Warta Bea Cukai Edisi 404

81
PROFIL OKTO IRIANTO SAYA BERUNTUNG MEMILIKI KELUARGA YANG MENGERTI DENGAN TUGAS SAYA... IZIN PLP KEWENANGAN PENUH DJBC WAWANCARA AGUNG KUSWANDONO JULI 2008 TAHUN XL EDISI 404 PINDAH LOKASI PENIMBUNAN Untuk Kelancaran Arus Barang Di Pelabuhan

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 404

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 404

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILOKTO IRIANTOSAYA BERUNTUNG MEMILIKI KELUARGAYANG MENGERTI DENGAN TUGAS SAYA...

IZIN PLP KEWENANGANPENUH DJBC

WAWANCARAAGUNG KUSWANDONO

JULI 2008TAHUN XL EDISI 404

PINDAH LOKASI PENIMBUNANUntuk Kelancaran Arus Barang Di Pelabuhan

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 404

1WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. Hanafi UsmanDirektur Teknis KepabeananIr. Agung Kuswandono, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Kusdirman IskandarDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Penindakan & PenyidikanDrs. R.P. Jusuf IndartoDirektur AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy SetyoTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &Penerimaan KCDrs. Bambang PrasodjoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &Penegakan Hukum KCDrs. Erlangga Mantik, MATenaga Pengkaji Bidang PengembanganKapasitas & Kinerja Organisasi KCSusiwijono, SE

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Kamil Sjoeib, MA

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Sonny Subagyo, S.Sos

DEWAN PENGARAHIr. Harry Mulya, MSi, Drs. Patarai Pabottinggi,Dra. Cantyastuti Rahayu, Muhamad Purwantoro.Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.Hendi Budi Santosa,Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini,Supriyadi Widjaya,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAH` Hulman Simbolon (Medan),

Ian Hermawan (Pontianak), DonnyEriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono(Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHAShinta Dewi AriniUntung Sugiarto

IKLANKitty Hutabarat

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 478 65608, 478 60504,4890308 Psw. 154Fax. (021) [email protected]

REKENING GIRO a/n :MIRA PUSPITA DEWIBANK BNI 1946 CABANG CIPINANGRAWAMANGUN, JAKARTA TIMURNomor Rekening : 131339374

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 12.500,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

D A R I R E D A K S I

ada penghujung bulan Mei lalu muncul sebuah berita yang sangatmengejutkan khususnya buat kalangan Direktorat Jenderal Bea danCukai. Peristiwanya adalah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)memeriksa KPU Bea Cukai Tanjung Priok dan menghasilkantemuan yang pastinya sudah pembaca ketahui. KPK memang

sebuah lembaga yang punya kewenangan luar biasa. Sebelum masuk ke BeaCukai, KPK sudah banyak melakukan penyelidikan, pemeriksaan,penggeledahan hingga penangkapan banyak pihak, dari Gubernur, BankIndonesia, Kejaksaan bahkan hingga anggota DPR. Dan ketika KPK masuk keBea Cukai (KPU), efeknya menimbulkan perasaan yang beragam buatpegawai. Entah itu jengkel, malu, bingung, prihatin atau tidak peduli.

Sejatinya, sebuah peristiwa kontroversial selalu memunculkan pro ataukontra, termasuk posisi netral diantaranya. Ada pihak berpendapat, memangsudah waktunya KPK masuk ke Bea Cukai yang terkenal ‘basah’. Sementarapada sisi lainnya mempertanyakan, kenapa harus KPK? Sebuah surat yangmasuk ke redaksi bahkan mengatakan, apakah pimpinan sudah tidak adakeberanian lagi untuk menjewer anaknya? Atau, apakah untuk membunuhvirus rumah harus dibakar?

Tidak lama setelah kejadian memang muncul tulisan-tulisan yang dikirim keredaksi menanggapi peristiwa yang terjadi. Ada yang mencantumkan identitaslengkap, namun ada pula yang menyembunyikan nama atau yang adahanyalah alamat email. Salah satu bentuk tulisan dimuat pada edisi ini padabagian surat pembaca (hal. 3), sementara tulisan dalam bentuk opini akanredaksi muat pada edisi mendatang.

Apapun silang pendapat yang terjadi, satu hal yang perlu disepakatiadalah, reformasi birokrasi dalam rangka menciptakan good and cleangovernment harus terus berjalan dan harus terus didukung. Yang tidak kalahpenting adalah kesamaan pandangan bahwa, sekalipun ada sebagian kecilpegawai (atau mungkin bisa disebut oknum) yang terlibat praktek suap, namunmasih lebih banyak lagi pegawai bea cukai yang bekerja dengan profesional,jujur, penuh tanggung jawab, dan sesuai dengan amanahnya. Hal tersebutmengemuka dalam wawancara WBC dengan Dirjen Bea Cukai AnwarSuprijadi, yang selengkapnya bisa dibaca mulai halaman 52 pada edisi ini.

Masyarakat luas harus bisa melihat bahwa kesalahan yang terjadiadalah karena faktor individu, dan itu adalah bagian dari sistem rewardand punishment yang dijalankan. DJBC bagaimanapun juga memilikicatatan keberhasilan yang cukup panjang dalam hal pelayanan,pengawasan, hingga pengumpulan penerimaan buat negara. Hal tersebutbisa dilakukan karena DJBC masih memiliki ribuan pegawai dari ujungSumatera hingga ujung Papua yang berdedikasi sehingga layak menerimareward karena sumbangsih yang diberikan.

Apa yang terjadi semoga menjadi pelajaran untuk melangkah ke depandengan lebih baik. Seperti mengutip ungkapan seorang yang berkata,setiap pegawai, dalam pekerjaan apapun, harus mampu menarik garispembatas untuk menentukan bagaimana ia akan bekerja, dan garistersebut dinamakan integritas.

Lucky R. Tangkulung

1WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

PKORUPSI = DJBC

A little integrity is better than any career(Ralph Waldo Emerson)

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 404

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Laporan Utama4-15

Wawancara16-18

Profil76-79

Daerah ke Daerah27-36

Dalam melakukan perubahan danperbaikan secara alami memangharus dilalui dengan rasa getir dansakit dan itu memang harus dilaluiuntuk menjadi lebih baik. Begitujuga yang Okto Irianto, tokoh profilkita bulan ini dan rekan-rekannyasesama pegawai rasakan saat inidisaat DJBC terus berbenahmenuju ke arah yang lebih baik. Iaoptimis, DJBC bisa melewatisemua ini dan akan memetik buahyang manis dari perjalanan yangterasa pahit dan getir ini.

Pada prinsipnya importir setujudengan cara overbrengen atauPindah Lokasi Penimbunan(PLP) utuk mengatasi kepadatandi lapangan penumpukan,asalkan tidak jauh ke luarkawasan pabean karena akanmenimbulkan ekonomi biayatinggi di pelabuhan akibat doublehandling dalam penanganankontainer. Lebih jauh mengenaiPLP barang dalam container inikami kupas dalam LaporanUtama bulan ini.

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA19 KONSULTASI

KEPABEANAN DANCUKAIPemeriksaan Barang

20 INFO PEGAWAI- Sambutan Direktur Jenderal

Bea dan Cukai Pada ApelPagi di KP DJBC, 19 Mei2008

- Pegawai Pensiun per 1 Juli2008

23 PUSDIKLATDiklat Untuk Client Coordinatordan Kepatuhan Internal.

25 KEPABEANANINTERNASIONALThe 4th CoordinatingCommitte on Customs (CCC)Meeting.

27 INFO PERATURAN37 MITRA

Aksi Korporasi PeduliLingkungan.

38 SEPUTAR BEA CUKAI44 SIAPA MENGAPA

- Irma- Amni Khalim- Yusuf Noce Muda

46 TEKNOLOGIINFORMASISekilas Tentang Windows Vista

48 ENGLISH SECTIONCheckpoint Competencies InGoods Clearance.

51 PERISTIWACCC Tour De Bedugul

52 PENGAWASAN- KPK dan Bidang Kepatuhan

Internal Periksa KPU Beadan Cukai Tanjung Priok

- Shabu 2 Kg Ditegah PetugasKPPBC Soekarno-Hatta

- Pasca Sidak Aktivitas KPUBea dan Cukai KembaliNormal

- Kanwil DJBC jakarta TegahPita Cukai Palsu, MMEA danKetamin.

- Hasil Penindakan Patroli lautKanwil DJBC KhususKepulauan Riau.

64 KOLOM- Sisi Unik Bola dan Bea Cukai- DJBC & Pelaksanaan

Perlindungan HaKI68 RUANG KESEHATAN

Obesitas70 RENUNGAN ROHANI

Sikap Muslim DalamMenyikapi Peristiwa Mukjizat

72 SELAKMenjalin Keakraban diTanjung Bira

74 RUANG INTERAKSIOffice Wife

80 APA KATA MEREKA- Nadine Chandrawinata- Mischa Chandrawinata

DAFTAR ISINOMOR INI

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Importir mengeluhkan proses PLPyang dilakukan pengusaha TPS,karena dinilai tidak mengindahkanperaturan yang dikeluarkan Bea danCukai. Dengan alasan daya tampungTPS sudah mencapai batas maksi-mal, secepatnya TPS mengajukansurat permohonan PLP kepada pihakBea dan Cukai. Direktur TeknisKepabeanan, Agung Kuswandonomenanggapinya bahwa masalahnyaselama ini, PLP lebih kental dengannuansa binis ketimbang teknis.

Berbagai peristiwa dan kejadianmengisi rubrik daerah ke daerah,diantaranya Sosialisasi PP 28Tahun 2008 di Kanwil DJBCSumut dan Balikpapan.Kunjungan kerja tim dari KanwilDJBC Kalimantan Bagian Barat keJagoi Babang, tegahan narkobadi Teluk Nibung dan Denpasar.Serta berita dari Kanwil KhususDJBC Kepulauan Riau, kegiatanPatkor Kastima dan hasiltegahan beberapa komoditi.

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 404

3WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat surat, faxatau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi dengan identitas diri yang benardan masih berlaku.

etelah penggrebekan KPK bersama bidangKepatuhan internal di KPU Tanjung Priok, berjutaperasaan menghampiri diri kita sebagai pegawaiBea Cukai. Ada perasaan malu, sedih, marah,kecewa dan menyesal, walau tak sedikit juga

yang masih menganggapnya biasa-biasa saja. Tetapi yangjelas kita semua tentu berharap agar kisah ini tidakmemburuk hingga membuat kita semua terperosok kembalike lubang yang sama seperti tahun 1985, saat kita dicatatsejarah sebagai satu-satunya institusi pemerintah yangsecara formal pernah tidak dipercaya oleh bangsa inimengemban tugas negara. Adalah sangat arif jika di saatseperti ini kita semua mau melakukan instropeksi diri,karena Tuhan selalu menyelipkan hikmah dan pelajaranatas apapun yang terjadi di muka bumi ini.

Bagi rekan-rekan yang kebetulan saat ini tertimpamusibah, kami ikut merasakan kegalauan dan kerisauanyang anda alami. Tetapi nasi sudah menjadi bubur dantidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah masalalu. Tampaknya tidak ada pilihan lain bagi anda selainmenghadapi konsekuensi apa yang telah anda lakukansecara ksatria dan bertanggung jawab. Semoga peristiwaini bisa menjadi tonggak yang menentukan dalam hidupanda untuk menjelma menjadi insan yang lebih baik.

Tak ada salahnya jika saat ini kita semua belajar dariapa yang dilakukan seekor ulat. Banyak orang yangmembenci ulat karena bulunya membuat gatal. Jijik melihatbentuknya dan marah karena pekerjaannya memakandaun dan merusak tanaman. Tetapi ketika saatnya tiba, ulatberkepompong, mandeg pandito, dan mentransformasikandiri mengubah semua keburukan dirinya menjadikeindahan. Dia menjelma menjadi kupu-kupu yangberwarna warni indah yang melakukan pekerjaan muliamenghisap madu dan membantu penyerbukan semuatanaman. Semua orang pun mencintainya.

Saya berdoa semoga kita semua kelak dapat menjelmamenjadi kupu-kupu yang indah bagi keluarga kita, institusikita dan tentu saja bangsa ini. Percayalah, Tuhan tidakpernah membebani suatu kaum sesuatu yang mereka tidakmampu memikulnya. Yakinlah bahwa semua ini terjadisemata karena Tuhan ingin mengingatkan kita agar tidakterperosok ke dalam bencana yang lebih besar danmembinasakan. Mari kembali kepada-Nya. Mohon ampunkarena telah mengecewakan-Nya, serta berterima kasihkarena Dia masih memberi kita waktu.

Marilah bersama-sama kita sadari bahwa hal yangsama dapat terjadi pada kita kapan saja dan dimana saja.Marilah kita bercermin dari apa yang telah terjadi dan maribersama kita perbaharui lagi kualitas integritas kita. Marikita kembangkan budaya saling mengingatkan dan salingmengajak kepada kebaikan. Mari kita sadari bahwa jika hariini kita berperilaku baik, belum tentu besok kita juga tetap

berperilaku baik, sebab setan tidak pernah berhenti meng-goda kita. Karenanya ijinkalah selalu hati kecil kita untukberbicara, bukalah telinga kita untuk mendengar nasihat.Tidak perlu kita lihat dari siapa nasihat itu datang, tetapiresapilah apa isinya, sebab bisa jadi nasihat itu adalahbisikan dari Sang Maha Penyayang kepada kita yang bisamencegah kita dari bencana.

Marilah kita kita syukuri semua nikmat yang kita telahkita terima. Jasmani dan ruhani yang sehat dan berfungsisebagaimana mestinya. Gaji halal yang secara nominallebih baik dari ukuran normal. Kawan-kawan dan keluargayang mencintai kita. Para pengguna jasa yangmenghormati dan menghargai kita.

Mari kita tengok juga betapa ternyata begitu ’mudah’bagi kita untuk menyenangkan orang lain dengan amanahyang ada di tangan kita. Betapa banyak kesempatanberamal dengan pekerjaan kita. Ketika bahan bakuproduksi sebuah pabrik dapat keluar dari pelabuhan lewatamanah yang kita tunaikan sebagaimana mestinya, makasebenarnya kita telah memastikan pabrik dapat beroperasisesuai jadwal dan sekian ribu orang dapat bekerja danmendapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya.Ketika obat-obatan impor yang diperlukan orang sakitdapat keluar pelabuhan lewat amanah yang kita tunaikansebagaimana mestinya, kita telah membantu ribuan orangsakit untuk mendapatkan obat tepat pada waktunya denganbiaya yang wajar. Ketika kita dapat mencegah narkotikadan barang berbahaya masuk ke negeri ini, niscaya ituberarti semua orang seharusnya berterima kasih kepadakita karena telah menyelamatkan anak istri dan keluargamereka dari kebinasaan.

Tidak hanya itu, bea masuk dan pajak yang kita pungutatas nama negara ternyata dapat menjelma menjadigedung sekolah, tempat ibadah, jalan raya, rumah sakit,subsidi untuk orang miskin dan gaji bagi pegawai negeriyang lain. Tengoklah, ternyata dimana-mana bertebarankeindahan hasil jerih payah kita. Mari kita jaga amanahyang mulia ini dengan ketulusan dan kesadaran bahwakelak kita semua akan mati dan dimintai pertanggungja-waban atas apa yang kita lakukan

Tak lupa, mari kita berdoa, “Wahai Tuhan kami, sesung-guhnya kami telah menganiaya diri kami, tanpa ampunandan kasih sayangMu maka niscaya kami akan termasukorang-orang yang merugi”. “Wahai Tuhan kami,tunjukkanlah agar yang benar itu nyata terlihat benar, danberilah kami kekuatan untuk menjalaninya, dantunjukkanlah yang salah itu nyata terlihat salah, dan berilahkami kekuatan untuk menghindarinya”. “Wahai Dzatpembolak-balik hati, tetapkanlah qalbu kami atas agama(tuntunan) Mu dan ketaatan kepadaMu”. Amin.

NN(Nama dan alamat pada Redaksi

Mari Kita Berbenah !

S

3WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 404

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

PINDAH LOKASI Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) terhadap peti kemas (kontainer) dilakukan

karena adanya tuntutan akan kelancaran arus barang di pelabuhan.

OVERBRENGEN DI PelabuhanTanjung Priok, sudah adasejak zaman Belanda.

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 404

5WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

PENIMBUNANeberapa waktu lalu marak diberitakan bahwa kegiat-an PLP banyak menemui permasalahan. Mulai daritingginya tarif, keberatan penetapan waktu PLP olehTempat Penimbunan Sementara (TPS) yang belummencapai batas waktu yang ditentukan yaitu 10 hari,

ancaman stagnasi akibat kepadatan arus peti kemas impordi TPS dermaga dan keterlambatan pengurusan dokumenyang pada akhirnya menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Laluapa sebenarnya yang dimaksud dengan PLP atau yang jugadikenal dengan sebutan overbrengen ini ?

Pindah lokasi penimbunan, menurut Soenarno, salah sa-tu widyaiswara di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat)Bea dan Cukai, berasal dari bahasa Belanda yaitu overbre-ngen. Istilah ini sudah ada sejak dulu dan berlaku di pelabuh-an laut khususnya Tanjung Priok ketika itu, jadi overbrengenmemang sudah ada sejak jaman pemerintahan Belanda.

“Bahkan dalam mata pelajaran kepabeanan ketika sayamengikuti diklat tahun 1972, terminologi overbrengensudah ada yaitu mengenai perpindahan barang dalam konta-iner pada satu tempat ke tempat yang lain,” ujar Soenarno.

Pindah lokasi itu sebenarnya memudah-kan pengguna jasa untuk melakukan segalapengurusan kepabeanan. “Kalau barangnyadipindahkan dari satu tempat ke tempat lainmungkin memudahkan ia melakukan peng-urusan pabean, melakukan cargo handlingdan pastinya akan lebih mudah bagi merekauntuk menghemat biaya-biaya yang tidakperlu,

Pada prinsipnya importir setuju dengancara overbrengen untuk mengatasi kepadatandi lapangan penumpukan, asalkan tidak jauhke luar kawasan pabean. Karena jika seba-liknya, akan menimbulkan ekonomi biayatinggi di pelabuhan, karena terjadi doublehandling dalam penanganan container, lanjutSoenarno.

PLP yang ideal menurut pendapat Soe-narno, adalah yang benar-benar dibutuhkanpengusaha, semata-mata karena efisiensiatau karena untuk memudahkan pengurusankepabeanannya atau menghemat biaya car-go handling, bukan PLP yang ditujukan da-lam rangka mengawasi adanya pelarian beakarena secara secara kasat mata dapat terlihat jika memangadanya pelanggaran.

ATURAN MAINSecara hukum, sesuai dengan Peraturan Direktur Jende-

ral Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 pengertian PLPadalah pemindahan lokasi penimbunan barang impor yangbelum diselesaikan kewajiban kepabeanannya dari suatu gu-dang atau lapangan penumpukan TPS tertentu ke suatu gu-dang atau lapangan penumpukan tertentu atau TPS lainnyayang berada dalam satu wilayah pengawasan KantorPabean. Kantor Pabean dalam hal ini adalah Kantor Pelayan-an Utama dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea danCukai, tempat dipenuhinya kewajiban pabean.

Kegiatan PLP hanya dapat dilakukan setelah menda-pat izin dari pejabat yang menangani administrasi mani-fest atas nama Kepala Kator Pabean, berdasarkanpermohonan dari Pengusaha TPS yang mengelola gudangatau lapangan penumpukan asal.

Dalam hal ini TPS adalah bangunan dan atau lapanganatau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasanpabean untuk menimbun barang, sementara menunggu pe-muatan atau pengeluarannya.

Sedangkan Pengusaha TPS adalah pengusaha yangmengelola lapangan atau gudang penumpukan kontaineratau barang impor dalam suatu kawasan pabean yang ber-ada di dalam area pelabuhan, yang memiliki ijin sebagaipengusaha TPS dari Menteri Keuangan berdasarkan Un-dang-Undang Kepabeanan.Izin melakukan PLP dapat diberikan dikarenakan beberapafaktor, yaitu :l YOR (Yard Occupancy Ratio) atau tingkat penggunaan

lapangan penumpukan atau SOR (Shed OccupancyRatio) atau tingkat penggunaan gudang TPS telahmelampaui batas 85 persen dan berdasarkanpertimbangan Kepala Kantor Pabean dapat terjadistagnasi atau ;

l Barang impor konsolidasi, pengangkutan barang impormenggunakan satu container untuk lebih dari satu atau

untuk banyak alamat consignee/peneri-ma barang (less than Container Load =LCL), atau;

l Barang impor yang karena sifatnyamembutuhkan sarana dan prasaranapenyimpanan atau penumpukan yangkhusus dan tidak tersedia di gudangatau lapangan penumpukan barang diTPS.

Untuk pengusaha TPS yang mengajukanpermohonan PLP wajib mencantumkan :l Keterangan yang menyatakan bahwa

batas YOR atau SOR TPS yang ber-sangkutan telah melampaui 85 persendalam hal permohonan PLP diajukanberdasarkan kondisi yang telah dijelas-kan diatas.

l Rincian jumlah dan jenis barang, namaconsignee, nomor koli atau nomor kon-tainer dan nomor segel pelayananBarang Impor yang dimohonkan PLP-nya.

l Surat pernyataan dari pengusaha TPStempat tujuan LPL akan ketersediaan ruang atau tem-pat penimbunan bagi barang impor yang dimohonkanPLP-nya.

Untuk lebih jelasnya mengenai aturan main tentang PLP,dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-kai Nomor P-26/BC/2007 tentang Tatalaksana PindahLokasi Penimbunan yang Belum Diselesaikan KewajibanKepabeanannya dari Satu Tempat Penimbunan Sementarake Tempat Penimbunan Sementara Lainnya. Serta PeraturanDirektur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 05/BC/2008 ten-tang perubahan atas Peraturan Dirjen N0. P-26/BC/2007.

TPS, PELAKSANA PLPDalam PLP atau overbrengen, TPS adalah sebagai

pihak pelaksana dari kegiatan tersebut. KeberadaanTPS sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Keua-ngan Nomor. 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan Pabeandan Tempat Penimbunan Sementara.

B

SOENARNO. Pindah lokasi sebenarnyamemudahkan pengguna jasa untuk me-lakukan segala pengurusan kepabeanan.

DOK.WBC

5WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 404

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Sesuai dengan peraturan, pengertian dari TPS adalahbangunan dan/ atau lapangan atau tempat lain yangdisamakan dengan itu di kawasan pabean untuk menimbunbarang , sementara menunggu pemuatan ataupengeluarannya.

Penetapan suatu kawasan, bangunan dan atau lapang-an sebagai TPS ditetapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen)atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuang-an. Dalam hal ini TPS dapat berupa lapangan penimbunan,lapangan penimbunan peti kemas, gudang penimbunandan atau tangki penimbunan.

Untuk dapat ditetapkan sebagai TPS, Kabid Pelayan-an Fasilitas Pabean dan Cukai Kantor PelayananUtama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Alfian, menutur-kan, pengusaha TPS harus mengajukan permohonanpenetapan suatu kawasan, bangunan dan/atau lapang-an sebagai TPS kepada Dirjen atau pejabat yang ditun-juknya.

Permohonan itu harus dilengkapi syarat antara lain;salinan akte pendirian perusahaan sebagai badanhukum, surat ijin usaha dari instansi terkait, ijin dari pe-merintah daerah setempat, foto copy bukti kepemilikanatau penguasaan suatu bangunan, tempat atau kawasanyang mempunyai batas-batas yang jelas, bukti NomorPokok Wajib Pajak, gambar denah dan batas-batasnyayang meliputi tempat penimbunan barang impor,ekspor, barang untuk diangkut ke dalam daerah pabeanlainnya melalui luar daerah pabean dan tempat peme-riksaan barang dan ruang kerja pejabat Bea dan Cukai.

Selain itu dalam mengajukan permohonan juga harusmencantumkan daftar peralatan dan fasilitas penunjangkegiatan usaha yang dimiliki dan surat pernyataansanggup untuk menyediakan peralatan dan fasilitas yangmemadai.

“Untuk peralatan dan fasilitas penunjang, ideal semua-nya harus atau mesti lengkap terutama alat penimbang,forklit untuk mengeluarkan barang dari container yang akandiperiksa oleh pemeriksa Bea dan Cukai, tempat pemerik-saan fisik yang layak dan bangunannya beratap,”imbuhAlfian.

Sesuai dengan Skep yang telah dikeluarkan, saat ini diwilayah Pelabuhan Tanjung Priok tercatat ada 37 TPS dansekitar 5 TPS dalam uji coba online, seperti TPS Koja,Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) danbeberapa lainnya. Yang akan datang dan sedang dalamproses berjalan, TPS persyaratannya harus sudah online.

Meski kenyataannya saatini belum semua TPS be-lum siap online semuanya,sehingga memudahkanBea dan Cukai untuk mela-kukan pengawasan.

Untuk meluluskan suatupermohonan sebagai TPS,lanjut Alfian, terlebih dahuludilakukan peninjauan ke lo-kasi untuk mengetahui ke-lengkapan sarana dan per-alatan yang dimilikipemohon TPS. Jika segalapersyaratan termasuk SuratKeterangan dari pengusahaatau penanggung jawabKawasan Pabean tentangpenggunaan bangunandan/ atau lapangan atautempat lain yang disama-kan dengan itu di dalamkawasan pabean bersang-

kutan sebagai Tempat Penimbunan Sementara, Berita AcaraPemeriksaan Lokasi, Surat Pernyataan sanggup melaksana-kan administrasi pembukuan sesuai dengan standar akun-tansi keuangan Indonesia dan surat pernyataan sanggupmemenuhi peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan, telah lengkap semuanya maka permohonansebagai TPS disetujui.

“Khusus untuk tempat pemeriksaan fisik, akan dibatasihingga tanggal 31 Desember 2008, untuk memenuhi segalapersyaratan mengenai tempat pemeriksaan barang, jika tidakmaka akan ada sanksi yaitu dicabut ijin TPS-nya,” ujar Alfian.

Idealnya TPS itu dikelola langsung oleh Pelindo sebagaipengelola lahan pelabuhan, namun kondisi saat ini TPS lebihbanyak dikelola oleh pihak swasta atau Pelindo menyewa-kannya pengelolaan TPS pada swasta. “Idealnya satu pihaksaja misalnya Pelindo, semua dijadikan kawasan TPS ataukawasan pabean, sehingga tidak menyulitkan dalam halpengawasan.

Mengenai kendala dalam mengawasi TPS, diungkapAlfian, sejak awal kawasan pelabuhan seperti yang telahdisediakan Pelindo terdiri dari kavling-kavling yang terpisah,misalnya kavling satu yang untuk barang impor, kavlinglainnya untuk barang antar pulau, selanjutnya untuk baranglokal. Padahal semestinya kawasan pabean tidak bolehdicampur, belum lagi ada restoran, toko yang memang tidakdiperbolehkan di kawasan pabean.

Kendala lainnya adalah lahan TPS yang tidak terlalu be-sar sehingga jika diharuskan membuat tempat pemeriksaanbarang seperti akan kesulitan juga, karena berarti membuatbangunan lagi, padahal lahan terbatas.

Ketika disinggung mengenai perkembangan TPS Online,sejauh ini menurut Alfian, sudah dilakukan uji coba terhadap4 TPS besar dan mudah-mudahan bisa segara direalisasikan.

“TPS Online merupakan keinginan dari Kantor Pusatkhususnya Direktorat IKC, Tentunya kami yang di lapangansangat berterimakasih apabila TPS Online segera mungkinditerapkan. Sebab jadi salah satu kesulitan Bea dan Cukai dilapangan untuk memantau keberadaan kontainer dalamkegiatan PLP. Tanpa adanya TPS Online rasanya imposiblesementara pemantauan barang semakin meningkat, kalauada kasus baru bisa kita pantau. Selama ini dari menit kemenit sulit kita pantau datanya karena semuanya manual.Jangankan dari Bea dan Cukai sendiri, yang punya TPS sen-diri saja juga tidak tahu karena selama ini datanya manual.Barang dari kontainer sudah berapa lama ditimbun tidak di-ketahui secara pasti, karena itu idealnya adalah dengan ada-nya TPS Online maka PLP seperti yang tadi dijelaskan akanlebih mudah dalam pengawasannya,” ujar Alfian.

ALFIAN. Dalam mengajukan permohon-an pendirian TPS, kelengkapanperalatan dan prasarana wajib dipenuhi.

TPS ONLINE, Memudahkan pengawasan barang di TPS.

WBC/ZAP

FOTO : ISTIMEWA

ris

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 404

7WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008 7WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

ahalnya tarif pindah lokasi dianggap sebagai carauntuk mencari keuntungan bagi para pengelolaTempat Penimbunan Sementara (TPS), terutamauntuk PLP barang dibawah 10 hari yang berada diTPS asal. Padahal sesuai aturan pada

kesepakatan bersama dengan para pengelola TPS, barangbisa di PLP-kan ke TPS tujuan jika sudah mencapai 10 hari.

Mestinya, pengelola terminal peti kemas tidak mengaju-kan izin PLP kepada Bea dan Cukai untuk peti kemas di bawah10 hari karena kenyatannya masih banyak ribuan boks petikemas yang sudah lebih dari 10 hari di lapangan penumpukantetapi tidak dikeluarkan. Selain menyebabkan ekonomi biayatinggi bagi para pemilik barang, kegiatan PLP dibawah 10 hari ju-ga menyulitkan pengeluaran barang ketika pe-milik barang baru memperoleh surat perin-tah pengeluaran barang (SPPB) menjelanghari kesepuluh, yaitu pada hari kesembilan.

Kesulitan itu, jika barang telah dipindahke lokasi PLP, pemilik barang harusmelampirkan SPPB asli dari Bea dan Cukaiyang juga akan memakan waktu dua sampaitiga hari lagi. Tentu hal ini tidak efisien, sela-in menambah hari waktu pengeluaran ba-rang, biaya PLP akan terus berjalan seiringproses pembatalan PLP.

Selain hal itu tadi, penyebab biaya tinggiyang terjadi di pelabuhan adalah keterlam-batan saat penarikan peti kemas jalur merahakibat keterbatasan peralatan dan armadatruk pengangkut yang sering terjadi padasaat pembongkaran dari kapal di JICT dalamkondisi padat. Sedangkan peralatan dan sa-rana pengangkut terbatas, sehingga peti ke-mas terpaksa mengantre berjam-jam untukkeluar dari terminal.

Itu salah satu masalah yangdikeluhkan Drs. Widijanto, Sekjen Gabungan Forwarder& Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) mewakili anggota Gafek-si yang sering menemui permasalahan serupa di lapang-an, terutama di Pelabuhan Tanjung Priok.

Mengenai PLP barang di bawah 10 hari, ada hal yang di-pertanyakan oleh pihak Gafeksi, karena umumnya permo-honan pindah lokasi diajukan bagi importir yang barangnyatiba di terminal kontainer baru sekitar 2 atau 3 hari. Alasanpemindahan itu dikarenakan belum diselesaikan kewajibankepabeanannya.

“Sebenarnya kriteria apa yang menjadikan barang imporbelum diselesaikan syarat kepabeanannya ? Berarti barang itubelum diproses dokumennya sama sekali, padahal yang seringterjadi barang itu sudah dalam proses yang berarti akandiselesaikan kewajiban pabeannya. Jangan ini lalu dijadikansenjata untuk memindahkan barang-barang,” ujar Widijanto.

Widijanto mencontohkan sebuah surat permohonanPLP terhadap barang impor dengan alasan barang importersebut belum menyelesaikan kewajiban kepabeanannya,dengan alasan YOR/SOR TPS telah melampaui batas 85persen, padahal barang impor itu baru tiba sekitar dua haridan anehnya lagi yang di PLP-kan adalah importirprodusen yang dianggap cepat mengurus PLP dan beranimengeluarkan biaya besar. Bukan tidak mungkin barang inisedang diproses kepabeanannya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinyaPLP, antara lain disebabkan oleh YOR itu sendiri, jika YOR-nya tinggi, mau tidak mau barang dipindah. Lalu sifat daribarang itu, apakah termasuk barang yang dangerous con-tainer atau tidak.

Lebih lanjut menurut Widijanto. faktor yang menyebab-kan YOR tinggi, ini dikarenakan juga di dalam peraturannyamasih ada beberapa aspek yang lemah, misalnya pejabatBea dan Cukai diberikan tenggang waktu 3 hari dalam me-lakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan dokumen.Belum lagi kondisi mengantri untuk mendapatkan petugas

pemeriksa yang bisa mencapai seminggubahkan lebih. Setelah dilakukan pemeriksa-an fisik lalu kembali lagi ke pemeriksaandokumen (PFPD) tambah waktu 3 hari lagi.Di satu sisi waktu yang diberikan kepadaimportir sangat terbatas padahal harinyaterbatas untuk menyelesaikan kewajibanpabeannya.

“Menurut saya ini perlu disempurnakan,kalau bisa dikerjakan tiga hari mengapatidak, karena tenggang waktu yang diberi-kan terkadang menyebabkan barang justrumenumpuk,” imbuh Widijanto.

Widijanto menyampaikan, sebenarnyapemilik barang yang di PLP merasakanketidakadilan, contohnya barang yang barumasuk 2-3 hari sudah di PLP denganalasan YOR-nya tinggi, sedangkan barangsudah 1-3 bulan tetapi tidak di PLP.Gafeksi mengusulkan apa salahnya kapalyang baru datang tidak masuk ke unitterminal kontainer tetapi langsung dicarikankade yang bisa menampung dan tidak per-

lu ada PLP lagi dengan ini akan menghemat biaya, disam-ping itu lahan di pelabuhan sudah sangat terbatas.

“Carilah lahan baru, misalnya Marunda yang masihbisa dijadikan pelabuhan baru. Jadi permasalahan selamaini selain terbentur peraturan Bea dan Cukai, lahannyaterbatas, dan perangkatnya tidak memadai,”ujar Widianto.

Untuk pengawasan, Widianto mengusulkan agar lebihditingkatkan lagi jumlah TPS Online, bahkan ia mengusul-kan sebaiknya TPS yang belum online dengan Bea danCukai sebaiknya tidak diijinkan untuk beroperasi karenamelalui TPS Online Bea dan Cukai dapat mengontrol, mi-salnya barang mungkin sudah dua bulan di terminalkontainer tetapi diajukan PLP untuk barang yang baru da-tang. Sehingga tidak dikorbankan pada barang yang barudatang dan tidak terjadi YOR tinggi, namun dalam hal iniBea dan Cukai yang harus memberikan perintah kepada

KEWENANGAN PLPSEPENUHNYA ADA DI

BEA DAN CUKAIKegiatan Pindah Lokasi Penimbunan

(PLP) yang dulu dikenal dengan istilahoverbrengen dituding kalangan

importir sebagai salah satu penyebabterjadinya ekonomi biaya tinggi.

M

DRS. WIDIJANTO. Pemilik barangyang di PLP-kan merasakan adanyaketidakadilan.

FOTO-FOTO : WBC/ZAP

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 404

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

TPS, karena ada sebagian TPS yang enggan untuk online,dikarenakan hal ini kurang menguntungkan mereka.

Begitu pula usulan untuk barang yang dikategorikan se-bagai barang yang tidak dikuasai, mestinya bisa diajukanuntuk dipindahkan ke Tempat Penimbunan Pabean supayatidak terjadi YOR yang tinggi. “Begitu Bea dan Cukaimelihat komputer dan diketahui barang ini lebih dari satubulan tidak diurus dilangsungkan saja ke TPP sehinggajuga tidak mengorbankan barang yang baru tiba dan YORtidak tinggi. Saat ini meski sudah ada penurunan tarif PLPpada beberapa komponennya tetapi masih saja dirasa ting-gi biayanya.

BEA DAN CUKAI YANG PUNYA KEWENANGANSementara itu menurut Ketua Bidang Hukum Gafeksi,

dibandingkan Indonesia, beberapa pelabuhan laut di luarnegeri memiliki kapasitas lahan pelabuhan yang sedemiki-

an bisa menampung se-hingga tidak ada kegiatanoverbrengen. Sebaliknyajika di Tanjung Priok, dika-renakan keterbatasan ka-pasitas lahan maka menye-babkan adanya kegiatanOB.

Kondisi di Indonesiakhususnya di Tanjung Priok,sebagian besar yang dijum-pai, TPS tidak memiliki alatyang memadai, padahalsesuai dengan persyaratanpendirian TPS minimal ha-rus dilengkapi dengan alat-alat yang menunjang kegi-atan operasional.

“Jadi semuanya ber-pangkal pada kewenanganBea dan Cukai, persyarat-an TPS itu jika betul-betultidak lengkapi mestinyamasuk dalam pengawasanBea dan Cukai, bagaimanaTPS kok tidak punya alat ?Kondisi ini akhirnya me-nyebabkan kita mengantri.Dari sekian TPS yang adahanya beberapa yangsudah online, mungkin cu-ma kurang lebih 10-20persen saja,” ujar Sugandi.

Lebih lanjut menurutSugandi, overbrengen yangideal adalah apabilamemang betul-betul YORsudah tinggi dan sebenar-nya itu tidak ada masalahjika dilakukan secarabenar, artinya sistim ataucaranya yang benar, yaituyang lebih dulu barang ma-suk itulah yang dilakukanoverbrengen, bukan seba-liknya yang selama ini ter-jadi di pelabuhan, barangyang baru tiba di pelabuhantetapi lebih dulu dilakukanoverbrengen. “Karena ituuntuk menghindar YORtinggi sebaiknya Bea danCukai memerintahkan TPP-nya untuk segera dipindah-kan jangan menunggudatangnya PLPdari TPS.”

Terkait dengan persoal-an seputar PLP , Sugandimemberikan satu saranagar sebaiknya perlu ditelitikembali pemberian ijin PLP.Bea dan Cukai dalam halini perlu memilah-milahkembali kontainer mana sa-ja yang akan di PLP. Sebabjika kondisinya seperti saatini maka biaya tinggi tidakbisa dihindarkan.

“Karena itu jika menurutBea dan Cukai kontainer inipantas di PLP pun sebaik-

SUGANDI DARMAWAN. Perlu ditinjaukembali pemberian ijin pendirian TPS.

KEGIATAN PINDAH LOKASI PENIMBUNAN dituding kalangan importirsebagai salah satu penyebab terjadinya ekonomi biaya tinggi.

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 404

9WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

nya dikirim saja ke TPP milik Bea dan Cukai. Sa-ya minta jangan TPS yang mengajukan PLP. Ka-lau saya tidak salah di Pelabuhan Tanjung Priokini ada 4 TPP, jika sudah melebihi waktu yangditentukan keputusan tinggal di Bea dan Cukaiapakah mau dilelang dan sebagainya,” ujar Su-gandi.

Lalu dari segi peraturan, Sugandi memberimasukan agar sebaiknya perlu ditinjau kembalipemberian ijin pendirian TPS. Jangan hanyamengajukan akte pendirian sudah dianggap leng-kap, dan kelengkapan sarana pendukung opera-sionalnya jangan hanya janji di atas kertas, kare-na itu perlu dilakukan verifikasi terhadap saranadan prasarana yang dimiliki TPS. Kalaupun sewakontrak peralatan, mestinya peralatan harus siapditempat, jangan dikarenakan ada pekerjaan barumenyewa alat, karena ketersediaan peralatan ter-kadang yang menghambat proses berlangsung-nya PLP.

Kemudian mengenai waktu penetapan PLPsebaiknya diberikan waktu yang cukup bagi pe-milik barang dalam mengurus. Menurut Sugandi,pihaknya bersama pihak terkait lainnya dipelabuhan telah melakukan kesepakatan bersa-ma bahwa waktu PLP sesuai dengan aturan diBea dan Cukai akan dilakukan untuk barangyang berada di teminal jika sudah 10 hari. Na-mun tetap saja kesepakatan bersama itu dilang-gar, untuk barang yang baru datang pun dikena-kan PLP. Dalam kesepakatan bersama yangditandantangani pada 12 Februari 2008 diperolehkesepakatan baru apabila YOR melewati batasmaksimal maka kontainer yang dipindahkan /PLP adalah yang telah lebih dari 10 hari di la-pangan dan diusahakan dengan sistim FI/FO(First in /First Out).

“Kalau kita amati, kegiatan PLP ini dijadikankesempatan untuk pihak pelaksana PLP mencariduit. Padahal terus terang saja dengan kondisiyang sekarang 10 hari saja waktunya kurang,paling tidak 15 hari waktunya karena proses pe-nyelesaian dokumen di Bea dan Cukai makinlama, kalau ada istilah 15 menit respon tetapiuntuk mencapai pemeriksaan fisik untuk menung-gu pemeriksa saja bisa sampai 3 hari. Saya tidakmengerti apakah kesibukan pemeriksa inidikarenakan presentase jalur merah ditambah,sehingga kegiatan pemeriksaan makin banyak,kalau itu salah satu sebabnya mestinya Bea Cu-kai perlu inisiatif untuk menambah SDM peme-riksa,” imbuh Gandhi.

Ataukah mungkin macetnya atau lambatnyaproses ini ada di loket, jika memang loketnyakurang sehingga orang harus mengantri panjang,mestinya loketnya ditambah. Selama ini pihaknyamelihat jumlah personil maupun loket pelayananterbatas. contohnya untuk jalur merah saja ha-nya 6 personil di seluruh KPU untuk menanganiratusan dokumen. Gafeksi pada dasarnyamemaklumi kondisi ini. Tetapi sampai kapan kon-disi seperti ini akan berlangsung ? Karena targetpengurusan dokumen hingga SPPB selama 10hari sering meleset dikarenakan proses di Beadan Cukai memakan waktu cukup lama. “Lebihsering selesai pengurusan hingga SPPB itu men-capai 14-15 hari, lalu apakah jumlah 15 hari itumemang yang mestinya pantas untuk dijadikanpatokan, ketimbang yang berlaku sekarang 10hari tetapi selalu kurang waktunya sehingga meng-akibatkan kegiatan PLP,” imbuh Sugandi.

alah satu yang menja-di pertimbangandilakukan Pindah Loka-si Penimbunan keTempat Penimbunan

Sementara karena adanya pe-ningkatan volume kegiatanimpor-ekspor. Bahkan relokasipeti kemas di bawah 10 hariterpaksa dilakukan karenatingkat isian lapangan penum-pukan atau yard occupancyratio (YOR) sudah terlalu padatdan banyaknya tambahansandar kapal dari beberapaperusahaan di Tempat Penim-bunan Sementara (TPS).

Pindah Lokasi Penimbunan(PLP) adalah pemindahan lo-kasi penimbunan barang imporyang belum diselesaikankewajiban kepabeanannya darisuatu gudang atau lapanganpenumpukan TPS tertentu kesuatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu atau TPSlainnya yang berada dalam satu wilayah pengawasan KantorPabean.

PLP hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin dari peja-bat yang menangani administrasi manifest atas nama kepalakantor pabean, berdasarkan permohonan dari pengusaha TPSyang mengelola gudang atau lapangan penumpukan asal.

Yang menjadi pertimbangan atau kriteria Tempat Penimbun-an Sementara terutama Jakarta International ContainerTerminal (JICT) sehingga suatu kontainer perlu di PLP-kan ataudi OB (overbrengen), menurut Derek Pierson, PresidenDirektur PT. JICT adalah karena adanya peningkatan volumekegiatan ekspor-impor sehingga menjadi pertimbangan untukmelakukan Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) dari terminal keTempat Penimbunan Sementara (TPS).

Dari data statistik, pada bulan Mei 2007, throughput JICT(Terminal 1 dan Terminal 2) sebanyak 149,093 TEUs, sementa-ra itu untuk bulan Mei 2008 sebesar 181,041 TEUs.

Untuk itu beberapa langkah yang ditempuh JICT untukmengurangi kepadatan lapangan selain dengan melakukanPLP, yaitu :l Optimalisasi Terminal 2

Pada tahun 2007, rata – rata throughput per bulan di termi-nal 2 sebanyak 6529.25 TEUs. Untuk tahun 2008, sampaidengan bulan Mei, rata-rata per bulan sebesar 12937.4TEUs. Bulan lalu JICT memindahkan 4 kapal (1 service dan4 vessel per bulan) ke terminal 2 untuk mengurangi kepadat-an dermaga terminal 1 sehingga menghilangkan waktutunggu kapal sandar dan mengurangi kepadatan lapangan.

PENANGANANOPTIMAL

UNTUK KELANCARANARUS BARANG

Kemacetan dan rusaknya infrastruktur jalanmenjadi faktor yang memperlambat proses

pindah lokasi penimbunan.

DEREK PIERSON. Keputusan untukmengizinkan atau tidaknya PLP,menjadi otoritas penuh Bea Cukai.

S

ris

DOK. JITC

9WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 404

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

l Penambahan lapangan penumpukanJICT akan memperluas lapangan penumpukannya danmenambah peralatan untuk mengimbangi penambah-an luas lapangan. Sebenarnya JICT sudah melaksa-nakan optimalisasi dengan melakukan stacking 5tier, dan membuka blok baru di luar blok yang sudahada. Namun jumlah kontainer impor yang semakinbanyak dan dwelling time yang lebih tinggi rata-ratadi banding dari tahun 2007 memang melebihi kapa-sitas tambahan yang ada.

YOR atau tingkat penggunaan lapangan penumpuk-an adalah perbandingan antara jumlah penggunaanlapangan penumpukan dengan lapangan penumpukanyang tersedia (siap operasi) yang dihitung dalam satu-an ton/ hari atau m3/ hari.

Terkait dengan penggunaan lapangan penumpukanmaka pengecekan terhadap kapasitas TPS yang YOR-nya sudah tidak mencukupi, juga selalu dilakukan olehJICT, hal ini menurut Derek, untuk mengetahui tingkatkepadatan YOR TPS, dan itu dilakukan setiap hari kesemua TPSatau Depo yang menjadi mitra JICT. Merekadiwajibkan untuk memberikan data mengenai YOR-nya. Selain ke JICT, data tersebut dikirim juga ke pihakBea Cukai. Dari data tersebut dapat diketahui TPSmana yang masih bisa menampung kontainer pindahlokasi penimbunan.

SESUAI PROSEDURTerkait dengan masalah PLP, JICT dalam hal ini

tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan PLP.

JICT hanya mengajukan permohonan Pindah Lokasi Pe-nimbunan kepada Bea Cukai. Keputusan untukmengizinkan atau tidaknya PLP menjadi otoritas penuhBea Cukai. Karena itu untuk melakukan PLP, JICT berhu-bungan dengan Bea Cukai.

Dalam hal melakukan PLP maka beberapa proseduryang harus dijalankan sebagai berikut, JICT mengajukanpermohonan pindah lokasi penimbunan (A11) ke BeaCukai. Jika permohonan disetujui, selanjutnya dicetakSurat Penyerahan Petikemas (SP2) untuk daftar kontaineryang disetujui tersebut. Setelah dibukukan, SP2 diserah-kan ke Depo. Kemudian Depo menjalankan operasionalpemindahan kontainer dari Terminal ke Depo tujuan.Kontainer yang dipindahlokasikan kemudian dibuatkannota tagihannya dan diinformasikan ke pelayaran.

Untuk menentukan suatu barang yang di OB ke suatuTPS (TPS Tujuan), kriteria yang dilakukan JICT adalahdengan menentukan kemana kontainer akan di PLPberdasarkan jenis dan kriteria dari kontainer tersebut.Apakah itu Dangerous Cargo, dry, atau reefer container.Dari jenis-jenis kontainer inilah baru dapat ditentukan kedepo mana container tersebut akan di PLP-kan.

Menurut Derek, dalam melakukan kegiatan PLPbukannya tanpa kendala, karena ada beberapa kendalayang dihadapi dalam proses PLP, antara lain :

Pertama, kendala transportasi , kemacetan dan rusak-nya infrastruktur jalan menjadi faktor yang memperlambatproses pindah lokasi penimbunan.

Kedua. kurangnya sumber daya manusia di Bea Cu-kai. “Semua permohonan PLP ( baik itu dari JICT, Koja,maupun terminal lainnya) diajukan ke petugas yang

BANYAKNYA TAMBAHAN SANDAR KAPAL dari beberapa perusahaan di TPS salah satu penyebab PLP.

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 404

11WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

sama, sehingga terjadi penumpuk-an dokumen permohonanakibatnya memperlambat prosespengurusan dokumen. Saat ini,proses pengurusan tersebut mem-butuhkan waktu dua hari, padahalseharusnya bisa lebih cepat dariitu,” imbuh Derek.

Ketiga, Banyak consignee/im-portir yang terlambat mengeluar-kan barangnya dari JICT, padahalstatus barang tersebut sudah PIBatau SPPB. JICT tidak mempunyaikewenangan memaksa pemilik ba-rang untuk mengeluarkan barang-nya, yang bisa dilakukan JICThanya menghimbau. Hal ini meng-akibatkan JICT kesulitan dalammengatur space untuk mempersi-apkan kontainer yang akan tiba.Akhirnya banyak container/barangyang baru datang (kurang dari se-puluh hari) dimasukkan ke dalamdaftar kontainer yang diajukan un-tuk dipindahlokasikan.

Memang dalam hal ini, JICT ti-dak mempunyai peralatan yangdikhususkan untuk kegiatan OB.Pelayanan diberikan oleh JICTsampai kontainer keluar dari gate,untuk operasionalnya, trucking danpergerakan di TPS tujuan, seluruh-nya menjadi tanggung jawab Depo.

Dan jika ada yang berpendapatbahwa kegiatan OB itu berpotensimenimbulkan ekonomi biaya ting-

HASIL KESEPAKATAN KOMPONEN TARIFFDAN BESARAN TARIF PLP DI TPS

Keterangan *) Jumlah tidak termasuk storage dan lift on terminalSumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

GEDUNG JICT

FOTO-FOTO DOK. WBC

11WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 404

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

gi, menurut Derek, semua proses PLP atau OB yangdilakukan JICT sudah sesuai dengan prosedur dankesepakatan bersama demi kelancaran arus barang,sehingga anggapan PLP menimbulkan biaya tinggitidak benar.

Ditegaskan Derek mengenai besarnya tarif PLPatau OB merupakan kesepakatan antara pelakuusaha di bidang kepelabuhanan yang diwakili olehasosiasinya, yaitu Dewan Pemakai Jasa AngkutanLaut Indonesia (Depalindo), Gabungan Forwader &Ekspedisi Indonesia (GAFEKSI), Indonesia NationalShipowner’s Assosiation (INSA) Jaya, Ikatan Ekspo-rtir Importir (IEI) Bandung, serta Asosiasi PengusahaTempat Penimbunan Sementara (APTESINDO).

Tarif PLP sudah ditentukan besarnya, untukkontainer ukuran 20" sebesar Rp. 1.560.000. danuntuk kontainer ukuran 40" sebesar Rp. 2.016.000.Semua biaya tersebut merupakan biayaperpindahannya saja (PLP). Pihak JICT tidak terlibatdalam menentukan nilai tarif PLP.

Menanggapi tentang adanya keluhan dariimportir atau pemilik barang, yang mengatakan bah-wa ada kegiatan OB yang dilakukan pada barangyang baru datang 2 hari padahal sesuai dengan ke-sepakatan bersama, OB dilakukan jika barang mele-bihi waktu 10 hari, ditanggapi Derek, bahwa secaraaturan, batas waktu penimbunan memang sepuluhhari, setelah itu baru keluar. Sehingga ada kesankalau pelaksanaan PLP itu baru setelah sepuluhhari. Tetapi karena alasan yang dijelaskan diatas,JICT terpaksa mengajukan permohonan PLP untukkontainer kurang dari sepuluh hari.

Untuk kontainer ini, tidak akan dikenakan biayaPLP sampai dengan hari kesepuluh, ke TPSmanapun JICT pindahkan. Sehingga sama saja,misal hari pertama kita pindahkan ke Dwipa (salahsatu TPS) dan diambil sebelum hari kesepuluh, tidakakan dikenakan biaya PLP dan tarifnya samadengan biaya penumpukan di terminal. Hal ini sudahmenjadi kesepakatan antara JICT dengan Depoyang berada di bawah JICT. Setelah sepuluh hari,atau hari kesebelas itu baru akan berlaku tarif PLP.

Ketika ditanya apakah ada kegiatan OB yangpaling ideal yang bisa diberlakukan di Indonesia,Derek menegaskan bahwa tidak ada yang ideal.Kegiatan Overbrengen berlangsung juga di terminalpetikemas lain, hanya jenisnya berbeda-beda. Adajuga terminal petikemas yang melakukan OB untukempty container. Yang harus diusahakan adalahpenanganan PLP ini secara optimal demi kelancaranarus barang di pelabuhan.

KEGIATAN OVERBRENGEN berlangsung juga di terminal petikemaslain, hanya jenisnya berbeda-beda.

ris

eperti dijelaskan Agus Wahyono, Kepala SeksiAdministrasi Manifest Kantor Pelayanan Utama(KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok, penyebutantersebut telah diatur pada Peraturan DirekturJenderal (Dirjen) Nomor P-26/BC/2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Dirjen Nomor P-26/BC/2007tentang Tatalaksana Pindah Lokasi Penimbunan BarangImpor yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanan-nya Dari Suatu Tempat Penimbunan Sementara keTempat Penimbunan Sementara Lainnya, yang kemudiandisempurnakan lagi dengan Peraturan Dirjen Nomor : 05/BC/2008 yang mencabut ketentuan pasal 10 pada P-26/BC/2007.

“Mungkin karena sudah terbiasa dengan istilah over-brengen, padahal dasar hukumnya sendiri tidak ada,makanya dengan keluarnya keputusan dirjen ini istilah itudiganti menjadi PLP dan keputusan dirjen tersebut menja-di dasar hukum pelaksanaan PLP,” imbuh Agus.

Jika sebelumnya ada Keputusan Menteri KeuanganNo.575 lalu diganti dengan PMK.90 yaitu tentang angkutlanjut, ternyata sudah bukan menjadi kerangka PLP lagi,karena PLP sekedar mengatur perpindahan barang darilini satu, yaitu kawasan pelabuhan ke luar lini satu agartidak terjadi stagnasi.

Keuntungan pun dirasakan dengan adanya peraturandirjen yang baru ini. Seperti diungkapkan Agus, yaitulebih mempermudah pengawasan oleh Bea dan Cukai se-dangkan bagi importir sendiri akan mempercepat prosescustoms clearance. Apalagi lagi jika itu didukung dengankeberadaan TPS Online karena importir jadi lebih menge-tahui keberadaan barangnya.

“Terminologi PLP sesuai dengan Peraturan Dirjen No-mor 26 tahun 2007 sebenarnya sudah tidak ada lagi ba-tas waktu, tetapi tentunya kami mengharapkan kontaineryang terlebih dahulu tiba di sebuah TPS itulah yang diPLP lebih dulu, sehingga yang umurnya lebih lama, dia-lah yang di PLP dulu. Cuma masalahnya ada barang-ba-rang tertentu yang tidak bisa dibatasi waktu misalnya ba-rang Less Than Container Load (LCL), atau barang satukontainer milik beberapa importir.

Begitu juga terhadap barang-barang yang bersifat

DI PELABUHANLAUT

PLPSejak keluarnya Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai yang baru

tentang pindah lokasi penimbunanbarang impor yang belum diselesaikan

kewajiban kepabeanannya,terminologi overbrengen yang biasadisebut dengan istilah memindahkan

kontainer ke Tempat PenimbunanSementara (TPS), diganti menjadi Pindah

Lokasi Penimbunan (PLP).

S

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 404

13WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

dangerous, barang itu menyentuh lini I saja tidak diperbo-lehkan, ini sesuai dengn ISPS Code, sehingga itu harussegera dipindahkan yang memang disediakan untuk imporbarang tertentu lainnya yang perlu penumpukan khususyang tidak ada di lini 1.

“ Prinsipnya, kita menghendaki jangan sampai PLP ituakhirnya akan membebani bahkan menambah biaya kepa-da pemilik barang dalam hal ini importirnya,” ujar Agus.

Pada Peraturan Dirjen Nomor 26, lanjut Agus, ada tigaalasan untuk barang yang boleh di PLP, yaitu:

Pertama, YOR (Yard Occupancy Ratio) atau tingkatpenggunaan lapangan penumpukan atauSOR (Shed Occupancy Ratio) atau tingkatpenggunaan gudang TPS telah melampauibatas 85 persen dan berdasarkan pertim-bangan Kepala Kantor Pabean dapat terja-di stagnasi atau ;

Kedua, barang impor konsolidasi, peng-angkutan barang impor menggunakansatu container untuk lebih dari satu atauuntuk banyak alamat consignee/ penerimabarang (Less than Container Load = LCL),atau;

Ketiga, barang impor yang karena si-fatnya membutuhkan sarana dan prasara-na penyimpanan atau penumpukan yangkhusus dan tidak tersedia di gudang ataulapangan penumpukan barang di TPS.

“Ada juga pertimbangan dari KepalaKantor jika YOR belum mencapai 85 per-sen tetapi harus PLP dengan alasannyakarena besok adalah hari libur, katakanlah

YOR-nya baru mencapai 65 persen. Karena libur, tetapiakan datang dua buah kapal, setelah dilakukanperkiraan ternyata lini 1 akan sangat padat, makanyadilakukan PLP meski belum mencapai 85 persen YOR-nya,” imbuh Agus.

PLP merupakan kepentingan dari TPS asal, misalnyaKoja atau Jakarta International Container Terminal(JICT) yang memang sarana atau lapangan penimbunan-nya sangat terbatas. Memang idealnya, menurut Agus,bagi Bea dan Cukai jika memungkinkan tidak ada PLP,seperti di pelabuhan besar di Singapura yang memiliki

kawasan sangat luas dengan bataspagar antara 3-4 meter dengan sistemkeamanan yang baik. Sebaliknya diPelabuhan Tanjung Priok yang menjadibarometer pertama pelabuhan se-Indonesia, kondisinya masih seperti saatini, semua kantor pemerintah ada didalam pelabuhan akibatnya kapasitasdi lini 1 terbatas.

“Karena itu satu-satunya cara untukmenjaga stabilitas bongkar muat, kapalharus bisa sandar, karena kalau tidakbisa sandar akan terjadi kepadatan arusbarang. Yang parah lagi hal itu kalaumenjadi berita internasional jika terjadidelay sandar. Klaim biayanya luarbiasa bisa mencapai ribuan dolar. Ituyang kita jaga supaya tidak terjadiseperti itu. Sebab itu di bagian manifestyang diberikan tugas untuk menanganiPLP, seperti di tempat kami, jika hari

PELABUHAN TANJUNG PERAK. TPS (ICT Surabaya) di Tanjung Perak relaif steril dari unit – unit yang kurang punya kepentingan sehingga tingkatkeamanan dan kepastian pelayanan impor di kawasan pabean relatif lebih baik.

AGUS WAHYONO. Jangan sampai PLP ituakhirnya akan membebani bahkanmenambah biaya kepada pemilik barang.

WBC/ZAP

13WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 404

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

L A P O R A N U T A M A

libur, sabtu, minggu kitatetap masuk supaya YORdi lini satu tetap bisa di-pakai untuk bongkar ka-pal,” ujar Agus.

Yang mengajukanPLP dalam hal ini adalahTPS karena pihak TPS-lah yang mengetahuiapakah YOR-nya sudahkrisis atau belum sehing-ga mau tidak perlu dila-kukan PLP. Sebaliknyadi Bea dan Cukai hanyamengandalkan customsclearance, artinya konta-iner bisa keluar dikarena-kan memang sudah SPPB(Surat Pemberitahuan Pe-ngeluaran Barang).

Mengenai kendalayang dihadapi dalam ke-giatan PLP, dikatakanAgus, dikarenakan prosesnya masih berlangsung seca-ra manual tentunya akan membebani proses adminis-trasi. Seperti di tempatnya bertugas yaitu di Administra-si Manifest yang prosesnya masih manual dan jumlahSDM nya sangat terbatas dengan wilayah pelayananyang dulunya Tanjung Priok I, II, III (eks tiga tempat) di-jadikan satu tempat sehingga bisnis prosesnya terba-tas dan proses rekonsiliasinya agak terlambat dikare-nakan sistem yang masih manual.

“Semua data harus diketik ulang sehingga rawan ter-jadinya regredasi data, karena mereka (TPS.red)mengajukannya dengan cara mengetik, begitupun kitajuga mengetik sehingga memperbesar human error, aki-batnya ini akan mempersulit proses rekonsiliasi,” imbuhAgus.

IMPORTIR BISA MENGHITUNG WAKTU DAN BIAYADengan adanya Peraturan Dirjen yang baru menge-

nai Pemindahan Lokasi Penimbunan (PLP) yaitu P.05/BC/2008, pada prinsipnya importir akan dapat menghi-tung waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam rangkaperdagangannya. Hal ini pada gilirannya dapat membe-rikan transparansi kepastian dalam distribusi barang,demikian menurut I Made Wirayudha, Kasi Intelijenpada Bidang P2 Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I.

Menurut Made, saat ini PLP yang berjalan di TanjungPerak hanya PLP antar Tempat Penimbunan Sementaradi bawah Pengawasan KPPBC Tipe A1 Tanjung Perak.Sedangkan untuk PLP antar KPPBC tidak berjalan de-ngan pertimbangan standarisasi persiapan KPU di pela-buhan Tanjung Perak.

Mengenai tantangan yang dihadapi para petugas Beadan Cukai di Tanjung Perak saat menjalankan kegiatanPLP, menurut Made, sebenarnya petugas Bea danCukai pada dasarnya bila mempunyai kemampuan dankemauan yang cukup baik, tidak akan ada masalahkarena yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kedisip-linan untuk melakukan rekonsiliasi data tempat asal ba-rang dengan tempat tujuan.

Sementara itu menurut Ribut Sugiyanto, Kepala Sek-si DTDD Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea danCukai Tipe A1 Tanjung Perak, P-05/BC/2008 intinyaadalah mencabut pasal 10 P-26/BC/2007 yang menga-tur PLP dengan tujuan TPS selain pelabuhan pada Ka-ntor Pabean lainnya yang pelaksanaannya mengguna-kan mekanisme angkut lanjut (BC.12).

Dengan adanya aturan ini, lanjut Ribut, sebenarnyabagi importir menjadikan mekanisme pengeluaran

barang impornya lebih efisien, dimana kalau sebelumnyaimportir melakukan pengurusan 2 kali yaitu mengajukanpermohonan PLP dengan mekanisme BC.1.2 di KantorPabean asal (Tanjung Perak) kemudian baru menyelesai-kan kewajiban pabean dengan dokumen PIB ke KantorPabean Tujuan atau lainnya (contohnya KPPBC Gresik).Sedangkan dengan diterapkannya P-05/BC/2008 importirhanya sekali dalam pengurusan dokumenkepabeanannya yaitu dengan mengajukan PIB ke KantorPabean tempat pembongkaran barang impor. Dan hal initentunya juga dapat mengurangi biaya yang harus dikelu-arkan importir terkait dengan biaya handling container (lifton/ lift off), biaya pengangkutan dan biaya penimbunan.

Diakui Made ada yang membedakan dengan pelabuh-an Tanjung Perak dengan pelabuhan yang lainnya, yaituTPS (ICT Surabaya) di Tanjung Perak relatif steril dariunit – unit yang kurang punya kepentingan sehingga ting-kat keamanan dan kepastian pelayanan impor di kawasanpabean relatif lebih baik.

Tetapi untuk menjalankan PLP sesuai dengan P.05tahun 2008 tentunya menyangkut banyak instansi, inilahyang Made sebut sebagai salah satu penyakit di instansipemerintah yaitu membuat aturan yang tergantungdengan instansi lainnya. Idealnya PLP dijalankan dengankeyakinan bahwa DJBC mampu mengontrol pergerakandan kepastian barang sampai tujuannya.

“Yang perlu diwaspadai adalah standar/kualifikasi pe-tugas Bea dan Cukai dan/atau pelayanan yang kurangkonsisten dimana pada gilirannya PLP digunakan sebagaiajang tawar-menawar dan saling menjatuhkan,” ujar Madetentang masalah klasik yang sering dihadapi dalam pelak-sanaan PLP

Yang masih dikeluhkan importir terkait dengan kegiat-an PLP adalah barang miliknya di PLP padahal sudahdalam proses SPPB, dan kekurang telitian aparat Beadan Cukai mengenai waktu pengurusan SPPB ditudingsebagai penyebab hal tersebut. Menanggapi hal itu Mademenjelaskan, bahwa pada hakekatnya pengurusan SPPBtergantung dari jenis dan volume komoditi impor terse-but, bila jenis dan volumenya banyak maka prosesnyatentu relaltif lebih lama. Jadi tidak ada kaitannya denganPLP

“Kalau pemilik barang menganggap aparat Bea danCukai tidak atau kurang teliti seharusnya diberikan pen-jelasan yang memadai dan jujur sehingga tidak timbul bi-aya tinggi dan waktu yang optimal dalam pengurusanbarang,” demikian Made menanggapi tudingan tersebut.

Sementara itu sepan-jang yang Ribut ketahui diTanjung Perak, dalam halimportir memperoleh jalurprioritas atau jalur hijau,SPPB langsung diterbit-kan dan hanya melaluipenelitian komputer.Sedangkan untuk jalurmerah yang harus melaluipemeriksaan fisik danpenelitian dokumen danSPPB belum diterbitkan,(dalam rangka mempersi-apkan barangnya untukdilakukan pemeriksaanfisik) harusnya importirmengetahui barang im-pornya akan di PLP-kanatau tidak, oleh Pengusa-ha TPS yang bersangkut-an.

“ Memang masalahklasik dalam pelaksanaan

I MADE WIRAYUDHA. PengurusanSPPB tergantung dari jenis danvolume komoditi impor tersebut.

RIBUT SUGIARTO. Kegiatan PLP yangsering dilakukan di Tanjung Perak antaralain karena alasan YOR di TPS asal,barang impor LCL dan alasan lainnya.

DOK. PRIBADI

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 404

15WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

PLP, terkait penelitian ad-ministrasi juga perlu wak-tu dan juga mekanismepengawasannya, namundemikian pemilik barangyang terkadang kurangsabar ingin segera cepatselesai dalam proses PLPitu sendiri,” ujar Ribut.

Menjelang hari-haribesar YOR di pelabuhanmencapai 85 % atauhampir diambang batas,menurut pandanganMade, YOR seharusnyabukan dijadikan alasanapabila kinerja setiapsegmen unit kerja, mulaipembongkaran, penimbun-an, pemeriksaan dan pe-ngeluaran disusun berda-sarkan analisis bebankerja yang benar sertakita bekerja dengan opti-mal.

Sedangkan mengenaistandar waktu untukbarang di TPS yang akandi PLP-kan menurut Ma-de, tidak ada syarat yangbaku tetapi tergantungpada posisi permasalah-an. PLP antar KPPBCyang dulu dilaksanakandi Pelabuhan Tanjung Perak dengan tujuan Gresik danBali sekitar 2 hari di timbun di TPS. Begitu juga menurutRibut, lamanya barang yang akan di PLP-kan di TPS, ter-gantung dari kondisional YOR TPS serta adanya kebutuh-an untuk PLP itu sendiri.

MEKANISME PLP DI TANJUNG PERAKMekanisme PLP di KPPBC Tanjung Perak saat ini, lan-

jut Ribut, pemohon PLP mengajukan permohonan keKepala Seksi Administrasi Manifes, yang kemudian mela-kukan penelitian dan mencocokkan serta menganalisadengan BC.11, jika sesuai memberikan persetujuan padaform PLP.

Selanjutnya Kepala Seksi Administrasi Manifes mene-ruskan persetujuan PLP tersebut kepada Kepala SeksiP2, untuk selanjutnya melakukan pengawasan denganmelakukan penyegelan atau pengawalan sebelum barangdikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara.Kegiatan PLP yang sering dilakukan di Tanjung Perakantara lain karena alasan YOR di TPS asal, barang imporLCL (contohnya PLP dari PT. TPS ke Container FreightStation (CFS) PT. BJTI) dan alasan lainnya.

Sedangkan mengenai waktu yang dibutuhkan dalam pro-ses pengurusan SPPB karena KPPBC Tanjung Perak, sudahmenerapkan mandatori PDE (Pertukaran Data Elektronik),tergantung dari jalur pelayanan kegiatan impor yang dipero-leh importir. Jika importir memperoleh jalur prioritas dan jalurhijau, respon SPPB akan langsung dikirim oleh sistemkomputer ke importir yang bersangkutan (dalam prakteknyatidak sampai 30 menit) dan langsung bisa dicetak untukpengeluaran barang impor oleh importir dari TPS (Gate Out diTPS juga sudah komputerisasi).

Sedangkan jika mendapat jalur merah memang harusdilakukan pemeriksaan fisik barang dan penelitiandokumen terlebih dahulu, dan apabila semuanya clear(tidak ada masalah) baru SPPB diterbitkan. Sehinggadalam kaitan dengan PLP, importir harusnya senantiasa

berkoordinasi dengan pihak TPS karena yang akan me-lakukan PLP adalah pihak TPS.

Lalu untuk mensinkronkan pelaksanaan PLP denganinstansi lain, KPPBC Tanjung Perak senantiasa secara aktifmelakukan kerjasama dengan intansi lain yang terkait, baiksecara informal dalam hal terjadi kasus-kasus yang mende-sak, maupun secara formal dengan aktif dalam forumkepelabuhan yang memang diadakan secara rutin dan peri-odik oleh masyarakat kepelabuhan di Tanjung Perak.

Biasanya volume kegiatan impor semakin tinggi/meningkat pada saat menjelang hari-hari besar, apalagijika hal tersebut diikuti dengan adanya kebijakanpemerintah dengan adanya cuti bersama (misalnya IdulFitri dan Natal). Hal ini apabila tidak diimbangi dengankecepatan pengeluaran barang di pelabuhan makaakan menyebabkan YOR TPS semakin tinggi. YORyang ideal dalam kegiatan di TPS sekitar 60 persen,demikian menurut Ribut.

Tanjung Perak merupakan pelabuhan yang menjadisalah satu pintu gerbang distribusi tidak saja kegiatanimpor dan ekspor, namun juga kegiatan distribusibarang-barang antar pulau, khususnya untuk IndonesiaBagian Timur ((Bali, Kalimantan, Sulawesi, Papua danjuga menangani kegiatan impor dan ekspor untukwilayah Jawa Timur sendiri). Dan dalam wilayahpelabuhan Tanjung Perak sendiri terdiri dari 3 TPS diarea pelabuhan yaitu PT.TPS, PT. BJTI dan PelabuhanJamrud Utara. Hal inilah yang sedikit membedakanTanjung Perak dengan pelabuhan lainnya.

Berbagai tantangan pun dihadapi petugas Bea danCukai Tanjung Perak dalam menjalankan kegiatan PLP,seperti yang disampaikan Ribut, antara lain ketelitiandalam menganalisa permohonan PLP terkait denganprofil importir dan komoditi yang diajukan serta masalahSDM (Sumber Daya Manusia), baik yang terkait de-ngan pelayanan administrasi permohonan PLP maupundalam pelaksanaan pengawasan PLP itu sendiri.

PERLU KETELITIAN pegawai dalam menganalisa permohonan PLP terkait dengan profil importir dan komoditiyang diajukan.

ris

15WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 404

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

W A W A N C A R A

Secara filosofi, mengapa perlu ada kegiatan pindah lokasipenimbunan (PLP) terhadap barang impor yang masuk kepelabuhan ?

PLP dilakukan karena adanya tuntutan akan kelancar-an arus barang di pelabuhan. Pada umumnya dermagatempat sandar kapal kapasitasnya sangat terbatassedangkan penumpukan barang di Tempat PenimbunanSementara (TPS) dermaga sedemikian banyak sehinggaini rawan terjadinya stagnasi atau kongesti.

Karena itu, sebagai upaya peningkatan pelayanan gunamemperlancar arus barang impor dan ekspor dimaksud perluadanya pemindahan barang/ kontainer dari TPS dermaga keTPS lain dalam kawasan pabean yang sama agar arus bong-kar muat barang tetap berjalan lancar.

Sejauhmana kewenangan Bea dan Cukai dalam kegiatanPLP ini ?

Perlu saya jelaskan, bahwa PLP itu terminologi kepabean-an, bukan terminologi bisnis. Jadi kalau ditanya kewenangan,pemberian izin PLP merupakan kewenangan penuh Bea danCukai. Tentu saja Bea dan Cukai harus mengakomodasi se-mua pihak dalam memberikan izin PLP ini, baik pihak peng-guna jasa (importir) maupun pihak penyedia jasa.

Aturan-aturan apa saja yang mengatur tentang PLP ?Dalam hal ini adalah Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No.

P-26/BC/2007 tentang Tata laksana pindah lokasi penimbun-an barang impor yang belum diselesaikan kewajibankepabeanannya dari satu tempat penimbunan sementara ketempat penimbunan sementara lainnya yang diubah denganPeraturan Dirjen Bea dan Cukai No. P-05/BC/2008.

PLP hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu sepertiyard occupancy ratio (YOR) atau (shade occupancy ratio)SOR TPS bersangkutan telah melampaui batas 85 persen,barang konsolidasi, pengangkutan barang impormenggunakan satu kontainer untuk lebih dari satu atau untukbanyak alamat penerima barang (less container load) ataubarang impor yang karena sifatnya membutuhkan sarana danprasarana penyimpanan atau penumpukan yang khususyang tidak tersedia di TPS.

Lantas dengan adanya aturan pengganti yang barumengenai PLP ini memiliki kelebihan atau keuntungandari aturan sebelumnya. Keuntungan apa saja yang akandiperoleh pemilik barang dalam hal ini importir dalamaturan tersebut terkait dengan kegiatan PLP ?

Seperti sudah saya sampaikan tadi, PLP harus memper-timbangkan kepentingan semua pihak. PLP itu faktanyaadalah penambahan biaya pergerakan barang yang dibeban-kan kepada pengguna jasa karena keterbatasan infrastrukturpelabuhan. Jadi sedapat mungkin PLP dilakukan denganbiaya seminimal mungkin.

Perlu diketahui, biaya PLP sebelumnya mencapai hampir4 juta rupiah per kontainer 40 feet. Sekarang dengan adanyatransparansi biaya kepada semua pihak, biaya PLP bisa dite-kan lebih dari separuhnya. Tentunya ini suatu hal yang baikkan ?

Bagaimana prosedur dan kriteria sehingga barang perludipindah lokasi penimbunannya ke TPS ?

Pada prinsipnya barang pindah-lokasikan dari satu TPSke TPS lain dalam satu kawasan pabean adalah daya tam-pung TPS asalnya sudah melebihi batas. Dalam aturan baruini, batas YOR yag ditetapkan adalah 85 persen. PengusahaTPS mengajukan permohonan PLP dengan mencantumkanketerangan bahwa batas YOR dan SOR TPS telahmelampaui 85 persen, rincian jumlah dan jenis barang, namaconsignee, nomor koli atau nomor container dan nomor segelpelayaran barang impor yang dimohonkan PLP-nya, dan su-rat pernyataan dari Pengusaha TPS tujuan akan ketersediaanruang di TPS tujuan, untuk lebih jelasnya agar mengacu padaPeraturan Dirjen Bea dan Cukai No. P-26/BC/2007

Ada keluhan dari pemilik barang, pada saat merekaproses untuk mendapatkan Surat Perintah PengeluaranBarang (SPPB) hampir selesai bahkan ada yang sudahselesai, tetap saja di PLP-kan. Bagaimana tanggapanBapak ? Sebenarnya berapa lama proses pembuatanSPPB ?

Hal itu bisa saja terjadi, karena proses permohonan PLPmasih dilakukan secara manual dan dilaksanakan oleh unit

Ir. AGUNG KUSWANDONO, MA.DIREKTUR TEKNIS KEPABEANAN DJBC

“PLP ituTerminologiKepabeanan,

BukanTerminologi

Bisnis...”Pada prinsipnya barang

dipindahlokasikan dari satu TempatPenimbunan Sementara (TPS) ke TPS

lain dalam satu kawasan pabean karenadaya tampung TPS asalnya sudah

melebihi batas. Sesuai dengan aturanyang baru, batas YOR yang ditetapkan

adalah 85 persen. Pengusaha TPSmengajukan permohonan Pindah Lokasi

Penimbunan (PLP) denganmencantumkan beberapa keterangan.

Namun kenyataannya di lapangan,beberapa pemilik barang dalam hal ini

importir mengeluhkan proses PLP yangdilakukan pengusaha TPS, karena dinilai

tidak mengindahkan peraturan yangdikeluarkan Bea dan Cukai. Dengan

alasan daya tampung TPS sudahmencapai batas maksimal, secepatnyaTPS mengajukan surat permohonan PLP

kepada pihak Bea dan Cukai.“Masalahnya selama ini adalah PLP

lebih kental dengan nuansa binis dari-pada teknis. Inilah yang perlu mendapat

perhatian kita bersama,” demikiantanggapan Direktur Teknis Kepabeanan,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC), Ir Agung Kuswandono MA.

Bagaimana pendapatnya lebih lanjutseputar PLP, ia disampaikan kepada

Redaktur WBC, Aris Suryantini. Berikuthasil wawancaranya.

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 404

17WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008 17WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 404

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

P2, sementara proses pengeluaran barang (SPPB) dilakukanoleh unit lain ( misalnya Pejabat Fungsional PemeriksaDokumen atau PFPD ) sehingga bisa terjadi pada saat PLPsedang dalam proses pada saat yang sama SPPBditerbitkan. Untuk menghindari hal tersebut, memang perluada koordinasi yang baik antara pihak pengusaha TPS danunit internal Bea dan Cukai. Pada intinya apabila sudah terbitSPPB maka PLP sudah tidak diperlukan lagi, sehingga sela-ma ini apabila hal tersebut terjadi maka PLP segera dibatal-kan

Batas waktu dilakukannya PLP adalah 10 hari setelahbarang berada di TPS asal, tetapi kenyataannya banyakyang belum mencapai 10 hari sudah di PLP-kan ?

Sebenarnya batasan 10 hari tersebut harus didasar-kan pada kondisi aktual TPS bersangkutan. Kita haruskembali kepada prinsip bahwa PLP diizinkan hanya apa-bila daya tampung TPS sudah mencapai batas maksimal.Selain itu, perlu diingat juga bahwa PLP bukan untukkepentingan bisnis. Jadi kalau memang kenyataannyakondisi TPS sudah maksimum dan menjurus ke stagnasi,ya Bea dan Cukai harus segera mengambil tindakanuntuk menjamin kelancaran arus barang di pelabuhan.

Sebaliknya, kalau barang bersangkutan sudahditerbitkan SPPB-nya, ya harus segera dikeluarkan dariTPS tanpa harus menunggu 10 hari. Masalahnya selamaini PLP nuansanya lebih kental binis daripada teknis. Iniyang perlu mendapat perhatian kita bersama.

Barang yang sudah dikuasai di TPS selama 30 hari di-nyatakan sebagai barang yang tidak dikuasai. Yangjadi permasalahannya jika menjelang 30 hari segalapengurusan menyangkut pengeluaran sudahdiselesaikan bagaimana status barang tersebut. Lalubagaimana proses pembatalan status barangsebelumnya yang dinyatakan sebagai barang yangtidak dikuasai ?

Cut off-nya adalah 30 hari barang tersebut diuruskepabeanannya atau tidak. Apabila dalam waktu 30 haritersebut kewajiban pabean sudah dipenuhi semua dan sudahditerbitkan SPPB, ya tentunya barang tersebut dapat segeradikeluarkan dari pelabuhan.

Bisa dijelaskan mengenai definisi barang yang tidakdikuasai, karena ada keluhan dari salah satu asosiasimengenai penegasan sebagai barang yang tidakdikuasai ?

Definisi tersebut dapat dilihat pada Peraturan Menteri Ke-uangan (PMK) No. 13/PMK.04/2006 tentang penyelesaianterhadap barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yangdikuasai Negara dan barang yang menjadi milik Negara yangtelah diubah dengan PMK-53/PMK.04/2008, antara lainBarang tidak dikuasai adalah barang yang tidak dikeluarkandari TPS dalam jangka waktu 30 hari sejak penimbunannya.

Saya menghimbau para pengguna jasa termasuk asosiasiuntuk dapat meluangkan waktu sejenak membaca dan mem-pelajari ketentuan-ketentuan tersebut. Terminologi BarangTidak Dikuasai, Barang Dikuasai Negara dan Barang MilikNegara adalah terminologi Undang-Undang Kepabeananyang wajib diketahui semua pihak terkait.

Ada keluhan dari importir, barang yang baru turun darikapal tidak lama kemudian dilakukan PLP, sedangkanbarang yang sudah menumpuk lama tidak di PLP-kan ?

Kami menyadari bahwa sistemnya masih manual makaada keterbatasan Bea dan Cukai dalam memberikan izinPLP. Saat ini Bea dan Cukai Tanjung Priok telah dan sedangmelakukan koordinasi secara intens dengan para pengusahaTPS di pelabuhan Tanjung Priok untuk menghindari kondisitadi. Tapi kalau proses dimaksud menumpuk karena adamasalah atau masih dalam proses pemeriksaan Bea danCukai, tentunya ini diluar konteks tersebut.

Petugas Bea dan Cukai diminta untuk mengesahkanPLP oleh pengusaha TPS. Bagaimana cara petugasbea dan cukai menentukan layak tidaknya barang itudi PLP-kan ?

Petugas Bea dan Cukai sudah dibekali dengan prosedurdan batasan-batasan untuk melakukan tugas tersebut. Selainitu koordinasi dengan otoritas pelabuhan (Adpel) juga terusdikembangkan. Dan tentunya koordinasi dengan pengelolaTPS merupakan hal yang harus selalu dilakukan. Namunmenurut saya, semua permasalahan yang ada dapat diatasiapabila sistem TPS-on-line telah diberlakukan secara baik.

Sampai sejauhmana Bea dan Cukai mengatur keberadaanTPS di pelabuhan ? Apakah hal itu menjadi kewenangansepenuhnya Bea dan Cukai ? Dan apakah ada instansilain yang juga ikut mengatur keberadaan TPS ?

Hal ini juga perlu saya tegaskan juga bahwa Tempat Pe-nimbunan Sementara (TPS) adalah terminologi kepabeanan.Hal itu diatur dalam UU Kepabeanan serta peraturan pelak-sanaannya yaitu PMK-70/PMK.04/2007 jo Peraturan DirjenBea dan Cukai P-20/BC/2007 tentang Petunjuk PelaksanaanPenetapan Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Se-mentara.

TPS, adalah bangunan dan/ atau lapangan atau tempatlain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untukmenimbun barang, sementara menunggu pemuatan ataupengeluarannya dan seperti kita ketahui bersama kawasanpabean adalah kawasan yang sepenuhnya berada di bawahpengawasan DJBC. Jadi pada dasarnya penetapan TPSsepenuhnya merupakan kewenangan Bea dan Cukai, namundemkian dalam persyaratannya penetapannya tetapdiperlukan izin dari pemda setempat dan keterangan dariPengelola Kawasan Pabean bahwa TPS dimaksud masihberada di kawasan pabean.

Banyak ditemui pengusaha TPS menggunakan alat ope-rasionalnya seperti crane, alat timbang dan sebagainyamasih menyewa dari pihak lain. Apakah ketersediaansarana dan prasarana yang dmiliki TPS menjadi pertim-bangan TPS untuk mendirikan TPS ?

Benar, hal tersebut merupakan salah satu syarat pertim-bangan untuk mendirikan TPS. Seharusnya yang namanyaTPS tentu harus dilengkapi dengan segala peralatan danmanajemen yang memadai, bukan dengan pinjam-meminjamseperti itu. Ke depan hal itu harus menjadi perhatian parapengusaha TPS karena keberadaan TPS tersebutmerupakan “wajah” dari pelabuhan dan menjadi salah satufaktor yang dilihat asing dalam menilai pelabuhan kita.

Apakah ada pembekuan TPS yang tidak memenuhi syaratyang dilakukkan Bea dan Cukai ? Sudah ada berapa TPSyang dibekukan operasionalnya ?

Saya rasa pertanyaan ini lebih tepat ditanyakan ke KantorPabean karena pembekuan TPS dilakukan oleh KepalaKantor Pabean. Prosedur mengenai penetapan, pencabutanatau pembekuan TPS mengacu kepada PMK-70/PMK.04/2007 jo Peraturan Dirjen Bea dan Cukai P-20/BC/2007.

Sudah sejauhmana perkembangan TPS online saat ini ?Masih dalam tahap uji coba terhadap beberapa TPS. Per-

masalahan utamanya adalah sebagian besar TPS dipelabuhan, Tanjung Priok maksud saya, masih belum mampumenjalankan program ini. TPS yang mampu hanya beberapasaja.

Keuntungan apa saja yang diambil Bea dan Cukai denganadanya TPS online ?

Dengan adanya TPS online diharapkan data barang yangterdapat di TPS dapat diketahui secara lebih cepat dan aku-rat, sehingga dapt diambil langkah-langkah yang lebih cepatdan efisien dalam rangka pelayanan dan pengawasan barangimpor dan ekspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

W A W A N C A R A

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 404

19WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

KONSULTASIKEPABEANAN & CUKAISetiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos,fax ataupun e-mail, harus dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksihanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyebutkanidentitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapatmerahasiakan identitas anda. Redaksi

ep Dirjen No. 68/BC/2003 tentang Perubahan AtasKep Dirjen No. 7/BC/2003 tentang petunjukpelaksanaan tatalaksana kepabeanan di bidangimpor, pada pasal 52 ayat 1 mengatakan kepastianjangka waktu pelayanan penyelesaian barang

impor untuk dipakai :a. … Pelayan Jalur Hijau ...b. Jalur merah harus sudah dilakukan pemeriksaan paling

lama 12 jam sejak penetapan, dan SPPB harusditerbitkan paling lama 24 jam sejak LHP diterima, dalamhal jumlah dan jenis barang yang diberitahukankedapatan sesuai serta nilai transaksi yang diberitahukandapat diterima sebagai nilai pabean.

c. … Penetapan …

PERTANYAAN :1. Bagaimana menyikapi aparat BC yang menentukan

pemeriksaan dalam hitungan hari (Jumat PJM, pemeriksadihubungi mengatakan Senin pemeriksaan dilakukan)?Apakah kita dapat mengadukan hal ini dan kemana ?

2. LHP jumlah dan jenis barang sesuai dan nilai pabeandapat diterima, oleh PFPD dinyatakan kesalahanpembebanan sehingga dikeluarkan SPKPBM, danakhirnya barang tertahan karena harus buatkan dulu BankGaransi untuk menyampaikan keberatan? Apakah benartindakan PFPD tersebut diatas? Bukankah SPPB terbit,dan KPBC masih ada tenggang waktu 29 hari untukpenetapan klasifikasi (pasal 52 ayat 1, c)

3. Kami selalu mengikuti peraturan kepabeanan tetapi kalahdengan aturan yang dikatakan oleh aparat BC yangakhirnya menjadi peraturan yang harus diikuti, karena jikatidak diikuti akan mengalami kerugian buat kita.

4. Apakah memang PFPD tidak bisa ditemui untuk kamidapat menjelaskan dan meminta penjelasan tentangperaturannya, padahal Bea Cukai adalah kantorpelayanan. Bagaimana Bea Cukai akan suksesmenerapkan Standar Pelayanan Publik (sesuai SE DirjenBC No. 36/2006 tentang penyusunan, sosialisasi danpenerapan SPP di BC) jika pelaksanannya kurangkualifikasinya.

Mohon tanggapannya. Terimakasih.

JH DI JAKARTA UTARA

TANGGAPAN :Terimakasih atas pertanyaan yang Saudara ajukan.

Dilihat dari domisili Saudara, kami mengasumsikanpertanyaan Saudara berkaitan dengan pelaksanaan sisdurkepabeanan di pelabuhan Tanjung Priok.

1. Pemeriksaan barang sangat dipengaruhi beberapa hal dilapangan, seperti waktu dimulai pemeriksaan, jumlahbarang yang akan diperiksa, kesiapan pemilik barang,dan cuaca (karena TPS-TPS di Tanjung Priok belum adayang mempunyai tempat pemeriksaan barang permanen).Apabila PJM ditetapkan pada hari Jumat tetapi menjelangtutup jam kantor, sedangkan barang yang diperiksa

jumlahnya sangat banyak, tentunya akan menimbulkankesulitan bagi pemeriksa Bea dan Cukai, pemilik barang,dan keamanan barang bersangkutan. Namun demikianapabila Saudara merasa tidak puas dengan pelayananpegawai Bea dan Cukai di pelabuhan Tanjung Priok,silakan menghubungi “client coordinator” yang memangditugaskan untuk menerima keluhan, kritik dan saran daripengguna jasa.

2. LHP adalah dokumen laporan yang dibuat oleh pemeriksabarang mengenai jumlah dan jenis barang. Penetapannilai pabean dilakukan oleh PFPD, bukan oleh pemeriksabarang. Pemberitahuan jumlah dan jenis barang sertanilai pabean bersifat “self assessment” oleh penggunajasa. PFPD wajib memutuskan apakah pemberitahuanSaudara dapat diterima atau tidak dalam jangka waktupaling lama 30 hari (bukan berarti PFPD harus menunggusampai 30 hari). Sesuai UU Kepabeanan Pasal 93,apabila Saudara tidak puas terhadap keputusan PFPD,Saudara dapat mengajukan keberatan denganmempertaruhkan jaminan, antara lain menggunakangaransi bank. Jadi apa yang dilakukan oleh PFPDdimaksud sudah sesuai dengan ketentuan kepabeananyang berlaku.

3. Baik Saudara sebagai pengguna jasa maupun aparat BCwajib menjalankan peraturan kepabeanan yang telahditetapkan. Kami belum jelas dengan maksud Saudaratentang “aturan yang dikatakan oleh aparat BC”. ApabilaSaudara melihat ada penyimpangan ketentuankepabeanan yang dilakukan oleh aparat BC, sebaiknyaSaudara segera melaporkannya kepada client coordinatorKPU BC Tanjung Priok untuk ditindaklanjuti segera.Dengan demikian segera dapat diketahui apakah benaraparat BC yang menyimpang dari peraturan yang adaatau pemahaman pengguna jasa yang salah.

4. Di KPU BC Tanjung Priok sudah ada petugas khususyang menangani pengaduan atau permintaan penjelasanoleh pengguna jasa yang disebut client coordinator.Petugas ini akan menjadi mediator Saudara denganaparat BC bersangkutan. KPU Bea Cukai Tanjung Priokadalah satu kesatuan. Pelayanan publik dilakukan melaluimekanisme yang telah ditetapkan, yaitu melalui clientcoordinator yang memang khusus ditugaskan untuk itu.Pembatasan pertemuan pengguna jasa dengan PFPDjustru dimaksudkan untuk memotong rantai birokrasi danguna menghindari praktek KKN.

Demikian disampaikan, kami sangat berterimakasihapabila Saudara dapat langsung menghubungi client coordi-nator di KPU Bea Cukai Tanjung Priok dan menyampaikanpermasalahan Saudara secara terbuka dan transparan untukperbaikan kualitas pelayanan kami kepada pengguna jasa.

DIREKTUR TEKNIS KEPABEANAN

AGUNG KUSWANDONO

KPEMERIKSAAN BARANG

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 404

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Assalamu’alaikum Wr. WbSelamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya.

bu dan bapak-bapak keluarga besar DJBC yang sayabanggakan, pertama-tama mari kita panjatkan puji dansyukur kehadirat Allah SWT karena hari ini kita bersama-sama dapat hadir dalam rangka apel yangdiselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2008. Mungkin ada

pertanyaan dari rekan-rekan kenapa kita lakukan apelbulanan. Terus terang kami ingin lebih meningkatkankomunikasi antara pimpinan dengan rekan-rekan semuanya.Karena ini menurut saya sangat penting artinya. Danmengapa kita mulai pada tanggal 19 Mei ini, karena terkaitdengan Hari Kebangkitan Nasional. Saya mengharapkan ibudan bapak-bapak bangkit untuk membangun danmengembangkan Bea dan Cukai yang kita banggakan ini,

Apel ini nanti kita lanjutkan tiap bulan setiap tanggal 17,tapi kalau tanggal 17 jatuh pada hari libur kita laksanakanhari kerja berikutnya. Sebagai pimpinan apel saya kira ber-gantian dengan bapak-bapak eselon II supaya kita bisa lebihberkomunikasi dengan ibu dan bapak-bapak sekalian.

Ibu dan bapak-bapak yang saya banggakan, pada kesem-patan yang berbahagia ini saya juga menyampaikan terima-kasih kepada seluruh jajaran khususnya Kakanwil Jakartayang hari ini memberikan penghargaan kepada rekan-rekanyang berprestasi. Program ini saya kira terus kita lanjutkan,kita memang akan mengembangkan Manage System, bagiyang berprestasi kita hargai tapi bagi yang melanggar kodeetik kita akan tindak sesuai ketentuan yang berlaku.

Kemudian pada kesempatan yang berbabahagia ini sayajuga menyampaikan terimakasih atas langkah-langkah yang

ibu dan bapak-bapak laksanakan karena posisi penerimaankita pada 14 Mei 2008 dari bea masuk, dari APBNPdiprogramkan 18,2 triliyun, tetapi sudah terealisir sebanyak 7,15 triliyun atau mencapai 45, 18 persen, harusnya targetnyasampai 14 Mei 2008 hanya 37,5 persen, jadi pencapaiandiatas target. Kemudian Bea Keluar dari 11,1 triliyun sudahdirealisasikan 5,59 triliyun atau 50,07 persen yangseharusnya baru mencapai 37,5 persen. Kemudian dariCukai APBNP 45,7 triliyun, sudah terealisir 17,76 triliun ataumencapai 38, 85 persen.

Ini saya sampaikan terimakasih kepada semua jajaranbea cukai dan khususnya ibu dan bapak-bapak yang hadirpada acara ini. Rasa gembira kami disamping tercapaiprogram ini, di tahun 2007 kita juga menghasilkan prestasiyang gemilang, yang oleh Ibu Menteri disampaikan di jajaranDepartemen Keuangan bahwa tahun 2007 adalah tahunnyaBea dan Cukai karena kita berhasil mencapai program.

Dan untuk ini saya mohon kepada ibu-ibu dan bapak-ba-pak sekalian memelihara prestasi dan kinerja ini, karenamemelihara itu lebih sulit dari pada kita mencapai prestasi.Saya mohon sekali lagi kepada ibu dan bapak-bapak bisamelaksanakan semua program yang telah dilakukan.

Ibu dan bapak-bapak sekalian, kami akan menyampaikanbeberapa hal yang kami pesankan untuk bisa ditindak lanjuti :yang pertama adalah tentang reformasi birokrasi. Reformasimempunyai arti membentuk kembali atau bisa diartikansebagai perbaikan atas sesuatu ke arah yang lebih efektifdan efisien. Reformasi ini berkelanjutan, kita tidak boleh lelahdan kita tidak boleh letih melakukan reformasi ini.

Perjalanan reformasi dan birokrasi di DepartemenKeuangan yang juga telah diimplementasikan di lingkungan

SambutanDirektur JenderalBea dan CukaiPada Apel Pagi Di Kantor Pusat DJBC, 19 Mei 2008

I

INFO PEGAWAI

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 404

21WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

DJBC sudah berjalan pada tahun 2006, didalam kita memper-cepat reformasi. Tim percepatan reformasi juga sudah berja-lan beriringan. Tugas dasar DJBC, saya kira ibu dan bapak-bapak sudah memahami, kita adalah Revenue Collector, Tra-de Fasilitator, Industrial Assistance dan Society Protector -dapat diwujudkan dan diimplementasikan dengan sangat baikdan benar.

Pembentukan Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priokdan KPU Batam sudah kita wujudkan, untuk itu saya mohonkepada ibu dan bapak-bapak sekalian, harapan kami prog-ram ini harus kita tunjang terus.

Ibu dan bapak-bapak sekalian, dalam tahun 2008 ini akandibentuk enam kantor pelayanan yang lain yaitu kantor pela-yanan bea dan cukai madya di Malang, Kudus dan Kediri, iniuntuk bidang cukai. Kemudian tiga kantor pelayanan bea dancukai yang lainnnya yaitu di Belawan, Cengkareng dan Tan-jung Perak. Untuk ini saya minta dukungan dari rekan-rekansemuanya karena saya tidak mungkin kerja sendiri dan sayamembutuhkan dukungan dari ibu dan bapak-bapak sekalian.

Sekali lagi kami mohon bagaimana kita mewujudkansukses program reformasi birokrasi, karena program-programini tidak akan berhenti sampai disini tetapi masih akan terusberlanjut dengan program-program yang lain. Sudahwaktunya kita bersama-sama memberikan umpan balik padaDJBC apa yang telah kita peroleh dan apa yang harus kitaperbaiki. Kami mengingatkan kembali bahwa remunerasi kitabukan hal yang gampang diperoleh. Ibu Menteri dan semuajajaran kita menghadapiperjuangan yang beratdi DPR untuk mening-katkan remunerasi ini.Sekarang tugas kita ada-lah bagaimana memper-tanggungjawabkan re-munerasi yang kita per-oleh dengan bekerja le-bih baik, lebih efisiendan sesuai peraturandan ketentuan yang ber-laku. Remunerasi yangsekarang kita terima bu-kanlah anti klimaks tapijustru kita harus bisamemberikan karya kita,sumbang pikiran dantenaga kita pada DJBCyang kita cintai ini.

Ibu dan Bapak seka-lian, yang kedua adalahkode etik. Kode etik ber-asal dari kosa kata, codeof conduct yang berartisecara bebas sebagaiperilaku yang diterimasecara umum atau nor-ma-norma, yang disinimerupakan norma-norma yang sesuai dengan ketentuan hu-kum. Tetapi norma tidak hanya sekedar ketentuan hukum,tetapi juga melekat pada tugas kewajiban dan kewenangankita baik perorangan maupun sebuah organisasi.

Apabila kita bicara kode etik, maka tidak ada sanksi hukum.Sanksi yang dikenakan adalah sanksi moral. Saya hanyamengajak pada Ibu dan Bapak sekalian untuk berjalan beriringanbersama untuk kembali pada tugas, kewajiban dan wewenangkita sebagai seorang manusia, sebagai pegawai DJBC merincikembali apa yang sudah kita lakukan. Apa yang seharusnya bisakita lakukan dan senantiasa mengingatkan bahwa di atas langitada langit, di atas kita ada orang lain yang mengawasi. Saya kiraadalah sesuatu yang sangat penting kita ketahui bagaimana kodeetik bisa kita terapkan di lingkungan kita sehari-hari.

Yang ketiga adalah disiplin. Disiplin sebenarnya adalah

bukan milik siapa-siapa. Disiplin adalah milik diri pribadi ma-sing-masing, mau berubah atau tetap bertahan adalahtergantung dari kita sendiri. Mulai dari disiplin memperlaku-kan diri sendiri, mentaati peraturan perdinasan, mengguna-kan fasilitas kantor. Loyal pada profesi kita. Disiplin kita tidakboleh kendor, tidak boleh putus barang sekejap pun, disiplinpada profesi akan lebih mudah bila kita lakukan bersama-sa-ma akan lebih ringan rasanya membangun semangat korpsdimulai dari diri kita sendiri. Korps adalah rasa kebersamaan,kebersamaan yang dicerminkan lewat penggunaan seragamdinas yang sudah dibuat dengan aturannya sendiri. Seragamdan atribut yang mempunyai fungsi masing-masing, mudah-mudahan disiplin yang kita bangun bersama ini dapatmenumbuhkan semangat kita menggunakan seragam dinas,yaitu jati diri seorang pegawai DJBC.

Bagian ke empat adalah tentang penghematan energi.Hari ini kita telah melewati masa-masa yang semakin sulit,pemerintah menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyakkarena harga dunia yang melambung tinggi. Semua biayahidup terasa semakin mahal, baik kebutuhan pokok maupunkebutuhan lainnya. Saya memerlukan dukungan Ibu-Ibu danBapak-Bapak untuk ikut meringankan beban kedinasanDJBC, karena di lingkungan pemerintahan, kita harus mem-pelopori bagaimana kita bisa menghemat energi, menghemattenaga listrik, air, telepon, dan sebagainya

Untuk itu saya meminta pada semua pihak untuk melaku-kan penghematan energi, bentuknya bisa berupa mengefisi-

enkan kebutuhan kerjakita sehari-hari daripenggunaan listrik, tele-pon maupun peralatankantor lainnya sampaimengevaluasi kembaliperjalanan-perjalanandinas yang tidak kitaperlukan. Mari kita ber-sama-sama meningkat-kan suasana dan ling-kungan yang baik bagianak cucu kita, penghe-matan ini saya kiratidak harus mempersulitdiri kita, tidak harusberkorban untuk kenik-matan dari klien kitatetapi yang kita perlu-kan adalah konsistensikita. Bila kita mening-galkan kantor dan listrikdi ruangan kita yangsudah tidak diperlukanseyogyanya kitamematikan. Untuk inisaya mohon kesadaranIbu dan Bapak sekalianbagaimana kita bisa

melakukan hal ini dan dalam waktu dekat kita juga menyiap-kan piket bagi rekan-rekan yang memonitor, memantau, mel-aksanakan penghematan ini.

Ibu dan Bapak sekalian, sekali lagi saya sampaikan teri-ma kasih yang telah hadir dalam apel pagi ini semoga apayang telah kita lakukan bisa memberikan kontribusi yang be-sar kepada bangsa dan negara kita. Selamat berkarya, be-kerja dan berjuang untuk membangun citra DJBC.

Terima kasih, wa alaikum salam wa rahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 19 Mei 2008Direktur Jenderal Be dan Cukai

Anwar SuprijadiNip. 120050332

PENGHARGAAN. Dalam rangkaian acara apel pagi di KP-DJBC, Kepala Kanwil DJBCJakarta Heru Santoso menyerahkan penghargaan kepada tiga perwakilan pegawaiKanwil DJBC Jakarta yang berjasa dalam mengungkap pita cukai palsu, pencetakan pitapalsu dan kegiatan menyimpan, menimbun serta menjual MMEA tanpa MPPBKC dantanpa dilekati pita cukai atau dilekati pita cukai yang diduga palsu, yang mengakibatkantotal kerugian negara sebesar Rp. 243 milyar.

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 404

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

N A M A

Roeslan Montjo Soetedjo, Drs

Achjar, S.E.

Zahrowi, Drs.

Hery Susanto, Drs. M.SI

Hari Wahono Subijantoro, Drs.

Sukirno

Sutoko

Nursuharti Marsan

Djon Harlis

R. Hirawan, Drs.

Supomo

Syahril, NS

Sedin Lumban Tungkup

Muchtar Jasin

Muslich

Togap Hutabarat

Anang Syarkawi

Parulian Tambunan

Asbujadi

Rosbina Simamora

Suyatno bin Suratman

Marjati

Abdullah Faisal Roni

A. Muin

Sakiman

Sidik

Eman Suherman

Sodirun

Mochamad Jasin

N I P

060044452

060035754

060045089

060050201

060051387

060049232

060035995

060048918

060052533

060045307

060040843

060045671

060061676

060046462

060044076

060045309

060040021

060050562

060048892

060048925

060048177

060056858

060070335

060058644

060057421

060041323

060040077

060057734

060032084

GOL

IV/c

IV/c

IV/b

IV/b

IV/a

IV/a

IV/a

III/d

III/d

III/d

III/c

III/c

III/c

III/c

III/c

III/c

III/c

III/b

III/b

III/b

III/b

III/a

III/a

II/d

II/d

II/d

II/b

II/b

II/b

J A B A T A N

Pelaksana

Kepala Bagian Umum

Kepala Seksi Kepabeanan

Kepala Bagian Umum

Pelaksana

Kepala Seksi Keberatan dan Banding II

Kepala Seksi Kepabeanan

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai III

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai III

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

K E D U D U K A N

Kanwil DJBC Kepulauan Riau

Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan

Kanwil DJBC Jawa Barat

Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur

Direktorat PPKC KP DJBC

Kanwil DJBC Jawa Timur I

Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY

KPPBC Tipe A4 Ternate

KPPBC Tipe A1 Belawan

KPPBC Tipe A3 Tanjung Balai Karimun

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Bagian Perlengkapan SET. Ditjend

KPPBC Tipe A3 Dumai

KPPBC Tipe A3 Tanjung Balai Karimun

KPPBC Tipe A3 Surakarta

KPPBC Tipe A1 Belawan

KPPBC Tipe A2 Tangerang

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A1 Tanjung Perak

KPPBC Tipe A2 Jakarta

Kanwil DJBC Jakarta

KPPBC Tipe A3 Pontianak

KPPBC Tipe A3 Pontianak

KPPBC Tipe A3 Pontianak

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Jakarta

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluargayang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.

BERITA DUKA CITA Telah meninggal dunia, ARNI MOHARS, Pelaksana Pemeriksa

pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 Soekarno-Hatta,pada hari Minggu, 25 Mei 2008.

Telah meninggal dunia, IWAN ISHAK, pensiunan Bea dan Cukai,pada hari Rabu, 28 Mei 2008, pukul 08.30 WIB.

PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 JULI 2008INFO PEGAWAI

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 404

23WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

iklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Beadan Cukai tersebut diikuti oleh masing-masing30 peserta yang berasal dari seluruh Indonesiadengan jumlah jam latihan (jamlat) sebanyak 94jamlat.

Menurut Kepala Bidang Rencana dan Program Pusdik-lat Bea dan Cukai Agus Hermawan, dalam melaksana-kan diklat tersebut, pihaknya melakukan koordinasidengan Kantor Pusat DJBC sebagai user dan juga dariKantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai untuk menentu-kan materi pengajaran, jumlah jam latihan, para pengajardan lain sebagainya. Untuk itu lanjutnya, kerjasama yangsangat baik tersebut diharapkan dapat lebihmeningkatkan mutu dalam penyelenggaraan agar sasaranyang ingin dicapai baik oleh user maupun juga oleh Pus-diklat Bea dan Cukai tercapai.

Kedua diklat tersebut lanjut Agus dilaksanakan mulaitanggal 16 Mei 2008 hingga 6 Juni 2008 di Pusdiklat Beadan Cukai dengan para pengajar yang berkompeten. Di-contohkannya, untuk materi diklat client coordinator, ataskesepakatan bersama antara Pusdiklat Bea dan Cukaidengan DJBC, maka selain pengajar dari lingkunganKantor Pusat DJBC, KPU,widyaiswara dan juga PusdiklatBea dan Cukai sendiri, diklat tersebut juga melibatkan pi-hak luar yang profesional dibidangnya salah satunya dariPT.Astra Internasional.

Menurut Agus dilibatkannya pihak luar dalam diklat ter-sebut mengingat PT Astra Internasional memiliki bidangyang berhubungan dengan kegiatan yang sifatnya hubung-an masyarakat (humas),

“Seperti diklat untuk CC ada keterampilan berkomuni-kasi yang disampaikan dari Astra, intinya para peserta

UNTUK CLIENT COORDINATORDAN KEPATUHAN INTERNAL

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangdimiliki Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)

khususnya pada bidang baru sepertiBidang Kepatuhan Internal dan juga Client Coordinator

yang terdapat di KPU, Pusat Pendidikan danPelatihan (Pusdiklat) Bea dan Cukai menyelenggarakan

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi parapegawai yang akan menempati bidang-bidang tersebut.

AGUS HERMAWAN. Diklat melibatkanpihak Astra Internasional untuk diklatCC dan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) untuk diklat keatuhan Internal

DIKLAT

D

PUSDIKLATFOTO-FOTO DOK. WBC

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 404

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

kalau sudah dilapangan, harus tahu persis apa yang adadidalam dan menyampaikan keluar sehingga orang luaratau pengguna jasa mengikuti aturan yang ada di kita, danini disampaikan oleh CC,”terang Agus.

Keterlibatan para profesional dibidangnya lanjutnyajuga dilakukan untuk diklat pada Bidang Kepatuhan Inter-nal yang melibatkan pihak dari Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) yang mempunyai bidang pemeriksaaninternal. Diuraikan Agus, keberadaan Bidang KepatuhanInternal di suatu KPU bisa dikatakan sebagai saranauntuk mengetahui kepatuhan pegawai terhadap aturanyang ada maupun juga Standar Operasi Prosedur (SOP)dalam melaksanakan tugas. “Dalam menjalankan tugasmisalnya, petugas pada bidang KI (kepatuhan Internal)harus tahu bagaimana sistem yang ada di KPU dan bagai-mana cara menangani informasi-informasi yang berasaldari luar yang berkaitan dengan tugas seorangpegawai,”papar Agus.

Tidak hanya itu materi lain yang juga dipaparkan kepa-da parta peserta diklat khususnya diklat Kepatuhan Inter-nal, adalah cara mengelola informasi, pemeriksaan danlain sebagainya, sehingga diharapkan keberadaan bidangtersebut bisa jadi jembatan jika pengawas fungsional dariluar terlibat untuk melakukan fungsi yang dijalankan olehBidang kepatuhan Internal.

TERUS DIKEMBANGKANDiklat untuk dua bidang yang terhitung baru ini lanjut

Agus, akan terus dikembangkan dan disesuaikan, sehing-ga dalam penyampaian diklat serupa pada masa yangakan datang, baik materi pengajaran, pengajar dan lainsebagainya akan sesuai dengan perkembangan jaman.Untuk itu sekali lagi lanjutnya, Pusdiklat Bea dan Cukaimaupun juga DJBC akan terus melakukan koordinasi agarpelaksanaannya kedepan akan lebih baik lagi.

“Pengembangan terhadap diklat tersebut baik itujumlah jam latihan, materi maupun pengajar dapat terlihat

dari evaluasi yang akan dilakukan antara Pusdiklat Beadan Cukai dengan DJBC dan juga pihak lainnya,”terangAgus.

Buntoro, Fungsional Pemeriksa Internal KPK, salahsatu pengajar pada diklat untuk Bidang Kepatuhan Inter-nal mengatakan,pihaknya menyampaikan kepada pesertadiklat mengenai konsep mengenai pengawasan internalyang diikuti dengan teknis pemeriksaan seperti bagaima-na menanganai informasi yang terkait dengan pengaduandari lingkungan pengawasan internal.

“Teknis untuk mendapatkan dan menangani pengadu-an adalah teknis yang paling efektif untuk dapatmenangani suatu pengaduan dan korupsi,”papar Buntoro.

Pada diklat tersebut lanjut Buntoro, pihaknyamenyampaikan tiga hal utama yang menjadi peganganbagi para petugas di Bidang Kepatuhan Internal yaituintegritas, independensi dan objektifitas yang tidak dapatdipisahkan. Jika salah satunya hilang maka bidang terse-but tidak akan berfungsi.

Agar tiga hal tersebut dapat berjalan dengan baik, ma-ka Bidang Kepatuhan Internal harus memiliki suatukepatuhan internal charter yang menjadi pegangan agartiga hal tadi dapat dijalankan dengan baik dan sebagaibentuk pengakuan organisasi terhadap eksistensi bidangtersebut.

“Tiga hal tadi yang coba kita sampaikan kepada teman-teman pada waktu diklat, bahwa tiga hal tadi memangharus menjadi patokan dalam menjalankan tugasnya, danharus bisa memisahkan kapan kita menjadi teman kapankita profesional,”terang Buntoro kembali.

Disampaikannya lagi pada diklat tersebut para pesertasangat antusias untuk mengikuti diklat tersebut, dimanapara peserta aktif untuk bertanya dan juga mengetahuilebih banyak mengenai tugas dan fungsi bidangkepatuhan internal. “Semoga apa yang kami sampaikankepada teman-teman di Bea Cukai dapat dilaksanakandengan baik,”papar Buntoro.

SUASANA DIKLAT di Pusdiklat Bea dan Cukai.

PUSDIKLATDOK. WBC

zap

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 404

25WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

irektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), kem-bali menjadi tuan rumah pertemuan antarinstansi kepabeanan se Asia Tenggara yangdiselenggarakan pada 5 hingga 6 Juni 2008 diHotel Mercure Jakarta. The 4th Coordinating

Committee on Customs (CCC) Meeting yangdiselenggarakan di Jakarta merupakan pertemuan regularyang diselenggarakan rata-rata dua kali dalam satutahun, dan membahas mengenai kerjasama ASEANdibidang kepabeanan termasuk kerja sama administrasipabean ASEAN dengan negara-negara dialogue partner.

Pertemuan tersebut sedianya dilaksanakan diMyanmar mengingat kewajiban menjadi tuan rumah diatursecara bergiliran berdasarkan urutan abjad negara

anggota ASEAN. Namun pertemuan akhirnya dipindah keIndonesia karena Myanmar mengalami musibah bencanaalam topan nargis dan menyatakan ketidaksanggupannyamenjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Indonesia yangtahun ini menjadi chair of the meeting menurut DirekturKepabeanan Internasional Wahyu Purnomo, dengan per-timbangan tanggung jawab moral untuk menjaga kelang-sungan dan kelancaran pertemuan tersebut memutuskan,menjadi tuan rumah pertemuan dimaksud .

Menurut Wahyu CCC meeting merupakan salah satupertemuan rutin yang merupakan tindak lanjut dari perte-muan serupa yang diselenggarakan sebelumnya.Pertemuan tersebut juga membahas berbagai persiapanuntuk pertemuan tingkat Direktur Jenderal Bea dan Cukaise ASEAN (ASEAN Director General of Customs Meeting)yang diselenggarakan pada 17 hingga 19 Juni 2008 diVientiane, Laos.

Dalam tata urutan kerjasama kepabeanan ASEAN, CCCberperan untuk mengkoordinasikan tiga kelompok kerja(Working Group) yang ada dalam kerjasama administrasi pa-bean di ASEAN, yaitu Customs Capacity Building WorkingGroup, Customs Enforcement and Compliance WorkingGroup dan Customs Procedure and Trade Facilitation Wor-king Group yang berada di bawah kedudukan CCC. “CCCSendiri saat ini dipimpin oleh Indonesia,”terang Wahyu.

Pada pertemuan yang berlangsung selama dua hari

DJBC Tuan RumahThe 4th Coordinating Committee

on Customs (CCC) MeetingASEAN Single Window (ASW) menurutWahyu masih menjadi isu menarik di-

seputar kerjasama dibidang kepabeanan,mengingat ASW merupakan salah satubagian kerjasama antar negara ASEANyang ingin dicapai, dimana pelaksana-annya diawali dengan implementasi

National Single Window (NSW) dimasing-masing negara anggota ASEAN

D

KEPABEANAN INTERNASIONAL

PARA PESERTA CCC Meeting

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 404

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

S A R A S E H A NPensiunan Bea dan Cukai dan majalah Warta

Purnawirawan Bea dan Cukai (WPBC) akanmengadakan Sarasehan Pensiunan Bea dan Cukai,pada :

Tanggal : 30 Juli 2008Tempat : Aula Gedung Kantor Pusat

Bea dan CukaiWaktu : Pukul 10.00-12.00 Wib.Agenda Acara : - Pemeriksaan kesehatan

gratis- Silaturahmi bersama Café

Douane- Sarasehan Para Pensiunan- Hiburan bersama para

pensiunan dan pegawai aktif.

Acara ini terselenggara atas kerjasama dari parapensiunan Bea dan Cukai, pegawai Bea dan Cukai,Warta Bea Cukai (WBC), WPBC dan Poliklinik KantorPusat Bea dan Cukai.

Kami mengajak para pensiunan Bea dan Cukaiuntuk ikut berpartisipasi menghadiri acara tersebut.Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungiSekretariat Panitia Sarasehan dengan alamatRedaksi Warta Purnawirawan Bea dan Cukai padapesawat (021) 426-3119 atau Fax (021) 421-1852.

* Pemberitahuan ini sekaligus sebagai undanganuntuk menghadiri Sarasehan Pensiunan Bea danCukai.

dan diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN, bagi Indone-sia khususnya DJBC dapat digunakan sebagai ajangmenukar pengalaman dengan negara anggota ASEANlainnya di berbagai bidang, menentukan posisi Indonesiadalam peta kerjasama kepabeanan ASEAN, dan meman-

tau perkembanganadministrasi pabeannegara anggotaASEAN lainnya, se-hingga dapat menja-di salah satu tolokukur bagi DJBC yangsaat ini sedang me-laksanakan prosesreformasikepabeanan.

Mengenai hasilpertemuan Wahyumengatakan, bahwasecara garis besarterdapat beberapaperkembangan yangcukup baik ataspelaksanaan Strate-gic Plan on CustomsDevelopment (SPCD)yang dilaksanakanoleh tiga workinggroup. Sedangkanmengenai rekomen-dasi yang dihasilkandari pertemuan se-lanjutnya akan dila-porkan pada perte-muan tingkat dirjen

guna mendapat arahan setentangnya.Dalam pertemuan tersebut juga hadir delegasi dari Je-

pang yang menjadi dialogue partner negara anggotaASEAN. Mitra dialog tersebut berperan sebagai pihak di-luar angota ASEAN yang menjalin kerjasama denganASEAN. Untuk agenda yang dibahas dengan Jepang se-cara garis besar adalah mengenai kelanjutan proyekkerjasama administrasi pabean ASEAN-Jepang dan jugacakupan kerjasama antara Administrasi Pabean ASEANdengan Jepang dimasa yang akan datang.

Mengenai peran delegasi DJBC dalam pertemuan ter-sebut masih menurut Wahyu, DJBC berperan aktif dalampertemuan tersebut untuk menyampaikan aspirasi dalamberbagai permasalahan seperti pembahasan mengenaikerjasama administrasi pabean ASEAN dengan China,amandemen terhadap Customs Vision 2020, dan masihbanyak lagi peran yang dijalani oleh DJBC.

Kerjasama antar administrasi pabean di kawasan AsiaTenggara sendiri menurut Wahyu, sudah cukup terarahwalaupun untuk menyelaraskan 10 administrasi pabeannegara anggota ASEAN dalam satu visi dan misi bukansuatu hal yang mudah, karena masih ada kesenjangan diberbagai bidang yang membuat tiap-tiap negara memilikikurun waktu penyelesaian program yang berbeda untukmencapai suatu keselarasan.

ASEAN Single Window (ASW) misalnya, masih menjadiisu menarik diseputar kerjasama dibidang kepabeanan,mengingat ASW merupakan salah satu bagian kerjasamaantar negara ASEAN yang ingin dicapai, dimana pelaksana-annya diawali dengan implementasi National Single Window(NSW) di masing-masing negara anggota ASEAN.Kenyataannya Indonesia saat ini adalah negara denganperkembangan paling pesat dalam hal pembangunan sistemNSW, ini merupakan suatu yang patut dibanggakan.

Selain itu perkembangan yang cukup signifikan dibi-dang kepabeanan saat ini adalah terwujudnya kesepakat-an di seluruh negara anggota ASEAN untuk melaksana-kan harmonisasi tariff nomenclature yang diwujudkandalam bentuk ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature(AHTN), yang saat ini sebagian besar negara anggotaASEAN telah mengimplementasikannya dan merupakansuatu kemajuan besar bagi ASEAN.

KEPABEANAN INTERNASIONAL

zap

THE 4TH COORDINATING COMMITTEE ON CUSTOMS (CCC) MEETING diselenggarakan di Jakarta 5-6 Juni 2008 di Jakarta.

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 404

27WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

idak dapat dipungkiri dengan letak geografis Indo-nesia yang berdekatan dengan beberapa negara,dan gugusan kepulauan yang jumlahnya mencapairibuan, tidaklah mudah untuk menjaga masuknyabarang-barang ilegal ke dalam wilayah Indonesia

dikarenakan banyaknya pelabuhan rakyat yang tidak menda-pat penjagaan dari aparat penegak hukum.

Wilayah Teluk Nibung misalnya, merupakan salah satudaerah yang cukup rawan untuk masuknya berbagai jenisbarang. Namun demikian petugas KPPBC Teluk Nibung yangterus berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukanpengawasan di berbagai lokasi, menjadikan daerah ini cukupterkendali dan mampu mengantisipasi masuknya barang-barang ilegal.

Salah satu upaya pengawasan yang berhasil dilakukanoleh petugas KPPBC Teluk Nibung, adalah dengan berhasilmenegah 35.260 butir ekstasi yang dibawa oleh warga nega-ra Malaysia untuk diedarkan di Indonesia.

Menurut Kepala KPPBC Teluk Nibung, Yacob AgusWahyudiono, tegahan ini diawali dengan kegiatan boatzoo-king yang dilakukan petugas KPPBC Teluk Nibung, terhadapkapal ferry MV Aman Tiga yang baru tiba dari Port Klang Ma-laysia di pelabuhan Teluk Nibung pada 15 Mei 2008.

“Dari boatzooking tersebut, petugas kami menemukansebuah tas yang disembunyikan dalam sekoci kapal, yangternyata berisikan psikotropika jenis ekstasi berbagai warnayang dikemas dalam 35 kotak dengan totalnya mencapai35.260 butir atau senilai Rp. 4 milyar,” terang Yacob.

lanjut Yacob menjelaskan, dalam pemeriksaan lebih lanjutdiketahui bahwa tas tersebut disembunyikan oleh ABK kapal

TEGAHANNARKOBA

DI TELUK NIBUNGDAN DENPASAR

Psikotropika jenis MDMA (MethyleneDioxy Meth Amphetamine) atau ekstasi

yang disembunyikan dalam sekocikapal, berhasil ditemukan petugasKantor Pengawasan dan Pelayanan

Bea dan Cukai (KPPBC) Teluk Nibung,saat melakukan boatzooking.

TERSANGKA. Dua tersangka yang merupakan ABK kapal dan pemilikbarang psikotropika kini menunggu keputusan hukuman yang akandikenakannya.

T

DOK. KPPBC TELUK NIBUNG

DAERAH KE DAERAHINFO PERATURAN

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 404

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

bernama Rusyadiyang selanjutnyaakan diserahkan ke-pada penumpangbernama Junaidi binZulkanan yangmenunggu di kantorperwakilan MV AmanTiga.

Dari tegahan ter-sebut untuk prosespenanganannya pi-hak KPPBC TelukNibung langsung me-lakukan koordinasidengan Kantor Wila-yah DJBC SumateraUtara dan pihak Pol-res Tanjung Balai,juga pihak AngkatanLaut. Sementara itu,

untuk kasusnya sudah diserahkan kepada pihak Kepolisian untuk dilakukan penyi-dikan lebih lanjut.

“Pihak kami memang selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dalam halpengawasan, karena memang kami tidak akan mampu mengawasai selama 24 jamuntuk pelabuhan-pelabuhan rakyat yang jumlahnya cukup banyak,” ujar Yacob.

Masih menurut Yacob, untuk sarana dan prasarana yang dimiliki KPPBC TelukNibung juga sangat minim sekali, misalnya alat X-Ray. Sekalipun memiliki pelabuh-an internasional tetapi tidak ada alat untuk memeriksa barang bawaan penumpangsecara detail seperti X-Ray. Untuk itu Yacob harap, kedepan ini sarana dan prasanadi KPPBC Teluk Nibung dapat dilengkapi sehingga dapat lebih optimal dalam mela-kukan pengawasan.

TEGAHAN HASHISSementara itu pada 22 Maret 2008, bertempat di Kantor Pos Besar Renon

Denpasar, petugas KPPBC Ngurah Rai berhasil menggagalkan upaya pengirimanbarang yang diindikasikan sebagai narkotika melalui kiriman pos (EMS) berupa satukotak dupa berisi 22 buah pasta berbentuk bulat lonjong yang diduga mengadungnarkotika jenis hashis.

Menurut Kepala Bidang P2 Kanwil Denpasar, Nurkiswar Edy, terungkapnya ka-sus ini berawal dari kecurigaan petugas pada paket pos yang berasal dari Thailand.Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan semacam pasta yang berbentukbulat lonjong berwarna coklat kehitaman sebanyak 22 buah atau satu kolli denganberat bruto 1,129 kgs atau senilai Rp.138 juta.

“Pada dokumen barang tersebut diberitahukan sebagai dupa, namun setelahdilakukan pemeriksaan yang lebih detail, yaitu dengan narkotest barang tersebutpositif narkotika jenis hashis. Namun, untuk lebih menyakinkan lagi, maka pemerik-saan dilakukan dengan menggunakan anjing pelacak narkotika yang ternyata me-respon positif terhadap paket pos dimaksud,” kata Nurkiswar Edy.

Kini, barang yang dikirim oleh ASIA Crafts- Soi Wat Pai Ngen W, Bangkokdengan penerima Mr. PJG, yang beralamat di jalan raya Seminyak Kuta Bali,

diserahkanterimakankepada DirektoratNarkoba Polda Baliuntuk dilakukan pe-nyidikan lebihlanjut, karena kegi-atan pengiriman inidinyatakanmelanggar pasal28 undang-undangnomor 22 tahun1997 tentang nar-kotika, dengan an-caman pidana matiatau pidana penja-ra seumur hidup,atau pidana penja-ra paling lama 20tahun dan dendapaling banyak Rp.1milyar.

apat ke-17 TPOM MALINDO, di-pimpin oleh Komandan Guskam-labar Laksma TNI SugengDarmawan (Ketua TPOM Indone-sia) dan Pengarah PPPM Laksma

Dato’ Pahlawan Mohd. Rashid bin Harun(Ketua TPOM Malaysia). Direktorat JenderalBea dan Cukai selaku anggota TPOMIndonesia diwakili oleh Saipullah Nasution,SH., MM (Kabid Penindakan dan SaranaOperasi Kanwil Khusus Kepulauan Riau)dan Asep Ridwan Ruswandi, SH., MH (Pelak-sana pada Bidang Penindakan dan SaranaOperasi Kanwil Khusus Kepulauan Riau).

Pada rapat tersebut dilaporkan menge-nai berbagai hal dan kegiatan yang telah di-laksanakan pada tahun 2007, diantaranya :

a. Laporan kejadian di Perairan SelatMalakaSecara umum situasi keamanan di

Selat Malaka dalam keadaan aman danterkendali, kendati masih ada kejadian-ke-jadian dan tindakan illegal yang dapatmengganggu keamanan pengguna jasamaritim di Selat Malaka. Walaupun demiki-

PATKORKASTIMA

DANPATKOROPTIMATAHUN 2008

KEMBALIDIJADWALKANPatroli terkoordinasi antara

Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) dengan

Kastam Diraja Malaysia ataulebih dikenal dengan

Patkor KASTIMA sertapatroli terkoordinasi antara

unsur-unsur laut keduanegara yang lebih dikenalPatkor OPTIMA, kembali

dijadwalkan oleh TimPerancang Operasi Maritim(TPOM) Malaysia-Indonesia(MALINDO) pada tahun 2008

ini. Demikian salah satuhasil penting rapat ke-17

TPOM Malindo yangdilaksanakan pada tanggal

6-9 Mei 2008 di Batam.

R

HASHIS. Petugas saat memperlihatkan tegahan hashis sebanyaksatu koli atau 1,129 kgs yang diberitahukan sebagai dupa.

DALAM SEKOCI. Ekstasi sebanyak 35.260 butir yang disembunyikandalam sekoci berhasil ditegah petugas KPPBC Teluk Nibung saatmelakukan boatzooking.

DOK. KPPBC NGURAH RAI

DOK. KPPBC TELUK NIBUNG

DAERAH KE DAERAH

adi

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 404

29WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

an perlu untuk meningkatkan koordinasi antara unsur maritim In-donesia dan Malaysia serta meningkatkan intensitas patroli diwilayah Selat Malaka untuk mencegah serta mengurangi kegiatanillegal dalam rangka menjaga citra dan kedaulatan bangsa keduanegara di dunia internasional.

b. Laporan kegiatan PATKOR OPTIMA 16/2007Laporan kegiatan Patkor OPTIMA 16/2007 disampaikan

oleh Asops Guskamlabar, Kolonel Laut (P). Lutfi Syaefullah.Secara umum rapat menyatakan bahwa pelaksanaan PatkorOPTIMA 16/2007 sebagai kegiatan Patroli Terkoordinasi an-tara unsur-unsur Maritim Indonesia dan unsur-unsur MaritimMalaysia telah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencanadan berjalan dengan baik. Rapat juga telah menyepakati pe-laksanaan Patkor OPTIMA 17/2008 akan dilaksanakan pada17 November-2 Desember 2008 dengan pembukaan dilaksa-nakan di Langkawi dan penutupan di Belawan.

c. Laporan Pelaksanaan PATKOR KASTIMA 13/2007Laporan pelaksanaan PATKOR KASTIMA 13/2007 disampai-

kan oleh Saipullah Nasution, SH., MM (Kepala Bidang Penindak-an dan Sarana Operasi Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau).Secara umum PATKOR KASTIMA 13/2007 telah dapat dilaksana-kan dengan lancar dan baik sesuai rencana. Rapat juga mengu-sulkan dan memutuskan bahwa agar pelaksanaan PATKORKASTIMA 14/2008 yang akan datang dapat berjalan lebih baik,diusahakan agar pelaksanaannya didukung oleh patroli udarakedua negara. Kedua belah pihak juga telah sepakat bahwa pe-laksanaan PATKOR KASTIMA 14/2008 akan dilaksanakan padatanggal 21 Juni-6 Juli 2008, dengan pembukaan akan dilaksana-kan di Johor Bahru (Malaysia) dan penutupan di Tanjung BalaiKarimun (Indonesia).

Ketua TPOM Bersama juga telah menyepakati dalam rapattersebut untuk menindaklanjuti arahan / penekanan Ketuabersama Sidang ke-46 COCC Malindo (Coordinated OperationsControl Committee Malaysia-Indonesia) yaitu sebagai berikut :l Dalam rangka menindaklanjuti arahan agar TPOM melaksa-

nakan segala kegiatan sesuai jadwal yang telah disepakatibersama, Rapat ke-17 TPOM menjadwalkan operasi PATKOROPTIMA dan PATKOR KASTIMA secara berkala sesuai sarandan rencana yang telah disepakati bersama. Untukmeminimalisir permasalahan yang mungkin timbul, TPOM ju-ga akan merencanakan secara matang segala kegiatan yangakan dilaksanakan.

l Sebagai tindak lanjut atas arahan/penekanan bahwa TPOMagar meningkatkan intensitas patroli dan pertukaran informasi

guna menekan tindak pelanggaran di perairan perbatasanbersama, rapat juga telah meyepakati :1.Lebih menekankan kepada unsur Optima dan Kastima agar

lebih mengoptimalkan kegiatan patroli keamanan laut, terussaling berkoordinasi serta memberikan informasi;

2.Lebih mengefektifkan unsur-unsur udara untukmemberikan informasi kepada unsur-unsur permukaan airdalam setiap patroli sehingga hasil operasi lebih optimal.

3.Semua unsur penegakan hukum maritim yang bernaung dibawah TPOM akan meneruskan komunikasi dengan“counterpart” masing-masing menggunakan saluran yangtercatat dalam protap untuk pertukaran informasi.

4.Menindaklanjuti arahan agar TPOM segera menguji cobaProtap Patkor OPTIMA dan Patkor KASTIMA yang telahtertunda dan melaporkan pada sidang COCC yang akandatang, rapat menyepakati :l Revisi Protap Patkor OPTIMA dan Patkor KASTIMA akan

dibuat dalam lembaran tambahan Protap dan pemberla-kukannya disahkan sementara oleh Ketua TPOM keduanegara.

l Protap Patkor OPTIMA dan Patkor KASTIMA revisi akandiujicobakan pada pelaksanaan Patkor OPTIMA danPatkor KASTIMA tahun 2008.

Di akhir pelaksanaan rapat, masing-masing ketua TPOM

dari kedua belah pihak menyampaikan sambutan penutup dandilanjutkan dengan penandatangan Risalah Rapat ke-17 TPOMMalindo oleh Ketua Bersama TPOM Malindo. Selanjutnya rapatke-17 TPOM Malaysia-Indonesia ditutup dengan resmi oleh Laks-ma TNI Sugeng Darmawan.

Asep Ridwan (Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau)

DELEGASI KEDUA negara berfoto bersama sesaat setelah penutupanrapat ke-17 TPOM Malindo.

PERWAKILAN DJBC pada Rapat ke-17 Tim Perancang Operasi aritim(TPOM) Malindo.

FOTO

-FOTO

DO

K. TB

K

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 404

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

SOSIALISASI PP 28 TAHUN 2008osialisasi Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2008tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa DendaDi Bidang Kepabeanan, dilaksanakan pada tanggal 15-16 Mei 2008 di Aula Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Su-matera Utara yang diikuti oleh pejabat/pegawai di ling-

kungan Kanwil DJBC Sumatera Utara dan Kanwil DJBCNanggroe Aceh Darussalam. Sosialisasi dilaksanakan oleh TimKantor Pusat DJBC yaitu Drs. Bambang Prasodjo, Tenaga Peng-kaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukaiselaku ketua tim.

Sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor WilayahDJBC Sumatera Utara Drs.Achmad Riyadi, dengan harapan agarsemua peserta dapat memahami seluruh materi yang akan di-

sampaikan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di unitmasing-masing. Sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan penje-lasan singkat dari Bambang Prasodjo, yang menguraikan latarbelakang diterbitkannya PP.28 Tahun 2008 yang menggantikanPP.22 Tahun 1996, antara lain yaitu :1. Dalam praktek kepabeanan internasional, penanganan atas

pelanggaran ketentuan kepabeanan lebih dititikberatkan padapenyelesaian secara fiskal yaitu berupa pembayaran sejum-lah uang kepada negara dalam bentuk denda.

2. Pengaruh era globalisasi yang menuntut kecepatan dan kelan-caran arus barang bagi kemajuan perdagangan internasional

3. Prinsip Undang-undang Kepabeanan yang menganut asasmenghitung dan menyetor sendiri bea masuk atau bea keluaryang terutang oleh importir atau eksportir (self assessment)

4. Sanksi administrasi ditujukan untuk memulihkan hak negaradan untuk menjamin ditaatinya aturan yang secara tegas telahdiatur dalam ketentuan Undang-undang.

Sanksi Administrasi berupa denda dikenakan hanya terhadappelanggaran yang diatur dalam Undang-undang No.10 Tahun1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atasUndang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.Sanksi administrasi berupa denda besarnya dinyatakan dalambentuk :1. nilai rupiah tertentu2. nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum3. persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar4. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari

kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar atau5. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari

bea masuk yang seharusnya dibayar.

Kemudian, sosialisasi dilanjutkan dengan membahas pa-sal demi pasal oleh anggota tim yang dimulai oleh Ir. AzisSyamsu Arifin, Kasubdit Perencanaan Audit pada DirektoratAudit DJBC. Pada sesi terakhir diadakan tanya jawab antarapeserta dengan tim sosialiasai guna mendapatkan penjelas-an yang lebih rinci seputar materi yang disosialisasikan.

SOSIALISASI DANPEMBERIAN

PENGHARGAAN

PENGARAHAN. Direktur P2 Jusuf Indarto ketika melakukan pengarahan didampingi Inspektur Jenderal Departemen Keuangan RI, Permana Agung.

DI KANWIL DJBCSUMATERA UTARA

Kantor Wilayah Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) Sumatera Utara

pada pertengahan Mei lalumengadakan beberapa kegiatan seperti

sosialisasi dan pengarahan kepadapegawai dan pejabat di lingkungan

Kanwil DJBC Sumatera Utara, sertapemberian penghargaan

kepada pegawai yang berprestasi.

S

DAERAH KE DAERAH

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 404

31WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

SOSIALISASI PERATURAN DJBC NOMOR P-36/BC/2007Mengenai Tatalaksana Audit Kepabeanan, Pemeriksaan La-

pangan serta Pemasangan Aplikasi Audit dan Pemlap, diadakansosialisasi pada tanggal 13-14 Mei 2008 di Aula Kanwil DJBCSumatera Utara yang diikuti oleh pejabat/pegawai Bidang Auditdan Bidang P2.

Acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wi-layah DJBC Sumatera Utara Achmad Riyadi, yang didahului de-ngan pengarahan singkat dan meminta kepada kepada seluruhpeserta agar mengikuti dengan seksama dengan harapan dalampelaksanaan Audit Kepabeanan dan Registrasi Importir dapatberjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna mendapat-kan hasil yang optimal.

Sosialisasi dilanjutkan oleh Tim Direktorat Audit. Azis SyamsuArifin, Kasubdit Perencanaan Audit selaku ketua tim yang mem-berikan penjelasan mengenai Tata Laksana Audit Kepabeanandan Pemeriksaan Lapangan serta Pemasangan Aplikasi Auditdan Pemlap. Dijelaskan bahwa, tujuan audit adalah untuk meng-uji kepatuhan orang atas pelaksanaan pemenuhan ketentuanperundang-undangan di bidang kepabeanan dan ketentuan perun-dang- undangan lainnya yang berkaitan dengan kepabeananyang terdiri dari audit umum,audit khusus dan audit investigasi.

Lebih jauh dijelaskan, mengacu kepada Surat Edaran Direk-

tur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-18/BC/2008 tanggal 25Maret 2008 tentang Program Audit dan Evaluasi Laporan HasilAudit adalah untuk menggantikan ketentuan sebelumnya, dengantujuan :1. Membantu prosedur pemberitahuan audit dan pemberitahuan

Nomor Penugasan Audit (NPA)2. Membantu Adiminstrasi Pelaksanaan Audit3. Membantu manajemen sebagai fungsi kontrol (pengawasan)4. Membantu penyusunan LAKIP5. Penyediaan Database Audit yang meliputi Sumber Daya

Manusia(SDM) dan Auditee.

Pada bagian terakhir, dibahas mengenai Registrasi Importir,mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor:124/PMK.04/2007 tentang Registrasi Importir dan Peraturan Direktur Jen-deral Bea dan Cukai Nomor P-34/BC/2007 tentang TatalaksanaRegistrasi Importir.

Registrasi importir adalah kegiatan pendaftaran yang dilaku-kan oleh importir ke DJBC untuk mendapatkan Nomor IdentitasKepabeanan (NIK) dan dijelaskan perubahan-perubahan yangterdapat pada ketentuan yang baru antara lain perubahan formulirisian dan perubahan program pemlap. Perubahan pada programpemlap versi 2007 dijelaskan bahwa petugas pemeriksa lapang-

SOSIALISASI. Diikuti oleh pejabat dan pegawai di lingkungan Kanwil DJBC Sumatera Utara, tampak pada foto kanan dari kanan ke kiri Kakanwil AchmadRiyadi, Ketua Tim Sosialisasi Bambang Prasodjo, dan anggota Azis Syamsu Arifin.

PEMBERIAN PENGHARGAAN. Inspektur Jenderal Depkeu, Permana Agung, bersama Kakanwil Achmad Riyadi, dan Direktur P2 Jusuf Indarto,memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, dan dilanjutkan dengan foto bersama.

FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 404

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

etelah menerima laporan, KANTOR SAR Tanjung Pi-nang kemudian melakukan koordinasi dan mengerah-kan bantuan berupa unsur-unsur laut yang terdiri dariKapal SAR, Kapal Patroli Bea dan Cukai, TNI AL,Polairud Polda Kepulauan Riau dan dua unit helikopter

SAR dan TNI AL dari LANTAMAL Tanjung Pinang.Evakuasi korban dimulai dengan Helikopter SAR menjatuhkan

tiga orang rescuer dengan free jump, dan kapal SAROTAMA me-lakukan dropping dua buah liferaft terhadap empat orang korbanyang berada jauh dari lokasi kejadian karena terbawa arus lautyang deras. Tiga menit kemudian datang regu penolong dari un-sur laut yang di dalamnya terdapat satu kapal patroli Bea danCukai BC-8006 untuk menyelamatkan korban. Pada saat yangsama helikopter TNI AL melakukan rescue net sehingga seluruhkorban dapat dievakuasi dan dibawa ke posisi yang aman. Api

an bisa mengkoreksi dan memperbaiki seluruh isian berda-sarkan data perusahaan yang diperoleh pada saat pemeriksa-an lapangan, dengan demikian lembar penelitian lapanganmencerminkan formulir isian registrasi.

Tanya jawab dilaksanakan pada saat berlangsungnya so-sialisasi terhadap hal-hal yang perlu ditanya dan dijawabsecara langsung oleh tim atas pertanyaan yang diajukan darimasing-masing peserta.

PENGARAHAN DAN PENYERAHAN PIAGAM PENGHARGAANBertempat di Aula Kanwil DJBC Sumatera Utara, pada

tanggal 16 Mei 2008 Inspektur Jenderal Departemen Keuang-an RI Dr. Permana Agung dan Direktur P2 Drs. R.P. JusufIndarto memberikan pengarahan kepada pejabat/pegawai dilingkungan Kanwil DJBC Sumatera Utara. Pengarahan dimu-lai dengan sambutan Kepala Kantor Wilayah DJBC SumateraUtara Achmad Riyadi sekaligus memberikan pengarahan sing-kat mengenai tugas dan tanggung jawab Direktorat JenderalBea dan Cukai yang semakin berat di masa mendatang baiksebagai aparat pengawas maupun sebagai fungsi pelayanan.

Tema pengarahan Direktur P2 adalah “Peranan DirektoratJenderal Bea dan Cukai Melindungi Masa Depan BangsaDengan Memerangi Narkoba (The Fight Against Drugs Traffic-king)”. Sebagai salah satu institusi yang bertanggung jawabterhadap lalu lintas barang termasuk barang larangan sepertinarkoba, diharapkan Kanwil DJBC Sumatera Utara lebih me-ningkatkan pengawasan di wilayah kerjanya seoptimal mung-kin. Karena, Medan diduga merupakan salah satu bandarudara transit barang larangan masuk ke Indonesia.

Untuk itu, Direktur P2 mempunyai rencana ke depan akanmenerapkan kebijakan dimana pengawasan dari tingkatpusat akan dikurangi selanjutnya akan diserahkan ke KantorWilayah dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan untukoptimalsasi pengawasan dan pelayanan, sementara P2 pusathanya berfungsi sebagai pengambil kebijakan, evaluasi dankonsultasi. Direktur P2 meminta kepada jajaran wilayah agarmeningkatkan pengawasan tidak hanya terhadap baranglarangan tetapi juga terhadap komoditas tertentu sepertiBahan Bakar Minyak (BBM) dan Crude Palm Oil (CPO) yangakhir-akhir ini menjadi kritikan masyarakat.

Selanjutnya, pengarahan oleh Inspektur JenderalDepartemen Keuangan RI mengenai masalah SumberDaya Manusia (SDM) dengan memberikan dorongan ataumotivasi kepada seluruh pegawai agar mempunyai semangatyang tinggi dalam bekerja dan menjaga perilaku (behavior)karena tugasnya menyangkut masalah pajak dan bea cukaiyang selalu menjadi titik kritik dari masyarakat. Irjen memintakepada seluruh pegawai mulai dari level paling tinggi sampailevel paling rendah agar menciptakan lingkungan (environ-ment) yang dapat menghasilkan aparat yang diharapkanuntuk masa mendatang.

Tanpa lingkungan yang memadai tidak akan mungkin da-pat menghasilkan pegawai yang dapat bekerja seoptimalmungkin dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karenaitu, harus diciptakan lingkungan kerja yang dapat menjadi pa-nutan bagi semua pegawai baik menyangkut masalah teknispekerjaan maupun masalah perilaku dari masing-masingpegawai. Jika lingkungan pekerjaan sudah dapat memberi-kan contoh yang baik kemungkinan seluruh pegawai dengansendirinya akan menyesuaikan kepada lingkungannya.

Pada akhir acara, diberikan penghargaan kepada 9 (sem-bilan) orang pegawai yang berprestasi luar biasa yaitu dalamPenggagalan Penyelundupan Narkotika jenis Heroin seberat3,3 Kg di Terminal Penumpang Pelabuhan Belawan pada tang-gal 17 Februari 2008 sesuai dengan Keputusan Kepala KantorWilayah Nomor: KEP-130/EBC.02/2008 tanggal 15 Mei 2008.

Penyerahan piagam penghargaan diberikan langsungoleh Inspektur Jenderal Departemen Keuangan PermanaAgung didampingi oleh Direktur P2 R.P. Jusuf Indarto danKepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Achmad Riya-di, dan selanjutnya ucapan selamat serta foto bersama.

Hulman Simbolon, Koresponden Kanwil DJBC Sumatera Utara

LATSARNIPAH I/2008

BC-8006 IKUTAMBIL BAGIAN DALAM

Sebuah tabrakan terjadi antara kapaltanker dan kapal tug boat. Sekitar33 orang awak kapal tanker yang

terbakar, menjadi korban dan berjatuhanke laut dan berteriak meminta tolong di

sekitar perairan Pulau Nipah, pada jumatpagi, 2 Mei 2008. Tabrakan juga meng-akibatkan terjadinya tumpahan minyakdi laut serta terjadi kebakaran. Selang

beberapa menit kemudian dua buahkapal NOMAD P-22 milik TNI AL melintas

dan berputar-putar di atas kapaltanker (passing formasi). Kemudian pilot

pesawat menginformasikan keKantor SAR Tanjung Pinang mengenai

terjadinya kecelakaan dimaksud.

HELIKOPTER MILIK BASARNAS, SEDANG MENURUNKAN RESCUER (FREEJUMPING) yang melakukan evakuasi terhadap korban yang jatuh ke laut.

S

FOTO-FOTO : DOK.TBK

DAERAH KE DAERAH

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 404

33WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

tetap berkobar, kapal SAROTAMA melakukan pemadaman apiyang dilakukan secara simultan, akhirnya api dapat dikuasai.Selanjutnya tug boat TC Sumber Power menarik oil bomb untukmelokalisir tumpahan minyak. Akhirnya insiden dapat ditanggula-ngi dan dapat dikendalikan.

Kejadian di atas bukanlah kejadian yang sesungguhnya. Ke-jadian tersebut merupakan rangkaian simulasi LATSAR NIPAH ITahun 2008. Latihan ini diikuti oleh enam kantor SAR se-Suma-tera ini disaksikan oleh KABASARNAS (Laksamana Muda TNIBambang Karnoyudho), Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, DanLANTAMAL - IV Laksma TNI Marsetio, Dan GUSKAMLA LaksmaTNI S. Darmawan, Kapolda Kepri Brigjen Polisi Sutarman, Kakan-wil DJBC Khusus Kepulauan Riau yang diwakili oleh Kepala Bi-dang Penindakan dan Sarana Operasi, Saipullah Nasution, SH.,MM, serta instansi lainnya di Propinsi Kepulauan Riau.

Latihan ini memiliki nilai yang sangat strategis bagi bangsaIndonesia. Selain untuk memudahkan koordinasi antar instansidan antar kantor SAR, latihan SAR I/2008 di Pulau Nipah ini me-rupakan suatu upaya yang bertujuan untuk mengantisipasi hal-halyang tidak diinginkan seperti bila terjadi kecelakaan sebenarnya,dapat mengevakuasi korban, menanggulangi pencemaran lautmengingat perairan Pulau Nipah (selat Philip) yang berbatasandengan Singapura merupakan jalur tersibuk di dunia dimana ter-dapat sekitar 250 kapal tanker yang melewati selat ini setiap hari.

Pulau Nipah merupakan gugusan pulau terluar yangberbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Singapura disebelah utara. Luas pulau yang terletak 4,8 mil barat laut PulauBatam atau 5,0 mil arah barat daya Singapura, hanya seluas 2hektar. Beberapa tahun ke belakang Pulau Nipah merupakanpulau yang hampir tenggelam, akibat dari reklamasi pantai yangdilakukan oleh negara tetangga. Mengingat nilai yang sangatstrategis bagi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,maka pulau Nipah dibangun dan dilakukan penimbunan sehinggasaat ini Pulau Nipah sudah menjadi pulau yang tetap utuh dan te-rus dilakukan pembangunan, dimana saat ini sudah dibangun Pospengawasan TNI Angkatan Laut. Dengan demikian Latihan SARNipah I/2008 juga sekaligus menunjukan bahwa pulau tersebutmasih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam latihan itu, armada laut Bea dan Cukai Kanwil KhususKepulauan Riau, ikut ambil bagian dengan mengikutsertakanKapal Patroli Cepat Bea dan Cukai BC-8006 berdasarkan SuratPerintah Patroli nomor PRIN-237/WBC.04/BD.03/2008 tanggal 29April 2008 serta Surat Perintah Berlayar nomor 157/T.OPP/2008tanggal 29 April 2008, dengan Komandan Patroli Asep Ridwan,Nakhoda Capt. Abdul Manaf.

Dalam Latihan tersebut semua crew kapal bahu membahu

ikut serta dalam operasi penyelamatan dan berhasil ikut sertamensukseskan LATSAR NIPAH I/2008. Bagi Bea dan Cukailatihan ini sangat penting mengingat armada laut Bea dan Cukaimerupakan salah satu unsur laut SAR Nasional dan dalamrangka meningkatkan kemampuan, ketangkasan dan keahlianpegawai Bea dan Cukai dalam melaksanakan evakuasi korbanapabila terjadi kecelakaan yang sesungguhnya.

Kiriman : Asep Ridwan, SH, MH./ Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau

PERSONEL BC-8006, berpose sesaat setelah mengikuti LATSAR Nipah I/2008, di anjungan Kapal Patroli Cepat BC-8006 di depan Perairan Pulau Nipah.

PERSONEL BC-8006 SEDANG MELAKUKAN EVAKUASI terhadap korbanyang tercebur ke laut pada LATSAR Nipah I/2008.

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 404

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ebagaimana Undang-undang Nomor 10 tahun 1995tentang Kepabeanan yang telah diubah denganUndang-undang Nomor 17 tahun 2006, perlu dilakukanpula penyesuaian terhadap ketentuan pengenaansanksi administrasi yang sebelumnya diatur dalam PP

Nomor 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi AdministrasiKepabeanan, karena pada praktek kepabeanan internasional, pe-nanganan atas pelanggaran ketentuan kepabeanan lebih dititik-beratkan pada penyelesaian secara fiskal yaitu berupa pembayar-an sejumlah uang kepada negara dalam bentuk denda.

Tindak lanjut dari adanya PP Nomor 28 tahun 2008 terse-but maka diselenggarakan sosialisasi untuk para pejabat/pe-gawai di lingkungan DJBC baik di Kantor Pusat maupun Kan-tor Wilayah serta KPPBC yang berada di daerah sesuai SuratDirektur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai(PPKC) Nomor: S-202/BC.8/2008 tanggal 9 Mei 2008. Sesuaiyang telah dijadwalkan dalam surat tersebut pula diBalikpapan sendiri, sosialisasi dilaksanakan pada hari Kamisdan Jumat tanggal 22-23 Mei 2008 bertempat di Aula KantorWilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur.

Acara sosialisasi tepat dilaksanakan pada pukul 08.30 WITAdengan dihadiri oleh Tim Sosialisasi PP No.28 tahun 2008 dariKP DJBC yang diketuai oleh Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanandan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Bambang Prasodjo,bersama 4 (empat) anggota lainnya yakni: Ferry Surfiyanto (KasiPerbendaharaan KPPBC Tipe A4 Jayapura); I Nyoman P.Chandra (Pj. Kasi KITE I KWBC Maluku, Papua, Irjabar); AwanJogyantoro (Pj. Kasi KITE I KWBC Sulawesi) dan Sri Karyono(Pelaksana Direktorat PPKC) serta sebagai tuan rumah KepalaKantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Nasir Adenanbersama segenap jajaran pejabat eselon III, IV dan pelaksana dilingkungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur yangmerupakan perwakilan masing-masing kantor untuk mengikutiacara sosialisasi ini.

Acara dibuka oleh moderator M. Agus Setyabudi (AuditorKWBC Kalimantan Bagian Timur) dengan mempersilahkanKakanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur Nasir Adenan, untukmemberikan sambutannya perihal sosialisasi yang dilangsung-kan. Dalam sambutannya, Kakanwil menyambut hangat akanadanya Peraturan Pemerintah yang baru mengenai Sanksi Admi-nistrasi yang menurutnya lebih tegas dalam melindungi hak-haknegara sehingga menjamin untuk ditaatinya peraturan tersebut.

Sudah barang tentu harapan ke depannya denganpenyempurnaan Peraturan Pemerintah ini, DJBC dapatmenunjukkan kepada Pemerintah khususnya dan masyarakatIndonesia pada umumnya untuk memberikan pelayanan yangterbaik kepada para pengguna jasa sesuai reformasi birokrasiyang sudah berjalan saat ini. Berbagai upaya perubahanmenjadi lebih baik pun merupakan wujud keseriusan DJBC da-lam reformasi birokrasi yang telah dicanangkan.

Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua Tim Sosialisasi,Bambang Prasodjo yang menjelaskan secara garis besar bahwamateri yang akan dibahas tidak hanya PP Nomor 28 tahun 2008tentang Sanksi Administrasi saja melainkan juga akan membahasRancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukaimengenai Ekspor serta Petunjuk Pelaksanaan mengenai ImporSementara dan Vooruitslag (jaminan-red.).

SANKSI ADMINISTRASISeperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa latar bela-

kang pengenaan sanksi administrasi dalam praktek kepabeananinternasional dewasa ini, penanganan atas pelanggaran ketentu-an kepabeanan lebih dititikberatkan pada penyelesaian fiskalyakni berupa pembayaran sejumlah uang kepada negara berupadenda sehingga peraturan kepabeanan tidak menjadipenghalang bagi perkembangan perdagangan di era globalisasisaat ini yang menuntut kecepatan dan kelancaran arus barangdemi kemajuan perdagangan internasional.

Hal ini telah diselaraskan sesuai persetujuan dalam konvensiinternasional di bidang kepabeanan dan perdagangan bahwapelanggaran yang tidak bersifat serius dapat diselesaikan denganpengenaan sanksi administrasi.

Kemudian sistem self assessment yang dianut dalam Undang-undang Kepabeanan yakni asas yang memberikan kepercayaankepada importir maupun eksportir untuk menghitung danmenyetorkan sendiri bea masuk atau bea keluar harus diimbangidengan tanggung jawab, kejujuran dan kepatuhan dalampemenuhan ketentuan undang-undang yang berlaku sehinggapenyalahgunaan wewenang berupa pelanggaran telah diatur pe-ngenaan sanksi administrasinya.

Untuk selanjutnya penerapan sanksi administrasi yang meru-pakan sarana fiskal tadi harus dilaksanakan secara efektif danefisien serta memenuhi kriteria transparan untuk mencegah terja-dinya ketidakpastian dalam penetapan sanksi administrasi yangdimaksud.

Selain adanya perubahan nilai sanksi administrasi (den-da-red.) dalam PP Nomor 28 tahun 2008 ini juga diaturpengenaan denda yang tidak diatur sebelumnya dalam PPNomor 22 tahun 1996. Pengelompokkan sanksi administrasisesuai PP Nomor 28 tahun 2008 meliputi :

a. Nilai Rupiah tertentuAdalah sanksi denda yang dikenakan dalam besaran nilairupiah tertentu sebagaimana tersebut dalam Undang-undang

SOSIALISASIPP NO.28 Tahun 2008

DI BALIKPAPANDalam rangka memberikan kepastian

hukum kepada para pegawai DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC)

dalam melaksanakan ketentuan penge-naan sanksi administrasi kepabeanan,

maka diundangkan PeraturanPemerintah (PP) Nomor 28 tahun 2008

tentang Pengenaan Sanksi Administrasiberupa Denda di bidang Kepabeanan

pada tanggal 11 April 2008.

SEKRETARIS DJBC Kamil Sjoeib, menyampaikan sambutannya ketikamenghadiri acara sosialisasi.S

FOTO-FOTO : MUQSITH HAMIDI

DAERAH KE DAERAH

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 404

35WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Pabean. Contohnya: Mengeluarkan barang impor dari ka-wasan pabean tanpa persetujuan Pejabat Bea Cukai dike-nai denda sebesar Rp. 25 juta.

b. Nilai Rupiah Minimum sampai dengan MaksimumDitetapkan secara berjenjang apabila dalam 6 (enam) bulanterakhir di satu Kantor Pabean tempat dilakukan pemenuhankewajiban pabean terjadi :l 1 (satu) kali pelanggaran maka dikenai denda sebesar 1

(satu) kali denda minimum.l 2 (dua) kali pelanggaran, denda sebesar 2 (dua) kali den-

da minimum.l 3 (tiga) sampai 4 (empat) kali, denda sebesar 5 (lima) kali

denda minimum.l 5 (lima) sampai 6 (enam) kali, denda 7 (tujuh) kali denda

minimum.l Lebih dari 6 (enam) maka denda sebesar 1 (satu) kali

denda maksimum.Besarnya nilai denda minimum dan maksimum telah jelastertulis dalam PP Nomor 28 tahun 2008 dan berbeda-bedasesuai jenis pelanggaran yang dilakukan. Contoh:Pengangkut tidak memberitahukan Rencana KedatanganSarana Pengangkut (RKSP) dikenai denda minimum Rp. 5juta dan maksimum Rp. 50 juta.

c. Persentase tertentu dari Bea Masuk (BM) yangseharusnya dibayarDihitung dari hasil perkalian persentase denda yang diberikandengan BM yang seharusnya dibayar. Contoh: Importirterlambat mengekspor kembali barang impor sementara da-lam jangka waktu yang diijinkan dikenai denda sebesar 100%dari BM yang seharusnya dibayar.

d. Persentase tertentu Minimum sampai denganMaksimum dari Kekurangan Pembayaran Bea Masuk(BM) atau Bea Keluar (BK).Ketentuan Pengenaan :l Apabila Kekurangan Pembayaran Bea Masuk atau Bea

Keluar sampai dengan 25% dari BM dan BK yang telahdibayar maka dikenai denda sebesar 100% darikekurangan pembayarannya.

l Apabila diantara 25% - 50% dikenai denda sebesar 200%dari kekurangan pembayarannya.

l Diantara 50% - 75% dikenai denda sebesar 400% darikekurangan pembayarannya.

l Diantara 75% - 100% dikenai denda sebesar 700% darikekurangan pembayarannya.

l Dan apabila sampai dengan 100% dikenai denda sebesar1000% atau 10 (sepuluh) kali lipat dari kekuranganpembayarannya.

Contoh : Importir yang salah memberitahukan nilai pabeanyang mengakibatkan kekurangan pembayaran BM dikenaidenda seperti ketentuan pengenaan di atas.

e. Persentase tertentu Minimum sampai denganMaksimum dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar.Ketentuan Pengenaan :l Apabila kekurangan pembayaran BM sampai dengan 20%

dari BM yang seharusnya dibayar maka dikenai dendasebesar 100% dari BM yang seharusnya dibayar tersebut.

l Apabila diantara 20% - 40% dikenai denda sebesar 200%dari BM yang seharusnya dibayar.

l Diantara 40% - 60% dikenai denda sebesar 300% dariBM yang seharusnya dibayar.

l Diantara 60% - 80% dikenai denda sebesar 400% dariBM yang seharusnya dibayar.

l Dan apabila diantara 80% - 100% dikenai denda sebesar500% dari BM yang seharusnya dibayar.

Contoh: Orang yang tidak memenuhi ketentuan Pembebasandan Keringanan BM yang ditetapkan undang-undang dikenaidenda paling sedikit 100% dan paling banyak 500% dari BMyang seharusnya dibayar.

Selain tentang Sanksi Administrasi yang disosialisasikandalam acara pertemuan tersebut, juga disosialisasikanRancangan Peraturan Dirjen Bea dan Cukai mengenai ImporSementara, Ekspor dan Pengeluaran Barang Impor denganJaminan (Vooruitslag) untuk menyempurnakan peraturansebelumnya sehingga dapat mengamankan hak-hak negaradalam konteks penerimaan.

Acara yang berlangsung 2 (dua) hari itu juga dihadiriSekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kamil Sjoeib yangkebetulan sedang berkunjung ke Balikpapan. Didampingi Kakan-wil, Nasir Adenan, Sekretaris menyampaikan sambutan yangmemotivasi pegawai bea cukai di lingkungan Kantor WilayahDJBC Kalimantan Bagian Timur untuk bekerja sesuai prosedurkarena semua telah diatur dalam peraturan yang berlaku, baik ituUndang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keu-angan maupun Peraturan Dirjen Bea dan Cukai.

Pada akhirnya, acara kemudian ditutup langsung oleh Ka-kanwil dengan mengucap syukur karena acara berlangsungsukses dan lancar.

SOSIALISASI PP NO.28 TAHUN 2008. Dibuka langsung oleh KakanwilDJBC Kalimantan Bagian Timur, Nasir Adenan didampingi Ketua TimSosialisasi, Bambang Prasodjo.

SUASANA SOSIALISASI. Berlangsung sukses dan lancar dengan feed backyang bagus karena peserta sosialisasi aktif memberikan pertanyaankepada Tim Sosialisasi.

muQsith Hamidi, Balikpapan

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 404

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ari kunjungan di Sintete, rombongan kemudian me-mulai perjalanan dari kota Singkawang menujuJagoi Babang. Waktu yang mampu ditempuh ken-daraan roda empat dengan kecepatan rata-rata 40-80 km/jam adalah 6 hingga 6,5 jam. Rute perjalan-

an mulai dari Singkawang-Gunung Mendering-Bengkayang-Sanggau Ledo dan berakhir di Jagoi Babang.

Rombongan melalui berbagai jenis jalan. Jalan yang dila-lui sangat sempit untuk mengisi dua mobil pada dua jaluryang berpapasan. Ada jalan yang berbelok-belok. Ada yang lu-rus namun berlubang. Bahkan di Gunung Mendering banyakbelokan naik turun dan tikungan sempit yang memaksa haruslangsung menanjakkan kendaraan sesaat setelah berbelokke kiri atau ke kanan padahal di samping adalah jurang.

Jagoi Babang merupakan sebuah kecamatan yang dikelilingihutan. Berbatasan langsung dengan Serikin-Malaysia. Hampirsemua fasilitas perkantoran di border sebenarnya sudah siap se-dia termasuk CIQ (Customs, Imigration, Quarantine). Kantor ban-tu Jagoi Babang pun sekarang fungsinya sudah berubah menjadiKantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.

Rehabilitasi kantor sudah dilakukan. Perumahan dinas seba-nyak 8 (delapan) unit untuk pegawai sudah dimiliki. Kendaraanoperasional sudah ada. Petugas bea cukai sebanyak 11 orangpun sudah siap melakukan pengawasan dan pelayanan.Pemerintah daerah juga sudah membangun kantor terpadu lintasbatas walau masih belum ada yang menghuni. Hanya saja perba-tasan belum resmi dibuka oleh kedua negara.

Di perbatasan Jagoi Babang tidak ada hiburan yang begi-tu berarti. Sejauh mata memandang hanya pohon-pohontinggi yang terlihat (hutan-red). Para pegawai hanya bisa ter-hibur oleh sebuah televisi yang dibantu parabola atau denganbersenda gurau menghabiskan waktu. Akses ke luar melaluihandphone pun masih terhambat. Ada cara unik untuk men-dapatkan sinyal, handphone harus diikatkan di atas langit-langit bangunan kantor atau handphone dibawa ke daerah/da-ratan rendah. Sinyal malah tidak bisa didapat pada saat ber-ada di daerah tinggi. Aneh juga memang.

Hewan liar yang ada di sana sudah jarang terlihat lagi.“Biasanya dulu banyak anaconda (ular). Waktu dulu kumandah diJagoi, saya pernah lihat anaconda sepanjang lima meteran ketikasaya dan teman mencari durian pada malam hari di hutan,”ungkap Satrio Wibowo, eks pegawai KPPBC Sintete yang sama-sama ikut kunjungan.

KPPBC Jagoi Babang sudah memiliki anggaran sendiri. Ke-butuhan operasional sudah bisa dipenuhi namun terhambatdalam proses pencairan anggaran. Bayangkan saja, butuh sete-ngah hari untuk menuju Kantor Perbendaharaan hanya untukmengajukan sebuah Surat Perintah Membayar (SPM) karena pen-cairan anggaran KPPBC Jagoi Babang hanya bisa dicairkan diKPPN Singkawang. Itupun kalau SPM yang diajukan tidak ada ke-salahan. Coba kalau ada kesalahan catat, kekurangan data atausoftcopy/database SPM tidak bisa diterima oleh progam yang adadi KPPN. Jadi butuh berapa hari mondar-mandir ke KPPN ?

Ian Hermawan, Koresponden Wilayah Pontianak

SINYAL. Handphone (kanan atas) yang digantung di langit-langitbangunan saat mencari sinyal

PERBATASAN. Penulis berada di Batas 0 (garis netral) antara dua negaraMalaysia-Indonesia.

DINAMIKADI BORDER JAGOI

BABANG

GEDUNG Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe BJagoi Babang tampak dari depan

Pada tanggal 5 - 9 Mei 2008, tim dariKanwil DJBC Kalimantan Bagian Baratmelakukan kunjungan kerja ke KPPBCSintete dan perbatasan Jagoi Babang.

DFOTO-FOTO: IAN HERMAAN

DAERAH KE DAERAH

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 404

37WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

irektorat Jenderal Bea dan Cukai telah memulaiprogram penghematan energi khususnya dilingkungan kantor pusat dengan mewajibkan parapegawainya melakukan langkah-langkah sepertipenghematan penggunaan bahan bakar mobil di-

nas, penggunaan kertas kertas tidak berlebihan, sertamematikan aliran listrik di ruangan dan mematikan kran airbila tidak diperlukan di lingkungan kerja masing-masing.

Di pihak swasta, kesadaran untuk menjalankan bisnisyang ramah lingkungan terus berkembang secara pesat. DHLExpress Indonesia, sebagai penyedia layanan ekspres danlogistik, pada 5 Juni lalu di Jakarta, bertepatan dengan HariLingkungan Hidup Dunia, meluncurkan kampanye DHL GoGreen Express, yang merupakan bagian dari kampanye glo-bal DHL .

National Marketing Manager PT Birotika Semesta/DHLExpress, Edi Prayitno, ketika memimpin peluncuran kampa-nye yang dihadiri kalangan media serta karyawan DHLmengatakan, industri ekspres dan logistik dunia dimana DHLmerupakan salah satu pemainnya, menyumbangkan emisikarbon yang cukup besar hingga 14%, seperti dari pengguna-an kendaraan mulai dari pesawat hingga kendaraan darat.

Untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan, DHL berkomitmenmelakukan sejumlah inisiatif yang bertujuan mengurangidampak terhadap lingkungan hidup melalui kampanye DHLGo Green Express.

Senior Technical Advisor, PT Birotika Semesta/DHL Express,David Ng mengatakan, buat kalangan internal, “Tujuan kampanyeini adalah memberikan edukasi yang lebih baik bagi seluruhkaryawan kami dan mendorong tumbuhnya perilaku yang lebihramah lingkungan di tempat kerja sekaligus meningkatkantanggung jawab dan partisipasi sebagai bagian dari solusi untukmemecahkan masalah perubahan iklim global”.

DHL melakukan kampanye edukasi bagi lingkungan inter-nal dengan mendorong para karyawannya melakukanberbagai kegiatan dari yang sederhana seperti penghematanpemakaian kertas, air, dan listrik di ruangan. Selain itu, beke-rja sama dengan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indone-sia), organisasi non-pemerintah untuk lingkungan hidup, DHLakan membantu merehabilitasi hutan bakau yang ada diJakarta. Untuk itu, pada 10 Agustus mendatang karyawanDHL Express Indonesia berencana menanam lebih dari 1500bibit pohon bakau di Muara Angke, Jakarta Utara.

Direktur Eksekutif Walhi, Selamet Daroyni, yang ikut hadirdalam peluncuran kampanye DHL Go Green Express menga-takan, sekalipun kerjasama Walhi dan DHL tidak dituangkandalam bentuk perjanjian atau nota kesepahaman, namunsiapapun yang melakukan aksi untuk peduli lingkungan hidupharus didukung. Yang perlu ditekankan adalah, jangansampai ada perusahaan yang karena terpaksa menimbulkankesan seolah-olah peduli pada lingkungan hidup tapi tidakmembuat perubahan sama sekali, ataupun tidak konsistendalam gerakannya.

Selamet juga menjelaskan, setiap individu bisa membantulingkungan dengan menerapkan prinsip 4 R dalam kehidupansehari-hari, yaitu Reduce (mengurangi), Re-use (gunakankembali), Recycle (daur ulang), dan Refuse (menolak yangtidak perlu) dalam menggunakan produk. Dalam prakteknya,“Hemat energi, matikan lampu bila tidak perlu, hemat air,ubah gaya hidup, pilih alat transportasi yang ramah lingkung-an, dan stop smoking,” ujarnya.

Persoalan lingkungan hidup dunia yangditandai dengan isu menghangatnyasuhu bumi akibat pemanasan global,

atau lebih dikenal dengan istilah globalwarming, telah membuat banyak

pihak melakukan aksi membangunkesadaran untuk peduli pada lingkungan

untuk mengurangi dampak yangditimbulkan akibat pemanasan global.Melalui gerakan penghematan energi

misalnya, upaya yang bisadilakukan secara sederhana ini terus

dipromosikan oleh organisasi, industri,korporasi, serta pemerintah.

D

AKSI KORPORASIPEDULI LINGKUNGAN

BIBIT POHON. Dalam peluncuran kampanye DHL Go Green Express diserah-kan bibit pohon kepada perwakilan dari media, Walhi, dan karyawan DHL.Tampak David Ng (kiri), Selamet Daroyni (tengah), dan Edi Prayitno (kanan).SPANDUK penghematan energi di Kantor Pusat DJBC.

WBC/ATS WBC/KY

37WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

MITRA

ky

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 404

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

JAKARTA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi didampingi Direktur Teknis Kepabeanan Agung Kuswandono dan Kepala Kantor Wilayah DJBCJakarta Heru Santoso pada 10 Juni 2008 melakukan kunjungan kerja ke KPPBC Kantor Pos Pasar Baru. Kunjungan yang disambut oleh seluruh jajaran KPPBCKantor Pos Pasar Baru ini, dimaksudkan untuk melihat dan menyaksikan langsung proses kedatangan dan pengeluaran paket pos melalui Kantor Pos. Regulasi danprosedur yang ada dan berlaku saat ini perlu dilakukan perubahan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan pengawasan lalulintas paket posyang lebih efektif. Pada kunjungan itu Direktur Jenderal juga menyampaikan rasa terimakasih-nya atas keberhasilan pegawai KPPBC Kantor Pos Pasar Baru yangtelah berhasil menegah barang jenis psikotropika yakni ketamin. Kiriman KPPBC Kantor Pos Pasar Baru

JAKARTA. Mulai 26 Mei 2008, 60 pegawai Bea Cukai dilingkungan KP-DJBC mengikuti pendidikan DTSD Kepabeanan dan Cukai angkatan I tahun anggaran2008 di Pusdiklat Bea dan Cukai. Dalam diklat dengan masa belajar selama 588 jam latihan ini, antara lain diisi kegiatan orientasi fisik selama dua minggu (96 jamlatihan) yaitu Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata Upacara Militer (TUM) dan Peraturan Umum Dinas Dalam (PUDD). Orientasi ini dibimbing dan dilatih Kopassusseperti tampak pada gambar kiri, sedangkan pada gambar kanan seluruh peserta DTSD foto bersama dengan para pelatih.

JAKARTA. Direktorat P2 KP-DJBC untuk yang kedua kalinya menyelenggarakan Sosialisasi Identifikasi CPO dan Produk Turunannya di Aula LokaMuda gedung B lantai 5 pada 26 Mei 2008. Sosialisasi yang dipaparkan oleh beberapa pejabat dari PT. Sucofindo dan diikuti 42 pegawai Bea dan Cukaidari seluruh Indonesia, dibuka oleh Direktur P2 Jusuf Indarto didampingi beberapa pejabat eselon III yakni Kasubdit Sarana Operasi Ahmad Budiyanto,Kasubdit Intelijen Maman Anurahman dan Kepala Kepegawaian KP-DJBC Azhar Rasyidi, serta beberapa pejabat eselon IV. Tampak pada gambar kiri, usaipembukaan acara dilanjutkan foto bersama dengan para peserta sosialisasi. Dan gambar kanan, Kasubdit Sarana Operasi Ahmad Budiyanto pada 29 Mei2008 melakukan pelepasan tanda peserta dan penyerahan sertifikat kepada salah satu perwakilan perserta dalam acara penutupan Sosialisasi IdentifikasiCPO dan ProdukTurunannya yang telah berjalan selama empat hari.

JAKARTA. Pusdiklat Bea dan Cukai Jakarta menyelenggarakan Diklat Teknis Cukai khusus untuk pegawai Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan tahunanggaran 2008. Diklat yang dilaksanakan mulai 2 Juni 2008 ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada pegawaiInspektorat Jenderal Departemen Keuangan dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan/inspeksi di bidang cukai. Diklat berlangsung selama 44 jam latihandengan materi tentang Undang – Undang Cukai (UU No. 39/2007), Teknis Cukai, dan Kewenangan Pegawai DJBC di Bidang Cukai serta evaluasi selama belajar.Diklat yang diikuti 28 pegawai, dibuka oleh Kepala Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan Permana Agung, ditandai dengan penyematan tanda peserta yangdihadiri pejabat dilingkungan Inspektorat Jenderal, pejabat Pusdiklat Bea dan Cukai dan para pengajar.

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

WBC/ATS

WBC/ATS

WBC/ATS

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 404

39WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

MEDAN. Bertempat di Aula BPIB Medan diselenggarakan Sosialisasi Teknik Pengambilan Contoh Uji Laboratorium dan Keselamatan dan KesehatanKerja (K3) pada 9 April 2008. Sosialisasi diikuti 99 peserta dibuka oleh Kakanwil DJBC Sumatera Utara Drs. Achmad Riyadi, dan ditutup oleh Kepala BPIBMedan Ir. Ronny Rosfyandi M.A. Pejabat yang hadir terdiri dari jajaran eselon III yang ada di Kanwil DJBC Sumatera Utara, serta para pelaksanapemeriksa yang datang dari Kanwil DJBC Sumatera Utara, KPPBC Belawan, KPPBC Medan, KPPBC Pematang Siantar, KPPBC Teluk Nibung, KPPBCPangkalan Susu, KPPBC Sibolga, KPPBC Kuala Tanjung. BPIB DJBC Medan

JAKARTA. Keluarga Besar Direktorat Jenderal Anggaran DepartemenKeuangan RI kehilangan seorang putra terbaiknya, yaitu Dirjen AnggaranAchmad Rochjadi yang telah berpulang ke racmatullah pada 17 Juni 2008pukul 14.30 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) GatotSubroto, Jakarta setelah sebelumnya terkena serangan jantung. Almarhumdisemayamkan dirumah duka jalan Kenali Asam, Komplek PertaminaRawamangun, Jakarta Timur, dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa,Jakarta Timur. Sebelum dimakamkan dilakukan penyerahan tandapelepasan oleh keluarga kepada Departemen Keuangan yang dalam hal iniditerima oleh Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Mulia Nasutiondisaksikan Wakil Presiden RI. M. Jusuf Kalla yang hadir dirumah duka.Almarhum yang lahir di Bandung 1952 meninggalkan seorang istri OlisRosmawati, dua anak dan seorang cucu.

SEMARANG. Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan Daerah IbukotaYogyakarta pada 25 April 2008 menyelenggarakan Eksebisi Futsal danBadminton antara Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY dengan KPPBCCilacap yang diselenggarakan di Semarang. Pertandingan dua hari ini diadakandi Stadion Radja Futsal pada Jumat pukul 19.00 dan untuk badminton di AulaKanwil pada hari Sabtu pukul 08.00. Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY

MAKASSAR. Seiring dengan berlakunya Keputusan Dirjen Bea CukaiNomor P-36/BC/2007, Kanwil DJBC Sulawesi mengadakan acara sosialisasiTatalaksana Audit Kepabeanan dan Pemeriksaan Lapangan serta Pemasanganaplikasi audit dan Pemlap pada tanggal 27 Mei 2008.Bertempat di aula KanwilDJBC Sulawesi, acara ini dibuka langsung oleh Kakanwil DJBC Sulawesi, TeguhIndrayana dan dihadiri para pejabat eselon III dan IV, termasuk para kepalaKPPBC di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi serta para auditor. Tampil sebagainarasumber adalah Azis Syamsu Arifin (Kasubdit Perencanaan Audit), MudjiRahardjo (Kasi Pelaksanaan Audit Impor KP DJBC)dan Martha Octavia (KasiPerencanaan Audit KP DJBC). Don’s, Makassar

BONTANG. Dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Direktur JenderalBea dan Cukai No. SE-22/BC/2008 tangal 15 Mei 2008 tentang Apel Tanggal 17di lingkungan DJBC, pelaksanaan tersebut juga dilakukan di KPPBC Bontang.Tampak dalam gambar Aries Widjanarko, S.H., Kepala Subbagian UmumKPPBC Bontang selaku pejabat yang bertugas memimpin apel sedangmemberikan amanat kepada seluruh pejabat dan pegawai yang hadir denganmateri antara lain masalah penegakan disiplin dan kode etik serta pentingnyamelaksanakan penghematan sumber daya listrik, air dan telepon dalam rangkapengetatan anggaran. Kiriman Agus Cahyono - KPPBC Bontang

39WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

FOTO : DONNY ERIYANTO

FOTO : KIRIMAN

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 404

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

I M P L E M E N T A S I A W A L

Relasi & Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bea dan CukaiMengucapkan Selamat Atas :

KPPBC MADYA CUKAIMALANG

KPPBC MADYA CUKAIMALANG

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 404

41WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 404

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

CENGKARENG. Pada 2 Juni 2008 bertempat di Aula Gedung B Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta telahdilangsungkan upacara pengambilan sumpah dan pelantikan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) Bea dan Cukai sebanyak 12 orang. Tampak dalamgambar PFPD yang baru diambil sumpah dihadapan Kepala Kanwil Banten Bachtiar saat akan menandatangani naskah sumpah jabatan. Selesai upacara dilanjutkanfoto bersama dengan Kakanwil, Kepala KPPBC Soekarno Hatta, PFPD lama dan yang baru dilantik. Pengirim Kasubbag Umum KPPBC Soekarno-Hatta

JAKARTA. Para penggemar olahraga sepeda yang tergabung dalam Customs Cycling Club (CCC) pada 6 Juni 2008 berkumpul di kawasan Bukit SentulBogor Jawa Barat dalam rangka mengenang kepergian mekanik sepeda CCC, Husein, yang meninggal beberapa waktu lalu akibat penyakit stroke yangdideritanya. Pada acara tersebut dilakukan doa bersama dan secara spontan dikumpulkan sumbangan dari para anggota CCC yang hadir pada acaratersebut (foto kiri). Dana hasil urunan secara spontan tadi terkumpul sebesar kurang lebih Rp. 12 juta dan selanjutnya diserahkan oleh Sofyan Permanasebagai penggagas CCC kepada istri almarhum Husein (foto kanan). Almarhum Husein sendiri terlibat dalam CCC sebagai mekanik sejak awalterbentuknya klub sepeda ini dan bisa dikatakan ia juga sebagai salah satu perintis berdirinya CCC.

CENGKARENG. Guna mewaspadai secara dini kemungkinan adanyapenyakit yang tidak terdeteksi, pada 3 Juni 2008 Poliklinik Kantor Pengawasandan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1 Soekarno Hatta bekerja samadengan Permata Hijau Medical telah mengadakan kegiatan General Chek Upbagi karyawan dan Ibu-ibu Dharma Wanita. Pengirim Kasubbag UmumKPPBC Soekarno-Hatta

TANJUNG BALAI KARIMUN. Pada 26 April 2008, pegawai pada KanwilKhusus DJBC Kepulauan Riau mengadakan “Tour de Jantan” yaitu pendakian keGunung Jantan, yaitu gunung tertinggi di Tanjung Balai Karimun. Di puncak gunungtersebut masih berdiri bangunan Radar Pantai milik Bea dan Cukai yang kondisinyasekarang sudah rapuh karena sudah berkarat pada seluruh bagian bangunannya.Untuk menuju puncak Gunung Jantan harus melalui jalan menanjak yangkeseluruhannya sudah beraspal. Jalan ini dibangun untuk memudahkan aksespetugas Bea dan Cukai yang akan bertugas melakukan pengawasan danpemantauan Radar Pantai pada waktu itu. Terdapat hampir kurang lebih 500undakan/tangga dari bangunan hangar menuju puncak Radar Bea dan Cukai.Kiriman Asep Ridwan - Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau

s

s

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

WBC/ZAP

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 404

43WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

MAKASSAR. Pada tanggal 15 dan 16 Mei 2008 di Aula Kanwil DJBC Sulawesi dilaksanakan sosialisasi PP Nomor 28 Tahun 2008 tentang Sanksi Administrasi.Sosialisasi yang dibawakan oleh R.Fadjar Donny Tj (Ka. KPPBC Tipe A2 Jakarta) ini dihadiri langsung oleh para pejabat eselon III dan IV dilingkungan Kanwil DJBCSulawesi dan Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Irjabar (MPI) serta para pegawai Kanwil DJBC Sulawesi. Pada kesempatan itu juga disampaikan sosialisasirancangan peraturan ekspor dan Impor Sementara oleh YFR Hermiyana (Kabid Fasilitas Kanwil DJBC MPI), Purnomo (Kasi Perbendaharaan KPPBC Sorong) danFerdinand Ginting (Kasi IKC KWBC Sumut).Selanjutnya acara diakhiri dengan foto bersama. Don’s, Makassar

MAKASSAR. Kanwil DJBC Sulawesi mengadakan perpisahan untuk salah seorang pejabatnya, yakni Yuwono Sutiasmaji, Kepala SubbagianKeuangan, pada tanggal 24 Mei 2008.Kegiatan ini dirancang dengan konsep wisata keluarga. Oleh karena itu, acara perpisahan ini mengambil tempat diTaman Nasional Bantimurung, Maros (sekitar 70 Km dari Makassar). Tampak dalam gambar kiri, Kabbag Umum, Tutung Budi Karya (sebelah kananberkacamata) menyerahkan cinderamata sebagai kenang-kenangan kepada Yuwono. Pada foto kanan, setelah acara perpisahan para peserta mencobamemasuki Gua Mimpi yang mempunyai jarak kedalaman gua sejauh 1,2 km. Don’s, Makassar

JAKARTA. DKM KPU Tanjung Priok sukses menggelar Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) pada Kamis-Jumat (15-16/5) di Masjid BaituttaubahLantai 5. Acara yang dikomandani Kepala Seksi Pabean II pada Bidang Pelayanan Pabean dan Cukai II Heru Djatmiko mengambil tema: “SemalamBersama Ayat-Ayat Cinta”. Hadir pada acara tersebut, Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Kushari Supriyanto, M Hakim Satria, Ardianto, AlfianChaniago. Dalam sambutannya, Kushari menyampaikan dukungan acara MABIT, yang diharapkan bisa menambah kualitas pribadi SDM pegawai yang padaakhirnya menambah kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai. Tampak pada gambar kiri Kepala KPU Kushari Suprianto memberikansambutan, dan pada gambar kanan shalat malam bersama sebagai bagian dari acara tersebut. Kiriman Arie Julianto - KPU Tanjung Priok

43WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

FOTO : DONNY ERIYANTO

FOTO : KIRIMAN

FOTO : DONNY ERIYANTO

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 404

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

I R M AIrma begitu singkat dan mudah diingat namanya. Pegawai wanita ini sekarang

berdinas di staf Kasubbag Kepegawaian Kanwil Maluku, Papua dan Irian Jaya Baratdengan pangkat pengatur muda tingkat I. Irma adalah puteri bungsu dari empatbersaudara keturunan Bugis-Makasar yang lahir dan besar di Jayapura danberkesempatan mengabdikan dirinya di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Cita-citayang semula ingin menjadi Polwan tidak menjadi kenyataan, meskipun demikian iamasih bisa sebagai penegak hukum di instansi Bea Cukai.Pada 2001 selepas dariSMK 2 jurusan Akuntansi Jayapura ia sempat bekerja sebagai staf di perusahaanperdagangan selama setahun.

Pada 2002 ia mendapat informasi dari kakak yang kebetulan bekerja di BeaCukai bahwa di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ada pembukaan lowongan kerja.Tanpa berpikir panjang dengan berbekal ijasah SMK ia memutuskan untuk mengikutiseleksi penerimaan di Jayapura. Dari beberapa orang pendaftar se-Papua yangditerima hanya lima orang. Setelah dinyatakan lulus ia menerima SK CPNS terhitungpada 2003. Penempatan pertama dilaluinya di Kantor Pelayanan Bea danCukai Jayapura sebagai staf kepala kantor hingga November 2007.

Suara lantang dan tegas merupakan salah satu ciri khas karyawati yang lahir diJayapura 30 November 1982. Dengan modal suara tersebut ia sering didapukmenjadi seorang pembawa acara di setiap acara kantor.

Selain itu di luar jam dinas ia juga aktif dan berprestasi di lingkungan tempattinggalnya dalam berbagai kegiatan, misalnya Juara I Lomba Kebaya dalam memperingatihari Kartini yang diselenggarakan Gerakan Organisasi Wanita se-Papua pada 2007, danJuara I Lomba Tari Tradisional yang diadakan Organisai Pemuda se-Papua.

A M N I K H A L I MMenjadi pegawai pada Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe B

Batam bagi Amni Khalim mempunyai tantangan tersendiri, apalagi bidang tempatnyabekerja saat ini yaitu Client Coordinator (CC) adalah bidang yang terhitung baruseiring dengan berdirinya KPU dimana tugasnya menjawab keingintahuan penggunajasa mengenai proses kepabeanan maupun cukai. Menurutnya tantangan tersebutadalah, ia harus bisa membantu dalam memahami proses pelayanan kepabeanandan cukai yang sedang dijalani oleh pengguna jasa tersebut.

Ada hikmah tersendiri bagi Amni dengan keterlibatannya di bidang CC ini, dimana iabersama dengan rekannya yang lain menjadi harus lebih sering lagi membuka Undang-Undang Kepabeanan maupun juga Cukai dan peraturan perundang-undangan lainnya,sehingga sedikit demi sedikit aturan-aturan tersebut bisa ia kuasai.”Jadinya kami disinilebih sering membaca dan memahami aturan baik itu kepabeanan maupun cukai dan inibagi saya dan juga rekan-rekan disini dapat menjadi nilai tambah tersendiri,”papar Amni.

Tantangan lain yang terkadang dihadapi oleh suami dari Wiwid dan ayah dari duaorang anak Fya (4 thn) dan Keyla (1 thn) adalah ketika ia berhadapan dengan suatupermasalahan yang berhubungan dengan kepabeanan yang belum ada aturanhukumnya, untuk itu ia dituntut harus bisa mencari solusi terbaik dan melakukankoordinasi dengan bidang lain yang berhubungan dengan masalah tersebut.

“Di CC, kita menyampaikan aturan tentang kepabeanan dan cukai kepada peng-guna jasa. Wilayah Batam memiliki karakteristik yang unik, berbeda dengan wilayahIndonesia lainnya, diantaranya adanya fasilitas pembebasan BM&PDRI terhadapbarang diluar empat jenis sebagaimana diatur PP 63 Tahun 2003. Kami seringdihadapkan pada situasi dimana tidak ada aturan tentang pemasukan dan penge-luaran barang Batam ke dan dari DPIL tersebut, kita dituntut harus bisa memberikansolusi kebijaksanaan dengan berkoordinasi dengan bidang lain, tentunya sesuaipetunjuk dari atasan dalam hal ini Kepala Kantor,”paparnya kembali. Selain itu, iamenambahkan, “Kepuasan kita sebagai pelayan masyarakat adalah manakala

YUSUF NOCE MUDAHobi pegawai yang satu ini adalah menyanyi dan sepak bola. Dengan hobi yang

dimiliki mengantarkan ia menjadi juara di beberapa pertandingan sepak bola danmenyanyi. Antara lain runner up Suratin Cup pada1980 dengan tim kesebelasannyaPERSITER ( Persatuan Sepak Bola Ternate ) mewakili propinsi Maluku di tingkatnasional, sedangkan untuk urusan tarik suara ia pernah menjadi juara III kategoriLagu Pop di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta pada 2004.

Noce mengawali karir di Bea dan Cukai pada 1983 selepas dari SMA di Ternate,sebelumnya ia sempat mencoba mendaftar masuk AKABRI di Ambon tapi gagal.Kegagalan tersebut tidak menurunkan tekadnya untuk menjadi aparatur negara.Saat ada informasi penerimaan Bea dan Cukai dari rekannya yang pada waktu itukerja di Kantor Bea dan Cukai Ternate, tanpa berpikir panjang kesempatan tersebutdiambilnya. Akhirnya dari sekitar seratus orang pelamar, Noce merupakan salah satudari enam belas orang yang diterima dan mendapatkan penempatan di kantor Beadan Cukai Ternate hingga 1992, kemudian dipindahkan ke Kantor Bea dan CukaiAmbon sampai dengan sekarang dan menjabat Korlak Operasi KPPBC Ambon.

Selama masa bertugas, ia punya kisah duka ketika mendapat penempatan diPos Pengawasan Geser, Pulau Geser pada 1999 selama empat bulan lamanya.Pulau Geser adalah pulau yang sangat kecil dan sepi terletak sebelah tenggaraPulau Seram, hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk mengelilinginya.“Kondisi airnya sangat jelek karena payau sehingga tidak baik untuk mandi danminum. Selain itu untuk transpor- tasi hanya ada kapal perintis yang lewat sebulansekali dengan waktu tempuh perjalanan ke Ambon selama sembilan jam, “kenangpria kelahiran Seram, 16 November 1961.

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

SIAPA MENGAPA

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 404

45WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Selanjutnya Irma tidak pernah menyia-nyiakan waktuuntuk meneruskan pendidikan dengan mengambil kuliahjurusan ekonomi manajemen di UNIYAP Jayapura dantelah memasuki semester III. Tetapi karena pindah tugaske Ambon ia cuti untuk sementara waktu.

Selama masa bertugas, ia punya kisah menarik antaralain ketika ada pesawat perdana yang datang dari luarnegeri yaitu Papua New Guinie tiba membawa rombongangubernur”. Waktu itu saya harus standby di Bandara Sentaniuntuk melayani kedatangan penumpang hingga dini hari.Jarak antara kota dan bandara cukup jauh sekitar tiga puluhkilometer, apalagi saya pegawai wanita sendiri, “kenangwanita yang gemar mendengarkan musik RnB ini.

Ketika ditanya mengenai prinsip hidup ia mengata-kan singkat, sabar dan iklas.”Bekerja harus dengansabar dan iklas, dengan begitu kita akan selalutersenyum dalam keadaan apa pun,” tutur pegawai yanghobi makan ikan bakar dan membaca.

Pegawai yang pernah mengikuti diklat Prajab pada2004 dan DTSD I pada 2007 di Makasar pada akhir wa-wancara memberikan pesan untuk instansi DepartemenKeuangan khususnya DJBC agar pendidikan pegawai diwilayah timur dapat lebih diprioritaskan.” Jika pegawai diwilayah timur nanti maju pada akhirnya juga akanberdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan,”tutur wanita yang masih single ini.

pengguna jasa paham dan mengerti dengan penjelasanyang kita berikan dan selanjutnya mereka mengucapkanterima kasih.”

Langkah awal Amni terjun sebagai Pegawai NegeriSipil (PNS) di lingkungan DJBC berawal pada tahun1993 ketika ia diterima di Sekolah Tinggi AkuntansiNegara (STAN). Ketertarikannya untuk masuk STANlebih dikarenakan adanya ikatan dinas dan kepastianuntuk diterima menjadi PNS. Ketika itu tidak mengetahuiapa itu Bea Cukai, jurusan yang ia pilih di STAN.

Kurang pahamnya ia akan tugas dan fungsi DJBCpada masa kuliah terlebih lagi dengan mata kuliah yangberbeda dengan mata pelajaran yang ia terima waktuSMA, sempat mempengaruhi hasil belajarnya, namundengan semangat untuk memperbaiki kekurangannya iasering berlatih mengerjakan soal, berdiskusi denganteman-temannya maupun juga dengan kakak kelasnya,tak ayal usahanya tersebut membuahkan hasil, nilai-nilainya waktu kuliah semakin bagus dan akhirnya bisamengantarnya menjadi salah satu abdi negara di DJBC .

Pria yang lahir 31 Agustus 1974 di Semarang ini,selama mengabdi di DJBC sejak tahun 1997 mencobasekuat tenaga untuk dapat memberikan yang terbaik untukDJBC, “Sebenarnya DJBC merupakan sarana yang bagusuntuk mengembangkan potensi diri selain dapat mengimple-mentasikan ilmu yang telah didapat untuk kemajuan DJBCpada umumnya, karena di DJBC memberikan banyak ke-sempatan untuk pengembangan diri, misalnya kesempatankuliah di luar negeri, tinggal dikembalikan kepada kompe-tensi diri kita sendiri”,ujarnya lagi.

Selain pengalaman duka, ia juga punya pengalamanberkesan selama dinas di Bea dan Cukai yaitu ketika meng-ikuti pendidikan pemeriksaan X-Ray selama satu minggu diCengkareng pada 1996. “Pendidikan X-ray yang saya ikutisangat banyak manfaatnya, selain dilatih oleh instruktur dariAustralia juga menambah wawasan dalam pelaksanaantugas,“ tutur ayah tiga orang putra ini.

Di luar jam dinas ia juga aktif dalam beberapaorganisasi sosial antara lain sebagai Pembina AngkatanMuda GPM (Gereja Protestan Maluku) dan juga sebagaiWakil Ketua Swara Pelayanan Cabang Passo

Ketika ditanya mengenai prinsip hidup iamengatakan, hidup harus banyak menanamkan kebaikankepada siapa saja dan dimana saja berada. “Banyakmenanam kebaikan akan banyak menuai kebaikan pula”,tutur suami Beatrix ini.

Pegawai yang pernah mengikuti diklat Prajab pada1987 di Ambon, DPT I pada1987 di Makasar, DPT IIpada 1991 di Makasar, DPI I pada 1994 di Makasar,dan Diklat Verifikator pada 1999 di Jakarta, di akhirwawancara memberikan saran untuk instansiDepartemen Keuangan khususnya DJBC agarkesempatan pendidikan lebih terbuka untuk pegawai diwilayah timur khususnya kanwil Maluku, Papua dan IrianJaya Barat sehingga sumber daya manusia lebihmeningkat pengetahuannya.

zap

Bambang W. (Ambon)

Bambang W. (Ambon)

Kakanwil DJBC Banten dan StaffMengucapkan Selamat Atas

Penganugerahan Keluarga Sakinah TeladanTingkat DKI Jakarta kepada pasangan :Bpk. Drs. H. SLAMET SUBEKTI

danIbu Hj. SRI TUTI LESTARI, S.Sos

(Kasi Perbendaharaan KPPBC Tipe A2 Tangerang)Oleh Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Fauzi Bowo

Semoga tetap menjadi teladan bagi keluarga danlingkungan sekitar

Kakanwil DJBC BantenDrs. Bachtiar, M.Si

Kepala KPPBC Tipe A2 Tangerang dan StaffMengucapkan Selamat Atas

Penganugerahan Keluarga Sakinah TeladanTingkat DKI Jakarta kepada pasangan :Bpk. Drs. H. SLAMET SUBEKTI

danIbu Hj. SRI TUTI LESTARI, S.Sos

(Kasi Perbendaharaan KPPBC Tipe A2 Tangerang)Oleh Gubernur DKI Jakarta, Bpk. Fauzi Bowo

Semoga tetap menjadi teladan bagi keluarga danlingkungan sekitar

Pj. Kepala KPPBC Tipe A2 TangerangDrs. Eddy Kusuma, M.M

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 404

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ada awalnya Windows Vista diberi kode nama Long-horn, dan baru pada pertengahan tahun 2006berganti dengan nama Windows Vista. KehadiranWindows Vista merupakan lompatan besar bagi du-nia teknologi informasi, khususnya teknologi

komputer. Seperti versi windows sebelumnya, Windows Vistamemiliki beberapa versi yang dimunculkan yaitu :l versi Starterl Home Basicl Home Premiuml Businessl Enterprise danl Ultimate.

Untuk Vista Starter, versi ini dirancang khusus agar dapatbekerja optimal di PC dengan spesifikasi hardware rendah(prosesor Pentium III, AMD Duron, Intel Celeron). Beberapafitur terbaru tidak akan banyak didapatkan disini, tetapi tetapkeamanan akan terjamin. Windows Vista ini adalah sistemoperasi client yang merupakan pengembangan dari WindowsXP. Windows Vista berisi aplikasi dan fitur – fitur baru yangtujuannya untuk meningkatkan reabilitas dan keamanan.

Di sisi reliabilitas, Microsoft berharap bisa mengingatkanpengguna mengenai kemungkinan kerusakan pada harddiskdrive 24 jam sebelum kerusakan terjadi, sehingga penggunadapat mem-backup data mereka. Kejadian negatif sepertirestart aplikasi, hang, crash, dan reboot sistem diharapkanbisa berkurang.

Fitur-fitur yang baru yang ada dalam Windows Vista, an-tara lain : Windows Aero, Windows Calender, Photo Gallery,Windows ReadyBoost, Windows Experience Index dan lain-lain. Khusus untuk Windows Aero, Microsoft menghadirkantampilan profesional, desain transparan dengan efek-efekhalus seperti refleksi dinamis, animasi yang halus denganfitur-fitur navigasi 3D desktop Windows Flip and Flip. Aeroakan memanfaatkan akselerator 3D untuk menampilkan efektampilan kaca.

Sedangkan untuk fitur lainnya : Windows bitlocker driveEncryption. Fitur ini berfungsi untuk melindungi data danproperti intelektual dari pihak lain apabila komputer hilang.Pada fitur ini disertakan teknologi proteksi data tingkat lanjutyang mengurangi risiko dilihatnya data oleh pengguna yangtidak berhak.

Salah satu manfaat feature ini adalah pada kasusnotebook yang dicuri. Pencuri notebook tidak akan dapatmelihat informasi yang tersedia di notebook tersebutkarena Windows Vista menggunakan enkripsi full-volumeyang mencegah akses disk terhadap file oleh sistem ope-rasi lain. Kunci enkripsi juga disimpan pada chip khususyang memenuhi spesifikasi Trusted Platform Model (TPM)v1.2. Pada notebook enkripsi ini digunakan baik pada filehibernasi maupun data pengguna.

Windows Digital Gallery dan Windows Picture and FaxViewer merupakan fitur yang sangat cocok bagi pecinta ko-leksi foto dan video. Windows Mobility Center fitur yangdiperuntukan bagi pengguna yang menggunakan notebook,fitur ini cocok bagi yang sering ke luar kota. ImplementasiVirtual PC Express yang dimasukkan ke dalam piranti inimemungkinkan aplikasi turunan untuk dapat berjalan padasistem operasi windows turunan tanpa mengalami perubahandalam lingkungan virtual Windows Vista.

Sedangkan untuk sekuriti, Windows Vista telah menye-diakan Antispyware yang membuat windows versi terbaruini jauh lebih aman, perlindungan terhadap malware jugasemakin baik. Windows Vista memiliki feature antimalwa-re yang mendeteksi dan menghapus virus dan berbagaitipe software jahat lain dari komputer. Ada juga WindowsService Hardening yang memonitor layanan windowspenting terhadap aktivitas abnormal terhadap sistem file,registry, dan jaringan terhadap aktivitas malware. Selainitu Windows Vista juga telah menyediakan recovery toolyang lebih kompatibel, jadi tak perlu lagi meng-instal reco-very tool dari pihak luar.

Selain aplikasi baru, ada juga aplikasi lama yang diluncur-kan dalam versi yang berbeda atau berganti nama, antaralain : Windows Mail, yang merupakan pengganti Outlook Ex-press. Pada Windows Mail perubahan yang jelas adalah yangberhubungan dengan kemudahan dan kecepatan untuk meng-akses e-mail. Fitur yang ada di Windows Mail diantaranya :

SEKILAS TENTANG

WindowsVista

Setelah sekian lama dinantikan,Microsoft Corps meluncurkan

operating sistem terbarunya yakniWindows Vista.

P

TEKNOLOGI & INFORMASI

TAMPILAN DALAM BENTUK GAMBARWINDOWS VISTA

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 404

47WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Instant Search, dengan fitur ini email dapat dicari berda-sarkan kriteria: From, To, Subject, Message dan dimana inginmencarinya, apakah di Inbox, Outbox, Sent Items, Draft danlain-lain.

Phising Filter, fitur ini akan memfilter setiap emailyang masuk dan akan memberitahu pesan jika adalink atau gambar yang mencurigakan.Newsgroup, fitur ini akan berguna bagi yang seringmenggunakan newsgroup, karena lebih mudah untukmengirim dan menjawab email, sedangkan yanglainnya hampir sama dengan Outlook Express.

Internet Explorer 7 (IE7), merupakan pembaharuan dariversi sebelumnya. Internet Explorer 7 ini dapat di downloadgratis oleh pengguna sistem operasi Windows XP. Browserbaru ini memiliki banyak keunggulan, seperti : Tab browsingyaitu kemampuan menampilkan banyak halaman web dalamsatu jendela browser, sehingga pengguna dapat membukasitus pada satu jendela browser. RSS (Really Simple Syndi-cation) dengan RSS pengguna dapat otomatis menerima in-formasi-informasi terbaru dari situs atau blog favorit.

Page Zoom, dengan fitur ini pengguna dapat memperbe-sar halaman web, termasuk teks dan grafik yang ada dida-lamnya.

Fasilitas sekuriti yang lebih handal. Di antara fasilitas se-kuriti ini adalah dukungan untuk Phishing Filter yang akanmelindungi pengguna dari ancaman operator jahat yang ber-niat menjebak pengguna dalam penipuan. Phising Filtermampu memberikan peringatan kepada pengguna jika adasitus yang mencurigakan, bahkan bisa menutup aksesterhadap situs-situs yang berbau phishing (penipuan online).

Untuk melindungi pengguna dari malware (program-program jahat) IE7 dilengkapi dengan ActiveX Opt-In yangmembantu melindungi kontrol lemah yang berisiko diserang,serta menambahkan protected mode untuk memberikantingkatan keamanan dan proteksi data.

Menu Start. Microsoft juga sudah mendesain ulang menustart dengan tujuan mempercepat dan mempermudah penca-rian aplikasi dan untuk melihat semua program yang ada.Jika sebelumnya setelah mengklik start, mouse akan dibawake atas tulisan All Programs terus pilih program yang akandijalankan, tetapi di Windows Vista ini pengguna harus meng-kliknya, dan daftar program serta folder program segera mun-cul pada kotak di atasnya. Tidak ada lagi pop-up yang meman-jang ke kanan menampilkan daftar program. Prinsipnya samaseperti tampilan pohon pada frame kiri Windows Explorer.

Di menu start disediakan kotak pencarian yang memung-kinkan pengguna mencari nama program. Setiap kali penggu-na mengetikkan huruf, daftar program yang ditampilkan sege-ra berubah menyesuaikan dengan huruf-huruf yang diketik-kan. Semakin banyak jumlah huruf yang diketikkan, semakinspesifik pencariannya. Jika pengguna membuka folderdokumen, Windows Vista tidak lagi memberikan ikon standaruntuk setiap tipe file, tetapi menampilkan preview sebenarnyadari isi file tersebut.

Pada dokumen dengan banyak halaman, misalnya, akanditampilkan halaman pertamanya. Tidak hanya itu, untuksetiap folder, Windows Vista menampilkan gambar kecil yangmerepresentasikan isi folder tersebut. Ini semua untukmempermudah pencarian file dan memungkinkan penggunasecara cepat mengetahui isi sebuah file atau folder tanpaharus membukanya. Sebelumnya, di Windows XP feature se-perti ini hanya tersedia untuk file gambar.

SPESIFIKASI WINDOWS VISTAUntuk menjalankan Windows Vista diperlukan hardware mini-

mal dengan memori minimal 512 MB, kartu grafis yang mendu-kung DirectX 9.0, dan prosesor 800 Mhz, prosesor Intel PentiumIV, Intel Pentium Centrino, atau AMD generasi terbaru. Untuk hard-disk ,Windows Vista memerlukan minimal 20 Gbit yang kosong.VGA 128 MB dengan driver WDDM untuk fitur windows Aero.

Warjiyanta, Pranata komputer pelaksana pada DIKC

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 404

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ingapore has provided technical assistance toother developing countries since 1960. As acountry whose only resource is its people, Si-ngapore believes that human resourcedevelopment is vital for economic and social

progress. Singapore itself has benefited from trainingprovided by other countries and international organiza-tion. Trought the Singapore Cooperation Programme(SCP) which was established in 1992, the range andand number of training programmes have beenincreased to meet the needs of developing countries.

One of the training is about Checkpoint Compe-tencies in Goods Clearance Training. This trainingaims to enhace the participants’ knowledge andskills in performing check points goods and convey-ances clearance function, particularly in skills likesearch technique and reading body language. Thetraining that was held in Singapore attended by thecutoms officers from Brunei Darussalam, Cambodia,Indonesia, Lao PDR, Myanmar, Philippines andVietnam comprises of classroom course and visits tovarious checkpoints (ports and costal command)

An overview of Singapore Cooperation Programme

(SCP),Immigration and Check points Authority (ICA):The Mission, Vision and Roles and Function

1. SINGAPORE COOPERATION PROGRAMME(SCP) and TRAINING CHECKPOINTS COMPE-TENCIES IN GOODS CLEARANCESince the 1960s, Singapore has been providing

technical assistance to other developing countries.Technical assistance focuses on training and increasingthe skills of a nation.In 1992, Singapore organised all itstechnical assistance programmes under one umbrella toform the Singapore Cooperation Programme (SCP).TheSCP is a way of sharing the technical and systems skillswith other developing countries that Singapore haslearned and acquired over the years.

SCP benefited from the help that developed nationshad given by way of human resource development trai-ning through technical assistance. The TechnicalCooperation Directorate of the Ministry of Foreign Affairs,Singapore administers programmes under the SCP.Inyear 2008, SCP has conducted training CheckpointsCompetencies in Goods Clearance from February 26 toMarch 3, and Countries in the ASEAN region such asBrunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR,Myanmar, Philippines and Vietnam attended that trainingby sending their respective Customs Officer.

Through that training the Government of Singaporeintroduces the system of Clearance of arriving vehicles,cargoes and passengers at all entry checkpoints is un-der the purview of the Immigration & CheckpointsAuthority (ICA). At the checkpoints, ICA officers conductchecks on vehicles, cargoes and persons entering thecountry, and refer trade and customs matters to Singa-pore Customs for follow-up.ICA is primarily responsiblefor the security of Singapore’s borders against entry ofundesirable persons and cargoes by land, sea and air.

2. IMMIGRATION AND CHECKPOINTS AUTHO-RITY (ICA): The Mission, Vision and Roles andFunctionsThe Immigration & Checkpoints Authority (ICA) is a

SECTION

ENGLISH

SINGAPORE COOPERATION PROGRAMMEASEAN TRAINING AWARDS

CHECKPOINT COMPETENCIESIN GOODS CLEARANCE

CHECKPOINT COMPETENCIES IN GOODS CLEARANCE TRAINING.This training aims to enhace the participants knowledge and skills inperforming check points goods and conveyances clearance function

SCREENING AND CLEARANCE OF CARS. To ensure that theseconveyances are not used to smuggle controlled, prohibited andundesirable goods.

The Immigration & CheckpointsAuthority (ICA) is a governmentagency under the Ministry ofHome Affairs. The Immigration &Checkpoints Authority (ICA)was formed on 1 April 2003, withthe merger of Singapore Immi-gration & Registration (SIR) andCustoms & Excise Department(CED), responsible for the secu-rity of Singapore’s bordersagainst the entry of undesirablepersons and cargo through land,air, and sea checkpoints.

S

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

PHOTO : DOC.

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 404

49WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

government agency under the Ministry of Home Affairs.The Immigration & Checkpoints Authority (ICA) wasformed on 1 April 2003, with the merger of SingaporeImmigration & Registration (SIR) and Customs & ExciseDepartment (CED), responsible for the security of Singa-pore’s borders against the entry of undesirable personsand cargo through land, air, and sea checkpoints.

ICA has brought together the immigration controland clearance performed by the former SIR andenforcement work performed by the former CED atthe various checkpoints.

The Mission :1. to ensure that the movement of people, goods and

conveyances through our checkpoints is legitimateand lawful.

2. to administer and uphold laws on immigration, citi-zenship, and national registration fairly and effec-tively.

The Vision: Inspiring confidence in all

The Roles and Functions :l Maintain checkpoints securityl Enforce immigration and passport laws regulati-

onsl Prevent and enforce against smuggling of restricted,

controlled and prohibited goodsl Register individuals and enforce National Registra-

tion Act

ICA deal with clearance of immigration andcargoes, profiling, intelligent analysis in both the sea-port and airport, which are known as Checkpointssecurity.

The formation of ICA consists of Ministry of HomeAffairs, Ministry of Finance and Ministry of Trade andIndustry. ICA represents numbers of government agen-cies, such as:l Agriculture Food and Veterinary Authority (AVA)

l Board of Commissioners of Currency of Singapore(BCCS)

l Central Narcotics Bureau (CNB)l Department of Industrial Safety (DIS)l Food Control Department (FCD), Health Sciences

Authority (HAS)l Infocomm Development Authority of Singapore (IDA)l Radiation Protection Inspectorate (RPI)l Intellectual Property Office of Singapore (IPOS)l Media Development Authority (MDA)l Ministry of Health (MOH)l Singapore Police Force (SPF)l Singapore Customs (SC).

As mentioned above, ICA is the guardian of the Si-ngapore’s gateways. The checkpoints one of Singaporefirst line of defense against the entry of undesirablepersons or goods into Singapore. ICA officer operatesthe air, land, and sea checkpoints to ensure that Singa-pore remains the safe and secure home.ICA serves theimmigration clearance of arriving and departing travelersas well as seamen.

For Cargo: Screening and clearance of conven-tional cargo, containerized cargo, courier parcel andpostal parcels to ensure that there is no illegal entryof controlled, prohibited and undesirable goods.

For Conveyances : Screening and clearance of cars,motorcycles, buses, vans, lorries, trains and sea-goingvessels to ensure that these conveyances are not usedto smuggle controlled, prohibited and undesirable goods.

ORGANIZATION CHART OF ICAICA is led by Commissioner and assisted by two De-

puty Commissioner, Deputy Commissioner Policy andAdministration and Deputy Commissioner Operations.The ICA’s organization chart is divided into two divisions,one is Staff Division, and the other is Line Division.

Staff Divisions consists of Manpower Division, PolicyDivision, Planning and Technology Division, CorporateService Division, Corporate Communication Division, In-

SECTION

ENGLISH

ALL PARTICIPANT CHECKPOINT COMPETENCIES IN GOODS CLEARANCE.

49WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 404

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

telligence Division and Operations Division, while LineDivisions has two units, Services Centres units whichdeals with Visa and Passport, Student, Social and Per-manent Residence Applications and CitizenshipServices. The other unit under Line Division is Check-points Security, which deals with Ports Command, Coas-tal Command, Airport Command, Air Cargo Commandand two Land Command.

ICA PORTS COMMAND AND CLEARANCE OF CARGOESPROCESS

Ports Command-led by a Commander who is assis-ted by four deputies-provide the guidance on operationsand intelligent matters, daily running of all checkpoints,administration and training matters and security mattersin ports.

ICA Ports Command is responsible for the securityclearance of sea cargoes through the eight checkpointsbordering the four Free Trade Zones (FTZs). The focusjob is to deter, detect, and deal with any terrorist or crimi-nal elements from using the ports and FTZs to facilitateterrorism or terrorist related activities. The other is to en-sure that the movement of people, goods, and conveyan-ces through the all checkpoints is legitimate and lawful.

The core functions are to adopt risk managementtechniques to target high-risk cargoes for securityinspection, to inspect and clear crew at the designatedcheckpoints and as well to assist other governmentagencies in the prevention of smuggling of contrabands.

As mentioned above, Singapore has five FTZs,which four are located in seaports that are Keppel, PasirPanjang, Jurong and Sembawang, and the last one islocated in Changi Air Port.Those FTZs were establishedin 1969 to promote trade. All goods that are importedinto Singapore by air or sea will be landed and depos-ited in a FTZ. Those imported goods may be repacked,sorted, and graded.

The process for conventional cargoes as follows:l Once the permit has been printed out, haulers will

proceed to pick up the cargoes at the FTZ.l They will proceed to the ICA checkpoint and

produced two things, i.e. the permit and cargoesclearance.

l ICA officer will subsequently scan the permit andundertake the necessary physical inspections of thesaid consignments.

l If everything is in order, the officer will update thesystem and the permit is invalidated.

l Otherwise, the officer will refer the case to the rele-vant controlling agencies to conduct further inspecti-on even investigation on any discrepancies detected.

The automated clearance of containerized cargoesprocess as follows:l The shipping company is creating electronic ship-

ping note on on-line Portnetl Hauler then books container collection time on on-

line Portnetl Hauler proceeds into the FTZ through the container

gatel When the driver arrived at the entrance of the FTZ,

the Computer Integrated Terminal Operations Sys-tem (CITOS) would validate against identity of driver/tow head registration number and match against thecontainer where the driver is taking delivery.

l Once the validity is validated, the Port Operator Sys-tem would send out an auto page to inform the driveron the yard location to collect container and ICA exitinstruction such as Proceed to red lane, proceed togreen lane, or proceed to scanning station.

l The driver would then proceed to the Port Operator’s

yard crane for loading of container onto the haulersprime mover.

l Trucked the container out of the FTZ through therespective lane stipulated in the pager under the ICAexit instruction.

l At the exit FTZ, the driver would flash the contactless card again at the self-service terminal to confirmthe departure. The CITOS will check and update thedatabase. Using technology such as Optical Charac-ter Recognition System (OCRS), the Port operator’ssystem scans and matches container number as toupdate automatically cargo clearance system data-base.

l Containers that are supposed to exit through thegreen lane will proceed without delay as opticalrecognition camera has already captured the contai-ner number and invalidate the permit.

l For containers that are instructed to leave throughthe red lane, the ICA officer will make a brief stop atthe ICA checkpoint. ICA officer will carry out securitychecks on the container such as stick seal oncontainer. ICA officer will issue notice to hauler andupdate cargo clearance system.

l Containers that are subjected to be scanned, thehauler will first truck the container to the scanningstation before exiting the FTZ from the green lane.

For those containers that are subjected to be scan-ned at Scanning Station, Ports Command currently ope-rates three scanning machines that are Mobile VACIS(MV). VACIS is Vehicle and Containers InspectionSystem. The MV is deployed at Pasir Panjang ScanningStation. The other is Relocatable VACIS (RV) and islocated at Tanjung Pagar Scanning Station. Last one isZBackscatter Van (ZBV). The ZBV is a mobile van andequipped with x-ray detection capabilities and used forperforming Ad-Hoc Operations. The ZBV producesphoto like images of contents of a container or vehicle,effective in detecting and highlighting organic materialssuch as drugs and plastic explosives.

The utilities of those scanning machines are:l To enhance security at the sea checkpoint borderl To have a more effective and efficient clearance of

cargoesl To increase throughputl To leverage on technologies in order to overcome

manpower shortage

COASTAL COMMANDAs mentioned earlier and refer to Organization Chart

of ICA and under Line Division, the other command isCoastal Command.Coastal Command deal with clearan-ce of immigration of passenger and crew vessel andperform searching operation to the vessel that will enterand depart from Singapore’s waters.

To support the job, The Coastal command has ateam namely Anti-smuggling Teams (ASTs). The ASTsplays role to prevent ship-to-shore attempts to smuggleundesirable persons, drugs, weapons, explosives,prohibited and restricted goods, hazardous substancesor materials and dutiable goods.

By using intelligent analysis and sharing information,ASTs will be targeting of vessels to perform ship-rummaging. And then checking to all crew whether theyare bringing the dutiable allowance for consumption onboard.While performing ship-rummaging, ASTs alsodetects the fraudulent travel documents that might bedone by passenger or crew.Those jobs are accom-plished with an efficient manner and without hamperingtrade and tourism.

Bobby Situmorang. Kasi Impor Dit Teknis Kepabeanan

SECTION

ENGLISH

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 404

51WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

alam rangka memperingati satu abad kebangkitannasional, Customs Cycling Club (CCC) mengada-kan touring dengan menjelajahi alam Bedugul, Balidengan jarak tempuh sejauh 50 kilometer. Kegiatanyang diikuti kurang lebih 40 peserta dari berbagai

daerah seperti, Kantor Pusat, Kanwil Bandung, KanwilSemarang, Kanwil Surabaya dan KPPBC Tanjung Perak,KPPBC Kupang, dan Bali menjadi semakin semarak denganikut sertanya klub sepeda dari Bali.

Menurut Kepala Bidang P2 Kanwil Bali, Nurkisar Edy yangjuga sebagai ketua pelaksana CCC Tuor de Bedugul, kegiatankali ini merupakan kepedulian DJBC terhadap kebangkitannasional yang tahun ini merupakan yang ke satu abad.”Selainpegawai DJBC, kegiatan ini juga diikuti oleh klub sepeda yangada di Bali, untuk itu rute yang kami pilih juga cukup lengkap danbanyak tantangannya,” tutur Nurkiswar Edy.

Lebih lanjut Nurkiswar Edy menjelaskan, dengan kebang-kitan nasional, CCC juga ingin menunjukkan kepeduliannyaterhadap kebangkitan bangsa Indonesia melalui peningkatankinerja yang lebih maksimal yang ditandai dengan semangatkebersamaan, dan melalui olah raga bersepeda diharapkanrasa kebersamaan dan kebangkitan tersebut akan tumbuh.

Jarak 50 kilometer memang cukup menantang bagi parapeserta. Kegiatan yang dimulai dari Bedugul menuju BukitPinus hingga ke Bentari sebagai Pos I sejauh 30 kilometer,merupakan rute yang paling menantang, karena para pesertabenar-benar diuji kemampuan fisik dan mentalnya, denganmelalui jalan setapak di tengah hutan yang mempunyaimedan tanjakan dan jalan menurun yang cukup curam.

Pada rute ini seluruh peserta juga disuguhi oleh peman-dangan alam yang sungguh luar biasa, dengan mengelilingidanau Buyat dan danau Brata, kelelahan yang dirasakan olehpara peserta pun langsung terobati dengan panorama alamyang sangat indah.

Dari Pos I, perjalanan dilanjutkan untuk menuju finish diPure Taman Ayun Manggui yang ditempuh sejauh 20 kilome-ter. Untuk rute kedua ini, selain menampilkan panorama alamyang indah, para peserta menempuh perjalanan dengancukup mudah, karena hampir seluruh perjalanannya menurundengan tikungan yang tajam.

Akhirnya tepat pukul 14.00 wita, seluruh peserta tibadengan selamat di lokasi finish yang telah ditentukan. Banyakcerita dan pengalaman yang langsung mereka utarakankepada sesama peserta. Sementara, kelelahan yang merekaalami selama perjalanan tidak dijadikan keluhan karena se-luruh peserta sangat menikmati seluruh rute yang ditempuh.

Menurut salah satu peserta yaitu Kepala Sub BagianUmum KPPBC Tanjung Perak, Bier Kismulyanto, kegiatanCCC merupakan kegiatan yang cukup banyak penggemarnyakhususnya di Surabaya, untuk itu dirinya berharap agar kegi-atan ini dapat rutin dilakukan, karena selain sebagai kegiatanolah raga yang murah, kegiatan ini juga dapat dijadikanajang silaturahmi sesama pegawai DJBC.

CCC TourDe Bedugul

KEBERSAMAAN. Dalam rangka satu abad kebangkitan nasional, CCC mencobamenjalin kebersamaan antar pegawai DJBC dengan Tuor de Bedugul.

Rute yang ditempuh CCC cukuplengkap, mulai dari jalan setapak, hutan,

hingga jalan raya yang menurun.Perjalanan dilalui dengan penuh

semangat karena bersepeda kali iniberbeda dari yang biasanya.

D RUTE YANG INDAH. Dengan menjelajahi hutan, para peserta disuguhipanorama alam yang indah.

PERISTIWAFO

TO-FO

TO : W

BC

/AD

I

adi

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 404

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

erita yang cukup menggemparkan terjadi dipenghujung bulan Mei 2008 atau tepatnya pada30 Mei 2008, Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) bersama Bidang Kepatuhan Internal,membuat gebrakan dengan melakukan pemerik-

saan mendadak di Kantor Pelayanan Utama (KPU) BeaCukai Tanjung Priok. Hasilnya, ditemukan dugaan suapyang melibatkan beberapa pegawai, dengan barangbukti berupa amplop berisi uang.

KPU Bea Cukai Tanjung Priok yang diresmikan pada1 Juli 2007, memang diharapkan dapat menjadi barom-eter keberhasilan DJBC dalam memberikan pelayanandan pengawasan akan lalu lintas barang ekspor impor.Harus diakui, sejak diresmikan KPU Bea Cukai TanjungPriok telah banyak melakukan perubahan, baikterhadap pelayanan dan pengawasan, khususnyaterhadap penerimaan bea masuk yang terus mengalamipeningkatan. Tahun 2006 ketika masih bernama KanwilIV DJBC, penerimaan bea masuk yang dihasilkanmencapai Rp.6,380 triliun. Tahun 2007 penerimaan beamasuk meningkat hingga 110,47 persen atau sebesarRp. 8,426 triliun. Sedangkan untuk tahun 2008 ini dariJanuari hingga 29 Mei 2008 penerimaan bea masuktelah berhasil mencapai 54,02 persen atau sebesar Rp.4,617 triliun.

Dari sisi pengawasan terhadap kinerja ekspor impor,dapat dilihat dari beberapa penegahan yang dilakukanKPU selama ini, mulai dari kayu ebony, kayu gergajian,rotan asalan, meat bone meal, truk bekas, mobil mewah,tabung, kompor gas, pupuk, pasir timah, kondombekas, jetsky, benda purbakala, senjata api, hingga ko-moditas lainnya hasil operasi intelijen. Kasus-kasusyang berhasil diungkap KPU Tanjung Priok sepanjangtahun 2007 melonjak drastis dibandingkan tahun 2006.(lihat tabel-1).

Sementara dari sisi pengawasan terhadap pegawai,Bidang Kepatuhan Internal telah melakukan tindakanpreventif berupa pembinaan pegawai dan penyebaranbrosur serta me-lakukan pemerik-saan kepatuhaninternal terhadappegawai yangmelanggar kodeetik sesuai pera-turan kepegawai-an.

Berkaitan de-ngan pelanggar-

an yang ditemukan, telah dilakukan pemeriksaan terha-dap 69 orang pegawai pada 30 Mei 2008 di KPU TanjungPriok, dan bagi yang terlibat akan dilakukanpengklasifikasian sesuai dengan derajat pelanggaranyang bersangkutan (berat, sedang, ringan), termasuk jugabagi yang tidak melakukan pelanggaran untuk dapatdijadikan sebagai peringatan keras guna pelaksanaantugas mereka di kemudian hari.

Satu hal yang patut digaris bawahi pada pemeriksaanmendadak antara KPK dengan DJBC ini adalah,keinginan dari pihak DJBC untuk melakukan pembenahandi jajarannya juga harus diikuti oleh pihak pengguna jasasebagai pihak yang selama ini tidak tersentuh hukumdalam kasus suap yang ada di DJBC.

Artinya, DJBC merasa tidak adil jika hanya jajarannyayang mendapat hukuman dari tindakan suap tersebut,karena bagaimanapun juga dari pihak pengguna jasa lahsuap berasal. Untuk itu keterlibatan KPK dalampemeriksaan mendadak kali ini adalah sebagai lembagayang kredibel dan memiliki kewenangan untuk melakukanproses hukum baik terhadap pegawai maupun terhadappengguna jasanya.

Sehubungan dengan semakin maraknya pemberitaandi media massa akhir-akhir ini, baik cetak maupunelektronik, maka DJBC merasa perlu untuk ikut dalammemberikan klarifikasi dan keterangan terkait agarinformasi yang berkembang dapat menuju ke arah yangproporsional, akurat, dan tidak menimbulkan bias,tanpa bermaksud untuk menciptakan opini publik yangdapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan penyidikanyang sedang dilakukan oleh aparat terkait kasustersebut.

Untuk itulah WBC pada Kamis 5 Juni 2008, menemuiDirektur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi diruang kerjanya, untuk melakukan wawancara seputarpermasalahan terkait.

Dalam wawancara tersebut Dirjen menyatakan, seba-gai aparatur pemerintah dan abdi masyarakat, tekadDJBC pun sama dan bulat untuk memberantas segalabentuk KKN yang merupakan penyakit dan perusak masadepan bangsa dalam bentuk dan modus apapun.

Selain itu, Dirjen juga yakin dari total 1.057 orang pe-gawai di KPU Bea Cukai Tanjung Priok, sebagian besarmasih memiliki semangat reformasi dan etos kerja yangtinggi untuk mewujudkan terciptanya institusi Bea Cukaimasa depan yang transparan, accountable, dan credible.Segudang prestasi yang telah dipersembahkan KPUTanjung Priok tidak akan dapat terwujud tanpa adanyakomitmen yang kuat dari pegawai untuk dapat memberi-kan pelayanan prima dan setia pada tujuan reformasi

yang telah dijalan-kan.

Lebih lanjutDirjen juga menya-takan, tidak adadan tidak akanpernah ada toleran-si maupun peluangyang DJBC cipta-kan dan berikankepada pihak ma-

KPK DAN BIDANG KEPATUHAN INTERNAL

PERIKSA KPU BEA CUKAITANJUNG PRIOK

Pemeriksaan mendadak yang dilakukanbukan bermaksud untuk mencideraiinstitusi Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai (DJBC) atau DepartemenKeuangan. Sidak yang dilakukan ter-

sebut merupakan rangkaian daripembenahan reformasi birokrasi dansebagai shock therapy bagi oknum

yang tidak ingin melakukan perubahan.

B

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

PENGAWASAN

KETERANGAN : * DATA s.d. APRIL 2008SUMBER : KP DJBC

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 404

53WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

napun baik internal maupun eksternal DJBC termasuk si-apapun yang ada di belakangnya jika bermaksud untukmenciderai proses reformasi yang sedang DJBC jalankan.

Selengkapnya mengenai pernyataan Dirjen, berikutpetikan wawancaranya :

Bisa dijelaskan kembali, apa latar belakang pemeriksa-an mendadak yang dilakukan KPK pada 30 Mei 2008 diKPU Tanjung Priok?

Saya luruskan ya, pemeriksaan mendadak itu bersamaantara bea cukai dengan KPK. Sebetulnya KPK itu sudahmemberikan masukan kepada Ibu Menteri bahwa adatemuan di Priok. Sebenarnya KPK itu tanpa ijin dari IbuMenteri, bisa dia lakukan (pemeriksaan-red). Jadi dia gaklewat kita bisa.

Jadi pemeriksaan mendadak kemarin itu atas inisiatifKPK?

Sebenarnya ada temuan. KPK dengan kita itu kan su-dah menjalin kerjasama sejak lama bahkan sejak 2007 KPK

sudah memonitor dan mengevaluasi. Nah, ada data ten-tang suap yang kira-kira di Priok itu sehari berapa (rupiah-red) dikalikan 30 hari, ketemunya 12,6 milyar. Merekabersama-sama kita memonitor, ternyata kasus ini masihterjadi. Bukan berarti kita di bea cukai tidak melakukanapa-apa, (Bidang) kepatuhan internal melakukan sidak, Ke-pala KPU melakukan sidak, Sekretaris melakukan sidak,tetapi teman-teman menjawab itu tidak adil, kenapa hanyapegawai yang ditindak, PPJK dan importir kok tidakditindak. Nah kita kan sulit kewenangan, saya kira lembagayang kredibel itu KPK.

Sebelumnya bidang kepatuhan internal apa sudah mak-simal dalam menjalankan tugasnya?

Sudah tapi tetap membutuhkan pelaksanaan yang kon-sisten. Sebenarnya KPK itu dua bulan sebelumnya di Prioksudah surveillance, tapi kita tidak merespon. Teman-temansudah kita beritahu, saya turun, Sekretaris turun, DirekturP2 turun, Ketua Tim Percepatan Reformasi turun, KepalaKPU turun, kemudian Irjen juga turun. Kita sudah menyam-

53WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 404

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

WONGDPRAJA

DIJEBOLAPALAGIKITA INI

“”

paikan kepada Pak Kushari (Kepala KPU), masih ada suapgak? Dia bilang tidak. Trus kita tanyakan ke teman- teman,masih ada suap gak? Teman-teman itu jawabnya ya bukti-kan aja pak. Nah kita buktikan, dan itu tidak disangka olehteman-teman. Sebetulnya kalau sudah diberikan warningtidak dilakukan (suap-red) ya selamat, atau selamanyatidak pernah melakukan itu lebih selamat lagi. Reformasiitu kan harus terus berjalan secara bertahap, kita tidakberhenti.

Sampai saat ini hasil dari temuan bidang kepatuhan in-ternal itu sendiri bagaimana?

Sampai saat ini saya dengan Sekretaris melihat pena-nganan administrasinya masih terlalu lama, untukyang kami ajukan pemberhentian tidak hormat itumulai November 2007, sampai sekarang belum pu-tus di Departemen, itu juga menyebabkan masalah.Kami juga sudah meminta kepada Ibu Menteri, khu-sus untuk PFPD itu (pengangkatan pertamanya-red)didelegasikan ke kita lewat PMK, atau delegasi te-tapi tetap masih terbatas.

Kembali ke pemeriksaan mendadak, apakah pe-meriksaan oleh KPK ini sudah sesuai denganaturan perundang-undangan yang berlaku?

KPK sudah surveillance, TO-nya sudah jelas, se-benarnya KPK membagi pengalaman kepada kita.Kemudian mengenai aturan jelas dia kan super body, ‘wong’DPR aja dijebol apalagi kita ini.

Kalau begitu apa tindak lanjut dari hasil temuan KPKtersebut?

Yang pertama, saya prioritas memulihkan teman-temanyang shock, itu saya tidak menutup mata. Kemudian men-jelaskan tujuan kita mengapa ada sidak ini, supaya tidakada provokator yang memanas-manasi situasi yang sudahbagus menjadi tidak bagus. Kita hari pertama kerja bersa-ma-sama KPK ada Pak Ronny, Pak Donny dan Pak Sammereka mengumpulkan semua pegawai dan berbicara apa

adanya dalam rangka memulihkan. Sebenarnya messageyang ingin disampaikan oleh KPK adalah kepatuhan, baik ituinternal maupun eksternal, yang kedua sebagai shock the-rapy, kemudian yang ketiga KPK menyampaikan sebenarnyadia ingin turun sendiri, tetapi karena Departemen Keuangandan DJBC masih bisa dipercaya, ya lebih memilih sidak ber-sama. Umpama saya tidak dipercaya, tidak akan ada sidakbersama, dikira saya main juga.

Lalu bagaimana dengan para stakeholder, karena darimereka lah suap ini berasal?

Kalau mereka pidana ada, kalau dari kita saya sudah pe-rintahkan Pak Kushari agar PPJK yang suka main supaya

dicabut saja, trus importir yang main agar diblokir dandiikuti terus karena biasanya mereka ini ‘nyelungsungi’(berganti-ganti nama-red).

DJBC juga kan bekerjasama dengan InspektoratJenderal Departemen Keuangan, hasilnya selamaini bagaimana?

Selama ini shock therapy-nya tidak sehebat sepertikemarin, memang koordinasi selama ini sudah sangatbaik, namun kita juga butuh lembaga yang kredibel.

Pada sidak kemarin, apakah sebelumnya Bapak su-dah memikirkan untung ruginya?

Iya sudah saya pikirkan. Kalau KPK sidak sendiritanpa kita, ya kita bubar aja semua, gak ada pilihan. Kalausidak bersama masih ada pilihan, kita titik awal hijrah darijaman jahiliah ke sedikit jahiliah hingga ke jaman yang benar.Kita kan sudah mulai baik.

Termasuk memikirkan terhadap internal Departemen Ke-uangan itu sendiri?

Saya kira iya kita sudah perhitungkan. Intinya, apapun kitamengusahakan, membela, melindungi anak-anak, tapi kalausudah proses hukum kadang-kadang siapapun tidak bisamembela, mungkin contohnya Jaksa Urip saja, ada JaksaAgung tapi tidak bisa membela apa-apa. Jadi kita membela

sepanjang, syukur bisa ringan,kita juga komunikasi terus de-ngan KPK. Kalau memang me-reka sudah tidak bisa dibenahikan sulit juga. Sebenarnya dibea cukai yang baik banyak,ya seperti di keluarga ada sajayang satu nakal, tapi kita kantidak mengorbankan semua.Jadi shock therapy tidak hanyadi bea cukai, tapi itu mungkinlangkah awal untuk kehidupankita.

Pemberitaan-pemberitaan dimedia, bea cukai masih sajadisudutkan, padahal Bapaktidak ingin hanya bea cukaisaja yang ditindak tapi jugaimportirnya?

Itu sebenarnya hanya soalkehumasan kita saja, kita kanbelum punya humas, kalau hu-mas hanya ada di Departemen,nah tugas WBC inilah juga se-bagai humas. Kita ini kadang-kadang kurang humas, kare-na ada teman-teman di luaryang ingin kembali ke SGS(surveyor-red), itu ‘bola liar’yang harus kita waspadai. Tapikomitmen kita tidak. KarenaSUMBER : KP DJBC

Data Pelayanan KPU Bea Cukai Tanjung Priok

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

PENGAWASAN

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 404

55WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008 55WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 404

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

UMPAMADENGAN CARA

INI KITAINGATKANLAGI TAPI

MASIH BEGITU,YA SUDAH

KETERLALUAN

kita sakit jadi jangan mengundang orang yang lebih sakit.SGS bukan berarti orang sehat, tapi kita harus sadar kalauini sering-sering, orang mencari solusi lain seperti ‘bola liar’tadi. Tapi di antara kita satu pikiran dan satu komitmenyang titik awal kita adalah hijrah.

Sejauh ini apa tindakan KPK terhadap importir yangmemberikan suap?

Mereka sekarang sedang mendengar 5 orang petugaskami, kemudian di amplop ada nama perusahaan juga adanamanya, ini akan dipanggil dan dilakukan penyelidikan,untuk sanksinya kita lihat saja nanti.

Soal suap ini sepertinya juga terjadi karena masalahnilai pabean, sebenarnya bagaimana standar penetapannilai pabean ini?

Kalau sekarang jauh lebih baik dari yang dulu, kalaudulu dikenal dengan sistem borongan 20 feet 20 juta, 40feet 40 juta. Dalam kontainer itu mau isinya emas atau lo-yang itu disamakan. Itukan tidak adil, lalu kita melaksana-kan P-01 dan P-07 untuk pemeriksaan barang. Sebetulnyaaturan inikan memang memenuhi syarat dan mungkin adasesuatu yang perlu disempurnakan. Memang peraturan itutidak ada yang lengkap jadi yang melengkapi adalah diri ki-ta sendiri, kita mau baik atau tidak, itu saja kok.Kalau masalah nilai pabean dipermasalahkan,itu bisa dilihat dengan volume impor yang samamungkin turun, tapi penerimaan kita justru jauhlebih besar dari sebelumnya, itukan perbaikanyang cukup baik dan ini harus dijawab.

Selama ini PFPD sering dipersalahkan kare-na dalam penetapan nilai pabean antaraPFPD yang satu dengan yang lainnya beda,begitu juga antara kantor yang satu denganyang lainnya juga beda?

Itu mekanisme karena jabatan PFPD itu pro-fesionalisme, saya sendiri tidak bisa menyalah-kan, itu profesionalisme kita. Tapi saat ini beacukai sedang menyempurnakan penetapanharga (PH) database kita, saya sudah memintakepada Direktur Teknis untuk membuat penyempurnaantersebut, sehingga teman-teman tidak mengalami banyakkesulitan dan cepat dapat penyelesaiannya. Karenasekarang ini PFPD mencari PH hingga 15 menit tidak ada,lalu dianggap mempersulit, lalu karena mempersulit ba-yangannya minta suap, jadi dua-duanya harus kita perbaiki.Tapi ini adalah titik awal yang harus kita kerjakan.

Dengan adanya temuan KPK tersebut, apa yang akandibenahi DJBC terhadap KPU Tanjung Priok?

Pertama, integritas. Kedua memberdayakan kepatuhaninternal, kemudian ketiga, Kepala KPU harus terusmemantau. Pimpinan harus mendeteksi modusoperandinya makin canggih atau tidak, karena di aturankita kalau membiarkan orang melakukan suap itu kita jugasudah dipersalahkan. Seperti saya, kalau saya kemarintidak bertindak juga saya dipersalahkan oleh undang-undang. Jadi mengapa kita lakukan pemeriksaan, ya itu.

Bapak menilai KPU yang sekarang berjalan telah gagal?Tidak. Kalau dilihat dari data penerimaan itu meningkat.

Memang semua orang inginnya instan begitu 1 Juli 2007dibuka langsung beres semua, kan tidak semudah itu, pa-dahal pelayanan bagus pemerimaan meningkat, jadi hanyasedikit cidera saja teman-teman yang tidak menyangka kitaserius untuk membuktikan pelanggaran. Umpama dengancara ini kita ingatkan lagi tapi dia masih begitu, ya sudahketerlaluan.

Bagaimana dengan perekrutan pegawai KPU dengan

sistem assessment, apakah juga dinilai gagal karenamasih ada yang melakukan pelanggaran?

Ya kita review saja, biasanya assessment itu dikerjakanoleh pihak professional supaya bea cukai independen, tetapidi lapangan kan antara teori dengan praktek beda. Misalnyasaya orang yang pinter ngomong, kelihatannya bagus tapibelum tentu kelakukan saya baik. Nah ini kita lakukan review,caranya disamping assessment center, kita minta Sekretarissambil ke lapangan sambil membina atau talent scouting.

Artinya perektrutan berikutnya akan diperbaiki lagi?Sebenarnya assessement itu hanya potret awal, yang penting

kan merawat. Seperti teman-teman waktu sekolah kan bagus,tapi begitu di lapangan kok jadi jeblok ya? Bisa karena lingkung-an, panutan, karena tidak ada keberanian diingatkan, ewuhpakewuh nah budaya itu harus kita mulai benahi. Misalnya atasansalah, ya harus mau dikasih tahu, kita ini masih mencariperubahan. Saya akan mau ditegur kalau salah, karena supayasaya bisa selamat adalah dengan teguran dari anak buah.

Sebentar lagi KPPBC Madya Cukai akan diberlakukan,apakah dengan kejadian ini kebijakannya akan dirubah?

Ya kita harus berubah untuk mau memerangi KKN, untukitu kita akan membuat satgas di pusat yang akan melakukan

sidak juga, kalau dulu sidak hanya sederhana iniakan jauh lebih canggih.

Apakah pemeriksaan mendadak oleh KPK bisamenyebabkan dampak terhadap perekonomiannasional, misalnya karena menumpuknyabarang dan dokumen akibat pegawai yangenggan untuk bekerja karena takut?

Itu pro dan kontra, pada waktu kita ketemu IbuMenteri, Ibu Menteri juga ditakut-takuti isu itu, tapi sayaminta ijin Ibu Menteri pada hari Senin (2 Juni 2008)saya bersama Pak Kamil (Sekretaris), Pak Thomas(Ketua Tim Percepatan Reformasi), Pak Jusuf Indarto(Direktur P2) jam 8 ke Priok, apa yang terjadisemuanya masuk. Jadi ini kan kontra isu, yang satutidak ingin berubah dan yang satunya ingin berubah.Yang harus kita waspadai adalah provokator yang

tidak mau merubah diri. Lalu kenapa Senin macet Pak? Yakarena teman-teman diperiksa sampai Sabtu pagi, mau masukSabtu siang apa tega? Kan Sabtu juga libur, YOR-nya juga turun.Saya sudah mencek ke Pak Darmin (Dirjen Pajak) hari Senin (2Juni 2008) data PPN impor itu naik, jadi saya kira tidak adasesuatu yang mengkhawatirkan dan teman-teman lebih bagusmenetapkan nilai pabeannya.

Apa harapan dan pesan bapak kepada seluruh pegawaibea cukai, dengan adanya pemeriksaan mendadak ini?

Yang pertama saya menghimbau lakukanlah yang terbaik.Kita juga sampaikan bahwa KPK itu tanpa ijin kita pun, setiapsaat bisa melakukan penggerebekan. Yang kedua, kita harustetap mempertahankan bea cukai hingga akhir jaman denganmemperbaiki citra dan integritas kita atau dengan kata lainmau berubah perilaku ke arah yang lebih baik. Karena, yangdulu dianggap biasa sekarang dianggap sesuatu yang salah.Misalnya, kalau dulu menerima itu dianggap biasa tapimeminta dengan paksa dianggap salah, sekarang menerimatanpa meminta pun dianggap salah. Yang ketiga, teman-teman daripada disidak orang luar kan lebih baik yangmenangani pengawasan itu kepala kantor untuk melakukansidak yang sama, tetapi harus profesional dengan caramencari orang yang integritasnya tinggi, jangan sidak tapimau menerima amplop. Marilah kita hijrah dari kondisi yangtidak benar ke yang benar, kemudian sampaikan jugamekanisme kalau saya salah ya diingatkan, kalau ada orangmengaku-ngaku keluarga saya dan itu salah ya ditindak aja,jadi ewuh pakkewuh itu dihilangkan sehingga ada check andbalance sehingga tidak ada yang saling menzolimi.

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

PENGAWASAN

adi

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 404

57WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

ntuk yang ke sembilan kalinya, Kantor Pengawasandan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1Soekarno-Hatta menggagalkan upaya pemasukanbarang psikotropika jenis shabu-shabu. Kendati telahbanyak kurir yang berhasil ditangkap petugas KPPBC

Soekarno-Hatta, namun jaringan shabu-shabu asal Macau tidakmerasa putus asa dan terus mencoba mencari kelengahan daripetugas bea cukai.

Tegahan diawali kecurigaan petugas atas kopor yang dibawaoleh tersangka Hengky Nio, warga negara Indonesia yang barutiba dari Macao dengan pesawat Viva Macao pada 28 Mei 2008.Dari hasil pemeriksaan X-Ray, kedapatan dalam kopor tersebutada benda yang menyerupai kristal dengan jumlah yang cukupbanyak yang terletak pada sisi kopor.

Dari kecurigaan tersebut, petugas langsung melakukanpemeriksaan, dan kedapatan dalam kopor tersebut psikotropikajenis shabu-shabu seberat 2 kilogram dengan nilai sekitar Rp. 4milyar. Karena telah diketahui, tersangka mencoba menghindaripemeriksaan petugas dengan cara menitipkan kopor miliknyapada porter, namun itu tidak membuat petugas kehilangan jejaktersangka. Dengan memburu tersangka yang sudah terlanjurkeluar, petugas pun meminta tersangka untuk kembali dan mela-kukan pemeriksaan kopor tersebut dihadapannya.

Menurut Kepala KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, RahmatSubagio, saat press release pada 9 Juni 2008, tegahan ini

merupakan tegahan yang ke sembilan kalinya untuk tahun 2008.“Modus yang dilakukan kini mulai berubah, kalau sebelumnya ku-rir yang dikirim adalah warga negara asing, kini kurir sudahmenggunakan warga negara Indonesia. Dan dari pengakuantersangka dirinya dibayar Rp. 20 juta untuk membawa barangharam tersebut dari Macao ke Indonesia,” ujar Rahmat Subagio.

Masih menurut Rahmat, tersangka yang dijadikan kurir inisebelumnya pergi ke Macao untuk tujuan berjudi, namun dirinyadibujuk oleh seseorang yang merupakan jaringan internasionaluntuk membawa shabu ke Indonesia yang seperti biasanya akandijemput begitu sampai di bandara.

Untuk kasus tersebut kini baik tersangka maupun barang buktitelah diserahkan kepada pihak Kepolisian untuk pengembanganpenyelidikan lebih lanjut. Karena, tindakan tersangka digolongkansebagai tindakan pelanggaran undang-undang nomor 5 tahun1997 tentang psikotropika dengan ancaman pidana kurungan pa-ling lama 10 tahun dan pidana denda paling banyak Rp.300 juta.

TEGAHAN ULAR.Sebelumnya pada 6 Juni 2008, KPPBC Soekarno-Hatta juga

menggelar jumpa pers setelah berhasil menegah importasi ularyang dikirim oleh tersangka SY dari Philadelphia, USA melaluiperusahaan jasa titipan Fedex. Tersangka mengirimkan enamular dengan berbagai ukuran dan warna yang diberitahukansebagai legal document yang dikemas dalam satu paket standar.

Namun demikian setelah dilakukan pemeriksaan melalui X-Ray, petugas mendapati dalam paket tersebut ada enam ekorular jenis Boa (hypomelanistic sp) yang diperdagangkan dengannama komersial Sunglow, Albino, dan Dream Boa, dengan hargaper ekor di USA mencapai USD 1.000.

Menurut Rahmat Subagio, KPPBC Soekarno-Hatta telah me-lakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar Karantina Hewanuntuk menguji kesehatan reptil tersebut, sekaligus mendeteksiada tidaknya penyakit atau mikroba bawaan yang dapat memba-hayakan flora dan fauna Indonesia.

“Jika importasi ini dilakukan dengan sengaja, maka yang ber-sangkutan diduga melanggar pasal 31 (1) undang-undang nomor16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan yangdapat dikenai sanksi penjara paling lama tiga tahun dan dendamaksimal Rp. 150 juta,” papar Rahmat Subagio.

Lebih lanjut Rahmat Subagio menjelaskan, apabila importasiini dilakukan karena lalai, maka yang bersangkutan didugamelanggar pasal 31 (2) undang-undang nomor 16 tahun 1992,yang dapat dikenai sanksi penjara paling lama 1 tahun dan dendamaksimal Rp.50 juta.

Untuk kasus importasi ular ini, kini masih dilakukan pengem-bangan dengan pihak-pihak terkait untuk mencegah berbagaimodus ekspor-impor flora dan fauna, termasuk yang langka dandilindungi.

SHABU 2 KILOGRAMDITEGAH PETUGAS KPPBC

SOEKARNO-HATTAModus yang digunakan dengan

memanfaatkan ruang yang ada padakopor. Modus ini ternyata tidak mem-

persulit petugas untuk menemukannyabahkan lebih mudah mendeteksi

keberadaan barang haram tersebut.

U

IMPORTASI ULAR. Petugas berhasil menegah enam ular jenis Boa yangrencananya akan diperjualbelikan.

DUA KILOGRAM. Shabu-shabu seberat 2 kilogram atau setara denganRp.4 milyar, yang dibawa oleh warga negara Indonesia, berhasil ditegahpetugas KPPBC Soekarno-Hatta.

DOK. KPPBC SOEKARNO-HATTAadi

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 404

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ktifitas Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan CukaiTanjung Priok pasca inspeksi mendadak (sidak) yangdilakukan bersama oleh Bidang Kepatuhan Internal(KI) KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dan juga Komi-si Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir Mei lalu, kini

sudah berjalan normal. Aktifitas yang sudah kembali normal ter-sebut menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadidapat dilihat dari kegiatan pemeriksaan dokumen yang telahkembali normal dan Yard Occupancy Ratio (YOR) di terminal petikemas yang kurang dari 100 persen. Tingkat YOR pada TempatPenimbunan Sementara (TPS) sebelum dan sesudah sidakdapat dilihat pada tabel. Selain itu target penerimaan yang dibe-bankan kepada KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dari sektorBea Masuk (BM) untuk bulan Juni juga tercapai.

Menurut Anwar di sela-sela ekspose tegahan pasir timah dankayu di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, 12 Juni 2008 lalu,pihaknya dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)juga melakukan inspeksi mendadak di beberapa Kantor Bea danCukai seperti di Surabaya, Semarang, Batam dan beberapa kan-tor Bea dan Cukai lainnya, tidak terkecuali di dalam Kantor PusatBea dan Cukai, tepatnya di bagian Kemudahan Impor TujuanEkspor (KITE).

Sidak yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Direktur P2tersebut menurut Anwar merupakan bentuk nyata dari keseriusaninsitusi yang dipimpinnya untuk menjadi lebih baik lagi sekaligusmemastikan bahwa reformasi di tubuh DJBC tetap berjalan.

Dari hasil sidak di beberapa daerah tersebut, pihaknya mene-mukan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan olehseorang petugas yang kini kasusnya tengah dibuat berita acarapemeriksaannya.

Untuk membangun kembali moral para petugas pasca sidakdi KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok lanjut Anwar, pihaknyabersama dengan KPK kembali mendatangi KPU Bea dan Cukaiuntuk memberikan motivasi dan semangat kerja kepada para pe-tugas KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok. Tidak tanggung-tang-gung, Wakil Ketua KPK M. Jassin turut memberikan suntikanmoral dan semangat kepada para petugas KPU Bea dan CukaiTanjung Priok agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya de-ngan baik tanpa harus tergoda untuk menerima suap.

Seperti diketahui pada akhir Mei lalu, KPK bersama denganBidang Kepatuhan Internal Bea dan Cukai Tanjung Priokmelakukan sidak. Pada sidak tersebut sebanyak 69 pegawai KPUBea dan Cukai Tanjung Priok diperiksa dalam kasus penerimaanuang tanda terima kasih dari importir, Perusahaan PengurusanJasa Kepabeanan (PPJK) atau pihak lainnya. Menurut siaranpers yang dikeluarkan oleh Biro Humas Departemen Keuangan,dikatakan, pada tahap awal para pegawai tersebut dimintaketerangan oleh Bidang Kepatuhan Internal yang dituangkandalam Berita Hasil Wawancara terhadap 69 pegawai yangkemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh tim auditinvestigasi Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan mulaitanggal 4 Juni 2008 sampai 6 Juni 2008, di Aula KantorPelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok atau gedunginduk.

MODUS PENERIMAAN UANG TERIMA KASIHModus operandi penerimaan uang terima kasih oleh PFPD,

pada umumnya dilakukan melalui orang ketiga (kurir) sepertipetugas kebersihan, dan atau pegawai PPJK. Untuk PFPD jalurhijau penerimaan uang tanda terima kasih dikoordinir olehseorang PFPD pengumpul yang sekarang tengah diselidiki olehKPK. Sementara untuk PFPD jalur merah, masing-masing pega-wai menerima langsung atau melalui kurir.

Siaran pers humas Depkeu juga menyebutkan, para pegawaiyang menerima uang terima kasih tersebut menyatakan

PASCA SIDAK,AKTIFITAS KPU BEA DAN CUKAIKEMBALI BERJALAN NORMAL

KEGIATAN DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK. Pasca sidak oleh KPK dan Bidang Kepatuhan Internal KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, kegiatankepabeanan di pelabuhan Tanjung Priok kembali normal

Wakil ketua KPK M. Jassinmemberikan suntikan moral dan

semangat kepada para petugas KPUBea dan Cukai Tanjung Priok

A

FOTO

-FOTO

WB

C/A

GS

PENGAWASAN

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 404

59WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

penyesalan dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatanserupa.

Terhadap kasus tersebut pimpinan Departemen Keuanganmengambil langkah-langkah seperti akan menjatuhkan hukumanjabatan seperti hukumuan sedang sampai berat terhadap parapegawai tersebut yang didasari pada hasil wawancara yang ter-cantum dalam Berita Acara Wawancara oleh Itjen maupun hasilcross check atau rekonsiliasi dengan pihak-pihak yang mengeta-hui adanya pelaksanaan penerimaan uang terima kasih tersebut.

Selain itu Depkeu juga menginstruksikan untuk melakukanevaluasi yang komprehensif terhadap KPU Bea dan Cukai Tan-jung Priok, hingga dengan tingkat pembuat kebijakan. Tidakhanya itu, sanksi terhadap para perusahaan yang memberikanuang terimakasih juga dilakukan seperti mengubah tingkat resikodari low risk menjadi high risk, serta memerintahkan Direktur Jen-deral Bea dan Cukai untuk segera melakukan pemulihan pela-yanan di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok.

PENEGAKKAN DISIPLIN DILINGKUNGAN DEPKEUUntuk menjaga konsitensi program reformasi yang tengah di-

jalankan oleh Departemen keuangan (Depkeu), Menteri Keuang-an sepanjang bulan Januari hingga Mei 2008 telah menjatuhkanhukuman disiplin atau memberhentikan dengan hormat maupuntidak hormat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada 238 orang pegawaiDepkeu yang terindikasi melakukan perbuatan indisipliner.

Sanksi tersebut merupakan wujud reward and punishmentprogram reformasi birokrasi yang merupakan sebuah strategiuntuk meningkatkan performa dan kinerja pegawai dalam rangkamenciptakan good and clean government. Sanksi yang diberikankepada 238 pegawai tadi 22 diantaranya diberhentikan tidak hor-mat sesuai dengan PP nomor 32 tahun 1979, dua orang dijatuhihukuman disiplin berupa pemberhentian dengan tidak hormatsebagai PNS sesuai dengan PP Nomor 30 tahun 1980 yang diu-bah dengan PP Nomor 11 tahun 2002, serta satu orang diberhen-tikan dengan hormat sebagai PNS sesuai dengan PP Nomor 32tahun 1979.

Sementara untuk periode Juli hingga Desember 2007, terda-pat 268 pegawai dilingkungan Depkeu yang terindikasi melaku-kan perbuatan indisipliner dan telah dijatuhi hukuman disiplin ataupemberhentian dengan tidak hormat sebagai CPNS maupunPNS oleh Menteri Keuangan. Dari jumlah tersebut, 38 orangCPNS yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dikena-kan tindakan pemberhentian dengan hormat sesuai dengan PPNomor 98 tahun 2000 yang diubah dengan PP Nomor 11 tahun2002, 12 orang pegawai diberhentikan dengan tidak dengan hor-mat dan dengan hormat, 21 orang diberikan penurunan pangkat,tiga orang dibebaskan dari jabatan, 8 orang dikenakanpenundaan kenaikan pangkat dan 14 orang dikenakan tindakanpenurunan gaji.

Penjatuhan hukuman disiplin atau pemberhentian terhadaptindakan indisipliner yang dilakukan oleh Depkeu dilakukan mulaidari pemberian surat peringatan I hingga III, penundaan kenaikan

gaji berkala, penurunan gaji, penundaan kenaikan pangkat, penu-runan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentiansementara dari jabatan, pemberhentian dengan atau tidak denganhormat CPNS, sampai dengan pemberhentian dengan atau tidakhormat sebagai PNS, yang mengacu pada PP Nomor 32 tahun1979, PP Nomor 30 tahun 1980, PP Nomor 4 tahun 1966, PPNomor 11 tahun 2002 serta KMK nomor 15/KMK.01/UP.6/1985

TEGAHAN KAYU DAN PASIR TIMAHSementara itu KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Jakarta,

pada 12 Juni 2008 melakukan ekspos tegahan terhadap 21kontainer yang berisi kayu dan dua kontainer pasir timah yangdilakukan oleh pihak yang mencoba memanfaatkan kelengahanpetugas. Penegahan dilakukan karena kedua komoditi tadi meru-pakan komoditi ekspor yang terkena aturan larangan dan ataupembatasan dari pemerintah.

Menurut Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok KushariSuprianto, modus yang digunakan oleh eksportir atau kuasanyaadalah dengan memberitahukan secara tidak benar nomor HS(pos tariff) barang tersebut, dimana pos tariff yang diberitahukanpada Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) bukan merupakankomoditi yang terkena aturan larangan pembatasan dari pemerin-tah. Selain itu juga lanjutnya ada indikasi bahwa pelaku dengansengaja memasukkan kontainer ekspor tersebut ke kawasanpabean pada waktu closing time pemuatan barang ke kapalpengangkut.

Pelaku yang saat ini masih berjumlah satu orang yaitu eks-portir, masih dalam proses penyidikan. Sementara sanksi yangdikenakan kepada pelaku berupa pidana penjara paling singkatdua tahun dan paling lama delapan tahun dan atau pidana dendapaling sedikit Rp.100 juta dan paling banyak Rp.5 miliar .

Barang ekspor yang berhasil ditegah tersebut lanjut Kushariditetapkan sebagai barang yang dikuasai negara, sementarakerugian yang ditimbulkan dari kasus tersebut masing-masingberjumlah Rp.13.270.000.000 miliar, untuk kayu, dan kerugiandari penyelundupan pasir timah sebesar Rp. 4.410.000.000 miliarsehingga total kerugian negara yang berhasil diselamatkan sebe-sar Rp.17.680.000.000 miliar.

TEGAHAN KAYU. Kerugian yang ditimbulkan dari tegahan kayu di KPUBea dan Cukai Tanjung Priok berjumlah Rp.13.270.000.000 miliar

zap

No.

123456

TempatPenimbunan

TPS JICT ITPS MALTPS Koja

TPS DwipaTPS ReeferTPS Graha

Tanggal29 Mei 2008

78%107,39%101,45%62.59%52,43%88,48%

Tanggal19 Juni 2009

77%83,12%79,52%44,83%46,90%111,31%

YOR PADA TEMPATPENIMBUNAN SEMENTARA DI KPUBEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK

Sumber KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 404

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ingga pertengahan tahun 2008, tegahan yang di-ungkap tersebut merupakan tegahan yang palingbesar yang didapat oleh Kantor Wilayah (Kanwil)Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)Jakarta. Untuk pelanggaran berupa penjualan

pita cukai palsu sebanyak 120.000 keping pita cukaiMMEA impor golongan B2 dengan nilai cukai Rp. 20.000per keping. 2 lembar kertas stiker, 1 lembar plastik filmbertuliskan “Republik Indonesia”, dan satu lembar plastikfilm bertulisakn “Cukai MMEA Impor”, berhasil ditegah.

Menurut Kepala Kantor Wilayah DJBC Jakarta, HeruSantoso, tegahan ini berawal dari informasi masyarakatpada 3 Juni 2008, yang menyebutkan akan terjadi tran-saksi pita cukai palsu di daerah Sunter, tepatnya di depan

Hotel Sunter.” Dari informasi tersebut, tim kami langsungmelakukan pendalaman informasi sehingga didapatkaninformasi yang akurat, yang akhirnya menemukan duaorang yang diduga melakukan transaksi pita cukai palsuyang dikemas dalam sebuah kardus,” ujar Heru Santoso.

Lebih lanjut Heru menjelaskan, dengan modusmelakukan pencetakan pita cukai palsu di atas stiker bia-sa dan dicetak di percetakan umum, para tersangkakemu- dian menjualnya di tempat-tempat terpisah untukmengelabui petugas.

Dengan tegahan tersebut, kini Sdr. LM alias YN ditetap-kan sebagai tersangka, dan dinyatakan telah melanggarpasal 54 dan 55 huruf (b) Undang-Undang nomor 39tahun 2007 tentang Cukai Jo pasal 55 Jo pasal 56 KUHPdengan ancaman hukuman maksimal 8 tahun penjara dandenda maksimal sebanyak 20 kali nilai cukai yang harusdibayar. Kerugian negara atas pelanggaran ini mencapaiRp. 2,4 milyar.

Selain pita cukai palsu, Kanwil DJBC Jakarta juga ber-hasil menegah 40.800 botol minuman mengandung etil

KANWIL DJBC JAKARTA

TEGAH PITA CUKAI PALSU,MMEA DAN KETAMIN

Pada Kamis 12 Juni 2008 Kanwil DJBCJakarta melakukan ekspos kepada me-

dia tentang hasil-hasil tegahan berupapita cukai palsu, MMEA, dan ketamin.

TEGAHAN TERBESAR. Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi didampingi Kakanwil DJBC Jakarta, Heru Santoso, dan Kabid P2 Kanwil Jakarta SeptiaAtma, saat menggelar jumpa pers tegahan pita cukai palsu, minuman mengandung etil alkohol, dan ketamin.

H

PENGAWASAN

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 404

61WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

alkohol impor dari berbagai jenis dan merek, dan 2760 ke-ping pita cukai golongan C, dari sebuah gudang di daerahKapuk.

Menurut Heru Santoso, tegahan minuman keras yangberasal dari Eropa, Asia, dan Australia ini juga, diawaliadanya informasi masyarakat yang menyebutkan telah ba-nyak beredar minuman keras ilegal yang merupakan hasiltindak pidana penyelundupan yang dijual bebas, yang se-belumnya ditimbun di sebuah gudang.

“Pada 2 Juni 2008, tim kami yang bergerak ke gudangtersebut, mendapati gudang dalam keadaan terkunci bah-kan tidak ada orang yang dapat ditemui selaku penyewaatau kuasa penyewa gudang. Namun sesuai denganundang-undang dan surat perintah, juga ijin dari pemilikatau pengelola pergudangan, tim kemudian masuk ke da-lam gudang,” kata Heru Santoso.

Akhirnya dari pemeriksaan di dalam gudang tersebut,petugas menemukan berbagai minuman yang mengan-dung etil alkohol dengan berbagai merek asal luar negeriyang belum dilekati pita cukai. Selain itu, tim juga mene-mukan pita cukai palsu yang diduga kuat akan digunakanuntuk melekati botol minuman tersebut.

“Dari hasil pemeriksaan, diduga pemilik barang terse-but adalah Sdr. VLyang sampai kinibelum diketahui ke-beradaannya.Sementara untukmodus yang dilaku-kan tersangka,adalah menyimpanminuman ilegal ter-sebut dalam kom-plek pergudanganumum yang tidakmemiliki ijinpenyimpanan mi-numan kerasberupa NPPBKC,”ungkap Heru.

Dari tegahanini, kerugian ne-gara yang berhasildiselamatkansebanyak Rp. 42milyar denganrincian 33.648 bo-tol MMEA jenisWine dan 7.152botol MMEA jenisSpirit.

TEGAHAN KETAMINTegahan yang

tidak kalah besar-nya yang juga didapat oleh Kanwil DJBC Jakarta, adalah tegahan yang di-lakukan oleh petugas Kantor Pengawasan dan PelayananBea dan Cukai (KPPBC) Kantor Pos Pasar Baru Jakarta,yang berhasil menegah ketamin yang dimasukan kedalam tiga buah water filter yang dikirim oleh Kent Tan war-ga negara Malaysia dengan tujuan Sdr. J.H. yang berdo-misili di Jakarta Barat.

Menurut Kepala KPPBC Kantor Pos Pasar baru, Bam-bang Sumarsono, tegahan ini diawali dengan kecurigaanpetugas saat melakukan pemeriksaan dengan X-Ray ataskiriman pos dari Malaysia berupa tiga buah water filter.Dari pemeriksaan tersebut terdapat keganjilan dalam isitabung, yang menunjukan kumpulan benda-benda yangterdapat dalam tabung tersebut.

“Atas kecurigaan tersebut, kami melakukan pemerik-saan fisik, untungnya salah satu tabung tidak tertutup de-

ngan rapat jadi kami dengan mudah membukanya. Saatmembuka kecurigaan kami bertambah yakin akan adanyabarang lain dalam tabung karena sebagai water filtertabung tersebut tertutup dengan rapat (seharusnya adajalan air),” ungkap Bambang Sumarsono.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, setelah isi barangtersebut dikeluarkan, terdapat benda berbentuk kristalyang dicurigai sebagai barang larangan. Akhirnya melaluikoordinasi dengan Kanwil DJBC Jakarta, Kantor Pusatdan unit anjing pelacak, dilakukan pemeriksaan lebih detiloleh anjing pelacak narkotika yang langsung meresponbarang tersebut.

“Untuk lebih meyakinkan jenis barang tersebut, kamijuga berkoordinasi dengan kantor BPIB Jakarta untukdiuji secara laboratorium, dan kedapatan barang tersebutadalah ketamin sebanyak 11,85 Kgs. Dengan hasiltersebut, koordinasi kami lanjutkan dengan pihak BNNdan Kantor Pos Pasar Baru untuk melakukan counterdelivery ke rumah penerima barang, yaitu Sdr. JH,” paparBambang Sumarsono.

Masih menurut Bambang Sumarsono, tegahan ini mo-dusnya hampir sama dengan tegahan yang didapat olehKPPBC Soekarno-Hatta pada bulan Maret lalu, alat nya

pun sama, yaitutabung water filter,hanya saja kalaudi Soekarno-Hattasudah berbentukshabu-shabu, se-dangkan di KantorPos Jakarta beru-pa bahan pembuatshabu-shabu.

Untuk itu, agarKantor Pos tidakdijadikan sebagaijalur masuknya ba-rang narkotika danpsikotropika,KPPBC Kantor PosPasar Baru telahmelakukan berba-gai upaya penga-wasan, sepertidengan mengikutipelatihan CNT diKantor PusatDJBC, dan melaku-kan petunjuk yangtelah ditentukanoleh Direktorat P2KP DJBC, yaitudengan cara me-mobilisasi dan me-motivasi tim khu-sus pengawasan

narkotika dan psikotropika yang telah terbentuk di wilayahkerja masing-masing.

Sementara itu, menurut Heru Santoso, harga ketamin dipasar internasional berdasarkan www.drugscope.org.uk seki-tar £ 20 per gram, sementara untuk pasar gelap di Indonesiaharganya sekitar Rp.600 ribu sampai Rp. 1 juta per gram.Sehingga, ketamin sebanyak 11,85 Kgs tersebut apabiladigunakan untuk membuat shabu-shabu dapat menghasilkansebanyak kurang lebih 60 Kgs senilai Rp. 60 milyar.

Dengan ditegahnya ketamin ini, merupakan prestasitegahan yang terbesar bagi Kanwil DJBC Jakarta danKPPBC Kantor Pos Pasar Baru. Untuk itu upaya penang-gulangan masuknya barang narkotika dan psikotropika,kini terus dijalankan secara maksimal, karena jalur masukbarang haram tersebut kini sudah merambah ke berbagaitempat.

KETAMIN. Melalui tabung water filter, ketamin seberat 11, 85 Kgs atau senilai Rp. 60 milyardiupayakan masuk ke Indonesia melalui paket pos.....

DOK KPPBC KANTOR POS PASAR BARU

adi

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 404

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

BERBAGAI KOMODITAS. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan (P2) Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Saipullah Nasution, saat menggelarhasil tegahan berbagai komoditas dengan berbagai modus yang berhasil diamankan pada bulan Mei 2008.

ebagai selat yang menghubungan negara Indonesiadengan beberapa negara ASEAN lainnya, Selat Mala-ka sejak dulu menjadi lalu lintas perdagangan antarnegara. Posisinya yang strategis tersebut menjadikanwilayah ini sering dijadikan sebagai jalur lalu lintas

perdagangan ilegal khususnya barang-barang yang dikenakanpajak oleh masing-masing negara. Untuk itu Peran DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai community protector,khususnya Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Kepualauan Riau, sa-ngatlah penting untuk mengamankan selat tersebut, dari aksi pe-nyelundupan.

Berdasarkan release yang diterima WBC, sepanjang Mei2008 Kanwil Khusus Kepulauan Riau, telah berhasil mengaman-kan beberapa tindak pidana penyelundupan baik ekspor, impor,maupun yang melalui modus antar pulau.

Untuk tindak pidana penyelundupan ekspor yang berhasildigagalkan, antara lain pasir timah sebanyak 102 karung atau

5.031 Kgs dan 21 Kgs kayu Sabak yang digagalkan pada 2 Mei2008. Keduanya asal Pulau Parit yang akan diekspor keSingapura tanpa dilengkapi dengan dokumen. Akan tegahan inikerugian negara yang berhasil diamankan sebanyak Rp.255.000.000.

Pada 3 Mei 2008, berhasil ditegah 20 ton kayu balak tim jenisMentagor, Meranti, dan Teki asal Belitung yang akan diekspor keBatu Pahat, Malaysia. Kayu yang dibawa oleh KM. Nurul Fitria ini,berhasil ditegah disekitar perairan Selat Akar dengan kerugiannegara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp. 28.440.000.

Selang tiga hari kemudian tepatnya 6 Mei 2008, jugaberhasil ditegah 25 ton kayu balak tim campuran asal PulauPadang yang akan diekspor ke Batu Pahat, Malaysia. Kayutanpa dokumen resmi yang dibawa oleh KM. Penebal Jayaini, berhasil ditegah di perairan Tanjung Jati. Akan tegahan inikerugian negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp.35.500.000.

Masih terkait dengan ekspor kayu ilegal, di penghujung BulanMei 2008, tepatnya 22 Mei 2008, juga berhasil ditegah dua kapalyang membawa kayu balak tim jenis Mahang sebanyak 15 tonatau 150 batang, yang dibawa oleh KM. Mira Jaya. Kegiatantanpa dokumen ini berhasil ditegah di perairan Tanjung Sedekip,dan berhasil mengamankan kerugian negara sebesar Rp.21.300.000.

Sedangkan untuk KM. Surya Mas yang membawa 10 ton ka-yu balak tim jenis Mentagor dan teki dengan tujuan Sei Rambai,Malaysia berhasil ditegah di perairan Tanjung Sempayan.Tegahan ini berhasil mengamankan kerugian negara sebesar Rp.14.220.000.

Untuk kegiatan tindak pidana penyelundupan ekspor ini, ka-susnnya sedang dilakukan proses penyelidikan/penyidikan lebihlanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau. Karena, daritindak pidana ini dinyatakan telah melanggar padal 102a huruf adan e Undang-Undang nomor 17 tahun 1006 tentang Kepabean-an, dengan ancaman pidana penjara paling singkat 1 tahun dan

HASIL PENINDAKANPATROLI LAUT

KANWIL DJBC KHUSUSKEPULAUAN RIAUWilayah Selat Malaka memang

sangat rawan akan tindakpenyelundupan. Untuk itu peran DJBC

sangatlah penting dalam mengamankanperairan tersebut dari upaya

masuknya barang-barang ilegal.

S

DOK. KANWIL DJBC KHUSUS KEPULAUAN RIAU

PENGAWASAN

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 404

63WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 150.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 47865608, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

+ Oks Kirim + Oks Kirim1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 48 48 48 48 48.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 5 5 5 5 511111.....0000000000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 92 92 92 92 92.....252525252500000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 98 98 98 98 98.....2525252525000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 17777777777.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 18989898989.000.000.000.000.000

BUNDEL WBC 2007Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2007 (EdisiJanuari - Desember)

paling lama 10 tahun, dan pidana denda paling sedi-kit Rp. 50 juta dan paling banyak Rp. 5 Milyar.

PENYELUNDUPAN IMPORSementara itu, untuk hasil tegahan patroli laut akan

tindak pidana penyelundupan impor, Kanwil DJBC Khu-sus Kepulauan Riau juga berhasil mengamankanbeberapa komoditas yang secara nyata dapat merusakproduk dalam negeri. Tegahan penyelundupan impor iniantara lain:

Ditegahnya KM. Surya Indah pada 11 Mei 2008 yangmengangkut beberapa komoditas, seperti 195 pcsspring bed, 85 lemari pakaian kayu, 27 pcs pintu kayu, 8set kursi tamu, 2 pcs kulkas, 4 pcs rak TV, 1 pcs organ,12 pcs meja kantor kayu, dan 34 pallet atau 2.660 pcsaki bekas, yang keseluruhannya asal Singapura dengantujuan Batam. Kapal yang membawa komoditas bekastanpa dokumen ini berhasil ditegah di perairan TanjungSengkuang, sementara untuk kerugian negara masihdalam proses penghitungan.

Selang dua hari kemudian, tepatnya 13 Mei 2008juga berhasil ditegah KM. Cahaya Pulau yangmembawa barang bekas campuran antara lain, tilam,kursi, mesin cuci, kulkas, meja, dan kursi kantor.Keseluruhan barang bekas ini berasal dari Singapurayang akan di bawa ke Batam, dan berhasil ditegah diperairan Helen Mars.

Di penghujung Bulan Mei 2008, tepatnya 27 Mei2008 berhasil diamankan Speed Boat yang membawa4.800 pcs hand phone berbagai merek dan tipe antaralain, N73, N6300, dan N7610, yang dibawa dariSingapura tujuan Indonesia. Namun dalam prosespenegahan di perairan Sungai Kain, tersangka berhasilmelarikan diri. Dari tegahan ini perkiraan nilai barangmencapai Rp. 3 milyar, sedangkan perkiraan kerugiannegara sekitar Rp. 400 juta.

Dari keseluruhan tegahan tindak pidanapenyelundupan impor ini, kasusnya sedang dilakukanproses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut diKanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau. Karena, didugamelanggar pasal 102 huruf a Undang-Undang nomor 17tahun 2006 tentang Kepabeanan.

Khusus terhadap importasi hand phone, dinyatakanmelanggar Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM.10 tahun 2003 tentang Sertifikasi alat dan perangkattelekomunikasi.

TEGAHAN IMPOR DENGAN MODUS ANTAR PULAUPada Mei 2008, Kanwil DJBC Khusus Kepulauan

Riau juga berhasil melakukan penegahan terhadap duakapal, yaitu KM. Jaya Maju pada 8 Mei 2008, yangmembawa 1.706 karton buah-buahan antara lain, pear,anggur dan apel yang berasal dari Batam dan akan di-bawa ke Pekanbaru. Tegahan ini dilakukan karena didu-ga belum menyelesaikan kewajiban kepabeanannya.

Kapal lainnya yang juga berhasil ditegah adalah KM.Try Fha yang membawa 200 ton barang campuran,antara lain minuman ringan, sepeda, dan ban mobil.Keseluruhan barang yang diduga belum menyelesaikankewajiban kepabeanannya tersebut berasal dari Batamyang akan dibawa ke Pekanbaru. Sedangkan kapaltersebut berhasil ditegah di perairan Batu Beranti pada22 Mei 2008.

Untuk tindak lanjut tegahan pelanggaran impordengan modus antar pulau ini, kedua kapal dan muat-an sedang diproses penyelidikan lebih lanjut, danmelakukan konfirmasi ke kantor asal barang. Selainitu, Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau terhadapkasus ini akan menerapkan kewenangan pasal-pasalyang dilanggar dalam undang-undang nomor 17 danundang-undang nomor 39, serta peraturan lain yangdibebankan kepada DJBC. adi

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 404

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

O P I N I

omen Piala Eropa 2008 bulan Juni membuat pe-nulis ingin menulis lagi bahasan tentang bola.Mungkin, pembaca bertanya-tanya, ngomong kokbola melulu? Memang enggak ada yang lain? Opoora ono sing liyo ? Ente aya anu lain ?

Bagi penulis yang mengumpulkan dari berbagai sumber,dan mungkin sebagian pembaca, bicara bola memangmengasyikkan. Apalagi bila bola dikaitkan dengan institusikita tercinta ini, Bea Cukai.

TARGETMasing-masing tim punya target yang berbeda dalam ku-

run waktu tertentu. Tim-tim dari Liga Inggris, Liga Italia danLiga Spanyol menargetkan Juara Champion Eropa. SriwijayaFC ingin mempertahankan juara Liga Indonesia, bahkanuntuk klub kesayangan penulis AC Milan sekarang pun punyatarget realistis lolos ke Liga Champion Eropa. Tak kecualijuga dalam skala lebih kecil tim sepak bola Direktorat IKC pu-nya target tahunan liga antar direktorat harus juara. Apakahini bisa tercapai ? Belum tentu jawabannya.

Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain

ada pemain bintang cidera, pemain yang menggantikan ku-rang sepadan dan wasit yang berat sebelah. Penulis jaditeringat liga antar direktorat (tahun 2003 - 2004). Saat itu, timsepak bola IKC dihuni banyak pemain muda (6 pemainmasuk dalam tim inti sepak bola Kantor Pusat DJBC) mem-punyai target juara dalam liga antar direktorat. Ternyatahasilnya hanya runner up, kalah dengan tim Sekretariat yangbanyak dihuni pemain eks Bina Taruna (he..he… IKC layak-nya juara tanpa mahkota ).

Bagaimana dengan Bea Cukai tercinta ini “our beloveddirectorat “ ? Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)adalah suatu instansi yang memiliki peran yang cukuppenting dari negara yang salah satu tugas dan fungsinyaadalah memungut bea masuk dan pajak dalam rangkaimpor secara maksimal untuk kepentingan penerimaankeuangan negara.

Berikut ini penulis sajikan 2 tabel yang bersumber dari la-poran 15 harian, MPO (Dit. PPKC ) dan www.beacukai.go.id.Tabel 1 tentang perkembangan target dan realisasi bea ma-suk 5 tahun terakhir. Tabel 2 tentang target dan realisasi beamasuk, cukai dan bea keluar (status tanggal 14 April 2008).

SISI UNIK BOLA DANBEA CUKAI

Oleh :Suko Wibowo

l SUMBER DARI LAPORAN 15 HARIAN PPKC DAN MPO

M

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 404

65WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Dari dua tabel tersebut, kita bisa lihat target ingin dicapaiDJBC. Dari tabel 1, pada tahun 2004 dan 2007, DJBC bisamencapai bahkan melebihi target yang ingin dicapai. Pada2005 dan 2006 belum bisa memenuhi target dan pada tahun2008, diharapkan DJBC bisa meraih target yang diharapkan.

SEMANGATBermain bola memang harus semangat. Bermain tanpa

semangat membuat hasil yang akan dicapai akan jelek.Semangat adalah modal yang paling penting untuk mengu-bah keadaan pertandingan, paling tidak untuk menutupikekurangan teknik. Tidak ada kata terlambat untuk maju, gu-nakan masa mudamu sebelum masa tuamu, alangkah indah-nya hidup ini bila yang muda dengan semangatnyamenghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda.

Kolaborasi antara muda (enerjik dan semangat) dan yangtua (pengalaman) telah menghasilkan sebuah tim yanghebat. Buktinya, tim Manchester United dengan Nani, Cristia-no Ronaldo, Anderson (mewakili darah muda) sinergi denganRyan Giggs, Edwin Van Der Sar, Paul Scholes (seniorpengalaman) mampu membuat perpaduan dan menjadikantim yang kuat, disegani di Liga Inggris maupun Liga Cham-pion Eropa.

Penulis teringat kembali ketika seorang pegawai seniorbilang, “kamu itu alah bisa karena biasa “ (mulanya bisakarena terbiasa). Kalimat tersebut menjadi modal utama danberharga. Kalimat tersebut merupakan salah satu kalimatsemangat yang membuat seseorang terlecut, tentunya perludibedakan “sikap mental sedang-sedang saja “, “rata–rata mau yang biasa saja”, “nrimo ing pandum “, tidakmau berkembang dan belajar.

Bea Cukai juga membutuhkan semangat perubahan kearah yang lebih baik lagi. Kerjasama yang baik antarapegawai yang lebih berpengalaman dan hikmat dengan yangpegawai muda tentunya diharapkan bisa membawa perubah-an di Bea Cukai sekarang ini. Program Kantor PelayananUtama (KPU) yang sudah berjalan di Tanjung Priok dan Ba-

tam yang kemudian akan disusul Malang, Kudus, Kediri, Tan-jung Perak, Soekarno-Hatta, dan Belawan menunjukkan ada-nya keinginan besar untuk membawa perubahan percepatanreformasi di Bea Cukai.

Berikut ini penulis sajikan perbandingan jumlah penerima-an bea masuk 6 bulan sebelum dan setelah KPU TanjungPriok, sumber dari tim Key Performance Indikator (KPI ) se-bagai berikut :

Juli - Desember Juli - Desember2006 2007 Selisih %

(dalam juta rupiah) (dalam juta rupiah)

3,540,538 4,566,428 1,025,890 28,98

Dari tabel tersebut bisa kita lihat bahwa penerimaan beamasuk sebelum dan setelah KPU mengalami peningkatanyang cukup besar.

Sebuah terobosan besar dan berani kala KPU diberlaku-kan Tanjung Priok. Slogan anti korupsi dan slogan bebasKKN tersebar di area pelabuhan Tanjung Priok. Semangatperubahan yang diimbangi dengan reward dan punish-ment yang jelas akan memberi aroma segar dan namayang indah bagi Bea Cukai.

Pembaca, sebagai anggota keluarga besar DirektoratJenderal Bea dan Cukai, penulis berpikir bahwa kitasemua punya hak dan kewajiban untuk mencermati stra-tegi yang dimainkan oleh ’kesebelasan’ DJBC yangsama-sama kita cintai ini. Banyak pertanyaan yang bisakita ajukan pada diri sendiri untuk mengukur kecermatankita dalam berpartisipasi mensukseskan kemenangankesebelasan DJBC dalam jangka panjang. Partisipasibaik kita dimanapun walau sedikit Insya Allah berman-faat untuk DJBC. Mohon maaf, salam semangat dansalam olah raga.

Penulis adalah Pelaksana DIKC, serta Pengawas Pertandingan PSSI

l DALAM JUTA RUPIAH

65WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 404

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ak Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan suatukonsepsi yang sederhana dan logis. Sebab padaintinya mengatur tentang penghargaan atas karyaorang lain yang berguna bagi banyak masyarakat.Jadi merupakan suatu titik awal dari pengembangan

lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan pengembang-an investasi, kreasi, desain dan bentuk karya lain intelektual.

Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), merupakan suatu karyayang bersifat privat, namun HaKI hanya dapat bermanfaatjika diwujudkan dalam bentuk produk di pasaran dan diguna-kan dalam siklus permintaan dan penawaran, oleh sebab itudalam pasar global HaKI akan dapat memainkan peranan da-lam bidang ekonomi.

Pengembangan Hak atas Kekayaan Intelektual(HaKI) pada dasarnya adalah merupakan pengem-bangan Sumber Daya Manusia (SDM), sebab HaKIberkaitan dengan produk dan proses yang bermua-ra pada olah pikir manusia. Dengan pengembang-an sistim HaKI diharapkan akan berkembang padasumber daya manusia (SDM), termasuk terciptanyabudaya inovatif dan inventif.

Pengembangan SDM mutlak perlu, sebab tanpaSDM yang berkualitas kita hanya pendengar danpenonton yang setia. Mari kita lihat bagaimanapemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang adadi tanah air tercinta kita ini yang kaya akan bahanbaku sumber mineral (sebenarnya “Kaya” darisudut potensi, bukan riil), yang hanya tergantungpada keahlian atau pengetahuan SDM asing.

Untuk jangka panjang, kapasitas perundingankita di forum internasional kaitannya dengan komo-diti tertentu selalu berada di posisi bawah, adapunalih teknologi, tetapi kenyataannya hanyalah prog-ram yang bersifat rutin, tidak ada dampak strategisyang dapat diharapkan untuk mengubah nasib rakyat anakbangsa ini.

Indonesia, setelah menandatangani Persetujuan PutaranUruguay di Marakesh Maroko pada 15 April 1994 kurang le-bih diikuti oleh 125 negara yang lalu, maka berkewajibanuntuk mengamankan dan melindungi HaKI. Maka semenjakitu Indonesia sebagai salah satu penandatangan persetujuantersebut (Putaran Uruguay) segera meratifikasinya dalam se-buah undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor: 7 Tahun1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing TheWorld Trade Organization/WTO (Pengesahan PembentukanOrganisasi Perdagangan Dunia) yang bertujuan untuk :1. Meningkatkan perlindungan terhadap Hak atas Kekayaan

Intelektual dari produk-produk yang diperdagangkan;2. Menjamin prosedur pelaksanaan Hak atas Kekayaan Inte-

lektual yang tidak menghambat kegiatan perdagangan;3. Merumuskan aturan serta disiplin mengenai pelaksanaan

perlindungan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual;4. Mengembangkan prinsip-prinsip, aturan dan

mekanisme kerjasama internasional untuk menanganiperdagangan barang-barang hasil pemalsuan atau pem-bajakan atas Hak atas Kekayaan Intelektual.

Semuanya itu tetap memperhatikan berbagai upaya yangtelah dilakukan oleh World Intelectual Property Organiza-tion (WIPO).

Dengan meratifikasi Paket Persetujuan Putaran Uruguaytersebut, maka konsekuensinya Indonesia harus berusahamenegakan prinsip-prinsip pokok yang dikandung dalamGATT tersebut, termasuk di dalamnya TRIP’s yaitu : TradeRelated Aspects of Intelectual Property Rights IncludingTrade in Counterfeit Goods/TRIP’s (Aspek-aspek Dagangyang terkait dengan Hak Milik Intelektual termasuk Perda-gangan Barang Palsu).

Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak atas Ke-kayaan Intelektual, adalah bertekad untuk mengu-rangi gangguan dan hambatan di dalam perdagang-an internasional, dan dengan memperhatikankebutuhan untuk meningkatkan perlindungan seca-ra efektif dan memadai terhadap HaKI, dan untukmenjamin bahwa prosedur serta langkah-langkahpenegakan hukum HaKI itu bukan menjadi suatuhambatan terhadap perdagangan nasional maupuninternasional.

TRIP’s intinya mengatur ketentuan-ketentuan dibidang Hak Milik Intelektual (HaKI) yang harus dipa-tuhi dan dilaksanakan oleh negara-negara anggotayang diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 1995.

Bagaimana kaitannya antara HaKI; Sumber DayaManusia (SDM) dengan wewenang Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) dalam perlindungan HaKI ?

Adanya data yang menunjukan anjloknya aruspenanaman modal asing selama kurun waktu sete-lah tahun 1998 dibandingkan dengan sebelumnya,disini kewajiban kita untuk berupaya secara optimalagar mereka (pihak asing) benar-benar tertarik danmerasakan terjaminnya iklim investasi di negara

kita tercinta, rasa aman, nyaman dan menguntungkan bagikedua belah pihak. Menurut pendapat saya maka disinilahsistim HaKI mulai pegang peran, dan sistim ini merupakanlangkah untuk melindungi kepentingan investasi tersebut.

Setiap karya intelektual mereka yang berkaitan denganproduksinya tentulah harus perlu diberikan perlindungan. Daninvestor asing diberi keyakinan bahwa sistim HaKI telahberlaku di negara Indonesia dengan salah satu butir : WorldIntellectual Declaration yang dikeluarkan oleh; Policy Advi-sory Commision World Intellectual Property Organization(WIPO) yang salah satu berbunyi :

“Also in the context of development, efficient intellectualproperty systems are indispensable elements in securinginvestment in crucial sector of national economics, parti-cularty in developing countries and countries in transition”.

Mengapresiasikan suatu konsep intelektual merupakankunci penyelenggaraan sistem HaKI di Indonesia, berdasar-kan Keputusan Presiden Nomor: 189 Tahun 1998, penye-lenggaraan sistim HaKI dipercayakan kepada DepartemenKehakiman dan HAM c.q. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

O P I N I

Oleh :Redy Bambang, SG, MH.

DJBC & PELAKSANAANPERLINDUNGAN HaKI (Bagian I)

SOROTANUTAMA

DALAM HAKIADALAH

BAGAIMANAPENEGAKANHUKUM YANG

DIBERIKANUNTUK

MELINDUNGIHaKI

H

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 404

67WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Intelektual. Maka untuk menunjang tugas pokok dari DirjenHaKI tersebut, DJBC ikut membantu tentang kelangsunganbagaimana mengamankan dan menegakkan hukum yangdiatur di dalam Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1995 ten-tang Kepabeanan, tertuang di dalam pasal 54 s/d pasal 64.

PENEGAKAN HUKUM DJBC DAN HaKISorotan utama dalam HaKI adalah bagaimana penegakan

hukum yang diberikan untuk melindungi HaKI, ini sangatlahpenting dan mendasar sekali, apalah artinya bila kita telahmeratifikasi peraturan HaKI melalui WIPO/PersetujuanTRIP’s, dan kita telah meyakinkan pada dunia usaha, bahwaHaKI telah dilaksanakan di Indonesia, sedang dari sisipenegakan hukum belum terakomodir di dalam pelaksanaanperlindungan hukum yang diberikan pada pemegang karyaintelektual, lebih-lebih di negara berkembang penegakan hu-kum HaKI sangatlah lamban dan berkesan tidak jalan.

Sebelum kita mengarah pada pembicaraan lebih lanjut,maka kita menyinggung dahulu beberapa peraturan dalamberbagai undang-undang baru, yaitu :l Undang-Undang Desain Industri;l Undang-Undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;l Undang-Undang Paten;l Undang-Undang Merek, dan;l Undang-Undang Rahasia Dagang.yang selanjutnya disebut juga sebagai undang-undang baru.

Dalam undang-undang baru tersebut dimaksudkan seba-gai ketentuan tentang penetapan sementaraoleh pengadilan yang sebenarnya sudah adadidalam TRIPs.

Mengenai penetapan sementara olehPengadilan, didalam undang-undang barutersebut, setiap pihak yang mendugaadanya pelanggaran terhadap HaKI, dapatmeminta kepada Hakim Pengadilan untukmelarang peredaran dan penjualannya pro-duk yang dimaksud, juga termasuk jikabarang itu barang impor (barang dari luardaerah pabean yang dimasukan dan akandipakai di dalam daerah pabean), maka ba-rang tersebut diberlakukan menurut Pasal54 Undang-Undang Kepabeanan Nomor:10 Tahun 1995, sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor: 17 tahun2006, dilakukan penangguhan pengeluar-annya oleh Bea dan Cukai (DJBC) atas pe-rintah tertulis dari Ketua Pengadilan Niagake peredaran bebas (dalam daerahpabean), sepanjang meliputi hanya Merekdan Hak Cipta atas permintaan pemilik atau pemegang hakintelektual tersebut.

Tentu saja dengan permintaan si pemegang hak atau pe-lapor harus mempunyai alasan-alasan dan bukti yang kuatmengenai dugaan pelanggaran tersebut, sebab jika yangbersangkutan atau si pelapor tidak mempunyai alasan danbukti yang cukup maka berakibat dapat digugat balik.

PENANGANAN MELALUI PERDATA DAN PIDANAPenggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) seca-

ra tanpa hak, dapat digugat berdasarkan perbuatanmelanggar hukum (pasal 1365 KUH Perdata). Sebagai pihakpenggugat harus membuktikan bahwa ia karena perbuatanmelanggar hukum tergugat, menderita kerugian. Pemilikmengajukan gugatan terhadap orang atau badan hukumyang melanggar haknya berupa permintaan ganti rugi denganpenghentian perbuatan si pelanggar tersebut.

Tindak pidana terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual(HaKI) bukan masalah satu negara yang bersangkutan saja,masalahnya sudah merupakan hubungan antara bangsa ka-rena adanya globalisasi ekonomi yang memudahkanperdagangan dari hasil kejahatannya. Hubungan-hubungan

ekonomi antar bangsa menjadi bersifat interdependensi danmelewati batas-batas nasional. Mau tidak mau kita Indonesiajuga harus mengakui bahwa ketentuan-ketentuan tentangtindak pidana terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)disusun berdasarkan inspirasi dari luar negeri.

Perubahan tindak pidana terhadap Hak atas KekayaanIntelektual (HaKI) telah berubah tidak saja hanya melindungipribadi, tetapi juga melihat kepentingan negara dan masyara-kat. Penonjolan ini adanya perlindungan untuk kepentinganmasyarakat melengkapi dampak yang diberikan terhadapperlindungan yang bersifat individual. Hal ini terlihat darisalah satu pertimbangan diubahnya Undang-Undang Nomor:2 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yaitu pelanggaran Hak Cip-ta telah mencapai tingkat yang membahayakan, dan dapatmerusak tatanan kehidupan perekonomian masyarakat padaumumnya, serta merugikan pencipta, atau pemegang HakCipta pada khususnya.

Melihat tipologi tindak pidana terhadap Hak atas KekayaanIntelektual (HaKI) yang dapat dikelompokan ke dalam salah satujenis kejahatan ekonomi, yaitu berupa Property Crimes,maksudnya perbuatan-perbuatan yang mengancam keselamatanharta benda/kekayaan seseorang/atau negara (acts that threatenproperty held by private persons or the state), dan paling tidakmengandung unsur-unsur sebagai berikut :l Perbuatan dilakukan dalam kerangka kegiatan ekonomi;l Perbuatan itu melanggar atau merugikan kepentingan ne-

gara/atau masyarakat secara umum, tidak hanya kepen-tingan individu saja;

l Perbuatan mencakup didalam bidang ling-kungan bisnis yang dapat merugikan suatuperusahaan atau individu;

l Perbuatan dapat dilakukan seseorang, kor-porasi, atau usaha bidang industri/perda-gangan;

l Perbuatan tersebut bermuara pada penda-patan keuntungan dan merugikan pihak lain.

Melihat perkembangan yang ada, ternyatahukum atas Hak atas Kekayaan Intelektual(HaKI) di Indonesia, penggunaan hukum pida-na diturunkan kembali, artinya yang semulaada kecenderungan pelanggaran terhadapHak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) merupa-kan Delik Biasa/Umum, sekarang sebaliknyadiubah menjadi Delik Aduan.

Berkenaan dengan status Delik, yang diu-bah dari Delik Biasa/Umum, menjadi DelikAduan, alasan perubahan tersebut karena di-dasari dengan :1. Delik Aduan sesuai dengan sifat HaKI adalah

Hak Privat (walaupun kita maklum hak privat itu padagilirannya memegang peranan penting dalam dunia usaha);

2. Hanya pemegang hak-lah yang tahu ada tidaknyapelanggaran atau tindak pidana terhadap karyaintelektualnya sendiri (yang notabene telah mendapatkanperlindungan); dalam beberapa kasus para pihak yangbersengketa dalam kaitannya dengan HaKI, kemudianberdamai; namun sementara itu kasusnya telahdilaporkan ke polisi atas tuduhan tindak pidana oleh satupihak; pelaporan tersebut tidak dicabut kembali;

3. Delik Biasa/Umum dapat menjadi bumerang, karenasetiap pihak termasuk pihak luar sangat mengharapkandilakukannya tindakan “pembersihan” terus menerusterhadap tindak pidana termasuk tanpa perlunyadiadukan; ini merupakan bumerang bagi kita sendiri.

Namun demikian, mengenai ancaman sanksinya tetapcukup keras dan diharapkan dapat menjadikan efek jeraterhadap pelaku pelanggar.

PERAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIBerdasarkan Konvensi Paris dalam Pasal 9 yang memuat

DIREKTORATJENDERAL BEA

DAN CUKAIMEMPUNYAI TUGAS

MEMBANTUMELAKSANAKAN

PERLINDUNGAN DANPENEGAKAN HUKUM

TERHADAP HAKATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL (HaKI)

67WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 404

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

ketentuan bahwa dimungkinkan barang-barang yang mema-kai merek dagang secara tidak sah (palsu), yang dimilikiwarga negara peserta Konvensi Paris, biasanya disita padawaktu diimpor ke negara peserta lainnya (All goods unlawfullybearing a trade mark or trade name shall be seized on import-ation into those countries of the Union where such mark ortrade name is intitled to legal protection). Atau sekurang-kurangnya diadakan larangan terhadap impor barang yangdimaksud.

Maka dengan masa berlakunya Undang-Undang Nomor: 10Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang berlaku efektif pada tang-gal 01 April 1997, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2006, Direktorat Jenderal Bea danCukai mempunyai tugas baru, yaitu membantu melaksanakanPerlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Hak Atas Kekaya-an Intelektual (HaKI), dimana telah disinggung pada tulisantersebut di atas yang diatur di dalam pasal 54 sampai denganpasal 64 pada Bagian Kedua dari Bab : X yaitu :

“Larangan dan Pembatasan Impor dan Ekspor,Penangguhan Impor atau Ekspor Barang HasilPelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual, danPenindakan atas Barang yang Terkait denganTerorisme dan/atau Kejahatan Lintas Negara”.

PERLINDUNGAN HAKI SANGATLAH PERLUPerlindungan HaKI sangatlah penting, sebab menyangkut

beberapa aspek, yaitu :l Kerugian Konsumen;

Harus membayar mahal barang palsu yang mutu dankualitasnya rendah dan dapat membahayakan kesehatan,keselamatan dan kehidupan lingkungan;

l Kerugian Masyarakat Usaha Pemegang Hak Cipta; Turunnyanilai jual, kerugian finansial, rusaknya moral, serta hilangnyainsentif untuk melakukan inovasi, ide-ide, serta karya cipta.

l Kerugian Pemerintah dan Negara;Terganggunya kestabilan perekonomian nasional, hilang-nya pendapatan penerimaan negara pada sektor pajak,terhambatnya akses pangsa pasar untuk komoditi ekspor,iklim usaha dalam negeri yang tidak kondusif, hilangnyakepercayaan dunia usaha untuk negara Indonesia, sertaenggannya investasi asing masuk ke Indonesia, dan keti-dak pastian pelaksanaan HaKI di Indonesia.

PERANAN DJBC DALAM PERLINDUNGAN HaKIBea dan Cukai memiliki posisi yang strategis sebagai aparat

pengawasan untuk keluar dan masuknya barang dari dalamnegeri maupun dari luar negeri. Secara efektif untuk penegakanHaKI, Bea dan Cukai dapat melakukan sesuai dengan Undang-Undang Kepabeanan Nomor: 10 Tahun 1995, sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2006, padapasal 54 s/d pasal 64 dengan melakukan “Penangguhansementara waktu pengeluaran barang impor atau ekspor”, ataudalam Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights(TRIPs) disebut dengan “Suspension of Release by Customs”.

Didalam ketentuan TRIP’s Part III merupakan sesuatukeharusan Bea dan Cukai untuk melindungi HaKI yangberarti: “Enforcement of Intellectual Property Rights” yangmencakup “Special Requirements Related to Border Mea-sures” (tindakan-tindakan yang melanggar HaKI).

Di dalam Section 4, dimana di dalamnya termuat ketentu-an “Suspension of Release by Customs Authorities”(penangguhan pengeluaran barang dari kawasan pabean)dan itu diformulasikan di dalam ketentuan peraturan negaramasing-masing.

Ketentuan TRIP’s untuk di Indonesia dalam konteksperaturan Kepabeanan, telah di adopsi ke dalam: “SpecialRequirements Related to Border Measures’ (Article 51 – 60).“Yaitu diakomodasikan ke dalam Undang-UndangKepabeanan Nomor: 10 Tahun 1995, yaitu “PengendalianEkspor dan Impor Barang Pelanggaran HaKI (Pasal 54 s/dPasal 64)”. ( B e r s a m b u n g )

Penulis adalah Kasi Kepabeanan dan Cukai KPPBC Tipe A4 Kotabaru

O P I N I

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

besitas, adalah : keadaan dimana massa jaringanlemak berlebihan didalam tubuh dan di ekspresi-kan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh(Body Mass Index) dan lingkar pinggang (waistcircumference)

Kita hidup dalam dunia yang obesogenik, artinya kemaju-an di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telahmenciptakan suatu lingkungan yang didalamnya cenderungberkembang “Overweight” dan “Obese”

PENYEBAB OBESITAS :

- ENERGY INTARE- Food Intake

- ENERGY EXPENDITURE- Metabolism- Exercise

- ENERGY STORES- Fat Mass

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas,antara lain factor genetic, psikososial, aktivitas, dan latar bela-kang kultural.

PROGRAM DIET DAN AKTIVITAS FISIKHasil penurunan berat badan dengan program diet dan

program peningkatan aktivitas fisik jarang berhasil, karenasetelah program selesai berat badan naik lagi, bahkan mele-bihi berat badan sebelum program dijalankan.

Penyebab ketidak berhasilan- Pasien kembali kepada makan dan pola aktivitas fisik

semula- Penggunaan energi menurun, karena :

1. Basal metabolism menurun, akibat selama berdietmasa otot mengecil

2. Aktivitas fisik berkurang, kembali ke aktivitas sebelumprogram.

Mempertahankan Hasil Program- Hasil penurunan berat badan akan lebih berhasil bila

program disertai dengan upaya merubah :- POLA KEBIASAAN MAKAN DAN- POLA AKTIVITAS FISIK

- Kedua pola itu harus dirubah sejak awal dari SALAHMENJADI BENAR

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

CARA PRAKTIS PENGELOLAAN

Obesitas

ENERGYINTARE

ENERGY

EXPENDITURE

s

FATSTORES

O

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 404

69WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Komponen gaya hidup : pola makan, pola aktivitas fisik danpola piker* Pola makan mencakup :

- Frekwensi perolehan makanan (makan utama dan cemilan)- Waktu makan (utama dan cemilan)- Jenis dan besar porsi makanan yang biasa dikonsumsi

* Pola aktivitas fisik mencakup : lama dan intensitas sertafrekwensi aktivitas yang biasa dilakukan dalam sehari/seminggu.

* Pola piker mencakup kebiasaan makan dan mekanismepengaturan makan

Faktor yang mempengaruhi obesitas adalah Pola makan danaktifitas fisik.Pola makan dipengaruhi oleh pola pikir dan pola pikir ini dipenga-ruhi oleh pengetahuan tentang makanan.Aktivitas fisik dipengaruhi oleh informasi dan informasi yangditerima masyarakat berasal dari media dan dari mulut ke mulut.Salah informasi tentang makanan terutama bersumber dari iklandan dari sumber yang tidak kompoten.

KIAT MENGURANGI PORSI MAKANAN- Cuci tangan sebelum makan- Ambil makanan sesuai dengan jumlah- Tata makanan kearah lebar piring- Jauhi meja makan, pindah tempat !- Baca doa sebelum makan dimulai- Porsi suapan kecil à kunyah santai- Suapan berikutnya, setelah mulut kosong- Hentikan makan sebelum kenyang benar- Akhiri makan dengan minum, cuci tangan dan doa

KIAT UNTUK MENCEGAH NGEMIL- Makan sesuatu (mengisi perut) harus sesuai jadwal.- Jangan ada persediaan makanan cemilan di rumah. Bila ada

simpan ditempat tersembunyi dan sulit dijangkau- Ketika belanja, bawa uang yang sesuai dengan yang akan dibeli- Minta dukungan orang lain

CLASSIFICATION OF OVERWEIGHT ANDOBESITY BY BMI, WAIST CIRCUMFERENCE

Classification

Underweight

Normal range

Overweight

l At risk

l Obese I

l Obese II

BMI (kg/mg²)

< 18.5

18.5 – 22.9

> 23.0

23.0 – 24.9

25.0 – 29.9

> 30.0

waist

< 90 cm (men)

< 80 cm (women)

Low but increaseRisk of otherClinical problems

Average

Increased

Moderate

Severe

circumference

> 90 cm (men)

> 80 cm (women)

Average

Increase

Moderate

Severe

Very severe

RISK OF CO-MORBIDITIES

BEBERAPA CARA MENAMBAH AKTIVITAS FISIK :- Kurangi aktivitas yang dilakukan sambil duduk- Kurangi menyuruh orang lain (istri)- Lebih memilih tangga dari escalator- Untuk jarak dekat : pilih jalan kaki dari pada memakai

kendaraan- Lakukan olah raga : aerobik...

PENGELOLAAN PERUBAHAN PERILAKU :1. Disiplin diri (self dicipline)

Menekankan supaya program berjalan dengan baik2. Menentukan tujuan bersama (goal setting)3. Pengaturan makanan (diet)

Diet merupakan faktor utama dalam pengelolaan obesitas,oleh sebab itu diperlukan kesadaran tinggi untuk intake energiharus di kurangi.

4. Aktivitas (exercise)Aktivitas tidak hanya dalam bentuk latihan khusus (olahraga)tetapi kegiatan fisik yang lain dapat dilakukan, seperti : Jalandari satu tempat ke tempat lain. Naik turun tangga dll.

5. Perubahan lingkungan (stimulus control)Perlu mencegah kebiasaan seperti semula seperti teman-teman sekerjanya selalu membawa macam-macam snackuntuk di makan bersama-sama.

6. Mencegah syndrome yo-yoHarus bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya syndromeyo-yo (kembali ke berat badan semula) dengan mengaturmekanisme makanan seperti ambil makanan sesuai denganjumlah dan menatanya kearah lebar piring. Hentikan makansebelum kenyang benar dll.

PENGGUNAAN OBAT ANTI OBESITAS- Pemakaian obat dalam terapi obesitas sebaiknya digunakan

pada orang dewasa dengan BMI e” 27 kg/m² atau individudengan BMI > 30 kg/m².

- Obat anti obesitas dibagi 2 kategori yaitu :- Penekan nafsu makan yang langsung berpengaruh pada

Berat Badan.- Pengganggu penyerapan makanan.

- Umumnya mempunyai efek samping peningkatan tekanandarah. Dalam jangka panjang timbul gangguan penyakitjantung, gelisah, glaucoma, hyperthyroidea (pembesarankelenjar thyroid). Bila terjadi tekanan darah meningkat,denyut jantung cepat sebaiknya obat dikurangi atau dihen-tikan. Sebaiknya sebelum memakai obat anti obesitas me-lakukan konsultasi ke dokter.

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 404

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

TUJUAN QURANIda dua hal yang perlu direnungi da-lam menyikapi peristiwa Isra Mi’rajNabi Muhammad SAW. Pertama, me-mahami tujuan qurani atas peristiwaIsra Mi’raj. Seperti terdapat dalam

QS.al-Isra’ [17] ayat 1, peristiwa Isra Mi’rajbertujuan untuk menunjukkan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah kepada makhluk-Nya.Selengkapnya ayat ini menyatakan “Maha Su-ci Allah, yang telah memperjalan-kan hamba-Nya pada suatu ma-lam dari Masjidil Haram ke Masji-dil Aqsha yang telah Kamiberkahi sekelilingnya agar Kamiperlihatkan kepadanya sebagiandari tanda-tanda (kebesaran)Kami. Sesungguhnya Dia adalahMaha Mendengar lagi Maha Me-lihat”. (QS. Al-Isra’ [17]:1).

Dalam surat yang sama ayat60 dinyatakan “Dan Kami tidakmenjadikan mimpi yang telah Ka-mi perlihatkan kepadamu, melain-kan sebagai ujian bagi manusia”(QS.al-Isra’ [17]:60).

Ujian kepada manusia yangberiman memiliki arti bahwa per-istiwa-peristiwa keagamaan itumemang benar adanya. Satu halyang harus kita pegangi dalammelihat peristiwa itu adalah lan-dasan keimanan yang harus kitatampilkan terlebih dahulu.Dengan iman, tidak diperlukan lagi pembukti-an- pembuktian yang ilmiah. Iman juga tidakmenghendaki dan tidak menuntut apakahperistiwa itu masuk akal atau tidak. Logis atautidak. Iman adalah mempercayai sesuatu yangghaib. Jika al-Quran dan hadits sudah menya-takan demikian, maka kita langsung meyakinihal itu.

Ada ungkapan sederhana yang dilontarkanAbu Bakar Shidiq ketika diminta komentarnyaatas peristiwa Isra. Ia berkata “Kalau itu kelu-

“Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telahKami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai

ujian bagi manusia” (QS.al-Isra’ [17]:60).

RASULALLAHMENYATAKAN“KALAU UMAT

BERIMAN INGINMI’RAJ

SEBAGAIMANA AKUMAKA CARANYA

ADALAH DENGANMENEGAKKAN

SHALAT DENGANCARA YANG BAIK

DAN BENAR”.

ar dari mulut Rasulallah lebih tidak masuk akaldari itupun, saya tetap percaya”. Jadi langkahutama sebagai seorang muslim dalam menyi-kapi hal itu adalah membuka hatinya dengankeimanan yang tulus kepada allah SWT,bahwa peristiwa itu memang benar adanya.

Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman (yangartinya) “Tidak akan dapat menerima tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Ku, kecualiorang-orang yang beriman”. Orang yang

berimanlah yang sanggup mene-rima peristiwa itu sebagai suatukebenaran mutlak, tanpa berkataapakah masuk akal atau tidak.Sebaliknya, manusia yang menyan-darkan pola pikirnya hanyaberdasarkan pada konsep rasio-nalitas akal tentu ia akan sertamerta menolak peristiwa yangtidak masuk akal itu. Salah satuyang dapat kita lihat dariungkapan orang-orang yang tidakberiman atas peristiwa Isra Mi’rajadalah ungkapan orientalis,Hendrick William F dalam Historyof Menikine yang menyatakanbahwa Muhammad pada saat itusedang menderita penyakitepilepsi. Ia menderita ketidaksa-daran yang luar biasa ketika iamenyatakan dirinya bermimpi danberdialog dengan malaikat jibril.Ungkapan tokoh orientalis sepertiini merupakan sebagian dari

sikap mereka yang melandasi pemikirannya de-ngan akal. Kehidupannya hanya dilandasi de-ngan fikiran-fikiran rasional, tidak melibatkanqalbunya, dan tidak menggunakan iman seba-gai petunjuk hidupnya.

Oleh karena itulah, bagi siapapun yangmelandasi fikirannya hanya dengan akalnya,dia akan tersesat. Jangankan terhadap hal-halyang tidak masuk akal, terhadap hal-hal yangrasioal, faktual di mata kita, kalau kita tetapmenomorsatukan akal kita, tidak menggunakan

SIKAP MUSLIMDALAM MENYIKAPI PERISTIWA

MukjizatA

RENUNGAN ROHANI

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 404

71WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

KETIKARASULALLAH

MELAKUKAN MI’RAJYANG DICAPAIADALAH SATU

SIKAP SEORANGRASUL, MANUSIAYANG MEMILIKI

SIFAT-SIFAT YANGBETUL-BETUL EX-

CELLENCE,SEMPURNA

kalbu sebagai penuntun, maka pada saat ter-tentu kita akan tersesat. Hal ini pernah diung-kapkan oleh para ulama yang menyatakan,“Barangsiapa yang berpegang teguh denganakalnya, hanya kepada kemampuan rasionya,tanpa mengajak qalbu dan keimanannya untuksama-sama dengan akalnya menerima suatuperistiwa tertentu maka orang itu akantersesat. Barang siapa yang ingin mendapat-kan kecukupan di dunia ini hanya mengandal-kan hartanya, dia tidak akan memperolehkecukupan. Yang diperoleh selalu kekurangandan kekurangan. Barangsiapa yangmengharapkan kedudukan di mata manusia,tapi hanya mengandalkan dukungan dari sesa-manya maka yang diperoleh bukanlahkedudukan, tetapi kehinaan dalam hidup ini.”

Sebagai seorang muslim, tentu faktor imanitulah yang menjadi landasan dalam menerimainformasi-informasi keagamaan.

SHALATKedua, hasil dari perjalanan isra dan mi’raj

yang sulit diterima oleh akal atau dalambahasa teologi disebut mukjizat adalah perin-tah shalat lima waktu. Mi’raj secara etimologisberarti naik atau lepasnya seseorang dari du-nia yang dihuninya. Ketika Rasulallah mening-galkan masjid al-Aqhsha, dia lepas dari bumi.Kita bisa menganalogikan dengan diri kitasendiri. Ketika kita berada di bumi dimana kitabertempat tinggal, kita bisa melihat bumi inibegitu besar dan luas. Tetapi, ketika kita naikatau mi’raj ke atas, misalnya keMonas, kita melihat dunia ini ke-cil. Semakin jauh dari bumimaka kita lihat bumi sangat kecil.Bahkan, pada titik tertentu kita ti-dak bisa melihat bumi ini. Ituartinya kita menjauhi bumi, mi’rajdari bumi.

Yang dilihat oleh Rasulallah,bumi itu kecil dan pada titik ter-tentu tidak tampak dalampenadangannya. Kemudian, iamencapai satu tingkat yang dalambahasa agama disebut sidratulmuntaha. Secara bahasa, sidrahadalah satu daun sebagai per-lambang kebijaksanaan bangsaPersia kuno. Al-Muntaha artinyayang paling paripurna.Maksudnya, ketika Rasulallah me-lakukan mi’raj yang dicapaiadalah satu sikap seorang rasul,manusia yang memiliki sifat-sifatyang betul-betul excellence,sempurna. Oleh karena itu, Rasulallah menya-takan “Kalau umat beriman ingin mi’raj seba-gaimana aku maka caranya adalah denganmenegakkan shalat dengan cara yang baik danbenar”.

Kalau umat Islam mengerjakan shalatdengan baik dan benar, bukan hanya sebagairitualitas formal saja dan hanya sekedarmenggugurkan kewajiban, tetapi berimpikasisecara sosial baik terhadap diri sendirimaupun kepada yang lain maka pada saatnya

nanti akan mendapatkan suatu tingkatan dima-na akan terlihat dunia itu hanyalah sarana me-nuju akhirat semata.

Keduniaan itu tidak ada apa-apanya. Keti-ka umat mengerjakan shalat dengan baik danbenar, niscaya dia akan melihat segalasesuatu dengan sikap arif, bijaksana yang luarbiasa. Itulah sidrah al-muntaha.

Kita menyadari sekarang bahwa negeri kitaini yang 85 persen penduduknya beragamaIslam, berdasarkan laporan yang disampaikansecara rutin oleh badan dunia, negeri initermasuk negeri yang paling korup ke-2setelah Nigeria yang penduduknya mayoritasmuslim. Pertanyaan kita adalah sudahkanibadah yang kita lakukan itu membawaimplikasi sosial bagi diri kita dan orang lain ?Sudahkan shalat yang kita kerjakan ini mampumenciptakan tata sosial yang berkeadilan danbermoral ?

Berdasarkan laporan tadi, justeru negeriyang penduduknya mayoritas muslim adalahnegeri yang tingkat korupsinya terbesar. Di-mungkinkan, semua itu disebabkan oleh peri-laku ibadah dan pengamalan ajaran agamakita baru pada level menggugurkan kewajiban,belum mencapai level implikasi sosial terha-dap diri kita sendiri dan orang lain.

Benar apa yang dikatakan oleh MohammedArkoun, pakar Islam asal al-Jazair, yang me-nyatakan “Kalau saya berjalan-jalan di Barat,saya tidak pernah ketemu dengan yang nama-nya langgar, mushalla dan masjid. Sulit bagi

saya untuk bertemu denganorang Islam. Tetapi, saya seringbertemu dengan Islam. Sebalik-nya, ketika saya berjalan-jalanke timur, saya sulit sekali mene-mukan Islam, meskipun saya se-ringkali bertemu dengan orang-orang Islam. Saya seringkalibertemu dengan langgar, majlista’lim. Mushalla dan masjid tetapisaya sulit ketemu dengan Islam.”

Ungkapan sederhana yangdilontarkan Mohammed Arkounitu tentu memiliki implikasi sosialyang sangat besar terhadappengalaman ajaran agama kita.Nampaknya, ajaran-ajaran aga-ma yang begitu hebat dan memi-liki nilai yang tinggi telah dilaku-kan oleh orang-orang Barat.Kedisiplinan, keuletan dalam be-kerja telah dimiliki oleh oranglain. Sementara kita hanya meng-klaim dengan kata-kata dan

retorika semata, karena itulah, yang palingpokok dan harus dipegangi adalah bagaimanamenjadikan shalat kita sebagai amalan ibadahyang bukan hanya untuk menggugurkan kewa-jiban, tetapi lebih dari itu memiliki pancaran-pancaran nilai yang membuat diri kita, keluar-ga kita dan masyarakat kita menjadi lebihmaju. Dengan menegakkan shalat dengan ba-ik, insya Allah negeri ini akan menjadi negeriyang lebih baik di kemudian hari. Amin.

Drs. H. Fathurin Zen, SH. / Titian Dakwah

71WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 404

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

S E L A K

asir putih yang lembut terhampar luas sepanjang pan-tai dengan ombak yang tenang mengundang kamiuntuk datang kesana. Perjalanan sejauh kuranglebih sekitar 200 km ke arah timur Makassar seakanterbayar tuntas oleh keindahan pantai Tanjung Bira,

Kabupaten Bulukumba.Rencana keberangkatan ke Tanjung Bira ini sendiri terbi-

lang mendadak. Hanya dua hari untuk menyiapkannya. Darisekedar omong-omong biasa akhirnya sampai diputuskantetap berangkat. Karena mendadak itulah, akhirnyadiputuskan rombongan hanya untuk para pegawai besertakeluarga yang tinggal di Kompleks Rumah Dinas DJBCMappaoddang plus beberapa pegawai lainnya yang berminat.Jumlah keseluruhan rombongan mencapai sekitar 60 orang.

Tepat pukul 09.00 WITA tanggal 15 Maret 2008, rombonganberangkat dari Rumdis Mappaoddang dengan menggunakan 1bus ditambah 6 mobil. Rombongan berjalan beriringan denganmengambil rute Makassar – Gowa – Takalar – Jeneponto – Ban-taeng – Bulukumba - Tanjung Bira. Namun sebelum ke TanjungBira, rombongan akan mampir dulu di rumah mertua Kasi Perben-daharaan KPPBC tipe A3 Makassar, Broto Setia Pribadi untukistirahat sekaligus makan siang dan sholat. Kediamannya terletakdi Tanete, sekitar 30 km utara Bulukumba ke arah Kab. Sinjai.

MENJALINKEAKRABAN

DI TANJUNG BIRA

Setelah sekian lama bertugas diKanwil DJBC Sulawesi, dirasakan perlu

untuk melepaskan kepenatanpekerjaan sehari-hari dan sekaligusmenjalin keakraban diantara para

pegawai. Tanjung Bira, itulah tempatyang dirasakan cocok untuk itu.

P

MELEPAS PENAT. Berenang di pantai Tanjung Bira untuk sekedar refreshing.

Jarak dari Tanete menuju Bira sekitar 40 km melewati De-sa Kajang. Desa Kajang ini sangat terkenal karena desa inisatu-satunya di Sulawesi yang masih memegang teguh tradi-si nenek moyang dan belum tersentuh oleh modernisasi.“Mereka yang tinggal di dalam hutan (adalah) Kajang Dalam,sedang yang diluar (hutan) Kajang Luar. Kajang Dalam dipim-pin oleh seorang Kepala adat yang dinamakan Ammatoa,”terang Broto yang pernah masuk ke dalam Kajang Dalam.Untuk masuk ke dalam Kajang Dalam, lanjutnya, kita harusberpakaian hitam-hitam.

Sayang, karena terbatasnya waktu, kita hanya melewati

FOTO BERSAMA di pintu masuk Tanjung Bira sebelum kembali ke Makassar.

FOTO-FOTO : DONNY ERIYANTO

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 404

73WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

KAPAL PHINISI. Berfoto bersama di kapal kebanggaan buatan anak negeri kita.

Kajang Luar. Namun suasana di desa ini lain dengan desalainnya. Suasana alami tradisional dengan rumah-rumah adatkhas Sulawesi Selatan dapat kita jumpai di sepanjang jalandesa ini. Sesekali kita jumpai penduduk yang masih berpakai-an hitam-hitam khas desa Kajang. Rombongan hanya sempatberhenti di tempat pemakaman para raja. Dari tulisan arabyang tertulis di batu nisan menandakan bahwa Islam sudahmasuk ke daerah ini sejak beberapa abad yang lalu.

Akhirnya rombongan sampai di Tanjung Bira sekitar pukul16.30 WITA dan menginap di Bira Beach Hotel. Tanpamenunggu terlalu lama, semua peserta langsung ’terjun’ kepantai. Dewasa maupun anak-anak bersama-samabergembira setelah melakukan perjalanan panjang. Ada yangberenang, bermain polo air, sepakbola pantai atau duduk-du-duk di pinggir pantai menikmati pemandangan laut. Anak-anak sendiri selain berenang lebih senang mencari karangatau keong serta main pasir. Sunset turut menambah keceria-an mereka. Mereka baru ’mentas’ dari laut pas maghrib tiba.

Malam harinya diisi dengan acara makan malam bersamadi restoran Bira Beach Hotel. Tidak ada acara khusus disini,bebas santai. Semuanya serba spontan, termasuk acara apiunggun di pinggir pantai. Agar menambah meriah suasana,diadakan beberapa game kecil dan dimainkan sebuah gitaruntuk mengiringi beberapa lagu.

Ketika fajar mulai menyingsing, satu persatu pesertamulai turun ke pantai. Menikmati udara sejuk pagi hari.Bahkan ketika selesai sarapan pagi, hampir semua pesertasudah bergerak turun ke pantai.

Seakan belum puas dengan minimnya waktu di sore harikemarin, pagi hari ini mereka dibebaskan menikmati lautsepuas-puasnya. Aktifitas mereka hampir sama dengan sorekemarin. Hanya sekarang dirancang secara spontan

beberapa perlombaan untuk menambah keceriaan. Beberapapeserta juga menaiki perahu motor yang membawa merekaberkeliling pantai.

Selepas makan siang dan tak lupa berfoto bersama, seki-tar pukul 12.00 WITA, rombongan bertolak kembali keMakassar. Namun, rombongan terlebih dahulu singgah ditempat pembuatan kapal Phinisi yang terkenal itu di daerahSapolohe - Bulukumba, kurang lebih 10 km dari Tanjung Bira.

Di Sapolohe ini, rombongan beruntung mendapati beberapapekerja yang tengah membuat 3 kapal phinisi besar. Salahsatunya adalah kapal yang dibuat untuk memenuhi pesanan dariAmerika Serikat. Kapal dengan lebar 9 m dan panjang 35 m inidirancang khusus untuk kapal pesiar lengkap dengan arenaperjudian sehingga tidak ada kamar tidur pun di kapal ini. “Kapalini dindingnya terbuat dari kayu nato dan bawahnya dari kayubesi. (Proses) pembuatan kapal ini normalnya memerlukan waktu9 bulan, tapi ini sudah setahun lebih belum jadi,” jelas Ambo,salah satu pekerja pembuat kapal phinisi.

Para anggota rombongan sendiri tidak melewatkankesempatan langka ini untuk berfoto di kapal phinisi dan bah-kan sampai naik masuk ke dalam kapal tersebut. Rasakagum yang teramat sangat menyeruak di hati ketika masukke dalam kapal phinisi. Betapa hebatnya anak negeri ini bisamembuat kapal dari kayu sebegitu besarnya.

Menjelang Maghrib, rombongan tiba kembali di kompleksrumah dinas Mappaoddang, Makassar. Rasa lelah di wajahmasing-masing anggota tidak mampu untuk menutup rasapuas yang dirasakan atas perjalanan ini. Pikiran penat hilangdan siap menyongsong esok menghadapi setumpukpekerjaan sehari-hari di kantor. Selain itu, keakraban danrasa persaudaraan antar pegawai pun terjalin dengan baik.Inilah nikmatnya bertugas di daerah ! Don’s, Makassar

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 404

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

aya tertarik untuk membicarakan “office wife”,ketika pada hari ulang tahun WBC ke-40 di bulanApril lalu seorang kawan wartawan seniormelontarkan atas kemungkinan seseorang ditempat kerja mempunyai ‘istri’. Istilah office wife

popular pada tahun 1930-an, karena dipopulerkan olehFaith Baldwin dalam novelnya The Office Wife dankemudian difilmkan. Konsepnya pernah dituliskan dalamartikel di New York Times pada tahun 1933 :

It is curious that the phrase “office wife” originatedwith Gladstone. He used to say that a Minister and hissecretary should understand each other as perfectlyas a husband and wife, which principle he reduced toa system.

Office wife membawa pemahaman bahwa ia adalahseorang bawahan yang paham betul atas apa kebutuhan

atasannya, seperti layaknya seorang sekretaris yang mam-pu membantu melancarkan pekerjaan atasannya. Kemu-dian artinya menjadi lebih dari sekedar sekretaris yangmembuat pekerjaan atasannya menjadi berjalan denganbaik .

Dalam tulisan Timothy Noah, yang berjudul Slate, isti-lah ‘work wife’, ‘work husband’, dan ‘work marriage’menjadi lexicon pada tahun 1987, ketika penulis DavidOwen menulis essay Atlantic dan mendeskripsikankeintiman platonik yang sering muncul antara laki-laki danperempuan yang bekerja erat di satu tempat kerja yangsama.

Pada tahun 2005, seorang pelatih dan penasehat ek-sekutif menyatakan pasangan di tempat kerja (workplacespouse) merupakan konsep yang relatif baru. Terciptanyaistilah ini sangat mungkin karena perempuan dan laki-lakiseringkali bekerja sama dalam pekerjaan yang memung-kinkan mereka menjadi pasangan untuk mencapaikeberhasilan kerja atau karir mereka. Pasangan dengantugas, perjuangan dan tujuan yang sama di tempat kerjamerupakan dasar keberhasilan suatu tim ditempat kerja.Mereka sering kali harus bersama-sama dalam jam yangpanjang dan jelas berinteraksi satu sama lain

FENOMENA PASANGAN DI TEMPAT KERJARelasi kerja dimulai sejak seseorang menduduki tem-

pat kerjanya dengan deskripsi tugas bagiannya. Bagiandemi bagian kerja di tempat kerja saling berikatan, beker-jasama, bersentuhan, berdiskusi, berdebat dan bersantaibersama, yang waktunya lebih panjang mungkin daripadawaktu berada bersama suami/istri di rumah. Bekerjabersama sering diselingi dengan percakapan atau diskusidiluar pekerjaan seperti keadaan anak istri, makan siangbersama, ambisi, cita-cita, suka duka kehidupan, sampai-sampai keluhan rumah tangga terlontarkan.

Melalui kedekatan seperti ini, banyak hal menjadidibuka, suara hati pun disampaikan, meski sadar pembi-caraan ini jelas bukan antara suami dan istri. Kedekatanlebih mudah terjadi diantara rekan kerja, kata Harley, ke-tua Marriage Builder dalam sebuah website.

Konsep pasangan di tempat kerja merupakan kelazim-an di dunia kerja. Sebuah survai yang dilakukanVault.com, suatu perusahaan media untuk informasi karirmenemukan 32% dari 693 responden dari berbagaiindustri mempunyai suami/isteri kantor atau pasangan ditempat kerja.

Mark Oldman, wakil ketua Vault.com, mengatakan bah-wa fenomena pasangan di tempat kerja meningkat terus.Hanya sedikit yang menyadari bahwa fenomena inimembuat seseorang punya orang lain yang berarti dalam

Seringnya bekerja sama, bahkanhampir tiap hari, mungkin 8 jam sehari -

5 hari dalam sepekan - 20 hari dalamsebulan - 240 hari dalam setahun

membuat seseorang sangat mengenalpersonality teman kerja di tempat kerja.

S

FOTO : ISTIMEWA

Office

Wife

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 404

75WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

hidup selain istri/suami, namun kedekatannya pada ting-kat yang sangat berbeda dari istri/suami

Para pasangan di tempat kerja berbahasa yang sama,kata orang Jakarta: ‘nyambung kalau diajak ngomong’,kelakar yang sama ketika menghadapi frustasi bersamadengan atasan atau birokrasi, dan saling berceloteh isti-lah yang sama, baik maupun buruk.

Oldman mengatakan bahwa hasil survai memberikankesimpulan banyak hal yang dapat dibicarakan bersamadengan pasangan di tempat kerja tanpa menimbulkankekuatiran kecemasan atau beban apapun seperti kalauberbicara dengan pasangan istri/suami. Dasar dari kemu-dahan berbagi sangat mungkin karena kesamaan latarbelakang, pendidikan, dan pengalaman kerja. Jadi katapenyiar radio, pasangan di tempat kerja lebih tune in dari-pada pasangan istri/suami di rumah.

TEMAN KERJA DAN KEDEKATANNYATeman kerja adalah anggota tim yang membuat peker-

jaan kita berjalan lancar sampai ke goal yang ditentukan.Seringnya bekerja sama, bahkan hampir tiap hari,mungkin 8 jam sehari - 5 hari dalam sepekan - 20 hari da-lam sebulan - 240 hari dalam setahun membuat seseo-rang sangat mengenal personality teman kerja di tempatkerja. Hari ulangtahunnya, makan favoritnya, ketakutan-nya, kesukaannya, hobinya, bahkan mungkin rahasia ke-hidupannya dikenal oleh pasangan kerjanya.Ia bukan istri/suami anda, ia bukan pasang-an hidup dimana kita berkomitmen dengankesaksian saat menikah, tetapi ia teman me-nuju sukses karir dalam perjuangan suka danduka.

Willard F. Harley Jr., PhD, penulis HisNeeds, Her Needs: Building an Affair-ProofMarriage mengatakan bahwa pasangan kerja(office spouse) merupakan soulmate, iamengisi kehidupan emosional yang mendu-kung proses kerja. Jika dalam kesepakatansuami istri kita berjanji dalam satu ikatanmenjalankan tugas kehidupan bersama, disi-ni rekan kerja adalah orang yang bekerjasa-ma menyelesaikan tugas, yang tentu sajamemperhatikan satu sama lain, saling keber-gantungan, saling percaya, mungkin laki-lakidan perempuan,

Mengingat perjalanan kebersamaan da-lam ikatan organisasi atau kerja, maka kese-hatan hubungan kerja harus dipelihara menjadi relasi nonseksual yang tidak mengganggu keserasian pasangansuami istri di rumah. Patut dipikirkan bahwa pemeliharaanhubungan ini memerlukan keterampilan dan kepatuhan ber-jalan diatas aturan main berlandaskan kedewasaan sertakematangan kepribadian.

MELANGGAR RAMBUHarley menjawab pertanyaan “Kapan affairs dimulai ?”.

Katanya, jika hubungan sebagai kawan berubah menjadipendamping. Teman menjadi bersandar di bahu saatkedekatan telah terbuka disertai ketulusan. Ini terjadi pa-da banyak rekan kerja, atau banyak rekan kerja paralajang kemudian menjadi pasangan suami/istri. Romansadi tempat kerja menurut survai Vault tahun 2006menggambarkan bahwa 50% responden kemudian meni-kah dengan teman kerja. Harley mengingatkan kedekatanteman kerja beda tipis dengan kedekatan pasangan untukmasuk dalam affair.

ATURAN MAIN DI TEMPAT KERJAKaryawan, manajer, bahkan direktur di sebuah institu-

si, organisasi dan tempat kerja lainnya banyak yang telahberstatus menikah. Pekerjaan yang memakan waktu pan-jang di tempat kerja membuat hubungan rekan kerja sema-

kin dekat dan akrab. Bagaimana menghindari hubungankerja beralih menjadi hubungan pasangan ’suami-istri’?

Jagalah diri untuk selalu berjalan diatas garis sebagaiteman kerja dan sebagai pasangan bagi istri/suami demikarir dan kehidupan perkawinan. Berikut ini adalahaturannya:l Harley mengatakan : “Jangan berbagi informasi perso-

nal di tempat kerja, terutama informasi tentang hidupperkawinan anda. Jika kawan membuka tentang halini, katakan padanya bahwa bukan anda tempatnyaberbagi cerita, ada tempat yang lebih profesional. Jikasangat sulit mengatakannya, ajak pasangan istri/suami anda untuk boleh masuk kedalamnya, agar adakerja tim dengan istri/suami anda”.

l Jika anda masuk ke wilayah pribadi, tanyakan pada di-ri sendiri apa sebenarnya yang terjadi dalam perka-winan anda. Jika anda tidak sedang serasi dengan is-tri/suami, dan di tempat kerja ada seseorang yangmemenuhi relung emosional anda, maka lampu merahmenyala bagi perkawinan anda.

l “Jangan berada berduaan di satu ruang tanpa adaorang lain ketika di luar kantor,” pesan Harley. “Misal-nya di tempat parkir mobil, bersama santai sesudahjam kerja, atau jika harus pergi bersama ajaklah oranglain menemani dan akan lebih baik jika istri/suamidibawa serta. Relasi romantik biasanya berkembang

dari menikmati suasana santai diluar wak-tu kerja ketika diskusi memasuki ruangpribadi”.

l “Jangan pergi makan berdua denganpasangan kerja,” kata Jenn Berman, PhD,seorang psikolog dari Beverly Hills, Calif.,yang ahli dalam konsultasi perkawinandan keluarga. “Dilarang minum alkohol ke-tika bersama pasangan kerja, sebabkeadaan mabuk membuat keputusan men-jadi jurang celaka”.

l “Kenalkan istri/suami pada rekan kerja,”tutur Berman dari WebMD. “Jika ada un-dangan makan malam, ajaklah istri/sua-mi. Libatkan istri/suami dalam percakap-an makan malam.”

l “Hindarkan pembicaraan tentang pasang-an kerja di rumah,” ujar Berman. “Istri/su-ami perlu tahu pasangan kerja, tetapi takperlu melibatkan diri ke dalamnya”. SurvaiVault menyatakan bahwa membicarakanpasangan kerja di rumah akan membuat

istri/suami meningkatkan kecurigaan, kecemburuan,tidak lagi mempedulikan, tidak lagi berkomunikasi de-ngan baik dan friksi dalam banyak hal.

PERAN NYATA PASANGAN DI TEMPAT KERJAPasangan di tempat kerja mungkin merupakan teman

yang memahami, mendukung dan tempat berbincang men-cari solusi, namun pertimbangan untuk tetap teguhberbicara soal kerja dan tidak melebar ke ruang pribadi.

Keadaan akan buruk jika istri/suami sendiri berselingkuh,sehingga seringkali pembenaran tindakan berelasi romantikdiri sendiri menjadi dikuatkan. Pelajari pikiran dan perasaandiri sendiri agar tak terseret larut dalam hubunganperselingkuhan. Menurut Harley, kebanyakan perselingkuhandimulai dan berada diantara rekan kerja. Karena itu hubung-an kerja harus dipertahankan profesional.

Vault.com Oldman dari survainya mendapatkan sangatdekat hubungan antara pasangan di tempat kerja denganperselingkuhan. Fenomena ini terjadi hanya pada merekayang tidak memperhatikan batasan sehat tentang hubung-an kerja atau hubungan pribadi. Pilihan dan penentuanditangan kita. Selamat bekerja dengan sehat.

Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]

ROMANSA DITEMPAT KERJA

MENURUTSURVAI VAULT

TAHUN 2006MENGGAMBARKAN

BAHWA 50%RESPONDEN

MENIKAH DENGANTEMAN KERJA

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 404

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

P R O F I L

esan sang ayah rupanya sangat membekas di hati-nya, ia pun berusaha agar bisa menuntut ilmu kePulau Jawa. Ia memanfaatkan tes penerimaan ma-hasiswa baru agar dapat mengantarnya ke PulauJawa untuk menuntut ilmu. Hasil kerja kerasnya ke-

tika itu membuahkan hasil, ia pun diterima di UniversitasGadjah Mada (UGM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIPOL) jurusan Hubungan Internasional di tahun 1989.

Kepergiannya menuntut ilmu di Yogyakarta mendapatrestu dari kedua orang tuanya. Bekal nasihat dan harapanyang dibebankan kepadanya menjadi pemicu untuk menyele-saikan kuliah dengan baik dan tepat waktu. Bagi sebagianorang berada jauh dari orang tua dan sanak keluarga akanmenimbulkan rasa rindu, bahkan rasa rindu tersebut terka-dang bisa membuat orang tidak bisa berkonsentrasi untukmelakukan aktifitas di rantau. Okto menyiasatinya dengan me-nyibukkan diri dalam berbagai kegiatan yang positif. Selamaberada di kota pelajar ia tertantang untuk untuk dapat berta-han hidup dan menahan godaan untuk tidak tergiur dengankehidupan mahasiswa yang dekat dengan kegiatan hura-hura.

Masa-masa sulit ketika merantau di Yogyakarta akhirnyabisa dilalui oleh suami dari Fitriani dan ayah satu orang putrabernama Ahmad Thariq Bermani, dimana pada tahun 1994 ialulus dari UGM dan berhak menyandang gelar Sarjana IlmuPolitik (SIP). Tidak hanya ia yang merasakan bangga dengangelar sarjana yang melekat di belakang namanya, orang tuadan juga kelima saudaranya pun merasakan hal yang samaatas keberhasilan Okto menempuh pendidikan di perguruantinggi ternama di Indonesia. Ditengah rasa gembiranyatersebut ia masih teringat dengan pesan sang ayah, bahwapendidikan akan merubah hidupnya dan keluarganya. Mung-kin setelah lulus kuliah nasibnya bisa berubah.

Salah satu rancangan dalam hidupnya setelah tamat ku-liah ketika itu adalah mencari pekerjaan, maka serangkaiansurat lamaran ia kirimkan ke kantor-kantor baik pemerintahanmaupun juga swasta. Ketika mengirimkan lamaran, Okto

tidak pernah berpikir bahwa pekerjaannya nanti harus sesuaidengan disiplin ilmu yang dimilikinya, walaupun tidak menam-pik jika nantinya ia mendapat pekerjaan sesuai denganbidang ilmu yang diperolehnya.

Profesi sebagai pegawai bank maupun juga sebagai war-tawan pernah menghiasi pikirannya ketika mencari pekerjaansetamatnya dari kuliah, namun keinginan tersebut tidak per-nah tercapai karena panggilan untuk tes penerimaan pegawaiuntuk bidang tersebut tidak pernah menghampirinya. Namundemikian Okto tidak patah semangat dan tetap berpikirpositif bahwa Tuhan sedang merencanakan sesuatu yangbaik baginya.

Tidak berapa lama kemudian panggilan tes untuk peneri-maan pegawai menghampirinya, tidak tanggung-tanggungtiga panggilan tes datang hampir bersamaan yaitu, di PemdaYogyakarta, Departemen Luar Negeri dan DepartemenKeuangan. Okto pun harus memilih satu dari tiga pilihantersebut, lalu dengan tekad yang bulat ia memilih mengikutites penerimaan pegawai pada Departemen Keuangan, kare-na berdasarkan informasi yang diperolehnya bekerja sebagaipegawai Departemen Keuangan remunerasinya cukup baikjika dibandingkan dengan instansi lainnya, sehingga bisamembuatnya hidup lebih mandiri dan tidak perlu terlalu was-was untuk masalah finansial.

Serangkaian tahapan tes harus diikuti Okto untuk dapatditerima sebagai PNS di Departemen Keuangan dan hasilnyamenggembirakan dimana Okto akhirnya diterima sebagaiPNS di Departemen Keuangan dan ditempatkan pada Direk-torat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mulai tahun 1996hingga saat ini. Diakuinya awal bergabung di DJBC, ia tidakmengetahui secara luas tugas dan fungsi lembaga yang ber-tugas melakukan pungutan negara dari Pabean dan Cukai,namun seiring dengan perjalanan waktu ia pun mengetahuitugas dan fungsi DJBC.

BANYAK KEGIATAN BERHUBUNGAN DENGAN DIPLOMASIPada awal meniti karir di DJBC, Okto di tempatkan pada

bagian hubungan internasional sebagai pelaksana padatahun 1997, bidang yang sesuai dengan latar belakang pen-didikannya yang kemudian diikuti dengan promosi yangdiperolehnya pada tahun 2002 sebagai Kepala Seksi Kerja-sama ASEAN pada Dit Pabean Internasional, dan promosieselon IIIA sebagai Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhandan Layanan Informasi pada KPU Bea dan Cukai Batam pa-da tahun 2007.

Walaupun Okto bekerja sebagai abdi negara yang berhu-bungan dengan penerimaan negara dari sektor pabean dancukai, namun sedikit banyak ilmu yang diperolehnya semasakuliah di UGM masih terpakai. Banyak kegiatannya ketikabertugas pada Dit Kepabeanan Internasional berhubungandengan diplomasi seperti mengikuti berbagai sidang baikdidalam maupun di luar negeri untuk mempresentasikan ke-pentingan nasional khususnya pada bidang kepabeanan. Iamencontohkan pernah terlibat dalam negosiasi perdaganganbebas antara Indonesia dengan India, China dan Jepang.Walaupun tidak bekerja di Deplu sebagai diplomat, namun ia

OKTO IRIANTO, SiP., M.A.KEPALA BIDANG KEPATUHAN INTERNAL KPU BEA DAN CUKAI BATAM

“…Perbaikan Itu Secara AlamiMemang Harus DilaluiDengan Rasa Getir dan Sakit”Bagi putra daerah, keinginan merantau

untuk bekerja atau menuntut ilmu diPulau Jawa merupakan suatu hal yangsangat didamba. Begitu pula dengan

keinginan Okto Irianto ketika itu yangdilahirkan di kota Curup, Rejang Lebong,

Provinsi Bengkulu. Kepala BidangKepatuhan Internal Kantor Pelayanan

Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe BBatam ini menceritakan, keinginannya

untuk menuntut ilmu di Pulau Jawasetamatnya dari Sekolah Menengah

Atas di kota Bengkulu, berawal daripesan ayahnya yang mengatakan,

pendidikan adalah faktor paling pentinguntuk mengubah kondisi kehidupan.

P

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 404

77WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

tetap bisa menggunakan latar belakang pendi-dikan ilmu diplomasi yang diperolehnya dibangku kuliah untuk kepentingan bea cukai.

Ketika menjabat sebagai Kepala SeksiHak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yangketika itu berada pada Dit P2, Okto ikut da-lam Tim Nasional Pemberantasan Pelang-garan HaKI bersama dengan instansiterkait untuk berusaha mengeluarkan In-donesia dari Special 301, daftar negara-negara yang diawasi oleh pemerintahAmerika Serikat karena dinilai tidakbersahabat dalam perlindungan HaKI.

Hasil kerja kerasnya memaparkanperan Indonesia terutama DJBC da-lam menanggulangi masalah pelang-garan HaKI bersama tim yang terdiridari Kejaksaan, Kepolisian, Depar-temen Hukum dan HAM sertaDJBC sendiri, pada akhirnya ber-hasil mengeluarkan Indonesiadalam daftar “special” tersebut.

Kerjasama dan koordinasi yang baiklintas instansi yang diikutinya dalamtim ternyata tidak sulit karena mem-punyai visi dan misi yang samasehingga berhasil diperjuangkan di

forum internasional.Tidak lama kemudian, Okto kembali

77WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 404

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

P R O F I L

dipercaya untuk terlibat dalam suatu tim yang dikomandoi olehPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)sebagai liaison officer dari DJBC untuk PPATK. Ketika ituBank Indonesia (BI), Kejaksaan Agung, Kepolisian dan instan-si lainnya turut pula dalam tim tersebut. Ketika itu lanjutnyatim terlibat dalam usaha agar negara Indonesia keluar daridaftar Non Cooperative Countries and Territories (NCCT), ya-itu daftar negara-negara yang dianggap tidak bersahabat da-lam usaha memerangi pencucian uang (money laundering).

Untuk bisa keluar dalam daftar tersebut ujarnya, Indone-sia yang diwakili oleh tim tadi harus melakukan beberapa kalinegosiasi. Tahapan-tahapan tadi menurutnya mampu dilaluioleh Indonesia sehingga tidak lagi tercantum dalam NCCT listpada awal tahun 2005. Menurut Okto keberhasilan Indonesiakeluar dari daftar NCCT tersebut menunjukkan bahwa Indo-nesia serius menangani masalah tindak pidana pencucianuang, dan saat itu menurutnya ia merasa benar-benar berker-ja untuk kepentingan negara, agar keluar dari daftar NCCT.

Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan yang sifatnyainternasional, rupanya menjadi pembuka jalan baginya untukmeneruskan pendidikan strata II di Fletcher School of Lawand Diplomacy, sekolah calon diplomat di Tufts University,

Massachuset Amerika Serikat pada ta-hun 1999. Pendidikan yang dibiayainegara tersebut ia selesaikan dalam ku-run waktu satu setengah tahun dan ke-mudian kembali ke Indonesia mendu-duki posisi sebagai Kepala Seksi KerjaSama ASEAN pada Dit KepabeananInternasional.

Selain terlibat dalam kegiatanyang sifatnya internasional, Okto jugaterlibat dalam proses amandemenUndang-Undang nomor 10 Tahun 1995tentang Kepabeanan yang kini menjadiUndang-Undang nomor 17 tahun 2006.Keterlibatannya dalam tim amandemenmenurutnya membuka cakrawala ten-tang kepabeanan yang sesungguhnya.

PERAN BESAR KELUARGABagi Okto keluarga berperan menye-

mangatinya dalam menjalankan tugassebagai abdi negara. Memang diakui-nya terkadang ia harus meninggalkankeluarga untuk menjalani tugas sehing-ga rasa rindu kepada keluarga seringmenghampirinya baik ketika sedangmelakukan perjalanan dinas atau ketikasedang menjalani dinas di suatudaerah. Keluarga menurutnya sangatmengerti keadaannya, bahkan putrapertamanya sudah sejak dini “terlatih”untuk jauh darinya.

Suatu ketika Thariq, putra pertamaOkto yang baru berumur beberapaminggu sudah ditinggal oleh ayahnyayang melakukan perjalanan dinas keluar negeri untuk menghadiri pertemuaninternasional. Setelah itu Okto seringmelakukan perjalanan dinas baik ke lu-ar kota maupun keluar negeri, sehinggasang anak “terlatih” untuk jauh darinyauntuk sementara. “Saya beruntungmemiliki keluarga yang mengerti dengantugas saya yang terkadang harus jauhdari keluarga,”papar Okto.

Seperti saat ini dimana ia ditem-patkan di Batam, intensitas bertemu de-ngan keluarga tidak begitu sering. Untuk

BERSAMA KELUARGA. Fitriani, Ahmad Thariq Bermani, Okto Irianto

DILANTIK menjadi pejabat eselon III di KP-DJBC

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 404

79WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

mengobati rasa rindu dengan keluarga, ia menyiasatinyadengan pulang ke Jakarta setiap dua minggu sekali pada hariJumat dengan menggunakan pesawat terakhir dan kembalike Batam pada hari Minggu sorenya. Praktis waktu yang di-miliki bagi keluarga muda ini untuk berkumpul hanya hariSabtu, dan itu benar-benar waktu yang sangat berharga bagiOkto dan keluarga.

“Kami benar-benar harus memanfaatkan hari sabtu untukbermain dengan keluarga. Minimal kami harus mengajakanak bermain, jalan-jalan keluar atau kalau tidak main gamekomputer sama-sama di rumah, Saya hanya mengharapkanagar anak saya nantinya lebih baik dari saya, dan dapat meng-eksplorasi semua potensinya secara maksimal,”urai Okto.

KRITIK SEBAGAI SARANA UNTUK BERUBAHSikap masyarakat yang tidak selalu baik terhadap DJBC

juga tidak lepas dari pengamatan Okto. Menurutnya kritikyang disampaikan masyarakat kepada DJBC bisa digunakanuntuk mengidentifikasi sasaran pembenahan. Ia mencontoh-kan kritik masyarakat mengenai budaya koruptif yang masihada di Bea Cukai. Kritik tersebut jika dihadapi denganpikiran positif dan taktis, maka harus ditindaklanjuti segeradengan budaya kerja yang berintegritas tinggi dengan jargonbebas korupsi sebagai objek prioritas pembenahan. Caraserupa juga menurutnya harus dilakukan ketika menghadapikritik lainnya, namun untuk kritik yang tidak memiliki artipositif di dalamnya Okto memilih untuk tidak menanggapinya.

Ia menyadari saatini instansi yang telahmembesarkannya te-ngah berupaya untukmelakukan pembenah-an agar menjadi lebihbaik lagi. Untukmemuluskan programtersebut maka yangdapat dilakukan ada-lah dengan bekerjalebih baik dan lebihbaik lagi. Programreformasi kepabean-an dan cukai tidak ha-nya menjadi agendapejabat, namunsemua pihak terlibatdan turut andil dalammenjalankan programreformasi melalui pe-

ran yang dimiliki para petugas dalam menjalankan tugasnya.Okto kemudian menjelaskan Bidang Kepatuhan Internal

yang dipimpinnya di KPU Bea dan Cukai Batam. Keberadaanbidang yang dipimpinnya bisa dikatakan hadir untukmempengaruhi hati rekan-rekannya yang belum berubahagar dapat berubah lebih baik lagi dan mengajak untuk lebihmeningkatkan kinerja bagi rekan-rekannya yang memangsudah memiliki kinerja yang sudah cukup baik.

Tidak jarang ia selalu mengajak staf dan rekan-rekannyayang lain untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikanTuhan. Menurutnya di saat kesempatan untuk mengabdi ke-pada negara datang dengan imbalan yang lebih dari cukup,sudah selayaknya itu menjadi pemicu untuk dapat bekerjalebih baik dan mensyukurinya.

“Kalau kita lagi sakit, kita harus melihat ke bawah kepadaorang yang lebih sengsara, dan kalau sedang senang cobauntuk melihat ke atas, kepada orang yang lebih berhasil.Dengan demikian mudah-mudahan kita tidak cepat puas danpada saat yang sama kita tidak cepat patah semangat,”paparOkto

Selain tindakan persuasif, pendekatan lain yang kasatmata juga dilakukan oleh bidang yang dipimpinnya sepertimelakukan inspeksi ke tempat pelayanan, bandara, penye-berangan ferry maupun juga pelabuhan. Secara kontinyuBidang Kepatuhan Internal juga melakukan analisa sistemterhadap transaksi kepabeanan untuk mencari hal-hal yangmencurigakan, dan jika diperlukan dapat memeriksa lang-

sung pegawai yang berkaitan dengan kasus jika ada indikasiditemukan pelanggaran peraturan.

Mengenai sorotan masyarakat terhadap DJBC yangmiring, Okto berpendapat itu merupakan suatu proses yangharus ditempuh oleh DJBC untuk menjadi lebih baik. Proseske arah perbaikan itu secara alami memang harus dilaluidengan rasa getir dan sakit. Namun ia optimis setelah itu,DJBC bisa melewatinya dan akan memetik “buah yang ma-nis” dari perjalanan yang terasa pahit dan getir.

Menjadi seorang pegawai Bea dan Cukai yang professi-onal menurutnya tidak cukup hanya dengan bekerja efektifdan efisien, tapi harus disertai juga dengan integritas yangtinggi. Ditengah kegamangan sebagian orang dengan citrayang melekat pada DJBC, Okto masih memiliki obsesi padainstansi tempatnya mengabdi, dimana ia ingin suatu saatmelihat pegawai bea cukai dapat dengan banggamengatakan “Saya pegawai bea cukai dan saya banggadengan pekerjaan saya”.

“Saya masih punya masa tugas 20-an tahun dan sayayakin dalam kurun waktu itu saya masih bisa menyaksikanobsesi saya tersebut menjadi kenyataan,”ujarnya.

MENGIKUTI SEMINAR Effective Practices in Combating Illegal HardGoods Trade di Bangkok Thailand

ASEAN DG MEETING. Menjadi salah satu delegasi DJBC dalam pertemuanyang diselenggarakan di Bandung pada tahun 2007.

79WARTA BEA CUKAIEDISI 404 JULI 2008

zap

FOTO-FOTO : DOK. PRIBADI

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 404

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

NADINEMenjadi pesohor bagi Nadine Chandrawinata bukan berarti harus selalu

mendapat keisitimewaan.Bahkan menurut mantan Putri Indonesia ini, iamerasa kurang nyaman jika mendapat perlakuan yang istimewa apalagi jikaperlakuan tersebut berlebihan karena statusnya sebagai selebritis ketikaberkaitan dengan pelayanan publik.

“Senang juga sih dapat perlakuan istimewa, tapi kalau berlebihan jadigak enak juga,”paparnya. Ketika ditanya apakah ada keistimewaan yangpernah dirasakan ketika melalui pemeriksaan Bea Cukai di bandarasepulangnya dari kunjungan ke luar negeri, Nadine menjawab, selalu men-dapat perlakuan yang sama dengan penumpang lain. Ada kesan angkerawalnya ketika ia melihat petugas Bea dan Cukai di bandara yangmelakukan pemeriksaan di bandara, namun kesan angker tersebut lanjutduta World Wild Fund (WWF) ini berubah ketika petugas dengan ramahmenyapanya sambil melihat dokumen yang dibawanya dan barang bawaan.

“Ketika melalui pemeriksaan petugas, saya disapa ramah dan kesannyabersahabat banget,”papar Nadine.

Sampai sejauh ini lanjutnya, perlakuan yang ramah dan bersahabat ter-sebut masih ia rasakan walaupun kunjungan ke luar negeri tidak terlalusering. Namun ia menambahkan perlakuan ramah yang ia rasakan setidak-nya dapat juga dirasakan oleh penumpang lain. Jangan perlakuan ramahhanya ditujukan kepada publik figur, tapi setiap penumpang lanjutnya harusmendapat perlakuan yang sama.

Apalagi saat ini terang Nadine, Indonesia masih dalam tahap memba-ngun kepercayaan luar negeri bahwa Indonesia itu aman dan penduduknyaramah,”Keramahan petugas Bea Cukai di bandara bisa menjadi cermin ka-lau Indonesia itu aman dan penduduknya ramah,”paparnya lagi.

Menempuh studi di luar negeri tepatnya di negeri Paman Sam menurut Mischa Chandrawina-ta membuatnya menjadi lebih bertanggung jawab, apalagi disana ia jauh dari keluarga, kakak danjuga saudara kembarnya Marcel Chandrawinata. Disana lanjutnya ia harus menjalani kehidupanlayaknya mahasiswa lain yang belajar, berkumpul dengan teman-teman, dan bahkan kerja paruhwaktu untuk dapat menghidupi dirinya.

Memang terkadang rasa rindu untuk berkumpul bersama keluarga sering ia rasakan, namunperasaan tersebut harus disimpannya sampai ia mendapat kesempatan libur kuliah dan pulang keIndonesia.”Biaya untuk pulang mahal, jadinya kesempatan untuk pulang ke Indonesia kalau lagiada kesempatan seperti saat libur seperti sekarang,”ujarnya.

Di Amerika Serikat, Mischa memang bukan siapa-siapa, tapi ketika pulang ke Indonesia makaia akan dikenal sebagai seorang selebritis. Walau demikian itu tidak membuatnya menjadi besarkepala dan harus mendapat perlakuan istimewa di Indonesia. Ia juga mengatakan merasasenang ketika petugas Bea dan Cukai di bandara Soekarno-Hatta mengenalnya sebagai publikfigur,”Senang juga bisa dikenal sama petugas Bea Cukai, berarti petugas juga tahu berita infotain-ment,hehehe…” canda Mischa.

Walaupun ia dikenal sebagai selebritis namun ia merasa kagum dengan petugas Bea Cukaiyang tidak membedakan ia dengan penumpang lain, bahkan ia tida menggagap petugasmempersulitnya ketika suatu ketika diminta untuk membuka tas yang dibawanya,”Saya dengansenang hati membuka tas saya ketika diperiksa dan menjelaskan barang-barang bawaan saya,karena barang-barang yang saya bawa masih wajar,”terangnya lagi.

CHANDRAWINATA“Senang juga sihdapat perlakuan istimewa..”

MISCHA CHANDRAWINATA“Petugas juga tahu berita infotainment...”

APA KATA MEREKA

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 404 JULI 2008

zap

zap

FOTO

-FOTO

: ISTIM

EWA