pbl sken3 ipt

21
LINDAH SYAFAASTUTI 1102011141 A8 – SKENARIO 3 L.I. 1. Memahami dan mempelajari plasmodium L.O. 1.1. Klasifikasi & morfologi Morfologi Plasmodium berbeda-beda tiap spesies. Sitoplasmanya mempunyai bentuk yang tak teratur pada berbagai stadium pertumbuhan dan mengandung kromatin, pigmen serta granula. Pigmen malaria terdiri dari protein yang telah didenaturasi, yaitu hemozoin atau hematin yang merupakan hasil metabolisme antara parasit dengan bahan-bahan dari eritrosit. 1. Plasmodium vivax - Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi. - Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata. - Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar. - Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah. - Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir. - Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang terinfeksi parasit ini. 2. Plasmodium falciparum - Hanya ditemukan bentuk tropozoit dan gametosit pada darah tepi, kecuali pada kasus infeksi yang berat. - Schizogoni terjadi di dalam kapiler organ dalam termasuk jantung. - Sedikit schizont di darah tepi, terkait berat ringannya infeksi. - Schizont berisi merozoit berjumlah 16 – 20 buah. - Eritrosit yang terinfeksi tidak mengalami pembesaran. - Bisa terjadi multiple infeksi dalam eritrosit (ada lebih dari satu parasit dalam eritrosit), bentuk acolle

description

i

Transcript of pbl sken3 ipt

Page 1: pbl sken3 ipt

LINDAH SYAFAASTUTI1102011141A8 – SKENARIO 3

L.I. 1. Memahami dan mempelajari plasmodium

L.O. 1.1. Klasifikasi & morfologi

Morfologi Plasmodium berbeda-beda tiap spesies. Sitoplasmanya mempunyai bentuk yang tak teratur pada berbagai stadium pertumbuhan dan mengandung kromatin, pigmen serta granula. Pigmen malaria terdiri dari protein yang telah didenaturasi, yaitu hemozoin atau hematin yang merupakan hasil metabolisme antara parasit dengan bahan-bahan dari eritrosit.

1. Plasmodium vivax- Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.- Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.- Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.- Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.- Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.- Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang terinfeksi parasit ini.

2. Plasmodium falciparum- Hanya ditemukan bentuk tropozoit dan gametosit pada darah tepi, kecuali pada kasus infeksi yang berat.- Schizogoni terjadi di dalam kapiler organ dalam termasuk jantung.- Sedikit schizont di darah tepi, terkait berat ringannya infeksi.- Schizont berisi merozoit berjumlah 16 – 20 buah.- Eritrosit yang terinfeksi tidak mengalami pembesaran.- Bisa terjadi multiple infeksi dalam eritrosit (ada lebih dari satu parasit dalam eritrosit), bentuk acolle (inti menempel dinding eritrosit) dan spliting (inti parasit terpecah dua).- Gametosit berbentuk pisang, makrogametosit inti kompak (mengumpul) biasanya di tengah sedangkan makrogametosit intinya menyebar.- Sitoplasma eritrosit terdapat terdapat bercak-bercak merah yang tidak teratur disebut titik Maurer.

3. Plasmodium malariae -Trofozoit muda(bentuk cincin)-Trofozoit mudadengan sitoplasma yang tebal-Trofozoit muda (bentuk pita)-Trofozoit lanjut (bentuk pita) dengan banyakpigmen-Skizon matang dengan merozoit (9) tersusunseperti roset-Mikrogametosit dengan kromatin yang tersebar-Makrogametosit dengan kromatin yang kompak

4. Plasmodium ovale -Trofozoit muda(bentuk cincin) dengan titik-titikSchüffner-Trofozoit muda (eritrosit membesar)-Trofozoit lanjut dengan tepi berumbai (fimbriated )-Skizon muda dengan eritrosit yang tidak teratur

Page 2: pbl sken3 ipt

-Skizon matang dengan merozoit (8) tersusun tidakteratur-Mikrogametosit dengan kromatin yang tersebar-Makrogametosit dengan kromatin yang kompak

L.O. 1.2 Sifat plasmodiumPlasmodium Falciparum

PlasmodiumVivax

PlasmodiumOvale

Plasmodiummalariae

Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hariHipnozoit - + + -Jumlah merozoit hati

40.000 10.000 15.000 15.000

Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikronDaur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jamEritrosit yang dihinggapi

Muda dan normosit

Retikulosit dan normosit

Retikulosit dan normosit muda

Normosit

Pembesaran eritrosit

- ++ + -

Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner ZiemannPigmen Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitamJumlah merozoit eritrosit

8-24 12-18 8-10 8

Daur dalam nyamuk pada 27oC

10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari

L.O. 1.3. Siklus hidupPlasmodium mengalami 2 siklus, yaitu :

1. Siklus aseksual (schizogoni) di dalam tubuh vertebrata (termasuk manusia)

2. Siklus seksual (sporogoni) di dalam tubuh nyamuk. Schizogoni : - Sporozoit infektif dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles dimasukkan ke dalam aliran darah hospes vertebrata / manusia. - Dalam 30 menit, sporozoit memasuki sel parenkim hati dan memulai stadium eksoeritrositer. - Dalam sel hati sporozoit berkembang menjadi schizont, kecuali sebagian parasit yang tidak berkembang akan mengalami masa “ tidur “ (dormant) dan disebut sebagai hipnosoit yang sewaktu waktu dapat berkembang menjadi aktif. - Schizont matang dalam sel hati akan membelah dan mengeluarkan merozoit. - Merozoit hati memasuki eritrosit dan mulai berjalan stadium eritrositer. - Merozoit dalam eritrosit berkembang menjadi  bentuk tropozoit. - Tropozoit berkembang menjadi schizont, yang bila telah matang akan pecah dan mengeluarkan merozoit. - Sebagian merozoit akan mengalami fagositosis, sebagian lagi akan memasuki eritrosit lain dan mengulang siklus schizogoni, sementara sebagian lainnya lagi akan memasuki eritrosit tetapi tidak membentuk schizont melainkan membentuk gametosit. Sporogoni : - Gametosit dalam eritrosit akan masuk ke tubuh nyamuk bersamaan saat nyamuk menggigit manusia yang terinfeksi Plasmodium. - Mikrogametosit matang akan mengeluarkan filament yang aktif dan bisa membuahi makrogametosit dan menghasilkan zigot. - Dalam waktu 12 – 24 jam setelah nyamuk menghisap darah, zigot menjadi ookinet yang dapat

Page 3: pbl sken3 ipt

menembus dinding lambung berkembang menjadi ookista. - Di dalam ookista dibentuk ribuan sporozoit. - Saat ookista pecah, sporozoit keluar dan akan menuju ke seluruh bagian tubuh nyamu termasuk menembus kelenjar liurnya - Bila nyamuk menggigit manusia, sporozoit masuk ke tubuh manusia dan dimulailah siklus schizogoni.

P.falciparum P.vivax P.ovale P.malariaeSiklus eksoeritrositik primer (hari)

5-7 8 9 14-15

Siklus aseksual dalam darah (hari)

48 48 50 72

Masa prepaten (hari)

6-25 8-27 12-20 18-59

Masa inkubasi (hari)

7-27 13-17 14 23-69

Keluarnya gametosit (hari)

8-15 5 5 5-23

Jumlah merozoit per skizon jaringan

30-40.000 10.000 15.000 15.000

Siklus sporogoni dalam nyamuk (hari)

9-22 8-16 12-24 16-35

L.I. 2. Memahami dan mempelajari malaria

L.O. 2.1. Definisi malariaPenyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang

termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) serangga nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penderita umumnya tinggal didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan gas-gas berbau busuk, sehingga sebagian masyarakat percaya bahwa udara buruk diaderah rawa sebagai penyebab malaria.Istilah malaria diambil dari dua kata yaitu mal = buruk dan area = udara. Secara harfiah dapat dikatakan malaria adalah penyakit yang timbul akibat lingkungan yang kotor dimana merupakan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti nyamuk.

L.O. 2.2. Etiologi malariaMalaria disebabkan oleh parasite sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar. Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya.

Sporozoit akan memulai stadium eksoeritrositer dengan masuk ke sel hati. Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan, merozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan mengalami perubahan morfologi yaitu: merozoit → bentuk cincin → trofozoit → merozoit. Proses ini

Page 4: pbl sken3 ipt

berlangsung 2-3 hari. Diantara merozoit-merozoit tersebut ada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet dan makrogamet.

L.O. 2.3 Patogenesis malariaPatogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit infeksi pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat ,yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat), malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu infeksi asimtomatik. Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence –nya rendah.

L.O. 2.4. Manifestasi KlinikAdalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan gejala utama

demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut :

• Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat. • Nafsu makan menurun. • Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah. • Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum. • Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa. • Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan. • Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret

(diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

• Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu : 1. Stadium dingin (cold stage).

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

2. Stadium demam (Hot stage). Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala menjadi –jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.

3. Stadium berkeringat (sweating stage). Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada species parasit dan umur dari

Page 5: pbl sken3 ipt

penderita, gejala klinis yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum

LO 2.5. Diagnosis & Diagnosis BandingDiagnosis malaria ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan laboraturium dan

pemeroksaan penunjang. Diagnosis pasti dibuat dengan ditemukannya parasit malaria dalam pemeriksaan mikroskopis laboraturium1. Gejala Klinis

a. AnamnesisKeluhan utama yang sering muncuk adalah demam lebih dari 2 hari, menggigil dan berkeringat (trias malaria). Demam karena P. Falciparum dapat terjadi setiap hari, P vivax atau Ovale demamnya berselang satu hari. Sedangkan pada demam P.Malariae berselang 2 hariSumber penyakit harus ditelusurui, apakah pernah berpergian dan bermalam di daerah endemik malaria dalam 1 bulan terakhir.Kecurigaab adanya tersangja malaria berat dapat dilihat dari adanya satu gejala atau lebih, yaitu gangguan kesadaran,kelemahan atau kelumpuhan otot, kejang-kejang,kekuningan pada bola mata,munta darah atau berak darah.

b. Pemeriksan fisikPasien mengalami demam 37.5-40 C, serta anemia dibuktikan dengan konjuntiva palbera yang pucat, Penderita sering disertai adanya pembesaran limpa dan hati. Pada malaria berat, ditemukan penurunan kesadaran, dehidrasi dan diikuti dengan munculnya gejala neurologs

2. Pemeriksaan Laboraturiuma. Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria di dalam darah. Melalui pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium dan stadiumnya, serta kepadatan parasitnya.Kepadatan parasit dapat dilihat melalui 2 cara yaitu semikuantitatif dan kuantitatif. Metode semi-kuantitatif adalah menghitung parasit dalam Lapangan Pandang Besar.

b. Tes Diagnostik cepat (RDT,Rapid Diagnostic)Metode ini mendeteksi adanya antigen maria dalam darah dengan imunokrumatografi. Dibandingkan uji mikroskopis, tes ini empunyai kelebuhan yaitu hasil pengujian lebih cepat dapat diperoleh, tetapi lemah dalam hal spesifisitas dan sensivitasnya.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi pemerksaan kadar hemoglobin, hematrokit, jumlah leukosit,trombosit dan eritrosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah,SGOT,SGPT,tes funsgi ginjal). Serta pemeriksaan toraks,EKG dan lainnya sesuai indikasi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderitam meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematocrit, jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT, SGPT, tes fungsi ginjal), serta pemeriksaan foto toraks, EKG, dan pemeriksaan lainnya yang sesuai indikasi.

Pemeriksaan tes darah untuk malaria

Page 6: pbl sken3 ipt

Tetesan preparat darah tebalMerupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis. Preparat dinyatakan negatif apabila setelah diperiksa 200 lapang pandang dengan pembesaran kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasit.

Tetesan darah tipisDigunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan.Kepadatan parasite dinyatakan sebagai hitung parasit, dapat dilakukan berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah.Bila jumlah parasite > 100.000/µL darah menandakan infeksi yang berat.

Tes Antigen: P-F test

Yaitu mendeteksi antigen dari P. falciparum (Histidine Rich Protein II).Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidka memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus.Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar di pasaran yaitu dengan metode ICT.

Tes Serologi

Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal.Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer: > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru; dan tes > 1:20 dinyatakan positif.

Pemeriksaan PCR

Dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup tepat dan sensitivitasnya maupun spesifitasnya tinggi.Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasite sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.

Diagnosis banding

Pada malaria berat, diagnose banding tergantung manifestasi malaria beratnya. Pada malaria ikterus, diagnose bandingnya adalah demam tifoid dengan hepatitis, kolesistitis, abses hati, dan leptospirosis. Hepatitis pada saat timbul ikterus biasanya tidak dijumpai demam lagi.Pada malaria serebral harus dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis.Penurunan kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan serebrovaskular (sktrok), eklampsia, epilepsy, dan tumor otak.

L.O. 2.6 Komplikasi- Malaria cerebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah serangan kejang; derajat penurunan kesadaran harus dilakukan  berdasarkan penilaian GCS. - Academia/acidosis: pH darah < 7.25 atau plasma bicarbonate <15 mmol/1 - Anemia berat (Hb < 5 g/dl atau hematokrit < 15% ) pada keadaan parasit > 10.000/ul; bila anemianya hipokromik dan/atau miktositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoblobinopati lainya.

Page 7: pbl sken3 ipt

- Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24 jam pada orang dewasa atau 12ml/BB pada anak anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg/dl - Edema paru non kardoigenic/ARDS - Hipoglikemi : gula darah < 40 ml/dl. - Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistol < 70 mmHg (anak 1-5 tahun<50 mmHg); disertai keringat dingin atau perbedaan temperature kulit mukosa>10°C. - Pendarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan/atau disertai kelainan labolatorik adanya gangguan koagulasi intravascular. - Kejang berulang lebih dari 2 kali/24 jam. - Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria/kelainan eritrosit(kekurangan G-6-PD)).

- Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaingan otak

L.O. 2.7. Pengobatan dan pencegahan

Pengobatan

malaria vivaks / malaria

ovale Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

0 - 1bulan

2 - 11 bulan

1 -4 tahun

5 – 9 tahun

10 – 14 tahun

> 15tahun

1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2

Primakuin - - ¼ ¾ 1

H4-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan untuk Pv / Po :

- Klorokuin : hari I & II = 10 mg/kg bb, hari III = 5 mg/kg bb

- Primakuin : 0,25 mg/kg bb /hari, selama 14 hari.

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pengobatan

malaria vivaks / malaria

ovale resisten klorokuin

Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur

0–1

bulan

2-11

bulan

1 – 4

tahun

5 – 9

tahun

10–14

tahun

> 15

tahun

Page 8: pbl sken3 ipt

Hari

1 - 7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1

½

3 x 2

1 - 14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/Kgbb/hari (dibagi 3 dosis)

- Primakuin 0,25 mg/kgbb.

Obat malaria berat

Lini pertama :Artemether injeksi diberikan secara intramuskuler, selama 5 hari.

Setiap ampul Artemether berisi 80 mg/ml.

Dosis dan cara pemberian Artemether:

Untuk dewasa: dosis inisial 160 mg (2 ampul) IM pada hari ke 1, diikuti 80 mg (1 ampul) IM pada hari ke 2 s/d ke 5. Dosis anak tergantung berat badan yaitu:

Hari Pertama : 3,2 mg/KgBB/hari

Hari II- V : 1,6 mg/KgBB/hari

Lini kedua : Kina perinfus/drip

Cara pemberian kina per-infus: Dosis dewasa (termasuk ibu hamil) : Kina HCl 25 % dosis 10

mg/Kgbb (1 ampul isi 2 ml = 500 mg kina HCl 25 %) yang dilarutkan dalam 500 ml dekstrose 5

% atau NaCl 0,9 % diberikan selama 8 jam, diulang dengan cairan yang sama setiap 8 jam terus-

menerus sampai penderita dapat minum obat.

Atau :

Kina HCl 25 % (perinfus), dosis 10mg/Kg BB/4jam diberikan setiap 8 jam, diulang dengan cairan

dan dosis yang sama setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat.

Dosis anak-anak : Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2 bulan : 6-8 mg/kg bb) diencerkan dengan 5-10 cc dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % per kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum obat.

Apabila tidak memungkinkan pemberian kina per- infus maka kina dapat diberikan intramuskular. Sediaan yang ada untuk pemberian intramuskular yaitu Kinin antipirin dengan dosis: 10 mg/kgbb IM (dosis tunggal) yang merupakan pemberian anti malaria pra rujukan.

Page 9: pbl sken3 ipt

Tatalaksana Pengobatan lebih lengkap dapat dilihat pada Buku ”Tatalaksana kasus Malaria” yang dikeluarkan oleh Direktorat jenderal PPM&PL, Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang tahun 2003

Page 10: pbl sken3 ipt

L.O. 2.8. PrognosisPrognosis malaria vivaks biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diberi

pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih. Rata-rata infeksi malaria vivaks tanpa pengobatan berlangsung 3 tahun, tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama, terutama karena relapsnya.

L.O. 2.9. EpidemiologiMalaria dapat ditemukan di daerah mulai dari belahan bumi utara 49o-64o lintang utara (Amerika

Utara sampai Eropa dan Asia) ke belahan bumi selatan pada 32o lintang selatan (Amerika Selatan). Mulai dari daerah dengan ketinggian 2850 m (Bolovia) sanmpai dengan daerah dengan ketinggian 400 m dibawah permukaan laut. Daerah yang sejak semula bebas dari malaria adalah daerah pasifik tengah dan selatan (Hawai dan Selandia Baru).

Keadaan malaria saat ini, diperkirakan terdapat 300-500 juta kasus malaria klinis/tahun dengan 1,5 juta-2,7 juta kematian. Di Asia Tenggara Negara yang termasuk wilayah endemic malaria adalah Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives, Myangmar, Nepal, Srilanka, dan Thailand. Di Indonesia malaria ditemukan tersebar pada semua pulau dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Menurut data hamper separuh dari populasi Indonesia bertempat tinggal di daerah endemic malaria dan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya. Di Jawa-Bali endemisitas malaria tersebar di 39 daerah dan untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat kasus malarianya merupakan penyakit yang muncul kembali. Untuk luar Jawa-Bali 70 juta diantaranya terdapat di wilayah yang mempunyai risiko terhadap malaria dengan 30 juta terdapat di wilayah Indonesia Timur. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P. vivax, sedangkan P. malariae dapat ditemukan di beberapa provinsi antara lain : Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Papua. P. ovale pernah ditemukan di Nusa Tenggara Timur dan Papua.

L.I. 3. Memahami dan mempelajari vector malaria (anopheles)

L.O. 3.1 MorfologiNyamuk Anopheles aconitus berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh. Kepalanya

mempunyai probosis halus dan panjang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betinaprobosis dipakai sebagai alat untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk jantanuntuk menghisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, danjuga keringat. Di kiri kanan probosis terdapat palpus yang terdiri atas 5 ruas dansepasang antena yang terdiri atas 15 ruas. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat(plumose) dan pada nyamuk betina jarang (pilose). Sebagian besar toraks yang tampak(mesontom), diliputi bulu halus. Bulu ini berwarna putih/kuning dan membentukgambaran yang khas untuk masing-masing spesies. Posterior dari mesonotum terdapatskutelum yang berbentuk melengkung (rounded). Sayap nyamuk panjang dan langsing,mempunyai vena yang permukaannya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wing scales) yang

terletak mengikuti vena. Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebutfringe. Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas. Dua ruas yang terakhirberubah menjadi alat kelamin. Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (hexapoda) yangmelekat pada toraks dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5 ruastarsus (Hoedojo, 2000). Nyamuk Anopheles aconitus menghisap darah atau cairan laindalam posisi menungging (Soedarto, 1989)

Page 11: pbl sken3 ipt

L.O. 3.2 Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Superfamily : Culicoidea

Family : Culicidae

Subfamily : Anophelinae

Genus : Anopheles

NO VEKTORTEMPAT PERINDUKAN

LARVAPERILAKU NYAMUK

DEWASA

1 An.sundaicus

Muara sungai yang dangkal pada musim kemarau, tambak ikan yang kurang terpelihara, parit- parit di sepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau, tempat penggaraman (Bali) di air tawar (kaltim dan Sum)

Antropofilik > zoofilik; mengigit sepanjang malam

Tit: di dalam dan di luar rumah

2 An. aconitus Persawahan dengan saluran irigasi, tepi sungai pada musim kemarau, kolam ikan dengan

Zoofilik > antropofilik

eksofagik mengigit di waktu

Page 12: pbl sken3 ipt

tanaman rumput di tepinyasenja sampai dengan dini hari

Tit: di luar rumah (pit traps)

3 An. subpictus

Kumpulan air yang permanan/ sementara, celah tanah bekas kaki bnatang, tambak ikan dan bekas galian di pantai (pantai utara pulau jawa)

Ntropofilik > zoofilik

Mengigit di waktu malam

Tit: di dalam dan di luar rumah (kandang)

4 An. barbirostisSawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata air, sumur dan lain- lain

Antropofilik (sul & NT) zoofilik (jawa & sumatera) eksofagik > endofagik

Mengigit malam

Tit: di luar rumah (pada tanaman)

5. An. balanbacensis

Bekas roda yang tergenang air, air, bekas jejak kaki binatang yang berlumpur yang berair, tepi sungai pada musim kemarau, kolam atau kali yang berbatu di hutan atau daerah pedalaman

Antropofilik < zoofilik endofilik mengigit malam

Tit: di luar rumah (di sekitar kandang)

6. An. LetiferAir tergenang (tahan hidup ditempat asam) terutama dataran pinggir pantai

Antropofilik > zoofilik

Tit: bagian bawah atap di luar rumah

7. An. farauti

Kebun kangkung, kolam, genangan air dalam perahu, genangan air hujan, rawa- rawa dan saluran air

Antropofilik > zoofilik

Eksofagikmengigit malam

Tit: di dalam dan diluar rumah

8. An. punctulatus

Air di tempat terbuka dan terkena sinar matahari, pantai (pada musim penghujan), tepi sungai

Antrofopolik > zoofilik

Mengigit malam

Tit: di dalam rumah

9. An. Lodlowi Sungai di daerah pergunungan Antropofilik >> zoofilik

10. An. koliensis

Bekas jejak roda kendaraan, lubang- lubang di tanah yang berisi air, saluran- saluran, kolam, kebun kangkung dan rawa- rwa tertutup

Antropofilik >> zoofilik

Mengigit malam

Tit: di dalam rumah

Page 13: pbl sken3 ipt

11. An. nigerrimusSawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air

Zoofilik > antropofilik

Mengigit pada senja- malam

Tit: di luar rumah (kandang)

12. An. sinensisSawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air

Zoofilik > antropofilik

Mengigit pada senja- malam

Tit: di luar rumah (kandang)

13. An. flavirostisSungai dan mata air terutama apabila bagian tepinya berumput

Zoofilik > antropofilik

Tit: belum ada laporan

14. An. karwariAir tawar yang jernih yang terkena sinar matahari, di daerah pergunungan

Zoofilik > antropofilik

Tit: di luar rumah

15. An. Maculatus

Mata air dan sungai dengan air jernih yang mengalir lambat di daerah pergunungan dan perkebunan teh (di jawa)

Zoofilik > antropofilik

Mengigit malam

Tit: di luar rumah (sekitar kandang)

16. An. bancrofti

Danau dangan tumbuhan bakung, air rawa yang tergenang dan rawa dengan tumbuhan pakis

Zoofilik > antropofilik

Tit: belum jelas

17 An. barbumbrosus

Di pinggir sungai yang terlindung dengan air yang mengalir lambat dekat hutan di dataran tinggi

Bionomiknya belum banyak dipelajari antropofiliknya

L.O. 3.3 HabitatTempat perindukan nyamuk Anopheles bermacam-macam tergantung kepada spesies dan dapat

dibagi menurut 3 kawasan yaitu kawasan pantai, kawasan pedalaman, dan kawasan kaki gunung dan gunung. Anopheles aconitus ditemukan di kawasan pedalaman yang ada sawah, rawa, dan saluran air irigasi (Hoedojo, 2000).

L.I. 4. Memahami dan Mempelajari Pemberantasan Malaria

a. Tujuan

Page 14: pbl sken3 ipt

Umum: menekan moriditas dan mortalitas & mempertahankan daerah bebas malaria

Khusus: morbiditas <0.08/1000 penduduk & high case incidence kecamatan<10 ; kelurahan<100

b. Sasaran

Sasaran nasional pada tahun 2001 adalah morbiditas ≤1/%0 di jawa-bali.

c. kebijaksanaan

Memperluas daerah bebas malaria Menanggulangi focus Meningkatkan aspek manajerial petugas Meningkatkan kualitas survailans Memberantas vector Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas vector

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengobatan%20malaria&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.who.or.id%2Find%2Fcontents%2Faceh%2FPedoman%2520Malaria%2520di%2520daerah%2520bencana.pdf&ei=hkGFT7DEEYnprAeH07W5Bg&usg=AFQjCNE5dd8DnMb_KB4aUEtXjMmWPJICFA&cad=rja

http://www.sodiycxacun.web.id/2010/06/mengenal-plasmodium-sp.html

http://www.scribd.com/doc/44531013/plasmodium-p

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I.(2009). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jakarta:Interna Publishing

Sutanto, Inge, Is Suhariah, Ismid, Pudji K. Sjarifudding, et all. (2009). Buku ajar parasitology kedokteran. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Widoyono.(2011). Penyakit Tropis. Edisi II. Jakarta : Erlangga