STATUS PSIKIATRI GW.docx

28
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Sabbang, 26 maret 1972 Usia : 44 tahun Agama : Islam Alamat : Cibubur Suku : Bugis Pendidikan : SMA Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tidak Bekerja Tanggal masuk RSIJ : 28 Januari 2015 Riwayat Perawatan : o Rawat Jalan : Tahun 2012 berobat jalan di Carolus o Rawat Inap : - : II. RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan Autoanamnesis: diambil tanggal 1-2 Februari 2015 Alloanamnesis: diambil tanggal 2 Februari 2015 (melalui telepon dengan istri pasien) Rekam medis: diambil tanggal 1 Februari 2015 Status Ujian Psikiatri Page 1

description

s

Transcript of STATUS PSIKIATRI GW.docx

Page 1: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Sabbang, 26 maret 1972

Usia : 44 tahun

Agama : Islam

Alamat : Cibubur

Suku : Bugis

Pendidikan : SMA

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Tanggal masuk RSIJ : 28 Januari 2015

Riwayat Perawatan :

o Rawat Jalan : Tahun 2012 berobat jalan di Carolus

o Rawat Inap : -

:

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Berdasarkan

Autoanamnesis: diambil tanggal 1-2 Februari 2015

Alloanamnesis: diambil tanggal 2 Februari 2015 (melalui telepon dengan istri

pasien)

Rekam medis: diambil tanggal 1 Februari 2015

1. Keluhan Utama :

Pasien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

karena mengamuk hebat sejak 1 hari sebelum masuk RS.

Status Ujian Psikiatri Page 1

Page 2: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

2. Keluhan Tambahan :

Pasien sering marah-marah

Pasien sering membanting dan membakar perabotan di rumah

Pasien sering berbicara dan tertawa sendiri

Pasien sering membawa benda-benda tajam di rumah

Pasien sering BAB dan BAK sembarangan

Pasien pernah tidak menggunakan pakaian di dalam rumah

Pasien gelisah dan kurang tidur

3. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 44 tahun, sudah

menikah. Pasien datang ke RS diantar oleh istrinya pada tanggal 28 januari

2015 pada pukul 18.00 dalam keadaan gelisah. Sejak 3 bulan yang lalu

menurut istri pasien, pasien sudah menunjukkan perubahan perilaku, seperti

sering marah-marah tanpa sebab kepada keluarganya, selalu menuduh

istrinya melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh istrinya, tetapi hal

tersebut sebenarnya dilakukan oleh pasien sendiri, kemudian pasien juga

menarik diri dari keluarga dan lingkungannya. Selain itu pasien juga sudah

berhenti dari pekerjaannya.

Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, menurut istri pasien

perubahan perilaku suaminya semakin aneh, istrinya mengatakan bahwa

pasien sering berbicara sendiri dengan kata-kata kasar seperti “pergi sana lo

jauh-jauh jangan ganggu gw lagi”. Selain itu pasien juga sering tertawa

sendri tanpa sebab dan saat ditanyakan oleh istrinya pasien hanya diam dan

tidak menjawab.

Sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, menurut istri pasien,

pasien pernah mengatakan kepada istrinya bahwa ia kesal karena sering

mendengar suara-suara yang menggangunya. Menurut istrinya pasien sering

membawa barang-barang seperti besi dan kayu karena pasien merasa ada

beberapa orang di depan rumahnya yang ingin mencelakakan dirinya.

Pasien sering memukul istrinya dengan tangan dan benda yang berada di

sekitar pasien beberapa kali. Sampai-sampai anak pasien pernah memukul

Status Ujian Psikiatri Page 2

Page 3: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

pasien sampai babak belur dikarenakan tidak tega melihat ibunya dipukuli

oleh pasien.

Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, menurut istrinya

kondisi pasien semakin memburuk. Pasien menjadi lebih sering marah-

marah tanpa sebab kepada keluarganya, kemudian pasien saat ini sering

membanting barang-barang yang ada di rumahnya seperti piring, gelas,

kursi, dan pot bunga. Pasien juga sering membakar baju-baju keluarganya

yang ia ambil dari lemari, kejadian ini ia lakukan di luar rumah. Menurut

istrinya pasien mengatakan ada seseorang yang selalu mengikuti dan

mengawasi pasien sehingga pasien selalu bersikap curiga dan takut pasien

akan disakiti oleh orang tersebut.

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, istrinya merasa sudah tidak

sanggup lagi untuk merawat pasien dikarenakan perilaku pasien sudah

diluar kendali dari istrinya. Pasien sering telanjang di rumah dan sering

BAK dan BAB sembarangan. Pasien juga mengamuk hebat di rumah dan

memukuli istri dan anaknya yang paling tua.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Riwayat Psikiatri

Pada pertengahan tahun 2011, menurut istri pasien perubahan

perilaku pasien berawal dari adanya tekanan dari pihak keluarga

pasien, pasien selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup orang

tua, kakak serta adik-adiknya yang berada di Sulawesi. Saat itu pasien

bekerja sebagai suplayer textile yang berada di Pulogadung. Menurut

istrinya pasien selalu di paksa oleh keluarganya untuk membelikan

barang-barang yang “bermerk”. Awalnya pasien masih menyanggupi

permintaan dari keluarganya, namun permintaan dari keluarga pasien

semakin menjadi-jadi sehingga pasien tidak sanggup lagi untuk

memenuhi permintaan keluarganya karena pasien juga harus

membiayai kebutuhan ke-empat anaknya serta istrinya.

Menurut istri pasien, pasien sangat takut dan tidak berdaya di

depan keluarganya sehingga pasien mau tidak mau harus menuruti

Status Ujian Psikiatri Page 3

Page 4: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

permintaan keluarganya. Sehingga ia sampai harus mengorbankan

kebutuhan keluarganya sendiri demi memenuhi kebutuhan keluarga

pasien. Istri pasien mengatakan anak pasien yang berusia 19 tahun

hanya di kuliahkan hingga tingkat D3, sedangkan keponakan pasien

dikuliahkan hingga tingkat S1. Tidak hanya dalam pendidikan, pasien

juga selalu membelikan barang-barang yang lebih mahal untuk

keluarga pasien dibanding untuk anak-anaknya sendri. Hal ini

membuat istrinya kesal. Hal ini sudah berlangsung sejak awal

pernikahan pasien dengan istrinya. Tetapi saat ini merupakan kejadian

yang paling berat menurut istrinya.

Pada awal tahun 2012 pasien sudah mulai menunjukkan perilaku

yang aneh, seperti menjadi lebih tertutup terutama kepada istrinya.

Selain itu pasien juga menarik diri dari keluarga dan lingkungannya,

pasien juga berhenti secara tiba-tiba dari pekerjaannya. Istrinya

menyadari adanya perubahan dari perilaku suaminya, sehingga

istrinya membawa pasien ke psikiater di RS Carolus Salemba. Di RS

Carolus pasien hanya melakukan rawat jalan sebanyak 2 kali. Saat itu

kondisi pasien sudah agak membaik dengan pengobatan tersebut.

Namun karena harga obat yang cukup mahal, istri pasien tidak

sanggup lagi untuk membeli obat tersebut, sehingga pasien berhenti

minum obat.

Setelah berhenti minum obat, sikap pasien semakin aneh menurut

istri pasien. Pasien belajar amalan-amalan yang ia dapatkan dari teman

di kampungnya. Istri pasien menemukan barang-barang aneh berupa

jarum perak, koin emas, yang ditemukan di dompet pasien. Kemudian

istri pasien menanyakan kepada pasien untuk apa barang-barang

tersebut, kemudian pasien mengatakan barang-barang tersebut untuk

“pegangannya”.

Selama ini istri pasien tidak pernah mencoba membawa pasien ke

klinik atau rumah sakit dan pengobatan alternatife untuk mengobati

pasien. Hingga akhirnya pasien dibawa ke RSIJ Klender pada tahun

2015.

Status Ujian Psikiatri Page 4

Page 5: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

b. Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah

mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit

berat hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada

riwayat trauma kepala sebelumnya.

c. Gangguan Zat Psikoaktif

Pasien mulai merokok sejak smp hingga sekarang, pasien

mengatakan satu hari bisa habis 1 bungkus rokok. Menurut istri

pasien, pasien tidak pernah menggunakan ganja ataupun narkoba,

tetapi istrinya pernah mendapatkan pasien mabuk sesekali ketika ia

pulang kerumah.

5. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit

a. Riwayat Prenatal dan perinatal

Menurut istri pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam sehat,

tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.

Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara

normal dibantu oleh paraji di dekat rumah. Pada saat lahir bayi langsung

menangis. Pasien merupakan anak yang dikehendaki orang tuanya.

Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya yang bermakna.

Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak ada.

b. Masa Kanak – kanak dini / awal (0 - 3 tahun)

Pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan diberikan ASI hingga

usia 2 tahun. Mendapat perhatian penuh dari ibunya yang merawat

dirinya. selama bayi pasien tidak mengalami sakit yang serius ataupun

trauma.

c. Masa kanak – kanak Pertengahan ( 3 – 7 tahun )

Pasien mudah bergaul dengan teman disekitar rumahnya, pasien

senang bermain dan penurut terhadap perintah dari orang tuanya. Pasien

Status Ujian Psikiatri Page 5

Page 6: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

tumbuh dan kembang sesuai dengan anak seusianya. Perkembangan

fisik pasien sama dengan anak sebayanya. Pasien masuk taman kanak-

kanak usia 6 tahun. Pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk dan tidak

memiliki ketakutan terhadap sesuatu.

d. Masa Kanak Akhir ( 7 – 11 tahun )

Pada saat duduk di bangku sekolah dasar pasien mengaku

prestasinya biasa saja. Namun pasien tidak pernah tinggal kelas. Tidak

ada gangguan dalam membaca maupun menulis. Pasien juga

mempunyai banyak teman saat bersekolah. Saat SD pasien gemar

bermain bersama teman temannya, namun pasien bukan termasuk

pemimpin dikelompok temannya. Pasien termasuk anak yang rajin

beribadah saat itu.

e. Masa Remaja ( 11 – 17 tahun )

Hubungan Sosial

Setelah itu pasien meneruskan ketingkat sekolah

menengah pertama, saat SMP pasien sudah tidak tinggal lagi

bersama orangtuanya, melainkan ia tinggal bersama omnya yang

berada di Jakarta. Menurut istrinya pada saat SMP pasien menjadi

suka berkelahi dengan teman sekelasnya, sampai pernah wali dari

pasien di panggil ke sekolah.

Hubungan dengan keluarga baik dan komunikasinya juga

baik. Pasien juga tidak terlalu terbuka atas setiap permasalahan

yang terjadi dengan dirinya. Biasanya pasien jika memiliki

masalah, hanya diam saja.

Perkembangan motorik dan kognitif

Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan

usianya, tidak tampak adanya gangguan dalam

perkembangannya. Dalam perkembangan kognitif tidak terlihat

Status Ujian Psikiatri Page 6

Page 7: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

adanya gangguan, pasien tidak mengalami kesulitan dalam

belajar.

f. Gangguan emosi dan fisik

Pasien termasuk orang yang patuh terhadap orang tuanya, rajin

beribadah di depan orang tuanya. Namun pasien sering berkelahi

disekolah. Pasien juga termasuk anak yang pendiam jika ada masalah.

g. Riwayat pendidikan

Pasien hanya bersekolah sampai SMA, hal ini disebabkan kerena

pasien tidak ingin melanjutkan sekolah dan keterbatasan biaya. Saat

ditanyakan dengan pasien, pasien tidak memiliki masalah atau kesulitan

dalam berkomunikasi dengan guru maupun teman disekolah. Pasien

juga tidak memiliki kesulitan dalam proses belajar.

h. Riwayat pekerjaan

Sebelum sakit, pasien mengatakan ia bekerja menjadi salah satu

suplayer textil di Pulogadung. Selama bekerja pasien tidak mengeluhkan

adanya gangguan dalam pekerjaan yang menyebabkan ia kesulitan

dalam bekerja. Pasien berteman baik dengan rekan-rekan di kantornya.

i. Riwayat pernikahan

Pasien menikah saat usia 24 tahun, dengan seorang wanita yang

ia kenal yang berusia 21 tahun. Istri pasien menceritakan bahwa

sebelum menikah mereka sudah melakukan hubungan seksual dan

akhirnya istri pasien hamil diluar nikah. Dengan kata lain pernikahan

pasien merupakan pernikahan yang tidak diinginkan bagi pasien dan

keluarga dari pasien. Keluarga dari pasien melihat pernikahan ini

merupakan suatu aib bagi keluarganya dikarenakan istri pasien sudah

hamil diluar pernikahan, akan tetapi keluarga pasien tetap menikahkan

pasien dengan istrinya karena harus bertanggung jawab terhadap

istrinya. Pasien juga merasa bertanggung jawab dan mau untuk

Status Ujian Psikiatri Page 7

Page 8: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

menikahi istrinya tersebut tersebut. Dan sampai saat ini usia pernikahan

mereka sudah 20 tahun dan diberikan 4 orang anak.

j. Riwayat keagamaan

Pasien mengaku beragama Islam. Pasien tumbuh dalam

lingkungan beragama Islam, sejak kecil pasien sudah diajarkan agama

oleh kedua orangtuanya dan pasien tahu menjalankan perintah agama.

Pasien menjalani ajaran agama sesuai dengan ajaran al-quran.

k. Riwayat psikoseksual

Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual, tetapi pasien

pernah melakukan hubungan seksual diluar nikah. Pasien mengetahui

tentang seks dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak

memberikan pengetahuan tentang seks.

l. Riwayat aktivitas sosial

Menurut istrinya pasien termasuk anak yang suka bergaul dan

bandel, dikarenakan pasien sudah mulai sering berkelahi dengan

temannya saat SMP dan SMA.

Saat ditempat kerjanya dahulu, pasien merupakan karyawan yang

baik. Pasien tidak memilih dalam berteman dan termasuk anak yang

supel dengan teman-temannya.

m. Riwayat hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat,

tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah

terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

n. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Hubungan

dalam keluargnya pasien kurang harmonis karena adanya tekanan dari

pihak keluarga pasien. Dalam keluarga tidak ada yang pernah

Status Ujian Psikiatri Page 8

Page 9: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

mengalami gejala yang sama dengan pasien, baik dari pihak ibu maupun

pihak ayah.

SKEMA KELUARGA

= Perempuan Meninggal = Laki-laki Meninggal

= Perempuan = Laki-laki = Pasien

o. Riwayat kehidupan sekarang

Pasien saat ini tinggal bersama dengan istrinya dan keempat

anaknya kandungnya. Pasien bersikap sangat tertutup dengan istri dan

anak-anak pasien. Pasien juga bersikap sangat acuh terhadap istri pasien

dan juga kepada keluarga dari istri pasien. Menurut istrinya pasien lebih

Status Ujian Psikiatri Page 9

Page 10: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

mengutamakan kepentingan dari keluarga sang suami dibandingkan

untuk keluarga pasien sendiri. Sehingga istri pasien sangat kesal kepada

pasien.

p. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai

Mimpi : Tidak ada

Fantasi : Ingin cepat bekerja kembali

Nilai-nilai : Penilaian baik buruk. Buruk

III. STATUS MENTAL

1. Deskripsi Umum

a. Penampilan Umum

Pasien laki-laki 44 tahun, memiliki postur sedang tubuh kulit

sawo matang, rambut hitam pendek dan terlihat acak-acakan, terlihat

sekitar mata hitam,. Pasien berpenampilan tampak seperti usianya, saat

diwawancara pasien menggunakan pakaian kaos berwarna merah dengan

celana pendek bermotif abri serta menggunakan sandal jepit swallow

berwarna kuning, kuku jari tangan dan kaki tidak rapih, pasien terlihat

tidak memperhatikan penampilan. Pasien tampak gelisah, tampak acuh,

dan tampak sehat.

b. Aktivitas dan Perilaku Psikomotor

Selama wawancara, pasien duduk bersampingan dengan

pemeriksa, namun pasien tampak gelisah yang di tunjukkan dengan

berpindah-pindah tempat duduk untuk berwawancara dan pasien juga

selalu menghindar untuk diwawancara. Pasien bersikap acuh dan kurang

kooperatif saat diajak wawancara oleh pemeriksa, tidak menjawab semua

pertanyaan dokter muda dan menjawab seadanya dengan volume suara

kecil, kontak mata antara pasien dan pemeriksa kurang baik.

Pasien beberapa kali melihat kesekitar sambil merokok. Pasien

juga selalu menolak diwawancara dengan cara pergi begitu saja dengan

alasan mengantuk dan ingin tidur.

Status Ujian Psikiatri Page 10

Page 11: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

c. Pembicaraan

Volume : Menurun

Irama : Teratur

Kelancaran : Artikulasi & Intonasi jelas

Kecepatan : Sedang

d. Sikap Terhadap Pemeriksa

Tidak kooperatif, menjawab pertanyaan dengan seadanya, kontak

mata sangat sedikit ke arah pemeriksa, pandangan pasien hanya menatap

ke sekitar. Perhatian mudah teralih.

2. Keadaan Afektif

Mood : Hipotim

Afek : Menyempit

Keserasian : Serasi

3. Gangguan Persepsi

a. Halusinasi :

Auditorik : Ada (Pasien sering mendengar suara berisik

yang ramai)

Visual : Tidak ada

Taktil : Tidak ada

Olfaktorik : Tidak ada

Gustatorik : Tidak ada

b. Ilusi : Tidak ada

c. Derealisasi : Tidak ada

d. Depersonalisasi : Tidak Ada

4. Gangguan Pikiran

1) Proses Pikir

a. Produktivitas : Miskin ide

b. Kontinuitas

Blocking : Tidak Ada

Status Ujian Psikiatri Page 11

Page 12: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Asosiasi Longgar : Tidak Ada

Inkoherensi : Tidak ada

Flight of idea : Tidak ada

Word Salad : Tidak Ada

Neologisme : Tidak Ada

2) Isi Pikir

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Gangguan Isi pikir

Waham Bizzare : Tidak Ada

Waham Sistematik : Tidak Ada

Waham Nihilistic : Tidak Ada

Waham Paranoid

Waham Kejaran : Ada (pasien merasa

dikejar-kejar oleh seseorang berniat jahat kapadanya)

Waham Rujukan : Tidak ada

Waham Kebesaran : Tidak ada

Waham Cemburu : Tidak ada

Waham Dikendalikan :

Thought of insertion : Tidak Ada

Thought of broadcasting : Tidak Ada

Thought of withdrawal : Tidak Ada

Thought of control : Tidak Ada

5. Fungsi Kognitif dan Penginderaan

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Orientasi

Waktu : Baik (Pasien dapat mengetahui waktu, hari,

tanggal, bulan dan tahun sekarang)

Tempat : Baik (pasien dapat mengetahui di mana ia berada

saat ini)

Orang : Baik (Pasien dapat mengenali nama dokter

pemeriksa)

Status Ujian Psikiatri Page 12

Page 13: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

c. Konsentrasi : Baik, pasien dapat dengan baik melakukan

pengurangan yang diberikan pemeriksa (seven serial test.)

d. Daya Ingat

Jangka panjang : Baik ( mampu menceritakan kembali

masa-masa sekolah saat SD - SMP )

Jangka pendek : Baik ( mampu mengingat menu makan

paginya)

Segera : Baik (mampu mengingat nama 3 benda

yang baru saja disebutkan)

e. Intelegensi & Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui

presiden RI)

f. Visuospasial berbentuk : Baik (pasien dapat menggambar dua

bangunan dua dimensi yang berhimpit)

g. Pemikiran abstrak : Baik (pasien dapat memberikan arti dari

besar pasak daripada tiang)

6. Daya Nilai :

Penilaian Sosial : Buruk (selama dirawat, pasien tidak mudah

berteman dengan pasien lain).

Uji Daya Nilai : Baik (Jika pasien melihat dompet yang

jatuh di jalan maka pasien akan mengembalikan dompet

tersebut).

7. Reality Test Ability (RTA) : Terganggu, karena adanya halusinasi dan

waham

8. Tilikan : Derajat I (pasien tidak tahu dirinya sakit)

9. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

1. Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Status Ujian Psikiatri Page 13

Page 14: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Suhu : 360 C.

Nadi : 80 x/menit regular

Pernapasan : 20 x/menit

2. Status Neurologi

1. Gangguan rangsangan meningeal : Tidak ada

2. Mata

Gerakan : Baik ke segala arah

Bentuk pupil : Isokor

Refleks cahaya : +/+

3. Motorik

Tonus : Baik

Turgor : Baik

Kekuatan : Baik

Koordinasi : Baik

Refleks : Baik

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

1. Riwayat Psikiatri :

a. Pasien marah-marah tanpa sebab yang jelas kepada istrinya

b. Pasien memukul istri dan anak tertuanya tanpa ada penyebab yang

jelas

c. Pasien merasa dikejar-kejar oleh seseorang yang akan

membahayakannya.

d. Pasien sering berbicara sendiri seolah sedang berbicara kepada

seseorang yang sedang mengancamnya

e. Pasien sering tertawa sendiri.

f. Pasien sering membawa benda-benda tajam di rumahnya

g. Pasien sering membanting dan membakar perabotan-perabotan yang

ada di rumah

h. Pasien sering BAB dan BAK sembarangan di rumahnya

Status Ujian Psikiatri Page 14

Page 15: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

i. Pasien pernah tidak mengenakan pakaian di rumahnya

j. Pasien sulit tidur.

2. Status Mental :

Kesadaran : Compos mentis

Mood : Hipotim

Afek : Menumpul

Keserasian : Serasi

Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik

Gangguan isi pikir : Waham Paranoid

RTA (Reality testing ability): Terganggu

Tilikan : Derajat I

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULA DIAGNOSIS

1. Aksis I :

Pada pasien ini ditemukan :

Halusinasi Auditorik : Pasien sering mendengar suara-suara

bisikan yang berisik ramai

Waham Kejaran : pasien merasa dikejar-kejar oleh seseorang

berniat jahat kapadanya.

Riwayat Perilaku kacau : pasien memukul istri dan anaknya yang

paling tua

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini

digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di

kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan Perilaku. Maka menurut

PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan

Gangguan Schizofrenia Paranoid sesuai dengan tabel kriteria diagnosis

sebagai berikut:

Status Ujian Psikiatri Page 15

Page 16: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Kriteria Diagnosis Hasil

1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:

a.Thought echo, thought insertion or thought

withdrawal, thought broadcasting.

b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of

pasivity, delusional perseption.

c.Halusinasi auditorik

d.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap

penduduk setempat dianggap tidak wajar atau

mustahil.

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang

harus selalu ada secara jelas:

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja.

Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan

yang berakibat inkoherensi atau neologisme.

Perilaku katatonik

Gejala-gejala negatif.

3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas

berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau

lebih

4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan

bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek

perilaku pribadi.

Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Terpenuhi

Ada

Status Ujian Psikiatri Page 16

Page 17: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid

Kriteria Diagnosis Hasil

1.) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2.) Sebagai tambahan :

A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.

a.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa

bentuk verbal berupa pluit, mendengung, atau bunyi

tawa.

Terpenuhi

Ada

b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau

bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;

halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c.Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi

waham dikendalikan (delusion of control),

dipengaruhi (delusion of passivity), dan keyakinan

dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas.

B.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak

nyata/tidak menonjol.

Tidak Ada

Ada

Tidak Terpenuhi

2. Aksis II : Tidak ada

3. Aksis III : Tidak ada

4. Aksis IV : Masalah dengan “primary support group”

5. Aksis V :

Status Ujian Psikiatri Page 17

Page 18: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Satu tahun yang lalu GAF 60-51 gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang)

Saat ini GAF 50-41 gejala berat (serious) disabilitas berat.

Merawat Diri : Pasien tidak dapat mengurus dirinya dan

menjaga kebersihan dirinya.

Pekerjaan : Dalam pekerjaan, pasien tidak dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik.

Sosial : Pasien kurang berinteraksi baik dengan pasien lain,

bersikap acuh dengan perawat dan dokter.

Memanfaatkan waktu luang : waktu luang dimanfaatkan hanya

untuk tidur atau berdiam diri.

VII. EVALUASI MULTIAKSIS

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Aksis II : Tidak ada

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Masalah dengan “primary support group”

Aksis V :

o Satu tahun yang lalu GAF 60-51 gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang)

o Saat ini GAF 50-41 gejala berat (serious) disabilitas berat.

VIII. DIAGNOSA KERJA

Skizofrenia Paranoid (F20.0)

IX. DAFTAR PROBLEM

1. Problem organobiologik : Tidak ada

2. Problem psikologik dan perilaku :

Halusinasi auditorik

Waham Paranoid

Status Ujian Psikiatri Page 18

Page 19: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Susah diajak bicara, miskin ide

3. Problem Keluarga : Ada

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

a. Faktor yang memperberat :

Pasien tidak menyadari bahwa pasien saat ini sedang sakit

Keluarga pasien selalu memaksakan kehendaknya.

b. Faktor yang memperingan :

Keluarga pasien mendukung untuk sembuh

XI. RENCANA TERAPI

a. Farmakoterapi

Risperidon 3x2mg

b. Terapi Psikososial

a. Terapi Supportif

Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam

menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar pasien

lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan memperberat

pikiran dengan menanggapi sebuah masalah terlalu berlebihan.

Memberi dukungan pada pasien untuk meminum obat secara

teratur.

b. Edukasi Keluarga

Memberi penjelasan kepada keluarga untuk bersama-sama

membantu dan mendukung kesembuhan baik mental, jiwa,

emosi, dan rohani pasien dalam kesinambungan dengan

pemulihan

Status Ujian Psikiatri Page 19

Page 20: STATUS  PSIKIATRI GW.docx

Status Ujian Psikiatri Page 20