Warta Bea Cukai Edisi 385

97
DESEMBER 2006 TAHUN XXXVIII EDISI 385 PROFIL I GUSTI AGUNG AYU ARI TIASTARY SEBAGAI SEORANG WANITA, TUGAS DIBIDANG P2 MERUPAKAN TANTANGAN YANG MENARIK SISTEM OUTWARD AKAN MENGHASILKAN DATA EKSPOR YANG LEBIH AKURAT WAWANCARA ERLANGGA MANTIK MENJAMIN VALIDITAS DATA REALISASI EKSPOR SAP PDE OUTWARD MANIFES SAP PDE OUTWARD MANIFES

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 385

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 385

DESEMBER 2006TAHUN XXXVIII EDISI 385

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILI GUSTI AGUNG AYU ARI TIASTARYSEBAGAI SEORANG WANITA, TUGAS DIBIDANG P2MERUPAKAN TANTANGAN YANG MENARIK

SISTEM OUTWARD AKAN MENGHASILKANDATA EKSPOR YANG LEBIH AKURAT

WAWANCARAERLANGGA MANTIK

MENJAMIN VALIDITAS DATAREALISASI EKSPOR

SAP PDEOUTWARD MANIFES

SAP PDEOUTWARD MANIFES

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 385

1WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

DARI REDAKSI

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Ibrahim A. KarimDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Pencegahan & PenyidikanDrs. Erlangga Mantik, MADirektur Verifikasi & AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. Kamil Sjoeib, M.A.Direktur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy Setyo

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Dr. Djunaedy Djusan

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:M. Sadiatmo S., SE

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A.,Drs. Hanafi Usman,Drs. Patarai Pabottinggi,Drs. Bachtiar, M.Si.,Dra. Cantyastuti Rahayu,Drs. Nasar Salim, M. Si.,Ir. Agung Kuswandono, M.A.,J. Didit Krisnady, SHIr. Sucipto, M.MIr. Azis Syamsu Arifin

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini, Supriyadi Widjaya,Ifah Margaretta Siahaan,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAHDonny Eriyanto (Balikpapan),Bendito Menezes (Denpasar),Bambang Wicaksono (Surabaya)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHANiko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO WARTA BEA CUKAI

BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTANomor Rekening : 8910841

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MISI:MISI:MISI:MISI:MISI:Membimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertakesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendeeeeeral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat JendeeeeeralralralralralBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakat

1WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Keluarga BesarWarta Bea Cukai

mengucapkan :

SELAMATHARI NATAL

25 Desember 2006

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 385

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Laporan Utama5

Wawancara15

Daerah ke Daerah26

Pengawasan67

DAFTAR ISI

DJBC kembali melakukanpenegahan barang imporilegal. Kali ini, bertempat diKantor Pusat DJBC,digelar press releasetegahan produk tekstil,elektronik part danbeberapa barang illegallainnya asal Cina.

Mengusung tema HariIbu yang jatuh setiaptanggal 22 Desember,Redaktur sengajamemilih pegawaiperempuan untukdiprofil. Kali ini I GustiAyu Ari Tiastary, SE,dipilih menjadi tokohprofil WBC.

76Profil

Cukai30Tarif cukai MinumanMengandung Etil Alkohol(MMEA) dan Etil Alkohol(EA) naik rata-rata diatas100 persen. Simakpenjelasan Direktur CukaiFrans Rupang mengenaikebijakan yang mulaidiberlakukan per 1 Novem-ber 2006.

Rubrik Daerah ke Daerahakan menurunkan tulisanmengenai KPBC Bekasiyang masuk nominasipeneriman penghargaanCitra Pelayanan PrimaTingkat Nasional 2006 TA2006, serta mengenallebih dekat KPBC Tipe CMadiun.

DJBC kembali menerapkan danmemandatorikan Sistem AplikasiPelayanan (SAP) Pertukaran DataElektronik (PDE) OutwardManifest. Ini merupakankelanjutan dari programpemerintah sebelumnya setelahdiluncurkannya sistem SAP PDEInward Manifest untukPengangkutan Laut dan Udara.

Sama halnya dengan inwardmanifest, rencana penerapansistem PDE Outward manifestini sebenarnya sudah dimulaipada tahun 2000. Simak lebihlengkapnya dalam wawancararedaktur WBC dengan DirekturPencegahan dan PenyidikanDJBC, Erlangga Mantik yangmerupakan Wakil Ketua TimSAP PDE Manifes.

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 385

3WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR18 KEPABEANAN

- Penerapan Single AdministrativeDocument (SAD)

- Peranan Bea dan CukaiIndonesia Dalam MembukaPeluang Baru Bagi PeningkatanPerdagangan Indonesia danAustralia

- MoU Indonesia dan AS- Draft Economic Partnership

Agreeement32 INFO PERATURAN33 OPINI

Impor dan Impor Untuk Dipakai(IUD)

37 SEKRETARIATReorganisasi DJBC

38 PUSDIKLATDTSS II Kepabeanan dan Cukai

44 SIAPA MENGAPA- Sjamsu Rizal- Abdul Azis Hady- Radjipa

46 INFORMASI KEPABEANANDAN CUKAISOA, Solusi Teknologi InformasiDalam Pertukaran PelayananElektronik

50 SEPUTAR BEA CUKAI53 KOLOM

Aspek Hukum PerlindunganKonsumen Pada EraPerdagangan Bebas

56 INFO PEGAWAI- Upacara Hari Keuangan

Nasional ke-60- Sambutan Menteri Keuangan

Pada Peringatan Ke-60 HariKeuangan

- Pelantikan Pejabat Eselon IDepartemen keuangan

- Mutasi & Promosi PejabatEselon II

- Mengenal Marching Band Beadan Cukai

- Pegawai Pensiun Per 1Desember 2006

68 RENUNGAN ROHANIPengorbanan Tuhan BagiManusia

70 RUANG KESEHATANBerat Badan Kurang Ideal

71 SELAKHIV dan AIDS

74 RUANG INTERAKSIMemberi Hadiah

80 APA KATA MEREKA- Renny Singgih- Ririn Dwi Aryani

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

KARIS/KARSUMelalui surat ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan mengenai

kepegawaian, antara lain :1. KARIS/KARSU

Jika Suami dan Istri bekerja sebagai PNS, maka dalam pembuatan KARIS/KARSU apakah hanya yang menanggung dalam daftar gajinya atau keduanya ?

2. TAPERUMTaperum (Tabungan Perumahan) itu merupakan bantuan untuk PNS yang sifatnyaharus dikembalikan dengan cara mencicil atau bantuan cuma-cuma.Bagaimanakah prosedur pencairannya ?

Demikian pertanyaan dari saya, atas bantuannya diucapkan terima kasih.

Nama dan alamat pada RedaksiJAWABAN :

Sehubungan dengan pertanyaan yang diajukan, dengan ini disampaikan sebagaiberikut :

1. Menjawab pertanyaan nomor 1 dapat dijelaskan :a. Berdasarkan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara

Nomor 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Izin Perkawinan danPerceraian bagi Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa Setiap PegawaiNegeri Sipil yang telah melangsungkan perkawinan pertama, wajibmengirimkan laporan perkawinan secara tertulis kepada pejabat melaluisaluran hirarki. Oleh karena itu pihak suami wajib mengajukan permohonanpembuatan KARIS dan pihak istri wajib mengajukan permohonan pembuatanKARSU ke masing-masing pejabat melalui saluran hirarki yang sudahditentukan. Jadi keduanya diwajibkan.

b. Selain hal tersebut, kedua pihak diwajibkan mengirimkan laporan perkawinanuntuk kepentingan perekaman data ke dalam database kepegawaian danpersonal file masing-masing pegawai.

2. Untuk pertanyaan nomor 2 dapat dijelaskan bahwa :a. Taperum PNS adalah Tabungan Perumahan PNS yang dikelola oleh

BAPERTARUM-PNS, dan dana bantuan dari BAPERTARUM-PNS tersebuttidak diberikan secara cuma-cuma, namun dipotong setiap bulan dari gaji PNS.

b. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang masih aktif bekerja dan belum memiliki rumahdapat mengajukan permohonan bantuan Biaya Membangun Rumah di atastanah sendiri atau bantuan Uang Muka Kredit Pemilikan Rumah bagi yangmembeli rumah melalui fasilitas KPR dan dapat diurus di KantorBAPERTARUM-PNS Pusat (bagi PNS Jabotabek) serta Tim Penyalur BantuanBAPERTARUM-PNS Propinsi (bagi PNS di luar Jabotabek).

c. Prosedur/tata cara pengembalian Taperum bagi PNS yang pensiun, meninggaldunia atau berhenti bekerja karena sebab lain adalah sebagai berikut :1) PNS yang bersangkutan/Ahli Waris mengisi Formulir Pengembalian

Taperum-PNS dengan melampirkan :a) KARPEG (Kartu Pegawai)/KARIP (Kartu Identitas Pensiun);b) SK Golongan;c) SK Pensiun;d) Surat Keterangan Kematian (asli) dan Surat Keterangan Hak Waris

dari Camat;e) Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Surat Ijin Mengemudi (SIM)

2) Setelah Formulir Pengembalian Taperum-PNS diisi dengan lengkap danbenar, ditandatangani oleh PNS yang bersangkutan/Ahli Waris di atasmeterai Rp 6.000,00 dan diketahui oleh Pejabat Kepegawaian berwenang.

3) Selanjutnya PNS yang bersangkutan/Ahli Waris dapat memintapengembalian Taperum PNS ke BRI (Bank Rakyat Indonesia) terdekatdengan menyerahkan Formulir Pengembalian Taperum PNS dan dokumenyang dipersyaratkan di atas.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pjs. Kepala Bagian Kepegawaian

Karlan S. LubisNIP 060034168

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 385

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 20064 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

KARIKATUR

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 385

5WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

alam lingkup bisnis internasionalsaat ini, masalah prosedurkepabeanan yang sederhana,

efisien, dan predictable, diharapkanakan mampu menjadi titik sentra dalampeningkatan pertumbuhan ekonomimelalui partisipasi sektor usahanasional dalam perdaganganinternasional.

Untuk mewujudkan ini semua,tentunya hanya dapat dilakukan denganpenyempurnaan sistem seperti yangsaat ini telah dilakukan oleh DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC), yaitumelalui pertukaran data elektronik(PDE) manifes. Sehingga wujudpelayanan otomasi manifes di KantorPelayanan Bea dan Cukai (KPBC)dapat berjalan dengan baik dan efisien.

Setelah pada 1 Agustus 2006,DJBC memandatorikan pelayananinward manifes secara nasional, danhingga kini telah berjalan dengan baik,maka sesuai dengan KeputusanMenteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tentang perubahan atas peraturanMenteri Keuangan nomor 39/PMK.04/2006 tentang tatalaksana penyerahanpemberitahuan rencana kedatangansarana pengangkut, manifeskedatangan sarana pengangkut danmanifes keberangkatan sarananpengangkut, dan juga sesuai denganPeraturan Dirjen Bea dan Cukai NomorP-15/BC/2006 tentang perubahan atasPeraturan Dirjen Bea dan Cukai NomorP-10/BC/2006 tentang tatacarapenyerahan dan penatausahaanpemberitahuan rencana kedatangansarana pengangkut, manifeskedatangan sarana pengangkut, danmanifes keberangkatan sarana

pengangkut, DJBC kembali menerap-kan dan memandatorikan sistemaplikasi pelayanan (SAP) PDE outwardmanifes.

Sistem baru yang telah diujicobakandan dimandatorikan pada 1 Nopemberdi pelabuhan Tanjung Priok, hingga kinitelah berjalan dengan baik. Sepertihalnya pada penerapan inward, padapenerapan outward juga pada awalnyamengalami berbagai kendala, namundengan segala persiapan yang cukupbaik dan dukungan yang maksimal daripara stakeholder, segala permasalahanyang ada berkaitan dengan SAP selaludicarikan solusi pemecahannya secaracepat dan tepat, sehingga SAP yangdiharapkan pun dapat berjalan dengansempurna..

KONSEP OUTWARD MANIFESSebelum berbicara lebih jauh

tentang outward manifes, ada baiknyakita mengerti dulu apa sebenarnyakonsep dari outward manifes ini. Untukkonsep SAP PDE manifes ini, baikinward maupun outward pada dasarnyamemiliki konsep yang sama, yaitusuatu sistem aplikasi prosedur yangbertujuan untuk meningkatkanefektifitas pelayanan dan pengawasankepabeanan terutama yang terkaitdengan ekspor.

Dengan SAP outward ini diharapkandapat dilakukan penyempurnaan sistemadministrasi pelayanan dan sistempengawasan lalu lintas dan pergerakanbarang ekspor.

Menurut Kepala Seksi Intelijen IDirektorat Pencegahan dan Penyidikan(P2), Imik Eko Putro, dalam konsepsekarang ini, outward manifes bukan

hanya berisi barang ekspor, tetapi me-rupakan daftar seluruh barang niagayaitu meliputi barang ekspor dan impor,sehingga dengan PDE outward manifesini lalu lintas barang ekspor dan impormakin dapat terpantau dan terawasi.

“Untuk terlaksananya fungsi terse-but, SAP PDE manifes harus didukungoleh sistem lain yaitu SAP ekspor,sistem di TPS dan sistem di perusaha-an konsolidasi. Hal pokok yangdiharapkan dari sistem ini adalah dapatdilakukanya rekonsiliasi yang tepat dancepat antara shipper declaration(outward manifes) dan trader declara-tion (PEB),” jelas Imik.

TATACARA PENYERAHAN OUTWARDMANIFES

Lebih lanjut Imik menjelaskan, ter-kait dengan tatacara penyampaianoutward manifes, hal ini telah diaturdalam lampiran Peraturan Dirjen nomorP-10/BC/2006 tentang tatacata penye-rahan dan penatausahaan pemberita-huan rencana kedatangan saranapengangkut, manifes kedatangan sa-rana pengangkut, dan manifes kebe-rangkatan sarana pengangkut, yaitu :

Pertama, penyerahan dilakukanmelalui sistem PDE, untuk kantorpabean yang menerapkan sistem PDEkepabeanan. Kedua, penyerahandilakukan melalui media penyimpandata elektronik, untuk kantor pabeanyang menerapkan sistem pertukarandata dengan media penyimpan dataelektronik. Dan ketiga, penyerahandilakukan secara manual, untuk kantorpabean lainnya.

Dengan ketiga ketentuan tersebut,maka ada beberapa hal pokok yang

ManifesOutwardOutwardMENINGKATKAN EFEKTIFITAS PELAYANAN DANPENGAWASAN DIBIDANG EKSPORPengertian outward manifes saat ini mengalami perubahan. Sebelum diberlakukannya ketentuanbaru, pengertian outward manifes hanya mencakup barang-barang ekspor. Sedangkan dalampengertian yang sekarang outward manifes merupakan daftar barang ekspor atau impor yangdiangkut oleh sarana pengangkut pada saat meninggalkan pelabuhan.

D

LAPORAN UTAMA

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 385

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

diatur dalam outward manifes,diantaranya pertama, pengertian darioutward sendiri yang mengalamiperubahan. Sebelum dilakukannyaketentuan PDE outward manifes,outward manifes hanya mencakupbarang-barang ekspor, sedangkandalam pengertian yang sekarangoutward manifes merupakan daftarbarang ekspor atau impor yangdiangkut oleh sarana pengangkut padasaat meninggalkan pelabuhan.

Kedua, tentang kewajibanpenyerahan outward manifes dan waktupenyerahannya, yaitu paling lambatsebelum keberangkatan saranapengangkut. Ketiga, pengelompokan

barang dalam outward manifes.Keempat, uraian barang dalam outwardmanifes harus dapat menunjukanklasifikasi sekurang-kurangnya 4 digitpos HS. Dan kelima, sanksiketerlambatan penyerahan outwardmanifes.

“Dari penjelasan tersebut makauntuk penerapan outward manifesdilakukan secara bertahap. Tahappertama dilakukan di Tanjung Priokyaitu dimulai pada 1 Nopember 2006,selanjutnya di KPBC lainnya pada 1Desember 2006,” kata Imik.

Suatu sistem yang baik sekalipunjika tidak didukung oleh stakeholdertentunya tidak akan berjalan denganoptimal. Terkait dengan dukungan danpartisipasi dari stakeholder ini, Imikmenjelaskan pada prinsipnya konsepoutward manifes telah disepakati olehseluruh stakeholder, terutama apabiladilihat dari maksud dan tujuandiberlakukannya sistem ini.

Hanya saja, saat ini masihdibicarakan permasalahan teknisterutama hal-hal pokok yang dijadikanacuan dari pembangunan sistem ini.Hal ini tentunya bertujuan agar tidakterjadi kendala dalam fungsi sistem danagar tidak memberatkan pihak-pihakyang terlibat dalam sistem ini.

Terkait dengan hal tersebut maka,untuk saat ini masih difokuskan terlebihdahulu untuk Tanjung Priok, sehinggarapat koordinasi dalam rangkapenerapan sistem ini terus dilakukandengan pihak-pihak yang terkaitdengan sistem ini, yaitu shipping line,forwarder, eksportir, TPS maupunperusahaan konsolidasi. Dari hasilpertemuan tersebut sejauh ini padaprinsipnya para pengguna jasa sudahsiap.

Seperti telah dijelaskan pada awaltadi, untuk masa transisi penerapan

outward tentunya tidak terlepas darikendala-kendala yang dihadapi. Sepertihalnya pada kendala yang dihadapisaat dilakukan uji coba dan sekaliguspilot run yang diikuti oleh 6 perusahaanshipping line, yaitu PT. SamuderaIndonesia, PT. Tresna Muda Sejati, K-Line, Evergreen, PT.APL Indonesia, danPT. Pilindo Mega Selatan, adalah:

Waktu pelaksanaan uji coba yangbertepatan pada bulan Oktober 2006,terdapat libur hari raya yang cukuppanjang. Uji coba yang direncanakanminggu ketiga dan keempat bulanOktober 2006 sepertinya memangdiperpanjang yaitu sampai minggupertama bulan Nopember 2006.

Penyerahanoutward manifessebelumkeberangkatansarana pengangkut,yang sebelumnyaadalah 3 x 24 jamsetelahkeberangkatan.Untuk memenuhihal ini shipping lineharus mempersiap-kan kelengkapandata outward lebihawal agar dapatsegera dikirim keKPBC sebelumkapal berangkat.Kendala dalampenyiapan dataoutward ini terutamamasalah closingtime dan jam kerjaadministrasi ship-ping line.

Dan pada peng-

Drs. NASAR SALIM, Msi. Pengawasan daripelaksanaan SAP outward dilakukan terhadapsisdur dan aplikasinya.

IMIK EKO PUTRO. Untuk terlaksananya fungsi SAPPDE outward manifes harus didukung oleh sistemlain, yaitu SAP ekspor, sistem di TPS dan sistemdi perusahaan konsolidasi.....

Detail dari tatacara penyerahan yang perlu digambarkan disini adalah penyerahan yangdilakukan melalui sistem PDE, yaitu sebagai berikut :

BUKTI BAYARPNBP

Meneliti uraian barangdalam pos BC 1.1

Pengangkut SISTEMAPLIKASI

PELAYANAN

Pejabat yangmengelolamanifes

BayarPNBP

Bank

BuktibayarPNBP

Data Outward manifesOutwardmanifes

Respons buktipenerimaan(no. & tgl BC 1.1

lllll Validasi Datalllll Memberi respon Nomor &

tgl BC 1.1lllll Rekonsiliasi PEB dengan

pos BC 1.1 Outward

WBC/ADI

LAPORAN UTAMAWBC/ADI

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 385

7WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

isian nomor dan tanggal PEB, karenaini merupakan hal yang baru dalamdata manifes dan dalam pengisiannomor dan tanggal PEB ini shippingline sangat tergantung dari para shipper(eksportir/agen/forwarder). Sehinggasemua pihak yang terkait dalam prosespengumpulan nomor dan tanggal PEBdiharapkan dapat melakukankerjasama dan komunikasi dengan baiksehingga proses pengumpulan dataterutama nomor dan tanggal PEB tidakmengalami kendala.

METODE PENGAWASAN OUTWARDMANIFES

Pemberlakukan SAP PDE out-ward manifes, memang diharapkandapat menjamin akan data eksporyang sebelumnya tidak dapatdipastikan. Berkaitan dengan haltersebut, maka mekanismepengawasan yang dilakukan pun kinimenjadi semakin mudah jikapenerapan outward sudah berjalandengan baik.

Menanggapi persoalan mengenaimekanisme pengawasan yangdilakukan untuk outward manifes ini,menurut Kasubdit Intelijen DirektoratPencegahan dan Penyidikan, Drs.Nasar Salim, Msi, untuk mekanismepengawasan baik inward ataupunoutward pada dasarnya content datayang ada memiliki kesamaan,sehingga pengawasannya tidak jauhberbeda, hanya saja untuk SAPinward lebih ditekankan untukmembantu pengawasan impor,sedangkan untuk SAP outward lebihkepada pengawasan ekspor.

“SAP PDE manifes baik inwardmaupun outward merupakan salahsatu tools yang digunakan untukpengawasan kepabeanan, terutama

terhadap lalu lintas barang impormaupun ekspor,” ujar Nasar Salim.

Untuk mengetahui data jumlahekspor, menurut Nasar Salim secaradetail tidak dapat dilakukan denganSAP outward, karena untuk eksporsudah ada aplikasinya tersendiri, yaituSAP-Ekspor. SAP-Outward merupakansistem yang mendukung SAP-Eksporterutama dalam proses rekonsiliasi,yaitu untuk memastikan bahwaterhadap suatu barang yang telahdidaftarkan ekspornya (di-PEB-kan)adalah benar-benar telah dimuat dandiberangkatkan.

“Untuk memiliki data ekspor yangvalid DJBC sedang mengadakan upayadalam penyempurnaan SAP-Ekspor

terutama dalam kelengkapan dankebenaran pengisian data PEB,” tuturNasar Salim.

Nasar Salim juga berpendapat,pada prinsipnya SAP-Ekspor dan SAP-Outward manifes akan dapat dilakukanapabila kedua sistem tersebut sudahbenar-benar stabil termasuk kebenarandan kelengkapan data yang ada dalamkedua sistem tersebut. Denganintegrasi tersebut diharapkan bae cukaiakan mempunyai data ekspor yangsudah lengkap dan valid.

Dengan demikian, harapan kedepandengan berjalannya sistem outwardmanifes dan sudah dilakukannyaintegrasi dengan SAP ekspor dan TPSdan didukung koneksi antar KPBCmaka akan tercipta sistemkomputerisasi administrasi pelayananyang baik, dan dengan sistem tersebutakan sangat membantu sistempengawasan terutama dalam analisadan penyampaian informasi, yaitudilakukan dengan cepat dan akurat,sehingga sistem pengawasan lalu lintasbarang ekspor/impor akan berjalandengan lebih baik dan dapat lebihmenjamin hak-hak serta kepentinganmasyarakat dan negara.

Sehingga diharapkan dengansistem ini dapat menjadi salah satuupaya dalam mencegah terjadinyakasus-kasus terkait dengan ekspor,seperti ekspor fiktif.

“Dengan berjalannya sistem initermasuk integrasi dengan SAP ekspordan TPS dan didukung koneksi antarKPBC, maka proses analisa danpenyampaian informasi dapat dilakukandengan cepat dan akurat, sehinggasistem pengawasan akan berjalandengan baik dan dapat lebih menjaminhak-hak serta kepentingan masyarakatdan negara,” tandas Nasar Salim.

VALIDITAS DATA EKSPOR. Dengan SAP outward manifes dan SAP ekspor diharapkan validitas dataekspor akan benar-benar real.

RAPAT KOORDINASI. Dengan dukungan penuh dari stakeholdel, maka penerapan outward manifesakan berjalan dengan baik.

adi

DOK. WBC

WBC/ADI

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 385

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

etelah penerapan SAP inwardmanifes secara nasional berjalandengan baik, kini Direktorat Jen-

deral Bea dan Cukai (DJBC) kembalimenerapkan SAP pertukaran dataelektronik (PDE) outward manifes.Sistem baru untuk pelayanan eksporyang hingga kini telah berjalan denganbaik, diharapkan dapat lebihmendukung terhadap sistem pelayananekspor maupun sistem pengawasanterhadap barang-barang ekspor, dima-na DJBC sebelumnya tidak melakukanpengawasan yang mendalam sepertihalnya barang impor.

Dengan penerapan dua sistemaplikasi ini (inward dan outward), DJBCdiharapkan dapat menjalankan fungsi-nya dengan lebih baik lagi, karenakedua sistem yang memiliki karateristik

hampir sama ini selain dapat mendu-kung sistem pelayanan menjadi lebihefisien juga pengawasan akan barang-barang baik yang masuk dan keluarpun jauh lebih efektif.

Karena perbedaan yang mendasardari kedua sistem ini hanya padapenyerahan dokumennya saja, yaituuntuk inward manifes berisikan daftarmuatan barang niaga yang diberitahu-kan oleh pengangkut atas saranapengangkut yang memasuki kawasanpabean, dan diserahkan kepada beacukai sebelum muatan dalam kapaltersebut dibongkar. Sedangkan untukoutward, berisikan daftar muatanbarang niaga yang diberitahukan olehpengangkut atas sarana pengangkutyang akan meninggalkan kawasanpabean, sebelum kapal berangkat.

PROSES PENTAHAPAN SAP OUTWARDMANIFES

Dengan diterapkannya sistem out-ward manifes secara mandatory pada 1Nopember 2006 di pelabuhan TanjungPriok sebagai pilot project-nya, dalamperkembangannya hingga kini telahmenunjukan kemajuan yang cukupsignifikan, hal ini dapat tergambar darisosialisasi yang terus dilakukan kepadapara pihak terkait yang secara nyatasangat mendukung sistem baru terse-but, yang secara aktif pula memberikanmasukan dan mendiskusikan setiappersoalan yang mereka temui terutamayang berkaitan dengan sistem aplikasiyang digunakan.

Untuk mendukung penerapan ini,memang sistem aplikasi yangdigunakan juga telah dilakukan denganmelalui proses pentahapan, baikdengan penetapan jumlah stakeholderhingga penetapan jumlah hari/waktuyang dilalui dalam proses piloting.Menurut Kepala Seksi Sistem OtomasiAplikasi Ekspor Direktorat InformasiKepabeanan dan Cukai, Jamin, sesuaidengan Peraturan Direktur JenderalBea dan Cukai No.P-10/BC/2006tanggal 16 Juni 2006 dan No.P-15/BC/2006 tanggal 25 Agustus 2006,dinyatakan bahwa penerapan manda-tory pelayanan outward manifes pada 1Nopember 2006 untuk KPBC TanjungPriok dan 1 Desember 2006 mandatorypelayanan outward manifes secaranasional.

Untuk itu, penerapan SAP outwardmanifes pada KPBC Tanjung Prioktelah dilakukan beberapa persiapan,diantaranya persiapan sistem aplikasiyang harus dipasang pada kantorpelayanan, pendistribusian beberapamodul yang harus dipasang di masing-masing stakeholder, persiapan jaringankomunikasi antara stakeholder dengankantor pelayanan, penyuluhan/sosialisasi kepada shipping line, freightforwarder, consolidator dan shipper/eksportir secara intensif, pelatihanpengoperasian sistem aplikasi baik di

Sistem Aplikasi

SIAP DITERAPKANPDE Outward ManifesDalam sistem aplikasi pelayanan (SAP) outward manifes ada lima pihak yang paling dominan,dan dari masing-masing pihak tersebut telah dilengkapi dengan modul atau aplikasi yangdigunakan, yaitu di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC), shipping line, freight forwarder,shipper/eksportir, dan consolidator.

S

SEBELUM KEBERANGKATAN KAPAL. Kini KPBC akan menerima outward manifes sebelum keberangkatankapal meninggalkan kawasan pabean.

LAPORAN UTAMA

WBC/ATS

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 385

9WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

kantor pelayanan ataupun di perusaha-an, dan menyediakan posko manifesyang berfungsi untuk menerima perma-salahan yang terkait dan memberikanpenyelesaiannya.

“Adapun penerapan menuju manda-tory SAP manifes telah dilakukan de-ngan melalui proses pentahapan, baikdengan penetapan mengenai jumlahstakeholder yang dilibatkan dalam uji-coba/piloting, maupun penetapanjumlah hari/waktu yang dilalui dalamproses piloting tersebut. Sedangkankegiatan monitoring dan evaluasi selaludilakukan di posko manifes, baik yangada di kantor pelayanan atau kantor pu-sat (DIKC) untuk mengetahui perkem-bangan lebih lanjut,” jelas Jamin.

MODUL OUTWARDLalu bagaimana dengan modul yang

digunakan pada sistem outward manifesini, apakah sama dengan modul yangdigunakan pada sistem inward manifes?Menurut Jamin, dalam SAP outward mani-fes ada lima pihak yang paling dominan,dan pada masing-masing pihak ini telahdilengkapi dengan modul atau aplikasiyang digunakan, yaitu pada KPBC dipa-sang inhouse aplikasi outward manifesuntuk pelayanan dengan sistem PDE, dis-ket atau manual (SAP outward manifes).

Pada shipping line dilengkapi denganmodul sarana pengangkut untuk entrydata dan penggabungan data outwardmanifes dari partner atau shipping linelainnya, atau penggabungan data pecahBL/pos dari freght forwarder. Para freightforwarder, dilengkapi dengan Modul Entryuntuk pemecahan BL/pos. Shipper/eksportir dilengkapi dengan Modul PEBuntuk pembuatan dan pengiriman dataPEB ke KPBC, baik dengan sistem PDEatau disket. Sedangkan untuk paraconsolidator ‘akan’ dilengkapi denganModul pemberitahuan konsolidasi barangekspor (PKBE) untuk pembuatan danpengiriman data PKBE ke KPBC.Sedangkan keterlibatan PT. EDI Indone-sia, adalah selaku penyedia jaringan untukkomunikasi antar pihak terkait tersebut.

Sementara itu dari hasil piloting yangdilakukan beberapa waktu yang lalu,memang masih terdapat beberapakendala. Namun demikian kendalatersebut dapat diatasi dengan baik, karenamodul yang telah dipergunakan akanselalu dilakukan perbaikan sesuai dengankebutuhan yang ada, baik karena masihadanya bug (kesalahan) program,maupun belum sesuainya dengankebutuhan yang ada, dan modul versiterakhir yang merupakan hasil perbaikanakan diberitahukan dan di distribusikankepada para stakeholder melalui mediatercepat yaitu website PT. EDI Indonesia,website bea cukai maupun mailing list.

Jika berbicara soal kerusakan sistem,pada dasarnya secara teknis kerusakanpada sistem aplikasi dapat digolongkandalam dua jenis, pertama, kerusakan yangdidahului dengan adanya indikator awal

sehingga memungkinkan dilakukan perba-ikan, dalam hal demikian, sebelum dilaku-kan perbaikan maka dilakukan pemberita-huan kepada stakeholder mengenai waktukapan pelayanan aplikasi akan dimatikan.Jika gangguan menyangkut komunikasielektronik (sistem PDE) maka pelayananakan dibuat dengan menggunakan sistempelayanan media disket atau medialainnya, jika kedua sistem tersebut tidakdapat dilakukan, maka pelayanan dilaku-kan secara manual.

Kedua, bilamana kerusakan terjadisecara mendadak atau tidak diketahui/tidak memungkinkan dan menyebabkantidak terkirimnya respon/ketidakpastiandalam hal pelayanan, maka akan diaturlebih lanjut dalam peraturan.

Namun demikian, dari beberapasosialisasi yang dilakukan kepada para

stakeholder keluhan yang mereka utara-kan umumnya terletak pada penerapanpenyerahan dokumen, sementara untukkeluhan sistem hingga kini tidakdipersoalkan karena terus mengalamiperbaikan. Menanggapi hal tersebut,Jamin menyatakan sebenarnya tidak adaperubahan yang mendasar padaperaturan di bea cukai terkait penyerahanoutward tersebut, yang sebenarnya hanyasekedar menegakkan ketentuan yangselama ini belum optimal.

Misalnya, sesuai Kep Dirjen No. Kep-151/BC/2003 dan No. Kep-152/BC/2003,pada bagian pembetulan/perubahan dataPEB, dinyatakan bahwa pembetulan dataPEB mengenai jenis dan atau jumlah danatau harga barang dapat dilayanisepanjang barang ekspor belum dimuatke sarana pengangkut. Dan sesuaiUndang-Undang nomor 10 tahun 1995tentang Kepabeanan, pada pasal 11dinyatakan bahwa pengangkut pada saatsarana pengangkutnya akanmeninggalkan kantor pabean dengantujuan keluar daerah pabean, wajibmemberitahukan barang-barang yangdiangkutnya dengan menggunakanpemberitahuan pabean.

“Jika dilihat dari bisnis proses yangada, khususnya untuk pelayanan do-kumen dan pergerakan barang, sebe-narnya tidak ada perubahan yangbegitu prinsip. Yang berubah adalahmenyangkut penyesuaian/sinkronisasiwaktu pelayanan di masing-masingperusahaan atau para pelaku bisnis,dan penegakan kedisiplinan/ budayakerja terkait dengan penyerahanoutward manifes sebelum keberangkat-an alat pengangkut,” papar Jamin.

KENDALALebih lanjut Jamin menjelaskan,

saat ini ada beberapa kendala yangdirasakan cukup berat terutama yangterkait dengan bisnis proses kegiatanekspor, yaitu dokumen PEB dan ship-ment barang ekspor volumenya palingbesar jatuh pada hari Jum’at, Sabtu danMinggu, tetapi beberapa stakeholderjustru tidak menerima pelayanandokumen dikarenakan hari libur, yangmengakibatkan penyerahan outwardmanifes tidak dapat tepat waktu.

Selain itu, kendala yang lain adalahsinkronisasi waktu kerja di antarastakeholder belum maksimal, sehinggaberakibat terlambatnya penyerahan S/I(shipping instruction)ke shipping line,belum adanya ketentuan mengenaimekanisme perubahan outward mani-fes (redres), belum adanya ketentuanmekanisme pengiriman data pecah B/Latau pos oleh forwarder (langsung kebea cukai atau lewat shipping line), danmasih adanya kekhawatiran akan ada-nya denda terkait dengan perubahanoutward manifes atau redres.

Dengan adanya penerapan sistemoutward manifes diharapkan dapatmencegah terjadinya ekspor fiktif dan

JAMIN. Tidak ada perubahan yang mendasar padaperaturan di bea cukai terkait dengan penyerahanoutward manifes.

CERAH BANGUN. Diharapkan rekonsiliasi outwarddan PDE PED dapat cepat terealisasi.

WBC/ATS

WBC/ADI

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 385

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

data yang diberikan memang benar-benar valid. Pertanyaan yang munculadalah, akankan sistem yangditerapkan saat ini untuk outwardmanifes dapat menjamin kevalidan datatersebut? Menurut Jamin, denganpenerapan SAP PDE outward manifesini, validitas data ekspor dalam PEBakan lebih baik, karena data PEB akandapat dibandingkan dengan dataoutward manifes, baik dari sisi materidata maupun dari sisi proses pelayananyang saling terkait. Dengan adanyadata pembanding tersebut akandiketahui validitas data ekspor tersebut.

Selain itu, pihak pengawasan akanlebih mudah melakukan kontrol/pengawasan berdasarkan sumber dataPEB dan outward manifes yang sudahditerima secara elektronik. Dan jika sistemoutward manifes telah di intergrasikandengan SAP ekspor, maka aplikasi akandapat melakukan rekonsiliasi secaraotomatis berdasarkan beberapa elemenyang sama (dapat dibandingkan) yangmeliputi nomor dan tanggal PEB, nomorkontainer dan elemen data lainnya.

MEKANISME PENGAWASAN MENJADILEBIH EFEKTIF

Sementara itu menurut Kepala SeksiPencegahan dan Penyidikan (P2) KPBCTipe A Khusus Tanjung Priok III, CerahBangun, dengan penerapan outwardmanifes ini, mekanisme pengawasanmenjadi lebih efektif dan efisien, karenadari yang tadinya tiga hari setelah kapalberangkat, kini penyerahan outwarddiserahkan sebelum kapal berangkatdengan demikian analisa intelijen jugaakan semakin akurat dan cepat.

“Jika ada pemberitahuan barang yangtidak sesuai dengan dokumen yang ada,adanya barang larangan pembatasan danpelanggaran kepabeanan lainnya, makadengan sistem outward ini kita akan men-jadi lebih cepat mengetahuinya. Selain ituyang lebih penting lagi dengan sistemoutward manifes ini maka data eksporakan benar-benar menggambarkanrealisasi ekspor,” kata Cerah Bangun.

Namun demikian Cerah Bangunmenambahkan, kendati telah mandatory,sistem outward belum terintegrasi antaraoutward manifes dengan dokumen penge-luaran barang atau rekonsiliasi, untuk itudiharapkan rekonsiliasi tersebut dapatdengan cepat terealisasikan sehinggaPEB benar-benar menunjuk pada pos-posdi manifes tersebut.

Selain hal tersebut, sistem pelayananjuga akan semakin efisien mulai dari SDM,biaya, tenaga dan kecepatan. Untuk SDMyang ada khususnya di unit P2, selama iniharus merekonsiliasi antara PEB denganoutward manifes, dan itu dilakukan secaramanual. Dapat dibayangkan denganjumlah SDM yang besar pun jika harusmenutup pos BC. 1.1 tidak akan selesaimelakukannya. Maka dengan penerapanoutward manifes kendala tersebut dapatdiatasi dengan baik.

“Sebagai user kami berharap secepat-nya diterapkan integrasi outward manifesdengan sistem EDI PEB sehingga dengancepat dapat terekonsiliasi, dan begitu adayang tidak terekonsiliasi dapat menjadi

sumber atau bagian dari pengawasankita,” harap Cerah Bangun.

Penerapan sistem outward manifesmemang mutlak harus dilakukan dandijalankan di negara ini, karena dengansistem outward manifes diharapkannegara ini memiliki data ekspor yang realdan dapat digunakan sebagai acuan bagipenentu kebijakan ekonomi nasional.

Dengan dimandatorykannya SAP PDEoutward manifes pada KPBC TanjungPriok mulai 1 Nopember 2006, semua ap-likasi sudah berjalan dengan baik. Sehing-ga aplikasi yang sudah berjalan di KPBCTanjung Priok ini dapat di instal ke KPBClainnya untuk penerapan mandatory pada1 Desember 2006 secara nasional.

Dengan diterapkannya outwardmanifes secara nasional, memang setiappenerapan sistem baru pada awal-awalpenerapannya sudah pasti banyakditemukan kendala, karena sistem yangbaru tersebut akan berpengaruh terhadapkebiasaan atau kultur budaya kerja yangselama ini berjalan. Berdasarkanpengalaman beban psikologis yang palingmenonjol terutama pada saat menghadapimasa transisi yang agak membingungkandan memerlukan waktu yang agak lama.

Karena perubahan ini merupakanlompatan yang sangat besar dari sistemmanual kemudian menjadi elektronik,maka hal ini sangat wajar terjadi dimanasetiap proses pasti memerlukan waktutransisi. Dan kendala akan muncul danberkurang seiring dengan kesiapan danpemahaman semua pihak, untuk itu yangpaling penting dalam masa transisi terse-but adalah selalu adanya komunikasi/sosialisasi intensif antara DJBC denganseluruh stakeholder sehinggapermasalahan dapat dicarikan solusinya.

Monitoring dan evaluasi harusselalu dilakukan sehingga kekurangan-kekurangan dapat diketahui secara dinidan penyelesaian dapat dilakukansecepat mungkin.

MODUL. Modul yang telah digunakan akan selalu dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada.....

REALISASI EKSPOR. Dengan penerapan outward manifes diharapakan realisasi ekspor dapat benar-benar terwujud.....

WBC/ATS

FOTO : ISTIMEWA

LAPORAN UTAMA

adi

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 385

11WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

ada WBC edisi september telahpenulis jelaskan tetang ModulPengangkut khususnya fungsi-

fungsi untuk menyiapkan data inwardmanifest. Kali ini penulis hanya akanmenambahkan penjelasan fungsi-fungsiterkait dengan outward manifest.

PENGELOMPOKAN POS OUTWARDMANIFEST

Menyesuaikan dengan peraturanyang berlaku, setiap pos manifestoutward dikelompokkan sebagai berikut:1. Barang Ekspor yang didaftar dan

dimuat di KPBC setempat2. Barang Ekspor (dari KPBC lain)

yang dimuat di KPBC setempat3. Barang Ekspor Angkut Lanjut4. Barang Ekspor Angkut Terus5. Barang Impor Angkut Lanjut6. Barang Impor Angkut Terus7. Barang Diangkut Melalui Luar

Daerah Pabean8. Container Kosong

Pengguna ModulPengangkut biasanya agakkesulitan membedakankelompok no.1 dan no. 2.Kelompok no.1 adalahadalah barang ekspor yangPEB-nya didaftarkan diKPBC yang sama denganKPBC tempat pemberita-huan Outward Manifest.Sedang kelompok keduaadalah barang ekspor yangPEB-nya didaftarkan diKPBC lain. Sebagaiilustrasi dapat digambarkansebagai berikut :Kelompok no. 1 : BarangEkspor dengan PEB yang didaftarkan diKPBC Tanjung Priok, Outward Manifestdiberitahukan di KPBC Tanjung Priok.Kelompok no. 2 : Barang Ekspordengan PEB yang didaftarkan di KPBCBandung, Outward Manifestdiberitahukan di KPBC Tanjung Priok(Barang dimuat di Tanjung Priok)

MODUL PENGANGKUT SEBAGAISARANA PENYAMPAIAN DATAOUTWARD MANIFESTOleh: Johan Pratyaksono – PT. EDI IndonesiaSetelah berhasil menerapkan inward manifestinward manifestinward manifestinward manifestinward manifest secara nasional, maka sejak 1 November 2006mulai diberlakukan ouward manifest (manifest keberangkatan) di KPBC Tanjung Priok yangsekaligus merupakan persiapan untuk penerapan secara nasional.

Gambar 1. Form Isian Pos Outward Manifest

P Gambar 2. Form Isian Dokumen PEB

KEWAJIBAN PENCANTUMAN NO./TGL.PEB DALAM OUTWARD MANIFEST

Form isian pos manifest outward da-lam Modul Pengangkut sedikit berberbedadari form isian pos manifest inward,terutama adanya tambahan form isianNo./Tgl. PEB di setiap pos-nya. PengisianNo./Tgl. PEB ini dilakukan secara terpisahdari form pengisian pos manifest, karenadimungkinkan adanya lebih dari satu PEBdalam setiap pos manifest outward. Untuklebih jelasnya silahkan lihat gambar formisian pos manifest outward dan no./tgl.PEB. (Gambar 1)

Setelah melakukan pengisian datapos manifest secara lengkap, makadilanjutkan dengan pengisian no./tgl.PEB yang berhubungan dengan posmanifest tesebut dengan meng-kliktombol “Dokumen Pabean”, sehinggamuncul isian seperti Gambar 2.

Untuk menambahkan (merekam)dokumen PEB, klik tombol “tambahdata” (lihat gambar), kemudian pilihjenis dokumen (untuk outward mani-fest pilih PEB-BC 3.0 ). Selanjutnyaisikan kode KPBC tempat pendaftaranPEB serta No. dan Tanggal. PEB.

Setelah isian lengkap, klik tombol“simpan data”, maka apa yang telahdiisikan akan masuk ke dalam daftar /list. Ulangi langkah diatas untukmemasukkan data PEB yang lain jikadata lebih dari satu. (Gambar 2)

(Johan Pratyaksono-Senior Consultan)PT. EDI Indonesia

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 385

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

emberlakuan outward manifessecara mandatory di pelabuhanTanjung Priok, saat ini sudah

berjalan dengan baik kendati masihditemukan beberapa kendala dilapangan. Terhadap beberapa kendalatersebut, pihak Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) juga telah berupayakeras agar dapat dengan cepatmenyelesaikannya sehingga pelayanandapat berjalan dengan lancar kembali.

Untuk permasalahan sistem, pihakstakeholder hingga kini juga tidakterlalu mempersoalkannya, karena daripihak PT. EDI Indonesia sebagaipenyedia jaringan untuk komunikasiantara pihak-pihak terkait, juga telahberupaya keras menyempurnakannyasekaligus memperbaiki jika terjaditrouble pada sistem tersebut.

BUDAYA JAM KERJA YANG BERBEDANamun demikian ada satu

persoalan yang hingga kini masih alotuntuk diperdebatkan, yaitu persoalanbudaya jam kerja antara pihak shipperdan shipping line. Persoalan utamatersebut sebenarnya berawal dari ke-tentuan yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 108/KMK.04/2006 tentang perubahan atas peraturanMenteri Keuangan nomor 39/KMK.04/2006 tentang tatalaksana penyerahanpemberitahuan rencana kedatangansarana pengangkut, manifes kedatang-an sarana pengangkut dan manifeskeberangkatan sarana pengangkut.

Dalam peraturan tersebut, tepatnyayang dituangkan pada pasal 5 ayat 2,disebutkan kewajiban menyerahkanpemberitahuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilaksanakan palinglambat sebelum keberangkatan saranapengangkut. Secara prosedur,kebijakan ini sebenatnya tidak menjadipersoalan dari masing-masing pihak,seperti Kantor Pelayanan Bea danCukai (KPBC), shipping line, freightforwarder, shipper/eksportir, danconsolidator, mereka mendukungsecara penuh akan kebijakan tersebut.

Hanya saja, beberapa pihak sepertishipper dan shipping line, merasasangat keberatan. Seperti halnyashipping line, mereka harus mengubahbudaya jam kerja yang tadinya hanyalima hari dalam satu minggu kini harusfull tujuh hari dalam satu minggu.

Sementara itu pihak shipper yangmemang memiliki jam kerja tujuh haridalam satu minggu, merasa keberatanjika pada hari libur tersebut pihakshipping line tidak dapat melayanikegiatan ekspor mereka.

Akan persoalan tersebut, pihakDJBC juga telah berupaya agar keduapihak tersebut dapat mencari jalankeluar yang menguntungkan bagikedua pihak, hal ini dilakukan dengancara mengundang kedua pihak untukduduk bersama-sama dan mencarisolusi yang tepat bagi kelangsungandan kelancaran kegiatan ekspor.

EKSPORTIR PRODUSEN DENGANPELAYANAN KHUSUS

Menurut Senior Manager PT.SANYO Electronics Indonesia, D.Fitriandi, sebagai eksportir produsenpihaknya sangat mendukung denganpenerapan outward manifes ini, namundemikian pemberlakuan yang terkesanterburu-buru ini dapat menyebabkanterganggunya proses produksi merekayang selama ini telah berjalan sesuaidengan ketentuan waktu yangditetapkan oleh pihak buyer.

“Dengan diterapkannya penyerahandokumen sebelum kapal berangkat, halini sebenarnya tidak menjadi soal. Yangmenjadi persoalan bagi kami adalahadanya perbedaan budaya jam kerjaantara kami sebagai shipper denganpihak shipping line, untuk kami masalahwaktu itu sangat berharga sekali danproduksi kami itu biasanya akanmeningkat pada hari Jum’at, Sabtu, danMinggu. Sementara pihak shipping linepada hari itu umumnya libur, masakkami tidak bisa ekspor hanya gara-garashipping line libur, kan ini akanmengganggu kelancaran ekspor kami,”ujar Fitriandi.

Akan hal tersebut pihak Sanyo jugatelah melakukan pertemuan denganseluruh shipping line yang merekagunakan, agar mereka mau menambahjam kerja pada hari libur tersebutsehingga kegiatan produksi merakadapat tetap berjalan dengan lancar.

“Satu hal yang juga perlu kamisampaikan, yaitu kami sebagaieksportir produsen sebenarnya tidakperlu dikhawatirkan oleh pihak bea

Budaya Jam KerjaMenjadi Persoalan MendasarKetentuan penyerahan outward manifes sebelum kapal berangkat hingga kini masih menjadipersoalan yang cukup serius antara shipper dan shipping line, perbedaan budaya jam kerja keduapihak tersebut, kini menjadi penentu akan kelancaran arus barang ekspor.

MASIH DIPERDEBATKAN. Waktu penyarahan dokumen setelah kapal berangkat, kini masih alotdiperdebatkan (foto diambil saat evaluasi penerapan outward manifes di KPBC Tanjung Priok).

P

LAPORAN UTAMA

WBC/ATS

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 385

13WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

cukai, karena kami disini juga penerimafasilitas kawasan berikat karena eksporkami dalam satu bulan mencapai 300kontainer dan setiap barang yangmasuk dan keluar juga terlebih dahuludiperiksa oleh hanggar yang ada disini.Jika pelaksanaan outward untukmencegah ekspor fiktif, ya jangan kamiyang besar ikut dicurigai, buatlah suatusistem tersendiri yang menjaring eksporfiktif namun tidak merugikan eksportirprodusen yang notabene nya jugasebagai investor di negara ini dengannilai investasi yang cukup besar,” saranFitriandi.

Keluhan yang sama jugadiutarakan oleh Asst. Manager Customs

& Products Delivery Control Dept.Production Planning Control Div. PT.Indonesia EPSON Industry,Hasanuddin. Untuk pelaksanaanoutward pihaknya juga sangat setuju,namun dalam pelaksanannya yangbertujuan untuk menghilangkan eksporfiktif itu sangat memberatkan pihakeksportir produsen.

Selain itu, perbedaan budaya jamkerja antara eksportir dengan shippingline juga dirasakan sangatmemberatkan. Sama dengan SANYO,Epson juga mempunyai waktu produksiyang meningkat pada hari Jum’at,Sabtu dan Minggu, dan ini semua tidakdapat diekspor hanya karena pihakshipping line libur.

“Ekspor kami dalam satu harimencapai 80 kontainer, jika satukontainer saja kami tidak dapat eksporhanya karena libur, tentunya kerugianyang kami derita juga cukup besar, lagipula untuk menghilangkan ekspor fiktifseyogyanya bea cukai juga memilah-milah mana yang produsen dan manayang bukan. Buat apa kami dapatfasilitas kawasan berikat yangmemeriksa setiap kedatangan dankeberangkatan barang kami, buat apakami di audit jika melakukan eksporfiktif, hal ini tentunya sangatbertentangan sekali dengan fasilitasyang selama ini kami terima,” kataHasanuddin.

Baik Fitriandi maupun Hasanuddinmemang telah mencoba berbicaradengan pihak shipping line agarmereka diberikan waktu khusus agarproduksi meraka tidak terganggu, danmenurut mereka hal ini dapatdiselesikan dengan baik walaumemerlukan biaya yang tidak sedikit.

Satu persoalan yang juga menjadikendala saat ini bagi pihak shipperadalah adanya ketentuan sanksi yangharus mereka bayar jika terjadikesalahan maupun ketidak lengkapandokumen. Dengan ketentuan sanksitersebut pihak shipping line seakan-akan panik sehingga para eksportir baikprodusen maupun umum diwajibkansatu hari sebelum kapal berangkatsudah harus menyelesaikandokumennya.

“Ini lebih bahaya lagi, karenaproduksi kami banyak di penghujungminggu, jika shipping line libur,sementara kami melakukan ekspor dihari Sabtu, apa S/I kami sudah haruskami serahkan Jum’at, padahal hari ituproduksi kami masih terus berjalan, jadijangan hanya gara-gara ada sanksi danmereka libur kami dipaksamenyerahkan S/I yang sebenarnyamasih dalam produksi,” protes Fitriandi.

SHIPPING LINE DUKUNG JAM KERJASHIPPER

Menanggapai keluhan akan keduahal tersebut, menurut OperationManager PT. Pilindo Megah Selatan,

Tresna Pardosi, pihak shipping linesaat ini sangat mendukung denganditerapkannya outward manifes, namundemikian untuk pelaksanaannyadirasakan sangat tergesa-gesa bahkanterkesan dipaksakan. Hal inimenurutnya dapat dilihat daripelaksanaan uji coba dengan waktuyang sangat minim sekali, padahalketika inward akan diterapkan masaujicobanya cukup lama sehingga paraoperator pelayaran juga memiliki waktuyang cukup untuk mempersiapkannya.

“Kendala di ekspor sebenarnya jauhlebih rumit ketimbang di impor, untukekspor data yang jelas dan real itukandatangnya dari shipper sedangkan

D. FITRIANDI. Setiap kebijakan yang akanditerapkan hendaknya dikomunikasikan terlebihdahulu dengan stakeholder.

TRESNA PARDOSI. Penyerahandokumen lebih efektif jika diberikansetelah kapal berangkat.

HASANUDDIN. Jangan hanya karena perbedaanbudaya jam kerja, kegiatan ekspor kami jaditerganggu.

FERRY. IT kami telah siap untukkebijakan baru ini, namun jam kerjakami perlu penyesuaian.

WBC/ADI WBC/ADI

WBC/ADI WBC/ATS

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 385

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

kami shipping line hanya menerimasaja, setelah itu baru kami sharp(perjelas-red) ke bea cukai, jika data itubelum lengkap padahal waktupenyerahannya sebelum kapalberangkat, ini sangat memberatkansekali,” ujar Tresna.

Selain hal tersebut, Tresna jugamenyatakan kalau dengan outwardmanifes ini belum tentu kegiatan ekspormenjadi lancar, dan ini juga menjadibeban bagi pihak shipping line karenakalau sebelum outward diberlakukandokumen dalam waktu 24 jam masihbelum lengkap, kini sebelum kapalberangkat dokumen tersebut sudahharus lengkap, kelengkapan initentunya juga membutuhkan proses.Jadi yang ideal adalah setelah kapalberangkat, baru data akan lengkap danreal.

Jika kelengkapan dokumendiserahkan setelah kapal berangkat,tentunya akan jauh dari tujuan outwardyang menghendaki dengan penyerahanlebih awal, maka akan mencegahterjadinya ekspor fiktif. Menanggapaihal tersebut, Tresna berpendapat justrudengan kelengkapan dokumen setelahkapal berangkatlah bea cukai baruakan mengetahui secara real dataekspor tersebut. Selain itu jika sebelumkapal berangkat kemungkinan adanyanota pembetulan akan sering terjadidan itu tentunya juga akan menambahpekerjaan baru bagi bea cukai.

Berkaitan dengan budaya jam kerjayang berbeda antara shipping linedengan shipper, Tresna jugamemahami akan keluhan yangdisampaikan oleh pihak ekportir,menurutnya dimasa transisi ini memangsegala sesuatu dapat menjadi kendala,namun demikian dirinya tetapberprinsip kalau kelengkapan dokumen

akan jauh lebih baik jika diserahkansetelah kapal berangkat.

“Kami juga telah menambah jamkerja kami di hari sabtu dan minggu,memang ini membutuhkan biaya yangtidak sedikit, namun demikian demikelancaran arus barang eksporkhususnya dari eksportir produsen kamimemberikan pelayanan khusus kepadamereka,” jelas Tresna.

Senada dengan Tresna, AssistantManager EDP Departement PT. “K” LineIndonesia, Ferry, menyatakanperbedaan budaya jam kerja memangmenjadi persoalan yang cukupmendasar kali ini, seakan-akan diburuwaktu antara shipping line dan shipper,maka penyerahan dokumen atau S/I(shipping Intructions)dilakukan sesuaidengan aturan yang ada.

“Saat ini kami masih menyesuaikandengan pihak shipper, namun kedepannanti kami juga mengharapkankerjasama yang lebih baik lagisehingga untuk eksportir produsenakan diberikan pelayanan khusus,” ujarFerry.

Lebih lanjut Ferry menjelaskan,kesiapan yang dilakukan oleh pihaknyamemang hingga kini telah berjalansesuai dengan rencana, dan akankebijakan ini pihaknya juga sangatmendukung sekali. Khusus berkaitandengan teknologi informasi yangdibebankan kepada pihak shipping line,hal tersebut tidak menjadi persoalan,karena untuk menjadi lebih baikmemang membutuhkan suatu biayadan rela untuk meninggalkan kebiasaanlama (manual-red).

Menanggapi masalah sanksi yangdikeluhkankan oleh pihak shipper, baikTresna maupun Ferry juga berpendapatsama, menurutnya pihak bea cukaiseharus telah menetapkan kapan batas

waktu untuk mulai diterapkannya sanksitersebut, karena jika yang berbicarahanya pimpinan saja sementara tidakdituangkan kedalam kebijakan, makahal tersebut akan menyulitkan banyakpihak, karena petugas di lapanganakan tetap mengacu pada keputusanyang ada sementara yang mengaturkebijakan tersebut belum ditetapkansecara pasti.

Penerapan outward manifesmemang mutlak harus dijalankan,namun kesan terburu-buru tetapmenjadi image bagi pihak stakeholder.Akan hal tersebut, pihak eksportirprodusen menyarankan agar pihak beacukai mau berkomunikasi terlebihdahulu dengan pihaknya sebelumkebijakan ini diterapkan. Karena sepertihalnya saat ini, keluhan justru munculbukan karena sistem dan prosedurnya,yang menjadi masalah justru pada hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkanoleh pihak bea cukai.

“Kami sebenarnya ingin diajakberdiskusi bersama dulu sebelumkebijakan ini ditetapkan, bukan maksudkami ingin memasukan kepentingankami di kebijakan tersebut, namun yangmengetahui bisnis proses yang kamijalani, kan kami sendiri, sehinggajangan sampai apa yang sudah menjadikebijakan justru akan memberatkankami sebagai stakeholder bea cukai,”kata Fitriandi.

Penetapan waktu memang tidakmenjadi persoalan bagi bea cukai,selagi dokumen diserahkan sebelumkapal berangkat, itu masih dapatditerima. Namun pihak lain justrumerasa panik, karena dengankebijakan ini akan muncul notapembetulan yang banyak dan harapanakan kelancaran yang sebelumnyadidengungkan justru akan sebaliknya,barang akan terhambat karenapenetapan waktu yang ditafsirkanberlainan antara stakeholader denganstakeholder yang lainnya.

Upaya sosialisasi dan evaluasi kiniterus dilakukan oleh bea cukai,penjelasan akan perbedaan budayajam kerja, pengenaan sanksi danpengertian penetapan waktu, terusdilakukan penjelasan agar masing-masing pihak dapat menerima dankebijakan yang telah ditetapkan akanberjalan dengan baik.

Dengan penerapan SAP PDEoutward manifes diharapkan negara inimempunyai kejelasan akan jumlah dannilai ekspor, namun di masa transisi inikendala demi kendala memang keraptimbul. Namun demi terciptanya sistempelayanan yang prima semua haltersebut harus dihadapi dengankebersamaan dan kesatuan persepsi,sehingga apa yang menjadi tujuan darikebijakan ini dapat terwujud dannegara ini tidak diributkan lagi baiksoal data maupun nilai ekspor yangsesungguhnya.

DUDUK BERSAMA. Pihak shipping line dan shipper duduk bersama menyelasaikan persoalan waktupenyerahan dokumen, yang ditengahi oleh pihak bea cukai.

LAPORAN UTAMA

adi

WBC/ATS

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 385

15WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Setelah sistem inward manifesberjalan dengan baik, kini Direk-torat Jendaral Bea dan Cukai(DJBC) juga telah menerapkansistem outward manifes yangmulai dimandatorikan pada 1Nopember 2006 lalu di pelabuh-an Tanjung Priok, dan akandimandatorikan secara nasionalpada 1 Desember 2006 ini.

Sebagaimana sistem inward,pada sistem outward manifesjuga memiliki berbagai keuntung-an dalam menjalankan fungsipelayanan dan pengawasan yangdilakukan oleh DJBC. Adanyakegiatan ekspor fiktif yang sangatmerugikan negara, diharapkandengan diberlakukannya SAPPDE outward manifes akan dapatterdeteksi lebih dini, dan yanglebih utama lagi adalah denganoutward manifes Indonesia akanmemiliki data ekspor baik nilaimaupun jumlah yangsesungguhnya.

Untuk mengetahui sejauhma-na persiapan dan pelaksanaanoutward manifes dimandatorikanbaik di Tanjung Priok maupunsecara nasional nanti, dan apasaja keuntungan dengan diterap-kannya outward manifes ini. Re-porter WBC, Supriyadi.W mewa-wancarai Direktur Pencegahandan Penyidikan, yang juga bertin-dak selaku Wakil Ketua Tim SAPPDE Manifes, Erlangga MantikErlangga MantikErlangga MantikErlangga MantikErlangga Mantik.Berikut petikan wawancaranya :

ERLANGGA MANTIKDirektur Pencegahan Dan Penyidikan

“SistemOutwardManifesAkanMenjaminAkurasiDataEkspor”

15WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

WAWANCARA

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 385

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Sejak dulu DJBC tidak melakukanpemeriksaan terhadap barangekspor, bisa diceritakan bagaimanaakhirnya sistem outward iniditerapkan bahkan dimandatorikansecara nasional pada 1 Desember2006 ini?

Sama dengan inward manifes,rencana penerapan sistem PDEoutward manifes ini sebenarnya sudahdimulai pada tahun 2000, yaitu sejakditerbitkannya surat Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor 61/BC/2000 tentang tatacara penyerahan danpenatausahaan pemberitahuan RKSP,pemberitahuan kedatangan barangimpor dan pemberitahuankeberangkatan barang ekspor, akantetapi penerapan dari sistem danaplikasi tersebut masih mengalamibanyak kendala, terutama yang terkaitdengan bisnis proses daripengumpulan data-data yang adadalam manifes.

Bertepatan dengan programreformasi kepabeanan dan cukaikhususnya di bidang sistem danprosedur, pada tahun 2004 mulaidirintis kembali yaitu dengan beberapakali dibentuknya tim kerja dalam rangkapenerapan otomasi sistem danprosedur tatalaksana penyerahan danpenatausahaan RKSP dan manifesoleh Direktur Jendaral Bea dan Cukai.Tim kerja inilah yang melakukan tugasmenyusun peraturan dan membangunkonsep sistem aplikasinya secarasimultan dengan berkoodinasi denganpihak-pihak lain yang terkait, misalnyadari pelayaran, penerbangan, importir,eksportir, dan asosiasi.

Penyempurnaan aplikasi PDEoutward manifes didasarkan padaPermenkeu No. 39/PMK.04/2006 danPerDirjen No. P-10/BC/2006sebagaimana telah diubah denganPerDirjen No. P-15/BC/2006. Denganperaturan Dirjen ini juga penerapanmandatory SAP PDE outward manifessecara nasional diberlakukan mulai 1Desember 2006.

Sebenarnya untuk apa DJBCmemiliki sistem outward manifes?

Keberadaan sistem ini sangatpenting bagi DJBC dalam rangkapenyempurnaan sistem administrasidan mendukung sistem pengawasan,dengan berjalannya sistem outwardmanifes ini dan sudah dilakukannyaintegrasi dengan SAP ekspor dan TPSdan didukung koneksi antar KPBC,maka akan tercipta sistem administrasipelayanan yang baik dan dengansistem tersebut akan sangat membantusistem pengawasan terutama dalamanalisa dan penyampaian informasi,yaitu dilakukan dengan cepat danakurat, sehingga sistem pengawasanlalu lintas barang ekspor/impor akanberjalan dengan lebih baik.

Dengan sistem ini juga dapat

dijadikan sebagai salah satu sumberdata untuk dapat memastikan apakahbarang yang telah diberitahukan untukdiekspor benar-benar telahdiberangkatkan. Hal ini tentunya terkaitdengan proses restitusi yang diajukanoleh eksportir.

Sebagaimana kita ketahui bahwasaat tidak ada yang dapat menjaminakurasi data ekspor kita, sehinggadengan adanya sistem outward ini akanmenghasilkan data ekspor yang lebihakurat yang dapat digunakan sebagaisupport data bagi pemerintah dalamrangka menilai neraca perdagangandan dalam menentukan kebijakanekonomi makro.

Apa alasan DJBC sehingga beranimengambil keputusan untukmenerapkan outward manifes ?Karena sejak dulu DJBC tidakmenjalankan outward?

Perlu diketahui, bahwa sejak duluDJBC telah menjalankan outward,hanya saja dilakukan secara manual.

Dari sisi prosedur dan aplikasi yangdiperlukan mendukung sistem PDE

outward ini sudah siap dan keberadaansistem ini sangat dibutuhkan oleh DJBCbahkan negara kita ini, maka sistem iniharus segera diterapkan, sambil jalannanti tentunya akan dilakukanpenyempurnaan.

Dengan penarapan outward initentunya biaya yang dikeluarkanjuga besar, bagaimana Bapakmenanggapi hal tersebut?

Biaya pembangunan aplikasi untukSAP PDE outward manifes adalahmenjadi satu kesatuan dengan SAPPDE inward manifes dan ini adalahmerupakan kelanjutan dari pekerjaantahun-tahun sebelumnya. Untukkepastian biaya dari pembuatanaplikasi ini yang lebih tahu adalahDIKC. Sedangkan untuk biaya lainnyamisalnya pendampingan ke KPBC-KPBC dengan menggunakan anggaranrutin (SPPD).

Apakah kelebihan dari sistemoutward ini dari segala aspek?

Kelebihan dari sistem ini yangutama adalah perubahan dari sistemmanual (hard-copy) menjadi sistemkomputerisasi, sehingga data manifes

yang dipunyai DJBC adalah datasoftcopy. Hal ini sangat memudahkanbagi DJBC dalam prosesadministrasinya dan lebih mudah untukdigunakan sebagai bahan analisa, sertayang lebih penting adalah akan lebihmudah untuk dilakukan rekonsiliasidengan data PEB.

Apa kendala utama dari penerapansistem outward? Dan dari sisi siapasebenarnya yang belum siap,apakah DJBC atau dari sisipelayaran?

Dengan telah diterapkannya inwardmanifes, penerapan SAP outward inidari sisi shipping line sendirisebenarnya tidak terlalu mengalamikendala, karena dari sisi shipping linetentunya sudah mempersiapkanterutama dari sisi aplikasinya.

Yang masih menjadi kendala saatini adalah masalah penambahancontent data yang ada dalam manifes,yaitu data nomor dan tanggal PEB yangsebelumnya tidak tercantum dalamoutward manifes. Data nomor dantanggal PEB sangat tergantung dariinformasi yang diberikan eksportir atauforwarder, sehingga diperlukan waktudan upaya untuk menghimbau kepadasemua eksportir atau forwarder untukmenyampaikan data nomor dan tanggalPEB secara lengkap dan benar. Hal initentunya akan membutuhkan waktukarena mengingat banyaknya jumlaheksportir yang ada.

Data nomor dan tanggal PEB inisangat dibutuhkan dalam outwardkarena nantinya akan dijadikan salahsatu key-link dalam proses rekonsiliasiantara outward dengan PEB.

Kalau kita lihat masalah kesiapandalam penerapan SAP PDE outwardmanifes ini sebenarnya baik bea cukaimaupun pelayaran telah siap. Hanyasaja karena data-data dari outwardmanifes tersebut juga tergantung daripihak lain yaitu eksportir maka baik daribea cukai maupun pelayaran samaberusaha mencari solusi yang tepatsehingga penerapan PDE outward initetap bisa berjalan.

Hal yang menjadi kendala adalahsistem ini akan merubah culture daristakeholder DJBC terutama eksportiryang selama ini banyak diberikankemudahan dan kelonggaran terutamadalam masalah pengisian data ekspor,dengan sistem ini mereka harus lebihconcern dalam hal kelengkapan dankebenaran pengisian data ekspor,tentunya hal ini akan menimbulkanresistensi bagi stakeholder terutamaeksportir.

Bagaimana dengan kondisi saat ini,apakah DJBC benar-benar sudahsiap baik dari segi sistem maupundari segi pelayanan ?

DJBC dan pihak pelayaran saat inisudah siap baik dari segi sistem

YANG MASIH MENJADIKENDALA SAAT INIADALAH MASALAHPENAMBAHAN CON-TENT DATA YANG ADADALAM MANIFES

WAWANCARA

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 385

17WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

maupun dari aspek pelayanan.Tentunya dalam proses penerapansuatu sistem aplikasi pasti masih akanmengalami perbaikan danpenyempurnaan terutama untukmenampung dinamika permasalahanyang timbul, apalagi permasalahandalam kegiatan pelayanan manifes inirelatif komplek dan beragam.

Dari beberapa pihak yang kamiwawancarai berkaitan denganpenerapan outward, umumnyamenyatakan, dimandatorikannyaoutward terkesan terburu-buru,bagaimana menurut Bapak akanhal ini?

Kalau dibilang terburu-burusepertinya tidak, karena SAP out-ward ini merupakan rangkaian daripenerapan SAP inward yang telahberjalan dari bulan Juli 2006, danwaktu pelaksanaannya pun telahdiatur dalam peraturan DirekturJenderal. Memang karena persiapanakhir penerapan outward dilakukanpada bulan Oktober 2006 yangterdapat libur hari raya yang cukuppanjang maka waktu persiapannyamemang agak mepet, terutama yangmenyangkut sosialisasi kepadaeksportir dan forwarder.

Tentunya DJBC sejak awalrencana penerapan sistem out-ward juga telah duduk bersamadengan instansi terkait untukmembahasnya. Apa masukan yangpaling utama dari merekaterhadap sistem outward ini ?

Koordinasi dalam rangkapenarapan SAP PDE outwardmanifes telah dilakukan oleh timkerja penerapan SAP PDE manifes,baik berupa rapat pembahasan,konsinyering, sosialisasi, seminar,maupun kunjungan. Rapatpembahasan intensif telah dilakukantim dengan pihak pelayaran,penerbangan, eksportir, forwarderdan asosiasi (INSA, GAFEKSI/INFA,GINSI) dari sejak pembuatanperaturan/prosedur serta dalamproses penyusunan konsep sistemaplikasi. Koordinasi juga telahdilakukan tim dengan instansi terkait,yaitu PELINDO, operator pelabuhan(JICT, TPK Koja, dsb) dan PBM.

Masukan paling utama padadasarnya adalah sama dengan sisteminward, yaitu sistem PDE outwardmanifes yang akan dibangundiharapkan dapat menampungkepentingan dari bisnis proses daripihak-pihak yang terkait sepertipelayaran, penerbangan, forwarder,dan eksportir. Dengan sistem iniharapan semua pihak adalah dapatmempermudah proses administrasi danpelayanan baik di sisi bea cukaimaupun dari sisi pelayaran,penerbangan, forwarder, dan eksportir.

Dan tentunya SAP outward diharapkandapat mendukung integrasi sistemkepelabuhan.

Bagaimana hasil selama uji cobadan pilot run yang dilakukanuntuk sistem outward ini?

Uji coba dan pilot run sudahdilaksanakan terhadap 6perusahaan, yaitu PT. SamuderaIndonesia, PT. Tresna Muda Sejati,K-Line, Evergreen, PT.APL Indone-sia, PT. Pilindo Mega Selatan. Hasiluji coba dari sisi sistem aplikasi padaprinsipnya sudah berjalan, yangmasih menjadi kendala adalahmasalah pengisian nomor dantanggal PEB, masih sering dijumpaitidak diisi atau diisi nomor dantanggal yang tidak benar, padahaldata nomor dan tanggal PEB adalahsangat penting untuk prosesrekonsiliasi antara outward dan PEB.

Bagaimana dengan sistempengawasan dari outward ini?

Pengawasan PDE outwarddilakukan terhadap implementasi

prosedur dan sistem aplikasinya.Terhadap sisdur misalnya terkaitdengan penegakan waktupenyerahannya karena hal ini dapatberakibat pada pengenaan sanksiadministrasi kepada pengangkut.Sedangkan dari sisi aplikasipengawasannya lebih ditekankankepada kebenaran dan kelengkapandata outward.

Dengan diterapkannya outwardtentunya akan lebih cepat danmudah lagi DJBC menerima data-data ekspor. Apakah yang akandilakukan DJBC dengan data-datatersebut?

Data ekspor yang ada dalamoutward dari segi kontennya memangtidak sedetail yang ada dalam PEB,sehingga data-data outward ini darisegi administrasi akan dijadikan datauntuk direkonsiliasi dengan dataPEB, yang tujuan utamanya adalahsebagai salah satu tools secara ad-ministrasi untuk mengetahui lalu lin-tas barang khususnya barang ekspor.

Dari sisi pengawasan data-datadalam manifes sangat penting sebagaidata awal yang diberitahukan oleh

pengangkut, apalagi data-data tersebutdengan adanya SAP PDE outwardmanifes akan lebih mudah dan lebihcepat diperoleh karena sudahberbentuk data elektronik. Kondisi datayang demikian tentunya akan sangatmendukung dalam proses analisa datasebagai bahan masukan/informasidalam sistem pengawasan barangkhususnya barang ekspor, misalnyaterkait dengan larangan danpembatasan barang ekspor.

Bagaimana integrasi dengan sistemlainnya, seperti PDE impor danekspor?

Integrasi segera akan dilakukansetelah sistem berjalan dengan stabildan lancar, karena itu, integrasi iniadalah merupakan kebutuhan yangsudah mendesak. Khusus untuk sistemSAP outward ini, akan dilakukanintegrasi dengan SAP ekspor, danberikutnya adalah SAP outward ini akandiintegrasikan dengan sistem TPS atauyang biasa disebut TPS-Online.

Bagaimana dengan SDM yangmendukungnya, apakah semuasudah siap?

Dalam rangka penerapan sistem iniSDM bea cukai telah siap, apalagidengan telah diterapkannya SAPinward, karena pada dasarnya secaraaplikasi SAP inward dan SAP outwardadalah tidak jauh berbeda.

Untuk penerapan mandatory secaranasional nanti, apa kira-kirahambatan yang akan dialaminya?

Sesuai Perdirjen no. P-10/BC/2006 sebagaimana telah diubahdengan Perdirjen no P-15/BC/2006,pelaksanaan mandatory secaranasional untuk SAP outward adalah 1Desember 2006. Hambatan ataukendala yang mungkin akan timbuladalah masalah waktu yang relatifterbatas dan jumlah pegawai yangdapat melakukan asistensi/pendampingan sistem aplikasi keKPBC-KPBC.

Penerapan SAP outwardmelibatkan banyak pihak yang terkaitkhususnya eksportir dan forwarderyang jumlahnya sangat banyak untukmasing-masing KPBC, sehinggadibutuhkan waktu untuk sosialisasiatau pemberian informasi kepadamereka mengenai apa saja yangharus dilakukan sehubungan denganpenerapan SAP outward ini.

Pada setiap pemberlakuan sistemaplikasi baru, biasanya akan dilakukanpendampingan oleh tim dari KantorPusat DJBC. Mengingat jumlahpegawai yang dapat melakukanpendampingan jumlahnya terbatasmaka hal ini juga akan menjadi kendaladalam pemberlakuan SAP outwardyang serentak diberlakukan pada 1Desember 2006 tersebut.

PENGAWASAN PDEOUTWARD DILAKUKANTERHADAPIMPLEMENTASIPROSEDUR DANSISTEM APLIKASINYA

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 385

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

enetapan Kawasan BBK sebagaiKawasan Ekonomi Khusustersebut tidak terlepas dari

keinginan pemerintah untuk dapatmeningkatkan investasi, terutamadalam bentuk Foreign Direct Investment(FDI) ke kawasan tersebut sehinggadiharapkan akan dapat menggerakkansektor rea1l disana yang pada akhirnyaakan berpengaruh positif pada kondisiekonomi makro.

Dalam rangka meningkatkaninvestasi tersebut, pemerintah telahsecara intensif melakukan upaya untukmelakukan pembicaraan denganberbagai pihak yang potensial untukbertindak selaku Investor di BBK,terutama beberapa Investor besar yangada di Singapore.

Dari beberapa kali pertemuantersebut, telah disampaikan beberapakeluhan oleh Investor dan calonInvestor yang akan menanamkaninvestasinya di Indonesia, yangternyata mencakup kedalam berbagaibidang dan menyangkut ke berbagaiinstansi pemerintah.

Memang yang lebih menonjoladalah keluhan mengenai masalahperpajakan dan tenaga kerja, namundemikian ada juga beberapa keluhanyang menyangkut masalahKepabeanan, salah satunya adalah

dirasakan terlalu banyaknya jenis do-kumen Kepabeanan dan dokumenyang harus disertakan dalam pembe-ritahuan kepada pihak Customs.

Untuk merespons hal tersebutDJBC berusaha untuk membuat suatukebijakan baru yang lebih ditujukanuntuk mengurangi banyaknya dokumenKepabeanan dan membangun suatusystem pelayanan yang lebih simple,efektif dan mengandalkan pada systemIT, sehingga akan dapat meningkatkankinerja pelayanan dan mengoptimalkan

pelaksanaan pengawasan di bidangKepabeanan.

Karena itulah DJBC telah mene-tapkan kebijakan untuk menerapkanSingle Administrative Document(SAD) di Batam, Bintan dan Karimun(BBK) dengan mendasarkan padaPeraturan Menteri Keuangan RINomor 103/PMK.04/2006 Tanggal 31Oktober 2006 yang mengaturmengenai “PenggunaanPemberitahuan Pabean SingleAdministrative Document (PP-SAD)

Single Administrative Document (SAD)DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM WEB-BASED DANJARINGAN INTERNET DI BATAM, BINTAN DAN KARIMUN (BBK)

Penerapan

Untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah yang telah menetapkan Kawasan Batam, Bintandan Karimun (BBK) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone), dari aspekKepabeanan perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Sistem Aplikasi Pelayanan di Batam.

GAMBAR 1

GAMBAR 2

P

KEPABEANAN

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 385

19WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

di Pulau Batam, Bintan dan Karimun(BBK)” yang akan mulai berlaku efek-tif mulai tanggal 1 Desember 2006.

Dengan berlakunya PeraturanMenteri Keuangan tersebut maka ataspemasukan barang dari Luar DaerahPabean (LDP) ke BBK dan pengeluaranbarang dari BBK ke LDP harus diberita-hukan dengan menggunakan dokumenPP-SAD yang pengajuannya dapatdilakukan secara elektronik ke KPBC.

Dokumen PP-SAD ini dimaksudkanuntuk menggantikan dokumen PIB(BC2.0) dan BC2.3 sebagai dokumenPemberitahuan Pabean untuk impor diBBK, dan sekaligus juga menggantikandokumen PEB (BC3.0) sebagaidokumen Pemberitahuan Pabean untukekspor di BBK. (Gambar 1)

Dengan demikian mulai 1Desember 2006 semua pemasukandan pengeluaran barang ke dan dariBBK sudah harus menggunakandokumen PP-SAD sehingga akanterjadi perubahan yang cukupmendasar dalam system pelayanan dibidang Kepabeanan di KPBC Batam,KPBC Tanjung Uban dan sebagiankegiatan pelayanan di KPBC TanjungBalai Karimun.

Untuk di KPBC Batam seluruhpelayanan dokumen sudah akanmenerapkan PP-SAD, di KPBCTanjung Uban akan diterapkan untukpelayan terhadap Bintan IndustrialEstate (BIE), sedangkan untuk KPBCTanjung Balai Karimun akanditerapkan untuk pelayanan terhadapKarimun Sembawang Shipyard yangberada di kawasan Karimun Indus-trial Cooperation (KIC).

Selain penggunaan dokumen PP-SAD di Kawasan BBK tersebut, yanglebih mendasar adalah diterapkannyasystem yang baru dalam tatacarapenyerahan dokumen pemberitahuanpabean ke KPBC yaitu melalui systemelektronik yang berbasis teknologiInternet (Web-based).

Sistem baru dalam penyerahan do-kumen secara elektronik ini sudah dite-rapkan di Kawasan Berikat Kabil sejak

beberapa bulan yang lalu dan sudah di-ujicobakan di beberapa Kawasan Beri-kat lainnya sehingga mulai 1 Desember2006 sudah dapat diterapkan secaramandatory di Kawasan BBK.

Dalam system penyerahandokumen secara web-based ini,pengguna jasa kepabeanan (Importir,Eksportir, PPJK, Pengusaha TPB)diberikan beberapa opsi pilihan yanglebih memudahkan bagi merekauntuk memilih teknologi mana yangakan digunakan. (Gambar 2)

Mereka dapat menggunakan Modul-SAD yang bisa dioperasikan secara off-line untuk pembuatan dokumen SADdan setelah selesai bisa dilakukan pe-ngiriman datanya secara elektronik keserver Inhouse KPBC melalui jaringanInternet (public-network). Kalau ingin

yang lebih mudah lagi, mereka hanyaperlu koneksi ke Internet dengan meng-akses ke alamat (web-address) di http://www.insw.beacukai.go.id maka secaralangsung mereka dapat mengisi danmengirimkan dokumen PP-SAD secaraonline ke KPBC (Gambar Illustrasi 2)

Pada dasarnya kedua sistempenyampaian dokumen secaraelektronik dari Pengguna JasaKepabeanan (PJK) ke KPBC Batamtersebut menggunakan media jaringankomunikasi data publik (public-network)atau melalui jaringan Internet sehinggadiharapkan lebih memudahkan PJKdalam melakukan koneksi pengirimandata elektronik ke KPBC.

Pada sistem yang menggunakanModul-SAD, pihak PJK (Importir,Eksportir, PPJK ataupun Pengusaha

GAMBAR 3

GAMBAR 4

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 385

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

TPB) akan mengoperasikan Modul-SAD secara off-line untuk menuangkandata-data dokumen pelengkap pabeanyang ada kedalam dokumen SAD,setelah proses tersebut selesai barulahmengirimkan data dokumen SADtersebut secara elektornik ke serverkomputer di KPBC Batam. Berarti untukpara PJK yang mempunyai kegiatanimpor-ekspor yang cukup tinggi volumedokumennya akan lebih efektif kalaumenggunakan system ini.

Sedangkan untuk sistem yang bisadiakses secara online melalui Internet diweb-address http://www.insw.beacukai.go.id maka pihakPJK hanya perlu akses ke Internet untukmembuka semacam modul SAD untukkemudian tinggal mengoperasikansecara online pengisian dokumen SADtersebut dan langsung mengirimkanmelalui jaringan Internet ke ServerKPBC Batam (Gambar 3)

.DUKUNGAN TERHADAP RENCANAPILOTTING NSW

Penerapan penggunaan dokumen

PP-SAD ini tidak terlepas sebagaibentuk keseriusan DJBC dalammendukung penerapan secara pilottingIndonesia National Single Window(INSW) di Batam yang sesuai dengankeinginan pemerintah akan mulaidiberlakukan pada akhir Desember2006 ini. (Gambar 4)

Sebagaimana diketahui bahwauntuk mempersiapkan penerapan NSWsecara nasional, pemerintah telahmembentuk Tim Persiapan NSW yangdiketuai oleh Menteri Keuangan dimanaTim tersebut telah menetapkan rencanapenerapan secara bertahap dengandimulai dari Pilotting di Batam padaakhir tahun 2006 ini.

Menurut penjelasan Satgas IT TimPersiapan NSW yang diketuai oleh Di-rektur IKC DJBC, dengan INSW terse-but semua pihak yang terkait dengankeseluruhan proses pemasukan danpengeluaran barang-barang impor danekspor di Batam akan mengaksessuatu portal yang telah disiapkan olehTim tersebut, yaitu Portal INSW.

Dengan sistem ini maka yang akan

terkoneksi secara langsung dengan portaltersebut adalah pihak KPBC Batam, selu-ruh PJK di Batam dan beberapa Instansipenerbit perijinan impor-ekspor (OtherGovernment Agencies/ OGA).

Pada tahap awal, pihak OGA yangterkoneksi akan diprioritaskan padaOGA yang dominan memberikanperijinan atas komoditi yang keluar-masuk Batam, dimana sementara iniada 4 OGA yaitu DepartemenPerdagangan, Badan POM, Karantinadan Dinas Perindag Batam.

Dengan demikian pada bulanDesember 2006 ini akan menjaditonggak sejarah baru bagi DJBC danjuga secara nasional di dalampenerapan suatu system nasional yangterintegrasi atas penanganan barang-barang impor dan ekspor di kawasanBatam, Bintan dan Karimun (BBK).

Diharapkan dengan sistem baru iniakan memberikan kontribusi yang sangatbesar terhadap upaya pemerintah untukmenarik investasi di kawasan BBK sehing-ga akan mampu meningkatkan daya saingperekonomian nasional kita. tim SAD

KEPABEANAN

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 385

21WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

ahap kerjasama baru antaraAustralia khususnya negarabagian Northern Territory

Goverment dengan Indonesia selakunegara tetangga terdekat bagi Australiaakan dapat dicapai dengan melanjutkankerjasama dibidang Kepabeanan dalamhal ini Fasilitas PemeriksaanPendahuluan Kepabeanan Indonesiadi Darwin, Australia.

Fasilitas ini mulai berjalan sejaktercapainya Memorandum of Coopera-tion (MOC) antara Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) dan Pemerintahnegara bagian Northern Territory padatahun 2001 dan merupakan uji cobapertama.

Fasilitas ini terus berlanjut hinggapada saat ini memberikan pelayanankepada ekpsortir maupun padamasyarakat yang memerlukaninformasi tentang kepabeanan diIndoneisa. Fasilitas PemeriksaanPendahuluan Kepabeanan Indonesiaini yang hanya terdapat di Darwintetapi dapat digunakan oleh seluruhpelaku bisnis di Australia yangmelakukan ekspor melalui Darwin keIndonesia bagian Timur, baik melaluipelabuhan laut maupun udara.

Berdasarkan Memorandum ofCooperation (MOC) ini Pejabat Bea danCukai Indonesia ditempatkan di Darwindan akan melakukan pemeriksaanpendahuluan terhadap barang-barangyang akan diekspor dari Darwinsebelum dikirim ke Indonesia denganhal ini diharapkan dapatmempersingkat waktu pengiriman yangbarang tersebut.

Fasilitas tersebut sampai saat inidipakai terutama oleh industi-industripertambangan dan perminyakan danperusahaan sub kontraknya di bagianIndonesia Timur dan hal ini diharapkandapat dikembangkan denganmencakup Jakarta dan Surabaya agardapat memberi keuntungan pada

perusahaan-perusahaan sejenis yangada di pulau Jawa.

Sebelum adanya fasilitaskepabeanan ini, barang-barang yangdiimpor dari Australia dapat melaluiJalur Merah dan terhadap barangtersebut akan diperiksa secara fisik.Proses ini dapat berjalan dalam satuminggu dan pada kasus tertentu biladokumen tidak lengkap dapatmemakan waktu yang lebih lama.Tetapi dengan adanya fasilitas ini,waktu yang diperlukan akan semakinsingkat dengan adanya pemeriksaanpenduhuluan di Darwin dimanaPejabat Bea dan Cukai akanmelakukan pemeriksaan terhadapkelengkapan dokumen, jumlah danjenis barang, klasifikasi pos tarifbarang berdasarkan Buku Tarif Bea

Masuk Indonesia (BTBMI), menelitinilai barang, dan memperkirakan beamasuk yang akan dibayar di Indone-sia.

Oleh karena itu pada saat masukke Indonesia barang tersebut akanmasuk Jalur Hijau dan tidak perludilakukan pemeriksaan fisik. Barangdapat dengan mudah diambil setelahmembayar bea masuk, dan hal iniakan banyak menghemat waktu.

“Salah satu keuntungan utamadalam kerangka kerjasama ini adalahmenghilangkan penundaan waktuyang mungkin terjadi akibat ketidak-lengkapan dokumen pada pemeriksa-an di daerah pabean Indonesia danjuga mengurangi waktu tunggudipelabuhan untuk dikapalkan dariDarwin” kata Brian O’Gallagher

PERANAN BEA DAN CUKAI INDONESIA DALAM MEMBUKAPELUANG BARU BAGI PENINGKATAN PERDAGANGAN

Indonesiadan AustraliaFasilitas pemeriksan pendahuluan kepabeanan akan memiliki peranan yang penting gunamembuka peluang bagi peningkatan volume perdagangan antara Indonesia dan Australia

T

AUSTRALASIA TRADE ROUTE. Akan menghadirkan peluang yang sangat signifikan untukmeningkatkan volume perdagangan antara Indonesia dan Australia

DOK. PRIBADI

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 385

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

selaku Direktur Investasi dan Perda-gangan pada Northern Territory Go-verment.

Perusahaan BridgeAuto Toyota yangmenjual genuine toyota parts dan toolsSidchrome kepada industri pertambangandan subkontraktornya selama 19 tahun,diantaranya kepada PT Inco di Soroako,PT Transkon Jaya dan PT Trakindo diBalikpapan. Perusahan BridgeAuto Toyotamerupakan pengguna pertama dari fasili-tas kepabeanan Indonesia dengan peme-riksaan pendahuluan di Darwin.BridgeAuto Toyota yang menggunakanfasilitas ini sekali dalam seminggu menda-pat keuntungan besar karena airfreightbarang-barang yang dikirim ke Balikpapandapat dipastikan dengan adanya waktupengiriman yang lebih singkat.

Sebagai contoh, barang-barangyang telah dilakukan pemeriksaan olehPejabat Bea dan Cukai di Darwin di hariJumat, setelah pengurusan dokumenkepabeanan barang dapat diterimapada hari Selasa pagi di Balikpapan.“Keuntungan utama bagi kami adalahFasilitas Kepabeanan menyediakanjalur rantai persediaan ke Indonesia.Hal ini memberikan pelayanan yanglebih mudah, lancar dan terjamin” kataJohn Berry, dari BridgeToyota.

“Sebagai eksportir di Australia,keberadaan Kepabeanan Indonesia diAustralia memberi kepastian.Pertanyaan-pertanyaan apapun danbantuan menentukan klasifikasi posdan tarif sesuai BTBMI, dapatditanyakan ke Pejabat Perwakilan yangada di Kantor Perwakilan Bea danCukai disini, hal ini akan mengurangimasalah yang dapat muncul nanti danmembantu barang-barang tiba diIndonesia secepat mungkin dan lancar”kata Berry lebih lanjut.

Importir PT Transkon Jaya di

Balikpapan juga telah memakai layananselama beberapa tahun. PT TranskonJaya menyediakan vehicle parts andpanels,dan tools bagi perusahan-perusahan pertambangan danperminyakan dan melakukan kegiatanimpor setiap minggu dari Darwin baikmelalui laut maupun udara.

“Sebelum Fasilitas PemeriksaanPendahuluan, perusahan kami kurangdiuntungkan karena kami tidak dapatmengirim barang-barang kepadakonsumen dengan tepat waktu. Merekamerasa keberatan jika harus membayarfreight yang cukup tinggi tetapi merekabaru dapat menerima barang-barangtersebut dalam jangka waktu dua harikemudian”, kata Trevor Kroemer,General Manager PT Transkon Jaya.

“Fasilitasnya cocok bagi perusahankami, karena pelanggan-pelanggankami bekerja dalam 24 jam sehari dankami harus dapat menyediakan alatkapan saja mereka butuhkan. Fasilitasmembantu kami mendapatkan partsdibutuhnya secara cepat” kata Kroemer

AUSTRALASIA TRADE ROUTEFasilitas Pemeriksaan Pendahuluan

Kepabeanan Indonesia ini akan terusdipromosikan karena dapatmenghadirkan potensi yang signifikanbagi para pelaku usaha karena Darwinterhubung dengan bagian SelatanAustralia sesuai dalam jalurperdagangan AustralAsia Trade Route.Jalur perdagangan ini meliputi jalandarat baik kendaraan dan kereta apimenghubungkan bagian SelatanAustralia dengan Darwin danselanjutnya Darwin dengan Asiadihubungkan melalui jasa pelayarandari pelabuhan Darwin di NorthernTerritory.

Dengan fasilitas pelabuhan yang

dapat menangani kargo secara umum,impor dalam bentuk bulks, kontainer,dan break-bulk, kargo untuk peralatanberat, dan dikelola secara profesional,gudang penimbunan dekat denganpelabuhan terutama untuk bahan-bahan kimia yang memerlukan penyim-panan khusus dan juga jalur kereta api,diharapkan akan mendukungkeberhasilan jalur perdagangan ini.

Keuntungan utama denganmemakai jalur kereta api dari Adelaideke Darwin dan selanjutnyamenggunakan jasa pelayaran ke Asiaadalah mempersingkat waktupengiriman barang. Muatan barang-barang dapat ditransportasikan lewatkereta api atau kendaraan dari Adelaideke Darwin, dan selanjutnya dariPelabuhan Darwin menggunakan kapallaut ke Jakarta, sebagai contoh, dapatmempersingkat waktu sebanyak 10-14hari dibandingkan naik kapal lautlangsung dari Adelaide ke Jakartamelewati bagian timur Australia.

Jumlah dan frekuensi layananpelayaran luar negeri dari dan kePelabuhan Darwin akan semakinbanyak. Layanan pelayaran dariShanghai ke Darwin juga telah dimulaitahun 2005 misalnya, dan beberapapihak sangat tertarik agar jasapelayaran Surabaya-Darwin dapatterwujud secepatnya.

Pada masa mendatang jalurperdagangan AustralAsia Trade Routeakan menghadirkan peluang yangsangat signifikan untuk meningkatkanvolume perdagangan antara Indonesiadan Australia dalam dua arah terutamadengan adanya jalur perdaganan initelah dicoba dimanfaatkan oleh salahsatu perusahaan Indonesia yangmemproduksi produk kertas diSurabaya yaitu PT Tjiwi Kimia. Barang

KERJASAMA DJBC DENGAN NORTHERN TERRITORY.Menghilangkan penundaan waktu yang mungkin terjadiakibat ketidaklengkapan dokumen

FOTO BERSAMA. Penulis (dua dari kiri) berfoto bersama dengan Brian OGallagher, Direktur Investasi dan perdagangan pada northern Territorygovernement, (kiri), Kristy (dua dari kanan) dan Rafin (Paling kanan).

DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 385

23WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

ada 17 November 2006, tepatnyapukul 10.30 WIB, bertempat diAuditorium Kantor Pusat Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), AnwarSuprijadi, Direktur Jenderal Bea danCukai dan B. Lynn Pascoe, Duta BesarAmerika Serikat untuk Indonesia,menandatangani nota kesepahamantentang bantuan kerjasama timbal balikantara administrasi kepabeanan(customs) kedua negara.

Acara penandatanganan tersebutdihadiri oleh para pejabat eselon II danIII di lingkungan DJBC, serta paraundangan yang merupakan mitra kerjaDJBC, seperti pejabat terkait dariBareskrim POLRI, Departemen LuarNegeri, Departemen Perdagangan,Imigrasi, Karantina, BIN, BNN, BPOM,serta rekan-rekan pers.

MoU tersebut berisi tentangkerjasama yang saling menguntungkanbagi kedua institusi kepabeanan dalamrangka kerjasama teknis, pertukaran

informasi, dan penegakan hukum dibidang kepabeanan yang disusunberdasarkan asas saling menghormati,saling menghargai dan salingmenguntungkan kedua belah pihaktanpa mengorbankan kepentingannasional masing-masing kedua negara.

Substansi nota kesepahaman itusendiri disusun mengikuti modelkerjasama timbal balik yang disusunoleh World Customs Organization(WCO) yang menjadi acuan bentukkerjasama semacam ini di seluruh du-nia. Nota kesepahaman ini juga meru-pakan jawaban atas tuntutan perkem-bangan dunia internasional agaradministrasi kepabeanan antar negaradapat lebih meningkatkan dan meme-lihara hubungan kerjasama diberbagaibidang dalam rangka menghadapitantangan di bidang kepabeanan yangbersifat lintas negara.

Saat ini, pertumbuhan dan komplek-sitas perdagangan internasional yangbegitu besar mengindikasikan adanyapermintaan yang lebih besar yangdibebankan pada administrasi pabeandi seluruh dunia. Hal itu dikarenakansumber-sumber daya pemerintahseringkali tak mampu mengiringikecepatan pertumbuhan perdagangan.Dengan demikian, administrasikepabeanan (customs) memegangperanan penting. Untuk itu, antaradministrasi kepabeanan harus terjalinkerjasama agar dapat menjadi alatinvestigasi yang ampuh.

Nota kesepahaman ini, sebagaima-na kerjasama sejenis dengan negaralain yang telah ditandatangani,mempunyai peran yang strategis bagiDJBC khususnya berkaitan dengankerjasama pertukaran informasi danbantuan teknis dalam rangka:a. Memerangi peredaran narkotika

dan obat-obatan terlarang danpraktek pencucian uang (moneylaundering);

b. Memerangi perdagangan illegalyang merugikan perekonomiannasional;

c. Pengawasan terhadap lalu lintas

tersebut diangkut ke Darwin olehperusahaan pelayaran Swire Ship-ping dan selanjutnya didistribusikanke seluruh Australia olehperusahaan Toll Holdings danhasilnya cukup positif.

Ini menjadi bukti bahwa jalur per-dagangan yang baru ini dapatmembantu ekspor Indonesia dalambersaing di pasar Australia. Peluangdengan adanya jalur ini juga dapatdimanfaatkan untuk menjadi alternatifbagi penyediaan bahan-bahan kimiayang diperlukan oleh industripertambangan di Indonesia. Banyakbahan kimia seperti misalnyaamonium nitrat yang berasal dariChina dan dikirim ke Indonesia melaluiSingapore. Sebagai alternatif hal inidapat dilakukan dengan lebihkompetitif dengan menggunakan jalurpelayaran langsung antara Shanghaidan Darwin dan langsung dikirim keSurabaya.

Dengan melihat perkembanganini, fasilitas pemeriksanpendahuluan kepabeanan akanmemiliki peranan yang penting gunamembuka peluang bagipeningkatan volume perdaganganantara Indonesia dan Australia. Beadan Cukai Indonesia akan dapatmenjadi fasilitator dalammeningkatkan perdagangan denganmemperlancar arus pengirimanbarang. Dan secara khusus bagiPejabat yang bertugas di Darwindapat memperoleh tambahan pe-ngalaman dalam hal bekerja dine-gara maju dengan sistem pelayananpemerintahan yang tertata rapi,terukur dan menggunakan teknologiyang cukup canggih.

Dengan melihat hal ini dapatdikatakan adalah sangat pentinguntuk melanjutkan fasilitaskepabeanan ini sampai Juni 2008,dan memperluas cakupan MOCmeliputi Jakarta dan Surabaya,seperti yang telah disepakatiDirektur Jenderal Bea dan CukaiIndonesia secara prinsip dan jugadiharapkan akan mendapatpersetujuan dari Menteri Keuangandalam tahun ini.

Pada kesempatan ini jugadisampaikan kepada para pelakubisnis yang ingin menanyakansesuatu hal mengenai FasilitasPemeriksaan PendahuluanKepabeanan di Darwin, dapatmenghubungi Kantor PerwakilanBea dan Cukai di Darwin dengannomor telepon +61 8 8947 1525.Jika menginginkan informasimengenai Jalur perdaganganAustralAsia Trade Route, dapatmenghubungi, MaryAnne Taylor,Trade and Major Projects Division,Department of Chief Minister,Northern Territory Government, +618 8946 9550.

MoUIndonesia dan ASUNTUK PENINGKATAN PERDAGANGAN DANPENCEGAHAN TINDAK KEJAHATANMemorandum of Understanding (MoU) yang ditandatanganikedua negara meliputi bantuan kerjasama timbal balik antaraadministrasi kepabeanan (customs) kedua negara.

P

B. LYNN PASCOE. Pada 2005 ekspor Indonesiake AS mencapai US$ 12 milyar.rinsan siagian

WBC/ATS

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 385

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

orang dan barang berkaitan dengankeamanan nasional maupuninternasional;

d. Memfasilitasi ekspor komoditiIndonesia ke pasar Amerika Serikat;

e. Memberikan pelayanan kepabeananyang lebih baik kepada parastakeholders.

Kepada pers, B. Lynn Pascoe,Duta Besar Amerika Serikat (AS) untukIndonesia, mengatakan bahwa AS danIndonesia memiliki kemitraanperdagangan yang sehat dan strategis.Total volume perdagangan antarakedua negara mencapai US$ 15 milyarpada 2005. Jumlah tersebut termasukekspor Indonesia ke AS yang mencapaiUS$ 12 milyar, dimana bagi Indonesiakegiatan ekspor merupakan hal yangpenting untuk mendukung pertumbuhanekonomi.

“Oleh sebab itu, perjanjian ini akanmembantu kita memajukan hubunganini. Juga memastikan bahwa pasar kitatetap terbuka bagi barang-barang darikedua negara, serta memfasilitasiperdagangan dan ekspor yang lebihbesar lagi bagi keuntunganperekonomian dan masyarakat keduanegara,” lanjut Pascoe.

Saat disinggung tentang keda-tangan Presiden AS, George W. Bushke Indonesia pada 20 November 2006,Pascoe mengatakan bahwa kunjungan

tersebut merupakan kesempatan bagikedua kepala negara untuk membica-rakan kerjasama yang menguntungkanantar dua negara. “Kita punya masadepan bersama, untuk itu kita harusbekerjasama, dan bidang perdaganganmerupakan hal yang harus kita cermati.Untuk mencapai hal itu, kita perluadakan kerjasama dengan administrasikepabeanan kedua negara. Itulahalasannya mengapa kami hadir hariini,” ungkap Pascoe.

Mengenai aksi demonstrasi meno-lak kedatangan Bush yang marak diseluruh Indonesia, dengan lugas Pas-coe mengatakan pihaknya percayabahwa Indonesia merupakan negarademokrasi dimana masyarakatnya da-pat mengekspresikan apa yang merekainginkan. Namun ia yakin, banyakmasyarakat Indonesia yang mengertibahwa kunjungan Bush ke Indonesiaakan membawa banyak manfaat bagikedua negara. “Jadi demonstrasi yangdilakukan oleh masyarakat, buat kamitidak masalah,” imbuh Pascoe.

Sementara itu, dalamwawancaranya dengan pers, AnwarSuprijadi, Direktur Jenderal Bea danCukai, menolak pandangan jika pe-nandatangan MoU ini dilakukan ber-kaitan dengan kedatangan PresidenGeorge W. Bush ke Indonesia. Iamengatakan, penandatanganan inimerupakan suatu titik final dimana

sejak 1999 pembahasan kerjasama initelah dilakukan.

Untuk itu ia berharap denganadanya MoU ini, dapat terjalinhubungan yang lebih erat antar keduaadministrasi kepabeanan (Indonesiadan AS-red). “Kami percaya denganMoU ini, kedua negara dapatmeningkatkan perdagangan legal danmencegah perdagangan illegal,”ucapnya. Ia juga berharap agarAmerika memberikan bantuan yanglebih konkrit seperti assistant oftechnical matters, sehingga Indonesia,khususnya DJBC, dapat lebihmeningkatkan upaya yang selama initelah dilakukan.

Menurutnya, ada dua hal yang ingindikembangkan dalam waktu dekat ini.Pertama, pertukaran informasi antaradua negara agar illegal trading dapatditangani dengan baik, dimana saat initerdapat masalah khususnya dalamtransshipment tekstil dan udang. Keduaadalah pertukaran informasi di bidangdrugs. “Tanpa kerjasama dengannegara-negara lain, termasuk AS,masalah narkotika tidak akan bisaditangani,” tandas Anwar.

Sehingga, setelah penandatangan-an MoU ini, kedua belah pihak akanmembahas dan mengidentifikasimasalah yang ada agar high costeconomy dapat dihindari dan Indonesiadapat menarik investor dari AS.

PENANDATANGANAN MOU. Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi dan Duta Besar Amerika Serikat B. Lynn Pascoe, menandatangani MoU kerjasamapeningkatan perdagangan dan pencegahan tindak kejahatan.

WBC/ATS

KEPABEANAN INTERNASIONAL

ifa

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 385

25WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

erja sama antara Indonesia denganJepang yang terjalin selama initerutama dibidang ekonomi dan

perdagangan, kini diwujudkan dalambentuk yang lebih konkrit melalui Indone-sia-Japan Economic Partnership Agree-ment (IJ-EPA). IJ-EPA merupakan suatubentuk kerjasama dibidang perdaganganantara Indonesia dengan Jepang dimanamasalah kepabeanan menjadi salah satumasalah yang dibahas oleh dua negaratersebut.

IJ-EPA sendiri pembahasannyaberada dibawah koordinasi DepartemenPerdagangan, sementara DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) maupunJapan Customs juga terlibat dalampembahasan draft EPA terutama dalambidang kerjasama kepabeanan mengingatkedua instansi kepabeanan tersebut jugamempunyai peran penting selain instansiterkait lainnya yang berhubungan denganperekonomian dan perdagangan.

Dalam pembahasan draft EPA terakhiryang berlangsung di Tokyo Jepang pada10-12 Oktober 2006 lalu, DJBC mengirim-kan beberapa pejabatnya kedalam salahsatu expert group dari 13 expert group

yaitu expert group on Customs proceduresuntuk membahas masalah Kepabeanandalam pembahasan draft tersebut. Saat inidapat dikatakan semua expert group telahselesai melakukan pembahasan termasukdidalamnya mengenai kerjasama dibidangkepabeanan.

“EPA merupakan suatu wadah kerjasama antara Indonesia dengan Jepangdibidang ekonomi dimana dalam proses-nya (EPA) tersebut instansi kepabeananberperan dalam proses perdaganganInternasional, khususnya antara Indonesiadengan Jepang”ujar Direktur KepabeananInternasional, Kamil Sjoeib.

Dalam EPA tersebut masih menurutKamil, ada lima pasal mengenai basicagreement dan tujuh pasal mengenaiimplementing agreement yang mengaturmengenai kerjasama dibidangkepabeanan antara Indonesia denganJepang, yang kesemuanya kini telahselesai dirumuskan dalam EPA tersebut

Mengenai ketentuan yang tertuangdalam EPA tersebut nantinya, akan digu-nakan oleh Indonesia maupun Jepangsebagai dasar dalam melakukan kerjasa-ma dibidang kepabeanan maupun juga

DJBC TURUT SERTA DALAM PENYUSUNAN

Draft EconomicPartnership Agreement

bidang ekonomi dan perdagangan lainnyayang sifatnya saling menguntungkan.

Proses yang dibutuhkan untuk menyu-sun kerjasama dibidang kepabeanan da-lam kerangka EPA ini menurut Kamil me-merlukan waktu dua tahun dimana dalamkurun waktu dua tahun tersebut DJBCmelakukan identifikasi mengenai kebutuh-an yang diperlukan oleh DJBC dalamrangka EPA. Kebutuhan tersebut merupa-kan hasil dari rekonsiliasi kedalam ditubuhDJBC sendiri termasuk juga manfaat yangakan diperoleh dimasa yang akan datang.

Mengenai manfaat yang akan dirasa-kan oleh Indonesia khususnya DJBCdalam kerjasama tersebut, Kamil secaragaris besar mengatakan, EPA tersebutnantinya memberi peluang untuk terjadi-nya kerjasama yang sifatnya khusus kepa-beanan, yang tentunya kerjasama terse-but dibutuhkan oleh Indonesia, begitu jugasebaliknya. Ia mencontohkan kerjasamadalam rangka peningkatan sumber dayamanusia melalui pendidikan dan latihanantara DJBC dengan pemerintah Jepangdibidang kepabeanan Namun untukdetailnya akan tertuang dalam draftagreement yang nantinya ditandatanganioleh kedua kepala negara.

EPA ini nantinya akan lebih menitik beratkan pada kerjasama bidang ekonomi dan perdaganganantara Indonesia-Jepang yang sifatnya saling menguntungkan.

K

KAMIL SJOEIB. ada lima pasal mengenai basicagreement dan tujuh pasal mengenai imple-menting agreement yang mengatur mengenaikerjasama dibidang kepabeanan antaraIndonesia dengan Jepang

JEPANG. Kerjasama Indonesia dengan Jepang yang tertuang dalam EPA nantinya akan bersifatsaling menguntungkan, baik bagi Indonesia maupun Jepang. zap

DOK. WBC

FOTO : ISTIMEWA

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 385

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

etelah berhasil menjadi kantorpercontohan terbaik di lingkunganDirektorat Jenderal Bea dan

Cukai, Kantor Pelayanan Bea danCukai (KPBC) tipe A Bekasi kembalimengikuti penilaian Citra PelayananPrima (CPP) tingkat nasional tahun2006 yang diadakan oleh KementerianPendayagunaan Aparatur Negara(PAN). Penilaian ini berlangsung pada15 November 2006 di KPBC Bekasiyang dipimpin langsung oleh ketua tim

penilai dari Kementrian PAN HendrumalPanjaitan beserta tim dan juga timpendamping dari Provinsi Jawa Barat.

Penilaian ini juga diikuti berbagaikantor pelayanan publik lainnya sepertiPerusahaan Gas Negara (PGN), DinasPerhubungan, Rumah Sakit Daerahmaupun juga pusat dan lain sebagainyayang ada di Indonesia. Pada kesempatanpenilaian yang juga dihadiri olehSekretaris Direktorat Jenderal Bea danCukai dr. Djunaedi Djusan, KepalaWilayah Perbendaharaan XII selakuKetua Perwakilan Depkeu Jawa Barat,Kepala Bagian Organisasi danTatalaksana (OTL) Nofrial, para kepalaKPBC di wilayah Kanwil V DJBC dan jugapara stakeholder di lingkungan KPBCBekasi, Kepala KPBC Bekasi IstyastutiWuwuh Asri memaparkan mengenai profilkantor beserta kinerja, pelayanan danpenerimaan yang berhasil diperolehKPBC Bekasi baik dari sisi bea masuk,cukai maupun juga dari PNBP sampaitanggal 14 November 2006.

Pemaparan yang disampaikan Istydemikian sapaan bagi Istyastuti, tidakhanya diterima begitu saja oleh tim penilai,berbagai pertanyaan pun disampaikanoleh para tim penilai kepadanya, mulaidari bagaimana cara KPBC Bekasimemberikan pelayanan kepada stake-holder, bahkan juga pertanyaan mengenaikinerja KPBC Bekasi pun juga

dikonfirmasikan tim penilai kepada parastakeholder yang hadir disana.

Pada umumnya para stakeholderyang hadir dalam acara tersebut merasapuas dengan pelayanan yang dilakukanoleh petugas KPBC Bekasi mulai dariproses yang tepat, cepat dan juga kenya-manan kantor. Kalaupun ada prosesyang tidak mudah masih menurut stake-holder, itu lebih dikarenakan proseduryang telah ditetapkan oleh kantor pusatdan itu pun tidak mengganggu produksi.

KPBC Bekasi Masuk NominasiPENERIMA PENGHARGAAN CITRA PELAYANANPRIMA TINGKAT NASIONAL TA 2006

PRESENTASI. Kepala KPBC Bekasi melakukan presentasimengenai profil KPBC Bekasi dihadapan tim penilai dalamrangka penilaian Citra Pelayanan Prima tingkat nasional.

PENILAIAN. Acara penilaian jugadihadiri para stakeholder di wilayahKerja KPBC Bekasi

Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang terdiri dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara,LSM, universitas dan wartawan dengan menggunakan metode pedoman penilaian kinerja unitpelayanan publik sesuai PerMenNegPan Nomor : Per/25/M.Pan/05/2006 yang hampir samadengan metode ISO 9001/2000 mengenai sistem manajemen.

ISTYASTUTI WUWUH ASRI. Puas denganhasil presentasi yang dilakukannya besertadengan para staf

HENDRUMAL PANJAITAN. metode penilaian yangdigunakan oleh tim penilai, mengacu pada sistemmanajemen mutu ISO 9001/2000

S

DAERAH KE DAERAHWBC/ATS WBC/ATS

WBC/ATS WBC/ATS

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 385

27WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

erjalanan menuju KPBC Madiun cukup jauh dan melelahkan, denganmenggunakan kendaraan umum dari Surabaya dapat kita tempuh dalamwaktu kurang lebih empat jam. Kota Madiun berjarak kurang lebih 170 km

dari kota Surabaya merupakan daerah Tingkat II dan dipimpin seorang Walikota.Kota ini terkenal dengan makanan khas brem dan pecelnya yang lezat.

Di kota inilah terdapat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC ) Tipe CMadiun yang terletak di jantung kota Madiun tepatnya di Jl. Larasati no.1 Madiunberdekatan dengan kantor Dinas Tenaga Kerja.

KPBC Madiun wilayah kerjanya meliputi lima kabupaten dan satukotamadya yaitu Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan, KabupatenPonorogo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, dan Kodya Madiun.KPBC Madiun berdiri di atas lahan seluas 1226m2 dengan luas bangunan900 m2 serta memiliki dua lantai dilengkapi dengan sarana ibadah berupamusholla. Lingkungan yang bersih, rapi, dan indah dikelilingi pepohonandan taman membuat pegawai terasa betah di dalamnya.

Di ruang utama terdapat ruang tunggu untuk kenyamanan penggunajasa saat menunggu penyelesaian dokumennya. Ruang tunggu tersebutmeskipun tidak dilengkapi AC tetapi cukup sirkulasi udara karena banyakjendela, dilengkapi pula tempat duduk bersandar, televisi dan informationdesk . Para pengguna jasa benar-benar mendapat pelayanan yang baiksehingga merasa nyaman dan betah.

Untuk mengawasi Wilayah kerja KPBC Madiun yang cukup luastersebut telah ditunjuk pos-pos Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yangterletak di lima kabupaten sebagai berikut :1. Pos Bea dan Cukai Ponorogo dengan daerah pengawasan meliputi

Kabupaten Ponorogo2. Pos Bea dan Cukai Magetan dengan daerah pengawasan meliputi

Kabupaten Magetan3. Pos Bea dan Cukai Pacitan dengan daerah pengawasan meliputi

Kabupaten Pacitan4. Pos Bea dan Cukai Ngawi dengan daerah pengawasan meliputi

Kabupaten Ngawi5. Pos Bea dan Cukai Caruban dengan daerah pengawasan meliputi

Kabupaten Madiun

PENILAIAN BERDASARKAN ISO 9001/2000Ketika ditemui setelah acara penilaian,

Hendrumal Panjaitan mengatakan dirinyasecara pribadi menilai KPBC Bekasi sudahbaik, dan apakah bisa memperoleh piala dariPresiden, tentunya masih harus diplenokanoleh tim penilai lainnya guna penilaian lebihlanjut. Dan untuk itu pula pihaknya memberi-kan waktu selama dua minggu kepada pihakKPBC Bekasi untuk memberikan datatambahan yang bisa digunakan bagi pihaknyauntuk melakukan penilaian lebih lanjut

Hendrumal mengatakan, metodepenilaian yang digunakan oleh tim penilai,mengacu pada sistem manajemen mutuISO 9001/2000 (International StandardOperation), dan ISO tersebut menjadipanduan bagi pihaknya dalam mengajukanpertanyaan dalam rangka penilaian untukmenggali keberhasilan-keberhasilan yangdilakukan KPBC berdasarkan ISO tadi.

Ketika ditanya apakah KPBC Bekasibisa mendapatkan ISO 9001/2000, iakembali mengatakan bahwa hal itu sangatmungkin diperoleh karena proses yang adadi KPBC Bekasi bisa disempurnakan untukbisa mendapat ISO tersebut karenasasaran mutunya telah lengkap.

Kalaupun ada blank spot (kekurang-an.red) lanjut Hendrumal itu harus diaudit.Untuk itu ia menyarankan agar diundangkonsultan dari luar untuk mengaudit prosespelayanan yang ada dengan melihat meka-nisme kerja yang baku dan membanding-kan keduanya.”Dari proses yang dilakukan(audit) nanti, bisa diketemukan perbaikan-perbaikan yang bisa diterapkan secaranasional,”ujarnya kembali.

Dalam melakukan penilaian lanjutHendrumal, pihaknya juga melakukan ins-peksi mendadak ke kantor yang akan dini-lai dan melihat secara langsung bagaima-na proses pelayanan publik ketika tim pe-nilai tidak ada disana. Dan sebagai nara-sumber dalam penilaian tersebut pihaknyamencari masukan dari pengguna jasa.

Sementara Isty mengatakan bahwadirinya bersama dengan seluruh stafmerasa puas dengan apa yang telah iasampaikan kepada tim penilai, dan itu tidakakan bisa dihadapinya sendiri tanpadukungan dari para staf yang mendukungdirinya untuk menghadapi penilaian tadi.

Ia pun mengatakan dalam penilaiantadi pihaknya tidak mengejar penghargaanyang diberikan nantinya, namun iamencoba untuk bisa menjalankankepercayaan yang diberikan DJBCmaupun juga Departemen Keuangan untukbisa jadi yang terbaik. Isty pun optimis apayang telah ia sampaikan kepada tim penilaibisa meningkatkan kinerja dan citra DJBC.

Mengenai kemungkinan diterapkannyaISO 9001/2000 di KPBC Bekasi, padaawalnya ia mengira ISO tersebut hanyadigunakan pada institusi swasta. Namunapabila kantor yang dipimpinnya bisamenerapkan ISO tadi, maka ia akanmempelajarinya dan apabila DJBCmerekomendasikan pihaknya untuk bisamemperoleh ISO 9001/2000 iamengatakan siap melaksanakan.

KPBC Tipe C Madiun

DISIPLIN KERJAPEGAWAIdan Koordinasi Dengan Pihak LuarSelain menjalankan tugas dan fungsinya sebagai instansipemerintah, KPBC Madiun pun tergabung dalampaguyuban instansi pemerintah dan swasta yang dipimpinwalikota Madiun

KPBC MADIUN. Sementara ini hanya melakukan pelayanan dan pengawasan di bidangcukai khususnya hasil tembakau.

P

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

zap

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 385

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Dengan wilayah kerja yang luas terse-but tentunya diperlukan kuantitas dan kua-litas sumber daya manusia (SDM) yanghandal didukung sarana dan prasaranayang memadai untuk mencapai tingkatpelayanan yang prima dan efektif.Sementara ini masing-masing pos terse-but hanya satu orang yang dikumandah-kan dan tiap bulan dilakukan rolling.

KPBC Madiun sendiri memiliki pega-wai sejumlah 35 orang yang terdiri atas11orang wanita dan 24 pria. Jumlah terse-but masih dirasa kurang mendukung pe-laksanaan tugas pelayanan dan penga-wasan secara optimal. Menurut KepalaKPBC Madiun, Bambang Irawan, SHidealnya pegawai ditambah 10 orang lagitermasuk 1 jabatan korlak umum yangkosong.

LINGKUP PELAYANANKPBC Madiun sebagai salah satu unit

pelayanan yang melaksanakan tugas danfungsi DJBC di Jawa Timur berada dibawah koordinasi dan bertanggung jawablangsung kepada Kantor Wilayah VIIDJBC Surabaya. Sementara ini KPBCMadiun hanya melakukan pelayanan danpengawasan di bidang cukai khususnyahasil tembakau. Perusahaan yangmendapat pelayanan di bidang cukaiadalah 94 perusahaan rokok terdiri dariberbagai golongan antara lain :

Pada awalnya jumlah pabrik rokoksampai Desember 2005 berjumlah 62perusahaan, namun ada enamperusahaan telah dicabut NPPBKC nya

karena beberapa sebab. Seiring denganperjalanan waktu dan perkembangansosial di masyarakat terutama kalangancalon pengusaha pabrik yang mengeluh-kan adanya kabar bahwa betapa rumitdan susahnya serta biaya yang mahaluntuk mendapatkan sebuah NPPBKC,maka atas hal tersebut menjadi pemikiranKPBC Madiun untuk menyampaikaninformasi kepada masyarakat.

“Kami selalu berupaya melakukansosialisasi peraturan cukai ke daerah-daerah bekerja sama dengan PemerintahDaerah. Selain itu juga memberikanpenyuluhan melalui media cetak danradio. Hasil dari sosialisasi peraturantersebut sejak Januari sampai denganNovember 2006 telah terealisasi 38NPPBKC baru,” kata Bambang Irawan.

Lebih lanjut Bambang Irawan menje-laskan, sejak diterbitkan Peraturan MenteriKeuangan RI No-75/PMK.04/2006 tanggal31 Agustus tentang NPPBKC pengusahapabrik dan importir hasil tembakau padapasal 7 Menteri Keuangan telah memberiwewenang kepada Kepala KantorPelayanan untuk atas nama MenteriKeuangan, Direkorat Jenderal Bea danCukai dapat menerbitkan NPPBKC yangmulai tanggal 1 Oktober 2006. Untukkebijakan yang baru ini KPBC Madiunmasih memproses beberapa pemohonyang telah mengajukan NPPBKC.

TARGET PENERIMAAN 2006 OPTIMISTERCAPAI

Sehubungungan dengan suratDirektur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:S-736/BC/2006 tanggal 19 Oktober 2006tentang Penetapan Perubahan TargetPenerimaan Bea Masuk dan Cukai TahunAnggaran 2006 bahwa target penerimaanBea masuk dan Cukai Tahun anggaran2006 (APBN-P) untuk Kanwil VII DJBCSurabaya ditetapkan menjadi Rp28.978.077,40 miliar. Berkaitan haltersebut dilakukan pula perubahan targetpenerimaan Bea Masuk dan Cukai TahunAnggaran 2006 untuk masing-masingKantor Pelayanan Bea dan Cukai diwilayah VII DJBC Surabaya. KPBCMadiun sendiri diberi target penerimaanBea Masuk dan Cukai sebesar Rp302.818.940.000( naik 1,04%). Sampaidengan 15 November 2006 telahterkumpul Rp 269.302.557.086 (88,9%).

“Dengan asumsi penerimaan cukai

dari PT HM Sampoerna yang rata-rata tiapbulan Rp 25.000.000.000 ditambahdengan pabrik rokok lain kami optimisakan dapat mencapai target yang

dibebankan kepada KPBC Madiun,” kataBambang Irawan

Sebagai bahan perbandingan untuktahun anggaran 2005 yang lalu KPBCMadiun dibebankan target penerimaannegara dari Kanwil VII DJBC Surabayasebesar Rp 146.453.630.000. Dari targettersebut KPBC Madiun mencapai surpluspenerimaan yaitu Rp 175.067.980.170atau sekitar 119,54% dari target yangdibebankan.

Sementara itu, hasil penerimaan nega-ra dari cukai yang dikelola KPBC MadiunJanuari sampai dengan November 2006dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Pada kesempatan ini pula WBC diajakoleh Bambang Irawan melihat salah satuperusahaan rokok (PR) Digjaya MuliaAbadi yang merupakan Mitra ProduksiSigaret Sampoerna ( MPS ) KabupatenMadiun yang berjarak kurang lebih 10 Kmdari kota Madiun.

PR. Digjaya Mulia Abadi ini mempro-duksi rokok jenis SKT dan termasuk go-longan I . Perusahaan rokok ini merupa-kan perusahaan mitra kerja Sampoernayang bahan bakunya telah disediakanstandar dan pemasarannya pun dikoordi-nasikan PT Sampoerna . Pekerjanyakebanyakan wanita dari penduduk sekitarperusahaan dan berjumlah kurang lebih1200 orang. Meskipun PR Digjaya MuliaAbadi baru berdiri tahun 2005 namunmerupakan salah satu sumberpenerimaan terbesar berupa cukai bagiKPBC Madiun dan sekaligus mampumenciptakan lapangan kerja untukmengurangi angka pengangguran.

LINGKUP PENGAWASANKarakteristik tugas dan fungsi DJBC

memang unik karena di satu sisidiharuskan memberikan pelayanan yangmemuaskan kepada pengurus jasa, di sisilain dituntut untuk waspada denganmelakukan pengawasan terhadapkemungkinan pelanggaran yang terjadi dibidang kepabeanan dan cukai.

“ Upaya yang kami lakukan dalam halpengawasan ada dua cara yaitu secarafisik dan administratif. Secara fisik denganmelakukan pengawasan dengan operasipasar karena banyaknya hasil tembakauterutama Sigaret Kretek Tangan (SKT)

No Periode Penerimaan CukaiHasil Tembakau

1 Januari 20.369.203.2002 Februari 27.504.844.8003 Maret 27.212.633.1004 April 10.372.620.0005 Mei 26.863.203.3066 Juni 38.855.541.6007 Juli 11.579.587.1388 Agusust 24.283.181.3849 September 37.331.241.60010 Oktober 29.520.281.76011 November

s.d tanggal 15 15.373.815.600Total 269.302.557.086

* dalam rupiah

BAMBANG IRAWAN SH, Kepala KPBC Tipe CMadiun.

DAERAH KE DAERAHFOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 385

29WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

yang beredar dengan berbagai merekdari berbagai daerah. Operasi inibertujuan dengan meminimalkanperedaran rokok ilegal,” ujarnya.

“Sedangkan secara administratif de-ngan memberikan surat perintah kepadapetugas-petugas pos, korlak P2 danKorlak Cukai untuk memeriksa pembuku-an perusahaan apakah sesuai denganapa yang diberitahukan kepada Bea danCukai. Pemeriksaan ini dilakukan secaraselektif dan bergantian. Dengan pemerik-saan adminstratif pun akhirnya ada bebe-rapa yang terkena sanksi administrasi,”tambah Bambang Irawan lagi.

Hasil pengawasan cukai selamatahun 2006 sebagai berikut : ( tabelPelanggaran Cukai)

KENDALA YANG DIHADAPIUntuk mendapatkan prestasi tidak

datang begitu saja. Segala usaha yangdilakukan secara berkesinambungan disegala bidang dan dukungan dari seluruhpegawai dan stakeholder akan mampumenciptakan suatu sinergi hubungankerja.

KPBC Madiun pun tergabung dalampaguyuban instansi pemerintah danswasta yang dipimpin walikota Madiun,yang selalu mengadakan pertemuan rutinsekali dalam dua bulan guna membahassegala permasalahan.

“Menciptakan disiplin di lingkungankerja pegawai dan koordinasi denganpihak luar antara lain kepolisian,kejaksaan, dan pemerintah daerah yangbaik merupakan faktor pendukung dalammenciptakan pelayanan prima,”kataBambang Irawan ketika ditanya mengenaikiat-kiatnya memipin KPBC Madiun.

“Kendala utama dalam menciptakanlayanan prima di KPBC Madiun adalahmasalah keterbatasan SDM. Untuk yangakan datang kiranya perlu tambahanpegawai pelaksana 10 orang termasukkorlak Umum “ tutur Bambang Irawan.

Kendala lainnya, lanjut BambangIrawan, adalah pernah terjadiketerlambatan pengiriman pita cukai padaawal tahun dari kantor pusat sehingga di-

claim oleh pengusaha hasil tembakau.“Untungnya sejauh ini mereka maumengerti ketika diberikan penjelasan atasketerlambatan tersebut. Harapan saya halseperti tersebut tidak terjadi lagi.”

Kendala lainnya yang juga pentingadalah sangat luasnya wilayahpengawasan dan topografi daerah yangbergunung-gunung dan berbukit hinggamempersulit untuk melakukukanpengawasan dan pembinaan/ bimbinganyang optimal kepada pengusaha BarangKena Cukai (BKC). Terkadang diakuinya,harus jalan kaki untuk mencapai lokasiyang dituju.

Dengan berbagai kendala dan

kekurangan yang ada, KPBC Madiuntetap bertekad memberikan pelayananyang terbaik bagi stakeholder sebagaitrade facilitator. Dengan lebih mening-katkan kegiatan sosialisasi peraturan/perundang-undangan dan pembinaan/bimbingan yang lebih intensif kepada parapengusaha Barang Kena Cukai (BKC)dalam hal ini pabrik rokok/ pengusahahasil tembakau, sehingga diharapkanpada akhirnya lebih dapat meningkatkankerja sama antara KPBC Madiun denganstakeholder dan juga akan meningkatkanpenerimaan negara dari sektor cukai danpungutan negara lainnya.

Bambang Wicaksono/Koresponden Surabaya

Tabel Pelanggaran Cukai KPBC Madiun 2006

FOTO BERSAMA Kepala Kantor bersama para staf KPBC Madiun.

SOSIALISASI yang dilakukan diharapkan pada akhirnya lebih dapatmeningkatkan kerja sama antara KPBC Madiun dengan stakeholder danjuga akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor cukai danpungutan negara lainnya

FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 385

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

erdasarkan Peraturan MenteriKeuangan No. 89/PMK.04/2006tanggal 13 Oktober 2006, tentang

Penetapan Tarif Cukai Etil Alkohol atauEtanol, tarif cukai sebagai dasarperhitungan besarnya pungutan cukaiatas etil alkohol atau etanol yang dibuatdidalam negeri atau yang diimporditetapkan berdasarkan sistem tarifcukai spesifik, naik sekitar 300 persen,menjadi Rp 10.000/liter darisebelumnya Rp 2.500/liter.

Sementara untuk MMEA, berdasar-kan Peraturan Menteri Keuangan No.90/PMK.04/2006 tanggal 13 Oktober2006, tentang Penetapan Tarif CukaiMinuman dan Konsentrat yangMengandung Etil Alkohol, juga menga-lami kenaikan rata-rata diatas 100persen. (lihat tabel).

Kedua kebijakan tersebut diatas,mulai berlaku sejak 1 November 2006.Menurut Direktur Cukai, FransRupang, kebijakan kenaikan tarifMMEA dan EA tersebut disebabkanadanya penyesuaian tarif karena sudahterlalu lama tarif kedua barang kenacukai (BKC) tersebut tidak mengalamikenaikan (sejak tahun 2001-red). Halitu berbeda dengan rekan sejawatnya,cukai hasil tembakau (rokok), yangterus mengalami kenaikan tarif tiaptahunnya (untuk yang satu ini, tarifcukai hasil tembakau pernahmengalami kenaikan hingga tiga kalidalam setahun-red).

Frans menolak jika kenaikan tarifcukai MMEA dan EA tersebut dikaitkandengan keinginan pemerintah untukdapat mencapai target penerimaancukai (dimana pada 2007 target cukainaik menjadi 42 trilyun rupiah daritahun ini (2006) sebesar 38,5 trilyunrupiah). Pasalnya untuk tahun 2005saja, pemasukan cukai dari MMEA danEA hanya sekitar Rp 600 milyar,dibandingkan dengan pemasukan cukaidari hasil tembakau yang mencapai Rp37 trilyun.

Ia kembali menegaskan, kenaikantarif tersebut dikarenakan sudah terlalulama pemerintah tidak menaikkan tarifMMEA dan EA. Kenaikan tarif itu tentusaja mendapatkan reaksi daripengusaha MMEA dan EA. Mereka(pengusaha-red) mengatakan bahwakenaikan itu terlalu besar. Namun Frans

menjelaskan bahwa kenaikan tersebuttelah diperhitungkan berdasarkaninflasi, perkiraan kenaikan pertahunnya(yang dihitung sejak tahun 2002 hinggasekarang-red), dan sebagainya.

“Jadi, kita hitung kira-kira naiknyaberapa persen kalau dihitung tiap tahun.Nah, jumlah kenaikan tersebut kemudiandigabung dan jadilah tarif yang sekarangini ditetapkan. Memang agak terlambattapi daripada tidak sama sekali,” imbuhFrans. Untuk itu ia berharap agar peng-usaha MMEA dan EA dapat menerimakeputusan pemerintah menaikan tarifMMEA dan EA tersebut.

Sosialisasi terhadap kenaikan tarifcukai itu sendiri dilakukan mulai bulanNovember 2006. Frans mengakui halitu sedikit terlambat disebabkan terben-tur dengan liburan panjang Idul Fitri.Sosialisasi itu sendiri ditujukan bagiasosiasi, importir maupun pabrikanMMEA dan EA. Tujuannya agar DJBCmemperoleh masukan maupun keluhandari pengusaha, importir maupun asosi-asi terhadap kenaikan tarif cukai ini.

Tak hanya dikarenakan sudahsekian lama tidak mengalami kenaikan

tarif, tujuan lain kenaikan tarif cukai un-tuk MMEA dan EA tersebut adalahuntuk membatasi konsumsi, sesuai de-ngan filosofi pengenaan cukai. Dengandemikian, kenaikan tersebut jugaditujukan agar masyarakat jangan ter-lalu banyak mengkonsumsi minumanberalkohol.

“Kita harapkan tidak akan menimbul-kan protes yang terlalu besar, terutamadari konsumen whisky atau brandy, tetapisepertinya tidak akan menimbulkan protesyang terlalu keras karena kedua minumantersebut dikonsumsi oleh kalangan atas.Sedangkan yang paling banyak diminummasyarakat umum itu kan bir, dan bir ituharganya masih terjangkau,” tambahFrans.

Walaupun kenaikan tarif alkohol cukuptinggi, pemerintah tidak khawatir bahwahal tersebut akan mengganggu prosesproduksi. Pasalnya, penggunaan alkoholkhusus untuk industri, misalnya sebagaibahan baku untuk industri jamu, kosmetik(yang memproduksi hairspray, minyakwangi) dan sebagainya, cukai yang harusdibayar sebesar nol persen alias tidakdibebankan tarif cukai.

“Saat ini cukup banyak industri yangmendapatkan pembebasan cukaitersebut. Yang penting, khusus untukpenggunaan alkohol, pengusahatersebut mengajukan permohonanbebas cukai,” kata Frans.

HARUS DIBARENGI OPERASIPENERTIBAN

Dengan jumlah produksi yang samadengan tahun ini (2006), yaknisebanyak 218.858.893,14 liter,diperkirakan penerimaan dari cukaiMMEA dan EA tersebut akanbertambah sekitar Rp 200 milyar.Sehingga untuk tahun 2007,diperkirakan penerimaan cukai dariMMEA maupun EA menjadi Rp 800milyar, naik sekitar 35 persen dari tahunini (2006) sebesar Rp 600 milyar. Saatini, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) Jakarta dan Surabayamerupakan penyumbang terbesardalam hal penerimaan untuk cukaiMMEA dan EA, dengan komoditi utamacukai dari minuman bir.

Frans optimis hal itu bisa dicapaisepanjang tidak terjadi penurunanproduksi dan operasi penertibanterhadap MMEA illegal dilaksanakan,terutama untuk minuman eks impor.Pasalnya, kenaikan tarif cukai akanmerangsang terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Saat ini saja masihbanyak minuman eks impor yang tidakmembayar cukai. Tak hanya itu, adanyatendensi yang menyatakan bahwasemakin tinggi tarif cukai membuatorang dirangsang untuk menghindarikewajiban membayar cukai.

“Untuk minuman eks impor, masya-rakat biasanya tidak peduli apakahminuman tersebut cukainya sudahdibayarkan atau belum. Bahkan, ada

Tarif Cukai MMEA dan EANAIK RATA-RATADIATAS 100 PERSEN

FRANS RUPANG. Berharap pada petugas beacukai di lapangan, agar jangan hanya terpakupada operasi rokok saja, tetapi juga concerndengan operasi penertiban MMEA illegal.

B

Kenaikan tarif Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) danEtil Alkohol (EA) mulai berlaku sejak 1 November 2006.

WBC/ATS

CUKAI

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 385

31WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

kecenderungan harga minuman terse-but akan lebih murah kalau tidak mem-bayar cukai. Jadi, kesadaran masyara-kat juga sangat penting,” ujar Frans.

Untuk itu Frans berharap agar petu-gas bea cukai yang berada di kantorpelayanan maupun kantor wilayah diseluruh Indonesia, lebih aktif turun kelapangan untuk mengantisipasi haltersebut, terutama operasi penertibanMMEA illegal eks impor yang tidakmembayar cukai dengan melakukanoperasi penertiban. Operasi penertibanitu sendiri saat ini sudah cukup gencardilakukan, terutama oleh unit P2.

HAMPIR SELURUH DAERAH MULAIMEMBATASI PENDIRIAN PABRIK BARU

Sementara itu, hingga tahun 2006,jumlah pabrikan MMEA yang berada diseluruh Indonesia berjumlah 82 pabrik.Jumlah tersebut diperkirakan masihbisa bertambah sepanjang pemerintahdaerah (pemda) setempat, didukungdengan Departemen Perdagangan danPerindustrian, masih memberikan ijinuntuk pendirian pabrik baru. DJBCsendiri bertugas untuk memberikanNPPBKC (Nomor Pokok PengusahaBarang Kena Cukai) pada pabrikan.

Namun demikian, Fransmemperkirakan pertambahan pabrikanMMEA tersebut akan semakinterkontrol, mengingat hampir seluruhdaerah di Indonesia mulai membatasiadanya pabrik baru untuk MMEA,seperti yang terjadi di Banten, JawaBarat, Jawa Timur dan Bali.

Sedangkan untuk importir MMEA,jumlahnya hanya 2 importir saja, yakni PT.PPI (Perusahaan Perdagangan Indone-sia) yang juga merupakan BUMN (BadanUsaha Milik Negara). Perusahaan inilahyang mengimpor BKC yang dikenakan/membayar cukai. Yang kedua adalah PT.Sarinah yang juga merupakan BUMN.Perusahaan ini yang mengimpor BKCyang duty free (bebas cukai), yakniminuman yang dijual di airport, yangditujukan bagi orang asing untuk dibawake luar negeri.

Di akhir wawancara, Frans berharapdengan naiknya tarif cukai, pertambahanpenerimaan cukai dari MMEA dan EAyang menurut perhitungannya sebesar Rp200 milyar pada 2007, dapat melebihiangka tersebut (diatas Rp 200 milyar-red).Tentunya hal itu bisa terwujud denganditertibkannya minuman illegal, terutamayang eks impor. Untuk itu ia berharappada petugas bea cukai di lapangan, agarjangan hanya terpaku pada operasi rokoksaja, tetapi juga concern dengan operasipenertiban MMEA illegal.

Tak hanya itu, berdasarkan padatarget cukai secara keseluruhan untuktahun 2007 (yakni sebesar Rp 42 trilyunrupiah), harus disadari jika adapenyimpangan di lapangan (entah itupenyimpangan terhadap rokok maupunMMEA-red), maka akan berakibatbesar terhadap penerimaan negara.

“Kantor yang intensif menanganimasalah cukai kan cuma beberapa.Sedangkan diseluruh Indonesia, KantorPelayanan Bea Cukai lebih dari 100kantor dan semuanya fokus pada pabean,padahal pabean penerimaannya tidaksebesar cukai. Jadi, saya menghimbaupada teman-teman di lapangan bahwa kitamemang perlu fokus pada pebean tapijangan lupakan masalah cukai karenauntuk tahun 2007 penerimaan cukai terusnaik,” himbau Frans.

Untuk itu, kembali ia menekankanpentingnya operasi penertiban terhadapminuman illegal agar masyarakatterdorong untuk membayar cukai.Selain itu, dibutuhkan pula kesadaranmasyarakat agar tidak mengkonsumsiminuman yang tidak dilekati pita cukai.

Frans mengakui bahwa sulit untukmenyadarkan masyarakat akan hal itu.Apalagi hukum pasar menyebutkanbahwa orang akan mencari barangyang bagus dengan harga yang murah.

Padahal, lanjutnya, kalaumasyarakat membeli minuman illegaleks impor, maka secara tidak langsungmasyarakat sama saja denganmensubsidi pabrikan MMEA yang adadiluar negeri, karena minuman illegaleks impor tidak membayar cukai.“Kalau yang illegal dibiarkanberkembang tentu saja hal itu akanmemukul dan mematikan industri dalamnegeri,” tandas Frans.

Pertanyaannya, apakah kita relamensubsidi perusahaan minuman ber-alkohol yang ada di luar negeri?

TARIF CUKAI MINUMAN DAN KONSENTRAT YANGMENGANDUNG ETIL ALKOHOL YANG BERLAKU SAAT INI

I. MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL Tarif Cukai (per liter)

Golongan Kadar Etil AlkoholDalam Negeri Impor

A1 Sampai dengan 1 % Rp 2.500,00 Rp 2.500,00A2 Lebih dari 1 % Rp 3.500,00 Rp 5.000,00

sampai dengan 5 %B1 Lebih dari 5 % Rp 5.000,00 Rp 20.000,00

sampai dengan 15 %B2 Lebih dari 15 % Rp 10.000,00 Rp 30.000,00

sampai dengan 20 %C Lebih dari 20 % Rp 26.000,00 Rp 50.000,00

II. KONSENTRAT YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOLTarif Cukai (per liter)

Golongan Kadar Etil AlkoholDalam Negeri Impor

Dari semua jenis konsentrat, kadar dan golongan, Rp 50.000,00 Rp 50.000,00sebagai bahan baku atau bahan penolongdalam pembuatan Minuman yangMengandung Etil Alkohol

MINUMAN BERALKOHOL. Jika masyarakat membeli minuman illegal eks impor (tidak dilekati pitacukai), maka secara tidak langsung masyarakat sama saja dengan mensubsidi pabrikan MMEAyang ada diluar negeri.

FOTO

: ISTIM

EWA

ifa

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 385

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer Nopember 2006

No. K E P U T U S A N P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 78/PMK.010/2006 25-09-06 Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bahan, Suku Cadang,Komponen, Dan Peralatan Untuk Perbaikan Dan PemeliharaanPesawat Terbang.

2. 79/PMK.010/2006 25-09-06 Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bagian Dan PerlengkapanKendaraan Bermotor Tujuan Ekspor.

3. 81/PMK.010/2006 28-09-06 Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Terhadap Impor PisangCavendish Dari Filipina.

4. 88/PMK.010/2006 10-10-06 Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 Tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu DanBesaran Tarif Pungutan Ekspor.

5. 89/PMK.04/2006 13-10-06 Penetapan Tarif Cukai Etil Alkohol Atau Etanol.

6. 90/PMK.04/2006 13-10-06 Penetapan Tarif Cukai Minuman Dan Konsentrat Yang MengandungEtil Alkohol

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Nopember 2006

P E R A T U R A N

No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. P-16/BC/2006 11-10-06 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 79/PMK.010/2006 Tanggal 25 September 2006 TentangPembebasan Bea Masuk Atas Impor Bagian Dan PerlengkapanKendaraan Bermotor Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor TujuanEkspor.

2. P-17/BC/2006 20-10-06 Pemberitahuan Harga Jual Eceran Minuman Mengandung Etil Alkohol.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Nopember 2006

S U R A T E D A R A N

No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. SE-29/BC/2006 21-09-06 Petunjuk Pelaksanaan Pemberitahuan NPPBKC

2. SE-30/BC/2006 20-10-06 Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Cukai Minuman Dan KonsentratMengandung Etil Alkohol Serta Etil Alkohol.

3. SE-31/BC/2006 31-10-06 Penegasan Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : SE-01/BC/2006 Tentang Peningkatan Pengawasan Barang Kena CukaiDalam Rangka Pengamanan Hak Keuangan Negara.

4. SE-32/BC/2006 01-11-06 Pelunasan Cukai Dan Pelekatan Pita Cukai.

5. SE-33/BC/2006 02-11-06 Batas Akhir Pelayanan Permintaan Penyediaan Pita Cukai HasilTembakau.

6. SE-34/BC/2006 08-11-06 Pembayaran Cukai Minuman Dan Konsentrat Mengandung Etil AlkoholSerta Etil Alkohol Dalam Negeri.

INFO PERATURAN

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 385

33WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

PENDAHULUANmpor untuk dipakai adalah imporsedangkan tidak semua impor adalahimpor untuk dipakai, kedua istilah ini

menjadi blunder dalam pelaksanaannyayang dikarenakan adanya salahintepretasi, kekurang pahaman/kekurang mengertian, kesengajaan,atau apapun alasannya yang jelashingga saat ini hal tersebut masihberlangsung dan hal tersebut mengaki-batkan sesuatu tidak diletakkan padaproporsi yang sebenarnya, yangselanjutnya dapat merugikan masyara-kat usaha, merusak iklim investasi,yang pada gilirannya dapat merugikanperekonomian dan kehidupan bangsadan negara.

Sebenarnya, pengertian ImporUntuk Dipakai merupakan pengertianyang sangat elementer oleh karenanyaharus dipahami oleh semua pegawaiDJBC. Dalam Undang-Undang TarifIndonesia (Indische Tarief Wet,Stbl.1873 Nomor 35 sebagaimana telahdiubah dan ditambah) dan OrdonansiBea (Rechten Ordonantie, Stbl. 1931Nomor 471 sebagaimana telah diubahdan ditambah), yang telah digantidengan Undang-Undang Nomor 10/1995, terminologi diimpor untuk dipakaimemegang peran sangat pentingkarena barang yang diimpor akan tetapibukan untuk tujuan untuk dipakai, makabarang tersebut tidak subject padapengenaan Bea Masuk (BM) dan PajakDalam Rangka Impor (PDRI),sedangkan barang yang memangbertujuan diimpor untuk dipakai secarategas dinyatakan dikenakan bea masuksebesar apa yang terlampir dalamundang-undang tersebut sebagaiLampiran A yang kemudian lebihdikenal sebagai Buku Tarif Bea Masuk.

Meskipun pengertian Impor UntukDipakai merupakan pengertian yang sa-ngat elementer akan tetapi sebagaimana

telah dijelaskan di awal paragraf bahwapengertian ini sangat potensial dalammenimbulkan suatu dispute, misunder-standing (kesalahpahaman) bahkanmempunyai efek yang sangat dahsyatapabila diantara pejabat Bea Cukai, aparatpemerintah yang terkait denganperdagangan internasional, dan jugaperpajakan punya persepsi/interpretasiberbeda tentang apa yang menjadi hake-kat dari terminologi Impor Untuk Dipakai.

Setelah Ordonansi Bea digantidengan Undang-Undang Nomor 10/1995 terminologi diimpor untuk dipakaimemang kurang populer, meskipun adabeberapa pasal yang secara eksplisitmenyebut terminologi diimpor untukdipakai, akan tetapi menurut pengamat-an penulis pengertian diimpor untukdipakai tidak seprimadona seperti padawaktu berlakunya Undang-Undang TarifIndonesia dan Ordonansi Bea, yangbegitu mendarah daging di setiapmindset pegawai bea cukai karenasangat sering suatu peraturan dimulaidengan kata ”barang yang diimporuntuk dipakai ke dalam daerah pabeanIndonesia...dst”, sehingga pemberitahu-an barang impor pun disebut PPUD(Pemberitahuan Pemasukan BarangUntuk dipakai), yang pada awalberlakunya Undang-Undang Nomor 10/1995, PPUD diganti menjadi PIUD(Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai).

Saat ini sebutan PIUD (Pemberita-huan Impor Untuk Dipakai) diganti de-ngan PIB (Pemberitahuan Impor Ba-rang) yang merupakan lawan kata dariPEB (Pemberitahuan Ekspor Barang).Sebutan PIB terhadap dokumen yangmelindungi barang impor barang sangatcocok apabila telah diterapkan sistemsingle window, sehingga PIB merupa-kan dokumen impor tahap pertama,mengingat bahwa setelah barang diim-por melalui tahapan yang pertama ke-mudian diikuti tahapan lanjutan seperti

”Di impor untuk : Dipakai; Diproses diKawasan Berikat; Diangkut Lanjut;Diangkut Terus; Sementara; dsb.”.

Terus terang bahwa hingga saat inimasih banyak pejabat apalagi pelaks-ana yang tidak/ kurang memahamisecara mendalam apa sih yang dimak-sud dengan diimpor untuk dipakai,bagaimana sih filosofinya sehinggapada jaman dulu pemerintah Belandasecara intens sekali menyebutnyadalam setiap peraturan yang apabilakonteknya memang bermakna diimporuntuk dipakai (invoerten verbruijk) atauimported for home use, sekaranguntuk hal tersebut (hal yang sama)yang disebutkan selalu diimpor, diimpordan diimpor, kendati makna sebenar-nya adalah diimpor untuk dipakai.

Dengan kurang dipahaminyapengertian diimpor untuk dipakai, atautidak dicantumkannya secara eksplisitkata diimpor untuk dipakai apabila kon-teksnya menghendaki demikian, ataupemahaman yang sepotong-sepotongmengenai pengertian impor, dalamkenyataannya sekarang, tidak jarangbanyak menimbulkan kesalahpahaman,salah pengertian bahkan banyaknyadalil-dalil yang sebenarnya harusdikaitkan dengan pengertian impor un-tuk dipakai justru memakai terminologiimpor sehingga dapat dibayangkan jikasuatu aturan yang seharusnya diterap-kan/berlaku pada saat suatu barangyang berasal dari luar daerah pabeanpada waktu barang itu direlease daripengawasan pabean (diimpor untukdipakai) justru diterapkan/diberlakukanpada saat barang tersebut memasukiwilayah daerah pabean (batas negara).

Hal tersebut selain dapatmenimbulkan kerancuan hukum, jugadapat merugikan kepentingan rakyatterutama pemakai jasa kepabeanan,investor, importir dan pengusaha industrilainnya terutama yang berusaha di

OPINI

Oleh: Sutardi

IMPORDAN IMPORUNTUK DIPAKAI (IUD)

I

(Bagian I)

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 385

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Kawasan Berikat, yang dengan itikad baiktelah melakukan kewajiban kepabeanansebagai kewajiban kenegaraan (taxpayers) sebagaimana diamanatkan dalampenjelasan umum Undang-Undang No.10/1995 tentang Kepabeanan, masih jugadibebani kewajiban yang semestinyatidak/belum dibebankan kepadanya.

Pemahaman akan perbedaan antarapengertian impor dan impor untuk dipakaiini menjadi sangat penting karena ada titiksinggung dua kepentingan yang seringkalisalah penerapannya baik karena kese-ngajaan atau karena ketidak pahaman/ketidakmengertian para pengambilkeputusan sehingga dapat mengganggukeseimbangan dua kepentingan yaitukepentingan negara dan hak warganega-ra/ pembayar pajak (tax payers) yangpatuh dalam melaksanakan tugaskenegaraan yaitu membayar bea masukdan juga pajak dalam rangka impor.

Melalui tulisan yang singkat ini penulisakan menjelaskan kepada pembaca apasih hakekat dari Impor Untuk Dipakai?,Bagaimana dan kapan penerapan imporuntuk dipakai, apa beda antara impor dandiimpor untuk dipakai?

PENGERTIAN IMPORImpor adalah kegiatan memasukkan

barang ke dalam Daerah Pabean, demiki-an yang tercantum dalam pasal 1 Un-dang-Undang Nomor 10/ 1995 butir 13.

Pengertian impor pada butir 13 pasal 1Undang-Undang Nomor 10/ 1995tersebut hanyalah merupakan pengertianyuridis yang menjadi dasar hukum bagiBea Cukai untuk melakukan pengawasan,dan bukan untuk tujuan pemungutan BeaMasuk dan Pajak Dalam Rangka Impor(PDRI).

Secara teori, kantor pabean ini harusdibangun di perbatasan-perbatasansehingga untuk perbatasan yang berupalaut, kantor pabean juga harus di tengahlaut sehingga barang-barang yang melin-tasi perbatasan harus segera diperiksa dandipungut bea masuknya dan juga pajakdalam rangka impornya (PPN Impor danPPh Pasal 22). Hal ini karena berdasarkanUndang-Undang PPh dan Undang-Undang PPN dinyatakan bahwa terhadapPPh Pasal 22 dan PPN Impor pelaksana-an pemungutannya dilakukan oleh Direk-torat Jenderal Bea dan Cukai, tentu sajadilaksanakan pada waktu Direktorat Jen-deral Bea dan Cukai melaksanakan pe-mungutan Bea Masuk, pada saat yang sa-ma dipungut Pajak Dalam Rangka Impor.

Tidak jarang Bea Masuk yangdipungut oleh DJBC tarifnya 0 %, tapiPDRI (PPN, PPh Pasal 22, dan PPn Bmkalau ada) tetap dipungut sesuai tarif yangberlaku (flat tarif), oleh karenanya tidakmengherankan apabila penerimaan BeaMasuk DJBC yang dipungutnya jauh lebihsedikit dari pada penerimaan pajak yangpemungutannya dilakukan oleh DirektoratJenderal Bea dan Cukai.

Karena tidak memungkinkanDirektorat Jenderal Bea dan Cukai

membangun suatu kantor di perbatasan ditengah laut dan kemudian melakukanpemeriksaan barang-barang impordisana, maka kantor pabean dibangun ditempat-tempat tertentu dimana kapal-kapal dapat berlabuh dan undang-undangmewajibkan kapal-kapal atau saranapengangkut melalui laut atau udaraberlabuh pula di tempat-tempat tertentuyang sekarang kita kenal sebagaipelabuhan baik laut maupun udara, danpenyelesaian formalitas/kewajiban pabeandiselesaikan di kantor-kantor Bea danCukai di pelabuhan-pelabuhan tersebut.

Formalitas pabean adalahpenyerahan Pemberitahuan Pabeandan pelunasan Bea Masuk dan PDRIatas barang impor. Meskipun formalitas/kewajiban pabean diselesaikan di kantor-kantor Bea dan Cukai (Pasal 5 ayat (1)Undang-Undang No.10/ 1995), yaitu di pe-labuhan-pelabuhan yang ditetapkan, akantetapi atas barang impor yang memasukiDaerah Pabean, sudah diawasi oleh BeaCukai (under Customs Control)dikarenakan terhadap barang-barangimpor tersebut sudah terhutang/ wajibBM dan PDRI akan tetapi belum dipungutBM dan PDRInya sampai barang tersebutdiimpor untuk dipakai, yang berarti direlease dari pengawasan Bea Cukai.

Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa,“Barang yang dimasukkan ke dalamDaerah Pabean diperlakukan sebagaibarang impor dan terutang Bea Masuk”yang oleh penjelasan ayat yang bersang-kutan dinyatakan bahwa, “Ayat ini membe-rikan penegasan pengertian Impor secarayuridis, yaitu pada saat barang memasukiDaerah Pabean dan menetapkan saatbarang tersebut wajib Bea Masuk sertamerupakan dasar yuridis bagi PejabatBea dan Cukai untuk melakukanpengawasan”, atau dengan kata lainmerupakan justifikasi bagi para petugasBea Cukai untuk melakukan patroli ditengah laut di dekat perbatasan atau dijalur-jalur yang ditetapkan untuk dilaluikapal atau sarana pengangkut lainnya.

Pengertian barang impor disini adalahbarang dari luar daerah pabean yangmelintasi batas daerah pabean,sedangkan pengertian daerah pabeanadalah Wilayah Republik Indonesia yangmeliputi wilayah darat, perairan dan ruangudara di atasnya, serta tempat tempattertentu di Zona Ekonomi Eksklusif danlandasan kontinen yang di dalamnyaberlaku undang-undang ini.

Bagi negara-negara yang mempunyaiperbatasan darat dengan negara-negaratetangganya, pengawasan lalu lintasbarang yang akan keluar daerah pabeantidaklah sulit karena pengawasan dapatdilakukan di daerah perbatasan dengancara membangun kantor-kantor pabean diEntry Point (Pos Lintas Batas). Namunsuatu negara kepulauan dimana batas-batas wilayah dengan negara lain berupalautan, tidak memungkinkan negaratersebut menempatkan para pegawai BeaCukai di tengah-tengah lautan untuk

memberikan pelayanan (melakukan pe-mungutan Bea Masuk dan PDRI), bahkanuntuk pengawasan terhadap keluarmasuknya barang-barang impor maupunekspor pun pegawai Bea Cukai hanyamempergunakan kapal patrolinya.

Ketentuan bahwa formalitas/kewajibanpabean diselesaikan di kantor-kantor Beadan Cukai sesuai Pasal 5 ayat (1) Un-dang-Undang No.10/ 1995, dapat dilihatlebih jelas dalam penjelasan Pasal 5 Ayat(1) yang kami kutip sebagai berikut :

“Dilihat dari keadaan geografis negaraRepublik Indonesia yang demikianluas dan merupakan negarakepulauan, maka tidaklah mungkinmenempatkan Pejabat Bea dan Cukaidi sepanjang pantai untuk menjagaagar semua barang yang dimasukkanke atau yang dikeluarkan dari DaerahPabean memenuhi ketentuan yangtelah ditetapkan. Oleh sebab itu,ditetapkan bahwa pemenuhanKewajiban Pabean hanya dapatdilakukan di Kantor Pabean.Penegasan bahwa pemenuhanKewajiban Pabean dilakukan di KantorPabean maksudnya adalah kalaukedapatan barang dibongkar ataudimuat di suatu tempat yang tidakditunjuk sebagai Kantor Pabeanberarti terjadi pelanggaran terhadapketentuan undang-undang ini. Dengandemikian, pengawasan lebih mudahdilakukan, sebab tempat untukmemenuhi Kewajiban Pabean sepertipenyerahan Pemberitahuan Pabeanatau pelunasan Bea Masuk telahdibatasi dengan penunjukan KantorPabean yang disesuaikan dengankebutuhan perdagangan.

Pemenuhan Kewajiban Pabean ditempat selain di Kantor Pabean dapatdiizinkan dengan pemenuhan persya-ratan tertentu yang akan ditetapkanoleh Menteri, sesuai dengan kepen-tingan perdagangan dan perekono-mian; atau apabila dengan caratersebut Kewajiban Pabean dapatdipenuhi dengan lebih mudah, aman,dan murah, pemberian kemudahantersebut bersifat sementara.”

Pengertian barang impor sebagaima-na dimaksud pada butir 13 pasal 1Undang-Undang Nomor 10/ 1995, sebe-narnya baru merupakan barang dari luardaerah pabean (luar negeri) yang masihdalam pengangkutan dan belum dapatdimanfaatkan/ digunakan, atau setidak-tidaknya merupakan barang-barang yangberada dibawah pengawasan pabean(under Customs control).

Jadi jelas, sebagaimana telah kamikemukakan diawal tulisan ini, bahwasemua barang yang diimpor untuk dipakaiadalah merupakan barang imporsebagaimana dimaksud pada butir 13pasal 1 Undang-Undang Nomor 10/ 1995,akan tetapi tidak semua barang imporsebagaimana dimaksud pada butir 13

OPINI

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 385

35WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

pasal 1 Undang-Undang Nomor 10/ 1995ditujukan/ merupakan barang yang akandiimpor untuk dipakai.

Prinsip kepabeanan adalah BeaMasuk dan Pungutan Negara lainnyadikenakan terhadap Barang yang di ImporUntuk Dipakai, sedangkan terhadapbarang-barang impor yang belum diimporuntuk dipakai tersebut belum dipungut BMdan PDRInya sampai barang tersebut direlease dari pengawasan Bea Cukai gunadiimpor untuk dipakai, dan prinsip ini telahdilaksanakan oleh Bea Cukai dan jugaoleh praktek kepabeanan internasionalsejak ratusan tahun yang lalu.

Terhadap barang-barang yang masihdibawah pengawasan pabean, treatmentDJBC terhadapnya seakan-akan barang-barang tersebut masih berada diluardaerah pabean, dan hal ini merupakanNational/ International Customs BestPractices (Lihat Revised Kyoto Conven-tion Anex khusus Bab 2).

PENGERTIAN IMPOR UNTUK DIPAKAISecara sederhana pengertian impor

untuk dipakai adalah membawa (me-release) barang yang semula beradadibawah pengawasan Bea Cukai (underCustoms control) ke peredaran bebas baikberasal dari barang yang ditimbun diTempat Penimbunan Sementara (GudangPelabuhan), maupun dari barang yangditimbun di Tempat Penimbunan Berikat(Gudang Berikat, Toko Bebas Bea, Enter-pot Tujuan Pameran maupun KawasanBerikat). Sedangkan pengertian imporsebagaimana dimaksud dalam pasal 1butir 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan adalahkegiatan memasukkan barang ke dalamDaerah Pabean, jadi ini bukan merupakanpengertian diimpor untuk dipakai.

Sudah beberapa kali penulis jumpaikesalahpengertian tentang impor. Hal inidikarenakan mereka hanya melihat istilahimpor ini secara sepotong-sepotongsehingga impor dihubungkan dengankepentingan-kepentingan sektoralnyayang sangat diuntungkan dan sangatdiperluas artinya. Padahal apabila disimaksubstansinya secara seksama, bahwayang dimaksudkan dari penerapanketentuan yang berasal dari sektornyatersebut adalah bermakna diimpor untukdipakai, bukan bermakna sekedar melaluibatas negara saja.

Dikarenakan apabila dengan memakaiistilah impor hal tersebut menjadi sangatmenguntungkan sektoralnya, maka entahkarena tidak tahu, atau pura-pura tidaktahu, atau sengaja mengambil manfaatdari ke blunderan istilah impor/ imporuntuk dipakai ini, atau dengan sengajasehingga hal yang seharusnya berlakupada saat barang tersebut diimpor untukdipakai/ di release dari pengawasanpabean akan tetapi dipakai istilah diimpordengan maksud agar diberlakukan tidaksaja sejak barang tersebut dikeluarkan keperedaran bebas dari pelabuhan/ dariTempat Penimbunan Berikat, akan tetapi

sejak barang tersebut dimasukan ke Indo-nesia/ melalui perbatasan negara.

Sekali lagi bahwa hal ini dapat terjadikarena kesalahan penafsiran atau salahmenginterprestasikan, ketidak tahuan,atau bahkan karena kesengajaan. Apapunalasannya, hal ini dapat mengacaukanpelaksanaan dari suatu ketentuan yangmerupakan hukum positif di Indonesia,yang tentunya dapat merugikan masyara-kat usaha serta tidak menciptakan suasa-na yang kondusif bagi iklim investasi diIndonesia, serta tidak menciptakan kepas-tian berusaha, kepastian kalkulasi, teruta-ma apabila ketentuan tersebut dibanding-kan dengan ketentuan kepabeanan di ne-gara lain, yang juga sama sama menerap-kan praktek kepabeanan internasionalyang direkomendasi baik oleh WorldTrade Organization (WTO) maupun olehRevised Kyoto Convention (merupakanInternational Best Customs Practices),hanya masalahnya di Indonesia hal yangsama ditafsirkan secara berbeda.

Adanya kesimpang siuran pengertianantara diimpor dan diimpor untuk dipakaitersebut, memang cukup beralasanapabila seorang anggota pansus dariPartai Demokrat menanyakan langsungkepada Menteri Keuangan dan sekaligusminta klarifikasi mengenai pengertianimpor sebagaimana dimaksud dalampasal 1 butir 13 pada Sidang Pansuspembahasan revisi Rancangan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan yang juga penulis hadiripada waktu itu.

Dalam rapat pansus tersebut, anggotaDPR yang terhormat dari Partai Demokrattersebut memberikan klarifikasi/ menegas-kan bahwa pengertian pasal 1 butir 13Undang-Undang Nomor 10/ 1995 tersebutadalah memang benar-benar berbeda de-ngan pengertian awam mengenai impor,yaitu mengeluarkan barang dari pelabuh-an ke peredaran bebas (Penulis: yang di-maksudkan adalah diimpor untuk dipakai).

Penegasan anggota DPR dari PartaiDemokrat tersebut wajar, mungkin dikare-nakan banyak instansi di luar DirektoratJenderal Bea dan Cukai yang menafsirkanberbeda dengan apa yang seharusnya di-kehendaki oleh pembuat undang-undang.

Hal tersebut bisa saja terjadi karenatidak dicantumkannya pegertian ImporUntuk Dipakai dalam pengertian umum(Pasal 1), atau dalam setiap konteksnyaapabila dikehendaki/ dimaksud oleh suatuperaturan yang mengatur tentang ”DiimporUntuk Dipakai”, akan tetapi justru definisiimpor yang tercantum dalam pasal 1 butir13 lah yang selalu dipakai.

Saat ini hampir semua instansi luarmemakai baik istilah ”Impor UntukDipakai” maupun “Impor” hanya denganistilah impor saja, sehingga dapatdibayangkan bahwa banyak terjadikerancuan dan kesalah pahaman dalampenerapannya, dan hal ini menurutpendapat penulis bukan merupakan halyang sepele, tapi sangat serius.

Memang perlu kita sadari bahwa

untuk memahami pengertian impor terse-but tidak bisa kita hanya menafsirkansecara parsial (hanya sepotong), penger-tian impor harus dipahami aplikasinyadengan kegiatan lain sehingga dipahamibetul apa sih yang dimaksud imporsebagaimana dimaksud pada butir 13pasal 1 Undang-Undang Nomor 10/ 1995tersebut, dan apa sih yang dimaksuddengan diimpor untuk dipakai?

Sebagai contoh pengertian impor yangdikaitkan dengan adanya suatu pembatas-an kegiatan importasi suatu barang, ins-tansi yang mengeluarkan peraturan terse-but bersikukuh bahwa pengertian imporadalah memasuki batas wilayah daerahpabean Indonesia (batas negara). Pada-hal apabila dicermati bahwa pembatasantersebut sebenarnya ditujukan pada pe-manfaatan/ pengkonsumsian/pemasaranbarang tersebut di Indonesia atau padasaat barang tersebut dilakukan pembong-karan di salah satu pelabuhan di Indone-sia dan kemudian di-release daripengawasan Bea Cukai guna diimporuntuk dipakai.

Sewaktu pertama kali penulis jelaskanmaksud dari peraturan pembatasantersebut, pejabat dari instansi yangmengeluarkan peraturan tersebut tetapberpendapat bahwa mereka merefer kepengertian impor yang ada pada Undang-Undang Nomor 10/ 1995 bahwa imporadalah masuk daerah pabean Indonesia.Namun pada waktu penulis tanyakanapakah barang- barang yang dibatasitersebut untuk tujuan Australia, Philipinaatau negara lain yang akan transit/dilakukan transhipment di Indonesia jugaharus kita tolak, mengingat impor adalahkegiatan memasukkan barang ke dalamDaerah Pabean? Apakah semuapelabuhan di Indonesia tidak dapatmelakukan kegiatan transit/ transhipmentterhadap barang-barang tersebut? Apakahkegiatan transit/ transhipment tersebut biarhanya dinikmati oleh negara tetangga kitaSingapura dan Malaysia? Apakah negarakita sebagai negara yang berdaulat tidakberhak untuk melakukan hal tersebut?Atau kita hanya menonton saja, padakegiatan ekonomi yang sangat mengun-tungkan bagi perekonomian nasionaltersebut?

Instansi di luar DJBC yang membuatsuatu peraturan mengenai pembatasanuntuk pemanfaatan/ perdagangan/ peng-konsumsian suatu barang yang berasaldari luar daerah pabean/ negeri di Indone-sia hendaknya secara eksplisit mencan-tumkan dalam peraturannya bahwabarang tersebut dilarang untuk diimporuntuk dipakai di Indonesia, bukan dilaranguntuk diimpor saja, demikian juga pihakBea Cukai hendaknya juga memberikansosialisasi mengenai pengertian diimporuntuk dipakai ini, sehingga akanmemudahkan pelaksanaan di lapangandan tidak debateable /disputeabledikarenakan artinya yang ambigu.

Dengan hanya mencantumkan katadilarang diimpor saja tanpa ditambah

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 385

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

frasa untuk dipakai hal ini dapat menim-bulkan multi tafsir baik bagi pihak yangmengeluarkannya, petugas Bea Cukai,perusahaan jasa pengangkutan, customsbrokers, importirnya sendiri dan oleh siapasaja terutama pihak-pihak yang terkenaperaturan tersebut.

Padahal apabila dilihat dari substansiyang diatur, jelas yang dimaksudkan ada-lah larangan/pembatasan untuk diimporuntuk dipakai tapi karena sangat diuntung-kan atas penggunaan istilah impor makamereka menganggap hal seharusnyadipergunakan istilah diimpor untuk dipakaimenjadi istilah diimpor. Padahal denganmempergunakan pengertian imporsebagaimana dinyatakan dalam pasal 1butir 13, hal tersebut akan menjadi ranculagi apabila barang yang dikenai aturantersebut tidak jadi diimpor untuk dipakai,misalnya hanya transit/ diangkut terusatau diangkut lanjut (di ekspor kembali),diproses di Kawasan Berikat yang kemu-dian hasilnya diekspor, sebagaimana telahpenulis jelaskan dimuka.

Melanggarkah kapal yang mengang-kut barang tersebut padahal barangtersebut hanya akan melakukan transit/transhipment untuk selanjutnya barangakan dibawa ke luar negeri, ataumelanggarkah Pengusaha Industri yangberoperasi di Kawasan Berikat padahalbarang-barang yang terkena pembatasantersebut ditujukan untuk diproses diKawasan Berikat yang kemudian hasilnyadi ekspor, akankah barang yang demikiandikenai aturan tersebut? Kita perlurenungkan dan luruskan hal ini, sebelumkesalahan ini menjadi berlarut-larut, dandimanfaatkan oleh oknum yang tidakbertanggung jawab dan dinikmati olehnegara tetangga.

Tentu saja kesalah pahaman tersebutdapat terjadi karena kurangnya sosialisasidan koordinasi antar instansi Bea Cukaidan instansi yang menitipkan peraturan-nya ke Bea Cukai untuk dilaksanakan,atau dapat juga dikarenakan pajabat BeaCukai yang diundang rapat untukmembahas rancangan peraturan tersebutkurang memahami apa beda diimpor dandiimpor untuk dipakai, kapan perluditerapkan kata impor dan kapan perluditerapkan frasa diimpor untuk dipakai.

Berbeda dengan Ordonansi Bea (Stbl.1931 N0.471) yang mengatur dengantegas dalam pasalnya, dan aturan-aturanpelaksanaannya, dalam Undang-UndangNomor 10/ 1995 masalah Impor UntukDipakai dapat kita jumpai dalam pasal 8,yang seakan-akan hanya berlaku di pasaltersebut, padahal secara kontekstual,pengertian diimpor untuk dipakai sangatluas pemakaiannya, dan perludicantumkan dalam pengertian umum,dan disebutkan dalam pasal apabilasecara kontekstual mengatur mengenaimasalah Impor Untuk Dipakai.

Adapun pasal 8 yang mengatur me-ngenai Impor Untuk Dipakai tersebutberbunyi sebagai berikut :“(1) Impor untuk dipakai adalah :

a. memasukkan barang ke dalamDaerah Pabean dengan tujuanuntuk dipakai; atau

b. memasukkan barang ke dalamDaerah Pabean untuk dimiliki ataudikuasai oleh Orang yangberdomisili di Indonesia.

(2) Barang impor dapat dikeluarkansebagai barang impor untuk dipakai:a. setelah diserahkan Pemberitahuan

Pabean dan dilunasi BeaMasuknya;

b. setelah diserahkan PemberitahuanPabean dan jaminansebagaimana dimaksud dalamPasal 42; atau

c. setelah diserahkan dokumenpelengkap pabean dan jaminansebagaimana dimaksud dalamPasal 42.

Ayat (3) s/d (6) dst.”

Dalam Penjelasan Pasal 8 tersebutAyat (1) dinyatakan cukup jelas, padahalbelum ada penjelasan tentang apa yangdimaksudkan dengan “tujuan untukdipakai”, ayatnya mengatakan dalam hurufa bahwa Impor untuk dipakai adalahmemasukkan barang ke dalam DaerahPabean dengan tujuan untuk dipakai, tapi,sekali lagi, tidak dijelaskan apa yangdimaksudkan dengan “tujuan untukdipakai”; padahal penjelasan ini sangatdiperlukan untuk menghindari kerancuandalam pelaksanaannya.

Sedangkan Ayat (2) berbunyi :“Ayat ini memungkinkan importir

yang memenuhi persyaratan, untukmengeluarkan barang impor untukdipakai sebelum melunasi Bea Masukyang terutang dengan menyerahkanjaminan. Namun, importir wajibmenyelesaikan kewajibannya dalamjangka waktu yang ditetapkan menurutundang-undang ini. Kemudahan inidiberikan dengan tujuan untukmemperlancar arus barang”

Berkenaan dengan aliran barangimpor dari luar daerah pebean ke dalamdaerah pabean, hal tersebut dapat kitalihat pada Ketentuan pasal 7 Undang-Undang Nomor 10/ 1995 yang mengaturmengenai Kedatangan, Pembongkaran,dan Pengeluaran Barang.

Berdasarkan pasal 7 ayat (1) bahwabarang impor harus dibawa ke KantorPabean tujuan pertama melalui jalur yangditetapkan dan kedatangan tersebut wajibdiberitahukan oleh pengangkutnya. Lebihjauh dikatakan dalam ayat (6) bahwabarang impor sebagaimana dimaksudpada ayat (1), sementara menunggupengeluarannya dari Kawasan Pabean,dapat ditimbun di Tempat PenimbunanSementara (digudang/ lapanganpenimbunan di pelabuhan).

Kemudian dalam ayat (7) dinyatakanbahwa Terhadap barang-barangimpor(yang telah melewati batas negara)yang kemudian ditimbun di TempatPenimbunan Sementara (digudang/

lapangan penimbunan di pelabuhan)tersebut, dapat dikeluarkan dari KawasanPabean (pelabuhan) dalam arti dilepasdari pengawasan pabean di KawasanPabean (di pelabuhan bongkar), setelahdipenuhinya Kewajiban Pabean untuk:a. diimpor untuk dipakai;b. diimpor sementara;c. ditimbun di Tempat Penimbunan

Berikat;d. diangkut ke Tempat Penimbunan

Sementara di Kawasan Pabeanlainnya;

e. diangkut terus atau diangkut lanjut;atau

f. diekspor kembali.

Dari ketentuan pasal 7 ayat (7)tersebut apabila dikaji lebih mendalam,sangat jelas bahwa hanya terhadapbarang yang diimpor untuk dipakai saja(huruf a) yang wajib segera dilunasi BeaMasuk dan pungutan negara lainnya(Pajak Dalam Rangka Impor), sedangkanterhadap kegiatan lanjutan yang lainsebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat(7) huruf b sampai dengan f, merupakanbarang dalam pengawasan Bea Cukai(Under Customs Control), belumdimanfaatkan, sehingga dianggap masihdalam proses pengangkutan ataupenimbunan, dan oleh karenanyaterhadap barang-barang tersebut belumwajib dilunasi Bea Masuk dan pungutannegara lainnya, karena barang-barangtersebut tidak/ belum diimpor untukdipakai (belum dimanfaatkan didalamdaerah pabean), meskipun barang-barangsebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat(7) huruf a sampai dengan f adalah sudahmerupakan barang impor sebagaimanadimaksud pada butir 13 pasal 1 Undang-Undang Nomor 10/ 1995.

Kemudian apabila dilihatpengaturannya lebih lanjut terhadap Pasal7 ayat (7) huruf e tersebut, dapat dilihatdalam pasal 24 Undang-Undang Nomor10/ 1995 yang bunyinya “Barang yangdimasukkan ke Daerah Pabean untukdiangkut terus atau diangkut lanjut ke luarDaerah Pabean tidak dipungut BeaMasuk”, yang dalam penjelasannyadijelaskan :

Penjelasan Pasal 24“Pada dasarnya barang dari luar

Daerah Pabean sejak memasuki DaerahPabean sudah terutang Bea Masuk.Namun, mengingat barang tersebut tidakdiimpor untuk dipakai, barang tersebuttidak dipungut Bea Masuk”.

Karena Pejabat Bea Cukai dalam me-lakukan pemungutan Bea Masuk, sekali-gus juga melakukan Pajak Dalam RangkaImpor, maka terhadap barang yang belumdiimpor untuk dipakai juga belum dipungutPDRI nya.

Jadi sekali lagi sangat jelas bahwa ti-dak semua impor adalah impor untuk di-pakai, sedangkan semua impor untuk di-pakai pasti sudah diimpor. (Bersambung)

Penulis adalah Kasubdit Tempat Penimbunan

OPINI

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 385

37WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

residen kembali mengeluarkanperaturan dalam rangka mening-katkan efektivitas dan kinerja

organisasi Departemen Keuangan sertapelaksanaan peraturan Presiden RImelalui Peraturan Presiden (Perpres)Republik Indonesia Nomor 66 Tahun2006 tentang perubahan keempat atasPeraturan Presiden Nomor 10 Tahun2005 tentang Unit Organisasi danTugas Eselon I Kementerian NegaraRepublik Indonesia.

Beberapa ketentuan dalam PerpresNomor 10 Tahun 2005 tentang UnitOrganisasi dan Tugas Eselon IKementerian Negara RI yang telahbeberapa kali diubah dengan Perpres No.15 Tahun 2005, Nomor 63 Tahun 2005dan Nomor 80 Tahun 2005. Dalam PepresNo.66 Tahun 2006 yang diubah yaitupasal 15 dan pasal 16.

Mengenai pasal 15 yang diubah,sehingga berbunyi ; DepartemenKeuangan terdiri dari ; Sekretaris Jenderal,Direktorat Jenderal Anggaran, DirektoratJenderal Pajak, Direktorat Jenderal Beadan Cukai, Direktorat JenderalPerbendaharaan, Direktorat JenderalKekayaan Negara, Direktorat JenderalPerimbangan Keuangan, DirektoratJenderal Pengelolaan Utang, InspektoratJenderal, Badan Pengawas Pasar Modaldan Lembaga Keuangan, BadanKebijakan Fiskal, Badan Pendidikan danPelatihan Keuangan, Staf Ahli. Sedangkanpasal 16 mengatur tentang tugas masing-masing unit organisasi.

Perpres tersebut secara tegasmengisyaratkan perlunya dilakukanpenyempurnaan organisasi dan tata kerjaDepartemen Keuangan. Pertimbanganpenyempurnaan yang tertuang dalamPeraturan Presiden Nomor 66 Tahun2006 itu bertujuan untuk lebih menunjangkelancaran pelaksanaan pembangunanyang tentu saja mengacu kepadatuntutan efisiensi dan efektifitas kerja disemua lini dalam kaitannya dengan tugasdan fungsi yang diembannya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC), yang mempunyai tugas meru-muskan serta melaksanakan kebijakandan standarisasi teknis di bidangkepabeanan dan cukai, merupakan salahsatu unit Direktorat Jenderal yang beradadi bawah naungan Departemen Keuanganyang mengalami reorganisasi.

Dan rasanya memang sudah tepat,jika saatnya kini DJBC melakukanreorganisasi ditubuhnya. Petunjukpelaksanaan reorganisasi di instansi yangdipimpin Anwar Suprijadi ini, diatur dalamKeputusan Menteri Keuangan No : 466/

KMK.01/2006 tentang Organisasi dan TataKerja Departemen Keuangan.

Beberapa hal yang melatarbelakangidilakukan reorganisasi di DJBC diungkapKepala Bagian Organisasi dan Tatalaksa-na Sekretariat DJBC, Drs. Novrial MA.Menurutnya, ada banyak hal yang mela-tarbelakangi dilakukannya reorganisasi diDJBC, antara lain; perkembangan praktekperdagangan internasional, pendayaguna-an teknologi informasi, meningkatnyatuntutan masyarakat terhadap DJBC,terutama tuntutan terhadap optimalisasikinerja baik dibidang pelayanan maupunpengawasan, perubahan kebijakan peme-rintah, reformasi bidang kepabeanan,amandemen UU Kepabeanan dan Cukai,eksisting organisasi (menyangkut masalahyang berhubungan denganketidaksempurnaan struktur organisasi).

Perlu diketahui juga, lanjutan dariprogram reorganisasi yang akandilakukan oleh tim reorganisasi adalahdisamping akan segera ditempatkansumber daya manusia yang sesuaidengan kualifikasi, saat ini tim juga akansegera merumuskan peraturan mengenaistandar pelayanan publik untuk setiap unitpelayanan yang tujuannya untukmemberikan jaminan pelayananmasyarakat terhadap optimalisasi kinerja.

KETIDAKSEMPURNAAN STRUKTURORGANISASI

Menurut Novrial, dilaksanakannya

reorganisasi ditubuh suatu instansi tentuada faktor yang melatarbelakanginya.Begitu juga dengan DJBC, seperti yangtelah disebutkan sebelumnya di atasmengenai latar belakang dilakukannyareorgansasi dan berdasarkanpemantauan kinerja DJBC, ada beberapamasalah yang berhubungan denganketidaksempurnaan struktur organisasiyang berlaku, yang meliputi :

Pertama, struktur organisasi dan tugaspokok organisasi tidak relevan disebabkankarena perkembangan sistem danprosedur pelayanan dan pengawasansehingga menyebabkan tugas dan fungsiunit tertentu menjadi tidak relevan.

Kedua, tugas dan fungsi tidak dapatdilaksanakan dikarenakan tugas danfungsi yang diatur dalam naskahKeputusan Menteri Keuangan mengenaiorganisasi dan tata kerja, tugas dan fungsitidak didefinisikan secara sempurna atautidak didelegasikan kepada pejabatdibawahnya. Jadi menyangkut masalahredaksional.

Ketiga, tugas dan fungsi tumpangtindih antara unit-unit organisasi DJBC.Ini merupakan masalah utamaorganisasi yang menimbulkan dampaknegatif yang signifikan terhadap kinerjaDJBC. Dikarenakan tidak diaturbatasan yang jelas antara kewenanganKantor Pusat, Kanwil dan KPBC.

Keempat, beban kerja tidak seimbang,baik di organisasi pusat maupun vertikal,yang tidak hanya meliputi permasalahanyang berhubungan dengan volumepekerjaan tetapi juga meliputi variasi jenispekerjaan.

Kelima, pengelompokan kerja kurangrelevan sehingga tidak sejalan dengangambaran pada nomenklatur struktur.

Keenam, reoganisasi DepartemenKeuangan. Dalam rangka menciptakanorganisasi yang dapat berfungsi sesuaidengan prinsip good governancepimpinan Departemen Keuanganmereformulasi dan mereposisi tugasdan fungsi unit-unit kerja di lingkungandepartemen.

POKOK-POKOK REORGANISASIMengenai pokok-pokok reorganisasiDJBC tahun 2006 yang telah disusunoleh tim reorganisasi DJBC tahun2006 meliputi ;

1. Pembentukan struktur tenaga pengkajibidang pelayanan dan penerimaan,bidang pengawasan dan penegakanhukum serta bidang pengembangankapasitas dan kinerja organisasi.

2. Pembentukan struktur Subbagian TataUsaha Direktur Jenderal, mengingat

REORGANISASI DJBCMenuju organisasi yang selaras dan terakomodir sehingga mampu berperan secara optimalsebagai trade facilitator, community protector dan revenue collection.

Drs. NOVRIAL MA. Ada banyak hal yang melatar-belakangi dilakukannya reorganisasi di DJBC.

PWBC/ADI

SEKRETARIAT

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 385

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

erkembangan bidang Kepabean-an dan Cukai yang semakinpesat pada saat ini, tentunya

harus ditunjang dengan sumber dayamanusia (SDM) yang berkualitaspula. Untuk itu, Direktorat JenderalBea dan Cukai(DJBC) berusahauntuk meningkatkan kualitas danmutu SDM yang dimilikinya,salahsatunya melalui Diklat TeknisSubstantif Spesialisasi II (DTSS II)yang diselenggarakan oleh PusatPendidikan dan Pelatihan Bea danCukai (Pusdiklat Bea dan Cukai).Diklat DTSS II ini telah berlangsungsejak 28 Juli 2006 sampai 20Oktober 2006 di Pusdiklat Bea danCukai Jakarta.

Kepala Pusdiklat Bea dan CukaiDrs. Endang Tata pada acarapenutupan DTSS II di Pusdiklat Beadan Cukai pada 20 Oktober 2006mengatakan, DTSS II yang diikutioleh 29 pegawai golongan III dariberbagai Kantor Wilayah dan KantorPelayanan Beadan Cukai diselu-ruh Indonesia inibertujuan untukmempersiapkanSDM yang dimilikioleh DJBC yangmemadai danmampu mengha-dapi tugas dantantangan dalambidang Kepabean-an dan Cukaiyang saat ini ber-kembang pesat,tentu sajatantangan yangdihadapi tidaklahringan.

Lebih lanjutEndang Tata me-ngatakan, bahwapara peserta yangmengikuti DTSS IIini merupakanasset yang sangatpotensial yangperlu ditumbuhkembangkan,dimana nantinya

mereka dapat ditempatkan pada kan-tor-kantor dilingkungan Bea danCukai, “Penempatan tersebut diha-rapkan mampu mendukung tugas-tugas yang dipercayakan pemerintahkepada DJBC,”ujarnya kembali.

TUMBUHNYA NILAI-NILAIKEPRIBADIAN

Pada sambutannya, ia kembalimengatakan, melalui DTSS II ini,tumbuh nilai-nilai kepribadian yangbaik yaitu disiplin yang tinggi, rasapercaya diri, jujur dan bertanggungjawab, integritras pribadi, kerjasamaserta didukung oleh sikap fisik yanglebih tegap, tegas dan cermat.

Nilai-nilai tersebut masih menu-rutnya, harus ditumbuh kembangkanoleh setiap diri pegawai DJBC agardapat menunaikan tugasnyamemberikan pelayanan yang terbaikkepada kalangan industri,perdagangan dan masyarakat secaraefisien dan professional. Lebih lanjut

Endang Tatamengatakan jikanilai-nilai tersebuttertanam dandiamalkan denganbaik oleh sebagi-an besar pegawaiDJBC, ia yakinvisi dan misiDJBC menjadi ke-nyataan dan dapatmensejajarkan diridengan institusikepabeanan dancukai dunia baikdibidang kinerjamaupun citranya.

Materi DTSS IIyang diselengga-rakan selama duabulan tersebutmenurut KepalaBidangPenyelenggaraanPusdiklat Bea danCukai, MaruliSitompul meliputimata pelajaranpokok, mata pela-jaran penunjang,

DTSS IIKEPABEANAN DAN CUKAIMelalui DTSS,diharapkan tumbuh nilai-nilai kepribadian yangpositif agar dapat menunaikan tugas memberikan pelayananterbaik.

DRS. ENDANG TATA. Para peserta yangmengikuti DTSS II ini merupakan asset yangsangat potensial.

P

WBC/ATS

PUSDIKLAT

beban kerja yang relatif tinggi dankompleksitas permasalahan.

3. Mempertegas fungsi SekretarisDirektorat Jenderal selaku pejabatyang bertanggungjawabmelaksanakan pengawasaninternal terhadap kinerja seluruhunsur dilingkungan DirektoratJenderal (sistem pengawasanintern).

4. Penghapusan SubbagianPengadaan II pada SekretariatDirektorat Jenderal.

5. Reposisi Subdirektorat TempatPenimbunan dari Direktorat TeknisKepabeanan ke Direktorat FasilitasKepabeanan.

6. Likuidasi SubdirektoratKemudahan Ekspor II padaDirektorat Fasilitas Kepabeananyang direposisi ke SubdirektoratKemudahan Ekspor I.

7. Perubahan nomenklatur, likuidasi,reformulasi dan reposisi unit kerjadilingkungan DirektoratPencegahan dan Penyidikan(menjadi Direktorat Penindakandan Penyidikan).

8. Perubahan nomenklatur,reformulasi dan reposisi unit kerjadi lingkungan Direktorat Verifikasidan Audit (menjadi DirektoratAudit)

9. Penyempurnaan pengelompokantugas pada Direktorat KepabeananInternasional.

10. Reformulasi struktur, tugas danfungsi SubDirektorat PengolahanData dan Dukungan Teknis padaDirektorat Informasi Kepabeandan Cukai.

11. Penghapusan tipe Kantor WilayahDirektorat Jenderal Bea dan Cukai.

12. Perubahan tugas dan fungsiKantor Wilayah.

13. Pembentukan Kantor WilayahDJBC baru termasukpembentukan Kantor PelayananUtama.

14. Penyempurnaan strukturorganisasi Kantor Pelayanan Beadan Cukai

15. Penyempurnaan tipe KantorPelayanan Bea dan Cukai

16. Pembentukan dan likuidasi kantorpelayanan.

Tujuan dilakukannya reorganisa-si di DJBC lanjut Novrial, salahsatunya adalah menciptakan DJBCsebagai organisasi pemerintah yangsensitif dan akomodatif terhadapperkembangan praktek perdagang-an internasional sehingga mampuberperan secara optimal sebagaitrade fasilitator. Disamping itu masihada tujuan-tujuan reorgansasi ditubuh DJBC yang lain, yang lebihlengkapnya, secara khususRedaksi WBC akan menyajikandalam bentuk Laporan Utama edisimendatang. ris

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 385

39WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

mata pelajaran orientasidan lain-lain yangkesemuanya mencapai 552jam latihan. Sementarapara pengajar yang terlibatdalam DTSS tersebut terdiridari para widyaiswaraPusdiklat Bea dan Cukai,para pejabat strukturaldilingkungan Pusdiklat Beadan Cukai, para pejabatstruktural dilingkunganKantor Pusat DJBC dan timpelatih dari Rindam Jaya.

Pada akhir Diklat, masihmenurut Maruli parapeserta telah mengikutiujian tertulis dan penilaiandiberikan oleh parapengajar untuk dapatmengetahui sampai sejauhmana para peserta dapatmenyerap pelajaran yangtelah diberikan.

UCAPAN SELAMAT. Menandakantelah usainya masa DTSS II yangdiikuti oleh para peserta selamadua bulan

zap

WBC/ATS

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 385

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Direktur Jenderal

BEA DANCUKAI

Sekretarisdan Seluruh Staf

SEKRETARIATDIREKTORAT JENDERAL

BEA DAN CUKAI

Direkturdan Seluruh Staf

DIREKTORATPENCEGAHAN DAN

PENYIDIKANPimpinan dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A KHUSUS

TANJUNG PRIOK II

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 385

41WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Pimpinandan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

MEDANPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

BELAWANPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

TELUK NIBUNGPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE C

RANAIPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

BANDAR LAMPUNGPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

PANGKAL PINANGPimpinan

dan Seluruh Staf

KANWIL I DJBC TIPE A

MEDAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL IV DJBC TIPE A

JAKARTAPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

B A T A MPimpinan

dan Seluruh Staf

KANWIL VII DJBC TIPE A

SURABAYAPimpinan dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

PEKAN BARU

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 385

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Direkturdan Seluruh Staf

DIREKTORAT

TEKNIS KEPABEANANDirektur

dan Seluruh Staf

FASILITAS

KEPABEANANDirektur

dan Seluruh StafDIREKTORAT

PENERIMAAN & PERATURANKEPABEANAN DAN CUKAI

Direkturdan Seluruh Staf

DIREKTORAT

CUKAIPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

JAKARTAPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A KHUSUS

SOEKARNO HATTAPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

MERAK

Pimpinandan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

BOGORPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

CIREBONPimpinan

dan Seluruh Staf

KANWIL VI DJBC TIPE A

SEMARANGPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

JUANDAPimpinan

dan Seluruh Staf

KANWIL VIII DJBC TIPE B

DENPASARPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE C

BENOAPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

PONTIANAK

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 385

43WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL XII DJBC TIPE B

AMBON

Pimpinandan Seluruh Staf

BPIB TIPE A

JAKARTA

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL IX DJBC TIPE B

PONTIANAKPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

ENTIKONGPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

SAMARINDAPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE B

TARAKANPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE C

MANADOPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE C

POSOPimpinan

dan Seluruh Staf

KPBC TIPE C

MERAUKE

Pimpinan dan Seluruh StafKPBC TIPE A

TANJUNG EMASPimpinan dan Seluruh Staf

KANWIL III DJBC TIPE B

PALEMBANGPimpinan dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A KHUSUS

TANJUNG PRIOK IPimpinan dan Seluruh Staf

KPBC TIPE A

BANDUNGPimpinan dan Seluruh Staf

PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE B

TANJUNG PRIOKPimpinan dan Seluruh Staf

PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE B

PANTOLOAN

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 385

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

R A D J I P ABaginya, saat bertugas di luar kantor, seperti memeriksa barang-barang

dipelabuhan maupun bongkar muat digudang memiliki risiko yang tinggi.Selain mendapat hujatan, ia juga harus menghadapi para preman dipelabuhan. Aksi teror pun kerap membayanginya setiap hari. “Hal itu sudahmenjadi makanan saya setiap hari. Hanya saja, selama saya bertugas tidakada orang yang main pukul, kalaupun ada, akan saya hadapi, ujar priaketurunan India Tamil yang sebagian besar karirnya bertugas di lapangan.

Kasus-kasus teror seperti itu selama ini dihadapinya dengan lapangdada lantaran tugas Bea dan Cukai adalah sebagai pelayanan masyarakat.Dengan demikian, walaupun emosinya kerap dipancing, Radjipa tetap sabarmenghadapinya. Bahkan, kini ia telah terbiasa mendengar caci maki dariorang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Radjipa meniti karir di Bea dan Cukai sejak menjadi tenaga honorertahun 1973 di Kanwil I DJBC Medan selama tiga tahun. Sebagai honorer, iabertugas membuka dan membersihkan seluruh ruangan kantor. Pada 1976ia diangkat menjadi pegawai dan bertugas dibagian administrasi staf KanwilI Medan yang dilakoni selama dua tahun. Pada 1978 ia dipindahkan kebagian luar kantor, memeriksa barang-barang apabila ada kapal yangsandar dan juga memeriksa barang-barang yang dibongkar digudang.

ABDUL AZIS HADY, S.KOM.Awalnya, menjadi pegawai bea cukai seperti sekarang ini bukanlah

merupakan cita-cita pria yang lahir pada tanggal 25 Februari 1971. Setelahlulus SMA Negeri 1 Tangerang pada tahun 1990, Azis mendaftarkan diri keSTAN. Ia pun diterima sebagai mahasiswa Prodip III spesialisasi Bea danCukai Angkatan VI. Setelah bertugas menjadi pegawai bea cukai barulah iamenyadari bahwa menjadi pegawai bea dan cukai adalah anugerah yangpatut disyukuri. Rasa syukur ini dia wujudkan dengan bekerja secarasungguh-sungguh dan selalu berusaha menuntaskan pekerjaan yangdibebankan kepadanya.

Pengalaman kerjanya dimulai dari Direktorat Perencanaan danPenerimaan KP DJBC (1993-1999). Kemudian ia dimutasi ke KPBCSoekarno Hatta (1999-2004) dan sejak tahun 2004 hingga saat ini, iaditempatkan di KPBC Tipe C Pematang Siantar.

Azis yang kini menjabat sebagai Korlak P2 KPBC Tipe C PematangSiantar sejak Januari 2005, mempunyai pengalaman dan kesan yangmendalam pada saat bekerja di KPBC Soekarno Hatta. Pada saat itu iaberhasil mencegah terjadinya penyelundupan shabu-shabu seberat 40 kgyang disembunyikan pada mesin tekstil di gudang Cargo Garuda.

“Menjadi orang yang bermanfaat” adalah motto hidupnya baik dalam

S J A M S U R I Z A LPerjuangan Sjamsu mengikuti jejak orangtuanya menjadi tentara, (AURI)

begitu menggebu. Tanpa ragu-ragu, ia pun pergi ke Malang untuk mengikuti testmasuk AKABRI, namun ia gagal. Akhirnya orangtuanya menyarankan Sjamsuuntuk mencoba mengikuti tes di Bea dan Cukai dengan ijasah SMP. Tanpa pikirpanjang lagi, ia pun mencoba mengikuti tes dan diterima, padahal ia mengakutidak mengetahui sama sekali mengenai Bea dan Cukai pada saat itu.

Pada 1975, ia ditempatkan di Kanwil Tanjung Priok dengan pangkatgolongan Ib. Pada 1983 Sjamsu mengikuti ujian persamaan (DPI 1),pangkatnya pun naik menjadi golongan 2a. Sjamsu memang ingin terusmeningkatkan pengetahuannya, ia pun melanjutkan kuliahnya di UniversitasJayabaya jurusan ekonomi dan berhasil lulus, dengan demikian pangkatnyapun disesuaikan menjadi 3a. Kemudian tahun 1987 Sjamsu dipindahkan lagike Ujung Pandang, dua tahun berjalan tepatnya pada tahun 1990 Sjamsuditempatkan di KPBC Samarinda sebagai Kasubsi Hanggar dan bertugassebagai Komandan Patroli.

Dari Samarinda, pada 1994 Sjamsu dipindahkan ke KPBC Lampung. Setelahtujuh bulan, ia dipromosi ke Papua, tepatnya KPBC Sorong sebagai Kepala SeksiVerifikasi dan Kepala Seksi P2. Dari Sorong ia dipindahkan lagi ke KPBCPurwakarta sebagai Kepala Seksi Pabean selama empat tahun. Pada 2001 iadimutasi ke Kanwil III DJBC Palembang sebagai Kasubag Rumah Tangga. Empattahun kemudian (2005) ia dipindahkan ke Kanwil IV DJBC Jakarta sebagaiKasubag Rumah Tangga. Terakhir, (2006) ia dimutasi ke KPBC Soekarno Hattajuga sebagai Kasubag Umum.

Dari sekian banyak bertugas di daerah, Sjamsu sangat terkesan saatditugaskan ke Samarinda dan Sorong. Saat di Sorong, Papua, Sjamsumendapat tugas sebagai tim penyuluhan UU Kepabeanan dan UU Cukai.“Sebagai tim penyuluhan di Papua, tidak ada daerah yang tidak pernah sayasinggahi,” ujarnya.

Sedangkan waktu di Samarinda, ia menjadi Komandan Patroli Laut dimanaia bisa berkeliling daerah mulai dari Tarakan, Ligitan, Nunukan hingga Pulau

SIAPA MENGAPA

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 385

45WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Kemudian, tahun 1995 ia dipindahkan ke KPBC TelukNibung selama 9 tahun, dan saat ini, sudah dua tahun iakembali bertugas di Kantor Wilayah I DJBC Medan sebagaipelaksana di P2. Menurut Radjipa, antara tugas yang duludengan sekarang sangat berbeda, bahkan ia merasa lebihaman ditempatnya bekerja saat ini. Sebelumnya, saat ber-tugas diluar sebagai pemeriksa, ia harus berhati-hati sekali,bahkan tidurpun ia merasa tak nyenyak jika ada persoalan.

Pria kelahiran Medan tahun 1951 ini, akanmemasuki masa pensiun pada Mei 2007 nanti. Untukmengisi masa pensiun, ia tidak perlu merasa pusing.Pasalnya, banyak tawaran dari teman-temannya yangmenawarkan padanya untuk membuka usaha marmer,ambal untuk rumah, bahkan bidang ekspedisi.

Saat ini, Radjipa yang menikah tahun 1977 dandikaruniai 6 orang anak ini, aktif melakukan kegiatankeagamaan. Kini, ia menjabat sebagai ketua Viharayang tugasnya adalah mengatur pendeta, mengaturkegiatan untuk memajukan perkembangan vihara danumat, serta acara-acara keagamaan lainnya.

Sipadan. Bahkan, sewaktu Pangkalan Sarana OperasiPantoloan mulai dioperasikan, Sjamsu adalah orangpertama yang menjadi Kopat disana. Tak hanya itu, yangtadinya ia tidak tahu menahu tentang mesin kapal, akhirnyaia menjadi tahu.

Sekitar 10 kali, Sjamsu berhasil menegahpenyelundupan kayu saat menjadi Kopat. Biasanya, darihasil tegahan tersebut diperoleh premi. Namun hinggasaat ini, premi tersebut belum pernah ia terima, bahkanpenghargaan yang biasanya diberikan bagi pegawaiyang berhasil melakukan penegahan pun tidak pernahsampai kepadanya. “Yang ada cuma tertulis di papanpengumuman Kanwil X DJBC Balikpapan nama SjamsuRizal Kopat BC menegah kayu,” kenangnya.

Selain pengalaman tersebut, ia juga memilikipengalaman yang kurang menyenangkan saat bertugasdi daerah Ujung Pandang. Saat itu kantor tempatnyabekerja minim pemasukan. Gaji yang diterimanya punminim dan kehidupannya sangat memprihatinkan.Bahkan ia pernah menangis ketika anaknyamemerlukan susu tapi ia tak mampu membelikannya.

Diakhir pembicaraan, pria kelahiran Pekanbaru, 30Desember 1956 ini berharap agar generasi muda benar-benar mempelajari ilmu kebeacukaian dan janganbekerja di Bea dan Cukai karena ingin kaya. “Mudah-mudahan dengan pegawai DJBC yang baru dapatmerubah dan memperjuangkan sistem penggajian yangada di Bea dan Cukai. Karena dengan gaji yang cukupmudah-mudahan teman-teman senang bekerjadimanapun dan tidak ada lagi yang ingin memilih tugasdi Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta,” tandasnya.

menjalankan tugas sebagai pegawai bea dan cukaimaupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu,disamping sebagai pegawai negeri, Azis juga mengelolaYayasan Rumah Yatim dan Dhuafa Hifzhul Amanah(Yayasan Rydha) di tanah kelahirannya di Desa BanyuAsih Mauk, Tangerang. Walaupun saat ini tempat kerjanyaberjarak cukup jauh dengan yayasan yang dikelolanya,namun hubungan via telpon dan internet kerap ia lakukandengan pengurus yayasan yang didirikannya itu.

Beberapa diklat kedinasan pun pernah ia ikuti, mulaidari Bendaharawan (A), Asisten Akuntan, Customs Valuati-on, UPKP V, Air Passengger Control dan sebagainya.Untuk itu, suami dari Weni P.Rahayu ini berharap bisa lulusmenjadi pegawai/pejabat pada Kantor Pelayanan Utama.

Ayah satu orang putri yang bernama Mafatiha SabilinaAzwa ini juga berharap agar Bea dan Cukai tidak lagidianggap sebagai salah satu instansi terkorup danpenyebab ekonomi biaya tinggi di Indonesia. “Mudah-mudahan citra, kerja dan prestasi DJBC ke depan lebihbaik lagi,” begitu harapannya pada DJBC.

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 120.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2005Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (EdisiJanuari - Desember)

ats

ats

ats/aah

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 385

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

DEFINISIOA singkatan dari ServicesOriented Architecture, sebuaharsitektur pertukaran informasi

berbasiskan pelayanan, yangmemungkinkan pihak-pihak/instansi-instansi (entitas) berbeda menjadisebuah pelayanan yang bersifatmelayani. Lebih mudahnyaimplementasi SOA adalah merubahsebuah aplikasi yang pertama hanyadipakai untuk entry menjadi sebuah

aplikasi yang dapat berinteraksidengan aplikasi lain, dan sifatnyatidak point-to-point.

Penerapan SOA membantueksekutif fokus pada mutu layanan.Konsep ini mempermudah instansimembangun proses bisnis yangfleksibel dan terpadu, sehingga bisaberadaptasi terhadap perubahaniklim bisnis.

SOA merupakan pengembanganteknologi software yang sudah per-

nah ada dengan tujuan fleksibilitasdan kemudahan dalam pertukarandata/informasi. (Gambar 1.)

EVOLUTION OF SOFTWARE ENGINEER-ING

Secara konsep, SOA sebenarnyabukan barang baru. Ia sudah dikenalsejak dua dasawarsa silam. Kalaubelakangan SOA kembali mencuat,pemicunya adalah perkembangan

layanan berbasisinternet (webbased). SOAmemiliki lingkupyang luas. Salahsatu kelebihannyaadalah memilikistandar terbuka,yang memungkin-kan segala sumberdaya TI dirangkaisecara fleksibel.Artinya, komunikasiantarsistem TI taklagi mempedulikansistem operasi dariperangkat lunakdan perangkatkerasnya. Inisungguh berbedadengan sistemsebelumnya yangmembutuhkankoneksi khususatau hardwired.

MENGAPA SOASOA dapat di

analogikan perta-nyaan ”Mengapa

SOA,SOLUSI TEKNOLOGI INFORMASIDALAM PERTUKARAN PELAYANAN ELEKTRONIKA Service-Oriented Architecture (SOA) Service-Oriented Architecture (SOA) Service-Oriented Architecture (SOA) Service-Oriented Architecture (SOA) Service-Oriented Architecture (SOA) is a style of design that guides all aspects of creating andusing business services throughout their lifecycle (from conception to retirement), as well asdefining and provisioning the IT infrastructure that allows different applications to exchange dataandparticipate in business processes regardless of the operating systems or programminglanguages underlying those applications.

Gambar 1. Evolution of Software Engineering

S

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 385

47WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Gambar 2. Silo Oriented Architecture

kita meminta tolong orang lain untukmengerjakan sesuatu?”. Jawabannyakarena mereka adalah ahlinya.Mengkonsumsi suatu servis untukmenyelesaikan suatu permasalahanbiasanya lebih murah dan lebihefektif daripada jika harus dikerjakansendiri sementara kita bukan ahlinyadalam

permasalahan itu. Dapatkahdibayangkan jika kita harusmelakukan segala hal yang kitaperlukan sendirian? Pada saat inikehidupan kita sedikit banyak telahberorientasi kepada servis misalnyaservis transportasi, telekomunikasi,ritel, kesehatan,dan finansial.

Sebenarnya SOA sama sajadengan proses lain yang bertujuanuntuk memodularisasi perangkatlunak. Proses ini telah berlangsungsekian lama dalam industri TI.Perbedaannya adalah bahwa SOAmemberi kesempatan kepadaperusahaan untuk mengidentifi-kasikan core competency mereka

dan untuk menentukan apakah corecompetency tersebut akandisediakan sebagai servis kepadaindustri dan partner bisnis. Dan seba-liknya, apakah suatu perusahaan me-mutuskan bahwa apa yang semuladianggap sebagai core competencysebenarnya bukan core competencysehingga mereka memutuskan untuk”membeli” saja servis yangdisediakan oleh pihak lain.

Sebagai contoh, terdapat suatu

perusahaan yangmemiliki banyakdivisi dalam prosesbisnisnya. Suatudivisi dapatberinteraksi dengandivisi lain dalampemenuhan bisnisdivisi terbebut.Perusahaantersebut jugaberinteraksi denganperusahaan laindiluar perusahaantersebut (Suppliersdan partners) danpelangganperusahaan itusendiri. Secara TIteknologi, polakomunikasi antarentitas dalamperusahaantersebut masihmenggunakanarsitektur point topoint, seperti yangdigambarkan padagambar di bawahini. (Gambar 2.)

SILO ORIENTEDARCHITECTURE

Dari gambardiatas, dapat dilihatkompleksitas daripenerapanarsitektur tersebut.Kompleksitas yangbesar berakibatberbanding lurusdengan biaya yangdibutuhkan dalamimplementasi danoperasional. Dalampercepatan transfer

data, semakin komplek arsitekturkomunikasi yang diterapkan membu-at flow data dalam jaringan semakinlambat. Kelemahan lain yang akantimbul adalah sulitnya melakukan in-tegrasi sistem.

Permasahan di atas dapatdisederhanakan denganmenggunakan SOA, dimanaarsitektur yang rumit tadi dapatdisederhanakan seperti pada gambardi bawah ini. (Gambar.3)

Gambar 3. Dari Silo ke Service-Oriented

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 385

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

DARI SILO KE SERVICE-ORIENTEDPada SOA, tiap- tiap entitas dapat

membangun aplikasi-aplikasikomposit (composite applications)dengan saling menghubungkan ataumemadukan berbagai layanan dalamsuatu alur proses, yang semuanyaditampilkan sebagai satu service.

Diharapkan dengan memakaiSOA, respon bisnis terhadapperubahan kondisi pasar akan lebih

cepat dan lebih sedikit memakanbiaya karena alih-alih harusmembuat dari awal aplikasi yangdiperlukan, dimungkinkan untukmelakukan penggunaan kembali asetTI yang sudah ada, tak peduli apakahitu milik sendiri maupun harusmemakai dari pihak lain.

Instansi yang menerapkan SOAdapat dikatakan memiliki arsitektur TIyang terbuka dan terstandarisasi.Penerapan SOA menciptakanfleksibilitas dalam membangunproses bisnis sehingga menjadi lebihadaptif terhadap perubahan modelbisnis dan memudahkan instansimembangun inovasi produk ataulayanan.

WEB SERVICEDalam komunikasi teori komunikasi,

setiap data yang akan dikomunikasiharus mematuhi aturan-aturan yangberlaku dalam proses komunikas.Aturan atau standar yang mengaturatau mengijinkan terjadinya hubungan,komunikasi, dan perpindahan dataantara dua atau lebih titik komputerdisebut protokol. SOAP merupakanprotokol yang telah menjadi cikalbakalnya SOA berkembang. Protokolyang pertama dikembangkan Microsoftbernama BizTalk, kemudian dirubaholeh W3C menjadi Simple ObjectApplication Protocol (SOAP), maklumBizTalk adalah sebuah merek dagang,dan merek dagang merupakan simbolketertutupan.

Web Services adalah sebuah

komponen layanan aplikasi yangdapat diakses melalui protokolterbuka yang memanfaatkan Webmelalui Simple Object AccessProtocol (SOAP) dengan bahasaWeb Services Description Language(WSDL) dan teregistrasi dalamUniversal Discovery Description andIntegration (UDDI). Web servicesmendukung komunikasi antar aplikasidan integrasi aplikasi denganmenggunakan XML dan Web. XML(eXtensible Markup Language)adalah sebuah standar untukmendefinisikan data dalam formatyang sederhana dan fleksibel.

Tetapi tentu saja SOA itu bukanhanya Web Services saja. Ingat SOAitu lebih luas, dan lebih luas dariyang dapat kita bayangkan.

Web services adalah komponenyang independen terhadap platformataupun bahasa. Web servicesmenggunakan web protokol (HTTP)yang sangat mendukungheterogenoitas dan interoperabilitasserta memudahkan integrasi. Selainitu web services mendukung koneksiloosely coupled, sehingga sebuahperubahan pada satu aplikasi tidakakan memaksa perubahan padaaplikasi yang lain. Sebuah webservices memiliki interface berupaweb API (Application ProgrammingInterface) yang dapat dipanggil olehsuatu aplikasi untuk mengaksesaplikasi yang mengimplementasikanlayanan web services. (Gambar.4)

IMPLEMENTASI SOA PADA BEACUKAI

Bea Cukai merupakan suatuinstansi yang cocok menggunakanteknologi SOA ini. Hal ini mengingatbanyak bisnis proses yangmenfaatkan informasi dari instansipemerintah lain maupun antaraplikasi. Salah satunya adalahSistem Aplikasi Prosedur (SAP)Impor pada modul pengecekan

komoditi yang diberitahukan terhadapbarang larangan pembatasan.Seperti kita ketahui dalam SAP imporkita komoditi barang merupakansalah satu elemen yang digunakansebagai pendukung keputusanpenjaluran selain profil importir.Komoditi barang dalam impordikategorikan menjadi 3 bagian yaitubarang dengan kategori low risk,medium risk dan high risk yangmembedakan ketiga kategori ituadalah barang yang bersangkutantermasuk barang-barang laranganpembatasan (lartas) atau tidak(pendekatan kode hs sebagaipembanding).

Namun profil barang yang didimasukkan ke dalam SAP Imporbukanlah data yang berasal dari Beadan Cukai, tetapi merupakan titipandari instansi pemerintah lainnyaseperti Departemen Perdagangan,BPOM, Depertemen Pertanian danlain-lain. Proses terciptanya data-base larangan pembatasan yang adapada aplikasi Impor di KPBC dimulaidari Direktorat P2 yang melakukanpengumpulan data barang laranganpembatasan dari instansi pemerintahlainnya. Data yang diperolehbiasanya didapat dari hardcopy yangdikirimkan oleh instansi pemerintahlainnya atau didapat dari hasilpencarian di internet. Setelah dataterkumpul, Direktorat P2 melakukanmaintenance terhadap data tersebutuntuk selanjutnya di upload ke dalamSAP Impor pelayanan melaluiDirektorat IKC.

Dari penjabaran singkat di atas,sebenarnya dapat terlihat kalau kitayang melakukan maintenanceterhadap data milik instansipemerintah lain. Hal ini dapatmenimbulkan potensi masalah antaralain keterlambatan dalam rangkapendistribusian database lartas keSAP Impor di KPBC, kemungkinanhuman error dalam entry data darihardcopy ke digital, kurang up todate nya database lartas kita dengandata yang ada di instansi pemerintahterkait dan lain-lain. Dengan adanyamasalah tersebut secara tidaklangsung DJBC menjadi pemegangtanggung jawab yang seharusnyatanggung jawab tersebut menjai milikinstansi terkait.

Hal ini tidak mungkin terjadi jikakita menggunakan konsep SOA,dimana dengan konsep ini Bea Cukaihanya mengkonsumsi service yangdisediakan oleh instansi pemerintahlain. Service yang dimaksud tentusaja layanan instansi pemerintahterkait dalam menyediakan data yangkita butuhkan (requet). Dengankonsep ini partner kita yaitu instansipemerintah lainnya yang menerbitkanijin impor, bebas mengembangkansistemnya sendiri tanpa

Gambar 4. Messaging Menggunakan SOAP

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 385

49WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

terinterferensi atau menginterferensisistem SAP Impor kita dan otomatisDJBC tidak perlu lagi melakukanmaintenance terhadap data mereka.Output yang dihasilkan oleh sistemdan prosedur partner kita saja yangkita konsumsi untuk penentuankeputusan customs clearance.Namun sekali lagi output yang diberikan ke DJBC hanyalah data yangkita butuhkan saja (request) danuntuk maintenance data perijinantersebut tetap menjadi tanggungjawab instansi tersebut.

Draf desain komunikasipelayanan Impor berbasis service-oriented dapat di lihat pada gambardi bawah ini. (Gambar.5)

DESAIN KOMUNIKASI BERBASISSERVICE-ORIENTED

Jika desain di atas dapatditerapkan, konsep National SingleWindow (NSW) tinggalmenambahkan entitas lain yangterkait seperti bank, importir/eksportir/ppjk dan entitas lainnya,dimana Portal Bea Cukai padagambar diatas akan digantikan olehApllication Service Provider (ASP)yang akan ditenterkan oleh tim NSWnasional tahun 2007 mendatang.

Draf desian NSW berbasisservice-oriented dapat di gambarkanpada gambar di bawah ini.(Gambar.6)

PENUTUPPenerapan SOA adalah sebuah

awal dari perjalanan untukmendapatkan fleksibilitas aplikasiyang digunakan untuk mendukungproses bisnis. SOA akanmemisahkan mana yang menjadikeahlian orang TI dan orang bisnis.

Tugas orang TI adalah merancangservis, sedangkan tugas orang bisnisadalah mengkombinasikan servis-servis yang ada untuk menghasilkansebuah nilai baru, yang padaakhirnya menjadi sebuah keuntunganbaru perusahaan.

Implementasi SOA pada DJBCtidak sebatas pertukaran informasiantara DJBC dengan instansi lainnyasaja tetapi bisa lebih luas. Misalnyapertukaran informasi antar SAP yangtelah ada di Bea Cukai, sepertipertukaran informasi STTJ yang dihasilkan oleh SAP kita untuk dikonsumsi oleh SAP Impor,pertukaran informasi data stock pita

cukai pada SAP cukai pusat danpelayanan dan lain-lain.

Ada empat fase untukmengadopsi SOA, yaitu :1. Layanan web individual yang

menciptakan bentuk-bentuklayanan pekerjaan dari aplikasiyang sudah ada.

2. Pengintegrasian fungsi bisnismelalui layanan lewat berbagaiaplikasi untuk tujuan bisnis.

3. Transformasi TI di seluruh bagianperusahaan melalui arsitekturyang mengintegrasikan seluruhproses bisnis.

4. Transformasi bisnis sesuaikebutuhan dari berbagai modelbisnis yang ada maupun yangbaru.

Akhir dari pembahasan ini,penulis hanya mengingatkan secanggihapapun konsep dan teknologi yang adatidak akan memberikan arti apa-apa jikatidak ada dukungan, kerjasama antarentitas dan kejelasan/kesatupahamankonsep yang ingin dibangun.

Referensi :l Ang Thiam Hock, “SOA overview”. Sun

Microsystem, Presentasi di Hanoi, 2006l Eric Newcomer & Greg Lomow,

“Understanding SOA with Web Ser-vices”, Addison Wesley Prefosesional,2004

l http://id.wikipedia.org/wiki/Web_service,“Web Service” ,2006

l Http://msdn.microsoft.coml http://www.w3schools.com/webservicesl Narenda Wicaksono, “Web Services

Security”, http://blogs. netindonesia.net/narn/, 2006

Yan Inderayana Pelaksana pada Subdit OSPKC-DIKC

@Analys & Programmer Team

Gambar 6. NSW Berbasis Service-Oriented

Gambar 5. Desain Komunikasi Berbasis Service-Oriented

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 385

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

AMBON. Tim RUU Kepabeanan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 11 Oktober 2006 mendengarkan pendapat akhir Fraksi-fraksi DPR-RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas UU Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan pada rapat panitia khusus (Pansus) DPR-RI dalamrangka pembicaraan tingkat I/pengambilan keputusan terhadap rancangan tentang perubahan atas UU Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan. Tim RUU tersebutterlihat pada foto sebelah kiri, dari kiri ke kanan Kepala (Ka) Kantor III DJBC Palembang Joko Wiyono, Direktur Fasilitas Kepabeanan, Ibrahim A. Karim, MantanSekretaris DJBC Sjahrir Djamaluddin, Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ka Kanwil XII DJBC Ambon Cyrus FidelisSidjabat, Kasubdit Tempat Penimbunan, Sutardi, Ka. Kanwil XIII DJBC Aceh, Bahtiar dan Ka. KPBC Tanjung Priok II Mulia Simanjuntak. Usai mendengarkanpendapat akhir fraksi-fraksi, Menkeu Sri Mulyani disaksikan anggota DPR-RI dan Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi (belakang menteri) menandatanganiKeputusan Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas UU Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan yang sudah disetujui untuk diserahkan dan disahkandalam sidang/Rapat Paripurna DPR RI. Kiriman Panja RUU Kepabeanan – C.F. Sidjabat

JAKARTA. Panitia Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat (KP) DJBC pada 24 Oktober 2006 menyelenggarakan Sholat Ied di halaman Kantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai. Sholat Ied tahun ini yang dipimpin oleh Ust. Dr. Muqoddam, MA dari Yayasan Al-Hikma Bangka, dihadiri umat islam yang berada dilingkungan KP-DJBC dan para pejabat eselon III dan IV lainnya (gambar kiri). Gambar kanan, usai Sholat Ied di Auditorium gedung B diselenggarakan halal bilhalal Dirjen Bea DanCukai Anwar Suprijadi dengan keluarga besar DJBC. Hadir dalam acara tersebut Staf Inti dan para pejabat Kanwil dan pejabat eselon III dan IV. Acara diakhiridengan ramah tamah dan makan bersama.

JAKARTA. Diruang Loka Utama lantai 2 gedung utama pada 14 Nopember2006 telah dilakukan serah terima jabatan Sekretaris Direktorat Jenderal Beadan Cukai dari pejabat lama Pjs M. Wahyu Purnomo kepada pejabat baru yangtelah dilantik oleh Menteri Keuangan pada 10 Nopember 2006, Djuneidy Djusan.Acara serah terima diawali dengan penandatangan naskah serah terima jabatandisaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi danbeberapa pejabat yang hadir yakni Direktur Kepabeanan Internasional KamilSjoeib, Kepala Organisasi Tatalaksana, Nofrial, Kepala Kanwil XI DJBCMakassar (mantan Kepala Kepegawaian KP-DJBC) Yusuf Indarto, KepalaBagian Umum, M. Sadiatmo S. dan beberapa pejabat eselon IV lainnya.

JAKARTA. Pada 17 Nopember 2006 diselenggarakan Silaturahmi PerkumpulanTerjun Payung Bea dan Cukai di aula gedung pertemuan Bea dan Cukai BojanaTirta Rawamangun. Acara diawali dengan sambutan ketua terjun payung Beadan Cukai Mulyadi (Seksi Penyidikan P2 KP-DJBC) dan dilanjutkan dengansambutan dari Ketua Persatuan Olah Raga Dirgantara Terjun Payung PB. PASI,Nisfu Chasbullah dan Pembina Terjun Payung Bea dan Cukai Permana Agung(Kepala Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan) serta dilanjutkan dengantanya jawab seputar permasalahan-permasalahan mengenai terjun payung.Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh PermanaAgung yang diserahkan kepada penerjun wanita yang masih aktif terjun di Beadan Cukai sampai sekarang yakni Endang Trihastuti (pegawai pelaksanaTanjung Priok II) dan acara diakhiri dengan ramah tamah.

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

WBC/ATS WBC/ATS

SEPUTAR BEACUKAI

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 385

51WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

JAKARTA. Pada 20 Nopember 2006 Di Aula Loka Muda lantai 5 Gedung B Kantor Pusat DJBC dilaksanakan acara serahterima jabatan pejabat eselon II di DJBC.Serah terima jabatan yang disaksikan Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yaitu Kepala Kanwil I DJBC Medan dari Pejabat lama Djasman Sutedjo kepada pejabatbaru Heryanto Budi Santoso, Kepala Kanwil II DJBC Tanjung Balai Karimun dari pejabat lama Bambang Prasodjo kepada pejabat baru Djasman Sutedjo, KepalaKanwil VII DJBC Surabaya dari pejabat lama Zeth Likumahwa kepada pejabat baru Bambang Prasodjo, Kepala Kanwil Semarang dari pejabat lama Pjs. Setyonokepada pejabat baru Zeth Likumahwa, Kepala Kanwil VIII DJBC Denpasar dari pejabat lama Heryanto Budi Santoso kepada pejabat baru Faried Syibli Barchia,Kepala Kanwil IX DJBC Pontianak dari pejabat lama Ismartono kepada pejabat baru Muhammad Chariri, Kepala Kanwil X DJBC Balikpapan dari pejabat lama FariedSyibli Barchia kepada pejabat baru Ismartono, Kepala Kanwil XI DJBC Makassar dari pejabat lama Djunaedy Djusan kepada pejabat baru Yusuf Indarto dan, KepalaKanwil XIII DJBC Banda Aceh dari pejabat lama Muhammad Chariri kepada pejabat baru Bachtiar (seperti tampak pada gambar). Masing-masing pejabat melakukanmenandatangani naskah serah terima jabatan dan penyerahan memorandum serah terima jabatan dengan dihadiri beberapa Staf Inti dan seluruh pejabat kanwil.Acara diakhiri dengan pengarahan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi.

BALIKPAPAN. Dalam rangka memperingati Hari Keuangan ke-60, pada tanggal30 Oktober 2006 segenap pegawai dan pejabat di jajaran instansi DepartemenKeuangan di Balikpapan mengadakan upacara peringatan Hari Keuangan danpemberian penghargaan Karya Satya Lancana di halaman Gedung KeuanganNegara (GKN) Balikpapan . Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah KakanwilDitjen Pajak, Drs. Ken Dwijugiasteadi, Ak,M.Sc. Don’s, Balikpapan

BALIKPAPAN. Untuk mempererat tali silaturahmi antar pegawai, padatanggal 9 November 2006 KPBC tipe A Balikpapan mengadakan acaraHalal Bihalal yang diikuti segenap pejabat dan pegawai di lingkunganKPBC tipe A Balikpapan. Acara yang bertempat di Aula KPBC Balikpapanini diisi oleh sambutan sekaligus ceramah agama oleh Kepala KPBCBalikpapan, Muqoddam, SH. Tampak dalam gambar, para pegawaisedang serius mendengarkan sambutan. Dons, Balikpapan

SURABAYA. Halal Bihalal, dilaksanakan pada Rabu, 11 Oktober 2006,dihadiri para pejabat, pegawai dan Dharmawanita di Liingkungan KanwilVII Surabaya serta jemaah Masjid Baitut Taqwa. Acara ini dihadiri lebihkurang 500 undangan. Dalam acara tersebut, mantan Ka. Kanwil VII, ZethLikumahwa (Kepala Kanwil VI DJBC Senarang) memberikan santunankepada anak yatim piatu dari Yayasan Aisyiah Tong sebanyak 25 orangdan Ainun Salam sebanyak 20 orang. Bambang Wicaksono, Surabaya

s

DENPASAR. Bertempat di halaman Kanwil VIII DJBC Denpasar tanggal 12 Oktober 2006 diadakan pemusnahan terhadap berbagai jenis rokok dan MMEAyang merupakan hasil dari operasi cukai yang digelar oleh Kanwil VIII , KPBC Ngurah Rai dan Benoa. Tampak dalam gambar Kakanwil VIII Heryanto BudiSantoso sedang menyulut api. Adito, Denpasar

WBC/ATS

FOTO : DONNY FOTO : DONNY

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BENDITO

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 385

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

BEKASI. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bekasi menerima Penghargaan dalam bentuk Sertifikat dan Thropy dari P.T. Koexim Mandiri Finance (perusahaanLeasing Investor Korea) atas pelayanan terbaik yang telah diberikan. Penyerahan penghargaan ini dilakukan pada 2 Nopember 2006 di ruangan Kepala Kantor KPBCBekasi, yang diserahkan langsung dari Presiden Direktur Shin Jae Yong kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bekasi Istyastuti Wuwuh Asri, disaksikanpara pejabat eselon IV dan beberapa pejabat dari perusahaan PT. Koexim Mandiri Finance. Kiriman KPBC Bekasi

DENPASAR. Rabu 15 Nopember 2006, Kantor Wilayah VIII DJBC Denpasar melaksanakan Rapat Kerja Wilayah, yang dihadiri oleh semua pejabat eselon III, paraKepala Kantor, dan pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil VIII, KPBC Ngurah Rai, dan Benoa. Acara diakhiri dengan foto bersama semua peserta. Adito, Denpasar

DENPASAR. Tanggal 10 Nopember 2006, bertempat di halaman Kanwil VIII DJBC Denpasar diadakan Upacara Bendera untuk memperingati hari Pahlawan yang ke– 61. sebagai Inspektur Upacara Kepala KPBC Ngurah Rai, Adam R. Kembuan. Acara dilanjutkan dengan hallal bi hallal. Adito, Denpasar

FOTO : BENDITO

FOTO : BENDITO

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 385

53WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

etiap orang pada suatu waktu dalamposisi tunggal/sendiri maupunkelompok, dalam keadaan apapun

orang lain, posisi bagaimanapun, akanmenjadi konsumen untuk suatu produkatau jasa tertentu. Keadaan yanguniversal ini pada beberapa sisimenunjukan adanya beberapa kelemahanpada konsumen, sehingga konsumentidak mempunyai kedudukan yang“aman”. Oleh karena itu secara mendasarkonsumen juga membutuhkanperlindungan hukum yang sifatnyauniversal. Mengingat lemahnyakedudukan konsumen didalam banyakhal, maka akan selalu terasa aktual danpenting untuk dikaji ulang.

Perlindungan terhadap konsumendipandang secara materil maupun formilterasa sangat penting, mengingat semakinmajunya ilmu pengetahuan dan teknologiyang merupakan motor penggerak bagiproduktivitas dan efisiensi produsen atasbarang atau jasa yang dihasilkannyadalam rangka mencapai sasaran usaha.Dalam rangka mencapai dan mengejarkedua hal tersebut, pada akhirnya baiklangsung maupun tidak langsung,konsumenlah yang pada umumnya akanmerasakan dampaknya.

Dengan upaya-upaya untukmemberikan perlindungan yang memadaiterhadap kepentingan konsumen,merupakan suatu hal yang sangat pentingdan mendesak untuk mencari solusiterutama di Indonesia, mengingatsedemikian kompleks permasalahan yangmenyangkut perlindungan konsumen,lebih-lebih kita menyongsong eraperdagangan bebas yang akan datang.

Konsumen yang keberadaannyasangatlah terbatas, dengan strata yangsangat bervariasi menyebabkan produsenmelakukan kegiatan pemasaran dandistribusi produk barang dan atau jasadengan cara-cara yang seefektif mungkinagar dapat mencapai sasaran yangdiinginkan konsumen yang sangatmajemuk tersebut.

Untuk itu semua cara pendekatandiupayakan semaksimal mungkin,

S sehingga dapat menimbulkan berbagaidampak, termasuk keadaan yangmenjurus pada tindakan yang bersifatnegatif, bahkan tindakan yang tidakterpuji yang berawal dengan itikadburuk. Dampak buruk yang lazimterjadi, antara lain menyangkutperubahan/pengurangan kualitas ataumutu barang, informasi yang tidak jelasbahkan informasi yang menyesatkan,pemalsuan produk dan sebagainya.

Pada situasi ekonomi global danmenuju era perdagangan bebas, upayamempertahankan pelanggan/konsumen, atau mempertahankanpasar, atau memperoleh kawasan pasarbaru yang lebih luas merupakandambaan bagi setiap produsen/pabrikan, mengingat semakin ketatnyapersaingan untuk usaha. Persainganyang semakin ketat ini jugamemberikan dampak negatif terhadapkonsumen pada umumnya.

Pada saat ini sasaran setiapnegara, setiap produsen (perusahaan)adalah menuju kepada pemasaranglobal. Orientasi pemasaran globalpada dasarnya dapat merubahberbagai konsep, cara pandang dancara pendekatan mengenai banyak haltermasuk strategi pemasaran.Perubahan pemasaran tersebut mem-bawa pengaruh pula tentang konsepperlindungan konsumen secara global.

Perlindungan dalam era pasarglobal menjadi sangat penting, sebabkonsumen mempunyai hak-hak yangbersifat sangat spesifik (baik kondisimaupun situasi). Era perdaganganbebas merupakan suatu era dimanapemasaran merupakan suatu disiplinuniversal. Konsep-konsep pemasarandipandang dari strategi pemasaranglobal telah berubah dari waktu kewaktu, sebagaimana tahapan konseppemasaran sebagai berikut :

1. Memfokuskan pada produk yang lebihberdasarkan standar nilai internal. Halini dilakukan dengan tujuanmemperoleh laba, dengan menjual

atau membujuk pelanggan/konsumenyang potensial untuk menukaruangnya dengan produk perusahaan.

2. Pada dekade enam puluhan,mengalihkan faktor pemasaran dariproduk kepada pelanggan, sasaranmasih tetap pada laba, tetapipencapaian menjadi lebih luas yaitudengan bantuan pemasaran market-ing mix atau 4P (Product; Price;Promotion; and Place) produk, harga,promosi dan saluran distribusi.

3. Konsep ketiga, sebagai konsep barupemasaran, dengan pembaharuandari konsep pemasaran menjadikonsep strategi. Konsep strategipemasaran pada dasarnya merubahfokus pemasaran dari pelanggan atauproduk kepada pelanggan konteklingkungan eksternal yang lebih luas.Disamping itu juga terjadi perubahantujuan pemasaran, yaitu dari labamenjadi keuntungan pihak yangberkepentingan (yaitu orang per orangatau kelompok yang mempunyaikepentingan dalam kegiatan usaha/perusahaan termasuk di dalamnyakaryawan manajemen, pelanggan,masyarakat, dan negara).

Untuk itu harus memanfaatkanpelanggan yang ada termasuk pesaing,kebijakan yang berlaku, peraturanpemerintah serta kekuatan makro,ekonomi, sosial, politik secara luas danfleksibel.

Bertolak dari rangkaian perubahankonsep pemasaran tersebut,perlindungan terhadap konsumen jugamembutuhkan pemikiran yang luaspula. Pemikiran konsep secara luasdan kajian dari aspek hukum pun jugamembutuhkan wawasan hukum yangluas, sehingga tidaklah dapat dari satukajian aspek hukum semata-mata. Halini sangat penting mengingatkepentingan konsumen pada dasarnyasudah ada sejak awal sebelum padasaat distribusi, sehingga sampaiditangan konsumen untukdimanfaatkan secara maksimal.

KOLOM

Oleh: Redy Bambang, SG.,SH.,MH.

ASPEK HUKUMPERLINDUNGANKONSUMENPADA ERA PERDAGANGAN BEBAS

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 385

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

PERLUNYA UNDANG-UNDANGPERLINDUNGAN KON-SUMEN TIDAK LAIN,KARENA LEMAHNYAPOSISI KONSUMENDIBANDINGKANDENGAN POSISIPRODUSEN

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PRODUSENDAN KONSUMEN

Secara umum dan mendasar,hubungan antara produsen (perusahaanpenghasil barang dan atau jasa) dengankonsumen (pemakai akhir dari barang danatau jasa untuk diri sendiri atau keluarga)merupakan hubungan yang terusmenerus dan berkesinambungan.Hubungan tersebut terjadi karenakeduanya saling membutuhkan dan salingmenghendaki, juga mempunyai tingkatketergantungan yang cukup tinggi antarasatu dengan yang lainnya.

Produsen sangat membutuhkan dansangat bergantung atas dukungankonsumen sebagai pelanggan. Tanpadukungan konsumen, tidak mungkinprodusen dapat terjamin kelangsunganusahanya, sebaliknya konsumenkebutuhannya sangat tergantung dari hasilproduksi dari produsen.

Saling ketergantungan, karenaketergantungan tersebut dapat diciptakanhubungan yang terus menerus danberkesinambungan sepanjang masa,sesuai dengan tingkat ketergantunganakan kebutuhan yang tidak terputus-putus.Hubungan antara produsen dankonsumen yang berkelanjutan terjadisejak proses produksi, distribusi dipemasaran dan penawaran. Rangkaiankegiatan tersebut merupakan rangkaianperbuatan-perbuatan hukum yang tidakmempunyai akibat hukum baik terhadapsemua pihak, maupun pihak-pihaktertentu saja.

Hal tersebut secara sistematisdimanfaatkan oleh produsen dalam suatusistim distribusi dan pemasaran produkbarang guna mencapai suatu tingkatproduktivitas dan efektifitas tertentu dalamrangka mencapai sasaran usaha.

Sampai pada tahapan hubungan ataudistribusi tersebut menghasilkan suatuhubungan yang sifatnya massal. Karenasifatnya massal tersebut, maka perannegara sangatlah dibutuhkan dalamrangka melindungi kepentingan konsumenpada umumnya. Untuk itu perlu diaturperlindungan konsumen berdasarkanundang-undang antara lain :1. mutu barang;2. cara dan prosedur produksi;3. syarat kesehatan, syarat

pengemasan;4. syarat lingkungan; dan sebagainya.

Perlunya Undang-UndangPerlindungan Konsumen tidak lain,karena lemahnya posisi konsumendibandingkan dengan posisi produsen,karena mengenai proses sampai hasilproduksi barang atau jasa yang telahdihasilkan tanpa campur tangankonsumen sedikit pun.

Jika konsumen menderita kerugianyang disebabkan oleh cacatnya hasilproduksi/kesalahan produk, makasarana perundang-undangan yangdipakai sebagai dasar fundamental daritanggungjawab produsen, adalah Kitab

Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdt).

Tetapi kita ketahui bahwa KUHPerdata/terjemahan dari “BurgelijkWetboek(buku BW), yang mulai berlakudi Indonesia pada tahun 1848 mustahilmengenal konsep tanggung jawabproduk, namun demikian kita dapatberpegang pada pasal mengenaiWanprestasi (pasal 1243 KUH Perdt)dan perbuatan melawan hukum (pasal1365 KUH.Perdt)

Kalau korban adalah sekaligus pem-beli produk yang cacat, dengan kata lain,ia berhubungan kontrak denganprodusen, ia dapat menuntut ganti rugiberdasarkan perbuatan melawan hukum,hal ini penderita dapat menggugatprodusen. Hanya saja tidak setiap macamkerugian dapat digugat dengan cara ini,melainkan kerugian yang diakibatkan olehcacat produk (productschade gevolgscha-de), dapat menempuh kedua jalan terse-but sekaligus yaitu gugatan berdasarkanwanprestasi dan melawan hukum.

Memang demikian sistim pertang-

gungjawaban atas dasar wanprestasidan melawan hukum, adalah suatukesalahan produk yang dapatdibuktikan, dan hal ini sangat sulitdilakukan pembuktian dari parakonsumen, dengan demikianperlindungan yang dibutuhkan olehpara konsumen tidak tercapai/tidakefektif, sedangkan pada umumnya parakonsumen dipandang pihak yanglemah, baik dari produsen maupun daridistributor dan retailer.

Bertolak dari luas dan kompleknyahubungan antara produsen dankonsumen, serta banyaknya mata rantaipenghubung keduanya, maka untukmelindungi konsumen, sebagai pemakaiakhir dari produk barang atau jasadibutuhkan berbagai aspek hukum agarbenar-benar dapat terlindungi dengan adil.Sejak awal produksi perlindungankonsumen harus sudah dimulai.

Diawali dengan sistim pengawasanterhadap mutu dan kesehatan sertaketepatan manfaat bahan untuk sasaranproduk, untuk itu aspek hukum publiksecara dominan. Setelah hubungan

bersifat personal, hukum perdatalah yangakan lebih dominan dalam rangkamelindungi kepentingan masing-masingpara pihak.

Pada era pasar bebas dimana lalu-lintas hubungan produsen dengankonsumen menjadi semakin dekat danmakin terbuka, campur tangan negara,kerja sama antar negara dan kerjasama internasional sangat dibutuhkansekali, yaitu guna mengatur polahubungan produsen, konsumen dansistim perlindungan konsumen. Sistimperlindungan tersebut tidak hanyadimanfaatkan perangkat hukumnasional saja, tetapi membutuhkan pulahukum internasional dalam jaringankerja sama antara negara dan kerjasama internasional.

Hal ini sangat penting mengingatkonflik hukum antar negara dan pihakyang berkepentingan di era pasarperdagangan bebas makin luas danmakin terbuka serta bervariasi, yaituantar negara, antar asosiasi produsensejenis, antar kawasan ekonomi danbahkan antar pihak-pihak yangmempunyai pengaruh untuk produktertentu dalam hal memperebutkanpangsa pasar.

Hubungan antar produsen dankonsumen yang bersifat massaltersebut dan hubungan antar pihaksecara individualitas dapat menciptakanhubungan-hubungan hukum yangspesifik.

Hubungan hukum yang spesifik inisangat bervariasi, yang sangatdipengaruhi oleh berbagai keadaan,antara lain :1. Kondisi, harga dari suatu jenis

komoditas tertentu;2. Penawaran dan syarat perjanjian;3. Fasilitas yang ada, sebelum dan

purna jual;4. Kebutuhan para pihak pada rentang

waktu tertentu.

Keadaan-keadaan seperti tersebutdiatas, pada dasarnya akan sangatmempengaruhi dan menciptakan kondisiperjanjian yang juga sangat bervariasi.Meskipun demikian di dalam praktekhubungan hukum yang terjadi bahkanmakin melemahkan posisi konsumen,karena secara sepihak para produsen/distributor sudah menyiapkan suatukondisi perjanjian, dengan adanyaperjanjian baku yang syarat-syaratnyasecara sepihak telah ditentukan pula olehprodusen/distributor atau jaringan-jaringannya.

Bertolak dari keadaan yang demikianitu, maka perlindungan hukum terhadaphak-hak konsumen tidak dapat diberikanoleh aspek hukum saja, melainkan olehsuatu sistim perangkat hukum yangmampu memberikan perlindungan yangsimultan dan komprehensif, sehinggaterjadi persaingan yang jujur dan secaralangsung atau tidak langsung akanmenguntungkan dari pihak konsumen.

KOLOM

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 385

55WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

PERSAINGAN YANGJUJUR ADALAH SUATUPERSAINGAN DIMANAKONSUMEN DAPATMEMILIKI BARANGDAN ATAU JASAKARENA JAMINANKUALITAS DENGANHARGA YANG WAJAR

ASPEK HUKUM PADA PERLINDUNGANKONSUMEN

Pada era perdagangan bebas, dimanaarus barang dan jasa dapat masuk kesemua negara dengan bebas, maka yangseharusnya terjadi adalah persainganjujur. Persaingan yang jujur adalah suatupersaingan dimana konsumen dapatmemiliki barang dan atau jasa karenajaminan kualitas dengan harga yangwajar. Oleh karena itu pola perlindungankonsumen perlu diarahkan pada pola ker-jasama antar negara, antar semua pihakyang berkepentingan dengan harmonisberdasarkan persaingan yang jujur.

Sampai saat ini acara universal diakuiadanya hak-hak konsumen yang secarauniversal pula harus dilindungi dandihormati, yaitu :1. Hak atas keselamatan dan keamanan;2. Hak atas informasi;3. Hak atas lingkungan hidup;4. Hak untuk memilih, dan;5. Hak untuk didengar.

Bertolak dari hak-hak konsumentersebut diatas, sudah waktunyasekarang dipertanyakan darimana hak-hak tersebut di peroleh? Bagaimanahak-hak tersebut dapat dinikmati,dipertahankan, dan kapan adanyajaminan perlindungan? Secara univer-sal, hak-hak tersebut adalah hak yangmelekat pada setiap konsumen.Meskipun demikian kiranya, masihdapat dikaji kembali dengan cermat,dalam hubungan hukum secara mikrosifatnya. Bagaimana penjabarannyadan pelaksanaan hak-hak tersebut didalam hukum nasional dari masing-masing negara.

Aspek-aspek hukum terhadapperlindungan konsumen di eraperdagangan bebas, pada dasarnya dapatdikaji dari dua pendekatan, yaitu :1. Dari sisi Pasar Domestik; dan,2. Dari sisi Pasar Global.

Keduanya harus diawali dari sejakbarang dan atau jasa diproduksi,didistribusikan/dipasarkan dan diedarkan,sampai barang dan atau jasa tersebut dikonsumsi oleh pihak konsumen.

Bertolak dari pemikiran tersebut diatas pada dasarnya, negara dapatdiketahui, bahwa aspek hukum publik danhukum perdata yang mempunyai perandan kesempatan yang sama untukmelindungi kepentingan konsumen.

Aspek hukum publik berperan dandapat dimanfaatkan oleh negara,pemerintah, instansi yang mempunyaiwewenang dan perannya untukmelindungi konsumen. Kewenangan danperan tersebut dapat diwujudkan sebagaiberikut :1. Politik Will/kemauan politik untuk

melindungi kepentingan konsumendomestik di dalam persaingan globaldan atas persaingan tidak sehat yangterjadi di dalam/lokal.

2. Birokrasi dengan sadar dan senang

hati menciptakan kondisi denganberbisnis jujur dalam mewujudkanpersaingan yang sehat.

3. Dalam hukum positif, undang-undang/peraturan yang sudah ada, dan dapatmelindungi kepentingan konsumen,diantaranya adalah :a. Undang-undang Perlindungan

Konsumen;b. Undang-undang Kesehatan;c. Undang-undang Barang;d. Undang-undang Hygiene untuk

Usaha;e. Undang-undang Pengawasan atas

Edar barang;f. Peraturan tentang Wajib Daftar

Obat, dan;g. Peraturan tentang Produksi dan

Peredaran Produk Tertentu.4. Peraturan tentang perjanjian,

diharapkan diikuti, dilaksanakandengan pengawasan, pembinaan danpemberian sanksi yang pasti dantegas apabila terjadi pelanggaranmengenai syarat dan operasional dariperusahaan produsen tersebut.

Dari aspek hukum publik, termasukhukum administrasi negara, mempunyaisumbangsih terbesar dalam rangkamelindungi kepentingan konsumen.Sumbangan terbesar pada hukum publikdi sini adalah kemampuan, kewenanganuntuk memberikan ijin sesuai dengankewenangan untuk mengawasi, membinadan mencabut ijin bila produsenmelakukan suatu pelanggaran terbuktidengan sah, yang mengakibatkan dapatmerugikan kepentingan umum/konsumenataupun negara.

Aspek hukum perdata secara umumhanya dapat dimanfaatkan oleh para pihakuntuk kepentingan-kepentingan subyektif.Meskipun demikian mengingat hubunganhukum para pihak terjadi karena berbagaialasan dan faktor kebutuhan, fakta selalumenunjukan bahwa posisi calon konsu-men dalam keadaan lebih karena faktorekonomi dan kebutuhan yang sangatmendesak dan tidak ada pilihan lain.

Keadaan yang demikian mendorongpada pihak produsen, distributor dan se-bagainya, memperkuat posisinya denganmenyiapkan dokumen yang ditentukan

secara sepihak, yang dalam hal ini secaraotomatis mengutamakan kepentingan/kaitannya di pihak produsen dan kerugian,atau semakin melemahnya posisikonsumen.

Untuk mengurangi ketidak seimbang-an tersebut, maka sudah waktunyaapabila disiapkan adanya syarat-syarat,bahkan harus dipenuhinya apabila adapihak berniat menyiapkan perjanjian yangtelah dibakukan bagi calon konsumennya,misalnya :1. Waktu atau batas waktu untuk

mengajukan keberatan/complain;2. Syarat atas memenuhi janji, dan;3. Syarat kesanggupan untuk memenuhi

kewajiban sesuai dengan promosi/iklan produk yang ditawarkan kepadakonsumen.

KESIMPULANDi dalam masyarakat global dimana

batas-batas negara hampir tanpa batas,dan perdagangan bebas merupakandarah di dalam kehidupan global, masalahperlindungan konsumen menjadisangatlah penting untuk dikaji. Artipentingnya kajian ini adalah atas dasarpemikiran-pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Upaya-upaya apakah dan bagaimanapemberian perlindungan terhadaphak-hak universal konsumen secaraluas oleh masyarakat global dengantidak memperhitungkan kepentingan-kepentingan lokal atau nasional.Dalam hal ini akan timbul berbagaipertanyaan yang mendasar, apakahmasing-masing negara produsenmempunyai kemauan dan seberapajauh hukum positif mampu untuk me-lindungi kepentingan masyarakat glo-bal. Seberapa jauh “Organisasi MasaDepan” mempunyai kekuatan untukmelindungi konsumen masa depan?

2. Seberapa jauh hukum negaraprodusen mampu melindungikonsumen global?

3. Seberapa jauh Indonesia mempunyaiperangkat hukum dan upaya-upayahukum untuk melindungi konsumenlokal terhadap produk barang dan ataujasa global. Dan juga seberapa jauhkonsumen lokal aman terhadapbarang dan atau jasa lokal maka didalam kesimpulan ada beberapapertanyaan yang sampai saat inibelum terjawab, oleh sebab ituperlunya kajian yang lebih dalam lagisupaya konsumen pasar lokal dapatmengerti hak dan kewajibannya, danadanya suatu payung hukum daripemerintah yang dapat dimanfaatkanuntuk berlindung, yang nantinya tidakakan tergusur oleh suatu eraglobalisasi perdagangan dunia yangtelah semakin dekat saja.

Penulis adalah Kepala SeksiKepabeanan dan Cukai I, KPBC Tipe B Kotabaru

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 385

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Upacara Hari Keuangan Nasional ke-60ari Keuangan Nasional pada 30 Oktober 2006 diperingati dengan melakukan upacara bendera yang dipimpin langsungoleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di halaman Departemen Keuangan Lapangan Banteng Jakarta Pusat. Pelaksanaantugas-tugas upacara seperti biasanya didelegasikan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diantaranya pembacaan

naskah Pancasila, naskah Pembukaan UUD 45, naskah Mengenang Detik-detik Beredarnya Uang Republik Indonesia,sebagai komandan upacara yaitu Kepala Seksi Pembebasan Proyek Pemerintah Dit. Fasilitas Kepabeanan, Evy SuhartantyoR, dengan diiringi Marching Band Bea dan Cukai. Dalam upacara tersebut dilakukan penyerahan penghargaan kepada KantorPelayanan (KP) Percontohan Terbaik tahun 2006 yakni Kantor Perbendaharaan Negara Singkawang, Kantor Lelang NegaraMataram, Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Malang, dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Batam. Selain itu juga diserahkanpenghargaan Satyalencana Karya Satya 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun kepada 2681 pegawai. Sebagai penerimapenghargaan Satya Karya Satya 30 tahun adalah Staf Ahli Menteri Keuangan I Made Gde Erata dan RB Permana Agung.Pada kesempatan yang sama diberikan pula piagam penghargaan pensiun kepada 236 pegawai. Upacara Hari Keuangantahun ini yang bertemakan ‘Melanjutkan Reformasi (Departemen Keuangan) Mewujudkan Pengelolaan Keuangan NegaraYang Profesional, Transparan, dan Akuntabel”, dihadiri pejabat eselon I, II, III dan IV dilingkungan Departemen Keuangan.

H

INFO PEGAWAIFOTO-FOTO : WBC/ATS

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 385

57WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Saudara-saudara,Pertama-tama, marilah kita panjatkanpuji dan syukur kehadirat Allah SWT,karena pada hari ini, kita dapatmemperingati Hari Keuangan yangmerupakan sejarah dimulainyaperedaran pertama Uang RepublikIndonesia 60 tahun yang lalu: Padakesempatan ini, saya jugamengucapkan selamat hari raya IdulFitri 1 Syawal 1427 H, mohon maaflahir dan bathin.

Saudara-saudara sekalian,Hari Keuangan senantiasa kita

peringati, karena memiliki maknayang sangat penting bagikeberadaan sebuah negara yangmerdeka dan berdaulat.Kemerdekaan Republik Indonesiapada tahun 1945 harus diisi denganalat-alat penyelenggaraan kekuasaannegara yang berdaulat setelahterbentuknya pemerintahan yangsah. Negara juga harus memiliki alattransaksi yang sah yakni perluadanya mata uang.

Apabila kita merefleksikan kebelakang pada masa 60 tahun yanglalu, ketika untuk pertama kalinyaUang Republik Indonesia beredar.Meskipun bentuk dan bahannyamasih sangat sederhana, namunUang Republik Indonesia telahberhasil menggalang persatuan sertamenggelorakan semangatperjuangan dalam menegakkan danmempertahankan kemerdekaan.Kesederhanaannya itu tidakmengurangi kepercayaan,kebanggaan, serta hasrat rakyatpada masa itu untuk dapat memilikiuang sendiri, yaitu Uang RepublikIndonesia. Kenyataan tersebutmembuktikan bahwa nilai sesuatutidak hanya ditentukan oleh bentukatau cara yang digunakan, melainkanoleh makna, semangat, dan tujuankemerdekaan dan kemandirian yanghendak dicapai. Dewasa ini justrukita membutuhkan semangat yangekstra tinggi guna menghadapitantangan zaman yang lebih beratdan kompleks dengan tanpakehilangan orientasi terhadap tujuandan makna yang hendak kita capai.

Kita membutuhkan semangatkerja keras, teliti, akurat, efisien danefektif dalam melaksanakan tugas,jujur, bersih dan tidak boros sertatetap memegang teguh tertib dan

disiplin anggaran. Dengan demikian,pengelolaan keuangan negara yangtransparan dan akuntabel gunamewujudkan good governance dapatterlaksana. Hal itu diperlukan agartujuan utama kita yaitu pengelolaandan pemanfaatan seluruh sumberdaya yang dikuasai negara dapatdiarahkan dan dimanfaatkan secaraoptimal bagi kesejahteraan rakyat.

Saudara-saudara sekalian,Seluruh jajaran di Departemen

Keuangan semakin dituntut untukmampu bekerja secara kompeten,professional, dengan penuhintegritas dan loyalitas yang tinggi.Kita semua bertanggung jawab untukmembangun sistem dan bisnisproses yang baik dengan strukturyang kokoh. Reformasi merupakankeniscayaan untuk membangunsistem dan struktur yang mampumengantisipasi tantangan politikekonomi dan social dewasa ini danyang akan datang. Denganperkembangan dan tuntutan zamanyang begitu cepat berubah, apabilakita tidak memperbaiki danmenyesuaikan sistem dan strukturyang ada, maka DepartemenKeuangan tidak akan mampu untukmenjawab dan mengantisipasipersoalan-persoalan yang munculakibat perubahan tersebut. Salahsatu bentuk reformasi yang kitalakukan saat ini adalah denganmelakukan reorganisasi danmeninjau kembali bisnis prosesdalam rangka peningkatan pelayananmasyarakat.

Dalam reorganisasi dilakukanpenataan kembali tugas dan fungsiunit-unit eselon I denganberpedoman pada prinsip-prinsipprofesionalitas, akuntabilitas,transparansi, serta pemisahan fungsiyang jelas untuk terwujudnyamekanisme check and balance.Reorganisasi Departemen Keuangansebenarnya merupakan mata rantaidari perubahan dan penyempurnaanSistem Manajemen KeuanganPemerintah, sebagaimanadikehendaki oleh Undang-undangNomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara. Olehkarena itu, sangatlah tepat apabilatema yang dipilih pada HariKeuangan ini adalah : “Melanjutkanreformasi (Departemen Keuangan)mewujudkan pengelolaan keuangannegara yang professional,transparan, dan akuntabel”.

Saudara-saudara sekalian,Terkait dengan hal itu,

Departemen Keuangan sebagaipengelola keuangan dan kekayaannegara membagi kebijakan fiscaldalam 5 (lima) bidang utama yaitupendapatan negara, belanja negara,pembiayaan anggaran, kekayaannegara dan system pengelolaankeuangan negara. Pemisahan fungsidi dalam pengelolaan keuangan dankekayaan negara perlu dilakukanagar dapat dilaksanakan secara lebihefektif dan efisien. Pemisahan fungsitersebut meliputi fungsi pengkajiankebijakan fiskal, fungsi perumusankebijakan fiskal, fungsi perencanaan,penyusunan, dan alokasi anggaran,fungsi pelaksanaan anggaran danpertanggungjawaban ataspelaksanaan anggaran, serta fungsipengawasan atas pelaksanaananggaran. Fungsi-fungsi tersebutharus dijalankan dengan baik,dengan landasan good governance.

Konsep good governancediarahkan untuk mencapai cita-citakita semua yaitu membangunDepartemen Keuangan sebagaipengelola keuangan dan kekayaannegara yang terpercaya, kredibel,dan kompeten sejalan denganmeningkatnya tuntutan dinamikapertumbuhan ekonomi kita. Diantaraprinsip-prinsip good governance,terdapat empat prinsip yang perlumendapat prioritas, yaitu : pertama,Partisipasi, yang berartimemperhatikan dan responsiveterhadap berbagai aspirasi semuapihak yang berkepentingan (stake

SAMBUTAN MENTERI KEUANGANPADA PERINGATAN KE-60 HARI KEUANGANTANGGAL 30 OKTOBER 2006

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 385

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

holder) dalam pengambilan suatukeputusan/kebijakan. Sebagaipengelola keuangan dan kekayaannegara serta penanggung jawabkebijakan fiskal yang sangat strategisdalam penyelenggaraan negara danpengelolaan ekonomi, kita dituntutuntuk terus menjaga kepekaan kitadalam membaca dan memahamiperubahan dan tuntutan yang terusberkembang yang berasal dariberbagai pemangku kepentingan(stake holder) maupun akibatperubahan suasana global dannasional.

Kedua, Akuntabilitas dapatdiartikan bahwa para pembuatkeputusan dalam pemerintahanharus bertanggung jawab kepadapublik dan lembaga-lembaga stake-holders baik untuk kepentinganinternal atau eksternal organisasi.Dari sisi keuangan dan kinerja,Departemen telah menyusunketentuan-ketentuan untukmelaksanakan prinsip ini,diantaranya adalah melalui PeraturanPemerintah No. 8 Tahun 2006tentang Pelaporan Keuangan danKinerja Instansi Pemerintah yangmengharuskan semua instansisampai level tertentu untukmenyiapkan laporan keuangan dankinerjanya yang harus direviewterlebih dahulu oleh unit pengawasinternnya (Inspektorat Jenderal,Bawasda, Satuan Pengawas Intern)yang kemudian akan diaudit olehBadan Pemeriksa Keuangan, Prinsipyang ketiga adalah, Rule of law,yaitu penyiapan kerangka hukumyang adil dan penegakannya yangkonsisten dan tanpa pandang bulu,terutama terhadap pelanggaran yangsangat merugikan masyarakat danmenimbulkan citra burukDepartemen. Kepercayaanmasyarakat akan semakin tumbuhapabila kita dapat menegakkanperaturan dengan konsisten danakuntabel.

Prinsip ke-empat adalahTransparansi, yang berarti kebijakanpublik dan pelayanan yang diberikanharus didasari atas kebebasan arusinformasi secara akurat dan tepatwaktu. Dengan ketersediaaninformasi seperti ini, masyarakatmemanfaatkan sekaligus mengawasisehingga kebijakan publik yangmuncul dapat memberikan hasil yangterbaik bagi masyarakat, sertamencegah terjadinya kecurangandan manipulasi yang hanya akanmenguntungkan pihak tertentu.

Oleh karena itu, saya tekankankepada seluruh unit-unit dilingkungan Departemen Keuanganagar keempat prinsip tersebutditerapkan dalam pembinaan sumberdaya aparatur yang meliputipenataan kelembagaan, hukum,

sumber daya manusia, teknologiinformasi dan pengawasan.

Saudara-saudara sekalian,Berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 66 Tahun 2006, DepartemenKeuangan memiliki tugas untukmenyelenggarakan urusanpemerintah di bidang keuangan dankekayaan negara, yang meliputikegiatan dan upaya menghimpun,mengalokasikan, mengarahkan, danmengerahkan dana, serta membinakekayaan negara.

Tugas Departemen Keuangantersebut dari waktu ke-waktusemakin bertambah kompleks danberat, antara lain karena semakinmeningkatnya beban tugas untukmengoptimalisasi pendapatannegara, melakukan efisiensi danefektivitas belanja negara,mengoptimalisasi pengelolaanpembiayaan anggaran, danmengoptimalisasi pengelolaan danpenilaian kekayaan negara. Untuk ituperlu didukung dengan systempengelolaan keuangan negara yangtransparan, akuntabel, serta sistempelaksanaan anggaran dan sistempenyusunan laporan keuangan yangmemadai. Di sisi lain, diperlukan jugaorganisasi yang efektif, efisien, tepat,akuntabel, independen, dan dapatmerefleksikan danmentransformasikan tugas-tugasyang diembannya. Oleh karena itu,penataan organisasi DepartemenKeuangan harus selalu dilakukan,guna menjawab dan mengikutituntutan kebutuhan penyelenggaraantugas dan perkembangan kebijakanPemerintah di bidang keuangan.

Selain itu, penataan organisasidilakukan guna meningkatkan efekti-vitas dan efisiensi organisasi, sehing-ga dapat memberikan pelayananyang cepat dan baik, serta berdayaguna bagi masyarakat. Hal ini sesuaidengan misi Departemen Keuangandi bidang organisasi/kelembagaanyaitu “senantiasa memperbaharui diri(self reinventing) sesuai dengan as-pirasi masyarakat dan perkembanganmutakhir teknologi keuangan sertaadministrasi publik, dengan didukungoleh pelaksana yang potensial danmempunyai integritas yang tinggi”.Untuk mendukung pelaksanaan tu-gas tersebut, maka reorganisasi,reposisi, penambahan peran, tugas,dan fungsi di lingkungan Departemenmenjadi keharusan.

Dalam rangka itu maka rotasi,mutasi dan atau promosi pejabat darisatu tempat ke tempat lainnya jugaperlu dipandang sebagai bagian yangwajar dalam upaya menjawabtuntutan perubahan. Hal ini jugamerupakan wujud dinamikaorganisasi dalam rangka peningkatankinerja dan penyegaran sumber daya

manusia. Selama proses rotasi,mutasi atau promosi ditandaskanpada criteria yang obyektif dan faktorkompetensi dan bukan karena faktorsuka atau tidak suka secara pribadiatau karena KKN, maka kita harusmenerima proses ini sebagaikewajaran dan keharusanberkembang. Pada hakekatnya,tujuan dari reformasi kelembagaandan organisasi DepartemenKeuangan, adalah untuk lebihmeningkatkan kinerja dan pelayanankepada masyarakat dalam bidangpengelolaan keuangan negara, sertaagar lebih mampu mengantisipasidinamika dan tantangan tugasDepartemen Keuangan yang semakinberat terutama dalam menjagakesinambungan dan stabilitas fiskalserta menggerakan pertumbuhanekonomi nasional. Kita masih jauhdari berhasil dalam membangunkepercayaan publik terhadap fungsi,peran dan kinerja dari DepartemenKeuangan. Saya mengajak seluruhjajaran Departemen Keuangan agarturut aktif mencapai tujuan tersebut.

Saudara-saudara,Sebelum mengakhiri sambutan

ini, atas nama Departemen Keuang-an dan atas nama pribadi, saya inginmenyampaikan selamat kepadaKantor Pelayanan PercontohanTerbaik tahun 2006. Saya yakin, itusemua berkat dedikasi, kerja kerasdan sikap profesionalisme yangditunjukkan oleh rekan-rekan darikantor-kantor percontohan. Sayasungguh berharap agar di lingkunganDepartemen Keuangan selalumampu memunculkan teladan-teladan yang memberi inspirasi bagikita semua.Selain itu, saya juga inginmenyampaikan selamat kepadaSaudara-saudara yang hari inimemperoleh penghargaanSatyalencana Karya Satya, maupunyang memperoleh PiagamPenghargaan Pensiun. Terima kasihatas loyalitas dan integritas, sertakerja keras yang sudah saudara-saudara berikan kepada DepartemenKeuangan. Semoga hal ini dapatmenjadi contoh dan suri tauladanbagi kita semua.

Akhir kata, saya ucapkan selamathari ulang tahun Keuangan yang kke-60, Semoga Allah SWT senantiasamemberikan bimbingan kepada kitasemua dalam melaksanakan pengab-dian kepada bangsa dan negara.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

Menteri Keuangan

Sri Mulyani Indrawati

INFO PEGAWAI

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 385

59WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

enteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati pada 1 November 2006melantik beberapa pejabat eselonsatu dilingkungan Departemen

Keuangan, setelah sebelumnya melantikDirjen Bea dan Cukai, Dirjen Pajak danKepala Badan Pengawas Pasar Modaldan Lembaga Keuangan. Pelantikan yangberlangsung di Gedung Graha SawalaDepartemen Keuangan tersebutmerupakan kelanjutan dari prosesreformasi kelembagaan sekaligus simbolterlaksananya secara efektif perubahansecara lengkap dan menyeluruh strukturorganisasi baru eselon I di DepartemenKeuangan.

Dalam sambutannya Menkeumengatakan, ada sembilan unit eselon I diDepartemen Keuangan yang fungsi dantugasnya disempurnakan sebagaimanayang diamanatkan pada KeputusanPresiden RI nomor 66 tahun 2006 tentangUnit Organisasi dan Tugas Eselon IKementerian Negara Republik Indonesiadan Keputusan Menteri Keuangan nomor466/KMK.01/2006 tentang Organisasi danTata Kerja Departemen Keuangan.

Pejabat eselon satu yang dilantiktersebut adalah :

l Mulia P. Nasution sebagaiSekertaris Jenderal DepartemenKeuangan

l Achmad Rochyadi sebagaiDirektur Jenderal AnggaranDepartemen Keuangan

l Herry Purnomo sebagai DirekturJenderal PerbendaharaanDepartemen Keuangan

l Hadiyanto sebagai DirekturJenderal Kekayaan NegaraDepartemen Keuangan

l Mardiasmo sebagai DirekturJenderal Perimbangan KeuanganDepartemen Keuangan

l Rahmat Waluyanto sebagaiDirektur Jenderal PengelolaanHutang Departemen Keuangan

l RB. Permana Agung Daradjatunsebagai Inspektur JenderalDeparteman Keuangan

l Eddy Abdurachman sebagai StafAhli Menteri Keungan BidangInternasional

l Agus Muhammad sebagai Staf AhliMenteri Keuangan BidangKekayaan Negara

l Marwanto sebagai staf Ahli MenteriKeuangan Bidang Pengeluaran Negara

TEGASKAN TUGAS DAN FUNGSIMasih dalam sambutannya, Menkeu

kembali menegaskan tugas dan fungsiyang diemban para pejabat yang barudilantik tersebut. Kepada Badan KebijakanFiskal ia mengharapakan agar dapatmenjadi lembaga yang efektif dalammemformulasikan berbagai kebijakanfiskal dengan landasan dan kerangkakebijakan fiskal dengan landasan dankerangka kebijakan yang baik dari segikonsistensi, teori dan bukti empiris.

Selanjutnya Menkeu jugamenegaskan tugas dan fungsi yangdiemban kepada Dirjen Perbendaharaanyang dipimpin oleh Herry Purnomo,dimana Direktorat tersebut harus mampumemperbaiki pengelolaan kas negaradengan mengadopsi prinsip-prinsippengelolaan kas yang baik, pemanfaatankas yang menganggur secara maksimal,pencegahan terjadinya penyimpanganpenggunaan uang negara dan pencariansumber pembiayaan yang paling efisienuntuk menutup kekurangan kas.

Direktur Jenderal Kekayaan Negarayang dipimpin oleh Hadiyanto sebagai unitbaru,diharapkan meningkatkan landasanhukum yang kuat dalam pengelolaan

DEPARTEMEN KEUANGANPELANTIKAN PEJABAT ESELON I

Pelantikan tersebut merupakan kelanjutan proses reformasi kelembagaan.

M

FOTO BERSAMA. Para pejabat yang baru dilantikbersama dengan Menteri Keuangan

WB

C/A

TS

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 385

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

esuai dengan Keputusan MenteriKeuangan Republik Indonesia No.865/KMK.01/UP.11/2006 dan No.

866/KMK.01/UP.11/2006, tentangMutasi Para Pejabat Eselon II dilingkungan Departemen Keuangan,pada 10 November 2006, bertempat diruang Graha Sawala, DepartemenKeuangan, Menteri Keuangan RI, SriMulyani Indrawati menunjuk/mengangkat sebanyak 49 orangpejabat eselon II di lingkunganDepartemen Keuangan.

Hadir sebagai saksi pejabat adalahSekretaris Jenderal DepartemenKeuangan Mulia Nasution dan Inspek-tur Jenderal Departemen KeuanganPermana Agung. Sekitar pukul 09.10WIB, acara pelantikan tersebut dimulai.Tampak Direktur Jenderal Bea danCukai Anwar Suprijadi dan mantanDirektur Jenderal Bea dan Cukai EddyAbdurachman hadir diantara paraundangan.

Dalam sambutannya, Menteri Keu-angan, Sri Mulyani Indrawati menga-takan, acara pelantikan kali ini cukuppenting karena merupakan tindak lanjutdari pelantikan eselon I yang dilakukanbeberapa waktu yang lalu. Tindaklanjut ini perlu dilakukan agar unit yangbersangkutan, terutama unit yang barudibentuk dapat segera melaksanakantugas dan fungsinya sehingga rodakinerja Departemen Keuangan(Depkeu) terus berputar tanpa terjadistagnasi akibat adanya perubahanstruktur atau reorganisasi.

Sesuai dengan Keputusan PresidenRI No. 66 Tahun 2006 dan KeputusanMenteri Keuangan No. 466/KMK.01/2006, ada beberapa unit eselon I diDepkeu yang fungsi dan tugasnya di-sempurnakan. “Sehingga, saya mengi-ngatkan kembali bahwa hakekat daripenyempurnaan struktur unit-unit terse-but adalah untuk melaksanakan

reformulasi, revitalisasi dan streamlin-ing tugas-tugas sehingga lebih fokuspada kinerja, tugas dan fungsi secaraoptimal,” jelasi Ani.

Ani menambahkan, dalampelantikan kali ini, terdapat beberapadirektorat atau unit eselon II, yangkarena memiliki karakter dan spesifikasikhusus, untuk sementara jabatantersebut dipimpin langsung oleh eselonI dari unit yang bersangkutan.Beberapa unit tersebut antara lainadalah Direktorat Surat BerhargaNegara, Direktorat Portfolio dan RisikoUtang (Ditjen Pengelolaan Utang),Pusat Kebijakan Belanja Negara danPusat Pengelolaan Risiko Fiskal (BKF).Kebijakan tersebut dilakukan denganpertimbangan bahwa Depkeumengutamakan sikap kehati-hatian(prudent), taat azas dan bersikapprofessional, khususnya dalam kontekspemberian pelayanan kepada publik dibidang fiskal.

Ani kembali mengingatkan kepadajajaran pegawai Depkeu, agar terusbekerja keras dan meningkatkanintegritas serta profesionalisme supayafungsi pengelolaan keuangan negaradan pelayanan kepada publik dapatdilakukan dengan baik. “Dalam menge-lola Departemen Keuangan, caranyaadalah dengan menggunakan satukalimat yang sangat simpel, apakahDepkeu menjadi institusi publik yangbisa dipercaya oleh publik?” tanya Ani.

Menurutnya, saat ini kepercayaanadalah satu-satunya hal yang dianggappaling penting yang harus dibangun.Pasalnya, kepercayaan merupakanfungsi dari reputasi, integritas dankinerja Depkeu. Selain itu, hal lain yangtidak boleh dilupakan adalah upayameningkatkan good governance diDepkeu. Sehingga, pengelolaan keu-angan negara tetap berlangsung sesuaidengan koridor dan kaidah-kaidah good

kekayaan negara, pengurusan piutangnegara dan lelang. Kepada DirjenPerimbangan Keuangan Menkeumengharapkan agar mampu untukmembenahi dan sekaligusmembangun hubungan keuanganpusat sambil terus menjagakeharmonisan.

Harapan agar dapat melakukanpenyusunan strategi dan kebijakanserta melaksanakan pengelolaanhutang negara dengan baik,terintegrasi, transparan dan akuntabeldisampaikan Menkeu kepada DirjenPengelolaan Hutang RahmatWaluyanto. Reformasi kelembagaandan kepegawaian di DepartemenKeuangan yang mencakup perbaikankinerja, reorganisasi, sistemremunerasi yang menurutnya sangatdiperlukan dilingkungan DepartemenKeuangan.

Kepada Sekertaris JenderalDepartemen Keuangan. Mulya. P.Nasution Menkeu berharap agar dapatmemberikan dukungan agarkoordinasi masing-masing unit eselonI dapat terlaksana dan semakin baik,serta dapat lebih meningkatkankoordinasi Departemen Keuangandengan instansi terkait.

Untuk meningkatkanpengawasan internal dalam rangkamewujudkan good governancesehingga dapat meningkatkankinerja Departemen Keuangan danmembangun keyakinan masyarakatbahwa Departemen Keuanganmampu mengelola keuangannegara secara modern, efektif danefisien dan menciptakan pelayananprima kepada masyarakat oleh unit-unit Departemen Keuangan ,disampaikan Menkeu kepadaInspektur Jenderal DepartemenKeuangan yang dipimpin olehPermana Agung.

Selanjutnya ia mengatakan,bahwa tugas Menteri Keuanganyang tidak ringan tentunya sangatdibutuhkan masukan dari para StafAhli Menteri Keuangan, yangfugsinya harus semakin didayagunakan dan bahkan perludidefinisikan kembali agar bebanMenkeu dan para dirjen atau kepalabadan dapat dikelola dengan baik.

Selain itu peran staf ahli tersebutmasih menurut Menkeu, adalahsebagai partner intelektual Menkeudan para dirjen maupun juga parakepala badan yang fungsinya semakindilibatkan secara aktif dan langsungdalam pembuatan keputusan danbahkan dalam pengelolaan danmonitoring pelaksanaan kebijakan.Para staf ahli tersebut terdiri dari EddyAbdurachman staf ahli Menkeu BidangInternasional, Agus Muhammad stafahli Menkeu Bidang Kekayaan Negaradan Marwanto staf ahli MenkeuBidang Pengeluaran Negara.

MUTASI &PROMOSI

S

INFO PEGAWAI

zap

DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGANPEJABAT ESELON II

Sebanyak empat (4) orang pejabat eselon III di lingkunganDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di promosi menjadipejabat eselon II.

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 385

61WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

governance. Dengan demikian, kredibi-litas Depkeu tetap terjaga dengan baik.

UNIT BARU DI DEPKEUDalam rangka menghadapi semakin

meningkatnya kompleksitas permasa-lahan di bidang fiskal, dipandang perluuntuk membentuk unit yang dapat men-dukung Menteri Keuangan, khususnyadalam mengoptimalkan harmonisasipelaksanaan program dan kegiatanMenteri Keuangan. Unit tersebut dian-taranya, Pusat Analisis dan Harmonisa-si Kebijakan (Pushaka) sebagai unitbaru di bawah Sekretariat Jenderal.

Kepada para pejabat di SekretariatJenderal, Menkeu berpesan agar fungsiyang melekat pada Sektretariat Jende-ral, seperti masalah legal dan publicrelations, dapat dijaga dan dilaksana-kan dengan baik. Kemudian, pada pe-jabat dari Direktorat Jenderal Anggaran,Menkeu berharap agar didalam menyi-apkan APBN, senantiasa mempertim-bangkan upaya untuk menjaga kesi-nambungan fiskal (fiscal sustainability)dengan tetap memberikan stimulanbagi perekonomian sesuai kemampuankeuangan negara.

Di bidang perbendaharaan, Menkuberharap agar kinerja pengelolaanperbendaharaan negara dapat lebihditingkatkan, terutama pada unit-unityang baru dibentuk. Untuk DirektoratSistem Perbendaharaan, Menkeumenaruh harapan agar upaya moderni-sasi pengelolaan perbendaharaan di-percepat, dengan didukung oleh sistem

informasi manajemen keuangan yangterpadu dan SDM yang profesional danmemiliki integritas yang tinggi.

Sementara untuk Direktorat Pembi-naan Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum, dapat menjadi wadahbagi kementrian/lembaga untukmeningkatkan pelayanan kepada ma-syarakat dengan melaksanakan penge-lolaan keuanganyang fleksibel danmenonjolkan aspek produktifitas, efisi-ensi dan efektifitas. Sedangkan bagiDirektorat Pengelolaan Dana Investasi,diharapkan agar mampu melakukanpemupukkan dan pemanfaatan danainvestasi guna mempercepatpembangunan prasarana publik.

Sebagai unit baru yang mengembantugas perumusan dan pelaksanaankebijakan dan standardisasi teknis dibidang kekayaan negara, piutangnegara dan lelang, Ani berharap padapejabat baru yang dilantik dariDirektorat Jenderal Kekayaan Negara(DJKN), agar segera melakukanpenyusunan daftar barang milik negara,penatausahaan, inventarisasi,pengawasan, pertanggungjawaban danpelaporan barang milik negara kepadakementrian negara/lembaga danbadan layanan umum, kekayaannegara yang dipisahkan dan kekayaannegara lainnya.

Di bidang PerimbanganKeuangan, ia berharap agar dapatmengembangkan kebijakan yangmampu mendukung berkelanjutannyakonsolidasi desentralisasi fiskal

sebagai upaya meningkatkan perandan kemandirian daerah, khususnyadalam memberikan pelayanan kepa-da masyarakat di daerah.

Untuk pejabat dari DirektoratJenderal Pengelolaan Utang (DJPU),Ani menekankan agar memilikipemahaman dan mampu mengelola,membangun dan menjalin interaksiyang sehat dan terbuka denganinstansi pemerintah terkait, investor,pelaku pasar dan lainnya, sehinggadicapai keberhasilan dalampengelolaan utang.

Sementara untuk pejabat dilingkungan Inspektorat Jenderal,harus mampu menerjemahkantambahan peran dan fungsiInspektorat Jenderal sebagai compli-ance office untuk good governancedan penyelenggaraan audit terkaitdengan risk management.

“Saya juga menaruh harapanyang tinggi kepada pejabat di BadanKebijakan Fiskal agar menjadilembaga pemikir dan formulasikebijakan yang handal diDepartemen Keuangan,” imbuh Ani.

PROMOSI PEJABAT DJBCSejumlah 10 orang pejabat eselon II

di lingkungan Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) dimutasi. Sementaradua (2) orang pejabat eselon III dilingkungan DJBC, dipromosi menjadieselon II, mereka adalah Drs. R.P.Jusuf Indarto, yang diangkat sebagaiKepala Kantor Wilayah XI DJBC Tipe B

SUASANA PELANTIKAN. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik sejumlah 49 pejabat eselon II dilingkungan Departemen Keuangan.

WBC/ATS

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 385

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

MUTASI PEJABAT ESELON IIDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

No. N a m a Jabatan sebelumnya Jabatan saat ini

1 Dr. Djuneidy Djusan Kepala Kantor SekretarisWilayah XI DJBC Direktorat JenderalTipe B Makassar Bea dan Cukai

2 Drs. Erlangga Mantik, MA Direktur Pencegahan Direkturdan Penyidikan Penindakan dan

Penyidikan3 Drs. Thomas Sugijata, Ak., MM Direktur Verifikasi Direktur Audit

dan Audit4 Heryanto Budi Santoso, S.H., MM Kepala Kantor Kepala Kantor

Wilayah VIII Tipe B Wilayah I DJBCDenpasar Tipe A Medan

5 Drs. Djasman Sutedjo Kepala Kantor Kepala KantorWilayah I Tipe A Wilayah DJBCMedan Tipe Khusus

Tanjung BalaiKarimun

6 Drs. Zeth Abraham Likumahwa Kepala Kantor Kepala KantorWilayah VII DJBC Wilayah VI DJBCTipe A Surabaya Tipe A Semarang

7 Drs. Bambang Prasodjo Kepala Kantor Kepala KantorWilayah II DJBC tipe Wilayah VII DJBCKhusus Tanjung Tipe A SurabayaBalai Karimun

8 Drs. Faried Syibli Barchia, MA Kepala Kantor Kepala KantorWilayah X DJBC Wilayah VIII DJBCTipe B Balikpapan Tipe B Denpasar

9 Drs. Muhammad Chariri Kepala Kantor Kepala KantorWilayah XIII DJBC Wilayah IX DJBCTipe B Banda Aceh Tipe B Pontianak

10 Drs. Ismartono Kepala Kantor Kepala KantorWilayah IX DJBC Wilayah X DJBCTipe B Pontianak Tipe B Balikpapan

PROMOSI PEJABAT ESELON IIDI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

No. N a m a Jabatan sebelumnya Jabatan saat ini

1 Drs. R.P. Jusuf Indarto Kepala Bagian Kepala KantorKepegawaian, Wilayah XI DJBCSekretariat DJBC Tipe B Makassar

2 Drs. Bachtiar, M.Si Kepala Subdirektorat Pj. Kepala KantorImpor dan Ekspor, Wilayah XIII DJBCDirektorat Teknis Tipe B Banda AcehKepabeanan DJBC

3 Edy Setyo Kepala Bidang Pj. InspekturPencegahan dan Bidang IV,Penyidikan Kanwil VI InspektoratDJBC Semarang Jenderal

4 Drs. Samsuar Said, M.Sc. Kepala Subdirektorat Pj. Kepala BiroFasilitas HubunganPertambangan, Masyarakat,Direktorat Fasilitas SekretariatKepabeanan, DJBC Jenderal

Keputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 865/KMK.01/UP.11/2006, Tanggal 9 November 2006Nomor 866/KMK.01/UP.11/2006, Tanggal 9 November 2006

Tentang Mutasi Para Pejabat Eselon II diLingkungan Departemen Keuangan

Makassar dan Drs. Bachtiar, M.Si, yangdiangkat sebagai Pj. Kepala KantorWilayah XIII DJBC Tipe B Banda Aceh.

Kemudian, satu (1) orang pejabateselon III di lingkungan DJBC, jugadi promosi menjadi eselon II dilingkungan Sekretariat Jenderal,Depkeu, yaitu Drs. Samsuar Said,M.Sc. Sementara itu, di lingkunganInspektorat Jenderal, Depkeu, EdySetyo dipromosi dan diangkatsebagai Pj. Inspektur Bidang IV.Dengan demikian, pejabat eselon IIIdilingkungan DJBC yang dipromosimenjadi pejabat eselon II berjumlah 4orang. (lihat tabel)

Ditemui WBC usai pelantikan,Bachtiar mengatakan, upaya pertamayang akan dilakukannya sebagaiKakanwil XIII DJBC Tipe B Banda Acehadalah melakukan konsolidasi danmelihat bagaimana kondisi daerahAceh saat ini. “Seperti kita tahu, saat iniAceh sedang melakukan pembangunankembali karena sebelumnya terkenamusibah gempa dan tsunami. Dengandemikian, pasti akan banyak barangmodal masuk dan bantuan yang datangdan hal itu harus kita kelola denganbaik,” kata Bachtiar.

Tak hanya itu, pelabuhan bebas Sa-bang akan menjadi salah satu perhati-annya. “Bagaimana upaya yang dapatkita lakukan untuk bisa mendukungiklim investasi disana. Apalagi Sabangmemang dikembangkan untuk daerahindustri yang dapat mendukung repub-lik ini,” tambah Bachtiar.

Sementara itu, usai dilantik sebagaiKakanwil XI DJBC Tipe B Makassar,Jusuf Indarto mengatakan pada WBC,saat ini ia ingin mempelajari terlebihdahulu, apa yang ia bisa lakukan diMakassar. “Jadi, secara umum sayaingin mempelajari dahulu, kira-kira apapotensi dan fungsi yang bisa kitaoptimalkan disana, apakah mungkinekspornya bisa kita buat lebih bagusatau bisa lebih disempurnakan, ataubagaimana,” ujarnya.

Sedangkan Edy Setyo, yangdiangkat sebagai Pj. Inspektur BidangIV, Inspektorat Jenderal, mengatakanbahwa bidang IV yang akandipimpinnya membawahi bidang Beadan Cukai. Tugasnya adalahmelaksanakan pengawasan fungsionalpelaksanaan kerja berdasarkan/sesuaidengan kebijaksanaan pimpinan danberdasarkan ketentuan yang ada.

“Tentunya, saya perlu melihat apayang sudah dilaksanakan sebelum-nya. Tujuannya agar dapatmemenuhi harapan dari tugas danfungsi yang ada, karena ada bebera-pa hal yang menurut hemat saya,perlu suatu penanganan secaraterkoordinasi dengan rekan-rekan diBea dan Cukai. Misalnya yang ber-kaitan dengan masalah pelaksanaanpengawasan di bidang pabeanmaupun cukai,” imbuhnya. ifa

INFO PEGAWAI

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 385

63WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

inggu itu (5/11) lapangan tennisindoor Bea dan Cukai penuhdisesaki oleh para remaja. Ada

yang sibuk mengibar-ngibarkanbendera, ada yang meniupkan terom-pet, ada yang menabuh drum danmasih banyak lagi alat-alat musik yangmereka mainkan. Raut wajah merekatampak bersemangat, sesekali candagurau dilemparkan, membuat suasanamenjadi ceria.

Hari itu para remaja yang tergabungdalam Marching Band Bina Carakayang berada dibawah asuhan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, sedangberlatih. Mungkin diantara pembacatidak mengetahui sebelumnya bahwainstitusi Bea dan Cukai memiliki sebuahasset berupa marching band, sebagaiwadah bagi anak-anak pegawaimaupun para pegawai itu sendiri untukmenyalurkan bakatnya dibidang seni.

Diakui oleh Frans Rupang, DirekturCukai yang juga merupakan pembinaMarching Band Bina Caraka (MBBC),saat ini MBBC sedang mengalamisuatu kejenuhan. Pasalnya, paraanggota MBBC belakangan ini lebihbanyak hanya melakukan latihan sajadibanding tampil menunjukanperformancenya. Untuk itu, sebagaipembina, ia sudah menyiapkanprogram kerja yang dimulai pada akhirtahun 2006 ini, untuk menyertakanMBBC dalam event-event kejuaraan.

“Event kejuaraannya tidak perluyang besar tapi paling tidak, para ang-gota bisa menunjukan performance-nya,” timpal Frans. Saat ini ia memangsedang berupaya mencari jalan agarMBBC tetap eksis. Pasalnya selain Bea

dan Cukai, Direktorat lain dibawah Dep-keu, tidak ada yang memiliki kegiatanmarching band. Tak heran jika MBBCsering diminta tampil oleh DepartemenKeuangan dalam event-eventnya,seperti saat memperingati Hari Kemer-dekaan beberapa waktu yang lalu.

“Hanya saja, orang-orang di Depkeubanyak yang tidak begitu paham bahwamarching band yang sering tampil ituberada di bawah asuhan Bea danCukai,” kata Frans. Untuk itu ia menya-rankan agar setiap Depkeu mengada-kan event yang memakai marchingband bea cukai, agar mengumumkanpada khalayak bahwa marching bandtersebut berada di bawah asuhan Beadan Cukai.

Frans khawatir kalau MBBCmenghilang, maka kord musiknya jugaakan menghilang. Dengan demikian,alat-alat musik yang harganya cukupmahal, yang dibeli puluhan tahun yanglalu, akan menjadi besi tua. Oleh sebabitu, usaha untuk mempertahankanMBBC ini terus dilakukan. “Minimaltetap eksis, walaupun tidak sepertidahulu. Dulu ada sponsor yang maumembantu, tapi sekarang kita kesulitanmendapatkan sponsor untuk marchingband,” kata Frans.

Untuk itu, ia ingin agar seluruhinsan bea cukai mempunyai rasamemiliki terhadap marching band ini. Iamenyarankan, terutama pada para

FRANS RUPANG. Marching Band Bina Carakamerupakan asset Bea dan Cukai.

MARCHING BANDBEA DAN CUKAI

Mengenal

Dibuka pendaftaran untuk anggota baru, hingga 10 Desember 2006.

M

WBC/ATS

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 385

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

pegawai yang berdomisili di Jakarta,agar menyertakan para putra-putrinyamasih anak-anak maupun remaja,untuk mengikuti kegiatan marchingband ini.

“Karena kegiatan ini bagus, daripa-da anak-anak main video game dirumah, disini mereka bisa memainkanberbagai alat musik dengan gratis.Apalagi bagi anak-anak yang punyajiwa seni, disini mereka bisa menyalur-kan jiwa seninya,” kata Frans. Ia jugamenambahkan, tidak tertutup juga bagipegawai bea cukai untuk ikut sertamenjadi anggota marching band.

Ia menyadari bahwa ketidaktahuanpegawai akan adanya marching bandini menjadi salah satu kendala.Padahal, kegiatan marching bandtersebut sangat menyenangkan,terutama bagi remaja. Mereka bisaberlatih kepemimpinan, memiliki rasakebersamaan dan sebagainya. Takhanya itu, anak-anak juga dapatmencari pengalaman baru. “Sayangrasanya kalau tidak diurus kemudianhilang. Sebab, untuk memulai lagi dariawal itu justru lebih sulit, ini kan assetBea Cukai,” imbuh Frans.

Ia menambahkan, kalau dilihat darisejarah, MBBC sudah ada sejak iamenjadi pegawai bea cukai (sekitartahun 1975). Jadi sebelum tahun itu(1975-red), marching band di Bea danCukai sudah terbentuk. Menurutnya,perkembangan MBBC mengalamipuncak kejayaannya di tahun 80-an.Tetapi seiring dengan waktu MBBCmengalami kemunduran. Hal itudisebabkan tingkat kepedulian parapengurus dan pejabat makin berkurangkarena disibukan oleh pekerjaan.Padahal ketika masa jayanya, marchingband ini banyak memenangkanberbagai event dan tampil diberbagaiacara, diantaranya tampil pada acara

penurunan bendera di istana negarasaat memperingati Hari Kemerdekaan.

Prestasi yang berhasil diraih MBBCantara lain juara III Nasional MarchingBand pada Kejurnas Drumband ke II(1982), mendapat penghargaan FieldCommander di tempat ke 3 padaGrandprix Marching Band ke XV (De-sember 1997), Parade Terbaik Remajapada Festival Marching Band (Juni1998), Peringkat II Bandung OpenMarching Band 1998, Peringkat IIIBandung Open Marching Band (Okto-ber 1999), Finalis Grandprix MarchingBand ke XVI (November 2000), Pering-kat VIII pada Babak Final GrandprixMarching Band XVII (November 2001)dan masih banyak lagi.

Kendala yang dihadapi MBBCsaat ini adalah masalah recruitmentanggota baru yang menurut Franssemakin sulit. Pasalnya, anak-anakpegawai bea cukai yang diharapkanmenjadi anggota banyak yangdisibukan dengan kegiatan disekolah mereka. Situasi tersebutberbeda dengan dahulu (pada masakejayaannya-red) dimana banyakputra-putri pegawai bea cukai yangmenjadi anggota marching band.

Kemudian, kendala lainnyaadalah biaya. Biaya untuk membayarpelatih dan sebagainya. “Selama inidana yang diperoleh berasal dariswadaya teman-teman di bea cukai,ada yang menyumbang sekian rupiahtiap bulannya. Jadi kita ramai-ramaimembiayai marching band ini,”ungkap Frans yang kembalimenegaskan bahwa masalah danaadalah masalah yang paling utama.

Untuk sementara ini, Frans tidakmenetapkan target tertentu yangharus dicapai oleh MBBC. Ia hanyaingin mengupayakan bagaimanacaranya untuk melanggengkan MBBCagar tetap eksis. Ia bersyukur saat iniselain anak-anak pegawai, banyakpula anggota marching band yangbukan merupakan anak pegawai beacukai, tapi keseriusan mereka dalamberlatih patut diacungi jempol.

BELAJAR ALAT MUSIK GRATISSaat ditemui WBC, Priyo Utomo,

salah seorang pelatih MBBC yangkerap dipanggil Tomy mengatakan,dalam melatih anggota, metodepelatihan yang paling utama adalahbagaimana mengurangi gap yang bisaterjadi antara anggota baru dananggota lama. Sebab, kegiatan MBBCini adalah suatu hobi yang diakomodirmenjadi kegiatan yang bermanfaat.

“Jadi, disini kita tidak ingin anak-anak hanya bermain musik tetapi me-reka juga bisa belajar berorganisasi,”kata Tomy. Sehingga, orang yang inginbergabung dalam marching band tidakharus bisa menggunakan alat musik.Justru ia lebih menyukai membinaorang yang belajar dari nol alias belum

pernah memegang alat musik sebelum-nya dengan begitu arahan yang diberi-kan bisa sesuai harapan.

Teguh Ray Rahwono, yang jugamerupakan salah seorang pelatihMBBC menambahkan, yang palingpenting adalah motivasi para calonanggota atau anggota untukbergabung dalam MBBC. “Yangsering terjadi biasanya mereka hanyasebulan saja latihan, setelah itukeluar. Sementara marching band itukan suatu kegiatan yangmembutuhkan proses dan anak-anakjaman sekarang lebih suka yanginstan,” imbuhnya.

Ia mengakui, kesulitan yang kerapia alami dalam melatih adalahmenyatukan misi, visi, karakter tiapanggota yang berbeda-beda. Untukmateri pelatihannya sendiri dibagimenjadi tiga items, yakni horn line(alat tiup), percussion (perkusi) dancolour guard (bendera). Jadi padasaat perekrutan, anggota baru diau-disi terlebih dahulu untuk mengetahuibakat dan minatnya terhadap tigaitems tadi sampai ditemukankecocokan anggota terhadap salahsatu items.

Dari segi peralatan, MBBC tergo-long organisasi memiliki peralatanyang hampir lengkap. Alat-alattersebut diantaranya adalah terom-pet, mellophone, barithone, tuba,perkusi, senar drum, bass drum,quintom, cylophone, vibraphone,marimba, cymbal, dan sebagainya.

Tomy menambahkan, anggota yangmengikuti kegiatan marching band inimemang tidak perlu mengeluarkanbiaya dan tidak perlu memiliki alatmusik. Yang paling penting yang harusdimiliki anggota adalah kemauan dan

TEGUH RAY RAHWONO. Yang paling pentingadalah motivasi para calon anggota atau anggotauntuk bergabung dalam MBBC.

INTAN SEKARTAJI. Merasakan manfaat yangsangat besar selama hampir 10 tahunbergabung dengan MBBC, seperti menambahteman, belajar berorganisasi, belajar disiplin,team work dan menambah pengalaman.

INFO PEGAWAIWBC/ATS WBC/ATS

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 385

65WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Formulir Pendaftaran Marching Band Bina Caraka

Yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : ............................................(L/P)Tempat/tanggal lahir : ....................................................Alamat : ....................................................

Nama orangtua/wali (untuk : ....................................................pegawai DJBC tidak perlu diisi)Orangtua/wali berdinas di DJBC : ....................................................pada unit organisasi(hanya diisi oleh anak yangorangtuanya pegawai DJBC)Nomor telepon/Hp : ....................................................

Jakarta,………….Mengetahui PemohonOrangtua/wali/pimpinan unit kerja

(………………………….) (…………….…………….)

l Formulir pendaftaran bisa digunting atau di photo copy, dikirim langsung ke sanggarMBBC di Kantor Pusat DJBC Jakarta, mulai pukul 16.00 - 18.00 WIB.

l Biaya pendaftaran Rp 10.000;l Untuk info lebih lanjut, dapat menghubungi Intan di Hp 0818 08333739.

disiplin untuk berlatih. Sekali lagi iamenekankan bahwa dalam organisasimarching band, bukanlah hasil ataujuara disuatu event yang dicari tetapiproses kemampuan para anggota untukmenjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tomy mengatakan, yang bisadiberikan pada anggota MBBC adalahpengalaman, belajar berorganisasi,belajar menghadapi masyarakat yangheterogen, disiplin, ilmu dan kepuasandalam bermain musik. Untuk itu iaberharap agar MBBC terusmendapatkan dukungan karena untukmelaksanakan program-programnyadibutuhkan finansial, waktu dan tenagayang tidak sedikit.

MBBC, menurut Tomy, merupakanorganisasi yang berada dibawahasuhan institusi Bea dan Cukai, untukitu para anggota membutuhkanperhatian dari pengurus maupunpembina agar motivasi anggota dalamberlatih bisa lebih giat lagi. Ia punberharap agar para pegawai maumendaftarkan putra-putrinya menjadianggota MBBC.

“Porsi latihan kami juga tidakekstrem. Kami sudah membuatperhitungan kira-kira waktu yangdibutuhkan berapa lama untuk latihandan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk tampil dalam suatuevent. Jadi, apa yang kami lakukanbukan buat kami tapi buat Bea danCukai.” ucapnya.

Teguh menambahkan, denganmengikuti kegiatan marching band,

seorang anak dapat menyalurkantenaga dan pikirannya ke hal yang lebihpositif ketimbang nongkrong di jalanan.Sebab, saat berlatih anggota harusdatang tepat waktu, disiplin, belajarmengharmonisasikan musik dansebagainya, sehingga tidak terpikirkan

untuk melakukan tindakan-tindakanyang negatif.

“Kegiatan ini juga bukan untukmenghambur-hamburkan uang danwaktu, tapi banyak sisi positif yang bisadiraih. Bahkan ada seorang anggotaMBBC, seorang pemain terompet, kini

BERLATIH. MBBC saat sedang latihan di lapangan tennis indoor Bea dan Cukai.

WBC/ATS

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 385

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

tergabung dalam suatu grup orkestra,padahal sebelumnya anak itu tidak bisabermain terompet. Tapi melalui MBBC,anak tersebut bisa menguasai alatmusik terompet. Jadi, disini anak-anakbisa belajar alat musik secara gratis,”tandas Teguh.

PERLU REGENERASISaat ini MBBC sedang membuka

pendaftaran bagi anggota baru.Recruitment itu sendiri tujuannyauntuk mengatasi krisiskeanggotaaan. Pasalnya, saat inijumlah anggota MBBC hanya sekitar68 orang dimana 30 persennyamerupakan anak pegawai bea cukai(anggota terkecil duduk di bangkukelas 6 SD dan yang terbesar adalahpegawai bea cukai-red). Jumlahtersebut termasuk sedikit jikadibandingkan dengan anggota timlain yang biasanya mencapai lebihdari 100 orang.

Recruitment itu sendiri terbukabagi siapa saja entah itu anakpegawai, bukan anak pegawaimaupun para pegawai bea cukai itusendiri dan tidak ada batasan umur.Pendaftaran tersebut ditutup hingga10 Desember 2006. Para anggota

KEDUDUKAN

KPBC Tipe A Bandung

KPBC Tipe A KhususTanjung Priok II

KPBC Tipe A KhususTanjung Priok II

KPBC Tipe A KhususTanjung Perak

Pangsarop Tipe BPantoloan

KPBC Tipe A KhususTanjung Priok I

KPBC Tipe A Surakarta

KPBC Tipe A Bekasi

KPBC Tipe A Sorong

KPBC Tipe A Batam

nanti nya berlatih secara rutin setiaphari Rabu (pukul 17.00 – 20.00 WIB)dan Minggu (pukul 10.00-16.00 WIB)di sanggar MBBC yang berlokasi diKantor Pusat DJBC.

Ditemui WBC saat latihan, IntanSekartaji, Komandan PasukanMBBC mengatakan, pada awalnya,motivasinya untuk ikut serta dalamkegiatan marching band tersebutkarena desakan orangtuanya yangmerupakan pegawai bea cukai. Saatitu Intan masih duduk di bangkukelas 6 SD. Namun lambat laun,Intan merasa enjoy dan jatuh cintadengan kegiatan barunya tersebut.

Hingga saat ini (hampir 10 tahun-red)), Intan masih aktif sebagaianggota MBBC (kini Intan merupakanmahasiswi di salah satu perguruantinggi negeri di Jakarta-red).Sebagai anggota MBBC, Intanmerasakan manfaat yang sangatbesar, seperti menambah teman,belajar berorganisasi, belajar disiplin,team work dan menambahpengalaman. Ia juga bisa tampil padabeberapa event di beberapa daerahseperti di Jogjakarta (Hamengkubu-wono Cup) dan Bandung (FestivalBandung Open Marching Band).

Event-event di daerah tersebutsecara rutin diikutinya.

Sebagai Komandan Pasukan, iabertugas untuk mengurusi paraanggota di lapangan dan aktif seba-gai colour guard (pemain bendera).Kendala yang kerap ia alami saatmengikuti kegiatan di MBBC adalahwaktu antara latihan dan sekolah.“Mungkin karena orangtua sayasendiri yang dulu meminta sayauntuk mengikuti kegiatan ini makanyamereka tidak komplain dengankegiatan saya,” imbuh Intan. Untukitu ia berharap agar MBBC bisa teruseksis, meningkatkan prestasi danlebih maju.

Saat ini MBBC sedangmempersiapkan diri untuk mengikutiGrand Prix Marching Band di IstoraSenayan, pada 6-7 Januari 2007.Tema yang akan diusung MBBCadalah Indonesian Movies. Sehinggalagu-lagu yang dibawakan merupakansoundtrack dari beberapa filmIndonesia, seperti film Dealova danMy heart. Untuk itu, para anggota kinisedang berlatih keras agar dapatmembawakan lagu-lagu tersebutdengan baik dengan koreografi yangbaik pula.

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 DESEMBER 2006 PERIODE T.A 2006

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

NAMA

Wirawan Sahli, SH

Suhadiningsih

Roebianto AS

Basuki Dwianto

Moh. Amin Husen

Purwanti

Daryanto

Marsito

Frits Fatary

Tandi

NIP

060036003

060034404

060035432

060058374

060031554

060040689

060056778

060057725

060058053

060059448

GOL

IV/c

IV/a

IV/a

III/c

III/b

III/b

II/d

II/d

II/d

II/d

JABATAN

Kepala KPBC

Kepala Sub BagianUmum

Kepala SeksiKepabeanan danCukai VII

Korlak Adm. TempatPenimbunan Berikat

Korlak Urusan AwakKapal

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

ifa

INFO PEGAWAI

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 385

67WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

ada 8 November 2006, bertempat diKantor Pusat Direktorat Jenderal Beadan Cukai, digelar press release me-

ngenai penegahan barang impor berupaproduk tekstil, elektronik part dan sebagai-nya. Barang-barang illegal tersebut didugaberasal dari importasi secara illegal dariChina dengan modus antar pulau.

Sebagian besar barang bukti yangberhasil ditegah berupa pakaian jadidalam kondisi baru, seperti baju, bajumuslim, celana jeans, mukena, baju anak-anak dan beberapa produk seperti tas,boneka, electronik part/CDR dansebagainya. Jumlah barang-barangtersebut sebanyak 862 pkgs, dimanakeseluruhan barang diperkirakan lebih darikontainer 20 feet.

Akibat importasi barang-barang illegaltersebut, kerugian yang diderita negaradiperkirakan mencapai lebih Rp 1 milyar

dari sektor bea masuk dan pajak dengannilai barang diperkirakan mencapai lebihdari Rp 6 milyar.

Hingga saat ini pelaku masih dalamtahap penyelidikan DJBC. DJBC masihmelakukan penyelidikan dengan memintaketerangan dari pihak-pihak terkait untukmengetahui siapa pemilik barang dantersangka barang-barang illegal tersebut.Namun sampai sekarang, belum ada yangmenyatakan bertanggung jawab atasbarang-barang tersebut maupun sebagaipemilik atau pengurusnya.

Barang yang disita tersebut saat initelah disegel dan disimpan di gudangKantor Pusat DJBC untuk digunakan padaproses penyidikan. Proses penyidikan itusendiri telah sampai pada pengumpulanbukti-bukti lain berupa dokumen-dokumendan keterangan lainnya, sertapemanggilan dan pemeriksaan terhadap

pihak-pihak yang didugamengetahui dan terkait atasbarang-barang illegal tersebut.Jika dalam proses penyidikansudah dianggap cukup buktiadanya tindak pidanakepabeanan maka akandilanjutkan proses penyidikanoleh PPNS Bea dan Cukai.

Dengan demikian, ketentuanyang dilanggar adalah pasal 102jo. pasal 103 huruf d UU No. 10Tahun 1995 tentangKepabeanan, dimana pelakudapat dijerat dengan hukumanpidana penjara paling lama 8tahun dengan maksimal dendasebesar Rp 500 juta.

KRONOLOGIS PERISTIWAKeberhasilan aparat bea

cukai dalam mengungkapimportasi illegal ini tidak lepasdari serangkaian proses intelijenyang dilakukan. Saat itudiperoleh informasi adanyapembongkaran terhadap barang-barang impor tersebut di sebuahgudang yang beralamat di Jl.Semper 36 Plumpang, JakartaUtara. Barang-barang itu sendirididuga berasal dari importasiillegal yang dilakukan pada 6November 2006.

Petugas pun segerameluncur ke lapangan.Berdasarkan hasil pemeriksaanpetugas bea cukai di lapangan,barang-barang yang dibongkarternyata berupa produk tekstil,elektronik part dan sebagainya,yang diduga diimpor dari China.

Kecurigaan petugas bahwa barangtersebut merupakan barang impor illegaladalah karena saat kejadian tidak adayang dapat menunjukan dokumenkepabeanannya dalam hal iniPemberitahuan Impor Barang (PIB) danpersyaratan tata niaganya (LS, NPIK).

Sedangkan berdasarkan data yangada pada manifest kapal dan surat jalan,diketahui bahwa barang tersebut dikirimmelalui jalur antar pulau dari Pontianak keJakarta dengan menggunakan kapal MV.Bahar Mas Voy 34. Dari dokumen itu puladiketahui penerima barang adalah HD,HR, RN, AL yang beralamat di Jakarta.

“Semula importasi secara illegaltersebut dilakukan ditempat lain, yangselanjutnya dikirim melalui pelabuhanPontianak menuju Jakarta. Pengirimandari Pontianak ke Jakarta inilah yangmenjadi dalih sebagai pengiriman barangantar pulau sehingga terkesan barang-barang tersebut berasal dari dalamnegeri,” ungkap Achmad Budianto, Pjs.Direktur Pencegahan dan Penyidikan.

Ia menambahkan, selama ini DJBCmemang tidak melakukan pemeriksaanantar pulau karena DJBC tidak memilikikewenangan untuk itu. Sehingga padasaat dilakukan bongkar muat, barang-barang illegal tersebut dapat masuk kewilayah pabean Indonesia.

Bea dan Cukai Gagalkan PenyelundupanProduk Tekstil dan Elektronik dari ChinaNilai barang yang diselundupkan diperkirakan mencapai lebih dari Rp 6 milyar.

ACHMAD BUDIANTO. Pengiriman dari Pontianakke Jakarta inilah yang menjadi dalih sebagaipengiriman barang antar pulau sehingga terkesanbarang-barang tersebut berasal dari dalam negeri.

PRODUK TEKSTIL ILLEGAL. Petugas bea cukaimemperlihatkan produk tekstil yang berhasil ditegah.

P

ifa

WBC/ATS

WBC/ATS

PENGAWASAN

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 385

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

olandia, 1941. Kematian bukan halyang baru di Auschwitz, sebuahkamp konsentrasi Jerman di Polan-

dia. Saat Jerman menginvasi Polandiadalam Perang Dunia I, sebagian wargabangsa itu dimasukkan dalam kamp-kamp penyiksaan dan meregang nyawadalam kamar-kamar gas atau mati didepan regu tembak. Francis Gajowniczek,salah seorang petinggi militer Polandiayang ikut ditangkapi saat itu ikut terjaringtentara SS. Ia ditempatkan di sel blok 14yang sempit nan pengap bersama 600-antahanan lainnya. Tak ada detik berlalu tan-pa erangan kesakitan dan kematian kare-na siksaan kerja paksa dan kelaparan.

Pagi itu tanggal 31 Juli 1941 adalahhari terakhir bagi Sang Jenderal. Bersama10 tahanan lainnya ia dijadwalkan untukmenjalani hukuman mati dengan caradimasukkan ke dalam bunker bawahtanah sampai mati kelaparan. Ribuantahanan dibariskan untuk menyaksikanacara yang hampir rutin itu. Di salah satupojok lapangan terdapat tumpukantahanan yang sudah tidak mampu berdiri.Mereka yang dilemparkan ke situmenyerupai gundukan tulang. KolonelFritsch, komandan penjara, berdiri pongahdi depan 10 korban untuk hari itu. Iamemberi isyarat agar kesepuluh orangmalang itu digiring ke bunker.

“Tunggu!,” seseorang berseru daribarisan tahanan. Semua berbalikmemandangi seorang pria kurus berkacamata, mendekat diiringi tatapan ketakutanpara tahanan lain. Langkah gontai si kurusitu kelihatan gagah menantang.

“Apa maumu!,” bentak sangKomandan.

“Lagerfuhrer, kehidupan sangatberharga. Mereka ini sangat berharga bagikeluarganya. Saya kira anda pun sangatberharga bagi keluarga anda. Izinkan sayamenggantikan tempat salah satu dari paratahanan ini”. Dia menunjuk kepadaGajowniczek. “Yang itu.”

Sang Komandan tersentak. “Apakau sudah gila!”.

“Tidak, Tuan”. Tak ada keraguandalam kata-kata itu.

“Apa pekerjaanmu?”“Saya Maximilian Kolbe, seorang imam”.

Kolonel Fritsch tersentak. Ia kemudianmembebaskan Gajowniczek dan pria ku-rus tersebut bergabung dengan 10 tahan-an malang lainnya menuju ruang kemati-an. Di situ satu persatu mereka meninggaldalam penderitaan yang amat sangat.

Tetapi para serdadu dan perawat sa-ngat takjub dengan kekuatan Sang Imam.Dialah yang memanggil para perawat bilaada rekannya yang meninggal. Bahkan iamemberikan sakramen bagi yang sekarat.Dalam penderitaannya, ia melayani danmenyiapkan rekan-rekannya untukmeninggal dengan layak. Seolah-olah diaharus menolong setiap kawan satu selnyauntuk melalui derita terakhir sebelumdirinya sendiri bisa terbebaskan dari deritayang sama.

Dua minggu berlalu, dan tinggallah

sang imam yang masih hidup. Paraserdadu terpaksa menghabisinya. Merekadatang untuk membunuhnya lewat injeksiasam karbolat pada hari ke limabelas darikesengsaraannya, yaitu tanggal 14Agustus, sehari menjelang hari raya Mariadiangkat ke Surga (dirayakan setiap 15Agustus). Dengan tersenyum dan berbisik,“Ave Maria,” sang imam mengulurkantangannya untuk disuntik mati.

Dr. Rudof Diem mengisahkanpengalamannya ketika merawat PastorKolbe. Suatu hari, Pastor Kolbe terjatuhkarena tidak kuat membawa beban saatmenjalani kerja paksa. Para serdadumemukulinya sampai hampir mati. Meskisekarat, ia menolak dibaringkan di tempattidur rumah sakit. Ia tidur di lantai danmemberikan ranjangnya kepada pasienlain. Jatah makan secuil roti dan kuah kolpun masih dibagikannya. “Dia masihmuda, harus hidup,” katanya selalu.

Pastor Maximilian Kolbe lahir dari se-buah keluarga miskin Polandia pada ta-hun 1894. Pada usia 13 tahun, ia memu-tuskan untuk masuk sekolah para imam.Kolbe muda berhasil memperoleh gelardoktor filsafat pada usia 21 tahun. Setahunsetelah ditahbiskan ia memperoleh satugelar lain di bidang teologi. Dengan kece-

merlangannya, ia diprediksi akan memilikikarir cemerlang dalam hierarki Gereja.Tetapi hal itu bukanlah sesuatu yangmenarik baginya. Ia memilih karya nyatadalam pelayanan bagi sesama memberi-nya karunia kekal di surga. Bahkannyawanya pun diberikan bagi sesamanya.

PENGORBANAN TUHANNatal datang lagi membawa sukacita.

Satu hal yang tak jarang terlupakan dalamNatal adalah makna pengorbanan sejati.Natal adalah teladan pengorbanan Tuhan.Dari ketinggian dan kemuliaan surga,Tuhan mengulurkan tangan penyelamatandan mengambil tempat yang paling hina dikalangan manusia.

Manusia dengan segala kekurangan-nya tidak mampu lagi untuk menggapaisurga. Usaha-usaha manusia yang seper-tinya penuh kebaikan, tidaklah mampumenjembatani jurang antara manusia danAllah. Segala perbuatan baik manusia taklebih dari kapas dalam timbangan Allah.Apalah artinya dibandingkan dosa yangmenggunung dari hari ke hari.

Tetapi Allah adalah Tuhan yang penuhkasih. Takkan dibiarkannya anak-anakNyakehilangan hak kesulungan di surga.Untuk itu Dia sendirilah yang turunmenawarkan keselamatan bagi manusia.Lewat Natal Tuhan menanggalkan segalake-IlahianNya dan mengambil rupaseorang hamba bagi umatNya. Suatupengorbanan, pengosongan diri yangtakkan pernah mampu kita teladani.Palungan hina nan kotor dengan seorangbayi mungil di dalamnya adalah tandapengorbanan Tuhan demi usahanya untuksolider dengan kemanusiaan kita.

Adakah kasih yang lebih besar dari ini.Allah sendiri mengorbankan diri bagi kita.Segala kenyamanan ke-Allah-an yangdimilikiNya ditinggalkan untukmenunjukkan betapa Ia sayang kepadakita dan ingin selalu bersama-sama kita, didunia ini maupun setelah Ia memanggilkita. ‘Ah Tuhan’, maafkan kami yangsering melupakan pengorbananMu dalamsukacita dan kenyamanan kami.

PENGORBANAN ITUMenjelang hari raya keagamaan, se-

ring didengungkan upaya-upaya pengor-banan nyata yang paling sederhana yaitumenyumbangkan harta. Tujuannya salahsatunya adalah mengajarkan bahwa apayang dimiliki tidaklah kekal, tetapi sematakarunia Tuhan. Pengorbanan lewat amalmerupakan langkah awal yang baik. Tetapipengorbanan memiliki arti yang lebih luasdan mendalam.

Salah satu inti pengorbanan adalahketika kita mengambil bagian yang tidakenak dari berbagai pilihan hidup untukmenunjukkan kasih kepada Tuhan dansesama. Pengorbanan berarti bersediakehilangan kemapanan dan kenyamanandemi suatu tujuan yang lebih mulia.

Tayangan televisi sering menyuguh-kan kisah kawin cerai. “Kami sudah tidakcocok… Ada perbedaan mendasar di

P Pengorbanan

TUHAN(...kepada kasih setiaMu aku

percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-

Mu. Aku mau menyanyiuntuk Tuhan karena ia telahberbuat baik kepadaku. –Raja Daud, Mzm. 13:6Mzm. 13:6Mzm. 13:6Mzm. 13:6Mzm. 13:6)

BAGI MANUSIA

RENUNGAN ROHANI

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 385

69WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

antara kami…. Suami saya ingin menda-patkan keturunan…“, adalah beberapaalasan yang sering mengemuka.Perceraian seolah menjadi hal biasa bila“tidak ada kesesuaian lagi.” Padahal darikodratnya pria dan wanita itu berbeda.Jika dilihat lebih dalam, perceraiandewasa ini adalah tanda tidak adanyakeinginan untuk berempati dan berkorbanantar pasangan suami isteri.

Di lain sisi, ada cerita-cerita takterungkap tentang para isteri-isteri yangbegitu setia mendoakan suami-suamimereka yang selingkuh, main kasar,penjudi, pemabuk dan sebagainya. Ya,hati mereka remuk-redam karenapengkhianatan. Dalam hal seperti ini,hanya Tuhanlah yang memampukanseseorang memberi hati untuk berkorban.Setia kepada Tuhan, melalui kesetiaanuntuk melayani dan menyelamatkanpasangan yang jatuh ke dalam dosa.Kesetiaan yang kadang memerlukanwaktu sangat lama dalam penderitaan.

Pengorbanan yang tulus sangatdiperlukan untuk menyelamatkan danmenjaga setiap pernikahan. PernikahanKristiani tidak didasarkan atas: “Akumencintaimu karena…” melainkan “Akumencintaimu walaupun…”. Tuhan sendiritelah memberi teladan, mencintai kitasepenuhnya, walaupun ia harusberkorban, dihinakan, demi kita yang jauhlebih kotor dan hina.

Dalam lingkup yang lebih luas,kemanusiaan kita lebih sering mengajaruntuk memilih yang enak, nyaman, danpasti. Adu jotos dan adu kepentinganmenjadi tontonan sehari-hari karena tidakada yang mau berkorban. Kondisi bangsayang tak kunjung sembuh dari berbagaimasalah salah satunya karena tidakbanyak orang yang mau mengorbankandiri dan menunjukkan karya sejati bagikemajuan bangsa.

Semangat berkorban kita mulai layu.Entah karena kecintaan negeri yangmakin turun, atau karena kekecewaanyang berkepanjangan atau rasa bosanmenanti janji yang tak kunjung datang.Bangsa kita sedang dalam mengalamikrisis semangat juang yang dulu sangatkita banggakan. Para leluhur, parapahlawan perkasa yang bersimbah darahmerebut petak-petak tanah merdekabukan tidak mungkin kecewa dengankeadaan anak cucu negeri ini.

Berbagai ironi kini harus kita hadapi.Sebagai negara agraris, kita masih harusmendatangkan beras dari bangsa lain.Hutan-hutan digunduli menyisakankeperihan asap kebakaran. Kekayaanbumi dikuras oleh tangan-tangan asing.Pasir bahkan pulau-pulau kesayanganlepas dari pelukan Ibu Pertiwi.Pembangunan sebagian besar didanaidari pinjaman. Tidak usah bermimpi untukmemperoleh pendidikan atau pelayanankesehatan layak dengan gratis.

Di beberapa tempat, berbagai pihakmasih bertikai karena kepentingangolongan demi keuntungan sesaat. Di

sana tidak ada wawasan luas dan pikiranjauh ke depan, apalagi semangat berju-ang. Pengorbanan? Entahlah. Mungkinsudah lebih baik untuk mengorbankanorang lain demi mencapai keinginan sen-diri. Alam pun ikut murka.

Dalam kondisi seperti ini, memangsangat sulit untuk bersikap idealis sepertipesan kitab suci yang disampaikan paraulama atau petinggi agama.Ketidakpastian membuat orang memilihjalan yang aman, kendati kadang-kadangharus menempuh arah yang salah ataubahkan mengorbankan orang lain. Tidakjarang hal itu dikatakan sebagai sesuatuyang logis dan diterima umum. Kalausudah demikian, entah bagaimana nasibbangsa kita esok lusa.

NATAL BAGI BANGSATeladan Tuhan dalam Natal kiranya

tidak berlalu begitu saja. Tanggal 25Desember bukanlah hari ulang tahunYesus. Hari itu adalah hari dimana kitadiminta untuk kembali merenungkan kasihdan pengorbananNya bagi kita.

Natal yang sejati selayaknya dirayakansetiap hari. Sebagai anak-anak Tuhan,teladan pengorbanan Tuhan dalam Natalharus nyata setiap hari. Mulailah denganhal-hal yang kecil. Keluarga merupakan

ladang kasih Tuhan yang terdekat. Ajarilahkeluarga kita memulai denganpengorbanan yang sederhana. Daripadamembeli baju baru, lebih baik anak-anakkita diajak mengumpulkan baju-bajunyabagi sesama yang membutuhkan.Sudahkah mereka diperkenalkan denganyang namanya Panti Asuhan atau parapengemis yang kita jumpai setiap hari?Natal adalah waktunya berkorban danmemberi, bukan untuk menerima.

Kondisi bangsa saat ini sungguhmemerlukan anak-anak Tuhan yang maumerayakan Natal setiap hari. Tidak usahberpikir tentang mengorbankan jiwa raga,meski hal itu bukan tidak mungkin. Dalampekerjaan kita, pengorbanan dalam Natalberarti kesediaan kita untuk bekerja lebihkeras, lebih setia, lebih jujur dan lebihberkualitas. Bukan tidak mungkin saatmelayani bangsa, kita harusmengorbankan keenakan dankenyamanan yang kita miliki.

Sebagai abdi negara, setiap hari kitadiminta untuk merayakan Natal melaluitugas-tugas kita. Para gembala dipanggilTuhan ketika mereka sedang mencarinafkah di padang Efratha. Para muriddipilih bukan ketika mereka sedang tidur,tetapi saat mereka sedang menjalaniprofesinya.

Profesi kita adalah tugas mulia yangdikaruniakan dari atas, bukan karena kitayang memilihnya. Adakah Natal sungguhnyata dalam pekerjaan kita setiap hari?Bila Ia memanggil lewat profesi kita,datanglah selagi Ia berkenan ditemui.

Tuhan telah memberikan contoh yangmaha sempurna. PengorbananNya lewatNatal disempurnakan di bukit Kalvary.Kesediaan melayani lebih adalah kuncikesuksesan bagi banyak pemimpin. Bilaada yang meminta bajumu, berikanlahjuga jubahmu.

‘Ah’, menyadari betapa Tuhan menga-sihi kita, seharusnya ada rasa malu saatkita begitu mementingkan diri dan jauhdari kerelaan berkorban. Tuhan sudahmencuci kaki kita, mengapa kita menem-patkan diri begitu nyaman di ketinggianegoisme. Mari mengambil peran untukmeringankan penderitaan orang lain.

NATAL BEA DAN CUKAIWarga Kristiani DJBC tahun ini ikut

merayakan Natal dalam refleksi keseder-hanaan. Panitia Natal DJBC merasa perlumengedepankan kesederhanaan sebagaiperlambang keinginan untuk mengorban-kan keenakan dan kenyamanan yangditawarkan kemewahan dunia. BukankahNatal memang dimulai dari sebuahkandang domba nan hina? Pekerjaanbesar itu tidak berawal dari gedung megahdi puncak dunia.

Melayani dunia ini dapat dimulai darihal-hal yang sederhana, kecil, bahkanmungkin tidak berarti. Akan tetapi percaya-lah, langkah kecilmu berarti sangat ber-harga di mata Tuhan. Ia menunggumu.Selamat Natal !

(AL/Persekutuan Warga Kristiani DJBC)

PENGORBANAN YANGTULUS SANGATDIPERLUKAN UNTUKMENYELAMATKANDAN MENJAGA SETIAPPERNIKAHAN.PERNIKAHANKRISTIANI TIDAKDIDASARKAN ATAS:“AKU MENCINTAIMUKARENA…”MELAINKAN “AKUMENCINTAIMUWALAUPUN…”. TUHANSENDIRI TELAHMEMBERI TELADAN,MENCINTAI KITASEPENUHNYA,WALAUPUN IA HARUSBERKORBAN,DIHINAKAN, DEMI KITAYANG JAUH LEBIHKOTOR DAN HINA.

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 385

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

BERAT BADAN

aya adalah penggemarolahraga Taekwondo.Tinggi saya 170 cm

sedangkan berat badan sayaringan sekali, sekitar 40 kg,

usia saya 25 tahun. Padahalsaya termasuk orang yang

gemar makan banyak setelahberolah raga yang memangtujuannya adalah inginmenambah berat badan sayasupaya ideal, tetapi tidakkunjung berhasil. Yang inginsaya tanyakan, setelahberbagai upaya untukmembesarkan badan tidakberhasil apakah sayamengidap kelainan beratbadan ?

DODDY - Jakarta

JAWAB :Olahraga sangat

berguna untukmeningkatkan statuskesehatan seseorang.Selain itumeningkatkan serat-serat otot sehingg ototyang terbentuk menjadilebih besar dan kuat.Bahkan untukpembentuk tulang,olahraga dapatmemaksimalkanmassa tulangseseorang jadi tulanglebih besar danpadat.

Massa tulangpuncaknya tercapaidiakhir usia 20-anawal 30-an. Tetapi inisemua harusdiimbangi denganasupan gizi yangbaik. Dengan giziyang baik, cara hidupsehat dan olahragayang imbang makasewajarnya seseorangberada dalam statuskesehatan yang primadan berat badan sesuai.

Olahraga berlebihanakan menyebabkan pem-bakaran kalori tubuh berle-bihan, akibatnya asupan giziyang baik tidak cukup dan

akhirnya dapat menyebabkangangguan kesehatan.

Berdasarkan indeks massa tubuh,maka berat badan anda yangnormal berkisar antara 57-72 Kg.Bila berat badan 15 persen dibawahangka normal, anda merasa mudahlelah, mudah merasa dingin makasebaiknya konsultasi kepada dokteruntuk dilakukan pemeriksaan fisik,laboratorium maupun rontgen.Paling tidak dokter dapat membantumengevaluasi status kesehatandan penyebab berat badan kuranganda.

Banyak orang berpikir bahwaberat badan yang kurang tidakberesiko dalam kesehatan, padahalresikonya bisa sama besar denganyang berlebihan berat badan.Kurangnya berat badan meningkat-kan resiko terjadi osteoporosis daninfertilitas (ketidaksuburan).

SARAN-SARANUNTUK MENAIKKAN BERAT BADANSECARA BERTAHAP :l Makan makanan sehat dan

imbang. Jumlah makan seringtetapi bergizi akan lebih efektifdalam menyimpan kalori dalamtubuh daripada makan 1 atau 2porsi besar dalam sehari. Janganlupa tambahkan susu dalammenuh makan agar asupankalsium untuk pembentukantulang mencukupi. Makananlemak tinggi dan makanan siapsaji biasanya berkalori tinggi,tetapi sebaiknya tetapmenghindari jenis makanantersebut dalam jumlah besarkarena efek tidak sehat, yaitumeningkatkan resiko tekanandarah tinggi dan resiko penyakitjantung.

l Lakukan evaluasi terhadapolahraga yang dilakukan apakahcukup seimbang atau sudahberlebihan

l Perhatikan waktu istirahat anda.Seorang dewasa normalmembutuhkan waktu istirahatantara 9-7 jam. Istirahat yangkurang membutuhkan kalori tubuhlebih banyak dan terhambatnyaperbaikan sel-sel tubuh yangrusak sehingga dapatmenghabiskan kalori persediaandalam tubuh yang disimpan dalambentuk lemak.

Selamat mencoba, konsultasikanpada dokter jika tidak ada kemajuan.

KURANG IDEAL

S

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 385

71WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

SAMAKAH HIV DENGAN AIDS?IV seringkali disama artikandengan AIDS. Kata yang pertamamerupakan awal dari AIDS.

Manakala orang dengan HIVmengalami sakit infeksi, yang disebutinfeksi oportunistik, maka ia dikatakanmengalami AIDS. Orang dengan HIV,sama sehat tampilannya dengan oranglainnya yang merasa sehat. Orangdengan HIV yang terbatuk-batuk karenakuman tuberkulosa bersemayam diparu-parunya, atau kelenjar limfemembentuk selendang benjol-benjolmelingkari lehernya, maka ia disebutorang dengan AIDS. Artinya HIV +infeksi kuman atau jamur sama denganAIDS.

HIV adalah akronim dari HumanImmuno Virus, virus yang hanya hidupdalam tubuh manusia, dan merusaksistem kekebalan tubuh. AIDSmerupakan kepanjangan dari AcquiredImmuno Deficiency Syndrome, artinyatimbul gejala-gejala akibat turunnya

kekebalan tubuh karena tertular, tertularartinya bukan merupakan penyakitketurunan melainkan menyebar darisatu orang ke orang lainnya karenaadanya kontak.

ODHA suatu singkatan dari orangdengan HIV/AIDS, artinya pengidapHIV/AIDS, sementara OHIDA adalahorang yang hidup dengan penyandangHIV/AIDS.

MENGAPA MENJADI POKOKKEPRIHATINAN DUNIA ?

Banyak orang memberikan labelbahwa HIV/AIDS merupakan penyakitorang tak bermoral. Sekarang kitabanyak mendapatkan bayi, anak,perempuan dan laki-laki yang tak adakaitannya dengan moralitas, meninggaldunia baik di rumah sakit atau di klinik,di rumah, dengan gejala sakit parah,mungkin tuberkulosa, mungkindikatakan sebagai tifus, diareberkepanjangan, demam naik turun,terbaring tak berdaya, dan ia tak

merasa memetik dosa perbuatannya.Siapakah mereka ?

Mereka adalah sanak keluarga kitayang dilahirkan dari ibu yang tertularHIV, mereka adalah istri setia darisuami yang pernah ’jajan’, merekaadalah suami setia dari istri yang taksengaja atau disengaja ’selingkuh’,mereka adalah pasangan penggunanarkotika suntik, atau mereka adalahpekerja kesehatan yang tertusuk jarumsuntik yang terkotori darah pasien HIV,mereka yang terinjak jarum yangpernah digunakan pengguna narkotika.

Penyebaran yang cepat dari satuorang ke orang lain melalui kontakdarah dan cairan tubuh membuatpekerja kesehatan benar-benarkelabakan menghentikan percepatanpenularan. Simaklah apa yangdikatakan WHO (World Health Organi-zation) tentang besaran masalah didunia dan berapa besar pengidapnya diIndonesia.

Disini saya cuplikan beberapa

HIV & AIDSKATA KEMBAR, SERUPA TAK SAMATanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Dalam rangka peringatan tersebut,kolumnis WBC, Ratna Sugeng, yang saat ini memegang posisi sebagai Direktur Rumah SakitKetergantungan Obat (RSKO) Jakarta, menuliskan artikel yang diharapkan bisa menambahpengetahuan pembaca mengenai HIV dan AIDS, khususnya yang terjadi di Indonesia. (Redaksi)(Redaksi)(Redaksi)(Redaksi)(Redaksi)

ORAL HAIRY LEUKOPLAKIA SARKOMA KAPOSI

H

SELAK

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 385

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

ilustrasi dari materi tayangan bahanajar kami ketika melatih para konse-lor yang bekerja untuk menghadapiklien HIV/AIDS dan mereka yangconcern terhadap masalah ini.Sumber dari grafik, diagram yangdisajikan berasal dari WHO danDepartemen Kesehatan.

Mempelajari grafik tersebut, makatergambar pada kita besaranmasalah di Indonesia, dengan intisaribahwa masalah HIV/AIDS makintahun makin besar jumlahnya,kebanyakan penderita adalah laki-laki, terbanyak adalah mereka di usiaproduktif 20-29 tahun dan 30-39tahun, penularan terbesar berasaldari jarum suntik yang dipakaibergantian diantara para penggunanarkotika suntik. Di Asia ada 3negara yang sangat mencemaskanyakni China, India dan Indonesia,negara dengan penduduk besar.

Di Amerika Serikat kaummudanya merupakan mereka yangberisiko besar atas penyebaran HIV/AIDS, dikatakan risiko terbesar padagolongan etnik minoritas pada umur13-24 tahun. Usia rawan hubunganseksual tanpa pemahaman,penggunaan zat adiktif termasukalkohol dan suntikan narkotika, sertahubungan seks laki-laki dengan laki-laki. Umur penyandang HIV diAmerika terbanyak adalah usia 35-44tahun, disusul umur 25-34 tahun,menurut catatan Kantor PengawasanPenyakit Menular Amerika Serikat.

APA YANG TELAH INDONESIA LAKUKANUNTUK MENURUNKAN LAJUPENYEBARAN ?

Untuk mendiagnosis HIV secaratepat diperlukan pemeriksaan darahyang dikenal sebagai tes HIV. Tes HIVdapat dilakukan di semua rumah sakit(RS) yang ditunjuk pemerintah.Sebelum dilakukan tes terlebih dahulumereka melakukan konseling untukmempersiapkan mental emosionalmenghadapi hasil tes laboratorium.

Dampaknya demikian besar

AGE OF PERSONS WITH HIV INFECTION OR AIDS DIAGNOSED DURING 2004

SELAK

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 385

73WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

secara mental emosional ketikaseseorang menunggu hasillaboratorium, menerima hasilnya danmengerti dirinya mempunyai statusHIV (+). Karena itu pemerintah telahmenyiapkan ribuan konselor, dikenalsebagai konselor VCT (VoluntaryCounselling and Testing) di berbagaijenjang layanan kesehatan danmasyarakat bekerjasama denganLSM HIV.

Jika hasil negatif dan risiko yangdisandang cukup besar, makadiperlukan tes ulang tiga bulankemudian. Jika hasil tes (+) dan dayatahan tubuh tetap baik, ditandaidengan pemeriksaan darah CD4 diatas 200, maka klien diminta tetapmenjaga kesehatannya denganmakan-minum-tidur dan olahragacukup serta tidak melakukanhubungan seks tanpa kondom dantidak lagi menggunakan zat adiktif.

Bagi mereka yang memerlukanobat antiretroviral, pemerintahmemberikan subsidi atas obatdimaksud, melalui jalur di RS yangtelah ditunjuk Menteri Kesehatan.Obat antiretroviral bertugas mengusirvirus dari sel darah agar sel darahmampu memelihara daya tahannyaterhadap serangan berbagai infeksi.Karena itu obat antiretroviral harusdiminum pada jam yang sama setiapharinya dan tidak boleh terlambatapalagi lupa. Kealpaan minum obatmenimbulkan virus yang bandel yangtak lagi mempan diobati, sehinggaobat pun harus diganti dengan jenisantiretroviral lainnya yang tidakdisubsidi pemerintah.

SIAPA YANG RAWAN TERTULAR?Para pasangan seksual dari orang

yang pernah tertular, penggunanarkotika suntik serta pasanganseksualnya dan teman sesamapengguna narkotika suntik, anak dariibu yang menderita HIV yang tidakdirawat sesuai aturan perawatan anakdari ibu HIV. Para petugas

kesehatanlah sebenarnya yang berisikopaling besar jika mereka tidakmenerapkan aturan kerja kewaspadaanbaku, karena itu aturan kerja harusditerapkan secara cermat. Gunakanbarang milik pribadi seperti pisau cukurkumis, sikat gigi, gunting kuku, alattindik dan tato, hanya untuk diri sendiriuntuk meminimalkan penularan lewatdarah

APAKAH HIV SELALU BERARTI AIDSSeperti kita bicarakan di awal

tulisan ini, tidak semua HIV dapatcepat melanjutkan diri menjadi AIDS,dengan syarat harus hidup sehat.ODHA masih dapat ditolong denganditemukannya obat antiretroviral,mereka dapat kembali bekerja danproduktif. Mereka tidak menularkankepada teman kerja lainnya, kecualijika mereka berhubungan seks ataumenggunakan jarum suntik bersa-

ma. Bersalaman, berdiskusi, meng-gunakan toilet bersama, sama sekalitidak menularkan. Cegahlah HIVsebelum HIV masuk tubuh kitadengan cara hidup fisik-seksual danmental sehat .

KEMANA MEMERIKSAKAN DIRI ?Semua RS pemerintah di setiap

propinsi dan kabupaten, sertabeberapa puskesmas telah siapmelayani konseling sebelum dansesudah tes darah. RS Pemerintah diseluruh propinsi Indonesia tersediaobat antiretroviral yang diberikanjika klien memenuhi syaratpenggunaan, termasuk dapat disiplintanpa pernah lupa minum obat.Konseling sangat diperlukan gunamemberi dukungan mental emosionalbagi klien dan keluarganya.

Ratna Sugeng, Kolumnis WBC danDirektur RSKO Jakarta

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 385

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

ulan-bulan tertentu dalamkalendar kita merupakan bulanmenerima dan memberi hadiah

secara umum. Dalam hal ini seringkalihati sendiri bertanya mengapa sayamemperoleh hadiah dan mengapa sayamemberi hadiah. Hadiah banyak terkaitpada peristiwa rutin atau saat tertentuseperti ulang tahun, pencapaiankeberhasilan, dan berharapmemperoleh keuntungan. Caramenghadapi dan menyikapinya,memerlukan kematangan diri denganmembaca motivasi dibalik pemberiandan penerimaan.

FILOSOFI MEMBERI HADIAHDikatakan bahwa manusia hampir

tidak mungkin memberi tanpa mengharap,sebab memberi berarti kehilangan, danseseorang berharap hilangnya pemberiandiganti dengan pemberian juga. FilosofiPickstock ini menunjuk bahwamemberikan perhatian yang sama atasbarang yang diberikan akanmenghilangkan rasa kehilangan atasberpindahnya pemberian dari satu orangke orang lain, maka etiknya adalah jikadiberi hendaklah juga memberikanbalasannya. Jadi tujuan utamanya adalahmembagi kebahagiaan denganmenghadiahi secara timbal balik.

Dalam The Seven Spiritual Laws ofSuccess, Deepak Chopra berkata tentangHukum Pemberian : “Alam semestaberjalan dinamis secara timbal balik,memberi dan menerima melalui energiyang berlawanan. Memberi membuatperputaran kehidupan kita berjalan.Sebaliknya jika kita tidak memberi makakita akan mendapatkan penderitaankarena aliran energi terhambat”.

Raja Solomon pernah berkata :“Dermawan akan hidup baik, mereka yangmembuat orang senang akan menjadidisenangkan” (Proverb 11: 25)

Psikologi dari sisi pandang positifmengatakan, dasar tindak memberikansesuatu kadang di luar rasional akal, yang

dapat datang dari hati yang dermawan.Kedermawanan merupakan bagian dariempat pilar kehidupan masyarakatberbudaya yakni : dermawan, adil, kasih,dan integritas. Agama mengajarkanmemberi lebih baik daripada menerima.Namun psikologi memberi tidaksesederhana hukum spiritual, sebab motifdan konsekuensi memberi sesuatu bolehjadi sangat rumit

Negara Kolumbia melepasnarkotikanya yang membuat banyaknegara termasuk Amerika memeranginya.Dalih yang digunakan dalam menjualnarkotika ke Amerika adalahmensejahterakan umat miskin diKolumbia, seperti membangun danmenjalankan rumah sakit, sekolah danlapangan kerja. Apakah murni demikianalasan dibalik penjualan narkotika untukmemberi bagi si miskin ?

Tak dapat dipungkiri bahwa si kayadapat memberikan apapun dengan alasanapapun kepada si miskin. Dan apakah sikaya betul bermaksud membantu tulusikhlas tanpa mengharap imbalan apapundari si miskin? Dari sisi psikologipenjelasannya menjadi makin rumit ketikadinamika psikologi seseorang dikupas.

Beberapa korporasi besar mempunyaiprogram memberikan bea siswa kepadamereka yang berprestasi tetapi takmampu secara finansial, atau beberapaperusahaan memberi sebagiankeuntungannya untuk kepentingan sosialdan kesehatan bagi mereka yangdikategorikan miskin, toko memberihadiah bonus jika produk mereka dibeli.Apakah mereka memang tulus dalammemberi hadiah atau ada alasan lainnya?Korporasi, perusahaan, toko, dikelola olehmanusia, maka psikologi memberi terletakdalam diri manusianya.

TANGGA KEDERMAWANANMemberi, secara psikologi positif,

terkait dengan kedermawanan.Kedermawanan mempunyai berbagaitingkat atau kadar ketulusan memberi,

makin tinggi tingkatnya, makin baikkarakter pemberinya.

Rambam seorang Yahudi mengatakanbahwa orang dikategorikan makin baik jikamakin tinggi kedermawanannya. Rambammembuat tangga delapan programtentang bagaimana memberi padamereka yang tak mampu berdasarkanhukum Yahudi pada abad 12.

Julie Salamon, seorang penulisterbaik dari New York Times,mengembangkan tangga Rambam.Tangga terendah merepresentasikanmemberi dengan mengomel, sepertimemberi terpaksa kepada pengemis disimpang jalan. Tangga yang tertinggiadalah memberi hadiah denganmeningkatkan harkat seseorang,misalnya memberi pekerjaan padapengemis sehingga mereka tak perlulagi hidup dari mengemis.

Dibawah ini 8 langkah spiritual darimemberi, makin tinggi nilainya bilamembuat pemberi dan penerimamendapat berkah ;

1. Memberi sambil mengomel untukmelepaskan diri dari suasana yang taknyaman

2. Memberi dengan perasaan menolakagar terhindar dari beban perasaanbersalah atau kewajiban

3. Memberi berulang untuk mendapatkanperhatian, pengurangan pajak ataupengembalian dan keuntungan materi

4. Memberi dengan niat agar dibalasdengan bantuan

5. Memberi dengan dermawan, tanpadiminta, untuk memenuhi kebutuhanorang lain

6. Memberi dengan pengorbanan, tanpadiminta, untuk memenuhi kebutuhanorang lain

7. Memberi dengan pengorbanan dankonsisten untuk alasan dankeuntungan kemanusiaan

8. Memberikan diri dan mengorbankankehidupan untuk alasan dankeuntungan kemanusiaan

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

MemberiHADIAHMemberi, secara psikologi positif, terkait dengankedermawanan.

B

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 385

75WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

Makin ke arah angka delapan, makintinggi kadar memberi, sebabkedermawanan bukan lagi terbatas padauang atau kepemilikan atas benda. Padatingkat tinggi, seseorang menyumbangkankekuatan yang ada padanya, waktu danhidupnya untuk kepentingankemanusiaan. Ia betul tanpa pamrih.

Bagaimana dengan sikap memberidiri kita masing-masing ? Apakah akanbergerak sesuai tangga ini atau menirutangga korporasi ?

MENUMBUHKAN KEDERMAWANANKalau kita melihat John Rockefeller

atau Bill Gates, yang telahmenyumbangkan uangnya untuk memberikebahagiaan dan kesehatan banyakorang, dapatkah kita menggolongkanmereka dalam tangga delapan? Di tanggaberapa pun mereka anda golongkan,kedermawanan mereka telah membuatbanyak orang tertolong .

Setiap dermawan tidak langsungdemikian saja menjadi dermawan, adaproses dalam hidupnya. Proses dimulaisejak dini untuk membentuk kepribadianyang peduli terhadap orang lain. Edukasitentang hal ini dimulai dari rumah, dariseorang ibu yang dengan tulusmemberikan waktunya untukperkembangan dan pengasuhan anaktanpa menuntut syarat apapun,bagaimana mengasuh anak untuk dapatbermain bersama dengan saudaranya.

Pemberian derma merupakan bagianpenting dari edukasi pembentukankarakter anak, di rumah dan sekolah.Pemberian sogok pun mereka pelajari dirumah, sekolah dan lingkungan.Pernahkah ibu atau bapak menyogokanak atau memberikan hadiah kepadaguru agar anak memperolehkeistimewaan? Ketika ibu atau bapakmerasa bersalah kepada anak, kemudianmemberikan hadiah agar anakmemaafkannya, bentuk hadiah kategoriapa ini dalam tangga di atas?

Di dalam diri sering ada perasaanmembela diri sendiri ketika tidakmemberikan sumbangan. Beberapaalasan tertentu dicari penalarannya,seperti ”saya masih pelajar takberpenghasilan” atau ”saya masih punyahutang, jadi bolehkan saya takberderma?”. Senyatanya ini adalah alasanyang dibuat rasional untuk tidak memberi.Hambatan terbesar dalam memberi atauberderma adalah egoisme.

KESIMPULANMemberi hadiah dan kedermawanan

mempunyai korelasi yang dapat diukuroleh kejujuran diri sendiri. Seseorangdapat memposisikan diri sebagai pemberiatau penerima dan sudah selayaknya se-bagai orang dewasa dapat menduga mo-tif memberi dan diberi. Sikap dan ego dirisendirilah yang seringkali menghambatuntuk menjadi matang dalam kehidupanmemberi dan menerima dan penilaianlayak untuk pantas memberi atau diberi.

HADIAH. Bulan-bulan tertentu dalam kalendar kita merupakanbulan menerima dan memberi hadiah secara umum.

75WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

FOTO

: IS

TIM

EWA

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 385

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

udah menjadi suatu tradisi kalauwanita-wanita di pulau Bali selaluingin bekerja dan tidak tabu dalam

mengerjakan pekerjaan yang biasanyadilakukan oleh kaum pria. Kebiasaanyang telah diturunkan oleh nenek mo-yang mereka ini, membuat kesetaraangender di pulau dewata jamak terlihat,bahkan di pulau yang memiliki sumberalam yang sangat kaya ini, antara kaumpria dan wanita duduk berdampingandalam segala hal.

Tradisi tersebut ternyata jugadijalani oleh tokoh profil kita bulan ini.Seorang wanita Bali berwajah cantikyang selalu mengembangkan senyum.

Wanita keturunan bangsawan daripuri Tabanan ini, memiliki segudangpengalaman dalam menjalani hidupnya,dan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Dengan pengalaman itu dirinyakini menjadi yakin kalau karir dapatdiraih oleh siapapun, namun tak semuaorang dapat menjalani karir itu sesuaidengan harapannya.

I Gusti Agung Ayu Ari Tiastary,S.E, yang lahir pada 16 Oktober 1974,di Tabanan Bali, adalah anak pertamadari empat bersaudara, dari pasangan IGusti Putu Muliasta (Ayah) dan SriMalini (Ibu), yang merasa perjalananhidupnya sejak kecil hingga kini,dipenuhi dengan berbagai peristiwamenarik yang belum tentu semua orangmerasakannya.

Tias begitu sapaan akrab bagidirinya, dikalangan pegawai baik waktuia bertugas di Kantor Pusat DJBCmaupun di KPBC Ngurah Rai, memangdikenal cukup enerjik dan familiarterhadap siapapun orang yangditemuinya. Hal ini juga terbukti ketikaWBC pertama kali bertemu dengannyapada 10 Mei 2006 lalu dan bermaksudmewawancarainya berkaitan denganpelatihan yang baru saja diikutinya.

Saat WBC berkunjung ke tempattugasnya di KPBC Tipe A Ngurah Raipada awal September 2006, saat itu

Tias masih berkutat dengan pekerjaan-nya, padahal waktu telah menunjukanpukul 18.30 wita. Dengan terlihat lelahnamun tetap semangat, Tiasmenyambut WBC dengan suka cita.Setelah berbicara panjang lebar akanpekerjaannya hari itu yang cukup padat,Tias pun mengundang WBC keesokanharinya untuk berkunjung kerumahnya,di daerah Tabanan Bali.

Jarak tempuh 32 Km adalah jarakdari rumah menuju kantor, yang dilaluioleh Tias setiap harinya. Cukup jauhdan melelahkan juga, namun semua itudijalaninya dengan penuhsemangat.”Jalur ini saya lalui tiap hari,jarak yang cukup jauh dengan waktutempuh hanya 1 jam, karena disini tidakada macet seperti di Jakarta,” ujar Tiassaat menuju rumahnya.

Di rumahnya yang cukup asri danberhawa sejuk ini, Tias pun mulai men-ceritakan perjalanan hidupnya. Dengansangat rendah hati, Tias mengutarakankalau perjalanan hidupnya inisebenarnya belum seberapa dan belummemiliki pengalaman apa-apaketimbang pegawai lainnya, baik yanglebih senior maupun yang telahmengalami mutasi berkali-kali.

“Sejak kecil saya dididik cukup di-siplin dan demokratis, mungkin semuaorang tua dimanapun saat itu samacara mendidiknya. Sejak di bangkusekolah dasar, perintah yang diberikanorang tua kepada saya hanya belajardan belajar, makanya tak heran kalausaya selalu juara kelas, mungkin iniyang diharapkan oleh orang tua dengancara mendidiknya,” kenang Tias saatmengawali cerita perjalanan hidupnya.

Tias kecil yang telah memiliki cita-cita sebagai dokter, memang tak ubah-nya anak-anak perempuan lain di Bali,setiap pulang sekolah kegiatan yangdilakoninya adalah mengikuti latihanmenari dan melukis, bahkan untukmelukis ini Tias sempat keluar sebagaijuara se-Kabupaten Tabanan. Namun

kegiatan hobi melukisnya tidak dilakoniterus, kegiatan ini dijalaninya hanyasampai SMP saja. Sedang untukmenari, kegiatan ini terus dijalaninyahingga dirinya duduk dibangku SMA

“Untuk melukis ini sebenarnya tidakada bakat dari orang tua, tapi saat itusaya memiliki guru kesenian yangsangat pandai sekali melukis, makasejak itu saya senang sekali melukis,”kata Tias

Orang tuanya juga sangat mendo-rong sekali akan bakat yang dimilikitersebut, walaupun hanya mampumenyediakan fasilitas yang diperlukan,namun semua itu menggambarkankalau orang tuanya selalu mendukungapa yang dimaui dan dijalani oleh Tias.

Menginjak SMP, prestasi Tias takberubah, dirinya selalu keluar sebagaijuara dikelasnya, dan di SMP inikegiatan Tias pun bertambah banyak,selain mengikuti kegiatan menari,dirinya juga aktif di kegiatan ektrakurikuler lainnya. Hal ini jugadilakukannya saat dirinya duduk dibangku SMA, kegiatan menari tetapmenjadi kegiatan ekstra kulikulerutamanya, bahkan Tias mengaku kalaukegiatan menari ini juga sempatmenyita perhatiannya dan sedikitmengganggu pelajarannya.

“Karena cukup banyak waktu yangterpakai untuk ekstra kurikuler menariini, prestasi saya pun sempat anjokjuga, jadi di SMA itu rangking sayamulai satu sampai lima. Namun ketikanaik dikelas dua dan mulai penjurusan,saya terpilih masuk ke jurusan A1(fisika-red), namun karena sejak SMPsaya lebih senang pelajaran biologi dancita-cita saya pun juga ingin menjadidokter, maka saya lebih memilihjurusan A2 (biologi-red) ketimbangfisika,” tutur Tias.

MENJADI PASKIBRAKA NASIONALSeiring dengan penjurusan yang

diinginkan oleh Tias, disini jugalah Tias

I Gusti Agung Ayu Ari Tiastary, S.EKORLAK ADMINISTRASI PEMERIKSA DOKUMEN KPBC NGURAH RAI

“WANITA BAGIAN TAK TERPISAHKANDALAM TEAM WORK PELAKSANAANTUGAS–TUGAS DJBC”Motivasinya dalam bekerja terbilang cukup tinggi, walaupun dirinya seorang wanita namununtuk urusan tugas di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) ia tidak pilih-pilih,mulai dari pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh pria hingga penataan administrasi pundirinya selalu siap menjalankan.

S

PROFIL

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 385

77WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

memiliki suatu pengalaman hidup yangjarang sekali dimiliki oleh orang lain.Pengalaman tersebut adalah terpilihnyaTias sebagai satu dari dua siswa SMAse-Bali untuk menjadi PasukanPengibar Bendera Pusaka (Paskibraka)nasional.

“Sebenarnya awal saya terpilihmenjadi Paskibraka nasional adalah,dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PKS (Polisi Khusus Sekolah),dari kegiatan ini sekolah kami menjadijuara di Tabanan. Setelah kami juaraitu, kami lalu menekuninya lebih lanjutdengan latihan baris berbaris atau yangdisebut dengan Paskibraka, dari situlahsaya terpilih menjadi Paskibrakanasional sekaligus mewakili sekolah,kabupaten dan Profinsi Bali,” ujar Tias.

Lebih lanjut Tias bercerita,perjalanan untuk menjadi Paskibrakanasional tentunya juga tidak semudahyang dibayangkan. Dengan melewatimasa seleksi yang cukup ketat danpenggodokan yang sangat berat,akhirnya dirinya terpilih sebagaipembawa bendera duplikat di upacarahari kemerdekaan RI ke 47 tahun 1991.

“Sunguh suatu keberuntungan dankebanggaan tersendiri bagi saya ketikamenjadi Paskibraka nasional itu, karenasaat itukan jarang orang yang bisamasuk ke istana apalagi berhadapanlangsung dengan Presiden, jadi saat ituberbagai perasaan bercampur baurmenjadi satu dan rasanya itu tak bisadibayangkan sebelumnya. Tapi darisemua itu yang paling berkesan bagisaya adalah, dengan terpilih menjadiPaskibraka nasional itu akhirnya sayadapat menginjakan kaki di Jakartauntuk yang pertama kali, sekaligus bisamasuk ke dalam istana negara,” ceritaTias.Pengalaman penting yang di dapatadalah memiliki teman dari ke- 27popinsi yang ada saat itu di Indonesiayang hingga kini masih keep in touch.Para mantan Paskibraka Nasional inijuga terhimpun dalam suatu organisasibagi para mantan Paskib bernamaPurna Paskibraka Nasional yang tiaptahunnya selalu mengadakan kegiatan.

Selesai menjadi Paskibrakanasional, dan masih menjadi dutadaerah di Jakarta, kegiatan lain punbanyak yang harus diikuti oleh Tias,mulai dari kunjungan ke DepartemenPendidikan dan Kebudayaan untukberdialog langsung dengan menterinyasaat itu, dan berdialog di istana negaradengan beberapa menteri lainnya.

AWAL KARIR DI DJBCSelesai SMA, Tias pun kembali

dihadapi oleh beberapa pilihan untukmasa depannya. Karena cita-citaawalnya ingin menjadi dokter, makaTias pun mengikuti ujian masuk pergu-ruan tinggi negeri (UMPTN) denganpilihan kedokteran dan ekonomisebagai cadangannya di UniversitasUdayana Bali. Sambil menunggu hasil

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 385

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

UMPTN, Tias pun mencoba untukmendaftar di STAN dengan pilihanjurusannya adalah Bea Cukai.

“Saya mengetahui STAN itu darikoran, kebetulan saat itu diberitakankalau STAN sedang membukapendaftaran untuk tahun ajaran baru.Karena tertarik, akhirnya saya diantaribu untuk mencoba mendaftar, danpada pendaftaran itu saya tertarikdengan jurusan bea cukai, karenasebelumnya saya belum tahu apa itubea cukai,” kata Tias.

Lebih lanjut Tias bercerita, ada satukisah yang cukup unik pada perjalansaat mendaftar di STAN. Waktu itukarena tiket pesawat Bali-Jakarta masihcukup mahal, akhirnya Tias berangkatke Jakarta dengan mengunakan busmalam. Di tengah perjalanannya, tiba-tiba bus tersebut mogok danmembutuhkan perbaikan yang serius,akhirnya Tias pun harus rela menunggusampai pagi di dalam bus yang sedangdiperbaiki. Dari kejadian itu, Tias punsempat berpikir, apa gerangan yangbakal terjadi pada dirinya, apakan inipertanda kalau dirinya akan diterima diSTAN? Atau sebaliknya dirinya malahtidak akan diterima baik di universitasnegeri maupun di STAN.

Setelah mendaftar di STAN dan Tiaspun kembali ke Bali, beberapa minggukemudian keluar hasil pengumumanujian UMPTN, dari pengumuman itu,ternyata Tias lulus di ujian UMPTNnamun bukan jurusan kedokteranmelainkan di ekonomi, karena merasa

ekonomi hanya sebagai cadangan sajadan sebenarnya ia tidak tertarik untukbelajar ekonomi, akhirnya kesempatanitu tidak diambilnya dan dirinya punmenunggu hasil pengumuman dariSTAN. Ketika hasil STAN diumumkan,ternyata Tias berhasil lulus dan masukke jurusan bea cukai.

PKL adalah praktek kerja untukmelengkapi syarat kelulusan disampingmenyusun karya tulis. Saat itulah PKLdilakukan di kantor – kantor pelayananBea dan Cukai yang berada di bawahKanwil V. “Cukup kaget juga ya waktupertama kali ke Cirebon, karena waktudi Soekarno-Hatta itu kegiatannyaramai banget, eh di Cirebon kok sepibanget, jadi kayak kebalikannya gitu,tapi saya tetap jalani dengan senanghati karena ini sudah menjadi pekerjaansaya,” ungkap Tias.

Selesai mengikuti praktek kerja ataumagang, dan dinyatakan lulus Tiasmendapatkan penempatan pertamanyadi KPBC Malang . Namun sebelumberangkat ke Malang, Tiasmendapatkan tugas untuk mengikutidiklat Pengawasan Keuangan Negara(PKN) di Pusdiklat selama beberapabulan. Setelah lulus dari diklat tersebut,barulah Tias menempati tempattugasnya yang pertama di KPBCMalang, sebagai pelaksana di unit P2masih ditahun yang sama 1995.

“Cukup menantang jugapengalaman tugas pertama di Malangsebagai P2 disana, kita setiapbeberapa minggu mengadakan operasi

rutin kepada pabrikanrokok yang menjadiprimadona pemasukandari KPBC Malang. Tapibaru tiga bulan disanasaya dimutasikan kembalike Kantor Pusat diDirektorat Verifikasi danAudit,” ujar Tias.

Lebih lanjut Tiasbercerita, mutasipertamanya itu diawalidengan kedatanganSekretaris DJBC yangwaktu itu dijabat olehKamil Sjoeib, ke KPBCMalang. Melihat Tias yangbaru lulus diklat PKN itu,Sekditjen pun memintaTias untuk menerapkanilmu yang telahdidapatkannya pada saatdiklat di DirektoratVerifikasi dan Audit.

Hampir sepuluh tahunTias menjalani tugassebagai auditor diDirektorat Verifikasi danAudit Kantor Pusat DJBC(1995-2006), banyaksekali hal-hal yang terkaitdengan penemuan audityang dialami Tias saatmenjalani tugasnya ini,

bahkan ketika ditanya berapa kalimenemukan temuan, Tias menjawabsudah lupa berapa kali karenatemuannya juga lumayan banyak.

IKUT DALAM TIM BOAT ZOEKINGSetelah hampir sepuluh tahun di

Jakarta, akhirnya Tias minta mutasi keBali dan mendapatkan promosisekaligus kesempatan berbakti di tanahkelahirannya di Bali, dan Tiasditugaskan di KPBC Ngurah Raisebagai Korlak Administrasi Impor.Sebagai orang yang tadinya bertugas dibidang audit, tentunya banyak hal yangperlu Tias kembali pelajari dalammengurus kegiatan impor.

“Dengan ditugaskannya saya diadminstrasi impor ini, ternyata sayabaru mengetahui tugas DJBC yangsesunguhnya itu seperti apa. Karenaselama ini saya hanya mengurusi auditjadi saya tidak paham kalau ternyatatugas DJBC juga begitu berat dansangat membutuhkan system kerja yagsaling menunjang antara satu seksidengan seksi yang lain atau bekerjasebagai team work dalam menjagakeamanan akan masuknya barang-barang berbahaya ke negara kita ini,”tutur Tias.

Mungkin ada baiknya bila parapengambil keputusan di DJBC untukmempertimbangkan bagi para lulusanSTAN/Prodip yang akan bertugassebagai auditor agar diberi kesempatanuntuk terjun langsung ke lapanganterlebih dahulu sehingga tahu betul

PROFIL

BERSAMA KELUARGA. Menjadi panutan dalam keluarga, adalah tanda dari kesuksesan yang diraih.

DOK. PRIBADI

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 385

79WARTA BEA CUKAIEDISI 385 DESEMBER 2006

kenyataan yang dihadapi terutama sys-tem aplikasi yang diterapkan oleh Beadan Cukai berikut interaksi dan perma-salahan yang dihadapi di lapangan.

Bukan hanya tugas DJBC dilapangan yang sesunguhnya yang barudiketahui oleh Tias, di KPBC NgurahRai ini, Tias juga telah beberapa kalimengikuti pemeriksaan boat zoeking, dilepas pantai. Pemeriksaan ini dilakukandengan penuh semangat oleh Tias, danmungkin baru dirinya saja satu-satunyawanita di KPBC Ngurah Rai atau KanwilVIII Denpasar yang mengikuti kegiatanboat zoeking. Sebetulnya menurut Tias,setiap pegawai wanita di DJBC mampumelaksanakan kegiatan tersebut.

“Kegiatan Boat zoeking di KPBC Ngu-rah Rai adalah pemeriksaan atas kapaltanker milik pertamina yang rutin sandar diPelabuhan Amuk, Manggis , Karangasem,dan atas kapal pesiar yang kadang sandardi sana dan kadang di Benoa. Kegiatan itupenuh dengan resiko apalagi perlengkap-an yang kita miliki sangat minim sekali,jadi kemungkinan terjadi kecelakan jugacukup besar, tapi syukur semua itu dapatberjalan dengan lancar,” ujar Tias.

Selain kegiatan boat zoeking, kegiatanplane zoeking, juga pernah Tias lakukan,untuk plane zoeking Tias telah lakukansaat bertugas menjadi Korlak di BandaraNgurah Rai.Berbagai pengalaman didapatsaat bertugas di Bandara ini. Diantaranyaberkomunikasi dalam bahasa asing, baikInggris, Jepang, bagaimana menerangkanperaturan kepada penumpang yangkadang temperamen karena kelelahansetelah perjalanan lintas benua. Hinggaacara pulang pergi Tabanan Tuban yangkadang karena tugas malam baru bisameninggalkan bandara pada jam 2 pagi.Bagi Tias semua adalah hal-hal baru yangmenyenangkan. Dengan mengikuti tugastersebut Tias yang kini menjabat sebagaiKorlak Administrasi Pemeriksa DokumenKPBC Ngurah Rai, berharap memilikisuatu pengalaman dan pembelajarandalam tugasnya ini .

Diakhir ceritanya, Tias hingga kiniselalu mengingat pesan ayahnya untukdapat menjadi panutan dalam keluarga,karena dengan menjadi panutan itu,maka dirinya bisa dikatakan suksessebagai seorang wanita dalam menitikarirnya. Merasa masih memiliki satutanggung jawab lagi yang harusdijalankan dalam tugasnya di Bali ini,yaitu mengingat sepanjangperjalanannya mulai dari rumah hinggakantor adalah lokasi wisata, makadirinya perlu untuk lebih memajukanlagi wisata di Bali, hal ini dikarenakanhanya melalui putra-putri daerah lahlokasi wisata itu dapat menjadi lebihmaju dan lebih dikenal orang.

Dari cerita pengalaman hidup Tias,yang menurutnya belum berarti apa-apa, sebenarnya dapat ditarik benangmerah bahwa prestasi hanya dapatdidapatkan dengan cara menambahpengetahuan dan tidak malu untuk

belajar dan memulai sesuatu. Khususuntuk kaum hawa, Tias adalah contohsalah satu dari kaum hawa lain yangtidak merasa malu untuk selalu belajardan tidak takut untuk melakukansesuatu yang mungkin dinilai banyakorang tidak perlu untuk dilakukan.

“Kalau orang lain banyak yang men-cibir dengan cerita ini, saya merasa ituadalah penghargaan sekaligus tantang-an bagi diri saya, karena dengandemikian saya merasa masih ada yangkurang dari diri saya sehingga dapatmenjadi cambuk untuk terus belajardan menimba pengalaman dari tugas-tugas yang saya emban,” ujar Tias.

Banyak wanita di DJBC menurut

Tias memiliki kemampuan setaradengan pria, namun belum optimal.Wanita memang terkadang dilemahkanoleh kaum pria. Namun dalam eraglobalisasi seperti sekarang wanitaadalah sebagai bagian tak terpisahkanuntuk kemajuan DJBC.Wanita dapatmemberi warna tersendiri dalam nilainilai positif, justru akan memberisemangat bekerja bagi lingkungansekitarnya.Kedepannya mungkin dapatdipertimbangkan lagi penerimaanpgawai wanita di lingkunganDJBC.Untuk itu majulah kaum wanitadan perkayalah diri mu dengan ilmudan berbagai pengalaman yang didapatdari perjalanan hidup ini.

PASKIBRAKA NASIONAL. Tias (kanan) saat menjadi Paskibraka Nasional, dan menerima bendera duplikatdari Presiden Seoharto di hari kemerdekaan RI ke 47.

TIM BOAT ZOEKING. Tias (kiri) bersama tim boat zokeing KPBC Ngurah Rai, saat memeriksa kapaltangker Pertamina di pelanuhan Amuk Manggis Karang Asem

adi

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 385

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006

Setelah suksesmemerankan tokoh Cintadalam sinetron Ada Apadengan Cinta kini Ririn DwiAryani banyak mendapat tawar-an untuk berakting di sinet-ron.Banyaknya tawaranberperan dalam sinetrondiakuinya cukupmelelahkan, namun iamasih tetap bisamenjaga staminanyadengan cara melakukanolahraga teratur danjuga meminumsuplemen vitamin.

Pemeran tokoh Airindalam sinteron Cincinyang pernah tayang disalah satu televisiswasta ini pun padaawalnya sempat kagetketika WBC tanyaimengenai Bea Cukai.Ia mengakui, ia hanyatahu Bea Cukai itumenjalankantugasnya dibandaradan memeriksabarang bawaanpenumpang yangberasal dari luarnegeri. “Aku jugapernah diperiksaoleh petugas (BeaCukai.red) ketikapulang dari luarnegeri dan yangaku tahu tugasmereka ya…dibandara,’ujar Ririnkembali.

Ketika ditanyaapakah ia pernahmengalamikesulitan ketikadiperiksa, Ririnmengatakan,”Sejauhini petugas kita baik-baik dan merekamenjalankantugasnya denganbaik, dan petugasnyaramah-ramah, apakarena aku selebritiskali ya,”ujarnyakembali.

RirinDwi Aryani

“Petugas–PetugasnyaRamah”

Renny SinggihSenang Kalau TarifCukai Naik

Jika ada yang senang kebijakan kenaik-an tarif cukai pada produk rokok, mungkinia salah satu yang menyambut gembira akanhal itu. Itulah dia Renny Singgih ketua Lem-baga Masyarakat Menanggulangi MasalahMerokok (LM3), yang terus mengimbau ke-pada masyarakat agar menghindari kebiasa-an merokok yang bisa berdampak padakesehatan. Renny merasa sangat setuju jikacukai terhadap rokok dinaikan sehinggajumlah perokok baru yang kebanyakanberasal dari kalangan remaja dapat ditekan.

“Kalau Bea Cukai menaikan tarif cukaipada produk rokok pastinya jumlah perokokbaru akan berkurang dan program kitabersama dengan pemerintah untukmenciptakan masyarakat sehat tanpa rokokakan tercapai,”ujarnya kembali. Namun iamenyadari bahwa usulannya untukmenaikan tarif cukai cukai tidak segampangmembalikan telapak tangan dan untuk itu iaselalu mencoba memeberi penjelasan kepa-da instansi pemerintah yang berhubungandengan penerimaan negara terutama daricukai tembakau bahwa kebijakan menaikantarif cukai bukan untuk mematikan usahapabrikan rokok tapi juga dilihat dampaknyabagi kesehatan masyarakat.

Untuk itu ia percaya kalau pemerintahbisa mencari solusi bagaimana caranyamenaikan tarif cukai tanpa harus mematikanusaha pabrik rokok. Lebih lanjut Renny me-ngatakan saat ini petugas Bea Cukai Indo-nesia sudah menjalankan tugasnya denganbaik dalam rangka mengumpulkan peneri-maan negara terutama dari sektor cukai ma-upun juga melakukan pengawasan terhadapmasuknya barang ilegal dari luar negeri.

Kesan tersebut Renny peroleh ketika iamelihat secara langsung bagaimana petugasBea Cukai melakukan pemeriksaan barangterhadap para penumpang yang pulang dariluar negeri di bandara, termasuk kepadadirinya ketika ia pulang dari mengikutikonferensi Internasional mengenai masalahkesehatan.”Saya melihat petugas kita sudahprofessional, tidak ada pembedaan dalampemeriksaan terhadap barang yang dibawapenumpang, termasuk kepada saya,”ujarnyakembali.

APA KATA MEREKA

zap zap

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 1

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR P-11/BC/2006

TENTANGPERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUKPELAKSANAAN TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN

EKSPOR DAN PENGAWASANNYA

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :a. bahwa untuk meningkatkan ekspor non migas dipandang perlu

menyederhanakan tata cara pemberian fasilitas Kemudahan Impor TujuanEkspor;

b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan dengan mempergunakan systemelektronisasi yang terintegrasi dipandang perlu menyederhanakan tata carapemberian fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf adan b diatas, perlu dilakukan perubahan ketiga atas Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-205/BC/2005 tentang PetunjukPelaksanaan Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor danpengawasannya.

Mengingat :1. Keputusan Presiden Nomor 45/M/20062. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannya sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.04/2005;

3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-205/BC/2003tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kemudahan Impor TujuanEkspor dan Pengawasannya sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-25/BC/2005.

M E M U T U S K A N :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PERUBAHANKETIGA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMORKEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANAKEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai NomorKEP-205/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kemudahan

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 20062

Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannya diubah sehingga keseluruhanberbunyi sebagai berikut :

1. ketentuan Pasal 35 ayat (2) diubah sehingga Pasal 35 berbunyi sebagaiberikut :

Pasal 35

(1) Permohonan pengembalian diajukan kepada Kepala Kantor Wilayahyang dilampiri dengan:a. Laporan Penggunaan Barang dan/atau Bahan Asal Impor yang

Dimintakan Pengembalian (BCL.KT02); danb. SSB.

(2) Selain lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b,permohonan tersebut dilampiri dengan:a. Dalam hal barang di ekspor:

1. dokumen impor atau dokumen penyerahan dari Kawasan Berikatberupa:a) copy PIB/PIBT/BC 2.5/PPKP yang telah mendapat SPPB/

SPPB-KB/persetujuan keluar oleh Pejabat. Dalam hal sudahmenggunakan sistem PDE, persetujuan keluar dari Pejabatdapat diganti dengan perekaman data SPPB dari komputeryang merubah status PIB dari gate menjadi barang keluaryang tersimpan dalam data base PIB;

b) SSBC asli lembar ke 3/SSPCP.2. dokumen ekspor berupa:

a) copy PEB yang telah mendapat Persetujuan Ekspor olehPejabat;

b) LPBC/LHP asli;c) Copy B/L atau AWB atau dokumen pengangkutan lainnya yang

disamakan.

b. Dalam hal barang diserahkan ke Kawasan Berikat denganmelampirkan:1. dokumen impor atau dokumen penyerahan dari Kawasan Berikat

berupa:a) copy PIB/PIBT/PPKP yang telah mendapat SPPB/persetujuan

keluar oleh Pejabat;b) SSBC asli lembar ke 3/SSPCP;

2. dokumen penyerahan ke Kawasan Berikat berupa:a) BC 2.4;b) Copy Invoice dan copy faktur Pajak;c) SPPB-KB;d) Purchase Order;e) Copy kontrak penjualan ke Kawasan Berikat.

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 3

2. Mengubah Lampiran X huruf A Keputusan Direktur Jenderal Bea dan CukaiNomor KEP-205/BC/2003.

Pasal IIPeraturan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanDirektur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 8 Agustus 2006

DIREKTUR JENDERAL,

ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 20064

LAMPIRAN XPERUBAHAN KETIGA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR KEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANAKEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA

TATAKERJA PEMBERIAN PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI

A. Perusahaan melakukan kegiatan :1. Mengajukan surat permohonan pengembalian ke Petugas Pendok dan TU, yang

disertai dengan disket, Surat Sanggup Bayar (SSBC) dan Daftar Keterkaitanantara barang ekspor/yang diserahkan ke Kawasan Berikat dengan barang danbahan asal impor yang dipakai (BCL.KT02) dengan melampirkan:a. Dokumen Impor:

1) Copy PIB/PIBT/PPKP;2) Copy Invoice dan Packing List;3) Asli SSBC lembar ke 3 atau SSPCP;4) Copy SPPB lembar ke 2 yang telah dicantumkan catatan pengeluaran

oleh Pejabat. Dalam hal sudah menggunakan sistem PDE,persetujuan keluar dari Pejabat dapat diganti dengan perekaman dataSPPB dari komputer yang merubah status PIB dari gate menjadibarang keluar yang tersimpan dalam data base PIB/impor;

b. Dokumen penyerahan dari Kawasan Berikat dalam hal mempergunakanhasil produksi dari Kawasan Berikat:1) Copy BC 2.5;2) Copy Invoice dan Packing List;3) Asli SSPCP lembar ke 3;4) Copy SPPB-KB lembar ke satu yang telah dicantumkan catatan

pengeluaran oleh Pejabat;5) Purchase Order.

c. Dokumen Ekspor:1) Asli LPBC/LHP (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal penerbitan);2) Copy PEB;3) Copy B/L, AWB atau dokumen pengangkutan lainnya yang

disamakan, yang telah dicantumkan tanda tangan, stempel pelayaran/penerbangan dan tanggal;

4) Copy Invoice dan Packing List.d. Dokumen penyerahan barang ke Kawasan Berikat:

1) Asli BC 2.4;2) Asli Kontrak Penjualan;3) Copy Invoice dan Faktur Pajak;4) Purchase Order.

2. Menerima :a. Surat tanda terima dari Kantor Wilayah dalam hal BCL.KT02 diterima; ataub. Penolakan dalam hal BCL.KT02 ditolak.

3. Menerima SKPFP BM-C.

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 5

B. Petugas Pendok dan TU melakukan kegiatan :1. Menerima dari Perusahaan surat permohonan pengembalian, dan SSB,

disket beserta Daftar Keterkaitan antara barang ekspor/yang dimasukkan keKawasan Berikat dengan barang dan bahan asal impor yang dipakaiBCL.KT02 sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 1.

2. Melakukan penelitian berkas BCL.KT02 dalam hal:a. dokumen tidak lengkap atau data pada disket tidak bisa dibaca, dokumen

permohonan pengembalian dikembalikan/ditolak;b. dokumen lengkap dan data pada disket dapat dibaca, disket di transfer ke

Komputer.3. Memberi nomor register dan surat tanda terima dalam hal disket berhasil

ditransfer.4. Mengembalikan berkas BCL.KT02 kepada Perusahaan dalam hal disket

BCL.KT02 tidak dapat ditransfer.5. Menerima kelengkapan data dan menerbitkan surat tanda terima

kelengkapan data.6. Meneruskan dokumen BCL.KT02 dan kelengkapan data, surat tanda terima

dan bukti transfer ke Pejabat Koordinator Pemeriksa dengan disertai DaftarPengantar BCL.KT02 setiap hari.

7. Menerima listing hasil pemeriksaan yang siap cetak dari Ketua TimPengembalian.

8. Mencetak Surat Keputusan Pembayaran Fasilitas Pengembalian Bea Masukdan/atau Cukai (SKPFP BM-C) dan Surat Perintah Membayar PengembalianBea Masuk dan /atau Cukai (SPMK).

9. Menyerahkan berkas SKPFP BM-C dan SPMK ke Pejabat yang MenanganiPengembalian untuk diparaf.

10. Menerima kembali dari Kepala Kantor Wilayah berkas SKPFP BM-C setelahditanda tangani.

11. Menerima kembali berkas SPMK setelah ditanda tangani Pejabat yangMenangani Pengembalian.

12. Mengirim SKPFP BM-C dan SPMK ke instansi terkait.

C. Pejabat Koordinator Pemeriksa1. Menerima berkas asli BCL.KT02 dari Petugas Pendok dan TU.2. Menentukan petugas Pemeriksa.3. Memonitor petugas Pemeriksa.4. Menerima surat penolakan dari Pemeriksa.5. Meneliti dan memaraf surat penolakan dan meneruskan Pemeriksa.6. Menerima dan meneliti kembali listing pemeriksaan BCL.KT02 dan dokumen

BCL.KT02 yang telah diparaf oleh Pemeriksa.7. Meneruskan listing pemeriksaan BCL.KT02 dan dokumen BCL.KT02 yang

telah diparaf setuju kepada Ketua Tim Pengembalian atau mengembalikan kePemeriksa dalam hal masih ada yang salah/kurang lengkap.

8. Dalam hal Pemeriksa yang ditunjuk berhalangan dapat dilakukanpenggantian Pemeriksa.

9. Mengadministrasikan berkas asli BCL.KT02.

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 20066

D. Pemeriksa Pengembalian melakukan kegiatan:1. Menerima berkas asli BCL.KT02 dari Koordinator Pendok dan TU.2. Meneliti kelengkapan data permohonan BCL.KT02.3. Mencetak listing pemeriksaan.4. Membuat konsep surat konfirmasi SSBC (SSPCP/BPPCP)/LPBC/LHP bila

diperlukan.5. Menerima jawaban konfirmasi sebagaimana dimaksud butir 4.6. Dalam hal jawaban konfirmasi tidak sesuai membuat surat penolakan dengan

menyebutkan alasan penolakan.7. Menyelesaikan listing pemeriksaan BCL.KT02 dalam hal data BCL.KT02

sudah lengkap.8. Meneliti dan memaraf surat penolakan dan meneruskan ke Koordinator

Pemeriksa untuk diteruskan ke Pejabat yang menangani Pengembalian.

E. Pejabat yang menangani Pengembalian melakukan kegiatan :1. Menerima berkas asli BCL.KT02 dari Petugas Pendok dan TU.2. Menerima surat penolakan dari Pejabat Koordinator Pemeriksa dan

membubuhkan tanda tangan.3. Menyerahkan surat penolakan setelah membubuhkan tanda tangan ke

Pejabat Koordinator Pemeriksa untuk diteruskan ke Perusahaan.4. Menerima dan meneliti kembali listing pemeriksaan BCL.KT02 dan dokumen

BCL.KT02 yang telah diparaf oleh Pemeriksa.5. Meneruskan listing pemeriksaan BCL.KT02 dan dokumen BCL.KT02 yang

telah diparaf setuju kepada petugas Pendok dan TU untuk dicetak SKPFPBM-C dan SPMK-nya atau mengembalikan ke Pemeriksa dalam hal masihada yang salah/kurang lengkap.

6. Menerima dan meneliti SKPFP BM-C dari Petugas Pendok dan TU danmembubuhkan paraf untuk diteruskan ke Kepala Kantor Wilayah.

F. Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan :1. Menerima SKPFP BM-C dari Ketua Tim Pengembalian dan membubuhkan

tanda tangan.2. Menyerahkan SKPFP BM-C yang telah ditanda-tangani ke Petugas Pendok

dan TU untuk dikirim kepada instansi terkait.

G. Pejabat yang menangani Pengembalian (Kepala Bidang Pabeandan Cukai) melakukan kegiatan :1. Menerima dan memeriksa SPMK dari Petugas Pendok dan TU untuk

ditandatangani.2. Menandatangani SPMK dan menyerahkan kembali ke Petugas Pendok dan TU.

DIREKTUR JENDERAL

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 7

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR P-12/BC/2006

TENTANGPENYELENGGARAAN JASA LAYANAN

PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK (PDE) KEPABEANANDALAM RANGKA PENYERAHAN RENCANA KEDATANGANSARANA PENGANGKUT (RKSP), INWARD MANIFEST DAN

OUTWARD MANIFEST

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :a. bahwa penyerahan Pemberitahuan Pabean berupa Rencana Kedatangan

Sarana Pengangkut (RKSP), Inward Manifest dan Outward Manifest dariPengangkut atau kuasanya dapat dilakukan secara elektronik melalui sistemPerutakaran Data Elektronik (PDE), untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai(KPBC) yang menerapkan sistem PDE Kepabeanan;

b. bahwa dalam penyerahan Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud Butira diatas, Pengangkut atau kuasanya dapat menggunakan perangkatkomputernya sendiri atau melalui perangkat PDE Kepabeanan lain yangdisediakan oleh Penyelenggara Jasa Layanan PDE Kepabeanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud Butir a dan b diatas,perlu ditetapkan pengaturan mengenai Penyelenggaraan Jasa LayananPertukaran Data Elektronik (PDE) Kepabeanan Dalam Rangka PenyerahanRencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP), Inward Manifest dan OutwardManifest;

Mengingat :1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3612);2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana

Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, ManifesKedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2006 tentangTatacara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana KedatanganSarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANGPENYELENGGARAAN JASA LAYANAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK (PDE)KEPABEANAN DALAM RANGKA PENYERAHAN RENCANA KEDATANGAN SARANAPENGANGKUT (RKSP), INWARD MANIFEST DAN OUTWARD MANIFEST.

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 20068

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan :1. Penyelenggaraan Jasa Layanan PDE Kepabeanan yang selanjutnya disebut

sebagai PDE Service Center adalah jasa layanan berupa penyediaan perangkatPDE Kepabeanan dan sarana penunjang lainnya, yang dapat digunakan oleh pihakPengangkut atau kuasanya dalam rangka penyerahan RKSP, Inward Manifest danOutward Manifest secara elektronik melalui sistem PDE Kepabeanan.

2. Penyedia Jasa PDE Service Center adalah badan usaha yang berbadan hukumyang melakukan kegiatan penyediaan perangkat PDE Kepabeanan dan saranapenunjang lainnya, yang dapat digunakan oleh Pengangkut atau kuasanyadalam rangka penyerahan RKSP, Inward Manifest dan Outward Manifest secaraelektronik melalui sistem PDE Kepabeanan.

3. Perangkat PDE Kepabeanan adalah perangkat keras (hardware) komputer,perangkat jaringan dan perangkat lunak (software) berupa software komunikasi,Modul Pengangkut dan Modul Entry Data serta perangkat penunjang lainnyayang digunakan untuk kegiatan pertukaran data dalam rangka penyerahanRKSP, Inward Manifest dan Outward Manifest secara elektronik melalui sistemPDE Kepabeanan.

4. Pengguna Jasa PDE Kepabeanan adalah pengguna jasa kepabeanan yaituPengangkut atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengoperasian SaranaPengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang, yang telah memenuhipersyaratan untuk melakukan penyerahan RKSP, Inward Manifest dan OutwardManifest ke KPBC.

5. Customs Declaration (CUSDEC) adalah Pemberitahuan Pabean secaraelektronik berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP), ManifesKedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest) dan Manifes KeberangkatanSarana Pengangkut (Outward Manifest) yang menggunakan standard UN/EDIFACT, yang disampaikan secara elektronik melalui sistem PDE Kepabeanan,oleh Pengguna Jasa PDE Kepabeanan ke KPBC.

6. Customs Response (CUSRES) adalah pemberitahuan secara elektronik beruparespons atau jawaban atas CUSDEC, yang disampaikan secara elektronikmelalui sistem PDE Kepabeanan, oleh SAP PDE Manifes di KPBC kepadaPengguna Jasa PDE Kepabeanan.

7. EDI Number adalah nomor identitas Penyedia Jasa PDE Service Center yangdiberikan oleh Penyedia Jasa jaringan pertukaran data elektronik yangdipergunakan dalam Sistem PDE Kepabeanan (Provider) dalam Sistem PDEKepabeanan.

BAB IIPDE SERVICE CENTER

Pasal 2Penyelenggaraan Jasa Layanan PDE Kepabeanan (PDE Service Center) hanya

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 9

dapat dilaksanakan oleh badan usaha yang berbadan hukum yang telah memenuhipersyaratan dan telah mendapatkan persetujuan melalui penetapan sebagaiPenyedia Jasa PDE Service Center.

Pasal 3Penetapan perusahaan sebagai Penyedia Jasa PDE Service Center dilakukanmelalui Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Direktur Informasi Kepabeanan danCukai atas nama Direktur Jenderal.

Pasal 4Tatacara untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2diatur lebih lanjut dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB IIIKEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB DAN LARANGAN

Pasal 5(1) Penyedia Jasa PDE Service Center wajib :

a. Menyediakan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya yang diperlukanuntuk menyelenggarakan jasa layanan PDE Kepabeanan.

b. Menyediakan Perangkat PDE Kepabeanan yang dapat digunakan dalammenyelenggarakan pengiriman data secara elektronik melalui sistemPDE Kepabeanan, sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan.

c. Melakukan penelitian atas pemenuhan pembayaran PNBP sebagaipersyaratan dalam penyerahan Customs Declaration (CUSDEC).

d. Mengirimkan data Customs Declaration (CUSDEC) yang berasal dariPengangkut atau kuasanya melalui sistem PDE Kepabeanan.

e. Menyampaikan data Customs Response (CUSRES) atas pengirimandata sebagaimana dimaksud pada Butir d kepada Pengangkut ataukuasanya secara cepat dan tepat waktu.

(2) Penyedia Jasa PDE Service Center dalam menyelenggarakan pengirimandata secara elektronik wajib memiliki nomor identitas berupa EDI Numbersebagai Penyedia Jasa PDE Service Center.

Pasal 6(1) Penyedia Jasa PDE Service Center bertanggung jawab atas kerahasiaan data

dan/atau informasi yang diterima dari pihak Pengangkut atau kuasanya, yangdikirimkan secara elektronik melalui sistem PDE Kepabeanan.

(2) Penyedia Jasa PDE Service Center dilarang :a. Menyebarluaskan, mempublikasikan, melakukan penyaluran (transfer) data

atau menyerahkan kepada pihak lain, atas data dan/atau informasi yangdikirim atau diterima melalui sistem PDE Kepabeanan.

b. Melakukan perubahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,atas data dan/atau informasi yang dikirim atau diterima melalui sistem PDEKepabeanan.

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 200610

c. Memiliki atau menyimpan data dan/atau informasi yang dikirim atau diterimamelalui sistem PDE Kepabeanan tanpa persetujuan dari Pengangkut ataukuasanya.

d. Memindahtangankan Perangkat PDE Kepabeanan kepada pihak lain tanpaijin dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 7(1) Penyedia Jasa PDE Service Center bertanggung jawab atas kelancaran

pengiriman dan penerimaan data secara elektronik melalui sistem PDEKepabeanan.

(2) Pengangkut atau kuasanya bertanggung jawab terhadap kebenaran dankeabsahan atas data dan/atau informasi pada setiap elemen data yangdiberitahukan dalam Customs Declaration (CUSDEC) yang dikirim secaraelektronik melalui sistem PDE Kepabeanan.

Pasal 8Pengusaha PDE Service Center wajib menyelenggarakan pembukuan danmenyimpan catatan yang berkaitan dengan jasa layanan yang telah diberikankepada pihak Pengguna Jasa PDE Kepabeanan untuk jangka waktu 10(sepuluh) tahun.

BAB IVJANGKA WAKTU DAN PENCABUTAN PERSETUJUAN

Pasal 9(1) Penetapan perusahaan sebagai Penyedia Jasa PDE Service Center untuk

melakukan Penyelenggaraan Jasa Layanan PDE Kepabeanan sebagaimanadimaksud dalam pasal 2 berlaku sampai dengan adanya pencabutan yangdilakukan oleh Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai atas nama DirekturJenderal.

(2) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam hal :a. Penyedia Jasa PDE Service Center tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

diatur dalam Peraturan ini dan/atau ketentuan perundang-undangan lainnyadi bidang Kepabeanan;

b. Penyedia Jasa PDE Service Center tidak menjalankan kegiatan/usaha dalamjangka waktu 1 (satu) tahun secara terus menerus;

c. Berdasarkan rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayah dan/atau KepalaKantor Pelayanan Bea dan Cukai yang terkait dengan pelanggaran ketentuanperundang-undangan di bidang Kepabeanan yang dilakukan oleh PenyediaJasa PDE Service Center;

d. Dinyatakan pailit sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;e. Atas permohonan Penyedia Jasa PDE Service Center sendiri.

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 11

BAB VLAIN-LAIN

Pasal 10Pengawasan dan pembinaan terhadap Penyedia Jasa PDE Service Center yangmelakukan Penyelenggaraan Jasa Layanan PDE Kepabeanan dalam rangkapenyerahan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP), Inward Manifest danOutward Manifest, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC yang mengawasi,bekerja sama dengan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.

Pasal 11Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan DirekturJenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 15 Agustus 2006

DIREKTUR JENDERAL

ttd

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 200612

LAMPIRANPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-12/BC/2006

TENTANG PENYELENGGARAAN JASA LAYANAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK(PDE) KEPABEANAN DALAM RANGKA PENYERAHAN RENCANA KEDATANGAN

SARANA PENGANGKUT (RKSP), INWARD MANIFEST DAN OUTWARD MANIFEST

TATACARAPENYELENGGARAAN JASA LAYANAN PDE KEPABEANAN

(PDE SERVICE CENTER)

(1) Pengusaha Penyedia Jasa PDE Service Center mengajukan Surat Permohonankepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai melaluiKepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mengawasitempat dimaksud.

(2) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada Butir (1) dibuat diatas kertas kopperusahaan, dibubuhi materai Rp 6000,00 (enam ribu rupiah), diberi tanggal dan ditan-datangani oleh Pimpinan/Direktur Utama perusahaan, dan pada Surat Permohonandimaksud sekurang-kurangnya memuat data dan penjelasan mengenai :a. Nama dan alamat pemohon;b. Nama dan alamat badan usaha;c. Lokasi usaha dan ruang kerja yang akan digunakan sebagai tempat PDE

Service Center;d. Data perangkat PDE Kepabeanan dan sarana penunjang lainnya;e. KPBC yang akan menjadi tujuan pengiriman data melalui Sistem PDE

Kepabeanan.(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada Butir (1) dilampiri dengan :

a. Salinan Akte Pendirian Perusahaan dan Perubahannya yang terakhir,sebagai badan hukum;

b. Surat Ijin Usaha Perusahaan;c. Bukti kepemilikan dan/atau penguasaan peralatan kerja;d. Gambar denah lokasi usaha dan ruang kerja;e. Dokumen lain yang diperlukan terkait dengan adanya kegiatan usaha

pengiriman data elektronik ke KPBC melalui Sistem PDE Kepabeanan.(4) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melakukan penelitian

atas kelengkapan dokumen yang diajukan dan pemeriksaan atas lokasi tempatPDE Service Center sesuai dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalamButir (1), meliputi pemenuhan persyaratan sebagai berikut :a. Pemenuhan persyaratan administrasi, meliputi :

(1) Penelitian atas kebenaran dan keabsahan dokumen yang dilampirkan,sebagaimana dimaksud pada Butir (3) diatas;

(2) Pengujian atas orang yang ditunjuk sebagai pengurus/penanggungjawab per-usahaan, yaitu dengan melakukan pengujian kebenaran data pengurus/pe-nanggungjawab yang diberitahukan berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut :2.1. Nama pengurus/penanggungjawab kegiatan perusahaan terdaftar

pada dokumen Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya yangterakhir, SIUP, Kartu Tanda Penduduk atau pengenal identitas lainnya;

2.2. Keberadaan orang yang ditunjuk sebagai pengurus/penanggungjawab dapat dibuktikan secara fisik atau yang bersangkutandapat dihadirkan pada saat proses penelitian lapangan;

2.3. Orang yang ditunjuk sebagai pengurus/penanggung jawab,secara administrasi dapat dibuktikan dengan jelas dan wajarserta dapat dipertanggungjawabkan statusnya, yang dapat dilihatdari beberapa pembuktian sebagai berikut :

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 13

- Status yang bersangkutan dalam perusahaan tercantum padastruktur organisasi perusahaan;

- Status yang bersangkutan secara resmi ditetapkan olehperusahaan atau tercantum dalam Anggaran Dasar/AnggaranRumah Tangga;

- Yang bersangkutan memiliki NPWP Perorangan; atau- Status alamat rumah/tempat tinggal yang bersangkutan jelas.

b. Pemenuhan persyaratan lokasi tempat usaha perusahaan, meliputi :1) Pengujian kebenaran data alamat yang diberitahukan dalam dokumen

yang dilampirkan sebagaimana dimaksud Butir (3) di atas, yang meliputi :1.1 Kebenaran alamat secara fisik sesuai dengan :

- Surat Keterangan Domisili Perusahaan; dan- Dokumen perusahaan lainnya, seperti; Akte Pendirian Perusahaan

dan perubahannya yang terakhir, Pengesahan Akte Pendirian,NPWP, SIUP dan TDP.

1.2 Status kepemilikan tempat usaha perusahaan, dengan bukti :- Surat bukti kepemilikan yaitu sertifikat bangunan atau bukti

kepemilikan lainnya yang sah secara hukum; atau- Surat perjanjian sewa menyewa bangunan yang sah secara

hukum (dibuat oleh kedua belah pihak dihadapan Notaris atauditandatangani di atas materai yang cukup, dan disaksikan olehpihak ketiga).

2) Penelitian atas kegiatan atau aktifitas usaha perusahaan, denganindikator sebagai berikut :- Mempunyai struktur organisasi perusahaan yang jelas;- Adanya kegiatan aktifitas pegawai;- Adanya penyelenggaraan kegiatan administrasi perkantoran;- Hal-hal lainnya yang menunjukkan keberadaan perusahaan, misalnya

adanya Papan Nama Perusahaan, adanya asset perusahaan berupasarana dan prasarana perusahaan.

(5) Kepala Kantor Wilayah dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) harisejak diterima Surat Permohonan, sudah menyelesaikan kegiatan sebagaimanadimaksud Butir (4) dan dalam hal hasil penelitian dan pemeriksaanmenunjukkan permohonan telah memenuhi syarat maka segera meneruskanPermohonan tersebut kepada Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai;

(6) Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai atas nama Direktur Jenderal Bea danCukai memberikan keputusan penetapan sebagai Penyedia Jasa PDE ServiceCenter, dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejakPermohonan diterima secara lengkap.

(7) Keputusan sebagaimana dimaksud pada Butir (6) berupa :a. Penerbitan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang

penetapan sebagai Penyedia Jasa Layanan PDE Service Center; ataub. Surat penolakan atas permohonan sebagai Penyedia Jasa Layanan PDE

Service Center.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 200614

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR : P - 15/BC/2006

TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

BEA DAN CUKAI NOMOR P-10/BC/2006TENTANG TATA CARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN

PEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGANSARANA PENGANGKUT, MANIFES KEDATANGAN

SARANA PENGANGKUT, DAN MANIFES KEBERANGKATANSARANAN PENGANGKUT

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :a. bahwa agar pelaksanaan penerapan Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) PDE

Manifes dapat diterapkan dengan baik dan pelayanan administrasi manifesdapat dilakukan secara efektif, dipandang perlu untuk dilakukan perubahantahapan pemberlakuan ketentuan mengenai RKSP/JKSP, Inward manifest danOutward Manifest sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan DirekturJenderal Nomor P-10/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan danPenatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut,Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan SaranaPengangkut;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatasperlu menetapkan Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-10/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan PemberitahuanRencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan SaranaPengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor3612);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara BukanPajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan SanksiAdministrasi Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3627);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas JenisPenerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea danCukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313);

5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 2006 15

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.05/1996 tentang TatalaksanaPengangkutan Terus Atau Pengangkutan Lanjut Barang Impor Atau BarangEkspor;

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang PemberitahuanPabean sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 48/PMK.04/2005;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tata LaksanaKepabeanan di Bidang Impor, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang TatalaksanaKepabeanan Di Bidang Ekspor;

10.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang TatalaksanaPembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yangBerlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang TatalaksanaPenyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut,Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes KeberangkatanSarana Pengangkut;

12.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-35/BC/2000tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Pengangkutan Lanjut Kargo UdaraMelalui Bandar Udara Internasional;

13.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-151/BC/2003tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Dibidangekspor;

14.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-152/BC/2003tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksanaan Kepabeanan Dibidang EksporYang Mendapat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor;

15.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Imporsebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Beadan Cukai Nomor P-19/BC/2005;

16.Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-27/BC/2004tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan PenatausahaanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea danCukai;

17.Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2006 tentangTata Cara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan RencanaKedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut,dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANGPERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMORP-10/BC/2006 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN

Page 97: Warta Bea Cukai Edisi 385

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 385 DESEMBER 200616

PEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT,MANIFES KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, DAN MANIFESKEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT.

Pasal IKetentuan Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan PemberitahuanRencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan SaranaPengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, diubah sehinggamenjadi berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 11(1) Ketentuan mengenai RKSP/JKSP dan Inward Manifest dalam Peraturan Direktur

Jenderal ini diberlakukan secara bertahap yaitu :a. Ketentuan mengenai RKSP/JKSP dan Inward Manifest untuk sarana

pengangkut melalui laut di :1) Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok I, II, dan

III, mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2006;2) Kantor Pabean Lainnya, mulai berlaku pada tanggal 1 September 2006.

b. Ketentuan mengenai RKSP/JKSP dan Inward Manifest untuk saranapengangkut melalui udara mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2006.

(2) Ketentuan mengenai Outward Manifest dalam Peraturan Direktur Jenderal inidiberlakukan secara bertahap yaitu :a. Ketentuan mengenai Outward Manifest untuk sarana pengangkut melalui

laut di :1) Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok I, II, dan

III, mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2006;2) Kantor Pabean Lainnya, mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 2006.

b. Ketentuan mengenai Outward Manifest untuk sarana pengangkut melaluiudara mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 2006.”

Pasal IIPeraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan DirekturJenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 25 Agustus 2006

DIREKTUR JENDERAL,

ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332