Status Pasien CKD
-
Upload
richa-purwanty -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of Status Pasien CKD
ILUSTRASI KASUSKONFIDENSIAL
RAHASIA
MR : 10.88.31BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM
PSPD UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD BANGKINANG
Identitas pasien
Nama pasien
: Tn. IswandiJenis kelamin
: Laki-lakiUmur
: 39 tahunStatus
: sudah menikah Alamat
: Dusun I PauhTanggal masuk: 7 Maret 2015
Tanggal keluar: 13 Maret 2015DATA DASAR
Nama lengkap: IswandiNo. rekam medis108831
1. Data identitas lengkap harap ditanyakan ulang dengan melihat lembar identitas rawat jalan
ANAMNESIS (Auto/Allo, Hubungan)
KELUHAN UTAMA :Sesak napas sejak 2 jam SMRS.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Sejak tahun 2003 pasien mengeluhkan sering kencing pada malam hari, pandangan kabur dan merasakan penurunan berat badan. Kemudian pasien pergi berobat ke dokter dekat dengan rumah dan dinyatakan bahwa pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi. Dahulu semasa muda dan bekerja sebagai supir pasien tidak mengontrol makannya dan memiliki pola makan yang tidak teratur. Pasien dahulu pernah minum alkohol namun sekarang sudah berhenti setelah berkeluarga. Pasien mendapat obat dari dokter hanya untuk meringankan keluhannya saja. Biasanya keluhan yang muncul berupa sulit tidur dan gelisah serta sering kencing pada malam hari. Lalu pasien pergi berobat dan begitu seterusnya. Pasien tidak mendapat terapi insulin dan obat oral diabetes. Pola makan pasien selama 12 tahun tidak teratur. Karena pasien bekerja sebagai supir dan penyadap getah sehingga sering makan diluar rumah dan tidak terkontrol. Selama 12 tahun juga pasien pernah mengalami luka dikakinya dan sembuhnya lama. Sekarang lukanya berbekas dan tidak bisa hilang. Biasanya lukanya hanya diobati dengan obat-obatan herbal saja.
Sekitar 2 bulan yang lalu pasien memiliki luka/ulkus dibawah lutut kaki kiri. Sebelumnya daerah luka tersebut bengkak, memerah, nyeri dan panas. Lama kelamaan terbentuk luka didaerah tersebut. Pasien mencoba mengeluarkan darah dan nanahnya dengan menekan daerah disekitarnya. Setelah keluar nanah dan darahnya daerah yang bengkak mulai berkurang. Apabila luka mulai tertutup lagi daerah disekitarnya bengkak lagi dan begitu seterusnya. Pasien pernah menggunakan cara dengan menempelkan lintah sebanyak 3 kali didaerah luka tersebut. Bengkak mulai berkurang. Namun sekarang luka tersebut tidak bisa dibuka lagi dan tertutup rapat sehingga bengkak masih ada. Bengkak sudah sampai ke daerah atas lutut dan sampai ke paha. Selama bengkak pasien ada demam dan diberikan obat yang dibeli diwarung dekat rumah. Selama 2 bulan itu pasien sering kencing dengan volume yang banyak. Bisa dalam 1 hari lama dikamar mandi dan jumlah cairan yang keluar 500 cc. Pasien tidak merasakan sakit saat buang air kecil dan BAB pasien lancar.
2 hari yang lalu pasien ingin melakukan aktivitas sehari-hari. Tiba-tiba kaki kiri pasien tertekuk lalu pasien merasakan nyeri yang hebat. Kemudian kaki menjadi bengkak besar, nyeri hebat dan panas. Pada tungkai bawah kaki kiri pasien edema.1 hari yang lalu pasien mengeluhkan sesak napas ketika beraktifitas. Sesak napas ringan apabila pasien duduk dan ketika tidur dan berjalan sesak napas mulai memberat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :1. 12 tahun yang lalu pasien mengalami riwayat Diabetes Mellitus Tipe 22. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensiRIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA :1. Keluarga pasien ada yang mengalami riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu ibu pasien.RIWAYAT PEKERJAAN, SOSIAL EKONOMI, KEJIWAAN & KEBIASAAN:
Pekerjaan : pasien seorang supir truk dan penyadap getahKebiasaan : pasien mempunyai kebiasaan minum-minuman alkohol waktu muda, merokok, makan di warung tidak teratur, sering minum air putih 1 hari 3 liter.
Ekonomi : menengah ke bawahKejiwaan : tidak ada gangguan
PEMERIKSAAN JASMANIPEMERIKSAAN UMUM:
Kesadaran: Composmentis
Keadaan umum: sedang
Tekanan darah: 160/100 mmHg
Keadaan gizi
: baik
Nadi
: 88 x/menit
Tinggi badan
: 165 cm Suhu
: 38 oC
Berat badan
: 55 kgPernafasan: 27 x/mntPEMERIKSAAN FISIK:
Kepala
Kulit dan wajah: Wajah dan seluruh tubuh pucat (+), wajah sembab (-) Mata
: Conjungtiva anemis (+/+), sklera tidak ikterik, pupil isokor
dengan diameter 3/3 mm, Refleks cahaya (+/+), edema palpebra (+/+).Lidah
: Tidak kotor, faring tidak hiperemis.Leher
: KGB tidak membesar, JVP : 5-2 cm H2O Thoraks
Paru :
Inspeksi : Bentuk dan gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
tidak ada bagian yang tertinggal.
Palpasi
: Vocal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi: Vesikuler kedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)Jantung :
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi
: Ictus cordis teraba di RIC 5 linea midclavicula sinistra
Perkusi: Batas jantung :Kanan : linea parasternalis dekstra
Kiri: RIC 5 1 jari lateral linea midclavicula sinistra Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen :
Inspeksi: Perut datar, tidak ada venektasi Auskultasi: Bising usus (+) N Perkusi : timpani di seluruh kuadran, nyeri ketok CVA (-/-) Palpasi
: Supel, nyeri tekan (+) di regio epigastrium, nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba.Ekstremitas : Atas
: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
Bawah
: Akral hangat, CRT < 2 detik Pada regio femur sinistra: bengkak, nyeri tekan, terasa panas dan teraba bendungan cairan didaerah lutut dan jika diketok berbunyi. Ada bekas ulkus diabetik dibawah lutut dan luka sudah menutup. Pitting edema
: - -- +
PEMERIKSAAN PENUNJANG : (tanggal 7 maret 2015) Darah lengkap Hb
: 5,8 gr/dl
Leukosit: 10800 /mm3 Hematokrit: 17,8 % Trombosit: 545000 /mm3 Fungsi ginjal
Asam urat: 6,2 mg/dl Creatinin: 2,7 mg/dl
Ureum
: 41,4 mg/dl
Diabetes
GDS
: 138 mg/dl
Golongan darah: O, Rh +
GFR
: 28,57 mg/dl(tanggal 7 maret 2015) Morfologi darah tepi
Eritrosit : Mikrositer, Hipokrom, Polikromasi (+), Anitositosis Ringan, Fragmentasi (+), Sel Target (+), Benda-benda Inklusi (-), Eritrosit berinti (-). Leukosit: Jumlah meningkat, Toxic granul (-), Hitung jenis ditemukan peningkatan jumlah Eosinofil sebesar5%, Immatur granul(-), bentuk-bentuk Displasia (-), Blast (-).
Trombosit: Jumlah meningkat, Morfologi normal.
Kesan
: Anemia Hipokrom Mikrositer dengan Leukositosis dan
Trombositosis dengan sangkaan suatu gambaran Defisiensi Besi.
Saran
: hitung retikulosit, nilai-nilai status besi (SI, TIBC dan Feritin), feces rutin.(tanggal 9 maret 2015) Fungsi ginjal
Creatinin: 2,7 mg/dl
Ureum
: 42,2 mg/dl
Hasil rontgen
(tanggal 10 maret 2015)
Darah lengkap
Hb
: 7,7 gr/dl
(tanggal 11 maret 2015) Fungsi ginjal Creatinin: 2,4 mg/dl Ureum
: 51,4 mg/dl(tanggal 12 maret 2015) Darah lengkap
Hb
: 9,5 gr/dl
Leukosit: 9100 /mm3 Hematokrit: 27,7 %
Trombosit: 382000 /mm3 Neutrofil stab: 7 %
Neutrofil seg: 78 % Lymfosit: 10 %
Monosit: 5 %
Fungsi ginjal
Creatinin: 2,5 mg/dl
Ureum
: 65,3 mg/dlResumeDaftar masalah :
1. Pucat/anemia2. Sesak nafas3. Lemas/letih/lesu4. Hiperurikemia5. Uremia 6. Nyeri dan bengkak pada tungkai7. Hipertensi8. edemaPENGKAJIAN1. Pucat/anemiaPengkajian :Gangguan pembentukan eritropoietin di ginjal menyebabkan penurunan produksi eritropoietin sehingga tidak terjadi proses pembentukan eritrosit menimbulkan anemia ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit, penurunan kadar Hb dan diikuti dengan penurunan kadar hematokrit darah. Selain itu GGK dapat menyebabkan gangguan mukosa lambung (gastripati uremikum) yang sering menyebabkan perdarahan saluran cerna. Adanya toksik uremik pada GGK akan mempengaruhi masa paruh dari sel darah merah menjadi pendek, pada keadaan normal 120 hari menjadi 70 80 hari dan toksik uremik ini dapat mempunya efek inhibisi eritropoiesis.Perencanaan :Pemeriksaan:
Morfologi darah tepi Hitung eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Pemeriksaan feses Pemeriksaan TIBCPengobatan: Tranfusi PRC 1 labu Asam folat 3x1 Pemberian eritropoitin (EPO) merupakan hal yang dianjurkan2. Sesak napasPengkajian :
disebabkan karena ada kerusakan pada unit filtrasi ginjal sehingga menyebabkan penurunan perfusi ginjal akhirnya menjadi iskemik ginjal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pelepasan renin yang terdapat di aparatus juxtaglomerulus sehingga mengubah angiotensinogen menjadi angitensin I. Lalu oleh converting enzyme, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II merangsang pelepasan aldosteron dan ADH ssehingga menyebabkan retensi NaCl dan air ( volume ekstrasel meningkat (hipervolemia) ( volume cairan berlebihan ( ventrikel kiri gagal memompa darah ke perifer ( LVH ( peningkatan tekanan atrium kiri ( peningkatan tekanan vena pulmonalis ( peningkatan tekanan di kapiler paru ( edema paru ( sesak nafasperencanaan
pemeriksaan :
Rontgen thorak dan abdomenpengobatan : O2 2-3 liter/menit Furocemide 10 mg 3x13. Lemah/lesuPengkajian :
Pasien merasa tidak bertenaga dan malas untuk beraktifitas. Setiap beraktifitas mudah lelah dan terkadang kepala terasa pusing jika dibawa beraktivitas lama. Pasien hanya beristirahat untuk menghilangkan lemah dan letihnya.
Perencanaan
Pengobatan :
Vitamin B, B2 dan B12 Neurodex 4. HiperurikemiaPengkajian :Terjadi gangguan eksresi ginjal sehingga asam urat terakumulasi di dalam darah (hiperurikemia). Kadar asam urat yang tinggi akan menyebabkan pengendapan kristal urat dalam sendi, sehingga sendi akan terlihat membengkak, meradang dan nyeri.
5. UremiaPengkajian :Kadar urea yang tinggi dalam darah disebut uremia. Penyebab dari uremia pada GGK adalah akibat gangguan fungsi filtrasi pada ginjal sehingga dapat terjadi akumulasi ureum dalam darah. Urea dalam urin dapat berdifusi ke aliran darah dan menyebabkan toksisitas yang mempengaruhi glomerulus dan mikrovaskularisasi ginjal atau tubulus ginjal. Bila filtrasi glomerulus kurang dari 10% dari normal, maka gejala klinis uremia mulai terlihat. Pasien akan menunjukkan gejala iritasi traktus gastrointestinal, gangguan neurologis, nafas seperti amonia (fetor uremikum), perikarditis uremia dan pneumonitis uremik. Gangguan pada serebral adapat terjadi pada keadaan ureum yang sangat tinggi dan menyebabkan koma uremikum.6. HipertensiPengkajian : Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, jantung, dan otak. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada saat pasien istirahat/pagi hari pada saat bangun tidur. Klasifikasi Hipertensi
I. Hipertensi primer/esensial/idiopatik merupakan jenis hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan terdapat sekitar 95% dari kasus.a. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain faktor genetik, lingkungan, hiperaktivitas, system rennin-angiotensin, dan peningkatan natrium dan kalsium intraseluler
b. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko antara obesitas, merokok dan alkohol.Klasifikasi hipertensi primer :
1) Hipertensi Benigna,. Bersifat progresif lambat2) Hipertensi Maligna, kondisi dalam penyakit hipertensi yang bertambah berat dalam waktu singkat sehingga dapat menyebabkan kerusakan berat pada berbagai organ.II. Hipertensi sekunder meliputi 5% dari kasus hipertensi. Penyebab spesifikasinya seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal hipertensi vascular renal, hipertensi yang berikutnya dan kehamilan.
Jenis-Jenis Obat Antihipertensi :
a) Diuretik golongan Thiazide (Thiaz) bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler akibatnya terjadi penurunan curah jantung tekanan darah. Yang termasuk golongan tiazid:
a) Hydrochlorothiazide, dosis : 12,5-25 mg (1x sehari)
b) Indapamid, dosis : 1,25-2,5 mg (1x sehari)
c) Bendroflomeftazid, dosis : 2,5-5 mg (1x sehari)
d) Wefolzam, dosis : 2,5-5 mg (1x sehari)
e) Xiramid, dosis : 10mg (1x sehari)
f) Chlorthaldion, dosis : 12,5-25 mg (1x sehari)b) Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (-Blocker)
a) Kardioselektif : Acebutolol, Atenolol, Bisoprolol, Metoprolol.
b) Non selektif : Alprenolol, Karteorol, nadolol, oksprerocol, timol, karveditol, Propanolol, Pindolol, , Labetalol.
c) Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) Kaptopril, Enalapril, Fosinopril, Lisinopril.d) Antagonis Kalsium
Nifedipine, Verapamil, Diltiazem, Amlodipine, Nikardipin, Istadipin, Ferodipin
e) Penghambat Reseptor Angiotensin Losartan, Valsartan, Candesartan, Irbesartan, Telmisartan.Class Of DrugsIndicationPossible IndicationContraindikationPossible Contraindication
Diuretika Gagal jantung kongestif, usia lanjut, hypertension sistolikDiabetesGoutDislipidemia
Penyekat
Angina pektoris, pasca infark miokardium, takiaritmia gagal jantung kongestif, kehamilanAsma, penyakit paru obstruktif menahun, blok jantung Dislipidemia,
penyakit vascular perifer
Pengahambat ACE
Gagal jantung kongestif, disfungsi ventrikel kiri, pasca infark miokardium, non-diabetik nefropati Kehamilan, hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral
Calcium Antigonist
Hipertensi prostatIntoleransi glukosa, dislipidemiaHipertensi
ARBTimbul efek samping bila digunakan obat lain, Contoh : Ace inhibitorGagal ginjalKehamilan, arteri renalis bilateral
-Blocker
Hiperplasia prostat (BPH), hiperlipidemia
Intoleransi glukosa, dislipidemiaInkontinensia uriHipotensi ortostatik
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Rutin mengontrol pemeriksaan tekanan darah.Pengobatan:
Amlodipin 1x1Penyuluhan:
1. Minum obat hipertensi secara teratur
2. Istirahat yang cukup
3. Hindari stress
4. Tidak merokok
5. Menurunkan berat badan berlebih
6. Tidak mengkonsumsi alkohol
7. Latihan fisik
8. Menurunkan asupan garam
Diet rendah garam, rendah lemak,tinggi serat.
9. BAB IVKESIMPULANPasien laki-laki, Tn. I, umur 39 tahun datang dengan keluhan sesak napas 2 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan pucat pada wajah, bengkak dan nyeri pada tungkai paha sampai bawah sebelah kiri.
Dari riwayat penyakit dahulu ditemukan 12 tahun yang lalu pasien mengalami riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi maupun asma. Keluarga pasien ada yang mengalami riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu ibu pasien. Pasien bekerja sebagai seorang supir truk dan penyadap getah. pasien mempunyai kebiasaan minum-minuman alkohol waktu muda, merokok, makan di warung tidak teratur, sering minum air putih 1 hari 3 liter.
Pasien memiliki Ekonomi menengah ke bawah dan kejiwaan tidak ada gangguan. Pasien mempunyai kebiasaan makan-makanan yang bercabe/ pedas, bersantan dan berlemak. Pasien juga jarang berolah raga. sering mengonsumsi garam berlebih. Kemudian Riwayat konsumsi obat pasien tidak rutin minum obat DM.Dari pemeriksaan fisik pada auskultasi paru ditemukan wajah pucat, conjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrium. Pada regio sinistra ditemukan bengkak, nyeri tekan, terasa panas, teraba bendungan cairan didaerah lutut di ketok berbunyi. Ada bekas ulkus diabetikum dibawah lutut, luka sudah menutup. Pada tungkai bawah kiri ditemukan pitting edema positif.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pada darah rutin, Hb: 5,8 gr/dl, Leukosit: 10800 mm3, Ht : 17,8 %, Trombosit : 545000 mm3, GDS I : 138 mg/dl. Fungsi ginjal asam urat : 6,2 mg/dl, creatinin : 2,7 mg/dl, ureum : 41,4 mg/dl.Rencana pemeriksaan bertahap :
Foto rontgen genu (tungkai kiri)
Darah rutin
Hitung eritrosit
Pemeriksaan TIBC
Feritin
Feses rutin
APTT, masa protrombin
BT, CT
Urinalisa
Fungsi ginjal (asam urat, creatinin, ureum)
GDS
Berdasarkan keluhan utama, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan perencanaan yang akan diberikan kepada pasien diantaranya : IVFD RL:NaCl 20 tetes/menit
Amlodipin 1x1
Tonar 3x1
Asam folat 3x1
Natrium diclofenat 3x1
Antasid sirup 3x1
Methilprednisolon 1x1Follow upSabtu, 7 Maret 2015
S: Wajah pucat, badan lemas (+), sesak napas (-), kaki kiri bengkak, nyeri dan terasa panas, mencret > 10 kali, BAK banyak dan sering.O: tekanan darah : 140/90 mmHg, nadi : 89 x/menit, pernafasan : 25 x/menit,
suhu : 36,7 C.
Edema pada tungkai kiri (+)
A: CKD std II + Efusi Genu SinistraP :
1. IVFD RL 20 tetes/menit2. Amlodipin 1x1
3. Tonar 3x14. Asam folat 3x1
5. Rencana tranfusi PRC 3 labu
Minggu, 8 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (+), badan lemas (+), pucat (+), sesak napas (+), kaki kiri
bengkak dan nyeri, mencret (-), BAK banyak.
O: tekanan darah : 140/80 mmHg, nadi : 85 x/menit, pernafasan : 28 x/menit,
suhu : 37 C
Edema pada tungkai kiri (+)
A: CKD std II + Efusi Genu SinistraP:
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Inj dexametason
3. Inj pipendiramin
4. Ranitidin 2x1
5. Amlodipin 1x1
6. Tonar 3x1
7. Asam folat 3x1
8. Antasid sirup 3x1
9. Tranfusi PRC 1 labu
Senin, 9 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (+), badan lemas (-), sesak napas (+), kaki kiri
bengkak dan nyeri, mencret (-), nafsu makan menurun.
O: tekanan darah : 150/90 mmHg, nadi : 82 x/menit, pernafasan : 27 x/menit,
suhu : 36,7 C
A: CKD std II + Efusi Genu Sinistra
P:
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Inj dexametason
3. Inj pipendiramin
4. Ranitidin 2x1
5. Amlodipin 1x1
6. Tonar 3x1
7. Asam folat 3x1
8. Natrium diclofenat 3x1
9. Antasid sirup 3x1
10. Tranfusi PRC 1 labu
Selasa, 10 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (-), badan lemas (-), sesak napas (+), kaki kiri
bengkak dan nyeri menurun, nafsu makan baik.
O: tekanan darah : 130/90 mmHg, nadi : 82 x/menit, pernafasan : 25 x/menit,
suhu : 36 C
A: CKD std II + Efusi Genu Sinistra
P:
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Inj Flamicort 10 mg/mL 3. Amlodipin 1x1
4. Tonar 3x1
5. Asam folat 3x1
6. Natrium diclofenat 3x1
7. Antasid sirup 3x1Rabu, 11 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (-), sesak napas (-), batuk (+), perut kembung (+), kaki kiri
bengkak dan nyeri (+), nafsu makan baik.O: tekanan darah : 140/90 mmHg, nadi : 82 x/menit, pernafasan : 22 x/menit,
suhu : 37,2 C
A: CKD std II + Efusi Genu Sinistra
P:
1. IVFD RL:NaCl 20 tetes/menit
2. Inj Flamicort 10 mg/mL 3. Amlodipin 1x1
4. Tonar 3x1
5. Asam folat 3x1
6. Natrium diclofenat 3x1
7. Ca Gluconas
8. Antasid sirup 3x1
9. Tranfusi PRC labu ke 3Kamis, 12 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (-), sesak napas (-), nafsu makan baik, badan lemas (-),kaki kiri
bengkak dan nyeri (+).
O: tekanan darah : 160/100 mmHg, nadi : 92 x/menit, pernafasan : 22 x/menit,
suhu : 36 C
A: CKD std II + Efusi Genu Sinistra
P:
1. IVFD RL:NaCl 20 tetes/menit
2. Amlodipin 1x1
3. Tonar 3x1
4. Asam folat 3x1
5. Natrium diclofenat 3x1
6. Antasid sirup 3x1
7. Methilprednisolon 1x1Jumat, 13 Maret 2015
S: nyeri ulu hati (-), sesak napas (-), nafsu makan baik, badan lemas (-),kaki kiri
bengkak dan nyeri (+).
O: tekanan darah : 160/100 mmHg, nadi : 84 x/menit, pernafasan : 22 x/menit,
suhu : 36,5 C
A: CKD std II + Efusi Genu Sinistra
P:1. Amlodipin 1x1
2. Tonar 3x1
3. Asam folat 3x1
4. Natrium diclofenat 3x1
5. Antasid sirup 3x1
6. Methilprednisolon 1x1DAFTAR PUSTAKA1. Sherwood, Lauralee. Sistem Kemih. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG ; 2001. p. 463 503.
2. Sudoyo, A. W dkk. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI ; 2009. p. 1035 1040.
3. Kamaludin Ameliana. 2010. Gagal Ginjal Kronik. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam UPH.
4. Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation, classification and stratification, New York National Kidney Foundation, 2002.
5. Silbernagl, S dan Lang, F. Gagal Ginjal kronis. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007. p. 110 115.
6. Lanny Sustrani, dkk. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004.7. Sudoyo AW dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007.8. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. 172-4.9. Nafrialdi. Antihipertensi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6. Jakarta: Gaya Baru; 2007. 341-3.10. Sharma S, et all. Hypertension. 2008; http//:www.emedicine.com. [diakses tanggal 28 Maret 2011].
11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI. Jakarta: EGC; 2006.
12. Armilawaty, Amalia H, Amiruddin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi.http://www.ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/ 12/08/ hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/ [diakses 3 juni 2013]
44