Kasus skenario 5

41
Kasus skenario 5 Mekanisme kerja jantung Francisca Noveliani 102013016 Danny Sumargo 102010004 William Daniel Kurniawan 102013061 Winda Linting Sanda Lolok 102013100 Chaifung Carolline 102013202 Aldo Muhammad Hamka 102013209 Marisa Theana Tabaleku 102013333 Samdaniel Sutanto 102013382 Valentina Oktaviany Situngkir 102013406 Mohd Amir Bin Mohd Halim 102013532 Daphine satria 102013558 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen KridaWacana Jl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510 Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731 Email : [email protected]

description

5

Transcript of Kasus skenario 5

Page 1: Kasus skenario 5

Kasus skenario 5

Mekanisme kerja jantung

Francisca Noveliani 102013016

Danny Sumargo 102010004

William Daniel Kurniawan 102013061

Winda Linting Sanda Lolok 102013100

Chaifung Carolline 102013202

Aldo Muhammad Hamka 102013209

Marisa Theana Tabaleku 102013333

Samdaniel Sutanto 102013382

Valentina Oktaviany Situngkir 102013406

Mohd Amir Bin Mohd Halim 102013532

Daphine satria 102013558

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen KridaWacana

Jl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510

Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731

Email : [email protected]

Page 2: Kasus skenario 5

Pendahuluan

Latar belakang

Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah

lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung merupakan organ

berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Jantung adalah salah satu organ penting dalam

kehidupan manusia, jantung mengatur sirkulasi peredaran darah dalam tubuh kita sehingga

seluruh bagian tubuh kita mendapatkan asupan oksigen. Jantung berfungsi sebagai motor dan

sekaligus pompa yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah adalah saluran

pipa yang mendistribusikan darah ke organ-organ yang memerlukannya. Jadi, sistem

kardiovaskuler harus bekerja kompak, integratif, dan lancar. Bila oleh satu dan lain hal kerjanya

terganggu, misalnya daya pompanya melemah atau terjadi penyumbatan pada pembuluh darah

yang disebabkan oleh barbagai macam faktor, maka akan timbul beberapa penyakit.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab skenario 5 “seorang laki-laki berusia

50 tahun, penderita jantung coroner,mendadak merasa nyeri pada dada kiri dan segera dibawa ke

UGD RS. Selanjutnya ia diobservasi dan dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang termasuk

pemeriksaan kadar enzim darah untuk mendeteksi serangan jantung “

Isi

Rumusan masalah

Laki-laki umur 50 tahun terasa nyeri dada sebelah kiri

Hipotesis

Nyeri dada di bagian sebelah kiri dikarenakan serangan jantung

Sasaran pembelajaran

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur anatomi jantung dan persarafan nya

Page 3: Kasus skenario 5

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur jaringan jantung

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme dan fungsi jantung

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang darah

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang jantung

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang topografi jantung

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang vaskularisasi jantung

Pembahasan

Struktur Makroskopis Jantung

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak dirongga toraks

(dada) dalam ruang mediastinum dan dibungkus oleh jaringan ikat yang dinamakan

pericardium.berat jantung orang dewasa (250-300)gram. Pada laki-laki 300 gram dan pada wanita

250 gram dan ukuran mediastinum (8-10) cm dapat dilihat pada foto rontgen. Dua pertiga jantung

terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran

kirang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas

yang lebar (dasar) mengarah kearah kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke

panggul kiri.1

Dalam cavum toraks, 1/3 bagian jantung terletak sebelah kanan linea mediana

(pertengahan tulang dada) di dapatkan bagian jantung sebagai berikut : atrium dextra (kanan) dan

sedikit ventrikel dextra dan pembuluh darah besar (vena cava, aorta, truncus). 2/3 bagian jantung

lainnya terletak sebelah kiri linea mediana terdapat: ventrikel dextra, atrium sinistra dan ventrikel

kanan. Berdasarkan makroanatomi organ jantung terdapat dalam cavum toraks diantara kedua

paru kanan dan kiri yang disebut ruan mediastinum tepatnya pada ”mediastinim media”.1

Batas-batas ruang mediastinum : 8

Ventral : sternum

Page 4: Kasus skenario 5

Dorsal : columna vertebralis

Lateral : pleura mediastinalis kiri dan kanan

Cranial : apertura throcis superior

Inferior : diaphragma

Gambar 1. Batas-batas Mediastinum

Jantung, perikardium, pangkal paru, dan bagian-bagian pembulih darah besar yang

bergabung dengannya mengisi bagian tengah mediastinum.

Perikardium

Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan

kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh darah besar

diatasnya dan dengan tendon sentral diafragma dibawahnya. Perikardium serosa melapisi

perkardium fibrosa (lapisan perietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk

menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan

merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak

diantara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu:

1. Sinus trasfersus, terletak antara v. kava superior dan atrium kiri di posterior serta

trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.1

Page 5: Kasus skenario 5

2. Sinus oblikus, dibelakang atrium kiri, sinus dibatsi oleh v.kava inferior dan

vv.pilmonalis.1

Permukaan Jantung

a. Permukaan anterior (sternokostalis) terdiri dari: atrium kanan, sulkus

aterioventrikular, ventrikel kanan, segaris tipis ventrikel kiri, dan aurikula atrium kiri.1

b. Permukaan inferior (diafragmatika) terdiri dari: atrium kanan, sulkus aterioventrikular

dan kedua ventrikel yang dipisahkan oleh sulkus interventrikular.1

c. Permukaan posterior (basalis) terdiri dari atrium kiri yang menerima keempat

vv.pulmonalis.1

Bilik-bilik Jantung

Atrium Kanan

Menerima darah deoksigenasi dari v.kava inferior di bawah dan v.kava superior di atas

dan dari sinus koronarius pada bagian bawahnya. Ujung atas atrium menonjol ke bagian kiri

v.kava superior menjadi aurikula dekstra. Sulkus terminalis adalah sulkus ventrikel di permukaan

luar atrium. Sulkus ini berhubungan internal dengan krista terminalis, suatu tonjolan otot yang

memisahkan lapisan otot polos atrium (berasal dari sinus venosus) dari bagian lain atrium

(berasal dari atrium fatus sejati) pada bagian lain atrium terdapat tonjolan otot horizontal –

muskuli paktinatus. Diatas sinus koronarius septum interstitial membentuk dinding posterior.

Depresi septum (fosa ovalis) tadinya merupakan foramen ovale. Dasarnya adalah septum primum

fetal. Tonjalan atas fosa ovalis disebut limbus, yang mewakili septum sekundum.8

Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan menerima darah dari antrium kanan melalui melalui katup triskupid.

Bagian tepi daun katup melekat pada korda tendinea yang akhirnya melekat ke m.papilaris.

muskulus ini merupakan proyeksi kelompok otot dinding ventrikel. Ventrikel kanan berbentuk

bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk

mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah

Page 6: Kasus skenario 5

bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan,

dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri.1 Oleh

karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya,

tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Dinding ventrikel kanan lebih

tebal dari atrium namun tidak setebal dinding ventrikel kiri. Dinding ini mengandung kelompok

massa otot yang disebut trabekula karnea. Suatu kelompok menonjol ke depan dari septum

interventrikular ke dinding anterior. Kelompok otot ini disebut pita moderator (atau trabekula

septomarginal) dan penting dalam konduksi implus karena mengandung cabang kanan dari nodus

atriovaskular. Pada ventrikel kanan terdapat infundibulum yaitu traktus aliran keluar yang

berdinding halus. Katup pulmonal terletak dibagian puncak infundibulum. Katup ini terdiri atas

daun katup semilunaris. Darah mengalir melalui katup dan maju ke a.pulmonalis melalui trunkus

pulmonalis dan mangalami oksigenerasi di paru-paru.8

Atrium Kiri

Atrium kiri menerima darah teroksigenrasi dari keempat v.pulmonalis yang mengalir ke

posterior. Rongga ini berdinding halus kecuali pada tempat adanya anggota badan atrial. Pada

permukaan septal terdapat lekukan yang menandai fosa ovalis.4 Atrium kiri memiliki dinding

yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui

katup mitralis.8

Ventrikel Kiri

Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun

strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk memompa darah teroksigenasi dengan

tekanan tinggi melalui sirkulasi sistemik. Proyeksi trabekula karnea dari dinding dengan

m.papilaris melekat ke tepi daun katup mitral melalui korda tendinea. Vesibulum adalah bagian

berdinding halus dari ventrikel kiri yang terletak di bawah katu aorta dan terdiri dari saluran

keluar.8

Page 7: Kasus skenario 5

Gambar 2. Bagian – bagian Jantung8

Perdarahan Jantung

Gambar 3. Arteri Jantung1

Page 8: Kasus skenario 5

Jantung mendapat darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra yang berasal dari aorta

ascendens tepat di atas valva aortae. Arteri coronaria dan cabang – cabang utamanya terdapat di

permukaan jantung, terletak di jaringan ikat subpericardial.

Arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus

pulmonalis dan auricula dextra. Aerteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus

atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini berlanjut ke posterior

sepanjang sulcus atrioventrikularis untuk beranastomosis dengan arteri coronaria kiri di dalam

sulcus interventrikularis posterior. Cabang – cabang arteria coronaria dextra berikut ini

memperdarahi atrium dextrum dan ventrikulus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan

ventrikulus sinister, dan septum atrioventriculare.

Arteri coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteri coronaria dextra,

mendarahi sebagian besar jantung termasuk sebagian besar atrium sinister, ventriculus sinister

dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae ascendens dan berjalan

ke depan diantara truncus pulmonalis dan aurucula kiri. Kemudian pembuluh ini berjalan di

sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventrikularis anterior dan ramus

circumflexus.1

Gambar 4. Vena Jantung1

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus coronarius

yang terletek pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari vena

Page 9: Kasus skenario 5

cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena

cardiaca parva dan vena cardiacamedia merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke

atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena – vena kecil yang

bermuara langsung ke ruang – ruang jantung.

Struktur Mikroskopis Jantung

Gambar 5. Lapisan Jantung

Endokardium

Lapisan ini pada atrium tebal sedangkan pada ventrikel tipis. Lapisan endotel

berhubungan pembuluh darah yang masuk keluar jantung. Sel endotel berbentuk agak bulat/

poligonal.2

1. Lapisan subendotel

Lapisan tipis dari anyaman penyambung jarang yang mengandung serat kolagen, elastis,

dan fibroblast.2

2. Lapisan elastikomuskular

Terdiri dari anyaman penyambung elastis yang lebih padat dan otot polos.2

Page 10: Kasus skenario 5

3. Lapisan subendokardial

Dekat miokard terdiri dari anyaman penyambung jarang, terdapat pembuluh darah kecil

pada ventrikel pada lapisan ini terdapat serat purkinye.2

Lapisan endokardium ini meliputi permukaan dari antrium dan ventrikel dan struktur

lain pada permukaan jantung seperti :3

1. Katup antara atrium dan ventrikel

2. Muskulus papilaris, merupakan tonjolan apeks otot jantung

3. Cordata tendinae, terdiri dari serat-serat kolagen yang menghubungkan muskulus

papilaris dengan katup jantung sehingga katup-katup ini tidak terdorong ke atrium pada

saat ventrikel berkontraksi, pada saat ventrikel berkontraksi maka katup-katup menutup

ke arah atrium. Ini untuk mencegah darah mengalir kembali atrium dan katup-katup ini

tidak akan masuk ke atrium karena disokong oleh chorona tendinae dan muskulus

papilaris.

Miokardium

Merupakan bagian yang paling tebal dari dinding jantung yang terdiri dari lapisan otot

dan terdapat pada lapisan dalam dari epikardium. Lapisan otot jantung diatrium lebih tipis

daripada di ventrikel, sedangkan ventrikel kanan lebih tipis dari ventrikel kiri hal ini disebabkan

oleh fungsi ventrikel kiri harus memompa darah lebih banyak ke sirkulasi besar sehingga

orotnya harus lebih tebal. Otot jantung merupakan sinsitium palsu, yaitu serat-serat seolah-olah

sambung menyambung dengan inti ditengah, batas antara serat otot jantung satu dengan yang

lain disebut ”duktus interkalaris”. Pada diskus interkalaris, miosit memiliki permukaan yang

sangat tidak teratur dengan banyak rebung dan jalur papiler pada ujung satu sel yang cocok

dengan alur san sumur pada yang lain.2

Page 11: Kasus skenario 5

Gambar 6. Otot Jantung

Epikardium

Merupakan lapisan luar jantung yang terdiri dari jaringan ikat fibroelastis yang terdiri

dari serat kolagen dan elastis, permukaanya dilapisi oleh mesotel. Epikardium adalah lapisan

terluar dari jantung. Pada epikardium dapat ditemukan pembuluh darah agak besar disebut arteri

koronaria yang berfungsi untuk nutrisi dinding sebelah luar jantung. Terlihat potongan-potongan

saraf , jaringan lemak dekat pembuluh darah besar, dan kapiler limfe.2

Pembuluh Darah

Terdiri dari lapisan :

* Tunica Intima

a) endotel = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, kapiler, dan valvula.

Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE.3

b) Jaringan ikat subendotel 3

c) Lamina elastica interna berfungsi sebagai komunikasi antar sel3

* Tunica Media

Tunica media terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat. Tunika pada tunica

media disebut miokardium.

* Tunica Adventisia

Terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya pembuluh darah ke struktur sekitarnya,

syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe. Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai

tekanan yang tinggiarteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh

dari jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurangarteri akan

bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yangterkecil disebut arteriol

kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intimaarteriol,9 menghubungkan arteriol dan venul

—> menjembatani penyediaan darah ke jaringan dan pengembalian darah ke jantung.2

Page 12: Kasus skenario 5

Sistem vena:

Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak dan relatif

tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah vena yang terkecil disebut venula

vena dan venul mempunyai katup-katup untuk mencegah aliran balik dari darah, vena: pembuluh

darah yang membawa darah ke jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari

jantung, mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil yang

diperlukan untuk kehidupan jaringan.3

Mekanisme Kerja Jantung

Fisiologi Jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui

membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang

ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot

jantung yaitu sembilan puluh sembilan persen sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis,

yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.

Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri

mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.

a. Potensial Aksi

Aktivitas listrik dari jantung, merupakan akibat daru perubahan permeabilitas membran sel, yang

memungkinkan terjadinya pergerakan ion-ion melalui membran sel tersebut dan mengubah muatan listrik

relatif sepanjang membran. Ion diduga mengalir melalui saluran-saluran ion sepanjang membran.

Saluran-saluran ini digambarkan sebagai saluran “lambat” atau saluran “cepat”, yang dibedakan

berdasarkan perbedaan kecepatan aliran ion dan mekanisme yang menggiatkan saluran-saluran tersebut.

Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab

pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal

itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran

lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial – potensial aksi permeabilitas K+

tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.

Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena saluran K+

diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi

Page 13: Kasus skenario 5

mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap

mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari

potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini

berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif.

Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan

permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+

ini akan mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas

ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.

b. Aktivitas Listrik jantung

Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan

depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke

seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's bundle.

Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian

besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium

ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik

tersebut.

Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium

mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls

kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle of His) dan

secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel

lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan

demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel

setelah suatu jeda singkat.

Proses tersebut dapat disingkat seperti berikut :

1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan

2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur

3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan

4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Page 14: Kasus skenario 5

Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:

1. Nodus SA (sino atrial)

- Traktus Internodal

- Brachman bundle

2. Nodus AV (atrio ventrikel)

3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):

- Right bundle branch

- Left bundel brach

Potensial aksi ini terdiri dari 5 fase yang sesuasi dengan peristiwa electrofisiologi

tertentu, yaitu :

- Fase Istirahat (fase 4) -- Pada keadaan istirahat maka, sel jantung memperlihatkan suatu

perbedaan potensial listrik atau voltase membran selnya. Bagian dalam sel relatif negatif

sedangkan bagian luarnya relatif positif, dengan demikian, sel tersebut mengalami Polarisasi.

Perbedaan ini timbul akibat permeabilitas relatif dari membran sel terhadap ion-ion

disekitarnya, terutama K+ dan Na+.

Dalam keadaan istirahan, membran sel lebih permeable terhadap K+ dibandingkan terhadap

Na+. karena itu, sejumlah kecil K+ merembes keluar sel dari daerah yang mempunyai kadar

K+ yang tinggi menuju cairan ekstrasel dimana kadar K+ nya lebih rendah. Dengan hilangnya

K+ yang bermuatan positif dari dalam sel, maka muatan listrik bagian dalam sel tersebut

menjadi relatif negatif.

- Fase Depolarisasi Cepat (fase 0- Upstroke) --- Depolarisasi sel adalah akibat permeabilitas

membran terhadap Na+ sangat meningkat. Na+ yang terdapat di luar sel mengalir cepat masuk

ke dalam sel melalui saluran cepat, didorong oleh perbedaan kadar Na+ itu sendiri. Masuknya

Na+ yang bermuatan positif, mengubah muatan negatif di sepanjang membran sel, bagian luar

dari sel menjadi negatif, sedangkan bagian dalamnya menjadi positif.

Page 15: Kasus skenario 5

- Fase Repolarisasi Parsial (fase 1- Spike) – Segera setelah terjadi depolarisasi, maka terjadi

sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan timbul suatu muatan listrik relatif. Tambahan

muatan negatif di dalam sel itu menyebabkan muatan positifnya agak berkurang. Sebagai

efeknya, sebagian dari sel itu mengalami repolarisasi. Fase ini diduga mencerminkan

inaktivasi mendadak saluran cepat Na+ yang memmungkinkan terjadinya influks cepat dari

Na+.

- Fase Plateu (Fase 2) -- Suatu plateu sesuai dengan periode refrakter absolut myocardium.

Selama fase ini, tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membran sel. Jumlah ion

bermuatan positif yang masuk dan keluar berada dalam keseimbangan. Plateu terutama

disebabkan oleh aliran Ca2+ ke dalam sel secara perlahan-lahan. Kecuali itu juga dibantu oleh

gerakan Na+ ke dalam sel melalui saluran lambat sedikit demi sedikit. Gerakan muatan positif

ke dalam ini diimbangi oleh gerakan K+ ke luar sel.

- Fase Repolarisasi Cepat (fase 3- Down Stroke) -- Selama repolarisasi cepat, maka aliran

muatan Ca2+ dan Na+ ke dalam sel secara lambat diinaktifkan dan permeabilitas membran

terhadap K+ sangat meningkat. K+ keluar dari dalam sel dengan demikian mengurangi muatan

positif dalam sel. Bagian dalam sel akhirnya kembali ke keadaan yang relatif negatif dan

bagian luar sel kembali ke keadaan yang relatif positif. Distribusi ion pada keadaan istirahat

dipulihkan kembali melalui kegiatan kontinyu pompa Na-K yang dengan aktif memindahkan

K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel.

Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang

berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk

memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan

saluran Ca2+ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang

berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini

memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga

dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam

dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status

jantung.

c. Siklus Jantung

Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri dari 5

fase. Kelima fase-fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:

- Diastole Awal – Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium

ventrikel, dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi

Page 16: Kasus skenario 5

maka tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya

katup semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan

istirahat ini berlangsung terus sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan

atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara penutupan katup semilunaris

dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi Isovolumetrik, karena

volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus menurun.

Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan “cepat” ventrikel terisi oleh darah

vena yang telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian

ventrikel terjadi selama tahap ini.

- Mid-diastole – Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium

maupun ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium

melalui pembuluh vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup

AV yang terbuka. Katup semulunaris dalam keadaan tertutup.

- Diastole Lanjut – Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti

sementara pada AV Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-

30% pada isi ventrikel.

- Sistole Awal – Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas

menuju myocardium ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole

dikenal sebagai volume distolik akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135 mL.

Ketika ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi

tekanan dalam atrium. Akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah yang

menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya;

namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria pulmonalis melebihi

tekanan dalam ventrikel, dengan demikian katup semilunaris tetap dipertahankan

dalam keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi Isovolumetrik, karena volume

ventrikel tetap konstan akibat dari tertutupnya semua katup maka tidak ada darah

yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini.

- Sistole Lanjut – Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam

pembuluh darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi

ventricular ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat

dibagi menjadi fase awal “ejeksi cepat” yang singkat, dan fase lanjutan “ejeksi

Page 17: Kasus skenario 5

lambat” yang lebih panjang. Jumlah darah yang dipompa ke luar dari setiap

ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume isi sekuncup (stroke

volume, SV) yang setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik

akhir, yaitu 70 mL. Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah

darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar

selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase

ejeksi usai disebut sebagai volume sistolik akhir (ESV), yang besarnya sekitar

65 mL. Ini adalah jumlah darah paling sedikit di dalam ventrikel.

d. Bunyi Jantung

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus

jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti

“lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan

dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV,

sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar.

Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di

dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.

Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali

melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup

semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah

tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan

diastol ventrikel.

Terkadang terdenganr bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi jantung kedua. Hal

tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah besar dengan aliran darah yang deras.

Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan fisiologis pada waktu kerja fisik yang berat.

Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu terdengar sebelum

unyi jantung pertama pada kontraksi atrium. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dari

atrium dengan jumlah besar, yaitu sering terjadi pada pembesaran atrium. (modul)

Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung), biasanya berkaitan dengan penyakit

jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi akibat malfungsi katup. Katup stenotik

adalah katup yang kaku dan menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi. Katup insufisien adalah

Page 18: Kasus skenario 5

katup yang tidak dapat menutup secara sempurna. Murmur yang tidak berkatitan dengan patologi jantung,

yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Suatu murmur yang

terjadi antara bunyi jantung pertama dan bunyi jantung kedua disebut sebagai murmur sistolik.

Sedangkan murmur yang terjadi antara bunyi jantung kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus

berikutnya disebut sebagai murmur diastolik.

e. Curah Jantung

Curah jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per

menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun

dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Besar cardiac output ini berubah-ubah,

tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Cardiac output tergantung dari hubungan

yang terdapat antara dua buah variable, yaitu: frekuensi jantung (kecepatan denyut jantung) dan stroke

volume (volume darah yang dipompa per denyut). Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan

cukup stabil meskipun dipengaruhi oleh salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada

variable yang lain. 6

Mekanisme Pompa Jantung

Pertukaran O2 & C O2 dalam sistem kapiler dapat diterangkan dengan teori difusi yaitu

molekul-molekul gas akan bergerak dari konsentrasi yang lebih besar ke konsentrasi yang lebih

kecil sehingga konsentrasinya akan merata. Molekul bertumbukan kira-kira 1012 kali per detik.

Molekul yang bergerak dari titik awal sesudah N tumbukan adalah dimana :

D = jarak lintasan bebas rata-rata (m)

N = jumlah molekul

λ = jarak rata-rata tumbukan antar molekul (m)

Hukum Starling menguraikan bahwa aliran fluida masuk dan keluar dari pembuluh darah

kapiler Gerakan zat cair melalui dinding kapiler merupakan hasil dari 2 jenis tekanan, yaitu:

- Tekanan Hidrostatik : memaksa zatcair ke luar dari kapiler

- Tekanan Osmotik: membawa zat cair masuk ke dalam kapiler

Usaha yang dilakukan oleh jantung:

Volume darah yang dipompakan jantung sebesar 80 cc

Tekanan pada pulmonalis : ± 25 mmHg

Page 19: Kasus skenario 5

Tekanan pada sistemik : ± 125 mmHg

Tekanan darah normal saat maksimum (sistole) : ± 120 mmHg

Tekanan darah normal saat minimum (diastole) : ± 80 mmHg

Tekanan darah rata-rata: 100 mmHg

Untuk menghitung usaha yang dilakukan jantung, maka kita menggunakan rumus:

W = p. V dimana : W = Usaha

p = tekanan

V = volume

Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibat adanya tekanan. Besar tegangan (T)

tergantung pada tekanan (p) dan diameter (d) pembuluh darah Yang dapat dirumuskan menjadi:

T = p . d/2 = p . R

Penerapan prinsip Bernoulli pada sistem kardiovaskuler

Prinsip Bernoulli didasarkan pada hukum kekekalan energi. Tekanan fluida merupakan

bentuk dari energi potensial (Epot). Sedangkan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi

kinetis (Ekin). Jika fluida mengalir dalam pipa tanpa gesekan.dengan rumus:

Pada latihan fisik, kecepatan aliran darah akan meningkat yang mengakibatkan energi

potensial jantung berkurang.

Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah tergantung pada tekanan (p), viskositas (n),

temperatur, panjang(l) dan diameter pembuluh darah(d/2 = r). Temperatur makin tinggi maka

viskositas darah akan semakin kecil, dan sebaliknya. Kecepatan aliran darah dihitung dengan

menggunakan hukum Poisseuille:

Aliran laminer terdapat pada hampir semua pembuluh darah. Aliran turbulen terjadi ketika

darah mengalir cepat melewati katup-katup jantung atau terjadinya sumbatan/penyempitan pada

pembuluh darah. Bila kecepatan aliran ditambah dengan mengurangi diameter pembuluh darah,

p+12

ρ . v2+ρ .g . h=kons tan

Q=Δp∗π8∗1

η∗r 4

l

Page 20: Kasus skenario 5

maka akan dicapai kecepatan kritis (vk) dimana aliran laminer berubah menjadi aliran turbulen.

Berdasarkan penelitian Osborne Reynolds diperoleh rumus:

Vk= K . μρ .R

dimana, v : kecepatan kritis (m/det)

K : bilangan Reynolds (1000)

η : viskositas (Pas, poise, centipoise)

r : jari-jari (m)

1 Pas = 1 Pascal-second = 1 Nm-2 s satuan internasional

1 Pas = 10 poise

1 poise = 100 cp (centipoise)

viskositas darah sebesar 3 – 4 cp 7

Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung9

Penegakan diagnosis suatu penyakit membutuhkan data-data keluhan atau gejala, pemeriksaan

fisik pasien, dan pemeriksaan penunjang. Kebanyakan penyakit hanya dapat dipastikan setelah

pemeriksaan penunjang.

Hal yang sama berlaku untuk penyakit jantung. Semua penyakit jantung memerlukan

pemeriksaan penunjang untuk tegaknya diagnosis. Kadang diperlukan beberapa pemeriksaan

penunjang baru diagnosis dapat dipastikan.

Beberapa pemeriksaan penunjang penyakit jantung bersifat non-invasif. Non-invasif artinya

tidak melukai tubuh, atau tidak ada alat yang masuk ke tubuh Anda. Contoh yang sederhana

adalah EKG, Treadmill, dan Ekokardiografi. Yang lebih canggih misalnya CT scan dan MRI

jantung.

1. Definisi

EKG merupakan pemeriksaan penunjang penyakit jantung paling sederhana, paling tua dan

paling murah. Prinsip pemeriksaan EKG adalah merekam aktivitas listrik jantung. Ada EKG

Page 21: Kasus skenario 5

resting, yaitu EKG yang dilakukan sambil pasien berbaring atau istirahat. Ada EKG dengan stres

atau beban yang lebih dikenal sebagai tes Treadmill. Pada pemeriksaan ini pasien direkam

aktivitas listriknya sambil berjalan atau berlari di atas mesin treadmill. Ada juga Holter EKG,

yaitu perekaman EKG selama 24 jam.

 Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini

merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan :

“elektro” = berkaitan dengan elektronika, dan “kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya

jantung, kemudian “gram”, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektornormal

depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak

menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-

turunnya kontraktilitas jantung.

1. Irama Normal Pada EKG

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatanstandard 25mm/ detik dan

defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mVGambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai

berikut :

1. Gelombang P :

Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil danmerupakan hasil depolarisasi

atrium kanan dan kiri.

2. Segmen PR :

Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkanantara gelombang

P dengan Kompleks QRS

3. Kompleks QRS :

Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yangmerupakan hasil

depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks QRS padaumumnya terdiri dari

gelombagn Q yang merupakan gelombang defleksinegatif pertama, gelombang R yang

merupakan gelombang defleksipositif pertama, dan gelombang S yang merupakan

gelombang defleksinegatif pertama setelah gelombang R.

Page 22: Kasus skenario 5

4. Segmen ST :

Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkankompleks QRS

dengan gelombang T.

5. Gelombang T :

Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan.

6. Gelombang U :

Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih

belum jelas.

2. Jenis-jenis sadapan:

Sadapan anggota badan bipolar berarti bahwa electrocardiogram yang direkam berasal

dari 2 elektroda yangterletak pada 2 bagian jantung yang berbeda, dalam hal ini pada

anggota badan.

No Sadapan anggota badan

Bipolar

Exploring electrode

(+)

Indifferen electrode

(-)

1 Lead I LA (tangan kiri) RA (tangan kanan)

2 Lead II LF (kaki kiri) RA (tangan kanan)

3 Lead III LF (kaki kiri) LA (tangan kiri)

Sadapan dada terdiri dari: Elektroda positif (V1-V6) yang diletakkan di dada

dan dihubungkan pada ujung positif electrocardiograph; Elektroda negative / indifferen

dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dantungkai

kiri.

Sadapan anggota badan unipolar berarti bahwa kedua anggota badan dihubungkan

dengan ujung negative, sedangkan ujung ketiga dihubungkan dengan ujung

positif electrocardiograph. aVR / aVL / aVF adalah VR / VL / VF yang salah satu

Page 23: Kasus skenario 5

tahanannya dilepas, dan ternyata hasil voltasenya 1,5 x lebih besar dibandingkan dengan

VR (sebelum dilepas salah satu tahanannya).

No Sadapan anggota badan

unipolar

Kutub (+) Kutub (-)

1 Lead I RA (tangan kanan) RA (tangan kanan)

2 Lead II LA (tangan kiri) RA (tangan kanan)

3 Lead III LF (kaki kiri) LA (tangan kiri)

Pemeriksaan penujang darah10

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan

penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh

terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat

kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu

1. Hemoglobin

2. Hematokrit

3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)

4. Trombosit (platelet)

5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Page 24: Kasus skenario 5

7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)

8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

9. Platelet Disribution Width (PDW)

10.Red Cell Distribution Width (RDW)

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah

Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal

biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga

diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu

laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport

oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh

ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan

faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :

• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl

• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

• Anak anak : 11-13 gram/dl

• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl

• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl

• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl

• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab

anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang,

pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).

Page 25: Kasus skenario 5

Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran

tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,

hemokonsentrasi, dll.

Hematokrit

Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml

darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% -

50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.

Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit,

sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.

Leukosit (White Blood Cell / WBC)

Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan

oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.

Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.

Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum

tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit

inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll

Trombosit (platelet)

Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan

darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain

giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).

Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.

Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.

Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah

(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi

sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan

membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta

sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru

obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah

bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Page 26: Kasus skenario 5

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis

penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang

biasanya dipakai antara lain :

MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume

rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)

MCV = Hematokrit x 10

Eritrosit

Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu

banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)

MCH = Hemoglobin x 10

Eritrosit

Nilai normal = 27-31 pg

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin

Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan

dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)

MCHC = Hemoglobin x 100

Hematokrit

Nilai normal = 32-37 %

Laju Endap Darah

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit

dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik.

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan

(nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya

kehamilan).

International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk

menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet

Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih

terdeteksi.

Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam Perempuan : 0 – 20

mm/jam

Page 27: Kasus skenario 5

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis

leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu

adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan

informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya

menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari

masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya

dinyatakan dalam sel/μl.

Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8% Platelet

Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi

dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah

dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.

Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW

yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada

anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil

RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.10

Kesimpulan

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi

dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskular berfungsi untuk menjaga mempertahankan kualitas

dan kuantitas dari cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap dalam keadaan homeostatis.

Peningkatan tekanan darah diakibatkan karena adanya gangguan pada mekanisme kerja jantung,

pengaturan sistem saraf otonom jantung dan pembuluh darah, serta karena adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi tekanan darah. Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa

jantung merupakan organ vital penting dalam kehidupan. Sakit pada dada kiri seperti pada

skenario dipengaruhi oleh mekanis kerja jantung yang mencakup aktivitas listrik jantung, siklus

jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro

maupun mikro jantung dan dapat diketahui dengan pemeriksaan EKG.

Page 28: Kasus skenario 5

Daftar pustaka

1. Brown S. Sinopsis anatomi. Jakarta: Penerbit Hipokrates; 1994. hal. 15-47

2. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002.

3. Leeson P. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002. hal 340 – 444

5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2001. hal. 276.

6. Nurachmach, E. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2009.hal. 20-21.

7. Kabo, Peter. Mengungkap pengobatan jantung koroner. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama; 2008.hal. 72-73.

8. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004. hal. 266-75.

9. http://seputarjantung.com/pemeriksaan-penunjang-penyakit-jantung/

10. http://athoenk46.wordpress.com/2011/06/16/pemeriksaan-laboratorium-darah/