sk 3 blok muskulo .doc

20
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Coxae dan Femur LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Anatomi Coxae dan Femur OS COXAE Os coxae, terdiri dari ilium,ischium,pubis. Coxae terletak di sebelah depandan samping dari Pelvis wanita. Os Coxae terdiri dari 3 buah tulang penyusun,yaitu os Ilium, os Ischium, dan os Pubis. Ke-3 nya berhubungan secara sinostosis pada FOSSA ACETABULI, dengan penyatuan berbentuk “Y”. Sinostosis terjadi pada usia 5-7 tahun & di Acetabulum terjadi pada usia 15-17 tahun Bersendi denganSacrum untukmembentuk ronggaPanggul (Cavum Pelvis) 1. OS ILIUM (TULANG USUS) Dibagi menjadi Corpus & Ala Ossis Ilii Corpus membentuk bagian Acetabulum Anterior : bagian tulang yg melebar concave untuk melindungi usus, disebut Fossa Iliaca(o: m Iliacus) Dorsal : agak convex melebar tempat origo otot bagian bokong (glutea) 1

description

hjiu

Transcript of sk 3 blok muskulo .doc

Page 1: sk 3 blok muskulo .doc

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Coxae dan Femur

LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Anatomi Coxae dan Femur

OS COXAE

Os coxae, terdiri dari ilium,ischium,pubis. Coxae terletak di sebelah depandan samping dari Pelvis wanita. Os Coxae terdiri dari 3 buah tulang penyusun,yaitu os Ilium, os Ischium, dan os Pubis. Ke-3 nya berhubungan secara sinostosis pada FOSSA ACETABULI, dengan penyatuan berbentuk “Y”.

Sinostosis terjadi pada usia 5-7 tahun & di Acetabulum terjadi pada usia 15-17 tahun Bersendi denganSacrum untukmembentuk ronggaPanggul (Cavum Pelvis)

1. OS ILIUM (TULANG USUS)

Dibagi menjadi Corpus & Ala Ossis Ilii Corpus membentuk bagian Acetabulum Anterior : bagian tulang yg melebar concave untuk melindungi usus, disebut Fossa

Iliaca(o: m Iliacus) Dorsal : agak convex melebar tempat origo otot bagian bokong (glutea) Superior : pinggiran agak melengkung (Crista Iliaca), terdapat :

➢Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS), tempat origo Ligamentum Inguinale

➢Spina Iliaca Anterior Inferior (SIAI), tempat origo m. Rectus Femoris

Medial : terdapat Facies Auricularis, yang bersendi dengan Os Sacrum Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis mayor dan

pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).

2. OS ISCHIUM (TULANG DUDUK)

1

Page 2: sk 3 blok muskulo .doc

Os IschiumTerdapat disebelah bawah os ilium.Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator.Os Ichium merupakan bagian terendah dari Os Coxae.Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.

Dibagi atas Corpus dan Ramus Ossis Ischii Membentuk batas bawah Foramen Obturatorium bersama Ramus Ossis Pubis Tuber Ischiadicum (posterior-inferior) : tempat melekat otot dorsal paha) Terdapat tonjolan : Spina Ischiadica, memisahkan Incissura Ischiadica Mayor &Incissura

Ischiadica Minor

3. OS PUBIS (TULANG KEMALUAN)

Os Pubis terdapat disebelah bawah dan depan os ilium. Dengan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum. Terdiri atas korpus (mengembang ke bagian anterior). Os Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus keasetabulum) dan ramus inferior (meluas ke belakang dan beratdengan ramus ischium). Ramus superior os pubis berhubungan dengan dengan os ilium,sedangkan ramus inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior  berhubungan dengan os ischium.

Pinggir depan terdapat tuberculum pubicum (tempat insersi Ligamentum Inguinale), penyatuannya disebut Symphisis Pubis yang merupakan Sinchondrosis.

OS FEMUR

Femur, tulang tunggal dari paha, adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat di tubuh. Struktur tahan lamanya mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang paha selama melompat kuat bisa mencapai 280 kg/cm2 (sekitar 2ton per inci persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar yang mencegah kitadari meraba jalannya di sepanjang paha. Panjangnya kira kira seperempat dari tinggi seseorang. (Marieb, Elaine N. 2006)

Ujung atas femur memilikicaput, collum, d a n trochanter major  dan minor . Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari Os Coxae membentuk  art. Coxae . Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamen dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkansepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea. Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat(kurang sedikit pada wanita) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnyasudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. (Snell, Richard S.1998)

Femur lebih mungkin patah di leher femoralis, karena diameternya yanglebih kecil dibandingkan sisa tulangnya, dan terdiri dari tulang yang memiliki kerapatan yang relatif rendah. Hal ini biasanya akan melibatkan dampak yang keras, atau kekuatan pendaratan yang berlebihan dari jatuh tinggi. Femur  mungkin juga patah sepanjang poros, yang biasanya disebabkan oleh dampak yang l ua r b i a sa da r i s ebuah kece l akaan kenda raan mo to r a t au kekua t an menyimpang di femur. (Walker, Brad. 2007)Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang yang menghubung kedua trochanter adalah linea intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di belakang dan padanya terdapat tuberculum quadratum. Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornyaterdapat rabunglinea aspera 

2

Page 3: sk 3 blok muskulo .doc

Tepian linea asperamelebar ke atas dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior batang femur, di bawah trochanter mayor terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang me leba r ke a r ah u jung d i s t a l dan memben tuk dae rah s eg i t i ga da t a r pada  permukaan posteriornya, disebut fasciae poplitea.Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang d i  bagian posterior, dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk art. genus. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorum berhubungan langsung dengan epicondylus medialis. (Snell, Richard S. 1998)

Tulang panjang silindris terbesar, tdd Corpus,Collum & 2 ujung Proximal dan Distal (Caput & Condylus)

Corpus : memp 3 permukaan, anterior, lateralis &media. Linea Aspera memisahkan Facies lateralis &medial

Caput Femoris mempunyai lekukan di tengah disebutFovea Capitis, tempat melekat Lig Capitis Femoris

Distal : Condylus Lateralis & Medialis bergabung keanterior menjadi Facies Patellaris

LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Anatomi Coxae dan Femur

3

Page 4: sk 3 blok muskulo .doc

Ada dua jenis tulang, yaitu tulang kompakta (padat) dan tulang spongiosa (cancellous bone) . Tulang kompakta dibentuk oleh matriks tulang yang tersusun berlapis-lapis disebut lamel. Lamel tersusun mengelingi saluran Havers. Saluran Havers beserta lamel havers masing-masing disebut sistem Havers atau osteon. Diantara sistem Havers satu dan lainnya terdapat lamel yang iregular dan tidak disertai oleh saluran Havers, disebut lamel interstitial. Saluran Havers satu sama lain dihubungkan oleh saluran horizontal disebut saluran Vokman yang terisi pembuluh darah dan berhubungan dengan rongga sumsum tulang.

Osteosit terdapat didalam lakuna, tersusun mengikuti sistem lamel. Osteosit memiliki cabang sitoplasma yang panjang dan halus, didalam sediaan tampak sebagai kanalikuli. Kanalikuli berjalan tegak lurus terhadap lakuna dan saling berhubungan dengan kanalikuli osteosit disebelahnya.

Sel tulang dibagi menjadi empat jenis :

1. Osteoblast2. Osteosit3. Osteoklast4. Osteoprogenitor

OsteoblasOsteoblas terbentuk dari sel osteoprogenitor yang telah

berdiferensiasi. Dalam penelitian Reid (1996) ditemukan bahwa di dalam osteoblas terdapat reseptor dari estrogen dan juga kalsitriol. Osteoblas memiliki diameter antara 20- 30 µm dan terlihat sangat jelas pada sekitar lapisan osteoid dimana tulang baru terbentuk. Membran plasma osteoblas memiliki sifat khas yakni kaya akan enzim alkali fostatase, yang konsentrasinya dalam serum digunakan sebagai indeks dari adanya pembentukan tulang. Sel osteoblas yang telah matang memiliki banyak aparatus golgi yang berkembang dengan baik yang berfungsi sebagai sel sekretori, sitoplasma yang basofilik, dan banyak sekali retikulum endopasma. Osteoblas merupakan sel yang berbentuk kubus atau kolumnar dalam keadaan  aktif sedangkan dalam keadaan tidak aktif osteoblas akan berbentuk pipih (Einhorn 1996; Kierszenbaum 2002).

Osteoblas berasal dari sel pluripoten mesenkim dan menyimpan osteoid, yakni matriks organik yang tidak termineralisasi pada tulang. Osteoblas berfungsi untuk menginisiasi dan mengontrol proses mineralisasi osteoid (Kierszenbaum 2002). Osteoblas menghasilkan faktor pertumbuhan bersama dengan protein tulang morfogenetik. Osteoblas berperan dalam sintesis protein, glikosilasi, dan sekresi menghasilkan kolagen tipe I (90% dari total protein), osteocalcin, protein yang bukan kolagen diantaranya osteonectin, osteopontin, sialoprotein tulang, faktor pertumbuhan tulang, sitokin, dan tentunya reseptor dari hormon-hormon (Kierszenbaum 2002). Osteocalcin merupakan

4

Page 5: sk 3 blok muskulo .doc

protein sekretori spesifik yang timbul hanya pada akhir diferensiasi osteoblas di bawah pengaruh Cbfa1 (core-binding factor) (Kierszenbaum 2002). Osteocalcin banyak terdapat pada protein nonkolagen berfungsi meregulasi kristal apetit pertumbuhan dan mengikat hidroksiapatit. Osteonectin merupakan polipeptida rantai tunggal yang terdapat pada beberapa jaringan karena ada saat awal perkembangan tulang. Osteonectin terbentuk karena adesi osteoblas yang mengikat hidroksiapatit. Sialoprotein tulang merupakan polipeptida rantai tunggal pada tulang dan jaringan ikat termineralisasi berfungsi mengikat sel melalui ikatan integrin dan hidroksiapatit(Meyer dan Wiesmann 2006).

OsteositOsteosit merupakan sel tulang yang telah dewasa dan sel utama pada tulangyang

berperan dalam mengatur metabolisme seperti pertukaran nutrisi dan kotoran dengan darah. Osteosit berasal dari osteoblas yang berdeferensiasi dan terdapat di dalam lacuna yang terletak diantara lamela-lamela matriks pada saat pembentukan lapisan permukaan tulang berlangsung. Jumlahnya 20.000 – 30.000 per mm3 dan sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks tersebut sehingga osteosit lebih penting saat perbaikan tulang daripada pembentukan tulang baru (Junqueira dan Carneiro 2005; Tortora dan Derrickson 2009).

Setelah pembentukan tulang selesai, sebagian kecil (10-20%) dari osteoblasmelekat ke dalam bentuk baru dari matriks ekstraseluler dan kemudian menjadi osteosit (Junqueira dan Carneiro 2005; Lian dan Stein 1996). Kanalikuli merupakan suatu kanal dimana terdapat pembuluh darah yang berfungsi sebagai penyalur nutrisi dan pertukaran gas yang akan digunakan oleh osteosit (Lian dan Stein 1996). Osteosit lebih kecil dari osteoblas dan osteosit telah kehilangan banyak organel pada sitoplasmanya. Osteosit muda lebih menyerupai osteoblas tetapi merupakan sel dewasa yang memiliki aparatus golgi dan retikulum endoplasma kasar yang sedikit lebih jelas tetapi memiliki jumlah lisosom yang lebih banyak. Osteosit (Gambar 1) dapat berhubungan satu sama lain melalui penjuluran sitoplasma yang melewati kanalikuli yang berperan dalam membantu koordinasi respon tulang terhadap stres atau deformasi (Stevenson dan Marsh1992).

Osteoklas Osteoklas (Gambar 1) adalah sel raksasa hasil peleburan monosit (jenis sel darah putih)

yang terkonsentrasi di endosteum dan melepaskan enzim lisosom untuk memecah protein dan mineral di matriks ekstraseluler. Osteoklas memiliki progenitor yang berbeda dari sel tulang lainnya karena tidak berasal dari sel mesenkim, melainkan dari jaringan mieloid yaitu monosit atau makrofag pada sumsum tulang (Smith 1993; Ott 2002). Osteoklas bersifat mirip dengan sel fagositik lainnya dan berperan aktif dalam proses resorbsi tulang. Osteoklas merupakan sel fusi dari beberapa monosit sehingga bersifat multinukleus (10-20 nuklei) dengan ukuran besar dan berada di tulang kortikal atau tulang trabekular (Marcus et al. 1996). Osteoklas berfungsi dalam mekanisme osteoklastogenesis, aktivasi resorpsi kalsium tulang, dan kartilago, dan merespon hormonal yang dapat menurunkan struktur dan fungsi tulang (Boyle et al. 2003). Osteoklas dalam proses resorpsi tulang mensekresi enzim kolagenase dan proteinase lainnya, asam laktat, serta asam sitrat yang dapat melarutkan matriks tulang. Enzim-enzim ini memecah atau melarutkan matriks organik tulang sedangkan asam akan melarutkan garam-garam tulang (Telford dan Bridgman 1995). Melalui proses resorpsi tulang, osteoklas ikut mempengaruhi sejumlah proses dalam tubuh yaitu dalam mempertahankan keseimbangan kalsium darah, pertumbuhan dan perkembangan tulang serta perbaikan tulang setelah mengalami fraktur (Derek etal. 2007). Aktifitas osteoklas dipengaruhi oleh hormon sitokinin. Osteoklas  memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suatu hormon tiroid. Akan tetapi osteoblas memiliki reseptor untuk

5

Page 6: sk 3 blok muskulo .doc

hormon paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormon ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin yang disebut faktor perangsang osteoklas. Osteoklas bersama hormon parathyroid berperan dalammpengaturan kadar kalsium darah sehingga dijadikan target pengobatan osteoporosis (Junqueira dan Carneiro 2005; Tortora dan Derrickson 2009).

LO 1.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi Coxae dan Femur

Articulatio coxae

Tulang : Antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi : Enarthrosis spheroideaPenguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunata, kelenjar Havers terdapat pada acetabula

Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. coxae tetap extensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi regak.Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna.Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi externa. Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.Capsula articularis: membentang dari lingkaran acetabulum ke linea intertrochanterica dan crista intertrochanterica.

Gerak sendi:Fleksi : m. iliopsoas, m. pectinus, m. rectus femoris, m. adductor longus, m. adductor

brevis, m. adductor magnus pars anterior tensor fascia lataEkstensi : m. gluteus maximus, m. semitendinosis, m. semimembranosus, m. biceps

femoris caput longum, m. adductor magnus pars posteriorAbduksi : m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. pirirformis, m. sartorius, m. tensor

fasciae lataAdduksi : m. adductor magnus, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. gracilis, m.

pectineus, m. obturator externus, m. quadratus femorisRotasi medialis: m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. tensor fasciae latae, m. adductor

magnus (pars posterior)Rotasi lateralis : m. piriformis, m. obturator internus, mm. gameli, m. obturator externus, m.

quadratus femoris, m. gluteus maximus dan mm. adductores.Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa.

Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum os. coxae menyebar ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea introchanterica bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira-kira sebesar jari di aytas crista introchanterica. Oleh karena itu, bagian lateral dan distal belakang colum femoris adalah di luar capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat extracapsular dan dapat pula intracapsular.

Dislokasi anterior dan posteriorDislokasi anterior : bila caput femoris terletak di depan ilium maka pada art. Coxae terjadi

fleksi, eksorotasi, dan abduksiDislokasi posterior : bila caput femoris terletak di belakang maka pada art. Coxae terjadi fleksi,

endorotasi, adduksi.Pada orang tua terutama perempuan sering terjadi fraktur collum femoris10 kali lebih banyak daripada laki-laki. Selain daripada kondisi tulang itu sendiri (osteoporosis) juga ditentukan oleh sudut inklinasi (antara aksis collum femoris dan aksis corpus femoris). Sudut inklinasi yang

6

Page 7: sk 3 blok muskulo .doc

normal kurang lebih 126o.Bila sudut inklinasi lebih kecil (coxa vare) lebih sering terjadi fraktur collum femoris dibandingkan pada sudut yang lebih besar (coxa volga).

LO 1.4. Memahami dan Menjelaskan Vaskularisasi Coxae dan Femur

Vaskularisasi:

1. Pembuluh darah yang melewati colum femoris bersama dengan retinacula kapsularis dan memasuki caput melalui foramina besar pada basis caput. Pembuluh darah ini berasal dari cabang a. sirkumfleksa femoralis melalui anastomis dengan a cruciate dan a trochanterica. Pada orang dewasa ini merupakan sumber pasokan darah terpenting.

2. Pembuluhdarah dalam lig. teres yang memasuki caput melalui foramina kecil pada fovea. Pembuluh ini berasal dari cabang a. obturatoria.

3. Melalui diafisis dari pembuluh darah femoralis nutrisia.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Fraktur Kolum Femur

LO 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur Kolum Femur7

Page 8: sk 3 blok muskulo .doc

Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.

LO 3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Fraktur Kolum Femur

Fraktur collum femur banyak terjadi pada wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporosis. Trauma yang dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi), sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan

Fraktur ini juga dapat terjadi pada penderita osteopenia, diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang dan kelemahan tulang, misalnya osteomalasia, diabetes, stroke, alkoholisme dan penyakit kronis lainnya. Beberapa keadaan ini meningkatkan kecenderungan pasien terjatuh.

Penyebab umum yang mengakibatkan kelemahan pada tulang yaitu :a.Osteoporosis. Penggunaan Vitamin D dan Kalsium diketahui mengurangi terjadinya fraktur patologis sebanyak 43%. b.Homosistein, merupakan suatu asam amino alami yang toksik dan menyebabkan kelainan pada jantung, stroke dan fraktur tulang. Penggunaan vitamin B mengurangi terjadinya fraktur pada 80% pasien setelah 2 tahun. c.Penyakit metabolik lain seperti Penyakit Paget, Osteomalasia dan Osteogenesis Imperfekta.d.Tumor tulang primer yang jinak atau ganas.e.Kanker metastasis pada bagian proksimal femur juga dapat melemahkan tulang dan mempermudah terjadinya fraktur patologis.f.Infeksi pada tulang.Elemen lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya fraktur adalah resiko terjatuh atau cedera. Pencegahan agar pasien tidak terjatuh dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien yang beresiko, perawatan harian, penggunaan alat Bantu untuk berjalan, dsb. Pelindung tulang panggul (Hip Protector) berupa alas plastic di sepanjang trochanter dapat digunakan pada pasien yang beresiko.

LO 3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Fraktur Kolum Femur

Fraktur intrakapsular, fraktur ini terjadi di kapsul sendi pinggula. Fraktur kapital : fraktur pada kaput femurb. Fraktur subkapital : fraktur yang terletak di bawah kaput femurc. Fraktur transervikal : fraktur pada kolum femur

Fraktur ekstrakapsular, fraktur yang terjadi di luar kapsul sendi pinggula. Fraktur sepanjang trokanter mayor dan minorb. Fraktur intertrokanterc. Fraktur subtrokanter

8

Page 9: sk 3 blok muskulo .doc

Fraktur collum femur termasuk fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femur sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.

Radiologisa. Berdasarkan keadaan fraktur

Tidak ada pergeseran fraktur Fragmen distal, rotasi eksterna, abduksi dan dapat bergeser ke proksimal Fraktur imppaksi

b. Klasifikasi menurut Garden Tingkat I : fraktur impaksi yang tidak total Tingkat II : fraktur total tetapi tidak bergeser Tingakt III : fraktur total isertai dengan sedikit pergesekan Tingkat IV : fraktur disertai dengan pergeseran yang hebat

c. Klasifikasi menurut PauwelKlasifikasi ini berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur

Tipe I : fraktur dengan garis fraktur 300

9

Page 10: sk 3 blok muskulo .doc

Tipe II : fraktur dengan garis fraktur 500

Tipe III : fraktur dengan garis fraktur 700

LO 3.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Fraktur Kolum Femur

Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur collum femur. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera. Tungkai dalam posisi abduksi dan fleksi serta eksorotasi.

Nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala yang sering di temukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jarngan lunak. Deformitas jauh lebih mendukung.

Tanda-tanda lokal- Penampilan : pembengkakan, memar dan deformasi mungkn terlhat jelas.- Rasa : terdapat nyeri setempat- Gerakan : krepitus dan gerakan abnormal dapat di temukan

LO 3.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Fraktur Kolum Femur

· Anamnesis : pada penderita didapatkan riwayat trauma ataupun cedera dengan keluhan bagian dari tungkai tidak dapat digerakkan

· Pemeriksaan fisik :

- Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka

- Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan

- Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi – sendi dibagian distal cedera.

10

Page 11: sk 3 blok muskulo .doc

LO 3.6. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Radiologi Fraktur Kolum Femur

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

+ Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.

+ Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.

+ Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cedera (untuk membandingkan dengan yang normal)

+ Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Foto Rontgen

Pada proyeksi AP kadang tidak jelas ditemukan adanya fraktur pada kasus yang impacted, untuk ini diperlukan pemerikasaan tambahan proyeksi axial. Pergeseran dinilai melalui bentuk bayangan tulang yang abnormal dan tingkat ketidakcocokan garis trabekular pada kaput femoris dan ujung leher femur. Penilaian ini penting karena fraktur yang terimpaksi atau tidak bergeser (stadium I dan II Garden ) dapat membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami non union dan nekrosis avaskular.

Radiografi foto polos secara tradisional telah digunakan sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan pada fraktur tulang pinggul. Tujuan utama dari film x-ray untuk menyingkirkan setiap patah tulang yang jelas dan untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur. Adanya pembentukan tulang periosteal, sclerosis, kalus, atau garis fraktur dapat menunjukkan tegangan fraktur.Radiografi mungkin menunjukkan garis fraktur pada bagian leher femur, yang merupakan lokasi untuk jenis fraktur.Fraktur harus dibedakan dari patah tulang kompresi, yang menurut Devas dan Fullerton dan Snowdy, biasanya terletak pada bagian inferior leher

11

Page 12: sk 3 blok muskulo .doc

femoralis. Jika tidak terlihat di film x-ray standar, bone scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) harus dilakukan.

Bone Scanning

Bone scanning dapat membantu menentukan adanya fraktur, tumor, atau infeksi.Bone scan adalah indikator yang paling sensitif dari trauma tulang, tetapi mereka memiliki kekhususan yang sedikit. Shin dkk. melaporkan bahwa bone scanning memiliki prediksi nilai positif 68%.

Bone scanning dibatasi oleh resolusi spasial relatif dari anatomi pinggul. Di masa lalu, bone scanning dianggap dapat diandalkan sebelum 48-72 jam setelah patah tulang, tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hold dkk menemukan sensitivitas 93%, terlepas dari saat cedera. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI telah menunjukkan keakurasian pada kejadian fracture yang segera dan wajar dilakukan dalam waktu 24 jam setelah kejadian; walaupun harganya mahal.MRI memiliki sifat sensitif dan spesifik pada pendeteksian fracturecollum femur, karena dapat menunjukkan garis fracture dengan jelas dan adanya edema pada sumsum tulang. Kontras Superior dari MRI dengan pulse yang teratur biasanya digunakan, resolusi spasial intrinsik, dan kemampuan dalam membuat berbagai potongan (coronal, axial, dan yang terjarang, sagittal) membuat MRI sebagai alat penunjang yang sangat baik, khususnya pada stress fracture, yang pada foto polos dapat memberikan gambaran yang normal.Dengan MRI, stress fracture nampak sebagai fracture yang berupa garis pada korteks yang dikelilingi oleh daerah yang edema di kavitas medularis.

Pada tahun 1993, penelitian oleh Quinn dan McCarthy, T1-weight MRI menemukan bahwa MRI mempunyai sensitivitas sebesar 100% pada pasien dengan pemeriksaan radiologi biasa yang tidak jelas.

Shin et al juga menunjukkan bahwa MRI mempunyai sensitivitas, spesifisitas dan ketepatan sebesar 100% dalam mengidentifikasi fracturecollum femur.

MRI merupakan alat yang paling sensitif untuk mendeteksi perubahan sumsum tulang yang berhubungan dengan nekrosis avaskular, walaupun pada pemeriksaan radiologi foto polos dalam keadaan normal.Oleh karena itu, MRI merupakan alat yang terpilih dan sangat berguna. Bila terdapat nekrosis avaskular setelah operasi fiksasi dari fracture femur, pasien dapat menggunakan penggantian dari protesis yang ada. Lebih pentingnya, MRI dapat digunakan untuk mendeteksi stadium awal nekrosis iskemik pada caput femur, dimana intervensi dapat dimulai sebelum kerusakan lebih jauh terjadi.Kerusakan ini dapat meliputi kolapsnya caput femur, osteoarthritis sekunder, atau fragmentasi.

MRI pada saat ini juga sering digunakan untuk mendeteksi adanya fracturecollum femur. Sumsum tulang normal pada pelvis dan panggul dapat mempunyai gambaran patchy

intermediate-signal-intensity sehubungan dengan sumsum tulang merah yang persisten.Dan juga, area subchondral dari caput femur dapat kadang-kadang mempunyai lapisan sumsum tulang merah yang tipis.Variasi normal ini tidak boleh dibingungkan karena fracture.

12

Page 13: sk 3 blok muskulo .doc

Gambar 4.17 MRI Fracture Collum Femur Sinistra

LO 3.7. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Fraktur Kolum Femur

Pengobatan tergantung dari jenis dan pergeseran fraktur:1. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas

- Traksi kulit- Spika panggul

Traksi kulit dan spika panggul dilakukan pada penderita dengan fraktur yang pergeserannya sangat minimal.

2. Tindakan operatifPengobatan operatif hamper selalu dilakukan pada penderita fraktur leher femur baik orang dewasa muda maupun pada orang tua karena:- Perlu reduksi yang akurat dan stabil- Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi

Jenis-jenis operasi :a. Pemasangan pinb. Pemasangan plate dan screwc. Artroplasti; dilakukan pada penderita umur di atas 55 tahun, berupa :

Eksisi artroplasti (pseudoartrosis menurut Girdlestone) Hemiartroplasti Artroplasti total

LO 3.8. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Fraktur Kolum Femur

Komplikasi yang bersifat umum : thrombosis vena, emboli paru ,pneumonia, dekubitus

Nekrosis avaskuler kaput femur

Nekrosis avaskuler terjadi pada 30% penderita dngan fraktur yang disertai pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa pergeseran. Apabila lokalisasi fraktur lebih ke proksimal maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskuler lebih besar. Pengobatan sederhana termasuk penggunaan nonsteroidal obat anti inflamasi (NSAIDs) atau analgesic lain untuk rasa sakit dan menghindari membawa beban berat pada tulang dan sendi yang terkena.

13

Page 14: sk 3 blok muskulo .doc

Prosedur operasi yang paling sederhana disebut dekompresi inti, yang melibatkan pengambilan steker tulang dari bidang terkena. Prosedur ini sangat efektif untuk penyakit awal yang belum berkembang kearah tulang mengecil; tindakan ini bahkan mencegah kemengecilan.

Prosedur lain adalah okulasi tulang. Untuk avaskuler nekrosis di pinggul, okulasi tulang terdiri atas pengambilan jaringan tulang dengan pembuluh darah secara utuh dari tempat lain ditubuh dan menyambungkan jaringan tulang dan pembuluh darah dekat pinggul. Cangkokan berfungsi sebagai prasarana bagi tubuh membentuk tulang baru; tetapi agar pembedahan berhasil, tubuh juga terpaksa membentuk suplai darah baru.

Nonunion Osteoarthritis

Osteoarthritis sekunder terjadi karena adanya kolaps kaput femur atau nekrosis avaskuler

Ekstremitas memendek Malunion Sindroma kompartemen

Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup. Peningkatan tekanan intra kompartemen akan mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri yang hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang. Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. Paling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas

Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan pada arteri dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen kronik biasa terjadi akibat melakukan aktivitas yang berulang-ulang, misalnya pelari jarak jauh, pemain basket, pemain sepak bola dan militer.

Malrotasi berupa rotasi eksterna Koksavara

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: sk 3 blok muskulo .doc

Faiz, O. (2004). At A Glance Series Anatomy. Jakarta: Erlangga.Mithcell, R. N. (2008). Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC.Patel, P. R. (2006). Lecture Notes Radiologi. Jakarta: EMS.Paulsen,F.,dkk. (2010). Sobotta : atlas anatomi manusia. Edisi 23 Jilid 1. Jakarta : EGCSyamsir, HM. 2011. Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: Fakultas Kedokteran

15