Sk 1 Muskulo

45
RIZKY AGUSTIAN HADI 1102011238 1. Memahami dan Menjelaskan tentang Persendian Sendi atau articulatio adalah hubungan satu tulang dengan satu tulang atau lebih tulang lainnya. Kadang – kadang sendi juga merupakan hubungan antara tulang dengan ligamentum. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh. 1.1. Anatomi Makroskopik

Transcript of Sk 1 Muskulo

docx

RIZKY AGUSTIAN HADI1102011238

1. Memahami dan Menjelaskan tentang Persendian

Sendi atau articulatio adalah hubungan satu tulang dengan satu tulang atau lebih tulang lainnya. Kadang kadang sendi juga merupakan hubungan antara tulang dengan ligamentum. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.

1.1. Anatomi Makroskopik

Ekstremitas Atas

Articulatio Glenohumeralis Tulang : caput humeri dengan cavitas gleinoidalis serta labrum glenoidale Jenis sendi : Art. Spheroidea, bersumbu tiga Penguat sendi : ligamentum glenohumerale superior, ligamentum glenohumerale media, ligamentum glenohumerale inferior, ligamentum coracohumerale Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medialis, rotasi lateralis

Articulatio CubitiMerupakan Articulatio composita yang terdiri dari atas 3 sendi, yaitu Articulatiohumero-ulnaris, Articlatio humero-radialis , dan Articulatio radioulnaris.1. Articulatio humero-ulnaris Tulang : Antara incisura trochlearis ulna dan trochlear ishumeri, dan fovea articlaris caput radii dan capitulium humeri Jenis sendi : ginglymus dengan bersumbu satu Penguat sendi : capsula articularis, ligamentum colaterale, ulnare ligamentum colateralle radiale. Gerak sendi : FleksiSemua otot yang menghilang didepan sumbu gerak. M. Biseps brachii, M.Brachialis (sebagai otot fleksor0, M. Pronator peres, M. Brachioradialis, M.Fleksor capiradialais, M. Fleksor carpi ulnaris, m. Palmaris longus, M.Didgitorum sperfisialis. Diantara otot-otot tersebut yang paling kuat bekerjasebagai fleksor adalah M. Brachioradialis, kemudian diikuti M. Biseps brachiicaput longum, m. Brachialis dan ynag paling kecil adalah M. Pronator teres.Otot-otot fleksor bekerja maksimal pada articulatio cubitti. EkstensiSemua otot yang menyilang dibelakang sumbu gerak, M. Triceps bracii, M.Ekstensor carpi radialais longus, dan brevis, M. Ekstensor digiti minimi, m.Ekstensor carpi ulnaris, M. Supinator, dan m. Anconeus.Pada lengan terdapat satu jenis otot yang juga terdapat pada bagian-bagian lain yaitu istilah : Otot-otot shunt : otot yang memiliki origo dekat dengan sendi dan insertio yang jauh dari sendi (brachioradialais) --> stabilitator Otot-otot spurt : yang punya regio jauh dari sendi dan insertiodekat dengan sendi (M.biseps brachii) rotator

2. Articulatio radio-ulnaris proximalis Tulang : incisura radialis ulna dan caput radii Jenis sendi : pivot/ trachloidea bersumbu satu, yaitu sumbuvertical yang berjalan dari caput radii sampai processus styloideus ulnae. Peguat sendi : Ligamentum anulare radii yang melekat pada ujung incisura radialais dan ligamentm quadratum diantara collum radii dan incisura radialais ulna. Gerak sendi : Supinasi : M.biceps brachii, otot-otot ekstensor ibu jari Pronator: M. Pronator teres, M.pronator quadrate

3. Articulatio radio-ulnaris media Tulang : corpus radius dan corpus ulnae Jenis sendi : syndesmosis (membrana interossea antebrachii danchorda obliqua) Gerak sendi : sedikit

4. Articulatio radioulnaris distalis Tulang : incisura ulnaris radii dan capitulum ulnae Jenis sendi : Trochoidia Penguat sendi : Capsula articularis, discus articularis, ligamentmradioulnare dorsale dan ligamentum radioulnare palmare. Gerak sendi : pronasi dan supinasi

Articulatio Radiocarpalis Tulang : bagian distal Os. Radius dan Ossa carpales proximalis kecuali Os. Pisiforme Jenis sendi : ellipsoidea bersumbu dua Penguat sendi : Discus artiocularis, Lig. Collateral Carpi Ulnare dan Lig. Collateral Carpi Laterale Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi ulnaris dan abduksi radialis

Articulatio Intercarpales Tulang : antara ossa carpales Jenis sendi : Plana (gliding) Penguat Sendi : Lig. Collaterales Dorsales dan Palmares

Articulatio Carpometacarpales1. Articulatio Carpometacarpales I Tulang : diantara metacarpale I dan trapezium Jenis sendi : saddle atau sellaris Penguat sendi : ligamenta carpometacarpalia dorsalia dan palmaria Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, opposisi dan reposisi2. Articulatio Capometacarpales II Tulang : antara metacarpale II V dengan Os. Carpi deretan distalis Jenis sendi : plana Penguat sendi : Lig. Interossea dorsalis dan palmaris Gerak sendi : geser

Articulatio Metacarpophalangealis1. Articulatio Metacarpophalangealis I Tulang : antara Os. Metacarpal I dan phalanx I Jenis sendi : Giglymus Gerak sendi : fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi2. Articulatio Metacarpophalangealis II sampai V Tulang : antara Os. Metacarpale II dan V dengan Os. Phalanx II dan V Jenis sendi : condyloideus Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan sirkumdiksi

Articulatio Interphalangealis Tulang : antar phlanges Jenis sendi : ginglymus Penguat sendi : ligamenta collateralis dan ligamenta palmaris Gerak sendi : fleksi dan ekstensi

Ekstremitas Bawah

Articulatio Inferioris Liberi (Coxae) Tulang : antara caput femori dan accetabulum Jenis sendi : Enarthrosis spheroidea Penguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunata Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medialis dan rotasi lateralis

Articulatio Genus Tulang : Condylus medialis femoris dan condylus medialis tibiae Gerak sendi : fleksi, ekstensi, rotasi medialis, fleksi lateralis

Articulatio Tibiofiburalis Tulang : facies articularis fibularis tibiae dengan facies articularis capitis fibulae Jenis sendi : Diarthrosis untuk proksimalis dan distalis syndesmosis untuk batang tibia dan fibula Penguat sendi : ligamentum capitis fibulae anterius, ligamentum capitis fibulae posterius dan Membrana interossea crusis Penguat sendi : ligamentum capitis fibulae anterius, ligamentum capitis fibulae posterius dan Membrana interossea crusis Gerak sendi : geseran ke atas dan ke bawah

Articulatio Talocruralis Tulang : antara trochlea tali dan lengkung yang dibentukoleh malleoli ossa cruris. Jenis sendi : Gynglimus Penguat sendi : Ligamentum mediale (deltoideum) parstibionavicularis, pars tibiocalcanea, pars tibiotalaris anterior. Sumbu gerak : Merupakan sumbu frontal yang berjalan darikraniomedialis ujung bawah mallaleolus sampai kaudalateralis ujung bawahmallaleolus lateralis. Sumbu ini membentuk sudut terhadap bidang transversal sebesar 7 derajat , bila dilihat dari atas anteromedial ke posterolateral dan membentk sudut 13 derajatdari bidang frontal. Gerak sendi : Fleksi dorsalis: M. Tibialis anterio. M. Extensor dgitorumlongus, M. Perones tertius, dan M. Extensor hallucis longus Fleksi planter: M. Gastrocemius, M. Sulesus, M. Plantaris,M. Flexor hallucis longus, M. Peroneus nlongus dan brevis M. Tibialisposterior.Pada articulatio talocrularis gerakan terbatas karena dalam sikap dorso fleksi, gerakan pronasidan supinasi terbatas, karena bagian depan trochlea tali lebih besar dari pada bagian belakangsehingga lebih memungkinkan terjepinya trochlea talii oleh malleleolus lateralis danmedialis.

Articulatio Pedis1. Articulatio Subtalaris (Talocalcanea) Tulang : Os. Talus dan Os. Calcaneus Jenis sendi : gliding Gerak sendi : geser Sumbu gerak : sumbu yang bergerak dari posteroinferior menuju anterosuperior Penguat sendi : ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum talocalcaneum mediale, anterior, posterior dan ligamentum talocalcaneum interosseum2. Articulatio Talocalcaneonavicularis Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus dan Os. Cuboideum Jenis sendi : Gliding Penguat sendi : ligamentum talonaviculare dan ligamentum calcaneonaviculare Gerak sendi : geser dan rotasi

3. Articulatio calcaneocuboidea Tulang : Os. Calcaneus dan Os. Cuboideum Jenis sendi : plana Penguat sendi : ligamentum calcaneocuboideum dorsale et plantare, ligamentum plantare longum dan Articulationes tarsometatarsales Gerak sendi : geser dan sedikit rotasi4. Articulatio Tarsometatarsales Tulang : Ossa tarsi dan Ossa metatarsi Jenis sendi : plana Penguat sendi : ligamentum tarsometatarsalia dorsalia, Lig. Tarsometatarsalis Plantaris dan Ligamenta Cunematatarsalis Interossea5. Articulatio Metatarsophalangealis Tulang : ossa metatarsi dan ossa phalangealis Jenis sendi : Condyloidea/Ellipsoidea Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi Penguat sendi : Ligamenta Collateralia, Ligamenta Plantaria dan Ligamentum Metatarsale Transversum Profundum6. Articulatio Interpohalangeales pedis Tulang : antara phalangeales Jenis sendi : Ginglymus Penguat sendi : Ligamenta Collaterale dan Ligamenta Plantaria Gerak sendi : fleksi dan ekstensi

1.2. Anatomi Mikroskopik

Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :1. Sendi fibrosa (sinartrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerakSendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Terdapat dua tipe sendi fibrosa, yaitu: (1) sutura diantara tulang-tulang tengkorak dan (2) sindesmosis yang terdiri dari suatu membran interosus atau suatu ligamen diantara tulang. Serat-serat ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan gerakan sejati. Contohnya pada tulang tibia dan fibula bagian distal

2. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerakSendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe kartilaginosa. Sinokondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Contohnya sendi-sendi kostokondral. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya sendi-sendi pada tulang punggung dan simfisis pubis.

Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :

Tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian

Tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva;

Tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe IIdan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebutmampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahansusunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau pertambahan usia

3. Sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Jenis sendi sinovial : Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ; Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; Trochoid : rotasi, mono aksis ; Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.

Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkantulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)

1.3. Dan 1.4. Jenis-jenis dan fungsi PersendianKlasifikasi fungsional persendian :1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.1. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.2. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.2. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.2. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.1. Sindenmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen.2. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti padagigi yang tetanam pada alveoli.3. Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi kartilago articular.Ciri ciri sendi diartrosis Pada setiap sendi bagian ujung sendi ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus kapsul sendi Kapsul dilapisi oleh membran sinovial yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan synovial), sehingga tidak terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang Untuk membentuk sendi maka antar tulang dihubungkan dengan ligamen (pita jaringan ikat fibrus) Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi sehingga jaga kestabilan sendi

Diantara permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis

Jenis jenis sendi diartrosis :A.Sendi pelana, Sendi pelana yaitu permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua plana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi plana sejati yang ada pada tubuh adalah persendian antara tulang karpal daan metacarpal pada ibu jari.

B.SendiengselBentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan dengan tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah. Terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaankonkaftulang ke dua, sehingga memungkinkan gerakan ke satu arah. Contoh, sendi lutut dan siku.

C.Sendi kondiloid Yaitu merupakan sendi biaksial yang memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh, sendi antara tulang radius dan tulang karpal.

D.Sendi ellipsoid Permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga pergerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi rotasi tidak bisa dilakukan misalnya sendi ibu jari.

E. Sendi peluru Kepala sendi berbentuk bola pada salah satu tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti soket, bongkol sendi tepat masuknya pada mangkok sendi gerakan yang dapat diberikan ke seluruh daerah

4. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membrane synovial, dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.

2. Memahami dan Menjelaskan Pergerakan

2.1. Macam Macam Gerak SendiA. Fleksi Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakan tangan kearah depan), menekuk lutut (menggerakan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk torso kearah samping.

a) Dorso fleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan kearah depan (meninggikan bagian dorsal kaki)b) Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki

B. Ekstensi Adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.a. Bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 1800, seperti gerakan menekuk torso atau kepala belakang.

C. Abduksi Adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai, seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.

D. Aduksi Kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.

E. Rotasi Adalah gerakan tulang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral. Seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.a. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke belakang.b. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kedepan.

F. Sirkumdiksi Adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendian panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendiian lutut.

G. Inversi Adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kedalam kearah medial.

H. Eversi Adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kearah luar

I. Elevasi Adalah menggerakan suatu struktur kearah superior

J. Depresi Adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior

2.2. Range of Movement (ROM)

Range of movement (ROM) digunakan untuk mengukur keadaaan sendi seseorang. Apakah masih dapat digerakan dengan baik atau terjadi kelainan. Range of movement (ROM) digunakan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelaianan atau untuk menyatakan batas gerakan sendi yag abnormal. Sistem gerak tubuh manusia dibagi berdasarkan bidang dan sumbu geraknya, dan sendi merupakan salah satu sumbu gerak yang paling utama.

Bidang dan sumbu gerakDalam tubuh manusia terdapat bidang khayal, yakni :a) Bidang Frontal, bidang yang membagi tubuh manusia menjadi bagian depan dan belakang, dan memiliki sumbu gerak sagital.b) Bidang Sagital, membagi tubuh manusia menjadi bagian sisi kanan dan kiri serta memiliki sumbu gerak frontal.c) Bidang Transversal, membagi tubuh manusia menjadi bagian atas dan bawah, serta memiliki sumbu gerak vertikal.

3. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme Asam Urat

Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihanataupenurunaneksresiasamurat,ataupunkeduanya.Asamuratadalahprodukakhirmetabolismepurin. Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme(pembentukandan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellularturnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpanbalik inhibisi yang berperan)4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadarasam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zatyang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat.Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas.

Ekskresi Asam UratAsam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal dengan mengekspresikan 1/3 jumlah total asam urat. Ginjal akan mengekskresikan sisanya, melalui ginjal tergantung pada kandungan purin dalam makanan. Ekskresi netto asam urat total pada manusia normal adalah 400 -600 mg/24 jam. Ekskresi ginjal asam urat siang hari lebih besar dibanding malam hari

4. Memahami dan Menjelaskan Artritis Gout

4.1. Definisi Artritis GoutArtritis Goutatau lebih di kenal penyakit asam urat adalah suatu sindrom penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan rurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang di mana terjadi penumpukan kristal asam urat di jaringan dan persendian tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, maupun akibat tingginya asupan makanan kaya purin.Tumpukan ini didapat dari makanan yang mengandung purin. Purin itu didalam tubuh diuraikan menjadi asam urat. Tubuh persendianGouttidak mampu secara benar mengeluarkan asam urat dari tubuh, sehingga kelebihan asam urat itu menumpuk dan mengkristal. Kelebihan asam uratdalamtubuh disebut hiperuricenia.Gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal.

4.2. Klasifikasi Klasifikasi gout dibagi dua:i) Gout PrimerGout primer dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi atau sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.ii) Gout Sekunder(1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada:a. Kelainan mieproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)b) Sindroma Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak da sebagian orang dewasac) Gangguan penyimpanan glikogend) Pada pengobatan anemia perniosa oeh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat(2) Sekresi asam urat yang berkurang, misalna pada:a) Gagal ginjal kronikb) Pemakaian obat-obat salisilatc) Keadaan-keadaan alkoholik dan asidosis laktik

4.3. Etiologi Artritis Gout Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.Penyebab primer adalah penyebab pada sebagian besar kasus. Belum diketahui penyebabnya (idiopatik), diduga berhubungan dengan faktor genetik dan hormonal. Hormone estrogen dapat membantu sekresi asam urat melalui urin, oleh karena itu gout sering dialami pada pasien pria atau wanita yang telah menopause. Juga ditemukan kelainan molekuler yang tidak jelas meskipun diketahui adanya mekanisme undesecretion (80-90%) dan overproduction (10-20%).1. Overproduction: gangguan metabolisme purin, defisiensi enzim glucose-6-phosphatase atau fructose-1-phosphate aldolase, penyakit yang meningkatkan pemecahan ATP dan asam nukleat dari inti sel: infark miokard, status epileptikus, penyakit hemolisis kronis, polisitemia, psoriasis, keganasan mieloproliferatif, limfoproliferatif.2. Undersecretion: penyakit ginjal kronik, dehidrasi, diabetes insipidus, peminum alkohol, myxodema, hiperparatiroid, ketoasidosis, keracunan birilium, pemakaian obat: diuretik, salisilat dosis rendah, pirazinamid, etambutol, siklosporin.

Penyebab sekunder : gangguan metabolik: diabetes mellitus, hipertrigliseridemia, obesitas, sindrom metabolik, hipotiroidism.Konsumsi makanan yang banyak mengandung purin juga menyebabkan hiperurisemia. Biasanya makanan yang berasal dari hewan mengandung kadar purin tinggi. Jenis makanan lainnya yang diketahui dapat menyebabkan hiperurisemia: alkohol, jeroan, ikan hearing dan sejenisnya (sarden), dan telur. Jeroan dapat memperberat kerja enzim hipoxantin untuk mengolah purin yang mengakibatkan sisa asam urat dalam darah mengkristal.

Penyebab timbulnya gejala artritis akut adalah reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosium urat monohidrat.Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gout:a. UmurUmumnya pada usia pertengahan ke atas, tetapi gejala bisa lebih awal jika terdapat factor herediter.b. Jenis kelaminLebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20;1c. IklimLebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi.d. HerediterFaktor herediter dominan autosomal sangat berperan dan sebanyak 25% disertai adanya hiperurikemi.e. Keadaan-keadaan yang meyebabkan timbulnya hiperurikemi.

4.4. Patogenesis dan patofisiologi Artritis Gout

Patogenesis diawali dengan kristalisasi urat dalam sendi, bura, atau selubung tendon. Yang menyebabkan peradangan akibat kristal monosodium urat monohidrat. Degenerasi tulang rawan :

Patofisiologi

Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif.1. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.

Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.4.5. Manifestasi Klinis Artritis Gout

Manifestasi klinis pada arthritis gout dibedakan berdasarkan stadiumnya. Namun sebelum masuk ke stadium arthritis ada fase hiperurisemia asimptomatik dimana kadar asam urat tinggi namun belum muncul arthritis. Terdapat 10-40% pasien yang mengalami kloik renal pada fase ini.Sedangkan arthritis gout sendiri mempunyai 3 stadium, yaitu:1. Stadium arthritis gout akutRadang sendi yang terasa timbul sangat cepat dan dalam waktu singkat. Biasanya terasa sangat sakit saat bangun pagi hingga tidak dapat berjalan. Keluhan utama bersifat artikuler berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering adalah pada MTP 1, namun bisa dapat terkena sendi lain (pada ektremitas atas/ bawah) saat proses penyakit berlanjut.

2. Stadium interkritikalStadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walau tanpa keluhan. Apabila tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul serangan akut yang lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat.

3. Stadium arthritis gout menahunStadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri (self medication) sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Biasanya timbul banyak tofi dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada cuping telinga, MTP 1, olecranon, tendon Achilles, dan jari tangan. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.

4.6. PemeriksaanPemeriksaan fisik 1. InspeksiDeformitas dan eritema

2. PalpasiA. Pembengkakan karena peradanganB. Perubahan suhu kulitC. Perubahan anatomi tulang / jaringan lunak D. Nyeri tekan dan krepitusE. Perubahan range of movement

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPada pemeriksaan lab yang dilakukan pada penderita gout didapatkan :1. kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pria 8 mg% dan pada wanita 7mg%. Sampai saat ini, pemeriksaan kadar asam urat terbaik dilakukan dengan cara enzimatik. 1. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dan LED yang meninggi sedikit.1. Kadar asam urat dalam urin juga tinggi (500mg%/liter per 24jam). PEMERIKSAAN RADIOLOGIX-RayPenemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan yang khas adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi yang terkena. Penemuan lain yang dapat terjadi pada fase awal gout adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada penderita yang mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologi film datar.Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada umumnya, perubahan awal pada area sendi metatarsophalangeal. Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar sendi atau pada daerah juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran lesi luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan ukurannya.Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian tulang. Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar pada stadium akhir adalah jarak persendian yang menyempit yang sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat terjadi karena efek dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan juga pada fase akhir gout.CT ScanDapat digunakan pada efek dari gout pada area yang sulit divisualisasikan dengan radiogradi filam datar.MRIPenggunaan MRI pada pemeriksaan gout bukanlah studi yang efektif, dan tidak pernah dilaporkan. Walaupun pemeriksaan MRI merupakan studi yang sangat potensial di masa yang akan datang.

4.7. Diagnosis dan Diagnosis banding Artritis Gout

Mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh The American Reumatism Association (ARA) tahun 1977. Kriteria tersebut sebagai berikut: A.Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan Kristal monosodium urat (MSU) pada cairan sendi atau tofi

B.Ditemukan 6 dari 12 kriteria berikut :1.Inflamasi maksimal pada hari pertama2.Serangan antritis akut lebih dari satu kali3.Artritis monoartikular (arthritis pada satu persendian)4.Sendi yang terkena berwarna kemerahan5.Pembengkakan dan sakit pada sendi mtp i6.Serangan pada sendi mtp unilateral7.Serangan pada sendi tarsal unilateral8.Tofus9.Hiperurisemia10.Terdapat pembengkakan sendi asimetris pada gambaran radiologik 11.Terdapat kista subkortikal tanpa erosi pada gambaran radiologik 12.Pada pemeriksaan kultur bakteri cairan sendi hasilnya negative.

AnamnesisAnamnesis yang penting pada penyakit ini adalah mengenai riwayat penyakit, usia, jenis kelamin, nyeri sendi, bengkak sendi, disabilitas dan gejala sistemik. Anamnesis lain yang juga perlu diperhatikan adalah adanya kesakitan pada daerah perut, yang mungkin saja merupakan komplikasi dari penyakit itu sendiri, yaitu terjadinya kerusakan pada ginjal. Selain kerusakan ginjal juga perlu ditanyakan status berkemih pasien tersebut karena komplikasi lain yang dimungkinkan yaitu adanya batu urat yang tersumbat di saluran kemih.

Pemeriksaan FisikMencakup inspeksi deformitas; inspeksi ukuran, suhu, warna kulit di sekitar benjolan; melihat cara berjalan/bergerak dan sikap/postur pasien; mendengan bunyi krepitus halus sepanjang struktur yang terkena dengan stetoskop; perkusi ginjal.a. Inspeksi Deformitas Edemab. Palpasi Pembengkakan karena cairan/peradangan Perubahan suhu kulit Perubahan anatomi tulang/jaringan lunak Nyeri tekan Krepitus Perubahan Range of Motion

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan LED, hitung leukosit, dan CRP untuk mendeteksi adanya reaksi inflamasi; aspirasi cairan sendi dimana terdapat timbunan MSU (relatif sulit dilakukan terutama pada sendi yang belum bengkak); pemeriksaan asam urat dan kreatinin pada darah dan urin; pemeriksaan enzim tubuh yaitu PRPP synthetase, enzim GPRT, xantin oksidase, glukosa 6 fosfatase (masih jarang digunakan).a. Pemeriksaan darah lengkapb. LED (Laju Endap Darah)Mengukur kecepatan pengendapan sel darah dalam waktu tertentu. Ketika sedang inflamasi, protein-protein darah akan mengendap. Jika LED tinggi menunjukkan semakin parah inflamasi.c. Pemeriksaan Asam Urat DarahHiperurisemia jika kadar asam urat diatas 7 mg/dLd. Pemeriksaan kadar urea darah (Blood Ureum Nitrogen) dan kreatininKadar urea darah normal : 5-20 mg/dLKadar kreatinin darah normal : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dLPerempuan : 0,5-1 mg/dL

Pemeriksaan RadiologiX-Ray Tophus terlihat seperti pembengkakan jaringan lunak Terjadi erosi pada tepi tulang

Terdapat tiga macam artritis, yaitu osteoarthritis, arthritis rheumatoid dan gout arthritisa. OsteoartritisGambaran radiologis sendi yang menyokong diagnosis OA ialah: Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban) Peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral Kista tulang Osteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi

b. Sindrom Sjogrens didefinisikan sebagai kombinasi RA dengan keratokonjungtivitis sicca atau xerostomia atau kedua-duanya. Rontgenografi pada sindrom Sjogrens umumnya telah dibatasi karakteristiknya dengan penemuan sialografi dari ectasia dan dikenal baik sebagai ciri dari RA dan kalsifikasi vaskuler pada pergelangan tangan dan kaki pada beberapa pasien dengan RA. Gambaran radiologis RA lainnya ialah; Sendi yang tipis dan erosi, banyak sendi yang terlibat dan inflamasi pada synovium serta rusaknya semua jaringan sendi.

c. Penemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan yang khas adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi yang terkena. Penemuan lain yang dapat terjadi pada fase awal gout adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada penderita yang mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologi film datar.

Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada umumnya, perubahan awal pada area sendi metatarsophalangeal. Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar sendi atau pada daerah juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran lesi luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan ukurannya.

Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian tulang. Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar pada stadium akhir adalah jarak persendian yang menyempit yang sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat terjadi karena efek dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan juga pada fase akhir gout.

Diagnosis KerjaDiagnosis yang definitif / gold standard, yaitu ditemukannua kristal MSU di cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan penegakan diagnosis arthritis gout akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College of Rheumatology) tahun 1977:a. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, ataub. Adanya tofus yang berisi kristal urat, atauc. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris dan radiologis berikut:a. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akutb. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu satu haric. Arthritis monoartikulard. Kemerahan pada sendie. Bengkak dan nyeri pada MTP 1f. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP 1g. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsalh. Kecurigaan adanya tofusi. Hiperurikemiaj. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)k. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)l. Kultur mikroorganisme negatif pada cairan sendiYang harus menjadi catatan, adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun kadar asam urat darah normal.

Diagnosis Banding Artritis Gout

1. Arthritis Rheumatoid Definisi : suatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Biasanya muncul pada usia antara 25-50 tahun, tapi bisa juga diluar usia itu Penyebabnya : belum dapat diketahui secara pasti Gejala yang ditimbulkan : kaku pada persendian sekitarnya pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam pembengkakan pada sendi ( minimal 3 sendi secara bersamaan ) misalnya : pada sendi jari-jari tangan / kaki, sendi pergelangan tangan / kaki, sendi siku, sendi pinggul, atau sendi lutut peradangan tersebut bisa terjadi pada kedua belah sisi, dapat disertai timbulnya nodul / benjolan dibawah kulit selain itu bisa timbul perubahan bentuk sendi (deformitas) akibat kerusakan rawan sendi & erosi tulang disekitar sendi pada RA juga bisa disertai dengan demam, lemah, dan nafsu makan berkurang Pada pemeriksaan laboratorium : Faktor Reumatoid serum menunjukkan adanya titer abnormal. Radiologis : pada sinar-X tangan / pergelangan tangan menunjukkan adanya erosi/dekalsifikasi tulang pada sendi & sekitarnya.

2. OSTEOARTHRITIS (OA) Definisi : Osteoartritis / penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang berkembangnya secara lambat. Penyebabnya : tidak diketahui. Lokasi sendi yang terkena : sendi tangan / kaki, sendi-sendi besar yang menanggung beban/berat badan tubuh kita (sendi tulang belakang, sendi lutut, sendi panggul). Faktor resiko Osteoarhtritis : faktor usia ( sering pada usia diatas 60 tahun ) jenis kelamin ( frekuensi OA lebih banyak pada wanita diatas usia 50 tahun) genetik (keturunan) kegemukan cedera sendi ( akibat pekerjaan & olahraga )

Gejala OA nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau waktu aktivitas (melakukan gerakan), dan membaik bila diistirahatkan gerakan sendi menjadi terhambat karena nyeri pada beberapa penderita, nyeri sendi atau kaku sendi dapat timbul setelah istirahat lama, misalnya duduk di kursi atau mobil (perjalanan jauh), atau setelah bangun tidur di pagi hari kadang disertai suara gemeretak/kemretek pada sendi yang sakit penderita mungkin menunjukkan salah satu sendinya (sering lutut atau tangan) secara perlahan membesar

4.8. Penatalaksaan Artritis GoutA. PreventifKkurangi makanan yang banyak mengandung purin. Golongan A: tinggi purin (150-800 mg/100 gr makanan)Hati dan jeroan lainnya, udang, remis, kerang, sarden, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alcohol, serta makanan dalam kaleng. Golongan B: purin sedang (50-150 mg/100 gr makanan)Ikan selain di gol A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun papaya, kangkung. Golongan C: rendah purin (0-50 mg/ 100 gr makanan)Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untukmengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemakserta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan dietmasih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam uratakan terus berlanjut.

B. KuratifFARMAKOLOGIPenatalaksanaan artritis gout: Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena). Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).

Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah: Mengobati serangan akut secara baik dan benar Mencegah serangan ulangan artritis gout akut Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat padajantung, ginjal dan pembuluh darah.

Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pulapenyembuhannya. Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid(antirematik) seperti aspirin dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat atau meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih (probenesid)atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol). Selain itu penyuntikanlokal intraartikuler kortikosteroid dapat mengurangi rasa nyeri untuk sementara waktu tetapi sebaiknya jangan diberikan secara berulang karena efek steroid arthropathy pada tulang rawan.

Urikosurik adalah Melancarkan ekskresi asam urat melalui urin. Dengan menghambat resorbsi air di tubulus proksimal ginjal.

1. PROBENESID Farmako dinamik : Berfungsi mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada gout,tidak efekti untuk pirai akut. Probenesid tidak berguna bila LFG 95%). Waktu paruh eliminasinya untuk golongan derivat arylalkanot sekitar 2-5 jam, sementara waktu paruh indometasin sangat berpariasi diantara individu yang menggunakannya, sedangkan piroksikam mempunyai waktu paruh paling panjang (45 jam). Penampilan farmakokinetik golongan asam anthranilat (fenamat dan glafenin) umumnya mirip dengan derivat asma arylasetat. Efek samping umum OAINS 4 ialah : Gangguan saluran cerna, Oleh karena itu umumnya OAINS diberikan pada saat sedang makan atau sesudah makan agar dapat ditolerir Nefrotoksisitas, acute interstitial nephritis dengan atau tanpa nephrotic syndrome, functional renal fairule, acute renal fairule, analgesic nephropathy, chronic interstitial disease Perubahan kesetimbangan air dan elektrolit, yaitu retensi air dan natrium disertai dengan hiperkalemia. Indomethacinea. Proses didalam tubuhAbsorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di hati, yang dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan efek antipiretic yang merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan, dapat menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.

b. Efek samping Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting (mual), sakit abdominal, diare. Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat menyebabkan asma.

AspirinFarmakodinamik Merangsang pernafasan (hiperventilasi) Keseimbangan asam basa : alkalosis respiratorik Efek urikosurik jika digunakan dalam dosis tinggi Efek terhadap darah : masa perdarahan meningkat Efek terhadap hati dan ginjal : hepatotoksik Efek terhadap saluran cerna : iritasi Farmakokinetik Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna maupun kulit Terdistribusi luas ke synovial, peritoneal, spinal, liur dan ASI Metabolism terutama di hati

Piroksisam Piroksisam merupakan derivate as enolat Absorbsi berlangsung cepat 99% terikat protein Waktu paruh panjang Kadar plasma = kadar cairan synovial Efek samping tersering gangguan saluran cerna Karena ES saluran cerna, penggunaan oleh dokter spesialis sebagai lini kedua

Ibuprofen Derivate as propionate Efek analgesi dan antipiretiknya cukup kuat 90% terikat protein plasma Mengurangi efek diuretic dari furosemide dan tiazid Mengurangi efek antihipertensi beta bloker, prazosin dan kaptrofil Mengantagonis aspirin sebagai kardioprotektif Tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui

Naproksen Efektivitas sedikit lebih tinggi dengan efek samping lebih rendah dari golongan asam propionate yang lain.

Asam mefenamat Digunakan terutama sebagai analgesic Terikat kuat pada protein plasma Sifat iritatifnya kuat Tidak dianjurkan pada usia