REFLEKSI KASUS priska

6
REFLEKSI KASUS IDENTITAS Nama : Nn. A Usia :18 tahun Alamat : Argamakmur Bengkulu Tanggal kunjungna : 11 maret 2016 RANGKUMAN KASUS Seorang pasien perempuan usia 18 tahun datang ke poli saraf untuk kontrol nyeri kepala. Pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak ± 5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan berdenyut, hanya satu sisi, saat nyeri kepala timbul bisa berjam-jam, tidak disertai mual, muntah, takut melihat cahaya ataupun takut mendengar suara. Rasa nyeri semakin terasa berat bila pasien beraktifitas dan sedikit berkurang bila pasien berbaring atau beristirahat. Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum serangan nyeri datang. Nyeri kepala pertama kali muncul saat SMP, dan pasien mengalami serangan terberat ketika SMA dan sudah berobat, tetapi masih sering kambuh. Pasien mengaku mempunyai riwayat sering kejang demam ketika masih kecil, riwayat trauma kepala (+) saat SMA karena mengikuti kegiatan tapak suci. Riwayat keluarga: ayah pasien juga sering pusing, DM (-), Hipertensi (-). Riwayat personal sosial: Pasien mengaku sedang banyak tugas kuliah, pasien khawatir tentang penyakitnya, pasien sudah mengurangi

description

hgh

Transcript of REFLEKSI KASUS priska

Page 1: REFLEKSI KASUS priska

REFLEKSI KASUS

IDENTITAS

Nama : Nn. A

Usia :18 tahun

Alamat : Argamakmur Bengkulu

Tanggal kunjungna : 11 maret 2016

RANGKUMAN KASUS

Seorang pasien perempuan usia 18 tahun datang ke poli saraf untuk kontrol nyeri kepala.

Pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak ± 5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan berdenyut, hanya

satu sisi, saat nyeri kepala timbul bisa berjam-jam, tidak disertai mual, muntah, takut melihat

cahaya ataupun takut mendengar suara. Rasa nyeri semakin terasa berat bila pasien beraktifitas

dan sedikit berkurang bila pasien berbaring atau beristirahat. Pasien mengaku tidak ada tanda-

tanda khusus sebelum serangan nyeri datang. Nyeri kepala pertama kali muncul saat SMP, dan

pasien mengalami serangan terberat ketika SMA dan sudah berobat, tetapi masih sering kambuh.

Pasien mengaku mempunyai riwayat sering kejang demam ketika masih kecil, riwayat trauma

kepala (+) saat SMA karena mengikuti kegiatan tapak suci. Riwayat keluarga: ayah pasien juga

sering pusing, DM (-), Hipertensi (-). Riwayat personal sosial: Pasien mengaku sedang banyak

tugas kuliah, pasien khawatir tentang penyakitnya, pasien sudah mengurangi makanan yang

banyak mengandung MSG, sering makan bebakaran. Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, TD 112/75, HR 76x/menit. Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal.

Pemeriksaan EEG didapatkan abnormalitas gelombang. Diagnosis primer migrain tanpa aura,

diagnosis sekunder seizure headache. Terapi yang diberikan oleh dokter carbamazepin 2x1/2

tablet, asam folat 1x1 tablet.

PERASAAN TERHADAP PENGALAMAN

Bagaimana penegakan diagnosis migraine? Dan faktor pencetus apa yang dapat

menimbulkan serangan migren?

Page 2: REFLEKSI KASUS priska

ANALISIS KASUS

Menurut International Headache Society, 2004, migren adalah nyeri kepala dengan

serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut,

intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual,

muntah, fotofobia dan fonofobia.

Diagnosis migren ditegakkan berdasarkan anamnesis. Berdasarkan International

Headache Society (IHS), migren dibagi menjadi migren tanpa dan dengan aura.

1. Kriteria migren tanpa aura berdasarkan HIS adalah:

Sekurang-kurangnya lima nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (belum

diobati atau sudah diobati namun belum berhasil)

Nyeri kepala mempunyai sedikitnya 2 dari gejala-gejala berikut:

Lokasi unilateral

Kualitas berdenyut

Intensitas nyeri sedang-berat

Keadaan diperberat oleh aktifitas fisik atau di luar kebiasaan rutin

Selama nyeri kepala disertai 1 dari gejala berikut: mual dan/muntah ATAU

fotobia dan fonofobia.

Tidak berkaitan dengan penyakit yang lain

2. Kriteria migren dengan aura

Sekurang-kurangnya dua kali serangan

Pasien mengalami migren dengan sedikitnya 3 dari 4 karakteristik:

Pasien mengalami aura yang reversible (meliputi gangguan visual, sensasi

abnormal pada kulit, sulit bicara, kelemahan otot)

Pasien mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari 4

menit atau 2 gejala aura berturut-turut

Gejala aura berakhir tidak lebih dari 60 menit

Aura terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum terjadinya sakit kepala

Menurut Harsono (2005), Kapita Selekta Neurologi, sampai saat ini belum diketahui

dengan pasti faktor penyebab migren, diduga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan

sensitivitas sistem saraf dan aktivasi sistem trigeminal vaskular, sehingga migren

Page 3: REFLEKSI KASUS priska

termasuk dalam nyeri kepala primer. Diketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya

serangan migren yaitu :

Perubahan hormonal

Beberapa wanita yang menderita migren merasakan frekuensi serangan akan

meningkat saat menstruasi. Bahkan ada diantaranya yang hanya merasakan

serangan migren saat menstruasi. Istilah ‘menstrual migraine’ sering digunakan

untuk menyebut migren yang terjadi pada wanita saat dua hari sebelum

menstruasi dan sehari setelahnya. Ini terjadi disebabkan penurunan kadar

estrogen.

Kafein

Kafein terkandung dalam banyak produk makanan seperti minuman ringan, teh,

cokelat, dan kopi. Kafein dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan

kewaspadaan dan tenaga, namun bila diminum dalam dosis yang tinggi akan

menyebabkan gangguan tidur, lekas marah, cemas dan sakit kepala.

Ketegangan jiwa (stres) baik emosional maupun fisik atau setelah istirahat

dari ketegangan.

Cahaya kilat atau berkelip

Cahaya yang terlalu terang dan intensitas perangsangan visual yang terlalu tinggi

akan menyebabkan sakit kepala pada manusia normal. Mekanisme ini juga

berlaku untuk penderita migren yang memiliki kepekaan cahaya yang lebih tinggi

daripada manusia normal.

Makanan

Penyedap makanan atau MSG dilaporkan dapat menyebabkan sakit kepala,

kemerahan pada wajah, berkeringat dan berdebar-debar jika dikonsumsi dalam

jumlah yang besar pada saat perut kosong. Fenomena ini disebut ‘Chinese

Restaurant Syndrome’.Aspartam atau pemanis buatan pada minuman diet dan

makanan ringan, dapat menjadi pencetus migren bila dimakan dalam jumlah besar

dan jangka waktu yang lama.

Banyak tidur atau kurang tidur

Gangguan mekanisme tidur seperti tidur terlalu lama, kurang tidur, sering terjaga

tengah malam, sangat erat hubungannya dengan migren dan sakit kepala tegang,

Page 4: REFLEKSI KASUS priska

sehingga perbaikan dari mekanisme tidur ini akan membantu mengurangi

frekuensi timbulnya migren.

Penelitian yang dilakukan di RS. Dr. M. Djamil Padang menyebutkan bahwa nyeri kepala

migrain merupakan jenis nyeri kepala yang paling sering dialami oleh penderita epilepsi dalam

penelitian ini, yaitu sebanyak 20 pasien (40%). Pada penderita wanita, migrain merupakan

gambaran nyeri kepala yang terbanyak menyertai epilepsi, yaitu pada 14 pasien (28%).

Sedangkan pada pria gambaran nyeri kepala tipe campuran merupakan frekuensi yang terbanyak,

yaitu pada 9 pasien (18%).

Review jurnal yang berjudul Chronic disorders with episodic manifestations: focus on

epilepsy and migraine, menyimpulkan bahwa migrain dan epilepsi merupakan komorbiditas

yang cukup kuat. Disebutkan terdapat tiga hipotesis mekanisme komorbiditas antara migraine

dan epilepsy, yaitu migraine menyebabkan epilepsy dengan menginduksi kerusakan dan iskemik

otak, epilepsy dapat menyebabkan migraine dengan mengaktifkan system trigeminovaskular,

adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi komorbiditas, faktor genetic juga mempengaru

komorbiditas.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas telah diketahui bahwa migren dibagi menjadi dua, yaitu migren

tanpa aura dan dengan aura, serta telah disebutkan criteria diagnosis dari masing-masing tipe.

Dan harus diketahui bahwa pencetus timbulnya migren bermacam-macam, yaitu perubahan

hormonal, kafein, stress, cahaya kilap atau berkelip, makanan, banyak tidur atau kurang tidur.