Skenario 5

download Skenario 5

of 17

Transcript of Skenario 5

LAPORAN TUTORIAL MODUL 5 CAIRAN RONGGA MULUT

OLEH: KELOMPOK 2: Aldo Patria Fatrie Indraftini Jholanda Ninggar B. Indah Rismayansari Intan Febrina Syahdati Novia Dwi Derossa Pratiwi Veterin A. Shanda Fitria Wahyu Ramadani

TUTOR : drg.DEDI SUMANTRI PROGRAM STUDY PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2010 Skenario 5 Kok banyak keluar ludah ya.

Ipin dan Upin ,mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang sedang belajar bersama membahas tentang cairan dalam rongga mulut dengan membaca dan melihat buku anatomi dan fisiologi.Dalam buku tersebut dijumpai gambar anatomi Glandula Salivarius yang ternyata mempunyai jenis yang berbeda-beda juga.Mereka berdua saling berbagi cerita bahwa setiap ada rangsangan pada rongga mulut selalu akan mengaktifkan kelenjar saliva dan mengeluarkan sekresi berupa cairan saliva.Kondisi tersebut dapat mereka rasakan apalagi bila ada benda asing masuk ke dalam mulut.Mereka bertanya tanya bagaimana mekanisme tersebut dapat terjadi,dan mengapa pada saat mengunyah makanan dengan bantuan saliva lama kelamaan makanan tersebut akan terasa manis,apakah dalam cairan saliva terdapat berbagai macam zat atau unsur kimia? Apa ada juga unsur bakteri dalam saliva? Tapi mengapa tidak menyebabkan kita sakit? Makin banyak pertanyaan yang timbul,membuat mereka bersemangat membaca seluruh buku tersebut. Bagaimana saudara menjelaskan cairan rongga mulut yang dipelajari Ipin dan Upin??

TERMINOLOGIo Saliva : suatu cairan kompleks yang terdiri dari campuran ludah mayor dan minor yang terdapat dalm rongga mulut o Glandula salivarius : kelenjar yang menghasilkan saliva o Sekresi : pengeluaran zat dari dalam tubuh yang mana zat tersebut masih bisa digunakan untuk aktivitas tertentu.

IDENTIFIKASI MASALAH1. Apa saja jenis-jenis glandula salivarius dan apa sekret yang dihasilkannya? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi glandula salivarius? 3. Bagaimana mekanisme sekresi saliva? 4. Apa saja komposisi dari saliva?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi sekresi saliva? 6. Mengapa rangsangan dalam rongga mulut dapat mengaktifkan saliva? 7. Apa saja fungsi dari saliva? 8. Mengapa makanan ketika bercampur dengan saliva terasa manis? 9. Apa ada unsur bakteri dalam saliva? Kenapa tidak menybabkan sakit?

Analisis masalah1) Glandula saliva terbagi dua : Glandula saliva mayor Terdiri atas : * Kelenjar parotis : sekresinya berupa serus. *kelenjar submandibularis :sekresinya campuran serus dan mukus namun lebih dominan serus. *kelenjar sublingualis :sekresinya campuran serus dan mukus namun lebih dominan mukus. - Glandula saliva minor Terdiri atas : *kelenjar labial : sekresinya campuran serus dan mukus namun lebih dominan mukus. *kelenjar bukal : sekresinya campuran serus dan mukus namun lebih dominan mukus. *kelenjar palatal : sekresinya berupa mukus. *kelenjar lingual anterior : sekresinya berupa mukus. *kelenjar von ebner : sekresinya berupa serus.

*kelenjar lingual posterior : sekresinya berupa mukus. 2) Anatomi dan fisiologi glandula salivarius Glandula saliva mayor

o Kelenjar parotis Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak di anterior dari aurikel telinga dimana posisinya antara kulit dan otot masseter. Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi. Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Saluran keluar utama disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari epitel berlapis semu. o Kelenjar submandibularis Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak .Kelenjar submandibularis mempunyai saluran keluar (duktus ekskretoris) yaitu duktus Whartoni yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat. o Kelenjar sublingualis Kelenjar sublingualis mempunyai banyak duktus yang menyalurkan ke dalam rongga mulut. Duktus kelenjar ini disebut duktus Rivinus. Duktus ini terletak berdekatan dengan papilla dari duktus kelenjar submandibular.

-

Glandula salivarius minor Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya.Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus. Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus. Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior)

terletak pada bagian bawah ujung lidah. Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) dan Kelenjar Weber terletak pada pangkal lidah. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior. 3) Mekanisme sekresi saliva Ada 2 fase : Fase asinus : terjadi sintesa dan produksi saliva dalam kelenjar saliva. Fase duktus : terjadi transpor aktif dari ion-ion.

4) Komposisi saliva Saliva terdiri atas 99,5% air dan 0,5% substansi lainnya.Komposisi saliva terdiri dari komponen organik dan anorganik. -Komponen organik Komponen organik yang terkandung di dalam saliva seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam laktat dan asam lemak. Makromolekul yang juga ditemukan di dalam saliva seperti protein, amilase,peroksidase, thiocyanate, lisozym, lemak, IgA, IgM, dan IgG. -Komponen anorganik Komponen anorganik yang penting yang ditemukan di dalam saliva yaitu ionion seperti Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, NH4. Gas yang terdapat dalam saliva seperti CO2, N2, dan O2. Air dan substansi lain yang terkandung di dalam saliva seperti sel epitel yang deskuamasi, polymorphonuclear leukosit dari cairan krevikular, dan bakteri. 5) Faktor faktor yang mempengaruhi sekresi saliva Faktor mekanis,contohnya mengunyah makanan keras. Faktor kimiawi,melalui rangsangan rasa. Faktor neuronal dengan adanya kontrol dari saraf otonom.

-

Faktor psikis,contohnya stress dapat menghambat sekresi saliva. Rangsangan rasa sakit contohnya gingivitis Pertambahan umur mengakibatkan sel-sel kelenjar menjadi atropi. Pemakaian obat-obatan. Jenis kelamin Jenis makanan Penyakit xerostamia.

6) Ransangan makanan dalam rongga mulut dapat mengaktifkan saliva karena pada saat

itu impuls dibawa ke pusat saliva di medula oblongata melalui saraf otonom ekstrinsik ke glandula salivarius untuk mensekresikan saliva. 7) Fungsi saliva: Menghaluskan makanan Membentuk bolus. Sebagai antibakterial. Mempunyai sistem buffer. Self cleansing. Berperan dalam fungsi pengecapan. Membantu proses berbicara.

8) Makanan ketika bercampur dengan saliva terasa manis karena di dalam saliva terdapat enzim amilase yang mengubah makanan (polisakarida) menjadi glukosa (monosakarida). 9) Di dalam komposisi saliva tidak ada unsur bakteri namun bakteri itu terdapat di dalam rongga mulut dan bercampur dengan saliva. Bakteri itu tidak menyebabkan sakit karena dalam saliva terdapat antibakterial.

SKEMA

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi kelenjar saliva. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme sekresi saliva.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi sekresi saliva 4. Mahasiswa mampu menjelaskan biokimia cairan rongga mulut. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan mikroba dalam rongga mulut. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem imun cairan rongga mulut.

PEMBAHASAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1.Anatomi dan fisiologi kelenjar saliva

a. Kelenjar saliva mayor Kelenjar saliva mayor merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan saliva terdiri atas kelenjar parotis,kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis. o Kelenjar parotis Merupakan kelenjar saliva yang terbesar,terletak di depan agak ke bawah telinga di depan otot sternokleidomasteideus.Ada dua buah,satu di sebelah kiri dan satu lagi di sebelah kanan.Kelenjar parotis terdiri dari dua bagian yaitu bagian superfisialis dan bagian profunda.Kedua bagian ini dipisahkan oleh nervus fasialis yang mensyarafi kelenjar ini.Selain itu juga ada struktur penting lainnya yang melintasi kelenjar parotis yaitu arteri karotis eksterna.Kelenjar parotis mensekresi saliva encer ( serus) sehingga disebut kelenjar serus murni.Saliva mengalir melalui duktus stensen yang panjangnya 5-6 cm dan bermuara dalam rongga mulut berupa papila kecil setentang gigi molar dua atas. o Kelenjar submandibularis Merupakan kelenjar saliva mayor kedua terbesar setelah kelenjar

parotis.Ukurannya kira-kira sebesar biji kenari dan terletak pada dasar mulut dibawah badan mandibula di regio suprahyoid. Kelenjar submandibularis terdiri atas bagian superfisialis yang besar dan bagian profunda yang kecil dimana keduanya saling berhubungan pada tepi posterior otot mylohyoideus.Kelenjar submandibularis merupakan massa berlobus yang dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat selain itu juga dibungkus oleh jaringan fibrous padat dari lamina superfisialis.Kelenjar submandibularis disyarafi oleh nervus chorda tympani dan nervus lingualis. Kelenjar submandibularis menghasilkan serus dan mukus yang mana serus: mukus adalah 3:2.Duktus ekstretori kelenjar ini adalah duktus whartoni yang bermuara dalam rongga mulut pada papila sublingual yang kecil terletak pada sisi frenulum lidah. o Kelenjar sublingualis Merupakan kelenjar saliva mayor yang paling kecil.Kelenjar sublingualis terletak pada dasar mulut ,diatas otot mylohyoideus dekat ke garis tengah (midline) dan pada permukan dalam mandibula pada regio insisivus,kaninus dan

premolar.Kelenjar sublingual berperan dalam membentuk lipatan sublingual.Sama dengan kelenjar submandibularis kelenjar ini juga disarafi oleh saraf chorda tympani dan saraf lingualis. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar seomukus dimana mukus:serus adalah 3:1.Kelenjar sublingualis memiliki sekitar 8-20 duktus kecil yang disebut duktus rivuni dan duktus mayor disebut duktus bartholin yang bermuara bersama duktus whartoni di lipatan sublingual.

b. Kelenjar minor Merupakan kelenjar saliva yang kecil yang terdapat mukosa pipi,bibir dan palatum. o Kelenjar labial Terdapat pada submukosa bibir atas dan bawah dan banyak terdapat pada garis tengah(midline).kelenjar ini adalah kelenjar seromukus dimana mukus lebih dominan. o Kelenjar bukal Terletak di mukosa pipi dan merupakan lanjutan dari kelenjar labial bagian posterior.kelenjar ini lebih banyak jumlahnya dan meluas sampai ke otot buccinator.Kelenjar bukal adalah kelenjar seromukus dimana mukus lebih dominan. o Kelenjar palatal Kelenjar palatal berbentuk sebuah badan kelenjar kompak yang terletak pada lapisan submukosa palatum lunak dan palatum keras.Pada bagian anterior palatum,kelenjar ini tipis dan jarang tapi pada bagian posteriornya kelenjar ini menebal dan meluas.Kelenjar palatal adalah kelenjar mukus murni. o Kelenjar lingual Kelenjar lingual dibagi atas tiga yaitu : kelenjar lingual anterior yang terdapat pada 2/3 bagian anterior lidah yang menghasilkan saliva mukus,kelenjar lingual von ebner yang terletak di dekat papila sirkumvalata dan menghasilkan saliva serus,dan kelenjar

lingual posterior yang terletak di dekat tonsil lingual pada 1/3 posterior lidah yang menghasilkan saliva mukus.

Tiap-tiap kelenjar terdiri dari: a. Parenkim yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus bercabang. Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan secret. Sekret ini akan dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan secret ke tempat yang seharusnya.b.

Stroma/jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus. Jaringan ikat ini membungkus organ(kapsel) masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah, saraf dan lemak

2. Mekanisme sekresi salivaMekanisme Dasar Sekresi Kelenjar: Prinsip dasar sekresi kelenjar : 1. Zat gizi untuk kebutuhan sekresi harus berdifusi secara aktif ditransport dari kapiler masuk ke basis kelenjar. 2. Banyak mutokondria yang menyediakan energi oksidatif untuk pembentukan ATP. 3. Energi dari ATP + zat gizi digunakan untuk sintesis zat-zat organik, terjadi pada RE.

4. Zat yang disekresi mengalir melalui tubulus RE ke Veskel-veskel aparatus golgi. 5. Kemudian zat dipekatkan dan dikeluarkan kedalam sitoplasma dalam bentuk granukla sekresi. 6. Granula dikeluarkan melalui permukaan sekresi kedalam lumen kelenjar. Mekanisme Sekresi Saliva ada 2 fase: Fase I (Asinosa) Terjadi sintesa dan produksi Fase II (Tubuler) Mengubah komposisi saliva menjadi kontraksi sel mioepitel Air dan elektrolit disekresi atau diresorbsi oleh sel strita Sekresi primer, dihasilkan oleh 2 asinus berupa ptilain dan musin. Sewaktu mengalir melalui duktus terjadi 2 proses transport aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva : Ion-ion Na secara aktif diresorbsi dari semua duktus salivatorius (interkalatus) dan ion-ion Na disekresi secara aktif Ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus Hasil akhir, pada kondisi istirahat, konsentrasi masing-masing ion Na dan Cl dalam saliva hanya sekitar 15 meq/ liter, sedangkan ion K 30 meq/ liter, ion bikarbonat 50-70 meq/ liter Regulasi sekresi saliva Sekresi saliva berada di bawah control syaraf. Rangsangan pada syaraf

parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya. Syaraf parasimpatik dari nucleus salivatorius superior menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organic yang rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (Vasoactive Intestine Polipeptide), yang mana

polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetil kolin pada sebagian neuron parasimpatis pasca ganglio. Rangsangan syaraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Syaraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang kaya akan organic dari kelenjar submandibularis.

3. Faktor yang mempengaruhi sekresi salivaDibagi 2:

Faktor Internal Stimulasi Faktor terpenting yang mempengaruhi sekresi dan proporsi dari saliva adalah derajat dari stimulasi yang diberikan. Tiga jenis stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang pengeluaran saliva adalah stimulasi ektra oral dengan cara mencium, melihat dan memikirkan makanan atau produk makanan lain. Jenis Kelamin dan Usia Jenis kelamin dapat mempengaruhi saliva telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Anak laki-laki diketahui mempunyai produksi saliva lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ukuran kelenjar saliva wanita yang lebih kecil dibandingkan laki-laki. Penyakit-penyakit sistemik Penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol serta berhubungan dengan polidipsia dan poliuria, dapat menyebabkan xerostomia. Diabetes insipidus dengan sifat dehidrasi yang dimilikinya, dapat menimbulkan xerostomia. Dehidrasi medis atau operasi dari penyebab apapun dapat memberi efek xerostomia, keadaan tersebut sangat bervariasi, dari pendarahan sampai hipertiroidism.

Faktor neuronal yaitu melalui sistem syaraf autonom baik simpatis maupun

parasimpatis Faktor Eksternal o Faktor mekanis yaitu dengan mengunyah makan yang keras atau permen karet. o Faktor kimiawi yaitu melalui rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit dan pedas.

o

Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa Radioterapi Penyinaran dengan ionisasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan kelenjar ludah berupa atropi pada kelenjar ludah, terutama pada kelenjar parotid, sehingga dapat menyebabkan xerostomia. Tetapi dengan teknik radioterapi yang baru dan lebih baik, kelenjar ludah dapat dilindungi untuk mencegah terjadinya kerusakan.

Obat-obatan Terdapat sejumlah obat yang salah satu efek sampingnya berupa xerostomia. Ada beberapa obat dari tiap kelompok yang berhubungan dari xerostomia, Obat yang bekerja pada daerah otak yang tinggi. Semua obat yang menghalangi aktivitas pusat otak dapat menghalangi sistem saraf simpatik dan parasimpatik. Yang termasuk kelompok tersebut adalah semua obat yang tergolong kategori penenang, narkotik, dan penghilang rasa sakit. Menurut Crispian Scully, salah satu obat penghilang rasa sakit yang dapat menyebabkan xerostomia adalah dari golongan opioid.

4. Biokimia cairan rongga mulut.Komponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%. Komponen anorganik saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol. a. Komponen Anorganik Dari kation-kation, Sodium (Na+ ) dan Kalium (K+ ) mempunyai konsentrasi tertinggi dalam saliva. Disebabkan perubahan di dalam muara pembuangan, Na+ menjadi jauh lebih rendah di dalam cairan mulut daripada di dalam serum dan K+ jauh lebih tinggi. Ion Khlorida merupakan unsur penting untuk aktifitas enzimatik -amilase. Kadar Kalsium dan Fosfat dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email dan berperan penting pada

pembentukan karang gigi dan plak bakteri. Kadar Fluorida di dalam saliva sedikit dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida dalam air minum dan makanan. Rodanida dan Thiosianat(CNS- ) adalah penting sebagai agen antibakterial yang bekerja dengan sisitem laktoperosidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85% dari kapasitas bufer b. Komponen Organik Komponen organik dalam saliva yang utama adalah protein. Protein yang secara kuantitatif penting adalah -Amilase, protein kaya prolin, musin dan immunoglobulin Berikut adalah fungsi protein-protein dalam saliva: 1. -Amilase mengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang kecil. Juga karena pengaruh -Amilase, polisakarida mudah dicernakan. 2. Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam sistem penolakan bakterial. 3. Kalikren dapat merusak sebagian protein tertentu, di antaranya faktor pembekuan darah XII, dan dengan demikian berguna bagi proses pembekuan darah. 4. Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri dan pertumbuhannya. 5. Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsi penting: membentuk bagian utama pelikel muda pada email gigi. 6. Musin membuat saliva menjadi pekat sehingga tidak mengalir seperti air disebabkan musin mempunyai selubung air dan terdapat pada semua permukaan mulut maka dapat melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Musin juga untuk membentuk makanan menjadi bolus

5. Mikroba dalam rongga mulut.Saat lahir, selaput lendir(mukosa) pada mulut akan terkontaminasi oleh flora. Kemudian setelah 4 12 jam setelah lahir flora seperti Streptococcus viridians menjadi flora tetap yang utama sepanjang hidup. Ketika gigi mulai tumbuh, akan muncul spirochaeta anaerob, spesies prevotella (terutama P. melaninogenica), spesies fusobakterium, spesies rothia dan spesies capnocytophaga muncul secara bersamaan dengan vibrio anaerob dan lactobasili. Spesies Actinomyces secara normal terdapat pada jaringan tonsil dan pada

gingival orang dewasa, begitu pula dengan beberapa protozoa. Begitu pula dengan ragi (spesies Candida) terdapat pada mulut. Ekologi rongga mulut Studi ekologi rongga mulut: Meliputi organisme dari rongga mulut dalam hubungannya dengan lingkungan, walaupun jumlah organisme didalam rongga bervariasi tergantung keadaan lokal dan sistemik. Mereka tetap dalam keadaan sistem mikrobiologi yang seimbang, hal ini terjadi didalam rongga mulut selama periode kesehatan yang baik. Jumlah mikrobial saliva yang terhitung 750.000/ml saliva dan dalam sulcus gingival, pocket periodontal atau plaque gigi dan jumlah ini mungkin lebih besar lagi. Mikroorganisme ini meliputi tipe parasit (yang ada pada suatu keseimbangan biologi dengan yang lain dan tuan rumah (host)). Rongga mulut mendapat suplai mikroorganisme yang melimpah setiap saat, beberapa terlihat sebagai organisme asli (organisme yang selalu ada) di area tersebut, dimana yang lain hanya lewat, karena lingkungan tidak memungkinkan mereka untuk hidup. Mikroorganisme yang seumur hidupnya tinggal di rongga mulut adalah: Lactobacilli, Streptococcus, Veillonellae, Spirochetes, bentuk filamen, Bacillus fusiformis dan Vibria. Organisme yang secara normal ditemukan pada semua individu dan merupakan mikroorganisme panghuni asli (tetap) yang ada pada semua orang. Walaupun jumlah dari Spirocheta dan Baciilus fusiformis sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan pada orang yang berbeda. Pada permulaan kehidupan, jenis mikroorganisme bertambah lagi dengan, stafilococcus aerob dan anaerob, diplococcus gram negatif (neisseria, branhamella), difteroid dan kadang-kadang lactobacillus. Bila gigi geligi mulai keluar spirocheta anaerob, bakteriodes (khususnya bakteriodes melaninogenicus), fusobakteria dan beberapa vibrio anaerob serta laktobasil akan menetap. Peranan flora normal mulut pada karies gigi. Karies adalah suatu desintegrasi gigi yang dimulai pada permukaan dan berkembang kearah dalam. Mula-mula permukaan email, yang keseluruhannya nonseluler mengalami demineralisasi. Hal ini akibat pengaruh asam hasil peragian kuman. Selanjutnya, dekomposisi dentin dan semen melibatkan pencernaan matriks protein oleh kuman. Langkah pertama yang penting pada karies adalah pembentukan plaque pada permukaan email yang keras dan halus. Plaque ini terutama terdiri atas endapan-endapan gelatin dari glukan yang mempunyai berat molekul besar, dimana kuman penghasil asam melekat pada

email. Polimer-polimer karbohidrat (glukan) terutama dihasilkan oleh streptococcus (s. mutans, peptostreptococcus), Enzim disekresi didalam saliva dan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme sebagai contoh, Amylase, membantu memecahkan pati/kanji/karbohidrat menjadi maltose, sehingga mendukung organisme gycolitic. Katalase menguraikan hydrogen peroxidase dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan Lactobacillus, Streptococcus dan Pneumococcus. Suatu upaya stabilisasi selalu dipelihara oleh suatu antagonisme (perbedaan-perbedaan) dari berbagai organisme antara satu dari yang lainnya. Saliva sendiri menghambat pertumbuhan dari spesies mikroorganisme tertentu.

6. Sistem imun cairan rongga mulut.Di dalam rongga mulut, gigi dilindungi oleh sistem imun, dimana komponenkomponen yang dihasilkan oleh kelenjar ludah merupakan hal yang sangat berperan pada sistem imun di dalam rongga mulut. Didalam saliva terdapat antibodi berupa imunoglobulin A sekretori dan komponen-komponen alamiah non spesifik seperti protein kaya prolin (PRP), laktoferin, laktoperoksidase, lisozim serta faktor-faktor agregasi dan aglutinasi bakteri yang berperan melindungi gigi dari karies. Dewasa ini, untuk membangun sistem imun tubuh yang efektif dalam usaha pencegahan karies tengah dikembangkan metode imunisasi. Bahan imunisasi yang banyak digunakan berasal dari antigen S.mutans yaitu berupa enzim glukosil transferase dan antigen 1/11; Metode imunisasi telah dilakukan dalam beberapa cara yaitu imunisasi secara oral, imunisasi sistemik (subkutan), imunisasi gingivo salivari aktif, dan imunisasi dental pasif.