Status Psikiatri

35
STATUS PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. OD Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 13 tahun Agama : Islam Pendidikan : SLTP (sampai sekarang) Pekerjaan : Pelajar Bangsa/suku : Indonesia/Jawa Alamat : Bambang Lipuro Tanggal kontrol rumah sakit : 24 September 2012 2. ALLOANAMNESIS Diperoleh dari 1 2 Nama Ny. S Tn. S Umur 50 tahun 51 tahun Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Alamat Bambang Lipuro Bambang Lipuro Pekerjaan Buruh Tani Buruh Tani Pendidikan SD SLTP Hubungan Ibu Kandung Ayah Kandung Lama Kenal Dari lahir sampai sekarang Dari lahir sampai sekarang Sifat Perkenalan Dekat Dekat 1

Transcript of Status Psikiatri

Page 1: Status Psikiatri

STATUS PSIKIATRI

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. OD

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 13 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP (sampai sekarang)

Pekerjaan : Pelajar

Bangsa/suku : Indonesia/Jawa

Alamat : Bambang Lipuro

Tanggal kontrol rumah sakit : 24 September 2012

2. ALLOANAMNESIS

Diperoleh dari 1 2

Nama Ny. S Tn. S

Umur 50 tahun 51 tahun

Jenis kelamin Perempuan Laki-laki

Alamat Bambang Lipuro Bambang Lipuro

Pekerjaan Buruh Tani Buruh Tani

Pendidikan SD SLTP

Hubungan Ibu Kandung Ayah Kandung

Lama Kenal Dari lahir sampai sekarang Dari lahir sampai sekarang

Sifat Perkenalan Dekat Dekat

Tempat Wawancara Rumah pasien Rumah pasien

a. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)

Pasien datang ke rumah sakit dibawa oleh kedua orang tuanya, dikarenakan

Tidak mau bicara dan tidak mau sekolah.

1

Page 2: Status Psikiatri

b. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)

Autoanamnesis

Awal mulanya pasien tampak ketakutan dan tidak mau berbicara sama sekali saat

diwawancara, akan tetapi selang beberapa saat, ketika disinggung mengenai teman-

teman sekolahnya, OS tiba-tiba menangis dan berbicara alasan mengapa OS tidak

mau bersekolah, yaitu karena OS merasa hampir semua teman-teman sekelasnya

memojokkan dia, dan tidak mau mengajaknya bermain.

Menurut penuturan OS, kejadian ini bermula pada saat dia tidak membawa buku

panduan pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga guru nya menyuruh OS keluar kelas

dan tidak boleh mengikuti jam pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian teman-teman

sekelasnya menertawakannya. Sehingga OS merasa malu.

Dan keesokan harinya OS mengaku teman-temannya menjauhinya dan tidak

mengajaknya bermain atau jajan bareng di sekolah.

Sejak saat itu OS mulai menangis dan murung, hingga akhirnya tidak mau masuk

sekolah.

Ketika ditanya OS menyangkal adanya bisikan-bisikan atau melihat sesuatu yang

tidak dapat dilihat orang lain.

Alloanamnesis 1 & 2

Menurut penuturan narasumber (ibu OS), OS sudah mulai mengalami

perubahan tingkah laku sejak November 2011 ( OS kelas 6 SD). Tiba-tiba OS tidak

mau bicara selama 2 hari dan tidak mau masuk sekolah. OS sering menangis , sedih,

murung, sulit untuk memulai tidur, dan tidak mau bermain dengan teman-temannya.

OS juga tidak mau makan, dan tidak mau melakukan aktifitas sehari-hari, seperti

mandi dan merawat diri.

Kemudian OS dibawa orang tuanya ke poli kejiwaan, kemudian diketahui penyebab

semua itu adalah karena OS merasa teman-teman sekolahnya memusuhinya dan tidak

mau bermain dengannya. 3 hari setelah dari poli Jiwa, OS sudah mulai masuk sekolah

lagi dan beraktifitas seperti biasa (kembali normal). Kegiatan sekolah tidak terganggu

sampai akhirnya OS lulus SD.

2

Page 3: Status Psikiatri

Pada bulan Juli 2012, OS melanjutkan sekolah di tingkat SLTP. Awal

mulanya OS ingin masuk program bilingual, sebenarnya orang tua OS merasa agak

keberatan mengenai biaya, akan tetapi melihat keinginan OS yang kukuh, akhirnya

orang tua menyetujuinya. Beberapa hari di kelas bilingual, OS pernah bercerita pada

ibunya kalau dia merasa minder karena teman-temannya kebanyakan berasal dari

keluarga yang berada, dan tidak sedikit dari mereka yang menurut penilaian OS

adalah anak-anak yang pintar, sehingga OS merasa khawatir kalah bersaing dengan

teman-temannya dalam hal pelajaran. Hingga OS sempat tidak mau sekolah selama 1

hari. Sejak saat itu OS mulai nampak kurang ceria dan tidak bersemangat dalam

menjalani hari-harinya, terutama untuk bersekolah. OS juga sulit tidur, sulit

berkonsentrasi dalam belajar, nafsu makan berkurang dan cenderung menarik diri dari

lingkungan sekitar. Kemudian OS dibawa lagi ke poli jiwa, setelah itu keadaan OS

mulai membaik dan mau bersekolah lagi setelah pindah ke program kelas regular.

Pada tanggal 17 September 2012, OS datang ke Poli Jiwa lagi, dengan orang

tuanya dengan keluhan yang sama, yaitu OS tidak mau sekolah (5 hari sebelum priksa

atau mulai tanggal 13 september). Ibu OS menuturkan , selama “sakit”, OS tidak mau

makan, bahkan untuk mandi OS harus di angkat oleh bapaknya ke kamar mandi dan

dimandikan, (ADL) nya semua bergantung pada orang tuanya. Orang tua OS tidak

pernah mendengar OS berbicara sendiri, atau mendengar pengakuan OS mengenai

kemungkinan-kemungkinan adanya ide untuk mengakhiri hidup. OS tidak pernah

mengamuk atau marah-marah. Pada saat itu orang tua OS belum tau penyebab dari

kejadian ini, dikarenakan OS tidak mau berbicara. Pada saat tidak masuk sekolah,

guru dan teman-teman sekelas OS juga menjenguk ke rumah, akan tetapi OS seperti

ketakutan tidak mau menemui mereka, dan memilih bersembunyi di kamar.

Pada tanggal 24 September 2012, OS dibawa ke poli jiwa lagi untuk control,

karena masih belum mau sekolah. Dan menurut pengakuan ibu OS, OS tidak mau

meminum obat. OS juga masih ketakutan dan bingung, nafsu makan ↓ dan masih

cenderung tidak mau bicara. 3 hari setelah periksa ke poli kejiwaan, akhirnya OS

sudah mulai mau bersekolah lagi dan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler di

sekolah, walaupun untuk berangkat dan pulang sekolah OS di antar jemput oleh

3

Page 4: Status Psikiatri

bapaknya, yang mana sebelum sakit OS berangkat bersama salah satu teman

sekolahnya menggunakan sepeda onthel.

Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan

Kemandirian)

Sistem Saraf : nyeri kepala (-), demam (-), tremor (-)

Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), edema kaki (-)

Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)

Sistem Digestiva : BAB normal, mual (-), muntah (-), diare (-), sulit

makan (+), Sakit perut (-)

Sistem Urogenital : BAK normal

Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-), biru-

biru (-)

Sistem Muskuloskeletal : edema (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri

otot (-), kelemahan otot (-).

Secara organik, tidak terdapat kelainan apapun. Akan tetapi terdapat hambatan

yang mengganggu dalam fungsi sosial dan kemandirian yang disebabkan oleh gangguan

dari aspek kejiwaan. Secara social, OS menjadi menarik diri dari lingkungan sekitar

(tidak mau keluar rumah dan sekolah), bahkan selalu ketakutan ketika melihat orang

lain selain keluarganya. OS juga tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari, seperti

mandi, makan dan rawat diri, sehingga harus ada paksaan dan perintah dari kedua orang

tuanya.

Sebelum sakit, menurut narasumber alloanamnesis, OS tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan atau sejenis NAPZA, dan OS juga tidak pernah minum-

minuman keras ataupun merokok.

c. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu

1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit

- Faktor Organik

4

Page 5: Status Psikiatri

Panas, kejang, dan trauma fisik sebelum mengalami gangguan di sangkal oleh

OS.

- Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)

Menurut ibu OS, OS adalah seorang pribadi yang sangat perfectionis, terutama

dalam hal pendidikan, OS merasa dia harus selalu menjadi yang terdepan. Dan

harus selalu sempurna dalam mengerjakan sesuatu. OS juga cenderung anak

yang pemalu tapi juga keras kepala.

- Faktor Predisposisi

Penyakit herediter disangkal oleh narasumber.

- Faktor Presipitasi

Dari penuturan narasumber alloanamnesis, narasumber merasa pasien mengalami

perubahan dimulai ketika awal memasuki sekolah baru di tingkat SLTP

( program bilingual ), kemudian merasa minder dengan teman-temannya dari

segi social ekonomi dan kemampuan dalam hal pelajaran.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya, yaitu November tahun 2011 dan Juli tahun

2012, dengan keluhan tidak mau bicara dan tidak mau sekolah.

- Riwayat Sakit Berat/Opname (-).

Grafik Perjalanan Penyakit

Gejala Klinis

Mental Health Line/Time

2010 2011 nov 2012 juli agust sept

Fungsi Peran

5

Page 6: Status Psikiatri

d. Riwayat Keluarga

Pola Asuh Keluarga

Dalam keluarga pasien, memiliki pola asuh yang lebh cenderung bersifat demokratif.

Hal ini didapat berdasarkan dari alloanamnesis bahwasannya pada saat OS

menginginkan sekolah pada program bilingual, walaupun orang tua sebenarnya agak

keberatan mengenai biaya, akan tetapi sebisa mungkin berusaha memenuhi keinginan

OS dan mendukungnya. Walaupun akhirnya OS meminta untuk mundur karena

merasa minder, dan orang tua OS pun tidak memaksa untuk tetap melanjutkan di

program bilingual.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil alloanamnesis dengan ibu kandung pasien, beliau mengatakan keluarga

tidak ada yang memiliki kelainan serupa dengan pasien

6

Page 7: Status Psikiatri

Silsilah Keluarga

e. Riwayat Pribadi

Riwayat Kelahiran

Dari alloanamnesis pada ibu kandung pasien, pasien lahir secara SC a/i partus lama,

dengan BBL 3.200 kg, langsung menangis dan 7 hari di rawat di ruang perinatal oleh

karena asfiksia sedang, riwayat imunisasi lengkap.

Latar Belakang Perkembangan Mental

Menurut pengakuan ibu kandung pasien, perkembangan mental pasien sejak kecil

sama dengan teman-teman sebayanya yang berada di sekitar tempat tinggal mereka.

Perkembangan Awal

Tumbuh kembang seperti anak-anak pada umumnya.

Riwayat Pendidikan

SD : lulus dengan baik

7

70 68 65 75

57 55

50

47

51

59 57 48 44

23 13

Page 8: Status Psikiatri

SMP : saat ini

Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual

Agama Islam

Solat 5 waktu masih belum penuh.

Kecenderungan ke arah fanatisme agama disangkal.

Hubungan Sosial

Menurut penjelasan dari ibu kandung pasien, sebelum sakit pasien memang

cenderung pemalu dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi

dengan lingkungan baru, setelah sakit OS lebih terlihat menarik diri dari lingkungan,

dan cenderung merasa takut dengan orang-orang yang baru dikenalnya.

Akan tetapi menurut pengakuan OS, OS memiliki beberapa teman dekat

perempuan dan sering berkunjung ke rumah OS atau mengerjakan tugas dan belajar

bersama.

Riwayat Perkawinan :

Pasien belum pernah menikah.

Riwayat Perkembangan Psikoseksual

Menurut alloanamnis ibu kandung pasien, OS baru saja mendapatkan menstruasi

pertamanya 3 bulan yang lalu. OS belum pernah mempunyai pacar, atau teman dekat

laki-laki yang berkunjung ke rumah ataupun yang mengajak OS pergi ke luar. Yang

dia tau OS lebih banyak berteman dengan perempuan. Akan tetapi OS sudah mulai

mempunyai ketertarikan terhadap lawan jenisnya, misalnya OS mulai menanggapi

SMS yang masuk dari lawan jenis yang sekedar mengajak kenalan lebih dekat.

Situasi Kehidupan Sekarang

OS sekarang tinggal serumah bersama ibu kandung dan ayah kandung. Sedangkan

kakak OS sudah bekerja di luar kota. Kondisi OS sudah cukup baik, dapat mengikuti

pelajaran dengan baik, dan berusaha mengejar pelajaran-pelajaran yang

ditinggalkannya selama dia tidak masuk sekolah. OS juga sudah mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah. Untuk ADL juga sudah baik.

Status Sosial Ekonomi :

Keluarga OS adalah keluarga yang kurang mampu, dilihat dari pekerjaan orang tua

OS sebagai dua-duanya adalah buruh tani dengan penghasilan yang didapat adalah

8

Page 9: Status Psikiatri

pada saat panen yaitu ± 2-3 bulan sekali Rp 600.000,- sampai Rp 800.000,- .

walaupun sekarang tiap bulan mendapat tambahan dari kakak OS yang telah bekerja,

± Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,- per bulan. Terlihat juga bangunan rumah pasca

gempa jogja tahun 2006 silam, yang belum jadi dan perabotan seadanya.

Riwayat Khusus

Pengalaman militer (-)

Urusan dengan polisi (-)

Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis

Alloanamnesis 1 dan 2 : dapat dipercaya

Kesimpulan Alloanamnesis

Mulai bulan November tahun 2011, OS mulai mengalami perubahan sikap yaitu tidak

mau bicara, menangis, murung, tidak mau main sama teman, nafsu makan menurun dan

akhirnya tidak mau sekolah, kemudian dipriksakan ke poli jiwa, setelah itu membaik

seperti sedia kala. Akan tetapi OS mengalami gejala yang sama pada bulan juli 2012 dan

terakhir bulan September 2012, dimana OS mengalami gejala yang yang muncul lebih

berat dari sebelumnya, yaitu tidak mau sekolah selama 2 minggu, tidak mau bicara, sulit

tidur, ketakutan.

Keluarga pasien berasa dari keluarga social ekonomi menengah kebawah, walaupun

demikian keluarga sangat perhatian akan kesehatan dan keadaan OS.

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Present

i. Status Internus

Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2012

Keadaan Umum : Compos Mentis (tidak tampak sakit jiwa).

Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan.

Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran

Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran

Tanda Vital

- Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

- Nadi : 92 x/menit.

9

Page 10: Status Psikiatri

- Respirasi : 24 x/menit.

- Suhu : afebris

Kepala :

- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan

- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Leher :

- Inspeksi : leher tampak bersih dan tidak Nampak benjolan

JVP : tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax

- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler,

- Sistem Respirasi : wheezing (-), RBK (-), vesikuler (+)

Abdomen

Sistem Gastrointestinal : bising usus (+), NT (-)

Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan

Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan

Kelainan Khusus: (-)

Kesan Status Internus : dalam batas normal,

meskipun ada beberapa pemeriksaan yang tidak

dilakukan karena tidak tersedianya tempat.

ii. Status Neurologis

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

Tanda Meningeal : (-)

Nervi Kranialis : tidak dilakukan.

Kekuatan Motorik : dalam batas normal

Sensibilitas : dalam batas normal

Fungsi Saraf Vegetatif : dalam batas normal.

Refleks Fisiologis : tidak dilakukan

Refleks Patologis : Hoffman-Trommner (-)

10

Page 11: Status Psikiatri

Gerakan Abnormal : (-)

Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: (-)

Kesan Status Neurologis : pemeriksaan yang dilakukan dalam batas normal.

B. Status Psikiatri

Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2012

1. Kesan Umum

Seorang anak perempuan, sesuai umur, tampak depresi, murung dan ketakutan, rawat

diri berkurang.

2. Pembicaraan

Kuantitas :mutisme OS lebih memilih untuk diam dan sulit berbicara.

Kecepatan Produksi : mutisme

Kualitas : inkoheren (-) waktu bercerita pembicaraannya dapat di pahami

Irrelevant (-) walaupun sedikit, pembicaraannya nyambung, jawaban

sesuai dengan pertanyaan.

Flight of ideas (-)

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Hipoaktif (+), katatonia (-),

4. Mood dan Afek

Mood : disforik OS tampak sedih dan menangis saat bercerita

Afek : appropiate saat OS menceritakan bahwa dia dipojokkan teman-temannya,

OS menangis.

5. Berpikir

- Bentuk Pikir : sulit dinilai

- Isi pikir : sulit dinilai

- Progresi pikir : mutisme, asosiasi longgar (-), inkoheren (-), flight of

idea(-).

6. Persepsi

Halusinasi :

11

Page 12: Status Psikiatri

Halusinasi auditorik (-)

Halusinasi visual (-)

Halusinasi taktil (-) .

Ilusi (-)

7. Sensori dan Fungsi Intelektual

- Kesadaran Compos Mentis, GCS = E4V5M6

- Orientasi & Memori

Orientasi : Orang : baik OS dapat mengenal orang dengan baik

Waktu : baik OS dapat membedakan waktu pagi, siang, sore

dan malam

Tempat : baik OS mengetahui dimana sekarang ia berada.

Situasi : baik OS dapat membedakan suasana di rumah sakit

dan tempat lain.

Memori jangka pendek, jangka panjang dan segera : baik

- Konsentrasi & Perhatian Sukar ditarik sukar dicantum

- Pemikiran abstrak Tidak terdapat gangguan

- Informasi dan intelegensi Tidak terdapat gangguan

8. Insight derajad 2 (Agak sadar bahwa dirinya sakit & butuh bantuan, tapi saat yg

sama juga menyangkal)

9. Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan

Perasaan depresi

Hilang minat dan kesenangan

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Pesimis

Tidur terganggu

Nafsu makan terganggu

10. IQ

Tidak dilakukan tes.

12

Page 13: Status Psikiatri

C. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA

Seorang anak perempuan usia 13 tahun, tampak diam, tidak mau bicara, rawat diri

kurang, pasien seperti orang ketakutan. pendidikan saat ini SMP kelas 1. Beberapa kali

setiap ada masalah di sekolah, OS tidak mau sekolah.

Riwayat kehidupan pribadi, menurut orang tua nya pasien dikenal sebagai anak yang

pemalu, akan tetapi setiap kali mempunyai keinginan, harus segera terpenuhi. Selama

bersekolah di SD, nilai pasien selalu di atas rata-rata kelas dan sering diikutsertakan

dalam lomba-lomba mata pelajaran mewakili sekolahnya. Pasien dikenal sebagai pribadi

yang cenderung diam dan pemalu.

Hasil pemeriksaaan status psikiatri didapatkan: seorang anak perempuan, sesuai

umur, rawat diri kurang. Kesadaran kualitatif berubah. Pasien tampak takut, kurang

kooperatif selama wawancara jarang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan (Mutisme). Mood disforik, afek appropiatte, kesesuaian: sesuai. Bentuk pikiran

normal, isi pikiran sangat sulit untuk dinilai, akan tetapi sekilas dari pernyataan OS dan

hasil konfirmasi dari alloanamnesis OS merasa minder dan rendah diri terhadap teman-

teman sekelas OS yang berasal dari keluarga berada, arus assosisi baik. Tidak didapatkan

halusinasi pendengaran, sentuhan dan penglihatan. Kesadaran baik dan kognitif baik,

pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai sosial tidak terganggu dan uji daya nilai

baik, penilaian realita tidak terganggu. Tilikan derajat 2.

D. FORMULASI DIAGNOSTIK

Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis bermakna

dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan penderitaan dan hendaya

dalam berbagai fungsi sosial dan pribadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa

pasien menderita suatu gangguan jiwa.

Pada kasus ini pasien tidak menderita gangguan mental organik karena tidak ada faktor

predisposisi ke arah itu dan tidak pernah ada riwayat penggunaan NAPZA.

Berdasarkan riwayat psikiatri penderita, ditemukan adanya pola perilaku yang patologis

yaitu murung, sedih, sering menangis, tidak dapat tidur malam hari, nafsu makan

menurun, suka melamun sendiri dan tqmpak ketakutan melihat orang yang baru dikenal.

Pasien juga merasa tidak bersemangat dalam menjalani aktvitas sehari-hari seperti biasa

13

Page 14: Status Psikiatri

sampai tidak mau sekolah berhari-hari. Hal ini terjadi mulai November 2011, kemudian

berulang pada bulan juli 2012 dan September 2012.

Maka dari penemuan di atas, sesuai kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III maka

masalah pasien dipikirkan F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat

Tanpa Gejala Psikotik.

Untuk saat ini jika dilihat dari riwayat pramorbid pasien sampai sekarang dapat

disimpulkan pasien tidak memiliki gangguan kepribadian, karena tidak memenuhi

kriteria atau ciri khas dari gangguan kepribadian dalam pedoman diagnostik menurut

PPDGJ III. Tidak ada penyakit fisik yang dialami pasien. Untuk penegakan diagnosis

aksis IV yaitu faktor psikososial ditemukan adanya masalah dengan teman-teman

sekolahnya.

Dalam hubungan dengan hendaya yang dialami oleh pasien, pasien menghadapi hendaya

yang sedang dalam fungsi psikologi dan sosial dan kemungkinan menetap. Maka dapat

disimpulkan skor GAF pasien adalah 40-31, yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan

dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

E. SINDROM-SINDROM

Sindrom depresi: tingkah laku hipoaktif, sulit tidur, tidak ada nafsu makan, mutisme, afek

disforik.

F. DIAGNOSIS BANDING

Depresi berat tanpa ciri psikotik

G. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Axis I : F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa

Gejala Psikotik.

Axis II : Z 03.2 (tidak ada diagnosis)

Axis III : -

Axis IV : Masalah Psikososial

Axis V : Skor GAF pasien adalah 40-31, yaitu beberapa disabilitas dalam

hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam

beberapa fungsi.

14

Page 15: Status Psikiatri

H. PENATALAKSANAAN

1. Farmakologi

- Amitriptilin 2 x 1/2 tab

2. Non farmakologi

a. Psikoterapi suportif

Memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar pasien tidak merasa depresi

dalam menghadapi hidup ini.

b. Psikoterapi keluarga

Memberikan edukasi kepada keluarga pasien perihal kondisi pasien agar keluarga

pasien dapat membantu menciptakan suasana keluarga yang teraupetik.

c. Psikososial

Diharapkan pasien mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial

sekitarnya sehingga tidak membuat keluarga merasa tidak nyaman akan kehadiran

pasien. Pasien diupayakan untuk dapat lebih banyak beraktivitas dan berinteraksi

dengan lingkungan keluarga dan sekitar rumah.

15

Page 16: Status Psikiatri

I. PROGNOSIS

FA

KT

OR

PR

EM

OR

BID

Indikator Pada Pasien Prognosis

1. Faktor kepribadian

2. Faktor genetik

3. Pola asuh

4. Faktor organik

5. Dukungan keluarga

6. Sosioekonomi

7. Faktor pencetus

8. Status perkawinan

9. Kegiatan spiritual

pemalu

Tidak ada

Perhatian cukup

tidak ada

Ada

Menengah kebawah

Ada

BelumMenikah

Cukup

Kurang baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Kurang baik

Kurang baik

Baik

Cukup Baik

FA

KT

OR

MO

RB

ID

10. Onset usia

11. Perjalanan penyakit

12. Jenis penyakit

13. Respon terhadap

terapi

14. Riwayat disiplin

minum obat

15. Riwayat disiplin

kontrol

16. Riwayat peningkatan

gejala

17. Beraktivitas

Remaja awal

Kronik

Non Psikotik

Baik

Baik

Baik

Ada

Menurun

Kurang Baik

Jelek

Baik

Baik

Baik

Baik

Kurang Baik

Jelek

Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam

J. RENCANA FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas obat,

dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang diberikan.

16

Page 17: Status Psikiatri

Pada saat dilakukan follow up pada tanggal1 Oktober 2012, perkembangan pasien sudah

sangat jauh lebih baik, OS sudah bersekolah mulai tanggal 29 September, walaupun

belum berani untuk berangkat sendiri, dan harus diantar jemput oleh ayah nya. OS juga

sudah mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler lagi. OS mengaku teman-temannya sudah

sangat baik terhadapnya, dan OS berusaha unuk tidak minder dan berusaha mengejar

pelajaran-pelajaran yang tertinggal.

Menurut penuturan ibu OS, OS sudah tidak sedih dan murung lagi, ADL (+), belajar

seperti biasa sudah mampu.

K. PEMBAHASAN

Pedoman Diagnostik PPDGJ-lll

1. Episode Depresif

Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di bawah ini:

ringan, sedang dan berat, individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang

depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju

meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa

lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya adalah (Depkes RI,

1993):

a. Konsentrasi dan perhatian berkurang

b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe

ringan sekalipun)

d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

f. Tidur terganggu

g. Nafsu makan berkurang

Suasana perasaan (mood) yang menurun itu berubah sedikit dari hari ke hari,

dan sering kali tak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya, namun dapat

memperlihatkan variasi diurnal yang khas seiring berlalunya waktu. Sebagaimana

pada episode manik, gambaran klinisnya juga menunjukkan variasi individual yang

mencolok, dan gambaran tak khas adalah lumrah, terutama di masa remaja. Pada

17

Page 18: Status Psikiatri

beberapa kasus, anxietas, kegelisahan dan agitasi motorik mungkin pada waktu-waktu

tertentu lebih menonjol daripada depresinya, dan perubahan suasana perasaan (mood)

mungkin juga terselubung oleh cirri tambahan seperti iritabilitas, minum alkohol

berlebih, perilaku histrionik, dan eksaserbasi gejala fobik atau obsesif yang sudah ada

sebelumnya, atau oleh preokupasi hipokondrik. Untuk episode depresif dari ketiga-

tiganya tingkat keparahan, biasanya diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu

untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika

gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat (Depkes RI, 1993).

Beberapa di antara gejala tersebut di atas mungkin mencolok dan

memperkembangkan cirri khas yang dipandang secara luas mempunyai makna klinis

khusus. Contoh paling khas dari gejala somatik ialah kehilangan minat atau

kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat dinikmati, tiadanya reaksi emosional

terhadap lingkungan atau peristiwa yang biasanya menyenangkan, bangun pagi lebih

awal 2 jam atau lebih daripada biasanya, depresi yang lebih parah pada pagi hari,

bukti objektif dari retardasi atau agitasi psikomotor yang nyata (disebutkan atau

dilaporkan oleh orang lain), kehilangan nafsu makan secara mencolok, penurunan

berat badan (sering ditentukan sebagai 5% atau lebih dari berat badan bulan terakhir),

kehilangan libido secara mencolok. Biasanya, sindrom somatik ini hanya dianggap

pada apabila sekitar empat dari gejala itu pasti dijumpai (Depkes RI, 1993).

F32.0 Episode depresif ringan

Suasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan,

dan mudah menjadi lelah biasanya dipandang sebagai gejala depresi yang paling

khas; sekurang-kurangnya dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala

lazim di atas harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti. Tidak boleh ada gejala

yang berat di antaranya. Lamanya seluruh episode berlansung ialah sekurang-

kurangnya sekitar 2 minggu (Depkes RI, 1993).

Individu yang mengalami episode depresif ringan biasanya resah tentang

gejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan

social, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi sama sekali (Depkes RI,

1993).

18

Page 19: Status Psikiatri

F32.1 Episode depresif sedang

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala yang paling khas yang

ditentukan untuk episode depresif ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan

sebaiknya empat) gejala lainnya. Beberapa gejala mungkin tampil amat menyolok,

namun ini tidak esensial apabila secara keseluruhan ada cukup banyak variasi

gejalanya. Lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu (Depkes

RI, 1993).

Individu dengan episode depresif taraf; sedang biasanya menghadapi

kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah

tangga (Depkes RI, 1993).

F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Pada episode depresif berat, penderita biasanya menunjukkan ketegangan

atau kegelisahan yang amat nyata, kecuali apabila retardasi merupakan ciri

terkemuka. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya tak berguna mungkin

mencolok, dan bunuh diri merupakan bahaya nyata terutama pada beberapa kasus

berat. Anggapan di sini ialah bahwa sindrom somatik hampir selalu ada pada episode

dpresif berat.

Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan dan

sedang harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala lainnya, dan beberapa

diantaranya harus berintensitas berat. Namun, apabila gejala penting (misalnya

agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu

utnuk melaporkan banyak gejalanya secara terinci. Dalam hal demikian, penentuan

menyeluruh dalam subkategori episode berat masih dapat dibenarkan. Episode

depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi

jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka mungkin dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

Selama episode depresif berat, sangat tidak mungkin penderita akan

mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali

pada taraf yang sangat terbatas.

19

Page 20: Status Psikiatri

Kategori ini hendaknya digunakan hanya untuk episode depresif berat

tunggal tanpa gejala psikotik; untuk episode selanjutnya, harus digunakan

subkategori dari gangguan depresif berulang.

F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 terssebut di

atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Wahamnya biasanya melibatkan

ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien dapat

merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya

berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk.

Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham

atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan suasana

perasaan (mood).

Diagnosis banding. Stupor depresif perlu dibedakan dari skizofrenia

katatonik, stupor disosiatif, dan bentuk stupor organik lainnya. Kategori ini

hendaknya hanya digunakan untuk episode depresif berat tunggal dengan gejala

psikotik; untuk episode selanjutnya harus digunakan subkategori gangguan depresif

berulang.

F33 Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari depresi sebagaimana

dijabarkan dalam episode depresif ringan, sedang, atau berat, tanpa riwayat adanya

episode tersendiri dari peninggian suasana perasaan dan hiperaktivitas yang

memenuhi kriteria mania dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria

hipomania segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya

dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi). Usia dari onset, keparahan, lamanya

berlangsung, dan frekuensi episode dari depresi, semuany sangat bervariasi.

Umumnya episode pertama terjadi pada usia lebih tua dibanding dengangangguan

bipolar, dengan usia onset rata-rata lima puluhan. Episode masing-masing juga

lamanya antara 3 dan 12 bulan (rata-rata lamanya sekitar 6 bulan) akan tetapi

frekuensinya lebih jarang. Pemulihan keadaaan biasanya sempurna di antara episode,

20

Page 21: Status Psikiatri

namun sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap,

terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).

Episode masing-masing dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan

oleh peristiwa kehidupan yang penuh sters; dalam berbagai budaya, baik episode

tersendiri maupun depresi menetap dua kali lebih banyak pada wanita daripada pria.

Bagaimanapun seringnya seseorang pasien gangguan depresif berulang

mengalami episode depresif sebagai penderitaan, tidak mustahil baginya akan

mengalami episode manik. Jika ternyata terjadi episode manik, maka diagnosisnya

harus diubahmenjadi gangguan afektif bipolar.

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari :

– episode depresif ringan (F32.0),

– episode depresif sedang (F32.1),

– episode depresif berat (F32.2 dan F32.3).

Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi

frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.

Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas

yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).

Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari

peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania

(F30.0) segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya

dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi).

Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil

pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia

lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).

Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan

oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain (adanya stress

tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan

Untuk menegakkan diagnosis pasti:

(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan

21

Page 22: Status Psikiatri

(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

yang bermakna.

Karakter kelima: F33.00 = Tanpa gejala somatik

F33.01 = Dengan gejala somatik

F33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang

Untuk menegakkan diagnosis pasti:

(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.1); dan

(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

yang bermakna.

Karakter kelima: F33.10 = Tanpa gejala somatik

F33.11 = Dengan gejala somatik

F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala

Psikotik

Untuk menegakkan diagnosis pasti:

(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik

(F32.2); dan

(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang

bermakna.

F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala

Psikotik

Untuk menegakkan diagnosis pasti:

(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik

(F32.3); dan

22

Page 23: Status Psikiatri

(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang

bermakna.

F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini Dalam Remisi

Untuk menegakkan diagnosis pasti:

(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi masa

lampau, tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode

depresif dengan derajat keparahan apa pun atau gangguan lain apa pun dalam F30-

F39; dan

(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang

bermakna.

L. KESIMPULAN

Depresi merupkan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam

perasaan yang sedih, dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu

makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan tak berdaya, serta

gagasan bunuh diri. Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi

diduga ada beberapa faktor yang berperan, yaitu faktor biologis, factor genetika dan

faktor psikososial. Untuk menegakkan diagnosa PPDGJ III mensyarati harus ada 3 gejala

utama gangguan depresi dan minimal 4 gejala lainnya dan beberapa di antaranya harus

berintensitas berat.

23

Page 24: Status Psikiatri

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid II, edisi Ketujuh, Binarupan Aksara, Jakarta,

1997, 685- 817.

2. Kaplan, Haroid I: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya Medika, Jakarta, 1998, 227 –

32.

3. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI. 1993. “Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III”. Cetakan Pertama. Jakarta : Depkes RI.

4. Buku ajar psikiatri. Fakultas Kedokteran Indonesia

5. Soewandi, 2002, Simtomatologi Dalam Psikiatri, Yogyakarta: FKUGM

6. Maramis, Wily & Maramis Albert. 2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2.

surabaya: Airlangga University Press.

24