preskas hipertiroid

download preskas hipertiroid

of 29

Transcript of preskas hipertiroid

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    1/29

    STATUS PASIEN

    IDENTITAS PASIEN

    Nama Pasien : Nn. KUmur : 24 tahun

    Alamat : Jln. Pejaten timur, pasar minggu

    Pekerjaan : Pegawai swastaJenis kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    No rekam medis : 2014-541115Ruang rawat : Flamboyan

    Tanggal pemeriksaan : 7 Maret 2014

    A. ANAMNESAAnamnesa dilakukan secara autoanamnesis

    Keluhan utama

    Sesak sejak beberapa hari SMRS

    Keluhan tambahan

    Berdebar-debar, gemetar pada ekstremitas, sulit tidur, leher membesar, mual, nyeri pada ulu

    hati, bengkak pada tungkai

    Riwayat penyakit sekarang

    Pasien wanita usia 24 tahun datang ke RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sesak nafas

    sejak 3 minggu SMRS. Sesak dirasakan semakin berat sejak 2 hari SMRS. Sesak timbul saat

    pasien melakukan aktivitas sehari-hari dan hilang dengan pasien beristirahat. Pasien mengaku

    tidak bisa tidur dengan satu bantal dikarenakan sesak semakin terasa apabila pasien terlentang.

    Pasien juga mengeluhkan jantungnya berdebar-debar setiap kali pasien melakukan aktivitas

    ringan, berdebar dirasakan hilang timbul dan berlangsung cukup lama. Pasien mengatakan sering

    sulit tidur sejak 3 hari SMRS dan selalu gelisah pada saat tidur. Selain itu, pasien juga mengaku

    kedua tangannya sering gemetar tanpa sebab yang jelas, gemetar juga hilang timbul. Keluhan

    lain yang dirasakan pasien adalah adanya perubahan pada leher, leher dilihat membesar, kenyal

    dan tidak nyeri, pasien baru menyadari perubahan tersebut dalam seminggu terakhir. Keluhanlain seperti mual dan nyeri ulu hati juga dikeluhkan oleh pasien. Intake makanan sulit

    dikarenakan setiap makan selalu merasa mual. Pasien juga mengeluhkan bengkak pada kedua

    tungkai sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, bengkak dirasakan semakin membesar hingga

    sampai ke paha, pasien mulai sulit untuk berdiri maupun berjalan. Keluhan seperti batuk, pilek,

    nyeri dada, gangguan BAB dan BAK disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak tidak memiliki

    riwayat alergi, asma maupun jantung.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    2/29

    Riwayat penyakit dahulu

    Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya Riwayat asma brochial - Riwayat alergi - Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit ginjal - Riwayat pengobatan OAT - Riwayat merokok -

    Riwayat Penyakit keluarga

    Pasien mengaku ibu pasien pernah mengalami keluhan seperti ini Riwayat hipertiroid + ( ibu pasien )

    B. STATUS GENERALIS1. Kesadaran : Compos mentis2. Keadaan umum : Sakit sedang3. Tekanan darah : 120/60 mmHg4. Nadi : 95x/menit (iregular kuat cepat)5. Suhu : 36,5 C6. Pernapasan : 28x/menit7. Berat badan : 55 kg8.

    Tinggi badan : 165 cm

    C. ASPEK KEJIWAAN1. Tingkah laku : dalam batas normal2. Proses piker : dalam batas normal3. Kecerdasan : dalam batas normal

    D.

    PEMERIKSAAN FISIK Kepala

    1. Bentuk : normochepal2. Posisi : simetris

    Mata1. Exophthalmus : Ada

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    3/29

    2. Enopthalmus : Tidak ada3. Edema kelopak : Tidak ada4. Konjungtiva anemin : -/-5. Sklera ikterik : -/-6. Refleks : langsung +/+ tidak langsung +/+

    Telinga1. Pendengaran : Baik2. Darah & cairan : -

    Mulut1. Trismus : Tidak ada2. Faring : Dalam batas normal3. Lidah : Tidak deviasi4. Uvula : Tidak deviasi5. Tonsil : T1-T1

    Leher1. Trakea : Tidak deviasi2. Kelenjar tiroid : Terdapat pembesaran3. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran4. JVP : Meningkat

    Paru-paru1. Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri, ukuran normal diameter

    anteroposterior 2:1 pergerakan nafas dalam keadaan statis dan

    dinamis simetris kanan dan kiri

    2. Palpasi : Fremitus taktil dan vocal positif3. Perkusi : Terdengar sonor pada seluruh lapang paru4. Auskultasi : Suara dasar napas vesicular +/+, Rh -/- , Wh -/- Jantung1. Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak2.

    Palpasi : Iktus cordis teraba

    3. Perkusi : Batas jantung normal4. Auskultasi : Bunyi jantung I-II iregular, gallop (-) murmur (-) Abdomen1. Inspeksi : Datar2. Auskultasi : Bising usus (+) normal

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    4/29

    3. Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen4. Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+) hepar dan lien tidak teraba, pulsasi

    aorta abdominalis (+)

    EkstremitasLengan Kanan Kiri

    Tonus otot Normal Normal

    Massa otot Normal Normal

    Sendi Normal Normal

    Gerakan Normal Normal

    Kekuatan 5 5

    Tungkai kaki Kanan Kiri

    Tonus otot Normal Normal

    Massa otot Normal Normal

    Sendi Normal NormalGerakan Normal Normal

    Kekuatan 5 5

    Akral hangat, terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah

    Pemeriksaan penunjangLaboratorium (28-02-2014)

    Hemoglobin 12,9 g/dl

    Hematokrit 40%Leukosit 10.100

    Trombosit 261.000/ul

    Hitung jenis

    Basofil 2%

    Eosinofil 0%

    Neutrofil batang 2%

    Neutrofil segmen 48%

    Limfosit 31%

    Monosit 17%

    Kimia Klinik

    SGOT ( AST ) 44 u/L

    SGPT ( ALT ) 49 u/L

    Ureum darah 37 mg/dLKreatinin darah 0,8 mg/dL

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    5/29

    Laboratorium (01-03-2014)

    CK 32CK-MB 22

    TROPONIN-T

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    6/29

    Penatalaksanaan di bangsal flamboyant

    PTU 3x2 Propanolol3x10 Alprazolam 1x0,25 Ondancentron 2x1 Ranitidin 2x1 Dexamethason 2x1 Lasix 1 amp

    I. PROGNOSIS Ad vitam : ad bonam Ad functionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    7/29

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFINISI

    Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan kadar hormon

    tiroid bebas dalam sirkulasi darah. Keadaan ini ditandai oleh kegelisahan, penurunan berat

    badan, hiperfagia, intoleransi panas, peningkatan denyut dan tekanan jantung, tremor halus bila

    jari diluruskan, kulit hangat dan lembut, berkeringat, BMR dari +10 sampaisetinggi +100. Krisis

    tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling beratdan mengancam jiwa.

    Keadaan ini timbul pada pasien dengan penyakit Graves atau Strumamultinodular toksik dan

    berhubungan dengan faktor pencetus seperti infeksi, operasi, trauma,zat kontras beriodium,

    hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,ketoasidosis diabetikum,

    tromboemboli paru atau palpasi tiroid yang terlalu kuat. Lebih 90%kasus hipertiroid disebabkan

    oleh penyakit Graves (struma difusa toksik) dan nodul tiroidtoksik. Dokter dari Irlandia yaitu Dr.

    James Robert Graves mendeskripsikan penyakit Graves sebagai kasus pembesaran kelenjar tiroid

    dengan eksoftalmus

    EPIDEMIOLOGI

    Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid amat bervariasi dari berbagai

    klinik. Prevalensi hipertiroidisme adalah 10 kali lebih sering pada wanita disbanding laki-laki,

    namun cenderung lebih parah pada laki-laki. Perbandingan wanita dan laki-lakiyang didapat di

    RSUP Palembang adalah 3:1, di RSCM Jakarta adalah 6:1, di RS Dr.Soetomo 8:1 dan di RSHS

    Bandung 10:1. Sedangkan distribusi menurut umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah

    usia 21-40 tahun (41.73%) tetapi menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30-40 tahun.

    Hipertirod merupakan penyakit yang relatif jarang terjadi pada masa anak, namun kejadiannya

    semakin meningkat pada usia remaja dan dewasa. Beberapa pustaka di luar negeri menyebutkan

    insidennya pada masa anak secara keseluruhan diperkirakan 1/100.000 anak per tahun. Secarakeseluruhan insiden hipertiroid pada anak jumlahnya kecil sekali atau diperkirakan hanya 5-6%

    dari keseluruhan penderita penyakit Graves. Hipertiroid juga memiliki komponen herediter yang

    kuat.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    8/29

    ANATOMI KELENJAR TIROID

    Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leher. Kelenjar ini memliki dua bagian

    lobus yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3, masing-masing

    berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan berat sekitar 10-

    20 gram(1)

    . Berat kelenjar tiroid dipengaruhi berat badan dan masukan yodium. Struktur ismus

    atau isthmus yang dalam bahasa Latin artinya penyempitan, merupakan struktur yang

    menghubungkan lobus kiri dan kanan, dan berukuran sekitar 1,25 cm.

    Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar tiroid pada fascia pratrakea sehingga pada

    setiap gerakan menelan akan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar ke arah kranial yang

    merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid,

    sepasang kelenjar paratiroid menempel di belakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi dilobus medius. Nervus laringeus rekuren berjalan di sepanjang trakea di belakang tiroid.

    Vaskularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik. A. tiroidea superior berasal dari a.

    karotis komunis atau a. karotis eksterna, a. tiroidea inferiordari a. subklavia dan a. tiroid ima

    berasal dari a. brakiosefalik salah satu cabang arkus aorta. Sistem vena berasal dari pleksus

    perifolikular yang menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior.

    Dalam keadaan hipertiroidisme, aliran darah ke kelenjar tiroid akan meningkat sehingga dengan

    stetoskop akan terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar.

    Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan pleksus

    trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus pralaring yang tepat berada di atas ismus

    menuju ke kelenjar getah bening brakiosefalik dan sebagian ada yang langsung ke duktus

    torasikus. Hubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang

    berasal dari kelenjar tiroid.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    9/29

    FISIOLOGI HORMON TIROID

    Biosintesis Hormon Tiroid

    Proses biosintesis hormon tiroid secara skematis dapat dilihat dalam beberapa tahap :

    Tahap trapping Tahap oksidasi Tahap coupling Tahap penimbunan / storage Tahap proteolisis Tahap deiodinasi Tahap pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid

    A. Tahap trappingTahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pompa iodida dari darah ke dalam sel

    dan folikel kelenjar tiroid secara transport aktif. Membran basal sel tiroid memompakan iodida

    masuk ke dalam sel yang disebut dengan penjeratan iodida (iodide traping). Iodida (I-) bersama

    dengan Na+

    diserap oleh transporter yang terletak di membran plasma basal sel folikel. Protein

    transporter ini disebutsodium iodide symporter(NIS), berada di membran basal dan kegiatannya

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    10/29

    tergantung adanya energi, membutuhkan O2 yang didapat dari ATP. Proses ini distimulasi oleh

    TSH sehingga mampu meningkatkan konsentrasi yodium intrasel 100-500 kali lebih tinggi

    dibanding kadar ekstrasel. Setelah itu Na+

    dipompakan ke interstitium oleh Na+

    - K+ ATPase.

    Hal ini dipengaruhi juga oleh tersedianya yodium dan aktivitas tiroid. Beberapa bahan seperti

    tiosianat (SCN-) dan perklorat (ClO4

    -) akan menghambat proses ini. Tiroglobulin (Tg)

    merupakan satu glikoprotein yang disintesis di retikulum endolasmik tiroid dan glikosilasinya

    diselesaikan di aparat Golgi. Glikoprotein ini terbentuk dari dua subunit dan memiliki berat

    molekul 660.000 Da. Molekul ini juga mengandung 123 residu tirosin tetapi hanya empat sampai

    delapan dari residu ini yang secara normal bergabung menjadi hormon tiroid.

    B. Tahap oksidasiTahap berikutnya adalah oksidasi ion iodida (I-) menjadi yodium (I) oleh enzim

    peroksidase yaitu tiroperoksidase (TPO). Proses yang berlaku di apeks sel folikel kelenjar tiroid

    ini melibatkan iodida, tirogloblin (Tg), TPO dan hidrogen peroksida (H2O2). Produksi H2O2

    membutuhkan kalsium, NADPH dan NADPH oksidase. Iodida dioksidasi oleh H2O2 dan TPO

    dan selanjutnya menempel pada residu tirosin yang ada dalam rantai peptida Tg, membentuk 3-

    monoiodotirosin (MIT) atau 3,5-diiodotirosin (DIT).

    C. Tahap couplingDua molekul DIT (masih berada dan merupakan bagian dari Tg) menggabung menjadi T 4

    melalui proses kondensasi oksidatif dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari molekul yang

    membentuk cincin luar. Dua molekul DIT ini menggabung menjadi T4 dengan cara

    menggabungkan grup diiodofenil DIT, donor, dengan DIT akseptor dengan perantaraan diphenyl

    ether link. Dengan cara yang sama dibentuk T3 dari donor MIT dengan akseptor DIT.

    Tiroperoksidase (TPO) berperan dalam penggabungan serta iodinasi. Sejumlah kecil r T3 juga

    terbentuk, mungkin melalui kondensasi DIT dengan MIT. Dalam tiroid manusia normal,

    distribusi rata-rata senyawa beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4 dan 7% T3.rT3 dan

    komponen lain terdapat hanya dalam jumlah yang sangat sedikit.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    11/29

    D. Tahap penimbunan / storageSetelah pembentukan hormon selesai, Tg disimpan di ekstrasel yaitu di lumen folikel

    tiroid (koloid). Umumnya sepertiga iodium disimpan sebagai T3 dan T4dan sisanya dalam MIT

    dan DIT. Bahan koloid yang ada dalam lumen sebagian besar terdiri dari Tg. Koloid merupakan

    tempat untuk menyimpan hormon maupun iodium yang akan dikeluarkan apabila dibutuhkan.

    E. Tahap proteolisisHormon T4 dan T3 akan dilepaskan dari Tg melalui proses proteolisis. Proses ini dimulai

    dengan terbentuknya vesikel endositotik di ujung vili ( atas pengaruh TSH berubah menjadi tetes

    koloid) dan digesti Tg oleh enzim endosom dan lisosom. Enzim proteolitik utama adalah

    endopeptidase katepsin C, B dan L dan beberapa eksopeptidase. Hasil akhirnya adalah

    dilepaskan T4 dan T3bebas ke sirkulasi sedangkan Tg-MIT dan Tg-DIT tidak dikeluarkan tetapi

    mengalami deiodinasi oleh iodotirosin deiodinase.

    F. Tahap deiodinasiKira-kira dari tirosin yang teriodinasi (Tg-MIT dan Tg-DIT) tidak pernah menjadi

    hormon tiroid. Iodium dalam MIT dan DIT ini akan dilepas kembali oleh enzim iodotirosin

    deiodinase untuk membuat hormon tiroid tambahan. Pada penderita yang tidak mempunyai

    iodotirosin deiodinase secara kongenital, MIT dan DIT dapat ditemukan di dalam urin dan

    terdapat gejala defisiensi iodium.

    G. Tahap pengeluaran hormon dari kelenjar tiroidCara keluarnya hormon tiroid dari tempat penyimpanannya belum diketahui secara

    sempurna, tetapi jelas diepngaruhi TSH. Hormon ini melewati membran basal, fenestra sel

    kapiler kemudian ditangkap oleh pembawanya dalam sistem sirkulasi yaitu thyroid binding

    protein.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    12/29

    Transportasi Hormon

    Kadar T4plasma total dewasa normal adalah sekitar 103 nmol/L dan kadar T3 plasma

    adalah sekitar 2,3 nmol/L. T3 dan T4 dalam jumlah besar terikat pada protein plasma. Hormon

    tiroid bebas dalam plasma secara fisiologis aktif dan menghambat sekresi TSH oleh hipofisis.

    Protein plasma yang mengikat hormon tiroid adalah albumin yang juga dikenal sebagai

    thyroxine-binding prealbumin (TBPA) dan sekarang diberi nama transtiretin; dan suatu globulin

    yaitu globulin pengikat tiroksin (thyroxine-binding globulin, TBG). Sebagian besar T4 dalam

    sirkulasi terikat pada TBG dan dalam jumlah yang lebih kecil terikat pada transtiretin dan

    albumin. Waktu paruh transtiretin adalah dua hari, TBG 5 hari dan albumin 13 hari. Secara

    normal 99.98% T4dalam plasma terikat dan waktu paruh biologiknya panjang (sekitar 6-7 hari).

    T3 tidak terlalu terikat, 99,8% terikat pada protein, 46% pada TBG dan sebagian besar sisanya

    pada albumin, dengan pengikatan pada transtiretin sangat sedikit. Pengikatan T3 yang lebih

    sedikit ini berkorelasi dengan kenyataan bahwa T3 memiliki waktu paruh yang lebih singkat

    daripada T4dan bahwa kerjanya pada jaringan jauh lebih cepat.

    Pengaturan Faal Kelenjar Tiroid

    Ada tiga dasar pengaturan faal tiroid yaitu :

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    13/29

    1. Autoregulasi2. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)3. Thyrotrophin Releasing Hormone (TRH)

    AutoregulasiProses tangkapan iodium, sintesis Tg, proses iodinasi di apeks serta preses endositosis

    dipengaruhi oleh jenuhnya iodium intrasel. Dalam hal ini akan dibentuk yodolipids atau

    yodolakton yang berpengaruh atas generasi H2O2yang mempengaruhi keempat proses tersebut.

    Pemberian yodium dalam jumlah yang banyak dan akut menyebabkan terbentuknya yodolipid

    dalam jumlah yang banyak yang berakibat uptake yodium dan sintesis hormon berkurang,

    dikenal sebagai efek Wolff-Chaikoff. Efek ini bersifat self-limiting.

    ThyroidStimulatingHormone(TSH)TSH disintesis oleh sel tirotrop hipofisis anterior. Efek pada tiroid akan terjadi dengan

    ikatan TSH dengan reseptor TSH (TSHr) di membran folikel. Sinyal selanjutnya terjadi lewat

    protein G (khusus Gsa). dari sinilah terjadi perangsangan protein kinase A oleh cAMP untuk

    ekspresi gen yang penting untuk fungsi tiroid seperti pompa yodium, Tg, pertumbuhan sel tiroid

    dan TPO. Efek klinisnya terlihat sebagai perubahan morfologi sel, naiknya produksi hormon,

    folikel dan vaskularitasnya bertambah oleh pembentukan gondok dan peningkatan metabolisme.

    Pada penyakit Graves, TSHr ditempati dan dirangsang oleh imunoglobulin, antibodi-anti-TSH

    (TSI = thyroid stimulating immunoglobulin)

    Thyrotrophin Releasing Hormone (TRH)Hormon ini merupakan suatu tripeptida, dapat disintesis oleh neuron yang korpusnya

    berada di nukleus paraventrikularis (PVN). TRH ini melewati median eminence, tempat ia

    disimpan dan dikeluarkan lewat sistem hipotalamohipofiseal ke sel tirotrop hipofisis. AkibatnyaTSH meningkat. Sekresi hormon hipotalamus dihambat oleh hormon tiroid (mekanisme umpan

    balik), TSH, dopamin, hormon korteks adrenal dan somatostatin, serta stres dan sakit berat.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    14/29

    Hubungan Kelenjar Tiroid Dengan Beberapa Kelenjar Endokrin Lain

    A. Korteks adrenalKortikosteroid dan adenocorticotropin hormone (ACTH) menghambat tiroid dengan cara

    meningkatkan klirens yodium dan menhambat TSH hipofisis.

    B. Medula adrenalBanyak gejala klinis hipertiroidisme yang dihubungkan dengan peningkatan sensitiasi

    jaringan terhadap efek katekolamin dan bukannya dengan produksi katekolamin yang tinggi.

    C. GonadKadar tiroid normal diperlukan sekali untuk pengeluaran LH hipofisis, menstruasi

    ovulatoar, fertilitas dan kehidupan fetus. Kebanyakan hormon tiroid akan menghambat

    menarche, meningkatkan infertilitas dan kematian fetus.

    Efek Metabolik Hormon Tiroid

    Hormon tiroid merupakan hormon yang dibutuhkan oleh hampir semua proses tubuh termasuk

    proses metabolisme, sehingga perubahan hiper atau hipotiroidisme berpengaruh atas berbagai

    peristiwa. Efek metaboliknya antara lain adalah :

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    15/29

    1. Termoregulasi dan kalorigenik

    2. Metabolisme protein. Dalam dosis fisiologisnya kerjanya bersifat anabolik tetapi dalamdosis besar bersifat katabolik.

    3. Metabolisme karbohidrat. Bersifat diabeto-genik karena resorpsi intestinal meningkat,cadangan glikogen hati menurun, glikogen otot menurun dan degradasi insulin

    meningkat. Pada hipertiroidisme, kadar glukosa plasma meningkat cepat setelah makan

    makanan yang mengandung karbohidrat, kadang-kadang melebihi ambang ginjal namun

    kadar ini turun kembali dengan cepat.

    4. Metabolisme lipid. Meski T4 mempercepat sintesis kolesterol tetapi proses degradasikolesterol dan eksresinya lewat empedu jauh lebih cepat sehingga pada hiperfungsi tiroid

    akan menyebabkan nilai kolesterol rendah. Penurunan konsentrasi kolesterol plasma

    disebabkan oleh peningkatan pembentukan reseptop LDL di hati.

    5. Vitamin A. konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormon tiroid.Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia, kulit kekuningan.

    6. Efek kalorigenik. T4 dan T3 meningkatkan konsumsi O2 hampir pada semua jaringankecuali otak, testi, limpa dan hipofisis anterior. Beberapa efek kalorigenik hormon tiroid

    disebabkan oleh metabolisme asam lemak yang dimobilisasi oleh hormon-hormon ini.

    Bila masukan makanan tidak meningkat, protein endogen dan simpanan lemak akan

    diuraikan sehingga berat badan menurun.

    7. Lain-lain : gangguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktusgastrointestinal meningkat sehingga terjadi diare, gangguan faal hati, anemia defisiensi

    Fe dan hipertiroidisme.

    Efek Fisiologik Hormon Tiroid

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    16/29

    Efeknya membutuhkan waktu bebrapa jam sampai hari. Efek genomnya menghasilkan panas

    dan konsumsi O2meningkat, pertumbuhan, maturasi otak dan susunan saraf yang melibatkan

    Na+K

    +ATPase sebagian lagi karena reseptor beta adrenegik yang bertambah.

    1. Pertumbuhan fetusSebelum minggu ke-11 hormon tiroid dan TSH fetus belum bekerja. Hormon tiroid

    bebas yang masuk ke placenta amat sedikit karena diinaktivasi di plasenta. Meski

    amat sedikit krusial, tidak adanya hormon yang cukup akan menyebabkan lahirnya

    bayi kretin (retardasi mental).

    2. Konsumsi O2,panas dan pembentukan radikal bebas.Kejadian ini dirangsang oleh T3lewat Na

    +K

    +ATPase di semua jaringan kecuali otak,

    testis dan limpa. Metabolisme basal meningkat. Hormon tiroid menurunkan kadar

    superoksida dismutase hingga radikal bebas anion superoksida meningkat.

    3. Efek pada jantungT3 akan menstimulasi transkripsi miosin dan mengakibatkan kontraksi otot miokard

    menguat. Selain itu juga ada reaksi antara hormon tiroid, katekolamin dan sistem

    saraf simpatis yang akan mempengaruhi fungsi jantung dan juga perubahan

    hemodinamika dan peningkatan curah jantung yang disebabkan peningkatan umum

    metabolisme. Hormon tiroid meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor adrenegik-

    pada jantung dan dengan demikian akan meningkatkan kepekaannya terhadap efek

    inotropik dan kronotropik katekolamin.

    4. Efek pada sistem sarafPada hipotiroidisme proses mental melambat dan kadar protein cairan serebrospinal

    meningkat. Hormon tiroid memulihkan perubahan-perubahan tersebut dan dosis besarmenyebabkan proses mental bertambah cepat, iritabilitas, dan kegelisahan. Secara

    keseluruhan aliran darah serebral serta konsumsi glukosa dan O2 oleh otak adalah

    normal, baik pada orang dewasa yang mengalami hipo dan hipertiroidisme. Namun

    hormon tiroid masuk ke dalam otak dan ditemukan di substansia grisea pada beberapa

    tempat yang berbeda. Selain itu, otak mengubah T4 menjadi T3. Sebagian efek

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    17/29

    hormon tiroid pada otak mungkin disebabkan oleh peningkatan responsivitas terhadap

    katekolamin, dengan konsekuensi peningkatan sistem pengaktifan retikular (reticular

    activating system). Defisiensi hormon tiroid yang terjadi selama masa perkembangan

    akan menyebabkan retardasi mental, kekakuan motorik dan mutisme-ketulian.

    5. Hubungan dengan katekolaminKerja hormon tiroid berhubungan sangat erat dengan katekolamin norepinefrin dan

    epinefrin. Epinefrin meningkatkan taraf metabolisme, merangsang sistem saraf dan

    menimbulkan efek kardiovaskuler. Norepinefrin secara umum mempunyai efek

    serupa. Meskipun katekolamin plasma normal pada hipertiroidisme, efek

    kardiovaskuler, gemetar, dan berkeringat yang disebabkan oleh hormon tiroid dapat

    dikurangi atau dihilangkan dengan simpatektomi.

    6. Efek gastrointestinalPada hipertiroidisme, motilitas usu meningkat. Kadang-kadang dapat menimbulkan

    diare. Pada hipotiroidisme terjadi obstipasi dan transit lambung melambat.

    7. Efek pada otot rangkaPada sebagian besar penderita hipertiroidisme terjadi kelemahan otot (miopati

    tirotoksisitas), dan bila hipertiroidismenya berat dan berkepanjangan, miopati yang

    terjadi mungkin parah. Kelemahan otot mungkin sebagian disebabkan oleh

    peningkatan katabolisme protein.

    PATOFISIOLOGI

    Kira- kira 90% tirotoksikosis karena penyakit Graves, sisanya karena gondokmultinoduler toksik (morbus Plummer) dan adenoma toksik (morbus Goetsch). Ciri-ciri penyakit

    Graves adalah hipertiroidisme, optalmopati dan struma difus. Rokok ternyata faktor risiko

    penyakit Graves pada wanita tetapi tidak pada pria.

    1. Penyebab Utama

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    18/29

    Penyakit Graves Gondok multinoduler toksik Adenoma toksik

    2. Penyebab Lain Tiroiditis Penyakit troboblastis Ambilan hormon tiroid secara berlebihan Pemakaian yodium yang berlebihan Kanker hipofisis Obat-obatan seperti Amiodarone

    Penyakit Graves

    Penyakit Graves adalah penyakit autoimun di mana tubuh menghasilkan antibodi pada

    TSHr. Antibodi ini menyebabkan hipertiroidisme karena berikatan dengan TSHr dan

    menstimulasi pembentukan T4 dan T3 yang sangat banyak. Hal ini membuat timbulnya gejala

    klinik pada hipertiroidisme dan pembesaran kelenjar (gondok). Penyakit Graves terdiri dari satu

    atau lebih dari hal-hal ini :

    Tirotoksikosis Goiter Oftalmopati (eksoftalmus)

    Pada penyakit Graves, limfosit T disensitisasi terhadap antigen dalam kelenjar tiroid dan

    merangsang limfosit B untuk mensintesis antibodi terhadap antigen-antigen ini. Satu daripada

    antibodi ini bisa ditunjukkan terhadap tempat reseptor TSH pada membran sel tiroid dan

    mempunyai kemampuan untuk mengganggu pertumbuhan dan fungsi, yaitu (TSH-R [stim] Ab).

    Beberapa faktor yang mendorong respons imun pada penyakit Graves ialah kehamilan(khususnya pada masa nifas), kelebihan iodida (khusus di daerah defisiensi iodida di mana

    kekurangan iodida dapat menutupi penyakit Graves laten pada pemeriksaan), infeksi bakteri atau

    viral dan penghentian glukokortikoid.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    19/29

    Tipe-tipe antibodi pada TSHr

    1. Thyroid stimulating immunoglobulin (TSI). Antibodi ini terutama IgG bekerjasebagai Long Acting Thyroid Stimulants (LATS), mengaktifkan sel secara lebih lama

    dan lambat daripada TSH, yang akan meningkatkan produksi dari hormon tiroid.

    2. Thyroid growth immunoglobulin (TGI). Antibodi ini berikatan langsung denganTSHr dan telah melibatkan pertumbuhan sel tiroid.

    3. Thyrotrophin binding-inhibiting immunoglobulin (TBII). Antibodi ini menghambatTSH dengan reseptornya.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    20/29

    Patogenesis oftalmopati dapat melibatkan limfosit sitotoksik dan antibodi sitotoksik

    tersensitasi oleh antigen yang umum pada fibroblas orbita dan jaringan tiroid. Sitokin yang

    berasal dari limfosit yang tersensitasi ini dapat menyebabkan peradangan pada fibroblas orbita

    dan miositis orbita, berakibat pembengkakan otot-otot orbita, protopsi bola mata dan diplopia

    sebagaimana juga menimbulkan kemerahan, kongesti serta edema konjungtiva dan periorbita.

    Kulit normal mengandung bermacam protein yang bergabung dengan polisakarida, asam

    hialuronik dan asam kondroitin sulfat. Pada hipotiroidisme senyawa-senyawa ini menumpuk,

    meningkatkan retensi air dan menyebabkan edema kulit yang khas (myxedema). Bila diberi

    hormon tiroid, protein akan terurai dan timbul diuresis sampai myxedema hilang.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    21/29

    MANIFESTASI KLINIS

    SISTEM GEJALA

    Umum Tidak tahan udara panas, hiperkinetik, cepat

    lelah, berat badan menurun

    Gastrointestinal Kerap BAB, lapar, makan banyak, haus,

    muntah

    Muskular Rasa lemah

    Urogenital Oligomenore, amenore, libido menurun,

    infertile

    Kulit Rambut rontok, berkeringat, silky hair dan

    onikolisis

    Psikis dan saraf Labil, iritabel, tremor halus, anxietas

    Jantung Dispnea, hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal

    jantung

    Tulang Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan

    nyeri tulang

    Test khusus:

    Pumbertons sign : Mengangkat kedua tangan ke atas, muka menjadi merah. Tremor sign : Tangan keliatan gemetaran, jika tremor halus, diperiksa dengan

    meletak sehelai kertas di atas tangan.

    Pemeriksaan oftalmopati :

    Test Cara pemeriksaan dan hasil

    Joffroy sign Tidak bisa mengangkat alis dan mengerutkan

    dahi

    Von Stelwag Mata jarang berkedip

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    22/29

    Von Grave Melihat ke bawah, palpebra superior

    tidakdapat mengikuti bulbus okuli sehingga

    antara palpebra superior dan cornea terlihat

    jelas sklera bahagian atas

    Rosenbach sign Memejam mata, tremor dari palpebra ketika

    mata tertutup

    Moebius sign Mengarahkan jari telunjuk mendekati mata

    pasien di medial, pasien sukar mengadakan

    dan mempertahankan konvergensi

    Exopthalmus Mata kelihatan menonjol keluar

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :

    Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan

    memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau

    kelenjar tiroid.

    Fungsi tiroido BMR : (0.74 x Nadi) + (0.74 x tek nadi)72%o PBI : 48 mg%o Serum kolesterol : Normal 150300 mg%o Free Tiroksin index : T3, T4, fT3, fT4.o Hitung kadar T4, TSH, T3, FT4 dan FT3

    USG kelenjar tiroid.o Dilakukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang secara

    klinis belum dapat dipalpasi. Di samping itu, dapat dipakai untuk membedakan

    nodul yang padat atau kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam

    tindakan biopsy aspirasi jarum halus.

    Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    23/29

    o Memakai uptake I131yang didistribusikan ke tiroid untuk menentukan fungsitiroid.

    o Normal: uptake 15-40 % dalam 24 jam.o Bila uptake > normal disebut hot area, sedangkan jika uptake < normal disebut

    cold area (pada neoplasma).

    Radiologi Biopsi jarum halus

    o Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum halus. Carapemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis suspek maligna ataupun

    benign.

    DIAGNOSIS

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    24/29

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Karsinoma tiroido Berdasarkan anamnesis, struma yang mengarah pada keganasan umumnya

    tumbuh besar dalam waktu cepat (kurang dari sebulan), tanda kompresi trakea

    (batuk, dispnea, disfagia, disfonia, dan suara serak), terdapat kecurigaan

    metastasis (nyeri tulang atau batuk yang tidak sembuh dengan obat warung),

    riwayat radiasi daerah kepala, umur sangat tua atau sangat muda, serta riwayat

    karsinoma medular tiroid atau neoplasia endokrin multipel pada keluarga.

    o Berdasarkan pemeriksaan fisis kecurigaan keganasan didapat dari adanya nodulyang sangat keras, unilateral, batasnya tidak tegas, limfadenopati regional,

    paralisis pita suara pada laringoskopi, serta diameter nodul yang lebih dari 4 cm.

    o Berdasarkan pemeriksaan penunjang, pada USG didapatkan nodul biasanya padat,tanpa halo. Pemeriksaan biopsi jarum halus juga dilakukan dengan kecurigaan

    keganasan. Pada metode pemeriksaan Termografi, hasilnya disebut panas (ganas)

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    25/29

    apabila perbedaan panas dengan sekitarnya >0,9O.

    Pemeriksaan ini paling sensitif

    dan spesifik. Petanda tumor juga bisa digunakan sebangai penunjang diagnosa

    keganasan, dengan rata-rata Tg adalah 424ng/ml.

    o Pada penegakan diagnosa keganasan, menurut Gobien, ketepatan diagnosagabungan biopsi, USG dan sidik tiroid adalah 98%.

    2. Goiter nodular toksiko Berdasarkan anamnesis,pasien merasa lemah, terjadi penurunan berat badan serta

    pengecilan otot. Manifestasi penyakit ini lebih lambat dan klinisnya lebih ringan

    berbanding penyakit Graves.

    o Berdasarkan pemeriksaan fisik, bisa terdapat eksoftalmus, pelebaran fisurapalpebra, dan kurangnya kedipan mata akibat aktivitas simpatis yang berlebihan,

    meskipun demikian, tidak ada manifestasi dramatis oftalmopati infiltrative seperti

    pada penyakit Graves. Adanya pembesaran kelenjar dengan perabaan nodul.

    o Pada pemeriksaan laboratorium , kadar T4,T3 meningkat, kadar TSH serumrendah.

    PENATALAKSANAAN

    1. KonservatifTata laksana penyakit Graves :

    Non Medikamentosa : Diet 2000 kalori per hari (TKTP) Medikamentosa :

    Indikasi :

    - Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapat remisi yang menetap. Pada pasienmuda dengan struma ringan sampai sedang.

    - Rekurensi pasca bedah- Pada persiapan operasi tiroidektomi- Struma residif- Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3, pasien tua- Pasien dengan krisis tiroid

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    26/29

    A. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl.

    B. Struma toksik :

    Bed rest Obat antitiroid:

    o Karbimazol 30-60mg/hari, Metimazol 30-60mg/hari, PTU 300-600mg/hari.o PTU 100-200 mg (propylthiouracil) :

    PTU merupakan obat anti-tiroid, dimana bekerjanya dengan prevensi pada sintesis dan

    akhir dari tiroksin. Obat ini bekerja mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan dosis 3 x 100

    mg/hari tiap 8 jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid dilanjutkan dengan dosis

    maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18 bulan.

    Terapi radioiodineo Menggunakan Iodium (I131) dengan dosis 5-12 mCi, peroral. Dosis ini dapat

    mengendalikan tirotoksikosis dalam 3 bulan, namun sepertiga pasien menjadi

    hipotiroid pada tahun pertama. . Indikasi pengobatan dengan iodium radioaktif

    pada :

    Pasien 35 tahun atau lebih Hipertiroidisme yang kambuh sesudah operasi Gagal remisi dengan obat antitiroid Tidak mampu atau menolak rawatan dengan antitiroid Adenoma toksik, goiter multinoduler toksik.

    2. Surgical

    Indikasi operasi adalah:

    Pasien muda dengan struma besar yang tidak berespon pada obat antitiroid Pada wanita hamil (trimester ke-2) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar Alergi obat antitiroid, yodium radioaktif Penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    27/29

    Tindakan operasi:

    Isthmulobectomy , mengangkat isthmus Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagian kiri. Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan

    sebaliknya.

    RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisiyang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories, v. jugularis eksterna dan interna,

    m. sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis

    KOMPLIKASI

    Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tiroid (thyroid

    storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi,

    selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.

    Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan

    takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (41C/106F), dan apabila tidak diobati akan

    menyebabkan kematian(8)

    .

    Kriteria diagnostik untuk krisis tiroid( Burch-Wartofsky)

    Temperature

    99 - 100 5

    100 - 101 10

    101 - 102 15

    102 - 103 20

    103 - 104 25

    > 104 30

    Cardiovascular dysfunction

    Tachycardia

    90 - 110 5

    110 - 120 10120 - 130 15

    130 - 140 20

    > 140 25

    Congestive heart failure

    Absent 0

    Mild CHF 5

    Moderate CHF 10

    Severe CHF 15

    Atrial fibrillation 10

    Central nervous system effects

    Absent 0

    Mild (agitation) 10

    Moderate (delirium) 20

    Severe (seizure, coma) 30

    Gastrointestinal effects

    Absent 0

    Moderate (V, D & abd.pain) 10

    Severe (jaundice) 20

    Precipitant history Negative 0

    Positive 10

    Likelihood of thyroid storm

    > 45 = Highly suggestive

    25 - 44 = Suggestive

    < 25 = Unlikely

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    28/29

    Pengobatan Krisis Tiroid

    1. Secara umum diberikan cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl dan cairanlain) dan kalori (glukosa), vitamin, oksigen, kalau perlu sedasi, kompres es.

    2. Pemberian hidrokortison dosis stress 100 mg tiap 8 jam atau deksametason 2 mg tiap 6jam (kerana adanya defisiensi steroid relatif akibat hipermetabolisme dan menghambat

    konversi perifer T4.

    3. Untuk antipiretik, digunakan asetominofen, bukan aspirin. Aspirin akan melepas ikatanprotein-hormon tiroid hinggafree-hormonmeningkat

    4. Mengobati faktor pencetus, seperti infeksi.5. Mengkoreksi hipertiroid dengan cepat:

    a.

    Memblok sintesis hormon baru; PTU dosis besar (loading dose 600-1000mg)diikuti dosis 200mg PTU tiap 4 jam dengan dosis sehari total 1000-1500mg

    b. Memblok cikal bakalnya hormon dengan Lugol 10 tetes setiap 6-8.c. Menghambat konversi perifer dari T4 menjadi T3 dengan propanolol, opiat, B-

    blocker dan atau kortikosteroid

    PROGNOSIS

    Penyakit ini bermula secara bertahap, progresif, kecuali ditangani. Jika tidak ditanganidengan baik, komplikasi yang serius bisa terjadi termasuklah fraktur tulang, kecacatan waktu

    lahir, dan aborsi. Pada kondisi yang parah seperti krisis tiroid, menyebabkan gangguan

    neurologis yang berat dan progresif, yang akhirnya bisa koma. Jika tidak diobati dengan baik,

    penyakit Graves ini bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Remisi bisa terjadi jika terdapat

    faktor autoimun pada pasien. Prognosis juga bergantung pada durasi dan keparahan penyakit

    sebelum diobati. Peluang bagi mencegah hipertiroid yang rekuren adalah sangat tinggi dengan

    tindakan tiroidektomi total.

  • 8/12/2019 preskas hipertiroid

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sudoyo A. Setiyohadi B, Alwi I, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009

    2. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Faucu, Kasper : Harrissons Principles ofInternal Medicine, Olume 2, 13

    thEdition, McGraw-Hill, 1994.

    3. Stoppler, M.C.2010. Graves Disease. Available from : http://www.emedicinehealth/[Accesed on 6 Juni 2012]

    4. Rasenack J. Graves Disease. 4thEdition, Falk Foundation, Germany, 1996.5. Wasripin, 2007. Pemeriksaan CT SCAN THORAX Pada Kasus Struma. Makalah pada

    Seminar Persatuan Ahli Radiografi Indonesia, 18-20 Mei 2007. Denpasar Bali

    6. Berkow R, Fletcher AJ. The Merck Manual, Jilid II, Edisi 16, Binarupa Aksara, 1999.