RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis...

52
1 RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis Kritis Terhadap Penyebab Matinya Ulumul Quran 1998) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : FATHOR RAHMAN 10730078 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis...

Page 1: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

1

RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF

(Analisis Kritis Terhadap Penyebab Matinya Ulumul Qur’an 1998)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

FATHOR RAHMAN

10730078

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

2

Page 3: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

3

Page 4: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

4

Page 5: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

5

MOTTO

“Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam dalam angan-angan

untuk bertindak banyak”

(Zainal Arifin Thoha)

“Jalanilah kebaikan seperti melangkahkan kaki di atas tanah yang basah.

Memang tak terdengar bunyinya, tetapi jelas sekali bekasnya”

(Nashaih)

Page 6: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

6

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Keluarga tercinta, para guru, sahabat, teman pergerakan, para penulis,

almamater prodi Ilmu Komuniksi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, bangsa dan negara

Page 7: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Runtuhnya Media Massa

Islam Alternatif (Analisis Kritis Terhadap Penyebab Matinya Ulumul Qur’an

1998)”.

Penulis menyadari bahwa mulai perencanaan sampai dengan penyelesaian skripsi

ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak

sebagai berikut:

1. Dr, H. Kamsi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Drs. H. Bono Setyo, M.Si selaku Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. Iswandi Syahputra selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing

saya selama mengerjakan skripsi.

4. Seluruh dosen Prodi Ilmu Komunikasi terima kasih atas ilmu yang diberikan selama

ini.

5. Keluarga tercinta yang tidak henti-hentinya berdoa.

6. Sahabat-sahabat semuanya seperjuangan, senasib, dan seperguruan

Semoga Allah senantiasa memberikan Rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak

yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas. Skripsi ini tentu saja masih jauh

dari kata sempurna, sehingga penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat aamiin ya rabbal alamin.

Yogyakarta, 1 Juni 2015

Penulis

Fathor Rahman

NIIM. 10730078

Page 8: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 10

D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 10

E. Telaah Pustaka ....................................................................................... 11

F. Landasan Teori ...................................................................................... 13

G. Metode Penelitian .................................................................................. 24

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Tekanan Kekuasaan di Balik Sejarah Lahirnya Ulumul Qur’an ........... 35

B. Problem Antiklimaks di Balik Perumusan Corak Tulisan dan

Perjuangan Para Tokoh Penggagas ................................................. 43

Page 9: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

9

C. Rubrikasi dan Susunan Redaksi ............................................................ 48

D. Misi Idealis Penerbit dan Kakarteristik Tema Besar Kajian ................. 53

E. Media Islam Pertama Peletak Ideologi Kesetaraan Gender .................. 62

BAB III HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

A. Standing Position Media Islam Ulumul Qur’an di Tengah Kepungan

Ideologi ................................................................................................. 66

B. Problem Kelas Dominan dan Status Quo Media Konvensional ........... 77

C. Benturan Ideologi Sebagai Simbol Relasi Sosial dalam Media Massa . 85

D. Media Islam Ulumul Qur’an dalam Jebakan Hegemoni Masyarakat

Kapitalis ........................................................................................... 89

E. Kekuatan high politics 1998 dalam Dinamika Media Islam Ulumul

Qur’an .............................................................................................. 95

F. Manajemen Penerbitan yang Kurang Memadai .................................. 102

G. Perjuangan Mewujudkan Islam Moderat yang Belum Tuntas ............ 106

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 111

B. Saran .................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 114

LAMPIRAN ................................................................................................... 117

Page 10: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Jurnal Ulumul Qur'an Edisi Perdana Tahun 1989

Gambar 2: Jurnal Ulumul Qur’an Nomor 4 Volume V Tahun 1994

Gambar 3 : Jurnal Ulumul Qur’an Volume III No.1 Tahun 1992

Gambar 4 : Jurnal Ulumul Qur'an dalam beberapa edisi dari tahun 1990-1998

Gambar 5 : Jurnal Ulumul Qur’an Rubrik Ilmu dan Teknologi No. 4 VII Tahun 1997

Gambar 6 : Jurnal Ulumul Qur’an Rubrik Risalah Volume II Tahun1990

Gambar 7 : Jurnal Ulumul Qur’an Rubrik Transisi Volume II Tahun 1990

Page 11: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

11

ABSTRACT

Journal Ulumul Qur’an is the Islamic alternative media. The alternative to various

other Islamic media. Islamic alternative media is a term to be mentioned to show the face

of the mass media that has the breath of a moderate Islam. Recognized or not, Islamic

alternative media have participated to coloring Islamic media development in general in

the country. Islamic Media Ulumul Qur'an even has a role as a medium for spreading the

idea of pluralism, peace, and social integration. Today, almost no Islamic media that the

main media. Therefore, Islamic media now is the Islamic alternative media, which is an

alternative to the main media. The presence of Islamic alternative media such as Ulumul

Quran in his time not to fight the power. But the power of the Islamic media alternatives

to meet the public space with a discourse that encourages social integration and

solidarity of several social groups who love diversity, tolerance, and civility. But amid

great expectations in the ground the teachings of Islam, the Koran Ulumul slowly but

surely sway. Media which was originally an example of how alternative thinking born of

young children are restless witnessed outbreaks of Islamic radicalism in the New Order

at the point of climax die. Media who from the beginning wanted to show the face of a

friendly and tolerant Islam is ultimately to be folded. Ulumul Qur'an ceased publication

since 1998 for reasons that are also uncertain whether the problem of financial crisis or

other motives.

Keywords: Alternative Islamic Media, Critical Analysis, and Journal Ulumul

Qur'an

Page 12: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era liberalisasi media telah berlangsung lebih dari satu dasawarsa,

tepatnya sejak gerakan reformasi 1998 berhasil menumbangkan rezim

otoritarian Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun. Semangat reformasi

adalah kebebasan, termasuk di dalamnya kebebasan media. Sebelumnya, selama

tiga dasawarsa media di Indonesia –seperti halnya lembaga-lembaga sosial

lainnya- mengalami pembungkaman secara sistematis (Gaus AF, 2011: 69).

Media yang menjalankan fungsi kritik di luar konteks kepentingan kekuasaan

tak pernah dibiarkan hidup. Jika kembali membuka lipatan sejarah media di

Indonesia tepatnya pada tahun 1974 setelah terjadi peristiwa Malari, penguasa

Orde Baru memberangus sejumlah media massa karena menyampaikan kritik

yang dinilai tidak bertanggung jawab dan dianggap membahayakan keamanan

Negara dengan mengungkapkan beberapa kasus korupsi, menyoroti masuknya

modal asing, mempersoalkan Dwifungsi ABRI, dan menghasut masyarakat

untuk tidak mempercayai pemerintah (Haryanto, 1996).

Pada tahun 1978 pemberangusan terhadap media kembali terjadi. Kasus

ini terkait dengan dukungan pemberitaan media terhadap aksi-aksi mahasiswa

yang menentang pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden (Surjomihardjo,

1980: 145-156). Pemberangusan terhadap media massa yang paling mononjol

terjadi pada tahun 1994 yang menimpa majalah Tempo, Editor, dan Tabloid

Page 13: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

13

Detik. Pemberangusan ini tentu menarik perhatian, sebab terjadi pada saat dunia

telah menyaksikan runtuhnya rezin-rezim otoriter di Uni Soviet dan Eropa Timur

yang melahirkan gerakan demokratisasi di seluruh dunia. Namun hilangnya

kebebasan media tidak dengan sendirinya menghilangkan sikap kritis

masyarakat.

Di masa Orde Baru banyak bermunculan media bawah tanah

(underground press), yang lazim disebut sebagai pers alternatif (Kurniawan,

2011: 45). Media jenis ini berpretensi melawan penguasa. Paling tidak

menyajikan berita dan opini yang berbeda dengan berita dan opini versi

pemerintah dan kekuasaan. Dengan sendirinya peredaran media jenis ini tidak

terikat oleh izin dari pemerintah (dalam hal ini Departemen Penerangan yang

berwenang mengeluarkan surat izin usaha penerbitan pers). Jumlah media

alternatif secara pasti sulit dilacak lantaran mereka bergerak dengan bebas tanpa

ikatan waktu, kemudian berganti nama dan penampilan baru. Namun demikian

dalam konteks perlawanan terhadap pemerintah pasca pemberangusan Tempo,

Editor, Tabloid Detik, ada dua pers alternatif yang sangat fenomenal yakni

Kabar Dari Pijar dan Independen (Gaus AF, 2011: 70).

Keduanya menjadi prototipe media alternatif yang sangat berpengaruh dan

menjadi referensi kalangan aktivis masyarakat, mahasiswa, dan cendekiawan,

sebelum kemudian menyusul penerbitan media alternatif di dunia maya dengan

pretensi yang sama; menyajikan pemberitaan dan opini yang berbeda dari versi

resmi. Sejak itulah kemudian gerakan media alternatif ini acapkali melahirkan

disparitas berupa perlawanan terbuka terhadap penguasa melalui berbagai aksi

Page 14: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

14

oposisi unjuk rasa. Puncaknya adalah gerakan reformasi pada tahun 1998 yang

berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto. Menurut Ishadi SK (2014),

reformasi lahir tidak sebatas dipengaruhi oleh faktor fisik seperti gerakan

mahasiswa dan sejenisnya, tetapi juga faktor domain media yang berpengaruh

cukup besar.

Dengan kata lain secara universal kehidupan media massa pada masa Orde

Baru digambarkan sebagai sarana propaganda pemerintah untuk menggerakkan

pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah mengontrol

kehidupan pers melalui berbagai legislasi dan penguasaan struktur korporasi

media. Sehingga kehidupan pers pada era Orde Baru tak lebih dari arena

pagelaran kekuasaan (Syahputra, 2013: 29). Jika media alternatif bisa

dimanfaatkan untuk melawan monopoli arus informasi, menampung dan

menyalurkan aspirasi, menggalang dukungan dan sejenisnya, maka media

alternatif terhadap rezim berpotensi dapat menjadi arus media yang menciptakan

integrasi sosial. Era media alternatif oposisi terhadap rezim mungkin telah

berakhir, tetapi pemanfaatan media alternatif sebagai sarana mendesiminasi

gagasan perdamaian dan menciptakan kohesi sosial tampaknya belum banyak

dilakukan.

Kondisi objektif masyarakat Indonesia bagaimanapun masih rentan

terhadap friksi, upaya adu domba, dan konflik horizontal (Abubakar, 2006: 86).

Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi upaya resolusi konflik,

perdamaian, maupun integrasi sosial. Bahkan sebaliknya media arus utama ikut

memperkeruh suasana, mempertebal rasa saling curiga, dan menjauhkan

Page 15: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

15

masyarakat dari situasi harmoni. Di sinilah peran media alternatif yang dikelola

kelompok-kelompok moderat dalam masyarakat sipil menjadi penting.

Kelompok-kelompok moderat memanfaatkan media alternatif untuk

memperkuat dasar-dasar kohesi sosial yang tercerai berai (Abubakar, 2006: 87).

Atas dasar itu kelompok-kelompok moderat ditantang untuk memanfaatkan

media Islam alternatif sebagai jembatan keragaman. Mereka secara konsisten

menegaskan keragaman sebagai realitas yang perlu terus dipupuk dengan spirit

kebersamaan.

Pertanyannya, media alternatif apa yang bisa dimanfaatkan oleh

kelompok-kelompok moderat untuk menyebarkan wacana-wacana integrasi

sosial? Pada titik ini peneliti akan fokus pada kajian media alternatif berupa

majalah/Jurnal yang berpretensi besar pada lahirnya diskursus tentang

kemajemukan dan toleransi. Salah satu jurnal yang memiliki kontribusi besar

dalam percaturan gerakan toleransi adalah jurnal Ulumul Qur’an. Ulumul Quran

merupakan media Islam alternatif. Alternatif terhadap berbagai media Islam

yang lain. Media Islam alternatif merupakan istilah yang hendak disebutkan

untuk menunjukkan wajah media massa yang memiliki nafas Islam moderat.

Media Islam alternatif jenis ini diakui atau tidak telah ikut serta mewarnai

perkembangan media Islam secara umum di tanah air seperti misalkan di tengah

media Islam mainstream seperti halnya Republika. Media Islam Ulumul Qur’an

bahkan ikut memerankan diri sebagai corong dari penyebaran gagasan

pluralisme, perdamaian, dan integrasi sosial.

Page 16: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

16

Dewasa ini, nyaris tidak ada media Islam yang merupakan media arus

utama (kecuali mungkin Republika, sebuah harian yang awal-awal kelahirannya

pada 1990 menampakkan wajah moderat-liberal, namun belakangan cenderung

bergerak ke ‘kanan’) (Maryadi, 2006). Karena itu, semua media Islam saat ini

adalah media Islam alternatif, yakni alternatif terhadap media umum. Kehadiran

media Islam alternatif seperti Ulumul Qur’an di zamannya bukan untuk

melawan kekuasaan. Namun kekuatan media Islam alternatif tersebut untuk

memenuhi ruang publik dengan wacana-wacana yang mendorong integrasi

sosial dan menggalang solidaritas dari beberapa kelompok sosial yang mencintai

kemajemukan, toleransi, dan keadaban.

Dalam konteks demikian, menurut Ulil Abshar Abdallah (2007) media

massa Islam alternatif itu sendiri dapat dimasukkan kepada tiga kategori. Yakni

media moderat, media fundamentalis, dan media mistis. Masing-masing media

ini –terutama yang pertama dan kedua- juga menempatkan dirinya sebagai

alternatif yang lain. Media Islam pluralis lahir sebagai alternatif terhadap media

Islam fundamentalis. Sehingga praksis terjadi perang wacana antara kedua kubu,

atau ketiga kubu media Islam yang bertolak belakang tersebut.

Sebenarnya sedikit sulit mengkaji media alternatif dalam konteks integrasi

sosial, harmoni, dan kohesi sosial lainnya. Sebab setiap pemikiran alternatif

dalam kacamata sosiologis justru seringkali mengakibatkan terjadinya resistensi

karena ia menawarkan pemikiran yang berbeda dengan arus utama. Kasus

Nurcholish Madjid pada tahun 1970-an dapat dijadikan ilustrasi menarik. Ketika

mewacanakan pembaruan pemikiran Islam yang notabene merupakan alternatif

Page 17: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

17

terhadap pemikiran Islam yang mapan, Nurcholish Madjid menyadari bahwa

proyek pembaruan yang diusungnya akan menimbulkan problem disitegrasi di

tengah-tengah umat (Nabil, 2008: 29). Nurcholish Madjid yang akrab disapa Cak

Nur ini harus memilih antara melakukan pembaruan yang niscaya akan

menimbulkan penolakan ataukah tetap memelihara integrasi umat sembari

mengabaikan pembaruan.

Pada titik klimaksnya pilihan tetap dijatuhkan pada usaha pembaruan

pemikiran. Selanjutnya adalah konflik dan polemiknya nyaris tak berkesudahan

di tubuh umat Islam Indonesia, meskipun biaya sosialnya cukup mahal, tetapi

tetap harus dicatat proyek pembaruan Cak Nur telah berhasil membangun

lapisan generasi baru yang memiliki wawasan moderat dan alternatif dalam

memahami Islam di tengah-tengah persoalan bangsa Indonesia yang majemuk.

Dalam konteks media Islam, fenomena Ulumul Qur’an merupakan contoh

bagaimana pemikiran-pemikiran alternatif dikembangkan. Ulumul Qur’an

merupakan media yang diterbitkan oleh lembaga Studi Agama dan Filsafat

(LSAF) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Semangat Ulumul

Qur’an sejatinya mengusung peradaban Islam dengan elemen-elemennya yang

komprehensif. Dengan keyakinan bahwa bawah Al-Quran merupakan pondasi

ilmu dan kebudayaan Islam, maka Ulumul Qur’an berbicara banyak hal

mengenai kandungan isi Al-Quran secara luas, terbuka, dan kritis.

Meskipun Sudut pandang yang dibicarakan sejak awal adalah Islam,

namun berbagai kalangan bisa berdialog secara kritis dan terbuka. Kalangan

cendikiawan yang dihadirkan oleh Ulumul Qur’an adalah mereka yang memiliki

Page 18: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

18

wawasan berpikir moderat dan inklusif. Mereka juga berasal dari berbagai latar

belakang tradisi keilmuan mulai dari Filsafat, Politik, Kebudayaan, Ekonomi,

Psikologi, Ilmu Komunikasi, Teknologi, Kedokteran, dan cabang keilmuan lain

yang sebelumnya dianggap sekuler. Artinya, berbagai tradisi keilmuan tersebut

bisa digunakan sebagai pisau pembedah dalam mengkaji Islam. Ulumul Qur’an

secara tidak langsung telah menciptakan seperti apa yag dikatakan oleh Cak Nur

sebagai ruang ‘integrasi-integrasi epistemik baru’ di dalam diskursus Islam itu

sendiri. Itulah rekam jejak yang pernah gandrung pada era 90-an dimana Ulumul

Qur’an benar-benar menjadi lokomotif gerakan Islam moderat (Nabil, 2008:

32).

Namun di tengah ekspektasi besar dalam membumikan ajaran Islam,

Ulumul Qur’an perlahan tapi pasti limbung. Media yang pada mulanya

merupakan contoh bagaimana pemikiran-pemikiran alternatif yang lahir dari

anak-anak muda yang gelisah menyaksikan wabah radikalisme Islam pada Orde

Baru pada titik klimaksnya mati. Media yang sejak awal ingin menampilkan

wajah Islam yang ramah dan toleran ini pada akhirnya harus gulung tikar.

Ulumul Qur’an berhenti terbit sejak tahun 1998 karena alasan yang juga belum

pasti apakah problem krisis finansial atau motif-motif yang lain. Kendati sudah

selesai pun resonansi wacana yang pernah digelorakan oleh Ulumul Qur’an tetap

hidup hingga saat ini.

Sebagai proyek produksi, istilah gulung tikar merupakan hal yang lumrah,

tetapi sebagai sebuah mobilitas ideologi tetap menyisakan problem. Jika devisit

anggaran karena oplah dan pembaca yang semakin menurun, setidaknya hal

Page 19: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

19

tersebut tidak menutup pemahaman yang lebih luas pada faktor matinya media

massa ini. Menurunnya pembaca yang berujung pada menurunnya iklan

setidaknya bisa dibaca pada beberapa hal. Pertama, tidak menutut kemungkinan

bahwa segmen pembaca Islam tersegregasi ke dalam banyak kepentingan dan

minat yang tidak tunggal. Ini mencerminkan pluralitas wacana Islam sebagai

konsekuensi dari tumbuhnya budaya demokrasi di dalam masyarakat. Terlepas

dari bagaimana demokrasi itu digunakan. Kedua, jika dilihat peta kekuatan

wacana pluralisme, maka media fundamental yang mengusung tema-tema

inteloransi, kebencian, dan permusuhan lebih populer dibandingkan dengan

media Islam moderat.

Terlepas pelbagai kemungkinan motif tersebut, namun mengkaji secara

menyeluruh terkait faktor di balik matinya Ulumul Qur’an merupakan sebuah

keniscayaan. Sebab bangsa ini tidak hanya kehilangan media sebagai sebuah

entitas, tetapi kehilangan corong ideologi Islam yang moderat dan inklusif. Jika

media alternatif Islam yang mengusung Islam moderat selalu dibayang-bayangi

oleh kematian, maka penetrasi isu-isu tentang keislaman yang moderat akan

runtuh. Spekulasi sederhana yang bisa dijustifkasi, pertumbuhan radikalisme

atas nama agama yang mengemuka akhir-akhir ini sejatinya tidak bisa dilihat

tunggal oleh reorganisasi ideologis dari kelompok tertentu dan lemahnya

preferensi pemahaman masyarakat tentang Islam yang damai, tetapi oleh

minimnya media Islam alternatif yang mampu memediasi kekeringan

pemahaman umat Islam itu sendiri.

Page 20: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

20

Minimnya media yang mengusung tema-tema toleransi dan keadaban

dalam kajian Islam, akan berpotensi memicu lahirnya surplus pemahaman Islam

fundamental yang membahayakan bagi bangsa dan negara. Sehingga

pertumbuhan media Islam yang tidak mencerminkan nilai-nilai moderat dan

pluralis akan menjadi ancaman yang nyata bagi perdamaian, harmoni, dan

integrasi sosial. Dalam konteks inilah peneliti tertarik untuk menganalisis secara

kritis di balik matinya Ulumul Qur’an. Sebab media ini sampai saat ini masih

menyisakan tanda tanya besar terkait sejarah yang mungkin belum terungkap

secara menyeluruh ke permukaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian:

1. Bagaimana potret formulasi pertarungan ideologis di balik matinya

Media Islam alternatif Ulumul Qur’an 1998?

2. Sejauh mana simpul manajemen keredaksian dalam ikut serta

mendorong percepatan matinya media Islam alternatif Ulumul Qur’an

1998?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyibak berbagai motif kuasa di balik

matinya media massa Islam alternatif Ulumul Qur’an 1998.

Page 21: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

21

D. Manfaat Penilitian

1. Manfaat Akademik

Bagi program studi Ilmu Komunikasi, hasil penelitian ini diharapkan

mampu memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian di bidang

disiplin komunikasi massa khususnya dalam kajian media alternatif dan

media Islam Alternatif yang berada di luar konteks media mainstrem.

Sekaligus diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan

preferensi tentang manfaat dan dinamikan media Islam alternatif di Indonesia.

Sebab selama ini kajian terkait media alternatif pada umumnya dan media

Islam alternatif secara khusus masih jauh panggang dari api. Terutama

penelitian ini akan memberikan pengetahuan tentang sejarah media Islam

yang tidak banyak ditulis.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini akan menambah daftar penelitian tentang kajian

media. Menambah referensi bagi para mahasiswa dan pemangku kepentingan

dalam konteks analisis media Islam secara komprehensif. Juga akan menjadi

salah satu literatur yang dapat menjadi rujukan bagi upaya resolusi konflik

antaragma. Penelitian ini dapat memberikan inspirasi untuk memunculkan

kembali media Islam alternatif yang serupa dalam ikut serta mendorong

lahirnya harmoni, keadaban, dan integrasi sosial secara holistik.

Page 22: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

22

E. Telaah Pustaka

Guna mendukung penelitian ini, maka sebelumnya penelitian telah

melakukan telaah pustaka dari berbagi literatur hasil penelitian terdahulu yang

memiliki korelasi dengan penelitian ini. Penelitian pertama yang dilakukan oleh

Gaus AF bertajuk “Media Alternatif” yang terkumpul dalam buku “Media dan

Integrasi Sosial; Jembatan antar Umat Beragama” yang diterbitkan oleh CSRC

pada Mei 2011. Fokus kajian dalam penelitian tersebut menyibak dan

menganalisis media alternatif secara historis khususnya pada era Orde Baru.

Fokus kajian Gaus AF sebenarnya banyak bertumpu pada media alternatif dalam

bentuk media online sehingga pemetaan analisis dan pelbagai objeknya

menggambarkan tentang posisi media online yang memberikan sumbangsih

besar dalam konteks pembangunan masyarakat dan upaya perwujudan tegaknya

integrasi sosial.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh mantan pimpinan

redaksi Paramadina ini adalah sama-sama membedah secara kritis terkait peran

media alternatif dalam setiap rezim. Sedangkan titik tekan perbedaannya dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah terletak pada subjek dan objek

penelitian. Selain dari pada itu jika Gaus AF fokus pada narasi

mempertentangkan media alternatif dengan sebuah penetrasi kekuasaan, tetapi

penelitian yang peneliti ancang lebih fokus pada pertarungan antara media Islam

alternatif dengan media garis kanan yang cenderung intoleran dan pada akhirnya

berujung pada kekalahan media Islam alternatif itu sendiri.

Page 23: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

23

Selanjutnya, penelitian yang lain bertajuk “Majalah Syir’ah Berlabel

Islam tetapi Menyerang Islam” penelitian yang dilakukan Syamsuddin Arif pada

tahun 2004 atas sponsor UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini menguak peran

media Islam alternatif majalah Syir’ah. Dimana perjalanan majalah Islam

alternatif seperti Syir’ah juga hampir sama dengan majalah Ulumul Qur’an.

Tidak didesain untuk mengejar profit dalam konteks logika industri. Tetapi

mendeseminasi gagasan dan wacana pluralisme secara intens. Tetapi sayangnya

majalah Syir’ah juga terjerembab dan pada akhirnya mati pada tahun 2005.

Persamaan yang mendasar dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-

sama memotret kematian media Islam alternatif, bedanya terletak pada

pendekatan yang dipakai. Dalam penelitiannya Syamsuddin Arif sebatas

mengungkapkan matinya majalah Syir’ah seputar penyebab permukaan seperti

tidak adanya dana, merosotnya iklan, kemudian kurang solidnya tim redaksi.

Tetapi penelitian yang akan peenliti lakukan memotret pengaruh signifikan di

balik kenapa oplah menurun dan potensi adanya segregasi pembaca yang

bergeser secara ideologis sehingga mempengaruhi pembaca majalah Ulumul

Quran.

F. Landasan Teori

Dalam penelitian ini teori bermanfaat untuk membuat konsep, unit

analisis, dan interpretasi data. Pada kesempatan ini peneliti menggunakan

kerangka teori yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kerangka

Page 24: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

24

berpikir dari penelitian ini akan mengkorelasikan empat narasi teoritik berupa

teori media massa kritis.

1. Teori Media Massa kritis

1) Teori Kritis dalam Lipatan Sejarah

Paradigma kritis memandang bahwa realitas terbentuk secara

historis atau disebut historical realism (Kleden, 1988:172). Dengan kata

lain, realitas merupakan bentukan dari proses-proses ekonomi, sosial,

politik, budaya, dan agama yang terjadi di suatu masyarakat yang acapkali

menyelubungi realitas sebenarnya. Asumsinya, tidak ada realitas yang

benar-benar bersifat riil, melainkan dibentuk oleh manusia itu sendiri.

Secara historis, berbicara tentang paradigma kritis sesungguhnya

tidak bisa lepas dari Mazhab Frankfurt, dengan kata lain teori kritis

merupakan produk dari Institute Penelitian Sosial, Universitas Frankfurt

Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman. Teori kritis

menjadi disputasi publik di kalangan filsafat sosial dan sosiologi pad tahun

1961. Konfrontasi intelektual yang cukup terkenal adalah adalah

perdebatan epistemologi sosial antara Adorno (kubu Sekolah Frankfur-

paradgma kritis) dengan Karl Poper (kubu Sekolah Wina-paradigma neo

positivisme/neo kantian). Konfrontasi berlanjut antara Hans Albert (kubu

Popper) dengan Jurgen Habermas (kubu Adorno). Perdebatan tersebut

memacu debat positivisme dalam sosiologi Jerman. Habermas adalah

tokoh yang berhasil mengintegrasikan metode analitis ke dalam pemikiran

dialektis teori kritis.

Page 25: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

25

Dalam konteks yang universal sebagaimana dalam analisis F. Budi

Hardiman (1990) teori kritis adalah cabang pemikiran marxis dan

sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx

(Frankfurter Schule). Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri

teori kritik masyarakat. Teori ini mencoba memperbaharui dan

mengkonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi

teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa

teori tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tetapi

juga melampaui bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan

beberapa tema pokok Marx dan menghadapi masalah masyarakat industri

yang maju secara baru dan kreatif.

Beberapa tokoh teori kritis angkatan pertama adalah Max

Horkheimer, Theodor Wiesengrund Adorno (musikus ahli sastra, psikolog

dan filsuf), Friedrich Pollock (ekonom), Erich Fromm (ahli psikoanalisa

Freud), Karl Wittfogel (sinolog), Leo Lowenthal (sosiolog), Walter

Benjamin (kritikus sastra), Herbert Marcuse (murid Heidegger yang

mencoba menggabungkan fenomenologi dan marxisme, yang juga

selanjutnya Marcuse menjadi ‘nabi’ gerakan New Left di Amerika).

Teori kritis tidak saja ingin menjelaskan, mempertimbangkan,

merefleksikan, mengkatogorisasikan, mengatur, melainkan mau

mengubah. Menurut Franz Magnis Suseno (1982), yang ingin diubah

bukan filsafat, melainkan pemberangusan manusia oleh kapitalisme.

Namun lagi-lagi teori kritis tidak hendak membebek pada Karl Marx.

Page 26: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

26

Kelemahan banyak aliran marxisme ialah bahwa mereka begitu saja

menjiplak hasl-hasil analisa Karl Marx dan menerapkannya pada

masyarakat sekarang. Padahal masyarakat yang dianalisa Marx adalah

masyarakat seratus empat puluh tahun yang lalu. Oleh karena itu analisa-

analisa marxis lebih sering bersifat dogma dari ada ilmu.

Teori kritis mengadakan analisa baru terhadap masyarakat yang

dipahami sebagai masyarakat kapitalis tua atau massyarakat industri maju.

Ketajaman analisa tersebut diakui juga oleh banyak pihak meskipun

berbeda pandangan. Yang dihangatkan kembali dalam teori kritis bukanlah

teori Marx yang usang, melainkan maksud dasar Marx, yaitu pembebasan

manusia dari segala belenggu, pengisapan dan penindasan.

Pada intinya mazhab Frankfurt atas teori negara Marxian yang selalu

bertendensi determinisme ekonomi. Determinassi ekonomi berasumsi

bahwa perubahan akan terjadi apabila masalah ekonomi sudah stabil. Jadi

basic struktur (ekonomi) sangat menentukan supras struktur (politik,

sosial, budaya, pendidikan dan seluruh dimensi kehidupan manusia).

Kemudian mereka mengembangkan kritik terhadap masyarakat dan

berbagai sistem pengetahuan. Teori kritis tidak hanya menumpukkan

analisisnya pada struktur sosial, tetapi teori kritis juga memberikan

perhatian kepada kebudayaan masyarakat (cultur society) sehingga

mengukuhkan teori kritis sebagai teori emansipatoris (Sindhunata, 1982:

78-85).

Page 27: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

27

Seluruh program teori kritis madzhab Frankfurt dapat dikembalikan

pada sebuah manifesto yang ditulis di dalam Zeischrift tahun 1957 oleh

Horkheimer. Dalam artikel tentang “Teori Tradisional dan Teori Kritik”

ini, konsep teori kritis pertama kalinya muncul yang kemudian dilanjutkan

oleh generasi sesudahnya seperti Jurgen Habermas yang sangat terkenal

dengan beberapa teori tentang komunikasinya.

2) Analisis Kritis Memandang Institusi Media Massa

Media massa dipahami sebagai lebih dari sekedar suatu mekanisme

yang sederhana sifatnya untuk menyebarkan informasi, sebab media massa

merupakan organisasi yang terdiri dari susunan yang sangat kompleks dan

lembaga sosial yang penting dari masyarakat. Teori besar yang paling

terkemuka dan memiliki pengaruh besar untuk menyinggung aspek-aspek

institusional dari media adalah teori kritis. Teori kritis berhubungan

dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat dan dominasi kepentingan

tertentu terhadap lainnya.

Jelasnya, media massa dalam pendekatan teori kritis dipahami

sebagai pemain yang memiliki kekuatan pengaruh yang sangat besar

dalam pertarungan ideologis. Media massa dalam paradigma teori kritis

sendiri dapat dipahami dalam berbagai artikulasi, salah satunya media

massa dipahami sebagai arena pertarungan dari berbagai kepentingan dan

ideologi yang hidup di masyarakat. Artikulasi sendiri bermakna sebagai

pemahaman kita terhadap sebuah realitas yang berasal dari berbagai

Page 28: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

28

sumber. Ketika berhadapan dengan ideologi, media memiliki posisi yang

kuat. Tanpa kehadiran media, ideologi tidak dapat disebarluaskan

(Junaedi, 2007: 30-31). Adolf Hitler adalah salah satu seorang tokoh yang

menyadari pentingnya media, sehingga dia membuat berbagai film

propaganda yang memuja Nazisme, sebuah terobosan di masanya yang

menjadikan rakyat Jerman sangat patuh terhadapnya ketika Jerman

dikuasai oleh Hitler.

Secara lebih ekstrim, ideologi yang keberadaannya telah menjadi

ideologi yang dominan pun dapat dipengaruhi eksistensinya oleh media

massa. Sebagian besar teori komunikasi kritis menekankan kepada

kekuatan media massa karena potensi media massa untuk menyebarkan

ideologi dominan dan potensinya untuk mengekspresikan ideologi yang

alternatif dan berlawanan dengan ideologi dominan atau ideologi

resistensi. Dalam konteks ini media dipandang sebagai arena pertarungan

ideologi bagi beberapa kalangan penganut teori kritis terutama oleh

kalangan cultural studies. Namun sebaliknya bagi kalangan pengikut

mazhab Frankfurt, media lebih dipahami sebagai industri kebudayaan

yang dikuasai oleh segelintir elit industri yang mampu menciptakan

simbol-simbol yang dapat memanipulasi dan mengalienasi kelas-kelas

lainnya.

Singkatnya, berbeda dengan cultural studiens yang melihat potensi

media massa sebagai arena pertarungan ideologi, mazhab Frankfurt

menganggap media massa dan segala bentuk kebudayaan massa sebagai

Page 29: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

29

bentuk budaya afirmatif yang tidak dapat diharapkan untuk menggapai

emansipasi. Mengenai berbagai bentuk artikulasi dalam memahami media

massa seperti yang terjadi antara cultural studies dan mazhab Frankfurt

yang banyak memberi warna dalam ranah teori media kritis akan lebih

dalam diurai dalam pembahasan berikutnya.

3) Lima Genre Utama Teori Media Massa Kritis

Pemetaan mengenai lima genre utama teori media massa kritis

dikemukakan oleh Dennis McQuail. Menurutnya terdapat lima genre

utama dari teori media kritis yang menjadi pendekatan utama yang sering

digunakan dalam kajian media massa. Genre pertama, adalah kalangan

yang mencoba melakukan pendekatan marxisme klasik atau yang dikenal

sebagai marxisme ortodoks. Pendekatan ini banyak bertumpu pada

pendekatan pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels. Dalam pedekatan

ini media dilihat sebagai alat dari kelas yang dominan untuk

mempertahankan status quo yang dipegangnya sebagai sarana kelas

pemilik modal untuk melipatgandakan modalnya.

Media tentu saja dalam hal ini selalu menyebarkan ideologi dari

kelas yang berkuasa dalam masyarakat dan maka dari itu menekan kelas-

kelas tertentu. Jelas bahwa pendekatan ini sangat menekankan

(determinasi) pada faktor ekonomi semata. Bagi penganut pendekatan ini

media massa kemudian hanya semata-mata dianggap sebagai alat dari

kelas yang mnguasai alat-alat produksi pada satu corak produksi (mode of

Page 30: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

30

production) untuk membela kepentingannya dan serempak pula menindas

kelas yang tidak memiliki alat-alat produksi. Namun bukan berarti genre

ini tidak mampu digunakan untuk menganalisis berbagai fenomena yang

terjadi dalam komunikasi massa.

Genre kedua, adalah paradigma politik media (political economy

media theory). Dasar ini dipengaruhi secara intens oleh kajian-kajian yang

dilakukan oleh Vincent Moscow. Analisis ini menitik beratkan pada

pendekatan ekonomi-politik media yang pada intinya berdasar pada term

ekonomi politik sebagai studi mengenai relasi sosial, lebih-lebih berpijak

pada relasi kekuasaan baik dalam produksi, distribusi dan konsumsi

sumberdaya (resources). Dalam ekonomi politik komunikasi, sumber daya

ini dapat berupa surat kabar, majalah, dan sebagainya (Mosco, 1998: 25).

Seperti teori Marxisme Klasik, teori ini menganggap bahwa

kepemilikan media pada segelintir elit pengusaha telah menyebabkan

patologi atau penyakit sosial. Dalam pendekatan ini kandungan media

adalah komoditas yang di jual di pasar, dan informasi yang disebarluaskan

dikendalikan oleh apa yang pasar akan tanggung. Sistem ini membawa

implikasi mekanisme pasar yang tidak ambil resiko, suatu bentuk

mekanisme pasar yang kejam karena membuat media tertentu

mendominasi wacana publik dan lainnya terpinggirkan. Beberapa realitas

kontemporer dari kajian ekonomi politik dalam media dengan mudah

ditemui ketika di dalam satu negara pertumbuhan konsetrasi kepemilikan

media di tangan segelintir orang, pada saat yang sama terjadi konglomerasi

Page 31: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

31

media dimana sebuah perusahaan media melebarkan sayapnya dengan

membangun berbagai industri media yang berbeda lini.

Pada konteks ini beberapa realitas kontemporer yang menunjukkan

problem tersebut antara lain, pertumbuhan konsentrasi kepemilikan media,

terjadinya konglomerasi media, terjadinya perkembangan global di bidang

ekonomi-informasi yang melibatkan bisnis telekomunikasi, dan terakhir

turunnya sektor publik di dalam media massa.

Kemudian genre ketiga adalah Mazhab Frankfurt. Menyebutkan

bahwa media adalah bagian dari industri kebudayaan yang dikuasi oleh

segelintir elite industri yang mampu menciptakan simbol-simbol yang

dapat memanipulasi dan mengalienasi kelas-kelas lainnya. Dalam cara

berpikir ini media dianggap akan membimbing kepada dominasi ideologi

dari elite industri budaya (culture industries). Hasilnya adalah terjadinya

manipulasi citra. Kritik madzhab Frankfurt terhadap realitas kontemporer

dalam budaya massa ditandai dengan adanya komersialisasi media massa

yang dapat dilacak sebagai berikut. Acapkali dalam budaya massa

terbentuk budaya masa yang mempunyai kualitas rendah (triviliazations),

terjadi eksploitasi terhadap konsumen yang memiliki posisi tawar yang

lemah dalam relasinya dengan produsen.

Kemudian selain dari pada itu dalam budaya masa relasi

antarmanusia dipandang menurut kegunaan dan kalkulasi ekonomis

(utilitarian and calculative relations). Sehingga terjadi propaganda secara

besar-besaran untuk mendukung konsumerisme. Bahkan lebih dari

Page 32: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

32

persoalan tersebut dalam genre ini juga terjadi proses komodifikasi

terhadap budaya dan segenap relasinya dengan khalayak.

Pada genre keempat dalam menganalisis media dalam konteks kajian

media kritis adalah teori hegemoni yang diutarakan oleh Antonio Gramsci.

Seorang pemikir yang pernah dipenjara pada masa Mussolini di Italia.

Hegemoni dapat diartikan suatu kondisi dimana kelas yang berkuasa

mampu mengadakan kepemimpinan moral dan intelektual (moral and

intellectual leadership). Ideologi dalam pandangan Gramsci hanya

dilandasi oleh sistem ekonomi an sich, sehingga ideologi berartikulasi

dalam kehidupan dengan tidak dipaksakan oleh satu kelompok namun

menembus batas kesadaran.

Ideologi dalam pandangan Gramsci tidak hanya dilandasi oleh

sistem ekonomi saja namun tertanan secara dalam pada semua aktifitas

masyarakat. Sehingga, ideologi berartikulasi dalam kehidupan dengan

tidak dipaksakan oleh satu kelompok namun adalah menembus dan di luar

kesadaran. Seorang pemikir strukturalis Prancis Louis Althusser, yang

berpengaruh di masanya dengan banyak menggunakan pemikiran Gramsci

dalam kajiannya. Untuk mengkaji apa yang dikandung ideologi secara

komprehensif, Althusser memperkenalkan dua istilah kunci yaitu

Ideological State Apparatus (ISA) dan Repressive State Apparatus (RSA).

Menurut Althusser hal ini karena dua alasan, pertama, hanya ada satu RSA

bergerak terbatas pada wilayah publik, sedangkan ISA dapat bergerak ke

Page 33: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

33

wilayah privat, seperti melalui lembaga agama, keluarga, sekolah, media

massa dan sebagainya (Junaedi, 2007: 23-46).

Genre kelima, adalah pendektan sosio-kultural atau cultural studies.

Cultural studies yang bersikukuh melihat potensi media massa sebagai

arena pertarungan ideologi. Pendekatan ini cukup populer di kalangan

ilmuan. Pemikiran studi budaya banyak memanfaatkan semiotika yang

dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes untuk

mengkaji realitas. Karena berasal dari Birmingham, pemikiran ini juga

disebut sebagai Mazhab Birmingham. Para pemikir cultural studies

memusatkan kajianya pada makna kultural yang dihasilan dari produk

media sekaligus melihat cara isi media diinterpretasikan termasuk di

dalamnya interpretasi dominan dan oposisional.

Cultural studies melihat masyarakat sebagai sebuah bidang

kompetisi ide-ide dalam pertarungan antar makna (Site of struggle). Dalam

kajian ini kata kunci yang sering digunakan adalah artikulasi, yang oleh

artikulasi nilai ideologi kemudian memiliki kedudukan atau piijakan yang

berdeda-beda di masyarakat. Artikulasi dipahami sebagai proses

pemahaman realitas yang ditimbulkan oleh banyak sumber.Berbeda

dengan mazhab Frankfurt, cultural studies menganggap bahwa di dalam

budaya massa masih tersimpan potensi perlawanan, walaupun tidak bisa

diingkari dalam budaya massa pasti terkandung hegemoni kelas penguasa.

Pada tahap inilah pendekatan analisis yang digunakan untuk

menyibak posisi media Islam alternatif yang telah mati hanya mungkin

Page 34: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

34

bisa diurai jika term yang digunakan adalah paradigma teori kritis terutama

dalam konteks cultural studies. Sehingga kematian media tidak sebatas

dilihat sebagai sesuatu yang alamiah, tetapi ada kuasa tertentu yang

menjadi lokus dari kematian media Islam itu sendiri.

4). Unit Analisis

Dari landasan teori inilah maka kemudian disusun unit analisis dalam

penelitian ini guna mengemukakan poin-poin spesifik dalam studi

penelitian media massa kritis. Adapun unit yang penulis kembangkan

adalah sebagai berikut.

1. Membongkar sejarah di balik lahirnya media massa

2. Identfikasi standing positions media massa

3. Melihat hubungan intersubyektif dari kelas dominan dan minoritas

4. Menemukan kontradiksi fundamental dari berbagai pertarungan

ideologi

5. Menyibak jebakan-jebakan hegemoni kapitalisme dan relasi kuasa di

dalamnya

6. Mengurai kemungkinan adanya gejolak politik sebagai by desain

rezim

7. Problem antiklimaks pertarungan dalam struktur media massa

G. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 35: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

35

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Sugiono (2009)

dengan model penelitian kualitatif, posisi peneliti hanya sebagai human

instrument dan diberikan keleluasaan untuk berinteraksi dengan obyek untuk

mendapatkan data yang mendalam dan akurat. Suatu data yang mengandung

makna untuk kepentingan fokus penelitian. Dengan demikian barangkali

baragam pretensi bisa ditekan seminimal mungkin.

Alasan lain penggunaan penelitian kualitatif ini lebih dikarenakan

keberadaan teori yang telah dipaparkan pada bagian kerangka teori dapat

diuraikan dengan model deskriptif-kualitatif. Di sisi yang lain penggunaan

metode ini secara sederhana dapat memberikan ruang apresiasi dan dialektika,

bukan hanya pada penelitian namun juga pada objek penelitian.

Sebagaimana yang menjadi corak dari penelitian kualitatif, bahwa

penelitian kualitatif tidak hanya menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan

variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi

aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi

secara sinergis (Sugiono, 2009: 207).

Karena penelitian ini lebih berkonsentrasi pada metode kualitatif, maka

pada gilirannya peneliti mengupayakan mendapatkan berbagai sumber

informasi seperti melalui observasi, wawancara, dan dokumen dalam kerangka

mendapatkan pengetahuan yang mendalam dan menyempurnakan studi kasus

yang coba peneliti gunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Studi

kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan

Page 36: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

36

mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu (Daymon,

2008: 161-165).

Penelitian kualitatif berperan penting dalam merespon segala hal yang

berkaitan dengan sumber (subjek) dan atau objek penelitian. Sebagaimana

corak dari penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan alamiah dan

bersifat penemuan. Metode kualitatif dapat menguraikannya dengan cermat dan

fleksibel melalui wawancara, pencarian sumber data yang berguna untuk

penelitian. Lebih dari itu mekanisme cross-check and belance digunakan untuk

menjamin objektivitas dan meminimalisisasi bias dalam proses penelitian ini.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan

penelitian yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Subyek penelitian ini

adalah berfokus pada penyebab matinya jurnal Ulumul Quran dan

pertautan ideologi media Islam alternatif Ulumul Qur’an dengan ideologi

Islam fundamental dalam sebuah rezim.

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah terkait faktor di balik matinya Ulumul

Qur’an. Seperti motif produksi dan motif ideologi yang menjadi pengaruh

dari matinya majalah ini. Sekaligus implikasi sosiologis dari matinya

Ulumul Qur’an.

Page 37: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

37

3. Sumber Data

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung melalui sumbernya (tanya

jawab atau wawancara) dengan pihak-pihak yang terkait masalah-masalah dalam

penelitian. Untuk keperluan memperoleh kelengkapan data dan informasi, maka

peneliti juga menggali informasi dari pihak-pihak di luar unit analisis yang

secara tidak langsung masih memimiliki hubungan dengan masalah penelitian.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek

penelitian. Data ini diperoleh melalui studi pustaka seperti artikel-artikel,

media massa, dan data-data terkait lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting

dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subyek sehubungan

dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti (Pawito, 2007: 132).

Dengan menggunakan wawancara mendalam (in–depth interview)

diharapkan dalam proses penelitian ini dapat memperoleh keterangan

sesuai dengan harapan. Jalan yang ditempuh dalam wawancara ini

menggunakan wawancara langsung kepada orang yang terlibat dalam

Page 38: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

38

keredaksian Ulumul Qur’an, kelompok-kelompok Islam moderat yang

konsen pada kajian Islam inklusif, dan pelanggan tetap Ulumul Qur’an.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka tidak terlepas dari teori yang mendasari masalah yang akan

diteliti. Peneliti juga mendapatkan informasi tentang penelitian sejenis yang

berkaitan dengan penelitiannya, dengan membaca. Dalam studi pustaka ini juga

mengambil dokumentasi seperti artikel, media massa, dan data yang berkaitan

tema yang penulis teliti sebagai obyek penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan tahapan

penelitian ini adalah dengan metode analisis kritis. Dimulai dari adanya

masalah-masalah sosial nyata yang dialami oleh media massa yang

teralienasi dari proses-proses sosial yang sedang tumbuh dan berkembang.

Diawali dari masalah-masalah praktis dan kehidupan sehari-hari jenis

penelitian ini berusaha menyelesaikan masalah-masalah tersebut lewat

perspektif kritis yang bertujuan agar kelompok yang tertindas dapat

menyadari dan membebaskan diri dari belenggu penindasan.

Metode kritis ini menghendaki agar para aktor yang terlibat dalam

proses penelitian dapat secara bersama-sama menggunakan potensi yang

mereka miliki sebagai aktor-aktor yang aktif menciptakan sejarah. Secara

praktis, metode ini mensyaratkan agar pelaku riset membina hubungan inter

subyektif antara peneliti dan kelompok marginal yang kemudian mereka

Page 39: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

39

dapat menyusun sebuah program program aksi yang dimaksudkan untuk

merubah kondisi-kondisi sosial yang yang terjadi. Secara analitis riset kritis

haruslah dapat menciptakan hubungan dinamis antar subyek dalam situasi

terntu.

Riset kritis harus melakukan kritik ideologi berdasarkan perbandingan

antara struktur sosial buatan dengan struktur sosial nyata. Riset kritis

menentang proses-proses sosial yang tidak manusiawi dan selanjutnya

proses-proses yang tidak manusiawi tersebut dapat dipecahkan melalui aksi

bersama antara peneliti dengan objek (Sand Berg, 1976 : 45)

Berikut beberapa tahapan dalam melakukan melakukan penelitian

terkait aspek metodologi dalam analisis kritis yang digagasan oleh Donald E.

Comstock.

a. Identifikasi gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok sosial yang

progresif

Riset kritis tidak membicarakan tentang sebuah proses sosial tetapi

membicarakan kelompok-kelompok sosial khusus, misalnya kelompok-

kelompok sosial yang tersingkir dan didominasi. Dalam konteks

menyibak matinya media Islam Ulumul Qur’an katagori-katagori abstrak

seperti ideologi, kelas, pekerja, aspek gender tidak dapat menjadi agen

perubahan sosial. Karena itu kita harus mengidentifikasi organisasi-

organisasi lain yang dapat mewakili katagori-katagori tersebut.

Kelompok-kelompok itu dapat dilihat sebagai kelompok progresif

sejauh mereka menyatakan kepentingan, tujuan, atau kebutuhan-

Page 40: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

40

kebutuhannya yang tidak dapat dipenuhi dalam sistem sosial yang

ditandai dengan adanya dominasi materi dan ideologi.

b. Membangun hubungan intersubyektif untuk memahami

pengertian-pengertian, nilai-nilai dan motif-motif.

Riset kritis dimulai dari suatu studi terhadap dunia subyek untuk

memahami kehidupan mereka terutama peraturan-peraturan sosial, nilai-

nilai dan motivasi-motivasi tertentu yang mendorong mereka

berperilaku. Aksi sosial media massa didominasi oleh model-model

pranata sosial dunia sehingga apa yang mereka lakukan adalah

perwujudan dari pemahaman mereka terhadap dunia tersebut (Bernstein,

1976 : 63). Riset kritis dengan begitu memerlukan pemahaman

mendalam terhadap perilaku, nilai dan motivasi para subyek (media

Islam).

Peneliti kritis harus dapat memahami bahwa realitas media massa

yang diteliti berbeda dengan realitas sosial dan realitas media seperti

yang dipahami oleh ideologi dominan. Perbedaan-perbedaan

pemahaman terhadap realitas media antara masyarakat dengan penguasa

dapat mendorong munculnya aksi penentangan rakyat terhadap

kelompok dominan. Lebih lanjut perbedaan ini akan mendorong

kelompok yang didomonasi menentang anggota-anggota kelompok yang

mendominasi kehidupan mereka.

Makna-makna, nilai-nilai dan motivasi-motivasi mediat harus

dipahami sebagaimana adanya. Dalam hal ini kegagalan ilmu sosial

Page 41: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

41

positif terletak pada kedangkalannya memahami hubungan antar subyek.

Ilmu sosial positif cenderung mengabaikan akar sejarah. Lebih lanjut hal

ini menjadi ilmu sosial positif tidak mampu memahami realita sosial,

praktek-praktek sosial dan perubahan-perubahan serta krisis sosial

fundamental. Riset kritis justru paling besar kepentingannya terhadap

usaha-usaha membangun hubungan antar subyek guna menyingkap

realitas sosial dalam media massa dalam arti yang sebenarnya, bukan

semu.

c. Studi terhadap sejarah perkembangan kondisi-kondisi sosial dan

struktur-struktur sosial.

Realitas sosial dan realitas media tidak hanya terbatas dipahami

melalui hubungan intersubyektif. Realitas tersebut seringkali sudah

dimasuki dan didominasi oleh ideologi-ideologi tertentu. Untuk

memahami secara kritis dunia mereka peneliti juga harus melakukan

studi-studi empiris tentang sruktur-struktur dan proses-proses dalam

media massa seperti Ulumul Qur’an.

Kajian historis menjadi urgen diketengahkan mengingat hal itu

akan mendorong secara komprehensif kerja-kerja penelitian. Sehhingga

nantinya mampu menepis adanya parsialitas dalam sebuah penelitian

kritis. Apalagi dimungkinkan terlibat pada proses keberpihakan dalam

penelitian yang tidak bisa dibenarkn secara ilmiah.

Page 42: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

42

d. Membangun model hubungan antara kondisi sosial, interpretasi,

dan intersubyektif.

Pada tahap penelitian ini yang menjadi perhatian utama adalah

diskripsi-diskripsi dan struktur-struktur media yang memperkuat

pemahaman masyarakat terhadap makna-makna, nilai-nilai dan

motivasi-motivasi. Dengan memahami kondisi-kondisi sosial, ideologi-

ideologi dan aksi-aksi yang telah dilakukan selama ini, seorang peneliti

kritis dapat melontarkan kritik untuk perubahan. Kritik yang tumbuh atas

dasar mengkaji berbagai kemungkinan adanya relasi dalam media massa.

Dalam konteks ini seorang peneliti dalam menafsirkan sebuah

temuan di tuntut mengurai secara konmprehensif dinamika obyektif yang

ditemukan. Sehingga nantinya dapat mengkonfirmasi kemungkinan

pengaruh dan hubungan antara hasil dan masyarakat.

e. Mengurai kontradiksi fundamental berdasarkan pemahaman

ideologi.

Memahami kontradiksi fundamental tersebut sebagai analisis

immanent (harus dilakukan) atau analisis internal tentang hubungan

dialektis. Sejauh mana pihak pertama memasukkan tekanan struktural

terhadap pihak yang lain. Analisis ini meletakkan dasar yang kokoh

untuk melakukan kritik terhadap ideologi dominan. Kritik demikian

harus dilakukan atas dasar pemahaman realitas sosial yang ada dalam

kaitannya dengan ideologi yang berkembang saat ini.

Page 43: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

43

Melalui analisis tentang hubungan antara kondisi sosial, ideologi

dan aksi dalam media massa, peneliti kritis membantu masyarakat untuk

melihat mengapa kondisi-kondisi sosial masa lalu tidak dapat dipahami.

Peneliti harus menunjukkan betapa kondisi-kondisi sosial pada saat itu

diciptakan hanya menguntungkan sekelompok orang tertentu dan

menekan kelompok lainya, atau peneliti menujukkan betapa ideologi

yang berkembang pada saat ini tidak peka menagkap dan menerjemahkan

kondisi sosial yang ada. Maka dalam konteks ini peneliti membuat

penelitian dengan tema Runtuhnya Media Islam Alternatif (Analisis

kritis Terhadap faktor-faktor di balik matinya Ulumul Qur’an 1998).

6. Validitas Data

Berpijak pada gagasan Kemudian Dalam hal validitasnya teori kritis

hanya dapat diuji kebenarannya melaui praktek dan oleh karena itu, ini

memerlukan keterlibatan peneliti dalam kegiatan membangun kembali

resonansi dan gairah penerbitan media massa Islam alternatif. Sebagai

langkah urgen dalam menciptakan sebuah perubahan yang berarti dalam

jagad industri penerbitan media.

Validitas ini mengisyaratkan seorang peneliti menjadi aktor dalam

perubahan masyarakat. Dalam konteks media Islam Ulumul Qur’an

partisipasi peneliti bisa berbentuk keiutsertaan peneliti dalam membangun

desiminasi dalam membangun wacana toleransi dalam media massa. Jika

peneliti hanya berusaha menjawab keluhan dari kelompok-kelompok yang

Page 44: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

44

didominasi seperti dikatakan Fay (1976), dia sebetulnya hanya membantu

memecahkan masalah individual. Bukan sebagai pelaku perubahan garis

depan. Sehingga hasil penelitian dan seorang peneliti menjadi inisiasi bagi

penciptaan kondisi-kondisi sosial baru seperti partisipasi, keadilan,

kemanusiaan, kreatifitas, demokratisasi dan kontrol kolektif.

Biasanya tantangan yang dihadapi peneliti sebagai implementasi dalam

pelaku perubahan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

melakukan aksi secara nyata. Selanjutnya aksi peneliti tersebut dapat

meningkatkan terhadap peristiwa historis yang mempengaruhi kehidupan.

Hal ini memerlukan partisipasi terus-menerus dalam analisis kritis.

Page 45: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

45

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada akhirnya kita harus kembali ke premis lama: bahwa media-media

yang mengusung nilai-nilai idealisme –termasuk dan terutama media Islam

pluralis dan moderat seperti Ulumul Qur’an- harus mati. Pertarungan ideologi,

problem determinasi kelas industri media, tekanan politik rezim, serta

memburuknya manajemen media massa Islam alternatif menjadi pemicu paling

urgen bagi kematian Ulumul Qur’an. Sejauh ini tidak ada yang salah dalam

strategi media Islam altenatif milik kelompok moderat seperti Ulumul Qur’an.

Jalan moderat yang mereka tempuh di tengah tekanan politik yang represif

memang sudah seharusnya demikian untuk melawan maupun mengimbangi

atmosfer permusuhan dan kebencian yang terus menerus dihembuskan oleh

media dan kelompok-kelompok fundamentalis.

Kerja-kerja semacam itu -yang dalam jangka panjang sebenarnya

mengarah pada perdamaian umat manusia- memang tidak mungkin sama sekali

menghindari kontroversi dan desintegrasi. Jika ingin damai bersiaplah untuk

perang, sebab to avoid controversy, say nothing, do nothing, and be nothing.

Pada akhirnya, secara ekonomi media Islam Ulumul Qur’an harus

diasumsikan sebagai proyek rugi, bukan ajang mobilitas bisnis yang

menjanjikan, dan oleh karena itu daya survivalnya hanya bisa diandalkan dengan

dukungan dan solidaritas dari para stakeholders dan penyandang dana yang

Page 46: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

46

memeliki visi dan cita-cita pluralisme yang kuat dengan dana yang kuat pula.

Tanpa itu, kita harus puas menyaksikan kondisi media Islam pluralis yang timbul

tenggelam, hidup sebentar kemudian mati, hidup hanya untuk menunggu

kematian.

Media Islam alternatif milik kelompok moderat (baca: Ulumul Qur’an)

telah mampu tampil sebagai media profesional dan taat pada kode etik -

meskipun harus terseok-seok di antara kepungan rezim dan pertumbuhan

industri media yang luar biasa-, namun, hal itu belum cukup untuk menjadikan

mereka mampu bertahan dari kematian. Diperlukan upaya-upaya kreatif dan

strategi yang efektif untuk menjamin bahwa artikulasi media Islam moderat

pluralis tetap bergema dan didengar masyarakat luas. Misalnya dengan

menciptakan dan memperkuat networking bukan saja antar kelompok moderat

dalam membangun media Islam alternatif, tetapi juga antar kalangan moderat

dengan para pemilik media massa umum yang tangguh.

B. Saran

Jika membangun media Islam alternatif selalu dibayang-bayangi oleh

kematian, maka membangun aliansi dengan media massa umum melalui strategi

sewa kapling /rubrik, mungkin lebih menjanjikan. Cara ini pernah ditempuh oleh

beberapa LSM seperti Wahid Institute yang menyewa rubrik majalah Gatra dan

kemudian majalah Tempo, Center for Moderat Muslim (CMM) yang menyewa

di harian Rakyat Merdeka, dan Kajian Islam Utan Kayu (KIUK) yang menyewa

rubrik pada jaringan Koran Jawa Pos. Jika langkah-langkah tersebut juga diikuti

Page 47: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

47

oleh media Islam yang sudah mati, maka resonansi dan gairah wacana keislaman

akan tetap terjaga. Hal ini menarik jika kelompok-kelompok media Islam

moderat bisa meyakinkan para pemilik media massa umum untuk memfasilitasi

mereka tanpa harus dipusingkan oleh masalah finansial. Dan ini hanya akan

terjadi jika para pemangku media Islam alternatif tetap optimis untuk melakukan

strategi yang tepat dan cepat dalam mengawinkan dua kepentingan, sekaligus

para pemlik media massa umum mempunyai idealisme yang sama dan bersedia

berkorban untuk mewujudkan ideealisme tesebut secara berkesinambungan dan

konsisten.

Pada saat yang sama, sinergi dengan pemerintah juga bisa ditempuh

sebagai alternatif terakhir. Jika selama ini pemerintah (terutama Kementerian

Agama) cukup reaktif dalam menyikapi radikalisme dengan berbagai kampanye

dan seminar-seminar normatif, maka sudah saatnya strategi baru patut

dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi secara penuh proses penerbitan

media Islam yang mengusung pemahaman Islam moderat dan pluralis sebagai

counter terhadap wacana Islam puritan yang hegemonik. Apalagi hari ini media

Islam radikal telah bermigrasi ke dunia maya. Sudah barang tentu berpotensi

menciptakan kepanikan, kebencian, dan kecurigaan yang sangat sehingga

berpotensi mendatangkan ‘kiamat’.

Page 48: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

48

DAFTAR PUSTAKA

Abid Al-Jabiri, Muhammad. 2001. Agama, Negara, dan Penerapan Syariah. Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru

Abubakar, Irfan. 2011. Media Freming dan Jurnalisme Damai: Menakar Peran Media

dalam Integrasi Sosial di Indonesia. Ciputat: CSRC

Abubakar, Irvan. 2006. Resolusi Konflik Agama dan Etnis di Indonesia. Ciputat: CSRC.

Agus, Muhammad. 2010. Quo Vadis Media Islam Moderat. Jakarta: JIL

Arif, Syamsuddin. 2004. Majalah Syir’ah Berlabel Islam tapi Menyerang Islam. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Arikunto, Suharismi. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Armando, Ade. 2011. Media Massa: Membangun Kerekatan atau Keretakan Bangsa,

dalam Media dan Integrasi Sosial Jembatan antar Umat Beragma. Ciputat: CSRC

Daymon, Christine. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relation dan

Marketing Communication (terj). Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Dominick, Joseph R. 2005. The Dynamics of Mass Communications, Boston: Mc Graw-

Hill International Edition, edisi 8

Gaus AF, Muhammad. 2011. Media dan Integrasi Sosial Jembatan Umat Beragama,

Ciputat: CSRC.

Hardiman, F Budi. 1990. Kritik ideologi, Kanisus Yogyakarta

Haryanto, Ignatius. 1996. Pembredelan Pers di Indonesia, Kasus Koran Indonesia Raya,

Jakarta: LSPP

Page 49: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

49

Hidayat, N Dedy. 2000 . Jurnalis, Kepentingan Modal dan Perubahan Sosial, dalam Pers

dalam Revolusi Mei, Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta: Gramedia

Junaedi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta

Kamil, Sukron. 2013. Bahaya laten mdia Islam radikal. Yogayakarta: Araska

Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES

Kurniawan, Arifanto. 2011. Media dalam Lintas sejarah; dari Orba ke Reformasi.

Yoyakarta: Araska

Liebes, T dan Curran, J. 1998. Media, Ritual, Identity. London: Routledge

Maryadi. 2006. Peran Media Dalam Dialog Muslim dan Barat, Jakarta. Common Ground

News

McQuail, Denis. 2002. McQuail’s Mass Communications Theory. London: Sage

Publications

Mosco, Vincent .1998. The Political Economy of Communication, Rethinking and

Renewal. London: Sage Publications

Nabil, Mohamad. 2008. Absennya Media dalam Memperkuat Integrasi Sosial. Ciputat:

CSRC

Pawito. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: LKiS

Pujiati. 2008. Pergulatan politik Media Islam dalam Meja Catur Kapitalisme.

Yogyakarta: Narasi

Rivers L. William . 2008. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta. Kencana

Prenada Media.

Seaedy dkk. 1999. Meliput Pemilu. Jakarta: ISAI

Shoemaker, J.P dan S.D. Reese. 1996. Mediating the Message: Theories of Influences on

A Mass Media Content. New York: Longman.

Page 50: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

50

Silitonga. 2008. Demokrasi, Media, dan Pluralisme. Yogyakarta: Penerbit Kutub

Sindhunata. 1982. Dilema Usaha Manusia Rasional Kritik Masyarakat Modern oleh Max

Horkheimer dalam Rangka Sekolah Farnkfurt. Jakarta: PT Gramedia

SK, Ishadi. 2014. Media dan kekuasaan; Televisi di Hari-Hari Presiden Soeharto,

Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

SK, Ishadi. 2000. Persepsi Elite Penguasa Terhadap Media, dalam Pers dalam Revolusi

Mei, Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta: Gramedia

Subrata. 2002. Mantan Jenderal RTF Departmen Penerangan (1980-1985) makalah

Sudibyo, Agus. 2005. Mutu Jurnalistik Media Islam Radikal Sangat Lemah. Sebuah

wawancara dengan JIL 21 Maret 2005

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sularto, St. 2011. Peran Media Massa Mewujudkan Integrasi Sosial dalam Media dan

Integrasi Sosial Jembatan Antar Umar Beragama. Ciputat: CSRC

Surjomihardjo, Abdurrachman (ed). 1980. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di

Indonesia, Jakarta: LEKNAS-LIPI

Suseno, Franz Magnis. 1982. Kata pengantar dalam buku “Dilema Usaha Manusia

Rasional Kritik Masyarakat Modern oleh Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah

Farnkfurt. Jakarta: PT Gramedia

Syahputra, Iswandi. 2013. Rezim Media Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan

Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Weck, Winfried dkk. 2011. Islam In the Publik Sphere: The Politics of Identity and The

Future of Democracy. Ciputat: CSRC

Majalah dan Jurnal

Page 51: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

51

Abdallah, Ulil Abshar, Media Islam pluralis Perlu jadi trend Setter, Majalah Majemuk

edisi 8, 28 Mei 2007. Jakarta: ICRP

Hill, David T, 1996, Media Alternatif, Forum Keadilan No. 12/V, 23 September.

Jurnal Ulumul Qur’an Nomor 3 VII 1997

Jurnal Ulumul Qur’an Nomor 3, VOL IV, 1993

Jurnal Ulumul Qur’an Nomor 5 VII 1997

Jurnal Ulumul Qur’an Vol II 1990

Jurnal Ulumul Qur’an, 4 VII 1997

Majalah Fadilah Edisi 2 April 2005

Internet

http://www.lintas.me/go/lsafpress.blogspot.com/blog-lsaf-press-jakarta

http://www.lintas.me/go/lsafpress.blogspot.com/jurnal-ulumul-quran-uq-edisi-perdana-

tahun-1989

https://www.lintas.me/bisnis/other/lsafpress.blogspot.com/jurnal-ulumul-quran-uq-

edisi-perdana-tahun-1989

Wawancara

Wawancara dengan Ni’am Shaleh 15 Mei 2015

Wawancara dengan Muhammad Gaus AF 4 April 2015

Wawancara dengan Muhammad Ali Fakih 13 April 2015

Wawancara dengan Masdar Farid Mas’udi 16 April 2015

Wawancara dengan Dawam Rahardjo 16 April 2015

Page 52: RUNTUHNYA MEDIA MASSA ISLAM ALTERNATIF (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/16676/2/10730078_bab-i_iv-atau-v_daftar...5 MOTTO “Lebih baik bertindak walaupun sedikit dari pada tenggelam

52

Wawancara dengan Savic Aliha 17 April 2015

Wawancara dengan Ahmad Baso 23 April 2015