REFLEKSI KASUS 1

4
REFLEKSI KASUS A. Deskripsi (Deskripsi Kejadian) Pemasangan infus tanpa menggunakan handscoon diruang perawatan RSWS, standarnya harus menggunakan APD terlebihi pasien yang dipasangi infus mengalami penyakit yang dapat ditularkan. Resiko infeksi tinggi dapat ditularkan melalui darah saat pemasangan infus tanpa menggunakan handscoon dan kurangnya perhatian terhadap prosedur pelaksanaan utamanya cuci tangan dan kelengkapan alat menggunakan handscoon. Dengan banyak tindakan pemasangan infus dan aff infus tanpa penggunaan handscoon dibeberapa kamar resiko tinggi infeksi semakin mudah ditularkan karena teknik prosedur tindakan yang dilakukan. Penyebab utamanya kurangnya kelengkapan alat diruangan dan apotek habis untuk penyediaan handscoon. B. Perasaan (Perasaan saat menghadapi kasus tersebut) Pada saat menghadapi kasus seperti ini merasa kasihan melihat apa yang terjadi di ruang

description

refleksi kasus

Transcript of REFLEKSI KASUS 1

Page 1: REFLEKSI KASUS 1

REFLEKSI KASUS

A. Deskripsi (Deskripsi Kejadian)

Pemasangan infus tanpa menggunakan handscoon diruang perawatan

RSWS, standarnya harus menggunakan APD terlebihi pasien yang dipasangi

infus mengalami penyakit yang dapat ditularkan. Resiko infeksi tinggi dapat

ditularkan melalui darah saat pemasangan infus tanpa menggunakan

handscoon dan kurangnya perhatian terhadap prosedur pelaksanaan utamanya

cuci tangan dan kelengkapan alat menggunakan handscoon. Dengan banyak

tindakan pemasangan infus dan aff infus tanpa penggunaan handscoon

dibeberapa kamar resiko tinggi infeksi semakin mudah ditularkan karena

teknik prosedur tindakan yang dilakukan. Penyebab utamanya kurangnya

kelengkapan alat diruangan dan apotek habis untuk penyediaan handscoon.

B. Perasaan (Perasaan saat menghadapi kasus tersebut)

Pada saat menghadapi kasus seperti ini merasa kasihan melihat apa

yang terjadi di ruang perawatan. Melakukan tindakan yang tidak sesuai

dengan standar operasional prosedur pemakaian alat dan APD berdasarkan

tindakan pemasangan infus, dan aff infus sesuai akademik maupun institusi

rumah sakit. Perawat tidak memikirkan mengenai keselamatan pasien dan

perawat itu sendiri dengan kontaminasi dan resiko tinggi penularan melalui

darah saat proses tindakan dilakukan. Masalah ketersediaan inilah yang

tidak memadai, akan menambah jumlah kejadian angka infeksi dirumah

sakit.

C. Evaluasi (sisi positif dan negatif dari kasus tersebut)

Page 2: REFLEKSI KASUS 1

1. Sisi positif

Dengan tidak melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang

ada, lebih mempercepat proses penanganan untuk pemberian obat dan

pemasangan infus tepat waktu dapat mengurangi beban kerja perawat.

2. Sisi negatif

Pemasangan infus tanpa penggunaan handscoon terhadap pasien

yang resiko tinggi penularan. Kejadian ini adalah salah satu kesalahan

besar karena akan menyebabkan cairan atau darah yang kontak langsung

dengan tenaga medis kesehatan akan tertular saat kondisi tersebut.

D. Analisis

1. Mengapa menarik ?

Hal ini untuk saya, karena salah satu prinsip dalam melakukan

tindakan yaitu menggunakan teknik septik dan antiseptik, sehingga

penggunaaan APD untuk mengurangi terhadap proses penularan. Tindakan

ini terus berlanjut dan terabaikan akan menambah kasus yang ada dirumah

sakit terhadap kurangnya perhatian tenaga kesahatan terhadap kondisi

resiko penularan.

2. Mengapa terjadi ?

Hal ini dilakukan karena perawat menganggap dirinya sudah mahir.

Sehingga untuk terjadi proses penularan atau terkena cairan atau darah

pasien. Ketersediaan yang kurang sehingga pemasangan dilakukan tanpa

mementingkan APD (penggunaan handscoon).

E. Kesimpulan

Page 3: REFLEKSI KASUS 1

Dalam melakukan tindakan pemasangan infus tanpa memperhatikan

penggunaan alat utamnya handscoon dengan kondisi pasien riwayat resiko

tinggi memiliki penyakit yang dapat ditularkan terhadap perawat yang

melakukan tindakan dengan standar operasional prosedur yang berlaku di

rumah sakit.

F. Rencana tindakan

Apabila kedepannya terjadi pada orang lain, saya akan menanyakan

kepada perawat bagaimana hal ini dibiarkan begitu saja dan terabaikan tanpa

menyadari bahwa akan membahayakan. Sebelum jadwal prosedur tindakan

yang dilakukan sebaiknya semua proses tindakan yang akan diberikan

kepada pasien perlu pengecekan terhadap ketersediaan alat terlebihi dahulu

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang akan terjadi

kedepannya.