reached.REFERENCEArusha Declaration. Available at http://www.wcoomd.org.Beer, et al. (1984). Managing Human Assets. New York : The Free Press.Wright, PM and McMahan, GC (1992). Theoretical Perspectives for HumanResouerce Management. Journal of Management Vol.18 (2)Oceania Customs Organisation (2003). Capacity Building Guidelines.Pfeffer, J.(1998). Seven Practises of Successful Organisations : In TheHuman Equation-Building Profits by Putting People First. Massachusetts :Harvard Business School Press.Ray, Debraj. (1998).Development Economics. New Jersey: PrincentonUniversity Press.The Directorate General of Indonesian Customs and Excise’s Website(http://www.beacukai.go.id)

Biodata PenulisNama : YULIA ANNA SURYA, S.S, MA.NIP : 060090133Unit Kerja : KPBC Tipe A Khusus Soekarno-Hatta

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 375

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

emasaran dewasa ini telahmencakup segala aspek. Tidakhanya terpaku pada masalah

bagaimana menjual suatu produk ataujasa saja, tetapi telah meluas ke dalamaspek-aspek global yang diperlukan olehsuatu organisasi dalam memperkenalkanorganisasinya. Hal ini yang sering‘dilupakan’ atau tidak dianggap penting,apalagi oleh organisasi atau perusahaanyang monopolistik, seperti Bea dan Cukai.Jika marketing dapat diterapkan padaperusahaan yang bergerak pada produksibarang atau jasa, mungkinkah bisaditerapkan dalam Bea dan Cukai?

Customs Marketing (Pemasaran Beadan Cukai) adalah salah satu bentukpemasaran yang digunakan oleh Bea danCukai dalam suatu proses sosial danmanajerial untuk mengetahui kebutuhandan keinginan pengguna jasa,memperkenalkan organisasi,mengomunikasikan dan mempublikasikansegala bentuk peraturan kepabeanan.Secara singkat dapat diartikan CustomsMarketing ini sebagai alat public relations(hubungan masyarakat) bagi Bea danCukai. Customs Marketing merupakansuatu bentuk pemasaran jasa dalampelayanan pada masyarakat (publicservices).

Pengertian jasa menurut Philip Kotleradalah setiap tindakan atau kegiatan yangdapat ditawarkan oleh satu pihak lain,pada dasarnya tidak berwujud dan tidakmengakibatkan kepemilikan apapun.Kunci utama organisasi yang memberikanjasa/pelayanan adalah memenuhi ataumelebihi ekspektasi kualitas jasa yangdiharapkan pengguna jasa.

Tujuan dari Customs Marketing adalahmengenal dan memahami pengguna jasa

sedemikian rupa serta mensosialisasikansetiap kegiatan dan peraturankepabeanan sehingga tercipta sinergiyang dinamis antara Bea dan Cukaidengan pengguna jasa (market forces)terkait. Idealnya, Customs Marketing akanmenciptakan emotional market bagipengguna jasa terhadap organisasi Beadan Cukai. Emotional market akanmenciptakan kepuasan pengguna jasaterhadap kinerja Bea dan Cukai. Atausecara singkat adalah terpenuhinyakebutuhan market forces.

Bea dan Cukai sebagai satu-satunyainstansi kepabeanan di Indonesiatentunya tetap perlu suatu strategipemasaran. Tetapi strategi pemasarannyaberbeda dengan lainnya. Strategipemasaran yang diambil Bea dan Cukaidalam Customs Marketing adalah

melakukan serangkaian tindakan terpadumenuju keunggulan kompetitif yangberkelanjutan. Strategi pemasaran lebihmengedepankan upaya untukmemberikan pemahaman kepadamasyarakat umumnya dan pengguna jasakhususnya mengenai tugas pokok danfungsi Bea dan Cukai.

Faktor-faktor yang mempengaruhiStrategi pemasaran yang diambil Bea danCukai dalam Customs Marketing adalah :1. Faktor mikro, yaitu importir, eksportir,

PPJK, instansi pemerintah yang terkaitdan masyarakat.

2. Faktor Makro, yaitu demografi,ekonomi, politik, hukum, teknologi/fisikdan sosial budaya.

Strategi pemasaran dalam CustomsMarketing dapat juga mengambil konsepbauran pemasaran (Marketing mix)yang dikenal dengan 4P dengan beberapaperubahan disesuaikan dengankebutuhan dan kondisi Bea dan Cukai.Konsep 4P adalah :

1. Place ( Tempat )Berdasarkan Keputusan Menkeu No.

444/KMK.01/2001 Bea dan Cukai telahmemiliki 13 Kanwil dan 112 KPBCditambah dengan 88 Kantor Bantupelayanan serta 629 Pos PengawasanBea dan Cukai dimana sebagian besarkantor pelayanan berada dekat dipelabuhan atau bandara sehingga mudahdijangkau dan memudahkan penggunajasa untuk lebih cepat dalam pengurusanpengeluaran barang. Bahkan dalam UUNo. 10/1995, apabila sarana pengangkutdalam keadaan darurat dapat melakukanpembongkaran di kantor pelayananterdekat atau yang paling mudah dicapai.

JUARA II LOMBA KARYA TULIS BAHASA INDONESIADALAM RANGKA HARI PABEAN INTERNASIONAL KE-54

KEPABEANAN INTERNASIONAL

“CustomsMarketing”SEBAGAI SUATU BENTUK PENDEKATAN KONSEPPENCITRAAN ORGANISASI DAN PUBLIKASI FASILITAS KEPABEANAN

Oleh: Donny Eriyanto, SE, MM

P

“PETUGAS SERINGHANYA BEKERJABERDASARKAN ATAS‘TRADISI’ SAJA, TANPATAHU PERATURAN-NYA... IRONISNYA,PENGGUNA JASAJUSTRU CENDERUNGLEBIH MENGETAHUIPERATURAN YANGBERLAKU...”

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 375

73WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

4C4P

Hal ini sesuai dengan kepentinganperdagangan dan perekonomiansehingga dapat dipenuhi dengan lebihmudah, aman dan murah.

Selain itu, konsep place juga dapatberupa kondisi fisik kantor/pos pelayananbeserta infrastruktur didalamnya yangmenunjang operasional. Hal ini sangatpenting mengingat pengguna jasa akanmerasa lebih nyaman berada dalamsarana fisik yang bersih, rapi, aman danteratur sehingga menimbulkan kesan awalbahwa aparat Bea Cukai sebagai pemberijasa pelayanan benar-benar telah siapmemberikan pelayanan.

2. Product (Produk)Dalam konteks Bea dan Cukai, produk

yang dihasilkan oleh Bea dan Cukaiadalah jasa (service) dan produk-produkperaturan kepabeanan dan cukai,termasuk pemberian fasilitas kepabeanan.Bea dan Cukai sebagai trade facilitationdalam pelayanannya dituntut untuk selalumemberikan service yang time-sensitive,predictable, available (saat dibutuhkan)dan adjustable sesuai dengan prinsip-prinsip atau aspek-aspek fairness,timeliness, transparency dan facilitation.

Totalitas pelayanan ini pada kerangkadasarnya bersumber pada fenomenaspeed (kecepatan) dan flexibility(fleksibilitas). Bea dan Cukai harusmampu mewujudkan kombinasi dari duabesaran tersebut sehingga formula untukpelayanan Bea dan Cukai (Customsservices).

3. Price (Harga)Berkaitan dengan Customs Marketing,

price yang dimaksud adalah biaya yangharus dikeluarkan oleh market forcesdalam pengurusan dokumen. Fashion(kebiasaan) dari implementasi peraturanperundang-undangan yang berlakuseringkali menyebabkan high costeconomy (ekonomi biaya tinggi) sertapelayanan Bea dan Cukai yang inefficient.Bea dan Cukai diharapkan dapat do morewith less atau do more with reduced cost.Sebagaimana kita ketahui kegiatan bisnissemakin tergantung pada performanceBea dan Cukai dimanapun.

Kegagalan Bea dan Cukai dalammenekan ekonomi biaya tinggi tidak sajaakan mengakibatkan kegagalan ekonomidalam negeri guna menangkap opportu-nity, mengubah keuntungan komparatifmenjadi keuntungan kompetitif, akantetapi juga secara substansial dapatmengakibatkan munculnya TradeDivertion (larinya para investor dari suatunegara ke negara lain dalam melakukaninvestasinya) dengan segala implikasiekonomi negatif lainnya.

4. Promotion (Promosi)Promosi disini dapat diartikan sebagai

sosialisasi kepada para pengguna jasaterhadap semua peraturan kepabeanantermasuk didalamnya pemberian fasilitaskepabeanan serta pembentukan public

relations (hubungan masyarakat).Sosialisasi peraturan kepabeanan

bagi kepentingan dunia usaha memegangperanan penting dalam rangkapelaksanaan prosedur dan praktekpabean yang transparan, konsisten dandapat diprediksi (predictable) sehinggamarket forces dapat mengantisipasi,merencanakan dan mempersiapkan diridalam kegiatan bisnis dan pemenuhankewajiban pabean. Sosialisasi dapatdilakukan dengan melakukan seminar,workshop, pelatihan dan melalui teknologiinternet via website Bea dan Cukai.

Public relations (PR) dibentuk untukmenekankan pada pemberian informasidan penciptaan pemahaman. PR yangdikemas dengan baik akan membantumenciptakan pencitraan yang positif dankredibel. Stigma masyarakat terhadap Beadan Cukai yang cenderung memojokkanakan tereduksi dengan sendirinya apabilamasyarakat umumnya dan pengguna jasakhususnya diberi pemahaman yang baikdan benar tentang tupoksi DJBC danperaturan kepabeanan. Pemberitaan yangpositif dan kontinyu seperti pemberitaan dimedia massa mengenai penangkapankasus penyelundupan misalnya,setidaknya akan meng-counter stigmaburuk masyarakat.

Sedangkan strategi pemasaran darisudut pandang pengguna jasa adalahkonsep 4 C, yaitu :1. Customer needs and wants (

kebutuhan dan keinginan penggunajasa)

2. Cost to the customer ( biaya penggunajasa)

3. Convenience (kenyamanan)4. Communication ( komunikasi)

Tujuan akhir dari seluruh konsep, kiatdan strategi pemasaran diatas (4P dan4C) semuanya bermuara pada kepuasanpengguna jasa sepenuhnya (TotalCustomer Satisfaction).(Lihat Gambar 1)

Dalam konsep inti pemasaran terdapatlima konsep pemasaran yang mendasaricara korporat (Bea Cukai) melakukankegiatan Customs Marketing;A. Konsep Pemasaran Berwawasan

Produktifitas.

Konsep ini salah satu konsep tertua,yaitu pengguna jasa akan memilihpelayanan yang cepat dan murahbiayanya. Dalam hal ini memusatkanperhatiannya untuk mencapai efisiensijasa pelayanan yang tinggi serta fasilitaskepabeanan yang semakin besar. Konsepini dapat dijalankan apabila permintaanjasa pelayanan Bea dan Cukai yang cepatdan murah melebihi jumlah SDM danfasilitas Kepabeanan yang diberikandimana biaya ekonomi sangat tinggi (highcost economy ).

B. Konsep Pemasaran BerwawasanJasa Pelayanan.Konsep ini berpendapat bahwa

pengguna jasa akan memilih jasapelayanan yang menawarkan mutu,kinerja terbaik dan inovatif dalam hal inimemuaskan perhatian untuk membuatjasa pelayanan yang lebih baik dan terusmenyempurnakannya. Instansi yangberwawasan ini cenderung tidakmemperhatikan keinginan dan kebutuhandari pengguna jasa, sehingga akanmengalami kesulitan dalammempromosikan citra dan kinerjanya.

C. Konsep Pemasaran berwawasan‘Menjual’.Konsep ini berpendapat bahwa kalau

pengguna jasa dibiarkan saja, penggunajasa tidak akan melakukan atau mengu-rangi kegiatan impor dan cenderungberalih membeli produk lokal serta tidakmemanfaatkan fasilitas kepabeanan yangdiberikannya. Dengan demikian harusdilakukan usaha sosialisasi dan promosiyang lebih agresif lagi.

D. Konsep Pemasaran BerwawasanPemasaran.Konsep ini berpendapat bahwa kunci

untuk mencapai tujuan korporat terdiri daripenentuan kebutuhan dan keinginanmarket forces serta memberikankepuasan yang diinginkan secara lebihefektif dan efisien. Konsep berwawasanpemasaran dapat dilakukan selain denganmemenuhi kebutuhan dan keinginanpengguna jasa, juga berusaha sekuattenaga memberikan nilai, mutu dankepuasan tertinggi bagi pengguna jasa.

GAMBAR 1STRATEGI PEMASARAN DARI SUDUT PANDANG

BEA CUKAI DAN PENGGUNA JASA

l PLACE

l PRODUCT

l PRICE

l PROMOTION

1. CUSTOMER NEEDS& WANTS

2. COST TO THECUSTOMER

3. CONVENIENCE4. COMMUNICATION

B e a C

u k a i

Pengguna Jasa

s

s T O T A LC U S T O M E RSATISFACTION

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 375

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

E. Konsep Pemasaran BerwawasanBermasyarakat. Konsep ini beranggapan bahwa

tugas korporat/instansi adalahmenentukan kebutuhan, keinginanserta kepentingan market forces danmemenuhi dengan lebih efektif sertaefisien dengan cara mempertahankanatau meningkatkan fasilitaskepabeanan yang dibutuhkan dankebutuhan masyarakat.

Bea dan Cukai sebagai tradefacilitator mempunyai peran sangatpenting dan strategis dalam kontekspengembangan dan pembangunanekonomi. Dana yang ‘diinvestasikan’secara bijaksana dalam Bea dan cukaidengan bentuk Bea Masuk danpungutan impor lainnya akanmenghasilkan manfaat-manfaat yangtidak saja dinikmati oleh pemerintahdalam bentuk penerimaan negara yangsemakin meningkat, kontrol yang lebihbaik, dapat menghindari future costyang mungkin lebih berat, tetapi jugamanfaat bagi trading community dalambentuk fasilitas perdagangan.

Tugas Bea dan cukai selain sebagaitrade facilitator, juga mempunyai tugassebagai community protection. Dalam artikata, Bea dan Cukai melindungimasyarakat dari ancaman masuknyabarang-barang terlarang yangdiselundupkan ke dalam negeri. Denganupaya pemberantasan penyelundupansecara terpadu diharapkan masyarakatmemberikan stigma positif bagi Bea danCukai.

MODEL KUALITAS JASAPengukuran kualitas jasa sangat sulit

dilakukan mengingat sifatnya intangibledan tidak ada parameter yang jelas dalammengontrolnya. Salah satu tolok ukurdalam mengetahui kualitas jasa yangdiberikan oleh pegawai bea cukai adalahdengan mengadopsi Model Kualitas Jasayang dikemukakan oleh Christopher H.Lovelock, dalam bukunya ServicesMarketing (New Jersey, Prentice hall,1991).Model kualitas jasa dalam CustomsMarketing adalah seperti gambar 2 yangtelah disesuaikan dengan konteks Beadan Cukai.

Model kualitas jasa diatasmengidentifikasikan adanya limakesenjangan (Gap) yang dapatmenyebabkan timbulnya hambatan dalampenyampaian jasa sehingga bisamenurunkan kualitas jasa;

1. Kesenjangan (Gap) antara harapanpengguna jasa dengan persepsiBea dan Cukai.Pihak Bea dan Cukai tidak selalu

dapat memahami secara tepat apa yangdiinginkan pengguna jasa. Di satu sisi,pengguna jasa menginginkan prosesclearance yang cepat dan murah, dilainpihak Bea dan Cukai selain mempunyaitugas pelayanan juga punya peran

pengawasan (fungsi kontrol) dimanakedua peran tersebut harus dijalankansecara seimbang. Hal ini yang kurangdisadari pihak pengguna jasa. Sebagaicontoh, Bea dan Cukai menganut sistemself assessment dimana pihak penggunajasa diberikan kebebasan dalammemberitahukan dokumennya sebagaikonsekuensi logis atas kebebasan yangdiberikan, dilakukan audit.

2. Kesenjangan (Gap) antara persepsiBea dan Cukai dengan spesifikasikualitas jasa.Bea dan Cukai mungkin memahami

secara tepat keinginan pengguna jasatetapi tidak menetapkan suatu set standarkinerja spesifik. Standar kinerja pelayananbisa dilihat dari kualitas petugas bea cukaidalam melakukan pelayanan, terutamadalam hal kecepatan. Faktor waktu sangatpenting bagi dunia usaha. Pelayananharus dilakukan secara real time, lewat

dari waktu yang diharapkan makamenimbulkan kerugian.

Standar kinerja untuk petugas beacukai sebetulnya telah diatur dalam Kep07/BC/2003 pasal 52, yang memberikankepastian jangka waktu pelayananpenyelesaian barang impor untuk dipakaidalam waktu paling lama 4 (empat) jamkerja. Hal tersebut diperkuat juga denganadanya kartu kontrol waktu. Tetapisemuanya hanya ‘diatas kertas’, kondisi dilapangan jauh berbeda. Pasalnya, haltersebut kurang spesifik dan mengikat.

3. Kesenjangan (Gap) antaraspesifikasi kualitas jasa danpenyampaian jasa.Para petugas mungkin kurang terlatih,

tidak mampu atau tidak mau memenuhistandar. Atau mereka dihadapkan padastandar yang berlawanan, sepertimenyediakan waktu untuk mendengarkankomplain para pengguna jasa yangmenuntut dalam melayani mereka dengan

cepat. Kurangnya standar mutu atau skillyang dimiliki oleh petugas bea cukaikarena minimnya pengetahuan merekaakan peraturan kepabeanan.

Dalam praktek, petugas sering hanyabekerja berdasarkan atas ‘tradisi’ saja,tanpa tahu peraturannya. Padahalperaturan terus berubah dan berkembangdisesuaikan situasi dan kondisiperekonomian global. Ironisnya,pengguna jasa justru cenderung lebihmengetahui peraturan yang berlaku,mengingat mereka diharuskan mengikutidiklat PPJK.

4. Kesenjangan (Gap) antarapenyampaian jasa dengankomunikasi eksternal.Harapan pengguna jasa dipengaruhi

oleh pernyataan yang dibuat oleh parapetinggi bea cukai dan slogan-slogan visidan misi Bea dan Cukai. Misalnya, dalamsosialisasi pelayanan dinyatakan bahwaBea dan Cukai siap memberikanpelayanan dengan menghilangkan segalapungutan yang menimbulkan high costeconomy. Disetiap Kantor Bea dan Cukaisering dijumpai slogan-slogan yangdipajang, baik berisi visi dan misi Bea danCukai maupun slogan-slogan yangbersifat promosi, seperti kata-kata ‘KamiSiap Melayani Anda’, Dukung Bea danCukai dalam MemberantasPenyelundupan, dan slogan lainnya.

5. Kesenjangan (Gap) antara jasa yangdialami dan jasa yang diharapkan.Gap ini terjadi apabila muncul persepsi

yang keliru mengenai kualitas jasatersebut. Pengguna jasa akan puas bilapelayanan diterima sesuai atau bahkanmelebihi ekspektasi yang mereka miliki.Ada beberapa hal yang dapatmempengaruhi ekspektasi dari penggunajasa, yaitu: apa yang didengar daripengguna jasa lainnya, pengalaman masalalu dalam menerima pelayanan,ketentuan perundang-undangan dankarakteristik maupun keinginan individudari pengguna jasa kepabeanan.

UPAYA CUSTOMS MARKETING DALAMPENINGKATAN CITRA DAN FUNGSIPUBLIKASI

Beberapa analisa, strategi dan konseppemasaran dalam Customs Marketingtelah dijabarkan diatas dimana semuanyabertujuan untuk meningkatkan citra Beadan Cukai dan fungsi publikasi dalammenyosialisasikan fasilitas kepabeanan.Hal tersebut akan lebih konkrit, apabiladibarengi dengan langkah konstruktifdalam Customs Marketing;

a. Perancangan produk service yangberorientasi pada market forces.Dalam merancang dan membangun

suatu produk service yang dapatmeningkatkan citra, terkenal dengan duapendekatan, yaitu perancanganberorientasi produk service (servicedriven) dan perancangan berorientasi

“FASHION (KEBIASAAN)DARI IMPLEMENTASIPERATURAN PER-UNDANG-UNDANGANYANG BERLAKUSERINGKALIMENYEBABKAN HIGHCOST ECONOMY(EKONOMI BIAYA TING-GI) SERTA PELAYANANBEA DAN CUKAI YANGINEFFICIENT.”

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 375

75WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

market forces (market forces driven),cenderung lebih memperhatikan outputsaja, sehingga apabila Bea dan Cukaihanya berorientasi pada produk servicemaka hanya akan memprioritaskanproses pengeluaran barang saja tanpamemperhatikan kualitas jasa yangdiberikan pada market forcessebagaimana yang ada dalamperancangan berorientasi market forces.

Kinerja pegawai bea cukai yangproduktif dituntut untuk memperhatikankualitas jasa pelayanan yang diberikankepada pengguna jasa dalam pengurusansetiap pengeluaran dokumen. Misalnya,dengan pelayanan tepat waktu, cepat,penuh keramahan dan tanpa dipersulit.Kinerja demikian secara tidak langsungakan membantu Bea dan Cukai dalamupaya meningkatkan citra positif di matamasyarakat dan pengguna jasa.

b. Pemanfaatan websiteBea Cukai sekarang ini telah

menggunakan teknologi website melaluisitus www.beacukai.go.id. Website inisangat efektif dalam mempublikasikanatau sosialisasi dari peraturan-peraturanmaupun fasilitas-fasilitas kepabeananyang diberikan kepada pengguna jasa.Dengan hanya membuka website Beadan Cukai, kebutuhan informasi yangmereka inginkan sudah tersedia. Segalapermasalahan yang dihadapi dapatterselesaikan hanya dengan mengunjungisatu website saja.

Konsekuensi logis yang harusdihadapi pengelola website adalah harusmenyediakan informasi yang up to datedan terus diperbarui. Tentunya terlebihdulu pengelola website harusmengidentifikasikan apa saja yangmenjadi kebutuhan para pengguna jasatersebut. Pengelola website harusberusaha agar website-nya dikunjungiorang sebanyak mungkin, karena salahsatu ukuran keberhasilan suatu websiteadalah banyak-sedikitnya pengunjung. Haldemikian mengingat berapa banyak yangdapat diandalkan sebagai sumberinformasi dan media pembelajaranmasyarakat. Banyak instansi pemerintahyang ikut ‘latah’ membuat website, namunbingung setelah website itu selesai dibuat.

c. Just in Time dalam sektor publik.Konsep just in time (JIT) yang

biasanya digunakan oleh perusahaan,secara filosofi dapat diterapkan dalamCustoms Marketing mengingat sistem JITberusaha melakukan pekerjaan secaraterus-menerus dengan menghilangkansegala pemborosan dan segala sesuatuyang tidak memberi nilai tambah denganmenyediakan sumber daya pada tempatdan waktu yang tepat. Filosofi utama JITadalah melakukan proses produksi (dalamCustoms Marketing diadopsi menjadiproses pengeluaran barang impor) secaratepat waktu dan sampai pada lini (bidang)berikutnya secara tepat waktu tanpa idlewaktu dan sumber daya. Waktu dan

sumber daya yang menganggur adalahsumber utama pemborosan.

JIT yg pertama kali ditemukan olehTaiichi Ohno dapat diterapkan dalamsector publik, terutama jika Bea dan Cukaimenerapkan sebagian atau seluruhprinsip JIT diharapkan pelayanan kepadapengguna jasa dapat lebih berkualitas danterdapat jaminan akan waktu pelayananyang lebih optimal. Hal demikianmengingat tujuan dari JIT adalah untukmemuaskan konsumen dengan kualitasyang prima dan ketepatan waktupelayanan kepada pengguna jasasehingga efektif didalam pencapaiantujuan organisasi. Mungkin tidak semuaprinsip dan kaidah dalam sistem JITditerapkan pada proses kerja di Bea danCukai, namun bisa beberapa prinsipditerapkan, sehingga membantupencapaian visi dan misi Bea dan Cukaisebagai sebuah institusi kepabeanan.

Sumber Bacaan1. Mathilda M.F Christynar, Pemasaran Menghadapi

Konsumen “Baru” dengan Inovasi, Sinar Harapan,2002.

2. Trioso Purnawarman, Strategi Pemasaran danPengendalian Mutu Produk, Jakarta, 2001.

3. Suparjo, One Stop Shopping, Arsitektur WebsitePemerintah yang Ideal, Jakarta, 2001.

4. Michael E. Sendow & Fredy Sidabutar, PemasaranKualitas Jasa, Jakarta, 2005.

5. Suparjo, Just In Time Mungkinkah Diterapkan padasektor Publik (BAKUN?), Jakarta, 2005.

6. Suara Merdeka, Kreatifitas adalah roh Pemasaran,Semarang, 2005.

7. Republika Online, Pemasaran : Buat RencanaPemasaran Efektif, Jakarta, 2004.

8. C.M. Lingga Purnama, MM, Strategic MarketingPlan, Gramedia, Jakarta, 2004.

9. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisa,Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.Jilid I, edisi kedelapan, Jakarta, 1995.

10. John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia,Jakarta, 2000.

Biodata PenulisNama : Donny Eriyanto, SE, MM.NIP : 060086451Unit Kerja : KPBC Balikpapan

GAMBAR 2MODEL KUALITAS JASA DALAM CUSTOMS MARKETING

s

s

s

s

s

KEBUTUHAN

JASA YANGDIALAMI

JASA YANGDIPERSEPSIKAN

PENYAMPAIAN JASA

PENERJEMAHANPERSEPSI MENJADI

SPESIFIKASIKUALITAS

JASA

PERSEPSIBEA CUKAI

TENTANG HARAPANPENGGUNA JASA

PENGALAMANMASA LALU

KOMUNIKASIEKSTERNAL KE

PENGGUNAJASA

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

tt

t

KOMUNIKASIDARI MULUTKE MULUT

tt

t

Bea danCukai

PenggunaJasa

GAP 2

GAP 3

GAP 4

GAP 1

GAP 5

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 375

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

agi hari tanggal 12 Desember 2005ketika rombongan belum lama tiba diKPBC Amamapare, di halaman

depan kantor, beberapa pegawai sedangberkumpul menantikan acara serah terimajabatan dari Kepala KPBC Amamapareyang lama, Hartono Singgih kepada yangbaru Agus Hermawan. Tiba-tiba, HartonoSinggih berkata kepada WBC,“Bagaimana kalau Pak Degey dijadikanprofil di WBC, Pak Degey itu pegawaidisini, dia juga seorang Kepala Suku”.

Sedikit terkejut WBC mendengar halitu terlebih karena jabatan Kepala Sukuyang bagaimanapun juga bermaknakhusus, apalagi dari wilayah Papua,sekalipun kami belum pernah mengenal-nya. Beberapa pegawai yang jugamendengar percakapan kami langsungbersahutan memberi komentar tandasetuju. Maka Pak Degey pun dipanggil.

Ketika bertemu, kami saling berjabattangan dan Anthon Degey tidak berkataapa-apa, hanya tersenyum. Pun ketikadiberitahukan bahwa ia akan diwawan-cara WBC untuk rubrik profil, ia hanyamengangguk kecil sambil tersenyum.Belakangan baru diketahui bahwa AnthonDegey memang sosok yang “irit” dalampercakapan. Ketika wawancaraberlangsung, WBC harus berusaha kerasmemancing agar ia mau lebih banyakbercerita. Setiap pertanyaan yangdiajukan selalu dijawab dengan singkat.

Hal ini tentu berbeda bila dibanding-kan wawancara dengan sosok-sosok profilsebelumnya dimana percakapan selalumengalir dengan lancar. Tidak adakendala bahasa tentu saja, jawaban yangdisampaikan Anthon Degey selalu jelasnamun terasa terlalu singkat. Transkripwawancara dengannya membuktikankalau ia tidak pernah menjawab lebih daridua paragraf. Herannya, ketika wawanca-ra selesai dan tape rekaman dimatikan,obrolan dengan Anthon Degey berlang-sung dengan santai dan lebih panjang.

Mungkin tegang, mungkin grogi,entahlah. Dan mungkin karena memangia merasa sedikit dalam bercakap-cakap,maka ketika wawancara akan dimulai,Anthon memberikan secarik kertas berisidata mengenai dirinya dari nama, jabatan,tempat tanggal lahir, riwayat pekerjaan,perkawinan, hingga empat poin harapankepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(lihat boks). Semuanya dalam satulembar kertas.

Tapi justru itulah salah satu halmenarik dari seorang Anthon Degey.Seorang pegawai di KPBC Amamaparemengakui kalau ia dikenal tidak banyakberbicara. “Pak Degey itu memang orangyang tidak banyak ngomong, tapi rajin.Kalau datang kantor itu pagi-pagi,langsung sibuk kerja”.

Hal yang sama dikemukakan olehHartono Singgih. Selama menjabatsebagai Kepala KPBC Amamapare,menurutnya Anthon Degey termasukorang yang rajin, tekun, disiplin danbertanggung jawab dalam melaksanakantugas yang dibebankan kepadanya. “PakDegey selalu melaksanakan tugasnyadengan baik dan tanpa mengeluh. Dalamhal ada kendala atau kesulitan, beliautidak segan untuk berkonsultasi denganKepala Seksi-nya, atau kadang-kadanglangsung dengan saya sebagai KepalaKantor demi mengatasi masalah”.

Agus Hermawan, yang baru menjabatKepala KPBC Amamapare sekitar duabulan juga punya penilaian yang sama.“Pak Degey nggak terlalu banyak omong,tapi kerjanya bagus. Dia tidak menundapekerjaan yang jadi tanggung jawabnya”.

BEA CUKAIAnthon Degey telah mengabdi di

DJBC selama 28 tahun. Sejarahnyabermula ketika ia duduk di kelas 2 SMAJayapura, Anthon mengikuti tes masukDepartemen Keuangan yang waktu itudikhususkan untuk putra daerah. Dari

sekian banyak yang mengikuti ujian dariseluruh Papua, hanya 96 orang yangberhasil masuk, dan dari 96 orangtersebut, 8 orang ditempatkan di BeaCukai, dan Anthon termasuk salahsatunya. Keberhasilannya tersebutmembuat Anthon tidak menyelesaikanpendidikan SMA-nya pada saat itu.

Ketika dittanya apa yang membuat iatertarik melamar di Depkeu, Anthonmenjawab, ”Saya tertarik karena saya(ketika itu) memiliki kekurangan dalambiaya pendidikan, jadi saya putuskanuntuk bekerja saja, dan saya memangkepingin sekali bekerja di Depkeu”.

Tahun 1978, Anthon untuk pertamakalinya bekerja di Bea Cukai dan iaditempatkan di Jayapura di bagianPerbendaharaan. Gaji yang ia terima saatitu sebesar 8000 rupiah. Selama karirnya,Anthon beberapa kali berpindah tugas dariJayapura ke Amamapare dan sebaliknya.Tahun 1981 ia diangkat menjadi pegawainegeri sipil, dan sejak tahun 1986 iaditetapkan bertugas di KPBC Amamaparehingga sekarang. Bisa dikatakan AnthonDegey telah bertugas cukup lama diAmamapare, yaitu dari tahun 1986 ketikakantor bea cukai tersebut masih berstatusKantor Inspeksi Tipe D, lalu kemudianberubah menjadi Kantor Pelayanan TipeC, hingga saat ini menjadi KantorPelayanan Tipe B.

Setelah mulai menjadi Pelaksanasejak tahun 1986, peristiwa yang belumlama terjadi yang tentu menggembirakandirinya adalah jabatan Anthon Degey yangkini menjadi Koordinator Pelaksana diKPBC Amamapare. BerdasarkanKeputusan Dirjen Bea dan Cukai Nomor88 tanggal 30 Desember 2005 tentangPengangkatan Koordinator Pelaksana dilingkungan DJBC Departemen Keuangan,Anthon Degey diangkat menjadi Koordina-tor Pelaksana Administrasi Penyidikan danBarang Bukti KPBC Amamapare.

Pengangkatan tersebut sangat pantas

P

ANTHON DEGEYKOORDINATOR PELAKSANA KPBC TIPE B AMAMAPARE

HARAPAN SEORANG

Menulis kisah seorang pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bernama Anthon Degeyyang berasal dari bumi Papua pada edisi ini, bisa dikatakan terjadi secara “kebetulan”. Peristiwakebetulan ini terjadi ketika WBC ikut berkunjung ke KPBC Amamapare bersama rombonganKakanwil XII DJBC Ambon pada medio Desember 2005 (WBC Edisi 374, Januari 2006).

KEPALA SUKU

PROFIL

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 375

77WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006 77WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 375

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

menurut Agus Hermawan yangsebelumnya menjabat sebagai KepalaSubbagian Umum KepegawaianSekretariat DJBC. “Kami mengusulkanpengangkatan tersebut dilihat dari segidiklat teknis, pangkat yang telahmencukupi, dan kondite kerja yang cukupbaik, “ ujar Agus.

Rentang kerja yang cukup panjangtentu saja menghasilkan banyakpengalaman menarik. Salah satu halmenarik yang diingat Anthon Degey ketika

ia mulai bekerja adalah pengalamanbelajar mengetik. Kehidupan Anthonsewaktu kecil di pedalaman, sepertiumumnya masyarakat Papua, yang eratdengan pekerjaan berkebun danberladang, membuat ia terbiasamemegang alat-alat pertanian. Haltersebut yang membuat jari-jari tangannyamengalami kesulitan ketika pertama kaliharus bekerja dengan mesin tik yangmembutuhkan keluwesan saat mengetik.

“Karena kita dibesarkan di pedalaman

jadi kita belum pernah mengetik. Pekerja-an sehari-hari saya berkebun untukmakan sehari-hari. Saya dulu ikut kursusmengetik, itu menarik karena menurutsaya agak susah, dan selain itu juga untukmeringankan tangan sehingga di kantorsaya dapat lancar mengetik,” ceritaAnthon.

Sekarang tentu saja Anthon sudahlancar mengetik, tidak hanya mesin tik tapijuga komputer. Secarik kertas yangdiberikan kepada WBC membuktikan halitu. Dalam kertas tersebut, 4 (empat)harapan yang ia tulis merupakan cerminkepeduliannya yang besar terhadapKPBC Amamapare dan juga terhadapgenerasi muda putra daerah papua yangbekerja di DJBC.

Ia misalnya, berharap adaperumahan dinas bagi pegawai diAmamapare. Masalahnya, sepertidikemukakan Hartono Singgih, selamaini PT Freeport memberikan fasilitashanya berupa mess untuk bujangan.Padahal hampir seluruh pegawai telahberkeluarga, sehingga mereka terpaksamengontrak rumah, yang di Kota Timikabiayanya cukup mahal.

Anthon juga berharap suatu saatada putra daerah Papua yangmemenuhi syarat menjadi pejabatDJBC. “Harapan saya ke depan nantiada putra daerah yang menjadipejabat disini baik kepala seksimaupun kepala kantor, karenabanyak sudah putra daerah Papuayang bekerja di DJBC tapi belum adayang sampai menjadi pejabat.”

KEPALA SUKUAnthon lahir dari pasangan Fitalis

Degey (ayah) dan Donci Gobay (ibu). Iamemiliki dua saudara laki-laki dan duasaudara perempuan. Dalam curriculumvitae pegawai DJBC yang kami terima,tertulis, Anthon lahir tanggal 1 Januari1954. Padahal menurut pengakuannya,tanggal dan bulan kelahirannya tidak jelasdiketahui. “Waktu saya lahir kondisi orangtua masih memakai koteka, jadi masihbelum jelas tepatnya kapan saya lahir danbulannya. Yang jelas hanya tahunnyayaitu tahun 1954, sebelum pemerintahanIndonesia masuk”.

Anthon Degey lahir di kampung Dey,Kabupaten Enarotali, Paniai. Di wilayahinilah asal suku Anthon yaitu Suku Mee.Wilayah Enarotali, Paniai terletak tidakjauh dari ‘kota’ Tembagapura. Suku Mee(Ekagi) hanyalah satu dari tujuh (7) sukuyang tinggal tersebar di sekitar arealoperasi PT Freeportt Indonesia diPapua. Ke-enam suku lainnya adalahSuku Amungme, Komoro, Dani, Moni,Nduga dan Damal.

Di antara ketujuh suku tersebut,hanya suku Kamoro yang tinggal disepanjang pesisir pantai serta dipedalaman yang tidak jauh dari pantai.Sementara suku-suku lainnya tinggal didataran tinggi, di wilayah pegunungan.Suku Dani dan Mee adalah golongan

FOTO BERSAMA. Muka, dari kiri ke kanan: Yohanna Gobai, Anthon Degey, Anthon Gobay (cucu), NwianceDegey, Wilhelmina Degey (cucu, dipangku), Stef Gobay (cucu). Belakang, dari kiri ke kanan: JonmaniaDegey (anak angkat), Alsafina Degey, Natalia Degey, Alfince Degey.

PROFILFOTO : PRIYONO

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 375

79WARTA BEA CUKAIEDISI 375 FEBRUARI 2006

etnis Papua yang terbesar, sedangkansuku-suku lain jauh lebih kecil. MenurutAnthon, di Suku Mee ada sekitar 5000-an jiwa. “Yang paling sedikit itu SukuNduga, sekitar 2000-an jiwa”.

Ia kembali menjelaskan, Suku Meehingga kini terus mendapatkanpembinaan di berbagai bidang olehpemerintah sehingga sekarang sukunyatersebut menjadi pembina bagi suku-sukulainnya. “Dari Suku Mee banyak yang jadiguru dan pegawai negeri, dalam arti SukuMe ini banyak yang terdidik ketimbangsuku lainnya, “kata Anthon. Dan Anthonadalah salah satu buktinya.

Tahun 1996 Anthon dipilih menjadiKepala Suku Mee, dan belumditentukan kapan jabatannya tersebutberakhir. “Bagaimana anda bisamenjadi Kepala Suku Me,“ tanya WBC.“Itu pemilihan masyarakat yang dilihatdari perbuatan kita dan pergaulan kita,“jawab Anthon singkat. Ketika ditanyaapakah berat menjadi seorang kepalasuku, ia mengatakan, “Karenamasyarakat mempercayakan kepadasaya, jadi tidak bisa menolak”.

Salah satu tugas seorang kepala sukuseperti Anthon adalah menyelesaikanpersoalan atau masalah-masalah yangterjadi di lingkunganmasyarakatnya. Setiapminggu, cerita Anthon,terutama di hari Sabtu danMinggu, pasti ada sajapersoalan di masyarakatyang harus ia hadapi danselesaikan, dari hal-halringan sampai misalnyakasus perkelahian hinggapembunuhan. BahkanAnthon juga harusberhadapan dengan kasusterberat yaitu perang suku.

Di daerah Papua me-mang masih terjadi perangsuku. Perang dalam artisesungguhnya yang meli-batkan alat-alat sepertitombak, parang, pisau danpanah ini tidak hanya terjadidi wilayah hutan pedalaman.Perang bahkan terjadi juga dikota seperti di Timika.Menurut Anthon, pihaknyasudah terus melakukanpembinaan terhadap suku-suku yang ada, namun tetapsaja perang terjadi. “Perangitu baru akan usai jikamasing-masing pihak adayang meninggal, jadi harusseimbang.”

Hal yang samadiceritakan oleh beberapapegawai KPBC Amamaparekepada WBC. Bahkan ketikaWBC berkeliling kota Timika,sempat diperlihatkan lokasi-lokasi di kota tersebut tempatberkumpulnya massa darikedua belah pihak yang akan

HARAPAN KEPADA DIREKTORATJENDERAL BEA DAN CUKAI :

1. Diharapkan agar dapat dipersiapkan rumah dinas bagi pegawaiAmamapare, karena selama ini pegawai hanya menyewa rumah denganbiaya yang cukup tinggi

2. Diharapkan agar ada formasi khusus untuk putra daerah orang Papuadalam penerimaan pegawai baik itu di tingkat SMA, D-I, D-III Bea Cukai,maupun Sarjana dalam mewujudkan tercapainya UU Otsus bagiPropinsi Papua

3. Dimohon agar pegawai Bea Cukai khusus putra daerah yang telahmemenuhi syarat agar dapat dipromosikan menjadi pejabat dilingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

4. Dimohon agar pegawai yang ada di Kantor Pelayanan Bea dan CukaiAmamapare dapat diikut sertakan dalam setiap kegiatan Diklat yangdiselenggarakan oleh Direktorat Jenderal bea dan Cukai

segera berperang. Lucunya, ketika jammakan siang tiba, perang yang sedangberlangsung otomatis akan berhenti.Perang akan berlanjut setelah istirahatmakan siang. Anthon sendiri menegas-kan bahwa Suku Mee tidak pernahberperang. “Kita hanya sebagai penasehatsaja”. Anthon mengaku memang sering

kedatangan suku-suku lain walaupunsekedar berbincang-bincang.

KELUARGAAnthon Degey dan keluarga saat ini

tinggal di kota Timika. Ia mengenang kotaTimika dulu yang digambarkannya gelapkarena masih berupa hutan. “Yang kita

duduk sekarang ini hutan.(Wawancara dengan Anthonberlangsung di teras kamarHotel Sheraton Timika. Didepan teras kamar hotelhingga kini pun masih beru-pa hutan lebat, karena hotelini memang dibangun ditengah hutan -red). Di kotaitu (Timika) juga hutan, ma-syarakat belum ada. Kalauada hanya penampungan”.

Tahun 1981Anthonmenikah dengan YohannaGobai yang juga berasal dariSuku Mee. Mereka dikaru-niai empat putri masing-masing Alfince Degey,Nwiance Degey, NataliaDegey dan Alsafina Degey.

Empat tahun yang akandatang tepatnya tahun2010, Anthon akanmemasuki masa pensiun.Seperti biasa, iatersenyum ketika ditanyaapa yang akandilakukannya setelahpensiun nanti. Ia hanyamenjawab singkat,“Rencana sudah ada tapimasih mempelajari”.

Anthon mengakusenang bekerja di bea cukai,dan kembali menegaskanharapannya, “Saya mohonpromosi atau pendidikan,dan penerimaan pegawaiDirektotar Jenderal Bea danCukai khususnya putradaerah Papua yang baruberkembang ini”.

JABAT TANGAN. Anthon Degey memperagakan kepada Agus Hermawan, cara khasberjabat tangan Suku Mee dan lima suku lainnya yang berasal dari pegunungan.Sementara Suku Komoro punya cara lain dalam berjabat tangan. ky

WBC/KY

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 375

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

etika ditemui WBC disela-selalaunching film D’Girls Begins, VJDaniel yang datang pada malam itu

mengatakan tidak pernah mengalamikesulitan dengan petugas bea cukai diBandara Soekarno Hatta. Menurutnya,petugas yang ada sangat ramah padanya.

“Apa mungkin mereka kenal sama gueya hehe…” ujarnya. Tetapi menurutnya,sebelum ia berprofesi sebagai VJ MTV,petugas bea cukai selalu ramah padanya.Barang-barang yang ia bawa dari luar negeriselalu diperiksa. Seperti tas jinjing yangselalu dibawanya, selalu di periksa di x-raysementara tas besarnya diperiksa ataudibongkar, tapi itu bukan masalah bagicowok yang dalam setahun bisa dua atautiga kali pergi keluar negeri.

Menurutnya, petugas bea cukai dibandara sudah berlaku sopan. Namun iamenyarankan agar petugas di bandarabersikap lebih ramah lagi pada penumpang.“Sebab, mungkin saja diantara penumpangtersebut adalah investor asing ataubusiness man yang ingin menanamkanmodalnya di Indonesia,” ujar bintang iklansebuah pasta gigi ini.

Namun demikian, yang mungkin menjadikekurangan adalah perlu adanya anjingpelacak drugs yang ditempatkan di bandarakhususnya Soekarno Hatta. “Jujur aja, guesangat berharap banget adanya anjingpelacak di bandara sebab itu bisamengurangi masuknya narkoba ke Indone-sia,” katanya lagi.

Ia membandingkan kondisi BandaraSoekarno Hatta dengan bandara di Perth,Australia dimana dulu ia sering bolak-balikke negeri kangguru tersebut untuk keperluansekolah. Menurutnya, bandara di Australiadilengkapi dengan anjing pelacak. Sementa-ra di Indonesia tidak seperti itu. Untuk itu, iayang kini sering ke Australia dalam rangkaliburan, berharap agar Bea dan Cukai jugamenaruh anjing pelacaknya di bandara.

Ia juga meminta agar kinerja petugasbea cukai yang ada selama ini terusdipertahankan dan lebih meningkatkanpengawasan khususnya terhadapbarang-barang terlarang seperti narkobadan bahan peledak. Sebab Daniel sangatberharap agar Indonesia tidak menjadisarang teroris. Akur deh Dan…

edio Januari lalu, bertempat dise-buah café di bilangan Jakarta

Pusat, digelar launching film Indo-nesia yang akan memasuki masa

syuting. Film tersebut berjudulD’Girlz Begins dan disponsori oleh

sebuah perusahaan pembalut wan-ita. Film garapan sutradara Tengku

Firmansyah ini bercerita tentangseorang polisi wanita (polwan) yang

menyamar dan menyusup kesebuah kampus untuk melacak

gembong narkoba.Salah satu pemainnya, Dena

mengatakan, saat ini ia sedang me-lakukan persiapan untuk film perda-

nanya. Persiapan tersebut antaralain dengan berkonsentrasi, banyak

berolahraga serta minum air putihdan jamu untuk menjaga stamina.

Tujuannya agar pada saatsyuting yang dimulai bulan Pebru-ari, fisiknya tidak mengalami drop.

Dalam film ini, Dena berperansebagai Amanda, seorang supersmart DJ. Seorang cewek yang

smart, pintar dan hobi bermusik.“Seru dan senang ya aku bisa maindi film ini, aku diberikan kepercaya-an untuk memerankan tokoh Aman-

da, sehingga aku tidak boleh me-nyia-nyiakan kesempatan ini,” ujar

cewek yang sebelum terjun di duniafilm menekuni dunia modeling ini.

Setelah menyelesaikan filmperdananya, Dena berencana untukmenyelesaikan kuliahnya di London

School yang saat ini memasukisemester terakhir jurusan public

relation. Ketika ditanya WBC apa-kah ia pernah mengalami kesulitan

dengan petugas bea cukai dibandara, cewek yang lahir pada 9

September 1984 ini mengaku tidakpernah mengalaminya. Ia merasapekerjaan yang dilakukan petugas

bea cukai seperti mengge-ledah barang bawaan penumpangmerupakan suatu hal yang wajar.

“So far, aku merasa petugasbea cukai yang ada di Bandara

Soekarno Hatta sudah melakukantugasnya dengan baik, tidak kalah

dengan petugas-petugas bea cukaidi negara lainnya,” imbuh cewekyang kerap pergi ke luar negeri

dalam rangka liburan.Namun ia menyarankan agar

petugas lebih ramah pada penum-pang, sehingga ia sebagai

penumpang merasa senang.“Apalagi turis-turis dari luar negeri

yang datang ke Indonesia juga bisamerasa nyaman ketika sampai di

airport kita,” tambahnya.Ia menghimbau agar petugas

bea cukai bisa lebih giat lagi dalambekerja untuk mencegah agar

gembong-gembong narkoba tidakmasuk ke Indonesia. Ia juga men-

ilai equipment yang dimiliki petu-gas bea cukai masih kurang

dibandingkan dengan luar negeri.Namun ia memaklumi bahwa hal itu

dikarenakan keterbatasan dana.Untuk itu ia berharap agar suatusaat nanti Bea dan Cukai Indo-nesia bisa lebih maju lagi. .ifa

M

K

ifa

Dena“NGGAK KALAHDENGAN PETUGASBEA CUKAIDI NEGARA LAIN”

VJ Daniel“Berharap Ada Anjing Pelacakyang Ditempatkan di Bandara”

WBC/IFA

WB

C/IFA

APA KATA MEREKA

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 93/PMK.02/2005

T E N T A N GTATA CARA PEMBAYARAN DAN

PENYETORAN PUNGUTAN EKSPOR

MENTERI KEUANGANMenimbang :bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2005 tentang PungutanEkspor Atas Barang Ekspor Tertentu untuk memudahkan pelaksanaan pemungutan Pungutan Ekspor,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran dan PenyetoranPungutan Ekspor.

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612).2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3687).

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan NegaraBukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3694).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarip Atas Jenis Penerimaan Negara BukanPajak yang Berlaku Pada Departemen Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2003 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2005 tentang Pungutan Ekspor atas barang EksporTertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4531).

9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004.10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang penunjukan Bank sebagai Bank

Persepsi dalam rangka pengelolaan setoran penerimaan negara.12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang

Ekspor.

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORANPUNGUTAN EKSPOR.

Pasal 1Dalam peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Pungutan Ekspor adalah pungutan yang dikenakan atas barang ekspor tertentu.2. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari Daerah Pabean.3. Bank Devisa Persepsi adalah bank devisa persepsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.4. Nilai kurs adalah nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan secara berkala.

Pasal 2(1) Terhadap barang ekspor tertentu dapat dikenakan Pungutan Ekspor.(2) Barang ekspor tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah

mendapat pertimbangan dan atau usul Menteri di bidang perdagangan dan atau Menteri Teknis terkaitlainnya.

Pasal 3(1) Perhitungan Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 adalah sebagai berikut :

a. Dalam hal tarif Pungutan Ekspor ditetapkan secara advalorum, penentuan jumlah Pungutan Ekspordihitung berdasarkan rumus :

11

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Tarif Pungutan Ekspor x Jumlah Satuan Barang x Harga Patokan Ekspor (HPE) x Nilai KursContoh :Ekspor komoditi ” X ” bulan Februari 2003 sejumlah 1.000 MT dengan tarif Pungutan Ekspor sebesar3% , HPE sebesar US$ 160,00 /MT dan kurs 1 US$ = RP. 8.800,00 maka jumlah Pungutan Eksporterutang adalah :3% x 1.000 MT x US$ 160,00 x Rp. 8.800,00 = RP. 42.240.000,00

b. Dalam hal tarif Pungutan Ekspor ditetapkan secara spesifik, penentuan jumlah Pungutan Ekspordihitung berdasarkan rumus :Tarif Pungutan Ekspor dalam satuan mata uang tertentu x Jumlah Satuan Barang x Nilai KursContoh :Ekspor Komoditi ”Y” bulan Mei 2003 sejumlah 1.000 M3 dengan tarif Pungutan Ekspor sebesar US$5,00 /M3, dan Kurs 1 US$ = Rp. 8.600,00 maka jumlah Pungutan Ekspor terutang adalah :US$ 5,00 x 1.000 M3 x Rp. 8.600,00 = Rp. 43.000.000,00

(2) Tarif Pungutan Ekspor yang digunakan untuk perhitungan Ekspor adalah tarif Pungutan Ekspor yangberlaku pada saat PEB didaftarkan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC).

(3) Harga Patokan Ekspor (HPE) yang digunakan untuk perhitungan Pungutan Ekspor adalah HPE yangberlaku pada saat PEB didaftarkan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC).

(4) Nilai kurs yang digunakan untuk perhitungan Pungutan Ekspor adalah nilai kurs yang berlaku pada saatdilakukan pembayaran Pungutan Ekspor.

(5) Dalam hal tidak ada Harga Patokan Ekspor (HPE) penentuan jumlah Pungutan Ekspor dihitungberdasarkan Harga Free On Board (FOB) yang tercantum dalam PEB dengan rumus sebagai berikut :

Tarif Pungutan Ekspor x Jumlah Satuan Barang x Harga Free On Board (FOB) x Nilai KursContoh :Ekspor komoditi ”Z” bulan Februari 2003 sejumlah 1.000 MT dengan tarif Pungutan Ekspor sebesar3%, Harga FOB sebesar US$ 200,00 /MT dan kurs 1 US$ = Rp. 8.800,00 maka jumlah PungutanEkspor terutang adalah :3% x 1.000 MT x US$ 200,00 x Rp. 8.800,00 = Rp. 52.800.000,00

Pasal 4(1) Pungutan Ekspor terutang pada saat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) didaftarkan pada Kantor

Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemenuhan kewajiban pabean sesuai Tarif, dan Harga Patokan Ekspor(HPE) yang berlaku.

(2) Pembayaran Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tunai selambat-lambatnya pada saat PEB didaftarkan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemenuhankewajiban pabean.

(3) Dalam hal pembayaran Pungutan Ekspor melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),eksportir dikenakan denda administrasi sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (duapuluh empat) bulan dan bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

Pasal 5(1) Pembayaran Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) hanya dapat dilakukan di

Bank Devisa Persepsi.(2) Dalam hal ekspor dilakukan pada hari libur dan atau di daerah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tidak ada

Bank Devisa Persepsi maka pembayaran Pungutan Ekspor dapat dilakukan melalui Bendahara Penerimapada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan.

(3) Bank Devisa Persepsi yang menerima pembayaran Pungutan Ekspor, kekurangan PungutanEkspor dan atau denda administrasi dari eksportir wajib menerbitkan Surat Tanda Bukti Setor(STBS) sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.

(4) Bendahara Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang menerima pembayaran Pungutan Ekspor,kekurangan Pungutan Ekspor dan atau denda administrasi dari eksportir wajib menerbitkan SuratTanda Bukti Setor (STBS) pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sebagaimana ditetapkan dalamLampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 6(1) Bendahara Penerima Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang menerima pembayaran Pungutan

Ekspor, kekurangan Pungutan Ekspor dan atau denda administrasi dari eksportir, wajib segeramenyetorkan penerimaan dimaksud untuk untung rekening Bendahara Umum Negara (BUN)Nomor rekening 502.000.000 di Bank Indonesia selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnyamelalui Bank Devisa Persepsi.

(2) Bank Devisa Persepsi yang menerima pembayaran Pungutan Ekspor, kekurangan PungutanEkspor dan atau Denda Administrasi dari eksportir dan atau Bendahara Kantor Pelayanan Bea danCukai, wajib menyetorkan penerimaan dimaksud untuk untung rekening Bendahara Umum Negara

22

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

(BUN) Nomor rekening 502.000.000 di Bank Indonesia selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerjaterhitung sejak pembayaran dimaksud diterima.

(3) Atas setiap penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank Devisa Persepsi wajibmembuat Daftar Penyetoran Pungutan Ekspor (DPPE) dengan menggunakan format sebagaimanaditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

(4) Bank Devisa Persepsi wajib menyampaikan DPPE sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepadaDirektur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keungan dengan tembusan kepada DirekturJenderal Perbendaharaan, dengan melampirkan sekurang-kurangnya fotocopy PEB, copy STBSdan fotocopy surat bukti setor ke rekening BUN selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejaktanggal penyetoran Pungutan Ekspor.

(5) Jumlah Pungutan Ekspor, kekurangan Pungutan Ekspor dan atau denda administrasi yangdisetorkan oleh Bank Devisa ke rekening BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dipotongbiaya jasa perbankan.

Pasal 7(1) Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setiap akhir bulan wajib melaporkan rekapitulasi kegiatan ekspor

komoditi yang terkena Pungutan Ekspor kepada Direktur Jenderal Anggaran dan PerimbanganKeuangan dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III PeraturanMenteri Keuangan ini.

(2) Bank Devisa Persepsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) setiap akhir bulan wajibmelaporkan rekapitulasi penyetoran Pungutan Ekspor, kekurangan Pungutan Ekspor dan ataudenda administrasi kepada Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan denganmenggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 8(1) Dalam hal sebelum barang diekspor diketahui terjadi kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor yang

disebabkan oleh kesalahan pengenaan tarif Pungutan Ekspor, jumlah satuan barang, HPE, kurs,perhitungan atau kesalahan administrasi, eksportir wajib untuk segera melunasinya melalui Bank DevisaPersepsi dan atau Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan.

(2) Dalam hal eksportir yang bersangkutan belum melunasi kekurangan pembayaran Pungutan Eksporsebagaimana dimaksud ayat (1) maka Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan wajibmelakukan penagihan kepada eksportir yang bersangkutan dengan menerbitkan Surat Tagihan Pertamadengan tembusan kepada Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan.

(3) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan pertama sebagaimana dimaksud ayat (2)diterbitkan, dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, KPBC melimpahkan penagihan selanjutnyake Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan.

(4) Berdasarkan pelimpahan penagihan dimaksud pada ayat (3), Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan Kedua.

(5) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan Kedua sebagaimana dimaksud ayat (4)diterbitkan, dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan Ketiga.

(6) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan Ketiga sebagaimana dimaksud ayat (5)diterbitkan, dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Penyerahan Tagihan kepada Direktorat Jenderal Piutang danLelang Negara untuk proses penyelesaian lebih lanjut.

Pasal 9(1) Dalam hal setelah barang diekspor ditemukan adanya kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor

berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) dan hasil audit DirektoratJenderal Bea dan Cukai, KPBC yang bersangkutan wajib melakukan penagihan kepada eksportir yangbersangkutan dengan menerbitkan Surat Tagihan Pertama dengan tembusan kepada Direktorat JenderalAnggaran dan Perimbangan Keuangan.

(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan pertama sebagaimana dimaksud ayat (1)diterbitkan, dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, KPBC melimpahkan penagihan selanjutnyake Direktorat Jenderal Anggaran dan Pertimbangan Keuangan.

(3) Berdasarkan pelimpahan penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktorat Jenderal Anggarandan Perimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan Kedua.

(4) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan Kedua sebagaimana dimaksud ayat (3)diterbitkan, dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan ketiga.

(5) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Tagihan Ketiga sebagaimana dimaksud ayat (4) diterbitkan daneksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuanganmenerbitkan Surat Penyerahan Tagihan kepada Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara untukproses penyelesaian lebih lanjut.

33

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Pasal 10(1) Dalam hal ditemukan adanya kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor oleh Direktorat Jenderal

Anggaran dan Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuanganwajib melakukan penagihan kepada eksportir yang bersangkutan dengan menerbitkan SuratTagihan Pertama.

(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan pertama sebagaimana dimaksud ayat (1)diterbitkan dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan Kedua.

(3) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan Kedua sebagaimana dimaksud ayat (2)diterbitkan dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Tagihan Ketiga.

(4) Apabila dalam jangka waktu 1(satu) bulan sejak Surat Tagihan Ketiga sebagaimana dimaksud ayat (3)diterbitkan dan eksportir belum/tidak melunasi kewajibannya, Direktorat Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan menerbitkan Surat Penyerahan Tagihan kepada Direktorat Jenderal Piutang danLelang Negara untuk proses penyelesaian lebih lanjut.

Pasal 11Terhadap kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1), Pasal 9 ayat(1) dan Pasal 10 ayat (1) dikenakan denda administrasi sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama24 (dua puluh empat) bulan dan bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

Pasal 12(1) Eksportir dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pungutan

Ekspor terutang kepada Menteri Keuangan dengan sekurang-kurangnya melampirkan dokumen LaporanKeuangan.

(2) Atas permohonan eksportir sebagaimana dimaksud ayat (1), Menteri Keuangan dapat memberikanpersetujuan tertulis kepada eksportir untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pungutan Eksporyang terutang setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan.

(3) Dalam hal Menteri Keuangan memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaranPungutan Ekspor, proses penagihan kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor dilakukan sebagaimanaketentuan dalam Pasal 10.

Pasal 13(1) Dalam hal terjadi kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor sebagai akibat kesalahan pengenaan Tarif

Pungutan Ekspor, jumlah satuan barang, HPE, kurs, penghitungan atau kesalahan administrasi, eksportirdapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor tersebutkepada Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dengan sekurang-kurangnyamelampirkan dokumen asli atau fotocopy yang telah dilegalisasi sebagai berikut :l Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB);l Surat Tanda Bukti Setor (STBS);l Daftar Penyetoran Pungutan Ekspor (DPPE) dari Bank Devisa;l Bukti Penyetoran dari Bank Devisa ke Rekening BUN (Completion Advise);l Nota Pembetulan dan PEB Perbaikan dari KPBC danl Bill of Lading (B/L).

(2) Atas permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud ayat (1) Direktur Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan tentang kelebihanpembayaran Pungutan Ekspor.

(3) Dalam hal permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disetujui, kelebihanpembayaran Pungutan Ekspor diperhitungkan sebagai pembayaran di muka atas jumlah PungutanEkspor yang terutang dari eksportir yang bersangkutan pada periode berikutnya.

(4) Dalam hal terjadi pengakhiran kegiatan usaha eksportir dan terdapat kelebihan pembayaran PungutanEkspor sebagaimana dimaksud ayat (2), maka jumlah kelebihan tersebut dapat dikembalikan secara tunaikepada eksportir.

(5) Pengakhiran kegiatan usaha eksportir sebagaimana dimaksud ayat (4) meliputi :a. Eksportir tidak akan melakukan kegiatan ekspor barang yang terkena Pungutan Ekspor dalam waktu

sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan berturut-turut dan dinyatakan dengan surat pernyataan di ataskertas bermeterai.

b. Pailit yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.c. Pemerintah menetapkan tarif Pungutan Ekspor sebesar 0% (nol persen) dan eksportir tidak

melakukan kegiatan ekspor barang yang terkena Pungutan Ekspor, ataud. Pemerintah menetapkan larangan ekspor atas komoditi yang bersangkutan dan eksportir tidak

melakukan kegiatan ekspor barang yang terkena Pungutan Ekspor.

44

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

(6) Dalam hal kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor dikembalikan secara tunai, Menteri Keuanganmenerbitkan Surat Keputusan tentang kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor.

(7) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (6), Direktur JenderalAnggaran dan Perimbangan Keuangan Otorasi (SPPSKO) kepada Direktur Jenderal Perbendaharaanuntuk proses pencairan dananya.

(8) Dalam hal terjadi pengakhiran kegiatan usaha Wajib Bayar, maka jumlah kelebihan pembayaransebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembalikan kepada Wajib Bayar selambat-lambatnya 1 (satu)bulan sejak dikeluarkannya ketetapan kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (6).

(9) Dalam hal pengembalian kelebihan pembayaran dilakukan melampaui batas waktu sebagaimanadimaksud ayat (8), kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan kepada eksportir dengan ditambahimbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Pasal 14(1) Dalam hal ekspor dibatalkan, eksportir dapat mengajukan permohonan pengembalian Pungutan Ekspor

secara tertulis kepada Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dengan sekurang-kurangnya melampirkan dokumen asli atau fotocopy yang telah dilegalisasi sebagai berikut:l Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB);l Surat Tanda Bukti Setor (STBS);l Daftar Penyetoran Pungutan Ekspor (DPPE) dari Bank Devisa;l Bukti Penyetoran dari Bank Devisa ke Rekening BUN (Complation Advise) danl Surat Persetujuan pembatalan dari KPBC tempat PEB didaftarkan.

(2) Pengembalian Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan biaya administrasisebesar 2% (dua persen) dari jumlah Pungutan Ekspor yang dibayarkan.

(3) Eksportir dapat dibebaskan dari pengenaan biaya administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan apabila :a. eksportir dapat membuktikan secara tertulis adanya pembatalan sepihak oleh pihak pembeli;b. tidak ada kapal pengangkut yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang;

atauc. ada force majuer.

(4) Atas permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud ayat (1) Direktur Jenderal Anggaran danPerimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan tentang kelebihanpembayaran Pungutan Ekspor.

(5) Dalam hal permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disetujui, kelebihanpembayaran Pungutan Ekspor diperhitungkan sebagai pembayaran di muka atas jumlah PungutanEkspor yang terutang dari eksportir yang bersangkutan pada periode berikutnya.

(6) Dalam hal terjadi pengakhiran kegiatan usaha eksportir dan terdapat kelebihan pembayaran PungutanEkspor, maka jumlah kelebihan tersebut dapat dikembalikan secara tunai kepada eksportir.

(7) Prosedur pengembalian kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor secara tunai dilakukan sesuaiketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13.

Pasal 15(1) Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dapat meminta instansi

yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap eksportir sesuai ketentuan yang berlaku,berdasarkan :a. Hasil pemantauan Departemen Keuangan terhadap eksportir yang bersangkutan.b. Laporan dari pihak ketigac. Permintaan eksportir atas kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor yang terutang.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalamPeraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

(3) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdapat kekuranganpembayaran Pungutan Ekspor, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan PerimbanganKeuangan menerbitkan penetapan atas kekurangan tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejakLaporan Hasil Pemeriksaan Diterima.

(4) Atas kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud ayat (3), eksportir dikenakandenda administrasi sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk waktu paling lambat 24 (dua puluh empat)bulan terhitung sejak Pungutan Ekspor Terutang.

(5) Eksportir wajib melunasi kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor dan denda administrasisebagaimana dimaksud ayat (4) selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak suratpenetapan diterima oleh eksportir.

(6) Dalam hal eksportir tidak melunasi dan tidak mengajukan permohonan untuk mengangsur ataumenunda pembayaran kekurangan Pungutan Ekspor dalam jangka waktu sebagaimana dimaksuddalam ayat (5), penagihan atas Pungutan Ekspor dimaksud dilimpahkan kepada Direktorat JenderalPiutang dan Lelang Negara (DJPLN).

55

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

(7) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdapat kelebihanpembayaran Pungutan Ekspor, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan PerimbanganKeuangan menerbitkan penetapan atas kelebihan tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejakLaporan Hasil Pemeriksaan (LPH) diterima.

(8) Kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor sebagaimana dimaksud ayat (7) diperhitungkan sebagaipembayaran di muka atas jumlah Pungutan Ekspor yang terutang dari eksportir yang bersangkutan padaperiode berikutnya.

(9) Dalam hal terjadi pengakhiran kegiatan usaha eksportir, jumlah kelebihan pembayaran Pungutan Eksporsebagaimana dimaksud ayat (7), dikembalikan secara tunai kepada eksportir selambat-lambatnya 1 (satu)bulan sejak dikeluarkannya penetapan.

(10) Prosedur pengembalian kelebihan pembayaran Pungutan Ekspor secara tunai dilakukan sesuaidengan ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13.

Pasal 16(1) Dalam hal eksportir keberatan atas penetapan jumlah Pungutan Ekspor terutang, eksportir dapat

mengajukan keberatan secara tertulis kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggarandan Perimbangan Keuangan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikeluarkannyapenetapan kekurangan pembayaran Pungutan Ekspor.

(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak menunda kewajiban membayarPungutan Ekspor yang terutang.

(3) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan menerbitkanpenetapan atas keberatan selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak Surat Keberatanditerima secara lengkap.

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (3) telah lewat, dan Menteri Keuangan c.q.Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan tidak memberi suatu penetapan, makakeberatan yang diajukan oleh Wajib Bayar tersebut dikabulkan.

(5) Dalam hal keberatan ditolak dan ternyata masih terdapat kekurangan pembayaran PungutanEkspor yang tercantum dalam penetapan sebagaimana dimaksud ayat (3), Eksportir wajib melunasikekurangan pembayaran Pungutan Ekspor dimaksud ditambah sanksi berupa denda administrasisebesar 2% (dua persen) sebulan dari kekurangan tersebut untuk paling lama 24 (dua puluhempat) bulan.

(6) Dalam hal keberatan dikabulkan dan ternyata terdapat kelebihan pembayaran Pungutan Eksporyang tercantum dalam penetapan sebagaimana dimaksud ayat (3), kelebihan pembayaranPungutan Ekspor dimaksud diperhitungkan sebagai pembayaran dimuka atas jumlah PungutanEkspor Terutang Eksportir yang bersangkutan pada periode berikutnya.

(7) Dalam hal terjadi pengakhiran kegiatan usaha Wajib Bayar, maka jumlah kelebihan pembayaransebagaimana dimaksud ayat (6) dapat dikembalikan kepada Wajib Bayar secara tunai selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak dikeluarkan ketetapan kelebihan pembayaran.

(8) Dalam hal pengembalian kelebihan pembayaran dilakukan melampaui batas waktu sebagaimanadimaksud ayat (7), kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan kepada Wajib Bayar denganditambah imbalan bunga 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Pasal 17Dengan berlakunya keputusan ini :a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 241/KMK.01/1998 tentang Penetapan Besarnya Tarip dan

Tata Cara Pembayaran serta Penyetoran Pajak Ekspor Atas Beberapa Komoditi Tertentu.b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 335/KMK.017/1998 tentang Tata Cara Pembayaran dan

Penyetoran Pajak Ekspor Kelapa Sawit, Minyak Sawit, Minyak Kelapa dan Produk turunannya.c. Keputusan Menteri Keuangan No. 567/KMK.017/1998 tentang Besarnya Tarip Ekspor Atas

Beberapa Komoditi tertentu.dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan inidengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 10 Oktober 2005

MENTERI KEUANGAN,ttd,-JUSUF ANWAR

66

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

LAMPIRAN IPeraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2005

Tentang Tatacara Pembayaran dan Penyetoran Pungutan Ekspor

BANK DEVISA PERSEPSI / KPBC………………………………………………… NO. STBS …….....….………..

SURAT TANDA BUKTI SETOR(STBS)

1. Nama Eksportir : .......................... NPWP : .................................

2. Alamat : ..........................................................................

3. Nomor PEB : ..........................................................................

4. Jenis Komoditi : ..........................................................................

5. Pos Tarip : ..........................................................................

6. Tarip Pungutan Ekspor : ..........................................................................

7. Jumlah Tonase (MT) : ..........................................................................

8. Nilai Ekspor (US$) : ..........................................................................

9. Harga Patokan Ekspor (HPE) : ..........................................................................

10. Nilai Dasar Perhitungan (Kurs) : ..........................................................................

11. Jumlah Setoran Pungutan Ekspor : ..........................................................................

Jumlah Pungutan Ekspor tersebut diatas untuk disetor ke Rekening Bendahara UmumNegara (BUN) pada Bank Indonesia Nomor Rekening 502.000.000.

.............................. Tanggal ...........................................

(Pejabat yang berwenang)

Lembar :1. Eksportir2. Ditjen APK3. KPBC4. Bank Devisa5. Bank Indonesia

77

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

LAM

PIR

AN

IIP

erat

uran

Men

teri

Keu

anga

n N

omor

93/

PM

K.0

2/20

05Te

ntan

g Ta

taca

ra P

emba

yara

n da

n P

enye

tora

n P

ungu

tan

Eks

por

Kep

ada

Yth

:M

ente

ri K

euan

gan

c.q.

Dire

ktur

Jen

dera

l Ang

gara

n da

n Pe

rimba

ngan

Keu

anga

nJl

. Dr.

Wah

idin

No.

1JA

KA

RTA

Peny

ampa

ian

Lem

bar 1

unt

uk B

ank

Indo

nesi

a se

tem

pat

Lem

bar 2

unt

uk D

itjen

Ang

gara

n da

n P

erim

bang

an K

euan

gan

Lem

bar 3

unt

uk B

PS

Jak

arta

Lem

bar 4

unt

uk B

ank

Dev

isa

yang

ber

sang

kuta

nLe

mba

r 5 u

ntuk

Ban

k In

done

sia

Bag

ian

Pen

gelo

laan

Dat

a In

form

asi E

kono

mi d

an M

onet

erLe

mba

r 6 u

ntuk

Kan

tor P

usat

Ditj

en B

ea d

an C

ukai

Jak

arta

u.p

. Dire

ktur

Per

enca

naan

Pen

erim

aan

Lem

bar 7

unt

uk e

kspo

rtir y

ang

bers

angk

utan

......

......

......

......

......

.....T

GL.

......

......

......

......

......

......

..

BA

NK

DE

VIS

A P

ER

SE

PS

I / K

PB

C

(.....

......

......

......

......

......

......

....)

PEB

K

OM

OD

ITI

JUM

LAH

STB

SB

UK

TI S

ETO

R K

E B

IPU

NG

UTA

NEK

SPO

RTI

RN

OM

OR

TGL

NA

MA

JUM

LAH

SAT

UA

NEK

SPO

RN

OM

OR

TGL.

NO

MO

RTG

L.K

ETER

AN

GA

NB

AR

AN

G

1

2 3

4

5

6

7

8

910

11

JUM

LAH

DA

FTA

R P

EN

YE

TO

RA

N P

UN

GU

TA

N E

KS

PO

R (

DP

PE

)K

E R

EK

EN

ING

BU

N N

O.5

02.0

00.0

00 D

I B

AN

K I

ND

ON

ES

IA

88

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

LAMPIRAN IIIPeraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2005

Tentang Tatacara Pembayaran dan Penyetoran Pungutan Ekspor

Kepada Yth :Menteri Keuanganc.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan KeuanganJl. Dr. Wahidin No.1JAKARTA

REKAPITULASI EKSPOR KOMODITI YANGDIKENAKAN PUNGUTAN EKSPOR

BULAN : ...................

NO JENIS KOMODITI JUMLAH EKSPOR BARANG JUMLAH KETERANGANYANG DIKENAKAN PUNGUTANPUNGUTAN EKSPOR EKSPOR

VOLUME NILAI EKSPOR

(MT) US$ Rp

1 2 3 4 5 6 7

JUMLAH

................................. Tanggal ..............................

BANK DEVISA PERSEPSI/KPBC

(...................................................)

99

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR KEP-105/BC/2005

T E N T A N GPERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DANCUKAI NOMOR KEP-67/BC/1999 TENTANG PEMBAGIAN DAN PEMAKAIAN

PAKAIAN DINAS SERAGAM DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :a. bahwa dalam rangka meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan efektivitas fungsi

pemakaian pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dipandang perlu melakukanperubahan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkanKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentang Pembagian dan Pemakaian PakaianDinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612);2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3613);3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Keuangan;4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.05/1999 tentang Pakaian Dinas Seragam Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor282/KMK.04/2001;

5. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentang Pembagian danPemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah dua kalidiubah, terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-187/BC/2003;

MEMUTUSKANMenetapkan :KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATASKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-67/BC/1999 TENTANG PEMBAGIANDAN PEMAKAIAN PAKAIAN DINAS SERAGAM DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI.

Pasal IKetentuan dalam BAB IV Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentangPembagian dan Pemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diubah,sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut :

BAB IVPENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN PEMAKAIAN

DINAS SERAGAM DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIPasal 12

(1) Diizinkan untuk dapat tidak memakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bagi :a. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon I dan II di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah;b. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon III di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah,

kecuali pada hari Senin;c. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon III dan IV yang memangku jabatan Kepala

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, atauKepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, kecuali pada hari Senin;

d. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon IV ke atas di lingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, bila menghadiri acara diluar kantor;

e. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon IV ke atas di lingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, pada setiap hari Jum’at.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, c dan d, apabila tidak memakai pakaiandinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam menjalankan tugasnya sehari-hari wajibmengenakan “Kartu Tanda Pengenal” Pegawai dan memakai :a. Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dengan atau tanpa jas;b. Pakaian Sipil Resmi (PSR);c. Pakaian Sipil Harian (PSH); ataud. Pakaian Harian Sipil (PHS)

(3) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e yang tidak memakai pakaian dinas seragamDirektorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menjalankan tugasnya sehari-hari diwajibkan :

1010

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

a. Untuk pegawai pria, memakai kemeja batik lengan pendek atau panjang dan celana panjangwarna gelap.

b. Untuk pegawai wanita, memakai kemeja batik lengan panjang dan rok warna gelap model spanpaling tinggi 2 cm di bawah lutut dan paling rendah 5 cm di bawah lutut.

c. Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, memakai kemeja batik lenganpanjang dan rok warna gelap, model sesuai ketentuan busana muslimah.

d. Mengenakan Kartu Tanda Pengenal Pegawai(4) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) di atas, yaitu :

a. Pada saat mengikuti apel sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea danCukai Nomor KEP-22/BC/2002;

b. Pada saat mengikuti Upacara sebagaimana dimaksud dalam BAB III Pasal 7 huruf (c)Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999.

Pasal 13Diizinkan untuk dapat tidak memakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bagi :a. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas penyamaran dalam rangka penyelidikan, pengawasan atau

pengamatan guna pencegahan dan penyidikan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan dan cukai. Pegawai dimaksud selama menjalankan tugasnya memakai pakaian sesuaidengan kebutuhan/keperluannya, dengan ketentuan bahwa izin untuk tidak memakai pakaian dinasseragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dibuatkan dalam surat tugas pegawai yang bersangkutan.

b. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas pemeriksaan dalam rangka penyusunan Berita AcaraPemeriksaan terhadap pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dancukai. Pegawai dimaksud selama menjalankan tugasnya memakai Pakaian Sipil Lengkap tanpa jas danmengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”.

c. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas audit di bidang kepabeanan dan cukai; Pegawai dimaksudselama menjalankan tugasnya memakai Pakaian Sipil Lengkap tanpa jas dan mengenakan “Kartu TandaPengenal Pegawai”, dengan ketentuan bahwa izin untuk tidak memakai pakaian dinas seragam DirektoratJenderal Bea dan Cukai dibuatkan dalam surat tugas pegawai yang bersangkutan.

d. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas menghadiri sidang banding di Pengadilan Pajak. Pegawaidimaksud selama menjalankan tugasnya memakai Pakaian Sipil Lengkap tanpa jas dan mengenakan“Kartu Tanda Pengenal Pegawai”, dengan ketentuan bahwa izin untuk tidak memakai pakaian dinasseragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dibuatkan dalam surat tugas pegawai yang bersangkutan.

e. Pegawai wanita yang sedang hamil. Pegawai dimaksud adalah yang usia kehamilannya 2 (dua)bulan sampai dengan mulai menjalankan cuti hamil, dengan ketentuan memakai pakaian hamilyang layak dan mengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”.

f. Pegawai yang pada hari Jum’at berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat pelaksanaanSenam Kesegaran Jasmani. Setelah selesai Senam Kesegaran Jasmani, pemakaian pakaian olahraga diizinkan dalam waktu selama-lamanya 1 (satu) jam setelah selesainya senam dimaksud.

Pasal 14Pegawai yang dalam tugas perbantuan pada instansi di luar lingkungan Direktorat Jenderal Bea danCukai, dalam melaksanakan tugasnya memakai pakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku diinstansi tempat pegawai yang bersangkutan diperbantukan.

Pasal 15Pengecualian lain berkaitan dengan pemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea danCukai dapat diberikan atas persetujuan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal IIKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada :1. Menteri Keuangan Republik Indonesia;2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan;3. Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;4. Para Direktur dan Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai;5. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;6. Para Kepala Bidang Keuangan/Perwakilan Bea dan Cukai pada KBRI di Singapura, Tokyo,

Brussels dan pada Konjen RI di Hongkong;7. Para Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;8. Para Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;9. Para Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 27 Oktober 2005DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,ttd,-EDDY ABDURRACHMANNIP 060044459

1111

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal2. Para Direktur3. Para Kepala Kantor Wilayah4. Para Kepala Kantor Pelayanan5. Para Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang6. Para Kepala Pangkalan Sarana Operasi

Di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

SURAT EDARANNOMOR SE-29/BC/2005

T E N T A N GPENEGASAN KEMBALI PEMAKAIAN PAKAIAN DINAS SERAGAM

PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Dalam rangka lebih meningkatkan ketertiban dan disiplin pemakaian pakaian dinas seragam dilingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan ini ditegaskan kembali ketentuan mengenaipakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai berikut :

A. DASAR HUKUM1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.05/1999 tentang Pakaian Dinas Seragam

Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/2001 tentang Perubahan Atas Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.05/1999 tentang Pakaian Dinas Seragam PegawaiDirektorat Jenderal Bea dan Cukai;

3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentang Pembagian danPemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

4. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-31/BC/2001 tentang Perubahan AtasKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentang Pembagian danPemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

5. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-187/BC/2003 tentang PerubahanKedua Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentangPembagian dan Pemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

6. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-105/BC/2005 tentang PerubahanKetiga Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999 tentangPembagian dan Pemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

B. KEWAJIBAN PEMAKAIAN PAKAIAN DINAS SERAGAM1. Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menjalankan tugas dan fungsinya diwajibkan

memakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai beserta kelengkapannya sesuaidengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.05/1999 sebagaimana telahdiubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/2001.

2. Pengecualian dari kewajiban memakai pakaian dinas seragam sebagaimana dimaksud pada butir 1dapat diberikan, sepanjang memenuhi ketentuan yang diatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.Secara lebih rinci akan diuraikan dalam huruf F Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

3. Para Pimpinan Unit Organisasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agarmensosialisasikan kembali dan menegakkan ketentuan mengenai pemakaian pakaian dinasseragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

C. JENIS PAKAIAN DINAS SERAGAMPakaian Dinas Seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari :1. Pakaian Dinas Harian (PDH-BC), untuk dipakai oleh pegawai yang tugasnya di dalam bangunan

Kantor Bea dan Cukai atau terminal penumpang di Pelabuhan Udara/Laut;2. Pakaian Dinas Lapangan (PDL-BC), untuk dipakai oleh pegawai yang tugasnya tidak termasuk di

tempat tugas sebagaimana dimaksud dalam butir a di atas;3. Pakaian Dinas Upacara (PDU-BC), untuk dipakai oleh pegawai pada :

a. Upacara Peringatan Hari Besar Nasional yang dilaksanakan di lingkungan Direktorat JenderalBea dan Cukai;

b. Upacara Pengambilan sumpah, pelantikan dan serah terima jabatan yang dilaksanakan dilingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

c. Upacara Pemakaman jenazah pegawai atau pensiunan di Taman Makam Pahlawan;d. Upacara Lain yang akan diinstruksikan secara khusus oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

D. PEMAKAIAN PAKAIAN DINAS SERAGAM1. Warna pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ditentukan sebagai berikut :

a. Tutup Badan meliputi :(1) kemeja berwarna coklat muda dan celana panjang atau rok berwarna coklat kehijau-hijauan,

dengan tutup kepala dan tanda pangkat harian berwarna coklat kehijau-hijauan;

1212

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

(2) kemeja dan celana panjang atau rok berwarna biru kehitam-hitaman;b. Ikat pinggang dan kaos kaki berwarna hitam.c. Sepatu berwarna hitam

2. Waktu pemakaian pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diatur sebagai berikut :a. seragam dinas berwarna coklat muda (bagian atas) dan coklat kehijau-hijauan (bagian bawah),

dipakai pada setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan hari-hari lainnya selain hari Kamis dan Jum’at;b. seragam dinas berwarna biru kehitam-hitaman, dipakai pada setiap hari Kamis dan Jum’at;c. Pengecualian dari ketentuan huruf a dan b diatas, dapat diberikan atas persetujuan Direktur

Jenderal Bea dan Cukai.Contoh : Pegawai Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Soekarno Hatta terutama

yang sedang melaksanakan tugas dan fungsinya di Terminal Bandara InternasionalSoekarno Hatta Cengkareng, setiap hari kerja diperkenankan memakai pakaian dinasseragam berwarna biru kehitam-hitaman berdasarkan persetujuan Direktur JenderalBea dan Cukai Nomor S-555/BC/2001 tanggal 25 September 2001.

d. Pegawai yang melaksanakan tugas patroli, kru kapal/pesawat patroli Bea dan Cukai dan pawanganjing pelacak narkotika memakai pakaian dinas seragam berwarna biru kehitam-hitaman.

3. Pegawai Pria memakai ikat pinggang, sepatu dan kaos kaki berwarna hitam.4. Pegawai Wanita memakai ikat pinggang dan sepatu berwarna hitam tanpa kaos kaki.5. Pegawai wanita yang memakai busana muslimah memakai sepatu dan kaos kaki berwarna hitam,

tanpa ikat pinggang.6. Pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meliputi tutup kepala, tutup badan dan

tutup kaki.7. Bentuk dan model pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diatur sebagai berikut :

a. PDH-BC1) Tutup Kepala

a) Untuk pegawai pria dan wanita menggunakan tutup kepala bivakmuts dalam bentukdan ukuran sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Menteri KeuanganNo. 282/KMK.04/2001;

b) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah menggunakan jilbabsesuai dengan warna pakaian dinas seragam yang dipakai, yaitu berwarna coklatkehijau-hijauan dan/atau biru kehitam-hitaman dengan ukuran 100 cm x 100 cm;

2) Tutup badan PDH-BC :a) Untuk pegawai pria, terdiri dari :

(1) Kemeja lengan pendek krah tegak dengan epolet yang dipasang di atas bahu,kemeja di bagian depan ditutup dengan 6 (enam) buah kancing dan dengan 2(dua) buah saku tertutup dalam bentuk lurus setinggi dada, dipakai dalam celana,dalam bentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II KeputusanMenteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

(2) Celana panjang tanpa plui, tanpa lipatan di bawah, dengan 2 (dua) buah sakusamping berbentuk miring, dalam bentuk dan model sebagaimana ditetapkandalam Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

(3) Ikat pinggang berwarna hitam, lebar lebih kurang 3,50 cm. b). Untuk pegawai wanita, terdiri dari :

(1) Kemeja lengan pendek krah tegak dengan epolet yang dipasang di atas bahu,kemeja di bagian depan ditutup dengan 5 (lima) buah kancing dan dengan 2 (dua)buah saku tertutup dalam bentuk lurus setinggi dada, dipakai di dalam rok, dalambentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

(2) Rok model span paling tinggi 2 cm di bawah lutut dan paling rendah 5 cm di bawahlutut dengan 2 (dua) buah saku samping berbentuk miring, dengan 2 (dua) buahlipatan berhadapan setinggi-tingginya 25 cm di belakang sebelah bawah, dalambentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999, atau celana panjang tanpa plui dan lipatan dibawah 2 (dua) buah saku samping berbentuk miring, dalam bentuk dan modelsebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

(3) Ikat pinggang berwarna hitam, lebar lebih kurang 3,50 cm.c) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, terdiri dari :

(1) Kemeja lengan panjang krah tegak dengan epolet yang dipasang di atas bahu,kemeja di bagian depan ditutup dengan 5 (lima) buah kancing dan dengan 2 (dua)buah saku tertutup dalam bentuk lurus setinggi dada, dipakai di luar rok, dalambentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

(2) Rok model span sebatas mata kaki, dengan 2 (dua) buah lipatan berhadapansetinggi-tingginya 50 cm di belakang, dalam bentuk dan model sebagaimanaditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

(3) Ikat pinggang berwarna hitam, lebar lebih kurang 3,50 cm.

1313

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

3) Tutup kaki, terdiri dari :a) Untuk pegawai pria, terdiri dari :

Tutup kaki kulit berwarna hitam memakai tali dengan bagian belakang setinggi-tingginya lebih kurang 3 cm di atas mata kaki dan kaos kaki berwarna hitam;

b) Untuk pegawai wanita, terdiri dari :Tutup kaki kulit berwarna hitam, dengan tumit setinggi-tingginya lebih kurang 7 cm diatas mata kaki dan tanpa kaos kaki;

c) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, terdiri dari :Tutup kaki kulit berwarna hitam, dengan tumit setinggi-tingginya lebih kurang 7 cm diatas mata kaki dan kaos kaki berwarna hitam;

b. PDL-BC1) Tutup Kepala PDL-BC terdiri dari :

a) Baret bagi kru kapal patroli Bea dan Cukai dan pawang anjing pelacak narkotika;b) Topi lapangan untuk pegawai lainnya;c) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah menggunakan jilbab sesuai

dengan warna pakaian dinas seragam yang dipakai, yaitu berwarna coklat kehijau-hijauandan/atau biru kehitam-hitaman dengan ukuran 100 cm x 100 cm;

d) Bentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan MenteriKeuangan No. 282/KMK.04/2001;

(2) Tutup badan PDL-BCa) Untuk pegawai pria, terdiri dari :

1) Kemeja lengan panjang polos tanpa manset, dengan model yang sama dengan kemejauntuk PDH-BC, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

2) Celana panjang, dengan model yang sama dengan celana panjang untuk PDH-BC,sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

b) Untuk pegawai wanita, terdiri dari :1) Kemeja lengan panjang polos tanpa manset, dengan model yang sama dengan kemeja

untuk PDH-BC, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

2) Rok Kulot paling tinggi 2 cm di bawah lutut dan paling rendah 5 cm di bawah lututdengan 2 (dua) buah saku samping berbentuk miring, sebagaimana ditetapkan dalamLampiran VII Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

c) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, terdiri dari :1) Kemeja lengan panjang polos tanpa manset, dengan model yang sama dengan kemeja

untuk PDH-BC, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

2) Rok Kulot sebatas mata kaki, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII KeputusanMenteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

d) Khusus untuk kru kapal/pesawat udara patroli Bea dan Cukai dan pawang anjing pelacaknarkotika, memakai tutup badan berupa pakaian kerja dengan warna biru kehitam/hitaman,sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

3) Tutup kaki PDL-BCTutup kaki PDL-BC sama dengan tutup kaki PDH-BC.

c. PDU-BC1) Tutup Kepala PDU-BC terdiri dari :

a) Tutup Kepala PDU-BC adalah pet, dalam bentuk dan model sebagaimana ditetapkan dalamLampiran X Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

b) Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah menggunakan jilbab berwarnacoklat kehijau-hijauan dengan ukuran 100 cm x 100 cm;

2) Tutup badan PDU-BCa) Untuk pegawai pria, terdiri dari :

1) Kemeja berbentuk jas lengan pendek dengan epolet yang dipasang di atas bahukemeja dan dengan 4 (empat) buah kancing dan 2 (dua) buah saku atas dengan lipatandi tengah dan tutup saku berbentuk alokade, 2 (dua) buah saku bawah tanpa lipatan ditengah dengan tutup saku berbentuk lurus. Bagian depan ditutup dengan 4 (empat)buah kancing saku, bagian belakang diberi satu belahan lipatan di tengah-tengahbagian bawah.Ikat pinggang dibuat dari kain yang sama dengan bahan kemeja lebar 5 cm. Kancingdan kepala ikat pinggang berwarna kuning emas untuk golongan III dan IV sertaberwarna putih perak untuk golongan I dan II, kancing-kancing memakai Tanda KorpsBea dan Cukai, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XI Keputusan MenteriKeuangan No. 466/KMK.05/1999;

2) Celana panjang dengan model yang sama dengan celana untuk PDH-BC.

1414

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

b) Untuk pegawai wanita, terdiri dari :1) Kemeja berbentuk jas lengan panjang dengan epolet yang dipasang di atas

bahu kemeja dan dengan 4 (empat) buah kancing dan 2 (dua) buah sakuatas dengan lipatan di tengah dan tutup saku berbentuk alokade. Bagiandepan ditutup dengan 4 (empat) buah kancing dan 2 (dua) buah kancing saku,dipakai di luar rok. Kancing berwarna kuning emas untuk golongan III dan IVserta berwarna putih perak untuk golongan I dan II, kancing-kancing memakaiTanda Korps Bea dan Cukai. Contoh gambar sebagaimana ditetapkan dalamLampiran XI Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999;

2) Rok dengan model yang sama dengan rok PDH-BC;3) Rok untuk wanita yang menggunakan busana muslimah sama dengan rok

PDH-BC.3) Tutup kaki PDU-BC Tutup kaki PDU-BC sama dengan tutup kaki PDH-BC

8. Pakaian Dinas Seragam bagi pegawai yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan di PusdiklatBea dan Cukai diatur sebagai berikut :a. PDL-BC warna biru kehitam-hitaman dan topi lapangan warna biru kehitam-hitaman, untuk

kegiatan Latihan Kesamaptaan dan kegiatan lain di luar kelas atau ruangan;b. PDH-BC untuk kegiatan pelajaran/pelatihan di kelas, pesiar, dan upacara;c. Tidak memakai tanda jabatan struktural;d. Memakai tanda pangkat siswa;e. Memakai kartu siswa yang dikeluarkan Pusdiklat Bea dan Cukai.

E. KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS SERAGAM1. Kelengkapan dan penggunaan kelengkapan pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai secara rinci diuraikan dalam Pasal 7 Keputusan Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/2001;2. Kelengkapan Pakaian Dinas Seragam bagi pegawai yang sedang mengikuti pendidikan dan

pelatihan di Pusdiklat Bea dan Cukai diatur sebagai berikut :a. PDL-BC warna biru kehitam-hitaman dan topi lapangan warna biru kehitam-hitaman, untuk

kegiatan Latihan Kesamaptaan dan kegiatan lain di luar kelas atau ruangan;b. PDH-BC untuk kegiatan pelajaran/pelatihan di kelas, pesiar, dan upacara;c. Tidak memakai tanda jabatan struktural;d. Memakai tanda pangkat siswa;e. Memakai kartu siswa yang dikeluarkan Pusdiklat Bea dan Cukai.

3. Kelengkapan PDH-BC bagi pegawai yang bertugas di Terminal Penumpang Pelabuhan Laut/Udaradiatur sebagai berikut :a. tidak memakai tanda pangkat;b. tidak memakai tanda jabatan (untuk pejabat struktural eselon III, IV dan V);c. memakai dasi;d. memakai jas (untuk pejabat struktural eselon III, IV dan V);e. memakai celana panjang bagi pegawai wanita.

F. PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN PEMAKAIAN PAKAIAN DINAS SERAGAMDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI1. Diizinkan untuk dapat tidak memakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

bagi :a. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon I dan II di Kantor Pusat dan Kantor

Wilayah;b. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon III di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah,

kecuali pada hari Senin;c. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon III dan IV yang memangku jabatan

Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea danCukai, atau Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, kecuali pada hari Senin;

d. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon IV ke atas di lingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, bila menghadiri acara diluar kantor;

e. Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon IV ke atas di lingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, pada setiap hari Jum’at.

2. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf e di atas, apabila tidak memakai pakaiandinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menjalankan tugasnya sehari-haridiwajibkan memakai :a. Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dengan atau tanpa jas;b. Pakaian Sipil Resmi (PSR);c. Pakaian Sipil Harian (PSH); ataud. Pakaian Harian Sipil (PHS); dane. Kartu Tanda Pengenal Pegawai.

3. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf e di atas, apabila tidak memakai pakaiandinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menjalankan tugasnya sehari-haridiwajibkan :

1515

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 375

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 375 FEBRUARI 2006

a. Untuk pegawai pria, memakai kemeja batik lengan pendek atau panjang dan celanapanjang warna gelap.

b. Untuk pegawai wanita, memakai kemeja batik lengan panjang dan rok warna gelapmodel span paling tinggi 2 cm di bawah lutut dan paling rendah 5 cm di bawah lutut.

c. Untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, memakai kemeja batiklengan panjang dan rok warna gelap, model sesuai ketentuan busana muslimah.

d. Mengenakan Kartu Tanda Pengenal Pegawai.4. Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) di atas, yaitu :

a. Pada saat mengikuti apel sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur JenderalBea dan Cukai Nomor KEP-22/BC/2002;

b. Pada saat mengikuti Upacara sebagaimana dimaksud dalam BAB III Pasal 7 huruf (c)Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/1999.

5. Diizinkan untuk dapat tidak memakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea danCukai, bagi :a. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas penyamaran dalam rangka penyelidikan,

pengawasan atau pengamatan guna pencegahan dan penyidikan pelanggaranperaturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. Pegawai dimaksudselama menjalankan tugasnya memakai pakaian sesuai dengan kebutuhan/keperluannya, dengan ketentuan bahwa izin untuk tidak memakai pakaian dinasseragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dibuatkan dalam surat tugas pegawaiyang bersangkutan.Catatan : Pada saat berada di kantor Bea dan Cukai diwajibkan memakai pakaian dinas

seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sesuai ketentuan yang berlaku.b. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas pemeriksaan dalam rangka penyusunan Berita

Acara Pemeriksaan terhadap pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan dan cukai. Pegawai dimaksud selama menjalankan tugasnya memakaiPakaian Sipil Lengkap tanpa jas dan mengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”.

c. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas audit di bidang kepabeanan dan cukai; Pegawaidimaksud selama menjalankan tugasnya memakai Pakaian Sipil Lengkap tanpa jas danmengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”, dengan ketentuan bahwa izin untuk tidakmemakai pakaian dinas seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dibuatkan dalam surattugas pegawai yang bersangkutan.Catatan : Pada saat berada di kantor Bea dan Cukai diwajibkan memakai pakaian dinas

seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sesuai ketentuan yang berlaku.d. Pegawai yang sedang melaksanakan tugas menghadiri sidang banding di Pengadilan

Pajak. Pegawai dimaksud selama menjalankan tugasnya memakai Pakaian SipilLengkap tanpa jas dan mengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”, denganketentuan bahwa izin untuk tidak memakai pakaian dinas seragam Direktorat JenderalBea dan Cukai dibuatkan dalam surat tugas pegawai yang bersangkutan.Catatan : Pada saat berada di kantor Bea dan Cukai diwajibkan memakai pakaian dinas

seragam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sesuai ketentuan yang berlaku.e. Pegawai wanita yang sedang hamil. Pegawai dimaksud adalah yang usia kehamilannya 2

(dua) bulan sampai dengan mulai menjalankan cuti hamil, dengan ketentuan memakaipakaian hamil yang layak dan mengenakan “Kartu Tanda Pengenal Pegawai”.

f. Pegawai yang pada hari Jum’at berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempatpelaksanaan Senam Kesegaran Jasmani. Setelah selesai Senam Kesegaran Jasmani,pemakaian pakaian olah raga diizinkan dalam waktu selama-lamanya 1 (satu) jamsetelah selesainya senam dimaksud.

6. Pegawai yang dalam tugas perbantuan pada instansi di luar lingkungan Direktorat JenderalBea dan Cukai, dalam melaksanakan tugasnya memakai pakaian sesuai denganketentuan yang berlaku di instansi tempat pegawai yang bersangkutan diperbantukan.

7. Pengecualian lain berkaitan dengan pemakaian Pakaian Dinas Seragam Direktorat JenderalBea dan Cukai diberikan hanya atas persetujuan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 01 Nopember 2005

Direktur Jenderal,

Eddy AbdurrachmanNIP 060044459

Tembusan :1. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan RI;2. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan RI;3. Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai;4. Para Kepala Perwakilan Bea dan Cukai di Luar Negeri.

1616