Status Ujian
description
Transcript of Status Ujian
STATUS KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
STATUS PASIEN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN : Puskesmas Kelurahan Duren Sawit
NOMOR REKAM MEDIS : 10914/068
DATA ADMINISTRASI
Tanggal 10 September 2014 Diisi oleh : Mariska Vanessa Cambey NIM : 09-182
PASIEN KETERANGAN
Nama Mursidi
Umur 55 tahun
Alamat Banjir Kanal Timur RT 008 Rumah Pribadi Milik
Sendiri
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan Terakhir SMP
Pekerjaan Pensiunan
Status Perkawinan Sudah Menikah
Kedatangan yang ke – 1 Pasien datang sendiri
Telah diobati sebelumnya Ya Pasien tidak patuh minum
obat
Suku Jawa
Alergi obat Tidak
Sistem pembayaran BPJS
Data pelayanan
Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)
A. Alasan Kedatangan / Keluhan Utama
Sering buang air kecil sejak 1 minggu.
B. Keluhan Lain/ Tambahan
Sering haus dan sehabis makan mengantuk
C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang pada tanggal 10 September 2014 ke Puskesmas Kelurahan
Malaka Sari dengan keluhan sering kencing. Pasien mengeluh sering kencing
terutama pada malam hari, sehari bisa 6-7 kali buang air kecil sehingga pasien
terbangun dan sulit untuk kembali tidur. Pasien mengaku air seninya berwarna kuning
ke orangean serta berbusa.Selain itu, pasien mengaku bahwa akhir-akhir ini pasien
suka mengalami dehidrasi. Untuk menghilangkan rasa hausnya pasien suka sekali
membeli teh botol, coca cola atau minuman yang manis-manis. Keluhan dirasakan
sudah sejak 1 tahun yang lalu, 5 bulan yang lalu pasien sudah memeriksakan dirinya
dan sudah di diagnosis sakit kencing manis. Setelah di diagnosis sakit kencing manis,
pasien diberi obat Glibenklamid dan menurut pasien, obat tersebut diminum sehari
sekali pada pagi hari namun obat tersebut hanya diminum sekitar 2 bulan karena
pasien merasa keluhannya sudah hilang. Keluhan sering kencing timbul lagi 2 bulan
terakhir namun dirasakan sangat mengganggu 1 minggu terakhir ini karena pasien
terganggu tidurnya. Tidak hanya itu, pasien juga mengeluh sering lapar sehingga
pasien suka membeli nasi uduk atau nasi padang di dekat rumahnya. Lalu sehabis
makan pasien suka merasa mengantuk. Pasien mengaku karena sudah pensiunan,
kesehariannya hanya tidur saja terutama setelah makan karena merasa mengantuk.
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal. Penurunan berat badan dirasakan
pasien karena pasien merasa celana panjang pasien sudah longgar. Nyeri dada dan
rasa sesak pada dada secara berulang disangkal. Di dalam keluarga pasien yang
tinggal serumah, tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien namun
kakak lelaki pasien juga positif sakit kencing manis. Pasien juga mengaku bahwa
ayah pasien meninggal karena sakit kencing manis pada usia 59 tahun dan ibu pasien
meninggal pada usia 62 tahun.
Pasien mengaku gemar makan nasi dan minum minuman yang manis-manis
serta suka makan kue yang rasanya manis. Pasien tidak suka yang rasanya tawar.
Pasien tidak suka berolahraga. Pasien memiliki riwayat merokok dan tidak memiliki
riwayat minum minuman alkohol.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga pasien yang tinggal bersama tidak ada yang memiliki
keluhan yang sama, namun kakak pertama pasien sakit kencing manis. Pasien
merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dan memiliki 5 orang anak. Ayah pasien
meninggal karena sakit kencing manis pada usia 59 tahun dan Ibu pasien meninggal
saat usia 62 tahun.
GENOGRAM
Ayah Pasien Ibu Pasien
Kakak Pasien (DM)
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Diabetes Mellitus (+)
: Meninggal
DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAH
No. Nama Umur
(tahun)
Status Jenis
Kelamin
Pekerjaan Riwayat Penyakit
1. Maesaroh 50 Istri Wanita Ibu Rumah Tangga Sehat
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat kencing manis. Keluhan pasien dialami sekitar 1
tahun yang lalu. Sudah di diagnosis DM sejak 5 bulan yang lalu namun hanya patuh
minum obat selama 2 bulan sejak di diagnosis setelah itu tidak minum obat lagi.
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal. Penurunan berat badan diakui pasien karena
celana pasien terasa sanggat longgar. Nyeri dada dan rasa sesak pada dada secara
berulang disangkal. Tidak ada riwayat benturan atau cedera kepala sebelumya. Pasien
juga belum pernah mengalami sakit berat yang mengakibatkan dirawat di rumah sakit.
F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi
Pasien suka sekali makan nasi uduk atau nasi padang serta minuman yang
manis-manis. Misalnya saat membuat teh manis biasanya pasien memberikan gulanya
sekitar 2 sendok makan. Pasien suka makan kue yang rasanya manis. Pasien tidak
suka yang rasanya tawar. Apabila pasien merasa kehausan biasanya untuk
mengurangi hausnya pasien suka membeli teh botol atau coca cola. Pasien tidak suka
berolahraga. Karena sudah pensiun kegiatan pasien di dalam rumah lebih sering tidur-
tiduran karena setelah makan mengantuk. Namun tidur pasien tidak terlalu pulas
karena pada malam hari pasien sering kencing sehingga pasien juga sering terbangun.
Pasien suka beli nasi uduk, nasi padang serta ayam goreng pada pagi dan siang hari,
nasi goreng pada malam hari. Pasien jarang mengkonsumsi sayur dan buah karena
lebih sering membeli makanan di luar. Pasien memiliki riwayat merokok dan tidak
memiliki riwayat minum minuman alkohol.
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di rumah milik sendiri dan tinggal hanya dengan istrinya di
rumah. Pasien memiliki 5 orang anak yang sudah berkeluarga sehingga sudah tidak
tinggal bersama pasien.
Pasien anak kedua dari tiga bersaudara. Orangtua pasien sudah meninggal.
Dulu pasien bekerja sebagai karyawan swasta dan mendapatkan gaji sekitar Rp
2.000.000,00 per bulannya. Namun sudah sejak 1 tahun belakangan ini pasien keluar
dari pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan lagi. Istri pasien tidak bekerja, hanya Ibu
Rumah Tangga saja. Sejak saat itu hingga sekarang anak pertama pasien yang
menghidupi pasien dan istrinya. Setiap bulannya pasien diberi Rp.1.500.000,00 untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pasien tinggal di depan Bendungan Banjir Kanal Timur. Luas rumah pasien
adalah 50 m2. Sinar matahari cukup dari arah depan rumah pasien namun ventilasi
udara kurang karena jendela hanya terdapat pada depan rumah pasien saja. Terdapat
ruang tamu berisi tikar, kulkas, tv lcd, kipas angina, lemari, meja serta tempat duduk
pada ruang tamu, terdapat 2 kamar tidur namun yang digunakan hanya 1 tempat tidur
untuk pasien dan istrinya. Pasien memiliki teras rumah yang hanya cukup untuk 2
kursi saja. Di depan rumah pasien terdapat halaman kosong yang biasa digunakan
pasien dan tetangganya untuk menaruh motor dan menjemur pakaian. Lantai rumah
terbuat dari tripleks dan atap rumah terbuat dari asbes, langit rumah tidak terawat.
Sumber air tanah menggunakan jet pam, jarak jet pam dan septic tank + 9 meter..
Setiap harinya sampah sisa kebutuhan rumah dibakar di halaman depan rumah atau
dipinggir bendungan Banjir Kanal Timur. Hubungan sosial pasien dengan keluraga
harmonis dan baik, begitu juga dengan tetangga rumah pasien dan aktif dalam
pengajian, serta perkumpulan kemasyarakatan.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status gizi
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tinggi badan : 162 cm
Berat Badan : 74 kg
IMT : 22,228
BB/ (TB)2 = 74/(1,62x1,62) = 28,19
Kriteria :
Kurang : < 18,5
Normal : 18,5 – 22,9
Lebih : >23
Pra obes : 23 – 24,9
Obese kelas I : 25 – 29,9
Obese kelas II : >30
Status Gizi : Obese kelas I
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36.5 ˚ C
B. Status Generalis
Kepala :Normocephali, rambut hitam homogen, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya langsung
+/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm,
Isokor
Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/-
Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/lapang, mukosa livid
sekret -/-
Tenggorokan : Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak hiperemis,
tonsil tidak hiperemis, T1-T1
Rongga mulut : oral higienis kesan cukup
Leher : JVP 5-2cm
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
KGB : Suprasternal : Kanan dan kiri tidak teraba membesar
Colli anterior : Kanan dan kiri tidak teraba membesar
Colli posterior : Kanan dan kiri tidak teraba membesar
Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris
Perkusi : Paru kiri dan kanan sonor
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V kiri
Perkusi : Batas paru hati : ICS 6 garis mid. Klavikula dextra
Batas paru lambung : ICS 5 garis axilaris anterior sinistra
Batas jantung kanan : ICS 5 garis mid klavikula dextra
Batas jantung kiri : ICS 6 garis axilaris anterior sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Inspeksi buncit, tidak distensi dan tidak ada perubahan warna kulit
Auskultasi : Bising usus (+), normal 8x/menit
Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-),
defence muscular (-), scibala (-)
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, cappilarry refill < 2 detik
Bawah : Akral hangat, cappilarry refill < 2 detik
Status Neurologis:
Refleks Fisiologis
Biseps : ++/++
Triseps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
Sensibilitas :
Atas : Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+
Bawah : Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+
Motorik :
Atas : normotonus, 5555/5555
Bawah : normotonus, 5555/5555
C. Pemeriksaan Penunjang
IndikatorNilai
normal
Hasil
10/09/2014
Hasil
20/09/2014
Hasil
26/09/2014
Gula darah 2 jam PP <140 mg/dl 350 230 220
Gula darah Puasa <200 mg/dl 275 185 170
PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
DIAGNOSTIK HOLISTIK
A. ASPEK PERSONAL
Keluhan utama : sering buang air kecil
Kekhawatiran :
o Pasien menjadi khawatir karena pasien akhir-akhir ini sering kencing, haus
serta mengantuk setelah makan. Pasien khawatir karena ada riwayat kencing
manis dan khawatir juga keluhan yang dirasakan takut semakin berat.
Harapan :
o Pasien sehat kembali dan dapat beraktivitas aktif seperti biasanya
B. ASPEK KLINIS
Diagnosa Kerja : Diabetes Mellitus tipe II
C. ASPEK RESIKO INTERNAL
Pasien suka makan yang manis-manis
Pasien suka minum yang manis-manis
Pasien tidak patuh minum obat
Jarang olahraga
Jarang kontrol atau cek gula darah
D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN
Pasien stress karena menghabiskan waktu sehari-hari hanya dengan tidur tapi
tidur tidak berkualitas karena sering buang air kecil terutama malam hari.
Penambahan kamar, rumah dan tataletak sarananya tidak mengikuti anjuran
rumah sehat
E. DERAJAT FUNGSIONAL
Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat
melakukan pekerjaan sendiri
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuSasaran yang
diharapkan
1 Aspek Personal Evaluasi :
-Keluhan, kekhawatiran
serta harapan pasien.
Edukasi :
-Memberikan informasi
mengenai penyakit yang
dialami pasien, penyebab,
gejala klinis, prognosis,
serta pencegahannya.
Pasien
dan
Keluarga
Pasien
1 hari - Keluhan dan
kekhawatiran
keluarga pasien
dapat berkurang.
- Pasien dan
keluarga dapat
mengerti tentang
penyakit,
pencegahan dan
pengobatan atas
penyakit yang
dialami pasien.
2 Aspek Klinis
Diabetes Mellitus
tipe II
Evaluasi :
Melakukan pemeriksaan
tanda vital dan
pemeriksaan fisik umum
dan juga tes gula darah
Terapi
- Metformin
Pasien 2 hari - Pasien benar-
benar
menjalankan
terapinya dengan
baik dan sukses
2x500mg no. X
- Vitamin B1, B6, B122x1 no. X
Edukasi :
Menginformasikan cara
minum obat metformin,
dan vitamin
3 Aspek Resiko
Internal:
- Pasien
mengabaikan
pengobatan
dari dokter
saat merasa
keluhannya
sudah hilang,
serta menunda
periksa ke
dokter padahal
keluhan sudah
timbul sejak
hamper 2
bulan terakhir.
- Pasien
menyukai
makanan yang
manis,
berlemak serta
jarang
olahraga
Edukasi :
- Memberitahukan
kepada pasien untuk
lebih sigap terhadap
keluhan,
pemeriksaan dan
patuh terhadap
pengobatan telah
dilakukan.
Kemudian teratur
mengambil obat DM
5-7 hari sebelum
obat DM yang
dimiliki habis.
- Mengedukasikan ke
pasien agar diet
rendah lemak dan
diet lunak serta
mengurangi
makanan atau
minuman yang
manis-manis. Lalu
lakukan olahraga
ringan minimal 30
Pasien
dan
keluarga
2 hari - Pasien memiliki
kesadaran untuk
tidak
mengabaikan
keluhannya,
kesadaran untuk
periksa ke dokter
dan mengambil
obat DM sesegara
mungkin kalau
obatnya sudah
habis.
- Pasien dapat diet
rendah karbodirat
atau kalori,
mengurangi
makanan atau
minuman yang
manis-manis serta
menjadi rutin
dalam hal
olahraganya.
menit setiap harinya.
Misalnya : berjalan,
senam lansia
4 Aspek psikososial,
Keluarga dan
Lingkungan
- Ukuran kamar,
rumah dan
sarana rumah
tidak
mengikuti
anjuran rumah
sehat
Edukasi:
- Memberikan
informasi tentang
anjuran sarana
rumah sehat: atap
genteng sebaiknya
tidak asbes tetapi
genteng, ventilasi
dan pencahayaan
harus cukup.
Pasien
dan
keluarga
pasien
2 hari Hubungan pasien
dengan keluarga tetap
terjalin baik dan
harmonis.
HOME VISIT
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI
TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA
SELANJUTNYA
Pertemuan
Pertama
Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
2. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan
mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.
3. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.
4. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien (inform
concern)
5. Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat psiko-
sosio-ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.
6. Membuat diagnostik holistik pada pasien.
7. Menyusun penatalaksanaan masalah yang dialami pasien
Pertemuan
Kedua
8. Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.
Rencana yang ingin dilakukan:
Melakukan anamnesis untuk mengevaluasi penyakit pasien.
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien.
Memotivasi pasien untuk menghindari faktor-faktor resiko resiko
kencing manis
Mengatur pola makan pasien dengan rendah lemak dan diet lunak
disertai juga olahraga
Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.
Memonitor kesehatan anggota keluarga
Intervensi yang diberikan:
1. Mengobservasi keadaan rumah dan anggota keluarga.
Memberikan informasi tentang rumah sehat.
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnostik holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
A. ASPEK PERSONAL :
Pasien mengeluhkan gula darahnya yang tinggi. Pasien berharap gula darahnya
mengalami penurunan.
B. ASPEK KLINIS :
Diabetes Mellitus Tipe II
C. ASPEK RESIKO INTERNAL
o Pasien mengabaikan pengobatan dari dokter ketika merasa keluhan sudah
hilang, serta tidak mau periksa ke dokter.
o Pasien menyukai makanan yang manis, berlemak serta jarang olahraga
D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN
Ukuran kamar, rumah dan sarana rumah tidak mengikuti anjuran rumah sehat
E. DERAJAT FUNGSIONAL
Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat
melakukan pekerjaan sendiri
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
- Pasien mau menjaga pola hidupnya dengan baik (diet rendah lemak, diet lunak,
berolahraga secara ringan)
- Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk beristirahat cukup dan datang kembali
ke puskesmas segera setelah obatnya habis
- Pasien dan keluarga dapat diajak kerjasama dalam menyelesaikan masalah
kesehatan pasien
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien
- Masih suka makan yang manis-manis tetapi tidak terlalu sering seperti waktu
dulu.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
- Memonitor pola hidup pasien dan konsumsi gizinya
- Tetap memberi semangat pasien untuk minum obat dengan teratur.
- Tetap memberikan informasi bahwa pasien harus kontrol gula darahnya