PBL hipertiroid
-
Author
ferdhisa-noviar -
Category
Documents
-
view
255 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of PBL hipertiroid
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
1/15
Ferdhisa Noviar (1102008311) (B6)
Struktur Makroskopis Kelenjar Tiroid
1. Terletak dihadapan leher dan dibelakang m. strenohyoid dan m. sternothyroid
pada setinggiC5-T1 pada vertebra.
2. Terdiri daripada lobus utama yang terletak kiri dan kanan anterolateralpada
larynx dan trakea.Terdapat istmus yang menghubungkan kedua-dua lobus yang
terletak setinggi cincin trakea kedua dan ketiga.
3. Kelenjar ini diselaputi oleh kapsula fibrosa . Darah dihantar ke dalam
kelenjar ini oleh sepasang a. tiroidea superior dan inferior. Terdapat
hampir 10% orang mempunyai a. tiriod ima yang merupakan
percabangan daripada trunkus brachiocephalica.
4. Vena yang menjadi pembuluh darah balik kelenjar ini ialah v. tiroideasuperior, v. tiroidea media dan v.tiroidea inferior. V. tiroidea superior dan
media bermuara ke v. jugularis interna manakala yang inferior bermuara
ke v. anonyma.
5. Duktus limfatikus kelenjar ini pula ialah noduli limfatisi prelaryngeal,
pretracheal, dan para trakeal yang bermuara ke dalam duktus limfatisi
inferior profudus.
6. Saraf yang berfungsi untuk mempersarafi kelenjar ini ialah ganglia
simpatik cervicalis superior, medius dan inferior. Saraf-saraf ini sampai ke
kelenjar melalui plexus tiroidea periarterial inferior, superior dan cardiac.
Struktur Mikroskopik Kelenjar Tiroid
Jaringan tiroid terdiri atas ribuaan folikel yang mengandung bulatan berepitel selapis
dengan lumen berisikan suatu substansi gleatininosa yang disebut keloid. Pada sedian sel
foliker berbentuk gepeng samapai silindrin dan folikel mempunyai diameter yang sangat
bervariasi. Klenjar dibungkus oleh jaringan ikat longgar yang menjulur kan septa ke
jaringan parenkim. Sempat ini menipis hingga mencapai semua folikel, yang salaing
terpisah oleh jairngan ikat halus tek teratur terutama terdidi atas serat retikulin. Tiroid
merupakan organ yang sangat vaskular, dengan jalinan kapiler darah dan limfe disekeliling
folikel. Sel endotel kapiler- kapiler ini bertingkat seperti pada kelenjar endokrin lain.
Konfigurasi tersebut memudahakan transpor molekul anatar sel-sel kelanjar dan kapilerdarah. Tampilan morfologi folikel tiroid sangat bervariasi baerdasarkan bagian kelenjar dan
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
2/15
aktifitas fungsionalnya. Meskipun ada variasi ini, kelenjar dikatakan hipoaktif jika
komposisi rata-rata folikel ini berupa sel gepeng. Tirotropin merangsang sintesis hormon
tiroid sehingga epitel folikel tersebut meniggi.
Keadaan ini diikuti pengurangan jumlah koloid dan ukuran folikel. Membran basal sel
folikel memiliki banyak reseptor tirotropin.
Epitel tiroid terdapat diatas lamina basalis. Epitel folikel mempunyai ciri sel yang
secara serentak mensintesis, mensekresi, mengabsorbsi dan mencerna protein. Bagian basal
sel ini kaya retikulum endoplasma kasar. Intinya biasanya membulat dan dan terletak dipusat
sel. Kutub apikal mempunyai kompleks golgi yang jelas dan granula sekresi kecil dengan ciri
koloid folikel. Membran kutub apikal memiliki cukup banyak mikrovili. Mitokondria dan
sisterna retikulum endoplasma kasar tersebar diseluruh sitoplasma. Jenis sel lain, yaitu sel
parafolikel atau sel C,terdapat sebagai bagian dari epitel folikel ata sebagai kelompok
tersendiri antara folikel-folikel tiroid. Sel parafolikel agak lebih besar dan terpulas kurng kuat
dibandingkan sel folikel. Sel parafolikel mengandung sedikit retikulum endoplasma kasar,
mitokondria panajang dan kompleks golgi yang besar. Ciri yang mencolok dari dari sel ini
adalah banyakanya granula yang berisi hormon, yang berfungsi memproduksi dan mensekresi
kalsitonin.
1. Setiap lobus terbagi oleh jaringan penyambung yang tak sempuna menjadi
pseudolobuli.2. Setiap pseudolobuli terdiri daripada folikel-folikel yang dibatasi oleh sel-sel epitel
yang disebut sel-sel epitel folikular yang lumennya terisi oleh zat yang mempunyai
viskositas yang tinggi yang disebut koloid.
3. Diantara sel-sel folikular dan anyaman penyambung reticular terdapat membrane
basal.
4. Sel-sel folikular berbentuk kubis dan berbentuk gepeng apabila berada di dalam
keadaan yang tidak aktif dan dalam bentuk torak tinggi pada hiperaktif.
5. Permukaan bebasnya terdapat tonjolan protoplasma seperti mikrovili.
6. Disamping sel-sel folikular terdapat sel-sel parafolikular. Sel-sel ini lebih pucat dan
besar dan menghasilkan hormon kalsitonin
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
3/15
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme
tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein.
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk
menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen yang terdapat
di dalam makanan dan air. Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-
kira sepertiga hingga setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya
dikeluarkan lewat air kemih. Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua
molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di
kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini
disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis hormon
tiroid dalam darah yaitu :
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanyamemiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk
T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam
darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke
sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid
Ada 7 tahap, yaitu:
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel
folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi
belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan
ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20 sampai 100 kalikadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida
ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus
dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif
ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk
monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi).
Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi
kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
4/15
sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3
akan lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yangterbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan
membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan
iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang
terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan
dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
4.Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di
dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan
dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5.Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian
akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini
dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
6.Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang didalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes
koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta
deiodinasi MIT dan DIT.
7.Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan
kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah
yaitu Thyroid Binding Protein(TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin(TBPA). Hanya
0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3
dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 danT4 total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein
pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi
suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah
protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita penyakit
ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3
dan T4 bebas akan meningkat.
Sintesis
Bahan dasar untuk sintesis hormone tiroid adalah tirosin dan iodium, yang keduanya
harus diserap dari darah oleh sel sel folikel. Tirosin, suatu asam amino, disintesis dalamjumlah memadai oleh tubuh, sehingga bukan merupakan kebutuhan esensial dalam makanan.
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
5/15
Di pihak lain, iodium yang diperlukan untuk sintesis hormone tiroid, harus diperoleh dari
makanan. Pembentukan, penyimpanan, dan sintesis hormone tiroid terdiri dari langkah
langkah berikut :
1) Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung dimolekul tiroglobulin di dalam
koloid. Tiroglobulin itu sendiri dihasilkan oleh kompleks golgi / reticulum endoplasma selfolikel tiroid. Tirosin menyatu kedalam molekul tiroglobulin sewaktu molekul besar ini
diproduksi. Setelah diproduksi , tiroglobulin yang mengandung tirosin dikeluarkan dari sel
folikel kedalam koloid melalui eksositosis. (langkah 1 dalam gambar 19-2)
2) Tiroid menangkap iodium dari daerah dan memindahkannya ke dalam koloid melalui
suatupompa iodium yang sangat aktif atau iodine trapping mechanism-protein
pembawa yang sangat kuat dan memerlukan energi yang terletak di membrane luar sel
folikel (langkah 2). Hampir semua iodium ditubuh dipindahkan melawan gradien
konsentrasinya ke kelenjar tiroid untuk mesintesis hormone tiroid. Selain untuk sintesis
hormone tiroid, iodium tidak memiliki manfaat lain di tubuh.
3) Di dalam koloid, iodium dengan cepat melekat ke sebuah tirosin di dalam molekul
tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT).
Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT).
4) Kemudian, terjadi proses penggabungan antara molekul molekul tirosin beriodium untuk
membentuk hormone tiroid. Penggabungan dua DIT (masing masing mengandung dua
atom iodium)menghasilkan tetra ioditotironin (T4 atau tiroksin), (Langkah 4a).
penggabungan satu MIT (dengan satu iodium) dan satu DIT (dengan dua iodium)
menghasilkan triiodotironin atau T3 (dengan tiga iodium) (langkah 4b). penggabungan
tidak terjadi antara dua molekul MIT.
Karena reaksi reaksi ini berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produktetap melekat ke protein besar tersebut. Hormone hormone tiroid tetap disimpan dalam
bentuk ini di koloid sampai mereka dipecah dan disekresikan. Diperkirakan bahwa jumlah
hormone tiroid yang secara normal disimpan di koloid cukup untuk memasok kebutuhan
tubuh untuk beberapa bulan.
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
6/15
Fisiologi hormon tiroid
Efek Primer Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer
hormon tiroid adalah:
a) Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat.
b) Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran.Kedua fungsi bertujuan
untuk meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme
basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
c) Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan
frekuensi jantung.
d) Meningkatkan responsivitas emosi.
e) Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi
otot rangka.
f) Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dandibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Pengaturan faal tiroid
Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1. TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat dihipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2. TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid
(TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan
iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3. Umpan balik sekresi hormon
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
7/15
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain
berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi
kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjarhipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam
jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar
hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.
Definisi
Hipertiroid adalah peningkatan dari hormon tiroid dalam darah. Gejala yang dirasakan
adalah rasa gemetar pada jari tangan, lemas, jantung berdebar cepat, berkeringat bannyak
walau berda dalam suhu yang dingin, badan semakin kurus walaupun makan masih dalam
jumlah yang banyak, pada keadaan yang lebih lanjut lagi disetai dengan diare yang banyaksehingga menyebabkan dehidrasi.
Etiologi hipertiroid
Pada penderita hipertiroidism dapat ditemukan gejala-gejala takikardia, gelisah, suhu
tubuh meningkat, BB menurun, kelelahan, pandangan berkunang-kunang, dan muka yang
memerah, kulit terasa hangat, berkeringat banyak.
Pada graves disease dapat ditemukan exophthalmus, pretibial mixedema, vitiligo.
Biasanya tanda tersebut tidak terlihat pada single atau multinodular toxic goiter. Reflek
achiles akan memanjang pada hipotiroid dan memendek pada hipertiroid.
Pada pasien dengan hipertiroid yang hebat biasanya dijumpai gejala hiperpireksia,
takikardi, gagal jantung, eksitasi neuromuscular, delirium dan ikterik.
Patogenesis
Perjalanan penyakit hipertiroid biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Pada penyakit graves, hipertiroid merupakan akibat dari antibodi reseptor
thyroid-stimulating antibody (TSI) yang merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter
multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Pada penyakit graves,
limfosit T menjadi peka terhadap antigen yang terdapat dalam kelenjar tiroid dan merangsang
limfosit B untuk mensintesis antibody terhadap antigen-antigen ini. Adanya antibodi dalam
darah ini kemudian berkorelasi dengan penyakit aktif dan kekambuhan penyakit yang diterapi
dengan obat-obat antitiroid.
Diagnosa utama
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
8/15
- BB menurun
- kelemahan otot
- nafsu makan menurun
- poliuri
- berkeringat
- siklus menstruasi terganggu
- suhu tubuh meningkat
- infertilitas
- gelisah
- murmur
- gynecomastia
- exophthalmus, berkunang-kunang
- iodine uptake, T3,T4, T3RU
meningkat
- TSH tidak ada
- T3 suppression test abnormal
- goiter
Hipertiroid biasanya disebabkan oleh hipersekresi goiter (Graves disease) atau oleh
multi nodular toxic goiter (Plummers disease). Amat jarang hipertiroidism disebabkan oleh
akut tiroiditis, mengkonsumsi hormon tiroid, kehamilan, tumor hipofisis, struma ovarium,
dan kelainan lainnya.
Gejala hipertiroid dapat di tegakan dengan peningkatan kadar hormon tiroid dalam
darah. Manifestasi klinik dapat ditandai oleh periode eksaserbasi dan remisi. Pada pasien
dapat dijumpai keadaan hipotiroid sebagai hasil dari pengobatan hipertiroid.
Graves disease adalah penyakit autoimmune, pada banyak kasus diagnosa dapat
mudah di tegakkan hanya dilihat dari gejala yang timbul. Kebanyakan pada pasien dengan
tirotoksikosis terdapat peningkatan kadar T3 danT4, dan panurunan kadar TSH.
Tirotoksikosis dapat juga dijumpai kadar T4 yang normal sedangkan kadar T3 yang
meningkat (T3 toksikosis).
Pada T4 pseudotoksikosis ditemukan kadar T4 yang tinggi sedangkan kadar T3 yang
rendah, hal ini disebabkan gangguan perubahan T4 menjadi T3. tirotoksikosis dapat
menyebabkan gangguan katabolisme yang progesif, kerusakan jantung, sehingga dapat
menyebabkan kematian karena gagal jantung.
Pemeriksaan laboratorium.
Disini dilakukan pengukuran konsentrasi T3, T4, T3RU dan TSH RIA. Sejarah
pengobatan pada pasien sangat penting untuk diketahui karena banyak obat dan campuran
bahan organic lainnya yang dapat memberikan efek pada serangkaian tes fungsi tiroid.
Pada pemeriksaan lab penderita hipertiroid ringan terdapat kelainan yang sedikit,
karena itu dapat menyulitkan dalam mendiagnosanya, pada keadaan ini ada 2 pemeriksaanyang dapat membantu yaitu T3 suppression test dan TRH test, pada T3 suppression test
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
9/15
pasien dengan hipertiroid mengalami kegagalan dalam penekanan ambilan tiroid dari
radioiodin pada waktu diberikan T3 exogen. Pada tes TRH, serum TSH tidak meningkat
sebagai respon pemberian TSH pada pasien hipertiroid.
Pada hipertiroidism ditemukan juga keadaan rendahnya colesterol serum, limfositosis,
dan biasanya hiperkalsemia, dan glukosuria.
Pemeriksaan kelenjar tiroid
Morfologi
- Besar, bentuk, batasnya
- Konsistensi, hubungan dengan struktur sekitarnya
- USG, foto Rontgen
Fungsi
- Uji metabolisme
- Uji fungsi tiroid, kadar hormon
- Antibodi tiroid
Lokasi (dan fungsi)
- Sidik radioaktif/tes yodium radioaktif
Diagnostik patologik
- Fungsi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi
- Biopsi insisi/eksisi untuk pemeriksaan histologi
Teknik ultrasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid yang terabapada palpasi adalah nodul tunggal atau multipel, dan berkonsistensi padat atau kistik.
Pemeriksaan ultrasonografi ini terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan
keganasan dan hanya dapat mengenal kelainan di atas penampang setengah sentimeter.
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum halus. Cara
pemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis karsinoma tiroid, tiroiditis, ataulimfoma. Cara ini cara baik untuk menduga kemungkinan keganasan dalam nodul tiroid, dan
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
10/15
mulai menggeser kegunaan pemeriksaan radioaktif atau ultrasonografi sebagai pemeriksaan
penunjang diagnosis.
Diagnosa banding
Ansietas neurosis, gangguan jantung, anemia, penyakit saluran pencernaan,tuberculosis, myasthenia, kelainan muscular, sindroma menopause, pheocromositoma,
primary ophthalmophaty sangatlah sulit dibadakan dengan penyakit hipertiroid, apalagi pada
pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid yang minimal, pasien dapat merasakan nyeri pada
saat tiroid melepaskan hormon tiroid. Pada kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya atau
dengan obat anti tiroid, pengobatan dengan tindakan bedah dan radio aktif iodine tidaklah
diperlukan.
Ansietas neurosis merupakan gejala yang sulit dibedakan dengan hipertiroid. Pada
ansietas biasanya fatique tidak hilang pada istirahat, telapak tangan berkeringat, denyut
jantung pada waktu tidur normal, dan tes lab fungsi tiroid normal.
Jika pada pendeita hipertiroid fatique dapat hilang pada saat istirahat, telapak tangan
hangat dan berkeringat, takikardia pada waktu tidur, dan tes fungsi tiroid abnormal.
Penyakit organic nontiroid juga sulit dibedakan dengan hipertiroidism, harus
dibedakan secara garis besar dari kejadian-kejadian yang spesifik pada system organ yang
terlibat, dan juga dengan tes fungsi tiroid.
Gejala-gejala seperti exophthalmus atau ophthalmoplegia harus diperiksa oleh
ophthalmologic, USG, CT scan, MRI scan, dan pemeriksaan neurologis.
Prognosis
Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma
bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi tiroid
tercapai dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin radioaktif
sebagai terapi definitifnya. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah
perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh
lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.
Penatalaksanaan
Walaupun mekanisme autoimun bertanggung jawab atas penyakit sindrom Graves,
tapi pengelolaannya lebih ditujukan untuk mengendalikan hipertiroid2.
Ada 3 metode yang dapat dilakukan:
1. Terapi obat antitiroid (propil tiourasil atau metimazol) dan prekursornya carbimazole,
untuk mengurangi pembentukan hormon tiroid. Selain itu juga dapat mengurangi gejala-gejala hipertiroid dan mengurangi efek-efek (efek jangka pendek maupun efek jangka
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
11/15
panjang) yang ditimbulkan oleh treatment dengan radioiodine. Biasanya diberikan pada
pasien-pasien muda dengan kelenjar kecil dan penyakitnya ringan. Lama terapinya cukup
bervariasi, dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun.
2. Terapi bedah (tiroidektomi subtotal), diperuntukkan bagi pasien-pasien dengan kelenjar
yang sangat besar atau goiter multinodular2. Terapi ini juga dapat menjadi pilihan bagimereka yang mengalami penyakit graves pada masa kehamilan jika tidak ada toleransi
pada obat-obat antitiroid. Dan lebih baik jika diberikan pada trimester kedua1,3. Untuk
dilakukannya terapi bedah ini juga harus diperhatikan dari segi usianya, ukuran kelenjar,
sisa kelenjar yang tersisa dan asupan iodin. Sebelum dilakukannya tiroidektomi ini pasien
diberi obat antitiroid sampai eutiroid ( kira-kira 6 minggu), kemudian 2 hari sebelum
operasi diberi larutan jenuh kalium iodida sebanyak 5 tetes 2 kali sehari. Langkah ini
untuk mengurangi vaskularitas kelenjar dan mempermudah operasi2.
3. Terapi iodin radioaktif. Terapi ini aman dan cocok untuk segala jenis hipertiroid khususnya
pada mereka yang berusia lanjut. Selain itu juga dapat diberikan kepada pasien dengan
komplikasi penyakit graves dan ophthalmopathy2,6. Beberapa studi menyatakan bahwatreatment dengan radioiodine ini dapat memperburuk kondisi opthalmophaty pada
sebagian kecil pasien.
4. Tindakan-tindakan medis lain (misalnya dengan agen penghambat beta adrenergik).
Penggunaan agen beta ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang mengalami asma dan
gagal jantung.
A. FARMAKOLOGI
Pengobatan tirotoksikosis dapat dikelompokan dalam :
a. Tirostatika. (OAT obat anti tiroid)
Terpenting adalah kelompok derivat tioimidazol (CBZ, Karbimazol 5 mg, MTZ, metimazol
atau tiamazol 5,10,30 mg) dan derivat tiourasil (PTU propoltourasil 50, 100 mg) menghambat
proses organifikasi dan reaksi autoimun, tetapi PTU masih ada efek tambahan yaitu
menghambat konversi T4 a T3 diperifer.
Dengan propanolol dan tiamazol aktivasi endotel pulih menjadi normal, OAT juga
menghambat ekspresi HLA-DR di sel folikel sehingga imunologis membaik. Pemakaian
teratur dan lama dosis besar tionamid berefek imunosupresif intratiroidal. Dosis dimulai
dengan 30 mg CMZ, 30 mg MTZ atau 400 mg PTU sehari dalam dosis terbagi. Biasanya
dalam 4 6 minggu tercapai eutiroidisme. Kemudian dosis ditittrasi sesuai respons klinis.
Lama pengobatan 1 1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat apakah terjadi remisi
Ada dua metoda yang dapat digunakan dalam pengobatan OAT ini. Pertama
berdasarkan titrasi : mulai dengan dosis besar dan kemudian berdasarkan klinis/laboratories
dosis diturunkan sampai mencapai dosis terendah dimana pasien masih dalam keadaan
eutiroidisme. Kedua disebut sebagai blok substitusi, dalam metode ini pasien diberi dosis
besar terus menerus dan apabila mencapai keadaan hipotiroidisme, maka ditambah
hormone tiroksin hingga menjadi eutiroidisme pulih kembali. Efek samping yang sering
rash, urtikaria, demam, malaise, alergi, eksantem, nyeri otot dan artralgia, yang jarang
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
12/15
keluhan gastrointestinal, perubahan rasa dan kecap, arthritis dan yang paling ditakuti yaitu
agranulositosis.
b. Tiroidektomi
prinsip umum : operasi baru dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun
biokimiawi. Plumerisasi diberikan 3 kali 5 tetes solusio lugol fortiori 7 10 jam
preoperative, dengan maksud menginduksi involusi dan mengurangi vaskularitas tiroid.
c. Yodium radiokatif (radio active iodium RAI)
Untuk menghindari krisis tiroid lebih baik pasien disiapkan dengan OAT menjadi eutiroid,
meskipun pengobatan tidak mempengaruhi hasil akhir pengobatab RAI. Dosis RAI
berbeda : ada yang bertahap untuk membuat eutiroid tanpa hipotiroidisme kemudian
ditambah tiroksin sebagai substitusi. Kekhawatiran bahwa radiasi menyebabkan
karsinoma, leukemia, tidak terbukti. Dan satu satunya kontra indikasi ialah graviditas.
Komplikasi ringan, kadang terjadi tiroiditis sepintas.
Namun sebaiknya jangan hamil selama 6 bulan pascaradiasi. Setiap kasus RAI perlu
dipantau kapan terjadinya hipotiroidisme (dengan TSH dan klinis)
Kelompok Obat Efeknya Indikasi
Obat Anti Tiroid
Propiltiourasil (PTU)
Metimazol (MMI)
Karbimazol (CMZ MMI)
Antagonis adrenergic
Menghambat sintesis
hormone tiroid dan berefek
imunosupresif (PTU juga
menghambat konversi T4
T3
Pengobatan lini pertama pada
graves. Obat jangka pendek
pembedahan / pra RAI
Adrenergik antagonis
Propranolon
Metoprolol
Atenolol
Nadolol
Mengurangi dampak hormon
tiroid pada jaringan
Obat tambahan kadang
sebagai obat tunggal pada
tiroiditis
Bahan mengandung ioditas
Kalium iodida
Solusi lugol
Natrium ipodat
Asam ioponoat
Menghambat keluarnya T4
dan T3
Menghambat T4 dan T3 serta
produksi T3 ekstratiroidal
Persiapan tiroidektomi. Pada
krisis tiroid, bukan untuk
penggunaan rutin
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
13/15
Obat lainnya
Kalium perklorat
Litium karbonat
Glukokortikoids
Menghambat transport
yodium, sintesis dan
keluarnya hormone.
Memperbaiki efek hormonedi jaringan dan sifat
imunologis
Bukan indikasi rutin.
Pada subakut tiroiditis berat
dan klisis tiroid.
(IPD JILID III)
B. OPERATIF
Kelenjar tiroid
Pembedahan struma ndapat dibagi menjadi pembedahan diagnostik (biopsi) dan
terapeutik. Pembedahan diagnostic yang berupa biopsy insisi atau biopsy eksisi sangat jarang
dilakukan dan telah ditinggalkan terutama dengan semakin akuratnya penggunaan biopsy
jarum halus. Biopsy diagnostic hanya dilakukan pada keadaan tumor yang tidak dapat
dikeluarkan, seperti pada karsinoma anaplastik. Pembedahan terapeutik dapat berupa
lobektomi total, lobektomi subtotal, istmolobektomi, dan tirodektomi total. Tiroidektomi total
dilakuakn pada karsinoma tiroid berdiferensi baik, atau karsinoma medularis, dengan atau
tanpa diseksi leher radikal.
Penyakit graves
Pembedahan tiroid dengan hipertiroid dilakukan terutama jika pengobatan dengan
medikamentosa gagal, dengan kelenjar tiroid besar. Pembedahan yang baik biasanya
memberikan kesembuhan yang permanen meskipun kadang dijumpai terjadinya hipotiroid
dan komplikasi yang minimal.
Karsinoma tiroid
Untuk adenoma karsinoma berdifirensiasi baik pada usia muda, unilateral, dengan
diameter kecil tanpa penyebaran ke kelenjar leher (dengan prognosis baik), dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan istmolobektomi, yaitu hetiroideektomi total. Jika telah
terdapat pembesaran kelenjar limf leher, kemungkinan besar telah terjadi penyebaran ke
kelenjar limf di leher, harus dilakuukan tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher pada
sisi yang sama
Adenokarsonoma papiler
Adenokarsinoma papiler adalah jenis keganasan tiroid berdiferensi baik yang paling
sering ditemukan (50 60%).
Pembedahan enuklesi pada struma bernodul tunggal sebaiknya tidak dilakukan karena
dianggap tidak adekuat. Selain itu apabila hasil pemeriksaan patologi ternyata ganas,
diperkirakan sudah terjadi kontaminasi lapangan operasi oleh sel tumor sehingga
pembedahan berikutnya menjadi tidak sempurna lagi.
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
14/15
Adenoma karsinoma folikuler
Adenomakarsinoma folikuler meliputi sekitar 25% keganasan tiroid dan didapat
terutama pada wanita setengah baya.
Pembedahan untuk adenomakarsinoma folikuler adalah tiroidektomi total. Karena sel
karsinoma ini menangkap yodium, radioterapi dengan yodium 131 dapat digunakan.
Adenokarsinoma meduler
Adenokarsinoma meduler meliputi 5 10 % keganasan tiroid dan berasal dari sel
parafolikuler, atau sel c yang memproduksi tiroikalsitonin.
Penanggulangan tumor ini adalah dengan tiroidektomi total. Pemberian radioterapi
tidak memuaskan. Pemberian yodium radiokatif juga tidak berhasil karena tumor ini buka
berasal dari sel folikuler, tetapi dari sel parafolikuler (sel c) sehingga tidak menangkap ataumenyerap yodium radioaktif.
Adenomakarsinoma anaplastik
Adenomakarsinoma anaplastik jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma
yang berdiferensiasi baik yaitu sekitar 20%. Tumor ini sangat ganas, terdapat terutama pada
usia tua dan lebih banyak pada wanita.
Pembedahan biasanaya sudah cukup tidak mungkin lagi sehingga hanya dapat
dilakuakan biopsy aspirasi jarum halus atau biopsy insisi, untuk mengetahui jenis karsinoma.Satu satunya terapi yang bisa diberikan adalah radiasi eksternal dengan atau tanpa
pemberian kemoterapi antikanker (doksorubisin)
(wim de jong, buku ajar ilmu bedah)
KOMPLIKASI
Hipertiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Hipertiroid bisa menyebakan:
- demam
- kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa- kegelisahan
- perubahan suasana hati
- kebingungan
- perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.
- Penyakit jantung
- Gagal ginjal kronis
- Fraktur
- Krisis tiroid
-
7/29/2019 PBL hipertiroid
15/15
Hipertiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dansyok.
Hipertiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena
pengobatan tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:- infeksi
- trauma
- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya.