Review Dasling

22
TEORI KEBISINGAN REVIEW MATERI DASAR-DASAR PSIKOLOGI LINGKUNGAN Dosen Pengampu Neka Erlyani, M. Psi, Psikolog Rusdi Rusli, M.Psi, Psikolog UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2014/2015 Penyusun Chyntia Syafitri (I1C113202)

description

dasar lingkungan

Transcript of Review Dasling

TEORI KEBISINGAN

TEORI KEBISINGANREVIEW MATERI DASAR-DASAR PSIKOLOGI LINGKUNGANDosen PengampuNeka Erlyani, M. Psi, PsikologRusdi Rusli, M.Psi, Psikolog

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PSIKOLOGI2014/2015

PenyusunChyntia Syafitri (I1C113202)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIIBAB I TEORI KEBISINGAN DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN1Deskripsi Singkat1Relevansi1Kompetensi1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah3C.Tujuan3BAB II PEMBAHASAN KEBISINGAN4A.Pengertian4B.Aspek Fisiologik4C.Aspek Psikologik5D.Jenis Kebisingan5E.Sumber Kebisingan6F.Dampak Kebisingan7G.Efek Kebisingan7H.Efek Kebisingan pada Aspek Psikologis dan Interaksi Sosial8BAB III PENUTUP11A.Kesimpulan11B.Contoh Soal11DAFTAR PUSTAKAII

I

BAB I TEORI KEBISINGAN DALAM PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Deskripsi SingkatBab ini membahas mengenai teori kebisingan dalam psikologi lingkungan, aspek-aspek yang terdapat dalam kebisingan, jenis kebisingan, sumber kebisingan, dampak kebisingan serta efek kebisingan secara singkat.RelevansiSetelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami teori kebisingan dalam psikologi lingkungan, aspek-aspek yang terdapat dalam kebisingan, jenis kebisingan, sumber kebisingan, dampak kebisingan serta efek kebisingan.KompetensiMahasiswa dapat menjelaskan tentang teori kebisingan dalam psikologi lingkungan, aspek-aspek yang terdapat dalam kebisingan, jenis kebisingan, sumber kebisingan, dampak kebisingan serta efek kebisingan.Latar BelakangAda tiga tradisi besar orientasi teori Psikologi dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Pertama, perilaku disebabkan faktor dari dalam (deterministik). Kedua, perilaku disebabkan faktor lingkungan atau proses belajar. Ketiga perilaku disebabkan interaksi manusia-lingkungan. Psikologi Lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori Psikologi Lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin Psikologi maupun diluar Psikologi. Grand theories yang sering diaplikasikan dalam Psikologi Lingkungan seperti misalnya teori kognitif, behavioristik, dan teori medan. Dikatakan oleh Vcitch & Arkelin (1995) bahwa belum ada grand theories psikologi tersendiri dalam psikologi Lingkungan. Yang ada sekarang ini baru dalam tataran teori mini. Hal ini didasarkan pandangan, bahwa beberapa teori memang dibangun atas dasar data empiris tetapi sebagian yang lain kurang didukung oleh data empiris. Kedua, metode penelitian yang digunakan belum konsisten. Oleh karenanya dalam kesempatan ini, disajikan paparan secara garis besar aplikasi 3 tradisi besar orientasi teori dalam Psikologi dan selanjutnya akan dipaparkan lebih mendalam mengenai teori mini dalam Psikologi Lingkungan. Teori-teori yang berorientasi deterministik lebih banyak digunakan untuk menjelaskan fenomena kognisi lingkungan. Dalam hal ini, teori yang digunakan adalah teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, proses persepsi dan kognisi manusia lebih penting daripada memepelajari perilaku tampak nya (overt behaviour). Bagi Gestalt, perilaku manusia lebih disebabkan oleh proses-proses persepsi. Dalam kaitannya dengan Psikologi Lingkungan, maka persepsi lingkungan merpakan salah satu aplikasi dari teori Gestalt. Teori yang berorientasi lingkungan dalam Psikologi lebih banyak dikaji oleh behavioristik. Perilaku terbentuk karena pengaruh umpan balik (pengaruh positif dan negatif) dan pengaruh modelling. Dilukiskan bahwa manusia sebagai black-box yaitu kotak hitam yang siap dibentuk menjadi apa saja. Dalam Psikologi Lingkungan, teori yang berorientasi lingkungan, salah satu aplikasinya adalah geographical determinant yaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah di pesisir, di pegunungan, ataukah di daratan. Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang akan menghasilkan perilaku yang berbeda.Kedua orientasi teori tersebut bertentangan dalam menjelaskan perilaku manusia. Orientasi ketiga merupakan upaya sintesa terhadap orientasi teori pertama dan kedua. Premis dasar dari teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan faktor lingkungan, juga disebabkan faktor internal. Artinya, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan lingkungan dapat dipengaruhi olehmanusia. Salah satu teori besar yang menekankan interaksi manusia-lingkungan dalam Psikologi adalah teori Medan dari Kurt Lewin dengan formula B = f (E,O). Periaku merupakan fungsi dari lingkungan dan organisme. Berdasarkan premis dasar tersebut, muncul beberapa teori mini dalam psikologi seperti teori kebisingan berikut ini akan dipaparakan review mengenai teori tersebut.Psikologi lingkungan muncul pada 1970-an dan sejak itu mengalami perkembangan yang pesat (Craik, 1973; Heimstra & McFarling, 1974; Ittelson, Proshansky, Rivlin & Winkle, 1974; Moos, 1976 ; Proshansky, 1976 ;Wohlwill & Carson, 1972). Konsep lingkungan tentunya memainkan peran yang berarti dalam riset dan teori psikologi dari awal pertumbuhan bidang ini. Namun sebagaimana lazim dipakai dalam psikologi, istilah lingkungan dipertentangkan dengan keturunan atau hereditas sebagai sumber perkembangan perilaku dan perubahan perubahan individual. Dalam artian, lingkungan berrkaitan erat dengan proses belajar. Proses ini menunjukan pada efek kumulatif dari respon-respon individu terhadap rangsangan lingkungan yang dihadapi oleh individu sepanjang hidupnya. Praktek pengasuhan anak, pendidikan sekolah serta huungan antar pribadi merupakan bagian-bagian utama dari lingkungan dalam artian ini. Sebaliknya bidang psikologi lingkungan, begitupula halnya bidang interdisipliner dari hubungan tingkah laku-ingkungan. Memusatkan perhatian pada interaksi manusia dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan fisik (Wohlwill, 1970), termasuk lingkungan yang dibuat (artificial) maupun yang alami.Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Kebisingan?2. Apa saja aspek-aspek yang terdapat dalam kebisingan?3. Apa saja Jenis kebisingan?4. Darimana sumber kebisingan berasal?5. Bagaimana dampak dan efek dari kebisingan?Tujuan1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kebisingan2. Mengetahui aspek-aspek yang terdapat dalam kebisingan3. Mengetahui jenis kebisingan4. Mengetahui darimana saja sumber kebisingan5. Mengetahui dampak dan efek apa saja dari kebisingan11

12

BAB II PEMBAHASAN KEBISINGAN

1. PengertianKebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan oleh seseorang, dikarenakan kenyaringan kualitas nada yang mengganggu aktivitas (Bell dkk, 2001). Bising yaitu bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki. Gelombang-gelombang suara yang dirasakan mengganggu. 1. Bising dapat didefinisikan secara sederhana, yaitu bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki2. Karena bising itu tidak dikehendaki, sifatnya adalah subjektif dan psikologik3. Subjektif, karena sangat bergantung pada orang yang bersangkutan4. Karena sifatnya yang menganggu, secara psikologik, bising adalah penimbul stres (stressor)5. Kebisingan tidak selalu terkait dengan tekanan suara yang tinggi yang mengenai gendang telinga seseorang, tetapi lebih menekankan pada proses pemaknaan Keputasan Menteri Negara lingkungan hidup No.32 Kep-48/MENLH/11/1996, tentang baku tingkat Kebisingan menyebutkan: kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertuntu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkunganAspek FisiologikPertama bunyi itu datang dari lingkungan berupa gelombang-gelombang suara. Dalam ilmu fisika, gelombang-gelombang suara ini dapat diukur Frekuensinya (siklus per detik) dengan satuan ukuran cps (cyclus per second) atau Hz (Hertz). Pada telinga manusia, tinggi-rendahnya Hz ditangkap sebagai suara tinggi (sopran) atau suara rendah (bas) yang dinamakan pitch. Selain, frekuensi ilmu fisika juga dapat mengukur amplitudo suara, yaitu tinggi-rendahnya gelombang suara yang diukur dengan microbars. Tinggi-rendahnya microbars menentukan kesan keras dan lemahnya bunyi (volume).Telinga manusia biasanya peka terhadap suara antara 20 20.000 Hz dan 0,0002 1.000 microbars. Dalam hal amplitudo, suara dengan volume 1.000 microbars akan lebih menimbulkan rasa sakit pada telinga daripada kesan bunyiAspek PsikologikAda tiga faktor yang menyebabkan sebuah suara secara psikologik dianggap sebagai bising yaitu: 1. Volume (dB atau phone)Faktor ini jelas bahwa suara yang makin keras akan dirasakan makin menggangu.Jika kita sedang berbiacara dengan orang lain, gangguan bising suara yang keras menyebabkan kita tidak bisa mendengar suara lawan bicara kita sehingga menimbulkan stress.2. PerkiraanKalau suara bising itu dapat diperkirakan datangnya atau berbunyi secara teratur, kesan gangguan yang ditimbulkannya akan lebih kecil daripada jika suara itu datang tiba-tiba tidak teratur. Suara AC atau kipas angin, mislanya jika berbunyi terus-menurus tidak dirasakan sebagai bising.3. PengendalianJika kita membunyikan kaset music rok atau memasang gergaji mesin, kita tidak merasa bising kareana kita bisa mengatur sekehendak hati kita kapan benda-benda itu akan dibunyikan bisa langsung dihentikan.Jenis Kebisingan1. Kebisingan Tetap a. kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise) kebisingan ini berupa nada-nada murni pada frekuensi yang beragam, contoh suara mesin, suara kipas dan sebagainya. b. Broad Band Noise Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise). 2. Kebisingan tidak Tetapa. Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise) Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama selang waktu tertentu. b. Intermitten Noise Sesuai dengan terjemahanya, intermitten noise adalah kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu lintas. c. Impulsive noise Kebisingan impulsif dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara senjata dan alat-alat sejenisnya.Sumber KebisinganBising dapat bersumber dari dua hal, yaitu dariBising okupasi: timbul akibat pekerjaan, seperti di pabrik, industri, alat-alat yang digunakan bekerja yang mengeluarkan suara bising. Bising non okupasi: yang didapati dalam lingkungan rumah, tempat hiburan atau jalan raya.1. Dilihat dari sifat sumber kebisingan dibagi menjadi dua yaitu:a. Sumber kebisingan statis, misalnya pabrik, mesin, tape, dan lainnya b. Sumber kebisingan dinamis, misalnya mobil, pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya.2. Dilihat dari bentuk sumber suara yang dikeluarkannya ada dua, yaitu: a. Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu titik/ bola/ lingkaran. Contohnya sumber bising dari mesin-mesin industri/ mesin yang tak bergerak.b. Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu garis, contohnya kebisingan yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak di jalan.3. Berdasarkan letak sumber suaranya, kebisingan dibagi menjadi:a. Bising Interior: bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain. b. Bising Eksterior: yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alat-alat konstruksi.Suara bising lebih banyak bersumber dari lingkungan buatan daripada lingkungan alamiah. Contoh kebisingan dari lingkungan buatan yaitu kebisingan lalu lintas seperti (kendaraan bermotor di jalan raya yang padat, kereta api ekpres, pesawat udara jumbo jet) dan tempat kerja seperti (mesin-mesin pabrik, ledakan di pertambangan).Dampak KebisinganDampak kebisingan tergantung kepada besar tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pemantauan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alat sound Level Meter.Dampak kebisingan yang terjadi secara umum adalah :1. Menganggu alat pendengaran. 2. Berpengaruh pada kesehatan fisik seperti dapat meningkatkan tekanan darah, dan gangguan pada pencernaan. 3. Kebisingan dengan intensitas tinggi berpengaruh pada kesehatan mental seperti menyebabkan sakit kepala, rasa mual, bahkan impotensia seksual. 4. Berpengaruh pada prestasi kerja yaitu dapat meningkatkan dan menurunkan prestasi kerja. 5. Kebisingan mengakibatkan jarak personal space menjadi lebih besar daripada di tempat yang tidak bising. 6. Meningkatkan tingkat agresivitas pada manusia. Efek Kebisingan1. Efek kebisingan pada FisiologisTekanan suara yang diterima seseorang akan berproses dalam penginderaan pendegaran orang tersebut. Tekanan suara yang dirasakan melebihi kemampuan fisiologisnya, maka akan terjadi kerusakan pada fungsi fisiologis pendengaran. 2. Efek kebisingan pada kesehatana. Menurut WHO (1999) menyimpulkan bahwa kejadian yang terjadi, dapat dikatakan bahwa adanya hubungan yang lemah antara suara keras yang menerpa seseorang dalam jangka waktu lama dengan kekuatan 67-70 dB dapat meningkatkan darah tinggi (hypertention).b. Kebisingan dari jalan raya cukup untuk menyebabkan peningkatan tekanan darah, sakit kepala, nyeri lambung, vertigo (sumber wilkipedia). c. Menurut Cohen, dkk (1980) kebisingan dapat menyebabkan tidak sinkronnya electroencephalogram dan hypereflexia. d. Hilangnya pendengaran dapat disebabkan oleh trauma pada cochlea (cairan yang terdapat di rumah siput). Suara keras yang berulangkali akan merusak sel-sel rambut di cochlea, yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan mendengar.e. Suara yang member tekanan keras seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan jantung, khususnya cardiovascular.f. Padapekerja pabrik suara dari lingkungan kerjanya akan menghasilkan cardiacdysrhytmias, akibat dari tekanan suara tersebut akan mengganggu pada aliran darah.Efek Kebisingan pada Aspek Psikologis dan Interaksi SosialDimensi utama dalam variable kebisingan adalah: 1) Volume suara, 2) Predictability, dan 3) Pengontrol persepsi. Suara dengan volume yang keras akan mengganggu komunikasi verbal, dan akan meningkatkanstress pada diri seseorang. Orang yang sedang melakukan interaksi dengan adanya suara yang hising, akan sangat terganggu. Mereka terpaksa melakukan komunikasi dengan suara yang lebih keras, dan mungkin juga isi pembicaraan tidak tertangkap secara keseluruhan dengan baik.Suara bising yang muncul secara tidak diduga atau tidak teratur akan lebih mengganggu dibandingkan dengan suara yang teratur akan lebih mengganggu dibandingkan dengan suara yang teratur. Suara bising yang tak diduga pemunculannya menimbulkan keterkejutan bagi orang yang mendengar. Keterkejutan tersebut dapat pula menimbulkan stres, karena suara tersebut akan menyakiti terdengarnya, bila dibandingkan dengan suara yang dapat diduga. Selain itu, suara yang tak dapat diduga kemunculannya akan membuyarkan konsentrasi bagi orang yang mendengar.Suara yang keras tekanannya dan tidak dapat dikontrol akan lebih mengganggu bila dibandingkan dengan suara yang dapat kita control, misalnya dengan mematikan sumber suara tersebut. Suara yang memberikan tekanan keras apabila dapat diatur, maka tidak akan mengganggu. Dengan demikian, orang orang mengontrolnya dapat terhindar dari situasi stress, dan konsentrasinya tidak terganggu. Suara yang tak dapat dikendalikannya akan menimbulkan stress dan ia harus meningkatkan konsentrasi dalam berbagai hal. Kondisi suara yang memberikan tekanan pada orang berinteraksi, sudah barang tentu akan mengganggu interaksi yang sedang berlangsung. Hasil penelitian yang mengaitkan antara suara yang keras pada orang yang sedang berinteraksi menunjukkan hasil sebagai berikut: latar belakang suara yang tingkatannya keras dan merusak sensitivitas pada orang yang sedang berinteraksi tersebut, khususnya pada orang yang akan memberikan bantuan. Riset yang dilakukan oleh Boles dan Hayward (1978): sumber; Dylan, Jones dalam Noise and Society) hanya sedikit orang yang mau mengizinkan intervies dengan suara dengan tekanan di atas 70 dB, bila dibandingkan dengan yang latar belakang suaranya memberikan tekanan suara di bawah 70 dB. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang suara di bawah 70 dB. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang suara di bawah 70 dB. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang suara dibawah 70dB. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehPage(1977), di mana perilaku menolong akan berkurang sejalan dengan meningkatnya kebisingan. Hal ini dikarenakan suara keras tersebut dapat merusaknya.Suara yang memberikan tekanan keras tidak secara langsung menyebabkan perilaku agresi. Tetapi kalau seseorang telah memiliki intense untuk agresi, maka suara yang keras akan meningkatkan agresi. Hal ini menyebabkan orang lalu akan berperilaku agresi. Suara yang memberikan tekanan keras (95 dB) dapat menjadi faktor yang menujang apabila seseorang sudah dalam keadaan marah. Dengan keadaan diri yang dalam keadaan marah, mendengar suara yang memberikan tekanan keras dia akan mudah untuk agresi. Namun, apabila suara yang diperdengarkan adalah sebesar 55 dB, tidak berarti akan meredaka intense agresinya. Dengan demikian, meningkatnya perilaku agresi adalah dikarenakan katerkejutan dengan tekanan suara yang tinggi.Suara yang memiliki tekanan suara yang lebih keras ternyata dapat memengaruhi pada dinamika kelompok.WarddanSuedfeld(1973, dalam Noise and Society, hal 234), membuat suatu eksperimen pada 18 orang mahasiswa. Mahasiswa tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok, yang mendapatkan perlakuan tekanan suara yang berbeda, yaitu kelompok yang pertama diberikan suara dengan tekanan sebesar 40 50 dB, kelompok kedua 63 66 dB, dan kelompok tiga diberikan tekanan suara sebesar 67 70 dB. Tugasnya adalah diskusi kelompok untuk mencapai kesepakatan. Kelompok yang memperoleh tekanan suara lebih keras ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama, dan selama diskusi mereka dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. Dengan demikian, ternyata interaksi dalam kelompok dapat pula dipengaruhi oleh gangguan suara. Apabila diberikannya suara pada kelompok yang sedang bekerja atau diskusi, maka sebaiknya suara tersebut tidak mengganggu mereka.

BAB III PENUTUP

1. KesimpulanJadi, kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan oleh seseorang, dikarenakan kenyaringan kualitas nada yang mengganggu aktivitas. Bunyi datang dari lingkungan berupa gelombang-gelombang suara. Gelombang-gelombang suara diukur Frekuensinya (siklus per detik) dengan satuan ukuran cps (cyclus per second) atau Hz (Hertz). Aspek psikologiknya adalah volume, perkiraan dan pengendalian. Jenis kebisingan ada 2, kebisingan tetap dan kebisingan tidak tetap. Sumber kebisingan pun terbagi dua, bising okupasi dan non-okupasi. dampak kebisingan tergantung kepada besar tingkat kebisingan. Efek kebisingan beragam baik pada fisiologis maupun kesehatan, tidak lupa juga kebisingan berefek pada psikologis dan interaksi sosialContoh SoalPilihlah jawaban yang paling tepat dari soal pilihan ganda dibawah ini !1. Gelombang-gelombang suara yang dirasakan mengganggu dan sifatnya subjektif dan psikologik disebuta. Noiseb. Crowdc. Cross Zerod. Stressore. Tekanan suara2. Satuan ukuran gelombang suara adalaha. Hertzb. Bassc. Soprand. Cyclus per seconde. Kilogram 3. kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu lintas. Termasuk dalam jenis kebisingana. intermitten Noiseb. Impulsive Noisec. Kebisingan tetapd. Kebisingan tidak tetape. Broad band noise4. Pemantauan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan alata. Sound Level Meterb. Sound Meterc. Neraca Pegasd. Penggarise. Waxing Meter5. Pada pekerja pabrik suara dari lingkungan kerjanya akan menghasilkan, akibat dari tekanan suara tersebut akan mengganggu pada aliran darah. Untuk melengkapi kalimat tersebut pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik-titik diatas.a. Cardiacdysrhytmiasb. Cardiac arrestc. Hypotermiad. Cacar Aire. Diare dan muntahberDAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne. 1989. Psikologi Terapan. Jakarta. Rajawali Pers.Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta. Gramedia.Iskandar, Zulrizka. 2012. Psikologi Lingkungan Teori dan Konsep. PT. Rafika Aditama.Helmi, Avin Fadilla. Buletin Psikologi, Tahun VII. (ed.2). Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

II