Review WCS
-
Upload
andiforester -
Category
Documents
-
view
68 -
download
7
description
Transcript of Review WCS
1
TUGAS
MK Analisis Kebijakan Konservasi Biodiversitas
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni. MS
TERJEMAHAN
WORLD CONSERVATION STRATEGY (WCS)
Konservasi Sumberdaya Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan
Oleh
ERNIWATI E361130011
ANDI CHAIRIL ICHSAN E361140011
PROGRAM DOKTOR
SEKOLAH PASACSARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
2
RINGKASAN EKSEKUTIF
Strategi Konservasi Dunia dimaksudkan untuk merangsang pendekatan yang lebih terfokus
pada pengelolaan sumber daya hayati dan untuk memberikan panduan kebijakan tentang
bagaimana hal ini dapat dilakukan oleh tiga kelompok utama:
1. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan penasihat mereka;
2. Konservasionis dan lain-lain yang secara langsung berkaitan dengan sumber
daya hayati;
3. Praktisi pembangunan, termasuk badan-badan pembangunan, industri dan
perdagangan, dan serikat buruh.
1. Tujuan dari Strategi Konservasi Dunia adalah untuk mencapai tiga tujuan utama
konservasi sumber daya Hayati yaitu:
a. Untuk mempertahankan proses-proses ekologis esensial dan sistem pendukung
kehidupan (seperti regenerasi dan perlindungan lahan, daur ulang nutrisi, dan
pembersihan air), di mana kelangsungan hidup dan perkembangan manusia
bergantung;
b. Untuk melestarikan keragaman genetik (Jumlah dari materi genetik yang
ditemukan dalam organisme di dunia), yang tergantung fungsi dari banyak proses
di atas dan sistem pendukung kehidupan, program pemuliaan diperlukan untuk
melindungi dan perbaikan tanaman budidaya, pemeliharaan hewan dan
mikroorganisme, serta inovasi teknis, dan keamanan dari banyak industri yang
menggunakan sumber daya hayati;
c. Untuk menjamin pemanfaatan berkelanjutan dari spesies dan ekosistem (terutama
ikan dan satwa liar lainnya, hutan dan lahan), yang mendukung jutaan masyarakat
pedesaan serta industri-industri besar.
2. Tujuan-tujuan ini harus dicapai sebagai hal yang mendesak karena:
a. Kapasitas planet untuk mendukung aktifitas manusia sedang memasuki pada fase
ireversibel dan berkurang di khususnya pada negara-negara berkembang:
3
Ribuan juta ton lahan yang hilang setiap tahunnya akibat deforestasi
dan pengelolaan lahan yang buruk;
Setidaknya 3.000 km2 lahan pertanian pokok hilang setiap tahun di
dalam negara-negara berkembang;
b. Ratusan juta orang pedesaan di negara-negara berkembang, 500 juta diantaranya
termasuk kekurangan gizi dan 800 juta termasuk dalaam golongan miskin, yang
memaksa mereka untuk menghancurkan sumber dayanya untuk tebebas dari
kelaparan dan kemiskinan:
Dalam memperluas petak di sekitar desa mereka yang miskin lahan.
pohon dan semak-semak digunakan untuk bahan bakar sehingga
sekarang banyak masyarakat tidak memiliki cukup kayu untuk
memasak makanan atau agar menjaga makanan tetap hangat;
Masyarakat miskin pedesaan bertanggung jawab karena telah
membakar setiap tahun 400 juta ton kotoran dan sisa tanaman yang
sangat dibutuhkan untuk regenerasi lahan;
c. Energi, dana dan biaya lainnya untuk menyediakan barang dan jasa meningkat:
Di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, terjadi
pendangkalan waduk, penyediaan air dan pembangkit listrik tenaga
air
Banjir menghancurkan pemukiman dan tanaman (di India biaya
tahunan untuk mengatasi banjir berkisar dari $ i 140.000.000 $ 750
juta);
d. Sumber daya sebagai bahan dasar industri sudah menyusut:
Kerusakan hutan tropis sangat cepat, hingga akhir abad ini sisa area
hutan produktif yang akan ditebang tinggal setengah dari total luas
hutan yang ada;
Sistem pendukung pesisir perikanan banyak yang sudah hancur atau
tercemar (di Amerika Serikat biaya tahunan sebagai akibat kerugian
hal tesrsebut diperkirakan mencapai $ 86.000.000).
3. Hambatan utama untuk mencapai konservasi adalah:
a. keyakinan bahwa konservasi sumber daya hayati merupakan sektor yang terbatas,
bukan proses yang lintas dan harus diperhatikan oleh semua sektor;
b. kegagalan untuk mengintegrasikan konservasi dengan pembangunan;
4
c. proses pembangunan yang sering tidak fleksibel dan merusak, karenakekurangan
dalam perencanaan lingkungan, kurangnya alokasi penggunaan rasional dan
penekanan berlebihan yang fokus pada kepentingan jangka pendek daripada yang
jangka panjang;
d. kurangnya kapasitas untuk melestarikan, karena undang-undang tidak memadai dan
kurangnya penegakan hukum; kapasitas organisasi rendah (terutama instansi
pemerintah dengan mandat cukup banyak dan kurangnya koordinasi); kurangnya
tenaga terlatih; dan kurangnya informasi dasar tentang prioritas, pada kapasitas
produktif dan regeneratif sumber daya hayati, dan pada pertukaran antara satu pilihan
manajemen dan lain;
e. kurangnya dukungan untuk konservasi, karena kurangnya kesadaran parapihak, dari
manfaat konservasi dan tanggung jawab untuk melestarikan sumberdaya yang
berdampak pada kelestarian sumber daya hayati.
f. kegagalan untuk mengembangkan pembangunan berbasis konservasi, terutama daerah
pedesaan di negara berkembang.
4. Strategi Konservasi Dunia Oleh karena itu:
a. Mendefinisikan konservasi sumber daya hayati dan menjelaskan tujuannya,
kontribusinya terhadap kelangsungan hidup manusia dan pembangunan dan hambatan
utama bagi prestasi.
b. Menentukan persyaratan prioritas untuk mencapai setiap tujuan.
c. Mengusulkan strategi nasional dan daerah untuk memenuhi kebutuhan prioritas,
menggambarkan kerangka kerja dan prinsip strategi-strategi.
d. merekomendasikan kebijakan lingkungan yang antisipatif, kebijakan konservasi
lintas-sektoral dan sistem yang lebih luas dari akuntansi nasional untuk
mengintegrasikan konservasi dengan pembangunan di tingkat pembuatan kebijakan.
e. mengusulkan metode terpadu untuk mengevaluasi sumberdaya lahan dan air,
ditambah dengan penilaian lingkungan, sebagai sarana untuk memperbaiki
perencanaan lingkungan; dan menguraikan prosedur untuk alokasi rasional
penggunaan tanah dan air.
f. merekomendasikan review dari undang-undang tentang sumber daya hayati;
menunjukkan prinsip-prinsip umum bagi organisasi dalam pemerintahan; dan
khususnya mengusulkan cara meningkatkan kapasitas organisasi untuk konservasi
tanah dan konservasi sumber daya kelautan.
5
g. menunjukkan cara untuk meningkatkan jumlah tenaga terlatih; dan mengusulkan
manajemen berorientasi penelitian lebih dan manajemen berorientasi penelitian,
sehingga informasi dasar yang paling dibutuhkan dihasilkan lebih cepat.
h. merekomendasikan partisipasi publik yang lebih besar dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan yang lebih fokus pada penggunaan sumber daya hayati; dan
mengusulkan program pendidikan lingkungan dan kampanye untuk membangun
dukungan untuk konservasi.
i. menunjukkan cara untuk membantu masyarakat pedesaan untuk melestarikan sumber
daya hayati mereka, sebagai dasar penting dari pengembangan yang mereka butuhkan.
5. Selain itu, Strategi merekomendasikan tindakan internasional untuk mempromosikan,
dukungan dan (jika perlu) mengkoordinasikan aksi nasional, khususnya menekankan
kebutuhan untuk:
a. Penegkan Hukum yang komprehensif dalam konservasi internasional, dan
meningkatkan bantuan pengembangan untuk konservasi sumber daya hayati.
b. program internasional untuk mempromosikan tindakan yang diperlukan untuk
melestarikan hutan tropis dan lahan kering, untuk melindungi daerah-daerah penting
bagi pelestarian sumber daya genetik, dan untuk melestarikan global "commons" yang
laut terbuka, atmosfer, dan Antartika;
c. Strategi regional untuk memajukan konservasi sumber daya hayati
bersamakhususnyadi sungai dan laut internasional
6. Strategi Konservasi Dunia berakhir dengan meringkas persyaratan utama untuk
pembangunan berkelanjutan, yang menunjukkan prioritas konservasi untuk
pengembangan Dekade Ketiga.
6
Bagian I.
PENDAHULUAN
A. Konservasi Sumberdaya Hayati Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Bumi adalah satu-satunya di alam semesta sebagai tempat untuk melanjutkan kehidupan.
Tetapi aktivitas manusia yang secara masif telah mengurangi kemampuan bumi untuk
mendukung kehidupan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan
meningkatnya jumlah konsumsi. Kondisi tersebut telah berpengaruh terhadap masyarakat
miskin yang berjuang untuk hidup. Sementara ada sekelompok kecil masyarakat di dunia
yang memanfaatkan sebagian besar sumberdaya alam di dunia, hal yang sangat ironis dimana
seharusnya seluruh masyarakat dapat bertahan hidup dan sejahtera.
Hubungan manusia dengan biosfer akan terus berlanjut mengalami kemunduran sampai
adanya era baru ekonomi internasional dicapai, etika lingkungan baru diadopsi,
keseimbangan populasi manusia, dan model pembangunan berkelanjutan menjadi aturan,
yang salah satu diantaranya prasyarat untuk pembangunan berkelanjutan adalah konservasi
sumberdaya hayati.
Pembangunan didefinisikan : modifikasi biosfer dan aplikasi manusia, finasial, sumberdaya
biotik dan abiotik untuk memuaskan kebutuhan manusia dan meningkatkan kualitas
kehidupan manusia.Agar pembangunan dapat berkelanjutan maka perlu mempertimbangkan
faktor sosial, ekologi dan ekonommi, faktor sumberdaya biotik dan abiotik, keuntungan dan
kerugian dari aksi alternatif jangka panjang dan jangka pendek.
Konservasi didefinisikan : manajemen pemanfaatan biosfer oleh manusiasehingga
menghasilkan keuntungan terbesar yang berkelanjutan untuk generasi sekarang sementara
memelihara potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi masa depan.Oleh
karena itu konservasi adalah hal positiv dalam merangkul perlindungan, pemeliharaan,
pemanfaatan berkelanjutan, restorasi dan meningkatkan lingkungan alami. Konservasi
sumberdaya hayati secara khusus fokus pada tanaman, hewan dan mikroorganisme, dengan
lingkungan abiotik dimana mereka tinggal. Sumberdaya hayati mempunyai dua elemen
penting yang membedakan dengan sumberdaya non hayati: yang dapat diperbaharui jika
dikonservasi; dan akan rusak jika tidak dikonservasi.
7
Konservasi, seperti pembangunan, adalah untuk manusia; dimana pembangunan bertujuan
untuk mencapai tujuan umat manusia yang lebih besar melalui penggunaan biosfer,
konservasi bertujuan untuk mencapai tujuan dengan meyakinkan bahwa penggunaan tersebut
dapat berlanjut.Fokus konservasi pada pemeliharaan dan keberlanjutan merupakan sebuah
respon yang rasional terhadap alam. Alam sebagai sumber kehidupan dan juga merupakan
sebuah etika, yang mengekspresikan keyakinan bahwa alam tidak diwariskan dari orangrtua
kita tetapi meminjamnya dari anak cucu
Konservasi adalah sebuah proses- yang diaplikasikan secara lintas sektoral-tidak hanya
berfungsi pada satu sektor saja. Pada sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, kehutanan,
dan satwa liar yang secara langsung bertanggung jawab pada pengelolaan sumberdaya hayati,
konservasi adalah aspek pengelolaan yang memastikan bahwa penggunaan sumberdaya
hayati adalah berkelanjutan, dan mengamankan proses ekologi dan keanekaragaman genetik
untuk pemeliharaan sumberdaya yang dimaksud. Pada sektor lain seperti kesehatana energy
dan industry, konservasi adalah aspek pengelolaan yang mana memastikan bahwa
keuntungan berkelanjutan secara penuh diperoleh dari sumberdaya dan segela kegiatan
diarahkan untuk memelihara sumberdaya tersebut.
Konservasi sumberdaya hayati memliki tiga tujuan khusus:
1. Untuk memelihara proses ekologi yang penting dan sistem pemdukung hidup (seperti
perlindungan tanah, siklus hara, dan pemurnian air).
2. Untuk mempertahankan keragaman genetik, hal ini sangat penting untuk program
pemuliaan, untuk perlindungan dan peningkatan tumbuhan budidaya dan hewan
domestik, untuk penelitian lanjutan, inovasi dan keamanan bagi industri-industri yang
mengunakan sumberdaya hayati.
3. Untuk memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem yang berkelanjutan,yang
menyokong kehidupan jutaan penduduk desa dan industri-industri besar.
Konservasi sumberdaya hayati salah satu kondisi dari sejumlah kondisi yang diperlukan
untuk menjamin kesejahteraan manusia, dan strategi konservasi dunia adalah salah satu
strategy yang dibutuhkan;sebuah strategy untuk perdamian; sebuah strategi untuk era
ekonomi internasional yang baru;sebuah strategi untuk hak azazi manusia; sebuah strategy
untuk mengatasi kemiskinan; sebuah strategy untuk ketersediaan makanan dunia; sebuah
strategy populasi. Seluruh strategi tersebut hendaklah ditegakkan saling menguntungkan.
Konservasi dan pembagunan yang terintegrasi sangat penting karena pola pembangunan
8
tanpa mengkonservasi sumberdaya hayati, akan mustahil mendapatkan kebutuhan manusia
saat ini tanpa memenuhi kebutuhan masa akan datang.
Konservasi dan pembangunan jarang dapat dikombinasikan dan walaupun kadang muncul
maka terlihat tidak sesuai. para konservasionis sendiri kadang itdak mampu untuk mengurai-
mengatasi kesalahanpahaman antara konservasi dan pembangunan itu sendiri. Sering para
konservasionis terlihat sebagai orang yang anti terhadap pembangunan-walaupun mereka
dipasksa untuk pada posisi tersebut karena mereka diajak untuk berpartisipasi dalam proses
pembangunan. Konservasi bukan untuk menghentikan pembangunan tapi untuk mengajak
praktisi pembangunan khusunya pada negara berkembang, bahwa konservasi bukan sesuatu
yang tidak relevan, berbahaya dan anti sosial. Konsekwensinya, pembangunan terus berlanjut
tanpa ada semangat konservasi yang mengakibatkan kerusakan ekologi yang seharusnya
konservasi dapat mencegah terjadinya kerusakan tersebut.
Konservasi dan pembagunan berkelanjutan adalah dua hal yang saling tergantung dan
berkerjasama saling menguntungkan yang dapat diilustrasikan pada masyarakat pedesaan
yang miskin. Ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap sumberdaya hayati adalah
langsung dan segera. 500 juta orang yang kekurangan nutirsi atau 1500 juta orang yang hanya
mampu menggunakan bahan bakar kayu, kotoran hewan atau limbah tanaman, atau hampir
800 juta manusia dengan matapencaharian kurang dari 50 dolar per tahun- untuk semua
msyarakat ini konservasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi dari kematian yang
terburuk. Ironisnya, masyarakat pada daerah terpinggirkan bertahaan dengan kemiskinan- dan
konsekuensi kerentanan terhadap inflasi- menghancurkan sedikit sumberdaya yang tersedia
untuk mereka.
Akan menjadi salah apabila menyimpulkan bahwa konservasi adalah reaksi yang memadai
terhadap masalah kemiskinan di masyarakat margnal. Konservasi oleh karena itu harus
dikombinasikan dengan mengukur kebutuhan ekonomi masyarakat dalam jangka
pendek.Lingkaran dimana kemiskinan menyebabkan degradasi ekologi yang kemudian
menjadi faktor dominan kepada kemiskinan yang lebih dalam hanya dapat diputuskan
melalui pembangunan. Namun pembangunan itu sendiri tidak dapat berkelanjutan tanpa
adanya konservasi. Usaha pembagunan yang dilakukan dibanyak negara berkembang banyak
dilakukan tanpa diiringi oleh usaha konservasi. Di asia tenggara pembukaan lahan secara
besar-besaan telah menyebabkan fluktuasi aliran air yang menyebabkan produksi padi
menjadi menurun. Karena adanya pembangunan, usia pusat listrik tenaga air dan sistem
9
penyediaan air berkurang karena sumber air mengalami pendangkalan. Proses pendangakalan
dipercepat oleh faktor deforestasi,pengembalaan yagn berlebihan dan penggunaan lahan
lainnya yang tidak bijaksana.
Setiap aktivitas organisme akan mengubah lingkungan. Meskipun modifikasi lingkungan
adalah alami dan merupakan bagian dari pembangunan, bukan berarti semua modifikasi yang
terjadi menuju ke sebuah pembangunan. Sementara itu tidak dapat dielakkan bahwa
sebagaian besar bumi ini akan dimodifkasi oleh manusia dan banyak diantaranya akan
ditransfromasikan, hal ini tidak dapat dielakkan bahwa perubahan tersebut tidak akan
mencapai tujuan sosial dan ekonomi dari pembangunan. Kecuali hal tersebut dilakukan
dengan pertimbangan ekologi, lingkungan, sosial, budaya dan etnik.Tujuan utama strategi
konservasi dunia adalah untuk mengintegrasikan konservasi dan pembangunan untuk
menjamin bahwa modifikasi terhadap planet bumi ini dilakukan benar-benar untuk ketahanan
dan kesejahteraan masyarakat.
Mengapa strategy konservasi dunia dibutuhkan?
Sebuah strategi konservasi dunia terhadap sumberdaya hayati di bumi dibutuhkan sekarang
karena :
1. Sumberdaya hayati yang sangat penting untuk ketahanan hidup manusia dan pembangunan
berkelanjutan saat ini kerusakannya semakin meningkat. Pada saat yang sama permintaan
manusia terhadap sumberdaya tersebut meningkat dengan cepat. Permasalahan yang terjadi
diilustrasikan seperti gambar diatas.jika rata-rata degradsi seperti saat ini terus terjadi, hampir
sepertiga dari lahan produktif akan hancur pada 20 tahun mendatang. Diakhir abad ini, sisa
area hutan tropis produktif yang belum dibalak akan hilang. Selama periode ini populasi
dunia diperkirakan meningkat hampir setengahnya- dari kurang lebih 4000 juta menjadi
6000 ribu juta. Perkiraan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah populasi yang
membutuhkan sumberdaya yang semakin langkah yang diperparah oleh tingginya rata-rata
konsumsi yang tidak poropsional dari negara maju.
2. Aksi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah konservasi yang sangat serius dan
mencegah permasalahan tersebut semakin buruk tentu membutuhkan waktu: waktu untuk
perencanaan, pendidikan, pelatihan, pengorganisasian dan penelitian yang lebih baik; dan
10
kapan aksi tersebut dilakukan, hal tersebut membutuhkan waktu bagi biosfer untu merespon -
reforestasi, restorasi lahan yang terdegradasi, pemulihan perikanan yang berkurang, dan lain-
lainnya, bukan sebuah proses yang instant.
3. Kapasitas nasional dan internasional untuk mengkonservasi
saat ini kurang terorganisir dan terfragmentasi-
terbagi antara sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan
satwa liar- dengan konsekwensi terjadi pengulangan
kegiatan, terjadi gap antar sektor,kompetisi uang dan pengaruh,
dan konflik; dan mereka memiliki pengaruh yang rendah
terhadap proses pembangunan, prinsip untuk mengatasi masalah
manusia, lebih sering merusak atau mendegradasi
sumberdaya hayati atas dasar kesejahteraan manusia.
11
Bagian II.
TUJUAN KONSERVASI DAN PERSYARATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
KONSERVASI
A. Menjaga Proses ekologi penting dan Sistem Pendukung kehidupan
Proses ekologi yang penting adalah proses-proses yang diatur, didukung secara kuat atau
moderat oleh ekosistem dan penting untuk produksi makanan, kesehatan dan aspek penting
lainnya terhadap ketahanan manusia dan pembangunan berkelanjautan. " Sistem pendukung
Kehidupan" adalah bagian dari ekosistem utama yang terliba- misalnya, daerah aliran sungai
atau daerah pesisir. Menjaga proses dan sistem sangat vital untuk masyarakat dalam rangka
tahapan pembangunan.Saat ini sistem pendukung kehidupan yang paling penting dan sangat
terancam adalah sistem pertanian, kehutanan, sistem pesisir dan air tawar.
1. Sistem Pertanian
Hanya 11 persen lahan di bumi ini yang dapat digunakan untuk pertanian; sisanya mengalami
kekeringan, kekurangan mineral, dangkal, kelebihan air, beku secara permanent. Lahan yqng
terbaik utnu pertanian tidak terdistribusi secara merata. Lahan pertanian dunia saat ini
meliputi 14 juta km2, dan mustahil untuk ditngkatkan lagi., banyak dari lahan yang baik
sudah diolah untuk pertanian. Sayangnya banyak area yang luas untuk kualitas pertanian
telah diubah untuk dibangun. Di negara maju setidaknya 3000 km2 lahan pertanian berkurang
setiap tahunnya; antara 1960 dan 1970 jepang kehilangan 7.3% lahan petanian untuk
membuat gedung dan jalan, di negara Eropa kehilangan 1.5 % - 4.3 %. Selanjutnya hampir
sepertiganya lahan yang baik untuk pertanian akan hancur dalam 20 tahun kedepan jika rata-
ata degradasi lahan saat ini berlanjut.
Tanah adalah sistem pendukung kehidupan yang sangat penting karena seluruh produksi
makanan tergantung pada tanah. Erosi tanah merupakan proses alami dan berlanjut, tetapi
karena ekosistem tak terganggu dengan tanaman untuk perlindungan permukaan tanah
membuat erosi dapat dikendalikan. Jika tanah dan tanaman tidak seimbang,atau pengelolaan
tanah yang buruk, maka erosi akan semakin meningkat dengan konsekuensi yang merusak.
bahkan dibawah vegetasi penutup yang alami, alam membutuhkan 100 hingga 400 tahun
untuk memperbaiki 10 mm top soil; dan 3000 hingga 12 000 tahun dibutuhkan untuk
12
memperbaiki tanah pada kedalaman dan sepanjang halaman buku ini. Jadi sekali tanah
hilang, pada tujuan praktis maka hilang untuk kebaikan.
Laju kehilangan tanah meningkat lebih tajam didaerah tropis yang umumnya sangat rentan
terhadap erosi dibanding daerah temperat, karena topografi lahan dan sifat alami tanah dan
curah hujan. Setengah daerah wilayah India mengalami degardasi tanah dalam berbagai
macam bentuk. Dari 3.3 juta km2, 1.4 juta km2 mengalami degradasi tanah meningkat, dan
270.000 km2 terkena banjir, salinitas dan alkalinitas. Estimasi 6000 juta ton tanah hilang
setiap tahun dari 800.000 km2 yang berarti juga membawa 6 juta ton unsur hara.
Produktivitas ekosistem pertanian tidak hanya tergantung pada pemeliharan kualitas tanah
tapi juga mempertahankan habitat bagi serangga-serangga yang bermanfaat dan hewan
lainnya bagi penyerbukan, pemangsa dan parasit hama. Efektifitas kontrol serangga tidak lagi
menjadi masalah karena adanya aplikasi pestisida. Namun penggunaan pestisida secara
besar-besaran telah mneyebabkan resistensi hama, membunuh musuh alami, dan membunuh
spesies bukan target, dan menyebbakan kontiminasi makanan. Oleh karena itu selain
menggunakan pestisida perlu mengunakan metode lain yang terintegrasi dan kombinasi yang
sesuai. Metode itu meliputi pengenalan terhadap varitas yang tahan terhadap hama, pola dan
kombinasi penanaman yang khusus, metode mekanik, menggunakan hormon, dan mendorong
pemanfaatan musuh alami.
2. Hutan
Disamping menyediakan kayu dan produk non kayu lainnya, hutan memiliki fungsi vital
dalam proses yang berpengaruh sangat besar terhadap manusia. Hutan mempengaruhi iklim
lokal dan regional, hutan menjamin aliran air bersih terus menerus. Hutan lindung sangat
penting untuk melindungi permukaan tanah dan melindungi wilayah hulu dari banjir. Hutan
lindung juga membantu mengurangi penambahan partikel tanah di sungai, melindungi
sumnber air dari pengendapan partikel, sistem irigasi,dan mengurangi kerusakan batu karang.
Saat ini hutan lindung mengalami kerusakan parah - akibat pembukaan lahan untuk pertanian,
logging untuk bahan bakar, pengembalaan berlebihan dan pembangunan jalan. Biaya yang
dikeluarkan sangatlah mahal. Argentina mengeluarkan 10 juta dolar per tahun untuk
mengeruk lumpur dari muara sungai agar kapal dapat berlayar di Buenos Aires. Di India
biaya yang harus dikeluarkan per tahun akibat banjir adalah 140 juta dolar hingga 750 jta
dolar.
13
Sedimentasi pada hutan lindung akan merusak bendungan, fasilitas pembangkit listrik dan
sistem irigasi. Kapasitas waduk Nizamsagar di India berkurang setengahnya dan tidak ada
lagi cukup air untuk mengairi 1.100 km2 tebu dan padi- akibatnya supply tebu untuk pabrik
berkurang. Deforestasi di utara pulau Luzon di Filipina menyebabkan bendungan Ambuklao
berlumpur dengan cepat yang akhirnya mengurangi kemampuan bendungan untuk berfungsi
dari 60 tahun menjadi 32 tahun. Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada negara
berkembang,; 1000 juta deposit setiap tahun mengendap di bendungan Amerika Serikat.
Meskipun belum dihitung secara pasti, secara global biaya untuk mengangkat sediment,
pengerukan lumpur, rekonstruksi sistem irigasi pastilah sangat besar. Hanya 10% populasi
manusia di dunia tinggal di wilayah pegunungangan, sisanya sekitar 40 % tinggal di daerah
dataran rendah, sehingga kehidupan setengah dari populasi dunia secara langsung tergantung
pada cara bagaimana ekosistem hutan lindung di kelola.
Hutan yang dikelola dengan cara ladang berpindah mampu memulihkan kesuburan tanah
seperti semula. Lebih dari 200 juta orang mendiami sekitar 300 juta km2 hutan tropis dengan
melakukan kegiatan ladang berpindah. Periode tanah bera antara 8 - 12 tahun di hutan hujan
tropis, dan 20 -30 tahun di area yang lebih kering. Selama masa bera, tajuk hutan mampu
memperbaiki tanah. Kondisi ini akan stabil selama populasi penduduk stabil, tetapi jika
populasi meningkat, tekanan terhadap hutan juga meningkat, masa bera akan dipersingkat
sehingga tanah tidak memiliki kesempatan untuk pulih,dan semakin luas hutan yang akan
dibuka.Hampir 2/3 dari wilayah hutan dikelola dengn cara ladang berpindah, dan umumnya
berada di wilayah pegunungan dan di lahan miring, yang dapat menyebabkan erosi semakin
parah.Di panatai gading praktek perladangan berpindah meyebabkan luas hutan berkurang 30
%antara 1930 -1956. Sekarang tinggal 50.000 dari 150.000 km2. Di Filipina praktek ladang
berpindah menyebabkan luas hutan berkurang sekitar 3,500 km2 per tahun- di pulau
Mindanao praktek ladang berpindah membuka hutan sekitar 10.000 km2 antara 1960 dan
1974.
3. Sistem wilayah pesisir dan air bersih
Daerah pesisir lahan basah dan lahan dangkal khususnya di muara dan hutan mangrove-
meyediakan makanan dan tempat tinggal untuk beraneka jenis binatang laut seperti ikan dan
udang. Seperti rumput laut yang merupakan sumber hara untuk jenis ikan.Ekosistem karang
sangat penting untuk menyediakan habitat bagi ikan yang mana masyarakat pesisir pada
negara berkembang sangat tergantung pada ikan tersebut.Selanjutnya daerah pesisir lahan
basah dan terumbu karang sangat penting untuk perlindungan daerah pesisir. Tanpa adanya
14
terumbu karang diperkirakan sekitar 400 pulau mungkin tidak akan ada. Lahan basah dan
dataran banjir mendukung perikanan daerah perairan, sementara daerah pertanian dataran
rendah telah lama bergantung pada suplai unsur hara dari banjir.
Lahan gambut, dataran banjir, dan daerah rumput laut dan terumbu karang di seluruh dunia
telah mengalami kehancuran, yang berdampak ekonomi terhadap masyarakat yang
tergantung pada ekosistem tersebut.Dampak kerusakan terhadap daerah pesisir dan sistem air
bersih sangat beragam. Dampak tersebut antara lain polusi industri dan pertanian,
pembangunan bendungan, pengendapan dari erosi bagian hulu, perumahan, rekreasi,
pembsngunan bandara.
B. Mempertahankan Keanekaragaman Hayati
1. Mempertahankan keanekaragaman hayati
Mempertahankan keanekaragaman hayati berarti berbicara mengenaidua hal yakni jaminan
dan investasi- keharusan untuk melestarikan dan meningkatkan pertanian, kehutanan dan
perikanan, untuk memberikan pilihan untuk masa depan sebagai penyangga untuk mengatasi
bahaya perubahan lingkungan, dan sebagai objek penelitian dan untuk industri- dan sebagai
prinsip moral.
Isu mengenai prinsip moral berkaitan secara khusus dengan kepunahan spesies.Manusia
merupakan faktor utama dalam desakan evolusi. Sementara kurangnya pengetahuan untuk
mengontrol biosfer, manusia harus mampu untuk merubah secara radikal. Manusia secara
moral harus bertindak secara hati-hati demi anak cucu kita dan mahluk lainnya. Manusia
memiliki kemampuan untuk mengubah evolusi oleh karena itu perlu tindakan yang bijaksana
dan hati-hati terhadap keanekaragaman hayati. Manusia tidak pernah tahu spesies mana yang
nantinya yang berguna untuk kehidupan. Tentunya manusia mungkin mengetahui bahwa
spesies yang tampaknya tidak berguna ternyata memberikan manfaat yang sangat besar untuk
kehidupan, misalnya untuk obat-obatan, atau merupakan bagian yang sangat vital untuk
menunjang sistem ekosistem tempat manusia bergantung.
2. Menghilangnya Kultivar
Materi genetik terdiri dari varitas tanaman domestik, hewan ternak, hewan air dan
mikroorganisme, serta varitas liar- sangat penting untuk program pemuliaan untuk
meningkatkan kualitas produksi, gizi, rasa, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit,
kemampuan respon terhadap tanah dann iklim dan kualitas lainnya. Namun kualitas seerti ini
15
jarang didapat secara permanen. Seperti contoh; umur gandum di Eropa dan Amerika Utara
hanya 5 - 15 tahun, hal ini karena penyakit berevolusi dan menjadi resisten, iklimberubah,
kondisi tanah bervariasi, permintaan konsumen berubah, oleh karena itu petani tidak daat
melakukannya tanpa ada cadangan ketersediaan sejumah varitas tanamam pangan, hewan
domestikasi dan jenis liar lainnya. Keberadaan secara lestari dari varitas liar tanaman pangan
merupakan sebuah jaminan untuk mewaspadai kerusakanpada varitas tanaman pangan yang
sejenis.
Bencana yang sama juga mengancam jenis tanaman lainnya akibat para petani yang hanya
mengandalkan pada sedikit jenis tanaman.Karena seleksi intensif terhadap tampilan yang
baik dan seragam terhadap genetik menyebabkan produksi makanan modern terancam
berkurang.Di Canada produksi gandum hanya pada 4 varitas tanaman, di Amerika, produksi
kentang hanya tergantung pada 4 varitas, di Brasil, kopi hanya dihasilkan satu jenis tanaman,
di Amerika industri kecap berasal dari 6 tanaman yang berasal dari satu tempat di
Asia.Kondisi tanaman tersebut sangat rentan terhadap wabah hama dan penyakit dan
perubahan yang tiba-tiba pada kondisi pertumbuhan. Sayangnya ketika genetik jenis tanaman
pangan dunia berkurang, yang mungkin dapat diperbaiki dengan jaminan ketersediaan
keanekaragaman jenis tanaman, disaat yang sama keanekaragaman genetik tersebut juga
terancam mengalami kehancuran. Banyak varitas liar dan domestikasi dari jenis tanaman
pangan seperti gandum, kentang, pisang, tomat, kacang dll telah mengalami kepunahan atau
sedang mengalami kerusakan.
Penggunan tanaman pangan tradisional dan lokal telah mulai ditingglakan karena adanya
tanaman pangan modern yang resitan dan produktivitas tinggi. Disatu sisi penggantian
tanaman lokald dengan yang lain memiliki nilai posistif karena meningkatkan produksi
tanaman pangan, namaun hal ini bisa menjadi kontra produksi jika varitas tradisional dan
famili yang masih liar tidak dilindungi dengan baik. Jenis tanaman pangan tradisional atau
lokal merupakan sumber genetik yang sangat penting. Tanaman primitif atau tradisonal
resisten terhadap hama penyakit sehingga bisa menghemt jutaan dolar, dapat beradaptasi
terhadap lingkungan yang berbeda dan karakteristik jenis tanaman agronomi yang sangat
bernilai.
3. Sumberdaya untuk Kesehatan
Meskipun hanya sedikit dari jenis tanaman dan hewan yang baru diidentifikasi mengenai
manfaatnyaa sebagai obat-obatan dan produk farmasi lainnya, obat-obatan modern sangat
16
tergantung pada hal tersebut di atas. Berdasarkan hasil analisis, lebih dari 40% resep setiap
tahunnya di Amerika terdiri dari obat yang berasal dari alam- 25% tanaman atau 13 %
mikroba, 3% hewan- sebagai kandungan aktiv utama. Manfaat tanaman dan hewan untuk
obat-obatan paling penting digunakan untuk :
untuk agen terapi, misalnya digitoxin, morfin dan tropin
sebagai materi awal untuk sintesis obat-obatan, misal: cortex adrenal, hormon stereoid
yang disintesis dari tanaman sapogenins steroid
sebagai model untuk sintesis obat-obatan, misal : kokain sebagai model bagi
perkembangan anestesi lokal modern
Sejarah pemanfaatan tanaman dan hewan oleh manusia menunjukkan bahwa jenis tanaman
dan hewan yang awalnya telah hilang atau tampaknya tidak secara signifikan
bermanfaatdapat menjadi sangat berguna bahkan menjadi sangat penting. Ikan Chirotoma
estor, ikan yang hidup secara liar di danau meksiko hampir punah akibat ekploitasi,
kerusakan habitat, predasi dan kompetisi dengan jenis baru yang di introduksi. Saat ini,
dengan pengelolaan yang baik dan perkembangbiakan buatan, ikan tersebut telah banyak
ditemui di beberapa bendungan dan cadangan air. Banyak spesies secara tidak sengaja
ditemukan berguna untuk penelitian. Seperti Armadilos yang bermanfaat untuk membantu
pengobatan terhadap penyakit leprosy, atau beruang kutub yang buluhnya bermanfaat sebagai
petunujuk untuk menemukan desain dan material yang cocok untuk pakaian dimusin dingin
dan sebagai pengumpul energi panas.
Pengawetan keanekaragaman genetik harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
makanan,serat, obat-obatan dan penelitian lanjutan serta inovasi industri. Selain itu juga
berguna untuk menjamin bahwa kehilangan satu spesies tidak akan melumpuhkan fungsi
efektivtas dari proses ekologi. Suatu kecenderungan bahwa komunitas tanaman, hewan dan
mikroorganisme yang membentuk asosiasi ekosistem - khususnya penyerbukan dan
pengendalian hama secara alami- dapat secara cepat digantikan dengan komunitas lain.
Komposisi genetik dari suatu ekosistem sangat penting untuk kinerja komunitas tersebut.
4. Ancaman terhadap spesies Liar
Banyak varitas tanaman dan hewan domestikasi yang hilang, Diperkirakan sekitar 25.000
spesies tanaman dan lebih dari ribuan spesies vertebrata yang terancam kepunahan. Jumlah
ini belum termasuk kehilangan sejumlah spesies binatang kecil yang tidak terelakkan-
khususnya invertebrata sperti moluska, serangga dan terumbu karang-dimana habitatnya
17
mengalami kerusakan. Jika spesies ini menghilang maka kehilangan bagi manusia tidak dapat
diperbaiki. Ancaman serius adalah kerusakan habitat, yang meliputi mengubah habitat
menjadi pemukiman, pelabuhan dan konstruksi lainnyaa bagi lahan tanaman, pengembalaan
dan tanaman industri, pertambangan, pembangunan waduk, drainase dan jenis-jenis
pembangunan lainnya.
Dua ancaman serius terhadap spesies adalah eksploitasi berlebihan dan introduksi spesies
eksotik. Eksotik spesies yang dintroduksi dapat berakibat negatif terhadap spesies lokal antra
lain dengan cara: kompetisi terhadap makanan dan ruang, predasi, kerusakan habitat atau
degradasi, penularan penyakit. Spesies lokal di sungai dan pulau sangat rentan terhadap
dampak negatif introduksi spesies.
C. Pemanfaatan secara lestari terhadap spesies dan ekosistem
Pada masyarakat subsistem, pemanfaatan secara lestari terhadap sumberdaya sangat penting.
Oleh karena itu pada masyarakat 'dengan satu jenis tanaman atau ' beberapa jenis tanaman,
ketergantungannya sangat besar pada sumberdaya hayati tertentu (misalnya , perikanan pada
masyarakat di canada). Semakin besar keragaman dan fleksibilitas ekonomi, semakin rendah
kebutuhan untuk menggunakan sumberdaya tertentu secara lestari. Pemanfaatan secara lestari
juga sangat penting untuk perencanaan secara rasional dan manajemen suatu industri yang
tergantung pada sumberdaya tertentu (Misal : kayu dan ikan). Pemanfaaatan secara lestari
dapat dianalogkan dengan menghabiskan keuntungan atau bunga sementara modal tetap
disimpan. Sebuah masyarakat yang bersikeras bahwa semua penggunaan dari sumberdaya
hayati dapat menjamin kelestarian akan mendapat keuntungan dari sumberdaya tersebut tanpa
batas. Tetapi sayangnya, sebagian besar pemanfaatan terhadap sumberdaya hayati baik di air
dan di darat dimanfaatkan secara tidak lestari.
1. Hewan Air
Enam persen dari total protein dan 17 % dari protein hewan berasal dari hewan air dan ikan.
Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuhan (65%).
Hewan air sangat penting dalam perdagangan, meskipun data tentang perdagangan domestik
tidak ada, tapi sangat jelas dilihat dari nilai ekspor hewan laut meningkat tajam dari tahun ke
tahun.
18
Overfishing merupakan ancaman utama terhadap sumberdaya laut dan menjadi ancaman
yang significant terhadap sungai dan danau. Hal ini terjadi secara lokal di banyak wilayah,
terutama didominasi pada wilayah negara maju. Overfishing telah menyebabkan spesies
seperti paus, sapi laut dan kura-kura laut hampir punah. Kelompok hewan laut juga
mengalami tekanan akibat dari eksploitasi pada jenis yang bukan target yang tertangkap tanpa
sengaja. Penangkapan ikan non target spesies merupakan salah satu faktor penyebab
kerusakan sumberdaya laut. Diperkirakan sekitar 7 juta ton ikan setiap tahunnya tertangkap,
kura-kura juga terancam. Jutaan burung laut terbunuh tanpa sengaja karena tersangkut di
jaring setiap tahunnya.
2. Tumbuhan dan Hewan Liar di Daratan
Hewan dan tumbuhan liar merupakan sumberdaya subsisten yang penting di negara
berkembang dan merupakan sebuah sumberdaya untuk rekreasi yang sangat penting baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Satwa dan tumbuhan liar merupakan
sumberdaya yang dapat diperbaharui dan merupakan sumber makanan, khususnya bagi
masyarakat pedesaaan di negara berkembang.Di Ghana, Zaire dan negara Afrika, 3/4 protein
hewani berasal dari satwa liar. Pentingnya nutrisi dari satwa dan tumbuhan liar jarang
mendapat perhatian dari ahli gizi dan kadang dipanen jauh dari para ahli. Hal ini sungguh
disayangkan, dimana nilai nutrisi sebenarnya dari satwa dan tumbuhan liar kemungkinan
telah siap untuk mendorong sumberdaya tersebut untuk dikelola secara lestari danmerupakan
langkah maju dalam mempertahankan habitatnya.
Satwa dan tumbuhan liar merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat pedesaan.
perdagangan internasional mengancam banyak spesies karena perusahaankomersil yang
terorganisir dengan baik terus berusaha untuk memenuhi permintaan (dari negara maju)
dengan meningkatkan komoditas yang langkah yang diambil dari alam liar umumnya dari
negara berkembang.Misalnya kulit untuk jaket luxury, daging dan ikan eksotik untuk
makanan berkelas, satwa liar untuk farmasi, parfum, kosmetik, suvenir dll.
Sebagian besar perdagangan dilakukan secara terbuka dan diiklankan, namun secara
significant dilakukan secara ilegal. dampak dari perdaganan tersebut terhadap spesies dan
ekosistem sangat serius. Misalnya 40% spesies vertebrata hampir punah dan ancaman yang
sangat serius yang terjadi pada dunia reptil.
Alam liar merupakan sumberdaya utama untuk rekreasi dan turisme. Turisme sebagian besar
berdasarkan kehidupan liar. Banyak masyarakat menganggap alamliar sebagai sebuah simbol
19
agung, ritual dan budaya yang sangat penting, memperkaya kehidupan mereka baik secara
emosi dan spiritual.
3. Hutan
Hutan menyediakan beragam barang yang berguna bagi industri dan masyarakat pedesaan.
Kayu yang digunakan untuk konstruksi, dinding, pintu dan furniture kayu pulp untuk kertas,
madu, sumber makan ternak, sumber bahan obat-obatan, keindahan, rekreasi dll. Hutan tidak
dapat dibantah lagi merupakan hal yang sangat penting untuk industri dan komersialisasi.Di
negara berkembang permintaan tertinggi terhadap hutan adalah untuk bahan bakar dan lahan
untuk kegiatan ladang berpindah.Lebih dari 1500 juta masyarakat di negara berkembang
tergantung pada kayu untuk memasak dan bahan bakar penghangat. Tingginya permintaan
kayu menyebabkan pengurangan luas luas hutan secara significant.
4. Area penggembalaan (Grazing Area)
Area pastura (lahan yang digunakan untuk penggembalaan baik ditanam ataupun liar yang
usianya lebih dari 5 thun) adalah salah satu tipe pemanfaatan lahan yang sangat intensif di
dunia- menduduki sekitar 30 juta km2 atau 23% dari wilayah permukaan daratan dunia.
Wilayah pastural umumnya berada di dataran rendah yang hujannya tidak merata dan
biasanya tidak cocok digunakan untuk usaha tanaman yang membutuhkan modal yang
besar.Produktivitas tanah sangat rendah, satu hektar biasanya dapat mendukung 3-5 hewan
pada lahan yang subur, di Eropa lahan yang dikelola dengan baik -50 -60 hektar mendukung
satu unit hewan ternak di Saudi Arabia. Area grazing dan lahan makan ternak mendukung
lebih dari 3000 juta hewan ternak dan mendukung produksi daging dan susu dunia.
Namun sayangnya kesalahan pengelolaan area pastural telah menyebar di seluruh dunia,
Overstocking telah menyebabkan degradasi lahan di Afrika dan Sudan. Di Afrika utara dan
daerah Mediterania grazing merupakan kotributor terbesar terjadinya gurun. Di banyak
wilayah petani pindah ke lahan marginal untuk dijadikan lahan pertanian. Overgrazing dan
pengembalaan yang tak terkontrol meupakan masalah yang sangat serius di daerah
pegunungnan sepeti di himalaya dan di Andes. Hewan ternak telah menyebabkan kerusakan
pohon dan tutupan rumput yang menyebabkan terjadinya erosi.
20
D. Kebutuhan Prioritas : Proses ekologi dan sistem pendukung kehidupan
1. Cadangan lahan pertanian yang baik Untuk tanaman Pangan.
Adanya kelangkaan terhadap kualitas lahan yang subur dan tingginya permintaan makanan
dan dan produk pertanian lainnya, lahan yang subur dan produktif harus di cadangkan untuk
lahan pertanian. Hal ini akan menurunkan tekanan secara ekologi terhadap lahan marginal
yang cenderung terdegradasi secara cepat jika di ekploitasi di atas kapasitas produktivitasnya.
Tetapi kebutuhan ini akan menimbulkan konflik dengan kebijakan perkotaan, industri,
transportasi, dan energi. Banyaak contoh yang terjadi akibat konflik tersebut seperti
pembangunan waduk yang menyebabkan kehilangan lahan pertanian yang produktif. Tanpa
adanya perencanaan yang matang, pemukiman masyarakat dapat menggusur lahan pertanian.
Konflik seperti ini harus diantisipasi dan dihindari sedapat mungkin. Karena tidak mungkin
untuk mengalokasi lahan pertanin yang subur tapi mungkin untuk mengalokaasikan
perumahan, pabrik, jalan dan infrastruktur lainnya, oleh karena itu pertanian harus di letakkan
di pada prioritas utama dalam pembangunan.
Kebutuhan untuk membuat lahan cadangan untuk pertanian kemungkinan akan berkonflik
dengan kebutuhan konservasi. Banyak ekosistem yang masih asli yang cocok untuk lahan
pertanian yang mana harus dilindungi untuk memertahankan keanekaragaman genetik dan
sebagai area kontrol untuk monitoring dasar dan untuk penelitian.Area yang tidak memiliki
batasan serius dapat di jadikan lahan pertanian sementara lahan yang memiliki batasan serius
perlu dilindungi sehingga dampak jangka panjang dari pertanian dan aktivitas lain dapat
dievaluasi.Lahan pertanian yang dikeola sesuai dengan standar ekologi membutuhkan
konservasi tanah dan air, siklus hara dan mempertahankan habitat mikroorganisme yang
menguntungkan bagi pertanian. Untuk menghindari polusi dan mempertahankan pupuk
inorganik, sisa-sasa panen harus dikembalikan ke lahan pertanian tersebut.Tanah pada hutan
tropis sangat mudah untuk kehilangan kesuburannya. Sistem tradisionl seperti ladang
berpindah mampu mengembalikan kesuburan dengan meninggalkan lahan pada beberapa
periode sebelum dimanfaatkan kembali.
21
Catatan Penting Terhadap Kebutuhan Prioritas :
Bagian 5-7 mengatur kebutuhan prioritas untuk mencapai setiap tujuan konservasi, indikasi
beberapa konflik antara kebutuhan2 tersebut dan juga dengan tujuan kebijakan, dan
menyediakan panduan yang luas untuk menghindaari atau mengatasi konflik-konflik tersebut.
Tiga kriteria telah diadosi untuk memutuskan apakah kebutuhan adalah prioritas :
signifikansi, urgensi, dan ireversibilitas.
Signifikan ditentukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan : sepenting apa kebutuhan
hubungannya dengan hal lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan, bagaimana populasi
global, regional, nasional yang tergantung pada kebutuhan ini dapat dicapai, bagaimana
pentingnyarkebutuhan ini pada masyarakat yang terkena dampak lebih besar, berapa banyak
sumberdaya tertentu akan dikonservsi jika kebutuhan tersebut terpenuhi.
Urgensi adalah fungsi dari rata-rata dimana masalah yang signifikan dapat menjadi lebih
buruk jika kebutuhan tidak terpenuhi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai persyaratan
tersebut.
Ireversibilitas adalah kriteria kunci: prioritas paling tinggi diberikan untuk signifikan,
kebutuhan urgen untuk mencegah kerusakan yang tidak diperbaiki lagi lebih jauh terhadap
sumberdaya hayati- misalnya kepunahan spesies, kepunahan varitas dari tumbuhan dan
hewan bermanfaat, kehilangn sistem pendukung kehidupan yang penting, dan degradasi tanah
yang parah
E. Kebutuhan Prioritas : Keragaman genetik
Mencegah kepunahan spesies diberikan kepada spesies yang terancam di wilayah jelajahnya
dan pada spesies yang sendiri di famili atau genusnya. Menurut formusi berikut: semakin
besar potensi kehilangan genetik, semakin rendah kehilangan yang dijustifikasi mencegah
aksi. Spesies yang monotipik (trediri dari satu spesies) harus diprioritaskan lebih tinggi
dibanding spesies politipik. Secara teori semakin kecil famili semakin besar gap antara famili
yang berdekatan karena sangat berbeda kelompok tersebut dengan kelompok spesies lain.
Ketika semuanya seimbang, maka spesies yang hampir punah harus lebih diprioritaskan
dibanding yang rentan.Pada kasus kondisi spesies tidak diketahui statusnya tetapi
distribusinya terbatas harus dimonitor lebih dengan perhatian khusus pada taksa yang lebih
tinggi.
Pencegahan terhadap kepunahan membutuhkan perencanaan,alokasi dan pengelolaan lahan
pada tapak yang dilindungi seperti kebun binatang, kebun raya. Kawasan lindung dapat
melindungi lebih banyak spesies liar, subspesies dan varitas dan harus berintegrasi dengan
pengelolaan sumberdaya secara rasional.Pengelolaan tersebut harus memasukkan
22
perlindungan dari ancaman dibanding kerusakan habitat atau degradasi,eksploitasi berlebihan
dan dampak terhadap introduksi spesies eksotik.
Mempertahankan sebanyak mungkin varitas tanaman pangan, tanaman makanan ternak,
pohon hutan,hewan ternak, hewan untuk budidaya air, mikroba dan hewan domestikasi
lainnya. Prioritas diutamakan pada varitas yang sangat terancam dan lebih dibutuhkan pada
program pemuliaan secara nasional dan internasional. Program ini membutuhkan partisipasi
internasional untuk mempertahankan sumberdaya genetik.
Ada tiga cara mempertahankan keragaman genetik :
on site : dimana stok dipertahankan dengan melindungi ekosistem yang ada secara
alami.
off site, bagian dari organisme- dimana biji atau elemen organisme dimana organisme
dipertimbangkan dapat dikembangbiakkan dipertahankan.
off site, seluruh organisme- dimana stok individu dari organisme dipertimbangkan
untuk disimpan diluar habitat alaminya, misalnya di hutan tanaman, kebun raya,
kebun binatang, aquarium.
Dari ketiga tipe tersebut, on site lebih didiutamakan. tetapi on site tidak mungkin dilakukan
pada hewan domestikasi, bahkan satwa liar perlu dipertimbangkan di off site untuk menjaga
bila preservasi pada on site mengalami kegagalan.
Menjamin bahwa program preservasi on site melindungi tumbuhan dan hewan liar dan
habitatnya yang bernilai ekonomi tinggi, habitat spesies unik, ekosistem yang unik dan
representsai dari tipe-tipe ekosistem dunia.Inventori dari kawasan lindung yang ada harus
dibuat untuk menentukan apa saja yang terancam. Setiap negara harus mengidentifikasi
habitat dari spesies tersebut dan menjamin bahwa perlindungan kawasan lindung tersebut
merupakan prioritas utama.
Menentukan ukuran, distribusi dan manajemen daari kawasan lindung berdasarkan kebutuhan
ekosistem dan komunitas tumbuhan dan hewan yang mereka tujukan untuk dilindungi. Area
yang dipilih untuk kawasn lindung harus memiliki variasi internal yang tinggi. Pengukuran
harus dilakukan untuk menjaga sistem pendukung dari kaawasann lindung dan untuk
melindungi area tersebut dari dampak berbahaya; pengukuran ini harus diikuti pembentukan
zona penyangga dimana hambatan khusus terdapat pada lokasi tersebut.
Mengkoordinasikan program nasional kawasan lindung dengan program
internasional.Khususnya dengan program biosfer dari unesco; Man and Biosfer Project dan
komisi IUCN untuk kawasn lindung dan Taman nasional. sehingga jaringan representatif
kawasan lindung ekosistem dapat terbentuk segera. Tujuan utama jaringan internasional
23
adalah untuk mengkonservasi penggunaan keanekaragaman untuk masa sekarang dan masa
depan dan mengintegrasik antara komunitas hewan dan tanaman dengan ekosistem alami,
dan untuk mengawal keragaman genetik. Negara didorong untuk berkontribusi dalam
jaringan ini dengan memdesain representatif tapak dari setiap biogeografis per propinsi atau
pada kelompok ekosistem utama yang ditemukan di wilayah penguasaannya.
24
Bagian III.
PRIORITAS UNTUK AKSI NASIONAL
A. Sebuah framework untuk strategi konservasi nasional dan subnasional
Untuk menjamin bahwa tujuan konservasi dapat tercapai dan berintegrasi antara konservasi
dan pembangunan, direkomendasikan bahwa setiap negara meninjau dengan berkonsentrasi
pada kebutuhan prioritas dan hambatan utama. Review harus berbasis pada strategi untuk
mengatasi hambatan dan memenuhi kebutuhan. Strategi harus berada pada level nasional atau
sub nasional (provinsi, dan kabupaten), atau strategi yang dapat dipisahkan berdasarkan
tingkatan tergantung pada tanggung jawab pemerintahan pada tiap bagian terhadap
perencanaan dan pengelolaan lahan dan air.
Tujuan dari strategi fokus pada prioritas yang relevan pada kebutuhan konservasi, untuk
merangsang aksi yang sesuai, meraih kesadaran publik, dan untuk mengatasi apatisme dan
resistensi ketika aksi dilakukan. Strategi nasional ditujukan untuk menyediakan alat untuk
memfokuskan dan mengkoordinasikan usaha dari pemerintah dan LSM untuk
mengimplementasikn strategi konservasi dunia di setiap negara.
Meskipun perencanaan dan eksekusi dari strategi konservasi dunia adalah tanggung jawab
pemerintah, namun LSM harus terlibat langsung untuk menjamin bahwa sumberdaya yang
tersedia dapat dimanfaatkan sehingga tujuan dari strategi dapat dicapai dengan cepat.
Langkah-langkah Strategi
1. Meninjau perkembangan dari setiap tujuan konservasi, dan mampu menjelaskan
sejauh mana tujuan konservasi bisa tercapai atau tidak tercapai. Penekanan
dikhususkan pada kebutuhan prioritas dan status dari sumberdaya hayati yang
terancam.
2. Mengidentifikasi hambatan utama dalam mencapai tujuan,
3. Mengidentifikasi pengukuran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan
mengurangi atau menghilangkan ancaman terhadap sumberdaya hayati
4. Menentukan ekosistem prioritas dan spesies,persyaratan konservasi, bagaimana
persyaratan dapat dicapai, menyiapkan panduan perencanaan dan pengelolaan sesuai
dengan ekosistem dan spesies.
25
5. Menganalisa kondisi sekarang dan rencana kegiatan, membandingkan dengan point 3
dan 4, dan mengidentifikasi gap yang membutuhkan aktivitas yang membutuhkan
penguatan dan dukungan.
6. Mengestimasi finasial dan sumberdaya lain, pengukuran legislatif dan administratif.
7. Mengusulkan cara untuk mensuplai finansial dan sumberdaya yang dibutuhkan,
kewenangan dan organisasi yang sesuai untuk menjalankan aksi yang dibutuhkan,
mengidetifikasi lembaga yang memiliki sumberdaya dan kewenangan dalam
pengambilan keputusan.
8. Menyususn rencana aksi untuk dibawa ke keputusan politik dan alokasi dana dan
sumberdaya lainnya.
9. Menyusun program pengukuran termasuk aspek administratif dan legislatif, untuk
menjaga proses ekologi esensial dan sistem pendukung kehidupan dan pemanfaatan
lestari dari ekosistem dan spesies, Difokuskan pda kebutuhan priorotas yang belum
tercapai.
Prinsip-prinsip strategi
Agar strategi sejalan dengan kebutuhan prioritas untuk mencapai tujuan konservasi, maka
diperlukan 4 prinsip strategi :
1. Integrasi
Pemisahan antara konservasi dan pembangunan dengan pendekatan yang dangkal
terhadap pengelolaan sumberdaya hayati merupakan akar masaah sumberdaya hayati
saat ini. Sebagaian besar persyaratan prioritas adalah pendekatan interdisiplin antar
sektoral.
2. Mempetahankan banyak pilihan
Pemahaman manusia tentang dinamika ekosistem terutama di daerah tropis sangat
terbatas.Oleh karena itu penggunaan lahan dan air harus dilokasikan dan dikelola
sehingga sebanyak mungkin pilihan dapatdigunakan.
3. Campuran antara pengobatan dan pencegahan
Masalah saat ini kadang menjadi parah sehingga usaha hanya dikonsentrasikan pada
hal tersebut sendiri. Permasalahan ynag timbul tidak akan menjadi buruk jika aksi
pencegahan dapat dilakukan lebih awal. Strategi aksi perlu mengkombinasikan antara
pengobatan dan pencegahan untuk mengatasi masalah dan menyiapkaan masyarakat
dan pemerintah untuk mengantisipasi dan menghindari masalah di masa depan.
4. Fokus pada penyebab dan gejala.
26
konservasi tidak hanya bisa melihat gejala, karena hanya dengan melihat gejala
kadang modifikasi pembangunan bisa terlambat dilakukan. Namun kalau hanya
melihat penyebab saja kadang sulit karena penyebab bisa sangat komplek dan diluar
kapasitas organisasi konservasi untuk mempengaruhinya. Aksi yang langsung pada
penyebab umumnya berhasil dalam jangka panjang. Gejala mungkin sudah sangat
akut sehingga aksi harus segera dilakukan.
Hambatan Utama
Hambata utama dalam mencapai tujuan konservasi adalah ;
1. Tidak adanya kebijakan konservasi pada tiap level
2. Kurangnya perencanaan lingkungan dan alokasi peenggunaan secara rasional
3. Buruknya legislasi dan organisasi
4. Kurangnya pelatihan dan informasi dasar
5. Kurangnya dukungan untuk konservasi
6. Kurangnya konservasi berdasarkan pembangunan pedesaan.
Setiap negara memiliki permmasalahan utama yang berbeda-beda. Perhatian haarus
difokuskan pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi masalah saat ini tetapi kadang lupa
untuk melihat potensi masalah yang kadang diluar kapasitas, mandat dan pengalaman
organisasi pemerintah yang diberi tanggung jawab. Mandat, kapasitas dan prosedur
pemerintah untuk pembangunan dan konservasi harus dianalisa untuk menilai sejauh mana
pertimbangan ekologi menyatu dengan proses pembangunan dan apakah hukum dan
organisasi konservasi cukup kuat untuk menjamin bahwa ukuran konservasi yang dibutuhkan
dapat dilakukan.Analisa harus fokus pada level pemerintahan.
B. Pembuatan Kebijakan dan Integrasi antara Konservasi dan pembangunan
Pembangunanyang tidak fleksible dan sedikit dipengaruhi oleh pertimbangan ekologi
cenderung untuk memanfaatkan sebanyak mungkin sumberdaya yang tersedia. Hal ini
menyebabkan kerusakan ekologi dan kerusakan aspek sosial. Cara yang paling efektif untuk
menghindar dari masalah ini adalah mengintegrasikan konservasi pada setiap tahapan proses
pembangunan., dari awal pembuatan kebijakan hingga diakhir implementasi dan operasi.
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana mengatasi maslah melalaui adopsi kebijakan
antisipasi lingkungan dan kebijakan konservasi antar sektor.
27
1. Permasalahan
Untuk mencapai tujuan konservasi pemerintah harus menegaskan kembali mengenai makna
konservasi yang saat ini sangat terbatas dan dangkal, dimana konservasi hanya sebatas
hubungan dengansatwa liar dan tanah serta faktor ekologi. Interpretasi yang dangkal
mengenai konservasi menyebabkan konsekuensi-konsekuensi seperti di bawah ini :
1. Dampak ekologi terhadap kebijakan pemabnguna jarang mengantisipasi dan
akhirnya kebijakan tidak sesuai zaman untuk menghindar kesalahan
2. Sektor yang berhubungan langsung dengan sumberdaya hayati sering
dikonsentrasikan untuk produksi sehingga pemanfaatan untuk masa depan sering
diabaikan
3. Akibat kurangnya konservasi sebelumnya, kebijakan sektor lain menjadi frustrasi.
Sektor energi meramalkan bahwa usia listrik tenaga air misalnya akan cepat
berakhir karena pengelolaan sumber air yang buruk.
4. Meskipun faktor ekologi dijadikan pertimbangan, hal jarang menjadi kebijakan
yang kritis karena biasanya pola pembangunan telah solid sehingga sulit untuk
dintervensi.
5. Tidak semua pemerintahan memiliki kebijakan konservasi yang eksplisit;
kebijakan yang ada cenderung sangat sektoral. Sehingga kesempatan untuk
bersinergi dalam perencanaan dan realisasi kebutuhan konservasi pada sekktor
pertanian, kehutanan,, perikanan, dll sulit dilakukan, akibatnya potensi konflik
sering terjadi.
2. Aksi yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kebijakan lingkungan
Kebijakan yang berusaha untuk mengantisiasi sektor ekonomi, sosial dan ekologi merupkan
sebuah keharusaan untuk mencapai beberapa tujuan kebijakan yang penting; seperti
pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, sandang dan pangan serta tempat tinggal;
pembangunan kualitas lingkungan yang tinggi; ketersediaan sumberdaya yang optimum,
kontrol terhadap polusi dan bentuk lain dari degradasi lingkungan. Pencapaian tujuan
kebijakan tersebut membutuhkan kebijakan lain yang mengatur tentang daur ulang,
pengurangan produksi, sistem pembuangan produk yang berbahaya terhadap lingkungan dan
membuat limbah bernilai ekonomi. Hal ini juga membutuhkan kebijakan tentang kesehatan
dan kesejahteraan manusia, perlindungan terhadap sumberdaya, adopsi pola pemukiman yang
mengkonservasi sumberdaya, sistem transportasi dan model perdagangan dan konsumsi.
Antisipasi kebijakan lingkungan yang mengakibatkan aksi untuk menjamin bahwa konservasi
28
dilakukan secara penuh seawal mungkin dalam setiap tahap pengambilan keputusan yang
berdampak terhadap lingkungan. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak untuk menggantikan
kebijakan yang telah ada namun untuk memperkuat kebijakan tersebut.
3. Kebijakan konservasi lintas sektoral
Direkomendasikan pada pemerintah untuk mengadopsi kebijakan konservasi lintas sektoral
agar: berkomitment untuk mencapai tujuan konservasi, mendefinisikan kebutuhan dan
tanggung jawab konservasi dari berbagi sektor pemerintahan yang berhubungan dengan
tujuan, mengindikasikasikan timetable atau target waktu untuk mempertemukan antara
kebutuhan dan pelaksanaan tanggung jawab.
kebijakan konservasi harus berada pada tiap level pemerintahan. Peran dan taggung jawab
ssetiap level harus jelas dan efektif saling berhubungan dari level atas ke bawah. Kebijakan
nasional harus memberikan panduan yang spesifik danmemberikan bantuan teknis serta
perjanjian internasional yang relevan dengan konservasi.
Departemen yang bertanggung jawab terhadap sumberdaya genetik harus fokus pada
pemeliharaan dan produksi. Kebutuhan akan makanan, bahan bakar, serat dan produk alami
lainnya mendorong manager sumberdaya untuk melakukan eksploitasi yang berlebihan
sehingga mengabaikan proses ekologi dan keragaman genetik yang ada.Oleh karena itu
departemen seperti ini harus menjadikan konservasi bagian dari tanggung jawab setiap sektor.
Misalnya tujuan kebijakan kehutanan adalah meningkatkn produksi dan jasa hutan seperti
produksi kayu, air, satwaliar, rekreasi, edukasi dan penelitian, menyiapkan bahwa produk
tersebut akan lestari dan sumberdaya (proses ekologi dan keragaman genetik) aman. Untuk
mengelola hutn tanaman dengan prinsip stewardship, dengan komitment untuk memelihara
proses ekologi berkesinambungan, tanah dan keragaman genetik; untuk memantu sektor lain
seperti pertanian untuk membuat penggunaan produk hutan dan jasa lingkungan lebih efisien
dan berbasis ekologi.
4. Mengintegrasikan Konservasi dan Pembangunan
Konservasi dapat diintegrasikan dengan pembangunan melalui instrument yang digunakan
untuk mengimplementasikan kebijakan antisipasi lingkungan, melalui pembentukan
mekanisme koordinasi untuk menjamin bahwa kebijakan konservasi lintas sektoral
diterapkan, dan mengadopsi sistem akunting nasional untuk memasukkan pengukuran kinerja
29
konservasi. Instrument implementasi kebijakan antisipasi lingkungan : pajak, insentif,
penilaian teknologi, produk desain dan regulasi, perencanaan lingkungan dan prosedur untuk
alokasi penggunaan secara rasional.
C. Perencanaan Lingkungan dan alokasi pengunaan secara rasional
Perencanaan lingkungan dan alokasi penggunaan berdasarkan investigasi dan perencanaan
adalah sangat penting jika penggunaan yang optimum dibuat terhadap sumberdaya yang
tersedia. Tanpa hal tersebut, prospek pembangunan berkelanjutan akan tidak berjalan dengan
baik. Misalnya, pembangunan bendungan akan merusaka lahan yang sangat produktif atau
penting untuk keragaman genetik. Standar polusi emisi mungkin diatur rendah sehingga
hujan asam akan menurunkan produktivitas hutan dan air tawar atau patogen dan makanan
yang terkontaminasi logam berat sehingga tidak dapat dijual, kalaupun dipasarkan akan
berdampak terhadap kesehatan manusia. Industri dan pemukiman yang dibangun di daerah
yang subur atau di daerah pesisir akan menurunkan produktivitas pertanian dan perikanan.
1. Aksi yang diperlukan
a. Evaluasi Ekosistem
Setiap ekosistem memiliki karakteristik sendiri. Fungsi dari evaluasi ekosistem adalah untuk
menilai karakteristik ekosistem dan menyesuaikannya dengan penggunaan yang paling
cocok. Evaluasi ekosistem memiliki banyak istilah : evaluasi lahan, penilaian kapabilitas
lahan, dll. Istilah evaluasi ekosistem lebih sesuai dengan evaluasi lahan , alasannya adalah :
untuk memperjelas bahwa wilayah maritim dan air tawar harus dievaluasi seperti yang
dilakukan pada daratan; dan bahwa area yang dievaluasi merupakan ekosistem dinamik yang
terhubung dengan kekuatan yang bervariasi dengan ekosistem lain. Beberapa prinsip yang
fundamental dalam pendekatan dan metode yang digunakan dalam evaluasi ekosistem:
1. Kesesuaian eksistem dinilai dan diklasifikaskan sejalan dengan jenis penggunaan.
.Konsep kesesuaian ekosistem akanberarti jika dalam kontek penggunaan jenis
yang spesifik, setiap karakteristik memiliki kebutuhan sendiri. Karakteritik setiap
ekosistem dibandingkan dengan keperluan setiap penggunaan.
2. Evaluasi memerlukan sebuah perbandingan antara output yang diperoleh dan
input yang dibutuhkan pada setiap penggunaan yang berbeda.
30
3. Pendekatan interdisiplin dibutuhkan. Proses evaluasi membutuhkan integrasi dan
kontribusi dari ekologi dan pengetahuan alam yang terkait, teknologi pemanfaatan
ekosistem, ekonomi dan sosiologi.
4. Evaluasi berkaitan dengan konteks fisik, ekonomi dan sosial pada daerh yang
difokuskan.
5. Kesesuaian didefinisikan sebagai pemanfaatan berbasiskan kelestarian.
6. Evaluasi melibatkan perbandingan. Perbandingan dapat antara penggunaan yang
sudah ada dengan potensi penggunaan, atau antara potensial konsumsi dan non
potensial konsumsi. Perbandingan dapat lebih luas lagi misalnya antara pertanian
dan kehutanan.
Evaluasi ekosistem harus disiapkan sebagai prioritas dan digunakan untuk mempengaruhi
semua kebijakan. Persiapan evaluasi ekosistem harus berdasarkan pengetahuan dan
pemahaman yang komperhensif.
b. Penilaian Dampak Lingkungan
Penilaian dampak lingkungan adalah sebuah aktivitas yang didesain untuk mengidentifikasi,
memperkirakan, mengintepretai dan mengkomunikasikan informasi mengenai dampak dari
aksi; bisa berupa kebijakan, program, draft undang-undang, proyek dan kegiatan lain yang
berimplikasi terhadap lingkungan- (kesehatan dan kesejahteraan manusia, kesehatan
ekosistem). Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk menjamin bahwa infomasi ekologi dan
sosial, fisik dan ekonomi menjadi dasar untuk membuat keputusan.Penilaian lingkungan
harus menjadi bagian dari perencanaan aksi baik itu publik maupun privat yang menjadi
otoritas dari pemerintah.
c. Prosedur Untuk Alokasi penggunaan
Agar pemanfaatn sumberdaya menjadi optimal, direkomendasikan bahwa penggunaan
daratan dan lautan dialokasikan sebagai berikut:
1. Penggunaan harus dialokasikan secara tentatif menurut kompatibilitas setiap
kapasitas ekosistem untuk menyediakan barang dan jasa.
2. Penggunaan harus dialokasikan berdasarkan pola alokasi penggunaan ekosistem
saat ini. Penggunaan ekosistem saat ini mesti diidentifikasi dan peningkatan atau
perubahan yang terjadi harus dapat diidentifikasi.
31
Hasil dari alokasi dengan karakteristik suplai dan demand harus dibandingkan untuk
mengatasi konflik dan kompatibilitas keduanya.Pengelolaan dibutuhkan untuk menjamin
retensi dari karakteristik ekosistem yang mengijinkan penggunaan lebih dari satu
fungsi.Potensi konflik harus direkonsialisasikan dengan membentuk zona-zona ataupun
penjadwalan, pada kasus konflik tidak dapat diatasi maka keputusan politik akan
dikedepankan. Hal yang penting adalah bagaimana penggunaan yang bergantung pada
ekosistem yang unik dan karakteritik yang ireversible harus diprioritaskan.Misalnya
ekosistem yang mendukung habitat kritis untuk spesies yang hampir punah harus dikelola
untuk melindungi habitat.
Prosedur alokasi merupakan sebuah mekanisme terintegrasi yang membantu pembuat
kebijakan menghadapi secara simultan kriteria ekologi, ekonomi dan sosial sehingga mampu
memutuskan kebijakan berdasarkan infromasi yang akurat.Jika kebijakan diatur berdasarkan
hal di atas maka konflik sumberdaya dapat dikurangi dan diperbaiki tanpa kekacauan aspek
sosial dan ekonomi.
Alokasi penggunaan dan evaluasi ekosistem, serta penilaian lingkungan dan data dan
pendapat lainnya harus dibuat tersedia kepada publik sehingga proses politik dapat secara
proporsional diinformasikan. Publik harus diberikan waktu dan kesempatan yang cukup
untuk mempertimbangkan informasi yang relevan dan untuk mempengaruhi keputusan.
Penelitian dibutuhkan untuk persiapan evaluasi ekosistem dan alokasi penggunaan. Alokasi
penggunaanharus berevolusi di alam, dimodifikasi dari waktu ke waktu, dengan pengetahuan
baru, perubahan kebutuhan, aspirasi dan nilai-nilai. hasil kebijakan, evaluasi ekosistem,
alokasi penggunna dan aksi dan keputusan lainnya mesti dimonitor dan dievaluasi secara
teratur. Asumsi dibalik semua aksi dan keutussan harus dinyatakan secara eksplisit sehingga
dapat diuji.
D. Peningkatan kapasitas pengelolaan : Peraturan perundang-undangan dan organisasi
Untuk mengintegrasikan antara konservasi dan pembangunan, pengelolaan sumberdya hayati
mempersyaratkan peraturan perundang-undangan yang efektif, organisasi, pelatihan dan
informasi. Telah diketahui bersama bahwa pemerintahan sangt berbeda bentuk konstitusinya,
organisasi dan tanggung jawab.Dalam bagian ini akan menjelaskan secara umum prinsip-
prinsip untuk adaptasi pemerintah menurut kebutuhannya.
32
1. Permasalahan
Perkembangan hukum konservasi seperti hukum lingkungan secara umum hingga saat ini
menghadapi berbagai macam kesimpangsiuran, karena adanya respon terhadap kebutuhan
sektoral. Konsekuensiya peraturan sumberdaya hayati dibanyak negara sering terdapat gap,
duplikasi dan kadang konflik.. Dan masalah yang paling umum adalah gagalnya untuk
diimplementasikan akibat hukum sulit untuk dinterpretasikan. Secara umum hukum
menerangkan komitment pemerintah tetapi kadang infrastruktur atau derajat dimana
pemahaman dan dukungan publik tidak ditemukan. Misalkan peraturan mengenai
penggunaan petisida hanya diberlakukan bagi pestisida yang sudah lulus uji laboratorium,
tetapi fasilitas untuk uji tidak memadai. Kadang dana tidak mencukupi untuk penegakan
hukum dan hukuman yang lemah, dan konflik kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah lokal membatasi hukum untuk dapat diimplementasikan.
Dua hal umum penyebab kegagalan organisasi adalah kurangnya koordinasi antara
departemen yang bertanggung jawab terhadap sumberdaya hayati dan mandat yang diberikan
pada satu departemen besamaan untuk eksploitasi dan perlindungan. Tanggung jawab
terhadap sumberdaya hayati biasanya diberikan kepada beberapa departemen yang berbeda;
misalnya peratnian, kehutanan, perikanan, satwaliar, pembangunan pedesaan, air.
Konsekuensi yang timbul adalah banyak terjadi fragmentasi. Pada satu sisi argumentasi
konservasi akan tersamarkan dan posisinya akan melemah- khususnya jika unit konservasi
tidak direfleksikan pada posisi resmi atau adminstrasi yang lebih luas. Disisi lain
konsekuensinya akan menjadi positif; kehadiran administrasi konservasi pada sejumlah
pemerintahan yang berbeda berarti bahwa argumen konservasi dan posisi mungkin dibawah
kedalam banyak kebijakan. Hal ini akan cenderung terjadi jika mandat pada setiap
departemen menspesifikkan konservasi. Oleh karena itu tidak penting untuk menggabungkan
antara departemen ksehatan dan departemen sumberdaya alam, namun yang lebih penting
adalah menyiapkan mekanisme koordinasi yang menjembatani jurang dan mengurangi
konflik dan pengulangan. Jika kombinasi antara pemanfaatan dan perlindungan sumberdaya
berjalan rasional, mandat yang dibebankan pada departemen dengan dua tugas utama,
departemen harus fokus pada konservasi, membuat hal tersebut jelas bahwa eksploitasi yang
tidak lestari akan merusak mandat yang diberikan.
Kebutuhan terhadap koordinasi lintas sektoral sangat penting pada kasus konservasi tanah
dan konservasi laut. Di beberapa negara berkembang telah memiliki organisasi untuk
memonitor laju kehilangan sumberdaya daratan dan air karena adanya erosi dan untuk
33
mencegah terjadinya kehilangan melalui pengukuran konservasi tanah dan air secara efektif.
Laut memiliki banyak fungsi; antara lain untuk makanan, transportasi pertambangan,
rekreasi, dan tempat pembuangan limbah, namun regulasi yang dibuat masih sangat sedikit,
kalaupun ada biasanya hanya difokuskan pada satu produk misalnya ikan. Akibatnya
eksploitasi terhadap laut dan sumberdayanya terus meningkat.
Kapasitas untuk mengelola sumberdaya dapat diperlemah oleh pembagian tanggung jawab
konservasi diantara level pemerintahan-umumnya level nasional, propinsi dan kabupaten.
Karena observasi ekosistem dan spesies jarang bisa dilakukan berdasarkan batas administrasi,
penting untuk melakukan koordinasi yang kuat antara levelpemerintahan. Penting juga untuk
mendefiniskan batas kewenangan antara level pemerintahan. Peluang konservasi dapat hilang
dan menjadi masalah yang tidak terselesaikan jika kekacauan antara level pemerintahan yang
bertanggung jawab terhadap sumberdaya hayati tidak dapat diatasi.
Maslah lain yang sering terjadi terutama dinegara berkembang adalah kurangnya keahlian
pada personil. Biasanya disebabkan oleh kurang memadainya pelatihan dan fasilitas, dan
buruknya organisasi administrasi juga penyumbang masalah dalam konservasi.
2. Aksi yang dibutuhkan
a. Perundang-undangan
Setip negara wajib meninjau dan mengkonsolidasikan peraturan perundag-undangan
mengenai sumberdaya hayati untuk menjamin bahwa itu cukup untuk konservasi. Meninjau
kapasitas implementasi peraturan perundan-undangan tentang konservasi, baik yang sudah
ada maupun yang dibutuhkan.Idealnya komitment negara untuk konservasi harus dijabarkan
dalam konstitusi atau instrumen resmi lainnya yang sesuai. Komitemen berdasarkan
kewajiban negara untuk mekonservasi SDA, hak rakyat untuk mendapatkan lingkungan yang
beragam dan stabil.
Harus ada peraturan yang spesifik untuk mencapai tujuan konservasi dengan menyediakn
penggunaan yang lestari dan perlindungan SDA. Peraturan perundangan konservasi yang
komprehensif harus menyediakan perencanaan penggunaan lahan dan air dan harus mengatur
dampak langsung dan tidak langsung terhadap SDA.
34
b. Organisasi
Pemerintah harus meninjau status, organisasi dan dana dari bagian yang bertanggung jawab
terhadap sumberdaya hayati. Pemerintah harus membuat langkah-langkah-termasuk
perubahan peraturan-untuk menjamin bahwa kebijakan konservasi diimplementasikan dan
bagian yang bertanggung jawab memiliki sumberdaya dan personil yang dapat melakukan
evaluasi ekosistem, penilaian lingkungan dan pengukuran lain yang diperlukan untuk
konservasi sumberdaya hayati.
Prinsip-prinsip organisasi yang perlu dibentuk untuk mencapai tujun konservasi :
1. Departemen yang berbeda harus memiliki tugas yang jelas dan tugas tersebut
harus secar spesifik memasukkan konservasi
2. Harus ada mekanisem yang tetap untuk konsultasi dan koordinasi dalam
merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan.
3. Mekanisme dapat dicapai dengan memberikan otoritas baru kepada badan yang
sudah ada atau membentuk unit baru dalam badan yang sudah ada; dengan
menyusun badan yang komprehensif yang bertnaggung jawab terhadap seluruh
sumberdaya alam, atau menyusun unit di setiap level untuk menjamin bahwa
seluruh sektor menjalankan tanggung jawabnya di bidang konservasi.
4. Setiap badan diminta statuta dan menjelaskan posisinya di publik
5. Kebijakan dan keputusn harus diimplementasikan; agar dapat berjalan, dana dan
sumberdaya harus tersedia
Semakin terbatas ketersedian perencana dan manajer terlatih maka semakin penting untuk
menghindarkan penyebaran mereka di badan yang ada dengan mandat yang terbatas dan
konflik tujuan. Untuk mendorong rekruitmen pada level tehnisi,perlu disediakan pengakuan
profesionalisme kepada tehnisi serta meningkatkan pendapatan mereka.
Konservasi air dan tanah melibatkan perencanaan lingkungan dan bebagai macam bentuk
penggunaan lahan., oleh karena itu organisasi khusus dibutuhkan untuk mempromosikan dan
mengkordinasikan pengukuran konservasi. Direkomendasikan badan konservasi air dan tanah
dibentuk pada level pembuatan kebijakan. Jika organisasi terkait tidak ada, tehnisi level
tinggi perlu dibuat berasosiasi dengan badan pembuat kebijakan untuk memulai dan
mengkoordinasikan pelaksanaan. Jika badan pengelolaan air dan tanah telah ada dengan
beberapa badan lainnya maka perlu dibentuk satu unit saja.Yang mengkombinasikan aspek
penggunaan lahan dan pengelolaan tanah dan kebun serta konservasi, kontrol erosi,
35
konservasi tanah, konsolidasi lahan, irigasi dan drainase, kontrol banjir, cadangan air
permukan, sumbedaya air bawah atanah,dll. Direkomendasikan bahwa unit yang termasuk
dalam seksi dapat mampu merespon perencanaan daerah aliran sungai.
E. Meningkatkan kapasitas Pengelolaan; Pelatihan dan Penelitian
1. Permasalahan
Permasalahan utama dalam mengimplementasikan konservasi adalah kurangnya personil
terlatih; di beberapa negara bahkan kekurangan ahli hukum lingkungan, hukum yang sudah
kadaluarsa, atau hukum yang diterapkan tanpa mengadaptasi kondisi lokal. Kebutuhan akan
staf terlatih sangat mendesak,daftar panjang ahli yang dibutuhkan terutama di negara
berkemabng adalah ; ahli ekologi, ahli geologi, ahli kesehatan masyarakat, ahli ekonomi
lingkungan dll. Banyak negara juga kekurangan informasi yang cukup. Biasanya karena
kapasitas pengumpulan data sangat lemah. Hal ini menyebabkan negara kekurangan data
informasi untuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya yang rasional.
Pengetahuan mengenai ekosistem masih sangat sedikit. Dinamika ekosistem sangat penting
dan hubungan antar ekosistem juga sangat sedikit diketahui. Oleh karena itu jarang dapat
mempedikisi secara akurat dampak dari aktivitas manusia terhadap ekosistem yang sangat
luas ini tanpa riset yang khusus dan panjang.
Pemerintah dan pengguna sumberdaya alam jarang berada pada posisi untuk larut dalam
program penelitian. Kegiatan yang didasarkan pengetahuan yang kurang meemadai akan
berisiko gagal. Kurangnya pengetahuan sebisa mungkin dihindari untuk menghasilkan
perencanaan dan pengelolaan yang baik, sehingga aktivitas pembangunan dapat dilokasikan
dan dilakukan dan resiko diturunkan. Pada saat yang sama, pengelolaan membutuhkan lebih
banyak penelitian sehingga pengelolaan yang mesti dilakukan dapat dikerjakan lebih cepat.
2. Aksi yang diperlukan
a. Pelatihan
Setiap negara harus mengetahui kapasitas universitas dan pendidikan tingi lainnya untuk
melatih para profesional dan tehnisi ahli yang diperlukan untuk merencanakan dan mengelola
pemanfaatan sumberdaya alam. Fasilitas pelatihan baik nasional maupun regional harus
diperkuat. Pelatihan dilakukan pada tiga level: Profesional, tehnisi dan pengguna.
36
b. Penelitian
Pemerintah harus mendirikan badan nasional yang mendorong universitas dan lembaga
penelitian lainnya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan aksi konservasi di
lapangan. Program penelitian meliputi tiga tema besar yang saling berhubungan :
1. Inventory : penelitian mengenai distribusi ekosistem dan spesies di setiap
negara
2. Fungsional : riset pada dinamika ekosistem dan hubungannya, pengaruh
aktivitas manusia terhadap proses ekologi dan sebaliknya, monitoring dasar,
ekosistem dasar, studi tentang spesies dan populasi.
3. Pengelolaan ; penelitian terhadap standar, tehnik dan teknologi, yang akan
meningkatkn perencanaan dan manajemen pemanfaatan sumberdaya alam.
Studi inventori dan fungsional menyediakan informasi yang penting untuk evaluasi
ekosistem, untuk keputusan terhadap tujuan distribusi dan manajemen yang optimal di
kawasan lindung, untuk keputusan dimana pengukuran konservasi lebih diperlukan.
c. Penelitian internasional
Penelitian akan lebih efektif dilakukan melalui organisasi internasional atau orgnisasi
nasional yang bekerja sama dengan organisasi penelitian internasional.Kerjasama ini selain
efektik juga terhindar dari pengulangan penelitan. Penelitian tentang iklim dan siklus
biokimia merupakan contoh penelitian yang dilakukan secara internasional. Contoh program
yang telah dilakukan antara lain : Unesco's Man dan Biosphere (MAB) yang memberikan
kesempatan bernilai untuk program riset terintegrasi tentang ekosistem dan proses ekologi
menggunkan jaringan cadangan biosfer dunia yang menyediakan informasi dasar strategi
ekologi.
E. Membangun Dukungan untuk Konservasi: partisipasi dan pendidikan
Perubahan perilaku seluruh masyarakat terhadap biosfer harus ditransformasikan agar tujuan
koservasi dapat dicapai. Etika baru yang berhubungan dengan tanaman dan hewan serta
manusia dibutuhkan agar manusia dapat hidup harmoni dengan alam tempat kita bergantung
untuk bertahan dan kesejahteraan.
37
1. Permasalahan
Kurangnya kesadaran tentang manfaat konservasi dan kadang tidak relevannya masalah
konservasi dengan pekerjaan sehari-hari membuat para praktisi dan pembuat kebijakan serta
publik sering lupa untuk melihat bahwa konservasi merupakan kebutuhan mendesak untuk
diatasi. Ekosistem dan spesies yang dirusak oleh manusia akibat dari kurang pahamnya
manusia tentang manfaat dari ekosistem alam dan komponennya, sehingga mereka tidak
menyadari bahwa kerusakan dan degradasi yang terjadi tidak sebanding dengan manfaat yang
diperoleh dari aktivitas yang merusak tersebut..
Terdapat dua masalah utama
1. Partisipasi publik dalam keputusan konservasi dan pembangunan jarang
memadai. Konsekuensinya keputusan tidak merefleksikn pengalaman dan
harpan masyarakat yang terkena dampak. Manfaat dari proyek menjadi jauh
dari harapan.
2. Pendidikan lingkungan yang tidak cukup meskipun telah ada peningkatan.
2. Aksi yang diperlukan
a. Partisipasi publik
Keterlibatan masyaakt lokal dan berbagai macam partisipasi publik dalam perencanaan,
pembuatan keputusan dan manajemen adalah alat yang sangat bernilai untuk menguji dan
mengintegrasikan tujuan ekologi, ekonomi dan sosial. Masyarakat dapat mengawal terhadap
keputusan atau kebijakan yang salah. Partisipasi membangun kepercayaan diri dan
pemahaman masyarat mengenai tujuan pengelolaan. Partisipasi memberikan data tambahan
bagi perencana dan pembuat kebijkan.Partisipasi publik sangat penting di daerah pedesaan,
tanpa adanya keterlibatan aktiv dari masyarakt untuk mengidentifikasi masalah yang paling
urgent untuk diatasi, maka tujuan konservasi sulit untuk dicapai.
Sejauh mana keterlibatan masyarakat pada proses perencaaan pembangunan tergantung pada
sikap pemerintah dan ketertarikan masyarakat. Idealnya partisipasi publik dilakukan di
seluruh tahapan proses pembangunan, dari pembuatan kebijakan hingga ke perumusan
kegiatan dan dan monitoring
38
b. Kampanye dan program pendidikan lingkungan
Jika para pengguna SDA tidak peduli terhadap kebutuhan konservasi SDA yang mereka
gunakan, maka kampanye perlu dilakukan ke masyrakat tersebut.Program pendidikan harus
menentukan target utama untuk dilatih, tujuan program yang jelas dan memilih media dan
tehnik yang paling efektif terhadap kelompok target. Kelompok target yang paling penting
adalah :praktisi pembangunan, anggota legislatif dan eksekutif, industri, komunitas
perdagangan, badan profesional, dan komunitaas yang paling terkena dampak proyek
konservasi serta anak sekolah.
Kebutuhan pendidikan lingkungan harus berkesinambungan karena setiap generasi harus
belajar mengenai pentingnya konservasi. Program dan kampanye individu tidak dilakukan
terpisah tapi menjadi bagian dari proses jangka panjang.Kampanye pendidikan
lingkunganharus menarik perhatian publik, untuk memenangkan dan mempertahankan
perhatian publik, penting agar konservasi terlihat menjadi sentral terhadap ketertarikan
manusia dan menjadi aspirasi.
F. Konservasi-Berdasarkan pembangunan pedesaan
Masalah paling serius yang dihadapi oleh negara berkembang adalah rendanya pembangunan
pedesaan. Masyarakat pedesaan yang berjuang untuk mendapatkan makanan dan bahanbakar
semakin miskin dan tidak memiliki banyak pilihan untuk bercocok tanam di areal yang lebih
luas.Bagaimana cara untuk meningkatkan kehidupan masyaraakt pedesaan dengan cara yang
lestari, bagian ini merekomendasikan cara untuk membantu masyarakat desa untuk
melakukan konservasi.
1. Permasalahan
Lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di daerah pedesaan terurtama di negara
berkembang. Sebagian besar masyarakat pedesaan adalah petani, nelayan , pemburu, dan
peternak. Sekitar 1200 juta masyarakt diklasifikasn oleh PBB sebagai masyarakat sangat
miskin dan 500 juta diantaranya kekurangan gizi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan makan
dan kayu bakar, masyarakat desa membuka hutan, terutama di daerah-daerah lereng. Hal ini
telah menyebabkan hilangnya keseimbangan proses ekologi dan merusak genetik dan
sumberdaya alam lainnya.
39
Pemerintah sangat sulit mengatasi masalah ini karena permsalahan ini memiliki skala yang
besar, dengan ribuan desa dan ratusan juta rumah tangga dan petani kecil yang tersebar tidak
merata di seluruh area pedesaan.Sehingga kadang-kadang keberadaan mereka luput dari
perhatian pemerintah. Selain itu juga karena pajak yang rendah, institusi yang tidak memadai
serta buruknya pelayanan jasa pada masyarakat desa memperburuk kondisi masyarakat di
pedesaan. Perencanaan dan pengeloaan pada proyek-proyek besar untuk mengatasi masalah
terkadang tidak bertahan lama dan hanya sedikit masyarakat desa yang memperoleh
manfaatnya.
2. Aksi yang dibutuhkan
a. Restorasi dan Kompensasi
Kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengkombinasikan antara pengukuran jangka
pendek untuk menjamin ketahanan masyarakat dan jangka panjang untuk menjaga
sumberdaya dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam kondisi seperti ini, restorasi secara luas
diperlukan pada sumberdaya yang mengalami eksploitasi berlebihan dan degradasi.
Sayangnya masyarakat desa sangat miskin sehingga tidak mampu secara ekonomi untuk
menunda konsumsi sumberdaya untuk direstorasi. Konservasi yang mensyaratkan penundaan
konsumsi perlu dilengkapi dengan pengukuran yang menjaga atau mempertahankan standar
hidup masyarakat desa.
Tanah dan vegetasi yang akan direstorasi perlu dihindari dari penggunaan yang intesif. Hal
ini memerlukan aksi yang terintegrasi. Di daerah kering (dryland) aksi yang diperlukan
seperti mengurangi jumlah ternak,meningkatkan efisiensi produksi makanan didaerah dekat
irigasi dan sawah tadah hujan, memberdayakan masyarakat lokal ketika penanaman dan
pembibitan, mencari area pemukiman baru, mencari alternatif sumber air, makanan, bahan
bakar dan jasa lainnya. Pemahaman dan partisipasi penuh dari masyarakat lokal dalam
merumuskan dan implementasi rencana kerja merupakan kunci suksesnya perencanaan.
Masalah untuk mendekati masyarakat lokal akan lebih mudah diatasi jika telah memiliki pilot
projek yang menunjukkan keberhasilan. Oleh karena itu pilot projek sangat penting dilakukan
pada area yang akan di restorasi.
Kawasan lindung mungkin sulit diakses oleh masyarakat lokal oleh karean itu perlu adanya
kompensasi agar masyarakt tidak frustrasi akibat dari pembatasan akses tersebut.Misalnya
dengan membangun hutan tanaman yang menyediakan kayu bakar untuk masyarakat.
Kawasan lindung bermanfaat bagi masyarakt lokal secara langsung dengan menjamin suplai
40
air dan menyediakan habitat untuk satwa liar. Selain itu masyarakat juga memperoleh
manfaat tidak langsung melalui pariwisata.
Agar konservasi berdasarkan pembangunan masyarakat desa berhasil, penelitian lebih lanjut
mengenai sistem lestari untuk produksi makanan dan produk lain di desa, pelatihan dan
program insentif untuk mendorong masyarakt desa mengadopsi sistem yang diketahui perlu
dilakukan ssegera.Insentif yang mungkin dilakukan adalah sistem pasar yang beradaptasi
dengan petani dan nelayan kecil, penurunan pajak dan dispensasi.
b. Pengetahuan Tradisional
Masyarakat desa memiliki pengetahuan yang dalam dan detil mengenai ekosistem dan
spesies dimana mereka berhubungan dengan cara yang sangat efektif untuk menjamin bahwa
alam tetrap lestari. Walaupun jumlah penduduk semakin meningkat dan sejumlah SDA telah
rusak manun pengetahuan yang dimiliki masih tetap ada.
Banyak metode pengelolaan alam secara tradisional sangat bermanfaat untuk konservasi
alam. Misalnya sistem bercocok tanam tradisonal yang diIndonesia yang disebut tumpang
sari, dimanakombinasi antara jagung dan padi menunjukkan tanaman tahan terhadap hama
dan lebih respon terhadap pemberian pupuk nitrogen dibandingkan sistem monokultur.
Strategi green revolution yang menggantikan sistem polikultur menjadi monokultur yang
berlaku di banyak negara empat musim harus digantikan dengan strategi baru; untuk
mempertahankan elemen produktiv dari didaerah tropis dan meningkatkan kualitas
komponen yang tinggal.
41
Bagian IV
PRIORITAS UNTUK AKSI INTERNASIONAL
A. Aksi Internasional : Hukum dan Pendampingan
Beberapa sumberdaya hayati hanya dapat dikonservasi dengan aksi internasional.Walaupun
prinsip kedaulatan sumberdaya alam ada pada tanggung jawab secara nasional. Namun dalam
penerapannya prinsip tersebut sering megnalami keterbatasan karena; banyak sumberdaya
alam yang posisinya terbagi antara negara, SDA yang ada baik sementara atau tetap berada
diluar area kewenangan nasional, SDA yanga ada pada satu negara terkena dampak dari
kegiatan yang berada diluar batas kedaulatan.
Aksi internasional diperlukan untuk mempromosikan konservasi genetik dan SDA lainnya
yang vital untuk ketahanan dan kesejahteraan umat manusia, untuk menstimulasi dan
mendukung aksi nasional.Direkomendasikan bahwa program kerjasama yang
mengkombinasikan peraturan, pendampingan dan aksi lain yang dikembangkan untuk
dikonsentrasikan pada : hutan tropis dan daerah savana, pembangunan kawasan lindung,
perlindungan sumberdaya genetik, strategi regional untuk laut dan sistem air tawar
internasional.Program hendaknya fokus pada aksi internasional terhadap isu-isu yang telah
disebutkan di atas, dukungan internasional untuk aksi nasional dan mengimplementasikan
strategi konservasi dunia.
B. Hukum Internasional
Ada banyak konvensi internasional yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya
hayati dan memiliki komponen koservasi di dalamnya, namun hanya beberapa yang
menjadikan konservasi sebagai tujuan utama. Terdapat empat konvensi konservasi global
yang akan direview di bawah ini:
1.Konvensi Wetland(Wetland Convention)
Konvensi Wetland tidak ada paksaan, hanya mensyaratkan setiap negara memilih satu
lahanbasah untuk dikonservasi, tapi konvensi ini tidak menyiapkan kriteria sebagai panduan
memilih lahan basah, panduan pengelolaan, dan pengawalan yang cukup terhadap lahan
basah yang sudah terpilih. Pengalaman menunjukkan bahwa konvensi internasional harus
memiliki sekretariat dan mekanisme keuangan sendiri agar efektif, tetapi konvensi wetland
tidak memiliki keduanya. Seandainya konvensi ini direvisi, konvensi ini menjadi penting
42
untuk perlindungan pesisir dan lahan basah penting lainnya yang mendukung perikanan; oleh
karena itu kriteria untuk seleksi lahan basah dan kewajiban negara yang jelas sangat perlu
untuk konservasi.
2. Konvensi warisan dunia (World Heritage Convention)
Konvensi ini mewajibkan seluruh negara untuk melindungi area alami dan budaya yang
memiliki keunikan untuk menjadi bagian dari warisan dunia. Dan dunia internasional
berkewajiban untuk membantu melindunginya. Setiap negara wajib berkontribusi sebagai
anggota konvensi dan berkontribusi dalam pendanaan. Dana yang diberikan tidak
mengurangi kewajiban negara untuk melindungi areal alami yang unik tersebut serta
menjamin bahwa area tersebut tidak akan hilang akibat kekurangan dana atau keahlian.
3.CITES
Konvensi ini fokus pada jaringan otoritas pengelolaan nasional dan otoritas ilmiah tiap negara
untuk berkomunikasi secara langsung dan membuat sekretatiat. Otoritas pengelolaan
membuat mekanisme perdagangan seperti perizinan, otoritas ilmiah fokus pada pengeluaran
ijin ekspor dan impor spesies agar tidak membahayakan. Negara berkembang kadang
kekurangan personil dan dana untuk membangun dan menjaga badan opersional agar tetap
berjalan sesuai tujuan. Pembentukan badan pendampingan multilateral dan bilateral
direkomendasikan untuk memberikan pendampingan jika dibutuhkan dan membantu
pertukaran administratif dan pengalaman ilmiah antar negara.
Organisasi konservasi perlu memonitor implementasi CITES oleh otoritas
nasional.Organisasi memonitor perdagangan di toko dan melalui media surat kabar, dan
menjamin bahwa laporan tahunan dan proposal diajukan oleh otoritas nasional ke sekretriat
CITES.
4. Konvensi Spesies Migran (Species migratory convention)
Spesies migran didefiniskan sebagai populasi spesies dari satwa liar yang secara signifikan
memiliki siklus dan dapat diprediksi yang melewati satu atau lebih negara.
Konvensi ini mewajibkan setiap negara melindungi spesies migran yang terancam punah.
perjanjian regional dan bilateral terhadap migratory spesies menujukkan bahwa konvensi
internasional merupakan alat yang efektif untuk melindungi satwa yang melewati batas
negara. konvensi ini sangat penting sehingga pemerintah harus bergabung, dan membantu
dalam mengimplementasikannya.
43
5. Pendampingan internasional
Dana yang dikeluarakan untuk badan pendampingan mulitlateral dan bilateral dapat
melakukan upayabesar dalam merestorasi lingkungan. Direkomendasikan badan-badan
internasional seperti ini untuk melakukan usaha;
1. Memberikan dan langsung untuk reforestasi, restorasi lahan terdegradsi, perlindungan
sumber air dan mangrove, perlindungan sumberdaya genetik.
2. Menilai proyek untuk implikasi ekologi dan menjamin semua dilakukan berdasarkan
aspek ekologi.
3. Membantu pemerintah untuk mendesain kebijakan ekologi yang sesuai dan membangun
infrastruktur konservasi yang efektif.
Bentuk dari bantuan yang diberikan adalah pengembangan kapasitas untuk menjalankan
strategi konservasi nasional, evaluasi ekosistem dan penilaian lingkungan dan juga
mengimplementasikan kebijakan konservasi lintas sektoral melalui peraturan yang sesuai,
pelatihan dan organisasi.
B. Hutan Tropis dan Savanah
1. Hutan tropis
Aksi internasional dibutuhkan dalam rangka melindungi hutan tropis yang ada didunia. Di
Asia prioritas diberikan kepada hutan dataran rendah yang kaya akan jenis Dipterocarpaceae
seperti di kalimantan, Sumatra,Filipina, sementara di Amerika prioritas diberikan kepada
hutan Amazon, Area pantai pasifik di Kolombia dan ecuador dan brazilia.
Wilayah yang tekanan kerusakan SDA lebih kecil juga membutuhkan aksi seperti
membangun kawasan lindung dan membntuk jaringan untuk menjaga keragaman genetik di
hutan tropis. Wilyah seperti ini berada di karibia, Afrika tengah dan benua Amerika Utara.
Pada wilayah yang kerusakannya telah parah diperlukan perlindungan wilayah yang memiliki
keragaman genetik yang unik, mendorong pembangunan pedesaan berbasis sistem produksi
yang dapat mempertahankan tutupan hutan, mengembangkan pemanfaatan produk hutan non
kayu, menjamin bahwa penebangan dan pemanenan kayu tetap menjaga kelestarian.
Kerjasama antara negera berkembang dibutuhkan untuk menjamin kebutuhan mereka
terhadap kayu dari hutan tropis tidak melewati kapasitas hutan tropis tersebut.
44
C. Program Global untuk melindungi wilayah sumber genetik
Area atau wilayah sumber genetik alami merupakan warisan dunia kepada generasi yang
akan datang, oleh karena itu program internasional lintas sektoral diperlukan dalam rangka
melindungi sumber-sumber genetik tersebut. Direkomendasikan setiap sektor untuk
mengidentifikasi spesies pada tapak yang dilindungi.
Terdapat tiga tipe sumberdaya genetik yang perlu difokuskan;
1. Sumberdaya genetik dari spesies liar dan rumput-rumputan yang memiliki
nilai ekonomi dan bermanfat. Prioritas global pada tanaman pangan telah
dibentuk oleh Intenational Board for plant genetic resources (IBPGR) yang
telah menentukan prioritas nasional untuk Asia Selatan dan Asia tenggara.
2. Spesies terancam
Ancaman yang paling serius pada spesies adalah kerusakan habitat. Tumbuhan
yang terancam dikonsentrasikan pada kelompok ekosistem : kepulauan,hutan
hujan tropis, hutan savana, ekosistem mediterania, lahan basah khususnya air
tawar.
3. Ekosistem dan keragamannya
Ekosistem yang menjadi fokus global adalah Malaysia, Sumatra, Sulawesi,
Flipina, Papua Madagaskar, Austrlia dan Mediterania.
Pendanaan program global
Melindungi sumber genetik adalah tanggung jawab internasional dan biaya dan keuntungan
yang ada harus dibagi secara merata. Mekanisme internasional dibutuhkan agar negara yang
kaya sumberdaya genetik yang memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi dapat diberi
kompensasi. Bantuan disediakan oleh IBPGR pada bidang genetik tanaman
pangan.Kontribusi tidak hanya berasal dari pemerintah dan LSM, tapi juga dari perusahaan
yang mendapatkanmanfaat langsung dari sumberdaya genetik.
Partisipasi secara komersil dari perusahaan tidak dimaksudkan untuk memiliki hak penuh
penggunaan genetik tetapi partisipasi dalam pembagian tanggung jawab. Sayangnya
perusahaanpemulia tanaman dan benih telah mempatentkan varitas dan meminta sejumlah
royalti akibatnya banyak negara yang harus membayar harga yang mahal untuk
memanfaatkan genetik yang dipatenkan, meskipun genetik tersebut sebenarnya diperoleh
secara bebas di alam.Hak pemulia tanaman dan standarisasi varitas tanaman harus dibatasi
45
dan tidak memiliki efek terhadap pembatasan pertukaran secara bebas dan menggunaka
materi genetik atau mengurangi keragaman genetik
D. Pembangunan yang berkelanjutan
Pembangunan dan konservasi dilakukan dalam konteks global yang sama, dan memiliki
masalah yang harus diatasi agar keduanya berjalan sukses.Kerusakan habitat dan ekspolitasi
berlebihan terhadap sumberdaya genetik baik oleh individu, komunitas ataupun negara
merupakan respon dari kemiskinan. Dimana kemiskinan tersebut dipicu oleh kombinasi
antara meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk dan ketidakadilan didalam dan antar
negara.
Petani miskin misalnya, bercocok tanam di daerah lereng dan wilayah yang tidak stabil
karena lahan yang datar dan subur sudah dikuasai oleh para petani kaya. Sama juga dengan
negara berkembang yang tidak memiliki pilihan kecuali mengeksploitasi SDA.Memiliki SDA
yang banyak namun berada pada kondisi perdagangan internasional yang tidak baik.
Diberbagai tempat adanya tekanan penduduk menyebabkan pemanfaatan sumber daya alam
diluar batas kapasitas alam tersebut untuk dapat lestari. Setiap negara mesti memiliki
kebijakan penduduk untuk menghindari situasi seperti ini semakin melebar, yang akhirnya
dapat mencapai keseimbangan antara manusia dan lingkungan.
Pencapaian keadilan dan pembangunan yang berkesinambungan membuthkan implementasi
strategi konservasi global. Berdasarkan strategi ini direkomendasikan bahwa tujuan dari
strategikonservasi global adalah untuk memelihara proses ekologi penting dan sistem
pendukung kehidupan, perlindungan keragaman genetik, dan pemanfaaatan spesies dan
ekosistem secara lestari.
Rencana pembangunan nasional dan program multilateal dan bilateral untuk membantu harus
menyiapkan persyaratan dan aksi seperti yang dilihat di kotak dibawah ini.Konservasi
sumberdaya alam sangat penting untuk mencapai target pembangunan, misalnya
meningkatkan produksi makanan. Oleh karena itu harapannya adalah konservasi akan sejalan
dengan demand yang meningkat akibat pembangunan, untuk mencapai distribusi manfaat
yang lebih luas lagi untuk seluruh populasi masyarakat (gizi yang lebih baik, kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan keluarga, lapangan kerja, pendapatan yang lebih besar,
perlindungan dari degradasi lahan) yang akhirnya membuat pemanfaatan penuh, kapasitas,
motivasi dan kreativitas, dan lebih sensitif terhadap warisan budaya.
46
1. Koordinasi dan Tindak Lanjut
a. Organisasi
Organisasi- organisasi ini banyak terlibat dalam persiapan strategi konservasi dunia (IUCN,
UNEP, WWF, FAO dan unesco), dengan memahami kebutuhan untuk melakukan aksi
internasional untuk menerapkan strategi dan mendorong dan mendukung aksi nasional.IUCN
bertanggung jawab untuk mendorong implementasi strategi konservasi dunia, khusunya
strategi nasional dan aksi pada level internasional, memonitor implementasi sedekat
mungkin, dan akan menerbitkan berita berkala mengenai implementsi dan akan menerbitkan
laporan kemajuan setiap 3 tahun. Laporan kemajuan akan meliputi: apa yang pemerintah dan
organisasi sedang lakukan dalam implementasi strategi, apakah yang mereka lakukan
cenderung memecahkanmasalah atau mencapai tujuan yang diinginkan, sejauh mana tiga
tujuan konservasi telah tercapai.
Masalah kerusakan, degradasi dan habisnya sumberdaya alam sangat banyak dan rumit.
Sumberdayayang tersedia sangat sedikit untuk mengatasi seluruh masalah.Oleh karena
itumengatasi penyebab lebih dibutuhkan dibanding dengan melihat gejala. Banyak organisasi
yang kompeten yang beragam yang pada dasarnya memiliki tujuan yang seragam yang
mungkin mampu mengatasi masalah jika organisasi tersebut berkerjasama dan sejalan.
Harapan bahwa strategi ini akan membantu pemerintah, badan intergovermental, organisasi
swasta dan individual bekerjasama dan bergabung memanfaatkan alat tersedia yang
jumlahnya terbatas untuk menghasilkan dampak yang lebih besar. Jika hal ini dilakukan,
masa depan konservasi dan pembangunan berkelanjutan akan jauh meningkat.
Checklist Kebutuhan Prioritas, Aksi Nasional, dan Aksi Internasional
1. Kebutuhan Prioritas
a. Mempertahankan kualitas lahan prima untuk tanaman pangan
b. Adopsi praktek manajemen untuk memelihara produktivitas lahan tanaman, lahan
ternak dan hutan.
c. Mencegah degradasi tanah, restorasi lahan dimana tanah telah terdegradasi
d. Melindungi daerah aliran sungai, terutama daerah tangkapan bagian atas
e. Memelihara sistem pendukung perikanan
f. Mengkontrol polusi
g. Mencegah kepunahan spesies
47
h. Mempertahankan sebanyak mungkin varitas domestik, tumbuhan bermanfaat, hewan,
mikroorganisme dan jenis liar terdekatnya
i. Membangun jaringan kawasan lindung yang komperhensif, mengamankan habitat
terancam, spesies unik dan penting, ekosistem unik dan contoh tipe-tipe ekosistem
j. Peraturan pemanfaatan sumberdaya hayati sehingga dapat lestari
k. Mengurangi pengambilan insidental
l. Memelihara habitat yang dimanfaatkan spesies
m. Alokasi dan manajemen konsesi hutan secara hati-hati
2. Prioritas aksi nasional
a. Persiapan dan implementasi strategi konservasi nasional/regional
b. Adopsi kebijakan antispasi lingkungan
c. Adopsi kebijakan konservasi lintas sektoral
d. Memasukkan indikator non moneter terhadap kinerja konservasi dalam sistem
akunting nasional
e. Persiapan evaluasi ekosistem
f. Penilaian lebih lanjut dampak lingkungan terhadap aksi-aksi besar
g. Adopsi sebuah prosedur untuk mengalokasikan penggunaan wilayah dan air
berdasarkan evaluasi ekosistem dan penilaian lingkungan
h. Meninjau dan memperkut peraturan yng berhubungan dengan sumberdaya hayati
untuk menjamin bahwa peraturan disiapkan mencukupi untuk konservasi, perhatian
khusus untuk penegakan.
i. Meninjau dan meningkatkan status, organisasi, dana dan staf dan badan yang
bertanggung jawab untuk sumberdaya hayati
j. Membangun badan konservasi tanah dan air pada tingakt membuat kebijakan
k. Membangun organisasi baru atau pengukuran khusus untuk mengkoordinasikan
organisasi yang sudah ada untuk manajemen komprehensif terhadap sumberdaya
laut.
l. Meninjau dan memperkuat fasilitas pelatihan untuk profesional, teknisi dan
pengguna
m. Meningkatkan penelitian untuk meningkatkan manajemen sumberdaya alam
n. Partisipasi publik yang lebih besar dalam keputusan tentang sumberdaya alam
48
o. Kampanye dan program pendidikan lingkungan, khususnya bagi pengguna
sumberdaya alam, anggota legislatif dan pembuat keputusan, anak sekolah dan
mahasiswa
p. Perkembangan pedesaan dikombinasikan dengan pengukuran jangka pendek untuk
menjamin ketahanan hidup manusia dengan pengukuran jangka panjang untuk
menjaga sumberday alam dan meningkatkan kualitas hidup
3. Prioritas aksi internasional
a. Meninjau efektivitas hukum internasional yang berhubungan dengan sumberdaya
hayati, dan pengenbangan hukum baru untuk memperbaiki kerusakan.
b. Implementasi konvensi konservasi internasional
c. Bantuan multilateral dan bilateral untuk reforestasi, restorasi lingkungan terdegradsi,
dan perlindungan sistem pendukung perikanan dan sumberdaya genetik
d. Bantuan multilateral dan bilateral untuk mendesain dan implementasi kebijakan
ekologi yang sesuai dan pembangunan dan pemeliharaan prosedur konservasi yang
efektif, hukum dan organisasi
e. Program kerjasama untuk konervasi hutan tropika
f. Program kerjasama untuk konervasi hutan savana
g. Program kerjasama perlindungan tapak untuk spesies yang bernilai ekonomi dan
berguna berserta kerabat liar, spesies terancam, dan keragaman ekosistem
h. Konservasi spesies dan ekosistem samudera
i. Implementasi konvensi pencegahan polusi lautan oleh limbah, convensi regulasi
polusi transboundary
j. Kontrol pertambangan laut dalam
k. Mendukung program iklim dunia
l. Konservasi sumberdaya hayati di antartika dan benua utara
m. Strategi regional untuk konservasi sumberdaya hayati pada sungai internasional.
n. Strategi regional untuk konservasi sumberdaya hayati pada laut internasional.