Snake Bite

download Snake Bite

of 6

Transcript of Snake Bite

TugasGIGITAN ULAR

Disusun Oleh :

Novanty Alida

Preseptor :Yenni,dr., Sp.A

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Bagian Ilmu Kesehatan Anak

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERSMF IKA RS. AL ISLAM BANDUNGFAKULTAS KEDOKTERAN UNISBABANDUNG2009GIGITAN ULARDefinisiSuatu keadaan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.PenyebabSecara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok: Colubridae (Mangroce cat snake, Boiga dendrophilia, dan lain-lain) Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatran spitting cobra, dan lain-lain) Viperidae (Borneo green pit viper, Sumatran pit viper, dan lain-lain).Gambaran Klinis- Umumnya gigitan ular tidak beracun, misalnya ular air dan hanya memerlukantata laksana sederhana. Namun bila jenis ular tidak diketahui, maka sebaiknyadilakukan upaya pencegahan dengan Serum Anti Bisa Ular Polivalen.- Kemungkinan ini dicurigai bila ada riwayat digigit ular.- Penderita mungkin: Tampak kebiruan Pingsan Lumpuh Sesak nafas

Efek yang ditimbulkan akibat gigitan ular dapat dibagi tiga:1. Efek lokal. Beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan memberikan efek yang agaksulit di deteksi dan hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitannyadapat menghasilkan efek yang cukup besar seperti: bengkak, melepuh,perdarahan, memar sampai dengan nekrosis. Yang mesti diwaspadai adalahterjadinya syok hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindahnyacairan vaskuler ke jaringan akibat efek sistemik bisa ular tersebut.

2. Efek sistemik Gigitan ular ini akan menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: nyeri kepala,mual dan muntah, nyeri perut, diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejalayang ditemukan seperti ini sebagai tanda bahaya bagi petugas kesehatan untukmemberi petolongan segera.3. Efek sistemik spesifik Efek sistemik spesifik dapat dibagi berdasarkan: KoagulopatiBeberapa spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopati. Tandatandaklinis yang dapat ditemukan adalah keluarnya darah terus menerusdari tempat gigitan, venipuncture dari gusi dan bila berkembang akanmenimbulkan hematuria, haematomesis, melena dan batuk darah. NeurotoksikGigitan ular ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis. Ini biasanyaberbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan. Biasanya tanda-tandayang pertama kali dijumpai adalah pada saraf kranial seperti ptosis,oftalmoplegia progresif bila tidak mendapat anti venom akan terjadikelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasanya full paralysisakan memakan waktu + 12 jam, pada beberapa kasus biasanya menjadilebih cepat, 3 jam setelah gigitan. MiotoksisitasMiotoksisitas hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigitoleh ular laut. Ular yang berada didaratan biasanya tidak ada yangmenyebabkan terjadinya miotoksisitas berat. Gejala dan tanda adalah :nyeri otot, tenderness, mioglobinuria dan berpotensi untuk terjadinya gagalginjal, hiperkalemia dan kardiotoksisitas.

DiagnosisAdanya riwayat gigitan disertai gejala/tanda gigitan ular berbisa baik berupa efeklokal (tempat gigitan) maupun efek sistemik dan efek sistemik spesifik.Grade gigitan ularGRADE I: Minimal Envenomation. Tidak ada gejala umum ataupun sistemik yang dialami. Luka bekas taring terlihat. Nyeri sedang sampai berat terasa. Edema dan erythema dengan diameter 1-5 inci terlihat selama 12 jam pertama.GRADE II: Moderate Envenomation. Gejala sistemik muncul dengan nyeri lokal berat, mual, muntah, pusing, low-grade fever, kelenjar getah bening teraba. Edema dan erythema dengan diameter 6 - 12 inci terlihat selama 12 jam pertama.GRADE III: Severe Envenomation. Gejala sistemik terus menerus muncul dengan nyeri berat, tachycardia, thready pulse, hypothermia, ecchymosis dan petechia. Gejala shock cepat. Edema dan erythema >12 inches.GRADE IV: Extremely Severe Envenomation. Gejala sistemik muncul dengan pengeluaran darah terus menerus, renal shutdown, coma dan kematian. Luka bekas gigitan multipel. Edema menyebar luas dan terdapattrunk ipsilateral meliputi bagian ekstrimitas.

Penatalaksanaan1. Jika terpatuk, langsung gunakan pembalut atau bahan lain yang serupa dan bebatkan dengan kencang sampai denyut nadi di ujung anggota hampirtidak teraba di sebelah atas luka. Bebatkan seluas mungkin daerah yang dipatuk. . Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit. Usahakan menggunakan penyangga atau kain penggantung. Kurangi aktifitas atau gerakan korban untuk mencegah penyebaran bisa. Selalu posisikan daerah yang terpatuk lebih rendah dari jantung.

2. Jangan pernah memperlebar luka bekas gigitan karena dapat menyebabkan infeksi dan trauma pada korban. Juga jangan pernah menghisap darah dari bekas luka patukan. Selain beresiko jika ada luka pada mulut penolong, juga tidak terlalu efektif dalam mengurangi jumlah bisa yang masuk.3. Penting untuk meyakinkan korban bahwa kemungkinan selamatnya tinggi karena telah banyak antivenom (baik monovalent maupun polivalent) di rumah sakit.4. Jangan pernah izinkan pasien untuk meminum alkohol.5. Bila tersedia, suntikkan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dandisekitar luka.6. Segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Informasikan kepada dokter mengenai penyakit yang diderita pasien seperti asma dan alergi pada obat obatan tertentu, atau pemberian antivenom sebelumnya. Ini penting agar dokter dapat memperkirakan kemungkinan adanya reaksi dari pemberian antivenom selanjutnya.7. Kenali jenis ular yang mematuk. Apabila anda ragu dan agar lebih amannya maka bunuhlah ular yang mematuk agar hasil identifikasi lebih positif. Hal ini penting untuk menentukan pemberian antivenom yang monovalent, sehingga efeknya lebih tepat dan cepat. Jika tidak pun tidak apa apa, sebab ada antivenom polyvalent yang dapat menetralisir bisa dari berbagai jenis ular.AntiveninDosis yang direkomendasikan sesuai Grade yaitu sbb: Grade I (mild): 1 vial Grade II (moderate): 2 to 4 vials Grade III (severe): 5 to 10 vials Grade IV (extremely severe): 10 to 20 vials.

Waspada :Pasien sebaiknya tidak diberikan apapun lewat mulut selama 24 48 jam karena takut disebabkan oleh mual dan muntah.Analgesik sebaiknya diberikan agar pasien dapat merasa lebih nyaman.

Sumber dari :

SEAR. 2007.The clinical management of snake Bites in the South East Asian Region. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. Tanggal akses 25 April 2007. http://www.searo.who.int/en/Section10/Section17.htm