Status Psikiatri 2

25
STATUS PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN Nama : An. Hendry Aditya Ramadhan Umur : 17 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Tangerang Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pelajar Status : Belum Menikah Suku Bangsa : Jawa Paisen mulai dirawat di RSJSH tanggal 23 Agustus 2015 di UGD. II. RIWAYAT PSIKIATRI Data diperoleh dari : Aloanamnesis pada tanggal 23 Agustus pukul 13.00 WIB Autoanamnesis pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB Melakukan catatan rekam medis pasien A. Keluhan Utama Bersikap diam, sering melamun, dan tak acuh kepada lingkungan sekitar sejak 2 bulan SMRS B. Riwayat penyakit sekarang

description

uigh

Transcript of Status Psikiatri 2

Page 1: Status Psikiatri 2

STATUS PSIKIATRI

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Hendry Aditya Ramadhan

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Tangerang

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Status : Belum Menikah

Suku Bangsa : Jawa

Paisen mulai dirawat di RSJSH tanggal 23 Agustus 2015 di UGD.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Data diperoleh dari :

Aloanamnesis pada tanggal 23 Agustus pukul 13.00 WIB

Autoanamnesis pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB

Melakukan catatan rekam medis pasien

A. Keluhan Utama

Bersikap diam, sering melamun, dan tak acuh kepada lingkungan sekitar sejak 2

bulan SMRS

B. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke UGD RSJDSH diantar oleh kedua orang tuanya pada tanggal 23

Agustus 2015 dengan keluhan sering bersikap diam, sering melamun dan acuh

atak acuh kepada lingkungan sekitar. Hal tersebut membuat pasien sulit

melanjutkan kegiatannya sehari hari sebagai seorang pelajar yaitu bersekolah.

Kegiatan sehari hari pasien hanya makan, tidur, dan lebih banyak melamun.

pasien mengaku sering mendengar suara suara yang tak jelas asal usulnya. Pasien

mengaku pernah mendengar suara kuntilanak. Selain itu, pasien pernah

Page 2: Status Psikiatri 2

mendengar terdapat suara gemuruh acara 17 Agustus disekitar rumahnya dengan

sangat jelas tetapi ketika pasien mengecek keluar rumahnya ternyata sumber suara

itu tidak ada. Selain itu, pasien juga mendengar suara suara yang berkata bahwa

terdapat orang orang yang ingin mencelakai keluarganya. Pasien juga sering

melihat bayangan putih di tembok berbentuk seorang polisi. Ketika pasien melihat

motor di luar rumah, pasien memandang motor yang lewat seperti komplotan

polisi yang ingin menangkap pasien dan keluarganya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Keluhan ini diakui oleh keluarganya semenjak 2 tahun lalu ketika pasien

keluar dari sekolah penerbangan. Pada saat bersekolah dulu, pasien sering

mengeluh tentang keluhan teman temannya disekolah. Hal tersebut membuat

pasien memutuskan untuk berhenti melanjutkan sekolah penerbangannya.

Semenjak itu, pasien mudah marah marah kepada orang tuanya. Pasien seringkali

memarahi kedua orang tuanya karena pasien merasa bahwa orang tuanya salah

mendidik anaknya selama ini. Pasien juga sering mengeluhkan kepada orang

tuanya bahwa pasien seringkali bermasalah dengan teman temannya semenjak

SMP. Setelah cuti sekolah selama setahun, orang tua pasien memasukkan kembali

pasien ke bangku sekolah, namun hanya bertahan selama 6 bulan dikarenakan

pasien hanya mau mengikuti pelajaran yang pasien suka. Semenjak itu pasien

lebih sering mengurung diri dan juga menjadi sosok yang lebih pendiam,

Merasa khawatir dengan keadaan anaknya, orang tua pasien akhirnya

membawa pasien ke psikiater di kawasan blok M dan diberi obat clobazam.

Kondisi pasien sudah mulai membaik tetapi pasien hanya mengkonsumsi obat

tersebut hanya 1 bulan. Setelah itu, kondisi pasien kembali memburuk. Merasa

kondisinya kembali memburuk, orang tua pasien akhirnya membawa pasien ke

seorang tabib dan hanya melakukan terapi selama 3 minggu. Pasien kabur dari

tabib tersebut dan pulang ke rumah. Menurut penuturan keluarganya, pasien kerap

diperlakukan kasar saat mengikuti terapi dengan tabib. Semenjak itu, keadaan

pasien semakin memburuk. Pasien menjadi sosok pribadi yang lebih pendiam,

bergerak kaku, dan sering melamun dengan pandangan yang kosong. Bahkan,

Page 3: Status Psikiatri 2

pasien sangat acuh kepada dunia disekitarnya. Pasien hanya diam ketika disuruh

dan dipanggil oleh orang tua serta adik semata wayangnya. Hari demi hari,

keadaan pasien semakin memburuk dan sudah dalam tahap yg cukup

memprihatinkan. Selain diam dan acuh terhadap lingkungan sekitarnya, badan

pasien semakin kaku dan mempertahankan posisi tubuhnya dengan posisi yang

menetap, seperti menekukkan tangannya secara kaku. Hal tersebut membuat orang

tua pasien semakin khawatir dan memutuskan untuk membawa anak sulungnya ke

Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerjan.

Pasien masuk dibawa ke UGD dengan sikap dan gerakan tubuh yang

sangat kaku, tidak kooperatif ketika diajak mengobrol, pandangan kosong, dan

mempertahankan salah satu posisi tubuhnya ke gerakan tertentu. Setelah

dilakukan alloanamnesis dan pemeriksaan fisik, akhirnya dokter UGD

memutuskan untuk merawatnya. Setelah beberapa hari dilakukan perawatan

dirumah sakit, akhirnya kondisi pasien semakin membaik. Pasien mulai

menunjukkan gejala gejala positif seperti tidak suka melamun, tubuh semakin

rileks dan juga mau diajak wawancara.

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Sekitar tahun 2013, pada saat pasien berumur 15 tahun setelah berhenti

dari sekolah penerbangan, pasien mulai bertingkah tidak sewajarnya. Pasien

sering menyendiri dan mulai suka marah marah kepada orang tuanya. Pasien

merasa orang tuanya salah dalam mendidik pasien. Pasien juga sering bertanya

kepada orang tuanya apakah pasien anak yang cupu. Keluarga pasien

memutuskan untuk membawa anak pertamanya itu ke seorang psikiater di

kawasan Jakarta Selatan. Pasien diberi obat clobazam namun tidak dikonsumsi

secara teratur. Setelah itu pasien suka marah marah, melamun, dan mengurung

diri. Keluarga pasienpun cemas dan berusaha dengan berbagai cara agar pasien

dapat ceria kembali seperti dahulu kala.

Setelah itu, keluarga memutuskan untuk membawa pasien untuk berobat

ke tabib. Pasien dibawa orang tuanya untuk tinggal satu rumah dengan tabib.

Tetapi 3 minggu kemudian tiba tiba pasien pulang dan mengaku bahwa selama

Page 4: Status Psikiatri 2

tinggal dengan tabib, pasien kerap diperlakukan kasar. Semenjak itu keadaan

pasien mulai memburuk. Pasien menjadi orang yang pendiam, kaku, dan tidak

respon terhadap sekitar.

Pada tanggal 23 Agustus 2015, pasien dibawa keluarganya ke UGD

RSJSH karena orang tuanya khawatir kondisi pasien akan semakin memburuk

jika tidak ditangani.

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah dirawat

dirumah sakit. Riwayat trauma kepala, kelainan neurologis, hipertensi, diabetes

mellitus dan alergi disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA), rokok, dan alkohol

Riwayat penggunaan NAPZA, merokok, dan alkohol disangkal oleh

pasien.

4. Riwayat Perjalanan Penyakit

2013 2014 Juli 2015 Agustus 2015

2013 2014 Juli 2015 26 Agustus 2015

Pasien berhenti dari

sekolah. Semenjak itu

pasien menjadi

pendiam dan

mengurung diri, suka

berbicara sendiri, dan

marah2 ke orang tua

Pasien melanjutkan

kembali sekolah

namun hanya 6 bulan.

Orang tua pasien

membawa ke psikiater

namun obat tidak

dimunum teratur.

Pasien menjadi lebih

pendiam, kaku, dan

acuh kepada

lingkungan.

Halusinasi auditorik

dan visual +, ilusi +

Pasien dirawat di

RSJHS dan pasien

mulai membaik.

Tidak kaku dan

koperatif jika

dilakukan wawancara

Page 5: Status Psikiatri 2

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dilahirkan secara

normal, ditolong oleh bidan, usia kandungan cukup bulan. Pasien merupakan

anak yang diharapkan.

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Interaksi antara pasien dan ibunya baik. Pasien tidak memiliki gangguan

perkembangan. Riwayat kejang ataupun terbentur kepala juga disangkal oleh

keluarganya.

3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-7 tahun)

Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang pasien baik dan normal

sesuai usia. Pasien memiliki cukup banyak teman dan tidak pernah tinggal kelas.

4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja

Pasien mengaku kalau pasien mempunyai sifat yang sangat sensitif, minder

dan tidak percaya diri. Hal ini juga diakui oleh keluarga pasien. Pasien juga

merupakan pribadi yang tertutup. Pada saat pasien mengenyam bangku SMP,

pasien sering mengeluh kepada ibunya bahwa pasien sering diejek ejek oleh

kawan SMPnya dan pasien kepikiran akan hal itu. Ketika masuk ke sekolah

penerbangan, pasien juga merasa banyak masalah dan sangat tertekan dengan

keadaan sekolah sehingga pasien memutuskan untuk berhenti melanjutkan

sekolah penerbangannya.

5. Riwayat kehidupan beragama

Pasien beragama Islam. Pasien juga rajin beribadah.

6. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien belum pernah mempunyai masalah dengan hukum

E. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien tinggal bersama dengan

kedua orang tuanya dan adiknya. Riwayat psikosis, neurotis, bunuh diri, retardasi

Page 6: Status Psikiatri 2

mental, bunuh diri, retardasi mental, epilepsy, ketergantungan obat dan alkohol tidak

ada. Hubungan antara pasien dengan keluarganya cukup dekat.

GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :

: Laki-laki : Tinggal dalam satu rumah

: Perempuan

: Pasien

F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien mengetahui dan menyadari bahwa pasien sedang berada dalam Rumah

Sakit Jiwa. Pasien menyadari bahwa dirinya dibawa oleh keluarga saat datang ke UGD

RSJSH. Pasien mengaku kalau dirinya sedang mengalami gangguan jiwa.

Page 7: Status Psikiatri 2

STATUS MENTAL

A. Deskripsi umum ( Tanggal 26 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB)

1. Penampilan

Pasien yang sudah beranjak remaja berusia 17 tahun. Pasien tampak sesuai

dengan usianya, berkulit sawo matang,dan berambut sedang. Saat wawancara pasien

menggunakan baju seragam RSJSH baerwarna krem dengan menggunakan celana

setinggi lutut berwarna senada dan tampak bersih. Pasien duduk tenang disamping

pemeriksa dengan kontak mata yang baik.

2. Kesadaran

Kesadaran neurologis : Compos mentis

Kesadaran Psikiatrik : tampak terganggu

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancara : Pasien sedang melakukan kegiatan menonton acara film

di instalasi anak dan remaja.

Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang disamping pemeriksa,

pasien mau melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Terkadang pasien

tampak melamun selama proses wawancara. Namun, perhatian pasien

terhadap semua pertanyaan baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan

baik.

Sesudah wawancara : Pasien dapat mengakihiri wawancara dengan baik dan

kemudian berinteraksi dengan pasien anak dan remaja lainnya.

4. Sikap Terhadap Pekeriksa

Pasien bersikap kooperatif, wajar, bersahabat, dan terbuka saat menjawab setiap

pertanyaan.

5. Pembicaraan

Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, kuantitas, kualitas, dan

kecepatan saat berbicara baik. Pasien dapat berbicara spontan, jelas, nada suara

cukupdan ide cerita cukup. Jawaban pasien cukup konsisten pada tiap wawancara.

B. Alam Perasaan (Emosi)

Page 8: Status Psikiatri 2

1. Mood : Eutim

2. Afek : Luas

3. Keserasian afek : Serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : tidak ada

2. Ilusi : tidak ada

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Ide cukup

b. Kontinuitas : koheren

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Waham : Tidak ada

c. Obsesi : Tidak ada

d. Fobia : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan SMA

2. Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui Presiden Indonesia sekarang yaitu

Joko Widodo)

3. Kecerdasan Rata-rata

4. Konsentrasi dan

Perhatian

Konsentrasi baik (saat diajak berhitung 100 dikurangi 7,

dan seterusnya, pasien dapat menghitung dengan tepat)

Perhatian baik (pasien tidak mudah teralih perhatiannya

terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya,

mampu memusatkan perhatian terhadap pertanyaan)

5. Orientasi

Page 9: Status Psikiatri 2

- Waktu Baik (pasien dapat membedakan siang dan malam dan

dengan benar mengingat sudah berapa hari pasien dirawat

di RS)

- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ

Soeharto Heerdjan Grogol ruang UGD )

- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter

muda).

6. Daya Ingat

- Jangka

Panjang

Baik (pasien dapat mengingat darimana ia berasal, serta

menceritakan keadaan pasien semasa SD, SMP, dan SMA).

- Jangka

Pendek

Baik (pasien mengingat kegiatan apa yang dilakukannya

selama di RS).

- Segera Baik (pasien dapat dengan segera mengulangi nama

pemeriksa).

7. Pikiran Abstrak Baik (dapat menyebutkan persamaan apel dan jeruk, juga

menyebutkan persamaan kedua buah tersebut. Pasien juga

dapat mengartikan peribahasa sederhana “air susu dibalas

dengan air tuba’)

8. Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam, serta dapat

membedakan mana jarum panjang dan jarum pendek jam)

9. Kemampuan

Menolong Diri

Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian sendiri).

E. Pengendalian Impuls : baik

F. Daya Nilai

Daya Nilai Sosial : baik (pasien mengetahui bahwa berbohong itu berdosa)

Uji Daya Nilai : baik (pasien mengatakan bila ia menemukan dompet di jalan, ia

akan mengembalikannya)

Daya Nilai Realita : Terganggu (kadang pasien suka melamun)

G. Tilikan

Page 10: Status Psikiatri 2

Derajat 4 (Pasien merasa bahwa dirinya sakit. Pasien merasa ada yang salah dalam

dirinya)

H. Reliabilitas : dapat dipercaya

STATUS FISIK (pemeriksaan dilakukan pada 14 Agustus 2015)

A. Status Internus

Keadaan Umum : Baik, pasien tampak tenang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vita l

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 98x/ menit

Suhu : 36,5 oC

Pernafasan : 20 x/ menit

TB/BB : 165 cm / 70 kg

BMI : 25,73 kg/m2

Kulit :Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,

kelembaban normal,.efloresensi primer/sekunder(-)

Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, panjang sedang (kurang lebih

3 cm)

Mata : tidak dilakukan

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),

sekret -/-.

Telinga : tidak dilakukan

Mulut : Bibir kecoklatan, sianosis (-), trismus (-),

Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).

Gigi geligi : Baik

Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)

Tonsil : tidak dilakukan

Tenggorokan : tidak dilakukan

Leher : tidak dilakukan

Page 11: Status Psikiatri 2

Sistem kardiovaskular : tidak ada kelainan

Sistem respiratorius : tidak ada kelainan

Sistem gastrointestinal : tidak ada kelainan

Sistem muskuloskeletal : tidak ada kelainan

Sistem urogenital : tidak ada kelaimnan

Ekstremitas

-Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

-Bawah : kaki kiri tampak lebih pendek dibanding kaki kiri. Tampak deformitas

pada regio femoralis kiri (+), jaringan parut (+). Akral hangat, sianosis (-), edema

(-), deformitas (-).

Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi

B. Status Neurologis

1. Saraf kranial (I-XII) : Baik

2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan

3. Refleks fisiologis : (+) normal

4. Refleks patologis : Tidak ada

5. Motorik : Baik

6. Sensorik : Baik

7. Fungsi luhur : Baik

8. Gangguan khusus : Tidak ada

9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (N),

resting tremor (-), distonia (-), cogwheel phenomenon (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (23 Agustus 2015)

PEMERIKSAAN HASIL

Page 12: Status Psikiatri 2

Hemoglobin 116 g/dl

Eritrosit 62 juta /mm3

Leukosit 7400 mm3

LED 9mm/ 1 jam

Hitung jenis

Basofil

Eosinofil

Batang

Segmen

Limfosit

Monosit

0

2

1

73

19

5

Trombosit 233.000U/L

Hematokrit 47 g%

Glukosa Sewaktu 116 mg/dl

SGOT 17 U/L

SGPT 19 U/L

Ureum 19 mg/dl

Kreatinin 0,9 mg/dl

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki remaja baerusia 17 tahun. Pasien tempak sesuai usianya, berkulit

sawo matang, berambut hitam. Saat wawancara pasien menggunakan baju seraga RSJSH

berwarna krem dengan celana setinggi lutut berwarna coklat muda. Pasien duduk tenang

dihadapan pemeriksa dengan kontak mata baik.

Pasien datang ke UGD RSJHS dengan keluhan utama yaitu menjadi pendiam,

suka mengurung diri, dan juga acuh terhadap lingkungan luar. Kegiatan pasien sehari hari

hanya makan, tidur dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melamun. Pasien masuk

dibawa ke UGD dengan sikap dan gerakan tubuh yang sangat kaku, tidak kooperatif

Page 13: Status Psikiatri 2

ketika diajak mengobrol, pandangan kosong, dan mempertahankan salah satu posisi

tubuhnya ke gerakan tertentu.

Pasien memutuskan untuk berhenti bersekolah dari sekolah penerbangan. Setelah

itu pasien masuk kembali untuk mengeyam bangku sekolah di SMA tetapi pasien hanya

mengikuti pelajaran yang disukai. Saat ini pasien tinggal di rumah dan sering mengurung

diri. Pasien sering berbicara sendiri dan sering mengeluh danmarah marah kepada orang

tuanya.

Pasien pernah berobat ke seorang psikiater dan diberi obat clobazam. Pasien tidak

teratur meminum obat dan hanya mengkonsumsinya selama 1 bulan. Merasa kondisi

tidak membaik, keluarga akhirnya membawa pasien ke pengobatan alternative. Pasien

melakukan pengobatan bersama tabib tetapi kondisi pasien makin memburuk.

Setelah beberapa hari setelah rawat inap di RSJHS, kondisi pasien sudah mulai

membaik. Setelah dilakukan wawancara, pasien mengaku kalau pasien kerap dibully oleh

teman temannya di SMP maupun SMA. Hal tersebut membuat pasien kepikiran. Pasien

mengaku pernah memiliki halusinasi auditorik (pasien mendengar suara kuntilanak dan

suara gaduh gemuruh acara 17 Agustus), Selain itu, pasien juga mendengar suara suara

yang berkata bahwa terdapat orang orang yang ingin mencelakai keluarganya, halusinasi

visual (pasien juga sering melihat bayangan putih di tembok berbentuk seorang polisi),

dan ilusi (ketika pasien melihat motor di luar rumah, pasien memandang motor yang

lewat seperti komplotan polisi yang ingin menangkap pasien dan keluarganya).

FORMULASI DIAGNOSTIK

Page 14: Status Psikiatri 2

Aksis 1 : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang menjadi Fokus Perhatian

Khusus

1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

Gangguan fungsi/hendaya dan disabilitas : terdapat gangguan dalam fungsi

hendaya fungsi peran (pasien tidak mau sekolah, dan menarik diri dari lingkungan

sekitar)

Distress/penderitaan : pasien suka berbicara sendiri, pendiam dan sering

melamun.

2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO, karena:

Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organic

Tidak ada gangguan kesadaran neurologis

Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)

3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan

dengan adanya:

Halusinasi : auditorik & visual

Ilusi

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Belum dapat dinilai karena pasien belum berusia 18 tahun keatas

Aksis III : Kondisi medis umum

Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Problem Psikososial

Masalah psikososial dan lingkungan. Dalam kasus ini berupa masalah pasien ketika

berada di sekolah.

Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

Page 15: Status Psikiatri 2

Berdasarkan Skala Global Assessment of Functioning (GAF), kasus ini pada saat evaluasi

mempunyai skala GAF :

GAF current : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas

ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

GAF Saat masuk rumah sakit : 30-21 (disabilitas berat dalam komunikasi dan daya

nilai , tidak mau berfungsi hampir semua bidang

GAF HLPY :40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan

dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat

dalam beberapa fungsi)

EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Belum bisa didiagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : GAF current : 70-61

GAF saat masuk RS : 30-21

GAF HLPY : 40-31

DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan organic maupun factor herediter

B. Psikologil : Halusinasi auditorik dan visual, ilusi

C. Sosiobudaya : Pengetahuan keluarga pasien dan keluarganya tentang penyakit

pasien sehingga pasien dibawa berobat ke tabib.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik)

Quo ad functionam : Ad bonam (selama minum obat, gejala terkontrol sehingga pasien

dapat melakukan kegiatan sehari-hari)

Page 16: Status Psikiatri 2

Quo ad sanationam : Ad malam (ketidakpatuhan terhadap minum obat rendah, kesadaran

memerlukan obat juga rendah, tingkat kesadaran pasien yang tidak

mau minum obat dan pasien malas berobat dengan rutin)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Faktor Yang Memperingan:

Adanya dukungan dari keluarga untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Adanya lingkungan yang konduksif yang memungkinkan pasien melupakan

suara-suara yang mengganggu pasien

2. Faktor Yang Memperberat:

Pasien tidak bersekolah

Tilikan pasien buruk, pasien tidak minum obat atas kemauan sendiri

Tempat tinggal pasien jauh dari pelayanan kesehatan jiwa

PENATALAKSANAAN1

1. Rawat Inap

Dengan indikasi :

Untuk menstabilkan medikasi

Pasien tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya

2. Psikofarmaka

Risperidon 2x 2 mg

Chlorpromazine

THP 2 x 2mg

Untuk mengurangi gejala efek samping ekstrapiramidal.

3. Psikoterapi

Dilakukan melalui :

a) Psikoaterapi suportif

Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok. Karena

pasien ini kadang sering bingung, perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan

kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah. Pada terapi kelompok

Page 17: Status Psikiatri 2

adalah kesempatan untuk mengamati respon pasien dalam menghadapi berbagai sifat,

perilaku orang lain dan masalah yang timbul.

b. Psikoterapi reedukatif

Terhadap pasien

Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang

dideritanya, gejala gejala, dampak, faktor faktor penyebab, pengobatan,

komplikasi, prognosis, dan resiko kekambuhan agar pasien tetap taat

meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa

dikemudian hari.

Memotivasi pasien untuk berobat teratur

Terhadap keluarga pasien

Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan pengarahan

kepada keluarga agar tetapmemberikan dukungan untuk pulih

Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi serta ikut serta dalam

mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol

rutin setelah pulang dari rumah sakit guna perbaikan kualitas hidup pasien.

c. Sosioterapi

a. Pelatihan keterampilan sosial

Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJSH

Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH

Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain