Status Psikiatri

download Status Psikiatri

of 55

description

jiwa

Transcript of Status Psikiatri

Status Psikiatri

Status PsikiatriLydia MargarethaIdentitas Nama (inisial): Tn. HSTempat dan tanggal lahir: Garut, 10 Januari 1968 Jenis Kelamin: Laki-lakiSuku Bangsa: SundaAgama: IslamPendidikan : S1 EkonomiPekerjaan: Tidak BekerjaStatus Perkawinan: Belum MenikahAlamat: Perum. Jaya Asri blok D60 RT. 001/ 012. Kelurahan Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogung Kidul, Kab. Garut

Riwayat PsikiatriAutoanamnesa: 16 Juli 2014 pada pukul 12.3017 Juli 2014 pada pukul 11.00Alloanamnesis: 17 Juli 2014 pada pukul 14.30Ny. S, Bibi kandung pasien dari ibu, bibi yang paling dekat dengan pasien, pasien sering ke rumah bibinya untuk makan dan bibinya juga sering ke rumah pasien untuk menengok keluarga pasien.

Keluhan utamaPasien mengamuk di rumah (agresivitas motorik), bicara sendiri (autistik), memukul ibunya (agresivitas motorik), sulit tidur (insomnia), dan tidak mandi selama 1 minggu (abulia).

Riwayat gangguan sekarangDua tahun SMRS, keluarga pasien mengatakan bahwa mulai terjadi perubahan sikap pada pasien. Pasien menjadi mudah tersinggung (irritable) dan suka marah-marah (agresivitas verbal). Pasien merasa adiknya dan keponakannya sering membicarakan dirinya dan menganggap dirinya mengatakan hal bohong (waham curiga). Bahkan, pasien melampiaskan amarahnya dengan memukul ibunya (agresivitas motorik). Akhirnya, bibi kandung pasien memutuskan untuk membawa pasien ke pengobatan alternatif INABA. Pasien melakukan rawat jalan selama 1 tahun di tempat tersebut.

Bibi kandung pasien mengatakan bahwa gejala pasien tidak mengalami perubahan. Bahkan, gejala pasien semakin memberat. Dalam 3 bulan SMRS, pasien mulai sering membicarakan berbagai ide mengenai menggambar desain pesawat terbang untuk pergi ke bulan (flight of idea). Pasien merasa harus segera menyelesaikan pekerjaan menggambarnya karena dibutuhkan oleh negara (waham kebesaran).

Dua minggu SMRS, pasien menjadi semakin mudah tersinggung (irritable). Pasien merasa adik dan keponakannya tidak percaya mengenai ide-ide dan pekerjaannya (waham curiga). Bibi pasien mengatakan bahwa pasien kembali memukul ibunya dan juga melempari genteng tetangga (agresivitas motorik). Pasien menjadi sulit tidur (insomnia) dan tidak mau mandi selama satu minggu (abulia). Pasien juga sering bicara sendiri, dan terkadang disisipkan dengan kata-kata berbahasa inggris (autistik). Akhirnya, bibi pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSJ Cimahi.

Riwayat gangguan sebelumnyaRiwayat PsikiatriPada tahun 2011, ayah pasien meninggal dunia karena sakit. Pasien sangat sedih akan hal tersebut, tetapi bibi pasien mengatakan tidak terjadi perubahan sikap yang signifikan setelah kepergian ayahnya. Pasien berlaku sewajarnya, sedih dan murung. Tetapi, setelah beberapa bulan kepergian ayahnya, pasien mulai suka mengamuk di rumah (agresivitas motorik). Pasien tidak lagi melaksanakan sholat tepat waktu karena tidak ada lagi yang mengingatkannya. Bibi pasien mengatakan bahwa pasien sangat dekat dengan ayahnya, ayah pasienlah yang selama ini mendukung setiap karya gambar yang pasien buat dan senantiasa membimbing pasien untuk sholat tepat waktu. Bibi pasien mengatakan, dahulu pasien sering ikut ayahnya pergi bekerja di Bank BPR. Seharusnya, pasien yang akan menggantikan pekerjaan ayahnya kelak, begitulah rencana ayah pasien setelah putranya lulus kuliahSemenjak ayah pasien sebagai pencari nafkah meninggal, maka keluarga pasien menumpang ke rumah bibinya untuk makan. Keluarga pasien tidak memiliki penghasilan sendiri, mereka dibantu biaya oleh keluarga terdekat mereka. Pasien yang adalah pengangguran, saat itu tidak dapat mencari penghasilan tambahan. Bibi pasien mengatakan bahwa pasien memiliki hobby menggambar dan gambarnya sangat bagus, seringkali pasien mendapat pujian dari ayahnya. Semenjak ayahnya meninggal, pasien tetap sering menggambar, terutama pesawat terbang dan pasien mengatakan gambarnya ini akan dibawa pegawai ayahnya dan diberikan pada pemerintah sebagai desain pesawat pertama untuk ke bulan (waham kebesaran). Pasien sering membicarakan ide cepat berpindah ke ide lainnya mengenai desain pesawatnya yang harus segera diselesaikan sebagai pekerjaannya (flight of idea).

Pasien pertama kali dibawa berobat ke pengobatan alternatif pada tahun 2012. Bibi pasien merasa ada perubahan sikap yang semakin terlihat terjadi pada pasien. Pasien menjadi mudah tersinggung (irritable) dan suka marah-marah (agresivitas verbal). Hal ini tidak sesuai dengan sikap pasien yang biasanya penurut, pendiam, dan tidak mudah marah. Bahkan pasien menjadi sering mengamuk dan memukul ibunya (agresivitas motorik).

Selain itu, pasien menjadi lebih sering bertengkar dengan adiknya. Adik pasien, berinisial Tn. I seorang yang tempramen dan tidak bisa diatur. Tn. I ialah anak yang pemberontak, ia sudah 2 kali bercerai dan memiliki empat anak yang tinggal bersama pasien serta ibunya. Tn. I seorang pengangguran dan sering menjual perabotan rumah untuk kepentingannya. Dahulu pasien seringkali menasihati adiknya tersebut dan terkesan lebih banyak mengalah pada adiknya. Pasien pun dengan baik hati selalu mengantarkan keponakannya untuk ke sekolah. Pasien mengatakan sebenernya sangat jengkel pada adiknya dan bahkan sudah tidak mau lagi mengingat-ingat akan adiknya. Pasien merasa adiknya itu sering membicarakan dirinya dan menghina dirinya, bahkan tidak pernah percaya dengan apapun yang dikatakan olehnya (waham curiga). Selama di rumah, pasien mengatakan tidak seorangpun ada yang mempercayainya, bahkan pasien merasa keponakannya juga membicarakan dan menghina setiap ide-idenya (waham curiga).

Dua minggu SMRS, pasien semakin menunjukkan gejala yang berat. Pasien sulit tidur (insomnia), dan jika ditanya mengapa, pasien hanya mengatakan bahwa ia sedang memikirkan pekerjaan menggambarnya yang harus segera diselesaikan untuk pemerintah (waham kebesaran). Pasien menjadi kacau dan sering bicara sendiri (autistik). Bibi pasien juga mengatakan pasien jadi mudah tersinggung (irritable), bahkan tak segan untuk memukul ibunya dan melempari genteng tetangga (agresivitas motorik). Akhirnya, bibi pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSJ Cimahi.

Riwayat gangguan medikRiwayat epilepsi, hipertensi, dan diabetes disangkal. Pasien pernah mengalami kecelakaan mobil pada tahun 2005. Tetapi terdapatnya trauma kepala, pingsan, dan kejang disangkal.Pasien mengalami gatal-gatal sejak satu bulan SMRS. Selain pasien, dua keponakannya juga ada yang mengalami keluhan yang sama. Gatal-gatal dirasakan pasien pada tangan dan kaki, terutama pada sela-sela jarinya.

Riwayat psikoaktifRiwayat penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok disangkal.

Riwayat gangguan sebelumnya201220132014Keterangan :Tahun 2012 : Pasien berusia 42 tahun. Menurut bibi pasien, pasien mulai menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Pasien yang biasanya penurut, pendiam, dan tidak mudah marah menjadi cepat tersinggung (irritable) dan sering mengamuk (agresivitas motorik). Pasien di bawa ke pengobatan alternatif INABA dan menjalani rawat jalan selama 1 tahun.Tahun 2013 : Setelah satu tahun menjalani pengobatan rawat jalan tersebut, bibi pasien mengatakan tidak terjadi perubahan pada diri pasien. Bahkan, pasien menjadi lebih kacau dan suka bicara sendiri (autistik).Tahun 2014 : Keadaan pasien tampak semakin meburuk, pasien semakin sering marah-marah (agresivitas verbal) dan mengamuk (agresivitas motorik). Selain itu, pasien juga melempari genteng tetangga (agresivitas motorik) dan tidak mau mandi (abulia). Pasien sulit untuk tidur (insomnia) dan sering melampiaskan kemarahannya dengan memukul ibunya (agresivitas motorik).

Riwayat perkembangan fisikPasien lahir normal di RSU Garut, cukup bulan dan tidak ada trauma lahir dan cacat bawaan, serta pasien langsung menangis setelah lahir. Menurut bibi pasien, tidak ada keterlambatan dalam pertumbuhan fisik pasien. Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara laki-laki. Pasien merupakan anak yang diharapkan oleh keluarga, terutama sebagai putra sulung yang akan meneruskan pekerjaan ayahnya.

Riwayat perkembangan kepribadianMasa Kanak-kanak:Pasien merupakan anak sulung dan terpaut 2 tahun dari adiknya. Selama masa kanak-kanaknya pasien merupakan anak yang pendiam dan jarang bermain dengan teman-teman seusianya. Pasien lebih senang menyendiri dan jarang berkomunikasi dengan keluarga. Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak pernah menceritakan kondisi mapun perasaannya pada orang-orang disekitarnya. Ayah pasien sangat menyayangi pasien, dan pasien lebih akrab dengan ayahnya. Pasien merupakan anak yang penurut terhadap orang tua, pasien tidak pernah memberontak dengan ayah dan ibunya. Prestasi pasien selama duduk di bangku SD baik terutama dalam bidang matematika dan menggambar. Selama di sekolah dan di rumah, pasien jarang memiliki teman dekat, pasien cenderung pendiam.

Masa RemajaSetelah tamat SD pasien melanjutkan pendidikannya ke bangku SMP dan SMA. Pasien mulai memiliki teman dekat, tetapi hanya beberapa orang saja. Pasien mengatakan jarang menceritakan masalah atau kegiatannya pada teman-temannya. Pasien juga jarang pergi rekreasi dengan teman-temannya. Pasien hanya ikut kegiatan ekstrakulikuler pramuka. Disana pasien mulai memiliki teman dekat perempuan, tetapi pasien mengatakan hanya sebagai teman biasa dan tidak ada yang serius.

Masa DewasaPasien melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia fakultas MIPA jurusan Fisika. Pasien juga sering mengikuti kegiatan di kampusnya. Tetapi, suatu ketika, pasien harus mengikuti pelatihan dari kampusnya ke Kalimantan. Tetapi, ibu pasien melarang pasien untuk ikut. Akhirnya, ayah pasien mengatakan pada pasien untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Garut agar lebih dekat dengan seluruh keluarga dan ayah pasien dapat membimbing pasien untuk meneruskan pekerjaannya. Pasien menuruti saran ayahnya dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Garut. Selama pasien kuliah, pasien juga mengatakan tidak pernah memiliki pacar.

Riwayat pendidikanPasien mengikuti pendidikan dengan prestasi yang cukup baik. Sekolah SD, SMP, SMA tepat waktu dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia fakultas MIPA jurusan Fisika. Tetapi, pasien tidak menyelesaikam pendidikannya di Universitas Indonesia. Ayah pasien menyarankan pasien untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Garut dengan jurusan Ekonomi. Pasien dapat menyelesaikan gelar sarjana ekonominya pada tahun 2001. Tetapi, bibi pasien mengatakan tidak mengetahui kapan pasien memulai kuliahnya di Universitas Garut. Setelah pasien lulus, pasien sering ikut ayahnya bekerja, namun, pasien tidak memiliki pekerjaan tetap.

Riwayat pekerjaanPasien belum pernah bekerja tetap, hanya ikut ayahnya bekerja.

Kehidupan BeragamaPasien terlahir dalam keluarga Islam. Pasien selalu sholat tepat waktu saat ayahnya masih hidup. Tetapi, semenjak ayahnya meninggal, pasien mulai jarang sholat karena pasien merasa tidak ada lagi yang membimbingnya untuk sholat.

Kehidupan sosial dan perkawinanPasien sulit untuk membangun hubungan dengan orang lain, menutup diri dan jarang bercerita dengan orang lain bahkan dengan keluarganya. Pasien tidak pernah memiliki pacar dan belum menikah. Pasien juga tidak memiliki teman dekat, baik di kuliah maupun di sekitar rumah.

Riwayat Keluarga

Situasi kehidupan sosial sekarangSebelum masuk RS pasien tinggal bersama dengan ibu dan ayahnya, serta adiknya. Kebutuhan hidup sehari-hari dirumah dipenuhi oleh ayahnya yang bekerja sebagai pegawai Bank BPR, dan menurut pengakuan bibi pasien, pendapatan ayah pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Tetapi, semenjak ayah pasien meninggal, tidak ada lagi yang mencari nafkah dalam keluarga pasien. Pasien dan ibunya biasanya makan di rumah bibi pasien, atau bibi pasien yang akan datang untuk mengantarkan makanan untuk keluarga mereka.

Biaya hidup sehari-hari hanya didapat dari uang pensiun ayah pasien dan bantuan dari keluarga bibi pasien untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan pendidikan keponakan pasien. Adik pasien juga semakin menjadi anak yang memberontak terhadap ibunya, tidak memiliki pekerjaan, sering menjual perabotan rumah, tidak bertanggung jawab terhadap anaknya. Kehidupan di rumah pasien tampak tidak harmonis dan pasien pun menjadi sering marah-marah terhadap adiknya. Namun, biasanya pasien yang akan mengantarkan dua keponakannya yang sudah sekolah SD. Sedangkan, selama di RSJ, pasien sudah dapat bersosialisasi dengan pasien lainnya. Pasien dapat makan dan mandi secara mandiri. Pasien sudah tampak jauh lebih tenang dan dapat mengendalikan emosinya.Status MentalDeskripsi umumPenampilanSeorang laki-laki berusia 46 tahun berpakaian seragam RSJ berwarna coklat, berambut pendek, kulit sawo matang, tampak terawat, kulit tangan tampak bekas garukan, dan pasien terlihat sedang duduk di tempat tidurnya, dengan beberapa kali terlihat bangun lalu mondar-mandir di ruangannya.KesadaranKesadaran sensorium/neurologik: Compos mentisKesadaran psikiatrik:Tidak tampak tergangguPerilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancaraPasien sedang duduk di atas tempat tidurnya.Selama wawancaraPasien duduk dengan tenang dan tampak bersemangat untuk melakukan wawancara dengan pemeriksa. Kontak mata baik, pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik, bahkan sering menceritakan ide yang mudah berpindah-pindah dengan cepat walaupun hal tersebut tidak ditanyakan (flight of idea). Selama wawancara, pasien tampak banyak bicara (logore), terkadang tertawa, dan lebih suka membicarakan mengenai pekerjaannya menggambar desain pesawat dibandingkan mengenai keluarganya (distraktibilitas). Pasien sering menjawab dengan menggunakan kata bahasa inggris dengan nada yang serasi di akhir kata, seperti: in sample-example-for sample (asosiasi bunyi).Sesudah wawancaraPasien kembali ke ruangannya dan kembali duduk di atas tempat tidurnya.

Sikap terhadap pemeriksaPada saat diwawancara, pasien kooperatif dan penuh perhatian menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Tetapi, beberapa kali pasien menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan yang diajukan.PembicaraanCara berbicara : pasien banyak bicara (logore), terkadang menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan yang diajukan (irelevan), lebih suka menceritakan ide-idenya dengan cepat (flight of ideas).Gangguan berbicara : tidak terdapat gangguan bicara pada pasien.

B. Alam perasaan (emosi)Suasana perasaan (mood): eutimAfek ekspresi afektifArus: cepatStabilitas: stabilKedalaman: dalamSkala diferensiasi: luasKeserasian: serasiPengendalian impuls: cukupEkspresi : wajarDramatisasi: tidak adaEmpati: tidak dinilai

C. Gangguan persepsiHalusinasi (-)Ilusi : tidak adaDepersonalisasi : tidak adaDerealisasi : tidak ada

D. Sensorium dan KognitifTaraf pendidikan: Sarjana EkonomiPengetahuan umum : BaikKecerdasan:Sesuai dengan taraf pendidikanKonsentrasi dan kalkulasi: BaikOrientasi :Waktu: baik (mengetahui saat di wawancara adalah waktu siang hari)Tempat: baik (mengetahui keberadaannya di RSJ)Orang: baik (mengetahui sedang berbicara dengan siapa saat diwawancarai, mengetahui siapa yang membantu merawatnya di RSJ)

Daya ingatTingkatJangka panjang: baik (pasien masih mengingat kapan ayahnya meninggal)Jangka pendek: baik (pasien mengingat sudah makan pagi dan makan siang)Segera : baik (pasien dapat mengingat nama pemeriksa)Gangguan: tidak adaPikiran abstraktif: baik (pasien mengetahui apel, anggur, melon, dll termasuk jenis buah)Visuospatial: baik (pasien mengetahui arah jarum panjang dan pendek pada jam 12.00 dan jam 14.00)Bakat kreatif: menggambarKemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien biasanya makan dan mandi sendiri)

E. Proses PikirBentuk pikirProduktivitas : pasien berbicara spontan, banyak bicara (loggore), sering berpindah-pindah ide (flight of idea).Kontinuitas: terkadang jawaban pasien tidak sesuai (irelevan) dan menggunakan kata bahasa inggris yang memiliki bunyi sama (asosiasi bunyi).Hendaya: tidak adaIsi pikirPreokupasi dalam pikiran : tidak adaWaham : (+)Waham kebesaran : merasa pekerjaannya adalah mendesain pesawat terbang yang penting dan harus segera diselesaikan karena diminta oleh pemerintah untuk ke angkasa dan bulan. Pasien juga mengatakan mengenal beberapa guru besar di UI dan UGM.Waham curiga : pasien selalu merasa bahwa adiknya dan keponakannya selalu membicarakan dirinya dan tidak pernah percaya padanya.Obsesi: tidak adaFobia: tidak adaGagasan rujukan: tidak adaGagasan pengaruh: tidak ada

PENGENDALIAN IMPULSBaik (selama wawancara pasien tidak menunjukkan agresivitas motorik maupun verbal)DAYA NILAIDaya nilai sosial: baik (pasien mengatakan memukul ibunya itu tidak baik dan tidak seharusnya ia lakukan)Uji daya nilai: baik Daya nilai realitas: baikTILIKANTilikan derajat 1 (pasien menyangkal bahwa dirinya sakit)RELIABILITAS baik

Pemeriksaan FisikSTATUS INTERNUSKeadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran : compos mentisTensi: 100/80 mmHgNadi: 88x/menitSuhu badan: 36,2oCFrekuensi napas: 20 x/menitBentuk tubuh: atletikusSistem kardiovaskular: S1, S2 reguler, murmur (-), gallop (-)Sistem respiratorius: suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)Sistem gastrointestinal: bising usus (+)Sistem musculosceletal: deformitas (-), simetris, eutropiSistem urogenital: tidak dilakukan pemeriksaan

STATUS NEUROLOGIKSaraf kranial (I-XII): dalam batas normalRangsang meningeal: tidak adaMata: tidak ada gangguanPupil: isokor, refleks cahaya (+)Ophtalmoscopy: tidak dilakukanMotorik: +5Sensibilitas: positif (+)Sistem saraf vegetatif: tidak terdapat gangguanFungsi luhur: tidak terdapat gangguan Gangguan khusus: tidak ada

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan darah rutinPemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT)Pemeriksaan EKG

Ikhtisar penemuan bermaknaSeorang laki-laki berusia 46 tahun, belum menikah, tidak bekerja datang ke RSJ Cimahi pada tanggal 26 Juni 2014 diantar oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk di rumah (agresivitas motorik), bicara sendiri (autistik), memukul ibunya (agresivitas motorik), sulit tidur (insomnia), dan tidak mandi selama 1 minggu (abulia).Pasien pertama kali dibawa berobat ke pengobatan alternatif pada tahun 2012. Bibi pasien merasa ada perubahan sikap yang aneh terjadi pada pasien. Pasien menjadi mudah tersinggung (irritable) dan suka marah-marah (agresivitas verbal). Hal ini tidak sesuai dengan sikap pasien yang biasanya penurut, pendiam, dan tidak mudah marah. Bibi pasien mengatakan satu tahun sebelumnya, ayah pasien meninggal dunia. Tetapi pasien tidak langsung menunjukkan gejala yang signifikan. Pasien hanya sedih dan murung. Setelah beberapa bulan kepergian ayahnya, pasien mulai suka mengamuk di rumah (agresivitas motorik). Pasien tidak lagi melaksanakan sholat tepat waktu karena tidak ada lagi yang mengingatkannya. Bibi pasien juga mengatakan bahwa adik pasien, Tn. I juga menjadi salah satu pemicu kemarahan pasien. Adiknya seorang penggangguran, sudah menikah 2 kali lalu bercerai dan meninggalkan keempat anaknya di rumah dan menjadi tanggungan keluarga. Tn. I sering menjual perabotan rumah dan pergi seenaknya. Pasien lah yang biasanya mengurus keponakannya tersebut. Saat ini, karena tidak ada lagi yang menafkahi keluarga pasien semenjak ayahnya meninggal, maka mereka hanya mengandalkan uang pensiun ayah pasien serta dibantu oleh keluarga bibi pasien dan biasanya mereka pergi ke rumah bibi pasien untuk makan karena rumahnya yang berdekatan. Bibi pasien mengatakan hubungan di rumah pasien menjadi tidak harmonis.

Selama mengikuti rawat jalan dalam satu tahun pada pengobatan alternatif, menurut pengakuan bibi pasien, pasien tidak menunjukkan kemajuan. Bahkan, dua minggu SMRS, pasien semakin menunjukkan gejala yang berat. Pasien sulit tidur (insomnia), dan jika ditanya mengapa, pasien hanya mengatakan bahwa ia sedang memikirkan pekerjaan menggambarnya yang harus segera diselesaikan untuk pemerintah (waham kebesaran). Pasien menjadi kacau dan sering bicara sendiri (autistik). Bibi pasien juga mengatakan pasien jadi mudah tersinggung (irritable), bahkan tak segan untuk memukul ibunya dan melempari genteng tetangga (agresivitas motorik). Akhirnya, bibi pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSJ Cimahi.

Pada pemeriksaan status psikiatri didapatkan mood pasien tampak wajar. Pasien men jawab setiap pertanyaan pemeriksa dengan baik. Hanya terkadang pasien menjawab tidak sesuai dengan yang diajukan (irelevan) dan pasien lebih sering menceritakan ide-idenya secara cepat (flight of idea). Pasien juga sering menjawab pertanyaan dengan bahasa inggris yang memiliki akhir bunyi yang sama (asosiasi bunyi). Pada isi pikir pasien didapatkan waham kebesaran dan waham curiga. Pada pemeriksaan internus dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, semua tampak dalam batas normal.

Formulasi DiagnostikAksis IBerdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan mengalami:Gangguan jiwa, karena adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan pada kehidupan sehari-hari (hendaya).Gangguan jiwa ini termasuk GMNO, karena:Tidak terdapat gangguan kesadaran neurologikTidak ditemukan penyakit organik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwanya.Tidak terdapat gangguan orientasi.Tidak terdapat gangguan memori.GMNO ini termasuk golongan skizofrenia karena terdapat:Waham kebesaran : merasa pekerjaannya adalah mendesain pesawat terbang yang penting dan harus segera diselesaikan karena diminta oleh pemerintah. Pasien juga mengatakan mengenal beberapa guru besar di Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada.Waham curiga : pasien selalu merasa bahwa adiknya dan keponakannya selalu membicarakan dirinya dan tidak pernah percaya padanya.Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama satu bulan atau lebih.Menurut PPDGJ, GMNO skizofrenia ini termasuk skizofrenia paranoid karena memenuhi gejala seperti:Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.Terdapat waham yang menonjol : waham kebesaran dan waham curiga

Aksis IIGangguan kepribadian skizoid, karena memenuhi kriteria yaitu:Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan.Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan terhadap orang lain.Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain (perhitungan usia penderita).Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri.Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu.

Aksis IIIRiwayat epilepsi, hipertensi, dan diabetes disangkal. Pernah mengalami kecelakaan mobil pada tahun 2005. Tetapi terdapatnya trauma kepala, pingsan, dan kejang disangkal.Gatal-gatal sejak satu bulan SMRS. Terdapat dua anggota keluarga yang tinggal serumah mengalami keluhan yang sama. Gatal-gatal dirasakan pada tangan dan kaki, terutama pada sela-sela jari.Aksis IVMasalah dengan primary support group (ayah kandung meninggal)Aksis VSkala GAF 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

Evaluasi MultiaksialAksis I: F20.00 Skizofrenia Paranoid berkelanjutanDD : F20.1 Skizofrenia HebefrenikF22.0 Gangguan waham menetap Aksis II : F60.1 Gangguan Kepribadian SkizoidAksis III : SkabiesAksis IV: Masalah dengan primary support groupAksis V: GAF 60-51

PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonamHal hal yang memperingan prognosis :Keluarga mendukung pengobatan pasien.Fungsi kognitif baik.Faktor presipitasi jelasTerjadi pada usia dewasa akhirRiwayat keluarga afektif (-)Terdapat symptom positif (waham)Hal- hal yang memperberat prognosis:Riwayat premorbid buruk Belum menikahTilikan derajat I

Daftar problemOrganobiologik : Gangguan neurotransmitter (hiperdopaminergik).Psikologik/Psikiatrik : Waham kebesaran, waham curiga.Lingkungan dan Sosioekonomi : Hubungan tidak harmonis dengan keluarga terutama adik kandung, ayah kandung meninggal, belum menikah, tidak memiliki pekerjaan, keadaan ekonomi kurang.

Terapi

Psikoterapi

Terapi individual : Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya.Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat dan kontrol secara teratur.Memberikan pasien kesempatan untuk melakukan dan mengembangkan hobinya, yaitu menggambar.Memotivasi pasien untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga.

Terapi kelompok Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di RSJ bersama dengan rekan lainnya untuk menjalin sosialisasi yang baik.Memotivasu pasien untuk berani bersosialisasi dengan orang di sekitar.

Terhadap Keluarga :Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif tentang keadaan penyakit pasien sehingga keluarga bisa menerima dan memahami keadaan pasien, serta mendukung proses penyembuhannya dan mencegah kekambuhan.Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan pada pasien dan pentingnya pasien untuk dipantau kontrol dan minum obat secara teratur.

Thank you