ringkasan hipertiroid

14
HIPERTIROID Anamnesis - Pembesaran leher bagian depan o Nyeri o Tanda-tanda penekanan gg. menelan, sesak nafas, suara serak - Umum o Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat - Gastrointestinal o Hiperdefekasi, lapar, makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali - Muskular o Rasa lemah - Genitourinaria o Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti - Kulit o Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis - Psikis dan saraf o Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik dispneu - Jantung o Hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung - Darah dan limfatik o Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar

Transcript of ringkasan hipertiroid

Page 1: ringkasan hipertiroid

HIPERTIROID

Anamnesis

- Pembesaran leher bagian depan

o Nyeri

o Tanda-tanda penekanan gg. menelan, sesak nafas, suara serak

- Umum

o Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi

obat

- Gastrointestinal

o Hiperdefekasi, lapar, makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali

- Muskular

o Rasa lemah

- Genitourinaria

o Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti

- Kulit

o Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis

- Psikis dan saraf

o Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik dispneu

- Jantung

o Hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung

- Darah dan limfatik

o Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar

- Skelet

o Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang

Pemeriksaan fisik

- Spesifik pada leher :

Inspeksi luka bekas op, massa, warna kulit, distensi vena, deviasi trakea

“Pemberton`s sign Pembesaran kelenjar tiroid pada bagian retrosternal dapat

menyebabkan distensi vena sehingga menyebabkan kesukaran bernafas, terutama

apabila tangan di angkat ke atas.”

Page 2: ringkasan hipertiroid

Palpasi dg gerakan menelan tiroid akan ikut bergerak (ukuran, konsistensi, nyeri, suhu,

metastasis ke kelenjar limfe regional-trakea, mastoid, supraklavikula, servikal leher)

“Klasifikasi Perez”

Derajat 0 : Subjek tanpa gondok

Derajat 1 : Subjek dengan gondok yang dapat diraba (palpable)

Derajat IA : Subjek dengan gondok teraba membesar tetapi tidak terlihat meskipun leher

sudah ditengadahkan maksimal.

Derajat IB : Subjek dengan gondok teraba membesar tetapi terlihat dengan sikap

kepala biasa, artinya leher tidak ditengadahkan.

Derajat 2 : Subjek dengan gondok terlihat (visible)

Derajat 3 : Subjek dengan gondok besar sekali, terlihat dari beberapa cm

Auskultasi bruit, bising pembuluh di daerah gondok yang paling banyak ditemukan pada

gondok toksik (utamanya ditemukan di lobus kanan tiroid-ingat vaskularisasinya)

- Mata Eksoftalmus (eksoftalmometer Herthl)

- Tremor

Page 3: ringkasan hipertiroid

Rencana pemeriksaan penunjang

- Darah rutin

- EKG

- Radiologis mencari metastasis

- T3, T4, TSH

- Histopatologi

Tatalaksana

Prinsip pengobatan hipertiroid tergantung etiologi tiroksikosis, usia pasien, riwayat alamiah

penyakit, tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien, risiko pengobatan dan

sebagainya. Pengobatan dikelompokkan menjadi:

1. Tirostatika (OAT-Obat Anti Tiroid)

Indikasi pemberian OAT adalah :

1.Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang

menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis

2.Sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah

pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif

3.Sebagai persiapan untuk tiroidektomi

4.Untuk pengobatan pada pasien hamil

5.Pasien dengan krisis tiroid

Page 4: ringkasan hipertiroid

a. Propiltiourasil (PTU)

Nama generik : Propiltiourasil

Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)

Indikasi : hipertiroidisme

Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak

boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.

Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg

Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis

dewasa 300 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari,

untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150

mg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et

al, 2006)

Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada

kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.

Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi dari iodin

dan menghambat sintesis tiroksin dan triodothyronin (Lacy, et al, 2006)

Resiko khusus :

Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan

hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati (Lee, 2006).

b. Methimazole

Nama generik : Methimazole

Nama dagang : Tapazole

Indikasi : agent antitiroid

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.

Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg

Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari

(3 x sehari) maksimum 30 mg dalam sehari. Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15

mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.

Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.

Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression,

kehamilan (Lacy, et al, 2006)

Page 5: ringkasan hipertiroid

c. Karbimazole

Nama generik : Karbimazole

Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).

Indikasi : hipertiroidisme

Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan

masa menyusui.

Bentuk sediaan : tablet 5 mg

Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi

5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan. Sebagai blocking replacement regimen,

karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg. Untuk dosis anak

mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.

Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada

kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.

Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan

hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al, 2006).

d. Tiamazole

Nama generik : Tiamazole

Nama dagang di Indonesia : Thyrozol (Merck).

Indikasi : hipertiroidisme terutama untuk pasien muda, persiapan operasi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas

Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg

Dosis dan aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40 mg/hari;

kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari); setelah fungsi tiroid normal

(3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga dosis pemelihara 5 – 10 mg/hari.

Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar ludah.

Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis.

2. Tiroidektomi

Dikerjakan saat pasien eutiroid secara klinis maupun biokimiawi.

Indikasi operasi:

1.Pasien umur muda dengan struma yang besar

2.Pada wanita hamil yang membutuhkan OAT dalam dosis besar

3.Alergi terhadap OAT

Page 6: ringkasan hipertiroid

4.Adenoma toksik atatu struma multinodular toksik

5.Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul.

3. Yodium radioaktif

Kontraindikasi bagi wanita hamil dan anak-anak. Dosis RAI berbeda: ada yang sedikit karena

menghindari hipotiroid, namun ada juga yang diberikan dalam dosis besar untuk mencapai

hipotiroid kemudian pasien diberikan tiroid eksogen. Satu-satunya kontraindikasi : graviditas.

Indikasi pengobatan dengan iodium radioaktif adalah :

1.Pasien umur 35 tahun ke atas

2.Hipertiroidisme yang kambuh setelah operasi

3.Gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT

4.Tidak mampu atau tidak mau dengan pengobatan OAT

5.Adenoma toksik, goiter multinudular toksik

Page 7: ringkasan hipertiroid

Patofisiologi

*note : Maaf berantakan, tp msh bisa dibaca kok ^^V

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan

penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran

normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam

Yang ↑

TH ↑

↓Produksi kalori ↑

O2 ↑

RR ↑

↓ ATP

fatigue

Hipersekresi T3, T4, dan TSI; TSH ↓

↑TSH-R (yg terdapat di fibroblast mata&sel folikel mata)

Merangsang limfosit jar.orbita&otot mata membesar

Eksoftalmus

Jumlah reseptor adrenergik

Respon thd adrenergik berlebih

Biosintesis katekolamin oleh T3

tubuh↑

Intoleran aktivitas, mudah capek

Iodium ↑

Iodium ↑

Gg.nutrisi

gg.integritas jar.mata

iritasi

Glukoneogenesis, lipolisis,glikogenolisis ↑

Suplai nutrisi tdk adekuat

Page 8: ringkasan hipertiroid

folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan

pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat

dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang

“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang

disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran

yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi

cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien

hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini

mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,

berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid

yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar

hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,

sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala

klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon

tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.

Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita

hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang

mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya

tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami

gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah

satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan

reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot

ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

Definisi

- Tirotoksikosis

Manifestasi kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi

- Hipertiroid

Tirotoksikosis yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif

Page 9: ringkasan hipertiroid

Etiologi

Hipertiroid primer

- Penyakit Graves

- Gondok multinodula toksik

- Adenoma toksik

- Obat : yodium berlebih, lithium

- Karsinoma

- Struma ovarii (ektopik)

- Mutasi TSH-r, Gsα

Hipertiroid sekunder

- TSH-secreting tumor chGH

- Tirtoksikosis gestasi (trimester pertama)

- Resistensi hormon tiroid

Prognosis

Dubia ad bonam. Mortalitas krisis tiroid dengan pengobatan adekuat adalah 10-15%

(Rani., et.al.,2006).

Individu dengan tes fungsi tiroid normal-tinggi, hipertiroidisme subklinis, dan

hipertiroidisme klinis akan meningkatkan risiko atrium fibrilasi. Hipertiroidisme juga

berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung (6% dari pasien), yang mungkin

menjadi sekunder untuk atrium fibrilasi atau takikardia yang dimediasi cardiomyopathy.

Gagal jantung biasanya reversibel bila hipertiroidisme diterapi. Pasien dengan hipertiroidisme

juga berisiko untuk hipertensi paru sekunder peningkatan cardiac output dan penurunan

resistensi vaskuler paru. Pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya,

hipertiroidisme meningkatkan risiko kematian (rasio hazard [HR] = 1,57), dan bahkan

mungkin pada pasien tanpa jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko stroke iskemik (HR =

1,44) antara dewasa usia 18 sampai 44 tahun. Hipertiroidisme tidak diobati juga berpengaruh

terhadap kepadatan mineral tulang yang rendah dan meningkatkan risiko fraktur pinggul

(Gandhour and Reust, 2011).

Page 10: ringkasan hipertiroid

Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid

storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani

terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak

terdiagnosis.

Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang

menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak

diobati dapat menyebabkan kematian.

Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati

Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.

Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.