Status Psikiatri Tika

download Status Psikiatri Tika

of 21

Transcript of Status Psikiatri Tika

STATUS UJIAN PSIKIATRI

DISUSUN OLEH : Athieqah Asy-syahidah 1102007051

PENGUJI : dr. Agung Prijanto, Sp. Kj dr. Ismoyo, Sp. Kj

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT DR. SOEHARTO HEERDJAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNEVERSITAS YARSI JAKARTA PERIODE 19 SEPTEMBER 21 OKTOBER 2011

STATUS PSIKIATRI

No.Rekam Medik Nama Pasien Nama dokter yang merawat Nama dokter muda Masuk RS pada tanggal Rujukan / datang sendiri / keluarga

:xxxxxx :Tn. AS :dr. Desmiarti Sp. Kj :Athieqah Asy-Syahidah S.Ked :10 Oktober 2011 :Dijemput petugas RSJSH

I. IDENTITAS PASIEN Nama Tempat/Tanggal Lahir Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama Pendidikan Status perkawinan Alamat :Tn. AS :Jakarta, 20 Maret 1980 :40 th :Laki - laki :Sumatera :Islam :SMP :Belum menikah :Komplek Pondok Petung RT/RW 008/005 Kel/Kec Jarang Mangu Timur Pondok Aren, Tanggerang Selatan

Riwayat Perawatan

1. Pada tanggal 21 Januari 2004, pasien pertama kali dirawat di RSJSH dikarenakan pasien telah melempari mobil orang juga merusak perabotan rumah tangga. Pasien sering kali mengamuk dan berbicara kacau. Selain itu keluarga pasien sering mendapati pasien berbicara dan tertawa sendiri, tidak mau mandi, lebih suka menyenderi, dan sering mondar mandir tanpa tujuan yang jelas. Pasien dirawat kurang lebih dua bulan dan keluar pada tanggal 26 Maret 2004. 2. Pada tanggal 13 Mei 2004, pasien kembali datang ke RSJSH dikarenakan perilaku pasien yang kembali aneh, keluarga mengakui bahwa pasien tidak teratur minum obat. Pasien1

dirawat selama kurang lebih dua bulan dan diperbolehkan pulang pada tanggal 17 Juli 2004 dikarenakan pasien telah tenang. 3. Pada tanggal 12 April 2006, keluarga membawa pasien kembali ke RSJSH untuk mendapatkan perawatan dikarenakan pasien yang sudah sangat jarang meminum obat sehingga kembali menampakkan gangguan kejiwaan. Pasien hanya dirawat satu bulan lamanya dan keluar RSJSH pada tanggal 5 Mei 2006. 4. Pada tanggal 19 Juni 2006, pasien datang kembali karena mengamuk dan tidak bisa tidur. Pasien dipulangkan pada tanggal 11 September 2006. 5. Pada tanggal 24 Juni 2011, pasien kembali masuk dan dirawat di RSJSH karena memukuli tetangganya, dan beberapa kali sering mengejar orang. Pasien juga sering berbicara sendiri. Pasien dipulangkan pada tanggal 14 Juli 2011 karena telah tenang. 6. Pada tanggal 10 Oktober 2011, keluarga meminta pihak RSJSH menjemput pasien di rumahnya untuk dibawa ke rumah sakit dikarenakan pasien yang kembali mengamuk. Pasien juga sering memarahi orang yang tidak dia kenal, sering berbicara sendiri, dan tidak bisa tidur. Pasien tidak mau meminum obat dan tidak bisa diatur lagi oleh keluarganya.

II. RIWAYAT PSIKIATRIK Autoanamnesa :

Jumat, 14 Oktober 2011 pukul 10.30 WIB, Bangsal Elang Rumah Sakit Soeharto Heerdjan Sabtu, 15 Oktober 2011 pukul 17.00 WIB, Bangsal Elang Rumah Sakit Soeharto Heerdjan

Alloanamnesa

:

Jumat, 14 Oktober 2011 pukul 11.30 WIB, RSJSHdengan Ny. D (ibu kandung pasien) Sabtu, 15 Oktober 2011 pukul 19.30 WIB, via telpon dengan Ny. D (ibu kandung pasien)

A. KELUHAN UTAMA

2

Pasien dibawa keIGD Rumah Sakit JiwaSoeharto Heerdjan dikarenakan pasien mengamuk dan memarahi orang lain beberapa hari sebelum masuk rumah sakit. Sudah sebulan ini pasien juga tidak mau meminum obat dan tidak bisa diatur oleh keluarganya. B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Pasien datang ke IGD RSJSH dengan dijemput oleh petugas rumah sakit dalam keadaan bisa berjalan sendiri. Menurut keterangan dari ibu kandung pasien, Ny. D, selama kurang lebih sebulan terakhir pasien nampak mulai kembali berbicara sendiri dan bicaranya kacau sehingga tidak dapat dimengerti oleh ibu pasien. Pasien juga mununjukkan emosi yang labil atau naik turun.Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, pasien telah beberapa kali mengamuk dan membuat onar di lingkungan rumahnya dengan memarahi orang orang yang tidak dikenal. Pasien juga sudah beberapa hari ini mengalami gangguan susah tidur. Ibu kandung pasien juga merasa perlu untuk membawa pasien kembali ke RSJSH dikarenakan pasien tidak mau meminum obat ataupun kontrol ke rumah sakit. Keluarga, terutama ibu kandung pasien, akhirnya merasa kewalahan merawat pasien yang dirasa telah mengganggu keluarga juga lingkungan sekitar. Selama ini pasien mengaku meminum tiga jenis obat selama berobat jalan, yaitu haloperidol, THP, dan CPZ. Tetapi pasien dan ibu kandungnya mengakui bahwa pasien jarang berobat dengan teratur. Pasien merasa tidak ada perubahan yang berarti setelah minum obat. Saat datang ke IGD, tekanan darah pasien adalah 125/80 mmHg dengan frekuensi nadi 115x/menit. Pasien diberikan suntikan lordomer dan diazepam secara intramuskular, pasien juga diberikan terapi Haloperidol (2x2mg), THP (2x2mg), TFP (2x5mg), dan lorazepam (1x1mg). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 14 Oktober 2011 di bagsal Elang RSJSH, pasien tau dan sadar bahwa dirinya berada di rumah sakit. Pasien mengaku dibawa ke rumah sakit karena tidak mau minum obat dan sering berbicara sendiri. Pada saat wawancara, pasienjuga mengaku sering mendengar suara bisikan yang sering mengajaknya mengobrol tetapi tidak pernah menyuruhnya untuk melakukan hal hal yang dapat mencelakai orang lain atau dirinya sendiri. Selain itu, dalam wawancara pasien juga mengaku pernah melihat orang yang berbadan atau berkepala binatang. Pasien juga mengaku bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang banyak sehingga mampu membeli tanah dimana mana, tetapi setelah dikonfirmasi dengan ibunya, hal itu tidaklah benar.

3

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA 1. Gangguan Medik Pada usia 8 bulan, pasien pernah mengalami kejang demam, namun berhasil ditangani pada hari yang sama. Semenjak saat itu pasien tidak pernah lagi mengalami serangan kejang. Pasien pernah mengalami kecelakaan kendaraan bermotor sekitar tahun 1995, saat itu pasien masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Dokter yang menangani pasien berkata bahwa pasien mengalami pendarahan di otak. Namun setelah melalui beberapa pertimbangan, keluarga memutuskan untuk tidak dilakukan operasi terhadap pasien, alasan utamanya adalah ketakutan bahwa operasinya tidak berjalan lancar. Pasien tidak sadarkan diri selama kurang lebih 5 hari.

2. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Pasien merupakan perokok aktif yang kira kira menghabiskan setengah bungkus rokok tiap harinya.Pasien mengaku pernah mengkonsumsi obat obatan penenang yang biasa disebut pil BK atau megadon atau pil anjing.Pasien mendapatkannya dari pengedar di lingkungan sekitarnya.Pasien juga mengaku pernah mengkonsumsi minuman beralkohol.

3. Gangguan Psikiatri Pasien pertama kali menunjukan perubahan sejak tahun 1995.Saat itu pasien masih duduk di bangku kelas 3 SMP ketika terjadi kecelakaan kendaraan bermotor dan mengalami benturan di kepalanya.Keluarga diberitahukan oleh dokter yang merawat bahwa hasil CT Scan menunjukkan adanya pendarahan di otak, namun dengan berbagai pertimbangan , keluarga memutuskan bahwa pasien tidak perlu menjalani operasi. Pasien tidak sadarkan diriselama kurang lebih 5 hari. Saat pertama kali dibawa ke rumah sakit, keluarga menemukan pil-pil kecil berwarna orange bertuliskan MITAM, keluarga juga sangat kaget ketika melihat beberapa bagian tubuh pasien yang ditattoo. Saat itu juga tercium bau alkohol yang menyengat dari tubuh pasien. Berawal dari hal tersebeut diketahui bahwa pasien selama ini telah mengkonsumsi obat obatan terlarang dan minuman beralkohol.

4

Sepulangnya dari rumah sakit, pasien mulai menampakkan perubahan. Pasien terlihat linglung dan sering bengong. Ketika diajak berbicara, pasien seringkali memberi jawaban yang melantur atau tidak beruhubungan. Melihat perubahan perilaku pasien yang aneh, keluarga mengira hal tersebut akibat dampak kerusakan saraf setelah kecelakaan motor sehingga membawanya ke RSCM untuk dirawat. Pasien dua kali dirawat inap di RSCM tapi tidak ada perubahan yang bermakna. Dokter di RSCM pernah menghimbau keluarga untuk membawa pasien ke psikiater, namun saat itu keluarga pasien merasa tidak terima bahwa pasiendisebut mengalami gangguan jiwa. Keluarga membawa pasienke berbagai terapi pengobatan alternatif, berharap untuk kesembuhannya. Tetapi bukannya menampakkan perbaikan, parah, seperti makin sering menyendiri dan berbicara sendiri. Tidak lama berselang, pasien ditinggalkan oleh kekasihnya yang menikah dengan lelaki lain, semenjak saat itu prilaku pasien semakin kacau. Pasien pernah mengaku telah mendatangi acara pernikahan mantan pacarnya dan membuat kerusakan di acara tersebut, namun setelah dikonfirmasi kepada keluarga pasien hal tersebut tidaklah benar. Mantan pacarnya kini telah mempunyai dua orang anak dan pasien sering beranggapan bahwa mereka adalah anaknya. Akhirnya pada tanggal 21 Januari 2004, keluarga menyerah dengan sikap pasienyang makin susah dikendalikan dan membawanya ke RSJSH. Saat itu pasiendirasa perilakunya telah mengganggu lingkungan sekitar dengan cara sering mengamuk dan melempari mobil orang. Pasienjuga beberapa kali merusak perabotan rumah. Pasienjuga semakin sering berbicara sendiri dan bicaranya terdengar kacau. Pasienseringkali mondar mandir tanpa tujuan yang jelas, tidak mau mandi, dan kerap menghabiskan waktunya untuk menyendiri dan melamun di kamar. Saat datang ke IGD, pasientampak tenang dan kooperatif dengan kesadaran penuh. Pasienmengaku bahwa dirinya sering mendengar suara bisikan yang mengajaknya perilaku pasienmalah semakin

berbicara.Pasiendirawat kurang lebih dua bulan dan keluar pada tanggal 26 Maret 2004. Sepulangnya dari RSJSH, pasientidak minum obat dengan teratur sehingga mulai menunjukkan perilaku-perilaku aneh kembali, seperti sering berbicara sendiri. Hal tersebut menyebabkan keluarga membawa kembali pasienpada tanggal 13 Mei 2004 ke RSJSH. Pasiendirawat selama kurang lebih dua bulan dan diperbolehkan pulang pada tanggal 17 Juli 2004 dikarenakan kondisi pasientelah tenang. Selama hampir dua tahun pasien dalam keadaan tenang dan bisa dikendalikan, walaupun tidak sembuh total, namun pengobatan yang didapatkan pasien tetap tidak teratur, ditambah dengan5

kematian ayah kandung pasien yang membuatnya semakin terguncang sehingga sekitar awal 2006, pasienmulai menunjukkan tanda tanda gangguan kejiwaan yang semakin parah dari sebelum sebelumnya. Pasienbeberapa kali memukul orang orang yang tidak dikenalnya. Saat ditanya alasan kenapa pasien melakukan hal tersebut, pasien mengaku bahwa orang orang yang dipukulinya pernah berbuat jahat kepadanya. Setelah ditanya dan digali lebih dalam kepada keluarg, ternyata pasienmelihat orang orang tersebut seperti seorang satpam di sebuah pusat perbelanjaan yang pernah memarahinya hingga membuatnya sakit hati dulu. Pada tanggal 12 April 2006, keluarga membawa pasienkembali ke RSJSH untuk mendapatkan perawatan yang lebih teratur. pasienhanya dirawat satu bulan lamanya dan keluar RSJSH pada tanggal 5 Mei 2006. Pada tanggal 19 Juni 2006, pasien datang kembali ke RSJSH karena mengamuk dan tidak bisa tidur.Pasien dipulangkan pada tanggal 11 September 2006 karena dianggap sudah tidak membahayakan lingkungan dan dirinya sendiri. Selama beberapa waktu, pasienmenunjukkan perbaikan dari ganguan jiwanya. Pasienlebih bisa tenang dan bisa mengontrol emosinya. Pada pertengahan tahun 2011, pasien kembali kambuh dikarenakan pengobatan yang dijalaninya tidak teratur.Pasiensemakin sering berbicara sendiri dengan bicaranya yang makin kacau dan tidak nyambung. Keluarga memutuskan membawa pasien kembali ke RSJSH pada tanggal 24 Juni 2011 karena pasien memukul orang yang sedang wudhu di mesjid depan rumahnya dikarenakan pasien melihat orang itu sebagai seekor babi. Pada saat datang ke RSJSH pasien terlihat tenang dan bersikap kooperatif. Pasien dipulangkan pada tanggal 14 Juli 2011 karena telah tenang. Pada tanggal 10 Oktober 2011, keluarga meminta pihak RSJSH menjemput pasien di rumahnya untuk dibawa ke rumah sakit dikarenakan pasien yang kembali mengamuk.Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, pasien sempat memarahi orang yang tidak dia kenal, sering berbicara sendiri, dan tidak bisa tidur.Alasan lain keluarga memutuskan pasien untuk dirawat kembali adalah karena pasien sering mengaku mendengar suara bisikan yang sering mengajaknya berbicara, pasien juga tidak mau meminum obat dan tidak bisa diatur lagi oleh keluarganya. Hal hal tersebut membuat keluarga dan lingkungan merasa terganggu. Pada saat wawancara, pasien mengakui bahwa dirinya beberapa kali sering mendengar suara suara yang mengajaknya berbicara. Pasien juga pernah melihat orang yang berbadan binatang. Pasien sering menyebut nyebut bahwa dirinya bekerja di bagian perbankan dengan gaji yang6

besar sehingga dirinya mempunyai tanah yang banyak dimana-mana. Namun jawaban pasien kadang berbeda jika ditanyakan lagi di keesokan harinya.

D. RIWAYAT PERKEMBANGAN PRIBADI : 1. Riwayat Kehamilan dan Perkembangan Pasien merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Menurut ibu pasien, ibu tidak pernah sakit selama mengandung pasien, ibu pasien juga sedang tidak/dalam keadaan sedih, bingung, ataupun memendam kekesalan saat mengandung pasien. Ibu pasien juga belum pernah keguguran sebelumnya.

2.Riwayat Perkembangan Kepribadian Masa Kanak Awal dan Pertengahan (0-3 tahun) Pasien melalui masa ini dengan baik, tidak pernah mengalami penyakit yang serius, serta tumbuh kembang normal sesuai usianya.

Masa Kanak Pertengahan (3-11 Tahun) Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik, seperti anak normal seusianya.Pasien mudah bergaul dengan teman sebayanya dan merupakan anak yang periang Pasien tidak ada kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja) Pasien berhenti sekolah sebelum sempat menamatkan SMP dikarenakan kecelakaan kendaraan bermotor.Semenjak kecelakaan tersebut pasien mengalami perubahan perubahan perilaku yang menunjukkan gangguan kejiwaan.

3. Riwayat pendidikan SD : SD 02 Jarang Mangu

SMP : SMP Muhammadiyah 35 Cidodol7

4. Riwayat Pekerjaan Selama beberapa tahun terakhir pasien bekerja sebagai tukang parkir di daerah dekat rumahnya

5. Kehidupan Beragama Pasien beragama Islam, dapat membaca Al-Quran. Namun mengaku jarang sholatlima waktu.

E, RIWAYAT KELUARGA Pasien anak ke-3 dari pasangan Tn.AM (alm) dan Ny. D. Pasien mempunyaisatu kakak laki-laki , satu kakak perempuan, dan satu adik laki-laki.Saat ini ayah pasien telah meninggal dunia.Ibu pasien memiliki usaha sendiri dengan membuka jasa rias pengantin. Anggota keluarga pasien ada yang terdeteksi mengalami gangguan jiwa, yaitu kakak perempuan dari ayah pasien yang kini telah hilang dan tidak diketahui keberadaannya dimana.Kedua kakak pasien telah berkeluarga dan mempunyai anak.

POHON KELUARGA

8

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

Gangguan jiwa

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG Pasien tinggal bersama ibu kandungnya. Biaya kehidupan ditanggung oleh ibunya yang bekerja sebagai perias pengantin. Namun pasien juga bekerja sebagai tukang parkir.

III. STATUS MENTAL9

A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Umum

Pasien laki-laki berusia 40tahun, berpenampilan sesuai dengan umurnya, tinggi pasien badan kurang lebih 158cm dan berat badan sekitar 75kg, dengan rambut cepak berwarna hitam dan kulit sawo matang. Pasien mempunyai tattoo yang tersebar di beberapa bagian tubuhnya, seperti kedua lengan, perut, punggung, paha, dan betis .Kebersihan dan kerapihan pasien kurang.Pada saat diwawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna biru tua dan celana selutut berwarna krem dan memakai sendal berwarna hitam.Pasien mempunyai kontak mata yang baik dan menjawab pertanyaan dengan spontan, sopan, dan teratur.Sikap pasien terhadap pewawancara cukup kooperatif.

2.

Kesadaran : Compos mentis : Terganggu

Kesadaran neurologis Kesadaran psikiatrik 3.

Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum Wawancara : Pasien sedang bermain bersama teman-temannya di bangsal elang. Selama Wawancara : Pasien duduk Tenang, menjawab semua pertanyaan dengan baik dan ada kontak mata antara pasien dan pewawancara, tampak beberapa kali menguap.Ekspresi wajah pasien sesuai dengan mood yang dirasakannya.Pasien dapat diajak bercanda. Setelah Wawancara : Pasien mengantarkan pewawancara sampai keluar pintu bangsal.

4.

Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

5.

Pembicaraan

Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara, tapi seringkali jawaban yang diberikan tidak berhubungan dengan pertanyaan.Terkadang pasien berbicara keluar dari topik yang dibicarakan.Pasien berinisiatif menceritakan tentang masa lalunya. Beberapa jawaban pasien tidak sama jika ditanyakan kembali pada keesokan harinya.

10

B. ALAM PERASAAN 1. Suasana perasaan / Mood :

Biasa, wajar, eutyim, kecepatan bicara normal, nada suara normal, ekspresi wajah sesuai dengan perasaan.

2.

Afek/ekspesi afektif : normal :Serasi

- Afek - Keserasian

C. GANGGUAN PERSEPSI Halusinasi Ilusi Depersonalisasi Derealisasi : Halunasi auditorik : Tidak ada :Ada :Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL) Taraf Pendidikan Pengetahuan Umum Kecerdasan Konsentrasi Perhatian Orientasi Daya ingat Segera Daya ingat Jangka Pendek Daya ingat Jangka Panjang Pikiran Abstrak Visuospasial Kemampuan menolong diri : Sesuai dengan taraf pendidikan : Baik : Cukup : Kurang : Baik : Baik : Baik : Baik : Kurang : Baik : Cukup : Baik

E. PROSES PIKIR11

1. Arus pikir : Produktivitas Kontinuitas Hendaya bahasa : Cukup : kurang : Tidak ada

2. Isi pikiran : Preokupasi dalam pikiran Waham Obsesi : Kekayaan : Waham curiga, waham kebesaran : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS Kemampuan mengendalikan impuls baik

G. DAYA NILAI Daya nilai sosial Uji daya nilai Daya nilai realita : Terganggu : Cukup : Terganggu

H. TILIKAN Derajat 2

I. RELIABILITAS Kurang dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK. A. Status Internus Keadaan Umum Kesadaran Tanda tanda vital : Baik : Compos mentis. : TD : 120/85 mmHg

Nadi : 115x/menit12

RR

: 20x/menit

Suhu : afebris Tinggi badan Berat badan Kepala Mata Hidung Tenggorokan Leher Kulit : 158 cm : 80 kg : Normocephali, rambut distribusi merata hitam kecoklatan : Tidak tampak anemis dan ikterik : Tidak tampak kelainan : Mukosa Orofaring tidak tampak kelainan : Tidak terdapat pembesaran kelenjar gondok & limfe : Tidak ada kelainan, terdapat tattoo di lengan, perut, kaki

B. Status Neurologis Tampak dalam batas normal

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Rontgen torak : Tidak dilakukan :Tidak dilakukan

ElektroEnsefaloGraph (EEG) :Tidak dilakukan

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang laki-laki berusia 40tahun,berpenampilan fisik sesuai dengan usianya, berbadan gemuk dan pendek, berkulit hitam, berambut cepak hitam, belum menikah, dengan pendidikan terakhir SMP. Pada saat wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna biru tua dan celana pendek selutut berwarna krem serta sendal berwarna hitam. Kebersihan dan kerapihan diri kurang. Ekspresi wajah pasien normal dan bisa diajak maupun mengajak bercanda pewawancara. Pasien melakukan kontak mata yang cukup dan baik dengan pewawancara. Pasien besikap tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan, namun jawaban seringkali melantur dan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Jawaban yang

13

diberikan pasien terkadang berubah-ubah ketika ditanyakan kembali pada wawancara berikutnya. Pasien banyak bicara menceritakan tentang dirinya. Sekitar tahun 1995 pasien mengalami kecelakaan kendaraan bermotor dan mengalami benturan dikepalanya. Dokter yang merawat mengatakan bahwa terdapat pembekuan darah dikepalanya, namun dengan berbagai pertimbangan keluarga pasien memutuskan untuk tidak dilakukan operasi.Pasien tidak sadarkan diri selama kurang lebih 5 hari. Saat pertama kali dibawa ke rumah sakit, keluarga menemukan pil-pil kecil berwarna orange bertuliskan MITAM, keluarga juga sangat kaget ketika melihat beberapa bagian tubuh pasien yang ditattoo. Saat itu juga tercium bau alkohol yang menyengat dari tubuh pasien. Dari hal-hal itulah diketahui bahwa pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol. Pasien juga mengaku mengkonsumsi obat obat terlarang yaitu pil BK atau megadon atau pil anjing yang didapatkan dari pengedar di sekitar lingkungan rumahnya. Pasien juga sempat mengkonsumsi minuman beralkohol dan merupakan perokok aktif yang sehari harinya bisa menghabiskan setengah bungkus rokok. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien mulai menampakkan perubahan. Pasien terlihat linglung dan sering bengong. Ketika diajak berbicara, pasien seringkali memberi jawaban yang melantur atau tidak beruhubungan. Pasien kemudian dibawa berobat keberbagai terapi alternatif, akan tetapi gangguan kejiwaannya malah semakin berat. Pasien beberapa kali keluar masuk RSJSH akan tetapi pasien tidak teratur dalam melakukan pengobatan. Keadaan pasien diperparah dengan kepergian mantan pacarnya dan kematian ayah kandung pasien. Perilaku dan kejiwaan pasien semakin terganggu ditandai dengan pasien yang sering berbicara sendiri dengan bicara yang kacau atau tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Pasien juga sering mondar-mandir tanpa alasan yang jelas dan sering memarahi atau memukul orang yang tidak dikenalnya. Pasien mengaku melihat orang-orang yang tidak dikenalnya sebagai orang yang pernah berbuat jahat kepadanya diwaktu dahulu. Pasien juga pernah melempari orang dengan batu dikarenakan pasien melihat orang tersebut sebagai seekor babi. Pasien sering menceritakan dirinya yang pernah bekerja di bagian perbankan dengan gaji yang begitu besar, sehingga pasien mempunya tanah yang banyak dan begitu luas, namun keluarga menyangkal itu semua. Pasien sehari hari bekerja sebagai tukang parkir di lingkungan sekita rumahnya.

14

Pasien mengaku sering mendapat bisikan dari orang yang tidak dikenal, namun bisikanbisikan tersebut tidak pernah menyuruh pasien untuk berbuat sesuatu yang bisa mencelakai dirinya atau orang lain, biasanya bisikan tersebut hanya mengajak pasien mengobrol atau berbicara.

Dari pemeriksaan psikiatri dan internus didapatkan : 1. Kesadaran Kesadaran neurologis Kesadaran psikologis Kesadaran sosial 2. Sikap terhadap pemeriksa 3. Afek 4. Ekspresi afektif Stabilitas Pengendalian Empati Dalam/Dangkal Skala diferensiasi Keserasian 5. Gangguan persepsi - Halusinasi - Depersonalisasi 6. Isi pikir 7. Tilikan : Produktivitas cukup, waham curiga, waham kebesaran : Derajat 215

: Compos mentis : Terganggu : Cukup : Kooperatif, wajar, bersahabat, bisa diajak bercanda : Luas

: Stabil : Cukup : Dapat diraba rasakan : Dangkal : Luas : Serasi

: Auditorik

8. Taraf dapat dipercaya

: Kurang dapat dipercaya

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK. Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan ikhtisar penemuan dengan urutan untuk evaluasi multiaksial, sebagai berikut :

AKSIS I :Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan ke dalam gangguan jiwa ka-

rena adanya: - Gejala kejiwaan berupa : Gangguan persepsi Gangguan isi pikir Gangguan proses pikir : Halusinasi auditorik, depersonalisasi : Waham curiga, wham kebesaran : Asosiasi longgar

- Gangguan jiwa ini sebagai GMNO,karena : Tidak ada gangguan kesadaran neurologik Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori) Tidak ada faktor organik spesifik yang berhubungan dengan gangguan jiwanya Terdapat riwayat pemakaian obat-obatan terlarang dan alkohol.

- GMNO ini termasuk psikosis, karena adanya halusinasi auditorik, depersonalisasi, dan waham curiga, asosiasi longgar Halusinasi auditorik : sering mendengar suara orang yang berbisik atau memanggilmanggil dirinya Depersonalisasi Waham curiga :melihat adanya perubahan fisik dari diri seseorang : curiga kepada beberapa orang disekitarnya bahwa orang-orang adalah seseorang yang pernah menyakitinya di masa lalu Waham kebesaran : merasa dirinya mempunya uang yang banyak dan memiliki tanah yang luas dan tersebar di berbagai tempat Asosiasi longgar : arus pikir yang berpindah pindah dan tidak berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan tapi masih dapat dipahami16

Menurut PPDGJ III : GMNO psikosis ini termasuk F 20.03 (skizofrenia paranoid kronis episode berulang), karena: Terdapat gejala - gejala psikotik seperti halusinasi auditorik, depersonalisasi, waham curiga, waham kebesaran, asosiasi longgar Gejala tersebut telah berlangsung dalam kurun waktu lebih dari satu bulan

AKSIS II

:

Tidak ada gangguan kepribadian dan Retardasi Mental.

AKSIS III

:

Saat ini tidak ada gangguan organic atau penyakit spesifik.

AKSIS IV

:

Permasalahan percintaan dan kepergian anggota keluarga.

AKSIS V GAF 60

: : gejala sedang dengan disabilitas sedang.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL AKSIS 1 AKSIS II AKSIS III AKSIS IV AKSIS V : F 20.03 Skizofrenia tipe paranoid, episode berulang : Tidak ada gangguan kepribadian dan Retardasi Mental. : Saat ini tidak ada gangguan organic atau penyakit spesifik. : Permasalahan percintaan dan kepergian anggota keluarga. : GAF 60

IX. DAFTAR MASALAH Organobiologik : Terdapat faktor herediter berasal dari kakak kandung ayahnya17

Psikologis

: Halusinasi auditorik, depersonalisasi, waham kejar, waham kebesaran, asosiasi longgar

Sosialbudaya

: Hendaya dalam fungsi sosial

X. DIAGNOSIS BANDING - f 20.5 Skizofrenia Residual - f 21 Gangguan skizotipal - f 06.0 Halusinasi organic

XI. PROGNOSIS Faktor yang mempengaruhi : Faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk : Usia pasien yang masih muda saat terjadinya gangguan kejiwaan Serangan telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama (kurang lebih 15 tahun) Serangan telah terjadi beberapa kali (kambuhan) Riwayat pengobatan tidak teratur

Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik : Terdapat faktor pencetus Masih bisa bekerja (sebagai tukang parkir) Mempunyai keinginan untuk sembuh Ada dukungan dari pihak keluarga

PROGNOSIS : DUBIA AD BONAM

XII.TERAPI Farmakoterapi : Risperidon 2x2 mg Lorazepam 1x2 mg

18

Psikoterapi : memotivasi pasien untuk meminum obat secara teratur dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa dia dapat sembuh memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam perawatan pasien, memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan membantu kesembuhan pasien secara optimal

Sosioterapi : melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan kelompok memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami dan menerik=ma keadaan pasien saat ini dengan tetap memberikan dukungan penuh memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah

19

GRAFIK KRONOLOGIS PERJALANAN PENYAKIT PASIEN

19801982 2005

1995

2002

2004

2006

2008

2011

(0 23 tahun)

Pasien lahir (1982) secara normal, tanpa cacat bawaan maupun trauma lahir. Pasien tumbuh & berkembang di dalam keluarga dengan ekonomi yang ber-kecukupan. Ibu kandung pasien pergi meninggalkan pasien dan suaminya (ayah pasien) pada saat pasien berusia 4-5 bulan. Tidak ada kendala yang dialami oleh pasien dalam hal pendidikan dan pergaulan dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnyahingga pasien berhasil lulus dari fakultas ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.