Etiologi hipertiroid

28
Etiologi hipertiroid 1. Infeksi 2. Perokok 3. Terpajan olen iodine yang berlebih 4. stress Patofisiologi Hipertiroid Hipertiroid merupakan keadaan dimana terjadi hipersekresi T3, T4 dan TSI, namun TSH malah turun. Oleh karena TSI yang naik secara signifikan, maka terjadi hiperplasia tiroid. 1. Vascular bruit Terjadinya hiperplasia itu juga dibarengi oleh pembengkakan pembuluh darah disekitar bagian tiroid yang mengalami hiperplasia yaitu di arteri carotis externa , dan juga terjadi hipervaskularisasi. Oleh karena itu, saat di auskultasi didaerah leher terdengar vascular bruit. 2. Hyperplasia tiroid juga mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid. Sehingga, saat dilakukan palpasi teraba bagian tiroid yang membesar berupa benjolan, dan akan terlihat dengan mata telanjang bila keadaannya sudah parah. Pembesaran kelenjar tiroid tadi juga akan mengakibatkan konsumsi O2 yang lebih banyak. 3. Hipersekresi T3 oleh sel folikel tiroid pada pasien hipertiroid juga mengakibatkan Peningkatan jumlah Reseptor adrenergik. Oleh karena itu, terjadi Respon terhadap Reseptor adrenergik berlebih saat hormon T3 dilepaskan ke jaringan. Dan saat terjadi stimulasi terhadap medula adrenal untuk biosintesis katekolamin oleh hormon T3 dan saat hormon katekolamin itu dilepaskan, maka berikut adalah efeknya : a.Saat hormon Epinefrin dan Norepinefrin dilepaskan ke jaringan dan berikatan dengan reseptor β1, mengakibatkan : 1. Pada jantung, akan mengakibatkan peningkatan kerja otot jantung, sehingga denyut jantung meningkat bersamaan dengan meningkatnya cardiac output. Oleh karena itu, terjadi takikardia yang menyebabkan metabolisme basal semakin meningkat. Karena metabolisme basal naik dan tertimbunnya

Transcript of Etiologi hipertiroid

Etiologi hipertiroid1. Infeksi2. Perokok3. Terpajan olen iodine yang berlebih4. stressPatofisiologi HipertiroidHipertiroid merupakan keadaan dimana terjadi hipersekresi T3, T4 dan TSI, namun TSH malah turun. Oleh karena TSI yang naik secara signifikan, maka terjadi hiperplasia tiroid.1. Vascular bruit Terjadinya hiperplasia itu juga dibarengi oleh pembengkakan pembuluh darah disekitar bagian tiroid yang mengalami hiperplasia yaitu di arteri carotis externa , dan juga terjadi hipervaskularisasi. Oleh karena itu, saat di auskultasi didaerah leher terdengar vascular bruit.2. Hyperplasia tiroid juga mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid. Sehingga, saat dilakukan palpasi teraba bagian tiroid yang membesar berupa benjolan, dan akan terlihat dengan mata telanjang bila keadaannya sudah parah. Pembesaran kelenjar tiroid tadi juga akan mengakibatkan konsumsi O2 yang lebih banyak.3. Hipersekresi T3 oleh sel folikel tiroid pada pasien hipertiroid juga mengakibatkan Peningkatan jumlah Reseptor adrenergik. Oleh karena itu, terjadi Respon terhadap Reseptor adrenergik berlebih saat hormon T3 dilepaskan ke jaringan. Dan saat terjadi stimulasi terhadap medula adrenal untuk biosintesis katekolamin oleh hormon T3 dan saat hormon katekolamin itu dilepaskan, maka berikut adalah efeknya :a.Saat hormon Epinefrin dan Norepinefrin dilepaskan ke jaringan dan berikatan dengan reseptor 1, mengakibatkan :1. Pada jantung, akan mengakibatkan peningkatan kerja otot jantung, sehingga denyut jantung meningkat bersamaan dengan meningkatnya cardiac output. Oleh karena itu, terjadi takikardia yang menyebabkan metabolisme basal semakin meningkat. Karena metabolisme basal naik dan tertimbunnya panas tubuh yang semakin lama semakin berlebih, maka terjadi intoleransi terhadap panas dari lingkungan. Oleh karena itu, pada pasien yang terkena hipertiroid umumnya cenderung memilih yang dingin. Selain itu, takikardi tadi juga akan berbanding lurus dengan peningkatan tekanan darah, serta palpitasi pada pasien hipertiroid umumnya.2. Pada sistem saraf, akan terjadi aksi system saraf perifer yang lebih cepat. Mekanisme kontraksi otot perifer umumnya dikontrol lewat serebelum dan ganglion basalis. Namun pada pasien hipertiroid, terjadi rangsangan berlebihan terhadap ganglion basalis. Oleh karena itu, pada otot yang ada di ekstremitas terjadi kontraksi berlebih saat ada kegiatan yang akan mengakibatkan tremor. Tremor ini bebeda dengan tremor pada pasien Parkinson, oleh karena, pada pasien Parkinson tremor akan meningkat pada keadaan istirahat.b. Saat hormon Epinefrin dan Norepinefrin dilepaskan ke jaringan dan berikatan dengan reseptor 1 dan 2 mengakibatkan peningkatan Glukoneogenesis, lipolisis dan glikogenolisis. Oleh karena itu, pada pasien hipertiroid umumnya berat badan mereka akan mengalami penurunan. Selain itu, Vasodilatasi perifer pun terjadi di extremitas yang mengakibatkan tangan sering berkeringat.Dalam sebuah penelitian, didapatkan pula bahwa pada pasien hipertiroid, terbentuk suatu antibody terhadap kelenjar tiroidnya itu sendiri, yang bernama cytotoxic antibody yang merangsang peningkatan TSH-R (Thyroid Stimulating HormoneReceptor) yang ada di fibroblast mata dan sel folikel tiroid. Peningkatan TSH-R itu juga akan merangsang limfosit sehingga mengakibatkan radang pada otot extraocular, proptosis dan diplopia yang meliputi kemerahan, kongesti dan periorbital edema sehingga mengakibatkan eksopthalmus pada pasien hipertiroid. Retensi ion Na juga diketahui sebagai penyebab eksopthalmus ini.Hubungan hipertiroid dengan proses tumbuh kembangTiroid menyekresikan hormone yang dihasilkan oleh sel-sel pembangunnya. Sel itu antara laian :1. Sel folikel tiroid : menyekresikan hormone T3 dan T42. Sel C atau sel minoritas disekitar sel folikel tiroid : menyekresikan hormone kalsitonin.Pada kasus hipertiroid terjadi Hyperplasia tiroid yang mengkakibatkan peningkatan jumlah sel-sel pembangun tiroid. Oleh karena itu, terjadi peningkatan sekresi hormon. Pada hipertiroid, terjadi peningkatan sekresi hormon T3 dan T4 oleh sel folikel tiroid yang selain berguna dalam berbagai metabolisme tubuh juga berguna dalam proses osteogenesis, penigkatan itu berakibat pada proses osteogenesis yang terlampau cepat. Disamping itu, sel C juga akan terangsang untuk meningkatkan sekresi hormon kalsitonin. Dimana pada keadaan normal hormon ini berguna dalam homeostasis tulang dengan meningkatkan osteogenesis tulang.Oleh karena terjadi peningkatan proses osteogenik yang terlampau cepat karena pengaruh dari peningkatan sekresi hormon T3, T4 setra kalsitonin, maka pada pasien hipertiroid yang msih dalam masa pertumbuhan (growth spurt) zona epifisis akan menutup lebih awal. Lalu, tulang akan lebih cepat matang. Oleh karena itu, proses tumbuh kembang pada pasien hipertiroid yang masih dalam masa tumbuh kembang akan terganggu.Komplikasi hipertiroid1.Infark miokardPada pasien hipertiroid terjadinya peningkatan kerja jantung yang berlebihan yang tak tertangani secara dini dan dengan baik, akan berujung pada kasus hipertensi. Kasus hipertensi yang tak ditanggulangi dengan baik akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel otot jantung. Trombosit dan mikronutrien yang diangkut oleh darah akan tersangkut di bagian endotel yang rusak. Lama kelamaan akan berakibat pada tersumbatnya aliran darah, dan berdampak pada kerusakansel-sel jantung atau infark miokard.2.Diabetes Melitus Peningkatan Glukoneogenesis, lipolisis dan glikogenolisis berdampak pada meningkatnya jumlah glukosa darah. Lama kelamaan bila tak tertangani akan menyebabkan DM.

PATOFISIOLOGI HIPERTIROIDFiled Under: Endokrin putri_rahza 9 CommentsAugust 29, 20102.1 DefinisiMenurut Martin A. Walter, hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler. Sebagian besar disebabkan oleh penyakit graves, dengan nodul toksik soliter dan goiter multinodular toksik menjadi bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit.Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kerja hormon tiroid mengakibatkan respons yang lebih besar dari keadaan normal (Hudak & Gallo, .2.2 Klasifikasia. Goiter Toksik Difusa (Graves Disease) Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.Graves disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.1. Nodular Thyroid DiseasePada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.c. Subacute Thyroiditis Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah. Umumnya gejala menghilangsetelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang.d. Postpartum Thyroiditis Timbul pada 5 10% wanita pada 3 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan.2.3 EtiologiLebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yang berlebihan.Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:1. Toksisitas pada strauma multinudular2. Adenoma folikular fungsional atau karsinoma (jarang)3. Edema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)4. Tumor sel benih, misal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional)5. Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato) yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal.2.4 PatofisiologiPenyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.2.5 Manifestasi KlinisPada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :1. a. Peningkatan frekuensi denyut jantung2. b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin3. c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan4. d. Penurunan berat badan (tampak kurus), peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)5. e. Peningkatan frekuensi buang air besar6. f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid1. g. Gangguan reproduksi2. h. Tidak tahan panas3. i. Cepat letih4. j. Tanda bruit5. k. Haid sedikit dan tidak tetap6. l. Mata melotot (exoptalmus).2.6 Pemeriksaan DiagnostikDiagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:1. 1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)3. Bebas T4 (tiroksin)4. Bebas T3 (triiodotironin)5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.2.7 Penatalaksanaan KonservatifTata laksana penyakit Graves2.7.1 Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti PTU atau methimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin.Penyekat beta seperti propranolol diberikan bersamaan dengan obat-obat antitiroid. Karena manifestasi klinis hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan simpatis yang dirangsang oleh hormon tiroid, maka manifestasi klinis tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta; penyekat beta manurunkan takikardia, kegelisahan dan berkeringat yang berlebihan. Propranolol juga menghambat perubahan tiroksin perifer menjadi triiodotironin. Indikasi :1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif3) Persiapan tiroidektomi4) Pasien hamil, usia lanjut5) Krisis tiroidPenyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan, dan dinilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.Lama terapi dengan obat-obat antitiroid pada penyakit Graves cukup bervariasi dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun. Remisi yang dipertahankan dapat diramalkan dengan karakteristik sebagai berikut:1) Kelenjar tiroid kemabali normal ukurannya2) Pasien dikontrol dengan obat antitiroid dosis yang relative kecil3) TSH R Ab [stim] tidak lagi dideteksi dalam serum4) Jika kelenjar tiroid kembali secara normal bisa disupresi setelah pemberian liotironin.Surgical2.7.2 Radioaktif iodineTindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif, kontraindikasi untuk anak-anak dan wanita hamil.2.7.3 TiroidektomiTindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.2.8 KomplikasiKomplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.2.1 DefinisiMenurut Martin A. Walter, hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler. Sebagian besar disebabkan oleh penyakit graves, dengan nodul toksik soliter dan goiter multinodular toksik menjadi bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit.Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kerja hormon tiroid mengakibatkan respons yang lebih besar dari keadaan normal (Hudak & Gallo, .2.2 Klasifikasia. Goiter Toksik Difusa (Graves Disease) Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.Graves disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.1. Nodular Thyroid DiseasePada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.c. Subacute Thyroiditis Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah. Umumnya gejala menghilangsetelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang.d. Postpartum Thyroiditis Timbul pada 5 10% wanita pada 3 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan.2.3 EtiologiLebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yang berlebihan.Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:1. Toksisitas pada strauma multinudular2. Adenoma folikular fungsional atau karsinoma (jarang)3. Edema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)4. Tumor sel benih, misal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional)5. Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato) yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal.2.4 PatofisiologiPenyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.2.5 Manifestasi KlinisPada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :1. a. Peningkatan frekuensi denyut jantung2. b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin3. c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan4. d. Penurunan berat badan (tampak kurus), peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)5. e. Peningkatan frekuensi buang air besar6. f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid1. g. Gangguan reproduksi2. h. Tidak tahan panas3. i. Cepat letih4. j. Tanda bruit5. k. Haid sedikit dan tidak tetap6. l. Mata melotot (exoptalmus).2.6 Pemeriksaan DiagnostikDiagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:1. 1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)3. Bebas T4 (tiroksin)4. Bebas T3 (triiodotironin)5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.2.7 Penatalaksanaan KonservatifTata laksana penyakit Graves2.7.1 Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti PTU atau methimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin.Penyekat beta seperti propranolol diberikan bersamaan dengan obat-obat antitiroid. Karena manifestasi klinis hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan simpatis yang dirangsang oleh hormon tiroid, maka manifestasi klinis tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta; penyekat beta manurunkan takikardia, kegelisahan dan berkeringat yang berlebihan. Propranolol juga menghambat perubahan tiroksin perifer menjadi triiodotironin. Indikasi :1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif3) Persiapan tiroidektomi4) Pasien hamil, usia lanjut5) Krisis tiroidPenyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan, dan dinilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.Lama terapi dengan obat-obat antitiroid pada penyakit Graves cukup bervariasi dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun. Remisi yang dipertahankan dapat diramalkan dengan karakteristik sebagai berikut:1) Kelenjar tiroid kemabali normal ukurannya2) Pasien dikontrol dengan obat antitiroid dosis yang relative kecil3) TSH R Ab [stim] tidak lagi dideteksi dalam serum4) Jika kelenjar tiroid kembali secara normal bisa disupresi setelah pemberian liotironin.Surgical2.7.2 Radioaktif iodineTindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif, kontraindikasi untuk anak-anak dan wanita hamil.2.7.3 TiroidektomiTindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.2.8 KomplikasiKomplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGStruma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 1:Wanita, 28 tahun, alamat Kec. Kismantoro Kab. Wonogiri (merupakan daerah gondok endemis), datang ke poliklinik penyakit dalam R.S. dr. Moewardi dengan keluhan benjolan di leher depan sejak 5 tahun lalu. Dua tahun lalu ada benjolan di leher depan yang makin membesar, badan panas dan nyeri, oleh dokter puskesmas didiagnosis thyroiditis. 1 bulan terakhir muncul gejala banyak keringat, suka hawa dingin, sering berdebar-debar, kedua tangan gemetar bila memegang sesuatu. Tetangga pasien mempunyai anak yang menderita cretinism. Hasil pemeriksaan di poliklinik: nadi 110/menit, mata exopthalmus. Pemeriksaan fisik: benjolan di leher konsistensi lunak, tidak nyeri, dan mudah digerakkan. Pemeriksaan laboratorium TSHs