Ske c Blok 20 Final

36
Skenario C 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Kasus Skenario C Blok XX” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan. 2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual. 3. dr. Yessi Astri Mkes selaku tutor kelompok 6 4. Teman-teman seperjuangan 5. Semua pihak yang membantu penulis. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan TUTORIAL 6 Blok 20 1

description

kssst

Transcript of Ske c Blok 20 Final

Page 1: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Kasus

Skenario C Blok XX” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan

pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan

saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.

2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.

3. dr. Yessi Astri Mkes selaku tutor kelompok 6

4. Teman-teman seperjuangan

5. Semua pihak yang membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada

semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita

dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Oktober 2011

Penulis

TUTORIAL 6 Blok 20 1

Page 2: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

DAFTAR ISI

Halaman depan ………………………………………………………………… 0

Kata Pengantar …………………………………………………………………. 1

Daftar Isi ………………………………………………………………………… 2

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 3

1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………… 4

BAB II : Pembahasan

2.1 Data Tutorial ………………………………………………… 5

2.2 Skenario ……………………………………………………… 5

2.3 Seven Jump Steps ……………………………………………

I. Klarifikasi Istilah-Istilah ………………………………. 6

II. Identifikasi Masalah …………………………………… 7

III. Analisis Permasalahan dan Jawaban …………………. 8

IV. Hipotesis ……………………………………………….. 41

V. Kerangka konsep ............................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 42

TUTORIAL 6 Blok 20 2

Page 3: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Ilmu Kesehatan Reproduksi adalah blok sembilan belas dan pada semester 6

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial

skenario kasus sebagai berikut

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

TUTORIAL 6 Blok 20 3

Page 4: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutorial 6 Blok 20 Skenario C

“Nn Santi”

Tutor : dr. Yessi Astri M.kes

Moderator : Roy ade putra

Sekretaris Meja : Diah Permata Sari

Sekretaris Papan : Anovy Rarum

2.2 Skenario Kasus

Nn Santi, 18 tahun, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RS Muhammadiyah

Palembang dengan keluhan muntah hebat sejak ½ jam sebelum masuk ke rumah sakit. Keluarga

penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun

serangga merk Baygon sebanyak 1 gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah

keluarga. Penderita muntah 5 kali banyaknya 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut

penderita juga tercium bau racun serangga. Penderita merasakan nyeri ulu hati dan sesak napas,

penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum :

Kesadaran kompos mentis lemah, tampak sakit sedang

TD : 100/70 mmHg, Nadi : 124x/menit, regular, RR : 26 x/menit, T0 : 36,5 o C

Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), kelopak mata cekung (+), pupil miosis (+), tremor lidah

(-)

Abdomen :

Inspeksi : cembung

Palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun

Perkusi : timfani

TUTORIAL 6 Blok 20 4

Page 5: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Auskultasi : bising usus normal

Ekstrimitas : Normal

Laboratorium

Hb 13,4 g/dl, Ureum 38 mg/dl, Creatinin 0,9 mg/dl, Natrium 130 mmol/l, Kalium 2,9 mmol/l

2.3 Seven Jump Steps

I. Klarifikasi Istilahmenderit

1. Racun serangga : insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam

pertanian dengan toksisitas tinggi

2. 1 gelas belimbing : 250 cc

3. Nyeri ulu hati : Nyeri yang dirasakan di daerah perut bagian tengah dan atas yang

terletak di antara angulus sterni

4. Muntah : Pengeluaran isi lambung melalui mulut

5. Pupil miosis : Suatu keadaan pupil berkontraksi

6. IGD : layanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien dalam kondisi gawat

darurat dan harus segera dibawa ke Rumah sakit untuk penanganan darurat yang

cepat.

7. Tremor Lidah : Gerakan/ Gigilan yang involunter pada lidah

8. Turgor : Suatu penilaian untuk melihat keelastisan kulit

9. Kelopak Mata Cekung : hilangnya elastisitas kulit karena kurangnya cairan pada

kelopak mata

10. Baygon : Merupakan Insektisida fosfat organik golongan carbonat

11. Timfani : suara normal pada perkusi abdomen

12. Ureum : CON2H4 hasil metabolism protein dalam tubuh yang terdapat dalam

kemih dan keringat

13. Kreatinin : Bentuk anhidrida keratin, hasil akhir metabolism fosfo craetin

14. Natrium : Kation terbesar pada Cairan Ekstra Sel

15. Kalium : Kation terbesar pada Cairan Intra Sel

TUTORIAL 6 Blok 20 5

Page 6: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

II. Identifikasi masalah

1. Nn. Santi dibawa ke IGD dengan keluhan muntah hebat sejak 1 ½ jam SMRS,

muntah 5 kali dan banyaknya 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulutnya

tercium bau racun serangga

2. Alloanamnese 2 jam sebelum SMRS, Nn. Santi meminum racun serangga merk

Baygon sebanyak 1 gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah

keluarga

3. Penderita merasakan nyeri ulu hati, sesak napas

4. Pem. Fisik -> KU : lemah, tampak sakit sedang

Nadi : 24x/menit, regular, RR : 26x/menit, T : 36,5

Kepala : kelopak mata cekung dan pupil miosis

Abdomen : palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun

5. Pem. Laboratorium

III. Analisis Masalah

1. a. Apa penyebab muntah pada kasus ?

b. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus ?

c. Apa dampak muntah hebat selama 1 ½ jam dan banyaknya 1 gelas tiap 1 x muntah ?

d. Bagaimana tindakan pertama pada kasus ?

2. a. Apa itu racun serangga, penggolongannya dan apa saja kandungannya ?

b. Apa dampak racun serangga yang diminum sebanyak 1 gelas belimbing pada tubuh ?

c. Bagaimana mekanisme kerja racun serangga sehingga menimbulkan gangguan pada

fungsi tubuh ?

3. a. Bagaimana hubungan keluhan utama dan keluhan tambahannya?

4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari KU ?

b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Pemeriksaan kepala ?

c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan abdomen ?

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium ?

6. Bagaimana penegakan diagnosis ?

TUTORIAL 6 Blok 20 6

Page 7: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang ?

8. Bagaimana diagnosis kerja ?

9. Bagaimana tatalaksana ?

10. Bagaimana prognosis ?

11. Bagaimana komplikasi ?

12. Bagaimana preventif dan promotif ?

13. Bagaimana KDU ?

14. Bagaimana pandangan Islam ?

IV. KERANGKA KONSEP

V. HIPOTESIS

Nn. Santi mengalami muntah hebat karena intoksikasi insektisida Organo fosfat

golongan Carbamat disertai Syok.

TUTORIAL 6 Blok 20 7

Minum Baygon

Gejala simpatis

Inhibitor cholinesterase di pasca sinaps

Mempengaruhi system saraf otonom

Gejala parasimpatis

Page 8: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

VI. LEARNING ISSUE

Pokok

Bahasan

What I Know What I Don’t Know

(Learning Issue)

What I Have to Prove How I Will

Learn

Intoksikasi

Baygon

Nn Santi, masuk ke IGD

dengan keluhan muntah

hebat. penderita

meminum racun serangga

merk Baygon sebanyak 1

gelas belimbing dalam

percobaan bunuh diri

karena masalah keluarga.

muntah 5 kali banyaknya

1 gelas tiap muntah, dari

muntahan dan mulut

penderita juga tercium

bau racun serangga.

1. Jenis jenis

insektisida

2. Mekanisme

intoksikasi

3. Mekanisme

muntah

4. Tatalaksana

intoksikasi

5. Prognosis

6. Komplikasi

7. KDU

8. PI

Nn. Santi mengalami

muntah hebat karena

intoksikasi insektisida

Organo fosfat

golongan Carbamat

Text Book,

Pakar Lain,

Internet

VII. SINTESIS

1. a. Apa penyebab muntah pada kasus ?

Jawab :

Penyebab muntah pada kasus adalah intoksikasi insektisida fosfat organic (IFO)

golongan karbamat (Baygon)

TUTORIAL 6 Blok 20 8

Page 9: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

b. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus ?

Jawab :

c. Apa dampak muntah hebat selama 1 ½ jam dan banyaknya 1 gelas tiap 1 x muntah ?

Jawab :

a. Dehidrasi – kekurangan cairan

b. Hiponatremi – kejang, gangguan saraf

TUTORIAL 6 Blok 20 9

Diabsorbsi oleh tubuh

Mengikat enzim asetil kholisterase (ACHE)

ACHE inaktif

Akumulasi asetilkolin

Timbul gejala gejala

muskarinik nikotinikmuskarinik SPP

M1

Sel parietal lambung

HCl ↑

MINUM BAYGON

Sistem pencernaan

Mengiritasi

antiperistaltik

Relaksasi spingter esofagus

Mendorong isi lambung

meregang

Isi lambung ke esofagus

Merangsang serabut saraf aferen daan

simpatis

Pusat muntah

Implus motorik

Saraf spinalis

s. vagus dan simpatis

Jalur saraf

kranialis

Kontraksi abdomen

dan diaphragma

Traktus gastrointesti

nal bag. bawah

Traktus gastrointest

inal bag. atas

MUNTAHKontraksi lambung

Page 10: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

c. Hipokalemia – lemas

d. Dari hiponatremia dan hipokalemia yang dialami korban bisa menyebabkan

ketidakseimbangan asam-basa

2. a. Apa itu racun serangga, penggolongannya dan apa saja kandungannya ?

Jawab :

Pestisida adalah semua yang dipakai untuk membasmi hama ;

a. Insektisida – untuk membasmi serangga

b. Rodentisida – untuk membasmi tikus

c. Herbisida – untuk membasmi tanaman pengganggu

Ada 2 macam insektisida

a. Insektisida Hidrokarbon klorin (HK)

Tetap berakumulasi dalam tubuh

Contoh : DDT, endosulfan, dieldrin

b. Insektisida Fosfat Organik (IFO)

IFO murni (dipakai dalam pertanian) contoh : malathion, diazinon, raid,

systox

Golongan karbamat ( untuk keperluan rumah tangga ) contoh : Baygon

Sifat kerja dari IFO murni dan golongan karbamat bersifat antikolinestrase

(Cholynesterase inhibitor insecticides) sehingga keduanya mempunyai persamaan dalam

hal cara kerjanya, yaitu inhibitor yang langsung dan tidak langsung terhadap enzim

kolinestrase. Pada keracunan IFO, ikatan IFO – KhE bersifat menetap (ireversibel),

sedangkan keracunan karbamat (baygon) bersifat sementara ( reversible).

b. Apa dampak racun serangga yang diminum sebanyak 1 gelas belimbing pada tubuh ?

Jawab :

Tidak diketahui berapa Lethal Dose golongan karbamat pada manusia, tapi semakin

banyak jumlah, lama terpapar, dan pertolongan yang tidak adekuat bisa menyebabkan

kematian.

TUTORIAL 6 Blok 20 10

Page 11: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

c. Bagaimana mekanisme kerja racun serangga sehingga menimbulkan gangguan pada

fungsi tubuh ?

Jawab :

Fisiologi proses yang terjadi di taut neuromuscular (tempat Asetilkolin)

Keterangan :

1. Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal akson (terminal button)

2. Terbentuknya potensial aksi di terminal button memicu pembukaannya saluran Ca2+

ke terminal button

3. Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis sebagian vesikel

4. Ach berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot lalu berikatan

dengan reseptor spesifiknya di motor end plate membrane otot

5. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation yang kemudian menyebabkan

perpindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam jumlah yang lebih besar daripada

perpindahan K+ keluar sel

TUTORIAL 6 Blok 20 11

Page 12: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

6. Hasilnya adalahpotensial end plate. Terjadi arus local antara end-plate yang

mengalami depolarisasi dan membrane sekitar

7. Aliran arus local ini membuka saluran Na+ bergerbang voltase di membrane sekitar

8. Na+ masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial ke ambang, memicu potensial

aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot

9. Ach kemudian diuraikan oleh AchE, suatu enzim yang terletak di membrane motor

end-plate dan mengakhiri respon.

Kolinergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat

menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan

neurohormon asetilkolin (Ach) di ujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP adalah

mengumpulkan energy dari makanan dan menghambat penggunaannya. Bila neuron SP

dirangsang, timbullah sejumlah efek yang m,enyerupai keadaan istirahat dan tidur. Efek

kolinergis faal yang terpenting seperti : stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat

peristaltic dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung (HCL), juga sekresi air mata,

dan laim-laim, memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung,

vasodilatasi dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan

menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata dengan

efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya

pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek memperlancar

pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kontraksi otot rangka, menekan SSP setelah

pada permulaan menstimulasinya.

Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps dan neuron

pascaganglioner dari SP, juga plat-plat ujung motoris dan di bagian susuna saraf pusar

yang disebut sestem ekstrapiramidal. Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan,

reseptor ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

A. Reseptor Muskarinik

Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin, yaitu

suatu alkaloid yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya, reseptor

muskarinik ini menunjukkan afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan menggunakan

studi ikatan dan penghambat tertentu, maka telah ditemukan beberapa subklas

TUTORIAL 6 Blok 20 12

Page 13: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

reseptor muskarinik seperti M1, M2, M3, M4, M5. Reseptor muskarinik dijumpai

dalam ganglia system saraf tepid an organ efektor otonom, seperti jantung, otot polos,

otak dan kelenjar eksokrin. Secara khusus walaupun kelima subtype reseptor

muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M1 ditemukan pula dalam sel

parietal lambung, dan reseptor M2 di otot jantung, M3 dalam kelenjar eksokrin dan

otot polos.

B. Reseptor Nikotinik

Resptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi

afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor

nikotinik namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor ini

terdapat di dalam system saraf pusat, medulla adrenalis, ganglia otonom, dan taut

neuromuscular.

Mekanisme racun masuk ke dalam tubuh, akan mengikat AchE sehingg AchE

menjadi inaktif dan terjadi akumulasi asetilkolin. Pada saat enzim ini dihambat terjadi

peningkatanjumlah asetilkolin dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik

pada system saraf pusat dan perifer yang menimbulkan gejala muntah, pupil miosis,

kelopak mata cekung, nyeri epigastrium dan sesak napas

TUTORIAL 6 Blok 20 13

Page 14: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

3. a. Bagaimana hubungan keluhan utama dan keluhan tambahannya?

Jawab :

4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari KU ?

Jawab :

TD : 100/70 mmHg ⟶ Hipotensi

Nadi : 124x/menit regular ⟶ Tachicardi

RR : 26x/menit ⟶ Tachipneu

T : 36,5o C ⟶ DBN

TUTORIAL 6 Blok 20 14

Baygon ( gol. Karbamat) masuk ke dalam tubuh

Mengikat enzim asetilkolinestrase (AchE)

AchE menjadi inaktif

Terjadi peningkatan jumlah asetilkolin

Rangsangan asetilkolin berlebihan

Efek nikotinik

takikardi

Efek muskarinik

Muntah hebat

Miosis

Bronkospasme

SSP

Page 15: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Pemeriksaan kepala ?

Jawab :

Pupil miosis (+) ⟶ pengecilan diameter pupil akibat kerja parasimpatis pada N III

cabang I

Kelopak mata cekung (+) Dehidrasi

Mekanisme :

c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan abdomen ?

Jawab :

Interpretasi

- Inspeksi : Cembung (N : datar)

- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (N : tidak ada)

- Perkusi : Timpani (N : Timpani )

TUTORIAL 6 Blok 20 15

karbamat berikatan dgn Ach

Minum Baygon Akumulasi Ach di sinaps

Iritasi mukosa lambung

Stimulasi ujung syaraf yg ada di dalam saluran pencernaan

Susunan saraf otonom

parasimpatis Simpatis

Pusat muntah pada chemoreceptor trigger zone (CTZ) di SSP

NikotinikMuskarinik

Kerja jantung

Vasokontriksi bronkus paru

Sesak napas

TachicardiTachipneu

Reflex Muntah

Hipotensi

Dehidrasi berat

Terus menerus

Volume cairan

Pupil miosis

Mata cekung

Syok hipovolemik

Turgor menurun

Page 16: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Mekanisme

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium ?

Jawab :

Interpretasi

- Hb : 13,4 gr/dl (N = 12-14 gr/dl)

- Ureum : 38 mg/dl (N = 8-25 mg/dl)

- Natrium : 130 mmol/l (N = 135-145 mmol/l)

- Kalium : 2,9 mmol/l (N = 3,5 – 5,0 mmol/l)

- Hiponatremia, hipokalemia, azotemia

TUTORIAL 6 Blok 20 16

Asetil kolin ↑

Reseptor muskarinik Reseptor nikotinik

Hiperperistaltik usus Sekresi HcL ↑

Nyeri epigastrium

Mual muntah

Kehilangan cairan dan elektrolit

Turgor kulit menurun

Page 17: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Mekanisme

6. Bagaimana penegakan diagnosis ?

Jawab :

a. Anamnesis

Riwayat kontak antara korban dengan racun

Waktu kejadian

Seberapa banyak

Jenis insektisida yang digunakan

Adanya gejala akut berupa mual- muntah, bisa juga diare tanpa demam

TUTORIAL 6 Blok 20 17

Asetil kolin ↑

Reseptor muskarinik

Urea menumpuk di vaskuler

LFG↓

azotemia

dehidrasi

hipokalemia hiponatremia

Hilangnya cairan elektrolit

GIT

Mual, muntah

Page 18: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Kejang

b. Pemeriksaan Fisik

Ditemukan dugaan tempat masuknya racun (inhalasi, peroral) absorbs kulit

dan mukosa atau parenteral

Penurunan kesadaran pasien

Pemeriksaan vital sign (TD – hipotensi padaorganofosfat)

Ukuran pupil mata

Nyeri perut

Bau insektisida

Kejang

c. Gejala keracunan insektisida organofosfat (hiperaktifitas susunan saraf, gejala

muskarinik dan nikotinik)

Gejala Muskarinik ; hipersekresi kelenjar keringat, air mata, saliva, saluran

pernapasan, saluran pencernaan, inkontinensia alvi, inkontinensia urin,

bronkokontriksi, miosis, bradikardi, hipotensi

Gejala Nikotinik ; twitching dan fasukulasi otot lurik dan kelumpuhan otot

d. Gejala keracunan organoklorin

Dapat terjadi parestesia bibir, lidah, muka

Dapat terjadi fibrilasi ventrikel : berdebar debar

Kejang tremor kemudian diikuti kelemahan dan kelumpuhan otot

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang ?

Jawab :

a. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium tidak banyak

membantu

Anamnesis toksikologi

i. Untuk membuktikan adanya racun dan metabolitnya

ii. Sedini mungkin

TUTORIAL 6 Blok 20 18

Page 19: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

iii. Smpel yang dikirim ke laboratorium adalah 50 ml urine, 10 ml Serum

bahan muntahan, feses

Pengukuran ChE (Cholinestrase) sel darah merah dan plasma

i. Akifase enzim kolinestrase dalam darah <<

ii. Penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis

( menurun sekian perseen dari normal)

iii. Keracunan akut ; Ringan (40-70%), sedang (20-40%), Berat (<20%)

iv. Keracunan berat : bila kadar AchE menurun sampai 25%-50% setiap

individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segera

disingkirkan dan baru diijinkan bekerja kembali kadar AchE telah

meningkat >75% (Normal)

Patologi anatomi

i. Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas

ii. Sering hanya ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak

dan organ-organ lainnya

Pemeriksaan analisis gas darah

b. Radiologi : dicurigai adanya perforasi lambung dan aspirasi zat racun melalui

inhalasi

c. EKG : karena biasanya diikuti terjadinya gangguan irama jantung

8. Bagaimana diagnosis kerja ?

Jawab :

Nn. Santi mengalami Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik golongan karbamat

dan Syok hipovolemik

9. Bagaimana tatalaksana ?

Jawab :

TUTORIAL 6 Blok 20 19

Page 20: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

1. Resusitasi

Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa

pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20

tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran

pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu

perlu respirator pada kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan

buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan

meracuni lewat mlut penolong. Pernafasan buatan hanya

dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat

bag – valve – mask.

2. Eliminasi

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita

yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml.

Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Katarsis

(intestinal lavage), dengan pemberian laksan bila diduga racun

telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung atau

gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya

menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil

paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam

setelah keracunan. Keramas rambut dan memandikan seluruh

tubuh dengan sabun.

Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya

dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . Pada

koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung

sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa

endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi pneumonia.

3. Anti dotum

TUTORIAL 6 Blok 20 20

Page 21: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat

penumpukan.

a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg

b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-

gejala atropinisasi (muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan

psikosis).

c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 –

4 –6 – 8 dan 12 jam.

d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang

mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan

pernafasan akut yang sering fatal. (duniakedokteran edittor)

Atropin adalah senyawa berbentuk kristal putih,rasa sangat pahit,titik lebur 115°

dan terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin merupakan antagonis reseptor

kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Datura stramonium L dan tanaman

lain dari family Solanaceae. (mursidi,1989)

Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau

parasimpatolitik. Atropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja

menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos.

Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam

jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase. (Achmad, 1986)

Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik

secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis

kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis

besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan.

Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan

hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik

lainnya. (Jay dan Kirana, 2002)

TUTORIAL 6 Blok 20 21

Page 22: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Atropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,

merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor,

perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan

depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan

paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan

siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan

bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu

atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung

dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai

antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan pada otot

polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga menyebabkan retensi

urin (Hidayat, 2005)

Nama & Struktur Kimia (Sinonim) atropin adalah Atropine sulfate; a-

(Hydroxymethyl)benzeneacetic acid 8-mehtyl-8-azabicyclo(3.2.1)oct-3-yl ester tropine

topate, d,l- hyosciamine. C17H23NO3•1/2H2O4S. Kelarutannya : 1 g larut dalam 400

ml air,50 ml air panas,3 ml etanol,60 ml eter dan dalam 1 ml kloroform. Atropin sulfat

mudah larut dalam air.

10. Bagaimana prognosis ?

Jawab :

Dubia ad bonam

Kematian karena keracunan baygon sangat tergantung dari :

a. Seberapa banyak racun diminum

b. Berapa lama terpapar racun

c. Seberapa cepat korban mendapatkan pengobatan

d. Kematian sering terjadi akibat korban tidak mendapat pertolongan yang

memadai

11. Bagaimana komplikasi ?

Jawab :

TUTORIAL 6 Blok 20 22

Page 23: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

a. Kematian

b. Gagal ginjal akut akibat dehidrasi

c. Henti jantung dari asetil kolin yang terakumulasi menyebabkan gangguan pada

saraf parasimpatis post ganglionik, sehingga SA node dan AV node terganggu.

12. Bagaimana preventif dan promotif ?

Jawab :

a. Preventif

Pihak keluarga, tujuannya untuk meningkatkan proteksi, mencegah

terjadinya kekerasan terhadap anak, membangun hubungan yang positif di

dalam rumah, untuk saling berbagi. Menanamkan pendidikan moral dan

agama yang sebaik-baiknya

Pihak lingkungan, beberapa hal yang semestinya disediakan lingkungan

untuk mencegah. Adanya tekanan sosial terhadap pelaku kekerasan dalam

rumah tangga, tidak memberitahukan secara berlebihan tentang kejadian

bunuh diri agar tidak menjadi model bagi remaja, menciptakan kegiatan

yang positif dalam lingkungan untuk para remaja.

Strategi nasional, membatasi akses seseorang terhadap alat bunuh diri,

seperti regulasi pestisida di sri lanka, membuat program pencegahan

komunitas seperti di AU AS yang menciptakan program deteksi indicator

bunuh diri dan mengurangi prevalensi faktor resiko terkait bunuh diri.

b. Promotif

Meningkatkan pengetahuan klinis tentang bunuh diri dan memperbaiki

sikap dalam menghadapi perilaku bunuh diri yang diberikan oleh pada

professional kepada masyarakat

Sosialisasi serta edukasi tentang pencegahan bunuh diri

Mengadakan konferensi, inisiatif wawancara yang konstruktif

13. Bagaimana KDU ?

TUTORIAL 6 Blok 20 23

Page 24: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

Jawab :

Intoksikasi 3A

Mampu membuat diagnosis klinis berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat memutuskan dan

memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus

gawat darurat)

14. Bagaimana pandangan Islam ?

Jawab :

Ayat Al-Qur'an tentang larangan bunuh diri

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa' : 29) "Maka (apakah) barangkali

kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling,

sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6)

Hadits-Hadits tentang larangan bunuh diri

Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda :

“Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya

sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang

bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di

neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari

gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka,

untuk selama-lamanya.”

TUTORIAL 6 Blok 20 24

Page 25: Ske c Blok 20 Final

Skenario C 2011

DAFTAR PUSTAKA

1. Idrieas, AM, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Ed . Pertama,

Jakarta: Binarupa Aksara, 1997, Hal : 259 – 263

2. Frank, C. Lu, Toksikologi Dasar, Ed. Kedua ( Terj ), Jakarta:

Penerbit Universitas

Indonesia, 1995, Hal : 328 – 329

3. Gani, MH, Catatan Materi Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik,

Bagian Kedokteran

Forensik Universitas Andalas, Padang, 2001, Hal : 111 – 139

4. Junandi, Purnawan: Kapita Selekta Kedokteran edisi 2, Penerbit

Medica Aesculapius FK – UI, Jakarta, 1994, Hal : 196 –197

5. Guyton. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

6. Djoko, Widayat dan Djoko Widodo. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi IV. Jakarta:

FKUI

7. Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat.

Jakarta : EGC

TUTORIAL 6 Blok 20 25