Skenario C 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Kasus
Skenario C Blok XX” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Yessi Astri Mkes selaku tutor kelompok 6
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Oktober 2011
Penulis
TUTORIAL 6 Blok 20 1
Skenario C 2011
DAFTAR ISI
Halaman depan ………………………………………………………………… 0
Kata Pengantar …………………………………………………………………. 1
Daftar Isi ………………………………………………………………………… 2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 3
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………… 4
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial ………………………………………………… 5
2.2 Skenario ……………………………………………………… 5
2.3 Seven Jump Steps ……………………………………………
I. Klarifikasi Istilah-Istilah ………………………………. 6
II. Identifikasi Masalah …………………………………… 7
III. Analisis Permasalahan dan Jawaban …………………. 8
IV. Hipotesis ……………………………………………….. 41
V. Kerangka konsep ............................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 42
TUTORIAL 6 Blok 20 2
Skenario C 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Ilmu Kesehatan Reproduksi adalah blok sembilan belas dan pada semester 6
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial
skenario kasus sebagai berikut
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
TUTORIAL 6 Blok 20 3
Skenario C 2011
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutorial 6 Blok 20 Skenario C
“Nn Santi”
Tutor : dr. Yessi Astri M.kes
Moderator : Roy ade putra
Sekretaris Meja : Diah Permata Sari
Sekretaris Papan : Anovy Rarum
2.2 Skenario Kasus
Nn Santi, 18 tahun, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RS Muhammadiyah
Palembang dengan keluhan muntah hebat sejak ½ jam sebelum masuk ke rumah sakit. Keluarga
penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun
serangga merk Baygon sebanyak 1 gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah
keluarga. Penderita muntah 5 kali banyaknya 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut
penderita juga tercium bau racun serangga. Penderita merasakan nyeri ulu hati dan sesak napas,
penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
Kesadaran kompos mentis lemah, tampak sakit sedang
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 124x/menit, regular, RR : 26 x/menit, T0 : 36,5 o C
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), kelopak mata cekung (+), pupil miosis (+), tremor lidah
(-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung
Palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun
Perkusi : timfani
TUTORIAL 6 Blok 20 4
Skenario C 2011
Auskultasi : bising usus normal
Ekstrimitas : Normal
Laboratorium
Hb 13,4 g/dl, Ureum 38 mg/dl, Creatinin 0,9 mg/dl, Natrium 130 mmol/l, Kalium 2,9 mmol/l
2.3 Seven Jump Steps
I. Klarifikasi Istilahmenderit
1. Racun serangga : insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam
pertanian dengan toksisitas tinggi
2. 1 gelas belimbing : 250 cc
3. Nyeri ulu hati : Nyeri yang dirasakan di daerah perut bagian tengah dan atas yang
terletak di antara angulus sterni
4. Muntah : Pengeluaran isi lambung melalui mulut
5. Pupil miosis : Suatu keadaan pupil berkontraksi
6. IGD : layanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien dalam kondisi gawat
darurat dan harus segera dibawa ke Rumah sakit untuk penanganan darurat yang
cepat.
7. Tremor Lidah : Gerakan/ Gigilan yang involunter pada lidah
8. Turgor : Suatu penilaian untuk melihat keelastisan kulit
9. Kelopak Mata Cekung : hilangnya elastisitas kulit karena kurangnya cairan pada
kelopak mata
10. Baygon : Merupakan Insektisida fosfat organik golongan carbonat
11. Timfani : suara normal pada perkusi abdomen
12. Ureum : CON2H4 hasil metabolism protein dalam tubuh yang terdapat dalam
kemih dan keringat
13. Kreatinin : Bentuk anhidrida keratin, hasil akhir metabolism fosfo craetin
14. Natrium : Kation terbesar pada Cairan Ekstra Sel
15. Kalium : Kation terbesar pada Cairan Intra Sel
TUTORIAL 6 Blok 20 5
Skenario C 2011
II. Identifikasi masalah
1. Nn. Santi dibawa ke IGD dengan keluhan muntah hebat sejak 1 ½ jam SMRS,
muntah 5 kali dan banyaknya 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulutnya
tercium bau racun serangga
2. Alloanamnese 2 jam sebelum SMRS, Nn. Santi meminum racun serangga merk
Baygon sebanyak 1 gelas belimbing dalam percobaan bunuh diri karena masalah
keluarga
3. Penderita merasakan nyeri ulu hati, sesak napas
4. Pem. Fisik -> KU : lemah, tampak sakit sedang
Nadi : 24x/menit, regular, RR : 26x/menit, T : 36,5
Kepala : kelopak mata cekung dan pupil miosis
Abdomen : palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun
5. Pem. Laboratorium
III. Analisis Masalah
1. a. Apa penyebab muntah pada kasus ?
b. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus ?
c. Apa dampak muntah hebat selama 1 ½ jam dan banyaknya 1 gelas tiap 1 x muntah ?
d. Bagaimana tindakan pertama pada kasus ?
2. a. Apa itu racun serangga, penggolongannya dan apa saja kandungannya ?
b. Apa dampak racun serangga yang diminum sebanyak 1 gelas belimbing pada tubuh ?
c. Bagaimana mekanisme kerja racun serangga sehingga menimbulkan gangguan pada
fungsi tubuh ?
3. a. Bagaimana hubungan keluhan utama dan keluhan tambahannya?
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari KU ?
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Pemeriksaan kepala ?
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan abdomen ?
5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium ?
6. Bagaimana penegakan diagnosis ?
TUTORIAL 6 Blok 20 6
Skenario C 2011
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang ?
8. Bagaimana diagnosis kerja ?
9. Bagaimana tatalaksana ?
10. Bagaimana prognosis ?
11. Bagaimana komplikasi ?
12. Bagaimana preventif dan promotif ?
13. Bagaimana KDU ?
14. Bagaimana pandangan Islam ?
IV. KERANGKA KONSEP
V. HIPOTESIS
Nn. Santi mengalami muntah hebat karena intoksikasi insektisida Organo fosfat
golongan Carbamat disertai Syok.
TUTORIAL 6 Blok 20 7
Minum Baygon
Gejala simpatis
Inhibitor cholinesterase di pasca sinaps
Mempengaruhi system saraf otonom
Gejala parasimpatis
Skenario C 2011
VI. LEARNING ISSUE
Pokok
Bahasan
What I Know What I Don’t Know
(Learning Issue)
What I Have to Prove How I Will
Learn
Intoksikasi
Baygon
Nn Santi, masuk ke IGD
dengan keluhan muntah
hebat. penderita
meminum racun serangga
merk Baygon sebanyak 1
gelas belimbing dalam
percobaan bunuh diri
karena masalah keluarga.
muntah 5 kali banyaknya
1 gelas tiap muntah, dari
muntahan dan mulut
penderita juga tercium
bau racun serangga.
1. Jenis jenis
insektisida
2. Mekanisme
intoksikasi
3. Mekanisme
muntah
4. Tatalaksana
intoksikasi
5. Prognosis
6. Komplikasi
7. KDU
8. PI
Nn. Santi mengalami
muntah hebat karena
intoksikasi insektisida
Organo fosfat
golongan Carbamat
Text Book,
Pakar Lain,
Internet
VII. SINTESIS
1. a. Apa penyebab muntah pada kasus ?
Jawab :
Penyebab muntah pada kasus adalah intoksikasi insektisida fosfat organic (IFO)
golongan karbamat (Baygon)
TUTORIAL 6 Blok 20 8
Skenario C 2011
b. Bagaimana mekanisme muntah pada kasus ?
Jawab :
c. Apa dampak muntah hebat selama 1 ½ jam dan banyaknya 1 gelas tiap 1 x muntah ?
Jawab :
a. Dehidrasi – kekurangan cairan
b. Hiponatremi – kejang, gangguan saraf
TUTORIAL 6 Blok 20 9
Diabsorbsi oleh tubuh
Mengikat enzim asetil kholisterase (ACHE)
ACHE inaktif
Akumulasi asetilkolin
Timbul gejala gejala
muskarinik nikotinikmuskarinik SPP
M1
Sel parietal lambung
HCl ↑
MINUM BAYGON
Sistem pencernaan
Mengiritasi
antiperistaltik
Relaksasi spingter esofagus
Mendorong isi lambung
meregang
Isi lambung ke esofagus
Merangsang serabut saraf aferen daan
simpatis
Pusat muntah
Implus motorik
Saraf spinalis
s. vagus dan simpatis
Jalur saraf
kranialis
Kontraksi abdomen
dan diaphragma
Traktus gastrointesti
nal bag. bawah
Traktus gastrointest
inal bag. atas
MUNTAHKontraksi lambung
Skenario C 2011
c. Hipokalemia – lemas
d. Dari hiponatremia dan hipokalemia yang dialami korban bisa menyebabkan
ketidakseimbangan asam-basa
2. a. Apa itu racun serangga, penggolongannya dan apa saja kandungannya ?
Jawab :
Pestisida adalah semua yang dipakai untuk membasmi hama ;
a. Insektisida – untuk membasmi serangga
b. Rodentisida – untuk membasmi tikus
c. Herbisida – untuk membasmi tanaman pengganggu
Ada 2 macam insektisida
a. Insektisida Hidrokarbon klorin (HK)
Tetap berakumulasi dalam tubuh
Contoh : DDT, endosulfan, dieldrin
b. Insektisida Fosfat Organik (IFO)
IFO murni (dipakai dalam pertanian) contoh : malathion, diazinon, raid,
systox
Golongan karbamat ( untuk keperluan rumah tangga ) contoh : Baygon
Sifat kerja dari IFO murni dan golongan karbamat bersifat antikolinestrase
(Cholynesterase inhibitor insecticides) sehingga keduanya mempunyai persamaan dalam
hal cara kerjanya, yaitu inhibitor yang langsung dan tidak langsung terhadap enzim
kolinestrase. Pada keracunan IFO, ikatan IFO – KhE bersifat menetap (ireversibel),
sedangkan keracunan karbamat (baygon) bersifat sementara ( reversible).
b. Apa dampak racun serangga yang diminum sebanyak 1 gelas belimbing pada tubuh ?
Jawab :
Tidak diketahui berapa Lethal Dose golongan karbamat pada manusia, tapi semakin
banyak jumlah, lama terpapar, dan pertolongan yang tidak adekuat bisa menyebabkan
kematian.
TUTORIAL 6 Blok 20 10
Skenario C 2011
c. Bagaimana mekanisme kerja racun serangga sehingga menimbulkan gangguan pada
fungsi tubuh ?
Jawab :
Fisiologi proses yang terjadi di taut neuromuscular (tempat Asetilkolin)
Keterangan :
1. Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal akson (terminal button)
2. Terbentuknya potensial aksi di terminal button memicu pembukaannya saluran Ca2+
ke terminal button
3. Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis sebagian vesikel
4. Ach berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot lalu berikatan
dengan reseptor spesifiknya di motor end plate membrane otot
5. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation yang kemudian menyebabkan
perpindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam jumlah yang lebih besar daripada
perpindahan K+ keluar sel
TUTORIAL 6 Blok 20 11
Skenario C 2011
6. Hasilnya adalahpotensial end plate. Terjadi arus local antara end-plate yang
mengalami depolarisasi dan membrane sekitar
7. Aliran arus local ini membuka saluran Na+ bergerbang voltase di membrane sekitar
8. Na+ masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial ke ambang, memicu potensial
aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot
9. Ach kemudian diuraikan oleh AchE, suatu enzim yang terletak di membrane motor
end-plate dan mengakhiri respon.
Kolinergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat
menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan
neurohormon asetilkolin (Ach) di ujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP adalah
mengumpulkan energy dari makanan dan menghambat penggunaannya. Bila neuron SP
dirangsang, timbullah sejumlah efek yang m,enyerupai keadaan istirahat dan tidur. Efek
kolinergis faal yang terpenting seperti : stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat
peristaltic dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung (HCL), juga sekresi air mata,
dan laim-laim, memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung,
vasodilatasi dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan
menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata dengan
efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya
pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek memperlancar
pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kontraksi otot rangka, menekan SSP setelah
pada permulaan menstimulasinya.
Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps dan neuron
pascaganglioner dari SP, juga plat-plat ujung motoris dan di bagian susuna saraf pusar
yang disebut sestem ekstrapiramidal. Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan,
reseptor ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
A. Reseptor Muskarinik
Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin, yaitu
suatu alkaloid yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya, reseptor
muskarinik ini menunjukkan afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan menggunakan
studi ikatan dan penghambat tertentu, maka telah ditemukan beberapa subklas
TUTORIAL 6 Blok 20 12
Skenario C 2011
reseptor muskarinik seperti M1, M2, M3, M4, M5. Reseptor muskarinik dijumpai
dalam ganglia system saraf tepid an organ efektor otonom, seperti jantung, otot polos,
otak dan kelenjar eksokrin. Secara khusus walaupun kelima subtype reseptor
muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M1 ditemukan pula dalam sel
parietal lambung, dan reseptor M2 di otot jantung, M3 dalam kelenjar eksokrin dan
otot polos.
B. Reseptor Nikotinik
Resptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi
afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor
nikotinik namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor ini
terdapat di dalam system saraf pusat, medulla adrenalis, ganglia otonom, dan taut
neuromuscular.
Mekanisme racun masuk ke dalam tubuh, akan mengikat AchE sehingg AchE
menjadi inaktif dan terjadi akumulasi asetilkolin. Pada saat enzim ini dihambat terjadi
peningkatanjumlah asetilkolin dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik
pada system saraf pusat dan perifer yang menimbulkan gejala muntah, pupil miosis,
kelopak mata cekung, nyeri epigastrium dan sesak napas
TUTORIAL 6 Blok 20 13
Skenario C 2011
3. a. Bagaimana hubungan keluhan utama dan keluhan tambahannya?
Jawab :
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari KU ?
Jawab :
TD : 100/70 mmHg ⟶ Hipotensi
Nadi : 124x/menit regular ⟶ Tachicardi
RR : 26x/menit ⟶ Tachipneu
T : 36,5o C ⟶ DBN
TUTORIAL 6 Blok 20 14
Baygon ( gol. Karbamat) masuk ke dalam tubuh
Mengikat enzim asetilkolinestrase (AchE)
AchE menjadi inaktif
Terjadi peningkatan jumlah asetilkolin
Rangsangan asetilkolin berlebihan
Efek nikotinik
takikardi
Efek muskarinik
Muntah hebat
Miosis
Bronkospasme
SSP
Skenario C 2011
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Pemeriksaan kepala ?
Jawab :
Pupil miosis (+) ⟶ pengecilan diameter pupil akibat kerja parasimpatis pada N III
cabang I
Kelopak mata cekung (+) Dehidrasi
Mekanisme :
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan abdomen ?
Jawab :
Interpretasi
- Inspeksi : Cembung (N : datar)
- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (N : tidak ada)
- Perkusi : Timpani (N : Timpani )
TUTORIAL 6 Blok 20 15
karbamat berikatan dgn Ach
Minum Baygon Akumulasi Ach di sinaps
Iritasi mukosa lambung
Stimulasi ujung syaraf yg ada di dalam saluran pencernaan
Susunan saraf otonom
parasimpatis Simpatis
Pusat muntah pada chemoreceptor trigger zone (CTZ) di SSP
NikotinikMuskarinik
Kerja jantung
Vasokontriksi bronkus paru
Sesak napas
TachicardiTachipneu
Reflex Muntah
Hipotensi
Dehidrasi berat
Terus menerus
Volume cairan
Pupil miosis
Mata cekung
Syok hipovolemik
Turgor menurun
Skenario C 2011
Mekanisme
5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium ?
Jawab :
Interpretasi
- Hb : 13,4 gr/dl (N = 12-14 gr/dl)
- Ureum : 38 mg/dl (N = 8-25 mg/dl)
- Natrium : 130 mmol/l (N = 135-145 mmol/l)
- Kalium : 2,9 mmol/l (N = 3,5 – 5,0 mmol/l)
- Hiponatremia, hipokalemia, azotemia
TUTORIAL 6 Blok 20 16
Asetil kolin ↑
Reseptor muskarinik Reseptor nikotinik
Hiperperistaltik usus Sekresi HcL ↑
Nyeri epigastrium
Mual muntah
Kehilangan cairan dan elektrolit
Turgor kulit menurun
Skenario C 2011
Mekanisme
6. Bagaimana penegakan diagnosis ?
Jawab :
a. Anamnesis
Riwayat kontak antara korban dengan racun
Waktu kejadian
Seberapa banyak
Jenis insektisida yang digunakan
Adanya gejala akut berupa mual- muntah, bisa juga diare tanpa demam
TUTORIAL 6 Blok 20 17
Asetil kolin ↑
Reseptor muskarinik
Urea menumpuk di vaskuler
LFG↓
azotemia
dehidrasi
hipokalemia hiponatremia
Hilangnya cairan elektrolit
GIT
Mual, muntah
Skenario C 2011
Kejang
b. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan dugaan tempat masuknya racun (inhalasi, peroral) absorbs kulit
dan mukosa atau parenteral
Penurunan kesadaran pasien
Pemeriksaan vital sign (TD – hipotensi padaorganofosfat)
Ukuran pupil mata
Nyeri perut
Bau insektisida
Kejang
c. Gejala keracunan insektisida organofosfat (hiperaktifitas susunan saraf, gejala
muskarinik dan nikotinik)
Gejala Muskarinik ; hipersekresi kelenjar keringat, air mata, saliva, saluran
pernapasan, saluran pencernaan, inkontinensia alvi, inkontinensia urin,
bronkokontriksi, miosis, bradikardi, hipotensi
Gejala Nikotinik ; twitching dan fasukulasi otot lurik dan kelumpuhan otot
d. Gejala keracunan organoklorin
Dapat terjadi parestesia bibir, lidah, muka
Dapat terjadi fibrilasi ventrikel : berdebar debar
Kejang tremor kemudian diikuti kelemahan dan kelumpuhan otot
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang ?
Jawab :
a. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium tidak banyak
membantu
Anamnesis toksikologi
i. Untuk membuktikan adanya racun dan metabolitnya
ii. Sedini mungkin
TUTORIAL 6 Blok 20 18
Skenario C 2011
iii. Smpel yang dikirim ke laboratorium adalah 50 ml urine, 10 ml Serum
bahan muntahan, feses
Pengukuran ChE (Cholinestrase) sel darah merah dan plasma
i. Akifase enzim kolinestrase dalam darah <<
ii. Penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis
( menurun sekian perseen dari normal)
iii. Keracunan akut ; Ringan (40-70%), sedang (20-40%), Berat (<20%)
iv. Keracunan berat : bila kadar AchE menurun sampai 25%-50% setiap
individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segera
disingkirkan dan baru diijinkan bekerja kembali kadar AchE telah
meningkat >75% (Normal)
Patologi anatomi
i. Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas
ii. Sering hanya ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak
dan organ-organ lainnya
Pemeriksaan analisis gas darah
b. Radiologi : dicurigai adanya perforasi lambung dan aspirasi zat racun melalui
inhalasi
c. EKG : karena biasanya diikuti terjadinya gangguan irama jantung
8. Bagaimana diagnosis kerja ?
Jawab :
Nn. Santi mengalami Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik golongan karbamat
dan Syok hipovolemik
9. Bagaimana tatalaksana ?
Jawab :
TUTORIAL 6 Blok 20 19
Skenario C 2011
1. Resusitasi
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa
pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20
tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran
pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu
perlu respirator pada kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan
buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan
meracuni lewat mlut penolong. Pernafasan buatan hanya
dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat
bag – valve – mask.
2. Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita
yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml.
Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Katarsis
(intestinal lavage), dengan pemberian laksan bila diduga racun
telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung atau
gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya
menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil
paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam
setelah keracunan. Keramas rambut dan memandikan seluruh
tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya
dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . Pada
koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung
sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa
endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi pneumonia.
3. Anti dotum
TUTORIAL 6 Blok 20 20
Skenario C 2011
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-
gejala atropinisasi (muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan
psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 –
4 –6 – 8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang
mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan
pernafasan akut yang sering fatal. (duniakedokteran edittor)
Atropin adalah senyawa berbentuk kristal putih,rasa sangat pahit,titik lebur 115°
dan terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin merupakan antagonis reseptor
kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Datura stramonium L dan tanaman
lain dari family Solanaceae. (mursidi,1989)
Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau
parasimpatolitik. Atropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja
menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos.
Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam
jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase. (Achmad, 1986)
Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis
kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis
besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan.
Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan
hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik
lainnya. (Jay dan Kirana, 2002)
TUTORIAL 6 Blok 20 21
Skenario C 2011
Atropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,
merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor,
perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan
depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan
paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan
siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan
bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu
atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung
dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai
antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan pada otot
polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga menyebabkan retensi
urin (Hidayat, 2005)
Nama & Struktur Kimia (Sinonim) atropin adalah Atropine sulfate; a-
(Hydroxymethyl)benzeneacetic acid 8-mehtyl-8-azabicyclo(3.2.1)oct-3-yl ester tropine
topate, d,l- hyosciamine. C17H23NO3•1/2H2O4S. Kelarutannya : 1 g larut dalam 400
ml air,50 ml air panas,3 ml etanol,60 ml eter dan dalam 1 ml kloroform. Atropin sulfat
mudah larut dalam air.
10. Bagaimana prognosis ?
Jawab :
Dubia ad bonam
Kematian karena keracunan baygon sangat tergantung dari :
a. Seberapa banyak racun diminum
b. Berapa lama terpapar racun
c. Seberapa cepat korban mendapatkan pengobatan
d. Kematian sering terjadi akibat korban tidak mendapat pertolongan yang
memadai
11. Bagaimana komplikasi ?
Jawab :
TUTORIAL 6 Blok 20 22
Skenario C 2011
a. Kematian
b. Gagal ginjal akut akibat dehidrasi
c. Henti jantung dari asetil kolin yang terakumulasi menyebabkan gangguan pada
saraf parasimpatis post ganglionik, sehingga SA node dan AV node terganggu.
12. Bagaimana preventif dan promotif ?
Jawab :
a. Preventif
Pihak keluarga, tujuannya untuk meningkatkan proteksi, mencegah
terjadinya kekerasan terhadap anak, membangun hubungan yang positif di
dalam rumah, untuk saling berbagi. Menanamkan pendidikan moral dan
agama yang sebaik-baiknya
Pihak lingkungan, beberapa hal yang semestinya disediakan lingkungan
untuk mencegah. Adanya tekanan sosial terhadap pelaku kekerasan dalam
rumah tangga, tidak memberitahukan secara berlebihan tentang kejadian
bunuh diri agar tidak menjadi model bagi remaja, menciptakan kegiatan
yang positif dalam lingkungan untuk para remaja.
Strategi nasional, membatasi akses seseorang terhadap alat bunuh diri,
seperti regulasi pestisida di sri lanka, membuat program pencegahan
komunitas seperti di AU AS yang menciptakan program deteksi indicator
bunuh diri dan mengurangi prevalensi faktor resiko terkait bunuh diri.
b. Promotif
Meningkatkan pengetahuan klinis tentang bunuh diri dan memperbaiki
sikap dalam menghadapi perilaku bunuh diri yang diberikan oleh pada
professional kepada masyarakat
Sosialisasi serta edukasi tentang pencegahan bunuh diri
Mengadakan konferensi, inisiatif wawancara yang konstruktif
13. Bagaimana KDU ?
TUTORIAL 6 Blok 20 23
Skenario C 2011
Jawab :
Intoksikasi 3A
Mampu membuat diagnosis klinis berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus
gawat darurat)
14. Bagaimana pandangan Islam ?
Jawab :
Ayat Al-Qur'an tentang larangan bunuh diri
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa' : 29) "Maka (apakah) barangkali
kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling,
sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6)
Hadits-Hadits tentang larangan bunuh diri
Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda :
“Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya
sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang
bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di
neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari
gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka,
untuk selama-lamanya.”
TUTORIAL 6 Blok 20 24
Skenario C 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Idrieas, AM, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Ed . Pertama,
Jakarta: Binarupa Aksara, 1997, Hal : 259 – 263
2. Frank, C. Lu, Toksikologi Dasar, Ed. Kedua ( Terj ), Jakarta:
Penerbit Universitas
Indonesia, 1995, Hal : 328 – 329
3. Gani, MH, Catatan Materi Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik,
Bagian Kedokteran
Forensik Universitas Andalas, Padang, 2001, Hal : 111 – 139
4. Junandi, Purnawan: Kapita Selekta Kedokteran edisi 2, Penerbit
Medica Aesculapius FK – UI, Jakarta, 1994, Hal : 196 –197
5. Guyton. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
6. Djoko, Widayat dan Djoko Widodo. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi IV. Jakarta:
FKUI
7. Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat.
Jakarta : EGC
TUTORIAL 6 Blok 20 25