laporan ipt senin89

26
I. PENDAHULUAN I.1 PENGERTIAN PENYAKIT Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009). I.2 CARA PATHOGEN MENYERANG TUMBUHAN Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia. a. Cara Mekanis Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel.

description

nn

Transcript of laporan ipt senin89

I. PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN PENYAKITPenyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus.Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009).

1.2 CARA PATHOGEN MENYERANG TUMBUHANPatogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang.Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia.a. Cara MekanisCara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel.Pada jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan kutikula dan dinding sel.(G.N. Agrios. Plant Pathology.)

Skema penetrasi patogen terhadap dinding sel tanaman

b. Cara KimiaPengaruh patogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena proses biokimia akibat dari senyawa kimia yang dikeluarkan patogen atau karena adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan patogen.Substansi kimia yang dikeluarkan patogen diantaranya enzim, toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja, enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah, sedang zat tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar.1. EnzimSecara umum, enzim dari patogen berperan dalam memecah struktur komponen sel inang, merusak substansi makanan dalam sel dan merusak fungsi protoplas. Toksin berpengaruh terhadap fungsi protoplas, merubah permeabilitas dan fungsi membran sel. Zat tumbuh mempengaruhi fungsi hormonal sel dalam meningkatkan atau mengurangi kemampuan membelah dan membesarnya sel. Sedang polisakarida hanya berperan pasif dalam penyakit vaskuler yang berkaitan dengan translokasi air dalam inang dan ada kemungkinan polisakarida bersifat toksik terhadap sel tumbuhan.Enzim oleh sebagian besar jenis patogen dikeluarkan setelah kontak dengan tumbuhan inang. Tempat terjadinya kontak antara patogen dengan permukaan tumbuhan adalah dinding sel epidermis yang terdiri dari beberapa lapisan substansi kimia. Degradasi setiap lapisan tersebut melibatkan satu atau beberapa enzim yang dikeluarkan patogen.Contoh bagian tanaman yang telah rusak akibat adanya enzim dari patogen tanaman.

(G.N. Agrios. Plant Pathology.)2. ToksinToksin merupakan substansi yang sangat beracun dan efektif pada konsentrasi yang sangat rendah. Toksin dapat menyebabkan kerusakan pada sel inang dengan merubah permeabilitas membran sel, inaktivasi atau menghambat kerja enzim sehingga dapat menghentikan reaksi-reaksi enzimatis. Toksin tertentu juga bertindak sebagai antimetabolit yang mengakibatkan defisiensi faktor pertumbuhan esensial.Toksin yang dikeluarkan oleh patogen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu patotoksin, vivotoksin dan fitotoksin.3. PatotoksinPatotoksin ialah toksin yang sangat berperan dalam menentukan tingkat keparahan penyakit. Berdasarkan luas kisaran inangnya patotoksin digolongkan menjadi dua, yaitu spesifik dan non-spesifik. Vivotoksin dan fitotoksin umumnya bersifat non-spesifik.a. VivotoksinVivotoksin ialah substansi kimia yang diproduksi oleh patogen dalam tumbuhan inang dan/atau oleh inang itu sendiri yang ada kaitanya dengan terjadinya penyakit, tetapi toksin ini bukan agen yang memulai terjadinya penyakit. Beberapa kriteria yang ditunjukkan oleh vivotoksin diantaranya: dapat dipisahkan dari tumbuhan inang sakit, dapat dipurifikasi dan karakterisasi kimia, menyebabkan dari sebagian gejala kerusakan pada tumbuhan sehat, dan dapat diproduksi oleh organisme penyebab penyakit.4. FitotoksinFitotoksin adalah toksin yang diproduksi oleh parasit yang dapat menyebabkan sebagian kecil atau tidak sama sekali gejala kerusakan pada tumbuhan inang oleh pathogen. Tidak ada hubungan antara produksi toksin oleh patogen dengan patogenesitas penyebab penyakit.Contoh gejala pada tanaman inang akibat toksin nonspesifik

Contoh gejala pada tanaman inang akibat toksin spesifik

(G.N. Agrios. Plant Pathology.)

5. Zat TumbuhZat tumbuh yang terpenting yaitu auksin, giberellin dan sitokinin, selain itu etilen dan penghambat tumbuh juga memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Patogen tumbuhan dapat memproduksi beberapa macam zat tumbuh atau zat penghambat yang sama dengan yang diproduksi oleh tumbuhan, dapat memproduksi zat tumbuh lain atau zat penghambat yang berbeda dengan yang ada dalam tumbuhan, atau dapat memproduksi substansi yang merangsang atau menghambat produksi zat tumbuh atau zat penghambat oleh tumbuhan.Patogen seringkali menyebabkan ketidak seimbangan sistem hormonal pada tumbuhan dan mengakibatkan pertumbuhan yang abnormal sehingga pada tumbuhan yang terinfeksi oleh patogen tersebut akan timbul gejala kerdil, pertumbuhan berlebihan, terlalu banyaknya akar-akar cabang dan berubahnya bentuk batangContoh gejala pembengkakan pada akar tanaman

6. PolisakaridaBeberapa pathogen mungkin dapat mengeluarkan substansi lender yang menyelubungi tubuh pathogen tersebut untuk melindungi diri dari factor lingkungan luar yang tidak menguntungkan. Peranan polisakarida pada penyakit tumbuhan hanya terbatas pada layu. Pada vaskuler, polisakarida dalam jumlah yang cukup banyak akan terakumulasi pada xilem yang akan menyumbat aliran air pada tanaman.(G.N. Agrios. Plant Pathology.)II. ISOLASI JAMUR2.1 PENGERTIAN ISOASIIsolasi mikroorganisme ialah proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan.(Pelczar,1986)

2.2 GEJALA YANG DITIMBULKAN OLEH PATHOGEN Penyebab : Capnodium citri Berk. & Desm. Gejala Daun, ranting dan buah terserang dilapisi oleh lapisan berwarna hitam. Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas dengan menggunakan tangan dan mudah tersebar oleh angin. Buah yang tertutup lapisan hitam ini biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (masak). Adanya kutu daun jenis aphid Leurodicus sp., Pseudococcus sp., Coccos viridis yang mengeluarkan sekresi embun madu merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan jamur ini. (Khalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru - Van Hoeve. Jakarta. 701 halaman. )

2.3 KENAMPAKAN MAKROSKOPIS PATHOGEN PADA MEDIA PDA

Menurut Bassey (1979)klasifikasiCapnodiumsp adalah sebagai berikut:Kingdom:FungiDevisi:EumycotaSub devisi:AscomycotinaKelas:AscomycetesOrdo:ErysiphalesFamili:CapnodiaceaeGenus:CapnodiumSpesies:Capnodiumsp.

Deskripsi jamurCapnodiumsp dari hasil pengamatan secara makroskopis pada media PDA (Potato Dextrose Agar)dalam masa inkubasi 7 hari pada suhu ruangan memperlihatkan bentuk yaitu hari ke 1 jamur membentuk koloni tidak beraturan bewarna putih seperti benang, koloni berbentuk bulat dengan tepi tidak rata, pada hari ke 3 koloni berbentuk seperti kapas tipis, tidak beraturan, dengan permukaan kasar berwarna hijau muda pada bagian tengahnya, tepi koloni tidak rata dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda, dan hari ke 7 koloni berbentuk bulat dengan permukaan koloni kasar dan seperti kapas yang padat berwarna kehitaman, tepi koloni tidak rata dan permukaan bawah koloni berwarna hitam. Menurut Bassey (1979) miselium genus Capnodium berwarna hitam dan konidia berwarna gelap.

2.4 METODE2.4.1 ALAT DAN BAHANa. Alat Gunting : Untuk memotong bagian tanaman yang terkena serangan patogen. Pinset : Untuk memindahkan potongan sampel bagian yang bergejala. Cawan Petri : Sebagai tempat media (isolasi), alkohol, khloroks dan aquadest. Bunsen : Untuk menciptakan kondisi aseptis. Gelas ukur : Untuk tempat alkohol (sterilisasi alat) Wrapping : Untuk meng-cover hasil isolasi di cawan petri. Kamera : Untuk mengambil gambar patogen hasil isolasi.b. Bahan Daun jeruk bergejala: Objek pengamatan (diambil bagian bergejala dan diisolasi) Khlorox: Untuk membersihkan permukaan daun dari mikroorganisme lain. Alkohol: Untuk mensterilkan bahan. Aquadest: Untuk mebilas bahan yang telah dicuci. Media PDA : Media pertumbuhan patogen yang diisolasi.

2.4.2 CARA KERJA ISOLASI

2.5 PEMBAHASANHariSampel 1Sampel 2Keterangan

Hari ke 126 Maret 2014

26 Maret 2014

Pada hari pertama pathogen yang di isolasi nampak belum menunjukkan pertumbuhan.

Hari ke 227 Maret 2014

27 Maret 2014

Pada hari ke dua sama seperti hari pertama, pathogen yang di isolasi juga belum tumbuh namun pada sampel 1 sudah nampak pertumbuhan miselium tipis di sekeliling media.

Hari ke 328 Maret 2014

28 Maret 2014

Pada hari ke tiga mulai nampak pertumbuhan pathogen berwarna putih seperti kapas pada media.

Hari ke 429 Maret 2014

29 Maret 2014

Pertumbuhan mulai cepat dan menyebar ke seluruh media

Hari ke 530 Maret 2014

30 Maret 2014

Terjadi perubahan warna pada pathogen yang diisolasi yang dsemula putih menjadi kehitaman

Hari ke 631 Maret 2014

31 Maret 2014

Pathogen yang di isolasi menjadi berwarna hitam.

Pada praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan tentang isolasi patogen , ada beberapa jenis patogen yang akan diisolasi ke dalam media buatan. Isolasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui teknik isolasi yang tepat serta mengidentifikasi patogen yang menyerang tanaman. Patogen yang menjadi objek yang akan saya isolasi dan selanjutnya akan diidentifikasi adalah cendawanCapnodium citrripenyebab embun jelaga pada tanaman jeruk.Isolasi terhadap cendawanCapnodium cutritelah dilakukan pada hari selasa, dengan masing masing cawan petri berisi media PDA diisi 3 potong bagian tanaman (daun jeruk), yang terserang cendawan Capnodium cutri.Sedangkan pengamatan harian dimulai pada hari rabu. Pada pengamatan hari pertama, belum tampak pertumbuhan cendawan Capnodium cutri baik pada daun 1 hingga daun 3.Pada pengamatan hari kedua, terlihat adanya pertumbuhan miselium dari cendawan Capnodium cutri pada sampel 1daun 1(pertama). Miselium yang tumbuh berwarna putih seperti kapas di sekeliling daun 1. Sedangkan pada daun ke 2 dan ke 3 masih belum terlihat pertumbuhan cendawan Capnodium cutri.Pada hari ketiga pengamatan, sampel 1 pada daun 1 (pertama) pertumbuhan cendawan Capnodium cutri mulai membentuk koloni, dan pada daun ke 3 juga sudah mulai tumbuh. Namun pada daun ke 2 masih belum ada tanda pertumbuhan cendawan. Pada sampel 2 tidak jauh berbeda dengan sampel pertama, daun 1 cendawan Capnodium cutri mulai tumbuh disekeliling daun. Pada pengamatan selanjutnya, pada sampel 1 cendawan Capnodium cutri baik pada daun 1 dan daun 3 mualai menyebar pertumbuhannya, sedangkan pada daun 2 mulai tumbuh di sekeliling daunnya. Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan sampel dua yang mana pertumbuhan cendawan Capnodium cutri juga mulai menyebar ke seluruh bagian media.Pada pengamatan kelima, pada sampel 1 dan 2 cendawan Capnodium cutri yang semula tumbuh berwarna putih seperti kapas kini berubah warna menjadi abu-abu kehitaman. Pada pengamatan selanjutnya di hari keenam cendawan Capnodium cutri menjadi kehitaman .Beberapa jenis cendawan yang tumbuh pada media, belum semuanya dapat diketahui jenisnya karena belum diidentifikasi secara mikroskopis. Karena untuk upaya isolasi hanya didasarkan pada gejala makroskopis yang ada pada tanaman, sehingga masih ada kemungkinan adanya kontaminasi maupun perkembangan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.

III. PURIFIKASI3.1 PENGERTIAN PURIFIKASIPurifikasi Isolat Patogen adalah suatu cara untuk memisahkan satu patogen dari patogen lainnya yang tujuannya untuk mendapatkan biakan yang murni (Agrios, G. N. 1988).Pemurnian biakan murni adalah suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan satu spesies dalam satu tabung pemeliharaan kultur (Pracaya, 1991).Purifikasi atau disebut juaga pemurnian adalah pemisahan satu jenis mikroorganisme patogen dari media inokulasi yang terdiri mungkin saja, dari beberapa macam mikroorganisme dalam satu media,purifikasi ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengidentifikasian patogen tersebut (Semangun, H. 1996).

3.2 TUJUAN PURIFIKASIa. untuk mengadakan determinasi terhadap jenis patogen yang menyerang tanaman melalui identifikasi secara langsung.b. untuk mendapatkan dan memurnikan jamur yang telah diinokulasi dan kemudian dibandingkan dengan literatur untuk diidentifikasi.(Semangun,H.1996)3.3 METODE3.3.1 3.3.1 ALAT DAN BAHANa. Alat Jarum Ose : Untuk mengambil spora dari jamur yang akan di murnikan.Bunsen : Untuk menciptakan kondisi yang steril.Beaker glass : Berfungsi untuk menampung alkohol.Cawan Petri: Berfungsi untuk meletakkan media PDA.Masker : Berfungsi untuk menghindarkan dari kontaminasi.

b. Bahan Media PDA: untuk meletakkan spora yang akan di murnikanAlkohol : untuk mensterilkan jarum OsePlastik Wraping : untuk membungkus media pada cawan petriIsolat jamur yang akan di purifikasi atau di murnikan (jamur Capnodium citri)

3.3.2 CARA KERJA

3.4 PEMBAHASANSampel 1Sampel 2Keterangan

Hari ke-12 April 2014

2 April 2014

Patogen yang diduga jamur Capnodium citri telah tumbuh di salah satu isolat, jamur Capnodium citri berwarna putih seperti benang.

Hari ke-23 April 2014

3 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke dua semakin luas perkembangannya dan berwarna putih seperti benang kapas.

Hari ke-34 April 2014

4 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke yiga semakin luas perkembangannya dan berwarna putih seperti benang kapas dan semakin tebal.

Hari ke-45 April 2014

5 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke empat semakin luas perkembangannya dan berwarna putih ke abu-abuan dan semakin tebal.

Hari ke-56 April 2014

6 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke lima semakin luas perkembangannya dan berwarna putih ke abu-abuan serta semakin tebal.

Hari ke-67 April 2014

7 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke enam koloni jamur berubah warna menjadi kekuningan.

Hari ke-78 April 2014

8 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke tujuh koloni jamur berubah warna menjadi kekuningan.

Hari ke-89 April 2014

9 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke delapan koloni jamur berubah warna menjadi kekuningan.

Hari ke-910 April 2014

10 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke sembilan koloni jamur berubah warna menjadi kekuningan.

Hari ke-1011 April 2014

11 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke sepuluh koloni jamur berubah warna menjadi kecoklatan.

Hari ke-1112 April 2014

12 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke sebelas koloni jamur berubah warna menjadi kehitaman.

Hari ke-1213 April 2014

13 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke duabelas koloni jamur berubah warna menjadi kehitaman dan membentuk pola

Hari ke-1314 April 2014

14 April 2014

Pathogen yang di duga jamur Capnodium citri, pada hari ke tigabelas koloni jamur berubah warna menjadi kehitama dan pola semakin jelas.

Purifikasi atau disebut juaga pemurnian adalah pemisahan satu jenis mikroorganisme patogen dari media inokulasi yang terdiri mungkin saja, dari beberapa macam mikroorganisme dalam satu media,purifikasi ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengidentifikasian patogen tersebut (Semangun, H. 1996).Penyakit ini disebabkan oleh jamur dari ordo Capnodiales yang menyerang daun dan buah jeruk (Wibowo dan Marsusi, 2003; Semangun, 2000; Dwiastuti dkk, 2004). Permukaan daun yang terserang akan tampak lapisan hitam yang disebabkan oleh jamur embun jelaga (Gambar 2.15A). Jamur ini bersifat saprofit pada embun yang dihasilkan oleh daun dan pucuk yang masih muda. Lapisan hitam yang disebabkan oleh jamur jalaga ini dapat mengurangi asimilasi dan transpirasi. Saat musim kering lapisan ini mudah terkelupas dan disebarkan oleh angin. Buah yang tertutup lapisan hitam ini, biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (Gambar 2.15 B) (Dwiastuti dkk, 2004; Semangun, 2000).Bagian spora jamur yang akan diambil untuk purifikasi adalah bagian ujung dan bukan pada bagian tengah. Pengambilan spora jamur ini dilakukan dengan menggunakan jarum Ose yang telah disterilkan dengan alkohol kemudian dibakar dengan api bunsen namun tidak terlalu lama tujuannya agar jarum tidak terlalu panas sehingga tidak mematikan spora jamur yang akan diambil. Spora jamur yang akan diambil adalah spora jamur yang akan dipurifikasi dan bukan spora jamur kontaminan. Ketika mengambil spora jamur, media PDA tempat tumbuh jamur tersebut diusahakan tidak ikut terambil. Proses purifikasi ini tidak dilakukan di dalam LAFC, sehingga resiko terjadinya kontaminasi akan semakin besar apabila dibandingkan dengan puriikasi yang dilakukan di dalam LAFC. Untuk memudahkan purifikasi yang dilakukan diruangan terbuka, udara disekitar tempat melukan isolasi harus disemprot dengan alkohol dan peralatan dapat disusun seperti pada gambar 1.

ALKOHOL DAN ALAT( JARUM OSE)MEDIA PDA UNTUK PURIFIKASIISOLAT Fussarium oxysporumWRAPPINGBUNSENSPRAYER BERISI ALKOHOLGambar 1. Penyusunan Alat Dan Bahan Yang Digunakan Untuk PurifikasiPengamatan dilakukan setiap hari selama 2 minggu setelah proses purifikasi mulai dilakukan, yaitu pada 2 April 2014 sampai 14 April 2014. Ketika dilakukan pengamatan, tidak ditemukan kontaminasi pada hasil purifikasi spora jamur Capnodium citri.Deskripsi jamurCapnodiumsp dari hasil pengamatan secara makroskopis pada media PDA (Potato Dextrose Agar)dalam masa inkubasi 7 hari pada suhu ruangan memperlihatkan bentuk yaitu hari ke 1 jamur membentuk koloni tidak beraturan bewarna putih seperti benang, koloni berbentuk bulat dengan tepi tidak rata, pada hari ke 3 koloni berbentuk seperti kapas tipis, tidak beraturan, dengan permukaan kasar berwarna hijau muda pada bagian tengahnya, tepi koloni tidak rata dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda, dan hari ke 7 koloni berbentuk bulat dengan permukaan koloni kasar dan seperti kapas yang padat berwarna kehitaman, tepi koloni tidak rata dan permukaan bawah koloni berwarna hitam. Menurut Bassey (1979) miselium genus Capnodium berwarna hitam dan konidia berwarna gelap.Jadi hasil pengamatan kami dinyatakan berhasil.IV. V. PENUTUP5.1 KESIMPULANDari pelaksanaan praktikum ilmu penyakit tanaman, mulai dari pengenalan penyakit itu sendiri yaitu embun jelaga yang disebabkan oleh cendawan Capnodium citri. Kemudian tanaman yang terserang penyakit tersebut kita isolasi dan kita studi literatur apakah sesuai dengan kenampakan mikroskopis dan makroskopis dari cendawan yang kita isolasi. Pada isolasi penyakit embun jelaga setelah kita amati selama kurang lebih 1 minggu dan jamur telah tumbuh berwarna hitam dengan membentuk pola agak bergelombang. Setelah dilakukan isolasi, untuk mendapatkan jamur penyebab embun jelaga secara murni maka dilakukan purifikasi.Purifikasi yang dilakukan pada jamur yang telah kita duga sebagai Capnodium citri, kemudian kita tanam kembali pada media dan diamati pertumbuhannya selama kurang lebih satu minggu. Pada hari ketujuh pengamatan jamur Capnodium citri yang telah kita purifikasi tumbuh berwarna hitam dan konidia berwarna gelap sesuai degan literature. Sehingga pengamatan yang kita lakukan dapat dinyatakan berhasil.

5.2 SARANUntuk praktikum seanjutnya lebih baik lagi serta lebih menarik VI. DAFTAR PUSTAKAAgrios, G. N. 1988. Plant pathology, 3nd Ed, Academic Press, New York, 215, 245, 256-258.Barnet, H.L and Hunter, B.B., 1998, Illustrated Genera of Imperfect Fungi, The American Phytopathological Society PressBessey, E, A., 1979, Morpholgy and Taxonomy Of Fungi, Edisi ke-3, Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi. 12 Juli 2010.Biology. Caister Academic Press.Abdul.Latief Abadi.2000. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Brawijaya : MalangPelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia : Jakarta.Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.R. W, Jackson. 2009.Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and MolecularSemangun, H. 1996, Pengantar ilmu penyakit tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.Semangun, H.1989, Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.