Sasaran Belajar IPT Skenario 1
Transcript of Sasaran Belajar IPT Skenario 1
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
1/11
1. Memahami dan Menjelaskan Demam.
1.1. Definisi.
Peningkatan temperature tubuh di atas normal 37 ℃ atau setiap penyakit
yang ditandai olah peningkatan suhu tubuh (Dorland, 2012)
Demam adalah kenaikan suhu tubuh dari normalnya yang ditengahi oleh
kenaikan titik-ambang regulasi panas hipotalamus.Pusat regulasipengatur panas
hipotalamus mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor
neuronal peri!er dingin dan panas. "elain itu demam #uga merupakan ge#ala adanya
gangguan metabolisme, in!eksi atau kerusakan #aringan yang luas.( $nn %. $r&in,
dkk, 1''')
ormal suhu tubuh berkisar 3.*-37.2 + . "uhu subnormal di baah 3+,
dengan adanya demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37.2+. erdapat
perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal.Dalam keadaan
biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0.*+/ suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral.
"uhu tubuh mengikuti irama sirkadian suhu pada dini hari rendah, dan suhu tertinggiter#adi pada pukul 1.00-1.00 (elan, 200')
ebrisdemam adalah kenaikan suhu tubuh diatas &ariasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior (sselba4her.1''')
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat
termoregulasi hipotalamus (5erhman.1''').
"eseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37, (suhu oral atau
aksila) atau suhu rektal (Donna 6. ong, 2003)
empat
pengukuran8enis termometer
9entang/ rerata
suhu normal (o)
Demam
(o)
$ksila$ir raksa,
elektronik
3:,7 ; 37,3/
3,:37,:
"ublingual$ir raksa,
elektronik
3*,* ; 37,*/
3,37,
9ektal$ir raksa,
elektronik 3, ; 37,'/ 37 3
elinga
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
2/11
5enda asing dianggap sebagai =at memproduksi yang memproduksi demam (disebut
pirogen), yang memi4u respon kekebalan tubuh. Pirogen memberitahu hipotalamus untuk
meningkatkan suhu set point untuk membantu tubuh melaan in!eksi.
"uhu tubuh diatur oleh hipotalamus sebagai thermostat. "et poin adalah 37 >- 0.*
1. Set point hipotalamus meningkat:
a. Pirogen endogen n!eksi, keganasan, alergi, steroid, penyakit kolagen.
b. Penyakit=at kerusakan sara! pusat, kera4unan DD
2. Set point hipotalamus normal:
a. pembentukan panas lebih dari pengeluarannya hipertermia malignan, hipertirodi,
hipernatremi
b. 6ingkunan lebih panas dari tubuh
4. pengeluaran panas yang tidak baik dysplasia e4toderm, terbakar, heat stroke
3. Rusaknya pengatur suhu :
a. penyakit yang langsung menyarang set poin
b. trauma kepala, esa!alitismeningitis, pendarahan di kepala
1.3. Klasifikasi.
a Demam septik suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. "ering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. 5ila demam yang tinggi tersebut
turun ke tingkat yang normal dinamakan #uga demam hektik.
! Demam remiten suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
men4apai suhu tubuh badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin ter4atat
dapat men4apai dua dera#at dan tidak sebesar perbedaan suhu yang di4atat
pada demam septik.
" Demam intermiten suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa
#am dalam satu hari. 5ila demam seperti ini ter#adi setiap dua hari sekalidisebut tersiana dan bila ter#adi dua hari bebas demam di antara dua serangan
demam disebut kuartana.
d Demam kontinyu &ariasi suhu sepan#ang hari tidak berbeda lebih dari satu
dera#at. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
e Demam siklik ter#adi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
3/11
• Demam yang belum terdiagnosis, yaitu keadaan seseorang yang mengalami demam
terus menerus 3 minggu dengan suhu badan di atas 3,3 ℃ dan tetap belum
ditemukan penyebabnya alaupun sudah diteliti selama 1 minggu se4ara intensi!
dengan menggunakan sarana laboratorium dan penun#ang medis lainnya. ?eadaan
yang digunakan lainnya adalah !ebris et 4ausa ignota, !e&er o! obs4ure origin, !e&er
o! undetermined origin dan !e&er o! undiagnosed origin (@A), dengan : kelomBok
@A yaitu
a) @A klasik penderita sudah diperiksa di 9umah "akit atau di klinik selama 3
hari berturut-turut tanpa dapat ditetapkan penyebab demam. De!inisi lain yang #uga
digunakan adalam demam untuk lebih dari 3 minggu, telah diusahakan diagnostik
non-in&asi! maupun in&asi! selama satu minggu tanpa hasil yang dapat menetapkan
penyebab demam.
b) @A nosokomial mulanya diraat tanpa in!eksi di 9umah "akit dan
kemudian menderita demam C 3,3 ℃
dan sudah diperiksa se4ara intensi! untuk
menentukan penyebab demam tanpa hasil yang #elas.
4) @A neutropenik memiliki hitung #enis neutro!il *00 µ l dengan demam
C 3,3 ℃ dan sudah diusahakan pemeriksaan intensi! selama 3 hari tanpa hasil
yang #elas.
d) @A EF menderita demam C 3,3 ℃ selama : minggu pada raat #alan
tanpa dapat menentukan penyebabnya atau pada penderita yang diraat di 9" yang
mengalami demam selama lebih dari 3 hari dan telah dilakukan pemeriksaan tanpa
hasil yang #elas.
Pola demam Penyakit
?ontinyu Demam ti!oid, malaria !al4iparum malignan
9emitten "ebagian besar penyakit &irus dan bakteri
ntermiten %alaria, lim!oma, endokarditis
Eektik atau septik Penyakit ?aasaki, in!eksi pyogenik
Guotidian %alaria karena P.&i&aH
Double Iuotidian ?ala a=ar, arthritis gonococcal , juvenile rheumathoid
arthritis, beberapa drug fever (4ontoh karbama=epin)
9elapsing atau periodik %alaria tertiana atau kuartana, bru4ellosis
Demam rekuren Familial Mediterranean fever
1.#. Mekanisme $%atogenesis.
Dalam e&olusi kehidupan, tubuh telah mengembangkan suatu sistem
pertahanan yang 4ukup ampuh terhadap in!eksi dan peninggian suhu badan
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
4/11
memberikan suatu peluang ker#a yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh.
Demam ter#adi karena
1) Pelepasan pirogen (suatu protein yang identik dengan interleukin-1) dari
dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang
dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi
imunologik yang tidak berdasarkan suatu in!eksi.
2) Di dalam hipotalamus, reaksi pada nomer 1 merangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
5/11
− 5erbentuk batang, tidak berspora.
− 5esar koloni rata-rata 2;: mm.
− "ebagian besar isolat motil dengan !lagel peritrik.
− umbuh pada suasana aerob dan !akultati! anaerob pada suhu 1*;:1 o (suhu
pertumbuhan optimal 37,*o) dan pE pertumbuhan ;.
− %udah tumbuh pada medium sederhana, misalnya garam empedu.
− idak dapat tumbuh dalam larutan ?.
− %embentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa.
2.3. Klasifikasi.
?lasi!ikasi "almonella terbentuk berdasarkan dasar epidemiologi, #enis inang, reaksi biokimia, dan struktur antigen A, E, F ataupun ?. $ntigen yang paling umum digunakan
untuk "almonella adalah antigen A dan E.
$ntigen A, berasal dari bahasa 8erman (Ahne), merupakan susunan senyaa
lipopolisakarida (6P"). 6P" mempunyai tiga region. 9egion merupakan antigen A-spesi!ik
atau antigen dinding sel. $ntigen ini terdiri dari unit-unit oligosakarida yang terdiri dari tiga
sampai empat monosakarida. Polimer ini biasanya berbeda antara satu isolat dengan isolat
lainnya, itulah sebabnya antigen ini dapat digunakan untuk menentukan subgrup se4ara
serologis. 9egion merupakan bagian yang melekat pada antigen A, merupakan 4ore
polysa44haride yang konstan pada genus tertentu. 9egion adalah lipid $ yang melekat pada region dengan ikatan dari 2-keto-3-deoksioktonat (?DA). 6ipid $ ini memiliki unit
dasar yang merupakan disakarida yang menempel pada lima atau enam asam lemak. 5isa
dikatakan lipid $ melekatkan 6P" ke lapisan murein-lipoprotein dinding sel (D=en, 2003).
$ntigen E merupakan antigen yang terdapat pada !lagela dari bakteri ini, yang disebut
#uga !lagelin. $ntigen E adalah protein yang dapat dihilangkan dengan pemanasan atau
dengan menggunakan alkohol. $ntibodi untuk antigen ini terutamanya adalah gJ yang dapat
memun4ulkan reaksi aglutinasi. $ntigen ini memiliki phase &ariation, yaitu perubahan !ase
salam satu serotip tunggal. "aat serotip mengekspresikan antigen E !ase-1, antigen E !ase-2
sedang disintesis (hart, 2002).
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
6/11
$ntigen ? berasal dari bahasa 8erman, kapsel. $ntigen ? merupakan antigen kapsul
polisakarida dari bakteri enteri4 (D=en, 2003). $ntigen ini mempunyai berbagai bentuk sesuai
genus dari bakterinya. Pada salmonella, antigen ? dikenal #uga sebagai &irulen4e antigen
(antigen Fi).
"eperti yang sudah dikatakan sebelumnya, antigen menentukan klasi!ikasi dari
"almonella, yakni ke dalam serogrup dan serotipnya seperti 4ontoh pada tabel
Demikian banyaknya serotip dari "almonella, namun hanya "almonella typhi,
"almonella 4holera, dan mungkin "almonella paratyphi $ dan "almonella parathypi 5 yang
men#adi penyebab in!eksi utama pada manusia. n!eksi bakteri ini bersumber dari manusia,
namun kebanyakan "almonella menggunakan binatang sebagai reser&oir in!eksi pada
manusia, seperti babi, hean pengerat, ternak, kura-kura, burung beo, dan lain-lain. Dari
beberapa #enis salmonella tersebut di atas, in!eksi "almonella typhi merupakan yang tersering
(5rooks, 200*).
2.#. Sifat.
K Eost reser&oar unggas, babi, hean pengerat, hean ternak, binatang piaraan,
dsb.
K %enghasilkan hasil positi! terhadap reaksi !ermentasi manitol dan sorbitol.
K %emberikan hasil negati! pada reaksi indol, Dase, !enilalanin deaminase,
urease, Foges Proskauer, reaksi !ermentasi terhadap sukrosa, laktosa, dan adonitol.
K Pada agar "",
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
7/11
K Eidup subur dalam medium yang mengandung garam empedu.
K 9esisten terhadap =at arna hi#au brilian, natrium tetrationat, dan natrium
deoksikolat yang menghambat pertumbuhan kuman koli!orm sehingga senyaa-
sennyaa tersebut dapat digunakan untuk inklusi isolat "almonella dari !eses pada
medium.
2.(. )ara *ransmisi.
"almonella adalah bakteri yang bersi!at patogen (dapat menimbulkan penyakit)
pada hean maupun manusia, yang dapat ditularkan melalui makanan. amun, bakteri
ini membutuhkan se#umlah besar gen untuk men#adi patogen, yang terdistribusi pada
kromosom.
Pada "almonella enteri4a misalnya, paling tidak dibutuhkan 0 gen untuk bisa
merusak. ?ebutuhan yang begitu banyak ini diduga mere!leksikan siklus hidup yang
kompleks pada hean yang terin!eksi.
"almonella se4ara tipikal masuk tubuh inang melalui air atau makanan
terkontaminasi, dan mampu bertahan pada pE asam lambung sebelum LmenempelL sel
epitel usus. "almonella yang bersi!at in&asi! dan dapat menyebabkan penyakit sistemik,
#uga bisa bertahan hidup dalam darah dan berkembang biak dalam hati dan limpa.
"umber in!eksi adalah makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh
salmonella. 5erikut adalah sumber-sumber in!eksi yang penting
• $ir, kontaminasi dengan !eses sering menimbulkan epidemik yang luas
• "usu dan produk susu lainnya (es krim, ke#u, puding), kontaminasi dengan
!eses dan pasteurisasi yang tidak adekuat atau penanganan yang salah.
5eberapa abah dapat ditelusuri sampai sumber kumannya
• ?erang, dari air yang terkontaminasi
• elur beku atau dikeringkan, dari unggas yang terin!eksi atau kontaminasi saat
pemrosesan
• Daging dan produk daging, dari hean yang terin!eksi (hean ternak) atau
kontaminasi oleh !eses melalui hean pengerat atau manusia
• Abat MrekreasiN, mariyuana dan obat lainnya
• Pearnaan hean, pearnaan (misal, 4armine) digunakan untuk obat,
makanan, dan kosmetik • Eean peliharaan, kura-kura, an#ing, ku4ing, dll
3. Memahami dan Menjelaskan Demam *yphoid.
3.1. Definisi.
Demam i!oid yang biasa #uga disebut typhus atau types dalam bahasa
ndonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri "almonella enteri4a,
khususnya turunannya yaitu "almonella yphi, yang terutama dapat menyerang bagian
saluran pen4ernaan. Demam ti!oid adalah penyakit in!eksi akut yang selalu ada di ndonesia
(endemik) yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapatmenimbulkan abah. (PD,200')
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
8/11
3.2. Etiologi.
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
9/11
+aktor penye!a! :
− ?ualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene sanitasinya yang
rendah
− Pengolahan makanan yang masih rendah
− @rbanisasi
− ?eadaan sosio-ekonomi yang masih rendah
− Pemeliharaan kebersihan pribadi (personal hygiene) kurang baik
− %akan makanan yang tidak bersih
− $ir minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan tidak dimasak mendidih
− ?ebersihan lingkungan sanitasi lingkungan yang kurang
3.3. Epidemiologi.
rekuensi ke#adian demam ti!oid per 10.000 penduduk di ndonesia berdasarkan data
"ur&eilans Departemen ?esehatan 9.
ahun 1''0 ',2
ahun 1'': 1*,:
"ur&ei dari berbagai rumah sakit di ndonesia dari tahun 1'1 ; 1',
memperlihatkan peningkatan #umlah penderita sekitar 3*,Q yaitu dari 1'.*'
men#adi 2.0 kasus.
nsidens demam ti!oid ber&ariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan/ di daerah rural (8aa 5arat) 1*7 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan
di daerah urban ditemukan 70 ; 10 per 100.000 penduduk. Perbedaan insidens di
perkotaan berhubungan erat dengan penyedeiaan air bersih yang belum memadai sertasanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan lingkungan.
ase atality 9ate (9) demam ti!oid di tahun 1'' sebesar 1,0Q dari seluruh
kematian di ndonesia. amun demikian, berdasarkan hasil "ur&ei ?esehatan 9umah
angga Departemen ?esehatan 9 ("?9 Depkes 9) tahun 1''* demam ti!oid tidak
termasuk dalam 10 penyakit dengan mortalitas tertinggi.
(PD, 200')
3.#. %atofisiologi & %atogenesis.
$pathogenesis di halaman !elakang
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
10/11
3.(. Manifestasi Klinis.
%asa tunas demam ti!oid berlangsung antara 10-1: hari. Je#ala-ge#ala klinis yang timbul
sangat ber&ariasi dari ringan-berat, dari asimtomatik-penyakit yang khas disertai komplikasi-
kematian.
• Pada minggu pertama ge#ala klinis ditemukan keluhan dan ge#ala serupa dengan
penyakit in!eksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual muntah obstipasi atau diare, rasa tidak enak di perut, batuk dan
epistaksis.
o Pemeriksaan !isik suhu badan meningkat.o "i!at demam meningkat perlahan ; lahan dan terutama pada sore hingga
malam hari.
• Pada minggu kedua ge#ala men#adi lebih #elas.
o Pemeriksaan !isik demam, bradikardia relati&e (peningkatan suhu 1 ℃
tidak diikuti peningkatan denyut nadi H per menit), lidah yang berselaput
(kotor di tengah, tepid an u#ung merah serta tremor), hepatomegali,
splenomegali, meteroismus, somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis.
9oseolae #arang ditemukan di ndonesia.
3.,. Diagnosis & DD.
$lem!ar paling !elakang
3.-. *atalaksana.
$lem!ar paling !elakang
3.. %en"egahan.
$lem!ar paling !elakang
3./. Komplikasi.
$lem!ar paling !elakang
3.10. %rognosis.
Prognosis demam ti!oid tergantung pada ketepatan terapi, usia penderita,keadaan kesehatan sebelumnya, serotip "almonella penyebab ada dan tidaknya
-
8/18/2019 Sasaran Belajar IPT Skenario 1
11/11