Skenario 2 psikiatri

33
BAB I PENDAHULUAN Gangguan depresif adalah suatu gangguan yang sering dengan prevalensi seumur hidup adalah kira-kira 15 %. Insidens seumur hidup gangguan depresi di Amerika Serikat adalah 20% pada wanita dan 12% pada pria. Pada tahun 2010, the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merilis sebuah laporan yang mengukur prevalensi depresi di kalangan orang dewasa dari tahun 2006-2008. Di antara 235.067 orang dewasa, 9% memenuhi kriteria untuk gangguan depresi, termasuk 3,4% yang memenuhi kriteria untuk gangguan depresi berat. Mood adalah suasana hati dan perasaan yang menetap, yang merupakan pengalaman internal dan mempengaruhi sikap dan persepsi seseorang. Afek adalah ekspresi eksternal dari mood. Mood bisa saja normal, meningkat atau menurun (depresi). Orang sehat mengalami berbagai macam mood dan memiliki ekspresi afektif yang sama luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang lebih, mood dan afeknya. Gangguan mood adalah kumpulan keadaan klinis yang ditandai dengan hilangnya perasaan kendali dan timbulnya pengalaman subjektif akan adanya penderitaan berat. Pasien dengan peningkatan mood (mania) menunjukkan sikap yang meluap-luap, flight of idea, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan

description

medical topik

Transcript of Skenario 2 psikiatri

Page 1: Skenario 2 psikiatri

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan depresif adalah suatu gangguan yang sering dengan prevalensi

seumur hidup adalah kira-kira 15 %. Insidens seumur hidup gangguan depresi di

Amerika Serikat adalah 20% pada wanita dan 12% pada pria. Pada tahun 2010,

the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merilis sebuah laporan

yang  mengukur prevalensi depresi di kalangan orang dewasa dari tahun 2006-

2008. Di antara 235.067 orang dewasa, 9% memenuhi kriteria untuk gangguan

depresi, termasuk 3,4% yang memenuhi kriteria untuk gangguan depresi berat.

Mood adalah suasana hati dan perasaan yang menetap, yang merupakan

pengalaman internal dan mempengaruhi sikap dan persepsi seseorang. Afek

adalah ekspresi eksternal dari mood. Mood bisa saja normal, meningkat atau

menurun (depresi). Orang sehat mengalami berbagai macam mood dan memiliki

ekspresi afektif yang sama luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang lebih,

mood dan afeknya.

Gangguan mood adalah kumpulan keadaan klinis yang ditandai dengan

hilangnya perasaan kendali dan timbulnya pengalaman subjektif akan adanya

penderitaan berat. Pasien dengan peningkatan mood (mania) menunjukkan sikap

yang meluap-luap, flight of idea, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga

diri dan gagasan kebesaran. Pasien dengan penurunan mood (depresi) akan

kehilangan semangat dan minat, timbul perasaan bersalah, sulit konsentrasi,

kehilangan nafsu makan, dan adanya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Perubahan ini hampir selalu menimbulkan gangguan fungsi interpersonal, sosial,

dan pekerjaan. Pasien yang hanya menderita episode depresi dikatakan memiliki

gangguan depresi berat atau depresi unipolar.

Sebanyak dua pertiga orang dengan depresi tidak menyadari bahwa

mereka memiliki penyakit yang dapat diobati dan karena itu mereka tidak mencari

pengobatan. Banyak dari pasien pertama kali datang mencari pengobatan dengan 

keluhan somatik, seperti kelelahan, sakit kepala, gangguan lambung, atau

perubahan berat badan.

Tes skrining depresi dapat digunakan untuk skrining depresi dan

Page 2: Skenario 2 psikiatri

gangguan bipolar. Yang paling banyak digunakan adalah Hamilton Depression

Rating Scale (HDRS).

Banyak pengobatan efektif yang tersedia untuk gangguan depresi,

termasuk psikoterapi singkat (misalnya, terapi perilaku-kognitif, terapi

interpersonal), yang digunakan baik dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi

dengan obat. Namun, pendekatan gabungan umumnya memberikan respon

tercepat dan berkelanjutan

TUJUAN PENULISAN

1. Mampu menetapkan diagnosis atau differential diagnosis di bidang

psikiatri berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental

2. Mampu menjelaskan peranan factor biologic, psikologik, social, dan

spiritual pada gangguan jiwa

3. Mampu memahami etiologi, patifisiologi, tanda, dan gejala dari

differential diagnosis yang ada

SKENARIO

Tidak Nafsu Makan dan Susah Tidur

Nn. S, usia 20 tahun, mahasiswi, dating ke puskesmas diantar ooleh

ibunya, dengan keluhan tidak nafsu makan dan susah tidur. Keluhan tersebut

timbul sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Di samping itu, pasien juga sering

mengurung diri di kamar dan menangis . Walaupun sudah dinasehati oleh kedua

orang tuanya, pasien masih seperti itu, sehingga pasien dibawa ibunya ke

puskesmas.

Dari anamnesis diketahui bahwa pasien pernah mengalami gangguan

jiwa sebelumnya, yaitu 2 tahun yang lalu ketika pasien sedang mengadapi Ujian

Akhir Nasional SMU. Saat itu pasien banyak bicara, euphoria, dan hanya sedikit

tidur karena merasa tidak perlu tidur lama-lama.

Hasil pemeriksaan status mental saat ini didapatkan retardasi psikomotor,

mood depresi, afek menyempit, dan pembicaraan reming, kadang-kadang

blocking. Tidak didapatkan waham, halusinasi, dan ilusi.

Page 3: Skenario 2 psikiatri

RUMUSAN MASALAH

1. mengapa pasien menjadi tidak nafsu makan dan susah tidur?

2. Hubungan gejala saat ini dengan gejala 2 tahun yang lalu?

3. Jenis-jenis gangguan tidur, fisiologi tidur, dan patofisiologinya?

4. Jenis-jenis gangguan mood dan afek, fisiologi, serta patofisiologinya?

5. Jenis-jenis gangguan berpikir

6. Interpretasi pemeriksaan, differential diagnosis, dan penatalaksaannya?

Page 4: Skenario 2 psikiatri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEPRESI

Depresi ( dalam arti sempit) adalah perasaan sedih yang bersifat

psikopatologis. Keadaan mood yang berkisar antara susah atau tidak gembira

tahap rendah sampai ke kemurungan yang nyata dan keputusasaan ; pada tingkat

yang ekstrim biasanya disertai pesimisme yang mencolok dan kurangnya harapan

masa depan. Keadaan mental atau emosi di bawah normal; tipe melankolik yang

sedang, murung, muram dengan hati yang tawar. (Ibrahim,2004)

Menurut DSM-IV-TR, gangguan depresif berat (juga dikenal dengan

depresif unipolar) terjadi tanpa riwayat episode manik, campuran, atau hipomanik.

Episode depresif berat harus ada setidaknya 2 minggu dan seseorang yang

didiagnosis memiliki episode depresif berat terutama juga harus mengalami

setidaknya empat gejala dari daftar yang mencakup perubahan berat badan dan

nafsu makan, perubahan tidur dan aktifitas, tidak ada energi, rasa bersalah,

masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta pikiran berulang mengenai

kematian dan bunuh diri (Benjamin dan Virginia, 2010)

Epidemiologi

Gangguan depresif berat adalah gangguan yang lazim ditemukan dengan

prevalensi seumur hidup sekitar 15%, pada perempuan mungkin 25%. Insiden

gangguan depresif berat 10% pada pasien yang berobat di fasilitas kesehatan

primer dan 15% di tempat rawat inap. Prevalensi gangguan depresif berat dua kali

lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Depresi dapat mengenai semua

umur, dan tidak ada perbedaan dalam ras dan sosiokultural. (Benjamin dan

Virginia, 2010)

Etiologi

Faktor Biologis

Norepinefrin dan serotonin, aksis HPA, aksis tiroid

Faktor genetik

Kembar monozigot (±50%), saudara sederajat (8-18x lebih besar dari kontrol )

Faktor Psikososial

Page 5: Skenario 2 psikiatri

1. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress

2. Faktor kepribadian premorbid : dependen, obsesif-kompulsif, histerikal

3. Faktor psikoanalitik dan psikodinamik : kehilangan objek cinta

4. Teori kognitif dan perilaku : distorsi kognitif dan ketidakberdayaan yang

dipelajari.

(Benjamin dan Virginia, 2010)

Diagnosis

Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :

1. Afek depresi

2. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya

aktivitas.

Gejala lainnya :

a. Konsentrasi dan perhatian kurang

b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

f. Tidur terganggu

g. Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa

sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode

lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung

cepat.

Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang dan berat hanya digunakan

untuk episode untuk episode tunggal (yang pertama). Episode depresif

berikutnya harus diklasifikasikandi bawah salah satu diagnosis gangguan

depresif berulang.

(PPDGJ III,2001)

Page 6: Skenario 2 psikiatri

Episode Depresi

Depresi ringan

Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama + minimal 2 gejala lain

Depresi sedang

Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama+ minimal 3 (sebaiknya 4) gejala lain

Depresi berat

Terdapat 3 gejala utama + minimal 4 gejala lain, dengan / tanpa gejala

psikotik.

(PPDGJ III,2001)

Tipe Depresi

Tipe Depresi Definisi

1. Episode depresi Depresi yang baru pertama kali muncul

2. Depresi berulang Depresi yang muncul kemudian dan

sebelumnya memiliki riwayat berulang

3. Gangguan afektif bipolar Depresi yang didapat sekarang,

sebelumnya ada riwayat manik.

4. Skizoafektif tipe depresif

(Skizodepresif)

Depresi yang bersama-sama dengan

gejala psikotik yang nyata

5. Depresi yang menyertai - Gangguan mental organik

- Gangguan medik umum

(Benjamin dan Virginia, 2010)

Terapi

- Psikofarmaka : antidepresan (trisiklik, tetrasiklik, SSRI, MAOI)

- ECT

- Psikoterapi diberikan pada saat gejala depresi jauh berkurang dan tilikan

membaik.

- Terapi kognitif

- Terapi perilaku

- Terapi Intrapersonal

- Terapi berorientasi pada psikoanalitik

Page 7: Skenario 2 psikiatri

- Terapi keluarga

(Benjamin dan Virginia, 2010)

B. EPISODE MANIK

Suatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau lekas marah

merupakan tanda episode manik. Walaupun orang yang tidak terlibat mungkin

tidak mengetahui sifat mood pasien yang tidak biasanya, mereka yang

mengetahui pasien mengenalinya sebagai abnormal. Selain itu mood mungkin

mudah tersinggung, khususnya jika rencana pasien yang sangat ambisius

terancam. Sering kali, seorang pasien menunjukkan suatu perubahan mood yang

utama dari euforia awal pada perjalanan penyakit menjadi lekas marah di

kemudian hari. Suatu kecendrungan menanggalkan pakaian di tempat ramai,

berpakaian dan mengenakan perhiasan dengan warna-warna yang terang dan

dengan kombinasi yang tidak sesuai, dan tidak memperhatikan perincian-

perincian yang kecil (seperti lupa meletakkan gagang telepon pada

tempatnya) juga merupakan gejala gangguan. Sifat impulsif dari banyak

tindakan pasien disertai dengan suatu pendirian keyakinan dan tujuan. Pasien

sering kali terokupasi oleh gagasan agama, politik, finansial, seksual, atau

penyiksaan yang dapat berkembang menjadi sistem waham yang kompleks.

Kadangkadang pasien manik menjadi teregresi dan bermain dengan urine

dan fesesnya. Mania pada remaja sering kali salah didiagnosis sebagai

gangguan kepribadian antisosial atau skizofrenia. Gejala mania pada remaja

mungkin berupa psikosis, penyalahgunaan alkohol atau zat lain, usaha bunuh

diri, masalah akademik, pemikiran filosofis, gejala gangguan obsesif-

kompulsif, keluhan somatik multipel, mudah tersinggung yang nyata yang

menyebabkan perkelahian,dan perilaku antisosial lainnya.

Kriteria Diagnostik untuk Episode Manik

A. Suatu periode yang nyata dari mood yang meningkat, meluap-luap, atau

iritabel yang secra abnormal dan menetap, paling kurang 1 minggu (atau

durasi kapan saja jika membutuhkan perawatan di rumah sakit).

Page 8: Skenario 2 psikiatri

B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut menetap

(empat jika mood hanya iritabel) dan terjadi dalam derajat yang bermakna:

1. Harga diri yang melambung atau kebesaran

2. Penurunan kebutuhan tidur (misalnya, merasa telah beristirahat setelah tidur

hanya 3 jam)

3. Berbicara lebih banyak dari yang biasanya atau tekanan untuk terus

berbicara

4. Loncat gagasan atau pengalaman subyektif bahwa pikirannya berpacu

5. Distraktibilitas yaitu, prhatian sangat mudah dialihkan pada stimulus

eksternal yang tidak penting atau tidak relevan)

6. Peningkatan aktivitas yang diarahkan oleh tujuan (baik secara sosial, pada

pekerjaan atau sekolah, atau secara seksual atau agitasi psikomotor

7. Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang kemungkinan

besar mempunyai akibat yang menyakitkan (misalnya, berbelanja

yangtidak terkendali, melakukan hubungan seksual yang tidak bijaksana,

atau investasi bisnis yang bodoh)

C. Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran

D. Gangguan mood cukup parah untuk menyebabkan gangguan yang nyata

pada fungsi pekerjaan atau pada aktivitas sosial atau hubungan dengan orang

lain seoerti yang biasanya, atau membutuhkan perawatan rumah sakit untuk

mncegah bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, atau terdapat ciri

psikotik.

E. Gejala bukan efek fisiologis langsung dari zat atau suatu kondisi medis umum.

C. BIPOLAR DISORDER

Manic depression; Bipolar affective disorder

Gangguan Bipolar adalah kondisi seseorang yang berubah-ubah antara

mood yang sangat baik dengan mudah marah atau depresi. Perubahan mood

antara mania dan deprei bisa terjadi sangat tepat. Risiko pria dan wanita terhadap

gangguan bipolar adalah sama. Biasanya mulai umur 12-25 tahun. Penyebab pasti

penyakit ini masih belum diketahui, namum angka kejadian meningkat pada

kerabat orang dengan gangguan bipolar.

Page 9: Skenario 2 psikiatri

Orang dengan tipe gangguan bipolar I memiliki setidaknya satu episode

manik dan periode depresi besar. Dulu gangguan bipolar tipe I disebut manic

depression. Orang dengan gangguan bipolar tipe II tidak pernah mengalami mania

secara penuh. Sebaliknya mereka mengalami periode tingkat energi tinggi dan

impulsif yang tidak ekstrem seperti mania (disebut hypomania). Ini bergantian

dengan episode depresi. Didapatkan risiko tinggi terhadap bunuh diri pada orang

dengan gangguan bipolar. Mungkin penyalahgunaan alcohol atau bahan lainnya

terhadap penderita mengakibatkan risiko bunuh diri menjadi lebih besar.

Mendiagnosa gangguan bipolar adalah dengan cara mencaritahu riwayat

keluarganya, apakah ada yang mengalami gangguan disorder, Melihat perubahan

mood yang terjadi, Melakukan pemeriksaan yang dicurigai mempunyai symptom

yang sama, dan mungkin beberapa obat dapat menyebabkan gejala yang sama

dengan gangguan bipolar.

Untuk penatalaksanaan pada intinya bertujuan untuk: menghindari

berganti dari satu fase ke fase yang lain, mencegah percobaan bunuh diri atau

menyakiti diri sendiri, membuat fase-fase menjadi lebih pendek dan jarang untuk

berganti. Secara medika mentosa biasanya pasien di berikan: Carbamazepine,

Lamotrigine, Lithium, Valproate (valproic acid), dan obat anti kejang lainnya.

Selain itu obat yang biasa digunakan adalah: Obat Antipsychotic dan obat anti-

anxiety (benzodiazepines) untuk masalah mood. Obat antidepressant bisa

digunakan untuk menangani depresi. Biasanya antidepressan digunakan

bersamaan dengan mood stabilizer.

Electroconvulsive therapy (ECT) bisa digunakan untuk menangani fase

manik atau depresi dari gangguan bipolar jika medikamentosa tidak lagi

berpengaruh.ECT menggunakan aliran listrik untuk membuat pasien kejang

singkat dan sementara untuk membawa pasien pada fase anesthesia. Transcranial

magnetic stimulation (TMS) menggunakan magnet frekuensi tinggi untuk

mempengaruhi area di otak, biasanya digunakan setelah penggunaan ECT.

D. GANGGUAN BERPIKIR

Page 10: Skenario 2 psikiatri

Berpikir adalah aliran ide, simbol, dan asosiasi yang bertujuan, diawali

sebuah masalah atau tugas dan berakhir pada kesimpulan yang berorientasi pada

kenyataan: bila terdapat urutan yang logis, cara berpikir dianggap normal;

parapraksis (meleset dari logika secara tidak sadar, disebut juga Freudian slip)

dianggap sebagai bagian cara berpikir normal. Cara berpikir abstrak adalah

kemampuan untuk menangkap esensi suatu keseluruhan, memecah keseluruhan

menjadi bagian, dan mencerna isyarat umum.

A.      Gangguan menyeluruh dalam bentuk atau proses pikir

1. Gangguan mental: sindrom perilaku atau psikologis yang nyata secara klinis

dan disertai distress atau disabilitas, bukan sekedar respons yang diharapkan

terhadap peristiwa tertentu atau terbatas dalam hubungan antara seseorang

dengan masyarakat.

2. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari khayalan; uji

realitas terganggu, disertai pembentukan realitas baru (berlawanan dengan

neurosis, gangguan mental dengan uji realitas yang tetap baik, perilaku

dapat tidak bertentangan dengan norma sosial umum, tapi berlangsung lama

atau berulang tanpa terapi)

3. Uji realitas: evaluasi dan penilaian objektif terhadap dunia di luar dirinya

4. Gangguan bentuk pikir: kelainan dalam bentuk pikir dan bukannya isi pikir,

cara berpikir ditandai dengan asosiasi longgar, neologisme, dan konstruksi

yang tidak logis; proses pikir terganggu, dan orangnya disebut psikotik.

5. Pikiran tak logis: pikiran yang mengandung kesimpulan yang salah atau

kontradiksi internal; hanya dianggap psikopatologis bila sangat nyata dan

tidak disebabkan oleh nilai budaya atau defisit intelektual.

6. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau

pengalaman

7. Pemikiran autistik: preokupasi dengan dunia pribadi di dalam dirinya

sendiri; istilah yang biasa digunakan cukup bersinonim dengan dereisme.

8. Pemikiran magis: bentuk pikiran dereistik; cara berpikir yang menyerupai

fase preoperasional pada anak (Jean Piaget), ketika pikiran, kata-kata, atau

Page 11: Skenario 2 psikiatri

tindakan dianggap memiliki kekuatan (contohnya, menyebabkan atau

mencegah suatu peristiwa).

9. Proses pikir primer: istilah umum untuk cara berpikir dereistik, tidak logis,

magis; normal terdapat dalam mimpi, terdapat secara abnormal pada

psikosis.

10. Tilikan emosional: tingkat pemahaman atau kesadaran yang mendalam

yang cenderung mengarah ke perubahan kepribadian dan perilaku yang

positif.

B.      G angguan spesifik dalam bentuk pikir

1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan

menggabungkan suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan psikologis yang

idiosinkratik.

2. Word salad: pencampuran kata atau frase yang inkoheren.

3. Sirkumstansialitas: gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin

tertentu namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ke tujuan yang

dikehendaki ditandai oleh detail dan kata-kata sisipan yang berlebihan

4. Tangensialitas: ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang

mengarah ke tujuan; pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ke

tujuan yang diinginkan.

5. Inkoherensi: pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau

kata-kata yang keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai tata

bahasa, mengakibatkan disorganisasi.

6. Perseverasi: respon yang menetap terhadap stimulus sebelumnya meski telah

diberikan stimulus baru; sering disebabkan oleh gangguan kognitif.

7. Verbigerasi: pengulangan atau kalimat tertentu tanpa makna.

8. Ekolalia: pengulangan kata atau kalimat yang diucapkan seseorang yang

bersifat psikopatologis; cenderung berulang dan persisten dapat diucapkan

dengan intonasi mengejek atau terputus-putus.

9. Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu.

Page 12: Skenario 2 psikiatri

10. Jawaban tidak relevan: jawaban yang tidak selaras dengan pertanyaan yang

diajukan (orang tersebut tampak mengabaikan atau tidak memperhatikan

pertanyaan).

11. Asosiasi longgar: aliran pikiran berupa perpindahan ide dari satu subjek ke

subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; bila parah,

pembicaraan dapat menjadi inkoheren.

12.Derailment: deviasi alur berpikir yang terjadi secara berangsur atau

mendadak tanpa bloking; kadang digunakan sebagai sinonim asosiasi

longgar.

13. Flight of ideas: permainan kata-kata atau verbalisasi kontinu dan cepat

yang menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain; ide

cenderung berhubungan dan pada keadaan yang tidak begitu parah,

pendengar masih dapat mengikutinya.

14. Clang association: keterkaitan kata-kata dengan bunyi yang mirip namun

berbeda arti kata-kata tersebut tidak memiliki hubungan logis; dapat

mencakup pembentukan rima dan sajak.

15. Bloking: interupsi alur pikiran secara mendadak sebelum suatu pikiran atau

ide tuntas; setelah jeda sebelum suatu pikiran atau ide tuntas; setelah jeda

sejenak, seseorang tampak tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan

(disebut juga sebagai deprivasi pikiran).

16. Glosolalia: pengungkapan wahyu melalui kata-kata yang tidak dapat

dimengerti artinya (juga disebut sebagai bicara dalam lidah); tidka dianggap

sebagai gangguan berpikir bila dikaitkan dengan praktek agama Pantekosta

tertentu; disebut juga sebagai kriptolalia, bahasa tutur pribadi.

C.      G angguan isi pikir spesifik

1. Miskin isi: pikiran yang hanya memberi sedikit informasi karena hampa,

pengulangan kosong, atau kalimat samar.

2. Ide berlebihan: kepercayaan salah yang menetap dan tidak masuk akal,

dipertahankan tidak seteguh waham.

Page 13: Skenario 2 psikiatri

3. Waham: kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah

tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi

dan budaya pasien; tidak dapat dikoreksi dengan penalaran.

Gangguan mood

Gangguan mood dapat mencetuskan gangguan fisiologis. yaitu tanda

(gejala) yang berhubungan dengan disfungsi somatik seseorang, biasanya bersifat

otonomik, paling sering ada kaitannya dengan depresi, sering diistilahkan juga

sebagai tanda vegetatif.

anoreksia, hilangnya atau menurunnya nafsu makan.

hiperphagia, yaitu meningkatnya nafsu makan dan jumlah makanan yang

dimakan,

Insomnia

Hipersomnia, tidur yang berlebihan.

Variasi diurnal, yaitu mood yang secara teratur jelek pada pagi hari atau

segera setelah bangun tidur dan makin membaik semakin siang hari

Mengurangnya libido, menurunnya hasrat, dorongan seksual, sebaliknya,

peningkatan libido ada hubungannya dengan mania.

Konstipasi, ketidakmampuan atau kesukaran untuk buang air besar.

Gangguan Makan

1. anoreksia nervosa yaitu orang menolak untuk mempertahankan berat

badan normal minimal, rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan, dan

kesalahan menginterpretasikan tubuh dan bentuknya yang signifikan.

2. Bulimia nervosa didefinisikan sebagai makan lebih banyak makanan

dibandingkan sebagian besar orang pada situasi yang sama dan dalam periode

waktu yang sama, disertai dengan rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali.

3. Gangguan makan yang tidak tergolongkan merupakan kategori sisa yang

digunakan untik gangguan makan yang tidak memenuhu kriteria gangguan

makan spesifik.

Gangguan Tidur

1.   Insomnia yaitu kurangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur,

yang terdiri dari i9nsomnia awal (initial insomnia) yaitu sulit jatuh tidur,

Page 14: Skenario 2 psikiatri

insomnia pertengahan (middle insomnia) kesulitam tidur sepanjang malam

dan kalau bisa tidur, terbangun sulit untuk tidur lagi, insomnia akhir

(terminal late) bangun terlalu awal (pagi)

2. Parasomnia

Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadia perilaku atau

psikologis abnormal yang muncul di kala tidur, tahapan tertentu, atau transisi

fase tidur-terjaga. Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak

selalu menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan.

Jenis-jenis parasomnia :

- Tidur jalan

- Makan sambil tidur

- Terror tidur

- Gangguan soal tidur

3. Tidur Apnea

Tidur apnea adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghetian napas disaat

tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang lazim

menimpa orang dewasa.

4. Narkolepsi

Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di sinag

hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang

waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah

kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang

melibatkan system saraf pusat tubuh.

Gejala-gejala narkolepsi antara lain :

- Katalepsi, yaitu mengalami serangan tiba-tiba, hilangnya kelenturan otot

temporal pada tubuh.

5. Paralisis tidur

Paralisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang menyebabkan penderitanya

mengalami kelumpuhan di kala tidur. Dulunya dikenal dengan nama The Old

Hag Syndrome. Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa

ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Zaman dulu, ada

Page 15: Skenario 2 psikiatri

kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir"

yang sedang menduduki dada korban.

Perbedaan Kelainan Organik Dengan Kelainan Psikiatri

Gejala Kelainan Organik Kelainan PsikiatriPenurunan Kesadaran Sering Terjadi Jarang TerjadiBangkitan Sering Terjadi Jarang TerjadiDaya Ingat Terganggu Normal (Kognisi Baik)Halusinasi Visual Sering tidak disertai

Halusinasi AuditorikJarang bila tidak disertai Halusinasi Auditorik

Halusinasi Taktil Sering tidak disertai Halusinasi Auditorik

Jarang bila tidak disertai Halusinasi Auditorik

Tanda Neurologi Focal Kadang terjadi Jarang terjadiGangguan Tidur Siklus Tidur Terbalik InsomniaParanoia Sering Terjadi Sering TerjadiDelusi Kontrol Jarang terjadi Kadang TerjadiSakit Kepala Kadang Terjadi Kadang Terjadi

Page 16: Skenario 2 psikiatri

BAB III

PEMBAHASAN

JUMP I – Klarifikasi Istilah

1. Euforia : Kegembiraan (tanpa sebab, tanpa disertai dengan

kenyataan) yang mendalam dengan perasaan kebesaran; Peningkatan

perasaan spiritual yang menyebabkan kebahagiaan, pseudohappiness

2. Reming : Hambatan dalam mengucapkan kata-kata, bicaranya

sangat pelan, pada arus hubungan terjadi perlambatan karena kesedihan

seperti pada depresif

3. Blocking : Gangguan dalam proses/arus berpikir, ditandai dengan

tiba-tiba berhenti saat berbicara. Sama dengan kehilangan pikiran, biasanya

pasien tidak ingat apa yang telah atau akan dikatakan. Paling sering pada

pasien skizofrenia

4. Depresi : Perasaan sedih, psikopatologis, keadaan mood dari susah

hingga tahap murung dan putus asa, ditandai dengan murung, muram dsb.

Penyebabnya bisa karena gangguan organik

5. Afek menyempit : Penyempitan tampilan emosi

6. Retardasi psikomotor : Kemunduran psikis yang menyebabkan kelaian

motorik atau kemunduran aspek motorik

JUMP 2 – Klarifikasi Masalah

Laki-laki

Usia 20 tahun

Keadaan Umum : Tidak nafsu makan

Susah tidur

Sering mengurung diri di kamar

Menangis

Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mengalami gangguan jiwa 2 tahun yang

lalu

Euforia, Banyak bicara, Sulit tidur

Page 17: Skenario 2 psikiatri

Pemeriksaan : Retardasi Psikomotor

Mood Depresi

Afek Menyempit

Pembicaraan Reming dan Blocking

Tidak terdapat waham dan ilusi

JUMP 3 – Rumusan Masalah

1. Mengapa pasien menjadi tidak nafsu makan dan susah tidur?

2. Hubungan gejala saat ini dengan gejala 2 tahun yang lalu?

3. Jenis-jenis gangguan tidur, fisiologi dan patofisiologinya

4. Jenis-jenis gangguan mood dan afek, fisiologi dan patofisiologinya

5. Jenis-jenis gangguan berpikir

6. Interpretasi pemeriksaan, diagnosis dan penatalaksanaan

Fokus bahasan yang ditetapkan berdasarkan rumusan masalah pada Skenario 2 ini

adalah :

1. Tidur, Fisiologi Tidur, Gangguan Tidur, Patofisiologi

2. Gangguan Mood dan Afek (Depresi, Bipolar, Manik)

3. Gangguan Makan dan Berpikir

JUMP 4 – Brain Storming

Gangguan Tidur :

1. Disomnia Gangguan jumlah kualitas waktu tidur

a. Insomnia Primer : Kronis (>1 bulan) pada depresi; Selama

beberapa bulan sulit untuk tidur, bangun tidak dalam keadaan segar

b. Hipersomnia Primer : Tidur yang berlebihan (>1 bulan) berkaitan

dengan sleep drunkness

c. Narkolepsi : Gangguan mengantuk secara tiba-tiba

dalam beberapa kali sehari. Satu kali srangan kurang lebih 15 menit

dan berlangsung lebih dari 3 bulan

Page 18: Skenario 2 psikiatri

d. Breathing Related Sleep Disorder : Gangguan tidur berulang

karena gangguan pernapasan

e. Sikardiab Sleep Disorder : Disebabkan ketidakcocokan jam tidur

2. Parsomnia Gejala patologis saat tidur

Fase Tidur

1. REM (Rapid Eye Movement)

2. NREM (Non Rapid Eye Movement)

Fisiologi Tidur Fase awal tidur didahului oleh fase NREM (terdapat 4 stadium)

diikuti oleh fase REM

Fase NREM

1. Stadium 1 : Fase terjaga dan fase awal tidur. Kelopak mata tertutup,

tonus otot menurun, tampak gerakan bola mata ke kiri dan ke kanan,

berlangsung selama 3-5 menit

2. Stadium 2 : Bola mata berhenti bergerak, tonus otot menurun

3. Stadium 3 : Tidur lebih dalam dari fase sebelumnya

4. Stadium 4 : Tidur yang dalam dan sulit dibangunkan

Gangguan Mood dan Afek

Mood : Keadaan suasana hati yang menetap dan subjektif yang dilaporkan oleh

pasien. Misalnya sedih, senang, gembira dan cemas. Bersifat Objektif

Afek : Suasana perasaan emosional yang terkait pada objek termasuk yang

dirasakan dalam hati dan manifestasi keluarnya. Bersifat Subjektif

Emosi : Keadaan yang dipengaruhi oleh serentetan perasaan subjektif yang

disertai oleh perubahan fisiologi yang mendorong untuk bertindak (Nampak

Objektif)

Page 19: Skenario 2 psikiatri

Gangguan Persepsi Gangguan Mood dan Afek (LO)

Gangguan Berpikir

Gangguan TidurGangguan Makan (LO)

Gangguan Fisiologik

JUMP 5 – Penetapan LO dan Kerangka Berpikir

JUMP 6 – Mencari Informasi dan Belajar Mandiri

JUMP 7 – Mengumpulkan Informasi Hasil Belajar Mandiri untuk

Menjawab LO

Gangguan Mood Sekelompok besar gangguan dengan mood patologis

Mood dapat Meningkat : adanya ekspansifikasi, dsb

Mood dapat Menurun : hilang nafsu makan, dsb

Gangguan Mood, dibagi menjadi

1. Episode Mood

2. Gangguan Depresif suasana depresi/hilangnya mood kegembiraan

3. Gangguan Bipolar gangguan dimana terdapat gangguan depresif dan

gangguan manik. Biasanya didahului gangguan manik

4. Gangguan Mood Lainnya

Etiologi gangguan mood :

1. Faktor Biologis

2. Faktor Genetik

3. Faktor Psikososial

Episode Manik Suatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau lekas

marah merupakan tanda episode manik

Page 20: Skenario 2 psikiatri

Depresi ( dalam arti sempit) adalah perasaan sedih yang bersifat psikopatologis.

Keadaan mood yang berkisar antara susah atau tidak gembira tahap rendah sampai

ke kemurungan yang nyata dan keputusasaan ; pada tingkat yang ekstrim biasanya

disertai pesimisme yang mencolok dan kurangnya harapan masa depan. Keadaan

mental atau emosi di bawah normal; tipe melankolik yang sedang, murung,

muram dengan hati yang tawar. (Ibrahim,2004)

Diagnosis

Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :

1. Afek depresi

2. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa

lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Episode Depresi

• Depresi ringan Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama + minimal 2 gejala

lain

• Depresi sedang Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama+ minimal 3

(sebaiknya 4) gejala lain

• Depresi berat Terdapat 3 gejala utama + minimal 4 gejala lain, dengan / tanpa

gejala psikotik.

Gangguan mood dapat mencetuskan gangguan fisiologis. yaitu tanda (gejala) yang

berhubungan dengan disfungsi somatik seseorang, biasanya bersifat otonomik,

paling sering ada kaitannya dengan depresi, sering diistilahkan juga sebagai tanda

vegetatif.

Gangguan Makan

1. Anoreksia nervosa yaitu orang menolak untuk mempertahankan berat badan

normal minimal, rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan, dan kesalahan

menginterpretasikan tubuh dan bentuknya yang signifikan.

Page 21: Skenario 2 psikiatri

2. Bulimia nervosa didefinisikan sebagai makan lebih banyak makanan

dibandingkan sebagian besar orang pada situasi yang sama dan dalam periode

waktu yang sama, disertai dengan rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali.

3. Gangguan makan yang tidak tergolongkan merupakan kategori sisa yang

digunakan untik gangguan makan yang tidak memenuhu kriteria gangguan makan

spesifik.

PEMBAHASAN KASUS PADA SKENARIO

Berdasarkan simptomatologi pada pasien, kemungkinan pasien

mengalami Gangguan Afektif Bipolar yang didahului oleh episode manik terlebih

dahulu, kemudian diikuti episode depresi. Episode manik ditandai dengan riwayat

penyakit dahulu pada 2 tahun lalu pasien juga pernah mengalami gangguan jiwa

yaitu euforia, sedikit tidur karena merasa tidak perlu tidur dan banyak bicara.

Riwayat penyakit sekarang menunjukkan pasien mengalami episode depresi,

ditandai dengan adanya tanda-tanda yang menunjukkan Trias Depresi pada pasien

yaitu mood depresi, afek menyempit, sering mengurung diri di kamar dan

menangis. Retardasi Psikomotor merupakan gejala umum pada depresi. Tidak

didapatkan adanya waham dan ilusi menyingkirkan pasien mengalami gangguan

persepsi. Gangguan Mood dan Afek dapat menyebabkan gangguan fisiologik

seperti gangguan berpikir, gangguan makan dan gangguan tidur. Terganggunya

proses berpikir ditandai dengan pasien yang berbicara reming dan blocking,

Gangguan makan ditandai dengan tidak nafsu makan dan Gangguan Tidur

ditandai dengan pasien yang sulit tidur. Untuk penatalaksanaannya dapat

diberikan antidepresan dan mood stabilizer, terapi psikososial dan edukasi. Pada

pasien belum perlu dilakukan ECT.