Status Ujian ichal

25
LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. B.M.H Umur : 36 tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Tempat / Tanggal lahir : Manado, 11 Maret 1977 Status Perkawinan : Kawin Jumlah Anak : 2 Orang Pendidikan Terakhir : SMA Suku / Bangsa : Sangihe / Indonesia Alamat : Wenang Selatan Lingk. IV Pekerjaan : Swasta Agama : Kristen Protestan Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2013 Tempat Pemeriksaan : Poliklinik Psikiatri RSU Prof.R.D Kandou Malalayang 1

description

status ujian ichal

Transcript of Status Ujian ichal

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIENNama : Tn. B.M.HUmur: 36 tahun Jenis Kelamin: Laki laki Tempat / Tanggal lahir: Manado, 11 Maret 1977Status Perkawinan : KawinJumlah Anak: 2 OrangPendidikan Terakhir : SMASuku / Bangsa : Sangihe / IndonesiaAlamat : Wenang Selatan Lingk. IVPekerjaan : SwastaAgama : Kristen ProtestanTanggal Pemeriksaan: 24 September 2013Tempat Pemeriksaan : Poliklinik Psikiatri RSU Prof.R.D Kandou Malalayang

B. RIWAYAT PSIKIATRIRiwayat psikiatri diperoleh dari:- Heteroanamnesis dengan pasien sendiri pada tanggal 24 September 2013.1. Keluhan utama : Marah yang tidak terkontrol sejak kira-kira 4 bulan yang lalu2. Riwayat gangguan sekarang:Autoanamnesis Pasien mengeluhkan sering marah yang tidak terkontrol dan sering bertengkar dengan istri sejak kira-kira 4 bulan yang lalu. Menurut pasien, bahwa akhir-akhir ini pasien merasa cepat emosi dan gampang tersinggung padahal sebelumnya pasien bukanlah orang yang seperti itu. Pasien sukar dikendalikan, sering bicara keras, merusak barang dan memukul jika ada yang menggangu pasien ketika bekerja dirumah.Pasien sebelumnya kadang-kadang juga bertengkar dengan istri tapi tidak sesering akhir-akhir ini jika sementara berselisih biasanya pasien memukul istrinya. Pasien juga sering marah karena merasa gelisah dan itu terjadi 1-2 hari sebelum rapat dengan atasan (2xsebulan) dan ini telah berlangsung kira-kira 1 tahun yang lalu sejak pasien menjadi staf pemeliharaan di PT. Megasurya Nusalestari.Pasien juga mengeluh susah tidur sejak 7 bulan yang lalu, dan sering terjaga di malam hari sekitar jam 1 atau jam 2 subuh dan sudah tidak bisa tidur lagi meskipun dalam keadaan yang sangat lelah. Pasien merasa kurang semangat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Pasien merasa malas bekerja dan malas berbicara dengan orang lain.Pasien pernah membuka usaha Rumah Makan kecil sekitar 1 tahun yang lalu yang di kelola oleh istrinya karena istri pasien tidak mempunyai pekerjaan. Tapi tenyata usaha yang dibangun pasien bangkrut sehingga pasien menyalahkan istrinya dan merasa istrinya tidak becus mengelola usaha tersebut dan pasien terlibat hutang pada seseorang waktu memulai usaha rumah makan itu dan belum bisa melunasinya.

Faktor Stressor Psikososial :Kecemasan pasien menghadapi pertemuan dengan atasan dan usaha rumah makan yang dikelola istri pasien yang bangkrut dan pasien menyalahkan istrinya dan mengatakan istrinya tidak becus dalam mengelola usaha tersebut sehingga pasien terlibat hutang dengan orang lain dan belum bisa melunasinya.3. Riwayat gangguan sebelumnya: Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnyaPasien ini tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya Riwayat gangguan medisPasien tidak ada riwayat trauma kepala Riwayat gangguan psikoaktifPasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat psikoaktif. Pasien merokok dan kadang menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari. Minum-minuman beralkohol, dalam seminggu biasanya pasien minum 2-3 kali bila sedang bersama teman-temannya.

C. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien adalah anak yang diinginkan. Selama hamil ibu pasien tidak mengalami gangguan kesehatan. Pasien lahir saat usia kehamilan 9 bulan secara spontan dibantu oleh dokter di Rumah Sakit. Tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan. Pasien adalah anak ke dua dari enam bersaudara.2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)Pasien tumbuh dengan normal, melakukan aktivitas sesuai tahap perkembangan anak seumurannya.3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang sebagai anak yang pemalu, sopan dan rajin. Pasien bersekolah sampai tamat SD.4. Riwayat masa kanak akhir dan remajaPasien termasuk anak yang rajin dirumahnya. Hubungan dalam keluarga cukup baik, hubungan pasien dengan orangtuanya baik, tapi hubungan pasien dengan kakaknya kurang baik disebabkan kakak pasien sering marah-marah karena menganggap pasien lebih disayang orangtuanya yang membuat pasien merasa tertekan. Pasien cukup memiliki banyak teman. Pasien bersekolah sampai tamat SMP dan SMA.5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pendidikanPasien sudah menamatkan SMA.b. Riwayat keagamaanPasien beragama Kristen protestan, tetapi tidak terlalu aktif di Gereja.c. Riwayat psikoseksualPasien mengaku pernah menjalin hubungan dengan wanita lain selama berpacaran dengan wanita yang menjadi istrinya sekarang.d. Riwayat pernikahanPasien sudah menikah dengan salah satu pacar pasien, dan sekarang telah mempunyai 2 orang anak laki-laki. Pasien telah menikah selama sekitar 11 tahune. Riwayat pekerjaanPasien pertama kali bekerja sebagai pelayan toko swalayan, dan sekarang bekerja di PT. Megasurya Nusalestari sebagai staf bagian pemeliharaan, pasien juga kadang-kadang membantu di usaha Rumah Makan yang dikelola istri pasien jika tidak masuk kerja di bagian pemeliharaan.f. Riwayat sosialPasien mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua dan keluarga, tetapi pasien memiliki hubungan yang tidak baik dengan istrinya sejak usaha yang dikelola istrinya bangkrut tapi sebelumnya pasien juga pernah berselisih dengan istri dan pasien pernah melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga dan merusak barang setiap kali pasien berselisih dengan istri.Hubungan pasien dengan tetangga sekitar dan teman-teman pasien baik.g. Riwayat pelanggaran hukumPasien pernah telibat dalam masalah hukum. (berkelahi dengan teman kerja pasien waktu sebagai pelayan toko, dan sempat diproses di pihak berwajib tapi dibebaskan dengan perjanjian bahwa tidak akan terjadi lagi kejadian serupa). h. Situasi kehidupan sekarangPasien tinggal bersama istri dan 2 orang anak dan sekarang menetap di Wenang Selatan, di sebuah rumah beton, beratap seng, memiliki 4 kamar tidur, 2 kamar mandi dan WC.i. Riwayat keluarga Pasien adalah anak kedua dari enam bersaudara dan pasien hidup dengan ekonomi yang cukup. Hubungan antar keluarga baik. Tetapi hubungan dengan istri pasien kurang begitu baik semenjak usaha yang dibangun pasien bangkrut.

SILSILAH KELUARGA

Keterangan:PasienIstri pasienFaktor herediter : Dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti yang dialami pasien

D. STATUS MENTAL 1. Deskripsi Umum PenampilanPasien adalah seorang laki-laki, tampak sesuai dengan umurnya, penampilan rapi, kulit coklat, badan agak gemuk berisi, rambut rapi, menggunakan kaos dan celana panjang dari bahan jeans dan memakai sepatu. Ekspresi wajah sesuai dengan pikiran dan emosional, ada kontak mata dengan pemeriksa. Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara pasien tampak tenang menjawab tapi gelisah dilihat dari perilaku pasien yang selalu mengoyang-goyangkan kaki dan mengetuk-ngetukan jarinya di pinggiran kursi. Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan pemeriksa dengan sesuai, walaupun kadang-kadang pasien membutuhkan waktu untuk berpikir dan kadang-kadang seperti enggan dan agak lama dalam menjawab. Sikap terhadap pemeriksaPasien kooperatif dan menjawab semua pertanyaan pemeriksa. 2. Alam perasaan (mood) dan afek - Mood: Hipotimik - Afek: Afek luas - Kesesuaian: Ekspresi emosional sesuai dengan isi pikiran (appropriate)3. Karakteristik bicaraSelama wawancara, pasien menjawab semua pertanyaan meskipun kadang pasien menjawab agak lama dan enggan tapi dengan volume yang jelas, artikulasi baik dan jelas, dan kontak mata yang cukup kuat dengan pemeriksa saat menjawab pertanyaan.4. Gangguan PersepsiPenderita tidak mengalami adanya gangguan halusinasi visual maupun auditorik5. Proses Pikir Bentuk pikiran: koheren. Isi pikiran: kemiskinan isi pikir (-), waham (-), obsesi (-), kompulsi (-), fobia (-)6. Sensorium dan kognisi - Taraf kesadaran Kompos mentis - Orientasi Waktu : Baik. Pasien mengetahui tanggal, bulan dan tahun saat wawancara. Tempat : Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Orang : Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang disekitarnya (istrinya). - Daya Ingat Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu. Pasien dapat menyebutkan nama tempat pasien bersekolah Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu. Pasien masih ingat makanan yangdimakan tadi Daya ingat segera : Tidak terganggu. Pasien dapat mengulang 6 huruf dan angka yang diucapkan pemeriksa.- Kemampuan baca dan menulis : Baik - Kemampuan visuospasial : Baik (pasien bisa menggambar objek dengan cukup baik)- Kemampuan menolong diri sendiriMakan dan minum dilakukan sendiri.- Pengendalian impulsSelama wawancara pasien dapat mengendalikan impuls.- Pertimbangan Daya nilai sosial: Baik Penilaian realitas: Baik Uji daya nilai: Baik- Derajat tilikan Derajat tilikan 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya. - ReliabilitasPenjelasan yang diberikan pasien dapat dipercaya

E. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI1. Status Interna Keadaan umun: Cukup.Kesadaran : Compos Mentis.Tanda vital: TD : 130/70 mmHg, N:88x/menit, R: 20x/menit, S: 36,6CKepala : conjungtiva anemis -/-, sklera icterik -/-Thoraks: Jantung : SI-SII normal, bising (-) Paru : Suara pernapasan vesikulerAbdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), bising usus normal, hepar dan lien normal.Ekstremitas : hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada.2. Status NeurologiDalam batas normal.

F. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien laki-laki berumur 36 tahun, sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, suku Sangihe, agama Kristen Protestan, sudah lulus SMA dan sekarang bekerja disalah satu perusahaan swasta di Manado. Pasien datang memeriksakan diri di poli Psikiatri RSU Prof. R.D Kandou Manado dengan keluhan marah-marah yang tidak terkontrol, sering bertengkar dengan istri, bicara kasar, merusak barang dan memukul. Dari anamnesis pasien sejak 4 bulan yang lalu mengeluhkan sering marah yang tidak terkontrol, sering bertengkar dengan istri, sukar dikendalikan, sering membentak, merusak barang bahkan memukul. Pasien juga sering marah 1-2 hari sebelum rapat dengan atasan (2xsebulan). Pasien juga susah tidur sejak 7 bulan yang lalu meskipun dalam keadaan yang sangat lelah. Pasien merasa kurang semangat dalam melakukan kegiatan sehari-hari, merasa malas bekerja dan malas berbicara dengan orang lain.Pasien pernah membuat usaha Rumah Makan kecil yang di kelola oleh istrinya tapi usaha ini mengalami kebangkrutan sehingga pasien menyalahkan istrinya karena dianggap tidak becus mengelola usaha padahal pasien terlibat hutang pada seseorang waktu memulai usaha tersebut dan belum bisa melunasi hutang itu.Riwayat masa kanak akhir dan remaja, kakak pasien sering marah-marah karena menganggap pasien lebih disayang orangtuanya sehingga pasien merasa tertekan.Riwayat trauma kapitis (-), merokok (+), minum-minuman beralkohol (+), zat-zat psikoaktif (-). Pasien tinggal bersama istri dan anak-anaknya, tergolong ekonomi menengah kebawah.Pada pemeriksaan status mentalis, didapatkan pasien berpenampilan sesuai usianya, rapi, selama pemeriksaan pasien tenang tapi agak gelisah, kontak mata dapat dipertahankan, mood hipotimik, afek luas, ekspresi appropriate (ekspresi emosional sesuai dengan isi pikiran), artikulasi baik dan jelas, riwayat halusinasi auditorik dan visual (-), waham (-), obsesif (+). Sensorium dan kognisi dalam batas normal, penilaian realitas terganggu (adanya obsesi), tilikan derajat 4. Penjelasan pasien umumnya dapat dipercaya.Pada pemeriksaan fisik Interna dan Neurologi didapatkan dalam batas normal.

G. FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan riwayat pasien, ditemukan adanya kejadian-kejadian yang mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang bermanifestasi timbulnya gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya gangguan kejiwaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami suatu gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status generalis dan status neurologi tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita selama ini. Dengan demikian gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.Pada anamnesis ditemukan pasien merokok dan minum-minuman beralkohol. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Sehingga kemungkinan gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan.Selama wawancara didapatkan pasien tidak ditemukan adanya waham, delusi, halusinasi sehingga diagnosa skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (F20-F29) bisa disingkirkan.Pada pasien ini berdasarkan anamnesis lanjutan ditemukan ekspresi wajah pasien sesuai, mood hipotimik, adanya peningkatan aktifitas fisik yaitu menggoyang-goyangkan kaki dan mengetuk-ngetukan jari ke pinggiran kursi. Maka didapatkan bahwa pasien menunjukan gejala gangguaan suasana perasaan (gangguan afektif/mood) (F30-F39). Tapi diagnosis ini dapat disingkirkan karena menurut pedoman diagnostik PPDGJ-III, kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya karena depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.Dan dari anamnesis didapat pasien selalu merasa gelisah jika akan berhadapan dengan atasan pasien, dan pasien marah yang tidak terkontrol, merusak barang bahkan memukul dan menyalahkan istrinya jika mengingat usaha rumah makan yang bangkrut. Sedangkan pasien masih memiliki hutang kepada orang lain dan belum dapat melunasinya. Maka pada aksis I, adalah F43.2 : Gangguan Penyesuaian.Dimana pedoman diagnostik Gangguan Penyesuaian menurut PPDGJ-III, yaitu : Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara :a. Bentuk, isi, dan beratnya gejala;b. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian; danc. Kejadian, situasi yang stressfull atau krisis kehidupan. Adanya faktor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut. Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis. Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang stressfull, dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan (F43.21).Pada aksis II, gangguan kepribadian pada pasien belum dapat didiagnosis karena membutuhkan tes lanjutan, sehingga diagnosis aksis II tertunda.Pada aksis III, tidak ada gangguan medik secara umumPada aksis IV, ditemukan adanya masalah dengan istri, kebangkrutan usaha dan pinjaman uang yang belum diselesaikan.Pada aksis V, laporan mengenai fungsi secara keseluruhan dan kemampuan penyesuaian diri menurut GAF Scale (Global Assessment of Functioning Scale), didapatkan nilai 70-61 yaitu adanya beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

H. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Gangguan Penyesuaian (F.43.2)Aksis II: Tidak ada diagnosisAksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV : Adanya masalah dengan istri, kebangkrutan usaha dan pinjaman uang yang belum diselesaikan Aksis V: GAF Scale : 70-61 yaitu adanya beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

I. DAFTAR MASALAHa. Organobiologik Tidak terdapat faktor genetik gangguan jiwa.b. Psikologi Pasien mengalam gangguan mood hipotimikc. Lingkungan dan sosial ekonomi Pasien tidak ada masalah dalam pergaulan dan lingkungan sosial. Sosial ekonomi pasien tergolong menengah ke bawah.

J. TERAPI1. Psikofarmaka- Deprezac 1-0-0 caps 20 mg - Alprazolam 2 x 1 mg2. Psikoterapi dan Intervensi Psikososiala. Terhadap pasienMemberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obatPerbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik. Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik.

b. Terhadap keluargaTerapi keluarga dalam bentuk psiko-edukasi yang menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit dan pengobatan penyakit sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien, memberikan nasehat kepada pasien untuk minum obat dan kontrol secara teratur sebagai langkah awal untuk mengurangi kekambuhan.

K. PROGNOSIS Ad Vitam: Dubia Ad Bonam Ad Fungsionam: Dubia Ad Bonam Ad Sanationam: Dubia Ad Bonam

L. DISKUSIDari hasil pemeriksaan berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, status mental, pasien ini didiagnosis dengan gangguan penyesuaian (F43.2)Dimana pedoman diagnostik Gangguan Penyesuaian menurut PPDGJ-III, yaitu : Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara :d. Bentuk, isi, dan beratnya gejala;e. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian; danf. Kejadian, situasi yang stressfull atau krisis kehidupan. Adanya faktor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut. Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis. Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang stressfull, dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan (F43.21).Diagnosis ini ditegakkan karena keadaan pasien saat anamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya stressor psikososial, dimana kecemasan pasien menghadapi pertemuan dengan atasan dan usaha rumah makan yang dikelola istri pasien yang bangkrut sehingga pasien menyalahkan istrinya tidak becus dalam mengelola usaha tersebut dan pasien yang terlibat hutang dengan orang lain saat memulai usaha rumah makan tersebut dan belum bisa melunasinya.Terapi yang diberikan kepada pasien mencakup psikofarmaka, terapi psikologis berupa terapi suportif dan terapi kognitif. Pada pasien diberikan terapi psikofarmaka berupa Deprezac capsul 20 mg dengan pemberian 1x1 capsul/hari, Alprazolam 1 mg dengan pemberian 2x1/hari.Deprezac berisi fluoxetine, digunakan sebagai pengobatan depresi dengan atau tanpa ansietas. Fluoxetine merupakan anggota SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) pertama yang diakui FDA untuk pengobatan depresi. Seperti SSRI lain, obat ini bekerja dengan menghambat reuptake serotonin (5-HT1A, 5-HT2C, dan 5-HT3C) ke dalam prasinap saraf terminal. Alhasil akan terjadi peningkatan neurotransmisi oleh serotonin sehingga menimbulkan efek antidepresan. Adapun keistimewaan fluoxetine dibanding antidepresan lainnya adalah obat ini boleh diberikan pada usia lanjut, di atas 65 tahun. Untuk pemberian awal, biasanya dosis fluoxetine dimulai 20 mg per hari pada pagi hari. Selanjutnya, dosis lazim untuk mengatasi depresi berkisar 20-40 mg per hari. karena berpotensi untuk aktivasi SSP awal pada pengobatan. Sementara itu, dosis awal yang bisa diberikan pada pasien tua adalah 10 mg per hari. Kemudian dititrasi menjadi 20 mg atau lebih per hari. Karena fluoxetine memiliki waktu paruh 2-4 hari dan zat aktifnya, norfluoxetine, memiliki waktu paruh 7-9 hari, jadi sangat beralasan menunggu hingga 4 minggu antara titrasi dosis.Efek samping yang paling umum dijumpai pada pemakaian fluoxetine adalah agitasi, insomnia, dan neuromuscular restlessness mirip akathisia. Ini mungkin karena kurang selektifnya fluoxetine terhadap reseptor norepinefrin dan serotonin-2C (5-HT2C). Tapi untungnya, efek samping ini biasa berlangsung singkat dan bisa membaik dengan pengurangan dosis. Pemberian temporer bersama dengan penghambat beta adrenergik atau benzodiazepine kerja panjang juga bisa mengurangi efek samping yang timbul. Dan untuk terapi antiansietasnya pasien ini diberikan alprazolam tablet 1 mg 2 kali sehari, untuk mengatasi kecemasan pada pasien ini. Farmakodinamik Alprazolam merupakan derivat triazolo benzodiazepin dengan efek cepat. Alprazolam merupakan anti ansietas dan anti panik yang efektif. Efek tersebut diduga disebabkan oleh ikatan alprazolam dengan reseptor-reseptor spesifik yang terdapat pada susunan saraf pusat. Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf pusat yang bervariasi tergantung pada dosis yang diberikan. Farmakokinetik Pada pemberian secara oral, alprazolam diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Konsentrasi puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1 2 jam setelah pemberian oral dengan waktu paruh eliminasinya adalah 12 15 jam. Waktu paruh eliminasi ini berbeda-beda untuk pasien usia lanjut (16,3 jam), orang dewasa sehat (11 jam), pasien dengan gangguan fungsi hati (antara 5,8 65,3 jam) serta pada pasien dengan masalah obesitas (9,9 40,4 jam). Sekitar 70 80% alprazolam terikat oleh protein plasma. Alprazolam mengalami metabolisme di hati menjadi metabolit aktifnya dan metabolit lainnya yang tidak aktif. Metabolit aktif ini memiliki kekuatan 1 kali dibandingkan dengan alprazolam, tetapi waktu paruh metabolit ini hampir sama dengan alprazolam. Ekskresi alprazolam sebagian besar melalui urin, sebagian melalui ASI dan dapat melalui sawar plasenta.Mekanisme kerja alprazolam, yaitu berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik dan formattio retikuler. Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.Kegunaan obat ini terutama untuk Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat keadaan cemas dan panik terjadi penurunan sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C, meningkatnya sensitivitasdischargedari reseptor adrenergic pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin, meningkatnya aktivitas locus coereleus yang mengakibatkan teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien denganpanic disorder), meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 (hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2), menurunnya sensitivitas reseptorGABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries, model neuroanatomik memprediksikanpanic attackdimediasi olehfear networkpada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak. Sehingga, terapi yang diberikan pada kecemasan yaitu anxiolitik atau antianxietas yang bekerja pada reseptor GABA dengan memperkuat aksi inhibitorGABA-ergicneuron sehingga hiperaktivitas mereda.Jika kita menggunakan alprazolam kita menjadi sulit lepas dari obat ini karena memang memiliki potensi ketergantungan yang besar jika dipakai lebih dari dua minggu saja. Sulit lepas ini juga disebabkan karena efek putus zat obat ini sangat tidak nyaman, ada yang langsung tiba-tiba stop dan merasakan kecemasan yang lebih parah daripada sebelumnya.Selain itu efek samping obat yang ditimbulkan SSP : depresi, mengantuk, disartria (gangguan berbicara), lelah, sakit kepala, hiperresponsif, kepala terasa ringan, gangguan ingatan, sedasi; Metabolisme-endokrin : penurunan libido, gangguan menstruasi; Saluran cerna : peningkatan atau penurunan selera makan, penurunan salivasi, penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).Pada pasien ini selain menganjurkan agar pasien teratur berobat, juga harus memberikan psikoterapi yang optimal terhadap pasien dan edukasi untuk keluarga, dimana dijelaskan bahwa penyakit ini bisa mengalami perbaikan atau malah memburuk. Tetapi dengan kepatuhan pengobatan maka pasien dapat menjalankan hidup sewajarnya, kembali keaktivitasnya setiap hari dan mengurangi kekambuhan.

M. KESIMPULAN1. Diagnosis pasien adalah Gangguan Campuran Cemas dan Depresi2. Dukungan dan partisipasi keluarga sangat menentukan pemulihan dari penyakit yang dialami penderita agar penderita bisa kembali melakukan aktifitasnya secara normal.

N. WAWANCARA PSIKIATRIKeterangan :A: PemeriksaB: Pasien

Dialog :A: Selamat pagi, pakB: Selamat pagi, dokterA: Perkenalkan, kita dokter muda . ta pe nama Faisal, kalau boleh tau bapak pe nama sapa kang?B: Bryan dok.A: So umur berapa dang pak ? B: kita pe umur so tiga puluh enam taon.A: Bapak tinggal dimana dang ?B: Kita tinggal di Wenang Selatan.A: Ooo bapak berapa basudara dang?B: torang ada enam basudara, kita anak kedua dok.A: Kalau boleh tahu bapak pe pendidikan terakhir apa?B: SMA..A: Trus.....kiapa dang sampe bapak datang kemari ?B: hmmmm..... kita kwa so brapa bulan ini ja bamarah-marah, bakelahi dengan kita pe istri padahal dulu kita nda pernah begini, memang noh ada ja bakalahi dengan istri tapi kadang, namanya rumah tangga pasti ada masalah.A: oh io noh katu, mar kiapa dang sampe bagitu? Coba cerita dulu biar sadiki ta kurang itu beban.B: kita dok banyak beban pikiran, dengan kita gampang tersinggung...A : tersinggung bagimana bapak pe maksud ?B: kita kalo so banyak kerja di kantor kita ja jadi cepat marah, apalagi kalo somo dekat-dekat rapat dengan bos... kan pe banyak skali tu berkas yang mo kase siap jadi kita itu nimbole ganggu kalo ada yang baganggu kita mo marah skali dokter sampe bapukul dengan banting-banting barang. Nanti satu kali kwa kita yang jad bos....A: kong bapak pe tidor bagimana dang ? bagus ato ?B: kita susah tidor dok, paling lama 3-4 jam tasono so tabangun ulang kong so nda mo tatidor itu.A: so lama bapak pe susah tidor ?B: solama noh dari januari ato februari sto...A: oohhhh, sebenarnya kalo kwa ada tu bapak nyanda suka coba bapak bilang langsung noh pa istri ato keluarga.B: nah itu leh kwa noh dok, kita leh kwa ada pikiran sadiki, dari ada coba-coba buka usaha rumah makan mar nintau kiapa cuma da bangkrut. Kong kita ada pinjam doi pa orang leh kwa ada beking usaha ituA: oohhh, bagitu dang pak.. B: io dok, kong kita kalo ja lewat di rumah makan itu ja nae emosi kita ja lia itu dia..A: oh io.. bapak kase tenang-tenang jo itu pikiran ne. biar nda jadi beban pikiran pa bapak. Pasti semua ada jalan keluar.B: oh io dok, makasih dok.A: sama-sama bapak, kita mo permisi dulu ne. bapak jangan lupa dan rajin-rajin minum obat.B: io dok..A: makase bapak, selamat pagiB: pagi dok.15