Status Ujian Psikiatri Sp

32
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS Nama : Tn. DMI Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 7 Oktober 1990 Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Cisarua, Bogor Tanggal Masuk RS.MM : IGD 25 September 2015 Ruang Gatot Kaca 2 Oktober 2015 II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesis : Pada tanggal 8,9 Oktober 2015 di ruang Gatot Kaca Alloanamnesis : Ibu pasien, pada tanggal 9 Oktober 2015 (Gatot Kaca), 10 Oktober 2015 di rumah Ibu pasien saat kunjungan rumah. A. Keluhan Utama Menyiram ayahnya dengan air termos 1 hari SMRS 1

description

SKIZOFRENIA PARANOID

Transcript of Status Ujian Psikiatri Sp

Page 1: Status Ujian Psikiatri Sp

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Tn. DMI

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 25 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 7 Oktober 1990

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Cisarua, Bogor

Tanggal Masuk RS.MM : IGD 25 September 2015

Ruang Gatot Kaca 2 Oktober 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : Pada tanggal 8,9 Oktober 2015 di ruang Gatot Kaca

Alloanamnesis : Ibu pasien, pada tanggal 9 Oktober 2015 (Gatot Kaca),

10 Oktober 2015 di rumah Ibu pasien saat kunjungan

rumah.

A. Keluhan Utama

Menyiram ayahnya dengan air termos 1 hari SMRS

Keluhan Tambahan

Sulit tidur, mudah tersinggung, menghancurkan barang di rumah, nafsu

makan berkurang.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien seorang laki-laki berusia 25 tahun datang diantar oleh ibu,

ayah dan adik pasien ke IGD RSMM pada tanggal 25 september 2015

1

Page 2: Status Ujian Psikiatri Sp

dengan keluhan menyiram ayahnya dengan air termos satu hari sebelum

masuk rumah sakit, pasien mengatakan bahwa tindakannya tersebut

awalnya dikarenakan kesal terhadap ayahnya dan adiknya yang diyakini

oleh pasien tidak suka terhadap pasien sehingga pasien marah dan

menghardik ayah serta anggota keluarga lainnya, dan pasien sempat

menyiram ayahnya dengan air termos.

Sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit menurut ibu pasien,

pasien menjadi sering dikamar menyendiri jarang mau makan dan juga

menjadi sulit tidur, pasien juga merasa lemas karena yakin bahwa dirinya

disantet oleh orang lain yang membuat dirinya tidak enak badan, dan

sering pusing, pasien juga dikatakan sering berteriak “pergi sana” dikamar

pasien karena sempat melihat bayangan hitam dikamarnya, pasien menjadi

mudah tersinggung.

3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mulai sering

memukul lemari pakaiannya dikamar tanpa sebab, dan jika ditegur pasien

langsung marah-marah, aktivitasnya sehari-hari hanya di kamar dan keluar

kamar hanya jika buang air kecil, pasien menjadi sangat sulit makan, saat

itu menurut pasien dirinya menjadi sering mengatakan bahwa dirinya

mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan “buat apa solat” dan bisikan

tersebut mengganggu pasien sehingga pasien merasa kesal. Bayangan-

bayangan hitam menjadi sering muncul yang membuat pasien takut,

sesekali pasien juga mengatakan bahwa dia melihat makhluk gaib, pasien

mengatakan bahwa dirinya memiliki ilmu “suara macan” yang dapat

mengusir makhluk gaib dan sering menggunakannya jika memang ada

sesuatu yang mengganggnya.

Satu minggu sebelum masuk rumah sakit bicara pasien menjadi

ngelantur dan sering mengatakan bahwa dirinya akan pergi kerumah

pamannya yang seorang Pangkostrad, serta pergi ke rumah pamannya yang

menjadi seorang camat di Padang, dan ketika diingatkan oleh keluarga

bahwa tidak ada pamannya yang seorang Pangkostrad dan Camat pasien

terlihat kesal dan matanya melotot, satu hari sebelum masuk rumah sakit,

2

Page 3: Status Ujian Psikiatri Sp

tiba-tiba pasien menghampiri ayahnya dan menyiramkan air termos ke

muka ayahnya kemudian pasien di pegang serta diikat oleh adiknya.

Akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya

Menurut Ibu pasien, pasien mulai memiliki perilaku pemarah serta

melihat bayangan hitam sejak akhir tahun 2011, saat itu bermula ketika

pasien dikeluarkan pekerjaannya sebagai karyawan di toko eskrim yang

telah dijalaninya selama 3 tahun (2009-2011). Ketika itu pasien menjadi

sering bicara sendiri dan marah-marah tanpa sebab, serta dikatakan pernah

memukul orang lain tanpa alasan, dirinya juga sering melempar-lempar

barang dirumah, menjadi sulit makan dan sempat mengurung diri di rumah

dan pada pertengahan tahun 2012 pasien dibawa ke rumah sakit jiwa Prof.

HB. Saanin padang, dan sempat dirawat selama sekitar 2 bulan, kemudian

pasien pulang dan dikatakan sikapnya menjadi baik kembali dan seperti

biasa, pasien menjalankan aktivitas dan bekerja sebagai pelayan di hotel,

selama tahun 2012 sampai awal 2015 pasien sering kontrol ke unit rawat

jalan jiwa di RSMM Bogor, dan tidak ada keluhan yang berarti saat

menjalani rawat jalan, kemudian sekitar bulan Maret 2015 pasien tidak

mau lagi minum obat karena bosan dan tidak ada keluhan lagi, kemudian

pada akhir bulan Agustus 2015 mulai timbul keluhan yang sama seperti

pada tahun 2011 dan dibawa ke RSMM.

3

Page 4: Status Ujian Psikiatri Sp

Desember 2011 September 2015

- Desember 2011

Akhir tahun 2011 pasien mengalami PHK dan mulai timbul gejala

tidak mau makan sulit tidur dan berdiam diri dirumah. Pada awal 2012

pasien menjadi sering marah-marah, sering mengucapkan kata kata

kasar dan pernah terlihat bicara sendiri dan mendengar bisikan-bisikan,

pasien sering memukul lemari dirumahnya, dan pada pertengahan

2012 pasien dibawa ke padang dan dirawat di RSJ Prof HB Saanin.

- Rentang 2012-2015

Selama fase ini pasien sudah tidak ada keluhan-keluhan yang

sebelumnya pernah disampaikan oleh keluarga, pasien rutin 1 bulan

sekali kontrol obat ke RSMM dan pasien dikatakan rutin meminum

obatnya, selama rentang waktu ini pasien bekerja dan menjalani

aktifitas sosial dengan baik, tidak ada masalah medis yang berarti

sampai pada akhir bulan Maret pasien menghentikan obatnya dan pada

awal September pasien mulai timbul gejala-gejala serupa seperti

keluhan sebelumnya.

- Tahun 2015

September 2015 pasien mulai tidak bisa tidur, tidak mau makan dan

menjadi sering marah memukul barang-barang dirumah dan menyiram

ayahnya dengan termos, pasien mengaku mendengar bisikan dan

4

Page 5: Status Ujian Psikiatri Sp

melihat bayangan hitam lagi, pasien akhirnya dibawa ke RSMM pada

tanggal 25 September 2015.

2. Riwayat Medis Lainnya

Baik pasien atau keluarganya mengemukakan bahwa pasien tidak pernah

mengalami cedera kepala, tidak ada demam ataupun kejang serta sakit

kepala yang berlebihan.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien mengkonsumsi 1 bungkus rokok perhari, pasien mengatakan pernah

minum alkohol tapi tidak rutin dan hanya sesekali. Riwayat penggunaan

zat-zat psikoaktif disangkal.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara, kelahiran pasien

memang direncanakan dan diinginkan oleh ayah dan ibu pasien, ketika

mengandung ibu pasien mengatakan tidak ada penyakit serius yang

menyertainya, dan sering kontrol kehamilan ke bidan dan puskesmas dekat

rumah, selama mengandung ibu pasien tidak merokok atau mengkonsumsi

alkohol, pasien dilahirkan dengan pertolongan bidan, berat badan lahir

normal dan tidak ada masalah medis yanag berarti pasca persalinan.

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Ibu pasien memberikan asi ekslusif kepada pasien, tidak ada penyakit yang

berarti yang diderita oleh pasien ketika kecil, pasien mulai bisa berjalan

sekitar usia 1,5 tahun dan tidak ada masalah dalam pemberian makan,

tidak ada gangguan pola tidur yang dialami pasien ketika kecil, tidak ada

gerakan yang impulsif seperti membenturkan kepala atau membanting

tubuhnya jika keinginan tidak terpenuhi, ketika kecil pasien diasuh

langsung oleh ibunya tidak ada perawat khusus yang mengasuh pasien,

ketika kecil pasien tidak bisa dilepas jauh oleh ibunya ketika bermain

dirumah.

5

Page 6: Status Ujian Psikiatri Sp

3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Ketika pasien memasuki usia kanak pertengahan ibu dan ayah pasien

menerapkan pola disiplin dalam menjalani kegiatan, pasien mulai

bersekolah TK dan tidak bisa ditinggal oleh ibunya, pasien tidak pernah

mengompol ketika bersekolah, pasien dikatakan dapat bergaul dengan

teman sebayanya dan tidak menunjukan perilaku yang aneh, ketika SD

pasien mulai terlihat memiliki kelompok dalam menjalankan aktifitasnya

seperti pergi bermain bola dan tidak pernah ada laporan mengenai masalah

di sekolah oleh guru. Pasien memiliki prestasi yang cukup baik ketika

bersekolah.

4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja

a. Hubungan sosial

Pasien memiliki 3 orang sahabat dekat yang dikatakan sering

mengajak bermain, interaksi dengan keluarga dan masyarakat

sekitar dikatakan baik, dan tidak ada riwayat perkelahian atau

permusuhan dengan masyarakat, pasien sering mengikuti kegiatan

di lingkungan rumah, dan juga kegiatan di sekolah saat SMP.

Pasien memiliki idola ketika SMP yaitu iwan fals.

b. Riwayat pendidikan

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien memiliki prestasi yang cukup

baik disekolah, pasien memiliki mata pelajaran favorit yaitu bahasa

inggris dan olahraga, pasien tidak pernah tinggal kelas ketika

bersekolah. Dan tidak pernah ada laporan tentang masalah yang

dilakukan oleh pasien disekolah.

c. Perkembangan kognitif dan motorik

Tidak ada disfungsi otak atau gangguan perkembangan yang

spesifik.

d. Problem emosi atau fisik khusus remaja

Tidak di dapatkan problem emosi atau fisik yang khusus saat

remaja pada pasien.

6

Page 7: Status Ujian Psikiatri Sp

e. Riwayat psikoseksual

Pasien dikatakan oleh ibunya pertama kali memiliki pacar ketika

awal SMP, dan mulai memperhatikan penampilan ketika pada usia

SMP tersebut, tidak diketahui berapa lama hubungan pasien

dengan pacarnya.

f. Latar belakang agama

Keluarga pasien beragama Islam dan pasien pun seorang muslim,

sikap keluarga saat menjalani kehidupan beragama biasa saja,

untuk menjalankan kegiatan beribadah ibu pasien sering

mengingatkan pasien namun terkadang pasien tidak

menjalankannya, psaien juga dikatakan pernah ikut sekolah

mengaji di masjidnya, tidak ada kelompok keagamaan khusus yang

diikuti pasien.

5. Riwayat masa dewasa

a. Riwayat pekerjaan

Pasien saat ini tidak bekerja. Namun sebelumnya pada tahun 2008

pasien bekerja di KFC sebagai karyawan dan bertahan selama 1

tahun, pasien keluar karena gajinya dianggap kecil dan tidak

mencukupi kebutuhannya, kemudian pasien bekerja di toko eskrim

Baskin Robin, dan bertahan selama 3 tahun saat itu pasien merasa

betah kerja disana karena gaji cukup dan tempat nyaman dan

dirinya sudah menduduki jabatan penanggung jawab toko, namun

dirinya sering telat kerja sehingga dikeluarkan, kemudian pasien

bekerja di hotel the royals sebagai pelayan salama sekitar 1 tahun

dan keluar karena gajinya tidak memuaskan, kemudian pada tahu

2014 pasien mulai bekerja di pasar sebagai kuli panggul dan kerja

serabutan. Dalam riwayat pekerjaan pasien, pasien sangat

menyukai kerja di toko eskrim baskin robin dan ketika dikeluarkan

pasien cukup sedih karena sduah lama bekerja disana.

7

Page 8: Status Ujian Psikiatri Sp

b. Aktivitas sosial

Paien awalnya merupakan orang yang sering bergaul dengan

teman-temannya, dan sering mengikuti kegiatan dirumah seperti

kerja bakti ataupun kegiatan pemuda lainnya, pasien tidak

memiliki organisasi khusus di masyarakat, namun sering

berkumpul dengan teman temannya untuk bermain sepak bola.

c. Kehidupan seksual masa dewasa

Pasien belum menikah, namun menurut pasien dirinya memiliki

pacar yang bernama Nn. R, namun ketika tahun 2014 dirinya

memutuskan hubungan dengan pacarnya karena bosan.

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dan seluruhnya adalah

laki-laki, ayah pasien memiliki pola asuh yang tegas dan disiplin kepada

anak-anaknya, pasien mengatakan ayahnya seorang yang galak dalam

mendidik.

GENOGRAM

: Laki laki Perempuan

: Pasien Satu rumah

8

Page 9: Status Ujian Psikiatri Sp

A : Ayah pasien

B. : Ibu pasien

1. Anak pertama

2. Anak Kedua

3. Pasien

4. Anak keempat

5. Anak kelima

F. Riwayat Sosial Ekonomi.

Dalam riwayat sosial ekonomi pasien terakhir bekerja sebagai buruh

serabutan dipasar, dan penghasilan pas-pasan, serta terkadang tidak mencukupi

untuk kebutuhan sehari-hari.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

1. Impian

Pasien mengatakan ingin sekali pulang dan meneruskan sekolah.

2. Sistem nilai

Pasien kurang mampu mengurus diri sendiri sejak sakit.

3. Dorongan kehendak

Pasien tidak mempunyai dorongan kehendak pada saat ini.

4. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat

bahagia atau senang

Pasien merasa jengkel karena tidak memiliki pekerjaan yang layak.

III. STATUS MENTAL

Dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2015 pukul 09:00 WIB di Ruang

Gatot Kaca RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan Umum

9

Page 10: Status Ujian Psikiatri Sp

Pasien seorang Laki-laki berusia 25 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai

dengan usianya. Penampilan cukup rapi, rambut hitam rapih, memakai baju

kaos berwarna merah, celana panjang .

2. Kesadaran

- Neurologis/biologis : compos mentis

- Psikologis : terganggu

- Sosial : terganggu

3. Perilaku dan aktivitas motorik

Sebelum wawancara : pasien sedang duduk bersama pasien lain.

Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang tenang, menjawab

pertanyaan dengan baik, sikap kooperatif.

Setelah wawancara : pasien berjalan-jalan ditaman.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang cukup,

jawaban spontan.

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Alam Perasaan

1. Mood : Eutim

2. Afek : Kestabilan : Stabil

Pengendalian : Baik

Empati : Dapat dirabarasakan

Skala : Luas

Keserasian: Serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

- Halusinasi visual (+) : pasien mengatakan bahwa dirinya melihat

bayangan hitam besar.

10

Page 11: Status Ujian Psikiatri Sp

- Halusinasi audiorik (+) : Pasien mendengar bisikan yang mengatakan

“ Untuk apa Sholat”.

- Halusinasi taktil (-)

- Halusinasi gustatorik (-)

- Halusinasi olfaktorik (-)

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan

Taraf Pendidikan : Sesuai taraf pendidikan.

Pengetahuan Umum :Baik (pasien dapat menyebut nama presiden

dan wakil presiden Indonesia saat ditanya)

Kecerdasan :Baik (pasien bisa membaca dan menulis,

dan menjawab pertanyaan Seven serial test)

2. Daya Konsentrasi :Baik (Pasien dapat

menjawab pertanyaan pemeriksa tanpa

mudah teralihkan perhatiannya)

3. Orientasi

Daya Orientasi Waktu :Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,

tanggal, bulan dan tahun)

Daya Orientasi Tempat :Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

sekarang)

Daya Orientasi Personal :Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai

Koas).

4. Daya Ingat

Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan

hidupnya)

11

Page 12: Status Ujian Psikiatri Sp

Daya Ingat Jangka Pendek :Baik (pasien ingat hari ini jam berapa

sarapan, dan lauk makan apa saja)

Daya Ingat Sesaat :Baik (pasien mampu mengulang nama

pemeriksa)

5. Kemampuan Visuospasial :Baik (pasien

dapat menggambar gambar bertumpang

tindih)

Gambar 1. Tulisan dan gambar pasien

6. Pikiran Abstrak :Baik (pasien

dapat mengartikan pribahasa tong kosong

nyaring bunyinya)

7. Kemampuan Menolong Diri :Baik (pasien

mau makan dan mandi secara teratur)

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

Produktivitas : Cukup. Pasien dapat memberi jawaban

sesuai pertanyaan tanpa terputus-putus.

12

Page 13: Status Ujian Psikiatri Sp

Kontinuitas Pikiran : Koheren.

Hendaya Berbahasa : Tidak ada.

2. Isi Pikir

Preokupasi : Tidak ada.

Waham :

Waham kebesaran : pasien meyakini dirinya memiliki ilmu

suara macan yang bisa menakuti orang,

dan pasien meyakini bahwa dirinya

memiliki saudara seorang Pangkostrad.

F. Pengendalian Impuls : pasien tenang selama wawancara

(pengendalian impuls cukup baik)

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial

Baik, pasien mengatakan bahwa mencuri adalah perbuatan berdosa.

2. Uji daya nilai

Baik, pasien mengatakan jika menemukan dompet dipinggir jalan maka

akan dilaporkan ke satpam atau petugas.

H. Tilikan : Derajat 3

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya.

IV. STATUS FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 9 Oktober 2015 pukul 10:00 WIB di

Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

13

Page 14: Status Ujian Psikiatri Sp

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Frekuensi napas : 20x/menit

Frekuensi nadi : 80x/menit

Suhu : 36.8 C

Status gizi : Kesan gizi baik

Kulit : sawo matang

Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali.

Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

Telinga : Normotia, sekret (-)

Gigi dan mulut : Dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas

vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan

pembesaran hepar dan lien.

Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis

GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Pupil : Bulat, isokor

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),

spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada

gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

Reflex patologis : (-)

14

Page 15: Status Ujian Psikiatri Sp

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Stabilitas postur tubuh : Normal

Tremor di kedua tangan : (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang pria berusia 25 tahun datang ke IGD RSMM pada tanggal

25 September 2015 , dengan keluhan yang disampaikan oleh ibu pasien yaitu

menyiram wajah ayahnya dengan air termos satu hari sebelum masuk rumah

sakit,

Sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit menurut ibu pasien, pasien

menjadi sering dikamar menyendiri jarang mau makan dan juga menjadi sulit

tidur, pasien juga merasa lemas. Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit

pasien mulai sering memukul lemari pakaiannya dikamar tanpa sebab, dan

jika ditegur pasien langsung marah-marah, menurut pasien dirinya menjadi

sering mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan “buat apa solat” dan

bisikan tersebut mengganggu pasien. Pasien mengatakan terkadang melihat

bayangan-bayangan hitam yang membuat pasien takut, sesekali pasien juga

mengatakan bahwa dia melihat makhluk gaib, pasien mengatakan bahwa

dirinya meemiliki ilmu suara macan yang dapat mengusir makhluk gaib dan

sering menggunakannya jika memang ada sesuatu yang mengganggunya.

Satu minggu sebelum masuk rumah sakit bicara pasien menjadi ngelantur

dan sering mengatakan bahwa dirinya akan pergi kerumah pamannya yang

diyakininya merupakan seorang Pangkostrad, serta pergi ke rumah pamannya

yang menjadi seorang camat di Padang, dan ketika diingatkan oleh keluarga

bahwa tidak ada pamannya yang seorang Pangkostrad dan Camat pasien

terlihat kesal dan matanya melotot.

Pada pemeriksaan status mental yang dilakukan tanggal 9 Oktober 2015

didapatkan kesadaran psikologis yang terganggu, dalam penilaian persepsi

terdapat halusinasi visual yaitu pasien melihat bayangan hitam besar, dan

terdapat halusinasi auditorik pasien mendengar bisikan bisikan yang

15

Page 16: Status Ujian Psikiatri Sp

mengganggu, dalam pemeriksaan proses pikir pada isi pikir didapatkan

waham kebesaran dimana pasien mengatakan dirinya memiliki ilmu suara

macan yang dapat membuat orang takut dan pasien mengatakan bahwa

dirinya memiliki saudara seorang pangkostrad yang sebetulnya menurut

keluarga pernyataan tersebut adalah salah.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,

pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang

secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan

hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian

berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu

gangguan jiwa.(1)

Anamnesis, riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami

trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat

menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa.

Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-09). Pada

pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif

sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak,

sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat

penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-19).

Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena

adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan visual.

Gangguan isi pikir yaitu, waham kebesaran dan saat anamnesis sebelum

masuk RS pasien memiliki waham curiga. Gejala tersebut dialami pasien

selama kurang lebih dari 1 bulan terakhir dan pernah mengalami gangguan

serupa sekitar tahun 2011 dan berlangsung sekitar 2 bulan, sehingga dapat

digolongkan kedalam gangguan psikotik kelompok skizofrenia (F20). Dalam

kurun waktu tersebut pasien telah mengalami sekitar 2 kali episode yang tidak

ada akhir yang jelas di masa lalu dengan gejala-gejala yang kurang lebih

16

Page 17: Status Ujian Psikiatri Sp

hampir sama. Maka dari itu, berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis

untuk aksis I adalah Skizofrenia Paranoid (F20.0).(1-2)

Aksis II

Untuk saat ini, diagnosis aksis II pada pasien belum dapat ditentukan.

Aksis III

Belum ada diagnosis untuk aksis III karena tidak ditemukan kelainan

organik yang berhubungan dengan kondisi medis umum pasien.

Aksis IV

Pada aksis IV ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan

hubungan antara keluarga (ayah pasien).

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global

Assessment Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, didapatkan GAF

tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan nilai 80 , Untuk saat

ini nilai GAF 70

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0) (PPDGJ III)

Aksis II : Tidak ditemukan diagnosis

Aksis III : Tidak ditemukan diagnosis

Aksis IV : Masalah dengan keluarga (ayah pasien)

Aksis V : GAF HPYL : 80

GAF saat masuk : 50

GAF saat ini : 70

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologi : Faktor genetik gangguan jiwa pada keluarga pasien

disangkal.

Psikologis : Terdapat halusinasi dan waham.

Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial.

17

Page 18: Status Ujian Psikiatri Sp

IX. DIAGNOSIS BANDING

1. Skizofrenia Hebefrenik

2. Skizofrenia tak terinci

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanasionam : dubia ad bonam

A. Faktor yang memperingan :

- Tidak terdapat faktor genetik

- Keluarga mendukung pengobatan dengan baik

B. Faktor yang memperberat :

- Pasien terkadang tidak mau berobat

X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka :

Haloperidol 3 x 5 mg

Trihexyphenidyl 3 x 2 mg

Psikoterapi :

- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada

pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien

bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang

ada.

- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan

memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami

akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila

menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik.

- Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak

menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar

18

Page 19: Status Ujian Psikiatri Sp

gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat

menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.

- Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang

dirasakan pasien dapat terkontrol.

- Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama,

berkeluarga, dan sosial yang baik.

Sosioterapi :

- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar

mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada

pasien.

- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik

psikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat

inap dalam program rawat jalan.

- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan

pendidikannya.

- Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalam

kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau

melaksanakan kegiatan tersebut.

XII. DISKUSI

Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,

pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan

intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat

berkembang kemudian.(3)

Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III

1. Memenuhi kriteria umu diagnosis skizofrenia.

2. Diagnosis henefrenia untuk pertama kalinya hanya ditegakkan pada

usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15 – 25 tahun)

19

Page 20: Status Ujian Psikiatri Sp

3. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang

menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk

menentukan diagnosis.

4. Untuk diagnosis henefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan

pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk

memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar

bertahan :

a) Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat

diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu

menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan

atau hampa perasaan;

b) Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropiate),

sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri

(self satisfied), senyum sendiri (self absorbed smilling) atau oleh

sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai ( grimaces),

mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluahan

hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang – ulang

(reiterated phrase).

c) Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak

menentu (rambling ) serta inkoheren.

5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses

pikir umumnya menonjol halusinasi atau waham mungkin ada tetapi

biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and

hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan

(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku

penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan

(aimless)dan tanpa maksud ( empty of puspose) adanya suatu

preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat – buat terhadap agama,

filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang

memahamijalan pikiran pasien.

20

Page 21: Status Ujian Psikiatri Sp

Skizofrenia diklasifikasikan menjadi 5 yaitu katatonik, hebefrenik,

residual, paranoid, dan yang tak terdefinisi. Skizofrenia paranoid sendiri

merupakan salah satu sub tipe dari Skizofrenia.

Untuk pengobatan psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien

ini adalah pemberian Haloperidol dan Trihexylfenidyl. Kedua obat tersebut

termasuk kedalam obat antipsikotik golongan atipikal. Mekanisme kerja

obat golongan atipikal adalah dengan memblokade dopamine pada reseptor

pasca sinaptik neuron di otak, khusunya di sistem limbik dan sistem

ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif. Obat ini juga efektif

untuk gejala negatif dengan berafinitas juga terhadap reseptor serotonin

(5HT2). Efek sampingnya dapat berupa sedasi, gangguan otonomik

(hipotensi, mulut kering), gangguan ekstrapiramidal (Parkinson-like

Syndrome yaitu tremor dan rigiditas). Namun, efek samping antipsikotik

atipikal lebih minimal dari antipsikotik tipikal.(2)

21

Page 22: Status Ujian Psikiatri Sp

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III dan DSM V),

Cetakan kedua. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

2. Maslim, Rusdi. (2007). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik,

edisi ketiga. : Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya

3. Sadock BJ, Sadock VA. (2013). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis

Edisi 2. Jakarta: EGC,

4. Agus, Dharmady. Psikopatologi. (2003). Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran

Jiwa dan Perilaku Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya

22